PENDIDIKAN PANCASILA.ppt

137
PENDIDIKAN PENDIDIKAN PANCASILA PANCASILA

Transcript of PENDIDIKAN PANCASILA.ppt

Page 1: PENDIDIKAN PANCASILA.ppt

PENDIDIKAN PENDIDIKAN PANCASILAPANCASILA

Page 2: PENDIDIKAN PANCASILA.ppt

FUNGSI PENDIDIKAN TINGGIFUNGSI PENDIDIKAN TINGGI

Mampu menghasilkan :Mampu menghasilkan :

1.1. Manusia unggul secara intelektual Manusia unggul secara intelektual dan anggun secara moraldan anggun secara moral

2.2. Kompeten serta menguasai ilmu Kompeten serta menguasai ilmu pengetahuan, teknologi, dan senipengetahuan, teknologi, dan seni

3.3. Memiliki komitmen tinggi untuk Memiliki komitmen tinggi untuk berbagai peran sosialberbagai peran sosial

Page 3: PENDIDIKAN PANCASILA.ppt

Perlunya Memahami PancasilaPerlunya Memahami Pancasila1. Memiliki pemahaman yang sama1. Memiliki pemahaman yang sama2. Memiliki persepsi & sikap yang sama2. Memiliki persepsi & sikap yang sama3. Saat ini kredibilitasnya diragukan & 3. Saat ini kredibilitasnya diragukan & perdebatanperdebatan

Sebab kredibilitas Pancasila diragukan & Sebab kredibilitas Pancasila diragukan & DiperdebatkanDiperdebatkan1.1. Penerapan Pancasila dilepaskan dari Penerapan Pancasila dilepaskan dari

prinsip dasar, filosofinyaprinsip dasar, filosofinya2.2. Adanya krisis multi dimensional yang Adanya krisis multi dimensional yang

diikuti fenomena disentegrasi bangsadiikuti fenomena disentegrasi bangsa

Page 4: PENDIDIKAN PANCASILA.ppt

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2012TAHUN 2012

TENTANG PENDIDIKAN TINGGITENTANG PENDIDIKAN TINGGI

Pasal 35Pasal 35

(3) Kurikulum pendidikan tinggi sebagaimana dimaksud ayat (1) (3) Kurikulum pendidikan tinggi sebagaimana dimaksud ayat (1) wajib memuat mata kuliah :wajib memuat mata kuliah :

a.a. AgamaAgama

b.b. PancasilaPancasila

c.c. Kewarganegaraan Kewarganegaraan

d.d. Bahasa Indonesia Bahasa Indonesia

Penjelasan :Penjelasan :

Huruf b :Huruf b :

Yang dimaksud dengan “mata kuliah” Pancasila adalah Yang dimaksud dengan “mata kuliah” Pancasila adalah pendidikan untuk memberikan pemahaman dan pendidikan untuk memberikan pemahaman dan penghayatan kepada mahasiswa mengenai ideologi bangsa penghayatan kepada mahasiswa mengenai ideologi bangsa IndonesiaIndonesia

Page 5: PENDIDIKAN PANCASILA.ppt

I. Latar BelakangI. Latar Belakang Masalah yang direnungi manusia melalui pemikiran Masalah yang direnungi manusia melalui pemikiran

kefilsafatan :kefilsafatan :1.1. Apa hakekat alam semestaApa hakekat alam semesta2.2. Dari mana dan bagaimana alam semesta terjadiDari mana dan bagaimana alam semesta terjadi3.3. Apa hakekat manusiaApa hakekat manusia4.4. Apa tujuan hidup manusiaApa tujuan hidup manusia5.5. Mengapa ada kematian dan apa yang terjadi setelah Mengapa ada kematian dan apa yang terjadi setelah

kematiankematian6.6. Apa sumber kebenaran Apa sumber kebenaran

Masalah tersebut memerlukan jawaban, sebab rohani Masalah tersebut memerlukan jawaban, sebab rohani menuntut pemenuhan psikologis-spritual. Oleh karena itu menuntut pemenuhan psikologis-spritual. Oleh karena itu manusia melakukan perenungan dalam masalah tersebut manusia melakukan perenungan dalam masalah tersebut dan lahirlah pemikiran filsafat.dan lahirlah pemikiran filsafat.

Menurut sejarah, perkembangan filsafat tentu dimulai di Menurut sejarah, perkembangan filsafat tentu dimulai di Timur Tengah antara lain di lembah sungai Nil (Mesir) pada Timur Tengah antara lain di lembah sungai Nil (Mesir) pada tahun 5000-3000 SM. Sedang filsafat Barat tertua dimulai tahun 5000-3000 SM. Sedang filsafat Barat tertua dimulai di Yunani pada tahun 700 SM.di Yunani pada tahun 700 SM.

FILSAFAT

Page 6: PENDIDIKAN PANCASILA.ppt

II. Pengertian FilsafatII. Pengertian Filsafat1.1. Secara etimologi :Secara etimologi :

a.a. Prof. Drs. John S. Brubacher : Filsafat Prof. Drs. John S. Brubacher : Filsafat berasal dari bahasa Yunani, filos dan berasal dari bahasa Yunani, filos dan sofia yang berarti cinta kebijaksanaan sofia yang berarti cinta kebijaksanaan atau ilmu pengetahuan.atau ilmu pengetahuan.

b.b. Runes : Filsafat berasal dari bahasa Runes : Filsafat berasal dari bahasa Yunani, philip dan sophia yang berarti Yunani, philip dan sophia yang berarti cinta kebijaksanaan.cinta kebijaksanaan.

2.2. Ditinjau dari substansi :Ditinjau dari substansi :a.a. Obyek material : segala sesuatu yang Obyek material : segala sesuatu yang

ada dan mungkin ada, misalnya konkrit, ada dan mungkin ada, misalnya konkrit, abstrak, alam metafisis, nilai agama, abstrak, alam metafisis, nilai agama, Tuhan.Tuhan.

b.b. Objek formal : Menyelidiki segala Objek formal : Menyelidiki segala sesuatu yang tidak terbatas dengan sesuatu yang tidak terbatas dengan sedalam-dalamnya untuk mengetahui sedalam-dalamnya untuk mengetahui hakekatnya.hakekatnya.

Page 7: PENDIDIKAN PANCASILA.ppt

3. Batasan3. Batasana.a. Filsafat sebagai kegiatan Filsafat sebagai kegiatan

merupakan pemikiran yang tinggi, merupakan pemikiran yang tinggi, murni, dan mendalam tentang murni, dan mendalam tentang sesuatu untuk mencari kebenaran.sesuatu untuk mencari kebenaran.

b.b. Filsafat sebagai hasil pemikiran Filsafat sebagai hasil pemikiran merupakan suatu ajaran atau merupakan suatu ajaran atau sistem nilai, baik dalam bentuk sistem nilai, baik dalam bentuk pandangan hidup maupun idiologi pandangan hidup maupun idiologi yang dianut masyarakat atau yang dianut masyarakat atau bangsa.bangsa.

Page 8: PENDIDIKAN PANCASILA.ppt

III. Sistematika Filsafat III. Sistematika Filsafat a.a. OntologiOntologi

- Runes : ontologi adalah teori tentang Runes : ontologi adalah teori tentang keberadaan atau ilustrasi.keberadaan atau ilustrasi.

- Aristatoles : ontologi adalah ilmu yang Aristatoles : ontologi adalah ilmu yang menyelidiki hakekat sesuatu.menyelidiki hakekat sesuatu.

- Masalah : Apakah realitas yang nampak Masalah : Apakah realitas yang nampak adalah suatu realitas sebagai wujudnya, adalah suatu realitas sebagai wujudnya, yakni benda atau materi, atau ada yakni benda atau materi, atau ada sesuatu rahasia dibalik realitas itu.sesuatu rahasia dibalik realitas itu.

- Bidang penyelidikan tentang makna Bidang penyelidikan tentang makna keberadaan atau eksistensi manusia, keberadaan atau eksistensi manusia, benda, alam semesta, sesuatu yang benda, alam semesta, sesuatu yang mutlak.mutlak.

Page 9: PENDIDIKAN PANCASILA.ppt

b.b. Epistimologi Epistimologi - Runes : Cabang filsafat yang mempelajari Runes : Cabang filsafat yang mempelajari

asal, sejarah, metode dan validitas ilmu asal, sejarah, metode dan validitas ilmu pengetahuan.pengetahuan.

- Bidang : meneliti sumber pengetahuan, proses Bidang : meneliti sumber pengetahuan, proses dan syarat terjadinya pengetahuan, batas dan dan syarat terjadinya pengetahuan, batas dan validitas ilmu pengetahuan.validitas ilmu pengetahuan.

c.c. Axiologi Axiologi - Runes : Teori nilai, yakni sesuatu yang Runes : Teori nilai, yakni sesuatu yang

diinginkan, disukai, atau yang baik.diinginkan, disukai, atau yang baik.- Bidang : menyelidiki hakekat nilai, kriteria, Bidang : menyelidiki hakekat nilai, kriteria,

kedudukan meta fisika, suatu nilai.kedudukan meta fisika, suatu nilai.- Prof. Dr. Brameld : Axiologi adalah suatu Prof. Dr. Brameld : Axiologi adalah suatu

cabang filsafat yang menyelidiki :cabang filsafat yang menyelidiki :1.1. Tingkah laku moral, yang berwujud etika.Tingkah laku moral, yang berwujud etika.2.2. Ekspresi etika, yang berwujud estetika atau Ekspresi etika, yang berwujud estetika atau

seni dan keindahan.seni dan keindahan.3.3. Sosio-politik, yang berwujud ideologi.Sosio-politik, yang berwujud ideologi.

Page 10: PENDIDIKAN PANCASILA.ppt

IV. Aliran FilsafatIV. Aliran Filsafat1.1. Aliran materialisme : mengajarkan Aliran materialisme : mengajarkan

bahwa hakekat realitas semesta bahwa hakekat realitas semesta termasuk makhluk hidup adalah termasuk makhluk hidup adalah materi.materi.

2.2. Aliran idealisme / spritualisme : Aliran idealisme / spritualisme : mengajarkan bahwa ide atau spirit mengajarkan bahwa ide atau spirit manusia yang menentukan hidup manusia yang menentukan hidup dan pengertian manusia.dan pengertian manusia.

3.3. Aliran realisme : mengajarkan bahwa Aliran realisme : mengajarkan bahwa realitas itu merupakan sintesis realitas itu merupakan sintesis antara jasmani dan rohani, materi antara jasmani dan rohani, materi dengan non materi.dengan non materi.

Page 11: PENDIDIKAN PANCASILA.ppt

V. Sistem FilsafatV. Sistem Filsafat- Sistem filsafat adalah ajaran filasafat yang Sistem filsafat adalah ajaran filasafat yang

bulat tentang berbagai aspek kehidupan bulat tentang berbagai aspek kehidupan yang mendasar, yang mengajarkan tentang yang mendasar, yang mengajarkan tentang sumber dan hakekat realitas, filsafat hidup, sumber dan hakekat realitas, filsafat hidup, dan tata nilai (etika).dan tata nilai (etika).

- Ajaran filsafat dianggap sebagai kebenaran Ajaran filsafat dianggap sebagai kebenaran dan menjadi norma dasar atau kriteria dalam dan menjadi norma dasar atau kriteria dalam menilai bagaimana sikap dan tingkah laku menilai bagaimana sikap dan tingkah laku manusia. Norma ini disebut etika atau moral.manusia. Norma ini disebut etika atau moral.

- Kesetiaan warga negara kepada bangsa dan Kesetiaan warga negara kepada bangsa dan negara, dapat diukur dari kesetiaan warga negara, dapat diukur dari kesetiaan warga negara kepada norma dasar atau negara kepada norma dasar atau sistem/ajaran fislafat suatu bangsa sistem/ajaran fislafat suatu bangsa (Pancasila).(Pancasila).

Page 12: PENDIDIKAN PANCASILA.ppt

VI. Filsafat PancasilaVI. Filsafat Pancasila- Nilai Pancasila merupakan nilai dasar yang Nilai Pancasila merupakan nilai dasar yang

berkembang dalam sosio-budaya Indonesia dan berkembang dalam sosio-budaya Indonesia dan menjadi pandangan hidup (filsafat hidup) dan menjadi pandangan hidup (filsafat hidup) dan diyakini sebagai jiwa dan kepribadian bangsa.diyakini sebagai jiwa dan kepribadian bangsa.

- Pancasila mencerminkan nilai dan pandangan Pancasila mencerminkan nilai dan pandangan mendasar bangsa Indonesia dalam hubungannya mendasar bangsa Indonesia dalam hubungannya dengan sumber kesemestaan, yakni Tuhan, asas dengan sumber kesemestaan, yakni Tuhan, asas Ketuhanan merupakan asas fundamental dan Ketuhanan merupakan asas fundamental dan mencerminkan identitas atau kepribadian mencerminkan identitas atau kepribadian bangsa Indonesia yang religius.bangsa Indonesia yang religius.

- Asas kemanusiaan yang adil dan beradab, Asas kemanusiaan yang adil dan beradab, kesatuan Indonesia dan seterusnya kesatuan Indonesia dan seterusnya mencerminkan asas cinta sesama, persatuan, mencerminkan asas cinta sesama, persatuan, kekeluargaan, dan keadilan.kekeluargaan, dan keadilan.

Page 13: PENDIDIKAN PANCASILA.ppt

- Filsafat Pancasila mencakup sistematika :Filsafat Pancasila mencakup sistematika :1.1. Bidang ontologi : menyelidiki makna, sumber, Bidang ontologi : menyelidiki makna, sumber,

jenis, dan hakekat ada : termasuk ada alam, jenis, dan hakekat ada : termasuk ada alam, manusia, metafisika, dan kasmologi.manusia, metafisika, dan kasmologi.

2.2. Bidang epistimologi : menyelidiki makna dan Bidang epistimologi : menyelidiki makna dan nilai ilmu pengetahuan, sumber, syarat, proses nilai ilmu pengetahuan, sumber, syarat, proses terjadinya, validitas, dan hakekat ilmu.terjadinya, validitas, dan hakekat ilmu.

3.3. Bidang axiologi : Menyelidiki makna, sumber, Bidang axiologi : Menyelidiki makna, sumber, jenis, tingkatan, dan hakekat nilai, termasuk jenis, tingkatan, dan hakekat nilai, termasuk estetika, etika, ketuhanan dan agama.estetika, etika, ketuhanan dan agama.

- Filsafat Pancasila memberikan pedoman Filsafat Pancasila memberikan pedoman bagaimana kedudukan, hak dan kewajiban bagaimana kedudukan, hak dan kewajiban manusia terhadap Tuhan, alam, negara, sesama, manusia terhadap Tuhan, alam, negara, sesama, budaya dan sebagainya.budaya dan sebagainya.

Page 14: PENDIDIKAN PANCASILA.ppt

SEJARAH PERJUANGAN SEJARAH PERJUANGAN BANGSABANGSA

A. Pengertian nasionalismeA. Pengertian nasionalisme1.1. Suatu ideologi dan bentuk perilakuSuatu ideologi dan bentuk perilaku

2.2. Suatu cita-cita yang memberi batas Suatu cita-cita yang memberi batas antara satu bangsa dengan bangsa antara satu bangsa dengan bangsa lain dan antara satu negara dengan lain dan antara satu negara dengan negara lainnegara lain

3.3. Suatu kesatuan antara politik dengan Suatu kesatuan antara politik dengan etnisitasetnisitas

Page 15: PENDIDIKAN PANCASILA.ppt

- Unsur Nasionalisme :- Unsur Nasionalisme :

1.1. Unsur pokok : ras, etnik, bahasa, Unsur pokok : ras, etnik, bahasa, agama, peradaban, wilayah, agama, peradaban, wilayah, negara, kewarganegaraannegara, kewarganegaraan

2.2. Unsur tambahan :Unsur tambahan :a.a. Adanya persamaan hak dan kewajiban Adanya persamaan hak dan kewajiban

setiap orang berperan dalam kelompok setiap orang berperan dalam kelompok masyarakatmasyarakat

b.b. Adanya persamaan kepentingan Adanya persamaan kepentingan ekonomi (nasionalisme modern)ekonomi (nasionalisme modern)

Page 16: PENDIDIKAN PANCASILA.ppt

- Timbulnya nasionalisme :Timbulnya nasionalisme : Ada Ada persamaan nasib, sejarah, dan nasib, sejarah, dan kepentingan hidup bersama kepentingan hidup bersama sebagai sebagai bangsa yang merdeka, bersatu dan bangsa yang merdeka, bersatu dan berdaulat berdaulat- Tanda nasionalismeTanda nasionalisme

Ada patriotisme yakni cinta tanah airAda patriotisme yakni cinta tanah air

Page 17: PENDIDIKAN PANCASILA.ppt

B.B. Perkembangan Konsep Nasionalisme Perkembangan Konsep Nasionalisme ::

- Tujuan lahirnya nasionalisme :Tujuan lahirnya nasionalisme :1.1. Menghilangkan diskriminasi yang diciptakan Menghilangkan diskriminasi yang diciptakan

penjajahpenjajah

2.2. Memerangi kemiskinan dan kebodohan Memerangi kemiskinan dan kebodohan akibat penjajahanakibat penjajahan

- Nasionalisme Indonesia bersifat Nasionalisme Indonesia bersifat integratif yang mencakup 3 aspek :integratif yang mencakup 3 aspek :

1.1. Integrasi etnis yang diwujudkan satu Integrasi etnis yang diwujudkan satu kesatuan bangsakesatuan bangsa

2.2. Integrasi sosial, yang diwujudkan dengan Integrasi sosial, yang diwujudkan dengan sistem kehidupan “sama rata sama rasa”sistem kehidupan “sama rata sama rasa”

Page 18: PENDIDIKAN PANCASILA.ppt

- Karakteristik nasionalisme Indonesia Karakteristik nasionalisme Indonesia ::

1.1. Bersifat kerakyatan sosialistis, yang Bersifat kerakyatan sosialistis, yang bercita-cita mewujudkan masyarakat bercita-cita mewujudkan masyarakat adil makmuradil makmur

2.2. Bersifat demokratis, untuk mewujudkan Bersifat demokratis, untuk mewujudkan tata hubungan dalam masyarakat yang tata hubungan dalam masyarakat yang seimbang dan serasiseimbang dan serasi

3.3. Bersifat politis, untuk mewujudkan Bersifat politis, untuk mewujudkan negara kesatuan, merdeka dan negara kesatuan, merdeka dan berdaulatberdaulat

Page 19: PENDIDIKAN PANCASILA.ppt

- Tahap perkembangan nasionalisme :Tahap perkembangan nasionalisme :1.1. Periode 1945-1950 tahap transitif : Periode 1945-1950 tahap transitif :

muncul perbedaan pandangan diantara muncul perbedaan pandangan diantara berbagai kelompok masyarakatberbagai kelompok masyarakat

2.2. Periode 1950-1960 tahap destruktif : Periode 1950-1960 tahap destruktif : terjadi pertentangan yang bersifat terjadi pertentangan yang bersifat ideologis dan sulit didamaikan.ideologis dan sulit didamaikan.

