PENERAPAN DASADARMA PRAMUKA BUTIR KE DELAPAN...

132
i PENERAPAN DASADARMA PRAMUKA BUTIR KE DELAPAN DALAM MEMBENTUK KARAKTER MAHASISWA MELALUI PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN (Studi Pada UKM Pramuka Racana Kusuma Dilaga Woro Srikandhi IAIN Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh: MUHAMMAD ARIEF MUFTI HABIBI NIM: 11110084 FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2017

Transcript of PENERAPAN DASADARMA PRAMUKA BUTIR KE DELAPAN...

i

PENERAPAN DASADARMA PRAMUKA BUTIR

KE DELAPAN DALAM MEMBENTUK KARAKTER

MAHASISWA MELALUI PENDIDIKAN

KEPRAMUKAAN

(Studi Pada UKM Pramuka Racana Kusuma Dilaga –

Woro Srikandhi IAIN Salatiga)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Oleh:

MUHAMMAD ARIEF MUFTI HABIBI

NIM: 11110084

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

2017

ii

iii

iv

v

vi

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini telah tersusun dan saya persembahkan kepada:

1. Kedua orang tua saya bapak Muhibul dan ibu Eny Rohmatin yang telah

mendidik dan membimbing serta memberi kebebasan kepada saya untuk

memilih dan berekspresi.

2. Kedua kakak kandung saya Nurul Ike Pravita dan Galuh Indah Puspita

yang selalu mendukung saya diwaktu kecil hingga sekarang.

3. Kedua kakak ipar saya Joko Irianto dan Abdullah Salam Nurul Ma’arif

yang selalu memberi nasehat supernya.

4. Keempat keponakan saya Gading, Aga, Cinta , Barick yang selalu

memberi inspirasi kecilnya.

5. Semua guru saya yang telah mendidik dan membimbing.

6. Nia, teman spesialku yang selalu setia menemani dan menungguku.

7. Keluarga besar Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi yang telah

menjadi tempat menggali ilmu dan pengalaman.

vii

MOTTO

JANGAN BELENGGU MIMPIMU, LIARKAN IA

APAPUN ITU LANGKAH SELANJUTNYA

BANGUN DAN WUJUDKAN

viii

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang atas anugerah-Nya lah penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan

studi (S1) pada jurusan tarbiyah program studi Pendidikan Agama Islam di

Institut Agama Islam Negeri Kota Salatiga. Sholawat serta salam semoga

senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat

dan para pengikutnya yang selalu istiqomah di jalan-Nya. Yang telah

menunjukkan kita agama yang benar dan menuntun kita dari zaman

kebodohan ke jaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan ini.

Sesederhana apapun bentuk skripsi ini penulis merasa tidak dapat

menyelesaikannya sendiri, tentu saja hal ini tidak terlepas adanya bantuan

dari berbagai pihak. Selanjutnya pada kesempatan ini penulis mengucapkan

terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga;

2. Suwardi, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

IAIN Salatiga dan pembimbing akademik yang telah memberikan

bimbingan dan perhatian selama kuliah;

3. Siti Rukhayati, M.Ag selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam

IAIN Salatiga;

ix

4.

x

ABSTRAK

Habibi, Muhammad Arief Mufti. 2017. Penerapan Dasadarma Pramuka

Butir Ke Delapan Dalam Membentuk Karakter Mahasiswa Melalui

Pendidikan Kepramukaan (Studi Pada UKM Pramuka Racana

Kusuma Dilaga–Woro Srikandhi IAIN Salatiga). Skripsi. Jurusan

Pendidikan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.

Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing : Dr. Mukti Ali,

M. Hum.

Kata Kunci: Penerapan Dasadarma Pramuka Butir ke Delapan dan

Pembentukan Karakter

Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui Penerapan

Dasadarma Pramuka Butir ke Delapan Dalam Membentukan Karakter (Studi

Pada UKM Pramuka Racana Kusuma Dilaga–Woro Srikandhi IAIN

Salatiga). Kepramukaan merupakan proses pendidikan ekstra dalam bentuk

kegiatan yang menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang

dilakukan di alam terbuka dalam Prinsip Dasar Kepramukaan (PDK) dan

Metode Kepramukaan (MK) untuk membentuk watak peserta didik.

Sedangkan Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi merupakan salah satu

unit kegiatan mahasiswa (UKM) yang bergerak dalam bidang kepramukaan

sebagai wadah bagi mahasiswa yang senang dalam mengikuti kegiatan

kepramukaan. Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi merupakan wadah

untuk berlatih serta pengembangan diri, baik dibidang kepramukaan, mental,

spiritual, karakter maupun di bidang lainnya yang dapat digunakan sebagai

bekal dalam kehidupan masyarakat dan bangsa.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Sesuai

pendekatan yang digunakan, maka kehadiran peneliti dalam penelitian ini

menjadi mutlak adanya. Penelitian ini dilakukan di Racana Kusuma Dilaga-

Woro Srikandhi IAIN Salatiga dengan informan pengurus, anggota dan juga

alumni Racana. Sumber data yang digunakan adalah sumber data primer

meliputi observasi dan wawancara dan data sekunder berupa dokumentasi.

Hasil penelitian dapat diketahui bahwa karakter merupakan pembeda

antar individu satu dengan yang lainnya yaitu berwujud budi pekerti yang

terpancar dari perilakunya. Kandungan dasadarma ke delapan berupa karakter

disiplin, berani, dan setia. Pembentukan karakter yang dilakukan di Racana

Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi dilakukan melalui setiap kegiatan yang

dilaksanakan. Kegiatan yang dilaksanakan diantaranya Pendidikan dan

Latihan Calon Pramuka Pandega, rapat koordinasi, latihan ruti, dan bina SGT

(Siaga, Galang, Tegak). Setiap kegiatan yang dilaksanakan di Racana

Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi dilakukan dengan menggunakan metode

yang menarik, menantang, mendidik dan menyenangkan akan membuat

seseorang tidak merasa jenuh dan bosan dalam belajar.

xi

DAFTAR ISI

Halaman Judul .................................................................................................. i

Lembar Berlogo ................................................................................................. ii

Nota Pembimbing .............................................................................................. iii

Lembar Pengesahan ........................................................................................... iv

Pernyataan Keaslian ........................................................................................... v

Halaman Persembahan ....................................................................................... vi

Motto ................................................................................................................. vii

Kata Pengantar ................................................................................................... viii

Abstrak .............................................................................................................. x

Daftar Isi ............................................................................................................ xi

Daftar Tabel ....................................................................................................... xiii

Daftar Lampiran................................................................................................. xiv

BAB I: PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .............................................................................. 1

B. Fokus Penelitian ............................................................................ 6

C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 6

D. Manfaat Penelitian ........................................................................ 6

E. Penegasan Istilah ........................................................................... 7

F. Metode Penelitian.......................................................................... 9

G. Sistematika Penulisan .................................................................... 11

BAB II: LANDASAN TEORI

A. Dasadarma Butir ke Delapan (Disiplin, Berani, dan Setia) ............. 13

B. Karakter dan Pembentukannya ...................................................... 22

C. Pembentukan Karakter Melalui Penerapan Dasadarma .................. 32

BAB III: PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Racana Kusuma Dilaga Woro Srikandhi ........................................ 34

B. Metode Pengumpulan Data............................................................ 40

C. Temuan Penelitian ......................................................................... 42

xii

BAB IV: PEMBAHASAN

A. Makna Karakter............................................................................. 54

B. Kandungan Dasadarma Butir ke Delapan ...................................... 55

C. Penerapan Dasadarma Butir ke Delapan dalam

Pembentukan Karakter mahasiswa ................................................ 57

BAB V: PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................... 64

B. Saran ............................................................................................. 66

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Indikator Disiplin ............................................................................... 19

Tabel 2.2 Indikator Berani ................................................................................. 20

Tabel 2.3 Indikator Setia .................................................................................... 21

Tabel 3.1 Daftar Dewan Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi IAIN

Salatiga Tahun 2016 ........................................................................ 39

Tabel 3.2 Daftar Dewan Brigade Khusus Racan Kusuma Dilaga-Woro

Srikandhi IAIN Salatiga Tahun 2016 ............................................... 40

Tabel 3.3 Daftar Informan Pengurus dan Anggota Racana Kusuma Dilaga-

Woro Srikandhi ............................................................................... 42

Tabel 3.4 Daftar Informan Alumni Racana Kusuma Dilaga-Woro

Srikandhi ......................................................................................... 43

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Nota Penunjukan Pembimbing

Lampiran II Tentang Lembar Konsultasi Skripsi

Lampiran III Keterangan Penelitian

Lampiran IV Tentang Pedoman Wawancara

Lampiran V Hasil Wawancara

Lampiran VI Tentang Dokumentasi

Lampiran VII Tentang SKK

Lampiran VIII Tentang Daftar Riwayat Hidup

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dampak dari globalisasi yang terjadi saat ini telah membuat masyarakat

Indonesia terlupa akan pentingnya pendidikan karakter bangsa. Dampak yang

ditimbulkan yang juga didukung kemajuan teknologi tersebut tidak hanya

dampak yang positif saja, melainkan juga banyak dampak negatif yang telah

ditimbulkan, diantara dampak negatif yang ditimbulkan dari era globalisasi

yaitu sering ditemuinya degradasi nilai atau moral yang terjadi sekarang ini.

Hal tersebut disebabkan karena rendahnya kesadaran masyarakat untuk

menerapkan nilai-nilai moral yang ada dalam kehidupan sehari-hari, terutama

rendahnya kesadaran akan nilai-nilai moral ini tercermin dalam kehidupan

sehari-hari pada kalangan pemuda yang sudah melupakan nilai-nilai moral

bangsa yang ada sejak zaman dahulu kala telah menjadi suatu karakteristik

bangsa Indonesia sehingga telah dikenal oleh bangsa-bangsa lain di dunia.

Dimana karakteristik bangsa Indonesia yang telah dikenal oleh bangsa-

bangsa lain di dunia bahwa bangsa Indonesia memiliki karakter yang berbeda

dari bangsa-bangsa lain, diantaranya karakteristik bangsa Indonesia yaitu

memiliki karakter kepahlawanan, nasionalisme, sifat heroik, semangat kerja

keras, pantang menyerah dan berani menghadapi segala tantangan. Karakter

yang luhur itulah yang saat ini banyak ditinggalkan dan dilupakan oleh

2

masyarakat Indonesia, terutama pada kalangan pemuda yang sudah tidak lagi

mengenal karakter-karakter luhur bangsa yang sudah dikenal sejak dahulu

kala. Maka dari itulah pentingnya penanaman pendidikan karakter bagi

generasi muda bangsa Indonesia, dikarenakan generasi muda bangsa

Indonesia inilah yang akan membawa perubahan dan kemajuan bagi bangsa

Indonesia. Penanaman pendidikan karakter di dunia pendidikan sekarang ini

serasa lebih tepat, apabila penanaman pendidikan karakter tersebut disalurkan

dengan tepat pula.

Bangsa Indonesia yang tengah menghadapi gejolak dan tantangan krisis

moral, sangat membutuhkan model pendidikan karakter yang secara

konseptual benar-benar dapat diterapkan untuk memperbaiki dan

menumbuhkan moral (Suparlan, 2015:6). Karena karakter merupakan suatu

pondasi bangsa yang sangat penting dan perlu untuk ditanamkan sejak dini.

Sebab maju-mundurnya, aman-bobroknya suatu bangsa atau negara

tergantung kepada karakter anak muda sebagai generasi penerus. Karakter

bangsa merupakan aspek penting dari kualitas sumber daya manusia karena

kualitas karakter bangsa menentukan kemajuan suatu bangsa (Muslich,

2011:35). Sejak jaman dulu telah banyak langkah yang dilakukan dalam

rangka pendidikan karakter, namun belum menjadi fokus utama pendidikan.

Padahal karakter merupakan aspek yang sangat penting bagi kesuksesan

manusia dimasa yang akan datang, sehingga pengembangan karakter

diharapkan menjadi orientasi utama di lembaga sekolah. Artinya pendidikan

karakter tidak hanya sekedar wacana dan konsep yang bagus namun dapat

3

diimplemantasikan dalam proses pendidikan di sekolah. Tentunya tidak

terlepas dari dukungan orang tua siswa dan pihak berkompeten dalam dunia

pendidikan. Pendidikan karakter disebutkan sebagai pendidikan nilai,

pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, dan pendidikan watak (Amirulloh,

2015:11), yang bertujuan mengembangkan kemampuan peserta didik untuk

memberikan keputusan baik buruk, memelihara yang baik dan mewujudkan

kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati. Adanya

penanaman nilai-nilai tersebut diharapkan mampu menghadapi globalisasi

yang terjadi saat ini dan yang akan datang.

Pembentukan karakter sampai saat ini telah melalui proses yang tiada

henti. Karakter dijadikan komponen yang sangat penting bagi seseorang agar

dapat mencapai tujuan hidup dengan baik, sehingga karakter memegang

peran penting dalam menentukan sikap dan perilaku seseorang. Membentuk

karakter memang tidak semudah membalikkan telapak tangan, butuh waktu

yang lama dan energi yang tidak sedikit untuk mewujudkannya. Karakter

yang telah terbentuk akan sulit diubah, maka akan lebih baik membentuknya

sejak dini. Akan tetapi tidak ada istilah terlambat dalam upaya pembentukan

karakter, kita tetap perlu membina dan mengembangkannya secara bertahap,

bertingkat dan berkelanjutan.

Dalam upaya pembentukan karakter perlu adanya keterlibatan semua

pihak, mulai dari keluarga, masyarakat dan lembaga pendidikan. Terkait

dengan pembentukan karakter di era global ini, lembaga pendidikan telah

menyediakan suatu lembaga formal yang ikut bertanggung jawab dalam

4

pembentukan karakter yaitu gerakan pramuka yang turut membantu tugas

pendidikan informal. Gerakan pramuka merupakan salah satu wadah bagi

para remaja untuk mengembangkan potensi diri, terutama mengembangkan

kepemimpinan yang terdapat dalam dirinya, sehingga nantinya para remaja

atau pemuda bisa menjadi generasi penerus bangsa yang berkualitas. Oleh

karena itu para remaja bukan hanya menguasai sebuah ilmu dan teknologi

akan tetapi harus juga dipersiapkan menjadi seorang pemimpin yang cerdas,

terampil, disiplin, berani, dan tangguh.

Gerakan pramuka merupakan salah satu wadah dan usaha untuk

pembinaan karakter generasi muda dengan menggunakan pendidikan

kepramukaan yang pelaksanaannya disesuaikan dengan keadaan,

kepentingan, dan perkembangan masyarakat. Terkait pembentukan karakter

hal yang harus diperhatikan dikembangkan pramuka dapat membangun

akhlak anak bangsa yang baik, berbudi pekerti, berpikir positif, tangguh,

percaya diri, disiplin, tanggungjawab, kebersamaan hingga kemandirian.

Pada saat ini di sekolah dasar, menengah pertama, menengah atas,

maupun di perguruan tinggi hampir seluruhnya mempunyai organisasi

ekstrakulikuler gerakan pramuka dengan tingkatan masing-masing. Perguruan

tinggi khususnya di IAIN Salatiga telah ada organisasi pramuka dengan nama

Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi. Latar belakang adanya organisasi

pramuka di IAIN Salatiga tidak lain untuk membentuk karakter mahasiswa.

Pendidikan pramuka merupakan hal terpenting dalam membentuk karakter

bukanlah berarti bahwa pendidikan yang lainnya tidak penting. Pendidikan

5

kepramukaan melatih peserta didiknya untuk menjadi generasi penerus yang

mandiri, memiliki disiplin tinggi, budi pekerti luhur, mampu membangun

masyarakat serta berguna bagi bangsa dan negara.

Nilai-nilai kepramukaan bersumber dari satya pramuka dan dasadarma

pramuka. Satya pramuka merupakan kode kehormatan bagi setiap anggota

pramuka yang menunjukkan nilai ketuhanan, sikap nasionalisme dan

solidaritas. Dasadarma pramuka merupakan kode moral, janji dan komitmen

diri yang wajib diamalkan oleh setiap anggota pramuka agar memiliki

kepribadian baik. Sementara itu kecakapan dan keterampilan diajarkan dalam

kegiatan kepramukaan agar nantinya dapat berguna ketika hidup di

masyarakat. Salah satu isi dasadarma yang menarik untuk diteliti dalam upaya

pembentukan karakter adalah dasadarma butir kedelapan: disiplin, berani dan

setia.

Berdasarkan latar belakang tersebut perlu dilakukan penelitian tentang

“PENERAPAN DASADARMA PRAMUKA BUTIR KE DELAPAN

DALAM MEMBENTUK KARAKTER MAHASISWA MELALUI

PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN (Studi Pada UKM Pramuka Racana

Kusuma Dilaga – Woro Srikandhi IAIN Salatiga)”

6

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang peneliti kemukakan sebelumnya, maka

dapat diambil beberapa pokok masalah yang sangat menarik untuk dikaji

lebih lanjut, diantaranya:

1. Apa yang dimaksud dengan karakter?

2. Apa kandungan dasadarma butir ke delapan?

3. Bagaimana penerapan Dasadarma butir ke delapan dalam pembentukan

karakter mahasiswa?

C. Tujuan Penelitian

Dengan adanya fokus penelitian di atas, maka tujuan dari diadakannya

penelitian ini adalah:

1. Mengetahui yang dimaksud dengan karakter;

2. Mengetahui kandungan dasadarma butir ke delapan;

3. Mengetahui pelaksanaan penerapan Dasadarma butir ke delapan dalam

pembentukan karakter mahasiswa.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan kontribusi informasi

yang jelas mengenai penerapan Dasadarma butir ke delapan (disiplin, berani,

dan setia) dalam pembentukan karakter mahasiswa. Penerapan tersebut dapat

memberikan manfaat yang baik secara teoritis maupun praktis.

7

Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan

pemikiran atau gagasan yang berguna untuk meningkatkan pengetahuan dan

pengembangan ilmu pendidikan, khususnya dalam pembentukan karakter

mahasiswa dan umumnya bagi orang banyak.

Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan

baru bagi penulis yang belum dimengerti sebelumnya dan sebagai media

pembelajaran untuk mengembangkan diri kearah yang lebih baik lagi. Selain

bagi penulis, penelitian ini juga ditujukan untuk anggota Racana Kusuma

Dilaga-Woro Srikandhi agar mengetahui bahwa pembentukan karakter dapat

dilakukan melalui penerapan dasadarma, dan bagi orang secara umum

penelitian ini memberikan pengetahuan bahwa banyak sekali manfaat yang

dapat diperoleh dari penerapan Dasadarma, salah satunya adalah dalam

pembentukan karakter.

E. Penegasan Istilah

1. Pengertian Dasadarma

Dasadarma merupakan ketentuan moral pramuka atau watak pramuka.

Dasadarma itu berarti sepuluh tuntunan tingkah laku bagi pramuka Indonesia

yang berisi penjabaran Pancasila, agar para pramuka dapat mengerti,

menghayati, dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

2. Pengertian Karakter disiplin, berani, dan setia

Karakter adalah jawaban mutlak untuk menciptakan kehidupan yang

lebih baik didalam masyarakat. Diantara karakter yang ada yaitu disiplin,

8

berani, dan setia. Disiplin yaitu tindakan yang menunjukkan perilaku tertib

dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan (Amirulloh, 2015:644).

Berani merupakan sikap pantang menyerah. Salah satu sifat yang

dikaruniakan oleh Allah SWT kepada setiap manusia, meskipun dalam

hatinya merasa takut namun tetap maju meskipun rasa takut menyelimutinya.

meski pertama mengalami kegagalan ia akan selalu memikirkan bagaimana

kegagalan tersebut tidak terulang untuk yang kesekian kalinya. Setia menurut

Kamus Besar Bahasa Indonesia setia mempunyai arti berpegang teguh (pada

janji, pendirian, dan sebagainya).

3. Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi

Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi merupakan salah satu Unit

Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang bergerak dalam bidang kepramukaan

sebagai wadah bagi mahasiswa yang senang dalam mengikuti kegiatan

kepramukaan. Dalam kegiatan racana berorientasi pada kegiatan yang dapat

membantu dalam menyelesaikan perkuliahan sebagai seorang mahasiswa

dengan menggunakan sistem bina diri, bina satuan dan bina masyarakat.

Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi berpangkalan di IAIN Salatiga dan

meiliki nomer Gugus Depan 02.237-02.238 dan beralamatkan di PKM 2

lantai 1.

9

F. Metode Penelitian

Metode adalah pengetahuan tentang cara kerja atau berbagai cara.

Sedangkan penelitian adalah suatu cara yang dilakukan untuk mengetahui

pengetahuan melalui metode-metode ilmiyah. Ketepatan dalam menggunakan

metode adalah syarat utama untuk menuju keberhasilan suatu penelitian. Ada

beberapa hal yang perlu dipaparkan berkaitan dengan metode penelitian, yang

pertama berupa pendekatan dan rancangan penelitian. Pendekatan dan

rancangan penelitian yang peneliti gunakan berupa deskriptif analisis,

sehingga metode yang digunakan adalan metode kualitatif agar dapat

mengetahui bagaimana penerapan dasadarma dalam pembentukan karakter

mahasiswa di Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi IAIN Salatiga. Hal

yang kedua berupa metode pengumpulan data, adapun metode pengumpulan

data yang digunakan sebagai berikut:

1. Metode Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui

suatu pengamatan, dengan disertai pencatatan-pencatatan terhadap keadaan

atau perilaku objek sasaran (Fathoni, 2011:104). Untuk melakukan observasi

peneliti mengamati langsung situasi Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi

IAIN Salatiga. Berdasarkan dari pendapat di atas peneliti menggunakan

teknik observasi langsung terhadap pengurus dan anggota Racana Kusuma

Dilaga-Woro Srikandhi IAIN Salatiga guna untuk mengumpulkan data yang

dibutuhkan.

10

2. Metode Wawancara/interview

Wawancara adalah teknik pengumpulan data melalui proses tanya

jawab lisan yang berlangsung satu arah, artinya pertanyaan datang dari pihak

yang mewawancarai dan jawaban diberikan oleh yang diwawancara (Fathoni,

2011:105). Pendapat lain mengatakan bahwa wawancara adalah cara

menjaring informasi atau data melalui interaksi verbal/lisan (Suwartono,

2014:48).

Teknik pengumpulan data melalui wawancara dilakukan terstruktur,

terbuka, dan langsung kepada pengurus dan anggota Racana Kusuma Dilaga-

Woro Srikandhi. Terstruktur artinya peneliti menggunakan pedoman

wawancara yang sudah disusun sesuai dengan bangunan teori yang ada.

Terbuka artinya informan dapat memberikan penjelasan sesuai dengan situasi

dan kondisi yang dimiliki. Langsung artinya peneliti melakukan wawancara

secara langsung dengan informan.

3. Metode Dokumentasi

Teknik dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel

yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen

rapat, lengger, agenda, dan sebagainya (Arikunto, 2010:274). Metode

dokumentasi ini digunakan untuk pengumpulan data seperti foto-foto

mengenai Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi, sejarah berdirinya, profil,

dan visi misi Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi.

11

G. Sistematika Penulisan

Sistematika bertujuan untuk memperjelas gambaran umum tentang

skripsi ini yang terdiri dari tiga bagian yaitu bagian awal, bagian inti dan

bagian akhir. Bagian awal berisikan halaman sampul, lembar berlogo,

halaman judul, lembar persetujuan, pernyataan keaslian tulisan, motto dan

persembahan, abstrak, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel serta daftar

lampiran.

