Pendugaan Lokasi Program -...

26
VI-30 PENDUGAAN LOKASI PROGRAM PERBAIKAN IRIGASI BERDASARKAN PELUANG PENINGKATAN INDEKS PERTANAMAN (IP) Pantjar Simatupang, Ketut Kariyasa, Sudi Mardianto, dan M. Maulana 1. Sejak manusia mengenal budidaya tanaman secara menetap, ada dua infrastruktur yang selalu menjadi perhatian utama, yaitu irigasi dan jalan. Kedua infrastruktur tersebut memang sangat dibutuhkan dalam mendukung usaha budidaya pertanian, disamping faktor-faktor produksi usahatanai lainnya, seperti lahan, air, pupuk, benih, tenaga kerja dan teknologi. Pembangunan infrastruktur yang pernah sangat gencar dilaksanakan pada awal tahun 1980-an sebagai upaya mencapai swasembada pangan pada tahun 1984, dalam satu dekade terakhir mengalami stagnasi, bahkan infrastruktur yang ada saat ini mengalami penurunan fungsi. Hal ini diakibatkan oleh terbatasnya dana yang dialokasikan untuk biaya pemeliharaan. 2. Melihat kondisi ini, pemerintah bertekad untuk memberikan perhatian yang serius terhadap perbaikan kondisi infrastruktur pertanian. Hal ini dipertegas lagi dengan instruksi Wakil Presiden RI kepada Tim Percepatan Pembangunan Proyek Infrastruktur untuk merumuskan secara lengkap pola dan jadwal pelaksanaan serta sumber-sumber pendanaannya. Untuk membantu mengidentifikasi lokasi yang diperkirakan layak untuk dilaksanakan program perbaikan irigasi, Puslitbang Sosek Pertanian berupaya membuat kajian tentang pendugaan lokasi program perbaikan irigasi berdasarkan peluang peningkatan indeks pertanaman (IP). KRITERIA DAN TAHAPAN PEMILIHAN LOKASI 3. Provinsi yang dipilih untuk program perbaikan jaringan irigasi pada lahan sawah di Jawa dan Bali adalah provinsi yang mempunyai tren Indek Pertanaman (IP) menurun selama periode 2000-2002. Kriteria ini juga diterapkan dalam menentukan kabupaten pada masing-masing provinsi yang telah terpilih. 4. Sementara provinsi yang dipilih untuk program perbaikan jaringan irigasi pada lahan sawah di luar Jawa dan Bali adalah provinsi yang mempunyai rata-rata IP < 1,5 selama periode 1995-2002. Kriteria ini juga diterapkan dalam

Transcript of Pendugaan Lokasi Program -...

Page 1: Pendugaan Lokasi Program - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/Anjak_2005_VI_02.pdf · Sejak manusia mengenal budidaya tanaman secara menetap, ada

VI-30

PENDUGAAN LOKASI PROGRAM PERBAIKAN IRIGASI BERDASARKAN PELUANG PENINGKATAN INDEKS PERTANAMAN (IP)

Pantjar Simatupang, Ketut Kariyasa, Sudi Mardianto,

dan M. Maulana

1. Sejak manusia mengenal budidaya tanaman secara menetap, ada dua

infrastruktur yang selalu menjadi perhatian utama, yaitu irigasi dan jalan.

Kedua infrastruktur tersebut memang sangat dibutuhkan dalam mendukung

usaha budidaya pertanian, disamping faktor-faktor produksi usahatanai

lainnya, seperti lahan, air, pupuk, benih, tenaga kerja dan teknologi.

Pembangunan infrastruktur yang pernah sangat gencar dilaksanakan pada

awal tahun 1980-an sebagai upaya mencapai swasembada pangan pada

tahun 1984, dalam satu dekade terakhir mengalami stagnasi, bahkan

infrastruktur yang ada saat ini mengalami penurunan fungsi. Hal ini diakibatkan

oleh terbatasnya dana yang dialokasikan untuk biaya pemeliharaan.

2. Melihat kondisi ini, pemerintah bertekad untuk memberikan perhatian yang

serius terhadap perbaikan kondisi infrastruktur pertanian. Hal ini dipertegas

lagi dengan instruksi Wakil Presiden RI kepada Tim Percepatan

Pembangunan Proyek Infrastruktur untuk merumuskan secara lengkap pola

dan jadwal pelaksanaan serta sumber-sumber pendanaannya. Untuk

membantu mengidentifikasi lokasi yang diperkirakan layak untuk dilaksanakan

program perbaikan irigasi, Puslitbang Sosek Pertanian berupaya membuat

kajian tentang pendugaan lokasi program perbaikan irigasi berdasarkan

peluang peningkatan indeks pertanaman (IP).

KRITERIA DAN TAHAPAN PEMILIHAN LOKASI

3. Provinsi yang dipilih untuk program perbaikan jaringan irigasi pada lahan

sawah di Jawa dan Bali adalah provinsi yang mempunyai tren Indek

Pertanaman (IP) menurun selama periode 2000-2002. Kriteria ini juga

diterapkan dalam menentukan kabupaten pada masing-masing provinsi yang

telah terpilih.

4. Sementara provinsi yang dipilih untuk program perbaikan jaringan irigasi pada

lahan sawah di luar Jawa dan Bali adalah provinsi yang mempunyai rata-rata

IP < 1,5 selama periode 1995-2002. Kriteria ini juga diterapkan dalam

Page 2: Pendugaan Lokasi Program - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/Anjak_2005_VI_02.pdf · Sejak manusia mengenal budidaya tanaman secara menetap, ada

VI-31

menentukan kabupaten pada masing-masing provinsi terpilih, akan tetapi

dengan hanya menggunakan IP pada tahun 2002.

5. Provinsi yang dipilih untuk program pengembangan irigasi baru pada lahan

tadah hujan di luar Jawa adalah provinsi yang mempunyai trend luas lahan

tadah hujan selama periode 2000-2002 di atas trend nasional dan atau

provinsi yang mempunyai pangsa lahan tadah hujan > 5 persen terhadap total

luas nasional. Sementara pemilihan kabupaten pada masing-masing provinsi

yang terpilih didasarkan atas pertimbangan bahwa pengembangan irigasi baru

baru layak dilakukan jika kabupaten tersebut mempunyai potensi lahan yang

akan diairi minimal 300 ha (asumsi terjadi penyebaran hamparan lahan

terhadap sumber air yang ada, sedangkan jika tidak terjadi penyebaran

hamparan lahan semestinya 100 ha sudah layak untuk membangun irigasi

kecil). Disamping itu, dikaitkan dengan ketersediaan air (sungai) maka

prioritas dalam pembangunan jaringan irigasi baru di luar Jawa adalah

berturut-turut di Pulau: (1) Sumatera, (2) Sulawesi, dan (3) Kalimantan.

6. Program pengembangan irigasi tata air mikro pada lahan pasang surut

sebaiknya di konsentrasikan di Pulau Sumatera dan Kalimantan, mengingat

untuk jenis lahan ini hampir seluruhnya terkonsentrasi di dua pulau ini. Provinsi

yang dipilih untuk program pengembangan irigasi tata air mikro di kedua pulau

tersebut adalah provinsi yang mempunyai rata-rata pangsa luas lahan pasang

surut > 8 persen selama periode 1995-2002. Sementara pemilihan kabupaten

di provinsi terpilih adalah semua kabupaten yang mempunyai lahan pasang

surut (karena lahan pasang surut hanya tersebar pada beberapa kabupaten).

7. Provinsi yang dipilih untuk program pengembangan irigasi pompa pada lahan

tadah hujan di Jawa adalah provinsi yang mempunyai trend luas lahan tadah

hujan di atas trend nasional atau mempunyai pangsa lahan tadah hujan > 5%

terhadap total luas nasional selama periode 2000-2002. Selanjutnya

kabupaten yang dipilih adalah semua kabupaten yang mempunyai lahan tadah

hujan.

8. Berdasarkan kriteria di atas, provinsi yang dipilih menurut masing-masing

program perbaikan irigasi di sajikan pada Tabel Lampiran 1 - 4.

