PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA...

172
PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA BERBUSANA (Mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan) Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh : RETNO PUSPARANI NIM: 11150150000097 PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1441H/2020M

Transcript of PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA...

Page 1: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA

TERHADAP GAYA BERBUSANA

(Mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh :

RETNO PUSPARANI

NIM: 11150150000097

PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1441H/2020M

Page 2: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka
Page 3: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka
Page 4: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka
Page 5: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka
Page 6: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka
Page 7: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

i

ABSTRAK

Retno Pusparani (NIM: 1115015000097). Penerapan Kode Etik Mahasiswa

Terhadap Gaya Berbusana (Mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan). Skripsi Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial,

Fakultas Ilmu Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2020.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Penerapan Kode Etik

Mahasiswa Terhadap Gaya Berbusana di Lingkungan Kampus Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Metode penelitian yang

digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Kualitatif ditunjukan untuk

mendeskripsikan dan menganalisis fenomena ataupun sikap yang dilakukan manusia

baik individu maupun kelompok. Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini

menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi.

Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan bahwa: (1) Penerapan kode etik

mahasiswa pada mahasiswa/i Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan sudah diterapkan

hampir menyeluruh di lingkungan kampus, bahwa sebagian besar mahasiswa sudah

berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

secara sadar menggunakan busana yang sesuai dengan pedoman dan tata tertib busana

bagi mahasiswa keguruan yang ada pada papan informasi tata tertib berbusana

mahasiswa/i FITK. (2) Terdapat 4 (empat) faktor yang mempengaruhi bagaimana

gaya berbusana mahasiswa yaitu, faktor dari diri sendiri, keluarga, organisasi kampus

dan teman sebaya. Artinya, dari setiap ragam gaya berbusana mahasiswa semuanya

terdapat faktor dan peranan penting dari lingkungan sekitarnya. (3) Gaya busana yang

sesuai dengan kode etik yang sudah mahasiswa terapkan saat ini ialah tidak langsung

seperti sekarang, melainkan terdapat perubahan gaya berbusana.

Kata Kunci : Kode Etik, Gaya Berbusana

Page 8: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

ii

ABSTRACT

Retno Pusparani (NIM: 1115015000097). Application of Student Ethics Code on

Dress Style (Tarbiyah and Teaching Faculty Students). Thesis Social Sciences

Education Study Program, Faculty of Tarbiyah and Teacher Training, Syarif

Hidayatullah State Islamic University Jakarta, 2020.

The purpose of this study was to determine the Implementation of Student

Code of Conduct on the Style of Dressing in the Campus Environment of the Faculty

of Tarbiyah and Teacher Training UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. The research

method used in this study is a qualitative method. Qualitative is shown to describe

and analyze phenomena or attitudes made by humans, both individuals and groups.

Data collection procedures in this study using interviews, observation and

documentation..

Based on the results of the study, it was found that: (1) The application of the

student code of ethics to students of the Faculty of Tarbiyah and Teacher Training

has been applied almost comprehensively in the campus environment, that most

students have dressed in accordance with the applicable Islamic code of ethics and

Islamic law, they are aware of wearing clothes that are in accordance with the

guidelines and codes of conduct for teacher students in the information board of the

dress code of students of FITK. (2) There are 4 (four) factors that influence the

student's style of dress, that is, factors of oneself, family, campus organization and

peers. That is, from each of the various styles of student dress there are all factors

and important roles of the surrounding environment. (3) Fashion style that is in

accordance with the code of ethics that students have applied now is not as direct as

it is now, but there is a change in fashion style.

Keywords: Code of Ethics, Style of Dress

Page 9: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah

SWT, karena segala rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Tidak lupa pula shalawat dan salam semoga selalu dilimpahkan kepada Baginda Nabi

Muhammad SAW yang telah membimbing umat manusia dari jalan jahiliyah menuju

jalan yang terang benderang dengan Agama Islam yang dibawanya menjadi

penyelamat dan mengantarkan pemeluknya menuju kedamaian di dunia maupun di

akhirat. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tidak sedikit kesulitan yang dihadapi

selama penyelesaian skripsi ini, namun atas kemudahan yang senantiasa Allah SWT

berikan dan motivasi serta dukungan dari berbagai pihak penulis dapat mengatasi

kesulitan tersebut. Oleh karena itu dalam kesempatan ini dengan kerendahan hati

penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang berjasa dalam penulisan

skripsi ini, diantaranya:

1. Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, Lc., M.A selaku Rektor

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Sururin, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Dr. Iwan Purwanto, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Bapak

Andri Noor Andriansyah selaku Sekertaris Jurusan.

4. Ibu Prof. Dr. Ulfah Fajarini, M.Si selaku dosen pembimbing satu yang telah

meluangkan waktu dan telah membantu menyelesaikan penyusunan skripsi dari

awal sampai akhir.

5. Bapak Drs. H, Syaripulloh, M.Si selaku dosen pembimbing dua yang telah

meluangkan waktu dan dengan penuh kesabaran memberikan bimbingan, kritik,

dan saran bermanfaat sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

Page 10: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

iv

6. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta dan seluruh Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang

telah memberikan ilmu pengetahuan serta bimbingan kepada penulis selama masa

perkuliahan, semoga ilmu yang telah bapak dan ibu berikan mendapatkan

keberkahan dari Allah SWT.

7. Kedua orang tua saya yang saya banggakan, Mama dan Bapa yang selalu

memberikan motivasi dan mendukung saya dalam mengerjakan skripsi, juga

terimakasih kepada adik saya Caca yang telah memberikan dukungan dalam

mengerjakan skripsi ini.

8. Partner saya, Dimas Wisa Fadholi terimakasih atas waktu dan perhatianya kepada

penulis selama masa kuliah dan masa selama mengerjakan skripsi, juga terima

kasih sudah memberikan semangat serta motivasi dan sahabat saya Retno

Sariwening yang selalu menghibur saya dalam keadaan apapun.

9. Teman-teman yang saya sangat sayangi sejak awal perkuliahan, Diamar, Ajeng,

Selvi, Dwiky, Mail, Irfan, Deri, Restu, Putri, Dinda, Umay, Ilfi, Jidah, Tahsya dan

Nabila, yang selalu memberi keceriaan dan momen-momen bahagia selama masa

perkuliahan.

10. Seluruh teman-teman seperjuangan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial angkatan

2015 FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan khususnya kelas Sosiologi

terimakasih untuk selama ini telah memberikan arti dalam kehidupan perkuliahan

mohon maaf tidak bisa disebutkan satu persatu tanpa mengurangi rasa pertemanan

kita, tetap kompak selalu dan terus jalin tali silaturrahmi.

11. Terimakasih kepada partisipan teman-teman mahasiswa yang telah meluangkan

waktunya untuk membantu serta mendukung peneliti untuk menyelesaikan skripsi

ini.

12. Terimakasih juga kepada partisipan staf FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

yang telah meluangkan waktu dan mendukung peneliti untuk menyelesaikan

skripsi ini.

Page 11: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

v

13. Kepada Semua pihak yang telah memberikan bantuan, dorongan, dan informasi

yang bermanfaat bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga penelitian

in dapat bermanfaat bagi penulis khususna dan bagi para pembaca pada umumnya

dan dapat memberikan kontribusi dalam pendidikan.

Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan karena apabila bukan karena Allah

SWT penulis tidak dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini masih

banyak kekurangan di dalamnya, untuk itu penulis memerlukan kritik dan saran dari

pembaca. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan bagi pembaca serta

bagi masyarakat.

Jakarta, 30 Januari 2020

Penulis

Retno Pusparani

Page 12: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

vi

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

LEMBAR PERNYATAAN UJI REFERENSI

ABSTRAK .................................................................................................................... i

ABSTRACT ................................................................................................................. ii

KATA PENGANTAR ................................................................................................ iii

DAFTAR ISI ............................................................................................................... vi

DAFTAR TABEL ...................................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah ..................................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ........................................................................................... 8

C. Pembatasan Masalah .......................................................................................... 8

D. Perumusan Masalah ........................................................................................... 8

E. Tujuan Penelitian ............................................................................................... 9

F. Manfaat Penelitian ............................................................................................. 9

BAB II KAJIAN TEORI .......................................................................................... 11

A. Deskripsi Teoritik............................................................................................. 11

1. Teori Tindakan Sosial .................................................................................. 11

2. Teori Struktural Fungsional .......................................................................... 13

3. Kedisiplinan .................................................................................................. 14

4. Mahasiswa .................................................................................................... 15

5. Penampilan Diri ............................................................................................ 17

6. Syariat Islam ................................................................................................. 18

Page 13: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

vii

7. Kode Etik ...................................................................................................... 20

6. Gaya Busana atau Fashion ........................................................................... 24

B. Penelitian yang Relevan ................................................................................... 26

C. Kerangka Berpikir ............................................................................................ 32

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................................... 35

A. Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................................... 35

1. Tempat Penelitian dan Waktu Penelitian ..................................................... 35

B. Pendekatan dan Metode Penelitian .................................................................. 36

C. Sumber Data dan Jenis Data ............................................................................ 37

1. Data dan Sumber Data .................................................................................. 37

D. Prosedur Pengumpulan Data ............................................................................ 40

1. Wawancara ................................................................................................... 40

2. Observasi ...................................................................................................... 43

3. Dokumentasi ................................................................................................. 44

E. Analisis Data ................................................................................................... 45

1. Reduksi Data ................................................................................................ 45

2. Penyajian Data .............................................................................................. 45

3. Kesimpulan atau Verifikasi .......................................................................... 46

F. Pemeriksaan Keabsahan Data .......................................................................... 47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......................................... 49

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ................................................................. 49

1. Letak Geografis ............................................................................................ 49

2. Profil Singkat Fakultas ................................................................................. 49

3. Visi dan Misi ................................................................................................ 53

4. Sarana dan Prasarana .................................................................................... 54

5. Konsep Kode Etik ........................................................................................ 56

B. Penerapan Kode Etik Mahasiswa Terhadap Gaya Berbusana di Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan ........................................................................................... 57

1. Pemahaman Mengenai Kode Etik Berbusana .............................................. 57

Page 14: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

viii

2. Ragam Gaya Berbusana Mahasiswa FITK................................................... 60

3. Keadaan Busana Mahasiswa Saat Ini ........................................................... 65

C. Penerapan Sanksi Terhadap Pelanggaran Kode Etik ....................................... 68

1. Penerapan Sanksi Ringan Pada Pelanggaran Gaya Busana Mahasiswa ...... 68

D. Faktor Yang Mempengaruhi Mahasiswa Berbusana ....................................... 71

1. Faktor Internal .............................................................................................. 71

2. Faktor Eksternal ........................................................................................... 76

3. Perubahan Gaya Berbusana Selama Kuliah Di FITK .................................. 79

E. Keterbatasan Penelitian .................................................................................... 84

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ............................................ 86

1. Kesimpulan ...................................................................................................... 86

2. Implikasi ........................................................................................................... 87

3. Saran ................................................................................................................. 87

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 89

Lampiran-lampiran .................................................................................................. 93

Page 15: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Tata tertib berbusana dan penampilan mahasiswi FITK………………….5

Tabel 2.1 Penelitian Relevan……………………………………………………….28

Tabel 3.1 Waktu Penelitian………………….…………………...………………...35

Tabel 3.2 Informan yang diwawacarai……………………………………………..38

Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Wawancara………………………………………....41

Tabel 3.4 Instrumen Wawancara………………………………………..………….42

Tabel 3.5 Pedoman Observasi Penelitian…………………………………………..44

Tabel 3.6 Kisi-kisi Dokumentasi Penelitian………………………………………..44

Page 16: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Pedoman dan Transkip Wawancara Seluruh Informan……….94

Lampiran 2 Lembar Pedoman dan Transkip Observasi……………………………134

Lampiran 3 Dokumentasi Penelitian di FITK……………………………………...137

Lampiran 4 Surat Keterangan Bimbingan Skripsi……………………………….…139

Lampiran 5 Kode Etik Mahasiswa…………………………………………………140

Lampiran 6 Lembar Ujian Referensi……………………………………………….150

Page 17: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan kita, ini berarti

bahwa setiap manusia Indonesia berhak mendapatkannya dan diharapkan untuk

selalu berkembang didalamnya. Pendidikan tidak akan ada habisnya. Pendidikan

secara umum mempunyai arti suatu proses kehidupan dalam mengembangkan

diri tiap individu untuk dapat hidup dan melangsungkan kehidupan. Kita dididik

dan diharapkan menjadi orang yang berguna bagi nusa, bangsa dan Negara.

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta merupakan lembaga

penyedia pendidikan yang berbasis Islami. Universitas ini tidak hanya mendidik

mahasiswa dan alumni akan ilmu yang dipelajarinya, namun juga membentuk

akhlak, aqidah dan iman tetapi juga pendidikan umum, yang merujuk pada

pengubahan sikap dan pengembangan keterampilan yang dimiliki. Tujuan

Pendidikan baik secara Islam dan umum hampir memiliki kesamaan yaitu

mendapatkan kesuksesan. Apabila digabungkan maka tujuan pendidikan adalah

upaya untuk meraih kesuksesan hidup di dunia dan akhirat.

Kode etik hanya dapat ditetapkan oleh suatu organisasi profesi yang berlaku

dan mengikat para anggotanya. Penetapan kode etik lazim dilakukan pada suatu

kongres organisasi profesi. Dengan demikian, penetapan kode etik tidak boleh

dilakukan oleh orang secara perorangan, melainkan harus dilakukan oleh orang-

orang yang diutus untuk dan atas nama anggota-anggota profesi dan organisasi

tersebut. Kode etik profesi hanya akan mempunyai pengaruh yang kuat dalam

menegakkan disiplin di kalangan profesi tersebut, jika semua orang yang

Page 18: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

2

menjalankan profesi tersebut tergabung (menjadi anggota) dalam organisasi

profesi yang bersangkutan.1

Kode etik mahasiswa merupakan seperangkat peraturan yang mengatur

sikap, perkataan, perbuatan, penampilan dan busana mahasiswa selama ia

menjadi mahasiswa. Perkembangan gaya berbusana tidak bisa di pungkiri lagi

akan selalu mengalami perubahan setiap tahun pasti ada mode-mode terbaru

dalam hal berbusana. Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pun mengikuti

perkembangan mode busana dari perkembangan mode setiap tahunnya akan

berdampak pada kode etik berbusana bagi mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Pada pengamatan yang peneliti lakukan pada 24 September 2019 di

lobby dan lorong FITK ditemukan beberapa mahasiswa yang berbusana

tidak sesuai dengan tata tertib busana mahasiswa yang telah ditetapkan, yaitu

terlihat mahasiswa dari jurusan Pendidikan Bahasa Inggris perempuan ada

yang menggunakan celana jeans dan kemeja ketat dan laki-laki ada yang

menggunakan kaos oblong dan celana jeans.

Perkembangan gaya berbusana tidak bisa di pungkiri lagi akan selalu

mengalami perubahan setiap tahun pasti ada mode-mode terbaru dalam hal

berbusana. Pada beberapa tahun belakangan ini trend busana yang sedang

berkembang di Indonesia adalah trend busana muslimah. Busana muslimah yang

sesuai kaidah ajaran agama Islam seyogyanya merupakan busana yang

setidaknya memiliki unsur-unsur seperti busana yang santun, tertutup dan

dirancang dengan bahan yang tidak tipis atau menerawang. Pengaruh negatif dari

mengikuti trend busana muslimah yang berkembang di Indonesia seperti saat ini

akan menjadi sesuatu yang dipermasalahkan jika trend busana muslimah tersebut

tidak sesuai dengan kaidah ajaran agama Islam.

1 Soetjipto dkk, Profesi Keguruan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2011), hlm. 32.

Page 19: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

3

Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pun mengikuti perkembangan

mode busana dari perkembangan mode setiap tahunnya secara up to date akan

berdampak pada kode etik berbusana bagi mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam pengamatan terhadap

mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan terlihat bahwasannya

mahasiswa menggunakan gaya busana kuliah muslimah. Penggunaan busana

muslimah yang tidak sesuai dengan kaidah ajaran agama Islam juga banyak

terlihat. Mahasiswa yang mengenakan busana muslimah yang tidak sesuai

dengan kaidah ajaran Islam ini sebagaimana wujud dari dampak negatif yang

ditimbulkan oleh perkembangan trend busana muslimah di masa kini. Banyak

terlihat mahasiswa yang mengikuti adanya perkembangan trend busana

muslimah di Indonesia namun tidak disesuaikan dengan kaidah ajaran agama

Islam.

Terlihat pula ketika peneliti melakukan pengamatan di Gedung PPG

Sawangan pada 25 September 2019, beberapa mahasiswa dari jurusan

Pendidikan IPS berbusana tidak sesuai dengan tata tertib busana, dimana

mahasiswa perempuan ada yang menggunakan alas kaki tidak tertutup

(sepatu sandal terbuka) dan mahasiswa laki-laki menggunakan kaos

berkerah.

Kode etik mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terdapat dalam

Keputusan Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Nomor: 469 Tahun 2016

Tentang Kode Etik Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta BAB IV

Tentang Bentuk Pelangaran Pasal 5 ayat 3 yang berbunyi: melanggar standar

busana, tata cara berbusana dan berpenampilan.2 Termasuk dalam kategori

pelanggaran ringan dengan sanksi teguran lisan dan tertulis.

2 Pedoman Akademik Program Strata Satu Tahun 2018/2019, hlm.107.

Page 20: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

4

Gambar 1.1

Kode Etik Mahasiswa

Kategori sanksi ringan hanya berupa teguran lisan dan tertulis, dari

pernyataan Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Prof Dr Yusron Razak:

Mahasiswa yang tertangkap basah melakukan pelanggaran Kode Etik

Mahasiswa (KEM) akan dikenai surat tilang di tempat. Surat peringatan

tertulis tersebut diberikan jika yang bersangkutan melakukan pelanggaran

Page 21: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

5

sedang hingga berat. Jika pelanggaran dalam kategori ringan, pelanggar

cukup dikenai teguran lisan. Tetapi jika pelanggarannya masuk kategori

sedang dan berat, mereka akan dikenai teguran tertulis dalam bentuk surat

tilang. Ia berharap, penyusunan juklak/juknis tersebut selanjutnya akan

menjadi panduan bagi para penegak hukum di lapangan. Mereka adalah

unsur karyawan, dosen, serta para pejabat kampus lain, baik di tingkat

universitas maupun fakultas dan jurusan.3

Tata tertib berbusana Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan sudah ada

bentuk informasinya dipapan pada setiap lantai fakultas, diantaranya berisi:

Tabel 1.1

Tata tertib berbusana dan penampilan mahasiswi FITK

Tertib busana dan penampilan

mahasiswi FITK:

1) Memakai busana muslimah

(berjilbab)

2) Baju dan celana panjang

3) Baju dan celana tidak ketat

4) Baju dan celana tidak transparan

5) Tidak diperkenankan memakai

celana jeans

6) Mahasiswi dianjurkan memakai rok

panjang

7) Beralas kaki tertutup/bersepatu

Tertib busana dan penampilan

mahasiswa FITK:

1) Rambut tidak gondrong

2) Tidak memakai aksesoris wanita

3) Tidak boleh memakai celana jeans

4) Baju dan celana tidak sobek

5) Tidak memakai kaos oblong

6) Maupun kaos berkerah

Beralas kaki tertutup/bersepatu

Tata tertib berbusana mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan telah

ditetapkan pada tahun 2002 dengan keputusan rektor berdasarkan usulan dekan

fakultas dan atau direktur SPS setelah memperhatikan rekomendasi tim khusus

yang terdiri atas berbagai unsur baik di tingkat fakultas, SPS maupun universitas.

Sanksi mahasiswa yang melanggar ketentuan non-akademik, hukum dan moral

dapat dikenakan sanksi berupa teguran, peringatan keras, skorsing dalam jangka

3 Nanang Syaikhu. Berita Senat FITK, (https://www.uinjkt.ac.id/id/mahasiwa-yang-

melanggar-kem-akan-dikenai-surat-tilang/). Diakses pada tanggal 30 Januari 2020 jam 23.20.

Page 22: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

6

waktu tertentu dan dikeluarkan dari UIN (Pemberhentian studi mahasiswa

dengan alasan non-akademik hanya dapat dilakukan dengan keputusan rektor).4

Berpakaian sesuai syariat Islam hukumnya wajib bagi seluruh umat muslim.

Namun budaya berpakaian sesuai syariat Islam pun saat ini sudah memudar, anak

muda mulai terpengaruh oleh budaya pakaian dari barat. Perkembangan dalam

berbusana sejalan dengan perkembangan peradaban manusia yang terkait dengan

manusia sebagai makhluk yang berbudaya. Semakin tinggi tingkat kebudayaan

manusia, maka semakin tinggi pula tingkat pemikiran manusia. Kebudayaan

bersifat akumulasi, maksudnya semakin lama akan semakin bertambah kaya

seperti pemikirannya, kreatifitasnya, dan keterampilannya dari sejak zaman

primitif sampai saat ini dan ke depan.5 Dalam memakai pakaian, seseorang selalu

mengikuti perkembangan mode yang selalu berjalan up to date, sedangkan mode

pakaian akan terpengaruh perubahan budaya serta perkembangan peradaban.

Hal ini harus diperhatikan sebagaimana sebagaimana mahasiswa

berpenampilan seperti yang dikatakan Wakil Dekan FITK Bidang Akademik

Muhammad Zuhdi MEd PhD.

FITK adalah Fakultas terdepan dalam menjunjung kode etik,

mahasiswa diharapkan dapat mematuhi aturan yang berlaku. Pasalnya,

sudah banyak mahasiswa yang dikeluarkan karena melanggar kode etik ini.

Dari pelanggaran besar hingga pelanggaran ringan seperti busana.6

Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa busana mahasiswa menjadi

hal yang harus diperhatikan. Tentunya kita sebagai umat manusia dan sebagai

umat muslim, kita patut menjauhi apa saja yang diharamkan dalam agama Islam.

Budaya yang bukan termasuk budaya kita seharusnya kita buang jauh-jauh dari

4 Pedoman Akademik, op.cit., hlm. 91.

5 Arifah A. Riyanto, Sejarah dan Perkembangan Busana, (Bandung: Dinas Pendidikan

provinsi Jawa Barat, 2005), hlm,10. 6 Buya Jilan, Berita Senat FITK, (https://www.uinjkt.ac.id/id/bekali-maba-studi-tepat-waktu-

fitk-gelar-student-days/). Diakses pada tanggal 30 Januari 2020 jam 23.30.

Page 23: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

7

hadapan kita. Aurat yang semestinya kita tutup janganlah kita umbar-umbar.

Mengenai bentuk atau model pakaian, Islam tidak memberi batasan, karena hal

ini berkaitan dengan budaya setempat. Oleh karena itu, kita diperkenankan

memakai pakaian dengan model apapun, selama pakaian tersebut memenuhi

persyaratan sebagai penutup aurat.

Berbusana yang sesuai dengan kode etik memperhatikan sopan dan tidaknya

dalam berbusana. Hal tersebut mengingat bahwa kampus merupakan lembaga

resmi pendidikan. Sehingga dalam tata berbusana dan pemakaian atribut

kelembagaan tersebut juga harus ditonjolkan. Karena hal tersebut adalah

sebagai identitas suatu lembaga. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta merupakan

lembaga pendidikan Islam, sehingga semua atribut yang dipakai oleh civitas

akademika harus mencerminkan nilai-nilai Islam, terutama dalam berbusana.

Sebagai mahasiswa atau mahasiswi harus memperhatikan kode etik kampus

sebagai landasan berpijak selama masa pendidikan. Dalam tata tertib berbusana

sudah ada ketentuannya, kesemuanya adalah untuk menjunjung nama baik

almamater dan Islam sebagai landasan berpikir dan bertindak.

Untuk menjadikan peranan tata tertib busana secara maksimal, dibutuhkan

kerja sama antar pihak yang ada didalam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

agar dapat berkesinambungan satu antar lain, apabila ada mahasiswa yang tidak

berbusana sesuai dengan aturan tata tertib busana mahasiswa maka bisa langsung

diterapkan sanksi ringan, sebagaimana sanksi itu dapat di lakukan oleh pihak

karyawan, dosen, serta para pejabat kampus lain, baik di tingkat universitas

maupun fakultas dan jurusan.

Adapun sedikit hambatan dalam menerapkan kode etik berbusana di

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, diantaranya penerpan sanksi ringan yang

hanya berupa teguran lisan dan tertulis dan kurangnya pihak kampus untuk

melaksanakan teguran tersebut maka dari alasan itu peneliti tertarik mengambil

Page 24: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

8

penelitian dengan judul “Penerapan Kode Etik Mahasiswa Terhadap Gaya

Berbusana (Mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan)”. Dengan adanya

penelitian ini, diharapkan adanya tata tertib busana yang adadi Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan dapat diterapkan secara maksimal dan apabila ada

pelanggaran maka pihak yang berwenang mampu menerapkan sanksi tersebut.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, terdapat, terdapat masalah-masalah yang

berkaitan dengan penelitian ini. Masalah tersebut diidentifikasikan sebagai

berikut:

1. Belum semua mahasiswa FITK menerapkan kode etik mahasiswa

2. Ditemukan mahasiswa FITK yang gaya berbusananya tidak sesuai dengan

kode etik mahasiswa

3. Tata tertib busana mahasiswa FITK belum diterapkan secara menyeluruh

4. Kategori sanksi yang berlaku yaitu sanksi ringan hanya berupa teguran lisan

dan tertulis

C. Pembatasan Masalah

Setelah peneliti memaparkan identifikasi masalah yang terjadi, agar

penelitian ini tidak meluas, maka peneliti membatasi permasalahan pada

penerapan kode etik mahasiswa pada gaya berbusana mahasiswa Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan Program Strata 1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

D. Perumusan Masalah

Agar dapat memfokuskan penelitian yang dilakukan, peneliti membuat

beberapa pertanyaan penelitian, yaitu sebagai berikut:

1. Bagaimana penerapan kode etik mahasiswa terhadap gaya berbusana

mahasiswa FITK?

2. Bagaimana penerapan sanksi terhadap pelanggaran kode etik berbusana di

FITK?

3. Faktor yang mempengaruhi gaya berbusana selama berkuliah di FITK?

Page 25: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

9

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah di uraikan sebelumnya, maka

terdapat beberapa tujuan penelitian sebagai berikut:

1. Untuk menggambarkan penerapan kode etik mahasiswa terhadap gaya

berbusana mahasiswa FITK.

2. Untuk mengetahui penerapan sanksi terhadap pelanggaran kode etik

berbusana di FITK.

3. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi gaya berbusana selama

berkuliah di FITK.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian mengenai penerapan kode etik mahasiswa terhadap gaya

berbusana mahasiswa di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan ini diharapkan

memiliki beberapa manfaat bagi berbagai pihak, yaitu:

1. Manfaat Teoritis

a. Bagi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan:

Diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan di bidang

pendidikan, khususnya tentang kode etik mahasiswa dan dalam

pelaksanaan tata tertib akademik.

b. Bagi Mahasiswa:

Sebagai bahan referensi untuk menambah pengetahuan tentang kode

etik mahasiswa khusunya tata tertib busana FITK.

c. Bagi Peneliti:

Sebagai sarana untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai

penerapan kode etik mahasiswa.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan:

Sebagai informasi untuk pihak lembaga dalam menentukan kebijakan-

kebijakan pelanggaran kode etik mahasiswa serta melakukan upaya untuk

Page 26: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

10

penanggulangan khusunya pelaksanaan tata tertib berpakaian.

b. Bagi Dosen:

Sebagai informasi dan motivasi dosen untuk memperhatikan dan

meningkatkan ketertiban dalam berpakaian mahasiswa terutama dalam

proses perkuliahan.

c. Bagi Mahasiswa:

Sebagai tinjauan yang diharapkan dapat dijadikan informasi untuk

meningkatkan penerapan kode etik mahasiswa dan dapat dijadikan bahan

pertimbangan mahasiswa dalam berpakaian.

d. Bagi Penulis:

Sebagai informasi tentang penerapan kode etik mahasiswa terhadap

gaya berpakaian mahasiswa dan di harapkan dapat membantu peneliti

lain yang akan meneliti hal serupa untuk dapat dijadikan sebagai

sumbangan pemikiran dan alternatif referensi.

Page 27: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

11

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Deskripsi Teoritik

1. Teori Tindakan Sosial

Tindakan adalah suatu perbuatan, perilaku yang dilakukan oleh manusia,

Menurut Max Weber, tindakan sosial diartikan sebagai tindakan manusia yang

dapat mempengaruhi individu-individu lainnya dalam masyarakat. Dalam

bertindak atau berperilaku seorang individu hendaknya memperhitungkan

keberadaan individu-individu lain, karena tindakan sosial merupakan

perwujudan dari interaksi sosial konsep tindakan sosial menjadi salah satu

konsep dasar yang sangat penting dalam sosial.1

Menurut Weber, menjelaskan tingkah laku adalah memahami untuk

menuntut kita masuk ke dalam pikiran dan perasaan-perasaan para pelaku

sosial.2 Ini berarti bahwa untuk menjelaskan masyarakat kita harus berempati

dengan tingkah laku orang lain dan dengan teori sosial secara bertahap sudah

memperbaiki, mengembangkan dan memperdalam konseptualisasinya tentang

masalah-masalah yang selalu ada, seraya memperluas bidang pandangan.

Ajaran-ajaran Max Webber amat menyumbang perkembangan sosiologi,

sosiologi dikatakannya sebagai ilmu yang berusaha memberikan pengertian

tentang aksi-aksi social.3 Peneliti menggunakan teori tindakan sosial

dikarenakan tindakan yang dilakukan seseorang mengandung makna dan

1 I.B. Wirawan, Teori-teori Sosial dalam Tiga Paradigma. (Jakarta: PT Kharisma Putra

Utama, 2012) , hlm. 98. 2 Thomas W. Champbell, Tujuh Teori Sosial, (Yogyakarta: Kasinius, 1994), hlm. 203.

3 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012),

hlm. 352.

Page 28: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

12

tindakan yang dilakukan untuk mencapai tujuan sebagaimana tindakan

dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dan tujuan hidup. Tindakan sosial

merupakan sesuatu yang lebih daripada sekedar kesamaan di antara tingkah

laku banyak orang walaupun tak perlu mengandung kesadaran timbal balik

karena satu orang bisa bertingkah laku dengan sadar menuju orang lain tanpa

yang lainnya itu sadar akan fakta ini.

Weber membedakannya ke dalam empat tipe. Semakin rasional tindakan

sosial itu semakin mudah pula dipahami empat tipe tindakan sosial yang dikaji

oleh Weber antara lain4:

EMPAT TIPE TINDAKAN SOSIAL5

Tipe 1 Tipe 2 Tipe 3 Tipe 4

Zweckrationalitat Wetrationalitat Tindakan

tradisional

Tindakan efektif

yaitu tindakan yang

dilakukan dengan

mempertimbangkan

tujuan dan alat

yang digunakan

untuk mencapai

tujuan. Sebuah

tindakan yang

mencerminkan

efektivitas dan

efisiensi

yaitu tindakan

yang melihat

alat-alat hanya

sekedar

pertimbangan

dan perhitungan

yang sadar, sebab

tujuan yang

terkait dengan

nilai-nilai sudah

ditentukan

yaitu tindakan

yang dilakukan

berdasarkan

kebiasaan tanpa

perencanaan,

tanpa refleksi

yang sadar

yaitu tindakan

yang dilakukan

dan didominasi

oleh perasaan

atau emosi tanpa

refleksi

intelektual atau

perencanaan

yang sadar.

4 I.B. Wirawan, Teori-teori Sosial dalam Tiga Paradigma. (Jakarta: PT Kharisma Putra

Utama, 2012) , hlm. 101. 5 Ibid, hlm.101.

Page 29: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

13

Tindakan sosial, dengan demikian, merupakan sesuatu yang lebih

daripada sekedar kesamaan di antara tingkah laku banyak orang walaupun tak

perlu mengandung kesadaran timbal balik karena satu orang bisa bertingkah

laku dengan sadar menuju orang lain tanpa yang lainnya itu sadar akan .

