PENDAHULUAN - UPI | Institutional Repositoryrepository.upi.edu/696/4/T_PLS_301_Chapter1.pdf ·...

19
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mflsalah Pencapaian tujuan nasional yaitu memajukan kesejah- traan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melak sanakan ketertiban dunia yang berdasarkan perdamaian abadi dan keadilan sosial, merupakan suatu perjuangan tersendiri yang di masa depan akan merupakan hak, kewajiban dan ke- hormatan bagi generasi muda sebagai pelopor dan penerus pembangunan. Pembinaannya berpedoman kepada ketetapan MPR/ 1983 yang berbunyi sebagai berikut : Generasi muda adalah penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber insani bagi pembangunan nasional. Oleh karena itu perlu ditetapkan upaya pernbinaan dan pengembangan generasi muda secara terus menerus dalam rangka pendidikan nasional. Pernbinaan dan pengembangan generasi muda menuntut partisipasi dan tanggung jawab semua pihak dan untuk itu perlu ditingkatkan kebijak- sanaan nasional tentang kepemudaan yang menyeluruh dan terpadu. Usaha-usaha guna membina dan mengembangkan generasi muda untuk melibatkan dalam proses kehidupan bangsa dan bernegara harus dilihat dalam rangka generasi yang mengan- dung pengertian jaminan bagi kelangsungan bangsa dan negara atas dasar Sumpah Pemuda 1928, Pancasila, UUD 1945 serta pembangunan nasional yang berkeadilan sosial. Dilihat dari segi kebutuhan pembangunan, pemuda merupakan sumber daya manusia, sumber tenaga kerja kini dan masa mendatang yang perlu dipersiapkan untuk berpartisipasi dan memberikan sumbangan yang nayata kepada pembangunan bangsa dan negara. Untuk kepentingan ini diperlukan penataan kehidupan pemuda

Transcript of PENDAHULUAN - UPI | Institutional Repositoryrepository.upi.edu/696/4/T_PLS_301_Chapter1.pdf ·...

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Mflsalah

Pencapaian tujuan nasional yaitu memajukan kesejah-

traan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melak

sanakan ketertiban dunia yang berdasarkan perdamaian abadi

dan keadilan sosial, merupakan suatu perjuangan tersendiri

yang di masa depan akan merupakan hak, kewajiban dan ke-

hormatan bagi generasi muda sebagai pelopor dan penerus

pembangunan. Pembinaannya berpedoman kepada ketetapan MPR/

1983 yang berbunyi sebagai berikut :

Generasi muda adalah penerus cita-cita perjuanganbangsa dan sumber insani bagi pembangunan nasional.Oleh karena itu perlu ditetapkan upaya pernbinaan danpengembangan generasi muda secara terus menerus dalamrangka pendidikan nasional. Pernbinaan dan pengembangangenerasi muda menuntut partisipasi dan tanggung jawabsemua pihak dan untuk itu perlu ditingkatkan kebijak-sanaan nasional tentang kepemudaan yang menyeluruh danterpadu.

Usaha-usaha guna membina dan mengembangkan generasi

muda untuk melibatkan dalam proses kehidupan bangsa dan

bernegara harus dilihat dalam rangka generasi yang mengan-

dung pengertian jaminan bagi kelangsungan bangsa dan negara

atas dasar Sumpah Pemuda 1928, Pancasila, UUD 1945 serta

pembangunan nasional yang berkeadilan sosial. Dilihat dari

segi kebutuhan pembangunan, pemuda merupakan sumber daya

manusia, sumber tenaga kerja kini dan masa mendatang yang

perlu dipersiapkan untuk berpartisipasi dan memberikan

sumbangan yang nayata kepada pembangunan bangsa dan negara.

