PENDAYAGUNAAN DANA CSR (CORPORATE SOCIAL...
Embed Size (px)
Transcript of PENDAYAGUNAAN DANA CSR (CORPORATE SOCIAL...

PENDAYAGUNAAN DANA CSR (CORPORATE SOCIAL
RESPONSIBILITY) PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK
MELALUI PROGRAM MITRA BINAAN
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Islam (S. Sos. I)
Oleh:
Khilda Kholishoh Nim:106053002006
JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SAYRIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431 H/2010 M

ABSTRAK
Khilda Kholishoh, 106053002006 Pendayagunaan Dana CSR (Corporate Social Responsibility) PT. Bank Negara Indonesia (Persero)Tbk Melalui Program Mitra Binaan
Corporate Social Responsibility (CSR) adalah komitmen berkelanjutan yang dibangun oleh BNI untuk berperilaku etis dan memberikan kontribusi pada pembangunan nasional sekaligus meningkatkan kualitas hidup komunitas lokal dan masyarakat secara keseluruhan. Hal ini merupakan perwujudan budi baik (goodwill) perusahaan sebagai bentuk apresiasi kepada masyarakat.
Sebagai salah satu bentuk CSR (Corporate Social Responsibility), PT. BNI (Persero) Tbk dalam mendayagunakan dana CSR tersebut di bidang ekonomi yaitu mitra binaan dengan program tendanisasi yang salah satunya diberikan kepada pedagang kaki lima Jl. H Abdul Jalil Jakarta Pusat. Program ini adalah salah satu bentuk keperdulian PT. BNI (Persero) Tbk terhadap masyarakat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pendayagunaan dana CSR yang ada pada PT. BNI (Persero)Tbk dan tahapan-tahapan pendayagunaan dana CSR PT. BNI (Persero)Tbk melalui program mitra binaan pada pedagang kaki lima taman tenda 46 Jakarta Pusat. Dan yang menjadi subjek dari penelitian ini adalah PT. BNI (Persero)Tbk, Divisi PKBL dan pedagang kaki lima taman tenda 46 Jakarta Pusat. Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah metode analisis deskriptif kualitatif.
Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa pendayagunaan dana CSR PT. BNI (Persero)Tbk melalui program mitra binaan pada pedagang kaki lima taman tenda 46 Jakarta Pusat diberikan dalam bentuk tendanisasi untuk menunjang fasilitas berdagang yang lebih layak bagi para pedagang yang mempengaruhi pendapatan para pedagang sehingga pedagang kaki lima taman tenda 46 dapat meningkatkan kualitas ekonomi keluarganya.
i

KATA PENGANTAR
بسم اهللا الرحمن الرحيم
Alhamdulillah, segala puji dan syukur kepada Sumber dari suara-suara hati
yang bersifat Mulia. Sumber ilmu pengetahuan, Allah SWT yang telah
memberikan peneliti kemudahan dalam penyusunan skripsi ini sehingga dapat
terselesaikan pada waktu yang diharapkan, sebagai salah syarat akhir untuk
meraih gelar Sarjana Komunikasi Islam Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Shalawat serta salam teruntuk Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga
dan para sahabatnya yang telah mengajarkan ilmu pengetahuan yang dapat kita
rasakan dampaknya hingga saat ini.
Di balik terselesaikannya skripsi ini, peneliti sangat sadar bahwa apa yang
telah peneliti raih bukanlah suatu hal yang berdiri sendiri. Selain atas ma’unah
Allah SWT sebagai Rabbul Jalil, kepedulian, bimbingan dan dorongan serta
bantuan dari berbagai pihak juga turut menentukan apa yang peneliti raih. Oleh
karenanya dalam kesempatan ini tidak terlalu berlebihan bila peneliti
menyampaikan banyak terima kasih kepada yang terhormat:
1. Ibunda dan ayahanda tercinta terima kasih atas doa-doa, kasih sayang dan
perhatiannya sejak peneliti masih dalam kandungan sampai saat ini,
untaian indah doa-doa ibunda dan ayahanda senantiasa peneliti rindukan.
Semoga Allah memberikan kesehatan dan kebahagiaan kepada mereka.
2. Hj. Noni dan H. Rojai, nenek dan kakek tersayang yang juga tidak bosan-
bosan mendoakan cucunya agar menjadi orang yang berguna.
ii

3. Ketua Jurusan Manajemen Dakwah bapak Drs. H. Hasanuddin Ibnu
Hibban, MA yang telah membantu dan membimbing peneliti selama
menuntut ilmu di Fakultas tercinta.
4. Sekertaris Jurausan Manajemen Dakwah sekaligus pembimbing skripsi
bapak Drs. Cecep Castrawijaya, MA yang telah membantu, membimbing
dan mengajarkan kepada peneliti selama penelitian sehingga skripsi ini
dapat terselesaikan pada waktunya.
5. Dosen-dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang tidak
dapat saya sebutkan satu persatu tapi tidak mengurang rasa hormat saya,
yang telah membagikan ilmu kepada saya, semoga apa yang bapak dan ibu
ajarakan kepada saya dapat bermanfaat bagi orang banyak.
6. Kepada para penguji dan sekertaris sidang yang telah memberikan
bimbingan dan masukan kepada saya sehingga skripsi ini menjadi lebih
baik.
7. Kepada staf perpustakaan yang telah memberikan fasilitas bagi peneliti
untuk mencari informasi dan refrensi yang dibutuhkan dalam kelengkapan
data.
8. Kepada keluarga besar PT. Bank Negara Indonesia (Persero)Tbk yang
telah mengizinkan peneliti untuk melakukan penelitian, khususnya untuk
Divisi PKBL bapak Didik Siswantoro, Divisi LPM ibu Eni dan pedagang
kaki lima Taman Tenda 46 Jakarta Pusat yang telah meluangkan waktunya
untuk memberikan informasi sebagai kelengkapan data bagi peneliti.
iii

9. Kakak-kakaku serta keponakanku tersayang Ananda yang selalu
memberikaku semangat untuk mewujudkan cita-cita dan yang selalu
mendoakanku. Serta sepupu-sepupuku, bibi dan mamangku yang
senantiasa mendoakanku. Semoga segala kebaikan yang diberikan dibalas
oleh Allah SWT
10. Aaku Galih Dharma Dewangga yang telah memberikan spirit dan
membantu penyelesaian penelitian ini.
11. Sehabat-sahabat yang selalu membantu peneliti Fenny, Merliza, Panji,
Iwan, Fikah, Umay, Sulis, Rohay, Imas, Beti, Hilda, Wiyan dan anak-anak
MD angkatan 2006, semoga apa yang teman-teman cita-citakan dapat
tercapai.
Ciputat, 16 Juni 2010
Peneliti
DAFTAR ISI
iv

ABSTRAK .......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii
DAFTAR ISI....................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah............................................................... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah........................................... 4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................... 4
D. Metodologi Penelitian .................................................................. 5
E. Tinjauan Pustaka .......................................................................... 8
F. Sistematika Penulisan................................................................... 8
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. Teori Pendayagunaan
1. Pengertian Pendayagunaan ..................................................... 14
2. Sifat dan Bentuk Pendayagunaan ........................................... 15
3. Tujuan Pendayagunaan/Pemberdayaan .................................. 16
4. Pola Pendayagunaan .............................................................. 17
B. Teori CSR (Corporate Social Responsibility)
1. Pengertian CSR (Corporate Social Responsibility)................ 19
2. Sejarah dan Perkembangan CSR (Corporate Social
Responsibility)........................................................................ 23
3. Dasar Hukum CSR dan Prinsip-prinsip (Corporate Social
Responsibility)........................................................................ 26
v

4. Fungsi dan Tujuan CSR (Corporate Social Responsibility)... 33
5. Pola CSR (Corporate Social Responsibility)......................... 35
6. Tahap Penerapan CSR (Corporate Social Responsibility) ..... 37
7. Teori Pendayagunaan Dana CSR (Corporate Social
Responsibility)........................................................................ 46
C. Program Mitra Binaan CSR (Corporate Social Responsibility)
PT. Bank Negara Indonesia (Persero)Tbk
1. Pengertian Program Mitra Binaan .......................................... 47
2. Macam-macam Program Mitra Binaan................................... 48
3. Tujuan Program Mitra Binaan ................................................ 50
BAB III GAMBARAN UMUM PT. BANK NEGARA INDONESIA
(PERSERO) Tbk dan PEDAGANG KAKI LIMA TAMAN
TENDA 46 JAKARTA PUSAT
A. Sejarah PT. Bank Negara Indonesia (Persero)Tbk....................... 51
B. Visi, Misi PT. Bank Negara Indonesia (Persero)Tbk .................. 56
C. Struktur Organisasi PT. Bank Negara Indonesia (Persero)Tbk ... 57
D. Program CSR (Corporate Social Responsibility) PT. Bank
Negara Indonesia (Persero)Tbk ................................................... 48
E. Visi, Misi dan Tujuan Aktivitas CSR (Corporate Social
Responsibility) PT. Bank Negara Indonesia (Persero)Tbk .......... 62
F. Profil Pedagang Kki Lima Taman Tenda 46 Jakarta Pusat.......... 63
BAB IV ANALISIS PENDAYAGUNAAN DANA CSR (CORPORATE
SOCIAL RESPONSIBILITY) PT. BANK NEGARA
vi

INDONESIA (PERSERO)Tbk MELALUI PROGRAM
MITRA BINAAN PADA PEDAGANG KAKI LIMA TAMAN
TENDA 46 JAKARTA PUSAT
A. Analisis Pendayagunaan Dana CSR (Corporate Social
Responsibility) PT. Bank Negara Indonesia (Persero)Tbk.......... 65
B. Analisis Tahapan Pendayagunaan Program Mitra Binaan CSR
(Corporate Social Responsibility) PT. Bank Negara Indonesia
(Persero)Tbk pada Pedagang Kaki Lima Taman Tenda 46
Jakarta Pusat ................................................................................ 74
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................. 78
B. Saran-saran................................................................................... 79
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 80
LAMPIRAN -
DAFTAR GAMBAR
vii

viii
1. Piramida Tanggung Jawab Sosial Perusahaan ............................................... 20
2. Gambar Steakholders Internal........................................................................ 26
3. Gambar Steakholders Eksternal ..................................................................... 27
4. Gambar The Triple Bottom Line of Twentieth Century Business................. 28
5. Struktur Organisasi PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk .................... 54

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Fenomena menarik yang terjadi beberapa tahun terakhir berkaitan
keaktifan berbagai perusahaan untuk menyumbang atau menyelenggarakan
kegiatan sosial. Keaktifan itu secara gemilang bisa dilihat dari maraknya
publikasi seputar aksi sosial perusahaan di media cetak ataupun elektronik.
Fenomena ini tentu menggembirakan mengingat sumbangan perusahaan
tersebut bisa menjadi dana alternatif untuk menolong bagi mereka yang
membutuhkan.1
Kegiatan berderma (filantropi) pada dasarnya telah menjadi tradisi dan
kebiasaan masyarakat Indonesia yang terutama dilandasi oleh ajaran agama.
Secara kultural pola yang mirip dapat ditemukan pada masyarakat di Asia pada
umumnya. Di kawasan ini kegiatan berderma, baik secara material maupun
amal harta dan benda maupun sumbangan tenaga sukarela, diperaktikan secara
luas di berbagai kegiatan sosial.2
CSR (Corporate Social Responsibility) adalah bukan hanya sekedar
kegiatan amal, di mana CSR mengharuskan suatu perusahaan dalam
pengambilan keputusannya agar dengan sungguh-sungguh memperhitungkan
akibat terhadap seluruh pemangku kepentingan (stakeholder) perusahaan,
termasuk lingkungan hidup. Hal ini mengharuskan perusahaan untuk membuat
1 Zaim Saidi dan Hamid Abidin, Menjadi Bangsa Pemurah: Wawancara dan Praktek Kedermawanana Sosial di Indonesia, cet ke-1. (Jakarta: Piramedia, 2004) h. 45
2 Zaim Saidi, dkk., Membangun Kemandirian Berkarya: Potensi dan Pola Derma, serta Penggalangannya di Indonesia (Jakarta: PIRAC, 2004) h. 2
1

2
keseimbangan antara kepentingan beragam pemangku kepentingan eksternal
dengan kepentingan pemegang saham, yang merupakan salah satu pemangku
kepentingan internal.
Pelaksanaan community development dapat dimaknai sebagai bentuk
pengejawantahan dari CSR (Corporate Social Responsibility) terhadap
masyarakat sekitar. Diharapkan pelaksanaan community development ini
menjadi sarana pembangunan masyarakat yang sesuai dengan konsep
suistanable development dan pengaturan hukum yang respontif.3
Allah SWT berfirman dalam (Al-Qashas : 77) :
☺ ☯
☺
⌧
☺ Artinya: “Dan carilah apa yang telah di anugrahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan) negri akhirat, dan jaganganlah kamu melupakan bagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan dimuka bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan”.4
Ayat diatas menjadi isyarat bahwa lembaga bisnis harus memiliki
landasan filosofi yaitu economic/profesionalisem philosophy yang merupakan
pijakan umum sebuah bisnis untuk merealisasiakn tujuan yang bersifat profit
3 Harry Wahyudhy Utama, “Tanggung jawab Sosial Perusahaan, Investasi Bukan Biaya”,
Artikel diakses pada 01 maret 2010 4 Departemen Agama Republik indonesia, Al-Juma’natul ‘Ali, Al-Quran dan
Terjemahannya. (CV Penerbit J-ART, 2005), hal 375

3
oriented. Ini berarti bahwa semua lembaga bisnis harus dikelola secara
professional agar menghasilkan keuntungan dan perkembangan yang baik.
Sebagai salah satu perusahaan yang besar di Indonesia PT. Bank
Negara Indonesia (Persero) Tbk mempunyai tanggung jawab sosial kepada
masyarakat sekitar perusahaan. Corporate Social Responsibility (CSR) adalah
komitmen berkelanjutan yang dibangun oleh PT. BNI (Persero) Tbk untuk
berperilaku etis dan memberikan kontribusi pada pembangunan nasional
sekaligus meningkatkan kualitas hidup komunitas lokal dan masyarakat secara
keseluruhan. Hal ini merupakan perwujudan budi baik (goodwill) perusahaan
sebagai bentuk apresiasi kepada masyarakat.
Sebagai salah satu bentuk CSR (Corporate Social Responsibility), PT.
BNI (Persero) Tbk dalam mendayagunakan dana CSR tersebut di bidang
ekonomi yang terdiri dari beberapa program diantaranya program kemitraan
yang berfokus pada penyaluran kredit untuk pengembangan produk unggulan
daerah, industri kreatif, ketahanan pangan dan capacity building. Dan program
bina lingkungan yang berfokus pada program people yaitu pendidikan,
kesehatan dan sarana ibadah juga program planet yaitu lingkungan hidup,
prasarana dan sarana juga bencana alam.5
Dari program-program tersebut peneliti tertarik untuk mengetahui lebih
jauh mengenai program kemitraan. Ketertarikan peneliti untuk mengetahui hal
tersebut dikarnakan peneliti ingin mengetahui apakah program kemitraan yang
diberikan oleh BNI kepada para pedagang kaki lima juga bisa meningkatkan
5 Wawancara pribadi dengan Divisi PKBL, Didik Siswantoro, Kantor BNI Jakarta Pusat,
24 Mei 2010

4
ekonomi dari para pedagang atau hanya sekedar pemberian bantuan tanpa
dampak positif yang dirasakan oleh para pedagang kaki lima tersebut. Dan dari
program mitra binaan dengan program tendanisasi yang salah satunya
diberikan kepada pedagang kaki lima Jl. H Abdul Jalil Jakarta Pusat. Program
ini adalah salah satu bentuk keperdulian PT. BNI (Persero) Tbk terhadap
masyarakat.6
Hal inilah yang mendorong peneliti untuk meneliti tentang
pendayagunaan dana CSR (Corporate Social Responsibility) PT. BNI
(Persero) Tbk yang dituangkan dalam sebuah judul:
“Pendayagunaan Dana CSR (Corporate Social Responsibility) PT. Bank
Negara Indonesia (Persero) Tbk melalui Program Mitra Binaan pada
Pedagang Kaki Lima Taman Tenda 46 Jakarta Pusat “
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Untuk menjaga agar penulisan skripsi ini lebih terarah dan menghindari
kemungkinan pembahasan yang menyimpang dari pokok permasalahan yang
hendak diteliti, maka penelitian ini dibatasi pada masalah tentang bagaimana
Pendayagunaan Dana CSR (Corporate Social Responsibility) PT. Bank Negara
Indonesia (Persro)Tbk.
Adapun rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana Pendayagunaan Dana CSR (Corporate Social Responsibility)
PT. Bank Negara Indonesia (Persero)Tbk melalui program mitra binaan?
6 BNI Berbagi, artikel di akses pada tanggal 01 maret 2010

5
2. Bagaimana Tahapan-tahapan Program CSR (Corporate Social
Responsibility) PT. Bank Negara Indonesia (Persero)Tbk dalam
Pendayagunaan pada Pedagang Kaki Lima Taman Tenda 46 Jakarta Pusat?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pokok permasalahan yang telah peneliti rumuskan
diatas, maka ada beberapa tujuan yang ingin dicapai dari penulisan skripsi
ini, yaitu:
a. Untuk mengetahui bagaimana Pendayagunaan Dana CSR (Corporate
Social Responsibility) PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
melalui program mitra binaan.
b. Untuk mengetahui Tahapan-tahapan Program CSR (Corporate Social
Responsibility) PT. BNI (Persero)Tbk dalam Pendayagunaan pada
Pedagang Kaki Lima Taman Tenda Jakarta Pusat.
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Akademis: penelitian ini diharapkan dapat menambah
pengetahuan, wawasan dan pengalaman mengenai pendayagunaan
dana CSR (Corporate Social Responsibility) PT. Bank Negara
Indonesia (Persero) Tbk melalui program Mitra Binaan pada pedagang
kaki lima Taman Tenda 46 Jakarta Pusat dan penulis dapat menerapkan
teori-teori yang telah dipelajari selama kuliah mengenai ilmu
manajemen.

