PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS KESADARAN …digilib.uin-suka.ac.id/5222/1/BAB I,IV, DAFTAR...

49
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS KESADARAN KETUHANAN (Telaah Pemikiran Prof. Dr. Abdul Munir Mulkhan, SU) SKRIPSI Diajukan Pada Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Disusun Oleh: AHMAD YUNUS NIM: 05470004 JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2010

Transcript of PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS KESADARAN …digilib.uin-suka.ac.id/5222/1/BAB I,IV, DAFTAR...

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS KESADARAN KETUHANAN

(Telaah Pemikiran Prof. Dr. Abdul Munir Mulkhan, SU)

SKRIPSI

Diajukan Pada Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Disusun Oleh:

AHMAD YUNUS NIM: 05470004

JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA

2010

ii  

 

iii

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga FM-UINSK-BM-05-03/RO

SURAT PERSETUJUAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR

Hal : Skripsi Saudara Ahmad Yunus Lamp : 4 Eksemplar Kepada Yth : Dekan Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Di Yogyakarta

Assalamu’alaikum Wr.Wb. Setelah membaca, meneliti, memberi petunjuk dan mengoreksi serta

mengadakan perbaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbing berpendapat

bahwa, skripsi Saudara:

NAMA : Ahmad Yunus

NIM : 05470004

Judul Skripsi :PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS

KESADARAN KETUHANAN ( Telaah Pemikiran

Prof. Dr. Abdul Munir Mulkhan, SU ).

telah dapat diajukan kepada Jurusan Kependidikan Islam Fakultas Tarbiyah Dan

Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta sebagai salah satu syarat memperoleh

gelar Sarjana Strata Satu Pendidikan Islam.

Dengan ini kami mengharap agar skripsi/tugas akhir saudara tersebut di

atas, dapat segera dimunaqosyahkan. Atas perhatiannya kami ucapkan terima

kasih.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb. Yogyakarta, 15 Juni 2010

Dosen Pembimbing

Dr. Ahmad Arifi, M.Ag NIP:196611211992031002

iv

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga FM-UINSK-BM-05-03/RO

SURAT PERSETUJUAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR

Hal : Skripsi Saudara Ahmad Yunus Lamp : 4 Eksemplar Kepada Yth : Dekan Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Di Yogyakarta

Assalamu’alaikum Wr.Wb. Setelah membaca, meneliti, memberi petunjuk dan mengoreksi serta

mengadakan perbaikan seperlunya, maka kami selaku Konsultan berpendapat

bahwa, skripsi Saudara:

NAMA : Ahmad Yunus

NIM : 05470004

Judul Skripsi :PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS KESADARAN KETUHANAN ( Telaah Pemikiran Prof. Dr. Abdul Munir Mulkhan, SU ).

yang telah dimunaqasyahkan pada Hari senin Tanggal 5 Bulan Juli 2010 telah

dapat diajukan kembali kepada Jurusan Kependidikan Islam Fakultas Tarbiyah

Dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta sebagai salah satu syarat

memperoleh gelar Sarjana Strata Satu Pendidikan Islam.

Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb. Yogyakarta, 27 Juli 2010

Konsultan

Dr. Ahmad Arifi, M.Ag NIP:196611211992031002

v

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga FM-UINSK-BM-05-07/RO

PENGESAHAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR

Nomor: UIN.02/DT/PP.011/116/2010.

Skripsi/Tugas Akhir dengan judul:

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS KESADARAN KETUHANAN (Telaah Pemikiran Prof. Dr. Abdul Munir Mulkhan, SU )

Yang dipersiapkan dan disusun oleh:

NAMA : Ahmad Yunus

NIM : 05470004

telah dimunaqosyahkan pada : Hari Senin, Tanggal 5 Bulan Juli 2010.

Nilai Munaqosyah : B+

Dan dinyatakan diterima oleh Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN Sunan

Kalijaga Yogyakarta.

TIM MUNAQOSYAH

Ketua Sidang

Dr. Ahmad Arifi, M.Ag

NIP. 196611211992031002

Penguji I Penguji II

Dr. H. Hamruni, M.Si Sibawaihi, M.Ag NIP.195905251985031005 NIP.197504192005011001 Yogyakarta, 27 Juli 2010

Dekan Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga

Prof. Dr. Sutrisno, M.Ag NIP. 196311071989031003

vi

MOTTO

⎦⎪Ï%©! $# tβρ ã ä. õ‹ tƒ ©! $# $Vϑ≈uŠ Ï% #YŠθ ãè è% uρ 4’ n?tã uρ öΝ ÎγÎ/θ ãΖ ã_ tβρ ã ¤6 x tG tƒuρ

’Îû È,ù= yz ÏN≡uθ≈ uΚ¡¡9 $# ÇÚ ö‘ F{$# uρ $ uΖ −/ u‘ $ tΒ |Mø) n= yz # x‹≈ yδ Wξ ÏÜ≈ t/

y7 oΨ≈ ysö6 ß™ $ oΨÉ) sù z># x‹ tã Í‘$ ¨Ζ9 $#

Yaitu orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan

tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan Ini dengan sia-sia, Maha

Suci Engkau, Maka peliharalah kami dari siksa neraka.1

1 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Bandung: CV Penerbit

Diponegoro, 2003) hal. 59.

vii  

PERSEMBAHAN

Skripsi ini

Penulis Persembahkan Kepada:

Almamaterku Tercinta

Jurusan Kependidikan Islam

Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan

UIN Sunan Kalijaga

Yogyakarta

viii  

Kata Pengantar

بسم اهللا الرحمن الرحيم

الحمد هللا رب العالمين وبه نستعين على أمور الدنيا والدين والصالة والسالم على أشرف

.المرسلين سيدنا محمد وعلى أله وصحبه والتابعين أجمعين إلى يوم الدين

Alhamdulillah, puji syukur kepada Allah SWT yang memberikan

kenikmatan Iman, Islam, Ihsan-Nya dan yang telah memberikan mukjizat Al-

Qur’an kepada Nabi Muhammad SAW sebagai petunjuk bagi umat manusia agar

senantiasa dapat berpikir menggunakan akal dan berdasarkan kepada firman-Nya.

Allahumma Sholli ‘ala Sayyidina Muhammad SAW. Sholawat beserta

salam semoga tetap terlimpahkan keharibaan Baginda Rasul, keluarga dan para

sahabat serta tabi’it tabi’in. Rasul yang telah membebaskan umat manusia dari

kebodohan akal dan spiritual, semoga kita mendapatkan Syafaat-Nya kelak di

Yaumal Kiyamah. Amin.

Penulis sangat menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tiadalah

mungkin terwujud tanpa bantuan do’a restu, bimbingan dan dukungan dari

berbagai pihak. Oleh karena itu dengan kerendahan hati dan dari nurani yang

terdalam, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Sutrisno, M.Ag. Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah Dan

Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

ix  

2. Bapak Muh. Agus Nuryatno, MA, Ph.D. Selaku Ketua Jurusan

Kependidikan Islam Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga

Yogyakarta.

3. Ibu Dra. Wiji Hidayati, M.Ag. Selaku Sekretaris Jurusan Kependidikan

Islam Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

4. Bapak Drs. M. Jamroh Latief M.Si. Selaku Dosen Penasehat Akademik.

5. Bapak Dr. Ahmad Arifi, M.Ag, Selaku Dosen Pembimbing Skripsi.

6. Segenap Dosen dan Karyawan Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN Sunan

Kalijaga Yogyakarta.

7. Kedua Orang-Tuaku tercinta; Bapak Ahmad Syaerozi dan Ibu Khomsatun.

Terimakasih yang tak terhingga atas semua curahan kasih sayang, do’a,

pengorbanan dan perjuangannya selama ini.

8. Kakak dan adikku tercinta; Mbak Zaki, Fasih, Ndo’ Roh dan Khafidz.

Terima kasih atas support dan perhatiannya selama ini, semoga kita semua

bisa menjadi orang yang sholeh dan sholehah yang bisa berbakti kepada

agama, kedua orang tua dan masyarakat.

9. Bapak KH. Ahmad Rais Abdillah Al-Khafidz (Alm) dan Keluarga Besar

Pondok Pesantren Takhfizul Qur’an Matlaul Huda. Terimakasih atas ilmu

dan suri tauladannya, semoga penulis bisa menjadi generasi penerusmu.

x  

10. Bapak KH. Najib Salimi dan keluarga serta dewan asatidz Pondok-

Pesantren Al-Luqmaniyyah, terima kasih atas segala ilmunya.

11. Teman-teman Pon-Pes Al-Luqmaniyyah; cak alwi, kang ja’far, safri, icuk,

izudin, pak endut, guse, masdar dan segenap penghuni kamar panggung.

Terimakasih atas segala motivasinya. Semoga kita istiqomah dalam

menimba ilmu dipenjara yang suci ini.

12. Teman-teman seperjuangan KI B, teruslah melangkah demi masa depan

yang lebih baik.

13. Seluruh pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini, baik secara

langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat penulis sebutkan satu

persatu.

