PENELITIAN TIMAH PLASER MELALUI ANALISIS SAYATAN OLES …

8
JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Volume 8, No.2, Agustus 2010 67 PENELITIAN TIMAH PLASER MELALUI ANALISIS SAYATAN OLES DAN GEOKIMIA : STUDI KASUS PERAIRAN TELUK PINANG, PROVINSI RIAU Oleh : Y. Darlan, U. Kamiludin, dan Noor C.D Aryanto Puslitbang Geologi Kelautan, Jl. Dr. Junjunan No.236, Bandung Diterima : 12-11-2009; Disetujui : 13-05-2010 SARI Kebutuhan pasar dunia akan timah meningkat, sehingga pencarian sumberdaya timah banyak dilakukan, termasuk kawasan perairan Riau, Bangka dan Belitung. Bijih timah dalam mineral kasiterit mempunyai Berat Jenis tinggi, sehingga endapan timah alluvium akan tersebar di sekitar sumber asal timah. Analisis geokimia merupakan salah satu metoda yang digunakan untuk menjawab apakah timah dan logam lainnya dalam bentuk unsur berpotensi sebagai sumber daya. Kandungan unsur logam timah yang terdapat pada sedimen permukaan di sekitar aliran dan muara sungai kurang dari 10ppm lebih kecil dibandingkan dengan kandungan unsur logam timah yang ada pada sedimen permukaan dasar laut (20ppm – 80ppm). Kata kunci: timah plaser, analisis sayatan oles dan geokimia, sedimen permukaan, Teluk Pinang, Provinsi Riau ABSTRACT The demand of world trades for tin is high, hence explorations for resources of tin in the world, for example Riau, Bangka, and Blitung of Indonesia waters have been carried out. Tin ores of cassiterite has high density, therefore alluvial tin deposits will distributes near their resources. Geochemical analyses is one of the methods which is applied to explain that are tin and heavy metals deposits are prospect at the study area. This is as a main aim of research at Teluk Pinang waters and adjacent areas. The content of tin metal element contained in surface sediments in the river streams and rmouth less than 10ppm is smaller than the content of tin metal element exist on the seafloor surface sediment (20ppm - 80ppm). Key words: placer tin, smear slides and geochemistry analyses, surfacial sediment, The Pinang Bay, Riau Province PENDAHULUAN Mengingat harga timah di pasar dunia cukup baik mencapai Rp 120 juta per ton (Tjatur, 2010) maka pencarian akan sumber-sumber timah terus giat dilakukan. Cina merupakan negara paling besar pengguna bahan baku timah terbesar yaitu sekitar 100 juta ton per tahun di atas Eropa sekitar 70 juta ton per tahun (Suprapto., 2008). Salah satu tujuan ekplorasi timah oleh perusahaan-perusahaan pertambangan dari negeri Cina adalah Perairan Indonesia. Secara geologi mineral kasiterit berasal dari granit yang membujur mulai dari Cina Selatan, Birma, Muangthai, Malaysia dan berlanjut ke Indonesia. Di Indonesia batuan granit tersebut membentang mulai dari P. Karimun, P. Kundur, P. Singkep, P. Bangka, P. Belitung dan Bangkinang serta di kepulauan Anambas, Natuna dan Karimata. Jalur granit tersebut

Transcript of PENELITIAN TIMAH PLASER MELALUI ANALISIS SAYATAN OLES …

Page 1: PENELITIAN TIMAH PLASER MELALUI ANALISIS SAYATAN OLES …

JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Volume 8, No.2, Agustus 2010

67

PENELITIAN TIMAH PLASER MELALUI ANALISIS SAYATAN OLES DAN GEOKIMIA : STUDI KASUS PERAIRAN TELUK PINANG, PROVINSI RIAU

Oleh :

