Implementasi corporate social responsibility csr urgensi dan ...

43
IMPLEMENT URGE Oleh: Prof Pidato Penguk Disampaikan pa KEMENTER UNIVE TASI Corporate Social Responsibility ENSI DAN PERMASALAHANNYA f. Dr. H. Bambang Banu Siswoyo, M kuhan Guru Besar dalam Bidang Ilmu Manaj Pada Fakultas Ekonomi ada Sidang Terbuka Senat Universitas Negeri Tanggal 7 Nopember 2012 RIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDA ERSITAS NEGERI MALANG (UM) 2012 y (CSR) M.M. jemen Malang AYAAN )

Transcript of Implementasi corporate social responsibility csr urgensi dan ...

Page 1: Implementasi corporate social responsibility csr urgensi dan ...

IMPLEMENTASI

URGENSI DAN PERMASALAHANNYA

Oleh: Prof. Dr.

Pidato Pengukuhan Guru Besar dalam Bidang Ilmu

Disampaikan pada Sidang Terbuka Senat Universitas Negeri Malang

KEMENTERIAN

UNIVERSITAS NEGERI MALANG (UM)

IMPLEMENTASI Corporate Social Responsibility

URGENSI DAN PERMASALAHANNYA

Prof. Dr. H. Bambang Banu Siswoyo, M.M.

Pidato Pengukuhan Guru Besar dalam Bidang Ilmu Manajemen

Pada Fakultas Ekonomi

Disampaikan pada Sidang Terbuka Senat Universitas Negeri Malang

Tanggal 7 Nopember 2012

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS NEGERI MALANG (UM)

2012

Corporate Social Responsibility (CSR)

, M.M.

Manajemen

Disampaikan pada Sidang Terbuka Senat Universitas Negeri Malang

DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS NEGERI MALANG (UM)

Page 2: Implementasi corporate social responsibility csr urgensi dan ...

Prof. Dr. H. Bambang Banu Siswoyo, M.M, Pidato Pengukuhan Guru Besar Bidang Ilmu

Manajemen pada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang Disampaikan pada Sidang Terbuka

Senat Universitas Negeri Malang, Rabu, 7 November 2012

IMPLEMENTASI Corporate Social Responsibility (CSR)

URGENSI DAN PERMASALAHANNYA

Oleh: Prof. Dr. H. Bambang Banu Siswoyo, M.M.

Guru Besar dalam Bidang Ilmu Manajemen

Pada Fakultas Ekonomi

Universitas Negeri Malang (UM)

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Yang saya hormati,

- Rektor Universitas Negeri Malang selaku Ketua Senat Universitas Negeri Malang

- Ketua dan Sekretaris Komisi Guru Besar Universitas Negeri Malang,

- Para Anggota Senat Universitas Negeri Malang,

- Para Pejabat Struktural Universitas Negeri Malang

- Para Sejawat Dosen, Karyawan, dan Mahasiswa Universitas Negeri Malang

- Para Undangan dan Hadirin semuanya

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, segala

puja dan puji hanya untuk Allah, Tuhan Pencipta dan Pemelihara semesta alam. Shalawat

dan salam semoga selalu terlimpah kepada junjungan kita Rasullullah Muhammad SAW,

sahabat dan para pengikutnya sampai akhir zaman.

Mengawali pidato pengukuhan ini, ijinkan saya menyertai hadirin yang berbahagia

untuk bersama-sama memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT, karena dengan

limpahan rahmat, nikmat, taufik, dan hidayah-Nya, pidato pengukuhan ini dapat

dilaksanakan pada hari ini.

Bapak Rektor selaku Ketua Senat dan hadirin yang saya muliakan,

Dalam kesempatan yang berbahagia ini, izinkanlah saya menyampaikan sejumlah

persoalan mutakhir tentang Tanggungjawab Sosial Perusahaan (TSP) atau Corporate

Page 3: Implementasi corporate social responsibility csr urgensi dan ...

Prof. Dr. H. Bambang Banu Siswoyo, M.M, Pidato Pengukuhan Guru Besar Bidang Ilmu

Manajemen pada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang Disampaikan pada Sidang Terbuka

Senat Universitas Negeri Malang, Rabu, 7 November 2012

Social Responsibility (CSR ), sebagai pertanggungjawaban akademik saya dalam bidang

Ilmu Manajemen. Membangun ekonomi rakyat dalam konteks ekonomi kerakyatan

sebagaimana yang diamanatkan Pasal 33 UUD 1945 memang memerlukan “pemihakan”,

yaitu suatu sikap memihak untuk memuliakan “kedaulatan rakyat”. Pembangunan ekonomi

rakyat merupakan suatu strategi untuk membangun perekonomian nasional melalui

peningkatan produktivitas rakyat (rakyat sebagai asset nasional) dan utilisasi keefektifan

sumber-sumber daya dalam pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development).

Untuk itu, strategi grassroots-based dan resources-based dengan pendekatan partisipatori

dan emansipatori yang bottom-up merupakan esensi dari demokrasi ekonomi.

Sistem ekonomi Indonesia adalah ”sistem ekonomi kerakyatan” (TAP MPR No.

IV/MPR/1999), yaitu sistem ekonomi yang bertumpu pada mekanisme pasar yang

berkeadilan dengan prinsip persaingan sehat dan memperhatikan pertumbuhan ekonomi,

nilai-nilai keadilan, kepentingan sosial, kualitas hidup, dan pembangunan berwawasan

lingkungan yang berkelanjutan sehingga seluruh potensi masyarakat, baik sebagai

produsen/pengusaha, konsumen, tenaga kerja, tanpa membedakan suku, agama, dan gender

memperoleh kesempatan yang sama untuk berperan aktif dan meningkatkan taraf

hidupnya dalam berbagai kegiatan ekonomi (Swasono, 2010). Untuk itu, restrukturisasi

ekonomi dengan sasaran menggerakkan ekonomi kerakyatan harus terus dilakukan, di

antaranya dengan mempertautkan kepentingan pelaku-pelaku ekonomi. Para pelaku

ekonomi dari unsur perseroan yang kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan

sumberdaya alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL)

dengan mengalokasikan dana yang bisa diperhitungkan sebagai biaya perseroan (UU No

40 Tahun 2007). Demikian juga setiap penanaman modal di Indonesia wajib melaksanakan

tanggung jawab sosial, menghormati tradisi budaya masyarakat dan ketentuan

perundangan yang berlaku (UU No 25 Tahun 2007). Implementasi pemanfaatan instrumen

corporate social responsibility (CSR) saat ini lebih banyak yang berorientasi pemberian

derma atau sumbangan (philanthropy, charity), dan itupun masih belum terpola dengan

baik karena kurangnya koordinasi.Untuk itu, pembahasan sekitar CSR guna mencari pola

implementasi CSR yang lebih berorientasi pada recovary sumberdaya dan pemberdayaan

masyarakat khususnya usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) masi sangat relevan.

Terlebih lagi keberadaan CSR diharapkan dapat mendukung pencapaian tujuan Millennium

Development Goals (MDG’s) yaitu usaha simultan dalam rangka pengurangan angka

kemiskinan setiap tahunnya. Tulisan ini diharapkan menjadi bahan refleksi semua pihak

yang terkait dengan implementasi CSR.

Definisi CSR

Bapak Rektor dan hadirin yang saya hormati,

Suatu perusahaan harus bertanggung jawab terhadap pemangku kepentingan

(stakeholders) perusahaan yang bersangkutan. Stakeholders adalah orang atau kelompok

yang dapat mempengaruhi atau dipengaruhi oleh berbagai keputusan, kebijakan, maupun

Page 4: Implementasi corporate social responsibility csr urgensi dan ...

Prof. Dr. H. Bambang Banu Siswoyo, M.M, Pidato Pengukuhan Guru Besar Bidang Ilmu

Manajemen pada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang Disampaikan pada Sidang Terbuka

Senat Universitas Negeri Malang, Rabu, 7 November 2012

operasi perusahaan (Post, et. al, 2002). Stakeholders terdiri dari inside dan outside

stakeholders. Inside stakeholders terdiri dari pemegang sahan (stockholders), para manajer

dan karyawan. Sedangkan outside stakeholders terdiri dari pelanggan, pemasok,

pemerintah, dan masyarakat. Tanggung jawab perusahaan kepada pemangku kepentingan

(stakeholders) meliputi tanggung jawab ekonomi (economic responsibility) berupa

pengelolaan perusahaan yang menghasilkan laba; tanggung jawab hukum (legal

responsibility) berupa kepatuan perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan; dan

tanggung jawab sosial (social responsibility) berupa tanggung jawab perusahaan terhadap

sosial dan lingkungannya. Pearce & Robinson (2007) menambahkan tanggung jawab etika

(ethical responsibilities) berupa tuntutan perilaku bisnis yang benar dan layak, dan

tanggung jawab deskresi (discretionary responsibilities) berupa tanggung jawab sukarela

organisasi bisnis.

Tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) yang

pada literatur-literatur awal tahun 1950 disebut sebagai Social Responsibility (SR) telah

menjadi pemikiran para pembuat kebijakan sejak lama. Berdasarkan hasil penelusuran J.J

Asongu, Raja Hammurabi (1700-an SM) di Kerajaan Mesopotamia Kuno telah

mengeluarkan 282 hukum yang memuat sanksi bagi para pengusaha yang lalai dalam

menjaga kenyamanan warga atau menyebabkan kematian bagi pelanggannya. Ancaman

hukuman mati diberikan terhadap para pembangun, pengurus penginapan dan petani

apabila karena kelalaiannya menyebabkan kematian orang lain, atau menyebabkan

ketidaknyamanan yang sangat mengganggu bagi pihak lain (Barnett, diakses 4 September

2012). Setelah awal tahun 1920-an, menurut J.J. Asongu, diskusi-diskusi mengenai

tanggung jawab sosial dari suatu organisasi bisnis telah berkembang ke tahap gerakan CSR

‘modern’.

Tulisan Howard R. Bowen tahun 1953 dalam bukunya yang berjudul “Responsibility

of The Businessman” dapat dianggap sebagai tonggak bagi CSR modern. Dalam buku itu

Bowen mengemukakan bahwa para pelaku bisnis memiliki kewajiban untuk

mengupayakan suatu kebijakan serta membuat keputusan atau melaksanakan berbagai

tindakan yang sesuai dengan tujuan dan nilai-nilai masyarakat (Wartick & Cochran, 1985).

Berawal dari pendapat Bowen ini berkembang beberapa definisi, di antaranya CSR

didefinisikan sebagai tanggung jawab yang dimiliki oleh suatu perusahaan terhadap

masyarakat dimana perusahaan tersebut berdiri atau menjalankan usahanya

(http://www6.miami.edu/ethics/pdf_files/csr_guide.pdf, diakses 10 Jan 2012). Pendapat

lain menyatakan CSR sebagai suatu kewajiban perusahaan untuk memperhatikan

kepentingan pelanggan, karyawan, pemegang saham, komunitas dan pertimbangan-

pertimbangan ekologis dalam segala aspek dari usahanya (Kamus online Wikipedia).

Robbons & Coulter (2003:123) mengemukakan bahwa evolusi CSR meliputi empat tahap

perkembangan, tahap pertama CSR awalnya lebih diorientasikan pada pemegang saham

dan manager (owners and management) (Baron, 2006); tahap kedua karyawan

(employees); tahap ketiga masyarakat setempat (constituents in the specific environment),

dan tahap terakhir CSR berorientasi pada masyarakat luas (broader society). The

International Organization of Employers (IOE) mendefinisikan CSR sebagai tindakan

perusahaan yang bersifat sukarela dan melampaui kewajiban hukum terhadap peraturan

Page 5: Implementasi corporate social responsibility csr urgensi dan ...

Prof. Dr. H. Bambang Banu Siswoyo, M.M, Pidato Pengukuhan Guru Besar Bidang Ilmu

Manajemen pada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang Disampaikan pada Sidang Terbuka

Senat Universitas Negeri Malang, Rabu, 7 November 2012

perundang-undangan Negara. Menurut The World Business Council for Sustainable

Development, yaitu bahwa CSR merupakan suatu komitmen terus-menerus dari pelaku

bisnis untuk berlaku etis dan untuk memberikan kontribusi bagi perkembangan ekonomi

sambil meningkatkan kualitas hidup para pekerja dan keluarganya, juga bagi komunitas

lokal dan masyarakat pada umumnya. Definisi terakhir inilah yang diterima secara luas

oleh praktisi dan aktivis CSR (Kalangit, 2009).

Berdasarkan uraian di atas, dalam konsep CSR selain perusahaan bertanggung jawab

secara ekonomi dalam bentuk profit pada pemegang sahamnya, perusahaan juga harus

menjalankan bisnisnya sesuai hukum yang berlaku, menerapkan etika, moral, dan derma

kepedulian (filantrofi) terhadap lingkungannya. CSR mengenal konsep ‘triple bottom line’

yang dikembangkan Elkington maupun Global Reporting Initiative (GRI), yaitu bahwa

tanggungjawab perusahaan meliputi 3P (profit, people, planet), yaitu bidang kemakmuran

ekonomi (economic prosperity), bidang keadilan sosial (social equity), dan bidang kualitas

lingkungan (environmental quality) (Marshall & Harry, 2005; Choi & Gray, 2008).

Implementasi konsep CSR membawa konsekuensi bahwa perusahaan juga harus

memiliki tanggung jawab terhadap pihak-pihak lain seperti karyawan, supplier, konsumen,

pemerintah, kelompok masyarakat setempat dan yang lebih luas. Masih banyak pihak yang

menyamakan CSR dengan pengembangan masyarakat atau community development (CD).

CD merupakan usaha sistematis untuk meningkatkan kekuatan kelompok-kelompok

masyarakat kurang beruntung (spesifik) agar lebih dekat dengan kemandirian. Adapun

CSR mempunyai cakupan yang lebih luas, yaitu terhadap seluruh stakeholders. Jadi, CD

merupakan bagian dari CSR.

Sejarah CSR

Bapak Rektor dan hadirin yang saya hormati,

Menilik sejarahnya, gerakan CSR modern yang berkembang pesat selama dua puluh

tahun terakhir ini, lahir akibat desakan organisasi-organisasi masyarakat sipil dan

jaringannya di tingkat global. Perkembangan penting CSR setelah Howard R Bowen tahun

1950-an antara lain sebagai berikut.

1. Periode 1960-an:

Pada tahun 1960-an banyak usaha dilakukan untuk memberikan formalisasi definisi

CSR. Salah satu akademisi CSR yang terkenal pada masa itu adalah Keith Davis.

Davis dikenal karena berhasil memberikan pandangan yang mendalam atas hubungan

antara CSR dengan kekuatan bisnis. Davis mengutarakan “Iron Law of Responsibility”

yang menyatakan bahwa tanggung jawab sosial pengusaha sama dengan kedudukan

sosial yang mereka miliki.Tahun 1962, Rachel Carlson menulis buku yang berjudul

Silent Spring yang memberikan pengaruh besar pada aktivitas pelestarian alam. Tahun

1963 Joseph W. McGuire memperkenalkan istilah Corporate Citizenship, yang

menyatakan bahwa korporasi harus memperhatikan masalah politik, kesejahteraan

masyarakat, pendidikan, “kebahagiaan” karyawan dan seluruh permasalahan sosial

Page 6: Implementasi corporate social responsibility csr urgensi dan ...

Prof. Dr. H. Bambang Banu Siswoyo, M.M, Pidato Pengukuhan Guru Besar Bidang Ilmu

Manajemen pada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang Disampaikan pada Sidang Terbuka

Senat Universitas Negeri Malang, Rabu, 7 November 2012

kemasyarakatan lainnya. Oleh karena itu, korporasi harus bertindak “baik” sebagai

mana warga negara (citizen) yang baik (Siswoyo, 2009).

2. Periode tahun 1970-an:

S. Prakash Sethi memberikan penjelasan atas perilaku korporasi yang dikenal dengan

social obligation, social responsibility, dan social responsiveness. Social obligation

adalah perilaku korporasi yang didorong oleh kepentingan pasar dan pertimbangan-

pertimbangan hukum. Social responsibility merupakan perilaku korporasi yang tidak

hanya menekankan pada aspek ekonomi dan hukum saja, tetapi menyelaraskan social

obligation dengan norma, nilai dan harapan kinerja yang dimiliki oleh lingkungan

sosial.

