PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN OUTDOOR ...lib.unnes.ac.id/34055/1/3201413122maria.pdfMATERI HIDROSFER...

63
i PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN OUTDOOR STUDY DAN METODE PEMBELAJARAN DI DALAM KELAS PADA MATERI HIDROSFER DI SMA NUSAPUTERA KOTA SEMARANG Skripsi diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata Satu (S-1) untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan oleh: Geneza 3201413122 JURUSAN GEOGRAFI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2019

Transcript of PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN OUTDOOR ...lib.unnes.ac.id/34055/1/3201413122maria.pdfMATERI HIDROSFER...

Page 1: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN OUTDOOR ...lib.unnes.ac.id/34055/1/3201413122maria.pdfMATERI HIDROSFER DI SMA NUSAPUTERA KOTA SEMARANG Skripsi diajukan dalam rangka penyelesaian studi

i

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN OUTDOOR STUDY

DAN METODE PEMBELAJARAN DI DALAM KELAS PADA

MATERI HIDROSFER DI SMA NUSAPUTERA KOTA

SEMARANG

Skripsi

diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata Satu (S-1)

untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan

oleh:

Geneza

3201413122

JURUSAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2019

Page 2: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN OUTDOOR ...lib.unnes.ac.id/34055/1/3201413122maria.pdfMATERI HIDROSFER DI SMA NUSAPUTERA KOTA SEMARANG Skripsi diajukan dalam rangka penyelesaian studi

ii

Page 3: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN OUTDOOR ...lib.unnes.ac.id/34055/1/3201413122maria.pdfMATERI HIDROSFER DI SMA NUSAPUTERA KOTA SEMARANG Skripsi diajukan dalam rangka penyelesaian studi

iii

Page 4: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN OUTDOOR ...lib.unnes.ac.id/34055/1/3201413122maria.pdfMATERI HIDROSFER DI SMA NUSAPUTERA KOTA SEMARANG Skripsi diajukan dalam rangka penyelesaian studi

iv

Page 5: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN OUTDOOR ...lib.unnes.ac.id/34055/1/3201413122maria.pdfMATERI HIDROSFER DI SMA NUSAPUTERA KOTA SEMARANG Skripsi diajukan dalam rangka penyelesaian studi

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto

Hidup itu berawal dari masalah, dari masalah itu kita belajar untuk bisa menyikapi

dan mencari solusi yang terbaik karena hidup itu indah jika kita selalu bersyukur

atas semua yang ada (Geneza).

Persembahan

Tanpa mengurangi rasa syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa , skripsi

ini penulis persembahkan untuk:

1. Bapak Ruslan dan Ibu Irawati yang telah mendoakan dan memberi

dukungan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

2. Almamaterku UNNES

3. Teman-teman geografi angkatan 2013

Page 6: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN OUTDOOR ...lib.unnes.ac.id/34055/1/3201413122maria.pdfMATERI HIDROSFER DI SMA NUSAPUTERA KOTA SEMARANG Skripsi diajukan dalam rangka penyelesaian studi

vi

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan nikmat dan karunia-Nya serta kamudahan sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul ”Penerapan metode Outdoor Study dan

metode pembelajaran di Dalam Kelas Pada Materi Hidrosfer di SMA Nusaputera

Kota Semarang”.

Penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan berkat kerjasama, bantuan, dan

dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih

kepada:

1. Dr. Moh. Solehatul Mustofa MA, Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas

Negeri Semarang yang telah memberikan ijin penelitian.

2. Dr. Tjaturahono Budi Sanjoto, M.Si., Ketua Jurusan Geografi, yang telah

memberikan kemudahan administrasi dalam penyusunan Skripsi.

3. Dr. Ir. Ananto Aji, M.S., Selaku Dosen Pembimbing 1 dan Ariyani Indrayati,

S.Si. M.Sc., Selaku Dosen Pembimbing 2 yang telah membimbing, memberi

arahan dan saran dalam penyusunan Skripsi.

4. Edi Kurniawan S.Pd. M. Pd., Selaku Dosen Penguji 1 yang telah memberikan

kritik dan masukan pada hasil penelitian ini.

5. Drs. J.B Hariyana B.K selaku kepala SMA Nusaputera Kota Semarang yang

telah memberikan ijin penelitian.

6. Putri Dewi Iswati S.Pdguru mata pelajaran Geografi yang telah membantu

dalam Penelitian ini.

Page 7: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN OUTDOOR ...lib.unnes.ac.id/34055/1/3201413122maria.pdfMATERI HIDROSFER DI SMA NUSAPUTERA KOTA SEMARANG Skripsi diajukan dalam rangka penyelesaian studi

vii

7. Semua pihak yang telah memberikan bantuan kepada penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Terima kasih untuk semuanya.

Semoga segala bantuan yang diberikan menjadi amal kebaikan. Penulis

menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, maka dari itu kritik dan

saran yang membangun sangat diharapkan guna melengkapi skripsi ini

Semarang,

Penulis

Page 8: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN OUTDOOR ...lib.unnes.ac.id/34055/1/3201413122maria.pdfMATERI HIDROSFER DI SMA NUSAPUTERA KOTA SEMARANG Skripsi diajukan dalam rangka penyelesaian studi

viii

SARI GENEZA, 2018. Penerapan metode Outdoor Studydan Pembelajaran di Dalam Kelas Pada Materi Hidrosfer di SMA Nusaputera Kota Semarang. Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang. Pembimbing: Dr. Ir. Ananto Aji, M.S. Ariyani Indrayati, S.Si. M.Sc.

Kata Kunci: Pembelajaran, Sumber Belajar, Geografi, Hasil Belajar.

Berdasarkan observasi awal yang dilakukan, pembelajaran di SMA Nusaputera masih banyak memanfaatkan pembelajaran di dalam kelas yang mengakibatkan timbulnya rasa bosan, mengantuk, dan tidak konsentrasi. Sehingga diperlukan adanya inovasi pembelajaran luar kelas dengan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar. Tujuan penelitian ini adalah untuk membandingkan pembelajaran dengan memanfaatkan Kali Garang sebagai sumber belajar Geografi dan untuk mengetahui bagaimana hasil belajar siswa pada materi hidrosfer dengan memanfaatkan Kali Garang sebagai sumber belajar ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.

Penelitian ini merupakan penelitian quasy experiment dengan bentuk Post-test-only. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X IPS SMA Nusa Putera, Kota Semarang. Pengambilan sampel dengan teknik populasi atau studi sensus. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah tes, angket, observasi, dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan adalah uji perbedaan dua rata-rata dan uji peningkatan rata-rata pemahaman konsep. Sedangkan untuk analisis hasil belajar afektif dan psikomotorik menggunakan analisis dekskriptif persentase.

Hasil penelitianmenunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran dengan memanfaatkan Kali Garang sebagai sumber belajar berada pada kriteria sangat baik.Perbandingan hasil metode pembelajaran outdoor study(kelas eksperimen) dan metode pembelajaran di dalam kelas(kelas kontrol) dari ketiga ranah yang mana dari ketiga ranah tersebut yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik. Ranah kognitif siswa pada kelas kontrol memperoleh rata-rata 63,00 kemudian untuk kelas eksperimendiperoleh rata-rata 80,00. Sedangkan hasil uji perbedaan rata-rata diperoleh t hitung = 8,12 dan t tabel = 2,00 dengan dk = (32 − 1) = 31 dan α = 5%, maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan signifikan hasil belajar kelas kontrol dan kelas eksperimen atau hasil outdoor study lebih besar dibandingkan dengan hasil pembelajaran di dalam kelas. Ada pun hasil belajar ranah afektif kelas kontrol diperoleh hasil 57,8 dengan kriteria cukup baik dibandingkan dengan perolehan afektif kelas eksperimen yaitu 82,1 dengan kategori baik. Hasil belajar ranah psikomotorik kelas kontrol diperoleh 59,4 dengan kriteria cukup baik baik, dibandingkan dengan perolehan psikomotorik kelas eksperimen yaitu 88,2 dengan kategori sangat baik.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah pembelajaran dengan memanfaatkan Kali Garang sebagai sumber belajar geografi pokok bahasan hidrosfer berjalan dengan baik dan hasil belajar siswa ranah kognitif, afektif dan psikomotorik lebih baik di bandingkan dengan pembelajaran di dalam kelas, dibuktikan dengan hasil belajar.

Page 9: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN OUTDOOR ...lib.unnes.ac.id/34055/1/3201413122maria.pdfMATERI HIDROSFER DI SMA NUSAPUTERA KOTA SEMARANG Skripsi diajukan dalam rangka penyelesaian studi

ix

DAFTAR ISI

Judul

Persetujuan Pembimbing ....................................................................................... ii

Pengesahan Kelulusan .......................................................................................... iii

Pernyataan ............................................................................................................ iv

Motto dan Persembahan ....................................................................................... v

Prakata .................................................................................................................. vi

Sari …………………………………………………………………………….. viii

Daftar Isi ............................................................................................................... xi

Daftar Tabel.…………………………………………………………………….xiv

Daftar Gambar ..................................................................................................... xv

Daftar Lampiran ………………………………………………………………. xvi

BAB I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................... 6

1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................. 6

1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................... 7

1.5 Batasan Istilah .....................................................................................8

BAB II Tinjauan Pustaka dan Kerangka Berfikir

2.1 Tinjauan Pustaka .............................................................................. 11

2.1.1 Pengertian Belajar ........................................................................... 11

2.1.2 Prinsip-prinsip Belajar .................................................................... 12

2.1.3 Tujuan Belajar ................................................................................. 13

2.1.4 Pengertian Outdoor Study ................................................................ 15

2.1.5 Hal-hal yang Diperhaatikan dalam Outdoor Study.......................... 17

2.1.6 Lokasi-lokasi yang Dapat Digunakan untuk Pembelajaran

Outdoor Study.................................................................................. 21

Page 10: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN OUTDOOR ...lib.unnes.ac.id/34055/1/3201413122maria.pdfMATERI HIDROSFER DI SMA NUSAPUTERA KOTA SEMARANG Skripsi diajukan dalam rangka penyelesaian studi

x

2.1.7 Pengertian Pembelajaran ................................................................. 24

2.1.8 Prinsip-prinsip Pembelajaran .......................................................... 24

2.1.9 Ciri-ciri Pembelajaran ..................................................................... 25

2.1.10 Pengertian Pembelajaran di dalam Kelas ........................................ 25

2.1.11 Macam-macam Metode Pembelajaran di dalam Kelas ................... 27

2.1.12 Jenis-jenis Pendekatan Pembelajaran di dalam Kelas .................... 28

2.1.13 Pengertian Hasil Belajar ................................................................. 32

2.1.14 Jenis-jenis Hasil Belajar .................................................................. 33

2.1.15 Pengertian Hidrosfer ....................................................................... 37

2.2 Penelitian yang Relevan .................................................................. 40

2.3 Kerangka Berpikir ........................................................................... 42

2.4 Hipotesis ......................................................................................... 44

BAB III Metode Penelitian

3.1 Desain Penelitian ............................................................................... 45

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................. 46

3.3 Populasi dan Sampel ......................................................................... 46

3.4 Variabel Penelitian ............................................................................ 47

3.5 Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 48

3.6 Istrumen Penelitian ............................................................................ 50

3.7 Model dan Analisis Data ................................................................... 55

3.7.1 Uji Perbedaan Rata-Rata ................................................................... 56

3.7.2 Deskriptif Persentase ......................................................................... 57

BAB IV Hasil dan Pembahasan

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ................................................... 59

4.1.1 Lokasi Penelitian ................................................................................ 59

4.1.2 Kondisi Sekolah ................................................................................ 61

4.1.3 Gambaran Kali Garang ...................................................................... 62

4.2 Hasil Penelitian ................................................................................. 65

4.2.1 Pelaksanaan Kegiatan Penelitian SMA Nusaputera .......................... 65

4.2.2 Uji Coba Instrumen ........................................................................... 67

Page 11: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN OUTDOOR ...lib.unnes.ac.id/34055/1/3201413122maria.pdfMATERI HIDROSFER DI SMA NUSAPUTERA KOTA SEMARANG Skripsi diajukan dalam rangka penyelesaian studi

xi

4.2.3 Pelakasanaan Pembelajaraan di Dalam Kelas .................................... 68

4.2.4 Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaraan di Dalam Kelas ................. 71

4.2.5 Pelaksanaan Pembelajaran Outdoor Study ........................................ 76

4.2.6 Hasil Belajar Metode Outdoor Study ................................................. 79

4.2.7 Perbandingan Hasil Belajar Metode Outdoor Study dan

Pembelajarandi dalam Kelas ............................................................. 83

4.3 Pembahasan ....................................................................................... 89

4.3.1 Pelaksanaan Pembelajaran Outdoor Study ......................................... 89

4.3.2 Pelaksanaan Pembelajaran di Dalam Kelas ...................................... 93

4.3.3 Hasil Belajar siswa dengan Metode Outdoor Study pada

Materi Hidrosfer ................................................................................ 96

4.3.4 Hasil Belajar Pembelajaran di dalam kelas pada Materi

Hidrosfer ............................................................................................ 98

4.3.5 Perbandingan Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen

dan Kelas Kontrol .............................................................................100

BAB V Penutup

5.1 KESIMPULAN ................................................................................. 104

5.2 SARAN............................................................................................... 105

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................106

Page 12: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN OUTDOOR ...lib.unnes.ac.id/34055/1/3201413122maria.pdfMATERI HIDROSFER DI SMA NUSAPUTERA KOTA SEMARANG Skripsi diajukan dalam rangka penyelesaian studi

