pendahuluan intoksikasi karbamat

download pendahuluan intoksikasi karbamat

of 5

Transcript of pendahuluan intoksikasi karbamat

  • 7/26/2019 pendahuluan intoksikasi karbamat

    1/5

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    I.1 Latar Belakang

    Menurut Taylor, racun adalah suatu zat yang dalam jumlah relatif kecil

    (bukan minimal), yang jika masuk atau mengenai tubuh seseorang akan

    menyebabkan timbulnya reaksi kimiawi (efek kimia) yang besar yang dapat

    menyebabkan sakit, bahkan kematian. Menurut Gradwohl racun adalah substansi

    yang tanpa kekuatan mekanis, yang bila mengenai tubuh seorang (atau masuk),

    akan menyebabkan gangguan fungsi tubuh, kerugian, bahkan kematian. Sehingga

    jika dua definisi di atas digabungkan, racun adalah substansi kimia, yang dalam

    jumlah relatif kecil, tetapi dengan dosis toksis, bila masuk atau mengenai tubuh,

    tanpa kekuatan mekanis, tetapi hanya dengan kekuatan daya kimianya, akan

    menimbulkan efek yang besar, yang dapat menyebabkan sakit, bahkan kematian1.

    Sedangkan definisi keracunan atau intoksikasi menurut WHO adalah

    kondisi yang mengikuti masuknya suatu zat psikoaktif yang menyebabkan

    gangguan kesadaran, kognisi, persepsi, afek, perlaku, fungsi, dan respon

    psikofisiologis. Sumber lain menyebutkan bahwa keracunan dapat diartikan

    sebagai masuknya suatu zat kedalam tubuh yang dapat menyebabkan ketidak

    normalan mekanisme dalam tubuh bahkan sampai dapat menyebabkan kematian.

    Insektisida adalah racun serangga yang banyak dipakai dalam pertanian,

    perkebunan, dan dalam rumah tangga. Penggolongan insektisida adalah

    hidrokarbon terkhlorinasi, inhibitor kolinesterasi, dan lain-lain. Insektisida

    golongan inhibitor kolinesterasi terbagi atas golongan fosfat organic dan

    karbamat. Insektisida golongan karbamat yang umum digunakan dalam kegiatan

    pertanian adalah karbofuran (Furadan), aldikarb (Temik) dan karbaril (Sevin).

    Penggunaan pestisida yang tidak sesuai dan menyalahi aturan dapat

    menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan yaitu keracunan. Dampak yang

    ditimbulkan dari keracunan pestisida sangat bervariasi, mulai dari sakit kepala dan

    mual-mual bahkan bisa sampai menyebabkan kematian. Bila penggunaan

    insektisida dilakukan sesuai aturan dapat memberikan keuntungan, tetapi bila

  • 7/26/2019 pendahuluan intoksikasi karbamat

    2/5

    2

    tidak, akan menimbulkan kerugian seperti keracunan, gangguan kesehatan,

    pencemaran lingkungan dan residu pada produk pangan. Berdasarkan monitoring

    penggunaan karbamat di Pulau Jawa terdeteksi residu karbofuran pada tanah

    sawah (0,8 56,3 ppb), air sawah (0,1 5,0 ppb), beras (tt 5,0ppb), kedelai (1,2

    610 ppb); pakan ternak (12 102 ppb); daging sapi (110 269 ppb); dan serum

    sapi potong (167 721 ppb).

    Karbamat merupakan insektisida yang bersifat sistemik dan berspektrum

    luas sebagai nematosida dan akarisida. Bila penggunaan pestisida dilakukan

    sesuai aturan akan memberikan keuntungan yang tinggi di mana tanaman

    terhindar dari serangan penyakit dan hama, tetapi bila terjadi kesalahan

    penggunaan dapat menimbulkan pengaruh terhadap produktivitas seperti

    keracunan, gangguan kesehatan pada hewan nontarget, pencemaran lingkungan

    dan residu pada produk pangan. Pencemaran pestisida pada lingkungan umumnya

    merupakan dampak penggunaan pestisida secara intensif dan berlebihan dalam

    kegiatan pertanian. Penggunaan pestisida ternyata memiliki kelemahan-kelemahan

    seperti efek toksik (keracunan) terhadap kesehatan manusia dan ternak yang

    bukan target utamanya serta menimbulkan pencemaran lingkungan. Golongan

    fosfat organik atau organophosphat dan karbamat bersifat sangat toksik pada

    hewan non-target meskipun kedua golongan ini mudah terurai di alam bebas

    maupun dalam mata rantai makanan.

    Akibat yang ditimbulkan oleh pestisida baik organophosphat maupun

    karbamat adalah keracunan, baik akut maupun kronis. Keracunan akut dapat

    menimbulkan gejala sakit kepala, pusing, mual dan muntah. Keracunan pestisida

    yang akut berat dapat menyebabkan penderita tidak sadarkan diri, kejang-kejang

    bahkan kematian. Keracunan kronis lebih sulit dideteksi karena tidak segeraterasa, tetapi dalam jangka penjang dapat menimbulkan gangguan kesehatan.

    Beberapa gangguan kesehatan yang sering dihubungkan dengan pestisida adalah

    kanker, gangguan syaraf, fungsi hati dan ginjal, gangguan pernafasan, keguguran,

    cacat bayi dan sebagainya.

