PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN...

89
PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN SURAT AN-NISĀ’ AYAT 9 DAN AT- TAHRĪM AYAT 6 SKRIPSI Diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.) Oleh DADANG KURNIAWAN NIM 111 11 191 JURUSAN TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN FAKULTAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2015

Transcript of PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN...

Page 1: PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/494/1/Dadang... · 2016. 2. 23. · PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN

PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH

PADA AL-QU’AN SURAT AN-NISĀ’ AYAT 9 DAN AT-

TAHRĪM AYAT 6

SKRIPSI

Diajukan untuk memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.)

Oleh

DADANG KURNIAWAN

NIM 111 11 191

JURUSAN TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

FAKULTAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

2015

Page 2: PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/494/1/Dadang... · 2016. 2. 23. · PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN
Page 3: PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/494/1/Dadang... · 2016. 2. 23. · PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN
Page 4: PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/494/1/Dadang... · 2016. 2. 23. · PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN
Page 5: PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/494/1/Dadang... · 2016. 2. 23. · PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN
Page 6: PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/494/1/Dadang... · 2016. 2. 23. · PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN

MOTTO

ئ ة, حب سظ اى حبت: بذه اىفش ف و اى ة. ثبس ػي دى صح مو

“Tanda cinta, ialah: memberi jiwa untuk keridlaan orang yang dicintai dan

mengutamakan orang yang dicintai atas segala yang disertainya”

Page 7: PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/494/1/Dadang... · 2016. 2. 23. · PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN

PERSEMBAHAN

Alhamdulillah dengan Izin Allah SWT skripsi ini dapat

terselesaikan dengan baik. Skripsi inni saya persembahkan kepada orang-

orang yang telah membantu mewujudkan mimpiku:

1. Ayahanda Sutardi dan ibunda Padiyem yang telah dengan ikhlas

memberikan mahkota kasih sayangnya kepadaku walaupun harus mandi

keringat demi mewujudkan cita-citaku mulai dari aku kecil tidak

mengerti apa-apa hingga kini aku mengerti makna hidup.

2. Bapak Yanto dan ibu Sriyanti yang senantiasa menyemangatiku lewat

perjalanan hidupnya. Dan telah menyayangiku seperti anaknya sendiri.

3. Mbak Ina orang yang selalu membingbingku ke arah yang lebih baik.

4. Adikku Kiki Fatmawati, adik iparku Alfan Fidiyanto dan keponakan

kecilku Viki Aditya Pratama yang selalu memberikan tawa kebahagian

dalam lelahku.

5. Dik Yuli yang selalu membuatku tersenyum dengan tingkah manjanya.

6. Sahabat terbaikku Bahrin yang senantiasa memberiku tempat untuk

bercerita.

7. Temam-teman PAI E angkatan 2011 senasib seperjuangan yang telah

memberikan kenangan-kenangan indah dalam kebersamaan kita.

Page 8: PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/494/1/Dadang... · 2016. 2. 23. · PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN

8. Keluarga besar SD N Bercak, MTS Darussalam Bandung, dan SMA N1

Karanggede yang telah memberikan banyak pengalaman berharga

dalam menjalankan tanggungjawab.

Page 9: PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/494/1/Dadang... · 2016. 2. 23. · PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN

KATA PENGANTAR

Asslamu‟alaikum Wr. Wb.

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha

Penyayang. Segala puji dan syukur senantiasa penulis haturkan kepada

Allah SWT. Atas segala limpahan rahmad dan hidayah-Nya sehingga

penulis dapat meyelesaikan skripsi ini dengan baik. Sholawat serta salam

semoga senantiasa tercurahkan kepada Rasulullah SAW, keluarga,

sahabat, serta para pengikut setianya.

Skripsi ini dibuat untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh

gelar kesarjanaan dalam Ilmu Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri

(IAIN) Salatiga. Dengan menyelesaikan skripsi ini penulis tidak lupa

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Rahmad Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Tarbiyah.

3. Ibu Siti Rukhaytati, M.Ag. selaku Ketua Progam Studi PAI.

4. Bapak Taufiqul mun‟in, M. Ag. selaku Dosen Pembimbing Akademik.

5. Bapak Prof. Dr. Budiharjo, M.Ag. selaku Dosen Pembimbing Skripsi

yang telah dengan ikhlas ikhlas mencurahkan pikiran dan tenaganya

serta pengorbanan waktunya dalam upaya membimbing penulis skripsi

ini.

Page 10: PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/494/1/Dadang... · 2016. 2. 23. · PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN

6. Bapak ibu dosen serta karyawan IAIN Salatiga yang telah banyak

membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

7. Bapak dan ibu serta saudara-saudaraku di rumah yang telah mendoakan

dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan studi di IAIN Salatiga

dan penyusunan skripsi dengan penuh kasih sayang dan kesabaran.

Kepada mereka semua penulis tidak dapat memberikan balasan

apapun. Hanya untaian kata terima kasih yang bisa penulis sampaikan,

semoga Allah SWT senantiasa melimpahklan rahmat-Nya kepada mereka

serta membalas semua amal baik yang telah mereka berikan kepada

penulis.

Akhirnya dengan tulisan ini semoga bisa bermanfaat bagi penulis

khususnya dan para pembaca umumnya.

Wassalamu‟alaikum Wr. Wb.

Salatiga,12 september 2015

Penulis

Dadang Kurniawan

11111191

Page 11: PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/494/1/Dadang... · 2016. 2. 23. · PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN

ABSTRAK

Kurniawan, Dadang. 2015. Pendidikan Orang Tua Pada Anak: Telaah pada al-

Qur‟an Surat An-Nisā‟ Ayat 9 dan at-Tahrīm Ayat 6. Skripsi Jurusan

Tarbiyah. Progam Studi Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam

Negeri Salatiga.

Kata Kunci: Pendidikan, Orang tua, Anak, dan al-Qur‟an.

Penelitian ini merupakan penggalian ayat-ayat yang telah dibaca oleh

peneliti. Yang berhubungan dengan pendidikan. di antaranya yaitu pendidikan

orang tua pada anak. yang terkandung dalam al-Qur‟an surat an-Nisā‟ ayat 9 dan

at-Tahrīm ayat 6. Pertanyaan yang akan dijawab oleh peneliti adalah: 1.

Bagaimana konsep pendidikan orang tua pada anak yang terkandung dalam al-

Qur‟an surat an-Nisā‟ayat 9 dan at-Tahrīm ayat 6. 2. Bagaimana implementasi

pendidikan orang tua pada anak yang terkandung dalam al-Qur‟an surat an-Nisā‟

ayat 9 dan at-Tahrīm ayat 6. Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka peneliti

menggunakan metode library research (kajian pustaka), dengan menjadikan

literatur kitab-kitab seperti al-Qur‟an dan hadits-hadits Nabi saw. Ataupun buku-

buku sebagai objek penelitian. Setelah itu mengumpulkan ayat-ayat al-Qur‟an

yang berkaitan ddengan pendidikan orang tua pada anak. setelah dikumpulkan

maka ayat-ayat tersebut disusun dan dikaitkan antara ayat yang satu dengan ayat

yang lainnya, pada tahap selanjutnya menganalisis isinya (content analysis).

Temuan yang ada dalam penelitian ini memberi sedikit banyak

pengetahuan tentang: pendidikan orang tua pada anak yang penting dan telah

dijelaskan di dalam al-Qur‟an surat an-Nisā‟ ayat 9 dan at-Tahrīm ayat 6. Selain

untuk menjaga keluarga dari siksa api neraka. Pendidikan yang dilakukan orang

tua pada anak berfungsi sebagai bekal hidup anak ketika orang tua mereka telah

meninggal. Sehingga orang yang mengimplementasikan pendidikan tersebut akan

mudah dalam menjalani keimanan dan ketaqwaan kepada Allah dan Rasul-Nya.

Karena pentingnya keimanan dan ketaqwaan kepada Allah dan Rasul-Nya,

manusia harus memahami apa saja yang tersurat dan tersirat di dalamnya.

Mengacu pada temuan tersebut, maka penelitian ini merekomendasikan bahwa,

pendidikan orang tua pada anak di dalam al-Qur‟an memang betul-betul harus

ditanamkan pada anak sedini mungkin.

Page 12: PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/494/1/Dadang... · 2016. 2. 23. · PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................... i

LEMBAR BERLOGO........................................................................ ii

HALAMAN NOTA PEMBIMBING.................................................. iii

PENGESAHAN KELULUSAN ........................................................ iiv

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN........................................... v

MOTTO............................................................................................... vi

PERSEMBAHAN............................................................................... vii

KATA PENGANTAR ....................................................................... ix

ABSTRAK.......................................................................................... xi

DAFTAR ISI....................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah.......................................................... 1

B. Rumusan Masalah................................................................... 9

C. Tujuan Penelitian ................................................................... 10

D. Penegasan Istilah ................................................................... 10

E. Manfaat Penelitian ................................................................. 15

F. Metode Penelitian ................................................................... 17

G. Sistematika Pembahasan ........................................................ 20

BAB II KOMPILASI AYAT TENTANG PENDIDIKAN ANAK.... 22

1. Surat an-Nisā‟ ayat 9 ........................................................ 22

2. Surat at-Tahrīm ayat 6 ...................................................... 24

3. Surat al-Luqmān ayat 13-19 ............................................. 26

4. Surat Hūd ayat 42-46 ....................................................... 33

Page 13: PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/494/1/Dadang... · 2016. 2. 23. · PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN

5. Surat Shāffāt ayat 102-107 ............................................... 36

6. Surat Yūsuf ayat 4-5 ......................................................... 40

7. Surat Maryam ayat 27-33 ................................................. 41

BAB III ASBĀBUN NŪZUL DAN MUNASABAH AYAT............ 45

A. Asbābul Nūzul ayat-ayat Pendidikan Orang Tua pada

Anak........................................................................................

45

Q.S an-Nisā‟ ayat 9 ......................................................................... 46

B. Munasabah............................................................................. 47

1. Q.S an-Nisā‟ ayat 9 .......................................................... 49

2. Q.S at-Tahrīm ayat 6 ........................................................ 49

BAB IV PEMBAHASAN................................................................... 51

A. Pandangan Beberapa Ahli Tafsir terhadap al-Qur‟an Surat

an-Nisā‟ ayat9 dan at-Tahrim ayat 6 ......................................

51

1. Tafsir Surat an-Nisā‟ ayat 9.............................................. 51

a. Dalam Tafsir al-Misbah ............................................. 51

b. Dalam Tafsir Ibnu Katsir............................................ 52

c. Dalam Tafsir Departemen Agama RI......................... 53

2. Tafsir Surat at-Tahrīm ayat 6............................................ 54

a. Dalam Tafsir al-Misbah ............................................. 54

b. Dalam Tafsir Ibnu Katsir ...................................... 56

c. Dalam Tafsir Departemen Agama RI ........................ 57

B. Pendidikan Orang Tua Pada Anak dari al-Qur‟an Surat an-

Nisā‟ ayat 9 dan at-Tahrīm ayat 6 .........................................

58

1. Pendidikan Orang Tua pada Anak dalam al-Qur‟an Surat

an-Nisā‟ ayat 9 ........................................................

58

2. Pendidikan Orang Tua pada Anak dalam al-Qur‟an Surat

Page 14: PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/494/1/Dadang... · 2016. 2. 23. · PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN

at-Tahrīm ayat 6 ............................................................... 61

C. Implementasi Pendidikan Orang Tua Pada Anak dari al-

Qur‟an Surat an-Nisā‟ ayat 9 dan at-Tahrīm ayat 6 ..............

63

1. Surat an-Nisā‟ ayat 9........................................................ 63

2. Surat at-Tahrīm ayat 6...................................................... 63

BAB V PENUTUP ....................................................................................... 65

A. Kesimpulan ............................................................................ 65

B. Saran........................................................................................ 65

C. Penutup.................................................................................... 66

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

BAB I

PENDAHULUAN

Page 15: PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/494/1/Dadang... · 2016. 2. 23. · PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN

A. Latar Belakang Masalah

Islam adalah agama yang mengajarkan umatnya agar dapat

menjalani kehidupan dunia dan akhirat dengan baik. Untuk itu, Islam

memberikan jalan tebaik agar seseorang mampu menggapainya. Islam

juga memberikan ajaran yang sangat universal demi keberlangsungan

hidup manusia. Hal itu diuraikan dalam al-Qur‟an dengan sangat

gamblang dan jelas. Di antaranya, bagaimana menjadikan kepribadian

lebih baik, mengembangkan potensi, membangun umat yang dapat

bekompetisi dengan kehidupan yang melaju sangat cepat, membangun

sebuah peradaban yang tidak bertentangan dengan norma agama maupun

fitrah manusia, dan mampu memberikan cara yang baik untuk membangun

suatu tempat menjadi tempat yang modern. (Ulwan, 2009: 19)

Al-Qur‟an diturunkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad agar

menjadi pedoman bagi hidup manusia atau sebagai huda (petunjuk),

bayyinah (penjelas) atas petunjuk yang telah diberikan, serta furqon

(pembeda) antara yang haq (benar) dan yang bathil (salah). Fungsi

tersebut bertujuan agar manusia dapat hidup dengan berlandaskan moral

dan akhlak yang mulia. Disamping mengandung nilai moral, al-Qur‟an

juga berisikan tentang penjelasan bagi umat Islam khususnya bagi orang

tua, bagaimana membesarkan dan mendidik anak dengan baik, sehingga

anak akan tumbuh dan berkembang seperti harapan orang tua. Anak

mampu menjadi sebuah kebanggaan bagi kedua orang tuanya, saudara-

saudaranya, teman bermain, lingkungan, dan bagi masyarakat sekitar.

Page 16: PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/494/1/Dadang... · 2016. 2. 23. · PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN

Jika kita perhatikan di zaman modern sekarang ini, atau yang lebih

dikenal dengan era globalisasi, banyak sekali kita jumpai berbagai

tindakan kriminal (tindak kejahatan) yang dilakukan oleh seorang anak.