Page 3: Pendugaan Lokasi Program - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/Anjak_2005_VI_02.pdf · Sejak manusia mengenal budidaya tanaman secara menetap, ada

VI-32

POTENSI DAN LOKASI PROGRAM PERBAIKAN IRIGASI Program Rehabilitasi Jaringan Irigasi 9. Program rehabilitasi infrastruktur irigasi ini bertujuan untuk memperbaiki

jaringan–jaringan irigasi yang telah rusak dan kurang perawatan. Secara

umum, pada tahun 2002, luas lahan sawah beririgasi teknis dan setengah

teknis sebagian besar berada di Jawa dan Bali, yaitu mencapai 223.952 ha

atau sekitar 72,5 persen dari total lahan sawah beririgasi teknis dan setengah

teknis yang ada di Indonesia. Sementara itu, luas lahan sawah beririgasi teknis

dan setengah teknis di luar pulau Jawa dan Bali hanya sebesar 84.727 ha atau

sekitar 27,5 persen (Tabel 1). Untuk lahan sawah beririgasi sederhana

kondisinya berkebalikan, yaitu sebagian besar berada di luar pulau Jawa dan

Bali. Jika jaringan irigasi yang luas ini mampu diperbaiki infrastruktur dan

pengelolaannya maka dapat memberikan kontribusi yang maksimal dalam

peningkatan produksi dan intensitas pertanaman.

Tabel 1. Potensi Program Perbaikan Jaringan Irigasi Menurut Jenis Pengairan di

Indonesia, 2002 (ha)

Jenis Pengairan Lokasi

Teknis ½ Teknis Sederhana/Desa Total

1. Jawa dan Bali 39.799 184.153 124.004 347.956

(%) 65,90 74,17 31,87 49,87

2. Luar Jawa dan Bali 20.596 64.131 265.072 349799

(%) 34,10 25,83 68,13 50,13

Total 60.395 248.284 389,076 697.755 Sumber : Statistik Luas Lahan Menurut Penggunaannya, BPS, 2002, diolah.

Rehabilitasi Jaringan Irigasi Teknis

10. Berdasarkan perhitungan tren Indek Pertanaman (IP) padi sawah pada lahan

sawah beririgasi teknis selama kurun waktu 2000 – 2002 di pulau Jawa dan

Bali, diperoleh informasi bahwa Propinsi DI Yogyakarta (DIY) dan Banten

mempunyai tren IP negatif masing – masing sebesar 0,50 dan 1,62 (Tabel

Lampiran 1). Hasil penelusuran lebih lanjut hingga tingkat kabupaten,

Page 4: Pendugaan Lokasi Program - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/Anjak_2005_VI_02.pdf · Sejak manusia mengenal budidaya tanaman secara menetap, ada

VI-33

diperoleh informasi bahwa fokus program rehabilitasi irigasi di DIY

hendaknya dilaksanakan di Kabupaten Kulon Progo yang memiliki tren IP

negatif (Tabel Lampiran 5a). Sementara itu, di Provinsi Banten, fokus

rehabilitasi irigasi dilakukan di Kabupaten Serang, Lebak dan Kota Cilegon.

11. Secara umum, luas potensi rehabilitasi jaringan irigasi teknis di pulau Jawa

dan Bali berdasarkan tren IP mencapai 39.799 ha, dan sebagian besar

berada di Provinsi Banten yang mempunyai pangsa sekitar 81,8 persen.

Secara rata-rata, selama periode 1995 – 2002, ada tiga provinsi di luar pulau

Jawa dan Bali yang mempunyai IP kurang dari 1,50, yaitu Bangka Belitung

(1,04), Kalimantan Tengah (1,33) dan Kalimantan Selatan (1,33) (Tabel

Lampiran 2). Penelusuran lebih lanjut pada tingkat kabupaten menunjukkan

rehabilitasi irigasi di Propinsi Bangka Belitung dapat dilakukan di Kabupaten

Bangka; di Kalimantan Tengah dapat dilaksanakan di Kabupaten Barito

Timur dan Gunung Mas; dan di Kalimantan Selatan, prioritas rehabilitasi

irigasi dapat dilaksanakan di Kabupaten Tapin, Banjar, Kota Baru dan Hulu

Sungai Tengah (Tabel Lampiran 6a).

Rehabilitasi Jaringan Irigasi Setengah Teknis

12. Hasil perhitungan tren IP pada lahan sawah beririgasi setengah teknis

selama kurun waktu 2000-2002 menunjukkan bahwa di pulau Jawa dan Bali

ada 3 propinsi yang mempunyai tren IP negatif, yaitu Jawa Tengah (-0,14),

Jawa Timur (-0,90) dan Bali (-0,99) (Tabel Lampiran 1). Di Jawa Tengah dari

35 kabupaten/ kota yang ada, terpilih 16 kabupaten yang dapat dijadikan

sebagai lokasi program rehabilitasi jaringan irigasi (Tabel Lampiran 5b).

Sementara itu di Jawa terpilih 18 kabupaten dan di Bali terpilih 6 kabupaten.

13. Untuk luar Pulau Jawa dan Bali, dengan perhitungan yang sama

menghasilkan 4 propinsi yang mempunyai IP kurang dari 1,5, yaitu Riau

(1,38), Bangka Belitung (1,13), Nusa Tenggara Barat (1,49) dan Kalimantan

Tengah (1,12) (Tabel Lampiran 2). Penelusuran pada tingkat kabupaten

menunjukkan bahwa di provinsi Bangka Belitung terpilih 1 kabupaten yang

IPnya pada tahun 2002 di bawah 1,5; kemudian di Nusa Tenggara Barat 3

kabuapten; Riau 6 kabupaten; dan Kalimantan Tengah 2 kabupaten (Tabel

Lampiran 6b).

Page 5: Pendugaan Lokasi Program - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/Anjak_2005_VI_02.pdf · Sejak manusia mengenal budidaya tanaman secara menetap, ada

VI-34

Rehabilitasi Jaringan Irigasi Sederhana

14. Hasil perhitungan pemilihan lokasi untuk rehabilitasi jaringan irigasi

sederhana, diperoleh informasi bahwa di pulau Jawa dan Bali ada 3 provinsi

yang mempunyai tren IP negatif, yaitu Jawa Tengah (-0,12), DI Yogyakarta (-

1,09) dan Bali (-1,57) (Tabel Lampiran 1). Penelusuran lebih lanjut pada

tingkat kabupaten menunjukkan bahwa di Jawa Tengah ada 14 kabupaten

yang mempunyai tren IP negatif; kemudian di DI Yogyakarta dan Bali

masing-masing 3 kabupaten (Tabel Lampiran 5c).

15. Untuk wilayah di luar pulau Jawa dan Bali, hasil perhitungan menunjukkan

ada 8 propinsi yang lahan sawah beririgasi sederhananya mempunyai IP

kurang dari 1,5 (Tabel Lampiran 2). Ke 8 propinsi tersebut adalah Riau,

Jambi, Bengkulu, Bangka Belitung, NTB, NTT, Kalimantan Barat, Kalimantan

Tengah, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Timur. Dari 8 propinsi tersebut

terdapat 61 kabupaten yang memiliki rata-rata IP kurang dari 1,50 dengan

total luas potensi rehabilitasi mencapai 265.072 ha (Tabel Lampiran 6c).

Luas potensi terbesar terdapat di Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah

sebesar 35.957 ha atau sekitar 13,6 persen dari total potensi rehabilitasi

irigasi sederhana di luar Jawa dan Bali.

Program Pengembangan Irigasi Baru

16. Perbaikan irigasi melalui program pengembangan irigasi baru seperti

pembangunan waduk atau bendungan adalah ditujukan untuk peningkatan

IP pada lahan tadah hujan. Program ini hanya bisa dilakukan jika ada

keseimbangan antara ketersediaan lahan yang potensial untuk diairi dan

ketersediaan air. Bertitik tolak dari kondisi ini, maka program ini diduga

hanya layak dilakukan di luar Jawa, sebaliknya tidak layak untuk di lakukan

di Jawa, mengingat keterediaan air di Jawa sudah defisit.

