PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF MELALUI PROGRAM...

126
PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF MELALUI PROGRAM EKONOMI BERKAH DI BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL (BAZNAS) KOTA BOGOR Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh: ARNOL RINALDI NIM: 11140530000033 KONSENTRASI MANAJEMEN ZISWAF PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440 H/2018 M

Transcript of PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF MELALUI PROGRAM...

Page 1: PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF MELALUI PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43971/1/ARNOL RINALDI-FDK.pdf · BAZNAS Kota Bogor memiliki amanah menyalurkan

PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF MELALUI

PROGRAM EKONOMI BERKAH DI BADAN AMIL

ZAKAT NASIONAL (BAZNAS) KOTA BOGOR

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh:

ARNOL RINALDI

NIM: 11140530000033

KONSENTRASI MANAJEMEN ZISWAF

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

HIDAYATULLAH JAKARTA

1440 H/2018 M

Page 2: PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF MELALUI PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43971/1/ARNOL RINALDI-FDK.pdf · BAZNAS Kota Bogor memiliki amanah menyalurkan

PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF MELALUI

PROGRAM EKONOMI BERKAH DI BADAN AMIL

ZAKAT NASIONAL (BAZNAS) KOTA BOGOR

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh:

Arnol Rinaldi

NIM: 11140530000033

Di bawah Bimbingan:

Prof. Dr. Murodi, MA

NIP. 19640705 199203 1003

KONSENTRASI MANAJEMEN ZISWAF

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

HIDAYATULLAH JAKARTA

1440 H/2018 M

Page 3: PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF MELALUI PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43971/1/ARNOL RINALDI-FDK.pdf · BAZNAS Kota Bogor memiliki amanah menyalurkan
Page 4: PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF MELALUI PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43971/1/ARNOL RINALDI-FDK.pdf · BAZNAS Kota Bogor memiliki amanah menyalurkan

PERNYATAAN

Yang bertandatangan di bawah ini :

Nama : Arnol Rinaldi

NIM : 11140530000033

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

“Pendayagunaan Zakat Produktif melalui Program Ekonomi

Berkah di BAZNAS Kota Bogor” adalah benar merupakan karya

saya sendiri dan tidak melakukan tindakan plagiat dalam

penyusunannya. Adapun data dan kutipan yang ada dalam

penyusunan karya ini telah saya cantumkan sumber kutipannya

dalam skripsi. Saya bersedia melakukan proses yang semestinya

sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku jika ternyata

skripsi ini sebagian atau keseluruhan merupakan plagiat dari karya

orang lain.

Demikian pernyataan ini dibuat untuk dipergunakan seperlunya.

Jakarta, 22 November 2018

Arnol Rinaldi

11140530000033

Page 5: PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF MELALUI PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43971/1/ARNOL RINALDI-FDK.pdf · BAZNAS Kota Bogor memiliki amanah menyalurkan

i

ABSTRAK

Arnol Rinaldi, NIM: 11140530000033, Judul “Pendayagunaan Zakat

Produktif melalui Program Ekonomi Berkah di Badan Amil Zakat

Nasional (BAZNAS) Kota Bogor” Pembimbing, Prof. Dr. Murodi,

MA.

BAZNAS Kota Bogor memiliki amanah menyalurkan dana zakat

secara produktif kepada mustahik yang membutuhkan, terutama yang

membutuhkan bantuan modal usaha. Selain itu, BAZNAS juga memiliki

tanggung jawab dalam setiap programnya agar sesuai dengan tujuan yang

diharapkan. Melihat hal tersebut penulis tertarik untuk meneliti bagaimana

pendayagunaan zakat produktif yang dilakukan oleh BAZNAS Kota

Bogor beserta dampaknya bagi pemberdayaan Mustahik.

Penelitian ini bertujuan untuk memperhatikan pentingnya

pendayagunaan zakat produktif melalui program ekonomi berkah yang

dilakukan oleh BAZNAS Kota Bogor. Permasalahan yang akan dikaji

adalah apa yang menjadi fokus pendistribusian dana zakat produktif untuk

mustahik serta bagaimana pendayagunaan zakat produktif pada program

ekonomi berkah. Penelitian yang penulis lakukan adalah menggunakan

metode pendekatan kualitatif yang diawali dari pemilihan masalah,

dilanjutkan dengan pembuatan pertanyaan, membuat catatan atau

perekaman pada saat wawancara dan kemudian dianalisis.

Hasil dari penelitian ini, penulis dapat mengetahui bahwa

pendistribusian zakat produktif berfokus pada pedagang kaki lima dan

pedagang kecil yang tergolong miskin dikarenakan hanya bisa

menggunakan hasil dari dagangannya untuk menutupi sebagian hajatnya,

namun belum dapat menutupi kebutuhan lainnya. Pendayagunaan zakat

produktif di BAZNAS Kota Bogor melalui program Ekonomi Berkah

terbagi dalam dua bentuk: (1) mekanisme pendayagunaan zakat produktif

pada program Ekonomi Berkah dengan melihat kebutuhan dan kesesuaian

yang ada di masyarakat yaitu dengan melakukan beberapa tahapan

diantaranya: perencanaan, pelaksanaan, dan monitoring program. (2)

dampak pendayagunaan zakat produktif melalui program ekonomi berkah

dapat memberdayakan mustahik sehingga mengalami peningkatan

pendapatan baik secara materi yaitu dapat menutupi kebutuhan hidupnya,

maupun rohani yaitu dapat mensyukuri rizki yang telah Allah berikan

kepada mereka.

Kata kunci: Pendayagunaan, Zakat Produktif, Ekonomi Berkah,

BAZNAS Kota Bogor.

Page 6: PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF MELALUI PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43971/1/ARNOL RINALDI-FDK.pdf · BAZNAS Kota Bogor memiliki amanah menyalurkan

ii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT., yang telah

memberikan hidayah dan inayah-Nya kepada penulis, sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam

semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi besar Muhammad

SAW beserta keluarga, sahabat dan umatnya yang senantiasa

selalu istiqomah di jalan-Nya hingga akhir zaman.

Alhamdulillah pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul “Pendayagunaan Zakat Produktif melalui

Program Ekonomi Berkah di Badan Amil Zakat Nasional

(BAZNAS) Kota Bogor”. Penulis menyadari bahwa penulisan

ilmiah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan,

namun penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua

pihak yang membutuhkan.

Penulis menyadari skripsi ini tidaklah mungkin dapat

terselesaikan tanpa dukungan dan dorongan dari berbagai pihak,

oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA. Rektor UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta

2. Dr. Arief Subhan, MA Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi, Bapak Suparto M.Ed, Ph.D. Wakil Dekan I

Bidang Akademik, Ibu Dr. Raudhonah, MA. Wakil Dekan II

Bidang Administrasi Umum, dan Dr. Suhaimi, M.Si. Wakil

Dekan III Bidang Kemahasiswaan Fakultas Ilmu Dakwah dan

Ilmu Komunikasi.

Page 7: PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF MELALUI PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43971/1/ARNOL RINALDI-FDK.pdf · BAZNAS Kota Bogor memiliki amanah menyalurkan

iii

3. Drs. Cecep Castrawijaya, MA. Ketua Program Studi Manajemen

Dakwah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

4. Drs. Sugiharto, MA. Sekretaris Jurusan Manajemen Dakwah

Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

5. Bapak Prof. Dr. Murodi, MA. Dosen Pembimbing Penulis dalam

penyusunan Skripsi ini, yang penuh kesabaran dalam membimbing

penulis, selalu meluangkan waktu untuk membimbing penulis dan

memberikan semangat serta motivasi kepada penulis untuk

menyelesaikan skripsi ini.

6. H. Mulkanasir, BA., S.Pd., MM. Dosen Pembimbing Akademik

yang telah membimbing dan mengarahkan penulis selama menjadi

mahasiswa.

7. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang

telah memberikan ilmu pengetahuan dalam mendidik penulis

selama melakukan studi. Penulis berharap semoga ilmu yang

diberikan dapat bermanfaat untuk orang lain.

8. Ayahanda dan Ibunda, yang senantiasa dengan ikhlas dan sabar

yang tiada hentinya mendoakan serta memberikan restunya

sehingga penulis dapat menyelesaikan masa kuliah di Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, maaf selama ini telah

banyak merepotkan.

9. Alm. Ust M. Diah, M. Har, yang selalu memberikan nilai-nilai

kehidupan positif bagi penulis untuk terus semangat tanpa pamrih

menggapai apa-apa yang dicita-citakan.

Page 8: PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF MELALUI PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43971/1/ARNOL RINALDI-FDK.pdf · BAZNAS Kota Bogor memiliki amanah menyalurkan

iv

10. Abang dan adik-adikku tercinta, uda Agung, Josra dan Deko

serta seluruh keluarga besar Bukit Kayu Angik yang telah

memberikan semangat, doa restunya hingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

11. Seluruh anggota, staff dan kerabat di BAZNAS Kota Bogor

atas bantuan, dukungan dan do’anya untuk menyelesaikan

skripsi ini.

12. Terimkasih untuk sahabat-sahabat Manajemen Dakwah 2014,

khususnya Manajemen Dakwah B serta sahabat konsentrasi

ZISWAF yang telah banyak memberi dukungan, semangat dan

menjadi teman seperjuangan dikala suka maupun duka untuk

menyelesaikan pendidikan S1 ini, khususnya Nubdzah,

Maulida, Ami, Anggi, Arif B, Arif WM, Bayhaqi, Elfar, Alfi,

Hesty kalian luar biasa.

Akhirnya penulis berharap semoga do’a yang telah

diberikan mendapatkan balasan yang berlipat ganda dari Allah

SWT dan penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi

yang membaca pada umumnya dan bagi segenap keluarga besar

Jurusan Konsentrasi Manajemen Dakwah pada khususnya,

Aamiiin Yaa Rabbal ‘alamin.

Jakarta, 20 Desember 2018

Arnol Rinaldi

Page 9: PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF MELALUI PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43971/1/ARNOL RINALDI-FDK.pdf · BAZNAS Kota Bogor memiliki amanah menyalurkan

v

DAFTAR PUSTAKA

ABSTRAK ..........................................................................................i

KATA PENGANTAR ........................................................................ii

DAFTAR ISI .......................................................................................v

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................1

A. Latar Belakang ...................................................................1

B. Permasalahan .....................................................................8

1. Identifikasi Masalah .....................................................8

2. Pembatasan Masalah ....................................................8

3. Perumusan Masalah .....................................................9

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..........................................9

1. Tujuan Penelitian .........................................................9

2. Manfaat Penelitian .......................................................9

D. Metodologi Penelitian ........................................................10

1. Jenis Penelitian .............................................................11

2. Sumber Data .................................................................11

3. Teknik Pengumpulan Data ...........................................12

4. Teknik Analisis Data ....................................................14

5. Teknik Penulisan ..........................................................14

E. Tinjauan Pustaka ................................................................15

F. Sistematika Penulisan ........................................................16

BAB II LANDASAN TEORI TENTANG PENDAYAGUNAAN

ZAKAT DAN ZAKAT PRODUKTIF .............................................18

A. Pendayagunaan Zakat ........................................................18

1. PengertianPendayagunaan ...........................................18

2. Tahap-tahap Pendayagunaan .......................................19

Page 10: PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF MELALUI PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43971/1/ARNOL RINALDI-FDK.pdf · BAZNAS Kota Bogor memiliki amanah menyalurkan

vi

3. Urgensi Pendayagunaan ...............................................21

4. Pola Pendayagunaan ....................................................22

B. Zakat dan Zakat Produktif .................................................24

1. Pengertian Zakat ..........................................................24

2. Hikmah, Manfaat dan Tujuan Zakat ............................28

3. Sumber Zakat ...............................................................33

4. Muzaki dan Mustahik Zakat ........................................41

5. Zakat Produktif ............................................................49

BAB III GAMBARAN UMUM BAZNAS KOTA BOGOR ..........52

A. BAZNAS Kota Bogor ......................................................52

B. Visi, Misi dan Nilai BAZNAS Kota Bogor ......................58

C. Struktur Organisasi BAZNAS Kota Bogor ......................61

D. Program-program BAZNAS Kota Bogor .........................63

BAB IV PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF MELALUI

PROGRAM EKONOMI BERKAH DI BAZNAS KOTA BOGOR 69

A. Fokus Pendistribusian Zakat Produktif di BAZNAS Kota

Bogor ................................................................................69

B. Mekanisme Pendayagunaan Zakat Produktif melalui Program

Ekonomi Berkah di BAZNAS Kota Bogor ......................72

C. Dampak Pendayagunaan Zakat Produktif melalui Program

Ekonomi Berkah di BAZNAS Kota Bogor ......................87

BAB V PENUTUP ..............................................................................92

A. Kesimpulan .......................................................................92

B. Saran-saran .......................................................................94

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................96

LAMPIRAN

Page 11: PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF MELALUI PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43971/1/ARNOL RINALDI-FDK.pdf · BAZNAS Kota Bogor memiliki amanah menyalurkan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di negara-negara berkembang, kemiskinan merupakan

permasalahan yang sering terjadi, termasuk di Indonesia

ini. Berdasarkan data yang terdapat pada Badan Pusat

Statistik (BPS) menunjukkan angka kemiskinan di tahun

2017 berjumlah 26,58 juta orang atau 10,12% dari jumlah

seluruh penduduk di Indonesia.1 Kemiskinan merupakan

salah satu masalah yang ada dalam masyarakat, karena

kemiskinan menimpa sebagian dari anggota masyarakat

yang ada serta membuat mereka lemah dalam menjalankan

peran dan partisipasi dalam membangun masyarakat.

Dari hal ini, timbullah iri dan dengki dalam diri

mereka, dan juga kebencian yang mendalam kepada orang-

orang yang mempunyai penghasilan yang lebih diantara

mereka. Bahkan mereka pun menebarkan kebenciannya

kepada seluruh masyarakat yang ada hingga membuatnya

mampu bertindak sewenang-wenang kepada nilai-nilai

yang ada dalam masyarakat, serta membuatnya tidak

mampu membedakan sesuatu yang baik ataupun yang

buruk, sesuatu yang terpuji ataupun tercela.2

1https://www.bps.go.id/statictable/2014/01/30/1494/jumlah

penduduk-miskin-persentase-penduduk-miskin-dan-garis-kemiskinan-1970-

2017. html. Diakses pada tanggal 02 Februari 2018, pukul 11.20 2Yusuf Qaradhawi, “Dauru al-Zakat fi ‘illaj al-Musykilat al-

Iqtishodiyah” diterjemahkan Sari Narulita, Spektrum Zakat dalam

Membangung Ekonomi Kerakyatan, cet. 2 (Jakarta: Zikrul Hakim, 2005) h. 21-

22

Page 12: PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF MELALUI PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43971/1/ARNOL RINALDI-FDK.pdf · BAZNAS Kota Bogor memiliki amanah menyalurkan

2

Sebagaimana yang disabdakan oleh Nabi SAW dalam

haditsnya bahwa kemiskinan (kefakiran) itu mendekati

pada kekufuran3.

Islam memandang kemiskinan sebagai satu hal yang

mampu membahayakan akidah, akhlak, kelogisan berfikir,

keluarga dan juga masyarakat.4 Namun demikian, ia

sebenarnya sebagian dari sunnatullah agar roda kehidupan

dapat berjalan, akan tetapi bukan keberadaannya dapat

dibenarkan sebab pada dasarnya bagi orang miskin

mempunyai hak atas kekayaan orang kaya, sebagaimana

dalam firman Allah yang tertulis pada surat Adz-Dzariyaat

ayat 19 yang berbunyi:

حروم ئل وٱل

ا لس

للهم حق مو

وفى أ

“Dan pada harta benda mereka ada hak untuk orang

miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak

meminta.”

Agama Islam telah memberi solusi terhadap persoalan

kemiskinan yang dihadapi manusia. Salah satu caranya

adalah menanggulangi kemiskinan dengan dukungan orang

yang mampu untuk mengeluarkan sebagian harta kekayaan

mereka kepada mereka yang kekurangan.

Sebagaimana yang telah disinggung dalam Alquran

surat Al-Maidah ayat 55 dan Al-Mujadalah ayat 13 yang

menjelaskan tentang perintah menunaikan zakat.

3 Abdurrachman Qadir (2001). “Zakat (Dalam Dimensi Mahdah dan

Sosial)”, ed. 1, cet. 2. (Jakarta: Raja Grafindo Persada), h. 24. 4 Yusuf Qaradhawi, Spektrum Zakat, h. 24

Page 13: PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF MELALUI PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43971/1/ARNOL RINALDI-FDK.pdf · BAZNAS Kota Bogor memiliki amanah menyalurkan

3

ذين يق ٱلذين ءامنوا

هۥ وٱل

ورسول

م ٱلل

ك ما ولي إن

ة و

ل يمون ٱلص

كعون وهم رة و

ك ون ٱلز

ت ويؤ

“Sesungguhnya penolongmu hanyalah Allah, Rasul-

Nya, dan orang-orang yang beriman, yang melaksanakan

shalat dan menunaikan zakat, seraya tunduk (kepada

Allah).”

موا

د قن ت

قتم أ

فش ءأ

وافعل

م ت

لإذ ف ت

م صدق

ك جوى

بين يدى ن

اب ٱلل وت

ٱلل

طيعوا

وأ

ة و

ك ٱلز

وا وءات

ة و

ل ٱلص

قيموا

أم ف

يك

عل

ون عمل

بما ت

بير خ

هۥ وٱلل

ورسول

“Apakah kamu takut akan (menjadi miskin) karena

kamu memberikan sedekah sebelum (melakukan)

pembicaraan dengan Rasul? Tetapi jika kamu tidak

melakukannya dan Allah telah memberi ampun kepadamu,

maka laksanakanlah shalat, dan tunaikanlah zakat serta

taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya! Dan Allah Mahateliti

terhadap apa yang kamu kerjakan.”

Dalam rangka mengentaskan kemiskinan, banyak cara

yang harus ditempuh. M. Quraish Shihab membagi kepada

tiga hal pokok antara lain:5

1. Kewajiban Setiap Individu

Jalan pertama dalam mengentaskan kemiskinan

adalah dengan bekerja dan berusaha yang

merupakan kewajiban atas setiap individu yang

mampu dalam memperoleh kecukupan dan

5 M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur‟an (Bandung: Mizan, 2007),

h. 452-458

Page 14: PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF MELALUI PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43971/1/ARNOL RINALDI-FDK.pdf · BAZNAS Kota Bogor memiliki amanah menyalurkan

4

kelebihan, karena hal inilah yang sejalan dengan

naluri manusia sekaligus juga merupakan

kehormatan dan harga dirinya.

2. Kewajibab Orang lain/ Masyarakat

Kewajiban orang lain/ masyarakat tercermin pada

jaminan satu rumpun keluarga dan jaminan sosial

dalam bentuk zakat dan sedekah. Boleh jadi karena

satu dan lain hal seseorang tidak mampu

memperoleh kecukupan untuk kebutuhan

pokoknya. Maka dalam hal ini terdapat kewajiban

memberi nafkah kepada keluarga, atau dengan

istilah lain jaminan jaminan antar satu rumpun

keluarga sehingga setiap keluarga harus saling

menjamindan mencukupi. Dan hal ini yang dapat

mengentaskan kemiskinan diantaranya dengan

jaminan sosial dalam bentuk zakat dan sedekah

karena apa yang berada dalam genggaman tangan

seseorang atau sekelompok orang, pada hakikatnya

adalah milik Allah. Manusia diwajibkan

menyerahkan kadar tertentu dari kekayaannya

untuk kepentingan saudara-sudara mereka.

3. Kewajiban Pemerintah

Pemerintah juga berkewajiban mencukupi setiap

kebutuhan warga negara. Melalui sumber-sumber

dana yang sah, yang terpenting diantaranya adalah

pajak. Baik dalam bentuk pajak perorangan, tanah,

atau perdagangan, maupun pajak tambahan lainnya

yang ditetapkan pemerintah bila sumber-sumber di

atas belum mencukupi.

Zakat juga merupakan faktor terpenting dalam

menstabilkan sirkulasi harta kekayaan dalam masyarakat.6

Selain itu, zakat juga merupakan suatu ajaran yang

6 Gazi Inayah, Teori Komprehensif tentang Zakat dan Pajak

(Yogyakarta: Tiara Wacana, 2003), h. 20

Page 15: PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF MELALUI PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43971/1/ARNOL RINALDI-FDK.pdf · BAZNAS Kota Bogor memiliki amanah menyalurkan

5

memberikan landasan bagi tumbuh kembangnya

kekuatan sosial ekonomi dalam kehidupan masyarakat. Hal

ini ditandai dengan eksistensi zakat itu sendiri yang secara

nyata memiliki berbagai dimensi yang banyak dan

kompleks. Zakat sebagai ibadah maliyah ijtima’iyah secara

implisit memiliki nilai-nilai ekonomi sosial, ibadah, moral,

spiritual, nilai duniawi dan ukhrowi.7 Semua nilai-nilai

tersebut merupakan landasan bagi pengembangan

kehidupan kemasyarakatan yang bersifat universal apabila

semua dimensi yang terkandung dalam zakat tersebut dapat

diwujudkan, maka zakat akan dapat menjadi sumber

kekuatan yang berpengaruh bagi pembangunan ekonomi

umat manusia menuju peradaban yang lebih baik.

Sehubungan dengan hal itu, semakin berkembangnya

zaman maka timbullah tuntutan akan inovasi, salah satunya

adalah hadirnya praktek pendayagunaan zakat untuk usaha

produktif atau lebih dikenal dengan istilah zakat produktif

yang ada di masyarakat. Karena memang sesungguhnya

tujuan zakat adalah tidak sekedar menyantuni secara

konsumtif, tetapi menjadikan mustahik (orang yang berhak

menerima zakat) menjadi muzaki (orang yang

berkewajiban membayar zakat).

Zakat produktif adalah pemberian zakat (berupa modal

usaha) yang dapat membuat para penerimanya

menghasilkan sesuatu secara terus-menerus dengan harta

7 Abdurrachman Qadir, Zakat dalam Dimensi Mahdhah dan Sosial

(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1998), h. 180-183

Page 16: PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF MELALUI PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43971/1/ARNOL RINALDI-FDK.pdf · BAZNAS Kota Bogor memiliki amanah menyalurkan

6

zakat yang telah diterimanya. Dengan demikian zakat

produktif adalah zakat yang di mana harta atau dana zakat

yang diberikan kepada para mustahik tidak dihabiskan

akan tetapi dikembangkan dan digunakan untuk membantu

usaha mereka, sehingga dengan usaha tersebut mereka

dapat memenuhi kebutuhan hidup secara berkelanjutan.8

Dalam arti harta zakat itu didayagunakan (dikelola),

dikembangkan sedimikian rupa sehingga bisa

mendatangkan manfaat (hasil) yang akan digunakan dalam

memenuhi kebutuhan orang yang tidak mampu terutama

fakir miskin tersebut dalam jangka panjang.9

Pendayagunaan zakat produktif kepada mustahik harus

dipertimbangkan dengan matang oleh amil. Apakah

mampu mustahik tersebut mengelola dana yang diberikan

itu, sehingga pada suatu saat tidak lagi menggantungkan

hidupnya kepada orang lain, termasuk mengharapkan

zakat.10 Apabila ini dapat dikelola dengan baik, maka

secara berangsur-angsur orang yang tidak punya akan terus

berkurang dan tidak menutup kemungkinan, merekapun

bisa menjadi muzaki bukan lagi sebagai mustahik.

