PENENTUAN URUTAN PROSES DISASSEMBLY PRODUK …eprints.ums.ac.id/65363/11/NASKAH PUBLIKASI...

14
PENENTUAN URUTAN PROSES DISASSEMBLY PRODUK MENGGUNAKAN LIAISON SEQUENCE ANALYSIS Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Oleh: TAUFIQ MAHYUDDIN D 600 140 134 PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2018

Transcript of PENENTUAN URUTAN PROSES DISASSEMBLY PRODUK …eprints.ums.ac.id/65363/11/NASKAH PUBLIKASI...

Page 1: PENENTUAN URUTAN PROSES DISASSEMBLY PRODUK …eprints.ums.ac.id/65363/11/NASKAH PUBLIKASI taufiq.pdf · 2018. 8. 7. · No Kode Nama Komponen Quantity 1 A Pump Cover 1 1 M1-A 2 B

0

PENENTUAN URUTAN PROSES DISASSEMBLY PRODUK

MENGGUNAKAN LIAISON SEQUENCE ANALYSIS

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1

pada Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik

Oleh:

TAUFIQ MAHYUDDIN

D 600 140 134

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2018

Page 2: PENENTUAN URUTAN PROSES DISASSEMBLY PRODUK …eprints.ums.ac.id/65363/11/NASKAH PUBLIKASI taufiq.pdf · 2018. 8. 7. · No Kode Nama Komponen Quantity 1 A Pump Cover 1 1 M1-A 2 B

i

Page 3: PENENTUAN URUTAN PROSES DISASSEMBLY PRODUK …eprints.ums.ac.id/65363/11/NASKAH PUBLIKASI taufiq.pdf · 2018. 8. 7. · No Kode Nama Komponen Quantity 1 A Pump Cover 1 1 M1-A 2 B

ii

Page 4: PENENTUAN URUTAN PROSES DISASSEMBLY PRODUK …eprints.ums.ac.id/65363/11/NASKAH PUBLIKASI taufiq.pdf · 2018. 8. 7. · No Kode Nama Komponen Quantity 1 A Pump Cover 1 1 M1-A 2 B

iii

Page 5: PENENTUAN URUTAN PROSES DISASSEMBLY PRODUK …eprints.ums.ac.id/65363/11/NASKAH PUBLIKASI taufiq.pdf · 2018. 8. 7. · No Kode Nama Komponen Quantity 1 A Pump Cover 1 1 M1-A 2 B

1

PENENTUAN URUTAN DISASSEMBLY PRODUK MENGGUNAKAN

LIAISON-SEQUENCE ANALYSIS

Abstrak

Mesin pompa air adalah salah satu jenis elektronik rumah tangga yang dapat menghasilkan Electronic Waste (E-Waste). Salah satu upaya untuk mengurangi dampak e-waste adalah dengan melakukan proses daur ulang. Barang- barang tersebut agar mudah untuk di daur ulang maka perlu di bongkar atau di disassembly.Tujuan utama dari disassembly adalah penghapusan bagian yang dipilih, sehingga bagian yang tidak terpilih dapat digunakan kembali atau di daur ulang. Hal itu sangat berguna dalam rangka meningkatkan pemeliharaan dan untuk mengurangi biaya, waktu, dan jumlah operasi. Liaison diagram adalah metode sistematis yang digunakan untuk menentukan semua urutan pembongkaran yang mungkin dari sebuah produk secara keseluruhan. Pada penelitian ini, liaison diagram diaplikasikan pada produk mesin pompa air yang memiliki total jumlah komponen 32 buah komponen. Hasil penelitian ini adalah sequence diagram proses disassembly yang digunakan pada mesin pompa air. Dimana sequence diagram yang mungkin dihasilkan dari mesin pompa air antara 19 dan 190 liaison. Dari kemungkinan urutan yang dihasilkan dari sequence diagram maka dipilih 2 alternatif yang dapat diterapakan dalam proses disassembly mesin pompa air. Adapun dua alternatif yang dipilih adalah {L11, L1, L2, L4, L5, L6, L12, L13, L15, L16, L7, L8, L9, L10, L17, L18, L19, L20, L3, L14}; dan {L15, L16, L7, L8, L9, L10, L17, L1, L2, L4, L5, L6, L12, L13, L14, L18, L19, L20, L11, L3}. Dengan menggunakan model simulasi Arena maka dapat dilihat waktu proses pembongkaran yang dihasilkan oleh masing-masing alternatif sebesar 367.38 detik dan 386.32 detik.