3. Periode tahun 1980-an:

Empu teori manajemen Peter F. Drucker baru mulai membahas secara serius bidang

CSR pada tahun 1984. Ia memberikan ide baru agar korporasi dapat mengelola

aktivitas CSR yang dilakukannya dengan sedemikian rupa sehingga tetap akan menjadi

peluang bisnis yang menguntungkan. Tahun 1987, Persatuan Bangsa-Bangsa melalui

World Commission on Environment and Development (WECD) menerbitkan laporan

yang berjudul Our Common Future. Laporan ini menjadi dasar kerjasama multilateral

dalam rangka melakukan pembangunan berkelanjutan (sustainable development).

4. Periode tahun 1990-an ke atas:

Keprihatinan utama yang disuarakan pada periode ini adalah mengenai perilaku

korporasi. Demi maksimalisasi labanya, lazim mempraktikkan cara-cara yang tidak

etis, dan dalam banyak kasus bahkan dapat dikategorikan sebagai kejahatan korporasi.

Atas prakarsa banyak pihak, dilakukan KTT Bumi (Earth Summit) di Rio de Janeiro,

Brazilia tahun 1992. KTT dihadiri oleh 172 negara dengan tema utama Lingkungan

dan Pembangunan Berkelanjutan. Earth Summit ini menghasilkan “Deklarasi Rio”

yang menegaskan bahwa konsep pembangunan berkelanjutan (sustainability

development) tidak hanya menjadi tanggung jawab negara, tetapi utamanya juga

perusahaan yang kekuasaannya semakin menggurita. Hasil akhir dari pertemuan

tersebut secara garis besar menekankan pentingnya eco-efficiency dijadikan sebagai

prinsip utama berbisnis dan menjalankan pemerintahan. Hasil KTT Bumi ini semakin

dipertegas oleh hasil riset James Colins dan Jerry Porras, yang menyatakan bahwa

perusahaan-perusahaan yang bertahan lama adalah perusahaan yang bukan hanya

mengejar profit semata (Kalangit, 2009).

Selanjutnya, pertemuan di Johannesburg pada tahun 2002 yang dihadiri oleh para

pemimpin dunia memunculkan konsep social responsibility, yang mengikuti dua

konsep yang telah muncul sebelumnya yaitu economic dan environmental

sustainability. Dalam tahun yang sama, di Amerika dikeluarkan Sarbanas-Oxley 2002

yang di antaranya mengatur kewajiban direktur dalam membuat laporan keuangan

perusahaan sebagai upaya untuk meningkatkan tanggung jawab sosial perusahaan.

Demikian juga di Inggris, dalam Companies Act versi 2007 yang mengatur

peningkatan kewajiban direktur untuk melaporkan financial key performance indicator

dan laporan yang berisi informasi terkait dengan lingkungan perusahaan dan para

pekerjanya. Pertengahan tahun 2007, UN Global Compact yang dibuka oleh Sekretaris

Page 7: Implementasi corporate social responsibility csr urgensi dan ...

Prof. Dr. H. Bambang Banu Siswoyo, M.M, Pidato Pengukuhan Guru Besar Bidang Ilmu

Manajemen pada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang Disampaikan pada Sidang Terbuka

Senat Universitas Negeri Malang, Rabu, 7 November 2012

Jenderal PBB, meminta perusahaan untuk menunjukkan tanggung jawab dan perilaku

bisnis yang sehat. Selain itu, International Organization of Standardization (ISO) sejak

tahun 2004 telah menyusun panduan standardisasi untuk CSR (Guidance Standard on

Social Responsibility) yang kemudian dikenal sebagai ISO 26000 dan diberlakukan

tahun 2009 (Kalangit, 2009).

Perdebatan Mengenai CSR

Bapak Rektor dan hadirin yang saya hormati,

Perdebatan mengenai tanggung jawab perusahan sudah berlangsung selama beberapa

dekade. Ada dua pandangan yang bertentangan mengenai tanggung jawab perusahan.

Pertama adalah pandangan ekonomi klasik yang menganggap tanggung jawab perusahaan

adalah menghasilkan laba untuk para pemodalnya. Kedua, pandangan sosial ekonomi yang

menyatakan bahwa tanggung jawab perusahaan bukan sekedar menghasilkan laba, namun

juga melindungi dan meningkatkan kesejahteraan lingkungannya (Robbins & Coulter,

2002: 46). Pada awalnya, CSR memang dianggap sebagai biaya yang akan menambah

beban perusahaan dan mengurangi keuntungan. Namun, dengan menerapkan CSR

sebenarnya perusahaan akan mendapatkan manfaat lebih besar daripada biaya yang

dikeluarkan. Di sisi lain, CSR dianggap hanya untuk perusahaan besar, dipisahkan dari

bisnis inti perusahaan, tidak berkaitan dengan pelanggan, bersifat kosmetik, sepenuhnya

voluntary, dan dianggap hanya ditujukan kepada pihak eksternal saja. Anggapan yang

salah inilah yang memicu perdebatan mengenai CSR.

Konsumen saat ini adalah konsumen pintar. Hasil Survey "The Millenium Poll on

CSR" (1999) yang dilakukan oleh Environics International (Toronto), Conference Board

(New York) dan Prince of Wales Business Leader Forum (London) di antara 25.000

responden dari 23 negara menunjukkan bahwa dalam membentuk opini tentang

perusahaan: 60% mengatakan bahwa yang paling berperan terhadap CSR adalah etika

bisnis, praktik terhadap karyawan, dan dampak terhadap lingkungan. Sedangkan bagi 40%

lainnya yang berperan adalah citra dan brand image perusahaan. Hanya 1/3 yang

mendasari opininya atas faktor-faktor bisnis fundamental seperti faktor finansial, ukuran

perusahaan, strategi perusahaan, atau manajemen

(http://id.wikipedia.org/wiki/Tanggung_jawab_sosial_perusahaan, diakses 10 Desember

2011 ).

Menurut teori Stakeholder kewajiban perusahaan adalah menyeimbangkan semua

kepentingan pemangku kepentingannya. Stakeholder theory menandaskan bahwa

perusahaan tidak hanya mempunyai kewajiban-kewajiban ekonomi dan legal tetapi juga

kewajiban-kewajiban terhadap pihak-pihak lain yang berkepentingan (stakeholder) yang

jangkauannya melebihi kewajiban-kewajiban di atas. Tindakan perusahaan untuk

memberikan manfaat kepada masyarakat yang melampaui apa yang diwajibkan secara

hukum dan apa yang menjadi kepentingan langsung pemegang saham merupakan peranan

CSR yang sebenarnya. Filantrofi tanpa keterlibatan aktif (seperti sumbangan kas) dikritik

sebagai sesuatu yang sempit, egois, dan sering kali dimotivasi untuk memperbaiki reputasi

Page 8: Implementasi corporate social responsibility csr urgensi dan ...

Prof. Dr. H. Bambang Banu Siswoyo, M.M, Pidato Pengukuhan Guru Besar Bidang Ilmu

Manajemen pada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang Disampaikan pada Sidang Terbuka

Senat Universitas Negeri Malang, Rabu, 7 November 2012

perusahaan dan untuk membungkam kritik dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan

pihak lain yang tidak setuju (Husted, 2003). Peranan CSR ini telah menimbulkan

perdebatan filosofis dan ekonomis selama ini.

Regulasi CSR di Indonesia

Hadirin yang saya hormati,

Pemahaman tentang CSR bagi perusahaan pada umumnya meliputi tiga hal pokok,

yaitu 1) suatu kegiatan yang sifatnya sukarela (voluntary) yang dikaitkan dengan kegiatan

perusahaan dalam membantu problem sosial dan lingkungan, sehingga perusahaan bebas

melakukan atau tidak melakukannya; 2) suatu tindakan menyisihkan sebagian profit

perusahaan untuk maksud kedermawanan (philanthropy) dan perbaikan kerusakan akibat

ekplorasi/eksploitasi sumber daya alam; dan 3) sebagai bentuk kewajiban (obligation)

perusahaan untuk ikut bertanggung jawab terhadap masalah-masalah sosial seperti

kemanusiaan dan lingkungan (Wiwoho, 2008; Siswoyo, 2009). Ketiga hal di atas

menguatkan bahwa konsep CSR dilandasi oleh argumen moral. Perusahaan hidup dan

berkembang berkat masyarakat yang telah membayar pajak untuk membiayai fasilitas

publik seperti jembatan, jalan, listrik, transportasi, hukum dan penegak hukum, keamanan

dan sebagainya. Fasilitas publik tersebut dimanfaatkan oleh perusahaan. Untuk itu, secara

moral perusahaan sudah seharusnya ikut mengatasi masalah sosial yang ada di masyarakat.

Regulasi yang terkait dengan CSR baik secara implisit maupun eksplisit cukup

banyak. Regulasi CSR secara implisit dapat dilihat dalam UU No. 23 Tahun 1997 tentang

Pengelolaan Lingkungan Hidup; UU No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen;

dan UU No. 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan. Regulasi yang secara eksplisit

mengatur CSR di antaranya adalah undang-undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan

Terbatas (PT) tertanggal 16 Agustus 2007. Salah satu bab dan pasal penting yang perlu

dicermati adalah Bab V yang mengatur tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan

(TJSL) yang memuat hanya satu pasal, yaitu Pasal 74 yang bunyi lengkapnya adalah

sebagai berikut.

(1) Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan

dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan

lingkungan.

(2) Tanggung jawab sosial dan lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

merupakan kewajiban perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai

biaya perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatuhan

dan kewajaran.

(3) Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL)

diatur dengan Peraturan Pemerintah (PP).

Berdasarkan Pasal 74 di atas, beberapa hal penting yang patut dikemukakan adalah

sebagai berikut.

Page 9: Implementasi corporate social responsibility csr urgensi dan ...

Prof. Dr. H. Bambang Banu Siswoyo, M.M, Pidato Pengukuhan Guru Besar Bidang Ilmu

Manajemen pada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang Disampaikan pada Sidang Terbuka

Senat Universitas Negeri Malang, Rabu, 7 November 2012

1. UU No. 40 Tahun 2007 telah menetapkan CSR sebagai kewajiban hukum

(statutory obligation), bukan sebagai kewajiban moral semata yang pelaksanaannya

bersifat suka rela.

2. CSR hanya diberlakukan secara terbatas bagi perseroan yang menjalankan kegiatan

usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam. Bagi perseroan

jenis ini yang tidak melaksanakan kewajiban CSR dapat dijatuhi sanksi sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Sayangnya sanksi tersebut

sampai saat ini belum diatur secara jelas.

3. Pembayaran kewajiban CSR oleh perseroan dapat diperhitungkan sebagai biaya

dan dapat mengurangi besarnya pajak pendapatan (PPh 25) perusahaan.

Aspek yang kurang menguntungkan dari CSR adalah perusahaan akan menghadapi

tuntutan kontribusi tanggung jawab sosial yang semakin besar. Besarnya tuntutan tersebut

bisa jadi jauh melampaui “sekedar” sumbangan uang tunai atau barang. Para pemrotes dari

kalangan stakeholders yang agresif akan terus menyuarakan masalah ini, seperti karyawan,

pemegang saham, dan beberapa di antaranya juga pimpinan perusahaan. Mereka berjuang

untuk menolak pemberlakuan kewajiban CSR ini melalui Kadin. Akhirnya, Kadin

“mewakili” para pemrotes tersebut melakukan gugatan uji material pada Mahkamah

Konstitusi (MK) agar pemerintah mencabut UU No. 40 Tahun 2007, khususnya pasal 74.

Menanggapi hal ini, MK melalui putusannya tanggal 15 April 2009 menolak gugatan uji

material--mengenai kewajiban Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) bagi

perusahaan yang kegiatan usahanya di bidang dan/ atau berkaitan dengan sumber daya

alam--yang diajukan oleh Kadin. Putusan MK bersifat final dan mengikat. Terkait dengan

pemberlakuan UU No. 40 Tahun 2007 di atas dan sebagai pendorong agar perusahaan

melakukan kewajiban TJSL atau CSR, Pemerintah mengeluarkan regulasi berupa

“instrumen pengurangan pajak” bagi perusahaan yang menyelenggarakan TJSL atau CSR,

yang berikutnya disebut TJSL/CSR. Regulasi dimaksud berupa UU Pajak Penghasilan

36/2008 (UU PPh) pasal 6 ayat (1) huruf a yang memberlakukan beberapa jenis

sumbangan sosial yang diakui sebagai biaya.

Regulasi lain yang secara eksplisit mengatur CSR adalah UU Nomor 25 Tahun

2007 tentang Penanaman Modal. Pasal 15 dari UU tersebut menyatakan bahwa setiap

penanam modal di Indonesia wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

(TSP) atau CSR, menghormati tradisi budaya masyarakat sekitar lokasi kegiatan usaha

penanaman modal dan mematuhi semua ketentuan peraturan perundang-undangan. Terkait

dengan TSP atau CSR ini, Pemerintah Provinsi Jawa Timur mengeluarkan Peraturan

Daerah Nomor 4 tahun 2011 tentang Tanggung Jawab Sosial Perusahaan yang selanjutnya

disebut TSP. Menurut Perda tersebut TSP adalah tanggungjawab yang melekat pada setiap

perusahaan untuk menciptakan hubungan yang serasi, seimbang dan sesuai dengan

lingkungan, nilai, norma dan budaya masyarakat. Tujuan dikeluarkannya Perda Nomor 4

tahun 2011 adalah untuk: 1) memberi kepastian dan perlindungan hukum atas pelaksanaan

program TSP di Jawa Timur; 2) memberi arahan kepada semua perusahaan dan semua

pemangku kepentingan di Jawa Timur dalam menyiapkan diri memenuhi standar

international. Standar internasional yang dimaksud adalah ISO 26000 yang dirumuskan

oleh International Organization for Standardization (ISO) sejak bulan September 2004.

Page 10: Implementasi corporate social responsibility csr urgensi dan ...

Prof. Dr. H. Bambang Banu Siswoyo, M.M, Pidato Pengukuhan Guru Besar Bidang Ilmu

Manajemen pada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang Disampaikan pada Sidang Terbuka

Senat Universitas Negeri Malang, Rabu, 7 November 2012

ISO 26000 merupakan sertifikasi CSR untuk seluruh jenis dan ukuran organisasi

yang ada di dunia yang bersifat komprehensif dan universal. ISO 26000 diharapkan

menjadi acuan utama di dunia untuk menetapkan bahwa perusahaan telah

mengimplementasi CSR yang berstandarisasi tinggi. Selain itu, ISO 26000 juga

diharapkan dapat menjadi jembatan dan standarisasi berbagai elemen dalam urusan CSR

sehingga menekan kesalahan persepsi dalam pelaksanaan CSR (Kartini, 2009: 123-128).

Selanjutnya, ketentuan ISO 26000 adalah sebagai berikut.

a) Membantu organisasi agar dalam pelaksanaan tanggung jawabnya memerhatikan

kondisi budaya, sosial, lingkungan, hukum yang berlaku dan pembangunan.

b) Menyediakan panduan praktis yang berhubungan dengan operasional tanggung jawab

sosial, identifikasi stakeholder dan komitmen terhadap para stakeholder-nya serta

meningkatkan kredibilitas laporan yang terkait dengan pelaksanaan tanggung jawab

sosial.

c) Meningkatkan kredibilitas dan kepuasan, baik di dalam organisasi, bagi pelanggan dan

para stakeholder lainnya.

d) Menghormati dan tidak bersengketa dengan peraturan yang berlaku, kesepakatan dan

konvensi internasional serta standar ISO.

e) Tidak digunakan untuk mengurangi peran atau otoritas pemerintah dalam konteks

tanggung jawab sosial organisasi.

f) Membentuk persamaan persepsi menyangkut pengertian dari tanggung jawab sosial.

g) Memperluas kesadaran akan tanggung jawab sosial.

h) Biaya-biaya yang dapat mengurangi pajak (tax deductible) adalah biaya promosi, biaya

beasiswa, magang, dan pelatihan, biaya kupon makanan dan minuman bagi pegawai

kriteria dan daerah tertentu, beban pengolahan limbah, cadangan biaya reklamasi untuk

usaha pertambangan, cadangan biaya penanaman kembali untuk usaha kehutanan, dan

cadangan biaya penutupan dan pemeliharaan tempat pembuangan limbah industri

untuk usaha pengolahan limbah industri.