Y. Darlan, U. Kamiludin, dan Noor C.D Aryanto

Puslitbang Geologi Kelautan, Jl. Dr. Junjunan No.236, Bandung

Diterima : 12-11-2009; Disetujui : 13-05-2010

SARI

Kebutuhan pasar dunia akan timah meningkat, sehingga pencarian sumberdaya timah banyakdilakukan, termasuk kawasan perairan Riau, Bangka dan Belitung. Bijih timah dalam mineralkasiterit mempunyai Berat Jenis tinggi, sehingga endapan timah alluvium akan tersebar di sekitarsumber asal timah. Analisis geokimia merupakan salah satu metoda yang digunakan untuk menjawabapakah timah dan logam lainnya dalam bentuk unsur berpotensi sebagai sumber daya. Kandunganunsur logam timah yang terdapat pada sedimen permukaan di sekitar aliran dan muara sungai kurangdari 10ppm lebih kecil dibandingkan dengan kandungan unsur logam timah yang ada pada sedimenpermukaan dasar laut (20ppm – 80ppm).

Kata kunci: timah plaser, analisis sayatan oles dan geokimia, sedimen permukaan, Teluk Pinang,Provinsi Riau

ABSTRACT

The demand of world trades for tin is high, hence explorations for resources of tin in the world, forexample Riau, Bangka, and Blitung of Indonesia waters have been carried out. Tin ores of cassiteritehas high density, therefore alluvial tin deposits will distributes near their resources. Geochemical analysesis one of the methods which is applied to explain that are tin and heavy metals deposits are prospect at thestudy area. This is as a main aim of research at Teluk Pinang waters and adjacent areas. The content oftin metal element contained in surface sediments in the river streams and rmouth less than 10ppm issmaller than the content of tin metal element exist on the seafloor surface sediment (20ppm - 80ppm).

Key words: placer tin, smear slides and geochemistry analyses, surfacial sediment, The Pinang Bay, RiauProvince

PENDAHULUANMengingat harga timah di pasar dunia cukup

baik mencapai Rp 120 juta per ton (Tjatur, 2010)maka pencarian akan sumber-sumber timahterus giat dilakukan. Cina merupakan negarapaling besar pengguna bahan baku timahterbesar yaitu sekitar 100 juta ton per tahun diatas Eropa sekitar 70 juta ton per tahun(Suprapto., 2008). Salah satu tujuan ekplorasitimah oleh perusahaan-perusahaan

pertambangan dari negeri Cina adalah PerairanIndonesia.

Secara geologi mineral kasiterit berasal darigranit yang membujur mulai dari Cina Selatan,Birma, Muangthai, Malaysia dan berlanjut keIndonesia. Di Indonesia batuan granit tersebutmembentang mulai dari P. Karimun, P. Kundur,P. Singkep, P. Bangka, P. Belitung danBangkinang serta di kepulauan Anambas,Natuna dan Karimata. Jalur granit tersebut

Page 2: PENELITIAN TIMAH PLASER MELALUI ANALISIS SAYATAN OLES …

JURNAL GEOLOGI KELAUTANVolume 8, No.2, Agustus 2010

68

dikenal sebagai jalur timah (tin belts). (Batchelor,1983) . Berdasarkan umur, komposisi, teksturdan jenis tubuh granit maka jalur granit/timahtersebut dibagi menjadi 3 yaitu: Jalur timahbarat membentang dari Phuket-Phangnga(Thailand) berarah utara-selatan. Jalur timahutama membentang mulai dari selatan Thailandhingga P. Bangka. Pada jalur ini ada 3 daerahtambang timah terbesar di Asia yaitu KintaValley, Bangka dan Kuala Lumpur. Jalur timahtimur meliputi P. Belitung, Pahang - Trengganu.

Sumber mineral kasiterit di sekitar daerahRengat, Provinsi Riau berasal daerah tinggianyang termasuk ke dalam Pegunungan Tigapuluh.Pegunungan Tigapuluh terletak di antaraCekungan Sumatera Selatan dan CekunganSumatera Tengah, disusun oleh batuan Pra

Tersier hingga Kuarter (Suwarna, drr.,1991).Batuan terobosan yang ada di PegununganTigapuluh berumur Pra-Tersier terdiri ataspluton granit-biotit dan granodiorit. Pada batuanini terdapat mineralisasi berupa urat-uratkasiterit dan kuarsa/kasiterit. Sebagian besarurat-urat kuarsa kasiterit tersebut mengalamiproses-proses pelapukan (weathering)selanjutnya membentuk endapan kasiteritalluvial.. Kadar kasiterit ini antara 20 ppm – 40ppm (Suprapto, 2008).

