PENENTUAN URUTAN PROSES DISASSEMBLY PRODUK …eprints.ums.ac.id/65363/11/NASKAH PUBLIKASI...
Transcript of PENENTUAN URUTAN PROSES DISASSEMBLY PRODUK …eprints.ums.ac.id/65363/11/NASKAH PUBLIKASI...
0
PENENTUAN URUTAN PROSES DISASSEMBLY PRODUK
MENGGUNAKAN LIAISON SEQUENCE ANALYSIS
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1
pada Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik
Oleh:
TAUFIQ MAHYUDDIN
D 600 140 134
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2018
i
ii
iii
1
PENENTUAN URUTAN DISASSEMBLY PRODUK MENGGUNAKAN
LIAISON-SEQUENCE ANALYSIS
Abstrak
Mesin pompa air adalah salah satu jenis elektronik rumah tangga yang dapat menghasilkan Electronic Waste (E-Waste). Salah satu upaya untuk mengurangi dampak e-waste adalah dengan melakukan proses daur ulang. Barang- barang tersebut agar mudah untuk di daur ulang maka perlu di bongkar atau di disassembly.Tujuan utama dari disassembly adalah penghapusan bagian yang dipilih, sehingga bagian yang tidak terpilih dapat digunakan kembali atau di daur ulang. Hal itu sangat berguna dalam rangka meningkatkan pemeliharaan dan untuk mengurangi biaya, waktu, dan jumlah operasi. Liaison diagram adalah metode sistematis yang digunakan untuk menentukan semua urutan pembongkaran yang mungkin dari sebuah produk secara keseluruhan. Pada penelitian ini, liaison diagram diaplikasikan pada produk mesin pompa air yang memiliki total jumlah komponen 32 buah komponen. Hasil penelitian ini adalah sequence diagram proses disassembly yang digunakan pada mesin pompa air. Dimana sequence diagram yang mungkin dihasilkan dari mesin pompa air antara 19 dan 190 liaison. Dari kemungkinan urutan yang dihasilkan dari sequence diagram maka dipilih 2 alternatif yang dapat diterapakan dalam proses disassembly mesin pompa air. Adapun dua alternatif yang dipilih adalah {L11, L1, L2, L4, L5, L6, L12, L13, L15, L16, L7, L8, L9, L10, L17, L18, L19, L20, L3, L14}; dan {L15, L16, L7, L8, L9, L10, L17, L1, L2, L4, L5, L6, L12, L13, L14, L18, L19, L20, L11, L3}. Dengan menggunakan model simulasi Arena maka dapat dilihat waktu proses pembongkaran yang dihasilkan oleh masing-masing alternatif sebesar 367.38 detik dan 386.32 detik.
Kata kunci: disassembly, liaison diagram, mesin pompa air, urutan pembongkaran, simulasi arena
Abstract
Water pump machine is one kind of household electronics that can produce electronic waste. One effort to reduce the impact of e-waste is to do the recycling process. These items are easy to recycle in need of disassembly.The main purpose of disassembly is removal selected part, so that non selected part can be reused or recycled. Its’s very useful to improve maintenance and to reduse cost, time, and number of operaions. Liaison diagram is a systematic methods that used to determine all possible disassembly sequence of product as a whole. In this research, the liaison diagram was applied to water pump machine product which has total components is 32. The result of this research is sequence diagram of disassembly process that used in water pump machine. Where sequence diagram may be generated from a water pump machine between 19 and 190 liaison. From the possible sequence diagram then selected 2 alternatives that can be applied in the disassembly process of the water pump machine. The two alternatives that chosen are {L11, L1, L2, L4, L5, L6, L12, L13, L15, L16, L7, L8, L9, L10, L17, L18, L19, L20, L3, L14}; dan {L15, L16, L7, L8, L9, L10, L17, L1, L2, L4, L5, L6, L12, L13, L14,
2
L18, L19, L20, L11, L3}. By using the model a simulation the arena it can be seen time of disassembly process by each alternative of 367.38 seconds and 386.32 seconds.