Kepada semua pihak tersebut semoga semua amal baik yang telah

dilakukan dapat diterima di sisi Allah SWT serta selalu mendapat limpahan

rahmat dan ridho dari-Nya. Amin.

Yogyakarta, 3 Mei 2010

Penulis

Ahmad Yunus NIM: 05470004

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………………………………………………………...

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN………………...……………….....

HALAMAN NOTA DINAS PEMBIMBING………………………….............

HALAMAN NOTA DINAS KONSULTAN………………………………......

HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………….....

HALAMAN MOTTO………………………………………………………......

HALAMAN PERSEMBAHAN……………………………………………......

KATA PENGANTAR……………………………………………………….....

DAFTAR ISI……………………………………………………………….......

ABSTRAKSI……………………………………………………………..….....

BAB I: PENDAHULUAN…………………………………………………......

A. Latar Belakang Masalah…………………………………………....

B. Rumusan Masalah………………………………………………......

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian…………………………………...

D. Telaah Pustaka……………………………………………………...

E. Landasan Teori……………………………………………………..

F. Metode Penelitian…………………………………………………..

G. Sistematika Pembahasan…………………………………………....

I

ii

iii

iv

v

vi

vii

viii

xi

xiv

1

1

6

6

7

11

19

24

xii

BAB II: BIOGRAFI ABDUL MUNIR MULKHAN………..............................

A. Tempat Lahir, Latar Belakang Keluarga Serta Akademisnya……...

B. Jenjang Pendidikan Abdul Munir Mulkhan…………………….......

C. Pengalaman Pekerjaan Abdul Munir Mulkhan…………………......

D. Pengalaman Organisasi Abdul Munir Mulkhan…………………....

E. Pengalaman Penelitian Abdul Munir Mulkhan………………….....

F. Publikasi/Karya Tulis Abdul Munir Mulkhan……………………...

G. Mainstream Pemikiran Abdul Munir Mulkhan………………….....

BAB III: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS KESADARAN

KETUHANAN………………………………………………………...

A. Pengertian Pendidikan Agama Islam Berbasis Kesadaran

Ketuhanan Menurut Abdul Munir Mulkhan....................................

B. Signifikansi Pendidikan Agama Islam Berbasis Kesadaran

Ketuhanan Menurut Abdul Munir Mulkhan....................................

C. Materi Pendidikan Agama Islam Berbasis Kesadaran Ketuhanan

Menurut Abdul Munir Mulkhan.......................................................

D. Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Berbasis

Kesadaran Ketuhanan Menurut Abdul Munir Mulkhan……...........

E. Implikasi Pendidikan Agama Islam Berbasis Kesadaran Ketuhanan

Menurut Abdul Munir Mulkhan Terhadap Pendidikan Agama

Islam Di Sekolah………………………………………..................

26

26

29

29

31

32

33

43

55

55

64

85

103

110

xiii

BAB IV: PENUTUP………………………………………………………........

A. Kesimpulan……………………………………………………........

B. Saran-saran……………………………………………………........

C. Kata Penutup…………………………………………………..........

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………..........

LAMPIRAN-LAMPIRAN…………………………………………………......

115

115

116

117

118

125

xiv  

ABSTRAK

Ahmad Yunus. Pendidikan Agama Islam Berbais Kesadaran Ketuhanan (Telaah Pemikiran Prof. Dr. Abdul Munir Mulkhan, SU). Skripsi. Yogyakarta: Jurusan Kependidikan Islam Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2010.

Penelitian ini memiliki latar belakang bahwa pendidikan agama Islam dalam hal ini yang lebih spesifik adalah PAI berbasis kesadaran ketuhanan saat ini mengalami penurunan kualitas, baik dilihat dari alokasi waktunya maupun dilihat dari kualitas yang dihasilkan (output), hal ini terbukti ketika banyaknya kasus yang terjadi baik itu yang kita lihat lewat media massa maupun yang kita alami sendiri. Contoh kecil misalnya akhir-akhir ini banyak media masa (televisi) yang menayangkan kenakalan anak-anak sekolah baik itu tawuran antar sekolah, berani dengan guru sampai kasus yang penulis anggap sangat serius yakni pemerkosaan. Dari kasus-kasus tersebut cukuplah dijadikan indikasi bahwa pendidikan Islam saat ini mengalami degradasi moral (akhlak) yang tentunya menjadi tugas baru bagi pemerintah dan tokoh pendidikan. Tujuan penelitian ini adalah: (1) untuk mengetahui PAI berbasis kesadaran ketuhanan menurut Abdul Munir Mulkhan; (2) untuk mengetahui implikasinya dalam dunia pendidikan Islam di sekolah.

Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library research). Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan filosofis-historis. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, maka metode yang digunakan untuk menganalisis data adalah metode deskriptif-analitik.

Hasil penelitian ini adalah: 1.(a) Abdul Munir Mulkhan menggagas bahwa PAI berbasis kesadaran ketuhanan dapat terwujud dengan me-redefinisi-kan dan me-rekonseptualisasi-kan pendidikan agama Islam kembali, dimana pendidikan agama Islam saat ini hanya bersifat tempelan atau hanya mengikuti pada sistem pendidikan nasional saja. Beliau juga menambahkan agar alokasi waktu yang diberikan terhadap pendidikan Islam diberi tambahan waktu mengingat karena pendidikan Islam tidak hanya satu mata pelajaran. (b) Materi yang selama ini diajarkan masih terkesan mengulang-ulang, misalnya fiqh yang dari SD sampai SMA masih diajarkan teori-teori. Beliau memberikan solusi agar materi itu diklasifikasikan semisal SD-SMP hanya diberi sedikit materi tetapi banyak prakteknya, sedangkan SMA lebih sedikit praktek namun banyak teori, sedangkan tingkat perguruan tinggi lebih banyak menjelaskan sebab atau alasan pengambilan hukum. (c) Metode yang paling tepat untuk PAI berbasis kesadaran ketuhanan adalah metode pendidikan yang bersifat ketuhanan, yang di dalamnya terdapat materi-materi tauhid yang nantinya akan membentuk karakter siswa yang berakhlakul karimah. 2. Implikasinya dalam pendidikan Islam adalah peserta didik benar-benar mampu mengetahui hakekat ketuhanan dan bisa menggunakan hidupnya untuk berbuat baik kepada sesama.

Kata kunci: Pendidikan Agama Islam Abdul Munir Mulkhan, kesadaran ketuhanan.

1

 

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu dari hasil penelitian Mc Geoch diperoleh kesimpulan bahwa

prestasi belajar pada orang dewasa naik lebih cepat untuk hal-hal yang lebih

abstrak, dan naik lambat untuk hal-hal yang bersifat konkrit.1 Ia juga

menyimpulkan bahwa semakin bertambah usia orang dewasa semakin luas,

beragam, dan tinggi kualitas prestasinya. Miles menyimpulkan dari hasil

penelitiannya bahwa latihan dan praktek dapat mempertahankan status mental

seseorang.

Hasil penelitian tersebut mengandung pengertian bahwa kualitas prestasi

iman seseorang yang merupakan hal yang lebih bersifat abstrak, akan dapat

semakin meningkatkan lebih cepat dan bahkan memiliki wawasan iman dan taqwa

yang lebih luas dan mendalam kalau ia telah dewasa, atau setidak-tidaknya tetap

bertahan dalam menghadapi berbagai cobaan hidup, bila mana ia selalu

meningkatkannya dalam bentuk praktek (amal saleh) dan latihan-latihan yang

bersifat ruhaniyah (riyadlah) seperti halnya tirakat, puasa dan lain sebagainya.

Dalam kaitannya dengan unsur-unsur bangunan yang ada dalam diri

manusia, terdapat tiga hal pokok yakni: (1) Aspek Jasmiyah, yaitu keseluruhan

organ fisik-biologis, sistem kalenjar, dan sistem syaraf. (2) Aspek Nafsiyah, yaitu

keseluruhan kualitas insani yang khas dimiliki manusia, yang mengandung                                                             

1 Muhaimin, Wacana Pengembangan Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003), hal. 148. 

2

 

 

dimensi al-nafs, al-aql, dan al-qalb,dan (3) Aspek Ruhaniyah yaitu keseluruhan

potensi luhur psikis manusia yang memancarkan dimensi al-ruh, dan al-fitrah.2

Secara proporsional nafsiyah menempati antara jismiyah, dan ruhaniyah. Karena

jismiyah berasal dari benda (materi), maka ia cenderung mengarahkan nafsiyah

manusia untuk menikmati kenikmatan yang bersifat material, sedangkan

ruhaniyah berasal dari Tuhan, sehingga ia selalu mengajak nafsiyah manusia

untuk menuju Tuhan. Orang yang suka berbuat maksiat berarti nafsiyah-nya

diarahkan ke jismiyah atau kenikmatan material yang bersifat semata. Sedangkan

orang yang berusaha meninggalkan maksiat berarti nafsiyahnya diarahkan oleh

ruhaniyah yang selalu menuju Tuhannya.3

Dengan demikian orang yang selalu meningkatkan prestasi imannya

melalui amal saleh dan riyadlah (usaha-usaha yang dilakukan oleh jiwa dan

ruhani seseorang agar bisa mengurangi sifat-sifat yang suka terhadap kemewahan

dunia) akan semakin dekat dengan Tuhannya, dan komitmennya terhadap ajaran-

ajaran dan petunjuk-petunjuk-Nya, serta menuju derajat ahsan taqwim (kualitas

manusia yang terbaik sesuai dengan asal kejadiannya)4. Sebaliknya jika nafsiyah

manusia dalam hidup dan kehidupan lebih tertarik pada dan dikuasai oleh

kepentingan jismiyah, sehingga yang diinginkan, diingat-ingat, dipikirkan,

dirasakan dan ditingkatkan hanya kenikmatan jismiyah belaka, maka kualitas

prestasi iman (taqwa) kedekatan dan keyakinan kepada Tuhan akan semakin

                                                            

2 Ibid, hal 148-149 3 Ibid, hal. 149. 4 Al-Qur’an Surat at-Tin ayat 5, Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya,

(Bandung: CV Penerbit Diponegoro, 2003), hal. 479. 