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Penelitian yang Relevan ..................................................................... 41

Tabel 3. 1 Desain Penelitian................................................................................ 45

Tabel 3. 2 Populasi Sampel ................................................................................. 47

Tabel 3. 3 Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 49

Tabel 3. 4 Hasil Analisis Validitas...................................................................... 51

Tabel 3. 5 Tingkat Daya Pembeda ...................................................................... 53

Tabel 3. 6 Hasil Analisis Daya Pembeda Soal Uji Coba .................................... 53

Tabel 3. 7 Tingkat Kesukaran Soal ..................................................................... 54

Tabel 3. 8 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Uji Coba Soal Kelas X IPS 2 ...... 55

Tabel 3. 9 kriteria Deskriptif Keaktifan Dan Keterampilan Siswa ..................... 58

Tabel 4. 1 Sarana dan Prasarana yang ada di SMA Nusaputera ......................... 61

Tabel 4. 2 Jadwal Pelaksanaan Penelitian ........................................................... 66

Tabel 4. 3 Hasil Belajar Siswa Kelas Kontrol .................................................... 72

Tabel 4. 4 Hasil Belajar Ranah Afektif Kelas Kontrol ...................................... 74

Tabel 4. 5 Hasil Belajar Ranah Psikomotorik Kelas Kontrol ............................. 75

Tabel 4.6 Daftar Nilai Kognitif Kelas Eksperimen ............................................ 79

Tabel 4. 7 Rekap Nilai Afektif Outdoor Study ................................................... 81

Tabel 4. 8 Rekap Nilai Psikomotorik Outdoor Study ......................................... 82

Tabel 4.9 Perbandingan nilai dari kelas eksperimen dan kelas kontrol ..............84

Tabel 4.10 Perbandingan Hasil Belajar Ranah Afektif ....................................... 86

Tabel 4.11 Perbandingan Hasil Belajar Ranah Psikomotorik ............................. 88

Page 13: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN OUTDOOR ...lib.unnes.ac.id/34055/1/3201413122maria.pdfMATERI HIDROSFER DI SMA NUSAPUTERA KOTA SEMARANG Skripsi diajukan dalam rangka penyelesaian studi

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ....................................................................... 43

Gambar 4.2 Peta Lokasi Penelitian SMA Nusaputera dan Bendunga41

Plered Kali Garang Kota Semarang ................................................................ 60

Gambar 4.3 Kegiatan Uji Coba Instrumen Tes ............................................... 67

Gambar 4.4 Kegiatan Pembelajaran Kelas Kontrol Pertemuan 1 ................... 69

Gambar 4.5 Kegiatan Pembelajaran Kelas Kontrol Pertemuan 2 ................... 70

Gambar 4.6 Kegiatan Pembelajaran Kelas Kontrol Pertemuan 3 ................... 71

Gambar 4.7 Pemberangkatan Siswa Menuju Ke Lokasi Kali Garang ............ 77

Gambar 4.8 Proses Penjelasan Peta RBI ......................................................... 78

Gambar 4.9 Siswa Melakukan Presentasi ....................................................... 78

Page 14: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN OUTDOOR ...lib.unnes.ac.id/34055/1/3201413122maria.pdfMATERI HIDROSFER DI SMA NUSAPUTERA KOTA SEMARANG Skripsi diajukan dalam rangka penyelesaian studi

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Panduan Wawancara .................................................................... 110

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) di Dalam Kelas ........ 111

Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Outdoor Study.......... 116

Lampiran 4 Silabus ......................................................................................... 121

Lampiran 5 Kisi-kisi Soal Tes ......................................................................... 123

Lampiran 6 Instrumen Soal ............................................................................. 124

Lampiran 7 Kunci Jawaban ............................................................................. 130

Lampiran 8 Lembar Observasi Penilaian Afektif Siswa di Dalam Kelas ....... 131

Lampiran 9 Rekapitulasi Hasil Belajar Afektif di Dalam Kelas ..................... 139

Lampiran 10 Lembar Observasi Penilaian Psikomotorik di Dalam Kelas ..... 145

Lampiran 11 Rekapitulasi Hasil Belajar Psikomotorik di Dalam Kelas ......... 149

Lampiran 12 Lembar Observasi Penilaian Afektif Outdoor Study.................. 155

Lampiran 13 Rekapitulasi Hasil Belajar Afektif Outdoor Study .................... 164

Lampiran 14 Lembar Observasi Penilaian Psikomotorik Outdoor Study........ 170

Lampiran 15 Rekapitulasi Hasil Belajar Psikomotorik Outdoor Study ........... 174

Lampiran 16 Analisis Validitas, Reliabilitas, Tingkat Kesukaran dan

Daya Beda Soal ................................................................................................ 180

Lampiran 17 Hasil Nilai Post-test Pembelajaran di Dalam Kelas dan

Pembelajaran Metode outdoor study................................................................ 188

Lampiran 18 Uji Pembeda Rata-rata ................................................................ 189

Lampiran 19 Daftar Nama Kelas X IPS-2 Kelas Kontrol................................ 193

Lampiran 20 Daftar Nama Kelas X IPS-1 Kelas Eksperimen ......................... 194

Lampiran 21 Dokumentasi ............................................................................... 195

Lampiran 22 Surat Keterangan Sudah Melakukan Penelitian ......................... 197

Page 15: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN OUTDOOR ...lib.unnes.ac.id/34055/1/3201413122maria.pdfMATERI HIDROSFER DI SMA NUSAPUTERA KOTA SEMARANG Skripsi diajukan dalam rangka penyelesaian studi

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan karena

pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas

sumber daya manusia. Sejalan perkembangan dunia pendidikan yang semakin

pesat menuntut lembaga pendidikan untuk lebih menyesuaikan dengan

perkembangan ilmu pengetahuan (Samsudin, 2016). Namun pada kenyataannya,

pendidikan saat ini masih memiliki beberapa kekurangan yang secara umum

bermuara kepada mutu pendidikan itu sendiri. Rendahnya mutu pendidikan di

setiap jenjang dan satuan pendidikan, khususnya pendidikan dasar yang

merupakan pondasi untuk menuju pendidikan yang lebih tinggi merupakan

masalah yang tidak dapat dianggap mudah (Purbawati dkk, 2014). Sejalan dengan

pendapat tersebut maka pendidikan sangatlah penting sampai akhir hayat manusia

dan untuk menumbuhkan sumber daya manusia (SDM) agar semakin baik dan

maju. Tanpa pendidikan manusia tidak akan bisa maju seperti sekarang, tanpa

pendidikan manusia akan tertinggal dan tidak akan tahu ilmu yang ada di sekitar.

Adanya kemajuan masyarakat sekarang ini dikarenakan adanya pendidikan yang

didapat, baik pendidikan di keluarga, di sekolah dan di masyarakat.

Usaha untuk meningkatkan sumber daya manusia (SDM) diperlukan

pembelajaran yang baik. Pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang

bisamemberikan pemahaman yang baik kepada siswa dan juga bisa membuat

Page 16: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN OUTDOOR ...lib.unnes.ac.id/34055/1/3201413122maria.pdfMATERI HIDROSFER DI SMA NUSAPUTERA KOTA SEMARANG Skripsi diajukan dalam rangka penyelesaian studi

2

siswa tertarik untuk mengikuti pembelajaran tersebut. Pembelajaran adalah

kegiatan gurusecara terprogram dalam disain instruksional, untuk membuat

belajar secara aktif, yang menekankan pada peran guru dalam memilih sumber

belajar dan media pembelajaransangatlah berpengaruh bagi hasil belajar siswa

(Dimyati dan Mudjiono, 2009:62). Sedangkan menurut Shyntia pembelajaran

adalah usaha guru membentuk tingkah laku yang diinginkan dengan menyediakan

lingkungan, agar terjadi hubungan stimulus (lingkungan) dengan tingkah laku

siswa.

Sebagai pendidik atau guru yang profesional diharuskan bisa menyajikan

sesuatu hal yang kreatifdalam memberikan suatu media pembelajaran. Seperti

media pembelajaran di dalam dan outdoor study, dimana mengajak siswa untuk

bisa terjun di lapangan dikarenakan pengajaran secaralangsung dilapangan akan

mudah dipahami oleh siswa. Sejalan dengan hal tersebut Shyntia juga

mengungkapkan bahwa peran guru dalam pembelajaran sebagai fasilitator

penyedia bahan belajar yang menarik bagi siswa sehingga dapat menumbuhkan

perhatian siswa serta motivasi siswa dalam belajar, salah satunya dengan

menggunakan media pembelajaran. Menurut Edi dan Suwito (2015:180)

mengemukakan bahwa pembelajaran IPS yang dilakukan oleh guru selama ini

masih menggunakan pembelajaran dengan metode ceramah bervariasi dengan

gambar dan video. Sehingga siswa tidak dapat mengembangkan potensi dirinya

dan akhirnya kurang tercapainya tujuan pembelajaran IPS.

Hasil wawancara yang dilakukan pada bulan Januari 2018 pada guru mata

pelajaran Geografi SMA Nusaputera Kota Semarang mengungkapkan bahwa

Page 17: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN OUTDOOR ...lib.unnes.ac.id/34055/1/3201413122maria.pdfMATERI HIDROSFER DI SMA NUSAPUTERA KOTA SEMARANG Skripsi diajukan dalam rangka penyelesaian studi

3

banyak siswa yang masih kurangtertarik dan kurang antusisas dalam mengikuti

pembelajaran IPS Geografi. Selain itu masih banyak siswa yang mendapatkan

nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk hasil ulangan harian,

dimana pada kelas X A ada 17 siswa dengan nilai di bawah kkm yaitu dengan

rata-rata 69,4 sedangkan untuk kelas X B dengan rata-rata 64,2.

Di sisi lain program dari sekolahan itu sendiri jarang membuat pembelajaran

yang melibatkan siswa untuk terjun ke lapangan untuk melihat keadaan

lingkungan sesuai dengan materi pembelajaran. Sedangkan di sekitar sekolah

SMA Nusaputera Kota Semarang Semarang terdapat potensi untuk pembelajaran

outdoor study. Menurut Suharyono dalam (Dyah, 2017:143) berpendapat bahwa

seharusnya guru bisa memanfaatkan lingkungan lokal sebagai sumber belajar.

Namun pada kenyataannya banyak guru yang masih belum memanfaatkan

lingkungan sekitar sebagai sumber belajar.Padahal menurut Indrayati dan

Setyaningsih (2016:10) sebenarnya semua hal baik yang bersifat konkret maupun

tidak konkret dapat dijadikan sumber belajar.

Pada umumnya proses pembelajaran geografi siswa lebih bersifat pasif

dalam menerima materi, mereka baru aktif saat diberi tugas dan disuruh oleh guru.

Model yang digunakan saat pembelajaran adalah ceramah diskusi dan pemberian

tugas. Menurut Hayani dan Santoso dalam (Dyah, 2017:143) Geografi saat ini

masih belum mengembangkan banyak metode dan masih terpaku pada satu

metode saja yaitu metode ceramah. Banyak guru yang hanya menggunakan

metode pembelajaran di dalam kelas yang justru membuat peserta didik merasa

jenuh dan bosan. Sejalan dengan hal tersebut menurut Wahyu dkk (2019)

Page 18: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN OUTDOOR ...lib.unnes.ac.id/34055/1/3201413122maria.pdfMATERI HIDROSFER DI SMA NUSAPUTERA KOTA SEMARANG Skripsi diajukan dalam rangka penyelesaian studi

4

menyatakan bahwa Penggunaan media pembelajaran yang kreatif dan informatif

sangat dianjurkan dalam pembelajaran geografi. Hal ini karena materi geografi

cukup luas dan komplek.

Siswa yang mendapatkan nilai di bawah rata-rata juga diberikan tindak

lanjut oleh guru dengan mengadakan remidial agar nilai siswa dapat mencapai

target sedangkan siswa yang masih mendapatkan nilai yang kurang saat remidial,

guru memberikan tugas baik membuat makalah atau mengerjakan soal sampai

nilai siswa mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Selain itu terkadang

siswa masih kurang bisa memahami materi oleh karena itu untuk mengatasi hal

tersebut biasanya guru memberikan sebuah tugas untuk mencari media gambar

dan dibahas bersama-sama dalam kelas hal itu bertujuan agar siswa dapat dengan

mudah memahami isi materi yang telah diterangkan oleh guru. Dalam hal ini

siswa cenderung hanya melakukan pembelajaran di dalam kelas, dimana siswa

hanya melihat melalui gambar dan tidak diajak untuk melihat langsung ke

lapangan. Keberadaan sekolah yang dekat dengan sungai memotivasi peneliti

membuat rencana untuk melaksanakan pembelajaran outdoor study dengan materi

pokok pembahasan hidrosfer (Kurikulum 2013) agar siswa lebih aktif dan

menambah ilmu pengetahuan siswa dengan adanya pembelajaran langsung di

lapangan yang memanfaatkan sungai di dekat lingkungan sekolah”.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti menunjukkan

bahwa hasil nilai Geografi di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), maka

perlu diadakan penelitian terhadap mata pelajaran Geografi. Pelaksanaan

pembelajaran tersebut menggunakan 2 (dua) metode pembelajaran yaitu metode

Page 19: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN OUTDOOR ...lib.unnes.ac.id/34055/1/3201413122maria.pdfMATERI HIDROSFER DI SMA NUSAPUTERA KOTA SEMARANG Skripsi diajukan dalam rangka penyelesaian studi

5

outdoor study dan penerapan pembelajaran di dalam kelas. Metode outdoor study

adalah suatu kegiatan menyampaikan pelajaran outdoor study, sehingga kegiatan

aktivitas belajar-mengajar berlangsung outdoor study atau di alam bebas (Vera,

2012:17).

