Pendekatan dalam kepemimpinan
-
Upload
uci-evrent -
Category
Leadership & Management
-
view
369 -
download
15
description
Transcript of Pendekatan dalam kepemimpinan
MAKALAH
PENDEKATAN DALAM
KEPEMIMPINAN KELOMPOK 4
Disusun Oleh:
LUSI EFRENTI
ARIF HIDAYAT
HASZUVI IKHWAL
HARRY PRATAMA IRJA
JURUSAN SISTEM INFORMASI
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN TEKNIK KOMPUTER
(STMIK INDONESIA PADANG)
2014
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa sebagai landasan utama kami
dalam melakukan setiap kegiatan dan kelancaran khususnya dalam menyusun makalah
Kepemimpinan ini. Penulisan makalah ini merupakan kewajiban dari penulis selaku mahasiswa yang
mana bertujuan untuk memberikan hasil perkuliahan satu semester serta menambah ilmu
pengetahuan penulis di bidang keamanan informasi. Laporan ini di buat oleh penulis agar dapat
berguna bagi orang banyak.
Dalam penulisan makalah ini banyak hal dan kendala yang penulis hadapai, tetapi ini tidak
lepas dar bantuan moril dan materil dari berbagai pihak. Alhamdullillah penulis dapat menyelesaikan
makalah dengan baik.
Makalah ini masih jauh dalam bentuk sempurna, untuk itu penulis meminta kritik dan saran
atas kekurangan baik dalam bentuk penulisan maupun pemaparan kelompok nantinya.
Padang, 31 Oktober 2014
Hormat kami
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................................................... ii
BAB I ............................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................................ 1
A. LATAR BELAKANG .............................................................................................................. 1
B. RUMUSAN MASALAH ......................................................................................................... 1
C. TUJUAN ............................................................................................................................ 1
D. BATASAN MASALAH........................................................................................................... 1
BAB II ........................................................................................................................................... 2
PENDEKATAN DALAM KEPEMIMPINAN .......................................................................................... 2
A. Pendekatan Sifat (Trait Approach atau Quality Approach) .................................................... 2
B. Pendekatan Gaya Kepemimpinan ....................................................................................... 3
BAB III .......................................................................................................................................... 9
PENUTUP ..................................................................................................................................... 9
A. KESIMPULAN ..................................................................................................................... 9
B. SARAN .............................................................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................................... 10
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Bila dianalsis secara mendalam, terdapat banyak pendekatan-pendekatan dalam
kepemimpinan yang nantinya akan kementukan keberhasilan seorang pemimpin dalam
memimpin. Pendekatan itu diantara ada pendekatan berdasarkan sifat dari pemimpin dan
ada juga pendekatan berdasarkan perilaku dari pemimpin tersebut.
Pendekatan kesifatan, memandang kepemimpinan sebagai suatu kombinasi sifat-
sifat (traits) yang tampak pada seseorang. Keberhasilan atau kegagalan seseorang pemimpin
banyak ditentukan atau dipengaruhi oleh sifat-sifat yang dimiliki oleh pribadi seorang
pemimpin. Sifat-sifat itu ada pada seseorang karena pembawaan dan keturunan. Jadi,
seseorang menjadi pemimpin karena sifat-sifatnya yang dibawa sejak lahir, bukan karena
dibuat atau dilatih.
Pendekatan perilaku merupakan pendekatan yang berdasarkan pemikiran bahwa
keberhasilan atau kegagalan pemimpin ditentukan oleh sikap dan gaya kepemimpinan yang
dilakukan oleh pemimpin. Sikap dan gaya kepemimpinan itu tampak dalam kegiatan sehari-
hari, dalam hal bagaimana cara pemimpin itu memberi perintah, membagi tugas dan
wewenangnya, cara berkomunikasi, cara mendorong semangat kerja bawahan, cara
memberi bimbingan dan pengawasan, cara membina disiplin kerja bawahan, cara
menyelenggarakan dan memimpin rapat anggota, cara mengambil keputusan dan
sebagainya.