3

 

 

merosot, jatuh ke asfala safilin (kualitas terendah) bahkan lebih rendah dari pada

binatang5. Ikhwan al-Shafa mengakui bahwa semua ilmu dan sastra yang tidak

mengantarkan pemiliknya menuju concern terhadap akhirat, dan tidak

memberikan makna sebagai bekal disana, maka ilmu demikian hanya akan

menjadi bumerang bagi si pemilik tadi kelak di akherat.6

Pada era globalisasi masyarakat di Indonesia menghadapi persoalan yang

beragam dilihat dari konteks pertumbuhan dan perkembangan mereka.7 Perubahan

teknologi yang sangat cepat dan disertai adanya semangat globalisasi tidak jarang

akan membawa dampak negatif yang sangat besar bukan hanya terhadap anak-

anak tetapi juga masyarakat pada umumnya. Hal ini dapat dilihat dari paradigma

materialistis yang lebih dominan dan juga dapat dilihat dari tingkat rasa putus asa

dalam menjalani kehidupan. Contoh: kasus bunuh diri yang marak terjadi di

Indonesia, menghalalkan berbagai cara untuk mendapatkan tujuannya. Dalam

perubahan ini tidak sedikit masyarakat yang mengalami penderitaan yang

berkepanjangan, oleh karena itu diperlukan pendidikan agama Islam yang

berbabsis kesadaran ketuhanan. Gagasan ini sangatlah penting untuk

menyeimbangkan antara kehendak jasmani yang teraplikasikan dalam

kepentingan duniawi dan kehendak ruhani yang teraplikasikan dalam kepentingan

ukhrowi.

                                                            

5 Ibid, hal. 479 6 Muhammad Jadwal Ridla, Tiga Aliran Utama Teori Pendidikan Islam, (Perspektif

Sosiologis-Filosofis) (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2002), hal. 78. 7 Suyanto dan Djihan Hisyam, Refleksi dan Reformasi Pendidikan di Indonesia Memasuki

Millenium III (Yogyakarta: Adicita, 2000), hal. 55. 

4

 

 

Kebutuhan kepada pendidikan agama Islam berbasis kesadaran ketuhanan

ini mengharuskan seorang pendidik agar menjauhkan anak didiknya dari kebatilan

dan kejelekan, seperti tempat yang menebarkan permusuhan dan tempat yang

penuh dengan kemungkaran.

Dalam pendidikan agama Islam, proses penghayatan sebenarnya terletak

pada penerapan atas apa yang telah diajarkan dalam agama Islam itu sendiri, hal

itulah yang menjadi tolak ukur keberhasilan pendidikan agama Islam.

Mempelajari kajian-kajian pendidikan agama Islam yang berbasis kesadaran

ketuanan ini belum tentu secara otomatis dapat menerapkannya. Pemahaman

terhadap ajaran agama Islam tersebut sudah pasti baik dan sangat penting untuk

dimiliki setiap peserta didik. Namun pemahaman tersebut barulah terjadi dalam

pemikiran, belum tentu meresap kedalam hati dan perasaan siswa, oleh karena itu

harus adanya sebuah penanaman kesadaran ketuhanan kepada siswa agar

pendidikan agama Islam yang telah diajarkan oleh guru dapat dipahami secara

lebih maksimal.

Tentunya dengan pendidikan agama Islam yang berbasis kesadaran

ketuhanan tersebut, peserta didik kemungkinan tidak akan melakukan perbuatan

buruk seperti melakukan kejahatan, kekejaman, dan kesewenang-wenangan, sebab

hal-hal yang buruk tersebut apabila telah masuk dan melekat pada

pendengarannya (di masa kecil), maka akan sulit lepas di masa besarnya dan para

orang tua atau walinya akan menemui kesulitan dalam menyelamatkan mereka

dari hal-hal yang buruk tersebut.

5

 

 

Di sinilah letak pentingnya pendidikan agama Islam yang berbasis

kesadaran ketuanan yang realisasinya selain lebih mendekatkan diri kepada Allah,

juga dapat menjaga anak dan melindungi mereka agar tidak jatuh dan menjadi

manusia yang rendah dan hina, serta tidak tenggelam dalam perkataan maupun

perbuatan keji. Penjagaan dan pembekalan seperti ini akan menjadi anak “bersih”

serta siap menerima kebaikan baik berupa ucapan maupun perbuatan.

Salah satu tokoh yang menurut penulis berperan dalam dunia pendidikan

agama Islam yang berbasis kesadaran ketuhanan adalah Abdul Munir Mulkhan.

Melalui gagasan-gagasan pemikirannya yang tertulis dalam berbagai karya-

karyanya, kita dapat mengambil pemahaman-pemahaman pendidikan agama

Islam berbasis kesadaran ketuhanan ini untuk memahami dinamika dunia modern

dengan keaneka ragamanya, sehingga pada akhirnya kita dapat menyeimbangkan

antara kepentingan dunia dan akhirat.

Satu hal yang membuat penulis tertarik untuk meneliti tentang pendidikan

agama Islam berbasis kesadaran ketuhanan (telaah pemikiran Abdul Munir

Mulkhan) adalah bahwasannya peserta didik dibekali dengan pengetahuan agama

yang didasarkan atas kesadaran ketuhanan, dimana peserta didik nantinya akan

memahami bahwa dalam kehidupan ini selalu ada campur tangan dengan

kehendak Tuhan. Jadi pengetahuan agama Islam akan benar-benar terpatri pada

diri peserta didik, sehingga peserta didik mempunyai bekal agama yang cukup

untuk terjun kemasyarakat kelak. Hal ini berimplikasi nyata kepada peserta didik

jika peserta didik bener-benar memahami tentang pendidikan agama Islam

berbasis kesadaran ketuhanan tersebut.

6

 

 

Berangkat dari hal tersebut, maka penyusun bermaksud untuk mentelaah

pemikiran beliau dalam bentuk skripsi dengan judul pendidikan agama Islam

berbasis kesadaran ketuhanan (Telaah Pemikiran Abdul Munir Mulkhan).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan pokok masalah

yang perlu dikaji dalam penulisan ini diantaranya:

1. Bagaimana pendidikan agama Islam berbasis kesadaran ketuhanan

menurut Abdul Munir Mulkhan?

2. Bagaimana implikasi pendidikan agama Islam berbasis kesadaran

ketuhanan menurut Abdul Munir Mulkhan terhadap pendidikan agama

Islam di sekolah?

C. Tujuan dan Kagunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui pendidikan agama Islam berbasis kesadaran ketuhanan

menurut Abdul Munir Mulkhan.

b. Untuk mengetahui implikasi pendidikan agama Islam berbasis kesadaran

ketuhanan menurut Abdul Munir Mulkhan terhadap pendidikan agama

Islam di sekolah.

2. Kegunaan Penelitian

a. Untuk memberikan sumbangan pemikiran pendidikan agama Islam berbasis

kesadaan ketuhanan kepada Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, khususnya

7

 

 

Jurusan Kependidikan Islam tentang konsep paradigma pendidikan Islam di

Indonesia.

b. Dapat membantu usaha-usaha pembinaan dalam agama Islam yang

berkenaan dengan keimanan dan ketaqwaan.

c. Memberikan wawasan keilmuan kepada para peneliti, pengamat, dan

praktisi pendidikan, terutama dalam mengkaji pendidikan agama Islam

berbasis kesadaran ketuhanan.