3.3. Periode 1960-1965 tahap agresif : Periode 1960-1965 tahap agresif : agresif terhadap perbedaan pendapat, agresif terhadap perbedaan pendapat, pendapat yang berbeda sebagai lawan, pendapat yang berbeda sebagai lawan, semangat ideologis sangat menonjol, semangat ideologis sangat menonjol, kontraduktif dan antagoniskontraduktif dan antagonis

Page 20: PENDIDIKAN PANCASILA.ppt

4. 4. Periode 1965-1978 tahap integatif : Periode 1965-1978 tahap integatif : persatuan dan kesatuan menjadi kokoh persatuan dan kesatuan menjadi kokoh kembali, konsensus dapat diwujudkan, kembali, konsensus dapat diwujudkan, diwarnai dengan semangat membangundiwarnai dengan semangat membangun

- Mulai 1980 nasionalisme menghadapi Mulai 1980 nasionalisme menghadapi tantangan baru yaitu revolusi komunikasi tantangan baru yaitu revolusi komunikasi dan informasi, yang mengakibatkan dan informasi, yang mengakibatkan perubahan kehidupan masyarakat perubahan kehidupan masyarakat berlangsung dengan cepatberlangsung dengan cepat

- Akibat perubahan yang cepat :Akibat perubahan yang cepat :1.1. Adanya informasi yang berlebihan, sehingga Adanya informasi yang berlebihan, sehingga

informasi hanya mempunyai daya laku informasi hanya mempunyai daya laku sebentarsebentar

Page 21: PENDIDIKAN PANCASILA.ppt

2.2. Timbulnya kontraduksi informasi, sehingga Timbulnya kontraduksi informasi, sehingga dapat melecehkan kekuasaan disegala aspek dapat melecehkan kekuasaan disegala aspek kehidupankehidupan

3.3. Timbulnya rasa “pesisme” terhadap Timbulnya rasa “pesisme” terhadap perkerkembangan yang ada, sehingga dapat perkerkembangan yang ada, sehingga dapat menimbulkan sikap acuh atau radikalmenimbulkan sikap acuh atau radikal

4.4. Interaksi antar budaya semakin intens, Interaksi antar budaya semakin intens, sehingga pengaruh budaya asing semakin sehingga pengaruh budaya asing semakin besar dan sebagian masyarakat lebih bangga besar dan sebagian masyarakat lebih bangga dengan budaya dan produk asing.dengan budaya dan produk asing.

- Perlu mengembangkan nasionalisme baru Perlu mengembangkan nasionalisme baru yang bercirikan :yang bercirikan :

1.1. Cita-cita persatuan dan kesatuan bangsa Cita-cita persatuan dan kesatuan bangsa mendahulukan perwujudan kesejahteraan dan mendahulukan perwujudan kesejahteraan dan keadilankeadilan

Page 22: PENDIDIKAN PANCASILA.ppt

2. 2. Individualisme diganti dengan cita-cita Individualisme diganti dengan cita-cita kemasyarakatankemasyarakatan

3. 3. Orientasi eletis diganti orientasi massaOrientasi eletis diganti orientasi massa

4.4. Pandangan ideologi tertutup dan sakral menjadi Pandangan ideologi tertutup dan sakral menjadi ideologi terbuka dan rasionalideologi terbuka dan rasional

5.5. Kesadaran mengembangkan rasa percaya diri, Kesadaran mengembangkan rasa percaya diri, keberanian, dan bertanggung jawab menjaga keberanian, dan bertanggung jawab menjaga martabat bangsamartabat bangsa

IDENTITAS NASIONAL DAN INTEGRASIIDENTITAS NASIONAL DAN INTEGRASI

BANGSABANGSA

A.A. Pengertian konseptualPengertian konseptual- Identitas konseptualIdentitas konseptual

Jati diri bangsa yang menampilkan karakteristik Jati diri bangsa yang menampilkan karakteristik tertentu dan berbeda dengan bangsa laintertentu dan berbeda dengan bangsa lain

Page 23: PENDIDIKAN PANCASILA.ppt

- Integrasi bangsa :Integrasi bangsa :Suatu proses penyatuan komponen bangsa, Suatu proses penyatuan komponen bangsa, yaitu masyarakat yang baik diwilayah yaitu masyarakat yang baik diwilayah negara, memiliki persamaan sejarah, negara, memiliki persamaan sejarah, kesatuan simbol, dan perasaan subyektif kesatuan simbol, dan perasaan subyektif yang mengikat antara satu anggota dengan yang mengikat antara satu anggota dengan anggota yang lain.anggota yang lain.

-- Indonesia yang memiliki Indonesia yang memiliki keanekaragaman suku, bahasa, dan keanekaragaman suku, bahasa, dan agama memerlukan faham agama memerlukan faham kebangsaan yang berperan sebagai kebangsaan yang berperan sebagai alat untuk membantun integrasi politikalat untuk membantun integrasi politik

Page 24: PENDIDIKAN PANCASILA.ppt

- Integrasi politik adalah penyatuan Integrasi politik adalah penyatuan masyarakat yang majemuk dalam masyarakat yang majemuk dalam suku, bahasa, agama, budaya dan suku, bahasa, agama, budaya dan peradaban, serta wilayah kehidupan peradaban, serta wilayah kehidupan kedalam satu kesatuan sistem politik kedalam satu kesatuan sistem politik nasionalnasional

- Integrasi politik mencakup 2 masalah :Integrasi politik mencakup 2 masalah :1.1. Bagaimana membuat rakyat tunduk dan Bagaimana membuat rakyat tunduk dan

patuh pada kesamaan negarapatuh pada kesamaan negara2.2. Bagaimana meningkatkan konsensus Bagaimana meningkatkan konsensus

normatif yang mengatur tingkah laku normatif yang mengatur tingkah laku politik masyarakat atau individu yang ada politik masyarakat atau individu yang ada di dalamnyadi dalamnya

Page 25: PENDIDIKAN PANCASILA.ppt

- Penyatuan masyarakat dilakukan Penyatuan masyarakat dilakukan melalui integrasi politik yang melalui integrasi politik yang meliputi :meliputi :

1.1. Integrasi bangsa, dengan pola Integrasi bangsa, dengan pola pembentukan k esetiaan nasional tanpa pembentukan k esetiaan nasional tanpa mengharuskan kebudayaan kelompok mengharuskan kebudayaan kelompok kecilkecil

2.2. Integrasi wilayah, yaitu pembentukan Integrasi wilayah, yaitu pembentukan kewenangan pusat terhadap daerah yang kewenangan pusat terhadap daerah yang lebih kecil yang terdiri atas satu atau lebih kecil yang terdiri atas satu atau lebih kelompok budayalebih kelompok budaya

3.3. Integrasi nilai, yaitu penciptaan sistem Integrasi nilai, yaitu penciptaan sistem nilai yang dipandang ideal, baik dan adil nilai yang dipandang ideal, baik dan adil dengan berbagai kelompok masyarakatdengan berbagai kelompok masyarakat

Page 26: PENDIDIKAN PANCASILA.ppt

4.4. Integrasi elit politik dengan massa yaitu Integrasi elit politik dengan massa yaitu menghubungkan antara golongan elit yang menghubungkan antara golongan elit yang memerintah dengan rakyat yang diperintahmemerintah dengan rakyat yang diperintah

5.5. Integrasi perilaku, yaitu kesediaan warga negara Integrasi perilaku, yaitu kesediaan warga negara bekerjasama dalam satu organisasi dan bekerjasama dalam satu organisasi dan berperilaku sesuai dengan cara yang dapat berperilaku sesuai dengan cara yang dapat membantu pencapaian tujuan organisasimembantu pencapaian tujuan organisasi

- Penerjemah integrasi bangsa ke dalam 4 Penerjemah integrasi bangsa ke dalam 4 nilainilai

1.1. Integrasi bangsa menuntut perlakuan persamaan Integrasi bangsa menuntut perlakuan persamaan hak bagi setiap warga negarahak bagi setiap warga negara

2.2. Integrasi bangsa menuntut jami nan keadilan bagi Integrasi bangsa menuntut jami nan keadilan bagi setiap warga negara setiap warga negara

3.3. Integrasi bangsa menuntut dukungan partisipasi Integrasi bangsa menuntut dukungan partisipasi masyarakat dalam proses penyelenggaraan masyarakat dalam proses penyelenggaraan negaranegara

4.4. Integrasi bangsa menuntut sikap keterbukaanIntegrasi bangsa menuntut sikap keterbukaan

Page 27: PENDIDIKAN PANCASILA.ppt

B.B. Faktor pembentukan identitas nasionalFaktor pembentukan identitas nasional1.1. Priordialisme : ikatan kekerabatan dan Priordialisme : ikatan kekerabatan dan

kesamaan suku bangsa, daerah, bahasa, dan kesamaan suku bangsa, daerah, bahasa, dan adat istiadatadat istiadat

2.2. Keagamaan : kesamaan agama yang dipeluk Keagamaan : kesamaan agama yang dipeluk

3.3. Pemimpin bangsa : kepemimpinan seorang Pemimpin bangsa : kepemimpinan seorang tokoh yang disegani tokoh yang disegani

4.4. Sejarah bangsa : persepsi yang sama Sejarah bangsa : persepsi yang sama tentang asal-usul atau pengalaman masa lalutentang asal-usul atau pengalaman masa lalu

5.5. Bhineka tunggal ika : prinsip bersatu dalam Bhineka tunggal ika : prinsip bersatu dalam perbedaanperbedaan

6.6. Perkembangan ekonomi : industrialisasi Perkembangan ekonomi : industrialisasi melahirkan, ketergantungan antar anggota melahirkan, ketergantungan antar anggota masyarakat dan solidaritasmasyarakat dan solidaritas

Page 28: PENDIDIKAN PANCASILA.ppt

III.III. WACANA DAN PRAKTIK FAHAM WACANA DAN PRAKTIK FAHAM KEBANGSAANKEBANGSAANA.A. Perkembangan NasioalismePerkembangan Nasioalisme

- Perekat yang mempersatukan bangsa :Perekat yang mempersatukan bangsa :1.1. Menentang kekuasaan politik dan ekonomi Menentang kekuasaan politik dan ekonomi

penjajahpenjajah2.2. Keinginan menghilangkan sistem kolonial Keinginan menghilangkan sistem kolonial

dan mencapai kemerdekaandan mencapai kemerdekaan- Kejadian yang mempercepat kelahiran Kejadian yang mempercepat kelahiran

pergerakan nasional :pergerakan nasional :1.1. Terabaikannya rakyat dalam bidang Terabaikannya rakyat dalam bidang

kesejahteraan sosial, pendidikan, dan kesejahteraan sosial, pendidikan, dan pengajaranpengajaran

2.2. Perlakuan diskriminatif dan tidak manusiawi Perlakuan diskriminatif dan tidak manusiawi pemerintah Belandapemerintah Belanda

3.3. Sikap angkuh dan kejam masyarakat Sikap angkuh dan kejam masyarakat Belanda di IndonesiaBelanda di Indonesia

4.4. Terbentuknya gerakan orang Tionghoa Terbentuknya gerakan orang Tionghoa tahun 1901tahun 1901

Page 29: PENDIDIKAN PANCASILA.ppt

I.I. Masa Prasejarah :Masa Prasejarah :1.1. Masa Berburu dan mengumpul makanan tingkat sederhanaMasa Berburu dan mengumpul makanan tingkat sederhana2.2. Masa berburu dan mengumpul makanan tingkat lanjutMasa berburu dan mengumpul makanan tingkat lanjut3.3. Masa bercocok tanamMasa bercocok tanam4.4. Masa perundagian Masa perundagian

II.II. Masa Sejarah Kuno (Purba) :Masa Sejarah Kuno (Purba) :1.1. Kerajaan-kerajaan tertuaKerajaan-kerajaan tertua

1.1 Kutai1.1 Kutai1.2 Tarumanegara1.2 Tarumanegara

2. 2. Kerajaan di Sumatera :Kerajaan di Sumatera :2.1 Melayu2.1 Melayu2.22.2 SriwijayaSriwijaya

3.3. Kerajaan di Jawa :Kerajaan di Jawa :3.1 Mataram3.1 Mataram3.2 Panjalu3.2 Panjalu3.3 Janggala3.3 Janggala3.4 Kadiri3.4 Kadiri

4.4. Kerajaan di Bali Kerajaan di Bali 4.1 Singhamandawa4.1 Singhamandawa4.2 Warmadewa 4.2 Warmadewa

Page 30: PENDIDIKAN PANCASILA.ppt

5.5. Kerajaan di SundaKerajaan di Sunda

5.1 Galuh5.1 Galuh

5.2 Prahjyan Sunda5.2 Prahjyan Sunda

5.3 Kawali5.3 Kawali

5.4 Pakwan Pejajaran5.4 Pakwan Pejajaran

6.6. Kerajaan Terakhir :Kerajaan Terakhir :

6.1 Singhasari 6.1 Singhasari

6.2 Majapahit6.2 Majapahit

III.III. Masa Sejarah Madya Masa Sejarah Madya 1.1. MalakaMalaka

2.2. AcehAceh

3.3. BantenBanten

4.4. MataramMataram

5.5. BanjarBanjar

6.6. GowaGowa

7.7. Demak/PajangDemak/Pajang

Page 31: PENDIDIKAN PANCASILA.ppt

IV. Masa Sejarah Baru (Modern)IV. Masa Sejarah Baru (Modern)1.1. Masa pergerakan nasional (1908-Masa pergerakan nasional (1908-

1942)1942)

2.2. Masa pendudukan Jepang (1942-1945)Masa pendudukan Jepang (1942-1945)

3.3. Masa Revolusi Fisik (1945-1949)Masa Revolusi Fisik (1945-1949)

4.4. Masa Demokrasi Liberal (1950-1959)Masa Demokrasi Liberal (1950-1959)

5.5. Masa Demokrasi Terpimpin (Orla) Masa Demokrasi Terpimpin (Orla) 1959-1965)1959-1965)

6.6. Masa Demokrasi Pancasila (Orba) Masa Demokrasi Pancasila (Orba) 1965-1998)1965-1998)

7.7. Masa Reformasi (1998-sekarang)Masa Reformasi (1998-sekarang)

Page 32: PENDIDIKAN PANCASILA.ppt

KOLONIALISME DI KOLONIALISME DI INDONESIAINDONESIA

1.1. Politik kolonial konservatif Belanda (1602-Politik kolonial konservatif Belanda (1602-1800)1800)

2.2. Politik kolonial liberal (1811-1830)Politik kolonial liberal (1811-1830)- Liberal Inggeris (1811-1816)Liberal Inggeris (1811-1816)- Liberal Belanda (1816-1830)Liberal Belanda (1816-1830)

3.3. Politik konservatif Belanda (1830-1870)Politik konservatif Belanda (1830-1870)4.4. Politik kolonial Liberal Belanda (1870-1900)Politik kolonial Liberal Belanda (1870-1900)5.5. Politik kolonial etis Belanda (1990-1918)Politik kolonial etis Belanda (1990-1918)6.6. Politik kolonial reaksioner Belanda (1918-Politik kolonial reaksioner Belanda (1918-

1942)1942)7.7. Militerisme Jepang (1942-1945)Militerisme Jepang (1942-1945)

Page 33: PENDIDIKAN PANCASILA.ppt

PERIODISASI SEJARAH PERIODISASI SEJARAH INDONESIAINDONESIA

ABAD IVM

KUNO

MADYA

ABADXVIM

MODERNABAD

XXM

PRASEJARAH SEJARAH

MULA SEJARAH KONTEMPORER

Page 34: PENDIDIKAN PANCASILA.ppt

KOLONIALISME DI KOLONIALISME DI INDONESIAINDONESIA

POL. KOL POL. KOL

KONSERVATIF POL. K ONSERVATIFKONSERVATIF POL. K ONSERVATIF

BLD BLD

1945

(VOC) P.K. LIBERAL P.K. ETIS

BLDMIL. JEPANG

P.K. LIBERAL BLD

P.K. REAKSIONER BLD

P.K. LIBERAL BELANDA

P.K. LIBERAL I NGGERIS

(SIS. SEWA TANAH)

1602 1800

1811 1830

1816

1870 1900

1918 1942

Page 35: PENDIDIKAN PANCASILA.ppt

N

A

S

I

O

N

A

L

I

S

M

E

K

O

L

O

N

I

A

L

S

I

M

E

DOMINIASI POLITIK

EKPLOITASI

EKONOMI

PENETRASI

KEBUDAYAAN

ASPEK POLITIK

EKPLOITASI

EKONOMI

PENETRASI

KEBUDAYAAN

X

X

X

Page 36: PENDIDIKAN PANCASILA.ppt

PENGGOLONGAN ORGANISASI PERJUANGANPENGGOLONGAN ORGANISASI PERJUANGAN

I.I. Dilihat dari sifatnyaDilihat dari sifatnya1. Bersifat radikal1. Bersifat radikal : : IP, PKI, PNI, PNI Baru, IP, PKI, PNI, PNI Baru,

Partindo,Partindo,GerindoGerindo

2. Bersifat moderat2. Bersifat moderat :: PSII, PII, B.U, ParindraPSII, PII, B.U, Parindra

II.II. Dilihat dari prinsip perjuangannya :Dilihat dari prinsip perjuangannya :1.1. Bersifat non koperatifBersifat non koperatif : PKI, PNI, PNI Baru, Partindo: PKI, PNI, PNI Baru, Partindo2.2. Bersifat koperatifBersifat koperatif : B.U, PSII, Gerindo: B.U, PSII, Gerindo3.3. Bersifat koperatif insidentalBersifat koperatif insidental : Parindra: Parindra

III.III. Dilihat dari Dilihat dari 1.1. Bersifat kebangsaanBersifat kebangsaan : PNI, PNI Baru, Partindo, : PNI, PNI Baru, Partindo,

Parindra, Gerindo, B.UParindra, Gerindo, B.U2.2. Bersifat internasinalBersifat internasinal : PKI: PKI3.3. Bersifat keagamaanBersifat keagamaan : PSII, PII: PSII, PII

Page 37: PENDIDIKAN PANCASILA.ppt

NEGARA PANCASILA SEBAGAI NEGARA PANCASILA SEBAGAI NEGARA KEBANGSAAN NEGARA KEBANGSAAN YANG BERKETUHANAN YANG BERKETUHANAN

YANG MAHA ESAYANG MAHA ESA

Page 38: PENDIDIKAN PANCASILA.ppt

I.I. KEGIATAN BPU PKIKEGIATAN BPU PKI

1.1. September 1944 PM Jepang mengatakan September 1944 PM Jepang mengatakan “Indonesia akan dimerdekakan kelak “Indonesia akan dimerdekakan kelak dikemudian hari”dikemudian hari”

2.2. 29 April 1945, Pemerintah Militer Jepang di 29 April 1945, Pemerintah Militer Jepang di Jawa dan Madura mengumumkan pembentukan Jawa dan Madura mengumumkan pembentukan Dokuritjo Junbi Coosakai (BPU PKI)Dokuritjo Junbi Coosakai (BPU PKI)Kewajiban BPU PKI : Mempelajari dan Kewajiban BPU PKI : Mempelajari dan menyelidiki segala sesuatu urusan yang menyelidiki segala sesuatu urusan yang penting mengenai hal-hal politik, eknomi, tata penting mengenai hal-hal politik, eknomi, tata usaha pemerintahan, pembelaan tanah air dan usaha pemerintahan, pembelaan tanah air dan sebagainya.sebagainya.

