Pendahuluan Mut Edit
-
Upload
mutia-sesunan -
Category
Documents
-
view
227 -
download
0
Transcript of Pendahuluan Mut Edit
-
8/2/2019 Pendahuluan Mut Edit
1/10
PENDAHULUAN
Transposisi arteri besar adalah kelainan yang jarang terjadi tetapi paling sering
menimbulkan kematian, kira-kira 5-7% dari seluruh kelainan jantung bawaan. Insiden dilaporkan
berkisar 20-30 per 100.000 kelahiran hidup da lebih banyak pada laki-laki yaitu sebesar 60-70%.1-3
Tanda khas transposisi arteri besar adalah adanya ventriculoarterial discordance, dimana
aorta keluar dari ventrikel kanan dan arteri pulmonalis keluar dari ventrikel kiri. Bentuk klinis
bervariasi tergantung kelainan jantung tambahan yang menyertai trasposisi arteri besar dan
intercirculatory mixing.1-3 Tanpa terapi, sekitar 30% bayi dengan transposisi arteri besar
meninggal dalam minggu pertama kehidupan, 50% dalam bulan pertama dan 90% dalam tahun
pertama kehidupan.1,4
Meskipun transposisi arteri besar diketahui pertama kali lebih dari 2 abad yang lalu, tidak
ada terapi yang dapat dilakukan sampai pertengahan abad 20. Terapi pada trasposisi arteri besar
baru dimulai dengan perkembangan arial septectomy secara bedah pada tahun 1950-an dan ballon
septostomy pada tahun 1960-an. Terapi paliatif ini diikuti oleh prosedur secara fisiologis (atrial
switch operation) dan perbaikan anatomis (arterial switch operation). Saat ini tindakan medis dan
bedah yang agresif pada neonatus, menyebabkan angka survival untuk bayi dengan trasposisi arteri
besar lebih dari 90%.4
Pasien yang sudah dioperasi arterial switch memerlukan follow up jangka panjang.
Beberapa komplikasi yang harus dipantau pada penderita post arteral switch yaitu adanya stenosis
arteri pulmonalis, atau aorta; obstruksi arteri koronaria dengan iskemik atau infark miokard,
disfungsi ventrikel, dan/atau aritmia; dan regurgitasi katup semilunar. Berikut ini dilaporkan suatu
kasus penderita yang sudah dioperasi arterial switch.
TINJAUAN PUSTAKA
-
8/2/2019 Pendahuluan Mut Edit
2/10
-
8/2/2019 Pendahuluan Mut Edit
3/10
III. Etiologi
Penyebab dari kelainan ini diduga multifaktorial, dimungkinkan karena faktor genetik,
defek pada gen, abnormalitas kromosom dan pajanan lingkungan walaupun kebanyakan tidak jelas
penyebabnya.
IV. Klasifikasi
Secara anatomis tergantung pada hubungan arteri besar satu sama lain dan atau morfologi
infundibulum. Sekitar 60% penderita, aorta terletak anterior kanan dari arteri pulmonalis (d-TGA).
Pada beberapa penderita aorta dapat di anterior kiri dari arteri pulmonalis (l-TGA). Pada sebagian
besar penderita terdapat infundibulum subpulmonal dan jaringan ikat penghubung antara katup
mitral dan pulmonal. Meskipun klasifikasi ini berguna. Terdapat beberapa pengecualian, yaitu
bahwa ventriculoarterial discordant adalah karakteristik yang menandai transposisi arteri besar. 1,2,4
Terdapat 4 subtipe transposisi arteri besar1,2,4:
1) Transposisi arteri besar dengan septum ventrikel intak.
2) Transposisi arteri besar dengan defek septum ventrikel.
3) Transposisi arteri besar dengan defek septum ventrikel dan obstruksi saluran keluar
ventrikel kiri.
4) Transposisi arteri besar dengan defek septum ventrikel dan penyakit obstruksi vaskuler
paru.