Anak Sekolah Dasar (SD) membuli adik kelasnya, anak Sekolah

Menengah Pertama (SMP) berani kepada orang tua, berani mengambil

barang milik emannya, dan anak Sekolah Menengah Atas (SMA) tanpa

malu berdua-duan dengan lawan jenis yang bukan mukhrom, terlibat

dalam tawuran antar pelajar, balapan liar, geng motor, pergaulan bebas,

narkoba dan lain sebagainya yang semakin lama semakin meresahkan

masyarakat sekitar dan pengguna jalan lain yang melintas di area tersebut.

Bahkan yang lebih mencengangkan lagi, ada seorang pelajar yang berani

membunuh temannya sendiri karena suatu permasalahan yang sepele. Dan

masih banyak lagi tindak kriminal yang lainnya yang dilakukan oleh

seorang anak pada saat ini.

Masalah-masalah seperti inilah yang seringkali menghiasi layar

televisi, radio dan koran sehari-hari. Hal ini salah satunya disebabkan

karena lemahnya pengawasan dan pendidikan yang dilakukan oleh orang

tua kepada anak-anaknya. Orang tua hanya sibuk mencari uang, bermain

dengan teman kantor, dan lainnya, sehingga mereka lupa dengan

pengawasan dan pendidikan terhadap anak mereka. selain itu, banyak juga

orang tua yang sering memanjakan anak mereka, dengan selalu

memberikan setiap apa yang diinginkan oleh anak dengan alasan

menyayangi anak, akan tetapi mereka lupa kalau memanjakan anak secara

Page 17: PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/494/1/Dadang... · 2016. 2. 23. · PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN

berlebihan dapat mengarahkan mereka ke jalan yang tidak benar. Anak

yang sering dimanja akan tumbuh dan berkembang menjadi anak yang

egois, apatis, tidak mau memberi bantuan kepada temannya dan

menjadikan anak mudah mengeluh dalam segala hal.

Anak adalah sebuah kebanggaan begi kedua orang tuanya. yang

diharap kelak akan mampu mengharumkan nama baik keluarga. Akan

tetapi, yang lebih penting dari itu, anak adalah sebagai amanah yang

sangat agung dan mulia. Sebagai orang tua, kita sudah semestinya

berbangga dan juga merasa bahagia telah dipercayai oleh Allah unuk

memegang amanah itu, karena tidak semua orang bisa mendapatkan

amanah tersebut. (Mustafidz, 2009: 11)

Di dalam al-Qur‟an, Allah juga menyinggung beberapa masalah

amanah dan menganjurkan kepada hamba-Nya unuk bersungguh-sungguh

dalam melaksanakan amanah.

Pertama dalam al-Qur‟an surah an-Nisa‟ ayat 58, Allah SWT

berfirman:

...

Artinya: “sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanah

kepada yang berhak menerimanya.”

Kedua, dalam al-Qur‟an surah al-Anfal ayat 27, Allah SWT

berfirman:

Page 18: PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/494/1/Dadang... · 2016. 2. 23. · PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN

Artinya: “wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghianati

Allah dan Rasul-Nya (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu

mengkhianati amanah-amanah yang dipercayakan kepadamu, sedang

kamu mengetahui.”

Kedua ayat di atas dengan jelas menegaskan kepada orang tua

untuk menjalankan amanah (seorang anak) yang Allah berikan kepada

para orang tua, bukan hanya menjaga anak mereka masing-masing

melainkan mereka (orang tua) juga wajib memberikan ilmu pendidikan

kepada anak-anaknya sebagai pertanggungjawaban orang tua pada anak

dan kepada Allah SWT baik di dunia maupun di akhirat nanti.

Memegang atau melaksanakan amanah itu bukanlah pekerjaan

yang mudah. Ia memerlukan perjuangan yang ekstra berat dan panjang.

Oleh karenanya, tidak semua akan mampu melaksanakan amanah itu, dan

orang-orang yang mampu melaksanakan amanah adalah mereka yang telah

lolos dari ujian Allah yang sangat besar itu.

Betapa riang jiwa. Betapa bening mata, ketika melihat buah

hatinya adalah anak-anak yang saleh salihah, yang bejalan di atas muka

bumi, ketika jantung hatinya adalah anak yang memperjuangkan agama

Allah di tengah-tengah jajaran manusia. Namun, apakah cukup bagi orang

tua dengan menunaikan tanggungjawab dan kewajiban tesebut, lantas ia

bersantai, atau hanya menyerahkan kepada guru dan lingkungan bermain

saja. (Ulwan, 1981: 1)

Page 19: PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/494/1/Dadang... · 2016. 2. 23. · PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN

Rasulullah SAW bersabda :

اببء ب ػي اظشب ، اببء صبغ ص بب ىصلة لدم أ ش

فش ػشش، عبجغ. ق اى ف : مخبة ٨١٤داد: شة : }ص ابػي

اىصلة{

Artinya: suruhlah anak-anakmu mengerjakan shalat, ketika mereka beusia

tujuh tahun, dan pukullah mereka jika enggan, ketika mereka berusia

sepuluh tahun. Dan pisahkanlah antara mereka ketika mereka tidur.

Hadist di atas menjelaskan kepada orang tua, hendaknya mereka

mengajari anak-anak mereka tentang hukum shalat, bilangan rekaatnya,

dan cara mengerjakannya. Sehingga anak mengetahui pemahaman tentang

shalat dengan baik. Dan mulai memisahkan tempat tidur putra-putrinya

ketika berusia tujuh tahun dan menjelaskan perbedaan antara laki-laki

dengan perempuan, apa yang boleh diperlihatkan ke lawan jenis dan apa

yang tidak boleh diperlihatkan, sehingga anak dapat mengetahui alasannya

dengan jelas.

Dalam kitab Sahih Bukhari no.1271 dijelaskan mengenai fitrah

anak, sebagai berikut:

ب د ى ىذ ػي ال ص ا دا ا ب أب ا اىفطشة ضب ج ا شا

{: مخبة اىجبئز١٧٢١}صحح اىبخبس: شة:

Artinya: tidak ada anak dilahirkan, kecuali dilahirkan atas kesucian. Dua

orang tuanyalah yang menyebabkan Yahudi, Nasrani atau Majusi (HR.

Bukhari).

Hadits diatas menegaskan kepada kita semua bahwasannya anak

itu lahir dalam keadaan suci, bersih bagaikan kertas putih atau tabularasa

Page 20: PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/494/1/Dadang... · 2016. 2. 23. · PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN

yang belum ada coretan dan isinya. Orang tua lah yang bertanggung jawab

memberikan pendidikan kepada anak-anak mereka, akan diberi tulisan apa

kertas tersebut, mau diisi apakah tabularasa tersebut. Apakah anak tersebut

akan di jadikan Yahudi,Nasrani, atau Majusi.

Anak dalam pendidikan Islam, tidak dipandang semata sebagai

manusia fisikal saja. Lebih dari itu, secara radikal pendidikan anak dalam

Islam berbeda dengan pendidikan Barat, karena proporsi al-Qur‟an sebagai

sumber normative memuat dasar-dasar pendidikan anak yang menitik

beratkan pada dimensi jasmani dan ruhani secara berimbang. Oleh

karenanya, pendidikan anak dalam Islam dengan mendasarkan pada al-

Qur‟an berbeda dengan pendidikan Barat (baik dalam pereode klasik

maupun modern) yang secara mendasar filsafat Barat bertolak dari

beberapa pandangan, diantaranya: humanisme, rasionalisme, empirisme

dan positivisme.

Humanisme memposisikan manusia memiliki kemampuan

mengatur dirinya dan alam. Rasionalisme mendasarkan kebenaran pada

pertimbangan ide rasional belaka. Empirisme yang mendasarkan

kebenaran pada peranan indra. Pandangan ini dikokohkan oleh aliran

realisme yang menegakkan kenyataan fisik sebagai kenyataan sebenarnya.

Postivisme menekankan kebenaran pada realitas logis dengan bukti

empiris yang terukur. (Huda, 2008: 9-10)

Selain itu, penulis juga mendengarkan ceramah dalam pengajian

yang disampaikan oleh Gus Yusuf Khudlori. Seorang tokoh Nahdlatul

Page 21: PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/494/1/Dadang... · 2016. 2. 23. · PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN

Ulama (NU) di desa Tegalrejo, putra dari almarhum Bapak Khudlori.

Seorang Kiai yang sangat disegani dan dihormati di kota Magelang. Beliau

mengatakan “ semua orang tua itu wajib hukumnya mendidik putra-

putrinya dengan baik, terlebih lagi pendidikan keagamaan, pendidikan

agama kepada anak dapat diibaratkan seperti pondasi dalam sebuah

bangunan. jika kita ingin membuat rumah, langkah awal yang harus kita

lakukan adalah membuat atau memikirkan fondasinya terlebih dahulu,

barulah kemudian, kita membuat atau memikirkan tentang tiang, jendela,

pintu, atap dan lain sebagainya. Begitu juga dengan anak kita, jika kita

ingin menjadikan atau memikirkan masa depan anak, terlebih dahulu yang

harus kita lakukan adalah mendidiknya dengan ilmu agama, barulah kita

memberikan ilmu yang lainnya. sehingga, ketika anak tumbuh besar dan

memiliki jabatan dalam sebuah instansi, ia akan mampu menjalankan dan

bertanggungjawab atas pekerjaannya dengan baik. Setidaknya anak

tersebut bisa dipercaya dan diandalkan oleh Bos atau teman kerjanya”.

Dari kutipan di atas dapat penulis simpulkan bahwasannya, betapa

pentingnya pendidikan Islam dalam keluarga, terlebih kepada anak-

anaknya. Jika kita menginginkan masa depan anak menjadi baik saat

mereka dewasa nanti, langkah awal yang harus orang tua lakukan adalah

mendidik anak dengan pendidikan agama.

Allah berfirman dalam al-Qur‟an mengenai pendidikan anak,

dalam beberapa ayat, antara lain:

Pertama, dalam Q.s. al-Kahfi aya 46

Page 22: PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/494/1/Dadang... · 2016. 2. 23. · PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN

Artinya: harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia, tetapi

amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi

tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan.

Kedua, Q.s. al-Furqon ayat 74

Artinya: Dan orang-orang yang berkata: “Ya Tuhan kami, anugrahkanlah

kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagtai penyenang hati

(kami), dan jadikan kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.

Berdasarkan ayat-ayat di atas, istilah al-awlad dan al-banun

menandakan anak potensial menjadi impian yang menyenangkan,

manakala diberi pendidikan dengan baik, dan sebaliknya, akan menjadi

malapetaka (fitnah) jika tidak dididik. Inilah yang ditimbulkan, yaitu rasa

optimistis atau pesimistis. hal ini juga membawa pada pemahaman bahwa

manusia dilahirkan dengan fitrah dapat dididik yang juga berpotensi

menjadi tidak terdidik karena keabaian pendidikannya. (Huda, 2009: 10

Menurut Budiharjo, (2007: 19), kata al-awlad berasal dari walad

ytang artinya anak. sedangkan kata al-banun berasal dari kata ibn berarti

sesuatu yang dilahirkan oleh sesuatu. Kata tersebut dapat berarti:

a. Anak yang dijadikan oleh Allah menjadi ada karena adanya ayah.

b. Segala sesuatu yang dihasilkan dari satu arah atau dari pendidikan.

Page 23: PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/494/1/Dadang... · 2016. 2. 23. · PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN

c. Banyaknya pengabdian yang dilaksanakan sesuai dengan perintah.

Dari penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa ibn adalah

seorang hamba yang banyak mengabdi dan menaati perintah-perintah

Allah, sampai-sampai digambarkan seperti hubungan antara orang tua

pada anak. karena begitu cintanya Allah pada hamba terebut.

Berdasarkan pemaparan-pemarapan di atas, maka penulis

memberanikan diri unuk malakukan peneliian dengan mengambil judul “

PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-

QUR‟AN SURAT AN-NISĀ‟ AYAT 9 DAN AT-TAHRĪM AYAT 6”

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah merupakan upaya untuk menyatakan secara

tersurat pertanyaan-pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya. Rumusan

masalah merupakan pertanyaan yang lengkap dan rinci mengenai ruang

lingkup masalah yang akan diteliti berdasarkan identifikasi dan cakupan

masalah yang telah dilakukan. (Dwiloka, 2012: 28)

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Bagaimana konsep pendidikan yang orang tua pada anak yang tersirat

dalam al-Qur‟an surah an-Nisā‟ ayat 9 dan at-Tahrīm ayat 6 ?

Page 24: PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/494/1/Dadang... · 2016. 2. 23. · PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN

2. Bagaimana Implementasi pendidikan orang tua pada anak yang

terkandung dalam al-Qur‟an surah an-Nisā‟ ayat 9 dan at-Tahrīm ayat

6 ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian menegaskan maksud atau tujuan penelitian yang

terkait dengan pengembangan keilmuan atau manfaat praktis dari masalah

yang akan diteliti. Maksud adalah konsekuensi dari masalah penelitian.

Sedang tujuan merujuk pada hasil yang akan dicapai atau diperoleh dari

maksud penelitian. (Saraswati, 2011: 77)

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui konsep pendidikan yang ditanamkan orang tua pada

anak dalam al-Qur‟an surah an-Nisā‟ ayat 9 dan At-Tahrīm ayat 6.

2. Untuk mengetahui Implementasi pendidikan orang tua pada anak yang

terkandung dalam al-Qur‟an surah an-Nisā‟ ayat 9 dan at-Tahrīm ayat 6.

