Pendahuluan KTI

19
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Disiplin di sekolah merupakan tanggung jawab bersama seluruh warga di lingkungan sekolah. Dimulai dari Kepala Sekolah, Dewan Guru, Staff Administrasi sekolah, para siswa, orang tua siswa/ komite sekolah serta masyarakat. Disiplin di sekolah meliputi banyak hal, dalam kesempatan ini saya mengangkat tema kedisiplinan dalam menggunakan seragam sekolah. Penggunaan seragam sekolah merupakan hal yang wajib dilaksanakan, terutama bagi sekolah- sekolah negeri di seluruh Indonesia. Disiplin menggunakan seragam sekolah merupakan bagian dari penerapan dan penegakkan disiplin sekolah. Berdasarkan pengamatan saya di sekolah- sekolah Lamongan, masih banyak siswa yang kurang memperhatikan kedisiplinan ini. Yakni masih banyak siswa yang berantakan dalam berseragam tidak patuh pada peraturan sekolah dan lebih mementingakan fashion.. Masih banyak siswa yang berpendapat bahwa berpakaian rapi merupakan hal yang kuno pada zaman sekarang ini, dan masih mengikuti adat ketimuran. Banyak anak yang secara langsung melanggarnya dengan alasan kebebasan 1

description

tentang kedisiplinan

Transcript of Pendahuluan KTI

Page 1: Pendahuluan KTI

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Disiplin di sekolah merupakan tanggung jawab bersama

seluruh warga di lingkungan sekolah. Dimulai dari Kepala Sekolah,

Dewan Guru, Staff Administrasi sekolah, para siswa, orang tua siswa/

komite sekolah serta masyarakat. Disiplin di sekolah meliputi banyak

hal, dalam kesempatan ini saya mengangkat tema kedisiplinan dalam

menggunakan seragam sekolah. Penggunaan seragam sekolah

merupakan hal yang wajib dilaksanakan, terutama bagi sekolah-

sekolah negeri di seluruh Indonesia. Disiplin menggunakan seragam

sekolah merupakan bagian dari penerapan dan penegakkan disiplin

sekolah.

Berdasarkan pengamatan saya di sekolah-sekolah Lamongan,

masih banyak siswa yang kurang memperhatikan kedisiplinan ini.

Yakni masih banyak siswa yang berantakan dalam berseragam tidak

patuh pada peraturan sekolah dan lebih mementingakan fashion..

Masih banyak siswa yang berpendapat bahwa berpakaian rapi

merupakan hal yang kuno pada zaman sekarang ini, dan masih

mengikuti adat ketimuran. Banyak anak yang secara langsung

melanggarnya dengan alasan kebebasan berekspresi. Memang benar

gaya berseragam yang baik sesuai aturan sekolah tidak berpengaruh

dalam proses belajar mengajar, namun berfungsi untuk mendidik

siswa, karena sekolah di Indonesia sekarang ini bertujuan untuk

mendidik, tidak hanya mengajar pembelajaran. Sebenarnya dengan

dibuatnya peraturan berseragam yang baik yaitu berguna untuk

mendidik siswa agar selalu tertib dan rajin.

Berdasarkan tinjauan di atas, maka saya akan mengangkat

tulisan dengan judul “Kedisiplinan Menggunakan Seragam Sekolah”

sebagai bahan kajian yang mengungkapkan alasan-alasan siswa

melakukan pelanggaran terhadap kedisiplinan. Harapannya adalah

untuk bisa dicarikan solusi dari ketidakdisiplinan ini.

1

Page 2: Pendahuluan KTI

1.2 Rumusan Masalah

Sesuai dengan identifikasi masalah di atas, maka rumusan

masalah yang muncul adalah:

1.2.1 Bagaimana cara dan trik kedisiplinan siswa dalam berseragam?

1.3 Tujuan

1.3.1 Untuk mengetahui cara dan trik kedisiplinan dalam berseragam

1.3.2 Untuk menciptakan siswa yang disiplin

1.3.3 Untuk menjadikan siswa taat pada peraturan sekolah

1.4 Manfaat Penulisan

1.4.1 Untuk Memberi informasi tentang cara dan trik kedisiplinan

siswa dalam hal berseragam.

