Pendidikan Kewarganegaraan Dan Pancasila

download Pendidikan Kewarganegaraan Dan Pancasila

of 4

description

Kewarganegaraan dan Pancasila

Transcript of Pendidikan Kewarganegaraan Dan Pancasila

  • 5/28/2018 Pendidikan Kewarganegaraan Dan Pancasila

    1/4

    Pendidikan Kewarganegaraan dan Pancasila

    11 March 2012 - dalamPendidikan KewarganegaraanOlehcintyarya-fisip11

    Pancasila adalah dasar negara Indonesia. Masyarakat, bangsa dan negara

    Indonesia semestinya memiliki kekuatan kesadaran budaya pancasila yang

    tinggi, karena kesadaran budaya adalah suatu inti dari peradaban umat manusia

    atau suatu bangsa. Namun adanya sebuah fenomena yang membuat masyarakat

    Indonesia enggan untuk membicarakan kehidupan bermasyarakat, bangsa dan

    negara berdasarkan pancasila. Fenomena itu terhitung semenjak runtuhnya rezim

    Orde Baru pada tahun 1998 lalu. Padahal, masyarakat Indonesia harus

    mempersiapkan diri untuk menghadapi masuknya ideology asing sebagai akibat

    era globalisasi. Saat ini, Indonesia sedang mengalami krisis ideology. Tidaklah

    mungkin bangsa dan negara Indonesia membangun budaya politik dan pemerintahbangsa Indonesia yang mengabaikan ideology Pancasila, sebab pembangunan

    budaya politik dan pemerintahan Indonesia akan menjauhkan diri dari akar

    budayanya. Hal ini terbukti dengan adanya KKN, yang jelas-jelas amat

    bertentangan dengan nilai-nilai budaya bangsa Indonesia. Saat ini, tidaklah

    banyak elit bangsa Indonesia yang sepenuhnya sadar akan adanya krisis ideology

    ini, karena mereka lebih focus untuk memperebutkan kekuasaan ketimbang

    menjaga stabilitas negara Indonesia.

    Maka dari itu diperlukan adanya suatu paradigm baru untuk memposisikan dan

    memerankan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup, yaitu

    Paradigma Dinamika Internal Indonesia, yaitu suatu paradigm yang melihat

    bangsa dan negara Indonesia sebagai subjek kreatif dan produktif dalam

    melaksanakan Pancasila. Yang lebih utama lagi, Pancasila harus dijadikan sebagai

    sumber utama dalam diri kita dalam melihat dan memandang nila-nilai eksternal,

    terutama ideology asing, seperti ideology kiri (komunisme sosialis) dan kanan

    (kapitalisme liberal). Sebenarnya, pemberian pendidikan Pancasila dalam lembaga

    pendidikan, mulai Sekolah Dasar hingga Peguruan Tinggi, akan memberikan

    kekuatan internal dari kaum terdidik. Hanya saja pendidikan yang diberikan saatini kurang mendasar dan metodologi yang salah. Juga adanya pengaruh dari

    tenaga pendidik yang tidak sepenuhnya yakin akan kebenaran Pancasila.

    Kegagalan membudayakan Pancasila melalui Penataran P-4 (1978-1998)

    bersumber dari ketidakjujuran penguasa dan penyelenggara negara dalam

    mentransformasikan nilai-nilai Pancasila, termasuk sikap dan tindakan yang

    menjadikan Pancasila sebagai ala untuk mempertahankan kekuasaan. Adapun

    kelemahan-kelemahan pendidikan Pancasila di lembaga pendidikan antara lain:

    1.

    Pendidikan Pancasila hanya terbatas pada proses hafalan saja.2. Pendidikan Pancasila tidak memiliki metodologi yang tepat.

