Penelitian Eva

55
 1 Bab I Pendahuluan 1.1 Latar belakang Persalinan lama pada setiap tahunnya menyebabkan 40.000 kematian maternal, juga merupakan morbiditas maternal saat persalinan yang paling sering muncul di pusat kesehatan seperti yang dikutip oleh Lila Amalia. Kematian maternal yang disebabkan oleh persalinan lama menjadi suatu hal yang perlu di tangani dengan baik agar tingkat kesejahteraan ibu dan bayi di Indonesia dapat tercapai serta menurunkan angka kematian ibu (AKI) di I ndonesia. Kejadian komplikasi obstetrik terdapat pada sekitar 20 % dari seluruh ibu hamil. 1 Persalinan yang tidak ditangani dengan baik dapat menyebabkan proses persalinan tidak berjalan lancar sehingga lama persalinan lebih lama dari normal atau terjadi partus lama. Faktor-faktor yang mempengaruhi lamanya persalinan meliputi faktor ibu, faktor janin, dan faktor jalan lahir. Faktor ibu meliputi paritas, usia, dan his yang dipengaruhi oleh penyakit penyerta, kecemasan, dan kelelahan . Faktor janin meliputi malposisi dan malpresentasi, dan janin besar. 4  Sedangkan faktor jalan lahir meliputi Disproporsi Cephalopelvik (CPD). Adapun faktor lain yang berperan terhadap lamanya persalinan, yakni riwayat ANC ibu selama hamil. 5  Kejadian partus lama di RSIA Siti Fatimah, Makassar tahun 2006 adalah 74 kasus dari 2552 persalinan yaitu sekitar 2,89 % dari seluruh persalinan. Penelitian yang dilakukan Soekiman di RS Mangkuyudan di Yogyakarta didapatkan bahwa dari 3005 kasus partus lama, terjadi kematian pada bayi sebanyak 16,4 % (50 bayi), sedangkan pada ibu didapatkan 4 kematian. 6 Di RSUD Ulin, Banjarmasin pada periode 1 Januari 1998 sampai dengan 31 Desember 2000 terdapat 5.165 persalinan. Sebagian besar persalinan terjadi pada paritas ke-1 (47%), dengan kejadian partus normal sebesar 58 %. Primiparitas akan meningkatkan risiko partus lama sebesar 2,06 kali bila dibandingkan multiparitas. Kejadian partus lama insidensi tertinggi pada usia 19-35 tahun, dan pada paritas pertama dari seluruh kejadian partus lama. 7  Dari angka ini, angka kematian ibu yang disebabkan oleh persalinan lama adalah sebesar 6,3%. Penelitian oleh

description

IKM

Transcript of Penelitian Eva

  • 5/22/2018 Penelitian Eva

    1/55

    1

    Bab I

    Pendahuluan

    1.1 Latar belakang

    Persalinan lama pada setiap tahunnya menyebabkan 40.000 kematian maternal, juga

    merupakan morbiditas maternal saat persalinan yang paling sering muncul di pusat kesehatan

    seperti yang dikutip oleh Lila Amalia. Kematian maternal yang disebabkan oleh persalinan lama

    menjadi suatu hal yang perlu di tangani dengan baik agar tingkat kesejahteraan ibu dan bayi di

    Indonesia dapat tercapai serta menurunkan angka kematian ibu (AKI) di Indonesia.

    Kejadian komplikasi obstetrik terdapat pada sekitar 20 % dari seluruh ibu hamil.1

    Persalinan yang tidak ditangani dengan baik dapat menyebabkan proses persalinan tidak berjalan

    lancar sehingga lama persalinan lebih lama dari normal atau terjadi partus lama. Faktor-faktor

    yang mempengaruhi lamanya persalinan meliputi faktor ibu, faktor janin, dan faktor jalan lahir.

    Faktor ibu meliputi paritas, usia, dan his yang dipengaruhi oleh penyakit penyerta, kecemasan,

    dan kelelahan . Faktor janin meliputi malposisi dan malpresentasi, dan janin besar.4Sedangkan

    faktor jalan lahir meliputi Disproporsi Cephalopelvik (CPD). Adapun faktor lain yang berperan

    terhadap lamanya persalinan, yakni riwayat ANC ibu selama hamil.5

    Kejadian partus lama di RSIA Siti Fatimah, Makassar tahun 2006 adalah 74 kasus dari

    2552 persalinan yaitu sekitar 2,89 % dari seluruh persalinan. Penelitian yang dilakukan

    Soekiman di RS Mangkuyudan di Yogyakarta didapatkan bahwa dari 3005 kasus partus lama,

    terjadi kematian pada bayi sebanyak 16,4 % (50 bayi), sedangkan pada ibu didapatkan 4

    kematian.6

    Di RSUD Ulin, Banjarmasin pada periode 1 Januari 1998 sampai dengan 31 Desember2000 terdapat 5.165 persalinan. Sebagian besar persalinan terjadi pada paritas ke-1 (47%),

    dengan kejadian partus normal sebesar 58 %. Primiparitas akan meningkatkan risiko partus lama

    sebesar 2,06 kali bila dibandingkan multiparitas. Kejadian partus lama insidensi tertinggi pada

    usia 19-35 tahun, dan pada paritas pertama dari seluruh kejadian partus lama.7 Dari angka ini,

    angka kematian ibu yang disebabkan oleh persalinan lama adalah sebesar 6,3%. Penelitian oleh

  • 5/22/2018 Penelitian Eva

    2/55

    2

    Maria Olva pada tahun 2001 yang dilakukan di RSU Unit Swadana Kabupaten Subang, Jawa

    Barat menyebutkan persalinan lama cenderung meningkat pada setiap tahunnya yaitu 50,9%

    pada tahun 1999, 52,19% pada tahun 2000 sampai 56,71% pada tahun 2001.

    Adapun faktor yang mempengaruhi persalinan lama berdasarkan dari penelitian Maria

    Olva pada tahun 2001, faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan lama adalah usia, wanita

    yang menjalani persalinan dalam usia kurang dari 20 tahun dan lebih dari 34 tahun beresiko

    mengalami persalinan lama sebesar 1,33 kali lebih tinggi dibandingkan dengan wanita yang

    melahirkan dalam rentang usia 20 sampai dengan 34 tahun. Paritas juga menjadi faktor yang

    menyebabkan persalinan lama. Wanita yang belum pernah melahirkan dan yang telah melahirkan

    lebih dari 3 kali beresiko engalami persalinan lama sebesar 1,32 kali. Wanita dengan disproposi

    sefalo-pelvikcenderung mengalami persalinan lama sebesar 2,04 kali dibandingkan wanita yang

    tidak disproposisefalo-pelvik. Wanita dengan penyakit penyerta seperti Diabetes Mellitus (DM)

    beresiko mengalami persalinan lama sebesar 5,65 kali lebih tinggi dibandingkan dengan yang

    tidak memiliki penyakit penyerta. Adanya kelainan letak janin cenderung mengalami persalinan

    lama 2,11 kali. Ibu yang melahirkan bayi kembar beresiko mengalami persalinan lama sebesar

    4,94 kali.

    Data yang dikeluarkan oleh Puskesmas Kelurahan Tanjung Duren Selatan 2012

    menunjukkan prevalensi persalinan lama sebesar 64,30% sedangkan target yang ditetapkan olehPuskesmas Kelurahan Tanjung Duren Selatan adalah untuk mendapatkan penurunan ibu hamil

    dengan persalinan lama sebesar 50,60%. Karena tingginya angka persalinan lama pada ibu, maka

    peneliti melakukan penelitian untuk mengetahui hubungan faktor faktor yang mempengaruhi

    persalinan lama karena belum ada data dan penelitian yang dilakukan berhubungan dengan

    lamanya persalinan dan faktor faktor lain berhubungan di Kelurahan Tanjung Duren Selatan

    tahun 2013.

    1.2 Rumusan Permasalahan

    1. Tingginya kejadian partus lama di Indonesia. Di RSIA Siti Fatimah, Makassar tahun2006 adalah 74 kasus dari 2552 persalinan yaitu sekitar 2,89 % dari seluruh persalinan.

  • 5/22/2018 Penelitian Eva

    3/55

    3

    2. Persalinan yang lama menyebabkan kematian bayi dan ibu, hal ini meningkatkan angkakematian ibu (AKI) di Indonesia.

    3. Primiparitas akan meningkatkan risiko partus lama sebesar 2,06 kali bila dibandingkanmultiparitas. Kejadian partus lama insidensi tertinggi pada usia 19-34 tahun, dan pada

    paritas pertama dari seluruh kejadian partus lama.

    4. Masih tingginya angka persalinan yang dialami oleh wanita usia dibawah 20 tahun.5. Wanita dengan disproposi sefalo-pelvik karena tinggi badan yang kuran dari 145cm

    cenderung mengalami persalinan lama sebesar 2,04 kali dibandingkan wanita dengan

    tinggi badannya lebih dari 145 cm

    6. Wanita dengan penyakit penyerta seperti Diabetes Mellitus (DM) beresiko mengalamipersalinan lama sebesar 5,65 kali lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak memiliki

    penyakit penyerta.

    7. Adanya kelainan letak janin cenderung mengalami persalinan lama 2,11 kali.8. Ibu yang melahirkan bayi kembar beresiko mengalami persalinan lama sebesar 4,94 kali9. Target penurunaan prevalensi persalinan lama di kelurahan Tanjung Duren Selatan belum

    tercapai.

    1.3 Tujuan Penelitian

    1.3.1 Tujuan umum

    Diperoleh gambaran lama persalinan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi di wilayah

    kerja Puskesmas kelurahan Tanjung Duren Selatan pada periode 22 Januari 2013 sampai dengan

    periode 15 Febuari 2013.

    1.3.2 Tujuan khusus

    a) Diketahuinya distribusi lama persalinan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Tanjungduren Selatan, Jakarta Barat pada periode Januari 2013 sampai dengan periode Februari

    2013.