Menurut Weber, menjelaskan tingkah laku adalah memahaminya dan

memahami untuk menuntut kita masuk ke dalam pikiran dan perasaan-

perasaan para pelaku sosial. Ini berarti bahwa untuk menjelaskan masyarakat

kita harus berempati dengan tingkah laku orang lain

2. Teori Struktural Fungsional

Menurut teori ini masyarakat merupakan suatu sistem social yang terdiri

atas bagian-bagian atau elemen yang saling berkaitan dan saling menyatu

dalam keseimbangan. Perubahan yang terjadi dalam satu bagian akan

membawa perubahan pula terhadap perubahan lain. Asumsi dasarnya adalah

bahwa setiap struktur dalam sistem social, fungsional terhadap yang lain.

Sebaliknya kalau ada fungsional maka struktur itu tidak akan ada atau akan

hilang sendirinya. Tujuan utama pemuatan teori structural fungsional

menganggap masyarakat terintegrasi atas dasar kata sepakat anggota-

anggotanya akan nilai-nilai kemasyarakatan tertentu. Pendapat umum ini

memiliki daya yang mampu mengatasi perbedaan-perbedaan pendapat dan

kepentingan di antara para anggota masyarakat. Masyarakat sebagai suatu

sistem sosial, secara fungsional terintegrasi ke dalam suatu bentuk ekuilibrum

(persetujuan diantara keduanya).6

Karakteristik Struktural Fungsional menjelaskan teori ini menekankan

keteraturan (order) dan mengabaikan konflik dan perubahan-perubahan dalam

masyarakat. Konsep-konsep utamanya antara lain: fungsi, disfungsi, fungsi

laten, fungsi manifest dan keseimbangan. Menurut teori ini, masyarakat

6 Ibid., hlm. 40.

Page 30: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

14

merupakan suatu sistem sosial yang terdiri atas bagian-bagian atau elemen

yang saling berkaitan dan saling menyatu dalam keseimbangan. Perubahan

yang terjadi pada suatu bagian akan membawa perubahan pula terhadap

bagian yang lain. Asumsi dasarnya adalah setiap struktur dalam sistem sosial

fungsional saling seimbang terhadap yang lain. Sebaliknya, kalau tidak

fungsional maka struktur itu tidak akan ada atau hilang dengan sendirinya.

Menurut Lawer, teori ini mendasarkan pada tujuh asumsi, yaitu:7

1. Masyarakat harus dianalisis sebagai satu kesatuan yang utuh yang terdiri

atas bagian-bagian yang saling berinteraksi.

2. Hubungan yang ada bisa bersifat satu arah atau hubungan yang bersifat

timbal balik.

3. Sistem sosial yang ada bersifat dinamis; penyesuaian yang ada tidak perlu

banyak mengubah sistem sebagai satu kesatuan yang utuh.

4. Integrasi yang sempurna di masyarakat tidak pernah ada, sehingga di

masyarakat senantiasa timbul ketegangan-ketegangan dan penyimpangan-

penyimpangan, tetapi ketegangan dan penyimpangan ini akan

dinetralisasi lewat proses pelembagaan.

5. Perubahan-perubahan akan berjalan secara gradual dan perlahan-lahan

sebagai suatu proses adaptasi dan penyesuaian.

6. Perubahan merupakan hasil penyesuaian dari luar, tumbuh oleh adanya

diferensiasi dan inovasi.

7. Sistem diintegrasikan lewat pemilikan nilai-nilai yang sama.8

3. Kedisiplinan

Disiplin berasal dari bahasa latin yaitu disciplina yang berarti latihan atau

pendidikan kesopanan dan kerohanian serta pengembangan tabiat. Menurut

7 Ibid., hlm. 40.

8 Ibid., hlm. 41.

Page 31: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

15

Santoso disiplin berasal dari disciple (dalam bahas inggris) berarti pengikut

atau murid. Pengikut atau murid wajib mengetahui dan menaati tata tertib

sehingga disiplin lebih dikenal dengan tata tertib dari pada pengertian aslinya

dan menurut Poerwadarminta disiplin adalah latihan bathin dan watak dengan

maksud agar segala perubahan yang dilakukan menunjukkan tata tertib,

mentaati ketentuan atau aturan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Hal ini berarti bahwa kedisiplin individu merupakan suatu yang

berkembang dan dari beberapa uraian diatas dapat disimpukan bahwa ciri

disiplin adalah taat terhadap norma kehidupan bermasyarakat dan bernegara,

adanya prilaku terkendali.9 Masyarakat itu merupakan atau kolektivitas

manusia yang melakukan antar hubungan, sedikit banyak bersifat kekal,

berlandaskan perhatian dan tujuan bersama, serta telah melakukan jalinan

secara berkesinambungan dalam waktu yang relatif lama. Bagaimanapun

kelompok melakukan jalinan sosial dalam waktu yang relatif lama itu pasti

menempati kawasan tertentu. Meskipun pada dua konsep yang terdahulu tidak

dinyatakan tentang kawasan itu, secara eksplisit tersirat pada kontinuitas dan

kekekalan. Hubungan antar manusia itu tidak dapat berkesinambungan dan

kekal, jika tidak terjadi dalam suatu wadah yang kita sebut kawasan atau

daerah. Salah satu unsur masyarakat lainnya yang melekat, yaitu adanya

kebudayaan yang dihasilkan oleh masyarakat tersebut.10

4. Mahasiswa

Mahasiswa adalah seseorang yang sedang dalam proses menimba ilmu

ataupun belajar dan terdaftar sedang menjalani pendidikan pada salah satu

bentuk perguruan tinggi yang terdiri dari akademik, politeknik, sekolah tinggi,

9 Soegeng Prijodarminto, Disiplin Kiat Menuju Sukses, (Jakarta: PT. Pratnya Praminto, 2004),

hlm. 75. 10

Elly M. Setiadi dkk. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. (Jakarta: Kencana Prenada Media

Group, 2009), hlm. 81.

Page 32: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

16

institut dan universitas.11

Mahasiswa dinilai memiliki tingkat intelektualitas

yang tinggi, kecerdasan dalam berpikir dan kerencanaan dalam bertindak.

Berpikir kritis dan bertindak dengan cepat dan tepat merupakan sifat yang

cenderung melekat pada diri setiap mahasiswa, yang merupakan prinsip yang

saling melengkapi. Seorang mahasiswa dikategorikan pada tahap

perkembangan yang usianya 18 sampai 25 tahun. Tahap ini dapat

digolongkan pada 19 masa remaja akhir sampai masa dewasa awal dan dilihat

dari segi perkembangan, tugas perkembangan pada usia mahasiswa ini ialah

pemantapan pendirian hidup.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa mahasiswa ialah

seorang peserta didik berusia 18 sampai 25 tahun yang terdaftar dan

menjalani pendidikannnya di perguruan tinggi baik dari akademik, politeknik,

sekolah tinggi, institut dan universitas. Sedangkan dalam penelitian ini,

subyek yang digunakan ialah dua mahasiswa yang berusia 23 tahun dan masih

tercatat sebagai mahasiswa aktif. Karakteristik perkembangan mahasiswa

seperti halnya transisi dari sekolah dasar menuju sekolah menengah pertama

yang melibatkan perubahan dan kemungkinan stres, begitu pula masa transisi

dari sekolah menengah atas menuju universitas. Dalam banyak hal, terdapat

perubahan yang sama dalam dua transisi itu. Transisi ini melibatkan gerakan

menuju satu struktur sekolah yang lebih besar dan tidak bersifat pribadi,

seperti interaksi dengan kelompok sebaya dari daerah yang lebih beragam dan

peningkatan perhatian pada prestasi dan penilaiannya.

Perguruan tinggi dapat menjadi masa penemuan intelektual dan

pertumbuhan kepribadian. Mahasiswa berubah saat merespon terhadap

kurikulum yang menawarkan wawasan dan cara berpikir baru seperti;

terhadap mahasiswa lain yang berbeda dalam soal pandangan dan nilai,

11

Damar A Hartaji. (2012). Motivasi Berprestasi Pada Mahasiswa yang Berkuliah Dengan

Jurusan Pilihan Orangtua. Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma.

Page 33: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

17

terhadap kultur mahasiswa yang berbeda dengan kultur pada umumnya, dan

terhadap anggota fakultas yang memberikan model baru.12

5. Penampilan Diri

Penampilan adalah bentuk citra diri yang terpancar dari diri seseorang,

dan juga meupakan sarana komunikasi antara seorang individu dengan

individu lainnya. Tampil menarik dapat menjadi salah satu kunci sukses

dalam kehidupan sosial bermasyarakat. Orang lain akan merasa nyaman,

betah, dan senang dengan penampilan diri yang enak dipandang mata.

Berpenampilan menarik bukan berati mewah, tetapi tergantung pada diri

individu itu sendiri dalam kaitannya pengembangan diri seutuhnya secara

baik. Penampilan mengandung pengertian, diantaranya (1) enak dan menarik

dipandang mata, (2) kesempurnaan penampilan dalam warna, (3) proporsi

tubuh yang simetris yang menimbulkan kesan menarik. Dengan kata lain,

suatu penampilan akan terlihat menarik manakala penampilan itu pleasing

atau berbentuk sempurna dalam pengertian proporsi dari setiap bagian

terstuktur secara harmonis.13

Usaha yang dapat dilakukan untuk dapat

berpenampilan menarik meliputi:

a. Sikap atau pembawaan

Sikap yang baik akan menimbulkan kesan yang baik pula. Dalam hal

ini, penampilan fisik seseorang memegang peranan penting melalui cara

berjalan, cara berbicara, cara makan, cara duduk, cara berdiri.

b. Ekspresi wajah dan bahasa tubuh

Hal yang terkait dengan ekspresi wajah dan bahasa tubuh adalah: (1)

cara memandang, yaitu pandangan mata saat melihat atau berbicara dengan

12

Soegeng Prijodarminto, Disiplin Kiat Menuju Sukses, (Jakarta: PT. Pratnya Praminto,

2004), hlm. 76. 13

Sumadi Suryabrata, Psikologi Kepribadian, (Jakarta: Rajawali, 2002), hlm. 35.

Page 34: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

18

lawan bicara. (2) Sikap tubuh, meliputi sikap kepala (tegak), sikap wajah

(alis mata, bibir).

c. Berbicara

Untuk dapat berbicara dengan baik dituntut bahasa tubuh yang sesuai

dengan pembicaraan yang dilakukan. Suara juga harus disesuaikan dengan

kondisi waktu, tempat, maupun inti pembicaraan. Misal: jika pembicaraan

mengandung makna kemarahan maka ekspresi wajah, intonasi suara juga

menyelaraskan dalam keadaan gusar.

d. Kesehatan

Kesehatan merupakan hal penting yang harus diperhatikan dan

diusahakan agar memberikan penampilan segar dan prima.

e. Kebersihan dan kerapian

Merupakan hal penting yang diperhatikan dan dihindarkan karena

akan mengganggu penampilan secara keseluruhan.14

f. Tata busana

Busana tidak saja berfungsi sebagai pelindung tubuh dan penutup

bagian tertentu pada tubuh, akan tetapi busana mempunyai fungsi lain

yaitu memperindah diri. Kemampuan seseorang untuk dapat berbusana

dengan tepat dan baik akan menampilkan kesan positif yang berkaitan

erat dengan gairah hidup, sehingga menambah percaya hidup. Berbusana

dengan baik akan menampilkan pribadi yang menarik pula.15

6. Syariat Islam

Pada prinsipnya Islam tidak melarang umatnya untuk berpakaian sesuai

dengan mode atau trend masa kini, asal semua itu tidak bertentangan dengan

prinsip islam. Islam membenci cara berbusana seperti busana-busana orang

jahiliyah yang menampakkan lekuk-lekuk tubuh yang mengundang kejahatan

14

Akyas Azhari, Psikologi Umum dan Perkembangan, (Bandung: Teraju, 2004), hlm. 103. 15

Ibid., hlm. 103.

Page 35: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

19

dan kemaksiatan. Konsep Islam adalah mengambil kemaslahatan dan menolat

kemudhoratan.16

Busana dapat dikatakan sebagai segala sesuatu yang kita

pakai mulai dari kepala hingga sampai ujung kaki. Dalam pengertian

berbusana, Al-Quran tidak hanya menggunakan satu istilah saja tetapi

menggunakan istilah yang bermacam-macam sesuai dengan konteks

kalimatnya. Menurut Quraish Shihab paling tidak, ada 3 istilah yang dipakai

yaitu:17

1. Al-Libas (bentuk jamak dari kata Al-Lubsu), yang berarti segala sesuatu

yang menutup tubuh. Kata ini digunakan Al-Quran untuk menunjukkan

pakaian lahir dan batin.

2. Ats-Tsiyah (bentuk jamak dari Ats-Tsaubu), yang berarti kembalinya

sesuatu pada keadaan semula yaitu tertutup.

3. Az-Sarabil yang berarti pakaian apapun jenis bahannya.

Dari pengertian diatas, dapat ditarik pengertian busana muslim sebagai

busana yang dipakai oleh wanita muslimah yang memenuhi kriteria-kriteria

(prinsip-prinsip) yang ditetapkan ajaran agama Islam dan disesuaikan

dengan kebuutuhan tempat, budaya dan adat istiadat.

Syar’i modern merupakan sebuah konsepsi yang diciptakan berdasarkan

pengamatan pasar yang ada di Indonesia saat ini. syar’i modern merupakan

lifestyle yang memiliki pendekatan terhadap syari’at. Konsepsi ini memiliki

beberapa batasan dan aturan yang disesuaikan dengan syari’at islam, namun

tetap mengikuti perkembangan zaman. Beberapa batasan tersebut diantaranya

adalah menutup aurat berdasarkan Al-Qur’an surat An-Nur: 31, menjelaskan

bahwa seorang wanita muslimah hendaknya menutup seluruh bagian

tubuhnya kecuali yang biasa tampak, para ulama telah sepakat bahwa batasan

16

Ahmad Hasan Karzun, Adab Berpakaian Pemuda Islam, (Jakarta, Darul Falah, 2000) cet. 2.

hlm,13 17

Quraish Shihab, Wawasan Al-Quran, (Bandung, Mizan, 1996), cet.4., hlm.161.

Page 36: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

20

aurat seorang muslimah adalah seluruh bagian tubuh kecuali wajah dan

telapak tangan.

Pakaian bukan sebagai perhiasan, seorang muslimah dilarang memakai

pakaian yang terlalu menghias dirinya, larangan ini dimaksudkan agar

muslimah dapat terhindar dari hawa nafsu laki-laki yang bukan mahramnya

serta terhindar dari fitnah. Pakaian harus berbahan tebal sebagaimana perintah

syariat untuk menutup aurat, maka seluruh anggota tubuh yang termasuk aurat

tidak boleh terlihat. Maka dari itu, penggunaan bahan yang tebal dan tidak

transparan sangat dianjurkan. Pakaian tidak membentuk lekuk tubuh, lekuk

tubuh termasuk kedalam aurat, setiap wanita muslimah tidak boleh

menggunakan pakaian ketat dan tipis sehingga membentuk lekuk tubuh

karena hal ini dapat mengundang syahwat laki-laki.

Pakaian tidak beraroma, muslimah dilarang menggunakan wewangian

kecuali dihadapan orang yang merupakan mahramnya. Pakaian tidak

menyerupai laki-laki muslimah dilarang menggunakan pakaian yang

menyerupai laki-laki. Pakaian tidak mencolok pakaian hendaknya tidak

mencolok baik dalam segi warna maupun coraknya. Maksud dari mencolok

disini adalah menjadi perhatian orang banyak. Wanita diperbolehkan

menggunakan sutra dan emas senada dengan diperbolehkannya isbal bagi

wanita, namun dilarang bagi kaum laki-laki.18

7. Kode Etik

a. Pengertian Kode Etik

Kode etik adalah suatu sistem norma, nilai dan juga aturan profesional

tertulis yang secara tegas menyatakan apa yang benar, baik, apa yang tidak

benar dan tidak baik bagi profesional. Kode etik menyatakan perbuatan apa

18

Abu Malik Kamal, Fiqh Sunnah Lin Nissa. (Depok: Pustaka Khazanah Fawa’id, 2016).

Page 37: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

21

saja yang benar atau salah, perbuatan apa yang harus dilakukan dan

perbuatan apa yang harus dihindari.19

Atau secara singkatnya definisi kode etik yaitu suatu pola aturan, tata

cara, tanda, pedoman etis ketika melakukan suatu kegiatan atau suatu

pekerjaan. Kode etik merupakan pola aturan atau tata cara sebagai

pedoman berperilaku. Pengertian kode etik yang lainnya yaitu, merupakan

suatu bentuk aturan yang tertulis, yang secara sistematik dengan sengaja

dibuat berdasarkan prinsip-prinsip moral yang ada dan ketika dibutuhkan

dapat difungsikan sebagai alat untuk menghakimi berbagai macam

tindakan yang secara umum dinilai menyimpang dari kode etik tersebut.

Tujuan kode etik yaitu supaya profesional memberikan jasa yang

sebaik-baiknya kepada para pemakai atau para nasabahnya. Dengan adanya

kode etik akan melindungi perbuatan dari yang tidak profesional. Ketaatan

tenaga profesional terhadap kode etik merupakan ketaatan yang naluriah,

yang telah bersatu dengan pikiran, jiwa serta perilaku tenaga profesional.

Jadi ketaatan tersebut terbentuk dari masing-masing orang bukan karena

suatu paksaan. Dengan demikian tenaga profesional merasa jika dia

melanggar kode etiknya sendiri maka profesinya akan rusak dan yang rugi

dia sendiri.

Kode etik bukanlah merupakan kode yang kaku karena akibat

perkembangan zaman maka kode etik mungkin menjadi usang atau sudah

tidak sesuai dengan tuntutan zaman. Seperti misalnya kode etik tentang

euthanasia (mati atas kehendak sendiri), sejak dahulu belum tercantum

dalam kode etik kedokteran tapi kini sudah dicantumkan. Kode etik sendiri

disusun oleh organisasi profesi sehingga masing-masing dari profesi

mempunyai kode etik tersendiri. Seperti misalnya kode etik guru,

pustakawan, dokter, pengacara dan sebagainya. Pelanggaran kode etik

19

Adams, dkk; Etika Profesi, (Jakarta: Gramedia, 2007), hlm. 65.

Page 38: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

22

tidaklah diadili oleh pengadilan, sebab melanggar kode etik tidak selalu

berarti melanggar hukum. Sebagai contohnya untuk PGRI (Persatuan Guru

Republik Indonesia) terdapat kode etik keguruan. Jika seorang guru

dianggap telah melanggar kode etik tersebut, maka guru diperiksa oleh

Majelis Kode Etik Keguruan Indonesia, bukan diperiksa oleh pengadilan.

Sering kali kita mendengar tentang istilah kode etik, akan tetapi

terkadang masih belum kita ketahui arti kode etik yang sesungguhnya.

Kode etik merupakan suatu sistem norma, nilai serta aturan profesional

secara tertulis yang dengan tegas menyatakan hal baik dan juga benar, serta

apa yang tidak benar dan juga tidak baik bagi profesional. Secara singkat

pengertian kode etik adalah suatu pola aturan, tata cara, tanda, pedoman

etis di dalam melakukan suatu kegiatan ataupun suatu pekerjaan. Kode

etik berhubungan dengan perilaku seseorang.

Pengertian kode etik lainnya adalah suatu aturan yang tertulis, secara

sistematik dengan sengaja di buat, berdasarkan prinsip-prinsip moral yang

ada serta ketika dibutuhkan bisa di fungsikan sebagai alat yang dapat

digunakan menghakimi berbagai macam dari tindakan yang pada umumnya

dinilai menyimpang dari kode etik yang ada. Dalam pembentukannya, kode

etik tentu memiliki tujuan didalamnya yaitu, agar profesional dapat

memberikan jasa dengan sebaik-baiknya kepada para pemakai ataupun

para nasabahnya, sebagai pelindung dari perbuatan yang tidak profesional.

Ketaatan dari tenaga profesional terhadap kode etik yang ada

merupakan sebuah ketaatan yang naluriah. Penyelewengan atau

penyimpangan terhadap norma yang ditetapkan dan diterima oleh

sekelompok profesi, yang mengarahkan atau memberi petunjuk kepada

anggotanya bagaimana seharusnya berbuat dan sekaligus menjamin mutu

profesi itu dimata masyarakat dinamakan pelanggaran terhadap kode etik

profesi. Kode etik bagi sebuah profesi adalah sumpah jabatan yang juga

diucapkan oleh para pejabat Negara.

Page 39: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

23

Kode etik dan sumpah adalah janji yang harus dipegang teguh.

Artinya, tidak ada toleransi terhadap siapa pun yang melanggarnya.

Berdasarkan pengertian kode etik, dibutuhkan sanksi keras terhadap

pelanggar sumpah dan kode etik profesi. Bahkan, apabila memenuhi unsur

adanya tindakan pidana atau perdata, selayaknya para pelanggar sumpah

dan kode etik itu harus diseret ke pengadilan. Kita memang harus memiliki

keberanian untuk lebih bersikap tegas terhadap penyalahgunaan profesi.

Kita pun tidak boleh bersikap diskrimatif dan tebang pilih dalam

menegakkan hukum di Indonesia. Kode etik dan sumpah jabatan harus

ditegakkan dengan sungguh-sungguh. Profesi apa pun sesungguhnya tidak

memiliki kekebalan di bidang hukum. Kita harus mengakhiri praktik-

praktik curang dan penuh manipulatif dari sebagian elite masyarakat. Ini

penting dilakukan, kalau Indonesia ingin menjadi sebuah Negara dan

Bangsa yang bermartabat. Pelanggaran kode etik profesi merupakan

pelanggaran yang dilakukan oleh sekelompok profesi yang tidak

mencerminkan atau memberi petunjuk kepada anggotanya bagaimana

seharusnya berbuat dan sekaligus menjamin mutu profesi itu dimata

masyarakat. Kode etik disusun oleh organisasi profesi sehingga masing-

masing profesi memiliki kode etik tersendiri. Misalnya kode etik dokter,

guru, pustakawan, pengacara, Pelanggaran kode etik tidak diadili oleh

pengadilan karena melanggar kode etik tidak selalu berarti melanggar

hukum.20

Berapa penelitian yang telah dilakukan menyebutkan bahwa, ada pun

yang menjadi penyebab mengapa terjadi pelanggaran kode etik yaitu;

1. Tidak berjalannya kontrol dan pengawasan dari masyarakat

2. Organisasi profesi tidak di lengkapi dengan sarana dan mekanisme bagi

masyarakat untuk menyampaikan keluhan

20

Ibid., hlm. 68.

Page 40: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

24

3. Rendahnya pengetahuan masyarakat mengenai substansi kode etik

profesi, karena buruknya pelayanan sosialisasi dari pihak profesi

sendiri

4. Belum terbentuknya kultur dan kesadaran dari para pengemban profesi

untuk menjaga martabat luhur profesinya

5. Tidak adanya kesadaran etis da moralitas diantara para pengembang

profesi untuk menjaga martabat luhur profesinya21

6. Gaya Busana atau Fashion

a. Pengertian Gaya Busana

Secara khusus dapat dikatakan fashion ialah gaya berpakaian yang

digunakan setiap hari oleh seseorang, baik itu dalam kehidupan sehari-

harinya ataupun pada saat acara tertentu dengan tujuan untuk menunjang

penampilan.Atau definisi fashion yakni gaya berbusana yang populer

dalam suatu budaya atau sebagai mode. Ada juga yang berpandapat bahwa

fashion merupakan gaya berbusana yang menentukan penampilan dari

seorang individu. Kata fashion sendiri berasal dari bahasa Inggris yang

dapat diartikan sebagai mode, model, cara gaya ataupun kebiasaan.

Fashion tidak haya berkaitan dengan gaya dalam berpakaian saja, akan

tetapi berhubungan juga dengan gaya aksesoris, kosmetik, gaya rambut dan

lain-lain yang dapat menunjang penampilan seseorang.22

b. Fungsi Gaya Busana

Fashion saat ini tidak sekedar untuk memenuhi kebutuhan dalam

kehidupan sehari-hari, namun lebih dari itu fashion menjadi salah satu gaya

hidup. Hal tersebut tidak lepas dari posisi wanita jaman sekarang yang

memiliki peranan yang kompleks dalam kehidupan masyarakat. Dulu

aktivitas wanita hanya didalam rumah saja sehingga kebutuhan fashionnya

21

Ibid., hlm. 70. 22

A. Riyanto, Teori Busana, (Bandung: Yapemdo, 2003), hlm. 88.

Page 41: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

25

tidak terlalu banyak dan apa adanya. Sedangkan wanita sekarang memiliki

peranan yang penting dalam kehidupan keluarga maupun sosial.

Wanita tidak lagi identik dengan rumah dan dapur, sekarang banyak

wanita yang turut serta membantu perekonomian keluarga dengan bekerja

sebagai wanita karier atau menjadi pembisnis. Dari situlah muncul fashion

yang menunjang kebutuhan sehari-hari, karier dan pekerjaan wanita.

Dengan demikian wanita bisa berpenampilan modis dan trendy sesuai

dengan kepribadian dan karakternya masing-masing.

c. Manfaat Gaya Busana

Ada beberapa manfaat dalam kehidupan sehari-hari diantaranya ialah

sebagai berikut:

1. Memberikan rasa percaya diri: Secara psikologis setiap wanita yang

penampilannya menarik dan nyaman lebih memiliki percaya diri

dibandingkan dengan wanita yang penampilannya tidak menarik. Rasa

percaya diri mempengaruhi semangat dalam mengerjakan berbagai

macam pekerjaan dan berakitivitas.

2. Memberikan daya tarik tersendiri: Menggunakan pakaian dan

berpenampilan menarik bisa memberikan daya tarik yang memikat.

Apalagi jika dipadu dengan sopan dan ramah akan memunculkan aura

yang menarik membuat orang merasa nyaman saat bicara dan dekat

dengan kalian.

3. Membuat bahagia: Memanjakan diri sendiri tidak hanya dengan belanja

pakaian dan barang-barang baru. Namun rasa kepuasan menggunakan

fashion yang menjadi perhatian bisa membuat perasaan bahagia.23

23

Agus Sachari, Desain Gaya dan Realitas, (Jakarta: CV Rajawali, 1986), hlm. 56.

Page 42: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

26

B. Penelitian yang Relevan

Berdasarkan penelitian yang terdahulu, ada beberapa penelitian yang

memiliki kesamaan atau relevansi dengan judul yang diteliti oleh penulis, kali ini

seperti yang dijabarkan dalam bentuk naratif dan yang terlibat pada tabel:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Hany Sabrina Mumtaz Aziz dengan judul

Respon Mahasiswa Tentang Kode Etik Berpakaian Di Fakultas Ilmu Dakwah

Dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang bertujuan untuk

untuk mengetahui respon mahasiswa tentang kode etik berpakaian di kampus

terutama Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Metode yang digunakan adalah penelitian kuantitatif, karena menurutnya

pendekatan kuantitatif dapat menghasilkan data yang akurat setelah

perhitungan yang tepat, penelitian ini dengan menggunakan metode survey

yaitu penelitian yang mengambil sampel dari populasi yang menggunakan

kuesioner sebagai alat pengumpul data yang utama.

Hasil penelitiannya adalah menunjukkan bahwa kategori respon mahasiwa

Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi terhadap Kode Etik berpakaian

di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini berada di kategori rendah yaitu nilai

frekuensi berjumlah 41 dengan presentase 47%

2. Penelitian yang dilakukan oleh Nur Hidayat dengan judul Pendidikan

Karakter dan Etika Berbusana (Studi Kasus Terhadap Etika Berbusana

Mahasiswa Prodi PGMI) yang bertujuan untuk melihat pendidikan karakter

mahasiswa dan etika berbusana

Hasil penelitiannya adalah: Pertama, tipe modis, tipe ini mempunyai karakter

religiusitas yang relatif rendah, namun spiritualitasnya realtif lebih tinggi.

Jiwa toleransinnya sangat peka, namun cenderung acuh terhadap perbedaan,

bukan menunjukkan sikap kesadaran kritis atas munculnya perbedaan. Kedua,

tipe formalis, tipe ini mempunyai karakter religiusitas yang sangat tinggi

karena dibentuk iklim akademik yang kuat. Sikap kejujurannya sangat baik

Page 43: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

27

karena dirinya dituntut untuk mempunyai integritas diri yang mewadai.

Ketiga, tipe dinamis, tipe ini mempunyai karakter religiusitas yang

memuncak pada spiritualitas yang tidak terikat lagi oleh ritual keagamaan

secara estetuik, namun lebih kepada amlaiah praktis

3. Penelitian yang dilakukan oleh Lola Rizkila Nur dengan judul Respon

Mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

Terhadap Penggunaan Jilbab Sebagai Pakaian Kampus (Studi Komparasi

Antara Fakultas Syariah dan Hukum dengan Fakultas Sains dan Teknologi)

yang bertujuan untuk mengetahui respon mahasiswa tentang penggunaan

jilbab sebagai pakaian wajib di kampus.

Metode yang digunakan adalah kuantitatif komparatif (dengan cara mengolah

data penelitian komparasi), yaitu dengan membandingkan dua atau tiga

kejadian dengan melihat penyebab-penyebabnya.

Hasil dari penelitian ini adalah menunjukkan bahwa sebagian responden dari

Fakultas Syariah dan Hukum dan 68% responden dari Fakultas Sains dan

Teknologi telah mengetahui secara jelas tujuan memakai jilbab yaitu untuk

menutup aurat. Sedangkan 11,4% responden dari Fakultas Syariah dan

Hukum dan 28% responden dari Fakultas Sains dan Teknologi memakai

jilbab hanya sekedar mematuhi peraturan kampus tanpa tujuan untuk bergaya

4. Penelitian yang dilakukan oleh Kiki Rizkiatul Afifah dengan judul Analisis

Penerapan Kode Etik Mahasiswa terhadap Gaya Berbusana Mahasiswa UIN

Sunan Ampel Surabaya Menurut Tindakan Sosial Max Weber dan Islam :

Studi Kasus Fakultas Ushuluddin dan Filsafat yang bertujuan untuk

mengetahui penerapan gaya berbusana mahasiswa Fakultas Ushuluddin dan

Filsafat berdasarkan KEM dan mengetahui penerapannya terhadap gaya

berbusana mahasiswa Fakultas Ushuluddin dan Filsafat menurut tindakan

sosial Max Weber.

Metode yang digunakan adalah penelitian lapangan (Field Researh) dengan

pendekatan kualitatif dengan prosedur penelitian yang menghasilkan data

Page 44: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

28

deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku

yang dapat diamati.

Hasil dari penelitian ini adalah penerapan gaya berbusana mahasiswa Fakultas

Ushuluddin dan Filsafat berdasarkan kode etik mahasiswa menunjukkan

bahwa sebagian besar belum sepenuhnya terlaksana, terbukti dengan

mayoritas mahasiswa yang belum berbusana sesuai dengan kode etik

mahasiswa. Gaya berbusana mahasiswa Fakultas Ushuluddin dan Filsafat ada

sekitar 45% yang sesuai dan 55% yang tidak sesuai dengan kode etik

mahasiswa. Dari prosentase tersebut lebih banyak gaya berbusana mahasiswa

Fakultas Ushuluddin dan Filsafat yang tidak sesuai dengan kode etik

mahasiswa dikarenakan sanksi belum berjalan dan tidak ditegakkan, hal itu

juga karena tidak semua dosen punya kepeduliaan untuk menegakkannya.

