STUDI KERAGAMAN CACING PARASITIK PADA SALURAN … · ikan dibedah dengan cara dibuat sayatan pada...

51
STUDI KERAGAMAN CACING PARASITIK PADA SALURAN PENCERNAAN IKAN GURAMI (Osphronemus gouramy) DAN IKAN TONGKOL (Euthynnus spp.) ARIE OKTAVIANI SANTI ADJI FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

Transcript of STUDI KERAGAMAN CACING PARASITIK PADA SALURAN … · ikan dibedah dengan cara dibuat sayatan pada...

Page 1: STUDI KERAGAMAN CACING PARASITIK PADA SALURAN … · ikan dibedah dengan cara dibuat sayatan pada bagian ventral ikan. Sayatan dimulai ... where insicion began from operculum with

STUDI KERAGAMAN CACING PARASITIK PADA SALURAN

PENCERNAAN IKAN GURAMI (Osphronemus gouramy) DAN

IKAN TONGKOL (Euthynnus spp.)

ARIE OKTAVIANI SANTI ADJI

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2008

Page 2: STUDI KERAGAMAN CACING PARASITIK PADA SALURAN … · ikan dibedah dengan cara dibuat sayatan pada bagian ventral ikan. Sayatan dimulai ... where insicion began from operculum with

ABSTRAK

ARIE OKTAVIANI SANTI ADJI. Studi Keragaman Cacing Parasitik pada Saluran Pencernaan Ikan Gurami (Osphronemus gouramy) dan Ikan Tongkol (Euthynnus spp.). Dibawah bimbingan RISA TIURIA dan ADHI RACHMAT SUDRAJAT HARIYADI. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keragaman cacing parasitik yang ditemukan pada saluran pencernaan ikan gurami (Oshpronemus gouramy) dan ikan tongkol (Euthynnus spp.) dengan cara mengidentifikasi cacing parasitik tersebut. Kemudian dapat mengetahui tingkat prevalensi dan intensitas kecacingan yang ditimbulkan pada saluran pencernaan ikan gurami dan ikan tongkol. Penelitian ini dilakukan dengan mengambil 15 sampel ikan gurami (Osphronemus gouramy) dan 16 sampel ikan tongkol (Euthynnus spp.). Kemudian mengisolasi cacing dari sampel ikan gurami dan tongkol. Organ yang diperiksa yaitu saluran pencernaan. Spesimen ikan dibedah dengan cara dibuat sayatan pada bagian ventral ikan. Sayatan dimulai dari operkulum untuk memaparkan insang terlebih dahulu kemudian dilanjutkan ke arah posterior sampai arah kloaka untuk memaparkan saluran pencernaan (usus). Organ usus diletakkan ke dalam cawan petri yang berisi NaCl fisiologis 0,85% dan diidentifikasi dengan mikroskop cahaya. Spesimen diawetkan dengan alkohol 70% untuk dianalisis lebih lanjut ke pewarnaan. Cacing trematoda diberikan pewarnaan Semichon's acetocarmine. Cacing nematoda diberikan KOH 10% dan pewarnaan minyak cengkeh. Pada ikan gurami didapatkan cacing parasit yaitu Procamallanus sp. dan Camallanus sp.. Nilai prevalensi pada ikan gurami sebesar 26,67% termasuk kategori often (sering muncul) dan nilai intensitas kecacingan pada ikan gurami sebesar 1. Pada ikan tongkol didapatkan cacing Digenea (kemungkinan Lechitochirium sp.) dan Spinitectus sp.. Nilai prevalensi pada ikan tongkol sebesar 12,5% dan termasuk kategori often (sering muncul). Berdasarkan hasil penelitian, cacing parasit yang didapatkan tidak zoonosis pada manusia. Kata kunci : Digenea, Nematoda, Ikan, Cacing Parasit.

Page 3: STUDI KERAGAMAN CACING PARASITIK PADA SALURAN … · ikan dibedah dengan cara dibuat sayatan pada bagian ventral ikan. Sayatan dimulai ... where insicion began from operculum with

ABSTRACT

The aim of this research to identify the variety of endoparasite that was found in intestine of giant gouramy (Osphronemus gouramy) and little tuna (Euthynnus spp.) by identified the parasitic worms, to know the degree of prevalency and intensity value of them. This research was conducted by taking sample on 15 Giant Gouramys (Osphronemus gouramy) and 16 little tunas (Euthynnus spp.). Isolation procedure was applied on the sample of little tunas and Giant Gouramys with digestive tracts as the target organ. The fish specimen was incised on the ventral side of the fish, where insicion began from operculum with roll out in a gill's fish and then it was continue to posterior side in cloaca direction to roll out the intestine. The organs were put in NaCl fisiologis and were identified by lighting microscope. That spesimens were preservatived to analize in the alcohol and then colouring act was applied to the specimen. The trematoda worm was stained using Semichon's acetocarmine, while nematode worm were stained by KOH 10% and clove oil. The result showed that Giant Gouramys hosted some parasite worms such as Procamallanus sp. and Camallanus sp.. The prevalency of parasitic helminth infection in the Giant Gouramys was 26,67%, classifield as often category where the intensity value was 1. In the little tuna Digenea (possibility from Lechitochirium sp.) and Spinitectus sp were found.. The prevalency value in the little tunas was 12,5%, so it fit into often category. Based on the result mention above, we concluded that the parasite worms were found both in Giant Gouramy and little tuna were not zoonotic. Key words : Digenea, Nematode, Fish, Parasite worm.

Page 4: STUDI KERAGAMAN CACING PARASITIK PADA SALURAN … · ikan dibedah dengan cara dibuat sayatan pada bagian ventral ikan. Sayatan dimulai ... where insicion began from operculum with

STUDI KERAGAMAN CACING PARASITIK PADA SALURAN

PENCERNAAN IKAN GURAMI (Osphronemus gouramy) DAN

IKAN TONGKOL (Euthynnus spp.)

ARIE OKTAVIANI SANTI ADJI

B04104030

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Hewan pada

Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2008

Page 5: STUDI KERAGAMAN CACING PARASITIK PADA SALURAN … · ikan dibedah dengan cara dibuat sayatan pada bagian ventral ikan. Sayatan dimulai ... where insicion began from operculum with

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Penelitian : Studi Keragaman Cacing Parasitik pada Saluran

Pencernaan Ikan Gurami (Osphronemus Gouramy) dan

Ikan Tongkol (Euthynnus spp.)

Nama Mahasiswa : Arie Oktaviani Santi Adji

Nomor Pokok : B04104030

Program Studi : Kedokteran Hewan

Disetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Drh. Risa Tiuria, MS. Adhi Rachmat Sudrajat Hariyadi, BSc, MSi. NIP : 131 690 352

Diketahui,

Wakil Dekan Fakultas Kedokteran Hewan IPB

Dr. Nastiti Kusumorini NIP : 131 699 942

Tanggal Pengesahan : ....../....../......

Page 6: STUDI KERAGAMAN CACING PARASITIK PADA SALURAN … · ikan dibedah dengan cara dibuat sayatan pada bagian ventral ikan. Sayatan dimulai ... where insicion began from operculum with

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Situbondo, Jawa Timur pada tanggal 8 Oktober 1986.

Penulis merupakan anak kedua dari Bapak Drs. Adji Saptadji dan Ibu Mariati, Spd

yang memiliki seorang putra dan dua orang putri.

Pada tahun 1990 penulis memasuki TK Dharma Wanita Asembagus.

Kemudian pada tahun 1992 bersekolah di SD Asembagus 1 sampai tahun 1997

kemudian pindah ke SD Curah Jeru 1 Panji dan lulus SD tahun 1998 di SD Curah

Jeru 1 Panji. Penulis melanjutkan studinya ke SMP 2 Panji pada tahun 1998

kemudian lulus dan melanjutkan ke SMA 1 Situbondo pada tahun 2001. Penulis

diterima sebagai mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan yang lolos melalui seleksi

USMI (Ujian Seleksi Masuk IPB) IPB pada tahun 2004.

Page 7: STUDI KERAGAMAN CACING PARASITIK PADA SALURAN … · ikan dibedah dengan cara dibuat sayatan pada bagian ventral ikan. Sayatan dimulai ... where insicion began from operculum with

PRAKATA

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena hanya dengan

limpahan rahmat, izin dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan penulisan sripsi

yang berjudul "Studi Keragaman Cacing Parasitik Pada Saluran Pencernaann Ikan

Gurami (Osphronemus gouramy) dan Ikan Tongkol (Euthynnus spp.)".

Dengan segala kerendahan hati, penulis juga ingin mengucapkan terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada:

1. Ibu Dr. drh. Risa Tiuria, MS selaku pembimbing pertama atas bimbingan, ilmu,

dorongan, motivasi dan nasehat serta waktu yang telah diluangkan beliau

sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

2. Bapak Adhi Rachmat Sudrajat Hariyadi, BSc, MSi selaku pembimbing kedua

atas ilmu, waktu, motivasi dan kesabaran beliau sehingga skripsi ini dapat saya

selesaikan.

3. drh. Elok Budi Retnani, Ms selaku dosen penguji yang telah banyak memberikan

nasehat, arahan serta bimbingan untuk menyelesaikan penulisan ini.

4. Bapak Dr. drh. Syahrun Hamdani Nasution selaku pembimbing akademik yang

selalu memberikan saran dan motivasi kepada saya.

5. Ibu Ir. Yani Hadiroseyani, MM dosen parasit ikan Budidaya Perairan Fakultas

Perikanan & Ilmu Kelautan (BDP FPIK) IPB yang telah memberikan ilmu dan

saran kepada saya.

6. Ayah, Ibu, Mas Yoga dan Adek Ade beserta keluarga besar atas cinta & kasih

sayang, motivasi serta do'anya yang selama ini diberikan kepada saya.

7. Anis Berry beserta keluarga yang selalu memberikan semangat, kasih sayang,

cinta dan do'a. makaci Qynk!

8. Sahabat-sahabatku yang paling gokil abiz yang ada di team renang dadakan yakni

Arios, Ivan, Bagus, Dhani, Agus Prastowo dan sahabat gilaku Renny, Eka Popon,

Muri, Mungky, Riza, Dordia dan Yuda. Thanks ya guys!

Page 8: STUDI KERAGAMAN CACING PARASITIK PADA SALURAN … · ikan dibedah dengan cara dibuat sayatan pada bagian ventral ikan. Sayatan dimulai ... where insicion began from operculum with

9. Teman-temanku Abhyn, Rico, Ita, Satrio, Fuad, Debby, Anny, Wahyu

Kusumaningrum, Fitriana Dewi, Ellyta Puput, Fina, Iin, Ipin, Winda MSP, Nina,

Gusmayanti, Dini, Puput, Yus, Gege, Ana, Uni Betty dan mbak Ratna. Thakz ya

prenz!

10. Team penelitianku ( Dwi Susanto, Erlina, Shio, Nova, Renalda, Astri, Yulia

Erika, Vonti dan Mones).

11. Pak Eman, Ibu Irawati, Pak Kos yang setia membantu kami selama di

Laboratorium Helminthologi.

12. Teman-temanku terutama di kelas P yang selalu kompak.

13. Teman- teman kosan Jaika (Mbak Farida, Mbak Eny, Mbak Karin, Mbak Ninda,

Mbak Mia, mbak Leni, Ike, Sari, Kiky).

14. Teman-teman kosan Jayawijaya (Mbak Santi, Lita, Mbak Cony, Mbak Dewi,

Mbak Ida, Lita, Mbak Dian, Dini) beserta bapak Acep Husein beserta Keluarga.

15. Semua teman-teman Astroidea'41.

16. Pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang telah banyak

membantu untuk keberhasilan penulis.

Segala kritik dan saran dari pembaca senantiasa penulis harapkan, karena

penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan.