  • 5/22/2018 Penelitian Eva

    4/55

    4

    b) Diketahuinya distribusi tindakan akhir persalinan di wilayah kerja Puskesmas kelurahanTanjung duren selatanpada periode Januari 2013 sampai dengan periode Februari 2013.

    c) Diketahuinya distribusi rata- rata waktu persalinan di wilayah kerja Puskesmas kelurahanTanjung duren selatanpada periode Januari 2013 sampai dengan periode Februari 2013.

    d) Diketahuinya distribusi paritas, usia, tinggi badan, berat badan lahir, penolong persalinan danriwayat ANC ibu di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Tanjung duren selatan periode

    Januari 2013 sampai dengan periode Februari 2013.

    e) Diketahuinya hubungan antara usia ibu pada saat melahirkan dengan lama persalinan diwilayah kerja Puskesmas kelurahan Tanjung duren selatanpada periode Januari 2013 sampai

    dengan periode Februari 2013.

    f) Diketahuinya hubungan antara paritas dengan lama persalinan di wilayah kerja Puskesmaskelurahan Tanjung duren selatanpada periode Januari 2013 sampai dengan periode Februari

    2013.

    g) Diketahuinya hubungan antara tinggi badan ibu dengan lama persalinan di wilayah kerjaPuskesmas kelurahan Tanjung duren selatan pada periode Januari 2013 sampai dengan

    periode Februari 2013.

    h) Diketahuinya hubungan antara berat badan lahir dengan lama persalinan di wilayah kerjaPuskesmas kelurahan Tanjung duren selatan pada periode Januari 2013 sampai dengan

    periode Februari 2013.i) Diketahuinya hubungan antara penolong persalinan dengan lama persalinan di wilayah kerja

    Puskesmas kelurahan Tanjung duren selatan pada periode Januari 2013 sampai dengan

    periode Februari 2013.

    j) Diketahuinya hubungan antara riwayat ANC ibu dengan lama persalinan di wilayah kerjaPuskesmas kelurahan Tanjung duren selatan pada periode Januari 2013 sampai dengan

    periode Februari 2013.

    1.4Manfaat Penelitian

    1.4.1. Manfaat Bagi Peneliti

    a) Menerapkan dan mengembangkan ilmu yang didapat saat kuliahb) Meningkatkan kemampuan berkomunikasi langsung dengan masyarakat

  • 5/22/2018 Penelitian Eva

    5/55

    5

    c) Mengembangkan kemampuan untuk berpikir kritisd) Menumbuhkan minat dan pengetahuan mengenai penelitiane) Melatih kerjasama tim

    1.4.2. Manfaat Bagi Perguruan Tinggi

    a) Merealisasikan Tri Dharma Perguruan Tinggi dalam melaksanakan fungsi atautugas perguruan tinggi sebagai lembaga yang menyelenggarakan pendidikan,

    penelitian dan pengabdian masyarakat.

    b) Memperkenalkan Fakultas Kedokteran UKRIDA sebagai masyarakat ilmiahdalam peran sertanya di bidang kesehatan

    c) Data awal untuk penelitian-penelitian selanjutnya yang berhubungan denganlamanya persalinan.

    1.4.3. Manfaat Bagi Masyarakat

    a) Sebagai masukan untuk bahan informasi dalam upaya peningkatan derajatkesehatan dan penelitian selanjutnya.

    b) Menambah pengetahuan masyarakat mengenai faktor faktor risiko yangmempengaruhi lamanya persalinan.

  • 5/22/2018 Penelitian Eva

    6/55

    6

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1. Persalinan Normal

    Definisi persalinan normal menurut WHO adalah persalinan yang dimulai secara

    spontan, beresiko rendah pada awal persalinan dan tetap demikian selama proses persalinan.

    Bayi dilahirkan secara spontan dalam presentasi belakang kepala pada usia kehamilan antara 37

    hingga 42 minggu lengkap. Setelah persalinan ibu maupun bayi berada dalam kondisi sehat.1

    2.2. Tahapan Persalinan

    Tahapan dalam persalinan di bagi menjadi 3 kala yaitu :2,3,4,5

    2.2.1. Kala I (kala pembukaan)

    Persalinan kala I adalah kala pembukaan yang berlangsung antara pembukaan nol

    sampai pembukaan lengkap. Pada permulaan his, kala pembukaan berlangsung tidak begitu kuat

    sehingga parturien masih dapat berjalan-jalan. Lamanya kala I untuk primigravida berlangsung

    12 jam sedangkan multigravida sekitar 8 jam. Berdasarkan kurve Friedmen, diperhitungkan

    pembukaan primigravida 1 cm/jam dan pembukaan multigravida 2 cm/jam. Dengan perhitungan

    tersebut maka waktu pembukaan lengkap dapat diperkirakan.3-5

    Tanda-tanda persalinan atau inpartu:

    Rasa sakit adanya his yang datang lebih kuat, sering dan teratur. Keluar lendir bercampur darah (show) yang lebih banyak karena robekan kecil pada

    servik.

    Servik mulai membuka (dilatasi) dan mendatar (effacement)

    2.2.2 Kala II Persalinan (Kala Pengeluaran Janin)

    Tahap ini berawal saat pembukaan serviks telah lengkap dan berakhir dengan

    keluarnya janin. Median durasinya adalah 50 menit untuk nulipara dan 20 menit untuk multipara.

    Pada wanita dengan paritas tinggi yang vagina dan perineumnya sudah melebar, dua atau tiga

  • 5/22/2018 Penelitian Eva

    7/55

    7

    kali usaha mengejan setelah pembukaan lengkap mungkin cukup untuk mengeluarkan janin.

    Sebaliknya pada seorang wanita dengan panggul sempit atau janin besar atau dengan kelainan

    gaya ekspulsif akibat anesthesia regional maka kala II dapat sangat memanjang.2-5

    Gejala utama kala II adalah :

    a. Ibu merasakan ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi.b. Ibu meraskan adanya peningkatan tekanan pada rektum atau vagina.c. Perineum menonjol.d. Vulva vagina dan sfingter ani membuka.e. Meningkatnya pengeluaran lendir bercampur darah.

    Tanda pasti kala II ditentukan melalui periksa dalam (informasi obyektif) yang hasilnya :

    a. Pembukaan serviks telah lengkap dengan dipimpin mengedan.b. Terlihatnya bagian kepala bayi melalui introitus vagina.

    2.2.3 Kala III (kala uri)

    Dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta, yang berlangsung tidak

    lebih dari 30 menit.

    Tanda-tanda lepasnya plasenta :

    - Uterus terdorong ke atas- Tali pusat bertambah panjang- Terjadinya perdarahan tiba-tiba- Uterus menjadi bundar

    2.2.4 Kala IV (kala pengawasan)

    Dimulai dari lahirnya plasenta sampai 2 jam post partum.

    2.3 Persalinan Lama

    Persalinan lama adalah persalinan yang berlangsung lebih dari 24 jam pada primipara dan

    lebih dari 18 jam pada multipara.2-5

  • 5/22/2018 Penelitian Eva

    8/55

    8

    Lama Persalinan berdasarkan kala:

    a. Kala I fase laten pada primipara 8 - 9 jam tetapi tidak lebih dari 20 jam. Padamultipara dan grandemultipara adalah 5 - 14 jam.

    b. Kala II pada primipara 1 - 2 jam. Pada multipara dan grandemultipara 2 jam.c. Kala III pada primipara atau multipara dan grandemultipara 5 menit2jam.

    Persalinan lama menurut kamus kedokteran didefinisikan secara menyeluruh yaitu

    persalinan yang memerlukan waktu lebih dari 24 jam pada primigravida dan lebih dari 18 jam

    pada multigravida dan grandemultipara, terhitung dari mulai keluarnya lendir darah yang

    merupakan indikasi terjadinya pembukaan serviks pertama kali hingga bayi keluar. Sedangkan

    menurut friedman, persalinan lama terjadi bila terjadi perpanjangan waktu pada kala 1 dengan

    atau perpanjangan waktu pada kala 2. Berdasarkan kurva Friedman, kala 1 pada persalinan

    pertama berlangsung lebih dari 20 jam, dan pada persalinan kedua dan seterusnya berlangsung

    lebih dari 14 jam.

    Pemanjangan kala 2 pada proses persalinan primipara terjadi jika prosesnya berlangsung lebih

    2jam, pada multigravida dan grandemultigravida lebih dari 1 jam.

    Diagnosa persalinan lama ditentukan dari:

    Total waktu yang diperlukan untuk melakukan proses persalinan pada kala 1 dan 2 yanglebih dari pada seharusnya

    Kala 1 yang memanjang lebih daripada seharusnya Kala 2 yang memanjang lebih dari seharusnya

    2.4 Bahaya Partus Lama

    2.4.3 Bahaya bagi ibu

    Partus lama menimbulkan efek berbahaya baik terhadap ibu maupun anak.

    Beratnya cedera meningkat dengan semakin lamanya proses persalinan, resiko tersebut naik

    dengan cepat setelah waktu 24 jam. Terdapat kenaikan pada insidensi atonia uteri, laserasi,

    perdarahan, infeksi, kelelahan ibu dan shock. Angka kelahiran dengan tindakan yang tinggi

    semakin memperburuk bahaya bagi ibu.2,3,4,6

  • 5/22/2018 Penelitian Eva

    9/55

    9

    2.4.4 Bahaya bagi janin

    Semakin lama persalinan, semakin tinggi morbiditas serta mortalitas janin dan

    semakin sering terjadi keadaan berikut ini :2-4

    Asfiksia akibat partus lama itu sendiri Trauma cerebri yang disebabkan oleh penekanan pada kepala janin Cedera akibat tindakan ekstraksi dan rotasi dengan forceps yang sulit Pecahnya ketuban lama sebelum kelahiran. Keadaan ini mengakibatkan

    terinfeksinya cairan ketuban dan selanjutnya dapat membawa infeksi paru-

    paru serta infeksi sistemik pada janin.

    Sekalipun tidak terdapat kerusakan yang nyata, bayi-bayi pada partus lama

    memerlukan perawatan khusus. Sementara pertus lama tipe apapun membawa akibat

    yang buruk bayi anak, bahaya tersebut lebih besar lagi apalagi kemajuan persalinan

    pernah berhenti. Sebagian dokter beranggapan sekalipun partus lama meningkatkan

    resiko pada anak selama persalinan, namun pengaruhnya terhadap perkembangan bayi

    selanjutnya hanya sedikit. Sebagian lagi menyatakan bahwa bayi yang dilahirkan melalui

    proses persalinan yang panjang ternyata mengalami defisiensi intelektual sehingga

    berbeda jelas dengan bayi-bayi yang lahir setelah persalinan normal.7

    2.5 Etiologi

    Durasi persalinan dipengaruhi oleh power (tenaga mengedan), passage (jalan

    lahir), dan passenger (faktor janin), juga faktor psikologis ibu, yang dapat mempengaruhi

    lamanya kala I, II maupun kala III. Sering ada satu atau lebih faktor untuk terjadinya persalinan

    lama, yaitu:2-8

    1.

    Adalah faktor psikis seperti: Perasaan takut, cemas, khawatir, dan tegang sehingga dapat mempengaruhi kontraksi uterus yang pada akhirnya dapat menyebabka

    n persalinan lama.

    2. Kegagalanpower(kekuatan ibu)Kontraksi uterus yang tidak efisien (hypotonik atau hypertonik), faktor yang

    mempengaruhi adalah anemia dapat menghambat efektifitas kontraksi uterus

  • 5/22/2018 Penelitian Eva

    10/55

    10

    dan dapat mengarah pada atonia uteriseperti, persalinan dengan induksi khusus

    pada serviks belum matang, pemberiaan sedativa berlebihan atau terlalu dini,

    ketidakmampuan mengedan, dan penyakit yang diderita ibu.