D. Penegasan Isilah

Untuk menghindari kesalahan dan kekeliruan terhadap judul

penelitian ini, maka penulis perlu untuk menjelaskan istilah-istilah yang

terdapa dalam judul ini, antara lain:

1. Pendidikan

Pendidikan adalah terjemahan dari bahasa yunani, yaitu

paedagogie. Asal katanya adalah pais yang artinya “anak”, dan again

yang terjemahannya adalah “membimbing” dengan demikian maka

Page 25: PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/494/1/Dadang... · 2016. 2. 23. · PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN

paedagogie berarti “bimbingan yang diberikan kepada anak”. Orang

yang memberikan bimbingan kepada anak disebut paedagog. Dalam

perkembangannya pendidikan atau paedagogie tersebut berarti

bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh orang

dewasa kepada anak agar ia menjadi dewasa. (Sudirrman, 1989: 4).

istilah pendidikan, dalam bahasa inggris “education”, berakar dari

bahasa latin “educare”, yang dapat diartikan dengan pembimbingan

berkelanjutan (to lead forch). Jika diperluas, arti etimologis itu

mencerminkan keberadaan pendidikan yang berlangsung dari generasi

ke generasi sepanjang eksistensi kehidupan manusia. (Suhartono, 2008:

77)

Dalam arti sempit, pendidikan adalah seluruh kegiatan yang

direncanakan, dengan materi terorganisasi, dilaksanakan secara

terjadwal dalam sistem pengawasan, dan diberikan evaluasi berdasar

pada tujuan yang telah ditentukan. (Suhartono, 2008: 84). Sedangkan

dalam arti luas, pendidikan adalah kegiatan pembelajaran yang

berlangsung sepanjang zaman dalam segala situasi kegiatan kehidupan.

Pendidikan berlangsung disegala jenis, bentuk, dan tingkat lingkungan

hidup, yang kemudian mendorong pertumbuhan segala potensi yang

ada di dalam diri individu. Dengan kegiatan pembelajaran seperti itu,

individu mampu mengubah dan mengembangkan diri menjadi semakin

dewasa, cerdas, dan matang. Jadi singkatnya, pendidikan merupakan

Page 26: PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/494/1/Dadang... · 2016. 2. 23. · PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN

sistem proses perubahan menuju pendewasaan, pencerdasan, dan

pematangan diri. (Suhartono, 2008: 79)

Islam berasal dari kata salama artinya patuh atau menerima;

Berakar dari huruf sin lam mim (s-l-m). Kata dasarnya adalah salima

yang berarti sejahtera, tidak tercela, tidak tercacat. Dari kata itu

terbentuk kata masdar salāmat (yang dalam bahasa indonesia berarti

selamat). (Daud Ali, 1998: 49)

Menurut Djumransjah (2007: 21) Kata “Islam” yang bersumber

dari al-Qur‟an memiliki banyak pengertian, diantaranya adalah:

a. Kata Islam berasal dari kata kerja (fi‟il) aslama-yuslimu yang artinya

menyertahkan diri, menyelamatkan diri, taat, patuh dan tunduk.

b. Dilihat dari segi kata dasar “salima” yang berarti selamat, sejahtera,

sentosa, bersih, dan bebas dari cacat dan cela.

c. Dilihat dari kata dasar “salaam” maka berarti damai, aman tentram.

Pendidikan Islam adalah suatu proses penggalian, pembentukan,

pendayagunaan dan pengembangan pikir, dzikir dan kreasi serta

potensi manusia, melalui pengajaran, bimbingan, latihan dan

pengabdian yang dilandasi dan dinapasi oleh nilai-nilai ajaran Islam,

sehingga terbentuk pribadi muslim yang sejati, mampu mengontrol,

mengatur dan merekayasa kehidupan dengan penuh tanggungjawab

berdasar nilai-nilai ajaran Islam. (Ahid, 2010: 153). Pendidikan Islam

pada hakekatnya adalah pendidikan yang berdasarkan atas al-Qur‟an

dan sunnah Rasul, bertujuan untuk membentu perkembangan manusia

Page 27: PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/494/1/Dadang... · 2016. 2. 23. · PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN

menjadi lebih baik. Karena manusia pada dasarnya lahir dalam

keadaan fitrah, (bertaukhid), pendidikan adalah upaya seseorang untuk

mengembangkan potensi taukhid agar dapat mewarnai kualitas

kehidupan pribadi seseorang. (Thoha, 1996: 25)

Menurut Achmadi, (1992: 20), pendidikan Islam adalah “segala

usaha untuk memelihara dan mengembangkan fitrah manusia serta

sumberdaya insani yang ada padanya menuju terbenuknya manusia

seutuhnya (insan kamil) sesuai dengan norma islam.”

2. Orang Tua (Keluarga)

Orang tua adalah ayah ibu kandung, orang yang dianggap tua

(cerdik, pandai, ahli), orang yang dihormati dan disegani di kampung.

(KBBI, 2007: 802). Orang tua atau keluarga adalah lembaga yang

pertama dan utama yang dikenal oleh anak. Hal ini disebabkan, karena

kedua orang tuanyalah orang yang pertama dikenal dan diterimanya

pendidikan. Bimbingan, perhatian, dan kasih sayang yang terjalin antara

kedua orang tua dengan anak-anaknya, merupakan basis yang ampuh

bagi pertumbuhan dan perkembangan psikis serta nilai-nilai soaial dan

religius pada diri anak didik. (Ahid, 2010: 61)

Dari penjelasan di atas dapat disempulkan bahwa orang tua adalah

ayah dan ibu dari anak, yang melahirkan dan memberikan pendidikan

atau membiayai pendidikannya dan orang yang paling pertama

memberikan pendidikan kepada anaknya.

3. Anak

Page 28: PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/494/1/Dadang... · 2016. 2. 23. · PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, (2007: 41), disebutkan

bahwa anak adalah manusia yang masih kecil (berumur 6th). Anak

merupakan tumpuan harapan zaman depan, bukan saja sebagai

penyambung keturunan, tetapi anak juga sebagai penerus yang akan

melanjutkan cita-cita dan perjuangan. (Fachruddin, 1992: 113)

Dari pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa, anak

adalah manusia yang masih kecil (0-6th) yang akan menjadi

penyambung keturunan dan sekaligus sebagai penerus cita-cita dan

perjuangan orang tua.

4. Al-Qur‟an surah an-Nisā‟ayat 9 dan at-Tahrīm aya 6

Al-Qur‟an merupakan bentuk masdar dari qa-ra-a, sehingga al-

Qur‟an dimengerti oleh setiap orang sebagai nama kitab suci yang

mulia. (Ash-Shalih, 1993: 10). “Al-Qur‟an” menurut bahasa, ialah:

bacaan atau yang dibaca. al-Qur‟an adalah “masdhar” yang diartikan

dengan arti isimmaf‟ul, yaitu “maqru = yang dibaca.”

Menurut istilah ahli agama („uruf syara‟), al-Qur‟an ialah: “nama

bagi kalamullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW yang

ditulis dalam mashhaf.” (Ash-Shiddieqy, 1990: 1)

Ali as-Sabuni dalam bukunya at-Tibyan mendefinisikan bahwa al-

Qur‟an adalah kalam Allah yang tiada tandingannya, diturunkan kepada

Nabi Muhammad, penutup para Nabi dan Rasul, dengan perantaraan

Jibril, dan ditulis pada mushaf-mushaf yang kemudian disampaikan

kepada kita secara mutawatir (langsung atau terus-menerus), serta

Page 29: PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/494/1/Dadang... · 2016. 2. 23. · PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN

membaca dan mempelajarinya merupakan ibadah, yang dimulai dengan

surah an-Fatihah dan ditutup dengan surah an-Nas. (Faizah, 2008: 97)

Surah an-Nisā‟ (Arab: اىضبء, an-Nisā‟, “wanita”) adalah surah

yang ke-4 dalam al-Qur‟an. Surah ini terdiri dari 176 ayat yang

diturunkan setelah surah al-Mumtahanah. Dinamai an-Nisā‟ karena

surat ini banyak menceritakan tentang wanita. Semua ayatnya

diturunkan di Madinah. (Ash-Shiddieqy, TT: 337)

Surah at-Tahrīm (Arab: اىخحش, at-Tahrīm ”mengharamkan”).

Surah ini adalah surah yang ke-105 dari segi perurutan turunnya surah

al-Qur‟an, surah ini turun setelah surah al-Hujarat dan sebelum surah

al-Jumuah. Jumlah ayat-ayatnya menurut berbagai cara perhitungtannya

adalah 12 ayat. (Shihab, jilid 14. 2009. 161) Surah ini termasuk

golongan surah madaniyah. dinamai surah at-Tahrīm karena pada awal

surah ini terdapat kata “tuharrim” yang kata dasarnya adalah at-Tahrīm

yang berarti “mengharamkan”.

E. Manfaat Penelitian

Mengungkapkan secara spesifik manfaat yang hendak dicapai dari

aspek teoretis (keilmuan) dengan menyebutkan manfaat teoretis apa yang

dapat dicapai dari masalah yang diteliti. Juga dari aspek praktis (guna-

laksana) dengan menyebutkan manfaat apa yang dapat dicapai dari

penerapan pengetahuan yang dihasilkan penelitian. (Saraswati, 2011: 78)

Page 30: PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/494/1/Dadang... · 2016. 2. 23. · PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN

Adapun beberapa manfaat dari penelitian yang dilakukan adalah

sebagai berikut:

1. Manfaat teoretis

a. Memberikan sumbangan pemikiran ilmu tentang pendidikan orang

tua pada anak, terutama mengenai pendidikan orang tua pada anak

yang terkandung dalam al-Qur‟an surah an-Nisā‟ ayat 9 dan at-

Tahrīm ayat 6.

b. Penelitian ini memiliki relevansi dengan ilmu agama Islam

khususnya progam studi agama Islam, sehingga hasil

pembahasannya berguna untuk menambah literatur atau bacaan

tentang pendidikan orang tua pada anak dalam al-Qur‟an surah an-

Nisā‟ ayat 9 dan at-Tahrīm ayat 6.

c. Penelitian ini semoga dapat memberikan kontribusi positif bagi

orang tua dan calon orang tua khususnya bagi peneleti untuk

mengetahui dan mendalami pendidikan orang tua pada anak ytang

terkandung dalam al-Qur‟an surah an-Nisā‟ ayat 9 dan at-Tahrīm

ayat 6.

2. Manfaat praktis

Memberikan kontribusi positif untuk dijadikan pertimbangan

berfikir dan bertindak. Secara khusus penelitian ini dapat dipergunakan

sebagai berikut:

a. Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat menjadi motivasi

bagi orang tua dan calon orang tua dalam mensosialisasikan

Page 31: PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/494/1/Dadang... · 2016. 2. 23. · PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN

pendidikan orang tua pada anak di masyarakat sesuai dengan aturan

ajaran agama Islam.

b. Diharapkan penelitian ini dapat menjadi bahan acuan khususnya bagi

orang tua agar dapat mengaplikasikan pendidikan Islam pada anak

dalam kehidupan sehri-hari.

c. Dengtan skripsi ini, juga diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca

pada umumnya dan khususnya bagi penulis sendiri.

F. Metode Penelitian

1. Jenis penelitian

Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti tergolong penelitian

pustaka (library research), penelitian tersebut dengan mengumpulkan

data-data yang berhubungan dengan objek penelitian, dengan

mengumpulkan data-data yang diperlukan, baik yang primer maupun

yang sekunder, dicari dari sumber-sumber kepustakaan (seperti buku,

majalah, artikel, jurnal). (Kuswaya, 2009: 11)

2. Pendekatan penelitian

Untuk melakukan penelitian ini, peneliti menggunakan metode

tematik, tafsir tematik atau disebut dengan tafsir maudhu‟i yaitu

membahas ayat-ayat al-Qur‟an sesuai dengan tema atau judul yang

telah ditetapkan.

Menurut Baidan, (2000: 152), dijelaskan bahwa dalam penerapan

metode tematik atau Maudhu‟i, ada beberapa langkah yang harusdi

tempuh oleh mufasir. Antara lain sebagai berikut:

Page 32: PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/494/1/Dadang... · 2016. 2. 23. · PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN

a. Menghimpun ayat-ayat yang berkenaan dengan judul tersebut sesuai

dengan kronologi urutan turunnya. Hal ini diperlukan untuk

mengetahui kemungkinan adanya ayat yang mansukhah, dan

sebagainya.

b. Menelusuri latar belakang turun (asbab nuzul) ayat-ayat yang telah

dihimpun (kalau ada).

c. Meneliti dengan cermat semua kata atau kalimat yang dipakai dalam

ayat tersebut, teruama kosa kata yang menjadi pokok permasalahan

di dalam ayat itu. Kemudian mengkajinya dari semua aspek yang

berkaitan dengannya, seperti bahasa, budaya, sejarah, munasabat,

pemakaian kata ganti (dhamir), dan sebagainya.

d. Mengkaji pemahaman ayat-ayat itu dari pemahaman dari aliran dan

pendapat para mufasir, baik yang klasik maupun yang kontemporer.

e. Semua itu dikaji secara tuntas dan saksama dengan menggunakan

penalaran yang objektif melalui kaidah-kaidah tafsir yang mu‟abar,

serta didukung oleh fakta (kalau ada), dan argumen-argumen dari al-

Qur‟an, hadits, atau fakta-fakta sejarah yang dapat ditemukan.

Walaupun di atas dijelaskan menghimpun ayat-ayat yang

berkenaan dengan judul sesuai dengan kronologi urutan turunnya.

Namun dalam penelitian ini, peneliti hanya akan membahas surat an-

Nisā ayat 9 dan at-Tahrīm ayat6.