17. Selama periode 1995-2002, pangsa luas tadah hujan di luar Jawa sekitar

60,4 persen (1,18 juta ha) dari total luas lahan tadah hujan yang ada di

Indonesia. Namun demikian, sesuai dengan kriteria dan tahapan dalam

menentukan lokasi, maka diduga hanya ada sekitar 992 ribu ha (84,1%)

yang berpotensi untuk dijadikan lokasi program pengembangan irigasi baru

(Tabel 2). Potensi ini terdapat di 12 provinsi, yaitu masing-masing 5 provinsi

Page 6: Pendugaan Lokasi Program - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/Anjak_2005_VI_02.pdf · Sejak manusia mengenal budidaya tanaman secara menetap, ada

VI-35

di Pulau Sumatera (Sumut, Sumbar, Riau, Bengkulu, dan Lampung), 2

provinsi di Pulau Sulawesi (Sulsel dan Sulut), 4 provinsi di Pulau Kalimantan

(Kalbar, Kalteng, Kalsel, dan Kaltim), dan Provinsi NTB. Dari 12 provinsi

yang terpilih, potensi terbesar terdapat di Sulsel (24,9%), disusul Sumut dan

Kalsel dengan pangsa masing-masing 15,1 dan 11,9 persen. Sementara

potensi terendah terdapat di Sulut (1,3%). Lokasi dan luas potensi untuk

program pengembangan irigasi baru menurut kabupaten dan provinsi terpilih

secara rinci disajikan pada Tabel Lampiran 7.

Program Pengembangan Irigasi Tata Air Mikro

18. Berdasarkan data tahun 2002, potensi program pengembangan irigasi tata

air mikro pada lahan pasang surut di Pulau Sumatera dan Kalimantan

mencapai 505,9 ribu ha (Tabel 2). Luasan ini hampir sekitar 82,48 persen

dari total luas lahan pasang surut yang ada di dua pulau tersebut. Ada 5

provinsi yang diduga berpotensi untuk pengembangan program ini, yaitu

masing-masing 2 provinsi di Pulau Sumatera (Sumsel dan Jambi) dan 3

provinsi di Pulau Kalimantan (Kalbar, Kalteng, dan Kalsel). Dari 5 provinsi di

atas, potensi terbesar terdapat di Kalsel (31,1%), disusul Sumsel dan Kalbar

dengan potensi masing-masing 29,1 dan 18,7 persen. Sementara potensi

program pengembangan irigasi tata air mikro di Provinsi Jambi dan Kalteng

hampir berimbang, yaitu sekitar 10-11 persen. Lokasi dan luas potensi untuk

program pengembangan tata air mikro menurut kabupaten dan provinsi

terpilih secara rinci disajikan pada Tabel Lampiran 8.

Program Pengembangan Irigasi Pompa

19. Rendahnya produktivitas dan IP lahan tadah hujan, baik di Jawa maupun di

luar Jawa, salah satunya diakibatkan oleh terbatasnya sumberdaya air yang

tersedia. Seperti diketahui bersama, lahan tadah hujan umumnya hanya

mengandalkan ketersediaan air hujan untuk mendukung kegiatan

usahataninya. Untuk Pulau Jawa, ada sekitar 776,8 ribu hektar lahan tadah

hujan yang berpotensi untuk dijadikan lokasi program pengembangan irigasi

pompa (Tabel 2).

Page 7: Pendugaan Lokasi Program - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/Anjak_2005_VI_02.pdf · Sejak manusia mengenal budidaya tanaman secara menetap, ada

VI-36

20. Program ini potensi untuk di kembangkan terutama di Provinsi Jateng, Jatim,

dan Jabar, mengingat pangsa luas tadah hujan di tiga provinsi tersebut

berturut 35,3 persen; 31,2 persen; dan 20,8 persen, dari total luas tadah

hujan yang ada di Jawa. Sementara potensi berikutnya ada di Provinsi

Banten dan DI Yogyakarta dengan pangsa masing-masing 11,4 dan 1,24

persen. Lokasi dan luas potensi untuk program pengembangan irigasi

pompa menurut kabupaten dan provinsi terpilih di Jawa disajikan pada Tabel

Lampiran 9.

Tabel 2. Potensi Program Pengembangan Irigasi Baru, Irgasi Tata Air Mikro dan Irigasi Pompa di Indonesia, 2002 (ha)

Jenis Kegiatan/Irigasi Total Jenis Lahan Lokasi

1. Pengembangan Irigasi Baru 992.294 Tadah hujan Luar Jawa

2. Pengembangan Irigasi Tata Air Mikro 505.,892 Pasang surut

Sumatera dan Kalimantan

3. Pengembangan Irigasi Pompa 776.674 Tadah hujan Jawa

Sumber : Statistik Luas Lahan Menurut Penggunaannya, BPS, 2002, diolah.

Page 8: Pendugaan Lokasi Program - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/Anjak_2005_VI_02.pdf · Sejak manusia mengenal budidaya tanaman secara menetap, ada

VI-37

Lampiran Tabel 1. Trend Intesnitas Pertanaman pada Lahan Sawah Berdasarkan Jenis Pengairan di Jawa dan Bali, 2000- 2002 (%)

Jenis Pengairan

Provinsi Teknis ½ Teknis Irigasi Sederhana

1. Jawa Barat 0.56 0.53 0.11

2. Jawa Tengah 0.09 -0.14 -0.12

3. DI Yogyakarta -0.50 0.74 -1.09

4. Jawa Timur 0.33 -0.90 0.94

5. Banten -1.62 2.33 0.68

6. Bali 4.85 -0.99 -1.57 Keterangan: Provinsi terpilih adalah yang mempunyai trend indek pertanaman (IP) negatif (2000-

2002) Lampiran Tabel 2. Rata-rata Intesnitas Pertanaman pada lLhan Sawah Berdasarkan

Jenis Pengairan di Luar Jawa dan Bali, 1995- 2002

Jenis Pengairan Provinsi

Teknis ½ Teknis Sederhana/Desa 1. Nanggroe Aceh Darussalam 1.89 1.78 1.53 2. Sumatera Utara 1.94 1.85 1.64 3. Sumatera Barat 1.97 1.93 1.82 4. Riau - 1.38 1.13 5. Jambi 1.94 1.78 1.40 6. Sumatera Selatan 1.94 1.82 1.64 7. Bengkulu 1.72 1.59 1.45 8. Lampung 1.68 1.83 1.76 9. Bangka Belitung 1.04 1.13 1.19 10. Nusa Tenggara Barat 1.74 1.49 1.42 11. Nusa Tenggara Timur 1.66 1.53 1.38 12. Kalimantan Barat - 1.52 1.23 13. Kalimantan Tengah 1.33 1.12 1.38 14. Kalimantan Selatan 1.33 1.51 1.19 15. Kalimantan Timur 1.70 1.51 1.49 16. Sulawesi Utara 1.94 1.94 1.93 17. Sulawesi Tengah 1.94 1.86 1.87 18. Sulawesi Selatan 1.89 1.73 1.74 19. Sulawesi Tenggara 1.97 1.74 1.64 20. Gorontalo 1.91 1.62 1.75 21. Maluku - - - 22. Papua - - -

Keterangan: Provinsi terpilih adalah yang mempunyai rata-rata indek pertanaman (IP) < 1.50 (1995–2002)

Page 9: Pendugaan Lokasi Program - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/Anjak_2005_VI_02.pdf · Sejak manusia mengenal budidaya tanaman secara menetap, ada

VI-38

Lampiran Tabel 3. Rata-rata Intesnitas Pertanaman dan Pangsa Lahan Pasang Surut di Sumatera dan Kalimantan, 1995 - 2002

Frekuensi Tanam Padi (ha)

Provinsi 1X 2X Total

IP Pangsa (%)

1.Nanggroe Aceh Darussalam 374 580 954 1.66 0.17

2. Sumatera Utara 21771 3056 24827 1.13 4.43

3. Riau 28655.25 555 29211 1.02 5.21

4. Jambi 60098.25 2916 63014 1.04 11.23

5. Sumatera Selatan 89645.5 7808 97453 1.11 17.37

6. Bengkulu 1328.5 8 1336 1.05 0.24

7. Lampung 18518.75 9305 27823 1.34 4.96

8. Kalimantan Barat 59158.5 21367 80525 1.27 14.35

9. Kalimantan Tengah 48828.25 26591 75419 1.35 13.44

10. Kalimantan Selatan 130108.5 16230 146338 1.11 26.08

11. Kalimantan Timur 11063 3057 14120 1.22 2.52

Total 469549.5 91470 561019 1.16 100.00 Keterangan: Provinsi terpilih adalah provinsi yang mempunyai rata-rata pangsa luas > 8% dari total luas lahan

pasang surut di Sumatera dan Kalimantan, selama tahun 1995 - 2002

Page 10: Pendugaan Lokasi Program - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/Anjak_2005_VI_02.pdf · Sejak manusia mengenal budidaya tanaman secara menetap, ada

