PENERAPAN METODE QUIZ TEAM... · v abstrak purwanto. penerapan metode quiz team sebagai upaya...
Transcript of PENERAPAN METODE QUIZ TEAM... · v abstrak purwanto. penerapan metode quiz team sebagai upaya...
PENERAPAN METODE QUIZ TEAM
SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
PADA MATA PELAJARAN ILMU BANGUNAN GEDUNG
DI KELAS X TEKNIK SIPIL C SMK NEGERI 5 SURAKARTA
SKRIPSI
Oleh :
PURWANTO
K 1507024
Ditulis dan Diajukan
Untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Teknik Bangunan
Jurusan Pendidikan Teknik dan Kejuruan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
Û¼·¬»¼ ¾§ Ú±¨·¬ λ¿¼»®Ý±°§®·¹¸¬øÝ÷ ¾§ Ú±¨·¬ ͱº¬©¿®» ݱ³°¿²§ôîððëóîððéÚ±® Ûª¿´«¿¬·±² Ѳ´§ò
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PENERAPAN METODE QUIZ TEAM
SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
PADA MATA PELAJARAN ILMU BANGUNAN GEDUNG
DI KELAS X TEKNIK SIPIL C SMK NEGERI 5 SURAKARTA
Oleh :
PURWANTO
K 1507024
Skripsi
Ditulis Dan Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan
Program Pendidikan Teknik Bangunan Jurusan Pendidikan Teknik Dan Kejuruan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
ABSTRAK
PURWANTO. PENERAPAN METODE QUIZ TEAM SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN ILMU BANGUNAN GEDUNG DI KELAS X TEKNIK SIPIL C SMK NEGERI 5 SURAKARTA. SKRIPSI, SURAKARTA: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA, DESEMBER 2011.
Tujuan penelitian adalah (1) Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas X TSC SMK Negeri 5 Surakarta tahun ajaran 2011/2012 pada mata pelajaran Ilmu Bangunan Gedung, dengan menerapkan metode pembelajaran Quiz Team. (2) Mengetahui efektivitas belajar siswa pada penerapan metode pembelajaran Quiz Team dalam mata pelajaran Ilmu Bangunan Gedung di kelas X TSC SMK Negeri 5 Surakarta tahun ajaran 2011/2012.
Subjek penelitian adalah siswa kelas X TSC SMK Negeri 5 Surakarta tahun ajaran 2011/2012. Data diperoleh melalui observasi afektif dan psikomotorik siswa, wawancara, tes kognitif siklus I dan II. Untuk menjaga validitas data digunakan triangulasi data, sedangkan untuk menganalisis data digunakan teknik analisis interaktif. Penelitian tindakan kelas dilaksanakan dalam dua siklus. Dimulai dengan identifikasi permasalahan yang ada dalam kelas dengan melakukan tindak pra siklus. Tahap siklus I dimulai dengan perencanaan berupa penyusunan langkah-langkah pembelajaran melalui penerapan metode pembelajaran Quiz Team, pelaksanaan tindakan, observasi, analisis, dan refleksi untuk tindakan pada siklus II.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode Quiz Team dapat: (1) Meningkatkan hasil belajar siswa dengan peningkatan hasil belajar siswa pada tiap siklus (siklus I meningkat 9% dan siklus II juga meningkat 9%). (2) Tercapainya efektivitas belajar dengan ketuntasan hasil belajar siswa di atas Kriteria Ketuntasan Minimal yaitu siswa yang mendapat nilai di atas atau sama dengan 75 lebih besar dari 70%, pada penelitian ini ketuntasan belajar siswa mencapai 73%.
Kata Kunci: Pembelajaran Aktif, Metode Quiz Team, Hasil Belajar, Efektivitas Pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRACT PURWANTO. THE APPLICATION OF QUIZ TEAM S METHOD AS THE
LEARNING RESULT ON BUILDING SCIENCE IN CLASS X OF CIVIL ENGINEERING C OF SMKN 5 SURAKARTA. RESEARCH PAPER, SURAKARTA : FACULTY OF TEACHER TRAINING AND EDUCATION. SEBELAS MARET UNIVERSITY OF SURAKARTA. DECEMBER 2011. The aims of research paper are learning result in class X of civil engineering C of SMKN 5 Surakarta in academic year 2011/2012 on building science by applying learning method of QUIZ TEAM. (2) t QUIZ
s learning method on building science in class X of civil engineering C of SMKN 5 Surakarta in academic year 2011/2012. The subject of study are students in class X of civil engineering C of SMKN 5 Surakarta in academic year 2011/2012. Data taken from
and II. To keep the data valid uses triangulation of data, whereas to analize the data uses interactive analysis technique. Class Action Research consists of two cycles. Starting from problem identification in class by applying the pre-
arrangement of learning through the application of Quiz Team s learning method, action implementation, observation, analysis, and reflection for the next action in the second cycle. Based on the research is result, it shows that the application of Quiz Teamimprovement percentage in each cycles (The first cycle increase 9%, and the second cycle increase 9% too); (2) Achieving the learning effectiveness with the
Criteria. Those students who get marks above or equal 75 are more than 70%. In
Keyword: Active Learning, Method Quiz Team, Learning Result, Learning Effectiveness
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
MOTTO
Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan, sesungguhnya bersama
kesulitan ada kemudahan. Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu
urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain), dan hanya kepada
Tuhanmulah engkau berharap.
(Q.S. Al-Insyirah 5-8)
Bantulah seseorang untuk maju. Kau akan selalu lebih tinggi dari orang lain bila
ada orang lain yang berdiri di atas pundakmu.
(Bob Moawad)
Kenapa kita jatuh, Tuan?. Agar kita bisa belajar untuk bangkit .
(Batman Begin)
Saya pasti akan sukses karena telah kehabisan percobaan yang gagal.
(Thomas A. Edison)
Bila kau ingin menjadi besar, bangkitlah ketika kau jatuh dan janganlah
mengeluh, karena keluh kesahmu itulah yang menjadi beban bagimu.
(Penulis)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
PERSEMBAHAN
Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya, rasa syukur atas semua yang telah Engkau
berikan, tak akan cukup tinta ini menuliskannya.
Skripsi
1. Orang tuaku yang sangat aku cintai, Bapak
dan Ibu terimakasih atas cinta kasih,
kesabaran, pengorbanan dan lantunan doa
yang tiada henti.
2. Keluarga besarku, terimakasih untuk
dukungan, semangat, dan semua
kebaikannya.
3. Teman-teman PTS/B 2007 dan teman-teman
kerjaku. Terimakasih atas kebaikan,
persahabatan, dan ketulusan kalian, banyak
cerita seru, haru dan menyenangkan yang
telah tertoreh mengisi halaman kisah
hidupku.
4. Almamaterku UNS.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala
limpahan nikmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
Penerapan Metode Quiz Team Sebagai Upaya Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ilmu Bangunan Gedung Di Kelas X Teknik
Sipil C SMK Negeri 5 Surakarta memenuhi persyaratan
mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan, Program Pendidikan Teknik Bangunan,
Jurusan Pendidikan Teknik dan Kejuruan, Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Penulis mengakui dan menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini
banyak memerlukan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, beserta seluruh
jajarannya yang telah memberikan ijin untuk menyusun skripsi.
2. Drs. Sutrisno, S.T., M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Teknik dan
Kejuruan FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta, dan sebagai Dosen
Pembimbing I.
3. Ida Nugroho Saputro, S.T., M.Eng., selaku Ketua Program Pendidikan Teknik
Bangunan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan sebagai Dosen
Pembimbing II.
4. Bapak Drs. Sudarto, M.M., selaku Kepala Sekolah SMK Negeri 5 Surakarta
beserta jajarannya yang telah memberikan ijin penelitian di SMK tersebut.
5. Eny Pujiati, S.P.d., selaku guru mata pelajaran Ilmu Bangunan Gedung SMK
N 5 Surakarta.
6. Siswa kelas X TSC 2011/2012, yang bersedia menjadi subjek penelitianku.
7. Semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat peneliti sebutkan satu
persatu. Semoga Allah SWT melimpahkan rahmah pada kita semua.
Surakarta, Januari 2012
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ ii
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iv
ABSTRAK ....................................................................................................... v
ABSTRACT ..................................................................................................... vi
MOTTO ........................................................................................................... vii
PERSEMBAHAN ............................................................................................ viii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ix
DAFTAR ISI .................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ........................................................................ 3
C. Pembatasan Masalah........................................................................ 3
D. Perumusan Masalah ......................................................................... 4
E. Tujuan Penelitian ............................................................................. 4
F. Manfaat Penelitian ........................................................................... 4
BAB II LANDASAN TEORI .......................................................................... 6
A. Tinjauan Pustaka ............................................................................. 6
B. Penelitian Relevan ........................................................................... 19
C. Kerangka Berpikir ........................................................................... 20
D. Hipotesis Tindakan .......................................................................... 22
BAB III METODE PENELITIAN................................................................... 23
A. Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................... 23
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
Halaman
B. Subjek Penelitian ............................................................................. 24
C. Sumber Data .................................................................................... 24
D. Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 25
E. Validitas Data .................................................................................. 26
F. Analisis Data ................................................................................... 27
G. Tolok Ukur Keberhasilan ................................................................ 28
H. Prosedur Penelitian .......................................................................... 29
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 34
A. Lokasi dan Data Penelitian .............................................................. 34
B. Kondisi Awal Pembelajaran Kelas X Teknik Sipil C ..................... 37
C. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I .................................................. 43
D. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II ................................................. 50
E. Pembahasan Antar Siklus ................................................................ 56
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ......................................... 64
A. Simpulan .......................................................................................... 64
B. Implikasi .......................................................................................... 64
C. Saran ................................................................................................ 65
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 66
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Jenis dan Indikator Prestasi Belajar ................................................... 14
Tabel 2. Mata Diklat teknik Bangunan SMK Negeri 5 Surakarta tahun ajaran
2011/2012 .......................................................................................... 19
Tabel 3. Jadwal Penelitian................................................................................ 23
Tabel 4. Tolok Ukur Keberhasilan Hasil Belajar Siswa .................................. 29
Tabel 5. Hasil Tes Kognitif Pra Siklus............................................................. 38
Tabel 6. Hasil Observasi Afektif Pra Siklus .................................................... 39
Tabel 7. Hasil Observasi Psikomotorik Pra Siklus .......................................... 40
Tabel 8. Hasil Belajar Siswa Pra Siklus ........................................................... 42
Tabel 9. Tahap Tes Kognitif Siklus I ............................................................... 44
Tabel 10. Hasil Observasi Afektif Siklus I ...................................................... 46
Tabel 11. Hasil Observasi Psikomotorik Siklus I ............................................ 47
Tabel 12. Hasil Belajar Siswa Siklus I ............................................................. 48
Tabel 13. Hasil Tes Kognitif Siklus II ............................................................. 52
Tabel 14. Hasil Observasi Afektif Siklus II ..................................................... 53
Tabel 15. Hasil Observasi Psikomotorik Siklus II ........................................... 54
Tabel 16. Hasil Belajar Belajar Siswa Siklus II ............................................... 55
Tabel 17. Hasil Belajar Kognitif Siswa ........................................................... 57
Tabel 18. Hasil Belajar Afektif Siswa ............................................................. 59
Tabel 19. Hasil Belajar Psikomotorik Siswa.................................................... 60
Tabel 20. Hasil Belajar Siswa .......................................................................... 61
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Kerangka Berpikir .......................................................................... 22
Gambar 2. Skema Triangulasi Data ................................................................. 27
Gambar 3. Model Analisis Interaktif ............................................................... 28
Gambar 4. Prosedur Penelitian Model Spiral ................................................... 33
Gambar 5. Denah Lokasi SMK Negeri 5 Surakarta ......................................... 34
Gambar 6. Diagram Prosentase Hasil Belajar Kognitif Siswa Pra Siklus ....... 38
Gambar 7. Diagram Prosentase Hasil Belajar Afektif Siswa Pra Siklus ......... 39
Gambar 8. Diagram Prosentase Hasil Belajar Psikomotorik siswa Pra Siklus 41
Gambar 9. Diagram Hasil Belajar Siswa Pra Siklus ....................................... 42
Gambar 10. Diagram Prosentase Hasil Belajar Kognitif Siswa Siklus I ......... 45
Gambar 11. Diagram Prosentase Hasil Belajar Afektif Siswa Siklus I ........... 46
Gambar 12. Diagram Prosentase Hasil Belajar Psikomotorik Siswa Siklus I . 47
Gambar 13. Diagram Prosentase Hasil Belajar Siswa Siklus I ........................ 48
Gambar 14. Diagram Prosentase Hasil Belajar Kognitif Siklus II................... 52
Gambar 15. Diagram Prosentase Hasil Belajar Afektif Siswa siklus II ........... 53
Gambar 16. Diagram Prosentase Hasil Belajar Psikomotorik Siswa Siklus II 54
Gambar 17. Diagram Prosentase Hasil Belajar Psikomotorik Siswa Siklus II 55
Gambar 18. Diagram Batang Pencapaian Ketuntasan Hasil Belajar Kognitif
Siswa ............................................................................................ 58
Gambar 19. Diagram Batang Pencapaian ketuntasan Proses Belajar kognitif
Siswa ............................................................................................ 59
Gambar 20. Diagram Batang Pencapaian Ketuntasan Hasil Belajar
Psikomotorik Siswa ...................................................................... 61
Gambar 21. Diagram Batang Pencapaian Ketuntasan Hasil Belajar Siswa .... 62
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Daftar Subjek Penelitian .............................................................. 68
Lampiran 2. Daftar Tim Siswa ......................................................................... 69
Lampiran 3. Kisi-kisi Pedoman Wawancara Guru .......................................... 71
Lampiran 4. Catatan Lapangan Hasil wawancara Guru (Pra Siklus) ............. 73
Lampiran 5. Catatan Lapangan Hasil Wawancara Guru (Siklus I) .................. 75
Lampiran 6. Catatan Lapangan Hasil Wawancara Guru (Siklus II) ................ 78
Lampiran 7. Deskripsi Hasil Wawancara Guru ............................................... 81
Lampiran 8. Kisi-kisi Pedoman Wawancara siswa .......................................... 83
Lampiran 9 . Catatan Lapangan Hasil Wawancara siswa ................................ 85
Lampiran 10. SILABUS .................................................................................. 97
Lampiran 11. RPP ........................................................................................... 98
Lampiran 12. Materi Pembelajaran IBG .......................................................... 107
Lampiran 13. Soal Tes Kognitif Siklus I ......................................................... 112
Lampiran 14. Kunci Jawaban Soal Tes Kognitif Siklus I ................................ 116
Lampiran 15. Soal Tes Kognitif Siklus II ........................................................ 117
Lampiran 16. Kunci Jawaban Soal Tes Kognitif Siklus II............................... 122
Lampiran 17. Hasil Belajar Kognitif Siswa ..................................................... 124
Lampiran 18. Kisi-kisi Lembar Observasi Hasil Belajar Ranah Afektif Siswa
.................................................................................................. 125
Lampiran 19. Item Soal Lembar Observasi Hasil Belajar Ranah Afektif Siswa
.................................................................................................. 126
Lampiran 20. Hasil Observasi Afektif Pra Siklus ............................................ 128
Lampiran 21. Hasil Observasi Afektif Siklus I ................................................ 130
Lampiran 22. Hasil Observasi Afektif Siklus II............................................... 132
Lampiran 23. Kisi-kisi Observasi Hasil Belajar Ranah Psikomotorik Siswa .. 134
Lampiran 24. Item Soal Observasi Hasil Belajar Ranah Psikomotorik ........... 137
Lampiran 25. Hasil Observasi Psikomotorik Pra Siklus .................................. 138
Lampiran 26. Hasil Observasi Psikomotorik Siklus I ...................................... 139
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
Halaman
Lampiran 27. Hasil Observasi Psikomotorik Siklus II .................................... 140
Lampiran 28. Hasil Belajar Siswa .................................................................... 141
Lampiran 29. Dokumentasi Pembelajaran Siswa............................................. 143
Lampiran 30. Daftar Hadir Kegiatan Seminar Skripsi ..................................... 152
Lampiran 31. Perijinan Penelitian .................................................................... 154
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah upaya manusia untuk mengembangkan potensi diri
agar potensi itu menjadi nyata dan dapat bermanfaat dalam kehidupan. Tujuan
pendidikan adalah meningkatkan kemampuan dan kualitas kehidupan seseorang.