3.3. 28 Mei 1945, BPU P KI dilantik oleh Saiko 28 Mei 1945, BPU P KI dilantik oleh Saiko Shikikan dan CunseikanShikikan dan Cunseikan

4.4. 24 Mei 1945 s/d 1 Juni 1945, Sidang I BPU PKI24 Mei 1945 s/d 1 Juni 1945, Sidang I BPU PKI5.5. 10 Juli 1945 s/d 17 Juli 1945, Sidang II BPU PKI10 Juli 1945 s/d 17 Juli 1945, Sidang II BPU PKI

Page 39: PENDIDIKAN PANCASILA.ppt

Pembahasan Sidang I BPU PKI (29 Mei Pembahasan Sidang I BPU PKI (29 Mei s/d 1 Juni 1945)s/d 1 Juni 1945)

1.1. Dasar negara Dasar negara A.A. Mr. Muh Yamin (29 Mei 1945) mengemukakan konsep Mr. Muh Yamin (29 Mei 1945) mengemukakan konsep

: 1. Perikebangsaan, 2. Perikemanusiaan, 3. Peri : 1. Perikebangsaan, 2. Perikemanusiaan, 3. Peri Ketuhanan, 4. Peri Kerakyatan, 5. Kesejahteraan Ketuhanan, 4. Peri Kerakyatan, 5. Kesejahteraan rakyatrakyat

B.B. Prof. Dr. Mr. Supomo (31 Mei 1945) mengemukakan Prof. Dr. Mr. Supomo (31 Mei 1945) mengemukakan konsep: 1. Persatuan, 2. Kekeluargaan, 3. konsep: 1. Persatuan, 2. Kekeluargaan, 3. Keimbangan lahir dan batin, 4. Musyawarah, 5. Keimbangan lahir dan batin, 4. Musyawarah, 5. Keadilan rakyat.Keadilan rakyat.

C.C. Ir. Sukarno (1 Juni 1945) mengemukakan konsep : 1. Ir. Sukarno (1 Juni 1945) mengemukakan konsep : 1. Kebangsaan Indonesia, 2. Internasionalisme atau Kebangsaan Indonesia, 2. Internasionalisme atau perikemanusiaan, 3. Mufakat atau demokrasi, 4. perikemanusiaan, 3. Mufakat atau demokrasi, 4. Kesejahteraan sosial, 5. Ketuhanan Yang Maha EsaKesejahteraan sosial, 5. Ketuhanan Yang Maha Esa

Page 40: PENDIDIKAN PANCASILA.ppt

A.A. Susunan Panitia : Ketua : Ir. Sukarno, Anggota : Drs. Moh. Susunan Panitia : Ketua : Ir. Sukarno, Anggota : Drs. Moh. Hatta, Sutardjo Kartohdisukuso, KH. Wahid Hasyim, Ki Hatta, Sutardjo Kartohdisukuso, KH. Wahid Hasyim, Ki Bagus Hadikusumo, Otto Iskandardinata, Mr. Muh. Yamin, Bagus Hadikusumo, Otto Iskandardinata, Mr. Muh. Yamin, Mr. AA. MaramisMr. AA. Maramis

B.B. Tugas Panitia : Menampung saran, usul dan konsep dari Tugas Panitia : Menampung saran, usul dan konsep dari anggota dan masyarakat.anggota dan masyarakat.

C.C. Kegiatan panitia : Pembentukan panitia sembilan pada Kegiatan panitia : Pembentukan panitia sembilan pada tanggal 22 Juni 1945tanggal 22 Juni 1945

- Anggota : Ir. Sukarno, Drs. Moh. Hatta, Mr. Muh. Yamin, Mr. Anggota : Ir. Sukarno, Drs. Moh. Hatta, Mr. Muh. Yamin, Mr. Ahmad Subarjo, MR. AA. Maramis, A. Kahar Muzakir, K.H. Ahmad Subarjo, MR. AA. Maramis, A. Kahar Muzakir, K.H. Wahid Hasyim, Abikusno Tjokrosujoso, Agus Salim.Wahid Hasyim, Abikusno Tjokrosujoso, Agus Salim.

- Tugas : mencari modus kompromis antara golongan Islam Tugas : mencari modus kompromis antara golongan Islam dengan kebangsaan tentang masalah agama dan negaradengan kebangsaan tentang masalah agama dan negara

- Hasil kerja : Rancangan pembukaan hukum dasar ( Piagam J Hasil kerja : Rancangan pembukaan hukum dasar ( Piagam J akarta)akarta)

PEMBENTUKAN PANITIA KECILPEMBENTUKAN PANITIA KECIL

Page 41: PENDIDIKAN PANCASILA.ppt

Pembahasan Sidang I BPU PKI (29 Mei Pembahasan Sidang I BPU PKI (29 Mei s/d 1 Juni 1945)s/d 1 Juni 1945)

1.1. Bentuk Negara : Republik 55 Suara, Kerajaan 6 Suara, Lain-Bentuk Negara : Republik 55 Suara, Kerajaan 6 Suara, Lain-lain 2 Suara, Blanko 1 suaralain 2 Suara, Blanko 1 suara

2.2. Luas dan batas wilayah negara Luas dan batas wilayah negara A.A. Hindia Belanda dulu 19 suaraHindia Belanda dulu 19 suaraB.B. Hindia Belanda ditambah Malaya, Borneo Utara, Irian Timur, Hindia Belanda ditambah Malaya, Borneo Utara, Irian Timur,

Timur Portugas 39 suaraTimur Portugas 39 suaraC.C. Hindia Belanda ditambah Malaya dan dikurangi Irian Barat 6 Hindia Belanda ditambah Malaya dan dikurangi Irian Barat 6

suarasuaraD.D. Lain-lain daerah 1 suaraLain-lain daerah 1 suaraE.E. Blanko 1 suarBlanko 1 suar

3.3. Pembentukan 3 Panitia Pembentukan 3 Panitia A.A. Panitia perencanaan hukum dasar diketuai Ir. SukarnoPanitia perencanaan hukum dasar diketuai Ir. SukarnoB.B. Panitia penyelidik soal keuangan dan ekonomi di ketuai Drs. M. Panitia penyelidik soal keuangan dan ekonomi di ketuai Drs. M.

Hatta Hatta C.C. Panitia Pembelaan Tanah air Diketuai Abikusumo)Panitia Pembelaan Tanah air Diketuai Abikusumo)

4.4. Pembahasan laporan dari 3 panitia Pembahasan laporan dari 3 panitia

Page 42: PENDIDIKAN PANCASILA.ppt

Kegiatan Panitia Hukum DasarKegiatan Panitia Hukum Dasar

1.1. 11 Juli 1945 Rapat di Jalan Pejambon No.211 Juli 1945 Rapat di Jalan Pejambon No.2A.A. Menyetujui isi pembukaan hasil rumusan panitia sembilanMenyetujui isi pembukaan hasil rumusan panitia sembilanB.B. Membahas soal agama dan negara, pimpinan negara satu Membahas soal agama dan negara, pimpinan negara satu

o rang atau beberapa orang, Kepala Negara Presiden atau o rang atau beberapa orang, Kepala Negara Presiden atau Raja, warga negara, UUDRaja, warga negara, UUD

C.C. Membentuk panitia kecil perancang hukum dasar yang Membentuk panitia kecil perancang hukum dasar yang diketuai Prof. Dr. Supomo dengan anggota Mr. diketuai Prof. Dr. Supomo dengan anggota Mr. Wongsonegoro, Mr. Ahmad Subardjo, Mr. A.A. Maramis, Mr. Wongsonegoro, Mr. Ahmad Subardjo, Mr. A.A. Maramis, Mr. Singgih, Agus Salim, Ir. Sukiman Singgih, Agus Salim, Ir. Sukiman

2.2. 13 Juli 1945 Rapat untuk menerima laporan dari 13 Juli 1945 Rapat untuk menerima laporan dari panitia kecil :panitia kecil :

A.A. Isi laporan :Isi laporan :- MPR bersidang sekali dalam 5 tahunMPR bersidang sekali dalam 5 tahun- Dalam membentuk UU Presiden harus mupakat dengan DPRDalam membentuk UU Presiden harus mupakat dengan DPR- Presiden penyelenggaraan pemerintahan tertinggi dibantu Presiden penyelenggaraan pemerintahan tertinggi dibantu

wakil Presiden dan menteri-menteri yang bertanggung jawab wakil Presiden dan menteri-menteri yang bertanggung jawab kepadanya kepadanya

B.B. Tannggapan dan usul-usul para anggota untuk Tannggapan dan usul-usul para anggota untuk penyempurnaan laporan penyempurnaan laporan

Page 43: PENDIDIKAN PANCASILA.ppt

Persidangan PPKI :Persidangan PPKI :

1.1. 10 Juli 1945 Ir Sukarno anggota BPUPKI mengusulkan 10 Juli 1945 Ir Sukarno anggota BPUPKI mengusulkan pembentukan badan persiapan kemerdekaan Indonesia pembentukan badan persiapan kemerdekaan Indonesia yang bertugas menyelenggarakan Indonesia merdekayang bertugas menyelenggarakan Indonesia merdeka

2.2. 7 Agustus 1945 Marsekal Terauchi mengirim telegram 7 Agustus 1945 Marsekal Terauchi mengirim telegram tentang pembentukan Panitia Persiapan Kemerdekaan tentang pembentukan Panitia Persiapan Kemerdekaan IndonesiaIndonesia

3.3. 17 Agustus 1945 utusan Kaigun (Al Jepang di Indonesia 17 Agustus 1945 utusan Kaigun (Al Jepang di Indonesia Timur) menghubungi Drs. Moh. Hatta dan Timur) menghubungi Drs. Moh. Hatta dan mengemukakan bahwa wakil-wakil Protestan dan mengemukakan bahwa wakil-wakil Protestan dan Katolik yang berada di dalam w ila yah penguasaan Katolik yang berada di dalam w ila yah penguasaan Kaigun keberatan atas pembukaan UUD yang memuat:Kaigun keberatan atas pembukaan UUD yang memuat:Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya.Islam bagi pemeluk-pemeluknya.

4.4. 18 Agustus 1945 Sidang tentang :18 Agustus 1945 Sidang tentang :- Pembentukan dan Penetapan UUDPembentukan dan Penetapan UUD- Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden

Page 44: PENDIDIKAN PANCASILA.ppt

SIDANG PPKI 18 AGUSTUS 1945SIDANG PPKI 18 AGUSTUS 1945

1.1. Sebelum sidang dimulai Ketua PPKI Drs. Moh. Sebelum sidang dimulai Ketua PPKI Drs. Moh. Hatta mengajak anggota PPKI Ki Bagus Hatta mengajak anggota PPKI Ki Bagus Hadikusumo, Wachid Hasyim, MR. Kasman Hadikusumo, Wachid Hasyim, MR. Kasman Singodimedjo dan Mr. Teuku, Moh. Hassan Singodimedjo dan Mr. Teuku, Moh. Hassan mengadakan pertemuan untuk membicarakan mengadakan pertemuan untuk membicarakan masalah keberatan golongan rakyat yang masalah keberatan golongan rakyat yang beragama lain atas kata-kata : dengan beragama lain atas kata-kata : dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya. Anggota PPKI bersepakat pemeluk-pemeluknya. Anggota PPKI bersepakat menghapuskan kata-kata tersebut. Hal ini menghapuskan kata-kata tersebut. Hal ini menunjukkan, bahwa para pemimpin bangsa menunjukkan, bahwa para pemimpin bangsa benar-benar mementingkan dan meletakkan benar-benar mementingkan dan meletakkan segala sesuatu atas dasar persatuan bangsasegala sesuatu atas dasar persatuan bangsa

Page 45: PENDIDIKAN PANCASILA.ppt

2.2. Pembukaan UUDPembukaan UUDKonsep Panitia Sembilan diterima dengan Konsep Panitia Sembilan diterima dengan perubahan :perubahan :

A.A. Pada alinea ketiga : “atas berkat Allah Yang Maha Kuasa” Pada alinea ketiga : “atas berkat Allah Yang Maha Kuasa” diubah menjadi “Atas berkat Tuhan Yang Maha Kuasa”.diubah menjadi “Atas berkat Tuhan Yang Maha Kuasa”.

B.B. Pada alinea keempat : “Ketuhanan, dengan kewajiban Pada alinea keempat : “Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya” menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya” diubah menjadi “Ketuhanan Yang Maha Esa”.diubah menjadi “Ketuhanan Yang Maha Esa”.

3.3. UUDUUDKonsep BPU PKI diterima dengan beberapa Konsep BPU PKI diterima dengan beberapa perubahan antara lain :perubahan antara lain :

A.A. Jumlah pasal dari 42 menjadi 37 Pasal (XVII Bab)Jumlah pasal dari 42 menjadi 37 Pasal (XVII Bab)B.B. Pasal 4 ayat 1, perkataan dua wakil presiden menjadi Pasal 4 ayat 1, perkataan dua wakil presiden menjadi

satu orang wakil presidensatu orang wakil presidenC.C. Pasal 6 ayat 1, presiden beragama Islam menjadi Pasal 6 ayat 1, presiden beragama Islam menjadi

presiden ialah orang Indonesia aslipresiden ialah orang Indonesia asliD.D. Menambahkan Bab XVI Pasal 37, aturan peralihan pasal I-Menambahkan Bab XVI Pasal 37, aturan peralihan pasal I-

IV dan aturan tambahan angka 1-2IV dan aturan tambahan angka 1-24.4. Pemilihan presiden dan wakil presidenPemilihan presiden dan wakil presiden

Memilih Ir. Sukarno sebagai Presiden dan Drs. Memilih Ir. Sukarno sebagai Presiden dan Drs. Moh. Hatta sebagai wakil presidenMoh. Hatta sebagai wakil presiden

Page 46: PENDIDIKAN PANCASILA.ppt

II. HAKEKAT KONSEKWENSIII. HAKEKAT KONSEKWENSI- Rumusan Ketuhanan Yang Maha Esa.Rumusan Ketuhanan Yang Maha Esa.

Pada pembukaan UUD memberi sifat khas pada Pada pembukaan UUD memberi sifat khas pada negara Indonesia, yaitu bukan negara sekuler dan negara Indonesia, yaitu bukan negara sekuler dan bukan negara agamabukan negara agamaIndonesia adalah negara yang mengakui Tuhan Yang Indonesia adalah negara yang mengakui Tuhan Yang Maha Esa menurut dasar kemanusiaan yang adil dan Maha Esa menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradabberadab

- Sila Ketuhanan Yang Maha Esa merupakan sumber Sila Ketuhanan Yang Maha Esa merupakan sumber nilai dan sumber norma dalam setiap aspek nilai dan sumber norma dalam setiap aspek penyelenggaraan negara, oleh karena itu segala penyelenggaraan negara, oleh karena itu segala aspek penyelenggaraan negara harus harus sesuai aspek penyelenggaraan negara harus harus sesuai dengan hakekat nilai-nilai yang berasal dari Tuhan dengan hakekat nilai-nilai yang berasal dari Tuhan baik dalam arti spritual antara lain moral negara, baik dalam arti spritual antara lain moral negara, moral penyelenggara negara maupun dalam arti moral penyelenggara negara maupun dalam arti material antara lain bentuk negara, tujuan negara, material antara lain bentuk negara, tujuan negara, sistem negarasistem negara

Page 47: PENDIDIKAN PANCASILA.ppt

- Setiap warga negara harus Berketuhanan Yang Setiap warga negara harus Berketuhanan Yang Maha EsaMaha Esadalam arti memiliki kebebasan dalam memeluk dalam arti memiliki kebebasan dalam memeluk agama sesuai dengan keimanan dan agama sesuai dengan keimanan dan ketakwaannyaketakwaannya

- Negara tidak memaksakan agama/kepercayaan Negara tidak memaksakan agama/kepercayaan terhadap Tuhan sebab :terhadap Tuhan sebab :

1.1. Agama dan kepercayaan pada Tuhan merupakan Agama dan kepercayaan pada Tuhan merupakan keyakinan batin yang tidak dapat dipaksakankeyakinan batin yang tidak dapat dipaksakan

2.2. Agama dan kepercayaan pada tuhan tidak memaksa Agama dan kepercayaan pada tuhan tidak memaksa orang untuk memeluknyaorang untuk memeluknya

3.3. Kebebasan beragama merupakan hak asasi Kebebasan beragama merupakan hak asasi - Dalam kaitan dengan tertib hukum, maka Dalam kaitan dengan tertib hukum, maka

negara material nilai Ketuhanan Yang Maha negara material nilai Ketuhanan Yang Maha Esa harus merupakan sumber bahan dan Esa harus merupakan sumber bahan dan sumber nilai bagi hukum positif di Indonesia sumber nilai bagi hukum positif di Indonesia

Page 48: PENDIDIKAN PANCASILA.ppt

PANCASILA SEBAGAI PANCASILA SEBAGAI PANDANGAN HIDUP BANGSAPANDANGAN HIDUP BANGSA

Rumusan PancasilaA. 29 Mei 1945 Muh. Yamin mengajukan 5 Dasar Negara :

