Penduduk Tumbuh Seimbang, Angan Angan..? Kenyataan..!
Click here to load reader
-
Upload
daldukpapua -
Category
Government & Nonprofit
-
view
213 -
download
3
Transcript of Penduduk Tumbuh Seimbang, Angan Angan..? Kenyataan..!
1
enduduk tumbuh seimbang dan stabil merupakan suatu cita-cita untuk
menjadikan masyarakat provinsi Papua yang lebih sejahtera dan
berkulaitas di masa yang akan datang. Harapan ini dapat tercapai jika
rata-rata jumlah anak per wanita sebagian besar berjumlah 2 orang. Tetapi, kondisi
yang diharapkan ini masih jauh dari harapan, dimana saat ini rata-rata jumlah anak
per wanita masih berkisar 2,67 per wanita.
Ini artinya, hingga saat ini penduduk provinsi Papua belum berada pada
replacement level. Saat ini keadaan penduduk belum stabil dan penyebarannya
pun tidak merata antara perkotaan dan pedesaan (kota dan kabupaten), kondisi
paling nyata dapat dilihat dengan tertumpuknya penduduk di daerah perkotaan
seperti Kota Jayapura, Merauke, Mimika dan Kabupaten Jayawijaya.
Lokasi : APO, Kota Jayapura
P
PENDUDUK TUMBUH Seimbang..... Angan-angan?.....Kenyataan....!
POLICE BRIEF
2
Akhir-akhir ini, kita merasa
kurang nyaman dengan keadaan lalu
lintas di jalan-jalan khususnya di kota
Jayapura dan Kabupaten jayapura
dikarenakan semakin meningkatnya
jumlah kendaraan roda empat
maupun roda dua.
Sementara itu, ruas jalan
utama maupun alternatif yang ada
dan tersedia tidak mengalami
penambahan yang berarti. Hari demi
hari, kepadatan manusia terasa
semakin padat baik di hari kerja
maupun akhir pekan, jalan-jalan
selalu saja bermasalah dengan
kemacetan karena dipenuhi dan
disesaki oleh kendaraan. Jadi, untuk
mencapai tujuan akan lebih lama dan
terasa jenuh.
Permasalahnnya adalah
disebabkan pertambahan penduduk
yang terus bertambah tidak diimbangi
dengan penambahan infrastruktur
jalan yang memadai di perkotaan.
Pada tahun 1980-1990, jumlah
penduduk provinsi Papua baru
mencapai 1,2 juta jiwa. Saat ini,
jumlah penduduk sudah bertambah
menjadi 2 kali lipat yaitu mencapai 2,8
juta jiwa. Hal ini sangat luar biasa,
dimana hanya dalam kurun waktu 20
tahun, penduduk provinsi Papua
menjadi 2 kali lipat dibandingkan
tahun 1980. Lain lagi permasalahan
lainnya, dimana bencana alam terjadi
dimana-mana di sudut kota terutama
di kota Jayapura, (Banjir bandang,
Tanah Longsorl) bahkan lingkungan
kumuh sudah terjadi di Kota-kota
Provinsi maupun Ibukota Kabupaten.
Pertambahan penduduk yang
dahsyat di provinsi Papua disebabkan
dua pemicu yaitu masih tingginya
tingginya tingkat kelahiran dan
besarnya jumlah migrasi masuk.
Angka kelahiran total (TFR) masih
relatif cukup tinggi walau telah terjadi
penurunan karena keberhasilan
pelaksanaan program KB pada kurun
waktu 1980-2000 yang dilakukan
pada masa pemerintahan orde baru
dimana komitmen pemerintah sangat
tinggi, mulai pemimpin tertinggi
sampai di tingkat desa/kelurahan dan
keluarga, yang lebih dikenal dengan
penggarapan dan pembinaan KB
dilakukan secara runtun seperti
penggarapan melalui dasa wisma
sampai panca wisma, dimana 1
keluarga dapat mengkoordinir 5
pasangan usia subur. Pembinaan
lebih berhasil dan peserta KB
semakin lestari dalam ber-KB, bahkan
pemerintah pusat ada program
keberhasilan dari pembangunan yang
dilaksanakan oleh Pemerintah
3
Provinsi (Gubernur) dan Pemerintah
daerah Tingkat Kabupaten
(Bupati/Walikota) dengan Programnya
8 (delapan) sukses pembangunan
yang salah satunya program
didalamnya adalah Suksenya
Program “ KB “.
Akan tetapi, sesudah itu karena
perhatian pemerintah menurun dan
lebih berorientasi pada hal-hal fisik
dan kepentingan sesaat atau jangka
pendek serta permasalahan politik
yang lebih dominan. Perhatian
terhadap penanganan program
KKBPK (Kependudukan, Keluarga
Berencana dan Pembangunan
Keluarga) terpinggirkan bahkan
setelah terjadinya penanganan
program KB di kabupaten/kota yang
desentralisasi, dan di beberapa
kabupaten/kota kurang konsentrasi
dan fokus penanganannnya, kembali
terjadi peningkatan angka kelahiran
laju pertumbuhan penduduk
meningkat sangat tajam yaitu dimana
periode 1990-2000 laju pertumbuhan
penduduk 3,27%, kemudian naik
menjadi 5,39% per tahun periode
2000-2010, Ini mengindikasikan
bahwa pelaksanaan program
Kependudukan, Keluarga Berencana
dan Pembangunan Keluarga (KKBPK)
di Papua masih harus digiatkan lagi
dan menjadi kegiatan strategis dan
prioritas dari pembangunan di Tingkat
Provinsi dan Kabupaten/Kota disemua
sektor pembangunan.
