PENELITIAN KUALITATIF HOMOSEKSUAL (LESBIAN)

7
 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di zaman yang semakin maju dengan ilmu pengetahuan dan tehnologi ini, sering dijumpai kasus yang berhubungan dengan abnormal seksualitas yang kadang-ka dang membuat semua merasa merinding. Salah satu diantaranya adalah hubungan seksual dengan sesama jenis (homoseksual) baik laki-laki dengan laki- laki atau perempuan dengan perempuan. Kasus ini bisa terjadi pada siapa saja, baik remaja, dewasa dan orang tua, dan juga bisa terjadi di lingkungan mana saja, baik di sekolah, lembaga pendidikan, kantor, dan sebagainya. Bahkan mereka ingin membentuk sebuah organisasi yang membawahi komunitas mereka, termasuk di Negara Indonesia. Kasus ini seharusnya tidak terjadi karena perilaku ini tidak sesuai norma agama dan tugas perkembangan manusia. Idealnya manusia dapat menjalankan fitrahnya sebagai makhluk Allah yang berakal dan menjalankan perannya sebaga i seorang laki-laki atau sebagai perempuan. Homoseksual berarti ketertarikan seksual pada sesama jenis Perilaku homoseksual pada perempuan disebut lesbian. Lesbian adalah perilaku seks menyimpang yang terjadi antara perempuan dengan perempuan. Merupakan perilaku yang sudah terjadi sepanjang sejarah umat manusia dan reaksi masyarakat diberbagai kurun waktu terhadap lesbian ternyata berlainan. Kasus lesbian bukanlah sesuatu yang permanen. Tidak ada perempuan yang terlahir lesbi

Transcript of PENELITIAN KUALITATIF HOMOSEKSUAL (LESBIAN)

Page 1: PENELITIAN KUALITATIF HOMOSEKSUAL (LESBIAN)

5/17/2018 PENELITIAN KUALITATIF HOMOSEKSUAL (LESBIAN) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-kualitatif-homoseksual-lesbian 1/7

 

1

BAB I

PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang Masalah

Di zaman yang semakin maju dengan ilmu pengetahuan dan tehnologi ini,

sering dijumpai kasus yang berhubungan dengan abnormal seksualitas yang

kadang-kadang membuat semua merasa merinding. Salah satu diantaranya adalah

hubungan seksual dengan sesama jenis (homoseksual) baik laki-laki dengan laki-

laki atau perempuan dengan perempuan. Kasus ini bisa terjadi pada siapa saja,

baik remaja, dewasa dan orang tua, dan juga bisa terjadi di lingkungan mana saja,

baik di sekolah, lembaga pendidikan, kantor, dan sebagainya. Bahkan mereka

ingin membentuk sebuah organisasi yang membawahi komunitas mereka,

termasuk di Negara Indonesia. Kasus ini seharusnya tidak terjadi karena perilaku

ini tidak sesuai norma agama dan tugas perkembangan manusia. Idealnya manusia

dapat menjalankan fitrahnya sebagai makhluk Allah yang berakal dan

menjalankan perannya sebagai seorang laki-laki atau sebagai perempuan.

Homoseksual berarti ketertarikan seksual pada sesama jenis Perilaku

homoseksual pada perempuan disebut lesbian. Lesbian adalah perilaku seks

menyimpang yang terjadi antara perempuan dengan perempuan. Merupakan

perilaku yang sudah terjadi sepanjang sejarah umat manusia dan reaksi

masyarakat diberbagai kurun waktu terhadap lesbian ternyata berlainan. Kasus

lesbian bukanlah sesuatu yang permanen. Tidak ada perempuan yang terlahir lesbi

Page 2: PENELITIAN KUALITATIF HOMOSEKSUAL (LESBIAN)

5/17/2018 PENELITIAN KUALITATIF HOMOSEKSUAL (LESBIAN) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-kualitatif-homoseksual-lesbian 2/7

 

2

dan selamanya akan menjadi lesbi. Kasus tersebut bisa muncul karena pengaruh

lingkungan.

