Penderita Yang Terluka Parah Memerlukan Penilaian Yang Cepat Dan Tepat Guna Menghindari Kematian
-
Upload
mimanasution -
Category
Documents
-
view
220 -
download
2
description
Transcript of Penderita Yang Terluka Parah Memerlukan Penilaian Yang Cepat Dan Tepat Guna Menghindari Kematian
Penderita yang terluka parah memerlukan penilaian yang cepat dan tepat guna menghindari
kematian. Karena desakan waktu, maka dibutuhkan suatu sistem penilaian yang mudah. Proses
ini dikenal sebagai INITIAL ASSESSMENT dan meliputi:
Persiapan
Pre-hospital : titik berat diberikan pada menajga Airway. Kontrol pendarahan dan syok,
imobilisasi penderita ke RS yang memadai. Jangan lama! Yang juga penting adalah
mengumpulkan keterangan yang akan dibutuhkan di RS seperti waktu kejadian, sebab
kejadian, dan riwayat penderita. Mekanisme kejadian dapat menerangkan jenis dan berat
perlukaan.
In-hospital : Harus dilakukan perencanaan sebelum penderita tiba. Perlengkapan airway
(laringoskop, ETT dsb) sudah dipersiapkan, dicoba, dan diletakkan di tempat terjangkau.
Cairan kristaloid (misal Ringer's Lactate) sudah dihangatkan dan digantung pada
tempatnya. Perlengkapan monitoring juga harus sudah ada. Serta sistem untuk
pemanggilan tenaga medis bantuan.
Semua tenaga medik yang berhubungan dengan penderita juga harus dihindarkan dari
penyakit menular terutama AIDS dan hepatitis. Center dir Disease Control menganjurkan
memakai alat-alat protektif seperti masker, proteksi mata (kacamata), handscoon, dll bila
ada kontak dengan cairan tubuh penderita.
Triase : adalah cara pemilahan penderita berdasarkan kebutuhan terapi dan sumber daya
yang terdedia. Terapi didasarkan pada kebutuhan ABC (Airway, Breathing, Circulation).
Dua jenis Triase dapat terjadi:
o Musibah masal dengan jumlah penderita dan beratnya perlukaan tidak melampaui
kapasitas RS, didahulukan masalah gawat darurat dan multi-trauma.
o Musibah masal dengan jumlah penderita dan beratnya perlukaan melampaui
kapasitas RS, didahulukan penderita dengan kemungkinan suvival terbesar, serta
membutuhkan waktu, perlengkapan dan tenaga paling sedikit.
Primary survey : proses ini merupakan ABC-nya trauma dan berusaha untuk mengenali
keadaan yang mengancam nyawa terlebih dahulu, dengan berpatokan pada urutan
berikut:
o Airway dengan proteksi servikal
o Breathing
o Circulation dengan kontrol pendarahan
o Disability : pemeriksaan neurologis singkat
o Exposure/environmental control : buka pakaian penderita, dengan mencegah
hipotermia
Resusitasi
o Oksigenasi dan ventilasi
o Pengelolaan syok, jalur infus, RL yang dihangatkan
o Meneruskan pengelolaan masalah yang mengancam nyawa yang dikenali saat
primary survey
Tambahan terhadap primary survey dan resusitasi
o Monitoring
AGD dan laju pernapasan
Kapnograf
EKG
Pulse oxymeter
TD
o Kateter uretra dan nasogastrik
o Pemeriksaan rontgen dan pemeriksaan tambahan
Toraks
Pelvis
Servikal
DPL atau USG abdomen
Secondary survey, pemeriksaan head to toe serta anamnesis
o Kepala
o Maksilo-fasial
o Leher
o Toraks
o Abdomen
o Perineum/rektum/vagina
o Muskulo-skeletal
o Pemeriksaan neurologis lengkap
o “Tubes and fingers in every orifice”
Tambahan secondary survey : dilakukan setelah ventilasi dan hemodinamika penderita
dalam keadaan stabil
o CT Scan
o Pemeriksaan rontgen dengan kontras
o Foto ekstremitas
o Endoskopi dan USG
Pemantauan dan re-evaluasi
Penanganan definitif : dimulai setelah primary survey dan sekunder selesai
Rujukan : jika terlalu sulit untuk ditangani, segera rujuk. Proses merujuk harus sesegera
mungkin setelah alasan merujuk ditemukan guna menekan morbiditas dan mortalitas
penderita.