Pendidikan Pancasila
-
Upload
julia-danhariasti -
Category
Documents
-
view
26 -
download
2
description
Transcript of Pendidikan Pancasila
MAKALAH
Pancasila dalam Konteks Ketatanegaraan
untuk memenuhi tugas pendidikan pancasila
disusun oleh :
Achmad Hilal (136585)
Amalia Yustikawanti (136605)
Julia Danhariasti (136737)
Nur Fitri Intan Pratami (136794)
Nuryunia Prabawati (136803)
Kelas : IE
AKADEMI KIMIA ANALISIS BOGOR
2013
1
Kata Pengantar
Bismilahirahmanirahim,
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Syukur
alhamdulillah, merupakan satu kata yang sangat pantas penulis ucakan kepada
Allah Swt, yang karena bimbingannyalah maka penulis bisa menyelesaikan
sebuah makalah berjudul Pancasila Dalam Konteks Ketatanegaraan RI.
Shalawat bernada salam,kami sanjung sajikan kepada kepangkuan nabi
besar Muhammad SAW,dengan adanya rasulullah,alhamdulillah sampai saat ini
kami dapat menyusun makalah ini.
Makalah ini kami buat berdasarkan buku penunjang yang miliki.dan untuk
mempermudahnya kami juga menyertai berhubungan dengan kemajuan
kedepan.Kami menyadari bahwa masih sangat banyak kekurangan yang mendasar
pada makalah ini.
Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan kritik dan
saran yang bersifat membangun untuk kemajuan ilmu pengetahuan ini.
Bogor, 1 Desember 2013
Tim Penulis,
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar…………………………………………………………………… 1
Daftar Isi…………………………………………………………………………. 2
BAB I Pendahuluan
I.1 Latar Belakang……………………………………………………....... 3
I.2 Permasalahan…………………………………………………………. 4
I.3 Maksud dan Tujuan………………………………………………....... 4
I.4 Metode Penulisan……………………………………………………....4
BAB II Pembukaan UUD 1945…………………………………………………... 5
BAB III Hubungan Antara Pembukaan UUD 1945 dengan Batang Tubuh UUD 1945……………………………………………………………………....... 8
BAB IV Hubungan Antara Pembukaan UUD 1945 dengan Pancasila…………..12
BAB V Hubungan Antara Pembukaan UUD 1945 dengan Proklamasi 17 Agustus 1945………………………………………………………………………..17
BAB VI Penutup………………………………………………………………... 18
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………20
3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembukaan UUD 1945 terdiri atas 4 (empat) alinea yang masing-masing memilki spesifikasi tersendiri bila ditinjau dari segi nilainya. Alinea pertama, kedua, dan ketiga memuat pernyataan yang tidak memilki hubungan kausal organis dengan pasal-pasal di dalam UUD 1945. Bagian-bagian tersebut memuat serangkaian pernyataan yang menjelaskan peristiwa yang mendahului terbentuknya negara Indonesia. Sementara itu, alinea keempat memuat pernyataan mengenai keadaan setelah negara Indonesia terbentuk dan alinea ini memiliki hubungan yang bersifat kausal organis dengan pasal-pasal UUD 1945.Pembukaan UUD 1945 berisi hal-hal yang bersifat fundamental dan asasi bagi bangsa Indonesia. Pada hakikatnya, kedudukanya tetap dan tidak dapat diubah seperti telah ditetapkan oleh MPR/MPRS yang antara lain mengeluarkan Ketetapan MPR No. 20/MPR/1966, No. 9/MPR/1978 serta No. III/MPR/1983. Hasil sidang tahunan MPR tahun 2002, yaitu Pasal II Aturan Tambahan menegaskan bahwa UUD 1945 terdiri dari pembukaan dan pasal-pasal. Maka jelaslah Pembukaan UUD 1945 baik secara formal maupun material tidak dapat diubah oleh siapapun. Sebab secara material memuat Pancasila sebagai dasar dilsafat negara Indonesia.
a. Pembukaan UUD 1945 Sebagai Tertib Hukum Tertinggi
b. Pembukaan UUD 1945
c. Pembukaan UUD 1945 sebagai Pokok Kaidah Negara Yang Fundamentald. Pembukaan UUD 1945 Tetap pada Kelangsungan Hidup Negara RI
e. Hubungan antara Pembukaan UUD 1945 dan Batang Tubuh UUD 1945
f. Hubungan Antara Pembukaan dengan Pancasila
g. Hubungan antara Pembukaan UUD 1945 dan Proklamsi 17 Agustus 1945
Pancasila adalah nilai-nilai kehidupan Indonesia sejak zaman nenek
moyang sampai dewasa ini.Berdasarkan hal tersebut terdapatlah perbedaan antara
masyarakat Indonesia dengan masyarakat lain.Nilai-nilai kehidupan tersebut
mewujudkan amal perbuatan dan pembawaan serta watek orang Indonesia.Dengan
4
kata lain masyarakat Indonesia mempunyai ciri sendiri,yang merupakan
kepribadianya.
Dengan nilai-nilai tersebut rakyat Indonesia melihat dan memecahkan
masalah kehidupan ini untuk mengarahkan dan mempedomi dalam kegiatan
kehidupanya bermasyarakat.Demikianlah mereka melaksanakan kehidupan yang
diyakini kebenaranya.Itulah pandangan hidupnya,karena keyakinan yang telah
mendarah daging itulah maka pancasila dijadikan dasar negara serta ideologi
negara.Itulah kebulatan tekad rakyat Indonesia yang ditetapkan pada tanggal 18
Agustus 1945 melalui panitia persiapan kemerdekaan Indonesia.