    3. Kegagalanpassage(jalan lahir)Ibu hamil pertama sangat membutuhkan perhatian khusus. Luas panggul ibu

    dan besar kepala janin mungkin tidak proporsional, dalam hal ini ada dua

    kemungkinan yang terjadi iaitu saama ada panggul ibu sebagai jalan lahir

    ternyata sempit dengan janin / kepala tidak besar atau panggul ibu ukuran

    normal tetapi anaknya besar / kepala besar.

    4. Kelainanpassenger(janin)

    2.6 Faktor resiko

    2.6.1 Paritas

    Seorang wanita yang pernah melahirkan bayi yang dapat hidup. Paritas adalah jumlah

    janin dengan berat badan lebih dari atau sama dengan 500 gram yang pernah dilahirkan, hidup

    maupun mati.2-10

    Paritas mempengaruhi durasi persalinan dan insiden komplikasi. Pada multipara

    dominasi fundus uteri lebih besar dengan kontraksi uterus lebih besar dengan kontraksi lebih

    kuat dan dasar panggul yang lebih rileks sehingga bayi lebih mudah melalui jalan lahir danmengurangi lama persalinan. Namun pada grand multipara, semakin semkin banyak jumlah

    janin, persalinan secara progresif lebih lama. Hal ini diduga akibat keletihan pada otot-otot

    uterus .9

    Tingkatan paritas antara lain :

    1. Primipara adalah seorang wanita yang pernah melahirkan bayi hidup untuk pertama kali. Pada primi kala I mengalami fase serviks mendatar (effacement) dulu

    baru dilatasi, berlangsung 13-14 jam. Pada kala II (kala pengeluaran janin) berla

    ngsung 1 jam.

    2. Multipara adalah wanita yang pernah melahirkan bayi viable beberapa kali (sampai 5 kali). Pada kala I mengalami fase mendatar dan membuka bisa bersamaan

    lamanya 6-7 jam. Pada kala II berlangsung 1/2 jam.

    3. Grandemultipara adalah wanita yang pernah melahirkan bayi 6 kali atau lebih hi

  • 5/22/2018 Penelitian Eva

    11/55

    11

    dup atau mati.

    Pada seorang wanita yang mempunyai paritas lebih tinggi dengan vagina dan perineum

    yang lemas, untuk menyelesaikan kelahiran bayi cukup membutuhkan dua atau tiga daya dorong

    setelah pembukaan servik lengkap sehingga jika terjadi persalian lama, merupakan akibat

    pemanjangan waktu pada kala 1.2,9,11

    Hasil analisis risiko paritas terhadap kejadian partus lama pada penelitian yang dilakukan

    di RSIA Siti Fatimah Makasar tahun 2006 oleh Dhika Indriyani dari fakultas kesehatan

    masyarakat Universitas Hasanudin memperlihatkan nilai OR= 3,441 (95% CI:

    1,9921. Penelitian Siti Mulidah di Kabupaten Purworejo tahun 2002 bahwa ibu dengan paritas I

    cenderung lebih besar risikonya mengalami partus lama sebesar 3,45 kali dan bermakna secara

    statistik.

    2.6.2 Cephalopelvi c Di spoporti on2-9

    Disproporsi sefalopelvik adalah keadaan yang menggambarkan ketidaksesuaian

    antara kepala janin dan panggul ibu sehingga janin tidak dapat keluar melalui vagina.

    Disproporsi sefalopelvik disebabkan oleh panggul sempit, janin yang besar ataupun kombinasi

    keduanya. Oleh karena itu, CPD merupakan salah satu faktor resiko yang mempengaruhi lama

    persalinan pada kala II.

    a. Panggul Sempit2-5,7

    Distosia adalah persalinan yang sulit dan ditandai oleh terlalu lambatnya

    kemajuan persalinan. Distosia dapat disebabkan oleh kelainan pada servik, uterus,

    janin, tulang panggul ibu atau obstruksi lain di jalan lahir. Panggul dengan

    ukuran normal tidak akan mengalami kesukaran kelahiran pervaginam pada janin

    dengan berat badan yang normal.. Panggul sempit yang penting pada obstetric

    bukan sempit secara anatomis namun panggul sempit secara fungsional artinya

  • 5/22/2018 Penelitian Eva

    12/55

    12

    perbandingan antara kepala dan panggul. Selain panggul sempit dengan ukuran

    yang kurang dari normal, juga terdapat panggul sempit lainnya.

    Setiap penyempitan pada diameter panggul yang mengurangi kapasitas

    panggul dapat menyebabkan distosia saat persalinan. penyempitan dapat terjadi

    pada pintu atas panggul, pintu tengah panggul, pintu bawah panggul, atau panggul

    yang menyempit seluruhnya.

    Ibu bertubuh pendek < 145 cm yang biasanya berkaitan dengan kemungkinan

    panggul sempit. Tinggi badan Ibu < 145 cm terjadi ketidakseimbangan antara luas

    panggul dan besar kepala janin.1,10 Sebagian besar kasus partus lama disebabkan

    oleh tulang panggul ibu terlalu sempit sehingga tidak mudah dilintasi kepala bayi

    waktu bersalin. Proporsi wanita dengan rongga panggul yang sempit menurun

    dengan meningkatnya tinggi badan, persalinan macet yang disebabkan panggul

    sempit jarang terjadi pada wanita tinggi. Penelitian di Nigeria Utara dari seluruh ibu

    yang mengalami persalinan macet, proporsi wanita dengan panggul sempit memiliki

    tinggi badan < 145 cm sebesar 40%, tinggi badan 150 cm sebesar 14% dan tinggi

    badan 160 cm sebesar 1%.

    b.

    Janin yang besar

    4,6,9

    Normal berat neonatus pada umumnya

  • 5/22/2018 Penelitian Eva

    13/55

    13

    tidak kuat. Untuk kasus seperti ini sangat dibutuhkan pemeriksaan yang teliti

    untuk mengetahui apakah terjadi sefalopelvik disproporsi. Selain itu, penggunaan

    alat ultrasonic juga dapat mengukur secara teliti apabila terdapat bayi dengan

    tubuh besar dan kepala besar. Pada panggul normal, biasanya tidak menimbulkan

    terjadinya kesulitan dalam proses melahirkan janin yang beratnya kurang dari

    4000gram.

    Hasil analisis risiko berat janin terhadap kejadian partus lama di RSIA Siti

    Fatimah Makasar tahun 2006 oleh Dhika Indriyani dari fakultas kesehatan

    masyarakat Universitas Hasanudin memperlihatkan nilai OR= 1,890 (95% CI:

    0,8473500 gram memiliki risiko 1,10 kali lebih

    besar untuk mengalami partus lama dibandingkan berat janin 3500 gram meningkatkan risiko 4,19 kali (p

  • 5/22/2018 Penelitian Eva

    14/55

    14

    merupakan kelainan endokrin yang terbanyak dijumpai. Yang paling sering terjadi yaitu:

    diabetes melitus yang diketahui sewaktu hamil yang disebut DM gestasional dan DM yang telah

    terjadi sebelum hamil yang dinamankan DM pragstasi. Diabetes melitus merupakan ganguan

    sistemik pada metabolisme karbohidrat, protein dan lemak.Diabetes mellitus ditandai dengan

    hiperglikemia atau peningkatan glukosa darah yang diakibatkan produksi insulin yang tidak

    adekuat atau penggunaan insulin secara tidak efektif pada tingkat seluler.

    Diabetes melitus gestasional (gestational diabetes mellitus (GDM)) didefinisikan sebagai

    intoleransi karbohidrat dengan berbagai tingkat keparahan, yang awitannya atau pertama kali

    dikenali selama masa hamil saat ini. Walaupun GDM umumnya hilang pada akhir kehamilan,

    ada kemungkinan besar GDM terjadi lagi pada kehamilan berikutnya. GDM dialami oleh sekitar

    2% sampai 6% seluruh wanita hamil dan bertanggung jawab terhadap 90% kasus diabetes

    selama masa hamil. Faktor-faktor risiko klasik diabetes gestasional mencakup obesitas, riwayat

    diabetes dan dan makrosomia keluarga, dan riwayat obstetri yang buruk sebelumnya.

    Pengaruh penyakit Diabetes mellitus terhadap lamanya persalianan

    1. Gangguan kontraksi otot rahim (partus lama / terlantar)Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Spiegel Gabor 2009 dalam

    Clinical experimental and fisiology menyimpulkan bahwa kadar gula yang

    tinggi dalam darah dapat menurunkan sensitifitas reseptor oksitosin dalam

    tubuh, sehingga mengakibatkan kurangnya kontraksi uterus saat

    persalinan.

    Gangguan kontraksi otot rahim terjadi sejak his pertama kali, sehingga

    memperpanjang waktu persalinan pada kala 1.

    2. Janin besar sehingga harus dilakukan tindakan operasi.Pada ibu hamil dengan diabetes terutama yang mengalami peningkatan

    berat badan yang berlebih timbunan lemak dalam tubuh dapat diubahmenjadi glukosa oleh hormon kehamilan (Beta HCG / Human Chorion

    Gonadotropine). Sementara akibatnya pada bayi adalah lahir dengan berat

    badan besar >4 kg, hal ini dapat membahayakan ibu dengan risiko

    terjadinya distocia dan mengakibatkan terjadi persalinan lama khususnya

    pada kala II.

  • 5/22/2018 Penelitian Eva

    15/55

    15

    2.6.3.2 Anemia5,10,11,21

    Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin di bawah

    dari batas normal. Pada suatu penelitian yang dilakukan oleh Stephansson O, dkk

    menemukan bahwa perubahan konsentrasi Hb sesuai dengan bertambahnya usia

    kehamilan. Pada trimester pertama Hb tampak turun kecuali pada perempuan yang

    memiliki kadar Hb rendah (14,6 g/dl).

    Nilai batas untuk anemia pada perempuan*

    Status kehamilan Hemoglobin (g/dl) Hematokrit (%)

    Tidak hamil 12,0 36

    Hamil trimester 1 11,0 33

    Hamil trimester 2 10,5 32

    Hamil trimester 3 11,0 33

    Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan perempuan mengalami bahwa 35-75% ibu

    hamil di negara berkembang mengalami anemia*.

    Penyebab anemia tersering adalah defisiensi zat nutrisi seperti defisiensi besi.

    Bahaya anemia pada ibu hamil saat persalinan, dapat menyebabkan gangguan his primer,

    sekunder, janin lahir dengan anemia, persalinan dibantu karena ibu cepat lelah dan jika

    terjadi gangguan persalinan perlu tindakan operatif. Bahaya anemia pada ibu hamil saat

    persalinan adalah gangguan his yang dominan terjadi pada kala I sehingga menyebabkan

    terjadinya kala I memanjang. Anemia juga menyebabkan kurangnya energi ibu yang

    kemudian mempengaruhi kekuatan mengejan. Hal ini memberi pengaruh pada kala II di

    mana kekuatan mengejan berperan besar. Hal ini menyebabkan terjadinya kala II

    memanjang.

