PENDAMPINGAN DALAM PROGRAM REHABILITASI · PDF file3 4. Keragaman Pendampingan dilaksanakan...

4
1 PENDAMPINGAN DALAM PROGRAM REHABILITASI SOSIAL BERBASIS KOMUNITAS KAMPUNG PEDULI Masyarakat atau keluarga seringkali kurang memahami permasalahan penyandang disabilitas intelektual, sehingga tidak mampu menciptakan kondisi yang promotif bagi tumbuhkembangnya kemandiriannya. Disisi lain, BBRSBG Kartini Temanggung mempunyai keterbatasan untuk memberikan bimbingan dan fasilitasi kepada keluarga dan penyandang disabilitas intelektual secara intensif dan terus menerus di dalam masyarakat dan keluarga, terlebih dalam jangkauan wilayah yang jauh. Oleh karena itu, pendampingan oleh tenaga sosial masyarakat merupakan langkah strategis yang memungkinkan proses rehabilitasi sosial penyandang disabilitas intelektual di dalam masyarakat dapat dilaksanakan secara lebih optimal Pendampingan dan Pendamping Pendampingan dalam pemberdayaan masyarakat dapat dipahami sebagai strategi pembelajaran dengan menempatkan tenaga pendamping. Pada dasarnya pendampingan merupakan upaya untuk menyertakan masyarakat dalam mengembangkan berbagai potensi sehingga mampu mencapai kualitas kehidupan yang lebih baik. Pendampingan merupakan istilah baru. Sebelumnya, kata yang populer adalah pembinaan. Kata pembinaan ini terkesan ada tingkatan yaitu ada pembina dan yang dibina, pembina sebagai pihak yang aktif sedang yang dibina pasif. Sementara kata pendampingan menunjukan kesejajaran, kebersamaan, samping menyamping, kedudukan antara keduanya (pendamping dan yang didampingi) sederajat dan yang aktif justru yang didampingi sekaligus sebagai subjek utamanya, sedang pendamping lebih bersifat membantu saja. Pendampingan merupakan interaksi yang terus menerus antara pendamping dengan yang didampingi hingga terjadi proses pembelajaran serta perubahan kreatif yang dimotori oleh anggota kelompok atau masyarakat sebagai pendamping yang telah terdidik. Pendampingan bertujuan membantu individu maupun kelompok dengan berangkat dari kebutuhan dan kemampuan yang didampingi melalui proses interaksi dan komunikasi dalam rangka menumbuhkan kesadaran, sehingga dapat berperan dalam kehidupan masyarakat sesuai dengan kemampuan yang dimiliki Sumodiningrat (1997) menyatakan bahwa manfaat pendampingan sosial adalah menciptakan kemandirian; memberdayakan masyarakat; meningkatkan kemampuan; memperluas kesempatan dan meningkatkan kesejaheraan yang didampingi. Pendampingan tidak bersifat selamanya, melainkan sampai target yang didampingi mampu mandiri dan kemudian dilepas untuk mandiri, meskipun dari jauh tetap dipantau agar tidak jatuh lagi dan dalam rangka menjaga kemandirian tetap dilakukan pemeliharaan semangat, kondisi, dan kemampuan secara terus menerus supaya tidak mengalami kemunduran. Salah satu indikator keberhasilan dari kegiatan pendampingan yaitu menumbuhkan kemandirian dalam membimbing dan mengarahkan pada upaya pencapaian tujuan. Dalam pendampingan, yang didampingi diberikan ruang cukup untuk menentukan pilihan atas sejumlah alternatif dan menetapkan visi dirinya ke depan. Dalam konteks rehabilitasi sosial penyandang disabilitas intelektual berbasis komunitas, pendampingan diarahkan untuk menumbuhkan keberdayaan dan keswadayaan masyarakat untuk membantu penyandang disabilitas intelektual agar dapat hidup mandiri. Kegiatan pendampingan merupakan aktivitas untuk memfasilitasi masyarakat, keluarga dan penyandang disabilitas intelektual agar terjadi proses pembelajaran sehingga terwujud kemampuan untuk mengenali masalah/kebutuhan, merencanakan kehidupan penyandang disabilitas yang lebih baik dan kemampuan memecahkan masalah/ memenuhi kebutuhannya. Perubahan perilaku masyarakat, keluarga dan penyandang disabilitas intelektual untuk mandiri dalam memenuhi kebutuhan kebutuhannya serta mampu memelihara dan mengembangkan kemandirianya merupakan fokus program pendampingan. Dalam pendampingan ada pendamping dan yang didampingi. Pendamping adalah orang yang mendampingi keluarga dan penyandang disabilitas intelektual. Mendampingi berarti yang melakukan pemecahan masalah

Transcript of PENDAMPINGAN DALAM PROGRAM REHABILITASI · PDF file3 4. Keragaman Pendampingan dilaksanakan...