Keywords: disassembly, liaison diagram, water pump engine, disassembly sequence, arena simulation
1. PENDAHULUAN
Pembongkaran yang selektif bertujuan sebagai pemulihan bagian yang masih
dapat digunakan kembali atau di daur ulang dan sebagai penghapusan komponen
yang berbahaya. Pendekatan siklus daur hidup adalah cara yang berguna untuk
menguji dampak lingkungan dari suatu produk, namun dampak lingkungan hanya
salah satu alasan produk perlu untuk didaur ulang. Urutan pembongkaran adalah
tindakan yang harus dilakukan dalam proses daur ulang, hal ini dikemukakan oleh
Srinivisan et al. (1997) menunjukan bahwa tujuan utama dari Design For
Disassembly (DFD) adalah menentukan pilihan yang tepat dari suatu urutan
pembongkaran yang optimal.
Proses pembongkaran mesin pompa air yang dilakukan oleh pengepul
barang-barang bekas tidak menggunakan metode apapun dan masih menggunakan
cara yang sederhana. Sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama untuk
membongkar satu buah produk mesin pompa air. Banyaknya jumlah komponen
dan jenis material yang digunakan sangat menyulitkan barang bekas untuk
dibongkar, apalagi proses pembongkaran yang dilakukan pengepul barang bekas
tidak menggunakan metode apapun dan secara manual. Salah satu akibatnya
adalah waktu yang digunakan untuk membongkar satu buah barang bekas
membutuhkan waktu yang cukup lama.
Makalah ini membahas penerapan metode liaison sequence analysis untuk
menentukan urutan pembongkaran yang dapat memudahkan pengepul barang
bekas dan pemilik usaha daur ulang logam dalam proses pembongkaran mesin
bekas, serta memperoleh waktu pembongkaran yang minimal.
2. METODE
Tahapan yang dilakukan dalam penelitian proses disassembly mesin pompa air
diantaranya sebagai berikut:
3
Dalam liaison-sequence analysis, pembongkaran direpresentasikan secara
visual menggunakan diagram yang disebut sebagai diagram liaison, dimana
liaison diagram yang mungkin dihasilkan dari sistem pembongkaran mesin
pompa air. Dalam menentukan jumlah liaison yang mungkin terjdi dalam sistem
pembongkaran mesin pompa air menggunakan persamaan sebagai berikut:
(1)
Dengan:
n : jumlah komponen
l : jumlah liaison
Setelah diagram liason dibuat dengan batasan dari masing-masing liaison
dengan mengajukan pertanyaan 1 yaitu liaison apa saja yang harus sudah selesai
agar dapat melakukan liaison ini? dan pertanyaan 2 yaitu liaison apa saja yang
harus ditunda pengerjaannya agar dapat melakukan liaison ini
Setelah aturan precedence relation tersedia, maka representasi grafis dari
semua urutan pembongkran mesin pompa air dapat dihasilkan. Pada
pembongkaran mesin pompa air dimulai dengan node awal pada level ke-0 sampai
node yang terakhir pada level ke-20.
Prosedur berikutnya pada proses disassembly mesin pompa agar diperoleh
urutan pembongkaran yang terbaik yaitu dengan melakukan winnowing pada
sebuah proses pembongkaran mesin pompa air. Langkah yang pertama dalam
proses winnowing adalah menerapkan konsep pembongkaran selektif untuk
mengenali jalur pembongkaran yang optimal mengarah ke pelepasan bagian yang
dipilih dengan potensi recycle.
Membuat model simulasi sistem pembongkaran dengan objek mesin pompa
air yang nantinya akan diperoleh waktu yang optimal berdasarkan dari alternatif
yang diperoleh dari hasil liaison diagram.
Kesimpulan yang didapatkan merupakan jawaban dari perumusan masalah
yang telah ditentukan dalam penelitian.
4
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil dan pembahasan ini menyajikan hasil penelitian dari penentuan urutan
proses disassembly. Objek yang digunakan adalah mesin pompa air tipe
SHIMIZU tipe 126Bit yang memiliki total jumlah komponen sebanyak 32 buah,
seperti yang ditunjukan pada gambar 1.