Perilaku individu sangat ditentukan oleh faktor lingkungan, baik perilaku

santun maupun perilaku menyimpang. Interaksi sosial seseorang di luar rumah

terkadang lebih banyak mempengaruhi perilaku individu dibanding interaksi

dalam keluarga. Pengalaman di sekolah dan pergaulan sosial terkadang lebih

bersifat menekan arah perilaku individu dibanding ingatan individu terhadap

nasehat orang tua di rumah. Perilaku menyimpang akan semakin muncul jika

perhatian atau kontrol orang tua kurang, apa lagi jika orang tuanya sibuk dengan

 pekerjaannya dan menyerahkan sepenuhnya ‘perbaikan’ atau perubahan anaknya

kepada guru di sekolahnya atau pada lembaga pendidikan.

Lembaga pendidikan sehebat apapun tak akan bisa memonitor kegiatan

anak didiknya selama 24 jam, sekalipun itu di sekolah asrama (boarding school).

Sementara interaksi sosial di lembaga pendidikan sangat variatif, karena yang

ditemukan saat ini adalah bukan hanya interaksi antara guru dan siswa, siswa

dengan siswa, kakak kelas dengan adik kelas, tetapi juga interaksi anak sekolah

dengan media Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Internet bukan lagi

‘barang baru’, internet telah menjadi bagian penting yang mewarnai keseharian

anak-anak sekolah. Siswa SMP saja atau bahkan siswa SD sudah banyak yang

mengenal dan bahkan sangat mahir surfing, browsing, chating, dan googling,

apalagi facebook -an dan twiter -an.

Page 3: PENELITIAN KUALITATIF HOMOSEKSUAL (LESBIAN)

5/17/2018 PENELITIAN KUALITATIF HOMOSEKSUAL (LESBIAN) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-kualitatif-homoseksual-lesbian 3/7

 

3

Semua faktor lingkungan yang bersentuhan dengan keseharian bisa

menjadi pemicu lahirnya perilaku menyimpang, termasuk orientasi seksual.

Kurangnya perhatian, kepedulian dan kasih sayang di rumah bisa menjadi

pemicunya. Faktor pergaulan di luar lingkungan rumah juga bisa menjadi

penyebabnya, pengaruh tontonan televisi dan film juga bisa menjadi alasan yang

mendasari terjadinya perilaku lesbi atau homo, begitu pula halnya dengan dampak 

online internet. Semuanya bisa berawal dari rumah, namun bisa juga bermula dari

sekolah atau lembaga pendidikan.

Peneliti ingin memfokuskan penelitian tentang lahirnya perilaku

penyimpangan dan orientasi seksual lesbian dari lingkungan pendidikan. Karena

menurut peneliti hal ini akan menjadi evaluasi terhadap pendidikan yang ada

sehingga seorang lesbian bisa lahir dari sekolah, terlebih lesbian bisa lahir dari

sekolah yang dianggap mampu memberikan pendidikan umum dan agama. Bagi

sekolah putri yang berasrama, lebih mudah menganalisanya. Selain karena

kesehariannya bersama teman sebayanya yang berjenis kelamin sama, belajar dan

bermain bersama, saling curhat akan perasaan masing-masing dan berbagi suka

duka, juga karena interaksi dengan orang tua dan saudara sangat kurang dan

kalaupun ada kesempatan, jarang sekali orang tua atau saudara laki-lakinya

mampu menjadi penyeimbang kondisi psikologis dan emosionalnya, menjadi

tempat ia menumpahkan segala beban pikiran dan masalahnya. Ini tidak berarti

bahwa sekolah putri berasrama itu jelek, hanya saja bahwa potensi lahirnya

perilaku lesbi (saling menyukai sesama perempuan) lebih mudah muncul pada

sekolah asrama dibanding mereka yang menikmati pendidikan di sekolah umum.

Page 4: PENELITIAN KUALITATIF HOMOSEKSUAL (LESBIAN)

5/17/2018 PENELITIAN KUALITATIF HOMOSEKSUAL (LESBIAN) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-kualitatif-homoseksual-lesbian 4/7

 

4

Berdasarkan dari hasil pengamatan peneliti di sekolah berasrama

ditemukan perempuan lesbi di lingkungan sekolah berasrama, maka inilah

beberapa ciri yang mungkin bisa dikenali dari pasangan lesbi itu, yaitu siswi yang

sering jalan bersama, berduaan, makan bersama, pakaian couple, tidur bersama,

dan memiliki cara berkomunikasi yang berbeda dengan sesamanya. Berdua dan

sering bersama tak selamanya bisa diartikan bersahabat, tapi bisa jadi mereka

pacaran. Bagi pasangan lesbi, keduanya tak mungkin sama-sama feminim. Selalu

ada seorang diantaranya (biasanya yang lebih tua) yang agak maskulin.

