Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja … · 2020-01-21 · Tahun...

141
Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup 1

Transcript of Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja … · 2020-01-21 · Tahun...

Page 1: Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja … · 2020-01-21 · Tahun 2019. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2019 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan

Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup

1

Page 2: Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja … · 2020-01-21 · Tahun 2019. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2019 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan

i

Puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa, karena atas perkenanNya

Deputi Bidang Investigasi dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Kinerja

Tahun 2019. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2019 berpedoman pada

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi

Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis

Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan

Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan Kinerja ini merupakan media

pertanggungjawaban Deputi Bidang Investigasi kepada Kepala BPKP selaku

pemberi mandat, atas kinerja yang telah dan seharusnya dicapai.

Laporan Kinerja memberikan gambaran mengenai pertanggungjawaban

atas pemanfaatan sumber daya yang dikelola Deputi Bidang Investigasi

beserta seluruh jajarannya dalam rangka menjalankan tugas dan fungsinya.

Kegiatan dalam rangka mencapai sasaran program dan sasaran kegiatan

terealisasi melebihi target yang telah ditetapkan. Namun, masih terdapat

permintaan penugasan yang belum dipenuhi. Dengan penuh kesadaran hal

tersebut akan menjadi perhatian bagi seluruh jajaran di lingkungan Deputi

Bidang Investigasi untuk meningkatkan kinerja dengan lebih baik dan

profesional pada tahun-tahun mendatang.

Jakarta, Januari 2020

Deputi Kepala BPKP

Bidang Investigasi,

Iswan Elmi

NIP 19600127 198102 1 001

Page 3: Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja … · 2020-01-21 · Tahun 2019. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2019 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan

ii

Pada tahun 2019 Deputi Bidang Investigasi melaksanakan satu

program dengan lima sasaran program dengan sepuluh Indikator Kinerja

Program (Outcome). Rata-rata capaian kinerja outcome adalah sebesar

127,94% yang dihitung berdasarkan indikator :

1. Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang dimanfaatkan di

persidangan sebesar 38,84% atau mencapai 64,74% dari target 60%.

2. Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang dimanfaatkan oleh

APH sebesar 100% atau mencapai 133,33% dari target 75%.

3. Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang dimanfaatkan oleh

K/L/P/K sebesar 79,17% atau mencapai 113,10% dari target sebesar

70%.

4. Persentase hasil audit penyesuaian harga yang dimanfaatkan oleh

K/L/P/K sebesar 100% atau mencapai 125,00% dari target sebesar 80%.

5. Persentase hasil audit klaim yang dimanfaatkan oleh K/L/P/K sebesar

100% atau mencapai 125,00% dari target sebesar 80%.

6. Persentase penyelesaian hambatan kelancaran pembangunan sebesar

96,15% atau mencapai 120,19% dari target sebesar 80%.

7. Persentase K/L/P/K yang mengimplementasikan FCP (termasuk FRA)

sebesar 87,74% atau mencapai 159,52% dari target sebesar 55%.

8. Persentase auditor yang memiliki kompetensi (hard & soft competency)

di bidang pencegahan sebesar 85,24% atau mencapai 131,14% dari

target sebesar 65%.

9. Persentase K/L/P/K anggota Komunitas Pembelajar Anti Korupsi (KPAK)

yang mengimplementasikan sistem pengaduan masyarakat sebesar

94,74% atau mencapai 135,34% dari target sebesar 70%.

10. Persentase auditor yang memiliki kompetensi keinvestigasian sebesar

111,79% atau mencapai 171,99% dari target sebesar 65%.

Capaian kinerja outcome menunjukkan rata-rata sebesar 127,94%. Dana

yang digunakan untuk melaksanakan seluruh kegiatan adalah sebesar

Rp6.273.673.219,00 atau 98,32% dari anggaran sebesar

Rp6.344.000.000,00.

Page 4: Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja … · 2020-01-21 · Tahun 2019. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2019 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan

iii

Page 5: Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja … · 2020-01-21 · Tahun 2019. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2019 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan

iv

KATA PENGANTAR ...................................................................................................................i

RINGKASAN EKSEKUTIF ....................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................................................. iv

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................ 1

A. Tugas, Fungsi, dan Wewenang Organisasi ........................................ 1

B. Aspek Strategis Organisasi .............................................................. 2

C. Kegiatan dan Produk Organisasi ...................................................... 4

D. Struktur Organisasi ......................................................................... 4

E. Sistematika Penyajian ...................................................................... 8

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA ............................................. 10

A. Rencana Strategis 2015-2019 ........................................................ 10

1. Pernyataan Visi ........................................................................... 12

2. Pernyataan Misi .......................................................................... 12

3. Tujuan dan Sasaran Strategis ...................................................... 17

4. Program dan Kegiatan ................................................................ 22

5. Sasaran Program ........................................................................ 23

6. Indikator Kinerja Utama (IKU) ...................................................... 23

B. Perjanjian Kinerja Tahun 2019 ....................................................... 26

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ................................................................................ 30

A. Capaian Kinerja ............................................................................. 30

B. Analisis Capaian Kinerja ................................................................ 35

C. Penugasan/Kegiatan Lain............................................................. 107

D. Realisasi Keuangan ...................................................................... 127

BAB IV PENUTUP ................................................................................................................. 130

LAMPIRAN

Page 6: Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja … · 2020-01-21 · Tahun 2019. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2019 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan

Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup

1

A. Tugas, Fungsi, dan Wewenang Organisasi

esuai dengan Peraturan Badan Pengawasan Keuangan dan

Pembangunan Republik Indonesia nomor 5 tahun 2019

tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengawasan

Keuangan dan Pembangunan, Deputi Bidang Investigasi

mempunyai tugas membantu Kepala di bidang pelaksanaan

pengawasan kelancaran pembangunan termasuk program lintas

sektoral, pencegahan korupsi, audit atas penyesuaian harga, audit

klaim, audit investigatif terhadap kasus-kasus penyimpangan yang

berindikasi merugikan keuangan negara, audit penghitungan kerugian

keuangan negara dan pemberian keterangan ahli. Dalam melaksanakan

tugas tersebut, Deputi Bidang Investigasi menyelenggarakan fungsi:

1. pengkajian, perumusan, dan penyusunan kebijakan teknis di bidang

investigasi;

2. penyusunan rencana dan pengendalian pelaksanaan investigasi;

3. penyusunan pedoman dan pemberian bimbingan teknis investigasi

dan pencegahan kolusi, korupsi dan nepotisme;

4. pengoordinasian penyelenggaraan pengawasan intern terhadap

perencanaan dan pelaksanaan kegiatan yang dapat menghambat

kelancaran pembangunan termasuk program lintas sektoral;

5. pelaksanaan audit atas penyesuaian harga, audit klaim dan audit

investigatif terhadap kasus-kasus penyimpangan yang berindikasi

merugikan keuangan negara, audit penghitungan kerugian

keuangan negara, dan pemberian keterangan ahli pada instansi

pusat dan daerah, dan/atau kegiatan lain yang seluruh atau sebagian

keuangannya dibiayai oleh anggaran negara dan/atau subsidi

termasuk badan usaha dan badan lainnya yang di dalamnya terdapat

S

Page 7: Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja … · 2020-01-21 · Tahun 2019. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2019 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan

Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup

2

kepentingan keuangan atau kepentingan lain dari Pemerintah Pusat

dan/atau Pemerintah Daerah, serta upaya pencegahan korupsi;

6. pelaksanaan sosialisasi dan bimbingan teknis program anti korupsi

kepada masyarakat, dunia usaha, aparat pemerintahan dan badan-

badan lainnya;

7. pelaksanaan perencanaan, analisis, evaluasi dan pengolahan hasil

pengawasan bidang penugasan investigasi; dan

8. pelaksanaan kegiatan pengawasan berdasarkan penugasan

pemerintah di bidang keinvestigasian sesuai peraturan perundang-

undangan.

B. Aspek Strategis Organisasi

1. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem

Pengendalian Intern Pemerintah yang memberikan mandat kepada

BPKP sebagai pengawas intern akuntabilitas keuangan negara dan

pembina penyelenggaraan SPIP. Dengan terbitnya PP ini, cakupan

penugasan BPKP semakin luas dan terjadi perubahan paradigma

yang lebih mengedepankan pencegahan melalui pembangunan

suatu sistem yang mampu mencegah dan mendeteksi

kecurangan/penyimpangan.

2. Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014 tentang Badan

Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, menyatakan bahwa BPKP

berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden. BPKP

diharapkan berkontribusi pada pencapaian tujuan pemerintah dan

pembangunan yaitu peningkatan kesejahteraan masyarakat, dengan

memberikan rekomendasi untuk peningkatan kinerja program

pembangunan pusat, daerah, dan korporasi.

3. Peraturan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Republik

Indonesia nomor 5 tahun 2019 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan.

4. Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2016 tentang Percepatan

Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional.

Page 8: Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja … · 2020-01-21 · Tahun 2019. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2019 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan

Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup

3

Presiden menginstruksikan Kepala BPKP untuk:

a. Meningkatkan pengawasan atas tata kelola (governance)

percepatan pelaksanaan Proyek Strategis Nasional.

b. Melakukan audit investigatif/audit tujuan tertentu terhadap

kasus-kasus penyalahgunaan wewenang (pelanggaran

administrasi) dalam percepatan pelaksanaan Proyek Strategis

Nasional.

c. Menghitung jumlah (besaran) kerugian keuangan negara dalam

hal ditemukan adanya kerugian negara dalam pelaksanaan audit

investigatif/audit tujuan tertentu terhadap penyalahgunaan

wewenang (pelanggaran administrasi) dalam percepatan

pelaksanaan Proyek Strategis Nasional.

d. Melakukan pengawasan terhadap tindak lanjut atas hasil audit

yang dilakukan oleh Aparat Pengawasan Intern Pemerintah pada

kementerian/lembaga dalam hal ditemukan adanya kerugian

keuangan negara.

e. Melakukan pendampingan dalam rangka pengadaan barang/jasa

tertentu dalam pelaksanaan Proyek Strategis Nasional

berdasarkan permintaan menteri/kepala lembaga atau Komite

Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP).

5. Dalam kondisi masih banyaknya kasus korupsi, masih besar pula

harapan Aparat Penegak Hukum (APH) dan Kementerian

/Lembaga/Pemerintah Daerah/Korporasi meminta BPKP untuk

melakukan audit atas kasus TPK.

6. Adanya produk-produk unggulan yang dibutuhkan oleh stakeholders

seperti Fraud Control Plan (FCP) dan Pengumpulan dan

Pengevaluasian Bukti Dokumen Elektronik (PPBDE) atau Digital

Forensics yang memungkinkan BPKP melakukan penugasan sesuai

dengan kebutuhan stakeholders.

Page 9: Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja … · 2020-01-21 · Tahun 2019. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2019 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan

Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup

4

C. Kegiatan dan Produk Organisasi

Sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014 tentang

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan dan Peraturan BPKP

Nomor 17 Tahun 2017 tentang Pedoman Pengelolaan Kegiatan Bidang

Investigasi (PPKBI), Deputi Bidang Investigasi melaksanakan kegiatan

bidang investigasi untuk memenuhi akuntabilitas yang menjadi

perhatian para stakeholders. Kegiatan tersebut meliputi:

1. Audit Investigatif

2. Audit Penghitungan Kerugian Keuangan Negara

3. Pemberian Keterangan Ahli

4. Audit Penyesuaian Harga

5. Audit Klaim

6. Evaluasi Hambatan Kelancaran Pembangunan

7. Pengembangan Masyarakat Pembelajar Anti Korupsi (MPAK)

8. Fraud Control Plan (FCP)

9. Pengumpulan dan Evaluasi Bukti Dokumen Elektronik (PEBDE)

10. Penjaminan Kualitas (Quality Assurance) Kegiatan Bidang Investigasi

11. Penanganan Pengaduan Masyarakat

12. Penilaian Risiko Kecurangan (Fraud Risk Analysis)

13. Analisis Akar Penyebab Masalah (Root Cause Analysis)

14. Kajian Peraturan Berpotensi Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme

Produk dari kegiatan tersebut di atas berupa Laporan Hasil Pengawasan,

Laporan Hasil Kajian, Laporan Hasil Evaluasi, dan Laporan Kegiatan.

D. Struktur Organisasi

Berdasarkan Peraturan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan

Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2019, struktur organisasi Deputi

Bidang Investigasi terdiri atas 4 (empat) Direktorat. Masing-masing

Direktorat mempunyai Sub Direktorat dan Kelompok Pejabat

Fungsional. Untuk urusan Tata Usaha, Deputi Bidang Investigasi

memperoleh staf perbantuan dari Sekretariat Utama.

Page 10: Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja … · 2020-01-21 · Tahun 2019. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2019 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan

Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup

5

BAGAN 1. 1

STRUKTUR ORGANISASI

DEPUTI BIDANG INVESTIGASI

1. Direktorat Investigasi I

Tugas dan fungsi:

Direktorat lnvestigasi I mempunyai tugas melaksanakan

pengawasan kelancaran pembangunan termasuk program lintas

sektoral, pencegahan korupsi, audit atas penyesuaian harga,

audit klaim, audit investigatif terhadap kasus-kasus

penyimpangan yang berindikasi merugikan keuangan negara,

audit penghitungan kerugian keuangan negara dan pemberian

keterangan ahli pada objek pengawasan instansi pemerintah

pusat bidang perekonomian, objek pengawasan badan usaha

agrobisnis, infrastruktur, perdagangan, energi dan

pertambangan, objek pengawasan pemerintah daerah, badan

usaha milik daerah, dan badan usaha milik desa wilayah

Sumatera, dan objek pengawasan kegiatan lain yang seluruh atau

sebagian keuangannya dibiayai oleh anggaran negara dan/atau

subsidi termasuk badan usaha dan badan lainnya yang di

dalamnya terdapat kepentingan keuangan atau kepentingan lain

dari Pemerintah Pusat dan/ atau Pemerintah Daerah.

Page 11: Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja … · 2020-01-21 · Tahun 2019. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2019 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan

Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup

6

2. Direktorat Investigasi II

Tugas dan fungsi:

3. Direktorat Investigasi III

Tugas dan fungsi:

Direktorat lnvestigasi II mempunyai tugas melaksanakan

pengawasan kelancaran pembangunan termasuk program lintas

sektoral, pencegahan korupsi, audit atas penyesuaian harga,

audit klaim, audit investigatif terhadap kasus-kasus

penyimpangan yang berindikasi merugikan keuangan negara,

audit penghitungan kerugian keuangan negara dan pemberian

keterangan ahli pada objek pengawasan instansi pemerintah

pusat bidang politik, hukum, keamanan, pembangunan manusia

dan kebudayaan, objek pengawasan badan usaha konektivitas,

pariwisata, kawasan industri, perumahan, dan jasa air, objek

pengawasan pemerintah daerah, badan usaha milik daerah, dan

badan usaha milik desa wilayah Jawa dan Kalimantan, dan objek

pengawasan kegiatan lain yang seluruh atau sebagian

keuangannya dibiayai oleh anggaran negara dan/atau subsidi

termasuk badan usaha dan badan lainnya yang di dalamnya

terdapat kepentingan keuangan atau kepentingan lain dari

Pemerintah Pusat dan/ atau Pemerintah Daerah.

Direktorat lnvestigasi III mempunyai tugas melaksanakan

pengawasan kelancaran pembangunan termasuk program lintas

sektoral, pencegahan korupsi, audit atas penyesuaian harga,

audit klaim, audit investigatif terhadap kasus-kasus

penyimpangan yang berindikasi merugikan keuangan negara,

audit penghitungan kerugian keuangan negara dan pemberian

keterangan ahli pada objek pengawasan instansi pemerintah

pusat bidang kemaritiman, objek pengawasan badan usaha jasa

keuangan, jasa penilai, dan manufaktur, objek pengawasan

pemerintah daerah, badan usaha milik daerah, dan badan usaha

milik desa wilayah Sulawesi, Maluku, Papua, Bali, dan Nusa

Tenggara, dan objek pengawasan kegiatan lain yang seluruh

atau sebagian keuangannya dibiayai oleh anggaran negara

dan/atau subsidi termasuk badan usaha dan badan lainnya yang

di dalamnya terdapat kepentingan keuangan atau kepentingan

lain dari Pemerintah Pusat dan/ atau Pemerintah Daerah.

Page 12: Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja … · 2020-01-21 · Tahun 2019. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2019 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan

Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup

7

4. Direktorat Investigasi IV

Tugas dan fungsi:

5. Kepala Subbagian Tata Usaha Deputi Bidang Investigasi

Tugas dan fungsi:

Jumlah pegawai Deputi Bidang Investigasi per 31 Desember 2019

sebanyak 113 orang. Jika dibandingkan dengan posisi per 1 Januari

2018 sebanyak 130 orang, maka secara total terjadi pengurangan

jumlah pegawai sebanyak 17 orang. Jumlah pegawai tersebut dapat

diklasifikasikan berdasarkan golongan dan jabatan, seperti terlihat pada

Bagan 1.2.

Subbagian Tata Usaha Deputi Bidang Investigasi mempunyai

tugas melaksanakan kegiatan keuangan, keprotokolan,

kesekretariatan, kepegawaian, dan umum pada Deputi Bidang

Investigasi

Direktorat Investigasi IV mempunyai tugas membantu

Deputi Bidang Investigasi mengimplementasikan kebijakan

teknis pengawasan, melaksanakan koordinasi perencanaan,

analisis, dan evaluasi kegiatan bidang investigasi dan pelaporan

hasil pengawasan dan kinerja serta pengembangan kapabilitas

bidang investigasi, melaksanakan pembinaan dan pengelolaan

kegiatan forensik digital, melaksanakan pengelolaan dan

pengembangan informasi bidang investigasi.

Page 13: Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja … · 2020-01-21 · Tahun 2019. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2019 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan

Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup

8

BAGAN 1. 2

JUMLAH PEGAWAI DEPUTI BIDANG INVESTIGASI

PER 31 DESEMBER 2019

E. Sistematika Penyajian

Laporan Kinerja menginformasikan pencapaian kinerja Deputi Bidang

Investigasi selama Tahun 2019 dibandingkan dengan Perjanjian Kinerja

(PK) Tahun 2019 yang merupakan komitmen Deputi Bidang Investigasi

untuk mencapai kinerja sebagai upaya memenuhi misi organisasi.

Melalui pembandingan tersebut akan diperoleh celah kinerja

(Performance Gap) untuk disempurnakan kembali dalam rencana

kinerja berikutnya.

Sistematika penyajian Laporan Kinerja Tahun 2019, adalah sebagai

berikut:

Page 14: Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja … · 2020-01-21 · Tahun 2019. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2019 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan

Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup

9

Berisi uraian umum mengenai tugas, fungsi dan

wewenang Deputi Bidang Investigasi, aspek strategis,

kegiatan dan produk, struktur organisasi serta

sistematika penyajian.

Berisi uraian singkat mengenai Rencana Strategis

(Renstra) 2015-2019 yang menggambarkan visi, misi,

tujuan dan sasaran, Indikator Kinerja Utama (IKU).

Selain itu akan diuraikan juga mengenai Perjanjian

Kinerja tahun 2019.

Berisi uraian mengenai capaian kinerja yang meliputi

sasaran strategis dan sasaran program Deputi Bidang

Investigasi, kinerja lainnya, serta akuntabilitas

keuangan tahun 2019.

Berisi uraian singkat mengenai keberhasilan dan

kegagalan, permasalahan dan kendala utama yang

berkaitan dengan kinerja kedeputian, serta langkah-

langkah perbaikan kinerja yang akan dilaksanakan

pada tahun mendatang.

Page 15: Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja … · 2020-01-21 · Tahun 2019. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2019 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan

Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup

10

A. Rencana Strategis 2015-2019

encana Strategis (Renstra) pada dasarnya merupakan dokumen

perencanaan yang memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan,

program, dan kegiatan dalam rangka melaksanakan tugas dan

fungsi yang akan dilaksanakan oleh Deputi Bidang Investigasi. Renstra

Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015-2019 tidak terlepas dari Renstra

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan dan disusun dengan

memperhatikan:

1. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun

2015-2019.

2. Pasal 2 dan 3 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tanggal

16 Agustus 1999 jo Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tanggal

21 November 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

3. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2006 tanggal 18 April 2006 tentang

Pengesahan United Nations Convention Against Corruption 2003

(Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa Anti Korupsi 2003).

4. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 60 Tahun 2008 tanggal 28

Agustus 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP).

Sesuai dengan peraturan ini, delegasi yang diemban BPKP adalah

sebagai auditor Presiden yang memiliki tugas melakukan

pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara dan

sebagai pembina SPIP untuk seluruh Instansi Pemerintah.

Pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara

dilaksanakan atas kegiatan tertentu meliputi kegiatan yang bersifat

lintas sektoral, kegiatan kebendaharaan umum negara, dan kegiatan

lain berdasarkan penugasan dari Presiden. BPKP khususnya Deputi

R

Page 16: Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja … · 2020-01-21 · Tahun 2019. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2019 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan

Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup

11

Bidang Investigasi melakukan pengawasan intern melalui audit

dengan tujuan tertentu.

5. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua

atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Daerah.

6. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tanggal 17 Oktober 2014

tentang Administrasi Pemerintahan.

7. Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014 tanggal 31 Desember

2014 tentang BPKP. Sesuai dengan pasal 27, Deputi Bidang

Investigasi melaksanakan tugas membantu Kepala di bidang

pelaksanaan pengawasan kelancaran pembangunan termasuk

program lintas sektoral, pencegahan korupsi, audit atas

penyesuaian harga, audit klaim, audit investigatif terhadap kasus-

kasus penyimpangan yang berindikasi merugikan keuangan negara,

audit penghitungan kerugian keuangan negara, dan pemberian

keterangan ahli.

8. Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2014 tanggal 31 Desember 2014

tentang Peningkatan Kualitas Sistem Pengendalian Intern dan

Keandalan Penyelenggaraan Fungsi Pengawasan Intern dalam rangka

Mewujudkan Kesejahteraan Rakyat.

9. Surat Keputusan Kepala BPKP Nomor KEP-06.00.00-080/K/2001

tanggal 20 Februari 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja BPKP.

10. Peraturan Kepala BPKP Nomor PER-1314/K/D6/2012 tanggal

16 Oktober 2012 tentang Pedoman Penugasan Bidang Investigasi.

11. Peraturan BPKP Nomor 17 Tahun 2017 tanggal 21 Desember 2017

tentang Pedoman Pengelolaan Kegiatan Bidang Investigasi.

12. Peraturan BPKP Nomor 5 Tahun 2019 tanggal 29 Maret 2019 tentang

Organisasi dan Tata Kerja BPKP.

Deputi Bidang Investigasi telah menetapkan visi yang menjadi arah

perkembangan organisasi di masa mendatang. Visi yang telah

ditetapkan merupakan kesepakatan yang harus dicapai oleh seluruh

Page 17: Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja … · 2020-01-21 · Tahun 2019. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2019 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan

Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup

12

jajaran Deputi Bidang Investigasi. Untuk mencapai visi tersebut

ditetapkan 5 (lima) misi.

1. Pernyataan Visi

BPKP sebagai pengawas internal pemerintah yang bertanggung

jawab langsung kepada Presiden diharapkan mampu meningkatkan

efektivitas sistem pengawasan nasional dalam memberantas KKN

dan mendorong terwujudnya good governance baik dalam sektor

pemerintahan maupun sektor publik. Deputi Bidang Investigasi

sebagai bagian integral dari BPKP, harus ikut mereposisi dan

meredefinisi perannya untuk mendukung visi BPKP demi

terwujudnya pemerintahan yang bersih dan bebas dari KKN serta

tercapainya kelancaran pembangunan yang berkesinambungan.

Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Deputi Bidang

Investigasi telah menetapkan visi yang menjadi arah perkembangan

organisasi di masa mendatang.

Visi Deputi Bidang Investigasi:

2. Pernyataan Misi

Visi yang telah ditetapkan merupakan kesepakatan yang harus

dicapai oleh seluruh jajaran Deputi Bidang Investigasi. Untuk

mencapai visi tersebut Deputi Bidang Investigasi menetapkan 5

(lima) misi sebagai berikut:

PUSAT UNGGULAN SOLUSI KECURANGAN

Page 18: Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja … · 2020-01-21 · Tahun 2019. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2019 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan

Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup

13

Misi 1 dilatarbelakangi adanya Peraturan Presiden Nomor 192

tahun 2014 tanggal 31 Desember 2014 tentang Badan Pengawasan

Keuangan dan Pembangunan. Salah satu tugas pemerintah yang

dilaksanakan oleh BPKP, khususnya Deputi Bidang Investigasi adalah

melaksanakan audit investigatif terhadap kasus-kasus

penyimpangan yang berindikasi merugikan keuangan negara, audit

penghitungan kerugian keuangan negara, pemberian keterangan

ahli, serta penugasan investigasi lainnya yang berkaitan dengan

upaya pemberantasan korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN).

Penyelenggaraan pengawasan keinvestigasian bertujuan untuk

mendeteksi, mengungkap, dan menindaklanjuti kejadian KKN sesuai

dengan peraturan perundang-undangan dalam upaya penegakan

1•Menyelenggarakan pengawasan

keinvestigasian

2

•Menyelenggarakan pengawasan intern

terhadap kasus yang menghambat

kelancaran pembangunan

3•Mengembangkan sistem pencegahan

kecurangan di K/L/P/K

4

•Menyelenggarakan kegiatan pembelajaran

anti korupsi terhadap K/L/P/K dan

masyarakat

5

•Mengembangkan kapabilitas pengawasan

intern keinvestigasian yang profesional

dan kompeten

Page 19: Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja … · 2020-01-21 · Tahun 2019. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2019 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan

Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup

14

hukum. Pelaksanaan penugasan bekerjasama dengan Aparat

Penegak Hukum (APH) dan Instansi Lain.

Misi 2 dilatarbelakangi pelaksanaan pembangunan sering

terkendala dan tidak mencapai hasil dan manfaat seperti yang

diharapkan. Hal ini terjadi karena kurangnya koordinasi antar

instansi pemerintah dan korporasi yang mengakibatkan adanya

hambatan pelaksanaan pembangunan yang berdampak pada

lambatnya pencapaian tujuan nasional. Sejalan dengan fungsi BPKP

melakukan pengkoordinasian penyelenggaraan pengawasan intern

terhadap perencanaan dan pelaksanaan kegiatan yang dapat

menghambat kelancaran pembangunan termasuk program lintas

sektoral, maka BPKP melakukan mediasi dan memberikan solusi

kepada instansi pemerintah dan korporasi untuk menyelesaikan

permasalahan yang menghambat pembangunan, sehingga

pelaksanaan pembangunan dapat berjalan dengan lancar.

Misi 3 dilatarbelakangi adanya perubahan paradigma yang lebih

mengedepankan pencegahan korupsi dengan membangun suatu

sistem yang mampu mencegah atau memudahkan pendeteksian

adanya kecurangan/penyimpangan, mendorong Badan Pengawasan

Keuangan dan Pembangunan (BPKP) khususnya Deputi Bidang

Investigasi untuk terus meningkatkan efektifitas pencegahan

korupsi.

Pencegahan korupsi meliputi dua langkah fundamental, pertama

adalah penciptaan dan pemeliharaan kejujuran dan integritas, dan

yang kedua adalah pengkajian risiko korupsi serta membangun

sikap yang konkrit guna meminimalkan risiko serta menghilangkan

kesempatan terjadinya korupsi. Organisasi dapat menghilangkan

atau mengurangi kesempatan terjadinya korupsi melalui langkah

berikut:

Page 20: Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja … · 2020-01-21 · Tahun 2019. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2019 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan

Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup

15

a. Mengidentifikasi sumber serta mengukur risiko korupsi.

b. Mengimplementasikan pengendalian pencegahan dan

pendeteksian.

c. Menciptakan pemantauan secara luas melalui peran serta

pegawai, pelanggan dan masyarakat.

d. Memfungsikan pengecekan independen, termasuk fungsi audit

dan standar investigasi.

Untuk mencegah korupsi seperti tersebut di atas dapat dilakukan

dengan mengimplementasikan Program Anti Korupsi atau Fraud

Control Plan (FCP) termasuk Fraud Risk Assesment (FRA). FCP

merupakan pengendalian yang dirancang secara spesifik, teratur,

dan terukur oleh suatu organisasi, untuk mencegah, menangkal, dan

memudahkan pendeteksian, jumlah, serta frekuensi kemungkinan

terjadinya korupsi/kecurangan yang ditandai dengan eksistensi dan

implementasi beberapa atribut dalam kerangka upaya mencapai

tujuan organisasi secara keseluruhan.

Misi 4 dilatarbelakangi Deputi Bidang Investigasi bermaksud

memperluas dan mempertajam strategi edukatif anti korupsi dengan

mengimplementasikan konsep masyarakat pembelajar (learning

society) yang selaras dengan strategi BPKP sebagaimana tertuang

dalam Perencanaan Strategis 2015- 2019 dan terintegrasi dengan

strategi pengembangan Deputi Bidang Investigasi sebagai Pusat

Keunggulan Solusi Kecurangan.

Konsep masyarakat pembelajar anti korupsi akan dilaksanakan

melalui:

a. Kegiatan pelatihan dalam bentuk: sosialisasi/ seminar/workshop

anti korupsi, iklan layanan masyarakat

b. Kegiatan fasilitatif dalan bentuk: bimbingan konsultasi

pengembangan perilaku dan sistem whistleblowing, dan

bimbingan konsultasi pengembangan partisipasi publik dalam

pengawasan pembangunan.

Page 21: Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja … · 2020-01-21 · Tahun 2019. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2019 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan

Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup

16

Secara konseptual, kegiatan tersebut bertujuan meningkatkan

pemahaman dan kepedulian peserta belajar mengenai anti korupsi.

Secara operasional, outcome kegiatan tersebut tercermin dari dua

aspek yaitu:

a. Kepedulian pegawai untuk ber-whistleblowing, dan

b. Kepedulian masyarakat untuk melakukan pengaduan atas

indikasi korupsi

Agar kepedulian pegawai tersebut terwujud dan terkelola maka

K/L/P/K memerlukan sistem yaitu sistem whistleblowing atau sistem

pengaduan masyarakat.