Regulasi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (TJSL)/CSR di antaranya juga

berhubungan dengan pemberdayaan UMKM. Adapun regulasi tentang pelaksanaan

TJSL/CSR yang berkaitan dengan pemberdayaan UMKM adalah sebagai berikut

(Siswoyo, dkk., 2010).

1) Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1232/KMK.013/1989 tanggal 11 Nopember

1989 tentang Pedoman Pembinaan Pengusaha Ekonomi Lemah dan Koperasi

melalui Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Dana pembinaan disediakan dari

penyisihan sebagian laba BUMN sebesar 1%-5% (dari laba setelah pajak). Nama

program saat itu lebih dikenal dengan Program Pegelkop.

2) Pada Tahun 1994, nama program Pegelkop diubah menjadi Pembinaan Usaha

Kecil dan Koperasi (Program PUKK) berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan

Nomor 316/KMK.016/1994 tanggal 27 Juni 1994 tentang Pedoman Pembinaan

Usaha Kecil dan Koperasi melalui pemanfaatan dana dari Bagian Laba BUMN.

3) Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1998 tentang Pembinaan dan

Pengembangan Usaha Kecil. Penjelasan Pasal 16, lembaga pembiayaan

menyediakan dukungan modal untuk pembinaan dan pengembangan usaha kecil

Page 11: Implementasi corporate social responsibility csr urgensi dan ...

Prof. Dr. H. Bambang Banu Siswoyo, M.M, Pidato Pengukuhan Guru Besar Bidang Ilmu

Manajemen pada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang Disampaikan pada Sidang Terbuka

Senat Universitas Negeri Malang, Rabu, 7 November 2012

antara lain meliputi sekema modal awal, modal bergulir, kredit usaha kecil, kredit

program dan kredit modal kerja usaha kecil, kredit kemitraan, modal ventura, dana

dari bagian laba Badan Usaha Milik Negara (BUMN), anjak piutang dan kredit

lainnya. Sebagai tindak lanjut dari PP No. 32 Tahun 1998 ini dikeluarkanlah

Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan BUMN/Kepala Badan Pembina BUMN

No.Kep-216/M-PBUMN/1999 tanggal 28 September 1999 tentang Program

Kemitraan dan Bina Lingkungan BUMN.

4) Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang BUMN.Pasal 2, … salah satu

tujuan pendirian BUMN adalah turut aktif memberikan bimbingan dan bantuan

kepada pengusaha golongan ekonomi lemah, koperasi, dan masyarakat. Pasal 88

ayat (1). ...BUMN dapat menyisihkan sebagian laba bersihnya untuk keperluan

pembinaan usaha kecil/koperasi serta pembinaan masyarakat sekitar BUMN.

Sebagai tindak lanjut UU No. 19 Tahun 2003 ini dikeluarkanlah Keputusan

Menteri BUMN Nomor Kep-236/MBU/2003 tanggal 17 Juni 2003 tentang

Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan.

5) UU No. 40 Tahun 2007 tanggal 16 Agustus 2007 Tentang Perseroan Terbatas,

yang sebelumnya didahului oleh Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang

Penanaman Modal, dan Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor Per-

05/MBU/2007 tanggal 27 April 2007 tentang Program Kemitraan BUMN dengan

Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan. UU No. 25 Tahun 2007 menggunakan

istilah “Tanggungjawab Sosial Perusahaan” sebagai terjemahan corporate social

responsibility.

6) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan

Menengah.Pasal 21, … Badan Usaha Milik Negara dapat menyediakan

pembiayaan dari penyisihan bagian laba tahunan yang dialokasikan kepada Usaha

Mikro dan Kecil dalam bentuk pemberian pinjaman, penjaminan, hibah, dan

pembiayaan lainnya. PKBL merupakan Program Pembinaan Usaha Kecil dan

pemberdayaan kondisi lingkungan oleh BUMN melalui pemanfaatan dana dari

bagian laba BUMN. Jumlah penyisihan laba untuk pendanaan program maksimal

sebesar 2% (dua persen) dari laba bersih untuk Program Kemitraan dan maksimal

2% (dua persen) dari laba bersih untuk Program Bina Lingkungan.

Berdasarkan peraturan perundangan yang terkait dengan CSR tersebut, terdapat

beberapa catatan penting yang perlu dipahami, yaitu sebagai berikut.

1. Regulasi yang telah dikeluarkan oleh Pemerintah terkait CSR tersebut di atas pada

dasarnya mengarahkan perusahaan agar dalam melaksanakan kegiatan usahanya

tidak hanya berorientasi pada tanggung jawab ekonomi (profit) saja, melainkan

juga legal, moral dan etis. Pemaknaan kegiatan CSR harusnya tidak sekedar

sebagai “perlakuan” tertentu pada inside stakeholders (karyawan), atau outside

stakeholders yang terdiri dari pelanggan, pemasok, pemerintah, dan kelompok

masyarakat setempat atau yang lebih luas. CSR/TJSL seyogyanya dimaknai yang

lebih “luas”, yaitu kegiatan perusahaan yang dibuat dalam rencana jangka panjang

dan juga memiliki efek jangka panjang (sustainability development) sehingga dapat

Page 12: Implementasi corporate social responsibility csr urgensi dan ...

Prof. Dr. H. Bambang Banu Siswoyo, M.M, Pidato Pengukuhan Guru Besar Bidang Ilmu

Manajemen pada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang Disampaikan pada Sidang Terbuka

Senat Universitas Negeri Malang, Rabu, 7 November 2012

meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat bagi komunitas

setempat maupun masyarakat pada umumnya.

2. Penggunaan istilah yang berbeda didapati dalam UU No. 25 tahun 2007 tentang

Penanaman Modal dan Perda Provinsi Jawa Timur Nomor 4 Tahun 2011 yang

menggunakan istilah “Tanggung Jawab Sosial Perusahaan” (TSP); dan UU No. 40

Tahun 2007 tentang Perseoran Terbatas yang menggunakan istilah “Tanggung

Jawab Sosial dan Lingkungan Perusahaan” (TJSL)/CSR. Perbedaan ini berlanjut

dengan penggunaan istilah CSR yang mengacu pada UU No. 25 / 2007, dan

Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) yang mengacu pada UU No 40

Tahun 2007. Istilah CSR dan PKBL belakangan ini cenderung disamakan, padahal

sebenarnya berbeda. Program Kemitraan (PK) terkait dengan hubungan kemitraan

antara usaha maju dengan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang

berorientasi pada pengembangan usaha di antara yang bermitra. Bina lingkungan

pada dasarnya sama dengan CSR. Perbedaan PK dan BL ini juga dikuatkan oleh

UU Nomor 20 Tahun 2008 Tentang UMKM. UU ini mewajibkan BUMN

menyisihkan laba bersihnya sebesar 2% untuk Program Kemitraan dan 2% untuk

Bina Lingkungan. Penggunaan istilah yang berbeda ini mengakibatkan kerancuan

dalam mengukur pelaksanaan CSR di Indonesia.

3. Terkait masalah sanksi, yang diatur dalam Pasal 34 UU Nomor 25 Tahun 2007

Tentang Penanaman Modal, meliputi sanksi administratif maupun sanksi lainnya

yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Sedangkan dalam

UU No 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas, sanksi bagi perusahaan yang

tidak melakukan tanggung jawab sosial dan lingkungan tidak diatur secara spesifik

melainkan ‘diserahkan’ pada ketentuan peraturan perundang-undangan yang

berlaku atau yang terkait sebagaimana dijelaskan pasal 74 (3) UU No 40 Tahun

2007. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sanksi sebagaimana diatur dalam

UU Penanaman Modal bagi perusahaan yang tidak melakukan tanggung jawab

sosial dapat pula diberlakukan bagi perusahaan-perusahaan yang tidak melakukan

tanggung jawab sosial dan lingkungan --sebagaimana diatur dalam UU Perseroan

Terbatas--, sepanjang kriteria perusahaan yang dimaksud adalah sesuai dengan

pengaturan dalam UU Penanaman Modal (Kalangit, 2009). Namun sampai saat ini

sanksi dimaksud di atas belum diatur secara khusus sehingga pelanggarnya tidak

dikenai sanksi sebagaimana mestinya.

4. Perusahaan yang diwajibkan melakukan TJSL adalah perusahaan yang

“menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya

alam”. Jika merujuk penjelasan pasal 74 (1), disebutkan bahwa yang dimaksud

dengan perusahaan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang sumber daya

alam adalah yang usahanya adalah memanfaatkan dan mengelola sumber daya

alam. Dengan demikian seluruh sektor industri tanpa terkecuali harus

melaksanakan CSR dan untuk BUMN harus melakukan PKBL, karena dampak

langsung maupun tidak langsung dari aktivitas perusahaan terhadap keberadaan

sumber daya alam (Siswoyo, 2009).

Page 13: Implementasi corporate social responsibility csr urgensi dan ...

Prof. Dr. H. Bambang Banu Siswoyo, M.M, Pidato Pengukuhan Guru Besar Bidang Ilmu

Manajemen pada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang Disampaikan pada Sidang Terbuka

Senat Universitas Negeri Malang, Rabu, 7 November 2012

Hubungan Implementasi CSR dengan Nilai Perusahaan

Bapak Rektor dan hadirin yang saya hormati,

Tujuan perusahaan yang semula hanya untuk kepentingan stockholders, bondholders

dan profit oriented sekarang sudah beralih menuju perusahaan yang lebih memperhatikan

lingkungan dan sosial. CSR bukan hanya suatu bentuk philanthropy atau charity yang

bersifat sementara untuk meningkatkan image perusahaan, namun bentuk pemberdayaan

masyarakat dan bina lingkungan yang berkelanjutan. Hackston dan Milne (1996)

menyatakan bahwa perusahaan yang berorientasi pada konsumen diperkirakan akan

meningkatkan image perusahaan dan mempengaruhi penjualan (Restuningdiah, 2007:192).

Hal ini sejalan dengan Global CSR Survey di 10 negara dimana mayoritas konsumen

(72%) mengatakan sudah membeli produk dari suatu perusahaan serta merekomendasikan

kepada yang lainnya sebagai respon terhadap perusahaan yang melakukan CSR. Sebanyak

61% dari mereka sudah memboikot produk dari perusahaan yang tidak melaksanakan CSR

(Asy’ari, 2009). CSR menjadi faktor yang diperhitungkan dalam pasar modal sehingga

investor memiliki sudut pandang baru ketika ingin berinvestasi (McWilliams & Siegel,

2001).

Pasal 66 UU No 40 Tahun 2007 mewajibkan perusahaan untuk memasukkan

Laporan TJSL dalam Laporan Tahunan untuk disampaikan pada Rapat Umum Pemegang

Saham (RUPS). Laporan TJSL ini dimaksudkan untuk memperoleh dukungan pemegang

saham dan dipublikasikan lebih lanjut untuk mengambil simpati investor lain yang

apresiasi terhadap isu CSR. Perusahaan juga dapat menyajikan laporan tambahan seperti

laporan mengenai lingkungan hidup dan laporan nilai tambah (PSAK no 1 tahun 2009),

dengan tujuan meningkatnya harga saham perusahaan (value of firm). Kedua hal di atas

mengindikasikan betapa penting peran pelaksanaan CSR terhadap peningkatan nilai

perusahaan.

Beberapa kajian empiris yang mendukung bahwa implentasi CSR mempunyai

dampak terhadap kinerja ekonomi perusahaan adalah sebagai berikut.

1. Arista (2011:112) menunjukan bahwa pengaruh CSR terhadap Return on Assets

(ROA) dengan memasukkan variabel kontrol (size dan leverage) menunjukkan

hubungan yang positif signifikan yang mengindikasikan bahwa perusahaan melakukan

tanggungjawab sosial akan meningkatkan profitabilitas perusahaan dengan variable

control size dan leverage perusahaan.

2. Mahoney & Robert (2003) memberikan bukti empiris hubungan yang positif dan

signifikan antara kinerja sosial dan lingkungan perusahaan dengan kinerja keuangan

(Return on Equity/ROE dan Return on Assets/ROA).

3. Restuningdiah (2010) yang menunjukkan bahwa kinerja lingkungan berpengaruh

terhadap CSR disclosure, dan CSR disclosure berpengaruh terhadap Return on Assets

(ROA). Hal ini menunjukkan bahwa semakin baik kinerja lingkungan perusahaan,

maka akan semakin luas pengungkapan CSR dalam laporan tahunannya, dan hal ini

mempengaruhi ROA. Perusahaan yang mampu menciptakan lingkungan yang baik

(green) dan mengungkapkannya dalam CSR disclosure maka akan memberikan “good

Page 14: Implementasi corporate social responsibility csr urgensi dan ...

Prof. Dr. H. Bambang Banu Siswoyo, M.M, Pidato Pengukuhan Guru Besar Bidang Ilmu

Manajemen pada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang Disampaikan pada Sidang Terbuka

Senat Universitas Negeri Malang, Rabu, 7 November 2012

news” bagi masyarakat, yang diharapkan dapat menjadi sarana pencitraan yang baik

sehingga meningkatkan penjualan yang berdampak pula pada profitabilitas

perusahaan. Penelitian Zuhroh & Sukmawati dalam Restuningdiah (2011) menyatakan

bahwa pada perusahaan-perusahaan high profile membuktikan bahwa pengungkapan

sosial dalam laporan tahunan perusahaan berpengaruh terhadap volume perdagangan

saham bagi perusahaan yang masuk kategori high profile.

4. Penelitian Suratno, et.al (2006), meskipun penelitian ini tidak secara langsung

meneliti tentang korelasi dari pengungkapan environmental terhadap kinerja ekonomi

perusahaan, namun hasilnya menunjukkan bahwa environmental performance

berpengaruh secara positif terhadap economic performance.

5. Fauzi, et. al (2007) merupakan peneliti yang mengembangkan model slack resource

theory dan good manajement theory dalam meneliti hubungan Corporate Social

Performance (CSP) dan Corporate Financial Performance (CFP) yang diproksikan

ROE dan ROA. Hasil studi tidak menunjukkan hubungan yang signifikan. Analisis

lebih jauh dengan menggunakan slack resource theory menunjukkan size perusahaan

mempengaruhi hubungan CSP dan CFP.

6. Hasil penelitian Kartika, et.al (2010) mengindikasikan bahwa (1) isu mengenai CSR

merupakan hal yang relatif baru di Indonesia dan kebanyakan investor memiliki

persepsi yang rendah terhadap hal tersebut, (2) kualitas pengungkapan CSR tidak

mudah untuk diukur; umumnya perusahaan melakukan pengungkapan CSR hanya

sebagai bagian dari iklan dan menghindari untuk memberikan informasi yang relevan,

(3) CSR environment dan CSR community direspon positif oleh investor, (4) CSR

employment di respon negatif oleh investor karena pembelanjaan perusahaan dianggap

mengakibatkan merusak nilai pemegang saham.

Pengungkapan informasi CSR dalam laporan tahunan merupakan cara yang

dianggap penting oleh perusahaan guna menjaga, mempertahankan dan melegitimasi

kontribusi perusahaan dari sisi ekonomi dan politis (Guthrie & Parker, 1990).

Pengungkapan CSR perusahaan dimaksudkan untuk meningkatkan citra perusahaan dan

ingin dilihat sebagai warga negara yang bertanggung jawab (Ahmad, et.al. 2003), dan

perusahaan akan mengungkapkan informasi tertentu jika ada aturan yang

menghendakinya (Anggraini, 2006). Oleh karena itu, praktik pengungkapan CSR ini bisa

berbeda antar negara dan antar waktu, yang disebabkan adanya perbedaan pandangan

tentang penting tidaknya isu-isu bagi suatu negara (Yusoff dan Lehman, 2003; Gray, et.al.

1995; Williams,1999). Melalui pengungkapan CSR oleh perusahaan, diharapkan investor

lebih menyadari pentingnya isu CSR di masa depan baik secara menyeluruh maupun

berdasarkan pada parameternya, sehingga perusahaan mau melakukan aktivitas CSR

secara nyata dengan memaksimalkan dampak positif dan meminimalkan dampak negatif

dari suatu kegiatan bisnisnya (Kartika, et.al, 2010).

Page 15: Implementasi corporate social responsibility csr urgensi dan ...

