PENDAMPINGAN PENGEMBANGAN KAWASAN PERTANIAN...

51
i LAPORAN AKHIR PENDAMPINGAN PENGEMBANGAN KAWASAN PERTANIAN NASIONAL PETERNAKAN (TERNAK KAMBING) ZUL EFENDI BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN 2015 Kode: 26/019.001/014/RODHP/2015

Transcript of PENDAMPINGAN PENGEMBANGAN KAWASAN PERTANIAN...

i

LAPORAN AKHIR

PENDAMPINGAN PENGEMBANGANKAWASAN PERTANIAN NASIONALPETERNAKAN (TERNAK KAMBING)

ZUL EFENDI

BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULUBADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

2015

Kode: 26/019.001/014/RODHP/2015

i

LAPORAN AKHIR

PENDAMPINGAN PENGEMBANGANKAWASAN PERTANIAN NASIONALPETERNAKAN (TERNAK KAMBING)

Zul EfendiRuswendi

Siswani Dwi Daliani

BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULUBADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

2015

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga

Laporan Akhir Tahun 2015 Kegiatan Pendampingan Pengembangan Kawasan

Pertanian Nasional Peternakan (Ternak Kambing) dapat tersusun. Laporan ini

dibuat sebagai salah satu pertanggung jawaban terhadap hasil pelaksanaan

kegiatan pendampingan pertanian nasional peternak (ternak kambing) tahun

2015.

Kami menyadari bahwa dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan ini

tentu ada kekurangannya, oleh karena itu kritik dan saran untuk perbaikan

sangat diharapkan. Kepada semua pihak yang telah berpatisipasi dan membantu

pelaksanaan kegiatan ini kami sampaikan terima kasih. Semoga kegiatan ini

dapat memberikan manfaat bagi percepatan adopsi inovasi teknologi pertanian.

Bengkulu, Desember 2015Penanggungjawab Kegiatan,

Zul Efendi, S.PtNIP. 19690227 200701 1001

iii

LEMBAR PENGESAHAN

1 Judul RPTP/RDHP/RKTM : Pendampingan Pengembangan KawasanPertanian Nasional Peternakan (TernakKambing)

2 Unit Kerja : BPTP Bengkulu3 Alamat Unit Kerja : Jl. Irian KM 6,5 Bengkulu 381194 Sumber Dana : DIPA Tahun 20155 Status Penelitian (L/B) : Baru6 Penanggung Jawab

a. Nama : Zul Efendi, S.Ptb. Pangkat/Golongan : Penata Muda TK I/IIIbc. Jabatan : Peneliti Pertama

7 Lokasi : Kabupaten Kepahiang8 Agroekosistem : Lahan Kering9 Tahun di mulai : 201510 Tahun Selesai : 201911 Output Tahunan : 1. Peningkatan produksi dan produktivitas

ternak kambing2. Peningkatan pengetahuan peternak

kambing tentang inovasi teknologibudidaya ternak kambing

3. Peningkatan peran dan fungsikelembagaan kelompok ternakkambing.

12 Output Akhir 1. Terbentuknya kelompok pembibitan danpenghasil susu kambing PE danmenjadikan Kabupaten Kepahiangsebagai daerah sumber bibit kambingPE di Provinsi Bengkulu

2. Meningkatkan produktivitas kambingPE di Kabupaten Kepahiang.

13 Biaya : Rp. 40.000.000,- (Empat puluh jutarupiah)

Koordinator Program,

Dr. Ir. Wahyu Wibawa, MPNIP. 19690427 199803 1 001

Penanggung Jawab RODHP

Zul Efendi, S.PtNIP. 19690227 200701 1001

Mengetahui :Kepala BBP2TP,

Dr. Ir. Abdul Basit, MSNIP. 19610929 198603 1003

Kepala BPTP Bengkulu,

Dr. Ir. Dedi Sugandi, MPNIP. 19590206 198603 1002

iv

DAFTAR ISIHalaman

KATA PENGANTAR.................................................................................. iLEMBAR PENGESAHAN............................................................................ iiDAFTAR ISI ........................................................................................... iiiDAFTAR TABEL ...................................................................................... ivDAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ vRINGKASAN .......................................................................................... viSUMMARY ............................................................................................. viii

I. PENDAHULUAN ................................................................................ 11.1 Latar Belakang ............................................................................ 11.2 Tujuan ....................................................................................... 21.3 Keluaran..................................................................................... 2

II. TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 3

III. PROSEDUR ..................................................................................... 53.1 Lokasi dan Waktu ....................................................................... 53.2 Tahapan Pelaksanaan Kegiatan ................................................... 5

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................. 84.1. Karakteristik Wilayah ................................................................. 84.2. Identifikasi Kelompok Ternak Kambing di Kecamatan

Kabawetan Kabupaten Kepahiang ........................................... 104.3. Identifikasi Kebutuhan Pendampingan Ternak Kambing di

Kabupaten Kepahiang ................................................................ 114.4. Pembuatan dan Penyebaran Media Informasi Tentang

Ternak Kambing ........................................................................ 124.5 Pelatihan Pengisian Kartu Rekording Ternak Kambing .................. 124.6. Demplot Budidaya Ternak Kambing ........................................... 134.7. Pembinaan Kelembagaan Kelompok Tani .................................... 174.9. Pembuatan Grand Design Pembibitan Kambing PE Kabupaten

Kepahiang ............................................................................... 17

V. KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................. 235.1. Kesimpulan ............................................................................... 235.2. Saran ........................................................................................ 23

KINERJA HASIL PENDAMPINGAN ............................................................. 24DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 25ANALISIS RISIKO .................................................................................. 26JADWAL KERJA ...................................................................................... 27RENCANA ANGGARAN BELANJA .............................................................. 28REALISASI ANGGARAN ........................................................................... 29PERSONALIA ......................................................................................... 30

v

DAFTAR TABEL

Halaman1. Data Curah Hujan Kecamatan Kabawetan 5 Tahun Terakhir .................. 92. Populasi Ternak Besar dan Kecil di Kecamatan Kabawetan Kabupaten

Kepahiang ........................................................................................ 93. Kelompok Ternak Kambing yang mendapatkan Paket Pengembangan

Ternak Kambing di Kecamatan Kabawetan ......................................... 114. Peningkatan pengetahuan peternak sebelum dan sesudah kegiatan ...... 135. Kinerja Produksi Ternak Kambing di Kelompok Tani Sidomulyo Desa

Mekarsari Kecamatan Kabawetan Kabupaten Kepahiang Tahun 2015sebelum dan sesudah dilakukan pendampingan ................................... 15

6. Daftar Risiko Pelaksanaan Pendampingan Kawasan Ternak Kambingdi Kabupaten Kepahiang Tahun 2015 ................................................ 20

7. Daftar Penanganan Risiko dalam Pelaksanaan PendampinganKawasan Ternak Kambing di Kabupaten Kepahiang Tahun 2015 ........... 26

vi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman1. Kartu Rekording Kambing Induk, Pejantan dan Anak Muda .................... 312. Koordinasi dengan Dinas Peternakan dan Perikanan Kab. Kepahiang

yang juga dihadiri oleh Perwakilan Ditjen Peternakan KementerianPertanian Jakarta .............................................................................. 36

3. Presentasi Grand Design Pembibitan Kambing PE oleh Dr. BambangSetiadi (Ditjen Peternakan) .................................................. ............... 36

4. Sosialisasi Pendampingan Ternak Kambing di Kecamatan Kabawetan ..... 375. Pelatihan Pengsian Kartu Rekording Ternak Kambing di Kecamatan

Kabawetan ....................................................................................... 376. Kandang Kambing Kelompok Tani Sidomuyo Desa Mekarsari

Kecamatan Kabawetan Kab. Kepahiang............................................... 387. kandang Kelompok KWT Desa Mekarsari Kecamatan Kabawetan

Kabupaten Kepahiang ........................................................................ 388. Kulit Kopi Mineral Blok untuk pakan Ternak Kambing ............................ 399. Pembuatan Silase Rumput Gajah ....................................................... 3910. Media Informasi Tentang Ternak Kambing ........................................... 40

vii

RINGKASAN

1 Judul : Pendampingan Pengembangan KawasanPertanian Nasional Peternakan (TernakKambing).

2 Unit Kerja : Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu3 Tujuan : 1. Meningkatkan produksi dan produktivitas

ternak kambing.2. Meningkatkan pengetahuan peternak

kambing tentang inovasi teknologi budidayaternak kambing.

3. Meningkatkan peran dan fungsikelembagaan kelompok ternak kambing.

4 Keluaran : 1. Peningkatan produksi dan produktivitasternak kambing.

2. Peningkatan pengetahuan peternakkambing tentang inovasi teknologi budidayaternak kambing.

3. Peningkatan peran dan fungsi kelembagaankelompok ternak kambing.

5 Prosedur : 1. Konsultasi internal.2. Koordinasi dan sosialisasi3. Identifikasi kebutuhan teknologi4. Penyusunan petunjuk pelaksanaan dan

materi.5. Melaksanakan bimbingan teknis6. Melaksanakan pelatihan7. Melaksanakan demplot teknologi

6 Capaian : 1. Grand design pembibitan ternak kambingPE

2. Peningkatan populasi, kepemilikan ternak,berat lahir, dan berat sapih ternak kambing.

3. Penurunan angka mortalitas anak daninduk ternak kambing.

4. Pembenahan administrasi kelompok danpembentukan paguyupan peternak kambingdengan nama Gugus Perwakilan PemilikTernak Manunggal Jaya.

