PENDEKATAN PEMIKIRAN KEAGAMAAN DALAM ISLAM
description
Transcript of PENDEKATAN PEMIKIRAN KEAGAMAAN DALAM ISLAM
PENDEKATAN PEMIKIRAN KEAGAMAAN DALAM ISLAM
Epistimologi Bayani, Burhani dan Irfani
Agus Dian Alirahman
Epistimologi
Epistimologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu
episteme yang berarti pengetahuan dan logos
yang berarti pengetahuan atau informasi.
Secara etimologi, epistimologi merupakan
pengetahuan tentang pengetahuan.
Menurut A. Tafsir, epistimologi yaitu
membicarakan sumber ilmu pengetahuan dan
bagaimana cara memperoleh pengetahuan
Epistimologi membicarakan tentang
cara untuk mencapai pengetahuan
yang benar. Mengetahui cara yang
benar dalam memperoleh
pengetahuan berkaitan erat dengan
hasil yang diinginkan
Model Sistem Berfikir dalam Islam
1. Bayani
2. Burhani
3. Irfani
Selain sebagai instrumen untuk
mencari kebenaran, ketiga
epistimologi (bayani, burhani dan
irfani) tersebut digunakan sebagai
sarana identifikasi cara berfikir
seseorang
Pemahaman paling sederhana pada ketiga epistimologi (bayani, burhani dan irfani) ini adalah jawaban dari pertanyaan, “ dengan apakah manusia mendapatkan kebenaran ”
1. BayaniBerasal dari bahasa Arab al Bayani, secara harfiah bermakna sesuatu yang jauh atau sesuatu yang terbuka.Sifat bayani lebih tekstual, sehingga posisi akal atau rasio tidak mempunyai porsi yang cukup dan lebih menyandarkan pada teks.Dalam perpektif keagamaan metode bayani lebih kental bersinggungan dengan aspek aksoterik (syari’at)
2. BurhaniSecara bahasa (arab) burhani berarti mensucikan atau menjernihkan. Sedangkan menurut ulama Ushul, burhani merupakan pemisahan kebenaran dari kebatilan dan membedakan kebenaran dari kesalahan melalui penjelasanKecenderungan metode burhani menempatkan akal atau rasio sebagai alat yang juga mampu dijadikan sebagai landasara berfikir untuk menemukan kebenaran, sekalipun pada ranah keagamaan.Alasan kuat pada metode burhani, yaitu banyaknya diketemukan dalam teks ayat al Quran yang memerintahkan manusia untuk menggunakan nalar (reason). Seperti ta’qilun, tafakkarun, tadabbarun dan lain-lain.
3. Irfani
Secara bahasa (Arab) merupakan sesuatu yang berurutan secara kontinu dan bermakna diam dan tenang.
Secara terminologi, irfani adalah pengungkapan pengetahuan dan kebenaran yang diperoleh melalui hakikat oleh Tuhan kepada hambanya (al Kasyf) setelah melalui riyadlah.
Rasulullah SAW. merupakan contoh konkrit yang melandari metode irfani ketika menerima wahyu.
Pendekatan irfani ini lebih bersifar subjektif, namun setiap orang merasakan kebenarannya.
Dalam ranah filsafat, Irfani dikenal dengan istilah intuisi
Epistimologi bayani
Orang yang mempunai corak berfikir bayani mempunyai kecenderungan bahwa sumber kebenaran atau pengetahuan itu bersal dari teks.
Menurut corak ini, rasio tidak memiliki tempat dalam pembacaan mereka terhadap kebenaran.
Kecenderungan corak berfikir melalui bayani memasukan mereka pada golongan fundamentalis literalis.
Epistimologi Burhani
Epistimologi burhani memberikan pemahaman bahwa kebenaran itu dapat diperoleh melalu akal atau panca indera.
Pemahaman epistimologi bayani memunculkan dua dikotomi, yaitu rasional dan irrasional (kebenaran dan kesalahan).
Epistimologi Irfani
Corak epistimologi irfani memberikan pemahaman bahwa kebenaran itu berasal dari wahyu, ilham, intuisi dan sejenisnya.
Kecendrungan irfani akan membangun pemahaman sebuah struktur hirarki vertikal.