Alasan peneliti menggunakan metode outdoor study dimana agar siswa

dapat lebih memahami dan bisa melihat secara langsung diharapkan membuat

siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran yang nantinya peneliti serta siswa

akan memecahkan suatu masalah tersebut. Selain itu membuat daya pikir siswa

lebih berkembang dalam mengikuti pembelajaran geografi. Disisi lain siswa bisa

merasakan secara langsung dan melihat keadaan lingkungan dengan mencocokkan

antara fenomena dan teori. Menurut Putri Inmas Pembelajaran yang dilakukan

baik di dalam kelas (in door) maupun di luar kelas (outdoor), menyebabkan guru

dituntut harus lebih inovatif, kreatif, dan aktif. Sejalan dengan hal tersebut

menurut Aryani menjelaskan bahwa kaitannya dengan objek kajian keilmuan

geografi yang mengkaji interaksi manusia dengan alam dan lingkungan,maka

keberadaan alam (lapangan) sebagai sumber belajar, merupakan hal sangat

penting dan tidak bisa dihindarkan

Materi dalam mata pelajaran geografi mengarahkan proses pembelajarannya

mengkaji hubungan timbal balik alam dengan manusia dari berbagai sudut

pandang. Sementara itu alasan peneliti menggunakan proses pembelajaran di

dalam kelas adalah agar perhatian siswa tetap terarah selama pembelajaran

berlangsung, dimana nantinya pada proses pembelajaran tersebut ada kegiatan

Page 20: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN OUTDOOR ...lib.unnes.ac.id/34055/1/3201413122maria.pdfMATERI HIDROSFER DI SMA NUSAPUTERA KOTA SEMARANG Skripsi diajukan dalam rangka penyelesaian studi

6

tanya jawab dan diskusi serta pemberian tugas dengan bertujuan agar siswa dapat

lebih paham pada materi yang telah dijelaskan.

Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti tertarik untuk merumuskan

judul “Penerapan metode outdoor study dan pembelajaran di dalam kelas pada

materi hidrosfer di SMA Nusaputera Kota Semarang Kota Semarang”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah sebagai berikut:

1) Bagaimana penerapan pembelajaran dengan menggunakan metode

outdoor study pada materi hidrosfer?

2) Bagaimana penerapan pembelajaran di dalam kelas pada materi

hidrosfer?

3) Bagaimana hasil belajar siswa dengan penerapan metode outdoor

study pada materi hidrosfer?

4) Bagaimanakah hasil belajar siswa dengan penerapan pembelajaran di

dalam kelas pada materi hidrosfer?

5) Bagaimana perbandingan pembelajaran menggunakan metode outdoor

study dan pembelajaran di dalam kelas pada materi hidrosfer.

1.3 Tujuaan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka dapat dikemukakan

tujuan dalam penelitian ini, antara lain:

Page 21: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN OUTDOOR ...lib.unnes.ac.id/34055/1/3201413122maria.pdfMATERI HIDROSFER DI SMA NUSAPUTERA KOTA SEMARANG Skripsi diajukan dalam rangka penyelesaian studi

7

1) Untuk menjelaskan penerapan metode outdoor study pada materi

hidrosfer.

2) Untuk menjelaskan penerapan pembelajaran di dalam kelas pada

materi hidrosfer

3) Untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan penerapan metode

outdoor study pada materi hidrosfer

4) Untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan penerapan pembelajaran

di dalam kelas pada materi hidrosfer.

5) Untuk mengetahui perbandingkan pembelajaran dengan

menggunakan metode outdoor study dan pembelajaran di dalam kelas

pada materi hidrosfer.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan baik secara praktis

maupun secara akademis antara lain:

1) Manfaat praktis

a. Bagi siswa

Untuk menambah pengetahuan siswa tentang metode outdoor

study.

b. Bagi Guru

Untuk menambah informasi tentang penerapan metode outdoor

study dan penerapakan pembelajaran di dalam kelas pada mata

pelajaran Geografi.

Page 22: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN OUTDOOR ...lib.unnes.ac.id/34055/1/3201413122maria.pdfMATERI HIDROSFER DI SMA NUSAPUTERA KOTA SEMARANG Skripsi diajukan dalam rangka penyelesaian studi

8

c. Bagi Peneliti

Untuk menambah pengetahuan dalam pengembangan metode

outdoor study.

2) Manfaat Teoritis

Secara teoritis manfaat penelitian diharapkan dapat menjadi referensi

bagi perkembangan ilmu pendidikan, khususnya dalam

pengembangan model pembelajaran.

1.5 Batasan Istilah

Batasan istilah perlu diberikan dalam penelitian ini terutama mengenai

hal-hal yang akan diteliti untuk mempermudah dalam mengartikan atau

menafsirkan dan untuk membatasi permasalahan yang ada, antara lain:

1. Penerapan

Penerapan adalah sebuah tindakan yang dilakukan baik secara

individu maupun kelompok dengan maksud untuk mencapai tujuan

yang telah dirumuskan. Dalam penelitian ini yang dimaksud

penerapan adalah menerapkan metode outdoor study dan penerapan

pembelajaran di dalam kelas dengan membandingkan hasil belajar

siswa.

2. Pelaksanaan pembelajaran

Menurut kamus besar bahasa indonesia pelaksanaan adalah sebagai

penggerak suatu keberhasilan dalam mengulangi segala persoalan

yang ada untuk mencapai hasil yang maksimal mungkin yang sudah

Page 23: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN OUTDOOR ...lib.unnes.ac.id/34055/1/3201413122maria.pdfMATERI HIDROSFER DI SMA NUSAPUTERA KOTA SEMARANG Skripsi diajukan dalam rangka penyelesaian studi

9

direncanakan untuk dapat menjadikan suatu rencana itu bisa

digerakkan atau memberikan hasil maksimal.

Proses pelaksanaan pembelajaran dalam penelitian ini meliputi tahap

persiapan, pelaksanaan dan tindak lanjut metode outdoor study dan

pembelajaran di dalam kelas.

3. Pembelajaran di dalam kelas

Pembelajaran di dalam kelas adalah kegiatan belajar mengajar antara

guru dan murid yang dilakukan di dalam kelas sebagai kegiatan

pembelajaran siswa (Roymond, 2009:72). Pada penelitian ini yang

dimaksud dengan pembelajaran di dalam kelas adalah siswa

melaksanakan kegiatan belajar di dalam kelas dengan menggunakan

buku ajar (LKS) dan menggunakan slide power point.

4. Metode outdoor study

Metode outdoor study adalah suatu kegiatan pembelajaran outdoor

study yang dapat menambah aspek kegembiraan dan kesenangan bagi

siswa sebagaimana layaknya seoranganak yang sedang bermain di

alam bebas. Pada penelitian ini yang dimaksud pembelajaran outdoor

study adalah siswa melakukan pengamatan secara langsung pada

lokasi di lapangan.

5. Perbandingan metode outdoor study dan pembelajaran di dalam kelas

Metode outdoor study adalah metode pembelajaran yang berlangsung

outdoor study dengan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber

belajar siswa sedangkan pembelajaran di dalam kelas adalah kegiatan

Page 24: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN OUTDOOR ...lib.unnes.ac.id/34055/1/3201413122maria.pdfMATERI HIDROSFER DI SMA NUSAPUTERA KOTA SEMARANG Skripsi diajukan dalam rangka penyelesaian studi

10

pembelajaran yang berjalan hanya di dalam kelas dengan

memanfaatkan media power point dan buku sebagai bahan ajar untuk

siswa. Dalam hal ini pembelajaran yang berlangsung outdoor study

memungkinkan siswa mendapatkan pengalaman dari pembelajaran

tersebut sehingga siswa termotivasi dalam mengikuti pelajaran.

Sedangkan pada pembelajaran di dalam kelas pembelajaran yang

berlangsung di dalam kelas dengan hanya memanfaatkan media yang

ada untuk menyajikan suatu materi.

6. Hidrosfer

Hidrosfer adalah salah satu materi mata pelajaran Geografi di kelas X

semester ganjil. Materi hidrosfer yang dimaksud dalam penelitian ini

adalah materi sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompentensi

Dasar mata pelajaran Geografi.

Page 25: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN OUTDOOR ...lib.unnes.ac.id/34055/1/3201413122maria.pdfMATERI HIDROSFER DI SMA NUSAPUTERA KOTA SEMARANG Skripsi diajukan dalam rangka penyelesaian studi

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1.1 Pengertian Belajar

Menurut Ahmadi dan Widodo (2008:127) belajar merupakan proses dari

perkembangan hidup manusia. Dengan belajar, manusia melakukan perubahan-

perubahan kualitatif individu sehingga tingkah lakunya berkembang semua

aktifitas dan prestasi hidup tidak lain adalah hasil dari belajar. Kita pun hidup

menurut hidup dan berkerja menurut apa yang telah kita pelajari. Belajar itu

bukan sekedar pengalaman. Belajar adalah sesuatu peroses dan bukan suatu hasil.

Karena itu, belajar berlangsung secara aktif dan integratif dengan mengunakan

berbagai bentuk perbuatan untuk mencapai suatu tujuaan

Menurut pengertian secara psikologi, belajar merupakan suatu proses

perubahan yaitu perubahan di dalam tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan

lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan

tersebut akan dinyatakan dalam seluruh aspek tingkah laku. Menurut Ahmadi dan

Widodo (2008:128) mengungkapkan bahwa Pengertian belajar dapat didefinisikan

sebagai berikut:

“Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan”

Page 26: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN OUTDOOR ...lib.unnes.ac.id/34055/1/3201413122maria.pdfMATERI HIDROSFER DI SMA NUSAPUTERA KOTA SEMARANG Skripsi diajukan dalam rangka penyelesaian studi

12

Sedangkan menurut Sardiman (2007:20) belajar adalah belajar itu senantiasa

merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan

misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru. Belajar akan

lebih baik, kalau individu belajar mengalami atau melakukannya, jadi tidak

bersifat verbalistik. Dalam arti sempit, belajar dimaksudkan sebagai usaha

penguasaan materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagai kegiatan menuju

terbentuknya kepribadian seutuhnya.

Berdasarkan pengertian di atas maka dapat di tarik kesimpulan bahwa

belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil dari tingkah laku individu

dengan serangkaian kegiatan seperti membaca, mengamati, dan mendengar

sehingga laku individu akan berkembang dengan sendirinya.

2.1.2 Prinsip-prinsip Belajar

Menurut Sardiman (2007:24) mengatakan ada beberapa beberapa prinsip

yang diketahui antara lain:

1. Belajar pada hakikatnya menyangkut potensi manusiawi dan kelakuannya.

2. Belajar memerlukan proses dan penahapan serta kematakan pada diri siswa.

3. Belajar akan lebih mantap dan efektif, bila didorong dengan motivasi,

terutama dari motivasi dalam atau dasar kebutuhan atau kesadaran atau

intrinsif motivation, lain halnya belajar dengan rasa takut atau dibarangi

dengan rasa tertekan dan menderia.

4. Dalam banyak hal belajar merupakan peroses percobaan (dengan

kemungkinan berbuat keliru) dan conditioning atau pembiasaan.

Page 27: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN OUTDOOR ...lib.unnes.ac.id/34055/1/3201413122maria.pdfMATERI HIDROSFER DI SMA NUSAPUTERA KOTA SEMARANG Skripsi diajukan dalam rangka penyelesaian studi

13

5. Kemampuan belajar seorang siswa harus diperhitungankan dalam rangka

menentukan isi pelajaran.

6. Belajar dapat melakukan tiga cara yaitu:

a. Diajar secara langsung

b. Kontrol, kontak, penghayatan, pengalaman langsung, (seperti anak

belajar bicara, sopan santun, dll.)

c. Pengenalan dan/atau peniruaan

7. Belajar melalui praktik atau mengalami secara langsung akan lebih efektif

mampu membina sikap, keterampilan, cara berpikir kritis dan lain-lain, bila

dibandingankan dengan belajar hafalan saja.

8. Perkembangan pengalaman anak didik akan banyak mempengaruhi

kemampuan belajar yang bersangkutan.

9. Bahan pelajaran yang bermakna/berarti, lebih mudah dan menarik untuk

dipelajari, dari pada bahan yang kurang bermakna.

10. Informasi tentang kelakuan baik, pengetahuan, kesalahan, serta keberhasilan

siswa, banyak membantu kelancaran dan gairah belajar.

11. Belajar sedapat mungkin diubah ke dalam bentuk aneka ragam tugas,

sehingga anak-anak melakukan dialog dalam dirinya atau mengalaminya

sendiri.

2.1.3 Tujuan Belajar

Menurut Sudirman (2007:22) menjelaskan bahwa ada beberapa tujuan

belajar yang akan di bahas diantaranya yaitu sebagai berikut:

1. Untuk mendapatkan pengetahuan

Page 28: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN OUTDOOR ...lib.unnes.ac.id/34055/1/3201413122maria.pdfMATERI HIDROSFER DI SMA NUSAPUTERA KOTA SEMARANG Skripsi diajukan dalam rangka penyelesaian studi

14

Hal ini ditandai dengan kemampuan berpikir. Pemilikan pengetahuan dan

kemampuan berpikir sebagai yang tidak dapat dipisahkan. Dengan kata lain,

tidak dapat mengembangkan kemampuan berpikir tampa bahan

pengetahuan, sebaliknya kemampuan berpikir tanpa bahan pengetahuan.

