penentuan daerah dengan AHP

11
Laporan Hasil Analisis Penentuan Lokasi Bandar Udara Kota Semarang BAB IV HASIL DAN ANALISIS IV.1. Hasil Kelompok I IV-1

description

PENENTUAN DAERAH PEMBANGUNAN BENDUNGAN DENGAN PEMBOBOTAN

Transcript of penentuan daerah dengan AHP

Page 1: penentuan daerah dengan AHP

Laporan Hasil Analisis Penentuan Lokasi Bandar Udara Kota Semarang

BAB IV

HASIL DAN ANALISIS

IV.1. Hasil

IV.2. Analisis Karakteristik Fisik Kota Semarang

Kelompok I IV-1

Page 2: penentuan daerah dengan AHP

Laporan Hasil Analisis Penentuan Lokasi Bandar Udara Kota Semarang

IV.2.1. Pemanfaatan lahan kota Semarang

Gambar 4.1 Peta Pemanfaatan Lahan Kota Semarang

Dalam penentuan lokasi rencana pembangunan Bendungan di suatu kota harus

mempertimbangkan bagaimana pemanfaatan lahan di kota tersebut. Karena dalam penentuan

lokasi Bendungan juga memperhatikan karakter wilayahnya. Lahan pemukiman yang

merupakan daerah tempat tinggal penduduk sangat dihindari untuk dijadikan lokasi

Bendungan.

Begitu pun tanah pertanian, yang memiliki banyak manfaat bagi manusia dalam

konteks pangan. Sehingga, pengalihan pemanfaatan lahan pertanian bisa mengancam

kehidupan manusia. Perhutanan yang merupakan paru – paru dunia juga memiliki fungsi vital

bagi kehidupan. Jadi, pengurangan kuantitas hutan yang berlebihan juga akan berdampak

buruk bagi manusia.

Sedang lahan terbuka merupakan lokasi yang paling cocok untuk dijadikan lokasi

Bendungan karena disamping pemanfaatannya oleh manusia yang tidak terlalu besar,

keberadaannya masih memungkinkan untuk di eksplorasi menjadi suatu daerah baru yang

memiliki manfaat bagi manusia.

Dikota semarang, jumlah lahan terbuka (warna merah pada peta landuse) sangat

sedikit sekali, hanya beberapa bagian di kecamatan Banyumanik, pelosok kecamatan

Tembalang, kecamatan Mijen, dan beberapa bagian kecil di kecamatan Gunung Pati, Tugu,

Semarang Barat, Semarang Timur dan Genuk.

Kelompok I IV-2

Page 3: penentuan daerah dengan AHP

Laporan Hasil Analisis Penentuan Lokasi Bandar Udara Kota Semarang

Sedang daerah lain seperti kecamatan Semarang Tengah, Barat, Timur, Utara, Selatan,

Gajah Mungkur, Candisari, Pedurungan, Genuk, Banyumanik, dan Tembalang sudah penuh

dengan pemukiman penduduk. Untuk basis tanah pertanahan di kota Semarang berada di

Kecamatan Mijen, Ngaliyan, Tugu, dan Gunung Pati serta sebagian kecamatan Banyumanik,

Tembalang, Pedurungan dan Genuk.

Seperti daerah perkotaan lain di Indonesia, kota semarang juga sedikit sekali memiliki

daerah perhutanan. Kawasan perhutanan di kota semarang hanya tinggal beberapa petak

seperti di kecamatan Mijen dan Ngaliyan.

IV.2.2. Jenis Tanah di Kota Semarang

Gambar 4.2 Peta Jenis Tanah

Dalam menentukan lokasi Bendungan harus mempertimbangkan jenis tanah dimana

jenis tanah yang paling baik adalah jenis tanah regosol dan grumusol. Regosol sangat bagus

digunakan karena tanah ini merupakan endapan abu vulkanik baru yang memiliki butir kasar.

Penyebaran terutama pada daerah lereng gunung api. Sehingga tanah ini stabil.

Sedangkan Grumusol juga bagus tanahnya karena jenis ini berasal dari batu kapur, batuan

lempung, tersebar di daerah iklim subhumid atau subarid, dan curah hujan kurang dari 2.500

mm/tahun. Sehingga tanah ini lumayan stabil. Bisa juga jenis tanah mediteran masih cocok

untuk pembentukan Bendungan sebab tanah jenis ini berasal dari batuan kapur keras

(limestone). Penyebaran di daerah beriklim subhumid, topografi karst dan lereng vulkan

Kelompok I IV-3

Page 4: penentuan daerah dengan AHP

Laporan Hasil Analisis Penentuan Lokasi Bandar Udara Kota Semarang

dengan ketinggian di bawah 400 m. Warna tanah cokelat hingga merah. Khusus tanah

mediteran merah kuning di daerah topografi karst disebut ”Terra Rossa”.