1.4.2 Untuk mengetahui tentang pengertian disiplin

1.4.3 Untuk mengetahui tujuan dan faktor disiplin

2

Page 3: Pendahuluan KTI

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian disiplin

Kedisiplinan adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk

melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai

ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan atau ketertiban.

Karena sudah menyatu dengannya, maka sikap atau perbuatan yang

dilakukan bukan lagi atau sama sekali tidak dirasakan sebagai beban,

bahkan sebaliknya akan membebani dirinya bilamana ia tidak berbuat

sebagaimana lazimnya (Prijodarminto, 1994).

Menurut Ekosiswoyo dan Rachman (2000), kedisiplinan

hakikatnya adalah sekumpulan tingkah laku individu maupun

masyarakat yang mencerminkan rasa ketaatan, kepatuhan, yang

didukung oleh kesadaran untuk menunaikan tugas dan kewajiban

dalam rangka pencapaian tujuan.

Menurut Arikunto (1990), di dalam pembicaraan kedisiplinan

dikenal dua istilah yang pengertiannya hampir sama tetapi

pembentukannya secara berurutan.

Kedua istilah itu adalah disiplin dan ketertiban, ada juga yang

menggunakan istilah siasat dan ketertiban. Ketertiban menunjuk pada

kepatuhan seseorang dalam mengikuti peraturan dan tata tertib karena

didorong oleh sesuatu dari luar misalnya karena ingin mendapat

pujian dari atasan. Selanjutnya pengertian disiplin atau siasat

menunjuk pada kepatuhan seseorang dalam mengikuti tata tertib

karena didorong kesadaran yang ada pada kata hatinya (Arikunto,

1990).

Kedisiplinan dapat diartikan sebagai serangkaian aktivitas /

latihan yang dirancang karena dianggap perlu dilaksanakan untuk

dapat mencapai sasaran tertentu (Sukadji, 2000).

Kedisiplinan merupakan sikap atau perilaku yang

menggambarkan kepatuhan kepada suatu aturan atau ketentuan.

3

Page 4: Pendahuluan KTI

Kedisiplinan juga berarti suatu tuntutan bagi berlangsungnya

kehidupan yang sama, teratur dan tertib,yang dijadikan syarat mutlak

bagi berlangsungnya suatu kemajuan dan perubahan- perubahan ke

arah yang lebih baik (Budiono, 2006).

Santoso (2004) menyatakan bahwa kedisiplinan adalah sesuatu

yang teratur, misalnya disiplin dalam menyelesaikan pekerjaan berarti

bekerja secara teratur. Kedisiplinan berkenaan dengan kepatuhan dan

ketaatan seseorang atau kelompok orang terhadap norma-norma dan

peraturan-peraturan yang berlaku, baik yang tertulis maupun yang

tidak tertulis. Kedisiplinan dibentuk serta berkembang melalui latihan

dan pendidikan sehingga terbentuk kesadaran dan keyakinan dalam

dirinya untuk berbuat tanpa paksaan.

Kedisiplinan adalah suatu sikap yang mencerminkan ketaatan

dan ketepatan terhadap aturan (Moenir, 1999). Kedisiplinan

merupakan suatu sikap, perilaku.

Disiplin merupakan sikap mental yang tecermin dalam

perbuatan tingkah laku perorangan, kelompok atau masyarakat berupa

kepatuhan atau ketaatan terhadap peraturan, ketentuan, etika, norma

dan kaidah yang berlaku. Disiplin kerja adalah sikap kejiwaan

seseorang atau kelompok yang senantiasa berkehendak untuk

mengikuti atau mematuhi segala peraturan yang telah ditentukan.

Kedisiplinan dapat dilakukan dengan latihan antara lain dengan

bekerja menghargai waktu dan biaya akan memberikan pengaruh yang

positif terhadap produktivitas kerja pegawai.

Dari pengertian diatas dapat kita simpulkan bahwa disiplin

mengacu pada pola tingkah laku dengan ciri-ciri sebagai berikut:

1)    Adanya hasrat yang kuat untuk melaksanakan sepenuhnya

apa yang sudah menjadi norma, etik, dan kaidah yang

berlaku dalam masyarakat.

2)    Adanya prilaku yang dikendalikan.

3)    Adanya ketaatan (obedience).