Tujuaan inilah yang memiliki kecendrungan lebih besar perkembangannya

di dalam kegiatan belajar. Dalam hal ini peran guru sebagai pengajar lebih

menonjol.

2. Penanaman konsep dan keterampilan

Penanaman konsep atau merumuskan konsep, juga memerlukan suatu

keterampilan. Jadi soal keterampilan yang bersifat jasmaniah adalah

keterampilan-keterampilan yang dapat dilihat,diamati, sehingga akan

menitik beratkan pada keterampilan gerak/penampilan dari anggota tubuh

seseorang yang sedang belajar. Termasuk dalam hal ini masalah-masalah

“teknik” dan “pengulangan”. Sedangankan keterampilan rohani lebih rumit,

karena tidak selalu berurusan dengan masalah-masalah keterampilan yang

dapat dilihat sebagai mana ujung pangkalnya, tetapi lebih abstrak,

menyangkut persoalan-persoalan penghayatan, dan keterampilan berpikir

secara kreativitas untuk menyelesaikan dan merumuskan suatu masalah atau

konsep. Jadi semata-mata bukan soal “pengulangan”, tetapi mencari jawab

yang cepat dan tepat.

3. Pembentukan sikap

Dalam interaksi belajar mengajar guru akan senantiasa diobservasi, dilihat

didengar, ditiru semua prilakunya oleh siswa. Dari proses observasi siswa

Page 29: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN OUTDOOR ...lib.unnes.ac.id/34055/1/3201413122maria.pdfMATERI HIDROSFER DI SMA NUSAPUTERA KOTA SEMARANG Skripsi diajukan dalam rangka penyelesaian studi

15

mungkin juga menirukan prilaku gurunya, sehingga diharapkan terjadi

proses internalisasi yang dapat menubuhkan proses penghayatan pada setiap

diri siswa untuk kemudian diamalkan. Pembentukan sikap mental dan

prilaku anak didik, tidak akan terlepas dari soal penemuan nilai-nilai,

transfer of values. Oleh karna itu, guru tidak sekedar “pengajar”, tetapi

betul-betul sebagai pendidik yang akan memindahkan nilai-nilai itu kepada

anak didiknya. Dengan dilandasi nilai-nilai itu, anak didik atau siswa akan

tumbuh kesadaran dan kemauannya, untuk mempraktikkan segala sesuatu

yang sudah dipelajari. Cara berinteraksi atau model-model yang dapat

digunakan misalnya dengan diskusi, demonstrasi, sisiodrama, role playing.

2.1.4 Pengertian Outdoor Study

Menurut Widiasmoro (2017:80) Outdoor study adalah suatu kegiatan

pembelajaran outdoor study yang dapat menambah aspek kegembiraan dan

kesenangan bagi siswa sebagaimana layaknya seorang anak yang sedang bermain

di alam bebas. Oudoor study juga dapat menumbuhkan rasa cinta akan lingkungan

karena dengan mengamati sendiri, siswa akan mengetahui keindahan alam dan

cara untuk menjaga atau melestarikan lingkungan sekaligus dapat mewujudkan

nilai-nilai spritual siswa mengenai ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Pembelajaran

outdoor di kembangkan untuk memenuhi kebutuhan sensorik motor, perilaku,

sosial dan emosional. Pembelajaran di alam dan konteks lingkungan konsep

seperti learning by doing atau hands on activities sering digunakan ungkapan

gagasan dasar pendidikan diluar ruangan (Jane, 2009).

Page 30: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN OUTDOOR ...lib.unnes.ac.id/34055/1/3201413122maria.pdfMATERI HIDROSFER DI SMA NUSAPUTERA KOTA SEMARANG Skripsi diajukan dalam rangka penyelesaian studi

16

Menurut Direktorat Tenaga Kependidikan,pembelajaran di lapangan

adalahpembelajaran yang didesain agar peserta didik mempelajari langsung materi

pelajaran pada obyek yang sebenarnya.Dengan demikian,pembelajaran akan

semangkin nyata.Sejalan dengan hal tersebut menurut Siti dan Apik (2015:28)

menyatakan bahwa lingkungan merupakan salah satu sumber belajar yang sangat

penting dan memiliki nilai-nilai yang sangat berharga dalam proses pembelajaran

siswa. Lingkungan dapat memperkaya bahan dan kegiatan belajar, serta

menambah wawasan dan pengetahuan siswa karena mereka belajar tidak hanya

terbatas oleh empat dinding kelas. Selain itu kebenarannya lebih akurat, sebab

siswa dapat mengalami langsung dan dapat mengoptimalkan potensi panca

inderanya untuk berkomunikasi dengan lingkungan alam sekitar.Tujuan

pembelajaran yang berkaitan dengan skill,mestinya membutuhkan pembelajaran

langsung di lapangan.Prinsip-prinsip pembelajaran di lapangan sama dengan

perinsip pembelajaran di laboratorium bahwabelajar itu bukan hanya mencatat dan

menghafal, tetapi belajar pada dasarnya adalah peroses berbuat yang didorong

oleh rasa ingin tahu dari peserta didik.

Metode outdoor study juga dapat dipahami sebagai sebuah pendekatan

pembelajaran yang mengunakan susana outdoor study sebagai setuasi

pembelajaran terhadap berbagai permainan, sebagai media transformasi konsep-

konsep yang disampaikan dalam pembelajaran. Dengan demikian, mengajar di

kelas bisa kita pahami sebagai suatu kegiatan menyampaikan pelajaran outdoor

study, sehingga kegiatan atau aktivitas belajar-mengajar berlangsung outdoor

study atau di alam bebas. Sebagian orang menyebutnya dengan outing class, yaitu

Page 31: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN OUTDOOR ...lib.unnes.ac.id/34055/1/3201413122maria.pdfMATERI HIDROSFER DI SMA NUSAPUTERA KOTA SEMARANG Skripsi diajukan dalam rangka penyelesaian studi

17

suatu kegiatan yang melibatkan alam secara langsung untuk dijadikan sebagai

sumber belajar. Menurut Pembelajaran diluar ruangan kontak langsung dengan

alam sangat penting untuk memastikan pengalaman itu memliki nilai bagi siswa

karena hal tersebut menjadi penting bagi pendidik untuk mempersiapkan waktu

dalam persiapan fisik dan mental siswa untuk pengalaman diluar ruangan.

(Rudlolf, 2012)

Metode outdoor study merupakan upaya mengajakan lebih dekat dengan

sumber belajar yang sesunggunya, yaitu alam dan masyarakat. Disi lain, mengajar

outdoor study merupakan upaya mengarahkan para siswa untuk melakukan

aktivitas yang bisa membawa mereka pada perubahan prilaku terhadap lingungan

sekitar. Jadi, mengajar outdoor study lebih melibatkan siswa secara langsung

dengan lingkungan sekitar mereka, sesuai dengan materi yang diajarkan.

Sehingga, pendidikan outdoor study lebih mengacu pada pengalaman dan

pendidikan lingkungan yang sangat berpengaruh pada kecerdasan para siswa.

Sejalan dengan hal tersebut menurut (Ross dan Higgins, 2007) bahwa

pembelajaran outdoor study ada kecendrungan untuk dapat mempelajari apa yang

ada di sekitar, seperti sumber daya lokal disekitar sekolah maupun di tempat

lainnya. Sehingga sangat baik untuk kegiatan belajar siswa.

2.1.5 Hal-hal yang perlu Diperhatikan dalam Metode Outdoor study

Meskipun pembelajaran kegiatan outdoor study banyak memberikan

manfaat dan bahkan memiliki nilai plus yang tidak sedikit, namun tetap saja

kegiatan pembelajaran outdoor study memiliki beberapa hambatan atau kendala

yang harus diantisipasi oleh guru. Beberapa hal yang memungkinkan dapat

Page 32: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN OUTDOOR ...lib.unnes.ac.id/34055/1/3201413122maria.pdfMATERI HIDROSFER DI SMA NUSAPUTERA KOTA SEMARANG Skripsi diajukan dalam rangka penyelesaian studi

18

menjadi hambatan atau kendala dalam pembelajaran di luar ruangan menurut

Husamah (2013), antara lain sebagai berikut:

1. Peserta didik kurang berkonsentrasi,

2. Pengelolaan peserta didik akan lebih sulit terkondisi,

3. Penguatan konsep kadang terkontaminasi oleh peserta didik lain/kelompok

lain

4. Penguatan konsep kadang terkontaminasi oleh peserta didik lain,

5. Guru intensif dalam membimbing, dan

6. Akan muncul minat yang semu.

Untuk mengatasi berbagai kendala yang mengkin terjadi seperti di atas, guru

harus memberikan hal-hal sebagai berikut:

1. Guru harus benar-benar mempersiapkan kegiatan pembelajaran dengan

matang.

Mulai dari menentukan tujuan pembelajaran yang harus dicapai secara

jelas, menentukan yang harus dipelajari oleh peserta didik dengan durasi tertentu,

petunjuk yang jelas harus bagaimana peserta didik harus memperoleh informasi

dan juga mencatat hasil yang diperoleh. Semua hal perlu disiapkan secara tertulis

dan tertuang dalam lembar kerja, yang harus dijelaskan terlebih dahulu sebelum

peserta didik benar-benar melakukan kegiatan belajar outdoor study.

2. Guru harus mampu memberikan perhatian penuh pada peserta didik, untuk

mengelola dan mengusahakan agar mereka tetap fokus pada kegiatan

pembelajaran.

Page 33: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN OUTDOOR ...lib.unnes.ac.id/34055/1/3201413122maria.pdfMATERI HIDROSFER DI SMA NUSAPUTERA KOTA SEMARANG Skripsi diajukan dalam rangka penyelesaian studi

19

Lingkungan terbuka memberikan susana yang sangat berbeda. Hal ini akan

membuat peserta didik lebih agresif, aktif, dan merasa bebas melakukan kegiatan

apa pun. Agar semua peserta didik dapat tetap melakukan kegiatan pembelajaran

sesuai yang diinginkan maka di perlukan pengawasan, bimbingan, arahan, dan

perhatian khusus dari guru.

3. Guru tidak boleh terlena dengan keaktifan yang dilakukan peserta didik.

Guru harus memiliki komitmen yang kuat dari awal untuk membimbing

mereka secara keseluruhan dengan kemampuan pengelolaan peserta didik yang

baik. Agar pembelajar tidak terkesan banyak membuang waktu maka guru perlu

mengkoordinasi peserta didik untuk melakukan tugas dengan durasi waktu yang

ditentukan.

4. Guru perlu memiliki strategi penguatan konsep yang baik.

Belajar di lingkungan terbuka, tidak menutup kemungkinan adanya benturan

dengan kelompok lain yang juga sedang melakukan kegiatan pembelajaran atau

bahkan masyarakat umum yang hanya sekedar memperhatikan kegiatan peserta

didik. Sebagai contoh, kegiatan ekspedisi yang dilakukan di lokasi tertentu

ternyata bersamaan dengan kegiatan ekspedisi yang juga dilakukan oleh sekolah

lain.

5. Guru harus membimbing peserta didik secara intensif

Terkadang lingkungan terbuka memberikan hal-hal lain yang menyita

perhatian peserta didik outdoor study skenario yang direncanakan. Hal ini sangat

menganggu kegiatan pembelajaran jika guru tidak mampu membimbing peserta

Page 34: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN OUTDOOR ...lib.unnes.ac.id/34055/1/3201413122maria.pdfMATERI HIDROSFER DI SMA NUSAPUTERA KOTA SEMARANG Skripsi diajukan dalam rangka penyelesaian studi

20

didik dengan baik. Memiliki kemampuan membimbing secara intensif, benar-

benar harus dikuasai oleh guru.

6. Guru harus berhati-hati dengan antusiasme yang dimiliki peserta didik

dalam mengikuti pembelajaran outdoor study.

Kegiatan pembelajaran di alam terbuka akan sangat menyenangkan karena

peserta didik dapat melihat-lihat susana lingkungan yang mungkin membuat

mereka tertarik karena mengasyikkan sehingga membuat mereka mempunyai

minat dan semangat yang tinggi. Namun yang perlu dicermati, minat dan

semangat mereka yang tinggi itu semata-mata untuk belajar atau hanya sekedar

bisa jalan-jalan dan menghilangkan kebosanan. Untuk itu, guru perlu memberikan

arahan dan bimbingan serta kreativitas untuk mengemas kegiatan pembelajaran

yang lebih menarik perhatian peserta didik dibanding hanya sekedar refreshing.

7. Guru harus memiliki kemampuan berorganisasi yang baik.

Untuk kegiatan outdoor study yang dilakukan secara insidental, biasanya

guru melibatkan orang lain yang bergabung dalam sebuah penelitian. Hal ini

memerlukan kemampuan berorganisasi yang baik agar kinerja kepanitiaan dapat

dilakukan secara maksimal dan tidak terjadi miskonsepsi yang membuat ketidak

kompakan yang terjadi di dalam panitia itu sendiri. Jika demikian yang terjadi,

justru hanya akan menghambat kegiatan yang akan dilakukan. Kemampuan

berorganisasi yang dimiliki masing-masing guru dalam kepanitiaan akan membuat

mereka bekerja maksimal, bekerja sama, dan menjadi tim yang solid untuk

menyukseskan kegiatan yang akan dilakukan. Kemudian sejalan dengan hal

tersebut menurut Rickison dkk (2004) yaitu Bukti substansial menunjukkan

Page 35: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN OUTDOOR ...lib.unnes.ac.id/34055/1/3201413122maria.pdfMATERI HIDROSFER DI SMA NUSAPUTERA KOTA SEMARANG Skripsi diajukan dalam rangka penyelesaian studi

21

bahwa oudoor study. jika disusun dengan benar, direncanakan secara memadai,

diajarkan dengan baik dan diikuti secara efektif, menawarkan kesempatan kepada

peserta didik untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan mereka

dengan cara memberi nilai tambah pada pengalaman sehari-hari mereka di kelas.