Bagian inti terdiri dari lima bab. Bab pertama yaitu pendahuluan yang

berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, fokus penelitian,

tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah, metode penelitian,

serta sistematika penulisan, bab kedua landasan teori yang berisi pembahasan

tentang teori mengenai judul penelitian, yaitu mengenai pembentukan

karakter dari penerapan dasadarma butir ke delapan pada Unit Kegiatan

Mahasiswa (UKM) Pramuka Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi IAIN

Salatiga, bab ketiga paparan data dan temuan penelitian yang berisi tentang

gambaran lokasi dan objek penelitian, di dalamnya meliputi sejarah

berdirinya, Visi dan Misi, struktur organisasi UKM Pramuka Racana Kusuma

Dilaga-Woro Srikandhi, penyajian data penelitian yang meliputi data nama

responden dan data hasil penelitian, bab keempat pembahasan hasil penelitian

yang berisi tentang analisis diskriptif dan pembahasan hasil penelitian, dan

yang terakhir bab kelima penutup yang berisi tentang kesimpulan hasil

penelitian dan saran.

12

Bagian akhir skripsi memuat daftar pustaka, lampiran-lampiran, dan

daftar riwayat hidup. Pada penelitian ini data yang dilampirkan berupa

ringkasan pengumpulan data yang meliputi transkrip wawancara, hasil

dokumentasi selama penelitian dan dokumen lainnya yang relevan.

13

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Dasadarma Butir ke Delapan (Disiplin, Berani, dan Setia)

Berdasarkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan

Pramuka, dasadarma dapat diartikan sebagai ketentuan moral bagi anggota

gerakan pramuka golongan penggalang, penegak, pandega, dan anggota

dewasa. Pada dasarnya dasadarma merupakan aturan yang perlu dipatuhi dan

diterapkan oleh anggota pramuka dalam kehidupan, dalam hal ini sebagai

dasar pembentukan karakter bagi anggota pramuka. Menurut Ilyas dan Qoni

(2012:23), dasadarma adalah alat pendidikan mandiri yang progresif untuk

membina dan mengembangkan akhlak mulia.

Dasadarma merupakan kode kehormatan pramuka dalam bentuk

ketentuan moral. Secara bahasa dasadarma dapat diartikan sebagai sepuluh

kewajiban, aturan dan kebajikan. Dalam buku Kursus Pembina Pramuka

Mahir Tingkat Dasar (2016:40) dasadarma diartikan sebagai alat proses

pendidikan diri yang progresif untuk mengembangkan budi pekerti luhur dan

juga landasan gerak gerakan pramuka untuk mencapai tujuan pendidikan

melalui kepramukaan yang kegiatannya mendorong pramuka manunggal

dengan masyarakat, bersikap demokratis, saling menghormati, memiliki rasa

kebersamaan dan gotong royong.

14

Kode kehormatan itu merupakan suatu norma atau nilai-nilai luhur

dalam kehidupan para anggota gerakan pramuka yang merupakan ukuran

tingkah laku anggota gerakan pramuka. Apabila seseorang yang telah

mengikuti pendidikan kepramukaan dan mereka merealisasikan di dalam

kehidupan sehari-hari sesuai kode kehormatan pramuka maka orang tersebut

akan memiliki karakter yang baik dalam diri mereka masing-masing,

misalnya mereka menjadi disiplin, berani terhadap apa yang mereka kerjakan,

cinta alam dan kasih sayang sesama manusia yang jika kita lihat diera

sekarang sudah semakin memprihatinkan, memiliki kesadaran tentang

kejujuran disetiap keadaan, dan masih banyak lagi pendidikan karakter yang

bisa didapatkan dari gerakan pramuka jika para pemudanya bersedia untuk

menerapkan yang telah mereka dapatkan dari pramuka kedalam kehidupan

mereka sehari-hari.

Pramuka sebagai salah satu kegiatan ekstrakurikuler di lingkungan

pendidikan sangat relevan dengan pendidikan karakter terbukti dengan

kesamaan nilai-nilai pendidikan karakter dengan nilai-nilai dasadarma. Upaya

menanamkan dan membentuk karakter, pramuka menggunakan kode

kehormatan. Kode kehormatan mempunyai makna suatu norma yang menjadi

ukuran kesadaran mengenai akhlak yang tersimpan dalam hati yang

menyadari harga dirinya, serta menjadi standar tingkah laku pramuka di

masyarakat. Ketentuan moral yang disebut dasadarma untuk anggota pramuka

tingkatan penggalang, penegak, pandega dan anggota dewasa menurut Ilyas

dan Qoni (2012:33) selengkapnya dijelaskan sebagai berikut; pertama, taqwa

15

kepada Tuhan Yang Maha Esa yang berarti mengerjakan yang utama dan

meninggalkan yang tercela sesuai dengan petunjuk dan perintah Tuhan Yang

Maha Esa. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang berketuhanan, oleh karena

itu, acuan bagi bangsa Indonesia dalam menjalankan kehidupan berbangsa

aturan Tuhan Yang Maha Esa. Darma ini merupakan perwujudan Pancasila

sila pertama; kedua, cinta alam dan kasih sayang sesama manusia. Tuhan

Yang Maha Esa menciptakan alam dan seisinya, termasuk manusia. Maka

sudah menjadi sebuah keharusan bagi pramuka untuk melimpahkan cinta

kasihnya kepada alam sekitar dan menjaga kelestariannya. Hal ini bertujuan

agar alam sekitar dapat terus memberikan manfaat secara berkelanjutan

sampai dengan generasi berikutnya. Cinta kasih sesama manusia memberikan

pemahaman agar pramuka memiliki satu kesatuan dengan sesama,tidak

membeda-bedakan antara manusia satu dengan yang lain dalam koridor

ketentuan moral yang ada. Darma ini merupakan perwujudan pancasila sila

kedua; ketiga, patriot yang sopan dan kesatria. Sebagai warga negara, maka

pramuka adalah putra terbaik bangsa yang siap dan setia membela tanah

airnya.

Kehalusan dan kesopanan yang ada pada dirinya tidak boleh

menghalangi sikap kesatria yang gagah berani membela bangsa dan negara.

Darma ini merupakan perwujudan pancasila sila ketiga; keempat, patuh dan

suka bermusyawarah, patuh merupakan wujud konsisten terhadap

kesepakatan dan aturan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,

sedangkan bermusyawarah adalah sikap utama seorang demokrat untuk

16

menghormati pendapat orang lain. Orang yang suka bermusyawarah terhindar

dari sikap arogan, otoriter, dan kecenderungan semaunya sendiri. Darma ini

merupakan perwujudan pancasila sila keempat; kelima, rela menolong dan

tabah. Rela menolong merupakan perbuatan yang jauh dari perhitungan

untung rugi. Keikhlasan merupakan kunci dari dasadarma ini, bahwa

menolong sesama harus dilandasi keikhlasan; keenam, rajin, terampil, dan

gembira. Manusia diciptakan dengan kelebihan akal budinya, oleh karena itu

maka sudah menjadi kewajiban bagi manusia untuk mengembangkan dirinya.

Pramuka dituntut untuk rajin belajar dalam proses pengembangan

dirinya. Mengembangkan keterampilan diri agar bisa hidup di atas kaki

sendiri, serta selalu berupaya menjaga kegembiraan dalam aktivitasnya

sebagai wujud syukur atas karunia Tuhan Yang Maha Esa; ketujuh, hemat,

cermat, dan bersahaja. Hemat merupakan wujud ketepatan dalam

menggunakan sesuatu. Cermat adalah ketelitian dan kehati-hatian dalam

menjalankan tugas atau melakukan sesuatu. Sedangkan bersahaja

kesederhanaan dalam menjalani semua aktivitas; kedelapan, disiplin, berani,

dan setia. Disiplin adalah kemampuan diri untuk mengendalikan diri dan

patuh pada ketentuan yang ada. Berani adalah sikap mental untuk bersedia

menghadapi dan mengatasi suatu masalah atau tantangan,sedangkan setia

adalah ketetapan pada satu pendirian atau pilihan; kesembilan,

bertanggungjawab dan dapat dipercaya yang memiliki makna pramuka itu

bertanggung jawab terhadap segala sesuatu yang telah diperbuatnya. Rasa

tanggung jawab tersebut minimbulkan kepercayaan orang lain terhadap

17

pribadi-pribadi dalam pramuka; dan yang kesepuluh, suci dalam pikiran,

perkataan dan perbuatan. Pikiran, perkataan, dan perbuatan yang suci akan

menimbulkan pengertian dan kesadaran menurut siratan jiwa pramuka

sehingga pramuka itu menemukan dirinya sesuai dengan tujuan gerakan

pramuka yang diantaranya menjadi manusia yang berkepribadian dan

berwatak luhur, tinggi mental, moral budi pekerti dan kuat kenyakinan

beragama.

Sepuluh dasadarma yang telah disebutkan sebelumnya peneliti

mengambil satu dasadarma yaitu butir ke delapan yang menjadi fokus

penelitian ini. Dasadarma butir kedelapan ini terdapat tiga nilai karakter yaitu

disiplin, berani, dan setia.

Sekarang ini kata disiplin telah berkembang mengikuti kemajuan ilmu

pengetahuan, sehingga banyak pengertian disiplin yang berbeda antara ahli

yang satu dengan yang lain. Moh Shochib (2000:2) mengemukakan pribadi

yang memiliki dasar-dasar dan mampu mengembangkan kedisiplinan diri

berarti memiliki keteraturan diri berdasarkan acuan nilai moral. Lebih lanjut

dijelaskan bahwa siswa yang mengembangkan kedisiplinan diri memiliki

keteraturan diri berdasarkan nilai agama, nilai budaya, aturan-aturan

pergaulan, pandangan hidup, dan sikap hidup yang bermakna bagi dirinya

sendiri, masyarakat, bangsa, dan negara. Tulus Tu’u (2004:31) menyatakan:

Dalam bahasa Indonesia istilah disiplin kerapkali terkait dan menyatu

dengan istilah tata tertib dan ketertiban. Istilah ketertiban mempunyai

arti kepatuhan seseorang dalam mengikuti peraturan atau tata tertib

karena didorong atau disebabkan oleh sesuatu yang datang dari luar

dirinya. Sebaliknya, istilah disiplin sebagai kepatuhan dan ketaatan

18

yang muncul karena adanya kesadaran dan dorongan dari dalam diri

orang itu.

Sedangkan Cony R. Semiawan (2009:89) mendefinisikan bahwa

disiplin secara luas dapat diartikan sebagai semacam pengaruh yang

dirancang untuk membantu anak agar mampu menghadapi tuntutan dari

lingkungan. Disiplin mempunyai empat unsur pokok; pertama, peraturan

sebagai pedoman perilaku; kedua, konsistensi dalam peraturan; ketiga,

hukuman untuk pelanggaran peraturan. Sementara yang keempat,

penghargaan untuk perilaku yang baik yang sejalan dengan peraturan yang

berlaku.Salah satu definisi disiplin adalah melatih melalui pengajaran atau

pelatihan.

Berdasarkan dari beberapa definisi yang telah disebutkan sebelumnya

dapat diketahui disiplin merupakan sebuah sikap yang terikat akan aturan

yang dijalankan dengan kesadaran, dimana dalam menjalankan aturan itu

merupakan wujud mempelajari tanggung jawab untuk menyesuaikan diri agar

memberikan pengalaman yang mengandung moral. Dapat dikatakan pula

bahwa disiplin adalah alat untuk menciptakan perilaku dan tata tertib manusia

sebagai pribadi yang baik, disiplin adalah suatu keadaan dimana sesuatu itu

berada dalam keadaan tertib, teratur dan semestinya, serta ada suatu

pelanggaran-pelanggaran baik secara langsung maupun tidak langsung.

Disiplin pada hakikatnya akan tumbuh dan terpancar dari hasil kesadaran

manusia. Sebaliknya, disiplin yang tidak bersumber dari kesadaran hati nurani

akan menghasilkan disiplin yang lemah dan tidak akan bertahan lama.

19

Berdasarkan beberapa pengertian yang telah disebut sebelumnya dapat

kita ketahui bahwa hakikat dari nilai disiplin ialah perilaku individu yang

menunjukkan pada ketaatan pada sebuah aturan tertentu dan apabila

melanggarnya akan dikenakan sanksi yang berlaku. Berikut beberapa

indikator disiplin dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 2.1

Indikator disiplin

NO. Indikator

1. Berusaha mentaati aturan

2. Berusaha melakukan segala sesuatu tepat waktu

3. Selalu berusaha tanggungjawab dalam kerja

Nilai karakter dalam dasadarma butir kedelapan yang kedua yaitu

berani. Berani atau keberanian merupakan sebagai salah satu butir karakter

mempunyai definisi yang mendorong pada kebesaran jiwa, sifat-sifat luhur,

rela berkorban, dan memberikan sesuatu yang paling dicintainya

(Sugihartono, 2007:81). Keberanian memiliki kontribusi besar dalam

pencapaian tujuan pendidikan. Hal itu dapat dikaitkan dengan suatu temuan

bahwa keberanian adalah kekuatan emosional yang mencakup kemauan yang

kuat untuk mencapai tujuan di tengah-tengah tantangan yang dihadapi dari

dalam maupun dari luar (Zulkifli, 2005:37). Pernyataan senada juga

diungkapkan oleh Indra Munawar (2010) yaitu keberanian adalah suatu sikap

untuk berbuat sesuatu dengan tidak terlalu merisaukan kemungkinan-

kemungkinan buruk. Ada beberapa ciri-ciri keberanian menurut Indra

20

Munawar antara lain adanya tekad, percaya diri, konsistensi, dan optimisme.

Keberanian merupakan suatu kualitas karakter yang mesti dipupuk dalam diri

seseorang.

Berdasarka dari beberapa pendapat yang disampaikan oleh beberapa

ahli tersebut tentang keberanian maka dapat disimpulkan bahwa keberanian

adalah sikap untuk melakukan sesuatu tanpa memperdulikan kemungkinan

akibat buruk meskipun harus menghadapi bahaya, kesulitan, kesakitan dan

lain-lain. Dari uraian tersebut, beberapa indikator berani dapat dilihat dalam

tabel berikut:

Tabel 2.2

Indikator Berani

NO. Indikator

1. Tidak mudah merasa minder dan takut

2. Berani mengungkapkan sanggahan, kritikan, dan saran ketika

diskusi

3. Berani menghadapi suatu permasalahan dan mampu

menyelesaikannya

Nilai karakter dalam dasadarma ke delapan yang ketiga adalah setia.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesiaa setia diartikan berpegang teguh

pada janji, pendirian, patuh, taat dan sebagainya. Setia adalah suatu perbuatan

atau perasaan yang dilakukan atau dikendalikan oleh pikiran emosional

seseorang dengan melihat dan merasakan suatu kejadian yang berhubungan

dengan kehidupan pribadi maupun kelompok. Setia dalam kehidupan pribadi

adalah suatu bentuk tanggungjawab yang harus dijalankan karena

kepentingan diri sendiri, konsekuensi dari apa yang diperbuat, dilakukan dan

21

dihasilkan. Setia dalam kehidupan kelompok, sama halnya dalam kehidupan

pribadi akan tetapi lebih bersifat temporer.

Setia atau kesetiaan dua kata yang hampir mempunyai kesamaan

makna, yaitu mengabdikan keyakinan hati terhadap orang lain yang membuat

diri kita merasa aman dan terlindungi, yang membuat kita jadi bahagia, yang

membuat kita bisa bertahan hidup dan bisa mengatasi segala permasalahan

hidup kita, itulah setia yang hanya bisa dimiliki oleh orang-orang yang

berhati tulus dan konsekuen. Setia memiliki banyak makna, seperti loyal,

patuh, ketaatan, disiplin.

Dapat disimpulkan kesetiaan adalah suatu sikap yang berpegang teguh

pada komitmen awal walaupun ada pilihan lebih baik. Tidak jauh dari bisa

dipercaya, peduli, pengertian mampu menjaga dan melindungi, jujur,

termasuk menepati janji dan bertanggung jawab atas semua sikap dan tingkah

laku secara benar. Kesetiaan dalam sebuah organisasi sangatlah penting, ini

karena kita telah mengambil amanat dan tanggungjawab dalam berorganisasi,

terutama di Racana Kusuma Dilaga Woro Srikandhi. Dari uraian tersebut,

berikut beberapa indikator setia dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 2.3

Indikator setia

NO. Indikator

1. Mampu menjaga nama baik Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi

2. Mampu menepati janji

3. Patuh kepada keputusan pimpinan

22

B. Karakter dan Pembentukannya

Karakter dimaknai sebagai cara berfikir dan berperilaku yang khas tiap

individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup keluarga,

masyarakat, bangsa dan negara (Samani, 2012:41). Karakter berasal dari

Bahasa Yunani yang berarti to mark atau menandai dan memfokuskan

bagaimana menerapkan nilai kebaikan dalam bentuk tindakan nyata atau

tingkah laku seseorang. Karakter juga dapat diartikan sebagai tabiat, yaitu

perangai atau perbuatan yang selalu dilakukan atau kebiasaan. Karakter

adalah mustika hidup yang membedakan manusia dengan binatang (Zubaedi,

2011:1). Karakter diartikan sebagai sifat manusia pada umumnya yang

bergantung pada faktor kehidupannya sendiri. Karakter adalah sifat kejiwaan,

akhlak, budi pekerti yang menjadi ciri khas seorang atau sekelompok orang

(Fitri, 2012:20).

Kata akhlak sendiri berasal dari bahasa arab berupa jamak atau bentuk

ganda dari kata khuluq yang secara etimologis berarti budi pekerti, perangai,

tingkah laku, atau tabiat (Tebba, 2005:65). Akhlak merupakan kelakuan yang

timbul dari hasil perpaduan antara hati nurani, pikiran, perasaan, bawaan, dan

kebiasaan yang menyatu, membentuk suatu kesatuan tindak akhlak yang

dihayati dalam kenyataan hidup keseharian. Dari kelakuan itu lahirlah

perasaan moral yang terdapat dalam diri manusia sebagai fitrah, sehingga ia

mampu membedakan mana yang baik dan mana yang jahat, mana yang

bermanfaat dan mana yang tidak berguna (Daradjat, 1995:10).

23

Sepintas memang kata moral, akhlak, dan karakter secara terminologi

seolah bermakna sama. Namun, jika diselidiki dari makna akarnya

kesemuanya memiliki perbedaan. Moral lebih cenderung pada penyampaian

nilai yang berkembang dan berlaku di suatu masyarakat. Dengan kata lain

moral kurang bersinggungan dengan ranah afektif dan psikomotorik.

Sedangkan akhlak, kriteria benar salah dalam menilai suatu perbuatan

merujuk pada Al-Quran dan Sunah. Telaah lebih lanjut mengenai akhlak

adalah terbentuknya karakter positif dalam perilaku seseorang. Namun dalam

implementasinya akhlak cenderung pada sebuah pengajaran right and wrong

seperti halnya moral. Sedangkan karakter sendiri merupakan sifat yang

mendasar yang ada pada diri manusia. Sering orang juga menyebutnya tabiat

atau perangai. Karakter bisa dikatakan lebih tinggi dari moral, karena karakter

tidak hanya berkaitan tentang benar salah, tetapi juga bagaimana

menanamkan kebiasaan tentang hal baik dalam kehidupan. Jika dikaitkan

dengan pendidikan, maka antara moral, karakter, dan akhlak mempunyai

orientasi yag sama yaitu pembentuk watak.

Karakter adalah kualitas atau kekuatan mental atau moral, akhlak atau

budi pekerti individu yang merupakan kepribadian khusus yang membedakan

dengan individu lain (Hidayatullah, 2009:9). Moral sendiri merupakan

Karakter itu mengenai sesuatu yang ada dalam diri seseorang yang

menyebabkan orang tersebut disifati (Wibowo, 2012:36).

Individu juga memiliki kesadaran untuk berbuat yang terbaik dan

individu juga mampu bertindak sesuai potensi dan kesadarannya tersebut.

24

Dalam hal ini, M. Noor Rohinah (2012:35) menyatakan bahwa karakter erat

kaitannya dengan kepribadian seseorang dimana seseorang bisa disebut orang

yang berkarakter jika tingkah lakunya sesuai dengan kaidah moral. Menurut

Masnur Muslich (2011:71), “karakter juga berkaitan dengan kekuatan moral,

berkonotasi positif, bukan netral”. Jadi orang yang berkarakter adalah orang

yang mempunyai kualitas moral positif.

Berdasarkan beberapa pengertian yang telah disebutkan sebelumnya

dapat diketahui bahwa karakter bersifat memancar dari dalam ke luar.

Artinya, kebiasaan dilakukan bukan atas permintaan atau tekanan dari orang

lain melainkan atas kesadaran dan kemauan sendiri. Dapat digarisbawahi pula

bahwa karakter tidak lain adalah cara berfikir dan berperilaku seseorang. Dua

hal ini tidak dapat dipisahkan dalam diri setiap manusia, artinya jika kita bisa

berfikir tentang kebaikan maka sejatinya kita juga harus mampu melakukan

kebaikan sebagaimana yang kita pikirkan. Tanpa penerapan semacam itu,

maka sesuatu yang kita pikirkan hanyalah menjadi sesuatu tidak ada gunanya

dalam kehidupan. Dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan karakter

adalah kualitas moral seseorang dalam berperilaku atas kesadaran diri sendiri

sehingga menjadi ciri khas individu dan dapat membedakan dirinya dengan

individu lainnya.

Kualitas moral seseorang dalam bertindak sangat dipengaruhi dengan

lingkungan. Kenyataannya setiap individu akan terlibat pertemuan dengan

orang lain di lingkungan mereka berada, peristiwa ini sangat rentan masalah.

Jika masalah muncul bagaimanakah cara menyelesaikannya dengan baik?

25

Jika seorang individu dapat menguasai diri dengan baik, maka dia dapat

menyelesaikan masalah dengan baik pula. Individu yang demikianlah yang

dikatakan berkarakter. Kesimpulannya bahwa pembentukan karakter memang

sangat penting bagi kehidupan manusia.

Pembentukan karakter pada intinya bertujuan membentuk pribadi yang

tangguh, berakhlak mulia, bermoral, toleran, gotong royong dan berjiwa

patriotik. Berkaitan dengan hal tersebut, Kesuma dkk (2011:11) menyatakan

sebagai berikut:

Tujuan pembentukan karakter yaitu memfasilitasi penguatan dan

pengembangan nilai-nilai tertentu sehingga terwujud dalam perilaku

anak,baik ketika proses sekolah maupun setelah lulus sekolah,

mengoreksi perilaku peserta didik yang tidak bersesuaian dengan nilai-

nilai yang dikembangkan sekolah, membangun koreksi yang harmoni

dengan keluarga dan masyarakat dalam memerankan tanggung jawab

pendidikan karakter secara bersama.

Pembentukan karakter yang baik, akan menghasilkan perilaku individu

yang baik pula. Pribadi yang selaras dan seimbang serta dapat

mempertanggung jawabkan semua tindakan yang dilakukan. Tindakan itu

dapat membawa kearah yang lebih baik dan kemajuan.

Terlepas dari tujuan pembentukan karakter, proses seseorang dalam

membentuk karakter pastinya telah melalui proses yang panjang dan terus

menerus. Dalam proses tersebut terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi

sukses tidaknya dalam pembentukan karakter seseorang. Karakter seseorang

diukur dengan apa yang dilakukan berdasarkan tindakan sadarnya. Dengan

demikian, yang harus diperhatikan adalah faktor yang mempengaruhi

26

tindakan sadar tersebut. Karakter tidak akan terbentuk tanpa adanya faktor-

faktor di dalamnya. Secara umum faktor-faktor tersebut terbagi atas dua

kelompok yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal

merupakan kumpulan dari unsur kepribadian atau sifat manusia yang secara

bersamaan mempengaruhi perilaku manusia. Faktor internal tersebut

diantaranya insting biologis, kebutuhan psikologis dan kebutuhan pemikiran.