1

PENDAMPINGAN DALAM PROGRAM REHABILITASI SOSIAL

BERBASIS KOMUNITAS KAMPUNG PEDULI

Masyarakat atau keluarga seringkali kurang memahami permasalahan penyandang disabilitas intelektual, sehingga tidak mampu menciptakan kondisi yang promotif bagi tumbuhkembangnya kemandiriannya.

Disisi lain, BBRSBG Kartini Temanggung mempunyai keterbatasan untuk memberikan bimbingan dan fasilitasi kepada keluarga dan penyandang disabilitas intelektual secara intensif dan terus menerus di dalam masyarakat dan

keluarga, terlebih dalam jangkauan wilayah yang jauh. Oleh karena itu, pendampingan oleh tenaga sosial masyarakat merupakan langkah strategis yang memungkinkan proses rehabilitasi sosial penyandang disabilitas intelektual di

dalam masyarakat dapat dilaksanakan secara lebih optimal

Pendampingan dan Pendamping

Pendampingan dalam pemberdayaan masyarakat dapat dipahami sebagai strategi pembelajaran dengan

menempatkan tenaga pendamping. Pada dasarnya pendampingan merupakan upaya untuk menyertakan

masyarakat dalam mengembangkan berbagai potensi sehingga mampu mencapai kualitas kehidupan yang

lebih baik.

Pendampingan merupakan istilah baru. Sebelumnya, kata yang populer adalah pembinaan. Kata pembinaan

ini terkesan ada tingkatan yaitu ada pembina dan yang dibina, pembina sebagai pihak yang aktif sedang

yang dibina pasif. Sementara kata pendampingan menunjukan kesejajaran, kebersamaan, samping

menyamping, kedudukan antara keduanya (pendamping dan yang didampingi) sederajat dan yang aktif

justru yang didampingi sekaligus sebagai subjek utamanya, sedang pendamping lebih bersifat membantu

saja.

Pendampingan merupakan interaksi yang terus menerus antara pendamping dengan yang didampingi hingga

terjadi proses pembelajaran serta perubahan kreatif yang dimotori oleh anggota kelompok atau masyarakat

sebagai pendamping yang telah terdidik. Pendampingan bertujuan membantu individu maupun kelompok

dengan berangkat dari kebutuhan dan kemampuan yang didampingi melalui proses interaksi dan

komunikasi dalam rangka menumbuhkan kesadaran, sehingga dapat berperan dalam kehidupan masyarakat

sesuai dengan kemampuan yang dimiliki

Sumodiningrat (1997) menyatakan bahwa manfaat pendampingan sosial adalah menciptakan kemandirian;

memberdayakan masyarakat; meningkatkan kemampuan; memperluas kesempatan dan meningkatkan

kesejaheraan yang didampingi. Pendampingan tidak bersifat selamanya, melainkan sampai target yang

didampingi mampu mandiri dan kemudian dilepas untuk mandiri, meskipun dari jauh tetap dipantau agar

tidak jatuh lagi dan dalam rangka menjaga kemandirian tetap dilakukan pemeliharaan semangat, kondisi,

dan kemampuan secara terus menerus supaya tidak mengalami kemunduran.

Salah satu indikator keberhasilan dari kegiatan pendampingan yaitu menumbuhkan kemandirian dalam

membimbing dan mengarahkan pada upaya pencapaian tujuan. Dalam pendampingan, yang didampingi

diberikan ruang cukup untuk menentukan pilihan atas sejumlah alternatif dan menetapkan visi dirinya ke

depan.

Dalam konteks rehabilitasi sosial penyandang disabilitas intelektual berbasis komunitas, pendampingan

diarahkan untuk menumbuhkan keberdayaan dan keswadayaan masyarakat untuk membantu penyandang

disabilitas intelektual agar dapat hidup mandiri. Kegiatan pendampingan merupakan aktivitas untuk

memfasilitasi masyarakat, keluarga dan penyandang disabilitas intelektual agar terjadi proses pembelajaran

sehingga terwujud kemampuan untuk mengenali masalah/kebutuhan, merencanakan kehidupan penyandang

disabilitas yang lebih baik dan kemampuan memecahkan masalah/ memenuhi kebutuhannya. Perubahan

perilaku masyarakat, keluarga dan penyandang disabilitas intelektual untuk mandiri dalam memenuhi

kebutuhan kebutuhannya serta mampu memelihara dan mengembangkan kemandirianya merupakan fokus

program pendampingan.