2.1.6 Lokasi-lokasi yang dapat Digunakan untuk Pembelajaran Outdoor

Study

Untuk mengadakan kegiatan belajar-mengajar outdoor study. Jika

tidak,maka kegiatan ini tidak efektif. Secara umum, ada dua lokasi yang bisa

digunakan di dalam sekolah dan di luar sekolah.

1. Lingkungan di Dalam Sekolah

Lokasi pertama yang bisa dipilih sebagai tempat belajar-mengajar outdoor

study adalah lingkungan di dalam sekolah. Tidak banyak menyadari bahwa

lingkungan di dalam sekolah sebenarnya merupakan tempat yang kaya akan

Sumber belajar bagi para siswa, yang menawarkan peluang belajar secara formal

maupun informal. Selain itu, berbagai aktivitas sehari-hari yang terjadi di sekola h

bisa menjadi parasiswa dapat dengan mudah belajar beraktivitas sambil belajar di

lingkungan sekolah dengan arahan guru.

Namun, yang harus di ingat, belajar di lingkungan sekolah bukan berarti

belajar di dalan kelas, melainkan outdoor study, tetapi tetap di area perkarangan

sekolah. Dalam konteks ini, objek-objek pembelajaran di lingkungan sekolah

berada di area sekolah (di pekarangan sekolah) dan massih di miliki oleh sekolah.

Adapun bagian-bagian lingkungan sekolah yang dapat menjadi sumber inspirasi

kegiatan belajar-mengajar outdoor study adalah sebagai berikut:

Page 36: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN OUTDOOR ...lib.unnes.ac.id/34055/1/3201413122maria.pdfMATERI HIDROSFER DI SMA NUSAPUTERA KOTA SEMARANG Skripsi diajukan dalam rangka penyelesaian studi

22

1. Halaman sekolah

2. Tempat bunga di sekolah

3. Pohon-pohon yang ada di halaman sekolah (termasuk lokasi dib bawah

pohon)

4. Halaman belakang sekolah

5. Lapangan sekolah

6. Koperasi sekolah

7. Kolam yang ada di area sekolah

Namun, tidak semua sekolah memiliki objek-objek pembelajaran outdoor

study, sebagaimana yang disebutkan. Terkadang, ada beberapa sekolah yang tidak

memiliki taman bunga dan tidak mempunyai pohon-pohon yang tumbuh di

halaman. Oleh karna itu, di sinilah pentingnya pihak sekolah menyediakan sarana

dan prasarana sebagai media pembelajaran outdoor study bagi para siswa,

sehingga mereka tidak hanya mengenyam pendidikan di dalam kelas.

2. Lingkungan di luar Sekolah

Lokasi kedua yang dapat dipilih sebagai tempat belajar-mengajar outdoor

study adalah lingungan di luar sekolah. Banyak yang tidak menyadari bahwa

lingungan di luar sekolah dapat menjadi objek pembelajaran outdoor study bagi

para siswa. Padahal, lingkungan di sekitar sekolah menawarkan peluang untuk

dijadikan sumber belajara.

Berbeda dengan lingkungan di dalam sekolah, lingkungan di luar sekolah

merupakan objek-objek pembelajaran yang ada di area sekolah (di luar

pekarangan sekolah). Lokasi pembelajaran ini menuntut para siswa guru pergi

Page 37: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN OUTDOOR ...lib.unnes.ac.id/34055/1/3201413122maria.pdfMATERI HIDROSFER DI SMA NUSAPUTERA KOTA SEMARANG Skripsi diajukan dalam rangka penyelesaian studi

23

dari sekolah mencari objek-objek tertentu. Adapun objek-objek lingkungan di luar

sekolah yang bisa dikunjungi untuk pembelajaran outdoor study, di antaranya

adalah:

1. Persawahan

2. Kebun binatang

3. Museum

4. Perusahaan

5. Sungai

6. Laut

7. Perkebunan

8. Danau

9. Pegunungan

10. Rumah ibadah

11. Panti asuhan anak yatim

12. Panti jumpo

13. Warung

14. Pasar

15. Permukiman penduduk

16. Kandang hewan

17. Taman

18. Hutan

19. Cagar alam

20. Objek prawisata dan jembatan

Page 38: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN OUTDOOR ...lib.unnes.ac.id/34055/1/3201413122maria.pdfMATERI HIDROSFER DI SMA NUSAPUTERA KOTA SEMARANG Skripsi diajukan dalam rangka penyelesaian studi

24

Selain objek-objek pembelajaran outdoor study tersebut, masih banyak

objek pembelajaran outdoor study lainya yang berkaitan dengan mata

pembelajaran.objek-objek itu harus dikunjungi oleh para siswa dan guru untuk

mendapatkan pembelajaran secara langsung outdoor study.

2.1.7 Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain

instruksional, untuk membuat peserta didik belajar secara aktif yang menekankan

kepada penyediaan sumber belajar. Dengan kata lain, Seifert (2007:272)

menjelaskan pembelajaran adalah usaha sistematis yang memungkinkan

terciptanya pendidikan demi meraih internalisasi ilmu pengetahuan sebagai proses

pengalaman khusus yang bertujuan menciptakan perubahan secara terus menerus

(dinamika) dalam perilaku dan pemikiran manusia. Di samping itu menurut Erni

dkk (2015:186) mengemukakan bahwa Pembelajaran merupakan bantuanyang

diberikan pendidik agar dapat terjadiproses perolehan ilmu dan

pengetahuan,penguasaan kemahiran dan tabiat, sertapembentukan sikap dan

kepercayaan padapeserta didik. Dengan kata lain, pembelajaranadalah proses

untuk membantupeserta didik agar dapat belajar dengan baik.

2.1.8 Prinsip-prinsip pembelajaran

Menurut Weil dalam (Siti dkk, 2015) menyatakan prinsip penting dalam

proses pembelajaran adalah

1. Proses pembelajaran adalah membentuk kreasi lingkungan yang dapat

membentuk atau mengubah struktur kognitif peserta didik.

Page 39: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN OUTDOOR ...lib.unnes.ac.id/34055/1/3201413122maria.pdfMATERI HIDROSFER DI SMA NUSAPUTERA KOTA SEMARANG Skripsi diajukan dalam rangka penyelesaian studi

25

2. Proses pembelajaran berhubungan dengan tipe-tipe pengetahuan yang

harus dipelajari, yang masing-masing memerlukan situasi yang berbeda

dalam mempelajarinya, proses pembelajaran harus melibatkan peran

lingkungan sosial.

2.1.9 Ciri-ciri pembelajaran

Menurut Darsono dkk (2001:25) menyatakan ada beberapa ciri-ciri

pembelajaran yaitu dianataranya:

1. Pembelajaran dilakukan secara sadar dan direncanakan secara sistematis

2. Pemebalajaran dapat menumbuhkan perhatian dan motivasi siswa dalam

balajar

3. Pemebalajaran dapat menyediakan bahan belajar yang menarik dan

menantang bagi siswa

4. Pemebalajaran dapat menggunakan alat bantu belajar yang tepat dan

menarik

5. Pembelajaran dapat menciptakan suasana belajar yang aman dan

menyenangkan bagi siswa

6. Pemebalajaran dapat membuat siswa siap menerima pelajaran, baik secara

fisk maupun psikologis.

2.1.10 Pengertian Pembelajaran Di Dalam Kelas

Menurut Roymond (2009:72) pembelajaran di dalam kelas adalah kegiatan

belajar mengajar antara guru dan murid yang dilakukan di dalam kelas sebagai

kegiatan pembelajaran siswa. Di dalam kelas terdapat banyak sekali model

pembelajaran, salah satunya adalah model ekspositori dimana model pembelajaran

Page 40: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN OUTDOOR ...lib.unnes.ac.id/34055/1/3201413122maria.pdfMATERI HIDROSFER DI SMA NUSAPUTERA KOTA SEMARANG Skripsi diajukan dalam rangka penyelesaian studi

26

yang digunakan dengan memberikan keterangan terlebih dahulu definisi, prinsip

dan konsep materi pelajaran serta membrikan contoh-contoh latihan pemecahan

masalah dalam bentuk ceramah, demonstrasi, tanya jawab dan penugasan. Siswa

mengikuti pola yang ditetapkan oleh guru secara cermat. Penggunaan model

ekspositori merupakan model pembelajaran yang mengarah kepada

tersampaikannya isi pelajaran kepada siswa secara langsung. Model ini

sesungguhnya sangat baik digunakan terutama jika materi yang diajarkan harus

berurutan dan tidak boleh salah urutannya. Kekurangan menggunakan model

tersebut adalah dimana siswa menjadi pasif dan jenuh yang berimplikasi pada

sekelompok siswa yang lebih memilih duduk di belakang. Metode ceramah dan

tanya jawab yang sering dilakukan oleh bapak dan ibu guru di depan kelas adalah

salah satu model pembelajaran yang tertua. Usaha guru dalam menciptakan

suasana pembelajaran yang kondusif dan efektif adalah dengan (1) mengamati

karakter siswa, dimana guru harus bisa memulai belajar dalam memahami dan

mendalami karakter siswa. Karakter yang miliki oleh siswa tentu akan berbeda

antara satu dengan yang lainnya terlebih jika mereka berbeda tempat tinggal, latar

belakang, lingkungan, maka faktor-faktor ini membuat siswa berbeda. (2)

Membuat peraturan atau tata tertib dimana guru harus memulai memperhatikan

kedisiplinan siswa demi terciptanya kelas yang kondusif. Peraturan yang telah

dibuat untuk memacu peserta didik sangatlah penting karena peraturan tersebut

akan membuat siswa menjadi disiplin. (3) Penguasaan materi ajar, guru harus

mampu menguasai materi dengan baik, karena guru yang kurang menguasai

materi akan membuat perhatian siswa menjadi tidak fokus sehingga akan terjadi

Page 41: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN OUTDOOR ...lib.unnes.ac.id/34055/1/3201413122maria.pdfMATERI HIDROSFER DI SMA NUSAPUTERA KOTA SEMARANG Skripsi diajukan dalam rangka penyelesaian studi

27

kegaduhaan di dalam kelas. (4) komunikasi dan hubungan sosial, pembelajaran di

dalam kelas bersifat interen. Dimana guru berwenang penuh dalam menjalankan

proses pembelajaran yang dijalankannya. Namun demikian itu didasarkan atas

komunikasi yang baik dan hubungan sosial yang harmonis antara guru dan siswa.

2.1.11 Macam-macam Metode Pembelajaran di dalam Kelas

Menurut Rohani (2004:122) macam-macam metode pembelajaran di

dalam kelas adalah sebagaiberikut:

1. Metode ceramah

Metode pembelajaran ceramah adalah penerangan secara lisan atas bahan

pembelajaran kepada sekelompok pendengar untuk mencapai tujuan pembelajaran

tertentu dalam jumlah yang relatif besar. Seperti ditunjukkan oleh Mc Leish,

melalui ceramah, dapat dicapai beberapa tujuan. Dengan Metode ceramah, guru

dapat mendorong timbulnya inspirasi bagi pendengarnya. Gage dan Berliner,

menyatakan Metode ceramah cocok untuk digunakan dalam pembelajaran dengan

ciri-ciri tertentu. Ceramah cocok untuk penyampaian bahan belajar yang berupa

informasi dan jika bahan belajar tersebut sukar didapatkan.

2. Metode Diskusi

Metode pembelajaran diskusi adalah proses pelibatan dua orang peserta atau

lebih untuk berinteraksi saling bertukar pendapat, dan atau saling

mempertahankan pendapat dalam pemecahan masalah sehingga didapatkan

kesepakatan diantara mereka. Pembelajaran yang menggunakan metode diskusi

merupakan pembelajaran yang bersifat interaktif. Menurut Mc. Keachie-

Page 42: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN OUTDOOR ...lib.unnes.ac.id/34055/1/3201413122maria.pdfMATERI HIDROSFER DI SMA NUSAPUTERA KOTA SEMARANG Skripsi diajukan dalam rangka penyelesaian studi

28

Kulik(dalam Rohani 2004:122) dari hasil penelitiannya, dibanding Metode

ceramah, metode diskusi dapat meningkatkan anak dalam pemahaman konsep dan

keterampilan memecahkan masalah. Tetapi dalam transformasi pengetahuan,

penggunaan metode diskusi hasilnya lambat dibanding penggunaan ceramah.

Sehingga Metode ceramah lebih efektif untuk meningkatkankuantitas

pengetahuan anak dari pada metode diskusi.

3. Metode Demonstrasi

Metode pembelajaran demontrasi merupakan metode pembelajaran yang

sangat efektif untuk menolong siswa mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan

seperti: Bagaimana cara mengaturnya? Bagaimana proses bekerjanya? Bagaimana

proses mengerjakannya. Demonstrasi sebagai metode pembelajaran adalah

bilamana seorang guru atau seorang demonstrator (orang luar yang sengaja

diminta) atau seorang siswa memperlihatkan kepada seluruh kelas sesuatau

proses. Misalnya bekerjanya suatu alat pencuci otomatis, cara membuat kue, dan

sebagainya.

