Pendidikan Pancasila
-
Upload
muhammad-habibul-ihsan -
Category
Documents
-
view
32 -
download
3
Transcript of Pendidikan Pancasila
PENDIDIKAN PANCASILA
Prof. DR. Hj. Sri Mulyani Soegiono SH
PENGANTARGerakan Reformasi telah mengembalikan Pancasila sebagai dasar negara dengan mengharuskan kajian Pancasila bagi mahasiswa di perguruan tinggu dilakukan secara ilmiah
Indonesia Negara Hukum dan Negara Kesejahteraan; maksudnya negara yang berdasarkan hukum, apabila hukum ditegakkan maka rakyat akan sejahtera.
Indonesia negara Demokrasi Berketuhanan; artinya bangsa Indonesia berketuhanan, dimana perbedaan di kalangan masyarakat di ayomi oleh negara.
Indonesia negara Kebangsaan, Kesatuan dan Kekeluargaan; hal ini di awali oleh Budi Utomo (20 Mei 1908), yaitu organisasi yang memproklamirkan konsep negara kebangsaan, kesatuan, dan kekeluargaan.
Landasan Pendidikan Pancasila Pancasila adalah dasar falsafah negara Indonesia
sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945. Oleh sebab itu setiap warga negara Indonesia harus mempelajari, mendalami, menghayati, mengambangkan dan mengamalkannya dalam segala bidang kehidupan. Dalam bab pendahuluan ini akan dibahas tentang landasan pendidikan Pancasila yang meliputi landasan historis, kultural yuridis dan filosofis serta tujuan pendidikan Pancasila di perguruan tinggi.
LANDASAN PENDIDIKAN PANCASILA
I. Landasan HistorisPancasila dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia1. Unsur Pancasila pada tahap kebudayaan Indonesia asli: sejak dahulu
masyarakat Indonesia telah mempunyai kepercayaan tentang adanya yang menciptakan (animisme, dinamisme)
2. Unsur Pancasila pada tahap perkembangan pengaruh budaya Hindu: rakyat Indonesia terpengaruh pada kepercayaan Hindu, seperti menyembah arca, dsb
3. Unsur Pancasila pada Budaya Islam: Islam masuk ke Indonesia melalui Jalur perdagangan.
4. Unsur Pancasila pada Budaya Kristen dan Barat: orang barat membawa budaya dan agamanya, yang kemudian mempengaruhi bangsa Indonesia
5. Unsur Pancasila pada tahap mencari bentuk kebudayaan Nasional Indonesia
a. Nasionalisme, Islamisme, dan Marzismeb. Proklamasi kemerdekaanc. Perumusan Pancasila dalam tiga UUDd. Pancasila dalam tantangan
a. Nasionalisme, Islamisme, dan Marzisme. Nasionalisme: berfahamkan bahwa negara lebih diutamakan. Partai
bercorak nasionalisme: Indische Partij, Partai Nasional Indonesia (kemudian menjadi PDI), Persatuan Bangsa Indonesia (Partindo), Sarikat Dagang Islam (kemudian menjadi Sarikat Islam, Partai Islam Indonesia (1911), dan Muhammadiyah (1912).
Islamisme: berfahamkan negara Islam. Marzisme: berfaham komunis → atheis→ tidak percaya kepada tuhan →
tidak sesuai sila pertama Pancasila. Partai bercorak marzisme: PKI Sidang Konstituante:
• Golongan Nasionalisme menginginkan negara dan agama dipisahkan.• Golongan Islamisme menginginkan negara Islam, tapi dalam sidang
tersebut non-muslim tidak terima.• Golongan Marzisme menginginkan negara komunis tapi tidak disetujui
oleh golongan Islamisme.• Karena banyaknya kontra, maka dilakukan voting dan ada sebagian
anggota sidang yang walk out. Sejak saat itu mulai dikenal istilah voting dan walk out dalam sidang.
• 5 juli 1959 → Dekrit Presiden, karena dilatarbelakangi oleh kegagalan badan konstituante dalam menetapkan UUD.