Gambar 1 Exploded View dari Mesin Pompa Air
3.1 Membuat Diagram Liaison
Relasi antar komponen akan terjadi jika terdapat kontak fisik antar komponen
tersebut. Dengan asumsi bahwa setiap baut-baut yang memiliki jenis yang
sama dan terhubung dengan komponen yang sama dijadikan satu, maka
jumlah komponen yang digambarkan dalam diagram liaison adalah 20 buah.
Hal ini berati bahwa total liaison yang mungkin terjadi berdasarkan hasil
perhitungan dengan menggunakan persamaan 1 adalah antara 19 dan 190
liaison. Diagram liaison tersebut dapat dilihat pada gambar 2 dengan
keterangan pada tabel 1.
A
M1
E
D
Q
J
G
U
C
R
S
H
IP1
L1
O F
B
1
2
12
4
6
95
10
7
8
3
11
13
14
15
16
N1
17
18
1920
Gambar 2 Diagram Liaison Pembongkaran Mesin Pompa Air
5
Tabel 1 Keterengan Diagram Liaison Pembongkaran Mesin Pompa Air
No Kode Nama Komponen Quantity
1 A Pump Cover 1 1 M1-A
2 B Penutup kipas 1 2 A-E
3 C Kipas 1 3 G-A
4 D Impeler 1 4 D-O
5 E Penampung air 1 5 H-O
6 F Mechanical Seal 1 6 F-O
7 G O Ring 1 7 L1-B
8 H Penjepit mechanical 1 8 B-J
9 I Penutup kapasitor 1 9 S-C
10 J Penutup rator 1 10 C-O
11 K1 Screw 3 3 11 Q-E
12 L1 Screw 6 3 12 K1-E
13 M1 Screw 2 3 13 E-T
14 N1 Screw 5 4 14 T-R
15 O Rator Bearing 1 15 P1-I
16 P1 Screw 1 3 16 I-R
17 Q Tutup Penampung 1 17 N1-J
18 R Pump Body 1 18 J-R
19 S Screw 4 1 19 O-R
20 T Tutup samping pump body 1 20 O-J
liaisons
3.2 Menentukan Precedence Relation
Pembentukan precedence relation penting sebagai batasan-batasan
perencanaan urutan pembongkaran. Pembentukan precedence relation proses
pembongkaran mesin pompa air dengan mengajukan pertanyaan 1 liaison apa
saja yang harus sudah selesai agar dapat melakukan liaison ini? dan
pertanyaan 2 yaitu liaison apa saja yang harus ditunda pengerjaannya agar
dapat melakukan liaison ini. Precedence relation pembongkaran mesin
pompa air untuk seluruh liaison ditunjukan pada tabel 2.
Tabel 2 Precedence Relation Pembongkaran Mesin Pompa Air
Liaison Prerequisite Liaison Liaison Prerequisite Liaison
1 11
1 2 12
2 3 12 13
2 4 12,13 14
4 5 15
4,5 6 15 16
7 10 17
7 8 17 18
8 9 18 19
9 10 18 20
6
3.3 Membuat Sequence Diagram
Urutan liaison yang diperoleh, digunakan untuk membuat sequence diagram yang
menggambarkan semua urutan proses disassembly mesin pompa air. Berikut ini
adalah gambaran potongan urutan yang mungkin seperti ditunjukan pada gambar
3.
