PENDAMPINGAN KAWASAN RUMAH PANGAN...

122
PENDAM PANGAN LE BADAN PENE BALAI PENGK LAPORAN AKHIR TAHUN MPINGAN KAWASAN RU ESTARI DI PROVINSI BE Umi Pudji Astuti KEMENTERIAN PERTANIAN ELITIAN DAN PENGEMBANGAN PE KAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN 2014 UMAH ENGKULU ERTANIAN BENGKULU

Transcript of PENDAMPINGAN KAWASAN RUMAH PANGAN...

Page 1: PENDAMPINGAN KAWASAN RUMAH PANGAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../pendampingan-krpl-bengkulu.pdf · laporan akhir tahun pendampingan kawasan rumah pangan lestari di provinsi

LAPORAN AKHIR TAHUN

PENDAMPINGAN KAWASAN RUMAHPANGAN LESTARI DI PROVINSI BENGKULU

Umi Pudji Astuti

KEMENTERIAN PERTANIANBADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU2014

LAPORAN AKHIR TAHUN

PENDAMPINGAN KAWASAN RUMAHPANGAN LESTARI DI PROVINSI BENGKULU

Umi Pudji Astuti

KEMENTERIAN PERTANIANBADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU2014

LAPORAN AKHIR TAHUN

PENDAMPINGAN KAWASAN RUMAHPANGAN LESTARI DI PROVINSI BENGKULU

Umi Pudji Astuti

KEMENTERIAN PERTANIANBADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU2014

Page 2: PENDAMPINGAN KAWASAN RUMAH PANGAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../pendampingan-krpl-bengkulu.pdf · laporan akhir tahun pendampingan kawasan rumah pangan lestari di provinsi

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya,

sehingga Laporan Akhir Tahun2014 Kegiatan Pendampingan Kawasan Rumah

Pangan Lestari di Provinsi Bengkulu dapat tersusun. Laporan ini dibuat sebagai

salah satu pertanggungjawaban terhadap hasil pelaksanaan kegiatan mulai bulan

Januari sampai dengan bulan Desember Tahun 2014.

Secara umum kegiatan Pendampingan Kawasan Rumah Pangan Lestari

di Provinsi Bengkulu ini berjalan dengan baik. Semoga laporan akhir ini dapat

dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi

pembaca.

Kami menyadari bahwa dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan

ini tentu ada kekurangannya, oleh karena itu kritik dan saran untuk perbaikan

sangat diharapkan. Kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dan membantu

pelaksanaan kegiatan ini kami sampaikan terima kasih. Semoga kegiatan ini

dapat memberikan manfaat bagi percepatan adopsi inovasi teknologi

pemanfaatan lahan pekarangan di Provinsi Bengkulu.

Bengkulu, Desember 2014Penanggung jawab Kegiatan

Dr. Umi Pudji Astuti, MPNIP. 19610531 199003 2 001

Page 3: PENDAMPINGAN KAWASAN RUMAH PANGAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../pendampingan-krpl-bengkulu.pdf · laporan akhir tahun pendampingan kawasan rumah pangan lestari di provinsi

iii

LEMBAR PENGESAHAN

1. Judul RDHP : Pendampingan Kawasan Rumah Pangan Lestaridi Provinsi Bengkulu

2. Unit Kerja : BPTP Bengkulu

3. Alamat Unit Kerja : JL. Irian KM 6,5 Bengkulu 38119

4. Sumber Dana : DIPA BPTP Bengkulu TA. 2014

5. Status Kegiatan (L/B) : L (Lanjutan)

6. Penanggung Jawaba. Nama : Dr.Ir.Umi Pudji Astuti,MPb. Pangkat/Golongan : Pembina /IVac. Jabatan Fungsional : Penyuluh Madya

7. Lokasi : 10 Kabupaten/Kota di Provinsi Bengkulu

8. Agroekosistem : Lahan kering dataran rendahdan dataran tinggi(pekarangan)

9. Tahun Mulai : 2013

10. Tahun Selesai : 2015

11. Output Tahunan : 1. Tersedianya paket teknologi pertanian dilahan pekarangan bagi penyuluh danpelaksanaKRPL di Provinsi Bengkulu

2. Terdiseminasikannya paket teknologipertaniandi lahan pekarangan di ProvinsiBengkulu melalui gelar teknologi, displayKRPL, demplot, apresiasi petani/pelatihan,penerbitan informasi teknologi budidaya

3. Menumbuhkan pasar KRPL di ProvinsiBengkulu

12. Output Akhir : 1. Terciptanya lingkungan hijau, bersih dankonsumsi yang sehat bagi masyarakat.

2.Peningkatan PPHdan kesejahteraanmasyarakat.

3. Terciptanya pelaku bisnis pembibitan sayurandan buah-buahan di perdesaan danperkotaan.

Page 4: PENDAMPINGAN KAWASAN RUMAH PANGAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../pendampingan-krpl-bengkulu.pdf · laporan akhir tahun pendampingan kawasan rumah pangan lestari di provinsi

iv

13.Biaya : Rp.600.000.000,-(Enam Ratus Juta Rupiah)

14. Biaya Setelah Revisi : Rp.600.000.000,- (Enam Ratus Juta Rupiah)

Koordinator Program,

Ir. Wahyu Wibawa, MP, Ph.DNIP. 19690427 199803 1 001

Penanggung Jawab RDHP

Dr. Umi Pudji Astuti, MPNIP. 19610531 199003 2 001

Mengetahui:Kepala BBP2TP,

Dr. Ir. Abdul Basit,M.SNIP. 19610929 198603 1 003

Kepala Balai,

Dr. Ir. Dedi Sugandi, MPNIP. 19590206 198603 1 002

Page 5: PENDAMPINGAN KAWASAN RUMAH PANGAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../pendampingan-krpl-bengkulu.pdf · laporan akhir tahun pendampingan kawasan rumah pangan lestari di provinsi

v

DAFTAR ISI

HalamanLEMBAR JUDUL ..................................................................................... iKATA PENGANTAR ................................................................................ iiLEMBAR PENGESAHAN .......................................................................... iiiDAFTAR ISI .......................................................................................... vDAFTAR TABEL ..................................................................................... viiDAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... viiiRINGKASAN .......................................................................................... ix

I. PENDAHULUAN ........................................................................... 11.1. Latar Belakang .................................................................... 11.2. Dasar Pertimbangan............................................................. 21.3. Tujuan................................................................................. 41.4. Keluaran yang Diharapkan ................................................... 41.5. Perkiraan Manfaat dan Dampak …………………………………………. 4

II. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 6

III. PROSEDUR ................................................................................. 103.1. Ruang Lingkup Pendampingan ............................................. 103.2. Sasaran Pendampingan ……................................................. 103.3. Pendekatan Konsep dan Tahapan Pendampingan KRPL ......... 113.4. Lokasi Kegiatan .................................................................. 113.5. Bahan dan Alat ……………………………………………………………….. 123.6. Tahapan Pelaksanaan Kegiatan ………………………………………… 14

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN …………………......................................... 164.1. Koordinasi dan Sosialisasi ……………….................................... 164.2. Lokasi Kegiatan Pendampingan KRPL di 10 Kabupaten/Kota... 174.3. Kegiatan Pertemuan/Pelatihan………..................................... 214.4. Penyampaian Inovasi Pertanian/Narasumber …...................... 224.5. Bahan Cetak yang terdiseminasi ……..................................... 244.6. Pengembangan Ayam KUB di KBI dan Anak Ayam Turunan-1 254.7. Implementasi Display di BPTP Bengkulu ……………………………. 264.8. Pasar Kawasan Rumah Pangan Lestari ……………………………… 274.9. Diseminasi Inovasi Teknologi..………………………………………….. 284.10. Umpan Balik Pendampingan KRPL .………………………………….. 28

V. KESIMPULAN …………………............................................................ 30

VI. KINERJA HASIL ........................................................................... 31

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 32ANALISIS RESIKO ……………………………………………………………………………… 34JADWAL KERJA ………………………………………………………………………………….. 36PEMBIAYAAN …………………………………………………………………………………….. 36PERSONALIA ……………………………………………………………………………………… 38LAMPIRAN ........................................................................................... 39

Page 6: PENDAMPINGAN KAWASAN RUMAH PANGAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../pendampingan-krpl-bengkulu.pdf · laporan akhir tahun pendampingan kawasan rumah pangan lestari di provinsi

vi

DAFTAR TABEL

Halaman1. Lokasi Pendampingan KRPL di Provinsi Bengkulu Tahun 2014 ........... 122. Komoditas yang diimplementasikan …………………………………………….. 133. Kegiatan Koordinasi Pendampingan KRPL Tahun 2014 ..................... 154. Daftar Nama Liaison Officer (LO) Tahun 2014………………................. 185. Lokasi Pendampingan KRPL Tahun 2014 ......................................... 186. Kegiatan Pelatihan dan Sosialisasi Tahun2014 ................................ 217. Penyampaian Materi ke Stakeholders Tahun 2014 ………………………… 228. Media Informasi yang Terdiseminasi Tahun2014 ............................ 24

9. Distribusi Ayam KUB di KBI BPTP Tahun2014 ................................. 2510. Hasil Survey Efektivitas Metode Pendampingan …….......................... 2811. Preferensi Terhadap Media Penyuluhan ……………………………………….. 29

Page 7: PENDAMPINGAN KAWASAN RUMAH PANGAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../pendampingan-krpl-bengkulu.pdf · laporan akhir tahun pendampingan kawasan rumah pangan lestari di provinsi

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Materi Narasumber…………………………………………………...................... 402. Materi Pelatihan ………………………….................................................. 713. Dokumentasi.................................................................................. 864. Kuesioner ....................................................................................... 925. Hasil Analisis Kompos ...................................................................... 1076. Berita Acara Pemusnahan Ayam KUB ……………………………………………. 108

Page 8: PENDAMPINGAN KAWASAN RUMAH PANGAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../pendampingan-krpl-bengkulu.pdf · laporan akhir tahun pendampingan kawasan rumah pangan lestari di provinsi

viii

RINGKASAN

1 Judul : Pendampingan Kawasan Rumah Pangan Lestari diprovinsi Bengkulu.

2 Unit kerja : BPTP Bengkulu

3 Tujuan : 1. Menyiapkan paket teknologi pertanian di lahanpekarangan bagi penyuluh dan pelaksanaKRPL di Provinsi Bengkulu

2. Mendiseminasikan paket teknologi pertanian dilahan pekarangan melalui gelar teknologi,display KRPL, demplot KBD, apresiasipetani/pelatihan, penerbitan informasiteknologi budidaya

3. Menumbuhkan pasar KRPL

4 Keluaran : 1. Tersedianya paket teknologi pertanian di lahanpekarangan bagi penyuluh dan pelaksanaKRPL di Provinsi Bengkulu

2. Terdiseminasikannya paket teknologi pertaniandi lahan pekarangan di Provinsi Bengkulumelalui gelar teknologi, display KRPL, demplot,apresiasi petani/pelatihan, penerbitaninformasi teknologi budidaya

3. Menumbuhkan pasar KRPL di ProvinsiBengkulu

5 Prosedur : Pendampingan program KRPL dilaksanakan di10 kabupaten/kota di Provinsi Bengkulu.

Ruang lingkup kegiatan meliputi :a. Pendampingan teknologi oleh petugas BPTP

di setiap Kabupaten/Kota (penguatan KBD,pemilihan benih yang sesuai).

b. Gelar teknologi di KBD M-KRPL.c. Sosialisasi (pasar KRPL), apresiasi dan

petalihan petani.d. Nara sumber dalam pelatihan penyuluh

pendamping.e. Penerbitan media cetak dan elektronik.f. Membangun display di BPTP sebagai wahana

praktek belajar-mengajar bagi petani,penyuluh dan stakeholders sebagai mitrakerja BPTP.

g. Pemberdayaan KBI sebagai sumber benihKBD.

h. Pengumpulan data dari petani pelaksanamelalui pre test dan post tes, pengisiankuestioner tentang minat dan persepsi

Page 9: PENDAMPINGAN KAWASAN RUMAH PANGAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../pendampingan-krpl-bengkulu.pdf · laporan akhir tahun pendampingan kawasan rumah pangan lestari di provinsi

ix

petani terhadap teknologi yangdidiseminasikan serta metodepenyebarannya.

Analisis data menggunakan pre test dan posttest secara deskriptif diuji dengan statistic nonparametrik.

6 Capaian : 1. Pendampingan KRPL dilakukan pada 69desa/kelurahan di 10 kabupaten/kota.

2. Komoditas sayuran yang diadopsi oleh petaniantara lain: Kol bunga, cabai, tomat, sawi,kangkung, bayam, terung, kol daun, seledri,bawang daun, bawang merah.

3. Penyebaran ayam KUB telah dilakukan di 7kabupaten/kota sebanyak 4.168 ekor.

4. Bahan informasi yang disebarluaskan kepadapetani adalah leaflet, buku saku, dan bukupetunjuk pelaksanaan.

5. Penguatan KBD yang dilakukan di ProvinsiBengkulu sebanyak 20 unit di 20 desa/kelurahan

7 Manfaat : 1. Tumbuhnya tanaman yang subur di setiapkeluarga dan KBD.

2. Berkembangnya tanaman pekarangan sebagaisumber pangan keluarga di setiap Kabupatendan Kota.

3. Meningkatnyakualitas konsumsi keluarga danpendapatan keluarga.

8 Dampak : 1. Terciptanya lingkungan hijau, bersih dankonsumsi sehat bagi masyarakat.

2. Peningkatan kesejahteraan masyarakat.3. Terciptanya pelaku bisnis pembibitan sayuran

dan buah-buahan di perdesaan dan perkotaan.

9 Jangka Waktu : 3 (tiga) tahun (2013 s/d 2015)

10 Biaya : Rp.600.000.000. (Enam Ratus Ribu Rupiah )

11 Biaya SetelahRevisi

: Rp.600.000.000,- (Enam Ratus Juta Rupiah)

Page 10: PENDAMPINGAN KAWASAN RUMAH PANGAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../pendampingan-krpl-bengkulu.pdf · laporan akhir tahun pendampingan kawasan rumah pangan lestari di provinsi

x

SUMMARY

1 Title : KRPL ‘s Assistance in Bengkulu province

2 Unit of Work : AIAT (BPTP)Bengkulu

3 Purposes : 1. Setting up a package of agricultural technology intheir yards for facilitators and implementers KRPL inBengkulu Province

2. Disseminate agricultural technology packages in theiryards through technology degree, KRPL display,demonstration plots nursery village, appreciationfarmer / training, information publishing cultivationtechnology

3. Growing market KRPL

4 Output : 1. Availability of agricultural technology packages intheir yards for facilitators and implementers KRPL inBengkulu Province

2. Dissemination of agricultural technology packages intheir yards in Bengkulu Province through technologydegree, KRPL display, demonstration plots, farmerappreciation / training, information publishingcultivation technology

3. Growing market KRPL in Bengkulu Province

5 Methodology : 1. Assist KRPL program thta implemented in 10districts/city in Bengkulu Province.

2. The scope of activities includes:a. Technology assistance by officials of BPTP in

each district /city (nursery villagereinforcement, the selection of appropriateseed).

b. Technology degree in M-KRPL’s nursery villagec. Socialization (KRPL’s market), appreciation and

farmers’ training.d. Resource persons in extensionist traininge. Publishing printed and electronic mediaf. Build a display in BPTP as a vehicle for teaching

and learning practices of farmers, extensionist,and stakeholders as BPTP partners.

g. KBI empowerment as a source of nurseryvillage seed.

h. Collecting data from farmers hrough pre-testand post-test, about the interest and perceptionof farmers to technologies that aredisseminated and the method of dissemination.

Page 11: PENDAMPINGAN KAWASAN RUMAH PANGAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../pendampingan-krpl-bengkulu.pdf · laporan akhir tahun pendampingan kawasan rumah pangan lestari di provinsi

xi

3. Analysis of the data using pre-test and post-testdescriptively tested by non-parametric statistics.

6 Achievement : 1. Assistance KRPL conducted at 69 villages / urbanvillages in 10 districts / cities.

2. Commodities vegetables adopted by farmers include:Cabbage flowers, peppers, tomatoes, mustard greens,kale, spinach, eggplant, cabbage leaves, celery, leek,onion.

3. Spread chicken superior Balitnak been done in 7districts / cities as many as 4,168 birds.

4. Material information to farmers is disebarluaskankanleaflets, booklets, and guide implementation.

5. Strengthening nursery village conducted in theprovince of Bengkulu many as 20 units in 20 villages /urban

7 Benefits : 1. The growth of lush plantsineachfamilyand nurseryvillage.

2. Thedevelopment ofplantsas family food sourcesineverydistricts and city.

3. The increasing of family consumption qualityandfamilyincome

8 Impact : 1. The creation of a green, clean environment andhealthy for consumption society

2. The improvement of public welfare3. The creation of vegetables and fruits nursery

businesses in rural and urban

9 Period : 3 (three) years (2013 up to 2015)

10 Cost : Rp.600.000.000. (Six hundred million rupiahs)

11 Revition cost : Rp.600.000.000. (Six hundred million rupiahs)

Page 12: PENDAMPINGAN KAWASAN RUMAH PANGAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../pendampingan-krpl-bengkulu.pdf · laporan akhir tahun pendampingan kawasan rumah pangan lestari di provinsi

1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) merupakan salah satu bentuk

implementasi keberlanjutan program Percepatan Penganekaragaman Konsumsi

Pangan (P2KP) Berbasis Sumber Daya Lokal. Pada tahun 2013, Program P2KP

diimplementasikan melalui kegiatan: (1) Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan

melalui konsep Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL), (2) Model

Pengembangan Pangan Pokok Lokal (MP3L), serta (3) Sosialisasi dan Promosii

P2KP.

Pelaksanaan kegiatan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan

(P2KP) ini merupakan implementasi dari Rencana Strategis Kementerian

Pertanian yaitu Empat Sukses Pertanian, yang salah satunya ialah mengenai

Peningkatan Diversifikasi Pangan, yang merupakan salah satu kontrak kerja

antara Menteri Pertanian dengan Presiden Republik Indonesia pada tahun 2009-

2014, dengan tujuan untuk meningkatkan keanekaragaman pangan sesuai

dengan karakteristik wilayah. Kontrak kerja ini merupakan tindak lanjut dari

Peraturan Presiden Nomor 22 Tahun 2009 tentang Kebijakan Percepatan

Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal, yang

ditindaklanjuti oleh Peraturan Menteri Pertanian Nomor

43/Permentan/OT.140/10/2009 tentang Gerakan Percepatan Penganekaragaman

Konsumsi Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal. Peraturan tersebut kini menjadi

acuan untuk mendorong upaya penganekaragaman konsumsi pangan dengan

cepat melalui basis kearifan lokal serta kerja sama terintegerasi antara

pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat.

Di tingkat provinsi, kebijakan tersebut telah ditindaklanjuti melalui surat

edaran atau Peraturan Gubernur (Pergub), dan di tingkat kabupaten/kota

ditindaklanjuti dengan surat edaran atau Peraturan Bupati/Walikota

(Perbup/Perwalikota).Gerakan P2KP sangat jelas di lapangan, terutama pada

tingkat provinsidan kabupaten/kota, baik itu melalui integrasi berbagai kegiatan

dalam mewujudkan pengembangan ekonomi daerah, maupun dari segi

pelaksanaan dan pembiayaannya. Selain itu, Gubernur dan bupati/walikota

sebagai integrator utama memiliki peranan penting dalammengoordinasikan

Page 13: PENDAMPINGAN KAWASAN RUMAH PANGAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../pendampingan-krpl-bengkulu.pdf · laporan akhir tahun pendampingan kawasan rumah pangan lestari di provinsi

2

gerakan P2KP, khususnya terhadap Satuan KerjaPerangkat Daerah (SKPD)

sebagai agen pembawa perubahan (agent of change).

Laju pembangunan pertanian yang semakin dinamis menuntut

percepatan adopsi teknologi oleh pelaku utama maupun pelaku usaha di sektor

pertanian. Dalam merespon tuntutan tersebut perlu dilakukannya pendampingan.

Pendampingan merupakan salah satu aspek penting dalam mensukseskan

program Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL). Pendampingan yang holistik,

bersinergi, terkoordinir, terfokus dan terukur sangat diharapkan oleh semua

pihak dalam mengakselerasi pencapaian dari sasaran yang telah ditetapkan.

Menindak lanjuti arahan Presiden RI pada acara Konferensi Dewan

Ketahanan Pangan pada bulan Oktober 2010 di Jakarta tentang ketahanan dan

kemandirian pangan nasional harus dimulai dari rumah tangga. Terkait

denganhal ini, pemanfaatan lahan pekarangan untuk pengembangan pangan

rumah tangga merupakan salah satu alternatif untuk mewujudkan kemandirian

pangan rumah tangga.Pemanfaatan lahan pekarangan untuk ditanami tanaman

kebutuhan keluarga sudah dilakukan masyarakat sejak lama dan terus

berlangsung hingga sekarang namun belum dirancang dengan baik dan

sistematis pengembangannya terutama dalam menjaga kelestarian sumberdaya.

Olehkarena itu, komitmen pemerintah untuk melibatkan rumah tangga dalam

mewujudkan kemandirian pangan melalui diversifikasi pangan berbasis

sumberdaya lokal, dan konservasi tanaman pangan untuk masa depan perlu

diaktualisasikan dalam menggerakkan kembali budaya menanam di

lahanpekarangan, baik di perkotaan maupun di perdesaan.

1.2. Dasar Pertimbangan

Kegiatan Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan melalui konsep KRPL,

selain bertujuan untuk peningkatan pengetahuan teknis budidaya tanaman

pekarangan juga diarahkan untuk pemberdayaan kemampuan kelompok wanita

membudayakan pola konsumsi pangan yang beragam, bergizi seimbang, dan

aman (B2SA), serta peningkatan keterampilan dalam pengolahan pangan rumah

tangga.

Optimalisasi pemanfaatan pekarangan dilakukan melalui upaya

pemberdayaan wanita untuk mengoptimalkan manfaat pekarangan sebagai

sumber pangan keluarga. Upaya ini dilakukan dengan membudidayakan berbagai

Page 14: PENDAMPINGAN KAWASAN RUMAH PANGAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../pendampingan-krpl-bengkulu.pdf · laporan akhir tahun pendampingan kawasan rumah pangan lestari di provinsi

3

jenis tanaman sesuai kebutuhan keluarga seperti aneka umbi, sayuran, buah,

serta budidaya ternak dan ikan sebagai tambahan untuk ketersediaan sumber

karbohidrat, vitamin, mineral, dan protein bagi keluarga pada suatu lokasi

kawasan perumahan/warga yang saling berdekatan. Dengan demikian akan

dapat terbentuk sebuah kawasan yang kaya akan sumber pangan yang

diproduksi sendiri dalam kawasan tersebut dari optimalisasi pekarangan.

Pendekatan pengembangan ini dilakukan dengan mengembangkan pertanian

berkelanjutan (sustainable agriculture), antara lain dengan membangun kebun

bibit dan mengutamakan sumber daya lokal disertai dengan pemanfaatan

pengetahuan lokal (local wisdom) sehingga kelestarian alam pun tetap terjaga

Kegiatan KRPL yang dilaksanakan oleh P2KPdi Bengkulu tahun 2013 telah

dilaksanakan di 10 Kabupaten dan Kota dengan jumlah kelompok lebih dari 100,

kegiatan yang sama juga dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah melalui BKP

Provinsi (APBD I) dan APBD Kabupaten yang sudah lebih dari 50 kelompok.

Perkembangan KRPL yang telah dibangun sebagian besar hanya berjalan 1

musim tanam, pada musim tanam berikutnya sebagian besar kawasan tidak

terbentuk lagi yang tersisa adalah rumah tangga (RPL) yang merasakan manfaat

dan mau melanjutkan kegiatannya.

Permasalahan yang timbul mengapa kawasan yang ditumbuhkan tidak

berkesinambungan antara lain : tidak tersedianya benih yang baik, bantuannya

telah selesai dan tidak membeli bibit lagi, terbatasnya pendampingan teknologi

dari sumber teknologi, keberlanjutan pendampingan kurang berjalan. Minimnya

pengetahuan petani tentang teknis budidaya serta pengolahan hasil memerlukan

dukungan dan pendampingan yang berkelanjutan. Hasil kegiatan M-KRPL yang

dilaksanakan oleh BPTP menunjukkan bahwa pengetahuan petani tentang

teknologi budidaya tanaman di pekarangan masih rendah, minat petani untuk

memilih jenis sayuran yang akan ditanam beralasan bahwa komoditas tersebut

setiap hari dikonsumsi (Cabe), laku dijual, dapat diolah menjadi bahan olahan

(Kripik bayam, pisang, manisan terung, tomat, dll)

Tingkat adopsi teknologi pemanfaatan pekarangan di Provinsi Bengkulu

relatif masih rendahyang diindikasikan oleh masih kurangnya pemanfaatan

pekarangan. Tingkat pemahaman masyarakat dan penyuluh dalam pemanfaatan

pekarangan dalam upaya peningkatan ketahanan pangan masih rendah dan

perlu ditingkatkan. Melalui Pendampingan KRPLdalam bentuk kegiatan sosialisasi,

Page 15: PENDAMPINGAN KAWASAN RUMAH PANGAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../pendampingan-krpl-bengkulu.pdf · laporan akhir tahun pendampingan kawasan rumah pangan lestari di provinsi

4

apresiasi, pelatihan-pelatihan dan gelar teknologi serta penyebaran bahan

informasi diharapkan dapatmeningkatkan keterampilan dan pengetahuan petani

serta keberlanjutan kegiatan KRPL di Provinsi Bengkulu

1.3. Tujuan

Secara umum pendampingan KRPLpada tahun 2014bertujuan untuk

mendampingi kegiatan KRPL di provinsi Bengkulu yang dilaksanakan oleh Badan

Ketahanan Pangan Provinsi Bengkulu dan P2KP kabupaten/kota di Provinsi

Bengkulu. Secara khusus tujuan pendampingan KRPL adalah :

1. Menyiapkan paket teknologi pertanian di lahan pekarangan bagi penyuluh

dan pelaksana KRPL di Provinsi Bengkulu

2. Mendiseminasikan paket teknologi pertanian di lahan pekarangan melalui

gelar teknologi, display KRPL, demplot KBD, apresiasi petani/pelatihan,

penerbitan informasi teknologi budidaya

3. Menumbuhkan pasar KRPL

1.4. Keluaran yang Diharapkan

Secara umum keluaran yang diharapkan adalah terdampinginya kegiatan

KRPL di provinsi Bengkulu yang dilaksanakan oleh Badan Ketahanan Pangan

Provinsi Bengkulu dan P2KP kabupaten/kota di Provinsi Bengkulu. Keluaran

khusus yang diharapkan pada tahun 2014 adalah:

1. Tersedianya paket teknologi pertanian di lahan pekarangan bagi penyuluh

dan pelaksana KRPL di Provinsi Bengkulu.

2. Terdiseminasikannya paket teknologi pertanian di lahan pekarangan melalui

gelar teknologi, display KRPL, demplot KBD, apresiasi petani/pelatihan,

penerbitan informasi teknologi budidaya.

3. Tumbuhnya pasar KRPL di Provinsi Bengkulu.

1.5. Perkiraan Manfaat dan Dampak

Manfaat

1. Tumbuhnya tanaman yang subur di setiap keluarga dan KBD

Page 16: PENDAMPINGAN KAWASAN RUMAH PANGAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../pendampingan-krpl-bengkulu.pdf · laporan akhir tahun pendampingan kawasan rumah pangan lestari di provinsi

5

2. Berkembangnya tanaman pekarangan sebagai sumber pangan keluarga di

setiap Kabupaten dan Kota

3. Meningkatnyakualitas konsumsi keluarga dan pendapatan keluarga

Dampak

1. Terciptanya lingkungan hijau, bersih dan konsumsi yang sehat bagi

masyarakat

2. Peningkatan kesejahteraan masyarakat

3. Terciptanya pelaku bisnis pembibitan sayuran dan buah-buahan di

perdesaan dan perkotaan

Page 17: PENDAMPINGAN KAWASAN RUMAH PANGAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../pendampingan-krpl-bengkulu.pdf · laporan akhir tahun pendampingan kawasan rumah pangan lestari di provinsi

6

II. TINJAUAN PUSAKA

Landasaan Teori

Lahan pekarangan memiliki fungsi multiguna, karena dari lahan yang relatif

sempit ini, bisa menghasilkan bahan pangan seperti umbi-umbian, sayuran, buah-

buahan; bahan tanaman rempah dan obat, bahan kerajinan tangan; serta bahan

pangan hewani yang berasal dari unggas, ternak kecil maupun ikan. Manfaat yang

akan diperoleh dari pengelolaan pekarangan antara lain dapat : memenuhi kebutuhan

konsumsi dan gizi keluarga, menghemat pengeluaran, dan juga dapat memberikan

tambahan pendapatan bagi keluarga.

Rumah Pangan Lestari merupakan rumah yang memanfaatkan

pekarangan secara intensif melalui pengelolaan sumberdaya alam lokal secara

bijaksana, yang menjamin kesinambungan persediaannya dengan tetap

memelihara dan meningkatkan kualitas, nilai dan keanekaragamannya.Penataan

pekarangan ditujukan untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya

melalui pengelolaan lahan pekarangan secara intensif dengan tata letak sesuai

dengan pemilihan komoditas.