Untuk kepentingan ini diperlukan penataan kehidupan pemuda

karena memainkan peranan penting dalam pelaksanaan pem

bangunan yang didasari bahwa masa depan adalah kepunyaan

generasi muda, namun disadari pula bahwa masa depan tidak

berdiri sendiri, ia adalah lanjutan dari masa sekarang ha

sil dari masa lampau. Dalam hubungan itu maka pernbinaan

dan pengembangan generasi muda harus menanamkan motivasi

kepekaan terhadap masa datang.

Generasi muda secara umum dapat dipandang sebagai

suatu fase dalam siklus kepribadian manusia, maka dalam

fase generasi muda ini mempunyai ciri-ciri tersendiri yang

dipengaruhi dan mempengaruhi lingkungan sekitarnya.

Ciri-ciri tersebut menurut Napitupulu, (1979:14) antara

lain; kemurnian idealisme, keberanian dan keterbukaan me-

nerima dan menyerap gagasan baru, semangat kepribadian,

spontanitas dan dinamikanya, keinginan untuk segera me-

wujudkan gagasan baru, keteguhan janji, keinginan untuk

menampilkan sikap dan kepribadian mandiri serta masih

lengkapnya pengalaman untuk merelefansikan pendapat, sikap

dan tindakan dengan kenyataan yang ada.

Dengan melihat ciri-ciri arah dan kaitannya dengan

pembangunan nasional, pernbinaan dan pengembangan generasi

muda bertujuan :

1. Memantapkan persatuan dan kesatuan bangsa sesuaidengan jiwa dan semangat Sumpah Pemuda th 1928 dalamrangka pembangunan bangsa dan kepribadian nasional.

2. Mewujudkan kader-kader penerus perjuangan bangsayang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa yang berpe-gang teguh kepada Pancasila sebagai suatu idiologi danpandangan hidup bangsa dan negara serta UUD 1945 secara murni dan konsekuen.

3

3. Melahirkan kader-kader pembangunan nasional danangkatan kerja yang berbudi luhur, dinamis dan kreatifberilmu dan berketrampilan, bersemangat kepeloporandan berjiwa kerakyatan.

^. Mewujudkan warga negara bangsa dimasa depan yangmemiliki kreativitas kebudayaan nasional maju tetapitetap bercirikan dan bercorak kepribadian bangsa.

5. Mewujudkan kader-kader patriot pembela bangsadan negara yang berkesadaran dan berketahanan nasionalpengemban dan penerus nilai-nilai serta cita-citaproklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 ( DepartemenPendidikan dan Kebudayaan, 1979 : 25).

Pola pernbinaan dan pengembangan generasi muda me-

merlukan penilaian yang sesuai dengan perkembangan politik,

ekonomi, sosial budaya dan perubahan-perubahan yang diha-

yati oleh generasi muda. Selain itu dengan menggunakan ja-

lur-jalur yang ada kaitannya dengan pernbinaan generasi mu

da akan mudah dilaksanakan partisipasi dalam kegiatan pern

binaan. Oleh sebab itu sasaran pernbinaan dan pengembangan

generasi muda menurut konsep Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan ( 1979:29 ) adalah :

Sasaran pernbinaan kerohanian, kepribadian dan kebudayaan, sasaran jasmaniah, sasaran pernbinaan danpengembangan intelek, sasaran pernbinaan dan pengemba -ngan kerja, sasaran pernbinaan ideologi, sasaran pernbinaan dan pengembangan patriotisme dan disiplin nasio -nal, sasaran pernbinaan dan pengembangan kepemimpinan.

Dengan melihat uraian yang telah dikemukakan di

atas dapat disimpulkan bahwa pernbinaan dan pengembangan

generasi muda merupakan tanggung jawab pemerintah,keluarga

dan masyarakat. Oleh sebab itu pula organisasi-organisasi

sosial pemuda rautlak peranannya diperlukan.

Salah satu wadah organisasi sosial pemuda adalah

organisasi Keluarga Muda Mudi (KMM) di daerah Rukun Warga

02 Kelurahan Gegerkalong Kecamatan Sukasari Kotamadya D.T

II Bandung. Organisasi sosial ini mencoba membina,

4

membimbing dan mengarahkan minat dan bakat serta idee pe

muda dalam berbagai kegiatan organisasi pemuda. Kegiatan

tersebut antara lain kegiatan kerohanian, kesegaran jasma-

ni, kesenian, pengembangan intelek, dan kerja kemasyarakaV

an.