7 Manfaat : 1. Peningkatan adopsi komponen teknologisehingga meningkatkan produktivitas,produksi dan pendapatan petani.

2. Semakin baik koordinasi dengan petani danstakeholders dan semakin terjaminketersediaan saprodi diharapkan dapatmeningkatkan akselerasi adopsi teknologi.

8 Dampak : 1. Peningkatan produktivitas dan pendapatanpetani melalui pengembangan inovasiteknologi yang sesuai denganagroekosistem dan sosial ekonomisetempat.

viii

2. Kawasan yang dibangun mampumenghasilkan multi produk sehinggamampu menciptakan pertanian berbasisbio-industri.

3. Teradopsinya teknologi introduksi olehpetani, peternak, dan penyuluh secara luasdalam rangka meningkatkan pendapatandan mewujudkan usahatani berkelanjutan.

9 Jangka waktu : Januari – Desember 201510 Biaya : Rp. 40.000.000,00 (Empat puluh juta rupiah)

ix

SUMMARY

1 Title : National Agricultural Area DevelopmentAssistance Ranch (Goat).

2 Work Unit : Assessment Institute for AgriculturalTechnology (BPTP) Bengkulu.

3 Destination : 1. To Increase the production andproductivity of goats.

2. Improving knowledge about technologicalinnovation goat farming goats.

3. To Improve the institutional role andfunction goat herd.

4 Output : 1. Increased production and productivity ofgoats.

2. Increased knowledge abouttechnological innovation goat farminggoats.

3. Increased institutional role and functiongoat her

5 Procedure : 1. Internal consultations.2. Coordination and dissemination3. Identification of technological needs4. Preparation of guidelines and materials.5. Carry out technical guidance6. Implement training7. Implement technology demonstration plot

6 Achievement : 1. Grand design of breeding goats2. Increasing population, livestock ownership,

birth weight, weaning weight of cattle andgoats.

3. The decline in child mortality and mothergoats.

4. Settling administration and formationpaguyupan goat herders with livestockowners Representative cluster nameManunggal Jaya.

7 Benefit : 1. Increased adoption of technologycomponents thereby increasingproductivity, production and income offarmers.

2. The better coordination with farmersand stakeholders and more assuredavailability of inputs is expected toincrease the acceleration of technologyadoption.

8 Impact : 1. Increasing productivity and income offarmers through the development ofinnovative technologies relevant to thelocal socio-economic and agro-ecosystems.

2. The area is built able to produce multi-

x

product so as to create bio-basedagricultural industry.

3. The adoptions technology introduced byfarmers, breeders, and extension agentswidely in order to increase revenue andrealize sustainable farming.

9 Period : January-December 201510 Cost : IDR. 40.000.000,00

1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pendampingan merupakan salah satu kegiatan diseminasi teknologi dan

informasi yang dihasilkan oleh BPTP/Badan Litbang Pertanian. Diseminasi

merupakan kegiatan yang ditujukan untuk menyampaikan teknologi/informasi

hasil litkaji kepada pengguna sehingga teknologi/informasi hasil litkaji dapat

dimanfaatkan dan diadopsi oleh pengguna. Kegiatan diseminasi dibedakan

menjadi 3 yaitu: peragaan teknologi, komunikasi tatap muka dan pengembangan

informasi. Pemilihan metode diseminasi dan media komunikasi didasarkan pada

pertimbangan efektivitas dan efisiensi (cost efective) untuk khalayak sasaran.

Keberhasilan kegiatan litkajibangrap BPTP ditentukan oleh tingkat

pemanfaatan informasi dan penerapan teknologi oleh pengguna antara dan

pengguna akhir di wilayah kerjanya. Yield gap antara hasil riel di tingkat petani

dan hasil pengkajian merupakan indikator yang dapat digunakan untuk menilai

tingkat adopsi teknologi. Semakin tinggi yield gap menunjukkan bahwa semakin

rendah tingkat adopsi teknologi oleh petani.

Untuk dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peternak serta

produktivitas ternak kambing diperlukan suatu sistem pengembangan dan

diseminasi yang dapat mengimplementasikan inovasi teknologi langsung bagi

pengguna, maka diperlukan suatu model pengembangan yang berbentuk

kawasan komoditas terkait. melalui pendampingan dalam suatu wilayah

kawasan komoditas peternakan. Sehingga diperlukan suatu upaya pendekatan

sesuai sistem dengan arahan kebijakan yang berdasarkan apresiasi atau

kebutuhan masyarakat (bottom up), yaitu berupa pendekatan lansung dalam

bentuk pendampingan terhadap pengembangan kawasan komoditas

(Kementerian Pertanian, 2014).

Kambing umumnya dipelihara oleh para peternak kecil, karena mempunyai

beberapa keunggulan antara lain: (1) membutuhkan modal yang relatif kecil; (2)

mudah pemeliharaannya; (3) banyak digunakan untuk berbagai acara baik acara

kekeluargaan seperti syukuran maupun acara yang berhubungan dengan ritual

keagamaan dan budaya seperti hewan kurban pada hari raya kurban, khitanan,

aqiqah, dan lain-lain; dan (4) mudah dijual ketika membutuhkan uang kontan

secara cepat. Karena masyarakat umumnya senang mengkonsumsi daging

2

kambing, namun demikian konsumsi daging kambing dan domba per kapita per

tahun terlihat adanya trend penurunan dalam beberapa tahun terakhir ini yaitu

pada tahun 2006 sebesar 0,64 kg/kapita tahun dan pada tahun 2009 menurun

menjadi 0,55 kg/kapita (Dirjen Peternakan, 2011).

Banyaknya jumlah anak kelahiran secara ekonomis menguntungkan

dibandingkan dengan induk yang menghasilkan satu ekor anak saja setiap kali

beranak (Branford 1985; Loka penelitain Kambing Potong). Suatu populasi ternak

kado dapat dikatakan prolifik bila mempunyai rataan jumlah anak lahir > 1,75

ekor/kelahiran (Inounu dkk, 1997). Sedangkan skala usaha yang

direkomendasikan pada perbibitan ternak kambing adalah 1 pejantan 8 induk

(skala 1 : 8). Implementasi skala usaha 1 : 8 dengan pengaturan secara ketat

perkawinan pada bulan yang berurutan antar induk diharapkan peternak setiap

bulan dapat menjual ternak hingga umur induk sekitar 5 – 6 tahun (Anonim,

1989a, Soejana dan Priyanti, A. dalam Yowono, 2012).

1.2. Tujuan

1. Meningkatkan produksi dan produktivitas ternak kambing.

2. Meningkatkan pengetahuan peternak kambing tentang inovasi teknologi

budidaya ternak kambing.

3. Meningkatkan peran dan fungsi kelembagaan kelompok ternak kambing.

1.3. Keluaran

1. Peningkatan produksi dan produktivitas ternak kambing.

2. Peningkatan pengetahuan peternak kambing tentang inovasi teknologi

budidaya ternak kambing.

3. Peningkatan peran dan fungsi kelembagaan kelompok ternak kambing.

3

II. TINJAUAN PUSTAKA

Ternak kambing adalah ternak ruminansia kecil yang paling dominan

jumlanya populasinya di kembangkan masyarakat dan umumnya merupakan

ternak lokal asli Indonesia, walaupun demikian ada juga yang berasal dari ternak

impor atau persilangan dengan kambing lokal serta secara umum sudah

beradaptasi dengan baik pada kondisi setempat. Pada pengembangan ternak

ruminansia saat ini telah berkembang usaha yang mengarah pada pola

agribisnis, dimana pada konsep tersebut diarahkan untuk melakukan perubahan

dari keunggulan komparatif (Comparative advantage) menjadi keunggulan

kompetif (Competitive advantage) yang mampu secara ekonomis memberikan

keunggulan yang diawali dengan keunggulan teknis (Pambudi, et al,. 2001).

Provinsi Bengkulu merupakan daerah yang cocok untuk pengembangan

ternak kambing, karena didukung oleh potensi sumberdaya alam, berupa pakan

yang masih melimpah dan juga limbah pertanian yang belum dimanfaatkan

secara optimal sebagai sumber pakan alternatif bagi ternak kambing.

Berdasarkan data statistik populasi ternak kambing di Provinsi Bengkulu terjadi

penurunan populasi sebanyak sekitar 45% dalam kurun waktu 2 tahun terakhir

dan berdasarkan kenyataan tersebut diperlukan pengembangan dan

pendampingan budidaya ternak kambing dalam satu bentuk kawasan komodidas,

dimana Kabupaten Kepahiang merupakan wilayah rancangan model

pengembangan kawasan ternak kambing yang termasuk menjadi prioritas

nasional (Kementerian Pertanian, 2014).