D. Telaah Pustaka

Adapun skripsi yang meneliti tentang Pendidikan agama Islam berbasis

kesadaran ketuanan dengan tokoh Abdul Munir Mulkhan sejauh ini belum ada,

namun terdapat hasil penelitian yang releven dengan skripsi ini, diantaranya:

1. Skripsi yang ditulis oleh saudari Fatmawati (Jurusan Kependidikan Islam

Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta 2004) dengan judul

Strategi Pendidikan Islam dalam Menghadapi Perubahan Masyarakat

(Studi atas pemikiran Abdul Munir Mulkhan) menurut Abdul Munir

Mulkhan konsep pendidikan adalah proses mengetahui yang secara

intrinsik akan memunculkan sesuatu pola perilaku melalui

instruksionalisasi membentuk suatu aktifitas berpola yang dikenal dengan

kepribadian. Kepribadian tersebut bersumber dari kemampuan seseorang

memahami dan mengenal dirinya sendiri, kepribadian yang diharapkan

adalah kepribadian yang integral, kepribadian yang integral adalah pribadi

setiap individu yang terintegrasi kepada setiap pertumbuhan dan

8

 

 

perkembangan dirinya. Individu peserta didik ini benar-benar menyadari

bahwa hidupnya adalah sebuah proses menjadi, proses berubah, dan proses

berkembang. Proses pertumbuhan membentuk pengalaman dan perubahan

yang dikehendaki dalam tingkah laku individu dan kelompok melalui

interaksi dengan alam dan lingkungan kehidupan. Dalam pembentukan

kepribadian yang integral dibutuhkan kerja sama antara guru, masyarakat

dan juga lingkungan keluarga. Dalam proses itu seseorang peserta didik

terus berusaha secara sadar memilih berbagai pengalaman yang kondusip

atau mendukung perkembangan, perubahan dan pertumbuhan dirinya

sendiri. Dalam hubungan dengan keseimbangan kesadaran itu, pendidikan

efektif berusaha mengembangkan satu komponen atau lebih dari

kepribadian integratif.

2. Skripsi yang ditulis oleh saudara Imam Iqbal ( Jurusan Aqidah Filsafat

Fakultas Usuluddin UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta 2005 ) dengan judul

Rekonstruksi Epistemologi Kesalehan Sufistik: Dari Kesalehan Individual

ke Kesalehan Sosial. Dalam skripsi ini dijelaskan bahwa ada sebuah

keharusan untuk melakukan rekonstruksi pada wilayah epistemologi

tasawuf, baik yang menyangkut paradigma, epistemologi maupun

metodologi. Rekonstruksi itu dimulai dengan terlebih dahulu menegaskan

perlunya shifting paradigm untuk melakukan pemekaran dan

pengembangan dalam keilmuan tasawuf, yakni dengan mengandaikan

adanya paradigma dan kerangka kerja epistemologi baru yang –bisa jadi-

berseberangan dengan yang telah ada. Untuk itulah, paradigma

9

 

 

demistifikasi tasawuf penulis munculkan sebagai temuan dan arahan baru

bagi sistem pengetahuan tasawuf yang bisa dijadikan jawaban bagi

persoalan kesalehan sufistik ini. Paradigma ini tentunya menghendaki

asumsi dan corak tersendiri dalam geraknya, baik secara normatif maupun

historis. Secara normatif, ia bergerak dari teks ke teks, menuju konteks.

Teks yang pertama adalah tasawuf sebagai modal keberagamaan dan

keilmuan yang telah tersistematisir, dan merupakan produk pemikiran para

sufi, sedangkan seks yang kedua adala al-qur’an dan as-sunnah sebagai

dalil-dalil (postulat) agama Islam. Adapun secara historis, ia bergerak dari

periode mistik-moral ke ideologi, menuju gnostik-sosial.

Melalui asumsi-asumsi epistemologis dan metodologisnya,

paradigma mengarahkan pada pembacaan yang komprehensif dan tidak

menginginkan pembacaan dan pemahaman yang setengah-setengah

terhadap al-Qur’an dan as-sunnah sebagai postulat-postulat agama Islam.

Pembacaan dan pemaaman yang hanya mengandalkan pendekatan sintetik

saja, hanya akan menghantarkan seseorang, terutama para sufi, kepada

subjektifikasi terhadap ajaran-ajaran keagamaan, dan hanya mampu

mengembangkan perspektif etik dan moral individual saja, padahal Islam

tidak hanya sekedar berfungsi sebagai transformasi psikologi seperti itu

saja, akan tetapi Islam juga mengarahkan umatnya pada perubahan sosial.

Untuk itulah pendekatan analitik terhadap al-Qur’an dan as-sunnah

diketengahkan.

10

 

 

Di samping itu, paradigma ini juga mengarahkan pada penyatuan

potensi-potensi dan pola epistemologi yang ada. Dengan kata lain, ia sama

sekali tidak menginginkan keterpisahan potensi-potensi epistemologis yang

dimiliki oleh tiap-tiap individu dan -apalagi- keterpisahan corak

epistemologi (bayani, irfani dan burhani) yang masih dapat ditemukan

hingga saat ini. Ringkasnya, paradigma ini justru menghendaki kesatuan dan

sirkularitas gerak pada dua wilayah itu.

3. Skripsi yang ditulis oleh saudara Ahmad Taswin (Jurusan Pendidikan

Agama Islam Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta 2004).

Yang berjudul Materi Pendidikan Agama Islam Dalam Pengembangan

Kecardasan Spiritual Siswa (Studi Kritis Buku Pelajaran PAI Untuk SM ).

Skripsi ini menjelaskan tentang pendidikan agama Islam di sekolah yang

sangat strategis dalam upaya mengembangkan kecardasan spiritual siswa,

karena dalam materi PAI diajarkan penjabaran dari rukun iman dan islam.

Materi pokok tersebut kemudian dielaborasi secara mendalam dan

diperkaya dengan materi-materi yang diterjemahkan dari inti ajaran dalam

rukun iman dan rukun Islam yang bersifat kontekstual dengan persoalan-

persoalan kekinian. Di sinilah letak keterkaitan kecerdasan spiritual dengan

materi pendidikan agama Islam kurikulum 1994 yang dirumuskan oleh

departemen agama dan kebudayaan RI.

Materi PAI di sekolah menengah umum ditinjau dari konsep

kecerdasan spiritual dalam materi yang dalam setiap pokok bahasannya

disampaikan kepada siswa dengan memakai paradigma yang lebih luas dan

11

 

 

kontekstual. Karena siswa memiliki nalar kritis yang cenderung selalu ingin

bertanya dan memiliki rasa yang selalu ingin merubah atau memperbaiki.

Seluruh materi PAI yan mencakup tujuh unsur pokok yaitu keimanan,

ibadah, al-Qur’an, akhlak, mu’amalah, syariah dan tarikh. Diperkaya

dengan wacana-wacana baru dari berbagai aspek kehidupan siswa. Dalam

perspektif konsep kecerdasan spiritual, materi PAI merupakan alat atau

sarana bagi siswa untuk memahami ajaran-ajaran agama secara lebih luas

dan inklusif. Menjadikan siswa menjalankan agama tidak secara picik,

eksklusif, fanatik buta dan penuh prasangka. Akhirnya, sebagai sebuah

kepastian bahwa materi PAI bila diajarkan dengan lebih mengedepankan

kecerdasan spiritual dari pada kecerdasan intelektual akan mencetak output

pendidikan dengan kualitas spiritual yang tinggi.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan agama Islam

berbasis kesadaran ketuhanan (Telaah Pemikiran Abdul Munir Mulkhan) sejauh

ini belum ada yang meneliti. Oleh karena itu sangat tepat apabila penelitian dalam

skripsi ini dilakukan dengan mengingat betapa penting penelitian ini.

E. Landasan Teori

Landasan teori atau kerangka teoritik ini berisi tentang uraian teori-teori yang

relevan dengan masalah yang diteliti yang dapat dijadikan sebagai landasan untuk

12

 

 

analisis hasil penelitian.8 Adapun beberapa teori yang terkait dengan pembahasan

skripsi ini, antara lain:

1. Istilah pendidikan agama Islam menurut Zakiah Daradjat adalah pendidikan

dengan melalui ajaran-ajaran agama Islam, yaitu berupa bimbingan dan

asuhan terhadap anak didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan ia

dapat memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran agama Islam

yang telah diyakininya secara menyeluruh, serta menjadikan ajaran agama

Islam itu sebagai suatu pandangan hidupnya demi keselamatan dan

kesejahteraan hidup di dunia dan di akhirat kelak.9

Sedangkan menurut hasil seminar pendidikan agama Islam se-

Indonesia tanggal 7-11 Mei 1960 di Cipayung Bogor menyatakan: pendidikan

agama Islam adalah bimbingan terhadap pertumbuhan jasmani dan rohani

menurut ajaran Islam dengan hikmah mengarahkan, mengajarkan, melatih,

mengasuh, dan mengawasi berlakunya semua ajaran Islam.10 Sedangkan

menurut Ahmad D. Marimba, pendidikan Agama Islam adalah bimbingan

jasmani dan rohani berdasarkan hukum-hukum agama Islam menuju kepada

terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam.11

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan

Agama Islam adalah suatu proses bimbingan jasmani dan rohani yang

                                                            

8 Buku Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi S-1, Jurusan Kependidikan Islam Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2009, hal. 12. 

9 Zakiah Daradjat, dkk, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta:Bumi Aksara, 1992), cet ke-2, hal. 86. 

10 Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 1998), Cet. ke-2, hal. 11. 