B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini, diantara:
1. Apa pengertian pendekatan dalam kepemimpinan?
2. Apa maksud dari pendekatan pada sifat kepemimpinan?
3. Apa maksud dari pendekatan tingkah laku pada kepemimpinan?
C. TUJUAN
Adapun tujuan dari makalah ini , diantaranya:
1. Mengetahui pengertian dari pendekatan dalam kepemimpinan.
2. Mengetahui pendekatan pada sifat kepemimpinan.
3. Mengetahui pendekatan tingkah laku pada kepemimpinan.
D. BATASAN MASALAH
Makalah ini bertujuan pada hal Pendekatan dalam Kepemimpinan dan lebih menekankan
pada Pendekatan sifat maupun perilaku dalam kepemimpinan berdasarkan beberapa teori.
2
BAB II
PENDEKATAN DALAM KEPEMIMPINAN
Menurut Stoner kepemimpinan adalah sebagai proses mengarahkan dan mempengaruhi
kegiatan yang berhubungan dengan tugas. Ada tiga implikasi penting dalam kepemimpinan,
diantaranya:
a) Kepemimpinan melibatkan orang lain (bawahan atau pengikut), kualitas seorang pemimpin
ditentukan oleh bawahan dalam menerima pengarahan dari pemimpin.
b) Kepemimpinan ditentukan oleh bawahan yang tidak seimbang diantaranya para pemimpin
dan anggota kelompok. Pemimpin mempunyai wewenang untuk mengarahkan beberapa
dari kegiatan anggota kelompok dan sebaliknya anggota kelompok atau bawahan secara
tidak langsung mengarahkan kegiatan pimpinan.
c) Kepemimpinan disamping mempengaruhi bawahan juga mempunyai pengaruh. Dengan kata
lain seorang seorang pimpinan dapat mengatakan kepada bawahan apa yang harus
dikerjakan tapi juga mempengaruhi bagaimana bawahan melaksanakan perintah pemimpin.
Berdasarkan tiga implikasi tersebut, seorang pemimpin mempunyai cara-cara tesendiri untuk
dapat berinteraksi dengan bawahan atau pengikut agar dapat mencapai tujuan dalam sebuah tugas
dengan melakukan pendekatan-pendekatan. Menurut Peter G. Northouse membagi pendekatan
kepemimpinan tersebut menjadi beberapa bagian, diantaranya:
1. Pendekatan Sifat (Trait);
2. Pendekatan Keahlian (Skill);
3. Pendekataan Perilaku/ Gaya (Style);
4. Pendekatan Situasional;
5. Pendekatan Kontijensi;
6. Teori Path-Goal;
7. Teori Pertukaran Leader – Member;
8. Pendekatan Transformasional;
9. Pendekatan Tim;
10. Pendekatan Psikodinamik.
A. Pendekatan Sifat (Trait Approach atau Quality Approach)
Pendekatan Sifat termasuk pendekatan yang paling tua. Dalam pendekatan ini pemimpin
dianggap sesuatu yang dilahirkan (given) bukan dilatih atau diasah. Kepemimpinan terdiri atas
atribut tertentu yang melekat pada diri pemimpin, atau sifat personal yang membedakan
pemimpin dengan pengikutnya. Oleh karena itu, pendekatan sifat disebut teori kepemimpinan
“Orang –Orang Besar”. Pendekatan ini juga membedakan antara pemimpin yang efektif dengan
yang tidak efektif. Pendekatan ini dimulai tahun 1930-an dan hingga kini telah meliputi 300 riset.