Misi 5 dilatarbelakangi tingginya kasus korupsi pada sektor

pemerintahan, baik di tingkat pusat maupun daerah, menjadi bukti

bahwa fungsi aparatur pengawasan belum maksimal, SDM

pengawasan kurang profesional, serta lemahnya bisnis proses

pengawasan. Kondisi tersebut harus segera diperbaiki secara

mendasar dan komprehensif. Selain itu, pelaksanaan tugas pada

Deputi Bidang Investigasi di BPKP maupun auditor investigasi pada

APIP lainnya, memiliki beberapa risiko yang lebih tinggi

dibandingkan tugas-tugas auditor lainnya, hal ini terkait dengan

risiko gugatan hukum atas hasil audit investigatif maupun audit

penghitungan kerugian keuangan negara.

Berdasarkan kenyataan tersebut dan tantangan besar yang akan

dihadapi di masa mendatang, maka APIP diharapkan mampu

mencegah, menangkal, mendeteksi tindakan pelanggaran terhadap

ketentuan, prosedur termasuk mendeteksi dan mencegah korupsi,

serta meningkatkan ketaatan pada peraturan, kebijakan, dan

prosedur. Selain itu, perlu adanya peningkatan kompetensi bagi

auditor investigasi, dalam upaya meningkatkan profesionalitas dan

meminimalisir gugatan hukum.

Page 22: Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja … · 2020-01-21 · Tahun 2019. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2019 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan

Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup

17

3. Tujuan dan Sasaran Strategis

Penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi yang akan

dicapai dalam jangka waktu satu sampai lima tahun dituangkan

dalam tujuan strategis Deputi Bidang Investigasi. Tujuan akan

menjadi arah perjalanan Deputi Bidang Investigasi dan perbaikan-

perbaikan yang diinginkan sesuai dengan tugas dan fungsi Deputi

Bidang Investigasi.

Dalam rangka mencapai misi yang telah ditetapkan, Deputi Bidang

Investigasi telah menetapkan tujuan strategis sebagai berikut:

BAGAN 2.1

TUJUAN STRATEGIS DEPUTI BIDANG INVESTIGASI

Terkait dengan tujuan tersebut, Deputi Bidang Investigasi menetapkan

sasaran strategis sebagai berikut:

a. Meningkatnya efektivitas pemanfaatan hasil pengawasan

keinvestigasian.

3. Melakukan penanggulangan korupsi melalui pencegahan

korupsi dengan membangun suatu sistem yang mampu

mencegah atau memudahkan pendeteksian adanya

kecurangan/penyimpangan.

1. Meningkatkan manfaat hasil pengawasan dalam rangka

pemberantasan korupsi dan mewujudkan tata kelola

pemerintahan dan korporasi yang baik.

2. Meningkatkan manfaat hasil pengawasan dalam mengatasi

hambatan kelancaran pembangunan.

4. Meningkatkan kepedulian K/L/P/K dan masyarakat terhadap

korupsi.

5. Meningkatkan kapabilitas pengawasan intern pemerintah di

bidang keinvestigasian.

Page 23: Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja … · 2020-01-21 · Tahun 2019. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2019 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan

Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup

18

Adanya ekspektasi stakeholders agar BPKP mendorong pengelolaan

kepemerintahan yang baik dan bersih (good and clean governance)

dan meningkatkan upaya pemberantasan korupsi, mendorong

Deputi Bidang Investigasi untuk terus melakukan upaya

pemberantasan korupsi secara efisien dan efektif. Hasil pengawasan

keinvestigasian harus berkualitas agar dapat dimanfaatkan oleh

Aparat Penegak Hukum (APH) dalam mengungkap dan menindak

kejadian korupsi. Hasil pengawasan keinvestigasian juga diharapkan

dapat dimanfaatkan oleh K/L/P/K untuk dijadikan masukan oleh

pimpinan dalam pengambilan keputusan, antara lain untuk

menghentikan atau meniadakan kesalahan, penyimpangan,

penyelewengan, pemborosan, hambatan, dan ketidaktertiban;

mencegah terulangnya kembali kesalahan, penyimpangan,

penyelewengan, pemborosan, hambatan, dan ketidaktertiban

tersebut; mencari cara yang lebih baik atau membina yang telah baik

untuk mencapai tujuan dan melaksanakan tugas-tugas organisasi.

Hasil pengawasan akan bermakna apabila dapat diikuti langkah-

langkah tindak lanjut yang nyata dan tepat.

b. Meningkatnya penyelesaian hambatan pelaksanaan pembangunan

nasional.

Hambatan Kelancaran Pembangunan (HKP) adalah kondisi dimana

proses pembangunan tidak dapat mencapai hasil dan manfaat yang

telah ditetapkan karena adanya masalah yang tidak dapat

diselesaikan dengan menggunakan kewenangan para pihak terkait.

Untuk mengatasi hal ini BPKP memberikan kontribusi melalui

pengawasan intern terhadap perencanaan dan pelaksanaan kegiatan

yang dapat menghambat kelancaran pembangunan termasuk

program lintas sektoral melalui kegiatan evaluasi HKP. Hasil evaluasi

HKP diharapkan dapat digunakan oleh penanggung jawab atau

pelaksana program/kegiatan atau pihak yang terkait lainnya untuk

menyelesaikan masalah yang menghambat kelancaran

program/kegiatan pembangunan.

Page 24: Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja … · 2020-01-21 · Tahun 2019. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2019 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan

Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup

19

c. Meningkatnya kualitas tata kelola pemerintahan dan korporasi

dalam pencegahan korupsi.

Masalah pemberantasan korupsi tidak cukup hanya dilaksanakan

dengan pendekatan bersifat represif, tetapi juga bersifat preventif

dan edukatif. Tanpa langkah preventif pemberantasan korupsi hanya

akan berhasil mengatasi gejalanya saja dan bukan menghancurkan

akar penyebab dan sumber penyakit korupsi. Selain itu, adanya

perubahan paradigma yang lebih mengedepankan pencegahan

korupsi dengan membangun suatu sistem yang mampu mencegah

atau memudahkan pendeteksian adanya

kecurangan/penyimpangan, mendorong Badan Pengawasan

Keuangan dan Pembangunan (BPKP) khususnya Deputi Bidang

Investigasi untuk terus meningkatkan efektifitas pencegahan

korupsi.

Pencegahan korupsi meliputi dua langkah fundamental, pertama

adalah penciptaan dan pemeliharaan kejujuran dan integritas, dan

yang kedua adalah pengkajian risiko korupsi serta membangun

sikap yang konkrit guna meminimalkan risiko serta menghilangkan

kesempatan terjadinya korupsi. Program yang diperlukan untuk

mencegah korupsi seperti tersebut dikenal dengan Program Anti

Korupsi atau Fraud Control Plan (FCP). Pengendalian tersebut

dirancang secara spesifik, teratur, dan terukur oleh suatu organisasi,

untuk mencegah, menangkal, dan memudahkan pendeteksian,

jumlah, serta frekuensi kemungkinan terjadinya korupsi/kecurangan

yang ditandai dengan eksistensi dan implementasi beberapa atribut

dalam kerangka upaya mencapai tujuan organisasi secara

keseluruhan.

Sehubungan dengan hal ini, hasil penugasan FCP termasuk FRA

diharapkan dapat diimplementasikan oleh K/L/P/K untuk perbaikan

tata kelola, mencegah dan menanggulangi terjadinya fraud.

d. Meningkatnya kepedulian K/L/P/K dan masyarakat terhadap

korupsi.

Page 25: Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja … · 2020-01-21 · Tahun 2019. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2019 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan

Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup

20

Deputi Bidang Investigasi memperluas dan mempertajam strategi

edukatif anti korupsi dengan mengimplementasikan konsep

masyarakat pembelajar (learning society) melalui pengembangan

Masyarakat Pembelajar Anti Korupsi (MPAK). MPAK adalah

paradigma dalam pemberantasan korupsi yang menempatkan

pembelajaran anti korupsi sebagai faktor kunci keberhasilan

pemberantasan korupsi. Pembelajaran anti korupsi adalah proses

interaksi peserta belajar dengan BPKP sebagai sumber belajar pada

suatu lingkungan belajar dimana BPKP berperan dalam membantu,

mendorong dan memfasilitasi peserta belajar agar dapat

memperoleh pengetahuan dan menguasai ketrampilan/keahlian

mengenai anti korupsi serta mengubah sikap peserta belajar

menjadi anti korupsi berdasarkan usaha peserta belajar.

Kegiatan yang dilakukan oleh MPAK adalah membentuk Komunitas

Pembelajar Anti Korupsi (KPAK). KPAK merupakan sekelompok

pihak–pihak yang berkepentingan (internal dan eksternal) dari suatu

instansi pemerintah atau korporasi negara/daerah yang mempunyai

tujuan yang sama yaitu mewujudkan kepemerintahan yang baik dan

pemerintahan yang bersih. KPAK melakukan pertemuan secara rutin

dan berkelanjutan maupun secara insidentil untuk berkolaborasi

melakukan aktivitas pembelajaran anti korupsi secara aktif,

partisipatif dan interaktif dalam rangka menghasilkan dan

menyebarluaskan data, informasi maupun pengetahuan mengenai

anti korupsi.

Secara konseptual, kegiatan tersebut bertujuan meningkatkan

pemahaman dan kepedulian peserta belajar mengenai anti korupsi.

Secara operasional, outcome kegiatan tersebut tercermin dari dua

aspek yaitu:

1) Kepedulian pegawai untuk ber-whistleblowing, dan

2) Kepedulian masyarakat untuk melakukan pengaduan atas

indikasi korupsi

Page 26: Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja … · 2020-01-21 · Tahun 2019. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2019 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan

Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup

21

Agar kepedulian pegawai tersebut terwujud dan terkelola maka

K/L/P/K memerlukan sistem yaitu sistem whistleblowing atau sistem

pengaduan masyarakat.

e. Meningkatkan kapabilitas pengawasan intern pemerintah di bidang

keinvestigasian.

Untuk mempercepat tercapainya tata kelola pemerintahan yang baik,

keberadaan APIP menjadi sangat penting dan strategis, mulai sejak

perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan

pertanggungjawaban APBN/APBD serta pemberian rekomendasi

perbaikan pada setiap kebijakan yang telah dan/atau akan

diimplementasikan. APIP diharapkan dapat bekerja lebih profesional

dan peka terhadap permasalahan negara yang dinamis dan

mengedukasi upaya-upaya pencegahan korupsi di semua bidang.

Sehubungan dengan hal tersebut, APIP perlu meningkatkan kualitas

hasil audit intern dan perlu meningkatkan kemampuan (kapabilitas)

organisasinya, termasuk meningkatkan kompetensi auditor

sehingga mampu meningkatkan kualitas hasil pengawasan.

Untuk meningkatkan kompetensi auditor dalam rangka peningkatan

kualitas pelayanan dan kinerja di bidang pengawasan, Deputi Bidang

investigasi merencanakan melaksanakan kegiatan sebagai berikut:

1) Mengikutsertakan auditor investigasi pada pendidikan formal

Strata 2 dan Strata 3.

2) Mengikutsertakan auditor investigasi pada Diklat/Uji kompetensi

CFE dan CFrA.

3) Menyelenggarakan Diklat yang mendukung penugasan bidang

investigasi.

4) Mengikutsertakan auditor investigasi pada Diklat yang

mendukung penugasan bidang investigasi.

5) Menyelenggarakan workshop yang mendukung penugasan

bidang investigasi.

Page 27: Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja … · 2020-01-21 · Tahun 2019. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2019 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan

Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup

22

4. Program dan Kegiatan

Program Deputi Bidang Investigasi mencerminkan tugas dan fungsi

yang berisi kegiatan untuk mewujudkan sasaran strategis yang telah

ditetapkan. Program tersebut adalah Pengawasan Intern

Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Negara dan Pembinaan

Penyelenggaraan SPIP.

Kegiatan pengawasan mencerminkan tugas dan fungsi Direktorat

yang berisi komponen kegiatan untuk mencapai keluaran (output).

Kegiatan pengawasan Deputi Bidang Investigasi terdiri atas:

a. Pengendalian/Pelaksanaan Pengawasan Intern Akuntabilitas

Keuangan Negara dan Pembinaan Penyelenggaraan SPIP terkait

Investigasi pada Kementerian/ Lembaga.

b. Pengendalian/Pelaksanaan Pengawasan Intern Akuntabilitas

Keuangan Negara dan Pembinaan Penyelenggaraan SPIP terkait

Investigasi pada BUMN/BUMD.

c. Pengendalian/Pelaksanaan Pengawasan Intern Akuntabilitas

Keuangan Negara dan Pembinaan Penyelenggaraan SPIP terkait

Investigasi Hambatan Kelancaran Pembangunan.

d. Pengendalian/Pelaksanaan Pengawasan Intern Akuntabilitas

Keuangan Negara dan Pembangunan Nasional serta Pembinaan

Penyelenggaraan Investigasi terkait Investigasi I.

e. Pengendalian/Pelaksanaan Pengawasan Intern Akuntabilitas

Keuangan Negara dan Pembangunan Nasional serta Pembinaan

Penyelenggaraan Investigasi terkait Investigasi II.

f. Pengendalian/Pelaksanaan Pengawasan Intern Akuntabilitas

Keuangan Negara dan Pembangunan Nasional serta Pembinaan

Penyelenggaraan Investigasi terkait Investigasi III.

g. Pengendalian/Pelaksanaan Pengawasan Intern Akuntabilitas

Keuangan Negara dan Pembangunan Nasional serta Pembinaan

Penyelenggaraan Investigasi terkait Investigasi IV.

Page 28: Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja … · 2020-01-21 · Tahun 2019. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2019 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan

Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup

23

5. Sasaran Program

Sasaran program menunjukkan berfungsinya output pengawasan

intern yang dilakukan oleh BPKP. Output pengawasan berupa

rekomendasi hasil pengawasan yang berkualitas dan dapat

dilaksanakan oleh K/L/P/K akan memberikan hasil berupa perbaikan

atas pengelolaan program strategis/program prioritas nasional.

Deputi Bidang Investigasi menetapkan sasaran program sebagai

berikut:

6. Indikator Kinerja Utama (IKU)

Untuk menggambarkan tingkat pencapaian sasaran program,

ditetapkan indikator kinerja utama sebagai berikut:

a. Persentase hasil pengawasan keinvestigasian dimanfaatkan di

persidangan.

b. Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang dimanfaatkan

oleh APH.

c. Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang dimanfaatkan

oleh K/L/P/K.

d. Persentase hasil audit penyesuaian harga yang dimanfaatkan

oleh K/L/P/K.

e. Persentase hasil audit klaim yang dimanfaatkan oleh K/L/P/K.

Sasaran Program

1. Meningkatnya efektivitas hasil pengawasan

keinvestigasian.

2. Meningkatnya penyelesaian hambatan pelaksanaan

pembangunan nasional.

3. Meningkatnya kualitas tata kelola pemerintah dan

korporasi dalam pencegahan korupsi.

4. Meningkatnya kepedulian K/L/P dan masyarakat terhadap

korupsi.

5. Meningkatnya kapabilitas pengawasan intern pemerintah

di bidang keinvestigasian.

Page 29: Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja … · 2020-01-21 · Tahun 2019. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2019 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan

Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup

24

f. Persentase penyelesaian hambatan kelancaran pembangunan.

g. Persentase K/L/P/K yang mengimplementasikan FCP (termasuk

FRA).

h. Persentase auditor yang memiliki kompetensi (hard and soft

competency) di bidang pencegahan.

i. Persentase K/L/P/K anggota Komunitas Pembelajar Anti Korupsi

(KPAK) yang mengimplementasikan sistem pengaduan

masyarakat.

j. Persentase auditor yang memiliki kompetensi keinvestigasian.

Target IKU tahun 2015 dan 2016 sebagai berikut:

Tabel 2. 1

Target Kinerja Sasaran Program (Outcome)

Program Sasaran

Program

Indikator Kinerja

Uraian Target

2015

Target

2016

Pengawasan

Intern

Akuntabilitas

Pengelolaan

Keuangan

Negara dan

Pembinaan

Penyelenggaraan

SPIP pada Deputi

Bidang

Investigasi

Perbaikan

Pengelolaan

Program

Prioritas

Nasional dan

Pengelolaan

Keuangan

Negara Bidang

Pengawasan

Keinvestigasian

Penyerahan Hasil

Pengawasan

Keinvestigasian

kepada Aparat

Penegak

Hukum/Kementerian

/Lembaga/

Pemerintah Daerah/

Korporasi

40% 50%

Pada tahun 2016 Deputi Bidang Investigasi melakukan reviu Renstra

dan mengembangkan IKU tahun 2017 s.d 2019 menjadi sebagai

berikut:

Page 30: Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja … · 2020-01-21 · Tahun 2019. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2019 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan

Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup

25

Tabel 2. 2

Target Kinerja Sasaran Program (Outcome)

No. Sasaran

Program

Indikator Kinerja Target

2017 2018 2019

1. Meningkatnya

efektifitas hasil

pengawasan

keinvestigasian

a. Persentase hasil

pengawasan

keinvestigasian yang

dimanfaatkan di

persidangan

40% 50% 60%

b. Persentase hasil

pengawasan

keinvestigasian yang

dimanfaatkan oleh

APH

70% 72% 75%

c. Persentase hasil

pengawasan

keinvestigasian yang

dimanfaatkan oleh

K/L/P/K

60% 65% 70%

d. Persentase hasil

audit penyesuaian

harga yang

dimanfaatkan oleh

K/L/P/K

70% 75% 80%

e. Persentase hasil

audit klaim yang

dimanfaatkan oleh

K/L/P/K

70% 75% 80%

2. Meningkatnya

penyelesaian

hambatan

pelaksanaan

pembangunan

nasional

Persentase

penyelesaian hambatan

kelancaran

pembangunan

70% 75% 80%

3. Meningkatnya

kualitas tata

a. Persentase K/L/P/K

yang

50% 52% 55%

Page 31: Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja … · 2020-01-21 · Tahun 2019. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2019 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan

Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup

26

kelola

pemerintah dan

korporasi dalam

pencegahan

korupsi

mengimplementasik

an FCP (termasuk

FRA)

b. Persentase auditor

yang memiliki

kompetensi (hard &

soft competency) di

bidang pencegahan

60% 62% 65%

4. Meningkatnya

kepedulian

K/L/P/K dan

masyarakat

terhadap

korupsi

Persentase K/L/P/K

anggota Komunitas

Pembelajar Anti

Korupsi (KPAK) yang

mengimplementasikan

sistem pengaduan

masyarakat

60% 65% 70%

5. Meningkatkan

kapabilitas

pengawasan

intern

pemerintah di

bidang

keinvestigasian

Persentase auditor

yang memiliki

kompetensi

keinvestigasian

60% 62% 65%

B. Perjanjian Kinerja Tahun 2019

Dokumen Perjanjian Kinerja merupakan suatu dokumen yang berisi

penugasan dari pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan

instansi yang lebih rendah untuk melaksanakan program/kegiatan yang

disertai dengan indikator kinerja. Dokumen ini berisi sasaran strategis,

sasaran program, sasaran kegiatan, indikator kinerja, dan target kinerja

yang diperjanjikan dalam satu tahun serta memuat rencana anggaran

untuk program dan kegiatan yang mendukung pencapaian sasaran

strategis.

Target dari indikator kinerja sasaran program dan sasaran kegiatan

ditetapkan dalam bentuk satuan yang berbeda-beda sesuai dengan

karakteristik indikator yang digunakan. Satuan ditetapkan dalam bentuk

Page 32: Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja … · 2020-01-21 · Tahun 2019. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2019 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan

Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup

27

kuantitatif yang dapat dihitung dan diukur, sehingga dapat dinilai untuk

menentukan tingkat keberhasilan dari masing-masing program.

Program yang disertai dengan indikator hasil program dan indikator

hasil kegiatan dituangkan dalam satu dokumen Perjanjian Kinerja (PK).

Kegiatan dan anggaran Deputi Bidang Invetigasi sesuai dengan

Perjanjian Kinerja Tahun 2019 dapat dilihat pada Tabel 2.3.

Tabel 2. 3

Perjanjian Kinerja Tahun 2019

No. Sasaran

Strategis/Program/

Kegiatan

Indikator Kinerja Target

Sasaran Program

1. Meningkatnya

efektivitas hasil

pengawasan

keinvestigasian

1.1 Persentase hasil

pengawasan

keinvestigasian

yang

dimanfaatkan di

persidangan

60%

1.2 Persentase hasil

pengawasan

keinvestigasian

yang

dimanfaatkan oleh

APH

75%

1.3 Persentase hasil

pengawasan

keinvestigasian

yang

dimanfaatkan oleh

K/L/P/K

70%

1.4 Persentase hasil

audit penyesuaian

harga yang

dimanfaatkan oleh

K/L/P/K

80%

1.5 Persentase hasil

audit klaim yang

dimanfaatkan oleh

K/L/P/K

80%

2. Meningkatnya

penyelesaian hambatan

pelaksanaan

pembangunan nasional

2.1 Persentase

penyelesaian

hambatan

kelancaran

pembangunan

80%

3. Meningkatnya kualitas

tata kelola pemerintah

3.1 Persentase K/L/P/K

yang

mengimplementas

55%

Page 33: Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja … · 2020-01-21 · Tahun 2019. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2019 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan

Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup

28

No. Sasaran

Strategis/Program/

Kegiatan

Indikator Kinerja Target

dan korporasi dalam

pencegahan korupsi

ikan FCP

(termasuk FRA)

3.2 Persentase auditor

yang memiliki

kompetensi (hard

& soft

competency) di

bidang

pencegahan

65%

4. Meningkatnya

kepedulian K/L/P/K dan

masyarakat terhadap

korupsi

4.1 Persentase K/L/P/K

anggota Komunitas

Pembelajar Anti

Korupsi (KPAK)

yang

mengimplementasi

kan sistem

pengaduan

masyarakat

70%

5. Meningkatnya

kapabilitas pengawasan

intern pemerintah di

bidang keinvestigasian

5.1 Persentase auditor

yang memiliki

kompetensi

keinvestigasian

65%

Sasaran Kegiatan

1. Tersedianya Informasi

Hasil Pengawasan

Keinvestigasian pada

Direktorat Investigasi

Instansi Pemerintah

Jumlah laporan hasil

pengawasan intern

pada Direktorat

Investigasi Instansi

Pemerintah

25 laporan

2. Tersedianya Informasi

Hasil Pengawasan

Keinvestigasian pada

Direktorat Investigasi I

Jumlah laporan hasil

pengawasan intern

pada Direktorat

Investigasi I

38 laporan

3. Tersedianya informasi

hasil pengawasan pada

Direktorat Investigasi

Hambatan Kelancaran

Pembangunan

Jumlah laporan hasil

pengawasan intern

pada Direktorat

Investigasi Hambatan

Kelancaran

Pembangunan

36 laporan

4. Tersedianya Informasi

Hasil Pengawasan

Keinvestigasian pada

Direktorat Investigasi II

Jumlah laporan hasil

pengawasan intern

pada Direktorat

Investigasi II

31 laporan

5. Tersedianya informasi

hasil pengawasan pada

Direktorat Investigasi

BUMN dan BUMD

Jumlah laporan hasil

pengawasan intern

pada Direktorat

Investigasi BUMN/D

13 laporan

Page 34: Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja … · 2020-01-21 · Tahun 2019. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2019 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan

Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup

29

No. Sasaran

Strategis/Program/

Kegiatan

Indikator Kinerja Target

6. Tersedianya Informasi

Hasil Pengawasan

Keinvestigasian pada

Direktorat Investigasi III

Jumlah laporan hasil

pengawasan intern

pada Direktorat

Investigasi III

30 laporan

7. Tersedianya Informasi

Hasil Pengawasan

Keinvestigasian pada

Direktorat Investigasi IV

Jumlah laporan hasil

pengawasan intern

pada Direktorat

Investigasi IV

15 laporan

Anggaran untuk melaksanakan program dan kegiatan

Pengawasan Intern Akuntabilitas Pengelolaan

Keuangan Negara dan Pembinaan Penyelenggaraan

SPIP pada Deputi Bidang Investigasi

Rp5.344.000.000,00

Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis

Lainnya

Rp1.000.000.000,00

Jumlah Rp6.344.000.000,00

Page 35: Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja … · 2020-01-21 · Tahun 2019. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2019 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan

Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup

30

kuntabilitas Kinerja ini merupakan bentuk pertanggungjawaban

kinerja Deputi Bidang Investigasi dalam tahun 2019 yang

ditujukan untuk memenuhi target rencana kinerja yang telah

ditetapkan. Dalam uraian berikut disajikan pula akuntabilitas

Deputi Bidang Investigasi dari aspek keuangan, sumber daya manusia, dan

sarana prasarana sebagai unsur penunjang pencapaian sasaran yang telah

ditetapkan. Evaluasi kinerja dimulai dengan pengukuran kinerja yang

mencakup penetapan indikator kinerja dan penetapan capaian indikator

kinerja untuk menilai keberhasilan atau kegagalan pencapaian sasaran

dalam rangka mewujudkan misi yang telah ditetapkan.

A. Capaian Kinerja

Pengukuran kinerja dimaksudkan untuk menilai keberhasilan atau

kegagalan pelaksanaan kegiatan yang telah ditetapkan dalam Rencana

Strategis (Renstra) dan Rencana Kerja Tahunan (RKT). Pengukuran

kinerja mencakup penilaian indikator kinerja sasaran yang tertuang

dalam Perjanjian Kinerja (PK). Pengukuran kinerja dilakukan dengan cara

membandingkan antara target dengan realisasinya. Persentase capaian,

dihitung dengan rumus bahwa semakin tinggi realisasi menggambarkan

pencapaian rencana tingkat capaian yang semakin baik.

Sesuai dengan Perjanjian Kinerja Tahun 2019, Deputi Bidang Investigasi

menetapkan 5 (lima) sasaran program dengan 10 (sepuluh) indikator

program dan 7 (tujuh) sasaran kegiatan dengan 7 (tujuh) indikator

kegiatan. Capaian sasaran program tersebut disajikan pada Tabel 3.1,

sedangkan capaian sasaran kegiatan disajikan pada Tabel 3.2.

A

Page 36: Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja … · 2020-01-21 · Tahun 2019. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2019 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan

Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup

31

Tabel 3. 1

Capain Kinerja Outcome

No. Sasaran Program Indikator Kinerja Target

2019

Realisasi Capaian

2019

2018 2019

1. Meningkatnya

efektivitas hasil

pengawasan

keinvestigasian

1.1 Persentase hasil

pengawasan

keinvestigasian

yang

dimanfaatkan di

persidangan

60% 36,77% 39,03% 64,74%

1.2 Persentase hasil

pengawasan

keinvestigasian

yang

dimanfaatkan

oleh APH

75% 100,00% 100,00% 133,33%

1.3 Persentase hasil

pengawasan

keinvestigasian

yang

dimanfaatkan

oleh K/L/P/K

70% 84,61% 75,00% 113,10%

1.4 Persentase hasil

audit

penyesuaian

harga yang

dimanfaatkan

oleh K/L/P/K

80% 100,00% 100,00% 125,00%

1.5 Persentase hasil

audit klaim yang

dimanfaatkan

oleh K/L/P/K

80% 100,00% 100,00% 125,00%

2. Meningkatnya

penyelesaian

hambatan

pelaksanaan

pembangunan

nasional

2.1 Persentase

penyelesaian

hambatan

kelancaran

pembangunan

80% 100,00% 96,15% 120,19%

3. Meningkatnya

kualitas tata

kelola

pemerintah dan

korporasi dalam

pencegahan

korupsi

3.1 Persentase

K/L/P/K yang

mengimplementa

sikan FCP

(termasuk FRA)

55% 64,06% 87,74% 159,52%

3.2 Persentase

auditor yang

memiliki

kompetensi

(hard & soft

competency) di

bidang

pencegahan

65% 87,80% 85,24% 131,14%

4. Meningkatnya

kepedulian

K/L/P/K dan

4.1 Persentase

K/L/P/K anggota

Komunitas

70% 100,00% 94,74% 135,34%

Page 37: Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja … · 2020-01-21 · Tahun 2019. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2019 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan

Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup

32

No. Sasaran Program Indikator Kinerja Target

2019

Realisasi Capaian

2019

2018 2019

masyarakat

terhadap

korupsi

Pembelajar Anti

Korupsi (KPAK)

yang

mengimplementa

sikan sistem

pengaduan

masyarakat

5. Meningkatnya

kapabilitas

pengawasan

intern

pemerintah di

bidang

keinvestigasian

5.1 Persentase

auditor yang

memiliki

kompetensi

keinvestigasian

65% 110,04% 111,79% 171,99%

Rata-rata capaian 127,94%

Rata-rata capaian outcome tahun 2019 sebesar 127,94% atau turun

sebesar 5,93% dari rata-rata capaian tahun 2018 sebesar 133,87%.

Indikator kinerja outcome tahun 2019 dicapai melalui kegiatan-kegiatan

yang dilaksanakan oleh Deputi Bidang Investigasi dan Perwakilan BPKP.

Tabel 3. 2

Capain Kinerja Output Tahun 2019

No. Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Target

2019

Realisasi Capaian

2019

%

2018 2019

1. Tersedianya

informasi hasil

pengawasan pada

Direktorat

Investigasi

Instansi

Pemerintah

Jumlah laporan

hasil pengawasan

intern pada

Direktorat

Investigasi Instansi

Pemerintah

25 lap 209 lap

76 lap 120,63% 2. Tersedianya

Informasi Hasil

Pengawasan

Keinvestigasian

pada Direktorat

Investigasi I

Jumlah laporan

hasil pengawasan

intern pada

Direktorat

Investigasi I

38 lap -

3. Tersedianya

informasi hasil

pengawasan pada

Direktorat

Investigasi

Hambatan

Kelancaran

Pembangunan

Jumlah laporan

hasil pengawasan

intern pada

Direktorat

Investigasi

Hambatan

Kelancaran

Pembangunan

36 lap 80 lap

81 lap 120,90%

Page 38: Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja … · 2020-01-21 · Tahun 2019. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2019 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan

Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup

33

No. Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Target

2019

Realisasi Capaian

2019

%

2018 2019

4. Tersedianya

Informasi Hasil

Pengawasan

Keinvestigasian

pada Direktorat

Investigasi II

Jumlah laporan

hasil pengawasan

intern pada

Direktorat

Investigasi II

31 lap -

5. Tersedianya

informasi hasil

pengawasan

pada Direktorat

Investigasi

BUMN dan

BUMD

Jumlah laporan

hasil pengawasan

intern pada

Direktorat

Investigasi

BUMN/D

13 lap 73 lap

52 lap 120,45%

6. Tersedianya

Informasi Hasil

Pengawasan

Keinvestigasian

pada Direktorat

Investigasi III

Jumlah laporan

hasil pengawasan

intern pada

Direktorat

Investigasi III

30 lap -

7. Tersedianya

Informasi Hasil

Pengawasan

Keinvestigasian

pada Direktorat

Investigasi IV

Jumlah laporan

hasil pengawasan

intern pada

Direktorat

Investigasi IV

15 lap - 18 lap 120,00%

Jumlah 188 lap 362 lap 227 lap 120,74%

Pada tahun 2016 Deputi Bidang Investigasi menetapkan satu sasaran

program dengan 1 (satu) indikator kinerja program. Pada tahun 2017,

Deputi Bidang Investigasi melakukan revisi Rencana Strategis (Renstra)

dengan menetapkan 5 (lima) sasaran program dengan 10 indikator

kinerja program yang berbeda dengan tahun sebelumnya. Sehubungan

dengan perubahan tersebut, realisasi dan capaian kinerja untuk masing-

masing indikator kinerja tahun 2017 sampai dengan 2019 tidak dapat

dibandingkan dengan realisasi kinerja sebelumnya.

