Pendekatan dalam kepemimpinan

13
MAKALAH PENDEKATAN DALAM KEPEMIMPINAN KELOMPOK 4 Disusun Oleh: LUSI EFRENTI ARIF HIDAYAT HASZUVI IKHWAL HARRY PRATAMA IRJA JURUSAN SISTEM INFORMASI SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN TEKNIK KOMPUTER (STMIK INDONESIA PADANG) 2014

description

Pendekatan Dalam Kepemimpinan

Transcript of Pendekatan dalam kepemimpinan

Page 1: Pendekatan dalam kepemimpinan

MAKALAH

PENDEKATAN DALAM

KEPEMIMPINAN KELOMPOK 4

Disusun Oleh:

LUSI EFRENTI

ARIF HIDAYAT

HASZUVI IKHWAL

HARRY PRATAMA IRJA

JURUSAN SISTEM INFORMASI

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN TEKNIK KOMPUTER

(STMIK INDONESIA PADANG)

2014

Page 2: Pendekatan dalam kepemimpinan

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa sebagai landasan utama kami

dalam melakukan setiap kegiatan dan kelancaran khususnya dalam menyusun makalah

Kepemimpinan ini. Penulisan makalah ini merupakan kewajiban dari penulis selaku mahasiswa yang

mana bertujuan untuk memberikan hasil perkuliahan satu semester serta menambah ilmu

pengetahuan penulis di bidang keamanan informasi. Laporan ini di buat oleh penulis agar dapat

berguna bagi orang banyak.

Dalam penulisan makalah ini banyak hal dan kendala yang penulis hadapai, tetapi ini tidak

lepas dar bantuan moril dan materil dari berbagai pihak. Alhamdullillah penulis dapat menyelesaikan

makalah dengan baik.

Makalah ini masih jauh dalam bentuk sempurna, untuk itu penulis meminta kritik dan saran

atas kekurangan baik dalam bentuk penulisan maupun pemaparan kelompok nantinya.

Padang, 31 Oktober 2014

Hormat kami

Page 3: Pendekatan dalam kepemimpinan

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................................................... ii

BAB I ............................................................................................................................................ 1

PENDAHULUAN ............................................................................................................................ 1

A. LATAR BELAKANG .............................................................................................................. 1

B. RUMUSAN MASALAH ......................................................................................................... 1

C. TUJUAN ............................................................................................................................ 1

D. BATASAN MASALAH........................................................................................................... 1

BAB II ........................................................................................................................................... 2

PENDEKATAN DALAM KEPEMIMPINAN .......................................................................................... 2

A. Pendekatan Sifat (Trait Approach atau Quality Approach) .................................................... 2

B. Pendekatan Gaya Kepemimpinan ....................................................................................... 3

BAB III .......................................................................................................................................... 9

PENUTUP ..................................................................................................................................... 9

A. KESIMPULAN ..................................................................................................................... 9

B. SARAN .............................................................................................................................. 9

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................................... 10

Page 4: Pendekatan dalam kepemimpinan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Bila dianalsis secara mendalam, terdapat banyak pendekatan-pendekatan dalam

kepemimpinan yang nantinya akan kementukan keberhasilan seorang pemimpin dalam

memimpin. Pendekatan itu diantara ada pendekatan berdasarkan sifat dari pemimpin dan

ada juga pendekatan berdasarkan perilaku dari pemimpin tersebut.

Pendekatan kesifatan, memandang kepemimpinan sebagai suatu kombinasi sifat-

sifat (traits) yang tampak pada seseorang. Keberhasilan atau kegagalan seseorang pemimpin

banyak ditentukan atau dipengaruhi oleh sifat-sifat yang dimiliki oleh pribadi seorang

pemimpin. Sifat-sifat itu ada pada seseorang karena pembawaan dan keturunan. Jadi,

seseorang menjadi pemimpin karena sifat-sifatnya yang dibawa sejak lahir, bukan karena

dibuat atau dilatih.