Pada pendekatan sifat pemimpin berbeda dengan pengikut karena mereka mempunyai
sejumlah sifat kualitatif yaang tidak dimiliki pengikut pada umumnya. Setelah merangkum studi
yang dilakukan oleh Ralp Melvin Stogdill (1948), Mann (1959), Stogdill (1974), Lord, DeVader and
Alliger (1986), Krikpatrick and Locke (1991) dan Zaccaro, Kemp dan Bader. Peter G. Northouse
3
menyimpulkan sifat-sifat yang melekat pada seorang pemimpin yang melakukan pemimpinan
berdasarkan pendekatan sifat, diantaranya:
1. Sifat Kualitatif
a. Intelijensi Pemimpin cenderung intelijensi dalam hal kemampuan bicara, dan
bernalar lebih kuat daripada yang bukan pemimpin.
b. Kepercayaan Diri merupakan keyakinan akan kompetensi dan keahlian yang
dimiliki, dan juga meliputi harga diri serta keyakinan diri.
c. Determinasi merupakan hasrat menyelesaikan pekerjaan yang meliputi ciri
seperti berinisiatif, kegigihan, mempengaruhi, dan cenderung menyetir.
d. Integritas merupakan kualitas kejujuran dan dapat dipercaya. Integritas membuat
seorang pemimpin dapat dipercaya dan layak untuk diberi kepercayaan oleh para
pengikutnya.
e. Sosiabilitas merupakan kecendurngan pemimpin untuk menjalin hubungan yang
menyenangkan. Pemimpin yang menunjukkan sosiabilitas cenderung bersahabat,
ramah , sopan, bijaksana, dan diplomatis. Mereka sensitif terharap kebutuhan orang
lain dan menunjukkan perhatian atas kehidupan mereka.
2. Sifat Kuantitatif, Pendekatan sifat memilah indikator kepemimpinan yang juga terkenal
sebagai The Big Five Personality Factors sebagai berikut:
a. Neurotisisme Kecederungan menjadi depresi, gelisah, tidak aman, mudah
diserang, dan bermusuhan;
b. Ekstraversi Kecenderungan menjadi sosiabel dengan tegas serta punya semangat
positif;
c. Keterbukaan Kecenderungan menerima masukan, kreatif, berwawasan, dan
punya rasa ingin tahu;
d. Keramahan Kecenderungan untuk menerima, menyesuaikan diri, bisa dipercaya,
dan mengasuh; dan
e. Kecermatan Kecenderungan untuk teliti, terorganisir, terkendali, dapat
dikendalikan, dan bersifat menentukan.
Kelima faktor yang dikuantifikasi diatas, berdasarkan sejumlah riset mempunyai
kolerasi kuat dengan kepemimpinan-kepemimpinan tertentu di dalam organisasi.
B. Pendekatan Gaya Kepemimpinan/ Perilaku Kepemimpinan
Pada Pendekatan gaya kepemimpinan menekankan pada perilaku seorang pemimpin.
Pendekatan ini berbeda dengan pendekatan sifat yang lebih menekankan pada karakteristk
pribadi pemimpin dan berbeda juga dengan pendekatan keahlian yang lebih menekankan pada
kemampuan administratif pemimpin. Pendekatan gaya kepemimpinan fokus terhadap apa yang
benar-benar dilakukan oleh pemimpin dan bagaimana cara mereka bertindak. Pendekatan ini
juga memperluas kajian kepemimpinan dengan bergerak ke arah tindakan-tindakan pemimpin
bawahan didalam aneka situasi.
4
Pendekatan gaya kepemimpinan menganggap kepemimpinan apapun selalu menunjukkan
dua perilaku umum, diantaranya:
1) Perilaku Kerja, yaitu memfasilitasi tercapainya tujuan. Seorang pemimpin dalam
pendekatan ini membantu anggota kelompk mencapai tujuannya.
2) Perilaku Hubungan, yaitu membantu bawahan untuk merasa nyaman baik dengan
diri sendiri, orang lain maupun dengan situasi dimana mereka berada.
Tujuan utama pendekatan gaya kepemimpinan ini adalah menjelaskan bagaimana pemimpin
mengkombinasikan kedua jenis perilaku (kerja atau hubungan) guna mempengaruhi bawahan
dalam upayanya mencapai tujuan organisasi.
Pendekatan gaya kepemimpinan secara singkat direpresentasikan oleh tiga riset yang satu
sama lain berbeda, diantaranya:
1. Riset di Ohio State University
Kelompok riset Ohio State University yakin dengan memposisikan kepemimpinan
sebagai sifat personal akan kurang berhasil dalam menganalisis fenomena kepemimpinan.
Kelompok ini memutuskan untuk menganalisis bagaimana individu bertindak tatkala
mereka tengah memimpin suatu kelompok atau organisasi. Analisis dilakukan dengan
menyuruh pada bawahan mengisi kuesioner yang berisi kesan-kesan mereka atas
pimpinannya. Dalam kuesioner, bawahan harus mengidentifikasi beberapa kali pimpinan
mereka melakukan jenis perilaku tertentu.
Kuesioner tersebut terdiri atas 1800 perntanyaan yang menggambarkan aneka
aspek berbeda dari perilaku seorang pemimpinan. Dari daftar panjang tersebut,
diformulasikanlah 150 pertanyaan yang kemudian dikenal sebagai Leader Behavior
Description Questionnaire (LBDQ). LBDQ diberikan kepada ratusan orang di bidang
pendidikan, militer, dan industri, dan hasilnya menunjukkan bahwa kelompok perilaku
tertentu adalah khas seorang pemimpin yang disebut LBDQ-XII, yang menjadi kuesioner
yang paling banyak digunakan dalam riset kepemimpinan.
Para peneliti menemukan bahwa tanggapan bawahan atas pimpinan dalam
kuesioner yang mereka isi mengelompok pada dua tipe umum perilaku pimpinan,
diantaranya:
1) Struktur Prakarsa
yaitu sejauh mana seorang pemimpin mendefenisikan serta menentukan peran-
peran para bawahan dalam rangka merancang dan memenuhi tujuan di area
pertanggungjawabannya. Gaya ini menekankan pengarahan kegaitan pekerja dalam tim
ataupun individu lewat perencenaan, pengkomunikasian, penjadwalan, penugasan
pekerjaan, penekanan deadline, dan pemberian perintah. Pemimpin memelihara
standard kinerja dan berharap bawahan memenuhinya. Dampak positif dari pemimpin
yang mengaplikasikan Struktur Prakarsa atas produktivitas dan kepuasan kerja muncul
ketika:
a) Penekanan yang tinggi atas hasil dilakukan oleh orang lain selain dari pemimpin;
b) Pekerjaan memuaskan pekerja;
c) Pekerja bergantung pada pemimpin atas informasi dan arahan seputar
bagaimana menyelesaikan pekerjaan;
5
d) Pekerja secara psikologis dapat dipengaruhi lewat pemberian instruksi seputar
dalam hal apa saja yang harus dilakukan dan bagaimana melakukannya; dan
e) Lebih dari 12 pekerja melapor secara intens kepada pemimpin.
2) Perilaku Perhatian
Pada dasarnya perilaku perhatian sama dengan perilaku hubungan. Perilaku
perhatian adalah sejau mana pemimpin punya hubungan dengan bawahan yang
disirikan oleh sikap saling percaya, jalinan komunikasi dua arah, respek pada gagasan
pekerja, dan empati atas perasaan mereka. Gaya ini menekankan pada pemuasa
kebutuhan psikologis pekerja. Pemimpin umumnya menyesiakan waktu untuk
mendengar, berkeinginan melakukan perubahan nasib pekerja, mengupayakan
kesejahteraan pribadi pada pekerja, bersahabat, dan mudah didekati. Derajat perhatian
yang tinggi ini mengindikasi kedekatan psikologis antara pimpinan dan bawahan, derajat
perhatian yang rendah menunjukkan jaraj psikologis yang lebar dan pimpinan lebih
impersonal (kurang manusiawi).