Kira-kira sepertiga dari penderita transposisi arteri besar, anatomi arteri koronernya
abnormal, dengan arteri koroner kiri yang berasal dari arteri koroner kanan (22%), arteri koroner
kanan tunggal (9,5%), arteri koroner kiri tunggal (3%), atau arteri koroner berlawanan dari
seharusnya (3%) merupakan variasi yang paling sering terjadi.4
V. Patofisiologi
-
8/2/2019 Pendahuluan Mut Edit
4/10
Dalam keadaan normal fungsi sirkulasi pulmonal dan sistemik adalah seri, tetapi pada
transposisi arteri besar adalah paralel. Pada sirkulasi paralel darah dari paru yang kaya akan
oksigen masuk ke atrium kiri dan ventrikel kiri kembali lagi ke paru melalui hubungan abnormal
arteri pulmonalis dan ventrikel kiri. Sebaliknya darah dengan saturasi oksigen rendah yang berasal
dari sestemik masuk ke atrium kanan dan ventrikel kanan yang selanjutnya akan dipompakan
kembali ke sirkulasi sistemik melalui hubungan abnormal aorta dan ventrikel kanan tanpa melalui
proses oksigenasi di paru-paru. Pengaturan sirkulalsi paralel ini mengakibatkan defisiensi suplai
oksigen ke jaringan dan menambah kerja ventrikel kanan dan kiri. Keadaan tersebut tidak
menjamin penderita hidup, kecuali bila terdapat mixing antara darah dengan saturasi oksigen
rendah dan darah dengan saturasi oksigen tinggi pada beberapa tempat anatomis.2,4
Tiga tempat yang umum terjadi mixingdarah pada transposisi arteri besar adalah : 1) defek
septum atrial, 2) defek septum ventrikel, 3) duktus arteriosus paten. Satu atau semua lesi ini bisa
terdapat pada anak dengan d-TGA dan derajat hipoksia arteri bergantung pada derajat mixing. 2,4
Pada keadaan mixingdarah yang buruk yaitu hanya terdapat komunikasi yang kecil antara
atrium akan terjadi hipoksia yang berat dan dapat terjadi glikolisis anaerob yang mengakibatkan
asidosis metabolik. Hipoksia dan asidosis menyebabkan menurunnya fungsi otot-otot jantung. Di
samping itu resistensi vaskuler paru postnatal turun, menyebabkan aliran darah pulmonal
meningkat dan terjadi volume yang berlebihan di atrium kiri dan ventrikel kiri. Hipoksia berat,
asidosis dan volume yang berlebihan di atrium kiri dan ventrikel kiri menyebabkan gagal jantung
kongestif.2,4
Bila mixing darah baik seperti pada ASD besar, VSB besar dan PDA besar maka darah
sistemik adalah darah dengan saturasi oksigen yang tinggi (80-90%). Pada keadaan ini hipoksia
dan asidosis metabolik tidak menjadi masalah, sehingga biasanya anak menjadi lebih bertahan
hidup. Tetapi bila kondisi ini terus berlanjut berpotensi untuk terjadi gagal jantung kongestif /
penyakit obstruktif vaskuler paru.
8
Meskipun terdapat VSD besar yang memungkinkan mixingadekuat, tetapi bila ada stenosis
pulmonal dapat menyebabkan hipoksia. Pada kondisi ini tidak ada potensi untuk terjadi gagal
-
8/2/2019 Pendahuluan Mut Edit
5/10
jantung kongestif. Namun bila stenosis pulmonal berat dapat terjadi hiposia berat dan asidosis
metabolik yang menyebabkan kematian pada awal kehidupan.6
VI. Penegakkan Diagnosa
Manifestasi Klinis
-
8/2/2019 Pendahuluan Mut Edit
6/10
Anamnesa
1. Riwayat terlhat biru yang menetap sejak lahir.
2. Gejala gagal jantung kongestif dengan dipsneu dan kesulitan menetek sejak lahir.
Pemeriksaan fisik
1. Sianosis.
2. Bunyi jantung II (S2) tunggal dan keras. Tidak terdengar murmur, kecuali bila kelainan disertai
defek septum ventrikel (VSD) atau stenosis pulmonal (PS).