Daerah telitian merupakan kawasanperairan Teluk Pinang dan sekitarnya termasukke dalam wilayah Kabupaten Indragiri Hilir,Provinsi Riau. Secara geografi terletak padakoordinat 0.002° - 0.530° Lintang Selatan dan103.128° - 103.791° Bujur Timar (Gambar 1).

Gambar 1. Lokasi daerah penelitian

Page 3: PENELITIAN TIMAH PLASER MELALUI ANALISIS SAYATAN OLES …

JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Volume 8, No.2, Agustus 2010

69

Daerah Teluk Pinang merupakan salah satukawasan perkebunan kopra dan kelapa sawit,serta kawasan hutan bakau. Kopra dan kelapasawit merupakan andalan utama pendapatan aslimasyarakat Teluk Pinang. Pohon nipah diolahuntuk dijadikan bahan industri rokok yangselanjutnya diekxport ke Thailand. Oleh karenaitu masyarakat Teluk Pinang menjadikan hutanbakau sebagai lahan budi daya. Daerah perairanTeluk Pinang terdiri atas beberapa pulau dansungai besar. Kondisi alam pesisir pulautersebut cukup baik masih belum banyakperubahan akibat aktiviats manusia sepertikondisi hutan bakau dan sedimennya. Sedimentersebut terdiri atas lumpur yang sebagian besartersebar di sepanjang pantai, dan sedikitendapan pasir ditemukan di kawasan TelukPinang.

Sungai Indragiri dengan anak-anaksungainya yang berasal dari kawasanPegunungan Tigapuluh sebagai asal sumbermineral kasiterit (Suprapto, 2008) mengalir danbermuara di daerah perairan Teluk Pinang dansekitarnya. Sehingga unsur logam timah (Sn) didalam endapan aluvial tersebut mungkinditemukan di periaran Teluk Pinang. Secarafisiografi Perairan Teluk Pinang dan sekitarnyamerupakan bagian dari jalur granit utamasebagai sumber endapan timah. Tetapi yangmenjadi masalah proses sedimentasi di kawasanini cukup kuat dengan menghasilkan endapanlumpur yang cukup tebal, sehingga sulit untukmenditeksi asal sumber mineral kasiterit.Apakah unsur logam kasiterit tersebut berasaldari intrusi granit Pegunungan Tigapuluh atauberasal dari jalur granit utama. Sebanyak 27contoh sedimen permukaan yang dipilih dari 72contoh sedimen hasil survei Tim Riau,Puslitbang Geologi Kelautan (Darlan, drr., 2009)(Gambar 1) yang digunakan dalam penelitian ini.Tujuan dari penelitian ini adalah untukmengidentifikasi secara analisis sayatan oles dangeokimia apakah unsur timah dan logam lainnyayang ada dalam sediment permukaan berpotensisebagai sumberdaya atau sebagai polutan.Luaran penelitian ini adalah informasikandungan dan sebaran unsur logam berat dikawasan perairan Teluk Pinang.

METODEAnalisis contoh sedimen yang digunakan

adalah sayatan oles (smear slide method). Setiap

contoh sedimen dianalisis megaskopis.Selanjutnya contoh sedimen tersebut diambildan dioleskan pada kaca obyek secara meratadan membentuk permukaan yang tipis dantransparan. Contoh sedimen tersebut kemudiandikeringkan dan ditutup dengan kaca penutupmenggunakan perekat sayatan oles. Terakhirdilakukan determinasi dan penghitunganporsentase jenis mineral/material yang ada padacontoh sedimen di bawah mikroskop binokuler.

Metoda geokimia (AAS Lab Pusat SurveiGeologi, 2008) telah diterapkan pada beberapacontoh sedimen di daerah telitian yangberukuran lempung untuk mengidentifikasiunsur logam timah dan logam lainnya yangdinyatakankan dalam besaran, ppb (part perbillion), ppm (part per million) dan %. Dimanabesaran 1% sama dengan 10.000 ppm. 1 (satu)ppm sama dengan 1000 ppb. Jadi 1%menunjukkan bahwa setiap berat 1 ton sedimenmengandung unsur logam 10.000g.