Insting biologis (dorongan biologis) seperti makan, minum dan hubungan

biologis. Karakter seseorang sangat terlihat dari cara dia memenuhi

kebutuhan atau insting biologis ini, contohnya adalah sifat berlebihan dalam

makan dan minum akan mendorong pelakunya sersifat rakus. Seseorang yang

bisa mengendalikan kebutuhan biologisnya akan memiliki karakter mulia

yang membawanya kepada karakter sederhana.

Selain dari sisi biologis, faktor yang tidak kalah penting adalah dari sisi

psikologi. Psikologi sendiri merupakan ilmu yang mempelajari tingkah laku,

khususnya tingkah laku manusia (Islamuddin, 2012:1). Sebagai faktor

internal, psikologi seseorang merupakan hal utama dalam menentukan

intensitas belajar seseorang (Djamarah, 2011:191), dalam hal ini belajar

mengenali diri sampai karakter terbentuk dengan baik. Kebutuhan

psikologisseperti kebutuhan akan rasa aman, penghargaan, penerimaan dan

aktualisasi diri. Seperti orang yang berlebihan dalam memenuhi rasa aman

akan melahirkan karakter penakut, orang yang berlebihan dalam memenuhi

kebutuhan penghargaan akan melahirkan karakter sombong dan lain-lain.

27

Apabila seseorang mampu mengendalikan kebutuhan psikologisnya, maka

dia akan memiliki karakter rendah hati.

Kebutuhan pemikiran yaitu kumpulan informasi yang membentuk cara

berfikir seseorang seperti mitos dan agama yang masuk ke dalam benak

seseorang akan mempengaruhi cara berfikirnya yang selanjutnya

mempengaruhi karakter dan perilakunya.

Selain faktor internal ada juga faktor eksternal yang merupakan faktor

diluar diri manusia namun secara langsung mempengaruhi perilakunya. Bisa

diartikan faktor ini merupakan lingkungan dimana seseorang itu berada.

Lingkungan merupakan bagian dari kehidupan (Djamarah, 2011:176). Faktor

eksternal paling utama yaitu lingkungan keluarga. Keluarga merupakan media

untuk berkomunikasi yang akan mengantarkan dalam pembentukan karakter,

Mukti Ali (2017:47) menyatakan:

Keluarga adalah media untuk menyalurkan dan meluapkan aspirasi hati

yang terpendam. Sebagai salah satu sarana untuk kontrol diri, cermin,

inspirasi, motivasi, dan pembentukan pandangan. Untuk itu komunikasi

dalam keluarga harus terjalin dengan baik dan terbuka untuk

pencapaian karakter dalam pertumbuhan menjadi seseorang.

Nilai-nilai yang berkembang dalam keluarga, kecenderungan-

kecenderungan umum serta pola sikap kedua orang tua terhadap anak akan

sangat mempengaruhi perilaku dalam semua tahap pertumbuhan seseorang.

Orang tua yang bersikap demokratis dan menghargai anaknya secara baik,

akan mendorong anak itu bersikap hormat pada orang lain. Sikap demokratis

dalam keluarga ditandai oleh adanya peraturan dan kebebasan, sehingga

setiap anak akan mengetahui bahwa setiap tindakan mengandung konsekuensi

28

(Mukti Ali, 2017:50). Sikap otoritatif yang berlebihan akan menyebabkan

anak menjadi minder dan tidak percaya diri.

Selain lingkungan keluarga, lingkungan sosial juga merupakan faktor

eksternal dalam pembentukan karakter. Nilai-nilai yang berkembang dalam

masyarakat dan membentuk pola sistem sosial, ekonomi, dan politiknya serta

mengarahkan perilaku umum mereka, kemudian kita sebut dengan budaya.

Anak yang tumbuh di tengah lingkungan masyarakat yang menghargai nilai

waktu, biasanya akan menjadi disiplin. Persaingan yang membudaya dalam

suatu masyarakat akan mendorong anggota-anggotanya bersifat ambisius dan

mungkin sulit mencintai orang lain.

Faktor eksternal yang terakhir yaitu lingkungan pendidikan. Institusi

pendidikan normal yang sekarang mengambil begitu banyak waktu

pertumbuhan setiap orang, dan institusi pendidikan informal seperti media

massa dan masjid, akan mempengaruhi perilaku seseorang sesuai dengan

nilai-nilai dan kecenderungan-kecenderungan yang berkembang dalam

lingkungan tersebut. Orientasi pada sistematika dan akurasi pada pendidikan

formal membuat orang bersikap hati-hati, teratur, dan jujur. Sementara nilai-

nilai konsumerisme yang berkembang lewat media massa yang telah menjadi

corong industri membuat orang menjadi konsumtif dan hedonis.

Pendapat lain menyatakan perkembangan karakter setiap individu

dipengaruhi oleh faktor bawaan dan faktor lingkungan (Zubaedi, 2011:109).

Kedua faktor ini pembentukan karakter dimulai. Faktor bawaan erat

kaitannya dengan masing-masing individu dalam pembentukan karakternya

29

karena setiap manusia memiliki potensi bawaan dari lahir termasuk potensi

yang berkaitan dengan karakter. Sedangkan faktor lingkungan berkaitan

dengan nilai-nilai yang akan tertanam dalam diri seseorang baik di

lingkungan keluarga, sekolah, maupun lingkungan yang lebih luas sehingga

mempengaruhi seseorang.

Untuk membentuk karakter juga diperlukan syarat-syarat mendasar bagi

terbentuknya karakter yang baik. Berkaitan dengan hal tersebut, Megawangi

(dalam Zubaedi, 2011:111) menyatakan sebagai berikut.

Syarat pembentukan karakter yang harus dipenuhi yaitu, maternal

bonding, rasa aman, dan stimulasi fisik dan mental. Maternal bonding

merupakan dasar penting dalam pembentukan karakter anak karena

aspek ini berperan dalam pembentukan kepercayaan orang lain pada

anak. Kebutuhan rasa aman yaitu kebutuhan anak dalam lingkungan

yang stabil dan aman.

Kebutuhan ini sangat penting bagi pembentukan karakter anak karena

lingkungan yang berubah-ubah akan membahayakan perkembangan emosi

anak yang akan berpengaruh pada perkembangan karakter anak. Kebutuhan

stimulasi fisik dan mental juga merupakan aspek penting dalam pembentukan

karakter.

Melihat faktor-faktor yang telah disebutkan, telah jelas sekali bahwa

memang dalam sebuah karakter tidak dapat tumbuh begitu saja, ada banyak

faktor yang melatarbelakangi adanya pembentukan karakter tersebut. Faktor

internal yakni yang berasal dari diri sendiri, misalnya cara makan, cara

berfikir, dan lain-lain. Faktor yang tidak kalah pentingnya yaitu faktor

keluarga, faktor tambahan yang ikut membantu sebuah karakter anak

terbentuk. Pada intinya karakter terbentuk berawal dari dalam diri masing-

30

masing individu, yang selanjutnya dipengaruhi banyak faktor eksternal yang

berada di sekitarnya.

Dengan adanya faktor-faktor tersebut yang telah disebutkan, proses

pembentukan karakter dilihat sebagai usaha sadar seseorang secara sadar,

bukan usaha yang sifatnya terjadi secara kebetulan. Atas dasar ini

pembentukan karakter merupakan usaha yang dilakukan secara sungguh-

sungguh untuk memupuk nilai-nilai etika pada diri seorang individu. Upaya

untuk mengimplementasikan pembentukan karakter perlu dilakukan dengan

pendekatan yang holistis, yaitu mengintegrasikan pembentukan karakter ke

dalam setiap sektor kehidupan, salah satunya di lingkungan pendidikan

dengan adanya pendidikan ekstra. Banyak sekali pendidikian ekstra yang ada

di lingkungan pendidikan salah satunya pramuka sebagai tempat

pembentukan karakter yang berupaya memanfaatkan dan memberdayakan

semua yang ada untuk membentuk, memperbaiki, menguatkan dan

menyempurnakan karakter seseorang.

Muchlas Samani dan Hariyanto (2013) menyatakan bahwa

pengembangan karakter terbagi dalam empat pilar; pertama, kegiatan

pembelajaran di kelas, terintegrasi ke dalam KBM pada setiap mata pelajaran;

kedua, kegiatan keseharian dalam bentuk budaya sekolah (school culture),

dengan pembiasaan pada peserta didik; ketiga, kegiatan kokurikuler dan atau

ekstra kurikuler, seperti pramuka, olahraga, dan sebagainya; sedangkan yang

keempat, kegiatan keseharian di rumah dan di masyarakat, dengan

menerapkan pembiasaan yang dilakukan di sekolah. Pastinya dari keempat

31

pilar tersebut perlu adanya keterkaitan satu sama lain agar pembentukan

karakter dapat maksimal.

Karena penelitian ini fokus pada pembentukan karakter melalui

pramuka di Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi pangkalan IAIN Salatiga

maka tentunya pembentukannya juga sangat terkait dengan manajemen di

dalamnya. Manajemen ini tentunya merupakan bagian dari pembentukan

karakter yang direncanakan, dilaksanakan dan dikendalikan dalam kegiatan-

kegiatan yang telah disusun sebelumnya. Setiap kegiatan yang dilakukan

mengandung dan mendorong setiap anggotanya dalam menghayati nilai-nilai

dalam kode kehormatan pramuka yang berlandaskan pancasila. Muchlas

Samani menyebutkan pusat kurikulum telah mengidentifikasi sejumlah nilai

pembentuk karakter yang merupakan hasil kajian empirik. Nilai-nilai yang

bersumber dari agama, pancasila, budaya, dan tujuan pendidikan nasional

tersebut adalah: (1) Religius, (2) Jujur, (3) Toleransi, (4) Disiplin, (5) Kerja

Keras, (6) Kreatif, (7) Mandiri, (8) Demokratis, (9) Rasa Ingin Tahu, (10)

Semangat Kebangsaan, (11) Cinta Tanah Air, (12) Menghargai Prestasi, (13)

Bersahabat/Komunikatif, (14) Cinta Damai, (15) Gemar Membaca, (16)

Peduli Lingkungan, (17) Peduli Sosial, dan (18) Tanggung Jawab. Nilai-nilai

ini sesuai dengan karakter bangsa Indonesia yang memiliki masyarakat

majemuk.

Karakter yang telah terbentuk akan sulit untuk dirubah, akan tetapi

tidak ada istilah terlambat dalam upaya pembentukan maupun mengubah

karakter, kita tetap perlu membina dan mengembangkannya secara bertahap,

32

bertingkat dan berkelanjutan. Dalam hal ini, M. Noor Rohinah (2012:41)

menyatakan ada tiga langkah dalam mengubah karakter seseorang yaitu terapi

kognitif, terapi mental dan perbaikan fisik. Terapi kognitif merupakan cara

paling efektif untuk memperbaiki karakter dan mengembangkannya adalah

dengan memperbaiki cara berfikir. Terapi mental merupakan warna perasaan

kita adalah cerminan bagi tindakan kita. Tindakan yang harmonis akan

mengukir lahir dari warna perasaan yang kuat dan harmonis. Perbaikan fisik

sebagaimana yang dikatakan ahli kesehatan, dasar-dasar kesehatan itu tercipta

melalui perpaduan yang baik antara tiga unsur yaitu: gisi makanan yang baik

dan mencukupi kebutuhan, olahraga yang terarur dalam kadar yang cukup,

dan istirahat yang cukup dan memenuhi kebutuhan relaksasi tubuh.

C. Pembentukan Karakter Melalui Penerapan Dasadarma

Penjelasan teori-teori pembentukan karakter ternyata dapat ditemukan

pembentukannya dalam pendidikan kepramukaan melalui penerapan

dasadarma yang diaplikasikan dalam kegiatan-kegiatan. Pendidikan

kepramukaan ternyata tidak hanya sebatas materi tentang pengetahuan saja,

akan tetapi juga terdapat pembentukan watak, karakter dan pembentukan

mental dalam kegiatan kepramukaan. Tujuan gerakan pramuka adalah untuk

mendidik dan membina kaum muda agar menjadi manusia yang

berkepribadian, berwatak, berahlak mulia, tinggi kecerdasan dan

ketrampilannya, serta kuat dan sehat jasmaninya sesuai dengan Anggaran

Dasar dan Anggaran Rumah Tangga gerakan pramuka mengenai tujuan

33

kepramukaan. Sedangkan pembentukan karakter dapat diartikan sebagai

upaya-upaya yang dapat dilakukan melalui proses pendidikan dengan

menggunakan metode-metode yang sesuai.

Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa melalui penerapan

dasadarma pembentukan karakter dapat dilakukan, karena dasadarma

mengandung nilai-nilai baik sangat luas cakupannya. Metode-metode yang

digunakan juga sesuai sebagi alat dalam pembentukan karakter seperti metode

berkelompok, pemecahan masalah, sistem among dan metode-metode

lainnya. Jika disimpulkan maka ternyata penerapan dasadarma bisa dijadikan

sebagai alat pembentukan karakter.

34

BAB III

PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi

Berdasarkan dari dokumen yang diperoleh Racana Kusuma Dilaga-

Woro Srikandhi berdiri pada tangal 9 Maret 1988. Pada tanggal 27 September

1996 diadakan rapat untuk pembaharuan nama Racana. Pada waktu itu

munculah nama-nama yang diusulkan seperti Damardjati-Sekar Arum, Sunan

Bayat-Nyi Sunan Bayat, Ki Ageng Pandanaran-Nyai Ageng Pandanaran,

Kusuma Dilaga-Woro Srkandhi, dan Damardjati-Robi’ah Al Adawiyah.

Rapat berikutnya barulah disetujui nama racana yang akan digunakan. Nama

racana yang akan digunakan tersebut adalah Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi

atas usulan kakak Anshori, kakak Hakim H, dan kakak Hamim, dengan

berdasarkan referensi dari buku yang sesuai.

Kusuma Dilaga dan Woro Srikandhi merupakan tokoh pewayangan

dalam cerita Mahabrata. Kusuma Dilaga adalah nama lain dari Werkudoro

atau Bima yang merupakan salah satu dari Pandawa. Dia digambarkan sebagi

laki-laki yang besar, gagah dan kuat. Senjata pusaka Werkudoro adalah

Godho Rujakpolo, sehingga senjata tersebut digunakan sebagai pusaka adat

bagi racana putranya. Woro Srikandhi adalah istri dari Arjuna yang juga

merupakan salah satu dari Pandawa. Senjata yang digunakannya adalah Busur

35

Panah, sehingga pusaka adat bagi racana putri menggunakan busur dan anak

panah.

Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi merupakan salah satu Unit

Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang bergerak dalam bidang kepramukaan

sebagai wadah bagi mahasiswa yang senang dalam mengikuti kegiatan

kepramukaan. Racana adalah wadah bagi anggota pramuka tingkat Pandega,

yaitu tingkatan setelah penegak. Usia anggota Pandega sesuai dengan

Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka adalah 21-

24 tahun atau yang sudah berstatus sebagai mahasiswa. Racana Kusuma

Dilaga-Woro Srikandhi berpangkalan di IAIN Salatiga dan memiliki nomer

Gugus Depan (Gudep) 02.237-02.238.

Racana adalah organisasi kemahasiswaan yang memiliki struktur

pembinaan sampai tingkat nasional, yaitu Kwartir Nasional (KWARNAS).

Racana disini memiliki proses pendidikan yang mana lebih diarahkan kearah

tugas mahasiswa (Tridharma Perguruan Tinggi). Oleh karena itu agar dapat

berjalan dengan baik antara tugas kuliah dan berorganisasi maka perlunya

manajemen waktu dengan baik sehingga semua itu dapat berjalan dengan

beriringan. Sebagai organisasi perlu adanya visi dan misi sebagai acuan

dalam berorganisasi, Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi mempunyai

visi melahirkan kader-kader kepanduan yang profesional dan berintegritas

tinggi dan misi membentuk kepribadian mahasiswa yang berakhlakul karimah

sesuai dengan tri satya dan dasadarma.

36

Untuk membantu tercapainya visi dan misi tersebut, dibentuklah

pasukan khusus dengan nama Brigade Khusus Nagasandhi. Brigade Khusus

ini merupakan satuan khusus yang terdapat di Racana Kusuma Dilaga-Woro

Srikandhi. Brigade Khusus dibentuk untuk menjadi sebuah pasukan inti di

Racana. Pasukan tersebut harus dapat menjadi pasukan yang siaga untuk

keperluan racana. Jadi Brigade Khusus merupakan bagian dari Racana

Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi.

Mengutip dari arsip Brigade Khusus Nagasandhi, pada tahun 1993

terbesit dari seorang pemikir untuk menciptakan sebuah pasukan yang elite.

Dari situ diadakanlah penelitian guna menciptakan pasukan tersebut. Setelah

memperoleh data yang cukup, maka diadakanlah rapat untuk membentuk

pasukan khusus di Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi. Rapat tersebut

munculah nama-nama seperti Pasukan Khusus (PASSUS), Pasukan Inti

(PATI) dan Brigade Khusus (BRIGSUS). Dengan pertimbangan yang matang

maka disepakatilah pasukan tersebut dengan nama Brigade Khusus

(BRIGSUS).

Pada tanggal 16-17 November 1994 diadakan Pembrivetan dan

Pelantikan (VETTIK) yang pertama kali sehingga pada tanggal 17 November

1994 dijadikan hari lahirnya Brigade Khusus Racana Kusuma Dilaga-Woro

Srikandhi (BRIGSUS Nagasandhi). Pembrivetan merupakan pengukuhan

untuk menjadi anggota Brigade Khusus. Dalam pelaksanaanya Brigade

Khusus menggunakan sistem komando dan dipimpin oleh seorang komandan

dan diberi kekuasaan untuk mengelola corpsnya secara independen. Untuk

37

dapat menjadi anggota Brigade Khusus harus melewati seleksi dan

pendidikan terlebih dahulu. Dalam brigsus terdapat 3 jurusan yaitu

Pertolongan Pertama (PP), Peraturan Baris Berbaris (PBB) dan Search and

Rescue (SAR).

Dalam kepramukaan terdapat banyak sekali kegiatan. Pada prinsipnya

semua kegiatan yang sesuai dengan prinsip dasar kepramukaan dan metode

kepramukaan adalah kegiatan kepramukaan, akan tetapi terdapat kegiatan-

kegiatan yang biasa bahkan rutin dilakukan dalam kepramukaan. Kegiatan itu

bervariasi jenisnya (Ilyas dan Qoni, 2012:49). Sesuai dengan Anggaran Dasar

dan Anggaran Rumah Tangga Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi

menjelaskan bahwa gerakan pramuka di IAIN Salatiga sebagai wadah untuk

berlatih serta pengembangan diri, baik dibidang kepramukaan, mental,

spiritual, maupun dibidang lainnya yang dapat digunakan sebagai bekal

dalam kehidupan masyarakat dan bangsa. Adapun aplikasinya menggunakan

sistem bina diri, bina satuan dan bina masyarakat.

Sebagai sebuah organisasi yang aktif, Racana Kusuma Dilaga-Woro

Srikandhi memiliki progam kerja yang sudah disusun untuk dilaksanakan.

Progam kerja itu disusun ketika awal kepengurusan dan akan dilaporkan

sebagai laporan pertanggung jawaban ketika di akhir kepengurusan nanti.

Progam kerja tersebut disusun mulai dari progam kerja tahunan, progam kerja

bulanan, progam kerja mingguan hingga progam kerja harian. Progam kerja

tahunan seperti rapat kerja, penerimaan anggota baru, latihan gabungan

dengan pangkalan lain, bakti sosial dan laporan pertanggung jawaban.

38

Progam kerja bulanan seperti safari Racana, rapat bulanan, donor darah dan

lain sebagainya. Progam kerja mingguan seperti latihan rutin, rapat koordinasi

kegiatan, bina SGT (Siaga, Galang, Tegak), ujian SKU dan kegiatan lainnya.

Progam kerja harian seperti piket sanggar, diskusi bersama dan

menyelesaikan tugas-tugas.

Dalam Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi juga terdapat progam

kerja interen dan progam kerja eksteren. Progam kerja interen adalah progam

kerja yang dilaksanakan dalam pangkalan sendiri dan progam kerja eksteren

adalah kegiatan partisipasi keluar pangkalan seperti menghadiri undangan

dari pangkalan lain. Progam kerja tersebut disusun dengan rapi dan dibuat

tabel progam kerja kemudian ditempelkan di dinding agar bisa diketahui

semua anggota Racana. Progam kerja Racana Kusuma Dilaga-Woro

Srikandhi secara garis besar diantaranya Pendidikan dan Pengkaderan,

Pembinaan dan Pengembangan, Keagamaan dan Pengabdian, Umum dan

Partisipasi. Dari setiap program secara garis besar dibagi lagi menjadi

beberapa kegiatan yang mencerminkan setiap program besar tersebut, seperti

PLCPP (Pendidikan dan Latihan Calon Pramuka Pandega), latihan rutin, rapat

kerja, Bina SGT (Siaga, Penggalang, Tegak), kegiatan keagamaan dan

Peringatan Hari Besar Nasional (PHBN).

Pelaksana program kerja Racana Kusuma Dilaga-WoroSrikandhi

tersusun dalam Dewan atau pengurus, berikut adalah daftar nama Dewan

Racana dan Brigade Khusus Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi IAIN Salatiga

periode 2016.

39

Tabel 3.1

Daftar Dewan Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi IAIN Salatiga Tahun

2016

No. Nama Jabatan

1. Dr. Mukti Ali, S.Ag., M. Hum. Pembina 02.237

2. Dra. Astuti Sakdiyah, M.Pd Pembina 02.238

3. Arsyad Bagus Saputra Ketua Racana 02.237

4. Laili Safa’ah Ketua Racana 02.238

5. Ahmad Muhaimin Pemangku Adat 02.237

6. Nur Hidayati Pemanggu Adat 02.238

7. Afif Husein Sekretaris 02.237

8. Rifa’atul Muna Sekretaris 02.238

9. Indri Iswanto Bendahara 02.237

10. Fatikhatus Sakdiyah Bendahara 02.238

11. Luzman Rifqie Operasional I 02.237

12. Edy Setiyawan Operasional II 02.237

13. Diah Ayu Sita Resmi Operasional I 02.238

14. Febri Dwi Fatmawati Operasional II 02.238

15. Saidur Riyadloh Tekpram I 02.237

16. Muhammad Maskuri Tekpram II 02.237

17. Siti Nur Chasanah Tekpram I 02.238

18. Nurul Lailatul Khasanah Tekpram II 02.238

19. Al Mudasir Litbang I 02.237

20. Muhamad Fitriantono Litbang II 02.237

21. Athi’ Lutfia Litbang I 02.238

22. Noviana Diah Riza Litbang II 02.238

23. Irvan Dwi Aprianto Kerumahtanggaan I 02.237

24. Muhammad Anas Shobirin Kerumahtanggaan II 02.237

25. Ovie Varihat El Vithria Kerumahtanggaan I 02.238

26. Zaidatul Aslamiah Kerumahtanggaan II 02.238

Sumber : Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi

40

Tabel 3.2

Daftar Dewan Brigade Khusus Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi IAIN

Salatiga Tahun 2016

No Nama Jabatan

1 Bayu Prasetyo Komandan Brigade Khusus

2 Sofhatun Jamilah Pemangku Adat Brigade Khusus

3 Lu’Luk Suroya Sekretaris Brigade Khusus

4 Metik Fatmasari Bendahara Brigade Khusus

5 Khoirul Alfani Diklat Brigade Khusus I

6 Dyah Puspitasari Diklat Brigade Khusus II

7 Miftahul Falah Logistik Brigade Khusus I

8 Resa Adi Agnesya Logistik Brigade Khusus II

9 Irfan Budi Prasetya Danka PP

10 Muhammad Rafi Naufal Danka Sar

11 Hanif Nurcahya Agustian Danka PBB

Sumber : Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi

B. METODE PENGUMPULAN DATA

Metode merupakan cara untuk mengumpulkan data, dan banyak sekali

metode yang bisa digunakan dalam pengumpulan data sebuah penelitian.