6
b. Manfaat Praktis: penelitian ini diharapkan dapat mendorong
perusahaan agar dapat lebih peduli terhadap keadaan pedagang kaki
lima melalui dana CSR (Corporate Social Responsibility) juga sebagai
bahan masukan dan pertimbangan bagi perusahaan untuk menyusun
rencana dan kebijakan dimasa yang akan datang.
c. Bagi pembaca: dapat digunakan sebagai bahan bacaan dan refrensi
ilmu pengetahuan tentang pendayagunaan dana CSR (Corporate Social
Responsibility) pada perusahaan atau organisasi.
D. Metodologi Penelitian
Pada penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu
dengan melakukan penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-
kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati. Untuk
memahami istilah penelitian kualitatif ini, perlu kiranya dikemukakan teori
menurut Bogdan dan Taylor mendefinisikan, ‘Metodologi Kualitatif’ adalah
sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-
kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati.7
Dengan memeilih metode kualitatif ini, peneliti mengharapkan dapat
memperoleh data yang lengkap dan akurat.
1. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian yaitu tempat memperoleh keterangan. Dan yang
menjadi subjek dalam penelitian ini adalah kantor pusat PT. Bank Negara
7 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitataif (Bandung:PT. Remaja Rosdakarya,
2000), cet-11, h. 3

7
Indonesia (Persero) Tbk dan Taman Tenda 46 Jl. H. Abdul Jalil Jakarta
Pusat, data yang didapat dari karyawan Divisi PKBL bapak Didik
Siswantoro dan 6 orang pedagang kaki lima Taman Tenda 46 Jl. H. Abdul
Jalil Jakarta Pusat, sedangkan yang menjadi objek penelitian ini adalah
Pendayagunaan Dana CSR (Corporate Social Responsibility) melalui
Program Mitra Binaan pada pedagang kaki lima Taman Tenda 46 Jakarta
Pusat.
2. Teknik Pengumpulan Data
a. Penelitian Lapangan ( Field Research )
Penelitian lapangan (Field Research) adalah merupakan penelitian di
lapangan untuk memperoleh data atau informasi secara langsung dan
mendatangi responden.8 Dan melalui penelitian lapangan akan
diperoleh data-data primer, yang didapat dari Divisi PKBL PT. BNI
(Persero) Tbk yaitu bapak Didik Siswantoro. Dimana penelitian tersebut
dilakukan dengan cara:
1) Observasi
Observasi merupakan metode pengumpulan data yang
dilakukan peneliti untuk mengamati atau mencatat suatu peristiwa
dengan penyaksian langsung dan biasanya peneliti dapat sebagai
partisipan atau observer dalam menyaksikan atau mengamati suatu
objek peristiwa yang sedang ditelitinya.9
8 Rosady Ruslan, Metode Penelitian: Public relation dan Komunikasi (Jakarta: Rajawali
Pers, 2006) hal.32 9 Ibid,hal. 219

8
Dalam penelitian ini peneliti mengamati langsung objek
yang akan diteliti, yang dalam hal ini adalah kantor pusat PT. BNI
(Persero) Tbk dan Taman Tenda 46 Jakarta Pusat. Waktu observasi
adalah pada tanggal 08 Maret samapi 11 Juni 2010. Adapun hal-hal
yang diperlukan dalam observasi ini adalah alat perekam dan buku
catatan yang digunakan sebagai alat ketika wawancara berlangsung,
kamera yang digunakan untuk mengambil dokumen dari para
pedagang kaki lima Taman Tenda 46 Jakarta Pusat.
2) Wawancara ( interview )
Interview merupakan suatu alat pengumpulan informasi
langsung tentang beberapa jenis data.10 Dalam penelitian ini peneliti
langsung mewawancarai Divisi PKBL PT. Bank Negara Indonesia
(PERSERO) Tbk bapak Didik Siswantoro dan pedagang kaki lima
Taman Tenda 46 Jakarta Pusat. Yang ditanyakan oleh peneliti dalam
penelitian ini adalah seputar Pendayagunaan dana CSR yang ada
pada PT. BNI (Persero) Tbk melalui program mitra binaan. Waktu
wawancara dengan Divisi PKBL adalah pada tanggal 24 Mei 2010
yang bertempat di kantor pusat PT. BNI (Persero) Tbk. Dan
wawancara dengan pedagang kaki lima Taman Tenda 46 Jakarta
Pusat sebanyak 6 orang pedagang pada tanggal 25 Mei 2010 yang
bertempat di Taman Tenda 46 Jl. H. Abdul Jalil Jakarta Pusat.
3) Dokumentasi
10 Sustrisno Hadi, “Metodologi Research”, ( Yogyakarta: Andy Offset, 1983 ), hal.49.

9
Dokumentasi dapat diartikan sebagai bahan tertulis maupun
data yang diperoleh dari dokumen-dokumen yang berupa catatan
formal organisasi itu sendiri. Data yang didapat peneliti dalam
penelitian ini dari PT. BNI (Persero) Tbk adalah berupa profil PT.
BNI (Persero) Tbk dan foto-foto dokumentasi kegiatan CSR BNI.
b. Penelitian perpustakaan ( Library Research )
Riset perpustakaan ini adalah dilakukan mencari data atau
informasi riset melalui membaca, buku-buku refrensi dan bahan-bahan
publikasi yang tersedia di perpustakaan.11 Yang dilakukan di
perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi,
perpustakaan utama Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta dan perpustakaan PT. BNI (Persero) Tbk.
3. Teknik Analisa Data
Dari data yang dikumpulkan, kemudian dianalisis dan
diinterpretasikan. Adapun dalam menganalisis data, peneliti menggunakan
metode analisis deskriptif, yaitu penelitian untuk memberikan penjelasan
mengenai karakteristik suatu populasi atau fenomena tertentu, maksudnya
adalah cara melaporkan data dengan menerangkan dan memberi gambaran
mengenai data yang terkumpul secara apa adanya dan kemudian data
tersebut disimpulkan.12
E. Tinjauan Pustaka
11 Ibid, h. 31 12 Rosady Ruslan, Metode Penelitian: Public relation dan Komunikasi (Jakarta: Rajawali
Pers, 2006) h. 274

10
Dalam menentukan judul skripsi ini, peneliti sudah mengadakan
tinjauan pustaka di perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, Perpustakaan Utama Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta dan LPN PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.
Menurut pengalaman peneliti dari observasi yang dilakukan sampai saat ini,
skripsi-skripsi yang pernah membahas seputar CSR (Corporate Social
Responsibility) diantaranya adalah dengan judul :
“Strategi Pendistribusian Dana CSR (Corporate Social Responsibility)
PT. (Persero) Angkasa Pura II Kantor Cabang Utama dalam Upaya
Mensejahterakan Masyarakat Sekitar Bandara Soekarno-Hatta” oleh Ika
Fitrianti. Skipsi ini berisi tentang strategi pendistribusian dalam upaya
mensejahterakan masyarakat sekitar Bandara Soekarno-Hatta.
“Pelaksanaan CSR (Corporate Social Responsibility) pada PT.
BAKRIE SWASAKTI UTAMA dalam Perspektif Islam” oleh Noor Rahmah.
Skripsi ini berisi tentang pelaksanaan dan karakteristik CSR (Corporate
Social Responsibility) pada PT. Bakrie Swasakti Utama, juga manfaat apa saja
yang diperoleh masyarakat dan PT. Bakrie Swasakti Utama dalam penerapan
CSR tersebut dan seberapa jauh CSR pada PT. Bakrie Swasakti Utama
memegang prinsip tanggung jawab sosial dalam islam.
“Konsep dan Strategi CSR (Corporate Social Responsibility) PT.
TAKAFUL Indonesia” oleh Sri Subekti Sunaryo. Skripsi ini berisi tetang
konsep, strategi dan produk-produk yang ada pada PT. Takaful Indonesia.

11
“Strategi CSR (Corporate Social Responsibility) PT. Bank Negara
Indonesia dalam program “Ayo Membaca, Ayo Menabung” oleh Adinda
Dwilistya. Skripsi ini berisi tentang strategi CSR (Corporate Social
Responsibility) PT. Bank Negara Indonesia yang berfokus pada program “Ayo
Membaca, Ayo Menabung”.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terdapat pada
fokus penelitian yang menggali tentang Pendayagunaan Dana CSR
(Corporate Social Responsibility) pada PT. Bank Negara Indonesia
(PERSERO) Tbk melalui program Mitra Binaan pada Pedagang Kaki Lima
Teman Tenda 46 Jakarta Pusat.
F. Sistematika Penulisan
Sebagai gambaran mengenai penelitian ini, peneliti telah menyusun
penulisan ini dalam lima bab. Masing-masing bab terdiri dari beberapa sub
bab. Diawali dengan pendahuluan dan diakhiri dengan kesimpulan serta saran-
saran. Adapun sistematika penulisan ini sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Memuat tentang Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan
Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metodologi
Penelitian, Tinjauan Pustaka, Sistematika Penulisan.
BAB II : TINJAUAN TEORITIS
Memuat tentang Teori Pendayagunaan, yang membahas tentang:
Pengertian Pendayagunaan, Sifat dan Bentuk Pendayagunaan,

12
Tujuan Pendayagunaan/Pemberdayaan, dan Pola Pendayagunaan,
juga memuat tentang Teori CSR (Corporate Social Responsibility),
Teori ini membahas tentang: Pengertian CSR, Sejarah dan
Perkembangan CSR, Dasar Hukum dan Prinsip-prinsip CSR,
Fungsi dan Tujuan CSR, Pola CSR, Tahap Penerapan CSR, dan
Pengertian Pendayagunaan Dana CSR, dan Pengertian
Pendayagunaan Dana CSR dan Teori Program Mitra Binaan,
meliputi diantaranya : Pengertian Program, Macam-macam
Program, Tujuan Program, Evaluasi Program dan Komponen
Program, Pengertian Mitra Binaan, dan Tujuan Program Mitra
Binaan.
BAB III : GAMBARAN UMUM PT. BANK NEGARA INDONESIA
(Persero) Tbk dan PROFIL PEDAGANG KAKI LIMA TAMAN
TENDA 46 JAKARTA PUSAT
Memuat : Sejarah PT. BNI (Persero) Tbk , Visi, dan Misi PT. BNI
(Persero) Tbk, Struktur Organisasi PT. BNI (Persero) Tbk,
Program CSR (Corporate Social Responsibility) yang telah
dilaksanakan PT. BNI (Persero) Tbk dan Visi, Misi dan Tujuan
Aktivitas CSR (Corporate Social Responsibility) PT. BNI (Persero)
Tbk, juga Profil Pedagang Kaki Lima Taman Tenda 46 Jakarta
Pusat.

13
BAB IV : ANALISIS TENTANG PENDAYAGUNAAN DANA CSR PT.
BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK MELALUI
PROGRAM MITRA BINAAN
Memuat tentang: Analisis Pendayagunaan Dana CSR (Corporate
Social Responsibility) PT. Bank Negara Indonesia (Persero)Tbk
dan Analisis Tahapan-tahapan Pendayagunaan Program Mitra
Binaan CSR (Corporate Social Responsibility) PT. Bank Negara
Indonesia (Persero)Tbk pada Pedagang Kaki Lima Taman tenda 46
Jakarta Pusat.
BAB V : PENUTUP
Memuat : Kesimpulan dan Saran-saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Teori Pendayagunaan
1. Pengertian Pendayagunaan
Pendayagunaan berasal dari kata “guna” yang berarti manfaat,
adapun pengertian pendayagunaan sendiri menurut kamus besar bahasa
Indonesia:
a. Pengusahaan agar mampu mendatangkan hasil dan manfaat.
b. Pengusahaan (tenaga dan sebagainya) agar mampu menjalankan tugas
dengan baik.1
Sedangkan pemberdayaan adalah terjemahan dari istilah bahasa
Inggris yaitu empowerment. Pemberdayaan (empowerment) berasal dari
kata dasar power yang berarti kemampuan berbuat, mencapai, melakukan
atau memungkinkan. Awalan em berasal dari bahasa latin atau Yunani,
yang berarti di dalamnya, karena itu pemberdayaan dapat berarti kekuatan
dalam diri manusia, suatu sumber kreativitas. Dalam kamus besar bahasa
Indonesia kata pemberdayaan diterjemahkan sebagai upaya
pendayagunaan, pemanfaatan yang sebaik-baiknya denagn hasil yang
memuaskan.2
1 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 189 2 Lili bariadi, dkk., Zakat dan Wirausaha (Jakarta, CED: 2005), h. 53
14

15
Maka dapat disimpulkan bahwa pendayagunaan adalah cara atau usaha
yang dapat mendatangkan manfaat yang lebih besar serta lebih baik dengan
hasil yang memuaskan.
2. Sifat dan Bentuk Pendayagunaan
Ada dua bentuk pendayagunaan atau penyaluran antara lain:3
a. Bentuk sesaat, dalam hal ini berarti bahwa dana CSR (Corporate Social
Responsibility) hanya diberikan kepada seseorang satu kali atau sesaat
saja. Dalam hal ini juga berarti penyaluran kepada nasabah tidak disertai
target terjadinya kemandirian ekonomi dalam diri nasabah. Hal ini
dikarnakan nasabah yang bersangkutan tidak mungkin lagi mandiri, seperti
pada diri orang tua yang sudah jompo dan orang cacat. Sifat bantuan sesaat
ini idealnya adalah hibah.
b. Bentuk pemberdayaan, merupakan penyaluran dana CSR (Corporate
Social Responsibility) yang disertai target merubah keadaan nasabah dari
kondisi penerima menjadi katagori pemberi. Target ini adalah target besar
yang tidak dapat dengan mudah dan dalam waktu yang singkat. Untuk itu,
penyaluran dana CSR harus disertai dengan pemahaman yang utuh
terhadap permasalahan yang ada pada penerima atau nasabah. Apabila
permasalahannya adalah permasalahan kemiskinan, harus diketahui
penyebab kemiskinan tersebut sehingga dapat mencari solusi yang tepat
demi tercapainya target yang telah direncanakan.
3 Lili bariadi,dkk., Zakat dan Wirausaha (Jakarta, CED: 2005), h. 25

16
Menurut Widodo yang dikutip dari buku Lili Bariadi dan kawan-
kawan, bahwa sifat dana bantuan pemberdayaan ada tiga yaitu:4
a. Hibah, zakat atau bantuan pada asalnya harus diberikan berupa hibah
artinya tidak ada ikatan antara pengelola dengan penerima setelah
penyerahan zakat atau batuan.
b. Dana Bergulir, zakat atau bantuan dapat diberikan berupa dana bergulir
oleh pengelola kepada penerima dengan catatan harus qardul hasan,
artinya tidak boleh ada kelebihan yang harus diberikan oleh penerima
kepada pengelola ketika pengembalian pinjaman tersebut. Jumlah
pengembalian sama dengan jumlah yang dipinjamkan.
c. Pembiayaan, penyaluran zakat atau bantuan oleh pengelola kepada
penerima tidak boleh dilakukan berupa pembiayaan, artinya tidak boleh
ada ikatan seperti shahibul mal dengan mudharib dalam penyaluran zakat
atau bantuan.
3. Tujuan Pendayagunaan/Pemberdayaan
Pemberdayaan merupakan upaya meningkatkan hakikat lapisan
masyarakat dan pribadi manusia, upaya tersebut meliputi:5
a. Mendorong, memotivasi, meningkatkan kesadaran akan potensinya, dan
menciptakan iklim atau suasana untuk berkembang
b. Memperkuat daya, potensi yang dimiliki dengan langklah-langkah positif
memperkembangkannya.
4 Ibid, h. 85-86 5 I. Nyoman Sumaryadi, Perencanaan Pembangunan Daerah Otonom dan Pemberdayaan
Masyarakat (Jakarta: Citra Utama 2005), h. 114

17
c. Penyediaan berbagai masukan, pembukaan akses kepeluang. Upaya pokok
yang dilakukan adalah peningkatan taraf pendidikan, derajat kesehatan,
akses kepada modal, teknologi tempat guna, informasi, lapangan kerja dan
pasar. Dengan fasilitas-fasilitasnya.
Adapun tujuan pemberdayaan masyarakat pada dasarnya sebagai
berikut:6
a. Membantu mengembangkan manusiawi yang otentik dan integral dari
masyarakat lemeh, rentan, miskin, marjinal dan kaum kecil, seperti petani
kecil, buruh tani, pedagang kecil, masyarakat miskin perkotaan,
masyarakat yang ada terbelakang, kaum muda pencari kerja, kaum cacat
dan kaum wanita yang disingkirkan atau dikesampingkan.
b. Memberdayakan kelompok-kelompok masyarakat tersebut secara sosio
ekonomi sehingga mereka dapat lebih madiri dan dapat memenuhi
kebutuhan dasar hidup mereka, namun snaggup berperan serta dalam
pengembangan masyarakat.
4. Pola Pendayagunaan
Pola-pola pemberdayaan ekonomi masyarakat mempunyai cirri-ciri
atau unsur-unsur sebagai berikut:7
1) Mempunyai tujuan yang hendak dicapai
2) Mempunyai wadah kegiatan yang terorganisir
3) Aktivitas yang dilakukan terencana, berlanjut, serta harus sesuai dengan
kebutuhan dan sumberdaya setempat
6 Ibid, h. 115 7 Lili bariadi, dkk., Zakat dan Wirausaha (Jakarta, CED: 2005), h. 55