Dampak manfaat dari pemimpin yang menunjukkan perliaku perhatian atas
produktifitas dan kepuasan kerja, diantaranya:
a) Tugas bersifat rutin dan sedikit mengabaikan pekerja;
b) Bawahan terpengaruh oleh kepemimpinan yang pastisipatif;
c) Anggota tim harus belajar sesuatu yang baru;
d) Pekerja merasa keterlibatan mereka dalam proses pengambilan keputusan
memperoleh dukungan dan berdampak atas hasil kinerja mereka; dan
e) Pekerja merasa bahwa perbedaan status yang nyata antara mereka dengan
pimpinan seharusnya tidak ada.
2. Riset di University of Michigan
Titik tekan riset di University of Michigan adalah ekspolorasi perilaku
kepemimpinan, yang memberikan perhatian khusus utama pada dampak perilaku
pemimpin atas kinerja suatu kelompok kecil.
Riset di University of Michigan mengidentifikasi dua jenis perilaku kepemimpinan,
diantaranya:
1) Orientasi Pekerja, yaitu perilaku pemimpin yang mendekati bawahab dengan
penekanan hubungan manusia yang kuat. Mereka menaruh perhatian pada pekerja
sebagai makhluk hidup, menghargai individualitas mereka, dan memberi perhatian
khusus atas kebutuhan pribasi mereja.
2) Orientasi Produksi, terdiri atas perilaku pemimpin yang menekankan pada aspek
teknis dan produksi dari suatu pekerjaan. Dari orientasi ini, pekerja dilihat sebagai
alat guna menyelesaikan pekerjaan.
3. Blake and Mouton
Robert R. Blake and Jane S. Mouton tahun 1991 mengembangkan suatu grid (kisi-
kisi) kepemimpinan guna menunjukkan bahwa pemimpin dapat membantu organisasi
mencapai tujuannya lewat dua orientasi, yaitu:
1) Perhatian atas Produksi dan
2) Perhatian atas Orang
6
Kedua orientasi ini mencerminkan kemablai perilaku kerja dan perilaku hubungan
seperti riset di Ohio State University.
Dengan menggunakan grid (kisi-kisi), Blake and Mouton menciptakan gaya kepemimpinan.
Gaya kepemimpinan teersbut, diantaranya:
) Gaya Taat Otoritas (Authority-Compliance)
Gaya ini menggambarkan pemimpin yang dikendalikan oleh pencapaian hasil atau target,
dengan sedikit atau bahkan tidak ada perhatian pada manusia kecuali dalam rangka
keterlibatan mereka dalam menyelesaikan pekerjaan. Komunikasi pemimpin dengan
pengikutnya terbatas dan diadakan sekadar untuk memberi instruksi pekerjaan. Pemimpin-
pemimpin ini bercorak pengendali, pengarah, terlalu kuat, dan penuntut. Mereka bukan
kolega kerja yang menyenangkan. Sejumlah penelitian menunjukkan tingkat keluar-masuk
karyawan yang tinggi dengan gaya kepemimpinan semacam ini.
2) Gaya Country-Club
Gaya country-club menggambarkan pemimpin dengan perhatian tinggi pada orang tetapi
rendah perhatiannya pada hasil atau produksi. Pemimpin ini fokus pada pemenuhan
kebutuhan pekerja sebagai manusia dan penciptaan lingkungan yang kondusif dalam
pekerjaan. Keluar-masuk karyawan menurun di bawah pemimpin bergaya ini.
Gambar 10 Kisi-kisi Gaya Kepemimpinan versi Blake and Mouton
7
3) Gaya Lemah (Impoverished Management)
Gaya lemah menggambarkan pimpinan yang punya sedikit perhatian baik atas orang
ataupun produksi. Pemimpin bergaya ini berlaku sebagai pemimpin tetapi sesungguhnya
terasing dan tidak melibatkan diri dalam organisasi. Pemimpin ini kerap punya sedikit
hubungan dengan pengikut dan dapat saja dianggap tidak peduli, tidak tegas, pasrah, dan
bersikap masa bodoh. Umumnya kita mengenalnya dengan laissez faire.