Berdasarkan informasi sementara kegiatan pemuda di

daerah tersebut dari masa ke masa menunjukkan kegiatan

yang mengarah kepada peningkatan. Hal ini bisa dilihat da

ri aspek jumlah partisipan dalam berbagai bidang kegiatan

KMM serta hasil partisipasinya dalam menunjang kegiatan

kemasyarakatan selain untuk kepentingan organisasi.

Informasi sementara ini sebagai titik tolak bahan pemi-

kiran untuk mencoba meneliti lebih lanjut tentang kebenar-

annya dengan pokok masalah sebagaimana uraian berikut.

B. Perumusan Masalah

Beranjak dari berbagai hasil penelitian yang di

pandang relevan antara lain bahwa "Individu dapat lebih

baik menampilkan kepribadiannya dan dapat pula pribadinya

berkembang dengan adanya pengaruh tekanan kelompok dimana

ia berada" (Krech, Chrutchfield and Ballachey ; 1962:486).

Pengaruh tekanan kelompok ini berarti adanya interaksi so

sial yang menggambarkan hubungan antara dua atau lebih

individu yang saling mempengaruhi, mengubah atau memper -

baiki kelakuan individu yang lain atau sebaliknya(Gerungan

1978:61).

Interaksi itu akan terjadi dan ditentukan oleh ber

bagai pengaruh yang bekerja mempengaruhi pula derajat

5

partisipasi atau keterikatan anggota dalam kelompok.

Bahwa cepat lambatnya, tinggi rendahnya derajat konformi-

tas dipengaruhi oleh motif yang ada pada individu yang

terlibat dalam proses koformity (Gerard and Jackson 1958

dalam Krech; 1962:519).

Sehubungan dengan itu pula dikemukakan oleh French

(1948) dan Krech (1962; Box 13.10) bahwa tujuan - tujuan

baru kelompok lain siap diterima bilamana para anggota

organisasi turut dalam menate dari pada bilamana mereka

dipaksakan dalam kelompok itu. Di lain pihak dikemukakan

oleh Bennet (1955) dalam Krech (1962) bahwa tindakan yang

diinginkan lebih sering diterima bila pribasi-pribadi me-

rasa bahwa persetujuan, persatuan dalam keputusan pribadi

dibuat oleh anggota kelompok atau organisasi untuk keun-

tungan tingkah laku yang diinginkan. Kemudian cepat lambat

nya seseorang untuk dapat mengadaptasikan dirinya atau me-

libatkan dirinya di dalam suatu kegiatan, dipengaruhi oleh

karakteristik anggota antara lain latar belakang pendidik-

annya. Kenyataan ini telah terbukti antara lain dalam du-

nia pertanian dikemukakan oleh Margono Slamet ( 1982 : 22)

sebagai berikut :

Variabel yang mempengaruhi cepat lambatnya individumengadaptasi inovasi adalah tingkat pendidikan..Ada ke-cenderungan tingkat pendidikan yang tinggi akan lebihcepat mengadaptasi inovasi dan sebaliknya seraakin ren-rendah tingkat pendidikan semakin lambat pula mengadaptasi inovasi.

Dengan demikian diduga latar belakang tingkat pen

didikan muda-mudi akan memberikan predikat terhadap ter-

jadinya perbedaan partisipasi dalam berbagai aspek kegiatan

muda-mudi.