Sebagian besar masyarakat perdesaan memandang pemeliharaan ternak

kambing secara sambilan (ekstensif) dan sebagai tabungan hidup yang baru

dmanfaatkan apabila petani membutuhkan pengeluaran yang bersifat mendadak

ataupun sudah direncanakan dalam jumlah relatif besar, pada kondisi ini ternak

kambing yang dipelihara dijual tidak lagi mempertimbangkan penjualan yang

didasarkan pada kriteria teknis maupun efisiensi ekonomi. Namun pemeliharaan

ternak kambing secara ektensif umumnya cenderung tidak menguntungkan,

karena tingkat kematian yang tinggi disertai produktivitas rendah dan disarankan

agar sebaiknya dibudidayakan secara lebih intensif . Menurut Misnawaty (2004)

penggemukan ternak kambing secara intensif yang disertai dengan teknologi

pakan, kesehatan dan perkandangan akan menguntungkan dan layak untuk

4

dikembangkan. Disamping itu dilhat dari peluang pasar dan konsumsi daging,

ternak kambing sangat menjanjikan dikembangkan, baik untuk memenuhi

kebutuhan ternak kurban, akikah, maupun untuk keperluan pasar ekspor yang

diperkirakan dalam 10 tahun kedepan sedikitnya ada tambahan permintaan

sekitar 5 juta ternak setiap tahun untuk berbagai keperluan (Badan Litbang

Pertanian, 2005).

5

III. PROSEDUR

3.1. Lokasi dan waktu

Pendampingan pengembangan kawasan pertanian nasional peternakan

(ternak kambing) dilaksanakan di Kecamatan Kabawetan Kabupaten Kepahiang

Provinsi Bengkulu. Penetapan Kecamatan Kabawetan sebagai lokasi pendampingan

ternak kambing pada tahun 2015 disesuaikan lokasi pengembangan ternak

kambing oleh Pemerintah Daerah melalui Dinas Peternakan dan Perikanan

Kabupaten Kepahiang.

3.2. Tahapan Pelaksanaan Kegiatan

3.2.1. Persiapan

1. Konsultasi internal. Konsultasi internal meliputi perbaikan RODHP, juknis,

rapat tim teknis yang terlibat dalam kegiatan dan pembuatan bahan yang

dibutuhkan dalam pendampingan serta perencanaan kegiatan yang akan

dilaksanakan.

2. Koordinasi dan sosialisasi. Koordinasi Dinas Peternakan dan Kesehatan

Hewan Provinsi Bengkulu dan Dinas Peternakan Kabupaten Kepahiang,

kegiatan koordinasi dilakukan untuk mengetahui sejauh mana

perkembangan program pengembangan ternak kambing ditingkat provinsi

dan pabupaten, masalah/hambatan yang di hadapi, kebutuhan teknologi

serta metode dan media desiminasi yang diinginkan oleh peternak. Dengan

terkoordinasinya rencana pelaksanaan program pendampingan kawasan

ternak kambing tingkat provinsi dan kabupaten di harapkan program

pendampingan ini sesuai dengan yang diharapkan.

3.2.2. Pelaksanaan kegiatan

1. Identifikasi kebutuhan teknologi. Identifikasi dilakukan pada awal kegiatan

untuk mengetahui karakteristik setiap kelompok sasaran yang akan di

lakukan pendampingan, potensi, permasalahan yang di hadapi para peternak

dalam usaha ternaknya, terutama permasalahan yang berkaitan dengan

teknologi pakan ternak, manajemen dan permasalahan yang lainnya.

Data-data yang di kumpulkan meliputi :

a. Karakteristik kelompok sasaran, teknologi eksisting, kebutuhan teknologi

dan rencana implementasi teknologi.

6

b. Potensi bahan baku pakan, bibit, limbah kotoran ternak perkiraan jumlah

kebutuhan pakan, bibit bakalan, pupuk organik dan stimulan untuk

mendukung usaha ternak kambing di setiap kelompok.

c. Skala usaha ternak ternak kambing, orientasi usaha ternak, tingkat

pengetahuan limbah usaha ternak (pupuk organiak) dan kelembagaan

pendukung yang akan di kembangkan di setiap kelompok.

2. Penyusunan petunjuk pelaksanaan (juklak), bahan dan materi penyuluhan

yang akan di buat berupa juknis, leaflet dan poster. Juknis yang akan di

sediakan mengenai pemeliharaan ternak kambing, pengolahan pakan,

pengolahan kompos, budidaya hijauan pakan ternak, penggunaan suplemen

dan pengolahan limbah untuk pakan ternak. Poster yang akan di buat

mengenai pengolahan kompos dan pengolahan limbah untuk pakan ternak.

3. Melaksanakan bimbingan temu lapang (apresiasi dan penyebarluasan

teknologi) dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan, minat dan

keterampilan petani dalam mengimplementasikan teknologi bidudaya ternak

kambing. Apresiasi dilaksanakan secara partisipatif dengan melibatkan

dinas/instansi terkait petugas lapang, tokoh masyarakat dan

petani/peternak.

4. Melaksanakan bimbingan penerapan teknologi. Bimbingan penerapan

teknologi terhadap ternak kambing dilakukan oleh peneliti dan penyuluh

BPTP Bengkulu bersama-sama dengan Petugas Dinas setempat yang di

lakukan secara partisipatif. Bimbingan tersebut dilaksanakan untuk

memberikan bekal keterampilan terhadap peternak dalam hal managemen

pemeliharaan serta teknologi penunjang lainnya.

5. Melaksanakan pelatihan petani dan petugas dilaksanakan untuk menyiapkan

tenaga-tenaga terampil dan profesional dalam berbagai aspek usaha ternak

kambing seperti pakan, kesehatan hewan, pengolahan kotoran kambing

untuk pembuatan pupuk organik. Tujuan pelatihan petani dan petugas

adalah:

a. Mengembangkan pengetahuan petani ternak kambing dalam aspek

pakan manajemen dan pengolahan limbah ternak kambing.

b. Mengembangkan kemampuan menyusun formulasi ransum berbagai

jenis pakan, (konsentrat, complete feed, feed additive, sumber serat dan

lain-lain)

7

c. Mengembangkan, keterampilan petani dalam aplikasi teknologi usaha

ternak ternak kambing, pengolahan limbah ternak dan limbah pertanian

untuk produksi pakan dan pupuk organik.

6. Melaksanakan demplot teknologi budidaya ternak kambing. Kegiatan yang

akan dilakukan pada demplot adalah: seleksi ternak kambing, manajemen

perkandangan, pakan dan kesehatan hewan.

8

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Karakteristik Wilayah

Wilayah kerja Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan

(WKBP3K) Kecamatan Kabawetan meliputi satu Kecamatan Kabawetan. Jumlah

desa/kelurahan di Kecamatan Kabawetan 16 desa/kelurahan. Letak BP3K

Kabawetan di Kelurahan Tangsi Baru yang merupakan ibu kota Kecamatan

Kabawetan. Luas wilayah kerja BP3K Kabawetan adalah 6.377 ha dengan batas

wilayah secara administratif sebagai berikut:

a. Sebelah utara dengan wilayah Kabupaten Rejang Lebong

b. Sebelah Timur dengan Kecamatan Muara Kemumu

c. Sebelah Barat dengan Kecamatan Kepahiang

d. Sebelah selatan dengan wilayah Kecamatan Tebat Karai

Topografi daerah bervariasi, yaitu datar, bergelombang, berbukit yang

curam dengan variasi datar 15% (kemiringan 0-15%) = 957 ha, miring 30%

(kemiringan 16-30%) = 1.913 ha, berbukit 54% (kemiringan 31-54%) = 3.444

ha, dan curam 1% (kemiringan lebih 55%) = 64 ha.

Jenis tanah ondosol 65%, latasol 30%, sedangkan jenis tanah lain terdapat

5%. Ketinggian tempat 600-1200 meter dpl. Curah hujan hampir merata dengan

rata-rata 5 tahun terakhir 3.945 mm/tahun dengan jumlah bulan basah 8-10

bulan.

Kondisi Iklim

Secara umum Kabupaten Kepahiang merupakan daerah dengan tipe

daerah basah, yaitu dengan curah hujan yang tinggi, khususnya di Kecamatan

Kabawetan termasuk wilayah yang mempunyai daerah curah hujan yang paling

tinggi di Kabupaten Kepahiang. Data curah selama 5 tahun terakhir yang diambil

dari Stasiun Geofisika Kepahiang-Bengkulu Badan Meteorologi Klimatologi dan

Geofisika (BMKG) diuraikan pada Tabel 1.

9

Tabel 1. Data Curah Hujan Kecamatan Kabawetan 5 Tahun Terakhir.

No BulanTahun

2009 2010 2011 2012 20131 Januari 307 257 189 269 6652 Februari 369 368 120 275 4853 Maret 292 586 281 185 4074 April 375 161 391 559 3725 Mei 170 181 238 101 1016 Juni 190 211 146 182 1827 Juli 65 254 107 239 2398 Agustus 126 176 69 65 659 September 165 282 185 187 18710 Oktober 362 290 249 345 34511 Nopember 379 275 302 490 49012 Desember 518 328 337 436 436Jumlah CH Setahun 3.318 3.369 2.614 3.333 3.974Rata – Rata 276,5 280,75 217,33 277,75 331,17

Pola Usaha Tani

Sejalan dengan amanat Undang-undang Nomor 12 Tahun 1982, Tentang

Budidaya Tanaman yang menyatakan bahwa kepada para petani diberikan

kebebasan untuk memilih komoditas yang akan menjadi kegiatan usahataninya.