VI-39

Lampiran Tabel 4. Trend Intesnitas Pertanaman pada Pangsa Luas Lahan Menurut Provinsi di Indonesia, 2000-2002 (%)

Trend (%/th)

Provinsi 1X 2X Total

Pangsa (%)

1. Nanggroe Aceh Darussalam -4.47 2.15 -3.74 4.66

2. Sumatera Utara -1.96 -8.51 -4.89 8.78

3. Sumatera Barat 10.92 -13.44 3.90 2.49

4. Riau -22.82 54.06 5.09 2.28

5. Jambi 4.01 -40.73 -2.81 0.87

6. Sumatera Selatan -0.50 1.03 0.02 4.40

7. Bengkulu 18.09 45.35 21.15 0.76

8. Lampung 6.03 15.31 9.13 3.96

9. Bangka Belitung*) 11.16 - 7.86 0.00

10. DKI Jakarta -10.24 0.00 -3.40 0.02

11. Jawa Barat -1.43 11.45 1.81 9.01

12. Jawa Tengah 0.54 -0.14 0.27 14.28

13. DI Yogyakarta -4.73 64.72 5.30 0.48

14. Jawa Timur -1.28 9.30 -0.35 12.58

15. Banten -3.15 20.94 7.34 3.27

16. Bali -10.62 34.66 -9.26 0.04

17. Nusa Tenggara Barat 14.10 - 14.06 1.58

18. Nusa Tenggara Timur -2.89 14.55 -1.04 1.57

19. Kalimantan Barat -0.58 -3.24 -0.98 5.99

20. Kalimantan Tengah 25.23 -5.06 20.24 1.80

21. Kalimantan Selatan -3.45 -20.93 -5.54 6.82

22. Kalimantan Timur 18.93 -2.93 10.62 2.92

23. Sulawesi Utara 4.99 43.80 10.59 0.63

24. Sulawesi Tengah 0.74 -53.88 -14.58 0.72

25. Sulawesi Selatan -1.42 -12.55 -3.04 13.09

26. Sulawesi Tenggara -17.38 -48.93 -24.70 0.32

27. Gorontalo -51.90 4.49 -15.12 0.27

INDONESIA 0.47 1.82 0.81 100.00

(ha) 1475311 474062 1949373 IP =1.24 Keterangan: Provinsi terpilih adalah provinsi yang mempunyai trend di atas trend Indonesia atau pangsa

luasnya > 5% dari total luas lahan tadah hujan, selama tahun 1995 – 2002

*) walaupun mempunyai trend di atas nasional, tapi luas lahannya < 300 ha, sehingga tidak layak untuk pengembangan irigasi baru

Page 11: Pendugaan Lokasi Program - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/Anjak_2005_VI_02.pdf · Sejak manusia mengenal budidaya tanaman secara menetap, ada

VI-40

Lampiran Tabel 5a. Potensi Rehabilitasi Infrastruktur Irigasi Teknis di Jawa Menurut Provinsi dan Kabupaten Terpilih, 2002 (ha)

Frekuensi Tanam Padi (ha)

Provinsi Kabupaten 1X 2X Total

Trend IP

Pangsa (%)

1. DI Yogyakarta 1. Kulon Progo 659 6,564 7,223 -2.00 100.00

Total 659 6,564 7,223 100.00

Pangsa (%) 6.34 22.33 18.15

2. Banten 1. Serang 9,626 14,991 24,617 -4.39 75.57

2. Lebak 70 7,539 7,609 -0.23 23.36

3. Kota Cilegon 42 308 350 -0.95 1.07

Total 9,738 22,838 32,576

Pangsa (%) 93.66 77.67 81.85

Total Potensi 10,397 29,402 39,799

Pangsa (%) 100.00 100.00 100.00 Lampiran Tabel 5b. Potensi Rehabilitasi Infrastruktur Irigasi Setengah Teknis di Jawa

Menurut Provinsi dan Kabupaten Terpilih, 2002 (ha)

Frekuensi Tanam Padi (ha) Provinsi Kabupaten

1X 2X Total Trend

IP Pangsa

(%)

1. Jawa Tengah 1. Klaten 2,196 8,790 10,986 -0.38 16.56 2. Temanggung 5,746 2,571 8,317 -0.92 12.54 3. Demak 2,060 5,549 7,609 -5.46 11.47 4. Banyumas 13 4,326 4,339 -0.07 6.54 5. Purworejo 2,330 1,945 4,275 -13.26 6.45 6. Boyolali 627 3,566 4,193 -3.02 6.32 7. Semarang 538 3,654 4,192 -0.52 6.32 8. Sragen 5 3,597 3,602 -0.03 5.43 9. Jepara 503 2,894 3,397 -2.36 5.12 10. Rembang 2435 876 3,311 -0.02 4.99 11. Blora 8 2,404 2,412 -0.08 3.64 12. Sukoharjo 824 1,420 2,244 -10.09 3.38 13. Pemalang 504 1,499 2,003 -6.40 3.02 14. Pekalongan 273 1,579 1,852 -2.87 2.79 15. Kendal 718 1,093 1,811 -1.03 2.73 16. Batang 150 1,634 1,784 -2.15 2.69

Total 18,930 47,397 66,327 100.00

Pangsa (%) 32.72 37.53 36.02

Page 12: Pendugaan Lokasi Program - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/Anjak_2005_VI_02.pdf · Sejak manusia mengenal budidaya tanaman secara menetap, ada

VI-41

Lampiran Tabel 5b . (Lanjutan) Frekuensi Tanam Padi (ha)

Provinsi Kabupaten 1X 2X Total

Trend IP

Pangsa (%)

2. Jawa Timur 1. Lamongan 10,552 5,455 16,007 -9.47 24.06 2. Lumajang 1,840 5,869 7,709 -0.68 11.59 3. Tulungagung 2,536 4,276 6,812 -0.31 10.24 4. Gresik 3,505 2,505 6,010 -1.84 9.03 5. Probolinggo 2,994 1,330 4,324 -0.53 6.50 6. Kediri 1,935 1,771 3,706 -2.47 5.57 7. Blitar 1,642 1,958 3,600 -0.18 5.41 8. Ngawi 290 3,132 3,422 -1.23 5.14 9. Jember 843 2,368 3,211 -0.70 4.83 10. Trenggalek 658 1,971 2,629 -1.17 3.95 11. Pacitan 425 1,701 2,126 -0.75 3.20 12. Magetan 1,548 227 1,775 -1.13 2.67 13. Sumenep 1,392 72 1,464 -5.03 2.20 14. Madiun 303 1,067 1,370 -0.77 2.06 15. Jombang 666 647 1,313 -0.94 1.97 16. Pamekasan 833 - 833 -4.67 1.25 17. Kota Surabaya 5 118 123 -0.10 0.18 18. Sidoarjo 14 85 99 -2.41 0.15

Total 31,981 34,552 66,533 100.00

Pangsa (%) 55.29 27.36 36.13

3. Bali 1. Tabanan 1,420 14,917 16,337 -1.67 31.85

2. Gianyar 134 13,477 13,611 -0.25 26.54

3. Badung 65 10,266 10,331 -0.04 20.14

4. Jembrana 3,528 2,125 5,653 -4.20 11.02

5. Karangasem 1,502 1,640 3,142 -5.13 6.13

6. Bangli 287 1,932 2,219 -0.93 4.33

Total 6,936 44,357 51,293 100.00

Pangsa (%) 11.99 35.12 27.85

Total Potensi 57,847 126,306 184,153

Pangsa (%) 100.00 100.00 100.00

Page 13: Pendugaan Lokasi Program - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/Anjak_2005_VI_02.pdf · Sejak manusia mengenal budidaya tanaman secara menetap, ada

VI-42

Lampiran Tabel 5c. Potensi Rehabilitasi Infrastruktur Irigasi Sederhana/dDesa di Jawa Menurut Provinsi dan Kabupaten Terpilih, 2002 (ha)

Frekuensi Tanam Padi (ha) Provinsi Kabupaten

1X 2X Total Trend

IP Pangsa

(%)