Bogor, September 2008

Arie Oktaviani Santi Adji

Page 9: STUDI KERAGAMAN CACING PARASITIK PADA SALURAN … · ikan dibedah dengan cara dibuat sayatan pada bagian ventral ikan. Sayatan dimulai ... where insicion began from operculum with

DAFTAR ISI

Halaman DAFTAR TABEL…………………………………………………………. xi DAFTAR GAMBAR……………………………………………………… xii PENDAHULUAN…………………………………………………………. 1

Latar Belakang……………………………………………………... 1 Tujuan Penelitian…………………………………………………... 2 Manfaat Penelitian…………………………………………………. 3

TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………………… 4 Sejarah dan Klasifikasi Ikan Gurami (Osphronemus gouramy)…… 4 Sejarah dan Klasifikasi Ikan Tongkol (Euthynnus spp.)…………... 9 Jenis Cacing Parasit Pada Ikan Gurami (Osphronemus gouramy) dan Ikan Tongkol (Euthynnus spp.)………………………………... 12

Nemathelminthes…………………………………………... 12 Nematoda………………………………………….. 12

Platyhelminthes……………………………………………. 14 Distribusi dan Keragaman parasit………………………………….. 15 Tipe-tipe Parasitisme dan Resistensi Inang………………………... 15 Efek Parasit Terhadap Inang……………………………………….. 16

BAHAN DAN METODE…………………………………………………. 17 Tempat dan Waktu Penelitian……………………………………… 17 Alat dan Bahan…………………………………………………….. 17 Metoda……………………………………………………………... 17

Pengambilan sampel……………………………………….. 17 Teknik Parasitologi………………………………………… 17 Metoda Pewarnaan dengan Minyak Cengkeh (Semi Permanen)………………………………………………….. 18 Metoda Pewarnaan Semichon's acetocarmine (Permanen)... 18

Analisis Data……………………………………………………….. 19 HASIL DAN PEMBAHASAN……………………………………………. 21

Identifikasi Jenis Parasit Pada Ikan Gurami (Osphronemus gouramy)…………………………………………………………… 21

Procamallanus sp………………………………………….. 23 Camallanus sp……………………………………………... 25

Prevalensi dan Intensitas Kecacingan pada Ikan Gurami………….. 28 Identifikasi Cacing Parasit pada Ikan Tongkol (Euthynnus spp.)…. 28

Digenea pada Ikan Tongkol………………………………... 28 Spinitectus sp………………………………………………. 30

Page 10: STUDI KERAGAMAN CACING PARASITIK PADA SALURAN … · ikan dibedah dengan cara dibuat sayatan pada bagian ventral ikan. Sayatan dimulai ... where insicion began from operculum with

Prevalensi Kecacingan pada Ikan Tongkol………………………... 32 KESIMPULAN DAN SARAN…………………………………………… 33

Kesimpulan………………………………………………………… 33 Saran……………………………………………………………….. 33

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………... 34

Page 11: STUDI KERAGAMAN CACING PARASITIK PADA SALURAN … · ikan dibedah dengan cara dibuat sayatan pada bagian ventral ikan. Sayatan dimulai ... where insicion began from operculum with

DAFTAR TABEL

No. Teks Halaman 1 Jenis cacing parasitik……………………………………………… 21 2 Cacing parasit yang ditemukan pada saluran pencernaan ikan

gurami…………………………………………………………….. 21 3 Cacing parasit yang ditemukan pada ikan tongkol………………... 28

Page 12: STUDI KERAGAMAN CACING PARASITIK PADA SALURAN … · ikan dibedah dengan cara dibuat sayatan pada bagian ventral ikan. Sayatan dimulai ... where insicion began from operculum with

DAFTAR GAMBAR

No. Teks Halaman 1 Ikan Gurami (Osphronemus gouramy)………………………… 4 2 Labirin Gurami……………………………………………........ 5 3 Ikan Tongkol (Euthynnus spp.)………………………………... 9 4 Persebaran Ikan Tongkol di Dunia…………………………….. 11 5 Grafik Penangkapan Ikan Tongkol di Dunia Berdasarkan

Statistik FAO…………………………………………………... 11 6 Nematoda………………………………………………………. 13 7 Daur hidup Nematoda.................................................................. 14 8 Siklus hidup langsung nematoda………………………………. 22 9 Siklus hidup tidak langsung nematoda………………………… 22 10 Procamallanus pintoi………………………………………….. 24 11 Procamallanus sp……………………………………………… 24 12 Morfologi Camallanus maculatus……………………………... 26 13 Camallanus sp…………………………………………………. 27 14 Camallanus sp…………………………………………………. 27 15 Tongkol 1 Digenea…………………………………………….. 29 16 Lechitochirium sp……………………………………………… 29 17 Morfologi Spinitectus allaeri…………………………………... 31 18 Spinitectus sp…………………………………………………... 32

Page 13: STUDI KERAGAMAN CACING PARASITIK PADA SALURAN … · ikan dibedah dengan cara dibuat sayatan pada bagian ventral ikan. Sayatan dimulai ... where insicion began from operculum with

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Ikan gurami (Oshpronemus gouramy) merupakan ikan asli Indonesia yang

berasal dari perairan daerah Jawa Barat. Sebagai salah satu ikan budidaya, ikan

gurami sudah dikenal sebagai ikan konsumsi dan ikan hias sejak tahun 1802

(Sitanggang & Sarwono 2000). Permintaan akan ikan ini cukup banyak dan harganya

relatif tinggi dibandingkan dengan ikan air tawar lainnya seperti ikan mas, nila,

tambakan dan tawes. Hal ini dikarenakan oleh beberapa alasan yaitu ikan gurami

mudah bertelur (mudah memijah), rasanya enak dan variasi makanan yang baik

(Chakroff 1976). Bagi masyarakat umum, ikan ini dipandang sebagai salah satu ikan

bergengsi dan biasanya disajikan pada acara-acara yang dianggap penting. Oleh

sebab itu, tidak mengherankan apabila ikan gurami menjadi salah satu komoditi

unggulan di sektor perikanan air tawar.

Ikan gurami (Osphronemus gouramy) juga memiliki protein tinggi,

mengandung asam amino esensial yang berfungsi meningkatkan kecerdasan otak dan

mencegah timbulnya penyakit jantung koroner. Ikan gurami (Osphronemus gouramy)

merupakan ikan jenis air tawar yang berasal dari perairan rawa-rawa dan menyukai

perairan tenang dan jernih. Ikan ini juga bisa hidup di sungai atau danau.

Sumberdaya ikan pelagis dibagi berdasarkan ukuran, yaitu Ikan Pelagis Besar

seperti kelompok Tuna (Thunidae) dan Cakalang (Katsuwonus pelamis), kelompok

Marlin (Makaira sp.), kelompok Tongkol (Euthynnus spp.) dan Tenggiri

(Scomberomorus spp.), Selar (Selaroides leptolepis) dan Sunglir (Elagastis

bipinnulatus), kelompok Kluped seperti Teri (Stolephorus indicus), Japuh

(Dussumieria spp.), Tembang (Sadinella fimbriata), Lemuru (Sardinella longiceps)

dan Siro (Amblygaster sirm), dan kelompok Skrombroid seperti Kembung

(Rastrellinger spp.) (Aziz et al. 1988).

Ikan tongkol (Euthynnus sp.) dikenal juga dengan nama Komo. Sering pula

dicampurbaurkan dengan tongkol pisang atau lisong yang dalam nama

perdagangannya disebut frigated mackeral. Tongkol terdapat banyak pada Samudera

Page 14: STUDI KERAGAMAN CACING PARASITIK PADA SALURAN … · ikan dibedah dengan cara dibuat sayatan pada bagian ventral ikan. Sayatan dimulai ... where insicion began from operculum with

Pasifik dan Samudera Hindia sepanjang katulistiwa pada suhu air. Euthynnus sp.

cenderung membentuk kelompok (school). Puncak musim pemijahan bervariasi

tergantung pada daerah, seperti perairan Filipina bulan Maret-Mei, perairan Afrika

Timur pada pertengahan musim barat daya sampai permulaan musim tenggara atau

Januari-Juli dan perairan Indonesia diperkirakan pada bulan Agustus-Oktober

(Collete & Naoen 1983).

Organisme patogen penyebab penyakit antara lain dapat berupa parasit, jamur,

bakteri maupun virus. Salah satu jenis patogen yang sering menyerang ikan adalah

parasit. Parasit merupakan organisme yang mengambil keuntungan dari inangnya

yaitu dengan menempel dan menyerap nutrisi dari inang untuk mendukung

kehidupannya. Parasit dapat menyebabkan kerusakan organ sehingga pertumbuhan

terhambat dan akhirnya menyebabkan kematian. Parasit yang menyerang ikan dapat

dibedakan berdasarkan organ terinfeksi yaitu ektoparasit dan endoparasit (Olsen

1974).

Menurut Sindermann (1990), keberadaan parasit pada ikan berdampak pada

pengurangan konsumsi, kualitas ikan menurun pada usaha budidaya, maupun

pengurangan bobot ikan konsumsi dan penolakan oleh konsumen akibat adanya

morfologi atau bentuk tubuh ikan yang abnormal. Pada usaha budidaya, parasit dapat

menimbulkan kerugian berupa penurunan fekunditas induk ikan dan kematian larva

secara massal (Grabda 1991). Apabila petani ikan tidak dapat mengenali jenis parasit

apa yang menyerang ikan gurami maupun ikan tongkol maka petani ikan tidak dapat

melakukan pencegahan dan pengobatan pada ikan gurami dan tongkol. Pada akhirnya

akan mengurangi nilai keuntungan para pelaku bisnis (eksportir maupun importir)

ikan gurami dan tongkol.

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keragaman cacing parasitik

yang ditemukan pada saluran pencernaan ikan gurami (Oshpronemus gouramy) dan

ikan tongkol (Euthynnus spp.). Selanjutnya dapat mengetahui tingkat prevalensi dan

intensitas kecacingan yang ditimbulkan pada ikan gurami dan ikan tongkol.

Page 15: STUDI KERAGAMAN CACING PARASITIK PADA SALURAN … · ikan dibedah dengan cara dibuat sayatan pada bagian ventral ikan. Sayatan dimulai ... where insicion began from operculum with

Manfaat Penelitian

Penelitian ini bermanfaat untuk memberikan informasi dan data tentang

cacing parasit yang ditemukan pada saluran pencernaan ikan gurami (Osphronemus

gouramy) dan ikan tongkol (Euthynnus spp.), sehingga kita mendapatkan

pengetahuan tentang jenis-jenis cacing parasit yang terdapat pada saluran pencernaan

ikan gurami dan ikan tongkol dan dapat juga digunakan sebagai dasar untuk

melakukan penelitian di tingkat selanjutnya.

Page 16: STUDI KERAGAMAN CACING PARASITIK PADA SALURAN … · ikan dibedah dengan cara dibuat sayatan pada bagian ventral ikan. Sayatan dimulai ... where insicion began from operculum with

TINJAUAN PUSTAKA

Sejarah dan Klasifikasi Ikan Gurami (Osphronemus gouramy) Ikan gurami (Osphronemus gouramy) merupakan satu diantaranya yang telah

banyak dibudidayakan. Di Indonesia, orang Jawa menyebutnya Gurami, Gurameh,

orang Sumatra menyebutnya ikan Kalau, Kala, Kalui, sedangkan di Kalimantan

disebut Kalui. Orang Inggris menyebutnya Giant Gouramy, karena ukurannya yang

besar sampai mencapai berat 5 kg (Warintek 2005).

