Penentuan Kebijakan Pembiayaan Kesehatan di …...1 Penentuan Kebijakan Pembiayaan Kesehatan di...

37
Penentuan Kebijakan Pembiayaan Kesehatan di Indonesia (Pusat dan Daerah) Disampaikan pada Simposium Nasional ISMKMI Kaltim. 20 Mei 2010 Oleh; Dr. Sumarjati Arjoso, SKM Wakil Ketua Komisi IX DPR RI

Transcript of Penentuan Kebijakan Pembiayaan Kesehatan di …...1 Penentuan Kebijakan Pembiayaan Kesehatan di...

1

Penentuan Kebijakan PembiayaanKesehatan di Indonesia

(Pusat dan Daerah)

Disampaikan pada Simposium Nasional ISMKMIKaltim. 20 Mei 2010

Oleh;Dr. Sumarjati Arjoso, SKM

Wakil Ketua Komisi IX DPR RI

Amanat Konstitusi Pembukaan UUD 1945

“…kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintah NegaraIndonesia yang melindungi segenap Bangsa Indonesia dan seluruh tumpahdarah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umummencerdaskan kehidupan bangsa serta dengan mewujudkan suatukeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”.

UUD 1945 - Pasal 27; 2 “ Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan danpenghidupan yang layak bagi kemanusiaan”.- Pasal 28 H;1 ”...setiap penduduk berhak atas pelayanan kesehatan”.- Pasal 34; @1 “Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara”.@2 “Negara mengembangkan sistem jam sos bagi seluruh rakyat…”.@3 “ Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayan

kesehatan dan pelayanan umum yang layak”

ANALISIS SITUASI PEMBIAYAAN

KESEHATAN DI INDONESIA

TUJUAN :

Pembiayaan kesehatan bertujuan untuk penyediaan pembiayaan kesehatan yang berkesinambungan dengan jumlah yang mencukupi, teralokasi secara adil, dan termanfaatkan secara berhasil guna dan berdaya guna untuk menjaminterselenggaranya pembangunan kesehatan agar meningkatkan derajatkesehatan masyarakat setinggi-tingginya.

SUMBER PEMBIAYAAN:

• Pemerintah Pusat: min. 5% APBN di luar gaji.• Pemerintah Daerah (Provinsi & Kab./Kota): min. 10% APBD di luar gaji. Sumber pembiayaan dari Pemerintah & Pemerintah Daerah diprioritaskan

untuk kepentingan pelayanan publik min. 2/3 (dua pertiga) dari anggarankesehatan dalam APBN dan APBD, terutama bagi penduduk miskin, kelompok lanjut usia, dan anak terlantar.

• Swasta: dimobilisasi melalui sistem jaminan sosial nasional dan/atauasuransi kesehatan komersial.

Pembiayaan Kesehatan(UU No.36/2009)

4

Anggaran Kesehatan di Indonesia

ANGGARAN PROMOTIF & PREVENTIF >< KURATIF & REHABILITATIF

1 >< 3 (SOEHADI, 2008)

Proses/ Mekanisme PenyusunanAnggaran di Indonesia

Dipengaruhi oleh:

1. Proses Politik Rancangan rencana pembangunanpembangunan hasil proses politik (janji-janji saatpemilu)

2. Proses TeknokratikRencana dilakukan olehperencana profesional

3. Proses Partisipatif melibatkan masyarakat(Musrenbang)

4. Proses Bottom-up dan Top-down Perencanaanyang aliran prosesnya dari atas kebawah atausebaliknya

Melalui Angg K/L

BelanjaPemerintahPusat

TransferkeDaerah

DaerahPemerintah PusatAlur APBN ke Daerah

Dana Vertikal di Daerah

BELANJA

Mendanai kewenangandi luar 6 Urusan

Mendanai kewenangan6 Urusan

MelaluiAngg Non K/L

• Dana Dekonsentrasi• Dana Tugas Pembantuan

• DUB PNPM, BOS, Jamkesmas

Subsidi dan BLT

APBN

PENDAPATAN

• Dana Perimbangan• Dana Otsus & Penyesuaian• Hibah

APBD

7

DAU

DAK

DANA DEKONSENTRASI

ANGGARAN PUSAT

BANSOS

Provinsi

Kabupaten/ Kota

PAD

APBD

TP

DBHAnggaran Perimbangan

SITUASI PEMBIAYAN KES. DAERAH

MASALAH PEMBIAYAAN KESEHATAN

Masalah KlasikPembiayaan kesehatan di Indonesia

Anggarannya Kecil

Disalokasi dana operasional kecil, lebih untukkuratif

Terlambat turun/ sampai ke daerah.

