pendahuluan laksansia

4
Dosen PJ : Tanggal Praktikum : 22 April 2013 Kelompok Praktikum : LAKSANSIA Anggota kelompok : 1. Aditia Dwi Cahyono (B04100139) .................. 2. Grady Priasdhika (B04100141) .................. 3. Singgih Pratiknyo S. (B04100142) .................. 4. Putu Jodie Kusuma Wijaya (B04100144) .................. 5. Meilisa Lidya Margarita (B04100146) ..................

description

farmako

Transcript of pendahuluan laksansia

Page 1: pendahuluan laksansia

Dosen PJ :

Tanggal Praktikum : 22 April 2013

Kelompok Praktikum :

LAKSANSIA

Anggota kelompok :

1. Aditia Dwi Cahyono (B04100139) ..................

2. Grady Priasdhika (B04100141) ..................

3. Singgih Pratiknyo S. (B04100142) ..................

4. Putu Jodie Kusuma Wijaya (B04100144) ..................

5. Meilisa Lidya Margarita (B04100146) ..................

BAGIAN FARMAKOLOGI DAN TOKSIKOLOGI

DEPARTEMEN ANATOMI, FISIOLOGI DAN FARMAKOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2013

Page 2: pendahuluan laksansia

Pendahuluan

Laksansia atau obat pencahar adalah zat-zat yang mempengaruhi atau merangsang

susunan syaraf otonom parasimpatis untuk menstimulasi gerakan peristaltik usus sebagai

refleks dari rangsangan langsung terhadap dinding sehingga menyebabkan defekasi dan

mengatasi konstipasi. Laksansia merupakan obat yang digunakan untuk membantu keluarnya

feses dalam keadaan fisiologis, tidak dalam kondisi konstipasi patologis. Makanan masuk ke

dalam tubuh akan diserap oleh usus dan dimetabolisme menjadi energi. Sisa makanan yang

tidak terserap akan diekskresikan dalam bentuk feses. Konstipasi disebabkan oleh lambatnya

makanan melewati usus karena kurangnya makanan berserat, perubahan dinding usus

(tumor), gangguan endokrin, dan gangguan organik, serta fungsional sistem saraf (stres).

Laksansia lebih banyak bekerja dengan membentuk masa, retensi air secara osmotik,

menghambat absorbsi natrium, dan juga absorbsi air dari lumen usus serta meningkatkan

sekresi air ke lumen usus. Disamping itu, obat laksansia juga ada yang bekerja menigkatkan

kemampuan ekskresi feses yang ada di dalam usus (pelicin), dan laksansia yang menaikkan

peristaltik dengan menurunkan pH dalam kolon (laktulosa), laksansia garam, laksansia

osmotik, dan laksansia yang bekerja anti reabsorbtif . Laksansia juga diberikan pada kasus

defekasi yang disertai nyeri. Penggunaan obat pencahar yang terlalu sering dapat Absorpsi

zat pada usus dapat terganggu, sintesa vitamin dalam usus terganggu, garam-garam natrium

dan kalium tidak diserap dalam usus sehingga dapat menyebabkan kelemahan otot.

Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah mahasiswa dapat mengetahui pengaruh beberapa

obat yang memiliki daya kerja sebagai laksansia dan mengetahui mekanisme perubahan yang

terjadi dari pengaruh obat tersebut dalam usus.

Alat dan bahan

Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah peralatan bedah minor dan

syringe 1 ml. Sedangkan bahan-bahan yang digunakan adalah seekor tikus, benang, kapang,

uretan, aquades, NaCl fisiologis 0.9 %, NaCl fisiologis 3%, MgSO4 4.7% dan MgSO4 27%.

Metodologi

Tikus ditimbang untuk mengetahui berat badannya dan mengetahui dosis anastesi

yang akan diberikan. Anastetikum yang diberikan pada praktikum kali ini adalah uretan (1,25

Page 3: pendahuluan laksansia

gr/Kg BB). Selanjutnya uretan disuntikan secara intaperitoneal (IP). Setelah teranastesi, tikus

diletakkan pada alas kayu/busa, posisi ventrodorsal dan kaki-kakinya diikat pada sisi bantalan

kayu/busa tersebut. Pembedahan dilakukan dengan alat bedah pada bagian abdomen,

kemudian usus dipreparir sepanjang 2.5 cm dari daerah pylorus, diikat dengan benang.

Bagian usus halus dibagi menjadi 5 segmen dengan cara usus diikat dengan benang, dengan

interval panjang 5 cm dan jarak 0.5 cm antar ikatan. Aquades dimasukkan pada segmen

pertama, segmen kedua dengan NaCl 0.9%, segmen ketiga dengan NaCl 3%, segmen

keempat dengan MgSO4 4.7%, dan segmen terakhir dengan MgSO4 27%. Setiap injeksi

volumenya adalah 0.25 ml.

Setelah semua segmen terinjeksi maka ruang abdomen yang terbuka tersebut ditutup

dengan kapas yang dibasahi dengan NaCl 0.9%. Kemudian dilakukan aspirasi cairan dari tiap

segmen dengan syringe setelah 45 menit dari penyuntikan larutan tersebut. Volume cairan

yang diaspirasi dari tiap-tiap segmen dihitung, atau usus dipotong dekat ikatannya dan

volume cairan yang tersisa ditampung pada gelas ukur, kemudian dicatat hasilnya.