Pemilihan komoditas ditentukan dengan mempertimbangkan pemenuhan

kebutuhan pangan dan gizi keluarga serta kemungkinan pengembangannya

secara komersial berbasis kawasan. Komoditas untuk pekarangan antara lain:

sayuran, tanaman rempah dan obat, serta buah (pepaya, jeruk

kalamansi,mangga Bengkulu, sirsak). Pada pekarangan yang lebih luas dapat

ditambahkan kolam ikan dan ternak. Model Kawasan Rumah Pangan Lestari

(Model KRPL), diwujudkan dalam satu dusun (kampung) yang telah menerapkan

prinsip RPL dengan menambahkan intensifikasi pemanfaatan pagar hidup, jalan

desa, dan fasilitas umum lainnya (sekolah, rumah ibadah, dll), lahan terbuka

hijau, serta mengembangkan pengolahan dan pemasaran hasil. Suatu kawasan

harus menentukan komoditas pilihan yang dapat dikembangkan secara

komersial, dilengkapi dengan kebun bibit.

Berbagai jenis tanaman pangan seperti padi-padian, umbi-umbian, kacang-

kacangan, sayur, buah, dan pangan dari hewani banyak kita jumpai.Demikian pula

berbagai jenis tanaman rempah dan obat-obatan dapat tumbuh dan berkembang

dengan mudah di wilayah kita ini.Namun demikian realisasi konsumsi masyarakat masih

dibawah anjuran pemenuhan gizi.Oleh karena itu salah satu upaya untuk meningkatkan

Page 18: PENDAMPINGAN KAWASAN RUMAH PANGAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../pendampingan-krpl-bengkulu.pdf · laporan akhir tahun pendampingan kawasan rumah pangan lestari di provinsi

7

ketahanan pangan keluarga dan gizi masyarakat harus diawali dari pemanfaatan

sumberdaya yang tersedia maupun yang dapat disediakan di lingkungannya.Upaya

tersebut ialah memanfaatkan pekarangan yang dikelola oleh keluarga.Manfaat yang

akan diperoleh dari pengelolaan pekarangan antara lain dapat: memenuhi kebutuhan

konsumsi dan gizi keluarga, menghemat pengeluaran, dan juga dapat memberikan

tambahan pendapatan bagi keluarga. Potensi lahan pekarangan sebagai salah satu

pilar yang dapat diupayakan untuk mewujudkan kesejahteraan keluarga, baik

bagi rumah tangga di pedesaan maupun di perkotaan.

Inovasi teknologi berpeluang untuk diadopsi oleh petani apabila teknologi

yang diintroduksikan memiliki sifat-sifat sebagai berikut:

2. Bermanfaat bagi petani secara nyata.

3. Lebih unggul dibandingkan dengan teknologi yang telah ada.

4. Bahan, sarana, alat mesin, modal dan tenaga untuk mengadopsi teknologi

tersedia.

5. Memberikan nilai tambah dan keuntungan ekonomi.

6. Meningkatkan efisiensi dalam berproduksi.

7. Bersifat ramah lingkungan dan menjamin keberlanjutan usaha pertanian

(Kartono, 2009).

Dari sisi petaninya sendiri, mereka juga mempertimbangkan beberapa

faktor sebelum mengadopsi teknologi. Faktor-faktor yang dipertimbangkan oleh

petani diantaranya adalah:

1. Ketersediaan pasar hasil panen dengan harga pasar yang layak serta

keuntungan yang baik.

2. Kepastian diperolehnya hasil dengan resiko kegagalan yang minimal.

3. Penerapan teknologi tidak sulit bagi petani.

4. Petani mampu menyediakan modal untuk mengadopsi teknologi.

5. Memberikan nilai tambah dan keuntungan nyata bagi petani.

Dalam proses adopsi inovasi teknologi kepada pengguna, akan

mengalami proses dan tahapan yaitu kesadaran (awareness), tumbuhnya minat

(interest), evaluasi (evaluation), mencoba (trial) dan adopsi (adoption) (Rogers,

1983).

Pada dasarnya pendampingan merupakan bagian dari kegiatan

diseminasi. Diseminasi teknologi merupakan proses timbal balik, para pelaku

Page 19: PENDAMPINGAN KAWASAN RUMAH PANGAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../pendampingan-krpl-bengkulu.pdf · laporan akhir tahun pendampingan kawasan rumah pangan lestari di provinsi

8

menyediakan, menerima informasi dan teknologi sehingga diperoleh

kesepahaman dan kesepakatan bersama.

Masyarakat akan menerima dan mengadopsi inovasi teknologi dengan

syarat teknologi yang diintroduksikan secara ekonomis menguntungkan dan

secara teknis dapat dilaksanakan serta tidak bertentangan dengan sosial budaya

masyarakat setempat. Proses pembelajaran bagi masyarakat haruslah dilakukan

secara sistematis, lengkap, sederhana/aplikatif, dan partisipatif dengan

mengoptimalkan kinerja dari panca indra. Learning by doing secara partisipatif

merupakan metode pembelajaran yang tepat, karena petani tidak hanya

mendengar ataupun melihat, tetapi lebih ditekankan untuk mampu

melaksanakan, mengevaluasi/membuat penilaian (menemukan), menentukan

pilihan, mengadopsi, dan mendifusikan teknologi yang spesifik lokasi. Dengan

cara ini diharapkan petani lebih kreatif dan inovatif yang dapat berperan seperti

halnya seorang peneliti dan penyuluh.

Penelitian Terdahulu

Hasil pendampingan SL-PTT Padi di Sulawesi Tenggara tentang efektifitas

pendampingan melalui Demplot kecamatan menujukkan bahwa dari 50 unit

demplot kecamatan telah mendapat kunjungan 1.596 orang petani dan jumlah

yang menyatakan berminat menerapkan teknologi PTT yaitu 1.095 orang atau

68,60% (Suharno, dkk.2010).

Hasil penelitian Marsyid, dan kawan-kawan (2011) tentang Karakterisasi

Pola Pendampingan Inovasi Sl-PTT Padidi Provinsi Riau menunjukkan bahwa

Persepsi petani terhadap pendampingan inovasi teknologi dominan masuk

kategori antara setuju dan ragu-ragu, untuk itu inovasi teknologi yang dikaji di

setiap lokasi pendampingan keberlanjutannyapada posisi yang tidak pasti. Di lain

pihak petani sebagai pelaku inovasi teknologi dikawasan pendampingan SLPTT

padi, keikutsertaanya karena memiliki motivasi untuk menambah pengetahuan

agar produktivitas tanaman padi meningkat dan mengikuti anjuran pemerintah.

Werdhany (2012) menyebutkan bahwa penataan lingkungan kawasan

diperlukan untuk mengatur RPL agar dapat membentuk lingkungan asri dan

nyaman, serta menjadi daya tarik bagi orang lain untuk melakukan replikasi.

Penataan yang baik menjadikan lingkungan yang indah dan menyenangkan.

Andianyta, dkk (2013) juga menggambarkan KRPL sebagai suatu kawasan dalam

Page 20: PENDAMPINGAN KAWASAN RUMAH PANGAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../pendampingan-krpl-bengkulu.pdf · laporan akhir tahun pendampingan kawasan rumah pangan lestari di provinsi

9

satu Rukun Tetangga atau Rukun Warga/Dusun (Kampung) yang telah

menerapkan prinsip Rumah Pangan Lestari (RPL) dengan menambahkan

intensifikasi pemanfaatan pagar hidup, jalan desa, dan fasilitas umum lainnya,

lahan terbuka hijau, serta mengembangkan pengolahan dan pemasaran hasil.

Kinerja pengelolaan kawasan m-KRPL akan lebih baik jika didukung dengan

kelembagaan penggerak KRPL yang baik pula, seperti manajemen dan dinamika

kelompok, peran anggota dan pengurus kelompok, pemerintah desa, tokoh

masyarakat, pemerintah daerah, serta petugas lapang.

Sudarta (2005) menyatakan bahwa dalam akselerasi pembangunan

pertanian, pengetahuan individu pertanian mempunyai arti penting, karena

pengetahuan dapat mempertinggi kemampuan dalam mengadopsi teknologi baru

di bidang pertanian. Jika pengetahuan tinggi dan individu bersikap positif

terhadap suatu teknologi baru di bidang pertanian, maka penerapan teknologi

tersebut akan menjadi lebih sempurna, yang pada akhirnya akan memberikan

hasil secara lebih memuaskan baik secara kuantitas maupun kualitas.

Syafruddin, dkk (2006) menyatakan bahwa setiap individu memiliki

kemampuan berbeda untuk mengembangkan pengetahuan.Hal tersebut

disebabkan oleh adanya perbedaan karakteristik individu tersebut. Tiap karakter

yang melekat pada individu akan membentuk kepribadian dan orientasi perilaku

tersendiri dengan cara yang berbeda pula. Dengan meningkatnya pengetahuan

penyuluh, diharapkan proses transfer teknologi pemanfaatan lahan pekarangan

terpadu dapat dengan cepat sampai kepada masyarakat, sehingga

pengembangan berbagai inovasi yang terkait dengan lahan pekarangan dapat

berkembang sebagaimana yang diharapkan. Pengetahuan sebagai alat jaminan

yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang dari pengalaman,

dan hasil penelitian membuktikan bahwa perilaku didasarkan atas pengetahuan

akan lebih langgeng dibandingkan dengan tanpa didasari pengetahuan.

Page 21: PENDAMPINGAN KAWASAN RUMAH PANGAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../pendampingan-krpl-bengkulu.pdf · laporan akhir tahun pendampingan kawasan rumah pangan lestari di provinsi

10

III. PROSEDUR

3.1 Ruang Lingkup Pendampingan

Pendampingan dilakukan di 10 kabupaten/kota di provinsi Bengkulu.

Kegiatan dilaksanakan mulai dari bulan Januari sampai dengan Desember 2014.

Lingkup Kegiatan pendampingan KRPL tahun 2014 diprioritaskan pada :

Penyampaian materi melalui media tercetak (leaflet, buku saku petunjuk

teknis).

Pelatihan teknis pengolahan hasil bagi pengurus kelompok MKRPL di BPTP

Bengkulu

Pelatihan teknis budidaya bagi petani dan penyuluh pendamping di KBD m-

KRPL (Sukamaju, Batu Kuning).

Gelar teknologi/temu lapang: penjaringan umpan balik khususnya dari

petani,penyuluh pertanian lapangan (PPL) dan stakeholders di tingkat

kabupaten/kota (Desa Air Sulau Kabupaten Bengkulu Selatan).

Implementasi demplot kawasan (lokasi 10 lokasi) di 9 Kabupaten dan Kota.

Penguatan KBD di 20 Desa m-KRPL tahun 2013 atau pengganti tahun 2013

Sosialisasi pasar KRPL, dilaksanakan di lokasi (Ds. Semarang, Ds. Tebat

Monok/Kepahiang) dengan mengundang masyarakat umum.

Implementasi display (tanaman sayuran, buah dan ayam KUB) di BPTP

sebagai wahana kunjungan tamu dan pembelajaran bagi siswa, petani,

penyuluh dan stakeholder lainnya

Penguatan KBI untuk memenuhi benih KBD

Menyusun bahan/petunjuk teknis budidaya

Menyusun materi siaran radio, TVRI, dan sinar tani

Identifikasi efektifitas pelaksanaan metode pendampingan

3.2 Sasaran Pendampingan

Sasaran pendampingan KRPL adalah Kelompok P2KP, dan penyuluh

pendamping di 10 Kabupaten dan Kota.

Page 22: PENDAMPINGAN KAWASAN RUMAH PANGAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../pendampingan-krpl-bengkulu.pdf · laporan akhir tahun pendampingan kawasan rumah pangan lestari di provinsi

11

3.3 Pendekatan Konsep dan Tahapan Pendampingan KRPL

Ketahanan pangan menjadi isu global dan telah ditindaklanjuti oleh

presiden RI pada konferensi Dewan Ketahanan Pangan pada bulan oktober 2010

di Jakarta dengan ketahanan pangan dan kemandirian pangan nasional harus

dimulai dari rumah tangga dengan pemanfaatan pekarangan. Hal ini telah

ditindaklanjuti kementerian pertanian dengan kegiatan m-KRPL dan dikabupaten

kota di provinsi Bengkulu melalui Badan ketahanan Pangan dengan pemanfaatan

pekarangan terpadu. Program ini sangat lambat terealisasi dan untuk

mempercepat proses diseminasi dianggap perlunya ada pendampingan dalam

bentuk sosialisasi, apresiasi, gelar teknologi serta pelatihan-pelatihan agar tejadi

akselerasi program tersebut sesuai dengan yang diharapkan pemerintah.

Dengan adanya pendampingan ini diharapkan akan terbentuk kawasan-kawasan

RPL yang mampu meningkatkan ketahanan pangan nasional.

3.4. Lokasi Kegiatan

Kegiatan pendampingan KRPL tahun 2014 dilaksanakan pada lokasi hasil

mapping kinerja M-KRPL tahun 2013 seperti Tabel 1. Lokasi demplot Kawasan

Balitsa

Balitbuah

Balitkabi

BBP2TP

Output

BPTPP2KP Prov, Kab

danKota

Pembinaan danPelatihan, penerapan

Teknologi/demplot, gelarteknologi/temu lapang

1. Meningkatnya pengetahuan,ketrampilan, dan minat petani pelaksanaP2KP dalam pelaksanaan teknologipenanaman tanaman di pekarangan

2. Terdiseminasinya paket teknologipemanfaatan pekarangan melalui mediakomunikasi langsung (sosialisasi, gelarteknologi, dan pelatihan-pelatihan), dankomunikasi tidak langsung (tercetak,elektronik) di 10 kabupaten kota diprovinsi Bengkulu

3. Tumbuhnya pasar KRPL4. Rumusan metode penyabaran media

informasi teknologi yang efektif

Page 23: PENDAMPINGAN KAWASAN RUMAH PANGAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../pendampingan-krpl-bengkulu.pdf · laporan akhir tahun pendampingan kawasan rumah pangan lestari di provinsi

12

diarahkan pada klaster hijau, penguatan KBD dilaksanakan di lokasi/Desa

m-KRPL tahun 2013. Kegiatan gelar teknologi, temu lapang dan pelatihan

dilaksanakan pada lokasi demplot KRPL ataupun KBD.

Tabel 1. Lokasi Pendampingan KRPL Provinsi Bengkulu Tahun 2014No. Kabupaten/Kota Kecamatan Desa Tahun

ImplementasiKeterangan

1 Kota Ratu AgungKampung Melayu

LempuingSumber jaya

20132013

Kawasanan,pasarPenguatan KBD

2 Seluma Air Periukan SukamajuSukaraja

20132013

Kawasan danKBDPenguatan KBD

3 Bengkulu Selatan Kedurang Ilir Air Sulau (RT6) 2013 KBDKedurang Ilir Air Sulau (RT8) 2013 Kawasan, KBDManna Batu kuning 2013 Kawasan, KBD

4 Kaur Semidang Gumai Padang PanjangBandar

20122013

Kawasan , KBDKBD

5 Bengkulu TengahPondok Kubang Harapan Makmur 2011 Pengolahanhasil

Talang Empat Jaya KartaLagan

20132013

Kawasan danKBDPenguatan KBD

6 Bengkulu Utara Arga makmur Tebing Kaning 2012 Kawasan danKBD

Padang Jaya Padang Jaya 2013 KBD7 Mukomuko Kota Mukomuko Tanah Rekah 2013 KBD, KPL

Air manjunto Tirta Mulya 2013 Demplotkawasan

8 Lebong Bingin Kuning Karang DapoAtasDaneu

20132013

DemplotkawasanKBD

9 Rejang Lebong Curup TengahCurup Timur

Air BangAir Meles

20132013

DemplotkawasanKBD

10 Kepahiang Kepahiang

Kaba Wetan

Tebat Monok

Air sempiang

2013

2013

DemplotKawasan,pasarKBD

3.5. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam kegiatan ini antara lain :

1. Sarana Produksi berupa :

bibit tanaman (tanaman sayuran, umbi-umbian, buah, bunga*)

bibit ternak (ayam)

pakan ternak, obat-obatan hewan

bibit ikan (kerjasama dengan Dinas Perikanan atau swadaya petani)

Page 24: PENDAMPINGAN KAWASAN RUMAH PANGAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../pendampingan-krpl-bengkulu.pdf · laporan akhir tahun pendampingan kawasan rumah pangan lestari di provinsi

13

Pupuk antara lain : pupuk kandang, pupuk organik plus, NPK dan

Urea (dalam jumlah terbatas)

Pestisida : pestisida nabati, pestisida kimiawi/fungisida, insektisida

(dalam jumlah terbatas)

Media tanam : sekam, tanah, mikroorganisme (trico G, stardex, dll)

2. Bahan Pendukung lainnya berupa :

Polybag, plastik semai, pot

Rak vertikultur (bambu, besi, dll)

Bahan KBI dan KBD (rak pesemaian, atap rumah bibit, kayu,

bambu, besi, spanduk, dll)

Perangkat irigasi (tandon air, selang, paralon, irigasi tetes,

springkel, ember, gembor, dll)

Perangkat tanam, pemeliharaan danangkut (kereta dorong, cangkul,

sabit, parang, sprayer, keranjang), alat penimbang, waring, ajir,

guntung buah dan ranting, dll)

Tenda sebagai tempat sosialisasi pasar

Perangkat teknologi aqua phonic (paralon, selang, media tanam

ziolid, kayu, kaca dinding kolam, dll)

Alat pemotong kayu

Bahan pendukung pekerja : tas, sepatu lapangan, topi

3. Bahan informasi (leaflet, buku saku teknis budidaya sayuran)

4. Alat tulis dan computer suplay

5. Komoditas

Tabel 2. Komoditas yang diimplementasikan

Komoditas JenisSayuran Cabe, tomat, sawi, kool bunga, kubis, selada, terung,

kangkung, daun bawang, seledri, bayam, bawangmerah

Buah-buahan Pepaya MEDEL, sirsak, pisang kapokBio farmaka Jahe, kencur, serai, kunyit,

Umbi-umbian Ubi jalar, ubi kayu, ganyong, talesTernak Ayam KUB

Page 25: PENDAMPINGAN KAWASAN RUMAH PANGAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../pendampingan-krpl-bengkulu.pdf · laporan akhir tahun pendampingan kawasan rumah pangan lestari di provinsi

14

3.6 Tahapan Pelaksanaan / Ruang Lingkup Kegiatan

3.6.1 Persiapan

Penyusunan RODHP

RODHP disusun sebagai penjabaran dan perincian dari RDHP. RODHP lebih

rinci dan operasional baik dari aspek administrasi/keuangan dan kegiatan

yang akan dilaksanakan. RODHP selanjutnya diturunkan dan dirincikan lagi

menjadi juklak kegiatan diseminasi.

Koordinasi dengan stakeholder/instansi terkait di lokasi pendampingan

Identifikasi teknologi Existing lokasi Pendampingan

Penunjukan LO untuk masing-masing Kabupaten/Kota.

3.6.2 Pelaksanaan kegiatan

Kegiatan yang dilaksanakan dalam pendampingan Tahun 2014:

1. Pelaksanaan sosialisasi/apresiasi diKabupaten/Kota.

2. Implementasi inovasi teknologi dalam bentuk display, KBD, KBI (sayuran,

buah, dan ayam KUB), dan penyiapan bahan diseminasi dalam bentuk

juknis, leaflet, brosur yang dibutuhkan

3. Pelaksanaan gelar teknologi/temu lapang.

4. Pelatihan teknis dan pasca panen/pengolahan hasil

5. Pengembangan populasi ayam KUB

3.6.3. Parameter yang Diukur

1. Jumlah materi informasi yang disampaikan dan digunakan petani dan

penyuluh pendamping

2. Tumbuhnya pasar di lokasi KRPL

3. Minat dan respon petani terhadap Teknologi yang didiseminasikan

4. Minat dan respon petani dan konsumen terhadap produk KRPL melalui pasar

KRPL

5. Peningkatan pengetahuan petani

6. Efektif tidaknya metode/cara/model pendampingan yang dilakukan

3.6.4. Analisis Data

Data yang dikumpulkan berupa data primer yang berasal dari petani yaitu

data karakteristik petani dan tingkat pengetahuan petani.Untuk mengetahui

Page 26: PENDAMPINGAN KAWASAN RUMAH PANGAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../pendampingan-krpl-bengkulu.pdf · laporan akhir tahun pendampingan kawasan rumah pangan lestari di provinsi

15

efektifitas berbagai media informasi paket teknologi, dilakukan pengujian

terhadap tingkat pengetahuan petani pada setiap media informasi. Analisis data

menggunakan pre test dan post test secara deskriptif diuji dengan statistic non

parametrik.

Page 27: PENDAMPINGAN KAWASAN RUMAH PANGAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../pendampingan-krpl-bengkulu.pdf · laporan akhir tahun pendampingan kawasan rumah pangan lestari di provinsi

16

IV. HASILDAN PEMBAHASAN

4.1. Koordinasi dan Sosialisasi

Koordinasi intern dilaksanakan secara rutin dalam bentuk pertemuan di BPTP

Bengkulu. Pertemuan dilaksanakan 1-2 kali dalam sebulan. Dalam pertemuan ini

dibahas tetang persiapan dan pelaksanaan sosialisasi, apresiasi, pelatihan-

pelatihan, gelar teknologi/temu lapang dan pelaporan.Koordinasi ekstern

dilakukan dengan stakeholder dan kooperator dalam pelaksanaan kegiatan dan

kemajuan perkembangan kegiatan.

Setelah dilakukan koordinasi intern dan ekstern, selanjutnya dilakukan

identifikasi kebutuhan pendampingan program KRPL. Setelah diketahui

kebutuhan pendampingan maka selanjutnya dibuat petunjuk teknis (juknis) dan

petunjuk pelaksanaan (juklak) dan ditindaklanjuti dengan pelaksanaan kegiatan

berupa sosialisasi, apresiasi, pelatihan-pelatihan dan gelar teknologi sesuai

dengan yang dibutuhkan, disamping itu dilakukan pula kegiatan penyiapan bahan

penyuluhan berupa juklak/juknis leaflet, display lapangan, KBD dan KBI .

Sosialisasi bertujuan untuk menyampaikan maksud dan tujuan kegiatan dan

membuat kesepakatan awal untuk rencana tindak lanjut yang akan dilakukan.

Kegiatan sosialisasi dilakukan terhadap kelompok sasaran dan pemuka

masyarakat serta petugas pelaksana instansi terkait.Kegiatan koordinasi dan

sosialisasi sangat dirasakan bermanfaat untuk mempercepat replikasi model.

Sosialisasi dan koordinasi juga dilakukan terhadap sekolah-sekolah. Kegiatan

yang dilakukan antara lain pelatihan, kunjungan lapang,dan magang (Tabel 4).

Tabel 3. Kegiatan Koordinasi Pendampingan KRPL Tahun 2014

No Kegiatan Lokasi Waktu Output1 2 3 4 51 Koordinasi dengan

BKP, Dinas Pertanian,dan BP4K mengenairencana kunjunganMentan RI di DesaBukit Peninjauan I

KabupatenSeluma

Pebruari Kesepakatanbersama BPTPBengkulumendampingi DesaBukit Peninjauan Isebagai lokasikunjungan kerjaMentan di ProvinsiBengkulu

2 Magang/prakerindsiswa/i SMKN2Mukomuko

Siswa SMKN2Mukomuko

peb-Mei Siswa memahamiteknik budidayatanaman sayuran dilahan pekarangan

Page 28: PENDAMPINGAN KAWASAN RUMAH PANGAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../pendampingan-krpl-bengkulu.pdf · laporan akhir tahun pendampingan kawasan rumah pangan lestari di provinsi

17

1 2 3 4 53 Koordinasi kegiatan

pendampingan KRPLke BKP3/BP4K dansurvey calon lokasikegiatanpendampingan KRPL

KabupatenBengkulu Utara,Kepahiang, KotaBengkulu,Seluma,Mukomuko,Lebong, RejangLebong,Kaur,Bengkulu Selatan,dan BengkuluTengah

Pebruari –Maret

- BPTP Bengkuluakan mendampingikegiatan P2KP

- Mengetahuimetode dan materipendampinganyang dibutuhkanstakeholder,penyuluhpendamping, dansasaran

4 Magang/prakerindsiswa/i SPPN 1Bengkulu

Siswa SPPN 1Bengkulu

Maret-Mei Siswa memahamiteknik budidayatanaman sayuran dilahan pekarangan

5 Magang/prakerindsiswa/i SMKN 6Bengkulu

Siswa SMK 6Bengkulu

Agustus-Oktober

Siswa memahamiteknik budidayatanaman sayuran dilahan pekarangan

Sumber: Laporan LO

Kegiatan pendampingan KRPL merupakan kegiatan lanjutan. Namun

koordinasi dirasa masih sangat dibutuhkan karena koordinasi merupakan upaya

untuk menciptakan atau mencapai keserasian, keselarasan, keseimbangan,

sinkronisasi, dan integrasi keseluruhan kegiatan dari orang-orang, kelompok

orang, atau satuan-satuan kerja dalam suatu organisasi atau antar organisasi,

sehingga kegiatan yang dilaksanakan menjadi teratur, tertib, lancar, dan

mencapai hasil secara efisien dan efektif (Makalalag, L. 2013).

Menurut Amin, S. et al. (2013), koordinasi sangatlah penting di dalam

suatu organisasi baik organisasi publik maupun organisasi swasta.Koordinasi

dilakukan untuk menciptakan suatu usaha yang seragam dan harmonis pada

sasaran yang telah ditentukan.Oleh karena itu koordinasi kegiatan pendampingan

KRPL juga harus dilakukan pada tahap awal.

Untuk memperlancar komunikasi antara BPTP dan stakeholder, ditunjuk

Liasson Officer (LO) di 10 Kabupaten/Kota.LO ditunjuk sebagai perwakilan BPTP

di masing-masing kabupaten(Tabel 4). Tugas dan tanggung jawab LO cukup

banyak dan strategis, sehingga diperlukan kecakapan dan dinamika kerja yangbaik.

Page 29: PENDAMPINGAN KAWASAN RUMAH PANGAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../pendampingan-krpl-bengkulu.pdf · laporan akhir tahun pendampingan kawasan rumah pangan lestari di provinsi

18

Tabel 4. Daftar Nama Liason Officer (LO) Tahun 2014No Nama Jabatan Fungsional Wilayah Kerja

1 Ir. Eddy Makruf Penyuluh Madya Kab. Kaur

2 Heryan Iswandi Teknisi Kab. Bengkulu Selatan

3 Ir. Siswani D. Daliani Penyuluh Muda Kab. Seluma

4 Bunaiyah Honorita, SP Penyuluh Pertama Kota Bengkulu dan BengkuluTengah

5 Johan Syafri, A.Md Teknisi Kab. Kepahiang

6 Triwahyuni,S.Si PNK Kab Bengkulu Utara

7 Robiyanto Teknisi Kab Mukomuko

8 Ir. Ruswendi, MP Penyuluh Madya Kab. Rejang Lebong

9 Waluyo, A.Md Teknisi Kab. Lebong

4.2. Lokasi Kegiatan Pendampingan KRPL di 10 Kabupaten/Kota

Kegiatan Pendampingan Kawasan Rumah Pangan Lestari dilaksanakan di

10 Kabupaten/Kota di Provinsi Bengkulu.Pendampingan dilakukan di lokasi

binaan BPTP dan juga mendampingi kegiatan KRPL di provinsi Bengkulu yang

dilaksanakan oleh Badan Ketahanan Pangan Provinsi Bengkulu dan P2KP

kabupaten/kota di Provinsi Bengkulu.Daftar lokasi seperti Tabel 5.