Gambar 1 Ikan Gurami (Osphronemus gouramy) (Anonim 2008)

Menurut Saanin (1984), ikan gurami dapat diklasifikasikan sebagai berikut

kingdom Animalia, filum Chordata, kelas Pisces, subkelas Teleostei, ordo

Labyrinthici, subordo Anabantoidei, famili Anabantidae, genus Osphronemus dan

spesies Osphronemus gouramy. Ikan gurami berasal dari perairan Sunda (Jawa Barat,

Indonesia) dan menyebar ke Negara Malaysia, Thailand, Ceylon dan Australia (Huet

1994) dan sekarang menyebar hampir di seluruh Asia Tenggara (Chakroff 1976). Di

habitat asalnya, gurami mendiami perairan yang tenang dan tergenang seperti sungai,

rawa-rawa dan danau (Syafei et al. 1995).

Ikan gurami (Osphronemus gouramy) mempunyai bentuk badan bundar agak

panjang, lebar atau pipih kesamping (compresses), bagian punggung berwarna merah

sawo dan bagian perut berwarna kekuningan/ keperakan, badan tertutup sisik yang

Ekor

Sirip punggung

Sirip anal

Sirip dada

Tutup insang

Lubang hidung

Mata

Page 17: STUDI KERAGAMAN CACING PARASITIK PADA SALURAN … · ikan dibedah dengan cara dibuat sayatan pada bagian ventral ikan. Sayatan dimulai ... where insicion began from operculum with

besar-besar terlihat kasar dan kuat. Bagian kepala gurami muda berbentuk lancip dan

akan menjadi dempak bila sudah besar dan terdapat tonjolan seperti cula pada bagian

kepala ikan jantan yang sudah tua, mulutnya kecil dan bibir bagian bawahnya sedikit

lebih maju daripada bibir atas dan dapat disembulkan (Respati & Santoso 1993).

Menurut Susanto (1991), ikan gurami memiliki sepasang alat peraba yang terletak

pada bagian dada yang sesungguhnya merupakan modifikasi sirip perut menjadi

sepasang benang yang panjang.

Respati dan Santoso (1993), mengatakan bahwa pada ikan gurami muda

terdapat garis-garis tegak berwarna hitam berjumlah 7-8 buah dan garis-garis ini akan

hilang pada saat dewasa. Ikan gurami termasuk golongan ikan yang berlabirin yaitu

sebangsa ikan yang mempunyai alat pernapasan tambahan, sehingga mampu

beradaptasi pada kondisi air yang kandungan oksigennya rendah yaitu kurang dari 3

ppm. Lebih lanjut Sumantadinata (1981), mengemukakan bahwa labirin berbentuk

selaput berkelok-kelok yang merupakan penonjolan tepi insang. Alat ini mempunyai

pembuluh darah kapiler yang dapat mengambil oksigen dari udara ketika ikan gurame

muncul ke permukaan, sehingga dapat bertahan tanpa oksigen terlarut dalam air

(Rachmawati 1997).

Gambar 2 Labirin Gurami (Anonim 2008)

Ikan gurami termasuk golongan ikan bertulang belakang yang berciri umum

yaitu memiliki insang, tulang belakang, penutup insang (operkulum) pada kedua

tubuhnya. Bentuk sirip membulat yaitu pinggiran sirip ekor membentuk garis

melengkung dari bagian dorsal hingga ventral. Operkulum membantu air masuk

hanya melalui mulut dan keluar melalui insang dan penutupnya. Sewaktu berenang,

ikan memanfaatkan ekornya sebagai kemudi dan sirip sebagai alat keseimbangan.

Page 18: STUDI KERAGAMAN CACING PARASITIK PADA SALURAN … · ikan dibedah dengan cara dibuat sayatan pada bagian ventral ikan. Sayatan dimulai ... where insicion began from operculum with

Ikan juga mempunyai indera pendengaran, penglihatan, penciuman, dan organ yang

peka pada kulit dan sirip untuk merasakan pergerakan disekelilingnya

(Chattopadhyyay 1999).

Ikan gurami dapat hidup dan berkembangbiak di perairan tawar seperti danau,

rawa dan sawah atau sungai-sungai yang airnya tidak begitu deras. Ikan gurami dapat

hidup baik di daerah tropis pada ketinggian tempat antara 0-800 m dari permukaan

laut. Pada perairan bebas ikan gurami dapat berbiak pada musim kemarau tetapi pada

pemeliharaan kolam dapat berbiak sepanjang tahun (Sumantadinata 1981). Ikan

gurami dikenal sebagai ikan yang lambat pertumbuhannya (Ardiwinata 1981). Ikan

gurami (Osphronemus gouramy) yang berumur satu tahun panjangnya 10-12 cm dan

bobotnya hanya 25 gram (Ardiwinata 1981). Busacher et al. (1990) dalam

Rachmawati (1993), menguraikan bahwa pertumbuhan dapat terjadi pada berbagai

tingkatan materi biologis seperti sel, jaringan, organ, organisme utuh, populasi, dan

komunitas.

Pertumbuhan larva ikan gurami berdasarkan beberapa studi menunjukkan

bahwa larva berumur 15 hari memiliki panjang total 10,8 mm, umur 26 hari panjang

totalnya mencapai 14,5 mm, sedangkan larva berumur 42 hari mencapai panjang 17

mm. Berat larva yang berumur 10 hari mempunyai bobot 0,011 gram, umur 15 hari

bobotnya 0,072 gram, umur 50 hari bobotnya 0,8 gram, umur 60 hari bobotnya 12

gram dan 90 hari bobotnya 2,5 gram sampai 3,3 gram (Cahyoko 1995). Menurut

Cahyoko (1995), laju pertumbuhan ikan gurami (10-90 hari) di kolam sebesar 4,13%

sedangkan di akuarium 6,37%.

Jenis gurami yang dikenal di Indonesia menurut Sitanggang (1997), antara

lain gurami soang (angsa), bastar, jepun, batu, porselin, bule, paris, putih, blusafir,

dan gurami jalak. Gurami soang (angsa) berbadan relatif panjang, bersisik lebar

dengan ukuran berat maksimum 65 cm, warna putih abu-abu. Gurami jepun (Jepang)

berbadan lebih pendek dengan bentuk sisik lebih kecil, panjang maksimum 45 cm

dengan berat 8 kg berwarna putih abu-abu dan kemerahan. Gurami porselin dan

gurami paris berwarna abu-abu kehitaman, perbedaan keduanya terletak pada ujung-

ujung sirip, ikan gurami porselin nampak berwarna kuning sedangkan paris tidak

Page 19: STUDI KERAGAMAN CACING PARASITIK PADA SALURAN … · ikan dibedah dengan cara dibuat sayatan pada bagian ventral ikan. Sayatan dimulai ... where insicion began from operculum with

terlihat. Gurami jepun, blausafir, paris, bastard dan porselen banyak dikembangkan di

Jawa Barat, khususnya Bogor. Dibandingkan dengan gurami jenis lain, porselen lebih

unggul dalam menghasilkan telur. Jika induk bastard dalam sarangnya hanya mampu

menghasilkan 2000-3000 telur, porselen mampu 10.000 butir. Oleh karena itu

mayarakat menyebutnya sebagai Top of The Pop dan paling banyak diunggulkan

(Sitanggang dan Sarwono 2002).

Ikan gurami cenderung sebagai omnivora, larva gurami memakan

mikroorganisme seperti rotifer dan infosaria. Benih ukuran fingerling lebih menyukai

larva serangga, krustacea dan makrozooplankton (Jhirgran 1975 dalam Ang et al.

1989). Menurut Ardiwinata (1981), jenis makanan ikan gurami sampai berumur

sepuluh hari hanya berasal dari makanan cadangan (berupa kuning telur), pada umur

1,5 bulan (1,5 cm) berupa makanan hewani (rayap, ulat, semut merah, ulat dedak

halus). Pada umur 1,5-3,5 bulan (2-3 cm) berupa makanan hewani, tumbuh-tumbuhan

halus, paku air (Azzola) dan bungkil halus. Pada umur 3,5-8 bulan (5-8 cm) berupa

tumbuh-tumbuhan halus berupa Azzola dan umur 8-12 bulan (8-12 cm) berupa

tumbuh-tumbuhan dan macam-macam binatang.

Menurut Susanto (1994) bahwa kematangan kelamin ikan gurami terjadi pada

umur 2-3 tahun dan ikan ini memiliki kebiasaan membuat sarangnya terlebih dahulu

dari ijuk atau rumput-rumputan setiap kali mau memijah. Sarang ini biasanya

berdiameter antara 30-38 cm, yang ditempatkan tersembunyi diantara rumput-

rumputan atau tanaman air dan pada saat perkawinannya telur-telur dimasukkan

dalam sarang dan dijaga oleh induk jantan tetapi setelah selesai pemijahan biasanya

tanggung jawab penjagaan diserahkan oleh induk betina.

Menurut Sendjaja & Riski (2002) perbedaan antara gurami jantan dengan

gurami betina diantaranya pada gurami jantan memiliki ciri dahi nongol (nongnong/

benjol), dagu lebih menonjol/ tebal/ lebih monyong, ujung sirip lebih membundar,

tutup insang berwarna kekuningan, dasar sirip pectoral (dada) berwarna lebih putih,

perut meruncing. Gurami betina memiliki ciri diantaranya dahi lebih rata/ tidak

benjol, dagu tidak menebal, ujung sirip ekornya rata dan lurus, tutup insang berwarna

Page 20: STUDI KERAGAMAN CACING PARASITIK PADA SALURAN … · ikan dibedah dengan cara dibuat sayatan pada bagian ventral ikan. Sayatan dimulai ... where insicion began from operculum with

putih kecoklatan, dasar sirip pectoral (dada) berwarna lebih hitam, dan perut

membundar.

Faktor utama lingkungan yang berpengaruh terhadap kehidupan dan

pertumbuhan ikan gurami adalah suhu, O2 dan ammonia. Suhu merupakan salah satu

faktor fisik yang sangat berpengaruh terhadap kehidupan dan pertumbuhan ikan

(Handayani 1997). Suhu dapat mempengaruhi nafsu makan, laju pencernaan dan laju

metabolisme yang selanjutnya akan berpengaruh terhadap pertumbuhan. Wardoyo

(1975) menyatakan bahwa setiap mikroorganisme mempunyai suhu minimum untuk

hidupnya dan mempunyai pola kemampuan menyesuaikan diri pada suhu 24-28°C

(Hora & Pillay 1962). Berdasarkan penelitian Koostati (1994), suhu 31,6 memberikan

nilai konsumsi pakan dan laju pertumbuhan harian individu yang lebih tinggi. Abulias

dalam Koostati (1994) memberikan kisaran suhu air yang lebih luas yaitu antara 18-

31° C.

Ikan memerlukan oksigen terlarut yang cukup bagi kehidupannya. Ikan dapat

hidup layak jika kandungan oksigen terlarut minimal 4 mg/l (Sylvester dalam

Wardoyo 1975). Menurut Affianti dan Lim dalam Handayani (1997), benih ikan

gurame dalam bobot sekitar 10 mg atau berumur 10 hari pada kandungan oksigen

terlarut 4,21-5,43 ppm dapat tumbuh dan hidup dengan baik. Meskipun demikian

ikan gurami tetap dapat hidup dengan baik pada perairan dengan oksigen terlarut

yang relatif rendah. Hal ini dimungkinkan karena ikan gurami memiliki alat

tambahan yang disebut labirin, yang dapat mengambil oksigen langsung dari udara.

Amonia dalam bentuk NH3 merupakan senyawa yang beracun bagi ikan.

Zonneveld et al. (1991) menyatakan bahwa meskipun ikan tidak peka terhadap

ammonia karena mudah menyesuaikan diri. Toksisitas ammonia akan terjadi pada

keadaan buruk dimana pH lebih besar dari 8,0. Menurut Byod (1982), kandungan

ammonia antara 6,0-2,0 ppm berbahaya bagi kehidupan ikan. Kandungan ammonia

antara 0,0-0,12 ppm masih menghasilkan pertumbuhan dan kelangsungan hidup yang

baik bagi gurami (Affiati dan Lim dalam Handayani 1997). Lebih lanjut Pescod

(1973) menyatakan bahwa secara ideal konsentrasi NH3 terkandung dalam air tidak

boleh lebih dari 1 ppm.