b. Proklamasi kemerdekaan. 1942: berakhirnya masa pemerintahan Belanda 1945: Proklamasi Indonesia
c. Perumusan Pancasila dalam tiga UUD.secara De Facto hanya 3, yaitu: menurut UUD 1945, Konstitusi RIS, dan UUD sementara 1950
UUD 1945 Konstitusi RIS UUD sementara tahun 1950
Pembukaan: Ketuhanan YMEKemanusiaan yang adil dan beradab Persatuan IndonesiaKerakyatan yang dipimpin oleh hikmat dan kebikjaksanaan dalam permusyawaratan perwakilanKeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Ketuhanan YME Perikemanusiaan
KebangsaanHanya disebut Kerakyatan
Keadilan sosial
Ketuhanan YME Perikemanusiaan
Kebangsaan Kerakyatan
Keadilan sosial
d. Pancasila dalam tantangan1. Golongan ekstrim kanan yang menginginkan
dasar negara Islam → DI/TII2. Golongan ekstrim kiri yang menginginkan dasar
negara komunis3. Golongan nasionalisme yang menginginkan
dasar negara yang dipisahkan dengan agama. Landasan Historis tersebut mempunyai nilai-nilai
ketuhanan, kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sikap toleransi, nilai kemanusiaan yang adil dan beradab dll menjadi dasar negara pada setiap pembukaan UUD 1945, konstitusi RIS, UUDS 1950 dan kembali kepada UUD 1945.
Secara historis tidak dapat dipisahkan dari kehidupan bangsa Indonesia tidak dapat dilepaskan dengan nilai-nilai Pancasila
II. Landasan KulturalSesuai dengan kepribadian bangsa bangsa Indonesia yang digali dari budaya bangsa sendiri tidak baku terbuka bagi masukannya nilai-nilai baru yang positif generasi penerus bangsa dapat memperkaya nilai-nilai Pancasila sesuai dengan perkembangan zaman
III. Landasan YuridisAntara lain :
Undang-undang Dasar Negara RI tahun 1945 Undang-undang no. 2 tahun 1989 tantang Sistem
Pendidikan Nasional sebagai Dasar Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi
Peraturan pemerintah no. 60 tahun 1999 tentang Status Pendidikan Pancasila Dalam Kurikulum Pendidikan Tinggi
Keputusan Dirjen Pendidikan Tinggi No. 265/Dikti/Kep/2000 tentang Pendidikan Pancasila Di Perguruan Tinggi
IV. Landasan FilosofisNilai-nilai yang tertuang dalam sila-sila
Pancasila merupakan filosofis bangsa Indonesia Pancasila sebagai dasar filosofis negara harus menjadi sumber segala tindakan para penyelenggaraan negara dan menjadi jiwa dari perundang-undangan yang berlaku dalam kehidupan bernegara
menjiwai pembangunan nasional dalam bidang ekonomi, sosial budaya dan
pertahanan keamanan
Tujuan Pendidikan Pancasila
1. Tujuan NasionalDitegaskan dalam pembukaan UUD 1945 alinea 4: “melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial”.
2. Tujuan Pendidikan NasionalBerdasarkan pada UU no. 2 tahun 1989 tentang sistem
pendidikan nasional, di dalam pasal 4: “bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya (beriman dan bertaqwa pada Tuhan Yang Maha Esa serta berbudi luhur) memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani-rohani, dll”.
3. Tujuan Pendidikan PancasilaPada sila ketiga: “Persatuan Indonesia” → mulai pudar di
kalangan muda.
Tujuan Pendidikan Pancasila Pendidikan Pancasila yang mencakup unsur filsafat Pancasila di
perguruan tinggi bertujuan untuk hal-hal berikut :1. Dapat memahami dan mampu melaksanakan jiwa Pancasila
dan undang-undang dasar 1945 (UUD 1945) dalam kehidupannya sebagai warga negara republik indonesia
2. Menguasai pengetahuan dan pemahaman tentang beragam masalah dasar kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang hendak diatasi dengan penerapan pemikiran yang berlandaskan Pancasila dan UUD 1945
3. Memupuk sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai dan norma Pancasila, sehingga mampu menanggapi perubahan yang terjadi dalam rangka keterpaduan iptek dan pembangunan
4. Membantu mahasiswa dalam proses belajar, proses berpikir, memecahkan masalah, dan mengambil keputusan dengan menerapkan strategi heuritiis terhadap nila-nilai Pancasila
Pendidikan Pancasila yang berhasil akan membuahkan sikap mental bersifat cerdas dan penuh tanggung jawab dari peserta didik dengan perilaku yang
1. Beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa
2. Berperikemanusiaan yang adail dan beradab
3. Mendukung persatuan bangsa4. Mendukung kerakyatan yang
mengutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan perorangan, dan
5. Mendukung upaya untuk mewujudkan keadilan sosial
Masa Kejayaan Nasional Masa Kerajaan Sriwijaya Masa Kerajaan Majapahit
Penerus tahta tidak serta merta berdasarkan keturunan tapi ditentukan berdasarkan musyawarah.
Dalam melaksanakan pemerintahan, tidak mengumbar janji atau kata-kata tapi lebih kepada tindakan.