Perkembangan capaian IKU tahun 2015 sampai dengan tahun 2016

disajikan pada Tabel 3.3, sedangkan perkembangan capaian IKU tahun

2017 sampai dengan tahun 2019 disajikan pada Tabel dan 3.4.

Page 39: Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja … · 2020-01-21 · Tahun 2019. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2019 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan

Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup

34

Tabel 3. 3

Capaian Outcome Tahun 2015 dan 2016

No. Sasaran Program Indikator Kinerja

Utama

Satuan Capaian Outcome

Tahun

2015

Tahun

2016

1 Perbaikan

pengelolaan

program Prioritas

Nasional dan

Pengelolaan

Keuangan Negara

Bidang Pengawasan

Keinvestigasian

Penyerahan Hasil

Pengawasan

Keinvestigasian

kepada Aparat

Penegak Hukum,

Kementerian,

Lembaga, Korporasi

% 166,34 144,97

Tabel 3. 4

Capaian Outcome Tahun 2017 s.d 2019

No. Sasaran Program Indikator Kinerja Satuan Capaian Outcome

2017 2018 2019

1. Meningkatnya

efektivitas hasil

pengawasan

keinvestigasian

1.1 Persentase hasil

pengawasan

keinvestigasian

yang

dimanfaatkan di

persidangan

% 104,03% 73,72% 64,74%

1.2 Persentase hasil

pengawasan

keinvestigasian

yang

dimanfaatkan

oleh APH

% 142,86% 138,89% 133,33%

1.3 Persentase hasil

pengawasan

keinvestigasian

yang

dimanfaatkan

oleh K/L/P/K

% 115,38% 130,17% 113,10%

1.4 Persentase hasil

audit

penyesuaian

harga yang

dimanfaatkan

oleh K/L/P/K

% 142,86% 133,33% 125,00%

1.5 Persentase hasil

audit klaim yang

dimanfaatkan

oleh K/L/P/K

% 142,86% 133,33% 125,00%

2. Meningkatnya

penyelesaian

hambatan

pelaksanaan

2.1 Persentase

penyelesaian

hambatan

kelancaran

pembangunan

% 142,86% 133,33% 120,19%

Page 40: Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja … · 2020-01-21 · Tahun 2019. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2019 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan

Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup

35

pembangunan

nasional

3. Meningkatnya

kualitas tata

kelola

pemerintah dan

korporasi dalam

pencegahan

korupsi

3.1 Persentase

K/L/P/K yang

mengimplementa

sikan FCP

(termasuk FRA)

% 161,54% 123,19% 159,52%

3.2 Persentase

auditor yang

memiliki

kompetensi

(hard & soft

competency) di

bidang

pencegahan

% 105,53% 141,61% 131,14%

4. Meningkatnya

kepedulian

K/L/P/K dan

masyarakat

terhadap

korupsi

4.1 Persentase

K/L/P/K anggota

Komunitas

Pembelajar Anti

Korupsi (KPAK)

yang

mengimplementa

sikan sistem

pengaduan

masyarakat

% 156,87% 153,85% 135,34%

5. Meningkatnya

kapabilitas

pengawasan

intern

pemerintah di

bidang

keinvestigasian

5.1 Persentase

auditor yang

memiliki

kompetensi

keinvestigasian

% 113,13% 177,48% 171,99%

Rata-rata capaian 132,79% 133,89% 127,94%

B. Analisis Capaian Kinerja

Tahun 2015 dan 2016, Deputi Bidang Investigasi menetapkan satu

sasaran program dan tiga sasaran kegiatan. Sasaran program tersebut

adalah:

“Perbaikan Pengelolaan Program Prioritas Nasional dan

Pengelolaan Keuangan Negara Bidang Pengawasan

Keinvestigasian”

Untuk mengukur capaian ini ditetapkan Indikator Kinerja Utama (IKU)

“Penyerahan Hasil Pengawasan Keinvestigasian kepada Aparat Penegak

Hukum/Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah/Korporasi”.

Page 41: Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja … · 2020-01-21 · Tahun 2019. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2019 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan

Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup

36

Penyerahan Hasil Pengawasan Keinvestigasian kepada Aparat Penegak

Hukum (APH), Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah/Korporasi

adalah tingkat penyelesaian penugasan bidang investigasi atas

permintaan APH dan K/L/P/K serta pengaduan masyarakat pada tahun

2016 yang dapat ditindaklanjuti dan dimanfaatkan oleh APH dan

K/L/P/K. Pengukuran kinerja dihitung berdasarkan jumlah laporan yang

diserahkan ke APH/Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah/

Korporasi dibandingkan dengan jumlah permintaan penugasan.

Target dan realisasi IKU tahun 2015 dan 2016 dapat dilihat pada Tabel

3.5.

Tabel 3. 5

Target dan Realisasi IKU Penyerahan Hasil Pengawasan

Keinvestigasian kepada Aparat Penegak Hukum dan K/L/P/K

Tahun 2015 s.d 2016

No. Tahun Penyerahan Hasil Pengawasan

Keinvestigasian kepada APH dan

K/L/P/K

Satuan Target Realisasi Capaian (%)

1. 2015 % 50 83,17 166,34%

2. 2016 % 60 86,98 144,97%

Target dan realisasi IKU tahun 2015 sampai dengan tahun 2016 dapat

digambarkan dengan Grafik 3.1.

Grafik 3. 1

Target dan Realisasi IKU Penyerahan Hasil Pengawasan

Keinvestigasian kepada APH dan /K/L/P/K

Tahun 2015 dan 2016

TARGET REALISASI

2015 50,00 83,17

2016 60,00 86,98

-

20,00

40,00

60,00

80,00

100,00

Page 42: Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja … · 2020-01-21 · Tahun 2019. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2019 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan

Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup

37

Dari Grafik 3.1 dapat dilihat bahwa realisasi IKU tahun 2015 dan tahun

2016 melampaui target yang telah ditetapkan. Meningkatnya realisasi

kinerja sebesar 3,81% disebabkan tim audit dapat menyelesaikan

penugasan dan penyusunan laporan hasil pengawasan dengan tepat

waktu.

Capaian IKU tahun 2016 sebesar 144,97% atau turun 21,37% dari

capaian tahun 2015 sebesar 166,34%. Perkembangan capaian dari tahun

2015 sampai dengan tahun 2016 terlihat pada Grafik 3.2.

Grafik 3. 2

Perkembangan Capaian IKU Penyerahan Hasil Pengawasan

Keinvestigasian kepada APH/K/L/P/K

Tahun 2015 dan 2016

Dari Grafik 3.2 terlihat capaian IKU tahun 2016 sebesar 144,97% atau

turun sebesar 21,37% dari capaian tahun 2015 sebesar 166,34%, namun

realisasi outcome di atas 100%. Penurunan ini disebabkan adanya

perbedaan persepsi antara Deputi Bidang Investigasi dengan APH dan

K/L/P/K atas suatu permasalahan sehingga permasalahan tersebut

belum/tidak dapat ditindaklanjuti penugasan.

Keberhasilan capaian sasaran program ini didukung oleh kegiatan-

kegiatan yang dilaksanakan oleh Direktorat di lingkungan Deputi Bidang

Investigasi dan Bidang Investigasi pada Perwakilan BPKP, dengan

indikator kinerja output sebagaimana terdapat pada Tabel 3.6.

2015 2016

Capaian 166,34 144,97

130

135

140

145

150

155

160

165

170

Page 43: Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja … · 2020-01-21 · Tahun 2019. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2019 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan

Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup

38

Tabel 3. 6

Capaian Kinerja Output

Tahun 2015 dan 2016

No. Sasaran

Kegiatan

Indikator

Kinerja

Satuan Tahun 2015 Tahun 2016

Target Reali

sasi

Capaian

%

Target Reali

sasi

Capaian

%

1. Tersedianya

informasi hasil

pengawasan

pada

Direktorat

Investigasi

Instansi

Pemerintah

Rekomendasi

Pengawasan

Keinvestigasian

Rekomendasi 101 170 168,32 84 84 100

Rekomendasi

Perbaikan

Pencegahan

Korupsi pada

Kementerian/

Lembaga/

Pemerintah

Daerah

Rekomendasi 59 116 196,61 64 64 100

Rekomendasi

Pengawasan

Keinvestigasian

Bansos

Rekomendasi - - - 1 1 100

2. Tersedianya

informasi hasil

pengawasan

dalam

mencapai pada

Direktorat

Investigasi

BUMN dan

BUMD

Rekomendasi

Pengawasan

Keinvestigasian

Rekomendasi 54 59 109,26 61 61 100

Rekomendasi

Perbaikan

Pencegahan

Korupsi pada

Korporasi

Rekomendasi 30 27 90,00 21 21 100

Rekomendasi

Pengawasan

Keinvestigasian

KUR

Rekomendasi - - - 1 1 100

3. Tersedianya

informasi

hasil

pengawasan

pada

Direktorat

Investigasi

HKP

Rekomendasi

Hasil

Pengawasan

atas Hambatan

Kelancaran

Pembangunan

Rekomendasi 66 84 127,27 60 60 100

Rekomendasi

Perbaikan

Pencegahan

Korupsi pada

Korporasi

Rekomendasi 13 21 161,54 - - -

Rekomendasi

Pengawasan

Bidang

Infrastruktur

Rekomendasi - - - 1 1 100

Jumlah 323 477 147,68 293 293 100

Pada tahun 2017, Deputi Bidang Investigasi menetapkan 5 (lima) sasaran

program dengan 10 indikator kinerja program. Realisasi dan capaian

Page 44: Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja … · 2020-01-21 · Tahun 2019. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2019 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan

Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup

39

kinerja untuk masing-masing indikator kinerja tahun 2019

dibandingkan dengan realisasi tahun 2018 dan target akhir periode

Renstra adalah sebagai berikut:

Sasaran Program 1

Meningkatnya efektivitas hasil pengawasan keinvestigasian

Indikator kinerja yang ditetapkan untuk menilai capaian sasaran

strategis ini adalah:

1. Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang dimanfaatkan di

persidangan.

2. Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang dimanfaatkan

oleh APH.

3. Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang dimanfaatkan

oleh K/L/P/K.

4. Persentase hasil audit penyesuaian harga yang dimanfaatkan oleh

K/L/P/K.

5. Persentase hasil audit klaim yang dimanfaatkan oleh K/L/P/K.

Uraian capaian indikator kinerja tersebut adalah sebagai berikut:

1. Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang

dimanfaatkan di persidangan

Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang dimanfaatkan di

persidangan adalah tingkat pemanfaatan laporan hasil pengawasan

keinvestigasian berupa Laporan Hasil Audit dalam rangka

Penghitungan Kerugian Keuangan Negara (LHPKKN) dan Laporan

Pengumpulan dan Evaluasi Bukti Dokumen Elektronik (LPEBDE) pada

sidang di pengadilan. Pengukuran kinerja dihitung berdasarkan

jumlah Laporan Pemberian Keterangan Ahli (LPKA) di pengadilan

dibandingkan dengan Laporan Hasil Audit dalam rangka

Penghitungan Kerugian Keuangan Negara (LHPKKN) dan Laporan

Pengumpulan dan Evaluasi Bukti Dokumen Elektronik (LPEBDE) yang

diterbitkan.

Page 45: Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja … · 2020-01-21 · Tahun 2019. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2019 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan

Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup

40

Realisasi kinerja tahun 2019 sebesar 38,84% lebih rendah

dibandingkan dari target sebesar 60% atau mencapai 64,74%.

Realisasi kinerja dihitung berdasarkan jumlah laporan pemberian

keterangan ahli di pengadilan sebanyak 376 laporan dibandingkan

dengan jumlah Laporan Hasil Audit dalam rangka Penghitungan

Kerugian Keuangan Negara (LHPKKN) dan Laporan Pengumpulan dan

Evaluasi Bukti Dokumen Elektronik (LPEBDE) yang diterbitkan

sebanyak 968 laporan.

Realisasi kinerja tahun 2019 sebesar 38,84% lebih tinggi

dibandingkan dengan realisasi tahun 2018 sebesar 36,77% dan lebih

rendah jika dibandingkan dengan target pada akhir periode Renstra

sebesar 60%. Hal ini terjadi karena proses pelimpahan perkara dari

APH ke Pengadillan memerlukan waktu yang cukup lama sehingga

LHPKKN dan LPEBDE yang diterbitkan pada tahun 2019 belum

seluruhnya dilimpahkan ke Pengadilan. Selain itu, terdapat perkara

yang melibatkan beberapa terdakwa dilakukan dalam satu

persidangan.

Realisasi kinerja tahun 2019 didukung oleh penugasan pemberian

keterangan ahli, audit dalam rangka penghitungan kerugian

keuangan negara, dan Pengumpulan dan Evaluasi Bukti Dokumen

Elektronik (PEBDE) yang dilaksanakan oleh Direktorat di lingkungan

Deputi Bidang Investigasi dan Perwakilan BPKP. Rincian penugasan

pendukung realisasi kinerja terdapat pada Tabel 3.7.

Tabel 3. 7

LHPKKN dan LPEBDE

Tahun 2017-2019

No. Tahun LHPKKN LPEBDE Jumlah PKA Realisasi

Kinerja

1 2017 397 8 405 - -

2 2018 334 6 340 - -

3 2019 218 5 223 376 -

Jumlah 968 376 38,84

Page 46: Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja … · 2020-01-21 · Tahun 2019. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2019 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan

Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup

41

Target dan realisasi kinerja dari tahun 2017 sampai dengan tahun

2019 adalah sebagai berikut:

Tabel 3. 8

Target dan Realisasi IKU Persentase hasil pengawasan

keinvestigasian yang dimanfaatkan di persidangan

Tahun 2017-2019

No. Tahun Persentase hasil pengawasan

keinvestigasian yang dimanfaatkan di

persidangan

Target (%) Realisasi (%) Capaian (%)

1. 2017 40 41,61 104,03

2. 2018 50 36,77 73,54

3. 2019 60 38,84 64,74

Target dan realisasi tahun 2017 sampai dengan tahun 2019 dapat

digambarkan dengan Grafik 3.3.

Grafik 3. 3

Target dan Realisasi IKU Persentase hasil pengawasan

keinvestigasian yang dimanfaatkan di persidangan

Tahun 2017-2019

Dari Grafik 3.3 dapat dilihat bahwa realisasi kinerja tahun 2017

melampaui target yang ditetapkan. Sedangkan realisasi tahun 2018

dan tahun 2019 lebih rendah dari target yang telah ditetapkan.

Perkembangan capaian dari tahun 2017 sampai dengan tahun 2019

terlihat pada Grafik 3.4.

2017 2018 2019

Target 40 50 60

Realisasi 41,61 36,77 38,84

0

10

20

30

40

50

60

70

Page 47: Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja … · 2020-01-21 · Tahun 2019. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2019 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan

Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup

42

Grafik 3. 4

Capaian IKU Persentase hasil pengawasan keinvestigasian

dimanfaatkan di persidangan

Tahun 2017-2019

Dari Grafik 3.4 terlihat bahwa capaian kinerja terus menurun,

capaian tahun 2018 lebih rendah sebesar 30,49% dibandingkan

dengan capaian tahun dari tahun 2017. Capaian tahun 2019 lebih

rendah sebesar 8,80% dibandingkan dengan capaian tahun 2018.

Hal ini disebabkan proses pelimpahan perkara dari APH ke

Pengadillan memerlukan waktu yang cukup lama sehingga LHPKKN

dan LPEBDE yang diterbitkan belum seluruhnya dilimpahkan ke

Pengadilan.

Untuk meningkatkan capaian kinerja, BPKP khususnya Deputi Bidang

Investigasi akan terus menjalin komunikasi yang baik dengan APH

dan menyelesaikan penugasan dengan cepat agar APH dapat segera

menuntaskan perkara korupsi yang ditangani.

Pencapaian sasaran tahun 2019 didukung penggunaan dana sebesar

Rp1.146.114.369,00 atau 100,65% dari anggaran sebesar

Rp1.138.697.407,00.

2017 2018 2019

capaian 104,03 73,54 64,74

0,00

20,00

40,00

60,00

80,00

100,00

120,00

Capaian

Page 48: Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja … · 2020-01-21 · Tahun 2019. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2019 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan

Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup

43

Capaian IKU menyerap SDM sebanyak 4.032 OH atau 117,65% dari

rencana sebanyak 3.427 OH.

Dari sisi penggunaan dana, sasaran ini belum dicapai secara efisien.

Hal ini terlihat dari capaian kinerja sebesar 64,74%, lebih kecil

daripada capaian penggunaan dana sebesar 100,65%.

Dari sisi penggunaan SDM, sasaran ini belum dicapai secara efisien.

Hal ini terlihat dari capaian kinerja sebesar 64,74%, lebih kecil

daripada capaian penggunaan SDM sebesar 117,65%.

Output yang mendukung capaian IKU “Persentase hasil pengawasan

keinvestigasian dimanfaatkan di persidangan” terdapat pada Tabel

3.9.

Tabel 3. 9

Target dan Realisasi Output LPKA, LHPKKN, dan LPEBDE

Tahun 2019

Uraian Target (laporan) Realisasi

(laporan)

% capaian

LPKA 665 665 100,00

LHPKKN 246 218 88,62

LPEBDE 3 5 166,67

Jumlah 914 888 97,16

Realisasi penugasan pemberian keterangan ahli di pengadilan

sebanyak 665 laporan terdiri dari:

a. Pemberian keterangan ahli di hadapan Penyidik (Kejaksaan,

Kepolisian, dan KPK) sebanyak 289 laporan.

b. Pemberian keterangan ahli di Pengadilan sebanyak 376 laporan.

Penugasan pemberian keterangan ahli di Pengadilan yang

dilaksanakan pada tahun 2019 antara lain:

a. Pemberian Keterangan Ahli pada persidangan atas Perkara

Dugaan Tindak Pidana Korupsi dalam Kegiatan Penyediaan

Sarana Air Bersih Perkotaan Tahun Anggaran 2007-2010 (Multi

Years) pada Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Berau atas nama

Terdakwa Cahyo Adhi Oktaviari dan Ir. Sutirto Bachrun dengan

Page 49: Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja … · 2020-01-21 · Tahun 2019. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2019 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan

Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup

44

nilai temuan kerugian keuangan negara sebesar

Rp45.353.565.721,98.

b. Pemberian Keterangan Ahli pada persidangan perkara dugaan

TPK terkait pembebasan tanah untuk kepentingan umum dalam

program Normalisasi Kali Pesanggrahan di Kelurahan Lebak

Bulus Kecamatan Cilandak kota Administrasi Jakarta Selatan

Tahun 2013 atas nama Terdakwa Hasan S. Hanapi dengan nilai

temuan kerugian keuangan negara sebesar

Rp32.502.128.900,00.

c. Pemberian Keterangan Ahli pada persidangan atas Perkara

Dugaan TPK Pekerjaan Pembangunan Fasilitas Pameran Kawasan

NTT Fair TA 2018 a.n terdakwa Ir. YuliaAfra, Dona Fabiola, dan

Ir. Hadmen Puri.

LHPKKN yang terbit pada tahun 2019 dan jumlah kerugian keuangan

negara disajikan pada Tabel 3.10.

Tabel 3. 10

LHPKKN yang diserahkan ke APH

Tahun 2019

No. Instansi

Penyidik

Jumlah

laporan

Nilai kerugian keuangan negara

Rupiah USD

1 Kejaksaan 81 3.459.659.183.887,01 -

2 Kepolisian 137 211.126.052.823,61 -

Jumlah 218 3.670.785.236.710,62

LHPKKN yang terbit tahun 2019 antara lain:

a. Audit Penghitungan Kerugian Keuangan Negara atas Perkara

Dugaan Tindak Pidana Korupsi pada kegiatan Pengadaan Boiler

Unit 4 PLTU Lati Circulated Fluidized Bed (CFB) Kecamatan

Gunung Tabur Kabupaten Berau yang mengakibatkan kerugian

keuangan negara sebesar Rp14.850.000.000,00.

b. Audit Penghitungan Kerugian Keuangan Negara atas KMK

Kontrak dan KMK Yasa Griya pada PT BTN (Persero) Cabang

Gresik dan Cabang Semarang yang dinovasi namun tidak sesuai

Page 50: Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja … · 2020-01-21 · Tahun 2019. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2019 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan

Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup

45

ketentuan yang berlaku

mengakibatkan kerugian keuangan

negara sebesar Rp58.654.243.276,00

masing-masing pada Cabang Gresik

sebesar Rp12.899.413.652,00 dan

Cabang Semarang sebesar

Rp45.754.829.624,00.

c. Audit Penghitungan Kerugian Keuangn Negara atas Dugaan TPK

pada Kegiatan Penyediaan dan Pengelolaan Prasarana dan Sarana

Sosial dan Ekonomi di Kawasan Transmigrasi Desa Tanjung

Melayu, Kabupaten Indragiri Hilir pada Dinas Tenaga Kerja,

Transmigrasi, dan Kependudukan Provinsi Riau TA 2016 yang

mengakibatkan kerugian keuangan negara sebesar

Rp8.414.259.598,30.

Penugasan Pengumpulan dan Evaluasi Bukti Dokumen Elektronik

(PEBDE) yang dilaksanakan pada tahun 2019 antara lain:

a. Pengumpulan dan Evaluasi Bukti Dokumen Elektronik atas E-

Procurement Melalui SPSE untuk Keperluan Penyidikan Perkara

Dugaan Tindak Pidana Korupsi pada Badan Pengusahaan

Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Sabang

(BPKPBPBS) atas Pekerjaan Perencanaan untuk Paket Kegiatan

Pembangunan Terminal Pelabuhan Penyeberangan Balohan-

Sabang tahun Anggaran 2016.

b. Pengumpulan dan Evaluasi Bukti Dokumen Elektronik dalam

rangka Audit Tujuan Tertentu atas Kegiatan Pelaksanaan Proyek

Pembangunan Blast Furnace Complex PT Krakatau Steel

(PERSERO) Tbk. yang dilaksanakan oleh PT Krakatau Engineering.

c. Pengumpulan dan Evaluasi Bukti Dokumen Elektronik untuk

Keperluan Audit Investigatif atas Penempatan Investasi Saham

oleh PT Asabri (Persero) Periode 2012 s.d. 2017.

Page 51: Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja … · 2020-01-21 · Tahun 2019. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2019 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan

Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup

46

2. Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang

dimanfaatkan oleh APH

Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang dimanfaatkan

oleh Aparat Penegak Hukum (APH) adalah tingkat pemanfaatan hasil

audit investigatif oleh APH. Pengukuran kinerja dihitung

berdasarkan jumlah laporan hasil audit investigatif yang dapat

ditindaklanjuti dan dimanfaatkan oleh APH dibandingkan dengan

jumlah Laporan Hasil Audit Investigatif (LHAI) yang diterbitkan.

Realisasi kinerja tahun 2019 sebesar 100% lebih tinggi dibandingkan

dengan target sebesar 75% atau mencapai 133,33%. Realisasi kinerja

dihitung berdasarkan jumlah LHAI yang ditindaklanjuti dan

dimanfaatkan oleh APH sebanyak 47 laporan dibandingkan dengan

jumlah LHAI yang diterbitkan sebanyak 47 laporan.

Realisasi kinerja tahun 2019 sebesar 100% dibandingkan dengan

realisasi tahun 2018 sama dan lebih tinggi dibandingkan dengan

target pada akhir periode Renstra sebesar 75%.

Capaian sasaran program ini didukung oleh penugasan audit

investigatif yang diserahkan ke Aparat Penegak Hukum (APH) yang

dilaksanakan oleh Perwakilan BPKP.

Tabel 3. 11

Target dan Realisasi IKU Persentase hasil pengawasan

keinvestigasian yang dimanfaatkan oleh APH

Tahun 2017-2019

No. Tahun Persentase hasil pengawasan keinvestigasian

yang dimanfaatkan oleh APH

Target (%) Realisasi (%) Capaian (%)

1. 2017 70 100,00 142,86

2. 2018 72 100,00 138,89

3. 2019 75 100,00 133,33

Target dan realisasi kinerja tahun 2017 sampai dengan tahun 2019

digambarkan dengan Grafik 3.5.

Page 52: Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja … · 2020-01-21 · Tahun 2019. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2019 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan

Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup

47

Grafik 3. 5

Target dan Realisasi IKU Persentase hasil pengawasan

keinvestigasian yang dimanfaatkan oleh APH

Dari Grafik 3.5 dapat dilihat bahwa realisasi IKU tahun 2017 sampai

dengan tahun 2019 melampaui target yang telah ditetapkan. Faktor

pendukung tercapainya IKU adalah adanya komunikasi dan

kerjasama yang baik dengan APH, serta peran APH untuk

menyelesaikan kasus yang sedang ditangani.

Perkembangan capaian IKU tahun 2017 sampai dengan tahun 2019

digambarkan Grafik 3.6.

Grafik 3. 6

Capaian IKU Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang

dimanfaatkan oleh APH

2017 2018 2019

Target 70 72 75

Realisasi 100,00 100,00 100,00

-

20

40

60

80

100

120

2017 2018 2019

capaian 142,86 138,89 133,33

128,00

130,00

132,00

134,00

136,00

138,00

140,00

142,00

144,00

Capaian

Page 53: Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja … · 2020-01-21 · Tahun 2019. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2019 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan

Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup

48

Dari Grafik 3.6 terlihat bahwa capaian kinerja terus menurun, lebih

rendah dari tahun sebelumnya, namun melebihi target yang

ditetapkan. Hal ini disebabkan perkara yang telah dilakukan

penyelidikan memerlukan waktu yang cukup lama untuk diproses ke

tahap selanjutnya, serta naiknya target setiap tahun sedangkan

realisasi sudah tercapai maksimal (100%).

Pencapaian sasaran tahun 2019 didukung penggunaan dana sebesar

Rp40.310.621,00 atau 81,74% dari anggaran sebesar

Rp49.317.668,00.

Capaian IKU menyerap SDM sebanyak 200 OH atau 100% dari

rencana sebanyak 200 OH.

Dari sisi penggunaan dana, sasaran ini telah dicapai secara efisien.

Hal ini terlihat dari capaian kinerja sebesar 133,33%, lebih kecil

daripada capaian penggunaan dana sebesar 81,74%.

Dari sisi penggunaan SDM, sasaran ini telah dicapai secara efisien.

Hal ini terlihat dari capaian kinerja sebesar 133,33%, lebih kecil

daripada capaian penggunaan SDM sebesar 100%.

Output yang mendukung capaian IKU “Persentase hasil pengawasan

keinvestigasian yang dimanfaatkan oleh APH” terdapat pada Tabel

3.12.

Tabel 3. 12

Target dan Realisasi Output LHAI

Tahun 2019

Uraian Target

(laporan)

Realisasi (laporan) % capaian

LHAI 72 47 65,28

LHAI yang diserahkan ke APH pada tahun 2019 dan jumlah kerugian

keuangan negara terdapat pada Tabel 3.13.

Page 54: Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja … · 2020-01-21 · Tahun 2019. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2019 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan

Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup

49

Tabel 3. 13

LHAI yang diserahkan ke APH

Tahun 2019

No. Instansi Penyidik Jumlah

laporan

Nilai kerugian keuangan negara

1. Kejaksaan 4 1.701.732.512,45

2. Kepolisian 43 58.385.572.579,69

Jumlah 47 60.087.305.092,14

LHAI yang ditindaklanjuti oleh APH antara lain:

a. Investigatif atas Dugaan Penyimpangan Penarikan Pinjaman

Kredit Modal Kerja (KMK) Pada PT BRI

Kantor Cab. Kabanjahe Periode Tahun

2017 s.d Maret 2018 dengan potensi

kerugian keuangan negara sebesar

Rp6.130.000.000,00.

b. Audit Investigatif atas Kegiatan Pemeliharaan Rutin/Berkala

Gedung Kantor di Lingkup Dinas Pendidikan Kabupaten Konawe

Tahun Anggaran 2016 dengan potensi kerugian keuangan

negara sebesar Rp4.255.000.000,00.

c. Audit Investigatif atas Pelaksanaan Kegiatan Tembok Penahan

Desa Tanah Kamal dan Desa Talang Pangeran TA 2017 pada

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Ogan

Hilir dengan potensi kerugian keuangan negara sebesar

Rp5.942.438.913,82.

3. Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang

dimanfaatkan oleh K/L/P/K

Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang dimanfaatkan

oleh K/L/P/K adalah tingkat pemanfaatan laporan hasil pengawasan

keinvestigasian oleh K/L/P/K untuk perbaikan tata kelola dan/atau

mencegah TPK berulang. Pengukuran kinerja dihitung berdasarkan

jumlah laporan hasil pengawasan keinvestigasian berupa laporan

hasil audit Investigatif, laporan hasil pengawasan atas current

issues, dan laporan hasil pengawasan dalam rangka pemberian

Page 55: Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja … · 2020-01-21 · Tahun 2019. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2019 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan

Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup

50

rekomendasi strategis yang ditindaklanjuti dan dimanfaatkan oleh

K/L/P/K dibandingkan dengan jumlah laporan hasil pengawasan

keinvestigasian yang diterbitkan.

Realisasi kinerja tahun 2019 sebesar 79,17% lebih tinggi

dibandingkan dengan target sebesar 70% atau mencapai 113,10%.