Page 21: STUDI KERAGAMAN CACING PARASITIK PADA SALURAN … · ikan dibedah dengan cara dibuat sayatan pada bagian ventral ikan. Sayatan dimulai ... where insicion began from operculum with

Toleransi mikroorganisme di perairan terhadap pH dipengaruhi banyak faktor

antara lain suhu, oksigen terlarut, penyesuaian terhadap iklim dan jenis serta ukuran

organisme air (Pescod 1973). Swingle dalam Wardoyo (1975) dan Byod (1982)

menyatakan bahwa derajat keasaman (pH) sangat berpengaruh terhadap kehidupan

ikan dan pH perairan yang normal bagi pertumbuhan ikan berkisar antara 6,5-8,5.

Menurut Huet (1971), pH air yang terbaik untuk budidaya adalah yang netral atau

agak alkalin dengan pH antara 7,0-8,0. Lebih lanjut Byod (1979) menjelaskan bahwa

hubungan antara pH air dengan kehidupan ikan adalah sebagai berikut: perairan

dengan pH 4 akan mematikan ikan, pH antara 6,5-9,0 baik untuk budidaya, lebih dari

9,5 membahayakan dan pH 11 mematikan ikan.

Sejarah dan Klasifikasi Ikan Tongkol (Euthynnus spp.)

Menurut Saanin (1984), klasifikasi ikan tongkol dapat digolongkan dalam

filum Animalia, subfilum Chordata, kelas Pisces, subkelas Teleostei, ordo

Perchomorphi, subordo Scombrina, famili Scrombidae, genus Euthynnus. Pada siang

hari ikan tongkol berada di dasar perairan membentuk gerombolan yang padat dan

kompak (school), sedangkan pada malam hari naik ke permukaan membentuk

gerombolan yang menyebar (scatted). Adanya kecenderungan bergerombol

berdasarkan kelompok ukuran dan berupaya mengikuti makanannya.

Gambar 3 Ikan Tongkol (Euthynnus spp.) (Anonim 2008)

Di beberapa daerah di Indonesia, ikan tongkol (Euthynnus spp.) dikenal juga

dengan nama Komo. Sering pula dicampurbaurkan dengan tongkol pisang atau lisong

Page 22: STUDI KERAGAMAN CACING PARASITIK PADA SALURAN … · ikan dibedah dengan cara dibuat sayatan pada bagian ventral ikan. Sayatan dimulai ... where insicion began from operculum with

yang dalam nama perdagangannya disebut frigated mackeral. Ikan ini terdapat

banyak pada Samudera Pasifik dan Samudera Hindia sepanjang katulistiwa pada suhu

air 16°-31°C, dekat pantai dengan kadar garam 34‰ dan hampir tidak pernah

berpindah ke daerah subtropis. Ikan tongkol (Euthynnus spp.) terdapat di seluruh

perairan hangat Indo-Pasifik Barat, termasuk laut kepulauan dan laut nusantara.

Hidup di perairan epipelagik, merupakan spesies neuritik yang mendiami perairan

dengan kisaran suhu antara 18°C-29°C.

Puncak musim pemijahan Euthynnus spp. bervariasi tergantung pada daerah,

seperti perairan Filipina bulan Maret-Mei, perairan Afrika Timur pada pertengahan

musim barat daya sampai permulaan musim tenggara atau Januari-Juli dan perairan

Indonesia diperkirakan pada bulan Agustus-Oktober. Euthynnus spp. merupakan

predator yang rakus memakan berbagai ikan kecil, udang, dan cepalopoda, sebaliknya

juga merupakan mangsa dari hiu dan marlin. Panjang baku maksimum 100 cm

dengan berat 13,6 kg, umumnya 60 cm, di Samudera Hindia usia 3 tahun panjang

baku 50-65 cm (Collete dan Nauen, 1983).

Menurut Collete dan Nauen (1983), Euthynnus spp. mempunyai ciri-ciri yakni

badan berukuran sedang, memanjang seperti torpedo, mempunyai dua sirip punggung

yang dipisahkan oleh celah sempit, sirip punggung pertama diikuti oleh celah sempit,

sirip punggung kedua diikuti oleh 8-10 sirip tambahan, tidak memiliki gelembung

renang, warna tubuh pada bagian punggung gelap kebiruan dan terdapat tanda garis-

garis miring terpecah dan tersusun rapi.

Ikan tongkol (Euthynnus spp.) ini juga memiliki ciri-ciri diantaranya bentuk

kepala yang tajam serta matanya yang besar, badan padat, berisi pada dada yang

lonjong secara bertahap terus sampai pada ujung ekor yang berdiri tegak lurus.

Terdapat keel atau penyangga yang kuat pada pertemuan badan dengan ekor dan linea

lateralis tubuh hampir lurus. Adanya garis-garis hitam yang melengkung pada bagian

punggung mulai batas bawah bagian tengah sirip punggung pertama merupakan ciri

untuk membedakannya dengan tuna lainnya (Tampubolon 1983).

Sirip punggung pertama tinggi pada bagian depan dan pendek pada bagian

belakang. Sirip punggung kedua, sirip dubur kecil dan sirip dada agak pendek. Antara

Page 23: STUDI KERAGAMAN CACING PARASITIK PADA SALURAN … · ikan dibedah dengan cara dibuat sayatan pada bagian ventral ikan. Sayatan dimulai ... where insicion began from operculum with

sirip dada dan sirip perut biasanya ditemukan enam atau lebih bintik-bintik hitam dan

merupakan tanda yang paling khas pada tuna ini. Bintik- bintik ini tidak ditemukan

pada frigated mackeral, sehingga salah satu tanda pula untuk membedakannya

dengan lisong. Selain itu perbedaan antara tongkol dan lisong yaitu mata yang relatif

lebih besar pada tongkol, jarak antara sirip punggung pertama dengan sirip punggung

kedua yang lebih dekat dengan pada tongkol serta sirip perut dan sirip dubur yang

tidak terlihat dengan jelas pada lisong. Garis-garis tanda di punggung muncul di

belakang sirip punggung pertama pada tongkol pisang, sedangkan pada tongkol

tanda-tanda ini muncul di depan sirip punggung pertama ( Tampubolon 1983).

Tongkol maupun lisong mempunyai warna hijau tua dan hijau muda pada

bagian atas badannya mulai dari batas linea lateralis sampai punggung. Pada bagian

bawah terdapat warna keperak-perakan sering sampai lima tempat di antara sirip dada

dan sirip perut. Tongkol merupakan jenis tuna yang paling kecil dengan ukuran rata-

rata 2-5 kg per ekor. Rasa dagingnya kurang lezat dibandingkan dengan tuna lainnya

sehingga kurang begitu terkenal dalam perdagangan tuna dunia (Tampubolon 1983).

Persebaran ikan tongkol diseluruh dunia dapat dilihat pada gambar 4 dan

gambar grafik penangkapan ikan tongkol berdasarkan data FAO dapat dilihat pada

gambar 5.

Gambar 4 Persebaran Ikan Tongkol di Dunia (Anonim 2008)

Page 24: STUDI KERAGAMAN CACING PARASITIK PADA SALURAN … · ikan dibedah dengan cara dibuat sayatan pada bagian ventral ikan. Sayatan dimulai ... where insicion began from operculum with

Gambar 5 Grafik Penangkapan Ikan Tongkol di Dunia Berdasarkan Statistik FAO

(Anonim 2008) Jenis Cacing Parasit Pada Ikan Gurami (Osphronemus gouramy) dan Ikan Tongkol (Euthynnus spp.) Golongan metazoa yang mungkin menginfeksi ikan gurami (Osphronemus

gouramy) dan ikan tongkol (Euthynnus spp.) adalah filum Nemathelminthes dan

Platyhelminthes (Kabata 1985).

Nemathelmintes

Dari filum Nemathelminthes yang mungkin menyerang ikan gurami adalah

Nematoda (Kabata 1985).

Nematoda

Nematoda sering disebut dengan istilah round worm atau cacing gilig,

biasanya kecil bila dibandingkan dengan cacing pipih sehingga banyak diantara

nematoda adalah cacing yang mikroskopis (Noble & Noble 1989). Menurut Kabata

(1985), nematoda ini mempunyai tubuh panjang dan silindris dan dilindungi oleh

lapisan kutikula yang kuat di bawahnya terdapat lapisan hypodermis. Noble & Noble

(1989) mengatakan bahwa cacing ini sangat aktif, ramping, biasanya kedua ujungnya

runcing dan mempunyai mulut dan anus, jadi memiliki saluran pencernaan yang

lengkap. Identifikasi nematoda dilakukan berdasarkan bentuk kepala dan ekor,

susunan daerah peralihan antara esofagus, usus dan posisi lubang ekskresi.

Page 25: STUDI KERAGAMAN CACING PARASITIK PADA SALURAN … · ikan dibedah dengan cara dibuat sayatan pada bagian ventral ikan. Sayatan dimulai ... where insicion began from operculum with

Ciri taksonomi terpenting dari nematoda adalah terletak di bagian kepalanya,

dimana mempunyai bentuk yang lonjong dan di dalamnya terletak ganglion kepala

(Kabata 1985). Saluran pencernaan nematoda berupa tabung sederhana terdiri dari

sel-sel yang tersusun dalam lapisan tunggal. Mulut menuju buccal kapsul (tidak selalu

ada), kemudian ke esofagus berotot yang selanjutnya ke usus. Anus terdapat hampir

di ujung posterior cacing dan sebuah pelebaran yang dinamakan rektum terletak tepat

di ujung anterior anus. Makanan nematoda terdiri dari jaringan darah inang definitif

atau pemotongan jaringan dari usus inang definitif dan akhirnya dicerna (Noble &

Noble 1989).

Dalam perkembangan hidupnya, nematoda menggunakan ikan sebagai inang

definitif maupun sebagai inang antara dari siklus hidup nematoda. Dari empat

tingkatan larva yang terjadi, stadia larva ke-4 merupakan stadia infektif terhadap

inang definitif (Kabata 1985). Menurut Noble & Noble (1989), nematoda biasanya

dioesius dan menunjukkan dimorfisme seksual. Keadaan ini ditunjukkan dengan

salah satu jenis kelamin berbeda dengan jenis kelamin yang lainnya dalam hal

ukuran, bentuk atau warna. Sistem reproduksi cacing betina terdiri dari satu atau dua

gulungan tubulus yang menyatu membentuk suatu vagina yang bermuara melewati

vulva. Vulva biasanya terletak di bagian anterior tubuh.

Nematoda jantan mempunyai organ reproduksi yang juga merupakan

modifikasi dari gulungan tabung yang panjang. Cacing Nematoda biasanya hanya

mempunyai satu testis yang berada di ujung distal tabung yang melanjutkan sebagai

vas deferens dan bersatu dengan ujung bawah usus pada kloaka (Noble & Noble

1989). Menurut Noble & Noble (1989), sistem syaraf nematoda terdiri dari cincin

jaringan syaraf yang mengelilingi esofagus dan cincin-cincin syaraf lainnya yang

mengelilingi bagian posterior. Sebagian parasit ini mempunyai kemampuan untuk

menghentikan perkembangan dan memasuki stadium istirahat. Untuk nematoda,

penghentian perkembangan mempunyai fungsi untuk membuat serempak daur hidup

parasit (Noble & Noble 1989).