11 Ahmad D.Marimba, Pengantar Filsafat, hal. 23.  

13

 

 

berlandaskan ajaran Islam dan dilakukan dengan kesadaran untuk

mengembangkan potensi anak menuju perkembangan yang maksimal,

sehingga terbentuk kepribadian yang memiliki nilai-nilai Islami yang di

dalamnya terdapat kemuliaan dunia dan kebahagian akherat.12

Selanjutnya menurut Ibnu Sina, pendidikan anak hendaknya dimulai

dengan pelajaran al-Qur’an, kemudian diajarkan syair-syair pendek yang

berisi kesopanan, setelah anak selesai menghafal al-Qur’an dan mengerti

tatabahasa arab di samping diberi petunjuk dan bimbingan agar mereka dapat

mengamalkan ilmunya sesuai dengan bakat dan kesediaannya. Hal senada

juga dikemukakan oleh al-Ghazali bahwa sebaiknya anak-anak diajarkan al-

Qur’an, sejarah kehidupan orang besar, hukum-hukum agama, dan sajak-sajak

yang tidak menyebut soal cinta serta pelaku-pelakunya.13

Berdasarkan hal tersebut, jelas bahwa ruang lingkup pendidikan agama

Islam sangat luas, mencakup segala kehidupan manusia. Meliputi seluruh

ajaran Islam yang dibawa oleh nabi Muhammad SAW. Dalam kurikulum

menengah umum, pendidikan agama Islam meliputi keserasian, keselarasan,

dan keseimbangan antara: 1. Hubungan manusia dengan Allah, 2. Hubungan

manusia dengan manusia, 3. Hubungan manusia dengan dirinya sendiri, 4.

Hubungan manusia dengan makhluk lain dan lingkungannya. Dalam

operasionalisasinya, materi pendidikan agama Islam harus meliputi tujuh

                                                            

12 Irwan Kurniawan, Mutiara Ihya' Ulumuddin, (Bandung : Mizan, 2004), hal. 26. 

13 Armai Arief, Peganrat Ilmu Dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Press, 2002), hal. 31. 

14

 

 

unsur pokok, yaitu: keimanan, ibadah, al-Qur’an, akhlak, mu’amalah, syariah,

dan tarikh.14

Adapun karakteristik pendidikan agama Islam menurut as-Syaebani

antara lain: Pertama, agama dan akhlak merupakan tujuan utama. Segala yang

diajarkan dan diamalkan harus berdasarkan pada al-Qur’an dan sunnah serta

ijtihat para ulama. Kedua, mempertahankan pengembangan dan bimbingan

terhadap semua aspek pribadi siswa, dari segi intelektual, psikologi, sosial dan

spiritual. Ketiga, adanya keseimbangan antara kandungan kurikulum dan

pengalaman serta kegiatan pengajaran.15

Menurut Ibnu Qoyyim pendidikan yang baik adalah yang mampu

menciptakan keseimbangan dalam kehidupan manusia, yaitu yang mamberi

unsur yang ada dalam diri manusia sebuah pendidikan yang

menghantarkannya kepada kesempurnaan, sehingga mampu menjalankan

kewajiban dan tanggung jawabnya dengan sebaik-baiknya.

Sarana tarbiyah menurut Ibnu Qoyyim antara lain:

1. Memperdalam iman kita kepada Allah dan ajaran-ajaran Islam.

2. Kembali kepada Allah dan sibuk dengan hal-hal yang diridhai-Nya.

3. Mencintai Allah Zat yang menciptakan seluruh jiwa dan makhluk yang

ada.

4. Zikir mengingat Allah dan mendirikan shalat.                                                             

14 Dekdikbud, RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1995), hal. 2. 

15 Omar Toumy al-Syaebani, Falsafah Pendidikan Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1979), hal. 490. 

15

 

 

5. Melakukan muhasabah (intropeksi diri) setiap hari sebelum tidur.

6. Merenungi makhluk Allah yang banyak menyimpan bukti kekuasaan,

ketauhidan dan kesempurnaan sifat dan asma-Nya.

7. Mengagungkan dan mengindahkan seluruh perintah dan larangan Allah.16

Dan manfaat-manfaat dari pendidikan ruhaniyyah antara lain:

a. Menanamkan ilmu makrifat kepada seorang hamba yang bersumber dari

cahaya kenabiyan, serta mananamkan kepercayaan atas kebenaran risalah

nubuwiyah.

b. Menjadikan ruh cinta kepeda Allah, sibuk mengingatnya, lapang dada

dalam berzikir kepada-nya, serta mau berkorban mencari keridhaannya.

c. Menjadikan ruh mampu meraih kemuliaan, kesucian dan kesempurnaan.17

Menurut Al-ghazali tujuan pendidikan dapat dibagi menjadi dua

bagian, yakni tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang.

a. Tujuan pendidikan jangka pendek ialah diraihnya profesi manusia sesuai

dengan bakat dan kemampuannya. Syarat untuk mencapai tujuan itu

manusia mengembangkan ilmu pengetahuan baik yang secara fardhu ‘ain

maupun yang fardu kifayah.18

b. Tujuan pendidikan jangka panjang ialah pendekatan diri kepada Allah.

Pendidikan dalam prosesnya harus mengarahkan manusia menuju

pengenalan dan kemudian pendekatan diri kepada Tuhan pencipta alam.19

                                                            

16 Hasan Bin Ali Al-hijazi, Manhaj, hal. 155. 17 Ibid, hal. 158. 18 Ibid, hal. 59. 19 Abidin Ibnu Rusn, Pemikiran Al-Ghazali Tentang Pendidikan (Yogyakarta: Pustaka

Pelajar 1998), hal. 57. 

16

 

 

2. Selanjutnya kesadaran ketuhanan adalah suatu hal yang sangat penting dalam

pelaksanann pendidikan agama Islam bagi siswa. dengan kesadaran

ketuhanan, pemahaman anak terhadap materi yang diajarkan akan lebih kaya

dan mendalam, anak menjadi lebih inovatif dalam proses pembelajaran. Mata

pelajaran pendidikan agama Islam adalah mata pelajaran yang di dalamnya

terdapat nilai-nilai yang erat kaitannya dengan hal yang bersifat ruhani. Untuk

mencapai hasil yang maksimal dalam pembelajarannya tidak cukup hanya

mengandalkan kecerdasan intelektual semata namun harus dilibatkan

kesadaran ketuhanan.

Secara psikologi perkembangan keagamaan anak berawal dari masa

kecil, yaitu ide-ide dan pokok ajaran yang diterimanya waktu kecil akan

berkembang dan bertambah subur apabila anak atau remaja dalam menganut

suatu kepercayaan mendapat kritikan dalam agama tersebut. dan apa yang

menjadi keyakinan yang dipegangnya melalui pengalaman-pengalaman yang

dirasakannya.20

Perkembangan mental remaja ke arah berfikir falsafati itu, juga

mempengaruhi pandangan dan kepercayaan kapada Tuhan, karena mereka

tidak dapat melupakan Tuhan dari segala peristiwa yang terjadi di alam ini.21

Oleh karena itu maka pendidikan agama Islam harus memberikan perhatian

yang lebih besar pada aspek kesadaran ketuhanan dalam mengenal Tuhan dan

                                                            

20 Zakiyah Darodjat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 1970), hal. 73. 

21 Ibid, hal. 74. 

17

 

 

ajaran-ajarannya yang kemudian diterjemahkan dalam kehidupan sehari-hari

siswa. Untuk itu pengembangan kesadaran ketuhanann begitu urgen dalam hal

ini karena seseorang yang memiliki kesadaran ketuhanan yang tinggi akan

mampu menterjemahkan ajaran-ajaran Tuhan secara arif dan inovatif.

Kesadaran ketuhanan adalah kemampuan seseorang (siswa) untuk

mengenal Tuhannya yang telah menciptakannya dari segumpal darah, dengan

mengenal Tuhannya, seseorang niscaya akan mengalami sukses dalam

hidupnya bukan hanya di dunia ini tapi juga di akherat kelak. Sebab ia akan

mengawali segala sesuatu dengan nama (asma) Allah, menjalani sesuatu

dengan perintah Allah, dan mengembalikan apapun hasilnya kepada Allah.

Dalam konteks pendidikan agama Islam, konsep kesadaran ketuhanan

berusaha menjadikan peserta didik lebih cerdas dalam beragama, dengan

artian bahwa peserta didik tidak menjalankan agama secara picik, eksklusif,

dan fanatik buta. Tetapi mampu menghubungkan sesuatu yang bersifat

lahiriyah dengan ruh esensial dari setiap ajaran agama Islam. Dengan begitu,

peserta didik akan memahami ajaran Islam secara lengkap baik wujud

eksoteris maupun esoterisnya. Sebagai contoh: makna ajaran puasa untuk

meningkatkan solidaritas teradap kaum du’afa tidak akan terlihat bila puasa

hanya dipahami sebatas menahan lapar dan dahaga tanpa memahami makna

esensial dari ibadah puasa itu sendiri.

18

 

 

Untuk memahami pendidikan agama Islam berbasis kesadaran

ketuhanan Abdul Munir Mulkhan penulis membahas ajaran tauhidi dalam hal

ini adalah konsep ketuhanan.

Konsep Ketuhanan.22

Filsafat yang menjadi dasar pendekatan diri kepada Tuhan dalam Ilmu

tauhid menurut Harun Nasution (dalam Budhy Munawar-Rahman,(Ed.)