Kata kunci: disassembly, liaison diagram, mesin pompa air, urutan pembongkaran, simulasi arena

Abstract

Water pump machine is one kind of household electronics that can produce electronic waste. One effort to reduce the impact of e-waste is to do the recycling process. These items are easy to recycle in need of disassembly.The main purpose of disassembly is removal selected part, so that non selected part can be reused or recycled. Its’s very useful to improve maintenance and to reduse cost, time, and number of operaions. Liaison diagram is a systematic methods that used to determine all possible disassembly sequence of product as a whole. In this research, the liaison diagram was applied to water pump machine product which has total components is 32. The result of this research is sequence diagram of disassembly process that used in water pump machine. Where sequence diagram may be generated from a water pump machine between 19 and 190 liaison. From the possible sequence diagram then selected 2 alternatives that can be applied in the disassembly process of the water pump machine. The two alternatives that chosen are {L11, L1, L2, L4, L5, L6, L12, L13, L15, L16, L7, L8, L9, L10, L17, L18, L19, L20, L3, L14}; dan {L15, L16, L7, L8, L9, L10, L17, L1, L2, L4, L5, L6, L12, L13, L14,

Page 6: PENENTUAN URUTAN PROSES DISASSEMBLY PRODUK …eprints.ums.ac.id/65363/11/NASKAH PUBLIKASI taufiq.pdf · 2018. 8. 7. · No Kode Nama Komponen Quantity 1 A Pump Cover 1 1 M1-A 2 B

2

L18, L19, L20, L11, L3}. By using the model a simulation the arena it can be seen time of disassembly process by each alternative of 367.38 seconds and 386.32 seconds.

Keywords: disassembly, liaison diagram, water pump engine, disassembly sequence, arena simulation

1. PENDAHULUAN

Pembongkaran yang selektif bertujuan sebagai pemulihan bagian yang masih

dapat digunakan kembali atau di daur ulang dan sebagai penghapusan komponen

yang berbahaya. Pendekatan siklus daur hidup adalah cara yang berguna untuk

menguji dampak lingkungan dari suatu produk, namun dampak lingkungan hanya

salah satu alasan produk perlu untuk didaur ulang. Urutan pembongkaran adalah

tindakan yang harus dilakukan dalam proses daur ulang, hal ini dikemukakan oleh

Srinivisan et al. (1997) menunjukan bahwa tujuan utama dari Design For

Disassembly (DFD) adalah menentukan pilihan yang tepat dari suatu urutan

pembongkaran yang optimal.

Proses pembongkaran mesin pompa air yang dilakukan oleh pengepul

barang-barang bekas tidak menggunakan metode apapun dan masih menggunakan

cara yang sederhana. Sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama untuk

membongkar satu buah produk mesin pompa air. Banyaknya jumlah komponen

dan jenis material yang digunakan sangat menyulitkan barang bekas untuk

dibongkar, apalagi proses pembongkaran yang dilakukan pengepul barang bekas

tidak menggunakan metode apapun dan secara manual. Salah satu akibatnya

adalah waktu yang digunakan untuk membongkar satu buah barang bekas

membutuhkan waktu yang cukup lama.

Makalah ini membahas penerapan metode liaison sequence analysis untuk

menentukan urutan pembongkaran yang dapat memudahkan pengepul barang

bekas dan pemilik usaha daur ulang logam dalam proses pembongkaran mesin

bekas, serta memperoleh waktu pembongkaran yang minimal.

