pendidikan politik

2
 Pol iti k, pendidika n, dan pend idi kan pol iti k memang, poli tik adalah segala bentuk tindakan yang disengaja dan dipandu oleh tujuan dan nilai-nilai. Dalam masyarakat majemuk. Pertanyaannya adalah bagaimana dan apakah mungkin untuk mencapai konsensus tentang nilai-nilai. Tetapi mereka yang bertanggung jawab untuk pendidikan politik harus memastikan  bahwa nilai-nilai yang digunakan adalah nilai-nilai sah yang terlegitimasi dan diupayakan terkonsentrasi pada nilai-nilai positif. Untuk semua ini, politik tidak boleh dipahami sebagai  perwujudan dari nilai-nilai yang paling penting, melainkan sebagai cara mengatur konflik dan sebagai per juan gan unt uk mencapai sistem terbai k ber das arkan tuj uan umum yang dapa t dianggap sebagai pedoman yang mendasari sebuah proses yang tidak pernah berakhir. Jika partai politik memiliki good will  untuk memperbaiki diri maka tentunya sebagai salah satu instrumen penting dalam pendidikan politik masyarakat,parpol dapat memberikan kontribusi nyata terhadap perubahan dan perbaikan. Tidak hanya menekan angka golput dan huru hara pada saat pemilu, pendidikan politik yang baik bahkan dapat mendorong tingginya angka ket erwaki lan per empu an sei rin g dengan peningkat an kesadaran mas yarakat dan meningkatnya keinginan dan kapasitas perempuan, baik kader partai maupun non partai, untuk terjun di dalam politik. alah satu yang paling essensial adalah bahwa partai politik juga  berperan dalam membangun karakter bangsa. Pendidikan politik yang diberikan sejatinya dapat memperkental karakter toleransi dan kekeluargaan sehingga dapat meningkatkan nasionalisme dan penerimaan atas keberagaman.  Dengan demikian jika fungsi pendidikan politik ini dijalankan secara maksimal maka tidak hany a dapat mer ekr ut kade r ata u simpat isa n par tai tet api juga dapa t dapa t men ingkat kan kesadaran masyarakat terutama pemilih pemula terhadap urgensi keterlibatan mereka di dalam  proses-proses politik seperti di dalam Pe milu dalam membangun masa depan bangsa.!etiawan D" Dinamika politik #ndonesia selama $% tahun terakhir, sejak gerakan reformasi dimulai, menunjukkan bangunan politik yang mengalami kerapuhan. Dasar pembangunan pendidikan  politik cenderung diabaikan sehingga partai politik banyak bermunculan dan mengalami  bongkar pasang kepengurusan sebagai akibat rapuhnya pendidikan politik. alah satu faktor yang menimbulkan kerapuhan politik adalah pendidikan politik sejak $% tahun terakhir belum  berjalan secara maksimal dan cenderung sporadis. Partai politik yang seharusnya memiliki tanggung jawab uta ma unt uk member ika n pendidika n par tai pol iti k bagi kaderny a dan