Ini berarti keberhasilan pendidikan yang diterima seseorang akan sangat
berpengaruh bagi kemampuan yang menunjang kualitas kehidupan orang tersebut.
Keberhasilan suatu pendidikan salah satunya ditentukan oleh proses
belajar mengajar berlangsung, sedangkan proses pembelajaran tergantung pada
guru dan siswa. Guru dituntut untuk menciptakan pembelajaran yang efektif,
sehingga keberhasilan belajar dalam bidang kognitif, afektif dan psikomotorik
dapat tercapai. Guru juga dituntut untuk menguasai metode pembelajaran yang
sesuai dengan materi dan karakter kelas yang diajarnya.
Berdasarkan pengamatan terhadap proses pembelajaran di kelas X
Teknik Sipil C Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 5 Surakarta (X TSC SMK N
5 Surakarta) diketahui bahwa pada mata pelajaran Ilmu Bangunan Gedung (IBG),
siswa kurang berperan aktif dalam proses pembelajaran. Dimana proses
pembelajaran cenderung masih satu arah, guru yang lebih banyak aktif
memberikan informasi kepada siswa. Akibatnya siswa mudah jenuh dalam
mengikuti mata pelajaran Ilmu Bangunan Gedung. Hal ini dapat diketahui dari
banyaknya siswa yang tidak menghiraukan guru waktu mengajar, saat guru
mengajar, siswa justru berbicara dengan temannya, tidur-tiduran, bahkan
membuat kegaduhan di dalam kelas. Selain itu juga dapat dilihat dari perolehan
nilai ulangan harian, sebanyak 58% siswa nilainya di bawah 75 yang merupakan
standar ketuntasan untuk mata pelajaran Ilmu Bangunan Gedung tahun ajaran
2011/2012.
Melihat permasalahan tersebut, maka diperlukan adanya upaya untuk
mengoptimalkan proses pembelajaran sehingga mampu meningkatkan prestasi
belajar siswa. Salah satu upaya untuk meningkatkan prestasi belajar siswa adalah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
mengaplikasikan metode belajar yang dapat diterima siswa, sehingga siswa lebih
bersemangat, mudah dalam menerima pelajaran, dan dapat secara aktif
menemukan serta membangun sendiri pemahaman mereka.
Metode pembelajaran Quiz Team merupakan salah satu metode
pembelajaran yang bertujuan untuk membangkitkan minat dan mengaktifkan
siswa dalam proses belajar mengajar. Pelaksanaan pembelajaran ini, materi
pelajaran disampaikan dalam tiga bagian, masing-masing bagian guru
menjelaskan selama maksimal 10 menit, kemudian siswa dibagi menjadi tiga
kelompok. Selanjutnya kelompok satu menyiapkan pertanyaan tentang materi
yang baru saja disampaikan untuk dijawab kelompok dua, bila kelompok dua
tidak bisa menjawab, pertanyaan dilempar kepada kelompok tiga. Demikian
bergantian seterusnya hingga masing-masing kelompok mempunyai kesempatan
mengajukan pertanyaan. Dengan menggunakan metode ini siswa dapat mencari
pengetahuan sendiri yaitu dengan menanyakan secara langsung tentang hal yang
belum dimengerti. Pada akhir pelajaran diadakan penyimpulan dari tanya jawab
serta penjelasan dari guru sekiranya ada pemahaman siswa yang keliru.
Metode pembelajaran Quiz Team dapat mendorong guru untuk
mengoptimalkan kemampuan siswa dalam menerima dan memahami materi yang
dijelaskan. Serta mengajarkan siswa agar tidak malu dan ragu untuk menanyakan
materi yang dianggap kurang jelas, sehingga materi yang dipelajari nantinya dapat
benar-benar dimengerti oleh siswa.
Quiz Team dapat menghidupkan suasana dan mengaktifkan siswa untuk bertanya
ataupun menjawab. Ini berarti suasana belajar yang menyenangkan dapat
membuat siswa lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran, baik dalam bertanya
ataupun menjawab pertanyaan tentang materi yang telah disampaikan .
Dari latar belakang di atas, maka peneliti terdorong untuk melakukan
penelitian dengan metode pembelajaran Quiz Team dalam penelitian yang
berjudul Quiz Team Sebagai Upaya Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ilmu Bangunan Gedung Di Kelas X Teknik
Sipil C SMK Negeri 5 Surakarta . Diharapkan dengan adanya penelitian
penerapan ini dapat membantu siswa menciptakan semangat belajar yang tinggi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
untuk mencapai hasil belajar yang maksimal, sehingga hasil belajar siswa dalam
mata pelajaran Ilmu Bangunan Gedung dapat meningkat.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka dapat
diidentifikasikan beberapa permasalahan sebagai berikut:
1. Belum tuntasnya hasil belajar siswa dilihat dari nilai ulangan.
2. Rendahnya minat belajar siswa dalam mata pelajaran Ilmu Bangunan
Gedung.
3. Penerapan metode pembelajaran pada mata pelajaran Ilmu Bangunan Gedung
di kelas X TSC SMK Negeri 5 Surakarta saat ini kurang efektif.
4. Metode pembelajaran Quiz Team diharapkan dapat meningkatkan hasil
belajar secara maksimal pada mata pelajaran Ilmu Bangunan Gedung siswa
kelas X TSC SMK Negeri 5 Surakarta.
C. Pembatasan masalah
Pembatasan masalah dalam penelitian ini bertujuan untuk mempertegas
lingkup yang diteliti agar penyelesaian permasalahan terarah dan dapat dikaji
secara mendalam. Permasalahan-permasalahan tersebut difokuskan sebagai
berikut:
1. Upaya yang dilakukan adalah dengan menerapkan metode pembelajaran Quiz
Team.
2. Sasaran penelitian ditujukan pada hasil belajar siswa.
3. Pembelajaran dikatakan efektif apabila hasil belajar mencapai batas Kriteria
Ketuntasan Minimum.
4. Penelitian ini hanya dilaksanakan pada mata pelajaran Ilmu Bangunan Gedung
dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang dipelajari siswa
kelas X TSC SMK Negeri 5 Surakarta tahun ajaran 2011/2012.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah di atas, maka
dapat dikemukakan rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Apakah metode belajar Quiz Team dapat meningkatkan hasil belajar siswa
pada mata pelajaran Ilmu Bangunan Gedung di kelas X TSC SMK Negeri 5
Surakarta?
2. Bagaimana efektivitas penerapan metode pembelajaran Quiz Team dalam
pelajaran Ilmu Bangunan Gedung di kelas X TSC SMK Negeri 5 Surakarta?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan suatu alat kontrol yang dapat dijadikan
sebagai petunjuk sehingga penelitian dapat berjalan sesuai keinginan. Adapun
tujuan penelitian ini sebagai berikut:
1. Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas X TSC SMK Negeri 5
Surakarta pada mata pelajaran Ilmu Bangunan Gedung. dengan menerapkan
metode pembelajaran Quiz Team.
2. Mengetahui efektivitas belajar siswa pada penerapan metode pembelajaran
Quiz Team dalam mata pelajaran Ilmu Bangunan Gedung di kelas X TSC
SMK Negeri 5 Surakarta.
F. Manfaat penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat baik dalam manfaat
praktis maupun teoritis
1. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
1) Membantu mempermudah siswa dalam penerimaan dan pemahaman materi
pada mata pelajaran Ilmu Bangunan Gedung.
2) Menumbuhkan minat siswa selama pembelajaran Ilmu Bangunan Gedung
berlangsung.
3) Membiasakan siswa untuk dapat menyelesaikan permasalahan dengan bekerja
sama dalam suatu tim.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
4) Sebagai upaya meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu
Bangunan Gedung.
b. Bagi guru
1) Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat membantu guru dalam
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Bangunan Gedung.
2) Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan atau reverensi tentang
metode pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
c. Bagi sekolah
1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan mutu pembelajaran Ilmu
Bangunan Gedung di SMK Negeri 5 Surakarta.
2) Penelitian yang dilaksanakan dapat menjadi sumbangan pemikiran untuk
meningkatkan prestasi SMK Negeri 5 Surakarta.
2. Manfaat Teoritis
a. Sebagai masukan bagi peneliti-peneliti lain untuk mengadakan penelitian
serupa dan relevan dimasa yang akan datang.
b. Sebagai bahan pustaka bagi Program Pendidikan Teknik Sipil/Bangunan,
Jurusan Pendidikan Teknik dan Kejuruan, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Belajar dan Pembelajaran
Belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berlatih,
berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman. Belajar
dalam arti luas adalah proses perubahan tingkah laku yang dinyatakan dalam
bentuk penguasaan, penggunaan dan penilaian terhadap sikap dan nilai-nilai,
pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai bidang studi atau
lebih luas lagi, dalam berbagai aspek kehidupan atau pengalaman terorganisasi.
(www.KamusBahasaIndonesia.org)
Slameto (2010: 2),menga suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalamannya sendiri dalam interaksi
nasional, sesuai klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom rumusan tujuan
pendidikan dibagi menjadi tiga ranah, ranah kognitif (yaitu pengetahuan atau
ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi), ranah afektif (yaitu
penerimaan, reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi) serta ranah
psikomotorik (yaitu gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan
perseptual atau ketepatan, gerakan-gerakan skill dan gerakan ekspresif dan
. W.S. Winkel (1991: 36) juga menyebutkan bahwa belajar adalah
dalam interaksi aktif dengan
lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan,
pemahaman, keterampilan, nilai dan sikap. Perubahan itu bersifat secara relative
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpuplkan bahwa belajar
merupakan suatu proses kegiatan yang dilakukan oleh seseorang untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
mendapatkan suatu perubahan pada dirinya untuk lebih baik, baik dalam tingkah
laku ataupun baik dalam ilmu pengetahuan yang lebih luas lagi.
Jika belajar lebih ditekankan kepada adanya perubahan tingkah laku pada
diri siswa, maka pembelajaran lebih mengarah pada upaya guru untuk mencapai
tujuan pembelajaran melalui strategi, metode dan teknik tertentu dalam
pelaksanaan pembelajaran. Dengan demikian yang dimaksud pembelajaran adalah
suatu proses atau kegiatan belajar dan berhubungan dengan metode mengajar
ditinjau dari aspek pelaksana pembelajaran, yaitu guru.
Dalam pelaksanaan pembelajaran sendiri, banyak dikenal metode
pembelajaran. Namun tidak semua sama efektifnya dalam mencapai tujuan
pembelajaran. Untuk itu dibutuhkan kreativitas guru dalam memilih dan
mengembangkan metode pembelajaran yang tepat bagi siswa.
2. Efektivitas Pembelajaran
Kamus Besar Bahasa Indonesia menyebutkan, efektivitas berasal dari kata
efektif yang berarti mempunyai nilai efektif, pengaruh atau akibat, bisa diartikan
sebagai kegiatan yang bisa memberikan hasil yang memuaskan, dapat dikatakan
juga bahwa efektivitas merupakan keterkaitan antara tujuan dan hasil yang
dinyatakan, dan menunjukan derajat kesesuaian antara tujuan yang dinyatakan
dengan hasil yang dicapai. Jadi, efektivitas pembelajaran yang dimaksud adalah
segala kegiatan yang dilakukan untuk mencapai sasaran yang berkaitan dengan
tujuan yang telah ditetapkan dalam proses pembelajaran.
Menurut Hidayat (1986), Efektivitas adalah suatu ukuran yang
menyatakan seberapa jauh target (kuantitas,kualitas dan waktu) telah tercapai.
Dimana makin besar presentase target yang dicapai, makin tinggi efektivitas
Pembelajaran merupakan komunikasi dua arah, dimana kegiatan guru
sebagai pendidik harus mengajar dan murid sebagai terdidik yang belajar. Pada
proses belajar dan perkembangan, siswa sendiri yang mengalami, melakukan, dan
menghayatinya. Inilah yang dimaksud dengan pembelajaran, dimana proses
interaksi terjadi antara guru dengan siswa, yang bertujuan untuk meningkatkan
perkembangan mental, sehingga menjadi mandiri dan utuh, disamping itu pula
proses belajar tersebut terjadi berkat siswa memperoleh sesuatu yang ada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
dilingkungan sekitar. Pembelajaran mencakup peristiwa-peristiwa yang dihasilkan
atau ditimbulkan oleh sesuatu yang bisa berupa bahan cetakan (buku teks, surat
kabar, majalah, dsb), gambar, program televisi, atau kombinasi dari obyek-obyek
fisik. Apabila pembelajaran dirancang untuk mencapai suatu tujuan belajar
tertentu (a specific learning objective), maka pembelajaran itu mungkin akan lebih
berhasil atau lebih efektif dalam mencapai tujuan yang ingin dicapai. Maka
pembelajaran dapat dikatakan efektif.
Penerapan metode Quiz Team dalam penelitian ini dikatakan efektif
apabila hasil belajar siswa dapat mencapai batas tuntas yang telah ditentukan.
Syarat-syarat ketuntasan ini meliputi pencapaian hasil belajar yaitu nilai kognitif,
afektif dan psikomotorik siswa.
3. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan perwujudan perilaku belajar yang bisaanya
dapat terlihat dalam perubahan, kebiasaan, keterampilan, sikap, pengamatan dan
kemampuan. Hasil belajar dapat dilihat dan diukur. Keberhasilan dari proses
belajar dapat dilihat dari hasil belajarnya.
Nana Sudjana (2004
kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman
Oemar Hamalik (2011: 7 Untuk menilai hasil
pembelajaran. Pengajaran dianggap berhasil jika siswa mencapai tujuan yang
telah ditentukan. Ketercapaian tujuan oleh siswa menjadi indicator keberhasilan
sistem pembelajaran
Slameto (2010
yang utama untuk mengetahui keberhasilan belajar seseorang. Seorang yang
Evaluasi hasil belajar dilakukan dengan melakukan pengukuran terhadap
hasil belajar. Pengukuran adalah kegiatan membandingkan sesuatu dengan alat
ukurnya (Arikunto, 1995: 3). Dalam pendidikan, pengukuran hasil-hasilbelajar
dilakukan dengan mengadakan tes untuk membandingkan kemampuan siswa yang
diukur dengan tes sebagai alat ukurnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
Sedangkan faktor hasil belajar menurut Nugroho Eko Karyatno (2010: 9-
11) adalah sebagai berikut:
Faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa ada 2 yaitu faktor dari dalam dan
faktor dari luar siswa.