3. Teknik Pengumpulan Data

Page 33: PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/494/1/Dadang... · 2016. 2. 23. · PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN

Metode yang digunakan peneliti adalah metode yang bersifat

library research dalam pengumpulan data yang akan digunakan untuk

penelitian, maka penulis membagi sumber data menjadi dua bagian:

a. Sumber data primer, yaitu sumber data yang langsung berkaitan

dengan penelitian yaitu al-Qur‟an surat an-Nisā ayat 9 dan at-Tahrīm

ayat 6 beserta tafsirnya baik berupa hadits-hadits maupun penjelasan

dan Tafsir para Ulama‟ diantaranya adalah Tafsir al-Misbah karya

Prof. Dr. Quraish Shihab, Tafsir Ibnu Katsir karya karya Muhammad

Nasib Ar-Rifa‟i, dan Al-Qur‟an dan Tafsirnya karya Departemen

Agama RI.

b. Sumber data sekunder, yaitu sumber data yang mengandung dan

melengkapi sumber-sumber data primer. Adapun sumber data

sekunder berupa buku-buku pendidikan orang tua pada anak,

internet, dan informasi lainnya yang berhubungan dengan judul

skripsi ini.

4. Metode Analisis

Analisis non-statis sesuai untuk data deskriptif atau data textual.

Data deskriptif sering hanya dianalisis menurut isinya, dan karena itu

analisis macam ini juga disebut analisis isi (content analysis)

(Suryabrata, 1995: 85). Disini peneliti menggunakan metode content

analysis dalam menguraikan makna yang terkandung dalam redaksi al-

Qur‟an, setelah itu dari hasil interpretasi tersebut dilakukan analisa

Page 34: PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/494/1/Dadang... · 2016. 2. 23. · PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN

secara mendalam dan saksama guna menjawab permasalahan yang ada

dari rumusan masalah yang telah dipaparkan oleh peneliti.

G. Sistematika Pembahasan

Untuk memudahkan pembahasan dalam penelitian ini, maka

penelitian ini disusun dalam lima bab, yang terdiri dari sub-sub bab yang

bersifat saling keterkaitan antara satu bab dengan yang lainnya, yang mana

sistematikanya disusun sebagai berikut:

Bab I pada bab ini dikemukakan tentang latar belakang masalah,

rumusan masalah, tujuan penelitian, penegasan istilah, manfaat penelitian,

metode penelitian dan sistematika pembahasan.

Bab II sebagai kelanjutan dari bab awal yang lebih spesifik dalam

sistematika penulisan, bab yang ke dua menjelaskan tentang kompilasi

ayat-ayat al-Qur‟an yang berhubungan dengan pendidikan orang tua pada

anak.

Bab III menguraikan tentang sebab-sebab turunnya al-Qur‟an dan

sebab-sebab turunnya hadist yang menerangkan tentang pendidikan orang

tua pada anak selain itu dalam bab ini juga menerangkan tentang ayat-ayat

atau hadist yang berhubungan dengan ayat atau hadist tentang pendidikan

orang tua pada anak, atau dalam kata lain mencakup juga keterangan-

keterangan yang berkaitan dengan pendidikan orang tua pada anak.

Bab IV dalam bab ini peneliti lebih memfokuskandalam inti

pembahasan tentang pendidikan orang tua pada anak dalam al-Qur‟an

surah an-Nisā‟ ayat 9 dan surah at-Tahrīm ayat 6. Dan cara

Page 35: PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/494/1/Dadang... · 2016. 2. 23. · PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN

mengimplementasikan pendidikan orang tua pada anak dalam al-Qur‟an

surah an-Nisā‟ ayat 9 dan surah at-Tahrīm ayat 6 dalam kehidupan sehari-

hari untuk mencari ridlo Allah swt.

Bab V memaparkan tentang kesimpulan atas pembahasan yang

telah diuraikan dalam penelitian.

BAB II

KOMPILASI AYAT TENTANG PENDIDIKAN ANAK

Page 36: PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/494/1/Dadang... · 2016. 2. 23. · PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN

1. Surat an-Nisā ayat 9

Artinya: Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya

meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka

khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. oleh sebab itu hendaklah

mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan

Perkataan yang benar.

Kosa kata(Ya-Salaam, jilid 2, 1993: 121)

walyakhsya : dan hendaklah takut :ىخش

اىحشم : lau tarakū : bila meninggalkan

khalfihim : dibelakan mereka :خيف

zurriyyatan : keturunan/anak :رست

فبظؼ : di‟āfan : lemah

اخبف : khāfū : mereka khawatir/takut

افيخق : falyattaqū : hendaklah mereka bertaqwa

اىقى : walyaqūlū : dan mengucapkan

qaulan : perkata :قل

sadīdan : yang benar :صذذا

Page 37: PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/494/1/Dadang... · 2016. 2. 23. · PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN

Kata (خش) yakhsya, berasal dari kata (خش) khasyiya yang

artinya takut kepadanya, sedangkan kata ( اخبف ) khāfū besaral dari kata

.khaufan yang artinya takut sesuatu (خفب) ,yakhāfu (خبف) ,khāfa (خبف)

(Al-Habsyi, 1991: 82 & 88)

Kata (خش) yakhsya, dapat diartikan sebagai takut terhadap barang

yang terlihat. Yaitu ciptaan-ciptaan Allah yang besar. Karena Allah

mampu menciptakan alam semesta yang sangat besar. Contohnya takut

terhadap siksa dan azab dari Allah karena kesalahan yang ia lakukan.

Kata (خبف) khāfū, merupakan sinonim dari kata ( قح ) taqwa,

artinya rasa takut saat mengahap Allah (yang ghoib) karena dosa-dosa

yang telah ia lakukan. Sebagai contohnya adalah takut akan murka Allah.

(http://nasimfauzi.blogspot.com.diakses pada 25 Agustus)

Kata ( اصذذ ) sadīdan, terdiri dari kata sīn dan dāl yang berarti

istīqomah/konsistensi. Kata ini juga digunakan untuk menunjuk pada

sasaran. Dengan demikian, kata sadīdan diatas, tidak sekedar berarti

benar, tetapi ia juga harus berati tepat sassaran. (Shihab, jilid 2, 2002:

426)

Ayat di atas mengingatkan kepada orang tua dan para pengasuh

anak-anak yatim untuk memberikan ilmu pengetahuan kepada anak

dengan tepat dan benar dan takut bila meninggalkan anak-anak yang

lemah dengan senantiasa mengingat bagaimana nasib anak-anak mereka

Page 38: PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/494/1/Dadang... · 2016. 2. 23. · PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN

sendiri apabila mereka tinggal mati dalam keadaan yatim dan miskin papa,

serta tidak mempunyai daya dan upaya untuk bertahan hidup. Apakah

mereka merasa senang apabila anak-anak mereka tidak terurus, lemah

tidak berdaya, dan hidup miskin papa. (Al-Qarni, jilid 1, 2008: 359)

2. Surat at-Tahrīm ayat 6

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan

keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan

batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak

mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka

dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.

Kosa kata (Al-Maragi, 1993: 259)

qū anfusakum : jadilah dirimu itu pelindung dari api neraka :قاافضن

dengan meninggalkan maksiat.

wa ahlīkum : membawa keluargamu kepada hal itu :اين

dengan nasehat dan pelajaran.

.al-waqūd : kayu bakar :اىقد

.al-hijārah : berhala-berhala yang disembah :اىحجبسة

malāikah : para penjaga neraka yang sembilan belas :يئنت

orang.

gilāz : kesat hati dan tidak mau mengasihi apabila :غلظ

mereka diminta belas kasihan.

.syidād : kuat badan :شذاد

Page 39: PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/494/1/Dadang... · 2016. 2. 23. · PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN

Kata (قاأفضن) qū anfusakum, secara kebahasan, terdiri dari dua

suku kata, yaitu qū yang merupakan bentuk amr lil jama‟ (kata perintah

bentuk plural) dari waqā yang berarti janganlah oleh kalian, dan kata

anfusakum yang berarti diri kalian. Dengan demikian kata qū anfusakum

dalam konteks ayat ini bermakna perintah untuk senantiasa menjaga diri

dan keluarga dari sengatan api neraka. (Depag RI, jilid 10, 2009: 203)

Malaikat yang disifati dengan (غلظ) gilāzh/kasar bukanlah dalam

arti jasmaninya, karena malaikat adalah makhluk-makhluk halus yang

tercipta dari cahaya. Atas dasar ini, kata tersebut harus dipahami dalam arti

kasar perlakuannya atau ucapannya. Karena mereka telah diciptakan Allah

khusus untuk menangani neraka. “Hati” mereka tidak iba atau tersentuh

oleh rintisan, tangisan atau permohonan belas kasih, mereka diciptakan

Allah dengan sifat sadis, dan karena itu maka mereka (شذاد) syidād/keras,

yakni makhluk-makhluk Allah yang keras hatinya dan keras pula

perlakuannya.

Ayat di atas menggambarkan bahwa dakwah dan pendidikan harus

bermula dari rumah. Walau secara redaksional ayat di atas tertuju kepada

kaum pria (ayah), bukan berarti hanya tertuju kepada mereka. Ayat ini

tertuju kepada perempuan dan laki-laki (Ibu dan ayah) untuk

bertanggungjawab kepada anak-anak dan juga pada pasangannya masing-

masing sebagaimana masing-masing bertanggungjawab atas kelakuannya.

(Shihab, jilid 14, 2002: 177)

Page 40: PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/494/1/Dadang... · 2016. 2. 23. · PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN

3. Surat al-Luqmān ayat 13-19

Artinya:

13. dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia

memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu

mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah

benar-benar kezaliman yang besar".

Page 41: PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/494/1/Dadang... · 2016. 2. 23. · PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN

14. dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua

orang ibu- bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam Keadaan lemah

yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun.

bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya

kepada-Kulah kembalimu .

15. dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan aku

sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, Maka janganlah kamu

mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan

ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-

Kulah kembalimu, Maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu

kerjakan.

16. (Luqman berkata): "Hai anakku, Sesungguhnya jika ada (sesuatu

perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di

dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya).

Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha mengetahui.

17. Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan

yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan

bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang

demikian itu Termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).

18. dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena

sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh.

Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi

membanggakan diri.

19. dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu.

Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.

Ayat 13: kata (ؼظ) ya‟izhuhū terambil dari kata (ػع) wa‟zh

yaitu nasihat menyangkut berbagai kebajikan dengan cara yang menyentuh

hati. Ada juga yang mengartikannya sebagai ucapan yang mengandung

peringatan dan ancaman. Penyebutan kata ini sesudah kata dia berkata

untuk memberi gambaran tentang bagaimana perkataan itu beliau

sampaikan, yakni tidak membentak, tetapi penuh kasih sayang

sebagaimana dipahami dari panggilan mesranya kepada anak.

Page 42: PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/494/1/Dadang... · 2016. 2. 23. · PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN

Sementara kata (ػع) wa‟zh, dalam arti ucapan yang

mengandung peringatan dan ancaman, berpendapat bahwa kata tersebut

mengisyaratkan bahwa anak luqmān itu adalah seorang musyrik sehingga

sang ayah yang menyandang hikmah itu terus-menerus menasehatinya

sampai akhirnya sang anak mengakui tauhid. Namun pendapat yang antara

lain dikemukakan oleh Thārir Ibn „Asyūr ini sekedar dugaan yang tidak

memiliki dasar yang kuat.

Kata( bunayya adalah patron yang menggambarkan (ب

kemungilan. Asalnya adalah (ئب) ibny dari kata (ئب) yakni anak lelaki.

Pemungilan tersebut mengisyaratkan kasih sayang. Ayat diatas memberi

isyarat bahwa mendidik hendaknya didasari oleh rasa kasih sayang

terhadap peserta didik.

Ayat 14: kata (ب) wahana berarti kelemahan atau kerapuhan.

Yang dimaksud disini kurangnya kemampuan memikul beban kehamilan,

penyusuan, dan pemeliharaan anak. Patron kata yang digunakan ayat ini

mengisyaratkan betapa lemahnya sang ibu sampai-sampai ia dilukiskan

bagai kelemahan itu sendiri, yakni segala sesuatu yang berkaitan dengan

kelemahan telah menyatu pada dirinya dan dipikulnya.

Kalimat (فصبى ف ػب) wa fishāluhū fī „āmain/dan

penyapiannya didalam dua tahun mengisyaratkan betapa penyusuan anak

sangat penting dilakukan oleh ibu kandung. Tujuan penyusuan ini bukan

sekedar untuk memelihara kelangsungan hidup anak, tetapi juga bahkan

Page 43: PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/494/1/Dadang... · 2016. 2. 23. · PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN

lebih-lebih untuk menumbuhkembangkan anak dalam kondisi fisik yang

prima.

Ayat 15: kata (جبذاك) jāhadāka terambil dari kata (جذ) juhd

yakni kemampuan. Ayat ini menggambarkan adanyan upaya sungguh-

sungguh.

Yang dimaksud dengan (ب ىش ىل ب ػي) mā laisa laka bihi

„ilm/yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu adalah tidak ada

pengetahuan tentang kemungkinan terjadinya. Tiadanya pengetahuan

berarti tidak adanya objek yang diketahui. Ini berarti tidak wujudnya

sesuatu yang dapat dipersekutukan dengan Allah SWT.

Kata (ؼشفب) ma‟rufan mencakup segala hal yang dinilai oleh

masyarakat baik selama tidak bertentangan dengan akidah Islamiyah.

Dalam konteks ini, diriwayatkan bahwa Asmā‟, putri Sayyidinā Abū

Bakar RA pernah didatangi oleh ibunya yang ketika itu masih Musyrikah.

Asmā‟ bertanya kepada Nabi bagaimana seharusnya ia bersikap. Maka,

Rasul SAW Memerintahkannya untuk tetap menjalin hubungan baik,

menerima dan memberinya hadiah serta mengunjungi dan menyambut

kunjungannya.

Ayat 16: ketika menafsirkan kata (خشده) khardal pada QS.al-

Anbiyā: 47, penulis mengutip penjelasan Tafsīr al-Muntakhab yang

melukiskan biji khardal/moster terdiri atas 913.000 butir. Dengan

demikian, berat satu butir biji moster hanya sekitar satu per seribu gram,

Page 44: PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/494/1/Dadang... · 2016. 2. 23. · PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN

atau ± 1 mg., dan merupakan biji-bijian teringan yang diketahui umat

manusia sampai sekarang. Oleh karena itu, biji ini sering digunakan oleh

al-Qur‟an untuk menunjuk sesuatu yang sangat kecil dan halus.