18
4) Ada tindakan bersama dan keterpaduan dari berbagai aspek yang terkait
5) Ada perubahan sikap pada masyarakat sasaran selama tahap-tahap
pemberdayaan
6) Menekannkan pada peningkatan partisipasi mayarakat dalam ekonomi
terutama dalam wirausaha
7) Ada keharusan membantu seluruh lapisan masyarakat khususnya
masyarakat lapisan bawah. Jika tidak, maka solidaritas dan kerjasama sulit
tercapai
8) Akan lebih efektif bila program pengembangan masyarakat pada awalnya
memperoleh bantuan dan dukungan pemerintah. Selain itu sumber-sumber
organisasi sukarela non pemerintah harus dimanfaatkan.
Dengan demikian pola-pola pemberdayaan ekonomi masyarakat bukan
sekedar diartikan sebagai keharusan masyarakat untuk mengikuti suatu
kegiatan, melainkan dipahami sebagai kontribusi mereka dalam setiap tahapan
yang mesti dilalui oleh suatu program kerja pemberdayaan ekonomi
masyarakat. Terutama dalam tahap perumusan kebutuhan yang harus dipenuhi
asumsinya bahwa masyarakatlah yang paling tahu kebutuhan dan
permasalahan yang mereka hadapi.8
8 Lili Bariadi, dkk., Zakat dan Wirausaha (Jakarta: CED, 2005) h. 56

19
B. Teori CSR (Corporate Social Responsibility)
1. Pengertian CSR (Corporate Social Responsibility)
CSR (Corporate Social Responsibility) atau Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan saat ini menjadi konsep yang kerap kita dengar, walau
definisinya sendiri masih menjadi perdebatan di antara para praktisi
maupun akademisi. CSR (Corporate Social Responsibility) atau
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan merupakan suatu konsep bahwa
organisasi atau perusahaan memiliki suatu konsep tanggung jawab sosial
terhadap konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas, dan
lingkungan dalam segala aspek oprasional perusahaan.9
Akan tetapi, The World Business Council for Sustainable
Development (WBCSD), lembaga internasional yang berdiri tahun 1995
dan beranggotakan lebih dari 120 multinasional company yang
beranggotakan lebih dari 30 negara itu, dalam publikasinya Making Good
Business Sense mendefinisikan CSR, sebagai “Continuing commitment by
business to behave ethically and contribute economic development while
improving the quality of the workiforce and their families as well as of the
local community and society at large”. Maksudnya adalah komitmen dunia
usaha untuk terus menerus bertindak secara etis, beroperasi secara legal
dan berkontribusi untuk peningkatan ekonomi, bersamaan dengan
peningkatan kualitas hidup dari karyawan dan keluarganya sekaligus juga
peningkatan kualitas komunitas lokal dan masyarakat secara lebih luas. 10
9 “Tanggung Jawab Sosial Perusahaan” artikel diakses pada 01 Maret 2010 dari
http://id.wikipedia.org/wiki/Tanggung Jawab Sosial Perusahaan. 10 Yusuf Wibisono, Membedah Konsep dan Aplikasi CSR, cet. II, (Gersik: Fascho
Publishing, 2007), h. 7

20
Sedangkan the European Commission mendefinisikan CSR sebagai,
“Essehtially a concept where by companies decide voluntarily to contribute
to better socilty and a cleaner environment”. Komisi Eropa mendefinisikan
CSR, bagaimana sebuah perusahaan secara sukarela memberi kontribusi bagi
terbentuknya masyarakat yang lebih baik dan lingkungan yang lebih bersih.
Definisi CSR juga telah dikemukakan oleh banyak pakar. Diantaranya
adalah definisi yang dikemukakan oleh Magnan dan Ferrel yang
mendefinisikan CSR sebagai “A business acts in socially responsible manner
when is decision on account for and balance diverse stake holder interst”.
Definisi ini menekankan kepada perlunya memberikan perhatian secara
seimbang terhadap kepentingan berbagai stakeholders yang beragam dalam
setiap keputusan dan tindakan yang diambil oleh para pelaku bisnis melalui
prilaku yang secara sosial bertanggung jawab.11
Menurut definisi yang dikemukakan The Jakarta Consulting Group
tanggung jawab social ini diarahkan baik ke dalam (internal) maupun keluar
(eksternal) perusahaan. Ke dalam tanggung jawab ini diarahakan kepada
pemegang saham dalam bentuk profitabilitas dan pertumbuhan. Seperti
diketahui, pemegang saham telah menginvestasikan sumber daya yang
dimilikinya guna mendukung berbagai aktivitas operasional perusahaan, dan
oleh karenanya mereka akan mengharapkan profitabilitas yang optimal serta
pertumbuhan perusahaan sehingga kesejahteraan mereka di masa depan juga
akan mengalami peningkatan. Oleh karenanya perusahaan harus berjuang
11 A. B. Susanto, A Strategic management Approach CSR (Jakarta: The Jakarta
Consulting Group, 2007), h. 21

21
keras agar memperoleh laba yang optimal dalam jangka panjang serta
senantiasa mencari peluang bagi pertumbuhan di masa depan.12
Di samping kepada pemegang saham, tanggung jawab social internal
ini juga diarahkan kepada karyawan. Karena hanya dengan kerja keras,
kontribusi karyawanlah perusahaan dapat menjalankan berbagai macam
aktivitasnya serta meraih kesuksesan. Oleh karenanya perusahaan dituntut
untuk memberikan kompensasi yang adil serta memberikan peluang
pengembangan karir bagi karyawannya.
Ke luar, tanggung jawab sosial ini berkaitan dengan peran perusahaan
sebagai pembayar pajak dan penyedia lapangan kerja, meningkatkan
kesejahteraan dan kompetensi masyarakat, serta memelihara lingkungan bagi
generasi mendatang. Pajak diperoleh dari keuntungan yang diperoleh
perusahaan. Oleh karenannya perusahaan harus dikelola dengan sebaik-
baiknya agar mampu memperoleh laba yang maksimal. Demi kelancaran
aktivitas perusahaan dalam usaha mencapai tujuannya, perusahaan
membutuhkan banyak tenaga kerja. Seiring dengan tumbuh kembangnya
perusahaan, kebutuhan akan tenaga kerja ini akan mengalami peningkatan.
Perusahaan berkewajiban untuk ikut berpartisipasi menyediakan lapangan
kerja bagi masyarakat. Perusahaan juga memiliki kewajiban untuk
berpartisipasi dalam usaha-usaha untuk meningkatkan kesejahteraan dan
kompetensi masyarakat, baik yang berkaitan dengan perusahaan maupun
tidak. Perusahaan juga bertanggung jawab untuk memelihara kualitas
12 Ibid, h. 24

22
lingkungan hidup masyarakat dalam jangka panjang, baik untuk generasi saat
ini maupun bagi generasi penerus. 13
Pandangan lebih komperhensif mengenai CSR dikemukakan oleh
Carrol (1996) dalam Teori Paradigma Tanggung Jawab Sosial Perusahaan.
Menurutnya, tanggung jawab perusahaan dapat dilihat berdasarkan empat
jenjang (ekonomi, hukum, etis dan filantropis) yang merupakan satu
kesatuan. 14
Piramida Tanggung Jawab Sosial Perusahaan15
Economic Responsbility
Be Profitable
Legal Responsbility Obey the Law
Philantrophic Responsbility Be a Good
Ethical Responsibility Be ethical
Untuk memenuhi tanggung jawab ekonomis, sebuah perusahaan
haruslah menghasilakan laba sebagai pondasi untuk mempertahankan
eksistensinya dan berkembang. Tanggung jawab ekonomis ini merupakan
13 Ibid, h. 24-25 14 Archie B. Carrol, Business and Society: Ethics and Steakeholders Management (Ohio:
South Western College Publishing, 1996), h. 39 15 Ibid, h. 40

23
hasrat paling natural dan primitif dari perusahaan sebagai organisasi bisnis
untuk mendapatkan keuntungan (laba). Namun demikian, dalam mencapai
tujuan mencari laba, sebuah perusahaan juga harus bertanggung jawab secara
hukum dengan menaati ketentuan hukum yang berlaku. Upaya melanggar
hukum demi memperoleh laba harus ditentang sehingga perusahaan tidak
menggunakan atau menghalalkan segala cara.
Perusahaan juga harus bertanggung jawab secara etis. Ini berarti
sebuah perusahaan berkewajiban memperaktikan hal-hal yang baik dan benar
sesuai dengan nilai-nilai etis. Oleh karena itu, nilai-nilai dan norma-norma
masyarakat harus menjadi rujukan bagi perusahaan dalam menjalankan
kegiatan bisnisnya sehari-hari. Lebih dari itu, perusahaan juga mempunyai
tanggung jawab filantropis yang mensyaratkan agar perusahaan dapat
memberikan kontribusi kepada masyarakat, agar kualitas hidup masyarakat
meningkat sejalan dengan operasi bisnis sebuah perusahaan. 16
2. Sejarah dan Perkembangan CSR (Corporate Social Responsibility)
Tanggung jawab sosial perusahaan kepada masyarakat bermula di
Amerika Serikat, yaitu pada zaman permulaan perkembangan perusahaan
besar di akhir abad ke-19. Saat itu, perusahaan-perusahaan besar
menyalahgunakan kekuasaan mereka dalam hal diskriminasi harga, menahan
buruh dan prilaku lainnya yang menyalahi moral kemanusiaan. Ini
menyebabkan protes masyarakat dan sebagai akibatnya pemerintah
melakukan perubahan peraturan perusahaan untuk mengatasi masalah
16 Fajar Nursahid, Tanggung Jawab Sosial BUMN: Analisis terhadap Model Kedermawanan Sosial PT Krakatau Steel, PT Pertamina dan PT Telekomunikasi Indonesia (Depok: Primedia, 2006), h. 14-15

24
tersebut. Fase kedua evolusi tanggung jawab sosial perusahaan tercetus pada
tahun 1930-an yang diikuti gelombang resesi dunia secara besar-besaran yang
mengakibatkan pengangguran dan banyak perusahaan yang bangkrut. Pada
masa ini dunia berhadapan dengan kekurangan modal untuk input
produksinya. Buruh terpaksa berhenti bekerja, pengangguran sangat meluas
dan merugikan pekerjanya. Saat itu timbul ketidakpuasan terhadap sikap
perusahaan yang tidak bertanggung jawab terhadap pekerjanya.17
Gema CSR semakin terasa pada tahun 1950-an. Pada waktu itu,
persoalan-persoalan kemiskinan dan keterbelakangan yang semula terabaikan
mulai mendapatkan perhatian lebih luas dari berbagai kalangan. Beberapa
kalangan bahkan menyebutkan bahwa buku yang bertajuk Sosial
Responsibilities of the Businessman karya Howard R. Bowen yang ditulis
pada tahun 1953 merupakan literature awal yang menjadi tonggak sejarah
modern CSR. Dan karna karyanya itu Bowen diganjar denagn sebutan Bapak
CSR. 18 suasana tidak puas masyarakat terhadap golongan pengusaha
memuncak di tahun 1960-an yang melibatkan perjuangan konsumen yang
dipimpin oleh tokoh karismatik bernama Ralph Nader.
Sejalan dengan bergulirnya wacana tentang keperdulian lingkungan,
kegiatan kedermawanan perusahaan terus berkembang dalam kemasan
philanthropy serta Community Development (CD). Pada dasawarsa ini, terjadi
perpindahan penekanan dari fasilitasi dan dukungan pada sektor-sektor
produktif kearah sektor-sektor social. Latar belakang perpindahan ini adalah
17 Sadono Sukirno. dkk, Pengantar Bisnis, Jakarta: Prenada Media, 2004, h. 352. 18 Yusuf Wibisono, Membedah Konsep dan Aplikasi CSR, h. 4.

25
kesadaran bahwa peningkatan produktivitas hanya akan dapat terjadi
manakala variabel-variabel yang menahan orang miskin tetap miskin,
misalnya pendidikan dan kesehatan dapat dibantu dari luar. Berbagi program
populis kemudian banyak dilakukan seperti seperti penyediaan sarana dan
prasarana pendidikan, kesehatan, air bersih dan kegiatan lain.
Di era 1980-an makin banyak perusahaan yang menggeser konsep
pilantropisnya kearah Community Development (CD). Kegiatan
kedermawanan berkembang kearah pemberdayaan masyarakat. Dasawarsa
1990-an adalah dasawarsa yang di awalai dengan beragam pendekatan seperti
pendekatan integral, pendekatan stakeholder maupun pendekatan civil
society. Beragam pendekatan tersebut telah mempengaruhi praktek CD. CD
menjadi suatu aktivitas yang lintas sektor karena mencakup baik aktivitas
produktif maupun sosial dan juga lintas pelaku sebagai konsekuensi
berkembangnya keterlibatan berbagai pihak. 19 Pada tataran global, tahun
2000 dibentuk Global Compact oleh sekjen PBB Kofi Anan. Tujuannya
adalah menyusun prilaku standar korporasi global. Ada 10 aturan Global
Compact, mencakup soal HAM, bisnis harus menghormati HAM, standar
perburuhan, lingkunagn hidup dan anti korupsi. Gaung CSR makin bergema
setelah diselenggarakannya World Summit on Sustainable Devlopment
(WSSD) tahun 2002 di Johannesburg Afrika Selatan.20
19 Ibid, h. 6. 20 Khudori, Korupsi dan Tanggung Jawab Sosial, dalam Amin Wijaya Tunggal, edisi ke-
Corporate Social Responsibility (Jakarta: Harvarindo, 2008), h. 165.

26
3. Dasar Hukum dan Prinsip-prinsip CSR (Corporate Social Responsibility)
a. Dasar Hukum CSR (Corporate Social Responsibility)
Undang-undang Perseroan Terbatas pasal 74:
Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan
1) Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan atau
berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung
jawab sosial (Corporate Social Responsibility) dan lingkungan.
2) Tanggung jawab sosial dan lingkungan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) merupakan kewajiban perseroan yang dianggarkan dan
diperhitungkan sebagai biaya pereroan yang pelaksanaannya dilakukan
dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran.
3) Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Ketentuan lebih lanjut mengenai tanggung jawab social dan
lingkungan diatur dengan peraturan pemerintah.21
b. Prinsip-prinsip CSR (Corporate Social Responsibility)
Menurut Organization For Economic Cooperation And
Development (OECD) pada saat pertemuan para mentri Negara-negara
anggotanya di paris tahun 2000 menyepakati pedoman bagi perusahaan
multinasional dengan kebijakan umum tentang perinsip-prinsip CSR yaitu:
21 UU PT PASAL 74 ayat 1, Ikatan Notariat Indonesia (INI), (Jakarta, 2007), hal. 44.

27
1) Member kontribusi untuk kemajuan ekonomi, sosial dan lingkungan
berdasarkan pandangan untuk mencapai pembangunan berkelanjutan.
2) Menghormati hak-hak asasi manusia yang dipengaruhi kegiatan yang
dijalankan perusahaan tersebut sejalan dengan kewajiban dan
komitmen pemerintah dan di Negara tempat perusahaan beroperasi.
3) Mendorong pembangunan kapasitas lokal melalui kerjasama yang erat
dengan komunitas lokal, termasuk kepentingan bisnis selain
menggambarkan kegiatan perusahaan di pasar dalam negeri dan pasar
luar negeri.
4) Mendorong pembentukan modal tenaga kerja, khususnya melalui
penciptaan kesempatan kerja dan memfasilitasi pelatihan bagi para
karyawan.
5) Menahan diri untuk tidak mencari untuk tidak menerima pembebasan
dari luar yang dibenarkan secara hukum yang terkait dengan sosial,
lingkungan, keselamatan kerja, insentif financial dan isu-isu lain.
6) Mendorong dan memegang teguh prinsip Good Corporate Governance
(GCG) serta mengembangkan dan menerapkan praktik tata kelola
perusahaan yang baik.
7) Mengembangakn dan menerapakan praktek-praktek sistem manajemen
yang mengatur diri sendiri secara efektif guna menumbuh kembangakn
relasi saling percaya antara perusahaan dengan masyarakat tempat
operasi perusahaan.