Page 26: STUDI KERAGAMAN CACING PARASITIK PADA SALURAN … · ikan dibedah dengan cara dibuat sayatan pada bagian ventral ikan. Sayatan dimulai ... where insicion began from operculum with

Gambar 6 Nematoda (Anonim 2008)

Page 27: STUDI KERAGAMAN CACING PARASITIK PADA SALURAN … · ikan dibedah dengan cara dibuat sayatan pada bagian ventral ikan. Sayatan dimulai ... where insicion began from operculum with

Gambar 7 Daur hidup Nematoda (Noga 1996)

Platyhelmintes

Kata Plathyhelminthes berasal dari bahasa Yunani yaitu Plathy = pipih dan

Helminthes = cacing. Tubuh cacing ini pipih dorsoventral (Kabata 1985). Filum

Plathyhelmintes termasuk golongan Acelomata yaitu kelompok hewan yang pertama

memperlihatkan pembentukan lapisan dasar ketiga atau mesodermis. Adanya

mesodermis pada embrio memungkinkan terbentuknya sebagian sistem organ pada

Plathyhelminthes dan pada kelompok hewan-hewan berikutnya (Suwignyo et al.

1997). Terbentuknya daerah anterior-posterior dan terjadinya keadaan simetris

bilateral bersamaan waktunya dengan pembentukan mesodermis. Tubuh bagian

Page 28: STUDI KERAGAMAN CACING PARASITIK PADA SALURAN … · ikan dibedah dengan cara dibuat sayatan pada bagian ventral ikan. Sayatan dimulai ... where insicion began from operculum with

anterior adalah yang pertama kali menghadapi lingkungan pada waktu berjalan dan

mempunyai alat indera paling banyak dibanding posterior (Suwignyo et al. 1997).

Distribusi dan Keragaman parasit

Dogiel et al. (1961) menyatakan bahwa parasit memiliki dua habitat dan dua

tipe distribusi. Habitat parasit tersebut adalah mikrohabitat dan makrohabitat.

Mikrohabitat adalah lokasi penempelan parasit sedangkan makrohabitat adalah

lingkungan di luar lokasi penempelan. Dua tipe distribusi parasit terdiri dari distribusi

mikro yaitu penyebaran parasit dan distribusi makro atau penyebaran parasit pada

makrohabitat.

Parasit ikan akan memilih lokasi penempelan sebaik mungkin di tubuh ikan.

Usaha pemilihan ini bertujuan untuk mendapatkan kebebasan mencari makanan dan

kesempatan bereproduksi secara maksimal. Adanya persaingan antara parasit untuk

mendapatkan makanan dan ruang mengakibatkan parasit berusaha untuk mencapai

hampir seluruh jaringan inang. Parasit menemukan organ target berdasarkan

rangsangan dari inang (Noble & Noble 1989).

Distribusi makro parasit di perairan bergantung pada banyak faktor seperti

keberadaan inang antara, komposisi kimia air, zonasi laut, salinitas dan suhu (Dogiel

et al. 1961). Pola migrasi ikan juga berpengaruh terhadap distribusi makro. Ikan-ikan

yang hidup di dua wilayah perairan yang berbeda cenderung mendapat parasit lebih

banyak dibandingkan ikan-ikan yang hanya hidup di satu wilayah perairan (Noble &

Noble 1989).

Tipe-tipe Parasitisme dan Resistensi Inang

Berdasarkan lokasi penempelannya, parasit dapat dibedakan menjadi

ektoparasit, mesoparasit dan endoparasit. Berdasarkan sifat ketergantungannya

terhadap inang parasit dibedakan menjadi fakultatif dan obligat. Menurut Grabda

(1991), ektoparasit adalah parasit yang hidup di kulit, insang, dan bagian permukaan

luar tubuh dan endoparasit adalah parasit yang hidup di dalam sel organ. Menurut

Page 29: STUDI KERAGAMAN CACING PARASITIK PADA SALURAN … · ikan dibedah dengan cara dibuat sayatan pada bagian ventral ikan. Sayatan dimulai ... where insicion began from operculum with

Kabata (1985), mesoparasit adalah parasit yang hidupnya di antara ektoparasit dan

endoparasit. Mesoparasit dapat ditemukan di kolon usus atau rongga tubuh lainnya.

Brown (1979) menyatakan parasit fakultatif adalah parasit yang tidak mutlak

tergantung pada inang sedangkan parasit obligat adalah parasit yang mutlak

bergantung pada inang. Parasit fakultatif hidup sementara (temporer) di tubuh inang

sedangkan parasit obligat hidup permanen di dalam tubuh inang. Menurut Dogiel et

al. (1961) ada tiga ketentuan utama hubungan antara keberadaan parasit dengan umur

atau ukuran ikan, diantaranya:

1. Semakin bertambah ukuran dan meningkatnya umur ikan infestasi parasit juga

bertambah.

2. Perubahan kualitatif dari komposisi parasit dapat merupakan gambaran dari

perubahan yang terjadi pada ekologi inang.

3. Infestasi parasit pada ikan kecil adalah parasit yang mempunyai daur hidup

langsung atau penempelan secara aktif.

Efek Parasit Terhadap Inang

Efek parasit terhadap inang dapat berupa kerusakan mekanik, pengambilan

nutrien, serta efek toksik dan litik (Cheng 1973). Kerusakan mekanik umumnya

disebabkan oleh alat penempel yang ada pada parasit (kait, jangkar, dan capit). Batil

hisap dari digenea dapat merusak lapisan mukosa pada usus ikan. Serkaria digenea

dapat menembus kulit dan masuk ke jaringan sehingga menyebabkan kerusakan pada

organ inang. Efek toksik dan litik parasit terhadap inang dicontohkan oleh nematoda.

Hasil metabolisme nematoda dapat menimbulkan alergi pada inang. Nematoda yang

menginfeksi urat daging ikan dapat merugikan industri perikanan sebab dapat

menurunkan kualitas daging ikan (Grabda 1991).

Page 30: STUDI KERAGAMAN CACING PARASITIK PADA SALURAN … · ikan dibedah dengan cara dibuat sayatan pada bagian ventral ikan. Sayatan dimulai ... where insicion began from operculum with

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Bogor mulai bulan Juli 2007 hingga bulan Agustus

2007 di laboratorium Helminthologi, bagian Parasitologi dan Entomologi

Departemen Ilmu Penyakit Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Fakultas

Kedokteran Hewan IPB.

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan selama penelitian di Laboratorium Helminthologi

Fakultas Kedokteran IPB terdiri dari seperangkat alat bedah (dissecting kit), pipet,

gabus sebagai alas untuk membedah ikan, jarum pentul, timbangan, kaca pembesar,

mikroskop cahaya, mikroskop stereo, video mikrometer, cawan petri, gelas plastik,

botol film, gelas objek, kertas label, tissue. Bahan yang digunakan selama penelitian

adalah ikan gurami, ikan tongkol, NaCl fisiologis 0,85%, aquades, etanol 70%,

pewarna acetocarmin, bubuk KOH, minyak cengkeh, alkohol, xylol dan Entellan.

Metoda

Pengambilan Sampel

Sampel ikan gurami (Osphronemus gouramy) didapatkan dari tambak yang

berasal dari desa Carangpulang kelurahan Karawaci kecamatan Dramaga Bogor

sebanyak 15 ekor dan sampel ikan tongkol (Euthynnus spp.) didapatkan dari perairan

Muara Angke Jakarta Utara sebanyak 16 ekor.

Teknik Parasitologi

Isolasi cacing parasitik dilakukan di laboratorium Helminthologi Fakultas

Kedokteran IPB. Adapun organ ikan yang akan diperiksa adalah saluran pencernaan

(usus). Spesimen ikan dibedah dengan cara dibuat sayatan pada bagian ventral ikan.

Sayatan dimulai dari operkulum untuk memaparkan insang terlebih dahulu kemudian

dilanjutkan ke arah posterior sampai arah kloaka untuk memaparkan saluran

pencernaan (usus). Organ usus diletakkan dalam cawan petri yang berisi NaCl

fisiologis 0,85%. Cacing yang ditemukan di usus kemudian dipindahkan ke dalam

Page 31: STUDI KERAGAMAN CACING PARASITIK PADA SALURAN … · ikan dibedah dengan cara dibuat sayatan pada bagian ventral ikan. Sayatan dimulai ... where insicion began from operculum with

NaCl fisiologis 0,85% dan diidentifikasi dengan mikroskop cahaya. Spesimen yang

didapatkan diawetkan dengan alkohol 70% untuk dianalisis lebih lanjut ke pewarnaan

(Fernando et al. 1972)

Metoda Pewarnaan dengan Minyak Cengkeh (Semi Permanen)

Untuk pemeriksaan struktur morfologi cacing nematoda dipakai KOH 10% dan

minyak cengkeh. Untuk teknik pewarnaan nematoda dilakukan dengan cara spesimen

cacing direndam dalam KOH 10% selama 1-3 menit. Perendaman ini bertujuan untuk

menipiskan lapisan kutikula dan epikutikula (tegumen) agar cacing nematoda dapat

terlihat dengan transparan. Kemudian sampel dimasukkan ke dalam wadah yang

berisi minyak cengkeh selama 30 detik sampai 1 menit. Selanjutnya sampel cacing

yang sudah diwarnai dimasukkan ke dalam alkohol bertingkat, yakni ke dalam

alkohol 70% 15-30 detik, alkohol 85% 15-30 detik, alkohol 95% 15-30 detik dan

alkohol absolut 15-30 detik. Kemudian dimounting dengan Entellan (Muller 1983).

Metoda Pewarnaan Semichon's acetocarmine (Permanen)

Pewarnaan permanen pada trematoda menggunakan Semichon's acetocarmine

(Pritchard & Kruse 1982 dalam Khairunnisa 2007). Pewarnaan spesimen dilakukan

dengan merendam spesimen dalam larutan acetocarmin. Larutan acetocarmin

didapatkan dengan cara 100 ml akuades dicampur dengan 100 ml asam asetat glasial

hingga membentuk larutan. Kemudian bubuk lithium carmine dicampur ke dalam

larutan tersebut hingga menjadi jenuh. Lalu larutan tersebut dipanaskan pada suhu

95° C selama 15 menit. Selanjutnya ditambahkan etanol 70% sebanyak 200 ml ke

dalam larutan tersebut.

Setelah zat warna semichon's acetocarmine selesai dibuat kemudian

pewarnaan morfologi cacing trematoda dilakukan dengan cara spesimen cacing

direndam dalam zat warna Semichon's acetocarmin selama 5-7 menit sampai menjadi

merah. Setelah itu spesimen dimasukkan ke dalam asam alkohol (alkohol 70% yang

mengandung 2-45 tetes HCl) selama 3-5 menit. Asam alkohol ini untuk

menghilangkan warna yang berlebihan. Kemudian didehidratasi dengan alkohol

secara bertingkat (70%, 85%, 95% dan absolut). Selanjutnya clearing, yaitu untuk

Page 32: STUDI KERAGAMAN CACING PARASITIK PADA SALURAN … · ikan dibedah dengan cara dibuat sayatan pada bagian ventral ikan. Sayatan dimulai ... where insicion began from operculum with

membuat spesimen transparan digunakan xylol. Selanjutnya dimounting dengan

Entellan.

Analisis Data

Jenis dan jumlah parasit dari hasil pemeriksaan dicatat. Data intensitas dan

prevalensi dianalisa secara deskriptif.