1. Peri kebangsaan2. Peri kemanusiaan3. Peri ketuhanan4. Peri kerakyatan5. Kesejahteraan rakyat

B. 31 Mei 1945 Prof. DR. Supomo mengajukan 5 Dasar Negara

1. Persatuan2. Kekeluargaan3. Keimbangan4. Musyawarah 5. Keadilan

Page 49: PENDIDIKAN PANCASILA.ppt

C.C. 1 Juni 1945 Ir. Sukarno mengajukan 5 Dasar 1 Juni 1945 Ir. Sukarno mengajukan 5 Dasar Negara (Pancasila)Negara (Pancasila)

1.1. KebangsaanKebangsaan2.2. Internasional atau peri kemanusiaanInternasional atau peri kemanusiaan3.3. Mufakat atau demokrasiMufakat atau demokrasi4.4. Kesejahteraan sosialKesejahteraan sosial5.5. Ketuhanan Yang Maha Esa Ketuhanan Yang Maha Esa

D.D. 22 Juni 1945 Panitia Sembilan (Ir. Sukarno, Dr. Moh. 22 Juni 1945 Panitia Sembilan (Ir. Sukarno, Dr. Moh. Hatta, Mr. AA. Maramis, Abikusno, Abdul Kahar Hatta, Mr. AA. Maramis, Abikusno, Abdul Kahar Muzakir, H. Agus Salim, Mr. Ahmad Subardjo, Wahid Muzakir, H. Agus Salim, Mr. Ahmad Subardjo, Wahid Hasyim, Mr. Muh. YaminHasyim, Mr. Muh. YaminMengajukan 5 Dasar Negara (Piagam Jakarta)Mengajukan 5 Dasar Negara (Piagam Jakarta)

1.1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknyabagi pemeluk-pemeluknya

2.2. Kemanusiaan yang adil dan beradabKemanusiaan yang adil dan beradab3.3. Persatuan IndonesiaPersatuan Indonesia4.4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan

dalam permusyawaratan perwakilandalam permusyawaratan perwakilan5.5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat IndonesiaKeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Page 50: PENDIDIKAN PANCASILA.ppt

E.E. 18 Agustus 1945 Panitia Persiapan 18 Agustus 1945 Panitia Persiapan Kemerdekaan / Komite Nasional Kemerdekaan / Komite Nasional Indonesia Pusat mengajukan 5 Dasar Indonesia Pusat mengajukan 5 Dasar Negara (Ada dalam Pembukaan UUD Negara (Ada dalam Pembukaan UUD 1945)1945)

1.1. Ketuhanan Yang Maha EsaKetuhanan Yang Maha Esa

2.2. Kemanusiaan yang adil dan beradabKemanusiaan yang adil dan beradab

3.3. Persatuan IndonesiaPersatuan Indonesia

4.4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan / kebijaksanaan dalam permusyawaratan / perwakilanperwakilan

5.5. Keadilan sosial bagi sel uruh rakyat IndonesiaKeadilan sosial bagi sel uruh rakyat Indonesia

Page 51: PENDIDIKAN PANCASILA.ppt

RUMUSAN AUTENTIK PANCASILA DASAR RUMUSAN AUTENTIK PANCASILA DASAR NEGARA :NEGARA :

Rumusan dalam Pembukaan UUD 1945 yang Rumusan dalam Pembukaan UUD 1945 yang pada tanggal 18-08-1945 disahkan oleh pada tanggal 18-08-1945 disahkan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan IndonesiaPanitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia

Dasarnya :Dasarnya :1.1. Ketetapan MPRS No. XX/MPRS/1966, Ketetapan MPRS No. XX/MPRS/1966,

tanggal 5 Juni 1966tanggal 5 Juni 19662.2. Instruksi Presiden No. 12/1968, tanggal 13 Instruksi Presiden No. 12/1968, tanggal 13

April 1968April 19683.3. Ketetapan MPR No. V/MPR/1973, tanggal Ketetapan MPR No. V/MPR/1973, tanggal

22 Maret 197322 Maret 19734.4. Ketetapan MPR No. II/MPR/1978, tanggal Ketetapan MPR No. II/MPR/1978, tanggal

22 Maret 197822 Maret 1978

Page 52: PENDIDIKAN PANCASILA.ppt

Pengertian Pandangan Pengertian Pandangan Hidup Bangsa :Hidup Bangsa :

Kristalisasi dan intitusionalisasi nilai-Kristalisasi dan intitusionalisasi nilai-nilai yang dimiliki, yang diyakini nilai yang dimiliki, yang diyakini kebenarannya, dan menimbulkan kebenarannya, dan menimbulkan tekad untuk mewujudkannya dalam tekad untuk mewujudkannya dalam bentuk sikap, perilaku, dan perbuatanbentuk sikap, perilaku, dan perbuatan

Page 53: PENDIDIKAN PANCASILA.ppt

Pentingnya Pandangan Pentingnya Pandangan Hidup Bangsa :Hidup Bangsa :1.1. Untuk memandang persoalan yang dihadapi, Untuk memandang persoalan yang dihadapi,

menentukan arah, dan memecahkannya secara menentukan arah, dan memecahkannya secara tepattepat

2.2. Memiliki pegangan dan pedoman bagaimana Memiliki pegangan dan pedoman bagaimana memecahkan masalah politik, ekonomi, sosial memecahkan masalah politik, ekonomi, sosial budaya, hukum dan Hankambudaya, hukum dan Hankam

3.3. Menjadi pedoman dalam membangun d irinyaMenjadi pedoman dalam membangun d irinya4.4. Mempunyai konsepsi dasar tentang kehidupan Mempunyai konsepsi dasar tentang kehidupan

yang dicita-citakanyang dicita-citakan5.5. Mempunyai dasar pikiran terdalam dan gagasan Mempunyai dasar pikiran terdalam dan gagasan

tentang wujud kehidupan yang dianggap baiktentang wujud kehidupan yang dianggap baik

Page 54: PENDIDIKAN PANCASILA.ppt

Sumber pandangan hidup bangsa :Sumber pandangan hidup bangsa :

Nilai-nilai sosio budaya yang Nilai-nilai sosio budaya yang dijunjung tinggi seluruh masyarakat, dijunjung tinggi seluruh masyarakat, atau pandangan hidup masyarakatatau pandangan hidup masyarakat

Nilai-nilai sosio-budaya masyarakat :Nilai-nilai sosio-budaya masyarakat :1.1. Keyakinan adanya Tuhan Yang Maha Keyakinan adanya Tuhan Yang Maha

EsaEsa

2.2. Asas kekeluargaanAsas kekeluargaan

3.3. Asas musyawarah mufakatAsas musyawarah mufakat

4.4. Asas gotong royongAsas gotong royong

5.5. Asas tenggang rasaAsas tenggang rasa

Page 55: PENDIDIKAN PANCASILA.ppt

Hubungan Pancasila Dengan Nilai Sosio-Hubungan Pancasila Dengan Nilai Sosio-Budaya MasyarakatBudaya MasyarakatSila-sila Pancasila secara keseluruhan merupakan Sila-sila Pancasila secara keseluruhan merupakan intisari dari nilai-nilai budaya masyarakat intisari dari nilai-nilai budaya masyarakat IndonesiaIndonesiaKedudukan :Kedudukan :

1.1. Sebagai intisari dari nilai sosio-budaya Sebagai intisari dari nilai sosio-budaya masyarakat, Pancasila merupakan cita-cita masyarakat, Pancasila merupakan cita-cita moral bangsa, yang memberikan pedoman moral bangsa, yang memberikan pedoman dan kekuatan rohaniah bagi bangsa untuk dan kekuatan rohaniah bagi bangsa untuk berperilaku dengan baik dan benarberperilaku dengan baik dan benar

2.2. Pancasila memberikan corak yang khas pada Pancasila memberikan corak yang khas pada kebudayaan bangsa dan kebudayaan bangsa dan

3.3. Pancasila memberikan ciri khas yang Pancasila memberikan ciri khas yang membedakan bangsa Indonesia dengan membedakan bangsa Indonesia dengan bangsa-bangsa lainnyabangsa-bangsa lainnya

Page 56: PENDIDIKAN PANCASILA.ppt

PANCASILA SEBAGAI DASAR PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARANEGARA

Pengertian Pancasila sebagai Dasar Pengertian Pancasila sebagai Dasar Negara Negara

Pancasila merupakan sumber kaidah Pancasila merupakan sumber kaidah hukum konstitusional yang mengatur hukum konstitusional yang mengatur negara Republik Indonesia serta negara Republik Indonesia serta seluruh unsur-unsurnya, yaitu : seluruh unsur-unsurnya, yaitu : rakyat, wilayah, dan pemerintah rakyat, wilayah, dan pemerintah (Pancasila sebagai ideologi negara)(Pancasila sebagai ideologi negara)

Page 57: PENDIDIKAN PANCASILA.ppt

Kedudukan :Kedudukan :

1.1. Pancasila bersifat yuridis konstitusional, artinya nilai Pancasila bersifat yuridis konstitusional, artinya nilai Pancasila sebagai norma dasar negara bersifat Pancasila sebagai norma dasar negara bersifat Imperatif, yaitu mengikat semua yang ada di Imperatif, yaitu mengikat semua yang ada di wilayah kekuasaan hukum negara Republik wilayah kekuasaan hukum negara Republik IndonesiaIndonesia

2.2. Pancasila mengikat semua warga negara, pejabat, Pancasila mengikat semua warga negara, pejabat, dan lembaga negara, serta hukum perundang-dan lembaga negara, serta hukum perundang-undangan wajib bersumber dan sesuai dengan nilai undangan wajib bersumber dan sesuai dengan nilai PancasilaPancasila

3.3. Pancasila sebagai norma obyektif dan norma Pancasila sebagai norma obyektif dan norma tertinggi dalam negara merupakan sumber dari tertinggi dalam negara merupakan sumber dari segala sumber hukum yang berlaku bagi bangsa segala sumber hukum yang berlaku bagi bangsa dan negaradan negara

4.4. Nilai-nilai filosofis-ideologis Pancasila dan melandasi Nilai-nilai filosofis-ideologis Pancasila dan melandasi norma-norma yuridis konstitusional dalam batang norma-norma yuridis konstitusional dalam batang tubuh, serta keduanya terwujud pada kebijaksanaan tubuh, serta keduanya terwujud pada kebijaksanaan nasionalnasional

Page 58: PENDIDIKAN PANCASILA.ppt

Ruang Lingkup :Ruang Lingkup :1.1. Pancasila sebagai dasar negara meliputi Pancasila sebagai dasar negara meliputi

suasana kebatinan atau cita-cita hukum yang suasana kebatinan atau cita-cita hukum yang menguasai hukum dasar negara :menguasai hukum dasar negara :

- Hukum dasar tertulis, yang berwujud UUDHukum dasar tertulis, yang berwujud UUD- Hukum dasar tidak tertulis (konvensi) yang tumbuh Hukum dasar tidak tertulis (konvensi) yang tumbuh

dalam praktek penyelenggaraan negara dalam praktek penyelenggaraan negara 2.2. Suasana kebatinan atau cita-cita hukum Suasana kebatinan atau cita-cita hukum

terkandung pada 4 Pokok Pikiran yang Terdapat terkandung pada 4 Pokok Pikiran yang Terdapat pada Pembukaan UUD 1945 yaitu :pada Pembukaan UUD 1945 yaitu :

- Negara melindungi segenap bangsa Indonesia dan Negara melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesiaseluruh tumpah darah Indonesia

- Negara hendak mewujudkan keadilan sosial bagi Negara hendak mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyatseluruh rakyat

- Negara didasarkan pada kedaulatan rakyat, yang Negara didasarkan pada kedaulatan rakyat, yang diselenggarakan melalui permusyawaratan perwakilandiselenggarakan melalui permusyawaratan perwakilan

- Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradabmenurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab

Page 59: PENDIDIKAN PANCASILA.ppt

Pokok pikiran dalam pembukaan UUD Pokok pikiran dalam pembukaan UUD 1945 tersebut hakekatnya sama dengan 1945 tersebut hakekatnya sama dengan Pancasila dan pokok pikiran tersebut Pancasila dan pokok pikiran tersebut dijabarkan dalam pasal-pasal UUD 1945dijabarkan dalam pasal-pasal UUD 1945

Pancasila dan UUD 1945 hanya Pancasila dan UUD 1945 hanya merupakan aturan pokok, sedang merupakan aturan pokok, sedang pelaksanaan kaidah-kaidahnya dilakukan pelaksanaan kaidah-kaidahnya dilakukan dengan menyusun GBHN dan UUdengan menyusun GBHN dan UU

Pernyataan tersebut mengandung makna, Pernyataan tersebut mengandung makna, negara RI harus mengganti perundang-negara RI harus mengganti perundang-undangan warisan kolonial dengan undangan warisan kolonial dengan perundang-undangan nasional, perundang-undangan nasional, berdasarkan kaidah konstitusional berdasarkan kaidah konstitusional Pancasila dan UUD 1945Pancasila dan UUD 1945

Page 60: PENDIDIKAN PANCASILA.ppt

Perkembangan Pancasila Perkembangan Pancasila Sebagai Dasar NegaraSebagai Dasar Negara

1.1. Menurut pakar hukum ketatanegaraan Menurut pakar hukum ketatanegaraan (Pendidikan hukum)(Pendidikan hukum)

a.a. 1945-1949 masa UUD 1945 yang pertama1945-1949 masa UUD 1945 yang pertamab.b. 1949-1950 masa konstitusi RIS1949-1950 masa konstitusi RISc.c. 1950-1959 masa UUDS 19501950-1959 masa UUDS 1950d.d. 1959-1965 masa orde lama1959-1965 masa orde lamae.e. 1966-1998 masa orde baru1966-1998 masa orde baruf.f. 1998-…. masa reformasi1998-…. masa reformasi

2.2. Menurut Prof. Dr. Koento Wibisono (Pendekatan Menurut Prof. Dr. Koento Wibisono (Pendekatan politik)politik)

a.a. 1945-1968 tahap politis1945-1968 tahap politisb.b. 1969-1994 tahap pembangunan ekonomi1969-1994 tahap pembangunan ekonomic.c. 1995-2020 tahap repositioning Pancasila1995-2020 tahap repositioning Pancasila

Page 61: PENDIDIKAN PANCASILA.ppt

Tahap Perkembangan Pancasila dari segi Tahap Perkembangan Pancasila dari segi Pendekatan Politik Pendekatan Politik

1.1. 1945-1968 tahap politis1945-1968 tahap politisa.a. Pancasila diarahkan pada nation and caracter building Pancasila diarahkan pada nation and caracter building b.b. Muncul gerakan pengkajian ilmiah terhadap Pancasila sebagai dasar Muncul gerakan pengkajian ilmiah terhadap Pancasila sebagai dasar

negara a.l. oleh Notonagoro :negara a.l. oleh Notonagoro :- Pancasila dapat dijadikan pangkal sudut pandang dalam Pancasila dapat dijadikan pangkal sudut pandang dalam

mengembangkan ilmu pengetahuanmengembangkan ilmu pengetahuan- Pancasila merupakan aliran filsafat IndonesiaPancasila merupakan aliran filsafat Indonesia- Pancasila merupakan rumusan ilmiah filosofi tentang manusiaPancasila merupakan rumusan ilmiah filosofi tentang manusia- Pembukaan UUD 1945 merupakan staat fundamental norm yang Pembukaan UUD 1945 merupakan staat fundamental norm yang

tidak dapat diubah secara hukumtidak dapat diubah secara hukum2.2. 1969-1994 tahap pembangunan ekonomi1969-1994 tahap pembangunan ekonomi

a.a. Pengembangan Pancasila diarahkan pada pembangunan ekonomiPengembangan Pancasila diarahkan pada pembangunan ekonomib.b. Pembangunan ekonomi menunjukkan keberhasilan Pembangunan ekonomi menunjukkan keberhasilan c.c. Muncul gejala ketidakmerataan pembagian hasil pembangunanMuncul gejala ketidakmerataan pembagian hasil pembangunan

3.3. 1995-2020 tahap repositioning Pancasila1995-2020 tahap repositioning Pancasilaa.a. Dunia dihadapkan pada gelombang perbahan sebagai implikasi arus Dunia dihadapkan pada gelombang perbahan sebagai implikasi arus

globalisasiglobalisasib.b. Arus globalisasi yang merombak berbagai segi kehidupanArus globalisasi yang merombak berbagai segi kehidupanTerasa urgensinya menjadikan Pancasila sebagai dasar negara :Terasa urgensinya menjadikan Pancasila sebagai dasar negara :- Mempertahankan jati diri bangsaMempertahankan jati diri bangsa- Mempertahankan persatuan dan kesatuan nasionalMempertahankan persatuan dan kesatuan nasional

Page 62: PENDIDIKAN PANCASILA.ppt

Perlunya Reposisi Pancasila Sebagai Perlunya Reposisi Pancasila Sebagai Dasar Negara Dasar Negara

1.1. Pancasila harus diletakkan dalam satu kesatuan Pancasila harus diletakkan dalam satu kesatuan dengan pembukaan UUD 1945dengan pembukaan UUD 1945

2.2. Pancasila dieksplorasi pada dimensi yang melekat Pancasila dieksplorasi pada dimensi yang melekat padanya padanya

a.a. Realitasnya : Nilai Pancasila dikonkritisasikan sebagai Realitasnya : Nilai Pancasila dikonkritisasikan sebagai cerminan kondisi obyektif yang berkembang di cerminan kondisi obyektif yang berkembang di masyarakatmasyarakat

b.b. Idealitasnya : idealisme Pancasila diobjektifisasikan Idealitasnya : idealisme Pancasila diobjektifisasikan untuk membangkitkan optimisme masyarakat melihat untuk membangkitkan optimisme masyarakat melihat hari esok yang lebih baikhari esok yang lebih baik

c.c. Fleksibilitasnya : Pancasila terbuka bagi tafsir baru untuk Fleksibilitasnya : Pancasila terbuka bagi tafsir baru untuk memenuhi kebutuhan zaman yang terus berkembangmemenuhi kebutuhan zaman yang terus berkembang

3.3. Reposisi diarahkan pada :Reposisi diarahkan pada :a.a. Pembinaan moral sehingga moralitas Pancasila dapat Pembinaan moral sehingga moralitas Pancasila dapat

dijadikan dasar dalam mengatasi krisis dan disintegrasidijadikan dasar dalam mengatasi krisis dan disintegrasib.b. Penegakan supremasi hukumPenegakan supremasi hukum

Page 63: PENDIDIKAN PANCASILA.ppt

Pancasila Sebagai Ideologi Pancasila Sebagai Ideologi TerbukaTerbuka

Pengertian Ideologi TerbukaPengertian Ideologi TerbukaIdeologi yang dapat berinteraksi dengan perkembangan Ideologi yang dapat berinteraksi dengan perkembangan zaman dan dinamika secara internalzaman dan dinamika secara internal