Untuk mewujudkan masyarakat pancasila,diperlukan suatu hukum yang berisi
norma-norma,aturan-aturan atau ketentuan-ketentuan yang harus dilaksanakan dan
ditaati oleh setiap warga negara Indonesia.Hukum yang dimaksud adalah UUD
1945 sebagai hukum dasar tertulis di Negara kita.
1.2. Permasalahan
1. Apa maksud dari Pembukaan UUD 1945 ?2. Bagaimana hubungan antara Pembukaan UUD 1945 dengan batang tubuh
UUD 1945 ? 3. Bagaimanakah hubungan antara pembukaan UUD 1945 dengan Pancasila
dalam hubungan secara formal dan hubungan secara material?4. Bagaimana hubungan antara UUD 1945 dengan Proklamasi 17 Agustus
19455. Apa studi kasus atau fakta sekarang mengenai permasalahan tersebut ?
1.3. Maksud dan Tujuan
Adapun maksud penulisan makalah ini adalah untuk melengkapi tugas dalam proses pembelajaran mata kuliah Pendidikan Pancasila dengan tujuan untuk memberikan penyegaran tentang wawasan kebangsaan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
1.4. Metode Penulisan
5
Dalam penulisan makalah ini, digunakan metode diskusi kelompok dan studi literature (kepusatakaan), baik bersifat konvensional maupun bersifat Information Teknologi.
BAB II
PEMBUKAAN UUD 1945
UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIATAHUN 1945
PEMBUKAAN( P r e a m b u l e )
Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan peri-keadilan.
Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentausa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan Negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
Atas berkat rakhmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya.
Kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia yangmelindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Implementasi Pembukaan dan Pancasila Dalam Undang-Undang Dasar 1945
2.1 Pengertian, Kedudukan dan Sifat-sifat UUD 1945
· Pengertian UUD
UUD adalah peraturan perundang-undangan yang tertinggi dalam Negara dan
merupakan hukum dasar Negara tertulis yang mengikat berisi aturan yang harus
ditaati. Hukum dasar Negara meliputi keseluruhan sistem ketatanegaraan yang
berupa kumpulan peraturan yang membentuk Negara dan mengatur
pemerintahannya. UUD merupakan dasar tertulis (convensi). Oleh karena itu
UUD menurut sifat dan fungsinya adalah suatu naska yang memaparkan karangan
6
dan tugas-tugas pokok cara kerja badan tersebut. UUD menentukan cara-cara
bagaimana pusat kekuasaan itu bekerja sama dan menyesuaikan diri satu sama
lainnya. UUD merekam hubungan-hubungan kekuasaan dalam suatu Negara.
UUD disebutkan bersifat singkat dan super karena hanya memuat 37 pasal adapun
pasal-pasal yang lain, hanya memuat aturan peralihan dan aturan tambahan. Hal
ini bermakna:
1. UUD 1945 hanya memuat aturan pokok, memuat GBHN intruksi
kepala pemerintahan pusat dan lain-lain untuk menyelenggarakan
Negara.
Sifatnya yang super atau elastis maksudnya senantiasa harus ingat bahwa
masyarakat harus berkembang seiring dengan perubahan zaman. Memang sifat
aturan yang tertulis semakin supel sifat aturannya semakin baik agar tidak
ketinggalan zaman.
Kedudukan Undang-Undang Dasar UUD 1945
1. Hakekat Negara dan Sifat Negara
Negara Republik Indonesia seperti yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945
adalah “....susunan Republik yang berkedaulatan rakyat.... kemanusian yang adil
dan beradab...”maka hakikat dan sifat negara berdasarkan sifat dan kuadrat
manusia monodurasi yaitu sebagai makluk individu dan makluk sosial sebab
negara sobyek pendukung umatnya adalah manusia hakikat dan sifat negara bukan
hanya mendasarkan atas manusia sebagai individu (seperti individuasi liberal),
namun negara berdasarkan pada kudrat manusia sebagai makluk sosial (upaya di
bedakan dengan negara sistem kelas model komunis).
2. Tujuan Negara
Tujuan negara seperti yang termuat dalam pembukaan UUD 1945, yaitu :
“....melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, dan untuk
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan perdamaian abadi dan keadilan
sosial....” Pengertian melindungi seluruh bangsa Indonesia meliputi seluruh
warganegara, individu dan keluarga dan masyarakat. Di samping itu negara juga
harus memelihara dan meningkatkan kesejahteraan baik jasmani maupun rohaniah
7
bagi seluruh warganegara tanpa memandang asal-usul agama, suku bangsa dan
sebagainya.
3. Kerakyatan (Demokrasi)
Demokrasi seperti yang tertuang dalam pembukaan, yaitu : “... Republik yang
berkedaulatan rakyat....” berdasarkan kodrat manusia sebagai makluk individu
juga sebagai makluk sosial, maka demokrasi di Indonesia menganut kedaulatan
rakyat sebagaimana tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 punya mkana
kedaulatan dari rakyat sebagai asal mula kekuasaan negara juga kedaulatan dari
rakyat sebagai pendukung dari penyelenggaraan kepentingan besama.