Kata (ىطف) lathīf terambil dari kata (ىطف) lathafa yang hurufnya

terdiri dari (ه) lām, (غ) thā‟, dan (ف) fā‟. Kata ini mengandung makna

lembut halus dan kecil dari makna ini kemudian lahir makna

ketersembunyian dan ketelitian.

Ayat 17: kata (صبش) shabr berasal dari tiga huruf (ص) shād, (ة)

bā, dan (س) rā. Maknanya berkisar pada tiga hal: 1) menahan, 2)

ketinggian sesuatu, dan 3) menjadi batu. Dari makna menahan, lahir

makna konsisten/bertahan karena yang bersabar bertahan menahan diri

pada satu sikap. seseorang yang menahan gejolak hatinya dinamai

bersabar. Yang ditahan dipenjara sampai mati dinamai mashbūrah. Dari

makna kedua lahir kata shubr, yang berarti puncak sesuatu. Dan dari

makna ketiga muncul kata ash-shubrah, yakni batu yang kukuh lagi kasar,

atau potongan besi.

Kata (ػز) „azm dari segi bahasa berarti keteguhan hati dan tekad

untuk melakukan sesuatu. Kata ini berpatron mashdar, tetapi maksudnya

adalah objek sehingga makna penggalan ayat itu adalah shalat, amr ma‟ruf

dan nahi mungkar, serta kesabaran, merupakan hal-halyang telah

diwajibkan oleh Allah untuk dibulatkan atasnya tekad manusia.

Page 45: PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/494/1/Dadang... · 2016. 2. 23. · PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN

Ayat 18: kata (حصؼش) tusha‟ir terambil dari kata (اىصؼش) ash-

sha‟ir yaitu penyakit yang menimpa unta yang menjadikan lehernya

keseleo sehingga ia memaksakan dia dan berupaya keras agar berpaling

sehingga tekanan tidak tertuju pada syaraf lehernya dari rasa sakit. Dari

ayat inilah menggambarkan upaya keras dari seseorang untuk bersikap

ankuh dan menghina orang lain.

Kata (ف الأسض) fi al-ardh/di bumi disebut oleh ayat di atas

untuk mengisyaratkan bahwa asal kejadian manusia dari tanah sehingga

hendaknya jangan menyombongkan diri dan melangkah angkuh ditempat

itu.

Kata (خخبل) mukhtālan terambil dari akar kata yang sama dengan

khayāl/khayal. Karenanya, kata ini pada mulanya berarti oraang (خبه)

yang tingkah lakunya diarahkan oleh khayalan, bukan oleh kenyataan yang

ada pada dirinya. Dan kata (فخسا) fakhūran, yakni sering kali dipahami

dengan membanggakan dirinya.

Kata (اغعط) ughdhudh terambil dari kata ( غط) ghadhdh

dalam arti penggunaan sesuatu tidak dalam potensinya yang sempurna.

Mata dapat memandang ke kiri dan ke kanan secara bebas. Perintah

ghadhdh, jika ditunjukkan kepada mata, kemampuan itu hendaknya

dibatasi dan tidak digunakan secara maksimal. Demikian pula dengan

suara. Dengan perintah di atas, seseorang diminta untuk tidak berteriak

Page 46: PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/494/1/Dadang... · 2016. 2. 23. · PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN

sekuat kemampuannya, tetapi dengan suara perlahan namun tidak harus

berbisik. (Shihab, jilid 10, 2002: 295)

Materi pendidikan yang diterapkan oleh Luqmān Hakim kepada

anaknya di atas dapat diambil tiga hal, yaitu: (Huda, 2008: 126)

a) Pendidikan keimanan („aqīdah). pendidikan ini pertama kali dilakukan

Luqman kepada anaknya. Luqman menanamkan keyajinan bahwa Allah

sebagai Zat Yang Maha Esa yangharus disembah dan sekaligus

melarang perbuatan syirik (QS luqmān ayat 13).

b) Pendidikan ibadah (syarī‟ah). Ruang lingkup syarīah meliputi interaksi

vertikal seorang hamba dengan Allah yang direalisasikan melalui

ibadah, dan interaksi horizontal yang dilakukan dengan sesama

manusia (mu‟āmalah). Dalam hal ibadah ini. Luqmān mengajarkan

shalat kepada anaknya (ayat 17).

c) Pendidikan akhlak. Dalam bidang akhlak, terbagi menjadi dua, yaitu

akhlak personal dan akhlak sosial. Pendidikan akhlak personal

dilakukan Luqmān kepada anaknya dengan memperkenalkan etika baik

terhadap kedua orang tua (ayat 14). Prinsip berbakti ini dengan cara

melakukan segala yang diperintahnya dan menjauhi segala larangannya

selama dalam batas tidak melanggar syariat islam (ayat 15). Sedangkah

akhlak sosial mencakup pendidikan dakwah/amar ma‟rūf nahi munkar

dan bersabar (ayat 17). Juga pendidikan etika ayat 18-19) yang

mencakup etika pergaulan (bertemu), berbicara, dan berjalan.

Page 47: PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/494/1/Dadang... · 2016. 2. 23. · PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN

4. Surat Hūd ayat 42-46

Page 48: PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/494/1/Dadang... · 2016. 2. 23. · PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN

Artinya:

42. dan bahtera itu berlayar membawa mereka dalam gelombang laksana

gunung. dan Nuh memanggil anaknya, sedang anak itu berada di tempat

yang jauh terpencil: "Hai anakku, naiklah (ke kapal) bersama Kami dan

janganlah kamu berada bersama orang-orang yang kafir."

43. anaknya menjawab: "Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang

dapat memeliharaku dari air bah!" Nuh berkata: "tidak ada yang

melindungi hari ini dari azab Allah selain Allah (saja) yang Maha

Penyayang". dan gelombang menjadi penghalang antara keduanya; Maka

jadilah anak itu Termasuk orang-orang yang ditenggelamkan.

44. dan difirmankan: "Hai bumi telanlah airmu, dan Hai langit (hujan)

berhentilah," dan airpun disurutkan, perintahpun diselesaikan dan

bahtera itupun berlabuh di atas bukit Judi, dan dikatakan: "Binasalah

orang-orang yang zalim ."

45. dan Nuh berseru kepada Tuhannya sambil berkata: "Ya Tuhanku,

Sesungguhnya anakku Termasuk keluargaku, dan Sesungguhnya janji

Engkau Itulah yang benar. dan Engkau adalah hakim yang seadil-

adilnya."

46. Allah berfirman: "Hai Nuh, Sesungguhnya Dia bukanlah Termasuk

keluargamu (yang dijanjikan akan diselamatkan), Sesungguhnya

(perbuatan)nya perbuatan yang tidak baik. sebab itu janganlah kamu

memohon kepada-Ku sesuatu yang kamu tidak mengetahui (hakekat)nya.

Sesungguhnya aku memperingatkan kepadamu supaya kamu jangan

Termasuk orang-orang yang tidak berpengetahuan."

Ayat 42: Ayat ini menunjukkan betapa naluri manusia sangat cinta

kepada anaknya, kendati sang anak durhaka, dan betapa anak durhaka

melupakan kebaikan dan ketulusan orang tuanya. Hal ini dapat dilihat dari

cara Nabi Nūh AS menyeru anaknya dengan panggilan yang mesra yaitu

(ئب) bunayya adalah bentuk tashghīr/perkecilan dari kata (ب)

ibnī/anakku. Bentuk itu antara lain digunakan untuk menggambarkan

kasih sayang karena kasih sayang biasanya tercurah kepada anak, apalagi

yang masih kecil.

Page 49: PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/494/1/Dadang... · 2016. 2. 23. · PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN

Ayat 43: kalimat (ئل سح) illā man rahim ada yang

memahaminya dalam arti tetapi siapa yang dirahmati Allah maka dialah

yang akan terpelihara. Ada juga yang ulama yang memahami illā dalam

arti kecuali sehingga penggalan ayat ini, menurut mereka, bagaikan

menyatakan “tidak ada satupun saat ini tempat yang dapat melindungimu,

baik gunung maupun selainnya, kecuali satu tempat, yaitu tempat siapa

yang dirahmati dan diselamatkan Allah SWT, tempat itu adalah bahtera

ini”.

Ayat 44: kata ( al-jūdi dipahami oleh banyak ulama (اىجد

sebagai nama sebuah gunung. Sementara ulama menyebut bahwa

lokasinya membentang antara Irak dan Armenia. Ada lagi yang menyebut

tempatnya secara persis adalah Mūshil atau Kūffah di Irak.

Ayat 46: kalimat ( ش أيلئ ى ) innahu laisa min

ahlik/sesungguhnya dia bukanlah termasuk keluargamu sama sekali bukan

berarti sebagaimana diduga oleh sementara penuntut ilmu, bahwa anaknya

itut bukan anak kandung Nabi Nūh AS tetapi anak zina. Namun, ayat ini

bermaksud menyatakan dia bukan termasuk keluargamu yang dijanjikan

akan memperoleh keselamatan, atau bukan keluargamu yang wajar engkau

jalin dengannya hubungan kasih sayang, karena dia telah mendurhakai

Allah SWT.

Kalimat ( حن اىجبي أ ) antakūna min al-jāhilīn/agar

engkau (tidak) termasuk kelompok orang-orang jahil seperti telah sering

Page 50: PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/494/1/Dadang... · 2016. 2. 23. · PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN

dikemukakan bahwa redaksi semacam ini mengandung makna yang lebih

dalam dan mantap dari pada menyatakan agar engkau tidak menjadi

seorang jahil. (Shihab, jilid 5, 2002: 634)

Ayat di atas menjelaskan pendidikan Nūh kepada Kan‟ān

menyangkut pendidikan akidah dan moral: (Huda, 2008: 91)

a) Pada pendidikan akidah: dapat dilihat ketika Nabi Nūh mengajak

Kan‟ān kembali ke agama Allah.

b) Pada pendidikan moral dapat dilihat dari sikap Nūh yang ingin

memberdayakan moralitas Kan‟ān dengan meninggalkan pergaulan

bersama orang-orang kafir.

5. Surat Shāffāt ayat 102-107

Artinya:

102. Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha

bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku Sesungguhnya aku

melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa

pendapatmu!" ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang

Page 51: PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/494/1/Dadang... · 2016. 2. 23. · PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN

diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku Termasuk

orang-orang yang sabar".

103. tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan

anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya ).

104. dan Kami panggillah dia: "Hai Ibrahim,

105. Sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu Sesungguhnya

Demikianlah Kami memberi Balasan kepada orang-orang yang berbuat

baik.

106. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata.

107. dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.

Maka Allah melarang menyembelih Ismail dan untuk meneruskan korban,

Allah menggantinya dengan seekor sembelihan (kambing). Peristiwa ini

menjadi dasar disyariatkannya Qurban yang dilakukan pada hari raya

haji.

Ayat 102: ayat di atas menggunakan bentuk kata kerja mudhāri‟

(masa kini damasa datang) pada kata-kata (أس) arā/saya melihat dan

(حإش) adzsbahuka/sayamenyembelihmu. Demikian juga kata (أربحل)

tu‟mar/diperintahkan. Ini untuk mengisyaratkan bahwa apa yang beliau

lihat itu seakan-akan masih terlihat hingga saat penyampaiannya itu.

Sedang, penggunaan bentuk tersebut untuk kata menyembelihmu untuk

mengisyaratkan bahwa perintah Allah yang dikandung mimpi itu belum

selesai dilaksanakan, tetapi hendaknya segera dilaksanakan.

Ucapan sang anak: (ئفؼو بحإش) if‟al mā tu‟mar/laksanakanlah

apa yang diperintahkan kepadamu, bukan kata: “sembelihlah aku”,

mengisyaratkan sebab kepatuhannya, yakni karena hal tersebut adalah

perintah Allah SWT.

Page 52: PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/494/1/Dadang... · 2016. 2. 23. · PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN

Ucapan sang anak: (صخجذ ئشبء الله اىصببش) satajidunī

insyā Allā min ash-shābirīn/engkan akan mendapatiku insya Allah

termasuk para penyanbar, dengan mengaitkan kesabarannya dengan

kehendak Allah sambil menyebut terlebih dahulu kehendak-Nya,

menunjukkan betapa tingginya akhlak dan sopan santun sang anak kepada

Allah SWT.

Ayat 103-106: kata (حي) tallahu terambil dari kata ( ىخوأ ) at-tall

yakni tempat tinggi. Ada juga yang memahaminya dalam arti tumpukan

pasir/tanah yang keras. Kata tallahu dari segi bahasa berarti melempar

atau menjatuhkan seseorang ke atas tumpukan. Maksud ayat ini adalah

memberingkan dan meletakkan pelipisnya dengan mantap pada suatu

tempat yang mantap dan keras agar tidak bergerak.

Kalimat (صذقخبىشؤب) shaddaqta ar-ru‟yā/telah membenarkan

mimpi itu, yakni melaksanakan sesuai dengan batas kemampuanmu apa

yang diperintahkan oleh Allah melalui mimpi itu. Maksudnya, Nabi

Ibrahim AS telah membenarkan perintah yang dikandung mimpi sampai

batas waktu yang dikehendaki Allah.