Table 2.1

Penelitian Relevan

No Ringkasan & Hasil Penelitian Persamaan & Perbedaan

1. Nama Peneliti: Hany Sabrina

Mumtaz Aziz (2016)

Judul: Respon Mahasiswa Tentang

Kode Etik Berpakaian Di Fakultas

Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Ringkasan: Bertujuan untuk

mengetahui respon mahasiswa

tentang kode etik berpakaian di

kampus terutama Fakultas Dakwah

dan Ilmu Komunikasi

Hasil: Hasil penelitian menunjukkan

bahwa kategori respon mahasiwa

Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi terhadap Kode Etik

berpakaian di UIN Syarif

Persamaan: Penelitian ini dengan

penelitian saya sama-sama ingin

mengetahui penerapan kode etik

mahasiswa

Perbedaaan: Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui

respon mahasiswa sedangkan

penelitian saya untuk mengetahui

penerapan kode etik berbusana.

Page 45: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

29

Hidayatullah Jakarta ini berada di

kategori rendah yaitu nilai frekuensi

berjumlah 41 dengan presentase

47%24

2. Nama Peneliti: Nur Hidayat (2015)

Judul: Pendidikan Karakter dan

Etika Berbusana (Studi Kasus

Terhadap Etika Berbusana

Mahasiswa Prodi PGMI

Ringkasan: Bertujuan untuk melihat

pendidikan karakter mahasiswa dan

etika berbusana

Hasil: Pertama, tipe modis. Tipe ini

mempunyai karakter religiusitas

yang relatif rendah, namun

spiritualitasnya realtif lebih tinggi.

Jiwa toleransinnya sangat peka,

namun cenderung acuh terhadap

perbedaan, bukan menunjukkan

sikap kesadaran kritis atas

munculnya perbedaan. Kedua, tipe

formalis. Tipe ini mempunyai

karakter religiusitas yang sangat

tinggi karena dibentuk iklim

akademik yang kuat. Sikap

kejujurannya sangat baik karena

dirinya dituntut untuk mempunyai

integritas diri yang mewadai. Ketiga,

tipe dinamis. Tipe ini mempunyai

karakter religiusitas yang memuncak

pada spiritualitas yang tidak terikat

lagi oleh ritual keagamaan secara

Persamaan: Penelitian ini dan

penelitian yang saya teliti sama-

sama tentang kode etik mahasiswa

Perbedaan: Penelitian ini untuk

melihat pendidikan karakter dan

etika berbusana. Sedangkan

penelitian saya untuk melihat

penerapan kode etik mahasiswa

terhadap gaya berbusana.

24

Skripsi Hany Sabrina Mumtaz Aziz Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif

Hidayarullah Jakarta tahun 2016 dengan judul Respon Mahasiswa Tentang Kode Etik Berpakaian Di

Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 46: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

30

estetik, namun lebih kepada amlaiah

praktis.25

3. Nama Peneliti: Lola Rizkila Nur

(2007)

Judul: Respon Mahasiswa

Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta Terhadap

Penggunaan Jilbab Sebagai Pakaian

Kampus (Studi Komparasi Antara

Fakultas Syariah dan Hukum dengan

Fakultas Sains dan Teknologi

Ringkasan: Tujuan dari penelitian

ini adalah mengetahui respon

mahasiswa tentang penggunaan

jilbab sebagai pakaian wajib di

kampus

Hasil: Dari hasil data diatas

menunjukkan bahwa sebagian

responden dari Fakultas Syariah dan

Hukum dan 68% responden dari

Fakultas Sains dan Teknologi telah

mengetahui secara jelas tujuan

memakai jilbab yaitu untuk menutup

aurat. Sedangkan 11,4% responden

dari Fakultas Syariah dan Hukum

dan 28% responden dari Fakultas

Sains dan Teknologi memakai jilbab

hanya sekedar mematuhi peraturan

kampus tanpa tujuan untuk

bergaya.26

Persamaan: Penelitian ini dan

penelitian saya sama-sama

membahas tentang pakaian

mahasiswa

Perbedaan: Penelitian ini sangat

berfokus pada penggunaan jilbab

sedangkan penelitian saya

berfokus pada gaya berbusananya.

4. Nama Peneliti: Kiki Rizkiatul

Afifah (2016)

Persamaan: Penelitian ini dan

penelitian yang saya teliti sama-

25

Skripsi Nur Hidayat tahun 2015 dengan judul Pendidikan Karakter dan Etika Berbusana

(Studi Kasus Terhadap Etika Berbusana Mahasiswa Prodi PGMI. 26

Skripsi Lola Rizkila Nur tahun 2007 dengan judul Respon Mahasiswa Universitas Islam

Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Terhadap Penggunaan Jilbab Sebagai Pakaian Kampus

(Studi Komparasi Antara Fakultas Syariah dan Hukum dengan Fakultas Sains dan Teknologi.

Page 47: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

31

Judul: Analisis Penerapan Kode Etik

Mahasiswa terhadap Gaya Berbusana

Mahasiswa UIN Sunan Ampel

Surabaya Menurut Tindakan Sosial

Max Weber dan Islam : Studi Kasus

Fakultas Ushuluddin dan Filsafat

Ringkasan: Untuk mengetahui

penerapan gaya berbusana

mahasiswa Fakultas Ushuluddin dan

Filsafat berdasarkan KEM dan

mengetahui penerapannya terhadap

gaya berbusana mahasiswa Fakultas

Ushuluddin dan Filsafat menurut

tindakan sosial Max Weber.

Hasil: Penerapan gaya berbusana

mahasiswa Fakultas Ushuluddin dan

Filsafat berdasarkan kode etik

mahasiswa menunjukkan bahwa

sebagian besar belum sepenuhnya

terlaksana, terbukti dengan mayoritas

mahasiswa yang belum berbusana

sesuai dengan kode etik mahasiswa.

Gaya berbusana mahasiswa Fakultas

Ushuluddin dan Filsafat ada sekitar

45% yang sesuai dan 55% yang tidak

sesuai dengan kode etik mahasiswa.

Dari prosentase tersebut lebih

banyak gaya berbusana mahasiswa

Fakultas Ushuluddin dan Filsafat

yang tidak sesuai dengan kode etik

mahasiswa dikarenakan sanksi belum

berjalan dan tidak ditegakkan, hal itu

juga karena tidak semua dosen punya

kepeduliaan untuk menegakkannya.27

sama tentang kode etik mahasiswa

dan gaya berbusana

Perbedaan: Penelitian ini lebih

berfokus kepada analisis

penerapannya yang tidak

diterapkan secara maksimal.

Penelitian yang saya buat

berfokus pada penerapan kode

etik mahasiswa dengan gaya

berbusananya.

27

Skripsi Kiki Rizkiatul Afifah Jurusan Filsafat Agama Fakultas Ushuluddin dan Filsafat

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya tahun 2016 dengan judul Analisis Penerapan Kode

Page 48: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

32

C. Kerangka Berpikir

Berdasarkan latar belakang dan landasan teori yang telah dikemukakan

sebelumnya, maka dapat disimpulkan dan diambil kerangka pemikiran sebagai

berikut. Pada umumnya Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan adalah Fakultas

yang mencetak calon-calon guru, baik calon guru yang mengajar dari tingkatan

PAUD sampai dengan tingkatan SMA (sekolah menengah atas). Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan mempunyai kode etik yang paling utama mengenai

penampilan yakni kode etik berbusana, sebagaimana seorang guru

penampilannya harus dapat dijadikan contoh oleh murid-muridnya. Maka dari itu

untuk mengingatkan dan dijadikan sebagai pedoman berbusana dibuatlah Kode

Etik Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada Keputusan Rektor UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta Nomor: 469 Tahun 2016 BAB IV Pasal 5 Ayat 3

yang berbunyi “melanggar standar busana, tata cara berbusana dan

berpenampilan”. Pacuan tata cara berbusana mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan adalah sebagai berikut:

Etik Mahasiswa terhadap Gaya Berbusana Mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya Menurut Tindakan

Sosial Max Weber dan Islam : Studi Kasus Fakultas Ushuluddin dan Filsafat

Page 49: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

33

Tabel 2.2

Tertib Busana Mahasiswa FITK

Tertib busana dan penampilan

mahasiswi FITK:

8) Memakai busana muslimah

(berjilbab)

9) Baju dan celana panjang

10) Baju dan celana tidak ketat

11) Baju dan celana tidak

transparan

12) Tidak diperkenankan memakai

celana jeans

13) Mahasiswi dianjurkan

memakai rok panjang

14) Beralas kaki tertutup/bersepatu

Tertib busana dan penampilan

mahasiswa FITK:

7) Rambut tidak gondrong

8) Tidak memakai aksesoris wanita

9) Tidak boleh memakai celana jeans

10) Baju dan celana tidak sobek

11) Tidak memakai kaos oblong

12) Maupun kaos berkerah

Beralas kaki tertutup/bersepatu

Bagan kerangka berfikir penerapan kode etik terhadap gaya berbusana

mahasiswa di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan terlihat pada bagan sebagai

berikut:

Page 50: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

34

Tata tertib busana FITK

Kode Etik Berbusana

Tertib busana dan penampilan mahasiswa

FITK:

1) Rambut tidak gondrong

2) Tidak memakai aksesoris wanita

3) Tidak boleh memakai celana jeans

4) Baju dan celana tidak sobek

5) Tidak memakai kaos oblong

6) Maupun kaos berkerah

7) Beralas kaki tertutup/bersepatu

Tertib busana dan penampilan mahasiswi

FITK:

1) Memakai busana muslimah (berjilbab)

2) Baju dan celana panjang

3) Baju dan celana tidak ketat

4) Baju dan celana tidak transparan

5) Tidak diperkenankan memakai celana

jeans

6) Mahasiswi dianjurkan memakai rok

panjang

7) Beralas kaki tertutup/bersepatu

Keputusan Rektor UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta Nomor: 469 Tahun 2016 Tentang Kode

Etik Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta BAB IV Tentang Bentuk Pelangaran

Pasal 5 ayat 3 yang berbunyi: melanggar

standar busana, tata cara berbusana dan

berpenampilan.

Tindakan individu sepanjang

tindakan itu mempunyai makna

atau arti subjektif bagi dirinya

dan orang lain. (Weber, 1975)

Teori Tindakan Sosial

Penerapan Kode Etik Mahasiswa Terhadap Gaya Berbusana

(Mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan)

Page 51: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

35

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian adalah lokasi atau tempat dimana penelitian dilakukan.

Adapun tempat penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini yaitu

berlokasi di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Kampus 1 UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta Jl. Ir. H. Djuanda No.95, Cemp. Putih, Ciputat, Kota

Tangerang Selatan, Banten 15412 dan Gedung PPG Kampus 5 Bojongsari,

Sawangan, Depok.

Tabel 3.1

Waktu Penelitian

Bulan

No Kegiatan Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan

1. Studi Pendahuluan

2. Penyusunan

observasi dan

perencanaan

penelitian

3. Merumuskan

instrument penelitian

4. Pengumpulan data

5. Pengolahan dan

analisis data

penelitian

6. Penyusunan laporan

penelitian

7 Penyerahan skripsi

8. Sidang munaqosah

Page 52: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

36

B. Pendekatan dan Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, pendekatan kualitatif

adalah jenis yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai

(diperoleh) dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik atau dengan cara-

cara lain dari kuantifikasi (pengukuhan). Penelitian kualitatif dapat menunjukkan

pada penelitian tentang kehidupan masyarakat, sejarah, tingkah laku, atau

hubungan kekerabatan.1 Berfokus pada fenomena sosial dan pada pemberian

suara pada perasaan dan persepsi dari partisipan di bawah studi. Hal ini

didasarkan pada kepercayaan bahwa pengetahuan dihasilkan dari seting sosial

dan bahwa pemahaman pengetahuan sosial adalah suatu proses ilmiah yang

sah (legitimate).2 Dari sisi lain dan dengan secara sederhana dapat dikatakan

bahwa tujuan penelitian kualitatif adalah untuk menemukan jawaban terhadap

suatu fenomena atau pernyataan melalui aplikasi prosedur ilmiah secara

sistematis dengan menggunakan pendekatan kualitatif.3

Penelitian ini bertujuan menganalisis data sedekat mungkin dengan data-data

yang ada dan sesuai dengan realita di lapangan. Dengan pendekatan kualitatif ini

penulis akan menggunakan gambaran dan perspektif keadaan sosial pada saat

adanya aturan terutama kode etik bagi mahasiswa. Tujuan penelitian ini untuk

menyelidiki suatu proses, maka dalam penelitian ini peneliti menggunakan

metode penelitian studi kasus. Penelitian studi kasus adalah suatu proses

pengumpulan data dan informasi secara mendalam, mendetail, intensif, holistik,

dan sistematis tentang orang, kejadian, social setting (latar sosial), atau kelompok

dengan menggunakan berbagai metode dan teknik serta banyak sumber informasi

1 Syamsir Salam, dan Jaenal Aripin, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta: UIN Jakarta

Press, 2006), hlm. 30. 2 Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data, (Jakarta: Rajawali Press, 2011),

hlm.2. 3 Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian Gabungan. (Jakarta:

Prenadamedia Group, 2015), hlm. 329.

Page 53: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

37

untuk memahami secara efektif bagaimana orang, kejadian, latar alami (social

setting) itu beroprasi atau berfungsi sesuai dengan konteksnya.4

Desain studi kasus yang digunakan peneliti adalah desain kasus tunggal.

Terdapat tiga rasional untuk desain studi kasus tunggal. Pertama, ingat bahwa

studi kasus analog dengan eksperimen tunggal, dan banyak kondisi-kondisi yang

sama yang membenarkan eksperimen tunggal juga membenarkan studi kasus

tunggal. Karenanya, sebuah rasional untuk kasus tungal ialah manakala kasus

tersebut menyatakan kasus penting dalam mrnguji suatu teori yang telah disusun

dengan baik. Kedua, untuk kasus tunggal ialah kasus tersebut menyajikan suatu

kasus ekstrem atau unik. Ketiga, studi kasus tunggal adalah kasus penyingkapan

itu sendiri. ketiga rasional di atas merupakan alasan-alasan utama bagi

penyelenggaraan studi kasus tunggal.5

C. Sumber Data dan Jenis Data

1. Data dan Sumber Data

Data merupakan keterangan tentang suatu hal, dapat berupa sesuatu hal

yang diketahui atau yang dianggap atau anggapan. Atau suatu fakta yang

digambarkan lewat angka, simbol, kode, dan lain-lain6. Data penelitian

dikumpulkan baik lewat instrumen pengumpulan data, wawancara, observasi

maupun lewat data dokumentasi. Sumber data secara garis besar terbagi ke

dalam dua bagian, yaitu data primer dan data sekunder.

A. Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber pertama melalui

prosedur dan teknik pengambilan data yang dapat berupa wawancara,

observasi. Pengumpulan data primer dengan teknik wawancara memiliki

tujuan untuk memperoleh informasi mengenai penerapan kode etik

mahasiswa terhadap gaya berbusana mahasiswa di Fakultas Ilmu

4 Muri Yusuf, op.cit., h. 339.

5 Robert K. Yin, Studi Kasus Desain dan Metode, (Jakarta; PT Raja Grafindo, 2014), hlm.47.

6 Iqbal Hasan, Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002),

hlm.82.

Page 54: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

38

Tarbiyah dan Keguruan. Data primer didapatkan langsung dari

wawancara terhadap informan-informan yang dipilih peneliti melalui

pertimbangan-pertimbangan tertentu, informan tersebut terdiri dari

mahasiswa dan informan tambahan dari staf/pegawai.

Berikut merupakan nama-nama informan yang peneliti ambil sebagai data

primer, informan yang diwawancari oleh peneliti adalah:

Tabel 3.2

Informan yang diwawacarai

No. Nama Jabatan

1. Naiya Masitoh Mahasiswa Jurusan PAI

2. Febri Nurhayati Mahasiswa Jurusan PIPS

3. Muhammad Fatih Mahasiswa Jurusan MP

4. Elisa Fauziah Mahasiswa Jurusan PGMI

5. Regita Nurani Mahasiswa Jurusan PBio

6. Asih Inpriawati Mahasiswa Jurusan PMTK

7. Sarah Muthia Mahasiswa Jurusan PKim

8. Eka Fauziah Mahasiswa Jurusan PIAUD

9. Hilda Wardah H Mahasiswa Jurusan PFis

10. Nita Anggraini Mahasiswa Jurusan PBI

11. Annisa Widya Mahasiswa Jurusan PBSI

12 Dimas Wisa F Mahasiswa Jurusan PBA

13. Bapak Furqon Staf Bagian Umum FITK

14. Bapak Syafrudin Satpam

Nama-nama diatas adalah partisipan yang peneliti peroleh atas

pertimbangan-pertimbangan tertentu dan juga mewakili informasi dari setiap

jurusan yang ada di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, peneliti akan

Page 55: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

39

menjelaskan mengenai partisipan yang peneliti pilih sebagai sumber

informasi.

Naiya Masyitoh (Jurusan Pendidikan Agama Islam) berbusana gamis dan

kerudung yang menutup dada, dan selalu menggunakan kaos kaki, Febri

Nurhayati (Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial) berbusana kaos

longgar, celana bahan dan kerudung yang tidak menutup bagian dada,

Muhammad Fatih (Jurusan Manajemen Pendidikan) berbusana dengan kaos

berkerah, celana jeans dan rambut agak gondrong, Elisa Fauziah (Jurusan

Pendidikan Guru Madrasah Ibtidayah) berbusana kemeja, rok panjang dan

kerudung yang menutup dada, Regita Nurani (Jurusan Pendidikan Biologi)

berbusana atasan blous, rok panjang, kerudung yang menutup dada dan selalu

memakai kaos kaki, Asih Inpriawati (Jurusan Pendidikan Matematika)

berbusana gamis dan kerudung yang menutup dada, Sarah Muthia (Jurusan

Pendidikan Kimia) berbusana gamis dan kerudung yang menutup dada, Eka

Fauziah (Jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini) berbusana kemeja, celana

bahan dan kerudung yang menutup dada, Hilda Wardah Hafidz (Jurusan

Pendidikan Fisika) berbusana atasan blous, celana bahan dan kerudung yang

tidak menutup dada, Nita Angraini (Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris)

berbusana kemeja, celana jeans dan kerudung tidak menutup dada, Annisa

Widya (Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia) berbusana gamis

dan kerudung yang menutup dada, Dimas Wisa Fadholi (Jurusan Pendidikan

Bahasa Arab) berbusana kemeja dan celana jeans.

B. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber tidak langsung

yang biasanya berupa data dokumentasi dan arsip arsip resmi.7 Data

sekunder yang diperoleh adalah data berupa dokumen atau berkas sebagai

penunjang penelitian, yang diperoleh dari pihak yang bersangkutan

dengan objek kajian penelitian ini, adapaun data dan berkas dokumen

7 Saifuddin Azwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2005), hlm.36.

Page 56: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

40

berupa jumlah mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan tahun

angkatan 2015, kode etik mahasiswa UIN Jakarta dan tat tertib berbusana

mahasiswa FITK.

D. Prosedur Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data dalam penelitian, teknik pengumpulan data yang

digunakan peneliti adalah:

1. Wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti

ingin menemukan permasalahan yang harus diteliti, tetapi juga apabila peneliti

ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam. Teknik

pengumpulan data ini mendasarkan diri pada laporan tentang diri sendiri atau

self-repor, atau setidak-tidaknya pada pengetahuan dan atau keyakinan

pribadi.8 Wawancara dilakukan dengan bertatap muka langsung dengan

partisipan, tidak melalui telepon ataupun video. Instrumen yang digunakan

adalah pedoman wawancara dan perekam suara. Tujuan peneliti melakukan

wawancara adalah agar mendapatkan informasi lebih mendetail mengenai

penerapan kode etik mahasiswa terhadap gaya busana mahasiswa Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta.

Oleh karena itu, peneliti menguji keabsahan data hasil penelitian dengan

cara member checking. Member checking berarti bahwa data hasil wawancara

kemudian dikonfrontasikan kembali dengan partisipan atau pemberi

informasi. Partisipan harus membaca, mengoreksi atau memperkuat ringkasan

hasil wawancara yang dibuat oleh peneliti.9

Pada tahapan ini, peneliti akan menguji keabsahan data hasil

penelitiannya dengan cara member checking. Peneliti akan menunjukan hasil

8 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,

(Bandung: Alfabeta, 2015), hlm.317. 9 J.R. Raco, Metode Penelitian Kualitatif: Jenis, Karakteristik, dan Keunggulannya, (Jakarta:

Grasindo, 2010), hlm. 134.

Page 57: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

41

penelitiannya kepada ke dua belas partisipan tersebut dimana partisipan yang

penulis ajak untuk menguji keabsahan data itu pada penelitian yang dilakukan

pada satu tempat dan waktu yang sama, kemudian partisipan mengoreksi hasil

penelitian. Sehingga hasil penelitian sesuai dengan kejadian dan peristiwa di

lapangan.

Pertanyaan-pertanyaan dimulai dari pertanyaan nomer satu pada pedoman

wawancara (hal.41) lanjut ke pertanyaan-pertanyaan selanjutnya. Partisipan

diberikan penjelasan mengenai maksud dan tujuan peneliti dalam penelitian

kali ini. Wawancara ditujukan kepada partisipan yang mengetahui jaaban dari

keseluruhan pertanyaan wawancara pada pedoman wawancara. Wawancara

ini bertujuan untuk mengetahui penerapan kode etik mahasiswa terhadap gaya

berbusana mahasiswa.

Tabel 3.3

Kisi-kisi Instrumen Wawancara

No Aspek Masalah Sub Aspek Masalah

1. Kode etik a. Pemahaman kode etik berpakaian

mahasiswa/i FITK

2. Gaya berbusana sesuai

kode etik

a. Busana yang sesuai dengan kode

etik mahasiswa/i FITK

b. Penerapan busana mahasiswa

dengan standar kode etik

mahasiswa/i FITK

c. Gaya berbusana yang dipakai

sehari-hari

3. Gaya berbusana sesuai

syariat Islam

a. Busana yang sesuai dengan

syariat Islam

b. Penerapan busana mahasiswa/i

dengan syariat agama Islam

Page 58: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

42

Tabel 3.4

Instrumen Wawancara

No Daftar Pertanyaan Sumber Data

1. 1. Apa yang anda ketahui tentang kode etik

mahasiswa terutama kode etik berbusana?

2. Bagaimana menurut anda tentang gaya berbusana

mahasiswa FITK?

3. Apakah gaya berbusana anda sudah selaras dengan

kode etik berbusana mahasiswa yang sudah

ditetapkan?

4. Apa faktor anda menggunakan gaya berbusana

seperti ini?

5. Apa yang anda ketahui dengan berbusana sesuai

dengan syariat Islam dan menurut anda apakah

gaya berbusana (muslimah/muslimin) anda sudah

sesuai dengan syariat Islam?

6. Menurut anda apakah kode etik berbusana

mahasiswa sudah diterapakan bagi sebagian

mahasiswa?

7. Lalu mahasiswa yang menggunakan gaya

berbusana seperti apakah yang disebut sudah

menerapkan kode etik berpakaian mahasiswa?

8. Menurut anda apa alasan mahasiswa tidak

menerapkan kode etik berbusana mahasiswa?

9. Apakah ada perubahan gaya berbusana anda selama

kuliah?

Mahasiswa

FITK (12)

Daftar Pertanyaan Sumber Data

2. 1. Apa yang bapak/ibu ketahui tentang kode etik

berbusana yang berlaku di FITK?

2. Bagaimana menurut bapak/ibu tentang gaya busana

mahasiswa FITK?

3. Apakah menurut bapak/ibu gaya berbusana

mahasiswa FITK sudah sesuai dengan kode etik

berbusana yang ditetapkan fakultas?

4. Menurut bapak/ibu apakah sanksi telah ditetapkan

dan berlaku bagi mahasiswa yang berbusana tidak

sesuai kode etik?

5. Bagaimanakah cara yang ampuh agar mahasiswa

yang berbusana tidak sesuai kode etik dapat

berbusana yang sesuai dengan apa yang ditetapkan

FITK?

Staf FITK

Page 59: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

43

2. Observasi

Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara

mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan

yang sedang berlangsung.10

Peneliti melakukan kegiatan observasi selama dua

hari dalam satu minggu dan dilakukan selama dua minggu, pada minggu

pertama hari selasa 24 September 2019 di FITK Ciputat dan Gedung PPG

Sawangan peneliti mengamati keadaan gaya berbusana mahasiswa, kemudian

di hari selanjutnya rabu 25 September 2019 di FITK Ciputat dan Gedung PPG

Sawangan, peneliti mengamati kesesuaian penerapan gaya berbusana

mahasiswa. Di minggu berikutnya pada hari senin 30 September 2019 FITK

Ciputat dan Gedung PPG Sawangan peneliti mengamati gaya berbusana

individu dengan kelompok pertemanannya, kemudian di hari berikutnya pada

hari selasa 1 Oktober 2019 FITK Ciputat peneliti mengamati mahasiswa yang

lalu lalang pada lorong dan tangga yang terdapat poster tata tertib berbusana

mahasiswa.

Observasi partisipatif adalah peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari

orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data

penelitian.11

Karena peneliti ingin mendapatkan data yang mendalam terkait

mengenai penerapan kode etik mahasiswa terhadap gaya berbusana

mahasiswa FITK. Observasi dilakukan untuk memperoleh data mengenai

kondisi sosial dari objek yang diteliti, peneliti melihat dan mengamati

mahasiswa yang ada di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan terkait

penerapan kode etik yang ada di Fakultas.

10

Sudaryono. Metodologi Penelitian. (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. 2017), hlm 216 11

Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, (Bandung: Alfabeta, 2017), hlm. 458.

Page 60: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

44

Tabel 3.5

Pedoman Observasi Penelitian

No Aspek Yang Diamati Keterangan

1. Mengamati keadaan gaya berbusana

mahasiswa FITK

Dalam berbusana di FITK

2. Mengamati penerapan gaya berbusana

mahasiswa yang sesuai dan tidak sesuai

dengan kode etik mahasiswa

Dalam berbusana di FITK

3. Mengamati gaya berbusana individu

terhadap teman bermain/sebaya

Dalam interaksi bersama

mahasiswa lain (teman

bermain)

4. Mengamati peran papan informasi tentang

cara berpakaian di gedung FITK

Dalam pengetahuan

mahasiswa tentang adanya

tata tertib busana di FITK

3. Dokumentasi

Teknik studi dokumentasi, digunakan untuk mempelajari berbagai sumber

dokumentasi. Penggunaan teknik ini dimaksudkan untuk mengungkapkan

peristiwa, objek dan tindakan-tindakan yang dapat menambah pemahaman

peneliti terhadap gejala-gejala masalah yang diteliti.12

Dalam penelitian ini,

menggunakan dokumen tertulis, meliputi lembar Kode Etik Mahasiswa dan

tata tertib busana mahasiswa FITK.

Tabel 3.6

Kisi-kisi Dokumentasi Penelitian

No Dokumen Yang Diperlukan Sumber

1. Data Mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan (Data Sekunder)

Pustipanda

2. Kode Etik Mahasiswa Buku Pedoman

Akademik

3. Tata tertib busana mahasiswa FITK Poster tata tertib

12

Ajat Rukajat, Pendekatan Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Deepublish, 2018), hlm. 26.

Page 61: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

45

E. Analisis Data

Analisis data merupakan suatu proses sistematis pencarian dan pengaturan

transkip, wawancara, observasi, catatan lapangan, dokumen, foto, dan material

lainnya untuk meningkatkan pemahaman penelitian tentang data yang telah

dikumpulkan, sehingga memungkinkan temuan penelitian dapat disajikan dan

diinformasikan kepada orang lain.13

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan

versi Miles dan Hubermen, mengemukakan bahwa model Miles dan Hubermen

terdapat 3 (tiga) tahap:

1. Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan

demikian pekerjaan mengumpulkan data bagi penelitian kualiatif harus

langsung diikuti dengan pekerjaan menulis, mengedit, mengklasifikasi,

mereduksi, dan menyajikan data, serta menarik kesimpulan dengan cara

membandingkan sebagai analisis data kualitatif.14

Pada penelitian ini peneliti melakukan tahap reduksi data dengan cara

menyusun transkip wawancara partisipan kemudian setelah wawancara

peneliti transkip, peneliti merangkum isi dari wawancara, memilih hal-hal

tertentu dan memotong isi wawancara yang menurut peneliti tidak perlu.

Kemudian setelah melakukan rangkuman data tersebut, peneliti melakukan

member checking dengan cara meminta partisipan untuk membaca lagi hasil

dari transkip wawancara.

2. Penyajian Data

Data yang tercatat di lapangan selanjutnya diorganisasikan dan disajikan

dalam bentuk teks naratif, matriks, grafik, jaringan dan bagan. Semuanya

dirancang guna menggabungkan informasi yang tersusun dalam bentuk yang

13

Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian Gabungan, (Jakarta:

Preadamedia Group, 2014), hlm. 400. 14

Noeng Muhadjir, Metode Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Rake Sarasia, 1996), hlm. 30.

Page 62: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

46

padu dan mudah dipahami sehingga memudahkan untuk dikondensasi

(dirangkum).15

Pada penelitan ini peneliti menggunakan model teks naratif,

teks dalam bentuk transkip hasil wawancara dan hasil observasi yang di

analisis sesuai dengan sub tema bahasan yang dibahas sesuai dengan poin-

poin turunan dari rumusan masalah.

3. Kesimpulan atau Verifikasi

Penarikan kesimpulan atau verifikasi merupakan kegiatan di akhir

penelitian kualitatif. Peneliti harus sampai pada simpulan untuk melakukan

verifikasi, baik dari segi makna maupun kebenaran simpulan yang disepakati

oleh subjek tempat penelitian itu dilaksanakan.16

Dalam menarik kesimpulan

peneliti mengacu pada analisis versi Miles dan Hubermen sebagaimana

selama pengumpulan data, kemudian bergerak bolak-balik dan berulang-ulang

antara reduksi data dan verifikasi/penarikan kesimpulan masuk ke dalam

deskripsi yang berurutan.

Agar lebih mudah memahami alur dari analisi data versi Miles dan

Hubermen, maka dapat dilihat pada gambar di bawah ini, jika di dalam

verifikasi data masih ada yang diragukan, maka perlu melakukan pengecekan

kembali pada pengumpulan data.

Gambar 3.1

Model Interaktif Miles and Huberman

15

Husaini Usman dan Purnomo Setiady, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta: Bumi

Aksara, 2017), hlm. 133. 16

Ibid., hlm. 135.

Page 63: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

47

Langkah-langkah tersebut akan peneliti terapkan secara bertahap, untuk

langkah awal peneliti dan mengumpulkan data-data dan informasi wawancara,

observasi dan dokumentasi, yang kemudian data tersebut diolah oleh peneliti

untuk dapat memperoleh inti atau garis besar dari data yang diperoleh yang sesuai

dengan tujuan penelitian. Selanjutnya, inti atau garis besar dalam data dan

informasi itu dihubungkan satu sama lain sehingga menghasilkan keterpaduan dan

hasilnya peneliti jabarkan secara menyeluruh untuk memperoleh hasil keseluruhan

dalam proses penelitian. Demikian prosedur yang dilakukan oleh peneliti dalam

pelaksanaan penelitian ini. Dengan melakukan tahapan-tahapan tersebut

diharapkan dapat memperoleh data yang memenuhi kriteria suatu penelitian yaitu

dapat dipercaya dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

F. Pemeriksaan Keabsahan Data

Dalam melaksankan pemerikasaan keabsahan (kebenaraan) data peneliti

menggunkan triangulasi. Triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data

dan sumber data yang telah ada. Peneliti menggunakan triangulasi data.

Triangulasi data untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara

mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Data yang telah

dianalisis oleh peneliti yang menghasilkan kesimpulan selanjutnya dimintakan

kesepakatan (member check) dengan sumber data tersebut.17

Gambar 3.2

Triangulasi Data

17

Sugiyono. op.cit., hlm.373.

Page 64: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

48

Jadi dalam penelitian ini, peneliti menggunakan triangualasi data. Teknik

trianggulasi ini dapat di capai dengan cara membandingkan hasil wawancara,

pengamatan dan membandingkan hasil wawancara yang mendalam dari berbagai

informan (sumber data). Peneliti mencari jawaban yang tidak ditemukan dalam

wawancara kemudian peneliti mendapatkannya dalam pengamatan, begitu juga

ketika peneliti tidak menemukan jawaban dari hasil pengamatan namun peneliti

menemukan pada wawancara, dan jawaban yang tidak peneliti dapatkan dalam

wawancara dan observasi maka peneliti menemukannya dalam data dokumentasi.