    Hasil analisis risiko kejadian anemia terhadap kejadian partus lama di RSIA Siti

    Fatimah, Makassar pada tahun 2006 oleh Dhika Indriyani dari Fakultas Kesehatan

    Masyarakat Universitas Hasanudin memperlihatkan nilai OR= 1,681 (95% CI :

  • 5/22/2018 Penelitian Eva

    16/55

    16

    0,958

  • 5/22/2018 Penelitian Eva

    17/55

    17

    2.6.3.4 Status Gizi dan Kenaikan Berat Badan Ibu3,8

    Status gizi diartikan sebagai keadaan tubuh berupa hasil akhir dari

    keseimbangan antara zat gizi yang masuk ke dalam tubuh dan juga perwujudan

    manfaatnya. Perbaikan gizi merupakan syarat utama dalam perbaikan kesehatan

    ibu hamil, menurunkan angka kematian bayi dan balita. Ibu hamil merupakan

    kelompok yang cukup rawan gizi. Bila ibu hamil mengalami kurang gizi maka

    akibat yang akan ditimbulkan adalah persalinan yang lama (kala I dan II

    memanjang). Hal ini karena tenaga untuk mengejan didapatkan dari karbohidrat.

    Tenaga untuk mengejan ini penting dalam kala II. Selain itu, defisiensi besi akan

    mengakibatkan anemia yang kemudian menganggu sirkulasi darah dan

    menganggu kerja dari otot rahim. Kriteria status gizi menggunakan Indeks Massa

    Tubuh yang diterapkan oleh Depkes pada tahun 2001. Berikut adalah kriterianya :

    Kategori IMT Pengertian Keterangan

    < 18,5 Berat badan kurang Kurus

    18,525 Berat badan normal Normal / sehat

    > 25 Berat badan lebih Kegemukan

    Ibu hamil yang mengalami kegemukan atau istilahnya obesitas juga dapat

    berisiko buruk pada kehamilan dan janin yang dikandungnya. Pada ibu,

    kegemukan akan membuat beban jantung jadi terlalu berat, selain itu tekanan

    pada pembuluh darah akan meninggi akibat tebalnya lemak. Risiko lain yang

    harus di waspadai adalah diabetes saat hamil (gestational diabetes). Untuk

    peningkatan IMT yang ideal selama kehamilan rata-rata peningkatan, berdasarkan

    anjuran Centre for Disease control and prevention (CDC) adalah :

  • 5/22/2018 Penelitian Eva

    18/55

    18

    Berat IMT pra-kehamilan Jumlah

    peningkatan berat

    (lb)

    Underweight 30 11-20

    Pengaruh gizi kurang terhadap proses persalinan dapat mengakibatkan

    persalinan lama karena kekurangan asupan zat seperti kalsium menyebabkan

    gangguan his yang memerlukan Ca

    2+

    untuk kontraksi terutama dalam kala I.Penelitian di Meksiko pada tahun 2003 oleh Kramer menyimpulkan bahwa

    asupan kalsium yang rendah mempunyai kaitan dengan durasi persalinan. Namun

    secara statistik tidak bermakna. Penelitian lain yang dilakukan di Inggris pada

    tahun 1996 seperti yang diterbitkan di British Journal of midwife mengatakan

    bahwa asupan gizi yang seimbang selama persalinan khususnya sebelum kala I

    dapat mempercepat durasi persalinan. Ini ada hubungan dengan tenaga yang

    diperlukan untuk mengejan dalam kala II.

    Kenaikan berat badan ibu hamil sebaiknya disesuaikan dengan indeks masa

    tubuh ibu hamil yang dihitung dari berat bdan ibu dibagi tinggi badan ibu kuadrat

    (kg/m2), yakni:

    Jika ibu kurus (IMT

  • 5/22/2018 Penelitian Eva

    19/55

    19

    Jika ibu gemuk (IMT 23,3-29), maka total kenaikan berat badanyang disarankan adalah 6,8-11,3 kg. atau sekitar 0,3 kg per minggu

    selama trimester 2 dan 3.

    Jika ibu mengalami obesitas (IMT>29), maka kenaikan berat badanyang disarakan adalah sekitar 0,2 kg per minggu selama trimester 2

    dan 3.

    Sedangkan jika ibu mengandung bayi kembar, maka total kenaikanberat badan yang disarankan adalah 15,9-20,4 kg. atau sekitar 0,7 kg

    per minggu selama trimester 2 dan 3.

    2.6.4 Usia Ibu5-6

    Usia adalah lama waktu hidup seseorang atau ada sejak dilahirkan. Usia adalah

    lamanya seseorang hidup mulai sejak lahir sampai ulang tahunnya yang terakhir. Usiasangat berpengaruh terhadap proses reproduksi, umur dianggapoptimal untuk kehamilandan persalinan adalah 20-35 tahun, sedangkan yang dianggap berbahaya adalah umur 35

    tahun ke atas dan dibawah 20 tahun.

    Usia adalah indeks yang menempatkan individu-individu dalam urutan

    perkembangan. Usia yang baik untuk usia kehamilan dan persalinan antara umur 20-35

    tahun, ini disebut juga dengan usia reproduksi sehat. Wanita yang melahirkan di bawah

    usia 20 tahun atau lebih dari 35 tahun akan mempunyai resiko yang tinggi baik pada ibu

    maupun bayi.

    2.6.1.1Usia kurang dari 20 tahun

    Kehamilan di usia kurang dari 20 tahun bisa menimbulkan masalah karena kondisi

    fisik ibu belum 100 % siap. Kehamilan dan persalinan pada usia tersebut meningkatkan

    angka kematian ibu dan janin 4-6 kali lipat dibandingkan wanita yang hamil dan bersalin

    di usia 20-30 tahun. Secara fisik alat reproduksi pada wanita usia kurang dari 20 tahun

    belum terbentuk sempurna, pada umumnya rahim masih terlalu kecil karena pembentukan

    yang belum sempurna dan pertumbuhan tulang panggul yang belum cukup lebar. Sehingga

    akan mengalami kesulitan saat melahirkan terutama persalinan lama pada kala 2.

  • 5/22/2018 Penelitian Eva

    20/55

    20

    2.6.1.2 Usia diatas 35 tahun

    Wanita yang hamil pada usia ini sudah dianggap sebagai kehamilan yang bersiko

    tinggi. Pada usia ini, wanita biasanya sudah dihinggapi penyakit seperti kanker mulut

    rahim, kencing manis, dan jantung. Keadaan jalan lahir sudah kurang elastis dibanding

    sebelumnya, sehingga persalinan menjadi sulit dan lama. Hal ini ditambah dengan

    penurunan kekuatan ibu untuk mengeluarkan bayi pada kala 2.

    Ibu primi tua yaitu primigravida yang berumur diatas usia 35 tahun sering ditemui

    perineum kaku dan tidak elastis, hal tersebut akan menghambat persalinan kala II dan

    dapat meningkatkan resiko terhadap janin.

    Hasil penelitian Suswadi (2000), usia tua mendapatkan resiko 1,6 kali lebih besar

    terjadi persalinan kala II memanjang (lebih dari 2 jam ) dibandingkan dengan kelompok

    usia 20- 35 tahun. Pada persalinan kala I yaitu partus tidak maju didapatkan 5,6 % terjadi

    pada usia tua dan 2,8 % pada usia 20-35 tahun.

    Penelitian Simbolon di Rumah Sakit Umum Daerah Sidikalang tahun 2007

    diperoleh 273 kasus partus tak maju, 201 kasus terjadi pada wanita usia 20-35 tahun

    dengan proporsi 73,6%, 63 kasus terjadi pada wanita usia > 35 tahun dengan proporsi

    23,1% dan 9 kasus terjadi pada wanita usia < 20 tahun dengan proporsi 3,3%.

    Faktor umur dianggap sebagai penyebab dan predisposisi terjadinya berbagai

    komplikasi yang terjadi pada kehamilan dan persalinan antara lain penyebab kelainan his.

    Hasil analisis risiko umur ibu terhadap kejadian partus lama di RSIA Siti Fatimah

    Makasar tahun 2006 oleh Dhika Indriyani dari fakultas kesehatan masyarakat Universitas

    Hasanudin memperlihatkan nilai OR= 1,766 (95% CI: 0,853

  • 5/22/2018 Penelitian Eva

    21/55

    21

    risiko 0,58 kali lebih besar mengalami partus lama dibanding umur 20-35 tahun dan tidak

    bermakna secara statistik.

    2.6.5 Kecemasan

    Pengertian kecemasan masih belum dapat diperoleh suatu kesepakatan sehingga

    masih banyak pendapat dan teori. Salah satu di antaranya menyebutkan bahwa kecemasan

    adalah suatu perasaan seperti kawatir atau was-was yang sifatnya tidak jelas dapat

    meningkat menjadi panik dan serius disertai gejala-gejala jasmaniah seperti nyeri kepala,

    sesak nafas, jantung berdebar, keringat berlebihan, mual, rasa ingin buang air kecil dan

    buang air besar.

    Primus, tahun 2001 meneliti hubungan antara kecemasan dengan lama persalinan.

    Kosim pada tahun 2003 mengemukakan beberpaa hal yang dicemaskan ibu hamil dalam

    menghadapi persalinan antara lain rasa nyeri waktu persalinan, kekawatiran tentang

    kesulitan mendapatkan pertolongan dan perawatan persalinan yang tepat.

    Kecemasan dan ketakutan mempunyai reaksi neurofisologik yang sama, yaitu

    memacu pengeluaran andrenalin. Pengaruh adrenalin pada uterus saat persalinan adalah

    menyebabkan konstriksi pembuluh darah uterus sehingga vaskularisasi berkurang dan

    timbulnya perasaan nyeri, hal ini yang menyebabkan berkurangnya kekuatan kontraksi

    uterus, akibatnya lama persalinan bertambah panjang. Dengan adanya vasokonstriksi

    pada uterus, kadar oksigen berkurang dan bayi yang dilahirkan mengalami hipoksia.

    Dinamika nyeri dalam hubungannya dengan persalinan:

    1. Hamil + ketakutan = keteganganKetegangan + anemia, kelelahan, keputus-asaan, panik = nyeri hebat

    Lama persalinan meningkat

    2. Kehamilan normal + confidence + relaxation = nyeri ringanPersalinan normal

  • 5/22/2018 Penelitian Eva

    22/55

    22

    Pada penelitian-penelitian terdahulu, Rosenfeld tahun 2007 melaporkan bahwa

    adrenalin mengurangi sirkulasi darah di uterus sehingga menyebabkan gangguan

    kontraksi uterus pada kala 1 dan kala 2 yang berujung pada persalinan lama.