Kecamatan Kabawetan dengan kondisi agroklimat yang mendukung usahatani

yang beragam untuk diusahakan sepanjang tahun, maka Pola Usahatani dan

Pola Tanam pada lahan sawah dan lahan kering yang diterapkan dalam satu

tahun di WKBP3K Kecamatan Kabawetan tahun 2014 tidak secara spesifik

mengikuti pola tertentu, tetapi petani pada umumnya berorientasi kepada

prospek pasar komoditas yang akan diusahakan.

Data populasi ternak besar, ternak kecil, aneka ternak dan unggas di

WKBP3K Kecamatan Kabawetan tahun 2014 disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Populasi Ternak Besar dan Kecil di Kecamatan Kabawetan KabupatenKepahiang.

No KomoditasUtama

Populasi AwalTahun (Ekor)

Populasi AkhirTahun (Ekor)

PertambahanPopulasi (+/- ekor)

1 Sapi Potong 1.950 2.421 4712 Sapi Perah 19 23 43 Kerbau 67 106 394 Kambing 2.112 2.908 7965 Domba 0 0 06 Babi 0 0 0

10

Kependudukan

Jumlah penduduk di Kecamatan Kabawetan tahun 2014 adalah sebanyak

12.206 jiwa dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 6.336 Jiwa dan jenis kelamin

perempuan sebanyak 5.870 jiwa. Jumlah Kepala Keluarga sebanyak 3.604 KK

yang terdiri dari KK Tani sebanyak 2.957 KK dan KK Non Tani sebanyak 647 KK.

Kelembagaan Petani yang yakni Kelompok Tani dan Gabungan Kelompok

Tani (GAPOKTAN) serta kelembagaan tani lainnya merupakan mitra bagi

penyuluh dalam melaksanakan penyuluhan sebagai wahana transfer teknologi

maupun tujuan penyuluhan lainnya. Berdasarkan pendataan kelembagaan petani

untuk masing-masing desa/kelurahan Kecamatan Kaba Wetan jumlah kelompok

tani dan nama Gapoktannya dalam Wilayah Kerja BP3K Kecamatan Kabawetan

Tingkat Penerapan Teknologi adalah suatu kondisi penerapan teknologi

yang telah dilaksanakan oleh para pelaku utama secara rata- rata dibandingkan

dengan teknologi anjuran yang berlaku saat ini yang secara ideal bisa

dilaksanakan untuk meningkatkan produktivitas, kualitas, efisiensi dan sekaligus

dapat meningkatkan pendapatan usahatani yang diukur dalam prosentasi jumlah

petani yang telah melaksanakan teknologi tersebut dibandingkan dengan jumlah

petani yang ada di desa bersangkutan.

Data-data Tingkat Penerapan Teknologi yang dimasukkan merupakan

kumulatif rata-rata pada setiap unsur Panca Usaha untuk masing-masing

komoditas yang telah dikompilasi dan dianalisa secara matematis sehingga dapat

ditemukan rata-rata prosesntase pada masing-masing unsur Panca Usaha dan

ditabulasi untuk memudahkan pembacaannya.

4.2. Identifikasi Kelompok Ternak Kambing di Kecamatan KabawetanKabupaten Kepahiang.

Hasil identifikasi terhadap kelompok peternak kambing yang mendapatkan

paket bantuan untuk pengembangan ternak kambing di Provinsi Bengkulu tahun

2015 dapat dilihat pada Tabel 3.

11

Tabel 3. Kelompok Ternak Kambing yang mendapatkan Paket PengembanganTernak Kambing di Kecamatan Kabawetan.

No Nama Desa Nama kelompokJumlahTernak(ekor)

SumberDana/Tahun

1 Tangsi Duren/Kabawetan

Bina karya/ Suhadi 19 APBN 2015

2 Mekarsari/ Kabawetan Sidomulyo/ Parijo 19 APBN 20153 Sumber sari/

KabawetanSumber Andalan/ Bardi 19 APBN 2015

4 Sukasari/Kabawetan

Muda Berkarya/ Jajang.S

19 APBN 2015

5 Bukit Sari/ Kabawetan Putera Karya/ Sakat 19 APBN 20156 Bandung baru/

KabawetanMandiri Karya/ Muhson 19 APBN 2015

Sumber: Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Kepahiang Tahun 2015

Identifikasi teknologi eksisting pada kelompok Sidomulyo Desa Mekarsari

Kecamatan Kabawetan kabupaten Kepahiang. Kelompok sidomulyo merupakan

kelompok demplot pendampingan ternak kambing tahun 2015 disamping itu juga

mendampingi kelompok ternak kambing lainnya. Kelompok ternak Sidomulyo

berjumlah 13 orang peternak kambing. Jenis ternak kambing yang dipelihara

adalah kambing PE dan turunan jawa randu, jenis usaha adalah pembiakan

(pengembangan) dengan jumlah kambing sebanyak 82 ekor (13 anak, 23

kambing muda dan 46 dewasa).

Status kepemilikan ternak kambing adalah milik sendiri dan sebagian

merupakan gaduhan. Sistem pemeliharaan intensif dengan rata-rata kepemilikan

6 ekor/orang. Pakan yang diberikan berupa rumput gajah, gamal, rumput

lapangan dan daun yang dicari dihutan. Sistem perkawinan yang dilakukan

adalah dengan kawin alam, calving interval sepanjang 9 bulan, tingkat mortalitas

induk 1,2% dan mortalitas anak 75%.

4.3. Identifikasi Kebutuhan Pendampingan Ternak Kambing diKabupaten Kepahiang.

Dari hasil identifikasi kebutuhan teknologi yang dilakukan terhadap

kelompok ternak kambing di Kabupaten kepahiang diketahui bahwa kebutuhan

teknologi yang diperlukan oleh peternak adalah sebagai berikut:

1. Tata laksana pemeliharaan ternak kambing PE. Pada umumnya ternak

kambing PE merupakan ternak yang baru beradaptasi di Kabupaten

Kepahiang, sehingga perlu pemeliharaan yang lebih intensif bila dibandingkan

12

dengan ternak kambing yang sudah beradaptasi lama di lokasi seperti

kambing kacang. Kendala yang dihadapi oleh peternak dalam memelihara

kambing PE dalam hal budidaya adalah seringnya kambing mengalami

kematian yang disebabkan oleh penyakit kembung (bload), baik pada anak

kambing maupun kambing yang sudah besar.

2. Hijauan Pakan Ternak. Rata-rata peternak kambing di Kabupaten Kepahiang

masih mengandalkan hijauan makanan ternak (HMT) yang diambil dihutan-

hutan sekitar dan sebagian kecilnya sudah mempunyai kebun HMT. Untuk

memenuhi kebutuhan akan hijauan makanan ternak pada masa yang akan

datang, maka akan dibuat kebun hijauan makanan ternak berupa tanaman

leguminosa (gamal dan indigofera).

3. Kelembagaan kelompok ternak belum berjalan sebagaimana mestinya, dimana

pertemuan kelompok belum dilakukan secara rutin, pembukuan juga belum

terlaksana dengan baik dan tempat pertemuannya belum ada.

4.4 Pembuatan dan Penyebaran Media Informasi Tentang TernakKambing

Salah satu metode pendampingan yang dilakukan adalah dengan cara

penyebaran media informasi yang berhubungan dengan ternak kambing. Leaflet

yang dibuat sebanyak 4 judul yang dicetak sebanyak 250 lembar setiap judulnya

yaitu:

a. Indigofera sp, hijauan bernutrisi tinggi untuk ternak kambing.

b. Kulit kopi mineral blok untuk ternak kambing.

c. Penyakit yang sering menyerang ternak kambing.

d. Gamal/gliricidia (gliricidia sepium) sebagai obat scabies ternak kambing

Pembuatan leaflet ini dimaksudkan untuk memberikan informasi

mengenai ternak kambing kepada peternak kambing di Kecataman Kabawetan

seperti pakan berkualitas baik dan penyakit ternak kambing. Penyebaran media

informasi kepada anggota kelompok tani dilakukan pada waktu kegiatan

sosialisasi dan pelatihan serta waktu kunjugan langsung kekandang ternak

kambing (untuk anggota yang belum mendapatkan).

4.5. Pelatihan Pengisian Rekording Ternak Kambing

Pelatihan cara pengisian kartu recording ternak kambing dilaksanakan

pada tanggal 15 Oktober 2015 di Desa Tugu Rejo Kecamatan Kabawetan

13

Kabupaten Kepahiang. Pelatihan dihadiri oleh Dinas Peternakan dan Perikanan

Kabupaten Kepahiang dan perwakilan 12 kelompok penerima bantuan ternak

kambing tahun 2015 (Ketua, Sekretaris dan Bendahara) di Kecamatan

Kabawetan. Pelatihan ini sangat penting dilaksanakan karena Kaabupaten

Kepahiang dicanangkan sebagai daerah sumber bibit untuk ternak kambing PE di

Provinsi Bengkulu, sehingga dengan adanya recording yang baik diharapkan akan

menghasilkan bibit yang berkualitas. Kartu recording yang disosialisasikan dan

diisi adalah: kartu recording kambing induk, kartu recording kambing pejantan

dan kartu recording kambing muda (jantan dan betina).