Perempuan yang maskulin (kelaki-lakian atau tomboy) bisa menjadi pemicu

dambaan hati bagi wanita yang feminim. Hal ini menjadi salah satu bukti bahwa

lesbian terjadi di sekolah.

Kasus lesbian menarik perhatian peneliti dikarenakan banyaknya perilaku

ini terjadi dikalangan masyarakat, khususnya yang terjadi pada remaja di tingkat

sekolah menengah. Tetapi tingkat kepedulian pihak sekolah dan orang tua yang

masih rendah. Guru atau pihak sekolah dan orang tua sekedar mengetahui lesbian

sebagai perilaku menyukai perempuan dengan perempuan, tetapi tidak 

mengetahui mengapa dan bagaimana lesbian itu. Jika kasus ini tidak mendapat

perhatian dan tindakan maka akan menimbulkan dampak negative bagi siswi yang

lesbian, dan lingkungan sekitarnya. Karenanya dengan penelitian ini peneliti

bermaksud untuk mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi lesbian,

bagaimana lesbian itu terbentuk dan dampak yang terjadi akibat perilaku lesbian.

Page 5: PENELITIAN KUALITATIF HOMOSEKSUAL (LESBIAN)

5/17/2018 PENELITIAN KUALITATIF HOMOSEKSUAL (LESBIAN) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-kualitatif-homoseksual-lesbian 5/7

 

5

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan pada latar belakang masalah di atas identifikasi masalah yang

muncul adalah:

1.  Kasus lesbian jarang muncul ke permukaan karena guru, orang tua, dan

siswa belum memiliki pemahaman tentang lesbian.

2.  Ditemukan siswi-siswi yang cenderung melakukan perilaku lesbian di

sekolah berasrama.

3.  Rendahnya pemahaman tentang lesbian pada guru, orang tua dan siswi

dapat menganggu hubungan pertemanan sebaya di sekolah.

4.  Factor lingkungan sangat mempengaruhi pembentukan lesbian.

5.  Lesbian memiliki dampak negative bagi pelakunya dan lingkungan di

sekitarnya.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah maka peneliti membatasi masalah yang akan

diteliti, yaitu:

1.  Factor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya lesbian

2.  Aktifitas yang dilakukan pasangan lesbian.

3.  Dampak dari perilaku lesbian.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada batasan masalah di atas, maka rumusan masalah yang

digunakan peneliti adalah:

1.  Factor-faktor apa yang mempengaruhi terbentuknya lesbian?

Page 6: PENELITIAN KUALITATIF HOMOSEKSUAL (LESBIAN)

5/17/2018 PENELITIAN KUALITATIF HOMOSEKSUAL (LESBIAN) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-kualitatif-homoseksual-lesbian 6/7

 

6

2.  Aktifitas apa saja yang dilakukan pasangan lesbian?

3.  Bagaimana dampak dari perilaku lesbian?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1.  Factor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya lesbian

2.  Aktifitas yang dilakukan pasangan lesbian

3.  Dampak dari perilaku lesbian

F. Manfaat Penelitian

1.  Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan

Bimbingan dan Konseling dalam memberikan pengetahuan tentang lesbian

di sekolah berasrama.

2.  Manfaat Praktis

a.  Untuk Guru di sekolah

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi guru di sekolah

tentang pentingnya pemahaman lesbian di sekolah berasrama sehingga

guru dapat mengantisipasi perilaku lesbian. 

b. Untuk Siswa

Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang

lesbian agar tidak terjerumus pada orientasi seksual yang salah dan

menerima dirinya sebagai seorang perempuan.

Page 7: PENELITIAN KUALITATIF HOMOSEKSUAL (LESBIAN)

5/17/2018 PENELITIAN KUALITATIF HOMOSEKSUAL (LESBIAN) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-kualitatif-homoseksual-lesbian 7/7

 

7

c.  Untuk Orang tua 

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi orang tua tentang

pentingnya pemahaman lesbian sehingga orang tua dapat mengawasi

perilaku lesbian pada anak.

d. Untuk Penulis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pengetahuan dan pengalaman

yang luas dan mendalam bagi penulis tentang lesbian di sekolah

berasrama.