2.1.12 Jenis-jenis pendekatan pembelajaran di dalam kelas

Menurut Roymond (2009:76) menyatakan bahwa jenis-jenis pendekatan

pembelajaran di dalam kelas adalah sebagai berikut:

1. Pendekatan individual

Pendekatan individual merupakan pendekatan langsung yang dilakukan oleh

guru terhadap anak didiknya untuk memecahkan kasus pada siswa. Pendekatan

individual mempunyai arti yang sangat penting baik kepentingan pengajaran.

Page 43: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN OUTDOOR ...lib.unnes.ac.id/34055/1/3201413122maria.pdfMATERI HIDROSFER DI SMA NUSAPUTERA KOTA SEMARANG Skripsi diajukan dalam rangka penyelesaian studi

29

Pengelolaan kelas sangat memerlukan pendekatan individual ini. Pemilihan model

tidak bisa begitu saja mengabaikan kegunaan pendekatan individual, sehingga

guru dalam melaksanakan tugasnya selalu dilakukan pendekatan individual

terhadap siswa di kelas. Pembelajaran individual merupakan salah satu cara guru

untuk membantu siswa memebelajarkan siswa, membantu merancanakan kegiatan

belajar siswa sesuai dengan kemampuan dan daya dukung yang dimiliki siswa.

Pendekatan individual akan melibatkan hubungan yang terbuka antara guru dan

siswa, yang bertujuaan untuk menimbulkan perasaan bebas dalam belajar

sehingga terjadi hubungan yang harmonis antara guru dengan siswa dalam belajar.

Untuk mencapai hal itu, guru harus melakukan hal berikut yaitu:

a. Mendengarkan secara simpati dan menanggapi secara positif pikiran anak

didik dan membuat hubungan saling percaya

b. Membantu anak didik dengan pendekatan verbal dan non verbal

c. Membantu anak didik tanpa harus mendominasi atau mengambil alih tugas

d. Menerima perasaan anak didik sebagai mana adanya atau menerima

perbedaanya penuh perhatian

e. Menangani anak didik dengan memberi rasa aman, penuh pengertian,

bantuan, dan mungkin memberi beberapa alternatif pemecahan.

2. Pendekatan kelompok

Dalam kegiatan belajar mengajar terkadang ada juga guru yang

menggunakan pendekatan lain yakni pendekatan kelompok. Pendekatan kelompok

memang suatu waktu diperlukan dan perlu digunakan untuk membina dan

mengembangkan sikap sosial anak didik. Hal ini disadari bahwa anak didik adalah

Page 44: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN OUTDOOR ...lib.unnes.ac.id/34055/1/3201413122maria.pdfMATERI HIDROSFER DI SMA NUSAPUTERA KOTA SEMARANG Skripsi diajukan dalam rangka penyelesaian studi

30

sejenis makhluk homo secius, yakni makhluk yang berkecenderungan untuk hidup

bersama. Dengan pendekatan kelompok, diharapkan dapat ditumbuh kembangkan

rasa sosial yang tinggi pada diri setiap anak didik. Mereka dibina untuk

mengendalikan rasa egois yang ada dalam diri mereka masing-masing, sehingga

terbina sikap kesetia kawanan sosial di kelas. Tentu saja sikap ini pada hal-hal

yang baik saja. Mereka sadari bahwa hidup ini saling ketergantungan, seperti

ekosistem dalam mata rantai kehidupan semua makhluk hidup di dunia. Tidak ada

makhluk hidup yang terus-menerus berdiri sendiri tanpa keterlibatan makhluk

lain, langsung atau tidak langsung, disadari atau tidak, makhluk lain itu ikut ambil

bagian dalam kehidupan makhluk tertentu.

3. Pendekatan bervariasi

Permasalahan yang dihadapi oleh setiap anak didik bervariasi, maka

pendekatan yang digunakan pun akan lebih tepat dengan pendekatan bervariasi

pula. Pendekatan bervariasi bertolak dari konsepsi bahwa permaslahan yang

dihadapi oleh anak didik dalam belajar bermacam-macam kasusnya yang biasa

muncul dalam pengajaran dengan berbagai motif, sehingga diperlukan variasi

teknik pemecahan untuk setiap kasus. Maka dikiranya pendekatan bervariasi ini

sebagai alamt yang dapat guru gunakan untuk kepentingan pengajaran.

4. Pendekatan edukatif

Apapun yang guru lakukan dalam pendidikan dan pengajaran dengan tujuan

untuk mendidik, bukan karena motif lain, seperti karena dendam, karena gengsi,

karena ingin ditakuti dan sebagainya. Anak didil yang dalam melakukan

kesalahan, yakni membuat keributan di dalam kelas ketika guru sedang

Page 45: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN OUTDOOR ...lib.unnes.ac.id/34055/1/3201413122maria.pdfMATERI HIDROSFER DI SMA NUSAPUTERA KOTA SEMARANG Skripsi diajukan dalam rangka penyelesaian studi

31

memberikan pelajaran, misalnya tidak tepat diberi sanksi hukuman dengan cara

memukul badannya sehingga luka atau cidera. Hal ini adalah sanksi hukum yang

tidak bernilai pendidikan. Guru dalam melakukan sanksi hukuman yang salah.

Guru dalam menggunakan teori power yakni teori kekuasaan untuk mendudukan

orang lain. Dalam pendidikan, guru akan kurang arif dan bijaksana bila

menggunakan kekuasaan. Karena hal itu bisa merugikan pertumbuhan dan

perkembangan kepribadian anak didik. Pendekatan yang benar bagi guru adalah

dengan melakukan pendekatan edukatif. Setiap tindakan dan perbuatan yang

dilakukan guru harus bernilai pendidikan dengan tujuan untuk mendidik anak

didik agar menghargai norma hukkum, norma sosial dan norma agama.

5. Pendekatan keagamaan

Pendidikan dan pelajaran disekolah tidak hanya memberikan satu atau dua

macam mata pelajaran, tetapi terdiri dari banyak mata pelajaran. Dalam

prakteknya tidak hanya digunakan satu, tetapi biasa juga penggabungan dua atau

lebih pendekatan. Dengan penerapan prinsip-prinsip mengajar seperti prinsip

korelasi dan sosialisasi, guru dapat menyiapkan pesan-pesan keagamaan untuk

semua mata pelajaran. Khususnya untuk mata pelajaran umum sangat penting

dengan pendetan keagamanaan. Hal ini dimaksudkan agar nilai budaya ini tidak

sekuler, tetpi menyatu denga nilai agama. Tentu saja guru harus menguasai ajaran-

ajaran agama yang sesuai dengan mata pelajaran yang dipegang. Mata pelajaran

biologi, misalnya bukan terpisah dari masalah agama, tetapi ada hubungannya.

Perosoalanya sekarang terletak mau atau tidaknya guru mata pelajaran tersebut.

Page 46: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN OUTDOOR ...lib.unnes.ac.id/34055/1/3201413122maria.pdfMATERI HIDROSFER DI SMA NUSAPUTERA KOTA SEMARANG Skripsi diajukan dalam rangka penyelesaian studi

32

6. Pendekatan kebermaknaan

Bahasa adalah alat untuk menyampaikan dan memahami gagasan pikiran,

pendapat, dan perasaan, secara lisan atau tulisan. Bahasa merupakan alat untuk

mengungkapkan makna yang diwujudkan melalui struktur (tata bahasa dan kosa

kata). Dengan demikian struktur berperan sebagai alat pengungkapan makna

(gagasan pikiran, pendapat dan perasaan). Jadi pendekatan kebermaknaan adalah

pendekatan yang memasukan unsur-unsur terpenting yaitu pada bahasa dan

makna.

2.1.13 Pengertian Hasil Belajar

Manurut Purwanto (2016:46) hasil belajar adalah perubahan perilaku

mahasiswa akibat belajar. Perubahan perilaku disebabkan karena dia mencapai

penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proses belajar mengajar.

Pecapaian itu didasarkan atas tujuan pengajaran yang telah ditetapkan. Hasil itu

dapat berupa perubahan dalam aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik.

Menurut Salmeto dalam (Adhitya, 2017:125) mengemukakan bahwa hasil belajar

yang baik didukung oleh banyak faktor, seperti cara belajar siswa. Cara belajar

merupakan suatu cara bagaimana siswa melaksanakan kegiatan belajar misalnya

bagaimana cara mereka mempersiapkan belajar, mengikuti pelajaran, aktivitas

belajar mandiri yang dilakukan, pola belajar mereka, cara mengikuti ujian. Siswa

dengan cara belajar yang tepat akan mendapatkan hasil belajar yang baik, begitu

pula sebaliknya siswa yang cara belajarnya kurang tepat juga akan mendapatkan

hasil belajar yang kurang baik. Sejalan dengan hal tersebut menurut Tukidi

Page 47: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN OUTDOOR ...lib.unnes.ac.id/34055/1/3201413122maria.pdfMATERI HIDROSFER DI SMA NUSAPUTERA KOTA SEMARANG Skripsi diajukan dalam rangka penyelesaian studi

33

(2014:208) menyatakn bahwa hasil belajar peserta didik merupakan fungsi

kemampuan peserta didik dan kemampuan pendidik.

2.1.14 Jenis-Jenis Hasil Belajar

1. Ranah Kognitif

Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari

enam aspek yaitu pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis,

sintesis dan evaluasi. Tujuan ranah kognitif berhubungan dengan ingatan atau

pengenalan dan informasi serta pengembangan ketrampilan intelektual.

Dimensi proses kognitif menurut Anderson dalam Endrayanto (2014:35),

mencakup kemampuan mengingat, mengerti, menerapkan, menganalisis,

mengevaluasi, dan menciptakan. Penjelasan setiap kategori proses kognitif adalah

sebagai berikut: (a) Mengingat, kategori aspek mengingat mencakup proses

berpikir yakni mengenal kembali dan menghafal. (b) Mengerti, kategori mengerti

yaitu kemampuan merumuskan isi atau makna dari bahan/materi pembelajaran

dan mengomunikasikan secara lisan, tulisan, maupun grafik atau diagram.

Kategori mengerti mencakup proses kognitif seperti menginterpretasikan,

memberikan contoh, mengklasifikasikan, menyimpulkan, menduga,

membandingkan, dan menjelaskan. (c) Menerapkan, menerapkan adalah

kemampuan menggunakan prosedur tertentu untuk menyelesaikan masalah atau

situasi tertentu. Kategori pada aspek menerapkan terdiri dari proses kognitif, yang

terdiri dari kemampuan melakukan sesuatu dan mengimplementasikan. (d)

Menganalisis, kategori menganalisis ini, siswa mampu menganilisis informasi

yang diperoleh dan memilah-milah atau membuat struktur informasi ke dalam

Page 48: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN OUTDOOR ...lib.unnes.ac.id/34055/1/3201413122maria.pdfMATERI HIDROSFER DI SMA NUSAPUTERA KOTA SEMARANG Skripsi diajukan dalam rangka penyelesaian studi

34

bagian atau komponen yang lebih kecil untuk mengenali pola atau hubungannya

dan mampu mengenali serta membedakan faktor penyebab dan mencakup

kemampuan membedakan, mengorganisasi, dan memberikan simbol/nama. (e)

Mengevaluasi, menilai berarti kemampuan siswa melakukan judgement

berdasarkan kriteria atau standar tertentu. Kriteria sering digunakan untuk

menentukan kualitas, efektivitas, efisiensi, dan konsistensi. Kategori pada aspek

mengevaluasi mencakup memeriksa atau mengecek dan mengkritik. (f)

Menciptakan, siswa dikatakan mampu menciptakan jika dapat menghasilkan

produk baru dengan merombak beberapa unsur atau bagian ke dalam bentuk atau

struktur yang belum pernah dijelaskan oleh guru. Sehubungan dengan KD

(Kompetensi Dasar) yang dibahas pada penelitian ini yaitu menjelaskan tentang

materi Hidrosefer, maka ranah kognitif yang digunakan dalam menentukan hasil

belajar siswa dengan menggunakan penilain soal tes yaitu: a. Pengetahuan; b.

Pemahaman; c. Penerapan; dan Analisa (C1-C4).

2. Ranah Afektif (Sikap)

Menurut Bloom dan Krathwohl dalam Dimyati dan Mudjiono (2006 : 32)

pembelajaran pada aspek afektif lebih menekankan pada suasana perasaan,

emosi atau tingkat penerimaan atau penolakan. Berikut ini adalah penjelasan

masing-masing kategori pada aspek sikap:

a) Penerimaan (receiving/attending), yakni semacam kepekaan

dalam menerima rangsangan dari luar yang datang kepada siswa dalam

bentuk masalah, situasi, gejala, dan lain-lain.

Page 49: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN OUTDOOR ...lib.unnes.ac.id/34055/1/3201413122maria.pdfMATERI HIDROSFER DI SMA NUSAPUTERA KOTA SEMARANG Skripsi diajukan dalam rangka penyelesaian studi

35

b) Pemberian respon (responding) yakni reaksi yang diberikan oleh seseorang

terhadap stimulasi yang datang dari luar.

c) Pemberian nilai atau penghargaan (valuing) berkenaan dengan nilai dan

kepercayaan terhadap gejala atau stimulus tadi.

d) Pengorganisasian (organization) yakni pengembangan dari nilai ke dalam

satu sistem organisasi, termasuk hubungan satu nilai dengan nilai lain,

pemantapan, dan prioritas nilai yang telah dimilikinya.

e) Karakterisasi (characterization) , yakni keterpaduan semua sistem nilai

yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan

tingkah lakunya

Ranah afektif yang dipakai dalam penelitian ini adalah aspek minat (atensi

terhadap pelajaan), aspek sikap (disiplin, menghargai guru dan teman sekelas, dan

aspek nilai (kebiasaan belajar siswa). Kemampuan afektif dalam kompetensi dasar

menganalisis hidrosfer dan dampaknya terhadap kehidupan di muka bumi dinilai

saat proses pembelajaran dengan menggunakan penilaian non tes (lembar

observasi).