Untuk mengembangkan ekonomi masyarakat, amil

dituntut kreatif dan inovatif, maka berkembanglah praktik-

8 Asnaini, Zakat Produktif dalam Prepektif Hukum Islam, cet. Ke-1

(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), h. 64. 9 Mu’inan Rafi’, Potensi Zakat (dari Konsumtif-Karitatif ke Produktif-

Berdayaguna) Perspektif Hukum Islam, cet. Ke-1 (Yogyakarta: Citra Pustaka,

2011), h.132. 10 M. Ali Hasan, Masail Fiqhiyah (Zakat, Pajak Asuransi dan Lembaga

Keuangan)” (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1997), h.23.

Page 17: PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF MELALUI PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43971/1/ARNOL RINALDI-FDK.pdf · BAZNAS Kota Bogor memiliki amanah menyalurkan

7

praktik zakat produktif di berbagai tempat. Organisasi

amil zakat seharusnya bisa berperan dalam mengatasi

masalah sosial-ekonomi masyarakat. Badan Amil Zakat

Nasional (BAZNAS) kota Bogor sebagai lembaga

pengelola zakat resmi milik pemerintah berdasarkan

keputusan Presiden Republik Indonesia N0. 8 Tahun 2001

yang berfungsi untuk mengelola zakat secara nasional

memiliki peranan penting dalam menghimpun,

mendistribusikan dan mendayagunakan zakat, infaq dan

shodaqoh, serta dapat mendorong perputaran ekonomi

mustahik agar dapat hidup berkelayakan dan berkeadilan

hal ini merupakan suatu langkah nyata, guna membantu

pemberdayaan masyarakat menemukan jalan keluar dari

siklus kemiskinan.11

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis ingin

meneliti dan mengkaji secara teoritis dan praktis mengenai

zakat produktif dan pendayagunaannya oleh BAZNAS

Kota Bogor, maka Penulis akan menulis dalam sebuah

skripsi yang berjudul: “Pendayagunaan Zakat Produktif

Melalui Program Ekonomi Berkah di Badan Amil

Zakat Nasional Kota Bogor Tahun 2017”.

11 Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS), Profil BAZNAS artikel ini

diakses pada 5 September 2018 di http://baznas.go.id/profil

Page 18: PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF MELALUI PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43971/1/ARNOL RINALDI-FDK.pdf · BAZNAS Kota Bogor memiliki amanah menyalurkan

8

B. Permasalahan

1. Identifikasi Masalah

Dari uraian latar belakang di atas, terdapat beberapa

permasalahan yang bisa diambil, diantaranya:

a. Bagaimana strategi BAZNAS Kota Bogor dalam

mengoptimalkan sumber zakat?

b. Apakah ada inovasi yang dibuat oleh BAZNAS

Kota Bogor dalam memberdayakan mustahik?

c. Seberapa signifikankah fungsi sosial dan ekonomi

zakat dalam menanggulangi kemiskinan?

d. Bagaimana proses pendayagunaan zakat secara

produktif?

e. Bagaimana zakat berperan dalam menstabilkan

sirkulasi harta kekayaan masyarakat?

f. Apa yang harus dipertimbangkan oleh amil dalam

mengelola zakat agar menghasilkan manfaat bagi

mustahik?

2. Pembatasan Masalah

Beretolak dari latar belakang tersebut, mengingat

luasnya pembahasan mengenai zakat produktif dan

pemberdayaan mustahik, maka dalam penulisan skripsi

ini perlu adanya pembatasan masalah, agar

pembahasan tidak terlalu meluas dan terarah. Adapun

pembatasan masalah penulis membatasinya, pada:

Pendayagunaan Zakat Produktif Melalui Program

Page 19: PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF MELALUI PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43971/1/ARNOL RINALDI-FDK.pdf · BAZNAS Kota Bogor memiliki amanah menyalurkan

9

Ekonomi Berkah di Badan Amil Zakat Nasional Kota

Bogor pada tahun 2017.

3. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis

membuat rumusan masalah sebagai berikut:

a. Apa yang menjadi fokus pendistribusian dana zakat

produktif untuk mustahik di BAZNAS Kota

Bogor?

b. Bagaimana pendayagunaan zakat produktif di

BAZNAS kota Bogor melalui program Ekonomi

Berkah?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Dari perumusan masalah yang telah diuraikan di atas,

maka dapat diketahui tujuan dari penulisan ini adalah:

a. Untuk mengetahui apa yang menjadi fokus

pendistribusian dana zakat produktif yang

dilakukan oleh BAZNAS Kota Bogor.

b. Untuk mengetahui bagaimana bentuk

pendayagunaan zakat produktif yang dilakukan

oleh BAZNAS Kota Bogor melalui program

Ekonomi Berkah sehingga dapat diaplikasikan oleh

Mustahik.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

a. Bagi Akademik

Page 20: PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF MELALUI PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43971/1/ARNOL RINALDI-FDK.pdf · BAZNAS Kota Bogor memiliki amanah menyalurkan

10

Dapat menambah pengetahuan dan wawasan serta

dapat menghasilkan dan mensosialisasikan teori

yang diperoleh selama perkuliahan serta menjadi

wahana pengetahuan mengenai Manajemen ZIS

bagi peneliti selanjutnya yang tertarik untuk

meneliti tentang penggunaan dana ZIS lebih

mendalam.

b. Bagi Praktisi

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah

agar para pengelola dana zakat (amil) tidak hanya

menghimpun dan kemudian menyalurkan kepada

kaum dhuafa saja tetapi dapat memproduktifkan

dana ZIS tersebut serta mendayagunakannya untuk

meningkatkan kinerja mustahik agar mereka tidak

lagi ketergantungan pada zakat.

c. Bagi Masyarakat

Diharapkan dapat berguna bagi masyarakat untuk

menambah wawasan mengenai kinerja Badan Amil

Zakat Nasional serta dapat pula menambah

pemahaman tentang zakat produktif.

D. Metodologi Penelitian

Metode penelitian adalah seperangkat pengetahuan

tentang langkah-langkah sistematis dan logis, tentang

Page 21: PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF MELALUI PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43971/1/ARNOL RINALDI-FDK.pdf · BAZNAS Kota Bogor memiliki amanah menyalurkan

11

pencarian data yang berkenaan dengan masalah

tertentu untuk diolah, dianalisa dan diambil kesimpulan.12

1. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan

pendekatan penelitian kualitatif dengan jenis metode

deskriptif, yaitu metode masalah yang memadu peneliti

untuk mengeksplorasi dan memotret situasi yang akan

diteliti secara menyeluruh, luas, dan mendalam.13

Dimana dari penelitian ini menghasilkan data deskriptif

dan tertulis dengan informasi dari instansi terkait dalam

objek penelitian.

2. Sumber Data

Data adalah hal yang sangat penting dalam sebuah

penelitian karena bila tidak ada data maka penelitian

tidak dapat dilakukan. Dari sekian banyak data yang

diperoleh hanya data-data penting sajalah yang penulis

ambil agar arah penelitian tetap pada jalurnya dan

sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Dalam

penyusunan Skripsi ini, penulis menggunakan dua jenis

sumber data, yaitu:

a. Data Primer

Data primer merupakan data yang langsung

diperoleh dari hasil wawancara, wawancara dapat

12 Wardi Bachtiar, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, (Jakarta:

Logos, 1999), cet ke-2, h. 1. 13 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,

(Bandung: CV. Alfabeta, 2009)

Page 22: PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF MELALUI PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43971/1/ARNOL RINALDI-FDK.pdf · BAZNAS Kota Bogor memiliki amanah menyalurkan

12

dipandang sebagai metode pengumpulan data

sepihak yang dikerjakan secara sistematis

berlandaskan pada tujuan penelitian. Dimana data

ini tertuang dalam item-item pertanyaan yang

dihasilkan dari wawancara dengan responden.

b. Data Sekunder

Adapun data sekunder merupakan data pendukung

dan pelengkap data penelitian. Data tersebut

diperoleh dari data atau informasi yang diperoleh

dari buku, jurnal, surat kabar, artikel, atau internet.

Selain itu juga diperoleh dari literatur-literatur

kepustakaan dan sumber lainnya seperti jumlah

mustahik, jenis pembiayaan yang diberikan, data

pendapatan perkapita seluruh keluarga maupun

pendapatan perkapita usaha, jenis kelamin mitra/

jenis usaha mitra, tingkat pendidikan mitra,

perkembangan modal usaha yang dialami para

mustahik setelah diberi pembiyaan, dan data lain

yang berkaitan dengan materi Skripsi ini.

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang

paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama

dari penelitian adalah mendapatkan data.14 Teknik

pengumpulan data ini dilakukan dengan:

14 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta,

2005), h. 62.

Page 23: PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF MELALUI PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43971/1/ARNOL RINALDI-FDK.pdf · BAZNAS Kota Bogor memiliki amanah menyalurkan

13

a. Library Research (Penelitian Pustaka)

Dalam riset kepustakaan ini penulis membaca,

meneliti, dan mempelajari bahan-bahan tertulis

seperti majalah, buku-buku, artikel, jurnal, dan

informasi tertulis lainnya, khususnya yang

berhubungan dengan Zakat Produktif. Melalui riset

ini akan didapatkan konsep, teori, dan definisi-

definisi yang akan penulis pergunakan sebagai

landasan berpikir dan analisa melalui proses

penulisan. Data yang diperoleh melalui data ini

merupakan data sekunder.

b. Field Research (Penelitian Lapangan)

Dalam riset lapangan ini, peneliti mencoba

mendapatkan data primer dengan menggunakan

beberapa metode diantaranya:

1. Observasi

Observasi merupakan metode

mengumpulkan data dengan mengamati

langsung di lapangan. Dalam hal ini penulis

mengadakan pengamatan secara cermat dan

sistematik.15 Dalam penelitian ini penulis

mengamati secara langsung apa yang bisa

dilihat, dan didengar yang nantinya akan

penulis tuangkan pada skripsi ini.

15 Sugiono, Metode Penelitian Bisnis, (Bandung: Alfabeta, 2007), h.

105.

Page 24: PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF MELALUI PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43971/1/ARNOL RINALDI-FDK.pdf · BAZNAS Kota Bogor memiliki amanah menyalurkan

14

2. Wawancara/ Interview

Wawancara adalah salah satu bagian yang

terpenting dari setiap survei, wawancara juga

merupakan suatu proses interaksi dan

komunikasi.

3. Studi Dokumentasi

Yakni pengumpulan data-data yang

diperlukan dengan cara mencari data

dokumentasi tentang zakat produktif untuk

meningkatkan kinerja produksi, motivasi dan

religiusitas mustahik.

4. Teknik Analisis Data

Teknik Analisis data yang penulis pergunakan

adalah metode analisis kualitatif deskriptif. Setelah

data diperoleh dari kegiatan wawancara dan observasi,

maka langkah selanjutnya adalah menganalisa hasil

wawancara. Analisa data merupakan proses

pencandraan (description) dan penyusunan transkrip

interview. Data-data yang telah terkumpul dianalisis

dalam terminologi dengan kesimpulan deskriptif.

5. Teknik Penulisan

Dalam penulisan skripsi ini penulis berpedoman

dan mengacu kepada buku “Pedoman Penulisan Karya

Ilmiah (Skripsi, Tesis dan Disertasi) UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta” yang diterbitkan oleh keputusan

Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, No: 507

Tahun 2017.

Page 25: PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF MELALUI PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43971/1/ARNOL RINALDI-FDK.pdf · BAZNAS Kota Bogor memiliki amanah menyalurkan

15

E. Tinjauan Pustaka

Dari beberapa skripsi yang penulis baca, banyak

pendapat yang harus diperhatikan dan menjadi

perbandingan selanjutnya. Penulis melihat bahwa masalah

pokok dalam penelitian ini tampaknya masih kurang dapat

perhatian dari para peneliti, untuk itu penulis melakukan

kajian pustaka dengan penelitian terdahulu yang

bersangkutan dengan zakat produktif yang dapat

membantu memberikan masukan bagi penulisan ini.

Adapun penulis menemukan beberapa skripsi yang

mengangkat masalah zakat produktif dalam

pembahasannya, judul-judul skripsi tersebut adalah:

Skripsi pertama, ditulis oleh Fajar Khoirunisa, dengan

judul “Analisis Pendayagunaan Zakat Melalui Program

Layana Jenazah Gratis (LJG) Pada Lembaga Amil Zakat

Al Azhar peduli Umat”. Skripsi ini menggunakan metode

penelitian kualitatif, dimana pada skripsi ini hanya

membahas tentang pendayagunaan zakat melalui program

Layanan Jenazah Gratis di Lembaga Amil Zakat Al Azhar

Peduli Umat serta faktor pendorong dan penghambatnya

dalam melaksanakan program tersebut kepada

masyarakat.16

Skripsi kedua, ditulis oleh Abdul Azis, dengan judul

“Strategi Pengelolaan Dana Zakat Secara Produktif Untuk

16 Fajar Khoirunisa, Analisis Pendayagunaan Zakat melalui Program

Layanan Jenazah Gratis (LJG) pada Lembaga Amil Zakat Al Azhar Peduli

Umat, (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas

Islam Negri Jakarta, 2016).

Page 26: PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF MELALUI PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43971/1/ARNOL RINALDI-FDK.pdf · BAZNAS Kota Bogor memiliki amanah menyalurkan

16

Pemberdayaan Ekonomi Pada BAZNAS Kabupaten

Tanggerang”. Skripsi ini menggunakan metode kualitatif,

di mana pada skripsi ini hanya membahas tentang strategi

yang digunakan oleh BAZNAS Kabupaten Tanggerang

dalam mengelola dana zakat serta persoalan apa yang

dihadapi saat berada di lapangan.17

Dilihat dari beberapa judul di atas, penelitian penulis

berbeda dari penelitian sebelumnya. Penelitian kali ini

menggambarkan pola distribusi dana zakat serta apa yang

menjadi fokus BAZNAS Kota Bogor dalam

mendayagunakan dana zakat secara produktif melalui

program Ekonomi Berkah. Oleh karena itu, materi

pembahasannya pun berbeda, materi yang penulis bahas

adalah tentang “Pendayagunaan Zakat Produktif Melalui

Program Ekonomi Berkah di BAZNAS Kota Bogor”

F. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi ini terdiri dari lima bab

yang dibagi dalam sub bab dan setiap sub bab mempunyai

pembatasan masing-masing yang akan saling berkaitan

antara satu dengan yang lainnya, yaitu sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan, dalam bab ini, penulis

menguraikan hal-hal yang terkait dengan latar belakang

masalah, identifikasi masalah, batasan dan perumusan

17 Abdul Azis, Strategi Pengelolaan Dana Zakat Secara Produktif

Untuk Pemberdayaan Ekonomi Pada BAZNAS Kabupaten Tanggerang,

(Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negri Jakarta, 2015).

Page 27: PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF MELALUI PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43971/1/ARNOL RINALDI-FDK.pdf · BAZNAS Kota Bogor memiliki amanah menyalurkan

17

masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi

penelitian, tinjauan pustaka, serta sistematika penulisan.

Bab II Landasan Teori, pada bab ini memuat tentang

teori-teori yang berkaitan dengan pembahasan penulisan

skripsi ini yang terdiri dari zakat produktif (pengertian

zakat produktif, dasar hukum zakat, tujuan dan hikmah

zakat, pendayagunaan zakat produktif). Dan segala sesuatu

yang mengatur tentang zakat produktif.

Bab III Gambaran Umum Badan Amil Zakat Nasional

(BAZNAS) Bogor, pada bab ini membahas tentang profil

BAZNAS Bogor , meliputi sejarah berdirinya, visi, misi,

struktur organisasi, dan program-program pemberdayaan

mustahik yang terdapat di BAZNAS Bogor.

Bab IV “Pendayagunaan Zakat Produktif Melalui

Program Ekonomi Berkah di BAZNAS Kota Bogor”

Bab V Kesimpulan dan Saran, pada bab ini mencakup

kesimpulan dari keseluruhan pembahasan yang telah

diuraikan pada bab-bab sebelumnya serta saran-saran yang

dapat penulis sampaikan dalam skripsi ini.

Page 28: PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF MELALUI PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43971/1/ARNOL RINALDI-FDK.pdf · BAZNAS Kota Bogor memiliki amanah menyalurkan

18

BAB II

LANDASAN TEORI TENTANG PENDAYAGUNAAN

ZAKAT DAN ZAKAT PRODUKTIF

A. Pendayagunaan Zakat

1. Pengertian Pendayagunaan

Pendayagunaan berasal dari kata “daya” yang

artinya kemampuan untuk melakukan sesuatu atau

menjalankan tugas dengan baik,1 sedangkan kata

“guna” yang berarti faedah atau manfaat.2 Adapun

pengertian pendayagunaan sendiri menurut kamus

besar bahasa Indonesia adalah:3

a) Pengusahaan agar mampu mendatangkan hasil dan

manfaat

b) Pengusahaan (tenaga dan sebagainya) agar mampu

menjalankan tugas dengan baik.

Maka dapat disimpulkan bahwa pendayagunaan

adalah bagaimana cara atau usaha dalam mendatangkan

hasil dan manfaat yang lebih besar serta lebih baik. Di

sinilah aplikasi pendayagunaan dana zakat, bagaimana

zakat yang dikeluarkan oleh ketentuan wajib zakat itu

dapat berfungsi sebagai ibadah baginya dan sekaligus

dapat juga berlaku sebagai dana sosial yang

dimanfaatkan untuk kepentingan mengatasi berbagai

1 Dendy Sugono, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Gramedia

Pustaka, 2005), h. 300 2 Dendy Sugona, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (2005), h. 466 3 Dendy Sugono, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (2005), h. 300

Page 29: PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF MELALUI PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43971/1/ARNOL RINALDI-FDK.pdf · BAZNAS Kota Bogor memiliki amanah menyalurkan

19

masalah kemasyarakatnnya. Misalnya dengan

memberikan bantuan dana kepada mustahik yang

dikategorikan sebagai fakir miskin.4

2. Tahap-tahap Pendayagunaan

Pendayagunaan zakat dapat dilakukan dengan

beberapa tahap, diantaranya:5

a) Penyaluran Murni

Pada tahap penyaluran murni, umumnya setiap

dana yang ada digunakan untuk kegiatan

penyaluran hibah konsumtif, santunan atau

kegiatan karitatif langsung. Biasanya pada saat

dibagikan dana langsung habis, sesuai dengam

penyampaian bantuan yang dilakukan, pada tahap

penyaluran murni orientasi kegiatan adalah

sampainya dana kepada mustahik. Artinya, pada

tahap penyaluran ini yang dipentingkan adalah

harus sampainya ZIS kepada orang-orang yang

benar-benar termasuk mustahik.6

b) Semi Pendayagunaan

Pada tahap ini, dana yang ada selain digunakan

untuk hibah konsumtif, santunan dan kegiatan

karitatif juga digunakan untuk untuk kegiatan-

4 Mohammad Daud Ali, Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf,

(Jakarta: UI Press, 1988), h. 69 5 Didin Hafidhuddin dan Ahmad Juwaini, Membangun Peradaban

Zakat, (Jakarta: Institut Manajemen Zakat, 2007), h. 69 6 Didin Hafidhuddin dan Ahmad Juwaini, Membangun Peradaban

Zakat, (2007), h. 69

Page 30: PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF MELALUI PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43971/1/ARNOL RINALDI-FDK.pdf · BAZNAS Kota Bogor memiliki amanah menyalurkan

20

kegiatan pengembangan sumber daya manusia

(SDM). Pada tahap ini, saat dibagikan dana juga

langsung habis. Sedangkan orientasi pada tahap

semi pendayagunaan ini selain sampainya dana ke

mustahik juga adalah orientasi manfaat dana

(program) bagi mustahik.7

c) Pendayagunaan

Pada tahap pendayagunaan, dana yang ada

digunakan untuk kegiatan hibah, baik untuk

kegiatan karitas langsung maupun tidak langsung,

pengembangan SDM dan ekonomi. Karena

melakukan kegiatan ekonomi produktif, maka pada

umumnya dana yang dibagikan tidak langsung

habis, baik karena terus berputar diantara para

mustahik, maupun karena dana tersebut mengalir

mengikuti kegiatan ekonomi produktif. Sedangkan

orientasi dari tahap pendayagunaan adalah

perubahan mustahik. Oleh karena itu, pada konteks

ini yang perlu diperhatikan adalah sejauh mana

perubahan mustahik setelah mendapatkan bantuan

atau mengikuti program dari lembaga zakat.

7 Didin Hafidhuddin dan Ahmad Juwaini, Membangun Peradaban

Zakat, (2007), h. 69

Page 31: PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF MELALUI PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43971/1/ARNOL RINALDI-FDK.pdf · BAZNAS Kota Bogor memiliki amanah menyalurkan

21

3. Urgensi Pendayagunaan

Untuk dapat mengembangkan strategi pendayagunaan

yang unggul, yang pertama kali harus dipahami adalah

makna hakiki atau intisari dari pendayagunaan zakat

ini. Inti pendayagunaan zakat adalah proses atau upaya

untuk mengubah mustahik menjadi muzakki. Adapun

pentingnya pemberdayaan adalah sebagai berikut:8

a. Menanamkan kesadaran akan harkat dan martabat

pada mustahik sebagai manusia, jangan sampai

posisi keberadaannya sebagai mustahik

membuatnya kehilangan martabat dan kehancuran

derajat sebagai makhluk mulia.

b. Mewujudkan kualitas perubahan dalam kehidupan

menuju kondisi yang lebih baik. Dengan

pemberdayaan diharapkan terjadi sebuah

perubahan kondisi kehidupan mustahik menjadi

lebih baik.

c. Menghindari eksploitasi dan dominasi pihak-pihak

yang tidak bertanggung jawab. Sangat sering

terjadi, kelemahan yang dialami mustahik

dimanfaatkan oleh orang-orang yang tidak

bertanggung jawab untuk melakukan berbagai

tindakan atau aktifitas yang menyimpang, baik

menurut agama maupun negara. Pada konteks ini,

sering kali mustahik hanya dijadikan korban untuk

8 Didin Hafidhuddin dan Ahmad Juwaini, Membangun Peradaban

Zakat, (Jakarta: Institut Manajemen Zakat, 2007), h. 71

Page 32: PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF MELALUI PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43971/1/ARNOL RINALDI-FDK.pdf · BAZNAS Kota Bogor memiliki amanah menyalurkan

22

memuaskan kepentingan seseorang atau segelintir

orang.

d. Menanamkan nilai, cita-cita, dan perilaku

kehidupan yang islami. Pemberdayaan adalah

wahana untuk mentransfer nilai-nilai kebajikan

kepada para mustahik. Proses pemberdayaan, bisa

dijadikan sebagai washilah untuk mewujudkan

masyarakat yang islami

4. Pola Pendayagunaan Zakat

Pendayagunaan zakat adalah bentuk pemanfaatan dana

zakat secara maksimum tanpa mengurangi nilai dan

kegunaannya, sehingga berdaya guna untuk mencapai

kemaslahatan umat.9

Adapun pola-pola pendayagunaan zakat terdapat dua

cara, yakni dapat dijelaskan sebagai berikut:10

a. Pola Tradisional (Konsumtif)

Pola tradisional yaitu penyaluran bantuan dana

zakat diberikan langsung kepada mustahik. Dengan

pola ini penyaluran dana kepada mustahik tidak

disertai target, adanya kemandirian kondisi sosial

maupun kemandirian ekonomi (pemberdayaan).