Pendekatan perilaku merupakan pendekatan yang berdasarkan pemikiran bahwa

keberhasilan atau kegagalan pemimpin ditentukan oleh sikap dan gaya kepemimpinan yang

dilakukan oleh pemimpin. Sikap dan gaya kepemimpinan itu tampak dalam kegiatan sehari-

hari, dalam hal bagaimana cara pemimpin itu memberi perintah, membagi tugas dan

wewenangnya, cara berkomunikasi, cara mendorong semangat kerja bawahan, cara

memberi bimbingan dan pengawasan, cara membina disiplin kerja bawahan, cara

menyelenggarakan dan memimpin rapat anggota, cara mengambil keputusan dan

sebagainya.

B. RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini, diantara:

1. Apa pengertian pendekatan dalam kepemimpinan?

2. Apa maksud dari pendekatan pada sifat kepemimpinan?

3. Apa maksud dari pendekatan tingkah laku pada kepemimpinan?

C. TUJUAN

Adapun tujuan dari makalah ini , diantaranya:

1. Mengetahui pengertian dari pendekatan dalam kepemimpinan.

2. Mengetahui pendekatan pada sifat kepemimpinan.

3. Mengetahui pendekatan tingkah laku pada kepemimpinan.

D. BATASAN MASALAH

Makalah ini bertujuan pada hal Pendekatan dalam Kepemimpinan dan lebih menekankan

pada Pendekatan sifat maupun perilaku dalam kepemimpinan berdasarkan beberapa teori.

Page 5: Pendekatan dalam kepemimpinan

2

BAB II

PENDEKATAN DALAM KEPEMIMPINAN

Menurut Stoner kepemimpinan adalah sebagai proses mengarahkan dan mempengaruhi

kegiatan yang berhubungan dengan tugas. Ada tiga implikasi penting dalam kepemimpinan,

diantaranya:

a) Kepemimpinan melibatkan orang lain (bawahan atau pengikut), kualitas seorang pemimpin

ditentukan oleh bawahan dalam menerima pengarahan dari pemimpin.

b) Kepemimpinan ditentukan oleh bawahan yang tidak seimbang diantaranya para pemimpin

dan anggota kelompok. Pemimpin mempunyai wewenang untuk mengarahkan beberapa

dari kegiatan anggota kelompok dan sebaliknya anggota kelompok atau bawahan secara

tidak langsung mengarahkan kegiatan pimpinan.

c) Kepemimpinan disamping mempengaruhi bawahan juga mempunyai pengaruh. Dengan kata

lain seorang seorang pimpinan dapat mengatakan kepada bawahan apa yang harus

dikerjakan tapi juga mempengaruhi bagaimana bawahan melaksanakan perintah pemimpin.

Berdasarkan tiga implikasi tersebut, seorang pemimpin mempunyai cara-cara tesendiri untuk

dapat berinteraksi dengan bawahan atau pengikut agar dapat mencapai tujuan dalam sebuah tugas

dengan melakukan pendekatan-pendekatan. Menurut Peter G. Northouse membagi pendekatan

kepemimpinan tersebut menjadi beberapa bagian, diantaranya:

1. Pendekatan Sifat (Trait);

2. Pendekatan Keahlian (Skill);

3. Pendekataan Perilaku/ Gaya (Style);

4. Pendekatan Situasional;

5. Pendekatan Kontijensi;

6. Teori Path-Goal;

7. Teori Pertukaran Leader – Member;

8. Pendekatan Transformasional;

9. Pendekatan Tim;

10. Pendekatan Psikodinamik.

A. Pendekatan Sifat (Trait Approach atau Quality Approach)

Pendekatan Sifat termasuk pendekatan yang paling tua. Dalam pendekatan ini pemimpin

dianggap sesuatu yang dilahirkan (given) bukan dilatih atau diasah. Kepemimpinan terdiri atas

atribut tertentu yang melekat pada diri pemimpin, atau sifat personal yang membedakan

pemimpin dengan pengikutnya. Oleh karena itu, pendekatan sifat disebut teori kepemimpinan

“Orang –Orang Besar”. Pendekatan ini juga membedakan antara pemimpin yang efektif dengan

yang tidak efektif. Pendekatan ini dimulai tahun 1930-an dan hingga kini telah meliputi 300 riset.