Page 65: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

49

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Letak Geografis

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta atau UIN Jakarta

adalah sebuah Universitas Islam Negeri yang terletak di Jl. Ir H. Juanda No.95,

Cempaka Putih, Kec. Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan, Banten 15121.

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan berlokasi di Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta Kampus 1 dan Kampus 5 Gedung PPG yang

berlokasi di Jl. Raya Parung Ciputat KM 22-23 Bojongsari Baru, Sawangan,

Depok.

Sumber: www.google.com

2. Profil Singkat Fakultas

A. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Kampus 1

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK), selain Fakultas Adab

dan Humaniora (FAH), adalah fakultas tertua yang ada di lingkungan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta. Embrio FITK adalah Jurusan Pendidikan

Agama pada Akademi Dinas Ilmu Agama (ADIA) yang berdiri pada 1 Juni

1957. Ketika ADIA di Jakarta dan PTAIN (Perguruan Tinggi Agama Islam

Page 66: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

50

Negeri) di Yogyakarta digabung menjadi IAIN Al-Jamiâah al-Islamiyah al-

Hukumiyah pada tahun 1960, IAIN Cabang Jakarta diserahi tugas

mengelola Fakultas Tarbiyah dan Fakultas Adab. Sementara IAIN di

Yogyakarta diberi tugas mengelola Fakultas Ushuluddin dan Fakultas

Syariah.

Fakultas Ilmu Tarbiiyah dan Keguruan (FITK) adalah salah satu

fakultas tertua yang ada di lingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

FITK bermula dari Jurusan Pendidikan Agama pada Akademi Dinas Ilmu

Agama (ADIA) yang berdiri pada 1 Juni 1957. Ketika ADIA di Jakarta dan

PTAIN (Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri) di Yogyakarta digabung

menjadi IAIN Al-Jami’ah al-Islamiyah al-Hukumiyah pada tahun 1960,

IAIN Cabang Jakarta diserahi tugas mengelola Fakultas Tarbiyah dan

Fakultas Adab. Sementara IAIN di Yogyakarta diberi tugas mengelola

Fakultas Ushuluddin dan Fakultas Syariah.

Pada saat didirikan, Fakultas Tarbiyah memiliki tiga jurusan, yaitu

Jurusan Pendidikan Guru Agama, Jurusan Pendidikan Guru Bahasa Arab,

dan Jurusan Khusus (Imam Tentara). Jurusan terakhir ini, yang juga

disebut Jurusan Da’wah wal Irsyad, bergabung dengan Fakultas

Ushuluddin ketika fakultas ini didirikan pada tahun 1962. Pada perjalanan

selanjutnya, Fakultas Tarbiyah mengalami berbagai perubahan, terutama

dalam jumlah dan nomenklatur jurusan. Jurusan Paedagogi, misalnya, dulu

sempat hadir dan kemudian ditiadakan. Demikian juga dengan jurusan-

jurusan pendidikan Matematika, IPA, IPS, dan Bahasa Indonesia yang

dikembangkan pada awal tahun 1980-an dengan nama Jurusan Tadris,

dihentikan pada tahun 1986 dengan tidak diperbolehkan untuk menerima

mahasiswa baru. Akan tetapi, karena desakan kebutuhan di lapangan,

jurusan-jurusan tersebut dikembangkan lagi pada dekade 1990-an.

Perubahan IAIN menjadi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta di Tahun 2002

berimplikasi pada pengembangan jumlag Jurusan dan Program Studi baru.

Page 67: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

51

Bahkan sejak tahun 2009, FITK mendapat mandat untuk

menyelenggarakan program pendidikan S2, seiring dengan tuntutan

lionieritas penyelenggara Program Pasca Sarjana.

Saat ini, jurusan dan program studi Strata satu yang dimiliki FITK UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta adalah sebagai berikut:

1. Jurusan/Program Studi Pendidikan Agama Islam

2. Jurusan/Program Studi Pendidikan Bahasa Arab

3. Jurusan/Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris

4. Jurusan/Program Studi Pendidikan Matematika

5. Jurusan Pendidikan IPA, dengan 3 program studi:

a. Program Studi Pendidikan Biologi

b. Program Studi Pendidikan Fisika

c. Program Studi Pendidikan Kimia

6. Jurusan Program Studi Manajemen Pendidikan

7. Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

8. Jurusan/Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

9. Jurusan/Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS);

10. Jurusan/Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD)

Dalam perjalanan sejarahnya, FITK telah mengalami beberapa kali

perubahan dan pergantian kepemimpinan, yang secara berturut-turut adalah

sebagai berikut: Prof. Dr. H. Mahmud Yunus (1957-1960 dan 1960-1963),

Prof. Drs. Soenardjo (1963-1965), H.M. Anshor Suryohadibroto (1966-

1970), H.M. Nur Asyik, MA (1970-1972), H.M. Salim Fachry, MA (1972-

1974), Drs. Agustiar, MA (1974-1976), Drs. H. Zakaria Hakim (1976-

1979), Drs. H. Muchsin Idham (1980-1984 dan 1987-1994), Prof. Dr.

Aminuddin Rasyad (1984-1987), Prof. Dr. Salman Harun (1994-1996 dan

2000-2005), Prof. Dr. Rif’at Syauqi Nawawi, MA (1996-2000 dan 2012-

2013), Prof. Dr. Dede Rosyada, MA (2005-2009 dan 2009-2011), Nurlena

Page 68: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

52

Rifa’i, MA, Ph.D (2011-2012 dan 2013-2015), Prof. Dr. Ahmad Thib

Raya, MA (2015-2019).1

B. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Kampus 5 Gedung PPG

Terhitung mulai 1 Maret 2019, empat program studi (prodi) di

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) pindah ke kampus

Pendidikan Profesi Guru (PPG) di Bojongsari, Depok, Jawa Barat.

Perpindahan keempat prodi dilakukan mengingat kampus utama FITK di

Ciputat Tmur, Tangerang Selatan, mengalami. Wakil Dekan Bidang

Kemahasiswaan FITK, Fauzan, saat dikonfirmasi, Rabu (27/2/2019),

membenarkan hal itu. Ia mengatakan, empat prodi yang pindah adalah

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), Pendidikan Guru Madrasah

Ibtidaiyah (PGMI), Manajemen Pendidikan (MP), dan Pendidikan Islam

Anak Usia Dini (PIAUD).

Menurut Fauzan, wacana perpindahan beberapa prodi di FITK

sebenarnya sudah lama, tepatnya sejak gedung PPG akan dibangun.

Namun, saat itu belum dipastikan prodi mana saja yang akan berpindah, ia

juga menjelaskan selain karena alasan serumpun, perpindahan keempat

prodi juga untuk mengurangi beban kapasitas ruang kelas dan kepadatan

kampus 1 dari kendaraan yang parkir. Paling tidak, katanya, tingkat

kepekatan polusi kendaraan di kampus 1 sedikit berkurang karena

berkurangnya kendaraan yang masuk kampus “Tapi setelah

dipertimbangkan, kebijakan pimpinan FITK akhirnya menetapkan empat

prodi yang memiliki rumpun keilmuan sosial saja yang pindah,” katanya.

“Jumlah mahasiswa FITK saat ini paling banyak dan terbesar dibandingkan

fakultas lain. Jadi, perpindahan keempat prodi sedikit mengurangi, selain

tentu dapat mengurangi polusi kendaraan,” kilahnya.

1 https://fitk.uinjkt.ac.id

Page 69: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

53

Saat ini, FITK memiliki 12 prodi, baik prodi keagamaan maupun prodi

umum. Jumlah mahasiswanya mencapai lebih dari 5.000 orang. imbuh

Fauzan. Menurut Rektor, pembangunan Gedung PPG/LPTK sendiri

awalnya dibangun untuk memfasilitasi ruang perkuliahan mahasiswa UIN

Jakarta sekaligus mengakomodasi pelatihan pendidik dan tenaga

kependidikan madrasah yang dipercayakan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan (FITK) UIN Jakarta. Diketahui, Kementerian Agama RI

melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Nomor 4736 tahun 2017

menetapkan FITK UIN Jakarta sebagai LPTK penyelenggara sertifikasi.

Pembangunan gedung PPG/LPTK sendiri telah dilakukan secara resmi

sejak 7 Agustus 2015. Pembangunan gedung yang berada persis di lintasan

Ciputat-Bogor tersebut diproyeksikan membutuhkan dana sekira Rp 217

miliar. Namun seiring pengetatan anggaran, pembangunannya sempat

tertunda sebelum kemudian dilanjutkan kembali. Pembangunan kembali

gedung, sambung Rektor, dilakukan dengan menyalurkan pembiayaan dari

dana PNBP UIN Jakarta sekurangnya Rp 80 miliar. Dengan demikian,

jelasnya, gedung dengan spesifikasi 9 lantai dan 52 lokal untuk

perkuliahan, laboratorium, ruang program studi, ruang dosen dan karyawan

bisa kembali dilanjutkan.2

3. Visi dan Misi

Visi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan adalah “Menjadi LPTK yang

unggul, kompetitif, profesional dengan mengintegrasikan keilmuan, keislaman,

kemanusiaan dan keindonesiaan”.

Misi:

1. Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran berwawasan riset.

2. Melaksanakan penelitian dan pengembangan keilmuan untuk menghasilkan

karya inovasi di bidang pendidikan.

2 https://www.uinjkt.ac.id/

Page 70: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

54

3. Mengembangkan pengabdian kepada masyarakat melalui pembinaan

pemberdayaan madrasah/sekolah.

4. Mengembangkan komitmen dan budaya akademik bagi para sivitas

akademika.

5. Mengembangkan layanan berbasis teknologi informatika/ICT.

6. Mengembangkan jenjang dan kemitraan dengan berbagai lembaga nasional

maupun internasional.

7. Melaksanakan evaluasi kinerja kelembagaan secara berkelanjutan.3

4. Sarana dan Prasarana

b. Perpustakaan Fakultas

Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Dengan

perpustakaan yang terletak di lantai 7 Fakultas Ilmu Tarbiyah.

Perpustakaan ini merupakan sarana bagi publik yang memiliki cukup

banyak fasilitas, yakni ruang baca yang nyaman, aneka buku, ruang

skripsi dan tesis, ruang multimedia, dan kantor. Di ruang multimedia,

setiap pengunjung bisa mengakses internet, jurnal maupun menonton film

dokumenter, dan mengakses opac (opac.fitk.uinjkt.ac.id) Tak hanya itu,

juga terdapat penitipan barang untuk para pengunjung. Jadi dapat

disimpulkan bahwa di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan terdapat

fasilitas yang cukup nyaman dan lengkap.4

c. Ruang Kelas

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan memiliki ruang kelas yang

terletak di lantai 2-7. Adapun lantai 1 diantaranya pusat informasi,

laboratorium, teater dan lift. Menurut Purnamasari, Mahasiswi Pendidikan

Ilmu Pengetahuan Sosial, ruang kelas cukup nyaman, yakni terdiri dari

3 https://fitk.uinjkt.ac.id/

4Perpustakaan Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, “Tata Ruang”

(http://lib.fitk.uinjkt.ac.id/fasilitas/ruang-baca.html)

Page 71: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

55

bangku kuliah,papan tulis, projector. Tak hanya itu fakultas tarbiyah

memiliki ruang micro teaching untuk praktek mengajar di dalam kelas.

d. Ruang Laboratorium Komputer

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan memiliki ruang laboratorium

komputer yang cukup memadai. Dimana menurut penuturan Purnama

Sari, Pendidikan IPS angkatan 2011, di laboratorium komputer terdapat

banyak komputer, di mana kita belajar dengan aplikasi seperti spss, excel,

edmodo dan lain sebagainya.

e. Laboratorium Fisika

Laboratorium fisika adalah salah satu fasilitas praktikum mahasiswa

prodi IPA (Pendidikan Kimia, Biologi dan Fisika) di Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan.

f. Ruang Praktek Listening dan lain-lain

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan memiliki ruang kelas yang di

dalamnya terdapat speaker untuk ruang praktik. Berdasarkan penuturan

dari Firdaus Habibie, Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris,

ruang ini terletak di lantai 7, di 7.18.

g. Laboratorium Kimia dan Biologi

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan memiliki Laboratorium

Biologi dan Kimia. Laboratorium ini berada di lantai 1 Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan.

h. Fasilitas Wifi

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan memiliki fasilitas wifi. Bagi

student atau civitas akademika yang ingin mendaftar bisa ke lantai 2 ruang

NOC. Meskipun begitu, menurut penuturan mahasiswa, kini bagi

mahasiswa yang sudah memiliki NIM, sudah bisa menggunakan wifi

otomatis.

i. Jurnal Tarbiyah

Fasilitas lain yang dimiliki dalam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Page 72: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

56

Keguruan adalah jurnal tarbiyah yang terdiri dari jurnal education in

muslim society, jurnal social science education, science education,

kebahasaaraban dan pendidikan bahasa arab, jurnal pendidikan bahasa dan

sastra indonesia yang bisa diakses melalui http://journal.uinjkt.ac.id. Pusat

Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pun juga memiliki fasilitas

lengkap yakni ruang baca, ruang peminjaman, ruang koleksi digital,

ruang jurnal dan lain- lain.7

5. Konsep Kode Etik

Terdapat tiga ujuan dari kode etik, yang pertama agar terciptanya suasana

yang kondusif bagi berlangsungnya proses belajar mengajar di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, yang kedua terpeliharanya harkat, martabat dan

kewibawaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai perguruan tinggi Islam,

dan yang ketiga untuk menjadikan sarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

sebagai sarjana muslim yang berakhlak mulia, unggul, kompetitif, profesional

dan berintegrasi tinggi.

Isi kode etik mahasiswa yaitu terdiri atas sambutan Pembantu Rektor

Bidang Kemahasiswaan, 11 (sebelas) bab dan 15 (lima belas) pasal. Kode etik

mahasiswa dilengkapi dengan SOP pemberian sanksi kode etik Mahasiswa.

Sambutan Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan berisi latar belakang,

pokok pikiran dari kode etik mahasiswa: Bab 1 : Ketentuan Umum, Bab 2 :

Maksud dan Tujuan, Bab 3 : Hak dan Kewajiban, Bab 4 : Bentuk

Pelanggaran, Bab 5 : Kategori Sanksi, Bab 6 : Penerapan Kategori Sanksi,

Bab 7 : Proses Penerapan Sanksi, Bab 8 : Sidang Mahkamah Etik Mahasiswa,

Bab 9 : Monitoring dan Evaluasi, Bab 10 : Anggaran, Bab 11 : Penutup5

5 Lampiran Keputusan Rektor, Kode Etik Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, No.

469 Th.2016

Page 73: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

57

B. Penerapan Kode Etik Mahasiswa Terhadap Gaya Berbusana di Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

1. Pemahaman Mengenai Kode Etik Berbusana

Kode Etik diartikan sebagai pola aturan, tata cara, tanda, pedoman etis

dalam melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan. Kode etik merupakan pola

aturan atau tata cara sebagai pedoman berperilaku dan berbudaya. Tujuan

kode etik agar bersikap profesionalisme. Adanya kode etik akan melindungi

perbuatan yang tidak professional. Seperti peraturan yang sudah ada dan

terpampang jelas tentang bagaimana cara berpenampilan mahasiswa Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, yaitu;

Tertib busana dan penampilan

mahasiswi FITK:

Tertib busana dan penampilan

mahasiswa FITK:

1) Memakai busana muslimah

(berjilbab)

2) Baju dan celana panjang

3) Baju dan celana tidak ketat

4) Baju dan celana tidak transparan

5) Tidak diperkenankan memakai

celana jeans

6) Mahasiswi dianjurkan memakai

rok panjang

7) Beralas kaki tertutup/bersepatu

1) Rambut tidak gondrong

2) Tidak memakai aksesoris wanita

3) Tidak boleh memakai celana jeans

4) Baju dan celana tidak sobek

5) Tidak memakai kaos oblong

6) Maupun kaos berkerah

7) Beralas kaki tertutup/bersepatu.

Sebagian besar mahasiswa sudah mengetahui standar dan peraturan yang

berlaku terutama tentang cara berbusana yang sesuai dengan almamater

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, sebelum mereka benar-benar menjadi

mahasiswa pun mereka mengerti konsekuensi apa yang akan dia dapatkan

apabila berkuliah pada fakultas keguruan. Seperti yang sudah dijelaskan dan

ada pada peraturan kode etik berbusana maka sebagai mahasiswa keguruan,

Page 74: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

58

seharusnya dianggap paham dengan apa yang menjadi peraturan yang harus

dipatuhi demi ketertiban bersama.

Mahasiswa yang sadar tentang pemahaman kode etik, aturan dan tata cara

menjadi mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan dari dalam dirinya

sendiri harus sudah paham terutama dalam kode etik berbusana, karena bagi

mahasiswa terutama fakultas keguruan dalam berpenampilan itu salah satu

faktor penting. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan mencetak dan

menghasilkan calon-calon guru yang dari segi keilmuan serta berpenampilan

harus selaras dengan almamater fakultas terutama Universitas. Seperti yang

diutarakan beberapa mahasiswa yang saya wawancara ini

“yang saya ketahui tentang kode etik itu lebih menjuru ke bagaimana

cara kita berbusana, baik itu perempuan maupun laki-laki dan untuk di

FITK sendiri pun tidak diwajibkan namun dianjurkan menggunakan

rok dan celana boleh asal tidak ketat dan transparan, alas kaki harus

tertutup, sedangkan untuk pemakaian celana jeans tidak diperbolehkan

namun masih banyak teman-teman mahasiswa yang

menggunakannya”6

Jadi menurut pendapat Naiya, kode etik berbusana itu menjuru ke

bagaimana cara kita berbusana, baik perempuan maupun laki-laki sendiri pun

sudah memiliki aturannya masing-masing. Di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan memiliki standar berpakaian yang berbeda dibanding Fakultas lain

yang ada di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, karena FITK adalah fakultas

yang mencetak dan melahirkan calon guru, sehingga dalam berpakaian pun

harus mencerminkan layaknya seorang guru. Seperti yang ada pada peraturan,

apa yang dikatakan Naiya seperti pada point nomor (3) baju dan celana tidak

ketat (4) baju dan celana tidak transparan (5) tidak diperkenankan

menggunakan jeans (6) mahasiswi dianjurkan memakai rok panjang (7)

beralas kaki tertutup/bersepatu. Dari ke tujuh poin pada peraturan kode etik

6 Wawancara dengan Naiya Mahasiswa Jurusan PAI. Tgl 3 September 2019

Page 75: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

59

berbusana FITK, lima poin diantaranya sudah sangat dipahami oleh

narasumber. Menurut Pak Furqon staf bagian umum lantai 2 FITK;

“Kode etik berbusana masuk dalam kode etik mahasiswa yang ada

didalam SK Rektor, nah SK Rektor itu kan sifatnya global kemudian

kalau mengatur tata busana seperti itu dibuat secara keseluruhan saja,

kecuali yang di FITK ini turun lagi melalui SK Dekan yang dibuat lagi

oleh Dekan Fakultas”7

“kode etik itu aturan yang biasanya dibuat oleh institusi, kalau ini

kampus berarti aturan yang dibuat oleh kampus tersebut, kalau kode

etik berbusana FITK karena kita sendiri adalah mahasiswa yang

digaungkan menjadi guru busananya setau aku tuh yang pertama tidak

boleh pake celana jeans, ga boleh menggunakan pakaian yang ketat,

harus pakai rok terus juga bajunya harus baju yang berbahan rapi”8

Pendapat selanjutnya diutarakan oleh Regita, yang ia utarakan pula berisi

dari beberapa poin yang ada pada peraturan kode etik berbusana FITK.

Selanjutnya peneliti mewawancarai Febri yang masih membahas tentang

pemahaman kode etik berbusana:

“kode etik itu peraturan yang harus di patuhi yang dibuat oleh suatu

institusi, jadi kalo kita melanggar kode etik maka kita melanggar

peraturan yang udah dibuat, nah kalau kode etik berpakaian sendiri

berarti artinya peraturan menggunakan busana saat kita berada

dikampus”9

Jadi menurut Febri bahwa dia paham tentang apa yang menjadi kode etik

dan aturan yang ada telah dibuat, selanjutnya peneliti mewawancarai Sarah,

“kode etik itu kan dibuat sama kampus ya, jadi kode etik artinya

aturan yang udah dibuat kampus untuk ditaati dan diterapkan sama

mahasiswanya, kaya rule of life dalam hidup gitu, kalo misal kode etik

busana ada berarti itu dibuat sebagai tujuan kampus untuk mahasiswa

tentang bagaimana cara berpakaian mahasiswa dan menurut aku bagus

sih apalagi kita kan di keguruan ya pasti kode etik itu dibuat dengan

tujuan yang jelas yaitu biar kita berpenampilan sopan dan rapi sih”10

7 Wawancara dengan Pak Furqon Staf Bagian Umum. Tgl 16 September 2019

8 Wawancara dengan Regita Mahasiswa Prodi P.Bio. Tgl 10 September 2019

9 Wawancara dengan Febri Mahasiswa Jurusan PIPS. Tgl 3 September 2019

10 Wawancara dengan Sarah Mahasiswa Prodi PKim. Tgl 4 September 2019

Page 76: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

60

Menurut Sarah kode etik itu dibuat sebagai aturan, aturan sendiri dibuat

untuk ditaati bagi siapapun yang ada, apalagi mengenai kode etik di kampus

yang sudah jelas dibuat untuk warga kampus terutama mahasiswa sebagai tata

cara berpakaian yang sesuai dengan apa yang sudah ada dalam aturan. Nita

pun menyampaikan hal yang sama,

“kode etik mahasiswa itu bisa dibilang aturan, tata tertib atau rules-

rules kita sebagai mahasiswa di UIN terutama di FITK, sejauh ini aku

ngeliatnya kalo di FITK tuh karena kita fakultas pendidikan ya

harusnya berpakaian rapi, pakai rok bagi perempuan dan kita kan

calon guru artinya gaboleh semena-mena dalam berpakaian, gimana

pun nanti seorang guru pasti diguguh dan ditiru muridnya jadinya sih

kalo dalam berpakaian ya harus sopan contohnya memakai rok

ataupun celana bahan dan buang jauh-jauh celana jeans”11

Berdasarkan kesimpulan dari hasil wawancara dan observasi di atas

bahwa kondisi mahasiswa dengan pemahaman kode etik itu sediripun sudah

berbanding lurus. Mereka mengetahui bagian dari tata tertib berpakaian yang

sudah ada. Karena dari jawaban narasumber rata-rata mereka sudah

memahami apa yang sudah menjadi kewajiban yang harus dilaksanakan oleh

mahasiswa lebih khusus mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.

Jadi untuk sebagian mahasiswa menjaga penampilan sebagai mahasiswa

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan sudah menjadi konsekuensi dan

kewajiban dari ketika dirinya memilih untuk masuk di fakultas keguruan.

2. Ragam Gaya Berbusana Mahasiswa FITK

Ragam gaya berbusana mahasiswa FITK yang di maksud adalah macam-

macam pakaian atau busana atau fashion yang di pakai mahasiswa

(perempuan maupun laki-laki) dalam proses pembelajaran di kampus. Busana

sangatlah penting dalam proses pembelajaran di kelas, karena bagi sebagian

dosen atau pengajar sangat menganjurkan mahasiswanya untuk berbusana

sesuai dengan kode etik yang berlaku, dosen itu sendiri pun menyuruh

11

Wawancara dengan Nita Mahasiswa Jurusan PBI. Tgl 4 September 2019

Page 77: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

61

mahasiswa menggunakan busana yang sesuai dengan kode etik itu dengan

tujuan untuk melatih mahasiswa sebagai calon guru, seperti yang diungkapkan

oleh salah satu narasumber,

“gaya berbusananya itu di FITK pakaiannya lebih muslimah dan sopan

dibanding mahasiswa fakultas lain karena kita kan fakultas keguruan

yang otomatis mencetak calon guru, yang aku lihat sihh lebih dominan

ke pakaian gamis, rok-rok ya pokonya yang terlihat muslimah gitu tapi

selain itu ada sih jurusan yang mahasiswanya dominan tidak

berpakaian seperti itu, karena masih terlihat yang kuliah menggunakan

jeans dan kaos oblong gitu”12

Menurut Febri gaya berbusana mahasiswa di FITK lebih muslimah

dibanding mahasiswa fakultas lain walaupun masih ada mahasiswa yang

belum berbusana sesuai dengan kode etik yang berlaku. Tidak jauh berbeda

dengan apa yang dikatakan Regita,

“kalau selama ini yaa dari yang aku lihat 80% mahasiswa-mahasiswa

sehari-hari di FITK itu udah sesuai lah dengan kode etik yang tertera

dan udah mematuhi lah istilahnya sebagai mahasiswa calon guru

selebihnya yang 20% yang bandel-bandel lah yang masih pake celana

jeans bajunya agak ketat gitu, tapi selebihnya udah sangat mematuhi

kok apalagi di jurusan aku itu bener-bener gak boleh karena dari

dosennya sendiri itu ngelaran mahasiswanya ikut dalam proses

kegiatan kuliah kalau pakaiannya gak rapi apalagi kalo ada yang pake

celana jeans”13

Menurut Regita sebagian besar busana yang dikenakan mahasiswa sudah

sesuai dengan aturan dan tata tertib berpakaian yang sudah ditetapkan

ditambah lagi dengan aturan yang dibuat dosennya bahwa mahasiswanya

wajib menggunakan pakaian rapi dan melarang penggunaan celana jeans,

namun sebagian kecil lainnya masih ada yang belum berbusana sesuai dengan

kode etik. Hal ini wajar terjadi karena tidak semua mahasiswa nyaman

menggunakan busana yang sesuai kode etik walaupun itu termasuk tindakan

yang melanggar, seperti apa yang disampaikan oleh narasumber Hilda;

12

Wawancara dengan Febri Mahasiswa Jurusan PIPS. Tgl 3 September 2019 13

Wawancara dengan Regita Mahasiswa Prodi P.Bio. Tgl 10 September 2019

Page 78: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

62

“kalo keseluruhan dari mahasiswa FITK beda-beda sih berpakaiannya,

ada yang mengikuti rules dari kode etik itu ada juga yang masih

menyimpang dan itu sih balik lagi ke pribadi masing-masing

mahasiswa”14

Hampir sama dengan apa yang dikatakan Naiya, menurut Naiya, busana

yang dipakai mahasiswa itu mencerminkan kepribadian seseorang

“kalau di FITK sendiri sih yang saya lihat tidak dominan kemana-

mana namun lebih random, dan yang saya lihat itu kode etik

dijalankan dengan mahasiswa-mahasiwa yang tidak menjuru kepada

kode etik itu sendiri sih tetapi yang bagaimana menurut mereka pantas

digunakan dan pantas dilihat oleh orang lain, fashion itu menurut aku

ya penggambaran siapa diri kita, karna sebagus apapun pakaian yang

kita gunakan kalau kita merasa tidak pantas atau tidak nyaman itu

sama aja ngerugiin kita”15

Jadi menurut Hilda dan Naiya berbusana itu senyaman si pengguna

busana itu, yang penting penggunaan busana itu masih berbusana yang selaras

dan pantas dengan lingkungan dimana dia berada. Lalu dari hasil observasi

yang saya lakukan hampir sama dengan yang dikatakan Asih bahwa,

“secara umum sih gabisa di generalisasiin ya, kalo aku sih ngeliatnya

perjurusan, nih ya misal di lantai 6-7 itu kan anak-anak mipa ya rata-

rata dan hampir semuanya menggunakan busana yang sangat rapi dan

sangat sopan dan sesuai dengan kode etik, nah trus turun ke bawah

lantai 5 itu kan anak ips dan mp nah ini yang sering saya lihat masih

banyak mahasiswanya terlihat masih pake celana jeans dan agak

jarang berbusana gamis ataupun rok-rok gitu ya walaupun sebagian

juga ada sih”16

Menurut Asih, di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan itu sendiri

memiliki tingkat dominansi atau ciri khas yang tinggi, itu terbagi dalam tiap

jurusan. Program studi yang menjurus pada ilmu alam dan sains memiliki

dominan mahasiswa yang berbusana lebih muslimah dibanding program studi

ilmu social. Pengaruh ini bisa terjadi karena faktor lingkungan mahasiswa itu

14

Wawancara dengan Naiya Mahasiswa Jurusan PAI. Tgl 3 September 2019 15

Wawancara dengan Hilda Mahasiswa Prodi PFis. Tgl 4 September 2019 16

Wawancara dengan Asih Mahasiswa Jurusan PMTK. Tgl 5 September 2019

Page 79: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

63

sendiri. Apa yang dikatakan Asih selaras dengan observasi atau pengamatan

yang peneliti lakukan selama melakukan penelitian bahwa sebagian

mahasiswa yang dominan memakai busana santai adalah mahasiswa program

studi ilmu sosial dan manajemen pendidikan karena ketika peneliti teliti pada

salah satu narasumber dari jurusan tersebut ialah;

“kebanyakan berbusana santai sih, mereka emang masih merasa kalau

mereka tuh belum pantas berpakaian yang sesuai dengan kode etik,

karna kita juga menyesuaikan dulu dengan sifat dan perilaku kita yang

bersosialisasi”17

“suka aja busana santai, dari pribadi saya sendiri emang gak terlalu

suka pakaian yang terlalu formal kaya kemeja dan celana bahan gitu”18

Jadi menurut Febri dan Fatih dari mereka memiliki karakteristik

berbusana yang hampir sama, yaitu sama-sama senang menggunakan busana

santai, namun pada dasarnya mereka masih berbusana yang sesuai dengan

kode etik yang ada. Namun bagi sebagian narasumber mengatakan bahwa

macam-macam busana mahasiswa di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

ialah beragam seperti yang di katakana,

“mahasiswa FITK gaya berbusananya beragam, di mulai dari yang

biasa aja dan bisa dibilang gak rapi, terus yang agak rapi sampai yang

rapi banget pun banyak”19

“gaya berbusana di FITK sendiri tuh beragam ya, ada yang udah

mencerminkan guru banget, ada yang masih setengah-setengah dan

ada pula ada juga yang belum”20

Pertama, pemahaman keagamaan. Dalam berbusana sebagian berpegang

teguh pada ajaran Islam bahwa menutup aurat rapat-rapat, tidak memakai

busana transparan atau ketat merupakan perintah dalam al-Qur’an maupun

hadîts. Di samping itu, sebagai tuntutan moral Islam, yang akan membawa

17

Wawancara dengan Febri Mahasiswa Jurusan PIPS. Tgl 3 September 2019 18

Wawancara dengan Fatih Mahasiswa Jurusan MP. Tgl 9 September 2019 19

Wawancara dengan Dimas Mahasiswa Jurusan PBA. Tgl 9 September 2019 20

Wawancara dengan Annisa Mahasiswa Jurusan PBSI. Tgl 5 September 2019

Page 80: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

64

pemakainya akan lebih hati-hati terhadap perbuatan-perbuatan yang dilarang

agama. Kedua, perwujudan identitas diri. Busana muslimah yang longgar,

ataupun jilbab, juga sebagai identitas wanita muslimah. Seorang muslimah

dianjurkan untuk menampakkan identitas sebagai wanita yang shalihah, salah

satunya dengan pola berbusana.

Dengan berbusana yang menutup rapat aurat, berjilbab lebar disertai

kehati-hatian dalam berperilaku, jelas akan menjadi suri tauladan perempuan.