Macam nilai yang terkandung pada ideologiMacam nilai yang terkandung pada ideologi1.1. Nilai dasar, yaitu cita-cita, tujuan, dan lembaga-lembaga Nilai dasar, yaitu cita-cita, tujuan, dan lembaga-lembaga

penyelenggaraan negara utama, termasuk tata penyelenggaraan negara utama, termasuk tata hubungan antar lembaga serta tugas dan hubungan antar lembaga serta tugas dan wewenangnya, yang bersifat tetap, yakni pada alinea 1, wewenangnya, yang bersifat tetap, yakni pada alinea 1, 2, 3, 4 pembukaan UUD 452, 3, 4 pembukaan UUD 45

2.2. Nilai instrumental, yaitu nilai yang merupakan arahan, Nilai instrumental, yaitu nilai yang merupakan arahan, kebijakan, strategi, sasaran, dan lembaga kebijakan, strategi, sasaran, dan lembaga pelaksanaannya, yang dapat disesuaikan dengan zamanpelaksanaannya, yang dapat disesuaikan dengan zaman

3.3. Nilai praksis, yaitu nilai yang dilaksanakan dalam Nilai praksis, yaitu nilai yang dilaksanakan dalam kenyataan yaitu 45 butir nilaikenyataan yaitu 45 butir nilai

Page 64: PENDIDIKAN PANCASILA.ppt

Sumber Semangat Ideologi Sumber Semangat Ideologi TerbukaTerbuka

Penjelasan umum UUD 1945 : Penjelasan umum UUD 1945 : “….Terutama bagi negara baru dan “….Terutama bagi negara baru dan negara muda, lebih baik hukum dasar negara muda, lebih baik hukum dasar yang tertulis itu hanya memuat aturan-yang tertulis itu hanya memuat aturan-aturan pokok, sedang aturan-aturan aturan pokok, sedang aturan-aturan yang menyelenggarakan aturan pokok yang menyelenggarakan aturan pokok ini diserahkan kepada Undang-undang ini diserahkan kepada Undang-undang yang lebih mudah cara membuatnya, yang lebih mudah cara membuatnya, merubahnya dan mencabutnya”merubahnya dan mencabutnya”

Page 65: PENDIDIKAN PANCASILA.ppt

Yang Mendorong Perlunya Yang Mendorong Perlunya Ideologi TerbukaIdeologi Terbuka1.1. Dinamika kehidupan masyarakatDinamika kehidupan masyarakat2.2. Pengalaman pahit negara yang berideologi Pengalaman pahit negara yang berideologi

tertutup antara lain Rusiatertutup antara lain Rusia3.3. Pengalaman sejarah pada masa laluPengalaman sejarah pada masa lalu4.4. Tekad menjadikan Pancasila sebagai satu-Tekad menjadikan Pancasila sebagai satu-

satunya asassatunya asas- Batasan yang harus diperhatikanBatasan yang harus diperhatikan1.1. Tidak mengenyampingkan tujuan nasionalTidak mengenyampingkan tujuan nasional2.2. Tidak mengganggu stabilitas nasionalTidak mengganggu stabilitas nasional3.3. Larangan komunismeLarangan komunisme4.4. Larangan faham liberalisme/individualistik Larangan faham liberalisme/individualistik

Page 66: PENDIDIKAN PANCASILA.ppt

Perbandingan Ideologi Negara dan Perbandingan Ideologi Negara dan Hubungan Negara dengan AgamaHubungan Negara dengan Agama

Perbedaan ideologi dengan Utopia :Perbedaan ideologi dengan Utopia :Ideologi dari bahasa Yunani : Idea : Pikiran, Ideologi dari bahasa Yunani : Idea : Pikiran, Loges : ilmu Loges : ilmu

Idologi : Idologi : - Suatu gagasan yang berdasarkan ide tertentu Suatu gagasan yang berdasarkan ide tertentu - Gagasan yang menjadi pedoman bagi suatu Gagasan yang menjadi pedoman bagi suatu

tindakantindakan- Suatu cita-cita yang mungkin dapat Suatu cita-cita yang mungkin dapat

dilaksanakandilaksanakanUtopia : Suatu cita-cita yang belum tentu Utopia : Suatu cita-cita yang belum tentu dapat dilaksanakandapat dilaksanakan

Page 67: PENDIDIKAN PANCASILA.ppt

1.1. Teokrasi : Faham yang menyatakan Teokrasi : Faham yang menyatakan kehidupan kenegaraan diatur oleh kehidupan kenegaraan diatur oleh agama dengan segala agama dengan segala konsekwensinyakonsekwensinya

- Ciri Ciri a.a. Negara berdasarkan pada Kitab Suci Negara berdasarkan pada Kitab Suci

Agama (Hukum-hukum yang berlaku Agama (Hukum-hukum yang berlaku bersumber pada Kitab Suci)bersumber pada Kitab Suci)

b.b. Pemimpin agama memegang peranan Pemimpin agama memegang peranan penting penting

Page 68: PENDIDIKAN PANCASILA.ppt

2.2. Liberalisme Liberalisme

Faham yang menekankan pada Faham yang menekankan pada kebebasankebebasan

Ciri Ciri a.a. Pribadi diberi kebebasan untuk percaya dan Pribadi diberi kebebasan untuk percaya dan

melaksanakan ajaran agama yang dianut.melaksanakan ajaran agama yang dianut.Negara menjaga kebebasan warga Negara menjaga kebebasan warga negaranya untuk melaksanakan Ibadah.’negaranya untuk melaksanakan Ibadah.’

b.b. Menolak Dogmatisme, karena mengekang Menolak Dogmatisme, karena mengekang kebebasan manusia mencari kebenarankebebasan manusia mencari kebenaran

c.c. Sistem pemerintahannya demokrasiSistem pemerintahannya demokrasi

d.d. Bentuk negaranya adalah negara hukumBentuk negaranya adalah negara hukum

Page 69: PENDIDIKAN PANCASILA.ppt

3.3. Liberalisme Liberalisme Ciri Ciri

a.a. Ateisme tidak percaya kepada Tuhan, Ateisme tidak percaya kepada Tuhan, memushi agamamemushi agama

b.b. Dogatisme : tidak mempercayai pikiran Dogatisme : tidak mempercayai pikiran orang lain, ajaran yang baku adalah yang orang lain, ajaran yang baku adalah yang berdasarkan pikiran Markberdasarkan pikiran Mark

c.c. Otoritas : pelaksanaan politik berdasarkan Otoritas : pelaksanaan politik berdasarkan atas kekerasanatas kekerasan

d.d. Imperalisme : Ideologinya “Diekspor” ke Imperalisme : Ideologinya “Diekspor” ke luar negeri melalui partai komunis luar negeri melalui partai komunis dimasing-masing negaradimasing-masing negaraPartai-partai Komunis tunduk pada Partai Partai-partai Komunis tunduk pada Partai Komunis Pusat (Moskow-Peking)Komunis Pusat (Moskow-Peking)

Page 70: PENDIDIKAN PANCASILA.ppt

4.4. LiberalismeLiberalisme Ciri Ciri

a.a. Rasialisme : pengikutnya tidak bebas berpikir Rasialisme : pengikutnya tidak bebas berpikir terhadap ideologinyaterhadap ideologinya

b.b. Diktatur : pemerintahan dikuasai oleh partai Diktatur : pemerintahan dikuasai oleh partai penguasa dengan kekuasaan yang besar sekalipenguasa dengan kekuasaan yang besar sekali

c.c. Totaliterisme : segala sesuatu berlaku dalam Totaliterisme : segala sesuatu berlaku dalam kehidupan kenegaraan dan kemasyarakatan secara kehidupan kenegaraan dan kemasyarakatan secara menyeluruh atau secara totalmenyeluruh atau secara total

d.d. Imperalisme : bangsa kulit putih terutama Imperalisme : bangsa kulit putih terutama Rasnordil (BR. Jerman di sebelah Utara) adalah Rasnordil (BR. Jerman di sebelah Utara) adalah bangsa yang unggul dan sudah seharusnya mereka bangsa yang unggul dan sudah seharusnya mereka mempunyai missi untuk memperadabkan bangsa mempunyai missi untuk memperadabkan bangsa lain. Oleh karena itu mereka melakukan lain. Oleh karena itu mereka melakukan penguasaan atas bangsa lain.penguasaan atas bangsa lain.

Page 71: PENDIDIKAN PANCASILA.ppt

Hubungan Negara Dengan Hubungan Negara Dengan AgamaAgama

1. Menurut Paham Theokrasi• Negara dengan agama tidak dapat

dipisahkan• Negara menyatu dengan agama• Pemerintah dijalankan berdasarkan

Firman Tuhan• Segala tata kehidupan dalam masyarakat,

bangsa • dan negara didasarkan Firman Tuhan.

Page 72: PENDIDIKAN PANCASILA.ppt

Macam negara Theokrasi :Macam negara Theokrasi :

A.A. NegaraNegara Theokrasi langsung Theokrasi langsung Kekuasaan merupakan otoritas TuhanKekuasaan merupakan otoritas Tuhan Adanya negara adalah atas kehendak TuhanAdanya negara adalah atas kehendak Tuhan Yang memerintah adalah Tuhan Yang memerintah adalah Tuhan Doktrin dan ajaran berkembang sebagai upaya untuk Doktrin dan ajaran berkembang sebagai upaya untuk

memperkuat dan meyakinkan rakyat terhadap memperkuat dan meyakinkan rakyat terhadap kekuasaan Tuhan dalam negarakekuasaan Tuhan dalam negara

Seluruh sistem dan norma negara merupakan otoritas Seluruh sistem dan norma negara merupakan otoritas Tuhan melalui wahyuTuhan melalui wahyu

Page 73: PENDIDIKAN PANCASILA.ppt

B.B. Negara Theokrasi tidak langsungNegara Theokrasi tidak langsung

- Bukan Tuhan sendiri yang memerintah dalam negaraBukan Tuhan sendiri yang memerintah dalam negara

- Kepala negara/raja memerintah dengan memiliki otoritas atas nama Tuhan Kepala negara/raja memerintah dengan memiliki otoritas atas nama Tuhan

- Kepala negara/raja memerintah negara atas kehendak TuhanKepala negara/raja memerintah negara atas kehendak Tuhan

- Kekuasaan dalam negara merupakan karunia dari TuhanKekuasaan dalam negara merupakan karunia dari Tuhan

- Negara merupakan penjelmaan dari kekuasaan TuhanNegara merupakan penjelmaan dari kekuasaan Tuhan

- Kekuasaan raja merupakan kekuasaan yang berasal dari TuhanKekuasaan raja merupakan kekuasaan yang berasal dari Tuhan Sistem dan norma dalam negara dirumuskan berdasarkan Firman Tuhan Sistem dan norma dalam negara dirumuskan berdasarkan Firman Tuhan

Page 74: PENDIDIKAN PANCASILA.ppt

2. 2. Menurut Faham Menurut Faham SekularismeSekularisme

Memisahkan antara agama dan negaraMemisahkan antara agama dan negara Bentuk, sistem dan segala aspek kenegaraan Bentuk, sistem dan segala aspek kenegaraan

tidak ada hubungannya dengan agamatidak ada hubungannya dengan agama Negara adlah masalah keduniawian, hubungan Negara adlah masalah keduniawian, hubungan

manusia dengan manusia, sedang agama adalah manusia dengan manusia, sedang agama adalah masalah akherat, hubungan manusia dengan masalah akherat, hubungan manusia dengan TuhanTuhan

Sistem norma terutama norma hukum positif Sistem norma terutama norma hukum positif dipisahkan dari nilai dan norma Agamadipisahkan dari nilai dan norma Agama

Page 75: PENDIDIKAN PANCASILA.ppt

Hukum positif ditentukan oleh Hukum positif ditentukan oleh komitmen warga negara, walaupun komitmen warga negara, walaupun bertentangan dengan agamabertentangan dengan agama

Negara adalah urusan hubungan Negara adalah urusan hubungan horisontal antara manusia, sedang horisontal antara manusia, sedang agama menjadi urusan umat masing-agama menjadi urusan umat masing-masing agamamasing agama

Warga negara diberi kebebasan Warga negara diberi kebebasan memeluk agama masing-masingmemeluk agama masing-masing

Page 76: PENDIDIKAN PANCASILA.ppt

3. 3. Menurut faham KomunisMenurut faham Komunis

Bersifat atheis, bahkan antitheis, Bersifat atheis, bahkan antitheis, melarang dan menekankan melarang dan menekankan kehidupan agamakehidupan agama

Nilai tertinggi dalam negara adalah Nilai tertinggi dalam negara adalah materi, karena pada hakekatnya materi, karena pada hakekatnya manusia adlah materimanusia adlah materi

Page 77: PENDIDIKAN PANCASILA.ppt

4.4.Menurut faham LiberalMenurut faham Liberal

Masalah agama ditentukan oleh Masalah agama ditentukan oleh kebebasan individukebebasan individu

Negara memberi kebebasan Negara memberi kebebasan warganya memeluk agama dan warganya memeluk agama dan beribadah sesuai agamanya masing-beribadah sesuai agamanya masing-masingmasing

Warga negara diberi kebebasan Warga negara diberi kebebasan menilai dan mengkritik agamamenilai dan mengkritik agama

Page 78: PENDIDIKAN PANCASILA.ppt

Warga negara diberi kebebasan tidak Warga negara diberi kebebasan tidak percaya Tuhanpercaya Tuhan

Nilai agama dipisahkan dan Nilai agama dipisahkan dan dibedakan dari negaradibedakan dari negara

Ketentuan kenegaraan terutama Ketentuan kenegaraan terutama peraturan perundang-undangan peraturan perundang-undangan ditentukan oleh kesepakatan ditentukan oleh kesepakatan individu-individu, walaupun individu-individu, walaupun bertentangan dengan norma agamabertentangan dengan norma agama

Sistem negara membedakan dan Sistem negara membedakan dan memisahkan negara memisahkan negara

Page 79: PENDIDIKAN PANCASILA.ppt

5. 5. Menurut PancasilaMenurut Pancasila

NNegara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha egara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha EsaEsa

Bukan negara sekuler, yang memisahkan Bukan negara sekuler, yang memisahkan negara dengan agamnegara dengan agamaa

Segala aspek kenegaraan harus sesuai Segala aspek kenegaraan harus sesuai dengan hakekat nilai-nilai yang berasal dari dengan hakekat nilai-nilai yang berasal dari TuhanTuhan

Nilai yang berasal dari Tuhan merupakan Nilai yang berasal dari Tuhan merupakan sumber material bagi segala norma, terutama sumber material bagi segala norma, terutama norma hukum positif dan norma moral norma hukum positif dan norma moral penyelenggaraan negarapenyelenggaraan negara

Page 80: PENDIDIKAN PANCASILA.ppt

Negara tidak mendasrkan pada suatu Negara tidak mendasrkan pada suatu agama tertentu, bukan negara agama, agama tertentu, bukan negara agama, dan bukan negara Theokrasidan bukan negara Theokrasi

Negara mengatasi segala agamaNegara mengatasi segala agama Negara menjamin kehidupan agama dan Negara menjamin kehidupan agama dan

umat beragamaumat beragama Negara melindungi seluruh agamaNegara melindungi seluruh agama Warga negara memiliki hak memeluk Warga negara memiliki hak memeluk

agama dan beribadah sesuai dengan agama dan beribadah sesuai dengan agama masing-masingagama masing-masing

Tidak ada tempat bagi atheisme dan Tidak ada tempat bagi atheisme dan sekularismesekularisme

Page 81: PENDIDIKAN PANCASILA.ppt

PANDANGAN PANDANGAN INTEGRALISTIK INTEGRALISTIK

DALAM PANCASILADALAM PANCASILAI. I. Pengertian IntegralistikPengertian Integralistik

1.1. Segi bahasa Segi bahasa :: Kebulatan, Kebulatan, keutuhan, kesatuan, keseluruhan, keutuhan, kesatuan, keseluruhan, kekeluargaan.kekeluargaan.

2.2. Segi IstilahSegi Istilah Suatu nilai atau Suatu nilai atau asas yang mengutamakan kebulatan, asas yang mengutamakan kebulatan, keutuhan, kesatuan dan keutuhan, kesatuan dan kekeluargaan.kekeluargaan.

Page 82: PENDIDIKAN PANCASILA.ppt

II. II. Sejarah Teori IntegralistikSejarah Teori Integralistik

Teori integralistik dikemukakan Prof. Dr. Mr. Teori integralistik dikemukakan Prof. Dr. Mr. Soepomo dalam sidang BPUPKI tanggal 31 Mei Soepomo dalam sidang BPUPKI tanggal 31 Mei 1945 dalam rangka menjelaskan konsep dasar 1945 dalam rangka menjelaskan konsep dasar negara.negara.

Menurut beliau ada tiga teori tentang pengertian Menurut beliau ada tiga teori tentang pengertian negara yang dapat dijadikan pertimbangan negara yang dapat dijadikan pertimbangan dalam menetapkan dasar negara :dalam menetapkan dasar negara :

1. 1. Teori perseorangan/individualistik, yang Teori perseorangan/individualistik, yang diajarkan Thomas Hobbers, John Locke, JJ. diajarkan Thomas Hobbers, John Locke, JJ. Rousseau, Herbert SpencerRousseau, Herbert Spencer

Page 83: PENDIDIKAN PANCASILA.ppt

2. 2. Teori golongan/kelas yang diajarkan Karl Marse, Teori golongan/kelas yang diajarkan Karl Marse, Engels, LeninEngels, Lenin

Teori ini menyatakan bahwa negara merupakan alat Teori ini menyatakan bahwa negara merupakan alat dari suatu golongan ekonomi kuat untuk dari suatu golongan ekonomi kuat untuk menindas golongan lain (ekonomi lemah). menindas golongan lain (ekonomi lemah).

Teori ini diterapkan dinegara Komunis dalam Teori ini diterapkan dinegara Komunis dalam bentuk Diktator Plaretoriat.bentuk Diktator Plaretoriat.

3.3.Teori integralistik/persatuan yang di ajarkan Teori integralistik/persatuan yang di ajarkan Spinoza, Adam Muller, Hegel. Teori ini Spinoza, Adam Muller, Hegel. Teori ini menyatakan bahwa negara adalah suatu susunan menyatakan bahwa negara adalah suatu susunan masyarakat yang integral, semua golongan, masyarakat yang integral, semua golongan, bagian, dan anggotanya berhubungan erat satu bagian, dan anggotanya berhubungan erat satu sama lain dan merupakan persatuan masyarakat sama lain dan merupakan persatuan masyarakat yang organis.yang organis.