Dalam pendampingan ada pendamping dan yang didampingi. Pendamping adalah orang yang mendampingi

keluarga dan penyandang disabilitas intelektual. Mendampingi berarti yang melakukan pemecahan masalah

2

bukan hanya pendamping. Pendamping berperan memfasilitasi agar keluarga dapat memecahkan masalah,

mulai dari tahap mengidentifikasi permasalahan, mencari alternatif pemecahan masalah, sampai pada

penerapannya.

Dalam kontek Rehabilitasi Sosial Berbasis Komunitas Kampung Peduli, pendamping adalah relawan yang

diberikan pendidikan/ pelatihan. Sebagai pendamping, mereka dinilai mempunyai kelebihan baik dalam

pengetahuan, pengalaman maupun kemampuan dalam memecahkan berbagai masalah.

Kriteria pendamping adalam program Kampung Peduli adalah:

1. Tenaga sukarela

2. Tenaga Kesejaheraan Sosial atau orang yang aktif dalam kegiatan sosial di masyarakat

3. Mempunyai kepedulian dan komitmen terhadap pemecahan masalah PMKS penyandang disabilitas

4. Telah mengikuti pelatihan/bimtek sebagai pendamping.

Prinsip Dasar Pendampingan

1. Memberdayakan keluarga untuk mengantar kemandirian penyandang disabilitas intelektual

Keluarga PD Intelektual perlu didampingi karena secara umum mereka tidak mampu mengatasi

permasalahan atau memenuhi kebutuhan sendirian. Dengan kata lain mereka membutuhkan bantuan

pihak lain. Namun demikian, dalam mendampingi keluarga bukan berarti mendikte mereka untuk

melakukan sesuatu sesuai keinginan pendamping, melainkan saling berbagi, memfasilitasi bagaimana

memecahkan masalah secara bersama-sama, mulai dari tahap mengidentifikasi permasalahan, menggali

dan memanfaatkan sumberdaya, mencari alternatif pemecahan masalah, sampai pada penerapannya.

Dalam pendampingan, peran pendamping lebih banyak memberikan alternatif-alternatif sementara

keluarga dapat memilih alternatif mana yang sesuai untuk diambil.

Pendamping adalah fasilitator yang bersama sama keluarga dan masyarakat mencari solusi terbaik dalam

membantu penyandang disabilitas intelektual agar mandiri. Berikan peran yang lebih besar kepada

keluarga/ masyarakat agar mereka dapat membimbing dan mengusahakan agar penyandang disabilitas

intelektual mampu mandiri sesuai potensinya. Usahakan terjadi proses pembelajaran dan saling tukar

pengalaman/ informasi sehingga keluarga dapat mengenali masalah/kebutuhan dan merencanakan

kehidupan penyandang disabilitas yang lebih baik.

Hubungan yang perlu dibangun antara pendamping dan keluarga yang didampingi adalah hubungan

konsultatif dan partisipatif. Konsultatif berarti berbagi dan bertukar informasi dalam rangka memastikan

keluarga penyandang disabilitas intelektual mengetahui lebih dalam tentang langkah atau bimbingan

yang perlu dilakukan dalam memandirikan anak. Partisipatif berarti memberikan kesempatan kepada

keluarga penyandang disabilitas intelektual untuk menentukan pilihanya sesuai kemampuan dan potensi

yang ada.

2. Membangkitkan kepercayaan diri

· Keluarga terkadang kurang percaya diri dalam menghadapi situasi dan kondisi yang tidak

merupakan tradisi mereka atau ketika akan melakukan suatu perubahan. Pendamping harus dapat

meyakinkan keluarga untuk melakukan perubahan demi mencapai kemandirian anak.

3. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan dan kepentingan penyandang disabilitas intelektual

serta keluarganya.

Penyandang disabilitas intelektual sebagai penerima manfaat merupakan fokus utama yang akan

dikembangkan kompetensinya agar dapat mencapai kamandirian. Karena itu, orientasi bimbingan

kepada keluarga diarahkan agar mereka mampu mengembangkan kemampuan anak sesuai potensi,

perkembangan, kebutuhan dan kepentingan anak.

3

4. Keragaman

Pendampingan dilaksanakan dengan memperhatikan keragaman kondisi keluarga, penyandang

disabilitas intelektual, kondisi lingkungan serta dilandasi dengan penghargaan terhadap perbedaan

agama, status sosial ekonomi, dan gender.