description

politik

Transcript of pendidikan politik

Politik, pendidikan, dan pendidikan politik memang, politik adalah segala bentuk tindakan yang disengaja dan dipandu oleh tujuan dan nilai-nilai. Dalam masyarakat majemuk. Pertanyaannya adalah bagaimana dan apakah mungkin untuk mencapai konsensus tentang nilai-nilai. Tetapi mereka yang bertanggung jawab untuk pendidikan politik harus memastikan bahwa nilai-nilai yang digunakan adalah nilai-nilai sah yang terlegitimasi dan diupayakan terkonsentrasi pada nilai-nilai positif. Untuk semua ini, politik tidak boleh dipahami sebagai perwujudan dari nilai-nilai yang paling penting, melainkan sebagai cara mengatur konflik dan sebagai perjuangan untuk mencapai sistem terbaik berdasarkan tujuan umum yang dapat dianggap sebagai pedoman yang mendasari sebuah proses yang tidak pernah berakhir.Jika partai politik memilikigood willuntuk memperbaiki diri maka tentunya sebagai salah satu instrumen penting dalam pendidikan politik masyarakat,parpol dapat memberikan kontribusi nyata terhadap perubahan dan perbaikan. Tidak hanya menekan angka golput dan huru hara pada saat pemilu, pendidikan politik yang baik bahkan dapat mendorong tingginya angka keterwakilan perempuan seiring dengan peningkatan kesadaran masyarakat dan meningkatnya keinginan dan kapasitas perempuan, baik kader partai maupun non partai, untuk terjun di dalam politik. Salah satu yang paling essensial adalah bahwa partai politik juga berperan dalam membangun karakter bangsa.Pendidikan politik yang diberikan sejatinya dapat memperkental karakter toleransi dan kekeluargaan sehingga dapat meningkatkan nasionalisme dan penerimaan atas keberagaman. Dengan demikian jika fungsi pendidikan politik ini dijalankan secara maksimal maka tidak hanya dapat merekrut kader atau simpatisan partai tetapi juga dapat dapat meningkatkan kesadaran masyarakat terutama pemilih pemula terhadap urgensi keterlibatan mereka di dalam proses-proses politik seperti di dalam Pemilu dalam membangun masa depan bangsa.(Setiawan D)Dinamika politik Indonesia selama 15 tahun terakhir, sejak gerakan reformasi dimulai, menunjukkan bangunan politik yang mengalami kerapuhan. Dasar pembangunan pendidikan politik cenderung diabaikan sehingga partai politik banyak bermunculan dan mengalami bongkar pasang kepengurusan sebagai akibat rapuhnya pendidikan politik. Salah satu faktor yang menimbulkan kerapuhan politik adalah pendidikan politik sejak 15 tahun terakhir belum berjalan secara maksimal dan cenderung sporadis. Partai politik yang seharusnya memiliki tanggung jawab utama untuk memberikan pendidikan partai politik bagi kadernya dan simpatisan tidak berjala sebagaimana mestinya. Akibatnya, proses demokrasi mengalami banyak persoalan dari aspek sistem yang berjalan sampai pada aspek pendidikan untuk pemilih pemula.(hastangka)Kegagalan partai politik dalam menjalankan kepentingan masyarakat bisa dilihat pada salah satu partai politik di indonesia yaitu PDIP yang gagal menjalankan fungsinya. Dimana partai politik ini dianggap oleh masyarakat tidak memilki kualitas yang kuat didalamnya. Yang menjadi penyebabnya adalah ketika Puan Maharani di usung oleh PDIP untuk menjadi capres 2014 lantaran ia sebagai adik Megawati Soekarno Putri. Dalam konteks tersebut partai lebih mengutamakan faktor popularitas ketimbang kadernya untuk bisa maju sebagai calon presiden dan calon legislatif. Sehingga hampir setiap partai politik mengusung artis untuk menjadi calon legislatif dari partainya. Oleh karena itu, Fungsi partai politik tidak berjalan seperti sosialisasi politik, kaderisasi dan agregasi kepentingan masyarakat.Masalahnya, ketika terpilih menjadi anggota dewan di parlemen tidak bisa mengerjakan tugasnya sebagai mestinya tugas anggota parlemen. Sehingga dengan ketikmampuannya dalam mengurusi semua kebijakan yang mengutamakan kepentingan rakyat dia atas segalanya. Maka tidak sedikit yang melakukan tindakan korupsi seperti Agelina Shondakh. Selain itu, terabaikannya fungsi-fungsi sebagai anggota dewan yang mementingkan kepentingan rakyat seperti, fungsi legislasi, pengawasan dan penganggaran tidak akan berjalan malah cenderung kacau balau. Karena mereka tidak tahu bagaimana cara menangani tugas legislasi, pengawasan dan penganggaran.(prayoga)