2. METODE

Tahapan yang dilakukan dalam penelitian proses disassembly mesin pompa air

diantaranya sebagai berikut:

Page 7: PENENTUAN URUTAN PROSES DISASSEMBLY PRODUK …eprints.ums.ac.id/65363/11/NASKAH PUBLIKASI taufiq.pdf · 2018. 8. 7. · No Kode Nama Komponen Quantity 1 A Pump Cover 1 1 M1-A 2 B

3

Dalam liaison-sequence analysis, pembongkaran direpresentasikan secara

visual menggunakan diagram yang disebut sebagai diagram liaison, dimana

liaison diagram yang mungkin dihasilkan dari sistem pembongkaran mesin

pompa air. Dalam menentukan jumlah liaison yang mungkin terjdi dalam sistem

pembongkaran mesin pompa air menggunakan persamaan sebagai berikut:

(1)

Dengan:

n : jumlah komponen

l : jumlah liaison

Setelah diagram liason dibuat dengan batasan dari masing-masing liaison

dengan mengajukan pertanyaan 1 yaitu liaison apa saja yang harus sudah selesai

agar dapat melakukan liaison ini? dan pertanyaan 2 yaitu liaison apa saja yang

harus ditunda pengerjaannya agar dapat melakukan liaison ini

Setelah aturan precedence relation tersedia, maka representasi grafis dari

semua urutan pembongkran mesin pompa air dapat dihasilkan. Pada

pembongkaran mesin pompa air dimulai dengan node awal pada level ke-0 sampai

node yang terakhir pada level ke-20.

Prosedur berikutnya pada proses disassembly mesin pompa agar diperoleh

urutan pembongkaran yang terbaik yaitu dengan melakukan winnowing pada

sebuah proses pembongkaran mesin pompa air. Langkah yang pertama dalam

proses winnowing adalah menerapkan konsep pembongkaran selektif untuk

mengenali jalur pembongkaran yang optimal mengarah ke pelepasan bagian yang

dipilih dengan potensi recycle.

Membuat model simulasi sistem pembongkaran dengan objek mesin pompa

air yang nantinya akan diperoleh waktu yang optimal berdasarkan dari alternatif

yang diperoleh dari hasil liaison diagram.

Kesimpulan yang didapatkan merupakan jawaban dari perumusan masalah

yang telah ditentukan dalam penelitian.

Page 8: PENENTUAN URUTAN PROSES DISASSEMBLY PRODUK …eprints.ums.ac.id/65363/11/NASKAH PUBLIKASI taufiq.pdf · 2018. 8. 7. · No Kode Nama Komponen Quantity 1 A Pump Cover 1 1 M1-A 2 B

4

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil dan pembahasan ini menyajikan hasil penelitian dari penentuan urutan

proses disassembly. Objek yang digunakan adalah mesin pompa air tipe

SHIMIZU tipe 126Bit yang memiliki total jumlah komponen sebanyak 32 buah,

seperti yang ditunjukan pada gambar 1.

Gambar 1 Exploded View dari Mesin Pompa Air

3.1 Membuat Diagram Liaison

Relasi antar komponen akan terjadi jika terdapat kontak fisik antar komponen

tersebut. Dengan asumsi bahwa setiap baut-baut yang memiliki jenis yang

sama dan terhubung dengan komponen yang sama dijadikan satu, maka

jumlah komponen yang digambarkan dalam diagram liaison adalah 20 buah.

Hal ini berati bahwa total liaison yang mungkin terjadi berdasarkan hasil

perhitungan dengan menggunakan persamaan 1 adalah antara 19 dan 190

liaison. Diagram liaison tersebut dapat dilihat pada gambar 2 dengan

keterangan pada tabel 1.

A

M1

E

D

Q

J

G

U

C

R

S

H

IP1

L1

O F

B

1

2

12

4

6

95

10

7

8

3

11

13

14

15

16

N1

17

18

1920

Gambar 2 Diagram Liaison Pembongkaran Mesin Pompa Air

Page 9: PENENTUAN URUTAN PROSES DISASSEMBLY PRODUK …eprints.ums.ac.id/65363/11/NASKAH PUBLIKASI taufiq.pdf · 2018. 8. 7. · No Kode Nama Komponen Quantity 1 A Pump Cover 1 1 M1-A 2 B