Berdasarkan pemikiran di atas dapat diperkirakan

adanya berbagai faktor yang mempengaruhi muda-mudi berpar-

tisipasi dalam kegiatan KMM. Berbagai faktor di antaranya

berkenaan dengan karakteristik partisipan KMM, yakni :

a). Latar belakang pendidikan, b) umur, c) jenis kelamin,

d) pekerjaan/kesibukan, e) latar belakang keadaan status

orang tua. Dengan demikian rumusan masalah dalam peneliti

an ini akan diarahkan pada penelusuran ada tidaknya perbe

daan antara karakteristik partisipan KMM terhadap partisi

pasi dalam kegiatan Keluarga Muda-Mudi di daerah rw 02 Ke

lurahan Gegerkalong Kecamatan Sukasari Kotamadya Bandung.

Dalam penelitian ini ada 2 variabel utama yang men

dapat perhatian ialah ; 1) partisipasi yang disimbolkan

dengan huruf Y sebagai variabel respons (dependent varia

bel), dan 2) karakteristik parauda sebagai variabel stimu

lus (independent variabel) yang disimbolkan dengan huruf X.

Untuk tidak mengacaukan pengertian variabel-varia -

bel yang terkandung dalam penelitian ini, maka berikut ini

akan dijelaskan sebagai berikut :

Yang dimasud dengan karakteristik pemuda (variabel X) ada

lah ciri-ciri atau keadaan latar belakang pemuda partisipai

kegiatan Keluarga Muda-Mudi KPAD meliputi :

a). Latar belakang pendidikan (X )

b). Umur (X )

c) Jenis kelamin (X_)3

d). Kesibukan/pekerjaan (X.)

e). Status keluarga (X^)

7

Yang dimaksud partisipasi pemuda (variabel Y)adalah

keadaan, keikutsertaan pemuda sebagai partisipan kegiatan

Keluarga Muda-Mudi KPAD dengan indikator berupa :

a). Frekuensi, durasi dan persistensi.

b). Ketabahan atau keuletan dalam melakukan kegiatan dan

memecahkan masalah yang dihadapi.

c). Pengabdian atau dedikasi dalam melakukan kegiatan.

d). Tingkat aspirasi dan tindakan kualifikasi produk yang

didapat.

e). Arah sikap terhadap kegiatan sasaran.

Lebih jelas lagi bisa dilihat hubungannya dalam paradigma

sebagai berikut :

C. Tu.luan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran

tentang hubungan karakteristik partisipan kegiatan Keluarga

Muda-Mudi dengan partisipasi dalam kegiatan Keluarga Muda-

Mudi di RW 02 KPAD Kelurahan Gegerkalong Kecamatan Sukasari

Kotamadya D.T. II Bandung. Secara khusus tujuan penelitian

8

ini untuk mengungkapkan data tentang bagaimana hubungan

dan perbedaan partisipasi diantara partisipan dilihat dari

karakteristiknya. Secara terperinci akan diungkapkan data

empirik tentang :

1. Ada tidaknya hubungan dan perbedaan partisipasi yang

dilakukan oleh partisipan kegiatan Keluarga Muda - Mudi

berdasarkan golongan umur,

2. Ada tidaknya hubungan dan perbedaan partisipasi yang

dilakukan oleh partisipan kegiatan Keluarga Muda - Mudi

berdasarkan je is kelamin.

3. Ada tidaknya hubungan dan perbedaan partisipasi yang

dilakukan oleh partisipan kegiatan Keluarga Muda - Mudi

yang berlatar belakang pendidikan sekolah menengah

tingkat pertama, sekolah menengah tingkat atas dan per

guruan tinggi (akademi/universitas).

4. Ada tidaknya hubungan dan perbedaan partisipasi yang

dilakukan oleh partisipan kegiatan Keluarga Muda - Mudi

berdasarkan kesibukan/pekerjaan.

5. Ada tidaknya hubungan dan perbedaan partisipasi yang

dilakukan oleh partisipan kegiatan Keluarga Muda - Mudi

berdasarkan latar belakang status orang tua yang masih

bekerja dan pensiun.

D. Kegunaan Penelitian

Penelitian adalah bagian integral dari Tri Dharma

Perguruan Tinggi, karena suatu ilmu akan berkembang bila

ditelusuri dan dikembangkan melalui kegiatan penelitian.