Hal ini dilakukan karena mustahik yang

bersangkutan tidak mungkin lagi bisa mandiri

seperti para orang tua (jompo), orang cacat dan

9 Kementrian Agama RI, Pedoman Zakat Seri Sembilan, (Jakarta:

Bagian Proyek Peningkatan Zakat dan Wakaf 2002) h. 95 10 Lili Bariadi, Muhammad Zen, M. Hudri, Zakat dan Wirausaha,

(Jakarta: CED, 2005), Cet ke-1, h. 34

Page 33: PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF MELALUI PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43971/1/ARNOL RINALDI-FDK.pdf · BAZNAS Kota Bogor memiliki amanah menyalurkan

23

lain-lain. Yang penghimpunan dan pendayagunaan

zakat diperuntukkan mustahik secara langsung

untuk memenuhi kebutuhan sehari-sehari. Sesuai

dengan penjelasan undang-undang, musathik

delapan asnaf ialah fakir, miskin, amil, muallaf,

riqab, gharim, sabilillah, dan ibnu sabil yang di

dalam aplikasinya dapat meliputi orang-orang yang

paling tidak berdaya secara ekonomi, seperti anak

yatim, orang jompo, penyandang cacat, orang yang

menuntut ilmu, pondok pesantren, anak terlantar,

orang yang terlilit hutang dan sebagainya.11

b. Pola Kontemporer (Produktif)

Pola produktif adalah pola penyaluran dana zakat

kepada mustahik yang ada dipinjamkan oleh amil

untuk kepentingan aktifitas suatu usaha atau

bisnis.12

Pola penyaluran secara produktif (pemberdayaan)

adalah penyaluran zakat atau dana lainnya yang

disertai target merubah keadaan penerima (lebih

dikhususkan kepada mustahik atau golongan fakir-

miskin) dari kondisi kategori mustahik menjadi

kategori muzaki. Dalam sistem pengelolaan zakat

di Indonesia dikenal penyaluran zakat untuk

bantuan dana produktif, yang diperuntukkan bagi

mustahik yang memiliki wirausaha. Pengelolaan

11 Lili Bariadi, dkk, Zakat dan Wirausaha, (2005), h. 34 12 Lili Bariadi, dkk, Zakat dan Wirausaha, (2005), h. 34

Page 34: PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF MELALUI PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43971/1/ARNOL RINALDI-FDK.pdf · BAZNAS Kota Bogor memiliki amanah menyalurkan

24

zakat untuk pemberdayaan akan mudah dijalankan

jika model penghimpunan dana zakat dihimpun dan

dikelola melalui lembaga pengelolaan zakat.13

B. Zakat dan Zakat Produktif

1. Pengertian Zakat

Zakat adalah suatu kewajiban bagi umat Islam yang

telah ditetapkan dalam AlQuran, Sunnah Nabi, dan

Ijma’ para ulama. Zakat merupakan salah satu rukun

Islam yang selalu disebutkan sejajar dengan shalat.

Inilah yang menunjukkan betapa pentingnya zakat

sebagai salah satu rukun Islam. Bagi mereka yang

mengingkari kewajiban zakat maka telah dianggap

kafir, begitu juga mereka yang melarang adanya zakat

secara paksa. Jika ada yang menentang adanya zakat,

harus dibunuh hingga mau melaksanakannya.14

Ditinjau dari segi bahasa, kata zakat merupakan

kata dasar (Masdar) dari zaka yang berarti berkah,

bersih, tumbuh, dan baik. Sesuatu itu zaka, berarti

tumbuh dan berkembang, dan seorang itu zaka, berarti

orang itu baik. Menurut Lisan al-Arab arti dasar dari

kata zakat, ditinjau dari sudut bahasa, adalah suci,

tumbuh, berkah, dan terpuji: semuanya digunakan di

dalam AlQuran dan Hadist. Tetapi yang terkuat,

13 Lili Bariadi, Muhammad Zen, M. Hudri, Zakat dan Wirausaha,

(Jakarta: CED, 2005), Cet ke-1, h. 35 14 Abdul Al-Hamid, Ekonomi Zakat – Sebuah Kajian Moneter dan

Keuangan Syariah, (Jakarta: PT. RajaGrafindo, 2006), h. 1

Page 35: PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF MELALUI PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43971/1/ARNOL RINALDI-FDK.pdf · BAZNAS Kota Bogor memiliki amanah menyalurkan

25

menurut Wahidi dan lain-lain, kata dasar zaka berarti

bertambah dan tumbuh, sedangkan tiap sesuatu yang

bertambah disebut zaka artinya bertambah. Bila satu

tanaman tumbuh tanpa cacat, maka kata zaka disini

berarti bersih. Dan bila seseorang diberi sifat zaka

dalam arti baik, maka berarti orang itu lebih banyak

mempunyai sifat yang baik. Seseorang itu zaki, berarti

seseorang yang memiliki lebih banyak sifat-sifat orang

baik, dan kalimat “hakim-zaka-saksi” berarti hakim

menyatakan jumlah saksi-saksi diperbanyak.15

Adapun menurut istilah syara’, zakat merupakan

salah satu ibadah yang telah ditentukan oleh Allah

SWT cara pelaksanaannya. Oleh sebab itu zakat

memiliki pengertian yang khusus yaitu bagian harta

tertentu yang telah diwajibkan oleh Allah SWT untuk

diberikan kepada orang-orang yang berhak

menerimanya, sebagaimana yang telah dijelaskan di

dalam AlQuran atau dapat juga diartikan dengan kadar

tertentu dari harta tertentu yang diberikan kepada

golongan tertentu.16

Zakat secara istilah fikih berarti “Sejumlah harta

tertentu yang diwajibkan Allah diserahkan kepada

orang-orang yang berhak” di samping berarti

“mengeluarkan jumlah tertentu itu sendiri.”17 Jumlah

15 Yusuf Qardawi, Hukum Zakat, (Bogor: Pustaka Litera AntarNusa,

1987), h. 34 16 Ahmad Wira, Fiqih Zakat, (Padang: Pustaka Al-Hilal, 2009), h. 11 17 Yusuf Qardawi, Hukum Zakat, (1987), h. 34

Page 36: PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF MELALUI PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43971/1/ARNOL RINALDI-FDK.pdf · BAZNAS Kota Bogor memiliki amanah menyalurkan

26

yang dikeluarkan dari kekayaan itu disebut zakat

karena yang dikeluarkan itu menambah banyak,

membuat lebih berarti, dan melindungi kekayaan itu

dari kebinasaan. Hal ini berarti bahwa makna tumbuh

dan berkembang itu tidak hanya diperuntukkan buat

harta kekayaan tetapi lebih jauh dari itu, dengan

mengeluarkan zakat, harta itu menjadi bersih. Hal ini

sesuai dengan ayat AlQuran yang artinya sebagai

berikut:18

“Pungutlah zakat dari kekayaan mereka, engkau

bersihkan dan sucikan mereka dengannya” (At-

Taubah: 103).

Dari ayat ini tergambar bahwa zakat yang

dikeluarkan oleh para muzaki itu dapat dibersihkan dan

mensucikan hati mereka. Suci hati dapat diartikan

mereka tidak lagi mempunyai sifat yang tercela

terhadap harta seperti rakus dan kikir. Sebagai orang

yang suci hati dan mendapat petunjuk Allah dia akan

mengeluarkan harta bendanya tidak hanya semata-mata

karena kewajiban yang diperintahkan Allah, melainkan

benar-benar karena merasa sebagai orang yang

mempunyai kelebihan harta yang ikut bertanggung

jawab atas sebagian masyarakat yang terlantar. Dengan

rasa tanggung jawab demikian, ia akan mau setiap saat

18 Farida Prihatini, Uswatun Hasanah, Wirdyaningsih, Hukum Islam:

Zakat & Wakaf (Teori dan Prakteknya di Indonesia), (Jakarta: Papas Sinar

Sinanti, 2005), h. 47

Page 37: PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF MELALUI PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43971/1/ARNOL RINALDI-FDK.pdf · BAZNAS Kota Bogor memiliki amanah menyalurkan

27

mengeluarkan hartanya bila orang lain

memerlukannya, dan ia akan memiliki jiwa yang peka

terhadap kemiskinan dan kesengsaraan orang lain.

Zakat merupakan salah satu dana atau harta masyarakat

yang dapat dimanfaatkan untuk menolong orang-orang

yang tidak dapat memenuhi kebutuhannya sehari-

hari.19

Di Indonesia, pengertian zakat sebagaimana

disebutkan dalam Undang-undang nomor 23 tahun

2011 tentang Pengelolaan Zakat menjelaskan bahwa

yang dimaksud dengan zakat adalah harta yang wajib

dikeluarkan oleh seorang muslim atau badan usaha

untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya

sesuai dengan syariat Islam.20

Dari beberapa definisi yang telah dikemukakan di

atas, dapat disimpulkan hakikat dari zakat itu adalah

kewajiban yang telah ditetapkan oleh Allah SWT untuk

mengeluarkan sebagian harta yang dimiliki dan telah

mencapai kadar, nishab, dan haul serta sesuai dengan

ketentuan syariat Islam, yang kemudian diberikan

kepada orang-orang yang berhak menerimanya sesuai

dengan yang telah ditetapkan dalam AlQuran maupun

Hadist.

19 Farida Prihatini, dkk, Hukum Islam: Zakat & Wakaf (Teori dan

Prakteknya di Indonesia), (2005), h. 48 20 Himpunan Peraturan Perundang-undangan, Undang-undang

Pengelolaan Zakat dan Wakaf, (Bandung: Fokus Media, 2012), h. 2

Page 38: PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF MELALUI PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43971/1/ARNOL RINALDI-FDK.pdf · BAZNAS Kota Bogor memiliki amanah menyalurkan

28

2. Hikmah, Manfaat dan Tujuan Zakat

Zakat adalah ibadah dalam bidang harta yang

mengandung hikmah, manfaat dan tujuan yang

demikian besar dan mulia, baik yang berkaitan dengan

orang yang berzakat (Muzaki), penerimanya

(Mustahik), harta yang dikeluarkan zakatnya, maupun

bagi masyarakat keseluruhan. Hikmah dan manfaat

tersebut antara lain sebagai berikut.21

Pertama, sebagai perwujudan keimanan kepada

Allah SWT, mensyukuri nikmat-Nya, menumbuhkan

akhlak mulia dengan rasa kemanusiaan yang tinggi,

menghilangkan sifat kikir, rakus dan materialistis,

menumbuhkan ketenangan hidup, sekaligus

membersihkan dan mengembangkan harta yang

dimiliki.22

Kedua, karena zakat merupakan hak mustahik,

maka zakat berfungsi untuk menolong, membantu dan

membina mereka, terutama fakir miskin, ke arah

kehidupan yang lebih baik dan lebih sejahtera,

sehingga mereka dapat memenuhi kebutuhan hidupnya

dengan layak, terhindar dari kekufuran, sekaligus

menghilangkan sifat iri, dengki dan hasad yang

mungkin timbul dari kalangan mereka, ketika mereka

21 Didin Hafidhuddin, Zakat dalam Perekonomian Modern, (Jakarta:

Gema Insani, 2002), h. 10 22 Didin Hafidhuddin, Zakat dalam Perekonomian Modern, (2002), h.

10

Page 39: PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF MELALUI PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43971/1/ARNOL RINALDI-FDK.pdf · BAZNAS Kota Bogor memiliki amanah menyalurkan

29

melihat orang kaya yang memiliki harta yang cukup

banyak.23

Ketiga, sebagai pilar amal bersama antara orang-

orang kaya yang berkecukupan hidupnya dan para

mujahid yang seluruh waktunya digunakan untuk

berjihad di jalan Allah, yang karena kesibukannnya

tersebut, ia tidak memiliki waktu dan kesempatan

untuk berusaha dan berikhtiar bagi kepentingan nafkah

diri sendiri dan keluarganya. Di samping sebagai pilar

amal bersama, zakat juga merupakan salah satu bentuk

konkret dari jaminan sosial yang disyariatkan oleh

ajaran Islam. Melalui syariat zakat, kehidupan orang-

orang fakir, miskin, dan orang-orang menderita

lainnnya, akan terperhatikan dengan baik.24

Keempat, sebagai salah satu sumber dana bagi

pembangunan sarana maupun prasarana yang harus

dimiliki umat Islam, seperti sarana ibadah, pendidikan,

kesehatan, sosial maupun ekonomi, sekaligus sarana

pengembangan kualitas sumberdaya umat muslim.

Hampir semua ulama sepakat bahwa orang yang

menuntut ilmu berhak menerima zakat atas nama

golongan fakir dan miskin maupun sabilillah.25

23 Didin Hafidhuddin, Zakat dalam Perekonomian Modern, (2002), h.

10 24 Didin Hafidhuddin, Zakat dalam Perekonomian Modern, (2002), h.

10 25 Didin Hafidhuddin, Zakat dalam Perekonomian Modern, (2002), h.

11

Page 40: PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF MELALUI PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43971/1/ARNOL RINALDI-FDK.pdf · BAZNAS Kota Bogor memiliki amanah menyalurkan

30

Kelima, untuk memasyarakatkan etika bisnis yang

benar, sebab zakat itu bukanlah membersihkan harta

yang kotor, akan tetapi mengeluarkan bagian dari hak

orang lain dari harta kita yang kita usahakan dengan

baik dan benar sesuai dengan ketentuan Allah SWT.26

Keenam, dari sisi pembangunan kesejahteraan

umat, zakat merupakan salah satu instrumen

pemerataan pendapatan. Dengan zakat yang dikelola

dengan baik, dimungkinkan membangun pertumbuhan

ekonomi sekaligus pemerataan pendapatan, economic

with equity. Monzer Kahf menyatakan zakat dan sistem

pewarisan Islam cendrung kepada distribusi harta yang

egaliter dan bahwa sebagai manfaat dari zakat, harta

akan selalu beredar. Zakat akan mencegah terjadinya

akumulasi harta pada satu tangan dan pada saat yang

sama mendorong manusia untuk melakukan investasi

dan mempromosikan distribusi. Zakat juga merupakan

institusi yang komprehensif untuk distribusi harta

karena hal ini menyangkut harta setiap muslim secara

praktis, saat hartanya telah sampai melewati nishab.27

Ketujuh, dorongan ajaran Islam yang begitu kuat

kepada orang-orang yang beriman untuk berzakat,

berinfak, dan bersedekah menunjukkan bahwa ajaran

Islam mendorong umatnya untuk mampu bekerja dan

26 Didin Hafidhuddin, Zakat dalam Perekonomian Modern, (2002), h.

11 27 Didin Hafidhuddin, Zakat dalam Perekonomian Modern, (2002), h.

11

Page 41: PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF MELALUI PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43971/1/ARNOL RINALDI-FDK.pdf · BAZNAS Kota Bogor memiliki amanah menyalurkan

31

berusaha sehingga memiliki harta kekayaan yang di

samping dapat memenuhi kebutuhan hidup diri dan

keluarganya, juga berlomba-lomba menjadi muzakki

dan munfik. Zakat yang dikelola dengan baik akan

mampu membuka lapangan kerja dan usaha yang luas,

sekaligus penguasaan aset-aset oleh umat Islam.28

Selanjutnya, diantara tujuan diwajibkannya

menunaikan zakat dalam Islam dapat disimpulkan

sebagai berikut:29

a. Zakat dapat menyelesaikan masalah ketidak

seimbangan pendapatan dan masalah ekonomi

individu.

b. Sistem zakat dapat menghindari gejala

penyimpangan atau penimbunan barang secara

berlebihan untuk memperoleh keuntungan yang

lebih pada waktu yang sesuai.

c. Zakat berperan mengubah nasib orang yang sedang

dalam kesusahan, kutipan zakat yang terkumpul

menjadi dana yang akan disalurkan lagi kepada

asnaf secara adil dan seksama.

d. Zakat dapat membantu mengimbangi income

perkapita rakyat. Apabila zakat yang terurus

dengan baik, maka perbedaan income perkapita

rakyat dapat diimbangi.

28 Didin Hafidhuddin, Zakat dalam Perekonomian Modern, (2002), h.

12 29 Ahmad Wira, Fiqih Zakat, (Padang: Pustaka al-Hilal 2009), h. 29

Page 42: PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF MELALUI PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43971/1/ARNOL RINALDI-FDK.pdf · BAZNAS Kota Bogor memiliki amanah menyalurkan

32

e. Peranan zakat dapat mempertahankan

kesinambungan dan kemantapan kegiatan

ekonomi.

f. Kewajiban zakat dapat menghindari terjadinya

inflasi.

g. Zakat dapat membantu memberikan keperluan

modal awal, bimbingan dan latihan berdasarkan

kelayakan dan kemahiran.

Dari berbagai hikmah dan tujuan diwajibkan zakat,

terlihat bahwa zakat memang memiliki kekuatan

ibadah yang bersifat ilahi, yaitu membentuk dan

sekaligus memberikan penghargaan terhadap rasa

syukur hamba terhadap Allah SWT. Di dalam ibadah

zakat sangat dituntut adanya keikhlasan, tanpa

keikhlasan dari muzakki maka ibadah zakat tidaklah

memiliki nilai di sisi Allah SWT, di samping itu zakat

juga boleh menjadi alternatif yang paling baik untuk

usaha penyeimbang sosial ekonomi umat Islam. Dalam

sistem ekonomi Islam, zakat dapat dijadikan sebagai

instrumen kebijakan fiskal dan sekaligus dapat

mengatasi terjadinya inflasi, memelihara

keseimbangan dan kestabilan ekonomi, dengan zakat

akan terjadi pendistribusian kepada rakyat miskin,

sehingga harta atau kekayaan tidak hanya menumpuk

dan bertumpu kepada orang-orang kaya saja.30

30 Ahmad Wira, Fiqih Zakat, (Padang: Pustaka al-Hilal 2009), h. 30

Page 43: PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF MELALUI PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43971/1/ARNOL RINALDI-FDK.pdf · BAZNAS Kota Bogor memiliki amanah menyalurkan

33

3. Sumber Zakat

Harta kekayaan yang wajib dikeluarkan zakatnya

itulah sumber dana zakat. Untuk mengetahui apa yang

di maksud dengan harta kekayaan ada beberapa

pendapat, Yusuf Qardawi menyatakan kekayaan

(amwal) merupakan bentuk jamak dari mal dan mal

adalah segala sesuatu yang diinginkan sekali oleh

manusia untuk disimpan dan dimilikinya. Sedangkan

menurut Mazhab Hanafi memaknai kekayaan adalah

segala yang dapat dimiliki dan digunakan menurut

galibnya. Kekayaan hanya bisa dikatakan sebagai

kekayaan apabila memenuhi dua syarat, dimiliki dan

bisa diambil manfaatnya.31

Adapun kategori kekayaan yang harus dikeluarkan

zakatnya adalah:

a. Emas, Perak dan Uang32

Dasar hukum wajib zakat bagi harta kekayaan yang

berupa emas, perak dan uang adalah AlQuran surat

ke-9 ayat 35. (dimiliki selama secara pasti) selama

satu tahun penuh dan sampai nishabnya. Nishab

emas adalah 20 dinar, lebih kurang sama dengan 96

gram emas murni. Setelah dimiliki selama satu

tahun, wajib dikeluarkan zakatnya sebesar dua

31 Farida Prihatini, Uswatun Hasanah, Wirdyaningsih, Hukum Islam:

Zakat & Wakaf (Teori dan Prakteknya di Indonesia), (Jakarta: Papas Sinar

Sinanti, 2005), h. 54 32 Mohammad Daud Ali, Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf,

(Jakarta: UI Press, 1988), h. 45

Page 44: PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF MELALUI PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43971/1/ARNOL RINALDI-FDK.pdf · BAZNAS Kota Bogor memiliki amanah menyalurkan

34

setengah persen. Nisab perak adalah 200 dirham,

beratnya sama dengan lebih kurang 672 gram.

Berdasarkan beberapa hadist, emas dan perak yang

menjadi perhiasan wanita yang cukup senishab dan

dimiliki cukup setahun pula, hendaklah dikeluarkan

zakatnya sebanyak dua setengah persen. Nishab

uang, baik giral maupun chartal adalah sama

dengan nilai atau harga 96 gram emas. Bila

disimpan cukup setahun, zakatnya adalah dua

setengah persen.

b. Barang yang diperdagangkan33

Yang menjadi dasar hukum wajib zakat bagi barang

dagangan adalah AlQuran surat 2 ayat 267, setiap

tutup buku, setelah perdagangan berjalan setahun

lamanya, uang yang ada dan semua barang yang

dihitung harganya dari jumlah itu dikeluarkan

zakatnya dua setengah persen, nishabnya sama

dengan nilai harga emas 96 gram. Kini, zakat

perdagangan ini diperluas pada perusahaan atau

badan usaha lainnya.

c. Hasil Pertenakan34

Dalam fikih Islam, binatang ternak diklasifikasikan

ke dalam beberapa kelompok:

33 Mohammad Daud Ali, Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf,

(1988), h. 45 34 M Arif Mufraini, Akuntansi dan Manajemen Zakat, (Jakarta:

Kencana, 2012), Cet ke-3, h. 100

Page 45: PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF MELALUI PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43971/1/ARNOL RINALDI-FDK.pdf · BAZNAS Kota Bogor memiliki amanah menyalurkan

35

1) Pemeliharaan hewan yang ditunjukan untuk

memenuhi kebutuhan-kebutuhan pokok atau

alat produksi, semisal memelihara kerbau yang

dimanfaatkan untuk kepentingan membajak

sawah atau kuda yang dimanfaatkan sebagai

alat transportasi (penarikan delman)

2) Hewan yang dipelihara untuk tujuan

memproduksi suatu hasil komoditas tertentu

seperti binatang yang disewakan atau hewan

pedaging atau hewan susu perahan. Binatang

semacam ini termasuk jenis binatang ma’lufat

(binatang yang dikandangkan).

3) Hewan yang digembalakan untuk tujuan

pertenakan (pengembang biakan). Jenis hewan

ternak seperti inilah yang termasuk dalam

kategori aset wajib zakat binatang ternak (zakat

an’am)

Sebagian besar ahli fikih Islam sepakat bahwa zakat

binatang ternak diwajibkan pada semua jenis binatang

ternak baik yang dikenal pada masa kenabian ataupun

tidak. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa

yang tidak termasuk dalam kategori binatang ternak

adalah:35

1) Hewan pedaging atau hewan susu perah (tidak

digembalakan dan dikandangkan sepanjang

35 M Arif Mufraini, Akuntansi dan Manajemen Zakat, (Jakarta:

Kencana, 2012), Cet ke-3, h. 102

Page 46: PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF MELALUI PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43971/1/ARNOL RINALDI-FDK.pdf · BAZNAS Kota Bogor memiliki amanah menyalurkan

36

tahun), jenis ini masuk dalam kategori aset

wajib zakat musytagillat.