5

Tabel 1 Keterengan Diagram Liaison Pembongkaran Mesin Pompa Air

No Kode Nama Komponen Quantity

1 A Pump Cover 1 1 M1-A

2 B Penutup kipas 1 2 A-E

3 C Kipas 1 3 G-A

4 D Impeler 1 4 D-O

5 E Penampung air 1 5 H-O

6 F Mechanical Seal 1 6 F-O

7 G O Ring 1 7 L1-B

8 H Penjepit mechanical 1 8 B-J

9 I Penutup kapasitor 1 9 S-C

10 J Penutup rator 1 10 C-O

11 K1 Screw 3 3 11 Q-E

12 L1 Screw 6 3 12 K1-E

13 M1 Screw 2 3 13 E-T

14 N1 Screw 5 4 14 T-R

15 O Rator Bearing 1 15 P1-I

16 P1 Screw 1 3 16 I-R

17 Q Tutup Penampung 1 17 N1-J

18 R Pump Body 1 18 J-R

19 S Screw 4 1 19 O-R

20 T Tutup samping pump body 1 20 O-J

liaisons

3.2 Menentukan Precedence Relation

Pembentukan precedence relation penting sebagai batasan-batasan

perencanaan urutan pembongkaran. Pembentukan precedence relation proses

pembongkaran mesin pompa air dengan mengajukan pertanyaan 1 liaison apa

saja yang harus sudah selesai agar dapat melakukan liaison ini? dan

pertanyaan 2 yaitu liaison apa saja yang harus ditunda pengerjaannya agar

dapat melakukan liaison ini. Precedence relation pembongkaran mesin

pompa air untuk seluruh liaison ditunjukan pada tabel 2.

Tabel 2 Precedence Relation Pembongkaran Mesin Pompa Air

Liaison Prerequisite Liaison Liaison Prerequisite Liaison

1 11

1 2 12

2 3 12 13

2 4 12,13 14

4 5 15

4,5 6 15 16

7 10 17

7 8 17 18

8 9 18 19

9 10 18 20

Page 10: PENENTUAN URUTAN PROSES DISASSEMBLY PRODUK …eprints.ums.ac.id/65363/11/NASKAH PUBLIKASI taufiq.pdf · 2018. 8. 7. · No Kode Nama Komponen Quantity 1 A Pump Cover 1 1 M1-A 2 B

6

3.3 Membuat Sequence Diagram

Urutan liaison yang diperoleh, digunakan untuk membuat sequence diagram yang

menggambarkan semua urutan proses disassembly mesin pompa air. Berikut ini

adalah gambaran potongan urutan yang mungkin seperti ditunjukan pada gambar

3.

1 2 3 45 6 7 89 10 11 1213 14 15 1617 18 19 20

1 2 3 45 6 7 89 10 11 12

13 14 15 1617 18 19 20

Gambar 3 Potongan Sequence Diagram Lengkap Mesin Pompa Air

3.4 Proses Winnowing

Dalam melakukan proses winnowing terdapat batasan-batasan berbeda yang

berdasarkan manfaat dari penelitan yaitu meningkatkan nilai produk agar mudah

di daur ulang. Adapun batasan dari proses winnowing adalah pertama menjadikan

liaison 11, dan 15 sebagai constrain dalam melakukan proses pertama

pembongkaran. Selanjutnya untuk batasan yang kedua adalah memasukan liaison

1 dalam proses pembongkaran alternatif 1 dan memasukan liaison 7 dalam proses

pembongkaran alternatif 2 batasan batasan tersebut diperoleh 2 urutan liaison

yang dihasilkan yaitu {L11, L1, L2, L4, L5, L6, L12, L13, L15, L16, L7, L8, L9, L10, L17,

L18, L19, L20, L3, L14}; dan {L15, L16, L7, L8, L9, L10, L17, L1, L2, L4, L5, L6, L12,

L13, L14, L18, L19, L20, L11, L3}.