3. Ranah Psikomotorik (Keterampilan)

Aspek keterampilan dalam Endrayanto dan Yustiana Wahyu (2014:52),

merupakan aspek pembelajaran yang melibatkan fungsi sistem saraf dan otot,

fungsi psikis mulai dari pergerakan refleks paling sederhana sampai yang

kompleks, serta kreativitas. Berikut ini diuraikan masing-masing aspek

keterampilan:

Page 50: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN OUTDOOR ...lib.unnes.ac.id/34055/1/3201413122maria.pdfMATERI HIDROSFER DI SMA NUSAPUTERA KOTA SEMARANG Skripsi diajukan dalam rangka penyelesaian studi

36

a) Persepsi

Kategori persepsi mencakup penggunaan rangsangan atau respon indrawi

(stimulus kesadaran), penyeleksian (memilih tugas relevan), dan

penerjemahan (persepsi isyarat dari kinerja suatu tindakan).

b) Persiapan

Kategori persiapan mencakup persiapan mental, fisik, dan pengaturan

emosioal.

c) Respon Terpandu

Respon terpandu adalah tahap awal mempelajari keterampilan yang

kompleks, mencakup imitasi (menirukan atau mengulangi tindakan yang

dicontohkan guru) dan trial and error (pendekatan multirespon

mengidentifikasi respon yang tepat).

d) Mekanisme

Mekanisme merupakan kinerja siswa dimana respon belajar telah menjadi

kebiasaan dan melakukan gerakan berdasarkan kemampuan. Hasil belajar

pada jenjang ini, mencakup keterampilan berbagai jenis kinerja, namun

polanya kurang kompleks.

e) Respon Terbuka Kompleks

Respon terbuka kompleks merupakan kinerja yang membutuhkan

keterampilan motorik yang melibatkan pola gerakan yang kompleks.

Keterampilan tersebut disajikan secara cepat, akurat, dan hanya

membutuhkan energi yang minimal.

Page 51: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN OUTDOOR ...lib.unnes.ac.id/34055/1/3201413122maria.pdfMATERI HIDROSFER DI SMA NUSAPUTERA KOTA SEMARANG Skripsi diajukan dalam rangka penyelesaian studi

37

f) Adaptasi

Adaptasi merupakan keterampilan yang dikembangkan secara baik

sehinggasiswa dapat memodifikasi pola pergerakan sesuai syarat khusus.

g) Orisinalitas

Orisinalitas mengacu pada penciptaan pola gerakan baru berdasarkan

situasi, masalah, atau konteks tertentu. Hasil pembelajaran pada aspek ini

berupa kemampuan siswa menciptakan kreativitas menggunakan

keterampilan yang sangat tinggi.

Ranah psikomotorik yang dipakai dalam penelitian ini adalah aspek

kemampuan menyusun tugas, kecakapan memecahkan masalah, kecakapan

bertanya dan kecakapan mengemukaan pendapat. Kemampuan psikomotorik

dalam kompetensi dasar menganalisis hidrosfer dan dampaknya terhadap

kehidupan di muka bumi dinilai saat proses pembelajaran dengan menggunakan

penilaian non tes (lembar observasi).Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa

hasil belajar adalah perubahan pada kognitif, afektif dan psikomotorik sebagai

pengaruh pengalaman belajar yang dialami siswa baik berupa bagian, unit, atau

bab materi tertentu yang telah diajarkan.

2.1.15 Pengertian Hidrosfer

Hidrosfer adalah lapisan air yang ada di permukaan bumi. Kata hidrosfer

berasal dari kata hidros yang berarti air dan sphare yang berarti lapisan. Siklus

hidrologi adalah suatu proses peredaran atau daur ulang air secara yang berurutan

secara terus-menerus. Pemanasan sinar matahari menjadi pengaruh pada siklus

Page 52: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN OUTDOOR ...lib.unnes.ac.id/34055/1/3201413122maria.pdfMATERI HIDROSFER DI SMA NUSAPUTERA KOTA SEMARANG Skripsi diajukan dalam rangka penyelesaian studi

38

hidrologi. Air diseluruh permukaan bumi akan menguap bila terkena sinar

matahari menjadi pengaruh pada siklus hidrologi. Air di seluruh permukaan bumi

akan menguap bila terkena sinar matahari. Pada ketinggian tertentu ketika

temperatur semakin turun uap air akan mengalami kondensasi dan berubah

menjadi titik-titik air dan jatuh sebagai hujan.Materi hidrofer yang dibahas dalam

penelitian ini adalah sub bab perairan darat pada poin Daerah Aliran Sungai

(DAS).

1. Perairan darat dan potensinya

Daerah Aliran Sungai (DAS)

Daerah Aliran Sungai (DAS) ialah keseluruhan daerah yang berpelepasan ke

sungai ynag bersangkutan beserta anak-anak sungainya. Contoh DAS yang ada di

Indonesia, antara lain DAS Kapuas, DAS Serayu, dan DAS Cimanuk. Suatu

daerah aliran sungai dibagi menjadi tiga bagian, yaitu daerah aliran hulu, daerah

alur tengah, dan daerah aliran hilir.

a. Derah aliran hulu suatu sungai dicirikan oleh erosi vertikal yang berperanan

penting. Penampang melintang lembahnya berbentuk huruf V yang

cembung.

b. Daerah aliran tengah dicirikan oleh erosi vertikal yang kekuatan erosinya

sama seperti erosi lateral. Lembahnya berbetuk V yang lurus atau cekung

dan kanan kirinya sering terdapat dataran yang agak lebar.

c. Daerah aliran hilir dicirikan oleh erosi lateral yang memegang peranan

penting sehingga lembah sangat lebar dan alirannya lambat.

Page 53: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN OUTDOOR ...lib.unnes.ac.id/34055/1/3201413122maria.pdfMATERI HIDROSFER DI SMA NUSAPUTERA KOTA SEMARANG Skripsi diajukan dalam rangka penyelesaian studi

39

Sungai memberikan manfaat bagi makhluk terutama manusia, Adapun

keuntungan (manfaat) sungai, antara lain sebagai berikut:

a. Sumber air bagi pengairan wilayah pertanian dan irigasi dan usaha

perikanan darat.

b. Tempat untuk mengembangbiakkan dan menangkap ikan guna memenuhi

kebutuhan manusia akan protein hewani.

c. Sumber tenaga untuk PLTA.

d. Tempat rekreasi, misalnya melihat keindahan air terjun dan bendungan.

e. Tempat memenuhi kebutuhan air untuk kehidupan sehari-hari bagi

penduduk.

f. Tempat berolahraga.

Sungai memberikan manfaat, namun juga mendatangkan kerugian bagi

kehidupan manusia yang tinggal di sekitar aliran sungai.

a. Sungai merupakan media penyebaran bibit penyakit.

b. Sungai menyebabkan polusi air, terutama sungai yang mengalir lambat di

kota-kota yang penuh dengan sampah.

c. Sungai dapat menimbulkan banjir dan mendatangkan kerugian yang cukup

besar bagi manusia.

d. Sungai dapat mengganggu wilayah pertanian di daerah aliran tengah dan

hilir pada sungai-sungai yang bermeander.

Page 54: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN OUTDOOR ...lib.unnes.ac.id/34055/1/3201413122maria.pdfMATERI HIDROSFER DI SMA NUSAPUTERA KOTA SEMARANG Skripsi diajukan dalam rangka penyelesaian studi

40

2.2 Penelitian Yang Relavan

Untuk memperkuat penelitian ini, peneliti akan mempertimbangkan hasil

dari penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian yang akan dilaksanakan

oleh peneliti. Adapun penelitian yang akan dibahas antara lain:

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sri Nur Indah Sari tahun (2018)

dalam jurnal yang berjudul “Perbandingan antara kegiatan pembelajaran di luar

dan di dalam kelas 7 SMP Negeri 2 Turatea Kabupaten Cinepunto Makasar

”menyatakan bahwa adanya perbandingan dari hasil belajar antara pembelajaran

di dalam dan outdoor study”.

Penelitian yang dilakukan oleh Tias Ellsa Arqinila tahun (2013) yang

berjudul “Efektivitas pembelajaran bentuk indoor dan outdoor di kelas VII di

SMP Negeri 1 Rembang Purbalingga” menyatakan bahwa untuk hasil angket

tanggapan siswa gambar bentuk indoor dan outdoor lebih diminati outdoor

dibanding pembelajaran gambar bentuk indoor, dibuktikan dari hasil angket

tanggapan siswa gambar bentuk indoor kelas VII C bahwa 41,11% siswa memilih

jawaban “a” yang memberikan tanggapan baik. Sedangkan gambar bentuk

outdoor kelas VII G diketahui bahwa siswa memilih jawaban “a” yang

memberikan tanggapan sangat baik.

Penelitian yang dilakukan oleh Suparjo Rustam tahun (2012) yang

berjudul “Peterapan outdoor study pada pembelajaran Geografi kelas X IPS

MA Al-Bidiyah Kecamatan Bandungan” menyatakan bahwa model

pembelajaran outdoor study mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik

Page 55: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN OUTDOOR ...lib.unnes.ac.id/34055/1/3201413122maria.pdfMATERI HIDROSFER DI SMA NUSAPUTERA KOTA SEMARANG Skripsi diajukan dalam rangka penyelesaian studi

41

kelas X IPS MA Al Bidayah Kecamatan Bandungan. Karena penelitian tersebut

efektif maka peneliti ingin menerapkan penerapan metode outdoorstudy dan

pembelajaran di dalam kelas pada materi hidrosfer di SMA Nusaputera Kota

Semarang.

Tabel 2. 1Penelitian yang Relevan

No Peneliti Waktu Judul Objek Hasil

1 Sri Nur Indah sari

2018 Perbandingan antara kegiatan pembelajaran di luar dan di dalam kelas 7 SMP N 2 Turatea Kabupaten Cinepunto Makasar

SMP 2 Turatea Makasar

Dapat diketahui adanya perbandingan hasil belajar antara pembelajaran di dalam dan outdoor study

2 Tias Ellsa Arqinila

2013 Efektivitas pembelajaran bentuk Indoor dan Outdoor

di kelas VII di SMP Negeri 1 Rembang Purbalingga

SMP Negeri 1 Rembang Purbalingga

Untuk hasil angket tanggapan siswa gambar bentuk indoor

dan outdoor lebih diminati outdoor dibanding pembelajaran gambar bentuk indoor, dibuktikan dari hasil angket tanggapan siswa gambar bentuk indoor kelas VII C bahwa 41,11% siswa memilih jawaban “a” yang memberikan tanggapan baik. Sedangkan gambar bentuk outdoor kelas VII G diketahui bahwa siswa memilih jawaban “a” yang memberikan tanggapan sangat baik

3 Suparjo

Rustam

2012 Penerapan Outdoor study

pada pembelajaranGeografi kelas X IPS MAAL BIDAYAH Kecamatan

Bandungan

SMA MA AL BIDAYAH Kelas X kecamatan bandungan

metode pembelajaran outdoor

study mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas X IPS MA Al Bidayah Kecamatan Bandungan

Page 56: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN OUTDOOR ...lib.unnes.ac.id/34055/1/3201413122maria.pdfMATERI HIDROSFER DI SMA NUSAPUTERA KOTA SEMARANG Skripsi diajukan dalam rangka penyelesaian studi

42

2.3 Kerangka Berfikir

Proses pembelajaran geografi khususnya pada materi hidrosfer, lebih sering

dilakukan di dalam kelas yang hanya memanfaatkan atau menggunakan media

dan sumber belajar visual (buku ajar) dibandingkan melakukan proses

pembelajaran outdoor study. Sehingga peserta didik sering merasa jenuh dan

kurang mendapatkan pengalaman. Sedangkan di lingkungan banyak terdapat

sumber belajar yang dapat menunjang sebagai bahan untuk pembelajaran terutama

pada materi hidrosfer, karena lingkungan alam merupakan sumber belajar yang

konkret dan nyata yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan pembelajaran. Dalam

pemanfaatan lingkungan ini juga perlu menyelaraskan dengan materi yang nanti

akan diajarkan.Pemanfaatan lingkungan alam dalam penelitian ini menggunakan

metode outdoor study dan pembelajaran di dalam kelas untuk dapat meningkatkan

aktivitas belajar dan menarik perhatian siswa, sehingga pada akhirnya dapat

meningkatkan hasil belajar. Dalam hal ini peneliti mengajak siswa melakukan

pembelajaran outdoor study dengan memanfaatkan sungai yang letaknya tidak

jauh dari sekolah sebagai sumber belajar. Sehingga dalam hal ini siswa langsung

terjun ke lapangan dan mengamati dengan mencocokan yang ada di dalam materi

ajar. Tanggapan guru dan tanggapan siswa mengenai pelaksanaan outdoor study

penting untuk menganalisis seberapa besar hambatan dalam proses pembelajaran

di lapangan. Lebih jelasnya kerangka berfikir dalam penelitian ini dapat dilihat

pada gambar di bawah ini:

Page 57: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN OUTDOOR ...lib.unnes.ac.id/34055/1/3201413122maria.pdfMATERI HIDROSFER DI SMA NUSAPUTERA KOTA SEMARANG Skripsi diajukan dalam rangka penyelesaian studi

43

Pembelajaran outdoor study(kelas eksperimen)

Pembelajaran di dalam kelas (kelas kontrol)

Materi :

• Potensi, sebaran perairan darat(sungai)

• DAS

Materi :

• Potensi, sebaran perairan darat (sungai)

• DAS

Tahap persiapan

• Peneliti menyiapkan tujuaan pembelajaran di lapangan

• Peneliti melakukan persiapan (membentuk kelompok,menentukaan waktu pelaksanaan,keamanan jarak yang akan ditempuh.