1) Faktor dari dalam
Faktor dari dalam yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa yang dapat
mempengaruhi proses maupun hasil belajar siswa.
Faktor dari dalam adalah:
a) Sikap terhadap belajar
Sikap merupakan kemampuan memberikan penilaian tentang sesuatu, yang
membawa diri sesuai dengan penilaian. Adanya penilaian tentang sesuatu,
mengakibatkan terjadinya sikap menerima, menolak, atau mengabaikan
b) Motivasi belajar
Motivasi belajar merupakan kekuatan mental yang mendorong terjadinya
proses belajar. Motivasi belajar yang kuat dari diri siswa dapat menciptakan
suasana belajar yang menggembirakan.
c) Konsentrasi belajar
Konsentrasi belajar merupakan kemampuan memusatkan perhatian pada
pelajaran. Pemusatan perhatian tersebut tertuju pada isi bahan belajar maupun
proses memperolehnya.
d) Mengolah bahan belajar
Mengolah bahan belajar merupakan kemampuan siswa untuk menerima isi dan
cara pemerolehan bahan belajar, sehingga menjadi bermakna bagi siswa.
e) Menyimpan perolehan hasil belajar
Menyimpan perolehan hasil belajar merupakan kemampuan menyimpan isi
pesan dan cara perolehan pesan. Kemampuan menyimpan tersebut dapat
berlangsung dalam waktu pendek dan waktu yang lama.
f) Menggali hasil belajar yang tersimpan
Menggali hasil belajar merupakan proses mengaktifkan pesan yang telah
diterima. Pesan yang baru akan diperkuat dengan cara mengaitkan atau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
mempelajari dengan bahan yang lama. Siswa akan memanggil pesan dan
pengalaman lama untuk suatu unjuk hasil belajar.
g) Kemampuan berprestasi
Kemampuan berprestasi belajar merupakan suatu puncak proses belajar.
Keberhasilan belajar siswa dapat ditunjukkan pada tahap ini. Kemampuan
berprestasi tersebut terpengaruh oleh proses penerimaan, pengaktifan,
pengolahan, penyimpanan, serta pemanggilan untuk pembangkitan pesan dan
pengalaman.
h) Rasa percaya diri siswa
Rasa percaya diri timbul dari keinginan mewujudkan diri bertindak dan
berhasil. Rasa percaya diri dapat timbul berkat adanya pengakuan dari
lingkungan. Unjuk prestasi merupakan tahap pembuktian perwujudan diri yang
diakui oleh guru dan rekan siswa.
i) Intelegensi
Menurut Wechler intelegensi adalah suatu kecakapan global atau rangkuman
kecakapan untuk dapat bertindak secara terarah, berpikir secara baik, bergaul
dengan lingkungan secara efisien (Dimyati dan Mudjiono, 2002:245).
Kecakapan tersebut menjadi aktual bila siswa memecahkan masalah dalam
belajar atau kehidupan sehari-hari.
j) Kebiasaan belajar
Kebiasaan belajar yang tidak teratur dan belajar jika akan ada ujian, merupakan
kebiasaan belajar yang kurang baik. Hal ini dapat diperbaiki dengan
pembiasaan disiplin membelajarkan diri.
k) Cita-cita siswa
Cita-cita siswa sebagai motivasi intrinsik perlu dididikkan. Didikan memiliki
cita-cita harus dimulai sejak sekolah dasar. Di sekolah menengah didikan
pemilikan dan dan pencapaian cita-cita sudah semakin terarah.
2) Faktor-faktor dari luar
Faktor dari luar siswa yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah
a) Guru sebagai pembina belajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
Guru adalah pengajar yang mendidik Ia tidak hanya mengajar sesuai
keahliannya, tetapi juga mendidik generasi muda.
b) Sarana dan prasarana
Prasana pembelajaran meliputi gedung sekolah, ruang belajar, ruang ibadah,
ruang kesenian, peralatan olah raga. Sarana pembelajaran meliputi buku
pelajaran, buku bacaan, alat dan fasilitas laboratorium dan berbagai media
pembelajaran yang lain. Sarana dan prasarana yang dikelola dengan baik bisa
berpengaruh pada terselenggaranya proses belajar yang berhasil baik.
c) Kebijakan penilaian
Kebijakan penilaian ada 3 jenis, yaitu;
(1) Kebijakan sekolah
(2) Kebijakan wilayah
(3) Kebijakan nasional
d) Lingkungan sosial siswa di sekolah
Siswa di sekolah membentuk lingkungan pergaulan yang dikenal sebagai
lingkungan sekolah. Siswa yang diterima dengan baik di lingkungannya akan
mudah menyesuaikan diri dan segera dapat belajar, sebaliknya jika siswa
tertolak maka siswa akan merasa tertekan.
e) Kurikulum sekolah
Program pembelajaran di sekolah berdasarkan pada suatu kurikulum.
Kurikulum disusun berdasarkan kemajuan masyarakat. Perubahan kurikulum
sekolah dapat berpengaruh terhadap siswa maupun guru.
Usaha dalam memudahkan memahami dan mengukur perubahan perilaku
dilakukan dengan membagi perilaku kejiwaan manusia menjadi tiga domain atau
ranah. Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan baik tujuan
kurikuler maupun tujuan instruksional menggunakan klafifikasi hasil belajar dari
Benyamin Bloom. Menurut Bloom (Agus Suprijono, 2009) hasil belajar
mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Domain kognitif
adalah knowledge (pengetahuan, ingatan), comprehension (pemahaman,
menjelaskan, meringkas, contoh), application (menerapkan), analisis
(menguraikan, menentukan hubungan). synthesis (mengorganisasikan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
merencanakan, membentuk bangunan baru) dan evaluation (menilai). Domain
afektif adalah receiving (sikap menerima), responding (memberikan respon),
valuing (nilai), organization (organisasi), characterization (karakterisasi). Domain
psikomotorik meliputi initiatory, pre- routine, dan rountinized. Psikomotorik juga
mencakup keterampilan produktif, teknik, fisik, sosial, manajerial dan intelektual.
a. Hasil Belajar Ranah Kognitif
Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual. Bloom
membagi dan menyusun secara hirarkhis tingkat hasil belajar kognitif mulai dari
yang paling rendah dan sederhana yaitu hafalan sampai yang paling tinggi/
kompleks yaitu evaluasi. Makin tinggi tingkat maka maka makin kompleks dan
penguasaan suatu tingkat mempersyaratkan penguasaan tingkat sebelumnya.
Enam tingkat itu yakni hafalan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan
evaluasi.
Kemampuan menghafal merupakan kemampuan kognitif yang paling
rendah. Kemampuan ini merupakan kemampuan memanggil kembali fakta yang
disimpan di otak, digunakan untuk merespons suatu masalah. Dalam kemampuan
tingkat ini fakta dipanggil kembali persis seperti fakta yang disimpan. Misalnya
hari kemerdekaan Indonesia adalah 17 Agustus. Kemampuan pemahaman adalah
kemampuan untuk melihat hubungan fakta dengan fakta, misalnya memahami
proses terjadinya hujan. Kemampuan penerapan adalah kemampuan kognitif
untuk memahami aturan dan rumus dan menggunakan untuk memecahkan
masalah. Misalnya sebuah bak air dengan panjang 2 meter, lebar 1,5 meter dan
tinggi 1 meter, berapa volume bak air tersebut?. Kemampuan analisis adalah
kemampuan memahami sesuatu dengan menguraikannya ke dalam unsur unsur.
Kemampuan sintesis adalah kemampuan memahami dengan mengorganisasikan
bagian bagian ke dalam kesatuan. Kemampuan evaluasi adalah kemampuan
membuat penilaian dan mengambil keputusan dari hasil penilaiannya.
b. Hasil Belajar Ranah Afektif
Ranah Afektif berkenaan dengan sikap. Krathwonl membagi hasil belajar
afektif terdiri dari lima tingkat yakni receiving (sikap menerima), responding
(member respon), valuing (nilai), organization (organisasi), characterization
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
(karakterisasi). Penerimaan adalah kesediaan menerima rangsangan yang datang
kepadanya. Partisipasi atau memberikan respon adalah kesediaan membrikan
respon dengan berpartisipasi. Pada tingkat ini siswa tidak hanya memberikan
perhatian kepada rangsangan tetapi juga berpartisipasi dalam kegiatan untuk
menerima rangsangan. Penilaian atau penentuan sikap adalah kesediaan untuk
menentukan pilihan sebuah nilai dari rangsangan tersebut. Organisasi adalah
kesediaan untuk mengorganisasikan nilai-nilai yang dipilih untuk menjadi
pedoman yang mantap dalam perilaku. Internalisasi nilai atau karakterisasi adalah
menjadikan nilai-nilai yang diorganisasikan untuk tidak hanya menjadi pedoman
perilaku tetapi juga bagian dari pribadi dalam perilaku sehari-hari.
a. Hasil Belajar Ranah Psikomotorik
Ranah psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan
kemampuan bertindak. Menurut Harrow hasil belajar psikomotorik dapat
diklasifikasikan menjadi enam aspek ranah psikomotorik yakni gerakan refleks,
keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, kemampuan fisik, gerakan
keterampilan, dan komunikasi tanpa kata. Namun yang paling banyak digunakan
adalah taksonomi hasil belajar psikomotorik dari Simpson (Winkel, 1996: 249-
250; Gronlund dan Linn, 1990: 510) yang mengklasifikasikan hasil belajar
psikomotorik menjadi enam: persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan
terbiasa, gerakan kompleks dan kreativitas. Persepsi adalah kemampuan
membedakan suatu gejala dengan gejala lain. Kesiapan adalah kemampuan
menempatkan untuk memulai gerakan meniru model yang dicontohkan. Gerakan
terbiasa adalah kemampuan melakukan gerakan tanpa ada model contoh.
Kemampuan dicapai karena berulang-ulang sehingga menjadi kebiasaan. Gerakan
kompleks adalah kemampuan melakukan serangakaian kegiatan dengan cara dan
urutan. Kreativitas adalah kemampuan menciptakan gerakan-gerakan baru yang
tidak ada sebelumnya atau mengkombinasikan gerakan-gerakan yang ada menjadi
gerakan yang baru.
Selanjutnya agar lebih mudah dalam memahami hubungan antara jenis-
jenis belajar dengan indicator-indikatornya, berikut ini tabel yang disarikan dari
tabel jenis, indikator, dan cara evaluasi prestasi (Muhibbin Syah, 2008: 151).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
Tabel 1. Jenis dan Indikator Prestasi Belajar
No Jenis Prestasi Belajar Indikator Prestasi Belajar
1. Ranah Kognitif
a. Pengamatan
b. Ingatan
c. Pemahaman
d. Penerapan
e. Analisis (Pemeriksaan dan pemilahan secara teliti)
f. Sintesis (Membuat panduan baru dan utuh)
1) Dapat menunjukkan 2) Dapat membandingkan 3) Dapat menghubungkan
1) Dapat menyebutkan 2) Dapat menunjukkan kembali
1) Dapat menjelaskan 2) Dapat mendefinisikan dengan lisan
sendiri 1) Dapat memberikan contoh 2) Dapat menggunakan secara tepat
1) Dapat menguraikan 2) Dapat mengklasifikasikan/
memilah-milah
1) Dapat menghubungkan 2) Dapat menyimpulkan 3) Dapat menggeneralisasikan
(membuat prinsip umum)
2. Ranah Afektif
a. Penerimaan b. Sambutan
1) Menunjukkan sikap menerima 2) Menunjukkan sikap menolak
1) Kesediaan berpartisipasi/terlibat 2) Kesediaan memanfaatkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
c. Apresiasi (Sikap Menghargai)
d. Internalisasi (Pendalaman) e. Karakterisasi (Penghayatan)
1) Mengganggap penting dan bermanfaat
2) Menganggap indah dan harmonis
1) Mengagumi 2) Mengakui dan meyakini 3) Mengingkari
1) Melembagakan atau meniadakan 2) Menjelmakan dalam pribadi dan
perilaku sehari hari
3. Ranah Psikomotor
a. Keterampilan bergerak dan bertindak
b. Kecakapan ekspresi verbal dan non verbal
1) Mengkoordinasikan gerak mata, tangan, kaki, dan anggota tubuh yang lain
1) Mengucapkan 2) Membuat mimik dan gerakan
jasmani
4. Model Pembelajaran Aktif
Metode pembelajaran Quiz Team termasuk dalam Model pembelajaran
Aktif. Menurut Rosyada dalam Dalvin (2006) pembelajaran aktif adalah belajar
yang memperbanyak aktivitas siswa dalam mengakses berbagai informasi dari
berbagai sumber, untuk dibahas dalam pembelajaran dalam kelas, sehingga
memperoleh berbagai pengalaman yang tidak saja menambah pengetahuan, tapi
juga kemampuan analisis dan sintesis.
Dalvin (2006) menemukan dalam setiap grup yang terdiri dari 30 siswa,
rata-rata 22 siswa dari mereka dapat belajar dengan efektif selama guru
menyediakan campuran aktivitas visual. Selain itu sisi sosial pembelajaran juga
harus diperhatikan. Jika siswa belajar bersama teman-temannya, mereka
memperoleh dukungan emosi dan intelektual yang membawa mereka melampaui
level pengetahuan dan keterampilan mereka sebelumnya lebih banyak dari pada
belajar sendiri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
Belajar aktif sebagai suatu pendekatan dalam pembelajaran yang
bermuara pada belajar mandiri, maka kegiatan belajar mengajar yang dirancang
harus mampu melibatkan siswa secara aktif. Siswa dan guru dalam belajar aktif
saling berperan untuk menciptakan pengalaman belajar yang bermakna.
Belajar aktif menuntut siswa untuk bersemangat, gesit, menyenangkan
dan penuh gairah, bahkan siswa sering meninggalkan tempat duduk untuk
bergerak leluasa dan berpikir keras (moving about and thinking aloud). Selama
proses belajar siswa dapat beraktifitas, bergerak dan melakukan sesuatu dengan
aktif, keaktifan siswa tidak hanya keaktifan fisik tapi juga keaktifan mental.
Menurut Oemar Hamalik (2011: 91), ada sejumlah manfaat atau kegunaan
dari kegiatan pembelajaran aktif, antara lain:
1) Siswa mencari pengalaman sendiri dan langsung mengalami sendiri.
2) Berbuat sendiri akan mengembangkan seluruh aspek kepribadian siswa.
3) Memupuk kerjasama yang harmonis di kalangan para siswa yang pada
gilirannya dapat memperlancar kerja kelompok.
4) Siswa belajar dan bekerja berdasarkan minat dan kemampuan sendiri,
sehingga sangat bermanfaat dalam rangka pelayanan perbedaan individual.
5) Memupuk disiplin belajar dan suasana belajar yang demokratis dan
kekeluargaan, musyawarah dan mufakat.
6) Membina dan memupuk kerjasama antara sekolah dan masyarakat, dan
hubungan antara guru dan orangtua siswa, yang bermanfaat dalam
pendidikan siswa.
7) Pembelajaran dan belajar dilaksanakan secara realistik dan konkrit,
sehingga mengembangkan pemahaman dan berpikir kritis serta
menghindarkan terjadinya verbalisme.