28
8) Mendorong kesadaran pekerja sejalan dengan kebijakan perusahaan
melalui penyebarluasan informasi tentang kebijakan-kebijakan pada
pekerja termasuk melalui program-program pelatihan.22
Stakeholder yang terkait dengan sebuah perusahaan akan bervariasi
sesuai dengan sektor bisnis, dan lokasi dimana perusahaan tersebut beroperasi.
Variasi pada sektor bisnis dan lokasi akan membedakan prioritas stakeholders
dalam program CSR. Dalam cakupan implementasi program CSR stakeholders
digolongkan ke dalam dua bagian yaitu stakeholders internal yaitu karyawan,
keluarga karyawan dan shareholders.
Gambar Steakholders Internal23
Dan stakeholders eksternal yaitu costomer, lingkungan hidup dan
supplier.
22 Yusuf Wibisono, Membedah Konsep dan Aplikasi CSR, h. 32 23 Yusuf Wibisono, Membedah Konsep dan Aplikasi CSR, h. 33

29
Gambar Steakholder Eksternal24
Dunia usaha berperan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang
sehat dengan mempertimbangakan faktor lingkungan hidup. Kini dunia usaha
meliputi aspek sosial (people), aspek lingkungan (planet), aspek ekonomi
(profit) yang biasa disebut Triple Bottom Line.
Istilah tripel bottom line dipopulerkan oleh Jhon elkington pada tahun
1997 melalui bukunya “Cannibal With Forks, The Triple Bottom Line Of
Twentieth Century Business”. Ia mengembangkan konsep Triple Bottom Line
yang member pandangan bahwa perusahaan yang ingin berkelanjutan harus
memperhatikan “3P” selain mengejar profit, perusahaan juga mesti
memperhatikan dan terlibat pada pemenuhan kesejahteraan masyarakat
(people), dan turut berkontribusi aktif dalam menjaga kelestarian lingkungan
(planet) hubungan ini kemudian dalam bentuk segitiga sebagai berikut.
24 Ibid, h. 33

30
Gambar The Triple Bottom Line of Twentieth Century Business25
Profit
People Planet
a. Profit (keuntungan)
Profit merupakan unsur terpenting dan menjadi tujuan utama dalam
kegiatan usaha, tak heran bila fokus utama dari seluruh kegiatan dalam
perusahaan adalah mengejar profit atau mendongkrak harga saham setinggi-
tingginya, baik secara langsung ataupun tidak langsung.
b. People (masyarakat)
Menyadari bahwa masyarakat merupakan stakeholders terpenting bagi
perusahaan. Karena dukungan mereka, terutama masyarakat sekitar sangat
diperlukan bagi keberadaan, kelangsungan hidup dan perkembangan
perusahaan. Maka sebagai bagian yang tak terpisahkan dengan masyarakat,
perusahaan perlu berkomitmen untuk berupaya memberikan manfaat sebesar-
besarnya kepada mereka. Selain itu perlu disadari bahwa oprasi perusahaan
berpotensi memberikan dampak kepada masyarakat, karenanya perlu
perusahaan untuk melakukan berbagai kegiatan yang menyentuh kebutuhan
25 Ibid, h.35

31
masyarakat. Intinya, jika ingin eksis dan akseptable perusahaan harus
menyertakan puala CSR secara sosial.
Tidak bisa dipungkiri adanya anggapan bahwa CSR bukanlah aktivitas
utama bagi pelaku bisnis. Fokus utama adalah mendongkrak laba. Namun,
diyakini, penganut aliran pemikiran ini tidak masuk akal dan tidak sesuai
keyataan. Kondisi keuangan tidak cukup menjamin nilai perusahaan tumbuh
secara berkelanjutan. Keberlanjutan perusahaan akan terjamin apabila
perusahaan memperhatikan dimensi sosial.26
Untuk memperkokoh komitmen dalam CSR ini perusahaan memang
perlu memiliki pandangan bahwa CSr adalah linvestsi masa depan, artinya
CSR bukan lagi dilihat sebagai sentra biaya, melainkan sentra laba di masa
datang, karena melalui hubungan yang harmonis dan citra yang baik, timbale
baliknya msyarakat juga akan ikut menjaga eksistensi perusahaan.
c. Planet (lingkungan)
Unsur yang ketiga yang mesti diperhatikan juga adalah planet
(lingkungan), jika perusahaan ingin eksis dan akseptable, maka harus
disertakan pula tanggung jawab kepada lingkungan. Perusahaan peduli
terhadap lingkungan hidup dan keberlanjutan keragaman hayati.27Lingkungan
adalah sesuatu yang terkait dengan seluruh bidang kehidupan kita. Sebagian
besar dari kita masih kurang peduli dengan lingkungan sekitar. Hal ini antara
lain disebabkan karena tidak ada keuntungan langsung didalamnya.
Keuntungan merupakan inti dari dunia bisnis dan itu merupakan hal yang
26 Ibid, h. 35 27 Wawancara pribadi dengan Didik Siswantoro, Kantor Pusat BNI 46 Jakarta Pusat, 24
Mei 2010

32
wajar. Banyak pelaku dunia usaha yang hanya mementingkan bagaimana
menghasilakan uang sebanyak-banyaknya tanpa melakukan upaya
memperoleh keuntungan yang lebih, terutama dari sisi kesehatan,
kenyamanan, ketersediaan, sumber daya yang lebih terjamin
kelangsungannya.
Kurangnya kepedulian terhadap lingkungan kerap harus dibayar
dengan mahal, dengan timbulnya berbagai macam penyakit, bencana
lingkungan atau kerusakan alam lainnya. Mendongkrak laba dan
meningkatkan pertumbuhan ekonomi memang penting, namun tidak kalah
pentingnya juga memperhatikan kelestarian lingkungan. Disinilah perlunya
penerapan konsep Triple Bottom Line (3BL), yakni profit, people dan planet.
Dengan kata lain, “jantung hati” bukan hanya profit (keuntungan) saja, tetapi
juga people (masyarakat) dan planet (lingkungan).28
Masih banyak perusahaan yang tidakk mau menjalankan program-
program CSR karena melihat hal tersebut hanya sebagai pengeluaran biaya.
CSR memang tidak memberikan hasil secara keuangan dalam jangka pendek.
Namun, program-program CSR lebih tepat digolongkan sebagai investasi dan
harus menjadi strategi bisnis dari suatu perusahaan.
Program CSR sebagai bahan dari strategi bisnis, maka akan dengan
mudah bagi unit-unit usaha yang berada dalam suatu perusahaan untuk
mengimplementasikan rencana kegiatan dari program CSR. Yang
dirancangnya dilihat dari sisi pertanggung jawaban keuangan atas setiap
28 Yusuf wibisono, Membedah Konsep dan Aplikasi CSR, h.37

33
investasi yang dikeluarkan. Dari program CSR menjadi lebih jelas dan tegas,
sehingga pada akhirnya keberlanjutan yang diharapakan akan dapat
terimplementasi berdasarkan harapan semua stakeholders.
Banyak perusahaan di Indonesia khususnya perusahaan besar yang
telah melakukan berbagai bentuk kegiatan CSR, umumnya kegiatan-kegiatan
Community Development, charity maupun filanthropy, yang saat ini mulai
berkembang di bumi Indonesia masih merupakan kegiatan yang bersifat
pengabdian kepada masyarakat ataupun lingkungan yang berada tidak jauh
dari lokasi tempat dunia usaha melakukan kegiatannya. Dan seringkali
kegiatannya belum dikaitkan dengan tiga elemen yaitu profit, planet dan
people (Triple Bottom Line) yang menjadi kunci dari pembangunan
berkelanjutan. Namun hal ini adalah langkah yang perlu dikembangkan dan
diperluas hingga benar-benar dapat dijadikan kegiatan CSR yang benar-benar
berkelanjutan.
4. Fungsi dan Tujuan CSR (Corporate Social Responsibility)
a. Fungsi bagi individu karyawan
1) Belajar metode alternatif dalam berbisnis
2) Menghadapi tantangan pengembangan dan bisa berprestasi dalam
lingkungan baru
3) Mengembangkan keterampilan yang ada dan keterampilan baru.
4) Memperbaiki pengetahuan perusahaan atas komunitas lokal dan
memberi kontribusi bagi komunitas.
5) Mendapatkan persepsi baru atas bisnis.

34
b. Fungsi bagi penerima program
1) Mendapatkan keahlian dan keterampilan profesional yang tidak
dimiliki organisasi atau tidak memiliki dana untuk mengadakannya.
2) Mendapat keterampilan manajemen yang membawa pendekatan yang
segar dan kreatif dalam memecahkan masalah.
3) Memperoleh pengalaman dari organisasi besar.
c. Fungsi bagi perusahaan
a. Memperkaya kapabilitas karyawan yang telah menyelesaikan tugas
bekerjasama komonitas.
b. Meningkatkan pengetahuan tentang komunitas lokal.
c. Peluang untuk menanamkan bantuan praktis pada komunitas.
d. Meningkatkan citra dan profil perusahaan karena para karyawan
menjadi duta besar bagi karyawan.
Tujuan program CSR (Corporate Social Responsibility)
1. Meminimalisasi resiko sosial
2. Membangun harmonisasi dengan masyarakat.
3. Peran aktif dalam memperbaiki masyarakat dengan melibatkan perusahaan
pada masyarakat sekitar.
4. Pengembangan bisnis perusahaan.
5. Menumbuhkembangkan kepercayaan masyarakat dan mitra bisnis.
6. Meningkatkan harapan masyarakat agar perusahaan mengejar sasaran
sosial dan ekonomis.

35
5. Pola CSR (Corporate Social Responsibility)
Menurut Saidi dan Abidin setidaknya ada empat model atau pola CSR
(Corporate Social Responsibility) yang umumnya diterapkan di Indonesia.29
a. Keterlibatan langsung
Perusahaan menjalankan CSR secara langsung dengan menyelenggarakan
sendiri kegiatan sosial atau menyerahkan sumbangan ke masyarakat tanpa
perantara. Untuk menjalankan tugas ini, sebuah perusahaan biasanya
menugaskan salah satu pejabat seniornya, seperti Corporate Secretary or
Public Affair Manager atau menjadi bagian dari tugas pejabat Public
Realation.
b. Melalui yayasan atau organisasi sosial perusahaan
Perusahaan mendirikan yayasan sendiri di bawah perusahaan atau
groupnya. Biasanya perusahaan menyediakan dana awal, dana rutin atau
dana abadi yang dapat digunakan secara teratur bagi kegiatan yayasan.
c. Bermitra dengan pihak lain
Perusahaan menyelenggarakan CSR melalui kerjasama dengan lembaga
sosial atau organisasi non pemerintah, universitas atau media massa. Baik
dalam mengelola dana maupun dalam melaksanakan kegiatan sosialnya.
d. Mendukung atau bergabung dalam suatu konsorsium
Perusahaan turut mendirikan, menjadi anggota atau mendukung suatu
lembaga sosial yang didirikan untuk tujuan sosial tertentu. Dibandingakn
dengan modal lainnya, pola ini lebih berorientasi pada pemberian hibah
29 Edi Suharto, Pekerjaan Sosial Di Dunia Industri ‘Memperkuat Tanggung Jawab Social
Perusahaan (CSR), (Bandung: Refika Aditama, 2007), h. 106

36
perusahaan yang bersifat “hibah pembangunan” pihak konsorsium atau
lembaga semacam itu yang dipercayai oleh perusahaan-perusahaan yang
mendukungnya secara produktif mencari mitra kerjasama dari kalangan
lembaga operasional dan kemudian mengembangkan program yang
disepakati bersama.
Bidang kegiatan yang dibantu perusahaan juga mencakup berbagai
bidang. Dari jumlah dana yang disalurkan, bidang yang paling banyak hingga
yang paling sedikit menerima sumbangan dari perusahaan berturut-turut
adalah pendidikan dan penelitian, pelayanan sosial, kesehatan, musibah
mendadak, pembangunan dan prasarana perumahan, seni dan pariwisata serta
ekonomi produktif dan lingkungan. Namun dari frekuensi bidang yang
disumbang secara berturut mulai dari yang paling sering dilakukan adalah
pelayanan sosial, pendidikan dan pelatihan, kesehatan, musibah mendadak,
lingkungan hidup, ekonomi produktif, seni olah raga dan pariwisata, dan
pengembangan prasarana perumahan.30
Kedermawanan social juga berhubungan dengan beberapa hal, antara
lain adalah motivasi yang mendorong perusahaan untuk melakukan
kedermawanan sosial. Cara pengambilan keputusan dan nilai-nilai yang akan
dicapai dalam memberikan sumbangan. Hal-hal tersebut merupakan hal yang
penting untuk diketahui dalam rangka menggali potensi dana karena selama
ini ada kecenderungan dana local lewat dana social perusahaan tersalurkan
dalam area yang sangat variatif sesuai dengan keinginan perusahaan
penyumbang.
30 Edi Suharto, Pekerjaan di Dunia Industri, (Bandung: Refika Aditama, 2007), h. 107

37
Di Indonesia, kebiasaan perusahaan dalam meyumbang pada dasrnya
tidak sepopuler dengan kebiasaan individu yang menjadi pemilik atau
eksekutif puncak perusahaan tertentu. Bahkan kadang kala sulit membedakan
apakah sumbangan yang diberikan oleh perusahaan adalah sumbangan yang
secara sengaja dan terencana menjadi program perusahaan, atau justru karena
program atau motivasi dari pemilik perusahaan.31
6. Tahap Penerapan CSR (Corporate Social Responsibility)
a. Tahap perencanaan
Perencanaan terdiri atas tiga langkah yaitu:
1) Awareness building, merupakan langkah awal untuk membangun
kesadaran mengenai arti penting CSR dan komitmen manajemen.
Upaya ini dapat dilakukan antara lain melalui seminar, lokakarya dan
lain-lain.
2) CSR assessement, merupakan upaya untuk memetakan kondisi
perusahaan dan mengidentifikasi aspek-aspek yang perlu mendapatkan
prioritas perhatian dan langkah-langkah yang tepat untuk membangun
struktur perusahaan yang kondusif bagi penerapan CSR yang efektif.
3) CSR manual building, penyusunan manual CSR dibuat sebagai acuan,
pedoman dan panduan dalam pengelolaan kegiatan-kegiatan sosial
kemasyarakatan yang dilakukan oleh perusahaan. Penyusunan manual
31 Zaim Saidi Dan Hamid Abidin, Sumbangan Social Perusahaan ‘Profil Dan Pola
Distribusinya Di Indonesia’: Survey 226 Perusahaan di 10 kota. cet. Ke-1 (Jakarta: PRIAMEDIA, 2003), , h. 15

38
ini dapat dilakukan dengan meminta bantuan tenaga ahli independen
dari luar perusahaan. 32
Prinsip dasar yang bisa dijalankan pedoman untuk perencanaan
CSR secara umum adalah:33
1) Menetapkan visi
Penetapan visi ini merupakan langkah penting dalam penyusunan
program CSR, karena visi merupakan gambaran dari sesuatu yang
ingin dicapai pada masa yang akan datang. Adapun visi yang dibuat
meski ada dalam kordinator SMART, specific, measurable (terukur),
achieveable (dapat digapai), realistic (masuk akal), dan time-bound
(alokasi waktu).
2) Memformulasikan misi
Misi mendeskripsikan alasan mengapa perusahaan melakukan program
CSR. Misi mengembangkan harapan pada karyawan dan
mengkomunikasikan pandangan umum dari perusahaan. Misi
menginformasikan tentang perusahaan dan apa yang dilakukan
perusahaan untuk program CSR. Misi merupakan cara untuk
mendapatkan visi yang diinginkan.
3) Menetapkan tujuan
Tujuan merupakan hasil akhir atau wujud kongkret dari sebuah visi.
Tujuan merumuskan apa yang akan diselesaikan oleh perusahaan dan
kapan akan diselesaikan.
32 Yusuf Wibisono, Membedah Konsep Dan Aplikasi CSR, h. 127 33 Ibid, h. 133

39
4) Menetapakan kebijakan
Kebijakan perusahaan merupakan pedoman umum sebagai acuan
pelaksanaan program CSR yang akan dijalankan. Kebijakan CSR pada
sebuah perusahaan meliputi:
1) CSR merupakan investasi sosial perusahaan
2) CSR merupakan strategi bisnis perusahaan
3) CSR merupakan upaya untuk memperoleh Licence To Operate
perusahaan dari masyarakat
4) CSR merupakan bagian dari risk management
5) Merancang struktur organisasi
Pelaksanaan program CSR dapat ditempatkan pada posisi yang
berbeda pada masing-masing perusahaan. Banyak perusahaan yang
menempatkan program CSR pada struktur eksisting, namun tidak
sedikit pula yang membentuk sebuah struktur organisasi yang secara
khusus menangani program CSR, bahkan dibawah salah satu CEO atau
direksi perusahaan tersebut. Hal ini tergantung dari:
a) Komitmen manajemen
b) Besar kecilnya dana atau kegiatan yang dikelola
c) Harapan dan kebutuhan
Di samping itu ada juga perusahaan yang ingin mendayagunakan
program CSR-nya dengan membentuk yayasan yang dikelola
sendiri di luar struktur organisasi.