4. Dasar Pemerintahan Negara
Pada hakekatnya negara merupakan institusi hidup bersama, sehingga setiap orang
atau warganegara mempunyai kedudukan yang sama dalam hukum dan
pemerintahan menurut syarat-syarat tertentu untuk berperan dalam negara, peran
tersebut diformulasikan dalam perwakilan, dengan demikian semua alat
perlengkapan pemerintahan negara adalah wakil rakyat (permusyawaratan
perwakilan).
Dalam perwakilan tersebut alat perlengkapan pemerintahan negara bekerjasama
menggunakan asas kekeluargaan dan kebersamaan. Sistem kerjasama yang
didasarkan pada demokrasi yang bersaskan kekeluargaan tersebut memberikan
pedoman bagi pembagian pemerintahan dan pusat sampai ke daerah-daerah.
5. Bentuk Susunan Kesatuan
Pada alinea ke II pembukaan UUD 1945 memuat “negara yang bersatu” dalam
alinea IV “pemerintah Negara yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah”serta sila ketiga Pancasila, “Persatuan Indonesia”.
Pengertian negara sebagaimana dimaksud dalam pembukaan UUD 1945, yaitu
bersatunya individu-individu sebagai bangsa untuk mpemenuhan kodrat manusia
sebagai makluk individu sekaligus sebagai makhluk sosial. Maka suatu bangsa
dalam mnegara kesatuan tetap mengakui kodrat manusia sebagai individu
maupun sebagai makluk sosial. Demikian pula wilayah Indonesia merupakan
negara kesatuan, namun tetap mengakui adanya keragaman daerah-daerah di
seluruh tanah air.
8
BAB III
HUBUNGAN ANTARA PEMBUKAAN UUD 1945 DENGAN BATANG TUBUH
Di dalam Undang – Undang Dasar 1945 itu tidak hanya berisi pembukaan
saja tetapi juga meliputi hal-hal yang lain seperti batang tubuh. Sebagai warga
negara Indonesia kita harus mengetahui yang terkandung dalam Pembukaan UUD
1945, mengerti apa yang terkandung di dalamnya, dan melaksanakan apa yang
diperintahkan oleh negara untuk kemaslahatan umum.
Hubungan antara Pembukaan UUD 1945 dengan Batang Tubuh UUD 1945
Penjelasan umum Undang-Undang Dasar 1945 menyebutkan, bahwa
pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar
1945 meliputi suasana kebatinan dari Undang-Undang Dasar Negara. Pokok-
pokok pikiran itu mewujudkan cita-cita hukum (Rechtside) yang menguasai
hukum Dasar Negara, baik hukum yang tertulis (undang - undang dasar) maupun
hukum yang tidak tertulis (convensi). Adapun pokok-pokok pikiran tersebut
diwujudkan dalam pasal-pasal oleh Undang-Undang Dasar 1945 yang merupakan
pancaran dari filsafat Pancasila, maka dapat ditegaskan bahwa suasana kebatinan
Undang-Undang Dasar 1945 tiada lain bersumber dan dijiwai oleh dasar filsafat
Pancasila. Pengertian inilah yang menunjukkan kedudukan dan fungsi Pancasila
sebagai dasar negara Republik Indonesia.
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa Pembukaan
Undang – Undang Dasar 1945 mempunyai hubungan langsung yang bersifat
kausal organis dengan batang tubuh UUD 1945, karena isi dalam Pembukaan
UUD 1945 dijabarkan ke dalam pasal-pasal UUD 1945. Maka Pembukaan UUD
1945 yang memuat dasar filsafat negara dan Undang-Undang Dasar merupakan
satu kesatuan walaupun dapat dipisahkan, bahkan merupakan rangkaian kesatuan
nilai dan norma yang terpadu. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang
didalamnya terkandung pokok-pokok pikiran persatuan Indonesia, keadilan sosial,
kedaulatan rakyat berdasarkan atas permusyawaratan/perwakilan, serta ketuhanan
yang maha esa menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab, yang inti
sarinya merupakan perwujudan dari dasar filsafat Pancasila. Adapun Pancasila itu
9
sendiri memancarkan nilai-nilai luhur yang telah mampu memberikan semangat
kepada UUD 1945.
Semangat dari UUD 1945 serta yang disemangati yakni pasal-pasal UUD
1945 serta penjelasannya pada hakikatnya merupakan satu rangkaian kesatuan
yang bersifat kausal organis. Ketentuan serta semangat yang demikian itulah yang
harus diketahui, dipahami serta dihayati oleh segenap bangsa Indonesia yang
mencintai negaranya.
Batang Tubuh (body of constitution) Undang-Undang Dasar 1945 terdiri
dari rangkaian pasal-pasal yang merupakan uraian terinci atau perwujudan dari
pokok-pokok pikiran yang termuat dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar
1945. Pokok-pokok pikiran itu adalah sila-sila Pancasila. Jika dikatakan bahwa
Pembukaan mempunyai hubungan langsung dengan Batang Tubuh UUD 1945, ini
disebabkan Pembukaan yang mengandung pokok-pokok pikiran merupakan
sumber yang menjiwai pasal-pasal dari Batang Tubuh UUD 1945. Hal ini berarti
pula bahwa pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945
diwujudkan dalam Batang Tubuh 1945, yakni pasal-pasalnya.