1 2 3 45 6 7 89 10 11 1213 14 15 1617 18 19 20
1 2 3 45 6 7 89 10 11 12
13 14 15 1617 18 19 20
Gambar 3 Potongan Sequence Diagram Lengkap Mesin Pompa Air
3.4 Proses Winnowing
Dalam melakukan proses winnowing terdapat batasan-batasan berbeda yang
berdasarkan manfaat dari penelitan yaitu meningkatkan nilai produk agar mudah
di daur ulang. Adapun batasan dari proses winnowing adalah pertama menjadikan
liaison 11, dan 15 sebagai constrain dalam melakukan proses pertama
pembongkaran. Selanjutnya untuk batasan yang kedua adalah memasukan liaison
1 dalam proses pembongkaran alternatif 1 dan memasukan liaison 7 dalam proses
pembongkaran alternatif 2 batasan batasan tersebut diperoleh 2 urutan liaison
yang dihasilkan yaitu {L11, L1, L2, L4, L5, L6, L12, L13, L15, L16, L7, L8, L9, L10, L17,
L18, L19, L20, L3, L14}; dan {L15, L16, L7, L8, L9, L10, L17, L1, L2, L4, L5, L6, L12,
L13, L14, L18, L19, L20, L11, L3}.
3.5 Pengolahan Data Arena
Dalam proses pembongkaran mesin pompa air memiliki proses waktu
tertentu, waktu yang diambil atau yang dibutuhkan untuk diolah di dalam
7
sistem simulasi adalah waktu antar proses pembongkaran seb anyak 15 kali.
Berikut data waktu antar pembongkaran.
Tabel 3 Data Waktu Antar Proses Pembongkaran Alternatif 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 Q-E 11 10.78 8.9 10.87 6.86 10.68 9.67 8.98 10.45 8.23 9.36 10.63 7.93 8.22 9.21 9.39
2 M1-A 1 30.89 29.2 28.62 32.76 35.61 33.15 31.45 29.53 30.34 32.35 33.12 33.84 31.53 30.11 34.12
3 A-E 2 0.77 0.61 0.47 0.42 0.47 0.34 0.45 0.33 0.67 0.58 0.89 0.86 0.73 0.72 0.82
4 D-O 4 101.33 111.22 110.24 104.45 105.22 103.29 108.33 100.9 103.29 101.33 110.14 109.26 105.37 102.36 109.89
5 H-O 5 67.45 72.45 69.76 74.67 76.21 68 73.56 71.89 69.89 74.33 72.56 73.56 72.47 68.97 73.45
6 F-O 6 4.8 3.32 2.42 2.3 2.82 3.12 3.67 3.98 3.27 4.11 3.79 4.52 4.79 3.77 4.12
7 K1-E 12 31.45 32.58 30.89 31 35.37 34.56 32.45 33.29 31.67 35.09 33.98 33.26 33.31 33.79 35.44
8 E-T 13 0.67 0.42 0.69 0.69 0.52 0.57 0.45 0.23 0.29 0.64 0.56 0.58 0.71 0.73 0.78
9 P1-I 15 21.1 22.52 23.03 21.88 21.71 22.47 22.34 20.98 20.89 22.67 21.18 22.52 22.87 22.86 23.45
10 I-R 16 0.21 0.22 0.22 0.23 0.21 0.2 0.32 0.23 0.34 0.56 0.63 0.74 0.88 0.78 0.66
11 L1-B 7 26.23 24.36 25.76 24.32 25.92 26.45 25.78 27.45 26.86 25.54 25.33 26.32 27.65 27.1 26.34
12 B-J 8 0.66 0.44 0.56 0.42 0.24 0.25 0.34 0.32 0.78 0.67 0.71 0.61 0.72 0.83 0.67
13 S-C 9 7.66 4.27 6.44 5.56 10.64 8.67 9.89 8.45 8.23 9.21 8.86 9.37 10.26 10.63 11.14
14 C-O 10 4.78 3.86 4.26 4.85 3.32 4.32 3.68 3.56 4.69 4.42 4.39 4.31 4.79 4.44 4.66
15 N1-J 17 35.24 36.61 35.69 34.21 35.83 34.56 36.23 38.56 39.36 34.21 37.83 39.43 39.22 37.4 38.14