Pertama; Tuhan bersifat ruhani maka bagian yang dapat mendekatkan diri

dengan Tuhan adalah ruh bukan jasadnya. Kedua; Tuhan adalah Maha Suci

maka yang dapat diterima untuk mendekatinya adalah ruh yang suci.

Dalam ajaran Islam, Tuhan memang dekat dan akan mengabulkan

seruan orang yang memanggil jika Aku dipanggil. Seperti dalam Surah Al-

Baqarah ayat 186:

الَداع إذا داعان فليستجيبوا لي ي قريب أجيب دعوةوإذا سألك عبادى عَني فإن

) ١٨٦:ألبقرة . ( وليؤمنوا بي لعلهم يرشدون

“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku,

maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan

permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka

hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka

beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran”.

Oleh karena itu sebagai pisau pembedah dalam penelitian ini penulis

menggunakan perspektif ”pendidikan agama Islam berbasis tauhidi" yang di

                                                            

22 Amin Syukur, Menggugat Tasawuf, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1999), hal. 114 

19

 

 

dalamnya terdapat materi-materi yang terkait dengan keesaan, kemaha besaran

dan kekuasaan_Nya dimuka bumi ini. Hal itu terbukti dengan adanya dua ayat

yang paling universal yakni ayat-ayat qauliyah (al-Qur'an) dan ayat-ayat

qauniyah (alam semesta ini). Dua ayat tersebut yang kita diwajibkan untuk

mempelajari dan mengamalkannya agar kita benar-benar bisa menjadi

pemimpin yang baik dimuka bumi ini (khalifah fi alard) yang sesuai dengan

firman Allah.

F. Metode Penelitian

Metode penelitian ini merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data

dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Untuk mendukung penulisan dan

pembahasan skripsi ini agar diperoleh hasil yang komprehensip dan dapat

dipertanggungjawabkan secara akademis, maka diperlukan metodologi

pembahasan yang diharapkan mampu menjadi sarana eksplorasi yang

diperlukan dalam penulisan ini. Berdasarkan hal itu terdapat empat kata kunci

yang perlu diperhatikan yaitu: cara ilmiah, data, tujuan, dan kegunaan.23

Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri

keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan sistematis. Rasional berarti kegiatan

penelitian itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, sehingga

terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris berarti cara-cara penelitian itu

dapat diamati oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan

mengetahui cara-cara yang digunakan. Sistematis berarti proses yang                                                             

23 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif,Kualitatif dan R & D, (Bandung: Penerbit Alfabeta, 2009), hal. 2 

20

 

 

digunakan dalam penelitian itu menggunakan langkah-langkah tertentu yang

bersifat logis.

Setiap penelitian tentunya mempungai tujuan dan kegunaan tertentu.

Secara umum tujuan penelitian itu ada tiga macam yaitu yang bersifat

penemuan, pembuktian dan pengembangan. Penemuan berarti data yang

diperoleh dari penelitian itu adalah data yang betul-betul baru yang sebelumnya

belum diketahui. Pembuktian berarti data yang diperoleh itu digunakan untuk

membuktikan adanya keragu-raguan terhadap informasi atau pengetahuan

tertentu, dan pengembangan berarti memperdalam dan memperluas

pengetahuan yang telah ada.24

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif25 yang menggunakan

paradigma interpretatif. Ciri-ciri dominan26 dalam penelitian kualitatif adalah

bersifat deskriptif.27

Penelitian yang dilakukan oleh penulis dalam penelitian ini mengacu

pada kajian kepustakaan (library reasearct). Oleh karena obyek yang dikaji

                                                            

24 Ibid.,hal. 3. 25 Penelitian Kualitatif adalah penelitian yang bermaksud memahami venomena tentang

apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motifasi, tindakan, dan lain-lain secara holistik dan dengan cara diskriptif dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah serta dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. Lihat Lexy J Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2007), hal. 6. 

26 Sudarwan Danim, Menjadi Peneliti Kualitatif, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2002), hal. 60-63. 

27 Deskriptif yaitu menggambarkan sifat-sifat individu, keadaan, gejala atau kelompok tertentu, atau untuk menentukan ada tidaknya hubungan suatu gejala dengan gejala lain dalam ruang lingkup sosial. Baca Amiruddin dan Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004), hal. 25. 

21

 

 

dalam penelitian ini adalah pemikiran Abdul Munir Mulkhan tentang

Pendidikan agama Islam berbasis kesadaran ketuhanan yang bersumber dari

berbagai data tulis, baik yang langsung artinya data-data itu dikumpulkan

bersumber langsung dari wawancara serta karya Abdul Munir Mulkhan.

Ataupun data tak langsung artinya karya orang lain yang berkaitan dengan

tema penelitian ini. Data-data tersebut bisa berupa buku-buku, jurnal, majalah

dan masmedia yang berkaitan dengan tema.

2. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

pendidikan tauhidi. Pendekatan tauhidi di sini digunakan sebagai “pintu

masuk” untuk memahami pendidikan agama Islam berbasis kesadaran

ketuhanan yang dalam hal ini penulis menelaah pemikiran Abdul Munir

Mulkhan.

3. Pengumpulan Data

Karena penelitian ini adalah kajian kepustakaan maka sumber datanya

adalah tokoh itu sendiri (Abdul Munir Mulkhan) dan karya-karya yang ditulis

oleh tokoh tersebut atau disebut juga dengan data utama (primer). Sedangkan

sumber data bantu atau tambahan (sekunder) adalah tema-tema pendidikan

agama Islam yang dilandaskan atas ketuhanan atau yang berkaitan dengan

judul penulis yang tidak berasal dari Abdul Munir Mulkhan. Sumber sekunder

ini dapat berupa buku, majalah, tulisan dalam surat kabar atau internet dan

berbagai media yang dapat dipertanggung-jawabkan.

Sumber data primer:

22

 

 

1. Wawancara langsung dengan Abdul Munir Mulkhan.

2. Abdul Munir Mulkhan, Satu Tuhan Seribu Tafsiran. Impulse-Kanisius,

Yogyakarta, 2007.

3. Abdul Munir Mulkhan, Dari Semar ke Sufi. Kesalehan Multikultural, Al-

ghiyat, Yogyakarta, 2003.

4. Abdul Munir Mulkhan, Sufi Pinggiran, Menembus Batas-Batas. Impulse-

Kanisius, Yogyakarta, 2007.

Sunber data sekunder diantaranya :

1. Mahmud Arif, Pendidikan Islam Transformatif, Yogyakarta: LkiS, 2008.

2. M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam: Suatu Tinjauan Teoritis dan Praktis

Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner Jakarta: Bumi Aksara, 1994.

4. Metode Analisis Data

Analisis data penelitian merupakan bagian dalam proses penelitian yang

sangat peting, karena dengan analisis inilah data yang ada akan nampak

manfaatnya terutama dalam memecahkan masalah penelitian dan mencapai

tujuan akhir penelitian. Jadi analisis data adalah proses mengorganisasikan

dan mengurutkan data kedalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar

sehingga dapat ditemukan tema dan dapat diteruskan hipotesis kerja seperti

yang disarankan oleh data.28 Oleh karena itu setelah data dikumpulkan telah

di edit, di coded dan telah diikhtisarkan, maka langkah selanjutnya adalah

analisis terhadap hasil-hasil yang telah diperoleh dilakukan analisis secara

                                                            

28 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), hal. 280. 

23

 

 

kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif, dengan menggunakan

langkah-langkah sebagai berikut:

a. Langkah deskriptif analitis yaitu langkah yang bersifat menggambarkan atau

menguraikan suatu hal.29 Metode deskriptif analitis ialah penyelidikan yang

kritis terhadap srtuktur kelompok, obyek, self kondisi, suatu sistem pemikiran

atau kelas peristiwa untuk membuat paparan, gambaran atau lukisan secara

sistematis, faktual, akurat tentang fakta, sifat serta hubungan antara fenomena

yang diselidiki.30 Langkah deskriptif ini digunakan untuk menjelaskan riwayat

hidup Abdul Munir Mulkhan, secara obyektif dan langkah analitis digunakan

untuk menganalisis keadaan sosial masyarakat.

b. Langkah interpretatif yaitu langkah tafsir, penafsiran, atau prakiraan.31

Langkah interpretatif mencoba menafsirkan pemikiran Abdul Munir Mulkhan

yang menjadi obyek penelitian dengan berdasarkan data yang akurat.

c. Langkah komparatif (perbandingan) yaitu langkah-langkah untuk

membandingkan antara pemikiran yang diperoleh dari hasil analisis karya

beliau dengan analisis dari referensi/buku-buku yang lain.

d. Langkah pengambilan kesimpulan yaitu langkah yang digunakan untuk

mendapatkan hasil dari ketiga langkah tersebut.

Kemudian dalam penelitian ini metode berfikir yang digunakan adalah

metode berfikir deduktif dan induktif. Deduktif adalah pola berfikir yang

mencaripembuktian dengan berfikir kepada dalil umum terhadap hal-hal                                                             

29 Pius A. Partanto dan M. Dahlan A Barry. Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: Arkolo, 1994), hal. 105. 