Page 84: PENDIDIKAN PANCASILA.ppt

III. III. Asas Integralistik Asas Integralistik Dalam Filsafat Pancasila Mengajarkan Dalam Filsafat Pancasila Mengajarkan

1. 1. Manusia sebagai makhluk yang percaya pada Manusia sebagai makhluk yang percaya pada Tuhan Yang Maha Esa cenderung untuk Tuhan Yang Maha Esa cenderung untuk mengabdi kepadanya, cinta sesama manusia, mengabdi kepadanya, cinta sesama manusia, serta merasa bagian dari masyarakat, bangsa, serta merasa bagian dari masyarakat, bangsa, dan negara.dan negara.

2. 2. Manusia mempunyai potensi untuk mencintai Manusia mempunyai potensi untuk mencintai kebenaran dan keadilankebenaran dan keadilan

3. 3. Manusia Indonesia merupakan bagian dari Manusia Indonesia merupakan bagian dari umat manusia budaya dan dunia oleh karena umat manusia budaya dan dunia oleh karena itu manusia Indonesia menerima hak asasi itu manusia Indonesia menerima hak asasi yang seimbang dengan kewajiban asasinya.yang seimbang dengan kewajiban asasinya.

Page 85: PENDIDIKAN PANCASILA.ppt

IV. IV. Hubungan Teori Hubungan Teori Integralistik Dengan Integralistik Dengan

PancasilaPancasila

1. 1. Sila-sila Pancasila merupakan satu kesatuan yang Sila-sila Pancasila merupakan satu kesatuan yang bulat dan utuh. Masing-masing sila tidak dapat bulat dan utuh. Masing-masing sila tidak dapat difahami dan diberi arti tersendiri yang terpisah dari difahami dan diberi arti tersendiri yang terpisah dari sila-sila lainnya.sila-sila lainnya.

2. 2. Adanya sila persatuan Indonesia (Sila III). Sila ini Adanya sila persatuan Indonesia (Sila III). Sila ini tercermin dalam pembukaan UUD 1945 : “Negara tercermin dalam pembukaan UUD 1945 : “Negara melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dengan berdasar atas tumpah darah Indonesia dengan berdasar atas persatuan dengan mewujudkan keadilan sosial bagi persatuan dengan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia’.seluruh rakyat Indonesia’.

3. 3. Adanya asas kekeluargaan dan semangat gotong Adanya asas kekeluargaan dan semangat gotong royongroyong

Page 86: PENDIDIKAN PANCASILA.ppt

V. V. PandanganPandangan

Prof. Dardji Darmodihardjo, SHProf. Dardji Darmodihardjo, SH

1. 1. Pandangan integralistik dalam filsafat Pancasila secara Pandangan integralistik dalam filsafat Pancasila secara garis besar dapat dirumuskan sebagai berikut :garis besar dapat dirumuskan sebagai berikut :

a.a.Tuhan Yang Maha Esa adalh pencipta alam Tuhan Yang Maha Esa adalh pencipta alam semesta dengan segala isinyasemesta dengan segala isinya

b. b. Bagian atau golongan yang terlibat Bagian atau golongan yang terlibat berhubungan erat, merupakan kesatuan berhubungan erat, merupakan kesatuan organisorganis

c. c. Kebenaran setiap unsur hanya berarti dalam Kebenaran setiap unsur hanya berarti dalam hubungan dengan keseluruhanhubungan dengan keseluruhan

Page 87: PENDIDIKAN PANCASILA.ppt

d. d. Tiap anggota, bagian, golongan memiliki Tiap anggota, bagian, golongan memiliki tempat dan kewajiban hidup sendiri-tempat dan kewajiban hidup sendiri-sendiri dan merupakan kesatuan hidup sendiri dan merupakan kesatuan hidup

e. e. Tidak terjadi situasi yang memihak pada Tidak terjadi situasi yang memihak pada golongan yang kuat atau penting dan golongan yang kuat atau penting dan tidak terjadi pula dominasi mayoritas dan tidak terjadi pula dominasi mayoritas dan tirani minoritastirani minoritas

f. f. Yang diutamakan keselamatan, Yang diutamakan keselamatan, kesejahteraan, kebahagiaan keseluruhan kesejahteraan, kebahagiaan keseluruhan (bangsa dan negara)(bangsa dan negara)

g. g. Menuju keseimbangan lahir dan batin.Menuju keseimbangan lahir dan batin.

Page 88: PENDIDIKAN PANCASILA.ppt

2. 2. Adanya pandangan integralistik dalam filsafat Adanya pandangan integralistik dalam filsafat Pancasila mempunyai tujuan dan fungsi sebagai Pancasila mempunyai tujuan dan fungsi sebagai

berikut :berikut :

a. a. Terwujudnya negara Indonesia yang Terwujudnya negara Indonesia yang berfaham negara persatuanberfaham negara persatuan

b. b. Terbinanya negara yang hendak Terbinanya negara yang hendak mewujudkan keadilan sosial bagi mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyatseluruh rakyat

Page 89: PENDIDIKAN PANCASILA.ppt

c.c.Terwujudnya negara yang berkedaulatan Terwujudnya negara yang berkedaulatan rakyat, berdasar atas kerakyatan dan rakyat, berdasar atas kerakyatan dan permusyawaratan perwakilan.permusyawaratan perwakilan.

d. d. Terbinanya negara yang berdasar atas Terbinanya negara yang berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa menurut dasar Ketuhanan Yang Maha Esa menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.kemanusiaan yang adil dan beradab.

e. e. Mewujudkan suatu masyarakat adil dan Mewujudkan suatu masyarakat adil dan makmur yang merata material dan makmur yang merata material dan spritual berdasarkan Pancasila dalam spritual berdasarkan Pancasila dalam wadah negara kesatuan Republik wadah negara kesatuan Republik IndonesiaIndonesia

Page 90: PENDIDIKAN PANCASILA.ppt

3. 3. Pelaksanaan pandangan integralistik Pelaksanaan pandangan integralistik dalam kehidupan bernegara dalam kehidupan bernegara

a.a.Negara berdasar pandangan integralistik Negara berdasar pandangan integralistik adalah suatu susunan masyarakat yang adalah suatu susunan masyarakat yang integral, dimana segala golongan, bagian, dan integral, dimana segala golongan, bagian, dan anggotanya berhubungan erat satu sama lain anggotanya berhubungan erat satu sama lain dan merupakan persatuan masyarakat yang dan merupakan persatuan masyarakat yang organisorganis

b. b. Staatsidee integralistik atau pengertian negara Staatsidee integralistik atau pengertian negara persatuan (kekeluargaan) dapat dilihat dalam persatuan (kekeluargaan) dapat dilihat dalam konstruksi UUD 1945, baik pembukaan, batang konstruksi UUD 1945, baik pembukaan, batang tubuh UUD 1945, maupun penjelasannya.tubuh UUD 1945, maupun penjelasannya.

Page 91: PENDIDIKAN PANCASILA.ppt

c. c. Hubungan negara dan agama tertuang dalam Hubungan negara dan agama tertuang dalam pasal 29 ayat 1 dan 2 UUD 1945, yang pasal 29 ayat 1 dan 2 UUD 1945, yang kemudian dipertegas dalam Ketetapan MPR kemudian dipertegas dalam Ketetapan MPR Nomor II/MPR/1978 tentang P-4, khususnya Nomor II/MPR/1978 tentang P-4, khususnya penjelasan atas Bab II angka 1.penjelasan atas Bab II angka 1.

d. d. Pembentukan pemerintahan negara (bentuk Pembentukan pemerintahan negara (bentuk susunan negara) berdasarkan:susunan negara) berdasarkan:

1. 1. Negara persatuanNegara persatuan2. 2. DesentralisasiDesentralisasi3. 3. Kepala negara yang bersatu jiwa dengan Kepala negara yang bersatu jiwa dengan

seluruh rakyatnyaseluruh rakyatnya4.4.Badan permusyawaratan/perwakilanBadan permusyawaratan/perwakilan..

Page 92: PENDIDIKAN PANCASILA.ppt

BENTUK NEGARA BENTUK NEGARA KESATUANKESATUAN

Pidato MR. Yamin Tanggal 29 Mei 1945 pada Sidang Pidato MR. Yamin Tanggal 29 Mei 1945 pada Sidang BPUPKIBPUPKI

1.1. Negara baru yang akan dibentuk adalah negara Negara baru yang akan dibentuk adalah negara kebangsaan Indonesia, yang berisi faham hendak kebangsaan Indonesia, yang berisi faham hendak mempersatukan rakyatmempersatukan rakyat

2.2. Negara rakyat Indonesia menjalankan pembagian Negara rakyat Indonesia menjalankan pembagian pekerjaan negara atas jalan disentralisasi atau pekerjaan negara atas jalan disentralisasi atau dekonsentrasi yang tidak dekonsentrasi yang tidak 22mengenal federalisme atau mengenal federalisme atau perpecahan negaraperpecahan negara

3.3. Bentuk negara yang merdeka berdaulat adalah suatu Bentuk negara yang merdeka berdaulat adalah suatu Republik Indonesia yang tersusun atas faham Unitarisme Republik Indonesia yang tersusun atas faham Unitarisme

Page 93: PENDIDIKAN PANCASILA.ppt

III. III. Pidato Prof Soepomo Pidato Prof Soepomo tanggal 31 Mei 1945 pada tanggal 31 Mei 1945 pada

Sidang BPUPKISidang BPUPKI

1. 1. Ada tiga pilihan bentuk negara yaitu Ada tiga pilihan bentuk negara yaitu negara persatuan, negara negara persatuan, negara persekutuan/federasi dan negara persekutuan/federasi dan negara SerikatSerikat

2. 2. Negara federasi ditolak karena Negara federasi ditolak karena dengan federasi berarti bukan dengan federasi berarti bukan mendirikan suatu negara, tetapi mendirikan suatu negara, tetapi beberapa negara.beberapa negara.

Page 94: PENDIDIKAN PANCASILA.ppt

Pidato Ir. Soekarno tanggal Pidato Ir. Soekarno tanggal 1 Juni 1945 pada Sidang 1 Juni 1945 pada Sidang

BPUPKI BPUPKI

1. 1. Negara Indonesia yang akan didirikan adalah negara Negara Indonesia yang akan didirikan adalah negara kebangsaan, yaitu negara “Semua buat semua”.kebangsaan, yaitu negara “Semua buat semua”.

2. 2. Kebangsaan yang memenuhi syarat yang lebih luas Kebangsaan yang memenuhi syarat yang lebih luas dari konsep renan dan otto baner :dari konsep renan dan otto baner :

Kehendak untuk bersatuKehendak untuk bersatu Satu persatuan perangai yang timbul karena Satu persatuan perangai yang timbul karena

persatuan nasibpersatuan nasib Satu kesatuan wilayah Satu kesatuan wilayah

3. 3. Keberhasilan mencapai Indonesia merdeka hanya Keberhasilan mencapai Indonesia merdeka hanya dengan perjuangan dan persatuandengan perjuangan dan persatuan

Page 95: PENDIDIKAN PANCASILA.ppt

Rapat Panitia Perancang Rapat Panitia Perancang UUD :UUD :

1. 1. Tanggal 11 Juli 1945 menyetujui bentuk Tanggal 11 Juli 1945 menyetujui bentuk unitarisme (Voting : Para anggota unitarisme (Voting : Para anggota menghendaki unitarisme dan hanya dua menghendaki unitarisme dan hanya dua anggota menghendaki federalisme)anggota menghendaki federalisme)

2.2.Tanggal 13 Juli 1945 mengusulkan perubahan Tanggal 13 Juli 1945 mengusulkan perubahan pasal 1 menjadi : “Indonesia adlah negara pasal 1 menjadi : “Indonesia adlah negara ksatuan yang berbentuk Republik”.ksatuan yang berbentuk Republik”.

Rapat PPKI, tanggal 18 Agustus 1945, Rapat PPKI, tanggal 18 Agustus 1945, menyetujui secara bulat rumusan pasal menyetujui secara bulat rumusan pasal tersebut tersebut

Page 96: PENDIDIKAN PANCASILA.ppt

  TEORI PENYATUAN EGOTEORI PENYATUAN EGO

Sebagai Metode Mengatasi Disintegrasi Sebagai Metode Mengatasi Disintegrasi NasionalNasional

Materi ego pribadi : Nilai luhur yang dijunjung tinggi Materi ego pribadi : Nilai luhur yang dijunjung tinggi kebenarannya dan menjadi Tujuan yang akan dicapai, kebenarannya dan menjadi Tujuan yang akan dicapai, serta menjiwai perilaku sehari-hariserta menjiwai perilaku sehari-hari

Pengaruh ego-ego pribadi :Pengaruh ego-ego pribadi :

1. 1. Kesesuaian antar egoKesesuaian antar ego Kesesuaian dapat berkembang menjadi penyatuan Kesesuaian dapat berkembang menjadi penyatuan

EgoEgo

2. 2. Ketidaksesuaian antar egoKetidaksesuaian antar ego Ketidak sesuaian dapat menjadi konflik antar Ego Ketidak sesuaian dapat menjadi konflik antar Ego

Page 97: PENDIDIKAN PANCASILA.ppt

Penyatuan ego dapat melahirkan ego kelompok Penyatuan ego dapat melahirkan ego kelompok (al. Organisasi, partai), selanjutnya melahirkan (al. Organisasi, partai), selanjutnya melahirkan ego bangsa, ego regional, ego internasional.ego bangsa, ego regional, ego internasional.

Konflik antar EgoKonflik antar Ego

1. 1. Secara internal (dalam diri pribadi seseorang) Secara internal (dalam diri pribadi seseorang) dapat melahirkan pribadi gandadapat melahirkan pribadi ganda

2. 2. Secara eksternal (dalam kelompok, masyarakat, Secara eksternal (dalam kelompok, masyarakat, negara) dapat menimbulkan perpecahan negara) dapat menimbulkan perpecahan organisasi, disintegrasi nasional, disintegrasi organisasi, disintegrasi nasional, disintegrasi internasional.internasional.

     

Page 98: PENDIDIKAN PANCASILA.ppt

Kesesuaian/ketidak Kesesuaian/ketidak sesuaian antar ego :sesuaian antar ego :

Bersifat resmi (formal) dapat Bersifat resmi (formal) dapat melahirkan kelompok sampai melahirkan kelompok sampai organisasi bersifat kebangsaanorganisasi bersifat kebangsaan

Bersifat tidak resmi (informal) dapat Bersifat tidak resmi (informal) dapat melahirkan perkumpulan informal a.l melahirkan perkumpulan informal a.l perkumpulan arisan perkumpulan arisan

Page 99: PENDIDIKAN PANCASILA.ppt

Penerapan EgoPenerapan Ego

1.1. Untuk pribadi, dapat berupa nilai Untuk pribadi, dapat berupa nilai agama, moral, pandangan hidup politikagama, moral, pandangan hidup politik

2.2. Untuk kelompok/group dapat berupa Untuk kelompok/group dapat berupa nilai agama, moral, aliran politiknilai agama, moral, aliran politik

3.3. Untuk bangsa, dapat berasal dari nilai Untuk bangsa, dapat berasal dari nilai agama, moral, aliran politikagama, moral, aliran politik

Untuk bangsa Indonesia materi ego Untuk bangsa Indonesia materi ego nasional adalah Pancasila.nasional adalah Pancasila.

Page 100: PENDIDIKAN PANCASILA.ppt

Kemungkinan pecahnya Ego Kemungkinan pecahnya Ego pribadi :pribadi :

1. 1. Gejala :Gejala : Tidak mempunyai tujuan yang pastiTidak mempunyai tujuan yang pasti Tidak punya pendirianTidak punya pendirian Ucapannya tidak dapat dipercaya Ucapannya tidak dapat dipercaya Tidak tenangTidak tenang Tidak dapat mengambil keputusanTidak dapat mengambil keputusan Tidak dapat bertanggung jawabTidak dapat bertanggung jawab

Page 101: PENDIDIKAN PANCASILA.ppt

2. 2. Penyebab Penyebab Pembinaan kepribadian tidak berlangsung Pembinaan kepribadian tidak berlangsung

sebagaimana mestinyasebagaimana mestinya Pengaruh budaya dari luar Pengaruh budaya dari luar

3. 3. Penolong : agamaPenolong : agama Kemungkinan bersatu/pecahnya ego kelompok :Kemungkinan bersatu/pecahnya ego kelompok :

1. 1. Sebab : Proses penyatuan/perpecahan antar egoSebab : Proses penyatuan/perpecahan antar ego

2. 2. Wujud : lahirnya organisasi baru, penggabungan Wujud : lahirnya organisasi baru, penggabungan organisasi, pecahnya organisasi, bubarnya organisasi, pecahnya organisasi, bubarnya organisasiorganisasi

3. 3. Materi : dapat berasal dari nilai agama, Materi : dapat berasal dari nilai agama, kekeluargaan, kebudayaan, politik kedaerahan.kekeluargaan, kebudayaan, politik kedaerahan.

Page 102: PENDIDIKAN PANCASILA.ppt

Kemungkinan Kemungkinan Lemah/Pecahnya Ego Lemah/Pecahnya Ego

nasionalnasional1. 1. Wujud lemah, atau pecahnya persatuan Wujud lemah, atau pecahnya persatuan

dan kesatuan nasional, yaitu adanya dan kesatuan nasional, yaitu adanya gejala desintegrasi nasional.gejala desintegrasi nasional.

2. 2. Sebab : Kepentingan ego kelompok Sebab : Kepentingan ego kelompok merasa kurang diperhatikan oleh ego merasa kurang diperhatikan oleh ego nasional.nasional.

3. 3. Kemungkinan terdapat nilai luhur lain Kemungkinan terdapat nilai luhur lain yang lebih menarik perhatian bagi ego yang lebih menarik perhatian bagi ego kelompok.kelompok.

Page 103: PENDIDIKAN PANCASILA.ppt

Sebab nilai luhur lebih Sebab nilai luhur lebih menarikmenarik

1. 1. Ego nasional tidak menarik lagi, Ego nasional tidak menarik lagi, karena dianggap tidak lagi dapat karena dianggap tidak lagi dapat memenuhi hajat hidup ego kelompok, memenuhi hajat hidup ego kelompok, sehingga dicari ego nasional lainsehingga dicari ego nasional lain

2. 2. Ego kelompok ingin mandiri (menjadi Ego kelompok ingin mandiri (menjadi ego nasional baru) lepas dari ego ego nasional baru) lepas dari ego nasional yang ada, karena dianggap nasional yang ada, karena dianggap tidak lagi dapat memenuhi harapantidak lagi dapat memenuhi harapan

Page 104: PENDIDIKAN PANCASILA.ppt

Cara mengatasi :Cara mengatasi : Ego nasional harus selalu disegarkan, Ego nasional harus selalu disegarkan,

agar selalu responsip terhadap agar selalu responsip terhadap tantangan dari ego pribadi dan ego tantangan dari ego pribadi dan ego kelompok.kelompok.