Tabel 5. Lokasi Pendampingan Kawasan Rumah Pangan Lestari yangdidampingi BPTP Bengkulu Tahun 2014

No Lokasi PenanggungJawab

SumberDanaKabupaten Kecamatan Desa/Kelurahan

1 2 3 4 5 61. Bengkulu

TengahPondok KubangTalang EmpatKarang TinggiMerigi SaktiMerigi KelidangTalang Empat

Harapan MakmurJayakartaRenah SemanekRajak BesiKelidang BawahBukitPadang Ulak Tanjung

BPTPBPTPBP4KBP4KBP4KBP4KBP4K

DIPA 2014DIPA 2014

APBNAPBNAPBNAPBNAPBN

2 KotaBengkulu

Ratu Agung

Kampung MelayuSelebar

Gading Cempaka

Ratu SambanTeluk Segara

Sungai Serut

LempuingSawah Lebar LamaSumber JayaKampung MelayuPagar DewaBumi AyuPanoramaCempaka PermaiAnggut AtasTengah PadangPondok BesiSurabaya

BPTPBP4KBPTPBP4KBP4KBP4KBP4KBP4KBP4KBP4KBP4KBP4K

DIPA 2014APBD

DIPA 2014APBDAPBNAPBNAPBNAPBDAPBNAPBNAPBDAPBD

Page 30: PENDAMPINGAN KAWASAN RUMAH PANGAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../pendampingan-krpl-bengkulu.pdf · laporan akhir tahun pendampingan kawasan rumah pangan lestari di provinsi

19

1 2 3 4 5 63 Kaur Semidang Gumai Padang Panjang BPTP DIPA 2014

4 BengkuluSelatan

Kedurang IlirManna

Air SulauBatu Kuning

BPTPBPTP

DIPA 2014DIPA 2014

5 Seluma Air PeriukanSukaraja

SukamajuSukaraja

BPTPBPTP

DIPA 2014DIPA 2014

6 Mukomuko Kota MukomukoAir MajuntoSelagan Raya

Penarik

Teramang Jaya

Kota Mukomuko

Ipuh

Teras Terunjam

Lubuk Pinang

Pondok Suguh

Air Dikit

XIV Koto

Sungai Rumbai

Air MajuntoV Koto

Air Rami

Tanah RekahTirta MulyaSungai IpuhTalang MedanTalang BuaiSungai GadingAur CinaLubuk BangkoSungai Ipuh IPenarikSidodadiBumi MulyaMekar MulyaSumber MulyaBukit MulyaMandi Angin JayaBrangan MulyaNelan IndahBunga TanjungBandar RatuUjung PandangTanjung HarapanTanjung MedanPondok KopiSetia BudiTunggal JayaRanah KaryaLubuk PinangKarya MulyaPondok KandangAir KasaiSumbersariPondok LunangAir DikitTanjung MulyaPauh TarenjaSumber MakmurBanjar SariTirta MulyaMelati PutihTunas MajuTunas MulyaSekar Melati

BPTPBPTPBP4KBP4KBP4KBP4KBP4KBP4KBP4KBP4KBP4KBP4KBP4KBP4KBP4KBP4KBP4KBP4KBP4KBP4KBP4KBP4KBP4KBP4KBP4KBP4KBP4KBP4KBP4KBP4KBP4KBP4KBP4KBP4KBP4KBP4KBP4KBP4KBP4KBP4KBP4KBP4KBP4K

DIPA 2014DIPA 2014

APBDAPBDAPBDAPBDAPBDAPBNAPBNAPBDAPBDAPBDAPBDAPBDAPBDAPBDAPBDAPBDAPBNAPBDAPBDAPBDAPBDAPBDAPBDAPBDAPBDAPBDAPBDAPBDAPBDAPBDAPBNAPBNAPBDAPBNAPBDAPBDAPBDAPBDAPBDAPBDAPBD

7 BengkuluUtara

Arma Jaya

Padang Jaya

KerkapHulu PalikArga MakmurUlak Kupai

Tebing KaningSumber AgungPadang JayaArga MulyaTanjung PutusSumberjoTaba TembilangBukit Sari

BPTPBKP3BPTPBKP3BKP3BKP3BKP3BKP3

DIPA 2014APBN

DIPA 2014APBNAPBNAPBNAPBNAPBN

Page 31: PENDAMPINGAN KAWASAN RUMAH PANGAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../pendampingan-krpl-bengkulu.pdf · laporan akhir tahun pendampingan kawasan rumah pangan lestari di provinsi

20

1 2 3 4 5 68 Rejang

LebongCurup TengahCurup Timur

Air BangAir Meles

BPTPBPTP

DIPA 2014DIPA 2014

9 Lebong Beringin KuningBatu AtasLebong Sakti

AmenLebong Selatan

Karang Dapo AtasDaneuSukabumiGarutKampung JawaTes

BPTPBPTPBP4KBP4KBP4KBP4K

DIPA 2014DIPA 2014

APBNAPBNAPBN

APBD I10 Kepahiang Kepahiang

KabawetanTebat MonokAir SempiangTemdakPagar AgungMekar Sari

BPTPBPTPBP4KBP4KBP4K

DIPA 2014DIPA 2014

APBNAPBNAPBN

Sumber: Laporan LO Tahun 2014

BerdasarkanTabel 5, Pemeritah Daerah telah antusias menjalankan konsep

KRPL terlihat dari banyaknya anggaran daerah yang ditujukan pada pemanfaatan

lahan pekarangan. Tujuan pengembangan KRPL sesui dengan konsep

pengembangan m-KRPL yaitu: (1)Memenuhi kebutuhan pangan dan gizi keluarga

dan masyarakat melaluioptimalisasi pemanfaatan pekarangan secara lestari; (2)

Meningkatkankemampuan keluarga dan masyarakat dalam pemanfaatan lahan

pekarangan diperkotaan maupun perdesaan untuk budidaya tanaman pangan,

buah, sayurandan tanaman obat keluarga (toga), pemeliharaan ternak dan ikan,

pengolahanhasil serta pengolahan limbah rumah tangga menjadi kompos;

(3)Mengembangkan sumber benih/bibit untuk menjaga keberlanjutan

pemanfatanpekarangan dan melakukan pelestarian tanaman pangan lokal untuk

masadepan; dan (4) Mengembangkan kegiatan ekonomi produktif keluarga

sehingga4mampu meningkat kesejahteraan keluarga dan menciptakan

lingkungan hijauyang bersih dan sehat secara mandiri(Kementerian Pertanian,

2011).

Pada bulan Pebruari 2014 yang lalu, salah satu desa binaan pada kegiatan

Pendampingan Kawasan Rumah Pangan Lestari yaitu Desa Bukit Peninjauan I

(BP I) Kecamatan Sukamaju Kabupaten Seluma mendapat kehormatan menjadi

salah satu tempat kunjungan kerja Wakil Menteri Pertanian Bapak Dr. Rusman

Heriawan. Wamen sangat berkesan dengan hasil dari Bukit Peninjauan 1 dan

juga hasil produk olahan pasca panen antara lain : jus tomat, selai terung. BP1

merupakan center dari suatu kawasan yang disebut Kawasan Rumah Pangan

Lestari.KRPL baru populer 3 tahun ini dan sudah diakui PBB. Motor dari KRPL

Page 32: PENDAMPINGAN KAWASAN RUMAH PANGAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../pendampingan-krpl-bengkulu.pdf · laporan akhir tahun pendampingan kawasan rumah pangan lestari di provinsi

21

adalah Bibit Kebun Desa. Tujuan utama dari KRPL adalah sisi ekonomi dapat

berhemat.

Pada kesempatan tersebut, Wakil Menteri Pertanian, bersama-sama

dengan Bupati Kab.Seluma, Sekda, Kepala BPTP Bengkulu menanam mangga

bengkulu dari Kabupaten Bengkulu Utara untuk dapat dikembangkan di Desa

Bukit Peninjauan I Kab.Seluma. Dikemukakan pula bahwa Kementerian Pertanian

akan sangat mendukung upaya daerah untuk mengembangkan mangga

bengkulu sebagai salah satu sentra produksi buah-buahan khususnya kab

seluma, dengan menyediakan bibit.

4.3. Kegiatan Pertemuan/Pelatihan

Untuk meningkatkan motivasi dan keterampilan dalam pengelolaan hasil

pekarangan, dilakukan beberapa pertemuan antara petani/penyuluh BPTP,

stakeholders, dan petani KRPL.Pertemuan yang dilakukan berupa sosialisasi dan

pelatihan seperti pada Tabel 6.

Tabel 6. Kegiatan Pelatihan dan sosialisasiTahun 2014No Kegiatan Materi Lokasi Output1 2 3 4 51. Pertemuan PPL,

anggota kelompokdanpeneliti/penyuluhBPTP

- Pendapatan petani- Pengurangan

pengeluaran rumahtangga

BengkuluUtara,BengkuluTengah,Seluma, Kaur,Kepahiang

2. Pelatihanpengolahan hasil

Pengolahan HasilTanamanPekarangan

BPP Jayakarta,KabupatenLebong,KabupatenSeluma,KabupatenBengkuluUtara,KabupatenBengkuluSelatan

Peningkatanpengetahuandanpeningkatanketerampilanpetani

3. Sosialisasi - Motivasi mengelolalahan pekarangan

- Kendala teknologimenanam tanamanpekarangan

KabupatenRejang Lebong,BengkuluTengah,BengkuluSelatan,Mukomuko

Peningkatanmotivasianggotakelompok,repon positif arikepala desa

Page 33: PENDAMPINGAN KAWASAN RUMAH PANGAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../pendampingan-krpl-bengkulu.pdf · laporan akhir tahun pendampingan kawasan rumah pangan lestari di provinsi

22

1 2 3 4 54. Pelatihan

pembuatanpestisida nabati

PenggunaanPestisida NabatiuntukMempertahankanKesehatan SayuranPekarangan

KabupatenSeluma,BengkuluUtara, Kaur

Peningkatanpengetahuandanpeningkatanketerampilanpetani

5. Pelatihan teknisbudidaya

Budidaya buah naga KabupatenKepahiang

Peningkatanpengetahuandanpeningkatanketerampilanpetani

Sumber: Laporan LO

Bimbingan teknis sangat diperlukan petani.Pelatihan lebih terarah pada

peningkatan kemampuan dan keahlian petani yang berkaitan dengan keahlian

atau fungsi yang menjadi tanggung jawab petani.Sasaran yang ingin dicapai dan

suatu pelatihan ini adalah peningkatan pengetahuan dan kemampuan petani

dalam budidaya di lahan pekarangan.

4.4. Penyampaian Inovasi Pertanian/Narasumber

Selain melakukan pendampingan di 10 Kabupaten/Kota juga dilakukan

pendampingan teknis kepada Provinsi maupun Kabupaten dalam bentuk

narasumber (Tabel 7).

Tabel 7.Penyampaian materi ke stakeholdersTahun 2014No Kegiatan Materi Lokasi Output1 2 3 4 51. Pertemuan

PenyuluhPengembanganKRPL untuk LahanPekarangan

BP3KKecamatanJayakarta

Peningkatan persepsidan motivasi penyuluhdalammengembangkan KRPL

2. PelatihanPemanfaatanLahanPekarangan olehUnit PengelolaKegiatan (UPK)PNPMKec.Pondok KubangKab. BengkuluTengah

- PengembanganKRPL di ProvinsiBengkulu

- ManajemenKebun Bibit Desa(KBD)

- Teknik BudidayaSayuran diLahanPekarangan

KantorolehUnitPengelolaKegiatan(UPK) PNPMKec. PondokKubang Kab.BengkuluTengah

Peningkatanpengetahuan dansikap kelompokSimpan PinjamPerempuan (SPP)PNPM-MPd dalamkonsepsipengembangan KRPLdan manajemen KBD.Peningkatan perilakukelompok dalambudidaya sayuran dilahan pekarangan.

3. PertemuanPenyuluh

PemanfaatanLahan Pekarangan

BP3KKecamatanKarang Tinggi

Peningkatan persepsidan motivasi penyuluhdalammengembangkan KRPL

Page 34: PENDAMPINGAN KAWASAN RUMAH PANGAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../pendampingan-krpl-bengkulu.pdf · laporan akhir tahun pendampingan kawasan rumah pangan lestari di provinsi

23

1 2 3 4 54. Pembinaan

KelompokPemanfaatPekaranganDesa Bukit Kec.Talang EmpatKab. BengkuluTengah

- PengembanganKawasanRumah PanganLestari (KRPL)

- TeknikBudidayaSayuran diLahanPekarangan

Desa BukitKec. TalangEmpat Kab.BengkuluTengah

Peningkatanpengetahuankelompok dalamkeberlanjutanpemanfatan lahanpekaranganPeningkatanpengetahuan,persepsi, dan motivasikelompok dalammengembangkan KRPLdan teknik budidayasayuran di lahanpekarangan

5. PelatihanPendampinguntuk KegiatanKRPL tahun2014

PengembanganKawasan RumahPangan Lestari(KRPL)

Aula KantorCamat Kec.Talang EmpatKab. BengkuluTengah

Peningkatanpengetahuan penyuluhterhadappengembangan KRPLsebesar 52,5%Peningkatan persepsidan motivasi penyuluhdalammengembangkan KRPL

6. PelatihanPembuatanPakan IkanAlternatif

- Pembuatanpakan ikan mas,nila, dan lele

Balai BenihIkan RimboRecap

Peserta dapatmengolah/membuatpakan ikan denganbahan yang adadisekitar lingkungan(dedak, tepung ikan,jagung giling, minyakikan)

7. SosialisasiPemanfaatanLahanPekaranganuntukPengembanganPangan

- PengelolaanPekaranganSempit untukBudidaya BahanPangan SebagaiUpayaPemenuhanKonsumsiPanganKeluarga

- Pestisida Nabatiuntuk HPTSayuran

Hotel TiaraKota Bengkulu

Peningkatan motivasikelompok danpeningkatanpengetahuan petani

8. PelatihanPenerapanTeknologiPertanian diKlinik AgribisnisPrima Tani DesaImigrasi PermuKabupatenKepahiang

- Aquaponik- hydroponik

KlinikAgribisnisPrima TaniDesa ImigrasiPermuKabupatenKepahiang

Peningkatanpengetahuan danketerampilan petani

Page 35: PENDAMPINGAN KAWASAN RUMAH PANGAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../pendampingan-krpl-bengkulu.pdf · laporan akhir tahun pendampingan kawasan rumah pangan lestari di provinsi

24

1 2 3 4 59. Pelatihan

pengolahanhasil

- Teknik budidayasayuran di lahanpekarangan

- Pengolahan hasil

BPP KampungMelayu KotaBengkulu

Peningkatanpengetahuan danketerampilan petani

10. Implementasidan UmpanBalik KegiatanKRPL di Kab.Kepahiang

Teknologipemanfaatanlahan pekarangan

BP3K Kec.Kepahiang

Peningkatan motivasikelompok

11. SosialisasiPemanfaatanLahanPekaranganuntukPengembanganPangan

Teknik budidayasayuran di lahanpekarangan

BKP3 KotaBengkulu

Peningkatan motivasikelompok

Sumber: Laporan LO

4.5. Media Informasi yang Terdiseminasi

Selain pelatihan dan pendampingan, penyampaian media informasi juga

dilakukan guna meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani dan

penyuluh pendamping.Media informasi yang telah disiapkan berupa media cetak

(buku, leaflet, banner, dan backwall) dan media elektronik (TVRI, CD/Film).Media

informasiyang telah terdiseminasi Tahun 2014 seperti pada Tabel 8.

Tabel 8.Media Informasi yang Terdiseminasi Tahun 2014

No Media Informasi Sasaran Output1 Buku Panduan Pelaksanaan

Pengelolaan Kebun BibitDesa Kawasan RumahPangan Lestari (KRPL)

Petani,penyuluhpendamping di 10Kabupaten/Kota,audiencepekanAgroinovasi,Pamerandi LIPIEXPO,Pamerandi DinasPertanian,dan GelarTeknologi

Mengerti dan memahami teknispengelolaan KBD

2 Buku Menumbuhkan danMengembangkan KawasanRumah Pangan Lestari(KRPL)

Mengerti dan memahami caramengelola KRPL

3 Leaflet Ayam KUB Mengerti dan memahami teknispengembangbiakan dan perawatanayam KUB

4 Leaflet Vertiminaponik Mengerti dan memahami teknispengelolaan vertiminaponik

5 Banner Mengerti dan memahami teknisberbagai informasi dengan ringkas

6 Backwall Mengerti dan memahami teknisberbagai informasi dengan ringkas

7 Siaran TVRI PemirsaTVRI

Mendapatkan iinformasipengembangan KRPL di ProvinsiBengkulu

Page 36: PENDAMPINGAN KAWASAN RUMAH PANGAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../pendampingan-krpl-bengkulu.pdf · laporan akhir tahun pendampingan kawasan rumah pangan lestari di provinsi

25

4.6. Pengembangan Ayam KUB di KBI dan Anak Ayam Turunan-1

Dari populasi ayam KUB (Desember 2012) sebanyak 200 indukan dan 20

ekor pejantan, sampai masa bertelur dan menetas berjumlah 114 ekor (mati dan

sakit, dan kanibal akibat sempitnya kandang sebanyak 41 ekor), dan telah

didistribusi ke kelompok(Tabel 9).

Tabel 9. Distribusi Ayam KUB di KBI BPTP Tahun 2014

No Lokasi Distribusi Jumlah (ekor) Keterangan1 Kab Mukomuko 20

70Induktelur

2 Kabupaten Bengkulu Selatan 25750

25

IndukTelur untukditetaskan dankonsumsiAnak F1

3 Petani KRPL Semarang (2 petani) 40 IndukAnak turunan F1

4 Petani Bengkulu Utara 160 Anak turunan I5 KRPL Kepahiang 103 Anak turunan I6 Petani Kota 532 Anak turunan I7 Petani di Seluma 22 Anak turunan I8 Petani Bengkulu Tengah 137 Anak turunan I9 KBI 90 Dimusnahkan

karena adaserangan penyakit *

6570

Mesin tetas 400 butir10 Petani di beberapa Desa/ kelurahan

yang menetaskan sendiri359 Anak turunan I

11 Petani Bengkulu Utara danKepahiang

1.100 Anak turunan I

12 Bakti sosial Pekan Agro Inovasi 200 Anak turunan I* : Akan diganti dengan parent DOC baru

Penyebaran ayam KUB di Provinsi Bengkulu sangat cepat

perkembangannya, selama 15 bulan telah terdistribudi di 7 Kabupaten dan Kota

di Bengkulu dengan pertambahan populasi dari 200 ekor menjadi 1.419 ekor

anak turunan I (610%), dan anak turunan II sebanyak 20 ekor. Hal ini sejalan

dengan pendapat ka. Balitnak Ciawi (Dr. Nasrulah) bahwa saat ini perninat untuk

memelihara ayam KUB di masyarakat cukup tinggi, bekerjasama dengan pihak

swasta yakni PT Ayam Kampung Indonesia, penyebaran ayam KUB sudah sampai

ke 10 provinsi di Indonesia dan akan terus dikembangkan di provinsi lain. Di

Gorontalo yang produksi jagung lokalnya tinggi, ayam ini berkembang sangat

baik (sinar tani, 2013).

Page 37: PENDAMPINGAN KAWASAN RUMAH PANGAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../pendampingan-krpl-bengkulu.pdf · laporan akhir tahun pendampingan kawasan rumah pangan lestari di provinsi

26

Di Bengkulu permintaan ayam KUB sangat besar, setiap bulan lebih dari

500 ekor. Oleh karena itu KBI BPTP akan berusaha memenuhi kebutuhan

masyarakat di Provinsi Bengkulu.Sampai Nopember 2014 telah terdistribusi

sebanyak 4.168 ekor ayam KUB.

Pada musim penghujan (Nopember 2014), terjadi serangan penyakit yang

diawali dari F1 sebanyak 71 ekor.Hasil pemeriksaan Rapid Test terhadap 3

unggas dan 9 disposal dinyatakan positif flu burung.Saran dari Dinas Pertanian

Peternakan Perkebunan dan Kehutanan Kota Bengkulu dilakukan pemusnahan

pada parent stock (Berita Acara terlampir). Karena terjadi kematian ayam pada

kandang yang lain (F1) yang dicadangkan untuk parent stock maka dilakukan

pembersihan kandang selama 1 bulan dan akan di ganti dengan indukan yang

baru/membeli parent DOC pada Bulan Desember.

4.7. Implementasi Display di BPTP Bengkulu

Pengembangan display di kantor BPTP Bengkulu bertujuan sebagai wahana

kunjungan tamu dan pembelajaran bagi siswa, petani, penyuluh, dan stakeholder

lainnya. Display terdiri atas beberapa bagian, diantaranya adalah 1) display

sayuran yang terletak di samping gedung utama BPTP Bengkulu, 2)

vertaminaponik, 3) Kebun Bibit Inti (KBI), 4) Sayuran, buah-buahan, dan 5)

Taman Agroinovasi.

Display tanaman disamping gedung utama memperlihatkan tanaman

dengan 2 (dua) pola penataan, polybag dan guludan. Selain itu display juga

menunjukkan cara penyiraman dengan menggunakan irigasi tetes yang berfungsi

untuk menghemat penggunaan air dan tenaga kerja.

Vertaminaponik memperlihatkan pola penanaman dengan media tanam

kerikil dan air yang terus mengalir menggunakan aerator.Pola ini memanfaatkan

kolam ikan sebagai sumber air dan sumber pupuk bagi tanaman.Keuntungannya

adalah dapat dimafaatkan pada lahan sempit, menghemat tenaga kerja,

menghemat biaya pupuk, dan dapat memanen tanaman dan ikan sebagai

sumber protein pada waktu bersamaan.

Kebun Bibit Inti (KBI) di bangun di BPTP dengan tujuan menyiapkan bibit

untuk KBD, sarana pembelajaran/kunjungan siswa, petani, dan petugas.Di KBI

tersedia berbagai macam bibit sayuran, buah papaya merah delima dan

menyediakan berbagai informasi teknologi yang dibutuhkan mengenai budidaya

tanaman sayuran.

Ayam KUB merupakan salah satu sumber protein yang dapat

dikembangkan oleh petani.Tujuan kegiatan pengembangan ayam KUB adalah :

Page 38: PENDAMPINGAN KAWASAN RUMAH PANGAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../pendampingan-krpl-bengkulu.pdf · laporan akhir tahun pendampingan kawasan rumah pangan lestari di provinsi

27

1) Meningkatkan populasi ayam KUB dari 0% menjadi 200% di Provinsi

Bengkulu; 2) Meningkatkan pengetahuan dan keetrampilan petani dalam

memelihara ayam KUB dengan benar. Sedangkan manfaat dari pengembangan

ayam KUB adalah : 1) terdiseminasinya bibit/DOC ayam KUB di Provinsi Bengkulu

dengan skala kawasan bahkan mampu menginisiasi tumbuhkan industri ayam

kampung; 2) terpenuhinya kebutuhan bibit ayam kampung unggul bagi

petani/peternak.

Taman Agroinovasi akan menjadi pusat edukasi bagi siswa, petani, dan

petugas. Taman Agroinovasi telah diperkenalkan kepada masyarakat pada

pelaksanaan kegiatan Pekan Agroinovasi yang dilaksanakan pada bulan Agustus

2014.

Sampai Bulan Desember 2014, Display BPTP Bengkulu telah dikunjungi

oleh 10 sekolah (SD – SMA) sebagai tempat study lapangan, 1 lembaga gereja.

Selain itu juga berfungsi untuk sarana penelitian 2 mahasiswa, 64 siswa magang

selama 3 bulan yang berasal dari 3 sekolah menengah pertanian.

4.8. Pasar Kawasan Rumah Pangan Lestari

Penumbuhan pasar KRPL diperlukan untuk melestarikan keberlanjutan

kegiatan. Namun pada pelaksanaannya di setiap kawasan/kelompok

keberlanjutan kegiatan berdasarkan kebutuhan pasar seperti:

- Kerjasama dengan pabrik kerupuk untuk pengadaan daun bawang

- Kesepakatan dengan pedagang sayur keliling dan rumah makan untuk

memproduksi sayuran organik/minimal pestisida

- Mengembangkan KBD sebagai kios penjualan bibit dan tanaman sayuran

- Lokasi penjualan tanaman sayuran segar bagi masyarakat (Kabupaten

Mukomuko dan Seluma)

- Penjualan bibit tanaman sayuran dan buah ke pasar tradisional dan di

gerai/kios produksi

- Pasar KRPL telah dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan Gelar Teknologi

Pengolahan Hasil di Kabupaten Bengkulu Selatan

Dari beberapa kegiatan pemasaran yang ada di kelompok sangat

memotivasi anggota kelompok untuk terus menata dan mengelola lahan

pekarangan secara intensif sehingga dapat menyediakan produk yang

dibutuhkan pasar.

Page 39: PENDAMPINGAN KAWASAN RUMAH PANGAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../pendampingan-krpl-bengkulu.pdf · laporan akhir tahun pendampingan kawasan rumah pangan lestari di provinsi

28

4.9. Diseminasi Inovasi Teknologi

Inovasi teknologi telah didiseminasikan melalui pameran bulan Pebruari

pada peringatan Hari Pers Nasional dan bulan Nopember 2014 pada Hari Ulang

Tahun Provinsi Bengkulu di Dinas Pertanian Provinsi Bengkulu. Inovasi teknologi

yang didiseminasikan antara lain rumah hidroponik dan vertiminaponik. Inovasi

teknologi yang disampaikan diterima dengan baik oleh pengunjung pameran,

terlihat dari antusiasnya pengunjung bertanya dan memperhatikan inovasi yang

dipamerkan untuk mengetahui cara kerja dan besarnya biaya yang dikeluarkan

untuk membuat rumah hidroponik dan vertiminaponik.

Inovasi juga disampaikan pada acara Gelar Teknologi Pengolahan Hasil

pada bulan Agustus sekaligus launching Kawasan Rumah Pangan Lestari di Desa

Sulau Kabupaten Bengkulu Selatan yang diresmikan oleh Gubernur Bengkulu

4.10. Umpan Balik Pendampingan KRPL

Untuk mengetahui efektifitas metode pendampingan yang diterima

dengan baik oleh masyarakat dilakukan beberapa survey. Survey yang telah

dilakukan antara lain: 1) pengetahuan dan motivasi petani terhadap KBD

sebelum dan sesudah membaca buku tentang KRPL, 2) pengembangan model

media komunikasi untuk percepatan adopsi anovasi ayam KUB di Propinsi

Bengkulu sebelum dan sesudah membaca leaflet ayam KUB, 3) preferensi petani

terhadap metode pendampingan KRPL, dan 4) pelatihan. Hasil survey tersaji

pada tabel 10.

Tabel 10. Hasil Survey Efektivitas Metode Pendampingan

NO METODE PENDAMPINGAN PENINGKATANPENGETAHUAN

(%)1. Media

- Buku/Brosur KBD- Leaflet

10,7463,32

2. Pelatihan 45,45

Pada umumnya terjadi peningkatan pengetahuan dari berbagai metode

pendampingan yang telah dilakukan. Peningkatan pengetahuan tertinggi

diperoleh dari media informasi leaflet yaitu sebesar 63,32% dengan alasan

bahwa leaflet menarik untuk dibaca karena memberikan informasi yang ringkas

dan penuh dengan warna. Peningkatan pengetahuan terendah didapat dari

media informasi buku yaitu sebesar 10,74% dengan alasan bahwa membaca

buku memerlukan waktu khusus sehingga sedikit menyita waktu meskipun para

Page 40: PENDAMPINGAN KAWASAN RUMAH PANGAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../pendampingan-krpl-bengkulu.pdf · laporan akhir tahun pendampingan kawasan rumah pangan lestari di provinsi

29

responden menyadari bahwa buku memberikan informasi yang lebih lengkap.

Pelatihan berada pada posisi tengah sebesar 45,45%. Responden senang dengan

metode pelatihan karena dengan pelatihan responden dapat mempraktekkan

langsung informasi yang diberikan.

Tabel 11. Preferensi Terhadap Media Penyuluhan

No Media Penyuluhan Rata-rata

1. Buku 4,11

2. Leaflet 3,89

3. Power point 3,88

4. Film 4,01

5. Pelatihan 4,21

6. Kunjungan 4,21

7. Display 4,22

Berdasarkan Tabel 11, preferensi petani terhadap display mendapat nilai

rata-rata tertinggi sebesar 4,22 dengan alasan setelah melihat contoh yang telah

jadi petani lebih tertarik untuk melaksanakan. Diikuti dengan kunjungan dan

pelatihan yang mendapat posisi urut kedua dengan nilai rata-rata sama sebesar

4,21dengan alasan bahwa dengan pelatihan dan display petani dapat bertanya

langsung dengan instruktur atau pengelola display sehingga mendapat informasi

yang jelas dan dapat langsung dipraktekkan. Selanjutnya buku mendapat urutan

ketiga dengan rata-rata sebesar 4,11 dengan alasan buku memberikan informasi

yang lengkap dan dapat dibaca kembali sewaktu-waktu saat dibutuhkan. Film

mendapat nilai rata-rata 4,01 dengan alasan menarik dan memberikan hiburan

yang bermanfaat menjadi urutan keempat yang diikuti dengan leaflet sebesar

3,89 yang merupakan urutan kelima. Dan urutan terakhir power point (3,88)

dengan alasan cukup menarik namun sedikit monoton

Page 41: PENDAMPINGAN KAWASAN RUMAH PANGAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../pendampingan-krpl-bengkulu.pdf · laporan akhir tahun pendampingan kawasan rumah pangan lestari di provinsi

30

V. KESIMPULAN

1. Paket teknologi yang disiapkan untuk mendampingi KWT dan penyuluh

lapangan antara lain: Budidaya sayuran, Keberlanjutan KBD, Pengolahan

hasil pekarangan, Budidaya vertiminaponik dan hydroponic di perkotaan.

2. Media yang disiapkan dalam pendampingan KRPL berupa media cetak (buku

saku, brosur, leaflet, banner, back wall) dan media elektronik (CD/Film,

presentasi power point).

3. Kelembagaan pasar KRPL telah dilaksanakan bersamaan dengan Gelar

Teknologi di Kabupaten Bengkulu Selatan.

Page 42: PENDAMPINGAN KAWASAN RUMAH PANGAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../pendampingan-krpl-bengkulu.pdf · laporan akhir tahun pendampingan kawasan rumah pangan lestari di provinsi

31

VI. KINERJA HASIL

1. Pendampingan KRPL dilakukan pada 69 desa/kelurahan di 10

kabupaten/kota.

2. Komoditas sayuran yang diadopsi oleh petani antara lain: Kol bunga, cabai,

tomat, sawi, kangkung, bayam, terung, kol daun, seledri, bawang daun,

bawang merah.

3. Penyebaran ayam KUB telah dilakukan di 7 kabupaten/kota sebanyak 4.168

ekor.