Pada pendekatan sifat pemimpin berbeda dengan pengikut karena mereka mempunyai

sejumlah sifat kualitatif yaang tidak dimiliki pengikut pada umumnya. Setelah merangkum studi

yang dilakukan oleh Ralp Melvin Stogdill (1948), Mann (1959), Stogdill (1974), Lord, DeVader and

Alliger (1986), Krikpatrick and Locke (1991) dan Zaccaro, Kemp dan Bader. Peter G. Northouse

Page 6: Pendekatan dalam kepemimpinan

3

menyimpulkan sifat-sifat yang melekat pada seorang pemimpin yang melakukan pemimpinan

berdasarkan pendekatan sifat, diantaranya:

1. Sifat Kualitatif

a. Intelijensi Pemimpin cenderung intelijensi dalam hal kemampuan bicara, dan

bernalar lebih kuat daripada yang bukan pemimpin.

b. Kepercayaan Diri merupakan keyakinan akan kompetensi dan keahlian yang

dimiliki, dan juga meliputi harga diri serta keyakinan diri.

c. Determinasi merupakan hasrat menyelesaikan pekerjaan yang meliputi ciri

seperti berinisiatif, kegigihan, mempengaruhi, dan cenderung menyetir.

d. Integritas merupakan kualitas kejujuran dan dapat dipercaya. Integritas membuat

seorang pemimpin dapat dipercaya dan layak untuk diberi kepercayaan oleh para

pengikutnya.

e. Sosiabilitas merupakan kecendurngan pemimpin untuk menjalin hubungan yang

menyenangkan. Pemimpin yang menunjukkan sosiabilitas cenderung bersahabat,

ramah , sopan, bijaksana, dan diplomatis. Mereka sensitif terharap kebutuhan orang

lain dan menunjukkan perhatian atas kehidupan mereka.

2. Sifat Kuantitatif, Pendekatan sifat memilah indikator kepemimpinan yang juga terkenal

sebagai The Big Five Personality Factors sebagai berikut:

a. Neurotisisme Kecederungan menjadi depresi, gelisah, tidak aman, mudah

diserang, dan bermusuhan;

b. Ekstraversi Kecenderungan menjadi sosiabel dengan tegas serta punya semangat

positif;

c. Keterbukaan Kecenderungan menerima masukan, kreatif, berwawasan, dan

punya rasa ingin tahu;

d. Keramahan Kecenderungan untuk menerima, menyesuaikan diri, bisa dipercaya,

dan mengasuh; dan

e. Kecermatan Kecenderungan untuk teliti, terorganisir, terkendali, dapat

dikendalikan, dan bersifat menentukan.

Kelima faktor yang dikuantifikasi diatas, berdasarkan sejumlah riset mempunyai

kolerasi kuat dengan kepemimpinan-kepemimpinan tertentu di dalam organisasi.

B. Pendekatan Gaya Kepemimpinan/ Perilaku Kepemimpinan

Pada Pendekatan gaya kepemimpinan menekankan pada perilaku seorang pemimpin.

Pendekatan ini berbeda dengan pendekatan sifat yang lebih menekankan pada karakteristk

pribadi pemimpin dan berbeda juga dengan pendekatan keahlian yang lebih menekankan pada

kemampuan administratif pemimpin. Pendekatan gaya kepemimpinan fokus terhadap apa yang

benar-benar dilakukan oleh pemimpin dan bagaimana cara mereka bertindak. Pendekatan ini

juga memperluas kajian kepemimpinan dengan bergerak ke arah tindakan-tindakan pemimpin

bawahan didalam aneka situasi.

Page 7: Pendekatan dalam kepemimpinan

4

Pendekatan gaya kepemimpinan menganggap kepemimpinan apapun selalu menunjukkan

dua perilaku umum, diantaranya:

1) Perilaku Kerja, yaitu memfasilitasi tercapainya tujuan. Seorang pemimpin dalam

pendekatan ini membantu anggota kelompk mencapai tujuannya.

2) Perilaku Hubungan, yaitu membantu bawahan untuk merasa nyaman baik dengan

diri sendiri, orang lain maupun dengan situasi dimana mereka berada.