Masa Kerajaan Sriwijaya Abad VII berdirilah kerajaan Sriwijaya di bawah
kekuasaan wangsa Syailendra di Sumatra. Dalam sistem pemerintahan sudah
terdapat pegawai pajak pengurus pajak, harta benda kerajaan, rohaniawan yang menjadi petugas tehnis
pembangunan gedung-gedung dan patung-patung suci
sehingga saat itu kerajaan dapat menjalankan sistem negaranya dengan nilai-nilai Ketuhanan
Cita-cita kesejahteraan bersama dalam suatu negara telah tercermin pada kerajaan Sriwijaya
Unsur-unsur dalam Pancasila seperti ketuhanan, kemnusiaan, persatuan, tata pemerintahan atas dasar musyawarah dan keadilan sosial telah terdapat sebagai asas-asas yang menjiwai bangsa Indonesia yang dihayati dan dilaksanakan namun pada saat itu belum dirumuskan secara konkrit
Masa Kerajaan Majapahit Nilai-nilai sila keempat telah terwujud
dengan diangkatnya Airlangga sebagai raja melalui musyawarah antara pengikut Airlangga dengan Rakyat dan kaum Brahmana
Sedangkan nilai-nilai keadilan sosial terwujud pada saat raja Airlangga memerintahkan untuk membuat tanggul dan waduk demi kesejahteraan pertanian rakyat
Pengamalan sila Ketuhanan Yang Maha Esa telah terbukti pada waktu agama Hindu dan Budha hidup berdampingan secara damai
Empu Prapanca menulis negarakertagama yang di dalamnya terdapat istilah “Pancasila”
Empu Tantular mengarang buku Sutasoma di dalam buku itu terdapat seloka persatuan nasional yang berbunyi “Bhineka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrua” artinya walaupun berbeda-beda namun satu jua dan tidak ada agama yang memiliki tujuan yang berbeda
Sila Kemanusiaan telah terwujud dengan hubungan raja Hayam Wuruk dengan kerajaan Tiongkok, Ayodya, Champa dan Kamboja.
Nilai-nilai persatuan terwujud dengan adanya Sumpah Gajah Mada yang berisi cita-cita mempersatukan seluruh Nusantara Raya
Sila kerakyatan (keempat) sebagai nilai-nilai musyawarah dan mufakat juga telah dilaksanakan dalam kerajaan Majapahit
Perwujudan sila keadilan sosial sebagai wujud dari berdirinya kerajaan selama beberapa abad yang ditopan dengan kesejahteraan
Perjuangan Bangsa Indonesia
1. Perjuangan sebelum Abad ke XX2. Kebangkitan Nasional 1908
Perjuangan sebelum Abad ke XX Penjajahan Eropa yang memusnahkan
kemakmuran bangsa Indonesia Sejak imperialis menjejakkan kakinya di
Indonesia, dimana-mana bangsa Indonesia melawan dengan sekuat tenaga
Pada Abad ke XVII dan XVIII; Sultan Agung di Mataram Sultan Hasanudin di Makasar Sultan Ageng Tirtayasa dan Ki Tapa di Banten Iskandar Muda di Aceh Untung Suropati dan Trunojoyo di Jawa Timur Ibnu Iskandar di Minangkabau Dan masih banyak lagi
Pada permulaan abad ke-XIX Belanda mengahadapi perlawanan bangsa Indonesia yang dipimpin oleh; Patimura di Maluku Imam Bonjol di Minangkabau Pangeran Diponegoro di Mataram Badaruddin di Palembang Pangeran Antasari di Kalimantan Jelantik di Bali Anak Agung Made di Lombok Teuku Umar, Teuku Cik Di Tiro dan Cut Nya Din
di Aceh Sisingamangaraja di Tanah Batak Dan masih banyak perlawanan lainnya
Kebangkitan Nasional 1908 Perubahan bentuk perlawanan pada
permulaan abad ke XX dengan berdasarkan kegagalan perjuangan masa lampau
Bentuk perlawanan dengan membangkitkan kesadaran bangsa Indonesia tentang pentingnya bernegara
Usaha-usaha yang dilakukan dengan mendirikan berbagai organisasi politik di samping organisasi yang bergerak di bidang pendidikan dan sosial
Organisasi yang pertama adalah Budi Utomo, mereka yang tergabung dalam organisasi itu merintis jalan baru ke arah tercapainya cita-cita perjuangan bangsa (dr.Wahidin Sudirohusodo)
Sarikat Islam (HOS Tjokroaminoto) Indische Partij (Dowes Dekker,
Ciptomangunkusumo dan Ki Hajar Dewantara)
Partai Nasiona Indonesia (Ir. Soekarno dkk)
Sumpah Pemuda 1928 Dipelopori oleh Mr. Muh. Yamin, Kuncoro
Poerbopranoto