1. Jawa Tengah 1. Magelang 3,526 13,670 17,196 -0.35 15.04 2. Jepara 9,549 2,841 12,390 -1.92 10.84 3. Wonogiri 5,528 6,760 12,288 -0.28 10.75 4. Wonosobo 1,542 10,095 11,637 -0.40 10.18 5. Batang 4,507 6,780 11,287 -3.20 9.87 6. Semarang 2,288 6,219 8,507 -0.09 7.44 7. Brebes 3,613 4,370 7,983 -3.29 6.98 8. Blora 2,804 4,486 7,290 -9.38 6.38 9. Purbalingga 681 6,444 7,125 -0.19 6.23 10. Karanganyar 1,707 4,760 6,467 -0.62 5.66 11. Banjarnegara 1,659 2,356 4,015 -7.18 3.51 12. Sragen 77 2,909 2,986 -0.11 2.61 13. Purworejo 946 1,692 2,638 -2.41 2.31 14. Klaten 1,565 955 2,520 -0.37 2.20

Total 39,992 74,337 114,329 100.00 Pangsa (%) 91.98 92.32 92.20

2. DI Yogyakarta 1. Sleman 426 3,675 4,101 -0.04 71.92 2. Gunung Kidul 226 676 902 -3.68 15.82 3. Bantul 518 181 699 -1.90 12.26

Total 1,170 4,532 5,702 100.00 Pangsa (%) 2.69 5.63 4.60

2. Bali 1. Karangasem 2,112 1,514 3,626 -9.06 91.27 2. Jembrana 176 140 316 -8.28 7.95 3. Klungkung 31 - 31 -25.59 0.78

Total 2,319 1,654 3,973 100.00 Pangsa (%) 5.33 2.05 3.20

Total Potensi 43,481 80,523 124,004 Pangsa (%) 100.00 100.00 100.00

Page 14: Pendugaan Lokasi Program - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/Anjak_2005_VI_02.pdf · Sejak manusia mengenal budidaya tanaman secara menetap, ada

VI-43

Lampiran Tabel 6a. Potensi Rehabilitasi Infrastruktur Irigasi Teknis di Luar Jawa Menurut Provinsi dan Kabupaten Terpilih, 2002 (ha)

Frekuensi Tanam Padi (ha)

Provinsi Kabupaten 1X 2X Total

IP Pangsa

(%)

1. Bangka Belitung 1. Bangka 260 10 270

1.04 100.00

Total 260 10 270

1.04 100.00

Pangsa (%) 1.49 0.32 1.31 2.Kalimantan Tengah 1. Barito Timur 3,016 324 3,340 1.10 86.69 2. Gunung Mas 513 - 513 1.00 13.31

Total 3,529 324 3,853

1.08 100.00 Pangsa (%) 20.20 10.38 18.71

3. Kalimantan Selatan 1. Tapin 4,238 719 4,957 1.15 30.09 2. Banjar 3,734 800 4,534 1.18 27.52 3. Kota Baru 3,103 537 3,640 1.15 22.10

4. Hulu Sungai Tengah 2,610 732 3,342 1.22 20.29

Total 13,685 2,788 16,473

1.17 100.00 Pangsa (%) 78.32 89.30 79.98

Total Potensi 17,474 3,122 20,596

1.15

Pangsa (%) 100.00

100.00 100.00

Page 15: Pendugaan Lokasi Program - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/Anjak_2005_VI_02.pdf · Sejak manusia mengenal budidaya tanaman secara menetap, ada

VI-44

Lampiran Tabel 6b. Potensi Rehabilitasi Infrastruktur Irigasi Setengah Teknis di Luar Jawa Menurut Provinsi dan Kabupaten Terpilih, 2002 (ha)

Frekuensi Tanam Padi (ha)

Provinsi Kabupaten 1X 2X Total

IP Pangsa

(%)

1. Bangka Belitung 1. Bangka 450 - 450 1.00 100.00

Total 450 - 450 1.00 100.00 Pangsa (%) 1.01 - 0.70

2. Nusa Tenggara Barat 1. Lombok Timur 19,102 10,739 29,841 1.36 66.04 2. Lombok Tengah 7,908 5,283 13,191 1.40 29.19 3. Dompu 1,226 929 2,155 1.43 4.77

Total 28,236 16,951 45,187 1.38 100.00 Pangsa (%) 63.17 87.23 70.46

3. Riau 1. Kuantan Singingi 2,432 427 2,859 1.15 58.06 2. Indragiri Hilir 1,350 - 1,350 1.00 27.42 3. Indragiri Hulu 375 150 525 1.29 10.66 4. Kepulauan Riau 105 30 135 1.22 2.74 5. Natuna 30 - 30 1.00 0.61 6. Kota Pekan Baru 25 - 25 1.00 0.51

Total 4,317 607 4,924 1.12 100.00 Pangsa (%) 9.66 3.12 7.68

4. Kalimantan Tengah 1. Kapuas 10,000 1,875 11,875 1.16 87.51 2. Katingan 1,695 - 1,695 1.00 12.49

Total 11,695 1,875 13,570 1.14 100.00 Pangsa (%) 26.16 9.65 21.16

Total Potensi 44,698 19,433 64,131 1.30 Pangsa (%) 100.00 100.00 100.00

Page 16: Pendugaan Lokasi Program - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/Anjak_2005_VI_02.pdf · Sejak manusia mengenal budidaya tanaman secara menetap, ada

VI-45

Lampiran Tabel 6c. Potensi Rehabilitasi Infrastruktur Irigasi Sederhana/Desa di Luar Jawa Menurut Provinsi dan Kabupaten Terpilih, 2002 (ha)

Frekuensi Tanam Padi (ha)

Provinsi Kabupaten 1X 2X Total

IP Pangsa

(%)

1. Riau 1. Indragiri Hilir 11,888 46 11,934 1.00 44.23 2. Rokan Hilir 8,402 1,125 9,527 1.12 35.31 3. Kampar 1,462 746 2,208 1.34 8.18 4. Kuantan Singingi 1,628 57 1,685 1.03 6.24 5. Rokan Hulu 612 424 1,036 1.41 3.84 6. Indragiri Hulu 582 12 594 1.02 2.20

Total 24,574 2,410 26,984 1.09 100.00 Pangsa (%) 12.09 3.90 10.18

2. Jambi 1. Merangin 4,003 1,330 5,333 1.25 45.88 2. Tanjung Jabung Timur 4,212 - 4,212 1.00 36.23 3. Muaro Jambi 1,200 - 1,200 1.00 10.32 4. Batanghari 530 175 705 1.25 6.06 5. Tanjung Jabung Barat 175 - 175 1.00 1.51

Total 10,120 1,505 11,625 1.13 100.00 Pangsa (%) 4.98 2.43 4.39

3. Bengkulu 1. Bengkulu Selatan 4,655 3,926 8,581 1.46 68.55 2. Rejang Lebong 2,687 1,250 3,937 1.32 31.45

Total 7,342 5,176 12,518 1.41 100.00 Pangsa (%) 3.61 8.37 4.72

4. Bangka Belitung 1. Bangka 659 250 909 1.28 100.00

Total 659 250 909 1.28 100.00 Pangsa (%) 0.32 0.40 0.34

5. Nusa Tenggara Barat 1. Bima 4,862 4,877 9,739 1.50 28.97 2.Sumbawa 5,471 3,503 8,974 1.39 26.69 3. Lombok Timur 4,339 2,973 7,312 1.41 21.75 4. Dompu 2,351 1,991 4,342 1.46 12.92 5. Lombok Tengah 3,174 77 3,251 1.02 9.67

Total 20,197 13,421 33,618 1.40 100.00 Pangsa (%) 9.94 21.69 12.68

Page 17: Pendugaan Lokasi Program - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/Anjak_2005_VI_02.pdf · Sejak manusia mengenal budidaya tanaman secara menetap, ada

VI-46

Lampiran Tabel 6c. (Lanjutan)

Frekuensi Tanam Padi (ha) Provinsi Kabupaten

1X 2X Total IP

Pangsa (%)