Secara psikologi pun, busana akan mempengaruhi perilaku seseorang. Begitu

pula bagi mahasiswi yang lebih suka berbusana ketat atau transparan, bagi

mereka yang terpenting bagaimana bisa tampil trendi, dan tidak dikatakan

ketinggalan zaman, sehingga dapat menepis anggapan bahwa mahasiswi

universitas keislaman adalah mahasiswi yang kolot, kumuh dan ketinggalan

zaman. Ketiga, faktor kebiasaan. Kebiasaan terkait dengan lingkungan seperti

kost, latar belakang pendidikan sebelumnya dan keluarga. Mahasiswi yang

terbiasa dengan pola berbusana ketat, maka akan merasa kerepotan jika harus

beradaptasi dengan berganti model busananya. Keempat, faktor budaya

konsumerisme. Inilah yang tampaknya merambah mahasiswi termasuk

mahasiswi yang berbusana ketat atau transparan dengan prinsip mengikuti

mode. Karena budaya konsumerisme banyak mahasiswi yang tanpa pikir

panjang langsung mengikuti mode terbaru dan modern atau bahkan busana-

busana artis.21

Dari hasil observasi dan wawancara mengenai ragam busana mahasiswa

di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan dapat diambil kesimpulan bahwa

busana yang dikenakan mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan itu

beragam dan bermacam-macam jenis fashionnya, namun dari hasil penelitian

dan observasi yang peneliti lakukan bahwa di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

21

Ida Suryani Wijaya. 2012. Etika Berbusana Mahasiswa STAIN Samarinda (Studi kasus

terhadap penerapan Keputusan Ketua STAIN Samarinda nomor: 19 tahun 2002 tentang Etika

Pergaulan dan Berbusana Mahasiswa STAIN Samarinda); Jurnal STAIN Samarida. Vol. IV No. 1.

Hlm, 88-89.

Page 81: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

65

Keguruan dominan dengan busana sesuai dengan kode etik dan sebagian

masih belum menerapkannya dengan baik.

3. Keadaan Busana Mahasiswa Saat Ini

Keadaan busana yang kerap kali dipakai mahasiswa seperti yang ada pada

zaman sekarang ialah beragam, banyak yang menggunakan pakaian

muslim/muslimah modern dan tidak kalah banyak pula yang menggunakan

pakaian Syar’i. Seperti yang peneliti sedang teliti terhadap gaya berbusana

mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan dimana sudah ada peraturan

yang mengatur mahasiswanya dalam berbusana.

Perubahan-perubahan sosial yang terjadi di dalam suatu masyarakat dapat

terjadi oleh karena bermacam-macam sebab.Sebab-sebab tersebut dapat

berasal dari masyarakat itu sendiri (sebab-sebab intern) maupun dari luar

masyarakat tersebut (sebab-sebab ekstern). Sebagai sebab-sebab intern antara

lain dapat disebutkan, misalnya pertambahan penduduk atau berkurangnya

penduduk, penemuan-penemuan baru, pertentangan conflict, atau mungkin

karena terjadinya revolusi. Sebab-sebab ekstern dapat mencakup sebab-sebab

yang berasal dari lingkungan alam fisik, pengaruh kebudayaan masyarakat

lain, peperangan, dan seterusnya.22

Davis dalam buku Setiadi dan kawan-kawan mengartikan perubahan

sosial sebagai perubahan yang terjadi dalam fungsi dan struktur masyarakat.

Perubahan sosial dikatakannya sebagai perubahan dalam hubungan sosial

social relationship atau sebagai perubahan terhadap keseimbangan equilibrium

hubungan sosial tersebut.23

Dalam penelitian yang sudah peneliti lakukan

dengan wawancara, peneliti mendapatkan bahwa gaya berbusana mahasiswa

dibagi menjadi 2 tipe;

22

Soerjono Soekanto, Pokok-Pokok Sosiologi Hukum, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005),

hlm. 112. 23

Ibid., hlm.262

Page 82: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

66

1. Gaya Busana Modern

Tidak dapat dipungkiri bahwa semakin majunya perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi membuat perubahan bagi seseorang, bisa

terjadi dengan perubahan pemikiran, perilaku serta gaya hidupnya.

Semakin pesatnya arus modernisasi memudahkan pengaruh perubahan

social bagi pola pemikiran masyarakat.

Menurut Hanitzch, 2011, hal. 307 Masyarakat Indonesia cenderung

menggunakan pakaian dengan meniru-nirukan gaya orang barat, hal ini

berawal ketika bangsa Eropa melakukan kolonialisasi di Indonesia yang

membuat masyarakat peka terhadap gaya mode terlebih-lebih

perkembangan teknologi informasi saat ini yang menjadi peluang bangsa

Indonesia untuk melakukan peniruan terhadap mode berpakaian bangsa

barat. Jadi banyak sedikitnya mode gaya berbusana orang-orang termasuk

mahasiswa itu ada pengaruhnya dari luar.

“kalau tentang penampilan sebenarnya saya fleksibel, saya

menyesuaikan aja kemana saya pergi, namun kalau kekampus saya

masih sering menggunakan pakaian semi kemeja dan rambut juga

masih agak jadi masalah karna agak gondrong”24

“pakaian santai kayak hoodie atau kaos enak digunakan kemana aja

kak, kadang kalo berpakaian terlalu rapi suka gak nyaman dan gak

pede buat ke tempat-tempat asik gitu”25

Menurut Dimas dan Fatih pakaian yang santai membuatnya nyaman

berpergian kemana saja, namun bagi Dimas rambutnya yang agak

gondrong masih menjadi sedikit permasalahan karena di kode etik sendiri

mahasiswa tidak boleh gondrong, sedangkan menurut Fatih berpakaian

rapih maupun sesuai dengan kode etik itu sulit untuk di sandingkan dalam

suasana santai. Sedangkan menurut Eka;

24

Wawancara dengan Dimas Mahasiswa Jurusan PBA. Tgl 9 September 2019 25

Wawancara dengan Fatih Mahasiswa Jurusan MP. Tgl 9 September 2019

Page 83: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

67

“kadang sebenernya aku sih sering ya berpakaian yang agak panjang

gitu, tapi kalau lagi gak terburu-buru tapi kalau lagi datang gitu rasa

malesnya yaudah pake pakaian yang semau aku aja gitu tapi tetep

gaakan pake jeans aku kalo kekampus ya pokoknya sesuai mood aja

deh lagi pengennya berpakaian seperti apa dan aku sendiri pun belum

sepenuhnya sesuai sih dengan pakaian yang syariat Islam itu”26

Menurut Eka dirinya masih sering menggunakan celana Jeans karena

menurutnya celana Jeans simple dan ia suka mengenakannya juga apabila

sedang ke kampus.

2. Gaya Busana sesuai dengan Syariat Islam

Mode busana muslimah dari waktu ke waktu mengalami

perkembangan, saat ini muslimah tetap dapat tampil cantik dan modis

tanpa harus meninggalkan syariat atau hukum agama. Namun idealnya

busana muslim saat ini harus tetap pada jalur-jalur syariat Islam yaitu

longgar, artinya tidak membentuk lekuk tubuh. Bahan pakaiannya pun

diusahakan harus yang tidak tipis. Kemudian jangan sampai busana

muslimah itu menyerupai busana laki-laki dan sebaliknya. Kreativitas

dalam berbusana itu memang harus selalu ditingkatkan namun jangan

sampai bertentangan dengan ajaran dan syariat Islam.

“berpakaian yang sesuai syariat itu bagi perempuan adalah memakai

gamis, kerudung panjang artian kerudungnya meutupi dada, kemudian

kalau yang banyak orang gunakan sekarang adalah memakai niqab

atau cadar, nah kebetulan saya sendiri belum berbusana sesuai dengan

syariat Islam”27

Menurut Elisa berbusana yang sesuai dengan syariat Islam adalah

seperti itu, tidak jauh berbeda dengan yang dikatakan Regita;

“berbusana sesuai syariat Islam sih paling utama harus pakai rok

karena Allah sendiri melarang kan kalau perempuan menyerupai lelaki

gitu, terus pakaiannya gak ngetat dan gak nerawang”28

26

Wawancara dengan Eka Mahasiswa Jurusan PIAUD. Tgl 4 September 2019 27

Wawancara dengan Elisa Mahasiswa Jurusan PGMI. Tgl 10 September 2019 28

Wawancara dengan Regita Mahasiswa Prodi P.Bio. Tgl 9 September 2019

Page 84: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

68

“setau aku berbusana yang sesuai dengan syariat Islam itu sudah

sesuai dengan tata cara berbusana yang telah ditetapkan FITK ini,

karena seperti dalil pun perempuan tidak boleh menyerupai laki-laki

begitupun sebaliknya, karena menurut kesehatan juga pemakaian

celana jeans yang sering pun ga bagus buat kesehatan, apalagi bagi

kita perempuan itu tidak baik untuk rahim kita, dan aku sendiri pun

insyaalloh sudah berpakaian sesuai syariat Islam karena aku ga pernah

pake celana jeans setiap hari kalo beraktivitas di luar aku pun pake

gamis atau rok dan kerudungku juga panjang”29

Kalau menurut Asih, berbusana sesuai dengan syariat Islam pun telah

diterapkan dalam kode etik berbusana mahasiswa, jadi apabila kita telah

mengikuti dan menerapkan kode etik yang telah diterapkan maka secara

otomatis kita akan berbusana sesuai dengan syariat Islam.

Jadi dilihat dari penelitian yang peneliti lakukan bahwa keadaan

berbusana mahasiswa masa kini adalah berbusana modis dan syar’i,

sehingga banyak dari keduanya berkesinambungan. Tidak dapat

dipungkiri bahwa busana mahasiswa yang berpakaian syar’i itu berbusana

dengan gaya modis juga. Yang terpenting dari berbusana pada era saat ini

adalah sesuai dengan syariat Islam dan tidak ketinggalan mode saat ini.

C. Penerapan Sanksi Terhadap Pelanggaran Kode Etik

1. Penerapan Sanksi Ringan Pada Pelanggaran Gaya Busana Mahasiswa

Sesuai dengan Kode Etik Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah yang telah

ditetapkan oleh Keputusan Rektor No.469 Tahun 2019, dalam Bab IV Pasal 5

Ayat 3; “melanggar standar busana, tata cara berbusana dan berpenampilan”

maka, termasuk dalam kategori sanksi ringan seperti dijelaskan pada Bab VI

ayat 1 yang berbunyi; “Pelanggaran Kode Etik Mahasiswa sebagaimana

disebut pada Pasal 5 nomor urut 1 sampai dengan 10 adalah pelanggaran

29

Wawancara dengan Asih Mahasiswa Jurusan PMTK. Tgl 5 September 2019

Page 85: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

69

kategori sanksi ringan”. Sanksi dari pelanggaran kode etik dengan sanksi

ringan ialah berupa teguran lisan atau tertulis.

Maka sebagaimana yang telah diatur oleh kode etik mahasiswa

seharusnya kita sudah harus tau dan paham bahwa setiap pelanggaran yang

dilakukan dikenakan sanksi walaupun hanya sanksi ringan. Nyatanya

sebagian besar mahasiswa sudah mengetahui betul kode etik yang ada, namun

terkadang penerapannya saja yang belum dilaksanakan secara menyeluruh.

Seperti jawaban narasumber yang sudah peneliti teliti;

“sudah diterapkan sih namun terkadang masih ada yang melanggarnya,

tidak banyak sih, karena kaka kelas adik kelas maupun teman-teman

sendiri pun sudah mengetahui bagaimana sih cara berbusana yang pantas

dan yang enak dilihat”30

“sudah menerapkan, kalau saya presentasi kan yang sudah sesuai dengan

kode etik dan syariat Islam ya 80% lah sisanya yang masih belum sadar

dengan adanya kode etik itu”31

“sebagian besar sudah, tapi sebagian juga banyak yang belum, kaya saya

dan kebanyakan temen-temen saya pun gaya berbusananya sejenis

dengan saya”32

“sudah sih, malahan sebagian besar dan dominan mahasiswa FITK itu

menggunakan busana yang tertutup, sopan, rapi dan sebagian besar pun

berpakaian syar’i dan sisanya yang minoritas atau sebagian kecil aja yang

masih belum menerapkan kode etik berbusana yang telah ditetapkan”33

“seperti yang tadi saya bilang, sebagian besar bahkan menurut saya 80%

dari seluruh mahasiswa FITK sudah menerapkan busana sesuai dengan

kode etik namun sebagian kecil mahasiswanya belum sehingga perlu di

tekankan lagi agar seluruh mahasiswa menerapkan kode etik tersebut”34

“sebagian besar sih udah, tapi masih ada aja yang belum tergerak untuk

berbusana selayaknya calon seorang guru”35

30

Wawancara dengan Naiya Mahasiswa Jurusan PAI. Tgl 3 September 2019 31

Wawancara dengan Febri Mahasiswa Jurusan PIPS. Tgl 3 September 2019 32

Wawancara dengan Fatih Mahasiswa Jurusan MP. Tgl 9 September 2019 33

Wawancara dengan Elisa Mahasiswa Jurusan PGMI. Tgl 10 September 2019 34

Wawancara dengan Regita Mahasiswa Jurusan PBio. Tgl 10 September 2019 35

Wawancara dengan Asih Mahasiswa Jurusan PMTK. Tgl 5 September 2019

Page 86: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

70

“sejauh ini sih yang aku rasain Alhamdulillah sebagian besar mahasiswa

sudah menerapkannya sih walaupun diluar itu mungkin mereka tidak

mengikuti kode etik namun yak arena kesadaran mereka sendiri sebagai

calon guru”36

“menurut aku sih udah karena sebagian banyak mahasiswa di FITK itu

sudah berbusana rapi dan sopan”37

“sebagian udah sihh, sebagian lagi belum tapi dominan mahasiswa FITK

sudah berbusana rapi dan sopan”38

“sebagian besar yang aku liat sih udah, ya sebagian kecilnya aja sih yang

belum mengikuti aturan kode etik yang dibuat”39

“sebagian sudah karna di FITK sendiri dominan mahasiswanya berbusana

sesuai dengan apa yang sudah tertera di tata cara berpakaiannya, sisanya

minoritas aja sih yang belum sesuai”40

“sudah sih, karena yang selama ini saya lihat mayoritas mahasiswa FITK

itu busananya sudah rapi dan sopan, yang membedakannya kan cuma

gaya berbusananya aja ada yang ketat ada yang longgar, ada yang pendek

ada yang panjang gitu”41

Jadi kesimpulan dari semua jawaban narasumber, bahwa sebagian besar

mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan sudah mengetahui dan

menerapkan busana yang sesuai dengan kode etik. Hal ini dilihat dari

bagaimana cara mahasiswa menggunakan busana dalam kegiatan belajar

mengajar di kampus, mereka paham busana apa yang pantas di gunakan saat

ke kampus, saat melaksakan perkuliahan bahkan saat ke kampus hanya untuk

mendatangi suatu kegiatan.

Ini juga yang membuat mahasiswa tidak begitu memperhatikan

penerapan sanksi apabila berbusana tidak sesuai dengan kode etik, karena

penerapan sanksinya hanya berupa sanksi ringan dimana tindakan untuk

36

Wawancara dengan Sarah Mahasiswa Jurusan PKim. Tgl 4 September 2019 37

Wawancara dengan Eka Mahasiswa Jurusan PIAUD. Tgl 6 September 2019 38

Wawancara dengan Hilda Mahasiswa Jurusan PFis. Tgl 6 September 2019 39

Wawancara dengan Nita Mahasiswa Jurusan PBI. Tgl 4 September 2019 40

Wawancara dengan Anisa Mahasiswa Jurusan PBSI. Tgl 5 September 2019 41

Wawancara dengan Dimas Mahasiswa Jurusan PBA. Tgl 9 September 2019

Page 87: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

71

sanksi ringan tersebut adalah teguran lisan dan tertulis. Namun ini juga tidak

begitu diberlakukan bagi semua pihak yang berhak menerapkan sanksi

tersebut.

Seperti yang dikatakan Warek Bidang Kemahasiswaan, “penyusunan

juklak/juknis tersebut selanjutnya akan menjadi panduan bagi para penegak

hukum di lapangan. Mereka adalah unsur karyawan, dosen, serta para pejabat

kampus lain, baik di tingkat universitas maupun fakultas dan jurusan” namun

belum dilaksanakan secara maksimal.

Dari pengamatan peniliti, banyak juga dosen yang menerapkan

kepentingan berbusana, bagi peneliti pun selama kuliah sering merasakan

peraturan yang dibuat dosen bahwa mahasiswa harus berbusana sesuai

dengan tata tertib berbusana. Seperti yang ditegaskan Bapak Iwan

Purwanto, selama dalam mata kuliahnya mahasiswa dilarang

menggunakan celana jeans, lalu pada mata kuliah Bapak Maman

mahasiswa perempuan wajib menggunakan rok dan kaos kaki,

selanjutnya pada mata kuliah Ibu Jakiatin mahasiswi wajib menggunakan

ciput (dalaman kerudung).

Namun masih ada sebagian di antara mahasiswi yang tidak mengetahui

aturan ini karena kurangnya sosialisasi. sosialisasi dapat dilakukan dengan

menempelkan etika berbusana tersebut pada papan-papan pengumuman,

maupun didepan pintu setiap ruangan perkuliahan maupun kantor

dilingkungan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta. Diharapkan para dosen mensosialisasikan aturan ini pada setiap awal

perkuliahan di kelas dan langsung menerapkannya pada setiap perkuliahan,

terutama kepada seluruh mahasiswa yang mengikuti perkuliahan.

D. Faktor Yang Mempengaruhi Mahasiswa Berbusana

1. Faktor Internal

Tidak dapat dipungkiri bahwa gaya berbusana seseorang didasari dari

faktor-faktor yang mempengaruhinya, bisa jadi faktor itu timbul dari internal

Page 88: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

72

maupun eksternal. Faktor ini muncul didasari oleh kebiasaan yang kita

lakukan, entah karena murni dari dalam diri maupun pengaruh orang lain.

Dengan adanya banyak status dan peranan, maka di masyarakat terdapat

suatu hierarki status, yaitu status hanya mempunyai arti dalam masyarakat

apabila ditinjau dari status yang lebih tinggi ataupun lebih rendah. Karena

manusia adalah anggota dari banyak kelompok, maka dalam setiap kelompok

ia mempunyai status dan peran tertentu. Karena banyaknya peranan yang

harus dipenuhi, maka mudah terjadi pertentangan peranan atau roleconflic,

yaitu apabila seseorang dengan status tertentu di kelompok satu, mengambil

peranan lebih tinggi terhadap orang yang sama dalam kelompok yang lain.42

Dalam penelitian wawancara dan observasi yang telah peneliti lakukan,

faktor intern yang mempengaruhi gaya berbusana mahasiswa diantaranya:

a. Diri Sendiri

Diri sendiri atau kepribadian sangat berperan penting dalam

membangun gaya berbusana seseorang. Hal ini dikarenakan gaya anda

dalam berbusana juga mencerminkan bagaimana kepribadian anda yang

sebenarnya. Percaya atau tidak seseorang dengan kepribadian ceria lebih

sering menggunakan pakaian yang bermotif dan berwarna terang,

sedangkan seseorang dengan kepribadian pemalu cenderung lebih

menyukai pakaian yang berwarna kalem dan netral ataupun monoton.

Menurut Wilson (Dalam Rahmat, 2001), struktur biologis manusia

seperti genetika, sistem syaraf dan sistem hormonal sangat mempengaruhi

perilaku manusia. Seperti struktur genetik mempengaruhi kecerdasan,

kemampuan sensasi dan emosional, Sistem syaraf mengatur pekerjaan otak

dan proses pengolahan informasi dalam jiwa manusia, sedangkan sistem

42

Astrid S. Susanto, Pengantar Sosiologi dan Perubahan Sosial, (Bandung : Bina

Cipta,1979), hlm.94.

Page 89: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

73

hormonal tidak hanya mempengaruhi mekanisme biologis tapi juga proses

psikologis. mempengaruhi mekanisme biologis tapi juga proses psikologis.

Pentingnya memahami pengaruh biologis terhadap prilaku manusia

dapat dilihat pada dua hal sebagai beikut yaitu: Perilaku bawaan, bukan

pengaruh lingkungan atau situasi. Misalnya perilaku menarik lawan jenis

sebagai ungkapan cinta dan motif biologis, ada beberapa peneliti yang

menunjukkan pengaruh motif biologis terhadap prilaku manusia. Penelitian

yang dilakukan Keys tahun 1950 kepada subjek dalam kondisi lapar, terjadi

perubahan keperibadian yang sangat dramatis. Mereka lebih mudah

tersinggung, suka bergaul, dan tidak bisa konsentrasi.43

Seperti yang

dikatakan Naiya;

“faktor keinginan dan dorongan dari diri sendiri sih yang ingin

menjaga diri dengan berpakaian seperti ini dan penggunaan busana

saya ini tuh bertahap tidak langsung berbusana syar’i seperti ini karena

yang saya rasakan gini loh kak, kan kita berbusana itu melihat kanan

kiri kita juga dan fokus kita ke fashion seperti apa pun kita bakalan

mengikuti kan dan saya sendiri pun bertahap karena melihat teman-

teman sekitar berpakaian seperti ini jadi dalam hati saya tuh bilang

“ohh pantesnya pake pakaian seperti ini ya” khususnya kita kan anak

FITK”44

Menurutnya busana yang ia gunakan itu murni dari keinginannya dan

dorongan dirinya sendiri, pakaian yang Naiya gunakan adalah busana

gamis panjang dengan kerudung panjang yang menutup dada. Biasanya

orang yang menggunakan busana seperti itu faktor utamanya adalah

tuntutan keluarga namun tidak dengan dirinya. Walaupun kedua orang

tuanya tidak memaksanya untuk berbusana seperti itu namun dari dirinya

sendiri timbul rasa kesadaran yang tinggi sebagai muslim dan mahasiswa

keguruan. Sama seperti yang diutarakan narasumber satu ini;

43

Dewi Sukartik. Maret 2015. Efek Penerapan Kode Etik Mahasiswa UIN Suska Riau

Terhadap Perilaku Sosial-Budaya Mahasiswa; Jurnal Risalah. Vol. 26, No. 1. Hlm,19. 44

Wawancara dengan Naiya Mahasiswa Jurusan PAI. Tgl.3 September 2019

Page 90: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

74

“karena kita ini calon guru yah, jadinya harus ada kesadaran sih dari

dalam diri sendiri harus berpakaian yang seperti apa, harus rapi dan

sopan gitu dan sebagai calon guru kita harus membiasakan diri sih

buat pake pakaian rapi agar enak dilihat gitu dan di contoh sama

murid-murid kita nanti”45

Menurut Eka, kesadaran karna kita calon guru itu sangat penting

karena jika kesadaran dari dalam diri kita sudah timbul maka menggunakan

pakaian seperti apapun yang sudah ada di peraturan maka tidak akan berat

melaksanakannya.

“Gaya busana mahasiswa FITK selama ini baik-baik saja, sebagian

sudah sesuai dengan standar yang berlaku, sebagian kecil masih ada

juga yang masih berbusana dengan semaunya dan tidak mencerminkan

mahasiswa keguruan namun tidak ada yang begitu nyeleneh dan

nyentrik, jadi selama mahasiswa itu berbusana dengan sopan dan tau

aturan maka sah-sah saja”46

Menurut Pak Furqon sendiri pun, asal busana yang dipakai mahasiswa

itu sopan dan tetap pada aturan maka tidak ada masalah.

Faktor lain terhadap diri sendiri namun tidak dasar kesadaran sebagai

calon guru melainkan karena nyaman dengan gaya berbusana yang

mencerminkan pribadinya diungkapkan oleh beberapa narasumber;

“suka aja sih, dari pribadi saya sendiri emang gak terlalu suka pakaian

yang terlalu formal kaya kemeja dan celana bahan gitu”47

“faktor yang pertama sih kepercayaan diri, karena aku belum pede aja

kalau pakai pakaian yang sesuai dan harus mengikuti kode etik karena

belum biasa juga si, terus faktor lain itu karena banyak temen yang

pakai baju juga gak sesuai gitu jadi makin ikutan aja dan gak mau

berubah dan kebawa”48

“faktor utamanya sih senyamannya aja ya, jadi kalau saya lagi nyaman

pakai baju rapi ya saya rapi dan juga kalau lagi pengen pakai pakaian

santai gitu ya pakai baju semaunya aja”49

45

Wawancara dengan Eka Mahasiswa Jurusan PIAUD. Tgl 4 September 2019 46

Wawancara dengan Pak Furqon Staf Bagian Umum. Tgl 16 September 2019 47

Wawancara dengan Fatih Mahasiswa Jurusan MP. Tgl 9 September 2019 48

Wawancara dengan Nita Mahasiswa Jurusan PBI. Tgl 4 September 2019 49

Wawancara dengan Annisa Mahasiswa Jurusan PBSI. Tgl 5 September 2019

Page 91: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

75

“faktornya sih karena pede aja ya kak, soalnya sehari-hari kan

pakaiannya emang kaya gini, justru kalau pake celana bahan gitu

kadang ga pede dan malah biking ga nyaman”50

Jadi menurut Fatih, Nita, Annisa dan Dimas, busana yang mereka

pakai itu faktor yang paling utamanya adalah dari dirinya sendiri dan

karena muncul rasa nyaman ketika memakainya, karena menurutnya rasa

nyaman itu penting untuk menumbuhkan rasa kepercayaan diri.

b. Keluarga

Keluarga memiliki peranan yang besar terhadap kepribadian dan gaya

berbusana bagi seseorang, karna sedari kecil seorang anak mencontoh apa-

apa yang dilakukan oleh orang tuanya, terutama dalam hal berpakaian.

Tidak menutup kemungkinan bahwa seseorang meniru busana yang

digunakan orang tuanya, baik secara alamiah maupun dorongan atau

tuntutan dari orangtuanya itu sendiri. Seperti yang dikatakan narasumber

satu ini;

““sederhananya sih aku sering banget itu yang ke lantai 5 didepan

kajur kan ada kaca besar yang ada tulisannya “sudahkah saya

berpenampilan layaknya seorang guru?” nah disitu aku bisa liat diri

aku udah belom sih penampilan aku kayak seorang guru, nah selain itu

kan sebenenarnya kita sebagai mahasiswa pun diluar dari kode etik

atau peraturan yang ada kan seharusnya juga sudah mengerti dong

gimana berpakaian yang sesuai dan pantas untuk kita kenakan trus

dikuatkan lagi dengan kita di fakultas keguruan yang otomatis akan

menjadi seorang guru maka dari situ ya perlahan tumbuh aja sih dari

dalam diri aku sendiri

faktor lain yang aku dapetin selanjutnya sih dari keluarga ya karena

aku sedari kecil pun emang sudah dibiasain pake kerudung gitu trus

selalu dibimbing dan ditegur sama umi aku

faktor lain juga aku masuk organisasi LDK karena aku ngerasa

nyaman aja masuk komunitas yang selalu berbagi tentang menjadi

muslim seutuhnya gitu, disamping itu karena banyak senior aku juga

50

Wawancara dengan Dimas Mahasiswa Jurusan PBA. Tgl 9 September 2019

Page 92: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

76

yang ngajak tapi gak paksaan sih yak arena kau pengen aja dan juga

ada dukungan baik dari mereka gitu”51

Menurut Sarah, busana yang ia pakai adalah hasil bimbingan kedua

orang tuanya sejak kecil, sedari kecil ia sudah dibiasakan dengan pakaian

muslim sehingga ia sudah terbiasa menggunakannya. Kemudian selain itu

ia memang sudah memiliki kesadaran sebagai mahasiswa keguruan.

Jadi gaya berbusana seseorang datang dari faktor oleh bagaimana ia

berbusana sejak kecil, karena keluarga terutama orang tua adalah sebagai

panutan anaknya dalam melaksanakan hal-hal baik maupun sebaliknya.

2. Faktor Eksternal

Adalah faktor yang asalnya dari luar diri seseorang atau indvidu. Faktor

ini meliputi lingkungan di sekitar termasuk orang-orang terdekat.

a. Organisasi Kampus

Organisasi kampus adalah wadah bagi setiap mahasiswa yang ingin

menuangkan ide, gagasan maupun tempat pencarian pengalaman.

Organisasi kampus ada 2 (dua) macam, organisasi intra dan organisasi

ekstra. Organisasi kampus memiliki peran yang cukup besar bagi pribadi

mahasiswanya, dimana di tempat itu mahasiswa dilatih agar mampu untuk

mengunggulkan organisasi yang di jalaninya. Narasumber ini menjadikan

organisasi kampus sebagai faktor penting dalam ia berbusana;

“faktor lain juga aku masuk organisasi LDK karena aku ngerasa

nyaman aja masuk komunitas yang selalu berbagi tentang menjadi

muslim seutuhnya gitu, disamping itu karena banyak senior aku juga

yang ngajak tapi gak paksaan sih yak arena kau pengen aja dan juga

ada dukungan baik dari mereka gitu”52

LDK (Lembaga Dakwah Kampus) adalah organisasi dalam lingkup

Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang telah berdiri sejak tahun 1996,

51

Wawancara dengan Sarah Mahasiswa Prodi PKim. Tgl 4 September 2019 52

Wawancara dengan Sarah Mahasiswa Prodi PKim. Tgl 4 September 2019

Page 93: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

77

menjadi salah satu faktor terpenting Sarah dalam berbusana yang sesuai

dengan syariat Islam. Ia merasa organisasinya itu sangat mendukung dalam

berbusana yang sesuai dengan syariat Islam.

“pakaian yang sesuai syariat Islam tuh memang gak ada dalil yang

jelas sih namun yang jelas itu pastinya menutup aurat wanita dan aurat

wanita pun seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan ya, dan itu

tuh bentuk kasih saying Allah untuk hambanya agar hambanya

dijauhkan dari perbuatan yang tidak diinginkan karena saking

mulianya perempuan itu Allah ingin ia bisa menjaga bentuk dan lekuk

tubunya dan Allah sendiri pun sudah menjelaskannya disurat An-nisa

dan berbusana sopan itu harusya bukan karna kode etik tapi harusnya

tuh karena itu sudah menjadi kewajiban bagi umat muslim,

Alhamdulillah aku sendiri sudah dan berusaha untuk istiqomah dalam

berbusana seperti ini”

Menurutnya pakaian yang dipakai itu tidak hanya sekedar rapi atau

sopan namun kita tetap harus mempertimbangkan dengan kewajiban kita

sebagai muslim dan ajaran agama yang telah ada. Selain Sarah ada Asih

juga yang merasa organisasi LDK termasuk dalam faktor utamanya dalam

berbusana;

“faktor lainnya adalah organisasi yaitu LDK karena aku tertarik aja

dan termotivasi liat kakak senior yang memakai busananya tuh

tertutup, gaada paksaan juga dan itu emang keinginan aku karna dulu

pas aku masuk UIN cita-cita aku buat mengubah penampilan aku jadi

lebih tertutup”53

Asih beranggapan bahwa organisasi LDK membawa stigma positif

yang membuatnya tertarik untuk bergabung kemudian dia perlahan

merubah penampilan termasuk gaya berbusananya dengan Syar’i dan

sesuai dengan syariat Islam.

Jadi bagi sebagian mahasiswa yang aktif dalam kegiatan kampus dan

aktif dalam organisasi tertentu, sebuah organisasi dapat menjadi faktor

yang mempengaruhi bagaimana ia berbusana. Karena bagi mahasiswa yang

53

Wawancara dengan Asih Mahasiswa Jurusan PMTK. Tgl 5 September 2019

Page 94: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

78

aktif dalam organisasi, mereka menghabiskan waktu sebagian besar pada

organisasinya itu yang menyebabkan ia sering tampil dan berkumpul,

sehingga menimbulkan kecenderungan untuk sama atau satu ragam dengan

anggota lainnya dan dukungan dari teman organisasinya pun menjadi

faktor yang cukup besar yang mampu mempengaruhi bagaimana seseorang

dalam berbusana.

b. Teman Sebaya

Teman sebaya memiliki peran yang sangat besar dalam mempengaruhi

cara berpakaian seseorang, karena ketika anda melihat teman anda begitu

menarik dengan gaya yang ia gunakan maka secara otomatis anda akan

memiliki perasaan ingin mencoba gaya seperti itu.