Dengan tetap menyadari keluhuran nilai-nilai yang terkandung dengan
filsafat Pancasila serta dengan memperhatikan hubungan antara Pembukaan dan
Batang Tubuh Undang-Undang Dasar 1945, maka dapat dinyatakan bahwa
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang memuat filsafat Pancasila dengan
batang tubuhnya adalah suatu rangkaian kesatuan nilai dan norma yang terpadu
dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Dengan kata lain, Undang-Undang
Dasar 1945 sebagai konstitusi negara merupakan uraian terinci dari nilai-nilai
Pancasila atau Undang-Undang Dasar 1945 bersumber dan atau dijiwai oleh
Pancasila.
Rangkaian isi, arti makna yang terkandung dalam masing-masing alinea
dalam Pembukaan UUD 1945, melukiskan adanya rangkaian peristiwa dan
keadaan yang berkaitan dengan berdirinya negara Indonesia melalui pernyataan
kemerdekaan kebangsaan Indonesia. Adapun rangkaian makna yang terkandung
dalam Pembukaan UUD 1945 adalah sebagai berikut :
10
1. Rangkaian peristiwa dan keadaan yang mendahului terbentuknya negara,
yang merupakan rumusan dasar-dasar pemikiran yang menjadi latar belakang
pendorong bagi kemerdekaan kebangsaan Indonesia dalam wujud
terbentuknya negara Indonesia (alinea I, II, dan III Pembukaaan UUD 1945).
2. Yang merupakan ekspresi dari peristiwa dan keadaan setelah negara
Indonesia terwujud (alinea IV Pembukaan UUD 1945).
Perbedaan pengertian serta pemisahan antara kedua macam peristiwa
tersebut ditandai oleh pengertian yang terkandung dalam anak kalimat,”Kemudian
daripada itu” pada bagian keempat Pembukaan UUD 1945, sehingga dapatlah
ditentukan sifat hubungan antara masing-masing bagian Pembukaan dengan
Batang Tubuh UUD 1945, adalah sebagai berikut :
1. Bagian pertama, kedua dan ketiga Pembukaan UUD 1945 merupakan
segolongan pernyataan yang tidak mempunyai hubungan ‘kausal organis’
dengan Batang Tubuh UUD 1945.
2. Bagian keempat. Pembukaan UUD 1945 mempunyai hunbungan yang
berisfat ‘kausal organis’ dengan Batang Tubuh UUD 1945, yang mencakup
beberapa segi sebagai berikut :
a. Undang-Undang Dasar ditentukan tidak ada.
b. Yang diatur dalam UUD adalah tentang pembentukan pemerintahan
negara yang memenuhi pelbagai persyaratan dan meliputi segala aspek
penyelenggaraan negara.
c. Negara Indonesia ialah berbentuk Republik yang berkedaulatan rakyat.
d. Ditetapkannya dasar kerohanian negara (dasar filsafat negara Pancasila).
3. Bahwa bentuk republik yang berkedaulatan rakyat dan pokok dasar
kerohanian negara Pancasila harus tertuang dalam batang tubuh UUD karena
telah merupakan ketentuan Pembukaan.
Atas dasar sifat-sifat tersebut maka dalam hubungannya dengan Batang
Tubuh UUD 1945, menempatkan pembukaan UUD 1945 alinea IV pada
kedudukan yang amat penting. Bahkan boleh dikatakan bahwa sebenarnya hanya
alinea IV Pembukaan UUD 1945 inilah yang menjadi inti sari Pembukaan
UUD1945 dalam arti yang sebenarnya. Hal ini sebagaimana termuat dalam
11
penjelasan resmi Pembukaan dalam Berita Republik Indonesia tahun II No. 7,
yang hampir keseluruhannya mengenai bagian keempat Pembukaan UUD 1945.
(Pidato Prof. Mr. Dr. Soepomo tanggal 15 Juni 1945 di depan rapat BPUPKI
(Badan Penyelidik Usaha-usaha Persipan Kemerdekaan Indonesia).
Pembukaan UUD 1945 mempunyai kedudukan lebih tinggi dibanding Batang
Tubuh UUD 1945, hal ini dikarenakan dalam pembukaan terdapat :
1. Dasar Negara (Pancasila)
2. Fungsi dan Tujuan Bangsa Indonesia
3. Bentuk Negara Indonesia (Republik)
Baik menurut teori umum hukum ketatanegaraan dari Nawiasky, maupun Hans
Kelsen dan Notonagoro diakui kedudukan dan fungsi kaidah negara yang
fundamental yang bersifat tetap; sekaligus sebagai norma tertinggi, sumber dari
segala sumber hukum dalam negara. Karenanya, kaidah ini tidak dapat diubah,
oleh siapapun dan lembaga apapun, karena kaidah ini ditetapkan hanya sekali oleh
pendiri negara.
