KARAKTERISTIK ANATOMI DAUN DELAPAN SPESIES Hoya … · Berdasarkan pengamatan sayatan paradermal...

27
KARAKTERISTIK ANATOMI DAUN DELAPAN SPESIES Hoya spp. BERTIPE DAUN NON SUKULEN SERTA ANALISIS HUBUNGAN KEKERABATANNYA ALDI RAHMAN HAKIM DEPARTEMEN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012

Transcript of KARAKTERISTIK ANATOMI DAUN DELAPAN SPESIES Hoya … · Berdasarkan pengamatan sayatan paradermal...

Page 1: KARAKTERISTIK ANATOMI DAUN DELAPAN SPESIES Hoya … · Berdasarkan pengamatan sayatan paradermal daun ditemukan daun dengan stomata tunggal dan tunggal berkelompok. ... Pengamatan

i

KARAKTERISTIK ANATOMI DAUN DELAPAN SPESIES Hoya spp. BERTIPE DAUN NON SUKULEN SERTA ANALISIS

HUBUNGAN KEKERABATANNYA

ALDI RAHMAN HAKIM

DEPARTEMEN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2012

Page 2: KARAKTERISTIK ANATOMI DAUN DELAPAN SPESIES Hoya … · Berdasarkan pengamatan sayatan paradermal daun ditemukan daun dengan stomata tunggal dan tunggal berkelompok. ... Pengamatan

ii

ABSTRAK

ALDI RAHMAN HAKIM. Karakteristik Anatomi Daun Delapan Spesies Hoya spp. Bertipe Daun

Non Sukulen serta Analisis Hubungan Kekerabatannya. Dibimbing oleh DORLY dan SRI

RAHAYU.

Hoya spp. merupakan tumbuhan epifit atau litofit yang memiliki bentuk mahkota bunga

menyerupai bintang, biasanya dimanfaatkan sebagai tanaman hias dan bahan obat tradisional.

Hoya umumnya hidup di lingkungan yang lembab seperti hutan sekunder, rawa, dan tepian sungai.

Hoya memiliki dua tipe daun yaitu sukulen dan non sukulen. Struktur anatomi daun Hoya spp.

belum banyak dipelajari, terutama yang bertipe daun non sukulen. Penelitian ini bertujuan untuk

mengeksplorasi keragaman serta hubungan kekerabatan delapan spesies Hoya non sukulen

berdasarkan keragaman karakter anatomi daunnya. Anatomi daun diamati dari sediaan sayatan

paradermal dan transversal daun. Data karakter anatomi dianalisis menggunakan program IBM

SPSS versi 19. Berdasarkan pengamatan sayatan paradermal daun ditemukan daun dengan stomata

tunggal dan tunggal berkelompok. Pada umumnya s tomata hanya ditemukan pada permukaan

bawah daun (hipostomatik) dengan tipe stomata cyclocytic, kecuali pada H. densifolia yang

memiliki stomata di permukaan atas dan bawah daun (ampistomatik). H. campanulata memiliki

ukuran stomata terkecil (21,6 x 17,2 µm), sedangkan H. bandaensis memiliki ukuran stomata

terbesar (28,5 x 28,5 µm). Kerapatan stomata terkecil dan terbesar masing-masing terdapat pada

H. cilliata (64,6/mm2) dan H. coriacea (136,7/mm

2). Sayatan transversal daun menunjukkan H.

densifolia memiliki tebal daun terkecil (357,8 µm), sedangkan H. bandaensis memiliki tebal daun

terbesar (1075,8 µm). Berdasarkan data karakter anatomi, didapatkan dendogram hubungan

kekerabatan yang berbeda. Pada skala jarak 19, didapatkan 4 kelompok kekerabatan. Setiap

kelompok memiliki karakter khusus tertentu. Kelompok pertama memiliki trikoma di kedua sisi

permukaan daunnya. Kelompok kedua memiliki stomata ampistomatik. Kelompok ketiga memiliki

tebal daun antara 357-536 µm. Kelompok keempat memiliki lebar stomata abaksial antara 26-28

µm.

Kata kunci: Anatomi daun, Hoya spp., non sukulen, kemiripan, keragaman, SPSS, euclidean.

ABSTRACT

ALDI RAHMAN HAKIM. Leaf Anatomical Characters of Eight Species Hoya spp. with Non

Succulent Leaf Type and Its Hierarchical Cluster Analysis . Supervised by DORLY and SRI

RAHAYU. Hoya spp. is epiphyte or lithophyte plant which has corolla shape like a star, usually used as

ornamental plants and traditional medications . Commonly, Hoya grows in humid environment

such as secondary forest, swamp, and river side. Hoya has two types of leaves in example

succulent and non succulent. Leaf anatomical structure of Hoya spp. has not been widely studied,

especially for the non succulent type. The aims of this research were to explore the diversity and

hierarchical relationship of eight non succulent Hoya species based on leaf anatomical characters.

Leaf anatomical characters were observed on the paradermal and transversal section. Anatomical

data characters were analyzed using IBM SPSS version 19 program. There were individual and

cluster individual stomatal, with cyclocytic type. Stomatal found at abaxial surface only

(hypostomatic). Among of those, H. densifolia is the only species recorded to have adaxial and

abaxial stomatal (amphistomatic). H. campanulata had the smallest stomatal size (21,6 x 17,2 µm),

while H. bandaensis had the largest (28,5 x 28,5 µm). H. cilliata had the lowest stomatal density

(64,6/mm2), while H. coriacea had the largest (136,7/mm

2). Observation on transversal section

showed that H. densifolia had the smallest leaf thickness (357,8 µm), while H. bandaensis had the

largest (1075,8 µm). Based on the anatomical characters, obtained dendogram which has different

hierarchychal relationship. At a distance scale of 19, showed 4 groups of kinship. Each group has

specific characters. The first group has trichomes on both sides of the leaf surface. The second

group has amphistomatic stomatal. The third group has between 357-536 μm thick leaves. The

fourth group has between 26-28 µm abaxial stomatal width.

Keywords: Leaf anatomical, Hoya spp., non succulent, similarity, diversity, SPSS, euclidean.

Page 3: KARAKTERISTIK ANATOMI DAUN DELAPAN SPESIES Hoya … · Berdasarkan pengamatan sayatan paradermal daun ditemukan daun dengan stomata tunggal dan tunggal berkelompok. ... Pengamatan

iii

KARAKTERISTIK ANATOMI DAUN DELAPAN SPESIES Hoya spp. BERTIPE DAUN NON SUKULEN SERTA ANALISIS

HUBUNGAN KEKERABATANNYA

ALDI RAHMAN HAKIM

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Sains pada

Departemen Biologi

DEPARTEMEN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2012

Page 4: KARAKTERISTIK ANATOMI DAUN DELAPAN SPESIES Hoya … · Berdasarkan pengamatan sayatan paradermal daun ditemukan daun dengan stomata tunggal dan tunggal berkelompok. ... Pengamatan

iv

Judul : Karakteristik Anatomi Daun Delapan Spesies Hoya spp. Bertipe Daun Non Sukulen serta Analisis Hubungan Kekerabatannya

Nama : Aldi Rahman Hakim NRP : G34080015

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Ir. Dorly, M.Si. Dr. Ir. Sri Rahayu, M.Si.

NIP 19640416 199103 2 002 NIP 19680930 199403 2 005

Mengetahui,

Ketua Departemen Biologi

Dr. Ir. Ence Darmo Jaya Supena, M.Si.

NIP 19641002 198903 1 002

Tanggal Lulus:

Page 5: KARAKTERISTIK ANATOMI DAUN DELAPAN SPESIES Hoya … · Berdasarkan pengamatan sayatan paradermal daun ditemukan daun dengan stomata tunggal dan tunggal berkelompok. ... Pengamatan

v

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas limpahan berkat dan

rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul “Karakteristik Anatomi Daun

Beberapa Spesies Hoya spp. Bertipe Daun Non Sukulen serta Analisis Hubungan

Kekerabatannya”. Shalawat serta salam penulis panjatkan kepada junjungan nabi besar

Muhammad SAW yang telah memberikan cahaya kehidupan bagi umatnya. Karya ilmiah ini

disusun berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan di Laboratorium Mikroteknik Departemen

Biologi, FMIPA, IPB pada bulan Maret sampai September 2012.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Ibu Dr. Ir. Dorly, M.Si. selaku pembimbing

pertama yang telah memberikan banyak pengarahan dan bimbingan selama menyelesaikan karya

ilmiah ini. Terima kasih kepada Ibu Dr. Ir. Sri Rahayu, M.Si. selaku pembimbing kedua yang telah

memberikan banyak saran dan masukkan yang bermanfaat serta telah mendonasikan dana

penelitian dan keperluan bahan-bahan kimia untuk penulis . Terima kasih pula kepada Ibu Dr. Ir.