4

Page 5: Pendahuluan KTI

Dari ciri-ciri pola tingkah laku pribadi disiplin, jelaslah bahwa

disiplin membutuhkan pengorbanan, baik itu perasaan, waktu,

kenikmatan dan lain-lain. Disiplin bukanlah tujuan, melainkan sarana

yang ikut memainkan peranan dalam pencapaian tujuan. Manusia

sukses adalah manusia yang mampu mengatur, mengendalikan diri

yang menyangkut pengaturan cara hidup dan mengatur cara kerja.

Maka erat hubungannya antara manusia sukses dengan pribadi

disiplin. Mengingat eratnya hubungan disiplin dengan produktivitas

kerja maka disiplin mempunyai peran sentral dalam membentuk pola

kerja dan etos kerja produktif.

Disiplin berasal dari bahasa latin Discere yang berarti belajar.

Dari kata ini timbul kata Disciplina yang berarti pengajaran atau

pelatihan. Dan sekarang kata disiplin mengalami perkembangan

makna dalam beberapa pengertian. Pertama, disiplin diartikan sebagai

kepatuhan terhadap peratuaran atau tunduk pada pengawasan, dan

pengendalian. Kedua disiplin sebagai latihan yang bertujuan

mengembangkan diri agar dapat berperilaku tertib.

2.2 Disiplin dalam berseragam

Usia remaja adalah usia pertumbuhan yang penuh dengan

pemberontakan baik di lingkungan keluarga maupun lingkungan

sekolah. Sekolah sebagai lembaga formal untuk mendidik anak-anak.

Di mana di dalamnya di ajarkan berbagai disiplin ilmu, cara

berdisiplin, pembiasaan diri, bertanggung jawab, kerja keras sesuai

dengan pendidikan karakter bangsa. Di mana pada tingkat pendidikan

anak-anak sampai remaja mendidik karakter yang baik supaya sadar

tahu mana yang salah dan mana yang benar yang disertai dengan

contoh nyata dalam karakter Walaupun dalam hal kedisiplinan kita

ambil saja satu contoh untuk merapikan baju seragam kadang-kadang

harus dipaksakan dengan teguran.  Dalam fenomena mencorat-coret

baju seragam rupanya mereka melihat contoh dari kakak kelasnya.

5

Page 6: Pendahuluan KTI

2.3 Cara dan trik disiplin dalam berseragam

Berseragam rapi bukan berarti setiap hari memakai seragam baru,

akan tetapi berseragam yaitu seragam selalu disetrika, selesai

dibuat seragam dicuci.

Tidak menyalai aturan yang telah disepakati disekolah masing-

masing.

 Identitas suatu sekolah sesuai dengan jenjang pendidikan masing-

masing.

Ada perbedaan antara baju seragam sekolah dengan pakaian di

rumah, atau pakaian kegiatan di luar rumah. Masing-masing

pakaian dipakai sesuai dengan fungsi, situasi dan kondisinya.

2.4 Tujuan disiplin

Gaustad (1992) mengemukakan bahwa kedisiplinan memiliki

2 (dua) tujuan, yaitu memberi kenyamanan pada para siswa dan staf

(guru) serta menciptakan lingkungan yang kondusif untuk belajar.

Subari (1994) berpendapat bahwa kedisiplinan mempunyai

tujuan untuk penurutan terhadap suatu peraturan dengan kesadaran

sendiri untuk terciptanya peraturan itu.

Menurut Durkeim (1995), kedisiplinan mempunyai tujuan

ganda yaitu mengembangkan suatu peraturan tertentu dalam tindak

tanduk manusia dan memberinya suatu sasaran tertentu dan sekaligus

membatasi cakrawalanya.

Yahya (1992) berpendapat, tujuan kedisiplinan adalah

perkembangan dari pengembangan diri sendiri dan pengarahan diri

sendiri tanpa pengaruh atau kendali dari luar. Kedisiplinan adalah

suatu latihan batin yang tercermin dalam tingkah laku yang bertujuan

agar orang selalu patuh pada peraturan. Dengan adanya kedisiplinan

diharapkan anak didik mendisiplinkan diri dalam mentaati peraturan

sekolah sehingga proses belajar mengajar berjalan dengan lancar dan

memudahkan pencapaian tujuan pendidikan. Oleh karena itu, anak

didik perlu dibimbing atau ditunjukkan mana perbuatan yang

6

Page 7: Pendahuluan KTI

melanggar tata tertib dan mana perbuatan yang menunjang

terlaksananya proses belajar mengajar dengan baik (Gordon, 1996).

Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa

tujuan kedisiplinan adalah memberi kenyamanan pada para siswa dan

staf (guru) serta menciptakan lingkungan yang kondusif untuk belajar

serta perkembangan dari pengembangan diri sendiri dan pengarahan

diri sendiri tanpa pengaruh atau kendali dari luar.

2.5 Fungsi kedisiplinan

Fungsi kedisiplinan menurut Tu’u (2004) adalah:

a. Menata kehidupan bersama

Kedisiplinan sekolah berguna untuk menyadarkan siswa

bahwa dirinya perlu menghargai orang lain dengan cara menaati

dan mematuhi peraturan yang berlaku, sehingga tidak akan

merugikan pihak lain dan hubungan dengan sesama menjadi

baik dan lancar.

b. Membangun kepribadian

Pertumbuhan kepribadian seseorang biasanya dipengaruhi

oleh faktor lingkungan. Disiplin yang diterapkan di masing-

masing lingkungan tersebut memberi dampak bagi pertumbuhan

kepribadian yang baik. Oleh karena itu, dengan disiplin

seseorang akan terbiasa mengikuti , mematuhi aturan yang

berlaku dan kebiasaan itu lama kelamaan masuk ke dalam

dirinya serta berperan dalam membangun kepribadian yang

baik.

c. Melatih kepribadian

Sikap, perilaku dan pola kehidupan yang baik dan

berdisiplin terbentuk melalui latihan. Demikian juga dengan

kepribadian yang tertib, teratur dan patuh perlu dibiasakan dan

dilatih.

d. Pemaksaan

Kedisiplinan dapat terjadi karena adanya pemaksaan dan

tekanan dari luar, misalnya ketika seorang siswa yang kurang

7

Page 8: Pendahuluan KTI

disiplin masuk ke satu sekolah yang berdisiplin baik, terpaksa

harus mematuhi tata tertib yang ada di sekolah tersebut.

e. Hukuman

Tata tertib biasanya berisi hal-hal positif dan sanksi atau

hukuman bagi yang melanggar tata tertib tersebut.

f. Menciptakan lingkungan yang kondusif

Kedisiplinan berfungsi mendukung terlaksananya proses

dan kegiatan pendidikan agar berjalan lancar dan memberi

pengaruh bagi terciptanya sekolah sebagai lingkungan

pendidikan yang kondusif bagi kegiatan pembelajaran.

2.6 Cara terbentuknya kedisiplinan

Menurut Lembaga Ketahanan Nasional (1997), kedisiplinan

dapat terjadi dengan cara:

a. Disiplin tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan harus

ditumbuhkan, dikembangkan dan diterapkan dalam semua aspek

menerapkan sanksi serta dengan bentuk ganjaran dan hukuman.

b. Disiplin seseorang adalah produk sosialisasi sebagai hasil

interaksi dengan lingkungannya, terutama lingkungan sosial.

Oleh karena itu, pembentukan disiplin tunduk pada kaidah-

kaidah proses belajar.

c. Dalam membentuk disiplin, ada pihak yang memiliki kekuasaan

lebih besar, sehingga mampu mempengaruhi tingkah laku pihak

lain ke arah tingkah laku yang diinginkannya. Sebaliknya, pihak

lain memiliki ketergantungan pada pihak pertama, sehingga ia

bisa menerima apa yang diajarkan kepadanya.

2.7 Faktor yang mempengaruhi kedisiplinan

Terdapat beberapa faktor atau sumber yang dapat menyebabkan

timbulnya masalah-masalah yang dapat mengganggu terpeliharanya

disiplin. Menurut Ekosiswoyo dan Rachman (2000), faktor-faktor

yang mempengaruhi kedisiplinan, antara lain:

8

Page 9: Pendahuluan KTI

Dari sekolah, contohnya:

a. Tipe kepemimpinan guru atau sekolah yang otoriter yang

senantiasa mendiktekan kehendaknya tanpa memperhatikan

kedaulatan siswa. Perbuatan seperti itu mengakibatkan siswa

menjadi berpura-pura patuh, apatis atau sebaliknya. Hal itu

akan menjadikan siswa agresif, yaitu ingin berontak terhadap

kekangan dan perlakuan yang tidak manusiawi yang mereka

terima.

b. Guru yang membiarkan siswa berbuat salah, lebih

mementingkan mata pelajaran daripada siswanya.

c. Lingkungan sekolah seperti: hari-hari pertama dan hari-hari

akhir sekolah (akan libur atau sesudah libur), pergantian

pelajaran, pergantian guru, jadwal yang kaku atau jadwal

aktivitas sekolah yang kurang cermat, suasana yang gaduh, dll.