Penelitian merupakan pula upaya peningkatan kemampuan pro-

fesional, penalaran dan penyadaran akan rumusan tujuan

akhir pendidikan bagi mahasiswa di Perguruan Tinggi yakni

membentuk manusia yang berkepribadian Pancasila yang mampu

menjalankan pekerjaan dalam masyarakat secara profesional,

serta mempunyai sikap dan kompetensi ilmiah (Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan, 1980 : 1).

Sehubungan dengan tujuan tersebut maka kegunaan pe

nelitian ini adalah :

1. Untuk memperluas dan memperdalam jangkauan dan pengem

bangan konsep perilaku organisasi khususnya konsep in

teraksi partisipasi, komunikasi, dan perubahan sosial.

2. Untuk dapat memberikan bahan kajian bagi para pembina

dan pengelola organisasi kepemudaan dalam rangka upaya

meningkatkan pelayanan dan perumusan program kegiatan

dengan menghayati anggota yang bervariasi latarbelakang

nya. Hal ini dimaksudkan demi tercapainya tujuan orga

nisasi dan juga demi terpenuhinya atau terjawabnya ke-

butuhan anggota sesuai dengan motifnya masing-masing.

3. Untuk dapat dijadikan bahan informasi bagi berbagai pi

hak yang berminat untuk meneliti lebih lanjut tentang

aspek pernbinaan pemuda dari sisi lain yang lebih ber-

arti dan seksama untuk kepentingan ilmiah maupun untuk

kepentingan praktis dalam usaha pembangunan.

E. Anflftapan Dasar

Untuk mengatasi keterbatasan pengetahuan yang dimi

liki, maka ada beberapa anggapan dasar yang . diajukan

10

sebagai titik tolak dalam pemikiran, yakni sebagai berikut:

1. Pemuda partisipan kegiatan Keluarga %da-Mudi KPAD Ke

lurahan Gegerkalong Kecamatan Sukasari Kotamadya D.T. II

Bandung yang menjadi obyek penelitian ini memiliki karak

teristik latar belakang pendidikan, umur, jenis kelamin ,

terapat tinggal, kesibukan, yang berada satu sama lainnya.

2. Pemuda partisipan kegiatan Keluarga Muda-Mudi KPAD Ke

lurahan Gegerkalong Kecamatan Sukasari Kotamadya D.T. II

Bandung pada dasarnya pernah mengikuti kegiatan pemuda

yang diselenggarakan oleh KMM KPAD Gegerkalong.

3. Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini

pada tingkat tertentu atau secara relatif, dapat mengung -

kapkan apa yang dimaksud atau diukur.

4. Interaksi itu akan terjadi dan ditentukan oleh berbagaipengaruh yang bekerja mempengaruhi setiap anggota-organisa-si atau kelompok sehingga akan mempengaruhi pula derajatpartisipasi atau keterikatan anggota dalam kelompok, dancepat lambatnya, tinggi rendahnya derajat konformitas dipengaruhi oleh motif yang ada pada individu yang terlibatdalam proses konformiti (Gerard and Jackson, Saltztain1958 dalam Krech; 1962:519).

5. Cepat lambatnya seseorang sebagai anggota kelompok dalam melakukan penyesuaian diri atau melakukan conformitydalam kehidupan kelompok tergantung kepada situasi kebudayaan kelompok yang menekan dirinya dan karakteristik individu itu sendiri (Krech and Crutchfield; 1962:504).

6. Kesamaan latar belakang seperti misalnya, jenis kelamin,

agama, pendidikan, ras, kebangsaan, keperjaan/kesibukan

seseorang merupakan suatu kecenderungan yang melandasi

berinteraksi dengan orang lain. ( Penelitian Lott and Lott

dalam Miftah Thaha, 1983 : 96).