Bocormark up dan korupsi

Tidak terserap sepenuhnya

IniFaktanya…

Pembiayaan Kes yg non-prioritas & konstan kecil terus

Anggaran Kes meningkattapi kecil

Bagaimana denganmasalah

pembiayaan kesehatandi daerah??

TEMA SEMINAR NASIONAL:PENINGKATAN TRANSPARANSI DAN

AKUNTABILITAS KEUANGAN NEGARA DANDAERAH MELALUI PENGEMBANGANKAPASITAS SUMBER DAYA MANUSIAPEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIAJAKARTA, 22 JULI 2009

1TOPIK:KEBIJAKAN DEPARTEMEN DALAM NEGERIDALAM MEWUJUDKAN PENINGKATAN

KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIAJAKARTA, 22 JULI 2009

2

TUJUAN KEBIJAKANDESENTRALISASI DANOTONOMI DAERAH

SALAH SATU PRASYARATKEMAMPUAN

PEMERINTAH DAERAH

MENINGKATKANKESEJAHTERAANMASYARAKAT

KEMAMPUANPENGELOLAAN KEUANGANDAERAH

PERENCANAAN DANPENGANGGARAN;PELAKSANAN DANPENATAUSAHAAN;PELAPORAN DANPERTANGGUNG-PERTANGGUNG-JAWABAN;PENGENDALIAN DANPENGAWASAN.

3SYMPTOM PERMASALAHANKETERBATASAN SDMAPARATUR BIDANGKEUANGAN DAERAH

KETERLAMBATANPENYUSUNAN LKPD

KESEJAHTERAANDAN KINERJA PNS

RENDAH

MASALAH ASETDAN NERACA(TERUTAMADAERAH

PEMEKARAN)

KUALITAS LKPDSEMAKINMENURUN

KETERLAMBATANPENETAPAN

APBD

PERAN PROVINSIBELUM OPTIMAL

PENYERAPANAPBD YANGRENDAH

4PERBANDINGAN OPINI LKPD

(WTP & TMP) TAHUN 2004 & 2007706050403020100WTPTMP17372004200758• WTP pada tahun 2004

ada 17 daerah. Tahun2007 menjadi 3daerah.

Disclaimer pada 2004 ada 7daerah, meningkatmenjadi 58 laporan padatahun 2007.

5

2004

2007

17

37

5870

60

30

20

10

0

50

40

WTP TMP

WTP (Wajar TanpaPengecualian) pada tahun2004 ada 17 daerah. Tahun2007 menjadi 3daerah

Disclaimer / TMP (TidakMemberikan Pandangan) pada2004 ada 7daerah, meningkatmenjadi 58 laporan padatahun 2007.

PERBANDINGAN OPINI LKPD(WTP & TMP) TAHUN 2004 & 2007(Mendagri, Juli 2009)

Masalah pembiayaan kesehatan secara umum sebagai berikut :

Dana dekonsentrasi meningkat tinggi (problem sering terlambat)

DAK terbatas pemakaiannya

Daerah kekurangan anggaran operasional

Rendahnya pengeluaran kesehatan oleh APBD, dan bertumpu pada APBN (dana dekonsentrasi) menunjukkan adanya gejala tidak adanya ownership pemerintah daerah tentang program kesehatan.

Fasilitas pelayanan kesehatan sebagai sumber PAD

Kabupaten miskin dan kabupaten kaya masih dianggap sama.