4. Bahan informasi yang disebarluaskankan kepada petani adalah leaflet, buku

saku, danbuku petunjuk pelaksanaan.

5. Penguatan KBD yang dilakukan di Provinsi Bengkulu sebanyak 20 unit di 20

desa/kelurahan

Page 43: PENDAMPINGAN KAWASAN RUMAH PANGAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../pendampingan-krpl-bengkulu.pdf · laporan akhir tahun pendampingan kawasan rumah pangan lestari di provinsi

32

DAFTAR PUSTAKA

Andianyta, H, dkk. 2012. Modul Training of Trainers Pengembangan KawasanRumah Pangan Lestari: Menumbuhkan dan MengembangkanKawasan Rumah Pangan Lestari. Balai Besar Pengkajian danPengembangan Teknologi Pertanian. Bogor.

Astuti.UP, dkk. 2011. Laporan Akhir Tahun: Model Kawasan Rumah PanganLestari Provinsi Bengkulu TA 2011. Balai Pengkajian Teknologi PertanianBengkulu, Bengkulu.

Astuti.UP, dkk. 2012. Laporan Tengah Tahun: Model Kawasan Rumah PanganLestari Provinsi Bengkulu TA 2012. Balai Pengkajian Teknologi PertanianBengkulu, Bengkulu.

Amin, S., Fathurrohman, F., & Hidayat, Z. (2013).Upaya Meningkatkan Koordinasidalam Mengembangkan Industri Pariwisata Di KabupatenWonosobo. Journal of Public Policy and Management Review,2(1), 197-206.

Anonim, 2012. Pengembangan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL).Kementerian Pertanian dan Solidaritas Istri cabinet Indonesia Bersatu(SIKIB), Jakarta.

Alice, M. and D. Foeken.1996.Urban Agriculture, Food Security snd Nutrition inLow Income Areas of The City of Nairobi, Kenya. Afncan Urban Quarterly,1996 11 (2 and 3) pp 170-179 © by Afncan Urban Quarterly Ltd

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Bengkulu, 2010. Bahan Presentasi Rakorbang.Badan Ketahanan Pangan Provinsi Bengkulu, Bengkulu.

BPS Provinsi Bengkulu. 2011. Provinsi Bengkulu dalam Angka. Bappeda dan BPSProvinsi Bengkulu, Bengkulu.

Badan Litbang Pertanian, 2011. Pedoman Umum Model Kawasan Rumah PanganLestari (M-KRPL), Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian,Kementerian Pertanian, Jakarta.

Bakker, N., Dubbeling, S., Guendel, U., Sabel-Koschella and H. de Zeeuw (2000),"Growing Cities, Growing Food - Urban Agriculture on the Policy Agenda",DSE, Eurasburg, Germany

Haletky ,N. and O. Taylo. 2006. Urban Agriculture as a Solution to FoodInsecurity: West Oakland and People’s Grocery.Urban Agriculture in WestOakland

Kementerian Pertanian. 2011. Pedoman Umum Model Kawasan Rumah PanganLestari. Jakarta

Page 44: PENDAMPINGAN KAWASAN RUMAH PANGAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../pendampingan-krpl-bengkulu.pdf · laporan akhir tahun pendampingan kawasan rumah pangan lestari di provinsi

33

Makalalag, L. (2013). Efektifitas Koordinasi Perencanaan Pembangunan Desa diKecamatan Bolaang Timur Kabupaten Bolaang Mondondow”. JurnalAdministrasi Publik, 1(1).

Pinderhughes, R. 2004. Alternative Urban Futures: Planning for SustainableDevelopment in Cities Throughout the World. Lanham, Boulder, NewYork, Toronto, Oxford: Rowman & Littleield Publishers.

Rahayu,M dan Raharjono Prawiro Atmojo. 2005. Keanekaragaman TanamanPekarangan dan Pemanfaatannya di Desa Lampeapi. Jurnal TeknologiLingkungan.P3TL, BPPT 6 (2) :360-364

Rihastuti. DD. 1993. Skripsi Jurusan Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga.Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Sudarta, W. 2005. Pengetahuan dan Sikap Petani Terhadap Pengendalian HamaTanaman Terpadu (Online). http: //ejournal .unud. ac.id/ abstrak /(6)%20soca-sudarta-pks%20pht(2).pdf diakses 30 Desember 2009.

Sumaryanto. 2009. Makalah Seminar Hari Pangan Sedunia di Jakarta padaTanggal 1 Oktober 2009.

Syafruddin, dkk. 2006. Hubungan Sejumlah Karakteristik Petani Mete denganPengetahuan Mereka dalam Usahatani Mete di Kabupaten Bombana,Sulawesi Tenggara. Jurnal Penyuluhan Juni 2006, Vol. 2 No.2.

Werdhany, I W dan Gunawan. 2012. Teknik Pengembangan Kawasan RumahPangan Lestari di Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal Ilmu-IlmuPertanian, Volume 16, Nomor 2, Desember 2012.http://stppyogyakarta.ac.id/wp-content/uploads/2013/04/Jurnal_IIP_Vol_16_No_2_Desember_2012_Wiendarti_Indri_Werdhany.pdf

Page 45: PENDAMPINGAN KAWASAN RUMAH PANGAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../pendampingan-krpl-bengkulu.pdf · laporan akhir tahun pendampingan kawasan rumah pangan lestari di provinsi

34

ANALISIS RESIKO

Analisis resiko diperlukan untuk mengetahui berbagai resiko yang

mungkin dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan diseminasi/pendampingan.

Dengan mengenal resiko, penyebab, dan dampaknya maka akan dapat disusun

strategi ataupun cara penanganan resiko baik secara antisipatif maupun

responsif (Tabel 12 dan 13).

Daftar resiko pelaksanaan pendampingan KRPL tahun 2014

NO. RESIKO PENYEBAB DAMPAK

1. Koordinasi antarpelaksana KRPLdidaerah kurang lancar

Petani KRPL engganmenanam kembali

- Masing-masing SKPDmenjalankantupoksinya sendiri danbelum terintegrasi

- Pasar tidak mendukung

- Peningkatanproduksi danproduktivitas(kinerja bersama)tidak tercapai

- Respon konsumenkecil

Daftar penanganan resiko dalam pelaksanaan pendampingan KRPLTahun 2014.

NO. RESIKO PENYEBAB Penanganan

1. Koordinasi antarpelaksana KRPLdidaerah kurang lancar

Petani KRPL engganmenanam kembali

- Masing-masing SKPDmenjalankantupoksinya sendiri danbelum terintegrasi

- Pasar tidak mendukung

- Dilakukansosialisasi

- Meningkatkankoordinasi

- Pelaksanaansosialisasidilaksanakanbersama penentukebijakan(Bupati/Walikota,Camat)

Page 46: PENDAMPINGAN KAWASAN RUMAH PANGAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../pendampingan-krpl-bengkulu.pdf · laporan akhir tahun pendampingan kawasan rumah pangan lestari di provinsi

35

JADWAL KERJA

No Uraian kegiatanBulan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Penyempurnaan RDHP X

2 Penyusunan/pembahasanperbaikan RODHP X

3 Koordinasi X X

4 Pelaksanaan : X X X X X X X X X X

1. Penerbitan bahaninformasi

2. Display BPTP3. KBI (sayuran, buah,

ayam KUB)4. Demplot M-KRPL5. KBD6. Gelar teknologi, temu

lapang7. Pelatihan/apresiasi8. Ekspose , Sosialisasi

XX

X

XX

X

X

XX

XX

X

XX

XX

X

XX

XXX

XX

XX

XX

XX

X

XX

XX

XX

XX

XX

XXX

XX

XX

XX

XX

XX

5 Laporan bulanan X X X X X X X X X X X

6 Laporan tengah tahun X

7 Laporan akhir tahun X

Page 47: PENDAMPINGAN KAWASAN RUMAH PANGAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../pendampingan-krpl-bengkulu.pdf · laporan akhir tahun pendampingan kawasan rumah pangan lestari di provinsi

36

PEMBIAYAAN

No Jenis Pengeluaran VolumeHargaSatuan

(Rp.000)

Biaya

1. Belanja Bahan- ATK, Komp suplay, dan

pelaporan- Bahan saprodi dan

pendukung KBI- Bahan saprodi dan

pendukung KBD- Konsumsi pertemuan- Bahan informasi, papan

merk, CD

1 tahun1 paket

1 paket

1 tahun

100 OH1 paket

63.970

62.050

176.980

5027.400

335.40063.970

62.050

176.980

5.00027.400

2 Honor Output Kegiatan :- Honor petugas lapang

KBD,KBI- UHL petani , petani KBD

1 Tahun

40 OH400

10035

18.000

4.00014.000

3. Belanja Bahan NonOperasional :- Prosesing benih, analisis

lab1 tahun 1.000

1.000

1.000

4. Belanja Jasa Profesi :Nara sumber, pengarah,evaluator

10 OJ 500 5.000

5. BelanjaPerjalanan/transport dalamkota :- Perjalanan dalam rangka

pelaksanaan kegiatan- Perjalan pendek

30 OP

50 OH

5000

100

155.000

150.000

5.0006. Belanja Perjalanan lainnya :

- Perjalanan daerah- Perjalanan luar provinsi

1 Tahun420 OH2 OP

1805.000

85.60075.60010.000

Jumlah 600.000

Page 48: PENDAMPINGAN KAWASAN RUMAH PANGAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../pendampingan-krpl-bengkulu.pdf · laporan akhir tahun pendampingan kawasan rumah pangan lestari di provinsi

37

No Jenis Pengeluaran RealisasiAnggaran

PersentaseKeuangan

(%)

PersentaseFisik (%)

1. Belanja Bahan- ATK, Komp suplay, dan

pelaporan- Bahan saprodi dan

pendukung KBI- Bahan saprodi dan

pendukung KBD- Konsumsi pertemuan- Bahan informasi, papan

merk, CD

63.970.000

62.047.500

176.980.000

4.998.00027.400.000

100

99,99

100

99,96100

100

100

100

100100

2 Honor Output Kegiatan :- Honor petugas lapang

KBD,KBI- UHL petani , petani KBD

4.000.000

14.000.000

100

100

100

1003. Belanja Bahan Non

Operasional :- Prosesing benih, analisis

lab1.000.000 100 100

4. Belanja Jasa Profesi :Nara sumber, pengarah,evaluator

1.400.000 28 100

5. BelanjaPerjalanan/transport dalamkota :- Perjalanan dalam rangka

pelaksanaan kegiatan- Perjalan pendek

149.986.212

5.000.000

99,99

100

100

1006. Belanja Perjalanan lainnya :

- Perjalanan daerah- Perjalanan luar provinsi

75.600.0009.990.500

10099,90

100100

Jumlah 596.372.212 99,39 100

Page 49: PENDAMPINGAN KAWASAN RUMAH PANGAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../pendampingan-krpl-bengkulu.pdf · laporan akhir tahun pendampingan kawasan rumah pangan lestari di provinsi

38

PERSONALIA

No Penjab Kegiatan/AnggotaPeneliti/Gelar NIP Bidang

KeahlianJenjang

Fungsional

1 Dr. Ir. Umi Pudji Astuti,MP 19610531199003 2 001

EkonomiPertanian

PenyuluhPertanian Madya

2 Dr. Wahyu Wibawa, MP 19690427199803 1 001

Agronomi Peneliti Muda

3 Ir. Ruswendi, MP 19610320198903 1 003

Peternakan PenyuluhpertanianMadya

4 Ir. Eddy Makruf 19561005198803 1 001

Agronomi PenyuluhPertanian Madya

5 Ir. Siswani DD 19600730198903 2 001

Peternakan PenyuluhPertanian Muda

6 Wilda Mikasari, M.Si 19690812199803 2 001

Pascapanen

Peneliti Muda

7 Tri Wahyuni, S.Si 1979060320101 2 003

Analis labor Calon peneliti

8 Bunaiyah Honorita, SP 19890530201101 2 009

Sosek Calon Penyuluh

9 Taupik Rahman, S.Si 1988080820101 1 012

Analis Calon peneliti

10 Johan Syafri, A.Md 19630909199003 1 001

Peternakan Calon Teknisis

11 Robiyanto 19800103200710 1 001

SLTA Teknisi

12 Waluyo, A.Md 19760111200003 1 001

Computer Teknisi

13 Heryan Iswandi 19831010200812 1 001

SLTA Teknisi

14 Sri Hartati. A 19780403200812 2 001

SLTA Administrasi

Page 50: PENDAMPINGAN KAWASAN RUMAH PANGAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../pendampingan-krpl-bengkulu.pdf · laporan akhir tahun pendampingan kawasan rumah pangan lestari di provinsi

39

Lampiran 1. Materi Narasumber

1. PENGEMBANGAN KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL)

PENDAHULUAN

Hingga saat ini, upaya mewujudkan ketahanan dan kemandirian pangan

terus digarap secara serius. Pemerintah, melalui pernyataan Presiden,

menegaskan bahwa ketahanan dan kemandirian pangan nasional harus dimulai

dari rumah tangga, sehingga tak ayal setiap rumah tangga memegang peranan

sangat penting dalam mendukung upaya tersebut. Banyak cara yang bisa

ditempuh, namun pemanfaatan lahan pekarangan sebagai sumber

pengembangan pangan untuk mewujudkan kemandirian pangan rumah tangga,

merupakan salah satu pilihan yang sangat menarik dan potensial dikembangkan.

Presiden RI pada acara Konferensi Dewan Ketahanan Pangan di Jakarta

International Convention Center (JICC) bulan Oktober 2010, menyatakan bahwa

ketahanan dan kemandirian pangan nasional harus dimulai dari rumah tangga.

Pemanfaatan lahan pekarangan untuk pengembangan pangan rumah tangga

merupakan salah satu alternatif untuk mewujudkan kemandirian pangan rumah

tangga.

Salah satu butir kesepakatan Gubernur terkait dengan pembangunan

ketahanan pangan adalah mengembangkan ketersediaan dan mempercepat

penganekaragaman konsumsi pangan berbasis pangan lokal, melalui (a)

menjamin ketersediaan sarana dan prasarana produksi, (b) mengendalikan alih

fungsi lahan, (c) melakukan pengkajian dan penerapan berbagai teknologi tepat

guna pengolahan pangan berbasis tepung-tepungan dan aneka pangan lokal

lainnya, (d) menetapkan hari-hari tertentu sebagai hari mengkonsumsi pangan

lokal, (e) mendorong berkembangnya kantin/warung desa /sekolah /perguruan

tinggi untuk memanfaatkan bahan-bahan pangan lokal (BKP, 2011).Upaya

diversifikasi pangan yang tertuang dalam salah satu butir kesepakatan tersebut

sangat strategis dalam rangka menurunkan konsumsi beras. Saat ini konsumsi

Page 51: PENDAMPINGAN KAWASAN RUMAH PANGAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../pendampingan-krpl-bengkulu.pdf · laporan akhir tahun pendampingan kawasan rumah pangan lestari di provinsi

40

beras mencapai 139 kg/kapita/tahun. Menurut Wamentan, konsumsi ini perlu

diturunkan, idealnya pada kisaran 90 hingga 100 kg/kapita/tahun.

Dalam masyarakat perdesaan, pemanfaatan lahan pekarangan untuk

ditanami tanaman kebutuhan keluarga sudah berlangsung dalam waktu yang

lama dan masih berkembang hingga sekarang meski dijumpai berbagai

pergeseran. Kondisi ini tentu menjadi tantangan tersendiri, sehingga pemerintah

bersama-sama dengan segenap lapisan masyarakat perlu menggerakkan kembali

budaya memanfaatkan dan mengelola lahan pekarangan, tak hanya bagi

masyarakat perdesaan namun juga perkotaan. Komitmen pemerintah untuk

melibatkan rumah tangga dalam mewujudkan kemandirian pangan perlu

diaktualisasikan dalam menggerakkan lagi budaya menanam di lahan

pekarangan, baik di perkotaan maupun di pedesaan.

Provinsi Bengkulu memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah.

Ketersediaan jenis pangan dan rempah yang beraneka ragam, berbagai jenis tanaman

pangan seperti padi-padian, umbi-umbian, kacang-kacangan, sayur, buah, dan pangan

dari hewani banyak kita jumpai. Demikian pula berbagai jenis tanaman rempah dan

obat-obatan dapat tumbuh dan berkembang dengan mudah di wilayah kita ini. Namun

demikian realisasi konsumsi masyarakat masih dibawah anjuran pemenuhan gizi. Oleh

karena itu salah satu upaya untuk meningkatkan ketahanan pangan keluarga dan gizi

masyarakat harus diawali dari pemanfaatkan sumberdaya yang tersedia maupun yang

dapat disediakan di lingkungannya. Upaya tersebut ialah memanfaatkan pekarangan

yang dikelola oleh keluarga.

Berdasarkan pengamatan, perhatian petani terhadap pemanfaatan lahan

pekarangan relatif masih terbatas, sehingga pengembangan berbagai inovasi

yang terkait dengan lahan pekarangan belum banyak berkembang sebagaimana

yang diharapkan. Kementerian Pertanian melihat potensi lahan pekarangan ini

sebagai salah satu pilar yang dapat diupayakan untuk mewujudkan

kesejahteraan keluarga, baik bagi rumah tangga di pedesaan maupun di

perkotaan. Lahan pekarangan merupakan salah satu sumber potensial penyedia

bahan pangan yang bernilai gizi dan memiliki nilai ekonomi tinggi, bila ditata dan

dikelola dengan baik. Selain dapat memenuhi kebutuhan pangan dan gizi dari

keluarga sendiri, juga berpeluang meningkatkan penghasilan rumah tangga,

apabila dirancang dan direncanakan dengan baik. Pemanfaatan pekarangan

tersebut juga dirancang untuk meningkatkan konsumsi aneka ragam sumber

Page 52: PENDAMPINGAN KAWASAN RUMAH PANGAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../pendampingan-krpl-bengkulu.pdf · laporan akhir tahun pendampingan kawasan rumah pangan lestari di provinsi

41

pangan lokal dengan prinsip gizi seimbang (Badan Litbang Pertanian, 2012).

Ketahanan dan kemandirian pangan secara nasional dapat tercapai jika dimulai

dari rumah tangga. Pemanfaatan lahan pekarangan secara terpadu merupakan

salah satu inovasi teknologi yang dapat digunakan untuk mewujudkan ketahanan

pangan khususnya yang dimulai dari rumah tangga.

KONSEP KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL)

Kawasan menunjukkan dimensi luas atau wilayah tertentu (komplek

perumahan, dusun, desa, kecamatan) terdiri atas beberapa rumah yang secara

bersama-sama melaksanakan suatu program. Rumah pangan lestari berarti

tempat tinggal bagi keluarga atau rumah tangga yang memanfaatkan

pekarangannya secara intensif melalui pengelolaan sumberdaya alam lokal

secara bijaksana, yang menjamin kesinambungan persediaannya dengan tetap

memelihara dan meningkatkan kualitas, nilai dan keanekaragamannya.

Sedangkan lestari adalah keberlanjutan yang didukung oleh adanya kebun bibit

untuk setiap kawasan rumah pangan.

Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) merupakan suatu kawasan dalam

satu Rukun Tetangga atau Rukun Warga/Dusun (kampung) yang telah

menerapkan prinsip Rumah Pangan Lestari (RPL) dengan menambahkan

intensifikasi pemanfaatan pagar hidup, jalan desa, dan fasilitas umum lainnya

(sekolah, rumah ibadah, dan lainnya), lahan terbuka hijau, serta

mengembangkan pengolahan dan pemasaran hasil. Suatu kawasan harus

menentukan komoditas pilihan yang dapat dikembangkan secara komersial.

Untuk menjamin keberlanjutan usaha pemanfaatan pekarangan, kawasan juga

harus dilengkapi dengan kebun benih/bibit yang dikelola oleh masyarakat secara

partisipatif.

Sasaran yang hendak dicapai dalam pengembangan KRPL adalah

berkembangnya kemampuan keluarga dan masyarakat secara ekonomi dan

sosial yang bermartabat dalam memenuhi kebutuhan pangan dan gizi secara

lestari, menuju keluarga dan masyarakat yang mandiri dan sejahtera.

PRINSIP KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL)

Ada lima prinsip utama dalam pengembangan KRPL, yaitu :

1. Kemandirian pangan keluarga

Page 53: PENDAMPINGAN KAWASAN RUMAH PANGAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../pendampingan-krpl-bengkulu.pdf · laporan akhir tahun pendampingan kawasan rumah pangan lestari di provinsi

42

2. Diversifikasi pangan berbasis sumberdaya lokal

3. Konservasi/pelestarian tanaman pangan, ternak, tanaman obat untuk masa

depan

4. Peningkatan kesejahteraan keluarga dan masyarakat

5. Kebun bibit

TUJUAN PENGEMBANGAN KRPL

Ada dua tujuan dalam mengembangkan KRPL, yaitu tujuan jangka pendek dan

tujuan jangka panjang.

Tujuan Jangka Pendek

1. Meningkatkan keterampilan keluarga dan masyarakat dalam pemanfaatan

lahan pekarangan di perkotaan maupun perdesaan untuk budidaya tanaman

pangan, buah, sayuran, dan tanaman obat keluarga (toga), pemeliharaan

ternak dan ikan, pengolahan hasil serta pengolahan limbah rumah tangga

menjadi kompos.

2. Memenuhi kebutuhan pangan dan gizi keluarga dan masyarakat secara lestari

dalam suatu kawasan.

3. Mengembangkan kegiatan ekonomi produktif keluarga dan menciptakan

lingkungan hijau yang bersih dan sehat secara mandiri.

Tujuan Jangka Panjang

1. Kemandirian pangan keluarga

2. Diversifikasi pangan berbasis sumberdaya lokal

3. Pelestarian tanaman pangan untuk masa depan

4. Peningkatan kesejahteraan keluarga dan masyarakat

PEMBINAAN MENUJU LESTARI

Petugas lapangan dan ketua kelompok ketua kelompok dilibatkan sejak

awal secara aktif mulai perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kegiatan. Hal ini

sebagian besar dari komunikasi yang baik dengan birokrasi atau tokoh

masyarakat yang berpengaruh. Ketresediaan bibit menjadi faktor yang

menentukan keberlanjutan pengembangan rumah gizi dengan KRPL. Oleh

karena itu perlu dibangun Kebun Bibit dan dikelola secara baik di setiap KRPL.

Pengaturan pola dan rotasi tanaman termasuk sistem integrasi tanaman-ternak

Page 54: PENDAMPINGAN KAWASAN RUMAH PANGAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../pendampingan-krpl-bengkulu.pdf · laporan akhir tahun pendampingan kawasan rumah pangan lestari di provinsi

43

dan model diversifikasi yang tepat sehingga dapat memenuhi pola pangan

harapan dan memberikan kontribusi pendapatan keluarga.

Konsep lestari minimal memperhatikan 4 aspek :

1. Aspek Pelaku

Tokoh masyarakat dan para pelaksana yang menyadari bahwa hidup

memerlukan pangan bergizi, segar dan menyehatkan, lingkungan hijau dan

hidup produktif.

2. Aspek Pelaksanaan

Juklak atau juknis yang mudah dipahami dan diimplementasikan

Sosialisasi secara berkala agar pelaksana (antara atau akhir) termotivasi

Pendampingan secara berkala sehingga tujuan tercapai sesuai rencana

Monitoring dan evaluasi secara berkala untuk mendapatkan umpan balik

(perbaikan model dan pemecahan teknis lapangan)

3. Aspek Pendukung

Kebun bibit yang terencana dan dikelola dengan baik

Akses terhadap sarana dan pra sarana : air, media tanam, aneka benih,

pupuk, dan pestisida

Aspek kelembagaan seperti pengolahan, lembaga pasar untuk

menampung kelebihan produksi, dan sebagainya

4. Aspek Promosi

Temu lapang secara berkala untuk memotivasi dusun/desa sekitar yang

belum melaksanakan KRPL

Advokasi secara berkala kepada pemangku kepentingan (stakeholder)

tingkat desa, kecamatan, kabupaten, provinsi tentang manfaat dan

keuntungan ekonomi dari KRPL

INDIKATOR KEBERHASILAN KRPL

1) Peningkatan Pola Pangan Harapan (PPH)

Skor PPH dihitung berdasarkan kelompok makanan yang dikonsumsi,

kemudian diberi skor sesuai dengan panduan penghitungan PPH.

2) Perkembangan jumlah rumah tangga yang melibatkan peran laki-laki dan

perempuan

Page 55: PENDAMPINGAN KAWASAN RUMAH PANGAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../pendampingan-krpl-bengkulu.pdf · laporan akhir tahun pendampingan kawasan rumah pangan lestari di provinsi

44

Dalam satu tahun, terjadi peningkatan jumlah RPL dalam satu wilayah

kecamatan. Peningkatan jumlah RPL berdasarkan keinginan dan dorongan

yang tumbuh (partisipasi) dari masyarakat.

3) Perkembangan jumlah dusun, desa, kecamatan, yang mengadopsi prinsipRPL/KRPL

Indikasi keberhasilan KRPL dapat dilihat dari perkembangan wilayah yang

mengadopsi. Misalnya lokasi awal pelaksanaan baru 6 lokasi, setelah satu

tahun perkembangan KRPL lebih dari 12 lokasi.

4) Peningkatan produksi (jenis komoditas, jumlah, dan kualitas)

Salah satu indikasi keberhasilan KRPL adalah terjadi peningkatan jumlah dan

ragam komoditas yang dihasilkan oleh satu kawasan setiap musimnya.5) Pengurangan belanja dapur/penghematan pengeluaran rumah tangga

6) Kemitraan (Pemda,Lembaga/Organisasi)

Perkembangan kemitraan yang dilakukan dari satu KRPL kepada pihak Pemda

atau swasta, dalam hal : pemasok bahan baku (media tumbuh, pupuk,

benih/bibit, pestisida nabati), pemasaran hasil (pihak mana, volume per

satuan waktu), sumber permodalan (pihak mana, volume per satuan waktu).

Peran yang dijalankan oleh masing-masing kelembagaan dalam sistem

agribisnis m-KRPL antara lain :Fungsi

AgribisnisPihak/Organisasi yang Menjalankan

IndividuRumahTangga

KelompokRumahTangga

Pendamping(PPL, PT, LSM,pengembang)

BadanLitbang(BPTP)

Swasta/Pasar

PenyediaanBenih

√ √ √ √

Penyediaanpupuk danobat-obatan

√ √ √

Penyediaanmodal

√ √ √

Penyediaantenaga kerja

√ √

Penyediaanair untukpenyiraman

Kegiatanusahatani

√ √

Pengolahanhasilpertanian

√ √ √

Pemasaranhasilpertanian

√ √ √ √

Penyediaan √ √ √ √

Page 56: PENDAMPINGAN KAWASAN RUMAH PANGAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../pendampingan-krpl-bengkulu.pdf · laporan akhir tahun pendampingan kawasan rumah pangan lestari di provinsi

45

informasi(teknologi,pasar, dll)

2. TEKNIK BUDIDAYA SAYURAN DI LAHAN PEKARANGAN

PENDAHULUAN

Pembanguanan ketahanan pangan mempunyai ciri cakupan luas, adanya

keterlibatan lintas sektor, multidisiplin serta penekanan pada basis sumberdaya

lokal. Menurut Suryana (2009) pembangunan ketahanan pangan

berhasil/terwujud bila dua kondisi terpenuhi, yaitu (1) pada tataran makro, setiap

saat tersedia pangan yang cukup (jumlah, mutu, keamanan, keragaman merata

dan terjangkau); (2) pada tataran mikro, setiap rumah tangga setiap saat

mampu mengkonsumsi pangan yang cukup, aman, bergizi dan sesuai pilihannya,

untuk menjalani hidup sehat dan produktif. Bila terjadi kerawanan pangan akan

mempunyai dampak besar bagi bangsa, yang meliputi aspek ekonomi

(produktivitas rendah), sosial (keresahan/ kerusuhan) serta politik (instabilitas).

Salah satu butir kesepakatan Gubernur terkait dengan pembangunan

ketahanan pangan adalah mengembangkan ketersediaan dan mempercepat

penganekaragaman konsumsi pangan berbasis pangan lokal, melalui (a)

menjamin ketersediaan sarana dan prasarana produksi, (b) mengendalikan alih

fungsi lahan, (c) melakukan pengkajian dan penerapan berbagai teknologi tepat

guna pengolahan pangan berbasis tepung-tepungan dan aneka pangan lokal

lainnya, (d) menetapkan hari-hari tertentu sebagai hari mengkonsumsi pangan

lokal, (e) mendorong berkembangnya kantin/warung desa /sekolah /perguruan

tinggi untuk memanfaatkan bahan-bahan pangan lokal (BKP, 2011).Upaya

diversifikasi pangan yang tertuang dalam salah satu butir kesepakatan tersebut

sangat strategis dalam rangka menurunkan konsumsi beras. Saat ini konsumsi

beras mencapai 139 kg/kapita/tahun. Menurut Wamentan, konsumsi ini perlu

diturunkan, idealnya pada kisaran 90 hingga 100 kg/kapita/tahun.

Presiden RI pada acara Konferensi Dewan Ketahanan Pangan di Jakarta

International Convention Center (JICC) bulan Oktober 2010, menyatakan bahwa

ketahanan dan kemandirian pangan nasional harus dimulai dari rumah tangga.