Realisasi kinerja dihitung berdasarkan jumlah LHAI dan laporan hasil

pengawasan dalam rangka pemberian rekomendasi strategis yang

ditindaklanjuti dan dimanfaatkan oleh K/L/P/K sebanyak 19 laporan

dibandingkan dengan jumlah laporan hasil audit Investigatif yang

diterbitkan sebanyak 22 laporan dan laporan hasil pengawasan

dalam rangka pemberian rekomendasi strategis yang diterbitkan

sebanyak 5 (lima) laporan.

Realisasi kinerja tahun 2019 sebesar 79,17% lebih rendah

dibandingkan dengan realisasi tahun 2018 sebesar 84,61%, namun

lebih tinggi dibandingkan dengan target pada akhir periode Renstra

sebesar 70%.

Tabel 3. 14

Target dan Realisasi IKU Persentase hasil pengawasan

keinvestigasian yang dimanfaatkan oleh K/L/P/K

Tahun 2017-2019

No. Tahun Persentase hasil pengawasan keinvestigasian

yang dimanfaatkan oleh K/L/P/K

Target (%) Realisasi (%) Capaian (%)

1. 2017 60 69,23 115,38

2. 2018 65 84,61 130,17

3. 2019 70 79,17 113,10

Capaian sasaran program ini didukung oleh penugasan pengawasan

yang dilaksanakan oleh Direktorat di lingkungan Deputi Bidang

Investigasi dan Perwakilan BPKP.

Target dan realisasi kinerja tahun 2017 sampai dengan tahun 2019

digambarkan dengan Grafik 3.7.

Page 56: Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja … · 2020-01-21 · Tahun 2019. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2019 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan

Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup

51

Grafik 3. 7

Target dan Realisasi IKU Persentase hasil pengawasan

keinvestigasian yang dimanfaatkan oleh K/L/P/K

Dari Grafik 3.7 dapat dilihat bahwa realisasi IKU tahun 2017 sampai

dengan tahun 2019 melampaui target yang telah ditetapkan.

Perkembangan capaian IKU tahun 2017 sampai dengan tahun 2019

digambarkan dengan Grafik 3.8.

Grafik 3. 8

Capaian IKU Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang

dimanfaatkan oleh K/L/P/K

Dari Grafik 3.8 terlihat bahwa capaian IKU tahun 2018 lebih tinggi

dibandingkan dengan capaian tahun 2017. Capaian IKU tahun 2019

2017 2018 2019

Target 60 65 70

Realisasi 69,23 84,61 79,17

-

10

20

30

40

50

60

70

80

90

2017 2018 2019

capaian 115,38 130,17 113,10

100,00

105,00

110,00

115,00

120,00

125,00

130,00

135,00

Capaian

Page 57: Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja … · 2020-01-21 · Tahun 2019. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2019 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan

Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup

52

lebih rendah dari capaian tahun 2018. Namun capaian IKU tahun

2017 sampai dengan tahun 2019 lebih dari 100%. Tercapainya

capaian kinerja disebabkan peran aktif auditan dalam

menindaklanjuti rekomendasi atas hasil audit. Selain itu tim audit

dapat menyelesaikan penugasan dan penyusunan laporan hasil

pengawasan tepat waktu.

Pencapaian sasaran tahun 2019 didukung penggunaan dana sebesar

Rp506.775.821,00 atau 96,04% dari anggaran sebesar

Rp527.698.685,00.

Capaian IKU menyerap SDM sebanyak 4.205 OH atau 112,98% dari

rencana sebanyak 3.722 OH.

Dari sisi penggunaan dana, sasaran ini telah dicapai secara efisien.

Hal ini terlihat dari capaian kinerja sebesar 113,10%, lebih kecil

daripada capaian penggunaan dana sebesar 96,04%.

Dari sisi penggunaan SDM, sasaran ini telah dicapai secara efisien.

Hal ini terlihat dari capaian kinerja sebesar 113,10%, lebih kecil

daripada capaian penggunaan SDM sebesar 112,98%.

Output yang mendukung capaian IKU “Persentase hasil pengawasan

keinvestigasian yang dimanfaatkan oleh K/L/P/K” terdapat pada

Tabel 3.15.

Tabel 3. 15

Laporan Hasil Pengawasan yang diserahkan ke K/L/P/K

Tahun 2019

Uraian Target

(laporan)

Realisasi

(laporan)

% capaian

LHAI 19 19 100,00

Laporan hasil pengawasan

dalam rangka pemberian

rekomendasi strategis

5 5 100,00

Jumlah 24 24 100,00

Page 58: Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja … · 2020-01-21 · Tahun 2019. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2019 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan

Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup

53

LHAI yang diserahkan ke K/L/P/K pada tahun 2019 antara lain:

a. Audit Investigatif atas Pengadaan

Pesawat Udara ATR 72-600 pada PT

Garuda Indonesia (Persero) Tbk

periode Tahun 2012 sampai Tahun

2017 dengan potensi kerugian

keuangan negara sebesar USD18.118.326,00.

b. Audit Investigatif atas Dugaan Penyimpangan pada Penyaluran

Kredit Bakulan/Kredit Kepada UMKM pada kantor Cabang Utama

PT Permodalan Ekonomi Rakyat (PT PER) tahun 2013 s.d 2015

yang berpotensi merugikan keuangan negara sebesar

Rp1.298.082.000,00.

c. Audit Investigatif BUMN atas enam Pengelolaan Investasi pada

BUMN-BUMN Jasa Asuransi dan Penjaminan periode tahun 2012

s.d. 2018 dengan potensi kerugian keuangan negara

Rp10.856.080.133.285,00 antara lain Penempatan Investasi

Saham oleh PT Asabri (Persero) periode tahun 2012 s.d. 2017

dengan potensi kerugian keuangan negara sebesar

Rp10.787.025.614.685,00.

Dalam rangka mendukung Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun

2019, Deputi Bidang Investigasi melaksanakan penugasan sebagai

berikut:

a. Fraud Risk Assessment (FRA) atas Program Stunting

Penilaian risiko pada Kegiatan Prioritas Percepatan Penurunan

Stunting dilaksanakan di seluruh wilayah perwakilan BPKP di 34

Provinsi dengan subjek penilaian satu pemerintah daerah.

Penilaian risiko kecurangan menghasilkan 283 risiko yang telah

diklasifikasi seluruhnya kedalam risiko korupsi sebagaimana UU

no. 20 tahun 2001 dengan uraian sebagai berikut:

1) Penggelapan dalam jabatan

a) Penggunaan Aset milik pemerintah secara tidak benar

untuk kepentingan pribadi

Page 59: Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja … · 2020-01-21 · Tahun 2019. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2019 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan

Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup

54

b) Sengaja tidak mencatat penerimaan aset milik

pemerintah untuk selain kepentingan pemerintah

c) Menaikkan pengajuan kebutuhan obat anti kecacingan

untuk keuntungan pribadi

Risiko di atas secara umum disebabkan oleh:

a) Rangkap jabatan antara Pejabat Penerima Hasil

Pekerjaan (PPHP) dan pengelola barang persediaan

b) Belum tersedia SOP pengamanan aset/persediaan

c) Lemahnya eksistensi integritas dan nilai etika di

lingkungan organisasi.

2) Pemerasan

Pengenaan tambahan biaya/pungutan di luar ketentuan atas

berbagai kegiatan di antaranya penyaluran dana Bantuan

Operasional Kesehatan (BOK), pembayaran biaya perjalanan

dinas, pemantauan dan evaluasi.

Hal ini disebabkan oleh:

a) Lemahnya penerapan integritas dan nilai etika di

lingkungan organisasi.

b) Belum optimalnya penggunaan sarana pengaduan

internal.

3) Gratifikasi

Penerimaan imbalan oleh Aparatur Sipil Negara (ASN)

berkaitan dengan proses pengadaan barang dan jasa.

Hal ini disebabkan oleh:

a) Lemahnya penerapan integritas dan nilai etika di

lingkungan organisasi.

b) Pemahaman yang lemah atas gratifikasi, kickback dll.

4) Kerugian Keuangan Negara

a) Duplikasi pembiayaan

b) Kegiatan fiktif

c) Kekurangan volume hasil pekerjaan

d) Penerimaan barang hasil pekerjaan tidak sesuai

spesifikasi

Page 60: Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja … · 2020-01-21 · Tahun 2019. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2019 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan

Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup

55

e) Kolusi

Hal ini disebabkan oleh lemahnya integritas dan nilai etika di

lingkungan organsiasi.

Berbagai risiko di atas menunjukan adanya kerentanan pada

pelaksanaan kegiatan prioritas percepatan penurunan stunting

terhadap risiko kecurangan. Atas hal tersebut Menteri Kesehatan

disarankan agar:

1) Meningkatkan pemahaman dan kepedulian ASN di

lingkungan Kementerian Kesehatan dan Pelaksana Urusan

Kesehatan Pemerintah Daerah melalui upaya edukasi dan

mengembangkan penerapan budaya anti korupsi di

lingkungan organisasi masing-masing.

2) Mengoptimalkan penerapan sistem pengaduan internal.

3) Melengkapi pengelolaan persediaan dengan prosedur

pengamanan aset dan pemisahan fungsi antara fungsi

pengelola barang persediaan dengan fungsi penerima hasil

pekerjaan.

b. Fraud Risk Assessment (FRA) atas Program Reforma Agraria

di Lingkungan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan

Pertanahan Nasional

Penilaian risiko kecurangan atau fraud risk assessment adalah

proses proaktif yang bertujuan untuk mengidentifikasi dan

mengatasi kerentanan organisasi atas kecurangan yang

dilakukan pihak internal ataupun pihak eksternal. Penilaian

risiko kecurangan pada Program Reforma Agraria di Lingkungan

Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional

(ATR/BPN) menghasilkan peta risiko fraud pada empat kegiatan

yaitu:

1) Inventarisasi Penguatan Pemilikan Penggunaan dan

Pemanfaatan Tanah (IP4T)

2) Redistribusi Tanah

3) Pendaftaran Tanah Sistem Lengkap (PTSL)

Page 61: Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja … · 2020-01-21 · Tahun 2019. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2019 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan

Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup

56

4) Penataan Akses.

Penilaian risiko fraud pada program reforma agraria tersebut

berhasil mengidentifikasi 687 risiko fraud yang terdistribusi

pada keempat bidang kegiatan dengan rincian seperti Grafik 3.9.

Grafik 3. 9

Risiko Fraud Teridentifikasi

Risiko fraud yang teridentifikasi kemudian diklasifikasi dalam

kategori korupsi sebagaimana yang ada dalam Undang-Undang

Nomor 20 tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana

Korupsi, dengan penjelasan sebagai berikut:

1) Kerugian Keuangan Negara

a) Petugas lapangan secara sengaja (intentionaly)

melaporkan pelaksanaan kegiatan yang tidak sesuai

dengan realisasi;

b) Markup harga pengadaan formulir/ATK/penunjang

komputer/peralatan kerja untuk menutupi kekurangan

biaya operasional pelaksanaan kegiatan; dan

c) Kolusi dalam penetapan penerima bantuan Tanah Objek

Reforma Agraria (TORA).

2) Suap

Petugas menerima suap/gratifikasi sehubungan dengan

proses penerbitan sertifikat tanah atau pada penetapan

TORA dalam kegiatan penataan akses.

127 136

315

109

687

0

100

200

300

400

500

600

700

800

Kegiatan IP4T RedistribusiTanah

PTSL Penataan akses Total

Page 62: Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja … · 2020-01-21 · Tahun 2019. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2019 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan

Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup

57

3) Penyalahgunaan Dalam Jabatan

a) Manipulasi data fisik tanah dan kelengkapan

administratif untuk memenuhi persyaratan yuridis

penerbitan sertifikat atas tanah;

b) Kolusi antara pihak terkait dalam proses penetapan

sertifikat hak atas tanah; dan

c) Rekayasa bukti pertanggungjawaban belanja kegiatan

penyuluhan

4) Pemerasan

Petugas di lapangan melakukan pungutan liar kepada

masyarakat dalam menjalankan kegiatan Pendaftaran Tanah

Sistematis Lengkap (PTSL), IP4T, Redistribusi Tanah, dan

Penataan akses.

5) Perbuatan Curang

Penggelapan Lahan ex-HGU Perusahaan yang dialokasikan

untuk redistribusi tanah.

6) Benturan Kepentingan

Mark-up penetapan besaran ganti kerugian harga tanah

kelebihan maksimum dan absentee.

7) Gratifikasi

Petugas menerima suap/gratifikasi pada saat pengukuran

bidang tanah.

Terkait risiko fraud yang telah teridentifikasi dalam pelaksanaan

Program Reforma Agraria di Lingkungan Kementerian Agraria

dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional, sebagai bahan

pertimbangan mitigasi direkomendasikan kepada Menteri

ATR/BPN agar:

1) Dalam penyusunan target kegiatan mempertimbangkan

ketersediaan sumber daya pada setiap unit kerja;

2) Meningkatkan efektivitas reviu sebagai pengendalian atas

proses penyusunan laporan kegiatan;

Page 63: Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja … · 2020-01-21 · Tahun 2019. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2019 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan

Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup

58

3) Penyusunan anggaran kegiatan Kementerian ATR/BPN

disusun berdasarkan usulan Rencana Kegiatan Anggaran

Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota dan memperhitungkan

seluruh komponen biaya kegiatan tersebut (termasuk

transport, akomodasi, honor dll.);

4) Menetapkan kebijakan anti fraud meliputi namun tidak

terbatas pada definisi konflik kepentingan dan

pengungkapan adanya konflik kepentingan;

5) Berkoordinasi dengan organisasi perangkat daerah terkait

kegiatan penataan akses terutama transparansi penetapan

penerima bantuan TORA;

6) Mengefektifkan pengendalian mutu verifikasi data fisik dan

yuridis pada proses penerbitan sertifikat atas tanah;

7) Mengefektifkan lingkungan pengendalian dengan

menegakkan integritas dan nilai etika pada seluruh jajaran

Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota, Kanwil dan Kementerian

ATR/BPN;

8) Meningkatkan kendali mutu verifikasi pada proses

penerbitan sertifikat atas tanah;

9) Menerapkan sanksi yang tegas dan berat bagi yang terbukti

melanggar integritas dan nilai etika organisasi;

10) Menyelenggarakan program edukasi anti korupsi dalam

rangka membangun/mengoptimalkan sistem pelaporan

perilaku fraud dan mengembangkan budaya organisasi anti

korupsi;

11) Menyempurnakan SOP Redistribusi Tanah dengan

menambahkan prosedur pengujian silang untuk lahan yang

berasal dari ex-HGU;

12) Menggunakan tenaga ahli secara independen yang dipilih

melalui mekanisme yang menjamin transparansi dan

akuntabilitas untuk menilai harga tanah untuk ditetapkan

nilai ganti ruginya; dan

Page 64: Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja … · 2020-01-21 · Tahun 2019. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2019 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan

Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup

59

13) Melakukan inspeksi untuk memastikan tidak terjadi

penyimpangan dalam pemberian layanan kepada

masyarakat.

c. Penilaian Risiko Fraud Organisasi Perangkat Daerah (OPD)

1) Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

Penilaian risiko fraud Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan

Ruang dilaksanakan oleh 24 Perwakilan BPKP. Hasil penilaian

risiko fraud teridentifikasi 263 risiko yang diklasifikasikan

berdasarkan risiko korupsi menurut UU Nomor 20 Tahun

2001 atas perubahan UU Nomor 31 Tahun 1999 tentang

Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dengan uraian

sebagai berikut:

a) Kerugian Keuangan Negara

Risiko yang teridentifikasi:

Mark up pengadaan barang dan jasa

Hasil pekerjaan/pengadaan barang dan jasa tidak

dapat dimanfaatkan

Kualitas, spesifikasi dan volume

pekerjaan/pengadaan barang dan jasa tidak sesuai

kontrak

Persediaan material hilang/ dicuri

Pertanggungjawaban/kegiatan fiktif

Penerima bantuan rumah layak huni yang tidak tepat

sasaran.

Penyebab:

Rendahnya integritas pegawai dan organisasi.

Tidak ada mekanisme pengawasan dan pengendalian

dalam pelaksanaan kegiatan.

Konflik kepentingan dalam penentuan penerima

bantuan.

Page 65: Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja … · 2020-01-21 · Tahun 2019. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2019 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan

Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup

60

Rekomendasi:

Menciptakan budaya anti korupsi di lingkungan

organisasi.

Meningkatkan soft skill pegawai dan kesadaran anti

korupsi.

Memperkuat mekanisme pengawasan dan

pengendalian atas kegiatan.

b) Pemerasan

Risiko yang teridentifikasi adalah adanya pungutan yang

dilakukan oleh oknum pegawai kepada pemenang lelang

di luar ketentuan yang berlaku.

Penyebab:

Rendahnya integritas pegawai.

Tidak ada mekanisme pengawasan dan pengendalian

dalam pelaksanaan kegiatan.

Rekomendasi:

Menciptakan budaya anti korupsi di lingkungan

organisasi.

Meningkatkan soft skill pegawai dan kesadaran anti

korupsi.

Memperkuat mekanisme pengawasan dan

pengendalian atas kegiatan.

c) Penggelapan dalam jabatan

Risiko yang teridentifikasi:

Manipulasi laporan keuangan dan laporan

pertanggungjawaban kegiatan.

Merekayasa bukti pertanggungjawaban keuangan.

Penyebab:

Belum terdapat SOP penggunaan dan pemanfaatan

barang milik daerah.

Prosedur pembayaran yang masih menggunakan

uang tunai

Page 66: Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja … · 2020-01-21 · Tahun 2019. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2019 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan

Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup

61

Rendahnya integritas pegawai dan organisasi.

Rekomendasi:

Menyusun SOP pengelolaan barang milik daerah.

Menyusun SOP pengendalian pengeluaran kas melalui

mekanisme pembayaran non tunai/transfer.

Meningkatkan soft skill pegawai dan kesadaran anti

korupsi.

d) Benturan Kepentingan dalam Pengadaan

Risiko yang teridentifikasi:

Program kegiatan disusun tidak sesuai dengan

prioritas kebutuhan, namun berdasarkan

kepentingan pihak tertentu.

Pengaturan pemenang lelang pekerjaan.

Kolusi antara pegawai dengan calon rekanan.

Penyebab:

Intervensi pihak tertentu untuk melaksanakan

kegiatan yang bukan merupakan skala prioritas.

Rendahnya integritas pegawai dan adanya konflik

kepentingan.

SOP Penyusunan Kerangka Acuan Kerja (KAK)/TOR

Tahun 2012 belum mengatur secara detil syarat-

syarat penyusunan KAK.

Rekomendasi:

Meningkatkan soft skill pegawai dan kesadaran anti

korupsi.

Merevisi SOP Kerangka Acuan Kerja (KAK)/TOR Tahun

2012 dengan mengatur secara detil syarat-syarat

penyusunan KAK.

e) Perbuatan Curang

Nama Risiko:

Pembocoran informasi pengadaan yang bersifat

rahasia.

Page 67: Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja … · 2020-01-21 · Tahun 2019. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2019 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan

Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup

62

Program kegiatan baru tidak sesuai dokumen

perencanaan.

Pelaksana pekerjaan melaksanakan pekerjaan tidak

sesuai dengan spesifikasi dalam kontrak.

Konsultan pengawas melaksanakan pengawasan

pelaksanaan kontrak tidak sesuai dengan tupoksinya.

Penyebab:

Konflik kepentingan pegawai untuk memenangkan

pihak tertentu.

Intervensi pihak tertentu untuk melaksanakan

kegiatan yang bukan merupakan skala prioritas.

Rendahnya integritas pegawai dan adanya konflik

kepentingan.

Rekomendasi:

Meningkatkan soft skill pegawai dan kesadaran anti

korupsi.

Memperkuat mekanisme pengawasan dan

pengendalian atas kegiatan.

2) Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah

Penilaian risiko fraud bidang Perencanaan Pembangunan

Daerah telah dilaksanakan oleh perwakilan BPKP di 18

Provinsi. Penilaian risiko fraud mengidentifikasi 175 risiko

yang diklasifikasikan berdasarkan risiko korupsi menurut UU

Nomor 20 Tahun 2001 atas perubahan UU Nomor 31 Tahun

1999 tentang Pemberantasan tindak Pidana Korupsi dengan

uraian sebagaimana berikut:

a) Kerugian Keuangan Negara

Risiko teridentifikasi:

Pertanggungjawaban/kegiatan fiktif

Mark Up kegiatan dan belanja

Kualitas pekerjaan tidak sesuai dengan standar

Kekurangan volume pekerjaan

Page 68: Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja … · 2020-01-21 · Tahun 2019. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2019 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan

Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup

63

Hasil pekerjaan tidak bisa dimanfaatkan

Penyebab:

Rendahnya integritas pegawai dan organisasi.

Tidak ada mekanisme pengawasan dan pengendalian

dalam pelaksanaan kegiatan.

Rekomendasi:

Menciptakan budaya anti korupsi di lingkungan

organisasi.

Meningkatkan soft skill ASN.

Memperkuat mekanisme pengawasan dan

pengendalian atas pelaksanaan kegiatan OPD.

b) Benturan Kepentingan dalam Pengadaan

Risiko teridentifikasi:

Pengajuan usulan musrenbang didominasi oleh

kelompok tertentu.

Terdapat kegiatan dalam Rencana Kerja Pemerintah

Daerah (RKPD) dan Renja OPD titipan dan tidak

berdasarkan prioritas usulan masyarakat, kebutuhan

masyarakat dan RPJMD.

Pengaturan pemenang lelang pekerjaan.

Penyebab:

Adanya intervensi dari pihak-pihak lain seperti Kepala

OPD, DPRD, dan Kepala Daerah.

Rendahnya integritas pegawai dan adanya konflik

kepentingan.

Rekomendasi:

Menyusun regulasi dan proteksi melalui aplikasi

SIMDA Integrasi yang akan dilakukan oleh BAPPEPAN,

sebagai kontrol terhadap perubahan usulan prioritas

kegiatan

Page 69: Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja … · 2020-01-21 · Tahun 2019. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2019 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan

Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup

64

Mengintegrasikan Aplikasi SIMDA Perencanaan dan

SIMDA Keuangan.

Meningkatkan soft skill pegawai dan kesadaran anti

korupsi.

c) Gratifikasi

Risiko teridentifikasi

Penerimaan imbalan atas proses perencanaan

kegiatan.

Penerimaan imbalan atas proses pengadaan barang

dan jasa.

Penyebab:

Rendahnya integritas dari pegawai untuk

mendapatkan keuntungan tertentu.

Adanya pressure/tekanan dari pimpinan.

Kurangnya mekanisme pengawasan dan

pengendalian dalam pelaksanaan kegiatan.

Rekomendasi

Memperkuat mekanisme pengawasan dan

pengendalian atas kegiatan.

Meningkatkan soft skill pegawai dan kesadaran anti

korupsi.

Membentuk wilayah anti gratifikasi

d) Penggelapan dalam jabatan

Risiko yang teridentifikasi

Memaksakan kegiatan hasil pokok pikiran DPRD yang

dikawal ke dalam Renja OPD.

Kemungkinan adanya kegiatan yang tidak terlaksana

dan tidak sesuai dengan rekening belanja yang

seharusnya.

Page 70: Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja … · 2020-01-21 · Tahun 2019. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2019 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan

Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup

65

Menggunakan/menggelapkan uang dengan tidak

menyetor ke kas negara.

Mempertanggungjawabkan laporan keuangan dengan

tidak di dukung bukti yang valid.

Penyebab:

Rendahnya integritas dari pegawai untuk

mendapatkan keuntungan tertentu.

Adanya pressure/tekanan dari pimpinan.

Kurangnya mekanisme pengawasan dan

pengendalian dalam pelaksanaan kegiatan.

Rekomendasi

Memperkuat mekanisme pengawasan dan

pengendalian atas kegiatan.

Meningkatkan soft skill pegawai dan kesadaran anti

korupsi.

3) Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa

Penilaian risiko fraud Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa

dilaksanakan oleh perwakilan BPKP di 11 Provinsi. Penilaian

risiko fraud mengidentifikasi 76 risiko yang diklasifikasikan

berdasarkan risiko korupsi menurut UU Nomor 20 Tahun

2001 atas perubahan UU Nomor 31 Tahun 1999 tentang

Pemberantasan tindak Pidana Korupsi dengan uraian

sebagaimana berikut:

a) Kerugian Keuangan Negara

Risiko teridentifikasi:

Volume/kuantitas dan kualitas hasil pekerjaan tidak

sesuai dengan kontrak.

Pertanggungjawaban/kegiatan fiktif.

Pembiayaan ganda kegiatan.

Mark up pertanggungjawaban kegiatan.

Page 71: Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja … · 2020-01-21 · Tahun 2019. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2019 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan

Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup

66

Penyebab:

Tidak ada mekanisme pengawasan dan pengendalian

dalam pelaksanaan kegiatan.

Rendahnya integritas pegawai dan organisasi.

b) Penggelapan dalam Jabatan

Risiko teridentifikasi:

Adanya penggelapan uang/modal BUMDes oleh

oknum perangkat desa.

Penggelapan aset desa oleh oknum aparat desa

dengan memanipulasi data aset desa.

Penggunaan aset Pemda/Kantor untuk kepentingan

pribadi oknum perangkat desa.

Manajer BUMDes tidak independen dalam

memberikan pinjam atas simpan pinjam BUMDes.

Penyebab:

Rendahnya integritas pegawai.

Belum adanya SOP pengelolaan dan pengamanan

asset desa.

Konflik kepentingan dalam menentukan calon

penerima pinjaman.

c) Pemerasan

Risiko teridentifikasi adalah adanya permintaan

imbalan/pungutan berbagai kegiatan penyaluran dan

pencairan dana desa diluar ketentuan yang berlaku.

Penyebab:

Rendahnya integritas pegawai.

Kurangnya sosialisasi atas penggunaan asset desa

secara gratis.

Tidak ada mekanisme pengawasan dan pengendalian

dalam pelaksanaan kegiatan.

Page 72: Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja … · 2020-01-21 · Tahun 2019. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2019 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan

Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup

67

d) Perbuatan Curang

Risiko teridentifikasi:

Penyusunan HPS disusun oleh pihak lain/penyedia

jasa.

Penyedia jasa melaksanakan kegiatan fisik Dana Desa

tidak sesuai dengan RAB.

Rekayasa pertanggungjawaban penyerapan dana

desa dengan mendongkrak progres Realisasi Fisik

dan Keuangan oleh aparat pemerintah desa.

Penyebab:

Tidak ada mekanisme pengawasan dan pengendalian

dalam pelaksanaan kegiatan.

Rendahnya integritas pegawai.

Berbagai risiko tersebut menunjukkan adanya kelemahan

pelaksanaan kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Desa

yang dapat mengakibatkan adanya kecurangan. Oleh

karena itu disarankan kepada Dinas Pemberdayaan

Masyarakat Desa agar:

Meningkatkan soft skill pegawai dan kesadaran anti

korupsi di lingkungan organisasi.

Memperkuat mekanisme pengawasan dan

pengendalian atas kegiatan organisasi.

Menyusun dan mensosialisasikan SOP atas

pengelolaan dan pengamanan aset desa.

4) Dinas Pendidikan

Penilaian risiko fraud Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa

telah dilaksanakan oleh perwakilan BPKP di 28 Provinsi.

Penilaian risiko fraud mengidentifikasi 361 risiko yang

diklasifikasikan berdasarkan risiko korupsi menurut UU

Nomor 20 Tahun 2001 atas perubahan UU Nomor 31 Tahun

1999 tentang Pemberantasan tindak Pidana Korupsi dengan

uraian sebagaimana berikut:

Page 73: Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja … · 2020-01-21 · Tahun 2019. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2019 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan

Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup

68

a) Kerugian Keuangan Negara

Risiko teridentifikasi:

Pengadaan barang dan jasa tidak sesuai dengan

spesifikasi teknis dan tidak dapat dimanfaatkan.

Pengadaan barang dan jasa tidak sesuai kebutuhan.

Pertanggungjawaban kegiatan fiktif.

Penggelembungan/mark up kegiatan.

Penyaluran dana kegiatan tidak tepat sasaran.

Pembiayaan ganda kegiatan.

Penyebab:

Tidak ada mekanisme pengawasan dan pengendalian

dalam pelaksanaan kegiatan.

Adanya intervensi dari pihak tertentu dalam

pengadaan.

Rendahnya integritas pegawai dan organisasi.

Skala prioritas kegiatan belum akurat dan tidak

dilengkapi proyeksi satu tahun ke depan.

b) Perbuatan Curang

Risiko teridentifikasi:

Pembocoran informasi pengadaan yang bersifat

rahasia oleh konsultan perencana.

Proses pengadaan hanya dilakukan secara formalitas.

Pelaksana pekerjaan tidak sesuai dengan kontrak.

Rekayasa laporan progress pekerjaan fisik.

Kolusi antara PPHP dengan rekanan.

Penyebab:

Rendahnya integritas pegawai.

Intervensi pihak tertentu dalam proses pengadaan.

Tidak ada mekanisme pengawasan dan pengendalian

dalam pelaksanaan kegiatan.

Kurang efektifnya peran komite sekolah dalam

pengawasan kegiatan.

Page 74: Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja … · 2020-01-21 · Tahun 2019. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2019 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan

Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup

69

c) Penggelapan dalam Jabatan

Risiko teridentifikasi:

Aset tidak dicatat secara benar.

Penggunaan asset kantor untuk kepentingan pribadi.

Penyalahgunaan/penggelapan dana kegiatan.

Manipulasi bukti laporan kegiatan.

Jual beli kursi calon peserta didik baru.

Penyebab:

Tidak ada SOP pengelolaan dan pengamanan asset.

Rendahnya integritas pegawai.

Tidak berfungsinya sarana pengaduan terkait

d) Penyuapan

Risiko teridentifikasi:

Praktik suap terkait jabatan, mutasi, dan dalam

penugasan.

Praktik suap terkait pengadaan barang dan jasa.

Praktik suap penerimaan siswa didik baru.

Penyebab:

Rendahnya integritas pegawai.

Kurang berfungsinya sarana pengaduan.

Tidak ada mekanisme pengawasan dan pengendalian

dalam pelaksanaan kegiatan.

Kurangnya sosialisasi penerimaan siswa didik baru.

e) Gratifikasi

Risiko teridentifikasi:

Penerimaan imbalan atas jabatan.