40
6) Menyediakan SDM
Keberhasilan pelaksanaan program CSR tidak dapat dilepaskan dari
peran SDM yang terlibat di dalamnya. SDM merupakan aset
perusahaan yang sangat berharga. Menilai aset SDM tidak cukup
hanya menyebutkan jumlah karyawan, rincian jenjang pendidikan
karyawan dan lain-lain. Ada hal yang lebih penting dari hal tersebut
yaitu, tingkat kualitas SDM.
Corporate Forum for Community Devlopment (CFCD)
mengidentifikasi keterampilan pokok SDM yang perlu dimiliki pelaku
CSR diantaranya adalah:34
a) Keterampilan berkomunikasi dan mempengaruhi orang lain
b) Keterampilan bekerja dengan atau di dalam tim
c) Keterampilan menyediakan sumber daya yang diperlukan
d) Keterampilan memotivasi, membangun antusiasme dan
menggerakan orang
e) Keterampilan mengelola konflik
f) Keterampilan melakukan advokasi
7) Merencanakan program operasional
Program CSR sedapat mungkin diupayakan pada:
a) Program berbasis sumber daya local
b) Program pemberdayaan masyarakat
c) Mengutamakan program yang berkelanjutan
d) Linked dengan core business perusahaan
34 Ibid, h. 136

41
8) Membagi wilayah
Agar lebih focus pada sasaran, perusahaan terlebih dulu membuat
pembagian wilayah. Dasar pembagian wilayah ini sangat fleksibel,
bisa berdasarkan lokasi, dampak, jenis, ukuran dan dana yang
disediakan perusahaan. Pembagian wilayah ini sangat membantu
perusahaan untuk menentukan prioritas program-program CSR.
9) Mengelola dana
Implementasi program CSR sangat tergantung dari dana yang
disediakan oleh perusahaan. Program yang sangat bagus tidak akan ada
artinya jika tidak didukung oleh pendanaan yang memadai.
Pengelolaan dana CSR pun harus dikelola dengan baik, karena tanpa
pengelolaan yang baik dana besar sekalipun yang dialokasikan untuk
kegiatan CSR tidak akan memberikan benefit yang optimal.35
b. Tahap implementasi
Tahap implementasi ini terdiri atas tiga langkah utama yaitu:
1) Sosialisasi diperlukan untuk memperkenalkan kepada komponen
perusahaan mengenai berbagai aspek yang terkait dengan
implementasi CSR khususnya mengenai pedoman penerapan CSR.
Tujuan utama sosialisasi ini adalah agar program CSR yang akan
diimplementasikan mendapat dukungan penuh dari seluruh komponen
perusahaan, sehingga dalam perjalanannya tidak ada kendala serius
yang dapat dialami oleh unit penyelenggara.
35 Yusuf Wibisono, Membedah Konsep dan Aplikasi CSR, h. 144

42
2) Pelaksanaan kegiatan yang dilakukan sejalan dengan pedoman CSR
yang ada, berdasarkan roadmap yang telah disusun.
3) Internalisasi adalah tahap jangka panajang. Internalisasi mencangkup
upaya-upaya untuk memperkenalkan CSR di dalam seluruh proses
bisnis perusahaan misalnya melalui manajemen kinerja, prosedur
pengadaan, proses produksi, pemasaran dan proses bisnis lainnya.
Implementasi program CSR dapat dikelola berdasarkan pola
sebagai berikut:36
1) Program sentralisasi
Perusahaan sebagai pelaksana atau penyelenggara utama kegiatan.
Begitupun tempat, kegiatan berlangsung di areal perusahaan. Pada
peraktiknya, pelaksanaan kegiatan bisa bekerja sama dengan pihak lain
misalnya event organizer atau institusi lainya sejauh memiliki
kesamaan visi dan tujuan.
2) Program desentalisasi
Kegiatan CSR dilaksanakan di luar area perusahaan. Perusahaan
berperan sebagai pendukung kegiatan tersebut baik dalam bentuk
bantuan dana, material maupun sponsorship.
3) Program kombinasi
Pola ini dapat dilakukan terutama untuk program-program
pemberdayaan masyarakat, dimana inisiatif, pendanaan maupun
pelaksanaan kegiatan dilakukan secara partisipatoris dengan
beneficiaries.
36 Ibid, h. 145

43
Untuk melakuakn program CSR perusahaan dapat memilih
alternatif pengelolaan yaitu dengan melakukan self managing, artinya
perusahaan melakukan sendiri kegiatan-kegiatan CSR-nya dengan
menugaskan beberapa karyawannya untuk menangani program CSR.
Alternative selanjutnya adalah melalui outsourching dimana perusahaan
dapat meminta bantuan kepada pihak ketiga yang mempunyai kemampuan
untuk melakukan kegiatan yang diprogramkan oleh perusahaan.
Ada dua pola umum digunakan perusahaan dalam melakukan
kegiatan CSR secara self managing, yaitu pola keterlibatan secara
langsung dan melalui yayasan atau organisasi sosial perusahaan.
Perusahaan yang melakukan sendiri kedermawanannya secara langsung
bisa membentuk sendiri unit pengelola pada struktur perusahaan atau
menggunakan corporate secretary/public affair manager/biro humas.
Pembentukan yayasan perusahaan dalam menjalankan kegiatan sosialnya
merupakan pengadopsian model yang lazim digunakan perusahaan-
perusahaan di Negara maju.
Bagi perusahaan yang melakukan outsourhcing ada beberapa
alternative pola yang bisa dilakukan. Pola pertama, bermitra dengan pihak
lain, misalnya lembaga professional, LSM, instansi pemerintah,
universitas, dan media masa. Kedua, bergabung atau mendukung kegiatan
bersama baik yang berjangka pendek misalnya kepanitiaan atau berjangka
panjang seperti konsorsium.

44
c. Tahap evaluasi
Tahap evaluasi adalah tahap yang perlu dilakukan secara konsisten
dari waktu ke waktu untuk mengukur sejauh mana efektifitas penerapan
CSR. Langkah ini tidak terbatas pada kepatuhan terhadap peraturan dan
prosedur operasi standar tetapi juga mencakup pengendalian resiko
perusahaan. Fungsi evaluasi adalah membantu perusahaan untuk
memetakan kembali kondisi dan situasi serta capaian perusahaan dalam
implementasi CSR sehingga dapat mengupayakan perbaikan-perbaikan
yang perlu berdasarkan rekomendasi yang telah diberikan.
Aspek-aspek yang perlu dinilai dalam program CSR:37
1) Persiapan program atau kegiatan
2) Kemungkinan tidak lanjut, perluasan atau penghentian program
3) Kemungkinan modifikasi program
4) Temuan tentang dukungan masyarakat, kekuatan politik atau
kelompok profesi terhadap program
5) Temuan tentang hambatan program yang berasal dari masyarakat,
kelompok politik atau profesi
6) Hasil program atau kegiatan
Untuk melihat sejauh mana program CSR, diperlukan parameter
atau indikator untuk melakukannya. Ada dua indikator keberhasilan yang
dapat digunakan, yaitu:
37 Yusuf Wibisono, Membedah Konsep dan Aplikasi CSR, h. 147

45
1) Indikator internal, hal ini dapat dilihat dari meminimalkan perselisihan
atau konflik, potensi konflik antara perusahaan dengan masyarakat,
dengan harapan terwujudnya hubungan yang harmonis dan kondusif,
asset perusahaan yang terdiri dari pemilik atau pimpinan perusahaan,
karyawan, pabrik dan fasilitas pendukungnya terjaga dan terpelihara
dengan aman, dan seluruh kegiatan perusahaan berjalan dengan aman
dan lancar.
2) Indikator eksternal, hal ini dapat dilihat dari indikator ekonomi berupa
tingkat pertambahan kualitas sarana dan prasarana umum, tingkat
peninhgkatan kemandirian masyarakat secara ekonomis dan tingkat
peningktan kualitas hubungan sosial antara perusahaan dengan
masyarakat dan tingkat kepuasan masyarakat.
d. Pelaporan
Pelaporan diperlukan dalam rangka membangun sistem informasi
baik untuk proses pengambilan keputusan maupun keperluan keterbukaan
informasi material dan relevan mengenai perusahaan. Khusus untuk
praktik dan pelaporan CSR sejumlah institusi di Eropa sudah cukup lama
mengeluarkan pedomannya. Misalnya, the Accounting standards steering
committee of the institute of charactered accountant di Inggris pada tahun
1975 mengeluarkan pedoman bagi perusahaan untuk membuat pelaporan
yang berisi informasi tentang aktifitas sosial dan lingkungannya.
Tahun 1990-an reporting ini mulai popular setelah stakeholders
kian menuntut perusahaan tidak hanya membuat laporan yang berkaitan
dengan kinerja keuangannya, namun juga laporan yang informative

46
mengenai aktifitas perusahaan terkait dengan aspek sosial dan lingkungan.
Maka terciptalah beragam cara perusahaan dalam membuat laporan.
Laporan-laporan tersebut umumnya berkaitan dengan informasi seputar
aktifitas perusahaan dalam berinteraksi dan berkontribusi terhadap
masyarakat, ataupun menyajikan informasi seputar tanggung jawab sosial
perusahaan sesuai dengan definisi tanggung jawab sosial perusahaan yang
dirujuk. Umumnya mencakup seluruh aspek triple bottom line yang
meliputi: aspek ekonomi, aspek lingkungan dan aspek social.
Walaupun sukarela, sebaiknya perusahaan berusaha membuat
laporan mengingat kalangan stakeholders kian melihat aktifitas CSR
sebagai barometer untuk menilai potensi berkelanjutan suatu perusahaan.
Bila suatu perusahaan tidak mempunyai laporan tentang CSR,
dimungkinkan stakeholders menganggap perusahaan tersebut tidak
melakukan tanggung jawab socialnya. Jadi sekalipun sukarela pelaporan
sangatlah bermanfaat untuk masa depan.
7. Teori Pendayagunaan Dana CSR (Corporate Social Responsibility)
Menurut keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian dari
Pendayagunaan Dana CSR (Corporate Social Responsibility) adalah cara atau
usaha suatu perusahaan dalam menjalankan konsep tanggung jawab sosialnya
terhadap konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas dan lingkungan
yang beroperasi secara legal dan berkontribusi untuk peningkatan ekonomi
bersamaan dengan peningkatan kualitas hidup dari karyawan dan keluarganya
agar dapat mendatangkan manfaat yang lebih besar serta baik dengan hasil
yang memuaskan.

47
C. Teori Program Mitra Binaan
1. Pengertian Program Mitra Binaan
a. Pengertian Program
Program adalah sederetan rencana kegiatan yang akan
dilaksanakan oleh seorang atau sekelompok organisasi, lembaga
bahkan Negara. Jadi seseorang, sekelompok organisasi, lembaga
bahkan Negara mempunyai suatu program.
Suharsimi Arikinto mengemukakan program sebagai: 38
“Program adalah sederetan rencana kegiatan yang akan
dilaksanakan untuk mencapai suatu kegiatan tertentu.”
Kegiatan yang sudah dilaksanakan bukan lagi suatu program
dan kegiatan yang tidak direncanakan walaupun sudah terjadi bukan
merupakan suatu program.
b. Program Mitra Binaan PT. Bank Negara Indonesia(Persero)Tbk
Program Mitra Binaan adalah salah satu program yang ada
pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero)Tbk yang di jalankan oleh
divisi PKBL (Program Kemitraan dan Bina Lingkungan) yang
memiliki arti program pemberdayaan usaha mikro dan usaha kecil
yang dilakukan BUMN dalam bentuk pemberian pinjaman dalam
rangka perkuatan modal usaha yang disertai dengan kegiatan
pendampingan. Kegiatan pendampingan diberikan dalam bentuk
bantuan manajerial, bantuan produksi, dan bantuan pemasaran.39
38 Suharsimi Arikunto, Penilaian Program Pendidikan (Yogyakarta: Bina Aksara, 1988),
h. 1 39 Wawancara pribadi dengan Didik Siswantoro, Kntor Pusat BNI 46 Jakarta Pusat, 24
Mei 2010

48
2. Macam-macam Program Mitra Binaan
a. Macam atau jenis program dapat bermacam-macam wujud, jika ditinjau
dari berbagai aspek. Program ditinjau dari:
1) Tujuan, ada program yang bertujuan mencari keuntungan (kegiatan
komersial). Jika program tersebut mencari keuntungan, maka
ukurannya adalah seberapa banyak program tersebut telah
memberikan keuntungan dan jika program tersebut bertujuan
sukarela maka ukurannya adalah seberapa banyak program tersebut
bermanfaat bagi orang lain.
2) Jenis, ada program pendidikan, program koperasi, program
kemasyarakatan dan sebagainnya. Klasifikasi tersebut tergantung
dari isi program bersangkutan.
3) Jangka waktu, ada program jangka pendek, jangka menengah dan
jangka panjang.
4) Keluasan, ada program sempit, dan ada program luas. Program
sempit hanya menyangkut program yang terbatas sedangakan
program luas menyangkut banyak variabel.
5) Pelaksanaannya, ada program kecil dan ada program besar.
Program kecil hanya dilaksanakan beberapa orang sedangakn
program besar dilaksanakan oleh banyak orang.
6) Sifatnya, ada program penting dan ada program kurang penting.
Program penting yang dampaknya masyarakat orang banyak,
menyangkut hal-hal yang vital. Sedangkan program kurang penting
adalah sebaliknya. 40
40 Ibid, h. 2-3

49
b. Macam-macam Program Mitra Binaan
Program komunikasi bagi perubahan sosial harus bersifrat altruistic
(mementingkan orang lain), mempromosikan hal-hal sosial yang baik,
bermanfaat, dan berorientasi pada pelayanan pablik. Namun demikian,
program komunikasi bagi perubahan sosial harus lebih dari sekedar
pelayanan pablik semata yang hanya berfokus pada “telling
(menceritakan)” dan pendistribusian informasi di mana kebutuhan akan
informasi tersebut ditentukan oleh orang-orang yang berasal dari luar
komunitas. Sering terjadi pesan komunikasi datangnya dari “atas”, di mana
pemahaman tentang realitas yang ada di “tingkat bawah (ground)” sangat
terbatas.41
1) Pengembangan UKM melalui penyaluran kredit kemitraan, yang
meliputi: Kampung BNI, yang berkembang di wilayah sekitar kantor
cabang dan kantor wilayah BNI.
2) Capacity Building, meliputi: pelatihan mitra binaan dan pelatihan
petugas BNI. Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas para
mitra binaan BNI dan karyawan PT. BNI (Persero) Tbk itu sendiri.
3) Pendampingan mitra binaan dan program ini meliputi: pameran UKM
di dalam dan luar negeri, website mitra binaan dan Koran mitra
binaan.42
41 Adi Riyanto Suprayitno, Komunikasi, Pembangunan, Perubahan Sosial, diakses pada
30 Mei 2010 42 Wawancara pribadi dengan Didik Siswantoro, Kantor Pusat BNI 46 Jakarta Pusat, 24
Mei 2010

50
3. Tujuan Program Mitra Binaan
Tujuan adalah sasaran atau maksud yang harus dicapai dalam proses
pelaksanaan kegiatan yang direncanakan. Hal ini sesuai dengan yang
dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto sebagai berikut:
“ Tujuan program merupakan suatu yang pokok dan harus dijadikan
pusat perhatian oleh evaluator. Jika suatu program tidak mempunyai tujuan
atau tujuan yang tidak bermanfaat maka program tersebut tidak perlu
dilaksanakan. Tujuan menentukan apa yang akan diraih. Tujuan program
dibagi menjadi dua bagian yaitu tujuan umum dan tujaun khusus. Tujuan
umum biasanya menunjukan dari program jangka panjang sedangakan tujuan
khusus out putnya jangka pendek.43
Dan dari tujuan dari program mitra binaan adalah “Mendorong
kesejahteraan masyarakat dan perbaiakn lingkungan.”44
43 Suharsimi Arikunto, Penilaian Program Pendidikan (Yogyakarta: Bina Aksara, 1988)
h. 35 44 Wawancara pribadi dengan Didik Siswantoro, Kantor Pusat BNI 46 Jakarta Pusat, 24
Mei 2010

BAB III
GAMBARAN UMUM PT. BNI (Persero)Tbk dan PROFIL PEDAGANG
KAKI LIMA TAMAN TENDA 46 JAKARTA PUSAT
A. Sejarah PT. Bank Negara Indonesia (Persero)Tbk1
BNI yang dahulu dikenal sebagai Bank Negara Indonesia berdiri
tanggal 5 Juli 1946. BNI merupakan bank pertama yang didirikan dan dimiliki
oleh Pemerintah Indonesia yang bertanggungjawab menerbitkan dan
mengelola mata uang Republik Indonesia. BNI mulai mengedaratkan alat
pembanyaran resmi pertama yang dikeluarkan Pemerintah Indonesia, yakni
ORI (Oeang Republik Indonesia), pada malam menjelang 30 Oktober 1946,
hanya beberapa bulan setelah pembentukannya. Hingga kini, tanggal tersebut
diperingati sebagai Hari Keuangan Nasional, sementara hari pendiriannya
yang jatuh pada tanggal 5 Juli ditetapkan sebagai Hari Bank Nasional.
Menyusul penunjukan De Javsche Bank yang merupakan warisan dari
Pemerintah Belanda sebagai Bank Sentral pada tahun 1949, Pemerintah
membatasi peranan BNI sebagai bank sirkulasi atau bank sentral. BNI lalu
ditetapkan sebagai bank devisa, dengan akses langsung untuk transaksi luar
negeri. Sehubungan dengan penambahan modal pada tahun 1955, status BNI
diubah menjadi bank komersial milik Pemerintah dengan penetapan secara
yuridis Undang-undang Darurat No. 2 tahun 1955. Perubahan ini melandasi
1 Wawancara pribadi dengan Didik Siswantoro, Kantor Pusat BNI 46 Jakarta PUsat, 24
Mei 2010
51

52
peayanan yang lebih baik dan luas bagi sektor usaha nasional. Di tahun yang
sama, BNI membuka cabang pertamanya di luar negeri, yaitu di Singapura.
Sejalan dengan penggunaan tahun pendirian sebagai bagian dari
identitas perusahaan, nama ‘Bank Negara Indonesia 46’ resmi digunakan
mulai akhir tahun 1968. Perubahan ini menjadikan Bank Negara Indonesia
lebih dikenal sebagai ‘BNI 46’. Pada tahun 1986, Bank Negara Indonesia
1946 melakukan rekonstruksi oprasional dengan menyusun Performance
Improvement Program (PIP) agar lebih dinamis dalam menghadapi
lingkungan yang senantiasa berubah. Program ini mencakup beberapa aspek,
termasuk pembenaha visi dan misi perusahaan, penyempurnaan rencana
strategis, serta pengembangan teknologi dan sumber daya manusia.
Menandai tekad Bank Negara Indonesia 1946 untuk tampil dengan
sikap dan citra baru, sesuai dengan cita-citanya yang ingin mendunia dan
menjawab tantangan globalisasi, BNI menganti lambang identitas perusahaan
dengan logo ‘Bahtera Berlayar’ serta memperkenalkan nama panggilan
singkat ‘Bank BNI’ pada tahun 1988. Dikeluarkannya Undang-undang No. 7
tahun 1992, membuka peluang bagi bank-bank pemerintah untuk berubah
menjadi Perusahaan Perseroan. Dengan perubahan status hukum ini, nama
Bank BNI berganti menjadi ‘PT. Bank Negara Indonesia (Persero)’.
Pada tahun 1996, keputusan Bank BNI untuk menjadi perusahaan
publik diwujudkan melalui penawaran saham perdana kepada masyarakat
melalui pasar modal. Bank BNI merupakan bank pemerintah pertama di
Indonesia yang mencatatakan sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek

53
Surabaya. Nama Bank BNI mendapat tambahan menjadi ‘PT. Bank Negara
Indonesia (Persero)Tbk’ yang menandakan statusnya sebagai perusahaan
publik atau terbuka.
Kemampuan BNI untuk beradaptasi terhadap perubahan dan kemajuan
lingkungan, sosial-budaya serta teknologi dicerminkan melalui
penyempurnaan identitas perusahaan yang berkelanjutan dari masa ke masa.
Hal ini juga menegaskan dedikasi dan komitmen BNI terhadap perbaikan
kualitas kinerja secara terus-menerus.
Pada tahun 2004, Bank BNI terus melakukan pembenahan untuk
mengembalikan kepercayaan masyarakat dan memperbaiki kinerjanya.
Identitas perusahaan yang diperbaharui mulai digunakan untuk
menggambarkan prospek masa depan yang lebih baik, setelah keberhasilan
mengarungi masa-masa yang sulit. Sebutan ‘Bank BNI’ dipersingkat menjadi
‘BNI’, sedangakn tahun pendirian ‘46’ digunakan dalam logo perusahaan
untuk meneguhkan kebanggaan sebagai bank nasional pertama yang lahir pada
era Negara Kesatuan Republik Indonesia. Berangkat dari semangat perjuangan
yang berakar pada sejarahnya, BNI bertekad memberikan pelayanan yang
terbaik bagi negeri, serta senantiasa menjadi kebanggaan Negara.
1. Values
Kenyamanan dan Kepuasan
2. Filosofi Logo Baru
Identitas baru BNI merupakan hasil desain ulang untuk
menciptakan suatu identitas yang tampak lebih segar, lebih modern,

54
dinamis, serta menggambarkan posisi dan arah organisasi yang baru.
Identitas tersebut merupakan ekspresi brand baru yang tersusun dari
simbol “46” dan kata “BNI” yang selanjutnya dikombinasikan dalam suatu
bentuk logo baru BNI.
3. Huruf BNI
Huruf “BNI” dibuat dalam warna turquoise baru, untuk
mencerminkan kekuatan, otoritas, kekokohan, keunikan dan citra yang
lebih modern. Huruf tersebut dibuat secara khusus untuk menghasilkan
struktur yang orisinal dan unik.
4. Simbol ‘46’
Angka 46 merupakan simbolisasi tanggal kelahiran BNI, sekaligus
mencerminkan warisan sebagai sebagai bank pertama di Indonesia. Dalam
logo ini, angka “46” diletakkan secara diagonal menembus kotak berwarna
jingga untuk menggambarkan BNI baru yang modern.
5. Palet Warna
Palet warna korporat telah didesain ulang, namun tetap
mempertahankan warna korporat yang lama, yakni turquoise dan jingga.
Warna turquoise yang digunakan pada logo baru ini lebih gelap, kuat
mencerminkan citra yang lebih stabil dan kokoh. Warna jingga yang baru
lebih cerah dan kuat, mencerminkan citra lebih percaya diri dan segar.
Logo “46” dan “BNI” mencerminkan tampilan yang modern dan
dinamis. Sedangkan penggunakan warna korporat baru memperkuat

55
identitas tersebut. Hal ini akan membantu BNI melakukan diferensiasi di
pasar perbankan melalui identitas yang unik, segar dan modern.2
6. Budaya Kerja BNI ”PRINSIP 46” merupakan Tuntunan Perilaku Insan
BNI, terdiri dari :
4 (Empat) Nilai Budaya Kerja
1. PROFESIONALISME
2. INTEGRITAS
3. ORIENTASI PELANGGAN
4. PERBAIKAN TIADA HENTI
6 (Enam) Nilai Perilaku Utama Insan BNI
• Meningkatkan Kompetensi dan Memberikan Hasil Terbaik
• Jujur, Tulus dan Ikhlas
• Disiplin, Konsisten dan Bertanggungjawab
• Memberikan Layanan Terbaik Melalui Kemitraan yang Sinergis
• Senantiasa Melakukan Penyempurnaan
• Kreatif dan Inovatif
Setiap Nilai Budaya Kerja BNI memiliki Perilaku Utama yang
merupakan acuan bertindak bagi seluruh Insan BNI, 6 (enam) Perilaku Utama
Insan BNI adalah :
2 Profil BNI, di akses pada 25 Mei 2010, www. CSR BNI.htm

56
B. Visi dan Misi PT. Bank Negara Indonesia (Persero)Tbk
1. Visi BNI
Visi dari BNI adalah menjadi Bank Kebanggaan Nasional Yang Unggul,
Terkemuka dan Terdepan dalam Layanan dan Kinerja.
Pernyataan Visi:
Menjadi Bank kebanggaan nasional, yang menawarkan layanan terbaik
dengan harga kompetitif kepada segmen pasar koperasi, komersial dan
konsumer.
2. Misi BNI
Adapun misi dari BNI adalah:
a. Memberikan layanan prima dan solusi yang bernilai tambah kepada
seluruh nasabah, dan selaku mitra pilihan utama (the bank of choice).
b. Meningkatkan nilai investasi yang unggul bagi investor.
c. Menciptakan kondisi terbaik sebagai tempat kebanggaan untuk
berkarya dan berprestasi.
d. Meningkatkan kepedulian dan tanggung jawab terhadap lingkungan
sosial.
e. Menjadi acuan pelaksanaan kepatutan dan tata kelola perusahaan yang
baik.

57
C. Struktur Organisasi PT. Bank Negara Indonesia (Persero)Tbk

58
D. Program CSR (Corporate Social Responsibility) PT. Bank Negara
Indonesia (Persero)Tbk
Program dari CSR (Corporate Social Responsibility) PT. Bank Negara
Indonesia (Persero)Tbk terbagi menjadi tiga fokus, yaitu:
1. Profit
Perusahaan tetap harus berorientasi untuk mencari keuntungan
ekonomi yang memungkinkan untuk terus beroperasi dan berkembang.3
Yang termasuk kedalam program-program profit dari CSR (Corporate
Social Responsibility) PT. Bank Negara Indonesia (Persero)Tbk adalah
penciptaan sustainable profit for sustainable growth BNI oleh seluruh
Unit Bisnis, yang artinya penciptaan keuntungan berkelanjutan untuk
pertumbuhan berkelanjutan BNI oleh seluruh Unit Bisnis.
Dan alokasi dana yang diberikan oleh PT. Bank Negara Indonesia
(Persero)Tbk untuk kegiatan CSR (Corporate Social Responsibility)
adalah 3% dari keuntungan yang didapat oleh PT. Bank Negara Indonesia
(persero)Tbk.
2. People
Dari people ini ada beberapa program yang difokuskan oleh PT.
Bank Negara Indonesia (Persero)Tbk yaitu:
1) Dari bidang pendidikan dan pelatihan
Dalam bidang pendidikan dan pelatihan PT. Bank Negara
Indonesia (Persero)Tbk mengalokasikan dana CSR (Corporate Social
Responsibility) kepada program-program berikut:
3 Wawancara pribadi dengan Didik Siswantoro, Kantor Pusat BNI 46 Jakarta Pusat, 24 Mei 2010

59
1) Program Brainware SD, SMP, SMA, PT, mendukung
penyelenggaraan pelatihan program atrktif “Ayo Membaca Ayo
Menabung”
2) Program Hardware (perbaikan, pembangunan gedung sekolah) TK,
SD, SMP, SMA, Perguruan Tinggi.
3) Program Software SD, SMP, SMA, PT, antara lain: Program
POJOK WIRAUSAHA BNI (di delapan kampus)
4) Program Gemar Membaca, Pengadaan Buku bacaan/sekolah
5) Program peningkatan kualitas dan kompetensi guru
6) Program pendidikan keluarga “Focus On Family” radio program
2) Peningkatan kesehatan
Dan pada program peningkatan kesehatan CSR (Corporate
Social Responsibility) PT. Bank Negara Indonesia mengalokasikan
dananya pada kegiatan-kegiatan berikut:
1) Bantuan pengobatan gratis atau puskesmas keliling kerjasama
dengan MER-C (46 mobile unit)
2) Partisipasi kampanye atau sosialisasi (aids dan anti narkoba)
3) Bantuan pangan melalui The World Food Programme Indonesia
4) Bantuan sarana penunjang kesehatan
3) Sarana ibadah
Sedangkan pada program sarana ibadah CSR (Corporate Social
Responsibility) PT. Bank Negara Indonesia (persero)Tbk
mengalokasikan dananya untuk kegiatan-kegiatan hari-hari besar,
seperti:

60
1) Bantuan hari raya idul fitri
2) Bantuan hari raya idul adha
3) Bantuan hari raya natal
4) Dan bantuan hari raya lainnya
5) Juga peningkatan kualitas peribadatan
3. Planet
Dalam fokus planet ada beberapa program yaitu:
1) Program pelestarian alam
Pada Program pelestarian alam dana CSR (Corporate Social
Responsibility) PT. Bank Negara Indonesia (Persero)Tbk
dialokasikan untuk kegiatan-kegiatan berikut:
a) Program Extracurriculair lingkungan untuk siswa
b) Program climate smart leader di kampus dengan LEAD
Indonesia (yayasan pengembangan berkelanjutan)
c) Program sosialisasi perubahan iklim dan 46 eco life style tips di
radio
d) Program green belt mangrove-pantura dengan KEMITRAAN
e) Program konservasi hutan (2010 tahun biodiversity) dengan the
nature conservancy-pulau komodo
f) Program eco tourism, coral reef triangle, penyu
g) Program hutan kota (Jakarta)
h) Program 1000 biopori
i) Program eco living di existing kampoeng BNI

61
2) Dan Program pembangunan sarana dan prasarana
Sedangkan pada program pembangunan sarana dan
prasarana dan CSR (Corporate Social Responsibility) PT. Bank
Negara Indonesia (Persero)Tbk mengalokasikan dananya pada:
a) Tendanisasi PKL di Denpasar
b) Tendanisasi PKL di Jl. Lada, Jakarta Kota
c) Tendanisasi PKL di Jl. H. Abdul Jalil, Jakrta Pusat
d) Tendanisasi PKL di Gayungan, Surabaya
e) Tendanisasi PKL di daerah-daerah lain sekitar kantor BNI
f) Sarana penunjang kampung BNI
g) Sarana penunjang rekonstruksi paska bencana alam
h) Sarana ujicoba green cluster (pengelolaan air dan sampah)
i) Dana bergulir konstruksi rumah keluarga prasejahtera atau
homeless
j) Alokasi segenap kantor wilayah
k) Dan bantuan pengembangan sarana umum lainnya.

62
E. Visi, Misi dan Tujuan Aktivitas CSR (Corporate Social Responsibility) PT.
Bank Negara Indonesia (Persero)Tbk4
1. Visi keberlanjutan BNI
Visi berkelanjutan dari PT. Bank Negara Indonesia (Persero)Tbk adalah:
“An inspiring bank that maximizes stakeholder values which contributes to
a sustainable environment and society”
Yang berarti “Selaku bank inspirasi yang dapat memaksimalkan nilai
stakeholder yang berperan dalam Lingkungan dan masyarakat”.
2. Misi CSR (Corporate Social Responsibility) BNI
Misi dari CSR (Corporate Social Responsibility) PT. bank Negara
Indonesia (Persero)Tbk, diambil dari salah satu misi PT. Bank Negara
Indonesia (Persero)Tbk yaitu “Meningkatkan kepedulian dan tanggung
jawab terhadap lingkungan dan social”.
3. Tujuan Aktifitas CSR (Corporate Social Responsibility) BNI
Tujuan dari CSR di BNI adalah mencakup hal-hal berikut:
a. Mendorong kesejahteraan masyarakat dan perbaikan lingkungan
b. Mendorong pelaksanaan bisnis yang bersih dan bertanggung jawab
c. Memberikan kontribusi positif bagi masyarakat luas pada umumnya
dan lingkungan sekitar di mana bisnis dilaksanakan pada khususnya
d. Membangun simpati masyarakat kepada perusahaan yang dapat
menunjang terbentuknya citra positif perusahaan di mata publik
4 Wawancara pribadi dengan Didik Siswantoro, Kantor Pusat BNI 46 Jakarta PUsat, 24
Mei 2010

63
e. Meningkatkan nilai perusahaan melalui pembentukan reputasi yang
baik
f. Meningkatkan pemahaman publik terhadap BNI melalui informasi
yang disalurkan dalam kegiatan sosial kemasyarakatan
F. Profil Pedagang kaki Lima Taman Tenda 46 Jakarta Pusat5
Taman Tenda 46 adalah kawasan pedagang kaki lima yang berlokasi
tepat dibelakang Gedung Wisma BNI 46. Nama Taman Tenda 46 sendiri
berasal dari lokasinya yang memang tepat terletak di Pintu Selatan Gate No 6
Wisma BNI 46. Dan jumlah total pedagang yang berjualan tersebut pas ada 46
kios yang berjejer di pinggir jalan.
Ditempat ini disediakan berbagai jenis makanan yang siap untuk
dinikmati, selain menu makanan yang komplit harga yang ditawarkanpun
disesuaikan dengan kondisi keuangan, artinya murah meriah dan bisa
membuat kenyang. Dengan luas kios yang berukuran 2,5 x 2,5 m2, Taman
Tenda 46 menjanjikan kenyamanan pembeli dalam bersantap siang karena
warung –warung yang ada disini jauh dari kesan pedagang kaki lima, disini
warungnya tertata denagn rapi dan dicat cokelat. Atapnya menggunakan
kanopi hijau yang terbuat dari fiberglas.
Puluhan bangku pangunjung terbuat dari aluminium. Sebagai pembatas
Taman Tenda 46 dengan jalan adalah kain tebal berwarna hijau. Siapapun
yang makan dan minum di kompleks ini akan mendapatkan suasana teduh.
5 Profil BNI, di akses pada 25 Mei 2010, www. CSR BNI. htm

64
Tinggi bangunan sekitar 2,5 meter. Angin semilir berembus, membuat
pengunjung tidak kepanasan. Hal tersebut yang membuat warung akan selalu
ramai pada jam makan siang dan pada saat karyawan di sekitar wisma BNI
pulang kerja.
Taman Tenda 46 merupakan bangunan kokoh terbuat dari besi besar
berdiameter 10 sentimeter. Lokasinya mengambil trotoar sebelah selatan Jalan
Abdul Jalil sepanjang 100 meter. Gerobak PKL terparkir di bagian dalam, dan
di bawah trotoar, berjejer meja-meja dan kursi dari aluminium. Bangunan ini
dibiayai Suku Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Jakarta Pusat.
Taman Tenda 46 merupakan bangunan kokoh terbuat dari besi besar
berdiameter 10 sentimeter. Lokasinya mengambil trotoar sebelah selatan Jalan
Abdul Jalil sepanjang 100 meter. Gerobak PKL terparkir di bagian dalam, dan
di bawah trotoar, berjejer meja-meja dan kursi dari aluminium. Bangunan ini
dibiayai Suku Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Jakarta Pusat.