3.5 Pengolahan Data Arena

Dalam proses pembongkaran mesin pompa air memiliki proses waktu

tertentu, waktu yang diambil atau yang dibutuhkan untuk diolah di dalam

Page 11: PENENTUAN URUTAN PROSES DISASSEMBLY PRODUK …eprints.ums.ac.id/65363/11/NASKAH PUBLIKASI taufiq.pdf · 2018. 8. 7. · No Kode Nama Komponen Quantity 1 A Pump Cover 1 1 M1-A 2 B

7

sistem simulasi adalah waktu antar proses pembongkaran seb anyak 15 kali.

Berikut data waktu antar pembongkaran.

Tabel 3 Data Waktu Antar Proses Pembongkaran Alternatif 1

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 Q-E 11 10.78 8.9 10.87 6.86 10.68 9.67 8.98 10.45 8.23 9.36 10.63 7.93 8.22 9.21 9.39

2 M1-A 1 30.89 29.2 28.62 32.76 35.61 33.15 31.45 29.53 30.34 32.35 33.12 33.84 31.53 30.11 34.12

3 A-E 2 0.77 0.61 0.47 0.42 0.47 0.34 0.45 0.33 0.67 0.58 0.89 0.86 0.73 0.72 0.82

4 D-O 4 101.33 111.22 110.24 104.45 105.22 103.29 108.33 100.9 103.29 101.33 110.14 109.26 105.37 102.36 109.89

5 H-O 5 67.45 72.45 69.76 74.67 76.21 68 73.56 71.89 69.89 74.33 72.56 73.56 72.47 68.97 73.45

6 F-O 6 4.8 3.32 2.42 2.3 2.82 3.12 3.67 3.98 3.27 4.11 3.79 4.52 4.79 3.77 4.12

7 K1-E 12 31.45 32.58 30.89 31 35.37 34.56 32.45 33.29 31.67 35.09 33.98 33.26 33.31 33.79 35.44

8 E-T 13 0.67 0.42 0.69 0.69 0.52 0.57 0.45 0.23 0.29 0.64 0.56 0.58 0.71 0.73 0.78

9 P1-I 15 21.1 22.52 23.03 21.88 21.71 22.47 22.34 20.98 20.89 22.67 21.18 22.52 22.87 22.86 23.45

10 I-R 16 0.21 0.22 0.22 0.23 0.21 0.2 0.32 0.23 0.34 0.56 0.63 0.74 0.88 0.78 0.66

11 L1-B 7 26.23 24.36 25.76 24.32 25.92 26.45 25.78 27.45 26.86 25.54 25.33 26.32 27.65 27.1 26.34

12 B-J 8 0.66 0.44 0.56 0.42 0.24 0.25 0.34 0.32 0.78 0.67 0.71 0.61 0.72 0.83 0.67

13 S-C 9 7.66 4.27 6.44 5.56 10.64 8.67 9.89 8.45 8.23 9.21 8.86 9.37 10.26 10.63 11.14

14 C-O 10 4.78 3.86 4.26 4.85 3.32 4.32 3.68 3.56 4.69 4.42 4.39 4.31 4.79 4.44 4.66

15 N1-J 17 35.24 36.61 35.69 34.21 35.83 34.56 36.23 38.56 39.36 34.21 37.83 39.43 39.22 37.4 38.14

16 J-R 18 1.98 2.46 3.29 2.26 1 1.67 1.33 1.47 2.45 3.19 2.81 2.36 3.87 4.11 4.25

17 O-R 19 0.63 0.42 0.73 0.63 0.25 0.36 0..23 0.21 0.56 0.78 0.46 0.49 0.57 0.32 0.43

18 O-J 20 1.6 1.77 1.92 1,66 1.56 1.65 1.56 1.98 1.79 1.87 1.69 2.21 2.49 2.55 2.22

19 G-A 3 0.91 0.5 0.4 0.77 0.66 0.55 0.44 0.23 1.04 0.88 0.58 0.68 0.77 0.75 0.78

20 T-R 14 0.72 0.6 0.76 0.38 0.98 0.79 0.89 0.75 1.09 0.6 0.71 0.82 0.68 0.94 0.88

PembongkaranLiaisonNo

Tabel 4 Data Waktu Antar Proses Pembongkaran Alternatif 2

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 P1-I 15 29.57 28.77 28.34 27.86 28.12 30.12 27.59 26.93 27.65 29.66 30.12 28.52 27.59 28.77 28.12

