Pendidikan Dan Pembangunan

26
TUGAS INDIVIDU PENDIDIKAN DAN PEMBANGUNAN MAKALAH Disusun oleh : Wahyu Nugroho A-IV-XVI-0015 Dosen Pengampu

description

Pendidikan dan Pembangunan

Transcript of Pendidikan Dan Pembangunan

Page 1: Pendidikan Dan Pembangunan

TUGAS INDIVIDU

PENDIDIKAN DAN PEMBANGUNAN

MAKALAH

Disusun oleh :

Wahyu Nugroho

A-IV-XVI-0015

Dosen Pengampu

Dr. Sri Marmoah, M. Pd

PROGRAM STUDI AKTA IV

UNIVERSITA BATANGHARI

2014

Page 2: Pendidikan Dan Pembangunan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pendidikan merupakan proses pengubahan sikap dan tata laku

seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia

melalui upaya pengajaran dan pelatihan (Kamus Besar Bahasa Indonesia,

2011). Menurut Syah (2010), pendidikan diartikan sebagai sebuah proses

dengan metode-metode tertentu sehingga orang memeroleh pengetahuan,

pemahaman, dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan.

Selanjutnya dijelaskan oleh Tirtarahardja, (2005) bahwa Pendidikan

menduduki posisi sentral dalam pembangunan karena sasarannya adalah

peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM). Oleh sebab itu, pendidikan juga

merupakan alur tengah pembangunan dari seluruh sektor pembangunan.

Namun demikian kebanyakan masyarakat mempersepsikan pembangunan

bersifat menjurus atau berbentuk material atau bersifat fisik semata, seperti

gedung, jembatan, rumah, pabrik, dan sebagainya. Padahal menurut

Tirtarahardja, (2005) sukses tidaknya pembangunan fisik itu justru sangat

ditentukan oleh keberhasilan di dalam pembangunan rohaniah/spiritual,

yang secara bulat diartikan pembangunan manusia, dan yang terakhir ini

menjadi tugas utama pendidikan. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan

nasional Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional, Bab II Pasal 3 yang diharapkan mampu

mewujudkan cita-cita bangsa dan tujuan pendidikan nasional, yang

berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta

peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka menyerdaskan kehidupan

bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi

manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap kreatif, mandiri, dan menjadi warga

negara yang demokratis serta bertanggung jawab

(www.infokursus.net/download/UU_20_2003.pdf, 2011).

1

Page 3: Pendidikan Dan Pembangunan

Persepsi yang keliru tentang pembangunan tersebut dapat berdampak

negatif, bahkan dapat menghambat pembangunan sistem pendidikan yang

telah tertera di tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang-

Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional, Bab II Pasal 3.

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan permasalahan dalam makalah ini penulis rumuskan dalam

bentuk pertanyaan, antara lain :

1. Apa esensi pendidikan dan pembangunan serta titi temunya

2. Apa sumbangan pendidikan pada pembangunan

3. Seperti apa sistem pendidikan nasional

1.3. Tujuan

Adapun tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah untuk

membantu pembaca dalam memahami permasalahan tentang :

1. Apa esensi pendidikan dan pembangunan serta titik temunya

2. Apa sumbangan pendidikan pada pembangunan

3. Seperti apa pembangunan sistem pendidikan

1.4. Manfaat

Penulis mengharapkan dengan adanya makalah yang membahas

tentang Pendidikan dan Pembangunan ini dapat mengurangi kesalahan

persepsi dan ketidak tahuan tentang esensi dari pendidikan dan

pembangunan serta titik temunya, apa sumbangan pendidikan pada

pembangunan dan seperti apa pembangunan sistem pendidikan.

2

Page 4: Pendidikan Dan Pembangunan

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Esensi Pendidikan dan Pembangunan Serta Titik Temunya

Menurut paham umum kata “pembangunan” lazimnya diasosiasikan

dengan pembangunan ekonomi dan industri yang selanjutnya diasosiasikan

dengan dibangunnya pabrik-pabrik, jalan, jembatan sampai kepada

pelabuhan, alat-alat transportasi, komunikasi, dan sejenisnya. Gambaran

tersebut menunjukkan bahwa membangun dalam arti yang terbatas pada

bidang ekonomi dan industri saja belumlah menggambarkan esensi yang

sebenarnya dari pembangunan, jika kegiatan-kegiatan tersebut belum dapat

mengatasi masalah yang hakiki yaitu terpenuhinya hajat hidup dari rakyak

material dan spiritual. Pembangunan ekonomi dan industri mungkin dapat

memenuhi aspek tertentu dari kebutuhan seperti : Kebutuhan akan sandang,

pangan, dan papan, tetapi mungkin tidak untuk kebutuhan spiritual yang lain

(Tirtarahardja, 2005).