12
BAB IV
HUBUNGAN ANTARA PEMBUKAAN UUD 1945 DENGAN PANCASILA
Pada hakekatnya inti dari pembukaan UUD 1945 adalah terdapat dalam alinea IV.Sebab dalam alinea IV tersebut mencakup segala aspek penyelenggaraan pemerintahan Negara yang berdasarkan Pancasila. Hubungan antara Pembukaan UUD 1945 adalah bersifat timbal balik sebagai berikut:
1). Hubungan Formal Pancasila merupakan norma dasar hukum yang positif. Dengan demikian tata kehidupan bernegara tidak hanya bertopang pada asas-asas sosial, politik dan ekonomi saja, akan tetapi juga perpaduan asas-asas kultural, religius dan kenegaraan yang unsurnya terdapat dalam Pancasila. Rumusan Pancasila sebagai dasar Negara Republik Indonesia adalah seperti yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 alinea IV, yang berdasarkan pengertian ilmiah merupakan Pokok Kaidah Negara yang fundamental. Pemmbukaan UUD 1945 berfungsi dan berkedudukan sebagai Mukadimah dari UUD 1945 dalam kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, juga sebagai suatu yang bereksistensi sendiri yang hakekat hukumnya berbeda dengan pasal-pasalnya. Sehingga posisi Pancasila sebagai inti Pembukaan UUD 1945 sangat kuat dan permanen.Perumusan yang menyimpang dari pembukaan tersebut adalah tidak sah, hal ini telah diatur dalam ketetapan MPRS No.XX/MPRS/1996, (juncto Tap No.V/MPRS/1973).
2). Hubungan Secara Material Hubungan kedua antara Pembukaan UUD 1945 dengan Pancasila adalah hubungan secara formal. Bila ditinjau dari proses perumusan Pancasila dan Pembukaan UUD 1945, secara kronologis materi pertama yang dibahas oleh BPUPKI adalah dasar filsafat Pancasila baru kemudian Pembukaan UUD 1945. Setelah itu tersusunlah Piagam Jakarta yang disusun oleh panitia 9 sebagai wujud bentuk pertama Pembukaan UUD 1945.
Berdasarkan urutan tertib hukum Indonesia, Pembukaan UUD 1945 adalah tertib hukum yang tertinggi, yang bersumber dari Pancasila. Deengan kata lain Pancasila merupakan sumber tertib hukum Indonesia. Secara material tertib hukum Indonesia adalah dijabarkan dari nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.
Kedudukan Pancasila Sebagai Sumber dari Segala Sumber Hukum Indonesia
Pancasila dalam kedudukannya ini sering disebut sebagai Dasar Filsafat atau Dasar Falsafah Negara (Philosofische Gronslag) dari Negara, ideologi Negara atau (Staatsidee). Dalam pengertian ini pancasila merupakan suatu dasar nilai serta norma untuk mengatur pemerintahan Negara atau dengan kata lain perkataan. Pancasila merupakan suatu dasar untuk mengatur penyelenggaraan Negara. Konsekuensinya seluruh pelaksanaan dan penyelenggaraan Negara
13
terutama segala peraturan perundang-undangan termasuk proses reformasi dalam segala bidang dewasa ini dijabarkan dan diderivasikan dari nilai-nilai pancasila. Maka pancasila merupakan Sumber dari segala sumber hukum , pancasila merupakan sumber kaidah hukum Negara yang secara konstitusional mengatur Negara Republik Indonesia beserta seluruh unsur-unsurnya yaitu rakyat wilatah, beserta pemerintah Negara
Sebagai dasar Negara, Pancasila merupakan suatu asas kerokhanian yang meliputi suasana kebatinan atau cita-cita hukum, sehingga merupakan suatu sumber nilai, norma serta kaidah, baik moral maupun hukum Negara, dan menguasai hukum dasar baik yang tertulis atau Undang-Undang Dasar maupun yang tidak tertulis atau Dalam kedudukannya sebagai dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat secara hukum.
Sebagai sumber dari segala hukum atau sebagai sumber tertib hukum Indonesia maka Setiap produk hukum harus bersumber dan tidak boleh bertentangan dengan Pancasila. Pancasila tercantum dalam ketentuan tertinggi yaitu Pembukaan UUD 1945, kemudian dijelmakan atau dijabarkan lebih lanjut dalam pokok-pokok pikiran, yang meliputi suasana kebatinan dari UUD 1945, yang pada akhirnya dikongkritisasikan atau dijabarkan dari UUD1945, serta hukum positif lainnya.
Pancasila sebagai dasar filsafat negara, pandangan hidup bangsa serta idiologi bangsa dan negara, bukanlah hanya untuk sebuah rangkaian kata- kata yang indah namun semua itu harus kita wujudkan dan di aktualisasikan di dalam berbagai bidang dalam kehidupan bermasarakat, berbangsa dan bernegara.
Kedudukan Pembukaan UUD 1945 sebagai Sumber hukum Positif
Dalam kedudukan dan fungsi pancasila sebagai dasar negara sebagai negara republik indonesia, maka kedudukan pancasila sebagai mana tercantum dalam pembukaan UUD 1945 adalah sebagai sumber dari segala sumber hukum indonesia. Dengan demikian seluruh peraturan perudang- undangan di indonesia harus bersumber pada pembukaan UUD 1945 yang di dalamnya terkandung asas kerohanian negara atau dasar filsafat negara RI.
Dalam alinea ke empat pembukaan UUD 1945, termuat unsur- unsur yang menurut ilmu hukum di syaratkan bagi adanya suatu tertib hukum di indonesia (rechts orde) atau (legai orde) yaitu suatu kebulatan dan keseluruhan peraturan- peraturan hokum
Dengan di cantumkanya pancasila secara formal didalam pembukaan UUD 1945, maka pancasila memperoleh kedudukan sebagai norma dasar hukum positif, dengan demikian tata kehidupan benegara tidak hanya bertopang pada asas- asas sosial, ekonomi, politik, akan tetapi dalam perpaduanya dengan keseluruhan asas yang melekat padanya yaitu panduan asas- asas kultural.