Penerimaan imbalan atas proses pengadaan barang

dan jasa.

Penyebab:

Rendahnya integritas dari pegawai untuk

mendapatkan keuntungan tertentu.

Page 75: Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja … · 2020-01-21 · Tahun 2019. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2019 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan

Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup

70

Lemahnya lingkungan anti gratifikasi dalam

organisasi.

Kurangnya mekanisme pengawasan dan

pengendalian dalam pelaksanaan kegiatan.

Berbagai risiko tersebut menunjukkan adanya kelemahan

pelaksanaan kegiatan pada Dinas Pendidikan yang dapat

mengakibatkan adanya kecurangan. Oleh karena itu,

disarankan kepada Dinas Pendidikan agar:

Meningkatkan soft skill pegawai dan kesadaran anti

korupsi di lingkungan organisasi.

Menciptakan lingkungan anti korupsi dalam

organisasi.

Memperkuat mekanisme pengawasan dan

pengendalian kegiatan organisasi.

Menyusun dan mensosialisasikan SOP pengelolaan

dan pengamanan asset organisasi.

Memperkuat sarana pengaduan masyarakat terhadap

tindakan kecurangan.

d. Kajian Rekomendasi Strategis Terhadap Arah Hambatan

Kelancaran Pembangunan Kebijakan Pembangunan Ekonomi

Pangan Dan Pertanian Pada Tata Kelola Beras Tahun 2020-

2024

Sesuai dengan amanah Perpres 192 Tahun 2014 tentang Badan

Pengawasan Keuangan dan Pembangunan pasal 2 dan pasal 28,

BPKP telah melaksanakan kegiatan pengawasan keuangan dan

pengawasan pembangunan nasional terhadap kegiatan

pembangunan yang mengalami hambatan kelancaran

pembangunan. Kegiatan kajian ini menguraikan risiko hambatan

kelancaran pembangunan terhadap arah kebijakan

pembangunan ekonomi pangan dan pertanian sampai 5 tahun

mendatang (RPJMN Tahun 2020-2024) pada tata kelola beras

dalam negeri. Kajian didasarkan pada hasil penilaian risiko

Page 76: Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja … · 2020-01-21 · Tahun 2019. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2019 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan

Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup

71

kecurangan yang menjadi hambatan kelancaran pembangunan

dalam tata kelola beras di 11 (sebelas) wilayah provinsi yang

menjadi sasaran penilaian, yaitu:

1) Provinsi Sumatera Utara;

2) Provinsi Sumatera Barat;

3) Provinsi Sumatera Selatan;

4) Provinsi Banten;

5) Provinsi Jawa Barat;

6) Provinsi Jawa Tengah;

7) Provinsi Jawa Timur;

8) Provinsi Nusa Tenggara Barat;

9) Provinsi Kalimantan Timur;

10) Provinsi Sulawesi Selatan;

11) Provinsi Sulawesi Utara

Ruang lingkup Kajian meliputi 10 unsur penilaian dalam tata

kelola beras, yaitu:

1) Sumber Daya Manusia;

2) Lahan;

3) Infrastruktur;

4) Alat dan Teknologi;

5) Pola Tanam;

6) Asuransi;

7) Benih;

8) Pupuk;

9) Konsumsi, Produksi, Penyimpanan dan Distribusi Beras; dan

10) Kebijakan.

Kajian Rekomendasi Strategis dilaksanakan dengan

menggunakan metode Fraud Risk Assessment (FRA) atau

Penilaian Risiko Kecurangan dalam proses bisnis tata kelola

beras. Pelaksanaan FRA diawali dengan tahap penilaian mandiri

(Risk Control Self-Assessment) oleh pemangku kepentingan yang

terlibat dalam proses bisnis tata kelola beras antara lain

Page 77: Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja … · 2020-01-21 · Tahun 2019. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2019 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan

Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup

72

Kementerian Pertanian, Dinas Pertanian, PT Pupuk Sriwijaya,

BULOG, Penyuluh Pertanian, dan Petani/Kelompok Tani. Hasil

dari Risk Control Self-Assessment kemudian dibahas bersama

dengan BPKP melalui tahap Focus Group Discussion (FGD) untuk

memperoleh keyakinan memadai terhadap akurasi identifikasi

risiko, analisis risiko (menilai kemungkinan keterjadian risiko

kecurangan dan dampak risiko kecurangan), dan penilaian

efektivitas pengendalian terhadap pencapaian tujuan tata kelola

beras.

Melalui metode FRA diperoleh Risk Register yang memuat

informasi risiko kecurangan yang terjadi dalam tiap tahapan

pada proses bisnis tiap unsur dalam tata kelola beras. Setiap

risiko kecurangan tersebut dilengkapi dengan informasi terkait

kemungkinan skenario yang digunakan, kemungkinan

keterjadiannya (likelihood), dan nilai dampaknya terhadap

pencapaian tujuan tata kelola beras. Hubungan antara

kemungkinan keterjadian dan dampak (skala kemungkinan x

skala dampak) kemudian menghasilkan status risiko yang

berfungsi sebagai dasar untuk menyusun peta risiko dan sarana

untuk menyusun mitigasi atas risiko kecurangan tersebut.

FRA atas 10 (sepuluh) unsur Tata Kelola Beras dilakukan uji petik

pada 11 (sebelas) provinsi, selanjutnya berdasarkan kompilasi

Risk Register pada 11 (sebelas) provinsi tersebut dipilih risiko

kecurangan atau risiko hambatan kelancaran pembangunan

yang berpotensi menjadi atau mengandung risiko kecurangan

dengan status risiko Sangat Tinggi (skala 15-25) yang kemudian

diolah menjadi risiko strategis yang berkaitan langsung pada

perbaikan tata kelola beras.

Berdasarkan Kajian Rekomendasi Strategis yang dilakukan

dengan metode Fraud Risk Assessment (FRA) atau Penilaian

Risiko Kecurangan dalam proses bisnis tata kelola beras,

diperoleh risiko strategis pada tata kelola beras sebagai berikut:

Page 78: Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja … · 2020-01-21 · Tahun 2019. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2019 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan

Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup

73

1) Tidak terpenuhinya kebutuhan sumber daya manusia (petani

dan penyuluh) baik secara jumlah dan kualitas yang

merupakan poin utama dalam produksi beras di tingkat

teknis;

2) Semakin berkurangnya luas lahan sawah dari tahun ke tahun;

3) Lahan sawah yang tidak dialiri irigasi teknis;

4) Penyaluran Alat dan Teknologi Pertanian (Alsintan) yang tidak

tepat sasaran;

5) Penurunan produktivitas pertanian;

6) Terhambatnya keberlangsungan kegiatan produksi pertanian

sebagai dampak gagal panen;

7) Penyaluran bantuan benih yang tidak tepat sasaran;

8) Penyaluran pupuk bersubsidi yang tidak tepat sasaran;

9) Tidak terpenuhinya kebutuhan pangan di suatu wilayah

khususnya beras, yang disebabkan oleh kurangnya validitas

dan tidak terintegrasinya data ketersediaan beras antara

Kementerian Pertanian, Bulog, dan BPS;

10) Penerapan kebijakan tidak dapat dilaksanakan dengan

optimal; dan

11) Belum adanya badan usaha milik negara yang menangani tata

kelola beras dari hulu sampai hilir secara terintegrasi.

Terkait risiko strategis yang ditemukan dalam pelaksanaan

Pembangunan Ekonomi Pangan dan Pertanian pada Tata Kelola

Beras, sebagai bahan pertimbangan mitigasi direkomendasikan

kepada Menteri Pertanian agar:

1) Melibatkan seluruh pemangku kepentingan dan pengambil

kebijakan terkait untuk menggunakan hasil kajian ini sebagai

salah satu pertimbangan dalam upaya perbaikan terintegrasi

Tata Kelola Beras yang mendorong optimalisasi peran setiap

unsur dalam Tata Kelola Beras dalam peningkatan

produktivitas pertanian (sawah) menuju Ketahanan Pangan

Nasional; dan

Page 79: Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja … · 2020-01-21 · Tahun 2019. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2019 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan

Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup

74

2) Menyampaikan bahan pertimbangan kepada Presiden untuk

membentuk suatu badan usaha milik negara yang akan

mengelola sepuluh unsur tata kelola beras tersebut

sebagaimana amanat Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012

tentang Pangan pada Pasal 127.

e. Kajian Risiko Fraud atas Pengelolaan Investasi pada BUMN-

BUMN Jasa Asuransi dan Penjaminan Periode Tahun 2012 s.d.

2018

Kajian Risiko Fraud atas Pengelolaan Investasi pada BUMN-BUMN

Jasa Asuransi dan Penjaminan ditujukan untuk mengidentifikasi

risiko fraud pada pengelolaan investasi saham dan reksadana

dan menganalisis atas penyebab timbulnya risiko fraud yang

didasarkan pada hasil audit dengan tujuan tertentu dan/atau

audit investigatif atas penempatan dana investasi pada tujuh

BUMN Asuransi (PT Taspen, PT Jasa Raharja, PT Jamkrindo,

PT Jasindo, PT Askrindo, PT Asuransi Jiwasraya, dan PT ASABRI)

untuk periode tahun 2012 sampai dengan 2018. Atas risiko

fraud yang teridentifikasi tersebut dan penyebabnya, diusulkan

rekomendasi perbaikan kepada para pemangku kepentingan

guna meminimalisir kemungkinan terjadinya risiko – risiko fraud

tersebut di masa depan pada BUMN-BUMN Asuransi dan

Penjaminan.

Berdasarkan kajian yang telah dilaksanakan, terdapat risiko

fraud pada pengelolaan investasi khususnya pada instrumen

saham dan reksadana yang dapat menimbulkan kerugian baik

bagi BUMN Asuransi dan Penjaminan maupun pada industri jasa

asuransi dan penjaminan secara umum yang dapat berujung

pada menurunnya kepercayaan masyarakat pada industri jasa

asuransi dan penjaminan nasional. Risiko fraud terkait dengan

pengelolaan investasi pada instrumen saham dan reksadana

adalah sebagai berikut:

Page 80: Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja … · 2020-01-21 · Tahun 2019. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2019 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan

Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup

75

1) Penempatan investasi pada saham-saham berkapitalisasi

rendah dan tidak likuid yang diarahkan ke saham-saham

milik oknum pegawai/direksi/pihak tertentu yang memiliki

hubungan istimewa dengan oknum pegawai/direksi BUMN

dengan imbalan fee/kickback tertentu;

2) Pemberian aliran dana yang tidak wajar kepada oknum

pegawai/direksi BUMN melalui perusahaan swasta yang

dimiliki oleh oknum pegawai/direksi BUMN dengan cara

mengatur agar BUMN tersebut membeli saham tertentu dari

perusahaan swasta dengan harga di atas harga pasar dan

menjualnya kembali ke perusahaan tersebut dengan harga di

bawah harga pasar;

3) Pemberian keuntungan yang tidak wajar kepada oknum

pegawai/direksi BUMN melalui skema insider trading,

dengan cara mengatur agar BUMN tersebut membeli saham

yang dimiliki oleh oknum pegawai/direksi BUMN dalam

jumlah besar untuk menaikkan harga pasar dan

menguntungkan oknum pegawai/direksi BUMN tersebut;

4) Transaksi yang dilakukan antara BUMN dengan pihak lainnya

secara terus menerus dengan jumlah tertentu berdasarkan

suatu kesepakatan dengan tujuan untuk menaikkan harga

saham pada akhir periode pelaporan untuk menciptakan

keuntungan, untuk kemudian dijual kepada investor lain;

5) Transaksi pembelian dan penjualan saham dengan diri

sendiri antar dana kelolaan dengan menggunakan SID yang

berbeda untuk membukukan keuntungan semu;

6) Conflict of interest dalam penempatan investasi pada reksa

dana berbasis saham yang dikelola oleh manajer investasi

yang memiliki hubungan afiliasi dengan oknum direksi BUMN

dan/atau oknum swasta tertentu yang dekat dengan oknum

direksi BUMN, dengan imbalan fee/kickback;

7) Menghapuskan kerugian yang belum direalisasi atas saham

dan/atau obligasi yang dipegang BUMN dengan bekerja sama

Page 81: Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja … · 2020-01-21 · Tahun 2019. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2019 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan

Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup

76

dengan manajer investasi agar manajer investasi membeli

saham-saham yang dimiliki BUMN melalui pasar negosiasi

dengan harga di atas harga wajar; dan

8) Pemindahan kerugian yang belum direalisasi atas investasi

reksa dana yang dimiliki dengan bekerja sama dengan

manajer investasi di mana Investor dan Manajer Investasi

membentuk reksa dana baru untuk membeli saham dan/atau

obligasi yang dimiliki oleh reksa dana lama melalui pasar

negosiasi dengan harga di atas harga wajar, sehingga reksa

dana lama dapat dicairkan dengan membukukan

keuntungan.

Atas hasil kajian tersebut, direkomendasikan beberapa hal

sebagai berikut:

1) Perbaikan peraturan perundang-undangan

a) Dirumuskannya peraturan turunan dari Undang–Undang

No. 9 tahun 1995 tentang Pasar Modal khususnya yang

secara lebih spesifik mengatur Bab XI: Penipuan,

Manipulasi Pasar, dan Perdagangan Orang Dalam, pasal

90 sampai dengan pasal 99;

b) Pengaturan lebih lanjut yang melarang/membatasi

transaksi-transaksi yang dapat dilakukan di pasar

negosiasi;

c) Pengaturan lebih lanjut terkait batasan–batasan investasi

yang dapat ditempatkan oleh BUMN Asuransi, khususnya

terkait investasi dalam bentuk penempatan pada saham–

saham dengan kapitalisasi rendah, sedang, dan

tinggi/blue-chip untuk menghindari permasalahan

likuiditas dan mengendalikan risiko investasi; dan

d) Perlunya dilakukan kajian hukum atas Peraturan Menteri

Pertahanan Republik Indonesia nomor 44 tahun 2014

tentang Investasi Iuran Dana Pensiun pasal 3, dan

Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor

Page 82: Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja … · 2020-01-21 · Tahun 2019. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2019 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan

Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup

77

53/PMK.02/2016 tentang Pengelolaan Akumulasi Iuran

Pensiun Prajurit Tentara Nasional Indonesia, Anggota

Kepolisian Negara Republik Indonesia, Dan Pegawai

Aparatur Sipil Negara Di Lingkungan Kementerian

Pertahanan Dan Kepolisian Negara Republik Indonesia

pasal 14. Kedua peraturan tersebut masih berlaku namun

terdapat pasal–pasal dalam kedua peraturan tersebut

yang saling bertentangan.

2) Penyempurnaan tata kelola, pengendalian intern dan

manajemen risiko

a) Evaluasi dan Koordinasi oleh Otoritas Jasa Keuangan

(OJK), Kementerian Keuangan, Lembaga Profesi Aktuaris,

dan lembaga lainnya terhadap produk–produk asuransi

yang berbalut investasi termasuk yang menjanjikan imbal

hasil tertentu, khususnya terhadap kewajaran atas imbal

hasil yang ditawarkan dan asumsi–asumsi yang

digunakan;

b) Optimalisasi pengawasan dari Kementerian Keuangan

terhadap profesi Akuntan dan Aktuaris secara berkala

untuk meningkatkan keandalan informasi keuangan dari

perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam transaksi

investasi;

c) Peningkatan koordinasi pengawasan antara PT Bursa Efek

Indonesia (BEI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK),

PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), dan lembaga

lainnya untuk secara periodik mengidentifikasi dan

menginvestigasi transaksi–transaksi mencurigakan yang

berpotensi melanggar peraturan pasar modal terutama

yang dilakukan melalui mekanisme pasar negosiasi;

d) Optimalisasi peran Komite Investasi dalam proses

pengambilan keputusan investasi, dengan membentuk

struktur Komite Investasi sesuai ketentuan, dengan akses

informasi dan pengawasan dari Dewan Komisaris;

Page 83: Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja … · 2020-01-21 · Tahun 2019. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2019 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan

Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup

78

e) Dibentuknya forum diskusi antara pihak Auditor

Pemerintah, Aparat Penegak Hukum, Kementerian BUMN,

dan BUMN-BUMN Asuransi untuk membahas pendapat

dan perlakuan hukum atas kerugian yang direalisasikan

dengan melakukan jual rugi/cut-loss;

f) Perbaikan Pedoman Investasi dan SOP di lingkungan

BUMN Asuransi yang mengatur pembatasan pada

investasi saham berkapitalisasi rendah dan SOP Analisis

penempatan investasi yang memadai.

4. Persentase hasil audit penyesuaian harga yang dimanfaatkan

oleh K/L/P/K

Persentase hasil audit penyesuaian harga yang dimanfaatkan oleh

K/L/P/K adalah tingkat pemanfaatan hasil audit penyesuaian harga

oleh penanggung jawab kegiatan atau pengguna barang/jasa untuk

pengambilan keputusan penyesuaian harga. Pengukuran kinerja

dihitung berdasarkan jumlah laporan hasil audit penyesuaian harga

yang dimanfaatkan oleh penanggung jawab kegiatan atau pengguna

barang/jasa dibandingkan jumlah laporan hasil audit penyesuaian

harga yang diterbitkan.

Realisasi kinerja tahun 2019 sebesar 100% lebih tinggi dibandingkan

dengan target sebesar 80% atau mencapai 125,00%. Realisasi kinerja

dihitung berdasarkan jumlah laporan hasil audit penyesuaian harga

yang ditindaklanjuti oleh penanggung jawab kegiatan atau

pengguna barang/jasa sebanyak 63 laporan dibandingkan jumlah

laporan audit penyesuaian harga yang diterbitkan sebanyak 63

laporan.

Realisasi kinerja tahun 2017 sampai dengan tahun 2019 sebesar

100%.

Page 84: Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja … · 2020-01-21 · Tahun 2019. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2019 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan

Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup

79

Tabel 3. 16

Target dan Realisasi IKU Persentase Hasil Audit Penyesuaian

Harga yang dimanfaatkan oleh K/L/P/K

Tahun 2017-2019

No. Tahun Persentase hasil audit penyesuaian harga yang

dimanfaatkan oleh K/L/P/K

Target (%) Realisasi (%) Capaian (%)

1. 2017 70 100,00 142,86

2. 2018 75 100,00 133,33

3. 2019 80 100,00 125,00

Target dan realisasi kinerja tahun 2017 sampai dengan tahun 2019

digambarkan dengan Grafik 3.10.

Grafik 3. 10

Target dan Realisasi IKU Persentase hasil audit penyesuaian

harga yang dimanfaatkan oleh K/L/P/K

Dari Grafik 3.10 dapat dilihat bahwa realisasi tahun 2017 sampai

dengan tahun 2019 melampaui target yang telah ditetapkan.

Tercapainya realisasi kinerja disebabkan tim auditor dapat

menyelesaikan penugasan dan penyelesaian laporan dengan tepat

waktu, serta peran aktif auditan dalam menggunakan hasil

pengawasan untuk mengambil keputusan penyesuaian harga.

Perkembangan capaian tahun 2017 sampai dengan tahun 2019

dapat digambarkan dengan Grafik 3.11.

2017 2018 2019

Target 70 75 80

Realisasi 100,00 100,00 100,00

-

20

40

60

80

100

120

Page 85: Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja … · 2020-01-21 · Tahun 2019. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2019 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan

Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup

80

Grafik 3. 11

Capaian IKU Persentase hasil audit penyesuaian harga yang

dimanfaatkan oleh K/L/P/K

Dari Grafik 3.11 terlihat meskipun capaian kinerja tahun 2017

sampai dengan tahun 2019 menurun, namun capaian tersebut di

atas 100%. Penurunan disebabkan naiknya target dari tahun 2017

sampai dengan 2019, sedangkan realisasi kinerja sudah mencapai

maksimal (100%).

Pencapaian sasaran ini didukung penggunaan dana sebesar

Rp355.804.430,00 atau 92,00% dibandingkan dengan anggaran

sebesar Rp386.742.759,00.

Capaian IKU menyerap SDM sebanyak 1.760 OH atau 136,75% dari

rencana sebanyak 1.287 OH.

Dari sisi penggunaan dana, sasaran ini telah dicapai secara efisien.

Hal ini terlihat dari capaian kinerja sebesar 125,00%, lebih besar

daripada capaian penggunaan dana sebesar 92,00%.

Dari sisi penggunaan SDM, sasaran ini belum dicapai secara efisien.

Hal ini terlihat dari capaian kinerja sebesar 125,00%, lebih kecil

daripada capaian penggunaan SDM sebesar 136,75%.

Output yang mendukung capaian IKU “Persentase hasil audit

penyesuaian harga yang dimanfaatkan oleh K/L/P/K” terdapat pada

Tebel 3.17.

115,00

120,00

125,00

130,00

135,00

140,00

145,00

2017 2018 2019

Capaian

Page 86: Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja … · 2020-01-21 · Tahun 2019. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2019 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan

Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup

81

Tabel 3. 17

Target dan Realisasi Laporan Audit Penyesuaian Harga

Tahun 2019

Uraian Target (laporan) Realisasi (laporan) % capaian

Laporan Hasil

Audit

Penyesuaian

Harga

60 63 105,00

Penugasan Audit Penyesuaian Harga yang dilaksanakan pada tahun

2019 antara lain:

a. Penyesuaian Harga terhadap Kontrak Nomor:

DJT/SU.61/S.PERJ.06/I/2016 tanggal 15 Januari 2016 atas

Pembangunan Jalan Tol Ruas Palembang Simpang Indralaya

untuk Periode Januari 2017 s.d. Juli 2018 dengan nilai koreksi

sebesar Rp16.729.939.589,06.

b. Penyesuaian Harga atas Paket Pekerjaan Pembangunan

Bendungan Logung (MYC) Kabupaten Kudus pada SNVT

Pembanguanan Bendungan Balai Besar Wilayah Sungai Pemali

Juana Untuk Periode Desember 2015 - November 2018 dengan

nilai koreksi sebesar Rp7.090.974.759,39.

c. Penyesuaian Harga Terhadap Kontrak Nomor

DJT/SU.60/S.Perj.05/I/2016 Tanggal 15 Januari 2016 atas

Pelaksanaan Pembangunan Jalan Tol Ruas Medan-Binjai Untuk

Periode Januari 2017 s.d. Agustus 2018 Pada PT Hutama Karya

(Persero) dengan nilai koreksi sebesar Rp4.006.455.950,97.

Laporan Hasil Audit Penyesuaian Harga yang diserahkan ke K/L/P/K

pada tahun 2019 beserta koreksi auditnya terdapat pada Tabel 3.18.

Tabel 3. 18

Laporan Hasil Audit Penyesuaian Harga yang diserahkan ke

K/L/P/K

Tahun 2019

Uraian Jumlah

Laporan

Usulan panitia Hasil audit Koreksi

Laporan Hasil

Audit

Penyesuaian

Harga

63 Rp868.803.140.470,65

USD69,297.00

Yen 125,478,471.00

Rp695.164.304.771,87

USD68,539.61

Yen87,515,657.00

Rp173.638.835.698,78

USD757.39

Yen37,962,814.00

Page 87: Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja … · 2020-01-21 · Tahun 2019. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2019 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan

Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup

82

5. Persentase hasil audit klaim yang dimanfaatkan oleh K/L/P/K

Persentase hasil audit klaim yang dimanfaatkan oleh K/L/P/K adalah

tingkat pemanfaatan laporan hasil audit klaim berupa laporan hasil

audit dalam rangka penghitungan terhadap nilai klaim sebagai

dampak dari perubahan kondisi yang menyebabkan pekerjaan

tambah. Pengukuran kinerja dihitung berdasarkan jumlah laporan

hasil audit klaim yang ditindaklanjuti oleh penanggung jawab

kegiatan atau pengguna barang/jasa dibandingkan jumlah laporan

audit klaim.

Realisasi kinerja tahun 2019 sebesar 100% atau mencapai 125,00%

dari target sebesar 80%. Realisasi kinerja dihitung berdasarkan

jumlah laporan hasil audit klaim yang ditindaklanjuti oleh

penanggung jawab kegiatan atau pengguna barang/jasa sebanyak

14 laporan dibandingkan jumlah laporan audit klaim yang

diterbitkan sebanyak 14 laporan.

Realisasi kinerja tahun 2017 sampai dengan tahun 2019 sebesar

100%.

Tabel 3. 19

Target dan Realisasi IKU Persentase Hasil Audit Klaim yang

dimanfaatkan oleh K/L/P/K

Tahun 2017-2019

No. Tahun Persentase hasil audit klaim yang dimanfaatkan

oleh K/L/P/K

Target (%) Realisasi (%) Capaian (%)

1. 2017 70 100,00 142,86

2. 2018 75 100,00 133,33

3. 2019 80 100,00 125,00

Target dan realisasi kinerja tahun 2017 sampai dengan tahun 2019

digambarkan dengan Grafik 3.12.

Page 88: Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja … · 2020-01-21 · Tahun 2019. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2019 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan

Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup

83

Grafik 3. 12

Target dan Realisasi IKU Persentase hasil audit klaim yang

dimanfaatkan oleh K/L/P/K

Dari Grafik 3.12 dapat dilihat bahwa realisasi tahun 2017 sampai

dengan tahun 2019 melampaui target yang telah ditetapkan.

Tercapainya kinerja tersebut disebabkan tim audit dapat

menyelesaikan penugasan dan penyusunan laporan hasil

pengawasan dengan tepat waktu, serta peran aktif pihak terkait

menggunakan hasil pengawasan untuk menyelesaikan klaim.

Perkembangan capaian tahun 2017 sampai dengan tahun 2019

dapat digambarkan dengan Grafik 3.13.

2017 2018 2019

Target 70 75 80

Realisasi 100,00 100,00 100,00

-

20

40

60

80

100

120

Page 89: Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja … · 2020-01-21 · Tahun 2019. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2019 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan

Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup

84

Grafik 3. 13

Capaian IKU Persentase hasil audit klaim yang dimanfaatkan

oleh K/L/P/K

Dari Grafik 3.13 terlihat bahwa capaian kinerja tahun 2017 sampai

dengan tahun 2019 menurun, namun di atas 100%. Penurunan

disebabkan naiknya target dari tahun 2017 sampai dengan 2019,

sedangkan realisasi kinerja sudah mencapai maksimal (100%)

Sasaran tahun 2019 didukung penggunaan dana sebesar

Rp134.754.856,00 atau 99,71% dibandingkan anggaran sebesar

Rp135.147.500,00.

Capaian IKU menyerap SDM sebanyak 1.225 OH atau 132,72% dari

rencana sebanyak 923 OH.

Dari sisi penggunaan dana, sasaran ini telah dicapai secara efisien.

Hal ini terlihat dari capaian kinerja sebesar 125,00%, lebih besar

daripada capaian penggunaan dana sebesar 99,71%.

Dari sisi penggunaan SDM, sasaran ini belum dicapai secara efisien.

Hal ini terlihat dari capaian kinerja sebesar 125,00%, lebih kecil

daripada capaian penggunaan SDM sebesar 132,72%.

Output yang mendukung capaian IKU “Persentase hasil audit klaim

yang dimanfaatkan oleh K/L/P/K” terdapat pada Tabel 3.20.

2017 2018 2019

Capaian 142,86 133,33 125,00

115,00

120,00

125,00

130,00

135,00

140,00

145,00

Capaian

Page 90: Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja … · 2020-01-21 · Tahun 2019. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2019 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan

Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup

85

Tabel 3. 20

Target dan Realisasi Laporan Hasil Audit Klaim

Tahun 2019

Uraian Target

(laporan)

Realisasi (laporan) % capaian

Laporan Hasil

Audit Klaim

21 14 66,67

Laporan Hasil Audit Klaim yang diserahkan ke K/L/P/K pada tahun

2019 beserta koreksi auditnya terdapat pada Tabel 3.21.

Tabel 3. 21

Laporan Hasil Audit Klaim yang diserahkan ke K/L/P/K

Tahun 2019

Uraian Jumlah

laporan

Usulan panitia Hasil audit Koreksi

Laporan

Hasil Audit

Klaim

14 Rp525.059.075.162,67

USD2,728,425.00

Rp498.917.129.827,35

USD2,728,425.00

Rp26.031.945.335,22

Penugasan audit klaim yang dilaksanakan pada tahun 2019 antara

lain:

a. Klaim Akibat Keterlambatan Pembayaran Termin, Perpanjangan

Penyelesaian Pekerjaan, Perubahan Tata Cara Pembayaran, dan

Perubahan Perhitungan Kemajuan Pekerjaan atas Kontrak

Pembangunan Pabrik Gula Terpadu Glenmore, Banyuwangi

dengan koreksi audit sebesar Rp10.785.402.562,78.

b. Klaim atas Kontrak Nomor 28.PJ/121/PIKITRING/2010 tanggal

23 Desember 2010 Pekerjaan Pembangunan Pembangkit Listrik

Tenaga Uap Tanjung Selor (2x7 MW) dengan koreksi audit

sebesar Rp4.379.102.205,00.

c. Klaim atas Pekerjaan Pengembangan Fasilitas Bandara

Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali Paket 4: Pekerjaan

Perencanaan dan Pembuatan Perluasan Lt. 2 Counter Check In

Penumpang di Terminal Internasional Bandara Internasional

I Gusti Ngurah Rai Bali Tahun 2018 dengan koreksi audit sebesar

Rp2.124.141.800,00.

Page 91: Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja … · 2020-01-21 · Tahun 2019. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2019 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan

Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup

86

Sasaran Program 2

Meningkatnya penyelesaian hambatan pelaksanaan

pembangunan nasional

Indikator kinerja yang ditetapkan untuk menilai capaian sasaran

strategis ini adalah persentase penyelesaian hambatan kelancaran

pembangunan yaitu tingkat penyelesaian hambatan kelancaran

pembangunan berupa Laporan Hasil Evaluasi dalam rangka

penyelesaian terhadap hambatan kelancaran pembangunan sebagai

dampak dari dispute diantara kedua belah pihak terhadap suatu

permasalahan yang ada. Pengukuran kinerja dihitung berdasarkan

jumlah laporan Evaluasi Hambatan Kelancaran Pembangunan (EHKP)

yang ditindaklanjuti kesepakatannya oleh para pihak dibandingkan

jumlah laporan EHKP.

Realisasi kinerja tahun 2019 sebesar 96,15% lebih tinggi

dibandingkan dengan target sebesar 80% atau mencapai 120,19%.