    http://cintyarya-fisip11.web.unair.ac.id/artikel_detail-42851-Pendidikan%20Kewarganegaraan-Pendidikan%20Kewarganegaraan%20dan%20Pancasila.htmlhttp://cintyarya-fisip11.web.unair.ac.id/artikel_detail-42851-Pendidikan%20Kewarganegaraan-Pendidikan%20Kewarganegaraan%20dan%20Pancasila.htmlhttp://cintyarya-fisip11.web.unair.ac.id/kategori_isi-36726-Pendidikan%20Kewarganegaraan.htmlhttp://cintyarya-fisip11.web.unair.ac.id/kategori_isi-36726-Pendidikan%20Kewarganegaraan.htmlhttp://cintyarya-fisip11.web.unair.ac.id/kategori_isi-36726-Pendidikan%20Kewarganegaraan.htmlhttp://cintyarya-fisip11.web.unair.ac.id/profil.htmlhttp://cintyarya-fisip11.web.unair.ac.id/profil.htmlhttp://cintyarya-fisip11.web.unair.ac.id/profil.htmlhttp://cintyarya-fisip11.web.unair.ac.id/profil.htmlhttp://cintyarya-fisip11.web.unair.ac.id/kategori_isi-36726-Pendidikan%20Kewarganegaraan.htmlhttp://cintyarya-fisip11.web.unair.ac.id/artikel_detail-42851-Pendidikan%20Kewarganegaraan-Pendidikan%20Kewarganegaraan%20dan%20Pancasila.html
  • 5/28/2018 Pendidikan Kewarganegaraan Dan Pancasila

    2/4

    3. Pendidikan Pancasila belum mampu menghadapi eksistensi ideologi asing.Untuk mengetahui hasil dari pendidikan Pancasila memang sangat sulit, sebab

    hasil dari pendidikan Pancasila memang bersifat abstrak dan internal. Di samping

    itu untuk mensosialisasikan membudayakan Pancasila memang tidaklah mudah ditengah masyarakat Indonesia yang tradisional dan berubah. Kita harus mau jujur

    mengakui bahwa para tenaga pengajar belum mampu untuk meyakinkan Pancasila

    yang merupakan Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa Indonesia adalah

    suatu dasar atau pandangan hidup yang memiliki nilai lebih jika dibandingkan

    dengan ideology-ideologi asing yang masuk ke Indonesia.

    Selama ini sangatlah jarang pihak-pihak tertentu yang secara jujur untuk

    membicarakan ancaman dan kelemahan bangsa dan negara Indonesia dalam

    mengamalkan Pancasila dan UUD 1945. Bahkan tak jarang UUD dan Pancasiladijadikan sebagai alat pembenar atas tindakan-tindakan yang menyimpang atau

    bertentangan dengan pandangan hidup bangsa. Ketika pancasila sebagai ideology

    Bangsa Indonesia yang tidak mampu lagi untuk berjuang membela kebenaran dan

    keadilan maka ketika itu pula kedudukan Pancasila menjadi lemah dan menjadi

    alat kekuasaan. Patologi budaya adalah suatu potensi atau kekuatan yang terjadi

    dalam masyarakat, yang dapat mengancam dan menghancurkan keutuhan budaya

    yang didukung oleh masyarakat itu sendiri. Sehingga budayanya tak mampu

    memberikan nilai dan unsure yang sesuai dengan harapan masyarakat sendiri.

    Patologi budaya akan terjadi ketika masyarakat memiliki keinginan yang sangattinggi, namun tidak memiliki kemampuan untuk mencapai keinginan itu hingga

    memunculkan adanya ketergantungan dengan pihak asing yang menyodorkan

    bantuan modal dan teknologi. Patologi budaya ini bukan hanya datang dari aspek

    ekonomi saja, namun juga dari pendidikan, hukum, social budaya, kehidupan

    beragama, politik dan pemerintahan, lingkungan hidup dan sumber daya alam,

    serta ketertiban dan keamanan.

    Masyarakat, bangsa negara Indonesia membutuhkan sikap dan perilaku yang

    konsisten, koheren, dan korespondensi untuk melaksanakan dan mengamalkanPancasila. Selama ini ada kesan untuk mendudukan Pancasila secara tidak

    proporsional, dimana Pancasila di anggap sebagai dasar dari kehidupan dalam

    kehidupan sosial dan budaya saja. Bersikap dan berperilaku konsisten atas

    Pancasila memiliki makna yaitu warga negara atau subjek harus mampu

    mewujudkan apa yang menjadi pemikirannya dalam bentuk tindakan dan perilaku.

    Sikap dan perilaku koherensi ialah suatu sikap dan perilaku yang mengakui adanya

    nilai-nilai kebenaran dan kebaikan yang bersifat intersubyektif. Sedangkan yang

    dimaksudkan dengan korespodensi ialah suatu gagasan atau konsep yang

    menyatakan bahwa nilai-nilai yang dianggap benar dan baik itu tidak hanya dalamhubungan intersubyektif, namun juga dengan alam semesta.