Metode mengandung prosedur dan cara melakukan verifikasi data yang

diperlukan untuk memecahkan dan menjawab masalah penelitian. Dengan

kata lain metode akan memberikan petunjuk bagaimana penelitian itu

dilaksanakan. Untuk mendapatkan data yang diperlukan, maka penulis juga

memerlukan metode-metode dalam pengumpulan data. Selain itu penulis juga

memerlukan instrument dalam pengumpulan data tersebut. Penelitian kali ini

metode yang penulis gunakan ada tiga yaitu metode observasi, metode

wawancara, dan metode dokumentasi.

41

Metode observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan

melalui suatu pengamatan, dengan disertai pencatatan-pencatatan terhadap

keadaan atau perilaku objek sasaran (Fathoni, 2011:104). Data yang ingin

diperoleh oleh penulis adalah data mengenai situasi umum IAIN Salatiga dan

kegiatan kepramukaan pada Unit Kegiatan Mahasiswa Pramuka Racana

Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi Gudep kota salatiga 02.237-02.238 IAIN

Salatiga.

Metode yang kedua yaitu wawancara. Wawancara adalah teknik

pengumpulan data melalui proses tanya jawab lisan yang berlangsung satu

arah, artinya pertanyaan datang dari pihak yang mewawancarai dan jawaban

diberikan oleh yang diwawancara (Fathoni, 2011:105). Dalam hal ini

menguraikan mengenai pembentukan karakter di Racana Kusuma Dilaga-

Woro Srikandhi IAIN Salatiga melalui penerapan dasadarma butir ke delapan

(disiplin, berani, dan setia), maka penulis melakukan wawancara pada

sebagian pengurus dan anggota Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi

maupun pihak lain yang sesuai.

Metode yang ketiga yaitu dokumentasi. Dokumentasi yaitu mencari

data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku,

surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya

(Arikunto, 2010:274). Dalam melakukan penelitian ini, metode dokumentasi

penulis lakukan untuk mengetahui gambaran umum lokasi penelitian yang

meliputi, absensi kegiatan, buku induk, foto-foto kegiatan, dan dokumen lain

tentang Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi.

42

C. TEMUAN PENELITIAN

Setelah melakukan penelitian dengan menggunakan beberapa metode

yang telah disebutkan sebelumnya, peneliti mendapatkan data mengenai

pembentukan karakter mahasiswa melalui penerapan dasadarma butir ke

delapan (disiplin, berani, dan setia), yaitu dengan cara wawancara kepada

sebagian pengurus, anggota Racana dan juga pihak yang sesuai, dalam hal ini

adalah beberapa alumni Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi. Dalam

penelitian ini responden yang peneliti gunakan berjumlah 20 orang. Identitas

responden sebagai berikut:

Tabel 3.3

Daftar Informan Pengurus dan Anggota Racana Kusuma Dilaga-Woro

Srikandhi

NO. NAMA JABATAN

1. Arsyad Bagus Saputra Ketua Racana 02.237

2. Laili Safa’ah Ketua Racana 02.238

3. Rifa’atul Muna Sekretaris 02.238

4. Bayu Prasetyo Komandan Brigsus

5. Sofatun Jamilah Pemangku Adat Brigsus

6. Diah Ayu Sita Resmi Anggota Racana

7. Dyah Puspitasari Anggota Racana

8. Luzman Rifqi Anggota Racana

9. Khoirul Alfani Anggota Racana

10. Albarra R.A Anggota Racana

11. Kristina Mayasari Anggota Racana

12. Reigiana Dyah Antari Anggota Racana

13. Al Mu’kharomi Zailani Anggota Racana

14. Al Mu’rismillah Zailani Anggota Racana

15. Edy Setiyawan Anggota Racana

16. Lu’luk Soraya Anggota Racana

43

Tabel 3.4

Daftar Informan Racana Alumni Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi

No. Nama

1. M. Nurul Huda, S.Pd.I

2. Nurrochim, S.Pd.I

3. Saiful Hadi, S.Pd.I

4. Noor Sahid Manggolo, S.Pd.I

Wawancara kali ini bertujuan untuk mengumpulkan data mengenai

makna karakter, kandungan dasadarma butir ke delapan, dan penerapan

dasadarma butir ke delapan dalam pembentukan karakter mahasiswa. Hasil

wawancara dengan beberapa narasumber diketahui beberapa makna dari

karakter antara lain karakter merupakan jati diri pembentuk watak dan juga

akhlaqul karimah manusia. M. Nurul Huda mengatakan:

Karakter itu pembentuk watak atau perilaku seseorang, jika dikaitkan

dengan pramuka karakter itu sebuah jati diri yang berlandaskan kode

etik pramuka yaitu satya dan dasadarma pramuka, dan jika dikaitkan

dengan agama karakter itu sebuah perilaku yang yang membentuk

akhlaqul karimah manusia. (wawancara, 11/01/2017)

Noor Sahid Manggolo mempertegas tentang makna karakter selain

sebagai jati diri juga karakter sebagai refleksi diri ke dunia luar. Setiap apa

yang dilakukan mencerminkan apa yang ada di dalam diri seseorang.

Karakter itu jati diri seseorang, bisa juga dikatakan sebagai refleksi diri

kita ke dunia luar, tanpa adanya itu pasti kita tak akan bisa

memperlihatkan seberapa kemampuan kita bagi orang lain.

(wawancara, 11/01/2017)

44

Sedangkan Saiful Hadi mengatakan bahwa karakter merupakan susunan

cara berfikir yang membentuk pola pemikiran seseorang, bisa dikatakan

setiap individu pasti memiliki perbedaan satu sama lain. Saiful Hadi

berpendapat:

Karakter itu semacam pola pemikiran yang terpancar dari diri

seseorang, dari sana kita bisa simpulkan mana orang yang berkarakter

dan mana tidak. (wawancara, 11/01/2017).

Karakter juga dimaknai sebagai akhlaq, sifat, budi pekerti, dan tingkah

laku. Akhlak atau budi pekerti yang menjadi ciri khas seseorang atau

sekelompok orang serta nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan

dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan

kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan

perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan

adat istiadat. Laili Syafa’ah mengemukakan bahwa karakter itu akhlak atau

budi pekerti.

Karakter adalah suatu tabiat, akhlaq atau budi pekerti yang

membedakan seseorang dengan yang lain (wawancara, 20/12/2016).

Dipertegas lagi pendapat Khoirul Alfani yang mengemukakan karakter

merupakan perilaku yang membedakan antar individu. Perilaku disini yang

dilakukan secara sadar tanpa ada paksaan dari manapun, sehingga perilaku

yang nampak terlihat natural sebagai pembeda antar individu.

Karakter adalah watak, budi pekerti dan perilaku seseorang individu

yang membedakan satu orang individu dengan individu lain

(wawancara, 21/12/2016)

45

Edy Setiyawan mengemukakan bahwa karakter diartikan sebagai

tingkah laku.

Karakter bisa diartikan sebuah tingkah laku yang terbentuk dan

melekat pada individu,berarti setiap individu itu berbeda-beda.

(wawancara, 31/01/2017)

Luzman Rifqi mengemukakan karakter itu merupakan sifat dari seorang

individu.

Karakter adalah sifat yang melekat pada individu yang membedakan

antar individu (wawancara, 21/12/2016).

Setelah mengetahui pendapat responden mengenai makna karakter

kemudian peneliti menggali informasi lagi apakah karakter yang sudah

terbentuk bisa dirubah atau tidak. Pada dasarnya karakter bisa dibentuk atau

dirubah dengan cara pembiasaan. Proses pembiasaan diri memiliki arti

penting dalam kesuksesan membentuk karakter. Untuk itu dalam berhasilnya

sebuah pembentukan karakter bukanlah pada perbuatan semata melainkan

sebuah pembiasaan, dan dalam mengawali pembiasaan yang positif itu

melalui keteladanan yang baik pula di lingkungan seseorang tinggal.

M. Nurul Huda berpendapat: “karakter yang terbentuk bisa saja

dirubah, dengan cara pendoktrinan nilai-nilai karakter, kalau ditataran

mahasiswa ini lebih mudah untuk memasukkan doktrin-doktrin, entah

itu doktrin yang baik atau buruk, nah setelah pendoktrinan ini tinggal

pembiasaan saja.” (wawancara, 11/01/2017).

Khoirul Alfani juga berpendapat bahwa karakter yang telah dibentuk bisa

dirubah dengan cara pembiasaan.

Menurut saya karakter yang sudah terbentuk itu bisa dirubah yaitu

dengan cara pembiasaan dan dorongan motivasi yang kuat pastinya.

(wawancara, 21/12/2016)

46

Menurut penuturan Sofatun Jamilah karakter yang terbentuk juga bisa dirubah

dengan pembiasaan dikehidupan sehari-hari. (wawancara, 24/12/2016).

Dipertegas lagi penuturan Kristina Mayasari:

Karakter yang terbentuk bisa saja dirubah, misalkan melalui

pembiasaan yang baru,mungkin melalui terapi sikap juga bisa merubah

karakter seseorang. (wawancara, 23/12/2016).

Menurut penuturan Reigiana Dyah Antari: “bisa, melalui pendidikan karakter

kan bisa, atau mungkin dengan cara pembiasaan perilaku positif”

(wawancara, 23/12/2016)

Sedangkan menurut penuturan Albarra R.A:

Menurut saya karakter yang terbentuk bisa dirubah, dengan

pembiasaan sehari-hari atau mungkin diterapi psikologi, karena karakter

kan berkaitan dengan psikologi (wawancara, 22/12/2016).

Data selanjutnya yang ingin diketahui dari wawancara adalah mengenai

kandungan dasadarma butir ke delapan, dari hasil wawancara peneliti telah

menghimpun beberapa jawaban responden mengenai hal tersebut. M. Nurul

Huda berpendapat dengan adanya dasadarma ke delapan setiap anggota

pramuka harus memiliki jiwa disiplin dan berani dalam hal apapun.

Dari dasadarma ke delapan itu kan mengharuskan kita untuk disiplin

dalam hal apapun pastinya, berani, kalau saya mengartikan berani itu

dengan slogan jangan bilang tidak bisa sebelum mencoba, nah itu yang

saya pakai sampai sekarang dan saya juga berharap anggota Racana

juga menerapkan hal seperti ini supaya bisa tertanam sifat berani dalam

dirinya. (wawancara, 11/01/2017)

Rifa’atul Muna mengungkapkan dasadarma itu berisi aturan untuk

disiplin, bersikap berani dan juga setia.

47

Dasadarma butir kedelapan itu ya aturan yang mengharuskan anggota

pramuka agar disiplin, mempunyai sikap berani dan juga setia.

(wawancara, 22/12/2016).

Hal ini dipertegas pernyataan Laili Syafa’ah yang menyatakan bahwa

dasadarma ke delapan itu sebuah aturan yang mengharuskan anggota

pramuka bersikap disiplin, lebih berani bertindak dan setia pada aturan.

(wawancara, 20/12/2016). Diperkuat lagi pernyataan dari Diah Ayu Sita

Resmi yang menyatakan:

Dasadarma ke delapan itu sebuah nilai yang dapat membuat diri kita

disiplin waktu, menghargai waktu,berani dalam mengambil keputusan

dan setia pada janji. (wawancara, 19/12/2016).

Dari beberapa pernyataan tersebut dapat diketahui dasadarma ke

delapan mengandung nilai karakter disiplin, berani dan juga karakter setia,

sesuai bunyi dari dasadarma ke delapan itu sendiri yaitu Disiplin, Berani dan

Setia. Disiplin sendiri memiliki makna sikap untuk berusaha menjalankan

aturan. Edy Setiyawan berpendapat: “disiplin merupakan sikap seseorang

yang berusaha untuk menjalankan aturan yang mengikat.” (wawancara,

31/01/2017). Diperkuat lagi pernyataan Albarra R.A: “Disiplin itu

melaksanakan segala sesuatu sesuai aturan yang berlaku, runtut,tertib dan

rajin”. (wawancara, 22/12/2016).

Berani memiliki makna sebuah tindakan yang tidak mementingkan

resiko, Rifa’atul Muna berpendapat: “berani itu sebuah tindakan yang tanpa

melihat resiko yang dihadapi.” (wawancara, 22/12/2016).

48

Dipertegas pendapat Edy Setiyawan yang menyatakan: “berani adalah sikap

individu yang dimana tanpa melihat resiko dari sebuah perbuatan, tetapi juga

waspada.” (wawancara, 31/01/2017).

Bayu Prasetyo berpendapat: “menurut saya berani itu karakter yang

tanpa mempedulikan akibat yang akan dihadapi.” (wawancara, 23/12/2016).

Setia memiliki makna berpegang teguh pada komitmen, Lu’luk Soraya

berpendapat:

Setia itu berhubugan dengan komitmen, jadi setia bisa dikatakan sebuah

sikap yang memegang teguh sebuah komitmen awal dalam sebuah

hubungan. (wawancara, 26/01/2017).

Arsyad Bagus Saputra berpendapat: “Setia adalah bertahan dan

mempertahankan, dalam situasi apapun pastinya.” (wawancara, 19/12/2016)

Edy Setiyawan berpendapat: “setia itu kalau menurut saya sebuah sikap

yang mengharuskan seseorang untuk memenuhi sebuah komitmen awal mas.”

(wawancara, 31/01/2017).

Setelah mengetahui makna karakter dan kandungan dasadarma butir ke

delapan, perlu diketahui pula bagaimana penerapan dasadarma butir ke

delapan dalam pembentukan karakter mahasiswa. Hasil penelitian dan hasil

wawancara, pembentukan karakter memang ada di Racana Kusuma Dilaga-

Woro Srikandhi. Saat penerimaan anggota baru pun pembentukan karakter

sudah dilakukan, seperti yang diungkapkan Kristina Mayasari:

Di racana memang ada pembentukan karakter, seperti saat penerimaan

anggota itu kan juga merupakan langkah awal Racana dalam

pendidikan sekaligus pembentukan karakter. (wawancara, 23/12/2016).

49

Pembentukan karakter di Racana Kusuma Dilaga- Woro Srikandhi

secara umum telah dikemas dalam kegiatan-kegiatan yang melibatkan seluruh

anggota Racana. Kegiatan-kegiatan tersebut pembentukan karakter pun dapat

dilakukan, hal ini seperti yang diutarakan Sofatun Jamilah:

Kan ada banyak kegiatan racana, nah setiap kegiatan itu pasti terselip

pembentukan karakter, contohnya saat latihan rutin PBB diajarkan

untuk disiplin, saat anggota racana bina SGT (Siaga,Galang, Tegak) di

sekolahan-sekolahan,mereka dituntut untuk setia slalu membawa nama

baik racana dan juga IAIN Salatiga. (wawancara, 24/12/2016)

Anggota racana dilatih untuk bisa membantu seorang pembina dalam

melakukan kegiatan kepramukaan di suatu pangkalan. Bina SGT (Siaga,

Galang, Tegak) disini maksudnya adalah menerjunkan langsung anggota

Racana di suatu pangkalan Pramuka, baik itu tingkat Siaga, Penggalang,

maupun Penegak. Racana bertugas memfasilitasi anggotanya dengan cara

menyalurkan ke suatu pangkalan pramuka dan membuat kontroling

didalamnya. Kegiatan ini dapat dijadikan kegiatan pembentukan karakter

berani dan setia. Hal yang sama juga diungkapkan Laili Syafa’ah:

Di racana pembentukan karakter itu ada, kan memang di Racana

kegiatan yang dilakukan untuk membentuk karakter anggotanya.

(wawancara, 20/12/2016)

M. Nurul Huda juga mengutarakan bahwa pembentukan karakter di Racana

dikemas dalam kegiatan, beliau berpendapat:

Banyak sekali kegiatan di Racana yang bisa membentuk karakter

anggotanya, seperti yang saya alami saat pendidikan Brigsus, disana

merubah karakter disiplin saya dalam makan dan sampai sekarangpun

saya masih menerapkannya, bahwa makan itu harus sampai habis

sampai titik butir nasi sekecil apapun, dan bagaimana cara saya

menghargai waktu juga saya dapatkan di kegiatan Brigsus. Kalau saya

50

melihat yang sekarang juga tidak jauh beda dengan yang saya alami

dulu. (wawancara, 11/01/2017)

Dipertegas lagi dengan pendapat Nurrochim:

Kalau selama saya jadi anggota Racana dulu pembentukan karakter itu

terjadi saat ikut kegiatan, misalnya saat kegiatan laporan

pertangungjawaban, secara otomatis itu membangun karakter

tanggungjawab lho, ada lagi dalam kegiatan rapat yang memancing

setiap anggota yang hadir untuk berani bicara menyampaikan unek-

unek, itu juga membentuk karakter berani mereka dan mungkin sampai

sekarangpun itu masih berlaku. (wawancara, 11/01/2017)

Pelaksanaan pembentukan karakter pada anggota Racana ini secara

umum dilakukan melalui proses belajar di dalam suatu kegiatan. Dengan

adanya kegiatan-kegiatan secara langsung maupun tidak langsung, setiap

anggota akan belajar membentuk karakter. Konsep pembentukan karakter

yang terkandung dalam setiap kegiatan menggunakan dasar berupa kode

kehormatan pramuka yaitu dasadarma yang di dalamnya mengandung nilai-

nilai baik. Dengan demikian pembentukan karakter bisa dilakukan dengan

cara menerapkan kandungannya. Diah Ayu Sita Resmi berpendapat:

Karakter adalah sikap, jadi besar kemungkinan bisa dibentuk, apalagi

melalui dasadarma, karena nilai dari karakter sama dengan nilai

dasadarma, dengan metode dan prinsip yang benar maka karakter bisa

dibentuk dengan baik. (wawancara, 19/12/2016)

Pernyataan serupa diungkapkan Arsyad Bagus Saputra:

Karena dalam dasadarma mengandung nilai-nilai baik maka dengan

menerapkannya akan membentuk karakter seseorang. (wawancara,

19/12/2016)

Laili Syafa’ah berpendapat:

Karena di dalam dasadarma terkandung nilai-nilai baik yang pasti akan

membentuk karakter siapapun yang menerapkannya. (wawancara,

20/12/2016)

51

Dari beberapa pernyataan narasumber tersebut dapat digaris bawahi

bahwa dengan menerapkan dasadarma dapat membentuk karakter seseorang.

Dari kesepuluh isi dasadarma penelitian ini memfokuskan pada pembentukan

karakter melalui penerapan dasadarma butir kedelapan yaitu disiplin, berani

dan setia. Ada beberapa kegiatan yang dapat membentuk karakter sesuai

dasadarma ke delapan, contohnya kegiatan rapat rutin yang bisa membentuk

keberanian. Menurut penuturan Albarra R.A:

Saya juga merasakannya, di racana pembentukan karakter itu dilakukan

melalui kegiatan-kegiatan, contohnya kegiatan rapat, anggota

diharapkan berani berpendapat, otomatis membentuk karakter berani.

(wawancara, 22/12/2016).

Selain kegiatan rapat ada juga kegiatan yang mendorong anggota Racana

untuk disiplin yaitu latihan rutin Peraturan Baris Berbaris (PBB). Seperti

yang diungkapkan Dyah Puspitasari:

Melalui kegiatan-kegiatan di Racana banyak penerapannya, misalnya

konservasi alam,itu kan penerapan dasadarma ke dua, latihan rutin

Peraturan Baris Berbaris melatih disiplin sebagai penerapan dasadarma

ke delapan. (wawancara, 21/12/2016).

Sebagai wujud bahwa anggota Racana memiliki karakter sesuai dengan

Dasadarma butir kedelapan dapat dilihat dari perilaku yang dilakukan.

Sebagai contoh anggota Racana melaksanakan sholat tepat waktu sebagai

wujud disiplin waktu. Hal ini seperti yang diungkapkan Sofatun Jamilah dan

Kristina Mayasari:

Contohnya ketika datang waktu sholat, banyak anggota racana yang

langsung melaksanakan sholat, ini kan wujud disiplin waktu, terus saat

menjadi panitia kegiatan anggota racana berani melaksanakan tugas

sebagai panitia, kalau setia istu saat anggota mengajar ke sekolah-

sekolah, mereka setia membawa nama baik racana. (wawancara,

24/12/2016).

52

Ya seperti yang saya utarakan tadi, bahwa anak racana setelah adanya

pendidikan mengalami perubahan karakter disiplin, contohnya seperti

sholat berjamaah di sanggar tepat waktu, selalu berusaha tepat waktu

menghadiri undangan rapat, dalam forum diskusi maupun rapat lebih

bisa berani mengungkapkan pendapat dan juga patuh terhadap aturan

ketua. (wawancara. 23/12/2016).

Dalam pembentukan karakter perlu diadakannya kedisiplinan, salah

satunya adalah kedisiplinan dalam melaksanakan ibadah shalat. Karena

dengan disiplin melaksanakan shalat anggota Racana melatih pembinaan

disiplin kepribadiannya. Dengan melakanakan shalat, seseorang akan

menumbuhkan sikap disiplin, yang dimaksud disiplin disini adalah ketepatan

waktu dan kekhusyuan seseorang dalam mengerjakan shalat setiap hari.

Dengan pengaturan waktu shalat, akan membuat dampak atau efek disiplin

dalam hidup kita. Dengan melaksanakan kewajiban shalat, seseorang dapat

menumbuhkan kesadaran akan pentingnya waktu dalam kehidupan sehari-

hari. Selain disiplin waktu anggota Racana juga disiplin diri, seperti

penuturan Arsyad Bagus Syaputra:

Pastinya ada, contohnya seperti saat anggota selalu berusaha berpakaian

rapi, berani berpendapat, setia iuran Gudep. (wawancara, 19.12.2016).

Proses pembentukan karakter disiplin ini didasari pengalaman dari

setiap anggota Racana di setiap kegiatan yang dilakukan, pengalaman disini

adalah keseluruhan peristiwa yang pernah dialami oleh seseorang baik secara

langsung maupun tidak langsung dalam perjalanan hidupnya. Pengalaman

seseorang juga mempunyai pengaruh terhadap pembentukan karakter.

53

Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi mengedepankan pembentukan

karakter malalui kegiatan. Setiap anggota diarahkan untuk mengikuti setiap

kegiatan yang telah direncanakan. Lingkungan yang dihadapi memberikan

pengalaman bagi anggota yang akan membentuk karakternya dan juga

mempengaruhi kepribadian. Lingkungan di Racana Kusuma Dilaga-Woro

Srikandhi, keluarga, dan juga mayarakat yang baik terutama di bidang nilai

dan kebiasaan-kebiasaan hidup akan membentuk kepribadian, dalam hal ini

adalah karakter anggota Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi. Pembiasaan

merupakan salah satu faktor penting dalam membentuk dan menempa

disiplin, pembiasaan juga merupakan suatu proses yang di dalamnya ada

beberapa aturan atau prosedur yang harus diikuti. Misalnya, gerakan-gerakan

latihan, mematuhi atau mentaati ketentuan-ketentuan atau peraturan-

peraturan, proses membiasakan hidup dalam kelompok, menumbuhkan rasa

setia kawan, kerja sama yang erat dan sebagainya. Peraturan-peraturan

tersebut merupakan faktor-faktor penting dalam suksesnya mencapai tujuan

tertentu. Sehingga dalam kehidupan sehari-hari nilai-nilai karakter tersebut

juga sangat penting.