Tujuan utama pendekatan gaya kepemimpinan ini adalah menjelaskan bagaimana pemimpin

mengkombinasikan kedua jenis perilaku (kerja atau hubungan) guna mempengaruhi bawahan

dalam upayanya mencapai tujuan organisasi.

Pendekatan gaya kepemimpinan secara singkat direpresentasikan oleh tiga riset yang satu

sama lain berbeda, diantaranya:

1. Riset di Ohio State University

Kelompok riset Ohio State University yakin dengan memposisikan kepemimpinan

sebagai sifat personal akan kurang berhasil dalam menganalisis fenomena kepemimpinan.

Kelompok ini memutuskan untuk menganalisis bagaimana individu bertindak tatkala

mereka tengah memimpin suatu kelompok atau organisasi. Analisis dilakukan dengan

menyuruh pada bawahan mengisi kuesioner yang berisi kesan-kesan mereka atas

pimpinannya. Dalam kuesioner, bawahan harus mengidentifikasi beberapa kali pimpinan

mereka melakukan jenis perilaku tertentu.

Kuesioner tersebut terdiri atas 1800 perntanyaan yang menggambarkan aneka

aspek berbeda dari perilaku seorang pemimpinan. Dari daftar panjang tersebut,

diformulasikanlah 150 pertanyaan yang kemudian dikenal sebagai Leader Behavior

Description Questionnaire (LBDQ). LBDQ diberikan kepada ratusan orang di bidang

pendidikan, militer, dan industri, dan hasilnya menunjukkan bahwa kelompok perilaku

tertentu adalah khas seorang pemimpin yang disebut LBDQ-XII, yang menjadi kuesioner

yang paling banyak digunakan dalam riset kepemimpinan.

Para peneliti menemukan bahwa tanggapan bawahan atas pimpinan dalam

kuesioner yang mereka isi mengelompok pada dua tipe umum perilaku pimpinan,

diantaranya:

1) Struktur Prakarsa

yaitu sejauh mana seorang pemimpin mendefenisikan serta menentukan peran-

peran para bawahan dalam rangka merancang dan memenuhi tujuan di area

pertanggungjawabannya. Gaya ini menekankan pengarahan kegaitan pekerja dalam tim

ataupun individu lewat perencenaan, pengkomunikasian, penjadwalan, penugasan

pekerjaan, penekanan deadline, dan pemberian perintah. Pemimpin memelihara

standard kinerja dan berharap bawahan memenuhinya. Dampak positif dari pemimpin

yang mengaplikasikan Struktur Prakarsa atas produktivitas dan kepuasan kerja muncul

ketika:

a) Penekanan yang tinggi atas hasil dilakukan oleh orang lain selain dari pemimpin;

b) Pekerjaan memuaskan pekerja;

c) Pekerja bergantung pada pemimpin atas informasi dan arahan seputar

bagaimana menyelesaikan pekerjaan;

Page 8: Pendekatan dalam kepemimpinan

5

d) Pekerja secara psikologis dapat dipengaruhi lewat pemberian instruksi seputar

dalam hal apa saja yang harus dilakukan dan bagaimana melakukannya; dan

e) Lebih dari 12 pekerja melapor secara intens kepada pemimpin.

2) Perilaku Perhatian

Pada dasarnya perilaku perhatian sama dengan perilaku hubungan. Perilaku

perhatian adalah sejau mana pemimpin punya hubungan dengan bawahan yang

disirikan oleh sikap saling percaya, jalinan komunikasi dua arah, respek pada gagasan

pekerja, dan empati atas perasaan mereka. Gaya ini menekankan pada pemuasa

kebutuhan psikologis pekerja. Pemimpin umumnya menyesiakan waktu untuk

mendengar, berkeinginan melakukan perubahan nasib pekerja, mengupayakan

kesejahteraan pribadi pada pekerja, bersahabat, dan mudah didekati. Derajat perhatian

yang tinggi ini mengindikasi kedekatan psikologis antara pimpinan dan bawahan, derajat

perhatian yang rendah menunjukkan jaraj psikologis yang lebar dan pimpinan lebih

impersonal (kurang manusiawi).