  • 5/28/2018 Pendidikan Kewarganegaraan Dan Pancasila

    3/4

    Sangat diperlukan adanya revitalisasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

    Revitalisasi adalah suatu aktivitas untuk menghidupkan kembali nilai-nilai

    kehidupan berbangsa dan bernegara yang ideal karena mengalami bias atau

    kemunduran. Perlu ditekankan disini, yang perlu direvitalisasi adalah semangat

    dan kesadaran dalam berbangsa dan bernegara, bukan nilai-nilai Pancasilanya.Karena nilai-nilai Pancasia itu sifatnya abadi dan universal.

    Adapun kompetensi-kompetensi yang diharapkan dari pendidikan

    kewarganegaraan yaitu :

    1. Hakikat pendidikan kewarganegaraan yang dimaksudkan agar kita sadarbernegara untuk bela negara dan cinta tanah air berdasarkan Pancasila.

    2. Pembekalan IPTEKS yang berlandaskan Pancasila, nilai-nilai keagamaan,dan nilai perjuangan bangsa untuk mengantisipasi perkembangan masadepan negara.

    3. Menumbuhkan wawasan warga negara dalam hal persahabatan, pengertianantarbangsa, perdamaian dunia, kesadaran bela negara, dan sikap

    berdasarkan nilai bangsa.

    4. Mampu meningkatkan kecerdasan, serta harkat martabat bangsa.Pancasila yang terdiri dari atas 5 sila pada hakikatnya merupakan suatu sistem

    filsafat dan suatu asas sendiri. Fungsi sendiri-sendiri namun secara keseluruhan

    merupakan suatu kesatuan yang sistematis. Satu kesatuan sila pancasil yangbersifat organis tersebut pada hakikatnya bersumber pada hakikat dasar

    ontologis manusia. Susunan pancasila adalah hirarkis dan berbentuk pyramidal.

    Pengertian pyramidal digunakan untuk menggambarkan hubungan hirarki sila-sila

    Pancasila dalam urutan luas (kuantitas) dan juga dalam hal isi sifatnya (kualitas).

    Kalau dilihat dari intinya urut-urutan lima sila menunjukkan suatu rangkaian

    tingkat dalam luasnya dan isi sifatnya merupakan pengkhususan sila-sila di

    mukanya. Kesatuan sila Pancasila yang Majemuk Tunggal dan Piramidal juga

    memiliki sifat saling mengisi dan saling mengkualifikasi yang bukan hanya

    bersifat logis saja, namun juga ontologis yang juga dapat dikatakan dasarantropologis karena subjeknya merupakan manusia; epistimologis yang

    ditempatkan dalam bangunan filsafat manusia; serta aksiologis. Prinsip dasar ini

    merupakan cita-cita bangsa, namun juga sebenarnya diangkat dari kenyataan.

    Nilai-nilai pancasila pada hakikatnya merupakan sumber dari segala hukum

    negara. Nilai-nilai Pancasila terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 secara

    yuridis memiliki kedudukan sebagai pokok Kaidah Negara yang Fundamental.

    Adapun nilai-nilai yang terkandung pada masing-masing sila adalah:

  • 5/28/2018 Pendidikan Kewarganegaraan Dan Pancasila

    4/4

    1. Ketuhanan Yang Maha Esa. Segala hal yang berkaitan dengan pelaksanaandan penyelenggaraan negara harus dijwai nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha

    Esa.

    2. 2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab. Dalam kehidupankenegaraan harus mewujudkan tercapainya tujuan ketinggian harkatmartabat manusia dan HAM harus terjamin.

    3. 3. Persatuan Indonesia. Perbedaan di negara Indonesia adalahsebuah konsekuensi dan harus masing-masing mengikatkan diri dalam

    slogan Bhineka Tunggal Ika.

    4. 4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalamPermusyawaratan/Perwakilan. Demokrasi mutlak harus dilaksanakan

    dalam hidup negara, karena rakyat adalah asal kekuasaan negara.

    5. 5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Merupakantujuan negara. Keadilan harus terwujud dalam kehidupan social yangdidasari dengan keadilan kemanusiaan .

    Sumber : http://cintyarya-fisip11.web.unair.ac.id/artikel_detail-42851-

    Pendidikan%20Kewarganegaraan-Pendidikan%20Kewarganegaraan%20dan%20Pancasila.html