Jumlah dan Laju Pertumbuhan
Penduduk Provinsi Papua
Tahun 1990-2010
Sumber
Data
Jumlah
Penduduk
Tingkat
Pertum
buhan
Sensus
Penduduk
1990
Sensus
Penduduk
2000
Sensus
Penduduk
2010
1.230.264
jiwa
1.684.144
jiwa
2.833.381
jiwa
3,29 %
3,27 %
5,39 %
Sumber: Hasil Sensus Penduduk
4
Jika hal ini terus
berlanjut dan pertumbuhan
penduduk tidak dapat
dikendalikan melalui program
KKBPK, maka predikat penduduk
tumbuh seimbang akan semakin
sulit untuk dicapai di provinsi
Papua, bahkan saat ini mulai
ada kecenderungan kembali
sebagian masyarakat berpikir
pro natalis, terutama sebagian
kecil dari kelompok minoritas
yang takut jika pengikut
kelompok atau marganya akan
semakin berkurang.
Faktor yang menyebabkan
penduduk tumbuh yang sangat
cepat diantaranya angka
kelahiran masih cukup tinggi
dan angka perkawinan wanita
belia masih tinggi yaitu di
beberapa kabupaten/kota
kelompok wanita usia 15-19
tahun masih terjadi kelahiran.
Demikian juga angka kematian
bayi, anak dan ibu melahirkan
juga masih tinggi.
Pertama, akan memperluas
kemiskinan, menghambat pertumbuhan ekonomi, menurunkan potensi perbaikan standar kehidupan seperti kesehatan, nutrisi, pendidikan, pengangguran dan sebagainya.
Pertumbuhan penduduk yang cepat akan berdampak pada :
Kedua, akan mengancam stabilitas
politik, keamanan, serta memicu konflik sosial - horisontal.
Ketiga, akan memaksa anak cucu
kita menghadapi kurangnya daya dukung dan daya tampung lingkungan sehingga terjadi pembangunan yang tidak berkelanjutan.
5
Pertama, tentu dimulai dari
aspek pengendalian kuantitas
kemudian kualitas. Hal ini
dikarenakan dengan jumlah keluarga
yang kecil akan lebih banyak
kesempatan mendidik/mengasuh
tumbuh kembang anak dan
memberikan asupan gizi yang
memadai.
Dalam hal ini, praktek keluarga
berencana dijadikan norma di
masyarakat. Keluarga Berencana
(KB) dengan kontrasepsi yang
tersedia dan terjangkau serta
pelayanan yang semakin meluas
bahkan gratis bagi keluarga miskin
merupakan salah satu dari faktor
penentu yang dapat menekan laju
pertumbuhan penduduk yang
berujung pada pertumbuhan
penduduk yang stabil.
Kedua, semakin memperluas
kesempatan pendidikan bagi
masyarakat khususnya kaum
perempuan, tentu amat berkorelasi
positif terhadap kecilnya ukuran
keluarga karena semakin tinggi
pendidikan wanita biasanya usia
perkawinan semakin dewasa serta
perencanaan berkeluarga semakin
baik.
Selain apabila seorang ibu
memiliki derajat pendidikan yang
tinggi, wawasan sosial ekonomi juga
semakin baik termasuk kesertaannya
dalam ber-KB. Kesempatan dalam
lapangan pekerjaan yang luas bagi
perempuan juga menjadi determinan
penentu yang mempengaruhi jumlah
anak yang dimiliki.
Adapun solusi agar laju pertumbuhan penduduk tidak terlalu tinggi, persebaran lebih proporsional serta sumber daya manusia berkualitas di
masa akan datang yaitu :
Maka perhatian dan komitmen pemerintah terhadap pengaturan kelahiran melalui program KB haruslah tinggi dan lebih fokus. Pemerintah selaku pemangku kebijakan harus sudah lebih berkonsentrasi pada persiapan SDM masa depan melalui program KB serta memperluas informasi tentang kependudukan dan KB ke masyarakat. Semoga hal ini dapat diwujudkan menjadi kenyataan.
6
Penduduk yang tumbuh seimbang hanya menjadi angan-angan apabila angka
kelahiran masih tinggi, angka kematian bayi, anak dan ibu melahirkan juga masih
tinggi atau tidak dapat diturunkan.
Harapannya, penduduk dapat tumbuh seimbang dan lebih mempercepat
membangun mimpi kita agar lebih sejahtera dapat terwujud atau tidak merupakan
sebuah halusinasi.