Prevalensi = Jumlah ikan yang terserang parasit x 100%

Jumlah ikan yang diperiksa

Intensitas = Jumlah parasit yang menginfeksi

Jumlah ikan yang terserang

Kategori infeksi berdasarkan prevalensi (William & Bunkley-William 1996) dalam Hariyadi (2006)

Prevalensi menunjukkan besarnya persentasi ikan yang terinfeksi cacing

parasit. Kategori always atau selalu menggambarkan bahwa cacing parasit selalu

menginfeksi ikan dan tingkat infeksi kecacingan yang ditimbulkan sangat parah (99-

100%). Kategori almost always atau hampir selalu menggambarkan bahwa cacing

parasit hampir selalu menginfeksi ikan dan tingkat infeksi kecacingan yang

ditimbulkan parah (98-99%). Kategori usually atau biasanya menggambarkan bahwa

cacing parasit biasanya menginfeksi ikan (70-89%). Kategori frequently atau sering

Frequency of Infection Always = 100-99%

Almost always = 98-90% Usually = 89-70%

Frequently = 69-50% Commonly = 49-30%

Often = 29-10% Occasionally = 9-1% Rarely = < 1-0,1%

Very rarely = <0,1-0,01% Almost never = <0,01%

Page 33: STUDI KERAGAMAN CACING PARASITIK PADA SALURAN … · ikan dibedah dengan cara dibuat sayatan pada bagian ventral ikan. Sayatan dimulai ... where insicion began from operculum with

kali menggambarkan bahwa cacing parasit tersebut sering kali menginfeksi ikan (50-

69%). Kategori commonly atau biasa menggambarkan bahwa cacing parasit tersebut

biasa menginfeksi ikan (30-49%). Kategori often atau sering menggambarkan bahwa

cacing parasit tersebut sering menginfeksi ikan (10-29%). Kategori occasionally atau

kadang-kadang menggambarkan bahwa cacing parasit kadang-kadang menginfeksi

ikan. Kategori rarely atau jarang menggambarkan bahwa cacing parasit tersebut

jarang menginfeksi ikan (0,1-<1%). Kategori very rarely atau sangat jarang

menggambarkan bahwa cacing parasit tersebut sangat jarang menginfeksi ikan (0,01-

<0,1%). Kategori almost never atau tidak pernah menggambarkan bahwa cacing

parasit tersebut tidak pernah menginfeksi ikan.

Page 34: STUDI KERAGAMAN CACING PARASITIK PADA SALURAN … · ikan dibedah dengan cara dibuat sayatan pada bagian ventral ikan. Sayatan dimulai ... where insicion began from operculum with

HASIL DAN PEMBAHASAN

Jenis cacing parasit yang ditemukan pada saluran pencernaan ikan gurami

(Osphronemus gouramy) dan ikan tongkol (Euthynnus spp.) dapat dilihat dalam tabel

1. Tabel 1 Jenis cacing parasitik

Ikan Gurami Ikan Tongkol Habitat Saluran pencernaan Saluran pencernaan

Jenis cacing Nematoda Trematoda Nematoda Trematoda √ - √ √

Nematoda Trematoda Nematoda Trematoda Ukuran (mm) 6,19-1,51 11,15 1,38

Prevalensi 26,67% 12,5% Intensitas 1 - - -

Identifikasi Jenis Parasit Pada Ikan Gurami (Osphronemus gouramy)

Hasil identifikasi cacing parasit yang ditemukan pada saluran pencernaan

ikan gurami (Osphronemus gouramy) ini dapat dikelompokkan dalam filum

Nematheminthes, kelas Nematoda yang dapat dilihat dalam Tabel 2.

Tabel 2 Cacing parasit yang ditemukan pada saluran pencernaan ikan gurami Gurame Filum Kelas Famili Genus Zoonosis

1 Nemathelminthes Nematoda Camalanidae Procamallanus sp. Tidak 2 - - - - - 3 - - - - - 4 - - - - - 5 Nemathelminthes Nematoda Camallanoidea * - Tidak 6 - - - - - 7 Nemathelminthes Nematoda Camallanoidea Camallanus sp. Tidak 8 - - - - - 9 - - - - - 10 - - - - - 11 Nemathelminthes Nematoda Camallanoidea Camallanus sp. Tidak 12 - - - - - 13 - - - - - 14 - - - - - 15 - - - - -

Keterangan : * = Bagian posterior tubuh rusak

Page 35: STUDI KERAGAMAN CACING PARASITIK PADA SALURAN … · ikan dibedah dengan cara dibuat sayatan pada bagian ventral ikan. Sayatan dimulai ... where insicion began from operculum with

Ikan merupakan salah satu inang antara atau inang definitif dari nematoda.

Beberapa nematoda yang menginfeksi ikan aquarium memiliki siklus hidup langsung.

Ikan air tawar biasanya terserang Camallanoidea (Noga 2000).

Gambar 8 Siklus hidup langsung nematoda (Anonim 2008)

Gambar 9 Siklus hidup tidak langsung nematoda (Larva nematoda (a) dimakan inang antara invertebrata (b) seperti kopepoda, cacing tubivex atau larva insekta yang nantinya akan dimakan oleh inang definitif ikan) (Anonim 2008)

Larva

Inang Definitif

Siklus Hidup Langsung

Siklus Hidup Tidak Langsung

Larva

Inang Definitif

Inang Antara

Page 36: STUDI KERAGAMAN CACING PARASITIK PADA SALURAN … · ikan dibedah dengan cara dibuat sayatan pada bagian ventral ikan. Sayatan dimulai ... where insicion began from operculum with

Cacing parasit yang ditemukan pada saluran pencernaan ikan gurami

(Osphronemus gouramy) diidentifikasi sebagai famili Camallanidae yang berasal dari

kingdom Animalia, filum Nematoda, kelas Secernentea, Subkelas Spiruria dan ordo

Camallanida.

Procamallanus sp.

Menurut Kabata (1985) genus Procamallanus memiliki buccal kapsul

berbentuk seperti barrel dan tidak terbagi menjadi dua katup. Pada dinding bagian

dalam dari buccal kapsul tidak terlihat adanya seperti batangan yang pada

Camallanus sp. disebut moniliform bars. Mulut biasanya hexagonal dengan enam

papila yang belum terbentuk sempurna pada pinggiran mulut dan terdapat empat

papila besar yang letaknya di pertengahan anterior. Esofagus terdiri dari dua bagian

yaitu pada anterior terdapat otot esofagus yang berukuran pendek serta bagian

posterior terdapat kelenjar esofagus yang ukurannya lebih panjang dari otot esofagus.

Procamallanus sp. merupakan nematoda kecil berwarna coklat yang

memiliki lapisan kutikula. Mulut terbuka sirkuler, dikelilingi delapan submedian

papila kepala yang disusun dua buah amphid. Pada betina terdapat deirid kecil pada

buccal kapsulnya sedang pada jantan deirid kecil ini terdapat di posterior sampai

buccal kapsul. Cincin syaraf lebih anterior sampai tengah dari panjang otot esofagus,

lubang eskretori agak sedikit ke arah posterior cinicin syaraf. Saluran pencernaan

berwarna gelap (coklat-hitam), ekor berbentuk corong dengan ujung ekor yang tajam.

Betina memiliki vulva yang terletak ditengah tubuh dan beberapa spesies dekat

posterior. Jantan memiliki ekor berbentuk kerucut dengan atau tanpa alae serta

beberapa pasang papila. Biasanya ukuran betina lebih panjang daripada jantan

(Moravec et al. 1999).

Procamallanus sp. tidak hanya hidup pada ikan perairan air tawar tetapi

menurut McClelland (2005) Procamalanus sp. juga ditemukan pada ikan perairan

laut dan biasa hidup pada lambung, usus dan pylorus sekum. Procamallanus sp.

bersifat viviparus yaitu melepaskan larva dari inang definitif melalui feses (Kabata

1985). Siklus hidup dari Procamallanus sp. tidak langsung atau melalui inang antara

seperti kopepoda atau krustasea.

Page 37: STUDI KERAGAMAN CACING PARASITIK PADA SALURAN … · ikan dibedah dengan cara dibuat sayatan pada bagian ventral ikan. Sayatan dimulai ... where insicion began from operculum with

Gambar 10 Procamallanus pintoi (Moravec et al.1999 )

Gambar 11 Procamallanus sp. yang ditemukan pada saluran pencernaan ikan gurami (Osphronemus gouramy), A. Bagian anterior tubuh, B. Bagian posterior tubuh (pembesaran objektif 4x), a. Ujung kepala yang terdiri dari amphid, external papilla kepala, dan internal papilla kepala

Panjang tubuh Procamallanus sp. pada penelitian ini adalah 13,6248 mm dan

lebar tubuhnya sebesar 0,624 mm. Panjang esofagus sebesar 2,324 mm dan lebar

esofagus sebesar 0,311 mm.

A B

♀ 1

3 2

4

5

1 ♀

a Otot esofagus

Kelenjar esofagus Alae kaudal Anus

Keterangan: 1. Buccal kapsul 2. Otot esofagus 3. Cincin syaraf 4. Kelenjar esofagus 5. Usus

Page 38: STUDI KERAGAMAN CACING PARASITIK PADA SALURAN … · ikan dibedah dengan cara dibuat sayatan pada bagian ventral ikan. Sayatan dimulai ... where insicion began from operculum with

Camallanus sp. (Kabata 1985)

Menurut Kabata (1985) perbedaan antara Camallanus sp. dengan

Procamallanus sp. terletak pada rongga kapsul. Pada Camallanus sp., buccal kapsul

terbagi menjadi dua katup sedang pada Procamallanus sp. buccal kapsul tidak

terbagi. Umumnya Camallanus sp. ini menyerang organ usus dan saluran anus.

Parasit ini memiliki ciri khas yaitu memiliki suatu buccal kapsul yang dilapisi

kutikula yang tebal dan sepasang lekukan pada buccal kapsul. Mulutnya seperti

penjepit yang kuat, berbingkai yang dikelilingi oleh buku-buku semacam tanduk.

Bentuk seperti ini akan membuat parasit ini dapat memegang dengan kuat ke dinding

usus dan tidak dapat lepas. Tempat berkaitnya cacing ini pada usus dapat terjadi

pendarahan. Mulut sampai esofagus memiliki dinding otot yang tebal, biasanya

esofagus dilapisi kutikula. Beberapa spesies dari parasit ini dapat berkembang dalam

aquarium karena dapat menghasilkan larva aktif, nantinya parasit ini tidak

memerlukan inang antara setidaknya untuk beberapa generasi (Untergasser 1989).

Camallanus sp. ini dapat menyebabkan camallanosis. Selain menyerang usus,

parasit ini juga menginfeksi pilorus sekum. Adapun siklus hidup parasit ini yakni

cacing dewasa berkopulasi di ikan kemudian betinanya membawa larva menuju

lumen usus. Camallanus sp. ini merupakan cacing vivipar. Larva akhirnya berada di

air. Mereka akan termakan kopepoda yang akan terinfeksi pada hemocoelnya.

Kopepoda sebagai inang antara yang berisi larva stadium ketiga (L3) dari

Camallanus sp. tersebut akan dimakan oleh inang akhir yakni ikan. Melalui ingesti

dan digesti kopepoda, larva cacing melekat pada mukosa dan berkembang menuju

stadium dewasa pada ikan sebagai inang akhir. Inang paratenik mungkin termasuk

dalam siklus parasit ini, dengan cara ini beberapa ikan membawa sejumlah besar

larva dan akan berakhir pada saluran pencernaan ikan. Adapun gejala yang

ditimbulkan yaitu kematian, cacat dan anemia pada ikan (Buchmann & Bresciani

2001).

Camalanus sp. berkembang melalui keberadaan inang antara. Kebanyakan

larvanya dapat hidup bebas di air selama 12 hari. Larva parasit ini menjadi makanan

Page 39: STUDI KERAGAMAN CACING PARASITIK PADA SALURAN … · ikan dibedah dengan cara dibuat sayatan pada bagian ventral ikan. Sayatan dimulai ... where insicion began from operculum with

oleh cyclop krustasea dan berkembang dalam saluran pencernaan, cyclop ini menjadi

inang antara bagi camallanus sp.. Kemudian cyclop akan termakan oleh ikan. Disini

ikan akan menjadi inang definitif bagi camallanus jika ikan ini tidak dimakan oleh

ikan karnivor lebih besar. Parasit ini juga dapat berkembang tanpa inang antara. Pada

inang parasit ini dapat berkembang dan mencapai kematangan seksual untuk

kemudian melepaskan larvanya dan berkembang disana (Untergasser 1989).