54

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Makna Karakter

Agus Zaenul Fitri berpendapat sebagaimana dikutip pada landasan teori

karakter diartikan sebagai sifat manusia pada umumnya yang bergantung

pada faktor kehidupannya sendiri. Karakter adalah sifat kejiwaan, akhlak,

budi pekerti yang menjadi ciri khas seorang atau sekelompok orang.

Dipertegas lagi pendapat M. Furqon Hidayatullah bahwa karakter adalah

kualitas atau kekuatan mental atau moral, akhlak atau budi pekerti individu

yang merupakan kepribadian khusus yang membedakan dengan individu lain.

Dari kedua pendapat tersebut dapat diketahui bahwa karakter merupakan

pembeda antar individu satu dengan yang lainnya yaitu berwujud budi pekerti

yang terpancar dari perilakunya. Hasil wawancara dengan beberapa anggota

Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi juga ditemukan makna karakter

adalah suatu perilaku yang membedakan individu satu dengan yang lainnya.

M. Noor Rohinah menyatakan sebagaimana dikutip pada landasan teori

bahwa karakter erat kaitannya dengan kepribadian seseorang dimana

seseorang bisa disebut orang yang berkarakter jika tingkah lakunya sesuai

dengan kaidah moral. Kaidah moral dalam Pramuka terdapat dalam kode etik

Pramuka yaitu Satya dan Dasadarma Pramuka, sebagaimana yang tertera

pada Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka,

55

dasadarma dapat diartikan sebagai ketentuan moral bagi anggota Gerakan

Pramuka golongan Penggalang, Penegak, Pandega, dan anggota dewasa.

Maka jika dikaitkan dengan pramuka karakter merupakan jati diri yang

berlandaskan kode etik pramuka yaitu dasadarma pramuka yang mengandung

nilai moral. Hal ini didapat dari hasil wawancara dengan M. Nurul Huda

beliau juga berpendapat bahwa karakter itu pembentuk watak atau perilaku

seseorang, jika dikaitkan dengan pramuka karakter itu sebuah jati diri yang

berlandaskan kode etik pramuka yaitu satya dan dasadarma pramuka, dan jika

dikaitkan dengan agama karakter itu sebuah perilaku yang yang membentuk

akhlaqul karimah manusia.

B. Kandungan Dasadarma Butir ke Delapan

Berdasarkan data yang diperoleh, dasadarma butir ke delapan apabila

diterapkan dengan baik dan benar akan membentuk tiga karakter bagi siapa

saja yang menerapkannya yaitu karakter disiplin, karakter berani dan karakter

setia. Sebagaimana hasil wawancara dengan M. Nurul Huda beliau

menyatakan dasadarma ke delapan itu mengharuskan kita untuk disiplin

dalam hal apapun dan berani bertindak. Nilai disiplin, berani, dan setia secara

nyata telah disebutkan pula dalam nilai-nilai pembangun karakter bangsa.

Menurut Tulus Tu’u sebagaimana dikutip dalam landasan teori menyatakan

istilah disiplin kerapkali terkait dan menyatu dengan istilah tata tertib dan

ketertiban. Istilah ketertiban mempunyai arti kepatuhan seseorang dalam

mengikuti peraturan atau tata tertib karena didorong atau disebabkan oleh

56

sesuatu yang datang dari luar dirinya. Sebaliknya, istilah disiplin sebagai

kepatuhan dan ketaatan yang muncul karena adanya kesadaran dan dorongan

dari dalam diri orang itu. Hasil wawancara beberapa responden juga

menyatakan bahwa disiplin sebagai sebuah tindakan yang patuh terhadap

aturan yang telah disepakati. Menurut Albarra R.A sebagaimana hasil

wawancara dia berpendapat disiplin itu melaksanakan segala sesuatu sesuai

aturan yang berlaku, runtut, tertib dan rajin. Sikap disiplin yang bisa dilihat di

Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi adalah saat datang waktu sholat

banyak anggota yang segera melaksanakannya. Contoh lain anggota Racana

Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi berusaha untuk tidak melanggar aturan.

Menurut Indra Munawar yang sudah dikutip pada landasan teori

keberanian yaitu adalah suatu sikap untuk berbuat sesuatu dengan tidak

terlalu merisaukan kemungkinan-kemungkinan buruk. Ada beberapa ciri-ciri

keberanian menurut Indra Munawar antara lain adanya tekad, percaya diri,

konsistensi, dan optimisme. Keberanian merupakan suatu kualitas karakter

yang mesti dipupuk dalam diri seseorang, dengan demikian anggota Racana

Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi harus berani bertindak tanpa harus

memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi. Sebagai contoh

harus berani merumuskan kegiatan dan juga berani

mempertanggungjawabkan dari hasil kegiatan yang telah dilaksanakan. Hasil

pertanggungjawaban semacam ini dilaksanakan pada kegiatan Laporan

Pertanggung Jawaban, dari kegiatan inilah karakter berani anggota Racana

Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi dibentuk.

57

Sebagaimana data yang diperoleh pada landasan teori kandungan

dasadarma ke delapan yang terakhir yaitu kesetiaan. Setia atau kesetiaan dua

kata yang hampir mempunyai kesamaan makna, yaitu mengabdikan

keyakinan hati terhadap orang lain yang membuat diri kita merasa aman dan

terlindungi, yang membuat kita jadi bahagia, yang membuat kita bisa

bertahan hidup dan bisa mengatasi segala permasalahan hidup kita,

itulah setia yang hanya bisa dimiliki oleh orang-orang yang berhati tulus dan

konsekuen.

C. Penerapan Dasadarma Butir ke Delapan Dalam Pembentukan

Karakter Mahasiswa

Berdasarkan data yang diperoleh, pembentukan karakter yang dilakukan

Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi dikemas dalam kegiatan. Diantara

nya kegiatan Latihan Rutin, Bina SGT (Siaga, Galang, Tegak), dan rapat

koordinasi. Latihan rutin merupakan penerapan dari teori belajar behavioristik

yang dikemukakan oleh para tokoh psikologi behavioristik seperti Thorndike,

Pavlov, Watson dan Guthrie. Mereka berpendapat bahwa tingkah laku

manusia itu dikendalikan oleh ganjaran (reward) dan penguatan

(reinforcement) dari lingkungan. Dengan demikian dalam tingkah laku belajar

terdapat jalinan yang erat antara reaksi-reaksi behavioral dan stimulusnya

(Dalyono, 2011). Jadi dapat disimpulkan bahwa teori behavioristik

menekankan pada terbentuknya tingkah laku yang nampak sebagai hasil dari

proses belajar. Dari tingkah laku tersebut akan membentuk karakter

58

seseorang, dan dari latihan ini dapat membentuk karakter disiplin dan

keberanian.

Latihan rutin adalah kegiatan mingguan di Racana Kusuma Dilaga-

Woro Srikandhi. Tempat dan waktu dalam kegiatan ini menyesuaikan sesuai

dengan kesepakatan bersama. Materi yang diberikan tiap pertemuannya

berbeda, seperti materi tentang pengetahuan kepramukaan. Selain itu juga

latihan Peraturan Baris Berbaris yang melatih kedisiplinan anggota Racana.

Latihan rutin dapat dijadikan wahana penambah pengetahuan,

disamping pengetahuan yang telah didapatkan di bangku kuliah, selain itu

juga dapat dijadikan kegiatan pembentukan karakter karena dalam latihan

rutin bisa menanamkan jiwa terbiasa pada anak, dengan jiwa seperti itu maka

akan membuat seseorang menjadi mudah dalam mencapai kesuksesan, seperti

pepatah yang mengatakan ”bisa karena terbiasa”.

Kegiatan selanjutnya yang bisa dijadikan pembentuk karakter sesuai

dasadarma ke delapan adalah Bina SGT (Siaga, Galang, Tegak) sebagai

belajar praktik langsung di lapangan. Anggota Racana dilatih untuk bisa

membantu seorang pembina dalam melakukan kegiatan kepramukaan di suatu

pangkalan. SGT merupakan singkatan dari siaga, penggalang dan penegak,

yaitu sebutan untuk tingkatan pramuka di masing-masing sekolah, siaga

untuk tingkatan sekolah dasar, penggalang untuk tingkatan sekolah menengah

pertama dan penegak untuk tingkatan sekolah menengah atas. Bina SGT di

sini maksudnya adalah menerjunkan langsung anggota Racana di suatu

pangkalan pramuka, baik itu tingkat siaga, penggalang, maupun penegak.

59

Racana bertugas memfasilitasi dengan cara menyalurkan ke suatu pangkalan

pramuka kemudia membuat kontroling di dalamnya.

Bagi anggota Racana yang sudah dianggap mampu maka dia

diterjunkan dalam sebuah pangkalan pramuka. Hal ini dilakukan ketika ada

sebuah pangkalan pramuka yang meminta permohanan kerjasama pada

Racana. Setelah permohonan tersebut disetujui oleh pengurus Racana maka

barulah Racana mengirimkan anggotanya yang telah dipandang mampu untuk

membantu di pangkalan tersebut dan di sana dia bertugas dalam membantu

Pembina ketika menyampaikan materi kepada peserta didik. Materi yang

disampaikan sesuai dengan rencana yang telah diprogamkan. Biasanya setiap

satu orang diberi tanggungjawab dalam mengelola satu kelas. Dia diberi tugas

dalam menyampaikan materi latihan pada kelas tersebut.

Kegiatan ini dapat dijadikan kegiatan pembentukan karakter berani

bagi mahasiswa karena kita dilatih untuk berani menyampaikan suatu materi

pada peserta didik. Melatih seseorang agar dapat berani berbicara di depan

forum, menyampaikan ide-ide dan gagasan-gagasannya tanpa merasa malu

dan takut. Sebagai mahasiswa dan terlebih lagi sebagai calon pendidik,

latihan seperti ini sangat diperlukan agar nantinya ketika diterjunkan di

masyarakat sudah siap. Ketika praktek pengembangan lapangan misalnya,

latihan seperti ini bisa dijadikan bekal sehingga ketika pelaksanaanya nanti

sudah terbiasa dan dapat berjalan dengan baik.

Kegiatan selanjutnya rapat koordinasi sebagi sarana belajar

memecahkan masalah. Pada dasarnya setiap orang maupun setiap kelompok

60

pasti memiliki suatu masalah, karena masalah itu bisa datang dimana saja dan

kapan saja, serta bisa menimpa siapa saja tanpa terkecuali. Setiap orang pasti

memiliki masalah sendiri-sendiri yang berbeda antara satu orang dengan yang

lain. Orang yang berhasil adalah orang yang dapat mengatasi masalahnya dan

dapat menemukan jalan keluar dalam memecahkan masalahnya tersebut.

Sehingga sangat diperlukan latihan-tatihan dan pembiasaan dalam

memecahkan masalah. Salah satu latihan pembiasaan dalam memecahkan

masalah adalah melalui rapat dan musyawarah. Dengan rapat dan

musyawarah sebuah masalah akan mudah untuk dipecahkan, karena di dalam

musyawarah ini akan muncul berbagai pendapat dan solusi. Dengan aktif

melaksanakan musyawarah maka akan dapat membatu dalam menghadapi

suatu masalah yang datang dan akan menanamkan jiwa tenggang rasa

sehingga akan dapat menghilangkan sikap egois.

Musyawarah yang dilakukan di Racana merupakan jalan yang dilalui

dalam memecahkan sebuah masalah. Musyawarah dalam Racana tersebut

terkemas dalam bentuk rapat-rapat koordinasi. Rapat koordinasi merupakan

rapat-rapat yang dilakukan ketika mempersiapkan suatu acara di Racana.

Rapat tersebut dilaksanakan untuk membahas semua hal yang dibutuhkan

ketika akan mengadakan suatu acara. Waktu dan tempat dalam melaksanakan

rapat ini menyesuaikan dengan kesepakatan bersama.

Rapat koordinasi ini diikuti oleh seluruh dewan Racana dan anggota

Racana. Adanya rapat koordinasi seperti ini diharapkan kegiatan yang akan

dilaksanakan nantinya akan dapat tertata dan tersusun dengan rapi serta

61

kegiatan tersebut dapat terprogam dengan baik. Dengan perencanaan yang

baik maka akan melahirkan kegitan yang berkualitas. Rapat koordinasi juga

dilaksanakan ketika ada sebuah masalah di Racana. Rapat ini dilaksanakan

dalam pemecahan masalah tersebut sehingga dalam Racana semua keputusan

adalah hasil dari kesepakatan bersama bukan atas kemauan seseorang. Racana

adalah organisasi yang bersifat demokrasi bukan otoriter.

Rapat-rapat koordinasi melatih seseorang untuk dapat menyusun dan

mempersiapkan sebuah progam kerja dengan baik. Selain itu juga melatih

seseorang dalam memecahkan sebuah masalah. Dengan mengikuti rapat-

rapat koordinasi seperti ini dapat bermanfaat dalam melatih karakter

seseorang untuk bisa berani mengungkapkan pendapat ketika ingin bertanya,

menyanggah, memberikan kritikan dan saran. Selain itu juga bermanfaat

dalam membentuk keberanian berbicara di dalam forum. Pelaksanaan rapat

seperti ini akan dapat melatih dalam belajar tata cara berbicara dengan benar

dan berkualitas. Sehingga apa yang dibicarakan adalah hal yang bermutu

bukan hanya sekedar omong kosong belaka.

Pramuka atau kepramukaan maupun gerakan pramuka ini diciptakan

untuk dapat memberikan tempat bagi para pemuda mengembangkan sikap

positif, kreatif, aktif, dan disiplin, serta sifat-sifat terpuji lainnya. Berdasarkan

hal tersebut mengartikan bahwa suatu kegiatan maupun organisasi dibentuk

dengan fungsi dan tujuan serta peran tertentu begitu juga dengan kegiatan

kepramukaan. Kegiatan kepramukaan semacam itu diharapkan setiap anggota

dapat mengembangkan diri sesuai dengan perilaku-perilaku yang terpuji.

62

Karena itulah pembentukan karakter yang merupakan suatu sistem maupun

kegiatan yang disusun secara sadar guna mendidik dalam hal watak, perilaku,

sikap, dan ucapan yang sesuai dengan nilai-nilai karakter dikembangkan

dengan berkolaborasi pada kegiatan kepramukaan akan dapat menghasilkan

pembelajaran yang efektif, karena adanya kesamaan dalam nilai. Penerapan

dasadarma yang diaplikasikan melalui kegiatan kepramukaan akan

membentuk pemahaman bahwa melalui kegiatan kepramukaan yang

diintegrasikan dengan pendidikan karakter akan membentuk suatu pendidikan

terbuka dan ditujukan paling utama untuk mengembangkan perilaku remaja,

di dalamnya terdapat berbagai nilai terpuji (nilai-nilai karakter) yang

dirancang sebagai suatu unsur dan tujuan utama yang berguna untuk

mengembangkan karakter bangsa. Sehingga dengan kegiatan kepramukaan

secara rutin tersebut, anggota Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi dapat

menumbuhkan dan mengembangkan nilai-nilai karakternya. Sebab dalam

kepramukaan terdapat beberapa nilai yang sama dengan nilai-nilai karakter.

Sehingga antara keduanya dapat saling berkolaborasi dan mencapai tujuan

yang sama yakni sebuah bangsa yang kuat dan berkarakter, dalam hal ini

dapat terlihat bahwa kepramukaan mampu menjadi media yang efekif dari

berbagai model pembelajaran nilai karakter.

Itulah cara yang dilakukan Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi

dalam upaya pembentukan karakter pada mahasiswa yang dikemas dalam

bentuk kegiatan-kegiatan. Selain kegiatan-kegiatan yang telah disebutkan

sebelumnya, masih banyak kegiatan yang dilakukan oleh Racana. Kegiatan-

63

kegiatan itu seperti konservasi alam, donor darah, kerohanian, patriotisme dan

kegiatan-kegiatan lainnya yang bersifat mendidik. Kegiatan-kegiatan tersebut

berguna untuk menambah pengetahuan, menambah pengalaman, menambah

relasi, serta sangat berguna dalam pembentukan karakter bagi mahasiswa.

Kegiatan dalam Racana juga bersifat menarik dan menyenangkan dan

mengandung pembentukan karakter.

64

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijabarkan pada bab-bab

sebelumnya oleh peneliti mengenai penerapan dasadarma ke delapan dalam

pembentukan karakter mahasiswa, maka kesimpulan yang dapat diambil

adalah pembentukan karakter dilakukan dan dikemas dalam kegiatan-kegiatan

Racana. Kegiatan-kegiatan tersebut juga berguna untuk menambah

pengetahuan, menambah pengalaman, menambah relasi, serta sangat berguna

dalam pembentukan karakter bagi mahasiswa. Dengan aktif mengikuti

kegiatan-kegiatan racana ternyata memiliki dampak yang besar dalam

pembentukan karakter mahasiswa.

Kegiatan-kegiatan di racana dalam pembentukan karakter mahasiswa

seperti Latihan Rutin sebagai pembiasaan dalam belajar yang dilakukan setiap

minggunya, pembinaan pada pangkalan-pangkalan pramuka ditingkat siaga,

penggalang dan penegak sebagai sarana belajar praktik langsung di lapangan.

Selain kegiatan-kegiatan di atas, kegiatan di racana yaitu rapat

koordinasi sebagi sarana belajar memecahkan masalah, masih banyak

kegiatan yang dilakukan oleh racana. Kegiatan-kegiatan itu seperti konservasi

alam sebagai penerapan dasadarma juga yaitu dasadarma ke dua. Kegiatan-

kegiatan tersebut bertujuan untuk mendidik dan membina kaum muda agar

65

menjadi manusia yang berkepribadian, berkarakter, berahlak mulia, tinggi

kecerdasan dan ketrampilannya, serta kuat dan sehat jasmaninya. Selain itu

tujuan gerakan pramuka adalah untuk membentuk warga Negara Republik

Indonesia yang berjiwa Pancasila, setia dan patuh kepada negara kesatuan

republik Indonesia serta menjadi anggota masyarakat yang baik dan berguna,

yang dapat membangun dirinya sendiri secara mandiri serta bersama-sama

bertanggungjawab atas pembangunan bangsa dan negara, memiliki

kepedulian terhadap sesama hidup dan alam lingkungan baik secara lokal,

nasional, maupun internasional.

Dari kegiatan-kegiatan Racana yang telah disebutkan di atas, dapat

bermanfaat sebagai pembentukan karakter bagi mahasiswa. Pembentukan

karakter yang dapat diperoleh dengan mengikuti kegiatan kepramukaan di

Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi antara lain:

a. Berani berbicara dalam sebuah forum

b. Disiplin waktu

c. Lebih percaya diri

d. Berani dalam menyelesaikan masalah

Masih banyak pembentukan karakter yang dapat diperoleh dengan

mengikuti kegiatan kepramukaan. Karena fungsi gerakan pramuka adalah

untuk mempersiapkan kader bangsa yang memiliki kepribadian

kepemimpinan yang berjiwa Pancasila, disiplin, sehat dan kuat mental, moral

dan fisiknya. Selain itu juga memiliki jiwa patriot yang berwawasan luas dan

dijiwai nilai-nilai perjuangan yang diwariskan oleh para pejuang bangsa.

66

Serta memiliki kemampuan untuk berkarya dengan semangat kemandirian,

berfikir, kreatif, inovatif, dan dapat dipercaya, berani dan mampu menghadapi

tugas-tugas. Dapat disimpulkan bahwa sebagian besar karakter mereka bisa

terbentuk melalui kegiatan-kegiatan kepramukaan yang mereka ikuti.

Menurut hasil analisis data yang diperoleh ketika wawancara mengenai

pembentukan karakter melalui penerapan dasadarma mahasiswa ternyata

sebagian besar mereka berpendapat bahwa kegiatan kepramukaan sangat

membantu dalam pembentukan karakter. Melalui kegiatan kepramukaanlah

pembentukan karakter dapat dilakukan. Dengan menggunakan metode yang

menarik, menantang, mendidik dan menyenangkan akan membuat seseorang

tidak merasa jenuh dan bosan dalam belajar. Dalam pramuka juga dilatih

untuk bisa membina dirinya sendiri, membina satuannya dan membina

masyarakat sehingga sangat berguna sebagai bekal ketika terjun di

masyarakat. Dengan demikian, jika disimpulkan pembentukan karakter di

Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandi dilakukan melalui berkegiatan.

B. Saran

Bagi Pengurus Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi saran dari

penulis agar pengurus Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi diharapkan

mampu bekerja lebih optimal dalam menjalankan kegiatan-kegiatan yang

sudah diprogramkan agar hasil yang didapat lebih memuaskan. Pengurus

racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi diharapkan dapat lebih

memprogamkan kegiatan-kegiatan di Racana, kegiatan tersebut direncanakan

67

dengan matang, disusun dengan rapi kemudian dilakukan dengan maksimal

sehingga hasil yang didapatkan bisa memuaskan. Pengurus racana Kusuma

Dilaga-Woro Srikandhi diharapankan dapat menjaga keutuhan anggotanya

dan dapat mendidik anggotanya dengan baik terutama dalam pembentukan

karakternya melalui kegiatan-kegiatan kepramukaan yang telah diprogamkan

dengan baik.

Saran untuk anggota Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi

diharapkan lebih semangat lagi dalam mengikuti kegiatan-kegiatan yang ada

di Racana karena dengan aktif mengikuti kegiatan-kegiatan tersebut

pembentukan karakter dalam diri dapat dilakukan. Anggota Racana Kusuma

Dilaga-Woro Srikandhi diharapkan senantiasa dapat memanajemen waktunya

dengan baik agar dapat berimbang antara kuliah dengan kegiatan-kegiatan

racana sehingga antara organisasi dan kuliah keduanya dapat dilaksanakan

dengan baik, dengan begitu akan menjadikan seseorang yang pintar dalam

ilmu kuliah juga bagus dalam berorganisasi.

Saran untuk mahasiswa umum maupun masyarakat supaya mengetahui

bahwa pembentukan karakter mahasiswa dapat dilakukan dalam kegiatan-

kegiatan kepramukaan yang dilakukan oleh Racana Kusuma Dilaga-Woro

Srikandhi di IAIN Salatiga. Kepada Mahasiswa umum dan masyarakat agar

jangan lagi memandang pramuka sebagai kegiatan yang tidak bermanfaat

karena seperti anak kecil yang kerjanya hanya tepuk tangan dan bernyanyi

saja, karena ternyata kegiatan pramuka manfaatnya sangat besar sekali untuk

diri sendiri dan orang lain dan dalam kegiatan kepramukaan berguna dalam

68

pembentukan karakter, watak dan mental. Kepada Mahasiswa umum dan

masyarakat disarankan agar mau menerima dan mendukung seluruh kegiatan-

kegiatan kepramukaan yang positif dan bersifat mendidik terutama kegiatan-

kegiatan yang dilakukan oleh Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi di

IAIN Salatiga

Saran bagi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga diharapkan

dapat mengetahui bahwa pembentukan karakter mahasiswa di IAIN Salatiga

dapat dilakukan dalam kegiatan-kegiatan kepramukaan yang dilakukan oleh

Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi sehingga Racana memberikan

kontribusi yang besar bagi IAIN Salatiga terutama dalam pembentukan

karakter mahasiwa. Kepada IAIN Salatiga diharapkan agar tetap mendukung

kegiatan-kegiatan kepramukaan yang dilakukan oleh Racana Kusuma Dilaga-

Woro Srikandhi. Kepada IAIN Salatiga diharapkan dapat menginformasikan

dan menghimbau bagi mahasiswa untuk dapat mengikuti kegiatan-kegiatan

kepramukaan karena melalui kegiatan-kegiatan tersebut pembentukan

karakter mahasiswa dapat dilakukan.