Semboyan“Kemerdekaan Indonesia harus dicapai dengan kekuatan sendiri”
SATUBANGSA
TANAH AIRBAHASA
INDONESIA
Perjuangan Bangsa Indonesia pada masa Penjajahan Jepang
7 December 1941 Perang Pasifik di Bomnya Pearl Harbour oleh
Jepang 8 Maret 1942
Penyerahan Indonesia dari Belanda ke Jepang 14 Agustus 1945
Jepang Menyerahkan kepada sekutu
Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 dan Maknanya
a. Sebagai titik puncak perjuangan Bangsa Indonesia
b. Sebagai sumber lahirnya Republik Indonesia
c. Merupakan norma pertama dari Tata Hukum Indonesia, artinya :Proklamasi adalah suatu peraturan yang merupakan dasar berlakunya norma-norma aturan hukum yang lain
Proses Perumusan Pancasila 29 Mei 1945 Badan Penyelidik Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia dalam sidangnya yang pertama beberapa tokoh berbicara dalam sidang tersebut antara lain tentang 5 asas dasar negara Indonesia Merdeka
MOH.YAMIN(29-05-1945)
SUPOMO(31-05-1945)
SUKARNO(01-06-1945)
- Perikebangsaan- Perikemanusiaan- Perikerakyatan- Kesejahteraan Rakyat- Periketuhanan
-Persatuan-Kekeluargaan-Musyawarah-Keadilan Rakyat-Keseimbangan lahir dan Bathin
- Kebangsaan- Perikemanusiaan/ internasionalis- Mufakat/Demokrasi- Kesejahteraan sosial- Ketuhanan YME
TRI SILA1. Sosio nasionalisme/kebangsaan2. Sosiodemokrasi (Mufakat)3. Ketuhanan
EKA SILAGotong Royong
Piagam Jakarta 22 Juni 19451. Ketuhanan dengan kewajiban
menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya
2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab3. Persatuan Indonesia4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan
5. Keadilan sosial bagi rakyat Indonesia
18 Agustus 1945 berlangsung sidang pleno PPKI untuk mengesahkan dasar negara dan Undang-Undang Dasar RI. Dasar Negara terdiri dari 5 Sila sebagaimana tercantum di dalam piagam Jakarta dengan menghilangkan kata “Dengan kewajiban menjalankan Syariat Islam bagi pemeluknya”“Ketuhanan Yang Maha Esa”
Perumusan Pancasila dan UUD 451. Perumusan Pancasila
Pancasila dirumuskan dalam Pembukaan UUD-1945 (alenia-4) yaitu :
a. Ketuhanan Yana Maha Esab. Kemanusiaan yang adil dan beradabc. Persatuan Indonesiad. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan
e. Keadilan sosial bagi rakyat Indonesia
2.Penetapan PancasilaRumusan Pancasila dalam Pembukaan UUD-1945 ditetapkan oleh PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) pada tanggal 18-8-1945 (yang kemudian dimuat dalam Berita RI Tahun-II nomor 7 tanggal 15-2-1946)
3.Dasar Negara dan Pandangan HidupSejak tanggal 18-8-1945, Pancasila menjadi dasar negara RI dan pandangan hidup bangsa Indonesia
Perumusan Pancasila dalam tiga UUDPembukaan UUD’45
Konstitusi RIS UUDS’50
1. Ketuhanan Yang Maha Esa2. Kemanusiaan yang adil
dan beradab3. Persatuan Indonesia4. Kerakyatan yang dipimpin
oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Perikemanusiaan3. Kebangsaan4. Kerakyatan5. Keadilan sosial
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Perikemanusiaan3. Kebangsaan4. Kerakyatan5. Keadilan sosial
Pancasila Dalam Tantangan Pancasila yang telah kita terima sebagai
dasar negara ternyata menghadapi berbagai tantangan, antara lain :
1. Adanya ekstrem kanan dan ekstrim kiri2. Kericuhan dalam sidang Konstituante di
Bandung
Perjuangan Mempertahankan dan Mengisi Kemerdekaan1. Masa Revolusi Fisik2. Masa Demokrasi Liberal3. Masa Orde Lama4. Masa Orde Baru5. Masa Reformasi
Masa Revolusi Fisik Dimulai 1945 sesudah merdeka, semua
Undang-undang dan pelaksanaan pemerintahan harus di tata, sehingga segala sesuatau di atur dalam UUD 1945.
PPKI: dinyatakan segala sesuatunya diatur dalam aturan tambahan dan IV aturan peralihan.
Aturan PeralihanI. Panitia persiapan kemerdekaan Indonesia mengatur dan
menyelanggarakan penyerahan pemindahan pemerintahan kepada pemerintah Indonesia.