    Mekanisme lain yang menerangkan gangguan proses persalinan disampaikan

    sebagai sindrom takut tegang nyeri (Tense mind tense cervix tense labor).

    Kecemasan menghadapi persalinan menginduksi timbulnya ketegangan vegetative pada

    otot-otot polos dan pembuluh darah, manifestasinya berupa kekakuan servik dan hipoksia

    pada uterus yang menyebabkan impuls nyeri bertambah banyak. Impuls rasa nyeri

    melalui system talamo-limbik ke korteks cerebri dengan akibat menambah perasaan

    takut, sehingga kecemasaan pada ibu yang akan menjalani persalinan dapat

    memperpanjang kala 1 dalam persalinan akibat gangguan kontraksi uterus dan

    menyebabkan persalinan lama.

    2.6.6 Kelainan letak (malpresentasi dan malposisi)2-5

    Malpresentasi adalah semua presentasi janin selain verteks (presentasi dahi,

    presentasi muka, presentasi ganda, presentasi bokong dan letak lintang). Adapun

    malposisis ialah keadaan dimana oksiput berada di arah posterior dari diameter transversal

    pelvis. Janin dalam keadaan dimana oksiput berada di arah posterior dari diameter

    transversal pelvis. Janin dalam keadaan malposisi dan malpresentasi kemungkinan

    menyebabkan persalinan lama atau persalinan macet. Masalah yang paling sering

    ditemukan pada multipara 40,7%, dengan posisi oksiput posterior (OP), 25,4% posisi

    oksiput tranverse (OT), sedangkan pada nullipara 60% dengan posisi oksiput transverse

    (OT), 26,3% dengan posisi OP. Persalinan lama terjadi karena malposisi pada nullipara

    maupun multipara sekitar 15% dengan distosia bahu.

    Presentasi muka adalah keadaan dimana kepala dalam kedudukan defleksi

    maksimal, sehingga oksiput tertekan pada punggung dan muka merupakan bagian terendah

    yang menghadap ke bawah. Pada umumnya penyebab terjadinya presentasi muka adalah

    keadaan-keadaan yang memaksa terjadinya defleksi kepala atau keadaan yang

    menghalangi terjadinya fleksi kepala. Oleh karena itu presentasi muka dapat ditemukan

  • 5/22/2018 Penelitian Eva

    23/55

    23

    pada panggul sempit atau pada janin besar. Pada wanita multipara, terjadinya presentasi

    muka karena abdomen yang menggantung yang menyebabkan punggung janin

    menggantung ke depan atau ke lateral, seringkali mengarah kearah oksiput. Presentasi

    muka tidak ada faktor penyebab yang dapat dikenal, mungkin terkait dengan paritas tinggi

    tetapi 34% presentasi muka terjadi pada primigravida.

    Hasil analisis besar risiko kejadian partus lama di RSIA Siti Fatimah Makasar

    tahun 2006 oleh Dhika Indriyani dari fakultas kesehatan masyarakat Universitas Hasanudin

    berdasarkan presentasi janin dapat diketahui tidak terdapat nilai OR karena tidak ada pada

    kontrol (partus normal) yang mengalami kelainan presentasi. Pada analisis besar risiko

    untuk presentasi janin dengan Uji Fisher Exact terdapat Nilai p = 0,001, yang berarti

    kelainan presentasi janin berhubungan dengan kejadian partus lama. Janin dalam keadaan

    malposisi dan malpresentasi sering menyebabkan partus lama atau partus

    macet. Penelitian Djalaluddin di RSUD Ulin Banjarmasin dan RSU Ratu Zalecha

    Martapura tahun 2003 didapatkan kelainan presentasi janin memiliki risiko 14,0 kali lebih

    besar untuk mengalami partus lama dibandingkan yang tidak mengalami kelainan

    presentasi dan secara statistik bermakna p=0,004.

    2.6.6 Tali Pusat4,7,9

    Ukuran Normal

    Umumnya, panjang tali pusat berkisar antara 55 hingga 60 cm. Kelainan ukuran

    biasanya ditandai jika panjangnya kurang dari 50 cm dan lebih dari 70 cm. Tali pusat

    terpendek yang pernah dilaporkan adalah sepanjang 2,5 cm. Sedangkan yang terpanjang

    pernah ditemui sekitar 300 cm.

    Tali pusat terlalu pendek atau terlalu panjang tidak berpengaruh terhadap

    pemberian makanan dan oksigen pada janin. Akan tetapi, tali pusat yang terlalu pendek

    atau terlalu panjang dan melilit dapat mempersulit proses persalinan. Pada saat

    persalinan, janin yang sudah turun ke jalan lahir naik kembali karena tertahan tali pusat

    ini. Tiap kali janin akan turun, tali pusat semakin kuat menahan. Ini biasanya terlihat

  • 5/22/2018 Penelitian Eva

    24/55

    24

    selama proses persalinan,sehingga tidak terjadi kemajuan pada penurunan janin. Jika

    tidak terjadi penurunan janin dalam 2 jam setelah pembukaan lengkap, akan

    mengakibatkan keadaan stress janin yang dapat menyebabkan kematian bayi akibat

    terhambatnya proses pengeluaran bayi yaitu pada kala 2.

    Adanya lilitan tali pusat di leher dalam kehamilan pada umumnya tidak

    menimbulkan masalah. Namun dalam proses persalinan dimana mulai timbul kontraksi

    rahim dan kepala janin mulai turun dan memasuki rongga panggul, maka lilitan tali pusat

    menjadi semakin erat dan menyebabkan penekanan atau kompresi pada pembuluh-

    pembuluh darah tali pusat. Akibatnya, suplai darah yang mengandung oksigen dan zat

    makanan ke janin akan berkurang, yang mengakibatkan janin menjadi sesak atau

    hipoksia.

    2.6.7 Ante Natal Care10,12

    Menurut Depkes tahun 2004, Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh

    tenaga kesehatan untuk ibu selama masa kehamilannya, yang dilaksanakan sesuai dengan

    standar pelayanan antenatal yang ditetapkan. Antenatal care mendeteksi faktor-faktor

    yang mempengaruhi lama persalinan, dan mencegah terjadinya persalinan lama. Pada

    antenatal care memiliki pelayanan yang berguna untuk mengurangi atau mencegah

    terjadinya persalinan lama, yakni mendeteksi terjadi persalinan lama oleh karena kontraksi

    his adekuat dan kelelahan yang disebabkan anemia, mencegah terjadinya persalinan lama

    oleh karena kelainan letak janin. Karena ANC dilakukan dengan frekuensi kunungan, maka

    ANC bisa mendeteksi faktor risiko dan mencegah terjadinya partus lama pada kala I, kala

    II dan kala III.

    Frekuensi pelayanan Antenatal oleh WHO ditetapkan 4 kali kunjungan ibu hamil dalampelayanan Antenatal, selama kehamilan dengan ketentuan sebagai berikut:

    1. Satu kali kunjungan pertama (K1) selama trimester pertama2. Satu kali kunjungan kedua (K2) selama trimester kedua3. Dua kali kunjungan ketiga dan keempat (K3 dan K4) selama trimester ketiga

  • 5/22/2018 Penelitian Eva

    25/55

    25

    Hasil analisis risiko antenatal care terhadap kejadian partus lama di RSIA Siti

    Fatimah Makasar tahun 2006 oleh Dhika Indriyani dari fakultas kesehatan masyarakat

    Universitas Hasanudin memperlihatkan nilai OR= 2,992 (95% CI: 1,658

  • 5/22/2018 Penelitian Eva

    26/55

    26

    2.7 Diagnosis2-10

    Tanda dan Gejala Klinis Diagnosis

    Pembukaan serviks tidak membuka

    (kurang dari 3 cm) tidak didapatkan

    kontraksi uterus

    Belum in partu, false labor

    Pembukaan serviks tidak melewati 3 cm

    sesudah 8 jam in partu

    Prolonged latent phase

    Pembukaan Serviks melewati garis

    waspada pantograph:

    - Frekuensi dan lamanya kontraksikurang dari 3 kontraksi per 10

    menit dan kurang dari 40 detik

    - Secondary arrest of dilatation atauarrest of descent

    - Secondary arrest of dilatation danbagian terrendah dengan kaput,

    terdapat moulase hebat, edema

    serviks, tanda rupture uteri

    imminens, fetal dan maternall

    distress.

    - Kelainan presentasi (selain vertex)

    - Inersia uteri

    - Disproporsi sefalopelvik

    - Obstruksi

    - Malpresentasi

    Pembukaan serviks lengkap, ibu ingin

    mengedan, tetapi tak ada kemajuan

    penurunan

    Kala II lama (prolonged second stage)

  • 5/22/2018 Penelitian Eva

    27/55

    27

    2.8 KERANGKA TEORI

    HISBBL

    Lama persalinan dalam jamCPD

    Usia Paritas

    Panggul

    sempit

    Tinggi

    badan

    DM

    KecemasanAnemia

    Kelelahan

    Inersia Uteri

    Kelainan

    Letak

    Riwayat ANCPenolong

    persalinan

    KenaikanBerat badan

    ibu selama

    Kehamilan

    Gagal

    jantung

  • 5/22/2018 Penelitian Eva

    28/55

    28

    2.9 KERANGKA KONSEP

    Lama

    Persalinan

    Usia

    Paritas

    Riwayat

    ANC

    BBL

    Tinggi

    badan

    Penolong

    persalinan

  • 5/22/2018 Penelitian Eva

    29/55

    29

    BAB III

    Metodologi Penelitian

    3.1Desain Penelitian

    Desain penelitian yang digunakan adalah studi deskriptif dengan pendekatan cross

    sectional mengenai gambaran lamanya persalinan dan faktor-faktor yang berhubungan di

    wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Tanjung Duren Selatan pada periode januari 2013 sampai

    dengan febuari 2013.

    3.2Tempat dan Waktu Penelitian

    Penelitian ini dilakukan di wilayah Kelurahan Tanjung Duren Selatan pada periode 22

    januari 2013 sampai 15 febuari 2013.

    3.3Populasi

    Seluruh ibu yang mempunyai riwayat persalinan kurang dari 3 bulan dari saat penelitian

    dilakukan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Tanjung Duren Selatan dari 22 Januari 2013

    sampai dengan 15 Februari 2013.

    3.4 Sampel Penelitian

    3.4.1. Sampel

    Seluruh ibu yang mempunyai riwayat persalinan kurang dari 3 bulan dari saat penelitian

    dilakukan yang datang ke Puskesmas dan prakter bidan di wilayah kerja kelurahan Tanjung

    Duren Selatan dari Januari 2013 sampai dengan Februari 2013.

  • 5/22/2018 Penelitian Eva

    30/55

    30

    3.4.2. Besar Sampel

    Melalui rumus di bawah ini didapatkan besar sampel penelitian sebagai berikut :

    n1= (Z)2.p.q

    L2

    n2= n1 + (10%. n1)

    Keterangan :

    Perhitungan besar sampel berdasarkan rumus:

    Keterangan:

    n1 = Jumlah sampel minimal.

    n2 = Jumlah sampel ditambah substitusi 10 % (substitusi adalah persen

    responden yang dieksklusikan).