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Mukti. 2017. Komunikasi Antarbudaya dalam Tradisi Agama Jawa.

Yogyakarta: Pustaka Ilmu Group

Amirulloh. 2015. Teori Pendidikan Karakter Remaja Dalam Keluarga. Bandung:

Alfabeta

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta

Daradjat, Zakiah, 1995. Akhlak Tasawuf. Jakarta:PT Raja Gafindo Persada

Djamarah, Syaiful Bahri. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta

Fathoni, Abdurrahmat. 2011. Metodologi Penelitian dan Teknik Penyusunan

Skripsi. Jakarta: Rineka Cipta

Fitri, Agus Zaenul. 2012. Pendidikan Karakter Berbasis Nilai dan Etika di

Sekolah. Yogyakarta: Arruz Media

Hidayatullah, M.Furqon. 2009. Guru Sejati Membangun Insan Berkarakter Kuat

dan Cerdas. Surakarta: Yuma Pustaka

Ilyas dan Qoni. 2012. Buku Pintar Pramuka.Yogyakarta: Familia

Islamuddin, Haryu. 2012. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Kesuma, Dharma dkk. 2011. Pendidikan Karakter: Kajian Teori dan Praktik di

Sekolah. Bandung: Remaja Rosdakarya

Muslich, Masnur. 2011. Pendidikan Karakter Menjawab Tantangan Krisis

Multidimensional. Jakarta: Sinar Grafika Offset

Rohinah, M. Noor. 2012. Mengembangkan Karakter Anak Secara Efektif Di

Sekolah Dan Di Rumah. Yogyakarta: Pedagogia

Samani, Muchlas dan Hariyanto. 2013. Konsep dan Model Pendidikan Karakter.

Bandung: Remaja Rosdakarya Offset

Semiawan, Conny R. 2009. Penerapan Pembelajaran Pada Anak. Jakarta: PT

Ideks

Shochib, Moh. 2000. Pola Asuh Orang Tua Dalam Membantu Anak

Mengembangkan Disiplin Diri. Jakarta: Rineka Cipta

Sugihartono. 2007. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press

Suparlan. 2015. Mendidik Hati Membentuk Karakter. Yokyakarta: Pustaka Pelajar

Suwartono, 2014. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian. Yogyakarta: CV. Andi

Ofsset

Syukur, Abdul Dkk. 2012. Konsep Dasar Materi Pendidikan Kepramukaan.

Salatiga: STAIN Salatiga Press

Tebba, Sudirman. 2005. Seri Manusia Malaikat. Togyakarta: Scripta Perenia

Tu’u, Tulus. 2004. Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta:

Grasindo

Wibowo, Agus. 2012. Pendidikan Karakter Strategi Membangun Karakter

Bangsa Berperadanan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Zubaedi. 2011. Desain Pendidikan Karakter Konsepsi dan Aplikasinya Dalam

Lembaga Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Zulkifli. L. 2005. Psikologi Perkembangan. Bandung: Remaja Rosdakarya

Faqihan, 2010, Arti Setia, (Online), (http://faqihan.blogspot.co.id/2010/11/arti-

setia.html, diakses 23 Agustus 2016)

Indra, 2010, Pengertian dan Ciri-Ciri Keberanian (Psikologi), (Online),

(http://indramunawar.blogspot.co.id/2010/03/pengertian-dan-ciri-ciri-

keberanian.html, diakses 12 Juni 2016)

Daftar Informan

NO. NAMA KODE JABATAN TANGGAL

WAWANCARA

1 Arsyad Bagus

Saputra ABS Ketua Racana 02.237 19 Desember 2016

2 Laili Safa’ah LS Ketua Racana 02.238 20 Desember 2016

3 Rifa’atul Muna RM Sekretaris 02.238 22 Desember 2016

4 Bayu Prasetyo BP Komandan Brigsus 23 Desember 2016

5 Sofatun Jamilah SJ Pemangku Adat Brigsus 24 Desember 2016

6.

Diah Ayu Sita

Resmi DA Anggota Racana 19 Desember 2016

7. Dyah Puspitasari DP Anggota Racana 21 Desember 2016

8. Luzman Rifqi LR Anggota Racana 21 Desember 2016

9. Khoirul Alfani KHA Anggota Racana 21 Desember 2016

10. Albarra R.A ALB Anggota Racana 22 Desember 2016

11. Kristina Mayasari KM Anggota Racana 23 Desember 2016

12.

Reigiana Dyah

Antari RD Anggota Racana 23 Desember 2016

13. Lu’luk Soraya LL Anggota Racana 26 Januari 2017

14.

Al Mu’rismillah

Zailani MR Anggota Racana 29 Januari 2017

15.

Al Mu’kharomi

Zailani MK Anggota Racana 29 Januari 2017

16. Edy Setiyawan ES Anggota Racana 31 Januari 2017

HASIL WAWANCARA

1. Apa karakter itu?

ABS : Karakter adalah watak dan tingkah yang dimiliki individu

LS: Karakter adalah suatu tabiat, akhlak atau budi pekerti yang

membedakan seseorang dengan yang lain

RM: karakter itu sifat yang dimiliki seseorang , yang antar individu pasti

berbeda

BP: karakter merupakan sifat seseorang yang terbentuk karena kebiasaan

yang dilakukan

SJ: Karakter itu sikap yang membedakan satu orang dengan orang lain

DA: karakter adalah sikap,yang dimana mamiliki nilai-nilai yang baik

DP: Karakter adalah sesuatu yang dibawa individu sebagai ciri khas

LR: Karakter adalah sifat yang melekat pada individu yang membedakan

antar individu

KHA: Karakter adalah watak, budi pekerti dan perilaku seseorang

individu yang membedakan satu orang individu dengan individu lain

ALB: Karakter adalah suatu watak yang satu sama lain tidak ada yang

sama

KM: karakter itu sebuah sifat yang dimiliki setiap individu yang antara

satu dengan yang lain tidak sama

RD: karakter itu bentuk tindakan seseorang yang dibentuk sejak dini

MK: karakter merupakan suatu dasar pembentuk kepribadian seseorang

MR: karakter itu kepribadian yang dimiliki seseorang

ES: karakter bisa diartikan sebuah tingkah laku yang terbentuk dan

melekat pada individu,berarti setiap individu itu berbeda-beda

LL: karakter itu pembeda antar individu yang mempengaruhi watak dan

perilakunya

2. Menurut anda, faktor Apa saja yang dapat mempengaruhi karakter seseorang?

ABS : Faktor keluarga, teman, lingkungan, pendidikan dan media

LS: Faktor genetik atau warisan dari orang tua, pendidikan, lingkungan sosial

dan juga besarnya tekad dan kejelasan tujuan hidup seseorang

RM: yang paling berpengaruh pastinya keluarga

BP: faktor lingkungan, seperti lingkungan masyarakat dan lingkungan

sekolah

SJ: Faktor pendidikan, faktor lingkungan

DA: faktor internal dan eksternak, faktor internal itu dari diri sendiri

sedangkan faktor eksternak dari lingkungan keluarga, sekolah atau

organisasi yang ia jabat

DP: Ya yang pasti adalah individu itu sendiri, keluarga, masyarakat serta

pergaulan di lingkungan belajar

LR: Faktor Pendidikan,keluarga dan teman bermain

KHA: Faktor Keluarga, lingkungan, teman sebaya dan pengalaman yang

empiris

ALB: Faktor keluarga yang paling utama, karena dari keluarga kita

mengenal pertama kali tentang sesuatu

KM: faktor yang paling berperan ya lingkungan keluarga masing-masing

RD: ada faktor yang berasal dari diri sendiri ada juga faktor

dariluar,yang dari luar faktor keluarga berperan sangat penting

MK: faktor intern individu dan juga dari luar, seperti genetik, faktor

lingkungan keluarga maupun pendidikan

MR: menurut saya faktor yang paling dominan itu keluarga, karena

keluarga itu awal kita mengenal lingkahlaku

ES: kalau saya sih lebih condong ke faktorlingkungan pendidikan, karena

kan di lingkungan pendidikan kita diajarkan tentang segala sesuatu

LL: kalau saya pribadi faktor yang paling berpengaruh yaitu faktor

keluarga

3. Menurut anda, Apakah karakter yang sudah terbentuk bisa dirubah? Dengan

cara seperti apa?

ABS : Bisa, dengan cara dilatih dan dibiasaan

LS: Bisa, salah satu upaya merubah sebuah karakter dapat melalui

dengan pendidikan yang mengimplementasikan pembentukan karakter

yang diharapkan

RM: bisa saja, asal ada kemauan dan terus belajar pastinya

BP: pastinya bisa, yaitu dengan cara mencontoh dari lingkungan dan

dilakukan terus-menerus

SJ: Bisa, dengan pembiasaan di kehidupan sehari-hari

DA: bisa berubah, untuk merubah karakter seseorang itu dengan cara

memperlihatkan atau mempengaruhi setiap hari dan pastinya diimbangi

dengan usaha dalam merubah diri dengan menekuni hal yang ingin

dirubah

DP: Bisa, bisa dirubah dengan kebiasaan yang dilatih terus

LR: Bisa dirubah, yaitu dengan motivasi dan doktrin serta lingkungan

hidup

KHA: menurut saya karakter yang sudah terbentuk itu bisa dirubah yaitu

dengan cara pembiasaan dan dorongan motivasi yang kuat pastinya

ALB: Menurut saya bisa, dengan pembiasaan sehari-hari atau mungkin

diterapi psikologi, karena karakter kan berkaitan dengan psikologi

KM: bisa saja dirubah, misalkan melalui pembiasaan yang baru,mungkin

melalui terapi sikap juga bisa merubah karakter seseorang

RD: bisa,melalui pendidikan karakter kan bisa, ata mungkin dengan cara

pembiasaan perilaku positif

MK: bisa, melalui pendidikan pastinya

MR: karakter bisa saja dirubah, asalkan ada kemauan

ES: bisa,dengan cara terapi mungkin, seperti terapi psikologi

LL: menurut saya bisa saja karakter dirubah, misalkan dengan cara

membiasakan apa yang ingin dirubah

4. Dari mana seharusnya karakter dibentuk?

ABS : Yang jelas dari lingkungan keluarga dan dibiasakan sejak dini

LS: Diawali dengan lingkungan keluarga pastinya,selanjutnya lingkungan

sosial dan lingkungan sekolah atau pekerjaan

RM: dari diri sendiri dulu,baru lingkungan keluarga

BP: dari lingkungan keluarga, karena keluarga kan tempat pertama kita

mengenal sesuatu

SJ: Dari lingkungan keluarga, karena kan keluarga merupakan tempat

seseorang mengenal sesuatu hal

DA: dari diri sendiri pastinya, kemudian dukungan orang tua dan

lingkungan sekitar

DP: Dari lingkungan keluarga

LR: Dari keluarga serta lingkungan masyarakat

KHA: Dari lingkup keluarga dan diri sendiri

ALB: Dari lingkungan keluarga pastinya

KM: dari lingkungan keluarga pastinya

RD: dari diri sendiri dulu,ada kemauan untukberubah atau tidak

MK: dari lingkungan keluarga yang diterapkan sejak kecil

MR: dari keluarga, lingkungan terkecil dulu

ES: yang pasti daari keluarga

LL: dali lingkungan keluarga,khususnya orangtua

5. Bagaimana peran lingkungan pendidikan dalam membentuk karakter?

ABS : Sangat berperan, tingkat pemikiran dan pemahaman di lingkungan

seseorang tinggal akan sangat membantu untuk bertindak

LS: Lingkungan pendidikan memiliki pearan selain mencerdaskan juga

memiliki peran membentuk sikap jujur, disiplin,keberanian

RM: ya berperan membiasakan saja apa yang mungkin telah dibawa anak

didik dari rumah

BP: peran lingkungan pendidiakan sebagai media pembiasaan saja

SJ: Lingkungan pendidikan juga sangat berperan setelah keluarga,karena

lingkungan pendidikan memberikan pengalaman selain di keluarga

DA: lingkungan membantu mewujudkan karakter yang berbudi pekerti

dan berkarakter baik

DP: Sangat berperan, karena lingkungan pendidikan juga berperan dalam

membentuk karakter

LR: Di Indonesia tidak terlalu signifikan, yang paling utama itu

lingkungan keluarga dan masyarakat

KHA: Peran lingkungan pendidikan sangat penting, yaitu dalam

pendidikan tujuannya adalah pembentukan karakter peserta didik

ALB: Lingkungan pendidikan kan setelah keluarga, jadi di lingkungan

pendidikan pasti akan terbiasa dengan apa yang didapat di rumah

KM: lingkungan pendidikan kan setelah keluarga,jadi ya perannya tidak

begitu besar dibanding keluarga

RD: menurut saya lingkungan pendidikan juga berperan begitu besar

dalam pembentukan karakter seseorang, karena didalamnya ada

pendidikan karakter

MK: lingkungan pendidikan juga sangat berperan kalau masalah

pembentukan karakter, karena didalamnya ada proses belajar yang

melibatkan anak didik, nah melalui pendidikan itu terselip pendidikan

karakter

MR: peran lingkungan pendidikan ya sebagai wadah pembentukan

karakter anak

ES: lingkungan pendidikan berperan sebagai pengolah kepribadian yang

sudah dimiliki seseorang dengan cara pendidikan

LL: peran lingkungan pendidikan sepertihalnya lingkungan keluarga yang

memberikan contoh kepada peserta didik

6. Nilai karakter apa yang biasa dibentuk di lingkungan pendidikan?

ABS : Nilai karakter disiplin, religius, kreatif, mandiri dan lain

sebagainya

LS: Religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras , kreatif , mandiri,

tanggungjawab

RM: banyak sih yang bisa dibentuk, seperti kedisiplinan, keberanian,

kejujuran

BP: karakter disiplin, jujur, toleransi, kreatif

SJ: Yang paling menonjol itu sikap disiplin, kerjasama, dan menghargai

DA: nilai sosial, supaya dalam lingkungan masyarakat bisa ikut

partisipasi

DP: Banyak sih, yang pesti disiplin dan tanggung jawab

LR: Banyak, misalnya disiplin,kreatif dan kemandirian

KHA: Religius,disiplin, jujur, toleransi, kerja keras, kreatif,mandiri dan

lain-lain

ALB: Kedisiplinan, kreatif, tanggung jawab

KM: biasanya seperti karakter disiplin, toleransi, tanggung jawab, dan

mandiri

RD: yang paling menonjol itu karakter disiplin

MK: kalau dilingkungan pendidikan itu karakter disiplin yang paling

ditekankan

MR: kalau menurut saya karakter yang biasa dibentuk dilingkungan

pendidikan itu kerjakeraas, kreatif dan mandiri

ES: ya sesuai dengan 18 pembentukan karakter dari kementrian

pendidikan, seperti disiplin,berani, toleransi, kerja keras,kretif, mandiri

LL: karakter disiplin, kretif,suka membaca

7. Bagaimana dengan di Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi, apakah ada

pembentukan karakter? Seperti apa?

ABS : Ya tentu ada, setiap kegiatan yang disusun di racana itu

sebenarnya melatih anggota untuk membentuk karakter, jadi di racana itu

pembentukan karakter melalui kegiatan yang berdasarkan kode

kehormatan pramuka, yaitu tri satya dan dasadarma

LS: Ada, memang di Racana kegiatan yang dilakukan untuk membentuk

karakter anggotanya

RM: ada, melalui penerapan tri satya dan dasadarma yang dikemas

dalam kegiatan-kegiatan di racana

BP: pastinya ada, di racana pembentukan karakter itu dilakukan sejak

penerimaan anggota baru yaitu PLCPP, dan selanjutnya melalui

kegiatan-kegiatan yang telah disusun sebelumnya

SJ: Ada, kan ada banyak kegiatan racana, nah setiap kegiatan itu pasti

terselip pembentukan karakter, contohnya saat latihan PBB diajarkan

untuk disiplin, saat anggota racana mengajar pramuka di sekolahan-

sekolahan,mereka dituntut untuk setia slalu membawa nama baik racana

dan juga IAIN Salatiga

DA: ada, dengan adanya tugas organisasi akan mempengaruhi

pembentukan karakter anggota

DP: Jelas ada, terutama kedisiplinan, karena mengacu pada dasadarma

yang diterapkan melalui kegiatan

LR: Sangat ada, karena di Racana memang untuk membentuk karakter

mahasiswa

KHA: ada,seperti penerapan dasadarma pramuka, kan dasadarma

mengandung nilai yang baik yang apabila diterapkan pasti akan

membentuk karakter

ALB: Ada, saya juga merasakannya, diracana pembentukan karakter itu

dilakukan melalui kegiatan-kegiatan, contohnya kegiatan rapat,anggota

diharapkan berani berpendapat, otomatis membentuk karakter berani

KM: ada, seperti saat penerimaan anggota itu kan juga merupakan

langkah awal Racana dalam pendidikan karakter

RD: ada, kan memang di racana itu tempatnya para mahasiswa di didik

untuk lebih berkarakter

MK: ada, saya sendiri juga merasakan bahwa mengikuti racana bisa

membentuk karakter saya, seperti berani berpendapat saat rapat, kan

saking seringnya ikut rapat jadi lebih berani berpendapat

MR: ada, menurut saya diracana itu penbentukan karakter itu melalui

kegiatan-kegiatan yang ada, seperti ARR,kita sebagai anggota dituntut

untuk berani terjun langsung di masyarakat.

ES: ada, kalau saya pribadi pembentukan karakter di racana itu melalui

penerapan dasadarnma, contohnya konservasi alam, itu kan penerapan

dasadarma ke dua, contoh lain latihan rutin dengan materi PBB, disana

kita diajarkan kedisiplinan

LL: ada,racanaitu melakukan pembentukan karakter anggota dengan cara

berkegiatan

8. Karakter apa yang diharapkan pada diri anggota Racana sebagai mahasiswa?

ABS : Jujur, religius, disiplin, kreatif serta mandiri

LS: Disiplin, bertanggung jawab, kreatif,peduli sosial

RM: disiplin, kreatif dan mandiri

BP: tanggungjawab dan disiplin tinggi

SJ: Ya seperti disiplin,berani, cinta alam, toleransi

DA: karakter yang berakhlak dari luar maupun dari dalam diri

mahasiswa sehinggamenghasilkan kaum intelek dan terus berkarya

DP: Disiplin, tanggung jawab, mahir handal dan profesional

LR: Berbudi luhur dan disiplin

KHA: Karakter yang sesuai dengan dasadarna dan trisatya

ALB: Disiplin, bertanggung jawab, kreatif

KM: seperti disiplin,pemberani dalam ambil keputusan, dan yang pasti

religius

RD: ya karakter mulia, sepertireligius, jujur,teleransi, disiplin

MK: karakter disiplin, tanggungjawab, mandiri

MR: karakter kerjakeras dan disiplin

ES: karakter jujur,disiplin,dan mandiri

LL: disiplin, toleransi, mandiri dan kreatif

9. Contoh Karakter apa yang di bentuk di Racana Kusuma Dilaga-Woro

Srikandhi?

ABS : Religius, disiplin, kreatif, mandiri

LS: Tanggung jawab dalam mengemban amanah dalam menjalankan

sebuah kegiatan, disiplin aturan yang ada

RM: kedisiplinan, kreatif, mandiri, dan tanggung jawab

BP: kedisiplinan, toleransi, kerjakeras,pantang menyerah

SJ: Kedisiplinan, yang dilaksanakan malalui pelatihan PBB

DA: diajarkan untuk sesalu ucap salam ketika bertemu sesama anggota,

ini melatih karakter religius anggota, kemudian sebisa mungkin

melaksanakan sholat berjamaah, sebagai wujud disiplin waktu dan juga

kewajiban

DP: Bertanggung jawab atas tugas yang dibebankan di Racana

LR: Rela berkorban, disiplin dan setia

KHA: Religius,disiplin,kerja keras dan toleransi

ALB: Karakter disiplin sangat kuat dibentuk di Racana

KM: kedisiplinan, melalui pembiasaan mentaati peraturan racana, patuh

kepada ketua

RD: pemberani, ada saat anggota racana diajak untuk diskusi saat rapat,

dan saat itu dituntut untuk berani menyampaikan ide

MK: disiplin, berani, tanggung jawab, kreatif

MR: kreatif, mandiri, kerjakeras, dan toleransi

ES: yang saya rasakan itu pembentukan karakter kerjakeras,karena tiap

kali ada kegiatan kita sebagai anggota itu dituntut untuk bekerjakeras

agar kegiatan itu terlaksana dengan baik

LL: kalau sebagai anggota, saya merasakan adanya pembentukan

karakter berani, t erutama berani saat mengungkapkan pendapat saat rapat

10. Seberapa penting karakter bagi anggota Racana sebagai mahasiswa?

Alasannya?

ABS : Sangat penting, karena karakter seseorang akan mempengaruhi

sistem kerja mereka, otomatis kan apabila orang itu berkarakter baik

kerja mereka juga baik

LS: Penting sekali, karena Racana merupakan organisasi yang kuat maka

dibutuhkan sekali sebuah karakter yang baik di tubuh anggota Racana

RM: penting sekali, karena dengan memiliki karakter akan membuat kita

sebagai mahasiswa dipandang bisa mempengaruhi orang disekitar kita

BP: penting mas, karena kan karakter itu yang membuat kita lebih bisa

menguasai diri kita dan memberikan contoh di lingkungan sekitar

SJ: Sangat penting, karena karakter itulah yang akan membuat seseorang

bisa menonjolkan kualitas diri

DA: penting sekali, karena dalam mencetak akhlakul karimah,intelektual

dan punya karya yang sangat dibanggakan

DP: Sangat penting, karena sebagai anggota Racana juga berperan

sebagai mahasiswa yang harus mempunyai tujuan hidup

LR: Sangat penting, karena fase mahasiswa membentuk jati diri

kedepannya

KHA: Sangat penting, karena seorang mahasiawa tentunya harus

berkarakter, apalagi anggota Racana harus dan wajib berkarakter

ALB: Penting sekali, karena tanpa karakter yang kuat, mahasiswa tidak

akan jadi agen perubahan

KM: penting sekali,karakter kan merupakan landasanseseorang

membawa diri dilingkungan mereka berada, jadi apabila orang itu

berkarakter mulia pasti akan menguasailingkungannya

RD: penting banget, karena dengan karakter baik akan mengantarkan

orang itu untuk lebih jadi individu yang bermanfaat

MK: penting banget mas, dengan memiliki karakter yang baik otomatis

kehidupan kita jadi lebih terarah

MR: menurut saya penting, karena karakter itu akan menentukan kita

dalam mengambil tindakan

ES: penting,alasannya ya karena karakter itu yang bisa menunjukkan

seberapa kualitas diri kita

LL: penting banget, trutama untuk memberikan pengaruh pada

lingkungan kita berada

11. Apa Dasadarma itu?

ABS : Dasadarma adalah kode etik gerakan pramuka dalam bentuk

sepuluh ketentuan

LS: Dasadarma itu ya aturan bagi anggota pramuka

RM: dasadarma itu pedoman dalam berperilaku bagi anggota pramuka

BP: dasadaarma itu merupakan tata kelakuan bagi anngota pramuka

SJ: Dasadarma itu sepuluh asas dasar untuk pramuka

DA: dasadarma adalah sepuluh kehormatan yang memiliki nilai

baik,seperti halnya pendidikan karakter

DP: Dasadarma adalah kode etik gerakan pramuka sekaligus sebagai

pedoman bagi anggota pramuka

LR: Dasadarma adalah pedoman bagi anggota pramuka

KHA: Dasadarma adalah kehormatan anggota pramuka yang dijadikan

patokan dan dasar dalam bertingkah laku

ALB: Dasadarma itu sepuluh ketentuan yang harus dimiliki oleh seorang

pramuka

KM: dasadarma itu pedoman atau kode etik yang digunakan dalam

organisasi kepramukaan yang dimana pedoman tersebut menjadi

landasan kepramukaan

RD: dasadarma itu dasar aturan bagi seorang pandu untuk menjadi

seorang yang berkepribadian baik

MK: dasadarma merupakan sepuluh landasan bagianggota pramuka

untuk bertindak

MR: dasadarma itu sepuluh aturan yang digunakan anggota pramuka

untuk membentuk karakter

ES: dasadarma itu sepuluh ketentuan moral bagi seorang pramuka

LL: dasadarma itu dasar pembentukan moral anggota pramuka

12. Apa yang anda pahami dari Dasadarma butir ke delapan (disiplin, berani dan

setia)?