HASIL TELITIAN DAN PEMBAHASAN

Analisis sayatan olesData analisis sayatan oles dari 27 contoh

dicantumkan dalam Tabel 1. Analisis sayatanoles menunjukkan sedimen di daerah penelitianmengandung klastika biogenik dan non biogenikKlastika biogenik terdiri atas fragmenforaminifera, dan mikrit sebagai masa dasargampingan. Klastika non biogenik terdiri ataskuarsa, felspar, mika, mineral berat, oksida besidan mangan, dan lempung. Foraminifera berupacangkang dan pecahan cangkang pada hampirsemua contoh yang dianalisis sangat jarangditemukan <1 % (prosentase mikroskopik).Mikrit sebagian kecil (15 % - 30 %) dijumpaipada semua contoh sedimen terutama contohyang diambil sekitar P. Basu, P. Beting, dan P.Cawan. Kuarsa dijumpai cukup banyak (50% - 75%) pada beberapa yang dianalisis terutama padacontoh sedimen yang berasal dari lepas pantaisekitar P. Cawan. Contoh sedimen yang berasaldari sungai dan daerah pasang surut kandungankuarsanya sedikit sekali (1 % - 5 %). Begitu jugadengan kandungan mineral beratnya.. Oksidabesi dan mangan dijumpai sekitar 5%- 15 % padacontoh sedimen yang berasal dari Sungai BatangTuaka, Sungai Sapat dan Sungai Batang Perigi.Mineral tersebut pada contoh sedimen yangberasal dari sekitar P. Cawan sedikit sekali

Page 4: PENELITIAN TIMAH PLASER MELALUI ANALISIS SAYATAN OLES …

JURNAL GEOLOGI KELAUTANVolume 8, No.2, Agustus 2010

70

dijumpai (1 - 5 %). Ringkasnya mineral kuarsapada umumnya banyak dijumpai pada setiapcontoh sedimen yang menunjukkan sumber asalbatuan granitik, sebaliknya mineral-mineralyang masuk dalam golongan mineral logamjarang dijumpai. Selebihnya adalah klastikalempung paling banyak dijumpai pada contoh-contoh sedimen tersebut.

Analisis AASSebanyak 27 contoh sedimen tersebut juga

dianalisis geokimia (Tabel 2). Analisis geokimiayang dilakukan terdiri atas logam timah (Sn) ,tembaga (Cu), timbal (Pb), seng (Zn), nikel (Ni),Mangan (Mn), perak (Ag), besi (Fe), krom (Cr),Cadmium (Cd), emas (Au), dan air raksa (Hg).Berdasarkan analisis kandungan dan jeniskonsentrat, logam Sn lebih ditekankan padapenelitian ini. Selanjutnya konsentrat logam Sndiplot pada peta sebagai peta indikasi logam Sn(Gambar 2). Analisis unsur logam pada contoh-contoh sedimen permukaan dasar sungai danlaut menunjukkan sebagian besar unsur logamyang ada pada sedimen tersebut tidakmemperlihatkan kadar konsentrat (ppm) yangtinggi (>100ppm) kecuali untuk unsur logambesi (Fe), mangan (Mn), dan chrom (Cr). Ketigajenis unsur logam tersebut mempunyai kadarkonsentrat cukup tinggi dibandingkan denganjenis unsur logam lainnya. Kadar unsur logam Feyang terdapat pada sedimen dengan lingkungananaerobik akan meningkat karena adanya proseskimia residu. Jika proses tersebut berlangsunghingga kurun waktu lama maka unsur logam Fetersebut membentuk mineral yang berkadar Fetinggi seperti mineral pirit. Jenis unsur logamlainnya dengan kadar paling kecil adalah emas(Au) dan air raksa (Hg). Unsur logam Feberkisar antara 20.000 ppm dan 40.000 ppm.Unsur logam Mn berkisar antara 100 ppm dan1000 ppm. Unsur logam chrom berkisar antara20 ppm dan 100 ppm. Berkaitan denganmineral kasiterit (timah plaser) kandunganunsur logam timah (Sn) di daerah telitianberkisar antara 10 ppm dan 80 ppm. Kadar Snpada sedimen dasar sungai yang ada di utara(TLP27, TLP31, TLP32, TLP40, dst.) danselatan (TLP03, TLP55, TLP59, dst) daerahtelitian lebih kecil dibandingkan dengan Sn padacontoh sedimen laut seperti TLP13, TLP15, danTLP21 (Gambar 2). Sebaliknya kadar Fe -nyapada sedimen laut jauh lebih rendah. Unsur