Firman Allah: (زا ى اىبلء اىب -inna hādzā lahuwa al (ئ

balā‟u al-mubīn/sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata,

agaknya dapat diketahui dengan membayangkan Nabi Ibrahim AS ketika

itu. Anak yang telah beliau nantikan bertahun-tahun lamanya, kini harus

beliau sembelih pada usia remaja. Sementara riwayat menyatakan sekitar

Page 53: PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/494/1/Dadang... · 2016. 2. 23. · PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN

tiga belas tahun. Anak itu, disamping buah hati dan harapannya, ia pun

dilukiskan oleh ayat di atas sebagai (بيغ ؼ اىضؼ) balagha ma‟ahu as-

sa‟ya/berusaha bersama dengannya. Lalu yang lebih memilukan hati lagi

adalah bahwa anak itu harus disembelih sendiri. (Shihab, jilid 11, 2002:

280)

Berdasarkan uraian di atas, interaksi pendidikan Ibrahim AS

terhadap Isma‟il AS dapat disimpulkan sebagai berikut: (Huda, 2008:

157)

a) Uji kepatuhan keimanan betujuan untuk pemberdayaan hidup yang

humanis (memanusiakan manusia) yang dibangun melalui totalitas

pengabdian kepada Allah. Hal ini dibuktikan oleh Nabi Ibrahim AS

yang rela menyembelih Nabi Isma‟il AS yang sangat ia cintai demi

membuktikan keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT.

b) Uji kepatuhan sebagai realisasi keimanan

c) Interaksi pendidikan terjadi denggan metode dialogis-demokratis, yakni

pendidik memberi kesempatan anak didik untuk memberi konsep

kebenaran materi yang diajarkan.

d) Pendidik memiliki kompetensi demokratis, yang bertujuan untuk

menghindari intervensi hak hidup Isma‟il AS secara otoritatif.

e) Etika patuh anak didik mendorong keberhasilan pendidikan. Sikap

patuh Isma‟il AS terjadi karena mampu memahami esensi pendidikan

yang dikomunikasikan Ibrahim AS kepadanya.

Page 54: PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/494/1/Dadang... · 2016. 2. 23. · PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN

f) Konstruksi epistimologi pendidikan termasuk dalam kategori intuitif-

demokratis. Yakni, pendidikan berkurban diperoleh Ibrahim as. Melalui

wahyu dengan pendekatan pengajaran demokratis.

6. Surat Yūsuf ayat 4-5

Artinya:

4. (ingatlah), ketika Yusuf berkata kepada ayahnya: "Wahai ayahku,

Sesungguhnya aku bermimpi melihat sebelas bintang, matahari dan

bulan; kulihat semuanya sujud kepadaku."

5. Ayahnya berkata: "Hai anakku, janganlah kamu ceritakan mimpimu itu

kepada saudara-saudaramu, Maka mereka membuat makar (untuk

membinasakan) mu. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata

bagi manusia."

Ayat 4: kata (ب) yā/wahai. Lalu, diikuti dengan kata (أبج)

abati/ayahku dia menggambarkannya kedekatannya kepada beliau.

kedekatannya kepada ayahnya diakui oleh ayat ini sehingga bukan nama

ayahnya yang disebut oleh ayat ini, tetapi kedudukannya sebagai orang

tua. Ayat ini tidak berkataingatlah ketika Yūsuf berkata kepada Ya‟qūb,

tetapi ketika Yūsuf berkata kepada ayahnya.

Ayat 5: kata (ب) bunayya adalah bentuk tashghīr/perkecilan dari

kata (ئب) ibnī/anakku. Bentuk itu antara lain digunakan untuk

Page 55: PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/494/1/Dadang... · 2016. 2. 23. · PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN

menggambarkan kasih sayang karena kasih sayang biasanya tercurah

kepada anak, apalagi yang masih kecil. (Shihab, 2002: 14-16)

Secara implisit/tersurat materi pendidikan Ya‟qūb terhadap Yūsuf

dapat dipahami dalam lingkup berikut: (Huda, 2008: 123)

a) pendidikan akidah, dengan mengenalkan konsep ketuhanan ialah Allah

yang telah memilih Yūsuf menjadi nabi dan mengajarkan ta‟bir mimpi.

b) pendidikan akhlak, dilakukan dengan mewaspadai perbuatan makar

saudara-saudaranya dan merahasiakan nikmat dari orang yang

menyebabkan hasud kepadanya.

7. Surat Maryam ayat 27-33

Artinya:

27. Maka Maryam membawa anak itu kepada kaumnya dengan

menggendongnya. kaumnya berkata: "Hai Maryam, Sesungguhnya kamu

telah melakukan sesuatu yang Amat mungkar.

Page 56: PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/494/1/Dadang... · 2016. 2. 23. · PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN

28. Hai saudara perempuan Harun, ayahmu sekali-kali bukanlah seorang

yang jahat dan ibumu sekali-kali bukanlah seorang pezina",

29. Maka Maryam menunjuk kepada anaknya. mereka berkata:

"Bagaimana Kami akan berbicara dengan anak kecil yang masih di dalam

ayunan?"

30. berkata Isa: "Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku Al

kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang Nabi,

31. dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku

berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) shalat dan

(menunaikan) zakat selama aku hidup;

32. dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang

yang sombong lagi celaka.

33. dan Kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaKu, pada hari aku

dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan

hidup kembali".

Ayat 27-28: kata (فشب) farīyyan terambil dari kata (فش) firā yang

pada mulanya berarti sesuatu yang terpotong dan pasti. Pasti yang

dimaksud disini adalah sesuatu yang telah pasti lagi diragukan

keburukannya, yaitu perzinaan. Ada juga yang memahaminya dalam arti

sesuatu yang sangat besar, yakni apa yang mereka duga Maryam itu adalah

sesuatu yang sangat besar keburukan dan dosanya.

Istilah (أخج بس) ukht Hārūn menjadi bahan perbincangan para

ulama. Sementara cendekiawan non-muslim menjadikan istilah tersebut

sebagai bukti kesalahan al-Qur‟an karena, menurut mereka, antara Hārūn

yang merupakan saudara Mūsā. Dan maryam terdapat jarak ratusan tahun.

Sementara ulama menyatakan bahwa sebenarnya kebenaran ini bukanlah

hal baru, tetapi telah dikenal sejak masa Nabi SAW.

Page 57: PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/494/1/Dadang... · 2016. 2. 23. · PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN

Ayat 29-32: kata (اىذ) al-mahd terambil dari kata (ذ) mahada

yang pada mulanya berarti menghamparkemudian maknanya berkembang

sehingga dipahami sebagai hamparan yang disiapkan untuk tempat tidur

atau ayunan bayi.

Kata (مب) kāna ditampilkan sebagai penguat dan tidak

mengandung masa lampau; atau bahwa apa yang dimaksud dengan masa

lampau di sini adalah masa lampau yang baru saja terjadi, seakan-akan

mereka berkata: “Bagaimana kami bercakap dengan seorang bayi yang

baru saja selesai engkau ayun?” atau bahwa kata (مب) kāna di sini untuk

menunjukkan kemantapan sifat itu pada sesuatu, tanpa mengandung masa

lampau atau masa kini. Ini serupa dengan: inna Allāha kāna Ghafūran

Rahīma/sesungguhnya Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha

Penyayang. Kata kāna pada kalimat tersebut bukannya berarti bahwa

dahulu Allah Maha Pengampun, tetapi sifat tersebut mantap pada diri-Nya

dan terus-menerus ada.

Kata (ببسمب) mubārakan terambil dari kata (اىبشمت) al-barakah

yang pada mulanya bermakna sesuatu yang mantap juga berarti

“kebajikan yang melimpah dan beraneka ragam serta bersinambung”.

Kolam dinamai (بشمت) birkah karena air yang ditampung dalam kolam itu

menetap mantap di dalamnya tidak tercecer kemana-mana.

Ayat 33: akhirnya „Isā AS, sang bayi itu, menutup keterangannya

dengan berkata atau berdoa bahwa sālam, yakni keselamatan besar dan

Page 58: PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/494/1/Dadang... · 2016. 2. 23. · PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN

kesejahteraan sempurna, semoga tercurah atas diriku serta keterhindaran

dari segala bencana dan aib serta kekurangan pada hari aku dilahirkan,

dan pada hari aku wafat, dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali

di Padang Mahsyar nanti. (Shihab, jilid 7, 2002: 435)

Berdasarkan uraian di atas, interaksi pendidikan Maryam terhadap

Isa AS, dapat disimpulkan sebagai berikut: (Huda, 2008: 180)

a) pendidikan Maryam kepada Isa AS bertujuan untuk memberdayakan

moralitas dan keimanan kaumnya.

b) Interaksi pendidikan terjadi dengan metode dialogis-intuitif.

c) Perolehan pendidikan secara intuitif terjadi pada anak didik.

d) Pendidikan memberdayakan anak didik sebagai media pendidikan.

Dalam hal ini, Maryam memosisikan Isa AS sebagai sumber belajar

untuk mendidik moralitas umatnya.

e) Konstruksi epistimologi pendidikan Maryam termasuk dalam kategori

intuitif. Yakni, pendidikan diperoleh melalui wahyu dengan tujuan

pemecahan masalah pribadi dalam interaksinya dengan kaumnya.

Page 59: PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/494/1/Dadang... · 2016. 2. 23. · PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN

BAB III

ASBĀBUN NUZŪL DAN MUNASABAH AYAT

A. Asbābun Nuzūl Ayat-ayat Pendidikan Orang Tua pada Anak

Dalam istilah para ulama, sebab-sebab diturunkannya ayat ini

dinamakan asbābun nuzūl. Dilihat dari arti katanya, asbābul nuzūl adalah

riwayat atau hadis yang menjelaskan berbagai sebab turunnya ayat.

Dengan kata lain, riwayat atau hadis tersebut juga termasuk saksi abadi

atas turunnya ayat.

Menurut para ulama, sebuah ayat diturunkan karena dua hal.

Pertama, merespon sebuah peristiwa, misalnya surat al-Lahab sebagai

bantahan terhadap Abu Lahab yang mengejek Rasulullah SAW dengan

ungkapan keji. Kedua, menjawab suatu permasalahan yang belum atau

sulit diputuskan. Akan tetapi, tidak semua ayat al-Qur‟an diturunkan

beriringan dengan sebab tertentu atau atas jawaban dari suatu persoalan.

(Amrullah, 2008: 126)

Dalam mencari Asbābun nuzūl ayat tentang pendidikan orang tua

pada anak dalam Q.S. an-Nisā‟ ayat 9 dan at-Tahrīm ayat 6, peneliti hanya

menemukan Asbābun nuzūl Q.S an-Nisā‟ ayat 9, dikarenakan tidak ada

keterangan akan alasan turunnya Q.S. at-Tahrīm ayat 6. berikut Asbābun

nuzūl Q.S an-Nisā‟ ayat 9:

Page 60: PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/494/1/Dadang... · 2016. 2. 23. · PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN

Artinya: Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang

seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah,

yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. oleh sebab itu

hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka

mengucapkan Perkataan yang benar.

Dalam sahih imam Abu Dawud no 2864 dijelaskan sebagai

berikut:

، فؼبد ت أشف ف ن شظب، ب شض قبص، قبه: أب صؼذ ب ػ

شا، بل مث ى ه الله ئ ه الله صي الله ػي صي، فقو: ب سص سص

؟ ش شث ئل ابخ، أفأحصذق ببىثيث ى قبه: ل. قبه: فببىشطش؟ قبه:

سثخل حخشك شا، ئل أ اىثيث مث ل. قبه: فببىثيث؟ قبه: اىثيث،

اىبس ػبىت خنفف خذػ أ ش داد، . )صحح ص أبأغبء خ

( ٧٤٨٨زة:

Dari Sa‟ad bin Abu Waqqas: di Makkah dia (Sa‟ad) menderita sakit

yang mendekati kematian. Rasulullah SAW lalu menjenguknya, maka.

Sa‟ad bin Abi Waqash berkata: “Wahai Rasulullah, kami seorang yang

kaya raya dan tidak memiliki ahli waris kecuali seorang anak

perempuan. Adakah boleh aku menyedekahkan dua pertiga dari harta

kekayaanku?”. Jawab Rasulullah: “Tidak boleh”. Kata Sa‟ad: “Adakah

separuh dari harta kekayaanku?”. Jawab Rasulullah: “Tidak!”. Kata

Sa‟ad: “Adakah sepertiga dari harta kekayaanku?”. Jawab Rasulullah:

Page 61: PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/494/1/Dadang... · 2016. 2. 23. · PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN

“Ya sepertiga. Sepertiga itu sangat banyak”. Kemudian Rasulullah

SAW bersabda: “ Sesengguhnya kamu meninggalkan ahli waris dalam

keadaan kaya (kecukupan) adalah lebih baik daripada meninggalkan

ahli waris yang miskin meminta-minta kepada umat manusia”.

Sehubungan dengan sabda Rasulullah SAW Allah menurunkan ayat ke-

9 yang dengan tegas memberikan keterangan, bahwa umat Islam

dilarang meninggalkan anak turun yang lemah, baik lemah ekonomi,

pendidikan, akal, kesehatan dan lainnya. Padahal untuk mendapatkan

pendidikan, kesehatan, dan ekonomi dibutuhkan sarana dan prasarana,

yaitu berupa harta dan kekayaan. (Mahali, 1989: 223)

B. Munasabah

Secara etimologi, munasabah berasal dari bahasa arab dari asal

kata nasaba-yunasibu-munasabahan yang berarti musyakalah

(keserupaan), Sedangkan secara terminologis definisi yang beragam

muncul dari kalangan para ulama terkait dengan ilmu munasabah ini.

Imam Zarkasyi salah satunya, memaknai munasabah sebagai ilmu yang

mengaitkan pada bagian-bagian permulaan ayat dan akhirnya, mengaitkan

lafal-lafal umum dan lafal lafal khusus, atau hubungan antar ayat yang

terkait dengan sebab akibat, illat dan ma‟lul, kemiripan ayat pertentangan

(ta‟arudh). (Djalal, 2000: 154)

Menurut Baidan, (2005: 185) Tanāsub dan Munāsabat berasal

dari akar kata yang sama, yaitu al-Munāsabat mengandung arti

berdekatan, bermiripan. Dari pengertian lughawi itu diperoleh gambaran

Page 62: PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/494/1/Dadang... · 2016. 2. 23. · PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN

bahwa Tanāsub atau Munāsabat itu minimal antara dua hal yang

mengandung pertalian, baik dari segi bentuk lahir, ataupun makna yang

terkandung dalam kedua kasus itu. Al-Munāsabat fi al-„illat dalam kajian

ushul fiqh (Qiyas) ialah titik kemiripan atau kesamaan dua kasus dalam

suatu hukum. Jadi munāsabat seperti digambarkan itu bisa dalam bentuk

konkret (hissi) dan bisa pula dalam bentuk abstrak (aqli atau khayali).