3. Bila terdapat gagal jantung kongestif, biasanya didapatkan takipneu dan hepatomegaly.
Laboratorium
1. Hipoksemia arteri yang berat disertai dengan asidosis biasanya terjadi. Hipoksemia tidak
mengalami perbaikan waLaupun telah diberikan inhalasi oksigen.
2. Biasanya terdapat hipoglikemia dan hipocalcemia.
Elektrokardiografi (EKG)
1. Terdapat perseran axis QRS ke kanan (+90 - +200)
2. Hipertrofi ventrikel kanan (RVH) biasanya terlihat setelah beberapa hari pertama kehidupan.
Voltase QRS dan axis QRS mungkin normal pada beberapa bayi dengan defek ini. Setelah 3 hari
kehidupan, gelobang T yang tinggi mungkin satu-satunya abnormalitas yang terlihat yang sugestif
menunjukkan adanya RVH.
3.Biventrikular hypertrophy (BVH) dapat terjadi pada bayi dengan VSD besar, PDA, atau
pulmonary vascular obstructive disease karena kondisi-kondisi tersebut akan menyebabkan
terjadinya pembesaran ventrikel kiri (LVH).
4. Hipertrofi atrium kanan (RAH) dapat terjadi.
Radiologi
-
8/2/2019 Pendahuluan Mut Edit
7/10
1. Biasanya secara tipikal terdapat kardiomegali dan peningkatan vaskularitas pulmonal.
2. Siluet jantung menyerupai telur dengan karakteristik mediastinum superior yang sempit.
Echocardiografi
Ekokardiografi 2-dimensi dan Doppler sangat penting untuk penilaian anatomis dan fungsional,
serta untuk menyingkirkan diagnosa lain. Pada sumbu panjang parasternal tampak satu pembuluh
darah besar yang keluar dari ventrikel kiri melengkung ke bawah dan bercabang dua. Pembuluh ini
adalah a.pulmonalis. Pada sumbu pendek, tampak 2 pembuluh terpotong transversal yakni aorta
dan a.pulmonalis, dengan aorta biasanya terletak anterior terhadap a.pulmonalis. Terdapatnya
defek septum ventrikel, defek septum atrium, duktus arteriosus persisten, serta stenosis jalan keluar
ventrikel kanan dapat dipastikan dengan echo-doppler.
VI. Penatalaksanaan
1. Medis
a. Penatalaksanaan terhadap hipoksia
Pada bayi dengan transposisi arteri besar / septum ventrikel intak, kombinasi PO 2 arterial
rendah (
-
8/2/2019 Pendahuluan Mut Edit
8/10
Pada penderita yang tidak respon terhadap pembukaan duktus arteriosus dengan PGE1,
foramen ovale harus dilebarkan dengan Balloon Atrial Septostomy (BAS), dan penggunaan
ventilator harus dilakukan untuk menurunkan resistensi bermanfaat melakukan BAS bahkan pada
penderita yang stabil dengan pemberian PGE1, oleh karenanya PGE1 dapat dilanjutkan sampai
dilakukan tindakan bedah definitif.7
Beberapa penderita masih menunjukkan hipoksia berat bahkan dengan duktus arteriosus
terbuka, hubungan atrial adekuat, dan hiperventilasi. Pada kondisi ini perbaikan saturasi oksigen
bermakna dapat dilakukan dengan meningkatkan saturasi oksigen mixed venous dengan cara: (a)
menurunkan konsumsi oksigen (muscle relaxants, sedasi, ventilasi mekanik) dan (b) meningkatkan
oxygen delivery (meningkatkan curah jantung dengan obat-obat inotropik atau meningkatkan
kapasitas transport oksigen dengan mengobati anemia). Penyebab desaturasi oksigen vena
pulmoner (misal : pneumotoraks) harus dicari dan ditatalaksana. Peningkatan fraksi oksigen
inspirasi sampai 100% akan memberikan sedikit sekali efek terhadap PO2 arteri, tetapi hal ini
dilakukan untuk menurunkan resistensi vaskuler paru dan meningkatkan aliran darah paru total.7
b. Penatalaksanaan terhadap gagal jantung kongestif
Diuretika: Furosemid dengan dosis 0,5-1,0 mg/kg/kali. Dapat diberikan setiap 6-24 jam.