Kesuburan perkembangan ego Kesuburan perkembangan ego pribadi, ego kelompok, dan ego pribadi, ego kelompok, dan ego nasional sangat tergantung pada nasional sangat tergantung pada konsistensi partisipasi para anggota konsistensi partisipasi para anggota pendukungnya pendukungnya

Page 105: PENDIDIKAN PANCASILA.ppt

Pendukung egoPendukung ego

1. 1. Ego pribadi : diri sendiriEgo pribadi : diri sendiri

2. 2. Ego kelompok : anggota-anggotaEgo kelompok : anggota-anggota

3. 3. Ego nasional : warga bangsa Ego nasional : warga bangsa Perkembangan kelompok / bangsaPerkembangan kelompok / bangsa

Yang memegang peranan penting Yang memegang peranan penting adalahkonsistensi dukungan anggota adalahkonsistensi dukungan anggota kepada cita-cita kelompok/cita-cita kepada cita-cita kelompok/cita-cita nasional.nasional.

Page 106: PENDIDIKAN PANCASILA.ppt

Supaya dukungan dapat konsisten :Supaya dukungan dapat konsisten : Diperlukan adanya antisipasi dari Diperlukan adanya antisipasi dari

ego kelompok atau ego nasional ego kelompok atau ego nasional yang makin meningkat terhadap yang makin meningkat terhadap partisipasi para pendukungnya.partisipasi para pendukungnya.

Page 107: PENDIDIKAN PANCASILA.ppt

PERANAN PANCASILA DI PERANAN PANCASILA DI ERA REFORMASIERA REFORMASI

  

1. 1. Pancasila sebagai paradigma Pancasila sebagai paradigma ketatanegaraanketatanegaraan

a)a) Pancasila sebagai pola pikirPancasila sebagai pola pikir

b)b) Pancasila sebagai landasan kehidupan Pancasila sebagai landasan kehidupan berbangsa dan bernegaraberbangsa dan bernegara

c)c) Setiap gerak langkah bangsa dan Setiap gerak langkah bangsa dan negara harus dilandasi Pancasilanegara harus dilandasi Pancasila

Page 108: PENDIDIKAN PANCASILA.ppt

2. 2. Pancasila sebagai paradigma Pancasila sebagai paradigma pembangunan bidang sosial politikpembangunan bidang sosial politik

a)a) . P. Peellaksanaan keadilan sosial mencakup aksanaan keadilan sosial mencakup keadilan agama, politik, ekonomi dan budayakeadilan agama, politik, ekonomi dan budaya

b)b) Dalam pengambilan keputusan Dalam pengambilan keputusan mengutamakan kepentingan rakyatmengutamakan kepentingan rakyat

c)c) Melaksanakan keadilan sosial berdasarkan Melaksanakan keadilan sosial berdasarkan konsep kesatuankonsep kesatuan

d)d) Pencapaian tujuan keadilan menggunakan Pencapaian tujuan keadilan menggunakan pendekatan kemanusiaan yang adil dan pendekatan kemanusiaan yang adil dan beradabberadab

Page 109: PENDIDIKAN PANCASILA.ppt

3. 3. Pancasila sebagai Pancasila sebagai paradigma pembangunan paradigma pembangunan

ekonomi ekonomi NiNilai Pancasila diimplementasikan secara riil lai Pancasila diimplementasikan secara riil dan sistematis dalam an nyata.dan sistematis dalam an nyata.

4. Pancasila sebagai paradigma pembangunan bidang

kebudayaana. Pancasila sebagai etos budaya

persatuanb. Pembangunan kebudayaan

sebagai sarana pengikat persatuan masyarakat yang majemuk.

Page 110: PENDIDIKAN PANCASILA.ppt

Pancasila sebagai Pancasila sebagai paradigma ilmu paradigma ilmu pengetahuanpengetahuan

1.1. Pancasila dijadikan dasar dalam Pancasila dijadikan dasar dalam pengembangan ilmupengembangan ilmu

2.2. Parameter kebenaran dan kemanfaatan Parameter kebenaran dan kemanfaatan adalah nilai Pancasilaadalah nilai Pancasila

3.3. Kemanfaatan ilmu sesuai dengan nilai Kemanfaatan ilmu sesuai dengan nilai PancasilaPancasila

4.4. Efek pengembangan ilmu dapat Efek pengembangan ilmu dapat diwujudkan nilai Pancasila diwujudkan nilai Pancasila

  

Page 111: PENDIDIKAN PANCASILA.ppt

PROSES PENYUSUNAN UUD PROSES PENYUSUNAN UUD 1945 DAN PENGESAHANNYA1945 DAN PENGESAHANNYA

- - 22 Juni 1945 Ketua Panitia Delapan 22 Juni 1945 Ketua Panitia Delapan mengadakan pertemuan dengan anggota mengadakan pertemuan dengan anggota BPUPKI antara lain membahas hubungan BPUPKI antara lain membahas hubungan agama dengan negara, kemudian agama dengan negara, kemudian membentuk Panitia Sembilan yaitu : Drs. membentuk Panitia Sembilan yaitu : Drs. Moh. Moh. Hatta, DR. Muh. Yamin, MR. Hatta, DR. Muh. Yamin, MR. Ahmad Ahmad Subardjo, Mr. AA. Maramis, Ir. Soekarno, KH. Subardjo, Mr. AA. Maramis, Ir. Soekarno, KH. Abdul Kahar Muzakir, KH. Wahid Hasyim, Abdul Kahar Muzakir, KH. Wahid Hasyim, Abi Kusno Tjokrosanjoyo dan H. Agus Salim.Abi Kusno Tjokrosanjoyo dan H. Agus Salim.

Page 112: PENDIDIKAN PANCASILA.ppt

Panitian Sembilan berhasil menyusun Panitian Sembilan berhasil menyusun rancangan Preambul hukum dasar, rancangan Preambul hukum dasar, yang oleh Mr. Muh. Yamin dinamakan yang oleh Mr. Muh. Yamin dinamakan Piagam Jakarta 22 Juni 1945. Piagam Jakarta 22 Juni 1945.

10 Juli 1945 Ketua Panitia Sembilan 10 Juli 1945 Ketua Panitia Sembilan melaporkan rancangan Preambul pada melaporkan rancangan Preambul pada sidang kedua BPUPKI.sidang kedua BPUPKI.

11 Juli 1945 BPUPKI membentuk tiga 11 Juli 1945 BPUPKI membentuk tiga Panitia antara lain Panitia Panitia antara lain Panitia Perancangan UUD yang diketuai Ir. Perancangan UUD yang diketuai Ir. Soekarno.Soekarno.

Page 113: PENDIDIKAN PANCASILA.ppt

14 Juli 1945 Ketua Perancang UUD melaporkan 14 Juli 1945 Ketua Perancang UUD melaporkan hasil kerjanya pada sidang BPUPKI antara lain hasil kerjanya pada sidang BPUPKI antara lain rancangan pembukaan UUD yang diambil dari rancangan pembukaan UUD yang diambil dari alinea 4 rancangan Preambul hukum dasar dan alinea 4 rancangan Preambul hukum dasar dan teks Pembukaan UUD diterima sidang.teks Pembukaan UUD diterima sidang.

15 Juli 1945 Ketua Perancang UUD memberikan 15 Juli 1945 Ketua Perancang UUD memberikan penjelasan umum tentang Rancangan UUD. penjelasan umum tentang Rancangan UUD. Kemudian dilanjutkan penjelasan rinci tentang Kemudian dilanjutkan penjelasan rinci tentang pasal-pasalnya oleh Prof. MR. DR. Soepomo.pasal-pasalnya oleh Prof. MR. DR. Soepomo.

16 Juli 1945 rancangan UUD diterima secara 16 Juli 1945 rancangan UUD diterima secara bulat, setelah diadakan perubahan seperlunya.bulat, setelah diadakan perubahan seperlunya.

Page 114: PENDIDIKAN PANCASILA.ppt

BPUPKI melaporkan hasilnya pada Jepang di BPUPKI melaporkan hasilnya pada Jepang di sertai usulan pembentukan PPKI.sertai usulan pembentukan PPKI.

07 Agustus 1945 dibentuk PPKI yang 07 Agustus 1945 dibentuk PPKI yang beranggotakan 21 orang dengan Ketua Ir. beranggotakan 21 orang dengan Ketua Ir. Soekarno dan Wakil Ketua Drs. Moh. Hatta.Soekarno dan Wakil Ketua Drs. Moh. Hatta.

09 Agustus 1945 Ketua dan Wakil Ketua PPKI 09 Agustus 1945 Ketua dan Wakil Ketua PPKI serta mantan Ketua BPUPKI menemui Jenderal serta mantan Ketua BPUPKI menemui Jenderal Terauchi di Dalat (Sebelah Utara Saigon)Terauchi di Dalat (Sebelah Utara Saigon)

12 Agustus 1945 Jenderal Terauchi menyatakan :12 Agustus 1945 Jenderal Terauchi menyatakan : Pemerintah di Tokyo menyetujui kemerdekaan Pemerintah di Tokyo menyetujui kemerdekaan

IndonesiaIndonesia Kapan kemerdekaan Indonesia diumumkan Kapan kemerdekaan Indonesia diumumkan

terserah pada PPKI.terserah pada PPKI.

Page 115: PENDIDIKAN PANCASILA.ppt

16 Agustus 1945 dinihari Soekarno dan Moh. 16 Agustus 1945 dinihari Soekarno dan Moh. Hatta dibawa Perwira Petake Rengasdengklok Hatta dibawa Perwira Petake Rengasdengklok (Krawang), agar dapat meneruskan (Krawang), agar dapat meneruskan memimpin RI, karena rakyat akan menyerbu memimpin RI, karena rakyat akan menyerbu Jakarta untuk melucuti Jepang.Jakarta untuk melucuti Jepang.

Malam harinya Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Malam harinya Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta kembali ke Jakarta dan mengadakan Hatta kembali ke Jakarta dan mengadakan rapat PPKI, tetapi PPKI dilarang Jepang rapat PPKI, tetapi PPKI dilarang Jepang mengadakan rapat persiapan pengumuman mengadakan rapat persiapan pengumuman kemerdekaan, karena sejak 14 Agustus 1945 kemerdekaan, karena sejak 14 Agustus 1945 Jepang yang kalah perang mendapat perintah Jepang yang kalah perang mendapat perintah dari sekutu untuk tidak mengadakan dari sekutu untuk tidak mengadakan perubahan ketatanegaraan.perubahan ketatanegaraan.

Page 116: PENDIDIKAN PANCASILA.ppt

Sejak malam 16 Agustus 1945 janji Jepang Sejak malam 16 Agustus 1945 janji Jepang untuk kemerdekaan Indonesia telah batal untuk kemerdekaan Indonesia telah batal dan bangsa Indonesia mengambil dan bangsa Indonesia mengambil keputusan sendiri untuk menentukan keputusan sendiri untuk menentukan nasibnya. Oleh karena itu kemerdekaan nasibnya. Oleh karena itu kemerdekaan Indoensia bukan hadiah Jepang.Indoensia bukan hadiah Jepang.

Menjelang dinihari 17 Agustus 1945 Teks Menjelang dinihari 17 Agustus 1945 Teks Proklamasi disusun dan ditandatangani Ir. Proklamasi disusun dan ditandatangani Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta serta Soekarno dan Drs. Moh. Hatta serta dibacakan Ir. Soekarno pada pagi harinya dibacakan Ir. Soekarno pada pagi harinya dijalan pegangsaan Timur No. 56 Jakarta.dijalan pegangsaan Timur No. 56 Jakarta.

Page 117: PENDIDIKAN PANCASILA.ppt

17 Agustus 1945 Petang Hari, “Utusan dari 17 Agustus 1945 Petang Hari, “Utusan dari masyarakat Indonesia bagian Timur, menghadap masyarakat Indonesia bagian Timur, menghadap Drs. Moh. Hatta dan menyatakan keberatan Drs. Moh. Hatta dan menyatakan keberatan terhadap kalimat pada rancangan Pembukaan terhadap kalimat pada rancangan Pembukaan UUD yang berbunyi : “Ketuhanan dengan UUD yang berbunyi : “Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya”.pemeluk-pemeluknya”.

18 Agustus 1945 masalah tersebut dapat 18 Agustus 1945 masalah tersebut dapat diselesaikan Drs. Moh. Hatta dengan anggota diselesaikan Drs. Moh. Hatta dengan anggota PPKI : KH. Wahid Hasyim, Ki Bagus Hadikusumo, PPKI : KH. Wahid Hasyim, Ki Bagus Hadikusumo, Mr. Kasman Singodimedjo, MR. Teuku, M. Hasan Mr. Kasman Singodimedjo, MR. Teuku, M. Hasan yang menyetujui dicoretnya tujuh kata tersebut.yang menyetujui dicoretnya tujuh kata tersebut.

18 Agustus 1945 UUD disahkan PPKI.18 Agustus 1945 UUD disahkan PPKI.

Page 118: PENDIDIKAN PANCASILA.ppt

  MACAM NASKAH UUD MACAM NASKAH UUD

19451945 Yang dimuat dalam Berita RI Tahun Yang dimuat dalam Berita RI Tahun

II/1946 No. 7II/1946 No. 7 Yang menggunakan :Yang menggunakan :

a. a. Peraturan Tata-Tertib DPR sejak Peraturan Tata-Tertib DPR sejak 1983 1983

b. b. BP-7BP-7

c. c. Departemen Penerangan Departemen Penerangan

Page 119: PENDIDIKAN PANCASILA.ppt

SistematikaSistematika

a. a. Judul : Undang-undang DasarJudul : Undang-undang Dasar

b. b. Pembagian :Pembagian :

1. 1. Pembukaan, yang langsung disusul Pembukaan, yang langsung disusul dengan Bab-bab.dengan Bab-bab.

2. 2. Penjelasan tentang UUD Negara Penjelasan tentang UUD Negara Indonesia.Indonesia.

Page 120: PENDIDIKAN PANCASILA.ppt

Konsekwensi :Konsekwensi :

Pasal 37 tidak menjangkau perubahan Pasal 37 tidak menjangkau perubahan Pembukaan UUD 1945. Hal ini sesuai Pembukaan UUD 1945. Hal ini sesuai dengan TAP MPRS Nomor : dengan TAP MPRS Nomor : XX/MPRS1966 bahwa Pembukaan XX/MPRS1966 bahwa Pembukaan UUD 1945 tidak dapat diubah oleh UUD 1945 tidak dapat diubah oleh siapapun, karena mengubahnya siapapun, karena mengubahnya berarti sama dengan membubarkan berarti sama dengan membubarkan negara Proklamasi 17 Agustus 1945.negara Proklamasi 17 Agustus 1945.

Page 121: PENDIDIKAN PANCASILA.ppt

3. 3. Versi MPRS Tahun 1966Versi MPRS Tahun 1966

Sistematika dan rumusannya : Sama dengan yang Sistematika dan rumusannya : Sama dengan yang dimuat dalam Lembaran Negara Tahun 1959 No. dimuat dalam Lembaran Negara Tahun 1959 No. 7575

Perbedaannya : Kesalahan cetak pada Lembaran Perbedaannya : Kesalahan cetak pada Lembaran Negara, misalnya pasal 29 salah tempat karena Negara, misalnya pasal 29 salah tempat karena dimasukkan dalam Bab yang lain sudah diperbaikidimasukkan dalam Bab yang lain sudah diperbaiki

Dari segi status dan tempatnya dalam sejarah Dari segi status dan tempatnya dalam sejarah Konstitusi Versi MPRS berbeda dengan dua versi Konstitusi Versi MPRS berbeda dengan dua versi terdahulu terdahulu

Sebab ditetapkan : MPRS Orde Lama belum Sebab ditetapkan : MPRS Orde Lama belum mengukuhkan Dekrit 5 Juli 1959mengukuhkan Dekrit 5 Juli 1959

Page 122: PENDIDIKAN PANCASILA.ppt

KEOTENTIKAN NASKAH UUD KEOTENTIKAN NASKAH UUD 19451945

Ketiga naskah UUD 1945 adalah otentik, karena dibuat Ketiga naskah UUD 1945 adalah otentik, karena dibuat oleh yang berhak membuat UUDoleh yang berhak membuat UUD

1. 1. Naskah BPUPKI dan PPKI adalah otentik karena, BUPKI Naskah BPUPKI dan PPKI adalah otentik karena, BUPKI dan PPKI berfungsi sebagai konstituante. Karena dan PPKI berfungsi sebagai konstituante. Karena keduanya dibentuk Jepang, maka tidak dapat disebut keduanya dibentuk Jepang, maka tidak dapat disebut sebagai pembuat sebenarnya dari UUD 1945, tetapi sebagai pembuat sebenarnya dari UUD 1945, tetapi hanya mempersiapkan konsep rancangan UUD 1945. hanya mempersiapkan konsep rancangan UUD 1945. Badan yang sebenarnya melahirkan UUD 1945 adalah Badan yang sebenarnya melahirkan UUD 1945 adalah PPKI yang dibentuk Indonesia pada tanggal 18 Agustus PPKI yang dibentuk Indonesia pada tanggal 18 Agustus 1945, yang anggotanya terdiri dari anggota PPKI 1945, yang anggotanya terdiri dari anggota PPKI bentukkan Jepang ditambah 9 orang. Badan tersebut bentukkan Jepang ditambah 9 orang. Badan tersebut kemudian menjadi Komite Nasional.kemudian menjadi Komite Nasional.

Page 123: PENDIDIKAN PANCASILA.ppt

2. 2. Naskah lampiran Dekrit 5 Juli 1959 Naskah lampiran Dekrit 5 Juli 1959 adalah otentik, karena Presiden adalah otentik, karena Presiden Soekarno bertindak atas nama Bangsa Soekarno bertindak atas nama Bangsa Indonesia, seperti waktu Indonesia, seperti waktu mengumumkan proklamasinya mengumumkan proklamasinya kemerdekaan di Samping itu naskahnya kemerdekaan di Samping itu naskahnya diumumkan dalam lembaran negara.diumumkan dalam lembaran negara.

3.3.Naskah MPRS adalah otentik, karena Naskah MPRS adalah otentik, karena MPRS berwenang menetapkan dan MPRS berwenang menetapkan dan merubah UUD.merubah UUD.