Dampak manfaat dari pemimpin yang menunjukkan perliaku perhatian atas

produktifitas dan kepuasan kerja, diantaranya:

a) Tugas bersifat rutin dan sedikit mengabaikan pekerja;

b) Bawahan terpengaruh oleh kepemimpinan yang pastisipatif;

c) Anggota tim harus belajar sesuatu yang baru;

d) Pekerja merasa keterlibatan mereka dalam proses pengambilan keputusan

memperoleh dukungan dan berdampak atas hasil kinerja mereka; dan

e) Pekerja merasa bahwa perbedaan status yang nyata antara mereka dengan

pimpinan seharusnya tidak ada.

2. Riset di University of Michigan

Titik tekan riset di University of Michigan adalah ekspolorasi perilaku

kepemimpinan, yang memberikan perhatian khusus utama pada dampak perilaku

pemimpin atas kinerja suatu kelompok kecil.

Riset di University of Michigan mengidentifikasi dua jenis perilaku kepemimpinan,

diantaranya:

1) Orientasi Pekerja, yaitu perilaku pemimpin yang mendekati bawahab dengan

penekanan hubungan manusia yang kuat. Mereka menaruh perhatian pada pekerja

sebagai makhluk hidup, menghargai individualitas mereka, dan memberi perhatian

khusus atas kebutuhan pribasi mereja.

2) Orientasi Produksi, terdiri atas perilaku pemimpin yang menekankan pada aspek

teknis dan produksi dari suatu pekerjaan. Dari orientasi ini, pekerja dilihat sebagai

alat guna menyelesaikan pekerjaan.

3. Blake and Mouton

Robert R. Blake and Jane S. Mouton tahun 1991 mengembangkan suatu grid (kisi-

kisi) kepemimpinan guna menunjukkan bahwa pemimpin dapat membantu organisasi

mencapai tujuannya lewat dua orientasi, yaitu:

1) Perhatian atas Produksi dan

2) Perhatian atas Orang

Page 9: Pendekatan dalam kepemimpinan

6

Kedua orientasi ini mencerminkan kemablai perilaku kerja dan perilaku hubungan

seperti riset di Ohio State University.

Dengan menggunakan grid (kisi-kisi), Blake and Mouton menciptakan gaya kepemimpinan.

Gaya kepemimpinan teersbut, diantaranya:

) Gaya Taat Otoritas (Authority-Compliance)

Gaya ini menggambarkan pemimpin yang dikendalikan oleh pencapaian hasil atau target,

dengan sedikit atau bahkan tidak ada perhatian pada manusia kecuali dalam rangka

keterlibatan mereka dalam menyelesaikan pekerjaan. Komunikasi pemimpin dengan

pengikutnya terbatas dan diadakan sekadar untuk memberi instruksi pekerjaan. Pemimpin-

pemimpin ini bercorak pengendali, pengarah, terlalu kuat, dan penuntut. Mereka bukan

kolega kerja yang menyenangkan. Sejumlah penelitian menunjukkan tingkat keluar-masuk

karyawan yang tinggi dengan gaya kepemimpinan semacam ini.

2) Gaya Country-Club

Gaya country-club menggambarkan pemimpin dengan perhatian tinggi pada orang tetapi

rendah perhatiannya pada hasil atau produksi. Pemimpin ini fokus pada pemenuhan

kebutuhan pekerja sebagai manusia dan penciptaan lingkungan yang kondusif dalam

pekerjaan. Keluar-masuk karyawan menurun di bawah pemimpin bergaya ini.

Gambar 10 Kisi-kisi Gaya Kepemimpinan versi Blake and Mouton

Page 10: Pendekatan dalam kepemimpinan

7

3) Gaya Lemah (Impoverished Management)

Gaya lemah menggambarkan pimpinan yang punya sedikit perhatian baik atas orang

ataupun produksi. Pemimpin bergaya ini berlaku sebagai pemimpin tetapi sesungguhnya

terasing dan tidak melibatkan diri dalam organisasi. Pemimpin ini kerap punya sedikit

hubungan dengan pengikut dan dapat saja dianggap tidak peduli, tidak tegas, pasrah, dan

bersikap masa bodoh. Umumnya kita mengenalnya dengan laissez faire.