    Z = Tingkat batas kemaknaan, dengan = 5 %.

    Didapatkan Zpada kurva normal = 1,96.

    p = Prevalensi ibu hamil yang mempunyai =56,71 %1

    q = 100 % - p

    L = Derajat kesalahan yang masih dapat diterima adalah 10%.

    Berdasarkan rumus didapatkan angka:

    n1 = (1,96)

    2

    x 0,5671 x 0,4329(0,1)

    2

    =94,3 (dibulatkan menjadi 94 responden)

    Untuk menjaga kemungkinan adanya responden yang drop out maka dihitung :

    n2= n1+ ( 10% . n1)

  • 5/22/2018 Penelitian Eva

    31/55

    31

    = 94,3 + (10%. 94,3)

    = 94,3 + 9,43

    =103,73 (dibulatkan menjadi 104 responden)

    i. Cara Pengambilan Sampel

    Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan cara

    Consecutive Sampling. Melalui cara ini, setiap ibu yang datang ke Puskesmas

    Kelurahan Tanjung Duren Selatan dan praktek bidan di wilayah Kelurahan Tanjung

    Duren Selatan , Kecamatan Grogol Petamburan, Jakarta Barat yang memenuhi

    kriteria inklusi dimasukkan ke dalam penelitian, sehingga besar sampel yang

    diperlukan sebanyak 109 orang terpenuhi.

    ii. Identifikasi Variabel

    Dalam penelitian ini digunakan variabel terikat (dependent) dan variabel

    bebas (independent). Variabel terikat berupa lama persalinan. Variabel bebas

    berupa usia ibu, berat badan lahir bayi, riwayat ANC, penolong persalinan, paritas,

    dan tinggi badan ibu .

    iii. Cara Kerja

    1. Menghubungi Kepala Puskesmas Kelurahan Tanjung Duren Selatan untuk mendapatkaninformasi mengenai seluruh ibu dengan riwayat persalinan kurang dari 3 bulan yang

    lalu dari saat penelitiaan dilakukan, di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Tanjung

    Duren Selatan.

    2.

    Menghubungi para petugas Puskesmas dan para bidan agar bersedia memberi kerjasamadalam membantu kegiatan penelitian.

    3. Melakukan uji coba kuesioner skala kecil pada ibu-ibu yang tidak menjadi responden ditempat lain.

  • 5/22/2018 Penelitian Eva

    32/55

    32

    4. Melakukan pengumpulan data dengan menggunakan instrumen penelitian berupakuesioner yang dibagikan ke seluruh ibu dengan riwayat persalinan kurang dari 3 bulan

    dari saat penelitiaan dilakukan, di wilayah kerja Puskesmas.

    5. Melakukan pengolahan, analisis, dan interpretasi data.6. Penulisan laporan penelitian.7. Pelaporan penelitian.

    iv. Pengumpulan Data

    Data primer dikumpulkan dengan memakai kuesioner yang telah diuji

    coba melalui kunjungan responden ke Puskesmas dan Praktek Bidan.

    v. Pengolahan data

    Terhadap data-data yang telah dikumpulkan dilakukan pengolahan dengan proses

    editing, verifikasi, dan koding. Selanjutnya dimasukkan dan diolah dengan menggunakan

    program komputer, yaitu program Statistical Package for Social Sciences (SPSS).

    vi. Penyajian data

    Data yang didapat disajikan secara tekstular dan tabular.

    vii. Analisis data

    Data yang telah diolah akan dianalisa sesuai dengan cara uji statistik

    menggunakan uji Chi-square.

    viii. Interpretasi data

    Data diinterpretasi secara deskriptif korelatif antar variabel-variabel yang telah

    ditentukan.

  • 5/22/2018 Penelitian Eva

    33/55

    33

    ix. Pelaporan data

    Data disusun dalam bentuk pelaporan penelitian yang selanjutnya akan

    dipresentasikan dihadapan staf pengajar Program Pendidikan Ilmu Kesehatan

    Masyarakat, Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA) dalam

    forum pendidikan Ilmu Kesehatan Masyarakat FK UKRIDA.

    b. Kriteria Sampel Penelitian

    3.5.1. Kriteria Inklusi

    1) Seluruh ibu dengan riwayat melahirkan bayi hidup melalui persalinandalam kurung waktu 3 bulan dari saat penelitian dilakukan yang berada di

    Puskesmas atau praktek bidan di wilayah kerja puskesmas Tanjung duren

    Selatan dengan data lengkap.

    2) Kehamilan cukup bulan 37-40 minggu3) Bersedia menjadi responden dan bersedia mengisi kuesioner.4) Berada di tempat pada pengisian kuesioner

    3.5.2. Kriteria Eksklusi1)Semua wanita yang memenuhi kriteria inklusi namun tidak mengisi

    kuisioner dengan lengkap.

    3.6.Definisi Operasional

    Persalinan lama adalah total waktu yang diperlukan ibu hamil untuk melakukan proses

    persalinan pada gabungan kala 1 dan 2 yang lebih dari pada 24 jam pada primipara dan lebih

    dari 18 jam pada multipara dan grandemultipara.

    Faktor-faktor yang mempengaruhi lamanya persalinan

    3.6.1.Usia Subjek PenelitianUsia ditentukan dari masa hidup ibu sejak lahir sampai dengan waktu pada saat

    melahirkan anak terakhir. Alat ukur yang dipakai adalah Kartu Tanda Penduduk

    (KTP) responden. Penghitungan umur dilakukan dengan cara tahun sekarang (2013)

    dikurangi tahun kelahiran yang tercatat di KTP responden dan dikurangi waktu pada

    saat responden melahirkan.Bila terdapat kelebihan usia kurang dari 6 bulan maka

  • 5/22/2018 Penelitian Eva

    34/55

    34

    dibulatkan ke bawah. Skala yang digunakan ialah skala ordinal. Berdasarkan

    golongan usia, maka responden dikelompokkan menjadi:

    < 20 tahun

    20-35 tahun

    >35 yahun

    Kode 1: < 20 tahun atau

    Kode 2: 20-35 tahun

    Kode 3 : >35 tahun

    3.6.2. ParitasJumlah kelahiran dari ibu yang menghasilkan janin yang mampu hidup diluar rahim.

    Penghitungan paritas dilakukan dengan cara meminta responden menjawab

    kuesioner. Skala yang digunakan adalah skala ordinal dan dibagi menjadi tiga

    kelompok.

    1 kali

    >1 kali

    Kode 1: 1 kali

    Kode 2: >1 kali

    3.6.3. Tinggi badanTinggi badan adalal panjang tubuh seseorang dan diukur dengan alat baku ukurtertentu. Tinggi badan

  • 5/22/2018 Penelitian Eva

    35/55

    35

    Kode 1: 145cm

    3.6.4. Berat badan lahir bayiBerat bayi yang diukur sesaat setelah bayi dilahirkan. Pada panggul normal,

    biasanya tidak menimbulkan terjadinya kesulitan dalam proses melahirkan janin

    yang beratnya kurang dari 4500gram. Pengukuran dilakukan dengan memberikan

    pertanyaan kepada responden dengan kuesioner. Skala yang dipakai adalah ordinal.

    4000 gram

  • 5/22/2018 Penelitian Eva

    36/55

    36

    kandungan. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan non-medis dilakukan oleh

    dukun beranak, dukun bersalin atau peraji dan selain tenaga kesehatan medis yang

    disebutkan sebelumnya. Tenaga kesehatan non medis menjadi faktor risiko

    terjadinya persalinan lama. Data diambil dengan kuesioner yang telah diisi oleh

    responden.

    Tenaga kesehatan non medis

    Tenaga kesehatan medis

    Kode 1 : tenaga kesehatan non medis

    Kode 2 : tenaga kesehatan medis

  • 5/22/2018 Penelitian Eva

    37/55

    37

    BAB IV

    Hasil Penelitian

    Berdasarkan penelitian yang dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Tanjung Duren

    Selatan, Kecamatan Grogol-Petamburan,Jakarta Barat tentang gambaran lamanya persalinan dan

    faktor-faktor lain yang berhubungan pada periode Januari 2013 sampai dengan Februari 2013,

    maka diperoleh hasil dari pengumpulan data pada 109 sampel penelitian, sebagai berikut :

    Tabel 4.1 Distribusi lama persalinan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Tanjung duren

    Selatan, Jakarta Barat pada periode Januari 2013 sampai dengan periode Februari 2013.

    Lamanya persalinan Frekuensi Persentase

    Lama 56 51,4%

    Normal 53 48,6%

    Tabel 4.2 Distribusi tindakan akhir yang dapatkan oleh sampel yang mengalami persalinan di

    wilayah kerja Puskesmas kelurahan Tanjung duren selatan pada periode Januari 2013 sampaidengan periode Februari 2013.

    Frequency Percent

    Valid SC 8 14.28

    Forcep 4 7,14

    Vakum 15 26,78

    induksi-normal 29 51,78

    Total 56 100

    Dari 55 sample yang baru pertama kali melahirkan, sebanyak 35 sampel mengalami persalinan

    lama, atau sebesar 63,6 % dan yang tidak mengalami persalinan lama sebesar 36,6% atau

    sebanyak 20 sampel.

  • 5/22/2018 Penelitian Eva

    38/55

    38

    Sedangkan dari 54 sampel yang telah menjalani persalinan lebih dari 1 kali, sebanyak 21 sampel

    mengalami persalinan lama atau sebesar 38,2 % dan sebanyak 33 sample yang tidak mengalami

    persalinan lama atau sebesar 61,1%.

    Table 4.3 distribusi rata-rata waktu yang dibutuhkan oleh sampel saat persalinan pada kala I

    dank ala II di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Tanjung duren selatanperiode Januari 2013

    sampai dengan periode Februari 2013.

    Paritas

    Durasi

    Kala I

    (jam)

    Kala II

    (menit)1 19,4 92,7

    >1 12,7 53,8

    Dari total sampel 109, didapatkan hasil rata-rata waktu persalinan kala I selama 19,4 jam pada

    primipara dan, selama 12,7 jam pada multi para.

    Dan rata-rata waktu persalinan kala II pada primipara adalah selama 92,7 menit dan pada

    multipara selama 53,8 menit.

  • 5/22/2018 Penelitian Eva

    39/55

    39

    Tabel 4.4 Distribusi paritas, usia ibu, berat badan lahir, penolong persalinan dan riwayat ANC

    ibu di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Tanjung duren selatan pada periode Januari 2013

    sampai dengan periode Februari 2013.