2) Hewan yang dimanfaatkan sebagai alat

produksi seperti mempersiapkan lahan

pertahian atau alat angkut petani dan hasil-hasil

pertaniannya, walaupun hewan ternak itu

termasuk kategori saimah (digembalakan).

3) Kuda, bagal, keledai dan sejenisnya yang

dimanfaatkan untuk kegiatan-kegiatan

produksi, perang atau untuk memenuhi

kebutuhan primer pemiliknya, hewan sewaan,

serta hewan dagangan (maka hewan tersebut

tercakup sebagai aset wajib zakat untuk

komoditas zakat perdagangan).

Para ahli fikih Islam membagi binatang ternak

dalam beberapa kelompok dan menentukan

nisab bagi setiap kelompok tersebut seperti

dibawah ini:36

Pertama, Unta: nisabnya 5 ekor, dan tidak wajib

zakat bila jumlahnya dibawah 5 ekor, yaitu

sepadan dengan 200 dirham perak pada zaman

Rasulullah SAW.

Kedua, Kambing dan sejenisnya: nisabnya 40

ekor, tidak wajib zakat bila jumlahnya dibawah

40 ekor kambing.

36 M Arif Mufraini, Akuntansi dan Manajemen Zakat, (2012), Cet ke-

3, h. 103

Page 47: PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF MELALUI PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43971/1/ARNOL RINALDI-FDK.pdf · BAZNAS Kota Bogor memiliki amanah menyalurkan

37

Ketiga, Sapi dan sejenisnya: nisab 30 ekor,

tidak wajib zakat bila jumlahnya di bawah 30

ekor sapi.

Keempat, binatang-binatang ternak lainnya

yang dianalogikan dari ketiga kelompok di atas.

Sebagai contoh, nisab kerbau dapat

dianalogikan dengan nisab sapi, dan lain

sebagainya.

d. Hasil Bumi (Pertanian)

Hasil pertanian adalah semua hasil pertanian yang

ditanam dengan menggunakan bibit biji-bijian yang

hasilnya dapat dimakan oleh manusia dan hewan

serta yang lainnya. Sedangkan yang di maksud

hasil perkebunan adalah buah-buahan yang berasal

dari perpohonan atau umbi-umbian. Sistem

pengairan pertanian dan perkebunan objek zakat

mendpat perhatian lebih dalam kajian zakat karena

kedua hal tersebut berkaitan dengan hasil

presentase wajib zakatnya.37

Menurut para ahli dalam mazhab Syafi’i, hasil

bumi yang dizakati itu hanyalah hasil bumi yang

menjadi makanan pokok manusia saja seperti

gandum, jelai, dan kurma serta anggur kering.

Keempat jenis hasil bumi itu tidak terdapat di

Indonesia, dan karena itu “apa yang Kami

37 M Arif Mufraini, Akuntansi dan Manajemen Zakat, h. 86

Page 48: PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF MELALUI PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43971/1/ARNOL RINALDI-FDK.pdf · BAZNAS Kota Bogor memiliki amanah menyalurkan

38

keluarkan dari bumi, untuk kamu” seperti yang

disebut dalam AlQuran surat 2 ayat 276 itu oleh ahli

hukum Islam Indonesia dirinci sesuai dengan

keadaan di Indonesia.38

e. Hasil Tambang dan Barang39

Barang tambang yang wajib dizakati hanyalah

emas dan perak saja. Demikian juga dengan barang

temuan, yang dizakati terbatas pada emas dan perak

saja. Dasar hukumnya berasal dari AlQuran surat 9

ayat 35 tersebut di atas, kewajiban untuk

menunaikan zakat barang-barang tambang adalah

setiap kali barang itu selesai dibersihkan (diolah).

Nisab barang tambang adalah sama dengan nisab

emas 96 gram dan perak 672 gram, kadarnya pun

sama, yaitu dua setengah persen. Kewajiban untuk

menunaikan zakat barang temuan adalah setiap kali

orang menemukan barang tersebut. Nisab barang

temuan sama dengan nisab emas dan perak begitu

juga dengan kadarnya.

f. Hasil Investasi

Investasi adalah penanaman modal atau uang dalam

proses produksi (dengan pembelian gedung-

gedung, permesinan, bahan cadangan,

penyelenggaraan ongkos, serta perkembangannya).

38 Mohammad Daud Ali, Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf,

(Jakarta: UI Press, 1988), h. 46 39 Mohammad Daud Ali, Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf,

(1988), h. 47

Page 49: PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF MELALUI PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43971/1/ARNOL RINALDI-FDK.pdf · BAZNAS Kota Bogor memiliki amanah menyalurkan

39

Dengan demikian, cadangan modal barang

diperbesar sejauh tidak perlu ada modal barang

yang harus diganti.40

Pada saat ini penanaman modal dilaksanakan dalam

berbagai bidang usaha, seperti perhotelan,

perumahan, wisma, pabrik, transportasi, pertokoan,

dan masih banyak lagi jenisnya. Kendatipun

demikian penanaman modal (investasi) tersebut

mendatangkan hasil, tetapi masih terdapat

perbedaan pendapat para ulama:41

1) Para ulama yang tidak mewajibkan zakat

Sebagian ulama memandang, bahwa investasi

dalam bentuk gedung-gedung, pabrik dan

sebagainya yang telah disebutkan di atas tidak

dikenakan zakat, karena di masa Rasulullah,

para sahabat tidak pernah menetapkan

ketentuan hukumnya. Kelompok ini, berpegang

kepada lahiriah nash (AlQuran dan Sunnah).

Pendapat ini dianut oleh mazhab lahirian (Ibnu

Hazm). Dalam zaman modern ini dianut pula

oleh Syaukani dan Shahik Hasab Khan.

2) Para ulama yang mewajibkan zakat

Sebagian ulama berpendapat, bahwa

penanaman modal dalam berbagai bentuk

40 M. Ali Hasan, Zakat dan Infak: Salah Satu Solusi Mengatasi

Problema Sosial di Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2008), cet ke-2, h. 70 41 M. Ali Hasan, Zakat dan Infak: Salah Satu Solusi Mengatasi

Problema Sosial di Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2008), cet ke-2, h. 70

Page 50: PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF MELALUI PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43971/1/ARNOL RINALDI-FDK.pdf · BAZNAS Kota Bogor memiliki amanah menyalurkan

40

kegiatan dikarenakan zakatnya, karena hal itu

merupakan kekayaan dan setiap kekayaan ada

hak orang lain di dalamnya.

Cara menetapkan zakat investasi, terdapat dua

cara dalam perhitungan zakatnya. Pertama,

menghitung modalnya (pabrik, hotel) dan

keuntungannya sekaligus, kemudian baru

diperhitungkan zakatnya. Kedua, hanya

menghitung keuntungannya saja dan

keuntungan yang diperhintungkan zakatnya.42

1) Sebagian ulama menghitung modal dan

keuntungannya dan zakatnya dikeluarkan

sebesar 2,5% sebagaimana zakat

perdagangan. Di antara ulama sunni adalah

mazhab Hambali, Abu Waqa’ Ibnu ‘Aqil

dan Ibnu Qayyim. Dalam perhitungan

modalnya ada penyusutan tiap tahunnya, di

samping biaya pemeliharaan dan biaya lain-

lain.43

2) Sebagian ulama menghitung

keuntungannya saja, tidak modalnya,

seperti rumah yang disewakan, hotel dan

sebagainya. Hal ini sama dengan zakat

pertanian yang dihitung hanya hasilnya

42 M. Ali Hasan, Zakat dan Infak: Salah Satu Solusi Mengatasi

Problema Sosial di Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2008), cet ke-2, h. 72 43 M. Ali Hasan, Zakat dan Infak, (2008), h. 72

Page 51: PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF MELALUI PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43971/1/ARNOL RINALDI-FDK.pdf · BAZNAS Kota Bogor memiliki amanah menyalurkan

41

saja, tidak tanahnya. Dengan demikian,

zakatnya apakah hanya 10% atau 5%,

menurut kedua pendapat ini, penyusutan

tidak perlu dihitung, karena yang

diperhitungkan hanya keuntungannya saja,

setelah dikeluarkan biaya pemeliharaan dan

biaya-biaya lainnya.44

4. Muzaki dan Mustahik Zakat

a. Muzaki

Muzaki merupakan orang atau pihak yang

melakukan pembayaran zakat. Dengan begitu,

maka mustahik adalah mereka yang hartanya

dikenakan kewajiiban zakat. Pembayar zakat

disyaratkan harus seorang muslim dan tidak

disyaratkan baligh atau berakal menurut

pendapat beberapa ulama yang ada.45 Adapun

kewajiban seorang muzaki adalah:46

1) Mencatat harta kekayaan yang dimilikinya

2) Menghitung zakat dengan benar

3) Membayarkan zakat kepada amil zakat

4) Meniatkan membayar zakat karena Allah

SWT

5) Melafalkan akad pada saat membayar zakat,

dan

44 M. Ali Hasan, Zakat dan Infak, (2008), h. 72 45 Nurul Huda, Mohamad Heykal, Lembaga Keuangan Islam (Tinjauan

Teoritis dan Praktis), (Jakarta: Kencana, 2013), Cet ke-2, h. 299 46 Nurul Huda, Mohamad Heykal, Lembaga Keuangan Islam, h. 299

Page 52: PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF MELALUI PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43971/1/ARNOL RINALDI-FDK.pdf · BAZNAS Kota Bogor memiliki amanah menyalurkan

42

6) Menunaikan infak dan sedekah jika harta

masih berlebih

b. Mustahik

Mustahik adalah mereka yang berhak untuk

menerima pembayaran zakat. Pada dasarnya

mustahik dikelompokkan menjadi delapan

golongan berdasarkan QS. At-Taubah ayat 60

yang artinya:47

“Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk

orang-orang fakir, orang-orang miskin,

pengurus zakat (amil), para mualaf, untuk

(memerdekakan) budak. Orang-orang yang

berhutang, untuk yang berjuang di jalan Allah

dan untuk mereka yang sedang berada di

perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang

diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui

lagi Maha Bijaksana”

Afzalurrahman menegaskan bahwa kelompok

yang berhak menerima zakat telah dinyatakan

dalam kitab suci AlQuran, oleh karena itu,

negara tidak mempunyai otoritas untuk

menggunakan dana zakat selain untuk

kepentingan delapan asnaf di atas.48 Berikut

adalah penjabaran delapan golongan mustahik

sebagai berikut:49

47 Nurul Huda, Mohamad Heykal, Lembaga Keuangan Islam, h. 299 48 Lili Bariadi, Muhammad Zen, M. Hudri, Zakat dan Wirausaha,

(Jakarta: CED, 2005), Cet ke-1, h. 12 49 Lili Bariadi, dkk, Zakat dan Wirausaha, h. 12

Page 53: PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF MELALUI PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43971/1/ARNOL RINALDI-FDK.pdf · BAZNAS Kota Bogor memiliki amanah menyalurkan

43

1) Golongan Fakir

Adalah golongan yang memiliki harta

namun kebutuhan hidup mereka lebih

banyak dibandingkan harta yang mereka

miliki, atau orang-orang yang sesat dan

jujur tetapi tidak mempunyai pekerjaan,

atau mempunyai pekerjaan namun

penghasilannya sangatlah kecil, sehingga

tidak cukup untuk memenuhi sebagian dari

kebutuhannya.50

Abu Bakar menyatakan fakir yaitu orang

yang tidak memiliki harta maupun

pekerjaan, atau ada harta dan pekerjaan

tetapi tidak mencukupi kebutuhannya

misalnya, seseorang membutuhkan Rp.

25.000,- /hari tetapi ia hanya memiliki Rp.

2.500,- /harinya.51

2) Golongan Miskin

Adalah golongan orang yang mempunyai

harta untuk mencukupi kebutuhan hidup

namun tidak memenuhi standar, atau orang

yang lemah tidak berdaya (cacat) karena

telah berusia lanjut, sakit atau karena akibat

peperangan, baik yang mampu bekerja

maupun tidak tetapi tidak memperoleh

50 Lili Bariadi, dkk, Zakat dan Wirausaha, h. 12 51 Lili Bariadi, dkk, Zakat dan Wirausaha, h. 12

Page 54: PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF MELALUI PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43971/1/ARNOL RINALDI-FDK.pdf · BAZNAS Kota Bogor memiliki amanah menyalurkan

44

penghasilan yang memadai untuk menjamin

kebutuhan sendiri dan keluargnya.

Misalnya, seseorang membutuhkan Rp.

10.000,-/ hari akan tetapi hanya mempunyai

Rp. 7000,-/ hari.52

3) Golongan Amil Zakat

Amil adalah para pekerja yang telah yang

telah diserahi tugas oleh penguasa atau

penggantinya untuk mengambil harta zakat

dari wajib zakat, mengumpulkan, menjaga

dan menyalurkannya. Dengan kata lain,

amil adalah badan/ lembaga atau panitia

yang mengurus dan mengelola zakat, terdiri

dari orang-orang, yang diangkat oleh

pemerintah atau masyarakat. Menurut

Syafi’i, amil mendapat bagian seperdelapan

dari seluruh zakat yang terkumpul, untuk

dipergunakan sebagai biaya operasional,

administrasi dan honor gaji bagi anggota

tim. Setiap amil boleh menerima bagian

zakatnya sebagai petugas sesuai dengan

kedudukan dan prestasi.53

52 Lili Bariadi, dkk, Zakat dan Wirausaha, h. 12 53 Lili Bariadi, Muhammad Zen, M. Hudri, Zakat dan Wirausaha,

(Jakarta: CED, 2005), Cet ke-1, h. 13

Page 55: PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF MELALUI PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43971/1/ARNOL RINALDI-FDK.pdf · BAZNAS Kota Bogor memiliki amanah menyalurkan

45

4) Golongan Muallaf

Muallaf yang dibujuk hatinya, yaitu orang

yang memiliki kekharismatikan tinggi

dalam keluarga atau kaumnnya dan bisa

diharapkan masuk Islam, atau

dikhawatirkan perbuatan jahatnya atau bila

diberi zakat orang tersebut bisa diharapkan

keimanannya akan semakin mantap.

Dengan dana zakat diharapkan orang seperti

ini memiliki keteguhan keimanan dan

keyakinannya.54

Dalam tafsir al-Maraghi disebutkan, bahwa

yang termasuk mualaf adalah:55

a. Orang kafir yang diperkirakan atau

diharapkan mau beriman dan memeluk

agama Islam. Contoh dalam sejarah

adalah bahwa nabi pernah memberikan

zakat kepada Shafwan bin Umayyah

pada saat penaklukan Mekkah.

b. Orang yang baru masuk Islam yang

dengan harapan imannya kuat tidak

goyah lagi sesudah masuk Islam.

54 Lili Bariadi, Muhammad Zen, M. Hudri, Zakat dan Wirausaha,

(Jakarta: CED, 2005), Cet ke-1, h. 13 55M. Ali Hasan, Zakat dan Infak: Salah Satu Solusi Mengatasi

Problema Sosial di Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2008), cet ke-2, h. 97

Page 56: PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF MELALUI PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43971/1/ARNOL RINALDI-FDK.pdf · BAZNAS Kota Bogor memiliki amanah menyalurkan

46

c. Orang Islam yang tinggal diperbatasan

untuk menjaga keamanan atau dapat

menghalangi serangan dari pihak lain.

d. Orang yang dikhawatirkan kelakuan

jahatnya merusak umat dan agama

Islam dan bila tidak diberi, mereka

mencela dan melecehkan Islam.

e. Tokoh yang berpengaruh yang sudah

masuk Islam, yang masih mempunyai

sahabat-sahabat yang masih kafir.

Dengan pengaruhnya diharapkan

diharapkan mereka pun turut memeluk

Islam.

f. Tokoh kaum muslimin yang cukup

berpengaruh di kalangan kaumya akan

tetapi imannya masih lemah, dengan

jalan ini diharapkan imannya bertambah

kuat dan mantab.

5) Golongan Riqab

Riqab artinya hamba sahaya. Bagian ini

diberikan untuk memerdekakan budak, atau

dalam rangka membantu

memerdekakannya. Sejalan dengan

perkembangan zaman, budak dalam arti

harfiah seperti pada masa pra Islam

mungkin sudah tidak ada lagi, tetapi

perbudakan dalam bentuk lain masih

Page 57: PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF MELALUI PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43971/1/ARNOL RINALDI-FDK.pdf · BAZNAS Kota Bogor memiliki amanah menyalurkan

47

banyak. Misalnya, masyarakat Islam yang

tertindas baik oleh penjajahan atau

dominasi golongan lain.56

6) Golongan Gharim

Gharim adalah orang yang berhutang bukan

untuk keperluan maksiat,57 melainkan

karena dua sebab, yaitu berhutang untuk

kepentingan diri sendiri dan berhutang

untuk kemaslahatan umat, seperti

pembangunan masjid, sekolah, klinik dan

sebagainya, demikian pendapat Imam

Malik, Syafi’i dan Ahmad.58

Menurut mazhab Hanafi, orang yang

berhutang (karena bangkrut, disebabkan

kebakaran, bencana alam dan ditipu orang),

zakat dapat diberikan sebanyak hutangnya

itu.

Bila perorangan yang berhutang itu untuk

kepentingan pribadi masih melarat

hidupnya, tentu dapat dikelompokkan ke

dalam kelompok fakir miskin. Demikian

juga perorangan yang berhutang untuk

kepentingan umat, bila hutangnya sudah

56 Lili Bariadi, Muhammad Zen, M. Hudri, Zakat dan Wirausaha,

(Jakarta: CED, 2005), Cet ke-1, h. 14 57 Lili Bariadi, dkk, Zakat dan Wirausaha, (2005), h. 14 58 M. Ali Hasan, Zakat dan Infak: Salah Satu Solusi Mengatasi

Problema Sosial di Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2008), cet ke-2, h. 100

Page 58: PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF MELALUI PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43971/1/ARNOL RINALDI-FDK.pdf · BAZNAS Kota Bogor memiliki amanah menyalurkan

48

dilunasi, namun bangunannya belum juga

selesai, tentu dapat diambilkan bagian

“fisabilillah” yang akan dijelaskan di

bawah ini.59

7) Golongan fi Sabilillah

Bila disebut “fisabilillah” biasanya

tergambar dalam pikiran orang adalah

perang (jihad). Padahal pengertiannya lebih

luas lagi dari yang di maksud, mencakup

semua kemaslahatan umat Islam baik untuk

kepentingan agama dan lain-lainnya yang

bukan untuk kepentingan perorangan,

seperti masjid, rumah sakit, panti asuhan,

sekolah, irigasi, jembatan, dan sebagainya

yang dimanfaatkan untuk kepentingan

umum yang tidak mengandung maksiat.

Semua kegiatan yang menuju ridha Allah

dapat diambil dari bagian “fisabilillah”.60

8) Golongan Ibnu Sabil

Ibnu sabil dapat diartikan dengan perantau

(musafir). Tetapi musafir (Ibnu sabil) yang

mendapat bagian dari zakat adalah orang

musafir bukan karena maksiat.61 Ia berhak

mendapatkan bagian zakat sekadar

59 M. Ali Hasan, Zakat dan Infak, (2008), h. 100 60 M. Ali Hasan, Zakat dan Infak, (2008), h. 100 61 M. Ali Hasan, Zakat dan Infak, (2008), h. 100

Page 59: PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF MELALUI PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43971/1/ARNOL RINALDI-FDK.pdf · BAZNAS Kota Bogor memiliki amanah menyalurkan

49

keperluan yang dibutuhkan sebagai bekal

dalam perjalanannya sampai tempat yang

dituju. Sesuai dengan perkembangan

zaman, dana zakat ibnu sabil dapat

disalurkan antara lain untuk keperluan:

beasiswa bagi pelajar mahasiswa yang

kurang mampu, mereka yang belajar jauh

dari kampung halaman, mereka yang

kehabisan atau kekurangan belanja,

penyediaan sarana pemondokan yang

murah bagi musafir muslim atau asrama

pelajar dan mahasiswa.62

5. Zakat Produktif

Untuk lebih memahami tentang zakat produktif

sebagaimana yang telah dikemukakan sebelumnya

bahwa zakat adalah kewajiban yang telah

ditetapkan oleh Allah SWT untuk mengeluarkan

sebagian harta yang dimiliki dan telah mencapai

kadar, nishab, dan haul serta sesuai dengan

ketentuan syariat Islam, yang kemudian diberikan

kepada orang-orang yang berhak menerimanya

sesuai dengan yang telah ditetapkan dalam

AlQuran maupun Hadist.

Adapun makna dari kata produktif secara

bahasa berarti “bersifat atau mampu menghasilkan”

62 Lili Bariadi, Muhammad Zen, M. Hudri, Zakat dan Wirausaha,

(Jakarta: CED, 2005), Cet ke-1, h. 15

Page 60: PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF MELALUI PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43971/1/ARNOL RINALDI-FDK.pdf · BAZNAS Kota Bogor memiliki amanah menyalurkan

50

(mendatangkan dan memberikan manfaat).63

Pengertian produktif dalam hal ini, kata yang

disifati yaitu kata zakat, sehingga yang di maksud

zakat produktif adalah sebagai suatu

pendistribusian zakat yang membuat si

penerimanya menghasilkan sesuatu secara terus

menerus dengan harta yang diterimanya dengan

cara dikembangkan dalam bentuk usaha

produktif.64

Dengan demikian, zakat produktif adalah zakat

di mana harta atau dana zakat yang diberikan tidak

dikonsumsi habis tetapi dikembangkan dan

digunakan untuk membantu usaha mereka,

sehingga dengan usaha tersebut mereka dapat

memenuhi kebutuhan hidup secara rutin, dan lebih

dari itu dalam kehidupannya berubah dari Mustahik

menjadi Muzakki. Maka oleh karena itu bahwa

zakat produktif adalah zakat yang dikelola dengan

cara produktif, bisa dengan pemberian modal

kepada mustahik untuk dikembangkan agar bisa

memenuhi kebutuhan hidup di masa yang akan

63 Dendy Sugono, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Gramedia

Pustaka, 2005), h. 1103 64 Asnaini, Zakat Produktif dalam Prespektif Hukum Islam,

(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), h. 64

Page 61: PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF MELALUI PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43971/1/ARNOL RINALDI-FDK.pdf · BAZNAS Kota Bogor memiliki amanah menyalurkan

51

datang ke kehidupan yang lebih sejahtera dan

bahagia.65

65 Asnaini, Zakat Produktif dalam Perspektif Hukum Islam, (2008) h.

64

Page 62: PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF MELALUI PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43971/1/ARNOL RINALDI-FDK.pdf · BAZNAS Kota Bogor memiliki amanah menyalurkan

52

BAB III

GAMBARAN UMUM BAZNAS KOTA BOGOR

A. BAZNAS Kota Bogor

Indonesia merupakan negara dengan penduduk Muslim

terbesar di dunia, dengan populasi 237.641.326 jiwa (BPS

2010) dan sekitar 85 persen penduduknya adalah Muslim.

