PENERAPAN DASADARMA PRAMUKA BUTIR KE DELAPAN...
Transcript of PENERAPAN DASADARMA PRAMUKA BUTIR KE DELAPAN...
i
PENERAPAN DASADARMA PRAMUKA BUTIR
KE DELAPAN DALAM MEMBENTUK KARAKTER
MAHASISWA MELALUI PENDIDIKAN
KEPRAMUKAAN
(Studi Pada UKM Pramuka Racana Kusuma Dilaga –
Woro Srikandhi IAIN Salatiga)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh:
MUHAMMAD ARIEF MUFTI HABIBI
NIM: 11110084
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2017
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini telah tersusun dan saya persembahkan kepada:
1. Kedua orang tua saya bapak Muhibul dan ibu Eny Rohmatin yang telah
mendidik dan membimbing serta memberi kebebasan kepada saya untuk
memilih dan berekspresi.
2. Kedua kakak kandung saya Nurul Ike Pravita dan Galuh Indah Puspita
yang selalu mendukung saya diwaktu kecil hingga sekarang.
3. Kedua kakak ipar saya Joko Irianto dan Abdullah Salam Nurul Ma’arif
yang selalu memberi nasehat supernya.
4. Keempat keponakan saya Gading, Aga, Cinta , Barick yang selalu
memberi inspirasi kecilnya.
5. Semua guru saya yang telah mendidik dan membimbing.
6. Nia, teman spesialku yang selalu setia menemani dan menungguku.
7. Keluarga besar Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi yang telah
menjadi tempat menggali ilmu dan pengalaman.
viii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang atas anugerah-Nya lah penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan
studi (S1) pada jurusan tarbiyah program studi Pendidikan Agama Islam di
Institut Agama Islam Negeri Kota Salatiga. Sholawat serta salam semoga
senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat
dan para pengikutnya yang selalu istiqomah di jalan-Nya. Yang telah
menunjukkan kita agama yang benar dan menuntun kita dari zaman
kebodohan ke jaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan ini.
Sesederhana apapun bentuk skripsi ini penulis merasa tidak dapat
menyelesaikannya sendiri, tentu saja hal ini tidak terlepas adanya bantuan
dari berbagai pihak. Selanjutnya pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga;
2. Suwardi, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
IAIN Salatiga dan pembimbing akademik yang telah memberikan
bimbingan dan perhatian selama kuliah;
3. Siti Rukhayati, M.Ag selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam
IAIN Salatiga;
x
ABSTRAK
Habibi, Muhammad Arief Mufti. 2017. Penerapan Dasadarma Pramuka
Butir Ke Delapan Dalam Membentuk Karakter Mahasiswa Melalui
Pendidikan Kepramukaan (Studi Pada UKM Pramuka Racana
Kusuma Dilaga–Woro Srikandhi IAIN Salatiga). Skripsi. Jurusan
Pendidikan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.
Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing : Dr. Mukti Ali,
M. Hum.
Kata Kunci: Penerapan Dasadarma Pramuka Butir ke Delapan dan
Pembentukan Karakter
Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui Penerapan
Dasadarma Pramuka Butir ke Delapan Dalam Membentukan Karakter (Studi
Pada UKM Pramuka Racana Kusuma Dilaga–Woro Srikandhi IAIN
Salatiga). Kepramukaan merupakan proses pendidikan ekstra dalam bentuk
kegiatan yang menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang
dilakukan di alam terbuka dalam Prinsip Dasar Kepramukaan (PDK) dan
Metode Kepramukaan (MK) untuk membentuk watak peserta didik.
Sedangkan Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi merupakan salah satu
unit kegiatan mahasiswa (UKM) yang bergerak dalam bidang kepramukaan
sebagai wadah bagi mahasiswa yang senang dalam mengikuti kegiatan
kepramukaan. Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi merupakan wadah
untuk berlatih serta pengembangan diri, baik dibidang kepramukaan, mental,
spiritual, karakter maupun di bidang lainnya yang dapat digunakan sebagai
bekal dalam kehidupan masyarakat dan bangsa.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Sesuai
pendekatan yang digunakan, maka kehadiran peneliti dalam penelitian ini
menjadi mutlak adanya. Penelitian ini dilakukan di Racana Kusuma Dilaga-
Woro Srikandhi IAIN Salatiga dengan informan pengurus, anggota dan juga
alumni Racana. Sumber data yang digunakan adalah sumber data primer
meliputi observasi dan wawancara dan data sekunder berupa dokumentasi.
Hasil penelitian dapat diketahui bahwa karakter merupakan pembeda
antar individu satu dengan yang lainnya yaitu berwujud budi pekerti yang
terpancar dari perilakunya. Kandungan dasadarma ke delapan berupa karakter
disiplin, berani, dan setia. Pembentukan karakter yang dilakukan di Racana
Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi dilakukan melalui setiap kegiatan yang
dilaksanakan. Kegiatan yang dilaksanakan diantaranya Pendidikan dan
Latihan Calon Pramuka Pandega, rapat koordinasi, latihan ruti, dan bina SGT
(Siaga, Galang, Tegak). Setiap kegiatan yang dilaksanakan di Racana
Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi dilakukan dengan menggunakan metode
yang menarik, menantang, mendidik dan menyenangkan akan membuat
seseorang tidak merasa jenuh dan bosan dalam belajar.
xi
DAFTAR ISI
Halaman Judul .................................................................................................. i
Lembar Berlogo ................................................................................................. ii
Nota Pembimbing .............................................................................................. iii
Lembar Pengesahan ........................................................................................... iv
Pernyataan Keaslian ........................................................................................... v
Halaman Persembahan ....................................................................................... vi
Motto ................................................................................................................. vii
Kata Pengantar ................................................................................................... viii
Abstrak .............................................................................................................. x
Daftar Isi ............................................................................................................ xi
Daftar Tabel ....................................................................................................... xiii
Daftar Lampiran................................................................................................. xiv
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Fokus Penelitian ............................................................................ 6
C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian ........................................................................ 6
E. Penegasan Istilah ........................................................................... 7
F. Metode Penelitian.......................................................................... 9
G. Sistematika Penulisan .................................................................... 11
BAB II: LANDASAN TEORI
A. Dasadarma Butir ke Delapan (Disiplin, Berani, dan Setia) ............. 13
B. Karakter dan Pembentukannya ...................................................... 22
C. Pembentukan Karakter Melalui Penerapan Dasadarma .................. 32
BAB III: PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Racana Kusuma Dilaga Woro Srikandhi ........................................ 34
B. Metode Pengumpulan Data............................................................ 40
C. Temuan Penelitian ......................................................................... 42
xii
BAB IV: PEMBAHASAN
A. Makna Karakter............................................................................. 54
B. Kandungan Dasadarma Butir ke Delapan ...................................... 55
C. Penerapan Dasadarma Butir ke Delapan dalam
Pembentukan Karakter mahasiswa ................................................ 57
BAB V: PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................... 64
B. Saran ............................................................................................. 66
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Indikator Disiplin ............................................................................... 19
Tabel 2.2 Indikator Berani ................................................................................. 20
Tabel 2.3 Indikator Setia .................................................................................... 21
Tabel 3.1 Daftar Dewan Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi IAIN
Salatiga Tahun 2016 ........................................................................ 39
Tabel 3.2 Daftar Dewan Brigade Khusus Racan Kusuma Dilaga-Woro
Srikandhi IAIN Salatiga Tahun 2016 ............................................... 40
Tabel 3.3 Daftar Informan Pengurus dan Anggota Racana Kusuma Dilaga-
Woro Srikandhi ............................................................................... 42
Tabel 3.4 Daftar Informan Alumni Racana Kusuma Dilaga-Woro
Srikandhi ......................................................................................... 43
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I Nota Penunjukan Pembimbing
Lampiran II Tentang Lembar Konsultasi Skripsi
Lampiran III Keterangan Penelitian
Lampiran IV Tentang Pedoman Wawancara
Lampiran V Hasil Wawancara
Lampiran VI Tentang Dokumentasi
Lampiran VII Tentang SKK
Lampiran VIII Tentang Daftar Riwayat Hidup
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dampak dari globalisasi yang terjadi saat ini telah membuat masyarakat
Indonesia terlupa akan pentingnya pendidikan karakter bangsa. Dampak yang
ditimbulkan yang juga didukung kemajuan teknologi tersebut tidak hanya
dampak yang positif saja, melainkan juga banyak dampak negatif yang telah
ditimbulkan, diantara dampak negatif yang ditimbulkan dari era globalisasi
yaitu sering ditemuinya degradasi nilai atau moral yang terjadi sekarang ini.
Hal tersebut disebabkan karena rendahnya kesadaran masyarakat untuk
menerapkan nilai-nilai moral yang ada dalam kehidupan sehari-hari, terutama
rendahnya kesadaran akan nilai-nilai moral ini tercermin dalam kehidupan
sehari-hari pada kalangan pemuda yang sudah melupakan nilai-nilai moral
bangsa yang ada sejak zaman dahulu kala telah menjadi suatu karakteristik
bangsa Indonesia sehingga telah dikenal oleh bangsa-bangsa lain di dunia.
Dimana karakteristik bangsa Indonesia yang telah dikenal oleh bangsa-
bangsa lain di dunia bahwa bangsa Indonesia memiliki karakter yang berbeda
dari bangsa-bangsa lain, diantaranya karakteristik bangsa Indonesia yaitu
memiliki karakter kepahlawanan, nasionalisme, sifat heroik, semangat kerja
keras, pantang menyerah dan berani menghadapi segala tantangan. Karakter
yang luhur itulah yang saat ini banyak ditinggalkan dan dilupakan oleh
2
masyarakat Indonesia, terutama pada kalangan pemuda yang sudah tidak lagi
mengenal karakter-karakter luhur bangsa yang sudah dikenal sejak dahulu
kala. Maka dari itulah pentingnya penanaman pendidikan karakter bagi
generasi muda bangsa Indonesia, dikarenakan generasi muda bangsa
Indonesia inilah yang akan membawa perubahan dan kemajuan bagi bangsa
Indonesia. Penanaman pendidikan karakter di dunia pendidikan sekarang ini
serasa lebih tepat, apabila penanaman pendidikan karakter tersebut disalurkan
dengan tepat pula.
Bangsa Indonesia yang tengah menghadapi gejolak dan tantangan krisis
moral, sangat membutuhkan model pendidikan karakter yang secara
konseptual benar-benar dapat diterapkan untuk memperbaiki dan
menumbuhkan moral (Suparlan, 2015:6). Karena karakter merupakan suatu
pondasi bangsa yang sangat penting dan perlu untuk ditanamkan sejak dini.
Sebab maju-mundurnya, aman-bobroknya suatu bangsa atau negara
tergantung kepada karakter anak muda sebagai generasi penerus. Karakter
bangsa merupakan aspek penting dari kualitas sumber daya manusia karena
kualitas karakter bangsa menentukan kemajuan suatu bangsa (Muslich,
2011:35). Sejak jaman dulu telah banyak langkah yang dilakukan dalam
rangka pendidikan karakter, namun belum menjadi fokus utama pendidikan.
Padahal karakter merupakan aspek yang sangat penting bagi kesuksesan
manusia dimasa yang akan datang, sehingga pengembangan karakter
diharapkan menjadi orientasi utama di lembaga sekolah. Artinya pendidikan
karakter tidak hanya sekedar wacana dan konsep yang bagus namun dapat
3
diimplemantasikan dalam proses pendidikan di sekolah. Tentunya tidak
terlepas dari dukungan orang tua siswa dan pihak berkompeten dalam dunia
pendidikan. Pendidikan karakter disebutkan sebagai pendidikan nilai,
pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, dan pendidikan watak (Amirulloh,
2015:11), yang bertujuan mengembangkan kemampuan peserta didik untuk
memberikan keputusan baik buruk, memelihara yang baik dan mewujudkan
kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati. Adanya
penanaman nilai-nilai tersebut diharapkan mampu menghadapi globalisasi
yang terjadi saat ini dan yang akan datang.
Pembentukan karakter sampai saat ini telah melalui proses yang tiada
henti. Karakter dijadikan komponen yang sangat penting bagi seseorang agar
dapat mencapai tujuan hidup dengan baik, sehingga karakter memegang
peran penting dalam menentukan sikap dan perilaku seseorang. Membentuk
karakter memang tidak semudah membalikkan telapak tangan, butuh waktu
yang lama dan energi yang tidak sedikit untuk mewujudkannya. Karakter
yang telah terbentuk akan sulit diubah, maka akan lebih baik membentuknya
sejak dini. Akan tetapi tidak ada istilah terlambat dalam upaya pembentukan
karakter, kita tetap perlu membina dan mengembangkannya secara bertahap,
bertingkat dan berkelanjutan.
Dalam upaya pembentukan karakter perlu adanya keterlibatan semua
pihak, mulai dari keluarga, masyarakat dan lembaga pendidikan. Terkait
dengan pembentukan karakter di era global ini, lembaga pendidikan telah
menyediakan suatu lembaga formal yang ikut bertanggung jawab dalam
4
pembentukan karakter yaitu gerakan pramuka yang turut membantu tugas
pendidikan informal. Gerakan pramuka merupakan salah satu wadah bagi
para remaja untuk mengembangkan potensi diri, terutama mengembangkan
kepemimpinan yang terdapat dalam dirinya, sehingga nantinya para remaja
atau pemuda bisa menjadi generasi penerus bangsa yang berkualitas. Oleh
karena itu para remaja bukan hanya menguasai sebuah ilmu dan teknologi
akan tetapi harus juga dipersiapkan menjadi seorang pemimpin yang cerdas,
terampil, disiplin, berani, dan tangguh.
Gerakan pramuka merupakan salah satu wadah dan usaha untuk
pembinaan karakter generasi muda dengan menggunakan pendidikan
kepramukaan yang pelaksanaannya disesuaikan dengan keadaan,
kepentingan, dan perkembangan masyarakat. Terkait pembentukan karakter
hal yang harus diperhatikan dikembangkan pramuka dapat membangun
akhlak anak bangsa yang baik, berbudi pekerti, berpikir positif, tangguh,
percaya diri, disiplin, tanggungjawab, kebersamaan hingga kemandirian.
Pada saat ini di sekolah dasar, menengah pertama, menengah atas,
maupun di perguruan tinggi hampir seluruhnya mempunyai organisasi
ekstrakulikuler gerakan pramuka dengan tingkatan masing-masing. Perguruan
tinggi khususnya di IAIN Salatiga telah ada organisasi pramuka dengan nama
Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi. Latar belakang adanya organisasi
pramuka di IAIN Salatiga tidak lain untuk membentuk karakter mahasiswa.
Pendidikan pramuka merupakan hal terpenting dalam membentuk karakter
bukanlah berarti bahwa pendidikan yang lainnya tidak penting. Pendidikan
5
kepramukaan melatih peserta didiknya untuk menjadi generasi penerus yang
mandiri, memiliki disiplin tinggi, budi pekerti luhur, mampu membangun
masyarakat serta berguna bagi bangsa dan negara.
Nilai-nilai kepramukaan bersumber dari satya pramuka dan dasadarma
pramuka. Satya pramuka merupakan kode kehormatan bagi setiap anggota
pramuka yang menunjukkan nilai ketuhanan, sikap nasionalisme dan
solidaritas. Dasadarma pramuka merupakan kode moral, janji dan komitmen
diri yang wajib diamalkan oleh setiap anggota pramuka agar memiliki
kepribadian baik. Sementara itu kecakapan dan keterampilan diajarkan dalam
kegiatan kepramukaan agar nantinya dapat berguna ketika hidup di
masyarakat. Salah satu isi dasadarma yang menarik untuk diteliti dalam upaya
pembentukan karakter adalah dasadarma butir kedelapan: disiplin, berani dan
setia.
Berdasarkan latar belakang tersebut perlu dilakukan penelitian tentang
“PENERAPAN DASADARMA PRAMUKA BUTIR KE DELAPAN
DALAM MEMBENTUK KARAKTER MAHASISWA MELALUI
PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN (Studi Pada UKM Pramuka Racana
Kusuma Dilaga – Woro Srikandhi IAIN Salatiga)”
6
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang peneliti kemukakan sebelumnya, maka
dapat diambil beberapa pokok masalah yang sangat menarik untuk dikaji
lebih lanjut, diantaranya:
1. Apa yang dimaksud dengan karakter?
2. Apa kandungan dasadarma butir ke delapan?
3. Bagaimana penerapan Dasadarma butir ke delapan dalam pembentukan
karakter mahasiswa?
C. Tujuan Penelitian
Dengan adanya fokus penelitian di atas, maka tujuan dari diadakannya
penelitian ini adalah:
1. Mengetahui yang dimaksud dengan karakter;
2. Mengetahui kandungan dasadarma butir ke delapan;
3. Mengetahui pelaksanaan penerapan Dasadarma butir ke delapan dalam
pembentukan karakter mahasiswa.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan kontribusi informasi
yang jelas mengenai penerapan Dasadarma butir ke delapan (disiplin, berani,
dan setia) dalam pembentukan karakter mahasiswa. Penerapan tersebut dapat
memberikan manfaat yang baik secara teoritis maupun praktis.
7
Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan
pemikiran atau gagasan yang berguna untuk meningkatkan pengetahuan dan
pengembangan ilmu pendidikan, khususnya dalam pembentukan karakter
mahasiswa dan umumnya bagi orang banyak.
Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan
baru bagi penulis yang belum dimengerti sebelumnya dan sebagai media
pembelajaran untuk mengembangkan diri kearah yang lebih baik lagi. Selain
bagi penulis, penelitian ini juga ditujukan untuk anggota Racana Kusuma
Dilaga-Woro Srikandhi agar mengetahui bahwa pembentukan karakter dapat
dilakukan melalui penerapan dasadarma, dan bagi orang secara umum
penelitian ini memberikan pengetahuan bahwa banyak sekali manfaat yang
dapat diperoleh dari penerapan Dasadarma, salah satunya adalah dalam
pembentukan karakter.
E. Penegasan Istilah
1. Pengertian Dasadarma
Dasadarma merupakan ketentuan moral pramuka atau watak pramuka.
Dasadarma itu berarti sepuluh tuntunan tingkah laku bagi pramuka Indonesia
yang berisi penjabaran Pancasila, agar para pramuka dapat mengerti,
menghayati, dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
2. Pengertian Karakter disiplin, berani, dan setia
Karakter adalah jawaban mutlak untuk menciptakan kehidupan yang
lebih baik didalam masyarakat. Diantara karakter yang ada yaitu disiplin,
8
berani, dan setia. Disiplin yaitu tindakan yang menunjukkan perilaku tertib
dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan (Amirulloh, 2015:644).
Berani merupakan sikap pantang menyerah. Salah satu sifat yang
dikaruniakan oleh Allah SWT kepada setiap manusia, meskipun dalam
hatinya merasa takut namun tetap maju meskipun rasa takut menyelimutinya.
meski pertama mengalami kegagalan ia akan selalu memikirkan bagaimana
kegagalan tersebut tidak terulang untuk yang kesekian kalinya. Setia menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia setia mempunyai arti berpegang teguh (pada
janji, pendirian, dan sebagainya).
3. Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi
Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi merupakan salah satu Unit
Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang bergerak dalam bidang kepramukaan
sebagai wadah bagi mahasiswa yang senang dalam mengikuti kegiatan
kepramukaan. Dalam kegiatan racana berorientasi pada kegiatan yang dapat
membantu dalam menyelesaikan perkuliahan sebagai seorang mahasiswa
dengan menggunakan sistem bina diri, bina satuan dan bina masyarakat.
Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi berpangkalan di IAIN Salatiga dan
meiliki nomer Gugus Depan 02.237-02.238 dan beralamatkan di PKM 2
lantai 1.
9
F. Metode Penelitian
Metode adalah pengetahuan tentang cara kerja atau berbagai cara.
Sedangkan penelitian adalah suatu cara yang dilakukan untuk mengetahui
pengetahuan melalui metode-metode ilmiyah. Ketepatan dalam menggunakan
metode adalah syarat utama untuk menuju keberhasilan suatu penelitian. Ada
beberapa hal yang perlu dipaparkan berkaitan dengan metode penelitian, yang
pertama berupa pendekatan dan rancangan penelitian. Pendekatan dan
rancangan penelitian yang peneliti gunakan berupa deskriptif analisis,
sehingga metode yang digunakan adalan metode kualitatif agar dapat
mengetahui bagaimana penerapan dasadarma dalam pembentukan karakter
mahasiswa di Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi IAIN Salatiga. Hal
yang kedua berupa metode pengumpulan data, adapun metode pengumpulan
data yang digunakan sebagai berikut:
1. Metode Observasi
Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui
suatu pengamatan, dengan disertai pencatatan-pencatatan terhadap keadaan
atau perilaku objek sasaran (Fathoni, 2011:104). Untuk melakukan observasi
peneliti mengamati langsung situasi Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi
IAIN Salatiga. Berdasarkan dari pendapat di atas peneliti menggunakan
teknik observasi langsung terhadap pengurus dan anggota Racana Kusuma
Dilaga-Woro Srikandhi IAIN Salatiga guna untuk mengumpulkan data yang
dibutuhkan.
10
2. Metode Wawancara/interview
Wawancara adalah teknik pengumpulan data melalui proses tanya
jawab lisan yang berlangsung satu arah, artinya pertanyaan datang dari pihak
yang mewawancarai dan jawaban diberikan oleh yang diwawancara (Fathoni,
2011:105). Pendapat lain mengatakan bahwa wawancara adalah cara
menjaring informasi atau data melalui interaksi verbal/lisan (Suwartono,
2014:48).
Teknik pengumpulan data melalui wawancara dilakukan terstruktur,
terbuka, dan langsung kepada pengurus dan anggota Racana Kusuma Dilaga-
Woro Srikandhi. Terstruktur artinya peneliti menggunakan pedoman
wawancara yang sudah disusun sesuai dengan bangunan teori yang ada.
Terbuka artinya informan dapat memberikan penjelasan sesuai dengan situasi
dan kondisi yang dimiliki. Langsung artinya peneliti melakukan wawancara
secara langsung dengan informan.
3. Metode Dokumentasi
Teknik dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel
yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen
rapat, lengger, agenda, dan sebagainya (Arikunto, 2010:274). Metode
dokumentasi ini digunakan untuk pengumpulan data seperti foto-foto
mengenai Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi, sejarah berdirinya, profil,
dan visi misi Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi.
11
G. Sistematika Penulisan
Sistematika bertujuan untuk memperjelas gambaran umum tentang
skripsi ini yang terdiri dari tiga bagian yaitu bagian awal, bagian inti dan
bagian akhir. Bagian awal berisikan halaman sampul, lembar berlogo,
halaman judul, lembar persetujuan, pernyataan keaslian tulisan, motto dan
persembahan, abstrak, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel serta daftar
lampiran.
Bagian inti terdiri dari lima bab. Bab pertama yaitu pendahuluan yang
berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, fokus penelitian,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah, metode penelitian,
serta sistematika penulisan, bab kedua landasan teori yang berisi pembahasan
tentang teori mengenai judul penelitian, yaitu mengenai pembentukan
karakter dari penerapan dasadarma butir ke delapan pada Unit Kegiatan
Mahasiswa (UKM) Pramuka Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi IAIN
Salatiga, bab ketiga paparan data dan temuan penelitian yang berisi tentang
gambaran lokasi dan objek penelitian, di dalamnya meliputi sejarah
berdirinya, Visi dan Misi, struktur organisasi UKM Pramuka Racana Kusuma
Dilaga-Woro Srikandhi, penyajian data penelitian yang meliputi data nama
responden dan data hasil penelitian, bab keempat pembahasan hasil penelitian
yang berisi tentang analisis diskriptif dan pembahasan hasil penelitian, dan
yang terakhir bab kelima penutup yang berisi tentang kesimpulan hasil
penelitian dan saran.
