Penempatan Elektrode EEG
-
Upload
isnawan-widyayanto -
Category
Documents
-
view
114 -
download
11
Transcript of Penempatan Elektrode EEG
Penempatan Elektrode EEG menggunakan 10-20 system
Penempatan elektrode menggunakan 10-20 system ditetapkan pada Kongres
Internasional EEG ke empat pada tahun 1957.
Prinsip dasar:
Penempatan elektroda ditentukan berdasarkan pengukuran melalui marka standard
tulang tengkorak
Penempatan elektroda harus meliputi semua bagian kepala
Penentuan posisi menggunakan istilah anatomis otak (frontal, parietal, temporal,
oksipital)
Masing masing elektroda mempunyai singkatan standard berdasarkan lokasi pada
area otak (F, T, P, O)
Digunakan nomor ganjil untuk elektroda yang terletak di kiri, dan nomor genap
untuk bagian kanan kepala
Peralatan Pengukuran:
Pita pengukur dalam satuan milimeter, pita jangan terlalu lebar (<5mm)
Pinsil penanda kulit nontoksic dengan ujung yang agak lancip, dengan 2 warna yang
menyolok
Penjepit rambut/karet
Teknik Pengukuran:
Langkah I
Buat garis ‘imaginer’ dari nasion- puncak kepala - inion
10% dari jarak total nasion-inion merupakan bidang frontal polar (Fp)
Selanjutnya dilakukan penandaan transversal masing masing 20% dari jarak
nasion-inion sampai tinggal tersisa 10% dari jarak total
Garis garis ini akan menjadi bidang frontal, sentral (pada titik 50%), parietal dan
oksipital
Langkah II
Buat garis ‘imaginer’ antar preaurikuler kiri dan kanan, melalui bidang sentral
10% dari jarak ini diatas titik preaurikuler kiri menjadi bidang sirkumferensial kiri
20% diatas bidang sirkumferensial kiri akan menjadi bidang parasagital kiri
20% diatas bidang parasagital kiri akan menjadi bidang sentral yang memotong
bidang sagital (Cz)
Langkah III
Untuk penempatan elektroda pada bidang sagital
Ujung pita ukur diletakan pada nasion dan inion melalui Cz, didapat Fz & Pz
Titik temu garis ini dengan bidang horizontal akan menentukan Fpz dan Oz
Langkah IV
Pita pengukur diletakan pada Fpz-Oz melalui garis sirkumferensial kiri
10% jarak total merupakan calon lokasi fronto polar kiri (Fp1)
20% jarak Fpz-Oz dilateral Fp1 merupakan calon lokasi frontal kiri (F7)
20% lateral F7 merupakan lokasi mid temporal kiri (T3)
20% lateral T3 calon lokasi posterior temporal kiri (T5)
20% lateral T5 merupakan calon lokasi oksipital kiri (O1)
Sisa yang 10% akan kembali ke titik Oz
Langkah V
Sama dengan langkah IV untuk belahan kepala bagian kanan, sehingga didapat
T4
Langkah VI
Pita pengukur diletakan pada Fpz-T3-Oz
Garis sirkumferensial yang menyilang bidang Fp dan F akan menentukan posisi
FP1 , F7, T5 dan O1
Untuk belahan kanan didapatkan Fp2, F8,T6 dan O2
Langkah VII
Pita pengukur diletakkan pada Fp1-garis para-sagital kiri - O1
25% jarak total dibelakang Fp1 menandai bidang frontal
25% selanjutnya akan menyilang garis parasagital , merupakan posisi C3
25% jarak total dibelakang C3 akan menandai bidang parietal
Langkah VIII
Sama dengan untuk belahan kanan sehingga didapatkan posisi C4, bidang
frontal dan parietal
Langkah IX
Pita pengukur diletakan pada posisi F7- Fz - F8
1/2 jarak F7-Fz yang memotong bidang parasagital kiri merupakan lokasi F3
Hal yang sama dilakukan untuk menentukan posisi F4
Jarak antara masing masing elektroda pada bidang frontal harus sama
Langkah X
Pita pengukur diletakan pada posisi T5- Pz- T6
1/2 jarak T5-Pz akan menyilang bidang parasagital kiri, sehingga dapat
ditetapkan posisi elektroda P3
Hal yang sama dilakukan untuk elektroda P4
Masing masing elektroda pada bidang parietal harus mempunyai jarak yang
sama
Elektroda Tambahan
Dua buah elektroda tambahan diletakan pada cuping telinga kiri (A1) dan kanan
(A2), sehingga jumlah seluruh elektroda 21 buah
Elektroda T1 (kiri) dan T2 (kanan) terletak 1 cm diatas 1/3 posterior jarak meatus
akustikus externa - kantus externa