Dengan jumlah penduduk yang besar menjadikan potensi

zakat di Indonesia cukup besar yaitu sekitar 217 Triliun

tiap tahunnya. Zakat merupakan salah satu instrumen

kesejahteraan umat dan jaminan sosial bagi masyarakat

muslim. Dengan terkumpulnya dana zakat yang maksimal

diharapkan dapat mengurangi jumlah penduduk miskin di

Indonesia yang mencapai 28.066.550 jiwa atau sekitar

11.37 persen dari penduduk Indonesia (BPS, 2013).

Dimana mayoritas penduduk miskin tersebut adalah umat

Islam. Namun demikian, potensi zakat yang dapat

dihimpun oleh organisasi zakat baru mencapai sekitar 1.5

persen dari total potensi yang ada.1

Lahirnya UU No. 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan

Zakat dan UU No. 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan

Zakat, serta PP No. 14 Tahun 2014 merupakan modal kuat

untuk mengelola zakat di Indonesia. Hal ini merupakan

dukungan dari pihak pemerintah atas pentingnya

pengelolaan zakat secara profesional dan akuntabel. UU

1 http://baznaskotabogor.or.id/profil/sejarah, diakses pada tanggal 20

September 2018, pukul 10.30 WIB

Page 63: PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF MELALUI PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43971/1/ARNOL RINALDI-FDK.pdf · BAZNAS Kota Bogor memiliki amanah menyalurkan

53

Zakat menjadikan kedudukan Baznas di daerah

menjadi sangat strategis, karena daerah dapat

mengoptimalkan seluruh potensi zakat yang ada untuk

kepentingan kesejahteraan dan pemberdayaan umat.

Dengan adanya kewenangan yang sama antara Baznas

Pusat dan Daerah dalam mengelola zakat akan menjadikan

zakat lebih dinamis dan cepat berkembang di masyarakat,

sehingga kemiskinan dan keterbelakangan umat bisa

diselesaikan di daerah masing-masing.2

Kota Bogor adalah kota penyangga ibukota, dengan

jumlah penduduk 1.030.720 jiwa (BPS Kota Bogor, 2014)

dengan penduduk miskin Kota Bogor adalah 83.300 jiwa

atau 8.19% (BPS Jabar, 2013). Penduduk Muslim kota

Bogor adalah sebanyak 881.721 jiwa atau hampir 90% dan

penduduk Kota Bogor memiliki struktur masyarakat yang

prural dan dinamis.3

Bogor merupakan kota jasa, pemukiman dan

perekonomian yang terus tumbuh tiap tahunnya diiringi

dengan pertumbuhan jumlah kelas menengah di Kota

Bogor. Potensi zakat di Kota Bogor cukup besar yaitu

sekitar Rp. 450 M pertahunnya. Namun sampai saat ini

baru sekitar 1.5 persen saja zakat maal yang dapat

dikumpulkan di Kota Bogor, padahal zakat memiliki peran

strategis sebagai sumber keuangan untuk menumbuhkan

2 http://baznaskotabogor.or.id/profil/sejarah 3 http://baznaskotabogor.or.id/profil/sejarah, diakses pada tanggal 20

September 2018, pukul 10.30 WIB

Page 64: PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF MELALUI PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43971/1/ARNOL RINALDI-FDK.pdf · BAZNAS Kota Bogor memiliki amanah menyalurkan

54

ekonomi, memeratakan kesejahteraan, membangun

solidaritas umat, dan menguatkan pemerintahan.4

BAZNAS Kota Bogor sebagai badan yang dibentuk

oleh pemerintah diharapkan dapat mengingkatkan

perannya dalam menghimpun dan mendayagunakan zakat

yang maksimal di Kota Bogor. Menyadari peran strategis

zakat dalam mensejahterakan umat dan membangung

peradaban madani yang rahmatan lil ‘alamin, diharapakan

BAZNAS Kota Bogor menjadi leading sector dalam

pengelolaan zakat, maka perlu dirumuskan secara detil

Rencana Strategis BAZNAS Kota Bogor. Adapun rencana

strategis BAZNAS Kota Bogor 2017-2022 ini merupakan

panduan internal dalam mengelola lembaga dan

menguatkan peran strategisnya dengan seluruh

steakholder.5

Pengelolaan zakat oleh lembaga awalnya hanya diatur

oleh Keppres No 07/POIN/10/1968 tertanggal 31 Oktober

1968 tentang pengelolaan zakat nasional. Lembaga

pengelola zakat saat itu hanya dilakukan terbatas di

beberapa daerah saja seperti BAZIS DKI (1968), BAZIS

Kaltim (1972), BAZIS Jawa Barat (1974) dan beberapa

BUMN mendirikan lembaga zakat seperti BAMUIS BNI

(1968). Lahirnya Undang-Undang Nomor 38 Tahun 1999

tentang Pengelolaan Zakat merupakan langkah awal

pengelolaan zakat yang berlaku secara Nasional. Sebagai

4 http://baznaskotabogor.or.id/profil/sejarah 5 http://baznaskotabogor.or.id/profil/sejarah

Page 65: PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF MELALUI PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43971/1/ARNOL RINALDI-FDK.pdf · BAZNAS Kota Bogor memiliki amanah menyalurkan

55

implementasi UU Nomor 38 Tahun 1999 dibentuklah

Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) dengan Surat

Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun

2001. Dalam Surat Keputusan ini disebutkan tugas dan

fungsi BAZNAS yaitu untuk melakukan penghimpunan

dan pendayagunaan zakat. Dalam Undang-undang tersebut

diakui adanya dua jenis organisasi pengelola zakat yaitu

Badan Amil Zakat (BAZ) yang dibentuk pemerintah dan

Lembaga Amil Zakat (LAZ) yang dibentuk oleh

masyarakat dan dikukuhkan oleh pemerintah. Adapun

BAZ terdiri dari BAZNAS pusat, BAZ Propinsi, BAZ kota,

BAZ Kecamatan.6

Terbentuknya lembaga zakat yang berbadan hukum

dan didukung dengan sosialisasi zakat yang dilakukan oleh

lembaga zakat di berbagai media berdampak pada

peningkatan kesadaran masyarakat untuk berzakat melalui

amil zakat. Sejak tahun 2002 total dana zakat yang berhasil

dihimpun BAZNAS dan LAZ mengalami peningkatan

pada tiap tahunnya. Selain itu, pendayagunaan zakat juga

semakin bertambah luas dan bahkan menjangkau sampai

ke pelosok-pelosok negeri. Pendayagunaan zakat mulai

dilaksanakan pada lima program yaitu kemanusiaan,

pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan dakwah.7

6 http://baznaskotabogor.or.id/profil/sejarah, diakses pada tanggal 20

September 2018, pukul 10.30 WIB 7 http://baznaskotabogor.or.id/profil/sejarah

Page 66: PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF MELALUI PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43971/1/ARNOL RINALDI-FDK.pdf · BAZNAS Kota Bogor memiliki amanah menyalurkan

56

Pada tanggal 27 Oktober 2011, DPR RI menyetujui

undang-undang pengelolaan zakat pengganti Undang-

undang Nomor 38 Tahun 1999 yang kemudian

diundangkan sebagai UU Nomor 23 Tahun 2011 pada

tanggal 25 November 2011. UU ini menetapkan bahwa

pengelolaan zakat bertujuan (1) meningkatkan efektivitas

dan efisiensi pelayanan dalam pengelolaan zakat dan (2)

meningkatkan manfaat zakat untuk mewujudkan

kesejahteraan masyarakat dan penanggulangan

kemiskinan. Untuk mencapai tujuan dimaksud, UU

mengatur bahwa kelembagaan pengelola zakat harus

terintegrasi dengan BAZNAS sebagai koordinator seluruh

pengelola zakat, baik BAZNAS daerah maupun LAZ.8

Adapun pengelolaan zakat di Kota Bogor dimulai pada

tahun 1974 merujuk pada Keppres No 07/POIN/10/1968

dengan nama Badan Amil Zakat Infak dan Shodakoh

(BAZIS Kota Bogor) dibawah pengelolaan pemerintah

daerah. Dengan lahirnya UU No. 38 Tahun 1999, BAZIS

dirubah namanya menjadi Badan Amil Zakat Kota Bogor

(BAZ Kota Bogor) yang otonom dan mandiri dengan

kepengurusan yang melibatkan unsur masyarakat.9

Adapun kepengurusan BAZ Kota Bogor mengalami

periodisasi sebagai berikut:10

8 http://baznaskotabogor.or.id/profil/sejarah 9 http://baznaskotabogor.or.id/profil/sejarah 10 http://baznaskotabogor.or.id/profil/sejarah

Page 67: PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF MELALUI PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43971/1/ARNOL RINALDI-FDK.pdf · BAZNAS Kota Bogor memiliki amanah menyalurkan

57

1. Sebelum Tahun 1999: Kemasyarakatan Pemerintah

Kota (BAZIS)

2. Tahun 1999-2002: Periode KH. Adam Ibrahim (BAZ

Kota Bogor)

3. Tahun 2002-2005: Periode KH. Idhim Taufik (BAZ

Kota Bogor)

4. Tahun 2005-2008: Periode KH. DJujih Jaya Sumpena

(BAZ Kota Bogor)

5. Tahun 2009-2013: Periode Ir. H. Endang Oman (BAZ

Kota Bogor)

6. Tahun 2013-2014: Periode H. Dede Supriatna

(BAZNAS Kota Bogor)

7. Tahun 2014-2017: Periode Drs. H. A. Chotib Malik

(BAZNAS Kota Bogor)

8. Tahun 2017-2022: Periode Drs.H.A. Chotib Malik

(BAZNAS Kota Bogor)

Tata kelola Badan Amil Zakat terus mengalami

perbaikan dari waktu ke waktu dan tumbuh. Keterlibatan

generasi muda dalam pengelolaan lembaga dapat

membangun inovasi pemberdayaan zakat yang dinamis,

professional, akuntabel dan syar’i.11

Pada tanggal 27 oktober 2011, pemerintah dan DPR RI

menyetujui undang-undang pengelolaan zakat pengganti

undang-undang nomor 38 tahun 1999 yang kemudian

diresmikan sebagai UU Nomor 23 tahun 2011 pada tanggal

11 http://baznaskotabogor.or.id/profil/sejarah

Page 68: PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF MELALUI PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43971/1/ARNOL RINALDI-FDK.pdf · BAZNAS Kota Bogor memiliki amanah menyalurkan

58

25 November 2011. UU ini menetapkan bahwa

pengelolaan zakat bertujuan (1) meningkatkan efektivitas

dan efisiensi pelayanan dalam pengelolaan zakat dan (2)

meningkatkan manfaat zakat untuk mewujudkan

kesejahteraan masyarakat dan penanggulangan

kemiskinan. UU mengatur bahwa kelembagaan pengelola

zakat harus terintegrasi dengan BAZNAS sebagai

koordinator seluruh pengelola zakat, baik BAZNAS

Provinsi, BAZNAS kabupaten/Kota maupun LAZ.

BAZNAS Kota Bogor aktifitas kelembagaannya

berdasarkan surat keputusan wallikota nomor 451.5.45 –

98 Tahun 2017 tentang pengangkatan pimpinan badan amil

zakat nasional kota Bogor periode.12

B. Visi, Misi dan Nilai BAZNAS Kota Bogor

1. Visi BAZNAS Kota Bogor

Visi BAZNAS Kota Bogor adalah:

“Menjadi BAZNAS Terbaik dalam Mewujudkan Kota

Zakat”13

Visi ini menegaskan bahwa, BAZNAS Kota Bogor

diharapkan mampu menjadi contoh terbaik BAZNAS

Kota/ Kabupaten/ Provinsi lain, di mana BAZNAS

Kota Bogor menjadi leading sector dalam mewujudkan

Kota Zakat. Kota Zakat yang dimaksud adalah kota

yang telah menempatkan zakat sebagai instrumen

12 http://baznaskotabogor.or.id/profil/sejarah 13 Company Profile BAZNAS Kota Bogor

Page 69: PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF MELALUI PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43971/1/ARNOL RINALDI-FDK.pdf · BAZNAS Kota Bogor memiliki amanah menyalurkan

59

strategis dalam pembangunan dan perputaran ekonomi

masyarakat yang berdampak pada program pengetasan

kemiskinan, pengembangan SDM dan kesejahteraan

masyarakat sehingga menghantarkan pada keberkahan

sebuah kota.14

2. Misi BAZNAS Kota Bogor

Misi ini membawa pesan bahwa BAZNAS Kota Bogor

hadir dengan perannya dalam pengelolaan dana zakat,

infak dan shodaqoh dengan karakter yang amanah.

Amanah dalam arti profesional dalam tata kelola

lembaga, tata kelola keuangan dan tata kelola

penyaluran dana ZIS yang berbasiskan asnaf. Karena

ke-amanah-annya tersebut, maka BAZNAS Kota

Bogor berkontribusi dalam memakmurkan dan

mensejahterakan muzakki dan mustahik di Kota Bogor

khususnya.15

Dalam mewujudkan visinya, BAZNAS Kota Bogor

memiliki misi:

a. Meningkatkan kepercayaan dan penerimaan zakat.

b. Mendisribusikan dan mendayagunakan zakat yang

memberi efek ganda bagi peningkatan martabat

mustahik menuju kemakmuran dan kesejahteraan.

c. Mensinergikan stakeholder zakat di Kota Bogor.

14 Company Profile BAZNAS Kota Bogor 15 http://baznaskotabogor.or.id/profil/visi-misi, diakses pada tanggal

20 September 2018, pukul 15.45 WIB

Page 70: PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF MELALUI PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43971/1/ARNOL RINALDI-FDK.pdf · BAZNAS Kota Bogor memiliki amanah menyalurkan

60

d. Mendorong lahirnya regulasi zakat yang lebih

menguatkan perzakatan di Kota Bogor.

3. Nilai BAZNAS Kota Bogor

Dalam seluruh aktivitasnya BAZNAS Kota Bogor

memegang nilai-nilai, di antaranya:16

a. Takwa, semua hal yang dilakukan BAZNAS Kota

Bogor dan amilnya adalah dalam rangka mengabdi

kepada Allah dan akan mempertanggung

jawabkannya kepada Allah.

b. Humanis, menempatkan muzaki dan mustahik

sebagai mitra yang harus mendapatkan pelayanan

dengan penuh keramahan, profesional, berdedikasi

menjadi profesi amilin sebagai pekerjaan yang

pertama dan utama di atas aktivitas yang lain.

c. Transparan, melayani dengan penuh keterbukaan

dalam tata kelola dan pengambilan keputusan.

d. Egaliter, mengembangkan hubungan internal yang

setara dibangun atas kesadaran bahwa seluruh

bagian penting bagi pelayanan muzaki dan

mustahik.

16 Company Profile BAZNAS Kota Bogor

Page 71: PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF MELALUI PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43971/1/ARNOL RINALDI-FDK.pdf · BAZNAS Kota Bogor memiliki amanah menyalurkan

61

C. Struktur Organisasi BAZNAS Kota Bogor

Struktur organisasi BAZNAS Kota Bogor terdiri dari:17

1. Ketua: Drs. H. A. Chotib Malik

a. Wakil ketua I (Bidang Pengumpulan): Drs.

Rusli Samiun

1) Kepala Bagian Pengumpulan: Irril Aldiyat

Tenna, S. Kom

a) Kasubag Pemeliharaan Muzaki:

Elsha Safitri, S. Sos

b) Kasubag Pengembangan Muzaki:

Titono Wahyudi, S. Pd. I

b. Wakil ketua II (Bidang Pendayagunaan dan

Pendistribusian): Drs. Rusli Samiun

1) Kepala Bagian Pendayagunaan dan

Pendistribusian: M. Nurdat Ilhamsyah, S.

Pd. I

a) Kasubag Pendistribusian: Euis

Julqiah, S. Pd. I

b) Kasubag Pendayagunaan: Aji

Saptaji

c) Kasubag Kesehatan: M. Alfian. F

c. Wakil Ketua III (Bidang Perencanaan, Laporan

dan Keuangan): H. Khotimi Bahri, S. Ag, M. Si

1) Kasubag Keuangan: Widya Wuri

Handayani

17 Company Profile BAZNAS Kota Bogor

Page 72: PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF MELALUI PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43971/1/ARNOL RINALDI-FDK.pdf · BAZNAS Kota Bogor memiliki amanah menyalurkan

62

2) Kasubag Pelaporan: Adella Reza. Amd

d. Wakil Ketua IV (Bidang SDM, Umum dan

Administrasi): Hussen AsSoleh, S. Ag

1) Kasubag SDM, Umum dan Administrasi:

Amang Sanjaya

2) Sekpri Ketua BAZNAS: Andriansyah

3) Office Boy: Hendi

2. Dewan Syariah:

a. KH. Muhammad Mustofa, LC

b. DR. KH. Badrudin H Shubki, M. Hi

c. KH. TB. Muhidin

d. KH. TB. Sowi Dimyati

3. Satuan Pengawas Internal:

a. DR. Bambang Wahyu

b. Zahid Mubarok, M. Si

c. Zulkarnain, S. H

Page 73: PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF MELALUI PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43971/1/ARNOL RINALDI-FDK.pdf · BAZNAS Kota Bogor memiliki amanah menyalurkan

63

Gambar 3.1:

Bagan Struktur Organisasi Badan Amil Zakat Nasional Kota

Bogor

Sumber: Data diperoleh dari BAZNAS Kota Bogor

D. Program-program BAZNAS Kota Bogor

1. Bogor Cerdas

Bogor cerdas merupakan program BAZNAS Kota

Bogor melalui bidang pendidikan.18 Pendidikan adalah

18 Company Profile BAZNAS Kota Bogor

Page 74: PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF MELALUI PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43971/1/ARNOL RINALDI-FDK.pdf · BAZNAS Kota Bogor memiliki amanah menyalurkan

64

hak bagi setiap warga negara Indonesia, sebuah bangsa

akan maju jika seluruh elemen warga negara

mendapatkan pendidikan yang layak. Program ini ingin

memastikan tidak ada anak usia sekolah yang tidak

bersekolah. Adapun jenis-jenis programnya sebagai

berikut:19

a. Beastudi

Membantu para pelajar dari tingkat SMP, SMA/

SMK/ MA, dari kalangan dhuafa untuk memastikan

proses pendidikan tetap berlanjut ditengah

keterbatasan ekonomi. Mempermudah akses

dhuafa terhadap layanan-layanan pendidikan

adalah salah satu langkah yang diyakini akan

membuka kesempatan bagi dhuafa untuk keluar

dari kemiskinan.

b. Beasantri

Merupakan pemberian beasiswa bagi para santri

yang khusus berasal dari Kota Bogor. Langkah ini

diharapkan mampu memperkokoh dakwah Islam di

Kota Bogor dengan menciptakan generasi qur’ani.

c. Guru Ngajiku

Pemberian santunan bagi guru ngaji dhuafa yang

telah secara sukarela mendedikasikan hidupnya

untuk mengajarkan alquran pada masyarakat Kota

Bogor.

19 Company Profile BAZNAS Kota Bogor

Page 75: PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF MELALUI PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43971/1/ARNOL RINALDI-FDK.pdf · BAZNAS Kota Bogor memiliki amanah menyalurkan

65

2. Bogor Berkah20

Bogor berkah merupakan program BAZNAS Kota

Bogor melalui bidang ekonomi. Dalam kurun waktu 10

tahun kebelakang kontribusi perekonomian nasional

berasal dari ekonomi berkah, itu sebabnya mengapa

kami memprioritaskan ekonomi berkah dalam fokus

programnya. Adapun macam-macam programnya

sebagai berikut:21

a. Dana Berkah

Seperti tidak pernah kehilangan tenaga untuk

membantu lebih dhuafa untuk berdaya dan

bermanfaat di tengah umat.

b. Tani Preneur

Bantuan dalam bidang pertanian, membantu para

petani cerdas dan kreatif sehingga bisa memutar

roda dalam dana zakat sehingga menjadikan

mereka muzaki di Kota Bogor.

3. Bogor Berdakwah22

Bogor berdakwah merupakan program BAZNAS Kota

Bogor melalui bidang syi’ar keagamaan. Seiring

perkembangan zaman, teknologi semakin canggih

tentu semakin mudah manusia mendapatkan informasi,

entah informasi baik maupun buruk. Jika hal ini tidak

diantisipasi sejak dini, bukan tidak mungkin generasi

20 Company Profile BAZNAS Kota Bogor 21 Company Profile BAZNAS Kota Bogor 22 Company Profile BAZNAS Kota Bogor

Page 76: PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF MELALUI PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43971/1/ARNOL RINALDI-FDK.pdf · BAZNAS Kota Bogor memiliki amanah menyalurkan

66

muda Islam terseret arus globalisasi yang cenderung

negatif dan berakibat pada perubahan perilaku (akhlak)

masyarakat Indonesia yang mayoritas beragama Islam.

Hal tersebut yang menjadi dasar BAZNAS Kota Bogor

begitu gencar dalam melakukan syi’ar keagamaan, baik

dalam bentuk peringatan hari besar agama Islam

maupun kegiatan lain yang bekerja sama dengan ormas

Islam dan keagamaan.

4. Bogor Sehat23

Bogor sehat merupakan program BAZNAS Kota

Bogor melalui bidang kesehatan. Bangsa yang kuat

lahir dari masyarakat yang sehat, itu sebabnya mengapa

isu kesehatan muncul dalam SDGS no 3. BAZNAS

Kota Bogor memandang keberadaan program

kesehatan menjadi penting sebagai wujud kontribusi

BAZNAS Kota Bogor terhadap pembangunan sumber

daya manusia yang sehat. Adapun macam-macam

programnya sebagai berikut:24

a. Poliklinik Ibnu Sina BAZNAS Kota Bogor Tirta

Pakuan

Merupakan layanan kesehatan gratis bagi dhuafa

Kota Bogor. Pelayanan kesehatan dilakukan secara

regular, setiap hari kerja yaitu senin hingga jum’at

dimulai pukul 08.00-14.00 WIB. Selain pelayanan

23 Company Profile BAZNAS Kota Bogor 24 Company Profile BAZNAS Kota Bogor

Page 77: PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF MELALUI PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43971/1/ARNOL RINALDI-FDK.pdf · BAZNAS Kota Bogor memiliki amanah menyalurkan

67

kesehatan umum, kami juga membuka layanan

kesehatan pemeriksaan gigi gratis.

b. Klinik Keliling

Merupakan layanan kesehatan gratis bagi dhuafa

Kota Bogor yang berdomisili jauh dari layanan

kesehatan umum. Kegiatan ini bisa juga

berdasarkan permintaan dari organisasi masyarakat

maupun organisasi kepemudaan yang mengadakan

pelayanan kesehatan gratis.

c. MED (Medical Plus)

Merupakan layanan bantuan pembiyaan bagi warga

dhuafa Kota Bogor sebagai tindak lanjut dari

pemeriksaan kesehatan regular (rawat inap). Biaya

melingkupi pemeriksaan laboratorium dan

pemeriksaan medis oleh dokter spesialis untuk

menindak lanjuti pemeriksaan reguler sebelumnya.

d. HEC (Health Emergency Case)

Merupakan layanan bantuan pembiayaan kesehatan

gawat darurat, dikhususkan bagi warga dhuafa yang

mengalami gangguan kesehatan fase darurat.

e. Layanan Ambulance Gratis

Terdapat dua jenis layanan pada program ini.