12
Bagian akhir skripsi memuat daftar pustaka, lampiran-lampiran, dan
daftar riwayat hidup. Pada penelitian ini data yang dilampirkan berupa
ringkasan pengumpulan data yang meliputi transkrip wawancara, hasil
dokumentasi selama penelitian dan dokumen lainnya yang relevan.
13
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Dasadarma Butir ke Delapan (Disiplin, Berani, dan Setia)
Berdasarkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan
Pramuka, dasadarma dapat diartikan sebagai ketentuan moral bagi anggota
gerakan pramuka golongan penggalang, penegak, pandega, dan anggota
dewasa. Pada dasarnya dasadarma merupakan aturan yang perlu dipatuhi dan
diterapkan oleh anggota pramuka dalam kehidupan, dalam hal ini sebagai
dasar pembentukan karakter bagi anggota pramuka. Menurut Ilyas dan Qoni
(2012:23), dasadarma adalah alat pendidikan mandiri yang progresif untuk
membina dan mengembangkan akhlak mulia.
Dasadarma merupakan kode kehormatan pramuka dalam bentuk
ketentuan moral. Secara bahasa dasadarma dapat diartikan sebagai sepuluh
kewajiban, aturan dan kebajikan. Dalam buku Kursus Pembina Pramuka
Mahir Tingkat Dasar (2016:40) dasadarma diartikan sebagai alat proses
pendidikan diri yang progresif untuk mengembangkan budi pekerti luhur dan
juga landasan gerak gerakan pramuka untuk mencapai tujuan pendidikan
melalui kepramukaan yang kegiatannya mendorong pramuka manunggal
dengan masyarakat, bersikap demokratis, saling menghormati, memiliki rasa
kebersamaan dan gotong royong.
14
Kode kehormatan itu merupakan suatu norma atau nilai-nilai luhur
dalam kehidupan para anggota gerakan pramuka yang merupakan ukuran
tingkah laku anggota gerakan pramuka. Apabila seseorang yang telah
mengikuti pendidikan kepramukaan dan mereka merealisasikan di dalam
kehidupan sehari-hari sesuai kode kehormatan pramuka maka orang tersebut
akan memiliki karakter yang baik dalam diri mereka masing-masing,
misalnya mereka menjadi disiplin, berani terhadap apa yang mereka kerjakan,
cinta alam dan kasih sayang sesama manusia yang jika kita lihat diera
sekarang sudah semakin memprihatinkan, memiliki kesadaran tentang
kejujuran disetiap keadaan, dan masih banyak lagi pendidikan karakter yang
bisa didapatkan dari gerakan pramuka jika para pemudanya bersedia untuk
menerapkan yang telah mereka dapatkan dari pramuka kedalam kehidupan
mereka sehari-hari.
Pramuka sebagai salah satu kegiatan ekstrakurikuler di lingkungan
pendidikan sangat relevan dengan pendidikan karakter terbukti dengan
kesamaan nilai-nilai pendidikan karakter dengan nilai-nilai dasadarma. Upaya
menanamkan dan membentuk karakter, pramuka menggunakan kode
kehormatan. Kode kehormatan mempunyai makna suatu norma yang menjadi
ukuran kesadaran mengenai akhlak yang tersimpan dalam hati yang
menyadari harga dirinya, serta menjadi standar tingkah laku pramuka di
masyarakat. Ketentuan moral yang disebut dasadarma untuk anggota pramuka
tingkatan penggalang, penegak, pandega dan anggota dewasa menurut Ilyas
dan Qoni (2012:33) selengkapnya dijelaskan sebagai berikut; pertama, taqwa
15
kepada Tuhan Yang Maha Esa yang berarti mengerjakan yang utama dan
meninggalkan yang tercela sesuai dengan petunjuk dan perintah Tuhan Yang
Maha Esa. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang berketuhanan, oleh karena
itu, acuan bagi bangsa Indonesia dalam menjalankan kehidupan berbangsa
aturan Tuhan Yang Maha Esa. Darma ini merupakan perwujudan Pancasila
sila pertama; kedua, cinta alam dan kasih sayang sesama manusia. Tuhan
Yang Maha Esa menciptakan alam dan seisinya, termasuk manusia. Maka
sudah menjadi sebuah keharusan bagi pramuka untuk melimpahkan cinta
kasihnya kepada alam sekitar dan menjaga kelestariannya. Hal ini bertujuan
agar alam sekitar dapat terus memberikan manfaat secara berkelanjutan
sampai dengan generasi berikutnya. Cinta kasih sesama manusia memberikan
pemahaman agar pramuka memiliki satu kesatuan dengan sesama,tidak
membeda-bedakan antara manusia satu dengan yang lain dalam koridor
ketentuan moral yang ada. Darma ini merupakan perwujudan pancasila sila
kedua; ketiga, patriot yang sopan dan kesatria. Sebagai warga negara, maka
pramuka adalah putra terbaik bangsa yang siap dan setia membela tanah
airnya.
Kehalusan dan kesopanan yang ada pada dirinya tidak boleh
menghalangi sikap kesatria yang gagah berani membela bangsa dan negara.
Darma ini merupakan perwujudan pancasila sila ketiga; keempat, patuh dan
suka bermusyawarah, patuh merupakan wujud konsisten terhadap
kesepakatan dan aturan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,
sedangkan bermusyawarah adalah sikap utama seorang demokrat untuk
16
menghormati pendapat orang lain. Orang yang suka bermusyawarah terhindar
dari sikap arogan, otoriter, dan kecenderungan semaunya sendiri. Darma ini
merupakan perwujudan pancasila sila keempat; kelima, rela menolong dan
tabah. Rela menolong merupakan perbuatan yang jauh dari perhitungan
untung rugi. Keikhlasan merupakan kunci dari dasadarma ini, bahwa
menolong sesama harus dilandasi keikhlasan; keenam, rajin, terampil, dan
gembira. Manusia diciptakan dengan kelebihan akal budinya, oleh karena itu
maka sudah menjadi kewajiban bagi manusia untuk mengembangkan dirinya.
Pramuka dituntut untuk rajin belajar dalam proses pengembangan
dirinya. Mengembangkan keterampilan diri agar bisa hidup di atas kaki
sendiri, serta selalu berupaya menjaga kegembiraan dalam aktivitasnya
sebagai wujud syukur atas karunia Tuhan Yang Maha Esa; ketujuh, hemat,
cermat, dan bersahaja. Hemat merupakan wujud ketepatan dalam
menggunakan sesuatu. Cermat adalah ketelitian dan kehati-hatian dalam
menjalankan tugas atau melakukan sesuatu. Sedangkan bersahaja
kesederhanaan dalam menjalani semua aktivitas; kedelapan, disiplin, berani,
dan setia. Disiplin adalah kemampuan diri untuk mengendalikan diri dan
patuh pada ketentuan yang ada. Berani adalah sikap mental untuk bersedia
menghadapi dan mengatasi suatu masalah atau tantangan,sedangkan setia
adalah ketetapan pada satu pendirian atau pilihan; kesembilan,
bertanggungjawab dan dapat dipercaya yang memiliki makna pramuka itu
bertanggung jawab terhadap segala sesuatu yang telah diperbuatnya. Rasa
tanggung jawab tersebut minimbulkan kepercayaan orang lain terhadap
17
pribadi-pribadi dalam pramuka; dan yang kesepuluh, suci dalam pikiran,
perkataan dan perbuatan. Pikiran, perkataan, dan perbuatan yang suci akan
menimbulkan pengertian dan kesadaran menurut siratan jiwa pramuka
sehingga pramuka itu menemukan dirinya sesuai dengan tujuan gerakan
pramuka yang diantaranya menjadi manusia yang berkepribadian dan
berwatak luhur, tinggi mental, moral budi pekerti dan kuat kenyakinan
beragama.
Sepuluh dasadarma yang telah disebutkan sebelumnya peneliti
mengambil satu dasadarma yaitu butir ke delapan yang menjadi fokus
penelitian ini. Dasadarma butir kedelapan ini terdapat tiga nilai karakter yaitu
disiplin, berani, dan setia.
Sekarang ini kata disiplin telah berkembang mengikuti kemajuan ilmu
pengetahuan, sehingga banyak pengertian disiplin yang berbeda antara ahli
yang satu dengan yang lain. Moh Shochib (2000:2) mengemukakan pribadi
yang memiliki dasar-dasar dan mampu mengembangkan kedisiplinan diri
berarti memiliki keteraturan diri berdasarkan acuan nilai moral. Lebih lanjut
dijelaskan bahwa siswa yang mengembangkan kedisiplinan diri memiliki
keteraturan diri berdasarkan nilai agama, nilai budaya, aturan-aturan
pergaulan, pandangan hidup, dan sikap hidup yang bermakna bagi dirinya
sendiri, masyarakat, bangsa, dan negara. Tulus Tu’u (2004:31) menyatakan:
Dalam bahasa Indonesia istilah disiplin kerapkali terkait dan menyatu
dengan istilah tata tertib dan ketertiban. Istilah ketertiban mempunyai
arti kepatuhan seseorang dalam mengikuti peraturan atau tata tertib
karena didorong atau disebabkan oleh sesuatu yang datang dari luar
dirinya. Sebaliknya, istilah disiplin sebagai kepatuhan dan ketaatan
18
yang muncul karena adanya kesadaran dan dorongan dari dalam diri
orang itu.
Sedangkan Cony R. Semiawan (2009:89) mendefinisikan bahwa
disiplin secara luas dapat diartikan sebagai semacam pengaruh yang
dirancang untuk membantu anak agar mampu menghadapi tuntutan dari
lingkungan. Disiplin mempunyai empat unsur pokok; pertama, peraturan
sebagai pedoman perilaku; kedua, konsistensi dalam peraturan; ketiga,
hukuman untuk pelanggaran peraturan. Sementara yang keempat,
penghargaan untuk perilaku yang baik yang sejalan dengan peraturan yang
berlaku.Salah satu definisi disiplin adalah melatih melalui pengajaran atau
pelatihan.
Berdasarkan dari beberapa definisi yang telah disebutkan sebelumnya
dapat diketahui disiplin merupakan sebuah sikap yang terikat akan aturan
yang dijalankan dengan kesadaran, dimana dalam menjalankan aturan itu
merupakan wujud mempelajari tanggung jawab untuk menyesuaikan diri agar
memberikan pengalaman yang mengandung moral. Dapat dikatakan pula
bahwa disiplin adalah alat untuk menciptakan perilaku dan tata tertib manusia
sebagai pribadi yang baik, disiplin adalah suatu keadaan dimana sesuatu itu
berada dalam keadaan tertib, teratur dan semestinya, serta ada suatu
pelanggaran-pelanggaran baik secara langsung maupun tidak langsung.
Disiplin pada hakikatnya akan tumbuh dan terpancar dari hasil kesadaran
manusia. Sebaliknya, disiplin yang tidak bersumber dari kesadaran hati nurani
akan menghasilkan disiplin yang lemah dan tidak akan bertahan lama.
19
Berdasarkan beberapa pengertian yang telah disebut sebelumnya dapat
kita ketahui bahwa hakikat dari nilai disiplin ialah perilaku individu yang
menunjukkan pada ketaatan pada sebuah aturan tertentu dan apabila
melanggarnya akan dikenakan sanksi yang berlaku. Berikut beberapa
indikator disiplin dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 2.1
Indikator disiplin
NO. Indikator
1. Berusaha mentaati aturan
2. Berusaha melakukan segala sesuatu tepat waktu
3. Selalu berusaha tanggungjawab dalam kerja
Nilai karakter dalam dasadarma butir kedelapan yang kedua yaitu
berani. Berani atau keberanian merupakan sebagai salah satu butir karakter
mempunyai definisi yang mendorong pada kebesaran jiwa, sifat-sifat luhur,
rela berkorban, dan memberikan sesuatu yang paling dicintainya
(Sugihartono, 2007:81). Keberanian memiliki kontribusi besar dalam
pencapaian tujuan pendidikan. Hal itu dapat dikaitkan dengan suatu temuan
bahwa keberanian adalah kekuatan emosional yang mencakup kemauan yang
kuat untuk mencapai tujuan di tengah-tengah tantangan yang dihadapi dari
dalam maupun dari luar (Zulkifli, 2005:37). Pernyataan senada juga
diungkapkan oleh Indra Munawar (2010) yaitu keberanian adalah suatu sikap
untuk berbuat sesuatu dengan tidak terlalu merisaukan kemungkinan-
kemungkinan buruk. Ada beberapa ciri-ciri keberanian menurut Indra
20
Munawar antara lain adanya tekad, percaya diri, konsistensi, dan optimisme.
Keberanian merupakan suatu kualitas karakter yang mesti dipupuk dalam diri
seseorang.
Berdasarka dari beberapa pendapat yang disampaikan oleh beberapa
ahli tersebut tentang keberanian maka dapat disimpulkan bahwa keberanian
adalah sikap untuk melakukan sesuatu tanpa memperdulikan kemungkinan
akibat buruk meskipun harus menghadapi bahaya, kesulitan, kesakitan dan
lain-lain. Dari uraian tersebut, beberapa indikator berani dapat dilihat dalam
tabel berikut:
Tabel 2.2
Indikator Berani
NO. Indikator
1. Tidak mudah merasa minder dan takut
2. Berani mengungkapkan sanggahan, kritikan, dan saran ketika
diskusi
3. Berani menghadapi suatu permasalahan dan mampu
menyelesaikannya
Nilai karakter dalam dasadarma ke delapan yang ketiga adalah setia.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesiaa setia diartikan berpegang teguh
pada janji, pendirian, patuh, taat dan sebagainya. Setia adalah suatu perbuatan
atau perasaan yang dilakukan atau dikendalikan oleh pikiran emosional
seseorang dengan melihat dan merasakan suatu kejadian yang berhubungan
dengan kehidupan pribadi maupun kelompok. Setia dalam kehidupan pribadi
adalah suatu bentuk tanggungjawab yang harus dijalankan karena
kepentingan diri sendiri, konsekuensi dari apa yang diperbuat, dilakukan dan
21
dihasilkan. Setia dalam kehidupan kelompok, sama halnya dalam kehidupan
pribadi akan tetapi lebih bersifat temporer.
Setia atau kesetiaan dua kata yang hampir mempunyai kesamaan
makna, yaitu mengabdikan keyakinan hati terhadap orang lain yang membuat
diri kita merasa aman dan terlindungi, yang membuat kita jadi bahagia, yang
membuat kita bisa bertahan hidup dan bisa mengatasi segala permasalahan
hidup kita, itulah setia yang hanya bisa dimiliki oleh orang-orang yang
berhati tulus dan konsekuen. Setia memiliki banyak makna, seperti loyal,
patuh, ketaatan, disiplin.
Dapat disimpulkan kesetiaan adalah suatu sikap yang berpegang teguh
pada komitmen awal walaupun ada pilihan lebih baik. Tidak jauh dari bisa
dipercaya, peduli, pengertian mampu menjaga dan melindungi, jujur,
termasuk menepati janji dan bertanggung jawab atas semua sikap dan tingkah
laku secara benar. Kesetiaan dalam sebuah organisasi sangatlah penting, ini
karena kita telah mengambil amanat dan tanggungjawab dalam berorganisasi,
terutama di Racana Kusuma Dilaga Woro Srikandhi. Dari uraian tersebut,
berikut beberapa indikator setia dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 2.3
Indikator setia
NO. Indikator
1. Mampu menjaga nama baik Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi
2. Mampu menepati janji
3. Patuh kepada keputusan pimpinan
22
B. Karakter dan Pembentukannya
Karakter dimaknai sebagai cara berfikir dan berperilaku yang khas tiap
individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup keluarga,
masyarakat, bangsa dan negara (Samani, 2012:41). Karakter berasal dari
Bahasa Yunani yang berarti to mark atau menandai dan memfokuskan
bagaimana menerapkan nilai kebaikan dalam bentuk tindakan nyata atau
tingkah laku seseorang. Karakter juga dapat diartikan sebagai tabiat, yaitu
perangai atau perbuatan yang selalu dilakukan atau kebiasaan. Karakter
adalah mustika hidup yang membedakan manusia dengan binatang (Zubaedi,
2011:1). Karakter diartikan sebagai sifat manusia pada umumnya yang
bergantung pada faktor kehidupannya sendiri. Karakter adalah sifat kejiwaan,
akhlak, budi pekerti yang menjadi ciri khas seorang atau sekelompok orang
(Fitri, 2012:20).
Kata akhlak sendiri berasal dari bahasa arab berupa jamak atau bentuk
ganda dari kata khuluq yang secara etimologis berarti budi pekerti, perangai,
tingkah laku, atau tabiat (Tebba, 2005:65). Akhlak merupakan kelakuan yang
timbul dari hasil perpaduan antara hati nurani, pikiran, perasaan, bawaan, dan
kebiasaan yang menyatu, membentuk suatu kesatuan tindak akhlak yang
dihayati dalam kenyataan hidup keseharian. Dari kelakuan itu lahirlah
perasaan moral yang terdapat dalam diri manusia sebagai fitrah, sehingga ia
mampu membedakan mana yang baik dan mana yang jahat, mana yang
bermanfaat dan mana yang tidak berguna (Daradjat, 1995:10).
23
Sepintas memang kata moral, akhlak, dan karakter secara terminologi
seolah bermakna sama. Namun, jika diselidiki dari makna akarnya
kesemuanya memiliki perbedaan. Moral lebih cenderung pada penyampaian
nilai yang berkembang dan berlaku di suatu masyarakat. Dengan kata lain
moral kurang bersinggungan dengan ranah afektif dan psikomotorik.
Sedangkan akhlak, kriteria benar salah dalam menilai suatu perbuatan
merujuk pada Al-Quran dan Sunah. Telaah lebih lanjut mengenai akhlak
adalah terbentuknya karakter positif dalam perilaku seseorang. Namun dalam
implementasinya akhlak cenderung pada sebuah pengajaran right and wrong
seperti halnya moral. Sedangkan karakter sendiri merupakan sifat yang
mendasar yang ada pada diri manusia. Sering orang juga menyebutnya tabiat
atau perangai. Karakter bisa dikatakan lebih tinggi dari moral, karena karakter
tidak hanya berkaitan tentang benar salah, tetapi juga bagaimana
menanamkan kebiasaan tentang hal baik dalam kehidupan. Jika dikaitkan
dengan pendidikan, maka antara moral, karakter, dan akhlak mempunyai
orientasi yag sama yaitu pembentuk watak.
Karakter adalah kualitas atau kekuatan mental atau moral, akhlak atau
budi pekerti individu yang merupakan kepribadian khusus yang membedakan
dengan individu lain (Hidayatullah, 2009:9). Moral sendiri merupakan
Karakter itu mengenai sesuatu yang ada dalam diri seseorang yang
menyebabkan orang tersebut disifati (Wibowo, 2012:36).
Individu juga memiliki kesadaran untuk berbuat yang terbaik dan
individu juga mampu bertindak sesuai potensi dan kesadarannya tersebut.
24
Dalam hal ini, M. Noor Rohinah (2012:35) menyatakan bahwa karakter erat
kaitannya dengan kepribadian seseorang dimana seseorang bisa disebut orang
yang berkarakter jika tingkah lakunya sesuai dengan kaidah moral. Menurut
Masnur Muslich (2011:71), “karakter juga berkaitan dengan kekuatan moral,
berkonotasi positif, bukan netral”. Jadi orang yang berkarakter adalah orang
yang mempunyai kualitas moral positif.
Berdasarkan beberapa pengertian yang telah disebutkan sebelumnya
dapat diketahui bahwa karakter bersifat memancar dari dalam ke luar.
Artinya, kebiasaan dilakukan bukan atas permintaan atau tekanan dari orang
lain melainkan atas kesadaran dan kemauan sendiri. Dapat digarisbawahi pula
bahwa karakter tidak lain adalah cara berfikir dan berperilaku seseorang. Dua
hal ini tidak dapat dipisahkan dalam diri setiap manusia, artinya jika kita bisa
berfikir tentang kebaikan maka sejatinya kita juga harus mampu melakukan
kebaikan sebagaimana yang kita pikirkan. Tanpa penerapan semacam itu,
maka sesuatu yang kita pikirkan hanyalah menjadi sesuatu tidak ada gunanya
dalam kehidupan. Dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan karakter
adalah kualitas moral seseorang dalam berperilaku atas kesadaran diri sendiri
sehingga menjadi ciri khas individu dan dapat membedakan dirinya dengan
individu lainnya.
Kualitas moral seseorang dalam bertindak sangat dipengaruhi dengan
lingkungan. Kenyataannya setiap individu akan terlibat pertemuan dengan
orang lain di lingkungan mereka berada, peristiwa ini sangat rentan masalah.
Jika masalah muncul bagaimanakah cara menyelesaikannya dengan baik?
25
Jika seorang individu dapat menguasai diri dengan baik, maka dia dapat
menyelesaikan masalah dengan baik pula. Individu yang demikianlah yang
dikatakan berkarakter. Kesimpulannya bahwa pembentukan karakter memang
sangat penting bagi kehidupan manusia.
Pembentukan karakter pada intinya bertujuan membentuk pribadi yang
tangguh, berakhlak mulia, bermoral, toleran, gotong royong dan berjiwa
patriotik. Berkaitan dengan hal tersebut, Kesuma dkk (2011:11) menyatakan
sebagai berikut:
Tujuan pembentukan karakter yaitu memfasilitasi penguatan dan
pengembangan nilai-nilai tertentu sehingga terwujud dalam perilaku
anak,baik ketika proses sekolah maupun setelah lulus sekolah,
mengoreksi perilaku peserta didik yang tidak bersesuaian dengan nilai-
nilai yang dikembangkan sekolah, membangun koreksi yang harmoni
dengan keluarga dan masyarakat dalam memerankan tanggung jawab
pendidikan karakter secara bersama.
Pembentukan karakter yang baik, akan menghasilkan perilaku individu
yang baik pula. Pribadi yang selaras dan seimbang serta dapat
mempertanggung jawabkan semua tindakan yang dilakukan. Tindakan itu
dapat membawa kearah yang lebih baik dan kemajuan.
Terlepas dari tujuan pembentukan karakter, proses seseorang dalam
membentuk karakter pastinya telah melalui proses yang panjang dan terus
menerus. Dalam proses tersebut terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi
sukses tidaknya dalam pembentukan karakter seseorang. Karakter seseorang
diukur dengan apa yang dilakukan berdasarkan tindakan sadarnya. Dengan
demikian, yang harus diperhatikan adalah faktor yang mempengaruhi
26
tindakan sadar tersebut. Karakter tidak akan terbentuk tanpa adanya faktor-
faktor di dalamnya. Secara umum faktor-faktor tersebut terbagi atas dua
kelompok yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal
merupakan kumpulan dari unsur kepribadian atau sifat manusia yang secara
bersamaan mempengaruhi perilaku manusia. Faktor internal tersebut
diantaranya insting biologis, kebutuhan psikologis dan kebutuhan pemikiran.
Insting biologis (dorongan biologis) seperti makan, minum dan hubungan
biologis. Karakter seseorang sangat terlihat dari cara dia memenuhi
kebutuhan atau insting biologis ini, contohnya adalah sifat berlebihan dalam
makan dan minum akan mendorong pelakunya sersifat rakus. Seseorang yang
bisa mengendalikan kebutuhan biologisnya akan memiliki karakter mulia
yang membawanya kepada karakter sederhana.