Untuk mengetahui peningkatan pengetahuan peternak dalam menyerap

inovasi teknologi tentang budidaya ternak kambing sebelum dan sesudah

dilakukan kegiatan pelatihan dan pendampingan ini, maka dilakukan pengukuran

dengan melakukan pengisian kuisioner yang menyangkut tentang pemeliharaan

ternak kambing. Dari 50 orang peserta yang hadir pada saat sosialisasi tersebut,

sebanyak 40 orang (80%) mengisi kuisioner, sedangkan 10 orang (20%) tidak

mengisi. Hak ini disebabkan karena sebagian mereka ini tidak tamat SD sehingga

mengalami kesulitan untuk mengisi kuisoner, selain itu juga disebabkan karena

mereka belum menggeluti peternakan kambing. Hasil evaluasi

sosialisasi/pelatihan dan pendampingan yang telah dilakukan terhadap

peningkatan pengetahuan peternak dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Peningkatan pengetahuan peternak sebelum dan sesudah kegiatan.

No Kriteria Pre-test (%) Post test (%)ya tidak ragu ya tidak ragu

1 Pemilihan bibit 45,00 22,50 32,25 70,00 0 30,002 Pemberian pakan 55,00 20,00 25,00 87,75 0 12,253 Reproduksi 37,50 25,00 37,50 65,00 0 36,004 Produksi susu/pasca

panen25,00 50,00 25,00 75,00 0 25,00

4 Pengolahan limbah 75,00 12,50 12,50 100,00 0 0Sumber: data primer yang diolah, 2015

Dari tabel 4 dapat dilihat bahwa dalam pemilihan bibit terjadi peningkatan

pengetahuan tentang bibit kambing yang baik sebesar 25,00%. Pada

pengetahuan tentang pemberian pakan (pakan rumput dan daun-daunan) dan

manfaat konsentrat (dedak) terjadi peningkatan sebesar 32,75%. Dalam hal

reproduksi terjadi peningkatan sebesar 27,50%, sedangkan pemahaman tentang

14

produksi susu/ pasca panennya mengalami peningkatan sebesar 50,00%, dan

pada pemahaman peternak tentang pengolahan dan pemanfaatan limbah ternak

kambing sebagai pupuk organik/kompos mengalami kenaikan sebasar 25,00%.

Dari semua materi yang disampaikan dalam kegiatan sosialisasi dan

pelatihan budidaya ternak kambing ini terlah terjadi peningkatan pemahaman

yang cukup baik sehingga diharapkan menjadi modal bagi peternak dalam hal

melaksanakan usahatani ternak kambing pada masa yang akan datang.

4.6. Demplot Budidaya Ternak Kambing PE

Demplot budidaya ternak kambing PE dilaksanakan di Kelompok

Sidomulyo Desa Mekarsari Kecamatan Kabawetan Kabupaten Kepahiang.

Kelompok tani Sidomulyo diketua oleh Bapak Parijo dan sekretaris Bapak Norfri

dengan jumlah anggota sebanyak 15 orang. Ternak kambing yang digunakan

adalah kambing milik petani karena kambing bantuan dari Dirjen PKH baru

datang bulan September dan Oktober 2015.

Perbaikan teknologi yang dilakukan adalah:

Perbaikan kandang: Membuat dinding pada sebagian kandang sehingga

angin tidak bebas masuk kekandang, kebersihan dan sanitasi kandang dari

kotoran dan sisa makanan.

Pemberian pakan berbasis daun-daunan, leguminosa (indigofera) dan

mineral blok.

Pemberian vitamin dan obat cacing

Pengaturan perkawinan

Setelah dilakukan pendampingan beberapa bulan kepada anggota

kelompok tani baik secara langsung maupun dengan memberikan informasi

dengan media informasi berupa leaflet, diperoleh hasil kinerja produksi ternak

kambing seperti pada Tabel 5.

15

Tabel 5. Kinerja Produksi Ternak Kambing di Kelompok Tani Sidomulyo DesaMekarsari Kecamatan Kabawetan Kabupaten Kepahiang Tahun 2015sebelum dan sesudah dilakukan pendampingan

No Parameter Eksisting Pendampingan

1 Populasi Anak 13 ekor, muda23 ekor, dewasa 46ekor (total 82 ekor)

Anak 12 ekor, muda 13ekor dan dewasa 90ekor (total 115 ekor)

2 Kepemilikan 2 – 20 ekor 4 – 23 ekor3 Berat lahir 1,9 kg 2,3 kg4 Calving Interval 9 bulan 9 bulan5 Berat Sapih 7,5 kg 9,6 kg5 Mortalitas anak 75 % 0%6 Mortalitas induk 1,2 % 0%7 Jml kelahiran - 12 ekor8 Jml induk yang bunting - 24 ekor

Sumber: Kelompok tani Sidomulyo Desa Mekarsari Kecamatan Kabawetan KabupatenKepahiang 2015

Populasi awal ternak kambing di kelompok tani Sidomulyo Desa Mekarsari

Kecamatan Kabawetan pada bulan Maret 2015 adalah anak 13 ekor, muda 23

ekor, dewasa 46 ekor (total 82 ekor), sedangkan populasi alkhir pada bulan

November 2015 adalah anak 12 ekor, muda 13 ekor dan dewasa 90 ekor (total

115 ekor) terjadi peningkatan 33 ekor. Peningkatan ini dipengaruhi oleh adanya

ternak kambing yang masukkan melalui program bantuan kambing PE untuk

kelompok pembibitan dan juga adanya penjualan yang dilakukan oleh peternak

terhadap kambing jantan dan induk yang kurang produktif. Jumlah kelahiran

anak selama 8 bulan ini adalah sebanyak 12 ekor, rendahnya angka kelahiran ini

disebabkan oleh petani kurang intensif dalam melakukan pemeliharaan ternak

kambingnya. Petani di Desa Mekarsari pada khususnya dan Kabawetan sebagian

besar umumnya memelihara ternak kambing sebagai sampingan dan banyak

yang menyerahkan tatalaksana pemeliharaan ternak kambing kepada istri dan

anaknya sehingga pendampingan susah dilakukan.

Kepemilikan ternak kambing di kelompok tani Sidomulyo meningkat dari

2 – 20 ekor/peternak menjadi 4 – 23 ekor/peternak. Hal ini disebabkan oleh

kelahiran dari anak kambing juga adanya pemasukan kambing yang baru untuk

program pembibitan dari Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian

Pertanian tahun 2015. Rata-rata kepemilikan ini dimungkinkan akan bertambah

16

seiring dengan banyaknya ternak kambing yang sedang bunting dan diperkirakan

akan melahirakan pada bulan depan.

Calving interval (jarak antara kelahiran) ternak kambing di kelompok

Sidomuyo Desa Mekarsari Kecamatan Kabawetan Kabupaten Kepahiang masih

9 (sembilan) bulan. Hal ini disebabkan oleh para peternak kurang intensifnya

peternak dalam memelihara ternaknya sehingga tidak memperhatikan siklus

birahi ternak kambingnya sehingga mengakibatkan terjadi keterlambatan waktu

perkawinannya. Peternak kambing di kelompok Sidomuyo yang mempunyai

ternak kambing dibawah 5 (ekor) biasanya dikelola oleh anaknya yang laki-laki

sehingga transfer informasi dari BPTP kadang-kadang tidak sampai karena yang

ikut sosialisasi dan pelatihan biasanya adalah bapaknya.

Berat lahir ternak kambing di kelompok tani Sidomulyo Desa Mekarsari

Kecamatan Kabawetan Kabupaten Kepahiang mengalami peningkatan dari 1,9 kg

menjadi 2,3 kg. Hal ini disebabkan oleh pemberian pakan yang berkualitas baik

selama kebuntingan seperti daun-daunan, leguminosa dan mineral blok

dibandingkan dengan sebelum pendampingan yang hanya diberikan rumput

lapangan. Disamping itu juga sanitasi kandang juga sangat berpengaruh

terhadap kinerja produksi ternak kambing.

Berat sapih ternak kambing di kelompok Sidomuyo Desa Mekarsari

Kecamatan Kabawetan Kabupaten Kepahiang mengalami kenaikan dari 7,5

kg/ekor menjadi 9,6 kg/ekor. Peningkatan ini disebabkan oleh adanya perbaikan

pola pemeliharaan (konsumsi pakan) dan pemberian vitamin dan obat cacing.

Hal ini menandakan bahwa dengan manajemen pemeliharaan yang baik

terhadap anak kambing dan induk yang sedang menyusui akan memberikan hasil

yang baik pula.

Angka mortalitas anak kambing di kelompok Sidomulyo Desa Mekarsari

Kecamatan Kabawetan Kabupaten Kepahiang dari bulan Maret sampai dengan

November 2015 (dari kelahiran sebanyak 12 ekor) adalah 0%, sedangkan tahun

lalu angka mortalitas anak kambing mencapai 75%. Penyebab utama kematian

anak kambing di Desa Mekarsari ini adalah penyakit bload (kembung perut).

Penyakit kembung perut pada anak ternak kambing di Desa Mekarsari ini lebih

banyak disebabkan oleh kondisi iklim dan cuaca sehingga disarankan agar

kandang ternak kambing terutama untuk anak kambing diberi dinding atau

ditutup terpal pada waktu malam hari sehingga angin tidak bebas bertiup masuk

17

kedalam kandang ternak kambing. Disamping itu pemberian pakan yang basah

juga diduga menjadi penyebab terjadinya kembung perut pada ternak kambing,

sehingga disarankan agar waktu mengarit hijauan pakan ternak untuk kambing

dilakukan pada waktu hijauan dalam keadaan kering. Untuk angka mortalitas

induk kambing juga mengalami penurunan, dimana sebelumnya angka mortalitas

induk kambing di Desa Mekarsari adalah 1,2 % dan dari bulan Maret sampai

dengan November 2015 menjadi 0%.