2 I-R 16 0.47 0.62 0.52 0.53 0.49 0.54 0.46 0.63 0.49 0.54 0.47 0.52 0.46 0.62 0.49

3 L1-B 7 24.7 25.42 26.41 25.98 24.79 25.31 24.62 25.3 26.11 25.87 26.11 26.29 24.62 25.42 24.79

4 B-J 8 0.35 0.39 0.42 0.36 0.48 0.4 0.52 0.43 0.48 0.52 0.54 0.54 0.52 0.39 0.48

5 S-C 9 8.06 7.89 8.21 9.11 8.98 8.23 9.2 7.89 6.86 6.22 6.11 7.42 9.2 7.89 8.98

6 C-O 10 7.67 8.42 8.76 9.23 9.1 8.67 8.53 8.4 8.11 7.87 9.14 8.62 8.53 8.42 9.1

7 N1-J 17 36.89 36.19 37.12 35.78 34.82 35.22 34.36 34.56 33.55 32.76 35.12 37.65 34.36 36.19 34.82

8 M1-A 1 33.5 32.15 33.11 32.37 33.58 35.56 36.33 34.5 33.8 34.24 33.67 33.76 36.33 32.15 33.58

9 A-E 2 0.78 0.71 0.69 0.53 0.58 0.5 0.48 0.5 0.63 0.62 0.76 0.53 0.48 0.71 0.58

10 D-O 4 101.73 111.21 115.16 110.87 117.34 114.19 112.56 109.56 110.76 113.61 114.76 115.28 112.56 111.21 117.34

11 H-O 5 68.95 67.21 64.78 68.34 69.24 70.32 70.99 68.83 69.36 65.87 66.23 67.24 67.21 68.83 67.21

12 F-O 6 3.65 4.22 4.39 6.23 7.18 5.45 6.12 5.87 6.14 6.22 7.12 7.2 4.22 5.87 4.22

13 K1-E 12 35.54 36.45 34.87 33.59 34.82 35.21 37.32 36.59 34.23 34.11 35.1 36.21 36.45 36.59 36.45

14 E-T 13 0.61 0.54 0.52 0.54 0.49 0.5 0.5 0.78 0.81 0.67 0.54 0.67 0.54 0.78 0.54

15 T-R 14 3.04 3.45 4.32 4.78 4.86 4.8 4.36 4.39 4.71 4.44 4.19 4.54 3.45 4.39 3.45

16 J-R 18 3.61 4.13 4.74 4.31 4.22 3.9 5.1 4.28 4.17 4.73 4.47 4.65 4.13 4.28 4.13

17 O-R 19 1.73 2.11 1.98 2.15 1.78 1.58 1.85 1.76 1.33 1.18 2.1 2.7 2.11 1.76 2.11

18 O-J 20 3.44 2.89 2.47 3.15 2.73 3.11 3.45 3.87 4.11 3.9 4.32 4.82 2.89 3.87 2.89

19 Q-E 11 6.35 6.54 6.89 7.12 7.16 5.99 5.12 6.23 5.71 6.33 6.86 8.11 6.54 6.23 6.54

20 G-A 3 0.37 0.53 0.39 0.53 0.54 0.54 0.45 0.76 0.53 0.63 0.56 0.65 0.53 0.76 0.53

No LiaisonPembongkaran

Dalam penentuan parameter distribusi setiap proses pembongkaran

dapat menggunakan input analyzer. Data yang akan dimasukan kedalam input

analyzer adalah data waktu antar pembongkaran yang diambil sebanyak 15

kali proses pembongkaran. Berikut ini adalah hasil parameter distribusi dari

input analyzer software Arena.