4) Gaya Middle-of-the-Road (Gaya Jalan Tengah)

Gaya jalan tengah menggambarkan pemimpin yang kompromistik, yang punya perhatian

menengah atas pekerjaan dan perhatian tengah atas orang-orang yang melakukan

pekerjaan. Pemimpin menghindari konflik dan menekankan pada tingkat produksi serta

hubungan personal yang moderat. Gaya kepemimpinan ini kerap digambarkan sebagai orang

yang bijaksana, lebih suka berada di tengah, samar pendirian dalam minat atas kemajuan

organisasi, dan sulit menyatakan ketidaksetujuannya di hadapan pekerja.

5) Gaya Manajemen Tim

Gaya manajemen tim memberi tekanan seimbang, baik pada pekerjaan ataupun hubungan

antarpersonal. Gaya ini mendorong derajat partisipasi dan kerja tim yang tinggi di dalam

organisasi sehingga mampu memuaskan kebutuhan dasar pekerja agar mereka tetap merasa

terlibat dan punya komitmen kuat dalam pekerjaannya. Kata yang dapat menggambarkan

pemimpin yang menerapkan gaya manajemen tim adalah : menstimulir, partisipatif,

penentu tindakan, pembuka isu, penjelas prioritas, pembuat terobosan, bersikap terbuka,

dan penikmat pekerjaan.

6) Paternalistik/Maternalistik

Gaya manajemen tim mengintegrasikan perhatian tinggi atas pekerja sekaligus dan

pekerjaan. Namun, mungkin pula ada pemimpin yang menerapkan secara sekaligus, baik

perhatian tinggi pada orang maupun perhatian tinggi pada produksi, tetapi tidak dengan

cara yang integratif. Pemimpin seperti ini berpindah dari gaya taat otoritas menjadi gaya

country-club bergantung pada situasi. Mereka biasa disebutdiktator yang murah hati, karena

mereka bertindak ramah pada pekerja hanya agar pekerjaan selesai, untuk kemudian

berpindah kembali menjadi diktator yang sesungguhnya. Gaya ini

disebut paternalistik/maternalistik, dan pemimpin bergaya ini melakukannya karena

memandang pekerja tidak terkait dengan pencapaian tujuan organisasi. “Orang ya orang,

kerjaan ya kerjaan. Beda.”

7) Oportunis

Gaya oportunis merujuk pada pemimpin yang secara oportunistik menggunakan aneka

kombinasi dari 5 gaya “resmi” (nomor 1 s/d 5) guna meningkatkan karier mereka.

Black and Mouton menandaskan bahwa pemimpin biasanya punya satu gaya yang dominan

dan satu gaya cadangan. Pemimpin berpindah ke gaya cadangan tatkala gaya dominan tidak

efektif dan mereka tengah berada di bawah tekanan berat. Guna meringkas ketiga riset yang

Page 11: Pendekatan dalam kepemimpinan

8

telah dipaparkan, maka ada baiknya dimuat ikhtisar berupa taksonomi yang disusun oleh

Rowe and Guerrero sebagai berikut:[10]

Tabel 6 Taksonomi Riset Gaya Kepemimpinan versi Rowe and Guerrero

Riset Perilaku Kerja Perilaku Hubungan

Ohio

State

University

Struktur Penyusunan

Pengorganisasian pekerjaan

Penentuan struktur kerja

Penentuan tanggung jawab

Penjadualan kegiatan

Perhatian

Pembangunan respek, kepercayaan,

kesukaan, dan kesetiakawanan

pemimpin dan pengikut

University

of

Michigan

Orientasi Produksi

Penekanan aspek teknis

Penekanan aspek produksi

Pekerja dilihat sebagai alat agar

pekerjaan selesai

Orientasi Pekerja

Pekerja dilihat lewat aspek hubungan

manusia yang kuat

Pemimpin memperlakukan pekerja

selaku makhluk hidup, menghargai

individualitas pekerja, memberi

perhatian pada kebutuhan pekerja

Blake dan

Mouton

Perhatian atas Produksi

Penyelesaian tugas; Pembuatan

keputusan; Pengembangan

produk baru; Optimalisai

proses; Maksimalisasi beban

kerja; Peningkatan volume

penjualan

Perhatian atas Manusia

Melayani orang; Membangun komitmen

dan kepercayaan;