R.R. Dyah Perwitasari, M.Sc. selaku penguji dari wakil Komisi Pendidikan yang telah

memberikan kritik dan saran dalam penulisan karya ilmiah ini, serta kepada seluruh pihak di

Kebun Raya Bogor yang telah memberikan izin penelitian dan tanaman koleksinya untuk

keperluan penelitian penulis.

Ungkapan terima kasih tak terhingga juga penulis ucapkan kepada keluarga tercinta,

terutama kedua orang tua yang telah memberikan doa, dukungan, semangat, serta kasih sayang dan

pengorbanannya yang begitu besar. Terima kasih kepada Ibu Tini, Mba Ani, Ibu Retno, Ibu Eti,

Pak Joni, Pak Naryo, dan semua pihak yang telah membantu. Terima kasih kepada teman-teman di

Laboratorium Mikroteknik ka Henny, ka Nisful, ka Rita, Puspa, Hafiz, Evi, Rani, Ririn, Amar,

Azizah, Sinta, Agus, Raka, Abdi, serta kepada seluruh teman-teman tersayang di Biologi angkatan

45 dan di Wisma Nusa Indah Putra yang selalu memberikan semangat.

Semoga karya ilmiah ini dapat memberi manfaat bagi kemajuan dan perkembangan ilmu

pengetahuan.

Bogor, 13 Desember 2012

Aldi Rahman Hakim

Page 6: KARAKTERISTIK ANATOMI DAUN DELAPAN SPESIES Hoya … · Berdasarkan pengamatan sayatan paradermal daun ditemukan daun dengan stomata tunggal dan tunggal berkelompok. ... Pengamatan

vi

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Karawang pada tanggal 10 Juli 1990, putra dari Bapak Nunu

Tjarnudin Sastraatmadja dan Ibu Nuraeni Maftuh. Penulis adalah anak ketiga dari tiga bersaudara.

Penulis lulus dari SDN Sarimulya V Cikampek pada tahun 2002 dan lulus dari SMPS Pupuk

Kujang Cikampek pada tahun 2005. Tahun 2008 penulis lulus dari SMA Negeri 1 Cikampek dan

pada tahun yang sama penulis diterima di Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam, IPB melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI).

Selama mengikuti perkuliahan, penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah

Biologi Dasar, Anatomi dan Morfologi Tumbuhan, serta Mikroteknik. Penulis juga aktif dalam

organisasi kemahasiswaan antara lain sebagai anggota OMDA Panatayudha Karawang pe riode

2008-2010, anggota badan semi otonom “Bioworld” di Himpunan Mahasiswa Biologi (Himabio)

IPB periode 2011-2012, serta menjadi ketua pelaksana acara “Biology on Science and Application

(Bionic)” pada tahun 2011.

Penulis melaksanakan kegiatan studi lapangan tahun 2010 di Taman Wisata Alam (TWA)

Pangandaran dengan judul Status Populasi Lutung (Trachypithecus auratus) yang dibimbing oleh

Dr. Kanthi Arum Widayati, M.Si. Penulis melakukan kegiatan praktik lapangan pada tahun 2011

di laboratorium kultur jaringan Kebun Raya Bogor dengan judul Aklimatisasi Anggrek

Dendrobium macrophyllum A. Rich dan Dendrobium stratiotes Rchb. F di Pusat Konservasi

Tumbuhan Kebun Raya Bogor yang dibimbing oleh Dr. Bambang Suryobroto. Penulis mengambil

Supporting Course (SC) untuk mata kuliah Dasar Komunikasi, Komunikasi Bisnis, Kajian

Agraria, Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Perairan, dan Pengelolaan Lingkungan Pesisir.

Page 7: KARAKTERISTIK ANATOMI DAUN DELAPAN SPESIES Hoya … · Berdasarkan pengamatan sayatan paradermal daun ditemukan daun dengan stomata tunggal dan tunggal berkelompok. ... Pengamatan

vii

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................................................viii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................................................viii

PENDAHULUAN............................................................................................................................................ 1

Latar Belakang............................................................................................................................................. 1

Tujuan ........................................................................................................................................................... 1

BAHAN DAN METODE ............................................................................................................................... 2

Waktu dan Tempat ...................................................................................................................................... 2

Bahan dan Alat ............................................................................................................................................ 2

Metode Penelitian........................................................................................................................................ 2

Pengambilan Sampel ............................................................................................................................. 2

Pembuatan dan Pengamatan Preparat Sayatan Paradermal ............................................................ 2

Pembuatan dan Pengamatan Preparat Sayatan Transversal............................................................ 2

Analisis Hubungan Kekerabatan Hoya .............................................................................................. 2

HASIL DAN PEMBAHASAN...................................................................................................................... 3

Pengamatan Preparat Sayatan Paradermal.............................................................................................. 3

Keberadaan, Distribusi, dan Tipe Stomata ........................................................................................ 3

Kerapatan Stomata ................................................................................................................................. 3

Indeks Stomata ....................................................................................................................................... 3

Ukuran Stomata...................................................................................................................................... 4

Keberadaan, Kerapatan, dan Tipe Trikoma....................................................................................... 4

Ukuran Trikoma ..................................................................................................................................... 6

Pengamatan Preparat Sayatan Transversal ............................................................................................. 6

Kutiku la Daun ........................................................................................................................................ 6

Epidermis Daun...................................................................................................................................... 6

Jaringan Mesofil Daun .......................................................................................................................... 7

Tebal Daun .............................................................................................................................................. 7

Hubungan Kekerabatan Berdasarkan Karakter Anatomi Daun .......................................................... 8

SIMPULAN..................................................................................................................................................... 10

SARAN ............................................................................................................................................................ 10

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................................... 13

LAMPIRAN .................................................................................................................................................... 13

Page 8: KARAKTERISTIK ANATOMI DAUN DELAPAN SPESIES Hoya … · Berdasarkan pengamatan sayatan paradermal daun ditemukan daun dengan stomata tunggal dan tunggal berkelompok. ... Pengamatan

viii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1 Kerapatan stomata 8 spesies Hoya bertipe daun non sukulen ....................................... 3

2 Indeks stomata 8 spesies Hoya bertipe daun non sukulen.............................................. 4

3 Ukuran stomata 8 spesies Hoya bertipe daun non sukulen............................................. 4

4 Kerapatan trikoma 8 spesies Hoya bertipe daun non sukulen........................................ 4

5 Stomata abaksial 8 spesies Hoya bertipe daun non sukulen........................................... 5

6 Tipe stomata 8 spesies Hoya bertipe daun non sukulen................................................. 5

7 Ukuran trikoma 8 spesies Hoya bertipe daun non sukulen............................................. 6

8 Tebal lapisan kutikula 8 spesies Hoya bertipe daun non sukulen ................................... 6

9 Trikoma abaksial Hoya bertipe daun non sukulen.......................................................... 6

10 Tebal lapisan epidermis 8 spesies Hoya bertipe daun non sukulen................................ 7

11 Tebal jaringan mesofil 8 spesies Hoya bertipe daun non sukulen.................................. 7

12 Tebal daun 8 spesies Hoya bertipe daun non sukulen.................................................... 8

13 Sayatan transversal daun Hoya bertipe daun non sukulen.............................................. 9

14 Dendogram hubungan kekerabatan 8 spesies Hoya bertipe daun non sukulen

berdasarkan karakter anatomi daun................................................................................ 10

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1 Klasifikasi tanaman Hoya spp........................................................................................ 14

2 Karakteristik 8 spesies Hoya bertipe daun non sukulen................................................. 14

3 Komposisi larutan seri Johansen............................................................................ ......... 14

4 Komposisi larutan Gifford.............................................................................................. 14

5 Metode pembuatan preparat sayatan paradermal............................................................ 14

6 Metode pembuatan preparat sayatan transversal............................................................ 15

7 Deskripsi tipe stomata 8 spesies Hoya bertipe daun non sukulen.................................. 16

8 Data cluster membership dendogram 8 spesies Hoya bertipe daun non sukulen........... 16

9 Data proximity matrix dendogram 8 spesies Hoya bertipe daun non sukulen................ 16

10 Data matriks karakter anatomi 8 spesies Hoya bertipe daun non sukulen...................... 17

Page 9: KARAKTERISTIK ANATOMI DAUN DELAPAN SPESIES Hoya … · Berdasarkan pengamatan sayatan paradermal daun ditemukan daun dengan stomata tunggal dan tunggal berkelompok. ... Pengamatan

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Meningkatnya minat masyarakat terhadap

tanaman hias menjadi daya tarik tersendiri

untuk mencari serta mengembangkan spesies

dan varietas tumbuhan baru yang berpotensi

dijadikan tanaman hias. Popularitas tanaman

hias di Indonesia telah mengalami

perkembangan yang cukup pesat, namun

sayangnya tanaman hias yang berkembang

pesat dan memiliki popularitas tinggi

umumnya adalah spesies tanaman hias

pendatang. Padahal banyak tanaman hias di

Indonesia yang masih tumbuh liar dan belum

dimanfaatkan. Salah satu contoh adalah dari

marga Hoya (Apocynaceae: Asclepiadoideae)

(Rahayu 1997). Hoya mulai populer di

kalangan masyarakat Eropa dan Amerika

Serikat sekitar tahun 1970an, ditandai dengan

adanya asosiasi-asosiasi Hoya yang salah

satunya adalah The Hoyan Society

International yang berdiri sejak tahun 1979

dan berkedudukan di Florida, Amerika Serikat

(Hodgkiss 1997). Kepopuleran Hoya sebagai

tanaman hias di Eropa dan Amerika Serikat,

belum banyak disadari oleh masyarakat di

daerah asal tumbuhan tersebut ditemukan.