logam Hg merupakan unsur logam cukupberbahaya bagi lingkungan hidup manusia dalamjumlah yang melebihi batas ambang yaitu 410ppb (Betts, 2004) . Pada contoh sedimen didaerah telitian unsur logam tersebut kadarnyamasih di bawah batas ambang (10 ppb-60 ppb)jika mengacu pada baku mutu sedimen laut(Betts,2004).

Berdasarkan data analisis logam, makadapat diperoleh gambaran secara umum tentangketerdapatan kandungan unsur logam timah danlogam lainnya di perairan Teluk Pinang dansekitarnya, Riau. Untuk itu di dalampembahasan ini daerah selidikan dapat dibagi kedalam 3 (tiga) blok berdasarkan fisiografiperairan (sungai dan laut) yaitu Blok I, Blok II,dan Blok III (Gambar 2).

Blok I: Alur Utara meliputi S. Mandah, S.Igal, S. Pelanduk, S. Batangtumu, S. Gaung, danalur di sekitar P. Cawan. Berdasarkan dataanalisis sayatan oles mineral-mineral yangtermasuk kedalam golongan mineral berat tidakdijumpai. Melalui analisis geokimia unsur logamSn dijumpai kurang dari 10 ppm (Tabel 2).Kandungan unsur logam lain yang cukup banyakdijumpai adalah unsur logam Fe mencapai 2.60%seperti pada contoh TLP31 (Tabel 2 danGambar 2). Unsur logam Fe dijumpai juga padasedimen darat di kawasan Teluk Pinang sepertidi P. Cawan dan sekitarnya. Indikasi adanyaunsur logam Fe ditunjukkan oleh kualitas airyang berasal dari sumur bor di P. Cawan. Secarafisik kondisi air sumur bor tersebut berbau besidan memberikan dampak warna oksida besiyang berwarna merah kecoklatan pada tempatpenampungan air. Menurut informasi penduduksetempat air tersebut tidak baik untukdikonsumsi sebagai air minum.

Blok II: Alur Selatan meliputi S. BatangIndragiri, S. Batang Perigi, dan S. Batang Tuaka.Analisis sayatan oles pada sedimen permukaandasar alur pada umumnya menunjukkankandungan silika antara 5% dan 30% sepertipada contoh dari TPL56 hingga TPL79 (Tabel 1dan Gambar 2), dan oksida Fe dan Mn aluminaantara 5% dan 15%. Mineral kasiterit danmineral logam lainnya sulit diditeksi secaraanalisis sayatan oles karena sedimennyaberbutir sangat halus, Seperti halnya padaanalisis sayatan oles, kandungan unsur logam Fedan Mn melalui analisis geokimia jugamenunjukkan kadar cukup tinggi yaitu berkisar

Page 5: PENELITIAN TIMAH PLASER MELALUI ANALISIS SAYATAN OLES …

JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Volume 8, No.2, Agustus 2010

71

Tab

el 1

Dat

a an

alis

is s

ayat

an o

les

sedi

men

per

muk

aan

pera

iran

Tel

uk P

inan

g da

n se

kita

rnya

Pro

vins

i Ria

u

Page 6: PENELITIAN TIMAH PLASER MELALUI ANALISIS SAYATAN OLES …

JURNAL GEOLOGI KELAUTANVolume 8, No.2, Agustus 2010

72

Tabel 2. D

ata analisis unsur logam (A

AS) pada sedim

en permukaan perairan T

eluk Pinang dan sekitarnya P

rovinsi Riau

Page 7: PENELITIAN TIMAH PLASER MELALUI ANALISIS SAYATAN OLES …

JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Volume 8, No.2, Agustus 2010