Hubungan Kausal Organis Pembukaan UUD 1945 dengan Batang Tubuh UUD 1945
14
Dalam sistem tertib hukum indonesia, penjelasan UUD 1945 menyatakan bahwa Pokok Pikiran itu meliputi suasana kebatinan dari Undang- Undang Dasar Negara Indonesia serta mewujudkan cita- cita hukum, menguasai hukum dasar tertulis (UUD) dan hukum dasar tidak tertulis (convensi), selanjutnya Pokok Pikiran itu di jelmakan dalam pasal- pasal UUD 1945. Maka dapatlah disimpulkan bahw suasana kebatinan UUD 1945 tidak lain di jiwai atau bersumber pada dasar filsafat negara dan fungsi pancasila sebagai dasar negara RI.
Pembukaan UUD 45 mempunyai kedudukan Lebih tinggi dibanding Batang Tubuh, alasannya Dalam Pembukaan terdapat :
1. Dasar Negara (Pancasila)2. Fungsi dan Tujuan Bangsa Indonesia3. Bentuk Negara Indonesia (Republik)
Baik menurut teori umum hukum ketatanegaraan dari Nawiasky, maupun Hans Kelsen dan Notonagoro diakui kedudukan dan fungsi kaidah negara yang fundamental yang bersifat tetap; sekaligus sebagai norma tertinggi, sumber dari segala sumber hukum dalam negara. Karenanya, kaidah ini tidak dapat diubah, oleh siapapun dan lembaga apapun, karena kaidah ini ditetapkan hanya sekali oleh Pendiri Negara.
Sebagai kaidah negara yang fundamental, sekaligus sebagai asas kerokhanian negara dan jiwa konstitusi, nilai-nilai dumaksud bersifat imperatif (mengikat, memaksa).Artinya, semua warga negara, organisasi infrastruktur dan suprastruktur dalam negara imperatif untuk melaksanakan dan membudayakannya.Sebaliknya, tiada seorangpun warga negara, maupun organisasi di dalam negara yang dapat menyimpang dan atau melanggar asas normatif ini, apalagi merubahnya.
Pembukaan Undang- undang Dasar 1945 Sebagai pokok kaidah negara yang fundamental sehingga Pembukaan UUD 1945 tidak bisa diubah, Pokok kaidah negara yang fundamental tersebut menurut ilmu hukum mempunyai hakikat dan kedudukan hukum yang tetap terletak pada kalangan tertinggi maka secara hukum tidak dapat diubah. Karena mengubah pembukaan UUD 1945 sama halnya dengan pembubaran negara RI, sedangkan Batang Tubuh bisa diubah (diamandeman)
Dalam sistem tata hukum RI, Pembukaan UUD 45 pada hakikatnya telah memenuhi syarat sebagai Pokok Kaidah Negara yang Fundamental. Pokok kaidah negara yang fundamental dapat di rinci sebagai berikut :
1. Ditentukan oleh Pendiri Negara (PPKI) dan terjelma dalam suatu pertanyaan lahir sebagai penjelmaan kehendak Pendiri Negara.
2. Pernyataan Lahirnya sebagai Bangsa yang mandiri3. Memuat Asas Rohani (Pancasila), Asas Politik Negara (Republik
berkedaulatan Rakyat), dan Tujuan Negara (menjadi Negara Adil Makmur)
4. Memuat Ketentuan yang menetapkan adanya suatu UUD Negara
15
Dengan mengakui kedudukan dan fungsi kaidah negara yang fundamental, dan bagi negara Proklamasi 17 Agustus 1945 ialah berwujud: Pembukaan UUD Proklamasi 1945. Maknanya, PPKI sebagai pendiri negara mengakui dan mengamanatkan bahwa atas nama bangsa Indonesia kita menegakkan sistem kenegaraan Pancasila – UUD 45.
Asas demikian terpancar dalam nilai-niai fundamental yang terkandung di dalam Pembukaan UUD 45 sebagai kaidah filosofis-ideologis Pancasila seutuhnya.Karenanya dengan jalan apapun, oleh lembaga apapun tidak dapat diubah.Karena Pembukaan ditetapkan hanya 1 X oleh pendiri negara (the founding fathers, PPKI) yang memiliki legalitas dan otoritas pertama dan tertinggi (sebagai penyusun yang mengesahkan UUD negara dan lembaga-lembaga negara). Artinya, mengubah Pembukaan dan atau dasar negara berarti mengubah negara; berarti pula mengubah atau membubarkan negara Proklamasi (membentuk negara baru; mengkhianati negara Proklamasi 17 Agustus 1945). Siapapun dan organisasi apapun yang tidak mengamalkan dasar negara Pancasila – beserta jabarannyadi dalam UUD negara, bermakna pula tidak loyal dan tidak membela dasar negara Pancasila, maka sikap dan tindakan demikian dapat dianggap sebagai makar (tidak menerima ideologi negara dan UUD negara). Jadi, mereka dapat dianggap melakukan separatisme ideologi dan atau mengkhianati negara.