ABS : Pramuka harus disiplin, berani dalam kebaikan dan setia dalam

kebenaran

LS: Sebuah aturan yang mengharuskan anggota pramuka bersikap

disiplin, lebih berani bertindak dan setia pada aturan

RM: dasadarma butir kedelapan itu ya aturan yang mengharuskan

anggota pramuka agar disiplin, mempunyai sikap berani dan juga setia

BP: ya bahwa pramuka itu mempunyai aturan harus disiplin berani dan

setia

SJ: Sikap yang harus dimiliki oleh seorang pramuka yaitu disiplin,berani

dan setia

DA: sebuah nilai yang dapat membuat diri kita disiplin waktu,

menghargai waktu,berani dalam mengambil keputusan dan setia pada

janji

DP: Merupakan patokan bagi anggota pramuka itu harus disiplin pada

aturan, berani dalam bertindak benar dan setia akan janji yang sudah

dibuat

LR: Merupakan wujud dari karakter yang penting bagi individu, terutama

bagi anggota pramuka

KHA: Bahwa anggota pramuka itu harus disiplin,berani dan setia pada

setiap aktifitasnya

ALB: Pramuka diharuskan bersikap disiplin, berani dalam kebenaran dan

setia akan janji pramuka

KM: sikap yang harus dimiliki oleh anak pramuka dalam wujud disiplin

diri, berani bertindak dan setia akan sumpah

RD: bahwa anak pramuka harus disiplin tinggi dan pemberani

MK: aturan yang mengarahkan anggota pramuka harus disiplin,berani

dan setia

MR: ketentuan bahwa pramuka itu harus bersikap disiplin, mempunyai

keberanian dan juga setia dan patuh

ES: aturan yang menunjukkan sikap disiplin berani dan setia itu harus

dimiliki angoota pramuka

LL: sebuah ketentuan moral anak pramuka yang harus disiplin berani dan

setia

13. Apa yang bisa diperoleh dari Dasadarma butir kedelapan?

ABS : Sikap kedisiplinan, keberanian, dan kesetiaan

LS: Sebuah sikap disiplin dan berani yang akan menentukan kejelasan

suatu tujuan hidup

RM: apabila diterapkan kita pasti bersikap disiplin

BP: ya kedisiplinan, keberanian dalam apapun, dan juga sikap setia akan

kebenaran

SJ: Disiplin dalam melaksanakan segala sesuatu, berani dalam

mejalankan tugas dan setiadalam menjalankan tanggung jawab

DA: dapat menjadi pribadi yang disiplin dalam keseharian dan

melakukan hal-hal yang bermanfaat

DP: Lebih bisa bersikap disiplin dalam hal apapun dan berani bersikap

yang positif

LR: Dapat disiplin waktu , lebih berani dalam hal positif

KHA: Sikap disiplin, berani dan setia

ALB: Melatih diri lebih disiplin,lebih berani dalam keputusan, berani

menerima saran dari orang lain dan bertahan dengan pendapat

sendiritetapi tidak egois dan tetap toleran

KM: yang pasti kediplinan, baik untuk diri sendiri maupun orang lain

RD: anak pramuka memperoleh pembentukan karakter disiplin,berani dan

setia

MK: perilaku yang mencerminkan kedisiplinan, sikap berani dan juga

kesetiaan

MR: apabila diterapkan pasti akan membuat diri pribadi yang disiplin

akan semua hal

ES: ya pasti sikap disiplin, mempunyai keberanian dan juga memiliki jiwa

yang setia

LL: perilaku disiplin, sikap yang berani dan juga pasti setia akan janji

14. Apa makna Disiplin menurut anda?

ABS : Menurut saya disipilin itu tepat dan sesuai dengan apa yang

seharusnya

LS: Disiplin itu menjalankan suatu hal yang sudah diatur dengan sadar

tanpa sebuah tekanan

RM: disiplin itu sikap yang patuh akan aturan

BP: menurut saya disiplin itu aturan yang mengharuskan diri kita untuk

senantiasa patuh

SJ: Disiplin itu taat, tertib dalm melaksanakansesuatu

DA: disiplin itu taat, patuh dalam menghargai waktu dan apapun sesuai

aturan

DP: Disiplin adalah tingkah individu dalam melakukan segala sesuatu

yang sesuai dengan kaidah yang berlaku dan sesuai dengan aturan

LR: Disiplin adalah dapat melaksanakan segala sesuatu dengan baik dan

penuh tanggung jawab

KHA: Disiplin adalah melakukan sesuatu sesuai porsinya dan sesuai

dengan tempatnya

ALB: Disiplin itu melaksanakan segala sesuatu sesuai aturan yang

berlaku, runtut,tertib dan rajin

KM: disiplin itu melaksanakan kegiatan sesuai aturan

RD: disiplin itu melakukan apa yang telah direncanakan

MK: disiplin itu melakukan sesuai aturan yang telah disepakati

MR: disiplin merupakan sikap taat akan aturan

ES: disiplin merupakan sikap seseorang yang berusaha untuk

menjalankan aturan yang mengikat

LL: disiplin itu patuh terhadap peraturan

15. Apa makna Berani menurut anda?

ABS : Berani menurut saya adalah tidak bersembunyi dibalik orang lain

LS: Berani merupakan sikap yang selangkah lebih maju dari yang lain

RM: berani itu sebuah tindakan yang tanpa melihat resiko yang dihadapi

BP: menurut saya berani itu karakter yang tanpa mempedulikan akibat

yang akan dihadapi

SJ: Berani itu tidak takut, mantab dalam berbuat

DA: berani itu tanpa rasa takut dalam menghadapi apapun yang sesuai

kebenaran

DP: Berani adalah tidak ketakutan terhadap segala sesuatu yang sesuai

dengan peraturan

LR: Berani itu tidak takut menghadapi segala sesuatau dan permasalahan

dengan adanya dasar yang kuat

KHA: Berani adalah kuat menghadapi segala permasalahan dan

tantangan dengan berani namun harus berdasarkan kebenaran

ALB: Berani itu kemampuan hati seseorang dalam mengalahkan

ketakutan berpendapat,mengkritisi,dan menerima hal positif maupun

negatif

KM: berani itu tidak pernah takut mengambil keputusan

RD: berani itu sebuah tindakan tanpa menyalahkan orang lain,tetapi tidak

menyalahi aturan

MK: berani itu sikap pantang menyerah

MR: berani merupakan perbuatan yang didasarkan kebenaran

ES: berani adalah sikap individu yang dimana tanpa melihat resiko dari

sebuah perbuatan, tetapi juga waspada

LL: menurut saya berani itu tidak ada keraguan dalam melangkah

16. Apa makna Setia menurut anda?

ABS : Setia adalah bertahan dan mempertahankan, dalam situasi apapun

pastinya

LS: Setia itu sikap percaya yang dilaksanakan dengan sebuah sikap untuk

mengikutinya

RM: setia itu sebuah komitmen terhadap janji

BP: setia merupakan kondisi dimana seseorang taat akan sebuah janji

SJ: Setia itu selalu menepati janjinya

DA: setia itu istiqomah dalam hal apapun

DP: Setia adalah sikap seseorang yang berpegang teguh akan sebuah janji

LR: Setia merupakan tanggung jawab atas segala sesuatu serta tidak

melenceng

KHA: Setia adalah patuh, taat terhadap sesuatu ikatan atau komitmen

ALB: Setia itu bertahan dalam suatu ketetapan atau prinsip yang sudah

ditanam pada diri sendiri agar lebih tertata

KM: kemampuan menjalankan sesuai ucapan, istiqomah

RD: setia itu konsisten

MK: setia itu sikap yang konsisten terhadap apapun

MR: setia itu sebuah tindakan yang mengikat seseorang akan komitmen

ES: setia itu kalau menurut saya sebuah sikap yang mengharuskan

seseorang untuk memenuhi sebuah komitmen awal mas

LL: setia itu berhubugan dengan komitmen, jadi setia bisa dikatakan

sebuah sikap yang memegang teguh sebuah komitmen awal dalam sebuah

hubungan

17. Adakah karakter disiplin, berani dan setia pada diri anggota Racana?

Contohnya seperti apa?

ABS : Pastinya ada, contohnya seperti saat anggota selalu berusaha

berpakaian rapi, berani berpendapat, setia iuran Gudep

LS: Pastinya ada, karena raasa percaya dan memilikinya, maka anggota

akan menjalankan dan mengikuti segala apa yang diatur dan apa yang

harus dijalankandi badan organisasi. Contohnya Berani membentuk

sebuah program kerja, menyusun dan melaksanakan program kerja

hingga akhir, serta hadir didalamnya

RM: ada mas, contohnya saat kita laporan pertanggungjawaban itu mas,

saya sendiri merasakan saat laporan itu kita dituntut disiplin, selain

disiplin waktu disiplin disini juga berupa kepatuhan kita kepada pimpinan,

selain disiplin kita juga dituntut berani dalam mempertanggungjawabkan

apa yang kita lakukan saat kegiatan berlangsung

BP: selama saya jadi anggota karakter tersebut itu ada mas, contohnya

gampang ditemukan disanggar yaitu saat datang waktu sholat banyak

anggota yang segera melaksanakan sholat di sanggar berjamaah,ini kan

disiplin waktu kanmas

SJ: Ada, contohnya ketika datang waktu sholat, banyak anggota racana

yang langsung melaksanakan sholat, ini kan wujud disiplin waktu, terus

saat menjadi panitia kegiatananggota racana berani melaksanakan tugas

sebagai panitia, kalau setia istu saat anggota mengajar ke sekolah-

sekolah, mereka setia membawa nama baik racana

DA: adasekali, dalam kegiatan menepati waktu dan

menghargai,mengambil keputusan pada saat rapat dan komitmen dalam

kinerja menjadi dewan

DP: ada, Ketika kegiatan anggota racana datang tepat waktu, itu wujud

nyata bahwa anggota memiliki karakter disiplin berani dan setia sesuai

dasadarma ke delapan yaitu disiplin berani dan setia

LR: ada ,contohnya tepat waktu saat berkegiatan, lebih berani dalam

berpendapat saat rapat maupun saat melaporkan hasil kegiatan

KHA: ada, contohnya dalam belajar dan bertanggung jawab dalam

kehidupan sehari-hari itu lebih berani, misal saat kita terjun langsung di

masyarakat di kegiatan ARR, kita kan dituntut berani menghadapi

masyarakat yang pastinya memiliki pemikiran yang berbeda beda, nah

disana kita harus mampu memberi usulan usulan

ALB: Ada, saya juga merasakannya Teman-teman itu lebih disiplin waktu,

dan satu komando,berani memberi masukan apabila perlu

tambahan,mereka berani bicara di forum

KM: ada, setelah melalui pendidikan di racana saya juga merasakan diri

saya lebih disiplin,disiplin waktu terutama dan berani berpendapat

RD: ada, kan memang kita dididik untuk disiplin, berani dan setia, contoh

gampangnya dapat dilihat saat laporan pertanggungjawaban,saat itu

anggota pasti akan lebih disiplin dalam melaksanakannya dan juga berani

menyampaikan yang akan dilaporkan

MK: ada mas, jelas sekali dapat dilihat saat berkegiatan, dari awal rapat

pembentukan panitia sampai akhir kegiatan kita dituntut unuk disiplin

waktu,berani mengambil resiko saat kegiatan dan setia dari misi di

kegiatan tersebut

MR: ada, saya juga merasakan setelah jadi anggota racana itu lebih bisa

menghargai waktu, apalagi saat kita berhadapan dengan pembina

Racana, kita dituntut untuk disiplin dan berani

ES: ada,saya melihat teman-teman itu dari waktu ke waktu ada perubahan

soal disiplin diri, contohnya itu saat awal masuk di Racana teman teman

itu seakan menyepelekan waktu itu lho mas, nah setelah mengikuti

kegiatan kegiatan yang dituntut untuk disiplin dan berani seakan-akan

mereka itu sudah terbiasa dengan disiplin dan lebih berani bersikap

LL: ada lah mas, sejak awal masuk racana kan kita diajarkan disiplin dan

berani, contohnya ya dapat dilihat saat kegiatan yang mengharuskan kita

disiplin, saya melihat teman teman itu selalu disiplin waktu saat kegiatan

18. Adakah manfaat penerapan dasadarma? Apa manfaatnya?

ABS : Ya ada, itu pasti ,Dengan menerapkan dasadarma bisa membentuk

sikap, mental, dan karakter

LS: Ada, Dengan menerapkan dasadarma,nilai-nilai karakter sudah pasti

terpenuhi

RM: pastinya ada, kan dasadarma itu berisi nilai-nilai baik, nah apabila

diterapkan pasti akan membentuk pribadi yang baik pula

BP: ya pasti ada, manfaatnya apabila diterapkan dengan baik saya yakin

akan membentuk pribadiyang berkarakter baik sesuai kandungan

dasadarma

SJ: Ada, dengan menerapkan dasadarma itu menumbuhkansikap-sikap

yang sesuai dengan norma yang baik, saya sendiri juga baru berusaha

menerapkannya, salah satunya sikap disiplin

DA: Ada, dalam kehidupan sehari-hari penerapan dasadarma bila

diterapkan ada manfaatnya, yakni salah satunya musyawarah di

lingkungan masyarakat , kita tahu isi atau kandungan dengan cara

mengaplikasikannya setiap hari dan tidak mengingkari ataupun tidak

menjalankan, seperti bertaqwa kepada Tuhan, itu berisi bahwa kita harus

mengimaninya

DP: ada , dengan menerapkan dasadarma kepribadian anggota Racana

jadi lebih baik

LR: ada,banyak Kandungan dasadarma apabila diaplikasikan dalam

kehidupan bisa untuk sarana menata diri agar lebih baik

KHA: ada, Dengan menerapkan dasadarma sikap perilaku kita akan lebih

baik lagi dan kita akan memiliki akhlak dan budi pekerti yang baik

ALB: Ada, Banyak sekali manfaatnya, dari dasadarma ke satu sampai

sepuluh tersemat halbaik, yang bila dilaksanakan akan bermanfaat bagi

kehidupan

KM: ada, banyak sekali manfaatapabila isi dasadarma diterapkan

sungguh-sungguh,karena didalamnya terdapat nilai luhur bagi kehidupan

manusia, misalnya kita diajarkan untuk disiplin, mencintai alam sekitar

RD: ada, dengan menerapkan dasadarma kita diajarkan untuk selalu

bersikap positif seperti cinta alam dan kasih sayang sesama manusia, itu

kan bagus sekali kalau diterapkan

MK: mas, nilai-nilai positif dalam dasadarma apabila diterapkan ya pasti

akan berdampak baik pada yang menerapkannya

MR: ada, manfaatnya ya apabila dasadarma diterapkan pasti akan

membentuk mental dan karakter yang baik, tahu sendiri lah mas isi

dasadarma itu kan banyak mengandung nilai-nilai karakter

ES: kalau melihat kandungan dasadarma pasti ada manfaatnya apabila

diterapkan pasti akan membuat sikap kita jadi lebih baik

LL: ya kalau memang benar-benar diterapkan pasti manfaatnya sangat

bagus, kalau melihat isi kandungannnya yang begitu menjunjung nila—

nilai positif

19. Apakah karakter bisa dibentuk melalui penerapan Dasadarma? bagaimana?

ABS : Bisa, karena dalam dasadarma mengandung nilai-nilai baik maka

dengan menerapkannya akan membentuk karakter seseorang

LS: Bisa, karena di dalam dasadarma terkandung nilai-nilai baik yang

pasti akan membentuk karakter siapapun yang menerapkannya

RM: bisa, Kan dalam dasadarma mengandung nilai-nilai karakter yang

baik, kalau di Racana pembentukan karakter itu dilakukan dengan

adanya kegiatan yang didasarkan pada dasadarma

BP: bisa, didasadarma itu ada nilai karakter yang banyak, dan apabila

diterapkan dengan baik pasti akan membentuk karakter, lahkah

penerapannya itu kalau di Racana sudah terselip dalam kegiatan,

contohnya dasadarma ke dua diterapkan dalam kegiatan Konservasi alam

SJ: Bisa, ya dengan mengamalkan apa yang menjadi kandungan

dasadarma, misalnya taqwa kepada tuhan, dengan melaksanakannya pasti

akan jadi orang yang berkarakter religius

DA: Karakter adalah sikap, jadi besar kemungkinan bisa dibentuk,

apalagi melalui dasadarma, karena nilai dari karakter sama dengan nilai

dasadarma, dengan metode dan prinsip yang benar maka karakter bisa

dibentuk dengan baik

DP: bisa, melalui kegiatan-kegiatan di racana banyak penerapannya,

misalnya konservasi alam,itu kan penerapan dasadarma ke dua, latihan

PBB melatih disiplin

LR: bisa, dengan mempraktekkan kandungan dasadarma

KHA: bisa, misal ketua racana memerintahkan sesuatu sebisa mungkin

anggota mematuhinyasebgai wujud disiplin terhadap aturan pimpinan

ALB: Bisa,karena dasadarma itu panduan pembentukan karakternya anak

pramuka. Ya dengan menerapkan isi nya, misal cinta alam pada

dasadarma kedua,diracana ada kegiatan konservasi alam sebagai

penerapan dasadarma

KM: bisa saja, asalkan kandungannya dipahami dulu,setelah itu apabila

diterapkan pasti akan berpengaruh pada karakter seseorang

RD: bisa, kan dasadarma didalamnya terdapat nilai karakter yang baik,

pasti apabila diterapkan ya membentuk karakter seseorang

MK: bisa, dasadarma itu kan aturan bagi anggota pramuka, nah apabila

diterapkan pasti akan membentuk karakternya

MR: bisa, saya sendiri merasakan setelah saya belajar menerapkan

dasadarma, seperti disiplin, saya berusaha menerapkannya dengan

melaksanakan sholat tepat waktu, dan itu membuat saya merasa

kedisiplinan itu mengalir seiring berjalannya waktu

ES: bisa saja, apabila diterapkan dengan baik pasti akan membentuk

karakter siapa saja yang menerapkannya

LL: bisa, kalau yang saya tahu selama diracana penerapan seperti itu

dilakukan melalui kegiatan

20. Adakah penerapan Dasadarma di Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi?

Seperti apa?

ABS : Ada, sampai sekarang banyak upaya dalam penerapan dasadarma

melalui kegiatan-kegiatan

LS: ada, contohnya Setiap anggota diajarkan sikap tolong menolong

seperti ketika dibutuhkan bantuan kesehatan anggota siap, anggota

diharapkan hadir tepat waktu ketika kegiatan sebagai wujud disiplin dan

melaksanakan kegiatan PHBI sebagai wujud religius

RM: ada, kegiatan yang dilakukan di racana itu kan upaya dalam

membentuk karakter mahasiswa dan juga sebagai penerapan dasadarma

BP: ada, contoh penerapannya melalui kegiatan, konservasi alam

misalnya, itu kan penerapan dasadarma ke dua,bisa juga saat latihan

rutin PBB,penerapan dasadarma ke delapan

SJ: Ada, banyak sekali kegiatan yang didalamnya mengandung pendidikan

karakter, contohnya disiplin berani dan setia, setiap anggota akan diajak

untuk berlatih membentuk kedisiplinan, keberanian dan kesetiaan

DA: sangat ada, termasuk keseharian atau pada saat melaksanakan

program kerja di racana, melalui kegiatan itulah dasadarma dapat

diterapkan, mulai dari disiplin waktu dan yang lain , pada saat kegiatan

intra kampus maupun ekstra kampus, disitulah kita diberi tanggung jawab

untuk mengemban semua tugas yang kita dapatkan, dari sana kita dididik

supaya berkarakter

DP: ada, anggota racana dilatih memiliki jiwa sosial yang tinggi tidak

hanya mementingkan diri sendiri

LR: ada, penerapannya banyak di kegiatan kalau itu mas

KHA: ada, kalau saya melihat dan apa yang saya rasakan

penerapanseperti itu saat kegiatan, secara gak sadar sih

ALB: Ada, akan tetapi belum semuanya diterapkan, penerapannya

biasanya lewat kegiatan, misalnya kegiatan latihan PBB,itu melatih

disiplin, saat latihan gabungan itu melatih banyak hal, seperti keberanian,

kerja keras, mandiri

KM: ada, misalnya saat kegiatan Amalan Ramadhan Racana, disana

anggota racana diajarkan untuk peduli sesama, saat latihan PBB anggota

racana dituntut untuk disiplin

RD: ada, penerapannya biasanya melalui sebuah kegiatan, misalnya saat

latihan gabungan, disana anggota racana diajarkan untuk disiplin, berani

mengikuti tantangan materi latihan

MK: ada, secara gak sadar dalam setiap kegiatan di racana itu sudah

bentuk menerapkan dasadarma, seperti konservasi alam itu kan wujud

menerapkan dasadarma ke dua

MR: ada, kalau saya juga merasakan penerapannya itu tidak secara

langsung tetapi pada akhirnya baru sadar gitu lho mas, lewat kegiatan-

kegiatan gitu lah

ES: ada, saya melihat penerapan dasadarma itu tidak begitu terlihat, tapi

secara tidak langsung itu membentuk karakter kami sebagai anggota

Racana, misal saat kita ikut latihan rutin PBB,itu kan bisa membentuk

karakter disiplin kita, meski tidak instan kita bisa disiplin

LL: ada, selama saya di Racana setiap kegiatan yang saya ikuti itu

terdapat pembentukan karakternya, contohnya itu saat Latihan Gabungan,

disana saya merasakan kedisiplinan itu penting,ini kan menunjukkan

karakter disiplin dibentuk didalamnya

21. Karakter seperti apa yang bisa diperoleh melalui penerapan Dasadarma

Pramuka?

ABS : Yang pasti karakter yang sesuai dengan harapan keluarga,bangsa

dan agama seperti disiplin,tanggung jawab,keberanian,setia, kreatif

LS: Kita lebih religius, toleransi antar sesama, disiplin waktu, kerja

keras,kreatif,mandiri,peduli sosial dan tanggung jawab

RM: seperti disiplin, berani dan tanggung jawab

BP: karakter disiplin, toleransi, religius

SJ: Toleransi,disiplin, berani, religius

DA: seperti tanggung jawab dalam mengemban tugas, dapat dipercaya

sebagai dewan racana dan semua yang terkadang dalam dasadarma

dapat kita peroleh

DP: karakter religius, jujur, kreatif, disiplin

LR: jujur,disiplin, kreatif, mandiri dan yang pasti peduli sesama

KHA: karakter yang religius, toleran, disiplin,patuh, jujur, bertanggung

jawab dan lain sebagainya

ALB: Kita lebih toleransi antar sesama, disiplin waktu

KM: kalau diterapkan kita pasti akan lebih disiplin, religius, toleransi dan

juga berani

RD: karakter religius, disiplin,berani, cinta alam

MK: karakter yang sesuai isi dasadaarma pastinya,seperti disiplin,berani,

toleransi dan juga kerja keras

MR: karakter berani,karakter disiplin, karakter kerja keras dan karakter

religius

ES: banyak yang bisa diperoleh sih,misalnya disiplin,keberanian, karakter

religius sebagai wujud dasadarma ke satu dan masih banyak lagi

LL: karakter yang menonjolkan bahwa itu anak pramuka, yaitu kreatif

dan mandiri

22. Apakah anggota Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi sudah menerapkan

Dasadarma khususnya butir ke delapan? Contohnya seperti apa?