6. Nusa Tenggara Timur 1.Sumbawa Barat 3,597 932 4,529 1.21 18.97 2.Sumbawa Timur 3,845 555 4,400 1.13 18.43 3.Kupang 3,661 383 4,044 1.09 16.94 4.Rote Ndao 2,717 596 3,313 1.18 13.88 5.Timor Tengah Utara 1,859 464 2,323 1.20 9.73 6.Timor Tengah Selatan 1,589 587 2,176 1.27 9.12 7.Ende 1,010 130 1,140 1.11 4.78 8.Belu 892 76 968 1.08 4.06 9.Sikka 374 214 588 1.36 2.46 10.Kota Kupang 260 - 260 1.00 1.09 11.Alor 83 - 83 1.00 0.35 12.Flores Timur 33 12 45 1.27 0.19

Total 19,920 3,949 23,869 1.17 100.00 Pangsa (%) 9.80 6.38 9.00

7. Kalimantan Barat 1.Landak 29,081 3,038 32,119 1.09 46.01 2.Ketapang 11,383 226 11,609 1.02 16.63 3.Pontianak 7,136 2,655 9,791 1.27 14.03 4.Sanggau 5,937 2,075 8,012 1.26 11.48 5.Sintang 2,897 1,510 4,407 1.34 6.31 6.Kapuas Hulu 2,047 881 2,928 1.30 4.19 7.Kota Singkawang 940 - 940 1.00 1.35

Total 59,421 10,385 69,806 1.15 100.00 Pangsa (%) 29.24 16.78 26.33

8. Kalimantan Tengah 1.Kapuas 21,453 14,504 35,957 1.40 89.29 2.Barito Selatan 970 345 1,315 1.26 3.27 3.Kotawaringin Timur 1,175 75 1,250 1.06 3.10 4.Seruyan 758 - 758 1.00 1.88 5.Kotawaringin Barat 438 35 473 1.07 1.17 6.Barito Timur 450 - 450 1.00 1.12 7.Sukamara 31 - 31 1.00 0.08 8.Katingan 23 - 23 1.00 0.06 9.Murung Raya 11 - 11 1.00 0.03

Total 25,309 14,959 40,268 1.37 100.00 Pangsa (%) 12.46 24.18 15.19

Page 18: Pendugaan Lokasi Program - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/Anjak_2005_VI_02.pdf · Sejak manusia mengenal budidaya tanaman secara menetap, ada

VI-47

Lampiran Tabel 6c. (Lanjutan)

Frekuensi Tanam Padi (ha) Provinsi Kabupaten

1X 2X Total IP

Pangsa (%)

9.Kalimantan Selatan 1.Kota Baru 6,563 313 6,876 1.05 23.01 2.Tanah Laut 3,553 1,899 5,452 1.35 18.24 3.Tapin 3,798 490 4,288 1.11 14.35 4.Hulu Sungai Selatan 3,370 560 3,930 1.14 13.15 5.Hulu Sungai Tengah 2,539 592 3,131 1.19 10.48 6.Hulu Sungai Utara 2,460 - 2,460 1.00 8.23 7.Tabalong 1,698 731 2,429 1.30 8.13 8.Banjar 781 540 1,321 1.41 4.42

Total 24,762 5,125 29,887 1.17 100.00 Pangsa (%) 12.19 8.28 11.28

10.Kalimantan Timur 1.Penajam Pasir Utara 5,350 2,255 7,605 1.30 48.79 2.Kutai Timur 1,922 1,660 3,582 1.46 22.98 3.Pasir 2,433 589 3,022 1.19 19.39 4.Malinau 999 40 1,039 1.04 6.67 5.Nunukan 180 150 330 1.45 2.12 6. Berau 10 - 10 1.00 0.06

Total 10,894 4,694 15,588 1.30 100.00 Pangsa (%) 5.36 7.59 5.88

Total Potensi 203,198 61,874 265,072 1.23 Pangsa (%) 100.00 100.00 100.00

Page 19: Pendugaan Lokasi Program - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/Anjak_2005_VI_02.pdf · Sejak manusia mengenal budidaya tanaman secara menetap, ada

VI-48

Lampiran Tabel 7. Potensi Pengembangan Irigasi Baru pada Lahan Tadah Hujan pada Beberapa Provinsi dan Kabupaten Terpilih di Indonesia, 2002 (ha)

Frekuensi Tanam Padi (ha)

Provinsi Kabupaten 1X 2X Total

IP Pangsa

(%

1. Sumatera Utara 1. Langkat 7750 25763 33513 1.77 22.42 2. Deli Serdang 14682 14024 28706 1.49 19.21 3. Labuhan Batu 22160 1919 24079 1.08 16.11 4. Asahan 13021 6137 19158 1.32 12.82 5. Nias 5635 10333 15968 1.65 10.68 6. Tapanuli Selatan 8681 924 9605 1.10 6.43 7. Tapanuli Tengah 3668 987 4655 1.21 3.11 8. Tapanuli Utara 3837 479 4316 1.11 2.89 9. Mandailing Natal 2572 148 2720 1.05 1.82 10. Kota Medan 557 2088 2645 1.79 1.77 11. Kota Binjai 319 1346 1665 1.81 1.11 12. Toba Samosir 1382 0 1382 1.00 0.92 13. Kota Tebing Tinggi 100 455 555 1.82 0.37 14. Karo 494 0 494 1.00 0.33

Total 84858 64603 149461 1.43 1.43 Pangsa (%) 11.12 28.15 15.06

2. Sumatera Barat 1. Pesisir Selatan 7812 1667 9479 1.18 18.11 2. Lima Puluh Kota 7474 562 8036 1.07 15.35 3. Pasaman 5303 2386 7689 1.31 14.69 4. Sawahlunto/Sijunjung 6730 23 6753 1.00 12.90 5. Tanah Datar 5773 67 5840 1.01 11.16 6. Agam 3064 2718 5782 1.47 11.04 7. Padang Pariaman 534 4762 5296 1.90 10.12 8. Solok 1512 130 1642 1.08 3.14 9. Kota Sawah Lunto 1282 37 1319 1.03 2.52 10. Kepulauan Mentawai 499 15 514 1.03 0.98

Total 39983 12367 52350 1.24 100.00 Pangsa (%) 5.24 5.39 5.28

3. Riau 1. Bengkalis 0 9502 9502 2.00 22.09 2. Siak 0 9447 9447 2.00 21.96 3. Kampar 5643 2175 7818 1.28 18.17 4. Kuantan Singingi 4381 1251 5632 1.22 13.09 5. Kota Dumai 4304 0 4304 1.00 10.00 6. Rokan Hulu 1081 1213 2294 1.53 5.33 7. Rokan Hilir 2111 0 2111 1.00 4.91 8. Indragiri Hulu 1432 80 1512 1.05 3.51 9. Indragiri Hilir 400 0 400 1.00 0.93

Total 19352 23668 43020 1.55 100.00 Pangsa (%) 2.54 10.31 4.34

Page 20: Pendugaan Lokasi Program - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/Anjak_2005_VI_02.pdf · Sejak manusia mengenal budidaya tanaman secara menetap, ada

VI-49

Lampiran Tabel 7. (Lanjutan)

Frekuensi Tanam Padi (ha) Provinsi Kabupaten

1X 2X Total IP

Pangsa (%

4. Bengkulu 1. Bengkulu Selatan 11493 281 11774 1.02 61.41 2. Bengkulu Utara 4272 580 4852 1.12 25.31 3. Rejang Lebong 452 1694 2146 1.79 11.19 4. Kota Bengkulu 250 152 402 1.38 2.10

Total 16467 2707 19174 1.14 100.00 Pangsa (%) 2.16 1.18 1.93

5. Lampung 1. Lampung Selatan 28597 8652 37249 1.23 39.08 2. Tulang Bawang 11249 5556 16805 1.33 17.63 3. Lampung Timur 9528 3919 13447 1.29 14.11 4. Lampung Tengah 3391 7741 11132 1.70 11.68 5. Lampung Barat 2402 3596 5998 1.60 6.29 6. Tanggamus 4494 1307 5801 1.23 6.09 7. Way Kanan 626 1974 2600 1.76 2.73 8. Lampung Utara 1027 608 1635 1.37 1.72 9. Kota Bandar Lampung 186 463 649 1.71 0.68

Total 61500 33816 95316 1.35 100.00 Pangsa (%) 8.06 14.74 9.61

6. Sulawesi Selatan 1. Wajo 57480 8250 65730 1.13 26.59

2. Bone 46727 5224 51951 1.10 21.02 3. Mamuju 22083 0 22083 1.00 8.93 4. Maros 9099 3918 13017 1.30 5.27 5. Gowa 11486 1088 12574 1.09 5.09 6. Luwu Utara 8060 4003 12063 1.33 4.88 7. Tana Toraja 7473 1810 9283 1.19 3.76 8. Barru 6769 911 7680 1.12 3.11 9. Takalar 5720 1672 7392 1.23 2.99