4.7. Pembinaan Kelembagaan Kelompok Tani

Kelembagaan sangat penting dalam melakukan usaha tani ternak

kambing di Kecamatan Kabawetan, terlebih lagi Kabupaten Kepahiang akan

dijadikan daerah pengembagan ternak kambing dan sekaligus daerah sumber

bibit kambing PE di Provinsi Bengkulu. Rata-rata kelompok tani di Kecataman

sudah melakukan registrasi di BP4K Kabupaten Kepahiang sebagai syarat untuk

mengajukan bantuan kepada pemerintah. Namun administrasi kelompok belum

berjalan dengan baik sehingga perlu dilakukan pendampingan dan perbaikan.

Pendampingan yang dilakukan terhadap kelembagan kelompok tani ternak

kambing di Kecamatan Kabawetan adalah:

a. Peningkatan frekuensi pertemuan anggota kelompok yang semula 1 – 3

bulan menjadi sekali sebulan.

b. Membenahi buku adimistrasi seperti buku keanggotaan kelompok, buku

tamu, buku surat masuk dan surat keluar, notulen rapat, rencana kerja

kelompok, buku besar catatan keuangan dan buku inventaris kelompok.

c. Pembentukan paguyupan peternak kambing di Kecamatan Kabawetan yang

bernama Gugus Perwakilan Pemilik Ternak Manunggal Jaya dengan Akta

Notaris tanggal 27 Oktober 2015. Paguyupan ini beranggotakan dari 10

desa yang terdiri dari 12 kelompok peternak kambing di Kecamatan

Kabawetan. Jumlah ternak kambing yang dimiliki oleh paguyupan ini adalah

2.250 ekor betina, 301 ekor jantan dengan total keseluruhan 2.551 ekor

4.8. Pembuatan Grand Design Pembibitan Kambing PE di KabupatenKepahiang.

Peningkatan produktivitas kambing akan bersifat permanen apabila diawali

dengan pemanfaatan kambing yang mempunyai keunggulan genetik (kualifikasi

bibit) sesuai sifat yang diinginkan dan pemberian lingkungan yang sesuai. Oleh

18

karena itu diperlukan program pembibitan tanpa menguras SDG kambing yang

sudah dilestarikan. Untuk tujuan tersebut pembibitan yang dilaksanakan adalah

pembibitan dalam satu rumpun atau dikenal sebagai pembibitan ternak murni.

Kambing merupakan ternak yang memiliki sifat toleransi tinggi terhadap

bermacam-macam pakan hijauan serta mempunyai daya adaptasi yang baik

terhadap berbagai keadaan lingkungan. Pengembangan kambing mempunyai

prospek yang baik karena di samping untuk memenuhi kebutuhan daging di

dalam negeri, juga memiliki peluang sebagai komoditas ekspor.

Pembuatan grand design pembibitan kambing PE di Kabupaten Kepahiang

dimaksudkan sebagai acuan dasar utama dalam pelaksanaan kegiatan Penguatan

Pembibitan Kambing PE di Kabupaten Kepahiang Tahun 2015- 2019

Tujuan adalah untuk memfasilitasi sarana perbibitan, meningkatkan

pengetahuan/keterampilan (kompetensi) SDM pembibit, membentuk dan

menguatkan kelompok peternak sebagai kelompok pembibit, menumbuhkan dan

menstimulasi peternak secara individu maupun kelompok peternak dalam

menerapkan pemurnian dan pelestarian serta menerapkan prinsip-prinsip

pembibitan dan menjadikan Kabupaten kepahiang sebagai wilayah sumber bibit.

Keluaran adalah termanfaatkannya sarana perbibitan, pengetahuan/keterampilan

petugas dan peternak dibidang pembibitan meningkat, terbentuknya calon dan

kelompok pembibit, diterapkannya pemurnian dan pelestarian serta menerapkan

prinsip-prinsip pembibitan oleh peternak baik secara individu maupun kelompok,

tersedianya bibit secara berkelanjutan dan terbentuknya wilayah sumber bibit di

Kabupaten Kepahiang

Sasaran :

a. Jangka Pendek : Tersedianya sarana perbibitan dan penerapan prinsip-

prinsip pembibitan di kelompok peternak rumpun Kambing PE di Kabupaten

Kapahiang.

b. Jangka Menengah: Terbentuknya kelompok pembibit rumpun Kambing PE di

Kabupaten Kapahiang.

c. Jangka Panjang : Terbentuknya wilayah sumber bibit rumpun Kambing PE di

Kabupaten Kepahiang dan pengelolaan wilayah sumber bibit secara

berkelanjutan.

19

A. Pembentukan Instalasi Pembibitan

Pembinaan wilayah sumber bibit kambing PE yang ideal adalah apabila di

setiap wilayah sumber bibit terdapat sebuah Pusat Pembibitan atau “Breeding

Center” kambing PE. Namun kenyataannya adalah tidak semua wilayah sumber

bibit mampu mendirikan suatu Breeding Centre, dan juga ternyata Breeding

Centre belum tentu cocok untuk semua wilayah sumber Bibit. Hal ini karena

ketidakseragaman cara beternak para peternak dan juga karena kondisi wilayah

yang berbeda-beda. Berbagai macam metode pembinaan yang telah dilakukan

selama ini, mulai dari metode yang paling sederhana dan telah dikerjakan

bertahun-tahun, kemudian meningkat dengan suatu penyempurnaan dalam

beberapa segi, sampai kepada suatu metode yang ideal yaitu adanya Breeding

Centre.

Dalam suatu kegiatan pembibitan ternak, dikenal 3 macam strata

peternakan dengan pola piramida sebagai berikut :

1) Strata I : UPT Pembibitan Ternak atau Kelompok Inti selaku penghasil bibit

ternak

2) Strata II : Grup Peternak Utama/Plasma, yang berfungsi untuk melipat

gandakan bibit sapi yang dihasilkan oleh UPT/Kelompok Inti

3) Strata III : Grup Peternak Biasa/Rakyat

Untuk lebih jelasnya dapat digambarkan sebagai berikut :

Strata I : UPT/Kelompok Inti bibit jantan,betina Unggul

Strata II : Peternak Utama/ KelompokPlasma(selaku Pedigree Multipler)

Jantan,Betina

Strata III : Peternak Biasa/Rakyat culling(kelompok pengembang)

Ternak yang dihasilkan dari Strata ini diharapkan dapat memenuhi kriteria

bibit sapi yang cukup baik. Ternak jantan yang dihasilkan dari Strata II

diharapkan dapat memperbaiki mutu genetik dari ternak yang berada dalam

strata III. Jadi pembinaan wilayah pada Starata III terutama ditekankan pada

pejantannya namun tidak tertutup kemungkinannya juga betinanya, yang

terutama datang dari strata II serta tidak menutup kemungkinan datang

20

langsung dari strata I. Dengan adanya pembinaan secara langsung maupun

tidak langsung terhadap Strata III dapat menghasilkan bibit kambing, walaupun

dengan kualitas biasa.

Ada tiga macam bibit kambing yang akan dihasilkan melalui pola ini yaitu:

Strata I : Menghasilkan bibit unggul (elit)

Stata II : Menghasilkan bibit kambing dengan kualitas relatif lebih baik

Strata III : Menghasilkan bibit kambing dengan kualitas standar.

B. Pembentukan Kelompok Plasma/Dasar

Kelompok Plasma/Dasar merupakan kumpulan kambing PE terpilih dari

hasil seleksi yang memiliki tampilan luar tertentu (misalnya berat badan, sehat

dan sebagainya) yang terbaik dari populasi yang ada di suatu wilayah atau di

suatu kelompok pembibitan. Tujuan utama pembentukan kelompok plasma/dasar

adalah mendapatkan kambing-kambing (jantan dan betina) pilihan yang nantinya

mampu menghasilkan keturunan kambing-kambing bibit untuk dikembangkan

sebagai bibit sumber. Kambing-kambing di kelompok plasma/dasar yang tidak

terpilih sebagai bibit sumber, dikembangkan sebagai bibit kambing di peternak

rakyat.

Ditahapan ini, kambing-kambing terpilih diamati dan dicatat perkembangan

tampilan yang menjadi dasar kriteria seleksi dan data pendukung lainnya. Data

perkembangan ini diperlukan sebagai dasar dalam melakukan seleksi-seleksi

selanjutnya. sampai mendapatkan kambing-kambing terpilih untuk tahapan

seleksi berikutnya, yaitu pembentukan kelompok inti/elit. Untuk memperoleh

kambing bibit dalam kelompok plasma/dasar, pada prinsipnya melalui kegiatan,

yaitu :

Penjaringan (screening)

Penjaringan adalah tindakan seleksi yang dilakukan di suatu populasi

diutamakan berasal dari ternak cull di Kelompok Inti (strata I). ataupun dapat

berasal peternakan rakyat atau di pasar hewan. Penjaringan ini dimaksudkan

untuk mendapatkan sapi yang terbaik yang memenuhi persyaratan terutama

penampilan luar dari sifat tertentu yang dikehendakinya.