Pemanfaatan utama Hoya oleh masyarakat

setempat umumnya adalah sebagai obat

tradisional atau makanan. Diantaranya H.

diversifolia sebagai obat rematik, H. coriacea

sebagai obat asma, H. latifolia sebagai obat

sakit perut, dan pucuk daun H. sussuella

sebagai sayuran (Heyne 1979).

Hoya merupakan salah satu dari 499 genus

yang terdapat dalam famili Apocynaceae:

Asclepiadoideae (Endress & Stevens 2001)

(Lampiran 1). Tumbuhan Hoya secara alami

terdapat di daerah Asia Tenggara dan

sekitarnya, mulai dari Sri Lanka, India

(Himalaya), Cina, Jepang Selatan, Indocina,

kawasan Malesia, kepulauan Fiji dan Samoa,

serta daerah tropis Australia (Albers & Meve

2002). Diperkirakan terdapat sekitar 150-200

spesies Hoya di dunia dan 50-60 spesies

diantaranya terdapat di Indonesia (Rahayu

2006).

Hoya spp. merupakan tumbuhan epifit atau

litofit. Sebagai epifit, Hoya tumbuh

menumpang pada pepohonan lain dan sebagai

litofit Hoya tumbuh menumpang pada

bebatuan yang mengandung humus (Rahayu

1997). Pada umumnya Hoya dapat dijumpai

pada tempat-tempat yang memiliki

kelembaban tinggi dan mendapat cukup sinar

matahari (Rintz 1980; Rahayu 1997).

Beberapa contohnya adalah bukit kapur dekat

pantai atau danau, hutan kerangas, pantai,

hutan rawa gambut, pinggiran sungai, dan

danau. Berdasarkan ketinggian tempat, Hoya

dapat dijumpai dari 0-2000 meter di atas

permukaan laut (mdpl). Menurut Rintz (1978)

keanekaragaman tertinggi akan dijumpai pada

daerah dataran rendah (suhu cenderung

hangat). Sangat sedikit Hoya yang dapat

tumbuh di daerah dengan ketinggian di atas

1000 mdpl, baik spesies maupun

kelimpahannya. Hal ini diduga berhubungan

erat dengan keberadaan serangga penyerbuk.

Hoya memiliki tipe daun sukulen dan non

sukulen (Rahayu 2010). Berdasarkan

lingkungan hidupnya, daun tanaman Hoya

bertipe non sukulen memiliki beberapa

karakter khusus, yaitu ukurannya lebar, tidak

berdaging, dan memiliki kutikula yang tipis

(Fahn 1995).

Menurut Metcalfe & Chalk (1950) salah

satu tujuan mempelajari karakter anatomi

tumbuhan adalah untuk menentukan

klasifikasi taksonomi serta hubungan

kekerabatan suatu tumbuhan berdasarkan

struktur dan karakter khusus yang terdapat

pada tumbuhan tersebut, terutama organ

vegetatif di dalamnya. Sebagai tumbuhan

yang memiliki prospek cerah dalam

pengembangan hortikultura, Hoya memiliki

peluang untuk dikawinsilangkan antar

sesamanya. Hal itu akan lebih mudah

dilakukan apabila sudah diketahui hubungan

kekerabatannya. Diharapkan penelitian ini

juga dapat memberikan kontribusi untuk

penelitian lanjutan di bidang lain seperti

fisiologi, taksonomi, dan ekologi. Oleh karena

itu diperlukan studi anatomi daun hoya bertipe

non sukulen sebagai pendekatan dasar untuk

memahami dan mempelajari bidang-bidang

ilmu tersebut.

Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk

mengeksplorasi karakter anatomi daun Hoya

spp. bertipe non sukulen serta menentukan

hubungan kekerabatan antar spesiesnya

berdasarkan karakter anatomi daunnya.

Page 10: KARAKTERISTIK ANATOMI DAUN DELAPAN SPESIES Hoya … · Berdasarkan pengamatan sayatan paradermal daun ditemukan daun dengan stomata tunggal dan tunggal berkelompok. ... Pengamatan

2

BAHAN DAN METODE

Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan

Maret 2012 sampai September 2012 di rumah

kaca hoya dan Laboratotium Treub Kebun

Raya Bogor, serta Laboratorium Mikroteknik,

Departemen Biologi, FMIPA, IPB.

Bahan dan Alat

Bahan tanaman yang digunakan adalah

sampel daun dari 8 spesies Hoya bertipe non

sukulen (H. densifolia, H. bandaensis, H.

coriacea, H. campanulata, H. cilliata, H.

multiflora, H. coronaria, H. chlorantha)

(Lampiran 2) berusia 3 bulan yang merupakan

tanaman koleksi Kebun Raya Bogor. Bahan

kimia yang digunakan adalah alkohol teknis,

alkohol absolut, larutan FAA (formaldehid:

asam asetat glasial: alkohol 70% = 5:5:90),

larutan HNO3 50%, larutan seri Johansen I-VII

(Lampiran 3), larutan Gifford (Lampiran 4),

kloroks, pewarna safranin 1% (aquosa),

gliserin 30%, TBA (Tertier Butil Alkohol),

parafin, albumin-gliserin, pewarna safranin

2%, pewarna fast green 0,5%, dan entellan.

Alat yang digunakan dalam penelitian ini

ialah botol film, pipet tetes, pinset, silet,

cutter, counter, cawan petri, gelas piala,

holder, mikrotom Yamato RV-240, gelas

objek, gelas penutup, hotplate, oven, kertas

label, alat tulis, mikroskop cahaya Olympus

CH20, kamera digital Olympus VG 120.

Metode Penelitian

Pengambilan Sampel. Sampel daun

diambil dari rumah kaca hoya, Kebun Raya

Bogor. Daun berusia 3 bulan diambil dari

masing-masing spesies dengan 3 ulangan

tanaman pada setiap spesiesnya. Daun ke

empat dari pucuk diambil untuk pembuatan

sayatan paradermal, kemudian daun difiksasi

dalam alkohol 70%. Daun ke tiga dari pucuk

diambil untuk pembuatan sayatan transversal,

kemudian daun dipotong dengan ukuran 1 cm

x 0,8 cm. Daun dimasukkan ke dalam botol

film yang telah berisi larutan FAA dan

difiksasi selama 2 hari. Setelah 2 hari daun

dicuci dengan alkohol 70%.

Pembuatan dan Pengamatan Preparat

Sayatan Paradermal. Pembuatan sayatan

paradermal menggunakan metode whole

mount (Sass 1951) (Lampiran 5). Daun yang

telah difiksasi dalam alkohol 70% dicuci

dengan akuades dan direndam dalam asam

nitrat 50%. Kemudian daun dibilas dengan

akuades, dilanjutkan dengan pengerikan

bagian adaksial dan abaksial daun

menggunakan silet. Hasil sayatan direndam

dalam kloroks 3-5 menit agar jernih, dibilas

dengan akuades kembali, lalu diwarnai

dengan safranin 1% 3-5 menit, kemudian

sampel diletakkan di gelas objek yang telah

berisi gliserin 30% dan ditutup gelas penutup.

Parameter yang diamati adalah stomata

(kerapatan, indeks, ukuran, tipe) dan trikoma

(ukuran dan kerapatan). Setiap parameter

diamati pada lima bidang pandang yang

berbeda. Menurut Willmer (1983), penentuan

indeks stomata (IS) dan kerapatan stomata

(KS) didapat dengan menggunakan rumus

sebagai berikut:

IS = ∑

∑ ∑ x 100

KS = ∑

Rumus pada kerapatan stomata digunakan

juga untuk menentukan kerapatan trikoma.