16 J-R 18 1.98 2.46 3.29 2.26 1 1.67 1.33 1.47 2.45 3.19 2.81 2.36 3.87 4.11 4.25
17 O-R 19 0.63 0.42 0.73 0.63 0.25 0.36 0..23 0.21 0.56 0.78 0.46 0.49 0.57 0.32 0.43
18 O-J 20 1.6 1.77 1.92 1,66 1.56 1.65 1.56 1.98 1.79 1.87 1.69 2.21 2.49 2.55 2.22
19 G-A 3 0.91 0.5 0.4 0.77 0.66 0.55 0.44 0.23 1.04 0.88 0.58 0.68 0.77 0.75 0.78
20 T-R 14 0.72 0.6 0.76 0.38 0.98 0.79 0.89 0.75 1.09 0.6 0.71 0.82 0.68 0.94 0.88
PembongkaranLiaisonNo
Tabel 4 Data Waktu Antar Proses Pembongkaran Alternatif 2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 P1-I 15 29.57 28.77 28.34 27.86 28.12 30.12 27.59 26.93 27.65 29.66 30.12 28.52 27.59 28.77 28.12
2 I-R 16 0.47 0.62 0.52 0.53 0.49 0.54 0.46 0.63 0.49 0.54 0.47 0.52 0.46 0.62 0.49
3 L1-B 7 24.7 25.42 26.41 25.98 24.79 25.31 24.62 25.3 26.11 25.87 26.11 26.29 24.62 25.42 24.79
4 B-J 8 0.35 0.39 0.42 0.36 0.48 0.4 0.52 0.43 0.48 0.52 0.54 0.54 0.52 0.39 0.48
5 S-C 9 8.06 7.89 8.21 9.11 8.98 8.23 9.2 7.89 6.86 6.22 6.11 7.42 9.2 7.89 8.98
6 C-O 10 7.67 8.42 8.76 9.23 9.1 8.67 8.53 8.4 8.11 7.87 9.14 8.62 8.53 8.42 9.1
7 N1-J 17 36.89 36.19 37.12 35.78 34.82 35.22 34.36 34.56 33.55 32.76 35.12 37.65 34.36 36.19 34.82
8 M1-A 1 33.5 32.15 33.11 32.37 33.58 35.56 36.33 34.5 33.8 34.24 33.67 33.76 36.33 32.15 33.58
9 A-E 2 0.78 0.71 0.69 0.53 0.58 0.5 0.48 0.5 0.63 0.62 0.76 0.53 0.48 0.71 0.58
10 D-O 4 101.73 111.21 115.16 110.87 117.34 114.19 112.56 109.56 110.76 113.61 114.76 115.28 112.56 111.21 117.34
11 H-O 5 68.95 67.21 64.78 68.34 69.24 70.32 70.99 68.83 69.36 65.87 66.23 67.24 67.21 68.83 67.21
12 F-O 6 3.65 4.22 4.39 6.23 7.18 5.45 6.12 5.87 6.14 6.22 7.12 7.2 4.22 5.87 4.22
13 K1-E 12 35.54 36.45 34.87 33.59 34.82 35.21 37.32 36.59 34.23 34.11 35.1 36.21 36.45 36.59 36.45
14 E-T 13 0.61 0.54 0.52 0.54 0.49 0.5 0.5 0.78 0.81 0.67 0.54 0.67 0.54 0.78 0.54
15 T-R 14 3.04 3.45 4.32 4.78 4.86 4.8 4.36 4.39 4.71 4.44 4.19 4.54 3.45 4.39 3.45
16 J-R 18 3.61 4.13 4.74 4.31 4.22 3.9 5.1 4.28 4.17 4.73 4.47 4.65 4.13 4.28 4.13
17 O-R 19 1.73 2.11 1.98 2.15 1.78 1.58 1.85 1.76 1.33 1.18 2.1 2.7 2.11 1.76 2.11
18 O-J 20 3.44 2.89 2.47 3.15 2.73 3.11 3.45 3.87 4.11 3.9 4.32 4.82 2.89 3.87 2.89
19 Q-E 11 6.35 6.54 6.89 7.12 7.16 5.99 5.12 6.23 5.71 6.33 6.86 8.11 6.54 6.23 6.54
20 G-A 3 0.37 0.53 0.39 0.53 0.54 0.54 0.45 0.76 0.53 0.63 0.56 0.65 0.53 0.76 0.53
No LiaisonPembongkaran
Dalam penentuan parameter distribusi setiap proses pembongkaran
dapat menggunakan input analyzer. Data yang akan dimasukan kedalam input
analyzer adalah data waktu antar pembongkaran yang diambil sebanyak 15
kali proses pembongkaran. Berikut ini adalah hasil parameter distribusi dari
input analyzer software Arena.