Mempromosikan nilai pribadi epekerja;

Menyediakan kondisi kerja yang baik;

Memelihara upah/keuntungan yang

adil; Mempromosikan hubungan sosial

yang baik

Page 12: Pendekatan dalam kepemimpinan

9

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dalam mempelajari kepemimpinan pada dasarnya menggunakan tiga pendekatan secara

umumnya diantaranya, kepemimpinan yang tumbuh dari bakat, perlaku , dan pendekatan yang

bersandar pada pandangan situasi (situasionar perpective).

Pendekatan dalam kepemimpinan ditekankan bagaimana teknis seorang pemimpin dalam

mempengaruhi bawahannya atau bagaimana seorang pemimpin dapat menginspirasi

bawahannya. Karena dalam kepemimpinan selalu melibatkan orang lain yang nantinya akan

ditentukan akan adanya keseimbangan antara bawahan dengan pemimpin atau sesama

bawahan lainnya.

Keberhasilan atau kegagalan seorang pemimpin banyak ditentukan atau dipengaruhi oleh

sifat-sifat yang dimiliki oleh pribadi seorang pemimpin. Sifat-sifat itu ada pada seorang karena

pembawaan dan keturunan. Jadi seorang menjadi pemimpin karena sifat-sifat yang dibawa

sejak lahir, bukan karena dibuat atau dilatih. Hal seperti demikianlah yang dikatakan

pendekatan dalam sifat kepemipinan.

Pendekatan perilaku merupakan pendekatan yang berdasarkan pemikiran bahwa

keberhasilan atau kegagalan pemimpin ditentukan oleh sikap dan gaya kepemimpinan yang

dilakukan oleh pemimpin. Sikap dan gaya kepemimpinan itu tampak dalam kegiatan sehari -hari

dalam hal bagaimana cara pemimpin itu memberi perintah, membagi tugas dan wewe nangnya

cara berkomunikasi, cara mendorong semangat kerja bawahan, cara menyelanggarakan dan

memimpin rapat anggota, cara mengambil keputusan dan sebagainya.

Banyak ahli yang telah berusaha meneliti dan mengemukakan pendapatnya mengenai

sifat-sifat baik manakah yang diperlukan bagi seorang pemimpin agar dapat sukses dalam

kepemimpinannya. Ghizeli dan Stogdil misalnya mengemukakan adanya lima sifat yang perlu

dimiliki seorang pemimpin, yaitu: kecerdasan, kemampuan mengawasi, inisiatif, ketenangan

diri, dan kepribadian. Seain itu, dari hasil studi pada tahun 1920-1950, diperoleh kesimpulan

adanya tiga macam sifat pribadi seorang pemimpin meliputi ciri-ciri fisik, kepribadian, dan

kemampuan atau kecakapan.

Maka, dapat ditarik kesimpulan bahwa berdasarkan pendekatan sifat, keberhasilan

seorang pemimpin tidak hanya dipengaruhi oleh sifat-sifat pribadi, melainkan ditentukan pula

oleh kecakapan atau keterampilan (skills) pribadi pemimpin.

B. SARAN

Kepemimpinan merupakan faktor kunci dalam suksesnya suatu organisasi serta manajemen

karena seorang pemimpin adalah sosok entitas yang mengarahkan kerja para anggota

organisasi untuk mencapai tujuan organisasi. Oleh karena itu sangat diharapkan seorang

pemimpin yang mempunyai jiwa kepemimpinan ini mampu mengikat, mengharmonisasi , serta

mendorong potensi sumber daya organisasi agar dapat bersaing dengan baik.

Page 13: Pendekatan dalam kepemimpinan

10

DAFTAR PUSTAKA

http://acityawara.com/Detail-2717-pendekatan-dalam-kepemimpinan.html

http://setabasri01.blogspot.com/2011/01/kepemimpinan-dalam-organisasi.html

http://fajaral-husaini.blogspot.com/2013/03/pendekatan-kepemimpinan.html