5. Menyeluruh dan berkesinambungan

Bagi penyandang disabilitas intelektual, proses bimbingan harus mencakup seluruh ranah potensi, tidak

hanya menyentuh pemahaman saja, tetapi melibatkan penghayatan serta penerapan keterampilan secara terus

menerus dalam kehidupan sehari-hari melalui pembiasaan. Karena itu, bimbingan keluarga harus diarahkan

agar dapat melakukan dan menerapkan bimbingan secara terus menerus.

6. Prinsip santai dan informal

Pendampingan dilaksanakan dalam suasana kekeluargaan, keakraban, santai dan tidak formal.

7. Prinsip orientasi praktis

Alternatif kegiatan dan pengembangannya dapat terapkan oleh keluarga sendiri.

8. Belajar dari kesalahan.

Melakukan kesalahan adalah wajar, tetapi harus belajar dari kekurangan untuk berbuat lebih baik.

Peran Pendamping

Mengacu pada pendapat Ife (1995), peran pendamping umumnya mencakup tiga peran utama, yaitu:

fasilitator, pendidik, dan peran-peran teknis, maka dalam konteks Kampung Peduli, peran pokok

pendamping adalah:

1. Pembimbing/ Instruktur

Memberikan bimbingan kepada penyandang disabilitas intelektual dan orang tua/ keluarga tentang cara-

cara membimbing penyandang disabilitas intelektual serta cara menciptakan lingkungan yang kondusif

bagi perkembangannya.

2. Motivator

Menyadarkan dan mendorong keluarga dengan memberian masukan positif untuk membangkitkan

kesadaran, menumbuhkembangkan sikap dan perilaku produktif, mengenali potensi dan kemampuan

serta menggunakan sumberdaya yang ada untuk memecahkan permasalahan atau memenuhi kebutuhan.

3. Peran Fasilitator

Memberikan kemudahan, alternatif jalan keluar dari masalah, memberikan berbagai informasi yang

berguna untuk menciptakan dan mengkondisikan suasana yang mendukung anak dapat berkembang.

4. Mediator

Melakukan aktivitas sebagai penghubung ketika keluarga membutuhkan lembaga/ pihak lain yang dapat

membantu memecahkan masalah secara lebih baik atau ketika membutuhkan lembaga/ pihak lain untuk

memecahkan masalah/ mengembangkan kemandiriannya.

Tugas Pendamping

1. Mensosialisasikan program Kampung Peduli kepada keluarga dan masyarakat.

2. Memberikan informasi tentang disabilitas intelektual, permasalahan dan potensinya kepada keluarga

dan masyarakat.

3. Mengidentifikasi masalah dan sumber daya yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung upaya

memberdayakan penyandang disabilitas intelektual.

4. Bersama- sama pengurus dan pihak terkait (aparat desa, tokoh masyarakat, dll) menyusun rencana

kegiatan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM)

5. Memberikan bimbingan mental, sosial dan keterampilan kepada penyandang disabilitas intelektual di

sentra kegiatan KSM

4

6. Mengelola dan memanfaatkan bahan bimbingan dengan baik.

7. Menyelenggarakan kegiatan ekonomi produktif untuk penyandang disabilitas intelektual disentra KSM

dan keluarganya.

8. Memberikan bimbingan dan konsultasi kepada orang tua/ keluarga tentang cara-cara membimbing

penyandang disabilitas intelektual di lingkungan keluarga.

9. Mengarahkan dan memonitor orang tua/ keluarga dan memastikan bahwa orang tua/ keluarga

melakukan bimbingan kepada anaknya yang menyandang disabilitas intelektual.

10. Membantu keluarga dalam menentukan jenis keterampilan/usaha ekonomi produktif yang cocok untuk

anaknya yang menyandang disabilitas intelektual

11. Membantu keluarga dalam menyusun rencana pemanfaatan bantuan Stimulan Usaha Ekonomi

Produktif (SUEP) (jika ada).

12. Mengarahkan dan memonitor pemanfaatan bantuan SUEP (jika ada).

13. Mengelola dan mencari ide-ide baru untuk mengembangkan berbagai kegiatan di KSM dalam rangka

pengembangan KSM dan mendukung memberdayakan penyandang disabilitas intelektual.

14. Menjalin kerjasama dengan berbagai pihak (stakegolders) dalam rangka pengembangan KSM.

Peran-peran dan tugas pendamping dapat dilaksanakan secara maksimal jika pendamping memahami

keluarga dan penyandang disabilitas intelektual yang didampingi. Karena itu pendamping harus: hadir di tengah mereka, belajar dari apa yang mereka miliki, mengajar dari apa yang mereka ketahui, dan bekerja sambil belajar.

Terima kasih