Hal ini juga didukung oleh konsep faktor-faktor yang mempengaruhi

persepsi. Menurut Rahman (2004) Persepsi lebih bersifat psikologis oleh

karena itu ada beberapa faktor yang mempengaruhinya diantaranya adalah

perhatian yang selektif. Dalam kehidupan manusia setiap saat akan

menerima banyak sekali ransangan dari lingkungannya. Tapi tidak semua

ransangan yang diterimanya. Tiap individu akan memusatkan perhatiannya

pada ransangan tertentu, sehingga objek atau gejala lain tidak akan tampak

sebagai objek pengamatan. Artinya aspek biologis juga menentukan

seseorang berprilaku di lingkungan dimana dia berada.54 Seperti yang

dikatakan narasumber ini;

“karena nyaman aja sih, terus belum biasa menggunakan pakaian-

pakaian yang sangat tertutup jadi belum siap aja dan teman-teman juga

masih sama dan jarang ada yang mengingatkan juga jadi masih

berbusana yang semaunya aja”55

54

Ibid,. hlm,19. 55

Wawancara dengan Elisa Mahasiswa Jurusan PGMI. Tgl 10 September 2019

Page 95: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

79

Elisa masih melihat teman-teman yang berbusana semaunya dan tidak

terlalu merujuk pada kode etik yang tertera. Hampir sama dengan yang

dikatakan Regita;

“kalau dari diri sendiri merasa bersalah aja gitu kalo misalnya

melanggar, sisanya ya tuntutan aja sihh kadang dari faktor lingkungan

pertemanan, karena dijurusanku itu kebanyakan bahkan hampir semua

mahasiswa itu pakai baju yang sangat rapi sopan bahkan rapi, apalagi

kalau lagi matkul, praktikum, ketemu dosen itu tuh wajib banget

berpakaian rapi”56

Menurut Regita, lingkungan berpakaian yang di gunakan teman-teman

sepermainannya membuatnya merasa malu ketika tidak menyesuaikan

mereka. Karena tuntutan dari dosen pun sama, sehingga ia harus berbusana

yang rapi sesuai dengan kode etik. Tidak jauh beda seperti yang dikatakan

Hilda;

“faktor utama sih dari pribadi aku sendiri ya yang belum mau buat

berbusana yang sesuai dengan kode etik apalagi sesuai dengan syariat

Islam, kedua sih aku ngerasanya faktor lingkungan kuat banget apalagi

temen-temen main ya bawa pengaruh banget”57

Menurutnya faktor teman itu sangat kuat dan berpengaruh besar sehingga

ia pun masih menyesuaikan dengan teman tentang bagimana cara ia

berbusana. Jadi, faktor terakhir yang menjadi pengaruh bagaimana seseorang

berbusana adalah teman sebayanya, karena teman sebaya menjadi cerminan

sebagaimana ia biasa sehari-hari menggunakan busana, secara otomatis bagi

sebagian orang apabila melihat teman sebaya menggunakan busana yang

menarik maka ia pun akan menirunya

3. Perubahan Gaya Berbusana Selama Kuliah Di FITK

Perubahan mode atau gaya busana sah-sah saja apabila terjadi pada setiap

individu. Jika diinterpretasikan secara kreatif, mahasiswi tipe modis

56

Wawancara dengan Regita Mahasiswa Prodi P.Bio. Tgl 10 September 2019 57

Wawancara dengan Hilda Mahasiswa Prodi PFis. Tgl 4 September 2019

Page 96: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

80

mempunyai karakter demikian: religiusitasnya relatif rendah, namun

spiritualitasnya relatif lebih tinggi. Jiwa toleransinnya sangat peka, namun

cenderung acuh terhadap perbedaan, bukan menunjukkan sikap kesadaran

kritis atas munculnya perbedaan. Disiplinnya sangat rendah karena sering kali

mahasiswa yang demikian sibuk dengan urusan mode sehingga lupa waktu.

Di samping itu, kemandiriannya agak tidak kokoh karena mudah terombang-

ambing oleh trend yang berkembang. Namun demikian, naluri rasa ingin

tahunya sangat tinggi sehingga ia selalu update informasi terkini, khususnya

melalui dunia maya. Di samping itu, ia sangat komunikatif dan mampu

bekerja secara tim (team work) secara baik karena mereka mempunyai

komunitas tertentu. Jiwa kreatifitasnya juga sangat tinggi, sehingga hampir

setiap hari mereka berubah penampilan. Berikutnya adalah tipe formalis.58

Itu pula yang dirasakan bagi setiap mahasiswa yang telah menempuh

kuliah selama lebih dari 2 tahun di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.

Karena itu terjadi dari berbagai macam faktor.

1. Perubahan gaya berbusana baik

Adalah gaya berbusana mahasiswa yang mengalami perubahan

kearah yang lebih baik, seperti beberapa narasumber yang telah saya

teliti;

“ada perubahan, waktu masih awal kuliah saya masih suka

menggunakan kaos namun bawahan saya tetap rok, tetapi makin kesini

saya mulai tidak menggunakan kaos melainkan menggunakan kemeja

atau yang paling sering menggunakan gamis”59

“ada, waktu awal mahasiswa baru masih sering banget pake celana

kaos trus seenaknya aja, tapi makin kesini makin agak dibenerin dikit

gaya berbusananya trus dicoba agar sering pake rok, kecuali kalo

kekampus hanya ada rapat biasanya aku pake celana jeans sama kaos

aja gitu yang penting sopan”60

58

Nur Hidayat. 2015. Pendidikan Karakter dan Etika Berbusana (Studi Kasus Terhadap Etika

Berbusana Mahasiswa Prodi PGMI); Jurnal Pendidikan Universitas Garut. Vol. 09; No. 01. Hlm,67. 59

Wawancara dengan Naiya Mahasiswa Jurusan PAI. Tgl 3 September 2019 60

Wawancara dengan Febri Mahasiswa Jurusan PIPS. Tgl 3 September 2019

Page 97: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

81

“jelas ada banyak, itu dari yang dulu suka dan hobi banget pake kaos

oblong hampir setiap hari, tapi kalo sekarang udah mulai agak sering

pake kemeja atau flannel trus suka juga pake celana bahan tapi yang

model skinny gitu, lain kalo dulu setiap harinya pake jeans”61

“iya ada banget, dulu sebelum masuk UIN aku tuh masih suka pake

jeans dan kerudung aku masih seadanya banget terus pas masuk UIN

aku lebih banyak obser sih ngeliat senior-senior dan temen-temen

yang pakaiannya itu tertutup banget aku jadi kaya tergerak aja buat

pelan-pelan berbaikin penampilan aku, ga langsung berubah sih tapi ya

bertahap gitu, karena pas kuliah di UIN itu suasananya mendukung

banget buat berbusana kaya gini, kalo pas aku SMA kan masih agak

ragu gitu pake pakaian yang syar’i”62

“ada, aku tuh termasuk orang yang santai banget kalau masalah

berpakaian malah awal-awal kuliah tuh selalu dan hampir sering

banget pake kaos gitu kalo kuliah trus masih suka pake calana dulu,

namun kesini-sini kenal temen temen lain sering sharing tentang baju

juga jadi mulai berubah gimana berpakaian yang pantas sebagai

seorang calon guru”63

Jadi mahasiswa yang perubahan gaya berbusananya kearah kemajuan

adalah mahasiswa yang dahulunya berbusana tidak sesuai kode etik

namun lama-lama menyadari dan mulai merubah gaya berbusananya

sesuai dengan kode etik. Namun hal ini tidak serta merta langsung mereka

lakukan, melainkan mereka bertahap dalam melakukannya.

2. Tidak mengalami perubahan gaya berbusana

Adalah perubahan gaya berbusana yang sejajar atau jarang terjadi,

ada dari beberapa narasumber saya;

“enggak sih karena aku dari dulu emang gini-gini aja, dan emang udah

dibiasain sama orang tua, perubahannya paling hanya sekedar

perubahan warna-warna bajunya, yang dulu masih senang warna-

61

Wawancara dengan Fatih Mahasiswa Jurusan MP. Tgl 9 September 2019 62

Wawancara dengan Asih Mahasiswa Jurusan PMTK. Tgl 5 September 2019 63

Wawancara dengan Eka Mahasiswa Jurusan PIAUD. Tgl 4 September 2019

Page 98: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

82

warna yang mencolok sekarang lebih ke yang warna-warna netral aja

gitu”64

“ada perubahan tapi gak banyak, dulu sering banget pakai kaos biasa

gitu terus pernah ditegur dosen jadinya sekarang pakainya flannel

sama kemeja-kemeja polos aja sih”65

“kalo perubahan sih gaada yang signifikan banget karena dari semester

1 pun aku udah suka pakai rok tapi atasannya masih sering pakai kaos,

nah kesini-sini aku mulai sering pakai kemeja karna kalo pake kaos

kaya kurang pantes aja gitu sebagai mahasiswa keguruan”66

“perubahan ada sih sedikit, kalau dulu sukanya pakai celana jeans dan

kaos, sekarang lebih seneng aja pakai celana bahan dengan kemeja-

kemeja blous, walaupun masih suka pakai jeans juga, kadang pun saya

suka menggunakan rok ya itu balik lagi dari kemauan saya aja sih”67

“perubahan yang signifikan sih gak terlalu yaa, karena sampai

sekarang pun saya masih sering menggunakan celana jeans tapi sudah

mulai banyak berkurang karena saya ganti dengan celana bahan

ataupun celana kulot gitu terus kadang pun saya pakai rok kalo lagi

pengen (lebih sering menggunakan celana jeans)”68

Dari hasil jawaban narasumber bahwa mereka yang tidak mengalami

perubahan gaya berbusananya adalah mereka yang sejak sebelum masuk

dalam dunia perkuliahan sudah berbusana rapi dan sebagian dari keluarga

yang latar belakang berbusana syar’i dan sebagian memang sudah

terbiasa berbusana seperti itu.

3. Perubahan gaya berbusana kurang baik

Adalah perubahan gaya berbusana yang sifatnya menurun, ada dari

beberapa narasumber yang saya teliti;

64

Wawancara dengan Sarah Mahasiswa Jurusan PKim. Tgl 4 September 2019 65

Wawancara dengan Dimas Mahasiswa Jurusan PBA. Tgl 9 September 2019 66

Wawancara dengan Regita Mahasiswa Jurusan PBio. Tgl 10 September 2019 67

Wawancara dengan Annisa Mahasiswa Jurusan PBSI. Tgl 5 September 2019 68

Wawancara dengan Elisa Mahasiswa Jurusan PGMI. Tgl 10 September 2019

Page 99: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

83

“ada sihh, tapi kalo aku perubahannya malah ke arah yang kurang baik

ya hehe, dulu waktu awal-awal semester itu sering banget pakai rok,

gamis dan busana-busana yang sopan tapi makin kesini makin ngerasa

nyantai aja dalam berpakaian jarang banget lagi pakai rok-rok gitu

apalagi gamis”69

Dalam artian Hilda, jarang menggunakan rok ataupun gamis

melinkan ia menggunakan celana jeans.

“ada perubahan tapi perubahan yang menurun sih, awal semester

pertama itu selalu pakai rok dan kemeja karena dulu masih takut-takut

gitu tapi makin kesini karena makin mengenal dunia kampus dan tau

celahnya jadi berpakaian yang seenaknya aja”70

Berbeda dengan sebelumnya, perubahan gaya busana yang terjadi pada

2 (dua) narasumber saya adalah perubahan ke arah kurang baik yaitu

mereka mengalami perubahan gaya berbusana dari yang dulu berbusana

sesuai dengan kode etik, namun semakin lama malah berubah ke busana

yang tidak sesuai dengan tata tertib busana FITK.

Berdasarkan ungkapan narasumber setelah diwawancarai bahwa adanya kode

etik mahasiswa memiliki peranan penting bagi gaya berbusana mahasiswa Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, seperti pada pengertian teori tindakan sosial bahwa

tindakan yang dilakukan seseorang mengandung makna dan tindakan yang

dilakukan untuk mencapai tujuan sebagaimana tindakan dilakukan untuk memenuhi

kebutuhan hidup, tujuannya adalah agar kegiatan belajar mengajar tetap kondusif

demi kebutuhan perkuliahan tercapai.

Dari adanya kode etik mahasiswa, mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan memiliki jawaban yang sama yaitu bahwa sebagian besar mahasiswa

sudah menerapkan gaya berbusana sesuai dengan kode etik yang ada. Karena pada

dasarnya mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan memiliki kesadaran

tinggi terhadap gaya berbusananya, terlebih dengan adanya kode etik yang berlaku.

69

Wawancara dengan Hilda Mahasiswa Jurusan PFis. Tgl 4 September 2019 70

Wawancara dengan Nita Mahasiswa Jurusan PBI. Tgl 4 September 2019

Page 100: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

84

Lingkungan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan syarat dengan busana yang lebih

rapi dibandingkan lingkungan fakultas lain, ini mencerminkan bahwa lingkungan

FITK patut dijadikan sebagai contoh bagi adanya kode etik yang diterapkan

khususnya kode etik tentang gaya berbusana mahasiswa.

Dalam upaya menerapkan kode etik berpakaian di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan, fakultas dengan sangat jelas sudah memberikan informasi yang jelas

dengan adanya poster pada setiap lantai, sehingga seluruh mahasiswa pasti tau apa

kewajiban berbusana sebagai mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.

Pemasangan poster itu juga sebagai upaya pihak fakultkas untuk meningkatkan

kesadaran mahasiswa menggunakan busana yang sesuai dan telah ditetapkan,

sehingga penerapannya dapat selaras dengan aturannya.

E. Keterbatasan Penelitian

Pada penelitian ini, peneliti memiliki beberapa keterbatasan di lapangan saat

penelitian. Adapun keterbatasan tersebut antara lain :

1. Penelitian ini hanya dilakukan pada satu intansi, yaitu pada mahasiswa

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan saja. Oleh karena itu, untuk penelitian

selanjutnya dapat dilakukan pada beberapa fakultas lain di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta untuk membandingkan bagaimana penerapan kode etik

terhadap gaya berbusana di fakultas lain.

2. Peneliti hanya berfokus pada dampak penerapan kode etik terhadap gaya

berbusana mahasiswa Fakultas Ilmu Tariyah dan Keguruan, sedangkan kode

etik tidak hanya tentang busana.

3. Mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan kurang terbuka ketika

peneliti wawancara sehingga peneliti kurang mendapatkan informasi yang

lebih luas lagi.

Page 101: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

86

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah penulis lakukan dan dituangkan dalam

bab-bab sebelumnya, maka dalam bab terakhir dari skripsi ini penulis akan

menyampaikan kesimpulan-kesimpulan sebagai berikut:

Penerapan kode etik mahasiswa terhadap gaya berbusana mahasiswa/i

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan terbukti sudah diterapkan oleh

mahasiswa FITK. Artinya bahwa mahasiswa sudah berbusana yang sesuai

dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka secara sadar

menggunakan busana yang sesuai dengan pedoman dan tata tertib busana

bagi mahasiswa keguruan, seperti yang sudah tertera pada papan informasi

tata tertib berbusana mahasiswa/i FITK. Terdapat 4 (empat) faktor yang

mempengaruhi bagaimana gaya berbusana mahasiswa yaitu, faktor dari diri

sendiri, keluarga, organisasi kampus dan teman sebaya.

Sanksi bagi mahasiswa yang melanggar kode etik gaya berbusana hanya

berupa sanksi ringan dimana penerapan sanksi tersebut hanya berupa teguran

lisan dan tertulis. Sanksi ini dapat diterapkan oleh penegak hukum lapangan

seperti unsur karyawan, dosen dan pejabat kampus lainnya, namun pada

kenyataannya penerapannya masih sangat kurang ditegakkan, kurangnya

penerapan teguran lisan dan tertulis kepada mahasiswa yang berbusana tidak

sesuai dengan tata tertib busana.

Faktor yang mempengaruhi bagaimana gaya berbusana mahasiswa yaitu

faktor internal dan eksternal, faktor internal berasal dari diri sendiri dan

keluarga sedangkan faktor eksternalnya berasal dari organisasi kampus dan

teman sebaya. Artinya, dari setiap ragam gaya berbusana mahasiswa

semuanya terdapat faktor dan peranan penting dari lingkungan sekitarnya,

peranan penting yang pertama datang dari diri sendiri, karena gaya seseorang

Page 102: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

87

dalam berbusana adalah yang mencerminkan bagaimana kepribadian

seseorang itu sendiri, yang kedua dari keluarga adalah bagaimana seseorang

tersebut mendapat pengaruh dari sejak kecil dan mencontoh apa yang sering

seseorang itu lihat dan diajarkan, yang ketiga datang dari faktor organisasi

kampus yaitu bagi sebagian mahasiswa yang aktif dalam organisasi yang ada

dikampus maka dari sini lah seseorang mendapat pengaruh, bisa karena

peraturan yang ada dan harus dipatuhi bisa juga bawaan dari teman satu

organisasi yang menuntutnya harus berseragam atau hampir sama. Yang

terakhir ada faktor dari teman sebaya yaitu ketika seseorang tertarik melihat

penampilan teman sebayanya maka secara otomatis seseorang itu akan

memiliki perasaan ingin mencoba gayanya tersebut.

2. Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dipaparkan sebelumnya terkait

dengan penerapan kode etik mahasiswa terhadap gaya berbusana mahasiswa

di FITK. Berikut merupakan temuan yang diperoleh, implikasi dari hasil

penelitian ini adalah:

1. Adanya tata tertib busana dijadikan mahasiswa sebagai patokan

mahasiswa dalam berbusana terutama saat proses belajar mengajar di

kampus.

2. Penegak hukum lapangan seperti unsur karyawan, dosen dan pejabat

kampus lainnya tegas dalam menerapkan sanksi, memberi teguran secara

lisan dan tulisan kepada mahasiswa yang busananya tidak sesuai dengan

kode etik dan tata tertib busana.

3. Saran

Setelah peneliti melakukan pemaparan mengenai kesimpulan dan

implikasi di atas, sebagai tindak lanjut bersama dengan ini peneliti

menyampaikan saran untuk dapat menjadi masukan bagi Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan, khususnya dalam upaya penerapan kode etik

Page 103: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

88

mahasiswa terhadap gaya berbusana mahasiswa di FITK, adapun saran yang

diberikan sebagian berikut:

1. Bagi Mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, bahwa adanya

dan dibuatnya tata tertib busana bagi mahasiswa/i ialah untuk menjaga

ketertiban bersama sebagai mahasiswa keguruan dan calon pendidik.

Karena seperti yang kita ketahui bagi seorang guru penampilan

sangatlah penting dijadikan sebagai modal utama, karena sebagai contoh

bagi murid yang kita ajarkan, selain itu juga sebagai norma kita sebagai

seorang mahasiswa. Hendaknya mengenakan busana yang sesuai

dengan kode etik mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta karena

sebagai mahasiswa harus menjaga nama baik almamater dan harus

disesuaikan dengan gaya berbusana yang sesuai dengan tata tertib

busana FITK.

2. Bagi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan dan para penegak hukum

lapangan seperti unsur karyawan, dosen dan pejabat kampus lainnya

supaya menjalankan sanksi kepada mahasiswa sesuai dengan ketentuan

kode etik mahasiswa, sanksi yang sesuai dengan pelanggaran yang

dilakukan masuk dalam kategori sanksi ringan sehingga penerapannya

harus ditegakkan dengan cara menegur secara lisan dan tulisan.

3. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneliti lebih luas terhadap

penerapan kode etik mahasiswa terhadap gaya berbusana tidak hanya di

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan saja.

Page 104: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

89

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Adams. Dkk. 2007. Etika Profesi. Jakarta: Gramedia.

Arikunto, Suharsimi. 2007. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Azhari, Akyas. 2004. Psikologi Umum dan Perkembangan. Bandung: Teraju.

Azwar, Saifuddin. 2005. Metode Penelitian. Yogyakarta:Pustaka Pelajar.

Champbell, Thomas W. 1994. Tujuh Teori Sosial. Yogyakarta: Kasinius.

Danim, Sudarwan. 2002. Menjadi Peneliti Kualitatif. Bandung : Pustaka Setia.

Emzir. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data. Jakarta: Rajawali Press.

Hamidi. 2004. Metode Penelitian Kualitatif, Aplikasi Praktis Pembuatan Proposal dan

Laporan Penelitian. Malang: UMM Press.

Hasan, Iqbal. 2002. Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Jakarta: Ghalia Indonesia

Kamal, Abu Malik. 2016. Fiqh Sunnah Lin Nissa. Depok: Pustaka Khazanah

Fawa’id,

Karzun, Ahmad Hasan. 2000. Adab Berpakaian Pemuda Islam. Jakarta, Darul Falah.

Moleong, Lexy J. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Muhajir, Noeng. 1996. Metode Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Rake Sarasia.

Pedoman Akademik Program Strata Satu Tahun 2018/2019.

Prijodarminto, Soegeng. 2004. Disiplin Kiat Menuju Sukses. Jakarta: PT. Pratnya

Praminto.

Page 105: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

90

Purwoto, Agus. 2015. Metode Penelitian. Bogor: In Media.

Raco, J.R. 2010. Metode Penelitian Kualitatif: Jenis, Karakteristik, dan

Keunggulannya. Jakarta: Grasindo.

Riyanto, A. 2003. Teori Busana. Bandung: Yapemdo.

Riyanto, Arifah A. 2005. Sejarah dan Perkembangan Busana. Bandung: Dinas

Pendidikan Provinsi Jawa Barat, 2005.

Rukajat, Ajat. 2018. Pendekatan Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Deepublish.

Shihab, Quraish. 1996. Wawasan Al-Quran. Bandung, Mizan,

Sachari, Agus. Desain Gaya dan Realitas. Jakarta: CV Rajawali.

Setiadi, Elly M. dkk. 2009. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar.Jakarta: Kencana Prenada

Media Group.

Salam, Syamsir dan Jaenal Aripin.. 2006 Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: UIN

Jakarta Press.

Soetjipto. 2011. Profesi Keguruan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Soekanto, Soerjono. 2005. Pokok-Pokok Sosiologi Hukum. Jakarta : Raja Grafindo

Persada.

Soekanto, Soerjono. 2012. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada.

Sudaryono. 2017. Metodologi Penelitian. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Page 106: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

91

Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Suryabrata, Sumadi. 2002. Psikologi Kepribadian. Jakarta: Rajawali.

Susanto, Astrid S. 1979. Pengantar Sosiologi dan Perubahan Sosial. Bandung: Bina

Cipta

Usman, Husaini dkk. 2017. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: Bumi Aksara.

Wirawan, I.B. 2012. Teori-teori Sosial dalam Tiga Paradigma. Jakarta: PT Kharisma

Putra Utama.

Yin, Robert K. 2014. Studi Kasus Desain dan Metode. Jakarta; PT Raja Grafindo,

Yusuf, Muri. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian Gabungan.

Jakarta: Prenadamedia Group.

Jurnal

Damar A Hartaji. 2012. Motivasi Berprestasi Pada Mahasiswa yang Berkuliah

Dengan Jurusan Pilihan Orangtua. Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma.

Ida Suryani Wijaya. 2012. Etika Berbusana Mahasiswa STAIN Samarinda (Studi

kasus terhadap penerapan Keputusan Ketua STAIN Samarinda nomor: 19 tahun 2002

tentang Etika Pergaulan dan Berbusana Mahasiswa STAIN Samarinda); Jurnal

STAIN Samarida. Vol. IV No. 1. Hlm, 88-89.

Nur Hidayat. 2015. Pendidikan Karakter dan Etika Berbusana (Studi Kasus Terhadap

Etika Berbusana Mahasiswa Prodi PGMI); Jurnal Pendidikan Universitas Garut. Vol.

09; No. 01. Hlm,67.

Dewi Sukartik. Maret 2015. Efek Penerapan Kode Etik Mahasiswa UIN Suska Riau

Terhadap Perilaku Sosial-Budaya Mahasiswa; Jurnal Risalah. Vol. 26, No. 1. Hlm,19.

Page 107: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

92

Jurnal Pesona Dasar Universitas Syiah Kuala Vol. 2 No.3, Oktober 2014, hal 65-78

ISSN: 2337-9227 dengan judul Sopan Santun Berpakaian dalam Islam oleh Syarifah

Habibah (Dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) FKIP

Unsyiah)

Website

https://www.uinjkt.ac.id/

https://fitk.uinjkt.ac.id/

Buya Jilan, Berita Senat FITK, (https://www.uinjkt.ac.id/id/bekali-maba-studi-tepat-

waktu-fitk-gelar-student-days/). Diakses pada tanggal 30 Januari 2020 jam 23.30.

Lampiran Keputusan Rektor, Kode Etik Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

NO. 469 Th.2016

Nanang Syaikhu. Berita Senat FITK, (https://www.uinjkt.ac.id/id/mahasiwa-yang-

melanggar-kem-akan-dikenai-surat-tilang/). Diakses pada tanggal 30 Januari 2020

jam 23.20.

Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, “Tata Ruang”,

(http://lib.fitk.uinjkt.ac.id/fasilitas/ruang-baca.html)

Lampiran Keputusan Rektor, Kode Etik Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

NO. 469 Th.2016

Page 108: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

93

Lampiran-lampiran

Page 109: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

94

PEDOMAN WAWANCARA

1. Pedoman wawancara untuk mahasiswa

Identitas responden

Wawancara ke :

Hari Tanggal :

Nama :

Usia :

Jenis kelamin :

Jurusan :

1. Apa yang anda ketahui tentang kode etik mahasiswa terutama kode etik

berbusana?

…………………………………………………………………………

……………

2. Bagaimana menurut anda tentang gaya berbusana mahasiswa FITK?

…………………………………………………………………………

…………...

3. Apakah gaya berbusana anda sudah selaras dengan kode etik

berbusana mahasiswa yang sudah ditetapkan?

…………………………………………………………………………

……………

4. Apa faktor anda menggunakan gaya berbusana seperti ini?

…………………………………………………………………………

……………

5. Apa yang anda ketahui dengan berbusana sesuai dengan syariat Islam

dan menurut anda apakah gaya berbusana (muslimah/muslimin) anda

sudah sesuai dengan syariat Islam?

Page 110: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

95

…………………………………………………………………………

……………

6. Menurut anda apakah kode etik berbusana mahasiswa sudah

diterapakan bagi sebagian mahasiswa?

…………………………………………………………………………

……………

7. Lalu mahasiswa yang menggunakan gaya berbusana seperti apakah

yang disebut sudah menerapkan kode etik berpakaian mahasiswa?

…………………………………………………………………………

……………

8. Menurut anda apa alasan mahasiswa tidak menerapkan kode etik

berbusana mahasiswa?

…………………………………………………………………………

……………

9. Apakah ada perubahan gaya berbusana anda selama kuliah?

…………………………………………………………………………

……………

2. Pedoman wawancara untuk staf fakultas

Identitas responden

Wawancara ke :

Nama :

Usia :

Hari Tanggal :

1. Apa yang bapak/ibu ketahui tentang kode etik berbusana yang berlaku

di FITK?

…………………………………………………………………………

……………

Page 111: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

96

2. Bagaimana menurut bapak/ibu tentang gaya busana mahasiswa FITK?

…………………………………………………………………………

……………

3. Apakah menurut bapak/ibu gaya berbusana mahasiswa FITK sudah

sesuai dengan kode etik berbusana yang ditetapkan fakultas?

…………………………………………………………………………

……………

4. Menurut bapak/ibu apakah sanksi telah ditetapkan dan berlaku bagi

mahasiswa yang berbusana tidak sesuai kode etik?

…………………………………………………………………………

……………

5. Bagaimana kah cara yang ampuh agar mahasiswa yang berbusana

tidak sesuai kode etik dapat berbusana yang sesuai dengan apa yang

ditetapkan FITK?

…………………………………………………………………………

Page 112: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

97

Wawancara ke : 1 (Satu)

Hari Tanggal : 3 September 2019

Nama : Naiya Masyitoh

Usia : 21 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

1. Pewawancara : Apa yang anda ketahui tentang kode etik mahasiswa terutama

kode etik berbusana?

Narasumber : yang saya ketahui tentang kode etik itu lebih menjuru ke

bagaimana cara kita berbusana, baik itu perempuan maupun laki-laki dan

untuk di FITK sendiri pun tidak diwajibkan namun dianjurkan menggunakan

rok dan celana boleh asal tidak ketat dan transparan, alas kaki harus

tertutup, sedangkan untuk pemakaian celana jeans tidak diperbolehkan

namun masih banyak teman-teman mahasiswa yang menggunakannya

2. Pewawancara : Bagaimana menurut anda tentang gaya berbusana mahasiswa

FITK?

Narasumber : kalau di FITK sendiri sih yang saya lihat tidak dominan

kemana-mana namun lebih random, dan yang saya lihat itu kode etik

dijalankan dengan mahasiswa-mahasiwa yang tidak menjuru kepada kode

etik itu sendiri sih tetapi yang bagaimana menurut mereka pantas digunakan

dan pantas dilihat oleh orang lain

3. Pewawancara : Apakah gaya berbusana anda sudah selaras dengan kode etik

berbusana mahasiswa yang sudah ditetapkan?

Narasumber : gaya busana saya sendiri sih tidak melihat ke kode etik pun

saya berusaha untuk berbusana sepantasnya dan memang di UIN sendiri

khususnya di FITK kode etiknya sudah terpampang jelas dan kalau saya

merasa sih saya sudah sesuai

4. Pewawancara : Apa faktor anda menggunakan gaya berbusana seperti ini?

Page 113: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

98

Narasumber : faktor keinginan dan dorongan dari diri sendiri sih yang

ingin menjaga diri dengan berpakaian seperti ini dan penggunaan busana

saya ini tuh bertahap tidak langsung berbusana syar’i seperti ini karena yang

saya rasakan gini loh, kan kita berbusana itu melihat kanan kiri kita juga dan

fokus kita ke fashion seperti apa pun kita bakalan mengikuti kan dan saya

sendiri pun bertahap karena melihat teman-teman sekitar berpakaian seperti

ini jadi dalam hati saya tuh bilang “ohh pantesnya pake pakaian seperti ini

ya” khususnya kita kan anak FITK

5. Pewawancara : Apa yang anda ketahui dengan berbusana sesuai dengan

syariat Islam dan menurut anda apakah gaya berbusana (muslimah/muslimin)

anda sudah sesuai dengan syariat Islam?

Narasumber : yang saya ketahui berbusana sesuai syariat Islam adalah

berpakaian yang menurut aurat kita, dan saya sendiri pun jika dibilang sesuai

tidaknya saya pun berusaha untuk menyesuaikan, nah di Islam sendiri pun

ada yang berkata kalau pakaian sesuai syariat islam pun ada yang harus

sampai menutup punggung tangan dan memakai cadar namun menurut saya

sendiri berpakaian menurut syariat Islam pun harus benar-benar menutup

namun tidak semua kecuali muka dan telapak tangan, dan yang lebih jelasnya

lagi kalau perempuan menggunakan jilbab yang menutup dadanya

6. Pewawancara : Menurut anda apakah kode etik berbusana mahasiswa sudah

diterapakan bagi sebagian mahasiswa?

Narasumber : sudah diterapkan sih namun terkadang masih ada yang

melanggarnya, tidak banyak sih, karena kaka kelas adik kelas maupun teman-

teman sendiri pun sudah mengetahui bagaimana sih cara berbusana yang

pantas dan yang enak dilihat

7. Pewawancara : Lalu mahasiswa yang menggunakan gaya berbusana seperti

apakah yang disebut sudah menerapkan kode etik berpakaian mahasiswa?

Narasumber : gaya busana yang sudah ditetapkan sesuai dengan kode etik

yang berlaku, seperti tidak menggunakan jeans apabila perkuliahan,

Page 114: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

99

kemudian memakai sepatu, karna masih ada teman saya pun kalau kuliah

masih menggunakan kaos

8. Pewawancara : Menurut anda apa alasan mahasiswa tidak menerapkan kode

etik berbusana mahasiswa?