DAU

* 60% - 80% utk bayar gaji * Juga utk dana pendamping DAK

DAK* Hanya utk fisik * Atas dasar usulan daerah * Tapi dlm praktek ditentukan pusat * pengaruhi pemanfaatan DAU

BANSOS

* Dialokasikan utk Jamkesmas/Jamkesda * Bukan premi

DANA DEKON

* Dana pusat & propinsi, bukan daerah * Dikelola oleh pusat & propinsi * Utk pelatihan, kordinasi, kdng2 belanja fisik * Mempengaruhi kegiatan rutin daerah

PAD

* Pajak daerah & pendapatan lain* Jmlnya kecil disebagian besar daerah* 2 – 10% dari total APBA * Komplementer DAU

Kekurangan anggaran operasional Ineffective, slow progress in Tb, malaria, dhf, malnutrition & re-emerging diseases, etc Kecenderungan utk belanja fisik, Heavy spending for hospital In-efisiensi teknis

Mengancam pencapaitan target pemb.

Kes.nasional/MDGs

MASALAH DLM DESENTRALISASI FISKAL

TP * Untuk belanja fisik

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Pembiayaan Kes diSuatu Daerah

Faktor-Faktor yang MempengaruhiPembiayaan Kes di Suatu Daerah

(Harmana, 2006) Kemampuan perencanaan, terdiri dari:

- Komitmen daerah

- Kemampuan advokasi

- Keseimbangan alokasi antara mata anggaran

- Skala prioritas masalah kesehatan

- Intervensi program

Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Dana Perimbangan

Lain-lain pendapatan yang sah

Informasi alur pembiayaan

PerlunyaRestorasi

PembiayaanKesehatan

Perlunya restorasipembiayaan kesehatan

Menjalankan amanat UUD 45

Anggaran Kesehatan harus di tingkatkan sesuai dengan amanah UU Kes no 36 th 2009, yaitu 5 % APBN dan 10% APBD.

Alokasi anggaran kesehatan harus tepat sasaran dan ketepatan waktu hrs mnjadi aspek yg diperhatikan.

Monitoring anggaran sehingga tdk bocor/korupsi

Alokasi pemerintah pusat perlu memperhatikan situasi fiskal daerah

Diperlukan restorasipembiayaan kesehatan

Pemerintah pusat perlu mendukung berbagai daerah yang terbukti tidak mampu atau sulit mencapai standar pelayanan minimal yang ditetapkan oleh bangsa.

Daerah yang mempunyai kekuatan fiscal tinggi dan masyarakatnya mampu, diharapkan lebih mendanai sektor kesehatan.

pemerintah pusat diharapkan lebih membantu dalam hal pembinaan teknis atau dukungan peraturan yang dibutuhkan.

PeranLegislatif

Peran legislatif

Fungsi Legislasi

Fungsi Pengawasan

Fungsi Anggaran- Setiap tahun Komisi IX DPR RI berkoordinasidengan Kementrian Kesehatan untuk menyusunanggaran kesehatan.

- Kesepakatan di Komisi IX diperjuangkan olehPanitia anggaran komisi IX ke Badan AnggaranDPR RI.

Kebijakan Kesehatan TermasukAlokasi Anggaran Harus

Berbasis Data (evidence based policy making)

Kebijakan Kesehatan

Kebijakan Kesehatan sangat penting, karena : Kesehatan merupakan Hak Asasi Manusia Keputusan kebijakan kesehatan melibatkan

hidup dan matinya manusia Kebijakan kesehatan merupakan bagian dari

aspek institusi , kekuasaan dan politik yang mempengaruhi masyarakat lokal, nasional, dan internasional.

Evidence for policy making

Any information that helps turn a department’s strategic priorities and other objectives into something concrete, manageable and achievable.

Evidence refers to more than just hard facts and figures:it includes judgments, opinions and beliefs, research, data generation, and analysis.

Good evidence-based policy making: policies derived from robust evidence used well.