8
Tabel 5 Distribusi Waktu Proses Antar Pembongkaran Alternatif 1
Distribusi Ekspresion
Q-E 11 BETA 6.45 + 4.55 * BETA(1.48, 0.846)
M1-A 1 BETA 28 + 8 * BETA(1.48, 0.846)
A-E 2 BETA 0.27 + 0.68 * BETA(1.48, 0.846)
D-O 4 BETA 100 + 12 * BETA(1.48, 0.846)
H-O 5 BETA 67 + 10 * BETA(1.48, 0.846)
F-O 6 BETA 2.04 + 2.96 * BETA(1.48, 0.846)
K1-E 12 UNIFORM UNIF(30.4, 35.9)
E-T 13 TRIANGULAR TRIA(0.17, 0.696, 0.84)
P1-I 15 TRIANGULAR TRIA(20.6, 22.8, 23.7)
I-R 16 BETA 0.13 + 0.82 * BETA(0.549, 0.959)
L1-B 7 NORMAL NORM(26.1, 0.945)
B-J 8 BETA 0.18 + 0.71 * BETA(1.17, 1.08)
S-C 9 TRIANGULAR TRIA(4, 10, 11.8)
C-O 10 BETA 3.16 + 1.84 * BETA(1.55, 0.979)
N1-J 17 UNIFORM UNIF(34, 40)
J-R 18 BETA 0.999 + 3.58 * BETA(0.907, 1.17)
O-R 19 NORMAL NORM(0.442, 0.202)
O-J 20 UNIFORM UNIF(0.999, 2)
G-A 3 TRIANGULAR TRIA(0.14, 0.833, 1.13)
T-R 14 NORMAL NORM(0.773, 0.169)
Liaison
Tabel 6 Distribusi Waktu Proses Antar Pembogkaran Alternatif 2
Distribusi Ekspresion
P1-I 15 LOGNORMAL 26.6 + LOGN(1.97, 1.32)
I-R 16 LOGNORMAL 0.44 + LOGN(0.0849, 0.0711)
L1-B 7 BETA 24.4 + 2.15 * BETA(0.833, 0.941)
B-J 8 BETA 0.33 + 0.23 * BETA(1.06, 0.892)
S-C 9 BETA 6 + 3.51 * BETA(1.09, 0.808)
C-O 10 BETA 7.51 + 1.88 * BETA(1.76, 1.35)
N1-J 17 BETA 32.3 + 5.73 * BETA(1.84, 1.65)
J-R 18 ERLANG 3.46 + ERLA(0.173, 5)
M1-A 1 ERLANG 32 + ERLA(0.954, 2)
A-E 2 BETA 0.44 + 0.37 * BETA(0.959, 1.19)
D-O 4 BETA 101 + 17 * BETA(2.25, 1.06)
H-O 5 TRIANGULAR TRIA(64.2, 69, 71)
F-O 6 BETA 3.29 + 4.27 * BETA(1.5, 1.28)
K1-E 12 TRIANGULAR TRIA(33.2, 36.4, 37.7)
E-T 13 LOGNORMAL 0.45 + LOGN(0.152, 0.123)
T-R 14 TRIANGULAR TRIA(3, 4.63, 5)
O-R 19 NORMAL NORM(1.88, 0.357)
O-J 20 TRIANGULAR TRIA(2.23, 3.06, 5)
Q-E 11 WEIBUL 5 + WEIB(1.69, 2.28)
G-A 3 TRIANGULAR TRIA(0.33, 0.565, 0.8)
Liaison
Untuk dapat mengetahui waktu yang diperoleh pada saat melakukan
pembongkaran mesin pompa air dengan menggunakan alternatif yang
dihasilkan dari liaison diagram. Maka terlebih dahulu membuat suatu model
sistem pembongkaran mesin pompa air
9
start bongkar Liaison QE Liaison M1A Liaison AE Liaison DO
Liaison HO Liaison FO Liaison KE Liaison ET
Liaison PI Liaison IR Liaison L1B Liaison BJ
Liaison SC Liaison CO Liaison N1J Liaison JR
Liaison OR Liaison OJ Liaison GA LiaisonTR finish
0 0 0 0 0
0 0 0 0
0 0 0 0
0 0 0 0
0 0 0 00
Gambar 4 Model Simulasi Alternatif 1
start bongkar Liaison 15 Liaison 16 Liaison 7 Liaison 8
Liaison 9 Liaison 10 Liaison 17 Liaison 18
Liaison 1 Liaison 2 Liaison 4 Liaison 5