Selain dari sisi biologis, faktor yang tidak kalah penting adalah dari sisi
psikologi. Psikologi sendiri merupakan ilmu yang mempelajari tingkah laku,
khususnya tingkah laku manusia (Islamuddin, 2012:1). Sebagai faktor
internal, psikologi seseorang merupakan hal utama dalam menentukan
intensitas belajar seseorang (Djamarah, 2011:191), dalam hal ini belajar
mengenali diri sampai karakter terbentuk dengan baik. Kebutuhan
psikologisseperti kebutuhan akan rasa aman, penghargaan, penerimaan dan
aktualisasi diri. Seperti orang yang berlebihan dalam memenuhi rasa aman
akan melahirkan karakter penakut, orang yang berlebihan dalam memenuhi
kebutuhan penghargaan akan melahirkan karakter sombong dan lain-lain.
27
Apabila seseorang mampu mengendalikan kebutuhan psikologisnya, maka
dia akan memiliki karakter rendah hati.
Kebutuhan pemikiran yaitu kumpulan informasi yang membentuk cara
berfikir seseorang seperti mitos dan agama yang masuk ke dalam benak
seseorang akan mempengaruhi cara berfikirnya yang selanjutnya
mempengaruhi karakter dan perilakunya.
Selain faktor internal ada juga faktor eksternal yang merupakan faktor
diluar diri manusia namun secara langsung mempengaruhi perilakunya. Bisa
diartikan faktor ini merupakan lingkungan dimana seseorang itu berada.
Lingkungan merupakan bagian dari kehidupan (Djamarah, 2011:176). Faktor
eksternal paling utama yaitu lingkungan keluarga. Keluarga merupakan media
untuk berkomunikasi yang akan mengantarkan dalam pembentukan karakter,
Mukti Ali (2017:47) menyatakan:
Keluarga adalah media untuk menyalurkan dan meluapkan aspirasi hati
yang terpendam. Sebagai salah satu sarana untuk kontrol diri, cermin,
inspirasi, motivasi, dan pembentukan pandangan. Untuk itu komunikasi
dalam keluarga harus terjalin dengan baik dan terbuka untuk
pencapaian karakter dalam pertumbuhan menjadi seseorang.
Nilai-nilai yang berkembang dalam keluarga, kecenderungan-
kecenderungan umum serta pola sikap kedua orang tua terhadap anak akan
sangat mempengaruhi perilaku dalam semua tahap pertumbuhan seseorang.
Orang tua yang bersikap demokratis dan menghargai anaknya secara baik,
akan mendorong anak itu bersikap hormat pada orang lain. Sikap demokratis
dalam keluarga ditandai oleh adanya peraturan dan kebebasan, sehingga
setiap anak akan mengetahui bahwa setiap tindakan mengandung konsekuensi
28
(Mukti Ali, 2017:50). Sikap otoritatif yang berlebihan akan menyebabkan
anak menjadi minder dan tidak percaya diri.
Selain lingkungan keluarga, lingkungan sosial juga merupakan faktor
eksternal dalam pembentukan karakter. Nilai-nilai yang berkembang dalam
masyarakat dan membentuk pola sistem sosial, ekonomi, dan politiknya serta
mengarahkan perilaku umum mereka, kemudian kita sebut dengan budaya.
Anak yang tumbuh di tengah lingkungan masyarakat yang menghargai nilai
waktu, biasanya akan menjadi disiplin. Persaingan yang membudaya dalam
suatu masyarakat akan mendorong anggota-anggotanya bersifat ambisius dan
mungkin sulit mencintai orang lain.
Faktor eksternal yang terakhir yaitu lingkungan pendidikan. Institusi
pendidikan normal yang sekarang mengambil begitu banyak waktu
pertumbuhan setiap orang, dan institusi pendidikan informal seperti media
massa dan masjid, akan mempengaruhi perilaku seseorang sesuai dengan
nilai-nilai dan kecenderungan-kecenderungan yang berkembang dalam
lingkungan tersebut. Orientasi pada sistematika dan akurasi pada pendidikan
formal membuat orang bersikap hati-hati, teratur, dan jujur. Sementara nilai-
nilai konsumerisme yang berkembang lewat media massa yang telah menjadi
corong industri membuat orang menjadi konsumtif dan hedonis.
Pendapat lain menyatakan perkembangan karakter setiap individu
dipengaruhi oleh faktor bawaan dan faktor lingkungan (Zubaedi, 2011:109).
Kedua faktor ini pembentukan karakter dimulai. Faktor bawaan erat
kaitannya dengan masing-masing individu dalam pembentukan karakternya
29
karena setiap manusia memiliki potensi bawaan dari lahir termasuk potensi
yang berkaitan dengan karakter. Sedangkan faktor lingkungan berkaitan
dengan nilai-nilai yang akan tertanam dalam diri seseorang baik di
lingkungan keluarga, sekolah, maupun lingkungan yang lebih luas sehingga
mempengaruhi seseorang.
Untuk membentuk karakter juga diperlukan syarat-syarat mendasar bagi
terbentuknya karakter yang baik. Berkaitan dengan hal tersebut, Megawangi
(dalam Zubaedi, 2011:111) menyatakan sebagai berikut.
Syarat pembentukan karakter yang harus dipenuhi yaitu, maternal
bonding, rasa aman, dan stimulasi fisik dan mental. Maternal bonding
merupakan dasar penting dalam pembentukan karakter anak karena
aspek ini berperan dalam pembentukan kepercayaan orang lain pada
anak. Kebutuhan rasa aman yaitu kebutuhan anak dalam lingkungan
yang stabil dan aman.
Kebutuhan ini sangat penting bagi pembentukan karakter anak karena
lingkungan yang berubah-ubah akan membahayakan perkembangan emosi
anak yang akan berpengaruh pada perkembangan karakter anak. Kebutuhan
stimulasi fisik dan mental juga merupakan aspek penting dalam pembentukan
karakter.
Melihat faktor-faktor yang telah disebutkan, telah jelas sekali bahwa
memang dalam sebuah karakter tidak dapat tumbuh begitu saja, ada banyak
faktor yang melatarbelakangi adanya pembentukan karakter tersebut. Faktor
internal yakni yang berasal dari diri sendiri, misalnya cara makan, cara
berfikir, dan lain-lain. Faktor yang tidak kalah pentingnya yaitu faktor
keluarga, faktor tambahan yang ikut membantu sebuah karakter anak
terbentuk. Pada intinya karakter terbentuk berawal dari dalam diri masing-
30
masing individu, yang selanjutnya dipengaruhi banyak faktor eksternal yang
berada di sekitarnya.
Dengan adanya faktor-faktor tersebut yang telah disebutkan, proses
pembentukan karakter dilihat sebagai usaha sadar seseorang secara sadar,
bukan usaha yang sifatnya terjadi secara kebetulan. Atas dasar ini
pembentukan karakter merupakan usaha yang dilakukan secara sungguh-
sungguh untuk memupuk nilai-nilai etika pada diri seorang individu. Upaya
untuk mengimplementasikan pembentukan karakter perlu dilakukan dengan
pendekatan yang holistis, yaitu mengintegrasikan pembentukan karakter ke
dalam setiap sektor kehidupan, salah satunya di lingkungan pendidikan
dengan adanya pendidikan ekstra. Banyak sekali pendidikian ekstra yang ada
di lingkungan pendidikan salah satunya pramuka sebagai tempat
pembentukan karakter yang berupaya memanfaatkan dan memberdayakan
semua yang ada untuk membentuk, memperbaiki, menguatkan dan
menyempurnakan karakter seseorang.
Muchlas Samani dan Hariyanto (2013) menyatakan bahwa
pengembangan karakter terbagi dalam empat pilar; pertama, kegiatan
pembelajaran di kelas, terintegrasi ke dalam KBM pada setiap mata pelajaran;
kedua, kegiatan keseharian dalam bentuk budaya sekolah (school culture),
dengan pembiasaan pada peserta didik; ketiga, kegiatan kokurikuler dan atau
ekstra kurikuler, seperti pramuka, olahraga, dan sebagainya; sedangkan yang
keempat, kegiatan keseharian di rumah dan di masyarakat, dengan
menerapkan pembiasaan yang dilakukan di sekolah. Pastinya dari keempat
31
pilar tersebut perlu adanya keterkaitan satu sama lain agar pembentukan
karakter dapat maksimal.
Karena penelitian ini fokus pada pembentukan karakter melalui
pramuka di Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi pangkalan IAIN Salatiga
maka tentunya pembentukannya juga sangat terkait dengan manajemen di
dalamnya. Manajemen ini tentunya merupakan bagian dari pembentukan
karakter yang direncanakan, dilaksanakan dan dikendalikan dalam kegiatan-
kegiatan yang telah disusun sebelumnya. Setiap kegiatan yang dilakukan
mengandung dan mendorong setiap anggotanya dalam menghayati nilai-nilai
dalam kode kehormatan pramuka yang berlandaskan pancasila. Muchlas
Samani menyebutkan pusat kurikulum telah mengidentifikasi sejumlah nilai
pembentuk karakter yang merupakan hasil kajian empirik. Nilai-nilai yang
bersumber dari agama, pancasila, budaya, dan tujuan pendidikan nasional
tersebut adalah: (1) Religius, (2) Jujur, (3) Toleransi, (4) Disiplin, (5) Kerja
Keras, (6) Kreatif, (7) Mandiri, (8) Demokratis, (9) Rasa Ingin Tahu, (10)
Semangat Kebangsaan, (11) Cinta Tanah Air, (12) Menghargai Prestasi, (13)
Bersahabat/Komunikatif, (14) Cinta Damai, (15) Gemar Membaca, (16)
Peduli Lingkungan, (17) Peduli Sosial, dan (18) Tanggung Jawab. Nilai-nilai
ini sesuai dengan karakter bangsa Indonesia yang memiliki masyarakat
majemuk.
Karakter yang telah terbentuk akan sulit untuk dirubah, akan tetapi
tidak ada istilah terlambat dalam upaya pembentukan maupun mengubah
karakter, kita tetap perlu membina dan mengembangkannya secara bertahap,
32
bertingkat dan berkelanjutan. Dalam hal ini, M. Noor Rohinah (2012:41)
menyatakan ada tiga langkah dalam mengubah karakter seseorang yaitu terapi
kognitif, terapi mental dan perbaikan fisik. Terapi kognitif merupakan cara
paling efektif untuk memperbaiki karakter dan mengembangkannya adalah
dengan memperbaiki cara berfikir. Terapi mental merupakan warna perasaan
kita adalah cerminan bagi tindakan kita. Tindakan yang harmonis akan
mengukir lahir dari warna perasaan yang kuat dan harmonis. Perbaikan fisik
sebagaimana yang dikatakan ahli kesehatan, dasar-dasar kesehatan itu tercipta
melalui perpaduan yang baik antara tiga unsur yaitu: gisi makanan yang baik
dan mencukupi kebutuhan, olahraga yang terarur dalam kadar yang cukup,
dan istirahat yang cukup dan memenuhi kebutuhan relaksasi tubuh.
C. Pembentukan Karakter Melalui Penerapan Dasadarma
Penjelasan teori-teori pembentukan karakter ternyata dapat ditemukan
pembentukannya dalam pendidikan kepramukaan melalui penerapan
dasadarma yang diaplikasikan dalam kegiatan-kegiatan. Pendidikan
kepramukaan ternyata tidak hanya sebatas materi tentang pengetahuan saja,
akan tetapi juga terdapat pembentukan watak, karakter dan pembentukan
mental dalam kegiatan kepramukaan. Tujuan gerakan pramuka adalah untuk
mendidik dan membina kaum muda agar menjadi manusia yang
berkepribadian, berwatak, berahlak mulia, tinggi kecerdasan dan
ketrampilannya, serta kuat dan sehat jasmaninya sesuai dengan Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga gerakan pramuka mengenai tujuan
33
kepramukaan. Sedangkan pembentukan karakter dapat diartikan sebagai
upaya-upaya yang dapat dilakukan melalui proses pendidikan dengan
menggunakan metode-metode yang sesuai.
Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa melalui penerapan
dasadarma pembentukan karakter dapat dilakukan, karena dasadarma
mengandung nilai-nilai baik sangat luas cakupannya. Metode-metode yang
digunakan juga sesuai sebagi alat dalam pembentukan karakter seperti metode
berkelompok, pemecahan masalah, sistem among dan metode-metode
lainnya. Jika disimpulkan maka ternyata penerapan dasadarma bisa dijadikan
sebagai alat pembentukan karakter.
34
BAB III
PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi
Berdasarkan dari dokumen yang diperoleh Racana Kusuma Dilaga-
Woro Srikandhi berdiri pada tangal 9 Maret 1988. Pada tanggal 27 September
1996 diadakan rapat untuk pembaharuan nama Racana. Pada waktu itu
munculah nama-nama yang diusulkan seperti Damardjati-Sekar Arum, Sunan
Bayat-Nyi Sunan Bayat, Ki Ageng Pandanaran-Nyai Ageng Pandanaran,
Kusuma Dilaga-Woro Srkandhi, dan Damardjati-Robi’ah Al Adawiyah.
Rapat berikutnya barulah disetujui nama racana yang akan digunakan. Nama
racana yang akan digunakan tersebut adalah Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi
atas usulan kakak Anshori, kakak Hakim H, dan kakak Hamim, dengan
berdasarkan referensi dari buku yang sesuai.
Kusuma Dilaga dan Woro Srikandhi merupakan tokoh pewayangan
dalam cerita Mahabrata. Kusuma Dilaga adalah nama lain dari Werkudoro
atau Bima yang merupakan salah satu dari Pandawa. Dia digambarkan sebagi
laki-laki yang besar, gagah dan kuat. Senjata pusaka Werkudoro adalah
Godho Rujakpolo, sehingga senjata tersebut digunakan sebagai pusaka adat
bagi racana putranya. Woro Srikandhi adalah istri dari Arjuna yang juga
merupakan salah satu dari Pandawa. Senjata yang digunakannya adalah Busur
35
Panah, sehingga pusaka adat bagi racana putri menggunakan busur dan anak
panah.
Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi merupakan salah satu Unit
Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang bergerak dalam bidang kepramukaan
sebagai wadah bagi mahasiswa yang senang dalam mengikuti kegiatan
kepramukaan. Racana adalah wadah bagi anggota pramuka tingkat Pandega,
yaitu tingkatan setelah penegak. Usia anggota Pandega sesuai dengan
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka adalah 21-
24 tahun atau yang sudah berstatus sebagai mahasiswa. Racana Kusuma
Dilaga-Woro Srikandhi berpangkalan di IAIN Salatiga dan memiliki nomer
Gugus Depan (Gudep) 02.237-02.238.
Racana adalah organisasi kemahasiswaan yang memiliki struktur
pembinaan sampai tingkat nasional, yaitu Kwartir Nasional (KWARNAS).
Racana disini memiliki proses pendidikan yang mana lebih diarahkan kearah
tugas mahasiswa (Tridharma Perguruan Tinggi). Oleh karena itu agar dapat
berjalan dengan baik antara tugas kuliah dan berorganisasi maka perlunya
manajemen waktu dengan baik sehingga semua itu dapat berjalan dengan
beriringan. Sebagai organisasi perlu adanya visi dan misi sebagai acuan
dalam berorganisasi, Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi mempunyai
visi melahirkan kader-kader kepanduan yang profesional dan berintegritas
tinggi dan misi membentuk kepribadian mahasiswa yang berakhlakul karimah
sesuai dengan tri satya dan dasadarma.
36
Untuk membantu tercapainya visi dan misi tersebut, dibentuklah
pasukan khusus dengan nama Brigade Khusus Nagasandhi. Brigade Khusus
ini merupakan satuan khusus yang terdapat di Racana Kusuma Dilaga-Woro
Srikandhi. Brigade Khusus dibentuk untuk menjadi sebuah pasukan inti di
Racana. Pasukan tersebut harus dapat menjadi pasukan yang siaga untuk
keperluan racana. Jadi Brigade Khusus merupakan bagian dari Racana
Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi.
Mengutip dari arsip Brigade Khusus Nagasandhi, pada tahun 1993
terbesit dari seorang pemikir untuk menciptakan sebuah pasukan yang elite.
Dari situ diadakanlah penelitian guna menciptakan pasukan tersebut. Setelah
memperoleh data yang cukup, maka diadakanlah rapat untuk membentuk
pasukan khusus di Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi. Rapat tersebut
munculah nama-nama seperti Pasukan Khusus (PASSUS), Pasukan Inti
(PATI) dan Brigade Khusus (BRIGSUS). Dengan pertimbangan yang matang
maka disepakatilah pasukan tersebut dengan nama Brigade Khusus
(BRIGSUS).
Pada tanggal 16-17 November 1994 diadakan Pembrivetan dan
Pelantikan (VETTIK) yang pertama kali sehingga pada tanggal 17 November
1994 dijadikan hari lahirnya Brigade Khusus Racana Kusuma Dilaga-Woro
Srikandhi (BRIGSUS Nagasandhi). Pembrivetan merupakan pengukuhan
untuk menjadi anggota Brigade Khusus. Dalam pelaksanaanya Brigade
Khusus menggunakan sistem komando dan dipimpin oleh seorang komandan
dan diberi kekuasaan untuk mengelola corpsnya secara independen. Untuk
37
dapat menjadi anggota Brigade Khusus harus melewati seleksi dan
pendidikan terlebih dahulu. Dalam brigsus terdapat 3 jurusan yaitu
Pertolongan Pertama (PP), Peraturan Baris Berbaris (PBB) dan Search and
Rescue (SAR).
Dalam kepramukaan terdapat banyak sekali kegiatan. Pada prinsipnya
semua kegiatan yang sesuai dengan prinsip dasar kepramukaan dan metode
kepramukaan adalah kegiatan kepramukaan, akan tetapi terdapat kegiatan-
kegiatan yang biasa bahkan rutin dilakukan dalam kepramukaan. Kegiatan itu
bervariasi jenisnya (Ilyas dan Qoni, 2012:49). Sesuai dengan Anggaran Dasar
dan Anggaran Rumah Tangga Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi
menjelaskan bahwa gerakan pramuka di IAIN Salatiga sebagai wadah untuk
berlatih serta pengembangan diri, baik dibidang kepramukaan, mental,
spiritual, maupun dibidang lainnya yang dapat digunakan sebagai bekal
dalam kehidupan masyarakat dan bangsa. Adapun aplikasinya menggunakan
sistem bina diri, bina satuan dan bina masyarakat.
Sebagai sebuah organisasi yang aktif, Racana Kusuma Dilaga-Woro
Srikandhi memiliki progam kerja yang sudah disusun untuk dilaksanakan.
Progam kerja itu disusun ketika awal kepengurusan dan akan dilaporkan
sebagai laporan pertanggung jawaban ketika di akhir kepengurusan nanti.
Progam kerja tersebut disusun mulai dari progam kerja tahunan, progam kerja
bulanan, progam kerja mingguan hingga progam kerja harian. Progam kerja
tahunan seperti rapat kerja, penerimaan anggota baru, latihan gabungan
dengan pangkalan lain, bakti sosial dan laporan pertanggung jawaban.
38
Progam kerja bulanan seperti safari Racana, rapat bulanan, donor darah dan
lain sebagainya. Progam kerja mingguan seperti latihan rutin, rapat koordinasi
kegiatan, bina SGT (Siaga, Galang, Tegak), ujian SKU dan kegiatan lainnya.
Progam kerja harian seperti piket sanggar, diskusi bersama dan
menyelesaikan tugas-tugas.
Dalam Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi juga terdapat progam
kerja interen dan progam kerja eksteren. Progam kerja interen adalah progam
kerja yang dilaksanakan dalam pangkalan sendiri dan progam kerja eksteren
adalah kegiatan partisipasi keluar pangkalan seperti menghadiri undangan
dari pangkalan lain. Progam kerja tersebut disusun dengan rapi dan dibuat
tabel progam kerja kemudian ditempelkan di dinding agar bisa diketahui
semua anggota Racana. Progam kerja Racana Kusuma Dilaga-Woro
Srikandhi secara garis besar diantaranya Pendidikan dan Pengkaderan,
Pembinaan dan Pengembangan, Keagamaan dan Pengabdian, Umum dan
Partisipasi. Dari setiap program secara garis besar dibagi lagi menjadi
beberapa kegiatan yang mencerminkan setiap program besar tersebut, seperti
PLCPP (Pendidikan dan Latihan Calon Pramuka Pandega), latihan rutin, rapat
kerja, Bina SGT (Siaga, Penggalang, Tegak), kegiatan keagamaan dan
Peringatan Hari Besar Nasional (PHBN).
Pelaksana program kerja Racana Kusuma Dilaga-WoroSrikandhi
tersusun dalam Dewan atau pengurus, berikut adalah daftar nama Dewan
Racana dan Brigade Khusus Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi IAIN Salatiga
periode 2016.
39
Tabel 3.1
Daftar Dewan Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi IAIN Salatiga Tahun
2016
No. Nama Jabatan
1. Dr. Mukti Ali, S.Ag., M. Hum. Pembina 02.237
2. Dra. Astuti Sakdiyah, M.Pd Pembina 02.238
3. Arsyad Bagus Saputra Ketua Racana 02.237
4. Laili Safa’ah Ketua Racana 02.238
5. Ahmad Muhaimin Pemangku Adat 02.237
6. Nur Hidayati Pemanggu Adat 02.238
7. Afif Husein Sekretaris 02.237
8. Rifa’atul Muna Sekretaris 02.238
9. Indri Iswanto Bendahara 02.237
10. Fatikhatus Sakdiyah Bendahara 02.238
11. Luzman Rifqie Operasional I 02.237
12. Edy Setiyawan Operasional II 02.237
13. Diah Ayu Sita Resmi Operasional I 02.238
14. Febri Dwi Fatmawati Operasional II 02.238
15. Saidur Riyadloh Tekpram I 02.237
16. Muhammad Maskuri Tekpram II 02.237
17. Siti Nur Chasanah Tekpram I 02.238
18. Nurul Lailatul Khasanah Tekpram II 02.238
19. Al Mudasir Litbang I 02.237
20. Muhamad Fitriantono Litbang II 02.237
21. Athi’ Lutfia Litbang I 02.238
22. Noviana Diah Riza Litbang II 02.238
23. Irvan Dwi Aprianto Kerumahtanggaan I 02.237
24. Muhammad Anas Shobirin Kerumahtanggaan II 02.237
25. Ovie Varihat El Vithria Kerumahtanggaan I 02.238
26. Zaidatul Aslamiah Kerumahtanggaan II 02.238
Sumber : Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi
40
Tabel 3.2
Daftar Dewan Brigade Khusus Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi IAIN
Salatiga Tahun 2016
No Nama Jabatan
1 Bayu Prasetyo Komandan Brigade Khusus
2 Sofhatun Jamilah Pemangku Adat Brigade Khusus
3 Lu’Luk Suroya Sekretaris Brigade Khusus
4 Metik Fatmasari Bendahara Brigade Khusus
5 Khoirul Alfani Diklat Brigade Khusus I
6 Dyah Puspitasari Diklat Brigade Khusus II
7 Miftahul Falah Logistik Brigade Khusus I
8 Resa Adi Agnesya Logistik Brigade Khusus II
9 Irfan Budi Prasetya Danka PP
10 Muhammad Rafi Naufal Danka Sar
11 Hanif Nurcahya Agustian Danka PBB
Sumber : Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi
B. METODE PENGUMPULAN DATA
Metode merupakan cara untuk mengumpulkan data, dan banyak sekali
metode yang bisa digunakan dalam pengumpulan data sebuah penelitian.