8) Pembelajaran dan kegiatan belajar menjadi hidup sebagaimana halnya
kehidupan dalam masyarakat yang penuh dinamika.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran aktif adalah
pembelajaran yang mengikut sertakan siswa dalam proses pembelajaran, sehingga
siswa dapat dapat belajar secara efektif dengan cara yang menyenangkan,
bersemangat dan penuh gairah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
5. Metode Pembelajaran Quiz Team
Metode pembelajaran merupakan bagian utuh dari proses pendidikan.
Metode Pembelajaran merupakan suatu cara yang dapat digunakan oleh guru
untuk menciptakan situasi pembelajaran yang menyenangkan dan mendukung
tercapainya hasil belajar yang memuaskan. Oleh karena itu pemilihan metode
yang tepat sangat penting untuk mencapai hasil belajar yang maksimal.
Tardif dalam Muhibbin Syah (2008: 201) mendefinisikan bahwa
mengajar adalah cara yang berisi prosedur baku untuk melaksanakan kegiatan
kependidikan, Dan
menurut Hamdani (2011: 80) Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan
guru untuk menyampaikan pelajaran kepada siswa. Nana Sudjana (2005: 76)
Metode mengajar adalah cara yang dipergunakan guru dalam
Dari pernyataan pernyataan tersebut dapat dikatakan bahwa metode mengajar
merupakan cara yang dipergunakan guru yang berupa prosedur baku untuk
melaksanakan kegiatan pendidikan saat berlangsungnya pengajaran.
Sedangkan Mulyani Sumantri (2001: 114) menyatakan bahwa ode
mengajar merupakan cara-cara yang ditempuh guru untuk menciptakan situasi
pengajaran yang benar-benar menyenangkan dan mendukung bagi kelancaran
Dari beberapa pernyataan di atas maka dapat disimpulkan bahwa metode
pembelajaran adalah cara-cara yang dapat digunakan untuk menciptakan suasana
pengajaran yang menyenangkan dan mendukung tercapainya prestasi belajar
siswa, sehingga siswa dapat menyerap materi yang diajarkan dengan hasil yang
optimal.
Metode Pembelajaran Quiz Team merupakan salah satu pembelajaran
aktif yang dikembangkan oleh Mel Silberman, dimana siswa dibagi menjadi tiga
tim. Setiap siswa dalam tim bertanggung jawab untuk menyiapkan jawaban kuis,
dan tim lain menggunakan waktu untuk memeriksa catatannya. Pertandingan
akademis ini dapat menciptakan kompetisi antar kelompok, siswa akan senantiasa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
berusaha belajar dengan motivasi yang tinggi agar dapat memperoleh nilai yang
tinggi dalam pertandingan.
Prosedur pelaksanaan metode Quiz Team menurut Mel Siberman:
1) Pilihlah topik yang dapat dipresentasikan dalam tiga bagian.
2) Bagilah peserta didik menjadi 3 tim.
3) Jelaskan bentuk sesinya dan mulailah presentasi. Batasi presentasi sampai 10
menit atau kurang.
4) Minta tim A menyiapkan kuis yang berjawaban singkat. Kuis ini tidak
memakan waktu lebih dari lima menit untuk persiapan. Tim B dan C
memanfaatkan waktu untuk meninjau catatan mereka.
5) Tim A menguji anggota tim B. Jika Tim B tidak bisa menjawab, Tim C diberi
kesempatan untuk menjawabnya
6) Tim A melanjutkan ke pertanyaan selanjutnya kepada anggota tim C, dan
ulangi prosesnya.
7) Ketika kuis selesai, lanjutkan dengan bagian kedua pelajaran Kamu, dan
tunjuklah Tim B sebagai pemimpin kuis.
8) Setalah Tim B menyelesaikan ujian tersebut, lanjutkan dengan bagian ketiga
dan tentukan tim C sebagai pemimpin kuis.
Peneliti menggunakan prosedur ini dan pada akhir pelajaran akan
diadakan penyimpulan tanya jawab dan penjelasan sekiranya ada pemahaman
siswa yang keliru. Hal ini seperti yang diungkapkan Agus Suprijono (2010: 114)
di atas, metode
penelitian Quiz Team dipilih supaya siswa terbisaa belajar dalam tim, sehingga
mereka dapat menghargai pendapat teman dalam satu tim. Serta dapat
mengoptimalkan kemampuan masing-masing anggota.
6. Ilmu Bangunan Gedung
Mata pelajaran Ilmu Bangunan Gedung adalah ilmu pengetahuan yang
mempelajari perencanaan, pelaksanaan dan perbaikan bangunan bangunan
gedung. Mata pelajaran ini merupakan salah satu mata pelajaran di kelas X Teknik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
Sipil C SMK Negeri 5 Surakarta. Pelaksanaan pembelajaran dirancang dua jam
pelajaran, satu kali pertemuan per minggu.
Dasar kompetensi kejuruan pada program keahlian bangunan, mata
pelajaran Ilmu Bangunan Gedung (IBG) dapat dilihat pada tabel di bawah ini
(silabus SMKN 5 Surakarta tahun 2011/2012):
Tabel 2. Mata Diklat Teknik Bangunan SMK Negeri 5 Surakarta tahun ajaran 2011/2012
Mata Pelajaran Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
1. Ilmu Bangunan Gedung
Mengidentifikasi Ilmu Bangunan Gedung
1.1. Mendeskripsikan Bagian-bagian bangunan gedung
1.2. Menjelaskan macam-macam pekerjaan batu bata
1.3. Menjelaskan dasar-dasar plumbing
1.4. Menentukan jenis pondasi yang tepat untuk bangunan sesuai dengan jenis tanahnya
1.5. Menjelaskan macam-macam sambungan
1.6. Menerapkan macam-macam konstruksi pintu dan jendela
B. Penelitian Relevan
Adapun hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah
Penelitian yang dilakukan Eva Nurhayati pada tahun 2007 dengan judul penelitian
Quiz Team Terhadap Minat Belajar
Dan Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas X AK SMK Negeri 3 Jepara tahun
akuntansi pokok bahasan jurnal penyesuaian perusahaan dagang antara kelas yang
menggunakan metode belajar konvensianal dengan kelas yang menggunakan
metode belajar aktif tipe Quiz Team. Hasil penelitian tersebut menunjukkan
adanya peningkatan hasil belajar siswa kelas X AK SMK Negeri 3 Jepara tahun
2006/2007 yang menggunakan metode Quiz Team lebih tinggi dibandingkan yang
menggunakan metode konvensianal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan metode Quiz Team dapat
mendorong siswa lebih aktif dalam belajar, baik aktif dalam diskusi kelompok
maupun aktif dalam melakukan pertandingan akademis yang menstimulus siswa
untuk menggali pengetahuannya sendiri. Dengan menggunakan metode Quiz
Team siswa lebih mudah menguasai materi yang diberikan. Sehingga hasil belajar
dapat meningkat lebih tinggi dibanding menggunakan metode konvensional.
Saran dari peneliti adalah perlu adanya pengembangan variasi dalam
metode pembelajaran Quiz Team yang disesuaikan dengan siswa, guru hendaknya
mampu menciptakan suasana belajar yang tidak membosankan sehingga minat
belajar siswa dapat meningkat, dan adanya penelitian tindakan kelas diperlukan
untuk menambah wawasan guru dalam metode pembelajaran.
C. Kerangka Berpikir
Pertama, dalam penggunaan metode dan media pembelajaran sangatlah
mempengaruhi keberhasilan guru dalam mengajar. Penggunaan metode belajar
yang tepat pada siswa didik akan menghasilkan prestasi siswa yang baik pula.
Akan tetapi tidak semua guru dapat memilih metode pembelajaran yang tepat. Hal
ini terbukti dengan banyaknya guru yang masih menggunakan metode
konvensianal, yaitu pembelajaran yang didominasi oleh guru sebagai sumber
informasi, sedangkan siswa tidak dituntut aktif, hanya memperhatikan, membuat
catatan, dan mengerjakan latihan seperlunya. Berdasarkan observasi awal yang
dilakukan peneliti pada pembelajaran Ilmu Bangunan Gedung di SMK Negeri 5
Surakarta tahun ajaran 2011/2012, menunjukan bahwa guru kurang bisa
merancang pembelajaran yang dapat menciptakan suasana yang menyenangkan,
sehingga siswa kurang berperan aktif dalam proses pembelajaran, seperti
bertanya, menjawab pertanyaan, mengajukan usul, dan berdiskusi. Akibatnya
interaksi guru dan siswa hanya berlangsung satu arah, sehingga suasana
pembelajaran menjadi membosankan. Hal ini berakibat pada rendahnya hasil
belajar siswa dalam mata pelajaran Ilmu Bangunan Gedung. Maka dengan
menerapkan metode pembelajaran Quiz Team diharapkan hasil belajar siswa dapat
meningkat. Dalam penerapan metode ini siswa diberi kesempatan untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
melakukan diskusi tim, dan juga siswa dituntut untuk mencari jawabannya sendiri
melalui penerapan kuis, dimana siswa dapat melakukan tanya jawab dengan siswa
dari tim lain mengenai materi yang telah dipelajari.
Kedua, dengan diterapkannya model pembelajaran aktif dalam mata
pelajaran Ilmu Bangunan Gedung, diharapkan dapat meningkatkan keaktifan
siswa saat pembelajaran berlangsung. Penggunaan metode Quiz Team
mengajarkan siswa belajar dalam beberapa tim, belajar dengan sistem ini lebih
efektif dibandingkan belajar sendiri. Saat siswa belajar bersama teman-temannya
mereka akan memperoleh dukungan emosi dan intelektual yang membawa mereka
dapat melampaui level pengetahuan dan keterampilan sebelumnya lebih banyak
daripada belajar sendiri. Setelah siswa berdiskusi dalam tim akan dilanjutkan
dengan kuis. Ketika pertandingan akademis dalam kuis dilaksanakan, siswa akan
aktif mengajukan pertanyaan kepada temannya dan siswa yang lain akan aktif
mempersiapkan jawabannya. Siswa akan mencari pengalaman sendiri dan dapat
langsung mengalaminya, sehingga mereka dapat menemukan pengetahuannya
sendiri. Kompetisi seperti ini dapat membuat suasana belajar lebih hidup dan
menyenangkan. Pelajaran dapat terserap secara maksimal karena siswa memiliki
kesempatan bertanya secara langsung untuk materi yang dianggap kurang jelas
atau kurang dikuasainya. Dengan penguasaan materi yang maksimal maka hasil
belajar akan meningkat dan hasil belajar siswa dapat mencapai batas Kriteria
Ketuntasan Minimum (KKM) sehingga pembelajaran menjadi efektif. Bagan
kerangka berpikir secara sederhana seperti pada gambar 1.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
Gambar 1. Kerangka Berpikir
E. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka Berpikir di atas, penulis membuat hipotesis
tindakan sebagai berikut:
1. Melalui penerapan metode pembelajaran Quiz Team dapat meningkatkan hasil
belajar Ilmu Bangunan Gedung siswa kelas X Teknik Sipil C SMK Negeri 5
Surakarta.
2. Dengan penerapan metode Quiz Team efektivitas pembelajaran Ilmu Bangunan
Gedung siswa kelas X Teknik Sipil C SMK Negeri 5 Surakarta dapat tercapai.
Siswa kelas X Teknik Sipil C
SMKN 5 Surakarta
Hasil Belajar di bawah KKM
Penerapan Pembelajaran
Quiz Team
Hasil Belajar Meningkat
Pembelajaran Efektif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Lokasi penelitian adalah di SMK Negeri 5 Surakarta yang beralamat di
JL. LU. Adi Sucipto No 42 telp.0271-713916, faks. 0271-727068, kode pos
57143. Lokasi ini dipilih karena setelah peneliti melakukan observasi melihat
bahwa kelas X TSC SMK Negeri 5 Surakarta mengalami permasalahan pada
pembelajaran Ilmu Bangunan Gedung, yang berdampak pada hasil belajar siswa
yang belum mencapai batas ketuntasan. Sehingga permasalahan ini memerlukan
suatu alternatif pemecahan.
2. Waktu Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada 6 Juni 2011 - 5 Januari
2012. Adapun perinciannya sebagai berikut:
Tabel 3. Jadwal Penelitian
No Kegiatan Waktu Penelitian
1 Pengajuan Judul 6 Juni 2011
2 Penyusunan Proposal 7 Juni 2011- 29 Juni 2011
3 Seminar Proposal 30 Juni 2011
4 Perijinan Penelitian 11 Juli 2011- 25 Juli 2011
5 Pelaksanaan Penelitian 14 september- 26 Nopember 2011
6 Penulisan Laporan Penelitian 6 Juni 2011- 5 Januari 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
B. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X TSC SMK Negeri 5
Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012. Berjumlah 33 siswa, yang terdiri dari 31
siswa laki-laki dan 2 siswa perempuan. Peneliti memilih sampel siswa kelas X
TSC karena peneliti ingin meningkatkan hasil belajar siswa yang masih berada di
bawah batas ketuntasan.
C. Sumber Data
1. Data Penelitian
Data penelitian yang dikumpulkan dalam penelitian tindakan kelas ini
terdiri dari hasil wawancara, catatan lapangan tentang pelaksanaan pembelajaran,
hasil observasi dengan berpedoman pada lembar pengamatan dan data dari
penelitian hasil belajar siswa
2. Sumber Data
Dalam penelitian ini informan yang direncanakan yaitu:
1. Ketua Prodi Teknik Sipil SMK Negeri 5 Surakarta.
2. Guru Mata Pelajaran Ilmu Bangunan Gedung kelas X TSC SMK Negeri 5
Surakarta.
3. Siswa kelas X TSC tahun ajaran 2011/2012.
3. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian sebagai
berikut:
a. Silabus dan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)
Silabus dan RPP disusun oleh peneliti sesuai dengan kurikulum tingkat
satuan pendidikan dan mengacu pada langkah-langkah pelaksanaan metode
pembelajaran Quiz Team
b. Arsip atau dokumen
Arsip atau dokumen adalah bahan tertulis yang berkaitan dengan suatu
peristiwa atau aktivitas tertentu dan dapat secara baik dimanfaatkan sebagai
sumber data dalam penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
c. Tes Hasil Belajar
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang
digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan
atau bakat yang dimiliki oleh induvidu atau kelompok (S. Arikunto, 2006: 150).
Tes yang dilakukan dalam penelitian ini adalah tes tertulis untuk mengetahui
peningkatan penguasaan siswa terhadap konsep materi pembelajaran yang berupa
soal-soal yang harus dijawab.
Instrumen ini digunakan untuk mengetahui hasil belajar aspek kognitif
pada tahap pengetahuan, pemahaman dan penerapan. Tes hasil belajar yang
dilakukan adalah tes kemampuan awal, pasca siklus I dan pasca siklus II.
d. Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan untuk menilai hasil belajar siswa pada ranah
afektif dan psikomotorik. Tujuan tindakan observasi adalah untuk mengetahui
data perilaku siswa sehingga dapat dianalisis metode yang tepat untuk diterapkan
pada kelas tersebut.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian kualitatif ini melalui:
Wawancara, observasi, kajian dokumen, dan tes siswa.
1. Wawancara
Wawancara adalah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk
memperoleh informasi dari terwawancara (S. Arikunto, 2006: 155). Wawancara
dilaksanakan secara tidak formal terstruktur. Wawancara dimaksudkan untuk
memperoleh informasi tentang berbagai hal yang berkaitan dengan pelaksanaan
pembelajaran seperti sistem kegiatan belajar mengajar, kendala yang dihadapi
dalam pembelajaran dan efektivitas penerapan metode pembelajaran Quiz Team
pada pelajaran Ilmu Bangunan.