    Variabel Frekuensi Persentase

    Jumlah paritas

    1

    >1

    55

    54

    50,5%

    49,5%

    Usia ibu

    35 tahun

    20-35 tahun

    39

    70

    35,8%

    64,2%

    Riwayat ANC

    Tidak lengkap

    Lengkap

    49

    60

    45,0%

    55,0%

    Tinggi badan ibu

    145 cm

    35

    73

    32,1%

    67,0%

    Berat badan lahir>4000 g

  • 5/22/2018 Penelitian Eva

    40/55

    40

    Tabel 4.5 Hubungan antara usia ibu dengan lama persalinan di wilayah kerja Puskesmas

    kelurahan Tanjung duren selatan pada periode Januari 2013 sampai dengan periode Februari

    2013.

    USIA * PERSALINAN

    Count

    PERSALINAN Total

    LAMA NORMAL

    USIA 35 TAHUN

    26

    (66,6%)

    13

    (33,3%)

    39

    20-35 TAHUN 30

    (42,8%)

    40

    (57,1%)

    70

    Total 56 53 109

    Dari 39 sample yang melahirkan dalam rentang usia yang berisiko (35 tahun),

    sebanyak 26 sampel mengalami persalinan lama, atau sebesar 66,6 % dan yang tidak mengalamipersalinan lama sebesar 33,3% atau sebanyak 13 sampel.

    Sedangkan dari 70 sampel yang melahirkan pada rentang usia yang tidak berisiko (20 tahun-

    35tahun), sebanyak 30 sampel mengalami persalinan lama atau sebesar 42,8 % dan sebanyak 40

    sample yang tidak mengalami persalinan lama atau sebesar 57,1%.

  • 5/22/2018 Penelitian Eva

    41/55

    41

    Tabel 4.6 Hubungan antara paritas ibu dengan lama persalinan di wilayah kerja Puskesmas

    kelurahan Tanjung duren selatan pada periode Januari 2013 sampai dengan periode Februari

    2013.

    PARITAS * PERSALINAN

    Count

    PERSALINAN Total

    LAMA NORMA

    L

    PARIT

    AS

    1

    ANAK

    35

    (63,6%)

    20

    (36,6%)

    55

    > 1

    ANAK

    21

    (38,8%)

    33

    (61,1%)

    54

    Total 56 53 109

    Dari 55 sample yang baru pertama kali melahirkan, sebanyak 35 sampel mengalami persalinan

    lama, atau sebesar 63,6 % dan yang tidak mengalami persalinan lama sebesar 36,6% atau

    sebanyak 20 sampel.

    Sedangkan dari 54 sampel yang telah menjalani persalinan lebih dari 1 kali, sebanyak 21 sampel

    mengalami persalinan lama atau sebesar 38,2 % dan sebanyak 33 sample yang tidak mengalami

    persalinan lama atau sebesar 61,1%.

  • 5/22/2018 Penelitian Eva

    42/55

    42

    Tabel 4.7 Hubungan antara tinggi badan ibu dengan lama persalinan di wilayah kerja Puskesmas

    kelurahan Tanjung duren selatan pada periode Januari 2013 sampai dengan periode Februari

    2013.

    TINGGI * PERSALINAN

    Count

    PERSALINAN Total

    LAMA NORMAL

    TING

    GI

    145 29

    (36,9%)

    44

    (63,0%)

    73

    Total 56 53 109

    Dari 44 sample dengan tinggi badan = 145 cm, sebanyak 24 sampel mengalami

    persalinan lama atau sebesar 36,9 % dan sebanyak 41 sample yang tidak mengalami persalinan

    lama atau sebesar 63,1%.

  • 5/22/2018 Penelitian Eva

    43/55

    43

    Tabel 4.8 Hubungan antara berat badan lahir bayi dengan lama persalinan di wilayah kerja

    Puskesmas kelurahan Tanjung duren selatanpada periode Januari 2013 sampai dengan periode

    Februari 2013.

    BBL * PERSALINAN

    Count

    PERSALINAN Total

    LAMA NORMAL

    BBL >4000 gr 13

    (81,2%)

    3

    (18,7%)

    16

    =4000 gr, sebanyak 13 sampel

    mengalami persalinan lama, atau sebesar 81,2 % dan yang tidak mengalami persalinan lama

    sebesar 18,7% atau sebanyak 3 sampel.

    Sedangkan dari 93 sampel yang melahirkan bayi dengan berat lahir < 4000 gr, sebanyak 43

    sampel mengalami persalinan lama atau sebesar 46,2 % dan sebanyak 50 sample yang tidak

    mengalami persalinan lama atau sebesar 53,7%.

  • 5/22/2018 Penelitian Eva

    44/55

    44

    Tabel 4.9 Hubungan antara penolong persalinan dengan lama persalinan di wilayah kerja

    Puskesmas kelurahan Tanjung duren selatanpada periode Januari 2013 sampai dengan periode

    Februari 2013.

    PENOLONG * PERSALINAN

    Count

    PERSALINAN Total

    LAMA NORMAL

    PENOLONG Tenaga Non

    Medis

    22

    (61,6%)

    14

    (38,8%)

    36

    Tenaga Medis 34

    (46,5%)

    39

    (53,4%)

    73

    Total 56 53 109

    Dari 36 sample yang saat persalinan ditolong pertama kali oleh tenaga non medis , sebanyak 22

    sampel mengalami persalinan lama, atau sebesar 61,1 % dan yang tidak mengalami persalinan

    lama sebesar 38,8% atau sebanyak 14 sampel.

    Sedangkan dari 73 sampel yang saat persalinan ditolong oleh tenaga medis dari awal proses

    persalinan, sebanyak 34 sampel mengalami persalinan lama atau sebesar 46,5 % dan sebanyak

    39 sample yang tidak mengalami persalinan lama atau sebesar 53,4%.

  • 5/22/2018 Penelitian Eva

    45/55

    45

    Tabel 4.10 Hubungan antara riwayat ANC dengan lama persalinan di wilayah kerja Puskesmas

    kelurahan Tanjung duren selatan pada periode Januari 2013 sampai dengan periode Februari

    2013.

    ANC * PERSALINAN

    Count

    PERSALINAN Total

    LAMA NORMAL

    ANC BURUK 27

    (55,1%)

    22

    (44,9%)

    49

    BAIK 29

    (48,3%)

    31

    (51,6%)

    60

    Total 56 53 109

    Dari 49 sample yang tidak melakukan pemeriksaan ANC ataupun yang tidak lengkap melakukan

    pemeriksaan ANC, sebanyak 27 sampel mengalami persalinan lama, atau sebesar 55,1 % dan

    yang tidak mengalami persalinan lama sebesar 44,9% atau sebanyak 22 sampel.

    Sedangkan dari 60 sampel yang melakukan pemeriksaan ANC dengan lengkap, sebanyak 29

    sampel mengalami persalinan lama atau sebesar 48,3 % dan sebanyak 31 sample yang tidak

    mengalami persalinan lama atau sebesar 51,6%.

  • 5/22/2018 Penelitian Eva

    46/55

    46

    Bab V

    Pembahasan

    Pada penelitian ini didapatkan hasil persentase persalinan lama adalah 51,4%. Ini

    dibuktikan dengan persentase yang lebih tinggi berbanding persalinan normal sebesar 48,6%.

    Dari persalinan lama ini, faktor resiko yang diperoleh mengikut persentase tertinggi adalah

    jumlah persalinan (paritas) dengan persentase 50,5% di mana hasil analisis terhadap risiko

    paritas terhadap kejadian partus lama pada penelitian yang dilakukan di RSIA Siti Fatimah

    Makasar tahun 2006 oleh Dhika Indriyani dari fakultas kesehatan masyarakat Universitas

    Hasanudin memperlihatkan nilai OR= 3,441 (95% CI: 1,992

  • 5/22/2018 Penelitian Eva

    47/55

    47

    dibandingkan dengan kelompok usia 20- 35 tahun. Pada persalinan kala I yaitu partus tidak maju

    didapatkan 5,6 % terjadi pada usia tua dan 2,8 % pada usia 20-35 tahun. Penelitian Simbolon di

    Rumah Sakit Umum Daerah Sidikalang tahun 2007 diperoleh 273 kasus partus tak maju, 201

    kasus terjadi pada wanita usia 20-35 tahun dengan proporsi 73,6%, 63 kasus terjadi pada wanita

    usia > 35 tahun dengan proporsi 23,1% dan 9 kasus terjadi pada wanita usia < 20 tahun dengan

    proporsi 3,3%. Faktor umur dianggap sebagai penyebab dan predisposisi terjadinya berbagai

    komplikasi yang terjadi pada kehamilan dan persalinan antara lain penyebab kelainan his. Hasil

    analisis risiko umur ibu terhadap kejadian partus lama di RSIA Siti Fatimah Makasar tahun 2006

    oleh Dhika Indriyani dari fakultas kesehatan masyarakat Universitas Hasanudin memperlihatkan

    nilai OR= 1,766 (95% CI: 0,853

  • 5/22/2018 Penelitian Eva

    48/55

    48

    Penelitian di Nigeria Utara dari seluruh ibu yang mengalami persalinan macet, proporsi

    wanita dengan panggul sempit memiliki tinggi badan < 145 cm sebesar 40%, tinggi badan 150

    cm sebesar 14% dan tinggi badan 160 cm sebesar 1%. Faktor resiko yang paling kurang

    berpengaruh adalah berat badan dengan menyumbang 14,7%. Pengaruh gizi kurang terhadap

    proses persalinan dapat mengakibatkan persalinan lama karena kekurangan asupan zat seperti

    kalsium menyebabkan gangguan his yang memerlukan Ca2+

    untuk kontraksi terutama dalam kala

    I. Penelitian di Meksiko pada tahun 2003 oleh Kramer menyimpulkan bahwa asupan kalsium

    yang rendah mempunyai kaitan dengan durasi persalinan. Namun secara statistik tidak

    bermakna. Penelitian lain yang dilakukan di Inggris pada tahun 1996 seperti yang diterbitkan di

    British Journal of midwife mengatakan bahwa asupan gizi yang seimbang selama persalinan

    khususnya sebelum kala I dapat mempercepat durasi persalinan. Ini ada hubungan dengan tenaga

    yang diperlukan untuk mengejan dalam kala II.

    Dari hasil penelitian di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Duren Selatan, Januari 2013

    sampai dengan Februari 2013 didapatkan data sebanyak 124 ibu yang melahirkan. Dari

    keseluruhan angka tersebut didapatkan sebanyak 109 ibu yang memenuhi criteria untuk

    dijadikan sampel dalam penelitian. Dari jumlah sampel yang diteliti, sebanyak 56 orang

    mengalami persalinan lama dan 53 orang tidak mengalami persalinan lama.