Pembuatan dan Pengamatan Preparat

Sayatan Transversal. Metode yang

digunakan dalam pembuatan sayatan

transversal adalah metode parafin (Johansen

1940) (Lampiran 6). Daun ke-3 dari tanaman

difiksasi dalam larutan FAA. Selanjutnya

dilakukan dehidrasi dan penjernihan dalam

larutan seri Johansen I-VII. Proses selanjutnya

adalah infiltrasi parafin dan dilanjutkan

penanaman sampel dalam blok parafin

(embedding). Blok parafin yang berisi sampel,

dilunakkan dengan larutan Gifford selama 3

bulan. Sampel yang telah lunak, dipotong

menggunakan mikrotom putar dengan tebal

10 m. Hasil pita parafin diwarnai dengan

pewarna ganda safranin 2% dan fast green

0,5% lalu ditutup dengan media entellan.

Parameter yang diamati adalah tebal daun,

kutikula bagian adaksial dan abaksial,

epidermis bagian adaksial dan abaksial, serta

jaringan palisade dan bunga karang.

Pengamatan dilakukan pada enam bidang

pandang yang berbeda.

Analisis Hubungan Kekerabatan Hoya.

Data 26 karakter anatomi daun (Lampiran 10)

ditabulasikan dalam bentuk matriks, kemudian

dilakukan analisis hubungan kekerabatan

menggunakan teknik hirarki kluster

agglomerative dengan metode average

linkage (beetween group linkage) pada

program IBM SPSS (Statistical Package for

the Social Sciences) versi 19. Hasil analisis

hubungan kekerabatan ditampilkan dalam

bentuk dendrogam.

Page 11: KARAKTERISTIK ANATOMI DAUN DELAPAN SPESIES Hoya … · Berdasarkan pengamatan sayatan paradermal daun ditemukan daun dengan stomata tunggal dan tunggal berkelompok. ... Pengamatan

3

0,0

20,0

40,0

60,0

80,0

100,0

120,0

140,0

160,0

Kerapata

n

sto

mata

(

jum

lah

/mm

²)

Jenis tanaman

Abaksial

Adaksial

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengamatan Preparat Sayatan Paradermal

Keberadaan, Distribusi, dan Tipe Stomata

Stomata umumnya hanya ditemukan pada

permukaan bawah daun (abaksial) untuk

ketujuh spesies tanaman Hoya yang diteliti

(Gambar 5b-5h), kecuali pada H. densifolia,

stomata dapat ditemukan di permukaan bawah

(Gambar 5a) dan atas daun (Gambar 5i). Pola

distribusi stomata yang terlihat umumnya

bertipe tunggal untuk ketujuh spesies

tanaman Hoya yang diteliti, kecuali untuk

spesies H. coriacea dimana terlihat pola

distribusi stomata tunggal dan berkelompok

yang terdiri atas dua stomata yang letaknya

berdekatan dalam satu kelompok. Menurut

Hoover (1986) yang meneliti karakteristik

stomata dua spesies Begonia yang tumbuh

pada habitat berbeda, menemukan ukuran

stomata berkelompok lebih besar dan lebih

banyak ditemukan pada tumbuhan yang

tumbuh pada bebatuan di dekat perairan

dibandingkan dengan tumbuhan yang tumbuh

di tanah. Stomata berkelompok dengan ukuran

yang lebih besar diduga berperan dalam

konservasi air. Hal ini sesuai dengan habitat

H. coriacea yang umumnya terdapat di tepian

sungai (Rahayu 1997). Croxdale (2000)

melaporkan bahwa pola distribusi stomata

yang berbeda merupakan hasil dari proses

interaktif yang terjadi selama pertumbuhan

daun dan mungkin disebabkan oleh adanya

interaksi seluler. Bukti adanya komunikasi

seluler tersebut, sejauh ini masih terbatas pada

pola pembelahan sel yang berfungsi untuk

memisahkan stomata satu dengan lainnya.

Tipe stomata yang umum ditemukan pada

semua spesies tanaman Hoya yang diteliti

(Gambar 6) (Lampiran 7) adalah cyclocytic, sel

tetangga membentuk 1-2 lapis cincin yang

melingkari sel penjaga. Sel tetangga tersebut

berjumlah antara 4-8 sel (Metcalfe & Chalk

1979). Selain tipe cyclocytic ditemukan juga

stomata bertipe anisocytic (H. bandaensis, H.

coriacea, H. campanulata, H. cilliata, H.

coronaria, H . chlorantha), hexacytic (H.

campanulata, H. cilliata, H. multiflora), serta

cyclocytic dan tetracytic (H. densifolia, H.

coriacea, H. cilliata). Korelasi antar karakter

anatomi suatu tumbuhan akan memberikan

dasar yang kuat dalam menetapkan tingkatan

taksonomi tumbuhan tersebut. Keragaman

stomata merupakan salah satu karakter anatomi

tumbuhan yang penting untuk dianalisis karena

memiliki manfaat untuk menentukan tingkatan

taksonomi, hubungan kekerabatan, dan proses

identifikasi dari suatu tumbuhan (Perveen et al.

2007; Ahmad et al. 2009).

Kerapatan Stomata

Kerapatan stomata adalah karakter penting

yang mempengaruhi pertukaran gas.

Kerapatan stomata memiliki variabilitas yang

tinggi diantara spesies dan area daun (Willmer

1983). Nilai kerapatan stomata abaksial

tertinggi terdapat pada H. coriacea yaitu

sebesar 136,7/mm2, sedangkan nilai terendah

terdapat pada H. cilliata sebesar 64,6/mm2.

Nilai kerapatan stomata adaksial hanya

terdapat pada H. densifolia yaitu sebesar

23/mm2

(Gambar 1). Nilai kerapatan stomata

dipengaruhi oleh besarnya ukuran stomata,

semakin kecil ukuran stomata semakin besar

nilai kerapatannya. Selain itu, tipe distribusi

stomata juga dapat mempengaruhi nilai

kerapatan stomata. Stomata berkelompok akan

memiliki nilai kerapatan yang lebih besar

daripada stomata tunggal (Willmer 1983).

Gambar 1 Kerapatan stomata 8 spesies Hoya

bertipe daun non sukulen.

Indeks Stomata

Indeks stomata menunjukkan rasio antara

jumlah stomata dengan jumlah stomata dan

sel epidermis. Indeks ini berkaitan dengan

perubahan yang terjadi pada luas stomata dan

sel epidermis. Kerapatan stomata yang rendah

bila dibandingkan dengan jumlah sel

epidermis yang tinggi, maka akan

menghasilkan indeks stomata yang rendah.

Begitu pula sebaliknya kerapatan stomata

yang tinggi bila dibandingkan dengan jumlah

sel epidermis yang rendah, maka akan

Page 12: KARAKTERISTIK ANATOMI DAUN DELAPAN SPESIES Hoya … · Berdasarkan pengamatan sayatan paradermal daun ditemukan daun dengan stomata tunggal dan tunggal berkelompok. ... Pengamatan

4

0,0

1,0

2,0

3,0

4,0

5,0

6,0

7,0

8,0

9,0

Indek

s s

tom

ata

Jenis tanaman

Abaksial

Adaksial

0,0

5,0

10,0

15,0

20,0

25,0

30,0

35,0

Uk

uran

sto

mata

m)

Jenis tanaman

Panjang stomata

abaksial

Lebar stomata

abaksial

Panjang stomata

adaksial

Lebar stomata

adaksial

0123456789

Kerapata

n

trik

om

a

(ju

mla

h/m

m²)

Jenis tanaman Adaksial

Abaksial

menghasilkan indeks stomata yang tinggi

(Mulyani 2006). Nilai indeks stomata abaksial

tertinggi terdapat pada H. bandaensis yaitu

sebesar 7,7, sedangkan nilai terendah terdapat

pada H. densifolia sebesar 3,3. Nilai indeks

stomata adaksial hanya terdapat pada H.

densifolia yaitu sebesar 1,4 (Gambar 2).

Gambar 2 Indeks stomata 8 spesies Hoya

bertipe daun non sukulen.

Ukuran Stomata

Stomata 8 spesies Hoya yang diteliti

memiliki panjang berkisar antara 21-30 µm

dan lebar 17-29 µm. Ukuran stomata abaksial

terbesar terdapat pada H. bandaensis dengan

panjang 28,5 µm dan lebar 28,5 µm. Ukuran

stomata terkecil terdapat pada H. campanulata

dengan panjang 21,6 µm dan lebar 17,2 µm.

Pada sisi adaksial ukuran stomata hanya

ditemukan pada H. densifolia dengan panjang

26,8 µm dan lebar 27,2 µm (Gambar 3).

Ukuran sel penjaga akan menentukan ukuran

sel stomata yang besar dan kecilnya

dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti

cahaya matahari, CO2, dan kadar air.