Kata munāsabat apabila diterapkan dalam ayat-ayat al-Qur‟an

maka dapat dikatakan bahwa yang dimaksud munāsabat dalam kajian ilmu

tafsir ialah pertalian yang terdapat diantara ayat-ayat al-Qur‟an dan surat-

suratnya, baik dari sudut makna, susunan kalimat, maupun letak surat, ayat

dan sebagainya.

Syihab memberikan pengertian al-munāsabat dalam ulum al-

Qur‟an adalah kemiripan-kemiripan yang terdapat pada hal-hal tertentu

dalam al-Qur‟an baik surat maupun ayat-ayatnya yang menghubungkan

uraian satu dengan yang lainnya.

Adapun bentuk-bentuk munāsabat sebagai berikut: (Baidan, 2005:

192)

1. Munāsabat antara surat dengan surat.

2. Munāsabat antara nama surat dengan tujuan turunnya.

3. Munāsabat antra kalimat dengan kalimat dalam satu ayat.

4. Munāsabat antara ayat dengan ayat dalam satu kalimat.

5. Munāsabat antara fashilat (penutup) ayat dengan isi ayat tersebut.

6. Munāsabat awal uraian surat dengan akhirnya.

Page 63: PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/494/1/Dadang... · 2016. 2. 23. · PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN

7. Munāsabat antara akhir suatu surat dengan awal surat berikutnya.

Dalam pembahasan ini penulis menjabarkan munāsabat ayat

dengan ayat dalam suatu surat sesuai dengan ayat yang penulis kaji.

Munāsabat ayat-ayat tersebut sebagai berikut:

1. Munāsabat Surat an-Nisā Ayat 9

Artinya: Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang

seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah,

yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. oleh sebab itu

hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka

mengucapkan Perkataan yang benar.

Ayat-ayat yang terdahulu (5-8) terdahulu menjelaskan tengtang

haram memakan harta anak yatim dan diperintahkan menyerahkan

semua hartanyak kepadanya bila telah dewasa dan juga larangan

mengambil mahar perempuan yang sudah dinikahi atau menikahi tanpa

mahar. Maka dalam ayat ini dijelaskan tentang pembagian harta pusaka

dan perlakuan terhadap anak-anak yatim dan hartanya. (Depag RI, jilid

2, 2009: 123

2. Munāsabat Surat at-Tahrīm Ayat 6

Page 64: PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/494/1/Dadang... · 2016. 2. 23. · PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan

keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan

batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak

mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada

mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.

Pada ayat-ayat yang lalu (1-5), Allah memerintahkan kepada

sebagian dari istri-istri Nabi agar bertobat kepada Allah dari berbagai

perbuatan yang menyusahkan Nabi, karena Allah-lah yang melindungi

Nabi dan menolongnya, sehingga kerjasama mereka tidak akan

membahayakan Nabi. Kemudian Allah memperingatkan agar perbuatan

mereka yang menyusahkan Nabi jangan sampai berlarut-larut yang

dapat mengakibatkan mereka dapat ditalak lalu diganti dengan istri-istri

yang lebih baik, patuh, tekun beribadah, dan lainnya. Pada ayat-ayat

berikut ini (6-8), Allah memerintahkan orang mukmin secara

keseluruhan agar menjaga dirinya dan keluarganya dari api neraka yang

kayu bakarnya terdiri darim manusia dan batu. Allah memerintahkan

agar manusia mencegah dirinya dari perbuatan dosa, serta bertobat

dengan tobat nasuha. (Depag RI, jilid 10, 2009: 204)

Page 65: PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/494/1/Dadang... · 2016. 2. 23. · PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Pandangan Beberapa Ahli Tafsir Terhadap Al-Qur’an Surat Al-Nisā’

Ayat 9 Dan At-Tahrīm Ayat 6

1. Tafsir surat an-Nisā’ ayat 9

Artinya: Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang

seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah,

yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. oleh sebab itu

hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka

mengucapkan Perkataan yang benar.

a. Dalam Tafsir al-Misbah

Ayat di atas berpesan: Dan hendklah orang-orang yang

memberi nasihat kepada pemilik harta agar membagikan hartanya

kepada orang lain sehingga anak-anaknya terbengkalai, hendaklah

mereka membayangkan seandainya mereka akan meninggalkan

dibelakang mereka, yakni setelah kematian mereka, anak-anak yang

lemah karena masih kecil atau tidak memiliki harta, yang mereka

khawatir terhadap kesejahteraan atau penganiayaan atas mereka,

yakni anak-anak lemah itu. Apakah jika keadaan serupa mereka

alami, merekaakan menerima nasihat-nasihat seperti yang mereka

berikanitu? Tentu saja tidak! Karena itu, hendaklah mereka

Page 66: PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/494/1/Dadang... · 2016. 2. 23. · PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN

takutkepada Allah atau keadaan anak-anak mereka dimasa depan.

Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dengan

mengindahkan sekuat kemampuan seluruh perintah-Nya dan

menjauhi larangan-Nya dan hendaklah mereka mengucapkan

perkataan yang benar lagi tepat.

Kata ( صذذا)sadīdan, terdiri dari kata sīn dan dāl yang

berarti istīqomah/konsistensi. Kata ini juga digunakan untuk

menunjuk pada sasaran. Dengan demikian, kata sadīdan diatas,

tidak sekedar berarti benar, tetapi ia juga harus berati tepat sassaran.

Dalam konteks keadaan ayat di atas, keadaan sebagai anak-anak

yatim pada hakikatnya berbeda dengan anak-anak kandung, dan ini

menjadikan mereka menjadi lebih peka, sehingga membutuhkan

perlakuan yang lebih hati-hati dan kalimat yang lebih terpilih, bukan

saja kandungannya benar tetapi juga yang tepat.

Pesan ayat ini berlaku umum sehingga pesan-pesan agamapun, jika

bukan pada tempatnya, tidak diperkenankan untuk disampaikan.

(Shihab, jilid 2, 2002: 425)

b. Dalam Tafsir Ibnu Katsir

Firman Allah Ta‟ala, “Dan hendaklah takut kepada Alllah orang-

orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang

lemah.” Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, dia berkata,

“Ayat ini berkaitan dengan seorang yang menjelang ajal, ada orang lain

yang mendengar orang itu menyampaikan wasiat yang menyengsarakan

Page 67: PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/494/1/Dadang... · 2016. 2. 23. · PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN

ahli warisnya, maka Allah Ta‟ala menyuruh orang yang mendengar wasiat

itu agar bertaqwa kepada Allah, meluruskan, dan membenarkan orang yang

berwasiat serta agar memperhatikan ahli warisnya yang tentunya dia ingin

berbuatbaik kepada mereka dan khawatir jika dia membuat mereka

terlantar.”

Dalam shahihain ditegaskan, “Tatkala Nabi saw menjenguk

Sa‟ad bin Abi Waqash, dia bertanya, “Wahai Rasulullah, kami

seorang yang kaya raya dan tidak memiliki ahli waris kecuali

seorang anak perempuan. Adakah boleh aku menyedekahkan dua

pertiga dari harta kekayaanku?”. Jawab Rasulullah: “Tidak boleh”.

Kata Sa‟ad: “Adakah separuh dari harta kekayaanku?”. Jawab

Rasulullah: “Tidak!”. Kata Sa‟ad: “Adakah sepertiga dari harta

kekayaanku?”. Jawab Rasulullah: “Ya sepertiga. Sepertiga itu sangat

banyak”. Kemudian Rasulullah saw. Bersabda: “ Sesengguhnya

kamu meninggalkan mereka dalam keadaan kaya (kecukupan)

adalah lebih baik daripada meninggalkan mereka dalam keadaan

kekuranngan sehingga mencukupi kebutuhan dirinya dari orang

lain.” (Ar-Rifai, jilid 1, 1999: 656)

c. Dalam Tafsir Departemen Agama RI

Dalam tafsir Departemen Agama RI dijelaskan bahwa orang

yang telah mendekati akhir hayatnya diperintahkan agar mereka

memikirkan, janganlah mereka meninggalkan anak-anak atau

keluarga yang lemah terutama tentang kesejahteraan hidup mereka

dikemudian hari. Untuk itu selalu bertakwalah dan mendekatkan diri

Page 68: PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/494/1/Dadang... · 2016. 2. 23. · PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN

kepada Allah. Selalu berkata lemah lembut, terutama kepada anak

yatim yang menjadi tanggungjawab mereka seperti memberlakukan

anak kandung sendiri. (Depag RI, jilid 2, 2009: 123)

2. Tafsir surat at-Tahrīm ayat 6

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan

keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan

batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak

mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada

mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.

a. Dalam Tafsir al-Misbah

Dalam suasana peristiwa yang terjadi di rumah tangga Nabi

saw. seperti yang diuraikan oleh ayat-ayat yang lalu (1-5), ayat di

atas memberi tuntunan kepada kaum beriman: hai orang-orang yang

beriman, peliharalah diri kamu, antara lain dengan meneladani Nabi,

dan pelihara juga keluarga kamu, yakni istri, anak-anak, dan

seluruhyang berada di bawah tanggungjawab kamu, dengan

membimbing dan mendidik mereka agar kamu semua terhindar dari

api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia-manusia yang

kafir dan juga batu-batu antara lain yang dijadikan berhala. Di

atasnya yakni yang menangani neraka itu dan bertugas menyiksa

penghuni-penghuninya, adalah malaikat-malaikat yang kasar-kasar

Page 69: PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/494/1/Dadang... · 2016. 2. 23. · PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN

hati dan perlakuannya, yang keras-keras perlakuannya dalam

melaksanakan tugas penyiksaan yang tidak mendurhakai Allah

menyangkut apa yang Dia perintahkan kepada mereka sehingga

siksa yang mereka jatuhkan, kendati mereka kasar, tidak kurang dan

juga tidak berlebih dari apa yang diperintahkan Allah, yakni sesuai

dengan dosa dan kesalahan masing-masing penghuni neraka, dan

mereka juga senantiasa dan dari saat ke saat mengerjakan dengan

mudah apa yang diperintahkan Allah kepadanya.

Ayat di atas menggambarkan bahwa dakwah dan pendidikan

harus bermula dari rumah. Walau secara redaksional ayat di atas

tertuju kepada kaum pria (ayah), bukan berarti hanya tertuju kepada

mereka. Ayat ini tertuju kepada perempuan dan laki-laki (Ibu dan

ayah) untuk bertanggungjawab kepada anak-anak dan juga pasangan

masing-masing sebagaimana masing-masing bertanggungjawab atas

kelakuannya.

Malaikat yang disifati dengan (غلظ) gilāzh/kasar bukanlah

dalam arti jasmaninya, karena malaika adalah makhluk-makhluk

halus yang tercipta dari cahaya. Atas dasar ini, kata tersebut harus

dipahami dalam arti kasar perlakuannya atau ucapannya. Karena

mereka telah diciptakan Allah khusus untuk menangani neraka.

“Hati” mereka tidak iba atau tersentuh oleh rintisan, tangis atau

permohonan belas kasih, mereka diciptakan Allah dengan sifat sadis,

dan karena itu maka mereka(شذاد) syidād/keras, yakni makhluk-

Page 70: PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/494/1/Dadang... · 2016. 2. 23. · PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN

makhluk Allah yang keras hatinya dan keras pula perlakuannya.

(Shihab, jilid 14, 2002: 177)

b. Dalam Tafsir Ibnu Katsir

Allah SWT berfirman, “Hai orang-orangyang beriman,

peliharalah dirimu dan keluargamu dariapi neraka,” yaitu kamu

diperintahkan dirimu dan keluargamu yang terdiri dari istri, anak,

saudara, kerabat, sahaya wanita dan sahaya laki-laki untuk taat

kepada Allah. Dan kamu larang dirimu beserta semua orang yang

berada di bawah tanggungjawabmu untuk tidak melakukan

kemaksiatan kepada Allah. Kamu ajari dan didik mereka serta

pimpim mereka dengan perintah Allah. Kamuperintah mereka untuk

melaksanakannya dan kamu bantu mereka dalam merealisasikannya.

Bila kamu melihat ada yang berbuat maksiat kepada Allah maka

cegah dan larang mereka. Ini merupakan kewajiban setiap muslim,

yaitu mengajarkan kepada orang yang berada di bawah

tanggungjawabnya segalasesuatu yang telah diwajibkan dan dilarang

oleh Allah Ta‟ala kepada mereka.

Allah SWT berfirman, “Yang bahan bakarnya dari manusia

dan batu,” yaitu yang bahan bakarnya terdiri dari manusia dan jin.

Allah SWT berfirman, “Penjaganya malaikat-malaikat yang

kasar,” yaitu yang tabiatnya kasar. Allah telah mencabut dari hati-

hati mereka rasa kasih sayang terhadap orang-orang kafir. “Yang

Page 71: PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/494/1/Dadang... · 2016. 2. 23. · PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN

keras,” yaitu susunan tubuh yang sangat keras, tebal, dan

penampilannya yang mengerikan. Wajah-wajah mereka hitam dan

taring-taring mereka menakutkan. Tidak tersimpan dalam hati

masing-masing mereka rasa kasih sayang terhadap orang-orang

kafir.

Allah SWT berfirman, “Yang tidak mendurhakai Allah

terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu

dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” Yaitu, mereka

tidak pernah menangguhkan bila datang perintah dari Allah

walaupun sekejap mata, padahal mereka bisa saja melakukan hal itu

dan mereka tidak mengenal lelah. (Ar-Rifa‟i, jilid 4, 2000: 751)

c. Dalam Tafsir Departemen Agama RI

Dalam ayat ini, Allah memerintahkan orang-orang yang

beriman agar menjaga dirinya dari api neraka yang bahan bakarnya

terdiri dari manusia dan batu, dengan taat dan patuh melaksanakan

perintah Allah untuk menyelamatkan mereka dari api neraka.