Narasumber : biasanya sih mereka yang berbusana seperti itu karena

mereka suka, mereka nyaman dan percaya diri apalagi bila memang itu

sudah dari dorongan dirinya sendiri, teman-teman saya pun seperti itu,

mungkin ada alasan lain yang lebih pribadi namun menurut saya tetap

kenyamanan dalam berpakaian sih yang menjadi alasan utama mereka

9. Pewawancara : Apakah ada perubahan gaya berbusana anda selama kuliah?

Narasumber : ada, waktu masih awal kuliah saya masih suka menggunakan

kaos namun bawahan saya tetap rok, tetapi makin kesini saya mulai tidak

menggunakan kaos melainkan menggunakan kemeja atau yang paling sering

menggunakan gamis

Page 115: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

100

Wawancara ke : 2 (Dua)

Hari Tanggal : 3 September 2019

Nama : Febri Nurhayati

Usia : 21 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Jurusan : Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

1. Pewawancara : Apa yang anda ketahui tentang kode etik mahasiswa terutama

kode etik berbusana?

Narasumber : kode etik itu peraturan yang harus di patuhi yang dibuat oleh

suatu institusi, jadi kalo kita melanggar kode etik maka kita melanggar

peraturan yang udah dibuat, nah kalau kode etik berpakaian sendiri berarti

artinya peraturan menggunakan busana saat kita berada dikampus

2. Pewawancara : Bagaimana menurut anda tentang gaya berbusana mahasiswa

FITK?

Narasumber : gaya berbusananya itu di FITK pakaiannya lebih muslimah

dan sopan dibanding mahasiswa fakultas lain karena kita kan fakultas

keguruan yang otomatis mencetak calon guru, yang aku lihat sihh lebih

dominan ke pakaian gamis, rok-rok ya pokonya yang terlihat muslimah gitu

tapi selain itu ada sih jurusan yang mahasiswanya dominan tidak berpakaian

seperti itu, karena masih terlihat yang kuliah menggunakan jeans dan kaos

oblong gitu

3. Pewawancara : Apakah gaya berbusana anda sudah selaras dengan kode etik

berbusana mahasiswa yang sudah ditetapkan?

Narasumber : belum, karena kalo aku sendiri sih berpakaian seperti itu

tergantung dari dosen yang mengajar pada saat perkuliahan, karena ada

beberapa dosen yang membiarkan mahasiswa yang menggunakan pakaian

semaunya namun ada juga dosen yang sangat melarang mahasiswa yang

memakai jeans dan mewajibkan untuk memakai rok atau celana bahan,

Page 116: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

101

karena aku sendiri pun masih lihat dosen siapa yang akan mengajar terus

menyesuaikan dengan gaya berbusana aku pada hari itu

4. Pewawancara : Apa faktor anda menggunakan gaya berbusana seperti ini?

Narasumber : faktornya banyak, kaya belum percaya diri dan masih berasa

ribet aja gitu kalo harus pake kerudung panjang karna aku kalo pake

kerudung kan ya udah gini di slemparin ke samping

5. Pewawancara : Apa yang anda ketahui dengan berbusana sesuai dengan

syariat Islam dan menurut anda apakah gaya berbusana (muslimah/muslimin)

anda sudah sesuai dengan syariat Islam?

Narasumber : yang pastinya si yang menutup aurat ya, yang gak ngetat dan

sopan karena perempuan itu kan banyak ya auratnya dan disarankan sih buat

gak menunjukan lekuk tubuhnya, terus yang menutup dada tapi dan kalo aku

sendiri sih memang belum sesuai dengan syariat Islam karna percuma sih

menutup aurat namun kelakuan atau bicara kita tuh gak sesuai dengan

busana muslim yang kita gunakan lebih baik sih perbaiki sikap dulu kalo aku

mah

6. Pewawancara : Menurut anda apakah kode etik berbusana mahasiswa sudah

diterapakan bagi sebagian mahasiswa?

Narasumber : sudah menerapkan sih, kalau saya presentasi kan yang sudah

sesuai dengan kode etik dan syariat Islam ya 80% lah sisanya yang masih

belum sadar dengan adanya kode etik itu

7. Pewawancara : Lalu mahasiswa yang menggunakan gaya berbusana seperti

apakah yang disebut sudah menerapkan kode etik berpakaian mahasiswa?

Narasumber : yang sesuai dengan kode etik yang ada dikampus, memakai

rok dan kemeja, gamis, celana bahan dan yang paling penting sih ga pakai

sandal

8. Pewawancara : Menurut anda apa alasan mahasiswa tidak menerapkan kode

etik berbusana mahasiswa?

Page 117: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

102

Narasumber : alasan mereka kurang lebih sama sih, pernah suatu waktu

sharing tentang gaya berbusana gini, kebanyakan sih mereka emang masih

merasa kalau mereka tuh belum pantas berpakaian yang sesuai dengan kode

etik soalnya kan kita calon guru ya, karna kita juga menyesuaikan dulu

dengan sifat dan perilaku kita jadi kayanya aku sama temen-temen yang

belum sesuai itu lebih milih untuk memperbaiki diri dulu

9. Pewawancara: Apakah ada perubahan gaya berbusana anda selama kuliah?

Narasumber : ada, waktu awal mahasiswa baru masih sering banget pake

celana kaos trus seenaknya aja, tapi makin kesini makin agak dibenerin dikit

gaya berbusananya trus dicoba agar sering pake rok, kecuali kalo kekampus

hanya ada rapat biasanya aku pake celana jeans sama kaos aja gitu kak yang

penting sopan

Page 118: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

103

Wawancara ke : 3 (Tiga)

Hari Tanggal : 9 September 2019

Nama : Muhammad Fatih

Usia : 21 tahun

Jenis kelamin : Laki–Laki

Jurusan : Manajemen Pendidikan

1. Pewawancara : Apa yang anda ketahui tentang kode etik mahasiswa terutama

kode etik berbusana?

Narasumber : kode etik itu sama dengan peraturan atau tata cara dalam

melakukan sesuatu sesuai dengan peraturan yang berlaku dan kode etik

berbusana itu berati peraturan dalam berpakaian yang benar sesuai dengan

peraturan, dan kalau di FITK seperti berpakaian yang sopan, harus tertutup

2. Pewawancara : Bagaimana menurut anda tentang gaya berbusana mahasiswa

FITK?

Narasumber : gaya di FITK itu untuk perempuan seharusnya tertutup wajib

berjilbab, memakai baju yang bukan kaos, memakai rok atau celana bahan

dan yang laki-laki tidak memakai kaos oblong tidak memakai celana jeans

bersepatu dan rambut tidak gondrong

3. Pewawancara: Apakah gaya berbusana anda sudah selaras dengan kode etik

berbusana mahasiswa yang sudah ditetapkan?

Narasumber : terkadang belum, terkadang mengikuti aturan tapi seringan

tidak sih, tergantung dan kondisonal dosen juga sih soalnya ada dosen yang

pearturannya ketat ada juga dosen yang tidak memperdulikan penampilan

mahasiswanya

4. Pewawancara : Apa faktor anda menggunakan gaya berbusana seperti ini?

Narasumber : suka aja sih, dari pribadi saya sendiri emang gak terlalu suka

pakaian yang terlalu formal kaya kemeja dan celana bahan gitu

Page 119: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

104

5. Pewawancara: Apa yang anda ketahui dengan berbusana sesuai dengan

syariat Islam dan menurut anda apakah gaya berbusana (muslimah/muslimin)

anda sudah sesuai dengan syariat Islam?

Narasumber : iya tau kalau laki-laki sendiri juga berpakaian yang harus

menutup aurat, sedangkan aurat laki-laki itu tidak sebanyak aurat perempuan

kan, auratnya sebatas dari perut sampai bawah dengkul aja, saya sendiri pun

berpakaiannya belum sesuai syariat islam, masih seringnya dan sukanya

berpakaian santai

6. Pewawancara: Menurut anda apakah kode etik berbusana mahasiswa sudah

diterapakan bagi sebagian mahasiswa?

Narasumber : sebagian besar sudah, tapi sebagian juga banyak yang

belum, kaya saya dan kebanyakan temen-temen saya pun gaya berbusananya

sejenis dengan saya

7. Pewawancara: Lalu mahasiswa yang menggunakan gaya berbusana seperti

apakah yang disebut sudah menerapkan kode etik berpakaian mahasiswa?

Narasumber : kalau dikelas saya ada tuh 2 orang yang pakaiannya selalu

bener-bener rapi sesuai kode etik dan sesuai dah dengan syariat Islam, yaitu

selalu pake kemeja celana bahan pake sepatu rambutnya pun rapi

8. Pewawancara: Menurut anda apa alasan mahasiswa tidak menerapkan kode

etik berbusana mahasiswa?

Narasumber : kalau dikampus sih keliatannya ya, mahasiswa yang belum

berbusana sesuai dengan kode etik itu karena mereka masih nyaman

menggunakan pakaian yang santai gitu, apalagi kalau lelaki itu sukanya yang

gak ribet

9. Pewawancara : Apakah ada perubahan gaya berbusana anda selama kuliah?

Narasumber : jelas ada banyak, itu dari yang dulu suka dan hobi banget

pake kaos oblong hampir setiap hari, tapi kalo sekarang udah mulai agak

sering pake kemeja atau flannel trus suka juga pake celana bahan tapi yang

model skinny gitu, lain kalo dulu setiap harinya pake jeans

Page 120: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

105

Wawancara ke : 4 (Empat)

Hari Tanggal : 10 September 2019

Nama : Elisa Fauziah

Usia : 22 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidayah

1. Pewawancara : Apa yang anda ketahui tentang kode etik mahasiswa terutama

kode etik berbusana?

Narasumber : kode etik itu tata cara dalam menjalankan aturan, kalau kode

etik berbusana lebih kepada cara mahasiswa berbusana dengan tata cara dan

aturan yang ada yang telah diatur oleh fakultas

2. Pewawancara : Bagaimana menurut anda tentang gaya berbusana mahasiswa

FITK?

Narasumber : gaya berbusana mahasiswa tarbiyah itu seharusnya rapi,

sopan, wajib memakai rok dan tidak boleh menggunakan jeans bagi

perempuan tapi realitanya masih ada yang berpakaian tidak seperti yang

sudah ditetapkan

3. Pewawancara: Apakah gaya berbusana anda sudah selaras dengan kode etik

berbusana mahasiswa yang sudah ditetapkan?

Narasumber : belum sihh karena aku masih sering banget pake celana

jeans, baju yang agak kurang panjang dan jarang banget namanya pake rok

apalagi gamis

4. Pewawancara: Apa faktor anda menggunakan gaya berbusana seperti ini?

Narasumber : karena nyaman aja sih, terus belum biasa menggunakan

pakaian-pakaian yang sangat tertutup jadi belum siap aja dan teman-teman

juga masih sama dan jarang ada yang mengingatkan juga jadi masih

berbusana yang semaunya aja

Page 121: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

106

5. Pewawancara: Apa yang anda ketahui dengan berbusana sesuai dengan

syariat Islam dan menurut anda apakah gaya berbusana (muslimah/muslimin)

anda sudah sesuai dengan syariat Islam?

Narasumber : berpakaian yang sesuai syariat itu bagi perempuan adalah

memakai gamis, kerudung panjang artian kerudungnya meutupi dada,

kemudian kalau yang banyak orang gunakan sekarang adalah memakai niqab

atau cadar, nah kebetulan saya sendiri belum berbusana sesuai dengan

syariat Islam

6. Pewawancara: Menurut anda apakah kode etik berbusana mahasiswa sudah

diterapakan bagi sebagian mahasiswa?

Narasumber : sudah sih, malahan sebagian besar dan dominan mahasiswa

FITK itu menggunakan busana yang tertutup, sopan, rapi dan sebagian besar

pun berpakaian syar’i dan sisanya yang minoritas atau sebagian kecil aja

yang masih belum menerapkan kode etik berbusana yang telah ditetapkan

7. Pewawancara: Lalu mahasiswa yang menggunakan gaya berbusana seperti

apakah yang disebut sudah menerapkan kode etik berpakaian mahasiswa?

Narasumber : mahasiswa yang gaya berbusananya sesuai dengan syariat

Islam itu menurut saya sudah tercakup dalam tata cara berbusana yang telah

fakultas tarbiyah terapkan, sehingga apabila kita menerapkannya otomatis

kita sudah berpakaian sesuai dengan kode etik sekaligus sesuai dengan

syariat Islam itu sendiri

8. Pewawancara: Menurut anda apa alasan mahasiswa tidak menerapkan kode

etik berbusana mahasiswa?

Narasumber : mungkin karena nyamannya mereka berpakaian seperti itu,

dari pada dipaksakan menggunakan pakaian yang tidak membuatnya

nyaman, dan yang terpenting adalah pakaian yang ia gunakan masih sopan

dan layak dipakai

9. Pewawancara: Apakah ada perubahan gaya berbusana anda selama kuliah?

Narasumber : perubahan yang signifikan sih gak terlalu yaa, karena sampai

sekarang pun saya masih sering menggunakan celana jeans tapi sudah mulai

banyak berkurang karena saya ganti dengan celana bahan ataupun celana

kulot gitu terus kadang pun saya pakai rok kalo lagi pengen

Page 122: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

107

Wawancara ke : 5 (Lima)

Hari Tanggal : 10 September 2019

Nama : Regita Nurani

Usia : 22 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Jurusan : Pendidikan Biologi

1. Pewawancara : Apa yang anda ketahui tentang kode etik mahasiswa terutama

kode etik berbusana?

Narasumber : kode etik itu aturan yang biasanya dibuat oleh institusi, kalau

ini kampus berarti aturan yang dibuat oleh kampus tersebut, kalau kode etik

berbusana FITK karena kita sendiri adalah mahasiswa yang digaungkan

menjadi guru busananya setau aku tuh yang pertama tidak boleh pake celana

jeans, ga boleh menggunakan pakaian yang ketat, harus pakai rok terus juga

bajunya harus baju yang berbahan rapi

2. Pewawancara : Bagaimana menurut anda tentang gaya berbusana mahasiswa

FITK?

Narasumber : kalau selama ini yaa dari yang aku lihat 80% mahasiswa-

mahasiswa sehari-hari di FITK itu udah sesuai lah dengan kode etik yang

tertera dan udah mematuhi lah istilahnya sebagai mahasiswa calon guru

selebihnya yang 20% yang bandel-bandel lah yang masih pake celana jeans

bajunya agak ketat gitu, tapi selebihnya udah sangat mematuhi kok apalagi di

jurusan aku itu bener-bener gak boleh karena dari dosennya sendiri itu

ngelaran mahasiswanya ikut dalam proses kegiatan kuliah kalau pakaiannya

gak rapi apalagi kalo ada yang pake celana jeans

3. Pewawancara : Apakah gaya berbusana anda sudah selaras dengan kode etik

berbusana mahasiswa yang sudah ditetapkan?

Page 123: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

108

Narasumber : pede sih aku udah sesuai dengan aturan yang ada di FITK

karena suka takut aja sih ga bisa masuk kelas saat perkuliahan kalo gak

berbusana yang sesuai

4. Pewawancara : Apa faktor anda menggunakan gaya berbusana seperti ini?

Narasumber : kalau dari diri sendiri merasa bersalah aja gitu kalo

misalnya melanggar, sisanya ya tuntutan aja sihh kadang dari faktor

lingkungan pertemanan, karena dijurusanku itu kebanyakan bahkan hampir

semua mahasiswa itu pakai baju yang sangat rapi sopan bahkan rapi, apalagi

kalau lagi matkul, praktikum, ketemu dosen itu tuh wajib banget berpakaian

rapi

5. Pewawancara : Apa yang anda ketahui dengan berbusana sesuai dengan

syariat Islam dan menurut anda apakah gaya berbusana (muslimah/muslimin)

anda sudah sesuai dengan syariat Islam?

Narasumber : berbusana sesuai syariat Islam sih paling utama harus pakai

rok karena Allah sendiri melarang kan kalau perempuan menyerupai lelaki

gitu, terus pakaiannya gak ngetat dan gak nerawang, kalau aku sendiri sih

belum begitu sesuai syariat Islam walaupun aku sehari-hari kekampus selalu

pakai rok, kerudung aku masih agak kurang panjang dan kadang masih pake

baju yang lengannya agak kurang panjang juga

6. Pewawancara : Menurut anda apakah kode etik berbusana mahasiswa sudah

diterapakan bagi sebagian mahasiswa?

Narasumber : seperti yang tadi saya bilang, sebagian besar bahkan

menurut saya 80% dari seluruh mahasiswa FITK sudah menerapkan busana

sesuai dengan kode etik namun sebagian kecil mahasiswanya belum sehingga

perlu di tekankan lagi agar seluruh mahasiswa menerapkan kode etik

tersebut

7. Pewawancara : Lalu mahasiswa yang menggunakan gaya berbusana seperti

apakah yang disebut sudah menerapkan kode etik berpakaian mahasiswa?

Page 124: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

109

Narasumber : karena sudah ada kode etik kan yaa berati mahasiswa yang

baik dan benar adalah mahasiswa yang berbusananya sudah sesuai dengan

kode etik yang berlaku jadi kita semua mahasiswa itu seragam dan kompak

pakai rok dan gaada lagi yang pake jeans

8. Pewawancara : Menurut anda apa alasan mahasiswa tidak menerapkan kode

etik berbusana mahasiswa?

Narasumber : kalo misalnya aku tanya temen ku dari jurusan lain kenapa

sih masih suka pakai jeans kekampus pasti jawabannya itu karna dia nyaman

aja pake pakaian seperti itu dan emang pengen gaya begini dan kadang

alasan mereka karna mereka kuliah itu bawa motor jadi kalo pakai rok itu

suka ribet

9. Pewawancara : Apakah ada perubahan gaya berbusana anda selama kuliah?

Narasumber : kalo perubahan sih gaada yang signifikan banget karena

dari semester 1 pun aku udah suka pakai rok tapi atasannya masih sering

pakai kaos, nah kesini-sini aku mulai sering pakai kemeja karna kalo pake

kaos kaya kurang pantes aja gitu sebagai mahasiswa keguruan

Page 125: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

110

Wawancara ke : 6 (Enam)

Hari Tanggal : 1 September 2019

Nama : Asih Inpriawati

Usia : 22 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Jurusan : Pendidikan Matematika

1. Pewawancara : Apa yang anda ketahui tentang kode etik mahasiswa terutama

kode etik berbusana?

Narasumber : kode etik itu yang pertama adalah aturan atau tata cara

dalam kita beretika dalam instutsi yang sedang kita jalankan, kalau kode etik

berbusana yang ada di fakultas ini yang selama ini saya pahami itu tentang

berbusana dengan menggunakan rok, baju yang menutup sampai atas

dengkul, kerudungnya juga menutupi dada

2. Pewawancara : Bagaimana menurut anda tentang gaya berbusana mahasiswa

FITK?

Narasumber : secara umum sih gabisa di generalisasiin ya, kalo aku sih

ngeliatnya perjurusan, nih ya misal di lantai 6-7 itu kan anak-anak mipa ya

rata-rata dan hampir semuanya menggunakan busana yang sangat rapi dan

sangat sopan dan sesuai dengan kode etik, nah trus turun ke bawah lantai 5

itu kan anak ips dan mp nah ini yang sering saya lihat masih banyak

mahasiswanya terlihat masih pake celana jeans dan agak jarang berbusana

gamis ataupun rok-rok gitu ya walaupun sebagian juga ada sih

3. Pewawancara : Apakah gaya berbusana anda sudah selaras dengan kode etik

berbusana mahasiswa yang sudah ditetapkan?

Narasumber : sudah sihh, sesuai yang ada di papan setiap lantai itu karena

aku sendiri pun ga suka pake celana jeans

4. Pewawancara : Apa faktor anda menggunakan gaya berbusana seperti ini?

Page 126: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

111

Narasumber : faktornya yang pertama sih kalo aku ya karna kita

mahasiswa FITK dan tanpa sadar memang pun sudah menjadi calon guru

karna kan kalo kita sendiri mentaati pasti kan nanti ketika kita jadi guru anak

murid kita pun akan mengikuti kita sebagai gurunya, karna dikampus sendiri

pun kita dibiasakan dan membiasakan diri kita untuk selalu berpenampilan

selayaknya seorang guru

faktor lainnya adalah organisasi yaitu LDK karena aku tertarik aja dan

termotivasi liat kakak senior yang memakai busananya tuh tertutup, gaada

paksaan juga dan itu emang keinginan aku karna dulu pas aku masuk UIN

cita-cita aku buat mengubah penampilan aku jadi lebih tertutup

5. Pewawancara : Apa yang anda ketahui dengan berbusana sesuai dengan

syariat Islam dan menurut anda apakah gaya berbusana (muslimah/muslimin)

anda sudah sesuai dengan syariat Islam?

Narasumber : setau aku berbusana yang sesuai dengan syariat Islam itu

sudah sesuai dengan tata cara berbusana yang telah ditetapkan FITK ini,

karena seperti dalil pun perempuan tidak boleh menyerupai laki-laki

begitupun sebaliknya, karena menurut kesehatan juga pemakaian celana

jeans yang sering pun ga bagus buat kesehatan, apalagi bagi kita perempuan

itu tidak baik untuk rahim kita, dan aku sendiri pun insyaalloh sudah

berpakaian sesuai syariat Islam karena aku ga pernah pake celana jeans

setiap hari kalo beraktivitas di luar aku pun pake gamis atau rok dan

kerudungku juga panjang

6. Pewawancara : Menurut anda apakah kode etik berbusana mahasiswa sudah

diterapakan bagi sebagian mahasiswa?

Narasumber : sebagian besar sih udah, tapi masih ada aja yang belum

tergerak untuk berbusana selayaknya calon seorang guru

7. Pewawancara : Lalu mahasiswa yang menggunakan gaya berbusana seperti

apakah yang disebut sudah menerapkan kode etik berpakaian mahasiswa?

Page 127: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

112

Narasumber : mahasiswa yang menutup aurat pun sebenarnya sudah

menerapkan kode etik berbusana sih, namun kan ada kategori lebih yang

dikatakan tadi misalnya sesuai atau tidaknya dilihat lagi dari cara dia

berpakaian sehari-hari kekampus

8. Pewawancara : Menurut anda apa alasan mahasiswa tidak menerapkan kode

etik berbusana mahasiswa?

Narasumber : menurut aku alasan utamanya karena mereka itu sudah

terbiasa untuk memakai jeans, trus alasan selanjutnya karna pergaulan dan

teman-temannya, tapi balik lagi sih ke pribadi mereka sendiri

9. Pewawancara : Apakah ada perubahan gaya berbusana anda selama kuliah?

Narasumber : iya ada banget, dulu sebelum masuk UIN aku tuh masih suka

pake jeans dan kerudung aku masih seadanya banget terus pas masuk UIN

aku lebih banyak obser sih ngeliat senior-senior dan temen-temen yang

pakaiannya itu tertutup banget aku jadi kaya tergerak aja buat pelan-pelan

berbaikin penampilan aku, ga langsung berubah sih tapi ya bertahap gitu,

karena pas kuliah di UIN itu suasananya mendukung banget buat berbusana

kaya gini, kalo pas aku SMA kan masih agak ragu gitu pake pakaian yang

syar’i

Page 128: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

113

Wawancara ke : 7 (Tujuh)

Hari Tanggal : 6 September 2019

Nama : Sarah Mutia

Usia : 22 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Jurusan : Pendidikan Kimia

1. Pewawancara : Apa yang anda ketahui tentang kode etik mahasiswa terutama

kode etik berbusana?

Narasumber : kode etik itu kan dibuat sama kampus ya, jadi kode etik

artinya aturan yang udah dibuat kampus untuk ditaati dan diterapkan sama

mahasiswanya, kaya rule of life dalam hidup gitu, kalo misal kode etik busana

ada berarti itu dibuat sebagai tujuan kampus untuk mahasiswa tentang

bagaimana cara berpakaian mahasiswa dan menurut aku bagus sih apalagi

kita kan di keguruan ya pasti kode etik itu dibuat dengan tujuan yang jelas

yaitu biar kita berpenampilan sopan dan rapi sih

2. Pewawancara : Bagaimana menurut anda tentang gaya berbusana mahasiswa

FITK?

Narasumber : secara umum dan kalo kita berkaca dan berpatokan sama

kode etik sih emang belum seluruhnya diterapkan mahasiswa FITK sih

apalagi kalo dilihat dari mahasiswa fakultas lain yang melihat dan

menganggap kalo fakultas keguruan tuh pasti mahasiswanya rapi-rapi

pakaiannya, nah disitu berarti kita sudah ke brand dong sebagai mahasiswa

calon guru tuh pakaiannya rapi sesuai dengan julukannya nah tapi

kenyataannya pun belum sepenuhnya itu seluruh mahasiswa berbusana sesuai

dengan kode etik yang di tetapkan

3. Pewawancara : Apakah gaya berbusana anda sudah selaras dengan kode etik

berbusana mahasiswa yang sudah ditetapkan?

Page 129: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

114

Narasumber : kalo diliat secara fisikli sih aku ngerasa sudah sesuai dengan

kode etik

4. Pewawancara : Apa faktor anda menggunakan gaya berbusana seperti ini?

Narasumber : sederhananya sih aku sering banget itu yang ke lantai 5

didepan kajur kan ada kaca besar yang ada tulisannya “sudahkah saya

berpenampilan layaknya seorang guru?” nah disitu aku bisa liat diri aku

udah belom sih penampilan aku kayak seorang guru, nah selain itu kan

sebenenarnya kita sebagai mahasiswa pun diluar dari kode etik atau

peraturan yang ada kan seharusnya juga sudah mengerti dong gimana

berpakaian yang sesuai dan pantas untuk kita kenakan trus dikuatkan lagi

dengan kita di fakultas keguruan yang otomatis akan menjadi seorang guru

maka dari situ ya perlahan tumbuh aja sih dari dalam diri aku sendiri

faktor lain yang aku dapetin selanjutnya sih dari keluarga ya karena aku

sedari kecil pun emang sudah dibiasain pake kerudung gitu trus selalu

dibimbing dan ditegur sama umi aku

faktor lain juga aku masuk organisasi LDK karena aku ngerasa nyaman aja

masuk komunitas yang selalu berbagi tentang menjadi muslim seutuhnya gitu,

disamping itu karena banyak senior aku juga yang ngajak tapi gak paksaan

sih yak arena kau pengen aja dan juga ada dukungan baik dari mereka gitu

5. Pewawancara : Apa yang anda ketahui dengan berbusana sesuai dengan

syariat Islam dan menurut anda apakah gaya berbusana (muslimah/muslimin)

anda sudah sesuai dengan syariat Islam?

Narasumber : pakaian yang sesuai syariat Islam tuh memang gak ada dalil

yang jelas sih namun yang jelas itu pastinya menutup aurat wanita dan aurat

wanita pun seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan ya, dan itu tuh

bentuk kasih saying Allah untuk hambanya agar hambanya dijauhkan dari

perbuatan yang tidak diinginkan karena saking mulianya perempuan itu Allah

ingin ia bisa menjaga bentuk dan lekuk tubunya dan Allah sendiri pun sudah

menjelaskannya disurat An-nisa dan berbusana sopan itu harusya bukan

Page 130: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

115

karna kode etik tapi harusnya tuh karena itu sudah menjadi kewajiban bagi

umat muslim, Alhamdulillah aku sendiri sudah dan berusaha untuk istiqomah

dalam berbusana seperti ini

6. Pewawancara : Menurut anda apakah kode etik berbusana mahasiswa sudah

diterapakan bagi sebagian mahasiswa?

Narasumber : sejauh ini sih yang aku rasain Alhamdulillah sebagian besar

mahasiswa sudah menerapkannya sih walaupun diluar itu mungkin mereka

tidak mengikuti kode etik namun yak arena kesadaran mereka sendiri sebagai

calon guru

7. Pewawancara : Lalu mahasiswa yang menggunakan gaya berbusana seperti

apakah yang disebut sudah menerapkan kode etik berpakaian mahasiswa?

Narasumber : gaya berbusananya yang sesuai dengan tata cara yang sudah

diterapkan itu, dan terus berkaca lah kira-kira kita sudah pantas atau belum

berbusana seperti yang kita gunakan saat ini

8. Pewawancara : Menurut anda apa alasan mahasiswa tidak menerapkan kode

etik berbusana mahasiswa?

Narasumber : biasanya sih karena kebiasaan mereka yang terbawa nyaman

dengan busana seperti itu sehingga sulit sih mengubahnya kalo gak dari

dalam dirinya sendiri dan dia memang mau berubah, kalo temen ku sih aku

tanya dia kayak gitu karna perjalanan dari rumah ke kampus agak jauh dan

harus naik motor jadi gak begitu membahayakan aja pake jeans itu apalagi

kalau lagi macet dan katanya sih banyak juga kejadian kecelakaan karna

pengendaranya itu pakai pakaian panjang yang kadang dia gak sadar atau

kurang hati-hati gitu dengan rok panjangnya

9. Pewawancara : Apakah ada perubahan gaya berbusana anda selama kuliah?

Narasumber : enggak sih karena aku dari dulu emang gini-gini aja, dan

emang udah dibiasain sama orang tua, perubahannya paling hanya sekedar

perubahan warna-warna bajunya, yang dulu masih senang warna-warna

yang mencolok sekarang lebih ke yang warna-warna netral aja gitu

Page 131: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

116

Wawancara ke : 8 (Delapan)

Hari Tanggal : 6 September 2019

Nama : Eka Fauziah

Usia : 22 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Jurusan : Pendidikan Islam Anak Usia Dini

1. Pewawancara : Apa yang anda ketahui tentang kode etik mahasiswa terutama

kode etik berbusana?

Narasumber : kode etik adalah aturan yang berlaku pada institusi terutama

kita kan lagi kuliah di UIN ya berati aturan yang ada disini terutama FITK

sendiri, dan kode etik berpakaian sendiri artinya aturan kita dalam

berpakaian selama berkuliah di FITK ini

2. Pewawancara : Bagaimana menurut anda tentang gaya berbusana mahasiswa

FITK?

Narasumber : secara umum sih di FITK sendiri sebagian dan hampir

banyak mahasiswa yang sudah pakai rok ya karena emang udah aturannya

kan kita sebagai mahasiswa keguruan, tapi sebagian lagi mahasiswanya

masih ada yang suka pake celana jeans harusnya kan ngga boleh

3. Pewawancara : Apakah gaya berbusana anda sudah selaras dengan kode etik

berbusana mahasiswa yang sudah ditetapkan?

Narasumber : eka sendiri sih sudah merasa iya, karena saya pun

berpakaian yang pantas dan sopan, namun kalo dalam kategori yang sesuai

dengan aturan yang berlaku kayanya sih belum sepenuhnya tapi kalo untuk

pakai rok sih setiap hari saya pakai rok dan jarang bahkan gapernah ke

kampus pakai celana jeans

4. Pewawancara : Apa faktor anda menggunakan gaya berbusana seperti ini?

Page 132: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

117

Narasumber : karena kita ini calon guru yah, jadinya harus ada kesadaran

sih dari dalam diri sendiri harus berpakaian yang seperti apa, harus rapi dan

sopan gitu dan sebagai calon guru kita harus membiasakan diri sih buat pake

pakaian rapi agar enak dilihat gitu dan di contoh sama murid-murid kita

nanti

5. Pewawancara : Apa yang anda ketahui dengan berbusana sesuai dengan

syariat Islam dan menurut anda apakah gaya berbusana (muslimah/muslimin)

anda sudah sesuai dengan syariat Islam?

Narasumber : Islam menuntut kita apalagi sebagai wanita ya untuk

berpakaian yang menutup aurat, sedangkan aurat wanita sendiri pun seluruh

tubuh kecuali muka dan telapak tangan, nah kalaupun kita belum bisa

berpakaian sesuai itu setidaknya kita tidak berpakaian yang ketat dan

transparan agar tidak mengundang orang lain melihat tubuh kita. Kadang

sebenernya aku sih sering ya berpakaian yang agak panjang gitu, tapi kalau

lagi gak terburu-buru tapi kalau lagi datang gitu rasa malesnya yaudah pake

pakaian yang semau aku aja gitu tapi tetep gaakan pake jeans aku kalo

kekampus ya pokoknya sesuai mood aja deh lagi pengennya berpakaian

seperti apa dan aku sendiri pun belum sepenuhnya sesuai sih dengan pakaian

yang syariat Islam itu

6. Pewawancara : Menurut anda apakah kode etik berbusana mahasiswa sudah

diterapakan bagi sebagian mahasiswa?