Pertama, layanan kendaraan ambulance untuk

dhuafa yang memerlukan perawatan di rumah sakit

di sekitar Jabodetabek. Kedua, layanan kendaraan

jenazah, diperuntukkan bagi dhuafa.

Page 78: PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF MELALUI PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43971/1/ARNOL RINALDI-FDK.pdf · BAZNAS Kota Bogor memiliki amanah menyalurkan

68

5. Bogor Peduli25

Bogor peduli merupakan program BAZNAS Kota

Bogor melalui bidang kemanusiaan. Masyarakat

Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang ramah,

sopan dan peduli terhadap sesama. Gotong royong

melahirkan jiwa-jiwa yang memiliki rasa kepedulian

tinggi di kalangan masyarakat. Adapun macam-macam

programnya sebagai berikut:26

a. Paket Senyum

Merupakan bantuan kebutuhan pokok (primer) bagi

masyarakat yang tergolong kategori fakir miskin.

Bantuan ini berikan secara rutin setiap tiga bulan

sekali selama satu tahun program berjalan.

b. BAZNAS Tanggap Becana

Merupakan aksi kerelawanan tim BTB (BAZNAS

Tanggap Bencana) dalam menangani bencana alam

dan sosial. Tindakan yang dilakukan mulai fase

kesiap siagaan, tanggap darurat, rehabilitasi,

recovery dan rekonstruksi.

25 Company Profile BAZNAS Kota Bogor 26 Company Profile BAZNAS Kota Bogor

Page 79: PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF MELALUI PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43971/1/ARNOL RINALDI-FDK.pdf · BAZNAS Kota Bogor memiliki amanah menyalurkan

69

BAB IV

PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF MELALUI

PROGRAM EKONOMI KREATIF DI BAZNAS KOTA

BOGOR

Dalam pembahasan ini penulis akan menjelaskan dan memaparkan

hasil wawancara dengan Bapak Muhammad Nurdad Ilhamsyah, S.

Pd. I (Kepala Bagian Pendayagunaan dan Pendistribusian zakat)

serta Bapak Oon Tabrani (Staff Kasubag Pendayagunaan zakat)

tentang bagaimana pendayagunaan serta proses pendistribusian

zakat produktif di BAZNAS Kota Bogor melalui program

Ekonomi Berkah.

A. Fokus Pendistribusian Zakat Produktif di BAZNAS Kota

Bogor

Pendistribusian dana zakat merupakan salah satu dari

mekanisme pengelelolaan zakat yang diarahkan kepada

sesuatu yang bersifat produktif dalam pengertian yang lebih

luas, secara tepat guna, efektif dan efisien. Pendistribusian

zakat juga lebih mengarah kepada siapa dana zakat itu

dibagikan, atau lebih tepatnya kepada delapan asnaf. Tiap-tiap

lembaga tentunya termasuk BAZNAS Kota Bogor memiliki

kebijakan yang berbeda dalam mendistribusikan dana zakat.

Namun dalam konteks subjek pendistribusiannya tentu

Page 80: PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF MELALUI PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43971/1/ARNOL RINALDI-FDK.pdf · BAZNAS Kota Bogor memiliki amanah menyalurkan

70

tidaklah boleh menyimpang dari apa yang telah

termaktub dalam Alquran maupun Hadist.1

BAZNAS Kota Bogor sebagai badan yang dibentuk oleh

pemerintah, tentunya mempunyai kebijakan sendiri dalam

mendistribusikan dana zakat kepada para mustahik. Zakat yang

bersifat produktif seperti yang terdapat pada program Ekonomi

Berkah BAZNAS Kota Bogor memberi kekuatan dan motivasi

bagi para mustahik yang ingin melakukan wirausaha atau ingin

mengembangkan usahanya.

Adapun perwujudan dari program ini adalah tidak lain

untuk menggeser kebiasaan pola hidup mustahik yang

ketergantungan dengan pinjaman modal kepada rentenir, guna

untuk menyelamatkan dari hal-hal yang berakibat buruk bagi

mustahik itu sendiri. Dari hal itulah alasan mengapa BAZNAS

Kota Bogor membuat inovasi dari pendistribusian zakat yang

mana sebelumnya hanya dibagikan kepada mustahik dan

bersifat konsumtif, dikelola dan dikembangkan menjadi zakat

produktif melalui program Ekonomi Berkah.2

Dengan adanya program ini, harapannya agar mereka

bertransformasi menjadi muzaki bukan lagi sebagai mustahik.

Hal ini penulis mengacu pada UU No. 23 Tahun 2011 tentang

1 Wawancara pribadi dengan Kepala Bagian Pendayagunaan dan

Pendistribusian Bapak Muhammad Nurdat Ilhamsyah, pada tanggal 21

September 2018. 2 Wawancara pribadi dengan Bapak Muhammad Nurdat Ilhamsyah.

Page 81: PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF MELALUI PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43971/1/ARNOL RINALDI-FDK.pdf · BAZNAS Kota Bogor memiliki amanah menyalurkan

71

Pengelolaan Zakat, BAB III Pasal 27 yang berbunyi:3 “Zakat

dapat didayagunakan untuk usaha produktif dalam rangka

penanganan fakir miskin dan peningkatan kualitas umat”.

Melalui program Ekonomi Berkah ini, BAZNAS Kota

Bogor berusaha untuk memberdayakan ekonomi usaha kecil

maupun pedagang kaki lima melalui satuan kelompok yang

dinamakan KUBER (Kelompok Usaha Bersama) BAZNAS.

Dalam proses pemberdayaannya, masyarakat yang kurang

mampu namun memiliki niat untuk mengubah prinsip, nilai

dan norma hidup, tentunya yang akan menjadi sasaran dalam

program ini (dikhususkan kepada para pedagang kecil dan kaki

lima).4

Dari pemaparan di atas bila penulis kaitkan dengan UU

No. 23 Tahun 2011 tentang pendistribusian, BAB III Pasal 25,

maka BAZNAS Kota Bogor telah sesuai dengan apa yang

tertera di UU tersebut. Di mana zakat wajib didistribusikan

kepada mustahik sesuai dengan syariat Islam, yaitu

didistribusikan, dibagikan kepada delapan asnaf yang tertera di

dalam Al-Quran. Adapun pendistribusian yang dilakukan oleh

BAZNAS Kota Bogor melalui program Ekonomi Berkah ini,

didistribusikan kepada pedagang-pedagang kecil atau

pedagang kaki lima di mana penulis menyimpulkan bahwa

3 Hamka, Undang-undang Republik Indonesia No. 23 Tahun 2011

(Tentang Pengelolaan Zakat), Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat Islam,

Direktorat Pemberdayaan Zakat Tahun 2012. 4 Wawancara pribadi dengan Kepala Bagian Pendayagunaan dan

Pendistribusian Bapak Muhammad Nurdat Ilhamsyah, pada tanggal 21

September 2018.

Page 82: PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF MELALUI PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43971/1/ARNOL RINALDI-FDK.pdf · BAZNAS Kota Bogor memiliki amanah menyalurkan

72

pedagang tersebut termasuk ke dalam salah satu delapan asnaf,

yaitu golongan miskin.

Golongan miskin diartikan sebagai orang yang

mempunyai harta untuk mencukupi kebutuhan hidup namun

tidak memenuhi standar, atau orang yang lemah tidak berdaya

(cacat) karena telah berusia lanjut, sakit atau karena akibat

peperangan, baik yang mampu bekerja maupun tidak tetapi

tidak memperoleh penghasilan yang memadai untuk menjamin

kebutuhan sendiri dan keluargnya. Misalnya, seseorang

membutuhkan Rp 10.000/ hari akan tetapi hanya mempunyai

Rp 7000/ hari.5

Karena para pedagang tersebut hanya bisa menggunakan

hasil dari dagangannya untuk menutupi sebagian hajatnya

namun belum cukup untuk memenuhi kebutuhan lainnya.

B. Mekanisme Pendayagunaan Zakat Produktif melalui

Program Ekonomi Berkah di BAZNAS Kota Bogor

Sebagaimana pengertian dari pendayagunaan zakat ialah

bentuk pemanfaatan dana zakat secara maksimum tanpa

mengurangi nilai dan kegunaannya, sehingga berdaya guna

untuk mencapai kemaslahatan umat.6 Maka dalam

menjalankan mekanisme pendayagunaan zakat itu sendiri,

skala prioritas harus ditetapkan dengan melihat kebutuhan dan

kesesuaian yang ada di masyarakat.

5 Lili Bariadi, Muhammad Zen, M. Hudri, Zakat dan Wirausaha,

(Jakarta: CED, 2005), Cet ke-1, h. 12 6 Kementrian Agama RI, Pedoman Zakat Seri Sembilan, (Jakarta:

Bagian Proyek Peningkatan Zakat dan Wakaf 2002) h. 95

Page 83: PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF MELALUI PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43971/1/ARNOL RINALDI-FDK.pdf · BAZNAS Kota Bogor memiliki amanah menyalurkan

73

Tentang pendayagunaan zakat, perlu diingat kembali

bahwa zakat itu mempunyai fungsi, dari berbagai sumber yang

peneliti temukan bahwa setidaknya ada dua fungsi utama

dalam zakat, yaitu:

1. Adalah perwujudan keimanan kepada Allah SWT dan juga

sebagai pembersihan harta benda serta jiwa agar senantiasa

berada dalam keadaan fitrah.7

2. Zakat itu juga berfungsi sebagai dana masyarakat yang

dapat digunakan untuk kepentingan sosial guna

mengurangi kemiskinan.8 Dalam hal yang kedua ini

pemanfaatannya mempunyai arti penting, sebagai salah

satu usaha untuk mencapai keadilan serta kesejahteraan

sosial.

Adapun dalam penyaluran dana zakat kepada mustahik

dapat bersifat hibah ataupun dana bantuan, dengan

memperhatikan skala prioritas mustahik dan penyalurannya

sebagai berikut:

1. Bantuan sesaat, yaitu membantu mustahik dalam

menyelesaikan atau mengurangi masalah tertentu yang

sangat mendesak atau darurat.

2. Bantuan pemberdayaan yaitu membantu mustahik untuk

meningkatkan kesejahteraan baik secara perorangan

maupun kelompok, melalui program atau kegiatan yang

berkesinambungan.

7 Didin Hafidhuddin, Zakat dalam Perekonomian Modern, (Jakarta:

Gema Insani, 2002), h. 10 8 Mohammad Daud Ali, Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf,

(1988), h. 61

Page 84: PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF MELALUI PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43971/1/ARNOL RINALDI-FDK.pdf · BAZNAS Kota Bogor memiliki amanah menyalurkan

74

Sedangkan BAZNAS Kota Bogor menyalurkan dana

zakatnya sebagai dana charity (bantuan/ sumbangan) yang

berprinsip manfaat dan juga produktif, serta mempertahankan

kekhasannya dalam mengelola ZIS, yaitu menyangkut pada

kualitas program bukan kuantitas program dengan tetap

berpegang pada rambu-rambu syariah. Adapun kemasan

program-program yang telah dibuat oleh BAZNAS Kota

Bogor adalah sebagai berikut:

1. Bogor Cerdas, merupakan program BAZNAS Kota Bogor

melalui bidang pendidikan.

2. Bogor Berkah, merupakan program BAZNAS Kota Bogor

melalui bidang ekonomi.

3. Bogor Berdakwah, merupakan program BAZNAS Kota

Bogor melalui bidang syi’ar keagamaan.

4. Bogor Sehat, merupakan program BAZNAS Kota Bogor

melalui bidang kesehatan.

5. Bogor Peduli, merupakan program BAZNAS Kota Bogor

melalui bidang kemanusiaan.

Pada kemasan program Bogor Berkah inilah proses

pendayagunaan zakat secara produktif berpijak, sebagaimana

yang telah peniliti kemukakan pada pembahasan sebelumnya,

di mana program Bogor Berkah ini adalah sebenarnya

merupakan representasi menuju zakat produktif yang dikemas

kembali menjadi program Ekonomi Berkah dengan tujuan

dapat memberdayakan masyarakat sehingga lebih maju dan

juga berkah. Penerapan dari program tersebut, BAZNAS Kota

Bogor menerapkan model pada program Ekonomi Berkah

Page 85: PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF MELALUI PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43971/1/ARNOL RINALDI-FDK.pdf · BAZNAS Kota Bogor memiliki amanah menyalurkan

75

berbasis Majlis Taklim, dijelaskan oleh Kepala Bagian

(KABAG) Pendayagunaan dan Pendistribusian terkait model

dari program ini:9

“Program Ekonomi Berkah ini kami buat menggunakan

metode majlis taklim atau berbasis majlis taklim, karena pada

dasarnya, hampir 80% menurut penelitian kami jama’ah

majlis taklim diisi oleh kaum ibu. Oleh karena itu, kami

melakukan pendekatan ke berbagai majlis taklim yang

tersebar di sekitaran kecamatan Bogor ini, kemudian kami

perkenalkan program Ekonomi Berkah ini yang dinamakan

Kelompok Usaha Bersama BAZNAS (KUBER BAZNAS) yang

terdiri dari 16 kelompok majlis taklim, masing-masing

kelompok beranggotakan 5 orang. Mengapa harus dengan

metode majlis taklim, karena tujuan kami agar para mustahik

tidak hanya memikirkan soal kecukupan harta saja, namun

juga kecukupan hatinya agar mereka selalu senantiasa

mengingat Allah SWT sebagai Dzat Pemberi Rizki. Karena

bagi kami sebesar apapun usaha yang dilakukan oleh

seseorang, bila tidak disertakan Allah dalam niat dan hatinya

maka hasilnya akan sama saja, dan bahkan tidak ada

perubahan sama sekali.”

Dalam prosesnya, ada beberapa tahapan yang dilakukan

oleh BAZNAS Kota Bogor dalam pendayagunaan zakat

produktif melalui program Ekonomi Berkah berbasis majlis

taklim ini, yaitu:10

1. Perencanaan Program

Perencanaan program yang dilakukan oleh BAZNAS

Kota Bogor diantaranya meliputi sosialisasi dan survei ke

9 Wawancara pribadi dengan Kepala Bagian Pendayagunaan dan

Pendistribusian Bapak Muhammad Nurdat Ilhamsyah, pada tanggal 21

September 2018. 10 Wawancara pribadi dengan staff Pendayagunaan Bapak Oon Tabrani

pada tanggal 21 September 2018.

Page 86: PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF MELALUI PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43971/1/ARNOL RINALDI-FDK.pdf · BAZNAS Kota Bogor memiliki amanah menyalurkan

76

tempat-tempat calon mustahik binaan BAZNAS Kota

Bogor, rapat koordinasi, dan pemberian modal usaha untuk

mustahik. Untuk penjelasan lebih lanjut peneliti

mencantumkannya ke dalam beberapa point sebagai

berikut:

a. Sosialisasi dan Survei Mustahik

Sosialisasi dilakukan bertujuan untuk

menginformasikan kepada calon-calon mustahik binaan

tentang adanya program Ekonomi Berkah ini, dalam

prosesnya Kasubag Pendayagunaan bidang lapangan

dan teknisi, yang bertugas dan bertanggung jawab dalam

mensosialisasikan tentang adanya program ini ke

berbagai tempat, khususnya majlis taklim-majlis taklim

yang ada di Bogor dan sekitarnya, kemudian juga survei

mustahik dilakukan dengan tujuan untuk melihat lebih

jauh bagaimana kebutuhan dan kelayakan mustahik.

Selain itu, program Ekonomi Berkah ini ditunjukkan

kepada para pedangan kecil, kaki lima atau seseorang/

keluarga yang ingin membuka usaha namun tidak

memiliki modal dan keterampilan yang cukup.

b. Rapat Koordinasi

Setelah melakukan survei mustahik, pihak BAZNAS

Kota Bogor selanjutnya mengadakan rapat koordinasi

untuk mengevaluasi dari tahapan survei yang telah

dilakukan sebelumnya. Yang nantinya dari hasil

tersebut akan dibentuk satu kelompok dari masing-

masing majlis taklim, satu kelompok majlis taklim

Page 87: PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF MELALUI PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43971/1/ARNOL RINALDI-FDK.pdf · BAZNAS Kota Bogor memiliki amanah menyalurkan

77

beranggotakan 5 hingga 6 mustahik yang terdiri dari

ketua, sekretaris, bendahara, dan anggota.

c. Pemberian Modal

Setelah tahap kedua selesai, tahap selanjutnya ialah

pemberian modal. Calon mustahik yang ingin menjadi

penerima bantuan harus terlebih dahulu mengajukan

bantuan dengan sendirinya ke BAZNAS Kota Bogor.

Hal ini dilakukan BAZNAS Kota Bogor bukan semata-

semata pihak BAZNAS Kota Bogor tidak aktif

melaksanakan tugasnya, akan tetapi untuk melihat

mustahik memiliki keinginan untuk maju dan

berkembang ke arah yang lebih baik. Selain itu

BAZNAS Kota Bogor juga memberlakukan ketentuan

dan syarat-syarat, diantaranya mau mengikuti langkah-

langkah binaan dan pelatihan dari BAZNAS Kota

Bogor. Namun bagi BAZNAS Kota Bogor, syarat-

syarat tersebut belum cukup untuk menentukan

mustahik yang tepat sehingga BAZNAS Kota Bogor

mempunyai beberapa pertimbangan terhadap calon

mustahik tersebut. Pertimbangan pertama adalah calon

mustahik sudah memiliki usaha, jika tidak memiliki

usaha maka tidak bisa mengajukan bantuan. Hal ini

diberlakukan agar mencegah penggunaan dana zakat

produktif yang tidak tepat oleh penerimanya.

Pertimbangan lainnya adalah kondisi perekonomian

keluarga, tingkat pendapatan, tujuan penggunaan zakat

produktif, adanya pengakuan atau bukti dari tetangga

Page 88: PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF MELALUI PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43971/1/ARNOL RINALDI-FDK.pdf · BAZNAS Kota Bogor memiliki amanah menyalurkan

78

atau kepala desa tentang kehidupan calon mustahik.

Serta tata krama dan kejujuran mustahik, kejujuran

merupakan salah satu hal yang diutamakan dari calon

mustahik.

Pemberian modal bantuan dilakukan pada saat

ceremony yang berlangsung di gedung Auditorium

BAZNAS Kota Bogor, di dalam ceremony tersebut peserta

binaan diberi pembekalan dan kita-kiat untuk menjadi

pengusaha yang sukses. Kemudian, setelah itu pihak

BAZNAS Kota Bogor memberikan modal. Adapun modal

yang diberikan sebesar Rp 5.000.000 - Rp 15.000.000

perkelompok (Majlis Taklim), kemudian setelah modal

diberikan, ketua kelompok yang berperan untuk

membagikan kepada anggotanya masing-masing.

Sebagaimana yang telah diinstruksikan oleh pihak

BAZNAS Kota Bogor. Selanjutnya, mustahik diharuskan

untuk berinfaq minimal Rp 1.000 - Rp 2.000/ harinya yang

bertujuan agar uangnya tidak langsung habis terpakai, dan

nantinya akan kembali lagi kepada mereka sebagai

tambahan modal, sebagai contoh bila mana suatu hari nanti

usaha salah satu mustahik mengalami kegagalan ataupun

penurunan, maka mustahik tersebut akan diberikan modal

untuk membangun usahanya kembali.

2. Pelaksanaan Porgram

Salah satu motto BAZNAS Kota Bogor adalah

“Mengubah Mustahik menjadi Muzaki”, berkaitan dengan

motto tersebut, BAZNAS Kota Bogor mengambil langkah

Page 89: PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF MELALUI PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43971/1/ARNOL RINALDI-FDK.pdf · BAZNAS Kota Bogor memiliki amanah menyalurkan

79

yang lebih tepat dan efektif yaitu dengan mendayagunakan

dan menyalurkan zakat dalam bentuk produktif. Zakat

produktif ini disalurkan dalam bentuk uang tunai sebagai

bantuan modal usaha untuk para mustahik yang memiliki

usaha kecil dan membutuhkan modal tambahan.

Adapun jumlah dana zakat produktif yang disalurkan,

BAZNAS Kota Bogor telah mengklasifikasikan ke dalam

bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 4.1: Data Kelompok Ekonomi Berkah Binaan

BAZNAS Kota Bogor Tahun 2017

No Nama

Kelompok

Pembimbing Alamat Jumlah

Bantuan 1. MT. Nurul Ilmi

1

Bpk. Pram

Mahendra

Cikaret Rp 7.500.000

2. MT. Nurul Ilmi

2

Bpk. Pram

Mahendra

Cikaret Rp 7.500.000

3. MT. Nurul Ilmi

3

Bpk. Pram

Mahendra

Cikaret Rp 7.500.000

4. MT. Al-Iman Bpk. Aji

Saptaji

Dramaga

Loceng

Rp 10.000.000

5. MT. Nurul

Huda

Bpk. Aji

Saptaji

Bojong

Neros

Rp 7.500.000

6. MT. Al-Anshor Bpk. Abdul

Hafid

Pangkalan

Kedung

Halang

Rp 7.500.000

7. MT. Nurul

Hasanah

Bpk. Abdul

Hafid

Kp. Sawah Rp 10.000.000

8. MT. Hizbul

Barokah

Bpk. Abdul

Hafid

Sempur

Kaler

Rp 15.000.000

9. MT. Nahdlatus

Syabab

Bpk. Oon

Tabroni

Bondongan Rp 7.500.000

10. MT. Nurul

Hadist

Oon Tabroni Gg. Nurul

Hadist

Rp 7.500.000

11. MT. Nurus

Saadah

Bpk. Oon

Tabroi

Sadane

Empang

Rp 7.500.000

12. MT. Al-Hidayah Bpk. Lili Bantar

Kemang 1

Rp 5.000.000

Page 90: PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF MELALUI PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43971/1/ARNOL RINALDI-FDK.pdf · BAZNAS Kota Bogor memiliki amanah menyalurkan

80

13. MT. Al-Hidayah Bpk. Lili Bantar

Kemang 2

Rp 5.000.000

14. MT. Al-Hidayah Bpk. Lili Bantar

Kemang 3

Rp 5.000.000

15. MT. Ar-Ridho Bpk. Dede

Sulaeman

Cimanggu

Lamping

Rp 10.000.000

16. MT. An-Nazili Bpk. Dede

Sulaeman

Cimanggu

Lamping

Rp 10.000.000

17. MT. Al-

Istiqomah

Bpk. Aji

Saptaji

Gunung

Batu

Rp 15.000.000

Sumber: BAZNAS Kota Bogor Tahun 2017

Berdasarkan tabel di atas, jumlah bantuan yang

diberikan BAZNAS Kota Bogor sebesar Rp 145.000.000

kepada 17 kelompok di Tahun 2017, sebagai bentuk modal

tambahan yang disalurkan kepada setiap mustahiq dari

masing-masing kelompok majlis taklim relatif berbeda.