Banyaknya cahaya matahari, CO2, dan kadar

air yang terdapat pada lingkungan akan

memperbesar ukuran sel penjaga yang juga

memperbesar ukuran sel stomata. Stomata

tunggal umumnya memiliki ukuran lebih

besar dibandingkan stomata berkelompok

(Willmer 1983).

Keberadaan, Kerapatan, dan Tipe

Trikoma

Trikoma dapat ditemukan pada H. cilliata

dan H. coronaria (Gambar 9a dan 9b) di sisi

adaksial dan abaksial. Trikoma pada daun

memiliki manfaat yang sangat besar dalam

menyeimbangkan jumlah air yang diterima

dan ditranspirasikan oleh tumbuhan, menjaga

dari paparan sinar ultaraviolet, serta

merupakan salah satu mekanisme pertahanan

diri terhadap herbivora (Agrawal & Spiller

2004; Radwan 2007). Keragaman trikoma

juga memiliki manfaat untuk menentukan

tingkatan taksonomi, hubungan kekerabatan,

dan proses identifikasi dari suatu tumbuhan

(Adedeji et al. 2007). Kerapatan trikoma

abaksial dan adaksial tertinggi terdapat pada

H. coronaria yaitu masing-masing sebesar

5,9/mm2 dan 6,0/mm

2, sedangkan nilai

terendah terdapat pada H. cilliata masing-

masing sebesar 2,9/mm2 dan 2,1/mm

2

(Gambar 4). Trikoma yang ditemukan pada

kedua spesies Hoya tersebut tergolong

trikoma non kelenjar dan bertipe simple

(unbranched), long, thickened (shaggy)

(Metcalfe & Chalk 1979).

Gambar 3 Ukuran stomata 8 spesies Hoya

bertipe daun non sukulen.

Gambar 4 Kerapatan trikoma 8 spesies Hoya

bertipe daun non sukulen.

Page 13: KARAKTERISTIK ANATOMI DAUN DELAPAN SPESIES Hoya … · Berdasarkan pengamatan sayatan paradermal daun ditemukan daun dengan stomata tunggal dan tunggal berkelompok. ... Pengamatan
Page 14: KARAKTERISTIK ANATOMI DAUN DELAPAN SPESIES Hoya … · Berdasarkan pengamatan sayatan paradermal daun ditemukan daun dengan stomata tunggal dan tunggal berkelompok. ... Pengamatan
Page 15: KARAKTERISTIK ANATOMI DAUN DELAPAN SPESIES Hoya … · Berdasarkan pengamatan sayatan paradermal daun ditemukan daun dengan stomata tunggal dan tunggal berkelompok. ... Pengamatan

7

0,0

100,0

200,0

300,0

400,0

500,0

600,0

700,0

Tebal

jarin

gan

mesofi

l (µ

m)

Jenis tanaman Parenkim palisade

Parenkim bunga karang

0,0

5,0

10,0

15,0

20,0

25,0

30,0

Tebal

lapis

an

epid

erm

is (µ

m)

Jenis tanaman

Epidermis

atas

Epidermis

bawah

Gambar 10 Tebal lapisan epidermis 8 spesies

Hoya bertipe daun non sukulen.

Jaringan Mesofil Daun

Berdasarkan pengamatan struktur anatomi

pada sayatan transversal (Gambar 13)

menunjukkan bahwa jaringan mesofil pada

seluruh spesies daun Hoya yang diteliti

terdiferensiasi menjadi parenkim palisade dan

parenkim bunga karang. Tebal jaringan

palisade terbesar terdapat pada H. bandaensis

yaitu 417,8 µm, sedangkan yang terkecil

terdapat pada H. campanulata yaitu 55,3 µm.

Tebal jaringan bunga karang terbesar terdapat

pada H. bandaensis yaitu 558,9 µm,

sedangkan yang terkecil terdapat pada H.

campanulata yaitu 171,9 µm (Gambar 11).

Benda ergastik berupa garam kalsium oksalat

yang berbentuk kristal druss (Gambar 13a2)

ditemukan pada seluruh spesies sampel daun

Hoya yang diteliti. Benda ergastik adalah

bahan non protoplasma, baik organik maupun

anorganik, sebagai hasil metabolisme yang

berfungsi untuk pertahanan, pemeliharaan

struktur sel, dan juga sebagai penyimpanan

cadangan makanan, terletak di bagian

sitoplasma, dinding sel, maupun di vakuola

(Fahn 1995).

Jaringan palisade pada seluruh spesies

Hoya yang diamati hanya terdapat pada

bagian atas daun. Menurut Mulyani (2006)

daun yang hanya memiliki jaringan palisade

pada satu sisi dan di sisi yang lain terdapat

parenkim bunga karang disebut daun bifasial

atau dorsiventral. Jaringan palisade umumnya

berbentuk silindris. Sel palisade dengan

bentuk membulat ditemukan pada H.

multiflora dan H. coronaria. Jaringan palisade

tersusun begitu kompak dan rapat, sedangkan

jaringan bunga karang terlihat lebih tebal

dibandingkan jaringan palisade (Esau 1977).

Jumlah lapisan jaringan palisade pada daun

Hoya yang diamati bervariasi antara 3-6 lapis

sel, dimana pada lapisan yang lebih rendah

jaringan palisade memiliki ukuran yang lebih

tipis. Hal ini disebabkan oleh perbedaan

lingkungan antara daun yang terpapar s inar

matahari dan yang ternaungi oleh daun

lainnya (Fitter & Hay 1991). Menurut Radwan

(2007) yang meneliti karakteristik fotosintesis

dan anatomi daun Balanites aegyptiaca (L.)

terhadap cekaman kekeringan menyatakan

bahwa kekhususan jaringan palisade adalah

untuk fotosintesis karena sebagian besar

kloroplas terdapat pada dinding sel jaringan

palisade yang letaknya menghadap ruang

antar sel. Faktor penting lainnya yang

mempengaruhi efisiensi fotosintesis adalah

adanya perkembangan ruang antar sel yang

baik di dalam mesofil, yang membantu

cepatnya pertukaran gas. Susunan sel di dalam

mesofil memungkinkan daerah permukaan sel

yang berhubungan langsung dengan sinar dan

udara menjadi lebih luas (Mulyani 2006).

Gambar 11 Tebal jaringan mesofil 8 spesies

Hoya bertipe daun non sukulen.

Tebal Daun

Berdasarkan sayatan transversal,

ditemukan struktur yang meliputi lapisan

kutikula atas, jaringan epidermis atas, jaringan

mesofil, jaringan epidermis bawah, dan

lapisan kutikula bawah. Hipodermis hanya

ditemukan pada H. bandaensis (Gambar 13c)

dan H. chlorantha (Gambar 13h), letaknya

terdapat di bawah lapisan epidermis atas saja.

H. bandaensis memiliki tebal daun paling

besar yaitu 1075,8 µm, sedangkan tebal daun

terkecil dimiliki oleh H. densifolia yaitu 357,8

µm (Gambar 12). Faktor penting yang dapat

mempengaruhi perkembangan daun adalah

ketersediaan air dan cahaya (Esau 1977).

Adanya perbedaan tebal daun ini diduga

berhubungan dengan adaptasi spesies pada

Page 16: KARAKTERISTIK ANATOMI DAUN DELAPAN SPESIES Hoya … · Berdasarkan pengamatan sayatan paradermal daun ditemukan daun dengan stomata tunggal dan tunggal berkelompok. ... Pengamatan

8

0,0

200,0

400,0

600,0

800,0

1000,0

1200,0

1400,0

Tebal

dau

n (µ

m)

Jenis tanaman

habitat tumbuhnya. Intensitas cahaya yang

rendah menyebabkan area daun menjadi lebih

luas dan daun menjadi lebih tipis (Allard &

Nelson 1991). Radwan (2007) melaporkan

bahwa cekaman air menurunkan ketebalan

daun dikarenakan berkurangnya

perkembangan dan pembelahan sel. Selain itu,

cekaman air juga menyebabkan terjadinya

pengurangan proporsi sel-sel epidermis yang

membentuk stomata dan meningkatkan

jumlah pembentukan sel-sel trikoma.

Gambar 12 Tebal daun 8 spesies Hoya bertipe

daun non sukulen.

Hubungan Kekerabatan Berdasarkan

Karakter Anatomi Daun

Analisis hubungan kekerabatan dilakukan

menggunakan teknik hierarchical cluster

analysis, yaitu mengelompokkan obyek-obyek

berdasarkan kesamaan karakteristik yang

terdapat di antara obyek-obyek tersebut.