ABS : Sudah, walapun belum semuanya di terapkan, contohnya seperti

mentaati peraturan di sanggar, itu yang utama saya amati selama jadi

dewan Racana

LS: Siap sudah, contohnya Ya seperti merayakan peringatan hari besar

islam, konservasi alam sebagai wujud cinta alam, menjalankan sebuah

kegiatan

RM: sudah, contohnya selalu berusaha menepati waktu

BP: sudah, selama saya jadi dewan di Racana yang saya amati anggota

itu berusaha tidak melanggar atauran

SJ: sudah , selama saya jadi dewan contohnya anggota itu Selalu

berusaha mengikuti aturan di Racana, sebagai wujud disiplin pada aturan

DA: sudah meski belum sepenuhnya dilaksanakan, mulai dari dewan

maupun anggota bertanggung jawab atas Racana,seperti selalu

melaksanakan program kegiatan yang telah disusun, disiplin akan tugas

DP: sudah, tapi belum semuanya , menerapkan sifat hemat, terutama saat

kegiatan

LR: ya, sudah,meski tidak semua dasadarma, contohnya disiplin waktu,

terutama saat kegiatan

KHA: sudah, contohnya karakter disiplin yang diimplementasikan dalam

kegiatan

ALB: sudah Selalu sedia mengikuti aturan di Racana, sebagai wujud

disiplin pada aturan

KM: sudah, kami selalu berusaha untuk tidak melanggar aturan, itu aja

RD: sudah, saya sendiri berusaha untuk selalu mentaati aturan di

sanggar, dan juga melaksanakan perintah ketua

MK: sudah, secara tidaklangsung kita selalu menerapkannya di setiap

kegiatan,contohnya ya kita berusaha datang tepat waktu saat ada rapat

MR: sudah meski tidak semuanya sadar, contohnya kalau saya pribadi

berusaha patuh pada ketua sebagai wujud disiplin aturan dari ketua

ES: sudah, saat rapat dan LPJ secara tidak langsung kita menerapkan

dasadarma ke delapan yaitu sikap berani

LL: sudah, cantoh realnya seperti berusaha sholat tepat waktu sebagai

wujud disiplin waktu

23. Apa harapan anda terkait pembentukan karakter melalui penerapan

Dasadarma?

ABS : saya berharap semoga pramuka dengan dasadarmanya menjadikan

solusi untuk membentuk karakter yang lebih efektif dan mengena lebih

jauh dan menyeluruh

LS: Harapan saya terhadap pembentukan karakter melalui penerapan

dasadarma ialah terbentuknya karakter bangsayang baik, karena bangsa

yang memiliki karakter ialah bangsa yang dihuni oleh masyarakat yang

berkarakter yang baik.pramuka sebagai wadah pendidikan nonformal

yang menaungi penerapan dasadarma dimana karakter yang akan

dibentuk dari dasadarma sangat real dan aplikatif dalam

penerapannya,bukan hanya teori

RM: saya berharap,dengan dasadarma itu bukan hanya anggota racana

yang bisa menerapkannya

BP: saya Cuma berharap kandungan dasadarmaitu diterapkan dengan

sebaik-baiknya

SJ: Saya berharap semua kandungan dasadarma bisa dipahami semua

orang, karena dasadarma mengandung nilai karakter baik

DA: melalui dasadarma ini saya berharap anak pramuka menjadi insan

yang berguna bagi nusa bangsa dan agama serta menjadi pedoman untuk

diri kita

DP: saya berharap penerapan dasadarma dapat diterapkan semaksimal

mungkin

LR: saya berharap anggota racana lebih bisa mengaplikasikan apa yang

terkandung di dasadarma dalam kehidupan sehari hari

KHA: harapan saya semakin banyak orang yang menyadari betapa

pentingnya karakter dan pembentukannya melalui dasadarma

ALB: Harapan saya, karakter anggota Racana lebih tertata,karena

dasadarma merupakan acuan dalam pembentukan karakter seseorang,

terutama anggota pramuka

KM: saya berharap untuk isi kandungan dasadarma bisa diaplikasikan di

setiap kegiatan, yang nantinya pasti akan membentuk karakter anggota

racana

RD: kalau saya berharap racana lebih giat lagi menerapkan dasadarma

dalam kegiatan yang nantinya bisa mempengaruhi karakter seluruh

anggota racana

MK: saya berharap di racana khususnya dasadarma bisa diterapkan

secara lebih mendalam, agar karakter yang terbentuk itu lebih terasa

MR: harapan saya anggota racana sadar bahwa dengan menerapkan

dasadrama bisa membentuk karakter mereka

ES: saya berharap semua anggota pramuka bisa menerapkan dasadarma

LL: saya berharap dengan penerapan dasdarma karakter yang ada di

dalamnya bisa menancap dengan kuat di setia porang yang

menerapkannya

Daftar Informan Alumni Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi

No. Nama

1. M. Nurul Huda, S.Pd.I

2. Nurrochim, S.Pd.I

3. Saiful Hadi, S.Pd.I

4. Noor Sahid Manggolo, S.Pd.I

Hasil wawancara

1. Apa makna karakter menurut anda?

M. Nurul Huda, S.Pd.I : karakter itu pembentuk watak atau perilaku

seseorang, jika dikaitkan dengan pramuka karakter itu sebuah jati diri

yang berlandaskan kode etik pramuka yaitu satya dan dasadarma

pramuka, dan jika dikaitkan dengan agama karakter itu sebuah perilaku

yang yang membentuk akhlaqul karimah manusia.

Nurrochim, S.Pd.I: karakter itu sebuah tingkah laku yang membuat

seseorang bisa dikenali sebagai manusia sesungguhnya.

Saiful Hadi, S.Pd.I: karakter itu semacam pola pemikiran yang terpancar

dari diri seseorang, dari sana kita bisa simpulkan mana orang yang

berkarakter dan mana tidak.

Noor Sahid Manggolo, S.Pd.I: karakter itu jati diri seseorang, bisa juga

dikatakan sebagai refleksi diri kita ke dunia luar, tanpa adanya itu pasti

kita tak akan bisa memperlihatkan seberapa kemampuan kita bagi orang

lain.

2. Menurut anda, Apakah karakter yang sudah terbentuk bisa dirubah?

Dengan cara seperti apa?

M. Nurul Huda, S.Pd.I : karakter yang terbentuk bisa saja dirubah,

dengan cara pendoktrinan nilai-nilai karakter, kalau ditataran mahasiswa

ini lebih mudah untuk memasukkan doktrin-doktrin, entah itu doktrin yang

baik atau buruk, nah setelah pendoktrinan ini tinggal pembiasaan saja

Nurrochim, S.Pd.I: bisa, dengan pembelajaran ,silahkan amati saja para

alumni,banyak yang memiliki karakter disiplin ,itu kan proses

pembelajaran di Racana juga

Saiful Hadi, S.Pd.I: bisa, jelas itu, tetapi ya butuh proses yang panjang

pastinya, tidak serta merta berubah begitu aja, kalau di racana perubahan

karakter semacam itu dapat didapat seiring anggota rajin mengikuti

kegiatan, pasti tujuan dari kegiatan yang diadakan mengandung nilai

karakter yang akan membentuk siapa saja yang terlibat didalamnya

Noor Sahid Manggolo, S.Pd.I: bisa saja dirubah, tetapi menurut saya tidak

mudah , merubah karakter seseorang diperlukan pengaruh yang kuat dari

lingkungan sekitar, lingkungan itu berpengaruh sangat besar lho dalam

hal ini, misalnya yang saya rasakan di racana lingkungan diracana secara

tak lngsung telah mempengaruhi karakter saya, terutama hal disiplin, saya

dulu dituntut untuk selalu menepati waktu ketika ada kegiatan apapun

3. Bagaimana dengan di Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi, apakah ada

pembentukan karakter? Seperti apa?

M. Nurul Huda, S.Pd.I : ada, khususnya di brigsus itu banyak sekali

materi-materi pendidikan karakter, seprti karakter disiplin, karakter

taqwa, karakter saling membantu, jiwa sosial ,jiwa korsa ada semua

disitu

Nurrochim, S.Pd.I: bisa, dengan pembelajaran ,silahkan amati saja para

alumni,banyak yang memiliki karakter disiplin ,itu kan proses

pembelajaran di Racana juga

Saiful Hadi, S.Pd.I: bisa, jelas itu, tetapi ya butuh proses yang panjang

pastinya, tidak serta merta berubah begitu aja, kalau di racana perubahan

karakter semacam itu dapat didapat seiring anggota rajin mengikuti

kegiatan, pasti tujuan dari kegiatan yang diadakan mengandung nilai

karakter yang akan membentuk siapa saja yang terlibat didalamnya

Noor Sahid Manggolo, S.Pd.I: bisa saja dirubah, tetapi menurut saya tidak

mudah , merubah karakter seseorang diperlukan pengaruh yang kuat dari

lingkungan sekitar, lingkungan itu berpengaruh sangat besar lho dalam

hal ini, misalnya yang saya rasakan di racana lingkungan diracana secara

tak lngsung telah mempengaruhi karakter saya, terutama hal disiplin, saya

dulu dituntut untuk selalu menepati waktu ketika ada kegiatan apapun

4. Apa makna dasadarma menurut anda?

M. Nurul Huda, S.Pd.I : dasadarma itu kode etik pramuka, yang

didalamnya mengandung banyak sekali nilai-nilai karakter

Nurrochim, S.Pd.I: dasadarma kalau menurut saya lebih kepada aturan

bagi pramuka untuk menjalankan tugasnya sebagai pramuka

Saiful Hadi, S.Pd.I: saya memaknai dasadarma sebagai tolak ukur

kepribadian anggota pramuka, kepribadian anggota pramuka seharusnya

bisa dilihat dari dasadarma

Noor Sahid Manggolo, S.Pd.I: dasadarma kalau menurut saya itu

aturan,dimana aturan ini dijadikan kode etik pramuka dalam bertindak,

kalau sesuai dasadarma anggota pramuka itu tidak bisa berbuat semaunya

sendiri, semuanya sudah diatur di dalamnya, misalnya dasaadarma

pertama mengatur kita agar selalu senantiasa taqwa haya pada Tuhan

Yang Maha Esa.

5. Adakah manfaat jika dasadarma diterapkan dalam kehidupan sehari-hari?

M. Nurul Huda, S.Pd.I : ada, manfaatnya banyak sekali. Dari segi religius

kita diajarkan untuk selalu bertqwa kepada Tuhan Yang Maha

Esa.dasadarma kedua mengajarkan kita selalu tadabur alam, bersyukur

kepada alam, dari segi sosial dengan menerapkan dasadarma yang rela

menolong tan tabah kita bisa bermanfaat bagi sesama, banyak sekali

manfaatnya.

Nurrochim, S.Pd.I: jelas ada, bahkan dalam melakukan segala sesuatu

jika kita menengok dasadarma semuanya akan terarah dengan baik

Saiful Hadi, S.Pd.I: manfaatnya banyak sekali, dengan catatan diterapkan

dengan baik, jika asal-asalan ya percuma juga,Cuma dapat capek.

Noor Sahid Manggolo, S.Pd.I: ada, dari dasadarma kita bisa mengambil

nilai-nilai luhur yang ada di dalamnya, misalnya kita ambil nilai disiplin

dalam dasadarma ke delapan, dengan menerapkannya pasti akan

membentuk kepribadian kita jadilebih disiplin

6. Apakah karakter bisa dibentuk dengan cara menerapkan dasadarma

pramuka?

M. Nurul Huda, S.Pd.I : bisa sekali, dari dasadarma satu sampai sepuluh

itu jika diterapkan semua, insyaAllah akan menjadikan manusia yang

sempurna, sebagai contoh dasadarma ke satu yang berbunyi Taqwa

Kepada Tuhan Yang Maha Esa,ini karakter religiusnya,banyak lagi

karakter yang bisa dibentuk melalui penerapan sperti itu. Karakter

disiplin ada,karakter sosial ada,karakter berni ada, komplitlah.

Nurrochim, S.Pd.I: bisa mengingat isi dasadarma yang sangat komplek

akan nilai karakter pasti sangat bisa dan sangat membantu dalam

pembentukan karakter siapa saja yang menerapkannya.

Saiful Hadi, S.Pd.I: bisa, bukan Cuma karakter yang akan terbentuk jika

dasadrma itu diterapkan, tetapi juga membentuk pola berfikir yang positif

Noor Sahid Manggolo, S.Pd.I: bisa, yang pasti dengan ikut pramuka.

Mengingat apa yang termaktup dalam dasadarma tidak Cuma karakter

saja yang bisa dibentuk,tetapi juga yang lainnya

7. Apa yang anda pahami dari dasadarma ke delapan?

M. Nurul Huda, S.Pd.I : dari dasadarma ke delapan itu kan

mengharuskan kita untuk disiplin dalam hal apapun pastinya, berani,

kalau saya mengartikan berani itu dengan slogan jangan bilang tidak bisa

sebelum mencoba, nah itu yang saya pakai sampai sekarang dan saya juga

berharap anggota Racana juga menerapkan hal seperti ini supaya bisa

tertanam sifat berani dalam dirinya.

Nurrochim, S.Pd.I: dasadarma kedelapan itu mengarahkan agar kita

selalu disiplin dan berni karena banyak sekali orang sukses itu berawal

dari kedisiplinan dan juga keberanian, maka dari itu bersyukurlah jadi

anak pramuka, karena segala sesuatunya sudah diatur dalam dasadarma.

Saiful Hadi, S.Pd.I: dasadarma ke delapan itu semacam aturan yang

mengharuskan anggota pramuka harus disiplin,berani dan setia, para

perumus dasadrma mungkin sudah sudah memikirkan efek dari kandungan

dasadarma itu jika diterapkan secara maksimal, dan efeknya bisa

mempengaruhi sikap manusia

Noor Sahid Manggolo, S.Pd.I: saya memaknai dasadrma ke delapan

sebagai pedoman hidup,bahwasanya hidup perlu adanya kedisiplinan,

keberanian, dan kesetiaan

8. Apakah di racana sudah menerapkan dasadarma ke delapan? Dengan cara

seperti apa?

M. Nurul Huda, S.Pd.I : sudah, khususnya di pendidikan brigsus banyak

sekali agenda yang menerapkan dasadarma ke delapan, seperti pelatihan

baris-berbaris,itu mendidik supaya disiplin,ada juga saat musrac mussus,

disana anggota racana dituntut untuk berani bicara. banyak sekali

kegiatan di Racana yang bisa membentuk karakter anggotanya, seperti

yang saya alami saat pendidikan Brigsus, disana merubah karakter

disiplin saya dalam makan dan sampai sekarangpun saya masih

menerapkannya, bahwa makan itu harus sampai habis sampai titik butir

nasi sekecil apapun, dan bagaimana cara saya menghargai waktu juga

saya dapatkan di kegiatan Brigsus. Kalau saya melihat yang sekarang

juga tidak jauh beda dengan yang saya alami dulu.

Nurrochim, S.Pd.I: sudah, kalau selama saya jadi anggota Racana dulu

pembentukan karakter itu terjadi saat ikut kegiatan, misalnya saat

kegiatan laporan pertangungjawaban, secara otomatis itu membangun

karakter tanggungjawab lho, ada lagi dalam kegiatan rapat yang

memancing setiap anggota yang hadir untuk berani bicara menyampaikan

unek-unek, itu juga membentuk karakter berani mereka dan mungkin

sampai sekarangpun itu masih berlaku.

Saiful Hadi, S.Pd.I: sudah,kalau saya dulu penerapan semacam ini

dirancang dalam tujuan sebuah kegiatan di racana, yang materinya

memuat pembentukan karakter yang ada dalam dasadarma ke delapan, di

pendidikan brigsus misalnya, ada banyak sekali materi-materi tentang itu

semua, tinggal nantinya para peserta kegiatan sadar atau tidak dengan

apa yang mereka dapatkan

Noor Sahid Manggolo, S.Pd.I: sudah, semua penerapan dasadarma itu

terrangkum dalam kegiatan, jadi kalau ditanya penerapannya seperti apa

ya dengan adanya kegiatan-kegiatan di racana

9. Apakah anda melihat ada karakter yang sesuai dalam dasadarma ke delapan

di diri anggota Racana?

M. Nurul Huda, S.Pd.I : selama saya menghadiri agenda racana banyak

melihat anggota yang berusaha disiplin waktu, ini sebagai contoh bahwa

anggota Racana memiliki sifat atau karakter disiplin itu tadi dan seperti

yang saya katakan tadi bahwa pembentukan karakter di racana itu lewat

kegiatan, jadi jika mau tahu anggota itu berkarakter atau tidak bisa dilihat

setelah mengikuti beberapa kegiatan yang dilaksanakan

Nurrochim, S.Pd.I: ada, sebagai contoh para alumni saja,banyak sekali

alumni yang sukses karena disiplin dan berani, kalau yang saya lihat

sekarang juga ada karakter anggota yang sesuai dengan dasadaarma ke

delapan, contoh ini tadi lah, kegiatan upgreding dan raker, saya lihat

mereka berusaha bekerja sesuai jadwal yang ada,ini kan disiplin waktu

Saiful Hadi, S.Pd.I: yang saya amati sih ada karakter semacam itu,

terutama anak-anak brigsus, setiap kali mengadakan kegiatan mereka

selalu menyempatkan untuk sholat tepat waktu sebagai cara

mendisiplinkan diri dengan waktu, karena yang sering saya datangi itu

acara brigsus jadi ya kurang lebih saya bisa menilai karakter dari

seorang brigsus. Dikaitkan lagi dengan kegiatan di brigsus banyak materi

tentang kedisiplinan dan keberanian, termasuk materi kegiatan yang bisa

membentuk karakter

Noor Sahid Manggolo, S.Pd.I: dasadarma kedelapan itu disiplin berani

dan setia, dan selama saya amati karakter yang sesuai dengan itu jelas

ada di anggota racana, contohnya yang saya temukan itu ketika

berkegiatan mereka tak melupakan shollat tepat waktu, itu kan disipin

waktu, dulu saat disuruh membuat laporan dan melaporkan hasil

kegiatan, secara tidak langsung saya merasakan adanya sikap berani

untuk bertanggung jawab. Dan masih banyak lagi contoh lainnya

10. Apa harapan anda berkaitan dengan pembentukan karakter melalui

penerapan dasadarma?

M. Nurul Huda, S.Pd.I : saya berharap dengan adanya mengikuti

kegiatan pramuka khususnya di racana, anggota racana memiliki karakter

yang kuat sesuai dasadarama dan jadi orang sukses, dan kalau mau jadi

orang hebat jadilah pramuka

Nurrochim, S.Pd.I: saya berharap kandungan dasadarma dikemas dalam

kegiatan dan dimantabkan lagi, mengingat banyak sekali manfaatnya

salahsatunya bisa membentuk karakter anggota racana

Saiful Hadi, S.Pd.I: harapan saya anggota racana itu bisa menghayati

tujuan dari setiap dasadarma

Noor Sahid Manggolo, S.Pd.I: saya berharap pembentukan karakter

dengan penerapan dasadarma itu terus digencarkan, terus dilakukan agar

nantinya setiap anggota dapat menghayati isi dari dasadarma itu sendiri

yang sangat bermanfaat kedepannya

SKKM

Nama : M. Arief Mufti Habibi

Program Studi : PAI (Pendidikan Agama Islam)

Nim : 11110084

Dosen PA : Suwardi, M.Pd.

Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

NO KEGIATAN WAKTU

KEGIATAN POIN KETERANGAN

1. OPAK STAIN SALATIGA

2010

25-27

AGUSTUS

2010

3 PESERTA

2.

USER EDUCATION OLEH

UPT PERPUSTAKAAN

STAIN SALATIGA

20-25

SEPTEMBER

2010

2 PESERTA

3. AMALAN RAMADHAN

RACANA KE-12

30 AGUSTUS-

3

SEPTEMBER

2010

2 PESERTA

4.

PLCPP XX OLEH

RACANA STAIN

SALATIGA

8-11

OKTOBER

2010

2 PESERTA

5.

NATIONAL WORKSHOP

OF ENTREPRENEURSHIP

AND BASIC

COOPERATION 2010

19

DESEMBER

2010

8 PESERTA

6.

KURSUS PEMBINA

PRAMUKA MAHIR

TINGKAT LANJUT KE-3

SE-JAWA OLEH

KWARCAB SALATIGA

25-30

JANUARI

2011

3 PANITIA

7.

TEMU PRESTASI

PENGGALAN DAN

PENEGAK

18-20

FEBRUARI

2011

3 REKA

KERJA/PANITIA

8. LATIHAN GABUNGAN

SE-JAWA

25-27

FEBRUARI

2011

4 PESERTA

9.

SK KETUA STAIN

SALATIGA

PENGANGKATAN

PENGURUS RACANA

23 MARET

2011 4

TEKNIK

KEPRAMUKAA

02.237

2011-2012

10.

LOMBA TEMU TEGAK

(LTT) VIII SE-

KARISIDENAN

SURAKARTA

9-10 APRIL

2011 4 JURI

11. PEKAN OLAHRAGA

STAIN III

22-24 APRIL

2011 3 PANITIA

12.

GALANG TANGKAS SE-

EKS KARISIDENAN

SURAKARTA

7-8 MEI 2011 4 JURI

13. GLADI TANGGUH

BRIGSUS KE-VI

30 APRIL-1

MEI 2011 3 PANITIA

14.

JAMBORE DAN

OLIMPIADE ANAK

SOLEH HIDAYATULLAH

SE-JAWA TENGAH

24-26 JUNI

2011 5 PANITIA

15. AMALAN RAMADHAN

RACANA KE-13

13-17

AGUSTUS

2011

3 PANITIA

16. BEBEK CUP III

28-29

OKTOBER

2011

3 PANITIA

17.

PERKEMAHAN

WIRAKARYA KE-10

PTAI SE-INDONESIA

21-30

NOVEMBER

2011

8 PESERTA

18.

PIAGAM

PENGHARGAAN

SEBAGAI DEWAN

RACANA

19

DESEMBER

2011

2 TEKPRAM

RACANA 02.237

19.

SK KEPALA UPK STAIN

SALATIGA

PENGANGKATAN

PENGURUS RACANA

2012

3 JANUARI

2012 4 SEKRETARIS

20. LATIHAN GABUNGAN

PTAI SE-JAWA

5-7 APRIL

2012 5 PANITIA

21. SEMINAS NASIONAL

EKONOMI SYARIAH 2 JUNI 2012 8 PESERTA

22. OPAK STAIN SALATIGA

5-7

SEPTEMBER

2012

3 PANITIA

23.

PENDIDIKAN DAN

LATIHAN CALON

PRAMUKA PANDEGA

KE-22 RACANA

12-15

OKTOBER

2012

3 PANITIA

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi

Nama : Muhammad Arief Mufti Habibi

Tempat, Tanggal lahir : Kab. Semarang, 08 Mei 1992

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Alamat : Dsn. Krajan I RT03, RW01, Desa Bener,

Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang

E-mail : [email protected]

Nomer HP : 085713563005

Latar Belakang Pendidikan

SD : SD N Bener 02 tamat tahun 2004

SMP : SMP N 2 Tengaran tamat tahun 2007

MA : MAN Salatiga tamat tahun 2010

PERGURUAN TINGGI : STAIN 2010