Seleksi keturunan

Seleksi keturunan adalah seleksi yang dilakukan selama beberapa generasi

terhadap kambing-kambing yang di hasilkan di tahapan kelompok plasma.dasar.

21

kambing-kambing F1 yang terpilih dalam seleksi saling dikawinkan untuk untuk

mendapatkan kambing-kambing anakannya (F2), kemudian sesama kambing F2

yang terpilih dalam seleksi saling dikawinkan untuk mendapatkan kambing-

kambing F3, dan seterusnya.

F2 diseleksi lagi, kambing yang terpilih diatur lagi perkawinannya dan

seterusnya sampai mendapatkan kambing dengan kriteria performans yang

dikehendaki untuk dijadikan sebagai kambing bibit sumber.

Tujuan seleksi keturunan adalah memperoleh kambing-kambing dengan

performans tertentu (sesuai kriteria yang digunakan untuk seleksi) di atas rata-

rata populasi kelompok plasma/dasar, kemudian nantinya dikembangkan sebagai

kambing-kambing bibit sumber di tahapan seleksi berikutnya, yaitu kelompok

inti/elit.

C. Pembentukan Kelompok Inti (Elit)

Kelompok inti/elit adalah tahapan akhir dari rangkaian program seleksi.

Populasi di kelompok inti/elit adalah kambing-kambing bibit sumber, yaitu

kambing dengan produktivitas yang tinggi dan keragaman genetiknya kecil. Di

kelompok elit, dilakukan dua kegiatan, yaitu perbanyakan bibit sumber dan

menghasilkan kambing-kambing unggul untuk siap disebarkan ke kelompok

plasma/dasar dan kelompok pengembang.

Mekanisme seleksi dan pengaturan perkawinan yang dilakukan di tahap

kelompok inti/elit ini hampir sama dengan di tahap kelompok plasma/dasar,

tetapi materi kambingnya sudah berupa bibit sumber dan sekecil mungkin

memasukkan kambing-kambing baru untuk digunakan sebagai tetuanya.

Ditahapan kelompok inti/elit ini sangat dibutuhkan pencatatan yang

lengkap, berurutan dan jelas tentang silsilah/asal usul dan performans

produktivitas dari masing-masing kambing bibit sumber, karena keturunannya

akan disebarkan sebagai kambing bibit unggul untuk memperbaiki genetik

kambing-kambing di kelompok plasma dan ataupun peternak rakyat, untuk

dijadikan sebagai perbanyakan bibit sumber yang ada.

D. Pembentukan Kelompok Pengembang

Kelompok pengembang adalah tahapan terakhir dari tahapan rangkaian

program-program. Kelompok pengembang dibentuk untuk menghasilkan

22

kambing-kambing bakalan yang akan dikembangkan sebagai sumber penghasil

susu, sehingga menggunakan kambing-kambing indukan milik peternak

rakyat/swasta dan kambing-kambing pejantan dari kelompok elit. Potensi wilayah

suatu daerah dalam menyediakan pakan, akan menjadi salah satu pertimbangan

utama dalam menentukan tingkat keunggulan kambing pejantan yang akan

digunakan di kelompok pengembang.

Pengaturan perkawinan dan model seleksi yang dilakukan di kelompok

pengembang, adalah mengawinkan kambing indukan di peternak dengan

kambing pejantan dari kelompok elit. Anak-anak kambing yang dihasilkan

diseleksi untuk dibagi menjadi tiga kelompok sesuai performans kriteria seleksi

yang digunakan : a) performans sangat bagus sampai bagus diprioritaskan untuk

dipertahankan (tidak dipotong) menjadi perbanyakan/pengganti kambing

pejantan/indukan, b) performans cukup bagus di arahkan menjadi kambing

bakalan untuk dibesarkan sebagai calon indukan, dan c) performans jelek

dikeluarkan dari populasi kelompok pengembang.

23

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

1. Demplot budidaya ternak kambing diperoleh peningkatan populasi ternak

kambing, bobot lahir dan bobot sapih, penurunan angka mortalitas anak dan

induk ternak kambing.

2. Terjadi peningkatan pengetahuan peternak dalam hal pemilihan bibit,

pemberian pakan ternak kambing, reproduksi, produksi susu dan pasca

panennya serta pengolahan limbah dan pemanfaatannya sebagai pupuk

organik/kompos.

3. Pembinaan kelembagaan meliputi menggalakkan pertemuan anggota

kelompok yang semula 1 – 3 bulan menjadi sekali sebulan, membenahi buku

adimistrasi (buku keanggotaan kelompk, buku tamu, buku surat masuk dan

surat keluar, notulen rapat, rencana kerja kelompok, buku besar catatan

keuangan dan buku inventaris kelompok) dan pembentukan paguyupan

peternak kambing di Kecamatan Kabawetan yang bernama Gugus

Perwakilan Pemilik Ternak Manunggal Jaya dengan Akta Notaris tanggal 27

Oktober 2015.

4. Pembuatan Grand Design Pembibitan Ternak kambing PE yang melibatkan

Ditjen Peternakan Perbibitan Kementerian Pertanian, Dinas Peternakan dan

Perikanan Kabupaten Kepahiang, BAPPEDA dan BPTP Bengkulu untuk jangka

waktu 5 tahun.

5.2. Saran

1. Perlu adanya komunikasi yang lebih intensif antara Dinas Peternakan dan

Perikanan Kabupaten Kepahiang dengan Balai Pengkajian Teknologi

Pertanian Bengkulu dalam rangka pembinaan dan pendampingan kepada

petugas dan peternak dilapangan.

2. Agar Grand Design pembibitan kambing PE di Kabupaten Kepahiang

berhasil dengan baik perlu adanya kerjasama yang baik antara pemangku

kebijakan di daerah dengan pelaksana dilapangan.

24

KINERJA HASIL

1. Pembuatan Grand Design pembibitan kambing PE di Kabupaten Kepahiang

untuk lima tahun yang akan datang dengan tujuan untuk menjadikan

Kabupaten Kepahiang sebagai daerah sumber bibit kambing PE di Provinsi

Bengkulu.

2. Pembuatan dan penyebarluasan media informasi berupa folder sebanyak 4

judul masing-masing 250 lembar.

3. Demplot budidaya ternak kambing di kelompok Sidomulyo Desa Mekarsari

Kecamatan Kabawetan Kabupaten Kepahiang menghasilkan peningkatan

populasi ternak kambing, bobot lahir dan bobot sapih, penurunan angka

mortalitas anak dan induk.

4. Pembinaan kelembagaan dengan meningkatkan frekuensi pertemuan

anggota kelompok, membenahi buku adimistrasi (buku keanggotaan

kelompok, buku tamu, buku surat masuk dan surat keluar, notulen rapat,

rencana kerja kelompok, buku besar catatan keuangan dan buku inventaris

kelompok) dan pembentukan paguyupan peternak kambing di Kecamatan

Kabawetan yang bernama Gugus Perwakilan Pemilik Ternak Manunggal Jaya

dengan Akta Notaris tanggal 27 Oktober 2015. Paguyupan ini beranggotakan

dari 10 desa yang terdiri dari 12 kelompok peternak kambing di Kecamatan

Kabawetan.

25

DAFTAR PUSTAKA

Badan Litbang Pertanian. 2005. Kumpulan Teknologi Unggulan pendukungPRIMA TANI. Badan Litbang Pertanian. Jakarta. 75 p.

BPS Provinsi Bengkulu. 2012. Provinsi Bengkulu dalam Angka. Bengkulu 496 p.

Disnakkan Kab. Kepahiang, 2014. Data dan Potensi Ternak Kabupaten KepahiangTahun 2009-2014. Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Kepahiang.Kepahiang.

Ditjen Perternakan dan Kesehatan Hewan. 2011. Statistik Perternakan danKesehatan Hewan 2011. Direktorat Jenderal Perternakan dan KesehatanHewan. Kementerian Pertanian. Jakarta.

Hendayana R. 2011. Mempercepat Pembangunan Perdesaan dengan InovasiPertanian. http://ekonomi.kompasiana.com/agrobisnis/2011/02/13/mempercepat-pembangunan-perdesaan-dengan-inovasi-pertanian [Diakses22 Juni 2011]

Kementerian Pertanian, 2012. Pedoman Pengembangan Kawasan Pertanian.Permentan no.50 tahun 2012, Jakarta.

Kementerian Pertanian, 2014. Rancangan Model Pengembangan KawasanPertanian Tahun 2015-2019. Jakarta.

Pambudi, R., T. Sipayung, W.B. Priatna, Burhanuddin, A. Kriswantriyono dan A.Satria. 2001. Kumpulan Pemikiran. Bias dan Kewirausahaan Dalam SistemAgribisnis. Penerbit Pustaka Wirausaha Muda, cetakan ketiga (edisi revisi).Bogor.

Puslitbangtan, 2009. Petunjuk Pelaksanaan Pendampingan SL-PTT. KerjasamaPuslitbangtan, BBP2TP, BPTP Jawa Barat dan BPTP Bali. 20 p.

Tjitropranoto, P. 2000. Strategi Diseminasi Teknologi dan Informasi Pertanian.Balai Pusat Pengkajian Teknologi Pertanian. Bogor.

26

ANALISIS RISIKO

Analisis risiko diperlukan untuk mengetahui berbagai risiko yang mungkin

dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan pengkajian. Dengan mengenal risiko,

penyebab dan dampaknya, maka akan dapat disusun strategi ataupun cara

penanganan risiko baik secara antisipatif maupun rensponsif.