Hal ini dikarenakan oleh beberapa hal yang menjadi faktor

penentu besarnya jumlah bantuan yang disalurkan. Faktor-

faktor tersebut adalah dilihat dari aspek pengajuan dari

mustahik dan hasil survei.

Adapun dalam penentuan keanggotaan kelompok

majlis taklim, BAZNAS Kota Bogor telah

mengklasifikasikan ke dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 4.2: Data Profil Penerima Manfaat Ekonomi Berkah

Binaan BAZNAS Kota Bogor Tahun 2017

No Nama Alamat Jenis Usaha Kelompok

1. Saman Kedunghalang,

Bogor Utara

Warung

Kopi

MT. Al-

Anshor

2. Muhlis Kedunghalang,

Bogor Utara

Warung

Kopi

MT. Al-

Anshor

Page 91: PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF MELALUI PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43971/1/ARNOL RINALDI-FDK.pdf · BAZNAS Kota Bogor memiliki amanah menyalurkan

81

3. Neneng R Kedunghalang,

Bogor Utara Gorengan

MT. Al-

Anshor

4. Yuyun Kedunghalang,

Bogor Utara Sembako

MT. Al-

Anshor

5. Alfiansyah Kedunghalang,

Bogor Utara Sembako

MT. Al-

Anshor

6. Hoeriyah Cikaret, Bogor

Selatan

Penjual

Rongsokan

MT. Nurul

Ilmi 1

7. Lilis Shaliha Cikaret, Bogor

Selatan

Penjual

Rongsokan

MT. Nurul

Ilmi 1

8. Yuyun Y Cikaret, Bogor

Selatan

Pengrajin

Sandal

MT. Nurul

Ilmi 1

9. Yatmi Cikaret, Bogor

Selatan

Karedok

dan

Gorengan

MT. Nurul

Ilmi 1

10. Anoh Cikaret, Bogor

Selatan

Pengarajin

Sandal

MT. Nurul

Ilmi 1

11. Nunung Cikaret, Bogor

Selatan

Penjual

Sayuran

MT. Nurul

Ilmi 2

12. Siti Neneng Cikaret, Bogor

Selatan

Penjual

Nasi Box

MT. Nurul

Ilmi 2

13. Asep Cikaret, Bogor

Selatan

Es

Cappucino

Cincau

MT. Nurul

Ilmi 2

14. Siti Haerina Cikaret, Bogor

Selatan

Penjual

Kosmetik

MT. Nurul

Ilmi 2

15. Sami Cikaret, Bogor

Selatan Sembako

MT. Nurul

Ilmi 2

16. Rabiah

Adawiyah

Cikaret, Bogor

Selatan

Pengarjin

Sandal

MT. Nurul

Ilmi 3

17. Abdul

Sopian

Cikaret, Bogor

Selatan

Pengrajin

Sepatu

MT Nurul

Ilmi 3

18. Milah Cikaret, Bogor

Selatan

Pengrajin

Sandal

MT. Nurul

Ilmi 3

19. Anah Cikaret, Bogor

Selatan Sembako

MT. Nurul

Ilmi 3

20. Lia Badriah Cikaret, Bogor

Selatan

Pengrajin

Sandal dan

Sepatu

MT. Nurul

Ilmi 3

Page 92: PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF MELALUI PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43971/1/ARNOL RINALDI-FDK.pdf · BAZNAS Kota Bogor memiliki amanah menyalurkan

82

21. Jahir/

Kadarwati

Baranang

Siang, Bogor

Timur

Sembako MT. Al-

Hidayah 1

22. M. Sakolen

Baranang

Siang, Bogor

Timur

Sembako MT. Al-

Hidayah 1

23. Arif

Syafrinaldi

Baranang

Sianng, Bogor

Timur

Warung

Klontong

MT. Al-

Hidayah 1

24. Imma Fauzia

Baranang

Siang, Bogor

Timur

Warung Es

Jelly

MT. Al-

Hidayah 1

25. Abd. Rosyad

Baranang

Siang, Bogor

Timur

Nasi Uduk

dan

Gorengan

MT. Al-

Hidayah 1

26. H. Oji F

Baranang

Siang, Bogor

Timur

Sembako MT. Al-

Hidayah 2

27. Sopiah

Baranang

Siang, Bogor

Timur

Gorengan MT. Al-

Hidayah 2

28. Mamat

Baranang

Siang, Bogor

Timur

Penjual

Makanan

dan

Minuman

MT. Al-

Hidayah 2

29. H. Nurhasan

Baranang

Siang, Bogor

Timur

Penjual

Makanan

dan

Minuman

MT. Al-

Hidayah 2

30. Entis Sutisna

Baranang

Siang, Bogor

Timur

Penjual

ATK/

Photo Copy

MT. Al-

Hidayah 2

31. Didi Rasidi

Baranang

Siang, Bogor

Timur

Warung

Kopi

MT. Al-

Hidayah 3

32. Entin Kartini

Baranang

Siang, Bogor

Timur

Warung

Klontong

MT. Al-

Hidayah 3

Page 93: PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF MELALUI PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43971/1/ARNOL RINALDI-FDK.pdf · BAZNAS Kota Bogor memiliki amanah menyalurkan

83

33. Mulyati

Baranang

Siang, Bogor

Timur

Warung

Klontong

MT. Al-

Hidayah 3

34. Gugun Adha

Baranang

Siang, Bogor

Timur

Warkop MT. Al-

Hidayah 3

35. Maya Nur

Baranang

Siang, Bogor

Timur

Percetakan

Sablon

MT. Al-

Hidayah 3

36. Suherti Margajaya,

Bogor Barat Gorengan MT. Ai-Iman

37. Mardianah Margajaya,

Bogor Barat Kredit Baju MT. Al-Iman

38. Nyai Surti Margajaya,

Bogor Barat

Bubur

Kacang Ijo MT. Al-Iman

39. Ida Karyati Margajaya,

Bogor Barat

Penjual

Aneka Kue MT. Al-Iman

40. Turi Yohana Margajaya,

Bogor Barat

Penjual

Kue

Keliling

MT. Al-Iman

41. M. Ridwan Cimahpar,

Bogor Utara

Peternak

Kelinci

MT. Nurul

Hasanah

42. Abdul

Kholik

Cimahpar,

Bogor Utara

Peternak

Kelinci

MT. Nurul

Hasanah

43. Muhtadin Cimahpar,

Bogor Utara

Peternak

Kelinci

MT. Nurul

Hasanah

44. Muksin Cimahpar,

Bogor Utara

Peternak

Kelinci

MT. Nurul

Hasanah

45. Sanusi Cimahpar,

Bogor Utara

Peternak

Kelinci

MT. Nurul

Hasanah

46. Nia Kurniati Bondongan,

Bogor Selatan

Jajajan

Anak

MT.

Nahdlatus

Syabab

47. Mulyati Bondongan,

Bogor Selatan Warkop

MT.

Nahdlatus

Syabab

48. Supriatmi Bondongan,

Bogor Selatan

Nasi Uduk,

Gorengan

MT.

Nahdlatus

Syabab

Page 94: PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF MELALUI PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43971/1/ARNOL RINALDI-FDK.pdf · BAZNAS Kota Bogor memiliki amanah menyalurkan

84

49. Rizki Aulia Bondongan,

Bogor Selatan Lauk pauk

MT.

Nahdlatus

Syabab

50. Anih Bondongan,

Bogor Selatan Warkop

MT.

Nahdlatus

Syabab

51. Yayan M Cikaret, Bogor

Selatan

Pop Ice,

Mie Rebus

MT. Nurul

Hadist

52. Siti Aisyah Cikaret, Bogor

Selatan Gorengan

MT. Nurul

Hadist

53. Eem

Suhaemi

Cikaret, Bogor

Selatan

Makanan

Ringan

MT. Nurul

Hadist

54. Eti Suherti Cikaret, Bogor

Selatan Gorengan

MT. Nurul

Hadist

55. Nunung Cikaret, Bogor

Selatan

Sosis

Bakar, dsb

MT. Nurul

Hadist

56. Aisah Empang,

Bogor Selatan Gado-gado

MT. Nurus

Saadah

57. Solihin Empang,

Bogor

Konter

Pulsa

(Ridho

Cell)

MT. Nurus

Saadah

58. Sa’adah Empang,

Bogor Selatan Kue Kering

MT. Nurus

Saadah

59. Nur Asiah Empang,

Bogor Selatan

Manisan,

aneka

minuman

MT. Nurus

Saadah

60. Yoyoh M

Empang,

Bogoro

Selatan

Kue Basah MT. Nurus

Saadah

61. Yayah R Paledang,

Bogor Tengah Gorengan

MT. Nurul

Huda

62. Rukaedah Paledang,

Bogor Tengah

Makanan

Ringan

MT, Nurul

Huda

63. Herawati Paledang,

Bogor Tengah Sembako

MT. Nurul

Huda

64. Siti Nurkasih Paledang,

Bogor Tengah Sembako

MT. Nurul

Huda

Page 95: PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF MELALUI PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43971/1/ARNOL RINALDI-FDK.pdf · BAZNAS Kota Bogor memiliki amanah menyalurkan

85

65. Rukoyah Paledang,

Bogor Tengah

Pop ice dan

jajanan

anak

MT. Nurul

Huda

66. Sulaeman

Kd. Waringin

Bogor Tanah

Sareal

Penjual

Bakso MT. Arridho

67. Osiah

Kd. Waringin

Bogor Tanah

Sareal

Gorengan MT. Arridho

68. Enay

Kd. Waringin

Bogor Tanah

Sareal

Gorengan MT. Arridho

69. Barkah

Kd. Waringin

Bogor Tanah

Sareal

Gorengan,

aneka kue MT. Arridho

70. Manah

Kd. Waringin

Bogor Tanah

Sareal

Penjual

Sayuran MT. Arridho

71. Endang

Kd. Waringin

Bogor Tanah

Sareal

Sembako MT. An-

Nazili

72. Hj. Siti

Rohmah

Kd. Waringin

Bogor Tanah

Sareal

Warung

Sembako

MT. An-

Nazili

73. Maya

Kd. Waringin

Bogor Tanah

Sareal

Penjual

Sayuran

MT. An-

Nazili

74. Sayuti

Kd. Waringin

Bogor Tanah

Sareal

Nasi Uduk MT. An-

Nazili

75. Manah

Kd. Waringin

Bogor Tanah

Sareal

Penjual

Gorengan

MT. An-

Nazili

76. Sri Fatmah

Kd. Waringin

Bogor Tanah

Sareal

Penjual

Sayuran

MT. An-

Nazili

77. Zulkarnaen

Kd. Waringin

Bogor Tanah

Sareal

Penjual

ptong

MT. Hizbul

Barokah

Page 96: PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF MELALUI PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43971/1/ARNOL RINALDI-FDK.pdf · BAZNAS Kota Bogor memiliki amanah menyalurkan

86

daging

Ayam

78. Zaihul Haq Gunung Batu,

Bogor Barat

Pengrajin

Bambu

MT. Al-

Istiqomah

Sumber: BAZNAS Kota Bogor Tahun 2017

3. Monitoring Program

Mustahik yang telah menerima bantuan zakat

produktif selanjutnya mendapat pengawasan penggunaan

dana bantuan dari pihak BAZNAS Kota Bogor, di mana

pengawasan dilakukan setiap tiga bulan sekali.

Pengawasan ini dilakukan semata-mata agar program ini

dapat terus berjalan, pengawasan ini selalu dilakukan

baik secara langsung maupun tidak langsung.

Pengawasan secara langsung dalam bentuk wawancara

langsung dengan kelompok majlis taklim mengenai

perkembangan usahanya, di mana pihak BAZNAS Kota

Bogor mendatangi langsung ke Majlis Taklim, mengikuti

pengajian bersama mustahik, lalu ditutup dengan ramah

tamah. Adapun pengawasan secara tidak langsung

dilakukan dengan cara mengamati kegiatan usaha yang

dijalankan mustahik tanpa diketahui oleh mustahik

tersebut.11 Selain itu, pengawasan juga dilakukan pada

saat masing-masing ketua kelompok majlis taklim

membuat laporan bulanan yang akan disetorkan kepada

11 Wawancara pribadi dengan Kepala Bagian Pendayagunaan dan

Pendistribusian Bapak Muhammad Nurdat Ilhamsyah, S. Pd. I pada tanggal 21

September 2018.

Page 97: PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF MELALUI PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43971/1/ARNOL RINALDI-FDK.pdf · BAZNAS Kota Bogor memiliki amanah menyalurkan

87

BAZNAS Kota Bogor, laporan bulanan ini bersifat

laporan hasil keropak infak/sedekah yang dikumpulkan

dari keuntungan usaha masing-masing mustahik, adapun

jumlah infak/sedekah yang dikumpulkan bersifat relatif

dari Rp 500 hingga Rp 2.000. Selain melakukan

pengawasan, BAZNAS Kota Bogor juga melakukan

pembinaan untuk kepentingan usaha dan juga keimanan

mustahik, yang dilaksanakan melalui pengajian rutin

yang bertempat di masing-masing kelompok majlis

taklim.12

C. Dampak Pendayagunaan Zakat Produktif melalui

Program Ekonomi Berkah BAZNAS Kota Bogor

Dalam pembahasan ini, penulis akan memaparkan hasil

dari program Ekonomi Berkah BAZNAS Kota Bogor.

Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya pada Bab II,

bahwa tujuan pendayagunaan zakat secara produktif adalah

untuk mendatangkan hasil dan manfaat yang lebih besar serta

lebih baik. Menurut Didin Hafidhuddin, sebagaimana yang

penulis kutip dalam bukunya yang berjudul “Membangun

Peradaban Zakat”13 menyatakan begitu pentingnya

pemberdayaan mustahik melalui pendayagunaan zakat,

sehingga dapat mewujudkan kualitas perubahan dalam

12 Wawancara pribadi dengan Kepala Bagian Pendayagunaan dan

Pendistribusian Bapak Muhammad Nurdat Ilhamsyah, S. Pd. I pada tanggal 21

September 2018. 13 Didin Hafidhuddin dan Ahmad Juwaini, Membangun Peradaban

Zakat, (Jakarta: Institut Manajemen Zakat, 2007), h. 71

Page 98: PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF MELALUI PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43971/1/ARNOL RINALDI-FDK.pdf · BAZNAS Kota Bogor memiliki amanah menyalurkan

88

kehidupan menuju kondisi lebih baik. Hal ini bisa dilihat dari

sudut pandang ekonomi atau peningkatan pendapatan

mustahik.

Di dalam pendayagunaan zakat secara produktif melalui

program ekonomi berkah ini, BAZNAS Kota Bogor tidak

hanya memberikan dana saja namun juga memberikan

pengarahan, pelatihan dan juga bimbingan untuk pengelolaan

dana zakat tersebut, agar tidak langsung habis terpakai untuk

konsumsi ataupun dipergunakan untuk mengelola usaha tanpa

ada manajemen yang baik dari mustahik. Melalui program

Ekonomi Berkah inilah BAZNAS Kota Bogor telah berusaha

untuk memberdayakan golongan masyarakat yang tidak

mampu sebagaimana yang telah penulis kemukakan

sebelumnya.14

Adapun hasil dari pemberdayaan tersebut adalah

masyarakat penerima manfaat mengalami peningkatan

pendapatan, baik secara materi ataupun kerohanian. Mengapa

demikian, hal tersebut dikarenakan dalam mendayaguna dana

zakat produktif, BAZNAS Kota Bogor tidak hanya

menyalurkan bantuan berupa uang/ dana saja, melainkan juga

ditanamkan nilai-nilai agama dan sosial. Oleh karena itu, tiap

kelompok diberi satu pembimbing yang bertugas sebagai

pemberi motivasi dan menjadi konsultan untuk usaha yang

dijalankan oleh mustahik.

14 Wawancara pribadi dengan Kepala Bagian Pendayagunaan dan

Pendistribusian Bapak Muhammad Nurdat Ilhamsyah, S. Pd. I pada tanggal 21

September 2018.

Page 99: PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF MELALUI PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43971/1/ARNOL RINALDI-FDK.pdf · BAZNAS Kota Bogor memiliki amanah menyalurkan

89

Dalam pendampingan tersebut, BAZNAS Kota Bogor

telah bekerja sama dengan Majlis Taklim yang tersebar di

daerah Bogor, yang selanjutnya para mustahik binaan

dikelompokkan sebagaimana yang telah penulis cantumkan

pada tabel 4.2. Hal ini bertujuan agar para mustahik binaan

tercukupi dari sisi bantuan dana zakat, juga dari sisi bantuan

moral serta rohani. Dengan demikian, program penyaluran

dana zakat produktif melalui program Ekonomi Berkah ini

menurut penulis telah optimal. Dilihat dari adanya

perkembangan ke arah yang lebih baik yang dirasakan oleh

mustahik serta beberapa dari kelompok mustahik sudah ada

yang secara rutin selalu bersedekah ataupun berinfak kepada

orang yang lebih membutuhkan. Adapun hasil dari program

Ekonomi Berkah telah mengklasifikasikan ke dalam bentuk

tabel sebagai berikut:

Tabel 4.3

Dampak Zakat Produktif Program Ekonomi Berkah

No Nama Alamat Usaha

Perkembangan

Perekonomian

Mustahik

Tetap Membaik Maju

1. Aisah Empang

Bogor Selatan

Penjual

Gado-

gado

2. Solihin Empang

Bogor Selatan

Pulsa

Eletrik/

Token

Listrik

3. Sa’adah Empang

Bogor Selatan

Kue

Kering

Page 100: PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF MELALUI PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43971/1/ARNOL RINALDI-FDK.pdf · BAZNAS Kota Bogor memiliki amanah menyalurkan

90

4. Nur Asiah Empang

Bogor Selatan

Manisan

Pala dan

Aneka

Cemilan

5. Yoyoh

Mariah

Empang

Bogor Selatan

Kue

Basah

6. M.

Ridwan

Cimahpar

Bogor Utara

Peternak

Kelinci

7. Neneng

Rosita

Kedunghalang

Bogor Utara

Penjual

Gorengan

8. Alfiansyah Kedunghalang

Bogor Utara

Warung

Kopi

9. Yuyun Kedunghalang

Bogor Utara

Sembako

10. Saman Kedunghalang

Bogor Selatan

Warkop

Sumber: Mustahik Binaan BAZNAS Kota Bogor

Dari tabel di atas, data dan hasil yang penulis dapat

melalui wawancara terhadap beberapa mustahik binaan

BAZNAS Kota Bogor melalui kelompok majlis taklim, dapat

digambarkan sebagai berikut:

Berdasarkan dari hasil penelitian dana zakat produktif

yang disalurkan oleh BAZNAS Kota Bogor melalui program

Ekonomi Berkah ini sangat bermanfaat, salah satu manfaat

yang didapat bagi mustahik yang menjadi penerima bantuan

dana zakat produktif ini adalah dengan bertambahnya modal

bagi usahanya. Penambahan modal dapat digunakan untuk

membeli barang dagangan sesuai dengan apa yang dijual atau

diusahakan. Sehingga, barang lebih bervariasi dan kedepan

dapat meningkatkan pendapatan mustahik.

Dari pemaparan di atas, penulis menemukan beberapa

temuan di lapangan, bahwasanya mustahik yang mengalami

Page 101: PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF MELALUI PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43971/1/ARNOL RINALDI-FDK.pdf · BAZNAS Kota Bogor memiliki amanah menyalurkan

91

peningkatan pendapatan dan kualitas hidupnya memang benar

telah merasakan dampak positif yang diberikan BAZNAS Kota

Bogor melalui program Ekonomi Berkah ini. Bapak Muhamad

Ridwan, salah satunya. Profesi beliau adalah sebagai peternak

kelinci, sebelum dibina dan diperkenalkan dengan program

Ekonomi Berkah ini, beliau hanya menjalankan tugas

selayaknya peternak-peternak kelinci atau hewan lainnya,

memberi makan, merawat dan lain-lain. Tetapi, setelah

mengikuti pembinaan dan arahan yang diberikan oleh

BAZNAS Kota Bogor, banyak ilmu dan wawasan yang

didapatnya seputar dunia ternak hewan, sehingga hal demikian

telah memajukan usaha ternaknya. Adapun peningkatan omset

yang didapat oleh beliau sekitar Rp 15.000.000, bahkan lebih

hal ini karena banyak permintaan kelinci-kelinci dari beberapa

kota ataupun masyarakat lainnya.15

Manfaat yang dirasakan pula oleh Ibu Sa’adah, sebelum

diperkenalkan dengan program Ekonomi Berkah ini, beliau

menjalankan usahanya dengan semaunya, seperti berkeliling

dari rumah ke rumah atau menjajakannya di sekitar halaman

sekolah, namun setelah mengikuti arahan dan bimbingan dari

BAZNAS Kota Bogor, akhirnya usaha yang dijalankannya

lebih tertata bahkan Ibu Sa’adah mulai mengaplikasikan

usahanya secara online. Kini beliau telah mengalami

perubahan dan peningkatan yang cukup.16

15 Wawancara pribadi dengan Bapak Muhamad Ridwan. Selasa, 2

Oktober 2018 pukul 13.30 s/d selesai di peternakannya. 16 Wawancara pribadi dengan Ibu Sa’adah. Kamis, 4 Oktober 2018

pukul 13.30 s/d selesai di rumahnya.

Page 102: PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF MELALUI PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43971/1/ARNOL RINALDI-FDK.pdf · BAZNAS Kota Bogor memiliki amanah menyalurkan

92

BAB V

PENUTUP

Pada bab ini berisikan kesimpulan dari keseluruhan hasil

penelitian yang penulis lakukan di Badan Amil Zakat Nasional

(BAZNAS) Kota Bogor dan kesimpulan tersebut penulis buat

dalam dua poin yaitu tentang fokus pendistribusian dana zakat

produktif dan bentuk pendayagunaannya. selain dari pada itu pada

bab ini juga terdapat saran-saran yang penulis cantumkan pada

poin akhir, saran-saran tersebut berisikan pendapat penulis

terhadap Lembaga dan program yang penulis teliti.

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan penulis, maka

penulis mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Fokus Pendistribusian Zakat Produktif di BAZNAS Kota

Bogor

Pendistribusian zakat produktif yang dilakukan oleh

BAZNAS Kota Bogor melalui program Ekonomi Berkah

ini berfokus kepada pedagang kaki lima dan pedagang

kecil di mana penulis menyimpulkan bahwa pedagang

tersebut termasuk ke dalam salah satu delapan asnaf yaitu

golongan miskin. Golongan miskin yang dimaksud adalah

orang yang mempunyai harta untuk mencukupi kebutuhan

hidup namun tidak memenuhi standar, karena para

pedagang tersebut hanya bisa menggunakan hasil dari

dagangannya untuk menutupi sebagian hajatnya namun

belum dapat menutupi kebutuhan lainnya.