10. Pangkajene

Kepulauan 5794 1199 6993 1.17 2.83

11. Polewali Mamasa 4259 1182 5441 1.22 2.20 12. Sidenreng Rappang 4149 1035 5184 1.20 2.10 13. Jeneponto 4772 133 4905 1.03 1.98 14. Sinjai 2592 1182 3774 1.31 1.53 15. Enrekang 3713 0 3713 1.00 1.50 16. Soppeng 2661 156 2817 1.06 1.14 17. Pinrang 2791 0 2791 1.00 1.13 18. Kota Ujung Pandang 2191 250 2441 1.10 0.99 19. Luwu 2226 95 2321 1.04 0.94 20. Bulukumba 1503 532 2035 1.26 0.82 21. Majene 1049 0 1049 1.00 0.42 22. Selayar 839 0 839 1.00 0.34 23. Kota Pare Pare 633 0 633 1.00 0.26 24. Bantaeng 475 7 482 1.01 0.19

Total 214544 32647 247191 1.13 100.00 Pangsa (%) 28.13 14.23 24.91

Page 21: Pendugaan Lokasi Program - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/Anjak_2005_VI_02.pdf · Sejak manusia mengenal budidaya tanaman secara menetap, ada

VI-50

Lampiran Tabel 7. (Lanjutan)

Frekuensi Tanam Padi (ha) Provinsi Kabupaten

1X 2X Total IP

Pangsa (%

7. Sulawesi Utara 1. Bolaang Mengondow 8573 1434 10007 1.14 76.87 2. Minahasa 1896 1115 3011 1.37 23.13

Total 10469 2549 13018 1.20 100.00 Pangsa (%) 1.37 1.11 1.31

8. Kalimantan Barat 1. Ketapang 23585 18 23603 1.00 21.81 2. Pontianak 12622 3093 15715 1.20 14.52 3. Sambas 11650 3768 15418 1.24 14.25 4. Sanggau 10084 3052 13136 1.23 12.14 5. Landak 12339 689 13028 1.05 12.04 6. Sintang 7273 3068 10341 1.30 9.56 7. Bengkayang 8279 80 8359 1.01 7.72 8. Kapuas Hulu 4770 567 5337 1.11 4.93 9. Kota Singkawang 1650 1625 3275 1.50 3.03

Total 92252 15960 108212 1.15 100.00 Pangsa (%) 12.09 6.95 10.91

9. Kalimantan Tengah 1. Kapuas 13147 100 13247 1.01 33.39 2. Barito Timur 9597 247 9844 1.03 24.81 3. Pulang Pisau 2327 4033 6360 1.63 16.03

4. Kotawaringin

Timur 5245 40 5285 1.01 13.32 5. Barito Selatan 1419 400 1819 1.22 4.59 6. Katingan 1220 0 1220 1.00 3.08 7. Seruyan 805 0 805 1.00 2.03 8. Kotawaringin Barat 636 0 636 1.00 1.60 9. Barito Utara 186 270 456 1.59 1.15

Total 34582 5090 39672 1.13 100.00 Pangsa (%) 4.53 2.22 4.00

10. Kalimantan Selatan 1. Tanah Laut 17868 4404 22272 1.20 18.82 2. Tapin 19461 1813 21274 1.09 17.97 3. Tabalong 12319 2035 14354 1.14 12.13 4. Banjar 12348 1550 13898 1.11 11.74

5. Hulu Sungai

Tengah 12851 862 13713 1.06 11.58

6. Hulu Sungai

Selatan 12114 1265 13379 1.09 11.30 7. Hulu Sungai Utara 9349 0 9349 1.00 7.90 8. Kota Baru 6819 0 6819 1.00 5.76 9. Kota Banjarbaru 3165 150 3315 1.05 2.80

Total 106294 12079 118373 1.10 100.00 Pangsa (%) 13.93 5.26 11.93

Page 22: Pendugaan Lokasi Program - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/Anjak_2005_VI_02.pdf · Sejak manusia mengenal budidaya tanaman secara menetap, ada

VI-51

Lampiran Tabel 7. (Lanjutan) Frekuensi Tanam Padi (ha)

Provinsi Kabupaten 1X 2X Total

IP Pangsa

(%

11. Kalimantan Timur 1. Kutai 8608 15308 23916 1.64 32.87 2. Kutai Timur 5810 3473 9283 1.37 12.76 3. Berau 7894 370 8264 1.04 11.36

4. Penajam Pasir

Utara 7201 627 7828 1.08 10.76 5. Nunukan 3984 1602 5586 1.29 7.68 6. Malinau 5557 0 5557 1.00 7.64 7. Kutai Barat 3561 337 3898 1.09 5.36 8. Kota Samarinda 1626 1879 3505 1.54 4.82 9. Bulongan 2549 103 2652 1.04 3.64 10. Pasir 1973 304 2277 1.13 3.13

Total 48763 24003 72766 1.33 100.00 Pangsa (%) 6.39 10.46 7.33

12. Nusa Tenggara Barat 1. Lombok Barat 11902 0 11902 1.00 35.3 2. Lombok Tengah 11274 0 11274 1.00 33.4 3. Lombok Timur 4600 0 4600 1.00 13.6 4. Sumbawa 2409 0 2409 1.00 7.1 5. Dompu 2329 0 2329 1.00 6.9 6. Bima 1227 0 1227 1.00 3.6

Total 33741 0 33741 1.00 100.0 Pangsa (%) 4.42 0.00 3.40

Total Potensi 762805 229489 992294 1.23

Pangsa (%) 100.00 100.00 100.00

Page 23: Pendugaan Lokasi Program - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/Anjak_2005_VI_02.pdf · Sejak manusia mengenal budidaya tanaman secara menetap, ada

VI-52

Lampiran Tabel 8. Potensi Pengembangan Irigasi Tata Air Mikro pada Lahan Pasang Surut pada Beberapa Provinsi dan Kabupaten Terpilih di Indonesia, 2002 (ha)

Frekuensi Tanam Padi (ha)

Provinsi Kabupaten 1X 2X Total

IP Pangsa

(%)

1. Jambi 1. Tanjung Jabung Timur 34,090 - 34,090 1.00 64.21 2. Tanjung Jabung Barat 18,593 407 19,000 1.02 35.79

Total 52,683 407 53,090 1.01 100.00 Pangsa (%) 11.86 0.66 10.49

2. Sumatera Selatan 1. Banyuasin 113,638 3,952 117,590 1.03 79.97 2. Musi Banyuasin 23,715 300 24,015 1.01 16.33 3. Ogan Komering Ilir 4,860 500 5,360 1.09 3.65 4. Kota Palembang 50 25 75 1.33 0.05

Total 142,263 4,777 147,040 1.03 100.00 Pangsa (%) 32.04 7.72 29.07

3. Kalimantan Barat 1. Pontianak 42,339 7,362 49,701 1.15 52.60 2. Sambas 24,017 15,175 39,192 1.39 41.48 3. Ketapang 2,111 - 2,111 1.00 2.23 4. Kota Singkawang 1,650 450 2,100 1.21 2.22 5. Bengkayang 805 350 1,155 1.30 1.22 6. Kota Pontianak 222 - 222 1.00 0.23

Total 71,144 23,337 94,481 1.25 100.00 Pangsa (%) 16.02 37.74 18.68

4. Kalimantan Tengah 1. Kapuas 24,824 10,592 35,416 1.30 65.39 2. Pulau Pisang 5,861 6,305 12,166 1.52 22.46 3. Katingan 1,915 1,700 3,615 1.47 6.67 4. Kotawaringin Timur 1,364 10 1,374 1.01 2.54 5. Sukamara 705 - 705 1.00 1.30 6. Kotawaringin Barat 549 - 549 1.00 1.01 7. Seruyan 258 - 258 1.00 0.48 8. Barito Selatan 80 - 80 1.00 0.15