11

7. Keeratan hubungan merupakan kekuatan mutlak suatu kelompok untuk berfikir dan bertindak sebagai suatu kesatuanuntuk mencapai tujuan bersama. Jadi keeratan hubungansuatu kelompok berkaitan dengan sejauhmana anggota kelompoksaling tertarik dan terdorong untuk tetap berada dalamkelompok tersebut. (Duncan dalam Ibrahim Indrawijaya,1983 : 112). J J '

F. Hipotesis

Untuk mengarahkan penelitian ini diajukkan hipote -

sis sebagai pedoman sementara untuk menjawab masalah,

yaitu :

1. (a) Terdapat perbedaan antara golongan umur partisipan

dengan partisipasi dalam kegiatan Keluarga Muda-

Mudi KPAD Gegerkalong Kecamatan Sukasari Kotamadya

D.T. II Bandung,

(b) Terdapat hubungan ketergantungan antara partisipasi

dengan umur dalam kegiatan Keluarga Muda-Mudi KPAD

Gegerkalong Kecamatan Sukasari Kotamadya D.T. II

Bandung.

2. (a) Terdapat perbedaan antara jenis kelamin partisipan

dengan partisipasi dalam kegiatan Keluarga Muda-

Mudi KPAD Gegerkalong Kecamatan Sukasari Kotamadya

D.T. II Bandung,

(b) Terdapat hubungan ketergantungan antara partisipasi

dengan jenis kelamin dalam kegiatan Keluarga Muda-

Mudi KPAD Gegerkalong Kecamatan Sukasari Kotamadya

D.T. II Bandung.

3. (a) Terdapat perbedaan antara latar belakang pendidikan

partisipan dengan partisipasi dalam kegiatan

12

Keluarga Muda-Mudi KPAD Gegerkalong Kecamatan Su

kasari Kotamadya D.T. II Bandung,

(b) Terdapat hubungan ketergantungan antara partisipasi

dengan latar belakang pendidikan dalam kegiatan

Keluarga Muda-Mudi KPAD Gegerkalong Kecamatan Su

kasari Kotamadya D.T. II Bandung.

4. (a) Terdapat perbedaan antara kesibukan partisipan de

ngan partisipasi dalam kegiatan Keluarga Muda-Mudi

KPAD Gegerkalong Kecamatan Sukasari Kotamadya D.T.

II Bandung,

(b) Terdapat hubungan ketergantungan antara partisipasi

dengan kesibukan dalam kegiatan Keluarga Muda- Mudi

KPAD Gegerkalong Kecamatan Sukasari Kotamadya D.T.

II Bandung.

5. (a) Terdapat perbedaan antara latar belakang status

keluarga partisipan dengan partisipasi dalam ke

giatan Keluarga Muda-Mudi KPAD Gegerkalong Kecamatai

Sukasari Kotamadya D.T. II Bandung,

(b) Terdapat hubungan ketergantungan antara partisipasi

dengan latar belakang status keluarga dalam kegiatai

Keluarga Muda-Mudi KPAD Gegerkalong Kecamatan Su

kasari Kotamadya D.T. II Bandung.

G. Definisi Istilah

1. Yang dimaksud dengan karakteristik partisipan ialah

umur, jenis kelamin, pendidikan, kesibukan, dan status

keluarga partisipan.

13

2. Partisipasi adalah ikut serta ambil bagian dalam ke

giatan dan ikut serta memanfaatkan, menikmati hasilnya

sesuai dengan kemampuan dan kesempatan yang tersedia.

3. Pemuda adalah partisipan kegiatan Keluarga Muda - Mudi

KPAD Gegerkalong Kecamatan Sukasari Kotamadya D.T. II

Bandung yang berumur antara 15 tahun sampai 35 tahun.

4. Organisasi Keluarga Muda-Mudi adalah organisasi sosial

kemasyarakatan yang bergerak dalam kepemudaan dan ke-

beradaannya direstui oleh pemerintah daerah setempat

serta diakui oleh masyarakat penghuni KPAD.