Page 12: PENENTUAN URUTAN PROSES DISASSEMBLY PRODUK …eprints.ums.ac.id/65363/11/NASKAH PUBLIKASI taufiq.pdf · 2018. 8. 7. · No Kode Nama Komponen Quantity 1 A Pump Cover 1 1 M1-A 2 B

8

Tabel 5 Distribusi Waktu Proses Antar Pembongkaran Alternatif 1

Distribusi Ekspresion

Q-E 11 BETA 6.45 + 4.55 * BETA(1.48, 0.846)

M1-A 1 BETA 28 + 8 * BETA(1.48, 0.846)

A-E 2 BETA 0.27 + 0.68 * BETA(1.48, 0.846)

D-O 4 BETA 100 + 12 * BETA(1.48, 0.846)

H-O 5 BETA 67 + 10 * BETA(1.48, 0.846)

F-O 6 BETA 2.04 + 2.96 * BETA(1.48, 0.846)

K1-E 12 UNIFORM UNIF(30.4, 35.9)

E-T 13 TRIANGULAR TRIA(0.17, 0.696, 0.84)

P1-I 15 TRIANGULAR TRIA(20.6, 22.8, 23.7)

I-R 16 BETA 0.13 + 0.82 * BETA(0.549, 0.959)

L1-B 7 NORMAL NORM(26.1, 0.945)

B-J 8 BETA 0.18 + 0.71 * BETA(1.17, 1.08)

S-C 9 TRIANGULAR TRIA(4, 10, 11.8)

C-O 10 BETA 3.16 + 1.84 * BETA(1.55, 0.979)

N1-J 17 UNIFORM UNIF(34, 40)

J-R 18 BETA 0.999 + 3.58 * BETA(0.907, 1.17)

O-R 19 NORMAL NORM(0.442, 0.202)

O-J 20 UNIFORM UNIF(0.999, 2)

G-A 3 TRIANGULAR TRIA(0.14, 0.833, 1.13)

T-R 14 NORMAL NORM(0.773, 0.169)

Liaison

Tabel 6 Distribusi Waktu Proses Antar Pembogkaran Alternatif 2

Distribusi Ekspresion

P1-I 15 LOGNORMAL 26.6 + LOGN(1.97, 1.32)

I-R 16 LOGNORMAL 0.44 + LOGN(0.0849, 0.0711)

L1-B 7 BETA 24.4 + 2.15 * BETA(0.833, 0.941)

B-J 8 BETA 0.33 + 0.23 * BETA(1.06, 0.892)

S-C 9 BETA 6 + 3.51 * BETA(1.09, 0.808)

C-O 10 BETA 7.51 + 1.88 * BETA(1.76, 1.35)

N1-J 17 BETA 32.3 + 5.73 * BETA(1.84, 1.65)

J-R 18 ERLANG 3.46 + ERLA(0.173, 5)

M1-A 1 ERLANG 32 + ERLA(0.954, 2)

A-E 2 BETA 0.44 + 0.37 * BETA(0.959, 1.19)

D-O 4 BETA 101 + 17 * BETA(2.25, 1.06)

H-O 5 TRIANGULAR TRIA(64.2, 69, 71)

F-O 6 BETA 3.29 + 4.27 * BETA(1.5, 1.28)

K1-E 12 TRIANGULAR TRIA(33.2, 36.4, 37.7)

E-T 13 LOGNORMAL 0.45 + LOGN(0.152, 0.123)

T-R 14 TRIANGULAR TRIA(3, 4.63, 5)

O-R 19 NORMAL NORM(1.88, 0.357)

O-J 20 TRIANGULAR TRIA(2.23, 3.06, 5)

Q-E 11 WEIBUL 5 + WEIB(1.69, 2.28)

G-A 3 TRIANGULAR TRIA(0.33, 0.565, 0.8)

Liaison

Untuk dapat mengetahui waktu yang diperoleh pada saat melakukan

pembongkaran mesin pompa air dengan menggunakan alternatif yang

dihasilkan dari liaison diagram. Maka terlebih dahulu membuat suatu model

sistem pembongkaran mesin pompa air

Page 13: PENENTUAN URUTAN PROSES DISASSEMBLY PRODUK …eprints.ums.ac.id/65363/11/NASKAH PUBLIKASI taufiq.pdf · 2018. 8. 7. · No Kode Nama Komponen Quantity 1 A Pump Cover 1 1 M1-A 2 B