II. Segala badan negara dan peraturan yang ada masih langsung berlaku selama belum diadakan yang baru menurut UUD 1945.
III. Untuk pertama kali, presiden dan wakil presiden dipilih oleh PPKI.
IV. Sebelmum MPR, DPR, dan DPA dibentuk menurut UUD negara ini, segala kekuasaannya dijalankan oleh presiden dengan bantuan Komite Nasional Pusat (KNP) → agar pemerintahan berjalan baik maka dikeluarkan maklumat wakil presiden (16 oktober 1945) no. X: “pemberian kekuasaan legislatif kepada komite nasional Indonesia Pusat” maka berdasarkan maklumat tersebut, kedudukan Komite Nasional dianggap sebagai DPR dan MPR.
Masa Demokrasi Liberal Pada masa ini sering adanya diplomasi /
berunding, dikarenakan adanya keinginan Belanda untuk menjajah Indonesia lagi.
Adanya 2 pemerintahan (yang didirikan oleh Belanda):1. Pemerintahan RI yang mempertahankan
kemerdekaan dan kedaulatan terhadap pemerintah Belanda.
2. Pemerintahan negara-negara kecil yang didirikan oleh Belanda.
Didirikannya Negara Indonesia Serikat: Negara Indenesia Timur Negara Sumatera Timur Negara Pasundan Negara Sumatera Selatan Negara Jawa Timur Negara MaduraBFO (Bijeenkomst Voor Federal) =
Perlembagaan musyawarah federal → aliran federalisme.
Perjanjian Linggarjati (25 Maret 1947), perjanjian Renville (17 Januari 1948): pada hakekatnya yaitu mempersempit wilayah kekuasaan Republik Indonesia.
Adanya agregasi Belanda yang pertama pada 21 juli 1947 dan agregasi kedua pada 19 desember 1948.
Belanda mengenggap tindakan tersebut sebagai tindakan polisionel (mengamankan negara Indonesia), bukan agregasi.
PBB ikut campur tangan menyelesaikan masalah pertikaian Belanda-Indonesia → adanya KMB yang dilaksanankan di Den Haag pada 19 agustus 1949.
Dalam KMB, diputuskan:1. Didirikan Negara Indonesia Serikat2. Pengakuan kedaulatan oleh pemerintah kerajaan Belanda
kepada pemerintah NIS.3. Didirikannya UNI antara NIS dan kerajaan Belanda.
Kalau NIS/RIS, maka Belanda mudah mempengaruhi pemikiran negara-negara kecil sehingga rakyat Indonesia ingin dibentuk NKRI → 1950
Negara-negara RIS: 1. Negara Republik Indonesia2. Negara Indonesia Timur3. Negara Sumatera Timur Persetujuan 19 mei 1950: dalam waktu yang
sesingkat-singkatnya secara bersama-sama melaksanakan negara kesatuan sebagai penjelmaan dari Negara Republik Indonesia pada 17 oktober 1945
UUD konstitusi RIS → UUD sementara 1950 Demokrasi liberal 1949-1955: makin kuatnya
kedudukan parlemen dalam pemerintahan.
Masa Orde Lama Pemilu tahun 1955 dalam kenyataannya
tidak dapat memenuhi harapan masyarakat, bahkan kestabilan dalam bidang politik, ekonomi, sosial, maupun hankam.
Dekrit Presiden Presiden Mengeluarkan Dekrit pada
tanggal 5 juli 1959, yang isinya sebagai berikut :1. Membubarkan Konstituante2. Menetapkan berlakunya kembali UUD
1945 dan tidak berlaku lagi UUDS 1950.
3. Dibentuknya MPRS dan DPAS dalam waktu yang sesingkat-singkatnya
Dengan dasar pemikiran supaya tidak Terulang lagi peristiwa dimasa lampau maka Presiden Soekarno sebagai kepala eksekutif menerapkan demokrasi terpimpin.
Ideologi Pancasila pada saat itu dirancang oleh PKI untuk diganti dengan ideologi Manipol Usdek serta konsep Nasakom.
Demokrasi terpimpin adalah suatu paham demokrasi yang tidak didasarkan pada paham liberalisme, sosialisme, nasionalisme, dan komunisme. Tapi demokrasi yang didasarkan kepada keinginan-keinginan luhur bangsa Indo seperti yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945 yang menuju kepada masyarakat adil dan makmur yang penuh dengan kebahagiaaan. Material dan spritual sesuai dengan cita-cita proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945.
Namun, kenyataannya Pelaksanaan Demokrasi terpimpin bertentangan dengan Pancasila. Karena yang berlaku adalah keinginan dan ambisi politik pemimpin saat itu. Hal ini menyimpang dari UUD 1945 dalam bidang politik. Antara lain: dengan adanya pembubaran DPR hasil pemilu 1965.