Realisasi kinerja dihitung berdasarkan jumlah laporan Evaluasi

Hambatan Kelancaran Pembangunan (EHKP) yang ditindaklanjuti

kesepakatannya oleh para pihak sebanyak 25 laporan dibandingkan

jumlah laporan EHKP yang diterbitkan sebanyak 26 laporan.

Target dan realisasi kinerja tahun 2017 sampai dengan tahun 2019

sebagai berikut:

Tabel 3. 22

Target dan Realisasi IKU Persentase Hasil Evaluasi HKP

Tahun 2017-2019

No. Tahun Persentase hasil audit klaim yang dimanfaatkan

oleh K/L/P/K

Target (%) Realisasi (%) Capaian (%)

1. 2017 70 100,00 142,86

2. 2018 75 100,00 133,33

3. 2019 80 96,15 120,19

Page 92: Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja … · 2020-01-21 · Tahun 2019. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2019 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan

Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup

87

Realisasi kinerja tahun 2019 sebesar 96,15% lebih rendah

dibandingkan dengan realisasi tahun 2018, namun lebih tinggi jika

dibandingkan dengan target pada akhir periode Renstra sebesar

80%.

Target dan realisasi kinerja tahun 2017 sampai dengan tahun 2019

digambarkan dengan Grafik 3.14.

Grafik 3. 14

Target dan Realisasi IKU Persentase penyelesaian hambatan

kelancaran pembangunan

Dari Grafik 3.14 dapat dilihat bahwa realisasi IKU tahun 2017 sampai

dengan tahun 2019 melampaui target yang telah ditetapkan.

Tercapainya realisasi kinerja disebabkan tim audit dapat

menyelesaikan penugasan dan penyusunan laporan hasil

pengawasan dengan tepat waktu, serta peran aktif para pihak dalam

menyelesaikan hambatan kelancaran pembangunan sesuai dengan

kesepakatan yang diperoleh melalui proses mediasi.

Perkembangan capaian tahun 2017 sampai dengan tahun 2019

dapat digambarkan dengan Grafik 3.15.

2017 2018 2019

Target 70 75 80

Realisasi 100,00 100,00 96,15

-

20

40

60

80

100

120

Page 93: Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja … · 2020-01-21 · Tahun 2019. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2019 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan

Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup

88

Grafik 3. 15

Capaian IKU Persentase hasil EHKP yang dimanfaatkan oleh

K/L/P/K

Dari Grafik 3.15 terlihat bahwa capaian kinerja tahun 2017 sampai

dengan tahun 2019 menurun, namun masih di atas 100%. Hal ini

disebabkan terdapat hasil kesepakatan pada tahun 2019 yang belum

ditindaklanjuti oleh pihak terkait kasus hambatan kelancaran

pembangunan.

Pencapaian sasaran ini didukung penggunaan dana sebesar

Rp504.807.029,00 atau 97,62% dibandingkan dengan anggaran

sebesar Rp517.088.750,00.

Capaian IKU menyerap SDM sebanyak 543 OH atau 125,12% dari

rencana sebanyak 434 OH.

Dari sisi penggunaan dana, sasaran ini telah dicapai secara efisien.

Hal ini terlihat dari capaian kinerja sebesar 120,19 %, lebih besar

daripada capaian penggunaan dana sebesar 97,62%.

Dari sisi penggunaan SDM, sasaran ini belum dicapai secara efisien.

Hal ini terlihat dari capaian kinerja sebesar 120,19%, lebih kecil

daripada capaian penggunaan SDM sebesar 125,12%.

Output yang mendukung capaian IKU “Persentase penyelesaian

hambatan kelancaran pembangunan” terdapat pada Tabel 3.23.

2017 2018 2019

Capaian 142,86 133,33 120,19

105,00

110,00

115,00

120,00

125,00

130,00

135,00

140,00

145,00

Capaian

Page 94: Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja … · 2020-01-21 · Tahun 2019. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2019 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan

Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup

89

Tabel 3. 23

Target dan Realisasi Laporan EHKP

Tahun 2019

Uraian Target

(laporan)

Realisasi

(laporan)

% capaian

Laporan EHKP 30 26 86,67

Penugasan evaluasi hambatan kelancaran pembangunan yang

dilaksanakan pada tahun 2019 antara lain:

a. Evaluasi Hambatan Kelancaran Pembangunan atas Permasalahan

Proyek Arun LNG Receiving Hub and Regasification Terminal

antara PT Perta Arun Gas dan PT Rekayasa Industri.

b. Evaluasi Hambatan Kelancaran Pembangunan pada

Pembangunan Terminal Petikemas Kalibaru Utara Tahap I

Pelabuhan Tanjung Priok.

c. Evaluasi Hambatan Kelancaran Pembangunan atas Kontrak

Nomor 070.PJ/WRKR/2011 Tanggal 4 April 2011 Tentang

Pembangunan PLTU Tembilahan (2x7 MW) antara PT PLN

(Persero) Unit Induk Pembangunan Pembangkit Sumatera dan

PT Adhi Karya (Persero), Tbk.

Sasaran Program 3

Meningkatnya kualitas tata kelola pemerintah dan

korporasi dalam pencegahan korupsi

Indikator kinerja yang tetapkan untuk menilai capaian sasaran

strategis ini adalah:

1. Persentase K/L/P/K yang mengimplementasikan FCP.

2. Persentase auditor yang memiliki kompetensi (hard and soft

competency) di bidang pencegahan.

Uraian capaian indikator tersebut adalah sebagai berikut:

1. Persentase K/L/P/K yang mengimplementasikan FCP (termasuk

FRA)

Persentase K/L/P/K yang mengimplementasikan FCP (termasuk

FRA) adalah tingkat penyelesaian penugasan Fraud Control Plan

Page 95: Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja … · 2020-01-21 · Tahun 2019. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2019 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan

Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup

90

(FCP) termasuk Fraud Risk Assessment (FRA) baik atas

permintaan K/L/P/K dan inisiatif sendiri pada salah satu dari

tahapan:

a. Sosialisasi

b. Diagnostic Assessment

c. Bimbingan Teknis Implementasi

d. Evaluasi

e. Monitoring

yang dapat ditindaklanjuti dan dimanfaatkan oleh K/L/P/K

Realisasi kinerja tahun 2019 sebesar 87,74% dibandingkan

dengan target sebesar 55% atau mencapai 159,52%. Realisasi

dihitung berdasarkan jumlah K/L/P/K yang

mengimplementasikan FCP sebanyak 26 K/L/P/K ditambah

dengan penugasan FRA sebanyak 160 penugasan, dibandingkan

dengan jumlah seluruh penugasan FCP ditambah penugasan FRA

sebanyak 212 penugasan.

Realisasi kinerja tahun 2019 sebesar 87,74% lebih tinggi sebesar

23,86% dibandingkan dengan realisasi tahun 2018 sebesar

64,06%, dan lebih tinggi dibandingkan dengan target pada akhir

periode Renstra sebesar 55%.

Capaian sasaran program ini didukung oleh penugasan Fraud

Control Plan (termasuk FRA) meliputi tahapan sosialisasi,

diagnostic assessment, bimbingan teknis implementasi, Evaluasi,

dan monitoring yang dilaksanakan oleh Direktorat di lingkungan

Deputi Bidang Investigasi dan Perwakilan BPKP.

Target dan realisasi kinerja tahun 2017 sampai dengan tahun

2019 sebagai berikut:

Page 96: Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja … · 2020-01-21 · Tahun 2019. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2019 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan

Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup

91

Tabel 3. 24

Target dan Realisasi IKU Persentase K/L/P/K yang

mengimplementasikan FCP (termasuk FRA)

Tahun 2017-2019

No. Tahun Persentase K/L/P/K yang

mengimplementasikan FCP (termasuk

FRA)

Target (%) Realisasi (%) Capaian (%)

1. 2017 50 80,77 161,54

2. 2018 52 64,06 123,19

3. 2019 55 87,74 159,53

Target dan realisasi kinerja tahun 2017 sampai dengan tahun

2019 digambarkan pada Grafik 3.16.

Grafik 3. 16

Target dan Realisasi IKU Persentase K/L/P/K yang

Mengimplementasikan FCP

Dari Grafik 3.16 dapat dilihat bahwa realisasi tahun 2017 sampai

dengan tahun 2019 melampaui target yang telah ditetapkan.

Perkembangan capaian tahun 2017 sampai dengan tahun 2019

terlihat pada Grafik 3.17.

2017 2018 2019

Target 50 52 55

Realisasi 80,77 64,06 87,74

-

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Page 97: Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja … · 2020-01-21 · Tahun 2019. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2019 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan

Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup

92

Grafik 3. 17

Capaian IKU Persentase K/L/P/K yang Mengimplemetasikan

FCP

Dari Grafik 3.17 terlihat bahwa capaian tahun 2019 lebih tinggi

dibandingkan dengan capaian tahun 2018. Capaian tahun 2018

lebih rendah dibandingkan dengan capaian tahun 2017 namun

melampaui target yang telah ditetapkan.

Faktor pendukung tercapainya kinerja adalah upaya BPKP

khususnya Deputi Bidang Investigasi dalam menjalin komunikasi

yang baik dengan melakukan pendekatan ke K/L/P/K.

Pendekatan tersebut dimaksudkan agar K/L/P/K melakukan

pencegahan fraud melalui kegiatan FRA dan menerapkan FCP.

Output yang mendukung capaian IKU “Persentase K/L/P/K yang

mengimplementasikan FCP” terdapat pada Grafik 3.18.

2017 2018 2019

Capaian 161,54 123,19 159,53

0,00

20,00

40,00

60,00

80,00

100,00

120,00

140,00

160,00

180,00

Capaian

Page 98: Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja … · 2020-01-21 · Tahun 2019. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2019 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan

Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup

93

Grafik 3. 18

Penugasan Fraud Control Plan

Pencapaian sasaran tahun 2018 didukung penggunaan dana

sebesar Rp189.236.833,00 atau 99,08% dari anggaran sebesar

Rp190.993.257,00.

Capaian IKU menyerap SDM sebanyak 1.211 OH atau 124,46%

dari rencana sebanyak 973 OH.

Dari sisi penggunaan dana, sasaran ini telah dicapai secara

efisien. Hal ini terlihat dari capaian kinerja sebesar 159,53%,

lebih besar daripada capaian penggunaan dana sebesar 99,08%.

Dari sisi penggunaan SDM, sasaran ini telah dicapai secara

efisien. Hal ini terlihat dari capaian kinerja sebesar 159,53%,

lebih besar daripada capaian penggunaan SDM sebesar 124,46%.

Penugasan Fraud Control Plan yang dilaksanakan pada tahun

2019 antara lain:

a. Kerjasama antara BPKP dengan PT Pupuk Indonesia Holding

Company (Persero) (PIHC) grup untuk membangun FCP

dimulai pada tahun 2018 dengan dilaksanakannya

Diagnostic Assessment (DA) FCP pada PT Pupuk Indonesia

(Persero), PT Pupuk Sriwidjaja, PT Pupuk Kalimantan Timur,

dan PT Petrokimia Gresik. Kegiatan tersebut kemudian

SosialisasiDiagnostic

AssessmentBimtek/Implem

entasiEvaluasi

Jumlah Penugasan 24 15 10 1

2415

10

1

0

5

10

15

20

25

30

Page 99: Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja … · 2020-01-21 · Tahun 2019. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2019 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan

Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup

94

dilanjutkan pada tahun 2019, dimana PIHC mengembangkan

lagi pelaksanaan FCP dengan melakukan DA pada 3 (tiga)

anak perusahaan lainnya yaitu PT Rekayasa Industri,

PT Pupuk Iskandar Muda, dan PT Pupuk Kujang. Selain itu,

PIHC juga menindaklanjuti hasil DA FCP pada PT Pupuk

Indonesia (Persero) sebelumnya dengan pelaksanaan

bimbingan teknis (bimtek).

b. Diagnostic Assessment (DA) FCP pada RSUD Meuraxa Kota

Banda Aceh Tahun 2013.

c. Bimtek FCP pada RSUD Labuhan Provinsi Maluku Utara.

2. Persentase auditor yang memiliki kompetensi (hard and soft

competency) di bidang pencegahan

Persentase auditor yang memiliki kompetensi (hard and soft

competency) di bidang pencegahan, yaitu kompetensi untuk

melakukan kegiatan Fraud Control Plan (FCP), Fraud Risk

Assesment (FRA), Masyarakat Pembelajar Anti Korupsi (MPAK),

dan Penilaian Budaya Organisasi Anti Korupsi (PBOAK).

Realisasi kinerja tahun 2019 sebesar 85,24% lebih tinggi

dibandingkan dengan target sebesar 65% atau mencapai

131,14%. Realisasi dihitung berdasarkan jumlah auditor yang

telah melakukan FCP/FRA/MPAK/PBOAK kepada K/L/P/K

sebanyak 543 auditor dibandingkan dengan jumlah seluruh

auditor sebanyak 637 auditor.

Realisasi kinerja tahun 2019 sebesar 85,24% lebih rendah

sebesar 2,56% dibandingkan dengan realisasi tahun 2018

sebesar 87,80%, namun lebih tinggi jika dibandingkan dengan

target pada akhir periode Renstra sebesar 65%.

Capaian sasaran program ini didukung oleh penugasan Fraud

Control Plan (FCP), Fraud Risk Assesment (FRA), Masyarakat

Pembelajar Anti Korupsi (MPAK) kepada K/L/P/K yang

Page 100: Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja … · 2020-01-21 · Tahun 2019. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2019 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan

Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup

95

dilaksanakan oleh Direktorat di lingkungan Deputi Bidang

Investigasi dan Perwakilan BPKP.

Target dan realisasi kinerja tahun 2017 sampai dengan tahun

2019 digambarkan pada Grafik 3.19.

Grafik 3. 19

Target dan Realisasi IKU Persentase Auditor yang Memiliki

Kompetensi (Hard and Soft Competency) di Bidang Pencegahan

Dari Grafik 3.19 dapat dilihat bahwa realisasi tahun 2017 sampai

dengan tahun 2019 melampaui target yang telah ditetapkan.

Perkembangan capaian dari tahun 2017 sampai dengan tahun

2019 terlihat pada Grafik 3.20.

2017 2018 2019

Target 60 62 65

Realisasi 63,32 87,80 85,24

-

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Page 101: Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja … · 2020-01-21 · Tahun 2019. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2019 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan

Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup

96

Grafik 3. 20

Capaian IKU Persentase Auditor yang Memiliki Kompetensi (Hard

and Soft Competency) di Bidang Pencegahan

Dari Grafik 3.20 terlihat bahwa capaian tahun 2018 meningkat

dibandingkan dengan capaian tahun 2017. Capaian tahun 2019

menurun dibandingkan dengan capaian tahun 2018, namun di

atas 100%.

Faktor pendukung tercapainya kinerja adalah BPKP khususnya

Deputi Bidang Investigasi yang terus mendorong auditor untuk

meningkatkan kompetensi di bidang pencegahan dan

mengikutsertakan auditor dalam kegiatan pencegahan korupsi

seperti Fraud Control Plan (FCP), Fraud Risk Assesment (FRA),

Masyarakat Pembelajar Anti Korupsi (MPAK), dan Penilaian

Budaya Organisasi Anti Korupsi (PBOAK).

Pencapaian sasaran tahun 2019 didukung penggunaan dana

sebesar Rp14.866.455,00 atau 97,54% dari anggaran sebesar

Rp15.241.390,00.

Capaian IKU menyerap SDM sebanyak 165 OH atau 106,45% dari

rencana sebanyak 155 OH.

Dari sisi penggunaan dana, sasaran ini dicapai telah secara efisien.

Hal ini terlihat dari capaian kinerja sebesar 131,14%, lebih besar

daripada capaian penggunaan dana sebesar 97,54%.

2017 2018 2019

Capaian 105,53 141,61 131,14

0,00

20,00

40,00

60,00

80,00

100,00

120,00

140,00

160,00

Capaian

Page 102: Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja … · 2020-01-21 · Tahun 2019. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2019 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan

Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup

97

Dari sisi penggunaan SDM, sasaran ini belum dicapai secara efisien.

Hal ini terlihat dari capaian kinerja sebesar 131,14%, lebih kecil

daripada capaian penggunaan SDM sebesar 106,45%.

Sasaran Program 4

Meningkatnya kepedulian K/L/P/K dan masyarakat

terhadap korupsi

Mulai tahun 2017 Deputi Bidang Investigasi melaksanakan kegiatan

pengembangan Masyarakat Pembelajar Anti Korupsi (MPAK).

Kegiatan pengembangan MPAK merupakan salah satu perwujudan

dari strategi pencegahan korupsi yang terintegrasi dalam rangka

mencapai visi Deputi Bidang Investigasi BPKP sebagai Pusat

Keunggulan Solusi Kecurangan. Pada tahun 2019 dilaksanakan

kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Masyarakat Pembelajar Anti

Korupsi (MPAK) di 34 Perwakilan BPKP. Sasaran Pengembangan

MPAK adalah Program Pemerataan dan Pengentasan

Kemiskinan/Program Penanggulangan Kemiskinan.

Untuk menilai capaian sasaran program, ditetapkan Indikator kinerja

Persentase K/L/P/K anggota Komunitas Pembelajar Anti Korupsi

(KPAK) yang mengimplementasikan sistem pengaduan masyarakat.

Persentase K/L/P/K anggota Komunitas Pembelajar Anti Korupsi

(KPAK) yang mengimplementasikan sistem pengaduan masyarakat

adalah rasio K/L/P/K atau unit kerja eselon I/II di lingkungan K/L/P

atau unit kerja setara di lingkungan Korporasi yang memenuhi tiga

unsur kriteria yaitu:

1. Mempunyai Daftar Risiko Fraud yang terungkap dari hasil

kegiatan pembelajaran KPAK;

2. Mempunyai rencana penanganan risiko fraud yang dibahas

bersama dengan anggota KPAK;

3. Mempunyai peraturan K/L/P/K mengenai sistem pengaduan

masyarakat/whistleblowing, atau belum mempunyai peraturan

KLPK mengenai sistem pengaduan masyarakat/ whistleblowing

Page 103: Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja … · 2020-01-21 · Tahun 2019. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2019 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan

Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup

98

namun menyatakan kesediaannya untuk dilakukan bimtek

pengembangan sistem pengaduan masyarakat/ whistleblowing.

dibandingkan dengan K/L/P/K atau unit kerja eselon I/II di

lingkungan KLP atau unit kerja setara di lingkungan Korporasi yang

telah menjadi anggota dari Komunitas Pembelajar Anti Korupsi.

Realisasi kinerja tahun 2019 sebesar 94,74% dibandingkan dengan

target sebesar 70% atau mencapai 135,34%. Realisasi kinerja

dihitung berdasarkan jumlah K/L/P/K atau unit kerja eselon I/II di

lingkungan K/L/P atau unit kerja setara di lingkungan Korporasi

yang telah memenuhi tiga unsur kriteria sebanyak 36 K/L/P/K

dibandingkan dengan jumlah K/L/P/K atau unit kerja eselon I/II di

lingkungan /KL/P atau unit kerja setara di lingkungan Korporasi

yang telah menjadi anggota dari Komunitas Pembelajar Anti Korupsi

sebanyak 38 unit kerja.

Target dan realisasi kinerja tahun 2017 sampai dengan tahun 2019

dapat disajikan pada Tabel 3.25.

Tabel 3. 25

Target dan Realisasi IKU Persentase K/L/P/K anggota

Komunitas Pembelajar Anti Korupsi (KPAK) yang

mengimplementasikan sistem pengaduan masyarakat

Tahun 2017-2019

No. Tahun Persentase K/L/P/K anggota Komunitas

Pembelajar Anti Korupsi (KPAK) yang

mengimplementasikan sistem

pengaduan masyarakat

Target (%) Realisasi (%) Capaian (%)

1. 2017 60 94,12 156,87

2. 2018 65 100,00 153,85

3. 2019 70 94,74 135,34

Target dan realisasi kinerja tahun 2017 sampai dengan tahun 2019

digambarkan dengan Grafik 3.21.

Page 104: Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja … · 2020-01-21 · Tahun 2019. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2019 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan

Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup

99

Grafik 3. 21

Persentase K/L/P/K anggota Komunitas Pembelajar Anti

korupsi (KPAK) yang Mengimplementasikan Sistem Pengaduan

Masyarakat

Dari Grafik 3.21 dapat dilihat bahwa realisasi IKU tahun 2017 sampai

dengan tahun 2019 melampaui target yang telah ditetapkan.

Perkembangan capaian tahun 2017 sampai dengan tahun 2019

dapat digambarkan dengan Grafik 3.22.

Grafik 3. 22

Capain Persentase K/L/P/K anggota Komunitas Pembelajar Anti

korupsi (KPAK) yang Mengimplementasikan Sistem Pengaduan

Masyarakat

2017 2018 2019

Target 60 65 70

Realisasi 94,12 100,00 94,74

-

20

40

60

80

100

120

2017 2018 2019

Capaian 156,87 153,85 135,34

120,00

125,00

130,00

135,00

140,00

145,00

150,00

155,00

160,00

Capaian

Page 105: Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja … · 2020-01-21 · Tahun 2019. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2019 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan

Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup

100

Dari Grafik 3.23 terlihat bahwa capaian tahun 2017 sampai dengan

tahun 2019 menurun, namun di atas 100%.

Faktor pendukung keberhasilan capaian sasaran program adalah

peran aktif Deputi Bidang Investigasi dalam membantu, mendorong

dan memfasilitasi peserta belajar agar dapat memperoleh

pengetahuan dan menguasai ketrampilan/keahlian mengenai anti

korupsi serta mengubah sikap peserta belajar menjadi anti korupsi

berdasarkan usaha peserta belajar. Selain itu Komunitas Pembelajar

Anti Korupsi (KPAK) melakukan pertemuan secara rutin dan

berkelanjutan maupun secara insidentil untuk berkolaborasi

melakukan aktivitas pembelajaran anti korupsi secara aktif,

partisipatif, dan interaktif.

Capaian kinerja Persentase K/L/P/K anggota Komunitas Pembelajar

Anti Korupsi (KPAK) yang mengimplementasikan sistem pengaduan

masyarakat didukung penggunaan dana sebesar Rp32.234,812,00

atau 93,53% dibandingkan dengan anggaran sebesar

Rp34.463.180,00 dan menyerap SDM sebanyak 165 OH atau

106,45% dari rencana sebanyak 155 OH.

Dari sisi penggunaan dana, sasaran ini telah dicapai secara efisien.

Hal ini terlihat dari capaian kinerja sebesar 135,34%, lebih besar

daripada capaian penggunaan dana sebesar 93,53%.

Dari sisi penggunaan SDM, sasaran ini telah dicapai secara efisien.

Hal ini terlihat dari capaian kinerja sebesar 135,34%, lebih besar

daripada capaian penggunaan SDM sebesar 106,45%.

Sasaran Program 5

Meningkatnya kapabilitas pengawasan intern pemerintah

di bidang keinvestigasian

Indikator kinerja yang tetapkan untuk menilai capaian sasaran

strategis ini adalah persentase auditor yang memiliki kompetensi

keinvestigasian. Persentase auditor yang memiliki kompetensi

Page 106: Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja … · 2020-01-21 · Tahun 2019. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2019 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan

Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup

101

keinvestigasian yaitu kompetensi yang harus dimiliki oleh auditor

investigatif meliputi pengetahuan dan keterampilan di bidang:

1. Hukum

2. Keuangan

3. Audit dan Akuntansi

4. Ekonomi

5. Penyelidikan

6. Komputer

7. Investigasi

8. Manajemen

Persentase auditor yang memiliki kompetensi keinvestigasian

dihitung berdasarkan jumlah auditor yang mengikuti diklat

keinvestigasian pada tahun 2019 dibagi dengan jumlah seluruh

auditor pada tahun 2019 dikalikan dengan 100%. Realisasi kinerja

tahun 2019 sebesar 111,79% lebih tinggi dibandingkan target

sebesar 65% atau mencapai 171,99%. Realisasi dihitung berdasarkan

jumlah auditor yang mengikuti diklat keinvestigasian sebanyak 455

auditor dibandingkan dengan jumlah seluruh auditor auditor pada

tahun 2019 sebanyak 407 auditor.

Realisasi kinerja tahun 2019 sebesar 111,79% lebih tinggi

dibandingkan dengan realisasi tahun 2018 sebesar 110,64% dan

lebih tinggi jika dibandingkan dengan target pada akhir periode

Renstra sebesar 65%.

Target dan realisasi kinerja tahun 2017 sampai dengan tahun 2019

digambarkan pada Grafik 3.23.

Page 107: Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja … · 2020-01-21 · Tahun 2019. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2019 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan

Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup

102

Grafik 3. 23

Target dan Realisasi IKU Persentase Auditor yang Memiliki

Kompetensi Keinvestigasian

Dari Grafik 3.23 dapat dilihat bahwa realisasi IKU tahun 2017 sampai

dengan tahun 2019 melampaui target yang telah ditetapkan.

Perkembangan capaian tahun 2017 sampai dengan tahun 2019

dapat digambarkan dengan Grafik 3.24.

Grafik 3. 24

Capaian IKU Persentase Auditor yang Memiliki Kompetensi

Keinvestigasian

2017 2018 2019

Target 60 62 65

Realisasi 67,88 110,04 111,79

-

20

40

60

80

100

120

2017 2018 2019

Capaian 113,13 177,48 171,98

0,00

20,00

40,00

60,00

80,00

100,00

120,00

140,00

160,00

180,00

200,00

Capaian

Page 108: Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja … · 2020-01-21 · Tahun 2019. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2019 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan

Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup

103

Dari Grafik 3.24 terlihat bahwa capaian tahun 2018 meningkat

dibandingkan dengan capaian tahun 2017. Capaian tahun 2019

turun dibandingkan dengan capaian tahun 2018, namun masih di

atas 100%.

Faktor pendukung tercapainya kinerja adalah Deputi Bidang

Investigasi terus menjalin komunikasi yang baik dengan Pusat

Pendidikan dan Pelatihan Pengawasan BPKP dan Lembaga lain

dengan mengusulkan untuk menyelenggarakan Diklat

Keinvestigasian dalam rangka meningkatkan kapabilitas auditor

investigasi.

Pencapaian sasaran tahun 2019 didukung penggunaan dana sebesar

Rp287.008.500,00 atau 93,49% dari anggaran sebesar

Rp307.006.000,00.

Capaian IKU menyerap SDM sebanyak 189 OH atau 133,10% dari

rencana sebanyak 142 OH.

Dari sisi penggunaan dana, sasaran ini telah dicapai secara efisien.

Hal ini terlihat dari capaian kinerja sebesar 171,99%, lebih besar

daripada capaian penggunaan dana sebesar 93,49%.

Dari sisi penggunaan SDM, sasaran ini telah dicapai secara efisien.

Hal ini terlihat dari capaian kinerja sebesar 171,99%, lebih besar

daripada capaian penggunaan SDM sebesar 133,10%.

Rincian kegiatan peningkatan kapabilitas pengawasan di bidang

keinvestigasian yang dilaksanakan pada tahun 2019 antara lain:

1. Workshop Pengembangan Budaya Organisasi/ Korporasi Anti

Korupsi

Pada tanggal 15 April 2019

sampai dengan 16 April 2019,

Deputi Bidang Investigasi

melaksanakan workshop

Pengembangan Budaya

Organisasi/ Korporasi Anti

Page 109: Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja … · 2020-01-21 · Tahun 2019. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2019 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan

Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup

104

Korupsi bertempat di Kantor BPKP Pusat. Workshop diikuti oleh

Kepala Sub Direktorat dan Auditor di lingkungan Deputi Bidang

Investigasi dengan narasumber dari Kolaborasi Integritas Nasional.

Penyelenggaraan workshop ini bertujuan untuk meningkatkan

kompetensi, pemahaman dan pengetahuan auditor pada Kedeputian

Bidang Investigasi terkait budaya organisasi anti korupsi, dengan

materi workshop yang disampaikan sebagai berikut:

a. Kuat Berprinsip; Teknik Wow Effect dan Seeding; dan Visium,

Kompetensi Keunggulan, dan Indikator Perilaku.

b. Deployment Nilai dan Perilaku dalam Proses Bisnis dan Indikator

Kinerja; Praktek Internalisasi Nilai dan Perilaku “MAU & SAI”

(Permanensi Sikap dan Perilaku); dan Strategic Learning dan

Budaya Organisasi.

2. Workshop Dasar-Dasar Intelligence

Pada tanggal 6 Mei 2019, Deputi Bidang Investigasi

menyelenggarakan

Workshop Dasar-Dasar

Intelligence. Maksud dan

tujuan penyelenggaraan

Workshop Dasar-Dasar

Intelligence adalah untuk

mendukung strategi

preventif dan represif

dalam pemberantasan

korupsi adalah sebagai berikut:

a. Meningkatkan pemahaman auditor pada Kedeputian Bidang

Investigasi terkait tujuan dan konsep dasar intelligence.

b. Meningkatkan kemampuan auditor untuk menjalankan siklus

intelligence dan menggunakan metode perolehan data.

c. Meningkatkan kompetensi auditor pada Kedeputian Bidang

Investigasi dalam melaksanakan kegiatan pencegahan dan

pengawasan.

Page 110: Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja … · 2020-01-21 · Tahun 2019. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2019 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan

Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup

105

Materi disampaikan oleh Dwi Siska Susanti selaku Certified Assesor

& Penyuluh Anti Korupsi LSP KPK. Materi yang disampaikan meliputi:

a. Konsep dasar dan tujuan intelligence.

b. Siklus intelligence.

c. Sumber dan metode perolehan data, termasuk metode

surveillance.