Shaxson (2005)

Data Riset Bahan untukevidence based policy

making JENIS DATA RISET/SURVAI DI INDONESIA DENGAN SKALA NASIONAL :

SUSENAS: NASIONAL, PROVINSI, KABUPATEN

SDKI: NASIONAL SKRT:NASIONAL SURKESNAS:NASIONAL PODES:NASIONAL, PROVINSI, KABUPATEN RISKESDAS: NASIONAL, PROVINSI,

KABUPATEN

Data Riset Bahan untuk evidence based policy making

Data riset untuk advokasi kebijakan kesehatan Saat ini sudah banyak data kesehatan yang tersebar

(termasuk data di website tentang Kebijakan Kesehatan) data – data tersebut perlu di kumpulkan, di olah, dan di jadikan bahan advokasi kepada :

1. Pengambil Keputusan Eksekutif.2. DPR/ DPRD.3. Media Massa untuk mendapatkan public opinion

agar mendapat perhatian para pengambil keputusan.

4. NGO termasuk profesi kesehatan

Lembaga pemerintahan harus mulaimelihat dampak sebuah kebijakanterhadap masyarakat, bukan sekedar laporan akhir…

Bahan refleksi:Catatan Akhir Direktorat di Kementrian Kesehatanprogram sudah berjalan baik, namun realitanyaAKI & AKB masih tinggi Artinya ada persoalanserius mengenai kebijakan kesehatan yang dibuat.

Implementasi SJSN sebagai sebuah

solusi pembiayaankesehatan!

L o g o

www.themegallery.com Company Logo

Jaminan Sosial di Bidang Kesehatan

Jaminan sosial adalah Program Negara untukmemberikan perlindungan dasar kepada seluruh rakyatIndonesia(Amanat Pasal 28-H dan Pasal 34 UUD 1945 )

Diwujudkan melalui Undang - Undang No. 40 Tahun2004 tentang SJSN.

L o g o

www.themegallery.com Company Logo

SISTEM JAMINAN SOSIAL NASIONAL

Suatu tata carapenyelenggaraanprogram jaminansosial olehbeberapa badanpenyelenggarajaminan sosial(Pasal 1 butir 2)

Perpaduan antaraprogram asuransisosial danbantuan sosial(Pasal 13 & 14)

Pendekatan dalampenyelenggaraan SJSNmengacu pada asuransisosial(Pasal 19, 29, 35, 39 , 43)

Perkembangan SJSN

• SJSN telah diundangkan lima tahun yang lalu melalui Undang-UndangNomor 40 Tahun 2004

• SJSN belum bisa dijalankan tanpa adanya Badan Pelaksana JaminanSosial yang disahkan oleh undang-undang

• 4 BUMN yang kini menyelenggarakan asuransi sosial, yaitu PT Jamsostek, PT Askes, PT Asabri, dan PT Taspen belum bisamengemban fungsi sebagai BPJS tidak sesuai dengan SJSN karenamerupakan BUMN berbentuk persero.

Permasalahannya Adalah:

Apakah sudah siap BPJS-BPJS bermutasi memenuhi prinsip2 SJSN?? ASKES, JAMSOSTEK, ASABRI dan TASPEN wajib menyesuaikandiri (karena saat ini masih dalam UU BUMN).

Khusus Bidang Kesehatansudah siapkah fasilitas-fasilitas kesehatan memberikan pelayanansesuai SPM atau standar pelayanan medis yang berkualitas (masalahSDM dll)

Ex; Nirlabakonsekuensi:1. Ada Wali Amanah2. Bersedia menjadikan sisa dana/surplus dimanfaatkan untukpengembangan program dan kepuasan peserta

Esensi SJSN Di Bidang Kesehatan

Semua penduduk RI mendapatkan pelayanan kesehatan yang memadaiketika sakit, kapanpun, dimanapun, diseluruh tanah air.Mari kita dukung upaya implementasinya,Demi Peningkatan Kesejahteraan Rakyat!!!

Prinsip Universal Coverage Cross Subsisdi:- Yang lebih mampu membayar iuran membantu yang kurang mampu.- Yang miskin atau kurang mampu iuran dibayar pemerintah

TERIMA KASIHAtas Perhatian Anda…