2. Observasi
Menurut S. Arikunto (1998: 28), metode observasi adalah suatu teknik
yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti dan sistematis.
Observasi dilaksanakan untuk mendapatkan gambaran secara langsung kegiatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
belajar siswa dan untuk mengamati pelaksanaan serta perkembangan
pembelajaran di kelas X TSC pada mata pelajaran Ilmu Bangunan Gedung.
3. Kajian Dokumen
Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel
yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat,
agenda dan lain sebagainya (S. Arikunto, 2006: 158). Kajian dokumen
dilakukan terhadap berbagai arsip yang digunakan dalam proses
pembelajaran, antara lain: silabus pembelajaran, bahan ajar, presensi siswa, hasil
diskusi kelompok pada setiap siklus dan dokumen lain yang mendukung
penelitian.
4. Tes Siswa
Tes digunakan untuk mengetahui pengaruh dari tindakan yang telah
dilakukan terhadap aspek kognitif siswa pada tingkat pengetahuan, pemahaman,
dan penerapan konsep pada Kompetensi Dasar mata pelajaran Ilmu Bangunan
Gedung. Tes dilakukan sebanyak tiga kali, yaitu: tes kemampuan awal
dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal siswa, tes pasca siklus I
untuk mengetahui penguasaan mata diklat ilmu bahan bangunan, dan tes pasca
siklus II untuk mengetahui pencapaian konsep materi yang belum tuntas secara
keseluruhan.
E. Validitas Data
Validitas data perlu dilakukan untuk memastikan keabsahan data. Untuk
menjaga validitas data, dalam penelitian ini digunakan teknik triangulasi data.
H.B. Sutopo (2002: 78) menyatakan bahwa teknik triangulasi data ini merupakan
teknik yang didasari pola pikir fenomenologi yang bersifat multi perspektif.
Artinya untuk menarik kesimpulan yang mantap, diperlukan tidak hanya satu
sudut pandang. Peneliti menggunakan triangulasi data dan sumber karena dalam
penelitian ini terdapat tiga sumber data, yaitu informan atau narasumber dengan
tindakan yang berbeda (Ketua Prodi, Guru, Siswa), hasil observasi dan kajian
dokumen. Untuk lebih jelasnya, proses triangulasi data (sumber) dapat dilihat
pada gambar berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
Atau
Gambar 2. Skema Triangulasi Data
(Sumber H. B Sutopo, 2006: 94)
F. Analisis Data
Analisis data digunakan untuk mengukur tingkat validitas data penelitian
berdasarkan dari informan, dokumen/arsip dan aktifitas pembelajaran siswa saat
kegiatan belajar mengajar. Pada penelitian tindakan kelas ini analisis data yang
digunakan adalah deskriptif kualitatif dilakukan dengan analisis interaktif, yang
terdiri dari reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi yang
dilakukan dengan cara interaksi baik antara komponen, dari proses pengumpulan
data sebagai siklus.
Reduksi data diartikan sebagai pemilihan, pemusatan perhatian pada
penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data berlangsung terus menerus
selama penelitian berlangsung.
Data Wawancara
Informan 1
Informan 2
Informan 3
Aktifitas Observasi
Data
Wawancara Informan
Content Analysis
Dokumen/ Arsip
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
Penyajian data adalah sekumpulan informasi tersusun yang memberi
kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.
Sedangkan penarikan kesimpulan dilakukan secara bertahap untuk memperoleh
derajat kepercayaan yang tinggi.
Menurut H.B Sutopo (2007: 20) model analisis interaktif dapat
digambarkan dalam bagan sebagai berikut:
Gambar 3. Model Analisis Interaktif
(Sumber: H.B Sutopo, 2007: 20)
G. Tolok Ukur Keberhasilan
Tolok ukur keberhasilan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah
apabila hasil belajar Ilmu Bangunan Gedung siswa kelas X TSC SMK Negeri 5
Surakarta mengalami peningkatan dengan pencapaian lebih besar sama dengan
70% dari jumlah peserta didik dengan nilai lebih dari atau sama dengan 75. Tolok
ukur keberhasilan penelitian ini ditetapkan dengan skor 75 dikarenakan skor 75
merupakan nilai batas ketuntasan yang telah ditetapkan oleh sekolah untuk tahun
ajaran 2011/1012. Tolok ukur keberhasilan dalam penelitian tindakan kelas ini
dideskripsikan dalam tabel berikut (Tolok Ukur Keberhasilan Siswa SMK Negeri
5 Surakarta tahun 2011/2012):
Pengumpulan Data
Reduksi Data Penyajian Data
Penarikan Kesimpulan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
Tabel 4. Tolok Ukur Keberhasilan Hasil Belajar Siswa
Aspek Yang Dinilai Target 1. Ranah kognitif yang meliputi ketuntatasan
hasil belajar siswa jumlah siswa
2. Ranah afektif yang dapat dilihat dari hasil yang meliputi sikap dan minat
jumlah siswa
3. Ranah psikomotor dapat dilihat dari kegiatan yang di lakukan siswa
jumlah siswa
H. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian merupakan tahapan-tahapan yang ditempuh dalam
penelitian dari awal sampai akhir. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini
mengikuti model prosedur penelitian yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc.
Tagger dalam Rochiati Wiriatmadja (2005: 66) berupa model penelitian spiral
direncanakan terdiri dari dua siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu:
(1) Tahap perencanaan, (2) Tahap pelaksanaan, (3) Tahap pengamatan, (4) Tahap
refleksi. Adapun sistem operasional kedua siklus tersebut dijelaskan sebagai
berikut:
1. SIKLUS I
a. Tahap Perencanaan Tindakan
Tahap ini mencakup semua perencanaan tindakan seperti perijinan,
observasi pra tindakan, identifikasi masalah, pembuatan dan menyiapkan
instrumen yang diperlukan, serta merencanakan langkah-langkah dan tindakan
yang akan dilakukan untuk menguji hipotesis yang ditetapkan.
Tindakan yang akan dilakukan bertujuan untuk memperbaiki praktek
pembelajaran Ilmu Bangunan Gedung yaitu dengan menerapkan metode
pembelajaran Quiz Team, adapun langkah-langkah perencanaannya yaitu:
1) Permintaan ijin kepada Kepala Sekolah dan Guru yang mengampu mata
pelajaran Ilmu Bangunan Gedung di SMK Negeri 5 Surakarta.
2) Observasi pra tindakan terhadap kegiatan pembelajaran di kelas X TSC.
Observasi dilakukan dengan mengikuti pembelajaran Ilmu Bangunan Gedung.
3) Identifikasi masalah dan penetapan alternatif pemecahan masalah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
4) Perencanaan pembelajaran yang akan diterapkan dalam proses belajar
mengajar serta menentukan strategi pembelajaran yang digunakan.
5) Menyiapkan instrumen penelitiaan, antara lain Silabus, Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), materi pembelajaran, lembar kerja siswa, lembar
observasi ranah afektif dan psikomotor, dan soal tes kemampuan kognitif.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Tindakan pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah
disusun. Pelaksanaan tindakan pada tahap ini adalah sebagai berikut:
1) Tes kemampuan awal siswa (pra siklus).
2) Koordinasi dengan guru pengampu mengenai pelaksanaan pembelajaran
dengan metode Quiz Team.
3) Pengarahan pelaksanaan pembelajaran dengan metode Quiz Team dan
pembentukan tim.
4) Pemberian materi pembelajaran sesuai dengan Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar mata pelajaran Ilmu Bangunan Gedung.
5) Salah satu tim menyiapkan kuis yang berjawaban singkat. Tim yang lain
meninjau catatan mereka.
6) Pelaksanaan Quiz Team.
7) Guru dan siswa menyimpulkan materi hasil kegiatan belajar yang telah
dilaksanakan.
c. Tahap Observasi
Pada tahap ini pengumpulan data dilakukan dengan cara mengamati
jalannya proses pembelajaran dan mencatat setiap aktivitas siswa dan kinerja guru
pada saat pelaksanaan tindakan berlangsung. Aktivitas siswa diamati dengan
mengacu pada lembar observasi dari awal pembelajaran sampai akhir
pembelajaran. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah aktivitas siswa
sudah sesuai dengan indikator yang tercantum dalam lembar observasi atau tidak,
sehingga hasil observasi dapat diperbaiki pada siklus berikutnya.
d. Tahap Analisis dan Refleksi
Data-data yang diperoleh melalui observasi, dalam tahap ini,
dikumpulkan dan dianalisis dengan model analisis interaktif. Dengan demikian,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
dapat diketahui peningkatan keaktifan dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran
Ilmu Bangunan Gedung melalui metode Quiz Team. Berdasarkan hasil refleksi
ini, akan diketahui kelebihan dan kelemahan kegiatan pembelajaran yang telah
dilaksanakan, sehingga dapat digunakan untuk menentukan tindakan kelas pada
siklus selanjutnya.
2. SIKLUS II
Diadakan tindakan siklus II berdasarkan pada hasil yang telah dicapai
pada siklus I. Tindakan siklus II direncanaan sebagai upaya perbaikan dari hasil
tindakan siklus I, dengan materi pembelajaran yang disesuaikan dengan silabus
mata pelajaran Ilmu Bangunan Gedung. Perwujudan tahap pelaksanaan, observasi,
serta analisis dan refleksi juga mengacu pada siklus sebelumnya. Adapun tahap
operasional siklus II adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan Tindakan
Hasil analisis dan refleksi pada siklus I menjadi pedoman untuk
perencanaan siklus II. Langkah awal pada tahap ini hampir sama pada tahap
perencanaan pada siklus I, yaitu menyiapkan instrumen penelitiaan, yang berbeda
adalah rancangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), materi
pembelajaran, lembar kerja siswa, dan soal tes kemampuan kognitif yang
disesuaikan dengan materi lanjutan siklus I berdasarkan Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar yang telah ditetapkan dalam silabus.
b. Pelaksanaan Tindakan
Tindakan pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah
disusun. Pelaksanaan tindakan pada tahap ini adalah sebagai berikut:
1) Guru melanjutkan materi dari siklus I.
2) Proses pembelajaran masih menggunakan metode Quiz Team.
3) Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dibuat.
4) Peneliti melakukan observasi kepada siswa melalui lembar observasi yang
meliputi beberapa aspek.
5) Pelaksanaan kuis.
6) Guru dan siswa menyimpulkan materi hasil kegiatan belajar yang telah
dilaksanakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
7) Pelaksnaan evaluasi pasca siklus II.
Indikator keberhasilan yang dicapai pada siklus II ini diharapkan mengalami
kemajuan dari siklus I
3. SIKLUS III
Tindakan siklus III dilakukan jika pada siklus II, target keberhasilan
ketuntasan yang ditetapkan belum tercapai. Perwujudan siklus III didasarkan
pada hasil yang diperoleh dari siklus II. Siklus III ini dilaksanakan jika
diperlukan, maksudnya jika pada tindakan siklus II ketuntasan yang ditetapkan
pada tabel tolok ukur keberhasilan belum tercapai, maka tindakan siklus III
dilaksankan. Akan tetapi pada siklus II, target keberhasilan telah tercapai, maka
kegiatan penelitian dihentikan pada siklus II, dan siklus III ditiadakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
SIKLUS I
SIKLUS II
Gambar 4. Prosedur Penelitian Model Spiral
(Sumber. Kemmis dan Mc. Tagger dalam Rochiati Wiriatmadja, 2005: 66)
Perencanaan Tindakan
Belum Terselesaikan
Analisis Refleksi
Terselesaikan
Tidak Dilanjutkan
Observasi
Pelaksanaan Tindakan
Perencanaan Tindakan
SIKLUS III Jika diperlukan
Analisis Refleksi
Terselesaikan
Tidak Dilanjutkan
Observasi
Pelaksanaan Tindakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Lokasi dan Data Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di SMK Negeri 5 Surakarta yang terletak di Jln LU.
Adi Sucipto No.42 Surakarta. Dilihat dari keberadaannya, lokasi SMK Negeri 5
Surakarta dekat dengan lembaga pendidikan lainnya, sehingga dapat dikatakan
terletak di lingkungan komplek sekolah, baik negeri maupun swasta. Hal ini dapat
menjadi motivasi tersendiri bagi siswa. Karena letaknya dipinggir jalan raya,
maka transportasi mudah dijangkau, baik kendaraan umum maupun kendaraan
pribadi.
SMK Negeri 5 Surakarta menempati areal tanah seluas 22.530 m2 yang
terdiri dari gedung dan halaman. Karena luasnya yang mencukupi maka sangat
menunjang kegiatan belajar mengajar.
LOKASI PENELITIAN
Jl. LU.Adi Sucipto
U
Gambar 5. Denah Lokasi SMK Negeri 5 Surakarta
Gedung warastratama
KODIM
SMK N 5 Surakarta
SMK N 6 Surakarta
SMK N 4 Surakarta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
2. Data Sekolah
Penelitian dilakukan pada kelas X Teknik Sipil C SMK Negeri 5
Surakarta. Data sekolah dan kelas dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Profil Sekolah
Nama Sekolah : SMK N 5 Surakarta
Nomor Statistik Sekolah : 321036101002
Propinsi : Jawa Tengah
Otonomi Daerah : Pemerintah Kota Surakarta
Kecamatan : Laweyan
Desa/Kelurahan : Kerten
Jalan & Nomor : L.U Adisucipto No. 42
Kode Pos : 57143
Telepon : ( 0271) 713916
Faximile : ( 0271) 727068
Daerah : Perkotaan
Status Sekolah : Negeri
Kelompok Sekolah : Teknologi & Industri
Akreditas : A
Kepala Sekolah : Drs. Sudarto, M. M.