Prof. Dr. H. Bambang Banu Siswoyo, M.M, Pidato Pengukuhan Guru Besar Bidang Ilmu

Manajemen pada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang Disampaikan pada Sidang Terbuka

Senat Universitas Negeri Malang, Rabu, 7 November 2012

Regulasi CSR dalam Perpajakan

Bapak Rektor dan hadirin yang saya hormati,

Perusahaan yang menerapkan CSR dapat memiliki keuntungan berupa insentif

pajak. Di Eropa dan AS, telah dibuat suatu terobosan dengan memberlakukan insentif

pajak bagi perusahaan-perusahaan yang memposisikan diri mereka sebagai corporate

citizenship dengan harapan perusahaan yang mendapat insentif pajak tersebut akan lebih

giat lagi dalam berproduksi dan giat melaksanakan CSR (Kartini, 2009: 98).

CSR merupakan kegiatan pertanggungjawaban sosial yang diwajibkan bagi

perusahaan sesuai Pasal 74 UU No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas, dan Pasal

15 huruf (b) UU No. 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal. Tetapi saat ini

pemerintah memberi kemudahan kepada perusahaan yang menerapkan CSR, yakni

Direktorat Jenderal Pajak menegaskan bahwa dana yang dikeluarkan untuk kegiatan CSR -

- berupa sumbangan atau pembangunan infrastruktur sosial -- diakui sebagai biaya yang

dapat mengurangi penghasilan bruto dalam penentuan Penghasilan Kena Pajak (tax

deductible). Dana untuk membiayai kegiatan-kegiatan CSR dapat dikurangkan dari

penghasilan bruto dengan persentase dan syarat tertentu. Kegiatan CSR bisa menjadi tax

deductible berdasarkan ketentuan UU No. 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan

(PPh).

Pasal 6 ayat (1) huruf f dan g Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang

Pajak Penghasilan (UU PPh) telah menetapkan bahwa besarnya Penghasilan Kena Pajak

(PKP) bagi Wajib Pajak dalam negeri dan bentuk usaha tetap, ditentukan berdasarkan

penghasilan bruto dikurangi biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara

penghasilan, termasuk (f) biaya penelitian dan pengembangan perusahaan yang dilakukan

di Indonesia dan (g) biaya beasiswa, magang, dan pelatihan. Selain itu, dalam Pasal 6 ayat

(1) huruf i, j, k, l dan m, menyebutkan bahwa kelima jenis sumbangan yang diatur dalam

ayat ini ketentuannya harus diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah. Untuk itu,

melalui Peraturan Pemerintah Nomor 93 Tahun 2010 tanggal 30 Desember 2010

ditetapkan ketentuan mengenai jenis sumbangan yang dapat dikurangkan sebagai

pengurang penghasilan bruto untuk menghitung besarnya PPh terutang. Ketentuan lebih

lanjut mengenai Peraturan Pemerintah Nomor 93 Tahun 2010 ini adalah sebagai berikut.

a. Sumbangan dan/atau Biaya yang Dapat Dikurangkan

Sumbangan dan/atau biaya yang dapat dikurangkan sampai jumlah tertentu dari

penghasilan bruto dalam rangka penghitungan penghasilan kena pajak (PKP) bagi Wajib

Pajak terdiri atas 5 jenis berikut.

1. Sumbangan dalam rangka penanggulangan bencana nasional, yang merupakan

sumbangan untuk korban bencana nasional yang disampaikan secara langsung

melalui badan penanggulangan bencana, atau disampaikan secara tidak langsung

melalui lembaga atau pihak yang telah mendapat izin dari instansi/lembaga yang

berwenang untuk pengumpulan dana penanggulangan bencana;

Page 16: Implementasi corporate social responsibility csr urgensi dan ...

Prof. Dr. H. Bambang Banu Siswoyo, M.M, Pidato Pengukuhan Guru Besar Bidang Ilmu

Manajemen pada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang Disampaikan pada Sidang Terbuka

Senat Universitas Negeri Malang, Rabu, 7 November 2012

2. Sumbangan dalam rangka penelitian dan pengembangan, yang dilakukan di

wilayah Republik Indonesia yang disampaikan melalui lembaga penelitian dan

pengembangan;

3. Sumbangan fasilitas pendidikan, yang merupakan sumbangan berupa fasilitas

pendidikan yang disampaikan melalui lembaga pendidikan;

4. Sumbangan dalam rangka pembinaan olahraga, yang merupakan sumbangan untuk

membina, mengembangkan dan mengoordinasikan suatu atau gabungan organisasi

cabang/jenis olahraga prestasi yang disampaikan melalui lembaga pembinaan

olahraga; dan

5. Biaya pembangunan infrastruktur sosial yaitu biaya yang dikeluarkan untuk

keperluan membangun sarana dan prasarana untuk kepentingan umum dan bersifat

nirlaba.

Kelima jenis sumbangan di atas dapat dikurangkan dari penghasilan bruto dengan

syarat sebagai berikut.

a) Wajib Pajak mempunyai penghasilan neto fiskal berdasarkan SPT Tahunan PPh tahun

pajak sebelumnya;

b) Pemberian sumbangan dan/atau biaya tidak menyebabkan rugi pada Tahun Pajak

sumbangan diberikan;

c) Didukung oleh bukti yang sah; dan

d) Lembaga yang menerima sumbangan dan/atau biaya memiliki NPWP, kecuali badan

yang dikecualikan sebagai subjek pajak sebagaimana diatur dalam UU PPh. Contoh:

PT. Citra Malang pada tahun 2009 mempunyai penghasilan neto fiskal sebesar Rp

1.000.000.000,-. Pada tahun 2010 Wajib Pajak memberikan sumbangan dalam rangka

pembinaan olahraga melalui lembaga pembinaan olahraga sebesar Rp 40.000.000,-.

Pada tahun 2010 Wajib Pajak mempunyai penghasilan neto fiskal sebesar Rp

30.000.000,-. Wajib Pajak tidak boleh mengurangkan sumbangan tersebut dari

penghasilan bruto tahun 2010 karena akan menyebabkan rugi sebesar Rp 10.000.000,-.

b. Besarnya Biaya/Nilai Sumbangan yang Dapat Dikurangkan

Besarnya nilai sumbangan dan/atau biaya pembangunan infrastruktur sosial yang

dapat dikurangkan dari penghasilan bruto untuk 1 (satu) tahun dibatasi tidak melebihi

5% (lima persen) dari penghasilan neto Fiskal Tahun Pajak sebelumnya. Contoh:

Penghasilan neto fiskal Wajib Pajak adalah Rp 60.000.000.000,- maka jumlah

sumbangan yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto yaitu maksimal 5 % (lima

persen) atau sebesar Rp 3.000.000.000,-. Apabila Wajib Pajak memberikan sumbangan

sebesar Rp 5.000.000.000,-, maka yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto

hanya sebesar Rp 3.000.000.000,-.

c. Sumbangan kepada Pihak yang Memiliki Hubungan Istimewa

Page 17: Implementasi corporate social responsibility csr urgensi dan ...

Prof. Dr. H. Bambang Banu Siswoyo, M.M, Pidato Pengukuhan Guru Besar Bidang Ilmu

Manajemen pada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang Disampaikan pada Sidang Terbuka

Senat Universitas Negeri Malang, Rabu, 7 November 2012

Sumbangan dan/atau biaya yang telah disebutkan di atas, tidak dapat dikurangkan

dari penghasilan bruto bagi pihak pemberi apabila sumbangan dan/atau biaya tersebut

diberikan kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa.

d. Bentuk Sumbangan yang Dapat Dikurangkan

Sumbangan sebagaimana dimaksud di atas (sumbangan penanggulangan bencana

nasional, sumbangan dalam rangka penelitian dan pengembangan, sumbangan fasilitas

pendidikan, sumbangan pembinaan olahraga) dapat diberikan dalam bentuk uang

dan/atau barang. Sedangkan untuk biaya pembangunan infrastruktur sosial yang dapat

dikurangkan dari penghasilan bruto hanya dapat diberikan dalam bentuk sarana

dan/atau prasarana.

e. Penentuan Besarnya Nilai Sumbangan

Nilai sumbangan dalam bentuk barang ditentukan berdasarkan:

1. nilai perolehan, apabila barang yang disumbangkan belum disusutkan;

2. nilai buku fiskal, apabila barang yang disumbangkan telah disusutkan;

3. harga pokok penjualan, apabila barang yang disumbangkan merupakan barang

produksi sendiri.

Nilai biaya pembangunan infrastruktur sosial ditentukan berdasarkan jumlah yang

sesungguhnya dikeluarkan untuk membangun sarana dan/atau prasarana.

f. Kewajiban bagi Pemberi Sumbangan

Sumbangan dan/atau biaya yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto ini

wajib dicatat sesuai dengan peruntukannya oleh pemberi sumbangan.

g. Ketentuan bagi Pihak Penyalur atau Penerima Sumbangan

1. Sumbangan dalam rangka penanggulangan bencana nasional:

a) Badan penanggulangan bencana dan lembaga atau pihak yang menerima

sumbangan sehubungan dengan sumbangan dalam rangka penanggulangan

bencana nasional harus menyampaikan laporan penerimaan dan penyaluran

sumbangan kepada Direktur Jenderal Pajak untuk setiap triwulan.

b) Lembaga penerima sumbangan dan/atau biaya yang mempunyai NPWP

melaporkan sumbangan dan/atau biaya sebagai lampiran laporan keuangan

pada SPT Tahunan PPh Tahun Pajak diterimanya sumbangan.

2. Lembaga penerima sumbangan dan/atau biaya sehubungan dengan sumbangan

dalam rangka penelitian dan pengembangan, sumbangan fasilitas pendidikan,

sumbangan dalam rangka pembinaan olahraga, dan biaya pembangunan

infrastruktur sosial wajib menyampaikan laporan penerimaan sumbangan kepada

Direktur Jenderal Pajak paling lambat pada akhir Tahun Pajak diterimanya

sumbangan dan/atau biaya.

h. Saat Berlakunya Ketentuan ini

Page 18: Implementasi corporate social responsibility csr urgensi dan ...

Prof. Dr. H. Bambang Banu Siswoyo, M.M, Pidato Pengukuhan Guru Besar Bidang Ilmu

Manajemen pada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang Disampaikan pada Sidang Terbuka

Senat Universitas Negeri Malang, Rabu, 7 November 2012

Peraturan tentang ketentuan ini dimulai Tahun Pajak 2010. Ketentuan lebih lanjut

mengenai tata cara pencatatan dan pelaporannya akan diatur dengan Peraturan Menteri

Keuangan.

Regulasi CSR dalam bidang perpajakan di atas menempatkan perusahaan sebagai

institusi yang telah dilindungi dalam kegiatan usahanya, telah memanfaatkan infra struktur

di masyarakat (public goods), dan mempunyai andil dalam kerusakan lingkungan. Untuk

itu, sudah selayaknya jika perusahaan ikut mengambil bagian dalam masalah sosial dan

kerusakan lingkungan di wilayahnya. Artinya, CSR seharusnya diberlakukan pada seluruh

sektor industri tanpa terkecuali, karena dampak langsung maupun tidak langsung dari

aktivitas perusahaan terhadap keberadaan sumber daya alam. Selain itu, pemerintah telah

melakukan dorongan dengan memperhitungkan CSR sebagai biaya yang akan mengurangi

Pajak Badan (PPh 25) perusahaan yang melaksanakan CSR. Melalui peraturan perpajakan

ini penerimaan pajak oleh Pemerintah berkurang, dengan harapan perusahaan memberikan

kompensasinya dalam bentuk pengoptimalan CSR, tidak saja bersifat derma

(philanthropy/charity) tapi juga untuk pemberdayaan usaha mikro, kecil dan menengah

(UMKM). Dengan demikian, akuntabilitas dan keterbukaan penyelenggaraan CSR oleh

perusahaan merupakan suatu keniscayaan.

Pola CSR di Indonesia

Bapak Rektor dan hadirin yang saya hormati,

Sebelum diterapkannya UU Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas

Pasal 74, penerapan CSR dipersepsi voluntary dan hanya “sekedar” menampilkan sikap

baik (do good, to look good). Padahal hakikat keberadaan CSR tidak hanya bersifat sesaat,

namun berkesinambungan dan untuk kepentingan perusahaan dalam jangka panjang.

Setelah diterapkan UU Nomor 40 tahun 2007, menyadarkan semua pihak (stakeholders)

bahwa penyelenggaraan CSR mencerminankan implementasi dari prinsip Good

Coorporate Governance (GCG) yang menerapkan prinsip keterbukaan, transparansi,

akuntanbilitas, kewajaran dan pertanggungjawaban dalam suatu perusahaan. Adapun pola

penyelenggaraan CSR yang diterapkan oleh di perusahaan-perusahaan Indonesia saat ini

dibedakan menjadi 4 (empat) macam pola berikut (Susiloadi, 2008; Siswoyo, et. al, 2010,

Dharmawan, et. al, 2011).

1. Perusahaan menjalankan program CSR secara langsung dengan menyelenggarakan

sendiri kegiatan sosial ke masyarakat tanpa perantara. Untuk menjalankan tugas ini,

perusahaan bisa menugaskan salah satu pejabat seniornya, seperti corporate secretary

atau public affair manager atau menjadi bagian tugas divisi human resources

development atau public relations.

2. CSR bisa dilakukan oleh yayasan atau organisasi sosial milik perusahaan atau

groupnya. Perusahaan mendirikan yayasan atau organisasi sosial sendiri di bawah

perusahaan atau grupnya yang dibentuk secara terpisah dari organisasi induk

perusahaan namun tetap harus bertanggung jawab ke CEO atau dewan direksi. Model

Page 19: Implementasi corporate social responsibility csr urgensi dan ...

Prof. Dr. H. Bambang Banu Siswoyo, M.M, Pidato Pengukuhan Guru Besar Bidang Ilmu

Manajemen pada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang Disampaikan pada Sidang Terbuka

Senat Universitas Negeri Malang, Rabu, 7 November 2012

ini merupakan adopsi yang lazim dilakukan di negara maju. Disini perusahaan

menyediakan dana awal, dana rutin atau dana pribadi yang dapat digunakan untuk

operasional yayasan.

3. Sebagian besar perusahaan di Indonesia menjalankan CSR melalui kerjasama atau

bermitra dengan pihak lain. Perusahaan menyelenggarakan CSR melalui kerjasama

dengan instrasi pemerintah, perguruan tinggi, LSM, atau lembaga konsultan baik

dalam mengelola dana maupun dalam melaksanakan kegiatan sosial. Contoh,

perusahaan yang telah melakukan pola ini adalah PT. Unilever, dan PT. Pertamina.

4. Beberapa perusahaan bergabung dalam konsorsium untuk bersama-sama menjalankan

CSR. Perusahaan turut mendirikan, menjadi anggota atau mendukung suatu lembaga

sosial yang didirikan untuk tujuan sosial tertentu. Pihak konsorsium yang dipercaya

oleh perusahaan-perusahaan yang mendukungnya akan secara proaktif mencari

kerjasama dari berbagai kalangan dan kemudian mengembangkan program yang

disepakati.

Dalam upaya menjamin agar pelaksanaan CSR dapat berjalan secara

berkesinambungan dan berkontribusi dalam pembangunan ekonomi, maka dirasakan

masih perlu adanya model CSR yang efektif untuk mencapai tujuan yang diharapkan,

adanya pengaturan SDM dan institusi yang terlibat untuk melaksanakan CSR dengan

benar, adanya peraturan dan kode etik yang jelas, dan adanya dukungan sektor publik agar

pelaksanaan CSR oleh perusahaan berjalan dengan baik (Susiloadi 2008:129). Pelibatan

peran perguruan tinggi dalam proses sosialisasi, konsep dan implementasinya diperlukan

mengingat perguruan tinggi sebagai agen perubahan dalam masyarakat (Susiloadi, 2008;

Siswoyo, et. al: 2010; Dharmawan, et. al: 2011; Siregar 2007: 286).

Pelaksanaan CSR di Jawa Timur

Bapak Rektor dan hadirin yang saya hormati,

Istilah CSR sering disamakan dengan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan

(PKBL) . Bina Lingkungan memang sama dengan CSR, namun Program Kemitraan (PK)

lebih dikaitkan dengan kerjasama antara perusahaan dengan binaannya dari UMKM.