Metode mengandung prosedur dan cara melakukan verifikasi data yang
diperlukan untuk memecahkan dan menjawab masalah penelitian. Dengan
kata lain metode akan memberikan petunjuk bagaimana penelitian itu
dilaksanakan. Untuk mendapatkan data yang diperlukan, maka penulis juga
memerlukan metode-metode dalam pengumpulan data. Selain itu penulis juga
memerlukan instrument dalam pengumpulan data tersebut. Penelitian kali ini
metode yang penulis gunakan ada tiga yaitu metode observasi, metode
wawancara, dan metode dokumentasi.
41
Metode observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan
melalui suatu pengamatan, dengan disertai pencatatan-pencatatan terhadap
keadaan atau perilaku objek sasaran (Fathoni, 2011:104). Data yang ingin
diperoleh oleh penulis adalah data mengenai situasi umum IAIN Salatiga dan
kegiatan kepramukaan pada Unit Kegiatan Mahasiswa Pramuka Racana
Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi Gudep kota salatiga 02.237-02.238 IAIN
Salatiga.
Metode yang kedua yaitu wawancara. Wawancara adalah teknik
pengumpulan data melalui proses tanya jawab lisan yang berlangsung satu
arah, artinya pertanyaan datang dari pihak yang mewawancarai dan jawaban
diberikan oleh yang diwawancara (Fathoni, 2011:105). Dalam hal ini
menguraikan mengenai pembentukan karakter di Racana Kusuma Dilaga-
Woro Srikandhi IAIN Salatiga melalui penerapan dasadarma butir ke delapan
(disiplin, berani, dan setia), maka penulis melakukan wawancara pada
sebagian pengurus dan anggota Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi
maupun pihak lain yang sesuai.
Metode yang ketiga yaitu dokumentasi. Dokumentasi yaitu mencari
data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku,
surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya
(Arikunto, 2010:274). Dalam melakukan penelitian ini, metode dokumentasi
penulis lakukan untuk mengetahui gambaran umum lokasi penelitian yang
meliputi, absensi kegiatan, buku induk, foto-foto kegiatan, dan dokumen lain
tentang Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi.
42
C. TEMUAN PENELITIAN
Setelah melakukan penelitian dengan menggunakan beberapa metode
yang telah disebutkan sebelumnya, peneliti mendapatkan data mengenai
pembentukan karakter mahasiswa melalui penerapan dasadarma butir ke
delapan (disiplin, berani, dan setia), yaitu dengan cara wawancara kepada
sebagian pengurus, anggota Racana dan juga pihak yang sesuai, dalam hal ini
adalah beberapa alumni Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi. Dalam
penelitian ini responden yang peneliti gunakan berjumlah 20 orang. Identitas
responden sebagai berikut:
Tabel 3.3
Daftar Informan Pengurus dan Anggota Racana Kusuma Dilaga-Woro
Srikandhi
NO. NAMA JABATAN
1. Arsyad Bagus Saputra Ketua Racana 02.237
2. Laili Safa’ah Ketua Racana 02.238
3. Rifa’atul Muna Sekretaris 02.238
4. Bayu Prasetyo Komandan Brigsus
5. Sofatun Jamilah Pemangku Adat Brigsus
6. Diah Ayu Sita Resmi Anggota Racana
7. Dyah Puspitasari Anggota Racana
8. Luzman Rifqi Anggota Racana
9. Khoirul Alfani Anggota Racana
10. Albarra R.A Anggota Racana
11. Kristina Mayasari Anggota Racana
12. Reigiana Dyah Antari Anggota Racana
13. Al Mu’kharomi Zailani Anggota Racana
14. Al Mu’rismillah Zailani Anggota Racana
15. Edy Setiyawan Anggota Racana
16. Lu’luk Soraya Anggota Racana
43
Tabel 3.4
Daftar Informan Racana Alumni Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi
No. Nama
1. M. Nurul Huda, S.Pd.I
2. Nurrochim, S.Pd.I
3. Saiful Hadi, S.Pd.I
4. Noor Sahid Manggolo, S.Pd.I
Wawancara kali ini bertujuan untuk mengumpulkan data mengenai
makna karakter, kandungan dasadarma butir ke delapan, dan penerapan
dasadarma butir ke delapan dalam pembentukan karakter mahasiswa. Hasil
wawancara dengan beberapa narasumber diketahui beberapa makna dari
karakter antara lain karakter merupakan jati diri pembentuk watak dan juga
akhlaqul karimah manusia. M. Nurul Huda mengatakan:
Karakter itu pembentuk watak atau perilaku seseorang, jika dikaitkan
dengan pramuka karakter itu sebuah jati diri yang berlandaskan kode
etik pramuka yaitu satya dan dasadarma pramuka, dan jika dikaitkan
dengan agama karakter itu sebuah perilaku yang yang membentuk
akhlaqul karimah manusia. (wawancara, 11/01/2017)
Noor Sahid Manggolo mempertegas tentang makna karakter selain
sebagai jati diri juga karakter sebagai refleksi diri ke dunia luar. Setiap apa
yang dilakukan mencerminkan apa yang ada di dalam diri seseorang.
Karakter itu jati diri seseorang, bisa juga dikatakan sebagai refleksi diri
kita ke dunia luar, tanpa adanya itu pasti kita tak akan bisa
memperlihatkan seberapa kemampuan kita bagi orang lain.
(wawancara, 11/01/2017)
44
Sedangkan Saiful Hadi mengatakan bahwa karakter merupakan susunan
cara berfikir yang membentuk pola pemikiran seseorang, bisa dikatakan
setiap individu pasti memiliki perbedaan satu sama lain. Saiful Hadi
berpendapat:
Karakter itu semacam pola pemikiran yang terpancar dari diri
seseorang, dari sana kita bisa simpulkan mana orang yang berkarakter
dan mana tidak. (wawancara, 11/01/2017).
Karakter juga dimaknai sebagai akhlaq, sifat, budi pekerti, dan tingkah
laku. Akhlak atau budi pekerti yang menjadi ciri khas seseorang atau
sekelompok orang serta nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan
dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan
kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan
perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan
adat istiadat. Laili Syafa’ah mengemukakan bahwa karakter itu akhlak atau
budi pekerti.
Karakter adalah suatu tabiat, akhlaq atau budi pekerti yang
membedakan seseorang dengan yang lain (wawancara, 20/12/2016).
Dipertegas lagi pendapat Khoirul Alfani yang mengemukakan karakter
merupakan perilaku yang membedakan antar individu. Perilaku disini yang
dilakukan secara sadar tanpa ada paksaan dari manapun, sehingga perilaku
yang nampak terlihat natural sebagai pembeda antar individu.
Karakter adalah watak, budi pekerti dan perilaku seseorang individu
yang membedakan satu orang individu dengan individu lain
(wawancara, 21/12/2016)
45
Edy Setiyawan mengemukakan bahwa karakter diartikan sebagai
tingkah laku.
Karakter bisa diartikan sebuah tingkah laku yang terbentuk dan
melekat pada individu,berarti setiap individu itu berbeda-beda.
(wawancara, 31/01/2017)
Luzman Rifqi mengemukakan karakter itu merupakan sifat dari seorang
individu.
Karakter adalah sifat yang melekat pada individu yang membedakan
antar individu (wawancara, 21/12/2016).
Setelah mengetahui pendapat responden mengenai makna karakter
kemudian peneliti menggali informasi lagi apakah karakter yang sudah
terbentuk bisa dirubah atau tidak. Pada dasarnya karakter bisa dibentuk atau
dirubah dengan cara pembiasaan. Proses pembiasaan diri memiliki arti
penting dalam kesuksesan membentuk karakter. Untuk itu dalam berhasilnya
sebuah pembentukan karakter bukanlah pada perbuatan semata melainkan
sebuah pembiasaan, dan dalam mengawali pembiasaan yang positif itu
melalui keteladanan yang baik pula di lingkungan seseorang tinggal.
M. Nurul Huda berpendapat: “karakter yang terbentuk bisa saja
dirubah, dengan cara pendoktrinan nilai-nilai karakter, kalau ditataran
mahasiswa ini lebih mudah untuk memasukkan doktrin-doktrin, entah
itu doktrin yang baik atau buruk, nah setelah pendoktrinan ini tinggal
pembiasaan saja.” (wawancara, 11/01/2017).
Khoirul Alfani juga berpendapat bahwa karakter yang telah dibentuk bisa
dirubah dengan cara pembiasaan.
Menurut saya karakter yang sudah terbentuk itu bisa dirubah yaitu
dengan cara pembiasaan dan dorongan motivasi yang kuat pastinya.
(wawancara, 21/12/2016)
46
Menurut penuturan Sofatun Jamilah karakter yang terbentuk juga bisa dirubah
dengan pembiasaan dikehidupan sehari-hari. (wawancara, 24/12/2016).
Dipertegas lagi penuturan Kristina Mayasari:
Karakter yang terbentuk bisa saja dirubah, misalkan melalui
pembiasaan yang baru,mungkin melalui terapi sikap juga bisa merubah
karakter seseorang. (wawancara, 23/12/2016).
Menurut penuturan Reigiana Dyah Antari: “bisa, melalui pendidikan karakter
kan bisa, atau mungkin dengan cara pembiasaan perilaku positif”
(wawancara, 23/12/2016)
Sedangkan menurut penuturan Albarra R.A:
Menurut saya karakter yang terbentuk bisa dirubah, dengan
pembiasaan sehari-hari atau mungkin diterapi psikologi, karena karakter
kan berkaitan dengan psikologi (wawancara, 22/12/2016).
Data selanjutnya yang ingin diketahui dari wawancara adalah mengenai
kandungan dasadarma butir ke delapan, dari hasil wawancara peneliti telah
menghimpun beberapa jawaban responden mengenai hal tersebut. M. Nurul
Huda berpendapat dengan adanya dasadarma ke delapan setiap anggota
pramuka harus memiliki jiwa disiplin dan berani dalam hal apapun.
Dari dasadarma ke delapan itu kan mengharuskan kita untuk disiplin
dalam hal apapun pastinya, berani, kalau saya mengartikan berani itu
dengan slogan jangan bilang tidak bisa sebelum mencoba, nah itu yang
saya pakai sampai sekarang dan saya juga berharap anggota Racana
juga menerapkan hal seperti ini supaya bisa tertanam sifat berani dalam
dirinya. (wawancara, 11/01/2017)
Rifa’atul Muna mengungkapkan dasadarma itu berisi aturan untuk
disiplin, bersikap berani dan juga setia.
47
Dasadarma butir kedelapan itu ya aturan yang mengharuskan anggota
pramuka agar disiplin, mempunyai sikap berani dan juga setia.
(wawancara, 22/12/2016).
Hal ini dipertegas pernyataan Laili Syafa’ah yang menyatakan bahwa
dasadarma ke delapan itu sebuah aturan yang mengharuskan anggota
pramuka bersikap disiplin, lebih berani bertindak dan setia pada aturan.
(wawancara, 20/12/2016). Diperkuat lagi pernyataan dari Diah Ayu Sita
Resmi yang menyatakan:
Dasadarma ke delapan itu sebuah nilai yang dapat membuat diri kita
disiplin waktu, menghargai waktu,berani dalam mengambil keputusan
dan setia pada janji. (wawancara, 19/12/2016).
Dari beberapa pernyataan tersebut dapat diketahui dasadarma ke
delapan mengandung nilai karakter disiplin, berani dan juga karakter setia,
sesuai bunyi dari dasadarma ke delapan itu sendiri yaitu Disiplin, Berani dan
Setia. Disiplin sendiri memiliki makna sikap untuk berusaha menjalankan
aturan. Edy Setiyawan berpendapat: “disiplin merupakan sikap seseorang
yang berusaha untuk menjalankan aturan yang mengikat.” (wawancara,
31/01/2017). Diperkuat lagi pernyataan Albarra R.A: “Disiplin itu
melaksanakan segala sesuatu sesuai aturan yang berlaku, runtut,tertib dan
rajin”. (wawancara, 22/12/2016).
Berani memiliki makna sebuah tindakan yang tidak mementingkan
resiko, Rifa’atul Muna berpendapat: “berani itu sebuah tindakan yang tanpa
melihat resiko yang dihadapi.” (wawancara, 22/12/2016).
48
Dipertegas pendapat Edy Setiyawan yang menyatakan: “berani adalah sikap
individu yang dimana tanpa melihat resiko dari sebuah perbuatan, tetapi juga
waspada.” (wawancara, 31/01/2017).
Bayu Prasetyo berpendapat: “menurut saya berani itu karakter yang
tanpa mempedulikan akibat yang akan dihadapi.” (wawancara, 23/12/2016).
Setia memiliki makna berpegang teguh pada komitmen, Lu’luk Soraya
berpendapat:
Setia itu berhubugan dengan komitmen, jadi setia bisa dikatakan sebuah
sikap yang memegang teguh sebuah komitmen awal dalam sebuah
hubungan. (wawancara, 26/01/2017).
Arsyad Bagus Saputra berpendapat: “Setia adalah bertahan dan
mempertahankan, dalam situasi apapun pastinya.” (wawancara, 19/12/2016)
Edy Setiyawan berpendapat: “setia itu kalau menurut saya sebuah sikap
yang mengharuskan seseorang untuk memenuhi sebuah komitmen awal mas.”
(wawancara, 31/01/2017).
Setelah mengetahui makna karakter dan kandungan dasadarma butir ke
delapan, perlu diketahui pula bagaimana penerapan dasadarma butir ke
delapan dalam pembentukan karakter mahasiswa. Hasil penelitian dan hasil
wawancara, pembentukan karakter memang ada di Racana Kusuma Dilaga-
Woro Srikandhi. Saat penerimaan anggota baru pun pembentukan karakter
sudah dilakukan, seperti yang diungkapkan Kristina Mayasari:
Di racana memang ada pembentukan karakter, seperti saat penerimaan
anggota itu kan juga merupakan langkah awal Racana dalam
pendidikan sekaligus pembentukan karakter. (wawancara, 23/12/2016).
49
Pembentukan karakter di Racana Kusuma Dilaga- Woro Srikandhi
secara umum telah dikemas dalam kegiatan-kegiatan yang melibatkan seluruh
anggota Racana. Kegiatan-kegiatan tersebut pembentukan karakter pun dapat
dilakukan, hal ini seperti yang diutarakan Sofatun Jamilah:
Kan ada banyak kegiatan racana, nah setiap kegiatan itu pasti terselip
pembentukan karakter, contohnya saat latihan rutin PBB diajarkan
untuk disiplin, saat anggota racana bina SGT (Siaga,Galang, Tegak) di
sekolahan-sekolahan,mereka dituntut untuk setia slalu membawa nama
baik racana dan juga IAIN Salatiga. (wawancara, 24/12/2016)
Anggota racana dilatih untuk bisa membantu seorang pembina dalam
melakukan kegiatan kepramukaan di suatu pangkalan. Bina SGT (Siaga,
Galang, Tegak) disini maksudnya adalah menerjunkan langsung anggota
Racana di suatu pangkalan Pramuka, baik itu tingkat Siaga, Penggalang,
maupun Penegak. Racana bertugas memfasilitasi anggotanya dengan cara
menyalurkan ke suatu pangkalan pramuka dan membuat kontroling
didalamnya. Kegiatan ini dapat dijadikan kegiatan pembentukan karakter
berani dan setia. Hal yang sama juga diungkapkan Laili Syafa’ah:
Di racana pembentukan karakter itu ada, kan memang di Racana
kegiatan yang dilakukan untuk membentuk karakter anggotanya.
(wawancara, 20/12/2016)
M. Nurul Huda juga mengutarakan bahwa pembentukan karakter di Racana
dikemas dalam kegiatan, beliau berpendapat:
Banyak sekali kegiatan di Racana yang bisa membentuk karakter
anggotanya, seperti yang saya alami saat pendidikan Brigsus, disana
merubah karakter disiplin saya dalam makan dan sampai sekarangpun
saya masih menerapkannya, bahwa makan itu harus sampai habis
sampai titik butir nasi sekecil apapun, dan bagaimana cara saya
menghargai waktu juga saya dapatkan di kegiatan Brigsus. Kalau saya
50
melihat yang sekarang juga tidak jauh beda dengan yang saya alami
dulu. (wawancara, 11/01/2017)
Dipertegas lagi dengan pendapat Nurrochim:
Kalau selama saya jadi anggota Racana dulu pembentukan karakter itu
terjadi saat ikut kegiatan, misalnya saat kegiatan laporan
pertangungjawaban, secara otomatis itu membangun karakter
tanggungjawab lho, ada lagi dalam kegiatan rapat yang memancing
setiap anggota yang hadir untuk berani bicara menyampaikan unek-
unek, itu juga membentuk karakter berani mereka dan mungkin sampai
sekarangpun itu masih berlaku. (wawancara, 11/01/2017)
Pelaksanaan pembentukan karakter pada anggota Racana ini secara
umum dilakukan melalui proses belajar di dalam suatu kegiatan. Dengan
adanya kegiatan-kegiatan secara langsung maupun tidak langsung, setiap
anggota akan belajar membentuk karakter. Konsep pembentukan karakter
yang terkandung dalam setiap kegiatan menggunakan dasar berupa kode
kehormatan pramuka yaitu dasadarma yang di dalamnya mengandung nilai-
nilai baik. Dengan demikian pembentukan karakter bisa dilakukan dengan
cara menerapkan kandungannya. Diah Ayu Sita Resmi berpendapat:
Karakter adalah sikap, jadi besar kemungkinan bisa dibentuk, apalagi
melalui dasadarma, karena nilai dari karakter sama dengan nilai
dasadarma, dengan metode dan prinsip yang benar maka karakter bisa
dibentuk dengan baik. (wawancara, 19/12/2016)
Pernyataan serupa diungkapkan Arsyad Bagus Saputra:
Karena dalam dasadarma mengandung nilai-nilai baik maka dengan
menerapkannya akan membentuk karakter seseorang. (wawancara,
19/12/2016)
Laili Syafa’ah berpendapat:
Karena di dalam dasadarma terkandung nilai-nilai baik yang pasti akan
membentuk karakter siapapun yang menerapkannya. (wawancara,
20/12/2016)
51
Dari beberapa pernyataan narasumber tersebut dapat digaris bawahi
bahwa dengan menerapkan dasadarma dapat membentuk karakter seseorang.
Dari kesepuluh isi dasadarma penelitian ini memfokuskan pada pembentukan
karakter melalui penerapan dasadarma butir kedelapan yaitu disiplin, berani
dan setia. Ada beberapa kegiatan yang dapat membentuk karakter sesuai
dasadarma ke delapan, contohnya kegiatan rapat rutin yang bisa membentuk
keberanian. Menurut penuturan Albarra R.A:
Saya juga merasakannya, di racana pembentukan karakter itu dilakukan
melalui kegiatan-kegiatan, contohnya kegiatan rapat, anggota
diharapkan berani berpendapat, otomatis membentuk karakter berani.
(wawancara, 22/12/2016).
Selain kegiatan rapat ada juga kegiatan yang mendorong anggota Racana
untuk disiplin yaitu latihan rutin Peraturan Baris Berbaris (PBB). Seperti
yang diungkapkan Dyah Puspitasari:
Melalui kegiatan-kegiatan di Racana banyak penerapannya, misalnya
konservasi alam,itu kan penerapan dasadarma ke dua, latihan rutin
Peraturan Baris Berbaris melatih disiplin sebagai penerapan dasadarma
ke delapan. (wawancara, 21/12/2016).
Sebagai wujud bahwa anggota Racana memiliki karakter sesuai dengan
Dasadarma butir kedelapan dapat dilihat dari perilaku yang dilakukan.
Sebagai contoh anggota Racana melaksanakan sholat tepat waktu sebagai
wujud disiplin waktu. Hal ini seperti yang diungkapkan Sofatun Jamilah dan
Kristina Mayasari:
Contohnya ketika datang waktu sholat, banyak anggota racana yang
langsung melaksanakan sholat, ini kan wujud disiplin waktu, terus saat
menjadi panitia kegiatan anggota racana berani melaksanakan tugas
sebagai panitia, kalau setia istu saat anggota mengajar ke sekolah-
sekolah, mereka setia membawa nama baik racana. (wawancara,
24/12/2016).
52
Ya seperti yang saya utarakan tadi, bahwa anak racana setelah adanya
pendidikan mengalami perubahan karakter disiplin, contohnya seperti
sholat berjamaah di sanggar tepat waktu, selalu berusaha tepat waktu
menghadiri undangan rapat, dalam forum diskusi maupun rapat lebih
bisa berani mengungkapkan pendapat dan juga patuh terhadap aturan
ketua. (wawancara. 23/12/2016).
Dalam pembentukan karakter perlu diadakannya kedisiplinan, salah
satunya adalah kedisiplinan dalam melaksanakan ibadah shalat. Karena
dengan disiplin melaksanakan shalat anggota Racana melatih pembinaan
disiplin kepribadiannya. Dengan melakanakan shalat, seseorang akan
menumbuhkan sikap disiplin, yang dimaksud disiplin disini adalah ketepatan
waktu dan kekhusyuan seseorang dalam mengerjakan shalat setiap hari.
Dengan pengaturan waktu shalat, akan membuat dampak atau efek disiplin
dalam hidup kita. Dengan melaksanakan kewajiban shalat, seseorang dapat
menumbuhkan kesadaran akan pentingnya waktu dalam kehidupan sehari-
hari. Selain disiplin waktu anggota Racana juga disiplin diri, seperti
penuturan Arsyad Bagus Syaputra:
Pastinya ada, contohnya seperti saat anggota selalu berusaha berpakaian
rapi, berani berpendapat, setia iuran Gudep. (wawancara, 19.12.2016).
Proses pembentukan karakter disiplin ini didasari pengalaman dari
setiap anggota Racana di setiap kegiatan yang dilakukan, pengalaman disini
adalah keseluruhan peristiwa yang pernah dialami oleh seseorang baik secara
langsung maupun tidak langsung dalam perjalanan hidupnya. Pengalaman
seseorang juga mempunyai pengaruh terhadap pembentukan karakter.
53
Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi mengedepankan pembentukan
karakter malalui kegiatan. Setiap anggota diarahkan untuk mengikuti setiap
kegiatan yang telah direncanakan. Lingkungan yang dihadapi memberikan
pengalaman bagi anggota yang akan membentuk karakternya dan juga
mempengaruhi kepribadian. Lingkungan di Racana Kusuma Dilaga-Woro
Srikandhi, keluarga, dan juga mayarakat yang baik terutama di bidang nilai
dan kebiasaan-kebiasaan hidup akan membentuk kepribadian, dalam hal ini
adalah karakter anggota Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi. Pembiasaan
merupakan salah satu faktor penting dalam membentuk dan menempa
disiplin, pembiasaan juga merupakan suatu proses yang di dalamnya ada
beberapa aturan atau prosedur yang harus diikuti. Misalnya, gerakan-gerakan
latihan, mematuhi atau mentaati ketentuan-ketentuan atau peraturan-
peraturan, proses membiasakan hidup dalam kelompok, menumbuhkan rasa
setia kawan, kerja sama yang erat dan sebagainya. Peraturan-peraturan
tersebut merupakan faktor-faktor penting dalam suksesnya mencapai tujuan
tertentu. Sehingga dalam kehidupan sehari-hari nilai-nilai karakter tersebut
juga sangat penting.
54
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Makna Karakter
Agus Zaenul Fitri berpendapat sebagaimana dikutip pada landasan teori
karakter diartikan sebagai sifat manusia pada umumnya yang bergantung
pada faktor kehidupannya sendiri. Karakter adalah sifat kejiwaan, akhlak,
budi pekerti yang menjadi ciri khas seorang atau sekelompok orang.