Obyek tersebut diklasifikasikan ke dalam satu

atau lebih cluster (kelompok) sehingga obyek-

obyek yang berada dalam satu cluster akan

mempunyai kemiripan satu dengan yang lain

(Santoso 2002). Teknik cluster analysis

tersebut diterapkan pada data hasil

pengamatan 26 karakter anatomi daun dari 8

spesies Hoya bertipe daun non sukulen yang

diteliti (Lampiran 10), sehingga didapatkan

hubungan kekerabatan kedelapan spesies

Hoya tersebut. Berdasarkan dendogram yang

terbentuk (Gambar 14) didapatkan dua

kelompok, tiga kelompok, dan empat

kelompok hubungan kekerabatan (Lampiran

8) pada skala jarak kekerabatan (euclidean

distance scale) 19, 22, dan 24. Semakin kecil

jarak euclidean antara beberapa objek yang

dianalisis, maka semakin dekat hubungan

kekerabatan objek tersebut dan semakin

banyak kesamaan karakter yang dimilikinya

(Santoso 2002).

Analisis hubungan kekerabatan

berdasarkan karakter anatomi daun pada skala

jarak 24 menunjukkan adanya dua kelompok

(Lampiran 8) kekerabatan tanaman (Gambar

14). Kelompok pertama terdiri atas dua

spesies Hoya yaitu H. cilliata dan H.

coronaria. Kelompok pertama disatukan oleh

karakter khusus, yaitu keberadaan trikoma

pada sisi adaksial dan abaksial daun.

Kelompok kedua terdiri atas enam spesies

Hoya yaitu H. densifolia, H. campanulata, H.

multiflora, H. coriacea, H. chlorantha, dan H.

bandaensis. Kelompok kedua disatukan oleh

karakter khusus, yaitu ketiadaan trikoma baik

pada sisi adaksial maupun abaksial daun.

Analisis hubungan kekerabatan

berdasarkan karakter anatomi daun pada skala

jarak 22 menunjukkan adanya tiga kelompok

(Lampiran 8) kekerabatan tanaman (Gambar

14). Kelompok pertama terdiri atas dua

spesies Hoya yaitu H. cilliata dan H.

coronaria. Kelompok pertama disatukan oleh

karakter khusus, yaitu keberadaan trikoma

pada sisi adaksial dan abaksial daun.

Kelompok kedua hanya terdiri atas 1 spesies

Hoya yaitu H. densifolia. Spesies ini memiliki

jarak euclidean yang cukup besar saat

dibandingkan dengan ketujuh spesies Hoya

lainnya. Salah satu karakter khusus yang

hanya dimiliki H. densifolia dan tidak dimiliki

oleh spesies Hoya lainnya yang diteliti adalah

keberadaan stomata di sisi adaksial dan

abaksial daun (ampistomatik). Karakter

khusus inilah yang menyebabkan H.

densifolia terpisah sendiri dari kelompok

lainnya dan memiliki jarak euclidean yang

cukup besar (Lampiran 9).

Kelompok ketiga terdiri atas 5 spesies

Hoya yaitu H. campanulata, H. multiflora, H.

coriacea, H. chlorantha, dan H. bandaensis.

Kelompok ketiga disatukan oleh karakter

khusus, yaitu memiliki indeks stomata

abaksial berkisar antara 5-8 µm.

Analisis hubungan kekerabatan

berdasarkan karakter anatomi daun pada skala

jarak 19 menunjukkan adanya empat

kelompok (Lampiran 8) kekerabatan tanaman

(Gambar 14). Kelompok pertama dan kedua

memiliki anggota spesies Hoya dan karakter

pemersatu yang sama seperti analisis yang

dilakukan pada skala jarak 22.

Kelompok ketiga terdiri atas 3 spesies

yaitu H. coriacea, H. multiflora, dan H.

campanulata. Kelompok ketiga disatukan oleh

karakter khusus, yaitu memiliki tebal daun

Page 17: KARAKTERISTIK ANATOMI DAUN DELAPAN SPESIES Hoya … · Berdasarkan pengamatan sayatan paradermal daun ditemukan daun dengan stomata tunggal dan tunggal berkelompok. ... Pengamatan
Page 18: KARAKTERISTIK ANATOMI DAUN DELAPAN SPESIES Hoya … · Berdasarkan pengamatan sayatan paradermal daun ditemukan daun dengan stomata tunggal dan tunggal berkelompok. ... Pengamatan
Page 19: KARAKTERISTIK ANATOMI DAUN DELAPAN SPESIES Hoya … · Berdasarkan pengamatan sayatan paradermal daun ditemukan daun dengan stomata tunggal dan tunggal berkelompok. ... Pengamatan

11

DAFTAR PUSTAKA

Adedeji O, Ajuwon OY, Babawale OO. 2007.

Foliar epidermal studies, organographic

distribution, and taxonomic importance of

trichomes in the family solanaceae. Int J

Bot. 3(3): 276-282.

Agrawal AA, Spiller DA. 2004. Polymorphic

buttonwood: effects of disturbance on

resistance to herbivores in green and silver

morphs of a Bahamian shrub. Americ J of

Bot. 91(12): 1990-1997.

Ahmad K et al. 2009. Taxonomic diversity of

stomata in dicot flora of a district tank

(n.w.f.p) in Pakistan. Afric J of Biotech.

8(6): 1052-1055.

Albers F, Meve U. 2002. Illustrated

Handbook of Succulent Plants:

Asclepiadaceae. Berlin: Springer.

Ali I et al. 2009. Leaf anatomical adaptations

in some exotic species of Eucalyptus l’her.

(Myrtaceae). Pak J Bot. 41(6): 2717-2727.

Allard G, Nelson CJ. 1991. Shade effects on

growth of tall fescue: i. Leaf anatomy and

dry matter partitioning. Crop Sci. 31:163-

167.

Croxdale JL. 2000. Stomatal patterning in

angiosperms. Americ J of Bot. 87(8):

1069-1080.

Endress ME, Stevens WD. 2001. The

renaissance of the Apocynaceae s.l.: recent

advances in systematic, phylogeny, and

evolution. Ann Missouri Bot Gard. 88:

517-522.

Esau K. 1977. Anatomy of Seed Plants. New

York: J Willey.

Fahn A. 1995. Anatomi Tumbuhan. Soediarto

A, Koesoemaningrat T, Natasaputra M,

Akmal H, penerjemah; Tjitrosomo SS,

editor. Yogyakarta: Gajah Mada

University Press. Terjemahan dari: Plant

Anatomy.

Fitter AH, Hay RKM. 1991. Fisiologi

Lingkungan Tanaman. Andani S,

Purbayanti, penerjemah; Srigandono,

editor. Yogyakarta: UGM Pr. Terjemahan

dari: Enviromental Physiology of Plants.

Heyne K. 1979. Tumbuhan Berguna

Indonesia Jilid III. Jakarta: Koperasi Dep.

Kehutan RI.

Hodgkiss J. 1997. The hoya society

international [terhubung berkala].

http://www.international-hoya.org [16

Oktober 2012].

Hoover WS. 1986. Stomata and stomatal

cluster in Begonia: Ecological response in

two Mexican species. Biotropica 18: 16-

21.

Johansen DA. 1940. Plant Microtechnique.

New York: Mc-Graw-Hillbook Company,

Inc.

Metcalfe CR, Chalk L. 1950. Anatomy of the

Dicotyledons:Leaf, Steam, and Wood in

Relation Taxonomy with Notes on

Economic Uses . Oxford: Clarendon Pr.

Metcalfe CR, Chalk L. 1979. Anatomy of the

Dicotyledons, Volume 1: Systematic

Anatomy of Leaf and Steam, with a Brief

History of the Subject. Oxford: Clarendon

Pr.

Mulyani SES. 2006. Anatomi Tumbuhan.

Yogyakarta: Kanisius.

Perveen A, Abid R, Fatima R. 2007. Stomatal

types of some dicots within flora of

Karachi, Pakistan. Pak J Bot. 39(4): 1017-

1023.

Radwan UAA. 2007. Photosyntetic and leaf

anatomical characteristics of the drought-

resistant Balanites aegyptiaca (L.) del.

seedlings. Am-Euras J Agric & Environ

Sci. 2(6): 680-688.

Rahayu S. 1997. Eksplorasi dan

pembudidayaan Hoya (Asclepiadaceae)

dalam rangka konservasi plasma nutfah.

Prosiding Seminar Nasional Konservasi

Flora Nusantara; UPT BP Kebun Raya-

LIPI Bogor, 2-3 Juli 1997. hlm 294-303.

Rahayu S. 2006. Keanekaragaman spesies

Hoya (Asclepiadaceae) di hutan lindung

Bukit Batikap, Kalimantan Tengah.

Biodiversitas 7(2): 139-142.