3. Workshop Public Speaking

Pada tanggal 7 dan 8 Mei 2019, Deputi Bidang Investigasi

menyelenggarakan Workshop Public Speaking untuk mendukung

implementasi budaya korporasi/organisasi anti korupsi dan strategi

preventif pemberantasan

korupsi dengan Narasumber

Asep Chaerullah dan Ryan

Herviansyah Utama dari

Yayasan Indonesia Bahagia

Sejahtera. Materi yang

disampaikan adalah Teknik

Spesial Public Speaking yang

disingkat dengan I MISS U (

Impromptu, Multi, Impact,

Spiritual, Sugestif dan Utilization).

a. IMPROMPTU, yaitu bagaimana kita bisa berbicara secara

mendadak dengan sistematis dan tetap bermakna (auto

speaking).

b. MULTI, artinya ketika kita menjadi pembicara harus

menggunakan Multi sarana yang kita miliki, seperti talenta,

media, metode dan modality. Agar bisa menjadi pembicara yang

handal, semua hal yang dapat digunakan untuk menarik

perhatian audiens harus digunakan, bisa dengan dua atau lebih

kombinasi hal-hal tersebut.

c. IMPACT speaking. Terdapat 4 (empat) kategori kondisi yang

dihadapi oleh pembicara terkait content dan fun ketika

Page 111: Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja … · 2020-01-21 · Tahun 2019. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2019 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan

Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup

106

berhadapan dengan audiens, yaitu high content low fun, high

content high fun, low content low fun dan low content high fun.

d. SPIRITUAL, Narasumber menjelaskan bagaimana agar bisa

menjadi pembicara yang ucapannya dapat dijiwai. Kiatnya adalah

memperkuat aura/kharisma, melatih intonasi bicara sehingga

dapat menarik perhatian audiens.

e. SUGESTIF, Bagaimana agar pembicara dapat melakukan hal-hal

yang dapat mengajak audiens nya untuk mendengarkan dan mau

mengikuti apa yang dikatakan oleh pembicara.

f. UTILIZATION, Pembicara diharapkan mampu menggunakan

semua sumber daya yang dimilikinya untuk mengajak seluruh

audiensnya ke dalam materi yang disampaikan pembicara.

4. Workshop Microsoft Power BI

Pada tanggal 16 dan 17 Desember 2019, Deputi Bidang Investigasi

menyelenggarakan workshop Microsoft Power BI. Microsoft Power BI

adalah software intelligence bisnis bentukan Microsoft yang berguna

untuk mengolah data lebih

detail dan menampilkan

dengan baik dan interaktif.

Aplikasi ini dapat

memvisualisasikan data

yang telah di-input atau

data yang sudah

terkoneksi oleh sistem

ketiga. Microsoft Power BI

membantu menganalisa data seperti dashboard, report, dan

datasets.

Materi yang disampaikan dalam workshop, meliputi:

a. Introduction to Microsoft Power BI.

b. Architecture – How it works?.

c. Understanding features of the Power BI Desktop Application-1.

Page 112: Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja … · 2020-01-21 · Tahun 2019. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2019 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan

Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup

107

d. Understanding features of the Power BI Desktop Application-2.

e. Importing data set into Power BI.

f. Editing and cleaning data in Power BI – Changing values/data

types.

g. Writing queries.

h. Creating different types of charts.

i. Bringing it all together.

j. Deploying cloud workspace on Power BI online.

k. Asking questions about the data from reporting engine.

Kegiatan peningkatan kompetensi menggunakan dana

Rp287.008.500,00 atau mencapai 93,49% dari anggaran sebesar

Rp307.006.000,00 dan menggunakan SDM sebesar 189 OH atau

mencapai 133,10% dari target OH sebesar 142 OH.

C. Penugasan/Kegiatan Lain

Selain melaksanakan penugasan dalam rangka pencapaian sasaran

program tersebut di atas, Deputi Bidang Investigasi melaksanakan

penugasan/kegiatan berikut:

1. Pengendalian terhadap penugasan keinvestigasian

Deputi Bidang Investigasi melakukan pengendalian yang memadai

terhadap setiap penugasan bidang investigasi. Kegiatan tersebut

bertujuan untuk menjamin kualitas audit, mempercepat proses

penugasan, dan mencari jalan keluar atas permasalahan-

permasalahan yang timbul selama penugasan. Pengendalian

dilakukan melalui kegiatan penyamaan persepsi, koordinasi

pengawasan, quality assurance, peer reviu atas laporan penugasan

bidang investigasi, dan pemantauan tindak lanjut.

Target dan realisasi penugasan pada tahun 2019 terdapat pada

Tabel 3.26.

Page 113: Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja … · 2020-01-21 · Tahun 2019. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2019 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan

Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup

108

Tabel 3. 26

Target dan Realisasi Dalam Rangka Pengendalian Terhadap

Penugasan Keinvestigasian

No. Uraian Penugasan

Target

(laporan)

Realisasi

(laporan)

1 Penyamaan Persepsi 33 32

2 Koordinasi Pengawasan 10 12

3 Quality Assurance 31 38

4 Peer reviu atas laporan

penugasan investigasi

11 11

5 Penanganan pengaduan 9 9

Jumlah 94 102

Kegiatan ini menggunakan SDM sebanyak 2.287 OH atau 102,05%

dari rencana 2.241 OH. Realisasi penggunaan dana sebesar

Rp1.976.543.031.00 atau 100,24% dari anggaran sebesar

Rp1.971.839.932,00.

2. Kajian Pengawasan

Pada tahun 2019, Deputi Bidang Investigasi melakukan kajian

pengawasan sebagai berikut:

a. Kajian Hambatan Kelancaran Pembangunan atas Rencana

Kerjasama PT Bhanda Ghara Reksa (BGR) dengan Perum

Perumnas tentang Optimalisasi Aset Lahan Milik PT BGR.

PT Bhanda Ghara Reksa (Persero) didirikan di Jakarta pada

tanggal 11 April 1977 sebagai sebuah Badan Usaha Milik Negara

(BUMN) yang bergerak dalam bidang jasa pergudangan

berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 26

Tahun 1976 di bawah Kementerian Perdagangan. Kegiatan usaha

utama

PT BGR adalah perusahaan yang menyediakan, menyewakan dan

mengelola ruangan gudang, baik tertutup maupun terbuka (open

storage) dan menyelenggarakan jasa pergudangan lainnya.

PT BGR memiliki aset berupa lahan seluas ± 4,2 Ha yang

berlokasi di Jalan Boulevard BGR No 1, Perintis Kemerdekaan,

Kelapa Gading Barat-Jakarta Utara yang sampai saat ini belum

Page 114: Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja … · 2020-01-21 · Tahun 2019. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2019 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan

Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup

109

dapat dimanfaatkan secara optimal sebagai area pergudangan

karena bertentangan dengan Peraturan Daerah DKI Nomor

1 Tahun 2014 tentang Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan

Zonasi yang memperuntukkan lahan tersebut sebagai Zona

Perkantoran, Perdagangan, dan Jasa. Dalam rangka melakukan

pendayagunaan aset tetap tersebut, PT BGR melakukan Nota

Kesepahaman (Memorandum of Understanding/MOU) dengan

Perum Perumnas Nomor Perum Perumnas

Dirut/0268/10/II/2018 dan Nomor PT BGR

003/DUT/HK.MOU/II/2018 tanggal 22 Februari 2018 untuk

bekerja sama membangun Retail, Office (Lease), Office (Strata),

dan Rumah Susun Milik dengan pola long lease dengan jangka

waktu kerjasama 50 (lima puluh) tahun.

Skema kerjasama yang direncanakan adalah Bangun Guna Serah

(BGS) dengan pola kerjasama usaha (KSU) sebagaimana tertuang

dalam Surat Direktur Utama PT BGR kepada Menteri BUMN Nomor

0025/U/SPh/VII/2019 tanggal 26 Juli 2019 perihal Permohonan

Persetujuan RUPS atas Rencana Kerjasama Pendayagunaan Aset

Tetap Melalui Sinergi BUMN antara PT BGR (Persero) dengan

Perum Perumnas di atas Lahan yang Terletak di Kelapa Gading-

Jakarta Utara. PT BGR akan memberikan kontribusi berupa tanah

dan Perum Perumnas memberikan kontribusi berupa

development cost. PT BGR akan memberikan Hak Guna Bangunan

(HGB) di atas Hak Pengelolaan Lahan (HPL) atas lahan kerjasama

tersebut. Selama jangka waktu kerjasama, PT BGR akan

memperoleh penggantian atas biaya perolehan hak atas lahan

sesuai dengan kesepakatan dan kontribusi tahunan atas

pemanfaatan lahan oleh Mitra sesuai kesepakatan. Masing-

masing pihak akan memperoleh sharing profit sesuai komposisi

persentase kontribusi yang telah disepakati bersama.

PT BGR dan Perum Perumnas mengajukan Permohonan Pendapat

BPKP atas Rencana Kerja Sama PT Bhanda Ghara Reksa (BGR)

Page 115: Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja … · 2020-01-21 · Tahun 2019. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2019 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan

Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup

110

dengan Perum Perumnas tentang Optimalisasi Aset Lahan milik

PT BGR tersebut, khususnya penguatan aspek tata kelola dalam

pemilihan bentuk kerjasama dan penyusunan perjanjian

kerjasama berdasarkan peraturan perundang-undangan terkait

dan peraturan internal direksi masing-masing, serta

meminimalisir risiko perselisihan antara para pihak.

Berdasarkan penelusuran atas peraturan perundang-undangan

terkait pendayagunaan aset BUMN, belum terdapat peraturan

yang mengatur variasi pola kerjasama “Bangun Guna Serah (BGS)

dengan pola operasional Kerjasama Usaha (KSU)”. Kondisi ini

apabila dikaitkan dengan Pasal 11 ayat 10 huruf g dalam

Anggaran Dasar PT BGR dalam Akta Notaris Ratih Gondokusumo

Siswono SH Nomor 19 Tanggal 15 Agustus 2008, maka PT BGR

dapat mengadakan kerjasama setelah mendapat tanggapan

tertulis dari Dewan Komisaris dan Persetujuan dari Rapat Umum

Pemegang Saham. Oleh karena itu pemilihan bentuk Kerjasama

Pendayagunaan Aset Tetap Melalui Sinergi BUMN antara PT BGR

(Persero) dengan Perum Perumnas di atas Lahan yang Terletak di

Kelapa Gading-Jakarta Utara dapat dilaksanakan sesuai

persetujuan Menteri BUMN selaku RUPS yang sedang dalam

proses pengajuan. Setelah memperoleh persetujuan Menteri

selaku RUPS atas rencana Kerjasama PT Bhanda Ghara Reksa

(BGR) dengan Perum Perumnas tentang Optimalisasi Aset Lahan

milik PT BGR dalam bentuk Bangun Guna Serah (BGS) dengan pola

operasional Kerjasama Usaha (KSU), prosedur dalam pemilihan

mitra dan penyusunan perjanjian kerjasama dilaksanakan sesuai

dengan alur prosedur dalam Keputusan Direksi PT BGR Nomor

1162/SKD/PU/I/2019 tentang Standar Operasional Prosedur

Kerjasama Pendayagunaan Aset Tetap PT Bhanda Ghara Reksa

(Persero).

Selanjutnya dalam memproses Rencana Kerjasama PT Bhanda

Ghara Reksa (BGR) dengan Perum Perumnas tentang Optimalisasi

Page 116: Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja … · 2020-01-21 · Tahun 2019. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2019 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan

Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup

111

Aset Lahan Milik PT BGR, Direksi PT Bhanda Ghara Reksa (BGR)

dengan Direksi Perum Perumnas agar memperhatikan Peraturan

Menteri BUMN Nomor Per-01/MBU/2011 tentang Penerapan Tata

Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) pada

Badan Usaha Milik Negara dan Surat Edaran Menteri BUMN Nomor

SE-2/MBU/07/2019 tentang Pengelolaan Badan Usaha Milik

Negara yang Bersih Melalui Implementasi Pencegahan Korupsi,

Kolusi dan Nepotisme dan Penanganan Benturan Kepentingan

serta Penguatan Pengawasan Intern.

b. Kajian Hambatan Kelancaran Pembangunan dalam Rencana

Penjualan Saham PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk. di

PT Prima Multi Terminal.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 44 Tahun 2016

tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik

Indonesia ke dalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero)

PT PP (Persero) Tbk., Pemerintah Indonesia telah melakukan

penambahan penyertaan modal ke dalam modal saham PT PP

sebesar Rp2.250.000.000.000,00 (dua triliun dua ratus lima

puluh miliar rupiah). Sesuai surat Menteri BUMN nomor S-

367/MBU/06/2016 tanggal 22 Juni 2016, penambahan

Penyertaan Modal Negara (PMN) tersebut akan digunakan untuk

mendukung investasi PT PP dalam 7 (tujuh) proyek infrastruktur

dalam daftar proyek strategis nasional sesuai Lampiran Perpres

Nomor 3 Tahun 2016, yang salah satunya adalah Proyek

Pembangunan Kuala Tanjung Multipurpose Terminal (KTMT)

dengan rencana investasi dari dana Tambahan PMN sebesar

Rp166.000.000.000,00 (seratus enam puluh enam miliar

rupiah). Seluruh kegiatan konstruksi Proyek Pembangunan KTMT

telah selesai dilaksanakan sesuai dengan Berita Acara Serah

Terima Pertama Pekerjaan Pembangunan Terminal Multipurpose

dan Fasilitas Pendukung di Pelabuhan Kuala Tanjung Nomor:

UM.57/4/12/PMT/19 pada tangal 20 Juni 2019. Dengan

Page 117: Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja … · 2020-01-21 · Tahun 2019. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2019 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan

Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup

112

selesainya konstruksi Proyek Pembangunan KTMT, PT PP

berencana untuk melepas kepemilikan di PT PMT, baik yang

bersumber dari internal PT PP maupun yang bersumber dari dana

Tambahan PMN.

Kajian atas Rencana Penjualan Saham PT PP (Persero) Tbk di PT

Prima Multi Terminal Proyek Pelabuhan Serbaguna Kuala Tanjung

berdasarkan Surat Tugas Direktur Investigasi II Nomor ST-

151/D502/3/2019 tanggal 21 Oktober 2019 dan Perpanjangan

Surat Tugas Nomor ST-196/D502/3/2019 tanggal 05 Desember

2019, menindaklanjuti Surat Direktur Utama PT PP (Persero) Tbk

Nomor Surat Direktur Utama PT PP (Persero) Tbk Nomor

422/EXT/PP/PD/2019 tanggal 11 Oktober 2019 perihal

Permohonan Kajian atas Rencana Penjualan Saham PT PP

(Persero) Tbk di PT Prima Multi Terminal Proyek Pelabuhan

Serbaguna Kuala Tanjung.

Kajian dilakukan melalui tinjauan Peraturan Perundang-

Undangan, serta analisis dokumen dan informasi yang diperoleh.

Berdasarkan dokumen/informasi yang diberikan dan melalui

proses analisis atas kesesuaian dengan peraturan perundang-

undangan yang terkait, serta identifikasi prosedur yang harus

ditempuh, terhadap hambatan kelancaran pembangunan dalam

Rencana Penjualan Saham PT PP di PT PMT, disimpulkan bahwa:

1) Berdasarkan Peraturan Menteri BUMN Nomor PER-

11/MBU/09/2015 tentang Perubahan Peraturan Menteri

BUMN Nomor PER-08/MBU/06/2015 tentang Pedoman

Pelaporan Realisasi Penggunaan Tambahan Dana Penyertaan

Modal Negara kepada Badan Usaha Milik Negara dan

Perseroan Terbatas, rencana PT PP untuk menjual sahamnya

di PT PMT yang hasilnya akan digunakan sebagai tambahan

modal investasi di Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang-

Demak dimungkinkan untuk dilaksanakan. Rencana tersebut

memenuhi kriteria yaitu dapat memberikan dampak

Page 118: Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja … · 2020-01-21 · Tahun 2019. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2019 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan

Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup

113

ekonomis yang lebih baik serta tidak mengubah esensi

pemanfaatan tambahan dana PMN baik dalam memberikan

kontribusi terhadap perekonomian maupun terhadap

kepentingan masyarakat luas;

2) Mengacu pada Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik

Negara Nomor PER-02/MBU/2010 tentang Tata Cara

Penghapusbukuan dan Pemindahtanganan Aktiva Tetap

BUMN, dan pengaturan khusus terhadap pengelolaan dan

pelaporan dana Tambahan PMN sebagaimana diatur dalam

Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor

PER-08/MBU/06/2015 tentang Pedoman Pelaporan Realisasi

Penggunaan Tambahan Dana Penyertaan Modal Negara

kepada BUMN dan Perseroan Terbatas dan Lampirannya,

serta perubahannya pada Nomor PER-11/MBU/09/2015,

rencana penjualan saham harus memperoleh persetujuan

RUPS/Menteri BUMN dan dilaporkan kepada Menteri

Keuangan.

3) Pemanfaatan hasil pelepasan saham PT PP pada PT PMT

sudah sejalan dengan tujuan penambahan PMN sebagaimana

diatur dalam Pasal 7 PP Nomor 44 Tahun 2005, yaitu

memperbaiki struktur permodalan dan/atau meningkatkan

kapasitas usaha PT PP.

4) Dalam merealisasikan penjualan saham PT PP di PT PMT,

PT PP perlu menempuh prosedur yang diatur dalam

ketentuan UU Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan

Terbatas, UU No 19 Tahun 2003 tentang BUMN, Anggaran

Dasar PT PMT, serta Prosedur Divestasi PT PP Nomor:

PP/DIVPB/P/003 tanggal 1 Juli 2019, Poin 6 Ketentuan

Umum.

c. Kajian Hambatan Kelancaran Pembangunan atas Rencana

PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk. Melakukan

Pengalihan Sisa Dana Tambahan PMN dari Proyek Tol Balikpapan

Samarinda ke Proyek Tol Serang Panimbang

Page 119: Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja … · 2020-01-21 · Tahun 2019. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2019 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan

Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup

114

Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 44 Tahun 2016

tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik

Indonesia ke dalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero)

PT Pembangunan Perumahan Tbk., Pemerintah Indonesia telah

melakukan penambahan penyertaan modal ke dalam modal

saham PT PP (Persero) Tbk sebesar Rp2.250.000.000.000,00

(dua triliun dua ratus lima puluh miliar rupiah). Sesuai surat

Menteri BUMN nomor S-367/MBU/06/2016 tanggal 22 Juni 2016,

penambahan penyertaan modal negara (PMN) tersebut akan

digunakan untuk mendukung investasi PT PP dalam 7 (tujuh)

proyek infrastruktur, yang salah satunya adalah Proyek

Pembangunan Jalan Tol Balikpapan-Samarinda dengan rencana

investasi dari dana tambahan PMN sebesar

Rp449.000.000.000,00 (empat ratus empat puluh sembilan

miliar rupiah).

Dalam perkembangannya, investasi PT PP dari dana Tambahan

PMN hingga Proyek Pembangunan Jalan Tol Balikpapan-

Samarinda diselesaikan pada akhir tahun 2019, hanya

membutuhkan biaya sebesar Rp394.286.162.040,00 (tiga ratus

Sembilan puluh empat miliar dua ratus delapan puluh enam juta

seratus enam puluh dua ribu empat puluh rupiah). Dengan

demikian terdapat sisa dana PMN sebesar Rp54.713.837.960,00

yang tidak digunakan untuk kegiatan pembangunan ruas tol

tersebut. Terhadap sisa dana Tambahan PMN yang tidak

digunakan dalam Proyek Pembangunan Jalan Tol Balikpapan-

Samarinda, PT PP bermaksud mengalihkan penggunaannya

untuk kegiatan investasi pada Proyek Pembangunan Jalan Tol

Serang Panimbang, di mana PT PP memiliki share sebesar 15%

pada PT Wika Serang Panimbang yang memegang konsesi Tol

Serang-Panimbang. Total investasi yang direncanakan pada Jalan

Tol Serang-Panimbang adalah 5,329 triliun rupiah, di mana PT PP

masih memiliki kewajiban investasi sebesar Rp239,85 miliar.

Page 120: Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja … · 2020-01-21 · Tahun 2019. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2019 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan

Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup

115

Melalui proses analisis atas kesesuaian dengan peraturan

perundang-undangan yang terkait, benchmarking dengan

permasalahan yang serupa, serta identifikasi prosedur yang

harus ditempuh, terhadap hambatan kelancaran pembangunan

atas rencana PT PP untuk mengalihkan dana Tambahan PMN dari

Proyek Tol Balikpapan-Samarinda ke Proyek Tol Serang-

Panimbang, disimpulkan bahwa:

1) Rencana pengalihan penggunaan sisa dana Tambahan PMN

dari Proyek Tol Balikpapan-Samarinda ke Proyek Tol Serang-

Panimbang dimungkinkan berdasarkan Lampiran Bab III

huruf B angka 1-4 Peraturan Menteri BUMN Nomor

PER11/MBU/09/2015 tentang Perubahan Peraturan Menteri

BUMN Nomor PER08/MBU/06/2015 tentang Pedoman

Pelaporan Realisasi Penggunaan Tambahan Dana Penyertaan

Modal Negara kepada Badan Usaha Milik Negara dan

Perseroan Terbatas, karena memenuhi kriteria memberikan

dampak ekonomis yang lebih baik serta tidak mengubah

esensi pemanfaatan tambahan dana PMN baik dalam

memberikan kontribusi terhadap perekonomian maupun

terhadap kepentingan masyarakat luas.

2) Prosedur yang harus ditempuh untuk melakukan pengalihan

penggunaan dana Tambahan PMN tersebut harus

mempertimbangkan anggaran dasar PT PP, peraturan

perundang-undangan terkait perseroan, Peraturan Menteri

BUMN Nomor PER-11/MBU/09/2015 tentang Perubahan

Peraturan Menteri BUMN Nomor PER08/MBU/06/2015

tentang Pedoman Pelaporan Realisasi Penggunaan Tambahan

Dana Penyertaan Modal Negara kepada Badan Usaha Milik

Negara dan Perseroan Terbatas dan Lampirannya, serta

status PT PP sebagai perusahaan terbuka, sehingga dalam

pengalihan penggunaan sisa Dana Tambahan PMN tersebut

harus memperoleh persetujuan Menteri BUMN dan

dilaporkan kepada Menteri Keuangan.

Page 121: Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja … · 2020-01-21 · Tahun 2019. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2019 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan

Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup

116

d. Kajian Hambatan Kelancaran Pembangunan atas Rencana

Pengalihan Dana PMN Proyek Tol Pandaan – Malang dan Tol

Manado – Bitung ke Proyek Tol Semarang – Demak

Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 44 Tahun 2016

tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik

Indonesia ke dalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero)

PT Pembangunan Perumahan Tbk., Pemerintah Indonesia telah

melakukan penambahan penyertaan modal ke dalam modal

saham PT PP (Persero) Tbk sebesar Rp2.250.000.000.000,00

(dua triliun dua ratus lima puluh miliar rupiah). Sesuai surat

Menteri BUMN Nomor S-367/MBU/06/2016 tanggal 22 Juni

2016, penambahan penyertaan modal negara (PMN) tersebut

akan digunakan untuk mendukung investasi PT PP dalam

7 (tujuh) proyek infrastruktur. Rencana penggunaan dana PMN

tersebut telah mengalami perubahan alokasi sesuai Surat

Menteri BUMN Nomor S-271/MBU/04/2019 tanggal 29 April

2019 perihal Persetujuan Realokasi Anggaran Penyertaan Modal

Negara 2016 PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk.

sebagai berikut:

No Proyek Nilai (Rp miliar)

1 Proyek Multipurpose Terminal Kuala

Tanjung

166,00

2 Jalan Tol Medan - Kualanamu - Tebing

Tinggi

174,00

3 Jalan Tol Depok-Antasari 62,00

4 Jalan Tol Balikpapan-Samarinda 394,30

5 Jalan Tol Pandaan-Malang 627,00

6 Jalan Tol Manado-Bitung 231,00

7 Pembangunan Apartemen Menengah 541,00

8 Jalan Tol Serang-Panimbang 54,70

Total 2.250,00

Dalam perkembangannya, investasi PT PP dari dana Tambahan

PMN untuk Proyek Tol Pandaan – Malang hanya membutuhkan

setoran modal sebesar Rp562.443.000.000,00 dari rencana

semula Rp627.000.000.000,00 dan menyisakan dana sebesar

Rp64.557.000.000,00 yang disebabkan adanya efisiensi nilai

Page 122: Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja … · 2020-01-21 · Tahun 2019. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2019 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan

Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup

117

investasi. Sementara itu, Proyek Tol Manado – Bitung hanya

membutuhkan setoran modal sebesar Rp109.440.000.000,00

dari rencana semula Rp231.000.000.000,00 dan menyisakan

dana sebesar Rp121.560.000.000,00 karena adanya kendala

pembebasan lahan. Dengan demikian terdapat sisa dana PMN

sebesar Rp186.117.000.000,00 yang tidak digunakan untuk

kegiatan pembangunan ruas tol tersebut. Terhadap sisa dana

Tambahan PMN yang tidak digunakan dalam Proyek Tol Pandaan

– Malang dan Proyek Tol Manado – Bitung, PT PP bermaksud

mengalihkan penggunaannya untuk kegiatan investasi pada

Proyek Tol Semarang – Demak, dimana PT PP memiliki share

sebesar 65% pada PT PP Semarang Demak (PT PPSD) yang

memegang konsesi Tol Semarang – Demak. Total investasi yang

direncanakan pada Jalan Tol Semarang – Demak adalah sebesar

Rp5.440.788.568.049,00 yang berasal dari pinjaman utang

sebesar Rp3.808.551.997.634,00 (70%) dan modal sendiri

sebesar Rp1.632.236.570.415,00 (30%), sehingga setoran modal

yang harus disetor PT PP sebesar Rp1.060.953.770.770,00

Melalui proses analisis atas kesesuaian dengan peraturan

perundang-undangan yang terkait, benchmarking dengan

permasalahan yang serupa, serta identifikasi prosedur yang

harus ditempuh, terhadap hambatan kelancaran pembangunan

atas rencana PT PP untuk mengalihkan Dana PMN Proyek Tol

Pandaan – Malang dan Tol Manado – Bitung ke Proyek Tol

Semarang – Demak, disimpulkan bahwa:

1) Rencana Pengalihan Dana PMN Proyek Tol Pandaan – Malang

dan Tol Manado – Bitung ke Proyek Tol Semarang – Demak

dimungkinkan berdasarkan Lampiran Bab III huruf B angka

1-4 Peraturan Menteri BUMN Nomor PER-11/MBU/09/2015

tentang Perubahan Peraturan Menteri BUMN Nomor PER-

08/MBU/06/2015 tentang Pedoman Pelaporan Realisasi

Penggunaan Tambahan Dana Penyertaan Modal Negara

kepada Badan Usaha Milik Negara dan Perseroan Terbatas,

Page 123: Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja … · 2020-01-21 · Tahun 2019. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2019 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan

Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup

118

karena memenuhi kriteria tidak mengubah esensi

pemanfaatan tambahan dana PMN baik dalam memberikan

kontribusi terhadap perekonomian maupun terhadap

kepentingan masyarakat luas.

2) Prosedur yang harus ditempuh untuk melakukan pengalihan

penggunaan dana Tambahan PMN tersebut harus

mempertimbangkan anggaran dasar PT PP, peraturan

perundang-undangan terkait perseroan, Peraturan Menteri

BUMN Nomor PER-11/MBU/09/2015 tentang Perubahan

Peraturan Menteri BUMN Nomor PER-08/MBU/06/2015

tentang Pedoman Pelaporan Realisasi Penggunaan Tambahan

Dana Penyertaan Modal Negara kepada Badan Usaha Milik

Negara dan Perseroan Terbatas dan Lampirannya, serta

status PT PP sebagai perusahaan terbuka, sehingga dalam

pengalihan penggunaan sisa Dana Tambahan PMN tersebut

harus memperoleh persetujuan Menteri BUMN dan

dilaporkan kepada Menteri Keuangan

e. Kajian Hambatan Kelancaran Pembangunan dalam Rencana

Penjualan Saham PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk. di

PT Jasamarga Kualanamu Tol (PT JMKT)

Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 44 Tahun 2016

tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik

Indonesia ke dalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero)

PT PP (Persero) Tbk., Pemerintah Indonesia telah melakukan

penambahan penyertaan modal ke dalam modal saham PT PP

sebesar Rp2.250.000.000.000,00 (dua triliun dua ratus lima

puluh miliar rupiah). Sesuai surat Menteri BUMN Nomor

S-367/MBU/06/2016 tanggal 22 Juni 2016, penambahan

penyertaan modal negara (PMN) tersebut akan digunakan untuk

mendukung investasi PT PP dalam 7 (tujuh) proyek infrastruktur

dalam daftar proyek strategis nasional sesuai Lampiran Perpres

Nomor 3 Tahun 2016, yang salah satunya adalah Proyek

Page 124: Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja … · 2020-01-21 · Tahun 2019. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2019 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan

Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup

119

Pembangunan Jalan Tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi (MKTT)

dengan rencana investasi dari dana Tambahan PMN sebesar

Rp174.000.000.000,00 (seratus tujuh puluh empat miliar

rupiah).

Realisasi setoran modal PT PP pada PT JMKT yang memiliki hak

konsesi jalan tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi hingga Januari

2019 adalah sebesar Rp202.605.000.000,00 di mana

Rp28.655.000.000,00 bersumber dari dana internal PT PP dan

Rp173.950.000.000,00 bersumber dari dana Tambahan PMN.

Selain bertindak sebagai pemegang saham pada PT JMKT, PT PP

juga menjadi pelaksana pekerjaan konstruksi pada beberapa

ruas jalan tol Medan-Kualanamu Tebing Tinggi. Seluruh kegiatan

konstruksi jalan tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi telah

selesai dilaksanakan. Ruas tol Seksi I sampai dengan seksi VI

(Tanjung Morawa-Sei Rampah) telah beroperasi, sedangkan seksi

VII (Sei Rampah-Tebing Tinggi) saat ini sedang dalam proses uji

coba untuk operasional yang diperkirakan pada triwulan 1 tahun

2019.

Dengan telah selesainya kegiatan konstruksi Jalan Tol MKTT,

tidak ada lagi kontrak pekerjaan skala besar yang diharapkan

dapat diperoleh PT PP di lokasi tersebut. PT PP hanya menyisakan

kepemilikan saham sebesar 15% pada PT JMKT yang akan

memberikan kontribusi pada pendapatan PT PP dari hasil

pengelolaan jalan tol.