Masa Orde Baru Menuntut dilaksanakannya Pancasila dan UUD
1945 secara murni dan konsekuen Diawali dengan tuntutan aksi-aksi dari seluruh
masyarakat, seperti KesatuanAksi Pemuda Pelajar Indonesia (KAPPI), Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI), dan lain-lain
Tuntutan mereka dikenal dengan nama TRITURA yang isinya sebagai berikut :
1. Pembubaran PKI dan ormas-ormasnya2. Pembersihan Kabinet dan unsur-unsur G.30-
S/PKI3. Penurunan harga
Pada tahun 1983 pemerintah mengajukan satu paket yang terdiri dari 5 undang-undang politik tentang :
1. Susunan dan kedudukan anggota MPR/DPR
2. Pemilihan umum3. Kepartaian dan Golkar4. Organisasi masyarakat dan5. referendum
Pada Kenyataannya, orde baru telah jauh menyimpang dari perjuangannya semula. Penyimpangan itu antara lain sebagai berikut :
1. Orde baru secara eksplisit tidak mengakui 1 juni sebagai lahirnya Pancasila
2. Butir-butir P4 mendidik secara halus ketaatan individu kepada kekuasaan dan tidak ada butir yang mencantumkan kewajiban negara terhadap rakyatnya
3. Pengamalan Pancasila dengan membentuk citra pembangunan sebagai ideologi sehingga rekayasa mendukung bapak Pembangunan melalui kebulatan tekad rakyat. → rekayasa bapak Pembangunan: dikarenakan Presiden Soeharto sangat dekat dengan kalangan petani, sehingga semua petani serempak mengangkat soeharto sebagai Bpk. Pembangunan.
Dulunya hanya dua partai: PPP dan PDI, sedangkan Golkar bukan partai.
Masa Reformasi Mahasiswa-mahasiswa yang di pimpin oleh Prof. Dr. H.
Muhammad Amien Rais, MA menuntut reformasi. Prof. Dr.Ing. Dr. Sc.h.c. Bacharuddin Jusuf Habibie, tidak
di dukung oleh mahasiswa karena dianggap sebagai anak emas presiden Soeharto. Keadaan tersebut disebabkan oleh karena adanya pemikiran bahwa semua hal-hal yg berkaitan dgn masa orde baru dianggap buruk.
Dharma wanita dihapus pada masa orde baru. NGO (non government organisation), karena para wanita masuk Dharma Wanita, sehingga tenaga NGO berkurang.
NGO umumnya adalah perempuan-perempuan yang pintar.
Ketetapan MPR no.V/MPR/2000: “tentang pemantapan persatuan dan kesatuan nasional”.
MPR melalui ketetapan tersebut telah mengindentifikasi masalah yang telah menyebabkan terjadinya krisis yang sangat luas. Faktor-faktor penyebab tersebut sebagai berikut: Nilai” agama dan budaya bangsa tidak dijadikan sumber
etika dalam berbangsa dan bernegara oleh sebagai masyarakat.
Pancasila sebagai ideologi negara ditafsirkan secara sepihak oleh penguasa dan telah disalahgunakan untuk mempertahankan kekuasaan
Konflik sosial-budaya telah terjadi karena kemajemukan agama, suku, n budaya.
Hukum menjadi alat kekuasaan dan pelaksannaannya telah di selewengkan sedemikian rupa sehingga bertentangan dengan prinsip keadilan.
Perilaku ekonomi: terjadi praktik korupsi dan kapitalisme Sistem politik yang otoriter sehinggs tidak bisa melahirkan
pemimpin-pemimpin yang mampu menyerap aspirasi dan memperjuangkan kepentingan masyarakat.
Peralihan kekuasaan yang sering menimbulkan konflik, contohnya: PILKADA sekarang.
Berlangsungnya pemerintahan yang telah mengabaikan proses demokrasi, pemerintahan yang sentralistis telah menimbulkan kesenjangan antara pemerintah pusat dan pemerintahan daerah, contohnya: otonomi daerah.
Penyalahgunaan dwi fungsi ABRI Pelaksanaan Peran sosial-politik dalam dwifungsi ABRI Globalisasi dalam kehidupan politik, ekonomi, sosial-budaya,
dapat memberikan keuntungan bagi bangsa Indonesia. Akan tetapi jika tidak di waspadai dapat memberikan dampak negatif terhadap kehidupan berbangsa.