Page 20: KARAKTERISTIK ANATOMI DAUN DELAPAN SPESIES Hoya … · Berdasarkan pengamatan sayatan paradermal daun ditemukan daun dengan stomata tunggal dan tunggal berkelompok. ... Pengamatan

12

Rahayu S. 2010. Sebaran dan keragaman

genetik populasi Hoya multiflora Blume

(Asclepiadaceae) di taman Sukamantri

Taman Nasional Gunung Halimun Salak.

[disertasi]. Bogor: Program Pascasarjana,

Institut Pertanian Bogor.

Rintz RE. 1978. The peninsular Malaysian

species of Hoya (Asclepiadaceae). Malay

Nat. 30(3/4): 467-522.

Rintz RE. 1980. The biology and cultivation

of hoyas. Asclepiadaceae 19: 9-17.

Santoso S. 2002. Buku Latihan SPSS

Statistik Multivariat. Jakarta: PT Elex

Media Komputindo.

Sass JE. 1951. Botanical Microtechnique.

Iowa: The Iowa State College Press.

Willmer CM. 1983. Stomata. London:

Longman Group Limited.

.

Page 21: KARAKTERISTIK ANATOMI DAUN DELAPAN SPESIES Hoya … · Berdasarkan pengamatan sayatan paradermal daun ditemukan daun dengan stomata tunggal dan tunggal berkelompok. ... Pengamatan

13

LAMPIRAN

Page 22: KARAKTERISTIK ANATOMI DAUN DELAPAN SPESIES Hoya … · Berdasarkan pengamatan sayatan paradermal daun ditemukan daun dengan stomata tunggal dan tunggal berkelompok. ... Pengamatan

14

Lampiran 1 Klasifikasi tanaman Hoya spp.

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Sub divisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledoneae

Ordo : Gentianales

Famili : Apocynaceae

Sub famili : Asclepiadoideae

Genus : Hoya

Spesies : Hoya spp.

Lampiran 2 Karakteristik 8 spesies Hoya bertipe daun non sukulen

Jenis Asal Habitat Distribusi Ketinggian

(mdpl)

H. densifolia Turcz Jawa Pantai Jawa, Filipina 0-100

H. bandaensis Schlechter

Maluku Pantai Maluku, Papua, Australia 0-100

H. coriacea Blume Kalimantan Tepi sungai Sumatera, Jawa, Kalimantan, Semenanjung Malaysia, Thailand

80-180

H. campanulata Blume

Riau Hutan kerangas

Sumatera, Jawa, Kalimantan, Semenanjung Malaysia

100-200

H. cilliata Elmer Maluku Pantai Maluku 0-200

H. multiflora Blume Jawa Bukit Sulawesi, Semenanjung Malaysia, Thailand, India, Indocina, Filipina, Papua

50-1500

H. coronaria Blume Sumatera Tepi sungai Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Semenanjung Malaysia, Thailand

80-500

H. chlorantha Rechinger

Maluku Pantai Samoa, Maluku, Papua 0-200

Lampiran 3 Komposisi larutan seri Johansen

Komposisi Larutan Johansen

I II III IV V VI VII

Air 50% 30% 15% - - - -

Etanol 95% 40% 50% 50% 45% - - -

Etanol 100% - - - - 25% - -

Tertier butil alkohol 10% 20% 35% 55% 75% 100% 50%

Minyak parafin - - - - - - 50%

Lampiran 4 Komposisi larutan Gifford

Komposisi Volume (ml)

Alkohol 60% 80

Asam asetat glacial 20

Gliserin 5

Lampiran 5 Metode pembuatan preparat sayatan paradermal.

1. Fiksasi: daun ke-4 dari pucuk difiksasi dalam alkohol 70%.

2. Pencucian: larutan fiksatif dibuang, kemudian diganti dengan akuades beberapa kali.

3. Pelunakkan jaringan: daun dilunakkan dengan merendamnya di dalam larutan HNO3 50%

selama 2-5 hari (tergantung ketebalan daunnya).

4. Pencucian: daun dicuci terlebih dahulu beberapa kali dengan akuades sebelum dilakukan

penyayatan.

Page 23: KARAKTERISTIK ANATOMI DAUN DELAPAN SPESIES Hoya … · Berdasarkan pengamatan sayatan paradermal daun ditemukan daun dengan stomata tunggal dan tunggal berkelompok. ... Pengamatan

15

5. Penyayatan: daun disayat tipis di bagian adaksial dan abaksial daun dengan menggunakan

silet, kemudian hasil sayatan dicuci dengan akuades.

6. Penjernihan: hasil sayatan direndam dalam kloroks 3-5 menit, kemudian dibilas dengan

akuades.

7. Pewarnaan: hasil sayatan diwarnai dengan safranin 1% 3-5 menit, kemudian dibilas dengan

akuades.

8. Perekatan: sayatan direkatkan pada gelas obyek yang telah diolesi gliserin 30%.

9. Penutupan: sayatan ditutup dengan gelas penutup.

Lampiran 6 Metode pembuatan preparat sayatan transversal.

1. Fiksasi: daun ke-3 dari pucuk tanaman difiksasi selama 48 jam dalam larutan FAA dengan

komposisi sebagai berikut:

Etanol 70%................... 90 bagian

Asam asetat glasial........ 5 bagian

Formaldehyde............... 5 bagian

2. Pencucian: larutan fiksatif dibuang dan dicuci dengan alkohol 70% sebanyak 2 kali dengan

waktu penggantian masing-masing selama 1 jam. Pencucian dilanjutkan dengan alkohol 50%

sebanyak 4 kali dengan waktu penggantian masing-masing selama 1 jam.

3. Dehidrasi dan penjernihan: dilakukan secara bertahap dengan merendam bahan dalam larutan

seri Johansen I-VII. Waktu perendaman untuk masing-masing tahap adalah sebagai berikut:

Johansen I................ 2 jam

Johansen II............... 24 jam

Johansen III.............. 2 jam

Johansen IV............. 2 jam

Johansen V.............. 2 jam

Johansen VI............. 24 jam

Johansen VI............. 2 jam

Johansen VI............. 2 jam

Johansen VI............. 2 jam

Johansen VII dalam botol yang berisi 1/3 bagian parafin beku.

4. Infiltrasi: wadah berisi sampel daun dan campuran TBA, minyak parafin, serta 1/3 bagian

parafin disimpan pada:

suhu kamar selama 4 jam (tutup dibuka)

dalam oven (58oC) selama 12 jam (tutup dibuka)

tuang seluruh parafin, ganti dengan parafin cair baru, kemudian disimpan dalam oven

dengan suhu 58oC

dilakukan 4 kali penggantian parafin, dengan durasi masing-masing:

a. Parafin I................ 5 jam

b. Parafin II............... 5 jam

c. Parafin III.............. 24 jam

d. Parafin IV.............. 7,5 jam

5. Penanaman (blok): tuang semua cairan parafin beserta sampel daun ke dalam cetakan blok

berbentuk kubus.

6. Penyayatan: blok yang sudah dirapikan membentuk trapesium ditempel pada holder dan

disayat dengan mikrotom putar setebal 10 µm.

7. Perekatan: sayatan direkatkan pada gelas obyek yang telah diolesi albumin-gliserin dan ditetesi

air. Gelas obyek berisi pita parafin dipanaskan pada hot plate dengan suhu 45oC selama 24

jam.

8. Pewarnaan: dilakukan pewarnaan ganda safranin 2% dan fastgreen 0,5% dalam etanol 95%.

Berturut-turut gelas obyek direndam ke dalam larutan berikut:

Xilol 1.................................................... 10-15 menit

Xilol 2.................................................... 10-15 menit

Etanol absolut........................................ 3 menit

Etanol absolut........................................ 3 menit

Etanol 95%............................................ 3 menit

Etanol 70%............................................ 3 menit

Page 24: KARAKTERISTIK ANATOMI DAUN DELAPAN SPESIES Hoya … · Berdasarkan pengamatan sayatan paradermal daun ditemukan daun dengan stomata tunggal dan tunggal berkelompok. ... Pengamatan

16

Etanol 50%............................................ 3 menit

Etanol 30%............................................ 3 menit

Aquades................................................. 3 kali celup

Safranin................................................. 48 jam

Aquades................................................. 3 kali celup

Etanol 30%............................................ 3 menit

Etanol 50%............................................ 3 menit

Etanol 70%............................................ 3 menit

Etanol 95%............................................ 3 menit

Fast green.............................................. 7-10 menit

Etanol absolut....................................... 3 menit

Etanol absolut....................................... 3 menit

Xilol 1................................................... 10-15 menit

Xilol 2................................................... 10-15 menit

9. Penutupan: bahan diberi media entellan dan ditutup dengan gelas penutup

10. Pemberian label: label ditempel pada sisi kiri gelas obyek.

Lampiran 7 Deskripsi tipe stomata 8 spesies Hoya bertipe daun non sukulen.

a. Cyclocytic: Sel tetangga membentuk 1-2 lapis cincin yang melingkari sel penjaga, jumlah sel

tetangga minimal 4 dengan orientasi saling bersebrangan secara diagonal. b. Anisocytic: sel penjaga dikelilingi oleh 3 sel tetangga, dimana 1 sel tetangga memiliki ukuran

yang berbeda dibandingkan 2 sel tetangga lainnya.

c. Cylocytic and tetracytic: Modifikasi dari cyclocytic, namun orientasi sel tetangganya saling

berhadapan. d. Hexacytic: Modifikasi dari tetracytic dengan tambahan sepasang sel tetangga di kedua sisi kiri

dan kanan sel penjaga.