Tabel 6. Daftar Risiko Pelaksanaan Pendampingan Kawasan Ternak Kambing diKabupaten Kepahiang Tahun 2015

No Risiko Penyebab Dampak

1 Jadwal kegiatanpendampingan tidaksesuai denganprogram DinasPeternakan

Program Dinas belumberjalan

Kegiatan pendampingantidak berjalan denganbaik

2 Peternak tidak maumenerapkan inovasiyang baru

Tingkat pendidikan daripeternak yang rendah

Inovasi kurang diterapkan dengan baik

Tabel 7. Daftar Penanganan Risiko dalam Pelaksanaan Pendampingan KawasanTernak Kambing di Kabupaten Kepahiang Tahun 2015

No Risiko Penyebab Penanganan

1 Jadwal kegiatanpendampingan tidaksesuai denganprogram DinasPeternakan

Program Dinas Belumberjalan

Melakukan koordinasiyang lebih intensifdengan dinas daninstansi terkait lainnya.

2 Peternak tidak maumenerapkan inovasiyang baru

Tingkat pendidikan daripeternak yang rendah

Melakukan pembinaanyang lebih intensifdengan melibatkanpetugas setempat

27

JADWAL KERJA

Tabel 8. Jadwal Kerja Kegiatan

No Uraian kegiatan Bulan1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Penyusunan RDHP2 Penyusunan/pembahasan

perbaikan RODHP3 Koordinasi4 Pelaksanaan5 Laporan bulanan6 Laporan tengah tahun7 Laporan akhir tahun

28

PEMBIAYAAN

Tabel 9. Rencana Anggaran Belanja Kegiatan

No Uraian Volume HargaSatuan

(Rp.(000)

Jumlah(Rp.000)

1. Belanja Bahan (521211) Bahan pendampingan dan pendukung

lainnya ATK dan Komputer Supllies Fotocopy, jilid, cetak dan dokumentasi Materi Informasi teknologi

1 Paket

1 Paket1 Paket1 Peket

6.740

2.0001.0001.000

10.7406.740

2.0001.0001.000

2. Honor Terkait Output Kegiatan (521213) UHL Honor petugas lapang

50 OH10 OH

35100

2.7501.7501.000

3. Belanja Perjalanan Biasa (524111) Perjalanan dalam rangka pelaksanaan

kegiatan (berkisar antara Rp. 365.000s/d Rp. 5.000.000).

3 OP 5.00015.00015.000

4. Belanja Perjalanan Dinas Paket MeetingLuar Kota Uang harian dan transportasi

perjalanan keluar provinsi/pusatdalam rangka pelaksanaan kegiatan

Penginapan perjalanan ke luarprovinsi/pusat dalam rangkapelaksanaan kegiatan

Uang harian dalam temu lapang,ekspose dan pertemuan tingkatperani

Paket kegiatan dalam rangka temulapang, ekspose dan petemuantingkat petani

1 OH

3 OP

21 OH

21 OH

2.900

700

130

180

11.510

2.900

2.100

2.730

3.780

Jumlah 40.000

29

Tabel 10. Realisasi Anggaran Belanja Kegiatan

No Jenis Pengeluaran RealisasiAnggaran

(Rp)

PersentaseKeuangan

(%)

PersenteseFisik (%)

1 Belanja Bahan Bahan pendampingan

dan pendukung lainnya ATK dan komputer

supplies Fotocopy, jilid, cetak

dan dokumentasi Materi Informasi

teknologi

6.737.000

1.997.900

1.000.000

1.000.000

99,95

99,89

100,00

100,00

100,00

100,00

100,00

100,00

2 Honor Output Kegiatan UHL Honor petugas lapang

1.470.000975.000

84,0097,50

100,00100,00

4 Belanja Perjalanan Biasa Perjalanan dalam

rangka pelaksanaankegiatan (berkisarantara Rp. 365.000 s/dRp. 5.000.000)

14.948.350 99,65 100,00

5 Belanja Perjalanan DinasPaket Meeting Luar Kota Uang harian dan

transportasi perjalanankeluar provinsi/pusatdalam rangkapelaksanaan kegiatan

Penginapan perjalananke luar provinsi/pusatdalam rangkapelaksanaan kegiatan

Uang harian dalamtemu lapang, eksposedan pertemuan tingkatperani

Paket kegiatan dalamrangka temu lapang,ekspose dan petemuantingkat petani

2.900.000

2.100.000

2.710.000

3.780.000

100,00

100,00

99,26

100,00

100,00

100,00

100,00

100,00

TOTAL 39.618250 99,04 100,00

30

PERSONALIA

Tabel 11. Personalia Kegiatan

No Nama/NIP Uraian Tugas Keterangan1 Zul Efendi, S.Pt/ - Bertanggung jawab terhadap

pelaksanaan kegiatanpenelitian

- Menyusun dan merencanakanoperasional kegiatanMengkoordinir anggota Tim

- Menyusun Laporan- Melaksanakan koordinasi dan

pelaksanaan kegiatan.

Penanggungjawab

2. Ir. Ruswendi, MP/ - Membantu pelaksanaankegiatan pendampingan

- Membantu analisis data- Membantu pembuatan laporan

bulanan, tengah tahun danakhir tahun.

Anggota

3. Ir. Siswani DD/ - Membantu pelaksanaankegiatan pendampingan

- Membantu analisis data- Membantu pembuatan laporan

bulanan, tengah tahun danakhir tahun.

Anggota

31

Lampiran 1. Kartu Rekording Kambing Induk, Pejantan dan Anak Muda.

KARTU REKORDING KAMBING INDUK

TglKawin

KawinTgl

Beranak

AnakNomor

Pejantan/straw*

Rumpun Nomor BL (kg) JK

Keterangan:

BL : Bobot Lahir

JK : Jenis Kelamin (J=jantan, B=betina)

Tanggal Keterangan

Keterngan:

Diisi dengan kejadian seperti: penyakit (tanda-tanda sakit, pengobatan dengan

apa da hasil pengobatan), keguguran, dijual dan harga jual, mati, dipotong,

digaduhkan, kondisi pakan dan lainnya.

32

KARTU REKORDING KAMBING INDUK

Nama Peternak : Foto Kambing(sisi kiri)

Nama Kelompok :

Alamat :

Desa :

Kecamatan :

Kabupaten :

Provinsi :

Nomor ternak :

Jenis kelamin :

Rumpun : Foto Kambing(sisi kanan)

Tanggal lahir :

Tipe kelahiran :

Tipe sapih :

Nomor induk :

Rumpun induk :

Nomor bapak/straw :

Rumpun bapak :

Warna tubuh dominan :

33

TK PJT TB JL(ekor)

Nomor(anak)

BL(kg)

JK(j/b)

JS(ekor)

BS(kg)

Keterangan: TK: Tanggal Kawin; PJT: Nomor Pejantan; TB: Tanggal beranak; JL: Jumlahanak dilahirkan; BL: Bobot lahir; JK: Jenis Kelamin; JS: Jumlah anak disapih; BS: Bobot sapih

34

KARTU REKORDING KAMBING PEJANTAN

Nama Peternak : Foto Kambing(sisi kiri)

Nama Kelompok :

Alamat :

Desa :

Kecamatan :

Kabupaten :

Provinsi :

Nomor ternak :

Jenis kelamin :

Rumpun : Foto Kambing(sisi kanan)

Tanggal lahir :

Tipe kelahiran :

Tipe sapih :

Nomor induk :

Rumpun induk :

Nomor bapak/straw :

Rumpun bapak :

Warna tubuh dominan :

35

Umur(bln)

Tanggal PB(cm)

LD(cm)

TP(cm)

BB(cm)

LS(cm)

Lahir

3

6

12

18

Keterangan : PB: Panjang Badan; TP: Tinggi pundak; LD : Lingkar dada; BB:Bobot badan; LS: Lingkar scrotum (hanya untuk kambing jantan)

Tanggal Keterangan

Keterangan: Diisi dengan kejadian seperti: penyakit (tanda-tanda sakit, pengobatandengan ada dan hasil pengobatan), keguguran, dijual dan harga jual, mati, dipotong,digaduhkan, kondisi pakan dan lainnya.

36

Lampiran 2. Koordinasi dengan Dinas Peternakan dan Perikanan Kab. Kepahiangyang juga dihadiri oleh Perwakilan Ditjen Peternakan KementerianPertanian Jakarta.

Lampiran 3. Presentasi Grand Design Pembibitan Kambing PE oleh Dr. BambangSetiadi (Ditjen Peternakan)

37

Lampiran 4. Foto Sosialisasi Pendampingan Ternak Kambing di KecamatanKabawetan

Lampiran 5. Pelatihan Pengsian Kartu Rekording Ternak Kambing di Kec.Kabawetan

38

Lampiran 6. Kandang Kambing Kelompok Tani Sidomuyo Desa Mekarsari Kec.Kabawetan Kab. Kepahiang

Lampiran 7. Foto kandang Kelompok KWT Desa Mekarsari Kec. Kabawetan Kab.Kepahiang.

39

Lampiran 8. Kulit Kopi Mineral Blok untuk pakan Ternak Kambing

Lampiran 9. Pembuatan Silase Rumput Gajah

40

Lampiran 10. Media Informasi Tentang Ternak Kambing