Pemanfaatan lahan pekarangan untuk pengembangan pangan rumah tangga

Page 57: PENDAMPINGAN KAWASAN RUMAH PANGAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../pendampingan-krpl-bengkulu.pdf · laporan akhir tahun pendampingan kawasan rumah pangan lestari di provinsi

46

merupakan salah satu alternatif untuk mewujudkan kemandirian pangan rumah

tangga.

Dalam masyarakat perdesaan, pemanfaatan lahan pekarangan untuk

ditanami tanaman kebutuhan keluarga sudah berlangsung dalam waktu yang

lama dan masih berkembang hingga sekarang meski dijumpai berbagai

pergeseran. Komitmen pemerintah untuk melibatkan rumah tangga dalam

mewujudkan kemandirian pangan perlu diaktualisasikan dalam menggerakkan

lagi budaya menanam di lahan pekarangan, baik di perkotaan maupun di

pedesaan.

Provinsi Bengkulu memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah.

Ketersediaan jenis pangan dan rempah yang beraneka ragam, berbagai jenis tanaman

pangan seperti padi-padian, umbi-umbian, kacang-kacangan, sayur, buah, dan pangan

dari hewani banyak kita jumpai. Demikian pula berbagai jenis tanaman rempah dan

obat-obatan dapat tumbuh dan berkembang dengan mudah di wilayah kita ini. Namun

demikian realisasi konsumsi masyarakat masih dibawah anjuran pemenuhan gizi. Oleh

karena itu salah satu upaya untuk meningkatkan ketahanan pangan keluarga dan gizi

masyarakat harus diawali dari pemanfaatkan sumberdaya yang tersedia maupun yang

dapat disediakan di lingkungannya. Upaya tersebut ialah memanfaatkan pekarangan

yang dikelola oleh keluarga.

Berdasarkan pengamatan, perhatian petani terhadap pemanfaatan lahan

pekarangan relatif masih terbatas, sehingga pengembangan berbagai inovasi

yang terkait dengan lahan pekarangan belum banyak berkembang sebagaimana

yang diharapkan. Kementerian Pertanian melihat potensi lahan pekarangan ini

sebagai salah satu pilar yang dapat diupayakan untuk mewujudkan

kesejahteraan keluarga, baik bagi rumah tangga di pedesaan maupun di

perkotaan.

Lahan pekarangan merupakan salah satu sumber potensial penyedia bahan

pangan yang bernilai gizi dan memiliki nilai ekonomi tinggi, bila ditata dan

dikelola dengan baik. Selain dapat memenuhi kebutuhan pangan dan gizi dari

keluarga sendiri, juga berpeluang meningkatkan penghasilan rumah tangga,

apabila dirancang dan direncanakan dengan baik. Pemanfaatan pekarangan

tersebut juga dirancang untuk meningkatkan konsumsi aneka ragam sumber

pangan lokal dengan prinsip gizi seimbang (Badan Litbang Pertanian, 2012).

Ketahanan dan kemandirian pangan secara nasional dapat tercapai jika dimulai

Page 58: PENDAMPINGAN KAWASAN RUMAH PANGAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../pendampingan-krpl-bengkulu.pdf · laporan akhir tahun pendampingan kawasan rumah pangan lestari di provinsi

47

dari rumah tangga. Pemanfaatan lahan pekarangan secara terpadu merupakan

salah satu inovasi teknologi yang dapat digunakan untuk mewujudkan ketahanan

pangan khususnya yang dimulai dari rumah tangga.

TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN SAYURAN DI LAHAN PEKARANGAN

Persiapan Media Tanam

Media tanam adalah tempat tumbuhnya tanaman untuk menunjang

perakaran. Dari media tanam inilah tanaman menyerap makanan berupa unsur

hara melalui akarnya. Media tanam yang digunakan adalah campuran antara

tanah, pupuk kandang atau kompos, dan sekam dengan perbandingan 1:1:1

(ukuran karung, atau gerobag dorong, bukan kilo gram). Setelah semua bahan

terkumpul, dilakukan pencampuran hingga merata. Tanah dengan sifat koloidnya

memiliki kemampuan untuk mengikat unsur hara, dan melalui air unsur hara

dapat diserap oleh akar tanaman dengan prinsip pertukaran kation. Sekam

berfungsi untuk menampung air di dalam tanah sedangkan kompos menjamin

tersedianya bahan penting yang akan diuraikan menjadi unsur hara yang

diperlukan tanaman.

Campuran media tanam kemudian dimasukkan ke dalam media tanam

seperti polybag, bambu vertikultur hingga penuh. Media tanam di dalam bambu

diusahakan agar tidak terlalu padat supaya air mudah mengalir, juga supaya akar

tanaman tidak kesulitan “bernafas”, dan tidak terlalu renggang agar ada

keleluasaan dalam mempertahankan air dan menjaga kelembaban.

Contoh media tanaman

47

dari rumah tangga. Pemanfaatan lahan pekarangan secara terpadu merupakan

salah satu inovasi teknologi yang dapat digunakan untuk mewujudkan ketahanan

pangan khususnya yang dimulai dari rumah tangga.

TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN SAYURAN DI LAHAN PEKARANGAN

Persiapan Media Tanam

Media tanam adalah tempat tumbuhnya tanaman untuk menunjang

perakaran. Dari media tanam inilah tanaman menyerap makanan berupa unsur

hara melalui akarnya. Media tanam yang digunakan adalah campuran antara

tanah, pupuk kandang atau kompos, dan sekam dengan perbandingan 1:1:1

(ukuran karung, atau gerobag dorong, bukan kilo gram). Setelah semua bahan

terkumpul, dilakukan pencampuran hingga merata. Tanah dengan sifat koloidnya

memiliki kemampuan untuk mengikat unsur hara, dan melalui air unsur hara

dapat diserap oleh akar tanaman dengan prinsip pertukaran kation. Sekam

berfungsi untuk menampung air di dalam tanah sedangkan kompos menjamin

tersedianya bahan penting yang akan diuraikan menjadi unsur hara yang

diperlukan tanaman.

Campuran media tanam kemudian dimasukkan ke dalam media tanam

seperti polybag, bambu vertikultur hingga penuh. Media tanam di dalam bambu

diusahakan agar tidak terlalu padat supaya air mudah mengalir, juga supaya akar

tanaman tidak kesulitan “bernafas”, dan tidak terlalu renggang agar ada

keleluasaan dalam mempertahankan air dan menjaga kelembaban.

Contoh media tanaman

47

dari rumah tangga. Pemanfaatan lahan pekarangan secara terpadu merupakan

salah satu inovasi teknologi yang dapat digunakan untuk mewujudkan ketahanan

pangan khususnya yang dimulai dari rumah tangga.

TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN SAYURAN DI LAHAN PEKARANGAN

Persiapan Media Tanam

Media tanam adalah tempat tumbuhnya tanaman untuk menunjang

perakaran. Dari media tanam inilah tanaman menyerap makanan berupa unsur

hara melalui akarnya. Media tanam yang digunakan adalah campuran antara

tanah, pupuk kandang atau kompos, dan sekam dengan perbandingan 1:1:1

(ukuran karung, atau gerobag dorong, bukan kilo gram). Setelah semua bahan

terkumpul, dilakukan pencampuran hingga merata. Tanah dengan sifat koloidnya

memiliki kemampuan untuk mengikat unsur hara, dan melalui air unsur hara

dapat diserap oleh akar tanaman dengan prinsip pertukaran kation. Sekam

berfungsi untuk menampung air di dalam tanah sedangkan kompos menjamin

tersedianya bahan penting yang akan diuraikan menjadi unsur hara yang

diperlukan tanaman.

Campuran media tanam kemudian dimasukkan ke dalam media tanam

seperti polybag, bambu vertikultur hingga penuh. Media tanam di dalam bambu

diusahakan agar tidak terlalu padat supaya air mudah mengalir, juga supaya akar

tanaman tidak kesulitan “bernafas”, dan tidak terlalu renggang agar ada

keleluasaan dalam mempertahankan air dan menjaga kelembaban.

Contoh media tanaman

Page 59: PENDAMPINGAN KAWASAN RUMAH PANGAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../pendampingan-krpl-bengkulu.pdf · laporan akhir tahun pendampingan kawasan rumah pangan lestari di provinsi

48

Media tanam dalam bedengan, dan polybag

Tahapan Budidaya

1. Penyemaian

Tempat persemaian diberi naungan atap plastik transparan, dan atap

menghadap ke timur.

Media persemaian terdiri dari campuran tanah, kompos, dan sekam

(1:1:1) yang dimasukkan dalam plastik kecil persemaian ukuran 6 x 10

cm.

Benih dimasukkan di tengah media persemaian kemudian ditutupi tipis

tanah halus dan disiram. Lalu ditutupi lagi dengan daun pisang atau

karung basah.

Setelah benih berkecambah (7-8 hari) tutup daun pisang atau karung

dibuka.

Penyiraman dilakukan secukupnya tidak terlalu basah atau kering.

Setelah membentuk 2 helai daun (12-14 hari) bibit disemprot dengan

insektisida berbahan aktif fipronil 50 gr/l, dosis penyemprotan 0,5 ml per

liter

Persemaian juga disiangi dengan cara mencabut gulma yang tumbuh.

Page 60: PENDAMPINGAN KAWASAN RUMAH PANGAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../pendampingan-krpl-bengkulu.pdf · laporan akhir tahun pendampingan kawasan rumah pangan lestari di provinsi

49

Bibit yang tampak terserang hama atau penyakit dibuang dan

dimusnahkan.

Bibit siap ditanam setelah berumur 3-4 minggu. Bibit tersebut sudah

membentuk 4-6 helai daun, dan tinggi 5-10 cm.

2. Penyiapan Lahan

Bedengan

o Penyiapan lahan bertujuan untuk memperbaiki drainase dan aerasi tanah,

meratakan permukaan tanah dan menghilangkan gulma.

o Lahan diolah sedalam 30-40 cm sampai gembur, dibuat bedengan dengan

lebar 1-1,2 m, tinggi 30 cm, jarak antar bedeng 30 cm. Cabe, tomat,

terung (50-60 cm) x (40-50 cm).

Polybag

Komposisi media tanam terdiri dari tanah : kompos : sekam dengan

perbandingan 2:2:1.

Penggunaan sekam bertujuan untuk memperbaiki drainase sehingga air

tidak tergenang dalam polybag.

Polybag yang dipakai berukuran 35 cm x 35 cm yang telah diberi lubang

kemudian media diisi sebanyak ¾ dari volume polybag lalu disiram.

Sebelum tanam, garitan-garitan yang telah disiapkan diberi pupuk

kandang atau kompos, dengan cara dihamparkan pada garitan.

Di atas pupuk kandang atau kompos diletakkan sebagian pupuk

kandang/kompos, kemudian diaduk dengan tanah.

Bedengan kemudian disiram dengan air sampai kapasitas lapang (lembab

tapi tidak becek).

Dibiarkan selama 5-7 hari agar media tanam lebih siap.

Penanaman sebaiknya dilakukan pada sore hari

3. Penanaman

o Sebelum tanam, garitan-garitan yang telah disiapkan diberi pupuk

kandang atau kompos, dengan cara dihamparkan pada garitan.

o Di atas pupuk kandang atau kompos diletakkan sebagian pupuk

kandang/kompos, kemudian diaduk dengan tanah.

o Bedengan kemudian disiram dengan air sampai kapasitas lapang (lembab

tapi tidak becek).

o Dibiarkan selama 5-7 hari agar media tanam lebih siap.

Page 61: PENDAMPINGAN KAWASAN RUMAH PANGAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../pendampingan-krpl-bengkulu.pdf · laporan akhir tahun pendampingan kawasan rumah pangan lestari di provinsi

50

o Penanaman sebaiknya dilakukan pada sore hari.

4. Pemeliharaan

Ajir ditancapkan dalam polybag disamping tanaman pada jarak 10 cm dari

pangkal batang.

Pengikatan dilakukan pada ajir membentuk angka “ 8 “ sehingga tidak

menghambat pertumbuhan batang. Pengikatan dilakukan pada ajir

sebanyak tiga simpul setiap tanaman yaitu : dibawah cabang Y pada

umur 10-15 hst, diatas cabang Y umur 30-40 hst dan pada waktu

pembesaran buah 50 – 60 hst.

Penyiraman dilakukan setiap hari.

Penyiangan dilakukan bersamaan dengan pemupukan yaitu setiap 2

minggu sekali dengan mencabut rumput/gulma di sekitar tanaman cabe.

Pemupukan diberikan setiap 2 minggu sekali menggunakan pupuk NPK

dengan perbandingan 10 gr pupuk dilarutkan dalam 10 liter air

Pemupukan dilakukan sampai umur 2,5 bulan.

3. AQUAPONIK

Aquaponik merupakan salah satu cara mengurangi pencemaran air yang

dihasilkan oleh budidaya ikan dan juga menjadi salah satu alternatif mengurangi

jumlah pemakaian air yang dipakai oleh sistem budidaya. Teknologi aquaponik

merupakan salah satu alternatif yang dapat diterapkan dalam rangka pemecahan

keterbatasan air. Disamping itu teknologi aquaponik juga mempunyai

keuntungan lainnya berupa pemasukan tambahan dari hasil tanaman yang akan

memperbesar keuntungan para peternak ikan.

Aquaponik yaitu memanfaatkan secara terus menerus air dari

pemeliharaan ikan ke tanaman dan sebaliknya dari tanaman ke kolam ikan. Inti

dasar dari sistem teknologi ini adalah penyediaan air yang optimum untuk

masing-masing komoditas dengan memanfaatkan system re-sirkulasi. Sistem

teknologi aquaponik ini muncul sebagai jawaban atas adanya permasalahan

semakin sulitnya mendapatkan sumber air yang sesuai untuk budidaya ikan,

khususnya di lahan yang sempit, aquaponik yang merupakan salah satu teknologi

hemat lahan dan air yang dapat dikombinasikan dengan berbagai tanaman

sayuran.

Page 62: PENDAMPINGAN KAWASAN RUMAH PANGAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../pendampingan-krpl-bengkulu.pdf · laporan akhir tahun pendampingan kawasan rumah pangan lestari di provinsi

51

Secara sederhana Aquaponik dapat digambarkan sebagai kombinasi dari

aquakultur dan hidroponik. Dari sinilah nama aquaponik berasal. Fokus dalam

Aquakultur adalah memaksimalkan pertumbuhan ikan di dalam tangki atau kolam

pemeliharaan. Ikan biasanya ditebar pada tangki atau kolam dengan kepadatan

yang tinggi. Tingkat penebaran yang tinggi ini berarti bahwa air untuk budidaya

menjadi mudah tercemar oleh kotoran ikan. Kotoran ikan ini berbentuk Amonia

yang beracun bagi ikan. Sementara itu, Hidroponik bergantung pada aplikasi

nutrisi buatan manusia. Nutrisi ini dibuat dari ramuan bahan kimia, garam dan

unsur-unsur mikro. Ramuan nutrisi dicampur dengan teliti untuk membentuk

keseimbangan optimal untuk pertumbuhan tanaman.

Aquaponik menggabungkan kedua sistem tersebut. Aquaponik

menggunakan kotoran ikan yang berisi hampir semua nutrisi yang dibutuhkan

untuk pertumbuhan tanaman. Aquaponik juga menggunakan tanaman dan

medianya untuk membersihkan dan memurnikan air. Jadi dalam aquaponik

terjadi simbiosis antara tanaman dan ikan.

Membuat Kolam Terpal Aquaponik

Kolam Terpal AquaponikKolam terpal Aquaponik adalah kolam yang terbuat dari terpal. Kolam

terpal cocok untuk daerah yang tanahnya tidak bisa menyimpan air. Bahan yang

dibutuhkan hanya terpal, sekam dan batako/bata merah.

Ukuran terpal yang dibutuhkan adalah:

Panjang terpal = panjang kolam terpal+ (2x kedalaman kolam) + 10 cm.Lebar terpal = lebar kolam + (2x kedalaman kolam terpal) + 10 cm.

Kolam sebaiknya dibuat di tempat yang terkena sinar matahari langsung.

Gali tanah dengan luas dan kedalaman sesuai dengan yang diinginkan. Tanah

Page 63: PENDAMPINGAN KAWASAN RUMAH PANGAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../pendampingan-krpl-bengkulu.pdf · laporan akhir tahun pendampingan kawasan rumah pangan lestari di provinsi

52

dari hasil galian kolam digunakan untuk membuat tanggul. Padatkan tanggul

supaya tanggul tersebut kuat. Permukaan tanggul diberi batako/bata merah.

Setelah penggalian selesai, dasar kolam diberi sekam setinggi kurang lebih 10

cm. Terpal di pasang dan sisa terpal (10 cm) ditutupi dengan batu bata atau

batako. Kolam siap diisi air.

contoh kolam terpal aquaponik;Kolam terpal aquaponik bisa juga dibuat dengan tanpa melakukaan

penggalian. Sebagai ganti galian kolam, bisa dibuat kerangka dari tumpukan batu

bata atau batako. Cara pembuatan selanjutnya sama dengan cara di atas.

Budidaya Ikan

Air adalah kebutuhan utama dan penentu keberhasilan dalam budidaya

ikan. Selain jumlahnya harus mencukupi, kualitas yang baik menghasilkan output

yang baik pula. Parameter yang biasa digunakan untuk menentukan kualitas air

adalah kadar oksigen, temperatur, derajat keasaman, kandungan amonia dan

kekeruhan air. Kualitas air yang diperlukan berbeda untuk setiap jenis ikan.

Seperti lele yang relatif tahan dengan kualitas air yang buruk.

Kadar Oksigen

Kadar oksigen untuk memperoleh hasil produksi optimal adalah diatas 5

ppm. Apabila kadar oksigen kurang dari 5 ppm, ikan akan berkurang nafsu

makannya dan pertumbuhannya terhenti. Untuk meningkatkan kadar oksigen

dapat digunakan aerator atau mengalirkan air secara terus menerus.

Temperatur

Page 64: PENDAMPINGAN KAWASAN RUMAH PANGAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../pendampingan-krpl-bengkulu.pdf · laporan akhir tahun pendampingan kawasan rumah pangan lestari di provinsi

53

Secara umum suhu air 25-32 oC baik untuk budidaya ikan. Pada suhu

rendah nafsu makan ikan akan turun yang mengakibatkan pertumbuhan ikan

terganggu. Pada suhu tinggi ikan akan menunjukkan gejala kekurangan oksigen.

Perubahan suhu secara tiba-tiba mengakibatkan ikan stress yang dapat

mengakibatkan kematin.

Derajat Keasaman

Derajat keasaman (pH) yang baik untuk budidaya ikan adalah 5.5-9.0.

Meskipun ikan masih dapat bertahan di luar kisaran pH tersebut namun produksi

yang dihasilkan rendah. Jika pH terlalu rendah dapat dinaikkan dengan

menggunakan kapur pertanian (CaCO3).

Kekeruhan

Kekeruhan melindungi ikan dari serangan predator. Selain itu kekeruhan

dapat mempengaruhi pernafasan dan nafsu makan ikan. Kekeruhan 30-40 cm

baik untuk budidaya ikan.

Kadar Amonia

Amonia bersifat racun bagi ikan. Amonia dihasilkan dari sekresi/ kotoran

ikan. Kadar amonia optimum untuk budidaya ikan adalah dibawah 1,4 ppm. Cara

untuk menurunkan kadar amonia dalam air adalah dengan mengganti air

sebagian atau seluruhnya atau dengan cara filterisasi. Untuk budidaya ikan hias

dalam akuarium atau kolam kecil, filterisasi ini paling sering digunakan karena

lebih praktis dan menghemat waktu.

Klik link Filter ini untuk melihat contoh filter untuk kolam.

Sistem Aquaponik1. Sistem Aquaponik Pasang Surut

Page 65: PENDAMPINGAN KAWASAN RUMAH PANGAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../pendampingan-krpl-bengkulu.pdf · laporan akhir tahun pendampingan kawasan rumah pangan lestari di provinsi

54

Gambar Aquaponik Pasang Surut (ebb & flow) Sederhana

1. bak ikan 2. pompa air 3. bak tanam 4. auto siphon 5. media tanam 6.

Penyangga.

Deep Water Culture adalah salah satu metode yang sering digunakan secara

komersial. Air dipompa dari tangki ikan melalui sistem filtrasi. Kemudian air

dipompa ke saluran panjang di mana rakit terapung yang diisi dengan tanaman

berada permukaan air.

Atau model yang berikut:

2. Model Nutrient Film Technique (NFT)

Page 66: PENDAMPINGAN KAWASAN RUMAH PANGAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../pendampingan-krpl-bengkulu.pdf · laporan akhir tahun pendampingan kawasan rumah pangan lestari di provinsi

55

Nutrient Film Technique hanya cocok untuk jenis tanaman tertentu,

biasanya sayuran berdaun hijau. Dalam sistem NFT, air yang kaya nutrisi

dipompa ke dalam selokan kecil yang tertutup. Air mengalir dalam selokan dalam

bentuk aliran yang sangat tipis. Tanaman diletakkan dalam wadah plastik kecil

yang memungkinkan akarnya mengakses air. Salah satu elemen penting untuk

sistem akuaponik adalah bakteri menguntungkan. Bakteri ini menguraikan unsur

dalam air menjadi bentuk yang dapat diserap dan digunakan oleh tanaman.

Ada dua jenis bakteri yang berbeda yaitu nitrosomonas dan nitrobacter.

Nitrosomonas mengubah amoniak menjadi nitrit. Nitrit ini kemudian diubah

menjadi Nitrat oleh bakteri Nitrobacter. Tanaman kemudian menyerap nitrat ini

untuk pertumbuhannya.

Ikan dan Tanaman dalam Aquaponik

Ikan adalah kunci dalam sistem aquaponik. Ikan menyediakan hampir

semua nutrisi bagi tanaman. Ada berbagai jenis ikan yang dapat digunakan

dalam sistem aquaponik. Jenis ikan ini tergantung pada iklim lokal dan jenis yang

tersedia di pasaran.

Dalam prakteknya, ikan nila merupakan ikan yang paling populer dipilih

untuk proyek komersial dan hobi rumahan. Tapi Barramundi, lele, ikan mas, Ikan

Mas, Koi, Murray Cod, Silver Perch, Jade Perch, Trout juga digunakan juga

Krustasea air tawar seperti Yabby dan Redclaw.

Aquaponik tidak hanya baik untuk sayuran hijau. Aquaponik akan

menumbuhkan hampir semua jenis sayuran. Beberapa varietas sayuran buah

yang berkinerja baik adalah; terung (ungu), Capsicum (peper lonceng), kacang,

kacang polong dan banyak lagi. Wortel dan Bit juga bisa tumbuh. Tanaman yang

tumbuh dalam sistem aquaponik hanya dibatasi oleh jenis sistem aquaponik,

atau lebih tepatnya, jenis media tanam. Media tanam yang diisi kerikil atau

semacamnya, tampaknya menjadi media tanam yang paling berhasil untuk

berbagai jenis tanaman.

Jenis Ikan : Padat Tebar Ikan Mas : 10-200 ekor/m2 Ikan Nila : 100-150 ekor/m2 Ikan Gurame : 5-10 ekor/m2 Ikan Lele : 100-150 ekor/m2

Page 67: PENDAMPINGAN KAWASAN RUMAH PANGAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../pendampingan-krpl-bengkulu.pdf · laporan akhir tahun pendampingan kawasan rumah pangan lestari di provinsi

56

Ikan Patin : 10-15 ekor/m2

Wadah Pemeliharaan

Wadah pemeliharaan ikan prinsipnya mempunyai pembuangan air yang

dapat menyedot kotoran ikan ataupun sisa pakan yang digunakan untuk dialirkan

kedalam bak filter misalnya dengan menggunakan ember – ember plastik

ukuran 10-20 l atau papan kayu yang dibentuk menjadi seperti bak saluran air

yang dilapisi plastik. luasan ember sebagai filter yang digunakan adalah 25% dari

permukaan wadah pemeliharaan ikan seperti pada gambar. Sehingga air yang

kotor menjadi bersih kembali. Medianya terdiri dari : batu kerikil atau batu apung

lebih dianjurkan untuk digunakan karena jika memakai tanah maka seringkali

jalannya air lebih terhambat karena tanah-tanah halus juga ikut hanyut dan

menyumbat lubang pengeluaran Sistem Resirkulasi.

Secara ringkasnya dapat digambarkan sebagai berikut, air yang berasal

dari wadah pemeliharaan ikan dialirkan dengan menggunakan pompa air ke filter

yang juga berfungsi sebagai tempat untuk menanam tanaman, kemudian air

yang sudah difilter tersebut dialirkan kembali kedalam kolam ikan dialirkan

secara terus menerus, sehingga amoniak yang berada di kolam akan tersaring

sampai 80 % oleh tanaman tersebut..jenis tanaman yang sudah dicoba dan

berhasil cukup baik adalah kangkung, tomat, sawi dan fetchin atau pokchai.

Karena media filter tidak menggunakan tanah maka agar tanaman dapat tumbuh

baik perlu disemaikan dulu sampai bibit berumur 1-1,5 bulan baru siap

dipindahkan pada sistem aquaponik dengan jarak tanam :

Jenis Tanaman - Jarak Tanam

Kangkung - 10 cm Cabai - 40 cm Tomat - 40 cm Terong sayur - 40 cm

Sistematika pembuatan aquaponik

Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan sistem budidaya ikan secara

aquaponik , diantaranya adalah :

Page 68: PENDAMPINGAN KAWASAN RUMAH PANGAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../pendampingan-krpl-bengkulu.pdf · laporan akhir tahun pendampingan kawasan rumah pangan lestari di provinsi

57

Kolam Terpal, untuk wadah budidaya, ukurannya disesuaikan dengan luas

area yang mungkin digunakan, dalam sistem aquaponik ini digunakan

kolam berukuran 3 x 4 m,

Pipa, untuk jalur sirkulasi air, ukurannya disesuaikan dengan luas area

yang mungkin digunakan, dalam sistem aquaponik ini pipa yang

digunakan sebanyak 8 buah dengan panjangnya masing-masing 4 m.

Paralon 2.5 in ukurannya disesuaikan dengan banyaknya pot yang

digunakan, dalam sistem aquaponik ini mengunakan pipa sebanyak 4

batang.

Pipa Keni sistem L, untuk sambungan antar pipa, digunakan sebanyak 18

buah.

Dop, untuk menyambungkan pipa, dalam sistem aquaponik ini

menggunakan sebanyak 8 buah.

Ember plastik atau pot, untuk wadah tanaman konsumsi, banyaknya

disesuaikan dengan ukuran bak dan keinginan, dalam sistem akuaponik

ini menggunakan 36 ember.

Aerator, untuk sumber oksigen ikan.

Benih ikan, sebagai objek budidaya, ikan yang digunakan beragam, dalam

sistem aquaponik ini menggunakan ikan mas dan ikan nila, kepadatannya

sendiri disesuaikan dengan ukuran bak, dalam sistem akuaponik ini

dilakukan penebaran sebanyak 200 ekor ikan nila dan ikan mas.

Bibit tanaman konsumsi, sebagai objek budidaya tanaman, jenisnya

beragam, namun dalam sistem akuaponik ini menggunakan tanaman

kangkung.

Arang, sebagai media hidup tanaman dan filter air, banyaknya

disesuaikan dengan jumlah tanaman yang ditanam, dalam sistem

aquaponik ini sebanyak 2 karung ukuran 25 kg.

Langkah-langkah pembuatan sistem budidaya ikan secara aquaponik,

diantaranya adalah :

Pembuatan bak beton dan tendon.

Pemasangan pompa.

pemasangan ember yang sebelumnya diisi batu, ijuk, arang, batu koral

dan bibit tanaman, pemasangan diletakkan diatas batako.

Pemasangan pipa sirkulasi air, yang terdiri dari dua bagian :

Page 69: PENDAMPINGAN KAWASAN RUMAH PANGAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../pendampingan-krpl-bengkulu.pdf · laporan akhir tahun pendampingan kawasan rumah pangan lestari di provinsi

58

1. Pipa yang berada di atas tanaman, yang merupakan pipa yang berisi

air hisapan dari kolam yang akan dialirkan ke tanaman,

2. Pipa di bawah tanaman, merupakan pipa berisi air dari tanaman yang

kemudian dialirkan ke tandon sebelum mengalir kembali ke kolam,

Pemasangan selang diantara tanaman dan pipa bawah

Resirkulasi awal air kurang lebih selama seminggu,

Penebaran ikan.

Susunan media aquaponik

Media aquaponik terdiri dari batu sebagai lapisan bawah, ijuk, arang dan lapisan

atas zeolite/ batu apung/batu koral atau bisa menggunakaPn sekam bakar atau

akar pakis media diharapkan bisa menyaring air.

Rincian Biaya Pembuatan Kolam 3 x 4m

Page 70: PENDAMPINGAN KAWASAN RUMAH PANGAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../pendampingan-krpl-bengkulu.pdf · laporan akhir tahun pendampingan kawasan rumah pangan lestari di provinsi

59

4. PONIK DALAM BUDIDAYA TANAMAN SAYURAN

A. Pendahuluan

Bumi telah cukup lama menikmati kondisi cuaca yang baik, namun

demikian saat ini semua itu telah berubah. Jumlah air tanah yang melimpah di

setiap tempat saat ini telah tercemari tanpa dapat diperbaiki secara cepat.