Tinjauan Nilai-nilai Pancasila
Di dalam alinea 4 pembukaan UUD 1945 tertulis “Kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu pemerintahan negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa ……”.Kalimat ini memiliki tujuan khusus, yaitu untuk realisasi pembangunan bangsa Indonesia ke dalam dengan membentuk negara hukum formal dalam hubungannya melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, serta membentuk negara hukum material yang hubungannya memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa (Kaelan, 1999).Kaelan, (1999) menyatakan bahwa dasar filsafat negara Indonesia bersumber dari hukum filosofis (Pancasila) yang terdapat dalam anak kalimat alinea 4 pembukaan UUD 1945, yang berbunyi “…..dengan berdasar kepada Tuhan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan/ perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia…..” Pancasila mempunyai hakikat, sifat, kedudukan dan fungsi sebagai pokok kaidah negara yang fundamental.
Dari pengertian di atas kita mengetahui bahwa Pancasila memiliki peran yang sangat penting bagi bangsa Indonesia.Jika mengkaji lebih lanjut, Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa, maka jelas bahwa Pancasila terdiri atas kesatuan rangkaian nilai-nilai luhur yang merupakan wawasan yang menyeluruh terhadap kehidupan itu sendiri.Pandangan hidup berfungsi sebagai kerangka aturan untuk
16
menata kehidupan individu maupun sosial dalam masyarakat serta hubungan dengan alam sekitarnya. Dalam pengertian tersebut, maka proses perumusan pandangan hidup masyarakat dituangkan dan dikembangkan menjadi pandangan hidup bangsa, dituangkan dan dilembagakan menjadi pandangan hidup negara yang disebut sebagai ideologi bangsa dan pandangan hidup negara disebut ideologi negara (Kaelan, 1999).
Dari penjelasan di atas kita bisa mengetahui hubungan antara pembukaan UUD 1945 dengan Pancasila.Hubungan tersebut digolongkan menjadi dua, yaitu secara formal dan material. Secara formal; Dengan dicantumkannya Pancasila secara formal dalam pembukaan UUD 1945, maka Pancasila memperoleh kedudukan sebagai norma dasar hukum positif. Dengan demikian, tata kehidupan bernegara tidak hanya betopang pada asas-asas sosial, ekonomi, politik, akan tetapi dalam perpaduannya dengan keseluruhan asas yang melekat padanya, yaitu perpaduan asas kultural, religius dan asas-asas kenegaraan yang unsurnya terdapat dalam pancasila.Sedangkan secara material; Pancasila sebagai sumber tertib hukum di Indonesia yang meliputi sumber nilai, sumber materi, sumber bentuk dan sifat yang merupakan pokok kaidah negara secara fundamental.
17
BAB V
HUBUNGAN ANTARA PEMBUKAAN UUD 1945 DENGAN PROKLAMASI 17 AGUSTUS 1945
Proklamasi kemerdekaan mempunyai hubungan yang erat, tidak dapat dipisahkan dan merupakan satu kesatuan dengan Undang-Undang Dasar 1945 terutama bagian pembukaan UUD 1945. Proklamasi kemerdekaan dengan pembukaan UUD 1945 merupakan suatu kesatuan yang bulat. Apa yang terkandung dalam pembukaan UUD 1945 merupakan suatu amanat yang luhur dan suci dari Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945. Makna proklamasi kemerdekaan yaitu pernyataan bangsa Indonesia kepada diri sendiri maupun kepada dunia luar bahwa bangsa Indonesia telah merdeka, dan tindakan-tindakan yang segera harus dilaksanakan berkaitan dengan pernyataan kemerdekaan itu, telah dirinci dan mendapat pertanggungjawaban dalam pembukaan UUD 1945. Hal ini dapat dilihat pada:
1) Bagian pertama (alinea pertama) Proklamasi Kemerdekaan (“Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia”) mendapat penegasan dan penjelasan pada alinea pertama sampai dengan alinea ketiga pembukaan UUD 1945.
2) Bagian kedua (alinea kedua) Proklamasi Kemerdekaan (“Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain diselenggarakan dengan cara seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya”) yang merupakan amanat tindakan yang segera harus dilaksanakan yaitu pembentukan negara Republik Indonesia yang berdasakan pancasila dan termuat dalam pembukaan UUD 1945 alinea keempat.
Pembukaan UUD 1945 dengan batang tubuh UUD 1945 merupakan bagian yang tidak terpisahkan. Apa yang terkandung dalam pembukaan UUD 1945 telah dijabarkan ke dalam pasal-pasal yang ada dalam Batang Tubuh UUD 1945. Pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 dijelmakan dalam pasal-pasal Undang-Undang Dasar 1945.
Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa Pembukaan UUD 1945 mempunyai fungsi atau hubungan langsung dengan pasal-pasal Undang-Undang Dasar 1945. Meskipun pembukaan UUD 1945 mempunyai hubungan yang tidak dapat dipisahkan dengan Batang Tubuh UUD 1945, namun antara keduanya mempunyai kedudukan yang terpisah. Hal ini dikarenakan bahwa Pembukaan UUD 1945 merupakan pokok kaidah Negara yang mendasar (Staatsfundamentanorm) harus memiliki unsur-unsur mutlak, antara lain :
1. Dari segi terjadinya, ditentukan oleh pembentuk Negara dan terjelma dalam suatu pernyataan lahir sebagai penjelmaan kehendak pembentuk Negara untuk menjadikan hal-hal tertentu sebagai dasar-dasar Negara yang dibentuknya;
18
2. Dari segi isinya, memuat dasar-dasar pokok Negara, yaitu dasar tujuan
Negara baik tujuan umum maupun tujuan khusus, bentuk negara, dan dasar filsafat negara (asas kerohanian Negara). Sebagaimana telah diuraikan dalam pembahasan sub bab Suasana Kebathinan Konstitusi Pertama di atas, Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 telah memenuhi unsur-unsur sebagai Pokok Kaidah Negara yang mendasar (Staatsfundamenatnorm). Pembukaan UUD 1945 juga memiliki hakikat kedudukan hukum yang lebih tinggi daripada pasal-pasal Batang Tubuh UUD 1945. Sedangkan Batang Tubuh UUD 1945 yang merupakan penjabaran dari pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam
Pembukaan UUD 1945 memiliki sifat supel, artinya dapat mengikuti perkembangan jaman sehingga memungkinkan untuk dilakukan perubahan yang sesuai perkembangan jaman. Dengan demikian dengan kita mencermati hubungan antara Proklamasi Kemerdekaan dan Pembukaan UUD 1945 yang merupakan hubungan suatu kesatuan bulat, serta hubungan antara Pembukaan UUD 1945 dan Batang Tubuh UUD 1945 yang meupakan hubungan langsung, maka dapat disimpulkan bahwa Proklamasi Kemerdekaan mempunyai hubungan yang erat, tidak dapat dipisahkan dan merupakan satu kesatuan dengan Undang-Undang Dasar 1945.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pancasila sebagai dasar negara kita dirumuskan dari nilai-nilai kehidupan
masyarakat Indonesia yang berasal dari pandangan hidup bangasa, yang
merupakan kepribadian bangsa, perjanjian luhur, serta tujuan yang hendak
diwujudkan.Karena itu pancasila dijadikan ideologi bangsa.
Proklamasi Kemerdekaan dengan Pembukaan UUD 1945 merupakan
hubungan suatu kesatuan bulat, serta hubungan antara Pembukaan UUD 1945
dengan Batang Tubuh UUD 1945 yang merupakan hubungan langsung, maka
dapat disimpulkan bahwa Proklamasi Kemerdekaan mempunyai hubungan yang
erat, tidak dapat dipisahkan dan merupakan satu kesatuan dengan Undang-
Undang Dasar 1945.
19
Meskipun Pembukaan UUD 1945 mempunyai hubungan yang tidak dapat
dipisahkan dengan Batang Tubuh UUD 1945, namun antara keduanya mempunyai
kedudukan yang terpisah.Hal ini dikarenakan bahwa Pembukaan UUD 1945
merupakan pokok kaidah Negara yang mendasar (staatsfundamentalnorm) yang
tidak dapat dirubah oleh siapapun kecuali oleh pembentuk Negara.
B. Saran
Untuk mewujudkan masyarakat pancasila,diperlukan suatu hukum yang berisi norma-norma,aturan-aturan atau ketentuan-ketentuan yang harus dilaksanakan dan ditaati oleh setiap warga negara Indonesia.Hukum yang dimaksud adalah UUD 1945 sebagai hukum dasar tertulis di Negara kita.
Kecenderungan aadanya upaya melarutkan pandangan hidup ke dalam pola pikir asing sehingga telah terjadi pendangkalan idealisme ke Indonesiaan yang pancasilais ke arah materialisme menimbulkan ancaman bagi integritas bangsa Indonesia maka perlu di ambil langkah melaksanakan sosialisme dengan bentuk dan cara yang antara lain dengan penataran, penyuluhan serta kurikulum pembelajaran di sekolah, perguruan tinggi,dan lain-lain tentang 4 pilar kebangsaan.
20
DAFTAR PUSTAKA
1. MKD IAIN Sunan Ampel surabaya, pendidikan pancasila. Surabaya,
IAIN SA press, 2011
2. Trianto dan Triwulan Tutik, falsafah negara dan pendidikan
kewarganegaraan. Jakarta: prestasi pustaka,2007
3. Attamimi, Hamid S “Pancasila Sebagai Cita Hukum” dalam Oetojo
Usman dan Alfian (Ed). (1991). Pancasila sebagai Ideologi dalam
Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa dan Berbangsa. Jakarta: BP 7
Pusat
4. Cogan, John J & Ray Derricott (ed). (1998). Citizenship Education for 21
st Century; Setting the Contex. London: Kogan Page
5. Kaelan (2007) “Revitalisasi dan Reaktualisasi Pancasila sebagai dasar
filsafat negara dan Ideologi” dalam Mintaredja, Abbas Hamami dkk (Ed).
(2007). Memaknai Kembali Pancasila. Yogyakarta: Penerbit Lima
6. http://id.shvoong.com/social-sciences/political-science/2030542-
pengertian-uud-1945/#ixzz1XXePYQkd (diakses pada tanggal 1
Desember 2013)
7. http://aadesanjaya.blogspot.com/2010/10/kedudukan-undang-undang-
dasar-1945.html (diakses pada tanggal 1 Desember 2013)
8. http://www.asiamaya.com/konsultasi_hukum/ist_hukum/
sumber_tatahukum.html (diakses pada tanggal 1 Desember 2013)