4) Gaya Middle-of-the-Road (Gaya Jalan Tengah)
Gaya jalan tengah menggambarkan pemimpin yang kompromistik, yang punya perhatian
menengah atas pekerjaan dan perhatian tengah atas orang-orang yang melakukan
pekerjaan. Pemimpin menghindari konflik dan menekankan pada tingkat produksi serta
hubungan personal yang moderat. Gaya kepemimpinan ini kerap digambarkan sebagai orang
yang bijaksana, lebih suka berada di tengah, samar pendirian dalam minat atas kemajuan
organisasi, dan sulit menyatakan ketidaksetujuannya di hadapan pekerja.
5) Gaya Manajemen Tim
Gaya manajemen tim memberi tekanan seimbang, baik pada pekerjaan ataupun hubungan
antarpersonal. Gaya ini mendorong derajat partisipasi dan kerja tim yang tinggi di dalam
organisasi sehingga mampu memuaskan kebutuhan dasar pekerja agar mereka tetap merasa
terlibat dan punya komitmen kuat dalam pekerjaannya. Kata yang dapat menggambarkan
pemimpin yang menerapkan gaya manajemen tim adalah : menstimulir, partisipatif,
penentu tindakan, pembuka isu, penjelas prioritas, pembuat terobosan, bersikap terbuka,
dan penikmat pekerjaan.
6) Paternalistik/Maternalistik
Gaya manajemen tim mengintegrasikan perhatian tinggi atas pekerja sekaligus dan
pekerjaan. Namun, mungkin pula ada pemimpin yang menerapkan secara sekaligus, baik
perhatian tinggi pada orang maupun perhatian tinggi pada produksi, tetapi tidak dengan
cara yang integratif. Pemimpin seperti ini berpindah dari gaya taat otoritas menjadi gaya
country-club bergantung pada situasi. Mereka biasa disebutdiktator yang murah hati, karena
mereka bertindak ramah pada pekerja hanya agar pekerjaan selesai, untuk kemudian
berpindah kembali menjadi diktator yang sesungguhnya. Gaya ini
disebut paternalistik/maternalistik, dan pemimpin bergaya ini melakukannya karena
memandang pekerja tidak terkait dengan pencapaian tujuan organisasi. “Orang ya orang,
kerjaan ya kerjaan. Beda.”
7) Oportunis
Gaya oportunis merujuk pada pemimpin yang secara oportunistik menggunakan aneka
kombinasi dari 5 gaya “resmi” (nomor 1 s/d 5) guna meningkatkan karier mereka.
Black and Mouton menandaskan bahwa pemimpin biasanya punya satu gaya yang dominan
dan satu gaya cadangan. Pemimpin berpindah ke gaya cadangan tatkala gaya dominan tidak
efektif dan mereka tengah berada di bawah tekanan berat. Guna meringkas ketiga riset yang
8
telah dipaparkan, maka ada baiknya dimuat ikhtisar berupa taksonomi yang disusun oleh
Rowe and Guerrero sebagai berikut:[10]
Tabel 6 Taksonomi Riset Gaya Kepemimpinan versi Rowe and Guerrero
Riset Perilaku Kerja Perilaku Hubungan
Ohio
State
University
Struktur Penyusunan
Pengorganisasian pekerjaan
Penentuan struktur kerja
Penentuan tanggung jawab
Penjadualan kegiatan
Perhatian
Pembangunan respek, kepercayaan,
kesukaan, dan kesetiakawanan
pemimpin dan pengikut
University
of
Michigan
Orientasi Produksi
Penekanan aspek teknis
Penekanan aspek produksi
Pekerja dilihat sebagai alat agar
pekerjaan selesai
Orientasi Pekerja
Pekerja dilihat lewat aspek hubungan
manusia yang kuat
Pemimpin memperlakukan pekerja
selaku makhluk hidup, menghargai
individualitas pekerja, memberi
perhatian pada kebutuhan pekerja
Blake dan
Mouton
Perhatian atas Produksi
Penyelesaian tugas; Pembuatan
keputusan; Pengembangan
produk baru; Optimalisai
proses; Maksimalisasi beban
kerja; Peningkatan volume
penjualan
Perhatian atas Manusia
Melayani orang; Membangun komitmen
dan kepercayaan;
Mempromosikan nilai pribadi epekerja;
Menyediakan kondisi kerja yang baik;
Memelihara upah/keuntungan yang
adil; Mempromosikan hubungan sosial
yang baik
9
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dalam mempelajari kepemimpinan pada dasarnya menggunakan tiga pendekatan secara
umumnya diantaranya, kepemimpinan yang tumbuh dari bakat, perlaku , dan pendekatan yang
bersandar pada pandangan situasi (situasionar perpective).