Dipertegas lagi pendapat M. Furqon Hidayatullah bahwa karakter adalah
kualitas atau kekuatan mental atau moral, akhlak atau budi pekerti individu
yang merupakan kepribadian khusus yang membedakan dengan individu lain.
Dari kedua pendapat tersebut dapat diketahui bahwa karakter merupakan
pembeda antar individu satu dengan yang lainnya yaitu berwujud budi pekerti
yang terpancar dari perilakunya. Hasil wawancara dengan beberapa anggota
Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi juga ditemukan makna karakter
adalah suatu perilaku yang membedakan individu satu dengan yang lainnya.
M. Noor Rohinah menyatakan sebagaimana dikutip pada landasan teori
bahwa karakter erat kaitannya dengan kepribadian seseorang dimana
seseorang bisa disebut orang yang berkarakter jika tingkah lakunya sesuai
dengan kaidah moral. Kaidah moral dalam Pramuka terdapat dalam kode etik
Pramuka yaitu Satya dan Dasadarma Pramuka, sebagaimana yang tertera
pada Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka,
55
dasadarma dapat diartikan sebagai ketentuan moral bagi anggota Gerakan
Pramuka golongan Penggalang, Penegak, Pandega, dan anggota dewasa.
Maka jika dikaitkan dengan pramuka karakter merupakan jati diri yang
berlandaskan kode etik pramuka yaitu dasadarma pramuka yang mengandung
nilai moral. Hal ini didapat dari hasil wawancara dengan M. Nurul Huda
beliau juga berpendapat bahwa karakter itu pembentuk watak atau perilaku
seseorang, jika dikaitkan dengan pramuka karakter itu sebuah jati diri yang
berlandaskan kode etik pramuka yaitu satya dan dasadarma pramuka, dan jika
dikaitkan dengan agama karakter itu sebuah perilaku yang yang membentuk
akhlaqul karimah manusia.
B. Kandungan Dasadarma Butir ke Delapan
Berdasarkan data yang diperoleh, dasadarma butir ke delapan apabila
diterapkan dengan baik dan benar akan membentuk tiga karakter bagi siapa
saja yang menerapkannya yaitu karakter disiplin, karakter berani dan karakter
setia. Sebagaimana hasil wawancara dengan M. Nurul Huda beliau
menyatakan dasadarma ke delapan itu mengharuskan kita untuk disiplin
dalam hal apapun dan berani bertindak. Nilai disiplin, berani, dan setia secara
nyata telah disebutkan pula dalam nilai-nilai pembangun karakter bangsa.
Menurut Tulus Tu’u sebagaimana dikutip dalam landasan teori menyatakan
istilah disiplin kerapkali terkait dan menyatu dengan istilah tata tertib dan
ketertiban. Istilah ketertiban mempunyai arti kepatuhan seseorang dalam
mengikuti peraturan atau tata tertib karena didorong atau disebabkan oleh
56
sesuatu yang datang dari luar dirinya. Sebaliknya, istilah disiplin sebagai
kepatuhan dan ketaatan yang muncul karena adanya kesadaran dan dorongan
dari dalam diri orang itu. Hasil wawancara beberapa responden juga
menyatakan bahwa disiplin sebagai sebuah tindakan yang patuh terhadap
aturan yang telah disepakati. Menurut Albarra R.A sebagaimana hasil
wawancara dia berpendapat disiplin itu melaksanakan segala sesuatu sesuai
aturan yang berlaku, runtut, tertib dan rajin. Sikap disiplin yang bisa dilihat di
Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi adalah saat datang waktu sholat
banyak anggota yang segera melaksanakannya. Contoh lain anggota Racana
Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi berusaha untuk tidak melanggar aturan.
Menurut Indra Munawar yang sudah dikutip pada landasan teori
keberanian yaitu adalah suatu sikap untuk berbuat sesuatu dengan tidak
terlalu merisaukan kemungkinan-kemungkinan buruk. Ada beberapa ciri-ciri
keberanian menurut Indra Munawar antara lain adanya tekad, percaya diri,
konsistensi, dan optimisme. Keberanian merupakan suatu kualitas karakter
yang mesti dipupuk dalam diri seseorang, dengan demikian anggota Racana
Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi harus berani bertindak tanpa harus
memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi. Sebagai contoh
harus berani merumuskan kegiatan dan juga berani
mempertanggungjawabkan dari hasil kegiatan yang telah dilaksanakan. Hasil
pertanggungjawaban semacam ini dilaksanakan pada kegiatan Laporan
Pertanggung Jawaban, dari kegiatan inilah karakter berani anggota Racana
Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi dibentuk.
57
Sebagaimana data yang diperoleh pada landasan teori kandungan
dasadarma ke delapan yang terakhir yaitu kesetiaan. Setia atau kesetiaan dua
kata yang hampir mempunyai kesamaan makna, yaitu mengabdikan
keyakinan hati terhadap orang lain yang membuat diri kita merasa aman dan
terlindungi, yang membuat kita jadi bahagia, yang membuat kita bisa
bertahan hidup dan bisa mengatasi segala permasalahan hidup kita,
itulah setia yang hanya bisa dimiliki oleh orang-orang yang berhati tulus dan
konsekuen.
C. Penerapan Dasadarma Butir ke Delapan Dalam Pembentukan
Karakter Mahasiswa
Berdasarkan data yang diperoleh, pembentukan karakter yang dilakukan
Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi dikemas dalam kegiatan. Diantara
nya kegiatan Latihan Rutin, Bina SGT (Siaga, Galang, Tegak), dan rapat
koordinasi. Latihan rutin merupakan penerapan dari teori belajar behavioristik
yang dikemukakan oleh para tokoh psikologi behavioristik seperti Thorndike,
Pavlov, Watson dan Guthrie. Mereka berpendapat bahwa tingkah laku
manusia itu dikendalikan oleh ganjaran (reward) dan penguatan
(reinforcement) dari lingkungan. Dengan demikian dalam tingkah laku belajar
terdapat jalinan yang erat antara reaksi-reaksi behavioral dan stimulusnya
(Dalyono, 2011). Jadi dapat disimpulkan bahwa teori behavioristik
menekankan pada terbentuknya tingkah laku yang nampak sebagai hasil dari
proses belajar. Dari tingkah laku tersebut akan membentuk karakter
58
seseorang, dan dari latihan ini dapat membentuk karakter disiplin dan
keberanian.
Latihan rutin adalah kegiatan mingguan di Racana Kusuma Dilaga-
Woro Srikandhi. Tempat dan waktu dalam kegiatan ini menyesuaikan sesuai
dengan kesepakatan bersama. Materi yang diberikan tiap pertemuannya
berbeda, seperti materi tentang pengetahuan kepramukaan. Selain itu juga
latihan Peraturan Baris Berbaris yang melatih kedisiplinan anggota Racana.
Latihan rutin dapat dijadikan wahana penambah pengetahuan,
disamping pengetahuan yang telah didapatkan di bangku kuliah, selain itu
juga dapat dijadikan kegiatan pembentukan karakter karena dalam latihan
rutin bisa menanamkan jiwa terbiasa pada anak, dengan jiwa seperti itu maka
akan membuat seseorang menjadi mudah dalam mencapai kesuksesan, seperti
pepatah yang mengatakan ”bisa karena terbiasa”.
Kegiatan selanjutnya yang bisa dijadikan pembentuk karakter sesuai
dasadarma ke delapan adalah Bina SGT (Siaga, Galang, Tegak) sebagai
belajar praktik langsung di lapangan. Anggota Racana dilatih untuk bisa
membantu seorang pembina dalam melakukan kegiatan kepramukaan di suatu
pangkalan. SGT merupakan singkatan dari siaga, penggalang dan penegak,
yaitu sebutan untuk tingkatan pramuka di masing-masing sekolah, siaga
untuk tingkatan sekolah dasar, penggalang untuk tingkatan sekolah menengah
pertama dan penegak untuk tingkatan sekolah menengah atas. Bina SGT di
sini maksudnya adalah menerjunkan langsung anggota Racana di suatu
pangkalan pramuka, baik itu tingkat siaga, penggalang, maupun penegak.
59
Racana bertugas memfasilitasi dengan cara menyalurkan ke suatu pangkalan
pramuka kemudia membuat kontroling di dalamnya.
Bagi anggota Racana yang sudah dianggap mampu maka dia
diterjunkan dalam sebuah pangkalan pramuka. Hal ini dilakukan ketika ada
sebuah pangkalan pramuka yang meminta permohanan kerjasama pada
Racana. Setelah permohonan tersebut disetujui oleh pengurus Racana maka
barulah Racana mengirimkan anggotanya yang telah dipandang mampu untuk
membantu di pangkalan tersebut dan di sana dia bertugas dalam membantu
Pembina ketika menyampaikan materi kepada peserta didik. Materi yang
disampaikan sesuai dengan rencana yang telah diprogamkan. Biasanya setiap
satu orang diberi tanggungjawab dalam mengelola satu kelas. Dia diberi tugas
dalam menyampaikan materi latihan pada kelas tersebut.
Kegiatan ini dapat dijadikan kegiatan pembentukan karakter berani
bagi mahasiswa karena kita dilatih untuk berani menyampaikan suatu materi
pada peserta didik. Melatih seseorang agar dapat berani berbicara di depan
forum, menyampaikan ide-ide dan gagasan-gagasannya tanpa merasa malu
dan takut. Sebagai mahasiswa dan terlebih lagi sebagai calon pendidik,
latihan seperti ini sangat diperlukan agar nantinya ketika diterjunkan di
masyarakat sudah siap. Ketika praktek pengembangan lapangan misalnya,
latihan seperti ini bisa dijadikan bekal sehingga ketika pelaksanaanya nanti
sudah terbiasa dan dapat berjalan dengan baik.
Kegiatan selanjutnya rapat koordinasi sebagi sarana belajar
memecahkan masalah. Pada dasarnya setiap orang maupun setiap kelompok
60
pasti memiliki suatu masalah, karena masalah itu bisa datang dimana saja dan
kapan saja, serta bisa menimpa siapa saja tanpa terkecuali. Setiap orang pasti
memiliki masalah sendiri-sendiri yang berbeda antara satu orang dengan yang
lain. Orang yang berhasil adalah orang yang dapat mengatasi masalahnya dan
dapat menemukan jalan keluar dalam memecahkan masalahnya tersebut.
Sehingga sangat diperlukan latihan-tatihan dan pembiasaan dalam
memecahkan masalah. Salah satu latihan pembiasaan dalam memecahkan
masalah adalah melalui rapat dan musyawarah. Dengan rapat dan
musyawarah sebuah masalah akan mudah untuk dipecahkan, karena di dalam
musyawarah ini akan muncul berbagai pendapat dan solusi. Dengan aktif
melaksanakan musyawarah maka akan dapat membatu dalam menghadapi
suatu masalah yang datang dan akan menanamkan jiwa tenggang rasa
sehingga akan dapat menghilangkan sikap egois.
Musyawarah yang dilakukan di Racana merupakan jalan yang dilalui
dalam memecahkan sebuah masalah. Musyawarah dalam Racana tersebut
terkemas dalam bentuk rapat-rapat koordinasi. Rapat koordinasi merupakan
rapat-rapat yang dilakukan ketika mempersiapkan suatu acara di Racana.
Rapat tersebut dilaksanakan untuk membahas semua hal yang dibutuhkan
ketika akan mengadakan suatu acara. Waktu dan tempat dalam melaksanakan
rapat ini menyesuaikan dengan kesepakatan bersama.
Rapat koordinasi ini diikuti oleh seluruh dewan Racana dan anggota
Racana. Adanya rapat koordinasi seperti ini diharapkan kegiatan yang akan
dilaksanakan nantinya akan dapat tertata dan tersusun dengan rapi serta
61
kegiatan tersebut dapat terprogam dengan baik. Dengan perencanaan yang
baik maka akan melahirkan kegitan yang berkualitas. Rapat koordinasi juga
dilaksanakan ketika ada sebuah masalah di Racana. Rapat ini dilaksanakan
dalam pemecahan masalah tersebut sehingga dalam Racana semua keputusan
adalah hasil dari kesepakatan bersama bukan atas kemauan seseorang. Racana
adalah organisasi yang bersifat demokrasi bukan otoriter.
Rapat-rapat koordinasi melatih seseorang untuk dapat menyusun dan
mempersiapkan sebuah progam kerja dengan baik. Selain itu juga melatih
seseorang dalam memecahkan sebuah masalah. Dengan mengikuti rapat-
rapat koordinasi seperti ini dapat bermanfaat dalam melatih karakter
seseorang untuk bisa berani mengungkapkan pendapat ketika ingin bertanya,
menyanggah, memberikan kritikan dan saran. Selain itu juga bermanfaat
dalam membentuk keberanian berbicara di dalam forum. Pelaksanaan rapat
seperti ini akan dapat melatih dalam belajar tata cara berbicara dengan benar
dan berkualitas. Sehingga apa yang dibicarakan adalah hal yang bermutu
bukan hanya sekedar omong kosong belaka.
Pramuka atau kepramukaan maupun gerakan pramuka ini diciptakan
untuk dapat memberikan tempat bagi para pemuda mengembangkan sikap
positif, kreatif, aktif, dan disiplin, serta sifat-sifat terpuji lainnya. Berdasarkan
hal tersebut mengartikan bahwa suatu kegiatan maupun organisasi dibentuk
dengan fungsi dan tujuan serta peran tertentu begitu juga dengan kegiatan
kepramukaan. Kegiatan kepramukaan semacam itu diharapkan setiap anggota
dapat mengembangkan diri sesuai dengan perilaku-perilaku yang terpuji.
62
Karena itulah pembentukan karakter yang merupakan suatu sistem maupun
kegiatan yang disusun secara sadar guna mendidik dalam hal watak, perilaku,
sikap, dan ucapan yang sesuai dengan nilai-nilai karakter dikembangkan
dengan berkolaborasi pada kegiatan kepramukaan akan dapat menghasilkan
pembelajaran yang efektif, karena adanya kesamaan dalam nilai. Penerapan
dasadarma yang diaplikasikan melalui kegiatan kepramukaan akan
membentuk pemahaman bahwa melalui kegiatan kepramukaan yang
diintegrasikan dengan pendidikan karakter akan membentuk suatu pendidikan
terbuka dan ditujukan paling utama untuk mengembangkan perilaku remaja,
di dalamnya terdapat berbagai nilai terpuji (nilai-nilai karakter) yang
dirancang sebagai suatu unsur dan tujuan utama yang berguna untuk
mengembangkan karakter bangsa. Sehingga dengan kegiatan kepramukaan
secara rutin tersebut, anggota Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi dapat
menumbuhkan dan mengembangkan nilai-nilai karakternya. Sebab dalam
kepramukaan terdapat beberapa nilai yang sama dengan nilai-nilai karakter.
Sehingga antara keduanya dapat saling berkolaborasi dan mencapai tujuan
yang sama yakni sebuah bangsa yang kuat dan berkarakter, dalam hal ini
dapat terlihat bahwa kepramukaan mampu menjadi media yang efekif dari
berbagai model pembelajaran nilai karakter.
Itulah cara yang dilakukan Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi
dalam upaya pembentukan karakter pada mahasiswa yang dikemas dalam
bentuk kegiatan-kegiatan. Selain kegiatan-kegiatan yang telah disebutkan
sebelumnya, masih banyak kegiatan yang dilakukan oleh Racana. Kegiatan-
63
kegiatan itu seperti konservasi alam, donor darah, kerohanian, patriotisme dan
kegiatan-kegiatan lainnya yang bersifat mendidik. Kegiatan-kegiatan tersebut
berguna untuk menambah pengetahuan, menambah pengalaman, menambah
relasi, serta sangat berguna dalam pembentukan karakter bagi mahasiswa.
Kegiatan dalam Racana juga bersifat menarik dan menyenangkan dan
mengandung pembentukan karakter.
64
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijabarkan pada bab-bab
sebelumnya oleh peneliti mengenai penerapan dasadarma ke delapan dalam
pembentukan karakter mahasiswa, maka kesimpulan yang dapat diambil
adalah pembentukan karakter dilakukan dan dikemas dalam kegiatan-kegiatan
Racana. Kegiatan-kegiatan tersebut juga berguna untuk menambah
pengetahuan, menambah pengalaman, menambah relasi, serta sangat berguna
dalam pembentukan karakter bagi mahasiswa. Dengan aktif mengikuti
kegiatan-kegiatan racana ternyata memiliki dampak yang besar dalam
pembentukan karakter mahasiswa.
Kegiatan-kegiatan di racana dalam pembentukan karakter mahasiswa
seperti Latihan Rutin sebagai pembiasaan dalam belajar yang dilakukan setiap
minggunya, pembinaan pada pangkalan-pangkalan pramuka ditingkat siaga,
penggalang dan penegak sebagai sarana belajar praktik langsung di lapangan.
Selain kegiatan-kegiatan di atas, kegiatan di racana yaitu rapat
koordinasi sebagi sarana belajar memecahkan masalah, masih banyak
kegiatan yang dilakukan oleh racana. Kegiatan-kegiatan itu seperti konservasi
alam sebagai penerapan dasadarma juga yaitu dasadarma ke dua. Kegiatan-
kegiatan tersebut bertujuan untuk mendidik dan membina kaum muda agar
65
menjadi manusia yang berkepribadian, berkarakter, berahlak mulia, tinggi
kecerdasan dan ketrampilannya, serta kuat dan sehat jasmaninya. Selain itu
tujuan gerakan pramuka adalah untuk membentuk warga Negara Republik
Indonesia yang berjiwa Pancasila, setia dan patuh kepada negara kesatuan
republik Indonesia serta menjadi anggota masyarakat yang baik dan berguna,
yang dapat membangun dirinya sendiri secara mandiri serta bersama-sama
bertanggungjawab atas pembangunan bangsa dan negara, memiliki
kepedulian terhadap sesama hidup dan alam lingkungan baik secara lokal,
nasional, maupun internasional.
Dari kegiatan-kegiatan Racana yang telah disebutkan di atas, dapat
bermanfaat sebagai pembentukan karakter bagi mahasiswa. Pembentukan
karakter yang dapat diperoleh dengan mengikuti kegiatan kepramukaan di
Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi antara lain:
a. Berani berbicara dalam sebuah forum
b. Disiplin waktu
c. Lebih percaya diri
d. Berani dalam menyelesaikan masalah
Masih banyak pembentukan karakter yang dapat diperoleh dengan
mengikuti kegiatan kepramukaan. Karena fungsi gerakan pramuka adalah
untuk mempersiapkan kader bangsa yang memiliki kepribadian
kepemimpinan yang berjiwa Pancasila, disiplin, sehat dan kuat mental, moral
dan fisiknya. Selain itu juga memiliki jiwa patriot yang berwawasan luas dan
dijiwai nilai-nilai perjuangan yang diwariskan oleh para pejuang bangsa.
66
Serta memiliki kemampuan untuk berkarya dengan semangat kemandirian,
berfikir, kreatif, inovatif, dan dapat dipercaya, berani dan mampu menghadapi
tugas-tugas. Dapat disimpulkan bahwa sebagian besar karakter mereka bisa
terbentuk melalui kegiatan-kegiatan kepramukaan yang mereka ikuti.
Menurut hasil analisis data yang diperoleh ketika wawancara mengenai
pembentukan karakter melalui penerapan dasadarma mahasiswa ternyata
sebagian besar mereka berpendapat bahwa kegiatan kepramukaan sangat
membantu dalam pembentukan karakter. Melalui kegiatan kepramukaanlah
pembentukan karakter dapat dilakukan. Dengan menggunakan metode yang
menarik, menantang, mendidik dan menyenangkan akan membuat seseorang
tidak merasa jenuh dan bosan dalam belajar. Dalam pramuka juga dilatih
untuk bisa membina dirinya sendiri, membina satuannya dan membina
masyarakat sehingga sangat berguna sebagai bekal ketika terjun di
masyarakat. Dengan demikian, jika disimpulkan pembentukan karakter di
Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandi dilakukan melalui berkegiatan.
B. Saran
Bagi Pengurus Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi saran dari
penulis agar pengurus Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi diharapkan
mampu bekerja lebih optimal dalam menjalankan kegiatan-kegiatan yang
sudah diprogramkan agar hasil yang didapat lebih memuaskan. Pengurus
racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi diharapkan dapat lebih
memprogamkan kegiatan-kegiatan di Racana, kegiatan tersebut direncanakan
67
dengan matang, disusun dengan rapi kemudian dilakukan dengan maksimal
sehingga hasil yang didapatkan bisa memuaskan. Pengurus racana Kusuma
Dilaga-Woro Srikandhi diharapankan dapat menjaga keutuhan anggotanya
dan dapat mendidik anggotanya dengan baik terutama dalam pembentukan
karakternya melalui kegiatan-kegiatan kepramukaan yang telah diprogamkan
dengan baik.
Saran untuk anggota Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi
diharapkan lebih semangat lagi dalam mengikuti kegiatan-kegiatan yang ada
di Racana karena dengan aktif mengikuti kegiatan-kegiatan tersebut
pembentukan karakter dalam diri dapat dilakukan. Anggota Racana Kusuma
Dilaga-Woro Srikandhi diharapkan senantiasa dapat memanajemen waktunya
dengan baik agar dapat berimbang antara kuliah dengan kegiatan-kegiatan
racana sehingga antara organisasi dan kuliah keduanya dapat dilaksanakan
dengan baik, dengan begitu akan menjadikan seseorang yang pintar dalam
ilmu kuliah juga bagus dalam berorganisasi.
Saran untuk mahasiswa umum maupun masyarakat supaya mengetahui
bahwa pembentukan karakter mahasiswa dapat dilakukan dalam kegiatan-
kegiatan kepramukaan yang dilakukan oleh Racana Kusuma Dilaga-Woro
Srikandhi di IAIN Salatiga. Kepada Mahasiswa umum dan masyarakat agar
jangan lagi memandang pramuka sebagai kegiatan yang tidak bermanfaat
karena seperti anak kecil yang kerjanya hanya tepuk tangan dan bernyanyi
saja, karena ternyata kegiatan pramuka manfaatnya sangat besar sekali untuk
diri sendiri dan orang lain dan dalam kegiatan kepramukaan berguna dalam
68
pembentukan karakter, watak dan mental. Kepada Mahasiswa umum dan
masyarakat disarankan agar mau menerima dan mendukung seluruh kegiatan-
kegiatan kepramukaan yang positif dan bersifat mendidik terutama kegiatan-
kegiatan yang dilakukan oleh Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi di
IAIN Salatiga
Saran bagi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga diharapkan
dapat mengetahui bahwa pembentukan karakter mahasiswa di IAIN Salatiga
dapat dilakukan dalam kegiatan-kegiatan kepramukaan yang dilakukan oleh
Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi sehingga Racana memberikan
kontribusi yang besar bagi IAIN Salatiga terutama dalam pembentukan
karakter mahasiwa. Kepada IAIN Salatiga diharapkan agar tetap mendukung
kegiatan-kegiatan kepramukaan yang dilakukan oleh Racana Kusuma Dilaga-
Woro Srikandhi. Kepada IAIN Salatiga diharapkan dapat menginformasikan
dan menghimbau bagi mahasiswa untuk dapat mengikuti kegiatan-kegiatan
kepramukaan karena melalui kegiatan-kegiatan tersebut pembentukan
karakter mahasiswa dapat dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Mukti. 2017. Komunikasi Antarbudaya dalam Tradisi Agama Jawa.