Tahap pelaksanaan

• Peneliti menjelaskan yang berkaitan dengan sungai.

• Peneliti menjelaskan tentang perairan darat dan DAS

• Siswa melakukan pengamatan serta penemuan yang telah mereka dapat

• Siswa berdiskusi dan menyusun laporan

• Siswa melakukan presentasi • Evaluasi

Tahap persiapan

• Peneliti menyiapkan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai (menyusun RPP).

• Memberikan sebuah pembelajaran pada materi hidrosfer yang berlangsung di dalam kelas

• Peneliti membentuk kelompok dan menentukan topik yang akan didiskuisikan

Tahap pelaksanaan

• Peneliti menjelaskan tentang perairan darat dan DAS

• Siswa berdiskusi secara berkemlompok

• Siswa menyusun laporan diskusi • Siswa melakukan presentasi • Evaluasi

Perbandingan hasil belajar

a. kognitif b. afektif c. psikomotorik

Permasalahan :

1. Siswa merasa jenuh dengan metode pembelajaran di dalam kelas. 2. Rendahnya minat siswa terhadap mata pelajaran Geografi. 3. Rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran Geografi.

Page 58: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN OUTDOOR ...lib.unnes.ac.id/34055/1/3201413122maria.pdfMATERI HIDROSFER DI SMA NUSAPUTERA KOTA SEMARANG Skripsi diajukan dalam rangka penyelesaian studi

44

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir

2.4 Hipotesis

Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara

terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul

(Arikunto, 2010:110). Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini yaitu :

H0: Penerapan metode pembelajaran outdoor study pada materi hidrosfer tidak

lebih baik dari pada metode pembelajaran di dalam kelas.

Ha : Hasil belajar Siswa pada materi hidrosfer lebih baik tidak menggunakan

metode pembelajaran di dalam kelas.

Page 59: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN OUTDOOR ...lib.unnes.ac.id/34055/1/3201413122maria.pdfMATERI HIDROSFER DI SMA NUSAPUTERA KOTA SEMARANG Skripsi diajukan dalam rangka penyelesaian studi

104

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa :

1. Penerapan metode outdoor study pada materi hidrosfer dengan

memanfaatkanKali Garang sebagai sumber belajar geografi kelas X IPS

SMA Nusaputera Kota Semarang dengan kriteria sangat baik,

memperlihatkan hasil belajar, keaktifan dan keterampilan siswa yang

lebih baik dibanding pembelajaran di dalam kelas dan masuk kriteria

cukup baik.

2. Penerapan pembelajaran di dalam kelas pada materi hidrosfer dengan

memanfaatkan Kali Garang sebagai sumber belajar geografi kelas X IPS

SMA Nusaputera Kota Semarang berjalan dengan lancar tetapi respon

dan tanggapan siswa yang kurang baik, dilihat dari nilai, keaktifan dan

keterampilan termasuk dalam kategori cukup baik.

3. Penerapan metode outdoor study pada materi hidrosfer termasuk pada

kriteria sangat baik, hal itu dapat dilihat pada rata-rata nilai kognitif

siswa yaitu 80,4 sedangkan rata-rata nilai afektif siswa sebanyak 82 dan

masuk kategori baik, dan rata-rata nilai psikomotorik sebanyak 88,2

dengan kriteria sangat baik.

4. Penerapan metode pembelajaran di dalam kelas pada materi hidrosfer

termasuk pada kategori cukup baik. Hasil nilai tersebut dapat dilihat pada

nilairata-rata kognitif 63,3, sedangkan rata-ratanilai afektif sebanyak 57,8

Page 60: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN OUTDOOR ...lib.unnes.ac.id/34055/1/3201413122maria.pdfMATERI HIDROSFER DI SMA NUSAPUTERA KOTA SEMARANG Skripsi diajukan dalam rangka penyelesaian studi

105

masuk kategori cukup baik, dan rata-rata nilai psikomotorik sebanyak

59,4 dengan kriteria cukup baik.

5. Perbandingan hasil pembelajaran dengan menggunakan metode outdoor

study dan pembelajaran di dalam kelas pada materi hidrosfer dari hasil

perhitungan diperoleh t hitung = 8,12 dan t tabel = 2,00 dengan dk = (32 − 1)

= 31 dan α = 5%. Karena t berada pada daerah penolakan Ho, maka dapat

disimpulkan bahwa hasil post-testmetode outdoor studylebih besar

dibandingkan dengan hasil post test pembelajaran di dalam kelas.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan, maka penulis memberika

saran sebagai berikut :

1. Metode Pembelajaran outdoor study perlu diterapkan oleh guru sebagai

salah satu alternatif dalam pembelajaran geografi, khususnya pada materi

hidrosfer.

2 Manajemen waktu dan biaya harus diperkirakan dengan matang agar

pembelajaran outdoor study berjalan dengan lancar dan sesuai dengan

alokasi waktu yang ditentukan.

4. Metode Pembelajaran outdoor study perlu diterapkan oleh guru sebagai

salah satu alternatif dalam pembelajaran geografi. khususnya pada materi

hidrosfer karena siswa akan lebih paham dengan menemukan

permasalahan sendiri dilapangan.

Page 61: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN OUTDOOR ...lib.unnes.ac.id/34055/1/3201413122maria.pdfMATERI HIDROSFER DI SMA NUSAPUTERA KOTA SEMARANG Skripsi diajukan dalam rangka penyelesaian studi

106

DAFTAR PUSTAKA

Anam, Khoirul. 2017. Pembelajaran Berbasis Inkuri: Metode Dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Ahmadi, Abi dan Widodo, Supriyono. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Cristian Harry. 2018. Studi Tentang PelaksanaanRencana Kerja Pembangunan Desa (RKPDes) Tahun 2013 Di Desa Loa Janan Ulu Kecamatan Loa Janan Kabupaten Kutai Kartanegara. Jurnal Pemerintahan Integratif, Vol 3:No 1

Endrayanto, Herman Yosep Sunu dan Harumurti, Yustina Wahyu. 2014. Penilaian Belajar Siswa di Sekolah. Yogyakarta: Kansius.

Jane, Brodin. 2009. Journal Of Adventure Education & Oudoor Learning

InclusionThrough Acces to Outdoor Education : Learning in Motion (LIM).. Stockholm University, Sweden.

Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan pembalajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Darsono, Max. 2001. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang Press

Edelson, C. Daniel. 2001. Learning-for-use: A framework for the design of

technology-supported inquiry activities.Journal of Science Teacher

Education, Vol 38:No 3, pp. 355-385.

Harsono, Beni, Soesanto, Samsudi. 2009. Perbedaan Hasil Belajar metode Ceramah Konvensional Dengan Ceramahan Berbantuan Media Animasi Pada Pembelajaran Kompetensi Perakitan Dan Pemasangan Sistem Rem. Jurnal PTM, Vol 09:No 2.

Hayani, Siti. 2015. Pemanfaatan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar Outdoor

Study pada Mata Pelajaran Geografi Materi Lingkungan Hidup Kelas XI-IPS di SMA Negeri Se-Kabupaten Pekalongan. Edu Geografi. Vol 3, No 8. 2015.

Husamah.2013. Pembelajaran luar kelas outdoor learning. Jakarta : Prestasi Pustaka.

Indrayati, Ariyani dan Wahyu Setyaningsih. 2016. Karakteristik Air Tanah di Sekitar Rawa Jombor, Klaten dan Potensinya Sebagai Sumber Belajar Geografi di Lapangan. Jurnal Geografi. Vol 12 No 2. 2016.

Page 62: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN OUTDOOR ...lib.unnes.ac.id/34055/1/3201413122maria.pdfMATERI HIDROSFER DI SMA NUSAPUTERA KOTA SEMARANG Skripsi diajukan dalam rangka penyelesaian studi

107

Jauhar, Mohamad. 2016. Implementasi Paikem dari Behavioristik Sampai

Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Kodoatie, Robert J. 2002. Banjir: Beberapa Penyebab Dan Metode

Pengendaliannya Dalam Perspektif Lingkungan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Kurniawan, Edi dan Suwito Eko Pramono. 2015. Model Pembelajaran IPS Berbasis Masalah Industri. Jurnal Forum Ilmu Sosial. Vol 42, No 2. 2015.

Mata Pelajaran Sosiologi Siswa IPS SMA Negeri 3 Probolinggo. Jurnal

Penelitian Dan Pendidikan IPS (JPPI), Vol 10: No 2.

Mahmudah, Masruroh. 2016. Urgensi Diantara Dualisme Model Pembelajaran Ceramah Dalam Kegiatan Belajar Mengajar Untuk Siswa MI/SD. Jurnal

Pendidikan, Vol 9: No 1.

Mulyatiningsih, Endang. 2010. Pembelajaran Aktif, Kreatif, Inovatif, efektif, Dan

Menyenangkan (PIKEM). Depok: DI P4TK Bisnis dan Pariwisata.

Natakusuma, Adhitya. 2017. Pengaruh Cara Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Geografi di SMA Negeri 2 Pekalongan. Edu Geografi. Vol. 5, No. 3. 2017.

Notoatmojdo, 2010. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nugroho, Sugeng, Suparmi, Sarwanto. 2012. Pembelajaran IPA Dengan Metode Inkuiri Terbimbing menggunakan Laboratorium Real dan Virtuil Di Tinjau Dari Kemampuan Memori Dan Gaya Belajar Siswa. Jurnal Inkuiri, Vol 1:No3.

Nurhidayati, Siti, Siti Zubaidah, Sri Endah Indriwati. 2018. Pengaruh Metode Inkuri Terbimbing Terhadap Aktifitas Dan Hasil Belajar Biologi Siswa. Jurna Kependididkan, Vol 14: No 3.

Pratiwi, Inmas Putri. 2017. Pemanfaatan Laboratorium Alam Geologi Karang Sambung dalam Kegiatan Outdoor Study Materi Pokok Litosfer Kelas X SMA Negeri Karangsambung Tahun Ajaran 2016/2017. Edu Geografi. Vol 5, No 3. 2017.

Purbawati, Ratih, Meter dan Wiyasa. 2014. Pengaruh Pendekatan Contextual Teaching And Learning By Outdoor Study Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V SD Gugus 4 Samplangan. Jurnal Mimbar

PGSD. Vol. 2 No. 2. 2014.

Purwanto. 2016. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Page 63: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN OUTDOOR ...lib.unnes.ac.id/34055/1/3201413122maria.pdfMATERI HIDROSFER DI SMA NUSAPUTERA KOTA SEMARANG Skripsi diajukan dalam rangka penyelesaian studi

108

Rickinson, M. Dillon, et. al. 2004. A review journal of Research on Outdoor

Learning. National Foundation For education Research ang King’s Collage London.

Roymond. 2009. Buku Ajar Pendidikan Keperawatan. Jakarta: Buku Kedokteran. A.M, Sardiman. 2017. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Bandung: Rajawali Press.

Rose, Nicol, and Higgins, 2007. Outdoor Study Of Nature : Teachers Motivations and Contexts. Scottish Education. 1, Vol 39, no 2, pp. 160-172

Rohani, Ahmad. 2004.Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: PT Asdi Mahastya.

Rudolf William, Daniel, 2012. Effect Of Outdoor Educatioan Methods and

Stategies On Student Engagement in Science : A Descriptive Study. Montana State University.

Rizky, Raden, Amalia, Abdul Fadil, Sari Narulita. 2014. Penerapan Metode Ceramah Dan Diskusi Dalam Meningkatkan Hasil Belajar PAI Di SMA Negeri 44 Jakarta. Jurnal Studi Al-quran, Vol 10: No 2

Sardiman,A.M. 2007, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar: Bandung, Rajawali Pers.

Sugiyono. 2018. Model Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

. 2016. Model Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta.

Samsudin, Islam, Dipo, Muhammad. 2016, Pengaruh Pembelajaran Model Observasi Lapangan (Outdoor Study) Dan Pembelajaran Inquiry Terhadap Hasil Belajar

Seifert, Kelvin, Manajemen Pembelajaran Dan Instruksi Pendidikan (terj. Yusuf Anas), Jogjakarta: IRCiSoD, 2007.

Setianingsih, Wahyu dkk. 2019. Pelatihan Pembuatan Sampel Batuan Sebagai Media Pembelajaran Lithosfer Berbasis Outdoor Study di MGMP Geografi SMA Kabupaten Boyolali. Jurnal Panjar. Vol 1, No 1. 2019.

Setianingsih Wijayati, Shintya dkk. 2913. Ketepatan Pemilihan dan Penggunaan Media Pembelajaran Geografi SMA Negeri di Kabupaten Jepara. Edu

Geografi, Vol 1, Vol 2. 2015.