Menurut Buchmann & Bresciani (2001), panjang tubuh Camallanus jantan ini

dapat mencapai 6,2 mm dan betinanya dapat mencapai 11 mm. mereka memiliki ciri

khas yakni adanya rongga kapsul yang terbuat dari dua katup lateral, cincin basal dan

dua trident. Betina gravid berisikan larva motil kira-kira panjangnya 0,5 mm.

Camallanus sp. ini memiliki kebiasaan menghisap darah sehingga menyebabkan

anemia. Perlekatan dengan rongga kapsulnya menyebabkan erosi pada mukosa.

Camallanus banyak menyerang Poecilidae dan jenis ikan ovipar lain sebagai

inang akhir (Noga 1996). Menurut Noga (1996), parasit ini akan kelihatan keluar dari

anus dan berwarna merah jika ikan diam tidak bergerak. Saat ikan mulai bergerak

cacing masuk lagi ke dalam usus sehingga anus akan terlihat menonjol. Cacing betina

panjangnya dapat mencapai 10 mm, sementara cacing jantan mencapai 3 mm. Infeksi

Camallanus sering diakibatkan oleh inang perantara lain seperti burung, krustasea

atau larva serangga. Namun kemungkinan besar infeksi terjadi melalui pakan alami

(Untergasser 1989).

Gambar 12 Morfologi Camallanus maculatus ( Martin et al. 2007)

Keterangan: 1.Rongga kapsul 2. Otot esofagus 3. Cincin syaraf 4. Kelenjar esofagus 5. Usus

1 1

2

3

4 5

Spikulum

Page 40: STUDI KERAGAMAN CACING PARASITIK PADA SALURAN … · ikan dibedah dengan cara dibuat sayatan pada bagian ventral ikan. Sayatan dimulai ... where insicion began from operculum with

Gambar 13 Camallanus sp. yang ditemukan pada saluran pecernaan ikan gurami (Osphronemus gouramy) A. Bagian anterior tubuh B. Bagian posterior (pembesaran objektif 4x) Panjang tubuh Camallanus sp. (gambar 13) ini yaitu sebesar 22.5323 mm,

lebar tubuh 0,5131 mm. Panjang esofagus 0,3753. Panjang buccal kapsul sebesar

0,1333 mm dan lebar buccal kapsul sebesar 0,1710 mm.

Gambar 14 Camallanus sp. yang ditemukan pada saluran pencernaan gurami (Osphronemus gouramy), A. Bagian anterior tubuh, B. Bagian posterior tubuh (pembesaran objektif 4x). Panjang tubuh Camallanus sp. (gambar 14) ini sebesar 6,1935 mm dengan

lebar tubuh 1,513 mm. Panjang buccal kapsul 0,0883 mm dan lebar 0,0698 mm

A B

Rongga kapsul Otot esofagus

Spikulum

Rongga kapsul Otot esofagus

Usus

Kelenjar esofagus Alae kaudal

Anus

Page 41: STUDI KERAGAMAN CACING PARASITIK PADA SALURAN … · ikan dibedah dengan cara dibuat sayatan pada bagian ventral ikan. Sayatan dimulai ... where insicion began from operculum with

Prevalensi dan Intensitas kecacingan pada ikan gurami

Prevalensi kecacingan pada ikan gurami sebesar 26,67% berarti masuk ke

dalam kategori Often atau sering menginfeksi yakni berkisar antara 10-29%.Intensitas

kecacingan pada ikan gurame yang diakibatkan oleh nematoda sebesar 1.

Identifikasi Cacing Parasit Pada Ikan Tongkol (Euthynnus spp.) Tabel 3 Cacing parasit yang ditemukan pada ikan tongkol Tongkol Filum Kelas Ordo Genus PxL (mm) n

1 Plathyhelminthes Trematoda Digenea - 1,38 x 0,33 1 2 - - - - - - 3 - - - - - - 4 - - - - - - 5 - - - - - - 6 - - - - - - 7 - - - - - - 8 - - - - - 9 - - - - - -

10 - - - - - - 11 - - - - - - 12 - - - - - - 13 Nemathelminthes Nematoda Camallanida Spinitectus sp. 11,15 x 0,27 1 14 - - - - - - 15 - - - - - - 16 - - - - - -

Keterangan: P = Ukuran Panjang dan L = Ukuran Lebar; n = Jumlah cacing pada ikan tongkol

Digenea pada Ikan Tongkol

Digenea memiliki bentuk tubuh pipih dorsoventral dengan permukaan ada

yang halus, berduri atau berombak. Digenea mempunyai batil hisap di sekitar ujung

anterior mulut dan bagian ventral (acetabulum) kedua batil hisap berfungsi sebagai

alat penempel dan penggerak (Grabda 1991). Siklus hidup digenea sangat kompleks

yaitu melibatkan dua inang antara dan satu inang definitif. Perkembangan stadia

dimulai dari telur yang menetas menjadi mirasidium (larva bersilia) kemudian

Page 42: STUDI KERAGAMAN CACING PARASITIK PADA SALURAN … · ikan dibedah dengan cara dibuat sayatan pada bagian ventral ikan. Sayatan dimulai ... where insicion began from operculum with

mencari inang antara pertama seperti siput. Selanjutnya silia hilang dan berubah

menjadi seperti kantung yang disebut sporosit yang akan berkembang menjadi redia

dan sel reproduktifnya berkembang menjadi serkaria yang dilengkapi dengan alat

penggerak, ekor dan mempunyai kemampuan untuk menembus membran inang

kedua. Pada inang antara kedua, serkaria berkembang menjadi stadia metaserkaria

lalu bermetamorfosis menjadi dewasa di dalam inang definitif (Sindermann 1990).

Gambar 15 Tongkol 1 Digenea (perbesaran objektif 4x) Gambar 16 Lechitochirium sp (Shih et al. 2004)

Cacing yang ditemukan hanya dapat diidentifikasi hanya sampai ordo digenea

saja karena bagian dalam tubuh dari cacing tidak jelas. Hanya terlihat adanya batil

hisap oral dan acetabulum saja. Ukuran panjang digenea ini adalah 1,38 mm dan

lebar 0,33 mm. Kemungkinan cacing ini merupakan Lechitochirium sp. yang berasal

dari genus Lechithocrium dan Famili Hemiuridae. Kemungkinan ini didasarkan pada

habitat cacing tersebut. Lechithochirium sp. ini memiliki ciri tubuh memanjang,

kemudian meruncing terhadap kedua ujung tubuhnya. Batil hisap anterior berbentuk

spherical (bola) atau subspherical dan letaknya subterminal. Diameter acetabulum

Testis

Batil hisap oral

Acetabulum

Page 43: STUDI KERAGAMAN CACING PARASITIK PADA SALURAN … · ikan dibedah dengan cara dibuat sayatan pada bagian ventral ikan. Sayatan dimulai ... where insicion began from operculum with

dua kali diameter batil hisap oral. Acetabulum terletak di tengah tubuh. Faring

berbentuk seperti tong, esofagus pendek, usus halus memanjang sampai ujung

posterior. Lubang genital di sebelah median dari faring atau esofagus. Testis letaknya

dekat acetabulum, ovarium kadang-kadang di samping kiri testis. Ekskretori vesikel

berbentuk Y (Kabata 1985).

Spinitectus sp. (Campana-Rouget 1961)

Spinitectus sp. termasuk famili Cystidicolidae, berwarna agak keputih-

putihan, merupakan nematoda berukuran kecil yang memiliki duri tebal. Akhir bagian

dari kepala membulat dan bagian posterior tubuhnya meruncing. Permukaan tubuh

terdiri dari jaringan atau cincin transversal yang berisikan duri yang mengkerucut dan

beberapa ruas posterior tubuh tidak lengkap. Semakin ke arah posterior tubuh, duri

semakin berkurang dan berukuran kecil. Tubuh betina penuh dengan duri hingga

ujung posterior, sedangkan bagian posterior dari jantan tidak ada duri. Celah mulut

oval, perpanjangan dorsoventral, dikelilingi empat labia yang kurang berkembang.

Submedia labia rendah, dua subdorsal dan dua subventral dengan perluasan, batas

dorsoventral dan dorsolateral oral terbuka. Menurut Margolis (1977), sublabium

merupakan struktur keras yang sederhana, sempit, batas agak sedikit bebas, melekat

di dasar sampai bagian dalam permukaan setiap labium. Pseudolabia lateral lebih

besar, secara anterior melebihi labia. Pada anterior, pseudolabia bagian dalam datar

menutupi sebagian oral yang merupakan perluasan dorsoventral, bentukan dua (satu

laterodorsal dan satu lateroventral) segitiga memanjang dengan ujung berbentuk

kerucut tajam pada setiap pseudolabium. Batas dalam kedua dorsoventral pseudolabia

lurus, paralel satu sama lain, sempit dan bagian dalam setiap pseudolabium

diteruskan ke arah posterior menuju penebalan dua perpanjangan submedian papilla

kepala dan amphid kecil. Vestibula lurus atau berbentuk huruf S, dinding tipis,

dengan anterior berakhir menggembung pada bentuk kecil bentukan corong prostom

pada lateral. Lubang eksekskretori dibawah jaringan keempat yang berisikan duri.

Pada Spinitectus sp. jantan, ujung posterior tubuh berbentuk gelungan spiral,

vesikula ale subventral mencapai hampir posterior ekor. Papila kaudal terdiri dari

Page 44: STUDI KERAGAMAN CACING PARASITIK PADA SALURAN … · ikan dibedah dengan cara dibuat sayatan pada bagian ventral ikan. Sayatan dimulai ... where insicion began from operculum with

empat pasang preanal dimana papila satu dan ketiga akan terletak lebih lateral

daripada papila kedua dan keempat. Terdapat satu pasang papila ad-anal dan lima

pasang papila post-anal. Sepasang papila kecil seperti phasmid terletak posterior

akhir papila post-anal. Ekor berbentuk kerucut dengan ujung kutikula tajam. Pada

betina, otot vagina lansung terletak pada anterior vulva.

Gambar 17 Morfologi Spinitectus allaeri (Moravec et al.1999)

Keterangan : p = Pseudolabium m = subventral submedian labium 1. Otot esofagus 2. Cincin syaraf 3. Kelenjar esofagus 4. Usus

1

2

3

4

Page 45: STUDI KERAGAMAN CACING PARASITIK PADA SALURAN … · ikan dibedah dengan cara dibuat sayatan pada bagian ventral ikan. Sayatan dimulai ... where insicion began from operculum with

Gambar 18 Spinitectus sp. (perbesaran objektif 4x); A. Bagian anterior, B. Bagian posterior; a bagian yang terdiri dari subventral submedian labium dan pseudolabium Panjang tubuh Spinitectus sp. ini sebesar 11,152 mm dengan lebar tubuh

0,272 mm.

Prevalensi kecacingan pada ikan Tongkol

Prevalensi kecacingan pada ikan tongkol sebesar 12,5% dan termasuk dalam

kategori Often atau sering menginfeksi ikan (William & Bunkley-Williams 1996).

a

Kutikula berduri

Spikulum

Page 46: STUDI KERAGAMAN CACING PARASITIK PADA SALURAN … · ikan dibedah dengan cara dibuat sayatan pada bagian ventral ikan. Sayatan dimulai ... where insicion began from operculum with

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Pada penelitian ini cacing parasit yang sering menginfeksi ikan gurami yakni

dari golongan nematoda adalah famili Camallanidae dengan prevalensi kecacingan

26,67%, derajat infeksi termasuk dalam kategori often (sering) dan intensitas

kecacingan pada gurame yang diakibatkan oleh nematoda sebesar 1. Selanjutnya pada

penelitian ini cacing parasit yang sering menyerang ikan tongkol adalah digenea

(kemungkinan Lechitochirium sp.) dan nematoda yakni Spinitectus sp. dengan nilai

prevalensi kecacingan sebesar 12,5% dan derajat infeksi tersebut termasuk dalam

ketegori often (sering).