73

Gam

bar

2. P

eta

indi

kasi

uns

ur lo

gam

tim

ah (S

n) p

ada

sedi

men

t per

muk

aan

daer

ah T

eluk

Pin

ang

dan

seki

tarn

ya, P

rovi

nsi R

iau

Page 8: PENELITIAN TIMAH PLASER MELALUI ANALISIS SAYATAN OLES …

JURNAL GEOLOGI KELAUTANVolume 8, No.2, Agustus 2010

74

antara 2% dan 4% untuk Fe, dan antara 300 ppmdan 1000 ppm untuk Mn. Selain itu melaluianalisis geokimia kandungan unsur logam Snpada contoh-contoh tersebut didapat kurang dari10ppm (Tabel 2)

Blok III: Blok perairan yang terletakdisekitar P. Cawan. Seperti halnya di Blok AlurUtara dan Blok Alur Selatan, unsur logam Sndan unsur logam lainnya yang ditemukan dikawasan ini terdapat pada sedimen berbutirhalus (lempung dan lanau). Sedimen permukaandasar perairan yang ada di Blok Perairanbersumber dari Blok Alur Utara dan Blok AlurSelatan, dan endapan laut (marine sediment).Endapan laut tersebut mungkin berasal darilapukan batuan granit yang masuk kedalam jalurtimah utama. Oleh sebab itu kandungan unsurlogam Sn secara kuantitas akan menjadi lebihtinggi dibandingkan dengan yang ada di BlokAlur Utara dan Blok Alur Selatan. Berdasarkananalisis geokimia kandungan unsur logam Sn dikawasan ini berkisar antara 20ppm dan 80ppmlebih tinggi dibandingkan dengan kandunganunsur logam Sn yang dijumpai di Blok AlurUtara dan Selatan (Tabel 2 dan Gambar 2).

KESIMPULANBerdasarkan hasil telitian kandungan timah

plaser di perairan Teluk Pinang dan sekitarnya,Provinsi Riau maka dapat disimpulkan bahwatimah plaser dan logam pada sedimen di daerahtelitian sulit untuk diidentifikasi secara analisismikroskopik. Melalui analisis geokimiakandungan unsur logam timah yang terdapatpada sedimen permukaan di sekitar aliran danmuara sungai kurang dari 10ppm lebih kecildibandingkan dengan kandungan unsur logamtimah yang ada pada sedimen permukaan dasarlaut (20ppm – 80ppm). Unsur logam timah yangterdapat pada sedimen permukaan dasar lautkemungkinan berasal dari darat (hinterland) danlaut sebagai endapan laut. Unsur logam timah di

daerah telitian kurang prospek untuk dijadikansebagai sumber daya endapan timah plaser.

UCAPAN TERIMAKASIHPenulis mengucapkan terima kasih kepada

Bapak Ir Subaktian Lubis, M.Sc, Kepala PusatPenelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan,yang telah memberikan dukungannya di dalammenerbitkan karya tulis ini.Terima kasih pulapenulis sampaikan kepada rekan-rekan yangtelah memberikan bahan masukan pada karyatulis ini.

ACUANDarlan, Y., U. Kamiludin, N.C. Aryo, dan M.

Surachman, 2008. Laporan PenelitianKandnungan Kasiterit (Timah Plaser) danUnsur Tanah jarana di Perairan Riau.PPPGL Bandung

Bachelor, B.C., 1983. Sundaland Tin Placer andLate Caenozoic Coastal and OffshoreStratigraphy in Western Malaysia andIndonesia. Unpubl. Ph.D. Thesis, Geol.Dept. University of Malaya 598p.

Betts, B. dalam mailto: [email protected],2004. Sediment Quality Chemical Criteria.

Suprapto, S.J., 2008. Potensi Bahan Galian padaWilayah Bekas Tambang Logas dan BekasTambang Timah Siabu, Pusat SumberDaya Geologi Bandung.

Suwarna N., T Budhitrisna, S. Santoso, dan S.Andi Mangga, 1991. Geologi LembarRengat, Sumatera, Pusat Penelitian danPengembangan Geologi.

Tjatur, 2010. Harga Timah Dunia Naik. TribuneNews.Com 7 April 2010.