Lampiran 8 Data cluster membership dendogram 8 spesies Hoya bertipe daun non sukulen

Case 4 Clusters 3 Clusters 2 Clusters

H. densifolia 1 1 1

H. bandaensis 2 2 1

H. coriacea 3 2 1

H. campanulata 3 2 1

H. cilliata 4 3 2

H. multiflora 3 2 1

H. coronaria 4 3 2

H. chlorantha 2 2 1

Lampiran 9 Data proximity matrix dendogram 8 spesies Hoya bertipe daun non sukulen

Case

Chi-square between sets of frequencies

H.

densi

H.

bandae

H.

coria

H.

campa

H.

cillia

H.

multi

H.

corona

H.

chlora

H. densifolia 0.000 4.354 3.793 3.629 4.703 4.215 4.473 4.000

H. bandaensis 4.354 0.000 3.615 4.047 4.693 3.919 4.268 2.028

H. coriacea 3.793 3.615 0.000 2.265 4.152 2.141 3.348 2.922

H. campanulata 3.629 4.047 2.265 0.000 4.318 2.619 3.721 3.751

H. cilliata 4.703 4.693 4.152 4.318 0.000 4.205 3.580 3.939

H. multiflora 4.215 3.919 2.141 2.619 4.205 0.000 3.956 3.493

H. coronaria 4.473 4.268 3.348 3.721 3.580 3.956 0.000 3.722

H. chlorantha 4.000 2.028 2.922 3.751 3.939 3.493 3.722 0.000

Page 25: KARAKTERISTIK ANATOMI DAUN DELAPAN SPESIES Hoya … · Berdasarkan pengamatan sayatan paradermal daun ditemukan daun dengan stomata tunggal dan tunggal berkelompok. ... Pengamatan

17

Lampiran 10 Data matriks karakter anatomi 8 spesies Hoya bertipe daun non sukulen

Spesies

Kerapatan

stomata

abaksial

(Jumlah/mm²)

Indeks

stomata

abaksial

Ukuran stomata

abaksial (µm) Distribusi

stomata

Keberadaan

stomata

Kerapatan

stomata

adaksial

(Jumlah/mm²)

Indeks

stomata

adaksial

Ukuran stomata

adaksial (µm)

Panjang Lebar Panjang Lebar

Hoya densifolia 0 1 2 3 0 0 1 1 1 1

Hoya bandaensis 3 3 3 3 0 1 0 0 0 0

Hoya coriacea 3 3 1 1 1 1 0 0 0 0

Hoya campanulata 2 2 0 0 0 1 0 0 0 0

Hoya cilliata 0 1 3 1 0 1 0 0 0 0

Hoya multiflora 3 3 2 1 0 1 0 0 0 0

Hoya coronaria 3 3 2 1 0 1 0 0 0 0

Hoya chlorantha 2 3 2 3 0 1 0 0 0 0

(Lanjutan. . .)

Keberadaan

trikoma

Kerapatan

trikoma

adaksial

(Jumlah/mm²)

Kerapatan

trikoma

abaksial

(Jumlah/mm²)

Ukuran trikoma

adaksial (µm)

Ukuran trikoma

abaksial (µm) Tebal

daun

(µm)

Tebal

epidermis

adaksial

daun (µm)

Tebal

epidermis

abaksial

daun (µm)

Tebal

kutikula

adaksial

daun (µm)

Tebal

kutikula

abaksial

daun

(µm) Panjang Lebar Panjang Lebar

0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0

0 0 0 0 0 0 0 3 3 2 1 1

0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 2 1

0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0

1 1 1 1 1 1 1 2 0 1 3 2

0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 2 2

1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1

0 0 0 0 0 0 0 2 0 1 2 2

17

Page 26: KARAKTERISTIK ANATOMI DAUN DELAPAN SPESIES Hoya … · Berdasarkan pengamatan sayatan paradermal daun ditemukan daun dengan stomata tunggal dan tunggal berkelompok. ... Pengamatan

18

(Lanjutan. . .)

Keterangan karakter anatomi:

1. Kerapatan stomata abaksial (0 = 64-82/mm²; 1 = 83-101/mm²; 2= 102-120/mm²; 3=121-139/mm²)

2. Indeks stomata abaksial (0 = 1-2 µm; 1 = 3-4 µm; 2 = 5-6 µm; 3= 7-8 µm)

3. Panjang stomata abaksial (0 = 22-23 µm; 1 = 24-25 µm; 2 = 26-27 µm; 3 = 28-29 µm)

4. Lebar stomata abaksial (0 = 17-19 µm; 1 = 20-22 µm; 2 = 23-25 µm; 3 = 26-28 µm)

5. Distribusi stomata (0 = Stomata tunggal; 1 = Stomata tunggal dan berkelompok; 2 = Stomata berkelompok)

6. Keberadaan stomata (0 = Sisi adaksial dan abaksial; 1 = Sisi abaksial; 2 = Sisi adaksial)

7. Kerapatan stomata adaksial (0 = 0; 1 = 22-24 µm)

8. Indeks stomata adaksial (0 = 0; 1 = 1-3 µm)

9. Panjang stomata adaksial (0 = 0; 1 = 25-27 µm)

10. Lebar stomata adaksial (0 = 0; 1 = 26-28 µm)

11. Keberadaan trikoma (0 = tidak ada; 1 = sisi adaksial dan abaksial; 2 = sisi adaksial; 3 = sisi abaksial)

12. Kerapatan trikoma adaksial (0 = 0; 1 = 2-7 µm)

13. Kerapatan trikoma abaksial (0 = 0; 1 = 2-7 µm)

14. Panjang trikoma adaksial (0 = 0; 1 = 200-500 µm)

15. Lebar trikoma adaksial (0 = 0; 1 = 18-21 µm)

Tebal

jaringan

mesofil daun

(µm)

Diferensiasi

mesofil Tipe trikoma Tipe stomata

0 1 0 1

3 1 0 0

0 1 0 2

0 1 0 3

2 1 1 4

0 1 0 5

0 1 1 0

2 1 0 0

18

Page 27: KARAKTERISTIK ANATOMI DAUN DELAPAN SPESIES Hoya … · Berdasarkan pengamatan sayatan paradermal daun ditemukan daun dengan stomata tunggal dan tunggal berkelompok. ... Pengamatan

19

16. Panjang trikoma abaksial (0 = 0; 1 = 300-600 µm)

17. Lebar trikoma abaksial (0 = 0; 1 = 16-19 µm)

18. Tebal daun (0 = 357-536 µm; 1 = 537-716 µm; 2 = 717-896 µm; 3 = 897-1076 µm)

19. Tebal epidermis adaksial daun (0 = 15-17 µm; 1 = 18-20 µm; 2 = 21-23 µm; 3 = 24-26 µm)

20. Tebal epidermis abaksial daun (0 = 13-14 µm; 1 = 15-16 µm; 2 = 17-18 µm; 3 = 19-20 µm)

21. Tebal kutikula adaksial daun (0 = 2-3 µm; 1 = 4-5 µm; 2 = 6-7 µm; 3 = 8-9 µm )

22. Tebal kutikula abaksial daun (0 = 2-3 µm; 1 = 4-5 µm; 2 = 6-7 µm; 3 = 8-9 µm)

23. Tebal jaringan mesofil daun (0 = 227-424 µm; 1 = 425-622 µm; 2 = 623-820 µm; 3 = 821-1018 µm)

24. Diferensiasi mesofil (0 = tidak terdiferensiasi; 1 = terdiferensiasi menjadi jaringan palisade dan bunga karang)

25. Tipe trikoma (0= tidak ada trikoma; 1 = simple long shaggy; 2 = simple short thin; 3 = simple short thin; 4 = simple short thin & thin capitate form)

26. Tipe stomata (0 = (anisocytic), (cyclocytic); 1 = (cyclocytic), (cyclocytic and tetracytic); 2 = (cyclocytic), (cyclocytic and tetracytic), (anisocytic); 3 = (Cyclocitic),

(Hexacytic), (anisocytic); 4 = (Cyclocytic and tetracytic), (hexacytic), (anisocytic); 5 = (cyclocytic), (hexacytic)).

19