Kerjasama ini umumnya dilatari adanya rasa saling membutuhkan antara usaha maju atau

besar dengan mitranya. Berdasarkan hasil survey (Siswoyo, et. al, 2009), kerjasama

dimaksud juga dilatari adanya kepedulian (altruis) dari perusahaan maju atau besar

terhadap pemberdayaan UMKM, sehingga istilah CSR-PKBL digunakan untuk

mengungkapkan CSR. Pengungkapan data CSR-PKBL juga terdapat dalam pelaporan

CSR di lingkungan Pemprov Jawa Timur.

Pelaksanaan CSR di Provinsi Jawa Timur saat ini relatif berjalan dengan baik, dan

CSR telah terbukti memberikan kontribusi nyata bagi pelaksanaan pembangunan di

wilayah Jatim. Pelaksanaan kegiatan CSR-PKBL Provinsi Jawa Timur selama tahun 2010

mencapai nilai Rp. 2.539.687.965.550,- yang terdiri: 1) Program Kemitraan (PK) sebesar

Rp.1.523.704.457.000,- dan CSR sebesar Rp 1.015.982.708.550,- (Siswoyo, et. al, 2010).

Pola penyelenggaraan CSR umumnya (62%) berbentuk charity, selebihnya pola

Page 20: Implementasi corporate social responsibility csr urgensi dan ...

Prof. Dr. H. Bambang Banu Siswoyo, M.M, Pidato Pengukuhan Guru Besar Bidang Ilmu

Manajemen pada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang Disampaikan pada Sidang Terbuka

Senat Universitas Negeri Malang, Rabu, 7 November 2012

penyelenggaraan CSR yang bernuansa pemberdayaan sebesar 38%. Pelaksanaan CSR

sering tidak terprogram dan tidak berkesinambungan, sehingga selain overlap juga daya

manfaat yang diterima masyarakat kurang optimal (Siswoyo, et. al, 2009). Dengan

demikian pelaksanaan CSR belum optimal dan perlu pengaturan lebih lanjut. Sebagai

tindak lanjut atas rekomendasi hasil penelitian Siswoyo, at. al (2010) dan untuk mengatasi

permasalahan di atas, telah dibentuk Sekretaris Tetap (Sektab) pelaksanaan CSR-PKBL

Provinsi Jawa Timur yang perannya merencanakan, menata, mengkoordinasi, memediasi,

memfasilitasi, melakukan Monev dan tindak lanjutnya. Pada perkembangannya, pada

tahun 2011 telah terbentuk Sektab ti tingkat kabupaten yang diharapkan akan lebih

memudahkan perusahaan pelaksana CSR-PKBL dalam berkordinasi dengan pihak sasaran

atau pihak lain yang terkait. Meskipun dalam perkembangannya peran Sektab dirasa

kurang optimal, akan tetapi dengan pola komunikasi dua arah yang telah terbangun antar

Sektap Provinsi dan Sektap Kabupaten diharapkan mampu memberikan informasi yang

efektif dalam pelaksanaan program CSR-PKBL.

Dalam rangka mengatur pelaksanaan CSR-PKBL di Provinsi Jawa Timur, telah

dikeluarkan Peraturan Gurbernur Jawa Timur No 4 tahun 2011. Pada Bab III Pasal 4 dan 5

dari Pergub ini menginstruksikan bahwa pelaksaan kegiatan CSR-PKBL harus menganut

asas keterbukaan dan akuntabilitas. Untuk mewujudkan keterbukaan dan akuntabilitas ini,

teknologi informatika menjadi pilihan solusi. Berdasarkan rekomendasi hasil penelitian

Siswoyo, at. al (2010), Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Timur melalui BAPEDDA

Provinsi Jawa Timur melakukan kerjasama dengan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri

Malang guna merancang pembuatan website sistem informasi CSR-PKBL di Jawa Timur.

Website CSR-PKBL ini memberikan semua informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan

CSR-PKBL oleh perusahaan dan memfasilitasi interaksi masyarakat sasaran dengan

perusahaan terkait pelaksanaan CSR-PKBL. Website Sistem Informasi CSR-PKBL Jawa

Timur yang dikelola oleh Bidang Pembiayaan Pembangunan Bappeda Provinsi Jawa

Timur berisi informasi-informasi: 1) Sekilas CSR, 2) Sejarah CSR, 3) Database, 4) Galeri,

5) Arsip, dan 6) Aspirasi. Website memberi fasilitasi pada perusahaan yang akan

mengunggah (upload) seluruh data kegiatannya baik itu berupa database CSR-PKBL,

dokumen-dokumen, maupun agenda perusahaan yang berkaitan dengan pelaksanaan

kegiatan CSR-PKBL. Berikut disajikan gambar alur penggunaan website CSR-PKBL di

Jawa Timur.

Page 21: Implementasi corporate social responsibility csr urgensi dan ...

Prof. Dr. H. Bambang Banu Siswoyo, M.M, Pidato Pengukuhan Guru Besar Bidang Ilmu

Manajemen pada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang Disampaikan pada Sidang Terbuka

Senat Universitas Negeri Malang, Rabu, 7 November 2012

Mengunjungi website Memilih panel data Memilih salah satu Tampilan detail

csrjatim.org base Penerima CSR Penerima CSR

Website di atas memfasilitasi pengguna (user) untuk bisa melihat siapakah

penerima dana kegiatan CSR-PKBL dari perusahaan: detail data alamat, pola CSR sampai

pada besar nominalnya. Bagi masyarakat dan pemerintah, informasi ini penting untuk

melihat sisi keterbukaan dan akuntabilitas pelaksanaan kegiatan CSR-PKBL. Bagi

perusahaan pelaksana informasi ini penting sebagai database dan evaluasi bagi

pelaksanaan CSR-PKBL perusahaannya. Fasilitasi website tersebut diharapkan

meningkatkan partisipasi semua pihak dalam bentuk memberikan berbagai informasi

terkait dengan tujuan perbaikan pelaksanaan CSR-PKBL di Jawa Timur. Kemauan

pelaksana CSR-PKBL mengunggah data kegiatannya secara periodik sangatlah

dibutuhkan. Demikian juga peran aktif masyarakat dalam menginformasikan potensi dan

keberadaannya akan memudahkan pihak perusahaan dalam memilih sasaran kegiatan

CSR-PKBL.

Pelaksanaan lebih lanjut tentang CSR-PKBL di Jawa Timur berdasarkan

pengamatan dan hasil penelitian adalah sebagai berikut.

1. Sampai saat ini masih terdapat program-program pembangunan yang penting namun

belum dapat dilaksanakan karena terkendala pendanaan. Program-program tersebut

telah diajukan dalam Musrenbang tingkat kab/kota, provinsi maupun pusat. Eksistensi

CSR-PKBL diharapkan dapat mengangkat program yang tidak terdanai tersebut

(despute data). Beberapa program dimaksud telah dibiayai dengan program CSR,

misalnya program Desa Model.

2. Dalam proses harmonisasi program terkendala oleh karakter perusahaan yang beragam.

Contoh, PTP X tidak banyak memikirkan konsumen karena produknya sudah terjual

melalui mekanisme khusus (melalui Negara) tanpa berhadapan langsung dengan

konsumen akhir. Konsentrasinya hanya pada petani tebu, bukan konsumen gula. Hal

ini berbeda dengan CSR PT Unilever, PT Semen Gresik, dan produk lain yang

mengalami persaingan yang ketat. Selain itu, juga terdapat BUMN yang mempunyai

karakter khusus seperti PT Pertamina produknya beragam dan deponya ada di berbagai

daerah, sehingga kegiatan CSR-PKBL yang dilakukannya masih terkesan

“memelihara” konsumennya. Perbedaan karakter perusahaan ini tentunya

Page 22: Implementasi corporate social responsibility csr urgensi dan ...

Prof. Dr. H. Bambang Banu Siswoyo, M.M, Pidato Pengukuhan Guru Besar Bidang Ilmu

Manajemen pada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang Disampaikan pada Sidang Terbuka

Senat Universitas Negeri Malang, Rabu, 7 November 2012

membutuhkan pengaturan CSR yang lebih detail dan melibatkan stakeholders secara

simultan agar penyelenggaraan CSR sesuai dengan filosofinya dan misinya.

3. Dalam upaya mengoptimalkan fungsi CSR sebagai biaya pembangunan di Jawa Timur

perlu dilakukan koordinasi, integrasi, simplifikasi dan sinkronisasi semua pelaku yang

terkait. Untuk itu, forum CSR-PKBL perlu diberdayakan, difasilitasi oleh pemerintah,

dan dioptimalkan fungsi dan perannya. Forum ini terdiri dari perwakilan instansi

pemerintah, perusahaan, perguruan tinggi, pengamat, dan masyarakat sasaran CSR-

PKBL. Forum ini telah dibentuk di tingkat provinsi dengan nama “Sekretariat Tetap

CSR-PKBL”, dan diprakarsai oleh Bappeda Provinsi Jawa Timur. Forum ini

diharapkan menjadi “unit fungsional” yang berperan memfasilitasi pelaksanaan CSR-

PKBL di daerah. Sebagian kabupaten/kota memang telah membentuk “Sekretariat

Tetap (Sektap) CSR-PKBL di tingkat kota/kab, namun Sektab ini belum berfungsi

secara optimal. Anggaran untuk memberdayakannya sampai saat ini menjadi kendala

utamanya. Pemerintah diharapkan dapat mengalokasikan anggaran untuk Sektap ini,

karena perusahaan tidak merasa perlu untuk mendanai Sektab tersebut dengan alasan

lembaga itu dibentuk oleh pemerintah.

4. Ketidaksamaan jadwal dalam penyusunan program di masing-masing perusahaan, dan

antara perusahaan dengan pemerintah menjadi kendala pelaksanaan CSR-PKBL.

Misalnya, Musrenbang belum dilaksanakan, namun perusahaan sudah menjadwalkan

CSRnya.

5. Dalam upaya harmonisasi program, beberapa hal yang telah dilakukan dalam

mensikapi hasil Musrenbang: yaitu membuat pola program dalam 3 pola umum, yaitu

matching program, supporting program, dan developing program. Matching program

adalah menyesuaikan program CSR perusahaan dengan program pemerintah, atau

sasaran institusi seperti sekolah, desa dan PKK. Hasil penelitian Dharmawan, et. al

(2011) dan Siswoyo, et. al (2010) menjelaskan bahwa masing-masing perusahaan telah

mengambil peran dan menentukan program-program yang akan dilaksanakan di

masing-masing daerah yang detailnya dilakukan bersama Sektab di kab/kota yang

selama ini difasilitasi oleh Bappeda dengan melibatkan SKPD terkait. Contoh,

Unilever dengan program Integrated Health Promotion Program (IHPP); Kid

Program (meliputi gelar PAUD, pembimbingan terhadap orang tua siswa dalam

melaksanakan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) sejak dini, School Program (untuk

SD), Stop AID, Desa Sehat, Pasar Sehat, Women Empowering, Program Petani

Kedelai Hitam (pemodelan awalnya dilakukan di Jawa Timur). Supporting program

adalah dukungan perusahaan terhadap pelaksanaan program-program yang telah

dilaksanakan oleh Pemerintah. Contoh, Unilever melakukan pelatihan bagi kader-kader

Posyandu, pembentukan dan fasilitasi dokter kecil dalam upaya untuk mendukung

UKS. Selain itu, PT Pertamina mendukung banyak program pendidikan di tanah air;

Petrokimia memberikan kredit lunak bagi petani dan pelatihan dalam kegiatan usaha

tani; PT Nestle memberikan tambahan gizi bagi siswa sekolah dan olahragawan; PTP

X melakukan pelatihan dan penyiapan petani muda produktif untuk tanaman tebu, dan

juga UMKM di sekitar pabrik tebu. Adapun developing programs adalah program CSR

yang bersifat pemberdayaan UMKM, contohnya Petro Kimia melakukan

Page 23: Implementasi corporate social responsibility csr urgensi dan ...

Prof. Dr. H. Bambang Banu Siswoyo, M.M, Pidato Pengukuhan Guru Besar Bidang Ilmu

Manajemen pada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang Disampaikan pada Sidang Terbuka

Senat Universitas Negeri Malang, Rabu, 7 November 2012

pengembangan di bidang pertanian lahan kering yang dipadukan dengan budi daya sapi

potong di daerah Gresik.

6. Perusahaan multi nasional juga menerapkan peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh

regulasi internasional. Contoh, PT Bentoel karena kepemilikannya saat ini melibatkan

owner luar negeri, maka tunduk pada ketentuan yang dikeluarkan oleh pemiliknya. Di

antara ketentuannya adalah tidak boleh membiayai kegiatan institusi yang bergerak di

bidang olahraga dan kesehatan. Hal ini berbeda dengan PT. Sampurna yang tidak

terikat kepemilikan asing, sehingga bebas melakukan kegiatan CSR, misalnya Daerah

Situbondo dan Bondowoso PT Sampurna memfasilitasi peralatan/kendaraan Dinas

Kesehatan.

Berdasarkan uraian di atas, dapat diamati bahwa cakupan perusahaan bervariasi

sesuai dengan karakteristik perusahaannya, maka pelaksanaan CSR antara perusahaan satu

dengan lainnya tentunya berbeda. Hal ini mempunyai andil terhadap rumitnya pengaturan

CSR khususnya di Jawa Timur.

Penutup

Bapak Rektor dan hadirin sekalian yang saya hormati,

Pada bagian penutup ini dikemukakan rangkuman dan catatan rekomendasi sebagai

berikut.

1. Pelaksanaan CSR-PKBL semestinya tidak hanya berorientasi pada tanggung jawab

ekonomi (profit) saja, melainkan juga tanggung jawab legal, moral dan etika.

Pemaknaan kegiatan CSR harusnya tidak sekedar sebagai “perlakuan” tertentu pada

inside stakeholders seperti karyawan, atau outside stakeholders yang terdiri dari

pelanggan, pemasok, pemerintah, dan kelompok masyarakat setempat atau yang lebih

luas. CSR/TJSL harus dimaknai sebagai kegiatan perusahaan yang dibuat dalam

rencana jangka panjang dan juga memiliki efek jangka panjang (sustainability

development) sehingga dapat meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang

bermanfaat bagi komunitas setempat maupun masyarakat pada umumnya.

2. Perlunya dibuat petunjuk pelaksanaan atas regulasi CSR-PKBL yang telah ada agar

dalam pelaksanaannya dan sanksi atas pengabaiannya jelas dan tidak multi tafsir, serta

berfungsi juga sebagai indikator yang nyata dalam menetapkan korporasi yang telah

melaksanakan amanat perundang-undangan mengenai CSR-PKBL dengan benar.

3. Saat ini telah terbentuk forum di tingkat provinsi Jawa Timur dengan nama

“Sekretariat Tetap (Sektap) CSR-PKBL”, yang diprakarsai oleh Bappeda Provinsi

Jawa Timur. Sebagian kecil saja kabupaten/kota yang telah membentuk “Sekretariat

Tetap (Sektap)” CSR-PKBL ini. Untuk itu, Pemerintah Provinsi Jatim perlu segera

melakukan pembentukan di kota/kab lain di Jawa Timur. Agar forum ini berfungsi

optimal dalam upaya mensukseskan CSR-PKBL di Jatim, pemerintah diharapkan dapat

memfasilitasi keberadaan Sektap ini.

Page 24: Implementasi corporate social responsibility csr urgensi dan ...

Prof. Dr. H. Bambang Banu Siswoyo, M.M, Pidato Pengukuhan Guru Besar Bidang Ilmu

Manajemen pada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang Disampaikan pada Sidang Terbuka

Senat Universitas Negeri Malang, Rabu, 7 November 2012

4. Pemerintah melalui SKPD yang terkait diharapkan bersungguh-sungguh dalam

menangani masalah akuntabilitas dan keterbukaan pelaksanaan CSR-PKBL. Media

website yang telah dimiliki oleh Pemprov Jawa Timur agar disosialisasikan dan

dioptimalkan pemanfaatannya.

5. Perlunya diberikan reward secara proporsional dan berkesinambungan bagi perusahaan

atau semua pihak yang telah melaksanakan atau berkontribusi optimal terhadap CSR-

PKBL yang sesuai dengan perundangan yang berlaku.

Bapak, Ibu, dan Saudara sekalian yang saya hormati,

Untuk mengakhiri pidato pengukuhan ini, izinkanlah saya mengungkapkan

perasaan, curahan hati, dan do’a sebagai tanda rasa terima kasih atas jasa semua guru,

dosen saya, pemimpin dan karyawan di UM; teman sejawat, keluarga, dan mahasiswa

saya.Tanpa bermaksud mengecilkan arti jasa mereka, saya mohon maaf bahwa hanya

sebagian kecil saja di antara mereka yang dapat saya sebut dalam akhir pidato pengukuhan

ini.