NIP 19520607 197903 1 012
Tahun Berdiri : 1965
Tahun Perubahan : 1997
Kegiatan Belajar Mengajar : Pagi
Bangunan Sekolah : Dinding batu bata (Permanen)
Lokasi Sekolah : Dalam Kota
Jarak ke pusat Kecamatan : 2 Km
Jarak ke pusat Otoda : 8 Km
Terletak pada lintasan : Kabupaten/Kota
Perubahan Sekolah : STM N 2 Surakarta, tgl. 7-8-1965
No.88- 65/ Dirpt/Bl
SMK N 5 Surakarta, tgl. 7-3-1997
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
No.036/ O /1997
Email dan Website : [email protected] dan www.smkn5solo.net
Program Keahlian : 1. Teknik Bangunan
2. Teknik Permesinan
3. Teknik Mesin Otomotif
4. Teknik Elektronika Industri
Sertifikasi ISO 9001-2000 : No. 01 100 065 (TUV Rheinland Group)
Tanggal dikeluarkan 26 Juni 2006
Jumlah siswa kelas X Teknik Sipil C di SMK Negeri 5 Surakarta tahun
ajaran 2011 2012 adalah sebanyak 33 orang. Terdiri dari 31 siswa laki-laki dan 2
siswa perempuan. Pada mata pelajaran Ilmu bangunan Gedung di kelas ini
dibimbing oleh 1 guru bidang studi.
b. Kurikulum yang Pernah diberlakukan di SMK Negeri 5 Surakarta
SMK Negeri 5 Surakarta telah memberlakukan beberapa kurikulum
selama Proses Belajar Mengajar (PBM) dari tahun berdirinya sekolah. Kurikulum
yang pernah diberlakukan di SMK Negeri 5 Surakarta itu antara lain :
1. Kurikulum Spektrum
2. KTSP
3. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
4. Kurikulum 1994
5. Kurikulum 1964
c. Bidang Studi dan Program Keahlian di SMK Negeri 5 Surakarta
Program studi yang ada di SMK Negeri 5 Surakarta ada empat macam
Program Keahlian, yaitu :
1. Program Keahlian Bangunan
1) Bidang Keahlian Teknik Konstruksi Kayu
2) Bidang Keahlian Teknik Konstuksi Batu
3) Bidang Keahlian Teknik Gambar Bangunan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
2. Program Keahlian Mesin
1) Bidang Keahlian Teknik Mesin Otomotif
2) Bidang Keahlian Teknik Permesianan
3. Program Keahlian Listrik
1) Bidang Keahlian Teknik Listrik Industri
2) Bidang Keahlian Teknik Listrik Pemakaian
3) Bidang Keahlian Teknik Pemanfaatan Tenaga Listrik
4. Program Keahlian Elektronika
Bidang Keahlian Teknik Elektronika Industri
1. Data Siswa
Kelas X TSC SMK Negeri 5 Surakarta digunakan sebagai subjek
penelitian dalam kegiatan belajar mengajar mata pelajaran Ilmu Bangunan
Gedung. berjumlah 33 siswa, yang terdiri dari 31 siswa laki-laki dan 2 siswa
perempuan.
B. Kondisi Awal Pembelajaran Kelas X Teknik Sipil C
Kondisi awal pembelajaran kelas X TSC mata pelajaran IBG adalah
keadaan situasi pembelajaran IBG di awal penelitian sebelum peneliti
menggunakan metode pembelajaran Quiz Team. Situasi kegiatan belajar mengajar
kelas X TSC mata pelajaran IBG kurang mendapat antusias dari siswa. Metode
yang digunakan guru yaitu dengan ceramah. Dengan model pembelajaran
konvensianal seperti ini, siswa cenderung cepat bosan dan tidak fokus pada materi
yang disampaikan guru.
Sebelum pelaksanaan penelitian, peneliti mengadakan observasi awal
terhadap pelaksanaan pembelajaran Ilmu Bangunan Gedung. Observasi awal ini
bertujuan untuk mengetahui proses pembelajaran yang biasa disampaikan oleh
guru selama ini. Sedangkan untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas X TSC
Tahun Ajaran 2011/2012 SMK Negeri 5 Surakarta pada mata pelajaran Ilmu
Bangunan Gedung, peneliti melakukan penilaian pra siklus yang meliputi tiga
ranah, yaitu: kognitif, afektif dan psikomotorik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
1. Tahap Observasi dan Analisis
a. Hasil Observasi dan Analisis Kognitif Siswa
1) Hasil Observasi
Hasil belajar kognitif siswa sebelum diadakan penerapan metode
pembelajaran Quiz Team adalah sebagai berikut (data selengkapnya lihat lampiran
17):
Tabel 5. Hasil Tes Kognitif Pra Siklus
No. Uraian Pencapaian Hasil Belajar Kognitif Jumlah
1 Nilai siswa lebih besar atau sama dengan 75 19
2 Nilai siswa kurang dari 75 14
4 Ketuntasan klasikal 58%
5 Tidak tuntas 42%
Hasil belajar ini dapat digambarkan seperti dalam diagram lingkaran
berikut:
Gambar 6. Diagram Prosentase Hasil Belajar Kognitif Siswa Pra Siklus
2) Analisis
Pada tahapan pra siklus, hasil belajar kognitif diperoleh dari nilai ulangan
siswa. Ketuntasan belajar siswa sebesar 58%, adapun siswa yang tidak tuntas
belajar sebesar 42%. Ini berarti terdapat 19 siswa yang nilai kognitifnya telah
Belum Tuntas42%
Tuntas58%
Hasil Belajar Kognitif Siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
mencapai batas minimal ketuntasan siswa yaitu di atas atau sama dengan 75 dan
yang belum tuntas atau kurang dari 75 sebanyak 14 siswa.
Ketuntasan hasil belajar kognitif siswa dalam tahap pra siklus belum
tercapai karena siswa yang mendapatkan nilai di atas atau sama dengan 75 masih
kurang dari 70%.
b. Hasil Observasi dan Analisis Afektif Siswa
1) Hasil Observasi
Kondisi awal afektif siswa dapat diketahui dengan observasi ranah
afektif. Hasil observasi ranah afektif adalah sebagai berikut (lampiran 20) :
Tabel 6. Hasil Observasi Afektif Pra Siklus
No. Uraian Pencapaian Hasil Belajar Afektif Jumlah
1 Nilai siswa lebih besar atau sama dengan 75 18
2 Nilai siswa kurang dari 75 15
4 Ketuntasan klasikal 55%
5 Tidak tuntas 45%
Hasil belajar ini dapat digambarkan seperti dalam diagram lingkaran
berikut:
Gambar 7. Diagram Prosentase Hasil Belajar Afektif Siswa Pra Siklus
Belum Tuntas45%
Tuntas55%
Hasil Belajar Afektif Siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
2) Analisis
Pada tahapan pra siklus, hasil belajar afektif diperoleh dari penilaian
observasi peneliti (lihat lampiran 20). Ketuntasan belajar siswa sebesar 55%,
adapun siswa yang tidak tuntas belajar sebesar 45%. Ini berarti terdapat 18 siswa
yang nilai afektifnya telah mencapai batas minimal ketuntasan siswa yaitu di atas
atau sama dengan 75 dan yang belum tuntas atau kurang dari 75 sebanyak 15
siswa.
Ketuntasan hasil belajar afektif siswa dalam tahap pra siklus belum
tercapai karena siswa yang mendapatkan nilai di atas atau sama dengan 75 masih
kurang dari 70%.
c. Hasil Observasi dan Analisis Psikomotorik Siswa
1) Hasil Observasi
Kondisi awal psikomotorik siswa dapat diketahui dengan observasi ranah
psikomotorik. Hasilnya seperti tabel di bawah ini (data selengkapnya lihat
lampiran 25):
Tabel 7. Hasil Observasi Psikomotorik Pra Siklus
No. Uraian Pencapaian Hasil Belajar Psikomotorik Jumlah
1 Nilai siswa lebih besar atau sama dengan 75 19
2 Nilai siswa kurang dari 75 14
4 Ketuntasan klasikal 58%
5 Tidak tuntas 42%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Hasil belajar ini dapat digambarkan seperti dalam diagram lingkaran
berikut:
Gambar 8. Diagram Prosentase Hasil Belajar Psikomotorik Siswa Pra Siklus
2) Analisis
Pada tahapan pra siklus, hasil belajar psikomotorik diperoleh dari
penilaian observasi peneliti (lihat lampiran 25). Ketuntasan belajar siswa sebesar
58%, adapun siswa yang tidak tuntas belajar sebesar 42%. Ini berarti terdapat 19
siswa yang nilai kognitifnya telah mencapai batas minimal ketuntasan siswa yaitu
di atas atau sama dengan 75 dan yang belum tuntas atau kurang dari 75 sebanyak
14 siswa.
Ketuntasan hasil belajar psikomotorik siswa dalam tahap pra siklus
belum tercapai karena siswa yang mendapatkan nilai di atas atau sama dengan 75
masih kurang dari 70%.
d. Hasil Observasi dan Analisis Hasil Belajar Siswa
1) Hasil Observasi
Kondisi awal hasil belajar siswa diperoleh dari rata-rata nilai kognitif,
afektif dan psikomotorik siswa pada masa pra siklus. Hasil belajar siswa seperti
pada tabel di bawah ini (data selengkapnya lihat lampiran 28):
Belum Tuntas42%
Tuntas58%
Hasil Belajar Psikomotorik Siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
Tabel 8. Hasil Belajar Siswa Pra Siklus
No. Uraian Pencapaian Hasil Belajar Siswa Jumlah
1 Nilai siswa lebih besar atau sama dengan 75 14
2 Nilai siswa kurang dari 75 19
4 Ketuntasan klasikal 42%
5 Tidak tuntas 58%
Hasil belajar ini dapat digambarkan seperti dalam diagram lingkaran
berikut:
Gambar 9. Diagram Prosentase Hasil Belajar Siswa Pra Siklus
2) Analisis
Pada tahapan pra siklus, hasil belajar siswa diperoleh dari penilaian rata-
rata kognitif, afektif dan psikomotorik siswa (data selengkapnya lihat lampiran
28). Ketuntasan belajar siswa sebesar 42%, adapun siswa yang tidak tuntas belajar
sebesar 58%. Ini berarti terdapat 14 siswa yang hasil belajarnya telah mencapai
batas minimal ketuntasan siswa yaitu di atas atau sama dengan 75 dan yang belum
tuntas atau kurang dari 75 sebanyak 19 siswa.
Ketuntasan hasil belajar siswa dalam tahap pra siklus belum tercapai
karena siswa yang mendapatkan nilai di atas atau sama dengan 75 masih kurang
dari 70%. Faktor yang mempengaruhi hal ini diantaranya karena siswa kurang
aktif dalam mengikuti pelajaran, sehingga materi yang disampaikan oleh guru
tidak bisa diterima dengan optimal.
Belum Tuntas58%
Tuntas42%
Hasil Belajar Siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
2. Tahap Refleksi
Refleksi dilakukan terhadap hasil pelaksanaan tindakan pra siklus. Dari
kegiatan pembelajaran tersebut, diperoleh beberapa hal yang dapat dicatat sebagai
masukan untuk perbaikan pada tindakan selanjutnya, yaitu:
a. Penerimaan siswa terhadap pembelajaran cukup baik, namun masih banyak
siswa yang acuh terhadap pembelajaran yang berlangsung.
b. Partisipasi siswa dalam proses pembelajaran masih kurang, Banyak siswa
belum mau menjawab pertanyaan, saat ditunjuk, siswa belum mau
mengemukakan pendapat, dan kepatuhan terhadap peraturan kurang banyak
siswa yang datang terlambat serta tidak mengerjakan tugas.
c. Penilaian/ penentuan kurang, beberapa siswa masih mengacuhkan ketika
temannya menyampaikan pendapat.
d. Organisasi kurang, beberapa siswa belum menunjukkan rasa tanggung jawab,
ketika disuruh mengumpulkan tugas siswa banyak yang acuh.
e. Pembentukan cukup baik, beberapa siswa masih malu-malu dalam mengikuti
pembelajaran, tapi beberapa siswa sudah menunjukkan kepercayaan diri dan
disiplin pribadi.
f. Ketuntasan klasikal siswa 42%, masih di bawah KKM.
C. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I
Hasil pengamatan pembelajaran yang telah dilaksanakan sebelum
tindakan digunakan peneliti sebagai pedoman untuk merencanakan prosedur
tindakan kelas siklus I. Pelaksanaan penelitian ini mengacu pada prosedur
penelitian yang meliputi: 1) Tahap perencanaan; 2) Tahap tindakan; 3) Tahap
observasi dan Analisis; 4) Tahap refleksi. Jika ternyata permasalahan belum dapat
diatasi, perlu dilakukan tindakan selanjutnya pada siklus berikutnya. Pada
penelitian ini dilaksanakan dua siklus yang diuraikan berikut ini:
1. Tahap Perencanaan
Sebagai usaha untuk meningkatkan hasil belajar siswa, tahap
perencanaan PTK siklus I dilaksanakan di kelas X TSC pembelajaran IBG dengan
menerapkan metode Quiz Team. Tahap ini siswa dikelompokkan terlebih dahulu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
sebelum pembelajaran berlangsung. Siswa dibagi menjadi 3 Tim. Tim A, B dan C.
Jam pelajaran IBG dialokasikan 2x45 menit dalam setiap pertemuan, dan
dilaksanakan satu kali pertemuan dalam satu minggu. Instrumen yang disiapkan
untuk penelitian siklus I yaitu silabus IBG, RPP, lembar tes kognitif, lembar
observasi ranah afektif siswa, dan lembar observasi ranah psikomotorik siswa.
2. Tahap Tindakan
Metode Quiz Team dilaksanakan pada observasi siklus I sesuai dengan
RPP yang telah disiapkan observer. Siswa yang telah dibagi menjadi tiga tim
menyesuaikan tempat duduk dengan tim masing-masing. Kemudian guru mulai
menerangkan materi bagian pertama. Disini materi yang akan diterangan pada
satu pertemuan dibagi menjadi tiga bagian. Setelah materi bagian pertama selesai
diterangan. guru memberikan kesempatan kepada tim A untuk membuat
pertanyaan dan tim B serta tim C memeriksa catatanya sembari Tim B
mempersiapkan jawaban. Kemudian pertanyaan yang telah dibuat oleh tim A
ditujukan kepada tim B. sehingga tim B menjawab semua pertanyaan dari tim A.
begitu seterusnya tim B memberi pertanyaan kepada tim C dan tim C memberi
pertanyaan kepada tim A. setelah satu tim selesai melakukan tanya jawab dengan
tim lain maka guru meluruskan jawaban siswa sekiranya ada pengertian siswa
yang keliru.
3. Tahap Observasi dan Analisis
Tahap observasi siklus I dilaksanakan dengan tes kognitif, observasi
afektif dan psikomotorik. Untuk hasil observasi dan analisisnya sebagai berikut:
1) Hasil Observasi dan Analisis Kognitif Siswa
1) Hasil Observasi
Hasil belajar kognitif pada siklus I didapat dari tes kognitif siswa.
Hasilnya adalah sebagai berikut (data selengkapnya lihat lampiran 17):
Tabel 9. Hasil Tes Kognitif Siklus I
No. Uraian Pencapaian Hasil Belajar Kognitif Jumlah
1 Nilai siswa lebih besar atau sama dengan 75 22
2 Nilai siswa kurang dari 75 11
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
No. Uraian Pencapaian Hasil Belajar Kognitif Jumlah
4 Ketuntasan klasikal 67%
5 Tidak tuntas 33%
Hasil belajar ini dapat digambarkan seperti dalam diagram lingkaran
berikut:
Gambar 10. Diagram Prosentase Hasil Belajar Kognitif Siswa Siklus I
2) Analisis
Pada siklus I, hasil belajar kognitif diperoleh dari tes kognitif siswa (lihat
lampiran 17). Ketuntasan belajar siswa sebesar 67%, adapun siswa yang tidak
tuntas belajar sebesar 33%. Ini berarti terdapat 22 siswa yang nilai kognitifnya
telah mencapai batas minimal ketuntasan siswa yaitu di atas atau sama dengan 75
dan yang belum tuntas atau kurang dari 75 sebanyak 11 siswa.