Pembangunan suatu bangsa tak dapat dilepaskan dari pendidikan.

Proses pembangunan mau tidak mau harus menjadikan pendidikan sebagai

variabel utama, disamping menjadi bagian tak terpisahkan dari program

pembangunan itu sendiri, juga pendidikan manjadi bagian penting dalam

menyiapkan SDM yang berperan dalam prosesnya. Selanjutnya dalam

sejarah pembangunan negara-negara maju nampak bahwa elemen

pendidikan menjadi elemen dasar dari pencapaian kemajuan mereka.

Pendidikan memiliki peran penting dalam proses pembangunan, betapa

tidak, laju perubahan sebagai akibat dari perkembangan Ilmu Pengetahuan

dan teknologi kemudian harus disejajarkan dengan penyediaan sumber daya

manusia yang berkualitas. Dalam pada itu pendidikan kemudian menjadi

pioner utama dalam rangka penyiapan sumber daya manusia. Pendidikan

merupakan salah satu aspek pembangunan yang sekaligus merupakan syarat

mutlak untuk mewujudkan pembangunaan nasional. Dan salah satu aspek

terpenting dalam menyiapkan dan merekayasa arah perkembangan

3

Page 5: Pendidikan Dan Pembangunan

masyarakat dalam pembangunan nasional adalah Pendidikan (Tilaar 1992,

dalam www.elearningpendidikan.com).

Seperti yang dinyatakan dalam GBHN, hakikat pembangunan

nasional adalah pembangunan manusia Indonesia. Pernyataan tersebut dapat

diartikan bahwa yang menjadi tujuan akhir pembangunan adalah

manusianya, yaitu dapatnya dipenuhi hajat hidup, jasmaniah dan rohaniah,

sebagai makhluk individu, makhluk sosial, dan makhluk religius, agar

dengan demikian dapat meningkatkan martabatnya selaku makhluk

(Tirtarahardja, 2005).

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa esensi dari

pembangunan bertumpu dan berpangkal pada manusianya, bukan pada

lingkungannya. Pembangunan haruslah berorientasi pada pemenuhan hajat

hidup manusia sesuai dengan kodratnya sebagai manusia, karena hal ini

dapat meningkatkan martabatnya sebagai manusia. Tegasnya bahwa

pembangunan apapun jika berakibat mengurangi nilai manusiawi berarti

keluar dari esensinya (Tirtarahardja, 2005). Selanjutnya jika pembangunan

bertolak dari sifat hakikat manusia, berorientasi kepada pemenuhan hajat

hidup manusia sesuai dengan kodratinya sebagai manusia maka dalam ruang

gerak pembangunan, manusia dapat dipandang sebagai “objek” dan

sekaligus juga sebagai “subjek” pembangunan.

Sebagai “objek” pembangunan manusia dipandang sebagai sasaran

yang dibangun. Dalam hal ini pembangunan meliputi ikhtisar ke dalam diri

manusia, berupa pembinaan pertumbuhan jasmani, dan perkembangan

rohani yang meliputi kemampuan penalaran, sikap diri, sikap sosial, dan

sikap terhadap lingkungannya, tekad hidup yang positif serta keterampilan

kerja. Hal ini didukung oleh pernyataan Nuh dalam rapat kerja Menteri

Pendidikan Nasional dengan Komisi X DPR, Kamis (9/6/2011), di Gedung

DPR, Jakarta (www. edukasi.kompas.com, 2013), bahwa pembangunan

pendidikan diarahkan untuk menghasilkan insan Indonesia yang cerdas dan

kompetitif melalui peningkatan ketersediaan, keterjangkauan, kualitas dan

relevansi, kesetaraan dan kepastian memperoleh pendidikan.

4

Page 6: Pendidikan Dan Pembangunan

Manusia dipandang sebagai “subjek” pembangunan karena ia

dengan segenap kemampuannya menggarap lingkungannya secara dinamis

dan kreatif, baik terhadap sarana lingkungan alam maupun lingkungan

sosial/ spiritual.

Uraian di atas menunjukkan “status” pendidikan dan pembangunan

masing-masing dalam esensi pembangunan serta antar keduanya.

1. Pendidikan merupakan usaha dalam diri manusia sedangkan

pembangunan merupakan usaha ke luar dari diri manusia.

2. Pendidikan menghasilkan sumber daya tenaga yang menunjang

pembangunan dan hasil pembangunan dapat menunjang pendidikan

(pembinaan, penyediaan sarana, dan seterusnya) (prezi.com, 2013).

Hal ini didukung dengan hasil penelitian di negara maju umumnya

menunjukkan adanya korelasi positif antara tingkat pendidikan yang dialami

seseorang dengan tingkat kondisi ekonominya. Semakin tinggi tingkat

pendidikan yang dialami seseorang, semakin baik kondisi sosial

ekonominya (Tirtarahardja, 2005).

Dari penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa hasil

pendidikan dapat menunjang kemajuan perkembangan, dan sebaliknya hasil

pembangunan merupakan bukti dari usaha pendidikan.

2.2. Sumbangan Pendidikan Pada Pembangunan

Jika ditilik secara seksama tidaklah dapat dipungkiri bahwa andil

yang diberikan pendidikan pada pembangunan sungguh-sungguh sangat

besar. Jika pembangunan dipandang sebagai sistem makro maka pendidikan

merupakan sebuah komponen atau bagian dari pembangunan (Tirtarahardja,

2005). John C. Bock, dalam Education and Development: A Conflict

Meaning (dalam edukasi.kompasiana.com, 2013) mengindentifikasi peran

pendidikan tersebut sebagai : a) masyarakat ideologi dan nilai-nilai sosio-

kultural bangsa, b) mempersiapkan tenaga kerja untuk memerangi

kemiskinan, kebodohan, dan pedorong perubahan sosial , dan c) untuk

meratakan kesepakatan dan pendapatan. Peran yang pertama merupakan

5

Page 7: Pendidikan Dan Pembangunan

Fungsi politik pendidikan dan dua peran yang lain merupakan fungsi

ekonomi.

Berkaitan dengan peranan pendidikan dalam pembangunan nasional

muncul dua paradigma yang menjadi kiblat bagi pengambil kebijakan dalam

pengembangan kebijakan pendidikan: Paradigma Fungsional dan paradigma

Sosialisasi. Paradigma Fungsional melihat bahwa keterbelakangan dan

kemiskinan dikarenakan negara tidak mempunyai cukup penduduk yang

memiliki pengetahuan, kemampuan dan sikap modern. Menurut pengalaman

masyarakat di Barat, lembaga pendidikan formal sistem persekolahan

merupakan lembaga utama mengembangkan pengetahuan malatih,

kemampuan dan keahlian serta menanamkan sikap modern para individu

yang diperlukan dalam proses pembangunan. Bukti-bukti menunjukan

adanya kaitan yang erat antara pendidikan formal seseorang dan

partisipasinya dalam pembangunan. Sejalan dengan paradigma Fungsional,

paradigma sosialisasi melihat peranan pendidikan dalam pembangunan

adalah: a) mengembangkan kompetensi individu, b) kompetensi yang lebih

tinggi tersebut diperlukan untuk meningkatkan produktivitas, dan c) secara

umum, meningkatkan kemampuan warga masyarakat dan semakin

banyaknya warga masyarakat yang memiliki kemampuan akan

meningkakan kehidupan masyarakat secara keseluruhan. Oleh karena itu,

berdasarkan paradigma sosialisasi ini, pendidikan harus di perluas secara

besar-besaran dan menyeluruh, kalau suatu bangsa menginginkan kemajuan

(edukasi.kompasiana.com, 2013).

Selanjutnya Tirtarahardja, (2005) juga menjelaskan bahwa

sumbangan pendidikan terhadap pembangunan dapat dilihat pada beberapa

segi, antara lain :

1. Segi Sasaran Pendidikan

Pendidikan adalah usaha sadar yang ditujukan kepada peserta didik

agar menjadi manusia yang berkepribadian kuat dan utuh serta

bermoral tinggi. Jadi tujuan citra manusia pendidikan adalah

terwujudnya citra manusia yang dapat menjadi sumber daya

6

Page 8: Pendidikan Dan Pembangunan

pembangunan yang manusiawi. Prof. Dr. Slamet Iman Santoso

(dalam Tirtarahardja, 2005) menyatakan bahwa tujuan pendidikan

manghasilkan manusia yang baik. Manusia yang baik dimanapun ia

berada akan memperbaiki lingkungan.

2. Segi Lingkungan Pendidikan

Lingkungan Keluarga

Didalam keluargalah anak pertama menerima pendidikan dan

pendidikan yang diperoleh dalam keluarga ini merupakan

pendidikan utama atau terpenting terhadap perkembangan

pribadi anak. Alam keluarga adalah pusat pendidikan yang

pertama sejak timbulnya adat kemanusiaan hingga sekarang,

hidup keluarga itu selalu mempengaruhi bertumbuhnya budi

pekerti dari tiap-tiap manusia (Dewantara dalam Suwarno,

1972). Didalam lingkungan keluarga anak dilatih berbagai

kebiasaan yang baik tentang hal-hal yang berhubungan dengan

kecekatan, kesopanan, dan moral. Juga ditanamkan keyakinan-

keyakinan yang penting utamanya yang bersifat religius.

Kebiasaan baik dan keyakinan-keyakinan penting yang

mendarah daging merupakan landasan yang sangat diperlukan

untuk pembangunan.

Lingkungan Sekolah

Lingkungan sekolah (pendidikan formal), peserta didik

dibimbing untuk memperluas bakat yang telah diperolah dari

lingkungan kerja keluarganya berupa pengetahuan, keterampilan,

dan sikap. Bekal dimaksud baik bekal dasar, lanjutan (dari SD

dan sekolah lanjutan) ataupun bekal kerja yang langsung dapat

digunakan secara aplikatif (SMK dan perguruan tinggi). Kedua

macam bekal tersebut dipersiapkan secara formal dan berguna

sebagai sarana penunjang pembangunan di berbagai bidang.

7

Page 9: Pendidikan Dan Pembangunan

Lingkungan Masyarakat

Di lingkungan masyarakat (pendidikan non-formal), peserta

didik memperoleh bekal praktis untuk berbagai jenis pekerjaan,

khususnya mereka yang tidak sempat melanjutkan proses

belajarnya melalui jalur formal. Pada masyarakat kita (sebagai

masyarakat yang sedang berkembanga), sistem pendidikan non

formal mengalami perkembangan yang sangat pesat. Hal ini

bertalian erat dengan berkembangnya sektor swasta yang

menunjang pembangunan.

3. Segi Jenjang Pendidikan

Jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah (SM), dan

pendidikan tinggi (PT) memberikan bekal kepada peserta didik

secara bersinambungan. Pendidikan dasar merupakan basic

education yang memberikan bekal dasar bagi pendidikan menengah

dan pendidikan tinggi. Artinya pendidikan tinggi berkualitas, jika

pendidikan tengahnya kualitas, dan pendidikan menengah

berkualitas jika pendidikan dasarnya berkualitas.

4. Segi Pembidangan Kerja atau Sektor Kehidupan

Pembidangan kerja menurut sektor kehidupan meliputi : bidang

ekonomi, komunikasi, hukum, sosial, politik, keuangan,

perhubungan dan komunikasi, pertanian, pertambangan, pertahanan,

dan lain-lain. Pembangunan sektor kehidupan tersebut dapat

diartikan sebagai aktivitas, pembinaan, pengembangan, dan

pengisian, bidang-bidang kerjatersebut agar dapat memenuhi hajat

hidup warga negara sebagai suatu bangsa sehingga tetap jaya dalam

kencah kehidupan antara bangsa-bangsa di dunia. Pembinaan dan

pengembangan bidang-bidang tersebut hanya mungkin dikerjakan

jika diisi oleh orang-orang yang memiliki kemampuan seperti yang

dibutuhkan. Orang-orang dimaksudkan hanya tersedia jika

pendidikan berbuat untuk itu.

8

Page 10: Pendidikan Dan Pembangunan

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa sumbangan

pendidikan pada pembangunan dapat dilihat dari segi sasaran pendidikan,

segi lingkungan pendidikan, segi jenjang pendidikan, dan segi pembidangan

kerja atau sektor kehidupan. Selain itu sumbangan pendidikan pada

pembangunan juga lebih jelas diuraikan sebagai berikut:

a. Pada langkah pertama, pendidikan menyiapkan manusia sebagai

sumber daya pembangunan. Kemudian manusia selaku sumber

daya pembangunan membangun lingkungannya.

b. Pada instansi terakhir, manusialah yang menjadi kunci

pembangunan. Kesuksesan pembangunan sangat tergantung

kepada manusiannya.

c. Pendidik memegang peranan penting kerena merekalah yang

menciptakan manusia pencipta pembangunan.

2.3. Pembangunan Sistem Pendidikan Nasional

Peranan pendidikan sangat berpengaruh dalam pembangunan suatu

Negara karena Negara yang maju sudah pasti memiliki mutu pendidikan

yang sangat baik di negaranya . karena jika Negara mempunyai generasi

penerus yang cerdas pasti para penerus akan memperbaiki pembangunan

terhadap Negara.

1. Mengapa Sistem Pendidikan Harus Dibangun

Adalah logis jika sistem pendidikan yang merupakan sarana bagi

manusia untuk mengantarkan dirinya menuju kepada kesempurnaan

itu juga perlu disempurnakan. Sistem pendidikan sebagai sarana

yang menghantar manusia untuk menemukan jawaban atas teka-teki

mengenai dirinya, juga selalu disempurnakan. Selanjutnya persoalan

pendidikan juga dapat dilihat sebagai persoalan nasional karena

pendidikan berhubungan dengan masa depan bangsa (Tirtarahardja,

2005). Untuk dapat menyongsong suasana hidup yang diperlukan itu

sistem pendidikan harus berubah. Jika tidak, maka pendidikan

sebagai an agent of social change (agen perubahan sosial) tidak

9

Page 11: Pendidikan Dan Pembangunan

berfungsi sebagaimana mestinya. Strukturnya, pengelolaanya, tenaga

kependidikannya mau tidak mau harus disesuaikan dengan tuntutan

baru tersebut.

2. Wujud Pembangunan Sistem Pendidikan

Secara makro, sistem pendidikan meliputi banyak aspek yang satu

sama lain bertalian erat, yaitu ; aspek filosofis dan keilmuan, aspek

yuridis atau perundang-undangan, kurikulum yang meliputi materi,

metodologi, pendekatan, orientasi (Tirtarahardja, 2005).

a. Hubungan Antar Aspek-aspek

Aspek filosofis, keilmuan, dan yuridis menjadi landasan bagi

butir-butir yang lain, karena memberikan arah serta mewadahi

butir-butir yang lain. Artinya, struktur pendidikan, kurikulum,

dan lain-lain yang lain itu harus mengacu kepada aspek filosofis,

aspek keilmuan, dan aspek yuridis. Aspek filosofis keilmuan dan

yuridis menjadi landasan bagi aspek-aspek yang lain, karena

memberikan arah pada aspek-aspek lainnya. Meskipun aspek

filosofis menjadi landasan, tetapi tidak harus diartikan bahwa

setiap terjadi perubahan filosofis dan yuridis harus diikuti

dengan perubahan aspek-aspek yang lain secara total.

b. Aspek Filosofis dan Keilmuan

Aspek filosofis berupa penggarapan tujuan nasioanal pendidikan.

Rumusan tujuan pendidikan nasional yang tentunya memberikan

peluang bagi pengembanga hakikat manusia yang kodrati yang

berartipula bersifat wajar. Bagi kita pengembangan sifat kodrati

manusia itu pararel dengan jiwa Pancasila.

Pendidikan yang sehat harus merupakan titik temu antara “teori”

dengan “praktek”, demikian kata J. H. Gunning, “Theorie zonder

praktijk is voor genieen, praktijk zonder theorie is voor gekken

en schurken”. Teori tanpa praktek hanya cocok bagi orang-orang

pintar, sedangkan praktek tanpa teori hanya terdapat para orang

gila (M.J. Langeveld, dalam Tirtarahardja, 2005).

10

Page 12: Pendidikan Dan Pembangunan

c. Aspek Yuridis

Kemajuan zaman menimbulkan kebutuhan-kebutuhan baru,

khususnya kebutuhan akan penyempurnaan sistem pendidikan yang

sesuai dengan tuntutan kebutuhan-kebutuhan baru tersebut. Jelasnya

sistem pendidikan perlu disempurnakan, dan tugas ini hanya dapat

dilakukan dengan mendasarkan diri pada Undang-Undang

Pendidikan (Tirtarahardja, 2005).

UUD 1945 sebagai landasan hukum pendidikan sifatnya

relatif tetap. Beberapa pasal yang melandasi pendidikan sifatnya

eksplisit (pasal 31 ayat (1) dan (2); pasal (32)) maupun yang implisit

(pasal 27 ayat (1) dan (2); pasal (34)). Pasal-pasal tersebut sifatnya

masih sangat global dijabarkan lebih rinci kedalam bentuk UU

pendidikan. Berdasarkan UU pendidikan inilah sistem pendidikan

disusun dan dilaksanakan.

Undang-undang Pendidikan No. 4 Tahun 1950 kemudian

dikukuhkan kembali sebagai UU Pendidikan No. 12 Tahun1954.

Namun dirasa masih kurang sesuai bila digunakan sebagai dasar

penyelenggaraan pndidikan. Setelah berlangsung selama 35 tahun,

diterbitkan Undang-Undang RI No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem

Pendidikan Nasional yang telah disempurnakan.

Isi UU RI No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional

(SPN) lebih komprehensif, dalam arti bahwa UU No. 2 Tahun

1989 ini mencakup semua jalur, jenis, dan jenjang pendidikan.

Konsep komprehensif ini sejalan dengan esensi pendidikan yang

pada hakikatnya berupa proses bersinambungan yang dimulai

dari masa balita sampai masa manula dan yang berlangsung di

mana saja dan kapan saja.

Sifat UU RI No. 2 Tahun 1989 lebih fleksibel dp. UU No.

4/1950 dan UU No. 22/61. Fleksibilitas ini terlihat dalam hal-hal

seperti :

11

Page 13: Pendidikan Dan Pembangunan

o Masih memberi peluang untuk dilengkapi dengan

peraturan-peraturan pemerintah dan keputusan menteri.

Strategi demikian memungkinkan undang-undang yang

sifatnya normatif itu ddalam realisasinya terkait dengan

kondisi sosial budaya masyarakat yang heterogen dalam

bentangan geografis yang luas dan bervariasi.

o Adanya badan pertimbangan pendidikan nasional (Bab

XIV, Pasal 48), yang bertugas memberikan masukan dan

saran-saran kepada pemerintah/menteri pendidikan,

dalam menyusun peraturan pemerintah dan keputusan

menteri.

o Adanya tanggung jawab bersama antara pemerintah,

masyarakat, dan keluarga dalam menyelenggarakan

pendidikan sehingga pendidikan dapat mengarah kepada

keserasian pemenuhan tujuan negara di satu pihak dan

kepentingan rakyat banyak di pihak yang lain pada masa

mendatang.

Undang-Undang RI No. 2 Tahun 1989 tidak hanya bersifat

mengatur (seperti UU Pendidikan yang lalu), tetapi juga

memiliki kekuatan hukum yang bersifat memaksa. (Bab XVII

Ketentuan Pidana, Pasal 55 dan 56 mengenai pelanggaran

terhadap penggunaan gelar dan atau sebutan lulusan perguruan

tinggi).

UU No. 2 Tahun 1989 lebih memperhatikan prospek masa

depan, bersikap terbuka dalam mengantisipasi perkembangan

masa depan.

d. Aspek Struktur

Aspek struktur pembangunan sistem pendidikan berperan pada

upaya pembenahan struktur pembangunan pendidikan yang

mencakup jenjang dan jenis pendidikan, lama waktu belajar dari

jenjang yang satu ke jenjang yang lai, sebagai akibat dari

12

Page 14: Pendidikan Dan Pembangunan

perkembangan sosial budaya dan politik. Dalam prakteknya,

perkembangan pola struktur tidak dapat dipisahkan dari

perkembangan sosial budaya dan politik.

a. Aspek Kurikulum

Kurikulum merupakan sarana untuk mencapai tujuan. Tujuan

kurikuler berubah, maka kurikulum berubah pula. Perubahan

tersebut dapat berupa materinya, orientasinya, pendekatannya

maupun metodenya. Kurikulum dalam sistem pendidikan

persekoloahan di negara kita telah mengalami penyempurnaan-

penyempurnaan dalam perjalanannya. Dari pernyataan tersebut,

terlihat bahwa betapa perlunya sistem pendidikan itu selalu

disempurnakan, khususnya dari segi kurikulumnya (Tirtarahardja,

2005).

Dari uraian tersebut diatas maka dapat disimpulkan bahwa

sistempendidikan memiliki aspek-aspek yang saling berhubungan dan

berkaitan, aspek-aspek tersebut antara lain ; aspek filosofi dan keilmuan,

aspek yuridis atau perundang-undangan, struktur, dan kurikulum yang

didalamnya meliputi materi, metodologi, pendekatan, orientasi.

13

Page 15: Pendidikan Dan Pembangunan

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Dari pembahasan yang telah di jabarkan di BAB II PEMBAHASAN

maka dapat disambil kesimpulan bahawa :

1. Esensi dari pembangunan bertumpu dan berpangkal pada

manusianya. Pendidikan sangat erat kaitannya dengan

pembangunan, kita tidak bisa memungkiri bahwa sumbangan

pendidikan pada pembangunan sangatlah besar. Pendidikan

merupakan usaha menuju perubahan pembangunan dan

pembangunan itu sendiri adalah wujud usaha dari pendidikan yang

telah dilaksanakan.

2. Sumbangan pendidikan pada pembangunan terlihat dari :

a. Segi sasaran pendidikan, yaitu menghasilkan manusia yang

baik, artinya dimanapun berada manusia tersebut mampu

memperbaiki lingkungannya.

b. Segi lingkungan pendidikan, yang terdiri dari lingkungan

keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat.

c. Segi jenjang pendidikan, yaitu pendidikan dasar, pendidikan

menengah, dan pendidikan tinggi akan memberikan bekal

kepada peserta didik secara berkesinambungan, artinya

pendidikan tinggi berkualitas, jika pendidikan tengahnya

kualitas, dan pendidikan menengah berkualitas jika

pendidikan dasarnya berkualitas.

d. Segi pembidangan kerja atau sektor kehidupan, artinya

pembinaan dan pengembangan pada bidang kerja dan

kehidupan akan maksimal bila dilakukan di dalam dunia

pendidikan.

14

Page 16: Pendidikan Dan Pembangunan

3. Pembangunan sistem pendidikan nasional, merupakan suatu usaha

terencana yang dilakukan untuk dapat menyempurnakan sistem

pendidikan sebelumnya, yang meliputi aspek-aspeknya antara lain :

a. Apek filosofi dan keilmuan

b. Aspek yuridis dan perundang-undangan

c. Struktur

d. Kurikulum yang meliputi materi, metodologi, pendekatan,

orientasi.

Atinya dari aspek-aspek tersebut selalu dilakukan perubahan-

perubahan demi menyempurnakan sistem pendidikan yang telah ada

selama ini.

15

Page 17: Pendidikan Dan Pembangunan

DAFTAR PUSTAKA

Corporation, F. (2011). Kamus besar bahasa Indonesia (last updated : Agustus 2011). http://fcorpsoft.tk. Diakses 12 Agustus 2012.

http://edukasi.kompas.com/read/2011/06/09/12503844/5.Program.Prioritas.Pembangunan.Pendidikan. Pembangunan dan Pendidikan. Diakses 24 Januari 2014.

http://edukasi.kompasiana.com/2013/07/14/peran-pendidikan-dalam-pembangunan-576788.html. Peran pendidikan dalam pembangunan. Diakses 24 Januari 2014.

http:// www.infokursus.net/download/ UU _ 20 _ 2003 .pdf . Undang-undang republik Indonesia No 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. Diakses 13 Januari 2012.

Suwarno, (1992). Pengantar Umum Pendidikan. Surabaya: IKIP

Syah, M. (2010). Psikologi pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya Offset.

Tirtarahardja, U. & S. L. La Sulo. (2005). Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

16