Digoksin: dosis digitalisasi 30-50 ug/kg. Dosis rumat 8-10 ug/kg/kali.
c. Tatalaksana bila ada hipoglikemia dan hipokalsemia
2. Pembedahan
Terapi pembedahan pada transposisi arteri besar meliputi terapi paliatif dan terapi definitif.
Terapi definitif yang saat ini dilakukan adalah arterial switch.2-4
Terapi Paliatif. Operasi Blalock-Hanlon, melibatkan eksisi bedah pada bagian posterior septum
atrium tanpa lintas kardiopulmoner, hal ini jarang dilakukan lagi. Tindakan ini dilakukan bila
tindakan Rashkind dan Blade Atrial Septostomy gagal meningkatkan saturasi oksigen. Angka
mortalitas terlalu tinggi (10-25%) untuk suatu penggunaan rutin. 2-4
Terapi Definitif. Pembedahan definitif yang dilakukan pada TGA adalah tindakan pertukaran
darah sisi kiri dan kanan pada 3 tingkat, yaitu tingkat atrial (pembedahan intra-atrial seperti operasi
-
8/2/2019 Pendahuluan Mut Edit
9/10
Senning atau Mustrad), tingkat ventrikel (operasi Rastelli), dan tingkat arteri besar (arterial switch
operation atau operasi Jatene). Operasi Damus-Kaye-Stansel bersama operasi Rasteli dapat
digunakan pada penderita dengan defek septum ventrikel dan stenosis subaortik.10-12
3. Terapi Diet
Pasien TGA dengan VSD besar yang belum menjalani operasi membutuhkan peningkatan
kalori selama masa bayi yaitu 120-130 kkal/kg/hari, terutama jika terdapat gagal jantung. Jika
pasien sudah dalam perbaikan, tidak membutuhkan diet yang special.
VII.Arterial Switch Operation (ASO)
Dalam tindakan ASO ada beberapa persyaratan yang harus terpenuhi, yaitu: 2
1. Ventrikel kiri dapat mensupport sirkulasi sistemik
2. Pola arteri koronaria sesuai untuk transfer aorta tanpa distorsi ataupun kinking.
3.Aliran masuk dan keluar ventrikel kiri harus bebas dari struktur abnormal.
4. Aliran keluar ventrikel kanan dipastikan tidak terdapat stenosis yang signifikan.
Walaupun syarat-syarat tersebut telah terpenuhi, kemungkinan timbulnya komplikasi post
ASO tetap harus dipantau. Pemantauan post ASO dilakukan dengan melihat gejala klinis dari
keluhan pasien dan pemeriksaan fisik, serta dari pemeriksaan penunjang. 2 Beberapa komplikasi
yang mungkin timbul adalah:
1. Stenosis Arteri Pulmonalis
2. Stenosis Aorta
3. Obstruksi Arteria Koronia dengan infark miokard atau iskemik, disfungsi ventrikel dan atau
aritmia.
4. Regurgitasi Katup Semilunar
Hal yang harus dinilai pada pasien setelah operasi koreksi TGA adalah sebagai berikut:
-
8/2/2019 Pendahuluan Mut Edit
10/10
- Ritme jantng yang cepat, lambat atau irregular
- Katup kantung yang bocor
- Penyempitan 1 atau kedua arteri besar di tempat penghubung yang ditukar.
- Penyempitan arteri koroner di tempat penghubung yang ditukar.
IX. Prognosis
Tanpa operasi 95% pasien meninggal dalam tahun pertama dengan sebab utama gagal jantung.
Sedangkan bila dilakukan operasi koreksi dalam waktu 1-2 minggu pertama kehidupan dan dengan
pengawasan post operasi yang baik maka angka survival pada pasien TGA yang telah dikoreksI
sebesar 90% pada tahun pertama kehidupan.