Kondisi sistem tata surya juga memasuki era baru yang akan sangat

mempengaruhi kehidupan di bumi. Akibatnya kita mengahadapi berbagai

permasalahan produksi tanaman terutama produksi tanaman di lahan terbuka

(open field). Dalam sejarah peradaban manusia, ketika pemerintah tidak dapat

lagi menyediakan pangan untuk rakyatnya, maka akan terjadi perubahan yang

sangat nyata pada bidang sosial, ekonomi, dan politik. Bila kita melihat data

dokumen perubahan cuaca dan lingkungan yang terjadi akanterlihat betapa

No Nama Barang Jumlah Harga (Rp) Jumlah Biaya (Rp)

1 Aerator 1 350,000 350,0002 Pipa PVC 2.5 8 9,000 72,0003 Kran 2.5 34 9,000 306,0004 Sokdrat luar 2.5 34 3,000 102,0005 Sokdrat dalam 2.5 34 3,000 102,0006 T drat 34 3,000 102,0007 L drat 9 3,000 27,0008 Ember besar 34 12,000 408,0009 Terpal 5x6 1 450,000 450,00010 Kayu 4x6 13 21,000 273,00011 Batako 100 4,000 400,00012 Paku campur 2", 4" , 5" 2 18,000 36,00013 Ijuk (ikatan) 2 25,000 50,00014 Arang (karungan) 1 35,000 35,00015 Kabel listrik 10 5,000 50,00016 Koral (kubik) 1 300,000 300,00017 Upah (HOK) 8 75,000 600,000

Jumlah 3,663,000

RINCIAN BIAYA PEMBUATAN KOLAM 3 x 4 m

Page 71: PENDAMPINGAN KAWASAN RUMAH PANGAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../pendampingan-krpl-bengkulu.pdf · laporan akhir tahun pendampingan kawasan rumah pangan lestari di provinsi

60

kritisnya kondisi sistem produksi pangan dan ketersediaan pangan dunia. Usaha-

usaha yang dilakukan untuk mengatasi hal tersebut adalah perlunya memperluas

sistem produksi tanaman dalam lingkungan terkendali yang senantiasa dapat

menyelamatkan sumberdaya air. Pola cuca saat ini telah berubah, apa yang kita

lihat saat ini adalah adanya musim hujan yang sangat ekstrim basah dan musing

kering yang sangat ekstrim kering. Menurut dua ahli meteorologi Benard dan

Goodavage, kita saat ini berada pada kondisi cuaca yang kritis dan diramalkan

akan semakin memburuk, menurut mereka perubahan dalam pola jetstream

akan mempengaruhi pola perubahan temperatur dan curah hujan dan akan

mempengaruhi kondisi pertanian di seluruh dunia. Beberapa teori menyebutkan

bahwa perubahanan pola jetstream terjadi akibat perubahan cuaca dunia.

Beberapa ilmuwan menyatakan bahwa hal tersebut berhubungan dengan

tingginya karbondioksida dan gas lain yang terlepas ke udara akibat pembakaran

minyak yang berasal dari fosil. Beberapa dari polutan ini menyebabkan

meningkatnya suhu udara yag lebh dikenal dengan “Greenhouse Effect” (Efek

rumah kaca).

Sebagai solusi permasalahan yang begitu besar di atas, manusia secara

kreatif telahtelah mengembangkan berbagai teknologi untuk memproduksi

tanaman sayuran, buah, dan tanaman hias tanpa menggunakan tanah dengan

jumlah air yang sedikit. Tanaman juga dapat dibudiayakan di dalam lingkungan

terkendali, sehingga secara efisien dapat memanfaatkan pupuk yang mahal

harganya dan beberapa sumberdaya yang terbatas ketersediannya. Teknologi ini

dikenal dengan nama Hidroponik. Pada budidaya tanaman dengan sistem

hidroponik, pemberian air dan pupuk memungkinkan dilaksanakan secara

bersamaan. Manajemen pemupukan (fertilization) dapat dilaksanakan secara

terintegrasi dengan manajemen irigasi (irrigation) yang selanjutnya disebut

fertigasi (fertilization and irrigation). Dalam sistem hidroponik, pengelolaan air

dan hara difokuskan terhadap cara pemberian yang optimal sesuai dengan

kebutuhan tanaman, umur tanaman dan kondisi lingkungan sehingga tercapai

Page 72: PENDAMPINGAN KAWASAN RUMAH PANGAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../pendampingan-krpl-bengkulu.pdf · laporan akhir tahun pendampingan kawasan rumah pangan lestari di provinsi

61

hasil yang maksimum. Di bagian ini akan bibahas aspek utama dalam budidaya

tanaman tanpa tanah.

B. PERKEMBANGAN HIDROPONIK

Hidroponik, budidaya tanaman tanpa tanah, telah berkembang sejak

pertama kali dilakukan penelitian-penelitian yang berhubungan dengan

penemuan unsur-unsur hara essensial yang diperlukan bagi pertumbuhan

tanaman. Penelitian tentang unsur-unsur penyusun tanaman ini telah dimulai

pada tahun 1600-an. Akan tetapi budidaya tanaman tanpa tanah ini telah

dipraktekkan lebih awal dari tahun tersebut, terbukti dengan adanya taman

gantung (Hanging Gardens) di Babylon, taman terapung (Floating Gardens) dari

suku Aztecs, Mexico dan Cina (Resh, 1998). Istilah hidroponik yang berasal dari

bahasa Latin yang berarti hydro (air) dan ponos(kerja). Istilah hidroponik

pertama kali dikemukakan oleh W.F. Gericke dari University of California pada

awal tahun 1930-an, yang melakukan percobaan hara tanaman dalam skala

komersial yang selanjutnya disebut nutrikultur atau hydroponics. Selanjutnya

hidroponik di definisikan secara ilmiah sebagai suatu cara budidaya

tanaman tanpa menggunakan tanah, akan tetapi menggunakan media

inert seperti gravel, pasir, peat, vermikulit, pumice atau sawdust, yang

diberikan larutan hara yang mengandung semua elemen essensial yang

diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan normal

tanaman(Resh, 1998). Budidaya tanaman secara hidroponik memiliki beberapa

keuntungan dibandingkan dengan budidaya secara konvensional, yaitu

pertumbuhan tanaman dapat di kontrol, tanaman dapat berproduksi dengan

kualitas dan kuantitas yang tinggi, tanaman jarang terserang hama penyakit

karena terlindungi, pemberian air irigasi dan larutan hara lebih efisien dan efektif,

dapat diusahakan terus menerus tanpa tergantung oleh musim, dan dapat

diterapkan pada lahan yang sempit (Harris, 1988).

Hidroponik, menurut Savage (1985), berdasarkan sistem irigasisnya

dikelompokkan menjadi: (1) Sistem terbuka dimana larutan hara tidak digunakan

kembali, misalnya pada hidroponik dengan penggunaan irigasi tetes drip

irrigation atau trickle irrigation, (2) Sistem tertutup, dimana larutan hara

dimanfaatkan kembali dengan cara resirkulasi. Sedangkan berdasarkan

Page 73: PENDAMPINGAN KAWASAN RUMAH PANGAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../pendampingan-krpl-bengkulu.pdf · laporan akhir tahun pendampingan kawasan rumah pangan lestari di provinsi

62

penggunaan media atau substrat dapat dikelompokkan menjadi (1) Substrate

System dan (2) Bare Root System.

1. Substrate System, Substrate system atau sistem substrat adalah sistem

idroponik yang menggunakan media tanam untuk membantu pertumbuhan

tanaman. Sitem ini meliputi:

a.) Sand Culture Biasa juga disebut „Sandponics‟ adalah budidaya tanaman

dalam media pasir. Produksi budidaya tanaman tanpa tanah secara komersial

pertama kali dilakukan dengan menggunakan bedengan pasir yang dipasang pipa

irigasi tetes. Saat ini „Sand Culture’ dikembangan menjadi teknologi yang lebih

menarik, terutama di negara yang memiliki padang pasir. Teknologi ini dibuat

dengang membangun sistem drainase dilantai rumah kaca, kemudian ditutup

dengan pasir yang akhirnyamenjadi media tanam yang permanen. Selanjutnya

tanaman ditanam langsung dipasir tanpa dan secara individual diberi irigasi tetes.

b). Gravel Culture Gravel Culture adalah budidaya tanaman secara hidroponik

menggunakan gravel sebagai media pendukung sistem perakaran tanaman.

Metode ini sangat populer sebelum perang dunia ke 2. Kolam memanjang

sebagai bedengan diisi dengan batu gravel, secara periodik diisi dengan larutan

hara yang dapat digunakan kembali, atau menggunakan irigasi tetes. Tanaman

ditanam di atas gravel mendapatkan hara dari larutan yang diberikan. Walaupun

saat ini sistem ini masih digunakan, akan tetapi sudah mulai diganti dengan

sistem yang lebih murah dan lebih efisien.

c.) Rockwool Adalah nama komersial media tanaman utama yang telah

dikembangkan dalam sistem budidaya tanaman tanpa tanah. Bahan ini besarsal

dari bahan batu Basalt yang bersifat Inert yang dipanaskan sampai mencair,

kemudian cairan tersebut di spin (diputar) seperti membuat aromanis sehingga

menjadi benang-benang yang kemudian dipadatkan seperti kain „wool‟ yang

terbuat dari „rock‟. Rockwooll biasanya dibungkus dengan plastik. Rockwool ini

juga populer dalam sistem Bag culture sebagai media tanam. Rockwool juga

banyak dimanfaatkan untuk produksi bibit tanaman sayuran dan dan tanaman

hias.

d).Bag Culture Bag culture adalah budidaya tanaman tanpa tanah menggunakan

kantong plastik (polybag) yang diisi dengan media tanam. Berbagai media tanam

dapat dipakai seperti : serbuk gergaji, kulit kayu, vermikulit, perlit, dan arang

Page 74: PENDAMPINGAN KAWASAN RUMAH PANGAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../pendampingan-krpl-bengkulu.pdf · laporan akhir tahun pendampingan kawasan rumah pangan lestari di provinsi

63

sekam. Irigasi tetes biasanya diganakan dalam sistem ini. Sistem bag culture ini

disarankan digunakan bagi pemula dalam mempelajari teknologi hidroponik,

sebab sistem ini tidak beresiko tinggi dalam budidaya tanaman.

2. Bare Root System ,sistem akar telanjang adalah sistem hidroponik yang

tidak menggunakan media tanam untuk membantu pertumbuhan tanaman,

meskipun block rockwool biasanya dipakai diawal pertanaman. Sitem ini meliputi:

a.) Deep Flowing System Dee Flowing System adalah sistem hidroponik tanpa

media, berupa kolam atau kontainer yang panjang dan dangkal diisi dengan

larutan hara dan diberi aerasi. Pada sistem ini tanaman ditanam diatas panel tray

(flat tray) yang terbuat dari bahan sterofoam mengapung di atas kolam dan

perakaran berkembang di dalam larutan hara.

b.)Teknologi Hidroponik Sistem Terapung (THST) adalah hasil modifikasi dari

Deep Flowing System yang dikembangkan di Bagian Produksi Tanaman,

Departemen Agronomi dan Hortikultura, Institut Pertanian Bogor. Perbedaan

utama adalah dalam THST tidak digunakan aerator, sehinga teknologi ini reltif

lebih effisien dalam penggunaan energi listrik. Pembahasan ditail dari THST

disajikan dalam sub bab Kultur Air.

c. ) Aeroponics adalah sistem hidroponik tanpa media tanam, namun

menggunakan kabut larutan hara yang kaya oksigen dan disemprotkan pada

zona perakaran tanaman. Perakaran tanaman diletakkan menggantung di udara

dalam kondisi gelap, dan secara periodik disemprotkan larutan hara. Teknologi

ini memerlukan ketergantungan terhadap ketersediaan energi listrik yang lebih

besar.

d. Nutrient Film Tecnics (NFT) adalah sistem hidroponik tanpa media tanam.

Tanaman ditanam dalam sikrulasi hara tipis pada talang-talang yang memanjang.

Persemaian biasanya dilakukan di atas blok rockwool yang dibungkus plastik.

Sistem NFT pertama kali diperkenalkan oleh peneliti bernama Dr. Allen Cooper.

Sirkulasi larutan hara diperlukan dalam teknologi ini dalam periode waktu

tertentu. Hal ini dapat memisahkan komponen lingkungan perakaran yang

‘aqueous’ dan ‘gaseous’ yang dapat meningkatkan serapan hara tanaman.

e.) Mixed System Ein-Gedi System disebut juga Mixed system adalan teknologi

hidroponik yang mennggabungkan aeroponics dandeep flow technics.Bagian atas

perakaran tanaman terbenam pada kabut hara yang disemprotkan, sedangkan

bagian bawah perakaran terendam dalam larutan hara. Sistem inilebih aman dari

Page 75: PENDAMPINGAN KAWASAN RUMAH PANGAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../pendampingan-krpl-bengkulu.pdf · laporan akhir tahun pendampingan kawasan rumah pangan lestari di provinsi

64

pad aeroponics sebab bila terjadi listrik padam tanaman masih bisa mendapatkan

hara dari larutan hara di bawah area kabut.

Cara Menanam Tanaman Hidroponik Sederhana

Salah satu cara untuk mendapatkan sayuran segar tanpa pestisida adalah

dengan menanam sendiri sayuran. Yang jadi masalah adalah tidak semua

orang mempunyai lahan untuk menanam sayuran. Oleh karena itu ada cara

dimana anda bisa menanam sayuran dengan memanfaatkan air sebagai

media pengganti tanahnya atau yang disebut juga dengan hidroponik.

Bagi yang mempunyai hobi berkebun, cara hidroponik ini dapat

menghilangkan stress. Tapi bagaimana ya cara membuat tanaman

hidroponik? Jangan khawatir, pada artikel ini akan dibahas cara menanam

hidroponik sehingga hasilnya bisa dikonsumsi oleh keluarga.

Sesuai namanya, hidroponik adalah cara bertanam menggunakan media air

sehingga tidak memerlukan tanah atau area yang luas. Secara sederhana,

hidroponik adalah metode budidaya tanaman dengan menggunakan air yang

diperkaya dengan nutrisi, bukan tanah. Hal ini membuat parameter seperti

nutrisi, pengendalian hama, dan pencahayaan lebih mudah dikelola.

Hidroponik tidak memerlukan pemakaian herbisida dan pestisida beracun

sehingga lebih ramah lingkungan dan sayuran yang dihasilkan pun akan lebih

sehat. Bertanam dengan hidroponik akan menghasilkan tanaman berkualitas

baik dan bebas kimia. yang pastinya sehat buat kita semua dan anak-anak.

Laju pertumbuhan tanaman hidroponik bisa mencapai 50% lebih cepat

dibanding tanaman yang ditanam di tanah pada kondisi yang sama. Alasan

untuk ini adalah karena tanaman hidroponik langsung mendapatkan makanan

dari air yang kaya nutrisi. Kondisi ini juga membuat tanaman tidak perlu akar

besar untuk mencari nutrisi. Dan karena energi yang diperlukan untuk

pertumbuhan akar lebih sedikit, sisa energi bisa disalurkan ke bagian lain dari

tanaman.

Tanaman hidroponik tumbuh sehat, kuat, dan bersih. Hidroponik juga ramah

lingkungan karena tidak membutuhkan air sebanyak berkebun secara

konvensional. Ini karena hidroponik tidak memerlukan penyiraman sama

sekali.

Berikut cara menanam tanaman hidroponik dengan cara paling sederhana:

Page 76: PENDAMPINGAN KAWASAN RUMAH PANGAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../pendampingan-krpl-bengkulu.pdf · laporan akhir tahun pendampingan kawasan rumah pangan lestari di provinsi

65

Alat:

1. Botol plastik air mineral bekas,

2. Gelas plastik bekas air mineral,

3. Jerigen plastik bekas minyak goreng,

4. Kain untuk sumbu (kain panel lebih bagus)

5. Nutrisi hidroponik.

6. Media tanam (rocwool, arang sekam, kerikil, pasir malang, pecahan

bata merah). Pilih yang paling mudah didapat.

Kita bisa melihat betapa sederhananya bahan yang dibutuhkan. Bahkan

kebanyakan besar dari barang bekas. Jadi menanam model hidroponik

sederhana ini selain kita bisa mendapatkan tanaman sayuran yang sehat dan

subur, kita juga bisa memanfaatkan barang barang bekas. Sehingga botol

bekas, jerigen bekas dan gelas plastik bekas yang mestinya dibuang dan

menjadi limbah ternyata masih bisa diambil manfaatnya.

Langkah-langkah cara membuat tanaman hidroponik Hidroponik Wick dengan botol bekas :

1. Potong botol menjadi 2 bagian. (atas dan bawah)

Page 77: PENDAMPINGAN KAWASAN RUMAH PANGAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../pendampingan-krpl-bengkulu.pdf · laporan akhir tahun pendampingan kawasan rumah pangan lestari di provinsi

66

2. Lubangi bagian atas (daerah leher botol) untuk pemasangan sumbu

dan aliran udara

3. Pasang sumbu pada bagian bawah botol

4. Masukkan bagian atas botol ke bagian bawah botol dengan caradibalik.

Page 78: PENDAMPINGAN KAWASAN RUMAH PANGAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../pendampingan-krpl-bengkulu.pdf · laporan akhir tahun pendampingan kawasan rumah pangan lestari di provinsi

67

5. Isi bagian atas botol dengan media tanam (bisa rockwool, spon, sekam

bakar atau pecahan bata merah). Pilih saja mana yang paling mudah

didapat. Karena fungsi media ini hanya untuk pijakan akar agar tidak

rebah.

6. Tanam bibit atau taburkan 2-3 biji bibit tanaman ke dalam mediatanam.

7. Siram dengan larutan nutrisi hidroponik.

8. Simpan di tempat yang tidak terkena hujan tetapi masih bisa mendapat

sinar matahari.

Membuat Larutan Nutrisi HidroponikBahan:

Pupuk Urea…………………………………………….1000 gr.

Pupuk KCL …………………………………………… 1000 gr.

Pupuk NPK …………………………………………… 1000 gr.

Pupuk daun Gandasil ( Growmore ) ……………. 50 gr.

Peralatan:

Ember bervolume 20 Liter.

Drum plastik bervolume 100 liter

Timbangan digital

Alat pengaduk

Air sumur, air sungai,

Page 79: PENDAMPINGAN KAWASAN RUMAH PANGAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../pendampingan-krpl-bengkulu.pdf · laporan akhir tahun pendampingan kawasan rumah pangan lestari di provinsi

68

Air PAM tidak diperkenankan kecuali yang sudah diendapkan selama 7 –

10 hari.

Cara membuat:

Masukkan semua bahan yang telah ditimbang ke dalam ember volume 20

liter.

Tuangkan air sumur sebanyak 20 ltr ke dalam ember tersebut sedikit

demi sedikit sambil diaduk – aduk lanjutkan pengadukan hingga air

mencapai volume 20 liter dan tidak ada lagi pupuk yang masih

mengkristal (tidak ada endapan)

Tuangkan larutan pekatan tadi ke dalam bak penampungan volume 100

liter.

Kucurkan air sumur kedalam bak penampungan sambil diaduk – aduk

hingga penuh (mencapai volume 100 liter).

Larutan Nutrisi siap digunakan.

Page 80: PENDAMPINGAN KAWASAN RUMAH PANGAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../pendampingan-krpl-bengkulu.pdf · laporan akhir tahun pendampingan kawasan rumah pangan lestari di provinsi

69

C. PENUTUP

Beberapa hal yang harus dipertimbangankan dalam pengembangan

teknologi budidaya tanaman secara hidroponik di Indonesia adalah:

Sistem yang dibagunag harus sederhana dan tidak rumit

Sistem yang dibangun harus murah

Sistem yang dibangun harus melibatkan bahan-bahan yang ramah

lingkungan

Komponen bahan dan alat yang digunakan mudah di dapatkan

Sistem tidak tergantung terhadap energi listrik

Digunakan komoditas yang bernilai komersial yang tinggi.

Page 81: PENDAMPINGAN KAWASAN RUMAH PANGAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../pendampingan-krpl-bengkulu.pdf · laporan akhir tahun pendampingan kawasan rumah pangan lestari di provinsi

70

Dengan demikian maka pengusahaan budidaya tanaman secaa hidroponik

akan dapat memberikan margin keuntungan yang tinggi dan layak untuk

dikembangka hidroponik.

Sumber:Dr. Ir. Anas D. Susila, MSi, 2013, sistem hidroponik, modul v bahan ajar mata

kuliah dasar dasar hortikultura. departemen agronomi dan hortukulturafakultas pertanian institut pertanian bogor

http://ustmyhobby.wordpress.com/2014/02/19/cara-menanam-tanaman-hidroponik- sederhana/ uploads/24/05/214.

Page 82: PENDAMPINGAN KAWASAN RUMAH PANGAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../pendampingan-krpl-bengkulu.pdf · laporan akhir tahun pendampingan kawasan rumah pangan lestari di provinsi

71

Lampiran 2. Materi Pelatihan

1. PENGGUNAAN PESTISIDA NABATI UNTUK MEMPERTAHANKANKESEHATAN SAYURAN PEKARANGAN

Lahan pekarangan memiliki fungsi multiguna, karena dari lahan yang relatif

sempit ini, bisa menghasilkan bahan pangan seperti umbi-umbian, sayuran, buah-

buahan; bahan tanaman rempah dan obat, bahan kerajinan tangan; serta bahan

pangan hewani yang berasal dari unggas, ternak kecil maupun ikan. Manfaat yang

akan diperoleh dari pengelolaan pekarangan antara lain dapat : memenuhi kebutuhan

konsumsi dan gizi keluarga, menghemat pengeluaran, dan juga dapat memberikan

tambahan pendapatan bagi keluarga.

Pada pelaksanaannya, ada beberapa kendala yang dihadapi diantaranya adalah

adanya Organisme Pengganggu Tanaman (OPT). OPT merupakan salah satu faktor

pembatas penting dalam upaya peningkatan produksi sayuran. Serangan OPT terjadi di

semua tahap pengelolaan agribisnis sayuran dimulai dari sebelum masa tanam, di

pertanaman, sampai penyimpanan dan pengangkutan produk. Masyarakat sudah tidak

asing dengan nama-nama OPT sayuran, seperti ulat daun kubis, lalat pengorok daun,

kutu daun, penyakit hawar daun, penyakit layu bakteri, penyakit bengkak akar,

nematoda sista kentang (NSK) dan masih banyak lagi.

Untuk menanggulangi serangan hama dan penyakit tanaman petani

menggunakan pestisida kimia. Pestisida kimia merupakan bahan beracun yang

sangat berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan, hal ini disebabkan pestisida

bersifat polutan dan menyebarkan radikal bebas yang dapat menyebabkan

kerusakan organ tubuh seperti mutasi gen dan gangguan syaraf pusat.

Disamping itu residu kimia yang beracun tertinggal pada produk pertanian dapat

memicu kerusakan sel, penuaan dini dan munculnya penyakit degeneratif.

Dampak negatif dari penggunaan pestisida kimia lainnya adalah:

1. Hama menjadi kebal (resisten)

2. Peledakan hama baru (resurjensi)

3. Penumpukan residu bahan kimia di dalam hasil panen

4. Terbunuhnya musuh alami

Page 83: PENDAMPINGAN KAWASAN RUMAH PANGAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../pendampingan-krpl-bengkulu.pdf · laporan akhir tahun pendampingan kawasan rumah pangan lestari di provinsi

72

Untuk mengurangi dampak negatif penggunaan pestisida kimia,

dianjurkan untuk menggunakan pestisida nabati. Pestisida nabati adalah

pestisida yang bahan dasarnya berasal dari tanaman atau tumbuhan yang

sebenarnya yang ada di sekitar kita. Penggunaan pestisida nabati selain dapat

mengurangi pencemaran lingkungan, harganya relatif murah apabila

dibandingkan dengan pestisida kimia.

pestisida nabati merupakan pestisida yang bahan dasarnya berasal dari

tumbuh-tumbuhan dengan mekanisme kerja yang unik terhadap hama sasaran.

Kata “unik” ini merujuk pada sebuah efek yang tidak berarti harus membunuh

hama sasaran. Unik bisa berarti mengusir, memperangkap, menghambat

perkembangan serangga/hama, mengganggu proses cerna, mengurangi nafsu

makan, bersifat sebagai penolak, bahkan memandulkan hama sasaran.

Keunggulan Pestisida nabati adalah :

• murah dan mudah dibuat sendiri oleh petani

• relatif aman terhadap lingkungan

• menyebabkan keracunan pada tanaman

• sulit menimbulkan kekebalan terhadap hama

• kompatibel digabung dengan cara pengendalian yang lain.

Cara kerja pestisida nabati sangat spesifik, yaitu :

1. merusak perkembangan telur, larva dan pupa

2. menghambat pergantian kulit

3. mengganggu komunikasi serangga

4. menyebabkan serangga menolak makan

5. menghambat reproduksi serangga betina

6. mengurangi nafsu makan

7. memblokir kemampuan makan serangga

8. mengusir serangga

9. menghambat perkembangan patogen penyakit.

Pestisida nabati dapat diaplikasikan dengan menggunakan alat semprot

(sprayer) gendong seperti pestisida kimia pada umumnya. Supaya penyemprotan

pestisida nabati memberikan hasil yang baik, butiran semprot harus diarahkan ke

Page 84: PENDAMPINGAN KAWASAN RUMAH PANGAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../pendampingan-krpl-bengkulu.pdf · laporan akhir tahun pendampingan kawasan rumah pangan lestari di provinsi

73

bagian tanaman dimana jasad sasaran berada. Apabila sudah tersedia ambang

kendali hama, penyemprotan pestisida nabati sebaiknya berdasarkan ambang

kendali. Untuk menentukan ambang kendali, perlu dilakukan pengamatan hama

seteliti mungkin. Pengamatan yang tidak teliti dapat mengakibatkan hama sudah

terlanjur besar pada pengamatan berikutnya dan akhirnya sulit dilakukan

pengendalian.

1. Bawang ( Allium cepa)

Klasifikasi :

Divisi : Spermatophyta

Sub divisi : Angiospermae

Kelas : Monocotyledonae

Bangsa : Liliales

Suku : Aliaceae

Warga : Allium

Jenis : Allium cepa L.

Deskripsi:

Herba, semusim, tinggi 40-60 cm, tidak berbatang, berumbi lapis, merah

keputih- putihan, berlobang, bentuk lurus, ujung runcing, tapi rata, panjang ± 50

cm, lebar ± 0,5 cm, menebal dan berdaging sefta mengandung persediaan

makanan yang terdiri atas subang yang dilapisi daun sehingga menjadl umbi

lapis, hijau. Tunggal, memeluk umbi lapis. Daun majemuk, bentuk bongkol,

bertangkai silindris, panjang ± 40 cm, hijau, benang sari enam, tangkai sari

putih, kepala sari hijau, putik menancap pada dasar bunga, mahkota bentuk

bulat telur, ujung runcing, tengahnya bergaris putih. Batu, bulat, hijau. Bunga

Segi tiga, riitam. Akar Serabut, bentuk seperti benang, berwarna putih

Kandungan kimia :

Bawang merah mengandung minyak atsiri, sikloaliin, metilaliin, dihidroaliin,

lavonglikosida, saponin, peptida, fitohormon, kuersetin

Bagian tanaman yang digunakan adalah umbi lapis.

Page 85: PENDAMPINGAN KAWASAN RUMAH PANGAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../pendampingan-krpl-bengkulu.pdf · laporan akhir tahun pendampingan kawasan rumah pangan lestari di provinsi

74

Cara kerja :1. Bersifat sebagai insektisida

2. Penolak (repellent)

Khasiat lain :

Bawang merah dapat digunakan untuk obet demam pada anak, perut kembung,

muntah-muntah, masuk angin, kerokan, batuk, disentri, hipertensi, diabetes,

kutu air/kakirangen, bisul/luka, payudara bengkak /mastitis, melancarkan air seni

pada anak disertai demam dan sariawan.

Metode pembuatan :

Bahan dan Alat CaraPembuatan

CaraPenggunaan

OPT Sasaran

Ekstrak bawangmerah85 g bawangmerah50 ml minyaksayur10 mldeterjen/sabun950 ml airAlat penyaringBotol

Tumbuk halusbawang merahkemudiancampurkandengan minyaksayur. Biarkanselama 24 jam.Tambahkan airdan sabun. Adukhingga rata.

Campurkan larutandengan air denganperbandingan 1 :19atau 50 ml larutandengan 950 ml air.Kocok sebelumdigunakan.Semprotkanke seluruh bagiantanaman yangterserang padapagihari

Kutu kebul

Ekstrak bawangmerah1 kg bawangmerah1 liter airPanciEmberAlat penyaring

Didihkan air dalampanci, hancurkanbawang merahdan masukkan kedalam airmendidih. Biarkanselama 24 jamdan kemudiandisaring

Tambahkan 1 literlarutan dengan 10liter air.Semprotkanke seluruh bagiantanaman yangterserang padapagiatau sore hari.