30 Moh. Nasir, Metodologi Penelitian, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2005), hal. 54. 31 Ibid, hal. 262. 

24

 

 

khusus. Sedangkan induktif adalah pila pikir yang mencari pembuktian dari

hal-hal yang bersifat khusus untuk sampai kepada dalil umum.

G. Sistematika Pembahasan

Pembahasan dalam skripsi ini akan penulis sajikan dalam bentuk bab-bab

yang terdiri dari empat bab, yang masing-masing diperinci dalam sub-sub bab

secara sistematis dan saling berkaitan. Adapun perinciannya adalah sebagai

berikut :

Skripsi ini di bagi menjadi tiga bagian. Bagian pertama, terdiri dari

beberpa halaman formalitas penulisan skripsi, yaitu: halaman sampul luar,

halaman pembatas, halaman sampul dalam, surat pernyataan keaslian skripsi,

halaman nota dinas pembimbing, halaman nota dinas konsultan, halaman

pengesahan, halaman motto, halaman persembahan, kata pengantar, halaman

abstraksi, daftar isi, transliterasi, daftar tabel dan daftar gambar dan daftar

lampiran.32

Bagian Kedua, merupakan isi dari skripsi yang terdiri dari empat bab,

yaitu:

BAB SATU. Pendahuluan yang meliputi: latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, telaah pustaka, landasan teori,

metode penelitian dan sistematika pembaasan.

BAB DUA. Biografi Abdul Munir Mulkhan, berisi tentang: tempat lahir

dan latar belakang kelurga serta akademisnya, jenjang pendidikan Abdul Munir

                                                            

32 Buku Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi S-1, hal. 7. 

25

 

 

Mulkhan, pengalaman pekerjaan Abdul Munir Mulkhan, pengalaman

organisasi Abdul Munir Mulkhan, pengalaman penelitian Abdul Munir

Mulkhan, publikasi/karya tulis Abdul Munir Mulkhan dan yang terakhir adalah

mainstream pemikiran Abdul Munir Mulkhan.

BAB TIGA. Adalah bab yang mengupas tentang Pendidikan Agama Islam

berbasis kesadaran ketuhanan Menurut Abdul Munir Mulkhan, yakni:

Pengertian Pendidikan Agama Islam berbasis kesadaran ketuhanan Menurut

Abdul Munir Mulkhan, Signifikansi Pendidikan agama Islam berbasis

kesadaran ketuhanan Menurut Abdul Munir Mulkhan, materi pendidikan

agama Islam berbasis kesadaran ketuhanan menurut Abdul Munir Mulkhan,

metode pembelajaran pendidikan agama Islam berbasis kesadaran ketuhanan

menurut Abdul Munir Mulkhan, dan implikasi pendidikan agama Islam

berbasis kesadaran ketuhanan menurut Abdul Munir Mulkhan terhadap

pendidikan agama Islam di sekolah.

BAB EMPAT. Adalah bab Penutup yang terdiri dari Kesimpulan, Saran-

saran dan Kata Penutup.

Bagian ketiga merupakan akhir dari skripsi ini, didalamnya terdapat Daftar

Pustaka dan Lampiran-lampiran.

115

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian yang telah dipaparkan di atas, maka dapat disimpulkan:

1. Pendidikan agama Islam berbasis kesadaran ketuhanan adalah sebuah

proses bimbingan yang dilakukan oleh seorang dewasa (guru) kepada

peserta didik dengan basis ajaran-ajaran agama Islam agar memiliki

kesalehan individu kemudian di implementasikan pada tataran empirik

yang di sebut kesalehan sosial, yang kesalehan tersebut selalu disandarkan

kepada Allah. Konsep pendidikan yang bisa membuat siswa memiliki

sifat-sifat mulia, bukan sekedar kognisi, akan tetapi lebih pada afeksi atau

aspek kesadaran. Pendidikan agama Islam ini lebih menekankan pada

dimensi kesadaran ketuhanan.

2. Selanjutnya implikasi pendidikan agama Islam berbasis kesadaran

ketuhanan menurut Abdul Munir Mulkhan terhadap pendidikan agama

Islam di sekolah adalah:

a. Peserta didik mampu mendefinisikan siapa dirinya, apa yang akan

dipilih, dan menyadari resiko yang akan dihadapi dengan pilihannya

itu.

b. Peserta didik mampu mengendalikan sifat kemanusiaan bagi

penumbuhan dan pengembangan sifat ketuhanannya seperti teori hulul

dalam tradisi sufi.

116

c. Mendorong peserta didik menggunakan seluruh waktu hidupnya guna

mencari sendiri pengetahuan ketuhanan dan ajaran Tuhan.

d. Penumbuhan kesadaran ketuhanan sehingga peserta didik memperoleh

apa yang disebut Danah Zohar dan Ian Marshall good spot.

e. Terciptanya proses kreatif anak didik, proses kreatif itu sendiri yang

terus menerus berlangsung sepanjang hidup.

f. Peserta didik mampu menemukan dan mengenal sendiri Tuhan.

g. Membuat peserta didik berada dalam suasana belajar bagai seorang

pengamat sekaligus yang diamati.

h. Mempermudah proses pengayaan pengalaman ketuhanan (iman),

ritual (ibadah), dan akhlak, anak didik, bukan hanya ilmu.

i. Sebagai benteng moral peserta didik dengan tujuan ketakwaan dan

kepribadian Muslim di konsep ulang secara proporsional dan empiris.

B. Saran-saran

Penulis sadar betul, bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak

kekurangan. Oleh karena itu, perlu ada suatu penelitian lanjutan terkait dengan

pendidikan agama Islam berbasis kesadaran ketuhanan secara umum, maupun

secara khusus terhadap pemikiran Abdul Munir Mulkhan Karena, penulis

sadar, bahwa dalam skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan, baik dari

segi literatur, data maupun yang lain.

Penulis menyarankan beberapa poin untuk dilakukan penilitian tindak

lanjut:

117

1. Mencari rumusan pendidikan agama Islam berbasis kesadaran ketuhanan

yang kompherensif yang sesuai dengan konteks masa kini dan masa

depan.

2. Metode dan strategi pendidikan agama Islam yang lebih sistematis.

3. Materi pendidikan agama Islam berbasis kesadaran ketuhanan yang

terstruktur rapi mulai dari pendidikan tingkat paling dasar sampai tingkat

tinggi sekaligus model evaluasinya.

C. Kata Penutup

Alhamdulillah penulis ucapkan kepada Allah SWT karena telah

memberikan kesehatan sehingga pada saat ini penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini walaupun masih penuh dengan kekurangan.

Demikian skripsi ini, kiranya dapat menjadi sumbangan pikiran bagi

pemerhati pendidikan secara umum, khususnya pendidikan agama islam,

terutama bagi civitas akademika UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini masih terdapat banyak

kekurangan dan sangat jauh dari kesempurnaan, sehingga penulis

mengharapkan masukan dan saran-saran dari pihak lain sehingga

sempurnanya skripsi ini.

Mudah-mudahan skripsi ini dapat berguna bagi semua pihak dan

menjadi tambahan khasanah keilmuan bagi setiap orang yang memerlukan,

dan akhirnya penulis mengucapkan terima kasih terhadap semua pihak yang

telah membantu penulis dalam menyusun skripsi ini.

DAFTAR PUSTAKA Abdul Munir Mulkhan,

2007. Sufi Pinggiran, menembus batas-batas. Yogyakarta: Impulse-Kanisius.

___________________,

2007. Satu Tuhan Seribu Tafsir. Yogyakarta: Impulse-Kanisius. ___________________,

1994. Runtuhnya Mitos Politik Sanri, Yogyakarta: Sipress. ___________________,

2000. Islam Murni dalam Masyarakat Petani, Yogyakarta: Bentang Budaya-Ford Foundation.

___________________,

2000.Menggugat Muhammadiyah, Yogyakarta: Pajar Pustaka Baru.

___________________, 2009. Ajaran dan Jalam Kematian Syeh Siti Jenar, Yogyakarta: Kreasi Wacana.

___________________, 2004. “Kecerdasan Makrifat dan Revolusi Spiritual Dalam Tradisi Sufi:. Jurnal Kependidikan Islam, Jurusan Kependidikan Islam Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga.

___________________, 2006. Cerdas di Kelas Sekolah Kepribadian: Rangkuman Model Pengembangan Kepribadian dalam Pendidikan Berbasis Kelas, Yogyakarta: Kreasi Wacana.

___________________, 2003. Dari Semar ke Sufi: Kesalehan Multikultural Sebagai Solusi Islam di Tengah Tragedi Keagamaan Umat Manusia, Yogyakarta: al-Ghiyats.

___________________, 6 Oktober 2004. Tuhan Tak Lagi Membela Orang Saleh.?, Republika: kolom 5.

Abdul Kholiq, dkk,

1999. Pemikiran Pendidikan Islam: Kajian Tokoh Klasik dan Kontemporer, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

 

 

119

119

Abdullah Nasih Ulwan, 1981, Tarbiyah al-Aulad fi al-Islam, Beirut: Dar al-Salam, cet II.