9

start bongkar Liaison QE Liaison M1A Liaison AE Liaison DO

Liaison HO Liaison FO Liaison KE Liaison ET

Liaison PI Liaison IR Liaison L1B Liaison BJ

Liaison SC Liaison CO Liaison N1J Liaison JR

Liaison OR Liaison OJ Liaison GA LiaisonTR finish

0 0 0 0 0

0 0 0 0

0 0 0 0

0 0 0 0

0 0 0 00

Gambar 4 Model Simulasi Alternatif 1

start bongkar Liaison 15 Liaison 16 Liaison 7 Liaison 8

Liaison 9 Liaison 10 Liaison 17 Liaison 18

Liaison 1 Liaison 2 Liaison 4 Liaison 5

Liaison 6 Liaison 12 Liaison 13 Liaison 14

Liaison 19 Liaison 20 Liaison 11 Liaison 3 finish

0 0 0 0 0

0 0 0 0

0 0 0 0

0 0 0 0

0 0 0 00

Gambar 5 Model Simulasi Alternatif 2

Dari sistem pemboongkaran mesin pompa air diperolehlah dua

alternatif yang berbeda-beda, dari kedua alternatif tersebut maka dapat

dibandikan dengan urutan proses disassembly yang digunakan yang

digunakan oleh kalangan masyarakat umum yaitu 479.46 detik. Maka dilihat

waktu yang digunakan pada kalangan masyarakat pada umumnya lebih besar

dengan tingkat efisiensi untuk alternatif 1 sebesar 23,37% lebih, sedangkan

untuk alternatif 2 waktu yang diperlukan lebih cepat dengan efisiensi waktu

sebesar 19.42% lebih cepat. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi

kecepatan seseorang operator dalam melakukan pembongkaran mesin pompa

air, hal tersebut antara lain adalah tools yang digunakan lebih kompleks dan

lengkap, serta skills operator yang telah terbiasa melakukan pembongkar

mesin pompa air, dan tingkat ergonomi operator pada saat melakukan

percobaan.

Page 14: PENENTUAN URUTAN PROSES DISASSEMBLY PRODUK …eprints.ums.ac.id/65363/11/NASKAH PUBLIKASI taufiq.pdf · 2018. 8. 7. · No Kode Nama Komponen Quantity 1 A Pump Cover 1 1 M1-A 2 B

10

4. PENUTUP

Pada proses penentuan disassembly mesin pompa air menghasilkan antara 19 dan

190 liaison, dari banyaknya semua gambaran urutan pembongkaran yang

mungkin diaplikasikan. Dengan melalui proses winnowing maka didapatkan

urutan pembongkaran yang fisibel yang dapat dijadikan pertimbangan dalam

melakukan proses disassembly mesin pompa air. Berdasarkan alternatif 1 dan

alternatif 2 yang telah diuji dengan model simulasi Arena, maka diperoleh VA

time untuk alternatif 1 sebesar 367.38 detik, dan untuk anternatif 2 sebesar 386.32

detik. Dari waktu yang telah diperoleh dapat dilihat perbedaan selisih waktu 18.94

detik, hal ini dikarenakan dalam melakukan proses disassembly mesin pompa air

memiliki proses yang berbeda tahapannya.

DAFTAR PUSTAKA

Kara, S., Pornprasitpol, P., dan Kaebernick, H. 2005. A Selective Disassembly

Methodology for End-of-life Products, Assembly Automation, 25/2.

Nursanti, Ida. 2014. Penentuan Urutan Perakitan Produk Dengan Liaison-

Sequence Analysis. Seminar Nasional IENACO UMS.

Srinivisan, H., Shyamsundar, N. and Gadh, R., A framework for virtual

disassembly analysis. J. Intelligent Manufacturing, 1997, 8, 277–295.

Software Arena versi 10.0, Altiok, Tayfur and Benjamin Melamed. Simulation

Modeling and Analysis with ARENA.

Whitney, D.E. 2004. Mechanical Assemblies: Their Design, Manufacture, and

Role in Product Development. Oxford University Press.