Narasumber : menurut aku sih udah karena sebagian banyak mahasiswa di

FITK itu sudah berbusana rapi dan sopan

7. Pewawancara : Lalu mahasiswa yang menggunakan gaya berbusana seperti

apakah yang disebut sudah menerapkan kode etik berpakaian mahasiswa?

Narasumber : sederhana aja sih menurut aku kaya pakai kemeja trus rok

dan kerudung panjang dengan hiasan bros gitu yang bikin kesan kita lebih

enak aja dilihat, dan di papan tata cara berpakaian yang sudah ada di setiap

Page 133: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

118

lantai kampus itu ya kaya gitu, itu kan dibuat untuk kita sebagai calon guru

tuh pantasnya pakaiannya kaya gitu loh

8. Pewawancara : Menurut anda apa alasan mahasiswa tidak menerapkan kode

etik berbusana mahasiswa?

Narasumber : kayanya sih mereka ngerasa ribet aja gitu kalo harus pakai

rok, kaya temen aku kebanyakan yang berangkat kuliahnya bawa motor itu

suka takut aja katanya kalo roknya itu ngeribetin, sebagian temen aku sih

tetep dikampus ganti rok kalo ada perkuliahan jadi pake jeansnya itu saat dia

ngendarain motor aja

9. Pewawancara : Apakah ada perubahan gaya berbusana anda selama kuliah?

Narasumber : ada, aku tuh termasuk orang yang santai banget kalau

masalah berpakaian malah awal-awal kuliah tuh selalu dan hampir sering

banget pake kaos gitu kalo kuliah trus masih suka pake calana dulu, namun

kesini-sini kenal temen temen lain sering sharing tentang baju juga jadi mulai

berubah gimana berpakaian yang pantas sebagai seorang calon guru

Page 134: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

119

Wawancara ke : 9 (Sembilan)

Hari Tanggal : 6 September 2019

Nama : Hilda Wardah Hafidz

Usia : 21 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Jurusan : Pendidikan Fisika

1. Pewawancara : Apa yang anda ketahui tentang kode etik mahasiswa terutama

kode etik berbusana?

Narasumber : kode etik mahasiswa itu bisa dibilang aturan, tata tertib atau

rules-rules kita sebagai mahasiswa di UIN terutama di FITK, sejauh ini aku

ngeliatnya kalo di FITK tuh karena kita fakultas pendidikan ya harusnya

berpakaian rapi, pakai rok bagi perempuan dan kita kan calon guru artinya

gaboleh semena-mena dalam berpakaian, gimana pun nanti seorang guru

pasti diguguh dan ditiru muridnya jadinya sih kalo dalam berpakaian ya

harus sopan contohnya memakai rok ataupun celana bahan dan buang jauh-

jauh celana jeans

2. Pewawancara : Bagaimana menurut anda tentang gaya berbusana mahasiswa

FITK?

Narasumber : kalo keseluruhan dari mahasiswa FITK beda-beda sih

berpakaiannya, ada yang mengikuti rules dari kode etik itu ada juga yang

masih menyimpang dan itu sih balik lagi ke pribadi masing-masing

mahasiswa

3. Pewawancara : Apakah gaya berbusana anda sudah selaras dengan kode etik

berbusana mahasiswa yang sudah ditetapkan?

Narasumber : kadang sih, aku selama ini kalau pakai busana yang sesuai

kode etik kalo lagi menyesuaikan mata kuliah dan dosennya aja soalnya ada

dosen yang emang mewajibkan banget buat pakai baju yang rapi tapi ada

Page 135: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

120

dosen juga yang gak mementingkan pakaian mahasiswanya jadi aku masih

suka tergantung lagi mata kuliah dengan dosen siapa yang mengajar gitu

4. Pewawancara : Apa faktor anda menggunakan gaya berbusana seperti ini?

Narasumber : faktor utama sih dari pribadi aku sendiri ya yang belum mau

buat berbusana yang sesuai dengan kode etik apalagi sesuai dengan syariat

Islam, kedua sih aku ngerasanya faktor lingkungan kuat banget apalagi

temen-temen main ya bawa pengaruh banget

5. Pewawancara : Apa yang anda ketahui dengan berbusana sesuai dengan

syariat Islam dan menurut anda apakah gaya berbusana (muslimah/muslimin)

anda sudah sesuai dengan syariat Islam?

Narasumber : berpakaian sesuai dengan syariat Islam pasti kan harus

menutup seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan kan karna aurat

wanita pun kaya gitu, kalau mengikuti aturan tata cara berpakaian FITK ya

itu sesuai dengan syariat Islam tapi aku sendiri sejauh ini pun belum yang

seperti itu karna masih sering banget berpakaian yang semau aku

6. Pewawancara : Menurut anda apakah kode etik berbusana mahasiswa sudah

diterapakan bagi sebagian mahasiswa?

Narasumber : sebagian udah sihh, sebagian lagi belum tapi dominan

mahasiswa FITK sudah berbusana rapi dan sopan

7. Pewawancara : Lalu mahasiswa yang menggunakan gaya berbusana seperti

apakah yang disebut sudah menerapkan kode etik berpakaian mahasiswa?

Narasumber : yang di aturan kode etik berbusana itu tuh udah pas banget,

sebagai seorang calon guru dan mahasiswa yang almamater keguruannya

dari Islam itu sih udah masuk banget berpakaian seperti itu

8. Pewawancara : Menurut anda apa alasan mahasiswa tidak menerapkan kode

etik berbusana mahasiswa?

Narasumber : kalau yang aku liat sih mahasiswa yang belum menerapkan

busana sesuai kode etik karena mereka ngerasa kaya gak jelas aja gitu sanksi

yang kita dapat kalau gak berbusana seperti itu tuh apa, jadi makanya selama

Page 136: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

121

ini mungkin mereka dan aku pun sendiri jadi masih leluasa aja berbusana

yang tidak sesuai kode etik karena emang belum dapet sanksi yang buat jera

agar kita berbusana yang sesuai dengan aturan yang ada

9. Pewawancara : Apakah ada perubahan gaya berbusana anda selama kuliah?

Narasumber : ada sihh, tapi kalo aku perubahannya malah ke arah yang

kurang baik ya hehe, dulu waktu awal-awal semester itu sering banget pakai

rok, gamis dan busana-busana yang sopan tapi makin kesini makin ngerasa

nyantai aja dalam berpakaian jarang banget lagi pakai rok-rok gitu apalagi

gamis

Page 137: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

122

Wawancara ke : 10 (Sepuluh)

Hari Tanggal : 6 September 2019

Nama : Nita Anggraini

Usia : 22 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Jurusan : Pendidikan Bahasa Inggris

1. Pewawancara : Apa yang anda ketahui tentang kode etik mahasiswa terutama

kode etik berbusana?

Narasumber : kode etik yang mencakup semua aturan, tata cara dalam

melaksanakan kegiatan kita sekarang kan kuliah jadi aturan selama kita

kuliah di UIN ini, dan kalau kode etik berbusana sendiri berarti memiliki

artian dalam aturan berpakaian kita selama menjadi mahasiswa FITK ini

2. Pewawancara : Bagaimana menurut anda tentang gaya berbusana mahasiswa

FITK?

Narasumber : secara umum sih ada yang mengikuti ada juga yang belum

3. Pewawancara : Apakah gaya berbusana anda sudah selaras dengan kode etik

berbusana mahasiswa yang sudah ditetapkan?

Narasumber : sepenuhnya sih belum, karena belum biasa pakai baju yang

sesuai banget dengann kode etik dan juga karena masih sering banget nih

pake pakaian yang gak longgar, masih hobi pakai jeans dan jarang banget

pake rok paling kalau mau pake rok tuh kalau ada urusan bertemu dosen

4. Pewawancara : Apa faktor anda menggunakan gaya berbusana seperti ini?

Narasumber : faktor yang pertama sih kepercayaan diri, karena aku belum

pede aja kalau pakai pakaian yang sesuai dan harus mengikuti kode etik

karena belum biasa juga si, terus faktor lain itu karena banyak temen yang

pakai baju juga gak sesuai gitu jadi makin ikutan aja dan gak mau berubah

dan kebawa

Page 138: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

123

5. Pewawancara : Apa yang anda ketahui dengan berbusana sesuai dengan

syariat Islam dan menurut anda apakah gaya berbusana (muslimah/muslimin)

anda sudah sesuai dengan syariat Islam?

Narasumber : sama sihh dengan kode etik, pakaian yang sesuai syariat

Islam pun harus menutup aurat tidak ngetat dan nerawang, aku sendiri belum

sesuai dengan syariat Islam ya karena itu tadi belum terbiasa

6. Pewawancara : Menurut anda apakah kode etik berbusana mahasiswa sudah

diterapakan bagi sebagian mahasiswa?

Narasumber : sebagian besar yang aku liat sih udah, ya sebagian kecilnya

aja sih yang belum mengikuti aturan kode etik yang dibuat

7. Pewawancara : Lalu mahasiswa yang menggunakan gaya berbusana seperti

apakah yang disebut sudah menerapkan kode etik berpakaian mahasiswa?

Narasumber : banyak sih, seperti mahasiswi yang pakai rok, gamis,

kerudung panjang itu sih yang sesuai kemudian kalau mahasiswanya yang

tidak menggunakan jeans juga

8. Pewawancara : Menurut anda apa alasan mahasiswa tidak menerapkan kode

etik berbusana mahasiswa?

Narasumber : kalau menurut aku sih karena kode etik sendiri itu aturannya

gak terlalu di push ya di FITK ini, jadi bagi sebagian orang yang gak sesuai

pakaiannya pun mereka enjoy-enjoy aja karena sanksi yang mereka dapatkan

ya paling hanya teguran saja gaada sanksi yang berat gitu trus yang kedua

itu lingkungan temen-temen yang berpakaiannya sejenis ya membuat

seseorang itu terus merasa nyaman berpakaian seperti itu walaupun itu tidak

sesuai dengan aturan yang ada

9. Pewawancara : Apakah ada perubahan gaya berbusana anda selama kuliah?

Narasumber : ada perubahan tapi perubahan yang menurun sih, awal

semester pertama itu selalu pakai rok dan kemeja karena dulu masih takut-

takut gitu tapi makin kesini karena makin mengenal dunia kampus dan tau

celahnya jadi berpakaian yang seenaknya aja

Page 139: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

124

Wawancara ke : 11 (Sebelas)

Hari Tanggal : 1 September 2019

Nama : Annisa Widya

Usia : 21 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

1. Pewawancara : Apa yang anda ketahui tentang kode etik mahasiswa terutama

kode etik berbusana?

Narasumber : kode etik itu artinya aturan yang harus di patuhi oleh

seseorang dimana dia sedang berada, kalau kita sebagai mahasiswa berarti

kita harus mengikuti standar aturan yang telah kampus buat yang harus kita

patuhi, kode etik berbusana pun harusnya juga seperti itu, dibuat dengan

tujuan untuk mengarahkan kita agar berbusana yang sesuai dengan aturan

yang telah ditetapkan

2. Pewawancara : Bagaimana menurut anda tentang gaya berbusana mahasiswa

FITK?

Narasumber : gaya berbusana di FITK sendiri tuh beragam ya, ada yang

udah mencerminkan guru banget, ada yang masih setengah-setengah dan ada

pula ada juga yang belum

3. Pewawancara : Apakah gaya berbusana anda sudah selaras dengan kode etik

berbusana mahasiswa yang sudah ditetapkan?

Narasumber : kalau saya sendiri sih termasuk yang setengah-setengah ya,

kadang kekampus pakai rok, kadang pakai gamis kadang juga suka pake

jeans, kalo saya lebih fleksibel aja sih tergantung juga saya mau ngapain

kekampusnya, kalau memang sehari itu full ada kuliah saya mengusahakan

agar berpakaian yang lebih rapi namun kalau hanya satu mata kuliah saya

lebih sering pakai pakaian santai aja sih

4. Pewawancara : Apa faktor anda menggunakan gaya berbusana seperti ini?

Page 140: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

125

Narasumber : faktor utamanya sih senyamannya aja ya, jadi kalau saya lagi

nyaman pakai baju rapi ya saya rapi dan juga kalau lagi pengen pakai

pakaian santai gitu ya pakai baju semaunya aja

5. Pewawancara : Apa yang anda ketahui dengan berbusana sesuai dengan

syariat Islam dan menurut anda apakah gaya berbusana (muslimah/muslimin)

anda sudah sesuai dengan syariat Islam?

Narasumber : setau saya berbusana sesuai dengan syariat Islam yaitu

berbusana yang menutup aurat, kalau untuk wanita kan auratnya seluruh

tubuh kecuali muka dan telapak tangan jadi menyesuaikan itu, dan kalau laki-

laki kan hanya sebatas dari perut sampai bawah dengkul jadi ya

menyesuaikan dengan itu, dan saya sendiri pun belum berbusana yang sesuai

syariat Islam

6. Pewawancara : Menurut anda apakah kode etik berbusana mahasiswa sudah

diterapakan bagi sebagian mahasiswa?

Narasumber : sebagian sudah karna di FITK sendiri dominan

mahasiswanya berbusana sesuai dengan apa yang sudah tertera di tata cara

berpakaiannya, sisanya minoritas aja sih yang belum sesuai

7. Pewawancara : Lalu mahasiswa yang menggunakan gaya berbusana seperti

apakah yang disebut sudah menerapkan kode etik berpakaian mahasiswa?

Narasumber : mahasiswa yang cara berpakaiannya sudah sama ya minimal

sudah tau apa saja yang dianjurkan, seperti tidak menggunakan jeans, selalu

menggunakan sepatu

8. Pewawancara : Menurut anda apa alasan mahasiswa tidak menerapkan kode

etik berbusana mahasiswa?

Narasumber : mahasiswa yang tidak menerapkan kode etik menurut saya

sih ya karena kemaun mereka sendiri, kesadaran mereka sebagai mahasiswa

keguruannya masih rendah dan bisa jadi faktor keluarga yang kurang

mendukung maksudnya tidak pernah mengingatkan bahwasanya kalau

menjadi calon guru itu pantasnya berbusana yang seperti apa

Page 141: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

126

9. Pewawancara : Apakah ada perubahan gaya berbusana anda selama kuliah?

Narasumber : perubahan ada sih sedikit, kalau dulu sukanya pakai celana

jeans dan kaos, sekarang lebih seneng aja pakai celana bahan dengan

kemeja-kemeja blous, walaupun masih suka pakai jeans juga, kadang pun

saya suka menggunakan rok ya itu balik lagi dari kemauan saya aja sih

Page 142: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

127

Wawancara ke : 12 (Dua belas)

Hari Tanggal : 9 September 2019

Nama : Dimas Wisa Fadholi

Usia : 22 tahun

Jenis kelamin : Laki–Laki

Jurusan : Pendidikan Bahasa Arab

1. Pewawancara : Apa yang anda ketahui tentang kode etik mahasiswa terutama

kode etik berbusana?

Narasumber : kode etik itu peraturan, kalau kode etik mahasiswa artinya

peraturan yang dibuat dekan untuk mahasiswanya, kalau kode etik berbusana

itu aturan bagaimana cara kita berbusana yang baik dan benar sesuai

dengan keguruan kita

2. Pewawancara : Bagaimana menurut anda tentang gaya berbusana mahasiswa

FITK?

Narasumber : mahasiswa FITK gaya berbusananya beragam, di mulai dari

yang biasa aja dan bisa dibilang gak rapi, terus yang agak rapi sampai yang

rapi banget pun banyak

3. Pewawancara : Apakah gaya berbusana anda sudah selaras dengan kode etik

berbusana mahasiswa yang sudah ditetapkan?

Narasumber : belum, karena saya sendiri pun kalau kekampus masih pakai

jeans, ya gimana ya cowo kalau pake celana bahan yang gombrong gitu aneh

aja keliatannya, palingan saya sih pake celana chino gitu kak tapi yang gak

terlalu ngetat dan pake flannel atau kemeja polos gitu, kalau pun pake kaos

kadang saya luarannya pake jaket jeans

4. Pewawancara : Apa faktor anda menggunakan gaya berbusana seperti ini?

Narasumber : faktornya sih karena pede aja ya, soalnya sehari-hari kan

pakaiannya emang kaya gini, justru kalau pake celana bahan gitu kadang ga

pede dan malah biking ga nyaman

Page 143: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

128

5. Pewawancara : Apa yang anda ketahui dengan berbusana sesuai dengan

syariat Islam dan menurut anda apakah gaya berbusana (muslimah/muslimin)

anda sudah sesuai dengan syariat Islam?

Narasumber : tau, kalau cowo itu kan berbusana sesuai syariat Islamnya

menutup aurat, aurat cowo kan dari perut sampai setengah betis jadi

Alhamdulillah kalau menutup aurat sih udah, namun kalau yang pakaian

sesuai syariat Islam kayanya belum begitu

6. Pewawancara : Menurut anda apakah kode etik berbusana mahasiswa sudah

diterapakan bagi sebagian mahasiswa?

Narasumber : sudah sih, karena yang selama ini saya lihat mayoritas

mahasiswa FITK itu busananya sudah rapi dan sopan, yang membedakannya

kan cuma gaya berbusananya aja ada yang ketat ada yang longgar, ada yang

pendek ada yang panjang gitu

7. Pewawancara : Lalu mahasiswa yang menggunakan gaya berbusana seperti

apakah yang disebut sudah menerapkan kode etik berpakaian mahasiswa?

Narasumber : mahasiswa yang sudah sesuai dan tahu bagaimana tata cara

berpakaian sebagai calon guru dan berpatokan dengan tata cara berbusana

yang telah ditetapkan fakultas

8. Pewawancara : Menurut anda apa alasan mahasiswa tidak menerapkan kode

etik berbusana mahasiswa?

Narasumber : alasan mereka tidak menggunakan pakaian yang sesuai

dengan kode etik itu karena kayanya sosialisasi tata cara berbusana itu

belum maksimal, saya juga baru engeh kalau ada poster pemberitahuan tata

cara berbusana, terus sanksinya pun saya sendiri belum tau apa jadi

mahasiswa pun santai-santai aja berbusana sesuai apa enggak

9. Pewawancara : Apakah ada perubahan gaya berbusana anda selama kuliah?

Narasumber : ada perubahan tapi gak banyak, dulu sering banget pakai

kaos biasa gitu terus pernah ditegur dosen jadinya sekarang pakainya flannel

sama kemeja-kemeja polos aja sih

Page 144: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

129

Wawancara ke: 13 (Tiga belas)

Nama : Bapak Furqon

Usia : 35 th

Profesi : Staf Bagian Umum

Tempat : Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Tanggal : 16 September 2019

1. Pewawancara : Apa yang bapak/ibu ketahui tentang kode etik berbusana

yang berlaku di FITK?

Narasumber : Kode etik berbusana masuk dalam kode etik mahasiswa yang

ada didalam SK Rektor, nah SK Rektor itu kan sifatnya global kemudian kalau

mengatur tata busana seperti itu dibuat secara keseluruhan saja, kecuali yang di

FITK ini turun lagi melalui SK Dekan yang dibuat lagi oleh Dekan Fakultas

2. Pewawancara : Bagaimana menurut bapak/ibu tentang gaya busana

mahasiswa FITK?

Narasumber : Gaya busana mahasiswa FITK selama ini baik-baik saja,

sebagian sudah sesuai dengan standar yang berlaku, sebagian kecil masih ada

juga yang masih berbusana dengan semaunya dan tidak mencerminkan

mahasiswa keguruan namun tidak ada yang begitu nyeleneh dan nyentrik, jadi

selama mahasiswa itu berbusana dengan sopan dan tau aturan maka sah-sah

saja

3. Pewawancara : Apakah menurut bapak/ibu gaya berbusana mahasiswa FITK

sudah sesuai dengan kode etik berbusana yang ditetapkan fakultas?

Narasumber : Kalau melihat dari mahasiswa sendiri kan standar ukuran

dalam berbusana tidak begitu diketatkan bagaimana dan kalau dari fakultas

sendiri sudah ditentukan seperti yang ada itu artinya secara subyektif pribadi

saya sebagian besar mahasiswa sudah sesuai, intinya kan kalau berbusana itu

sudah jelas, nah apalagi wanita itu yang agak lebih repot dalam berbusana,

Page 145: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

130

yang penting sudah sesuai dengan ketentuan dan tidak aneh-aneh saya rasa

gaya busana mahasiswa tarbiyah sih sudah baik

4. Pewawancara : Menurut bapak/ibu apakah sanksi telah ditetapkan dan

berlaku bagi mahasiswa yang berbusana tidak sesuai kode etik?

Narasumber : Sebenarnya kan kalau sebagai umat muslim diperintahkan

untuk menutup aurat maka masing-masing mahasiswa harusnya dalam

mendefinisikan dan mengamalkannya sebagai perintah langsung yang tidak

perlu ditegur orang lain, apalagi dalam instansi seperti ini untuk dosen pun

dalam melakukan peneguran harus bersifat personal karena busana itu kan

sifatnya pribadi, dan yang lain apalagi hanya sebatas pegawai biasa tidak

memiliki hak untuk melaksanakan sanksi ringan tersebut. Karena dalam pasal

yang dijelaskan itu pun tidak disebutkan siapa yang akan melaksanakan sanksi

ringan tersebut sehingga tidak ada hak penuh terhadap siapa saja untuk

melakukan sanksi ringan

5. Pewawancara : Bagaimana kah cara yang ampuh agar mahasiswa yang

berbusana tidak sesuai kode etik dapat berbusana yang sesuai dengan apa yang

ditetapkan FITK?

Narasumber : Itu sih balik lagi ke masing-masing pribadi mahasiswa

karena gaya busana itu sifatnya pribadi dan bagi siapapun berhak untuk

berbusana seperti apa saja yang menurut mereka nyaman, namun yang perlu

ditekankan disini kan kita sebagai civitas akademika yang berselimutkan Islam

maka kita harus menghormati dan menjalankan peraturan yang sudah tertera

dan menjadi konsekuensi kita

Page 146: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

131

Wawancara ke: 14 (Empat belas)

Nama : Bapak Syafrudin

Usia : 50 th

Profesi : Bagian Kemanan (Satpam)

Tempat : Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Tanggal : 16 September 2019

1. Pewawancara : Apa yang bapak/ibu ketahui tentang kode etik berbusana

yang berlaku di FITK?

Narasumber : Kode etik berbusana ya berate aturan dan tata cara dalam

berpakaian, dimana di tarbiyah ini kan fakultas keguruan otomatis busana yang

dipakai mahasiswa harus sesuai dengan almamater fakultas yaitu harus

mencerminkan layaknya seorang guru

2. Pewawancara : Bagaimana menurut bapak/ibu tentang gaya busana

mahasiswa FITK?

Narasumber : Gaya busana mahasiswa Tarbiyah banyak sekali mengalami

peningkatan, saat ini seperti yang saya liat setiap harinya mahasiswa itu

memakai baju yang sesuai dengan aturan yang berlaku, ya ada lah sebagian

kecil mahasiswa yang masih bandel masih berpakaian tidak sesuai namun

sebagian besar lainnya sudah sesuai

3. Pewawancara : Apakah menurut bapak/ibu gaya berbusana mahasiswa FITK

sudah sesuai dengan kode etik berbusana yang ditetapkan fakultas?

Narasumber : Untuk saat ini sudah ya, karena beberapa tahun lalu saya

setiap pagi menegor dan tidak mengizinkan mahasiswa yang memakai jeans

untuk masuk kampus, namun sekarang-sekarang ini jarang mahasiswa yang

menggunakan jeans, ada satu dua orang namun tidak sebanyak beberapa tahun

lalu, banyakan malah mahasiswa perempuan yang hobi memakai celana jeans

namun kalau saya perhatikan sekarang ini seringnya mahasiswa perempuan

menggunakan celana-celana yang longgar atau gamis dan rok

Page 147: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

132

4. Pewawancara : Menurut bapak/ibu apakah sanksi telah ditetapkan dan

berlaku bagi mahasiswa yang berbusana tidak sesuai kode etik?

Narasumber : Sanksi untuk mahasiswa yang busananya tidak sesuai

sebenarnya adalah jenis sanksi ringan yang hukumannya adalah hanya teguran

saja, nah pertanyaannya siapa sih yang bisa dan memiliki hak untuk menegur,

dalam peraturannya sendiri pun tidak dijelaskan namun saya sebagai satpam

dan bagian keamanan diluar kampus memiliki andil untuk menegur mahasiswa

yang tidak berbusana sesuai dengan aturan, nah kalau sudah didalam kampus

dosen memiliki hak untuk menegur mahasiswa yang busananya tidak sesua

5. Pewawancara : Bagaimana kah cara yang ampuh agar mahasiswa yang

berbusana tidak sesuai kode etik dapat berbusana yang sesuai dengan apa yang

ditetapkan FITK?

Narasumber : Di FITK sendiri kan udah ada peraturannya ada gambar

dalam posternya juga malah supaya mahasiswa dapat melihat tata tertib busana

yang sesuai dan kalau dengan cara teguran juga masih tidak cukup maka itu

kembali pada kesadaran mahasiswa itu sendiri

Page 148: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

133

LEMBAR OBSERVASI

Aktivitas/kejadian : Mengamati keadaan gaya berbusana mahasiswa

Tempat :

Observer/peneliti :

Tanggal :

Deskripsi :

No Aspek Yang Diamati Keterangan

1. Mengamati keadaan gaya berbusana

mahasiswa FITK

Dalam berbusana di

FITK

2. Mengamati penerapan gaya berbusana

mahasiswa yang sesuai dan tidak sesuai

dengan kode etik mahasiswa

Dalam berbusana di

FITK

3. Mengamati gaya berbusana mahasiswa

yang sesuai dan tidak dengan syariat Islam

Dalam berbusana di

FITK

4. Mengamati gaya berbusana individu

terhadap teman bermain/sebaya

Dalam interaksi bersama

mahasiswa lain (teman

bermain)

5. Mengamati peran papan informasi tentang

cara berpakaian di gedung FITK

Dalam pengetahuan

mahasiswa tentang

adanya tata tertib busana

di FITK

Page 149: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

134

HASIL OBSERVASI PENERAPAN KODE ETIK TERHADAP GAYA

BERBUSANA

Aktivitas/kejadian : Mengamati keadaan gaya berbusana mahasiswa

Tempat : Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif

Hidayatulah Jakarta (Ciputat dan Sawangan)

Observer/peneliti : Retno Pusparani

Tanggal : 23-24 September 2019 dan 30 September-1 Oktober 2019

Dari hasil observasi yang peneliti lakukan dalam penerapan kode etik terhadap gaya

berbusana di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

yaitu:

1. Keadaan gaya berbusana mahasiswa FITK

Keadaannya begitu baik, hal ini dilihat peneliti dari bagaimana cara

mahasiswa berbusana, yakni sebagian besar mahasiswa telah menggunakan

busana yang sesuai dengan tata tertib berbusana mahasiswa yang sudah di atur

dalam kode etik mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.

2. Penerapan gaya berbusana mahasiswa yang sesuai dengan kode etik

mahasiswa

Penerapan gaya berbusana yang sesuai dengan kode etik ini sudah diterapkan

dengan baik, hal ini peneliti lihat dari penerapan gaya berbusana terhadap tata

tertib berbusana yang ada, dimana penerapan busana mahasiswa dirasa sudah

sesuai dengan kode etik yang berlaku.

3. Penerapan gaya berbusana mahasiswa yang tidak sesuai dengan kode

etik mahasiswa

Sedangakan sebaliknya, penerapan yang tidak sesuai itu tidak begitu

menonjol, hal ini peneliti lihat dari hasil penelitian dan wawancara terhadap

sampel, bahwa mahasiswa yang busananya tidak sesuai dengan tata tertib

Page 150: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

135

berbusana hanya sebagian kecil sehingga jika dipresentasikan hanya 20%.

Sisanya mahasiswa telah berbusana menyesuaikan dengan tata tertib yang

sudah berlaku.

4. Gaya berbusana mahasiswa yang sesuai dan tidak dengan syariat Islam

Gaya berbusana mahasiswa terhadap ajaran syariat Islam ini peneliti lihat dari

macam-ragam busana muslimah mahasiswi dan mahasiswa, dan hasilnya

bahwa sebagian besar telah menggunakan busana muslimah dan muslim yang

sesuai dengan syariat Islam, dalam tata tertib busana Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan pun mahasiswa/i sudah sesuai dengan busana syariat Islam.

5. Gaya berbusana individu terhadap teman bermain/sebaya

Teman sebaya memiliki peran yang sangat besar dalam mempengaruhi cara

berpakaian seseorang, karena dari yang peneliti lihat bahwa ketika seseorang

melihat temannya begitu menarik dengan gaya yang ia gunakan maka secara

otomatis akan memiliki perasaan ingin mencoba gaya seperti itu.

6. Peran papan informasi tentang cara berpakaian di gedung FITK

Peran papan informasi belum begitu efektif dan kurang menarik apabila hanya

sebatas poster bagi mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, dan

sanksi yang diterapkan bagi mahasiswa yang tidak menggunakan busana

sesuai dengan tata tertib pun masih belum dilakukan dengan maksimal,

sehingga masih menjadi alasan mahasiswa tidak menggunakan busana yang

sesuai dengan kode etik.

Page 151: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

136

DOKUMENTASI

Hilda Wardah Hafidz Febri Nurhayati

(21 tahun Jurusan Pendidikan Fisika) (21 tahun Jurusan Pendidikan

Ilmu Pengetahuan Sosial)

Sarah Muthia Annisa Widya

(22 tahun Jurusan Pendidikan Kimia) (22 tahun Jurusan Pendidikan

Bahasa dan Sastra Indonesia)

Dimas Wisa Fadholi Eka Fauziah

(22 tahun Jurusan Pendidikan Bahasa Arab) (22 tahun Jurusan PIAUD)

Page 152: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

137

Asih Inpriawati Naiya Masyitoh

(22 tahun Jurusan Pendidikan Matematika) (21 tahun Jurusan Pendidikan

Agama Islam)

Regita Nurani Elisa Fauziah

(22 tahun Jurusan Pendidikan Biologi) (22 tahun Jurusan Pendidikan

Guru Madrasah Ibtidayah)

Muhammad Fatih Nita Angraini

(21 tahun Jurusan Manajemen Pendidikan) (22 tahun Jurusan Pendidikan

Bahasa Inggris)

Page 153: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

138

Page 154: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

139

Page 155: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

140

Page 156: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

141

Page 157: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

142

Page 158: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

143

Page 159: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

144

Page 160: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

145

Page 161: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

146

Page 162: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

147

Page 163: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

148

Page 164: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

149

Page 165: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

150

Page 166: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

151

Page 167: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

152

Page 168: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

153

Page 169: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

154

Page 170: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

155

Page 171: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

156

Page 172: PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA TERHADAP GAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · berbusana yang sesuai dengan kode etik dan syariat Islam yang berlaku, mereka

157

BIOGRAFI PENULIS

RETNO PUSPARANI, lahir di Kebumen 24 Oktober 1997, putri sulung

Bapak Pasirun dan Ibu Sukarti dari 2 bersaudara, yang beralamat tinggal di Kp. Serua

RT007/04 No. 20 Sawah Baru Ciputat Tangerang Selatan. Penulis memulai

pendidikan di TK Nurul Falah (2003), kemudian penulis melanjutkan ke SDN

Jombang 4 (2003-2009), selanjutnya meneruskan pendidikan di SMP Negeri 6 Kota

Tangerang Selatan (2009-2012), dan melanjutkan kembali pendidikan di SMA Negeri

9 Kota Tangerang Selatan (2012-2015). Setelah lulus SMA, penulis melanjutkan

pedidikan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

jurusan Pendidikan Ilmu Pegetahuan Sosial konsentrasi Sosiologi angakatan 2015

melalui jalur SPMB Mandiri.