Ketuntasan hasil belajar kognitif siswa dalam siklus 1 belum tercapai
karena siswa yang mendapatkan nilai di atas atau sama dengan 75 masih kurang
dari 70%.
b. Hasil Observasi dan Analisis Afektif Siswa
a. Hasil Observasi
Hasil belajar afektif siswa pada siklus I diperoleh dari penilaian observasi
siswa. Hasilnya adalah sebagai berikut (data selengkapnya lihat lampiran 21):
Belum Tuntas33%
Tuntas67%
Hasil Belajar Kognitif Siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
Tabel 10. Hasil Observasi Afektif Siklus I
No. Uraian Pencapaian Hasil Afektif Jumlah
1 Nilai siswa lebih besar atau sama dengan 75 21
2 Nilai siswa kurang dari 75 12
4 Ketuntasan klasikal 64%
5 Tidak tuntas 36%
Hasil belajar ini dapat digambarkan seperti pada diagram lingkaran
berikut:
Gambar 11. Diagram Prosentase Hasil Belajar Afektif Siswa Siklus I
b. Analisis
Pada tahapan siklus I, hasil belajar afektif diperoleh dari penilaian
observasi afektif siswa (lihat lampiran 21). Ketuntasan belajar siswa sebesar 64%,
adapun siswa yang tidak tuntas belajar sebesar 36%. Ini berarti terdapat 21 siswa
yang nilai kognitifnya telah mencapai batas minimal ketuntasan siswa yaitu di atas
atau sama dengan 75 dan yang belum tuntas atau kurang dari 75 sebanyak 12
siswa.
Ketuntasan hasil belajar afektif siswa dalam tahap siklus I belum tercapai
karena siswa yang mendapatkan nilai di atas atau sama dengan 75 masih kurang
dari 70%. Namun demikian sudah mengalami peningkatan dibandingkan pada
tahap pra siklus.
Belum Tuntas36%
Tuntas64%
Hasil Belajar Afektif Siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
c. Hasil Observasi dan Analisis Psikomotorik Siswa
1) Hasil Observasi
Hasil psikomotorik siswa pada siklus I diperoleh dari penilaian observasi
siswa. Hasilnya adalah sebagai berikut (data selengkapnya lihat lampiran 26):
Tabel 11. Hasil Observasi Psikomotorik Siklus I
No. Uraian Pencapaian Hasil Psikomotorik Jumlah
1 Nilai siswa lebih besar atau sama dengan 75 22
2 Nilai siswa kurang dari 75 11
4 Ketuntasan klasikal 67%
5 Tidak tuntas 33%
Hasil belajar ini dapat digambarkan seperti dalam diagram lingkaran
berikut:
Gambar 12. Diagram Prosentase Hasil Belajar Psikomotorik Siswa Siklus I
2) Analisis
Pada tahap siklus I, hasil belajar psikomotorik diperoleh dari penilaian
observasi peneliti (lihat lampiran 26). Ketuntasan belajar siswa sebesar 67%,
adapun siswa yang tidak tuntas belajar sebesar 33%. Ini berarti terdapat 22 siswa
yang nilai psikomotoriknya telah mencapai batas minimal ketuntasan siswa yaitu
di atas atau sama dengan 75 dan yang belum tuntas atau kurang dari 75 sebanyak
11 siswa.
Belum Tuntas33%
Tuntas67%
Hasil Belajar Psikomotorik Siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
Ketuntasan hasil belajar psikomotorik siswa dalam tahap siklus I belum
tercapai karena siswa yang mendapatkan nilai di atas atau sama dengan 75 masih
kurang dari 70%. Namun demikian hasil belajar psikomotorik siswa telah
mengalami peningkatan dibanding pada tahap pra siklus.
d. Hasil Observasi dan Analisis Hasil Belajar Siswa
1) Hasil Observasi
Hasil belajar siswa pada siklus I diperoleh dari rata-rata nilai kognitif,
afektif dan psikomotorik siswa. Hasil belajar siswa seperti pada tabel di bawah ini
(data selengkapnya lihat lampiran 28):
Tabel 12. Hasil Belajar Siswa Siklus I
No. Uraian Pencapaian Hasil Belajar Siswa Jumlah
1 Nilai siswa lebih besar atau sama dengan 75 19
2 Nilai siswa kurang dari 75 14
4 Ketuntasan klasikal 58%
5 Tidak tuntas 42%
Hasil belajar ini dapat digambarkan seperti dalam diagram lingkaran
berikut:
Gambar 13. Diagram Prosentase Hasil Belajar Siswa Siklus I
2) Analisis
Pada siklus I, hasil belajar siswa diperoleh dari nilai rata-rata kognitif,
afektif dan psikomotorik siawa (data selengkapnya lihat lampiran 28). Ketuntasan
Belum Tuntas42%
Tuntas58%
Hasil Belajar Siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
belajar siswa sebesar 58%, adapun siswa yang tidak tuntas belajar sebesar 42%.
Ini berarti terdapat 19 siswa yang hasil belajarnya telah mencapai batas minimal
ketuntasan siswa yaitu di atas atau sama dengan 75 dan yang belum tuntas atau
kurang dari 75 sebanyak 14 siswa.
Ketuntasan hasil belajar siswa dalam tahap siklus I belum tercapai karena
siswa yang mendapatkan nilai di atas atau sama dengan 75 masih kurang dari
70%. Namun demikian hasil belajar siswa mengalami peningkatan dibandingkan
pada tahap prasiklus.
4. Tahap Refleksi
Refleksi dilakukan terhadap hasil pelaksanaan tindakan siklus I. Dari
kegiatan pembelajaran tersebut, diperoleh beberapa hal yang dapat dicatat sebagai
masukan untuk perbaikan pada tindakan selanjutnya, yaitu :
1. Penerimaan siswa terhadap pembelajaran meningkat, siswa sudah
menunjukkan kemauan untuk belajar dan mengakui kepentingan pembelajaran.
2. Partisipasi siswa dalam proses pembelajaran meningkat, keikut sertaan siswa
secara aktif, dan kepatuhan terhadap peraturan cukup baik, siswa mulai aktif
bertanya dan memberikan usulan, tapi beberapa siswa masih ada yang
terlambat.
3. Penilaian/ penentuan meningkat, beberapa masih acuh terhadap pendapat
teman, tapi beberapa siswa mulai dapat menerima pendapat.
4. Organisasi meningkat, beberapa siswa masih belum menunjukkan tanggung
jawab, tapi beberapa siswa mulai memiliki tanggung jawab, hal ini terlihat dari
siswa mulai mengumpul tugas tepat waktu. siswa sudah membentuk sistem
nilai dan bertanggung jawab.
5. Pembentukan cukup baik, beberapa siswa masih malu-malu dalam
mengemukakan pendapat, namun mulai banyak siswa yang dengan percaya diri
mengemukakan pendapat mereka. Rata-rata siswa sudah menunjukkan
kepercayaan diri dan disiplin pribadi.
6. Ketuntasan hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari tahap pra siklus,
yaitu dari 42% menjadi 58%. Namun ini masih dibawah KKM.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
D. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II
Tindakan siklus II dilaksanakan sebagai upaya perbaikan dari hasil
tindakan siklus I. Perencanaaan tindakan siklus II didasarkan pada hasil yang telah
dicapai pada siklus I. Materi pembelajaran yang disampaikan melanjutkan materi
pada siklus I. Perwujudan tahap pelaksanaan, observasi, serta analisis dan refleksi
juga mengacu pada siklus I, namun terdapat sedikit perubahan dan perbaikan.
Pelaksanaannya dirancang sebagai berikut:
1. Tahap Perencanaan
Kegiatan penelitian pada siklus II diawali dengan membuat rencana
tindakan yang disusun berdasarkan hasil analisis dan refleksi pada siklus I. Pada
siklus II ini dirancang dalam dua kali pertemuan dengan alokasi waktu setiap
pertemuan adalah 2 x 45 menit. Perencanaan tindakan diawali dengan menyiapkan
instrumen pembelajaran untuk siklus II yaitu: silabus, RPP, materi pembelajaran,
lembar observasi.
Berdasarkan hasil refleksi pasca siklus I, maka revisi tindakan yang
dapat dilakukan pada siklus II adalah sebagai berikut:
a. Masing-masing siswa diharapkan lebih mengenal anggota tim mereka, supaya
jalannya diskusi dapat berjalan dengan lancar
b. Guru memberikan penjelasan dengan kata-kata yang lebih mudah dimengerti
setiap siswa dalam memberikan tugas agar pembelajaran lebih mudah
dimengerti.
c. Materi pembelajaran dijelaskan secara keseluruhan, setelah itu baru masing-
masing tim berdiskusi membuat soal dan jawaban kuis.
d. Guru memberikan pendekatan dan mengarahkan perhatiannya ke seluruh tim
secara merata, sehingga fungsi guru sebagai motivator dan fasilitator dalam
diskusi dapat terlaksana dengan baik. Guru memberikan penguatan baik secara
lisan melalui kata-kata pujian, maupun dengan tindakan seperti acungan ibu
jari pada semua siswa agar siswa aktif dalam kegiatan diskusi dan tanya jawab.
e. Untuk memaksimalkan keaktifan siswa, bagi siswa yang mengajukan
pertanyaan dan menjawab soal diberikan nilai tambah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
2. Tahap Tindakan
Pelaksanaan tindakan pada siklus II merupakan tindak lanjut dari
pelaksanaan tindakan I yang masih menerapkan metode Quiz Team. Sebagai mana
telah diuraikan dalam RPP, kegiatan pembelajaran pada siklus II dirancang dalam
2 kali pertemuan dengan alokasi waktu untuk setiap pertemuan adalah 2 x 45
menit. Pada pertemuan pertama guru menjelaskan tema yang dikaji sesuai dengan
kompetensi dasar yaitu macam-macam pekerjaan batu bata. Guru menjelaskan
materi pelajaran yang telah dibagi menjadi 3 bagian secara keseluruhan. Hal ini
berlangsung selama 45 menit. Kegiatan selanjutnya setiap tim disuruh membuat
pertanyaan sesuai bagian materi yang telah disepakati. Kemudian setiap tim
bertukar soal dengan tim yang lain, tim A memberikan soalnya ke tim B, tim B
memberikan soalnya ke tim C, dan tim C memberikan soalnya ke tim A. Lalu
setiap siswa diwajibkan menjawab soal dari tim lain dan jawaban mereka
didiskusikan dalam tim. Kegiatan ini berlangsung selama 45 menit.
Pada pertemuan kedua guru mengulas sedikit tentang materi yang telah
lalu, kemudian melanjutkan pelaksanaan diskusi tim. Setelah semua tim
menjawab soal dari tim lain maka tanya jawab antar tim dapat dijalankan. Dalam
kegiatan ini diawali dari tim A memberikan membacakan soal kepada tim B,
kemudian tim B menjawab soal yang telah diberikan oleh tim A. Apabila tim B
tidak dapat menjaweab soal yang diberikan tim A, maka soal dilempar kepada tim
C. Setelah tanya jawab tim A ke tim B selesai guru segera mengulas jawaban
siswa, supaya apabila ada kesalahan siswa dalam pemahaman materi dapat segera
dijelaskan oleh guru. Kegiatan ini berlanjut hingga tim B dan tim C mendapatkan
kesempatan yang sama seperti tim A. Setelah proses tanya jawab selesai maka
siswa dibimbing guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Kegiatan ini
berlangsung selama 90 menit.
3. Tahap Observasi dan Analisis
Pada tahap ini dilakukan kegiatan pengamatan terhadap proses dan
hasil belajar siswa pada siklus II dengan menggunakan instrumen penelitian yang
telah disusun. Hasil perolehan data dicatat dan dirangkum sebagai bahan
pertimbangan pada tahap analisis data. Tahap observasi dan evaluasi dilakukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
dengan menggunakan tes kemampuan kognitif siswa, lembar observasi
psikomotor siswa, dan lembar observasi afektif siswa. Untuk hasil Observasi dan
Analisis sebagai berikut:
a. Hasil Observasi dan Analisis Kognitif Siswa
1) Hasil Observasi
Tes kognitif diujikan kepada siswa untuk mengetahui pemahaman siswa
terhadap materi yang telah dijelaskan. Hasil belajar kognitif pada siklus II sebagai
berikut (data selengkapnya lihat lampiran 17):
Tabel 13. Hasil Tes Kognitif Siklus II
No. Uraian Pencapaian Hasil Belajar Kognitif Jumlah
1 Nilai siswa lebih besar atau sama dengan 75 24
2 Nilai siswa kurang dari 75 9
4 Ketuntasan klasikal 73%
5 Tidak tuntas 27%
Hasil belajar ini dapat digambarkan seperti dalam diagram lingkaran
berikut:
Gambar 14. Diagram Prosentase Hasil Belajar Kognitif Siswa Siklus II
2) Analisis
Pada siklus II, hasil belajar kognitif diperoleh dari tes kognitif siswa
(lihat lampiran 17). Ketuntasan belajar siswa sebesar 73%, adapun siswa yang
tidak tuntas belajar sebesar 27%. Ini berarti terdapat 24 siswa yang nilai
Belum Tuntas27%
Tuntas73%
Hasil Belajar Kognitif Siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
kognitifnya telah mencapai batas minimal ketuntasan siswa yaitu di atas atau sama
dengan 75 dan yang belum tuntas atau kurang dari 75 sebanyak 9 siswa.
Ketuntasan hasil belajar kognitif siswa dalam tahap siklus II telah
tercapai karena siswa yang mendapatkan nilai di atas atau sama dengan 75 sudah
lebih dari 70%, yaitu sebanyak 73%.
b. Hasil Observasi dan Analisis Afektif Siswa
1) Hasil Observasi
Hasil belajar afektif siswa pada siklus II diperoleh dari penilaian observasi
siswa. Hasilnya adalah sebagai berikut (data selengkanya lihat lampiran 22):
Tabel 14. Hasil Observasi Afektif Siklus II
No. Uraian Pencapaian Hasil Afektif Jumlah
1 Nilai siswa lebih besar atau sama dengan 75 24
2 Nilai siswa kurang dari 75 9
4 Ketuntasan klasikal 73%
5 Tidak tuntas 27%
Hal ini dapat digambarkan seperti diagram lingkaran berikut:
Gambar 15. Diagram Prosentase Hasil Belajar Afektif Siswa Siklus II
2) Analisis
Pada siklus II, hasil belajar afektif diperoleh dari hasil observasi afektif
siswa (lihat lampiran 22). Ketuntasan belajar siswa sebesar 73%, adapun siswa
Belum Tuntas27%
Tuntas73%
Hasil Belajar Afektif Siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
yang tidak tuntas belajar sebesar 27%. Ini berarti terdapat 24 siswa yang nilai
afektifnya telah mencapai batas minimal ketuntasan siswa yaitu di atas atau sama
dengan 75 dan yang belum tuntas atau kurang dari 75 sebanyak 9 siswa.
Ketuntasan hasil belajar afektif siswa dalam tahap siklus II telah tercapai
karena siswa yang mendapatkan nilai di atas atau sama dengan 75 sudah lebih dari
70%, yaitu sebesar 73%.
c. Hasil Observasi dan Analisis Psikomotorik Siswa
1) Hasil Observasi
Hasil psikomotorik siswa pada siklus II diperoleh dari penilaian
observasi siswa. Hasilnya adalah sebagai berikut (data selengkapnya lihat
lampiran 27):
Tabel 15. Hasil Observasi Psikomotorik Siklus II
No. Uraian Pencapaian Hasil Psikomotorik Jumlah
1 Nilai siswa lebih besar atau sama dengan 75 25
2 Nilai siswa kurang dari 75 8
4 Ketuntasan klasikal 76%
5 Tidak tuntas 24%
Hasil belajar ini dapat digambarkan seperti dalam diagram lingkaran
berikut:
Gambar 16. Diagram Prosentase Hasil Belajar Psikomotorik Siswa Siklus II
Belum Tuntas24%
Tuntas76%
Hasil Belajar Psikomotorik Siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
2) Analisis
Pada siklus II, hasil belajar psikomotorik diperoleh dari penilaian
observasi psikomotorik siswa (lihat lampiran 27). Ketuntasan belajar siswa
sebesar 76%, adapun siswa yang tidak tuntas belajar sebesar 24%. Ini berarti
terdapat 25 siswa yang nilai psikomotoriknya telah mencapai batas minimal
ketuntasan siswa yaitu di atas atau sama dengan 75 dan yang belum tuntas atau
kurang dari 75 sebanyak 8 siswa.