BAB IV
ANALISIS PENDAYAGUNAAN DANA CSR (Corporate Social
Responsibility) PT. BANK NEGARA INDONESIA (Persero)Tbk MELALUI
PROGRAM MITRA BINAAN
A. Analisis Pendayagunaan Dana CSR (Corporate Social Responsibility) PT.
Bank Negara Indonesia (Persero)Tbk
1. Pengertian CSR (Corporate Social Responsibility) PT. Bank Negara
Indonesia (Persero)Tbk
Corporate Social Responsibility (CSR) adalah komitmen
berkelanjutan yang dibangun oleh BNI untuk berperilaku etis dan
memberikan kontribusi pada pembangunan nasional sekaligus
meningkatkan kualitas hidup komunitas lokal dan masyarakat secara
keseluruhan. Hal ini merupakan perwujudan budi baik (goodwill)
perusahaan sebagai bentuk apresiasi kepada masyarakat.1
Program CSR yang dilakukan BNI adalah sesuai dengan bisnis
perusahaan sehingga dapat berjalan alami, serta mampu memberikan
manfaat dan perubahan yang signifikan bagi masyarakat. Bantuan dan
partisipasi yang diberikan oleh BNI bagi kemajuan ekonomi, sosial dan
lingkungan adalah berdasarkan visi dan misi dalam rangka menuju
pembangunan yang berkelanjutan, serta berlandaskan kepada S.E. Kepmen
BUMN No. SE-433/MBU/2003 tanggal 16 September 2003 tentang dana
1 Wawancara pribadi dengan divisi PKBL, Didik Siswantoro, Kantor BNI Jakarta Pusat,
24 Mei 2010
65

66
kemitraan dan bina lingkungan dalam kaitannya dengan prinsip membawa
perubahan yang signifikan.
Program CSR di BNI menerapkan dan melaksanakan code of
conduct yang berlaku serta mengimplementasikan praktek good corporate
governance. Bertanggung jawab dan melaksanakan seluruh peraturan
perundang-undangan yang berlaku, termasuk didalamnya menjalankan
kewajiban sebagai warganegara yang bertanggung jawab. Menerapkan
tanggung jawab sosial perusahaan dalam bentuk pembinaan masyarakat
dan bantuan sosial yang memiliki dampak terhadap perubahan ke arah
hidup yang lebih baik serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia
Indonesia.
2. Sifat dan Bentuk Pendayagunaan CSR (Corporate Social
Responsibility)PT. Bank Negara Indonesia (Persero)Tbk2
a. Sifat Pendayagunaan Dana CSR (Corporate Social Responsibility)
PT. Bank Negara Indonesia (Persero)Tbk
Menurut Widodo yang dikutip dari buku Lili Bariadi dan
kawan-kawan, bahwa ada beberapa sifat dana bantuan pemberdayaan
yaitu, Hibah, Dana Bergulir, dan Pembiayaan. Dalam hal ini PT. Bank
Negara Indonesia menyalurkan dana CSR (Corporate Social
Responsibility) dengan cara Hibah yaitu, zakat atau bantuan pada
asalnya harus diberikan berupa hibah artinya tidak ada ikatan antara
pengelola dengan penerima setelah penyerahan bantuan.3
2 Wawancara pribadi dengan divisi PKBL, Didik Siswantoro, Kantor BNI Jakarta Pusat,
24 Mei 2010 3 Lili Bariadi, dkk,. Zakat dan Wirausaha (Jakarta: CED, 2005), h. 25

67
PT. BNI (Persero)Tbk memberikan dana CSR untuk para
pedagang kaki lima dengan cara Hibah yang artinya antara pihak PT.
BNI dengan pedagang kaki lima Taman Tenda 46 Jakarta Pusat tidak
ada ikatan yang berlanjut setelah pemberian fasilitas berupa tenda dan
fasilitas pendukung berjualan lainnya. Akan tetepi bagi para pedagang
kaki lima taman tenda 46 jakarta pusat yang ingin meminjam modal
kepada pihak PT. BNI (Persero)Tbk akan dikenakan bunga yang
sangat rendah yaitu 6% per tahunnya. Dan untuk pedagang kaki lima
yang ingin meminjam modal untuk usaha PT. BNI mengeluarkan
program Kemitraan mulai dari 1 juta Rupiah hingga 100 juta Rupiah
dengan bunga yang sama.
Dan hibah yang diberikan oleh PT. BNI (Persero)Tbk
merupakan hasil dari profit (keuntungan) pihak PT. BNI (Persero)Tbk,
dan untuk pendayagunaan dana CSR ini PT. BNI (Persero)Tbk
mengalokasikan 3% dari keuntungan yang didapat.
Alokasi dana tersebut disalurkan sebagian melalui Kantor
Besar dan melalui Kantor Wilayah. Pada kantor wilayah akan
didropping dana Bina Lingkungan @ 1 (satu) Milyar Rupiah untuk
segenap kantor cabang kelolaannya.4
b. Bentuk Pendayagunaan Dana CSR (Corporate Social
Responsibility)PT. Bank Negara Indonesia (Persero)Tbk
Bentuk pendayagunaan dana CSR PT. BNI (Persero)Tbk yang
diberikan kepada pedagang kaki lima taman tenda 46 Jakatra Pusat
4 Dokumentasi PT. BNI (Persero) Tbk

68
adalah bentuk pemberdayaan, dimana penyaluran dana CSR yang
disertai target mengubah keadaan nasabah atau para pedagang kaki
lima Taman Tenda 46 Jakarta Pusat dari kondisi penerima menjadi
katagori pemberi.5
Dana CSR yang dialokasikan kepada pedagang kaki lima
taman tenda 46 Jakarta Pusat yang berupa fasilitas berdagang adalah
tanggung jawab sosial perusahaan yang bertujuan dapat mengubah
keadaaan pedagang agar mendapatkan tempat berdagang yang lebih
layak dan nyaman dari sebelumnya, agar dapat meraih keuntungan
yang lebih besar sehingga dapat meningkatkan ekonomi bagi keluarga
para pedagang kaki lima.
Dapat dikatakan demikian karena dari data yang didapat
peneliti bahwasanya kehidupan para pedagang kaki lima taman tenda
46 Jakarta Pusat meningkat setelah mendapatkan fasilitas berdagang
yang lebih layak. Sebagian pedagang mengalami peningkatan yang
signifikan sehingga kebutuhan atau ekonomi keluarga para pedagang
kaki lima taman tenda 46 Jakarta Pusat dapat terpenuhi.6
3. Dasar Hukum Pendayagunaan Dana CSR (Corporate Social
Responsibility)PT. Bank Negara Indonesia (Persero)Tbk
Pendayagunaan dana CSR PT. BNI (Persero)Tbk dilandasi oleh
peraturan pemerintah nomor 3 tahun 1983 tentang cara pengawasan dan
pembinaan perusahaan jawatan (Perjan), perusahaan umum (Perum) dan
5 Lili Bariadi, dkk,. Zakat dan Wirausaha (Jakarta: CED, 2005), h. 25 6 Kuesioner Pedagang Kaki Lima Taman Tenda Jakarta Pusat, Taman Tenda 46, 25 Mei
2010

69
perusahaan perseroan (Persero). Pada saat itu, biaya pembinaan usaha
kecil dibebankan sebagai baiaya perusahaan. Dengan terbitnya keputusan
no. 1232/KMK.013/1989 tanggal 11 november 1989 tentang pedoman
pembinaan pengusaha ekonomi lemah dan koperasi melalui badan usaha
milik Negara, dana pembinaan disediakan dari penyisihan sebagian laba
sebesar 1%-5% dari laba setelah pajak. Nama program saat itu lebih
dikenal dengan program pegelkop.
Pada tahun 1994, nama program diubah menjadi pembinaan usaha
kecil dan koperasi (Program PUKK) berdasarkan keputusan menteri
keuangan No.316/KMK.016/1994 tanggal 27 Juni 1994 tentang pedoman
pembinaan usaha kecil dan koperasi melalui pemanfaatan dana dari bagian
laba BUMN. Memperhatikan perkembangan ekonomi dan kebutuhan
masyarakat, pedoman pembinaan usaha kecil tersebut beberapa kali
mengalami penyesuaian, yaitu melalui keputusan menteri Negara
Pendayagunaan BUMN/ kepala badan Pembina BUMN No.Kep-216/M-
PBUMN/1999 tanggal 28 september 1999 tentang program kemitraan dan
bina lingkungan BUMN, keputusan menteri BUMN No.Kep-
236/MBU/2003 tanggal 17 Juni 2003 tentang program kemitraan BUMN
dengan usaha kecil dan program bina lingkungan dan terakhir melalui
peraturan menteri Negara BUMN No.Per-05/MBU/2007 tanggal 27 April
2007 tentang program kemtraan BUMN dengan usaha kecil dan program
bina lingkungan

70
4. Prinsip-prinsip Pendayagunaan Dana CSR (Corporate Social
Responsibility)PT. Bank Negara Indonesia (Persero)Tbk
Program PKBL akan disusun sebagai program Corporate
Responsibility yaitu Profit (keuntungan), People (masyarakat), Planet
(lingkungan) yang mendukung program Corporate Sustainability
sebagaimana Road Map PT. BNI (Persero)Tbk menuju Sustainable
Corporate.
Ketiga prinsip tersebut merupakan acuan dari pendayagunaan
program CSR PT. BNI (Persero)Tbk dan untuk program planet
(lingkungan) CSR PT. BNI (Persero)Tbk mengalokasikan dananya untuk
kegiatan tendanisasi yang dilakukan pada pedagang kaki kima yang berada
di lingkungan sekitar kantor PT. BNI (Persero) Tbk.
Dari ketia prinsip tersebut, ketentuan komposisi yang dikeluarkan
oleh PT. BNI (Persero) Tbk adalah 50% People (Pendidikan 20%,
Kesehatan 20%, Sarana Keagamaan 10%) dan 50% Planet (Pelestarian
Alam 20%, Prasarana Sarana Umum 20%, Stand by Tanggap Darurat
Bencana Alam 20%), jadi yang menjadi prioritas dari kegiatan CSR PT.
BNI (Persero) Tbk adalah pada dua prinsip diatas yaitu People dan Planet
5. Tujuan dan Manfaat Pendayagunaan CSR (Corporate Social
Responsibility) PT. Bank Negara Indonesia (Persero)Tbk
a. Tujuan Pendayagunaan Dana CSR (Corporate Social
Responsibility)PT. Bank Negara Indonesia (Persero)Tbk
Hubungan yang saling menguntungkan antara BNI dengan
masyarakat diarahkan untuk menciptakan kontribusi yang bermakna

71
bagi pembangunan bangsa yang berkesinambungan. Hubungan yang
harmonis serta sinergi antara keduanya diharapkan membawa
perubahan signifikan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat serta
pemberdayaan bangsa. CSR akan memberikan dampak baik langsung
maupun tidak langsung di masa yang akan datang. Investor akan
mempercayakan investasinya kepada perusahaan yang memiliki citra
baik di mata masyarakat umum. Oleh karena dengan dilaksanakan
CSR secara berkesinambungan maka akan tercipta kualitas perusahaan
yang baik, secara financial maupun persepsional.
Aktivitas CSR berada dalam koridor strategi perusahaan yang
diarahkan untuk mencapai Bottom Line Business Goal yaitu
mendatangkan keuntungan. Dalam kegiatan CSR ada nuansa
mengedukasi dan kenabian. Jadi semata-mata tulus karena niat berbuat
baik saja. Bahwa kemudian efeknya positif kearah pembentukan citra,
melampaui standar regulasi yang berlaku, mendongkak nilai saham,
atau memerangi kompetensi dan memperoleh penghargaan. Tapi niat
awalnya murni karena perusahaan berniat untuk berbuat baik.
BNI memiliki komitmen untuk melanjutkan dan meningkatkan
bantuan kepada masyarakat melalui CSR dengan tujuan:
a. Mendorong kesejahteraan masyarakat dan perbaikan lingkungan
b. Mendorong pelaksanaan bisnis yang bersih dan bertanggung jawab

72
c. Memberikan kontribusi positif bagi masyarakat luas pada
umumnya dan lingkungan sekitar di mana bisnis dilaksanakan pada
khususnya
d. Membangun simpati masyarakat kepada perusahaan yang dapat
menunjang terbentuknya citra positif perusahaan di mata publik
e. Meningkatkan nilai perusahaan melalui pembentukan reputasi yang
baik
f. Meningkatkan pemahaman publik terhadap BNI melalui informasi
yang disalurkan dalam kegiatan sosial kemasyarakatan
Dari tujuan-tujuan di atas, dan apabila melihat isu-isu yang sedang
berkembang maka PT. BNI (Persero) Tbk merancang dan menjalankan
kegiatan-kegiatan yang dibutuhkan oleh masyarakat lingkungan
sekitar, kegiatan tersebut meliputi: Koordinasi dengan BUMN Peduli,
Pendidikan dan Pelatihan (pelatiahn kepemimpinan nasional,
pemberian beasiswa), Peningkatan Kesehatan (operasi bibir sumbing
dan hernia, sarana air bersih, dan program ketahanan pangan),
Peningkatan Sarana Ibadah (mudik lebaran gratis bersama BNI,
renovasi Taman Pendidikan Al-Quran), Pelestarian Alam (program
penghijauan 2008, program gerakan menanam 1000 pohon),
Pembangunan Sarana dan Prasarana Umum(program pengecetan 59
sekolah, bantuan MCK di pemukiman pemulung, program pojok BNi
di 10 kampus), Disaster Response Program/korban bencana alam (BNI
peduli bencana alam situ gintung, penanggulangan banjir, dan peduli
bencana alam lainnya), dan oprasional lainnya.

73
b. Manfaat Pendayagunaan Dana CSR (Corporate Social
Responsibility)PT. Bank Negara Indonesia (Persero)Tbk
Manfaat CSR yang dijalankan oleh BNI untuk menumbuhkan
dan memelihara citra positif perusahaan dimata masyarakat, sejalan
dengan manfaat CSR menuntut The Jakarta Consulting Group yang
dikutip oleh susanto, dari sisi perusahaan terdapat berbagai manfaat
yang dapat diperoleh dari aktifitas CSR, yaitu meningkatkan penjualan
(sales increase). Konsumen akan lebih menyukai produk-produk yang
dihasilkan oleh perusahaan yang konsisten menjalankan tanggung
jawab sosialnya sehingga memiliki reputasi yang baik.
6. Pola Pendayagunaan CSR (Corporate Social Responsibility)PT. Bank
Negara Indonesia (Persero)Tbk
Pola yang digunakan oleh PT. BNI (Persero)Tbk dalam
pendayagunaan dana CSRnya adalah bermitra dengan pihak lain yang
dalam hal ini adalah Pemda DKI Jakarta. PT. BNI (Persero)Tbk
memberikan dana CSR kepada Pemda DKI Jakarta yang dialokasikan
untuk pemberdayaan pedagang kaki lima Taman Tenda 46 Jakarta Pusat
berupa tendanisasi atau fasilitas berdagang.

74
B. Analisis Tahapan-tahapan Pendayagunaan Program Mitra Binaan CSR
(Corporate Social Responsibility) PT. Bank Negara Indonesia
(Persero)Tbk pada Pedagang Kaki Lima Taman Tenda 46 Jakarta Pusat7
1. Tahap perencanaan
a. Penetapan visi
Penerapan visi sangatlah penting karena dengan adanya visi berarti
suatu perusahaan memiliki pijakan untuk mencapai apa yang
diharapkan.
Dan visi dari program mitra binaan PT. BNI adalah:
Visi berkelanjutan dari PT. Bank Negara Indonesia (Persero)Tbk
adalah:
“An inspiring bank that maximizes stakeholder values which
contributes to a sustainable environment and society”
Yang berarti “Selaku bank inspirasi yang dapat memaksimalkan nilai
stakeholder yang berperan dalam Lingkungan dan masyarakat”.
b. Meformulasikan misi
Divisi PKBL memfokuskan misi PT. BNI kepada misi berkelanjutan
dari pada program mitra binaan CSR perusahaan yaitu “Meningkatkan
kepedulian dan tanggung jawab terhadap lingkungan dan sosial”.
c. Menetapkan tujuan
1) Mendorong kesejahteraan masyarakat dan perbaikan lingkungan
2) Mendorong pelaksanaan bisnis yang bersih dan bertanggung jawab
7 Wawancara pribadi dengan divisi PKBL, Didik Siswantoro, Kantor BNI Jakarta Pusat,
24 Mei 2010

75
3) Memberikan kontribusi positif bagi masyarakat luas pada
umumnya dan lingkungan sekitar di mana bisnis dilaksanakan pada
khususnya
4) Membangun simpati masyarakat kepada perusahaan yang dapat
menunjang terbentuknya citra positif perusahaan di mata publik
5) Meningkatkan nilai perusahaan melalui pembentukan reputasi yang
baik
6) Meningkatkan pemahaman publik terhadap BNI melalui informasi
yang disalurkan dalam kegiatan sosial kemasyarakatan
d. Menyediakan SDM
SDM yang disediakan oleh divisi komunikasi adalah divisi PKBL
yang khusus mengurusi masalah CSR PT. BNI dan divisi PKBL
adalah divisi yang mengurusi Pendayagunaan dana CSR untuk
pedagang kaki lima taman tenda 46 Jakarta Pusat yang bekerjasama
dengan pemda setempat
e. Merancang program operasional
Program operasional yang dirancang oleh divisi PKBL adalah:
1) Mengelola hubungan pemerintahan
2) Mengeloal hubungan dengan pihak lain seperti LSM, Perguruan
Tinggi, dan lain-lain
3) Mengelola hubungan dengan instansi perbankan dan keuangan
4) Mengelola kegiatan sosial
5) Mengelola kegiatan seminar dibidang ekonomi dan perbankan

76
6) Melakukan kerjasama dengan instansi terkait berkaitan dengan
peningkatan corporate image PT. BNI.
f. Membagi wilayah
Kegiatan CSR yang melibatkan kantor wilayah dan kantor cabang
akan mendukung rencana pelibatan pegawai untuk melakukan
kegiatan sosial yang dapat mendukung Employee Engagement dan
Good Corporate Citizenship.
g. Mengelola dana
Dana yang dikelola oleh divisi PKBL yang di alokasikan untuk
pendayagunaan dana CSR adalah dari 3% profit (keuntungan)
perusahaan.
2. Tahap implementasi
Sosialisasi
Sosialisasi yang dilakukan oleh pihak BNI kepada pedagang kaki lima
taman tenda 46 Jakarta Pusat adalah dengan bekerjasama dengan
koordinator pedagang kaki lima Jl H Abdul Jalil Jakarta Pusat yang pada
saat itu adalah bapak H. Ayi dan sekarang dijabat oleh bapak H. Imam
Syah. M yang merupakan ketua RW dari tempat para pedagang kaki lima
tersebut tinggal. Sosialisasi yang dilakukan dengan cara mengumpulkan
para pedagang kaki lima Jl. H. Abdul Jalil tersebut disambut baik oleh
para pedagang yang menyetujui perombakan tempat berdagang mereka
yang berupa tendanisasi dari dana CSR PT. BNI (Persero)Tbk yang
disalurkan melalui Pemda setempat.

77
3. Tahap evaluasi dan Pelaporan
Pada tahap evaluasi dan pelaporan ini, dikarenakan dana yang disalurkan
oleh PT. BNI kepada pedagang kaki lima taman tenda 46 Jakarta Pusat
adalah dana hibah maka pihak BNI tidak meminta laporan atau tidak
mengevalusi pedagang kaki lima taman tenda 46 jakarta pusat setelah
diserahkannya fasilitas taman tenda kepada para pedagang.