Semut, tungaudantrips

Ekstrak bawangmerah50 g bawangmerah1 liter airEmberAlat penyaring

Hancurkanbawang merahtambahkan air.Aduk sampai ratadan kemudiandisaring

Semprotkan keseluruh bagiantanaman yangterserang OPTpadapagi atau sore hari

Alternaria,antraknos,Fusarium,busuk daun

Page 86: PENDAMPINGAN KAWASAN RUMAH PANGAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../pendampingan-krpl-bengkulu.pdf · laporan akhir tahun pendampingan kawasan rumah pangan lestari di provinsi

75

2. Bawang putih (Allium sativum L)Klasifikasi :Superdivisi : SpermatophytaDivisi : MagnoliophytaKelas : LiliopsidaSubkelas : LillidaeOrdo : LilialesFamili : LiliaceaeGenus : Allium L.Spesies : Allium sativum L.Deskripsi:Herba, semusim, tinggi 50-60 cm. Berakar serabut kecil berjumlah banyak.

Batang semu, beralur, hijau. Daun tunggal, berupa reset akar bentuk lanset,

tepi rata, ujung runcing, beralur, panjang 60 cm, lebar ± 1,5 cm, menebal dan

berdaging serta mengandung persediaan makanan yang terdiri atas subang yang

dilapisi daun sehingga menjadi umbi lapis, berwarna hijau. Bunga memiliki 3

daun kelopak, dan 3 daun mahkota serta 6 benang sari. Buah tidak berdaging.

Biji berbentuk kecil dan berwarna hitam.

Kandungan kimia :

Senyawa kimia yang terkandung dalam bawang putih antara lain tanin, minyak

atsiri, dialilsulfi da, aliin, alisin, enzim aliinase

Bagian tanaman yang digunakan : Seluruh bagian tanaman, umbi, daun dan

bunga

Cara Kerja :

1. Penolak (repellent )

2. Bersifat sebagai insektisida, nematisida, fungisida dan antibiotik

Khasiat lain :

Bawang merah berguna juga untuk obat hipertensi, asma, batuk, masuk angin,

sakit kepala, sakit kuning; sesak nafas, busung air, ambeien, sembelit, luka

memar, abses; luka benda tajam, digigit serangga, cacingan, sulit tidur

(insomnia).

Page 87: PENDAMPINGAN KAWASAN RUMAH PANGAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../pendampingan-krpl-bengkulu.pdf · laporan akhir tahun pendampingan kawasan rumah pangan lestari di provinsi

76

Metode pembuatan :

Bahan dan Alat Cara Pembuatan Cara Penggunaan OPTSasaran

Ekstrak bawangputih85 gram bawangputih50 ml minyak sayur10 mldeterjen/sabun950 ml airAlat penyaringBotol

Campurkanbawang putih yangtelah dihaluskandengan minyaksayur. Biarkanselama 24 jam.Tambahkan airdan sabun. Adukhingga rata.Simpan dalambotol paling lama 3hari.

Campurkan larutandengan air denganperbandingan 1 : 19atau 50 ml larutandengan 950 ml air.Kocok sebelumdigunakan.Semprotkan keseluruh bagiantanaman yangterserang OPT padapagi hari

Ulat, hamapengisap,nematoda,bakteri,antraknos,embuntepung

Ekstrak bawangputih2 siung bawangputih10 mlDeterjen/sabun4 cangkir airAlatpenumbuk/blenderAlat penyaringBotol

Hancurkan bawangputih, rendamdalam air selama24 jam.Tambahkan air dansabun. Saring.Masukkan dalambotol

Tambahkan larutandengan air denganperbandingan 1 : 9air. Kocok sebelumdigunakan.Semprotkan keseluruh bagiantanaman yangterserang pada pagihari

Cendawan

Ekstrak minyakbawang putih100 grambawang putih2 sendok makanminyak sayur10.5 liter air10 mldeterjen/sabun

Hancurkan bawangputih. Rendamdalam minyaksayur selama 24jam. Tambahkan½ liter air dandeterjen. Adukhingga rata.Saring

Tambahkan 10 literair kedalam larutan.Aduk hingga merata.Semprotkan keseluruh bagiantanaman yangterserang OPT padapagi hari

Hama kubis,belalang dankutudaun

Minyak bawangputih50 ml minyakbawang putih950 ml air1 ml deterjen/sabun

Tambahkan sabunke dalam minyakbawang putih.Aduk hingga rata.Tambahkan air.Aduk

Semprotkan keseluruh bagiantanaman yangterserang pada pagiatau sore hari

Ulat buahtomatUlatpenggerekumbikentangWereng padiNematoda

Page 88: PENDAMPINGAN KAWASAN RUMAH PANGAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../pendampingan-krpl-bengkulu.pdf · laporan akhir tahun pendampingan kawasan rumah pangan lestari di provinsi

77

2. PELATIHAN PEMBUATAN PAKAN IKAN LELE, MAS DAN NILA

PENDAHULUAN

Usaha budidaya ikan air tawar merupakan usaha yang menjadi pilihan

banyak petani ikan. Permintaan akan konsumsi ikan air tawar selalu meningkat

setiap tahun. Ikan air tawar yang permintaannya diantaranya ikan lele, mas dan

nila. Hal ini menjadi daya tarik untuk mengembangkan budidaya ikan air tawar.

Pilihan dari budidaya air tawar diantaranya pada usaha perbibitan dan

pembesaran ikan dengan ukuran sesuai dengan permintaan konsumen. Usaha

budidaya ikan air tawar telah mampu menjadi tumpuan hidup banyak

masyarakat karena memberikan keuntungan yang tinggi sehingga bukan lagi

menjadi usaha sampingan tetapi menjadi usaha pokok.

Pakan merupakan unsur penting dalam menunjang pertumbuhan dan

kelangsungan hidup ikan. Usaha pengembangan budidaya perikanan khususnya

pada ikan nila, mas dan lele sangat dipengaruhi oleh ketersediaan pakan yang

cukup dalam jumlah dan kualitasnya untuk mendukung produksi yang lebih

maksimal. Dalam budidaya ikan faktor pakan merupakan komponen biaya

terbesar, sekitar 60 – 70% biaya untuk budidaya pembesaran ikan berasal dari

pakan sehingga perlu pengelolaan yang efektif dan efesiesn salah satu upaya

untuk meningkatkan produksi adalah dengan penyediaan pakan berkualitas baik

dan murah dari segi ekonomi maupun kualitasnya.

Beberapa upaya untuk memenuhi kebutuhan pakan ikan dimasa yang

akan datang dan meningkatnya harga pakan serta bahan baku pembuat pakan

akibat pesatnya perkebangan budidaya ikan di masyarakat maka petani ikan

perlu ada upaya untuk membuat pakan sendiri dengan memanfaatkan potensi

yang ada di sekitar lokasi usaha sehingga pakan yang diberikan ikan menjadi

murah dan biaya produksi menurun. Pakan buatan bagi ikan dapat diartikan

sebagai pakan yang dibuat dalam skala industry dengan komposisi nutrisi dan

gizi sesuai dengan kebutuhan ikan dan diberikan untuk menyuplai makanan pada

kolam dengan tingkat ketersediaan pakan alaminya yang telah menipis atau

habis sama sekali. Perlu dilirik beberapa alternatif yang dapat dijadikan bahan

baku pakan ikan seperti beberapa bahan limbah yang masih memiliki sumber

Page 89: PENDAMPINGAN KAWASAN RUMAH PANGAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../pendampingan-krpl-bengkulu.pdf · laporan akhir tahun pendampingan kawasan rumah pangan lestari di provinsi

78

protein hewani yang tinggi sehingga tidak menutup kemungkinan bagi petani

ikan untuk memproduksi pakan buatan sendiri yang mememiliki nilai ekonomis

dan tingkat kualitas yang baik sehingga dapat menekan biaya produksi dan

keuntungan pun dapat di tingkatkan.

Nutrien pakan ikan

Pertumbuhan ikan dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya

adalah kualitas dan kuantitas pakan yang diberikan. Untuk dapat tumbuh dengan

baik, ikan pada umumnya membutuhkan nutrien/gizi yang lengkap. Aspek

kebutuhan gizi pada ikan adalah sama dengan makhluk hidup lain, yaitu :

protein, karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral agar dapat melakukan proses

fisiologi dan biokimia selama hidupnya. Pakan untuk benih ikan harus

mengandung gizi yang lebih tinggi sekitar 50% sedangkan nutrisi pakan yang

baik untuk pembesaran ikan lele pada umumnya berkisar antara 25-35% protein.

4-18% lemak dan 10-20% karbohidrat

Sumber Karbohidrat :

Fungsi utama dari karbohidrat adalah sebagai sumber energi. Selain

berfungsi sebagai nutrisi, karbohidrat juga dapat menjadi bahan perekat.

Contoh sumber karbohidrat antara lain dedak halus; dapat diperoleh dari

mesin penggilingan padi atau dibeli di poultry shop. Tepung jagung, dapat juga

digunakan jagung giling yang tidak terlalu halus selain sebagai sumber

karbohidrat tepung jagung ini juga mengandung protein nabati. Harga tepung

jagung memang cukup mahal jadi bias juga dicari alternative lain seperti tepung

sagu.

Sumber Protein :

Nutrien yang paling penting untuk menunjang pertumbuhan ikan adalah

kandungan protein. Sumber protein pakan antara lain tepung ikan, tepung

kedelai, tepung cacing dan lain-lain.

Page 90: PENDAMPINGAN KAWASAN RUMAH PANGAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../pendampingan-krpl-bengkulu.pdf · laporan akhir tahun pendampingan kawasan rumah pangan lestari di provinsi

79

Sumber Mineral :

Mineral memainkan peran penting dalam membangun struktur tulang

ikan dan dalam fungsi metabolisme. Mineral terdiri dari makromineral dan

mikromineral. Makromineral ada dalam konsentrasi tinggi dalam tubuh ikand

iantaranya kalsium (Ca), magnesium (Mg), natrium (Na), kalium (K), fosfor (K),

klorida (CI), Dan sulfur (S). Sedangkan Mikormineral antara lain adalah besi (Fe),

seng (Zn), mangan (Mn), tembaga (Cu), iodium (I), kobalt (Co), nikel (Ni), fluor

(F), krom (Cr), silikon (Si), selenium (Se). Contohnya mineral yang bisa diperoleh

di poultry shop

Sumber Vitamin :

Vitamin merupakan zat organik yang di butuhkan ikan dalam jumlahkecil,

namun perannya sangat vital, Peranya untuk mempertahankan kondisi dan daya

tahan tubuh. Vitamin pada umumnya tidak dapat disintesis oleh tubuh ikan. Jadi

haruslah dipenuhi dari luar atau pakan kebutuhan vitamin akan menurun seiring

dengan pertumbuhan besar ikan. Contohnya minyak ikan yang bisa diperoleh di

poultry shop. Vitamin A dibutuhkan untuk pertumbuhan dan Vitamin C untuk

menambah nafsu makan.

CONTOH MEMBUAT PAKAN IKAN

Bahan :

1. Tepung ikan 38 kg.

2. Tepung kedelai 10 kg .

3. Tepung jagung 25 kg .

4. Dedak halus 15 kg.

5. Tepung tapioka 10 kg.

6. Minyak ikan 1 kg.

7. Mineral 1 kg.

Cara membuat :

1. Timbang bahan baku yang digunakan.

2. Campurkan bahan baku di lantai menggunakan skop, supaya tercampur

rata beri air secukupnya.

Page 91: PENDAMPINGAN KAWASAN RUMAH PANGAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../pendampingan-krpl-bengkulu.pdf · laporan akhir tahun pendampingan kawasan rumah pangan lestari di provinsi

80

3. Masukkan bahan yang telah tercampur dalam mesin pencetak pelet.

4. Keringkan dengan cara dioven atau dijemur kurang lebih 5 – 6 jam

dengan sinar matahari sampai kering.

5. Kemas pelet-pelet tersebut dengan menggunakan karung plastik

berukuran 30 kg.

Kandungan nitrien :

KANDUNGAN FORMULA

PK (%)

LEMAK

(%) KOMPOSISI (%) PK (%)

LEMAK

(%)

TEPUNG IKAN 52 10 38 19,76 3,8

TEPUNG

KEDELAI 45 3 10 4,5 0,3

TEPUNG

JAGUNG 8,6 3,6 25 2,15 0,9

DEDAK HALUS 11 16 15 1,65 2,4

TEPUNG

TAPIOKA 2,6 2,6 10 0,26 0,26

MINYAK IKAN 0 0 1 0 0

MINERAL 0 0 1 0 0

100 28,32 7,66

Jenis pellet :

1. Pellet terapung

Pellet terapung merupakan pellet yang dibuat untuk bisa terapung diatas

air kolam. Untuk bisa terapung di atas air kolam, maka pellet dibuat

ringan dengan membuat kadar air rendah (10-15%). Kelebihan pellet ini

dapat disimpan lama karena sangat kering.

2. Pellet tenggelam

Pellet tenggelam merupakan pellet yang dibuat untuk tenggelam di

bawah air kolam. Untuk bisa tenggelamdi bawah air kolam, maka pellet

dibuat berat dengan membuat kadar air tinggi (20%). kekurangan pellet

ini tidak dapat disimpan lama karena mengandung air yang tinggi.

Page 92: PENDAMPINGAN KAWASAN RUMAH PANGAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../pendampingan-krpl-bengkulu.pdf · laporan akhir tahun pendampingan kawasan rumah pangan lestari di provinsi

81

PAKAN IKAN ALTERNATIF

Pakan alternatif adalah pakan buatan yang dibuat dengan berbagai

bahan-bahan alternatif yang ada disekitar wilayah kegiatan budidaya ikan

dikembangkan, dan cara pembuatan pakan yang menggunakan peralatan serta

teknik yang sederhana.

Meskipun konsepnya murah dan sederhana namun bukan berarti

pembuataannya tidak memperhitungkan nilai gizi yang dikandung oleh bahan-

bahan limbah yang akan dijadikan sebagai bahan baku nantinya, karena bahan

penyusun pakan harus memenuhi kebutuhan kandungan nutrisi yang kaya

protein dan dapat meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan ikan.

Beberapa jenis pakan alternatif diantaranya :

1. Maggot

2. Bekicot

3. Ikan Rucah

4. Cacing

5. Azzola

Cara membuat maggot :

1. Masukkan ampas tahu sebagai bahan utama kedalam ember

2. Tambahkan air bersih lalu aduk hingga rata.

3. Tambahkan ikan asin dan kotoran ayam .

4. Tutup permukaanya dengan daun pisang kering agar lalat black soldier fly

mau bertelur.

5. Tempatkan ember ditempat teduh yang terlindung dari air hujan.

Page 93: PENDAMPINGAN KAWASAN RUMAH PANGAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../pendampingan-krpl-bengkulu.pdf · laporan akhir tahun pendampingan kawasan rumah pangan lestari di provinsi

82

6. Kira-kira selama 3 minggu atau kurang lebih, belatung telah siap di

panen.

7. Caranya, campurkan air pada media kultur, kemudan saring untuk

memisahkan media kultur dari belatung.

8. Belatung siap di berikan sebagai pakan lele.

9. Bahan baku media kultur sebanyak 100 kg, akan menghasilkanbelatung

60 kg.

10. Belatung segar jangan disimpan terlalu lama, karena bisa berubahmenjadi

Lalat.

Membuat tepung keong mas :

1. Keong mas dibersihkan.

2. Keong mas direbus dan dikeluarkan isinya

3. Dijemur di bawah sinar matahari.

4. Diiris kecing-kecil.

5. Dibuat tepung dengan menggunakan penggiling tepung.

6. Tepung keong mas ditimbang dan siap digunakan.

Page 94: PENDAMPINGAN KAWASAN RUMAH PANGAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../pendampingan-krpl-bengkulu.pdf · laporan akhir tahun pendampingan kawasan rumah pangan lestari di provinsi

83

Membuat tepung ikan rucah:

1. Ikan rucah dibersihkan.

2. Ikan rucah direbus.

3. Dijemur di bawah sinar matahari.

4. Dibuat tepung dengan menggunakan penggiling tepung.

5. Tepung ikan rucah ditimbang dan siap digunakan.

Membuat tepung cacing :

1. Cacing segar dipisahkan dari medianya.

2. Cacing segar dicuci, dibilas dg air bersih, lalu ditimbang.

3. Cacing segar dijemur pada panas matahari (diatas seng) selama 24 jam

(suhu udara 32 - 35°C).

4. Cacing yang sudah kering kemudian dibuat tepung dengan menggunakan

penggiling tepung.

5. Tepung cacing ditimbang dan siap digunakan.

Page 95: PENDAMPINGAN KAWASAN RUMAH PANGAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../pendampingan-krpl-bengkulu.pdf · laporan akhir tahun pendampingan kawasan rumah pangan lestari di provinsi

84

AZZOLA

Salah satu pakan alami ikan yang saat ini mulai banyak dilirik oleh para

pembudidaya ikan adalah Azolla Microphylla. Merupakan tumbuhan paku air

sejenis kiyambang, tapi azolla memiliki keistimewaan dibanding dengan jenis

tumbuhan paku yang lain. Azolla memiliki pertumbuhan yang termasuk cepat

sehingga sangat baik untuk dibudidayakan sebagai pakan ikan. Yang sangat

penting dari azolla adalah kandungan protein nya cukup besar yakni sekitar 25 -

35% berat kering.

Azolla sudah banyak digunakan sebagai pakan alami ikan nila dan lele.

Ikan nila sangat suka memakan azolla dalam keadaan segar yang terapung di

kolam. Selain pakan ikan, azolla juga digunakan sebagai pupuk hidup di

persawahan. Hal ini karena azolla dapat membantu penyerapan Nitrogen dari

udara dan melepaskannya ke tanah, sehingga tanah persawahan yang ditutupi

azolla kaya dengan kandungan Nitrogen.Azolla digunakan sebagai pupuk hidup

dan organik pada persawahan sudah berabad abad diterapkan di negara China

dan Vietnam.

Page 96: PENDAMPINGAN KAWASAN RUMAH PANGAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../pendampingan-krpl-bengkulu.pdf · laporan akhir tahun pendampingan kawasan rumah pangan lestari di provinsi

85

NAFSU MAKAN IKAN MENINGKAT

Untuk meningkatkan safsu makan ikan, maka kita bisa memanfaatkan

berbagai tumbuhan di sekitar kita, salah satunya adalah temulawak. Berikut ini

salah satu formula yang bisa dibeikan pada ikan.

Bahan :

1. 0.2 kg temulawak,

2. 0,25 kg air (di usahakan air hangat) dengan keadaan hangat sari

temulawak akan terangkat secara maksimaL)

3. 1 kg pakan / pelet.

Pembuatan :

1. Parut temulawak

2. Campur dengan air hangat 0.25

3. Peras dan saring parutan temulawak

4. Campurkan air perasan temulawak tadi dengan pellet sebanyak 1 kg.

5. Diamkan selama 10 menit.

Page 97: PENDAMPINGAN KAWASAN RUMAH PANGAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../pendampingan-krpl-bengkulu.pdf · laporan akhir tahun pendampingan kawasan rumah pangan lestari di provinsi

86

Lampiran 3. Dokumentasi

Pelatihan pembuatan pestisida nabatidi Kabupaten Seluma

Pelatihan pembuatan pestisida nabatidi Kabupaten Seluma

Demplot di Kabupaten Seluma Demplot di Kabupaten Seluma

Demplot di Kabupaten Bengkulu Utara KBD di Kabupaten Bengkulu Utara

Page 98: PENDAMPINGAN KAWASAN RUMAH PANGAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../pendampingan-krpl-bengkulu.pdf · laporan akhir tahun pendampingan kawasan rumah pangan lestari di provinsi

87

Pendampingan di Desa BukitKabupaten Bengkulu Tengah

Demplot di Desa Bukit KabupatenBengkulu Tengah

Demplot di Kota Bengkulu KBD Kota Bengkulu

Display di Kantor BPTP Stand bazar BPTP bekerja samadengan BKP pada kegiatan HPN

Page 99: PENDAMPINGAN KAWASAN RUMAH PANGAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../pendampingan-krpl-bengkulu.pdf · laporan akhir tahun pendampingan kawasan rumah pangan lestari di provinsi

88

Demplot di Kabupaten Seluma Kunjungan Kerja Wamen di Desa BP IKabupaten Seluma

KBI ayam KUB di BPTP Bengkulu KBI ayam KUB di BPTP Bengkulu

Pelatihan pengolahan hasil diKabupaten Lebong

Demplot di Kabupaten BengkuluTengah

Page 100: PENDAMPINGAN KAWASAN RUMAH PANGAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../pendampingan-krpl-bengkulu.pdf · laporan akhir tahun pendampingan kawasan rumah pangan lestari di provinsi

89

Inovasi teknologi vertiminaponik Konsumen memanen sendiri sayuranyang dibeli di Kelurahan SukarajaKabupaten Seluma

Petani penjual sayuran dengan sistempanen langsung di demplot KelurahanSukaraja Kabupaten Seluma

Sosialisasi KRPL di Kabupaten RejangLebong

Demplot di Desa Tebing KaningKabupaten Bengkulu Utara

Inovasi teknologi NFT (RumahHydroponik)

Page 101: PENDAMPINGAN KAWASAN RUMAH PANGAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../pendampingan-krpl-bengkulu.pdf · laporan akhir tahun pendampingan kawasan rumah pangan lestari di provinsi

90

Gelar teknologi pemanfaatan lahanpekarangan dan pengolahan hasil diKabupaten Bengkulu Selatan

Bazar olahan pasca panen padakegiatan gelar teknologi pemanfaatanlahan pekarangan dan pengolahanhasil di Kabupaten Bengkulu Selatan

Stakeholders sebagai tamu undanganpada kegiatan gelar teknologipemanfaatan lahan pekarangan danpengolahan hasil di Kabupaten BengkuluSelatan

Gubernur Provinsi Bengkulu memberikansambutan sekaligus membuka acara gelarteknologi pemanfaatan lahan pekarangandan pengolahan hasil di KabupatenBengkulu Selatan

Gubernur mengunjugi stand bazarolahan pasca panen pada kegiatangelar teknologi pemanfaatan lahanpekarangan dan pengolahan hasil diKabupaten Bengkulu Selatan

Pelatihan pengolahan hasil di DesaSulau Kabupaten Bengkulu Selatan

Page 102: PENDAMPINGAN KAWASAN RUMAH PANGAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../pendampingan-krpl-bengkulu.pdf · laporan akhir tahun pendampingan kawasan rumah pangan lestari di provinsi

91

Gelar teknologi pemanfaatan lahanpekarangan dan pengolahan hasil diKabupaten Bengkulu Selatan

Bazar olahan pasca panen padakegiatan gelar teknologi pemanfaatanlahan pekarangan dan pengolahanhasil di Kabupaten Bengkulu Selatan

Stakeholders sebagai tamu undanganpada kegiatan gelar teknologipemanfaatan lahan pekarangan danpengolahan hasil di Kabupaten BengkuluSelatan

Gubernur Provinsi Bengkulu memberikansambutan sekaligus membuka acara gelarteknologi pemanfaatan lahan pekarangandan pengolahan hasil di KabupatenBengkulu Selatan

Gubernur mengunjugi stand bazarolahan pasca panen pada kegiatangelar teknologi pemanfaatan lahanpekarangan dan pengolahan hasil diKabupaten Bengkulu Selatan

Pelatihan pengolahan hasil di DesaSulau Kabupaten Bengkulu Selatan

Page 103: PENDAMPINGAN KAWASAN RUMAH PANGAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../pendampingan-krpl-bengkulu.pdf · laporan akhir tahun pendampingan kawasan rumah pangan lestari di provinsi

92

Pemusnahan ayam KUB yang terserang flu burung berdasarkan hasilrapidolehDinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kota Bengkulu

Page 104: PENDAMPINGAN KAWASAN RUMAH PANGAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../pendampingan-krpl-bengkulu.pdf · laporan akhir tahun pendampingan kawasan rumah pangan lestari di provinsi

93

Lampiran 4. Kuesioner

KUISIONER“PENGEMBANGAN MODEL MEDIA KOMUNIKASI UNTUK PERCEPATAN ADOPSI

INOVASI AYAM KUB DI PROPINSI BENGKULU”

I. Identitas Responden :

1. N a m a : ...............................................................................................2. Nama Kelompok Tani : ……………………………………………………………………………..3. A l amat :

Dusun : ……………………………, RT/RW : ……………./……………Desa : ...............................................................................................Kecamatan : ...............................................................................................Kabupaten : ...............................................................................................

4. U m u r/tgl lahir : .................... tahun/ ...............................................................5. Jenis kelamin : a. Laki-laki, b. Perempuan.6. Pekerjaan : pokok : .........................., sambilan : ....................7. Pendidikan : ( SD, SLTP, SLTA, D1 - D3, S1/sederajat )8. Jumlah tanggungan keluarga : .........................orang

No Nama Jeniskelamin

Umur(umur)

Status Pekerjaan

1.2.3.4.

II. Usaha Ternak Ayam :1. Jumlah ternak ayam kampung, sekarang : ........................ ekora. Induk betina (babon) : ........................ ekorb. Pejantan (Jago) : ........................ ekorc. Umur kurang 5 bulan : ........................ ekor2. Pengalaman beternak ayam kampung : ........................ tahun

III. Penguasaan lahan :

No Macam lahan Luas (m2 /ha) Jenis Tanaman Saat ini1. Pekarangan2. Tegalan3. Sawah

A. VARIABEL PENGETAHUAN

Page 105: PENDAMPINGAN KAWASAN RUMAH PANGAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../pendampingan-krpl-bengkulu.pdf · laporan akhir tahun pendampingan kawasan rumah pangan lestari di provinsi

94

Pilihlah jawaban yang dianggap paling tepat dengan cara melingkari atau

memberi tanda О pada huruf di depan jawaban tsb

No. Pertanyaan Skor

1. Apakah singkatan dari ayam KUBa. Tidak tahub. KUB singkatan dari Kelompok usaha bersamac. KUB singkatan dari Koperasi Usaha bersamad. KUB singkatan dari Kampung Unggul Bersamae. KUB singkatan dari Kampung Unggul Badan Litbang Pertanian

2 Apakah ayam KUB juga merupakan ayam kampung?a. Tidak tahub. Tidak benarc. Mungkin benard. Ada benarnyae. Benar

3. Apakah mengetahui keunggulan Ayam KUB ?a. Tidak tahub. Tahu, yaitu sifat mengeram yang rendahc. Tahu, yaitu sifat mengeram yang rendah dan produksi telur tinggid. Tahu yaitu sifat mengeram rendah, produksi telur tinggi dan tahan

penyakite. Tahu yaitu sifat mengeram rendah, produksi telur tinggi, tahan penyakit

dan sifat “saling mematuk” rendah4. Apakah mengetahui tipe-tipe usaha dalam peternakan ayam KUB?

a. Tidak tahub. Tahu, yaitu tipe penghasil daging/ayam potongc. Tahu, yaitu tipe penghasil telur konsumsid. Tahu, yaitu tipe pembibitan/penghasil anak ayame. Tahu, yaitu tipe penghasil daging, penghasil telur, dan pembibitan ayam

5. Apakah mengetahui kapan ayam KUB mulai bertelur?a. Tidak tahub. Tahu, yaitu umur dewasac. Tahu, yaitu umur 3 buland. Tahu, yaitu umur 6 bulan ke atase. Tahu, yaitu umur 4-5 bulan

6. Darimanakah sebaiknya bibit ayam KUB dibeli ?a. Tidak tahub. Dibeli di pasar hewanc. Dibeli di peternakan tetangga/kenaland. Dari pembibitan milik sendirie. Dibeli di Pusat pembibitan ayam KUB (PT AKI)

7. Bahan pakan apakah yang dapat diberikan pada ternak ayam KUB?

Page 106: PENDAMPINGAN KAWASAN RUMAH PANGAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../pendampingan-krpl-bengkulu.pdf · laporan akhir tahun pendampingan kawasan rumah pangan lestari di provinsi

95

a. Tidak tahub. Bekatulc. Bekatul dan jagungd. Bekatul atau jagung dan Konsentrate. Jagung, bekatul dan konsentrat

8. Bagaimanacara pemberian pakan ayam KUB yang baik?a. Tidak tahub. Satu kali, tidak teraturc. Satu kali, teraturd. Dua kali, tidak terature. Dua kali, teratur

9. Berapa banyak pakan yang diberikan untuk ayam KUB?a. Tidak tahub. Diberikan sedikitc. Diberikan seadanyad. Diberikan sebanyak-banyaknyae. Diberikan sesuai dengan kebutuhan

10 Apakah dalam pemeliharaan ayam KUB perlu disuntik vaksin?a. Tidak tahu.b. Perlu, yaitu pada umur 4 bulanc. Perlu, yaitu pada umur 4 minggud. Perlu, yaitu pada umur 4 harie. Perlu, yaitu pada umur 4 hari, 4 minggu dan 4 bulan

11.

Bagaimana cara pemeliharaan ayam KUB dewasa yang baik?a. Tidak tahub. Ayam dipelihara secara diliarkanc. Ayam diumbar dalam pagard. Ayam dipelihara di dalam kandang tanpa umbaran.e. Ayam dipelihara di dalam kandang yang ada umbarannya.

12 Apa saja hasil yang dapat dijual dari usaha beternak ayam KUB?a. Tidak tahu.b. Dapat dijual daging (ayam potong)c. Dapat dijual telurnyad. Dapat dijual anak ayamnya hasil penetasane. Dapat dijual ayam potong, telur dan anak ayam

13.