Ketuntasan hasil belajar psikomotorik siswa dalam tahap siklus II telah
tercapai karena siswa yang mendapatkan nilai di atas atau sama dengan 75 sudah
lebih dari 70%, yaitu sebesar 76%.
d. Hasil Observasi dan Analisis Hasil Belajar Siswa
1) Hasil Observasi
Hasil belajar siswa pada siklus II adalah sebagai berikut (data
selengkapnya lihat lampiran 28):
Tabel 16. Hasil Belajar Siswa Siklus II
No. Uraian Pencapaian Hasil Belajar Siswa Jumlah
1 Nilai siswa lebih besar atau sama dengan 75 24
2 Nilai siswa kurang dari 75 9
4 Ketuntasan klasikal 73%
5 Tidak tuntas 27%
Hal ini dapat digambarkan seperti diagram lingkaran berikut:
Gambar 17. Diagram Prosentase Hasil Belajar Psikomotorik Siswa Siklus II
Belum Tuntas27%
Tuntas73%
Hasil Belajar Siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
3) Analisis
Pada siklus II, hasil belajar siswa diperoleh dari penilaian kognitif,
afektif dan psikomotorik siawa. Ketuntasan belajar siswa sebesar 73%, adapun
siswa yang tidak tuntas belajar sebesar 27%. Ini berarti terdapat 24 siswa yang
hasil belajarnya telah mencapai batas minimal ketuntasan siswa yaitu di atas atau
sama dengan 75 dan yang belum tuntas atau kurang dari 75 sebanyak 9 siswa.
Ketuntasan hasil belajar kognitif siswa dalam tahap pra siklus belum
tercapai karena siswa yang mendapatkan nilai di atas atau sama dengan 75 masih
kurang dari 70%
4. Tahap Refleksi
Refleksi dilakukan terhadap hasil pelaksanaan tindakan siklus II. Dari
kegiatan pembelajaran tersebut, diperoleh beberapa hal yang dapat dicatat sebagai
hasil penerapan metode yang telah mendapat perbaikan dari siklus I, yaitu :
a. Penerimaan siswa terhadap pembelajaran meningkat, siswa sudah
menunjukkan kemauan untuk belajar dan mengakui kepentingan pembelajaran.
b. Partisipasi siswa dalam proses pembelajaran meningkat, keikut sertaan siswa
secara aktif, dan kepatuhan terhadap peraturan cukup baik.
c. Penilaian/ penentuan meningkat, siswa dapat menghargai pendapat teman.
d. Organisasi meningkat, siswa sudah membentuk sistem nilai dan bertanggung
jawab. Ketika disuruh mengumpulkan tugas, siswa sudah siap dan
menyelesaikan tugas yang diberikan.
e. Pembentukan cukup baik, siswa sudah menunjukkan kepercayaan diri dan
disiplin pribadi. Siswa datang tepat waktu.
f. Hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I, yaitu dari 67%
menjadi 73%. Hasil ini sudah di atas KKM.
E. Pembahasan Antar Siklus
Pembahasan hasil penelitian meliputi hasil belajar siswa baik ranah
kognitif, afektif, dan psikomotorik pada pra siklus, siklus I dan II. Pembahasan
berdasarkan proses pembelajaran menggunakan metode Quiz Team pada siklus I
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
dan siklus II. Perbandingan hasil pelaksanaan tindakan pada siklus I dan siklus II
di atas disajikan dalam data antar siklus berikut ini:
1. Perkembangan Kognitif Siswa
Hasil Tes Kognitif Siswa
Pemahaman siswa terhadap materi Ilmu Bangunan Gedung yang telah
dipelajari pada tiap siklus dapat diketahui dari hasil tes kognitif, sebagaimana
tersaji pada tabel berikut ini :
Tabel 17. Hasil Belajar Kognitif Siswa
Berdasarkan pada tabel 17, terlihat pencapaian ketuntasan belajar
siswa semakin mengalami peningkatan. Pada pra siklus, pencapaian ketuntasan
hanya mencapai 58%, selanjutnya dengan memberikan perlakuan terhadap siswa
dengan metode pembelajaran Quiz Team menunjukkan peningkatan pada siklus I
sebesar 9% yaitu menjadi 67%. Hal ini berarti proses pemahaman siswa terhadap
materi yang dipelajari semakin meningkat. Begitu pula pada siklus II terjadi
kenaikan persentase dari siklus I sebesar 6% yaitu menjadi 73%.
No. Uraian Pencapaian Hasil Kognitif Pra Siklus Siklus I Siklus II
1 Siswa mendapat nilai lebih besar atau
sama dengan 75 19 22 24
2 Siswa mendapat nilai kurang dari 75 14 11 9
4 Ketuntasan klasikal 58% 67% 73%
5 Tidak tuntas 42% 33% 27%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
Data hasil tes kognitif untuk pencapaian ketuntasan klasikal dapat
divisualisasikan pada diagram sebagai berikut ini :
Gambar 18. Diagram Batang Pencapaian Ketuntasan Hasil Belajar Kognitif Siswa
Pelaksanaan metode Quiz Team yang mendorong siswa membuat
pertanyan dan menjawab pertanyaan dari tim lain menjadikan siswa berusaha
lebih keras untuk memahami materi yang diberikan guru, dan sekiranya ada
penjelasan dari guru yang belum jelas siswa dapat langsung menanyakannya,
dengan demikian pemahaman siswa terhadap materi semakin meningkat,
menjadikan hasil belajar kognitif siswa meningkat pula.
2. Perkembangan Afektif Siswa
Hasil Observasi Afektif Siswa
Observasi secara khusus dilakukan terhadap proses belajar afektif siswa
yang hasilnya dituliskan pada lembar observasi. Data hasil observasi afektif
seperti pada tabel berikut ini :
58
6773
42
3327
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Diagram Pencapaian Hasil Belajar Kognitif Siswa
Tuntas
Tidak Tuntas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
Tabel 18. Hasil Belajar Afektif Siswa
Berdasarkan pada tabel, terlihat pencapaian ketuntasan belajar siswa
semakin mengalami peningkatan. Pada pra siklus, pencapaian ketuntasan hanya
mencapai 55%, selanjutnya dengan memberikan perlakuan terhadap siswa dengan
metode pembelajaran Quiz Team menunjukkan peningkatan pada siklus I sebesar
9% yaitu menjadi 64%. Hal ini berarti afektif siswa semakin meningkat. Begitu
pula pada siklus II terjadi kenaikan persentase dari siklus I sebesar 9% yaitu
menjadi 73%.
Data hasil observasi afektif untuk pencapaian ketuntasan klasikal dapat
divisualisasikan pada diagram sebagai berikut ini :
Gambar 19. Diagram Batang Pencapaian Ketuntasan Proses Belajar Kognitif
Siswa
Penerapan metode Quiz Team mendorong siswa untuk dapat membiasakan
diri belajar dalam tim, sehingga mereka dapat menghargai pendapat teman dalam
55
64
73
45
36
27
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Diagram Pencapaian Hasil Belajar Afektif Siswa
Tuntas
Tidak Tuntas
No. Uraian Pencapaian Hasil Afektif Pra Siklus Siklus I Siklus II
1 Siswa mendapat nilai lebih besar atau
sama dengan 75 18 21 24
2 Siswa mendapat nilai kurang dari 75 15 12 9
4 Ketuntasan klasikal 55% 64% 73%
5 Tidak tuntas 45% 36% 27%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
tim, turut aktif berpartisipasi dalm pembelajaran , dan dapat memilih nilai-nilai
tidak hanya menjadi pedoman perilaku tetapi juga bagian dari pribadi, dengan
demikian afektif siswa dapat meningkat.
3. Perkembangan Psikomotorik Siswa
Hasil Observasi Psikomotorik Siswa
Observasi secara khusus dilakukan terhadap proses belajar psikomotorik
siswa yang hasilnya dituliskan pada lembar observasi. Data hasil observasi
psikomotorik siswa seperti pada tabel berikut ini :
Tabel 19. Hasil Belajar Psikomotorik Siswa
Berdasarkan pada tabel, terlihat pencapaian ketuntasan belajar siswa
semakin mengalami peningkatan. Pada pra siklus, pencapaian ketuntasan hanya
mencapai 58%, selanjutnya dengan memberikan perlakuan terhadap siswa dengan
metode pembelajaran Quiz Team menunjukkan peningkatan pada siklus I sebesar
9% yaitu menjadi 67%. Hal ini berarti psikomotorik siswa semakin meningkat.
Begitu pula pada siklus II terjadi kenaikan persentase dari siklus I sebesar 9%
yaitu menjadi 76%.
No. Uraian Pencapaian Hasil Pra Siklus Siklus I Siklus II
1 Siswa mendapat nilai lebih besar atau
sama dengan 75 19 22 25
2 Siswa mendapat nilai kurang dari 75 14 11 8
4 Ketuntasan klasikal 58% 67% 76%
5 Tidak tuntas 42% 33% 24%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
Data hasil observasi psikomotorik untuk pencapaian ketuntasan klasikal
dapat divisualisasikan pada diagram sebagai berikut ini :
Gambar 20. Diagram Batang Pencapaian Ketuntasan Hasil Belajar Psikomotorik
Siswa
Penerapan metode Quiz Team mendorong siswa untuk bertindak cepat
dalam membuat kuis, serta terampil dalam menyampaikan presentasi hasil diskusi.
Pembiasaan ini dapat meningkatkan psikomotorik siswa.
4. Perkembangan Hasil Belajar Siswa
Hasil Belajar Siswa
Hasil belajar siswa diperoleh dari penilaian kognitif, afektif dan
psikomotorik siswa. Siswa dikatakan tuntas belajar apabila ketiga ranah
mendapatkan nilai lebih besar atau sama dengan 75. Data hasil belajar siswa
seperti pada tabel berikut ini (lampiran 31):
Tabel 20. Hasil Belajar Siswa
55
64
73
45
36
27
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Diagram Pencapaian Hasil Belajar Psikomotorik Siswa
Tuntas
Tidak Tuntas
No. Uraian Pencapaian Hasil Pra Siklus Siklus I Siklus II
1 Siswa mendapat nilai lebih besar atau
sama dengan 75 14 19 24
2 Siswa mendapat nilai kurang dari 75 19 14 9
4 Ketuntasan klasikal 42% 58% 73%
5 Tidak tuntas 58% 42% 27%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
Berdasarkan pada tabel, terlihat pencapaian ketuntasan belajar siswa
semakin mengalami peningkatan. Pada pra siklus, pencapaian ketuntasan hanya
mencapai 42%, selanjutnya dengan memberikan perlakuan terhadap siswa dengan
metode pembelajaran Quiz Team menunjukkan peningkatan pada siklus I sebesar
16% yaitu menjadi 58%. Hal ini berarti hasil belajar siswa semakin meningkat.
Begitu pula pada siklus II terjadi kenaikan persentase dari siklus I sebesar 15%
yaitu menjadi 73%.
Data hasil observasi psikomotorik untuk pencapaian ketuntasan klasikal
dapat divisualisasikan pada diagram sebagai berikut ini:
Gambar 21. Diagram Batang Pencapaian Ketuntasan Hasil Belajar Siswa
Penerapan metode Quiz Team dapat digunakan untuk mengatasi
permasalahan yang ada di kelas X TSC, dengan diadakannya penerapan ini guru
dapat mengoptimalkan kemampuan siswa dalam menerima dan memahami materi
yang dijelaskan, dengan cara siswa membuat kuis sendiri sehingga siswa
menemukan permasalahannya dan dapat berdiskusi dengan timnya. Siswa menjadi
tidak malu dan ragu untuk menanyakan materi yang dianggap kurang jelas karena
pada akhir sesi kuis, guru langsung membahas kuis yang baru saja dilaksanakan
dan meluruskan kembali pemahaman siswa yang sekiranya keliru.
Berdasarkan hasil belajar siswa yang diperoleh di atas dapat diketahui
bahwa penggunaan metode Quiz Team dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
55
64
73
45
36
27
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Diagram Pencapaian Hasil Belajar Siswa
Tuntas
Tidak Tuntas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
Peningkatan hasil belajar siswa dengan menerapkan metode Quiz Team
pada mata pelajaran Ilmu Bangunan Gedung telah mencapai batas ketuntasan
belajar siswa, maka pembelajaran dapat dikatakan efektif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dapat
disimpulkan bahwa penerapan metode Quiz Team pada mata pelajaran Ilmu
Bangunan Gedung dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X Teknik Sipil C
(TSC) SMK Negeri 5 Surakarta, baik hasil belajar ranah kognitif, afektif dan
psikomotorik.
Efektivitas pembelajaran dari penerapan model pembelajaran aktif
dengan metode Quiz Team terlihat efektif. Ini dapat dilihat dari ketuntasan hasil
belajar siswa yang telah mencapai tolok ukur yang telah ditentukan.
B. Implikasi
Berdasarkan simpulan penelitian, dapat dikemukakan implikasi atau
dampak dari pelaksanaan penelitian, antara lain yaitu:
1. Keterampilan guru meningkat dengan penerapan metode pembelajaran yang
baru, yaitu metode pembelajaran Quiz Team
2. Peran aktif siswa selama proses pembelajaran dan kemampuan siswa dalam
merekonstruksi pengetahuannya meningkat, siswa menjadi senang dan tidak
jenuh selama pembelajaran.
3. Pada umumnya siswa lebih leluasa untuk beraktifitas atau bergerak, dan
berbicara atau berdiskusi, hal ini mengakibatkan suasana kelas lebih ramai dan
kurang rapi.
4. Terdapat beberapa siswa yang suka mengandalkan teman satu timnya, maka
dari itu perhatian dan peran guru harus lebih ditingkatkan untuk membantu
siswa belajar baik secara mandiri maupun tim, sehingga hal tersebut di atas
dapat diminimalkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, maka beberapa saran yang peneliti
kemukakan adalah sebagai berikut:
1. Penerapan metode pembelajaran Quiz Team sebaiknya digunakan secara
temporari ketika suatu kelas mengalami kejenuhan belajar atau permasalahan
lainnya yang sejenis dengan yang dihadapi kelas X TSC SMK Negeri 5
Surakarta tahun ajaran 2011/2012.
2. Pembentukan tim sebaiknya dilakukan secara acak, supaya siswa dapat
membiasakan diri bekerja sama dengan siapa saja, tidak hanya teman akrabnya.
3. Penelitian bisa dicoba dengan pembagian tim secara pengelompokan tertentu
seperti tingkatan hasil belajar siswa.
4. Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan rujukan bagi peneliti
selanjutnya dan kiranya perlu dilakukan penelitian sejenis dengan cakupan
mata pelajaran berbeda yang diduga menghadapi permasalahan yang serupa,
sehingga dapat diketahui sejauh mana efektivitas pembelajaran dari penerapan
metode pembelajaran Quiz Team dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user