Berdasarkan dokumen/informasi yang diberikan dan melalui

proses analisis atas kesesuaian dengan peraturan perundang-

undangan yang terkait, serta identifikasi prosedur yang harus

ditempuh, terhadap hambatan kelancaran pembangunan dalam

Rencana Penjualan Saham PT PP di PT JMKT, disimpulkan bahwa:

1) Berdasarkan Peraturan Menteri BUMN Nomor PER-

11/MBU/09/2015 tentang Perubahan Peraturan Menteri

BUMN Nomor PER-08/MBU/06/2015 tentang Pedoman

Page 125: Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja … · 2020-01-21 · Tahun 2019. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2019 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan

Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup

120

Pelaporan Realisasi Penggunaan Tambahan Dana Penyertaan

Modal Negara kepada Badan Usaha Milik Negara dan

Perseroan Terbatas, rencana PT PP untuk menjual sahamnya

di PT JMKT yang hasilnya akan digunakan sebagai tambahan

modal investasi di Proyek Pengembangan Kereta Api

Makassar – ParePare dan Jalan Tol Serang – Panimbang

dimungkinkan untuk dilaksanakan. Rencana tersebut

memenuhi kriteria yaitu dapat memberikan dampak

ekonomis yang lebih baik serta tidak mengubah esensi

pemanfaatan tambahan dana PMN baik dalam memberikan

kontribusi terhadap perekonomian maupun terhadap

kepentingan masyarakat luas;

2) Mengacu pada Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik

Negara Nomor PER-02/MBU/2010 tentang Tata Cara

Penghapusbukuan dan Pemindahtanganan Aktiva Tetap

BUMN, dan pengaturan khusus terhadap pengelolaan dan

pelaporan dana Tambahan PMN sebagaimana diatur dalam

Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor

PER-08/MBU/06/2015 tentang Pedoman Pelaporan Realisasi

Penggunaan Tambahan Dana Penyertaan Modal Negara

kepada BUMN dan Perseroan Terbatas dan Lampirannya serta

perubahannya pada Nomor PER-11/MBU/09/2015, rencana

penjualan saham dimaksud harus memperoleh persetujuan

Menteri BUMN dan dilaporkan kepada Menteri Keuangan.

Kegiatan kajian pengawasan menggunakan dana Rp54.357.840,00

atau mencapai 99,22% dari anggaran sebesar Rp54.786.520,00 dan

menggunakan SDM sebesar 348 OH atau mencapai 116,78% dari

target OH sebesar 298 OH.

3. Pemantauan Tindak Lanjut Hasil Pengawasan Keinvestigasian

Pemantauan tindak lanjut pada tahun 2019 dilaksanakan atas hasil

pengawasan keinvestigasian dalam rangka membantu Aparat

Penegak Hukum (APH) Kejaksaan Agung tahun 2019 dan Hasil

Page 126: Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja … · 2020-01-21 · Tahun 2019. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2019 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan

Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup

121

Pengawasan Keinvestigasian pada Kementerian Ketenagakerjaan dan

Kementerian Pariwisata dengan hasil sebagai berikut:

a. Berdasarkan Pemantauan Tindak Lanjut Hasil Pengawasan

Keinvestigasian di Kejaksaan Agung RI Tahun 2019 diperoleh

hasil sebagai berikut:

1) Tujuh laporan penugasan investigasi diputus oleh Majelis

Hakim Pengadilan TIPIKOR dan telah mempunyai Kekuatan

Hukum Tetap (inkracht)

2) Dua laporan penugasan investigasi masih dalam tahap

penyidikan

3) Satu laporan penugasan investigasi telah dinaikan ke tahap

penyidikan

4) Satu laporan penugasan investigasi sedang dalam tahap

pemberkasan

b. Berdasarkan Pemantauan Tindak Lanjut atas Laporan Hasil

Pengawasan Keinvestigasian pada Kementerian Ketenagakerjaan

dan Kementerian Pariwisata diperoleh hasil sebagai berikut:

1) Tindak Lanjut atas Laporan Audit Investigatif atas Proses

Pemanfaatan Tanah Milik Kementerian Ketenagakerjaan RI

yang dikuasai dan digunakan oleh Yayasan Tenaga Kerja

Indonesia (YTKI) sampai dengan saat ini masih proses

pembahasan terkait serah terima aset lahan YTKI kepada

Kementerian Ketenagakerjaan dimana YTKI masih terikat

perjanjian kerjasama dengan pihak ketiga yaitu PT Wisata

Citra Legian (PT WCL).

2) Tindak Lanjut atas Laporan Audit Investigatif atas

Pengelolaan Anggaran Kegiatan di Asisten Deputi

Pengembangan Sumber Daya Manusia Kepariwisataan

Kementerian Pariwisata Tahun 2016 telah dilakukan oleh

Kementerian Pariwisata dengan melakukan penyetoran

Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar

Rp182.643.513,00 (tuntas).

Page 127: Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja … · 2020-01-21 · Tahun 2019. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2019 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan

Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup

122

Kegiatan pemantauan tindak lanjut menggunakan dana

Rp5.760.000,00 atau mencapai 76,19% dari anggaran sebesar

Rp7.560.000,00 dan menggunakan SDM sebesar 100 OH atau

mencapai 166,67% dari target OH sebesar 60 OH.

4. Penyusunan Pedoman Penilaian Budaya Organisasi Anti Korupsi

(PBOAK)

Pada tahun 2019, Deputi Bidang Investigasi menyusun pedoman

PBOAK yang akan digunakan sebagai acuan dan standar mutu

penilaian PBOAK dalam lingkup instansi pemerintah baik pusat

maupun daerah. Penilaian Budaya Organisasi Anti Korupsi (PBOAK)

merupakan instrumen pencegahan korupsi untuk membantu

organisasi memahami serta mengenali kecenderungan budaya

organisasi yang ada, untuk kemudian diupayakan dilakukan proses

reframing atau reengineering budaya melalui strategi dan rencana

aksi yang mengubah budaya organisasi yang cenderung permisif

terhadap perilaku koruptif menuju ke arah budaya organisasi yang

anti korupsi.

Penilaian budaya organisasi anti korupsi dilakukan terhadap instansi

pemerintah baik pusat maupun daerah yang terdiri atas

Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah/Badan Usaha dan Badan

Lainnya, meliputi:

a. Menilai kondisi budaya organisasi anti korupsi dari sisi artefak,

ritual, nilai-nilai dan belief;

b. Menilai kondisi riil implementasi budaya organisasi anti korupsi

serta potensi korupsi yang mungkin terjadi di organisasi;

c. Mengidentifikasi perbedaan implementasi budaya organisasi anti

korupsi yang terbentuk dengan budaya organisasi anti korupsi

yang diharapkan;

d. Mengidentifikasi langkah intervensi budaya yang diperlukan

dalam rangka memperkuat budaya organisasi anti.

Page 128: Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja … · 2020-01-21 · Tahun 2019. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2019 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan

Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup

123

5. Penyusunan Buku Modus Operandi

Buku Modus Operandi Korupsi menguraikan modus operandi atas

kasus-kasus yang telah dilakukan audit oleh Deputi Bidang

Investigasi. Adanya buku modus operandi korupsi diharapkan dapat:

a. Memberikan masukan pemikiran khususnya penanganan

terhadap tindak pidana korupsi dan karakteristik tertentu

tentang tindak pidana korupsi.

b. Menjadi bahan masukan dalam rangka pelaksanaan penugasan

keinvestigasian.

c. Digunakan sebagai dasar untuk melakukan pemetaan terhadap

daerah yang dinilai mempunyai potensi rawan terhadap korupsi.

Buku modus operandi korupsi dipisahkan menjadi dua bagian yaitu

modus operandi korupsi pada Kementerian/Lembaga/Pemerintah

Daerah dan modus operandi korupsi pada Korporasi.

6. Penandatanganan Pakta Integritas

Pada tanggal 10 Januari 2019

dilaksanakan penandatanganan

Pakta Integritas di lingkungan

Deputi Bidang Investigasi.

7. Forum Investigasi

Pada tanggal 13 sampai dengan 15 Agustus 2019 Deputi Bidang

Investigasi melaksanakan Forum Investigasi bertempat di Kantor

BPKP Pusat mengambil tema “Penguatan Kelembagaan, Proses

Bisnis, dan Kompetensi Bidang Investigasi Menghadapi Tantangan

dan Kebutuhan Terkini BPKP”. Forum Investigasi diikuti oleh Pejabat

Struktural di lingkungan Deputi Bidang Investigasi, Koordinator

Pengawasan JFA Bidang Investigasi Perwakilan BPKP, dan auditor di

Lingkungan Deputi Bidang Investigasi.

Page 129: Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja … · 2020-01-21 · Tahun 2019. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2019 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan

Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup

124

Forum Investigasi 2019

menghasilkan sejumlah rumusan

gagasan dan sikap. Pada tataran

kebijakan, terbitnya Standar

Kerja Pengawasan Internal (SKPI)

di awal tahun 2019 membawa

konsekuensi perlunya penataan

kembali pedoman.

Pengembangan instrumen

merespon kebutuhan terkini

perlu diakomodasi dalam

kebijakan, seperti pengukuran keefektifan pencegahan korupsi,

fraud early warning system, audit tujuan tertentu bidang

investigasi, dst. Kebijakan pengembangan kompetensi terpadu yang

lebih masif juga diperlukan sehubungan syarat kompetensi untuk

mengemban misi semakin kompleks.

Pada isu implementasi instrumen menghasilkan beberapa catatan:

a. Audit investigatif yang menjadi mandat khas Deputi Bidang

Investigasi harus secara serius diperkuat mengingat

perkembangan di luar BPKP semakin kompetitif. Penggunaan

Worksheet Audit Investigatif yang bukan sekedar Kertas Kerja

Audit, optimalisasi tools analisis data forensik, & penguatan

kompetensi pembuktian adalah contoh strategi untuk itu.

b. Orientasi penugasan AI/PKKN mestinya juga harus dapat

diarahkan untuk pemberian rekomendasi strategis kepada

K/L/P/K.

c. Instrumen pencegahan masih sarat tantangan. Harus diakui

realitas bahwa perhatian stakeholders belum sesuai harapan dan

harus diakui pula kompetensi untuk men-deliver instrumen

belum cukup dikuasai. Pendekatan preventif berciri kolaboratif

sehingga komunikasi dan koordinasi menjadi strategi

terpenting. Strategi penugasan yang terintegrasi (dengan unit

Page 130: Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja … · 2020-01-21 · Tahun 2019. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2019 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan

Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup

125

lain), kerjasama sesama APIP, aliansi dengan pihak lain (misalnya

KPK) sangat disarankan. Penguatan kompetensi mutlak dan

kompetensi multi-spesialist dibutuhkan mengingat

implementasi sistem antikorupsi multidimensional.

Di bidang ke-HKP-an, penugasan yang lebih berorientasi

preventif (“represif persuasif”) perlu dikedepankan melalui

tindakan koordinasi proaktif internal-eksternal. Titik kritis

penugasan di bidang ini adalah analisis kausalitas berkenaan

timbulnya klaim dan dispute untuk kemudian menemukan

benang merah sehingga dapat menghasilkan rekomendasi

strategis mengatasi berbagai hambatan kelancaran

pembangunan.

d. Masih perlunya diskursus lebih lanjut mengenai pengembangan

instrumen inovatif, seperti reviu kapabilitas pengelolaan risiko

korupsi, pengembangan parameter keefektifan pencegahan

korupsi, dan pengauditan proaktif (proactive auditing).

Pengembangan strategi baru diperlukan mengingat lingkungan

pengawasan yang sangat dinamis, namun harus dilakukan lebih

hati-hati demi mengantisipasi risiko kegagalan, yakni tatkala

implementasi instrumen justru kontra-produktif karena hanya

dirasakan sebagai tambahan beban.

8. Rapat Kerja (Raker) Deputi Bidang Investigasi

Pada tanggal 20 s.d. 22 November 2019, Deputi Bidang Investigasi

menyelenggarakan rapat kerja di Hotel Alana, Sentul, Bogor, dengan

tema “Penguatan Tata Kelola

dan SDM Deputi Bidang

Investigasi dalam Menghadapi

Tantangan Tahun 2020“.

Peserta rapat kerja berjumlah

50 orang yang terdiri dari para

pejabat struktural, pejabat

Page 131: Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja … · 2020-01-21 · Tahun 2019. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2019 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan

Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup

126

fungsional auditor, dan staf pendukung di ketatausahaan Deputi

Bidang Investigasi.

Materi yang dibahas dalam rapat kerja meliputi:

a. Penyelesaian buku modus kecurangan/fraud di lingkungan

K/L/P dan BUMN/BUMD/Badan Usaha Lainnya.

b. Pencapaian kinerja (target dan ouput) Tahun 2019 termasuk

penyerapan anggaran

c. Program Peningkatan Kapabilitas Sumber Daya Manusia (SDM)

Deputi Bidang Investigasi dalam rangka mendukung Government

Internal Auditor Corporate University (GIA Corpu).

d. Finalisasi Draft Revisi Pedoman Pengelolaan Kegiatan Bidang

Investigasi (PPKBI).

e. Pohon Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2020.

9. Kegiatan Deputi Kepala BPKP Bidang Investigasi

a. Pada tanggal 14 Januari 2019, dilaksanakan Jam Pimpinan oleh

Deputi Bidang Investigasi Iswan

Elmi dengan didampingi oleh

Kepala Perwakilan BPKP

Provinsi Kepulauan Riau Indra

Khaira Jaya. Materi yang

disampaikan adalah Audit

Investigatif sebagai Bagian dari Strategi Terintegrasi

Pengendalian Fraud.

b. Pada tanggal 24 Juni 2019, Iswan

Elmi selaku Deputi Kepala BPKP

Bidang Investigasi memberikan

pengarahan Manajemen Risiko

Korupsi pada KLPK di Perwakilan

BPKP Kalimantan Selatan.

Page 132: Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja … · 2020-01-21 · Tahun 2019. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2019 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan

Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup

127

c. Pada tanggal 14 Januari 2019,

Iswan Elmi membuka Diklat

Audit Investigatif di lingkungan

Kabupaten Bolaang Mongondow

Selatan yang dilaksanakan di

Ruangan Kelas Diklat

Perwakilan BPKP Provinsi

Kepulauan Riau pada tanggal

14 s.d 18 Januari 2019.

d. Kejagung RI Lakukan Studi Tiru Manajemen Laboratorium

Komputer Forensik BPKP

Pada tanggal 21 Agustus 2019, Tim Direktorat E (Teknologi

Informasi dan Produksi Intelijen) Jamintel Kejaksaan Agung

(Kejagung) melaksanakan kegiatan Studi Tiru Manajemen

Laboratorium Forensik Digital Deputi Bidang Investigasi BPKP.

Rombongan Kejagung RI dipimpin oleh Direktur E Jamintel

Kejaksaan Agung RI Ade Adhyaksa dan diterima oleh Direktur

Investigasi IV Buntoro, Kasubdit Forensik Digital dan PKPBI Totok

Prihantoro, beserta jajarannya di Kantor Pusat BPKP. Kegiatan

yang dilaksanakan berupa sharing session pengelolaan

Laboratorium Forensik Digital Deputi BIdang Investigasi dan

dilanjutkan dengan mengunjungi Laboratorium Komputer

Forensik.

D. Realisasi Keuangan

Anggaran Deputi Bidang Investigasi tahun 2019 sebesar

Rp6.344.000.000,00 terealisir sebesar Rp6.237.673.219,00 atau

98,32% dari anggaran. Rincian anggaran dan realisasi keuangan per

program terdapat pada Tabel 3.27.

Page 133: Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja … · 2020-01-21 · Tahun 2019. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2019 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan

Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup

128

Tabel 3. 27

Anggaran dan Realisasi Keuangan Per Program

Tahun 2019

No. Uraian Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) %

1. Program Dukungan

Manajeman dan

Pelaksanaan Tugas Teknis

Lainnya (3670)

1.000.000.000 996.524.584 99,65

2. Pengendalian/ Pelaksanaan

Pengawasan Intern

Akuntabilitas Keuangan

Negara dan Pembinaan

Penyelenggaraan SPIP

terkait Investigasi pada

Kementerian/Lembaga

(3681)

371.486.000 370.719.150 99,79

3. Pengendalian/ Pelaksanaan

Pengawasan Intern

Akuntabilitas Keuangan

Negara dan Pembinaan

Penyelenggaraan SPIP

terkait Investigasi I (4226)

1.129.496.000 1.087.583.405 96,29

4. Pengendalian/ Pelaksanaan

Pengawasan Intern

Akuntabilitas Keuangan

Negara dan Pembinaan

Penyelenggaraan SPIP

terkait HKP (3680)

751.287.000 750.938.997 99,95

5. Pengendalian/ Pelaksanaan

Pengawasan Intern

Akuntabilitas Keuangan

Negara dan Pembinaan

Penyelenggaraan SPIP

terkait Investigasi II(4227)

907.701.000 889.214.548 97,96

6. Pengendalian/ Pelaksanaan

Pengawasan Intern

Akuntabilitas Keuangan

Negara dan Pembinaan

Penyelenggaraan SPIP

terkait Investigasi pada

BUMN dan BUMD (3679)

518.771.000 518.102.947 99,87

7. Pengendalian/ Pelaksanaan

Pengawasan Intern

Akuntabilitas Keuangan

Negara dan Pembinaan

Penyelenggaraan SPIP

terkait Investigasi III (4228)

958.956.000 940.527.793 98,08

8. Pengendalian/ Pelaksanaan

Pengawasan Intern

706.303.000 684.061.795 96,85

Page 134: Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja … · 2020-01-21 · Tahun 2019. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2019 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan

Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup

129

No. Uraian Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) %

Akuntabilitas Keuangan

Negara dan Pembinaan

Penyelenggaraan SPIP

terkait Investigasi IV (4229)

Jumlah 6.344.000.000 6.273.673.219 98,32

Anggaran dan realisasi keuangan per jenis belanja terdapat pada Tabel

3.28.

Tabel 3. 28

Anggaran dan Realisasi Keuangan Per Jenis Belanja

Tahun 2018

Uraian Anggaran

(Rp)

Realisasi

(Rp)

%

Belanja Barang 6.344.000.000 6.237.673.219 98,32

Jumlah 6.344.000.000 6.237.673.219 98,32

Page 135: Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja … · 2020-01-21 · Tahun 2019. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2019 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan

Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup

130

aporan kinerja merupakan media pertanggungjawaban Deputi

Bidang Investigasi dalam melaksanakan program dan kegiatan

yang telah dilakukan. Pada tahun 2019 capaian kinerja outcome

program menunjukkan rata-rata sebesar 127,94% sedangkan

capaian kinerja output menunjukkan rata-rata sebesar 120,74%. Dana yang

digunakan oleh Deputi Bidang Investigasi melaksanakan seluruh kegiatan

adalah sebesar Rp6.237.673.219,00 atau 98,32% dari anggaran sebesar

Rp6.344.000.000,00. Target kinerja outcome maupun output yang telah

ditetapkan pada Renstra 2015-2019 secara keseluruhan dapat disimpulkan

tercapai. Rata-rata capaian kinerja tahun 2019 diatas 100%.

Deputi Bidang Investigasi BPKP terus mengembangkan diri sebagai

pusat unggulan pada bidang Fraud Solution (Centre of Excellence for Fraud

Solution/CEFRaS). Pembinaan dan peningkatan kualitas Sumber Daya

Manusia (SDM) sebagai aset utama dalam mencapai keberhasilan untuk

mewujudkan visi, dan misi terus ditingkatkan. Deputi Bidang Investigasi

akan menyusun strategi pencapaian kinerja dengan upaya memecahkan

sekat antar unit kerja, menyatukan seluruh pegawai, dan memperkuat

CEFRaS.

Akhirnya, dengan memahami berbagai kendala dan keterbatasan yang

ada, Deputi Bidang Investigasi bertekad untuk terus meningkatkan kinerja

sebagai perwujudan dari pertanggungjawaban amanah yang diemban.

L

Page 136: Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja … · 2020-01-21 · Tahun 2019. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2019 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan

Lampiran 1

Anggaran Realisasi % Target Realisasi %

3 4 5 6=5/4 7 8 9=8/7 10 11 12=11/10

1.1 Persentase hasil pengawasan

keinvestigasian yang

dimanfaatkan di persidangan

% 60 38,84 64,74 1.146.114.369 1.138.697.407 99,35 3.427 4.032 117,65

1.2 Persentase hasil pengawasan

keinvestigasian yang

dimanfaatkan oleh APH

% 75 100,00 133,33 49.317.668 40.310.621 81,74 200 200 -

1.3 Persentase hasil pengawasan

keinvestigasian yang

dimanfaatkan oleh K/L/P/K

% 70 79,17 113,10 527.698.685 506.775.821 96,04 3.722 4.205 112,98

1.4 Persentase hasil audit

penyesuaian harga yang

dimanfaatkan oleh K/L/P/K

% 80 100,00 125,00 386.742.759 355.804.430 92,00 1.286 1.760 136,86

1.5 Persentase hasil audit klaim yang

dimanfaatkan oleh K/L/P/K

% 80 100,00 125,00 135.147.500 134.754.856 99,71 923 1.225 132,72

2. Meningkatnya

penyelesaian hambatan

pelaksanaan

pembangunan nasional

2.1 Persentase penyelesaian

hambatan kelancaran

pembangunan

% 80 96,15 120,19 517.088.750 504.807.029 97,62 434 543 125,12

3.1 Persentase K/L/P/K yang

mengimplementasikan FCP

(termasuk FRA)

% 55 87,74 159,52 190.993.257 189.236.833 99,08 973 1.211 124,46

3.2 Persentase auditor yang memiliki

kompetensi (hard and soft

competency ) di bidang

pencegahan

% 65 85,24 131,14 15.241.390 14.866.455 97,54 125 345 276,00

4. Meningkatnya

kepedulian K/L/P/K

dan masyarakat

terhadap korupsi

4.1 Persentase K/L/P/K anggota

Komunitas Pembelajar Anti

Korupsi (KPAK) yang

mengimplementasikan sistem

pengaduan masyarakat

% 70 94,74 135,34 34.463.180 32.234.812 93,53 155 165 106,45

5. Meningkatnya

kapabilitas pengawasan

intern pemerintah di

bidang keinvestigasian

5.1 Persentase auditor yang memiliki

kompetensi keinvestigasian

% 65 111,79 171,99 307.006.000 287.008.500 93,49 142 189 133,10

Capaian

Kinerja (%)

CAPAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA

DEPUTI BIDANG INVESTIGASI

TAHUN 2019

Satuan Target

SDM (OH)Dana (Rp)

Realisasi

3. Meningkatnya kualitas

tata kelola pemerintah

dan korporasi dalam

pencegahan korupsi

1. Meningkatnya

efektivitas hasil

pengawasan

keinvestigasian

Indikator Kinerja Utama

21

Sasaran Program

Page 137: Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja … · 2020-01-21 · Tahun 2019. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2019 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan

Lampiran 2

Satuan Target Realisasi

Th 2018

Realisasi

Th 2019

Realisasi

dibanding

Target

3 4 5 6 7

1.1 Persentase hasil pengawasan

keinvestigasian yang

dimanfaatkan di persidangan

% 60 36,77 38,84 64,74

1.2 Persentase hasil pengawasan

keinvestigasian yang dimanfaatkan

oleh APH

% 75 100,00 100,00 133,33

1.3 Persentase hasil pengawasan

keinvestigasian yang dimanfaatkan

oleh K/L/P/K

% 70 84,61 79,17 113,10

1.4 Persentase hasil audit penyesuaian

harga yang dimanfaatkan oleh

K/L/P/K

% 80 100,00 100,00 125,00

1.5 Persentase hasil audit klaim yang

dimanfaatkan oleh K/L/P/K

% 80 100,00 100,00 125,00

1. Meningkatnya

efektivitas hasil

pengawasan

keinvestigasian

Sasaran ProgramIndikator Kinerja Utama

1 2

TARGET DAN REALISASI IKU

DEPUTI BIDANG INVESTIGASI

TAHUN 2019

Page 138: Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja … · 2020-01-21 · Tahun 2019. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2019 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan

Satuan Target Realisasi

Th 2018

Realisasi

Th 2019

Realisasi

dibanding

Target

Sasaran ProgramIndikator Kinerja Utama

2. Meningkatnya

penyelesaian

hambatan pelaksanaan

pembangunan nasional

2.1 Persentase penyelesaian hambatan

kelancaran pembangunan

% 80 100,00 96,15 120,19

3.1 Persentase K/L/P/K yang

mengimplementasikan FCP

(termasuk FRA)

% 55 64,06 87,74 159,52

3.2 Persentase auditor yang memiliki

kompetensi (hard and soft

competency ) di bidang pencegahan

% 65 87,80 85,24 131,14

4. Meningkatnya

kepedulian K/L/P/K

dan masyarakat

terhadap korupsi

4.1 Persentase K/L/P/K anggota

Komunitas Pembelajar Anti

Korupsi (KPAK) yang

mengimplementasikan sistem

pengaduan masyarakat

% 70 100,00 94,74 135,34

5. Meningkatnya

kapabilitas

pengawasan intern

pemerintah di bidang

keinvestigasian

5.1 Persentase auditor yang memiliki

kompetensi keinvestigasian

% 65 110,04 111,79 171,99

3. Meningkatnya kualitas

tata kelola pemerintah

dan korporasi dalam

pencegahan korupsi

Page 139: Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja … · 2020-01-21 · Tahun 2019. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2019 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan

Lampiran 3

Pagu Anggaran Realisasi % Target Realisasi %

2 3 4 5 6=5/4 7 8 9 10=9/8 10 11 12=11/10 13Sasaran Kegiatan

1 Tersedianya Informasi

Hasil Pengawasan

Keinvestigasian pada

Direktorat Investigasi

Instansi Pemerintah

Jumlah laporan hasil

pengawasan intern pada

Direktorat Investigasi

Instansi Pemerintah

Laporan 25 371.486.000 371.486.000 370.719.150 99,79

2 Tersedianya Informasi

Hasil Pengawasan

Keinvestigasian pada

Direktorat Investigasi I

Jumlah laporan hasil

pengawasan intern pada

Direktorat Investigasi I

Laporan 38 1.129.496.000 1.129.496.000 1.087.583.405 96,29

3 Tersedianya informasi

hasil pengawasan pada

Direktorat Investigasi

Hambatan Kelancaran

Pembangunan

Jumlah laporan hasil

pengawasan intern pada

Direktorat Investigasi

Hambatan Kelancaran

Pembangunan

Laporan 36 751.287.000 751.287.000 750.938.997 99,95

4 Tersedianya Informasi

Hasil Pengawasan

Keinvestigasian pada

Direktorat Investigasi II

Jumlah laporan hasil

pengawasan intern pada

Direktorat Investigasi II

Laporan 31 907.701.000 907.701.000 889.214.548 97,96

5 Tersedianya informasi

hasil pengawasan pada

Direktorat Investigasi

BUMN dan BUMD

Jumlah laporan hasil

pengawasan intern pada

Direktorat Investigasi

BUMN/D

Laporan 13 518.771.000 518.771.000 518.102.947 99,87

6 Tersedianya Informasi

Hasil Pengawasan

Keinvestigasian pada

Direktorat Investigasi III

Jumlah laporan hasil

pengawasan intern pada

Direktorat Investigasi III

Laporan 30 958.956.000 958.956.000 940.527.793 98,08

7 Tersedianya Informasi

Hasil Pengawasan

Keinvestigasian pada

Direktorat Investigasi IV

Jumlah laporan hasil

pengawasan intern pada

Direktorat Investigasi IV

Laporan 15 18 120,00 706.303.000 706.303.000 684.061.795 96,85 1.117 1.473 131,87

5.344.000.000 5.344.000.000 5.241.148.635 98,08 13.985 17.642 126,15

4.084 4.281

CAPAIAN KINERJA OUTPUT

DEPUTI BIDANG INVESTIGASI

TAHUN 2019

Sasaran KegiatanIndikator Kinerja

OutputSatuan Target Realisasi %

Dana (Rp) SDM (OH)

Program

104,82

JUMLAH

1

Pengawasan

Intern

Akuntabilitas

Keuangan

Negara dan

Pembinaan

Penyelenggaraa

n Sistem

Pengendalian

Intern

Pemerintah

76 120,63

81 120,90

52 120,93

5.982 7.281 121,72

2.802 4.607 164,42

Page 140: Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja … · 2020-01-21 · Tahun 2019. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2019 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan

Lampiran 4

Indikator Kinerja

OutputSatuan Target

Realisasi

Th 2018

Realisasi

Th 2019% Program

3 4 5 6 7=6/4 81 Tersedianya Informasi

Hasil Pengawasan

Keinvestigasian pada

Direktorat Investigasi

Instansi Pemerintah

Jumlah laporan hasil

pengawasan intern pada

Direktorat Investigasi

Instansi Pemerintah

Laporan 25

2 Tersedianya Informasi

Hasil Pengawasan

Keinvestigasian pada

Direktorat Investigasi I

Jumlah laporan hasil

pengawasan intern pada

Direktorat Investigasi I

Laporan 38

3 Tersedianya informasi

hasil pengawasan pada

Direktorat Investigasi

Hambatan Kelancaran

Pembangunan

Jumlah laporan hasil

pengawasan intern pada

Direktorat Investigasi

Hambatan Kelancaran

Pembangunan

Laporan 36

4 Tersedianya Informasi

Hasil Pengawasan

Keinvestigasian pada

Direktorat Investigasi II

Jumlah laporan hasil

pengawasan intern pada

Direktorat Investigasi II

Laporan 31

5 Tersedianya informasi

hasil pengawasan pada

Direktorat Investigasi

BUMN dan BUMD

Jumlah laporan hasil

pengawasan intern pada

Direktorat Investigasi

BUMN/D

Laporan 13

6 Tersedianya Informasi

Hasil Pengawasan

Keinvestigasian pada

Direktorat Investigasi III

Jumlah laporan hasil

pengawasan intern pada

Direktorat Investigasi III

Laporan 30

CAPAIAN KINERJA OUTPUT

DEPUTI BIDANG INVESTIGASI

TAHUN 2019

1

Pengawasan Intern

Akuntabilitas

Keuangan Negara

dan Pembinaan

Penyelenggaraan

Sistem Pengendalian

Intern Pemerintah

73 52

120,93

Sasaran Kegiatan

209 76

120,63

80 81

120,90

Page 141: Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja … · 2020-01-21 · Tahun 2019. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2019 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan

Indikator Kinerja

OutputSatuan Target

Realisasi

Th 2018

Realisasi

Th 2019% Program

3 4 5 6 7=6/4 81

Sasaran Kegiatan

7 Tersedianya Informasi

Hasil Pengawasan

Keinvestigasian pada

Direktorat Investigasi IV

Jumlah laporan hasil

pengawasan intern pada

Direktorat Investigasi IV

Laporan 15 - 18 120,00

Pengawasan Intern

Akuntabilitas

Keuangan Negara

dan Pembinaan

Penyelenggaraan

Sistem Pengendalian

Intern Pemerintah