Sistem Ketatanegaraan RI
a) Pengertian Hak Dasarb) Pengertian UUD 45c) Kedudukan UUD 45d) Sifat UUD 45e) Fungsi UUD 45
Pengertian Hak Dasar
Tertulis Tidak TertulisKonvensi
Secara teoritis
harus memenuhi
2 syarat
bentuknya tertulis
isinya peraturan
yang fundamental
Undang-Undang Dasar :Diatur tentang ketentuan pokok dasar ketatanegaraan,Artinya:•Mengikat pemerintah Mengikat setiap lembaga negara Mengikat lembaga masyarakat Mengikat seluruh Warga Negara Indonesia dimanapun mereka berada Mengikat setiap penduduk yang berdomisili di wilayah negara RI•Berisi norma, aturan dan ketentuan yang harus dilaksanakan dan ditaati
Kedudukan UUD 45 Sebagai sumber hukum, setiap produk
hukum undang-undang, peraturan pemerintah, peraturan lain, setiap tindakan kebijakan pemerintah harus berdasarkan dan bersumber kepada hukum dasar pada pemerintah lebih tinggi
UUD’45
Sifat UUD 45“Luwes” (Fleksible) → bisa
mengikuti zaman.“Singkat dan supel”“mengikat”
Fungsi UUD 45Sebagai alat kontrol, alat
mengecek apakah norma hukum yang lebih rendah yang berlaku sesuai/tidak dengan ketentuan UUD
Menganalisa Kedudukan Pembukaan UUD 45 Sebagai Pokok Fundamental Negara RI
a) Makna Pembukaan UUD 45b) Makna alinea dalam UUD 45c) Pokok Pikiran dalam UUD 45d) Hubungan pikiran dalam UUD
45
Makna Pembukaan UUD 45 Merupakan sumber tertinggi dan Hukum yang
berlaku di Indonesia, sedangkan Pembukaan UUD 45 merupakan sumber dari motivasi dan aspirasi perjuangan serta tekad bangsa Indonesia untuk mencapai Tujuan Nasional, cita-cita nasional yang ingin ditegakkan baik nasional maupun internasional
tetap menjadi landasan perjuangan bangsa Indonesia, tetap setia kepada Proklamasi 17-08-
45
Dasar-dasar Pembentukan Negara
A. Tujuan NegaraB. Asas Politik NegaraC. Asas Kerohanian Negara
Makna Alinea-Alinea dalam Pembukaan UUD 1945 Alenia Pertama
Mengungkap suatu dalil obyektif, yaitu bahwa penjajahan tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan
Suatu pernyataan subjektif, yaitu aspirasi bangsa Indonesia sendiri untuk membebaskan diri dari penjajahan
Alenia Kedua Menunjukkan kebanggaan dan penghargaan kita atas
perjuangan bangsa Indonesia selama itu. Apa yang dikehendaki oleh para pengantar
kemerdekaan ialah negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur
Alenia Ketiga Bahwa bangsa Indonesia mendambakan kehidupan yang
berkesinambungan, antara kehidupan materiil dan spiritual, antara kehidupan di dunia dan di akhirat
Memuat motivasi spirituil yang luhur serta suatu pengukuhan dan proklamasi kemerdekaan
Alenia Keempat Negara Indonesia mempunyai fungsi yang sekaligus
menjadi tujuannya Negara berbentuk Republik dan berkedaulatan rakyat Negara Indonesia mempunyai dasar falsafah Pancasila
Pokok-pokok Dalam Pembukaan UUD 1945
Pokok pikiran pertama : Persatuan Pokok pikiran kedua : Keadilan Sosial Pokok pikiran ketiga : Kerakyatan Pokok pikiran keempat : Ketuhanan
Yang Maha Esa dan Kemanusiaan yang adil dan berdab
Hubungan Pembukaan dan Batang Tubuh UUD 1945 Antara pembukaan dan batang tubuh UUD
1945 keduanya merupakan satu kesaruan yang tak dapat dipisahkan, yakni sebagai rangkaian kesatuan nilai dan norma yang terpadu.
Batang Tubuh dan Penjelasan UUD 1945 berisi 3 materi pokok:
a) Pasal-pasal yang berisi materi penyatuan sistem pemerintahan
b) Pasal-pasal yang berisi hubungan antara negara dan warga negara serta HAM
c) Hal-hal lain; bendera, bahasa, lambang negara, lagu kebangsaan serta Pembahasan UUD itu sendiri
ad. a) Tujuh Kunci Pokok Sistem Pemerintahan Negara Republik Indonesia
1. Indonesia ialah negara berdasar atas hukum (Rechsstaat)Ciri-ciri negara hukum adalah : Pengakuan akan hak asasi manusia Adanya asas legalitas Adanya suatu peradilan yang bebas dan ridak memihak
2. Sistem Konstitusional3. Kekuasaan tertinggi di tangan MPR4. Presiden tidak bertanggung jawab terhadap DPR5. Mentri negara ialah Pembantu Presiden6. Kekuasaan Kepala negara tidak tak terbatas
ad. b). Hubungan Negara dengan Warga Negara serta HAM menurut UUD 1945
Hubungan negara dengan warga negara, penduduk dan masyarakat, diwujudkan dengan adanya perlindungan terhadap hak-hak dasar asasi manusia Indonesia disamping juga melakukan kewajiban-kewajiban dasar/asasinya.