Yogyakarta: Pustaka Ilmu Group
Amirulloh. 2015. Teori Pendidikan Karakter Remaja Dalam Keluarga. Bandung:
Alfabeta
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta
Daradjat, Zakiah, 1995. Akhlak Tasawuf. Jakarta:PT Raja Gafindo Persada
Djamarah, Syaiful Bahri. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta
Fathoni, Abdurrahmat. 2011. Metodologi Penelitian dan Teknik Penyusunan
Skripsi. Jakarta: Rineka Cipta
Fitri, Agus Zaenul. 2012. Pendidikan Karakter Berbasis Nilai dan Etika di
Sekolah. Yogyakarta: Arruz Media
Hidayatullah, M.Furqon. 2009. Guru Sejati Membangun Insan Berkarakter Kuat
dan Cerdas. Surakarta: Yuma Pustaka
Ilyas dan Qoni. 2012. Buku Pintar Pramuka.Yogyakarta: Familia
Islamuddin, Haryu. 2012. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Kesuma, Dharma dkk. 2011. Pendidikan Karakter: Kajian Teori dan Praktik di
Sekolah. Bandung: Remaja Rosdakarya
Muslich, Masnur. 2011. Pendidikan Karakter Menjawab Tantangan Krisis
Multidimensional. Jakarta: Sinar Grafika Offset
Rohinah, M. Noor. 2012. Mengembangkan Karakter Anak Secara Efektif Di
Sekolah Dan Di Rumah. Yogyakarta: Pedagogia
Samani, Muchlas dan Hariyanto. 2013. Konsep dan Model Pendidikan Karakter.
Bandung: Remaja Rosdakarya Offset
Semiawan, Conny R. 2009. Penerapan Pembelajaran Pada Anak. Jakarta: PT
Ideks
Shochib, Moh. 2000. Pola Asuh Orang Tua Dalam Membantu Anak
Mengembangkan Disiplin Diri. Jakarta: Rineka Cipta
Sugihartono. 2007. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press
Suparlan. 2015. Mendidik Hati Membentuk Karakter. Yokyakarta: Pustaka Pelajar
Suwartono, 2014. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian. Yogyakarta: CV. Andi
Ofsset
Syukur, Abdul Dkk. 2012. Konsep Dasar Materi Pendidikan Kepramukaan.
Salatiga: STAIN Salatiga Press
Tebba, Sudirman. 2005. Seri Manusia Malaikat. Togyakarta: Scripta Perenia
Tu’u, Tulus. 2004. Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta:
Grasindo
Wibowo, Agus. 2012. Pendidikan Karakter Strategi Membangun Karakter
Bangsa Berperadanan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Zubaedi. 2011. Desain Pendidikan Karakter Konsepsi dan Aplikasinya Dalam
Lembaga Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Zulkifli. L. 2005. Psikologi Perkembangan. Bandung: Remaja Rosdakarya
Faqihan, 2010, Arti Setia, (Online), (http://faqihan.blogspot.co.id/2010/11/arti-
setia.html, diakses 23 Agustus 2016)
Indra, 2010, Pengertian dan Ciri-Ciri Keberanian (Psikologi), (Online),
(http://indramunawar.blogspot.co.id/2010/03/pengertian-dan-ciri-ciri-
keberanian.html, diakses 12 Juni 2016)
Daftar Informan
NO. NAMA KODE JABATAN TANGGAL
WAWANCARA
1 Arsyad Bagus
Saputra ABS Ketua Racana 02.237 19 Desember 2016
2 Laili Safa’ah LS Ketua Racana 02.238 20 Desember 2016
3 Rifa’atul Muna RM Sekretaris 02.238 22 Desember 2016
4 Bayu Prasetyo BP Komandan Brigsus 23 Desember 2016
5 Sofatun Jamilah SJ Pemangku Adat Brigsus 24 Desember 2016
6.
Diah Ayu Sita
Resmi DA Anggota Racana 19 Desember 2016
7. Dyah Puspitasari DP Anggota Racana 21 Desember 2016
8. Luzman Rifqi LR Anggota Racana 21 Desember 2016
9. Khoirul Alfani KHA Anggota Racana 21 Desember 2016
10. Albarra R.A ALB Anggota Racana 22 Desember 2016
11. Kristina Mayasari KM Anggota Racana 23 Desember 2016
12.
Reigiana Dyah
Antari RD Anggota Racana 23 Desember 2016
13. Lu’luk Soraya LL Anggota Racana 26 Januari 2017
14.
Al Mu’rismillah
Zailani MR Anggota Racana 29 Januari 2017
15.
Al Mu’kharomi
Zailani MK Anggota Racana 29 Januari 2017
16. Edy Setiyawan ES Anggota Racana 31 Januari 2017
HASIL WAWANCARA
1. Apa karakter itu?
ABS : Karakter adalah watak dan tingkah yang dimiliki individu
LS: Karakter adalah suatu tabiat, akhlak atau budi pekerti yang
membedakan seseorang dengan yang lain
RM: karakter itu sifat yang dimiliki seseorang , yang antar individu pasti
berbeda
BP: karakter merupakan sifat seseorang yang terbentuk karena kebiasaan
yang dilakukan
SJ: Karakter itu sikap yang membedakan satu orang dengan orang lain
DA: karakter adalah sikap,yang dimana mamiliki nilai-nilai yang baik
DP: Karakter adalah sesuatu yang dibawa individu sebagai ciri khas
LR: Karakter adalah sifat yang melekat pada individu yang membedakan
antar individu
KHA: Karakter adalah watak, budi pekerti dan perilaku seseorang
individu yang membedakan satu orang individu dengan individu lain
ALB: Karakter adalah suatu watak yang satu sama lain tidak ada yang
sama
KM: karakter itu sebuah sifat yang dimiliki setiap individu yang antara
satu dengan yang lain tidak sama
RD: karakter itu bentuk tindakan seseorang yang dibentuk sejak dini
MK: karakter merupakan suatu dasar pembentuk kepribadian seseorang
MR: karakter itu kepribadian yang dimiliki seseorang
ES: karakter bisa diartikan sebuah tingkah laku yang terbentuk dan
melekat pada individu,berarti setiap individu itu berbeda-beda
LL: karakter itu pembeda antar individu yang mempengaruhi watak dan
perilakunya
2. Menurut anda, faktor Apa saja yang dapat mempengaruhi karakter seseorang?
ABS : Faktor keluarga, teman, lingkungan, pendidikan dan media
LS: Faktor genetik atau warisan dari orang tua, pendidikan, lingkungan sosial
dan juga besarnya tekad dan kejelasan tujuan hidup seseorang
RM: yang paling berpengaruh pastinya keluarga
BP: faktor lingkungan, seperti lingkungan masyarakat dan lingkungan
sekolah
SJ: Faktor pendidikan, faktor lingkungan
DA: faktor internal dan eksternak, faktor internal itu dari diri sendiri
sedangkan faktor eksternak dari lingkungan keluarga, sekolah atau
organisasi yang ia jabat
DP: Ya yang pasti adalah individu itu sendiri, keluarga, masyarakat serta
pergaulan di lingkungan belajar
LR: Faktor Pendidikan,keluarga dan teman bermain
KHA: Faktor Keluarga, lingkungan, teman sebaya dan pengalaman yang
empiris
ALB: Faktor keluarga yang paling utama, karena dari keluarga kita
mengenal pertama kali tentang sesuatu
KM: faktor yang paling berperan ya lingkungan keluarga masing-masing
RD: ada faktor yang berasal dari diri sendiri ada juga faktor
dariluar,yang dari luar faktor keluarga berperan sangat penting
MK: faktor intern individu dan juga dari luar, seperti genetik, faktor
lingkungan keluarga maupun pendidikan
MR: menurut saya faktor yang paling dominan itu keluarga, karena
keluarga itu awal kita mengenal lingkahlaku
ES: kalau saya sih lebih condong ke faktorlingkungan pendidikan, karena
kan di lingkungan pendidikan kita diajarkan tentang segala sesuatu
LL: kalau saya pribadi faktor yang paling berpengaruh yaitu faktor
keluarga
3. Menurut anda, Apakah karakter yang sudah terbentuk bisa dirubah? Dengan
cara seperti apa?
ABS : Bisa, dengan cara dilatih dan dibiasaan
LS: Bisa, salah satu upaya merubah sebuah karakter dapat melalui
dengan pendidikan yang mengimplementasikan pembentukan karakter
yang diharapkan
RM: bisa saja, asal ada kemauan dan terus belajar pastinya
BP: pastinya bisa, yaitu dengan cara mencontoh dari lingkungan dan
dilakukan terus-menerus
SJ: Bisa, dengan pembiasaan di kehidupan sehari-hari
DA: bisa berubah, untuk merubah karakter seseorang itu dengan cara
memperlihatkan atau mempengaruhi setiap hari dan pastinya diimbangi
dengan usaha dalam merubah diri dengan menekuni hal yang ingin
dirubah
DP: Bisa, bisa dirubah dengan kebiasaan yang dilatih terus
LR: Bisa dirubah, yaitu dengan motivasi dan doktrin serta lingkungan
hidup
KHA: menurut saya karakter yang sudah terbentuk itu bisa dirubah yaitu
dengan cara pembiasaan dan dorongan motivasi yang kuat pastinya
ALB: Menurut saya bisa, dengan pembiasaan sehari-hari atau mungkin
diterapi psikologi, karena karakter kan berkaitan dengan psikologi
KM: bisa saja dirubah, misalkan melalui pembiasaan yang baru,mungkin
melalui terapi sikap juga bisa merubah karakter seseorang
RD: bisa,melalui pendidikan karakter kan bisa, ata mungkin dengan cara
pembiasaan perilaku positif
MK: bisa, melalui pendidikan pastinya
MR: karakter bisa saja dirubah, asalkan ada kemauan
ES: bisa,dengan cara terapi mungkin, seperti terapi psikologi
LL: menurut saya bisa saja karakter dirubah, misalkan dengan cara
membiasakan apa yang ingin dirubah
4. Dari mana seharusnya karakter dibentuk?
ABS : Yang jelas dari lingkungan keluarga dan dibiasakan sejak dini
LS: Diawali dengan lingkungan keluarga pastinya,selanjutnya lingkungan
sosial dan lingkungan sekolah atau pekerjaan
RM: dari diri sendiri dulu,baru lingkungan keluarga
BP: dari lingkungan keluarga, karena keluarga kan tempat pertama kita
mengenal sesuatu
SJ: Dari lingkungan keluarga, karena kan keluarga merupakan tempat
seseorang mengenal sesuatu hal
DA: dari diri sendiri pastinya, kemudian dukungan orang tua dan
lingkungan sekitar
DP: Dari lingkungan keluarga
LR: Dari keluarga serta lingkungan masyarakat
KHA: Dari lingkup keluarga dan diri sendiri
ALB: Dari lingkungan keluarga pastinya
KM: dari lingkungan keluarga pastinya
RD: dari diri sendiri dulu,ada kemauan untukberubah atau tidak
MK: dari lingkungan keluarga yang diterapkan sejak kecil
MR: dari keluarga, lingkungan terkecil dulu
ES: yang pasti daari keluarga
LL: dali lingkungan keluarga,khususnya orangtua
5. Bagaimana peran lingkungan pendidikan dalam membentuk karakter?
ABS : Sangat berperan, tingkat pemikiran dan pemahaman di lingkungan
seseorang tinggal akan sangat membantu untuk bertindak
LS: Lingkungan pendidikan memiliki pearan selain mencerdaskan juga
memiliki peran membentuk sikap jujur, disiplin,keberanian
RM: ya berperan membiasakan saja apa yang mungkin telah dibawa anak
didik dari rumah
BP: peran lingkungan pendidiakan sebagai media pembiasaan saja
SJ: Lingkungan pendidikan juga sangat berperan setelah keluarga,karena
lingkungan pendidikan memberikan pengalaman selain di keluarga
DA: lingkungan membantu mewujudkan karakter yang berbudi pekerti
dan berkarakter baik
DP: Sangat berperan, karena lingkungan pendidikan juga berperan dalam
membentuk karakter
LR: Di Indonesia tidak terlalu signifikan, yang paling utama itu
lingkungan keluarga dan masyarakat
KHA: Peran lingkungan pendidikan sangat penting, yaitu dalam
pendidikan tujuannya adalah pembentukan karakter peserta didik
ALB: Lingkungan pendidikan kan setelah keluarga, jadi di lingkungan
pendidikan pasti akan terbiasa dengan apa yang didapat di rumah
KM: lingkungan pendidikan kan setelah keluarga,jadi ya perannya tidak
begitu besar dibanding keluarga
RD: menurut saya lingkungan pendidikan juga berperan begitu besar
dalam pembentukan karakter seseorang, karena didalamnya ada
pendidikan karakter
MK: lingkungan pendidikan juga sangat berperan kalau masalah
pembentukan karakter, karena didalamnya ada proses belajar yang
melibatkan anak didik, nah melalui pendidikan itu terselip pendidikan
karakter
MR: peran lingkungan pendidikan ya sebagai wadah pembentukan
karakter anak
ES: lingkungan pendidikan berperan sebagai pengolah kepribadian yang
sudah dimiliki seseorang dengan cara pendidikan
LL: peran lingkungan pendidikan sepertihalnya lingkungan keluarga yang
memberikan contoh kepada peserta didik
6. Nilai karakter apa yang biasa dibentuk di lingkungan pendidikan?
ABS : Nilai karakter disiplin, religius, kreatif, mandiri dan lain
sebagainya
LS: Religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras , kreatif , mandiri,
tanggungjawab
RM: banyak sih yang bisa dibentuk, seperti kedisiplinan, keberanian,
kejujuran
BP: karakter disiplin, jujur, toleransi, kreatif
SJ: Yang paling menonjol itu sikap disiplin, kerjasama, dan menghargai
DA: nilai sosial, supaya dalam lingkungan masyarakat bisa ikut
partisipasi
DP: Banyak sih, yang pesti disiplin dan tanggung jawab
LR: Banyak, misalnya disiplin,kreatif dan kemandirian
KHA: Religius,disiplin, jujur, toleransi, kerja keras, kreatif,mandiri dan
lain-lain
ALB: Kedisiplinan, kreatif, tanggung jawab
KM: biasanya seperti karakter disiplin, toleransi, tanggung jawab, dan
mandiri
RD: yang paling menonjol itu karakter disiplin
MK: kalau dilingkungan pendidikan itu karakter disiplin yang paling
ditekankan
MR: kalau menurut saya karakter yang biasa dibentuk dilingkungan
pendidikan itu kerjakeraas, kreatif dan mandiri
ES: ya sesuai dengan 18 pembentukan karakter dari kementrian
pendidikan, seperti disiplin,berani, toleransi, kerja keras,kretif, mandiri
LL: karakter disiplin, kretif,suka membaca
7. Bagaimana dengan di Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi, apakah ada
pembentukan karakter? Seperti apa?
ABS : Ya tentu ada, setiap kegiatan yang disusun di racana itu
sebenarnya melatih anggota untuk membentuk karakter, jadi di racana itu
pembentukan karakter melalui kegiatan yang berdasarkan kode
kehormatan pramuka, yaitu tri satya dan dasadarma
LS: Ada, memang di Racana kegiatan yang dilakukan untuk membentuk
karakter anggotanya
RM: ada, melalui penerapan tri satya dan dasadarma yang dikemas
dalam kegiatan-kegiatan di racana
BP: pastinya ada, di racana pembentukan karakter itu dilakukan sejak
penerimaan anggota baru yaitu PLCPP, dan selanjutnya melalui
kegiatan-kegiatan yang telah disusun sebelumnya
SJ: Ada, kan ada banyak kegiatan racana, nah setiap kegiatan itu pasti
terselip pembentukan karakter, contohnya saat latihan PBB diajarkan
untuk disiplin, saat anggota racana mengajar pramuka di sekolahan-
sekolahan,mereka dituntut untuk setia slalu membawa nama baik racana
dan juga IAIN Salatiga
DA: ada, dengan adanya tugas organisasi akan mempengaruhi
pembentukan karakter anggota
DP: Jelas ada, terutama kedisiplinan, karena mengacu pada dasadarma
yang diterapkan melalui kegiatan
LR: Sangat ada, karena di Racana memang untuk membentuk karakter
mahasiswa
KHA: ada,seperti penerapan dasadarma pramuka, kan dasadarma
mengandung nilai yang baik yang apabila diterapkan pasti akan
membentuk karakter
ALB: Ada, saya juga merasakannya, diracana pembentukan karakter itu
dilakukan melalui kegiatan-kegiatan, contohnya kegiatan rapat,anggota
diharapkan berani berpendapat, otomatis membentuk karakter berani
KM: ada, seperti saat penerimaan anggota itu kan juga merupakan
langkah awal Racana dalam pendidikan karakter
RD: ada, kan memang di racana itu tempatnya para mahasiswa di didik
untuk lebih berkarakter
MK: ada, saya sendiri juga merasakan bahwa mengikuti racana bisa
membentuk karakter saya, seperti berani berpendapat saat rapat, kan
saking seringnya ikut rapat jadi lebih berani berpendapat
MR: ada, menurut saya diracana itu penbentukan karakter itu melalui
kegiatan-kegiatan yang ada, seperti ARR,kita sebagai anggota dituntut
untuk berani terjun langsung di masyarakat.
ES: ada, kalau saya pribadi pembentukan karakter di racana itu melalui
penerapan dasadarnma, contohnya konservasi alam, itu kan penerapan
dasadarma ke dua, contoh lain latihan rutin dengan materi PBB, disana
kita diajarkan kedisiplinan
LL: ada,racanaitu melakukan pembentukan karakter anggota dengan cara
berkegiatan
8. Karakter apa yang diharapkan pada diri anggota Racana sebagai mahasiswa?
ABS : Jujur, religius, disiplin, kreatif serta mandiri
LS: Disiplin, bertanggung jawab, kreatif,peduli sosial
RM: disiplin, kreatif dan mandiri
BP: tanggungjawab dan disiplin tinggi
SJ: Ya seperti disiplin,berani, cinta alam, toleransi
DA: karakter yang berakhlak dari luar maupun dari dalam diri
mahasiswa sehinggamenghasilkan kaum intelek dan terus berkarya
DP: Disiplin, tanggung jawab, mahir handal dan profesional
LR: Berbudi luhur dan disiplin
KHA: Karakter yang sesuai dengan dasadarna dan trisatya
ALB: Disiplin, bertanggung jawab, kreatif
KM: seperti disiplin,pemberani dalam ambil keputusan, dan yang pasti
religius
RD: ya karakter mulia, sepertireligius, jujur,teleransi, disiplin
MK: karakter disiplin, tanggungjawab, mandiri
MR: karakter kerjakeras dan disiplin
ES: karakter jujur,disiplin,dan mandiri
LL: disiplin, toleransi, mandiri dan kreatif
9. Contoh Karakter apa yang di bentuk di Racana Kusuma Dilaga-Woro
Srikandhi?
ABS : Religius, disiplin, kreatif, mandiri
LS: Tanggung jawab dalam mengemban amanah dalam menjalankan
sebuah kegiatan, disiplin aturan yang ada
RM: kedisiplinan, kreatif, mandiri, dan tanggung jawab
BP: kedisiplinan, toleransi, kerjakeras,pantang menyerah
SJ: Kedisiplinan, yang dilaksanakan malalui pelatihan PBB
DA: diajarkan untuk sesalu ucap salam ketika bertemu sesama anggota,
ini melatih karakter religius anggota, kemudian sebisa mungkin
melaksanakan sholat berjamaah, sebagai wujud disiplin waktu dan juga
kewajiban
DP: Bertanggung jawab atas tugas yang dibebankan di Racana
LR: Rela berkorban, disiplin dan setia
KHA: Religius,disiplin,kerja keras dan toleransi
ALB: Karakter disiplin sangat kuat dibentuk di Racana
KM: kedisiplinan, melalui pembiasaan mentaati peraturan racana, patuh
kepada ketua
RD: pemberani, ada saat anggota racana diajak untuk diskusi saat rapat,
dan saat itu dituntut untuk berani menyampaikan ide
MK: disiplin, berani, tanggung jawab, kreatif
MR: kreatif, mandiri, kerjakeras, dan toleransi
ES: yang saya rasakan itu pembentukan karakter kerjakeras,karena tiap
kali ada kegiatan kita sebagai anggota itu dituntut untuk bekerjakeras
agar kegiatan itu terlaksana dengan baik
LL: kalau sebagai anggota, saya merasakan adanya pembentukan
karakter berani, t erutama berani saat mengungkapkan pendapat saat rapat
10. Seberapa penting karakter bagi anggota Racana sebagai mahasiswa?
Alasannya?
ABS : Sangat penting, karena karakter seseorang akan mempengaruhi
sistem kerja mereka, otomatis kan apabila orang itu berkarakter baik
kerja mereka juga baik
LS: Penting sekali, karena Racana merupakan organisasi yang kuat maka
dibutuhkan sekali sebuah karakter yang baik di tubuh anggota Racana
RM: penting sekali, karena dengan memiliki karakter akan membuat kita
sebagai mahasiswa dipandang bisa mempengaruhi orang disekitar kita
BP: penting mas, karena kan karakter itu yang membuat kita lebih bisa
menguasai diri kita dan memberikan contoh di lingkungan sekitar
SJ: Sangat penting, karena karakter itulah yang akan membuat seseorang
bisa menonjolkan kualitas diri
DA: penting sekali, karena dalam mencetak akhlakul karimah,intelektual
dan punya karya yang sangat dibanggakan
DP: Sangat penting, karena sebagai anggota Racana juga berperan
sebagai mahasiswa yang harus mempunyai tujuan hidup
LR: Sangat penting, karena fase mahasiswa membentuk jati diri
kedepannya
KHA: Sangat penting, karena seorang mahasiawa tentunya harus
berkarakter, apalagi anggota Racana harus dan wajib berkarakter
ALB: Penting sekali, karena tanpa karakter yang kuat, mahasiswa tidak
akan jadi agen perubahan
KM: penting sekali,karakter kan merupakan landasanseseorang
membawa diri dilingkungan mereka berada, jadi apabila orang itu
berkarakter mulia pasti akan menguasailingkungannya
RD: penting banget, karena dengan karakter baik akan mengantarkan
orang itu untuk lebih jadi individu yang bermanfaat
MK: penting banget mas, dengan memiliki karakter yang baik otomatis
kehidupan kita jadi lebih terarah
MR: menurut saya penting, karena karakter itu akan menentukan kita
dalam mengambil tindakan
ES: penting,alasannya ya karena karakter itu yang bisa menunjukkan
seberapa kualitas diri kita
LL: penting banget, trutama untuk memberikan pengaruh pada
lingkungan kita berada
11. Apa Dasadarma itu?
ABS : Dasadarma adalah kode etik gerakan pramuka dalam bentuk
sepuluh ketentuan
LS: Dasadarma itu ya aturan bagi anggota pramuka
RM: dasadarma itu pedoman dalam berperilaku bagi anggota pramuka
BP: dasadaarma itu merupakan tata kelakuan bagi anngota pramuka
SJ: Dasadarma itu sepuluh asas dasar untuk pramuka
DA: dasadarma adalah sepuluh kehormatan yang memiliki nilai
baik,seperti halnya pendidikan karakter
DP: Dasadarma adalah kode etik gerakan pramuka sekaligus sebagai
pedoman bagi anggota pramuka
LR: Dasadarma adalah pedoman bagi anggota pramuka
KHA: Dasadarma adalah kehormatan anggota pramuka yang dijadikan
patokan dan dasar dalam bertingkah laku
ALB: Dasadarma itu sepuluh ketentuan yang harus dimiliki oleh seorang
pramuka
KM: dasadarma itu pedoman atau kode etik yang digunakan dalam
organisasi kepramukaan yang dimana pedoman tersebut menjadi
landasan kepramukaan
RD: dasadarma itu dasar aturan bagi seorang pandu untuk menjadi
seorang yang berkepribadian baik
MK: dasadarma merupakan sepuluh landasan bagianggota pramuka
untuk bertindak
MR: dasadarma itu sepuluh aturan yang digunakan anggota pramuka
untuk membentuk karakter
ES: dasadarma itu sepuluh ketentuan moral bagi seorang pramuka
LL: dasadarma itu dasar pembentukan moral anggota pramuka
12. Apa yang anda pahami dari Dasadarma butir ke delapan (disiplin, berani dan
setia)?