Apakah bulu ayam KUB berwarna warni, seperti ayam kampungumumnya?

a. Tidak tahub. Bulu ayam KUB memiliki warna seragamc. Bulu ayam KUB memiliki warna teraturd. Bulu ayam KUB ada yang memiliki warna seragam, ada yang tidake. Bulu ayam KUB berwarna warni atau tidak seragam

14.

Apakah telur ayam KUB dapat ditetaskan?a. Tidak tahu

Page 107: PENDAMPINGAN KAWASAN RUMAH PANGAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../pendampingan-krpl-bengkulu.pdf · laporan akhir tahun pendampingan kawasan rumah pangan lestari di provinsi

96

b. Telur ayam KUB tidak dapat ditetaskanc. Telur ayam KUB hanya menetas bila dieramid. Telur ayam KUB harus ditetaskan dengan mesin penetase. Telur ayam KUB dapat ditetaskan dengan mesin penetas atau

menggunakan ayam induk (dierami)

15.

Apakah induk betina ayam KUB suka mengerami telurnya?a. Tidak tahub. Induk betina ayam KUB suka mengerami telurnyac. Induk betina ayam KUB mempunyai sifat mengeram yang tinggid. Induk betina ayam KUB tidak suka mengerami telurnyae. Induk betina ayam KUB mempunyai sifat mengeram yang rendah

16.

Bagaimanakah produksi telur ayam KUB dibandingkan dengan produksitelur ayam kampung umumnya?

a. Tidak tahub. Produksi telur ayam KUB lebih rendah dari produksi ayam kampung

umumnyac. Produksi telur ayam KUB sama dengan produksi telur ayam kampung

umumnyad. Produksi telur ayam KUB sedikit lebih tinggi dari produksi telur ayam

kampung umumnyae. Produksi telur ayam KUB 2 (dua) kali produksi telur ayam kampung

umumnya

17 Apakah ayam KUB sudah dikembangkan di wilayah Propinsi Bengkulu?a. Tidak tahub. Ayam KUB tidak ada di Propinsi Bengkuluc. Ayam KUB belum dikembangkan di Propinsi Bengkulud. Ayam KUB baru akan dikembangkan di Propinsi Bengkulue. Ayam KUB sudah dikembangkan di Propinsi Bengkulu

18.

Bagaimanakah pertumbuhan ayam KUB?a. Tidak tahub. Pertumbuhan ayam KUB lambatc. Pertumbuhan ayam KUB hampir sama dengan pertumbuhan ayam

kampung umumnyad. Pertumbuhan ayam KUB kadang kadang lebih cepat, kadang kadang

sama dengan pertumbuhan ayam kampung umumnyae. Pertumbuhan ayam KUB lebih cepat dari pertumbuhan ayam kampung

pada umumnya

19.

Apakah ayam KUB bisa dikembangbiakkan?a. Tidak tahub. Ayam KUB tidak bisa dikembangbiakkan

Page 108: PENDAMPINGAN KAWASAN RUMAH PANGAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../pendampingan-krpl-bengkulu.pdf · laporan akhir tahun pendampingan kawasan rumah pangan lestari di provinsi

97

c. Ayam KUB tidak baik untuk dikembangbiakkand. Ayam KUB bisa dikembangbiakkan, namun sulite. Ayam KUB bisa dikembangbiakkan dengan mudah

20 Dari mana asal usul ayam KUB?a. Tidak tahub. Ayam KUB merupakan ayam broiler atau ayam rasc. Ayam KUB merupakan hasil persilangan ayam rasd. Ayam KUB merupakan hasil persilangan ayam ras dengan ayam

kamponge. Ayam KUB bukan ayam broiler atau ras namun merupakan persilangan

ayam-ayam kampung unggul

B. VARIABEL SIKAPBagi yang sudah memelihara ayam KUB.Pilihan jawaban SS = Sangat setuju, S = setuju, RR= ragu-ragu, TS = Tidaksetuju, STS = sangat tidak setuju dengan cara memberi tanda √ pada kolomyang tersedia.

No.

PernyataanSikap

STS

TSRR

S SS

1 Dengan mengusahakan ayam KUB jumlah hasil telur ayamkampung akan meningkat

2 Dengan melakukan tatacara pemeliharaan ayam KUB yang baikmaka lingkungan kandang akan tetap sehat

3 Dengan memberikan pakan sesuai kebutuhan maka ayam KUBakan cepat tumbuh

4 Dengan memelihara ayam jantan : betina dengan perbandingan1: 5 akan mengefisienkan biaya

5. Dengan menjual ayam KUB umur sehari hasil dari penetasanakan mendapatkan keuntungan lebih tinggi dibandingkan denganmenjual telurnya

6. Dalam pemeliharaan ayam KUB dibutuhkan tenaga dan waktulebih banyak dibandingkan dengan pemeliharaan ayam kampungumumnya

7. Saya senang memelihara ayam KUB karena pertumbuhannyacepat

8 Saya senang memelihara ayam KUB karena pendapatankeluarga akan meningkat

9 Saya senang memelihara ayam KUB karena lingkungan tetapbersih

10 Saya senang memelihara ayam KUB karena produksi telurnyatinggi

11 Saya senang memelihara ayam KUB karena tidak bisa diliarkan

12 Saya tidak senang dengan ayam KUB karena pemeliharaannyalebih sulit

13 Saya tidak senang dengan ayam KUB karena harus membelibibitnya

14. Saya akan mencari lebih banyak lagi informasi tentang ayam

Page 109: PENDAMPINGAN KAWASAN RUMAH PANGAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../pendampingan-krpl-bengkulu.pdf · laporan akhir tahun pendampingan kawasan rumah pangan lestari di provinsi

98

KUB15. Saya akan menyebarluaskan informasi tentang ayam KUB16. Saya akan belajar memelihara ayam KUB17. Saya akan mendatangi pusat pengembangan ayam KUB di

Berbah18. Saya akan memelihara ayam KUB19. Saya akan memelihara ayam KUB dicampur dengan ayam

kampung saya yang sudah ada20. Saya tidak akan mencari modal untuk memelihara ayam KUB

C. VARIABEL MOTIVASIBagi yang sudah memelihara ayam KUB.Pilihan jawaban SI = Sangat ingin, I = ingin , RR= ragu-ragu, TI = Tidak ingin,STI = sangat tidak ingin dengan cara memberi tanda √ pada kolom yangtersedia.

No.

PertanyaanMotivasi

STI

TIRR

I SI

1 Apakah dengan memelihara ayam KUB, Bapak/Ibu inginagar gizi keluarga akan tercukupi?

2 Apakah dengan memelihara ayam KUB, Bapak/Ibu inginagar tabungan keluarga akan meningkat?

3 Apakah dengan memelihara ayam KUB, Bapak/Ibu inginagar dapat meningkatkan pendapatan keluarga?

4 Apakah dengan memelihara ayam KUB, Bapak/Ibu inginagar pendapatan tidak hanya tergantung dari hasil sawah?

5 Apakah dengan memelihara ayam KUB, Bapak/Ibu inginagar dapat memanfaatkan pekarangan secara lebih produktif?

6 Apakah dengan memelihara ayam KUB, Bapak/Ibu inginagar semua kebutuhan keluargaku akan tercukupi?

7 Apakah dengan memelihara ayam KUB, Bapak/Ibu inginagar modal saya akan bertambah?

8 Apakah dengan memelihara ayam KUB, Bapak/Ibu inginagar mendapat banyak teman?

9 Apakah dengan memelihara ayam KUB, Bapak/Ibu inginagar banyak didatangi pedagang?

10 Apakah dengan memelihara ayam KUB, Bapak/Ibu inginagar berteman baik dengan tetangga?

11 Apakah dengan memelihara ayam KUB di dalam kandang,Bapak/Ibu ingin agar dikatakan “lumrah” (biasa) olehtetangga?

Page 110: PENDAMPINGAN KAWASAN RUMAH PANGAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../pendampingan-krpl-bengkulu.pdf · laporan akhir tahun pendampingan kawasan rumah pangan lestari di provinsi

99

12 Apakah dengan memelihara ayam KUB, Bapak/Ibu inginagar kerjasama dalam keluarga meningkat?

13 Apakah dengan memelihara ayam KUB, Bapak/Ibu inginagar sering bertemu dalam kelompok tani?

14 Dengan memelihara ayam KUB, apakah Bapak/Ibu inginmenjadi peternak maju?

15 Dengan memelihara ayam KUB , apakah Bapak/Ibu inginagar dikenal sebagai pelopor pemelihara ayam KUB didaerah?

16 Dengan memelihara ayam KUB, apakah Bapak/Ibu inginpendapatan ternak ayam meningkat?

17 Dengan memelihara ayam KUB , apakah Bapak/Ibu ingindikenal sebagai orang berhasil karena ayam KUB?

18 Dengan memelihara ayam KUB, apakah Bapak/Ibu inginagar usaha peternak berkembang?

19 Dengan memelihara ayam KUB, apakah Bapak/Ibu inginagar dapat meningkatkan modal usaha?

20 Dengan memelihara ayam KUB, apakah Bapak/Ibu inginagar dapat membagikan ilmu ternak ayam kepada orang lain?

================terima kasih================

KUESIONER PELATIHANPENGOLAHAN HASILData Responden

Nama : …………………………………

Page 111: PENDAMPINGAN KAWASAN RUMAH PANGAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../pendampingan-krpl-bengkulu.pdf · laporan akhir tahun pendampingan kawasan rumah pangan lestari di provinsi

100

Umur : …………………………………

Pendidikan : …………………………………

Jenis Kelamin : …………………………………

Alamat : …………………………………

Pekerjaan :

Petani/penyuluh/swasta/lainnya………………………………

Berilah tanda (X) pada jawaban yang benar!

Tepung Singkong

1. Singkong merupakan salah satu jenis tanaman….

a. Sayuran b. Umbi-umbian c. Biofarmaka

2. Nutrisi yang terkandung dalam singkong adalah….

a. Karbohidrat b. Magnesium c. Vitamin A

3. Alat yang digunakan untuk membuat tepung singkong adalah….

a. Gunting b. Gelas c. Ayakan

4. Untuk mengeringkan sawutan dapat digunakan cara berikut, kecuali….

a. Jemur b. Oven c. Kipas

5. Suhu oven yang digunakan untuk mengeringkan sawutan adalah….

a. 40OC b. 50OC c. 60OC

6. Tepung singkong dikemas pada wadah yang….

a. Tertutup rapat b. Terbuka c. basah

Stick Putri Salju

7. Telur yang digunakan pada pembuatan stick putri salju adalah bagian….

a. Kuningnya saja b. Putihnya saja c. Kuning dan putih

8. Bahan yang dikocok hingga lembut adalah….

a. Gula halus dan kuning telur

b. Gula halus dan mentega

c. Kuning Telur dan mentega

9. Panas oven yang digunakan adalah….

a. 160OC b. 170OC c. 180OC

10. Lamanya pemanggangan adalah….

Page 112: PENDAMPINGAN KAWASAN RUMAH PANGAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../pendampingan-krpl-bengkulu.pdf · laporan akhir tahun pendampingan kawasan rumah pangan lestari di provinsi

101

a. 15 menit b. 30 menit c. 45 menit

11. Waktu yang tepat untuk mencelupkan kue ke dalam coklat leleh adalah saat

kue….

a. Panas b. Hangat c. Dingin

12. Icing sugar adalah….

a. Gula kasar b. Gula halus c. Gula yang

dilelehkan

Cake Singkong

13. Bahan yang digunakan untuk membuat cake singkong adalah….

a. Margarin b. Telur c. Gula aren

14. Tepung yang digunakan adalah tepung….

a. Terigu b. Tapioka c. Singkong

15. Bagian telur yang dikocok hingga mengembang adalah….

a. Kuningnya saja b. Putihnya saja c. Kuning dan putih

B. VARIABEL MOTIVASIPilihan jawaban SI = Sangat ingin, I = ingin , RR= ragu-ragu, TI = Tidak ingin,STI = sangat tidak ingin dengan cara memberi tanda √ pada kolom yangtersedia.

Page 113: PENDAMPINGAN KAWASAN RUMAH PANGAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../pendampingan-krpl-bengkulu.pdf · laporan akhir tahun pendampingan kawasan rumah pangan lestari di provinsi

102

No.

PertanyaanMotivasi

SI IRR

TI STI

1 Apakah dengan adanya pelatihan pengolahan hasil , Bapak/Ibuingin memperbanyak pengetahuan pengolahan hasil secaraberkelanjutan?

2 Apakah dengan adanya pelatihan pengolahan hasil , Bapak/Ibuingin menambah jumlah jenis tanaman yang diolah?

3 Apakah dengan adanya pelatihan pengolahan hasil , Bapak/Ibuingin menanam dengan baik?

4 Apakah Bapak/Ibu ingin membuat variasi pengolahan hasilsehingga memberikan berbagai macam olahan?

5 Apakah dengan adanya pelatihan pengolahan hasil , Bapak/Ibuingin menjual hasil pengolahan ke anggota dan pelaku rumahpangan lestari?

6 Apakah Bapak/Ibu ingin mengelola pengolahan hasil secaraprofessional dengan model bisnis?

7 Apakah Bapak/Ibu ingin mengelola pelatihan pengolahan hasilmenggunakan prinsip lezat, bergizi dan menarik?

8 Apakah Bapak/Ibu ingin menerapkan teknologi terbaru sesuaidengan bimbingan petugas dalam mengelola pengolahan hasil ?

9 Apakah Bapak/Ibu ingin memanfaatkan tanaman lokal yangunggul untuk diolah sebagai pengolahan hasil ?

10 Apakah Bapak/Ibu ingin memanfaatkan pelatihan pengolahanhasil untuk kepentingan masyarakat sesuai dengan kesepakatankelompok?

11 Apakah Bapak/Ibu ingin mencatat/mendokumentasikan setiapkegiatan yang dilakukan di pelatihan pengolahan hasil ?

12 Apakah Bapak/Ibu ingin mencatat/mendokumentasikan setiaphasil pengolahan di desa?

13 Apakah Bapak/Ibu ingin mencatat/mendokumentasikan setiapkegiatan yang dilakukan saat memproduksi hasil olahan?

14 Apakah Bapak/Ibu ingin membuat kesepakatan dalammemproduksi dan menjual produk olahan ke kelompok?

15 Apakah dengan adanya pelatihan pengolahan hasil , Bapak/Ibuingin berkomunikasi dengan baik dengan pengguna(masyarakat)?

16 Apakah dengan adanya pelatihan pengolahan hasil , Bapak/Ibuingin melakukan promosi agar berkembang menjadi modalusaha komersial?

17 Apakah dengan adanya pelatihan pengolahan hasil , Bapak/Ibuingin berbagi pengalaman ke masyarakat yang lain?

18 Apakah dengan adanya pelatihan pengolahan hasil , Bapak/Ibuingin membangun jejaring dengan daerahsekitar atau pengguna?

KUISIONER“PENDAMPINGAN KRPL DI PROVINSI BENGKULU”

Page 114: PENDAMPINGAN KAWASAN RUMAH PANGAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../pendampingan-krpl-bengkulu.pdf · laporan akhir tahun pendampingan kawasan rumah pangan lestari di provinsi

103

IV. Identitas Responden :

9. N a m a :...............................................................................................

10.Nama Kelompok Tani :……………………………………………………………………………..

11.A l amat :Dusun : ……………………………, RT/RW : ……………./……………Desa :

...............................................................................................Kecamatan :

...............................................................................................Kabupaten :

...............................................................................................12.U m u r : .................... tahun13.Jenis kelamin : a. Laki-laki, b. Perempuan.14.Pekerjaan : pokok : .........................., sambilan :

………......................15.Pendidikan : ( SD, SLTP, SLTA, D1 - D3, S1/sederajat )16.Jumlah tanggungan keluarga : .........................orang

No Nama Jeniskelamin

Umur(umur)

Status Pekerjaan

1.2.3.4.

V. Usaha Pekarangan :3. Luas lahan pekarangan saat ini : ........................ ha

d. Berapa jenis tanaman yang ibu tanam di pekarangan saat ini: ........................ jenis

4. Dari mana bapak/ibu mendapatkan bibit untuk ditanam di pekarangan ?a. KBD b. luar KBD

Page 115: PENDAMPINGAN KAWASAN RUMAH PANGAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../pendampingan-krpl-bengkulu.pdf · laporan akhir tahun pendampingan kawasan rumah pangan lestari di provinsi

104

A. VARIABEL PENGETAHUAN

Pilihlah jawaban yang dianggap paling tepat dengan cara melingkari atau

memberi tanda О pada huruf di depan jawaban tsb

No. Pertanyaan Skor1. Apakah singkatan dari KRPL

a. Tidak tahub. KRPL singkatan dari Kelompok Rumah Pangan Lingkunganc. KRPL singkatan dari Kawasan Rumah Pangan Lestarid. KRPL singkatan dari Kelompok Rumah Pangan Lestarie. KRPL singkatan dari Kawasan Rumah Pangan Lestari

2 Apakah singkatan dari KBDa. Tidak tahub. KBD singkatan dari Kelompok Bibit Desac. KBD singkatan dari Kebun Bersama Desad. KBD singkatan dari Kelopok Bersama Desa Unggul Bersamae. KUB singkatan dari Kebun Bibit Desa

3. Apakah pengertian KBD?a. Tidak tahub. Tahu, yaitu kebun tempat produksi dan membagi benih untuk wargac. Tahu, yaitu kebun tempat produksi dan membagi benih milik kelompok

dan untuk kelompokd. Tahu yaitu kebun tempat produksi dan menjual benih untuk kelompoke. Tahu yaitu kebun tempat produksi dan menjual benih untuk warga

4.Apakah fungsi KBD?

a. Tidak tahub. Tahu, ada 6 fungsi yaitu fungsi produksi dan distribusi, fungsi

keberagaman, fungsi estestika, fungsi lingkungan, fungsi pelayanan,fungsi keberlanjutan

c. Tahu, yaitu berfungsi untuk memproduksi dan membagi benih benihuntuk kelompok

d. Tahu, yaitu tempat pembibitan sayuran dan buah-buahane. Tahu, yaitu kebun bibit yang dikelola secara professional untuk

mendapatkan modal

5. Apakah mengetahui persyaratan sarana di KBD?a. Tidak tahub. Tahu, yaitu lokasi harus terbuka/tidak terlindung, ada rumah bibit,c. Tahu, yaitu lokasi harus terbuka/tidak terlindung, ada rumah bibit

menghadap arah timur-barat, ada kotak bibitd. Tahu, lokasi harus terbuka/tidak terlindung, ada rumah bibit menghadap

arah timur-barat, ada kotak bibit, tersedia pupuk kandang dan mediatanam

e. Tahu, yaitu lokasi harus terbuka/tidak terlindung, ada rumah bibitmenghadap arah timur-barat, ada kotak bibit, tersedia pupuk kandangdan media tanam, cangkul dan peralatan tanam, dekat dengan sumber

Page 116: PENDAMPINGAN KAWASAN RUMAH PANGAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../pendampingan-krpl-bengkulu.pdf · laporan akhir tahun pendampingan kawasan rumah pangan lestari di provinsi

105

air

6. Bagaimana Prinsip Pengelolaan KBD?a. Tidak tahub. Dibangun untuk kepentingan individuc. Dibangun untuk kepentingan individu dan kelompokd. Dibangun dari, oleh dan untuk kepentingan masyarakat dalam kawasan

tertentu sesuai dengan kesepakatan komunitas/kelompoke. Dibangun dari, oleh dan untuk kepentingan masyarakat dalam kawasan

tertentu sesuai dengan kesepakatan komunitas/kelompok sertaberorientasi pada keuntungan ekonomi untuk menjamin keberlanjutandan perkembangan KBD

7. Dari manakah sumber benih dan bibit di KBD?a. Tidak tahub. Penyemaian/pembibitan dari buah yang dibeli di pasarc. Benih unggul varietas locald. Benih unggul beli di kios saprodie. Varietas unggul hasil Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

8. Bagaimana macam model kelembagaan KBD?a. Tidak tahub. bergabung dengan kelembagaan pengelola m-KRPL dan tidak

dirangkap oleh pengelola m-KRPLc. terpisah dengan kelembagaan pengelola m-KRPL dan tidak dirangkap

oleh pengelola m-KRPLd. Dikelola oleh dua orang anggota kelompok, bergabung dengan

kelembagaan pengelola m-KRPL dan dirangkap oleh pengelola m-KRPLe. Dikelola oleh seorang anggota kelompok, bergabung dengan

kelembagaan pengelola m-KRPL dan dirangkap oleh pengelola m-KRPL9. Bagaimana cara mencapai tujuan dalam pengembangan KBD agar tepat

jumlah, tepat mutu, dan tepat waktu?a. Tidak tahub. Dengan menerapkan teknologi budidaya seadanyac. Dengan komunikasi yang baik dengan masyarakat tanpa menyusun

kalender semaid. Dengan komunikasi yang baik dengan masyarakat, penyusunan

kalender semai, dan teknologi budidaya seadanyae. Dengan komunikasi yang baik dengan masyarakat, penyusunan

kalender semai, dan teknologi budidaya sesuai anjuran10 Bagaimana cara mencapaitujuan pengembangan KBD agar memperoleh

keuntungan ekonomi dan menjadi usaha komersial?a. Tidak tahu.b. Dengan penyediaan sarana dan prasarana yang diperlukanc. Dengan menerapkan pembukuan yang baik tanpa melakukan promosid. Dengan melakukan promosi dan pembukuan yang baike. Dengan melakukan promosi, pembukuan yang baik, dan membangun

jejaring kerjasama dengan daerah sekitarnya

Page 117: PENDAMPINGAN KAWASAN RUMAH PANGAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../pendampingan-krpl-bengkulu.pdf · laporan akhir tahun pendampingan kawasan rumah pangan lestari di provinsi

106

11.

Jenis benih dan bibit apa saja yang dapat dihasilkan dan didistribusikanKBD?

a. Tidak tahub. Tanaman sayuran sajac. Tanaman sayuran dan buah-buahand. Tanaman sayuran, buahan, dan biofarmaka (obat, bumbu)e. Tanaman sayuran, buahan, biofarmaka (obat, bumbu), dan ternak

12 Apakah yang dimaksud dengan benih?a. Tidak tahu.b. Bahan tanaman hasil perbanyakan tanaman yang sudah memiliki

batang dan daunc. Bahan tanaman hasil perbanyakan tanaman yang sudah berkecambahd. Bahan tanaman hasil perbanyakan tanaman yang masih berupa bijie. Bahan tanaman hasil perbanyakan tanaman yang telah siap tanam

B. VARIABEL MOTIVASIPilihan jawaban SI = Sangat ingin, I = ingin , RR= ragu-ragu, TI = Tidak ingin,STI = sangat tidak ingin dengan cara memberi tanda √ pada kolom yangtersedia.

No.

PertanyaanMotivasi

STI

TIRR

I SI

1 Apakah dengan adanya KBD, Bapak/Ibu inginmenyemai/memperbanyak berbagai jenis tanaman secaraberkelanjutan?

2 Apakah dengan adanya KBD, Bapak/Ibu ingin menambahjumlah jenis tanaman yang disemai?

3 Apakah dengan adanya KBD, Bapak/Ibu ingin memelihara bibitdengan baik?

4 Apakah Bapak/Ibu ingin menata tanaman di sekitar KBDsehingga memberikan pemandangan yang indah dan teratur?

5 Apakah dengan adanya KBD, Bapak/Ibu ingin melayanikebutuhan bibit untuk anggota dan pelaku rumah pangan lestari?

6 Apakah Bapak/Ibu ingin mengelola KBD secara professionaldengan model bisnis?

7 Apakah Bapak/Ibu ingin mengelola KBD menggunakan prinsipramah lingkungan,efisien, dan indah?

8 Apakah Bapak/Ibu ingin menerapkan teknologi terbaru sesuaidengan bimbingan petugas dalam mengelola KBD?

9 Apakah Bapak/Ibu ingin memanfaatkan tanaman lokal yangunggul untuk diperbanyak di KBD?

10 Apakah Bapak/Ibu ingin memanfaatkan KBD untuk kepentinganmasyarakat sesuai dengan kesepakatan kelompok?

11 Apakah Bapak/Ibu ingin mencatat/mendokumentasikan setiapkegiatan yang dilakukan di KBD?

12 Apakah Bapak/Ibu ingin membuat kalender semai sebagai acuanjadwal pembibitan di KBD?

13 Apakah Bapak/Ibu ingin mencatat/mendokumentasikan setiapkebutuhan bibit anggota di desa?

14 Apakah Bapak/Ibu ingin mencatat/mendokumentasikan setiapkegiatan yang dilakukan di KBD?

Page 118: PENDAMPINGAN KAWASAN RUMAH PANGAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../pendampingan-krpl-bengkulu.pdf · laporan akhir tahun pendampingan kawasan rumah pangan lestari di provinsi

107

15 Apakah Bapak/Ibu ingin membuat kesepakatan dalammemproduksi dan mendistribusikan bibit ke kelompok?

16 Apakah dengan adanya KBD, Bapak/Ibu ingin berkomunikasidengan baik dengan pengguna (masyarakat)?

17 Apakah dengan adanya KBD, Bapak/Ibu ingin melakukanpromosi agar berkembang menjadi modal usaha komersial?

18 Apakah dengan adanya KBD, Bapak/Ibu ingin meningkatkanpengetahuan tentang penyemaian yang baik?

19 Apakah dengan adanya KBD, Bapak/Ibu ingin berbagipengalaman ke masyarakat yang lain?

20 Apakah dengan adanya KBD, Bapak/Ibu ingin membangunjejaring dengan daerahsekitar atau pengguna?

================terima kasih================

Page 119: PENDAMPINGAN KAWASAN RUMAH PANGAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../pendampingan-krpl-bengkulu.pdf · laporan akhir tahun pendampingan kawasan rumah pangan lestari di provinsi

108

Lampiran 5. Hasil Analisis Kompos

KEMENTERIAN PERTANIANBADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIANBALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU

Jl. Irian Km. 6,5 Bengkulu, 38119Telepon :(0736) 23030, 27465Faximile :(0736) 345568

Website :http://www.bengkulu.litbang.litbang.deptan.go.id

HASIL ANALISIS PUPUK KOMPOS

Nomor Pendaftaran : 54/P/11/2014Permintaan : MKRPLTgl Penerimaan : 13 November 2014Tgl Pengujian : 13-24 November 2014Jumlah : 4 Sampel

Bengkulu, 24 November 2014KoordinatorLaboratorium Tanah BPTP

Irma Calista Siagian, S.TNIP. 198107162005012002

No KodepH Kadar Air N-Total P205 K20

H2O %

01. Kompos pak Said 6.96 49.80 5.44 2.87 0.48

02. Solid 7.95 23.60 2.26 1.82 0.41

03. Biogas 5.89 45.20 3.99 1.51 0.21

04. Kotoran puyuh 6.72 2.40 2.15 0.02 0.29

Page 120: PENDAMPINGAN KAWASAN RUMAH PANGAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../pendampingan-krpl-bengkulu.pdf · laporan akhir tahun pendampingan kawasan rumah pangan lestari di provinsi

109

Lampiran 6. Berita Acara Pemusnahan Ayam KUB

Page 121: PENDAMPINGAN KAWASAN RUMAH PANGAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../pendampingan-krpl-bengkulu.pdf · laporan akhir tahun pendampingan kawasan rumah pangan lestari di provinsi

110

BERITA ACARAKEMATIAN AYAM KAMPUNG UNGGUL BADAN LITBANG (KUB)

DI KEBUN BIBIT INTI (KBI)BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN (BPTP) BENGKULU

Nomor: /KU.210/I.12.4/11/2014

Pada hari Senin tanggal Satu bulan Desember tahun Dua Ribu Empat Belas

dilaporkan kematian Ayam KUB di Kebun Bibit Inti (KBI) Balai Pengkajian

Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu dengan kronologis kematian sebagai

berikut:

1) Ayam KUB umur 7 bulan

Hari/Tanggal Kematian Ayam (ekor) Jumlah Sisa (ekor)Jantan Betina Jantan Betina

Sabtu/15 November 2014 5 6 11 49 6Minggu/16 November 2014 8 3 11 41 3Senin/17 November 2014 14 1 15 27 2Rabu/19 November 2014 - - 8 - -

2) Hasil pemeriksaan secara rapid oleh Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan

Kota Bengkulu dinyatakan bahwa Ayam KUB positifterserang Flu Burung

sehingga ayam parent stock di kandang bagian dalam dimusnahkan (Berita

Acara terlampir).

3) Ayam KUB umur 3 bulan

No. Hari/Tanggal Jumlah (ekor)

1. Selasa /25 November 2014 102. Rabu/26 November 2014 103. Kamis/27 November 2014 504. Jumat/28 November 2014 105. Sabtu/29 November 2014 15

Demikian surat Berita Acara ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana

mestinya.

Page 122: PENDAMPINGAN KAWASAN RUMAH PANGAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../pendampingan-krpl-bengkulu.pdf · laporan akhir tahun pendampingan kawasan rumah pangan lestari di provinsi

111

Mengetahui.Kepala BPTP Bengkulu Penanggung Jawab Kegiatan,

Dr. Dedi Sugandi, MP Dr. Umi Pudji Astuti, MPNIP. 19590206 198603 1 002 NIP. 19610531 199003 2 001