    Dari hasil penelitian, didapatkan bahwa jumlah sampel untuk paritas pertama kali(primipara) adalah 55 orang dengan jumlah sample yang mengalami persalinan lama sebanyak

    35 orang sedangkan yang tidak mengalami persalinan lama sebanyak 20 orang. Jumlah sample

    dengan paritas lebih dari 1 kali (multipara) adalah 54 orang, dengan jumlah sample yang

    mengalami persalinan lama sebanyak 21 orang dan yang tidak mengalami persalinan lama

    sebanyak 33 orang. Berdasarkan hasil statistic perhitungan dengan metode chi-square

    menunjukkan X2=6,680 nilai P < 0,05 yang berarti menolak Ho yaitu adanya hubungan antara

    paritas dengan persalinan lama. Berdasarkan perhitungan didapatkan OR sebesar 2,75 yang

    berarti, ibu yang baru pertama kali melahirkan memiliki resiko 2,75 kali lebih besar mengalami

    persalinan lama dibandingkan dengan ibu yang pernah melahirkan lebih dari satu kali.

    Jumlah ibu yang menjadi sample dengan tinggi badan < 145 cm sebanyak 43 orang,

    dengan jumlah ibu yang mengalami persalinan lama sebanyak 32 orang sedangkan yang tidak

  • 5/22/2018 Penelitian Eva

    49/55

    49

    mengalami persalinan lama sebanyak 11 orang. Jumlah ibu yang menjadi sample dengan tinggi

    badan 145 cm adalah sebanyak 66 orang, dengan jumlah ibu yang mengalami persalinan lama

    sebanyak 24 orang dan yang tidak mengalami persalianan lama sebanya 42 orang. Berdasarkan

    perhitungan statistic dengan metode chi-square didapatkan hasil X2 = 15,095 df = 1 p

  • 5/22/2018 Penelitian Eva

    50/55

    50

    Jumlah ibu yang menjadi sample dengan riwayat ANC tidak lengkap adalah sebanyak 49

    orang, dengan jumlah ibu yang mengalami persalinan lama sebanyak 27 orang dan sebanyak 22

    orang tidak mengalami persalinan lama. Sedangkan jumlah sample yang melakukan ANC

    dengan lengkap adalah sebanyak 60 orang, dengan jumlah ibu yang mengalami persalinan lama

    sebanyak 29 orang dan sebanyak 31 orang tidak mengalami persalianan lama. Berdasarkan

    perhitungan dengan uji statistic mengginakan metode chi-square didapatkan hasil X2 = 0,495 , df

    = 1, p>0,05 maka Ho diterima, yang berarti tidak ada hubungan antar riwayat ANC dengan

    lamanya persalinan. Hal ini mungkin disebabkan karena pengambilan data riwayat ANC

    menggunakan kuesioner yang memungkinkan terjadinya recall bias.

    Jumlah ibu yang melahirkan dengan penolong pertama kali berupa tenaga non medis

    adalah sebanyak 36 orang, dengan jumlah ibu yang mengalami persalinan lama sebanyak 22

    orang dan 14 orang tidak mengalami persalinan lama. Sedangkan jumlah sample yang dari awal

    proses persalinan ditangani oleh tenaga medis, sebanyak 73 orang, dengan jumlah ibu yang

    mengalami persalinan lama sebanyak 34 orang dan sebanyak 39 orang yang tidak mengalami

    persalinan lama. Berdasarkan hasil uji statistic menggunakan metode chi-square diperoleh hasil

    X2 = 2,039 , df = 1 , p>0,05 ,maka Ho diterima, yang berarti tidak ada hubungan antara

    penolong persalinan dengan lamanya persalinan. Hasil statistic ini dapat terjadi karena pada

    sample yang diteliti, jumlah ibu yang mendapatkan pertolongan pertama kali saat persalinan oleh

    dukun tidak terlalu banyak.

    Pada penelitian ini kejadian persalinan lama di wilayah kerja tercatat sebanyak 56 kali

    dari total persalinan yang diteliti. Sebesar 14,28 % berakhir dengan tindakan section cesarean,

    atau sebanyak 8 orang, yang berakhir dengan tindakan foreceps sebesar 7,14 % atau sebanyak 4

    orang, yang berakhir dengan tindakan vakum sebesar 26,78% atau sebanyak 15 orang, yang

    berakhir dengan induksi dan dilanjutkan dengan persalinan normal, sebesar 51,78% atau

    sebanyak 29 orang.

    Dari total jumlah persalinan lama, di dapatkan hasil rata-rata waktu proses persalinan

    kala I pada primipara selama 25,54 jam dan kala II pada primipara selama 1,485 jam.

    Sedangkan rata-rata waktu proses persalinan kala I pada multipara adalah selama 15 jam, dan

    kala II selama 1,24 jam.

  • 5/22/2018 Penelitian Eva

    51/55

    51

    Total rata-rata waktu pada kala I dan II primipara adalah selama 27,025 jam dan rata-rata

    waktu proses persalinan kala I dan II pada multipara adalah selama 16,24 jam.

  • 5/22/2018 Penelitian Eva

    52/55

    52

    BAB VI

    Kesimpulan dan Saran

    6.1 Kesimpulan

    Dari hasil penelitian mengenai gambaran lamanya persalinan dan faktor-faktor yang

    mempengaruhi di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Tanjung Duren Selatan, Kecamatan

    Grogol-Petamburan, Jakarta Barat, pada periode Januari 2013 sampai dengan Februari 2013

    dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

    a) Primipara lebih sering terjadi persalinan yang lama yaitu 62,5% dari total persalinanlama.

    b) Usia 35 tahun lebih sering terjadi persalinan yang lama.c) Riwayat ANC yang tidak lengkap yang menyebabkan persalinan yang lama adalah

    48,21% dari total persalinan.

    d) Tinggi badan ibu yang menyebabkan persalinan lama pada ibu dengan tinggi badan yangkurang dari 145 cm adalah 57,14% dari total persalinan lama.

    e) Berat badan lahir bayi yang lebih dari 4000 gram berhubungan dengan persalinan lamaadalah 23,21% dari total persalinan lama.

    f) Penolong pertama non-medis yang menyebabkan lamanya persalinan adalah 39,28% darijumlah persalinan lama.Didapatkan adanya hubungan yang bermakna antara paritas, tinggi badan ibu dan berat

    badan lahir terhadap lamanya persalinan. Penolong persalinan, riwayat ANC dan usia saat

    melahirkan tidak mempunyai hubungan yang bermakna secara statistik.

    6.2 Saran

    1.

    Kepada petugas puskesmas kelurahan melalui kader agar memberikan penyuluhan untuk ibu-ibuhamil, suami dan keluarga tentang faktor risiko dengan kemungkinan bahaya persalinan lama

    pada ibu dan janin. Ini termasuk kegiatan seperti promosi kesehatan seperti apa yang harus

    dilakukan selama kehamilan dan jika terdapat tanda-tanda bahaya persalinan.

    2. Kepada bidan dan dokter puskesmas kelurahan agar menggiatkan program kerja puskesmas yangtelah diberlakukan di wilayah kerja puskesmas.

  • 5/22/2018 Penelitian Eva

    53/55

    53

    3. Kepada Suku Dinas Kesihatan Jakarta Barat diharapkan agar meningkatkan kerjasamadengan pihak perguruan tinggi di Jakarta Barat khususnya Universitas Kristen Krida Wacana

    untuk mempertajam kemampuan calon dokter dalam mendeteksi persalinan lama.

  • 5/22/2018 Penelitian Eva

    54/55

    54

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Persalinan normal. Depkes-POGI,JHPIEGO-Prime, Jakarta 2001 : 1-3.2. Classification of labour. Cunningham, Mac Donald, & Gant. editors. William

    obstetric 18th

    ed. McGraw-Hill Medical Publication. New York 1995 : 145-9.

    3. Arias, Fernando. editors. Practival guide to high-risk pregnancy and delivery.Mosby Year Book. Missouri 1993 : 71-84.

    4. Buku pedoman tanda bahaya pada kehamilan, persalinan dan nifas. DepartemenKesehatan, Departemen dalam negeri, tim penggerak PKK dan WHO. Jakarta

    2000 : 16-23.

    5. Manuaba IGB, Ilmu kebidanan, kandungan dan keluarga berencana. PenerbitBuku Kedokteran (EGC). Jakarta 1998 : 98-115.

    6. Mochtar, Rustam. editors. Sinopsis obstetri fisiologi obstetri patologi. 5th ed.Penerbit Buku Kedokteran (EGC). Jakarta 1995 : 69-72.

    7. Oxorn, Harry. editors. Ilme kebidanan : patology dan fisiology persalinan humanlabor and birth. Yayasan Essentia Medica. Jakarta 1996 : 211-28.

    8. Sastrawinata, R. Sulaeman. Obstetri patologi. Elstar Offset. Bandung 1981 : 9-13.9. Sweet, Betty R. editors. Mayes midwifery : A textbook of midwifes. Bailliare

    Tindall Medical Inc.. Philadelphia. 1993 : 198-216.10.WHO. Safe Motherhood modul persalinan macet. Penerbit Buku Kedokteran

    (EGC). 2001. 6-1

    11.Savitri, Mieke. Hubungan anemia ibu hamil dengan perdarahan masa nifas dikecamatan Sliyeg dan Gabus Wetan, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat tahun

    1990-1993. Program Pascasarjana Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat

    Universitas Padjajaran. 1996.

    12.Suhita, Yus. Hubungan layanan antenatal dalam kejadian partus lama danperdarahan postpartum di Jawa Barat tahun 1997. Program Pascasarjana Program

    Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. 2000.

    13.Sastroasmoro. Soedibjo. Keamanan persalinan dan bayi baru lahir di PuskesmasPemanukan, Kabupaten Subang, Jawa Barat. Pertemuan Tahunan Perkumpulan

    Obstetri dan Ginekologi Indonesia VIII. 1992.

  • 5/22/2018 Penelitian Eva

    55/55

    55

    14.Yakin. Hubungan pelayanan antenatal dengan kejadian komplikasi persalinan diIndonesia (analisis data SKI tahun 1997). Tesis, Program Pascasarjana, Program

    Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. 2001.

    15.Profil Kesehatan Indonesia Sehat 2000. Departemen Kesehatan RepublikIndonesia. 2000.

    16. Ibu sehat, bayi sehat. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1999.17.Amaliah, Lila. Hubungan antara penolong persalinan dan kejadian persalinan

    lama di Jawa Barat. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Depok

    : 2001.

    18.Hastono, Sutanto Priyo. Modul : analisis data. Fakultas Ilmu KesehatanMasyarakat Universitas Indonesia. Depok : 2001.

    19.Aswar, Azrul. Metodologi penelitian kedokteran dan kesehatan masyarkat. 1stedition. Binarupa Aksara. 1987 : 8-19.

    20.Ariawan, Iwan. Besar dan metode sampel pada penelitian kesehatan. FakultasKesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Depok : 1998.

    21.World Health Organization. The prevalency of anemia in women : a tabulation ofavailable information. 2

    nd ed. Geneva : World Health Organization, 1992.

    available at : www. who.org. taken on 11 February 201