Liaison 6 Liaison 12 Liaison 13 Liaison 14
Liaison 19 Liaison 20 Liaison 11 Liaison 3 finish
0 0 0 0 0
0 0 0 0
0 0 0 0
0 0 0 0
0 0 0 00
Gambar 5 Model Simulasi Alternatif 2
Dari sistem pemboongkaran mesin pompa air diperolehlah dua
alternatif yang berbeda-beda, dari kedua alternatif tersebut maka dapat
dibandikan dengan urutan proses disassembly yang digunakan yang
digunakan oleh kalangan masyarakat umum yaitu 479.46 detik. Maka dilihat
waktu yang digunakan pada kalangan masyarakat pada umumnya lebih besar
dengan tingkat efisiensi untuk alternatif 1 sebesar 23,37% lebih, sedangkan
untuk alternatif 2 waktu yang diperlukan lebih cepat dengan efisiensi waktu
sebesar 19.42% lebih cepat. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi
kecepatan seseorang operator dalam melakukan pembongkaran mesin pompa
air, hal tersebut antara lain adalah tools yang digunakan lebih kompleks dan
lengkap, serta skills operator yang telah terbiasa melakukan pembongkar
mesin pompa air, dan tingkat ergonomi operator pada saat melakukan
percobaan.
10
4. PENUTUP
Pada proses penentuan disassembly mesin pompa air menghasilkan antara 19 dan
190 liaison, dari banyaknya semua gambaran urutan pembongkaran yang
mungkin diaplikasikan. Dengan melalui proses winnowing maka didapatkan
urutan pembongkaran yang fisibel yang dapat dijadikan pertimbangan dalam
melakukan proses disassembly mesin pompa air. Berdasarkan alternatif 1 dan
alternatif 2 yang telah diuji dengan model simulasi Arena, maka diperoleh VA
time untuk alternatif 1 sebesar 367.38 detik, dan untuk anternatif 2 sebesar 386.32
detik. Dari waktu yang telah diperoleh dapat dilihat perbedaan selisih waktu 18.94
detik, hal ini dikarenakan dalam melakukan proses disassembly mesin pompa air
memiliki proses yang berbeda tahapannya.
DAFTAR PUSTAKA
Kara, S., Pornprasitpol, P., dan Kaebernick, H. 2005. A Selective Disassembly
Methodology for End-of-life Products, Assembly Automation, 25/2.
Nursanti, Ida. 2014. Penentuan Urutan Perakitan Produk Dengan Liaison-
Sequence Analysis. Seminar Nasional IENACO UMS.
Srinivisan, H., Shyamsundar, N. and Gadh, R., A framework for virtual
disassembly analysis. J. Intelligent Manufacturing, 1997, 8, 277–295.
Software Arena versi 10.0, Altiok, Tayfur and Benjamin Melamed. Simulation
Modeling and Analysis with ARENA.
Whitney, D.E. 2004. Mechanical Assemblies: Their Design, Manufacture, and
Role in Product Development. Oxford University Press.