Total 35,556 18,607 54,163 1.34 100.00 Pangsa (%) 8.01 30.09 10.71

5. Kalimantan Selatan 1. Barito Kuala 84,455 2,651 87,106 1.03 55.44 2. Banjar 33,182 2,225 35,407 1.06 22.54 3. Kota Baru 8,520 6,360 14,880 1.43 9.47 4. Tanah Laut 9,166 3,350 12,516 1.27 7.97 5. Tapin 5,196 125 5,321 1.02 3.39 6. Kota Banjarmasin 1,888 - 1,888 1.00 1.20

Total 142,407 14,711 157,118 1.09 100.00 Pangsa (%) 32.07 23.79 31.06

Total Potensi 444,053 61,839 505,892 1.12

Pangsa (%) 100.00 100.00 100.00

Page 24: Pendugaan Lokasi Program - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/Anjak_2005_VI_02.pdf · Sejak manusia mengenal budidaya tanaman secara menetap, ada

VI-53

Lampiran Tabel 9. Potensi Pengembangan Irigasi Pompa pada Lahan Tadah Hujan pada Beberapa Provinsi dan Kabupaten Terpilih di Indonesia, 2002 (ha)

Frekuensi Tanam Padi (ha)

Provinsi Kabupaten 1X 2X Total

IP Pangsa

(%

1. Jawa Barat 1. Sukabumi 20063 0 20063 1.00 12.40

2. Indramayu 9163 10601 19764 1.54 12.21

3. Majalengka 11051 2325 13376 1.17 8.26

4. Tasikmalaya 7284 6022 13306 1.45 8.22

5. Bandung 7500 2873 10373 1.28 6.41

6. Cianjur 8993 1037 10030 1.10 6.20

7. Garut 9049 267 9316 1.03 5.76

8. Bogor 5292 3684 8976 1.41 5.55

9. Ciamis 3188 5607 8795 1.64 5.43

10. Kuningan 5688 2215 7903 1.28 4.88

11. Subang 5507 2225 7732 1.29 4.78

12. Bekasi 5181 2410 7591 1.32 4.69

13. Sumedang 6063 810 6873 1.12 4.25

14. Cirebon 4851 781 5632 1.14 3.48

15. Purwakarta 4847 449 5296 1.08 3.27

16. Karawang 1783 1544 3327 1.46 2.06

17. Kota Banjar 0 1100 1100 2.00 0.68

18. Kota Tasik Malaya 765 290 1055

1.27 0.65

19. Kota Bekasi 105 442 547 1.81 0.34

20. Kota Bandung 326 0 326 1.00 0.20

21. Kota Depok 250 0 250 1.00 0.15

22. Kota Cirebon 67 57 124 1.46 0.08

23. Kota Sukabumi 104 0 104 1.00 0.06

Total 117120 44739 161859 1.28 1.28 Pangsa (%) 21.11 20.18 20.84

Page 25: Pendugaan Lokasi Program - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/Anjak_2005_VI_02.pdf · Sejak manusia mengenal budidaya tanaman secara menetap, ada

VI-54

Lampiran Tabel 9. (Lanjutan)

Frekuensi Tanam Padi (ha) Provinsi Kabupaten

1X 2X Total IP

Pangsa (%

2. Jawa Tengah 1. Grobogan 28546 7382 35928 1.21 13.11 2. Blora 18720 12854 31574 1.41 11.52 3. Pati 10977 9666 20643 1.47 7.53 4. Demak 2620 16427 19047 1.86 6.95 5. Cilacap 2377 14955 17332 1.86 6.33 6. Rembang 11706 5284 16990 1.31 6.20 7. Sragen 1470 12853 14323 1.90 5.23 8. Brebes 11944 398 12342 1.03 4.50 9. Boyolali 4688 5685 10373 1.55 3.79 10. Kebumen 4550 4175 8725 1.48 3.18 11. Magelang 8188 25 8213 1.00 3.00 12. Wonogiri 7329 348 7677 1.05 2.80 13. Pemalang 7115 483 7598 1.06 2.77 14. Kudus 5612 1176 6788 1.17 2.48 15. Banyumas 1340 5384 6724 1.80 2.45 16. Tegal 5190 1167 6357 1.18 2.32 17. Semarang 5800 471 6271 1.08 2.29 18. Pekalongan 4943 408 5351 1.08 1.95 19. Jepara 4023 747 4770 1.16 1.74 20. Purbalingga 3249 1313 4562 1.29 1.67 21. Banjarnegara 2687 1734 4421 1.39 1.61 22. Wonosobo 3670 0 3670 1.00 1.34 23. Purworejo 2122 850 2972 1.29 1.08 24. Sukoharjo 1553 765 2318 1.33 0.85

25. Kota Semarang 1467 403 1870

1.22 0.68

26. Batang 1727 0 1727 1.00 0.63 27. Karanganyar 171 1425 1596 1.89 0.58 28. Temanggung 1474 0 1474 1.00 0.54 29. Klaten 786 467 1253 1.37 0.46 30. Kendal 626 268 894 1.30 0.33 31. Kota Salatiga 82 80 162 1.49 0.06

32. Kota Surakarta 25 3 28

1.11 0.01

Total 166777 107196 273973 1.39 100.00 Pangsa (%) 30.05 48.34 35.28

3. DI Yogyakarta 1. Gunung Kidul 3225 2308 5533 1.42 57.59 2. Bantul 2027 10 2037 1.00 21.20 3. Kulon Progo 1434 10 1444 1.01 15.03 4. Sleman 594 0 594 1.00 6.18

Total 7280 2328 9608 1.24 100.00 Pangsa (%) 1.31 1.05 1.24

Page 26: Pendugaan Lokasi Program - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/Anjak_2005_VI_02.pdf · Sejak manusia mengenal budidaya tanaman secara menetap, ada

VI-55

Lampiran Tabel 9. (Lanjutan)

Frekuensi Tanam Padi (ha) Provinsi Kabupaten

1X 2X Total IP

Pangsa (%

4. Jawa Timur 1. Bojonegoro 41653 4312 45965 1.09 18.95 2. Lamongan 31303 2777 34080 1.08 14.05 3. Gresik 26761 2988 29749 1.10 12.26 4. Tuban 25920 2654 28574 1.09 11.78 5. Bangkalan 17949 2935 20884 1.14 8.61 6. Sampang 14521 1320 15841 1.08 6.53 7. Sumenep 13149 665 13814 1.05 5.70 8. Pacitan 5829 1146 6975 1.16 2.88 9. Pamekasan 5846 0 5846 1.00 2.41 10. Mojokerto 5209 0 5209 1.00 2.15 11. Jombang 4861 15 4876 1.00 2.01 12. Ngawi 1552 2834 4386 1.65 1.81 13. Nganjuk 3423 570 3993 1.14 1.65 14. Pasuruan 2963 236 3199 1.07 1.32 15. Madiun 2246 49 2295 1.02 0.95 16. Kota Surabaya 2164 57 2221 1.03 0.92 17. Tulungagung 2065 135 2200 1.06 0.91 18. Malang 2184 0 2184 1.00 0.90 19. Probolinggo 1842 4 1846 1.00 0.76 20. Ponorogo 835 774 1609 1.48 0.66 21. Blitar 1218 0 1218 1.00 0.50 22. Kediri 1037 0 1037 1.00 0.43 23. Magetan 907 0 907 1.00 0.37 24. Trenggalek 762 89 851 1.10 0.35 25. Banyuwangi 794 0 794 1.00 0.33 26. Bondowoso 697 0 697 1.00 0.29 27. Situbondo 600 0 600 1.00 0.25 28. Lumajang 494 0 494 1.00 0.20 29. Jember 218 0 218 1.00 0.09

Total 219002 23560 242562 1.00 100.00 Pangsa (%) 39.46 10.63 31.23

5. Banten 1. Pandeglang 5171 31546 36717 1.86 41.41 2. Lebak 12755 6465 19220 1.34 21.68 3. Serang 13678 968 14646 1.07 16.52 4. Tangerang 9305 4223 13528 1.31 15.26 5. Kota Cilegon 3249 715 3964 1.18 4.47 6. Kota Tangerang 597 0 597 1.00 0.67

Total 44755 43917 88672 1.50 100.00 Pangsa (%) 8.06 19.81 11.42

Total Potensi 554934 221740 776674 1.29 Pangsa (%) 100.00 100.00 100.00

D:\data\data\Anjak-2005\PENDUGAAN LOKASI PROGRAM