5. Hubungan ketergantungan adalah ada tidaknya dan tinggi

rendahnya partisipasi pemuda dalam kegiatan Keluarga

Muda-Mudi (KMM) tergantung kepada karakteristiknya

yakni ; umur, jenis kelamin, pendidikan, kesibukan (be

kerja/tidak bekerja), dan keadaan status orang tua (ma-

sih bekerja/sudah pensiun). Partisipasi pemuda dalam

kegiatan KMM diduga dipengaruhi oleh karakteristiknya >

misalnya partisipasi atau perilaku disaat mengikuti

kegiatan. Dengan demikian hubungan ketergantungan dapat

diartikan sebagai kontribusi dari suatu kondisi ke kon

disi lain. Dalam hal ini karakteristik pemuda mewarnai

bentuk, frekuensi, dan keeratan partisipasi. Atas dasar

itu maka dapat diperkirakan bahwa partisipasi pemuda

mendapat urunan positip yang signifikan dari karakteris

tiknya.

14

H. Limitasi Studi

1. Materi :

Dalam pemenuhan kebutuhan materi, penelitian ini baru

menggali sebagian kecil faktor dari sekian banyak faktor

yang saling berkaitan dalam masalah partisipasi. Beberapa

hal yang dikemukakan dalam penelitian ini ialah faktor

karaKteristik pemuda partisipan KM dihubungkan dengan

partisipasi dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh Ke

luarga Muda-Mudi KPAD Gegerkalong.

Membicarakan partisipasi sebenarnya adalah berbica-

ra tentang pencapaian tujuan kegiatan yang telah ditetap-

kan lebih dahulu baik untuk setiap jenis kegiatan maupun

secara keseluruhan. Dalam hal ini tidak terlepas dari pada

keadaan partisipasi kegiatan yang bervariasi latar belakang

pribadi dan kesibukannya. Selain itu harus dipertimbangkan

pula kualitas program latihan termasuk para pelatih, pe-

ngurus, dan perabinanya.

Dalam studi ini yang menjadi perhatian ialah faktor

faktor yang diasumsikan ada hubungannya dengan partisipasi

pemuda dalam mengikuti kegiatan KMM yang berasal dari pe

muda partisipan kegiatan tersebut. Perhatian khusus ke

arah satu pihak dalam suatu proses kegiatan pernbinaan dan

pendidikan dalam kondisi tertentu dipandang memungkinkan,

sebagaimana diungkapkan oleh seorang akhli pendidikan

Doroty G Peterson (I964) dalam BP3K (1980:18) bahwa untuk

melihat interaksi guru dan murid dapat dikelompokkan dua

15

macam; a), survey of opinion of expersts, b). survey of

opinion of pupils. Kiranya pendapat ini dapat dianalogikan

dalam studi interaksi dan partisipasi pemuda dalam kegiatai

kepemudaan. Maka studi ini akan menggunakan pendekatan ke

dua, karena unit analisisnya dari penelitian ini ialah

partisipasi dalam kegiatan Keluarga Muda-Mudi.

2. Subyek :

Keterbatasan subyek dapat dijelaskan bahwa sebenar-

nya lebih mengenai masalahnya, kalau subyeknya mewakili

keseluruhan peserta (anggota) sejak anggota yang berpen -

didikan Sekolah Dasar (Usia Sekolah Dasar) sampai dengan

Perguruan Tinggi. Tetapi dengan berpedoman kepada suatu

pandangan tentang pemuda bisa dilihat dari berbagai sisi

antara lain dari segi usia 15 tahun - 35 tahun, dan per-

timbangan lain bahwa penggalian data dari anak-anak usia

Sekolah Dasar, baik menggunakan angket maupun wawancara

dalam pelaksanaannya masih sukar. Oleh karena itu peneliti

an ini dipusatkan kepada partisipan KMM yang berpendidikan

Sekolah Menengah Pertama sampai Perguruan Tinggi dengan

pembatasan umur antara 15 tahun - 35 tahun sejumlah 150

orang yang diperlakukan sebagai sampel. Secara jelas pe-

riksa bab II prosedur penelitian.