Abdurrahman An-Nahlawi, 1995. Pendidikan Islam di Rumah Sekolah dan Masyarakat, Jakarta: Gema Insani Press.

Abu Tauhied, 1990, Beberapa Asfek Pendidikan Islam, Yogyakarta : Fak Tarbiyah IAIN Sunan Kalijaga.

Abudin Nata, 1996. Akhallak Tasawuf, Cet. I. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Ahmad D. Marimba, 1989. Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Bandung: Al-Ma’arif.

Ahmad Syafi'i Ma'arif, 1997. Pengembangan Pendidikan Tinggi Post Graduate Studi Islam melalui Paradigma Baru yang Lebih Efektif, Makalah Seminar, 1997.

Abidin Ibn Rus, 1998. Pemikiran Al-Ghazali Tentang Pendidikan, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Alfatih Suryadilaga,dkk, 2008. Miftahus Sufi, Yogyakarta: Teras.

Imam Al-Ghazali, 1981. Ihalya' 'Ulum al-Din, vol.I. Terj. oleh Misbah Zaini Mustofa, Pekalongan: Raja Murah.

A. Malik Fadjar, 1995. Menyiasati Kebutuhan Masyarakat Modern Terhadap Pendidikan Agama Luar Sekolah, Seminar dan Lokakarya Pengembangan Pendidikan Islam Menyongsong Abad 21, Cirebon: IAIN.

Amin Syukur, 1999. Menggugat Tasawuf, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Amiruddin dan Zainal Asikin, 2004. Pengantar Metode Penelitian Hukum. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Anton Baker dan Achmad Charis Zubair, 1990.Metode Penelitian Filsafat.Yogyakarta: Kanisius.

 

 

120

120

Athiyah Al-Abrasyi,

1996. Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Islam, Jakarta : Bulan Bintang. Armahedi Mahzar,

1998. Merumuskan Paradigma Sains dan Teknologi Islami: Revolusi Integralisme Islam, Bandung: Mizan.

Azyumardi Azra, 1999. Pendidikan Islam: Tradisi dan Modernisasi Menuju Millenium Baru, Jakarta: Logos Wacana Ilmu.

A.Nizami, 2010. Kumpulan dakwah 9 tahun di Internet, halttp://syiarislam.wordpress.com, diakses 14 Juni 2010 pukul 23.00 WIB. 

Barnawie Umary, 1988. Materi Akhallak, Solo: CV Ramadhani.

Bruno Guiderdoni,

2004. Membaca Alam Membaca Ayat, Bandung: Mizan.

Departemen Agama RI, 2003. Al-Qur’an dan Terjemahannya, Bandung: CV Penerbit Diponegoro.

DepDipBud, 1998. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.

Djamaluddin Ancok, 1998. Membangun Kompotensi Manusia dalam Milenium Ke Tiga, Psikologika, Jurnal Pemikiran dan Penelitian Psikologi, Nomor : 6 Tahun III, Yogyakarta:UII.

Fatmawati,

2004. Strategi Pendidikan Islam dalam Menghadapi Perubahan Masyarakat (Studi Atas Pemikiran Prof. Dr. Abdul Munir Mulkhan, SU). Tarbiyah: Yogyakarta.

Fathiyah Hasan Sulaiman, 1986. Konsep Pendidikan Al-Ghazali, Jakarta, P3M.

Fauzan,

2004. Studi Pemikiran Prof. Dr. Abdul Munir Mulkan, SU Tentang Problematika Sosial dan Dakwah (Upaya Membangun Manajemen

 

 

121

121

Konflik dalam Struktur Komunikasi). Dakwah UIN Sunan Kalijaga: Yogyakarta.

Hasan Bin Ali Al-hijazi,

2001. Manhaj Tarbiyah Ibnu Qoyyim. Jakarta: Pustaka Al-kausar.

Hasan Langulung, 1993. Asas-asas Pendidikan Islam, Jakarta: Pustaka Al-Husna.

Hasbullah, 2005. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, Cet ke-4, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

H. Moh. Ardani, 2005. Akhallak Tasawuf, Jakarta: PT. Mitra Cahaya Utama.  

H. A. Mustofa, 1997. Akhallak Tasawuf, Bandung: CV Pustaka Setia.

Ibnu Khaldun,

2001. Mukaddimah terj Ahmadie Thoha, Jakarta: Pustaka Firdaus, Cet. III. Irwan Kurniawan,

2004. Mutiara Ihya' Ulumuddin, Bandung: Mizan.

Jalaluddin Rahmat, 1995.Islam Alternatif. Bandung: Mizan.

Karel A. Steenbrink, 1994. Pesantren Madrasah Sekolah Pendidikan Islam dalam Kurun Modern, Cet. Ke-2, Jakarta: LP3ES.

Kuntowijoyo, 1996, Paradigma Islam: Interpretasi Untuk Aksi, Bandung: Mizan. 

Laily Mansur,

1992. Tasawuf Islam, Banjarmasin: Lambung Mangkurat, University Press. 

Lexy J. Moleong, 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mahmud Arif,

2008. Pendidikan Islam Transformatif, Yogyakarta: LKiS.

 

 

122

122

Majid Irsan al-Kailani,

1988. Filsafat a-Tarbiyah al-Islamiyyah, Makkah: Maktabah Hadi.

M. Arifin, 1994. Ilmu Pendidikan Islam: Suatu Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner Jakarta: Bumi Aksara.

M.Irsyad Sudiro,

1995. Pendidikan Agama dalam Masyarakat Modern, Seminar dan Lokakarya Nasional Revitalisasi Pendidikan Agama Luar Sekolah dalam Masyarakat Modern, Cirebon, tanggal, 30-31 Agusrus 1995.

Moh. Nasir, 2005. Metodologi Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.

Muhaimin, 2003. Wacana Pengembangan Pendidikan Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

__________________,dkk,

2002. Ilmu Pendidikan Islam, Surabaya: Karya Abdiutama, tt. Muhammad Jadwal Ridla,

2002. Tiga Aliran Utama Teori Pendidikan Islam. (Perspektif Sosiologis-Filosofis). Yogyakarta: Tiara Wacana.

Muhalammad Yusuf Musa, 1963. Filsafat al-Akhallaq fi al-Islam. Cet III Kairo: Muassasah al-Khariji. 

Nasr Hamid Abi Zaid, 1994. Naqd al-Khalitab ad-Dini, Kairo: Sina Li an-Nasyr.

Nur Uhbiyati,

1998. Ilmu Pendidikan Islam, Untuk Fakultas Tarbiyah komponen MKDK, Bandung : Pustaka Setia.

Omar Muhammad al-Toumy al-Syaibany, 1979. Filsafat Pendidikan Islam, terj. Hasan Laguulung Jakarta: Bulan Bintang.

Pius A. Partanto dan M. Dahlan A Barry.

1994.Kamus Ilmiah Populer. Surabaya: Arkolo.

Ramayulis, 2004. Ilmu Pendidikan Islam, Cet ke-4, Jakarta: Kalam Mulia.

 

 

123

123

Roehan Achwan,

1991. Prinsip-prinsip Pendidikan Islam Versi Mursi, Jurnal Pendidikan Islam, Volume 1, Yogyakarta: IAIN Sunan Kalijaga, 1991.

Sudarwan Danim, 2002. Menjadi Peneliti Kualitatif, Bandung: CV. Pustaka Setia. Sugiyono,

2009. Metode Peneitian Kuantitatif Kualitaif dan R&D, Bandung: Alfabeta.

Suyanto dan Djihan Hisyam,

2000. Refleksi dan Reformasi Pendidikan di Indonesia Memasuki Millenium III. Yogyakarta: Adicita.

Syeh M. Naquib al-Attas, 1995. Islam dan Flsafat Sains, Bandung: Mizan.

Syeh Sajjad Husaian dan Syeh Ali Ashraf, 1986. Crisis Muslim Educatio"., Terj. Rahmani Astuti, Krisis Pendidikan Islam, Bandung: Risalah.

Tim Dosen KI,

2009. Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi S-1, Jurusan Kependidikan Islam Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta.

Ted Peters dan Gaymon Bennet, 2004. Menjembatani Sains dan Agama, Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia.

Undang-undang RI No 2 tahun 1989, 1989. Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Semarang: Aneka Ilmu.

Waliuddin,

2003. Pendidikan Sebagai Proses Pembudayaan (Telaah Atas Pemikiran Dr. Abdul Munir Mulkhan, SU). Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga: Yogyakarta.

Wawancara, [email protected], tanggal 23, 12, 2009.

Y. Singgih Dirgunarsa,

1993. “Tanggung Jawab Keluarga dan Sekolah dalam Pendidikan Nilai”, dalam EM K. Kaswardi (ed.), Pendidikan Nilai Memasuki Tahun 2000, Jakarta: Grasindo.

 

 

124

124

Zakiyah Daradjat,

1992. Ilmu Pendidikan Islam Jakarta: Bumi Aksara. Zahruddin AR,

2004. Pengantar Ilmu Akhlak, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.  Zurhani Jahja,

1996. Teologi Al-Ghazali, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.