Capaian jabatan fungsional dan kepangkatan tertinggi saya ini tidak terlepas dari

fasilitasi semua pihak. Untuk itu, secara khusus saya sampaikan terima kasih kepada

Bapak Rektor UM Prof. Dr. H. Suparno, Wakil Rektor, Ketua Komisi Guru Besar Prof.

Dr. H. Imam Syafi’ie dan Sekretaris Pror. Dr. H. Imam Suyitno, M.Pd, Kepala BAKPIK,

Kepala BUK, Dekan dan para Wakil Dekan FE, Ketua dan Sekretaris Jurusan, Ketua

Prodi, Ketua Laboratorium FE, Kabag dan para Kasubag TU FE, dan semua sejawat serta

para karyawan FE UM yang telah banyak membantu, peduli, dan memberikan saran

masukan kepada saya.

Ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepada kolega saya dalam tim penulis

buku berikut: Buku Pengantar Koperasi dan Manajemen Koperasi Prof. Dr. J.G. Nirbito,

M.Pd yang juga telah membimbing dan mengarahkan potensi saya sejak mahasiswa; Buku

Teori Ekonomi Mikro Dr. H. Sasongko; Buku Ekonomi SMA Prof. Dr. Poerwito, MSc.

Bus. (Alm); Buku IPS Ekonomi, Prof. Drs. H. Sunaryo (Alm), Dra. Hj. Sutatmi, S.E.,

M.Pd, M.Si, Ak (Alm), sehingga buku IPS Ekonomi tersebut menjadi Buku Paket Wajib

Nasional; Buku IPS Terpadu SMP; Buku IPS SD dan buku lainnya yang tidak dapat saya

sebutkan satu persatu.

Ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepada kolega yang sering bekerjasama

dalam berbagai Tim/kegiatan di UM: Prof. Dr. H. Dawud, M.Pd, Prof. Dr. H. Hendyat

Soetopo, M.Pd, Prof. Dr. H.A. Rofi’udin, M.Pd, Dr. I Wayan Dasna, M.Si, M.Ed. Selain

itu, juga saya sampaikan terima kasih kepada kolega yang ada di: Laboratorium

Pancasila: Prof. Dr. Noorsyam, SH., Prof. Dr. H. Suko Wiyono, SH., MH., Prof. Dr.

Wajoedi, M.E., Dr. Hj. Sri Umi Mintarti W., S.E., M.P. Ak., Dr. H. Suharto, S.M., M.Pd,

Drs. Suparlan Al-Hakim, MSi., Dra. Sri Untari, MSi.; Penerbit & Percetakan UM: Drs.

H. Murdibjono, M.A., Drs. H. Sumadi, S.E., M.M., dan Dr. H. Nurhadi, M.Pd, Drs. Evi

Effendi, M.M., Sugeng Johaini S, BA., Subroto, dan staf lainnya; Fakultas Ekonomi UM:

Prof. Dr. Ery Tri Djatmiko RWW, M.A., M.Si, Dr. Mit Witjaksono, MS.Ed., Dr. Tuharjo,

S.E., M.Si, Ak., Drs. Djoko Dwi Kusumojanto, M.Si; Pasca Sarjana UM, Prof. Dr. I

Page 25: Implementasi corporate social responsibility csr urgensi dan ...

Prof. Dr. H. Bambang Banu Siswoyo, M.M, Pidato Pengukuhan Guru Besar Bidang Ilmu

Manajemen pada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang Disampaikan pada Sidang Terbuka

Senat Universitas Negeri Malang, Rabu, 7 November 2012

Nyoman Degeng, M.Pd, Prof. Dr. Danardana Murwani, M.M., Prof. Dr. Sudarmiatin,

M.Si, Dr,. Bambang Pranowo, S.E., M.Pd, Ak.; Satuan Pengawasan Internal: Dr. H.

Sutrisno, M.M., Dr. Syihabudhin, S.E., M.Si, Dr. Hj. Endang Sri Andayani, S.E., M.Si,

Ak., Sawitri Dwi Prastiti, S.E., M.Si, Ak., M.M., dan staf: Dina, Dini, Melati; Jurusan

Manajemen FE UM: Prof. Dr. Budi Eko Sutjipto, M.Ed., M.Si, Dr. Wening Patmi

Rahayu, S.Pd., MM., Drs. Mohammad Hari, M.Si, Drs. Mohammad Arief, M.Si, Dr. H.

Heri Pratikto, M.Si, M.M., Dr. H. Agung Winarno, MM , Afwan Hariri Agus Prohimin,

S.E., M.M., Drs. H. Gatot Isnaini, M.Si, I Wayan Jaman Adi Putra, M.Si, Dr. Aniek

Indrawati, S.Si., M.M., M.Si, Yuli Soesetio, S.E., M.M., Hj. Madziatul Churiyah, S.Pd.,

M.M., Subagyo, S.E., S.H., M.M., Drs. Imam Bukhori, MM., dan teman sejawat lain yang

tidak sempat saya sebut di sini; Lain Jurusan: Prof. Dr. Bambang Sugeng, S.E., M.A.,

M.M.Ak., Dr. Suparti, M.P., Dr. Suwarni, M.Si, Dr. Agung Haryono, S.E., M.P.,Ak., Dr.

Nasikh, S.E., M.P., M.Pd, Dr. H. Sugeng Hadi Utomo, M.Ec., Dr. H. Tjipto Wardoyo,

S.E., M.Pd, M.Si, Ak., Dr. Dyah Aju Wardhani, M.Si, Ak., Dr. H. Eka Ananta Sidharta,

S.E., M.M.Ak., Dr. Puji Handayani, S.E., M.M.Ak., Dr. Sunaryanto, M.Ed., Prof. Dr. H.

A. Syukur Ghazali, M.Pd, Dr. H. Gunadi Hari Sulistyo, M.Pd, Drs. Agus Dharmawan,

M.Si, Drs. Achmad Murdiono, SE., S.Pd dan sejawat lain yang tidak sempat saya sebut

dalam kesempatan ini.

Ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepada kolega yang banyak bekerjasama

dengan saya di: Panitia Sertifikasi Dosen; PPJFD di Fakultas dan Universitas; Tim BKD

UM; Tim BLU; Tim OTK, Tim Statuta, Tim Renstra; Dewan Pengawas UM; Pengurus

PPGI Jatim; Pengurus IKAPI Jatim, Pengurus Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB)

Kota Malang; Pengurus Forum Komunikasi Ulama dan Masyarakat (Forkum) kota

Malang, Yayasan Putera Harapan Asrori, dan sejawat lain yang tidak saya sebutkan dalam

kesempatan ini yang memberikan andil besar terhadap karir saya sebagai dosen.

Sebagian besar keberhasilan karir akademik saya ini tercapai berkat dukungan

penuh dari keluarga. Orang tua saya Bapak H. Suratman (Alm) dan Ibu Hj. Siyanah yang

mengukir jiwa raga saya dan menanamkan niai-nilai luhur di keluarga, mertua saya Bapak

H. Abd. Hadi (Alm) dan Ibu Hj. Maimunah (Alm) yang telah menyayangi, mendoakan

saya dan menjadi inspirasi kecerdasan spiritual saya, Isteri saya tercinta Hj. Firdausiyah

Gunung Jati yang telah setia menemani, memberi semangat, memikirkan dan mendoakan

saya sepanjang waktu, serta menemani saya diwaktu suka dan duka; Anak-anak saya Elva

Lidya Saferlin dan suaminya Aprillia Azandra, M Ryzka Firbanata, dan Elfaudya Firbasari

yang memberi spirit saya untuk mencapai karir jabatan fungsional dan kepangkatan ini;

Orang tua asuh yang juga membesarkan saya Bapak H. Alimin dan Ibu Nurjanah, Orang

tua asuh yang memperkenalkan saya tentang penanaman jiwa sosial Bapak H. Moch

Asrori dan Ibu Hj. Choiriyah; Saudara kandung saya H. Kamiek Mujianto, SH., MH.,

Pinah Rahayu, Anik Sri Hari Antini, Dra. Endang Hertatik; Saudara ipar saya Siti

Chotimah (Alm), Hj Rosida, Ellyati, Hj. Farida, HM. Fatah, Fauzan Hadi, Mad Firdaus,

Firmansyah, B.Sc, Drs. Syafiudin, Hidayat, serta saudara lainnya yang tidak bisa saya

sebutkan satu per satu.

Terakhir, saya sampaikan terima kasih pada para hadirin yang sabar mendengarkan

pidato pengukuhan saya. Terima kasih atas perhatiannya dan mohon maaf atas kekurangan

Page 26: Implementasi corporate social responsibility csr urgensi dan ...

Prof. Dr. H. Bambang Banu Siswoyo, M.M, Pidato Pengukuhan Guru Besar Bidang Ilmu

Manajemen pada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang Disampaikan pada Sidang Terbuka

Senat Universitas Negeri Malang, Rabu, 7 November 2012

dan kekhilafan saya. Saya mohon bantuan doa kepada segenap hadirin agar saya dapat

mengemban amanah dan tanggung jawab kegurubesaran ini. Semoga Allah SWT selalu

memberkahi, merahmati dan meridhoi kita semua, Amin.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Page 27: Implementasi corporate social responsibility csr urgensi dan ...

Prof. Dr. H. Bambang Banu Siswoyo, M.M, Pidato Pengukuhan Guru Besar Bidang Ilmu

Manajemen pada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang Disampaikan pada Sidang Terbuka

Senat Universitas Negeri Malang, Rabu, 7 November 2012

DAFTAR RUJUKAN

Ahmad, N., Maliah, & D. Siswantoro. 2003. Corporate social responsibility disclosure in

Malaysia: An Analysis of Annual Reports of KLSE Listed Companies, IIUM

Journal of Economics and Management Malaysia 11 (1).The International Islamic

University

Ambadar, J. 2008. CSR Dalam Praktik Di Indonesia: Wujud Kepedulian Dunia Usaha.

Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Anggraini, Fr. 2006. Pengungkapan informasi sosial dan faktor-faktor yang

mempengaruhi pengungkapan informasi sosial dalam laporan keuangan tahunan

(Studi empiris pada perusahaan-perusahaan yang terdaftar bursa efek Jakarta),

Simposium Nasional Akuntansi 9. Alexander GJ and Buchloz RA. 1978.

Aris. 2010. CSR bisa jadi pengurang pajak. (Online), (http://www.bisnis.com/articles/csr-

bisa-jadi-pengurang-pajak, diakses 18 September 2012).

Arista. 2011. Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Profitabilitas dan

Kinerja Pasar Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahan LQ45 periode 2007-

2008). Universitas Negeri Malang. Skripsi tidak diterbitkan.

Asongu, J.J. 2007. The history of Corporate Social Responsibility, Journal of Business and

Public Police, Vol 1, Number 2.

Asongu, J.J. http://www.mallenbaker.net/csr/CSRfiles/definition.html. Diakses, 15 Des 2011

Asy’ari. 2009. Implementasi Corporate Social Responsibility sebagai Modal Sosial Pada

PT Newmont. (http://eprints.undip.ac.id/pdf di akses pada tanggal 17 September

2012)

Baron, D.P. 2006. Business and its Environment. Fifth edition. Upper Saddle River, New

Jersey: Pearson-Prantice Hall.

Barnett, “Corporate Social Resposibility” http://www.referenceforbusiness.com/

management/Comp-De/Corporate-Social-Responsibility.html, diakses pada tanggal

4 Sep. 2012.

Burkett W., Brian & Douglas G., “Voluntary Regulation of International Labour

Standards: An Overview of the Corporate Social Responsibility Phenomenon”

diakses dari http://library.findlaw.com/2012/Sep/11/246322.html mengutip

"Corporate SocialResponsibility: An IOE Approach," International Organization of

Employers Position Paper, at p. 2, online: http://www.uscib.org/

docs/03_21_03_CR.pdf.

Choi, D.Y. & Grey, E.R. 2008. The Venture Development Processes of Sustainable

Entrepeneurs. Management Research News, Vol. 31 No. 8.

Dharmawan, A. et. al. 2011. Desa Model. Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat

Universitas Negeri Malang.

Page 28: Implementasi corporate social responsibility csr urgensi dan ...

Prof. Dr. H. Bambang Banu Siswoyo, M.M, Pidato Pengukuhan Guru Besar Bidang Ilmu

Manajemen pada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang Disampaikan pada Sidang Terbuka

Senat Universitas Negeri Malang, Rabu, 7 November 2012

Gunadi. 2012. Bagaimana Perlakuan Pajak atas CSR?. (Online),

(http://www.businesslawyer.lhs-lawfirm.com/2?id=Bagaimana-Perlakuan-Pajak-

atas-CSR, diakses 18 September 2012).

http://id.wikipedia.org/wiki/Tanggung_jawab_sosial_perusahaan, Diakses 10 Des 2011.

http://www6.miami.edu/ethics/pdf_files/csr_guide.pdf Diakses 10 Jan 2012

Husted, B. 2003. “Governance Choices for Corporate Social Responsibility: To

Contribute, Colaborate or Internalize?” Long Range Planning 36, no. 5 (2003),

h.481-498

Kalangit, KM. 2009. Konsep Corporate Social Responsibility, Pengaturan dan

Pelaksanaannya di Indonesia.

Kartini. 2009. Corporate Social Responsibility Transformasi Konsep Sustainability

Management dan Implementasi di Indonesia. Bandung: PT Refika Aditama.

Kartini. 2009. Corporate Social Responsibility Transformasi Konsep Sustainability

Management dan Implementasi di Indonesia. Bandung: PT Refika Aditama.

Keputusan Menteri Keuangan No.:1232/KMK.013/1989 tanggal 11 Nopember 1989

tentang Pedoman Pembinaan Pengusaha Ekonomi Lemah dan Koperasi melalui

Badan Usaha Milik Negara

Keputusan Menteri Keuangan No.:316/KMK.016/1994 tanggal 27 Juni 1994 tentang

Pedoman Pembinaan Usaha Keciln dan Koperasi melalui Pemanfaatan Dana dari

Bagian Laba Badan Usaha Milik Negara

Keputusan Menteri Negara BUMN No.: Kep-236/MBU/2003 tentang Program Kemitraan

BUMN dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan

Kotler. 1997. Marketing Management – Analysis, Planning, Implementation, and Control -

Ninth Edition, New Jersey: Prentice-Hall, Inc.

Mas’ud & Santoso.2007. Survei Peran Corporate Social Responsibility (CSR) dan

Harmonisasi Social Hubungan Indrustrial di jawa timur. BAPPENAS Jawa

Timur.

McWilliam A & Siegel D. 2001. Corporate Social Responsibility: A Theory of The Firm

Perspective. The Academy of Management Review Jan 2001; 26,1; ABI/INFORM

Global.

Marshal, R.S. & Harry, D.P. 2005. Introducing a new business course: “Global Business

and Sustainability”. International Journal of Sustainability in Higher Education,

Vol. 6 No. 2.

Pearce, J.A. & Robinson, RB. 2007. Management Strategic: Formulation, Implementation,

and Control, 10th Ed. Mc Graw-Hill Companies, Inc.

Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 4 Tahun 2011 Tentang Tanggung Jawab

Sosial Perusahaan.

Page 29: Implementasi corporate social responsibility csr urgensi dan ...

Prof. Dr. H. Bambang Banu Siswoyo, M.M, Pidato Pengukuhan Guru Besar Bidang Ilmu

Manajemen pada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang Disampaikan pada Sidang Terbuka

Senat Universitas Negeri Malang, Rabu, 7 November 2012

Peraturan Menteri Negara BUMN No.: Per-05/MBU/2007 tanggal 27 April 2007 tentang

Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan Program Binan Lingkungan

Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1998 tentang Pembinaan dan Pengembangan

Usaha Kecil

Post, E. & Lawrence, T.A & Weber. 2002. Business and Society: Corporate Strategy,

Public Policy, Ethics. 10th

Ed. McGraw Hill Companies, Inc.

Robbins, S.P & Boulter, Mary. 2003. Management. Upper Saddle River, New Jersey:

Prentice Hall.

Siswoyo, B.B. et. al. 2009. Penyusunan Strategi Kebijakan Efektivitas Pemanfaatan

Corporate Social Responsibility (CSR).Kerjasama Bappeda Provinsi Jawa Timur

dan Lembaga Penelitian Universitas Negeri Malang.