Dari keluarga, contohnya:

a. Lingkungan rumah atau keluarga, seperti kurang perhatian,

ketidak teraturan, pertengkaran, masa bodoh, tekanan, dan

sibuk urusannya masing-masing.

b. Lingkungan atau situasi tempat tinggal, seperti lingkungan

kriminal, lingkungan bising, dan lingkungan minuman keras.

9

Page 10: Pendahuluan KTI

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Disiplin merupakan sikap mental yang tecermin dalam perbuatan

tingkah laku perorangan, kelompok atau masyarakat berupa kepatuhan

atau ketaatan terhadap peraturan, ketentuan, etika, norma dan kaidah yang

berlaku. Disiplin kerja adalah sikap kejiwaan seseorang atau kelompok

yang senantiasa berkehendak untuk mengikuti atau mematuhi segala

peraturan yang telah ditentukan. Kedisiplinan dapat dilakukan dengan

latihan antara lain dengan bekerja menghargai waktu dan biaya akan

memberikan pengaruh yang positif terhadap produktivitas kerja pegawai.

Cara dan trik disiplin dalam berseragam

1. Berseragam rapi bukan brarti setiap hari memakai seragam baru, akan

tetapi berseragam yaitu seragam selalu disetrika, selesai dibuat

seragam dicuci.

2. Tidak menyalai aturan yang telah disepakati disekolah masing-

masing.

3.  Identitas suatu sekolah sesuai dengan jenjang pendidikan masing-

masing.

Fungsi kedisiplinan

1. Menata hidup bersama

2. Membentuk kepribadian

3. Pemaksaan

4. Hukuman

5. Menciptakan lingkungan yang kondusif

3.2 Saran

1. Untuk orang tua, perlu adanya kolaborasi antara guru dan orang tua

wali murid demi terciptanya sikap kedisplinan yang diharapkan.

2. Untuk guru, perlu lebih ditekankan lagi dalam kedisiplinan

seragam bagi siswa dan diberi sanksi yang lebih tegas.

10

Page 11: Pendahuluan KTI

3. Bagi penulis, hendaknya makalah ini dijadikan referensi untuk

pembuatan makalah selanjutnya.

11

Page 12: Pendahuluan KTI

DAFTAR PUSTAKA

Bernhardt, Karl, Discipline and Child Guidance, London: Mc Graw Hill Book

Company.

Colvin, Geoff, 7 Langkah untuk Menyusun Rencana Disiplin Kelas Proaktif,

Cet:1, Jakarta: Indeks, PT. Macana Jaya Cemerlang, 2008.

Schaefer, Charles, Bagaimana Membimbing, Mendidik dan Mendisiplinkan Anak

Secara Efektif “How to Influence Children”, Cet. Ke-1, Jakarta: Restu

Agung, 1996.

Sylvia, Rimm, Mendidik dan Menerapkan Disiplin pada Anak Prasekolah,

Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2003.

Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia,

Cet. Ke-2, Jakarta: Balai Pustaka,2002.

Maman. 1999. Disiplin Siswa Disekolah. akhmadsudrajat.wordpress.com

Moeliono. 2008. Korelasi Perlakuan Guru Bimbingan Dan Konseling Dan Kedisiplinan Belajar Siswa. nhowitzer.multiply.com.

Mu’tadin. 2002. Disiplin. Jakarta : www.e-psikologi.com.

Wikipedia. 1993. Disiplin Siswa Disekolah. www.integral.sch.id.

www.smppgricimanggisdepok.com. 2008. Disiplin Siswa

http://postinganpuput.blogspot.com/2013/03/seragam-baju-sekolah.html

http://wandhie.wordpress.com/pengertian-kedisiplinan

12