Page 103: PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF MELALUI PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43971/1/ARNOL RINALDI-FDK.pdf · BAZNAS Kota Bogor memiliki amanah menyalurkan

93

2. Bentuk Pendayagunaan Zakat Produktif melalui Program

Ekonomi Berkah di BAZNAS Kota Bogor

a. Mekanisme Pendayagunaan Zakat Produktif

Mekanisme yang dilakukan oleh BAZNAS Kota

Bogor dalam menjalankan program Ekonomi Berkah

ini, penulis menyimpulkannya ke dalam beberapa

tahap, diantaranya:

1. Perencanaan Program

Dalam perencanaan BAZNAS Kota Bogor

melakukan sosialisasi dan survey ke tempat-

tempat mustahik, lalu setelahnya dilanjutkan

dengan rapat koordinasi guna untuk

mengevaluasi hasil dari survey sebelumnya, serta

mengambil keputusan dan kebijakan seperti

mendata kelayakan mustahik dan membentuk

kelompok binaan mustahik yang bekerja sama

dengan Majlis taklim setempat, dan juga

pemberian modal kepada mustahik dilaksanakan

pada saat ceremony pembekalan, adapun modal

yang diberikan sebesar Rp. 7.500.000 – Rp.

10.000.000 perkelompok.

2. Pelaksanaan Program

Dalam pelaksanaannya pihak BAZNAS Kota

Bogor telah membentuk kelompok binaan

mustahik yang berkerja sama dengan Majlis

Taklim setempat, adapun kelompok binaan

mustahik berbasis Majlis Taklim berjumlah tujuh

Page 104: PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF MELALUI PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43971/1/ARNOL RINALDI-FDK.pdf · BAZNAS Kota Bogor memiliki amanah menyalurkan

94

belas kelompok yang berdomisili di wilayah

Bogor dan sekitarnya.

3. Monitoring Program

Monitoring dilakukan bertujuan untuk

mengawasi dan mengamati perkembangan dan

kelancaran program Ekonomi Berkah ini, serta

sejauh mana mustahik binaan diberdayakan.

b. Dampak

Untuk dampak dari program Ekonomi Berkah ini,

menurut penulis telah mampu mempengaruhi

mustahik binaan BAZNAS Kota Bogor, hal ini dapat

dilihat bahwa dengan adanya zakat produktif mampu

memberikan harapan baru bagi para mustahik untuk

memulai kembali usahanya, dan mematangkan

konsep atau inovasi dalam jenis usaha yang

dijalankan. Jadi, secara tidak langsung perekonomian

keluarga masing-masing mustahik, mengalami

perubahan.

B. Saran-saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, penulis

menyampaikan beberapa saran, antara lain:

1. Perlu adanya pengawasan dari BAZNAS Kota Bogor yang

konsisten, sehingga modal yang diberikan benar-benar

didayagunakan sebagaimana mestinya, dan adapun

sosialisasi zakat perlu dikembangkan tidak hanya

pendayagunaannya saja melainkan penghimpunan dana

juga.

Page 105: PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF MELALUI PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43971/1/ARNOL RINALDI-FDK.pdf · BAZNAS Kota Bogor memiliki amanah menyalurkan

95

2. Hendaknya meningkatkan pengetahuan dan kemampuan

mustahik dalam mengelola bantuan modal usaha.

3. Perlunya pembenahan sistem dan perbaikan terhadap

sistem manajemen zakat yang ada baik struktural dan

personal guna kemaslahatan yang lebih bermutu.

4. Untuk penentuan mustahik kedepannya agar lebih selektif,

baik dari aspek ataupun wilayah. Kemudian juga dengan

mengadakan pelatihan manajemen keuangan untuk para

mustahik sebelum pelaksanaan program, agar kegagalan

program tidak terjadi dan tujuan dari pendayagunaan zakat

produktif ini berjalan sesuai rencana.

Page 106: PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF MELALUI PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43971/1/ARNOL RINALDI-FDK.pdf · BAZNAS Kota Bogor memiliki amanah menyalurkan

96

DAFTAR PUSTAKA

Asnaini. Zakat Produktif dalam Prespektif Hukum Islam.

Yogyakarta: Pustak Pelajar. 2008.

Ali, M. Daud. Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf. Jakarta: UI

Press. 1988.

Al-Hamid, Abdul. Ekonomi Zakat - Sebuah Kajian Moneter dan

Keuangan Syariah. Jakarta: PT. RajaGrafindo. 2006.

Bachtiar, Wardi. Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah. (Jakarta:

Logos, 1999).

Bariadi, Lili dan Muhammad Zen, M. Hudri. Zakat dan

Wirausaha. Jakarta: CED. 2005.

Fanani, Muhyar. Membumikan Hukum Langit: Nasionalisasi

Hukum Islam dan Islamisasi Hukum Nasional

Pasca Reformasi. Yogyakarta: Tiara Wacana. 2008.

Hafidhuddin, Didin dan Ahmad Juwaini. Membangun Peradaban

Zakat. Jakarta: Institut Manajemen Zakat. 2007.

. Zakat dalam Perekonomian Modern. Jakarta:

Gema Insani. 2002.

Hasan, M. Ali. Masail Fiqhiyah (Zakat, Pajak Asuransi dan

Lembaga Keuangan). Jakarta: Raja Grafindo Persada.

1997.

. Zakat dan Infak: Salah Satu Solusi Mengatasi

Problema Sosial di Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2008).

Huda, Nurul dan Mohamad Heykal. Lembaga Keuangan Islam

(Tinjauan Teoritis dan Praktis). Jakarta: Kencana. 2013.

Himpunan Peraturan Perundang-undangan. Undang-undang

Pengelolaan Zakat dan Wakaf, (Bandung: Fokus Media,

2012).

Inayah, Gazi. Teori Komprehensif tentang Zakat dan Pajak

Yogyakarta: Tiara Wacana. 2003.

Page 107: PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF MELALUI PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43971/1/ARNOL RINALDI-FDK.pdf · BAZNAS Kota Bogor memiliki amanah menyalurkan

97

Kementrian Agama RI. Pedoman Zakat Seri Sembilan. Jakarta:

Bagian Proyek Peningkatan Zakat dan Wakaf. 2002.

Monib, Muhammad dan Islah Bahrawi. Islam & Hak Asasi

Manusia Dalam Pandangan Nurcholish Majid. Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama. 2011.

Mufraini, M. Arif. Akuntansi dan Manajemen Zakat. Jakarta:

Kencana. 2012.

Prihatini, Farida dan Uswatun Hasanah, Wirdyaningsih. Hukum

Islam: Zakat & Wakaf (Teori dan Prakteknya di

Indonesia). Jakarta: Papas Sinar Sinanti. 2005.

Qardhawi, Yusuf. Dauru al-Zakat fi ‘illaj al-Musykilat al-

Iqtishodiyah” terjemahan Sari Nurlita, “Spektrum Zakat

dalam Membangung Ekonomi Kerakyatan. Jakarta: Zikrul

Hakim. 2005.

Qardawi, Yusuf. Hukum Zakat. Bogor: Pustaka Litera AntarNusa.

1987.

Qadir, Abdurrachman. Zakat Dalam Dimensi Mahdah dan Sosial.

Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2001.

Rafi’, Mu’inan. Potensi Zakat (dari Konsumtif-Karitatif ke

Produktif-Berdayaguna) Perspektif Hukum Islam.

Yogyakarta: Citra Pustaka. 2011.

Sugiyono. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta. 2007.

. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta,

2005.

. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.

Bandung: CV. Alfabeta 2009.

Sugono, Dendy. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:

Gramedia Pustaka. 2005.

Wira, Ahmad. Fiqih Zakat. Padang: Pustaka Al-Hilal. 2009.

Page 108: PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF MELALUI PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43971/1/ARNOL RINALDI-FDK.pdf · BAZNAS Kota Bogor memiliki amanah menyalurkan

98

Internet:

https://www.bps.go.id/statictable/2014/01/30/1494/jumlah-

penduduk-miskin persentase-penduduk-miskin-dan-garis-

kemiskinan-1970-2017. html.

http://baznaskotabogor.or.id/profil/sejarah

http://baznaskotabogor.or.id/profil/visi-misi

Page 109: PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF MELALUI PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43971/1/ARNOL RINALDI-FDK.pdf · BAZNAS Kota Bogor memiliki amanah menyalurkan

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 110: PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF MELALUI PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43971/1/ARNOL RINALDI-FDK.pdf · BAZNAS Kota Bogor memiliki amanah menyalurkan

Lampiran 1

Page 111: PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF MELALUI PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43971/1/ARNOL RINALDI-FDK.pdf · BAZNAS Kota Bogor memiliki amanah menyalurkan

Lampiran 2

Page 112: PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF MELALUI PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43971/1/ARNOL RINALDI-FDK.pdf · BAZNAS Kota Bogor memiliki amanah menyalurkan

Lampiran 3

Page 113: PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF MELALUI PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43971/1/ARNOL RINALDI-FDK.pdf · BAZNAS Kota Bogor memiliki amanah menyalurkan

Lampiran 4

Transkip Wawancara 1

Responden : Muhammad Nurdat Ilhamsyah, S. Pd. I

Jabatan : Kabag. Pendayagunaan dan Pendistribusian

Hari/ Tanggal : Jum’at, 21 September 2018

Waktu : 09.15 – 10.42 WIB

P: Assalamu’ alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

N: Wa’alaikumussalaam warahmatullahi wabarakatuh.

P: Perkenalkan sebelumnya, nama saya Arnol Rinaldi pak,

maksud dan tujuan kedatangan saya ingin mewawancarai

bapak terkait skripsi saya yang berjudul “Pendayagunaan

Zakat Produktif melalui Program Ekonomi Berkah di

BAZNAS Kota Bogor”. Untuk hal itu dalam wawancara

ini saya akan mengajukan beberapa pertanyaan sederhana

terkait proses pendayagunaan zakat melalui program

Ekonomi Berkah”, dan untuk setiap pertanyaan dan

jawaban yang bapak berikan akan saya rekam sebagai

kepentingan penelitian saya. Baik, adapun pertanyaan yang

pertama, apa itu program Ekonomi Berkah?

N: Program Ekonomi Berkah sebenarnya merupakan kata lain

dari istilah Ekonomi Kreatif, Eko Preneur dan lain

sebagainya, namun kita dalam pengejawantahannya adalah

lebih ke spirit bagaimana program ekonomi ini dapat

Page 114: PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF MELALUI PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43971/1/ARNOL RINALDI-FDK.pdf · BAZNAS Kota Bogor memiliki amanah menyalurkan

memberdayakan masyarakat sehingga lebih maju dan juga

berkah serta kehidupannya mengalami pergeseran,

pergeseran norma, nilai dan juga prinsip hidup, yang

dimaksud dengan pergeseran tidak lain adalah merubah

status kehidupan seseorang menjadi sejahtera dan lebih

baik. Karena data yang kami dapat dari Badan Pusat

Statistik, bahwa tidak serta merta seseorang dapat merubah

hidupnya langsung menuju sejahtera, pasti ada prosesnya.

Adapun tahapannya dimulai dari keluarga miskin, keluarga

pra KS, KS 1, KS 2, KS 3 dan sejahtera. Dan itulah alasan

kami bersama BAZNAS Kota Bogor membuat inovasi atau

terobosan baru dalam pengelolaan zakat produktif ini agar

dapat mendorong orang-orang yang tidak mampu agar mau

mengikuti tahapan-tahapan pelatihan dari BAZNAS Kota

Bogor melalui program Ekonomi Berkah ini

P: Jadi seperti itu ya pak, baik pertanyaan selanjutnya apa

tujuan diadakan program Ekonomi Berkah ini?

N: Tujuannya tidak lain adalah untuk mengubah seseorang,

dalam bahasa fikih adalah mustahik menjadi muzaki.

Spiritnya terjadi perubahan norma kehidupan seseorang

serta status sosialnya menjadi lebih baik.

P: Kira-kira selain tujuan, apa peran dari program Ekonomi

Berkah ini?

N: Selain tujuan yang saya sampaikan sebelumnya, peran dari

program ini adalah sebagai solusi serta spirit bagi para

Page 115: PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF MELALUI PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43971/1/ARNOL RINALDI-FDK.pdf · BAZNAS Kota Bogor memiliki amanah menyalurkan

mustahik binaan BAZNAS Kota Bogor agar terhindar dari

yang namanya hutang serta meminjam dana kepada

rentenir setempat. Karena hasil survey yang kami lakukan

banyak dari mustahik binaan kami yang terpaksa

meminjam uang kepada rentenir sebagai modal usaha,

namun juga ada yang tidak sanggup mengembalikannya

sehingga usahanya harus ditutup, oleh sebab itu BAZNAS

Kota Bogor hadir dengan memperkenalkan program

Ekonomi Berkah ini sebagai solusi untuk mereka yang

ingin memulai usahanya kembali.

P: Lalu, bagaimana proses pemberdayaan melalui program

tersebut?

N: Program Ekonomi Berkah ini kami buat menggunakan

metode majlis taklim atau berbasis majlis taklim, karena

pada dasarnya, hampir 80% menurut penelitian kami

jama’ah majlis taklim diisi oleh kaum ibu. Oleh karena itu,

kami melakukan pendekatan ke berbagai majlis taklim

yang tersebar disekitaran kecamatan Bogor ini, kemudian

kami perkenalkan program Ekonomi Berkah ini yang

dinamakan Kelompok Usaha Bersama BAZNAS (KUBER

BAZNAS) yang terdiri dari 16 kelompok majlis taklim,

masing-masing kelompok beranggotakan 5 orang.

Mengapa harus dengan metode majlis taklim, karena

tujuan kami agar para mustahik tidak hanya memikirkan

soal kecukupan harta saja, namun juga kecukupan hatinya

agar mereka selalu senantiasa mengingat Allah SWT

Page 116: PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF MELALUI PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43971/1/ARNOL RINALDI-FDK.pdf · BAZNAS Kota Bogor memiliki amanah menyalurkan

sebagai Dzat Pemberi Rizki. Karena bagi kami sebesar

apapun usaha yang dilakukan oleh seseorang, bila tidak

disertakan Allah dalam niat dan hatinya maka hasilnya

akan sama saja, dan bahkan tidak ada perubahan sama

sekali.

P: Dari manakah sumber dana tersebut?

N: Sebenarnya dana yang kami dapat adalah dana hibah/

pemberian dari para donatur BAZNAS, adapun dana

lainnya adalah berupa infak, sedekah dan juga zakat. Tapi

di sini kami juga menerapkan infak keropak disetiap

kelompok majlis taklim, yang mana dana infak yang sudah

terkumpulkan akan diberikan kembali kepada anggota

kelompok masing-masing sebagai modal dan juga

simpanan.

P: Dalam pelaksanaannya, apakah ada faktor pendukung dan

penghambat pak?

N: Ya jelas, tapi kita bicara faktor penghambatnya saja, karena

kalau faktor pendukung sudah pasti atas keridhoan Allah

SWT, jadi salah satu faktor penghambatnya adalah

“Human Eror”, kenapa dikatakan demikian, karena dari

pengalaman kami ada sebagian mustahik yang mana

setelah kami bina, lalu kami berikan modal namun modal

dan hasil latihan yang didapat tidak diaplikasikan

sebagaimana mestinya, sebagai salah contoh ada yang

menggunakan uang modal tersebut untuk langsung

Page 117: PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF MELALUI PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43971/1/ARNOL RINALDI-FDK.pdf · BAZNAS Kota Bogor memiliki amanah menyalurkan

membayar hutang. Padahal yang kami maksud adalah

modal tersebut digunakan untuk mengembangkan

usahanya agar keuntungan yang diperoleh dapat melunasi

dan mencicil hutang yang dimiliki. Ada pun selain hal

disebutkan tadi, yaitu kompetitor para usaha atau pedangan

serta kurangnya media untuk mempromosikan apa yang

dijual kepada para pembeli.

P: Bagaimana kontrol pelaksanaan dari program tersebut pak?

N: Baik, setiap dua minggu sekali selalu ada pendampingan

dari BAZNAS Kota Bogor, ya tujuannya adalah memantau

dan memeriksa apakah progresnya bagus dan berjalan baik.

Kemudian kami sembari memantau kami juga ikut ke

dalam kelompok majlis taklim ikut mengaji bersama

mereka lalu setelah itu kami memberi sedikit tausiyah dan

motivasi.

Page 118: PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF MELALUI PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43971/1/ARNOL RINALDI-FDK.pdf · BAZNAS Kota Bogor memiliki amanah menyalurkan

Transkip Wawancara 2

Responden : Oon Tabrani

Jabatan : Staff Pendayagunaan

Hari/ Tanggal : Selasa, 25 September 2018

Waktu : 10.30 – 11.28 WIB

P: Assalamu’ alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

N: Wa’alaikumussalaam warahmatullahi wabarakatuh.

P: Perkenalkan sebelumnya, nama saya Arnol Rinaldi pak,

maksud dan tujuan kedatangan saya ingin mewawancarai

bapak terkait skripsi saya yang berjudul “Pendayagunaan

Zakat Produktif melalui Program Ekonomi Berkah di

BAZNAS Kota Bogor”. Untuk hal itu dalam wawancara

ini saya akan mengajukan beberapa pertanyaan sederhana.

Baik, adapun pertanyaan yang pertama, bagaimana awal

mula program Ekonomi Berkah ini dibuat?

N: Program ini, bermula dari instruksi BAZNAS Jawa Barat

maupun BAZNAS Pusat, supaya menumbuhkan

kepedulian lebih kepada masyarakat oleh BAZNAS Kota

Bogor khususnya kepada para pedangan kecil maupun

pedagang kaki lima. Dahulu 10 tahun kebelakang program

ini belu diperuntukkan kepada para pedagang kecil,

melainkan kepada para petani-petani yang ada di wilayah

kota Bogor ini, yang tujuannya adalah untuk membantu

Page 119: PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF MELALUI PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43971/1/ARNOL RINALDI-FDK.pdf · BAZNAS Kota Bogor memiliki amanah menyalurkan

para petani cerdas dan kreatif sehingga bisa memutarkan

roda dalam dana zakat sehingga menjadikan mereka

muzaki, namun setelahnya karena terdapat musibah yang

sering dialami oleh para petani seperti gagal panen

akhirnya program tersebut kita alihkan kepada pedagang

kecil atau kaki lima serta para petani tadi juga kita ajak

bergabung dan kita bina untuk dapat maju kembali seperti

sedia kala.

P: Kira-kira pak, dalam pembagian dana modal bagi para

pedagang itu bagaimana ya pak?

N: Jadi, di awal kita adakan yang namanya ceremony lalu kita

kumpulkan di BAZNAS Kota Bogor ini, sambil mengikuti

acara serta pembekalan untuk menjadi pedagang yang

sukses, lalu setelah itu masing-masing kelompok dari

BAZNAS Kota Bogor diberi modal sebesar Rp. 7.500.000

kepada masing-masing kelompok, dan itu diberikan

berdasarkan hasil survey yang kebetulan tidak memiliki

modal usaha dan terpaksa meminjam kepada rentenir.

Namun setelahnya kita juga mengingatkan agar dapat

menyisihkam sebagian hartanya untuk diinfaqkan kepada

ketua kelompoknya masing-masing, gunanya adalah untuk

mereka juga saat terkumpul, uang diinfaq tersebut bisa

dijadikan sebagao modal tambahan atau untuk merekrut

anggota baru, layaknya sistem yang ada di koperasi. Hasil

infaq perharinya antara Rp. 1000, Rp. 2000 hingga lebih.

Page 120: PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF MELALUI PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43971/1/ARNOL RINALDI-FDK.pdf · BAZNAS Kota Bogor memiliki amanah menyalurkan

P: sampai saat ini ada berapakah jumlah mitra binaan

BAZNAS Kota Bogor?

N: Untuk saat ini, belum ada penambahan masih tetap 16

kelompok, dan masing-masing kelompok terdiri dari 5-6

orang. Jadil totalnya ada delapan puluh mitra binaan

BAZNAS Kota Bogor

P: Siapa saja yang berperan dalam program tersebut?

N: Yang memiliki peran dalam program ini adalah ya para

petugas-petugas yang ada di BAZNAS, seperti yang

mengawasi, menginvetarisir, menyurvei layak atau

tidaknya calon mustahik binaan dan masih banyak lagi.

Page 121: PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF MELALUI PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43971/1/ARNOL RINALDI-FDK.pdf · BAZNAS Kota Bogor memiliki amanah menyalurkan

Hasil Wawancara

Responden : Ibu Sa’adah

Sebagai : Mustahik Binaan BAZNAS

Hari/ Tanggal : Kamis, 4 Oktober 2018

Alamat : Empang Bogor Selatan

P: Assalamu’ alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

N: Wa’alaikumussalaam warahmatullahi wabarakatuh.

P: Perkenalkan sebelumnya, nama saya Arnol Rinaldi bu,

maksud dan tujuan kedatangan saya ingin mewawancarai

ibu terkait program Ekonomi Berkah yang ibu rasakan.

Untuk hal itu apakah benar ibu mendapatkan bantuan dari

program Ekonomi Berkah ini?

N: Ya betul, saya mendapatkan bantuan dari program tersebut

P: Manfaat seperti apa ibu rasakan dari bantuan ini?

N: Manfaatnya itu banyak sekali ya dek, setelah saya

mendapatkan dana bantuan dari program ekonomi berkah

ini saya bisa membelanjakan keperluan untuk tambahan

modal usaha saya, salah satunya usaha saya pun bisa

berkembang lebih baik berkat bantuan dari program

Ekonomi Berkah ini.

P: Bagaimana perbedaan pendapatan ibu setelah

mendapatkan bantuan dari program Ekonomi Berkah ini?

Page 122: PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF MELALUI PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43971/1/ARNOL RINALDI-FDK.pdf · BAZNAS Kota Bogor memiliki amanah menyalurkan

N: Untuk pendapatan sebenarnya, tergantung situasi apalagi

usaha yang saya jalani ini kan usaha kue kering, jadi

tergantung pemesanan ataupun pelanggan-pelanggan saya,

tapi setelah mendapatkan bantuan sekaligus arahan dari

BAZNAS Kota Bogor usaha saya bisa lebih baik lah,

biasanya keuntungan yang saya dapat paling besar Rp

200.000 perbulannya, Alhamdulillahnya setelah menerima

bimbingan dari BAZNAS keuntungan yang pernah saya

dapat bisa mencapai Rp 2.000.000, perbulannya

Kamis, 4 Oktober 2018

Mustahik Binaan BAZNAS Kota Bogor

(Ibu Sa’adah)

Page 123: PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF MELALUI PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43971/1/ARNOL RINALDI-FDK.pdf · BAZNAS Kota Bogor memiliki amanah menyalurkan

Lampiran 5

Foto wawancara penulis dengan Muhammad Nurdat Ilhamsyah,

S. Pd. I, Jum’at, 21 September 2018

Foto wawancara penulis dengan Bapak Oon Tabrani, Selasa, 25

September 2018

Page 124: PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF MELALUI PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43971/1/ARNOL RINALDI-FDK.pdf · BAZNAS Kota Bogor memiliki amanah menyalurkan

Foto saat pelatihan dan pembekalan program Ekonomi Berkah

Page 125: PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF MELALUI PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43971/1/ARNOL RINALDI-FDK.pdf · BAZNAS Kota Bogor memiliki amanah menyalurkan

Foto saat pelatihan dan pembekalan program Ekonomi Berkah

Page 126: PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF MELALUI PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43971/1/ARNOL RINALDI-FDK.pdf · BAZNAS Kota Bogor memiliki amanah menyalurkan

Foto salah satu Mustahik Binaan BAZNAS Kota Bogor