Mereka juga diperintahkan untuk mengajarkan kepada keluarganya

agar taat dan patuh kepada perintah Allah untuk menyelamatkan

mereka dari api neraka. Keluarga merupakan amanat yang harus

dipelihara kesejahteraannya baikjasmani maupun rohani.(Depag RI,

jilid 10, 2009: 204)

Page 72: PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/494/1/Dadang... · 2016. 2. 23. · PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN

B. Pendidikan Orang Tua pada Anak dalam Al-Qur’an Surat an-Nisā

Ayat 9 dan at-Tahrīm Ayat 6

1. Pendidikan Orang Tua pada Anak yang diajarkan dalam al-

Qur’an surat an-Nisā’ ayat 9

Artinya: Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang

seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah,

yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. oleh sebab itu

hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka

mengucapkan Perkataan yang benar.

Kata (خش) yakhsya, besasal dari kata (خش) khasyiya, yang

artinya takut kepadanya/sesuatu, (Al-Habsyi, 1991: 82). Kata yakhsya,

dapat diartikan sebagai takut terhadap barang yang terlihat. Yaitu,

ciptaan-ciptaan Allah yang besar. Karena Allah mampu menciptakan

alam semesta yang sangat besar. Contohnya takut terhadap siksa atau

azab dari Allah karena kesalahan yang ia lakukan.

(http://nasimfauzi.blogspot.com. diakses pada 25 Agustus 2015)

Dalam kamus Muhammad Hadi Al-Liham, (2008: 211) yaksya

berasal dari kata khasyiya, yakhsya, khasyatan yang artinya sama

dengan khāfahu ( خشت اىشء: خبف-خش-خش ) yaitu takut terhadap

sesuatu.

Page 73: PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/494/1/Dadang... · 2016. 2. 23. · PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN

Kata (خبف) khāfū, besaral dari kata (خبف) khafa, (خبف)

yakhafu, (خفب) khaufan yang artinya takut sesuatu. (Al-Habsyi, 1991:

88). Kata (خبف) khāfū, merupakan sinonim dari kata ( قح ) taqwa,

artinya rasa takut saat mengahapa Allah (yang ghoib) karena dosa-dosa

yang telah ia lakukan. Sebagai contohnya adalah takut akan murka

Allah. (http://nasimfauzi.blogspot.diakses pada 25 Agustus 2015)

Dalam kamus Muhammad Hadi Al-lihan (2008: 229), Kata

khāfū, besaral dari kata khafa,yakhafu,khaufan yang artinya (خبف)

sama dengan fazi‟a ( خفب: فزع -خبف –خبف ) takut.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa yaksya adalah

takut terhadap siksa Allah (sesuatu yang terlihat) sedangkan khāfū

merupakan takut terhadap murka dari Allah (sesuatu yang ghoib). Jika

mereka mati meninggalkan anak-anak (keturunan yang lemah)

Kata (رست ظؼبفب) Zurriyyah Di‟āfan dalam al-Qur‟an

sekurangnya disebutkan dua kali istilah yang hampir serupa. Pertama,

istilah zurriyyah du‟afā yang disebutkan didalam surah al-Baqarah/2:

226. Kedua, istilah zurriyyah di‟āfan yang disebutkan didalam ayat ini.

zurriyyah du‟afā Berarti “anak-anak (keturunan) yang masih kecil-

kecil, dalam arti belum dewasa”. Sedangkan kata zurriyyah

di‟āfanberarti “keturunan yang serba lemah”, lemah fisik, mental, sosial

ekonomi, ilmu pengetahuan, spiritual dan lain-lain yang menyebabkan

Page 74: PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/494/1/Dadang... · 2016. 2. 23. · PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN

mereka tidak mampu fungsi utama manusia, baik sebagai khalifah

maupun sebagai makhluk-Nya. (Depag RI, 2009: 122)

Dalam ayat ini menjelaskan bahwa yang dimaksud lemah itu,

berarti yang lemah badannya. Melaikan lemah dalam segala hal. Baik

lemah Iman sehingga lupa kalau manusia itu sebagai khalifah fi al-

ardh,lemah dalam ilmu pengetahuan sehingga mereka kalah bersaing

dalam mencari pekerjaan, lemah mental sehingga anak menjadi kurang

percaya diri, lemah ekonomi sehingga anak hidup dengan kemiskinan,

lemah sosial sehingga anak tidak mau membantu orang yang

membutuhkan pertolongan/individual, lemah moral sehingga anak suka

melanggar norma-norma sosial dan lain sebagainya.

Selain itu ayat di atas bisa sebagai peringatan atau teguran

kepada para orang tua untuk memikirkan masa depan anak-anaknya

dengan membekali anak dengan ilmu agama, pengetahuan (iptek),

sosial, ekonomi,moral dan lain-lain sebagai pertanggungjawaban

mereka kepada Allah ketika mereka mati.

Maka ayat di atas sejalan dengan sebuah Hadits yang

diriwayatkan oleh Abu Dawud bahwa Nabi SAW berssabda:

ث.)س اب داد: شة: ق عغ ب أ شء ئث ( ١٨٦٧مف ببى

“cukuplah dosanya bagi orang-orang yang menyia-yiakan orang yang

berhak diberi nafkah darinya”

Pengertian “menyia-nyiakan”dalam hadist diatas adalah

mutlak. Artinya, siapa yang menyia-nyiakan hak anaknya dalam

Page 75: PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/494/1/Dadang... · 2016. 2. 23. · PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN

pemberian nafkah, berarti ia telah meyia-nyiakan mereka, dan siapa

yang menyia-nyiakan hak mereka dalam pendidikan, berarti ia juga

telah menyia-nyiakannya, dan siapa yang telah menyia-nyiakan hak

orang yang berada dalam tanggungjawabnya untuk mendapatkan

pendidikan berarti ia telah menyia-nyiakan mereka, begitu juga dalam

masalah cinta, keadilan, kasih sayang, dan seterusnya.

2. Pendidikan Orang Tua pada Anak yang diajarkan dalam al-

Qur’an Surat at-Tahrīm ayat 6

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan

keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan

batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak

mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada

mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.

Kata (قاأفضن) qū anfusakum, secara kebahasan, terdiri darti dua

suku kata, yaitu ( اق ) qū, yang merupakan bentuk amr lil jama‟ (kata

perintah bentuk plural) dari (ق) waqā, yang berarti janganlah oleh

kalian, dan kata anfusakum yang berarti diri kalian. (Depag RI, jilid 10,

2009: 203). Sedangkan Kata waqā berasal dari kata (ق) waqā, (ق)

Page 76: PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/494/1/Dadang... · 2016. 2. 23. · PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN

yaqī, (قبت) wiqāyatan, yaitu memelihara dari kesakitannya.(Yunus,

2007: 507).

Dengan demikian kata qū anfusakum dalam konteks ayat ini

bermakna perintah untuk senantiasa menjaga diri dan keluarga dari

sengatan api neraka.

Dari berbagai uraian di atas penulis dapat mengambil

kesimpulan bahwa, ayat diatas mengingingatkan kepada orang tua

untukmenyelamatkan dirinya dan keluarganya khususnya dengan

mendidik anakn-anaknya untuk beriman dan bertakwa kepada Allah

SWT dengan menjalankan perintah-Nya dan meninggalkan semua

larangan-Nya.

Dalam buku tafsir Departemen Agama RI, (2009: 204),

dijelaskan bahwa diantara cara menyelamatkan diri dar dan keluarganya

itu untuk untuk mendirikan shalat dan bersabar, sebagaimana firman

Allah:

“Dan perintahkanlah keluargamu melaksanakan salat tdan sabar

dalam mengerjakannya.” (Tāhā/20: 132)

“Dan berilan peringatan kepada kerabat-kerabatmu (Muhammad)

yang terdekat.” (asy-Syu‟arā‟ 26: 214)

Page 77: PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/494/1/Dadang... · 2016. 2. 23. · PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN

C. Implementasi Pendidikan Orang Tua pada Anak dalam Al-Qur’an

Surat an-Nisā Ayat 9 dan at-Tahrīm Ayat 6

1. surat an-Nisā ayat 9

Secaca garis besar dari tafsir ayat ini, Allah SWT memberi

peringatan kepada orang tua untuk memikirkan nasib anak-anaknya

ketika ia tinggal mati dengan cara memberikan pendidikan dengan

sebaik dan semaksimal mungkin kepada anak-anaknya sebagai bekal

mereka hidup. Terlebih lagi dalam memberikan pendidikan Akidah atau

Keimanan dan Ketakwaan kepada Allah SWT. Sehingga ketika ia

meninggal ia tidak akan khawatir terhadap kesejahteraan anak-anaknya.

Kata diāfan “Lemah” dalam ayat ini bukan berarti lemah secara

fisikal saja. akan tetapi lemah dalam segala hal, lemah iman, ekonomi,

sosial, mental ilmu pengetahuan dan teknologi. Dari penafsiran ini,

dapat disimpulkan bahwa ayat ini juga memerintahkan kepada orang

tua bukan sekedar membekali anak dengan ilmu keagamaan saja tetapi

juga membekali anak dengan ilmu ekonomi, sosial, mental (psikologi),

dan ilmu pengetahuan dan teknologi.

2. Surat at-Tahrīm ayat 6

Dalam kaitannya dengan kehidupan saat ini, tafsir ayat ini sangat

relevan terlebih kaitannya dalam pendidikan anak. orang tua

diperintahkan menjaga keluarganya dari siksa api neraka yang bahan

bakarnya dari manusia dan batu. Saat ini banyak sekali anak-anak yang

berbuat melampaui batas mereka, banyak sekali kenakalan-kenakalan

Page 78: PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/494/1/Dadang... · 2016. 2. 23. · PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN

yang dilakukan oleh anak. sehingga, orang tua memiliki kewajiban

menberikan ilmu Tauhid atau keimanan dan ketakwaan kepada allah,

Sebagai upaya untuk menjaganya mereka dari siksa api neraka.

Page 79: PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/494/1/Dadang... · 2016. 2. 23. · PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang konsep pendidikan orang tua

pada anak yang terkandung di dalam ayat-ayat al-Qur‟an yang telah

disusun oleh peneliti, peneliti menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Konsep Pendidikan Orang tua ada anak yang terkandung dalam ayat-

ayat al-Qur‟an.

Pendidikan orang tua pada anak yang ditanamkan oleh Allah dalam

al-Qur‟an surat an-Nisā‟ ayat 9 dan at-Tahrīm ayat 6, yaitu meliputi

tentang macam-macam pendidikan. Antara lainsebagai berikut:

a. Pendidikan anak harus di perhatikan lebih serius oleh orang tua.

b. Jangan orang tua mati dengan meninggalkan anak yang lemah, baik

lemah secara iman, fisikal, ekonomi, sosial, mental, dan ilmu

pengetahuan dn teknologi.

c. Pendidikan Keimanan dan ketakwaan

d. Pendidikan keluarga, menjaga keluarga dari siksa neraka dan berkata

benar..

2. Implementasi pendidikan orang tua pada anak dalam al-Quran.

Suatu keberhasilan bagi orang tua adalah ketika mereka mampu

mendidik anak-anak mereka menjadi anak yang kuat. Baik itu kuat

agamanya, ketawaannya kepada Allah, ekonomi, sosial, mental, ilmu

Page 80: PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/494/1/Dadang... · 2016. 2. 23. · PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN

pengetahuan dan teknonologi dan lain sebagainya. Sehingga, ketika

mereka meninggal. Anak-anak mereka bisa hidup mandiri dan beriman

kepada Allah SWT bukan meninggalkan anak yang lemah yang akan

menjadi terlantar dan ingkar kepada Allah SWT.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas maka penulis memberi saran

sebagtai berikut:

1. Kepada para orang tua

Penanaman pendidikan pada anak hendaknya di perhatikan lebih

serius bahkan hendaknya dilakukan sejak dini. Sehingga anak akan

tumbuh dan berkembang dengan baik.

2. Kepada dunia pendidikan Islam

Pendidik atau guru harus lebih menekankan kepada anak didiknya

tentang betapa pentingnya agama dan ilmu sebagai bekal mereka untuk

bertahan hidup ketika mereka dewasa.

C. Penutup

Mengakhiri penulisan skripsi ini, penulis mengucapkan syukur

yang tiada terkira kepada Allah SWT yang telah memberikan begitu

banyak rahmat dan nikmat kepada penulis sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi tanpa halangan yang berarti dan selesai sesuai target

yang telah di cita-citakan.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak

kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis berharap

Page 81: PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/494/1/Dadang... · 2016. 2. 23. · PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN

adanya saran dan kritik yang membangtun dari pembaca sekalian demi

kesempurnaan skripsi ini.

Harapan penulis semoga skripsi ini dapat dijadikan bahan kajian

yang lebih lanjut dan dapat membawa manfaat khususnya bagipenilis dan

umumnya bagi pembaca pada umumnya. Serta bagi nusa dan bangsa,

khusunya masyarakat islam.

Page 82: PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/494/1/Dadang... · 2016. 2. 23. · PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN
Page 83: PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/494/1/Dadang... · 2016. 2. 23. · PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN
Page 84: PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/494/1/Dadang... · 2016. 2. 23. · PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN
Page 85: PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/494/1/Dadang... · 2016. 2. 23. · PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN
Page 86: PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/494/1/Dadang... · 2016. 2. 23. · PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN
Page 87: PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/494/1/Dadang... · 2016. 2. 23. · PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN
Page 88: PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/494/1/Dadang... · 2016. 2. 23. · PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN
Page 89: PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/494/1/Dadang... · 2016. 2. 23. · PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN