Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ … pendidikan... · Kementerian Perencanaan...

28
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional 1 Deputi Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat dan Kebudayaan Jakarta, 28 November 2017

Transcript of Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ … pendidikan... · Kementerian Perencanaan...

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

1

Deputi Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat dan Kebudayaan

Jakarta, 28 November 2017

PENDAHULUANI

2

Pendahuluan

1. Ketentuan Anggaran Pendidikan diatur dengan Undang-Undang Dasar 1945 Amandemen IV, UU Sisdiknas dan PP Pendanaan Pendidikan, yang memberikan kepastian pengaturan yang sangat kuat untuk pemenuhannya;

2. Namun demikian, dalam tataran pelaksanaan perlu adanya ketegasan pengaturan untuk memberikan acuan yang jelas, mudah dipahami, dan tidak menimbulkan perbedaan persepsi;

3. Review yang dilaksanakan Bappenas menunjukkan belum adanya kesamaan pemahamandalam menentukan substansi Kegiatan/Output yang dapat dikategorikan sebagai bagian dariAnggaran Pendidikan;

4. Belum adanya batasan/kriteria yang tegas dalam menentukan substansi Kegiatan/Output yang dapat dikategorikan sebagai bagian dari Anggaran pendidikan, menjadikan adanya potensi ketidaktepatan dalam identifikasi Kegiatan/Output K/L di Pusat dan OPD di daerah untuk penyusunan Postur Anggaran Pendidikan;

5. Temuan di daerah menunjukkan pendefinisian yang berbeda-beda dalam melakukanklasifikasi Program/Kegiatan/Output yang masuk dalam Anggaran Pendidikan. Sementaraitu, proses pembahasan tidak secara mendalam sampai pada kelayakan peruntukkan darialokasi Anggaran Pendidikan.

⇒ Contoh: jalan menuju sekolah diusulkan untuk diklasifikasikan sebagai Anggaran Pendidikan

Pendahuluan

7. Pembahasan Postur Anggaran Pendidikan belum dilakukan secara komprehensif dan pembahasan belum diformalkan masuk dalam proses sinkronisasi perencanaan dan penganggaran yang menjadi agenda PP 17 Tahun 2017 Tentang Sinkronisasi ProsesPerencanaan dan Penganggaran Pembangunan Nasional:⇒ Pembahasan pra Pagu Indikatif hanya terkait Anggaran Pendidikan di Belanja Pemerintah Pusat

⇒ Pembahasan masa lalu melalui Komite Pendidikan berbasis inisiatif, sehingga tidak berkelanjutan dan akuntabilitas hasil keputusan dalam perencanaan kurang optimal

8. Hal ini menjadikan kebijakan perencanaan pembangunan pendidikan tidak secara optimal diterjemahkan dalam alokasi/proporsi perkomponen Anggaran Pendidikan (Belanja Pemerintah Pusat, Transfer ke Daerah, dan DPPN);

9. Selain itu, terbatasnya pengendalian dan pengawasan dalam pengalokasian AnggaranPendidikan akan berimplikasi pada semakin terbatasnya ruang gerak anggaran untukmembiayai kegiatan-kegiatan yang prioritas dan berdampak langsung pada pelayanan publikdalam pendidikan.

Perkembangan Alokasi Anggaran Pendidikan dalam APBN

Perkembangan Besaran Anggaran Pendidikan, dan Persentase Anggaran Pendidikan Terhadap APBN, 2005-2017

• Berdasarkan UU Nomor 20 Tahun 2003 terkait Sistem Pendidikan Nasional, Persentase Anggaran Pendidikan ditetapkan minimal 20 persen dari APBN. Secara efektif hal ini dimulai pada tahun 2009.• Dari grafik tersebut

juga dapat terlihat bahwa anggaran pendidikan setiap tahunnya terus menerus meningkat yang merupakan imbas dari peningkatan APBN

Postur Anggaran Pendidikan 2017

20%

Total Belanja Negara

Rp.2.080,5 T

APBN 2017

Dana Pengembangan Pendidikan Nasional (DPPN)Rp.2,5 T atau 0,6% dari Anggaran Pendidikan

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Rp.39,8 T atau 9,6% dari Anggaran Pendidikan

Kementerian AgamaRp.50,4 T atau 12,1% dari Anggaran Pendidikan

Kementerian Ristek dan Pendidikan TinggiRp.38,7 T atau 9,3% dari Anggaran Pendidikan

17 K/L lainnyaRp.12,8 T atau 3,1% dari Anggaran Pendidikan

Kementerian PariwisataKementerian PertahananKementerian KLHKKementerian KKPKementerian PerhubunganKementerian KesehatanKementerian KeuanganKementerian Pemuda dan Olahraga

Kementerian KetenagakerjaanKementerian KUKMKementerian KominfoKementerian DesaPerpustakaan Nasional RIKementerian PertanianKementerian PerindustrianKementerian ESDMBadan Tenaga Nuklir Nasional

BA/BUNRp.3,4 T atau 0,8% dari Anggaran Pendidikan

Anggaran Pendidikan melalui Transfer ke Daerah & Dana Desa (Rp.T) %a DAU yang diperkirakan untuk anggaran pendidikan 148,1 35,6

b DAK Pendidikan Fisik 8,1 2,0

c Dana Tambahan Penghasilan Guru (DTPG) PNS Daerah 1,4 0,3

d Tunjangan Profesi Guru (TPG) PNS Daerah 55,6 13,4

e Bantuan Operasional Sekolah 45,1 10,8

f Bantuan Operasional Pendidikan PAUD 3,6 0,9

g Tunjangan Khusus (Untuk Guru PNS di daerah Khusus) 1,7 0,4

h Otonomi Khusus yang diperkirakan untuk anggaran pendidikan 4,8 1,2

i Dana Pengelolaan Koperasi, UKM, dan Tenaga Kerja 0,1 0,0

ANGGARAN PENDIDIKAN

Rp.416,6 T

Transfer DaerahRp.268,4 T atau 64,5% dari Anggaran Pendidikan

Postur Anggaran Pendidikan 2015-2017

2017

APBN APBN-P APBN APBN-P APBN

I. 154.236,3 154.363,8 146.288,4 144.959,4 145.219,0

a. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 88.309,1 53.278,5 49.232,8 43.605,9 39.823,1

b. Kementerian Agama 48.178,3 49.409,9 46.840,4 46.470,3 50.439,7

c. Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi 42.707,8 39.491,5 39.589,5 38.730,3

d. Kementerian Negara/Lembaga lainnya 8.480,8 8.967,6 10.723,7 12.027,3 12.837,5

1 Kementerian Keuangan 802,6 802,6 1.501,7 1.501,7 1.923,7

2 Kementerian Pertanian 58,6 59,0 69,4 60,5 199,8

3 Kementerian Perindustrian 431,2 431,2 370,3 416,6 370,2

4 Kementerian ESDM 165,3 165,3 165,3 148,9 165,3

5 Kementerian Perhubungan 2.729,7 3.182,5 3.182,5 3.800,9 4.141,0

6 Kementerian Kesehatan 1.450,0 1.450,0 1.750,0 1.750,0 1.750,0

7 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan 60,4 60,4 77,5 71,8 85,2

8 Kementerian Kelautan dan Perikanan 281,0 301,3 519,0 536,0 550,0

9 Kementerian Pariwisata 271,2 271,2 271,2 404,0 664,0

10 Badan Tenaga Nuklir Nasional 16,3 16,3 16,8 16,0 47,0

11 Kementerian Pemuda dan Olahraga 1.006,2 1.006,2 1.480,5 1.724,7 1.095,7

12 Kementerian Pertahanan 164,8 172,5 172,5 173,4 773,4

13 Kementerian Tenaga Kerja 452,5 437,0 407,7 372,7 407,7

14 Perpustakaan Nasional 330,6 331,1 561,1 812,3 399,3

15 Kementerian Koperasi dan UKM 215,0 215,0 115,0 - 115,0

16 Kementerian Komunikasi dan Informatika 45,5 50,5 48,2 46,4 51,6

17 Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi - 15,4 15,0 191,3 98,5

e. Cadangan Anggaran Pendidikan (BA BUN) 9.268,1 - - 3.266,5 3.388,3

Anggaran Pendidikan Melalui Belanja Pemerintah Pusat

20162015

Komponen Anggaran Pendidikan

(Miliar Rp.)

Postur Anggaran Pendidikan 2015-2017

2017

APBN APBN-P APBN APBN-P APBN

II. 254.895,4 254.180,9 267.888,0 266.630,3 268.371,3

a. DBH yang Diperkirakan untuk Anggaran Pendidikan 1.337,7 623,2 - - -

b. Dana Transfer Khusus 10.041,3 10.041,3 121.176,1 119.918,4 115.503,9

1 DAK Fisik 10.041,3 10.041,3 2.665,3 2.665,3 8.058,9

i. DAK Pendidikan 10.041,3 10.041,3 2.665,3 2.665,3 8.058,9

2 DAK Non Fisik 118.510,7 117.253,0 107.445,0

i. Dana Tambahan Penghasilan Guru (DTPG) PNSD 1.020,5 1.020,5 1.400,0

ii. Tunjangan Profesi Guru (TPG) PNSD 71.020,4 69.762,7 55.573,4

iii.Bantuan Operasional Sekolah 43.923,6 43.923,6 45.120,0

iv. Bantuan Operasional Penyelenggaraan (BOP) PAUD 2.281,9 2.281,9 3.581,7

v. Dana Peningkatan Pengelolaan Koperasi, UKM, dan Ketenagerjaan 264,3 264,3 100,0

vi. Tunjangan Khusus Guru PNSD di Daerah Khusus 1.669,9

iii. DAU yang Diperkirakan untuk Anggaran Pendidikan 134.970,3 134.970,3 142.087,6 142.087,6 148.053,8

a. Non Gaji 14.115,5 14.115,5 15.414,4 15.414,4

b. Gaji 120.854,8 120.854,8 126.673,2 126.673,2

iv. Dana Tambahan Penghasilan Guru (DTPG) PNSD 1.096,0 1.096,0 - - -

v. Tunjangan Profesi Guru (TPG) PNSD 70.252,7 70.252,7 - - -

vi. Otsus yang Diperkirakan untuk Anggaran Pendidikan 4.234,7 4.234,7 4.624,3 4.624,3 4.813,6

vii. Dana insentif daerah 1.664,5 1.664,5 - - -

viii.Bantuan Operasional Sekolah 31.298,3 31.298,3 - - -

III. - - 5.000,0 5.000,0 2.500,0

IV. 409.131,7 408.544,7 419.176,4 416.589,8 416.090,2

V. Total Belanja Negara 2.039.483,6 1.984.149,7 2.095.724,8 2.082.948,9 2.080.451,2 RASIO ANGGARAN PENDIDIKAN

Rasio Anggaran Pendidikan terhadap Total Belanja Negara (%) 20,06 20,6 20,0 20,0 20,0

Anggaran Pendidikan Melalui Transfer ke Daerah dan Dana Desa

Anggaran Pendidikan Melalui Pengeluaran Pembiayaan

(Dana Pengembangan Pendidikan Nasional)Total Anggaran Pendidikan

20162015

Komponen Anggaran Pendidikan

Isu Kajian Pendidikan

(Miliar Rp.)

Komponen Anggaran Pendidikan 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Anggaran Pendidikan MelaluiBelanja Pemerintah Pusat

89.551 83.170 89.744 102.518 117.777 130.280 154.236 146.288 145.219

Belanja 3 K/L Utama 84.801 78.368 82.845 96.358 110.413 123.228 136.487 135.565 128.993 Belanja K/L Lainnya 3.045 4.802

6.899 6.160 7.364 7.052 8.481 10.724 12.838

BA BUN - - - - - - 9.268 - 3.388

Anggaran Pendidikan Melalui Transfer ke Daerah dan Dana Desa

117.863 126.368 158.234 186.439 214.072 238.619 254.895 267.888 268.371

DAU 97.983 95.923 104.290 113.856 128.069 135.644 134.970 142.088 148.054 DAK Fisik 9.335 9.335 10.041 10.041 11.091 10.041 10.041 2.665 8.059 Otsus 2.237 2.310 2.706 3.286 3.734 4.095 4.235 4.624 4.814 Lainnya (DBH, TPG, BOS, BOP) 8.308 18.800 41.197 59.257 71.179 88.839 105.649 118.511 107.445

Dana Pengembangan Pendidikan Nasional

- - 1.000 1.000 5.000 - - 5.000 2.500

Total Anggaran Pendidikan 207.414 209.538 248.978 289.958 336.849 368.899 409.132 419.176 416.090 Total APBN 1.037.067 1.047.666 1.229.558 1.435.407 1.683.011 1.842.495 2.039.484 2.095.725 2.080.451 % Anggaran Pendidikan 20,0 20,0 20,2 20,2 20,0 20,0 20,1 20,0 20,0

Isu Kajian Pendidikan 1:- Perencanaan belum berbasis data kebutuhan untuk menentukan perkiraan DAU dan Dana Otsus yang diperkirakan masuk

dalam Anggaran Pendidikan. Terkait DAK Fisik, sinkronisasi perencanaan dan penganggaran belum optimal dijalankan.- Masih rendahnya sistem pelaporan dalam memberikan gambaran terhadap peningkatan capaian pendidikan di Daerah

setelah mendapatkan anggaran transfer dari pusat

Isu Kajian Pendidikan 2 : 1. Belum ada kriteria yang tegas yang diatur dalam peraturan pada tataran operasional untuk penilaian anggaran pendidikan di K/L

2. Peningkatan efektivitas dan efisiensi pemanfaatan Anggaran Pendidikan

ANGGARAN PENDIDIKAN MELALUI TRANSFER KE DAERAHII

10

Dana Alokasi Umum yang Diperkirakan sebagai Anggaran Pendidikan

1. Perlu ada penjelasan mengenai formula perhitungan yang jelas berbasis data kebutuhan pendidikan untuk Dana Alokasi Umum yang diperkirakan masuk dalam Anggaran Pendidikan;

2. Perlu ada catatan khusus mengenai porsi Anggaran Pendidikan dalam total DAU yang dialokasikan perprovinsi/kabupaten/kota:⇒ Dari hasil pembahasan dengan beberapa daerah sample Kajian Anggaran Pendidikan:

Tidak ada catatan khusus menginformasikan kepada setiap provinsi/kabupaten/kota, bahwa dari total alokasi DAU ke provinsi/kabupaten/kota, terdapat % DAU yang diklasifikasikan sebagai Anggaran Pendidikan;

Sebagai akibatnya, provinsi/kabupaten/kota memanfaatkan DAU tanpa memperhatikan berapa besar pembagian porsi untuk pembangunan pendidikan dan non-pendidikan;

Hal ini menimbulkan potensi adanya pemanfaatan DAU yang semula diklasifikasikan sebagai Anggaran Pendidikan untuk kegiatan lainnya

3. Sebagian besar DAU digunakan untuk belanja pegawai, untuk itu, perencanaan alokasi DAU yang diperkirakan masuk dalam Anggaran Pendidikan perlu berbasis kepada data perhitungan yang tepat, dalam hal ini, terkait data guru dan aparatur daerah yang terkait pendidikan.

Perkembangan Alokasi DAU yang Diperkirakan Anggaran Pendidikan (Non-Gaji)

• Jumlah total DAU Non Gaji tahun 2009-2018 adalah sebesar Rp. 137,8 Triliun• Pelaksanaan tahun 2009-2016 sebesar Rp. 106 Triliun. Belum ada pelaporan yang

menggambarkan pencapaian/pelaksanaan secara komprehensif DAU-Non-Gaji pada Postur Anggaran Pendidikan, terutama dikaitkan dengan sasaran dan prioritas pembangunan pendidikan

• Alokasi anggaran pendidikan dari DAU Non Gaji apabila dimanfaatkan dengan baik oleh daerah, merupakan instrumen yang baik untuk berkontribusi dalam meningkatkan kualitas layanan pendidikan

Perkembangan Alokasi Dana Otonomi Khusus (Otsus) yang Diperkirakan Anggaran Pendidikan

• Jumlah total Dana Otsus tahun 2009-2018 adalah sebesar Rp. 36,8 Triliun• Perlu formula perhitungan yang jelas berbasis data kebutuhan pendidikan untuk perkiraan dana

Otsus yang masuk dalam anggaran pendidikan• Belum ada pelaporan yang menggambarkan pencapaian/pelaksanaan secara komprehensif Dana

Otsus yang diperkirakan untuk Anggaran Pendidikan, dikaitkan dengan sasaran dan prioritas pembangunan pendidikan

• Alokasi anggaran pendidikan dari Otsus apabila dimanfaatkan dengan baik oleh daerah, merupakan instrumen yang baik untuk berkontribusi dalam meningkatkan kualitas layanan pendidikan

DAK Pendidikan (Fisik)

2.292.391 186.474

186.475 372.949

Alokasi DAK Realisasi Tidak Terealisasi

DAK Bidang Pendidikan Tahun 2016

3.880.734

5.059.028

1.101.528

6.160.556

Alokasi DAK Realisasi Tidak Terealisasi

DAK Bidang Pendidikan Tahun 2015

• Jumlah total DAK Fisik tahun 2003-2018 adalah sebesar Rp. 107,4 Triliun

• Perencanaan DAK Fisik belum sepenuhnya berbasis pada data kebutuhan, serta proses sinkronisasi perencanaan dan penganggaran yang belum optimal

• Sistem pelaporan DAK belum secara efektif berjalan, sehingga tidak tersedia informasi tentang seberapa besar kontribusi capaian DAK dalam pembangunan pendidikan

Uraian2015 2016

Rp. Miliar % thd total DAK Rp. Miliar % thd total DAKTotal DAK 10.041,3 2.665,3Total rencana DAK yang dilaporkan 6.190,6 61,7 322,8 12,1

Total realisasi DAK yang dilaporkan 5.059,0 50,4 186,5 7,0

RENCANA PENATAAN ANGGARAN PENDIDIKAN K/LIII

15

Bagan Alur Penilaian Kelayakan Anggaran Pendidikan

16

Kriteria Penilaian Kelayakan Program/Kegiatan

Satuan Pendidik-

an

Bukan Satuan Pendidikan

Penyelenggaraan/Pengelolaan Pendidikan

Kegiatan Administrasi, Operasional dan Dukungan

Beasiswa, Hibah, Bantuan dan Insentif Lainnya

Investasi

Penyepakatan Bersama

Kesesuaian dengan kerangka pikir/prioritas pembangunan pendidikan- Angka Pertisipasi, RLS, AMH- Wajib belajar 12 Tahun- Peningkatan kesiapan lulusan untuk bekerja- Penanganan Anak Tidak Sekolah-Lainnya??

Bukan Anggaran Pendidikan

Pendidikan Kedinasan

Anggaran Pendidikan

Pendidikan Bukan Kedinasan,Formal, NonFormal

Perlu Analisa Lebih Lanjut

Mampu dilakukan pemilahan, sehingga Kegiatan Penyelenggaraan/Pengelolaan Pendidikan merupakan yang langsung

terkait dengan Kegiatan lain yang merupakan bagian dari Anggaran

Pendidikan

Tidak

YaYa

Pertimbangan berdasarkan Landasan Peraturan Perundangan

Tidak dibahas dalam Kajian

1

2

3

2a

2b

Dasar Pertimbangan Kelayakan Kriteria (1)Keterkaitan dengan Satuan Pendidikan (Kedinasan/Non Kedinasan)

1. Kegiatan yang termasuk fungsi pendidikan, kecuali kegiatan yang menjadi bagian dari sub-fungsipendidikan kedinasan UU Sisdiknas

2. Kegiatan yang merupakan pendidikan formal maupun nonformal UU Sisdiknas

3. Komponen pembiayaan meliputi:

i. biaya operasional

ii. biaya investasi, dan

iii. bantuan biaya pendidikan

Contoh Kegiatan yang Dapat Dibiayai oleh Anggaran Pendidikan Tidak masuk anggaran pendidikan

• Kegiatan pendidikan aparatur, contoh: Diklat Aparatur, • Pendidikan Kedinasan, contoh: Institut Ilmu Pemerintahan (IIP), Akademi Statistik, Sekolah

Tinggi Sandi Negara (STSN), dan Sekolah Tinggi Teknologi Intelejen Negara (STTIN)• Akademi Kepolisian dan Akademi Militer

Masuk anggaran pendidikan• Sekolah, Madrasah, Pesantren, Perguruan Tinggi, Politeknik, Akademi lainnya (mahasiswa

bukan PNS atau CPNS)

PP No. 48/2008 tentangPendanaanPendidikan

Dasar Pertimbangan Kelayakan Kriteria (2a)Keterkaitan dengan Prioritas Pembangunan Pendidikan

1. Pencapaian sasaran pembangunan pendidikan

2. menurunnya angka putus sekolah dan meningkatnya angka melanjutkan pendidikan

3. meningkatnya guru yang memiliki kompetensi profesional (subject knowledge dan pedagogical knowledge)

4. meningkatnya kualitas, relevansi, dan daya saing pendidikan yang ditunjukkan dengan membaiknya prosespembelajaran di kelas

5. meningkatnya kesiapan siswa pendidikan menengah untuk memasuki pasar kerja atau melanjutkan kejenjang pendidikan tinggi

Indikator2014

(Baseline)2019

Rata-rata lama sekolah penduduk usia diatas 15 tahun 8,1 (tahun) 8,8 (tahun)Rata-rata angka melek aksara penduduk usia di atas 15 tahun 94,1% 96,1 (%)Rasio APK SMP/MTs antara 20% penduduk termiskin dan 20% penduduk terkaya 0,85 (2012) 0,90Rasio APK SMA/SMK/MA antara 20% penduduk termiskin dan 20% penduduk terkaya 0,53 (2012) 0,60APK SD/MI/sederajat 111,04 114,09APM SD/MI/sederajat 91,28 94,78APK SMP/MTs/sederajat 101,57 106,94APM SMP/MTs/sederajat 79,42 82,02APK SMA/SMK/MA/sederajat 79,22 91,63APM SMA/SMK/MA/sederajat 55,26 67,48APK PT 28,51 36,73

Dasar Pertimbangan Kelayakan Kriteria (2a)Keterkaitan dengan Prioritas Pembangunan Pendidikan

Arah kebijakan pembangunan pendidikan:

1. Melaksanakan Wajib Belajar 12 Tahun: pendidikan dasar dan menengah berkualitas

2. Meningkatkan kualitas pembelajaran, melalui penguatan jaminan kualitas (quality assurance) pelayanan pendidikan, penguatan kurikulum dan pelaksanaannya; dan penguatan sistem penilaian pendidikan yang komprehensif dan kredibel

3. Meningkatkan profesionalisme, kualitas, pengelolaan, dan penempatan guru yang merata4. Meningkatkan pemerataan layanan pendidikan tinggi berkualitas, dan meningkatkan relevansi dan daya saing

pendidikan tinggi;5. Meningkatkan kapasitas pendidikan tinggi sebagai pusat ilmu pengetahuan dan teknologi, serta pusat

pengembangan inovasidalam mendorong pembangunan;6. Meningkatkan akses dan kualitas layanan pendidikan anak usia dini dan pendidikan masyarakat; dan7. Meningkatkan kualitas pendidikan karakter dan budi pekerti, pendidikan kewargaan, pendidikan agama, dan

pendidikan keagamaan.

Keterkaitan substansi Kegiatan/Output K/L dengan sasaran, arah kebijakan, dan prioritas pembangunan pendidikan harus berdasarkan pada Kerangka Logis Pembangunan Pendidikan (logical framework), sehingga dapat dipetakan kejelasan kontribusi setiap Kegiatan/Output K/L dalam pencapaian Outcome Pembangunan

Pendidikan

Dasar Pertimbangan Kelayakan Kriteria (2b)Keterkaitan dengan Peraturan Perundangan: UU Sisdiknas dan PP

48/2008, atau lainnya

20

Sub Fungsi Pendidikan Peraturan Perundangan

Kegiatan/Output K/L Kode Anggaran

Pendidikan

UU No 20

Tahun 2003

PP No 48

Tahun 2008

Lainnya

Catatan: di-review setiap output

dalam Kegiatan, untuk ketepatan

proses penilaian

Kode Fungsi dan Sub Fungsi

10 PENDIDIKAN

10.01 Pendidikan Anak Usia Dini

10.02 Pendidikan Dasar

10.03 Pendidikan Menengah

10.04 Pendidikan Non Formal dan Informal

10.05 Pendidikan Kedinasan

Dst......

Dst......

No. Kementerian/Program/KegiatanAnggaran

2017Usulan 2018

1 Kementerian Keuangan 1.923,7 1.923,7

Lembaga Pengelolaan Dana Pendidikan 1.807,7 Politeknik Keuangan Negara STAN 116,0

2 Kementerian Pertanian 149,6* 356,5Pemantapan Pendidikan Pertanian 149,6*

Beasiswa aparatur dan non aparatur S1/D4 di STTPBeasiswa aparatur S2 dan S3 di PT

Penyelenggaraan SMK-PP3 Kementerian Perindustrian 370,2 482,7

Penyelenggaraan Pendidikan Kejuruan Industri di SMK Industri Berbasis Kompetensi dan Spesialisasi

3 SMK-SMAK

6 SMK-SMTI

Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi Vokasi di Politeknik Industri Berbasis Kompetensi dan Spesialisasi

10 Politeknik

Penyelenggaraan Pendidikan Ahli Muda (D2) yang kompeten dan siap kerja di Akademi Komunitas Industri

9 Akademi Komunitas

Pembangunan dan Pendirian Pendidikan Vokasi Industri di WPPI/Kawasan Industri (KI)

Pelatihan Industri Berbasis Kompetensi 3 in 1 (pelatihan, sertifikasi dan penempatan kerja)

Anggaran Pendidikan di K/L tahun 2017 dan 2018 (1)

No. Kementerian/Program/Kegiatan Anggaran 2017 Usulan 2018

4 Kementerian ESDM 171,0* 109,8

Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi Energi dan Mineral 171,0 Penyelenggaraan Diklat Diklat Masyarakat, Diklat Vokasi, Diklat AparaturBidang Tambang Bawah Tanah

Penyelenggaraan Diklat Masyarakat, Industri, Aparatur Bidang KEBTKEPenyelenggaraan Diklat Masyarakat, Industri, Aparatur Bidang Minyak dan Gas Bumi

Penyelenggaraan Diklat Masyarakat, Industri, Aparatur Bidang Geologi, Mineral, dan Batubara

5 Kementerian Kesehatan 1.750,0 1.750,0

Pendidikan Tenaga Kesehatan di 105 Poltekes di 38 Kab/Kota 1,0 Pelaksanaan Internsip Tenaga Kesehatan 0,8

6 Kementerian Perhubungan 4.141,0 4.251,0Pendidikan Perhubungan Darat di 1 STTD, 1 PKTJ, 1BPPTD, 1 API, 1 BPPTD

500

Pendidikan Perhubungan Laut 1 STIP, 2 PIP, 1 POLTEKPEL, 5 BP2IP, 1 BP3IP, 1 BP2TL

2.100

Pendidikan Perhubungan Udara 1 STPI, 3 ATKP, 3 BP3 1.500

7 Kementerian Lingkungan dan Kehutanan 85,2 85,2

Penyelenggaraan Pendidikan Menengah Kejuruan Kehutanan:5 SMKKN

85,2

Pusdiklat (Pembinaan SMK)

Anggaran Pendidikan di K/L tahun 2017 dan 2018 (2)

No. Kementerian/Program/Kegiatan Anggaran 2017Usulan 2018

8 Kementerian Pariwisata 664 728Pengembangan Pendidikan tinggi pariwisata di 5 Poltekpar 664

9 Badan Tenaga Nuklir Nasional 47 52,8Penyelenggaraan Pendidikan Teknologi Nuklir di Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir (STTN)

47

10 Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi

98,5 178,5

Pendidikan dan Pelatihan Pegawai(Diklat ASN)

Pelatihan masyarakat dan Kader Pemberdayaan Masyarakat desa, daerah tertinggal dan transmigrasi

BBLM Jakarta dan JogjakartaBLM Pekanbaru, Banjarmasin, Denpasar dan Makassar

11 Kementerian Tenaga Kerja 407,7 450

Revitalisasi BLK 407,7 12 Kementerian Pertahanan 773,4 173,4

Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi Pertahanan di Universitas Pertahanan 177,4 Akmil 596,6

13 Kementerian Kelautan dan Perikanan 550 550Penyelenggaraan pendidikan menengah di 9 SUPM 350

Penyelenggaraan pendidikan tinggi di 3 Poltek KP, 1 akademi, 2 STPPembangunan baru 3 poltek KP di 2017

Pembangunan baru 3 poltek KP di 2018Gaji, tunjangan, operasional guru dan dosen 200

Anggaran Pendidikan di K/L tahun 2017 dan 2018 (3)

No. Kementerian/Program/KegiatanAnggaran

2017

Usulan Anggaran

201814 Kementerian Pemuda dan Olahraga 1.543,1 1056,5

Program Kepemudaan dan KeolahragaanPengembangan Tenaga dan Peningkatan Sumber Daya Pemuda 21,8

Pengembangan Kewirausahaan Pemuda 45,8 Pengembangan Kreativitas Pemuda 0,0

Pengembangan Kepemimpinan dan Kepeloporan Pemuda 123,3 Pengembangan Kemitraan dan Penghargaan Pemuda 23,9 Pemberdayaan Kemitraan dan Penghargaan Pemuda 57,6 Peningkatan Kapasitas Pemuda 0,0 Peningkatan Wawasan Pemuda 27,3 Pengembangan Standarisasi dan Infrastruktur Pemuda 61,2

Peningkatan Pelayanan Pusat Pemberdayaan Pemuda dan Olahraga 7,1

Pengembangan Olahraga Tradisional dan Layanan Kursus 39,0 Pengembangan Olahraga Pendidikan 48,7

Pengembangan Olahraga Rekreasi 69,8 Pengelolaan Pembinaan Sentra dan Sekolah Khusus Olahraga 15,6

Peningkatan Standarisasi dan Infrastruktur Olahraga 609,5 Peningkatan Pelayanan Iptek dan Kesehatan Olahraga 11,0 Peningkatan Pembibitan dan Iptek Olahraga 38,0 Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Deputi Bidang Pemberdayaan Pemuda 7,0

Peningkatan Iptek dan Imtaq Pemuda 16,6 Pengembangan Kemitraan dan Penghargaan Olahraga 110,2

Anggaran Pendidikan di K/L tahun 2017 dan 2018 (4)

No. Kementerian/Program/KegiatanAnggaran

2017

Usulan Anggaran

201815 Perpustakaan Nasional 399,3 399,3

Program Pengembangan PerpustakaanPengelolaan Deposit Terbitan Nasional 4,1

Peningkatan Layanan Jasa Perpustakaan dan Informasi 75,6 Pendidikan dan Pelatihan Perpustakaan 8,7

Pengembangan Koleksi Perpustakaan Nasional 36,0

Pengembangan Perpustakaan dan Pembudayaan Gemar Membaca 248,8

Pengembangan Pustakawan 7,3 Preservasi dan Konservasi Bahan Pustaka dan Naskah Kuno 6,0 Pengelolaan Perpustakaan Proklamator Bung Karno 8,4 Pengelolaan Perpustakaan Proklamator Bung Hatta 4,5

16 Kementerian Koperasi dan UKM 115 11517 Kementerian Komunikasi dan Informatika 51,6 51,6

Penyelenggaraan pendidikan di STMM MMTC

Anggaran Pendidikan di K/L tahun 2017 dan 2018 (5)

TINDAK LANJUT YANG DIPERLUKAN

26

Hal-Hal yang Perlu Ditindaklanjuti

1. Sinkronisasi perencanaan dan penganggaran:

Penetapan Postur Anggaran Pendidikan (Indikatif) secara utuh (baik pada komponen Belanja Pemerintah Pusat, Transfer ke Daerah, dan DPPN) pada proses penetapan Pagu Indikatif.

Memformalkan proses pembahasan Postur Anggaran Pendidikan dalam timeline Sinkronisasi Perencanan dan Penganggaran yang menjadi agenda PP 17 Tahun 2017 Tentang Sinkronisasi ProsesPerencanaan dan Penganggaran Pembangunan Nasional.

2. Peningkatan efektivitas pemanfaatan Anggaran pendidikan:

Perlu penegasan definisi dan kriteria substansi Kegiatan/Output yang dapat diklasifikasikan sebagai Anggaran Pendidikan, baik untuk Belanja Pemerintah Pusat, Transfer ke Daerah, maupun dalam APBD.

Penegasan definisi dan kriteria perlu ditetapkan dalam peraturan pada tataran operasional untuk perencanaan dan penganggaran Anggaran Pendidikan (contoh: melalui Peraturan Menteri).

Melakukan penelaahan kesesuaian substansi Kegiatan/Output K/L yang menjadi bagian dari Anggaran Pendidikan.

Perencanaan berbasis data kebutuhan untuk pembangunan pendidikan dalam DAU dan DAK, serta penguatan pelaporan yang dapat menggambarkan pencapaian terhadap sasaran pembangunan pendidikan.

TERIMA KASIH

28