ABS : Pramuka harus disiplin, berani dalam kebaikan dan setia dalam
kebenaran
LS: Sebuah aturan yang mengharuskan anggota pramuka bersikap
disiplin, lebih berani bertindak dan setia pada aturan
RM: dasadarma butir kedelapan itu ya aturan yang mengharuskan
anggota pramuka agar disiplin, mempunyai sikap berani dan juga setia
BP: ya bahwa pramuka itu mempunyai aturan harus disiplin berani dan
setia
SJ: Sikap yang harus dimiliki oleh seorang pramuka yaitu disiplin,berani
dan setia
DA: sebuah nilai yang dapat membuat diri kita disiplin waktu,
menghargai waktu,berani dalam mengambil keputusan dan setia pada
janji
DP: Merupakan patokan bagi anggota pramuka itu harus disiplin pada
aturan, berani dalam bertindak benar dan setia akan janji yang sudah
dibuat
LR: Merupakan wujud dari karakter yang penting bagi individu, terutama
bagi anggota pramuka
KHA: Bahwa anggota pramuka itu harus disiplin,berani dan setia pada
setiap aktifitasnya
ALB: Pramuka diharuskan bersikap disiplin, berani dalam kebenaran dan
setia akan janji pramuka
KM: sikap yang harus dimiliki oleh anak pramuka dalam wujud disiplin
diri, berani bertindak dan setia akan sumpah
RD: bahwa anak pramuka harus disiplin tinggi dan pemberani
MK: aturan yang mengarahkan anggota pramuka harus disiplin,berani
dan setia
MR: ketentuan bahwa pramuka itu harus bersikap disiplin, mempunyai
keberanian dan juga setia dan patuh
ES: aturan yang menunjukkan sikap disiplin berani dan setia itu harus
dimiliki angoota pramuka
LL: sebuah ketentuan moral anak pramuka yang harus disiplin berani dan
setia
13. Apa yang bisa diperoleh dari Dasadarma butir kedelapan?
ABS : Sikap kedisiplinan, keberanian, dan kesetiaan
LS: Sebuah sikap disiplin dan berani yang akan menentukan kejelasan
suatu tujuan hidup
RM: apabila diterapkan kita pasti bersikap disiplin
BP: ya kedisiplinan, keberanian dalam apapun, dan juga sikap setia akan
kebenaran
SJ: Disiplin dalam melaksanakan segala sesuatu, berani dalam
mejalankan tugas dan setiadalam menjalankan tanggung jawab
DA: dapat menjadi pribadi yang disiplin dalam keseharian dan
melakukan hal-hal yang bermanfaat
DP: Lebih bisa bersikap disiplin dalam hal apapun dan berani bersikap
yang positif
LR: Dapat disiplin waktu , lebih berani dalam hal positif
KHA: Sikap disiplin, berani dan setia
ALB: Melatih diri lebih disiplin,lebih berani dalam keputusan, berani
menerima saran dari orang lain dan bertahan dengan pendapat
sendiritetapi tidak egois dan tetap toleran
KM: yang pasti kediplinan, baik untuk diri sendiri maupun orang lain
RD: anak pramuka memperoleh pembentukan karakter disiplin,berani dan
setia
MK: perilaku yang mencerminkan kedisiplinan, sikap berani dan juga
kesetiaan
MR: apabila diterapkan pasti akan membuat diri pribadi yang disiplin
akan semua hal
ES: ya pasti sikap disiplin, mempunyai keberanian dan juga memiliki jiwa
yang setia
LL: perilaku disiplin, sikap yang berani dan juga pasti setia akan janji
14. Apa makna Disiplin menurut anda?
ABS : Menurut saya disipilin itu tepat dan sesuai dengan apa yang
seharusnya
LS: Disiplin itu menjalankan suatu hal yang sudah diatur dengan sadar
tanpa sebuah tekanan
RM: disiplin itu sikap yang patuh akan aturan
BP: menurut saya disiplin itu aturan yang mengharuskan diri kita untuk
senantiasa patuh
SJ: Disiplin itu taat, tertib dalm melaksanakansesuatu
DA: disiplin itu taat, patuh dalam menghargai waktu dan apapun sesuai
aturan
DP: Disiplin adalah tingkah individu dalam melakukan segala sesuatu
yang sesuai dengan kaidah yang berlaku dan sesuai dengan aturan
LR: Disiplin adalah dapat melaksanakan segala sesuatu dengan baik dan
penuh tanggung jawab
KHA: Disiplin adalah melakukan sesuatu sesuai porsinya dan sesuai
dengan tempatnya
ALB: Disiplin itu melaksanakan segala sesuatu sesuai aturan yang
berlaku, runtut,tertib dan rajin
KM: disiplin itu melaksanakan kegiatan sesuai aturan
RD: disiplin itu melakukan apa yang telah direncanakan
MK: disiplin itu melakukan sesuai aturan yang telah disepakati
MR: disiplin merupakan sikap taat akan aturan
ES: disiplin merupakan sikap seseorang yang berusaha untuk
menjalankan aturan yang mengikat
LL: disiplin itu patuh terhadap peraturan
15. Apa makna Berani menurut anda?
ABS : Berani menurut saya adalah tidak bersembunyi dibalik orang lain
LS: Berani merupakan sikap yang selangkah lebih maju dari yang lain
RM: berani itu sebuah tindakan yang tanpa melihat resiko yang dihadapi
BP: menurut saya berani itu karakter yang tanpa mempedulikan akibat
yang akan dihadapi
SJ: Berani itu tidak takut, mantab dalam berbuat
DA: berani itu tanpa rasa takut dalam menghadapi apapun yang sesuai
kebenaran
DP: Berani adalah tidak ketakutan terhadap segala sesuatu yang sesuai
dengan peraturan
LR: Berani itu tidak takut menghadapi segala sesuatau dan permasalahan
dengan adanya dasar yang kuat
KHA: Berani adalah kuat menghadapi segala permasalahan dan
tantangan dengan berani namun harus berdasarkan kebenaran
ALB: Berani itu kemampuan hati seseorang dalam mengalahkan
ketakutan berpendapat,mengkritisi,dan menerima hal positif maupun
negatif
KM: berani itu tidak pernah takut mengambil keputusan
RD: berani itu sebuah tindakan tanpa menyalahkan orang lain,tetapi tidak
menyalahi aturan
MK: berani itu sikap pantang menyerah
MR: berani merupakan perbuatan yang didasarkan kebenaran
ES: berani adalah sikap individu yang dimana tanpa melihat resiko dari
sebuah perbuatan, tetapi juga waspada
LL: menurut saya berani itu tidak ada keraguan dalam melangkah
16. Apa makna Setia menurut anda?
ABS : Setia adalah bertahan dan mempertahankan, dalam situasi apapun
pastinya
LS: Setia itu sikap percaya yang dilaksanakan dengan sebuah sikap untuk
mengikutinya
RM: setia itu sebuah komitmen terhadap janji
BP: setia merupakan kondisi dimana seseorang taat akan sebuah janji
SJ: Setia itu selalu menepati janjinya
DA: setia itu istiqomah dalam hal apapun
DP: Setia adalah sikap seseorang yang berpegang teguh akan sebuah janji
LR: Setia merupakan tanggung jawab atas segala sesuatu serta tidak
melenceng
KHA: Setia adalah patuh, taat terhadap sesuatu ikatan atau komitmen
ALB: Setia itu bertahan dalam suatu ketetapan atau prinsip yang sudah
ditanam pada diri sendiri agar lebih tertata
KM: kemampuan menjalankan sesuai ucapan, istiqomah
RD: setia itu konsisten
MK: setia itu sikap yang konsisten terhadap apapun
MR: setia itu sebuah tindakan yang mengikat seseorang akan komitmen
ES: setia itu kalau menurut saya sebuah sikap yang mengharuskan
seseorang untuk memenuhi sebuah komitmen awal mas
LL: setia itu berhubugan dengan komitmen, jadi setia bisa dikatakan
sebuah sikap yang memegang teguh sebuah komitmen awal dalam sebuah
hubungan
17. Adakah karakter disiplin, berani dan setia pada diri anggota Racana?
Contohnya seperti apa?
ABS : Pastinya ada, contohnya seperti saat anggota selalu berusaha
berpakaian rapi, berani berpendapat, setia iuran Gudep
LS: Pastinya ada, karena raasa percaya dan memilikinya, maka anggota
akan menjalankan dan mengikuti segala apa yang diatur dan apa yang
harus dijalankandi badan organisasi. Contohnya Berani membentuk
sebuah program kerja, menyusun dan melaksanakan program kerja
hingga akhir, serta hadir didalamnya
RM: ada mas, contohnya saat kita laporan pertanggungjawaban itu mas,
saya sendiri merasakan saat laporan itu kita dituntut disiplin, selain
disiplin waktu disiplin disini juga berupa kepatuhan kita kepada pimpinan,
selain disiplin kita juga dituntut berani dalam mempertanggungjawabkan
apa yang kita lakukan saat kegiatan berlangsung
BP: selama saya jadi anggota karakter tersebut itu ada mas, contohnya
gampang ditemukan disanggar yaitu saat datang waktu sholat banyak
anggota yang segera melaksanakan sholat di sanggar berjamaah,ini kan
disiplin waktu kanmas
SJ: Ada, contohnya ketika datang waktu sholat, banyak anggota racana
yang langsung melaksanakan sholat, ini kan wujud disiplin waktu, terus
saat menjadi panitia kegiatananggota racana berani melaksanakan tugas
sebagai panitia, kalau setia istu saat anggota mengajar ke sekolah-
sekolah, mereka setia membawa nama baik racana
DA: adasekali, dalam kegiatan menepati waktu dan
menghargai,mengambil keputusan pada saat rapat dan komitmen dalam
kinerja menjadi dewan
DP: ada, Ketika kegiatan anggota racana datang tepat waktu, itu wujud
nyata bahwa anggota memiliki karakter disiplin berani dan setia sesuai
dasadarma ke delapan yaitu disiplin berani dan setia
LR: ada ,contohnya tepat waktu saat berkegiatan, lebih berani dalam
berpendapat saat rapat maupun saat melaporkan hasil kegiatan
KHA: ada, contohnya dalam belajar dan bertanggung jawab dalam
kehidupan sehari-hari itu lebih berani, misal saat kita terjun langsung di
masyarakat di kegiatan ARR, kita kan dituntut berani menghadapi
masyarakat yang pastinya memiliki pemikiran yang berbeda beda, nah
disana kita harus mampu memberi usulan usulan
ALB: Ada, saya juga merasakannya Teman-teman itu lebih disiplin waktu,
dan satu komando,berani memberi masukan apabila perlu
tambahan,mereka berani bicara di forum
KM: ada, setelah melalui pendidikan di racana saya juga merasakan diri
saya lebih disiplin,disiplin waktu terutama dan berani berpendapat
RD: ada, kan memang kita dididik untuk disiplin, berani dan setia, contoh
gampangnya dapat dilihat saat laporan pertanggungjawaban,saat itu
anggota pasti akan lebih disiplin dalam melaksanakannya dan juga berani
menyampaikan yang akan dilaporkan
MK: ada mas, jelas sekali dapat dilihat saat berkegiatan, dari awal rapat
pembentukan panitia sampai akhir kegiatan kita dituntut unuk disiplin
waktu,berani mengambil resiko saat kegiatan dan setia dari misi di
kegiatan tersebut
MR: ada, saya juga merasakan setelah jadi anggota racana itu lebih bisa
menghargai waktu, apalagi saat kita berhadapan dengan pembina
Racana, kita dituntut untuk disiplin dan berani
ES: ada,saya melihat teman-teman itu dari waktu ke waktu ada perubahan
soal disiplin diri, contohnya itu saat awal masuk di Racana teman teman
itu seakan menyepelekan waktu itu lho mas, nah setelah mengikuti
kegiatan kegiatan yang dituntut untuk disiplin dan berani seakan-akan
mereka itu sudah terbiasa dengan disiplin dan lebih berani bersikap
LL: ada lah mas, sejak awal masuk racana kan kita diajarkan disiplin dan
berani, contohnya ya dapat dilihat saat kegiatan yang mengharuskan kita
disiplin, saya melihat teman teman itu selalu disiplin waktu saat kegiatan
18. Adakah manfaat penerapan dasadarma? Apa manfaatnya?
ABS : Ya ada, itu pasti ,Dengan menerapkan dasadarma bisa membentuk
sikap, mental, dan karakter
LS: Ada, Dengan menerapkan dasadarma,nilai-nilai karakter sudah pasti
terpenuhi
RM: pastinya ada, kan dasadarma itu berisi nilai-nilai baik, nah apabila
diterapkan pasti akan membentuk pribadi yang baik pula
BP: ya pasti ada, manfaatnya apabila diterapkan dengan baik saya yakin
akan membentuk pribadiyang berkarakter baik sesuai kandungan
dasadarma
SJ: Ada, dengan menerapkan dasadarma itu menumbuhkansikap-sikap
yang sesuai dengan norma yang baik, saya sendiri juga baru berusaha
menerapkannya, salah satunya sikap disiplin
DA: Ada, dalam kehidupan sehari-hari penerapan dasadarma bila
diterapkan ada manfaatnya, yakni salah satunya musyawarah di
lingkungan masyarakat , kita tahu isi atau kandungan dengan cara
mengaplikasikannya setiap hari dan tidak mengingkari ataupun tidak
menjalankan, seperti bertaqwa kepada Tuhan, itu berisi bahwa kita harus
mengimaninya
DP: ada , dengan menerapkan dasadarma kepribadian anggota Racana
jadi lebih baik
LR: ada,banyak Kandungan dasadarma apabila diaplikasikan dalam
kehidupan bisa untuk sarana menata diri agar lebih baik
KHA: ada, Dengan menerapkan dasadarma sikap perilaku kita akan lebih
baik lagi dan kita akan memiliki akhlak dan budi pekerti yang baik
ALB: Ada, Banyak sekali manfaatnya, dari dasadarma ke satu sampai
sepuluh tersemat halbaik, yang bila dilaksanakan akan bermanfaat bagi
kehidupan
KM: ada, banyak sekali manfaatapabila isi dasadarma diterapkan
sungguh-sungguh,karena didalamnya terdapat nilai luhur bagi kehidupan
manusia, misalnya kita diajarkan untuk disiplin, mencintai alam sekitar
RD: ada, dengan menerapkan dasadarma kita diajarkan untuk selalu
bersikap positif seperti cinta alam dan kasih sayang sesama manusia, itu
kan bagus sekali kalau diterapkan
MK: mas, nilai-nilai positif dalam dasadarma apabila diterapkan ya pasti
akan berdampak baik pada yang menerapkannya
MR: ada, manfaatnya ya apabila dasadarma diterapkan pasti akan
membentuk mental dan karakter yang baik, tahu sendiri lah mas isi
dasadarma itu kan banyak mengandung nilai-nilai karakter
ES: kalau melihat kandungan dasadarma pasti ada manfaatnya apabila
diterapkan pasti akan membuat sikap kita jadi lebih baik
LL: ya kalau memang benar-benar diterapkan pasti manfaatnya sangat
bagus, kalau melihat isi kandungannnya yang begitu menjunjung nila—
nilai positif
19. Apakah karakter bisa dibentuk melalui penerapan Dasadarma? bagaimana?
ABS : Bisa, karena dalam dasadarma mengandung nilai-nilai baik maka
dengan menerapkannya akan membentuk karakter seseorang
LS: Bisa, karena di dalam dasadarma terkandung nilai-nilai baik yang
pasti akan membentuk karakter siapapun yang menerapkannya
RM: bisa, Kan dalam dasadarma mengandung nilai-nilai karakter yang
baik, kalau di Racana pembentukan karakter itu dilakukan dengan
adanya kegiatan yang didasarkan pada dasadarma
BP: bisa, didasadarma itu ada nilai karakter yang banyak, dan apabila
diterapkan dengan baik pasti akan membentuk karakter, lahkah
penerapannya itu kalau di Racana sudah terselip dalam kegiatan,
contohnya dasadarma ke dua diterapkan dalam kegiatan Konservasi alam
SJ: Bisa, ya dengan mengamalkan apa yang menjadi kandungan
dasadarma, misalnya taqwa kepada tuhan, dengan melaksanakannya pasti
akan jadi orang yang berkarakter religius
DA: Karakter adalah sikap, jadi besar kemungkinan bisa dibentuk,
apalagi melalui dasadarma, karena nilai dari karakter sama dengan nilai
dasadarma, dengan metode dan prinsip yang benar maka karakter bisa
dibentuk dengan baik
DP: bisa, melalui kegiatan-kegiatan di racana banyak penerapannya,
misalnya konservasi alam,itu kan penerapan dasadarma ke dua, latihan
PBB melatih disiplin
LR: bisa, dengan mempraktekkan kandungan dasadarma
KHA: bisa, misal ketua racana memerintahkan sesuatu sebisa mungkin
anggota mematuhinyasebgai wujud disiplin terhadap aturan pimpinan
ALB: Bisa,karena dasadarma itu panduan pembentukan karakternya anak
pramuka. Ya dengan menerapkan isi nya, misal cinta alam pada
dasadarma kedua,diracana ada kegiatan konservasi alam sebagai
penerapan dasadarma
KM: bisa saja, asalkan kandungannya dipahami dulu,setelah itu apabila
diterapkan pasti akan berpengaruh pada karakter seseorang
RD: bisa, kan dasadarma didalamnya terdapat nilai karakter yang baik,
pasti apabila diterapkan ya membentuk karakter seseorang
MK: bisa, dasadarma itu kan aturan bagi anggota pramuka, nah apabila
diterapkan pasti akan membentuk karakternya
MR: bisa, saya sendiri merasakan setelah saya belajar menerapkan
dasadarma, seperti disiplin, saya berusaha menerapkannya dengan
melaksanakan sholat tepat waktu, dan itu membuat saya merasa
kedisiplinan itu mengalir seiring berjalannya waktu
ES: bisa saja, apabila diterapkan dengan baik pasti akan membentuk
karakter siapa saja yang menerapkannya
LL: bisa, kalau yang saya tahu selama diracana penerapan seperti itu
dilakukan melalui kegiatan
20. Adakah penerapan Dasadarma di Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi?
Seperti apa?
ABS : Ada, sampai sekarang banyak upaya dalam penerapan dasadarma
melalui kegiatan-kegiatan
LS: ada, contohnya Setiap anggota diajarkan sikap tolong menolong
seperti ketika dibutuhkan bantuan kesehatan anggota siap, anggota
diharapkan hadir tepat waktu ketika kegiatan sebagai wujud disiplin dan
melaksanakan kegiatan PHBI sebagai wujud religius
RM: ada, kegiatan yang dilakukan di racana itu kan upaya dalam
membentuk karakter mahasiswa dan juga sebagai penerapan dasadarma
BP: ada, contoh penerapannya melalui kegiatan, konservasi alam
misalnya, itu kan penerapan dasadarma ke dua,bisa juga saat latihan
rutin PBB,penerapan dasadarma ke delapan
SJ: Ada, banyak sekali kegiatan yang didalamnya mengandung pendidikan
karakter, contohnya disiplin berani dan setia, setiap anggota akan diajak
untuk berlatih membentuk kedisiplinan, keberanian dan kesetiaan
DA: sangat ada, termasuk keseharian atau pada saat melaksanakan
program kerja di racana, melalui kegiatan itulah dasadarma dapat
diterapkan, mulai dari disiplin waktu dan yang lain , pada saat kegiatan
intra kampus maupun ekstra kampus, disitulah kita diberi tanggung jawab
untuk mengemban semua tugas yang kita dapatkan, dari sana kita dididik
supaya berkarakter
DP: ada, anggota racana dilatih memiliki jiwa sosial yang tinggi tidak
hanya mementingkan diri sendiri
LR: ada, penerapannya banyak di kegiatan kalau itu mas
KHA: ada, kalau saya melihat dan apa yang saya rasakan
penerapanseperti itu saat kegiatan, secara gak sadar sih
ALB: Ada, akan tetapi belum semuanya diterapkan, penerapannya
biasanya lewat kegiatan, misalnya kegiatan latihan PBB,itu melatih
disiplin, saat latihan gabungan itu melatih banyak hal, seperti keberanian,
kerja keras, mandiri
KM: ada, misalnya saat kegiatan Amalan Ramadhan Racana, disana
anggota racana diajarkan untuk peduli sesama, saat latihan PBB anggota
racana dituntut untuk disiplin
RD: ada, penerapannya biasanya melalui sebuah kegiatan, misalnya saat
latihan gabungan, disana anggota racana diajarkan untuk disiplin, berani
mengikuti tantangan materi latihan
MK: ada, secara gak sadar dalam setiap kegiatan di racana itu sudah
bentuk menerapkan dasadarma, seperti konservasi alam itu kan wujud
menerapkan dasadarma ke dua
MR: ada, kalau saya juga merasakan penerapannya itu tidak secara
langsung tetapi pada akhirnya baru sadar gitu lho mas, lewat kegiatan-
kegiatan gitu lah
ES: ada, saya melihat penerapan dasadarma itu tidak begitu terlihat, tapi
secara tidak langsung itu membentuk karakter kami sebagai anggota
Racana, misal saat kita ikut latihan rutin PBB,itu kan bisa membentuk
karakter disiplin kita, meski tidak instan kita bisa disiplin
LL: ada, selama saya di Racana setiap kegiatan yang saya ikuti itu
terdapat pembentukan karakternya, contohnya itu saat Latihan Gabungan,
disana saya merasakan kedisiplinan itu penting,ini kan menunjukkan
karakter disiplin dibentuk didalamnya
21. Karakter seperti apa yang bisa diperoleh melalui penerapan Dasadarma
Pramuka?
ABS : Yang pasti karakter yang sesuai dengan harapan keluarga,bangsa
dan agama seperti disiplin,tanggung jawab,keberanian,setia, kreatif
LS: Kita lebih religius, toleransi antar sesama, disiplin waktu, kerja
keras,kreatif,mandiri,peduli sosial dan tanggung jawab
RM: seperti disiplin, berani dan tanggung jawab
BP: karakter disiplin, toleransi, religius
SJ: Toleransi,disiplin, berani, religius
DA: seperti tanggung jawab dalam mengemban tugas, dapat dipercaya
sebagai dewan racana dan semua yang terkadang dalam dasadarma
dapat kita peroleh
DP: karakter religius, jujur, kreatif, disiplin
LR: jujur,disiplin, kreatif, mandiri dan yang pasti peduli sesama
KHA: karakter yang religius, toleran, disiplin,patuh, jujur, bertanggung
jawab dan lain sebagainya
ALB: Kita lebih toleransi antar sesama, disiplin waktu
KM: kalau diterapkan kita pasti akan lebih disiplin, religius, toleransi dan
juga berani
RD: karakter religius, disiplin,berani, cinta alam
MK: karakter yang sesuai isi dasadaarma pastinya,seperti disiplin,berani,
toleransi dan juga kerja keras
MR: karakter berani,karakter disiplin, karakter kerja keras dan karakter
religius
ES: banyak yang bisa diperoleh sih,misalnya disiplin,keberanian, karakter
religius sebagai wujud dasadarma ke satu dan masih banyak lagi
LL: karakter yang menonjolkan bahwa itu anak pramuka, yaitu kreatif
dan mandiri
22. Apakah anggota Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi sudah menerapkan
Dasadarma khususnya butir ke delapan? Contohnya seperti apa?