Page 124: PENDIDIKAN PANCASILA.ppt

SEJARAH PENJELASAN SEJARAH PENJELASAN UUD 1945UUD 1945

BPUPKI dan PPKI hanya membahas pembukaan dan batang tubuh BPUPKI dan PPKI hanya membahas pembukaan dan batang tubuh UUD 1945. Sama sekali tidak disebut tentang adanya penjelasan.UUD 1945. Sama sekali tidak disebut tentang adanya penjelasan.

Selain rancangan UUD RI menurut M. Yamin (29-5-1945), ada 2 Selain rancangan UUD RI menurut M. Yamin (29-5-1945), ada 2 rancangan UUD yang disusun Supomo, A. Subardjo, dan Maramis rancangan UUD yang disusun Supomo, A. Subardjo, dan Maramis (4-4-1945). Semua rancangan tersebut tanpa penjelas.(4-4-1945). Semua rancangan tersebut tanpa penjelas.

M. Hatta dalm rangka menceritakan detik-detik sejarah tanggal 15, M. Hatta dalm rangka menceritakan detik-detik sejarah tanggal 15, 16, 17 dan 18 Agustus 1945 hanya menceritakan pembukaan dan 16, 17 dan 18 Agustus 1945 hanya menceritakan pembukaan dan batang tubuh dan tidak menguraikan penjelasan.batang tubuh dan tidak menguraikan penjelasan.

DR. Satyavati S.J. menulis dalam disertasinya bahwa PPKI sesudah DR. Satyavati S.J. menulis dalam disertasinya bahwa PPKI sesudah proklamasi kemerdekaan membicarakan kembali naskah konstitusi proklamasi kemerdekaan membicarakan kembali naskah konstitusi dan mengumumkannya. Setelah mengadakan perubahan menurut dan mengumumkannya. Setelah mengadakan perubahan menurut A.S.S. Tambunan SH yang diumumkan adalah naskah UUD tanpa A.S.S. Tambunan SH yang diumumkan adalah naskah UUD tanpa penjelasan.penjelasan.

Page 125: PENDIDIKAN PANCASILA.ppt

Menurut Panitia AD Hoc III BP MPRS 1967, penjelasan UUD Menurut Panitia AD Hoc III BP MPRS 1967, penjelasan UUD adalah buatan Prof. MR. DR. SUPOMO pribadi dan bukan adalah buatan Prof. MR. DR. SUPOMO pribadi dan bukan oleh BPUPKI dan PPKIoleh BPUPKI dan PPKI

Menurut buku “Materi Penyegaran Penataran Bidang UUD Menurut buku “Materi Penyegaran Penataran Bidang UUD 1945”, yang disahkan pada tanggal 18 Agustus 1945 1945”, yang disahkan pada tanggal 18 Agustus 1945 adalah keseluruhan naskah pembukaan, batang tubuh UUD adalah keseluruhan naskah pembukaan, batang tubuh UUD 1945 dan penjelasan yang belum berbentuk naskah tetapi 1945 dan penjelasan yang belum berbentuk naskah tetapi sudah disepakati isinya dan belum dihaluskan bahasanya.sudah disepakati isinya dan belum dihaluskan bahasanya.

Panitia AD HOC III BP MPRS 1967 setelah berbicara dengan Panitia AD HOC III BP MPRS 1967 setelah berbicara dengan Prof. A.G. Pringgodigdo, SH, A. Subardjo SH, DR. Prof. A.G. Pringgodigdo, SH, A. Subardjo SH, DR. Soekirman Soekirman dan lain-lain menyatakan : Pada saat ditetapkan UUD 1945 dan lain-lain menyatakan : Pada saat ditetapkan UUD 1945 belum ada penjelasannya. Penjelasan yang disiarkan dalam belum ada penjelasannya. Penjelasan yang disiarkan dalam berita RI tahun II Nomor 7 Bukan hasil karya panitia hukum berita RI tahun II Nomor 7 Bukan hasil karya panitia hukum dasar, melainkan dibuat oleh Prof. DR. Soepomo pribadi dasar, melainkan dibuat oleh Prof. DR. Soepomo pribadi dan isinya sesuai dengan penjelasan beliau pada rapat dan isinya sesuai dengan penjelasan beliau pada rapat besar badan penyelidik tanggal 15 Juli 1945.besar badan penyelidik tanggal 15 Juli 1945.

Page 126: PENDIDIKAN PANCASILA.ppt

Dalam buku “sejarah lahirnya Undang-undang Dasar 1945 Dalam buku “sejarah lahirnya Undang-undang Dasar 1945 dan Pancasila” yang disusun oleh Prof. MR. dan Pancasila” yang disusun oleh Prof. MR. Sunario, Ir. H.M. Sunario, Ir. H.M. Sanusi dkk dijelaskan jalanya Rapat PPKI tanggal 18-8-1945 Sanusi dkk dijelaskan jalanya Rapat PPKI tanggal 18-8-1945 berdasarkan Notulen Rapat : “Dengan disahkannya aturan berdasarkan Notulen Rapat : “Dengan disahkannya aturan tambahan, maka selesailah pembahasan pasal demi pasal tambahan, maka selesailah pembahasan pasal demi pasal

dari UUDdari UUD. Ketua sidang . Ketua sidang menyatakan, bahwa UUD menyatakan, bahwa UUD beserta pembukaannya secara sah telah ditetapkan oleh beserta pembukaannya secara sah telah ditetapkan oleh sidang”. Menurut Notulen, sama sekali tidak ada disinggung sidang”. Menurut Notulen, sama sekali tidak ada disinggung tentang penjelasan UUD.tentang penjelasan UUD.

Dalam rapat-rapat BPUPKI banyak sekali penjelasan yang Dalam rapat-rapat BPUPKI banyak sekali penjelasan yang diberikan, tetapi tidak semua penjelasan dimuat dalam diberikan, tetapi tidak semua penjelasan dimuat dalam penjelasan yang diterbitkan dalam berita Republik misalnya penjelasan yang diterbitkan dalam berita Republik misalnya penjelasan yang diberikan Bung Karno dan Bung Hatta, penjelasan yang diberikan Bung Karno dan Bung Hatta, naskah penjelasan hanya memuat keterangan yang naskah penjelasan hanya memuat keterangan yang diberikan Prof. Supomo.diberikan Prof. Supomo.

Page 127: PENDIDIKAN PANCASILA.ppt

5 Juli 1959 Soekarno mengeluarkan Dekrit yang dilampiri naskah UUD 5 Juli 1959 Soekarno mengeluarkan Dekrit yang dilampiri naskah UUD 1945 beserta penjelasannya seperti yang diserahkan kepada 1945 beserta penjelasannya seperti yang diserahkan kepada Konstituante. Oleh karena itu pada waktu kelahirannya kembali melalui Konstituante. Oleh karena itu pada waktu kelahirannya kembali melalui Dekrit 5 Juli 1959, naskah UUD 1945 terdiri dari pembukaan, batang Dekrit 5 Juli 1959, naskah UUD 1945 terdiri dari pembukaan, batang tubuh dan penjelasan yang merupakan suatu kesatuan yang bulat.tubuh dan penjelasan yang merupakan suatu kesatuan yang bulat.

Dalam BP MPRS (1966) berkembang pendapat, bahwa Dalam BP MPRS (1966) berkembang pendapat, bahwa penjelasan UUD 1945 penjelasan UUD 1945 memerlukan memerlukan penyempurnaan, setelah penyempurnaan, setelah melakukan dengar pendapat dengan para ahli disimpulkan melakukan dengar pendapat dengan para ahli disimpulkan bahwa banyak hal dalam penjelasan yang kurang jelas. Oleh bahwa banyak hal dalam penjelasan yang kurang jelas. Oleh karena itu BP MPR membuat rancangan ketetapan MPRS tentang karena itu BP MPR membuat rancangan ketetapan MPRS tentang pelengkap penjelasan. Apabila terdapat keragu-raguan dalam pelengkap penjelasan. Apabila terdapat keragu-raguan dalam penjelasan asli, maka yang berlaku adalah ketetapan yang baru.penjelasan asli, maka yang berlaku adalah ketetapan yang baru.

SU V MPRS 1968 tidak menerima rancangan ketetapan Buatan SU V MPRS 1968 tidak menerima rancangan ketetapan Buatan BP, sehingga rancangan ketetapan tersebut ditolak, MPRS BP, sehingga rancangan ketetapan tersebut ditolak, MPRS bermaksud mengukuhkan UUD 1945 dan bukan untuk bermaksud mengukuhkan UUD 1945 dan bukan untuk merubahnya walaupun hanya menyempurnakan penjelasan. merubahnya walaupun hanya menyempurnakan penjelasan. Oleh karena itu penjelasan Oleh karena itu penjelasan merupakan satu kesatuan dengan merupakan satu kesatuan dengan

pembukaan dan batang tubuhpembukaan dan batang tubuh..

  

Page 128: PENDIDIKAN PANCASILA.ppt

PERUBAHAN UUD 1945PERUBAHAN UUD 1945

Latar Belakang Perubahan :Latar Belakang Perubahan : Terjadi penyimpangan dalam praktek kenegaraan yang Terjadi penyimpangan dalam praktek kenegaraan yang

mengarah pada kekuasaan yang bersifat sentralistik, mengarah pada kekuasaan yang bersifat sentralistik, tertutup dan otoriter.tertutup dan otoriter.

Sebab penyimpanganSebab penyimpangan UUD 1945 tidak cukup kuat menampung prinsip-prinsip UUD 1945 tidak cukup kuat menampung prinsip-prinsip

konstitusional dan prinsip kehidupan yang demokratis.konstitusional dan prinsip kehidupan yang demokratis. Sebab UUD 1945 tidak lengkap :Sebab UUD 1945 tidak lengkap :

Penyusunan dilakukan dalam waktu sempit dan tergesa-Penyusunan dilakukan dalam waktu sempit dan tergesa-gesa sehubungan dengan Jepang yang dibom AS pada gesa sehubungan dengan Jepang yang dibom AS pada tahun 1942 sehingga UUD belum memiliki mekanisme tahun 1942 sehingga UUD belum memiliki mekanisme pengawasan dan keseimbangan antar lembaga negara.pengawasan dan keseimbangan antar lembaga negara.

Page 129: PENDIDIKAN PANCASILA.ppt

Kemungkinan adanya perubahan :Kemungkinan adanya perubahan :1. 1. Pidato Soekarno dirapat PPKI tanggal 18 Pidato Soekarno dirapat PPKI tanggal 18

Agustus 1945 yang menyatakan bahwa Agustus 1945 yang menyatakan bahwa UUD 1945 masih bersifat sementara dan UUD 1945 masih bersifat sementara dan kilat dan pada saat suasana tentram dapat kilat dan pada saat suasana tentram dapat dibuat UUD baru yang lebih lengkapdibuat UUD baru yang lebih lengkap

2. 2. Ayat 2 Aturan Tambahan UUD 1945 Ayat 2 Aturan Tambahan UUD 1945 menyatakan bahwa dalam waktu 6 bulan menyatakan bahwa dalam waktu 6 bulan sesudah MPR terbentuk majelis ini sesudah MPR terbentuk majelis ini bersidang untuk menetapkan UUDbersidang untuk menetapkan UUD

3. 3. Pasal 37 UUD 1945 memberi Pasal 37 UUD 1945 memberi kemungkinan adanya perubahan UUDkemungkinan adanya perubahan UUD

Page 130: PENDIDIKAN PANCASILA.ppt

Proses perubahan UUD Proses perubahan UUD 19451945

1. 1. Perubahan pertama tanggal 19 Oktober 1999Perubahan pertama tanggal 19 Oktober 1999 Pasal 5 : Hak membentuk UUDPasal 5 : Hak membentuk UUD Pasal 7 Pembatasan masa jabatan PresidenPasal 7 Pembatasan masa jabatan Presiden Pasal 9 : Sumpah presidenPasal 9 : Sumpah presiden Pasal 13 : Pengangkatan dan penerimaan dutaPasal 13 : Pengangkatan dan penerimaan duta Pasal 14 : Pemberian grasi, amnesti, abolisi, Pasal 14 : Pemberian grasi, amnesti, abolisi,

rehabilitasirehabilitasi Pasal 17 : Tugas MenteriPasal 17 : Tugas Menteri Pasal 20 : Penetapan UUPasal 20 : Penetapan UU

Page 131: PENDIDIKAN PANCASILA.ppt

Kemungkinan adanya perubahan :Kemungkinan adanya perubahan :

1. 1. Pidato Soekarno dirapat PPKI tanggal 18 Pidato Soekarno dirapat PPKI tanggal 18 Agustus 1945 yang menyatakan bahwa UUD Agustus 1945 yang menyatakan bahwa UUD 1945 masih bersifat sementara dan kilat dan 1945 masih bersifat sementara dan kilat dan pada saat suasana tentram dapat dibuat pada saat suasana tentram dapat dibuat UUD baru yang lebih lengkapUUD baru yang lebih lengkap

2. 2. Ayat 2 Aturan Tambahan UUD 1945 Ayat 2 Aturan Tambahan UUD 1945 menyatakan bahwa dalam waktu 6 bulan menyatakan bahwa dalam waktu 6 bulan sesudah MPR terbentuk majelis ini bersidang sesudah MPR terbentuk majelis ini bersidang untuk menetapkan UUDuntuk menetapkan UUD

3.3.Pasal 37 UUD 1945 memberi kemungkinan Pasal 37 UUD 1945 memberi kemungkinan adanya perubahan UUDadanya perubahan UUD

Page 132: PENDIDIKAN PANCASILA.ppt

2. 2. Perubahan kedua tanggal 18 Agustus 2000Perubahan kedua tanggal 18 Agustus 2000 Pasal 18 : Pembagian dan pemerintahan daerahPasal 18 : Pembagian dan pemerintahan daerah Pasal 19 : Keanggotaan DPRPasal 19 : Keanggotaan DPR Pasal 20 : Fungsi dan hak DPR (+)Pasal 20 : Fungsi dan hak DPR (+) Pasal 22 : Pemberhentian anggota DPR (+)Pasal 22 : Pemberhentian anggota DPR (+) Pasal 25 : Wilayah negara (+)Pasal 25 : Wilayah negara (+) Pasal 26 : Kewarganegaraan dan penduduk Pasal 26 : Kewarganegaraan dan penduduk Pasal 27 : Hak kewajiban bela negara (+)Pasal 27 : Hak kewajiban bela negara (+) Pasal 28 : Hak asasi manusia (+)Pasal 28 : Hak asasi manusia (+) Pasal 30 : Pertahanan dan keamanan negara (+)Pasal 30 : Pertahanan dan keamanan negara (+) Pasal 36 : Lembang negara dan lagu kebangsaan Pasal 36 : Lembang negara dan lagu kebangsaan

(+)(+)

Page 133: PENDIDIKAN PANCASILA.ppt

3.3.Perubahan ketiga tanggal 10 Perubahan ketiga tanggal 10 Oktober 2001Oktober 2001

Pasal 1 : Pelaksanaan kedaulatanPasal 1 : Pelaksanaan kedaulatan Pasal 3 : Kedudukan dan kewenangan MPRPasal 3 : Kedudukan dan kewenangan MPR Pasal 6 : Pemilihan presiden dan wakil Pasal 6 : Pemilihan presiden dan wakil

presiden (+)presiden (+) Pasal 7 : Pasal 7 : -- Masa jabatan presiden dan Masa jabatan presiden dan

wakil presidenwakil presiden -- Pemberhentian presiden dan wakil Pemberhentian presiden dan wakil

presiden (+)presiden (+)

Page 134: PENDIDIKAN PANCASILA.ppt

Pasal 8 : Penggantian presiden dan wakil Pasal 8 : Penggantian presiden dan wakil presiden presiden

Pasal 11 : Pembuatan perjanjian internasionalPasal 11 : Pembuatan perjanjian internasional Pasal 17 : Pembentukan, pengubahan, Pasal 17 : Pembentukan, pengubahan,

pembubaran kementerian (+)pembubaran kementerian (+) Pasal 22 : Pasal 22 : - - Pembentukan dewan Pembentukan dewan

perwakilan daerah (=)perwakilan daerah (=) -- Pemilu (+)Pemilu (+) Pasal 23 : APBNPasal 23 : APBN Pasal 24 :Pasal 24 : -- Pembentukan mahkamah Pembentukan mahkamah

konstitusi (+)konstitusi (+) -- Pembentukan komisi yudisial (+)Pembentukan komisi yudisial (+)

Page 135: PENDIDIKAN PANCASILA.ppt

4. 4. Perubahan keempat tanggal 10 Perubahan keempat tanggal 10 Agustus 2002Agustus 2002

Pasal 2 : Keanggotaan MPRPasal 2 : Keanggotaan MPR Pasal 6 : Pemilihan Presiden dan Wakil Pasal 6 : Pemilihan Presiden dan Wakil

Presiden tahap kedua (+)Presiden tahap kedua (+) Pasal 8 : Presiden dan Wapres berhalangan Pasal 8 : Presiden dan Wapres berhalangan

tetap (+)tetap (+) Pasal 11 : Pernyataan perang-damaiPasal 11 : Pernyataan perang-damai Pasal 16 : Kewenangan Presiden membentuk Pasal 16 : Kewenangan Presiden membentuk

dewan pertimbangandewan pertimbangan Pasal 23 : Keuangan negara dan bank sentralPasal 23 : Keuangan negara dan bank sentral

Page 136: PENDIDIKAN PANCASILA.ppt

Pasal 24 : Badan yang berkaitan Pasal 24 : Badan yang berkaitan dengan kekuasan kehakimandengan kekuasan kehakiman

Pasal 32 : Kebudayaan nasionalPasal 32 : Kebudayaan nasional Pasal 33 : Perekonomian sosial Pasal 33 : Perekonomian sosial

berdasarkan demokrasi (+)berdasarkan demokrasi (+) Pasal 34 : Sistem jaminan sosial (+)Pasal 34 : Sistem jaminan sosial (+) Pasal 37 : Perubahan UUD 1945Pasal 37 : Perubahan UUD 1945

Page 137: PENDIDIKAN PANCASILA.ppt

Aturan peralihan :Aturan peralihan :

a. a. Keberlakuan perundang-undangan yang Keberlakuan perundang-undangan yang adaada

b. b. Pembentukan MK Paling lambat 17 Pembentukan MK Paling lambat 17 Agustus 2003Agustus 2003

Aturan tambahan Aturan tambahan

a. a. Tugas MPR memimpin Tap MPR Tugas MPR memimpin Tap MPR sebelumnyasebelumnya

b. b. UUD terdiri dari pembukaan dan pasal-UUD terdiri dari pembukaan dan pasal-pasal pasal