3. Metode :

Metode penelitian ini terbatas hanya menggunakan

metode deskriptif dengan menggunakan teknik wawncara, ob

servasi, dokumentasi, angket dan studi kepustakaan.

16

Dalam pelaksanaan pengumpulan data lebih menitik beratkan

kepada penggunaan angket, sekalipun disadari bahwa inter

view dan dilengkapi dengan observasi yang jeli akan lebih

banyak mendapatkan data yang diperlukan.

4. Generalisasi :

Seperti diutarakan bahwa subyek penelitian ini pe

muda partisipan kegiatan KMM usia 15 tahun - 35 tahun ber

pendidikan Sekolah Menengah Tingkat Pertama sampai Per

guruan Tinggi. Penelitian ini dilaksaru...an di darah Kom-

pleks Perumahan Angkatan Darat (KPAD) Gegerkalong Kecamat

an Sukasari Kotamadya D.T. II Bandung. Lokasi ini bukan

sebagai wilayah yang luas seperti kecamatan atau kelurahan

dan kabupaten. Oleh karena itu hasilnya hanya berlaku

untuk wilayah KPAD Gegerkalong. Apabila hendak digenerali-

sasikan pada daerah lain yang setara, misalnya ke RW-an

(Rukun Warga) lain dalam wilayah kecamatan yang sama perlu

pertimbangan-pertimbangan khusus.

I. Sistematika Penulisan

Pokok-pokok uraian dalam penulisan hasil penelitian

disajikan dalam sistematika uraian sebagai berikut :

Bab I berupa pendahuluan, berisikan sajian tentang masalah

yang diteliti dan metode penelitiannya. Bab II berisi saji

an tinjauan pustaka dan hasil penelitian yang relevan.

Dalam hal ini diawali dengan uraian konsep manajemen pe-

robahan sosial sebagai dasar partisipasi, dan partisipasi

sebagai wujud perobahan sosial.

17

Berikutnya uraian mengenai pentingnya pembinaan pemuda dan

diakhiri dengan uaraian pemuda dan perubahan sosial serta

pembinaannya. Sajian penutup dalam bab ini berupa informa

si data empirik yang relevan dan informasi secara deskrip-

tif mengenai keadaan organisasi Keluarga Muda-Mudi KPAD

Gegerkalong. Bab II mengenai prosedur penelitian meliputi

aspek uraian pendekatan penelitian, populasi dan sampel,

metode dan teknik pengumpulan data serta pengolahan data.

Bab IV hasil penelitian dengan uaraian tentang deskripsi

subyek penelitian, analisis satu variabel dan analisis dua

variabel menurut pola pikir dari Yule's Q, dan diakhiri

dengan diskusi. Sebagai bab penutup berupa kesimpulan dan

rekomendari (Bab V).

Kerangka pemikiran ke arah penelitian kasus ini dijabarkan

sebagaimana tampak dalam halaman berikut.

Kerangka pemikiran ini menggambarkan alur pemikiran dalam

penelitian dan hubungan aspek-aspek kegiatan serta gambarai

feed-back dari hasil penelitian yang diperoleh.

kerangka berfikir ke arah...

18

KERANGKA BERFIKIR KE ARAH PENELITIANHUBUNGAN KARAKTERISTIK PARTISIPAN

DENGAN PARTISIPASI DALAM KEGIATANKELUARGA MUDA-MUDI KPAD GEGERKALONGKECAMATAN SUKASARI KOTAMADYA D.T. II BANDUNG

LATAR BELAKANG

MASALAH

T

KONDISI

OBYEKTIF

^

KONSEP

>J/

-> PERUMUSAN MASALAH

V

-> TUJUAN PENELITIAN

M E T H 0 D E

HIPOTESIS

DATA YANG

DIHARAPKAN_

POPULASI/SAMPEL

TEKNIK PENGUM -

PULAN DATA

LANDASAN

TEORI

V

ANALISIS

DATA

» ,V>

KESIMPULAN

*

Implikasi