Pendekatan dalam kepemimpinan ditekankan bagaimana teknis seorang pemimpin dalam
mempengaruhi bawahannya atau bagaimana seorang pemimpin dapat menginspirasi
bawahannya. Karena dalam kepemimpinan selalu melibatkan orang lain yang nantinya akan
ditentukan akan adanya keseimbangan antara bawahan dengan pemimpin atau sesama
bawahan lainnya.
Keberhasilan atau kegagalan seorang pemimpin banyak ditentukan atau dipengaruhi oleh
sifat-sifat yang dimiliki oleh pribadi seorang pemimpin. Sifat-sifat itu ada pada seorang karena
pembawaan dan keturunan. Jadi seorang menjadi pemimpin karena sifat-sifat yang dibawa
sejak lahir, bukan karena dibuat atau dilatih. Hal seperti demikianlah yang dikatakan
pendekatan dalam sifat kepemipinan.
Pendekatan perilaku merupakan pendekatan yang berdasarkan pemikiran bahwa
keberhasilan atau kegagalan pemimpin ditentukan oleh sikap dan gaya kepemimpinan yang
dilakukan oleh pemimpin. Sikap dan gaya kepemimpinan itu tampak dalam kegiatan sehari -hari
dalam hal bagaimana cara pemimpin itu memberi perintah, membagi tugas dan wewe nangnya
cara berkomunikasi, cara mendorong semangat kerja bawahan, cara menyelanggarakan dan
memimpin rapat anggota, cara mengambil keputusan dan sebagainya.
Banyak ahli yang telah berusaha meneliti dan mengemukakan pendapatnya mengenai
sifat-sifat baik manakah yang diperlukan bagi seorang pemimpin agar dapat sukses dalam
kepemimpinannya. Ghizeli dan Stogdil misalnya mengemukakan adanya lima sifat yang perlu
dimiliki seorang pemimpin, yaitu: kecerdasan, kemampuan mengawasi, inisiatif, ketenangan
diri, dan kepribadian. Seain itu, dari hasil studi pada tahun 1920-1950, diperoleh kesimpulan
adanya tiga macam sifat pribadi seorang pemimpin meliputi ciri-ciri fisik, kepribadian, dan
kemampuan atau kecakapan.
Maka, dapat ditarik kesimpulan bahwa berdasarkan pendekatan sifat, keberhasilan
seorang pemimpin tidak hanya dipengaruhi oleh sifat-sifat pribadi, melainkan ditentukan pula
oleh kecakapan atau keterampilan (skills) pribadi pemimpin.
B. SARAN
Kepemimpinan merupakan faktor kunci dalam suksesnya suatu organisasi serta manajemen
karena seorang pemimpin adalah sosok entitas yang mengarahkan kerja para anggota
organisasi untuk mencapai tujuan organisasi. Oleh karena itu sangat diharapkan seorang
pemimpin yang mempunyai jiwa kepemimpinan ini mampu mengikat, mengharmonisasi , serta
mendorong potensi sumber daya organisasi agar dapat bersaing dengan baik.
10
DAFTAR PUSTAKA
http://acityawara.com/Detail-2717-pendekatan-dalam-kepemimpinan.html
http://setabasri01.blogspot.com/2011/01/kepemimpinan-dalam-organisasi.html
http://fajaral-husaini.blogspot.com/2013/03/pendekatan-kepemimpinan.html