Hal dimaksudkan agar pelaksanaannya tidak cenderung berlebih-lebihan yang dapat merugikan kepentingan umum yang lebih tinggi/luas dengan menempatkan kepentingan yang ada secara seimbang
ad.c). Pasal 35, 36A.36B.36 CPerubahan UUD 1945Kedudukan aturan peralihan dan
aturan tambahan
Kelembagaan Negara
PresidenDPADPRBPKMA
Dasar Hukum HAM1. UUD 1945 dengan perubahannya.2. UU no. 39 tahun 1999 tentang HAM.3. UU no. 26 tahun 2000 tentang pengadilan
HAM.4. UU no. 23 tahun 2002 tentang
perlindungan anak.
HAM Dengan Perubahan UUD 1945
Pasal 28a: mempertahankan hidup dan kehidupan. Pasal 28b: membentuk keluarga, keturunan, dan
perlindungan anak dari kekerasan dan diskriminasi. Pasal 28c: mengembangkan dan memajukan diri
serta mendapatkan pendidikan dan manfaat dari IPTEK.
Pasal 28d: pengakuan yang sama dihadapan hukum, hak untuk bekerja, dan kesempatan yang sama dalam pemerintahan.
Pasal 28e: kebebasan beragama, meyakini kepercayaan, memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal, kebebasan berserikat, berkumpul dan berpendapat.
Pasal 28f: berkomunikasi dan memperoleh informasi
Pasal 28g: perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat, dan harta benda serta bebas dari penyiksaan.
Pasal 28h: hidup sejahtera lahir dan batin, memperoleh pelayanan kesehatan, mendapat perlakuan khusus.
Pasal 28i: tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku sutu dan bebas dari perlakuan diskriminatif.
Pasal 28j: berkewajiban menghargai hak orang dan pihak lain, serta tunduk kepada pembatasan UU.
UU No. 39 Tahun 1999 Tentang HAM
Pasal 71 tentang kewajiban dan tanggung jawab pemerintah: “pemerintah wajib dan bertanggung jawa menghormati, melindungi, menegakkan dan memajukan HAM yang diatur dalam UU ini, peraturan perundang-undangan lain dan hukum Internasional oleh Negara Republik Indonesia”
Pasal 72 tentang kewajiban dan tanggung jawab pemerintah: “kewajiban dan tanggung jawab pemerintah sebagaimna dimaksud dalam pasal 71, meliputi langkah implementasi yang efektif dalam bidang hukum, ekonomi, sosial-budaya, pertahanan keamanan negara, dan bidang lain”
Hak-Hak Warga Negara1. Kesamaan kedudukan didalam hukum
dan pemerintahan2. Hak atas pekerjaan dan kehidupan yang
layak bagi kemanusiaan3. Hak ikut serta dalam upaya pembelaan
negara
Hak Asasi Manusia1. Hak hidup dan berkeluarga 2. Hak anak → untuk hidup tumbuh dan berkembang3. Hak pengembangan dan pemajuan diri4. Hak atas persamaan didepan hukum5. Hak bekerja dan mendapat imbalan6. Hak pendidikan dan pengajaran7. Hak organisasi 8. Hak jaminan dan perlindungan pribadi9. Hak untuk bebas dari penyiksaan10. Hak atas kesejahteraan11. Hak yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan
apapun
Kewajiban Asasi
1. Wajib menghormati hak asasi orang lain2. Wajib tunduk pada pembatasan yang
ditetapkan UU
Syarat-Syarat Pembatasan HAM
Harus dengan UU dengan maksud antara lain:Untuk menjamin pengakuan dan penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain.Memenuhi tuntutan yang adil dengan pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan dan ketertiban umum dalam kalangan masyarakat.
Kesimpulannya Indonesia mempunyai tradisi HAM yang
panjang setelah kemerdekaan Kesadaran memahami HAM adalah bagian dari
kesadaran kebangsaan yang harus terus dikembangkan
Implikasi pengaturan HAM dan UUD membawa konsekuensi bagi tanggung jawab negara dan kewajiban pemerintah serta jaminan dan perlindungan bagi hak-hak warga negara dalam rangka kesejahteraan lahir dan bathin bangsa Indonesia seluruhnya.