ABS : Sudah, walapun belum semuanya di terapkan, contohnya seperti
mentaati peraturan di sanggar, itu yang utama saya amati selama jadi
dewan Racana
LS: Siap sudah, contohnya Ya seperti merayakan peringatan hari besar
islam, konservasi alam sebagai wujud cinta alam, menjalankan sebuah
kegiatan
RM: sudah, contohnya selalu berusaha menepati waktu
BP: sudah, selama saya jadi dewan di Racana yang saya amati anggota
itu berusaha tidak melanggar atauran
SJ: sudah , selama saya jadi dewan contohnya anggota itu Selalu
berusaha mengikuti aturan di Racana, sebagai wujud disiplin pada aturan
DA: sudah meski belum sepenuhnya dilaksanakan, mulai dari dewan
maupun anggota bertanggung jawab atas Racana,seperti selalu
melaksanakan program kegiatan yang telah disusun, disiplin akan tugas
DP: sudah, tapi belum semuanya , menerapkan sifat hemat, terutama saat
kegiatan
LR: ya, sudah,meski tidak semua dasadarma, contohnya disiplin waktu,
terutama saat kegiatan
KHA: sudah, contohnya karakter disiplin yang diimplementasikan dalam
kegiatan
ALB: sudah Selalu sedia mengikuti aturan di Racana, sebagai wujud
disiplin pada aturan
KM: sudah, kami selalu berusaha untuk tidak melanggar aturan, itu aja
RD: sudah, saya sendiri berusaha untuk selalu mentaati aturan di
sanggar, dan juga melaksanakan perintah ketua
MK: sudah, secara tidaklangsung kita selalu menerapkannya di setiap
kegiatan,contohnya ya kita berusaha datang tepat waktu saat ada rapat
MR: sudah meski tidak semuanya sadar, contohnya kalau saya pribadi
berusaha patuh pada ketua sebagai wujud disiplin aturan dari ketua
ES: sudah, saat rapat dan LPJ secara tidak langsung kita menerapkan
dasadarma ke delapan yaitu sikap berani
LL: sudah, cantoh realnya seperti berusaha sholat tepat waktu sebagai
wujud disiplin waktu
23. Apa harapan anda terkait pembentukan karakter melalui penerapan
Dasadarma?
ABS : saya berharap semoga pramuka dengan dasadarmanya menjadikan
solusi untuk membentuk karakter yang lebih efektif dan mengena lebih
jauh dan menyeluruh
LS: Harapan saya terhadap pembentukan karakter melalui penerapan
dasadarma ialah terbentuknya karakter bangsayang baik, karena bangsa
yang memiliki karakter ialah bangsa yang dihuni oleh masyarakat yang
berkarakter yang baik.pramuka sebagai wadah pendidikan nonformal
yang menaungi penerapan dasadarma dimana karakter yang akan
dibentuk dari dasadarma sangat real dan aplikatif dalam
penerapannya,bukan hanya teori
RM: saya berharap,dengan dasadarma itu bukan hanya anggota racana
yang bisa menerapkannya
BP: saya Cuma berharap kandungan dasadarmaitu diterapkan dengan
sebaik-baiknya
SJ: Saya berharap semua kandungan dasadarma bisa dipahami semua
orang, karena dasadarma mengandung nilai karakter baik
DA: melalui dasadarma ini saya berharap anak pramuka menjadi insan
yang berguna bagi nusa bangsa dan agama serta menjadi pedoman untuk
diri kita
DP: saya berharap penerapan dasadarma dapat diterapkan semaksimal
mungkin
LR: saya berharap anggota racana lebih bisa mengaplikasikan apa yang
terkandung di dasadarma dalam kehidupan sehari hari
KHA: harapan saya semakin banyak orang yang menyadari betapa
pentingnya karakter dan pembentukannya melalui dasadarma
ALB: Harapan saya, karakter anggota Racana lebih tertata,karena
dasadarma merupakan acuan dalam pembentukan karakter seseorang,
terutama anggota pramuka
KM: saya berharap untuk isi kandungan dasadarma bisa diaplikasikan di
setiap kegiatan, yang nantinya pasti akan membentuk karakter anggota
racana
RD: kalau saya berharap racana lebih giat lagi menerapkan dasadarma
dalam kegiatan yang nantinya bisa mempengaruhi karakter seluruh
anggota racana
MK: saya berharap di racana khususnya dasadarma bisa diterapkan
secara lebih mendalam, agar karakter yang terbentuk itu lebih terasa
MR: harapan saya anggota racana sadar bahwa dengan menerapkan
dasadrama bisa membentuk karakter mereka
ES: saya berharap semua anggota pramuka bisa menerapkan dasadarma
LL: saya berharap dengan penerapan dasdarma karakter yang ada di
dalamnya bisa menancap dengan kuat di setia porang yang
menerapkannya
Daftar Informan Alumni Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi
No. Nama
1. M. Nurul Huda, S.Pd.I
2. Nurrochim, S.Pd.I
3. Saiful Hadi, S.Pd.I
4. Noor Sahid Manggolo, S.Pd.I
Hasil wawancara
1. Apa makna karakter menurut anda?
M. Nurul Huda, S.Pd.I : karakter itu pembentuk watak atau perilaku
seseorang, jika dikaitkan dengan pramuka karakter itu sebuah jati diri
yang berlandaskan kode etik pramuka yaitu satya dan dasadarma
pramuka, dan jika dikaitkan dengan agama karakter itu sebuah perilaku
yang yang membentuk akhlaqul karimah manusia.
Nurrochim, S.Pd.I: karakter itu sebuah tingkah laku yang membuat
seseorang bisa dikenali sebagai manusia sesungguhnya.
Saiful Hadi, S.Pd.I: karakter itu semacam pola pemikiran yang terpancar
dari diri seseorang, dari sana kita bisa simpulkan mana orang yang
berkarakter dan mana tidak.
Noor Sahid Manggolo, S.Pd.I: karakter itu jati diri seseorang, bisa juga
dikatakan sebagai refleksi diri kita ke dunia luar, tanpa adanya itu pasti
kita tak akan bisa memperlihatkan seberapa kemampuan kita bagi orang
lain.
2. Menurut anda, Apakah karakter yang sudah terbentuk bisa dirubah?
Dengan cara seperti apa?
M. Nurul Huda, S.Pd.I : karakter yang terbentuk bisa saja dirubah,
dengan cara pendoktrinan nilai-nilai karakter, kalau ditataran mahasiswa
ini lebih mudah untuk memasukkan doktrin-doktrin, entah itu doktrin yang
baik atau buruk, nah setelah pendoktrinan ini tinggal pembiasaan saja
Nurrochim, S.Pd.I: bisa, dengan pembelajaran ,silahkan amati saja para
alumni,banyak yang memiliki karakter disiplin ,itu kan proses
pembelajaran di Racana juga
Saiful Hadi, S.Pd.I: bisa, jelas itu, tetapi ya butuh proses yang panjang
pastinya, tidak serta merta berubah begitu aja, kalau di racana perubahan
karakter semacam itu dapat didapat seiring anggota rajin mengikuti
kegiatan, pasti tujuan dari kegiatan yang diadakan mengandung nilai
karakter yang akan membentuk siapa saja yang terlibat didalamnya
Noor Sahid Manggolo, S.Pd.I: bisa saja dirubah, tetapi menurut saya tidak
mudah , merubah karakter seseorang diperlukan pengaruh yang kuat dari
lingkungan sekitar, lingkungan itu berpengaruh sangat besar lho dalam
hal ini, misalnya yang saya rasakan di racana lingkungan diracana secara
tak lngsung telah mempengaruhi karakter saya, terutama hal disiplin, saya
dulu dituntut untuk selalu menepati waktu ketika ada kegiatan apapun
3. Bagaimana dengan di Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi, apakah ada
pembentukan karakter? Seperti apa?
M. Nurul Huda, S.Pd.I : ada, khususnya di brigsus itu banyak sekali
materi-materi pendidikan karakter, seprti karakter disiplin, karakter
taqwa, karakter saling membantu, jiwa sosial ,jiwa korsa ada semua
disitu
Nurrochim, S.Pd.I: bisa, dengan pembelajaran ,silahkan amati saja para
alumni,banyak yang memiliki karakter disiplin ,itu kan proses
pembelajaran di Racana juga
Saiful Hadi, S.Pd.I: bisa, jelas itu, tetapi ya butuh proses yang panjang
pastinya, tidak serta merta berubah begitu aja, kalau di racana perubahan
karakter semacam itu dapat didapat seiring anggota rajin mengikuti
kegiatan, pasti tujuan dari kegiatan yang diadakan mengandung nilai
karakter yang akan membentuk siapa saja yang terlibat didalamnya
Noor Sahid Manggolo, S.Pd.I: bisa saja dirubah, tetapi menurut saya tidak
mudah , merubah karakter seseorang diperlukan pengaruh yang kuat dari
lingkungan sekitar, lingkungan itu berpengaruh sangat besar lho dalam
hal ini, misalnya yang saya rasakan di racana lingkungan diracana secara
tak lngsung telah mempengaruhi karakter saya, terutama hal disiplin, saya
dulu dituntut untuk selalu menepati waktu ketika ada kegiatan apapun
4. Apa makna dasadarma menurut anda?
M. Nurul Huda, S.Pd.I : dasadarma itu kode etik pramuka, yang
didalamnya mengandung banyak sekali nilai-nilai karakter
Nurrochim, S.Pd.I: dasadarma kalau menurut saya lebih kepada aturan
bagi pramuka untuk menjalankan tugasnya sebagai pramuka
Saiful Hadi, S.Pd.I: saya memaknai dasadarma sebagai tolak ukur
kepribadian anggota pramuka, kepribadian anggota pramuka seharusnya
bisa dilihat dari dasadarma
Noor Sahid Manggolo, S.Pd.I: dasadarma kalau menurut saya itu
aturan,dimana aturan ini dijadikan kode etik pramuka dalam bertindak,
kalau sesuai dasadarma anggota pramuka itu tidak bisa berbuat semaunya
sendiri, semuanya sudah diatur di dalamnya, misalnya dasaadarma
pertama mengatur kita agar selalu senantiasa taqwa haya pada Tuhan
Yang Maha Esa.
5. Adakah manfaat jika dasadarma diterapkan dalam kehidupan sehari-hari?
M. Nurul Huda, S.Pd.I : ada, manfaatnya banyak sekali. Dari segi religius
kita diajarkan untuk selalu bertqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa.dasadarma kedua mengajarkan kita selalu tadabur alam, bersyukur
kepada alam, dari segi sosial dengan menerapkan dasadarma yang rela
menolong tan tabah kita bisa bermanfaat bagi sesama, banyak sekali
manfaatnya.
Nurrochim, S.Pd.I: jelas ada, bahkan dalam melakukan segala sesuatu
jika kita menengok dasadarma semuanya akan terarah dengan baik
Saiful Hadi, S.Pd.I: manfaatnya banyak sekali, dengan catatan diterapkan
dengan baik, jika asal-asalan ya percuma juga,Cuma dapat capek.
Noor Sahid Manggolo, S.Pd.I: ada, dari dasadarma kita bisa mengambil
nilai-nilai luhur yang ada di dalamnya, misalnya kita ambil nilai disiplin
dalam dasadarma ke delapan, dengan menerapkannya pasti akan
membentuk kepribadian kita jadilebih disiplin
6. Apakah karakter bisa dibentuk dengan cara menerapkan dasadarma
pramuka?
M. Nurul Huda, S.Pd.I : bisa sekali, dari dasadarma satu sampai sepuluh
itu jika diterapkan semua, insyaAllah akan menjadikan manusia yang
sempurna, sebagai contoh dasadarma ke satu yang berbunyi Taqwa
Kepada Tuhan Yang Maha Esa,ini karakter religiusnya,banyak lagi
karakter yang bisa dibentuk melalui penerapan sperti itu. Karakter
disiplin ada,karakter sosial ada,karakter berni ada, komplitlah.
Nurrochim, S.Pd.I: bisa mengingat isi dasadarma yang sangat komplek
akan nilai karakter pasti sangat bisa dan sangat membantu dalam
pembentukan karakter siapa saja yang menerapkannya.
Saiful Hadi, S.Pd.I: bisa, bukan Cuma karakter yang akan terbentuk jika
dasadrma itu diterapkan, tetapi juga membentuk pola berfikir yang positif
Noor Sahid Manggolo, S.Pd.I: bisa, yang pasti dengan ikut pramuka.
Mengingat apa yang termaktup dalam dasadarma tidak Cuma karakter
saja yang bisa dibentuk,tetapi juga yang lainnya
7. Apa yang anda pahami dari dasadarma ke delapan?
M. Nurul Huda, S.Pd.I : dari dasadarma ke delapan itu kan
mengharuskan kita untuk disiplin dalam hal apapun pastinya, berani,
kalau saya mengartikan berani itu dengan slogan jangan bilang tidak bisa
sebelum mencoba, nah itu yang saya pakai sampai sekarang dan saya juga
berharap anggota Racana juga menerapkan hal seperti ini supaya bisa
tertanam sifat berani dalam dirinya.
Nurrochim, S.Pd.I: dasadarma kedelapan itu mengarahkan agar kita
selalu disiplin dan berni karena banyak sekali orang sukses itu berawal
dari kedisiplinan dan juga keberanian, maka dari itu bersyukurlah jadi
anak pramuka, karena segala sesuatunya sudah diatur dalam dasadarma.
Saiful Hadi, S.Pd.I: dasadarma ke delapan itu semacam aturan yang
mengharuskan anggota pramuka harus disiplin,berani dan setia, para
perumus dasadrma mungkin sudah sudah memikirkan efek dari kandungan
dasadarma itu jika diterapkan secara maksimal, dan efeknya bisa
mempengaruhi sikap manusia
Noor Sahid Manggolo, S.Pd.I: saya memaknai dasadrma ke delapan
sebagai pedoman hidup,bahwasanya hidup perlu adanya kedisiplinan,
keberanian, dan kesetiaan
8. Apakah di racana sudah menerapkan dasadarma ke delapan? Dengan cara
seperti apa?
M. Nurul Huda, S.Pd.I : sudah, khususnya di pendidikan brigsus banyak
sekali agenda yang menerapkan dasadarma ke delapan, seperti pelatihan
baris-berbaris,itu mendidik supaya disiplin,ada juga saat musrac mussus,
disana anggota racana dituntut untuk berani bicara. banyak sekali
kegiatan di Racana yang bisa membentuk karakter anggotanya, seperti
yang saya alami saat pendidikan Brigsus, disana merubah karakter
disiplin saya dalam makan dan sampai sekarangpun saya masih
menerapkannya, bahwa makan itu harus sampai habis sampai titik butir
nasi sekecil apapun, dan bagaimana cara saya menghargai waktu juga
saya dapatkan di kegiatan Brigsus. Kalau saya melihat yang sekarang
juga tidak jauh beda dengan yang saya alami dulu.
Nurrochim, S.Pd.I: sudah, kalau selama saya jadi anggota Racana dulu
pembentukan karakter itu terjadi saat ikut kegiatan, misalnya saat
kegiatan laporan pertangungjawaban, secara otomatis itu membangun
karakter tanggungjawab lho, ada lagi dalam kegiatan rapat yang
memancing setiap anggota yang hadir untuk berani bicara menyampaikan
unek-unek, itu juga membentuk karakter berani mereka dan mungkin
sampai sekarangpun itu masih berlaku.
Saiful Hadi, S.Pd.I: sudah,kalau saya dulu penerapan semacam ini
dirancang dalam tujuan sebuah kegiatan di racana, yang materinya
memuat pembentukan karakter yang ada dalam dasadarma ke delapan, di
pendidikan brigsus misalnya, ada banyak sekali materi-materi tentang itu
semua, tinggal nantinya para peserta kegiatan sadar atau tidak dengan
apa yang mereka dapatkan
Noor Sahid Manggolo, S.Pd.I: sudah, semua penerapan dasadarma itu
terrangkum dalam kegiatan, jadi kalau ditanya penerapannya seperti apa
ya dengan adanya kegiatan-kegiatan di racana
9. Apakah anda melihat ada karakter yang sesuai dalam dasadarma ke delapan
di diri anggota Racana?
M. Nurul Huda, S.Pd.I : selama saya menghadiri agenda racana banyak
melihat anggota yang berusaha disiplin waktu, ini sebagai contoh bahwa
anggota Racana memiliki sifat atau karakter disiplin itu tadi dan seperti
yang saya katakan tadi bahwa pembentukan karakter di racana itu lewat
kegiatan, jadi jika mau tahu anggota itu berkarakter atau tidak bisa dilihat
setelah mengikuti beberapa kegiatan yang dilaksanakan
Nurrochim, S.Pd.I: ada, sebagai contoh para alumni saja,banyak sekali
alumni yang sukses karena disiplin dan berani, kalau yang saya lihat
sekarang juga ada karakter anggota yang sesuai dengan dasadaarma ke
delapan, contoh ini tadi lah, kegiatan upgreding dan raker, saya lihat
mereka berusaha bekerja sesuai jadwal yang ada,ini kan disiplin waktu
Saiful Hadi, S.Pd.I: yang saya amati sih ada karakter semacam itu,
terutama anak-anak brigsus, setiap kali mengadakan kegiatan mereka
selalu menyempatkan untuk sholat tepat waktu sebagai cara
mendisiplinkan diri dengan waktu, karena yang sering saya datangi itu
acara brigsus jadi ya kurang lebih saya bisa menilai karakter dari
seorang brigsus. Dikaitkan lagi dengan kegiatan di brigsus banyak materi
tentang kedisiplinan dan keberanian, termasuk materi kegiatan yang bisa
membentuk karakter
Noor Sahid Manggolo, S.Pd.I: dasadarma kedelapan itu disiplin berani
dan setia, dan selama saya amati karakter yang sesuai dengan itu jelas
ada di anggota racana, contohnya yang saya temukan itu ketika
berkegiatan mereka tak melupakan shollat tepat waktu, itu kan disipin
waktu, dulu saat disuruh membuat laporan dan melaporkan hasil
kegiatan, secara tidak langsung saya merasakan adanya sikap berani
untuk bertanggung jawab. Dan masih banyak lagi contoh lainnya
10. Apa harapan anda berkaitan dengan pembentukan karakter melalui
penerapan dasadarma?
M. Nurul Huda, S.Pd.I : saya berharap dengan adanya mengikuti
kegiatan pramuka khususnya di racana, anggota racana memiliki karakter
yang kuat sesuai dasadarama dan jadi orang sukses, dan kalau mau jadi
orang hebat jadilah pramuka
Nurrochim, S.Pd.I: saya berharap kandungan dasadarma dikemas dalam
kegiatan dan dimantabkan lagi, mengingat banyak sekali manfaatnya
salahsatunya bisa membentuk karakter anggota racana
Saiful Hadi, S.Pd.I: harapan saya anggota racana itu bisa menghayati
tujuan dari setiap dasadarma
Noor Sahid Manggolo, S.Pd.I: saya berharap pembentukan karakter
dengan penerapan dasadarma itu terus digencarkan, terus dilakukan agar
nantinya setiap anggota dapat menghayati isi dari dasadarma itu sendiri
yang sangat bermanfaat kedepannya
SKKM
Nama : M. Arief Mufti Habibi
Program Studi : PAI (Pendidikan Agama Islam)
Nim : 11110084
Dosen PA : Suwardi, M.Pd.
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
NO KEGIATAN WAKTU
KEGIATAN POIN KETERANGAN
1. OPAK STAIN SALATIGA
2010
25-27
AGUSTUS
2010
3 PESERTA
2.
USER EDUCATION OLEH
UPT PERPUSTAKAAN
STAIN SALATIGA
20-25
SEPTEMBER
2010
2 PESERTA
3. AMALAN RAMADHAN
RACANA KE-12
30 AGUSTUS-
3
SEPTEMBER
2010
2 PESERTA
4.
PLCPP XX OLEH
RACANA STAIN
SALATIGA
8-11
OKTOBER
2010
2 PESERTA
5.
NATIONAL WORKSHOP
OF ENTREPRENEURSHIP
AND BASIC
COOPERATION 2010
19
DESEMBER
2010
8 PESERTA
6.
KURSUS PEMBINA
PRAMUKA MAHIR
TINGKAT LANJUT KE-3
SE-JAWA OLEH
KWARCAB SALATIGA
25-30
JANUARI
2011
3 PANITIA
7.
TEMU PRESTASI
PENGGALAN DAN
PENEGAK
18-20
FEBRUARI
2011
3 REKA
KERJA/PANITIA
8. LATIHAN GABUNGAN
SE-JAWA
25-27
FEBRUARI
2011
4 PESERTA
9.
SK KETUA STAIN
SALATIGA
PENGANGKATAN
PENGURUS RACANA
23 MARET
2011 4
TEKNIK
KEPRAMUKAA
02.237
2011-2012
10.
LOMBA TEMU TEGAK
(LTT) VIII SE-
KARISIDENAN
SURAKARTA
9-10 APRIL
2011 4 JURI
11. PEKAN OLAHRAGA
STAIN III
22-24 APRIL
2011 3 PANITIA
12.
GALANG TANGKAS SE-
EKS KARISIDENAN
SURAKARTA
7-8 MEI 2011 4 JURI
13. GLADI TANGGUH
BRIGSUS KE-VI
30 APRIL-1
MEI 2011 3 PANITIA
14.
JAMBORE DAN
OLIMPIADE ANAK
SOLEH HIDAYATULLAH
SE-JAWA TENGAH
24-26 JUNI
2011 5 PANITIA
15. AMALAN RAMADHAN
RACANA KE-13
13-17
AGUSTUS
2011
3 PANITIA
16. BEBEK CUP III
28-29
OKTOBER
2011
3 PANITIA
17.
PERKEMAHAN
WIRAKARYA KE-10
PTAI SE-INDONESIA
21-30
NOVEMBER
2011
8 PESERTA
18.
PIAGAM
PENGHARGAAN
SEBAGAI DEWAN
RACANA
19
DESEMBER
2011
2 TEKPRAM
RACANA 02.237
19.
SK KEPALA UPK STAIN
SALATIGA
PENGANGKATAN
PENGURUS RACANA
2012
3 JANUARI
2012 4 SEKRETARIS
20. LATIHAN GABUNGAN
PTAI SE-JAWA
5-7 APRIL
2012 5 PANITIA
21. SEMINAS NASIONAL
EKONOMI SYARIAH 2 JUNI 2012 8 PESERTA
22. OPAK STAIN SALATIGA
5-7
SEPTEMBER
2012
3 PANITIA
23.
PENDIDIKAN DAN
LATIHAN CALON
PRAMUKA PANDEGA
KE-22 RACANA
12-15
OKTOBER
2012
3 PANITIA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Data Pribadi
Nama : Muhammad Arief Mufti Habibi
Tempat, Tanggal lahir : Kab. Semarang, 08 Mei 1992
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat : Dsn. Krajan I RT03, RW01, Desa Bener,
Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang
E-mail : [email protected]
Nomer HP : 085713563005
Latar Belakang Pendidikan
SD : SD N Bener 02 tamat tahun 2004
SMP : SMP N 2 Tengaran tamat tahun 2007
MA : MAN Salatiga tamat tahun 2010
PERGURUAN TINGGI : STAIN 2010