Daerah yang saat ini cocok digunakan untuk jenis tanah ini adalah kecamatan

Gunungpati, Mijen, Ngaliyan dan Tembalang karena jenis tanahnya dalam kondisi yang bisa

dikatakan masih stabil.

IV.2.3. Kemiringan Lereng di kota Semarang

Gambar 4.5 Peta Kemiringan Lereng

Dalam menentukan lokasi Bendungan salah satunya harus mempertimbangkan

kemiringan lereng karena kemiringan lereng sangat mempengaruhi posisi pembangunan

Bendungan, karena tempat mendarat juga tempat mendaratnya sebuah pesawat. Kemiringan

lereng yang baik untuk perencanaan Bendungan, harus memperhitungkan kedataran dan

kekuatan tanah terhadap ancaman erosi tanah yang disebabkan oleh hujan lebat yang sering

melanda Kota Semarang kapasitas dan jumlah kendaraan yang akan akan melalui jalan

tersebut sehingga dapat diantisipasi sejak awal kemungkinan terjadinya kerusakan jalan dan

kemacetan.

Menurut Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara No. SKEP/77/VI/2005

tentang Persyaratan Teknis Pengoperasian Fasilitas Teknik Bendungan, pada penentuan

fasilitas landas pacu, pembentukan RESA ( Runway End Safety Area) adalah suatu daerah

simetris yang merupakan perpanjangan dari garis tengah landas pacu dan membatasi bagian

ujung runway yang ditujukan untuk mengurangi resikp kerusakan pesawat yang sedang

menjauhi atau mendekati landas pacu saat melakukan kegiatan pendaratan maupun lepas

Kelompok I IV-4

Page 5: penentuan daerah dengan AHP

Laporan Hasil Analisis Penentuan Lokasi Bandar Udara Kota Semarang

landas. Aspek yang diperhatikan dalam penilaian kelayakan operasional meliputi dimension

(panjang dan lebar), kemiringan memanjang (Longitudinal slope), kemiringan melintang

(Transverse Slope), jenis perkerasan (Surface Type), dan kekuatan (Strength).

Sehingga terlihat jelas bahwa kemiringan lereng sangat mempengaruhi pembangunan fasilitas

Bendungan sendiri. Dan kemiringan lereng yang baik untuk pembangunan Bendungan adalah

kemiringan lereng dengan persentase kemiringan yang sangat kecil sebagai contoh adalah

kemiringan 0-2 %.

Dari hasil studi penentuan lokasi Bendungan di Kota Semarang terlihat dari

kemiringan lereng diatas dapat disimpulkan bahwa daerah yang cocok digunakan untuk

perencanaan pembangunan Bendungan adalah di Kecamatan Semarang Utara, Gayamsari dan

Candisari. Lokasi tersebut terpilih karena di daerah tersebut masih memiliki area atau

kawasan yang sangat datar untuk pembangunan fasilitas Bendungan.

IV.2.4. Karakteristik Pusat Kota Semarang

Gambar 4.6 Peta Hasil Buffer Pusat Kota

Dalam perencanaan pembuatan Bendungan salah satu aspek yang perlu diperhatikan

ialah jarak lokasi Bendungan dengan pusat kota. Hal tersebut dikarenakan pusat kota

merupakan kawasan ramai penduduk dan sebagai pusat aktivitas masyarakat.

Faktor keamanan juga menjadi salah satu pertimbangan, dengan asumsi terjadi sebuah

kebocoran di kawasan Bendungan, maka akan menimbulkan korban yang lebih banyak jika

Bendungan di bangun di dekat kawasan pusat kota. Jadi, lokasi Bendungan jangan terlalu

dekat dan jangan terlalu jauh dari pusat suatu kota, jika terlalu jauh fungsi utama dari

Bendungan akan menjadi tidak terpenuhi yaitu sebagai akses penghubung antar daerah. Dari

Kelompok I IV-5

Page 6: penentuan daerah dengan AHP

Laporan Hasil Analisis Penentuan Lokasi Bandar Udara Kota Semarang

peta diatas wilayah yang direkomendasikan ialah yang berwarna biru yang beradius lebih dari

6 Km dari pusat kota.

Di Kota Semarang pusat kota terletak di kawasan simpang lima, baik pusat ekonomi

maupun pemerintahan. Warna merah pada peta diatas menunjukkan daerah kategori pertama

yang beradius 3 Km dari pusat kota. Kawasan tersebut meliputi kecamatan Semarang Utara,

Tengah, Selatan, Barat, dan Timur. Sedangkan warna ungu merupakan kategori kedua yang

berjarak 3 - 6 Km dari pusat kota, kawasan tersebut meliputi kecamatan Gayamsari,

Gajahmungkur, Candisari, Pedurungan, sebagian wilayah Semarang Barat dan Semarang

Utara, serta Banyumanik, Tembalang dan Genuk.