Siswoyo, B.B. et. al. 2010. Pemetaan Program Corporate Social Responsibility (CSR)-

Kemitraan Bina Lingkungan (PKBL) Di Jawa Timur. Kerjasama Bappeda

Provinsi Jawa Timur dan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang.

Siswoyo. 2004. Pemberdayaan UKM Melalui Strategi Kemitraan & Klaster Industri.

Disampaikan dalam Seminar Nasional Kemitraan Usaha Kecil Menengah di

Malang pada Tanggal 28 September 2004.

Undang-Undang No 40 Tahun 2007 mengenai Perseroan Terbatas

Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang BUMN

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal

Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan terbatas

Wartick, L., Cochran & L. Phillip. 1985. The Evolution of the Corporate Social

Performance Model. The Academy of Management Review.Vol. 10.No. 4.October.

Page 30: Implementasi corporate social responsibility csr urgensi dan ...

Prof. Dr. H. Bambang Banu Siswoyo, M.M, Pidato Pengukuhan Guru Besar Bidang Ilmu

Manajemen pada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang Disampaikan pada Sidang Terbuka

Senat Universitas Negeri Malang, Rabu, 7 November 2012

CURRICULUM VITAE

1. Nama Lengkap : Prof. Dr. H. Bambang Banu Siswoyo, M.M.

2. NIP : 195910241983031003

3. Tempat dan tgl. lahir : Malang, 24-10-1959

4. Jenis Kelamin : Laki-laki

5. Pangkat/Gol : Pembina Utama / IV-e

6. Jabatan Fungsional : Guru Besar Bidang Ilmu Manajemen

7. Perguruan Tinggi : Universitas Negeri Malang

8. Alamat Kantor : Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang

Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Malang

Jl Surabaya 6 Malang

Telp. (0341) 551312 Psw. 288, 553959

Faks. (0341) 566025

9. A l a m a t : Jl. Banten No. 5 Malang

Telp. (0341) 551479 HP. 0811363181

E-mail: [email protected]

10. Keluarga :

Istri : Hj. Firdausiyah Gunung Jati

Anak : Elfa Lidya Saferlin, S.Pd., M.Pd

: M. Ryzka Firbanata

: Elfaudia Firbasari

11. Pendidikan:

No. Tingkat Pendidikan Jurusan Tahun

Lulus Tempat

1. SD SDN - 1971 Turen, malang

2. SMP SMPN 1974 Turen, Malang

3. SLTA SMEAN Tata

Buku/Akunt

ansi

1977 Turen, Malang

4. S1 FKIS IKIP

MALANG

Pendidikan

Ekonomi

1982 Malang

5. S2 Univ. Muham

madiyah

Magister

Manajemen

1998 Malang

6. S3 Universitas Ilmu

Ekonomi,

2004 Malang

Page 31: Implementasi corporate social responsibility csr urgensi dan ...

Prof. Dr. H. Bambang Banu Siswoyo, M.M, Pidato Pengukuhan Guru Besar Bidang Ilmu

Manajemen pada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang Disampaikan pada Sidang Terbuka

Senat Universitas Negeri Malang, Rabu, 7 November 2012

Brawijaya kekhususan

Manajemen

12. Riwayat Pekerjaan

No. Pangkat dan Jabatan Gol. Ruang

Penggajian

Berlaku

terhitung mulai

tanggal

Keterangan

1. CAPEG III/a 01-03-1983 SK TGL 17-03-1983

2. PENATA MUDA/

ASISTEN AHLI MADYA III/a 01-09-1984

SK MENDIKBUD

TGL 01-09-1984

3. PENATA MUDA TK

I/ASISTEN AHLI III/b 01-04-1986

SK MENDIKBUD

TGL 20-11-1986

4. PENATA/LEKTOR

MUDA III/c 01-04-1990

SK MENDIKBUD

TGL 13-11-1990

5. PENATA TK I/LEKTOR III/d 01-04-1992 SK MENDIKBUD

TGL 22-01-1993

6. PEMBINA/LEKTOR

KEPALA MADYA IV/a 01-10-1995

SK MENDIKBUD

TGL 26-01-1996

7. PEMBINA TK I/LEKTOR

KEPALA IV/b 01-10-2000

SK PRESIDEN RI

TGL 02-11-2000

8.

PEMBINA UTAMA

MUDA/LEKTOR

KEPALA IV/c 01-04-2004

SK PRESIDEN RI

TGL 09-07-2004

9. PEMBINA UTAMA

MADYA/GURU BESAR IV/d 01-10-2006

SK PRESIDEN RI

TGL 27-12-2006

10. PEMBINA

UTAMA/GURU BESAR IV/e 01-04-2012

SK PRESIDEN RI

TGL 24-07-2012

13. Keterlibatan Sebagai Nara Sumber dan Orator Ilmiah (10 tahun terakhir)

No Nama Kegiatan Judul Makalah

1 Seminar Nasional 1. Usaha Kecil dalam Ekonomi Indonesia

2. Ekonomi Syariah dalam Tinjauan Akademis

3. Kewirausahaan dalam Tinjauan Akademik

4. Prospek & Strategi Pengembangan Usaha

Koperasi & UKM dalam Ekonomi Global

5. Pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan

Menengah

6. Peningkatan Budaya Kewirausahaan dalam

upaya Penyiapan Tenaga Kerja Mandiri di

Surabaya

Page 32: Implementasi corporate social responsibility csr urgensi dan ...

Prof. Dr. H. Bambang Banu Siswoyo, M.M, Pidato Pengukuhan Guru Besar Bidang Ilmu

Manajemen pada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang Disampaikan pada Sidang Terbuka

Senat Universitas Negeri Malang, Rabu, 7 November 2012

7. Strategi Pengembangan Usaha Kecil

8. Membangun Jiwa Kewirausahaan UMKM

9. Pola Pengembangan Lembaga Keuangan

Mikro (LKM) Berbasis Jatidiri Koperasi

10. Pembudayaan Nilai Pancasila dalam

Perspektif Pasal 33 UUD 1945

11. Peluang dan Tantangan Pengembangan Prodi

S2 Dalam Perspektif Pendidikan

Standardisasi

2 Orasi Ilmiah 1. Pada Wisuda Sarjana STIA Kertanegara

Malang: Kewirausahaan, Kemitraan dan

Pengembangan Cluster Industri sebagai

Solusi Pengembangan UKM

2. Pada Wisuda Sarjana IKIP PGRI Madiun:

Pengembangan Jiwa Usahawan di Kalangan

Tenaga Kependidikan.

3. Pada Wisuda Sarjana STKIE PGRI

DEWANTARA Jombang: Pengembangan

dan Pemberdayaan UMKM ke Arah

Percepatan Pembangunan Ekonomi.

4. Pada Wisuda Sarjana dan Dies Natalis XXX

STIEKMA Malang: Pengembangan UKM

dalam Perspektif Ekonomi Kerakyatan

5. Pada Wisuda Sarjana Sekolah Tinggi Ilmu

Tarbiyah Siman Lamongan: Pendidikan

14. Rincian Karya Ilmiah

a. Dalam Bentuk Buku

No. Judul Keterangan Buku Tahun

Penerbit (diterbitkan

untuk umum)

1. - Pengantar Koperasi - Buku 1985

- Penerbit: CV. Sinar

Wijaya, Surabaya

2. - Manajemen Koperasi - Buku 1987

- Penerbit: CV.

Mataram Muda,

Malang

3.

- Pentingnya Partisipasi

Anggota Bagi

Pengembangan Koperasi

- Buku 1990 - Dekopinda

KodyaMalang

4.

- Buku IPS Ekonomi Kls 1

s/d 3 untuk SLTP

- Buku Paket

Wajib Nasional

1995

- Penerbit: PT. Balai

Pustaka & IKIP

Malang, Jakarta

Page 33: Implementasi corporate social responsibility csr urgensi dan ...

Prof. Dr. H. Bambang Banu Siswoyo, M.M, Pidato Pengukuhan Guru Besar Bidang Ilmu

Manajemen pada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang Disampaikan pada Sidang Terbuka

Senat Universitas Negeri Malang, Rabu, 7 November 2012

5. - Buku LKS IPS SLTP (9

Judul) - Buku Suplemen 1996

- Penerbit: IKIP

Malang

6.

- Buku IPS Ekonomi Kls 1

SLTP

- Buku Paket

Wajib Nasional

1996

2002 (ed.rev.)

- Penerbit: UM Press

7.

- Buku IPS Ekonomi Kls 2

SLTP

- Buku Paket

Wajib Nasional

1996

2002 (ed.rev.)

- Penerbit: UM Press

8.

- Buku IPS Ekonomi Kls 3

SLTP

- Buku Paket

Wajib Nasional

1996

2002 (ed.rev.)

- Penerbit: UM Press

9.

- Buku Pegangan Guru

IPS Ekonomi Kls 1 SLTP

- Buku

1996

2002 (ed.rev.)

- Penerbit: UM Press

10.

- Buku Pegangan Guru

IPS Ekonomi Kls 2 SLTP

- Buku

1996

2002 (ed.rev.)

- Penerbit: UM Press

11.

- Buku Pegangan Guru

IPS Ekonomi Kls 3 SLTP

- Buku

1996

2002 (ed.rev.)

- Penerbit: UM Press

12. - Strategi Pengembangan

Usaha Kecil Menengah - Buku 1999

- PSSJ Pendidikan

Ekonomi UM

13.

- Aplikasi Pembelajaran

Matakuliah Manajemen

Koperasi dan Akuntansi

Koperasi melalui

Pendidikan Keterampilan

Proses

- Buku 2000 - Jurusan Ekonomi

FPIPS UM

14.

- Buku Pengetahuan Sosial

Untuk SMP/MTs Kelas VII

- Buku

2004

- Penerbit: UM Press

15. - Ayo Belajar Pengetahuan

Sosial Untuk SD/MI Kls 1 - Buku 2004 - Penerbit: UM Press

16. - Ayo Belajar Pengetahuan

Sosial Untuk SD/MI Kls 4 - Buku 2004 - Penerbit: UM Press

17. - Teori Ekonomi Mikro - Buku 2004 - Penerbit: UM Press

18. - Ayo Belajar Pengetahuan

Sosial Untuk SD/MI Kls 2 - Buku 2005 - Penerbit: UM Press

19. - Ayo Belajar Pengetahuan

Sosial Untuk SD/MI Kls 5 - Buku 2005 - Penerbit: UM Press

20. - Buku Ilmu Pengetahuan

Sosial Terpadu Untuk

SMP/MTs Kelas VII, VIII,

- Buku

2005

- Penerbit: UM Press

Page 34: Implementasi corporate social responsibility csr urgensi dan ...

Prof. Dr. H. Bambang Banu Siswoyo, M.M, Pidato Pengukuhan Guru Besar Bidang Ilmu

Manajemen pada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang Disampaikan pada Sidang Terbuka

Senat Universitas Negeri Malang, Rabu, 7 November 2012

IX

21.

- Buku:Pasal 33 UUD 1945

Dalam Perspektif

Pembudayaan Nilai-nilai

Dasar Pancasila

- Diktat - 2010/

2011 - Penerbit: UM Press

22.

- Buku: Penataan Suasana

Sekolah Berbasis Nilai-

nilai Pancasila - Diktat

- 2010/

2011 - Penerbit: CV. Asrori

23.

- Buku Pendampingan

Koperasi Wanita

(Kopwan) - Diktat - 2012 - Penerbit: UM Press

b. Dalam Bentuk Jurnal

No. Judul Tulisan Tahun Posisi Penulis Nama Jurnal/

Publikasi

1 Mobilitas Pengemb. Modal

Koperasi Melalui Modal Ventura

dan Obligasi

1992 Tunggal Buletin

Eccopesian

2 Penilaian KUD Mandiri 1993 Tunggal Buletin

Eccopesian

3 Jati Diri Permodalan Koperasi 1994 Tunggal Buletin

Eccopesian

4 Konsultasi Manajemen Koperasi 1994 Tunggal Buletin

Eccopesian

5 Permasalahan Sekitar Partisipasi

Anggota dan SDM di Koperasi 1995 Tunggal Jurnal IPS

6 Strategi Pemasaran pada Usaha

Kecil

1998 Tunggal Jurnal IPS

7 Faktor-faktor yang mempengaruhi

Partisipasi Anggota Koperasi di

KUD Jabung Malang

1998 Tunggal FPS UMM

8 Pengembangan Usaha Kecil 1999 Tunggal Jurnal IPS

9 Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Partisipasi Anggota Koperasi di

KUD (Mandiri Inti) Jabung Jaya

Abadi Unggul Malang

2002 Tunggal Jurnal IPS

(Terakreditasi)

10 Epistemologi dalam Filsafat &

Ilmu Pengetahuan 2002 Tunggal Jurnal IPS

(Terakreditasi)

11 Partisipasi Anggota Koperasi

Dalam Kajian Perilaku

Organisasional

2003 Tunggal Jurnal Ekonomi

Bisnis

Terakreditasi

Page 35: Implementasi corporate social responsibility csr urgensi dan ...

Prof. Dr. H. Bambang Banu Siswoyo, M.M, Pidato Pengukuhan Guru Besar Bidang Ilmu

Manajemen pada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang Disampaikan pada Sidang Terbuka

Senat Universitas Negeri Malang, Rabu, 7 November 2012

12 Masalah Di seputar Masalah Riset

Pemasaran

2003 Kedua Buletin

Eccopesian

13 Paradigma Kritis Dalam Kajian

Realita Sosial, Hakikat Manusia,

Hakikat Ilmu & Tujuan Penelitian

2003 Tunggal Jurnal IPS

Terakreditasi

14 Solusi Pengembangan UKM

Melalui Kemitraan & Cluster

Industri

2005 Tunggal Jurnal IPS

(Terakreditasi)

15 Faktor-faktor Eksternal Perilaku

Organisasional Anggota Koperasi

dan Pengaruhnya Terhadap

Partisipasi Anggota, serta Manfaat

yang Diperoleh Anggota Koperasi

2005 Tunggal Jurnal Ekonomi

Bisnis

(Terakreditasi)

16 Pengaruh Faktor-faktor Internal

Anggota Koperasi Terhadap

Partisipasi Anggota

2005 Tunggal Jurnal Keuangan

dan Perbankan

(Terakreditasi)

17 Pengembangan Jiwa

Kewirausahaan Di Kalangan

Dosen dan Mahasiswa

2009 Tunggal Jurnal Ekonomi

Bisnis

18 Survey Partisipasi Pembangunan

Daerah Jawa Timur Dalam

Rangka Menunjang Pembiayaan

(Kemitraan) Dunia Usaha

(Korporasi)

2010 Pertama JAM FE Unibraw

Malang

(Terakreditasi)

b. Dalam Bentuk Penelitian

No. Judul Penelitian Publikasi Tahun

1. Hubungan antara efektifitas pengelolaan

modal dengan perolehan kredit di KPN

IKIP Malang

Puslit IKIP Malang 1985

2. Perbandingan prestasi akademis antara

mahasiswa yang belum dan sudah

berkeluarga

Puslit IKIP Malang 1989

3. Analisa keluaran (output) Pendidikan dan

Latihan Akuntansi untuk Juru Buku KPN

di Kodya Malang

Puslit IKIP Malang 1989

4. Penelitian kemantapan aspek usaha di Puslit IKIP Malang 1989

Page 36: Implementasi corporate social responsibility csr urgensi dan ...

Prof. Dr. H. Bambang Banu Siswoyo, M.M, Pidato Pengukuhan Guru Besar Bidang Ilmu

Manajemen pada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang Disampaikan pada Sidang Terbuka

Senat Universitas Negeri Malang, Rabu, 7 November 2012

KPN IKIP Malang

5. Hubungan antara kebijakan usaha

Pengurus dengan Efektifitas Pengelolaan

Modal KPN se Kodya Malang

Puslit IKIP Malang 1990

6. Studi Empirik Tentang Ketrampilan

Penggunaan Jari Pengaruhnya terhadap

Prestasi Mengetik Bagi Siswa SMEA Se

Kotamadya Malang

Puslit IKIP Malang 1990

7. Penelitian Kemantapan Aspek Usaha

Koperasi Pegawai Negeri di Kodya

Malang

Puslit IKIP Malang 1990

8. Pentingnya Partisipasi Anggota Bagi

Pengembangan Koperasi

Dekopinda Kodya Malang 1990

9. Penelitian Tentang Partisipasi Anggota

Koperasi Mahasiswa (KOPMA) IKIP

Malang.