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat peneliti ambil dari penelitian ini adalah:
1. Pendayagunaan dana CSR yang ada pada PT. Bank Negara Indonesia
(Persero)Tbk adalah dana yang dialokasikan untuk pendayagunaan
pedagang kaki lima taman tenda 46 Jakarta Pusat adalah dana yang
diambil dari profit (keuntungan) yang didapat oleh PT. BNI (Persero)Tbk.
Yang menangani program CSR PT. BNI (persero)Tbk adalah Divisi
PKBL.
Bentuk dan sifat CSR PT. BNI (Persero)Tbk adalah bentuk
pemberdayaan yang bersifat hibah, yang artinya dana CSR yang diberiakn
oleh PT. BNI adalah dana yang yang disertai target mengubah keadaan
nasabah atau para pedagang kaki lima Taman Tenda 46 Jakarta Pusat dari
kondisi penerima menjadi katagori pemberi akan tetapi antara pihak PT.
BNI (Persero)Tbk dengan pihak pedagang kaki lima taman tenda 46
Jakarta Pusat tidak ada ikatan berkelanjutan setelah pedagang kaki lima
taman tenda 46 jakarta pusat menerima bantuan tersebut.
Pola yang digunakan PT. BNI (Persero)Tbk dalam
mendayagunaakan dana CSR adalah bermitra dengan pihak lain, yang
dalam hal ini adalah Pemda DKI Jakarta, dimana PT. BNI (Persero)Tbk
adalah pihak pemberi bantuan dan Pemda DKI Jakarta sebagai penyalur
dan pedagang kaki lima taman tenda 46 Jakarta Pusat adalah penerima.
78

79
2. Tahapan pendayagunaan dana CSR PT. BNI (persero)Tbk adalah:
penetapan visi, memformulasikan misi, menetapkan tujuan, menetapkan
kebijakan, merancang struktur organisasi, merancang program operasional,
membagi wilayah, mengelola dana, dan sosialisasi.
B. Saran-saran
1. Bagi PT. BNI (Persero)Tbk agar lebih meningkatkan pendayagunaan dana
CSR dalam bidang Bina Lingkunagn dan Mitra Binaan khususnya.
2. Agar lebih memperhatikan apa yang telah diberikan oleh PT. BNI
(Persero)Tbk kepada pedagang kaki lima teman tenda 46 Jakarta Pusat,
tidak hanya sebagai dana hibah saja akan tetapi ada program keberlanjutan
dari apa yang telah diberikan.
3. Mengadakan pelatihan dan pembinaan kepada para pedagang yang
diberikan fasilitas berdagang yang layak, tidak hanya bagi para peminjam
modal saja.

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. Penilaian program Pendidikan. Yogyakarta: Bina Aksara, 1988.
Bariadi, Lili. dkk. Zakat dan Wirausaha. Jakarta: CED, 2005.
BNI Berbagi. Artikel diakses pada 01 Maret 2010.
Carrol, Archie. B.. Bussiness and Society: Ethics and Stakeholders Management. Ohio: South Western College Publishing, 1996.
Departemen Agama Republik Indonesia. Al-Jumanul Ali: Al-Quran dan Terjemahannya. CU Penerbit J-Art. 2005.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Hadi, Sutrisno. Metodologi Research. Yogyakarta: Andy Offser, 1983.
Hersey, Paul. dkk. Manajemen Perilaku Organisasi Pendayagunaan SDM. Jakarta: Erlangga, 1982.
Ikatan Notariat Indonesia (INI). UU PT Pasal 74 ayat 1. Jakarta: INI, 2007.
Khudori. Korupsi dan Tanggung Jawab Sosial dalam Amin Wijaya Tunggal. Jakarta: Harvarindo, 2008.
Moeloeng, Lexy. J.. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. remaja Rosdakarya, 2000.
Nursahid, Fajar. Tanggung Jawab Sosial BUMN: Analisis Terhadap Model Kedermawanan Sosial PT. Krakatau Steel, PT. Pertamina dan PT. Telekomunikasi Indonesia. Depok: Primedia, 2006.
Ruslan, Rosaddy. Metode Penelitian: Public Relation dan Komunikasi. Jakarta: PT. Rajawali Press, 2006.
Saidi, Zaim dan Hamid, Abiding. Menjadi Bangsa Pemurah:Wawancara Dan Praktek Kedermawanan Social Di Indonesia. Jakarta: Piremedia, 2004.
________________________. Sumbangan Sosial Perusahaan Profil dan Pola distribusinya di Indonesia (Survey 226 perusahaan di 10 Kota). Jakarta: Priamedia, 2003.

_______________________. dkk. Membangun Kemandirian Berkarya: Potensi Dan Pola Derma Serta Penggalangannya Di Indonesia. Jakarta: PIRAC, 2004.
Suharto, Edi. Pekerjaan Sosial di Dunia Industri: Memperkuat Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR). Bandung: Refika Aditama, 2007.
Sukirno, Sadono. dkk. Pengantar Bisnis. Jakarta: Prenada Media, 2004.
Sumaryadi, I Nyoman. Perencanaan Pembangunan Daerah Otonomi Dan Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta: Citra Utama, 2005.
Suprayito, Adi Riyanto. “Komunikasi, Pembangunan, Perubahan Sosial”. Artikel diakses pada 30 Mei 2010.
Susanto, A.B.. A Strategic Management Approach CSR. Jakarta: Consulting Group, 2007.
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan. Diakses pada tanggal 01 Maret 2010 dari http://id.wikipedia.org/wiki/tanggungjawabsosialperusahaan
Utama, Harry Wahyudhy. “Tanggung Jawab Social Perusahaan.” Artikel diakses pada 01 maret 2010.
Wawancara Pribadi dengan Didik Siswantoro. Divisi PKBL. Jakarta 24 Mei 2010.
Wibisono, Yusuf. Membedah Konsep Dan Aplikasi CSR. Cet. 11. Gersik: Fascho Publishing, 2007.

KUESIONER
A. Identitas Responden
Petunjuk pengisian:
- Isilah titik-titik kosong dengan jawaban yang sesuai.
- Berilah tanda silang (X) pada nomor yang sesuai dengan identitas anda.
1. Nama : …………………………..
2. Umur : …………………………..
3. Jenis kelamin : a. Laki-laki
b. Perempuan
4. Status : a. belum menikah
b. menikah
5. Jumlah anak : …………. orang
6. Pendidikan terakhir : a. SD/Sederajat
b. SMP/MTS
c. SMA/MA
d. D3/S1
e. Lainnya….
7. Pekerjaan : …………………………..
8. Alamat : …………………………..

Petunjuk pengisian:
- Isilah titik-titik kosong dengan jawaban yang sesuai.
- Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang sesuai dengan kondisi Bapak/Ibu.
1. Darimana Bapak/Ibu mengetahui program Mitra Binaan PT. BNI (Persero) Tbk?
a. Tahu sendiri
b. Tetangga
c. Pejabat kelurahan/kecamatan
d. Pihak PT. BNI (Persero) Tbk
e. Lainnya, sebutkan……………
2. Menurut Bapak/Ibu cara dan syarat peminjaman di program Mitra Binaan PT. BNI
(Persero) Tbk mudah atau tidak?
a. Iya
b. Tidak
Jika ya, tolong sebutkan syaratnya: ………………………………………………
3. Apakah Bapak/Ibu mendapatkan kemudahan pelayanan dalam program Mitra Binaan
PT. BNI (Persero) Tbk?
a. Iya
b. Tidak
4. Apakah Bapak/Ibu mengalami peningkatan pendapatan setelah mengikuti program
Mitra Binaan PT. BNI (Persero) Tbk?
a. Iya
b. Tidak
Jika tidak, mengapa? ……………………………………………………………….
5. Berapa penghasilan anda per hari sebelum dijalankan program Mitra Binaan PT. BNI
(Persero) Tbk?
a. < Rp 25.000
b. Rp 25.000 – Rp 50.000
c. > Rp 50.000

6. Berapa penghasilan anda per hari setelah dijalankan program MItra Binaan PT. BNI
(Persero) Tbk?
a. < Rp 25.000
b. Rp 25.000 – Rp 50.000
c. > Rp 50.000
7. Apakah dengan pendapatan yang meningkat tersebut, kebutuhan sehari-hari
Bapak/Ibu sudah tercukupi?
a. Iya
b. Tidak
8. Apakah Bapak/Ibu sudah merasa terpuaskan dengan adanya program Mitra Binaan
PT. BNI (Persero) Tbk?
a. Iya
b. Tidak
9. Apakah Bapak/Ibu membuat dan menyerahkan laporan keuangan setiap bulannya
kepada PT. BNI (Persero) Tbk?
a. Iya
b. Tidak
Jika ya, seperti apa laporannya? ……………………………………………………
10. Menurut pendapat Bapak/Ibu apakah program Mitra Binaan PT. BNI (Persero) Tbk
sudah tepat kepada orang yang membutuhkannya?
a. Iya
b. Tidak

Wawancara
Nama : Didik Siswantoro
Jabatan : Divisi PKBL
Lokasi wawancara : Kator PT. BNI (Persero)Tbk Jakarta Pusat
Waktu wawancara : 24 Mei 2010
1. Peneliti(P) : Kapan dan bagaimana sejarah berdirinya PT. Bank Negara
Indonesia (Persero) Tbk?
Didik (D): (Sejarah dari BNI terdapat pada BAB III)
2. P : Apa Visi dan Misi dari PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk?
D : Visi dari BNI adalah Menjadi Bank yang Unggul, Terkemuka, dan
Terdepan dalam Layanan dan Kinerja. Sedangkan misi dari BNI
adalah Memberikan layanan prima dan solusi yang bernilai tambah
kepada seluruh nasabah dan selaku mitra pilihan utama (the bank of
choice), Meningkatkan nilai investasi yang unggul bagi investor,
Menciptakan kondisi terbaik sebagai tempat kebanggaan untuk
berkkarya dan berprestasi, dan ini adalah meripakan misi dari
Divisi PKBL yaitu Meningkatkan Kepedulian dan Tanggung
Jawab Terhadap Lingkungan dan Sosial, dan misi yang terakhir
adalah Menjadi acuan pelaksanaan kepatuhan dan tata kelola
perusahaan yang baik
3. P : Apakah yang dimaksud dengan CSR menurut Divisi PKBL PT.
BNI (Persero)Tbk?
D : Corporate Social Responsibility (CSR) adalah komitmen
berkelanjutan yang dibangun oleh BNI untuk berperilaku etis dan
memberikan kontribusi pada pembangunan nasional sekaligus
meningkatkan kualitas hidup komunitas lokal dan masyarakat
secara keseluruhan. Hal ini merupakan perwujudan budi baik
(goodwill) perusahaan sebagai bentuk apresiasi kepada masyarakat

4. P : Apa tujuan dari kegiatan mitra binaan CSR PT. BNI (Persero)Tbk?
D : Tujuan dari kegiatan CSR kami adalah Mendorong upaya
peningkatan kualitas hidup masyarakat dan perbaikan lingkungan,
dan Memberikan kontribusi positif bagi seluruh masyarakat
khususnya di seputar lingkungan perusahaan, serta Menumbuhkan
dan memelihara citra positif perusahaan dimata masyarakat
5. P : Bagaimana tahapan-tahapan pendayagunaan dana CSR PT. BNI
(Persero)Tbk?
D : Tahapan pendayagunaan dana CSR PT. BNI (persero)Tbk adalah:
penetapan visi, memformulasikan misi, menetapkan tujuan,
menetapkan kebijakan, merancang struktur organisasi, merancang
program operasional, membagi wilayah, mengelola dana, dan
sosialisasi.
6. P : Bagaimana penerapan CSR internal dan eksternal PT. BNI
(Persero) Tbk?
D : Ada beberapa bagian dalam penerapan CSR baik internal maupun
eksternal, diantaranya: pengelolaan internal meliputi pengelolaan
hubungan kepegawaian dan pengelolaan branding, sedangkan
untuk pengelolaan eksternal meliputi pengelolaan hubungan
kepegawaian, pengelolaan hubungan media, dan pengelolaan
website
7. P : Aspek apa yang menjadi fokus CSR PT. BNI (Persero) Tbk?
D : Ada tiga hal yang menjadi fokus dari kegiatan CSR kami yaitu:
Profit (Keuntungan), People (Masyarakat), dan Planet
(Lingkungan)
8. P : Apakah PT. BNI (Persero) Tbk menjalin kerjasama dengan
perusahaan atau lembaga lain dalam mendayagunakan dana CSR?
D : Ya, didalam menjalankan program CSR kami ada beberapa
program yang kami jalankan sendiri, tapi ada juga beberapa
program yang dalam menjalankannya kami bekerjasama dengan
pihak pemerintah. Termasuk program mitra binaan pedagang kaki

lima taman tenda 46 Jakarta PUsat ini, kami bekerjasama dengan
pihak Pemda setempat untuk menyalurkan dana CSR kami kepada
mereka
9. P : Bagaimana penentuan kriteria terhadap nasabah di daerah yang
dilakukan oleh PT. BNI (Persero) Tbk dalam kegiatan CSR ini?
D : Untuk program CSR mitra binaan BNI kami tidak menetapkan
kriteria khusus, jika para pedagang telah memenuhi persyaratan
yang kami ajukan pada mereka itu artinya mereka telah menjadi
nasabah dari program kami
10. P : Syarat-syarat apa saja yang harus dipenuhi oleh para pedagang kaki
lima agara dapat menjadi nasabah program CSR mitra binaan BNI?
D : Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh para pedagang sangat
mudah, yaitu: photocopy Kartu Tanda Pengenal, Kartu Keluarga
dan Rekening Lisrtik, itu saja
11. P : Dimana saja program CSR PT. BNI (Persero)Tbk mitra binaan
telah berlangsung?
D : Kegiatan CSR kami itu melibatkan kantor wilayah dan kantor
cabang, jadi BNI berfokus pada masyarakat atau lingkungan sekitar
kantor terlebih dahulu
12. P : Bagaimana cara pendekatan pihak PT. BNI (Persero)Tbk kepada
pedagang kaki lima dalam kegiatan mitra binaan?
D : Pendekatan kami kepada pedagang kaki lima Jl. H. Abdul Jalil ini
dengan sosialisasi dengan kordinator dari para pedagang yang akan
mempermudah kami dalam menyampaikan tujuan baik dari
perusahaan kepada mereka
13. P : Apakah PT. BNI (Persero)Tbk melakukan riset terlebih dahulu
dalam penentuan lokasi pada program CSR mitra binaan ?
D : Ya, kami melakukan penelitian terlebih dahulu terhadap
lingkungan yang akan kami berdayakan, kami mempertimbangkan
apa yang mereka butuhkan dan sebesar apa kebutuhan mereka

14. P : Berapa besar alokasi dana untuk program CSR PT. BNI
(Persero)Tbk?
D : Dana CSR yang kami berikan kepada masyarakat dan lingkungan
sekitar berasal dari keuntungan yang kami dapatkan, BNI
mengalokasikan 3% dari keuntungannya untuk disalaurkan kepada
masyarakat melalui program CSR BNI
15. P : Bagaimana atau dalam bentuk apa pendayagunaan dana CSR PT.
BNI (Persero)Tbk yang diberikan kepada pedagang kaki lima
taman tenda 46 Jakarta pusat?
D : Untuk program mitra binaan pada pedagang kaki lima taman tenda
46 Jakarta Pusat kami mengalokasikan dana CSR BNI berupa
tendanisasi atau fasilitas berdagang yang lebih layak bagi para
pedagang
16. P : Adakah laporan tahunan dari pedagang kaki lima taman tenda 46
kepada PT. BNI (Persero)Tbk?
D : Dikarnakan dana yang kami berikan kepada pedagang kaki lima
taman tenda 46 Jakarta Pusat merupakan dana hibah, maka tidak
ada laporan yang harus mereka berikan kepada kami
17. P : Berapa pedagang yang telah menjadi nasabah dari program Mitra
Binaan CSR PT. BNI (Persero)Tbk?
D : Untuk program ini BNI menyediakan 46 gerobak untuk berdagang
lengkap dengan tempat pencuci piring, serta meja dan kursi yang
dapat digunakan oleh para pengunjung taman tenda 46 Jakarta
Pusat
18. P : Upaya-upaya apa saja yang dilaksanakan PT. BNI (Pertsero) Tbk
dalam mendayagunakan dana CSR pada pedagang kaki lima
Taman Tenda 46 Jakarta Pusat?
D : Bagi pedagang kaki lima yang berjualan di sekitar kantor BNI,
kami berikan fasilitas berdagang yang layak bagi mereka, seperti
tendanisasi dan gerobak yang lebih layak juga tempat yang lebih
nyaman bagi para pengunjung, kami bertujuan dengan fasilitas

yang kami berikan dapat menambah penghasilan yang mereka
dapatkan sehingga mereka dapat mencukupi kehidupan mereka
19. P : Apakah kegiatan CSR yang dilakukan PT. BNI (Persero)Tbk ini
mempunyai dampak positif dari masyarakat yang dapat
memberikan image positif mengenai perusahaan?
D : Tujuan BNI dalam menlaksanakan program CSR ini adalah
meningkatkan atau memejukan masyarakat agar dapat hidup lebih
baik, dan untuk mendapat tanggapan positif dari masyarakat
kepada PT. BNI (Persero)Tbk dan syukurlah itu semua telah
terwujud. Akan tetapi kami akan terus meningkatkan program CSR
BNi agar masyarakat dan lingkungan sekitar BNI dapat
berkembang dan lebih maju lagi.