Kawasan kategori warna biru merupakan kategori ketiga dengan radius 6-9 Km dari

pusat kota, meliputi kecamatan Genuk, Pedurungan, Tembalang, Banyumanik, Ngaliyan dan

sebagian kecil kecamatan Tugu dan Gunung Pati. Dan yang terakhir adalah kategori keempat

yang beradius lebih dari 9 Km dari pusat kota Semarang, yang meliputi kecamatan Tugu,

Mijen, Ngaliyan, Gunung Pati, Banyumanik, Tembalang serta sebagian kecil kecamatan

Genuk dan Pedurungan.

IV.2.5. Zonasi Prioritas Lokasi Bendungan

Kelompok I IV-6

Page 7: penentuan daerah dengan AHP

Laporan Hasil Analisis Penentuan Lokasi Bandar Udara Kota Semarang

Gambar 4.7 Peta Hasil Overlay Kelima Peta

Setelah kelima peta telah diOverlay dan diklasifikasikan dengan klasifikasi yang baru,

ternyata telihat bahwa dari peta tersebut daerah Tugu yang merupakan tempat berdirinya

Bendungan Ahmad Yani, Semarang yang sekarang ini mempunyai kecocokan kriteria

pembangunan Bendungan sesuai dengan klasifikasi yang telah dibuat oleh kelompok satu.

Namun jika dilihat dari peta hasil Overlay kelima peta yang digunakan sebagai data dasar,

terlihat bahwa daerah yang mempunyai kriteria sangat cocok adalah daerah Gunung Pati,

sebab dilihat dari segi land use, jenis tanah, Buffer jalan utama dan sungai utama, Gunung Pati

memiliki kriteria yang sangat memenuhi yaitu dari segi land use tanahnya masih banyak yang

kosong, jenis tanahnya adalah tanah regosol dan sebagian latosol, Buffer jalan utama jauh dari

jalan utama dan sungai utama. Namun untuk kategori kelerengannya, Gunung Pati termasuk

daerah yang tidak memenuhi kriteria sebab tidak begitu datar (2-15%).

IV.2.6. Peta Daerah Pilihan Bendungan

Gambar 4.9 Peta Hasil Overlay Kelima Peta yang Digabungkan dengan Peta Kepadatan Penduduk

Kelompok I IV-7

Page 8: penentuan daerah dengan AHP

Laporan Hasil Analisis Penentuan Lokasi Bandar Udara Kota Semarang

Pada peta di atas, lebih disempurnakan lagi untuk penentuan lokasi Bendungan yang

menjadi prioritas utama berada di daerah kecamatan tugu, sedangkan daerah perbatasan

kecematan mijen dan gunungpati merupakan prioritas kedua untuk penentuan lokasi

Bendungan, dan sisanya bukan prioritas dari penetapan lokasi Bendungan.

Karena Dilihat dari peta hasil Overlay daerah yang sangat cocok adalah derah Gunung

Pati sebab dilihat dari segi land use, jenis tanah, Buffer jalan utama dan sungai utama, Gunung

Pati memiliki kriteria yang sangat memenuhi yaitu dari segi land use tanahnya masih banyak

yang kosong, jenis tanahnya adalah tanah regosol dan sebagian latosol, Buffer jalan utama

jauh dari jalan utama dan sungai utama. Namun untuk kategori kelerengannya, Gunung Pati

termasuk daerah yang tidak memenuhi kriteria sebab tidak begitu datar (2-15%).

Setelah mendapat daerah yang cocok, hal yang harus diperhatikan adalah kepadatan

penduduk. Ternyata daerah Tugu dan Gunung Pati tingkat kepadatan penduduknya rendah

dan dari pusat Kota Semarang cukup jauh 6-9 km sehingga dapat diketahui daerah Prioritas

untuk Lokasi Bendungan yaitu daerah Kecamatan Tugu dan Gunung Pati.

Daerah Prioritas yang didapat juga harus memperhatikan luas dimensi Bendungan,

Walaupun daerahnya cocok namun jika luasnya tidak memenuhi untuk lokasi Bendungan

maka daerah yang cocok menjadi tidak cocok.

Kelompok I IV-8