Puslit IKIP Malang 1991

10. Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap

Partisipasi Anggota dalam

Mengembangkan KUD di Kecamatan

Bululawang.

Puslit IKIP Malang 1992

11. Pelaksanaan Tugas-tugas Pengurus di

KPN sekodya Malang

Puslit IKIP Malang 1992

12. Profil Strategi Pemasaran Produk

Pengrajin Saniter di Kel. Karang Besuki

Kec. Sukun Malang

Puslit IKIP Malang 1994

13. Studi Tentang Personalia Vol. Usaha &

Rentabilitas pada KUD se Kabupaten

Malang

Lemlit IKIP Malang 1996

14. Faktor-faktor yang mempengaruhi

Partisipasi Anggota Koperasi di KUD

(Mandiri Inti Jabung ”Jaya Afadi Unggul”

Malang

Pasca Sarjana: UM Malang 1998

15. Perilaku Organisasional Anggota

Koperasi dan Pengaruhnya Terhadap

Pasca Sarjana Universitas

Brawijaya Malang

2004

Page 37: Implementasi corporate social responsibility csr urgensi dan ...

Prof. Dr. H. Bambang Banu Siswoyo, M.M, Pidato Pengukuhan Guru Besar Bidang Ilmu

Manajemen pada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang Disampaikan pada Sidang Terbuka

Senat Universitas Negeri Malang, Rabu, 7 November 2012

Partisipasi Anggota, serta Manfaat yang

Diperoleh Anggota Koperasi

16. Pengaruh Faktor-faktor Internal Perilaku

Organisasional Anggota Koperasi

Terhadap Partisipasi Anggota

Lemlit UM 2005

17. Revitalisasi Fungsi Balai Latihan Ke-

terampilan (BLK) di Jawa Timur

Balai Latihan Kerja Jatim 2006

18. Mapping Pendidikan: (RPPJM) di

Kabupaten Blitar.

Bappeda Kab Blitar 2007

19. Survey Partisipasi Dunia Usaha

Menunjang Pembiayaan Pembangunan

Daerah Jawa Timur

Bappeda Jatim & Lemlit

UM

2008

20. Penyusunan Strategi Kebijakan Efek

tivitas Pemanfaatan CSR Untuk Kinerja

Pembangunan Daerah

Bappeda Jatim & Lemlit

UM

2009

21. Studi Pengembangan Potensi Energi

Mandiri Berbasis Biogas

Pemkot Batu dengan Lemlit

UM

2009/2010

22. Mitigasi Bencana Alam di Jatim Pemprov Jatim 2009/2010

23. Pemetaan Program CSR-PKBL di Jawa

Timur

Bappeda Prov Jatim dengan

FE UM

2010

24. Kajian Kinerja UMKM dalam Pening-

katan Produk Kreatif dan Inovatif

Balitbang Pemprov Jatim

dengan Lemlit UM

2010

25. Pengembangan Model Diklat Pengam-

bilan Keputusan Strategik Pejabat

Struktural Pemkab/Pemkot Di Jatim

(Didesain dengan Pendekatan Lesson

Study)

Badan Diklat Pemprov

Jatim dengan Lemlit UM

2010

26. PenilaianKinerja Koperasi Wanita di

Kabupaten Malang

Dinas Koperasi dan

UMKM dengan FE UM

2011

27. PenilaianKinerja Koperasi Wanita di

Kabupaten Blitar, Lumajang, dan Kota

Blitar

Dinas Koperasi dan

UMKM dengan FE UM

2011

Page 38: Implementasi corporate social responsibility csr urgensi dan ...

Prof. Dr. H. Bambang Banu Siswoyo, M.M, Pidato Pengukuhan Guru Besar Bidang Ilmu

Manajemen pada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang Disampaikan pada Sidang Terbuka

Senat Universitas Negeri Malang, Rabu, 7 November 2012

28. Pengaruh Aspek Organisasi, Aspek Tata

Laksana Manajemen Terhadap

Produktivitas Koperasi Wanita Di Kab

Malang

Jurusan Manaj FE UM 2011

29. PenilaianKinerja Koperasi Wanita di

Kabupaten Ponorogo, Magetan, dan

Pacitan

Dinas Koperasi dan

UMKM dengan FE UM

2012

30.

31.

PenilaianKinerja Koperasi Wanita di

Kabupaten Blitar, Tulungagung,

Trenggalek, dan Kota Madiun

Pemberdayaan UMKM melalui klinik

Koperasi dan UMKM di Kabupaten

Blitar, Kediri, Tulungagung, Bangkalan,

dan kota Blitar, Kediri

Dinas Koperasi dan

UMKM dengan Lemlit UM

Dinas Koperasi dan

UMKM dengan Lemlit UM

2012

2012

15. Pengalaman dalam Bidang Pengabdian pada Masyarakat:

No Kegiatan Tahun

1 Layanan manajeman dan akuntansi koperasi bagi Pengurus

dan Karyawan KUD Bantur Kabupaten Malang 1985

2 Penyusun Naskah lomba Tangkas Trampil Koperasi Sekolah

tingkat SLTA/Aliyah se Kodya Malang 1988

3 Penataran tentang Organisasi dan Manajemen Anggota KPN

“USAMENA” Malang, Dekopinda Kodya Malang 1988

4 Pendidikan Perkoperasian untuk Anggota Koperasi di

Koperasi Pegawai Negeri Kodya Malang, Dekopinda Kodya

Malang

1988

5 Penataran Tingkat Lanjutan tentang Konsep Dasar Akuntansi

Koperasi bagi Anggota KPN “BASIS” Kandepag Kodya

Malang

1989

6 Tatacara pendirian Koperasi dan pengembangan koperasi bagi

karang taruna se kecamatan Karangploso Kabupaten Malang 1990

7 Konsultasi Pengetahuan Dasar bagi Petugas Penyuluh

Lapangan (PPL) Perkoperasian di Kecamatan Sukun

Kotamadya Malang

1991

8 Penyuluhan perkoperasian bagi anggota Karang Taruna di

Ngajum Kabupaten Malang 1992

9 Perintisan Pendirian Koperasi Pemuda di Desa Karang Tengah

Kabupaten Malang 1993

Page 39: Implementasi corporate social responsibility csr urgensi dan ...

Prof. Dr. H. Bambang Banu Siswoyo, M.M, Pidato Pengukuhan Guru Besar Bidang Ilmu

Manajemen pada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang Disampaikan pada Sidang Terbuka

Senat Universitas Negeri Malang, Rabu, 7 November 2012

10 Konsultasi Pengetahuan Dasar bagi Petugas Penyuluh

Lapangan (PPL) Perkoperasian di Kecamatan Lowokwaru

Kotamadya Malang

1993

11 Penataran Akuntansi Koperasi bagi Anggota Koperasi Pegawai

Negeri LP Lowokwaru Malang 1994

12 Perintisan Pendirian Koperasi Simpan Pinjam bagi Pedagang

Kecil di Desa Tlogo Waru Kedung Kandang 1995-1996

13 Peningkatan Ketrampilan Berkoperasi di Desa Slamparejo

Kecamatan Jabung Ka-bupaten Malang 1996-1997

14 Penyiapan Mahasiswa Berwirausaha dalam Industri Kerajinan

Keramik Hias di Malang (selama 4 bulan), dibiayai oleh

Proyek Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat LPM UM-

Dirjen Dikti

2000-2001

15 Pengembangan alat pembentuk body sandal “reumatik” untuk

meningkatkan produksi dan kualitas industri kecil sandal

“Rollies Sandals” di Bululawang (selama 10 bulan), LPM

UM-Dirjen Dikti

2003

16 Pelatihan: Motivasi bisnis, membaca peluang, merintis dan

mengembangkan 2004.

usaha bagi Sivitas Akademika Universitas Negeri Malang

(selama 2 hari),

LPM UM

2004

17 Implementasi Mesin “Crusher” untuk Pengolahan Limbah

Genteng Menjadi Semen Merah 2005

18 Pelatihan Kewirausahaan Bagi Fasilitator Program Paket B

dan Paket C di Wilayah Dinas Pendidikan Kota Probolinggo 2006

19 Penerapan Mesin Sender dan Pres Perekatan Pada Proses

Pembuatan Sandal “Rematik” 2007

20 Teknologi Pengolahan Air Bersih dan Pemanfaatannya di

Pondok Pesantren Darul Ulum Agung Malang 2008

21 Pelatihan Administrasi Keuangan dan Pembagian SHU

Koperasi Untuk Anggota dan Pengurus Koperasi di Desa

Pakisaji Malang

2010

22 Workshop Pendidikan Karakter Pembudayaan Nilai Pancasila

Bagi Guru-guru di Jawa Timur, Diselenggarakan Dinas

PendidiK Prop Jatim

2011

23 Pendampingan Koperasi Wanita (Kopwan) Di Kabupaten

Ponorogo,Pacitan & Magetan; Kerjasama Dinas Kop &

UMKM Jatim Dengan FE UM Malang

2012

24 Pendampingan Koperasi Wanita (Kopwan) Di Kabupaten

Blitar, Kab Tulung Agung, Kab Trenggalek & Kota Madiun;

Kerjasama Dinas Kop & UMKM Jatim Dengan Lemlit UM

2012

Page 40: Implementasi corporate social responsibility csr urgensi dan ...

Prof. Dr. H. Bambang Banu Siswoyo, M.M, Pidato Pengukuhan Guru Besar Bidang Ilmu

Manajemen pada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang Disampaikan pada Sidang Terbuka

Senat Universitas Negeri Malang, Rabu, 7 November 2012

25 Workshop Pendidikan Karakter Pembudayaan Nilai Pancasila

Bagi Guru-guru di Jawa Timur, Diselenggarakan Dinas

Pendidi Prop Jatim

2012

26 Pemberdayaan UMKM melalui Klinik Koperasi dan UMKM

di Kabupaten Blitar, Kediri, Tulungagung, Bangkalan, dan

kota Blitar, Kediri

2012

16. Pengalaman Organisasi/Kerja/Lain:

a. Organisasi

No. Institusi Jabatan Tahun

1. KOPMA IKIP Malang Ketua 1981–1982

2. KPN IKIP Malang Manajer 1980–1988

3. Yayasan Panti Asuhan Pendiri/Pembina 1988 -

Sekarang

Putera Harapan Asrori

4. Yayasan Penerbit IKIP Malang Sekretaris 1989–sekarang

5. Penerbit IKIP Malang Direktur Keuangan 1989–1998

6. Percetakan IKIP Malang Direktur 1992–1998

7. PT. Mercu Firman Konsultan 1993–1998

Abadi, Surabaya

8. PT Penerbit-Percetakan Konsultan Keuangan & 1996–1999

Balai Pustaka, Jakarta Pemasaran

9. Yayasan Penerbit Direktur Utama 1998–2006

Univ. Negeri Malang

10. Koperasi IKAPI Jatim Pengawas 1998 -

Sekarang

11. IKAPI (Ikatan Penerbit Ketua I 1998–2003

Indonesia) Cabang Jawa Timur

12. Ikatan Alumni Jama’ah Haji Ketua Umum & Pembimbing 1998 -

Sekarang

Al-Hikam

13. IKAPI Cabang Jawa Timur Dewan Pertimbangan 2003 -

Sekarang

14. Kadinda Tk I Jatim Dewan Pembina 1999–2005

15. PPGI (Perusahaan Perce- Dewan Penasehat 2002 - 2012

takan Grafika Indonesia) Jatim

Page 41: Implementasi corporate social responsibility csr urgensi dan ...

Prof. Dr. H. Bambang Banu Siswoyo, M.M, Pidato Pengukuhan Guru Besar Bidang Ilmu

Manajemen pada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang Disampaikan pada Sidang Terbuka

Senat Universitas Negeri Malang, Rabu, 7 November 2012

16. Koperasi PPGI Jatim Penasihat/Pembina 2002 -

Sekarang

17. Ikatan Sarjana Ekonomi Cabang Pengurus 2005 -

Sekarang

Malang.

18. Forum Komunikasi Ulama dan Ketua 2007 -

Sekarang

Masyarakat Kota Malang

19. Ikatan Alumni (IKA) UM Ketua I 2007 -

Sekarang

20. Forum Kerukunan Umat Bera- Pengurus 2007 -

Sekarang

Gama (FKUB) Kota Malang.

21. Pengelola Jurnal Pendidikan Penyunting Ahli 2008 -

Sekarang

Ekonomi Univ Neg Surabaya

22. Pengelola Jurnal Ekonomi Penyunting Ahli 2008 -

Sekarang

Bisnis FE UM

23. Pengelola Jurnal Ilmu Pendid Penyunting Ahli 2008 -

Sekarang

Univ Negeri Malang

24. Pengelola Jurnal Pendidikan

Ekonomi Univ. Negeri Surabaya Penyunting Ahli 2008 -

Sekarang

25. Panitia Sertifikasi Dosen UM Ketua 2008 -

Sekarang

26. Pengelola Jurnal UIN Malang Penyunting Ahli 2010 -

Sekarang

27. Satuan Pengawas Internal Anggota 2012 - 2012

Univ Negeri Malang

28. Dewan Pengawas PK-Badan Anggota Mei 2012-

Sekarang

Layanan Umum UM

b. Pengalaman Bidang Kewirausahaan

No. Institusi Jabatan Tahun

Page 42: Implementasi corporate social responsibility csr urgensi dan ...

Prof. Dr. H. Bambang Banu Siswoyo, M.M, Pidato Pengukuhan Guru Besar Bidang Ilmu

Manajemen pada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang Disampaikan pada Sidang Terbuka

Senat Universitas Negeri Malang, Rabu, 7 November 2012

1. KPN IKIP Malang Manajer 1980–1988

2. Penerbit IKIP malang Direktur 1988-1992

3. Penerbit IKIP MALANG Direktur Adm & Keuangan

merangkap Direktur

Percetakan

1992–1995

4. PT. Mercu Firman Abadi, Surabaya Konsultan 1993–1998

5. Penerbit dan Perrcetakan IKIP

Malang

Wakil Direktur Utama 1995–1998

6. PT. Penerbit-Percetakan Balai

Pustaka, Jakarta

Konsultan 1996–1999

7. Penerbit-Percetakan Universitas

Negeri Malang (UM Press)

Direktur Utama 1998–2008

c. Kunjungan ke luar negeri

No Negara yang dituju Tujuan kunjungan

Lama

kunjung

an

Pemberi dana

1. Arab Saudi Membimbing ibadah Haji

tahun 1994 38 Hari Sendiri

2. Arab Saudi Membimbing ibadah Haji

tahun 1998 38 Hari Sendiri

3. Arab Saudi Membimbing ibadah Haji

tahun 2004 38 Hari KBIH Al-Hikam

4. Arab Saudi Membimbing ibadah Haji

tahun 2005 38 Hari KBIH Al-Hikam

5. Singapura Ceramah atas undangan

Kedutaan RI di Singapura 5 Hari Kedutaan RI

6. Arab Saudi Membimbing Umroh 14 Hari Sendiri

17. Penghargaan

No. Jenis Penghargaan Pemberi Penghargaan Tahun

1 Mahasiswa Teladan Berdasarkan Keputusan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan No.

070/H/80 Oleh Dr. Dooed Joesoef

1981

2 Dosen Berprestasi I

Fakultas Ekonomi UM

Berdasarkan Keputusan Dekan FE

UM No. 1343/ KEP/

J36.1.12/AK/2005

2005

Page 43: Implementasi corporate social responsibility csr urgensi dan ...

Prof. Dr. H. Bambang Banu Siswoyo, M.M, Pidato Pengukuhan Guru Besar Bidang Ilmu

Manajemen pada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang Disampaikan pada Sidang Terbuka

Senat Universitas Negeri Malang, Rabu, 7 November 2012

3 Dosen Berprestasi III UM Berdasarkan Keputusan Rektor UM

No. 0295/KEP/J36/KP/2005

2005

4 Satya Lencana Karya Satya

20 Tahun

Presiden RI 2005

Demikian keterangan ini dibuat dengan sebenar-benarnya untuk dipergunakan

sebagaimana mestinya..

Malang, 30 Oktober 2012

(Prof. Dr. H. BAMBANG BANU SISWOYO, MM)