Saran

Untuk cacing parasitik yang didapatkan dari ikan laut sebaiknya dilakukan

pengamatan langsung di bawah mikroskop jika hendak diidentifikasi tanpa diberikan

pewarnaan terlebih dahulu. Agar organ pada spesimen cacing tidak rusak atau hancur

sebaiknya pada saat pengambilan cacing dari organ harus hati-hati dengan cara

cacing di dalam organ tersebut direlaksasi sebaik mungkin.

Page 47: STUDI KERAGAMAN CACING PARASITIK PADA SALURAN … · ikan dibedah dengan cara dibuat sayatan pada bagian ventral ikan. Sayatan dimulai ... where insicion began from operculum with

DAFTAR PUSTAKA

Ang KJ, AT Law and SH Chech. 1989. National Culture of Giant Gouramy (Osphronemus gouramy) in Floating Net Cages. Wagenigen. Anonim. 2008. http://webs.lander.edu/rsfox/rsfoximages1/fluke26L_x550_x_897x.gif [17 Februari 2008]. _______. 2008. http://images.google.com/imgres?imgurl=http://www.geocities.com/dchiayee/ [17 Februari 2008]. _______.2008. http://www.geocities.com [17 Februari 2008]. _______.2008. Sumber: http://www.fao.org/fishery/ [17 Februari 2008]. _______.2008. http://www.fao.org/fishery/species/2491 [17 Februari 2008]. ______.2008. http://www.fao.org/fishery/species/2491 [17 Februari 2008]. ______. 2008. www.web.pml.ac.uk/nematode/nematodes/index.htm [17 Februari 2008]. ______.2008. http://images.google.co.id/ [17 Februari 2008]. Ardiwinata RO. 1981. Pemeliharaan Gurame. Bandung: Penerbit Sumur Bandung. Aziz, Kiagus Abdul et al. 1998. Potensi dan Tingkat Pemanfaatan Sumber Daya Ikan Laut di Perairan Indonesia. ISBN. Buchmann K. and Bresciani J. 2001. An Introduction to Parasitic Diseases of Freshwater Trout. Denmark: DSR Publisher.

Page 48: STUDI KERAGAMAN CACING PARASITIK PADA SALURAN … · ikan dibedah dengan cara dibuat sayatan pada bagian ventral ikan. Sayatan dimulai ... where insicion began from operculum with

Brown ME. 1957. Experimental Study on Growth. New York: Academic Press. Byod CE. 1982. Water Quality Management for Pond Fish Culture. USA: Elsevier Scientific Publishing Company. Cahyoko. 2000. Budidaya Ikan Tawar. Jakarta: Kanisius. Campana-Rouget Y, Petter AJ, Kremer M, Molet B, Miltgen F. 1976. Présence du

Nématode Camallanus fotedari dans le tube digestif de poissons d'aquarium de divers provenances. Bull. Acad. Vét. Fr. 49: 205-210.

Chairunnisa. 2007. Minyak Cengkeh (Eugenia aromatica) dan Kalium Hidroksida 10% Sebagai Bahan Pewarna Semi permanen Pada Cacing Nematoda dan Acanthocephala Ikan Air Laut. [Skripsi]. Fakultas Kedokteran Hewan, IPB. Bogor. Chakroff M. 1976. Freshwater Fish Pond Culture and Management. Drubent, L (Eds). VITA Publication. 196 p. Chattopadhyay P. 1999. Fish: Catching and Handling, Spoilage of Fish. San Diego: Academic Press. Hal 806-820 Cheng TC. 1973.General Parasitology. Orlando, Florida: Academic Press Inc. Collete BB and Nauen CE, 1983. FAO Species Catalogue Vol 2 Scombrids of the World An Introduction and Illustrated Catalogue of Tunas, Mackerel, Bonetos, and related species unkown to date. FAO, Rome. Dogiel VA, GK Petrushevski dan YI Polyanski. 1961. Parasitology of Fishes. London: Oliver and Byod Ltd. Fernando CH, JI Furtado, AV Gusev, G Hanek and S A Kakonge. 1972. Methods For

The Study Of Freshwater Fish Parasites. Univ. Waterloo, Biol. Series 12: 76pp.

Grabda J. 1991. Marine Fish Parasitology. New York: Polish Scientific Publisher. Handayani. 1997. Dosis Optimum 3,5,3 Triyodotironin (T3) Dalam Pakan Untuk

Pertumbuhan Gurame (Osphronemus gouramy). [Tesis]. Bogor : IPB. Hariyadi AR. 2006. Pemetaan Infestasi Cacing Parasitik dan Resiko Zoonosis pada

Ikan Laut di Perairan Indonesia Bagian Selatan. [Tesis]. Bogor: Fakultas Kedokteran Hewan IPB.

Hora SL and TVR Pillay. 1962. Handbook on Fish Culture in the IndoPasific Region.

Page 49: STUDI KERAGAMAN CACING PARASITIK PADA SALURAN … · ikan dibedah dengan cara dibuat sayatan pada bagian ventral ikan. Sayatan dimulai ... where insicion began from operculum with

FAO Fisheries Biology Tech. Huet M. 1994. Textbook of Fish Culture Breeding and Cultivation of Fish 2rd Ed.

Finishing News Books. Cambridge. 436p. Jhingran VG. 1975. Fish and Fisheries of India. India: Hindustan Publishing

Coorporation. Kabata Z. 1985. Parasites and Diseases Of Fish Cultured In The Tropics. London:

Taylor and Prancis. Koostati R. 1994. Pengaruh Pertumbuhan Dan Kelangsungan Hidup Gurame

(Osphronemus gouramy) Pada Suhu Yang Berbeda. [Skripsi]. Bogor: IPB. Margolis . 1977. Caballeronema gen. nov. forMetabronema wardlei Smedley, 1934

(Nematoda, Spiruroidea) from the marine fish Scorpaenichthys marmoratus from the Pacific coast of Canada. Excerta Parasitológica. Instituto de Biología Publicaciones Especiales, UNAM, México, pp. 447-454.

Martins ML, F. Garcia, RS Piazza, L. Ghiraldelli. 2008. Camallanus maculatus n. sp. (Nematoda: Camallanidae) in an ornamental fish Xiphophorus maculatus (Osteichthyes: Poeciliidae) cultivated in São Paulo State, Brazil. Escola de Veterinária UFMG. Departamento de Aqüicultura - UFSC Caixa Postal 476 88040-900 - Florianópolis, SC and Pólo Regional do Noroeste Paulista, APTA - Instituto de Pesca - Votuporanga, SP. Belo Horizonte MG - Brazil. Moller H and K Anders. 1986. Diseases and Parasites of Marine Fishes. Germany:

Scanner Studio Nord. Moravec František , J. Wolter and W. Körting. Some Nematodes and

Acanthocephalans From Exotic Ornamental Freshwater Fishes Imported Into Germany. 1999. Folia Parasitologica 46: 296-310.

Muller GH, Scott DW. 1983. Small Animal Dermatology. Edisi ke-3. Philadelphia:

WB Saunder Company Nimai C. On the development and life cycle of Camallanus anabantis (Nematoda:

Camallanidae), a parasite of the climbing perch, Anabas testudineus. Folia Parasitologica. 1999. 46: 205-215.

Noble ER and GA Noble. 1989. Parasitologi Biologi Parasit Hewan. Terjemahan drh. Widiarto. Gajah Mada Press. Ed 5. 1102 h.

Page 50: STUDI KERAGAMAN CACING PARASITIK PADA SALURAN … · ikan dibedah dengan cara dibuat sayatan pada bagian ventral ikan. Sayatan dimulai ... where insicion began from operculum with

Noga EJ. 1996. Fish Diseases Diagnosis and Treatment. United States Of America: Iowa State University Press. Olsen OW. 1974. Animal Parasites Their Life Cycle and Ecology. Baltimore, London: University Park Press. Pescod MP. 1973. Investigation of National Effluen and Strem Standard for Tropical Countries. Thailand: Asuian Institut of Technology Bangkok. Rachmawati R. 1995. Karakter Morfologis Ikan Gurame (Osphronemus gouramy Lac.). [Skripsi]. Bogor: Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan IPB. Respati dan Santoso. 1993. Petunjuk Praktis Budidaya Ikan Gurami. Jakarta: Kanisius. Riponeta, MY. 2007. Identifikasi Cacing Acanthocephala Pada Saluran Pencernaan Ikan Tuna (Family Scrombidae). [Skripsi]. Fakultas Kedokteran Hewan, IPB. Bogor. Saanin H. 1984. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan. Jilid I dan II. Bandung: Binacipta. Sendjaja TJ & Mh Riski. 2002. Usaha Pembenihan Gurami. Jakarta: Penebar Swadaya. Shih H, W. Liu and Z. Qiu. 2004. Digenean Fauna in Marine Fishes from Taiwanese

Waters with the Description of a New Species, Lecithochirium tetraorchis sp. nov. Zoological Studies 43(4): 671-676 Department of Life Science and institute of Zoology, National Taiwan University, Taipei, Taiwan 106, R.O.C and Department of Biology, Nankai University, Tianjin 300071, China.

Sindermann CH. 1990. Principles Diseases of Marine Fish and Shellfish. 2nd ed. San Diego: Academic Press Inc. Sitanggang M. dan B. Sarwono. 2000. Budidaya Gurami. Jakarta: Penebar Swadaya. Soulsby EJL. 1982. Helminth, Atropoods and Protozoa of Domesticated Animal. Edisi ke-7. Baillire Tindall. London. Sumantadinata K. 1981. Pengembangbiakan Ikan-Ikan Peliharaan di Indonesia. Jakarta: Sastra Hudaya. Susanto H. 1993. Budidaya Gurami. Jakarta: Penebar Swadaya.

Page 51: STUDI KERAGAMAN CACING PARASITIK PADA SALURAN … · ikan dibedah dengan cara dibuat sayatan pada bagian ventral ikan. Sayatan dimulai ... where insicion began from operculum with

________. 2000. Maanvis. Jakarta: Penebar Swadaya. 72h. Suwignyo S, B Widigdo, Y Wardianto dan M Krissanti. 1997. Avertebrata Air. Jilid 1. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. 103 hal. Syafei D, B Addul Malik, H Suherman dan Asnawati. 1995. Pengenalan Jenis-jenis Ikan Perairan Umum Jambi. Jambi: Dinas Perikanan Propinsi Dati 1 Jambi. Tampubolon SM. 1983. Ikan Tuna dan Perdagangannya. Jakarta: Gaya Baru. Untergasser D. 1989. Handbook and Diseases. T.F.H Publication Inc. Translated by Howard H. Hirschorn. Neptune City. United States. 159 h. Wardoyo STH. 1995. Pengelolaan Kualitas Air. Bogor: IPB. Warintek. 2005. Gurame ( Osphronemus gouramy). http://warintek.progessio.or.id/perikanan/Gurame.htm [17 Februari 2008]. Williams EH Jr. and LB Williams. 1996. Parasites of Offshore Big Game Fishes of Puerto Rico and the Western Atlantic. Puerto Rico: Departement of Natural and Environmental Resources and University of Puerto Rico. Zonneveld N, EA Huisman dan JH Boon. 1991. Prinsip-prinsip Budidaya Ikan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.