    Salah satu parameter yang digunakan untuk mengetahui terjadinya

    keracunan akibat pestisida adalah menurunnya aktivitas enzim cholinesterase.

    Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh WHO, penurunan aktivitas enzim

  • 7/26/2019 pendahuluan intoksikasi karbamat

    3/5

    3

    cholinesterase sebesar 30% dari normal dinyatakan sebagai keracunan. Enzim

    cholinesterase sendiri merupakan enzim yang terdapat dalam cairan seluler yang

    berfungsi untuk menghentikan aksi achethilcholin (AcHE) dengan cara

    terhidrolisis menjadi choline dan asam asetat.

    Achethilcholin merupakan suatu neuron yang terdapat antar ujung saraf

    dan otot yang berfungsi sebagai media untuk meneruskan rangsangan saraf atau

    implus ke reseptor sel-sel otot dan kelenjar. Sehingga apabila fungsi dari enzim

    cholinesterase tidak dapat bekerja dengan baik, maka menyebabkan fungsi dari

    saraf pusat terganggu. Menurut lembaga kesehatan dunia (WHO), keracunan yang

    disebabkan oleh pestisida dapat membunuh 355.000 orang di seluruh dunia setiap

    tahunnya. Dimana dua pertiga dari kejadian tersebut terdapat pada negara

    berkembang. Keracunan tersebut terjadi akibat adanya paparan yang kuat serta

    penggunaan yang berlebihan dan tidak tepat terhadap pestisida.

    Di Indonesia kasus keracunan pestisida pada tahun 1996-1998 terdapat 820 kasus

    dan menyebabkan 125 kematian sedangkan pada tahun 1999-2001 terdapat 868

    kasus dan menyebabkan 134 kematian. Pada tahun 2007 terjadi kasus keracunan

    pestisida di Desa Kanigoro, Kecamatan Ngablak, Magelang, Jawa Tengah.

    Dimana 9 petani ditemukan meninggal saat sedang bekerja. Hasil pemeriksaan

    laboratorium kesehatan menyatakan 9 petani yang meninggal positif keracunan

    pestisida. Menurut laporan dari Dinkes RI tahun 1990-1991, angka prevalensi

    kejadian keracunan pestisida di Indonesia berada di kisaran 40%-50%.

    Berdasarkan kutipan dari penelitian yang di lakukan oleh Yuantari, M (2009)

    dikatakan bahwa terdapat data dari WHO yang menunjukkan 500.000-1.000.000

    orang per tahun di seluruh dunia telah mengalami keracunan pestisida dan sekitar

    500-1000 orang per tahun diantaranya mengalami dampak yang sangat fatalseperti kanker, cacat, kemandulan dan gangguan pada hepar.

    Jumlah itu termasuk keracunan ringan, sedang, dan berat. Angka kejadian

    keracunan di Indonesia, setiap tahun lebih dari 12.000 kematian diakibatkan oleh

    keracunan baik akut maupun kronis dan salah satunya adalah keracunan pestisida.

    Jumlah keracunan yang terjadi diperkirakan lebih tinggi lagi, mengingat angka

    tersebut diperoleh dari kasus yang dilaporkan sendiri oleh korban maupun dari

  • 7/26/2019 pendahuluan intoksikasi karbamat

    4/5

    4

    angka statistik. Banyak kasus keracunan yang terjadi di lapangan tidak dilaporkan

    oleh korban sehingga tidak tercatat oleh instalasi terkait.

    Di seluruh dunia, diperkirakan 3.000.000 orang terkena organofosfat atau

    karbamat setiap tahun, sampai dengan 300.000 kematian 2,3. Di Amerika Serikat,

    ada lebih dari 8000 dilaporkan terpapar oleh agen ini pada tahun 2008, yang

    mengakibatkan kurang lebih 15 kematian4. Keracunan pada umumnya terjadi

    karena menelan secara sengaja atau tidak disengaja, maupun paparan pestisida

    pertanian2,5. Penyebab potensial lain dari organofosfat atau keracunan karbamat

    termasuk mengkonsumsi buah yang terkontaminasi, tepung, atau minyak goreng,

    dan mengenakan pakaian yang terkontaminasi5,6.

    Agen tertentu yang terkait dengan keracunan pada manusia mencakup

    karbamat (metomil dan aldicarb) dan organofosfat (parathion, Fenthion,

    malathion, diazinon, dan dursban) insektisida. Di seluruh dunia, 30% kasus bunuh

    diri menggunakan racun pestisida7. Di Cina, meminum racun pestisida adalah

    metode yang paling umum.8 Dengan demikian, keracunan karbamat dapat terjadi

    secara sengaja ataupun tidak sengaja dapat menimbulkan gejala yang minimal

    bahkan hingga kematian, sehingga perlu untuk dipelajari dari segi toksikologi

    maupun forensik.

    1.2 Rumusan Masalah

    Sesuai dengan hal-hal yang menjadi latar belakang penulisan referat ini, kami

    membuat rumusan masalah sebagai berikut:

    1. Apa itu senyawa karbamat?

    2. Bagaimana pemeriksaan pada korban dengan intoksikasi karbamat?

    3.

    Bagaimana contoh kasus pada intoksikasi karbamat?

    I.3 Tujuan Penulisan

    1. Mengetahui mengenai karbamat.

    2. Mengetahui bagaimana pemeriksaan korban dengan intoksikasi karbamat.

    3. mengetahui contoh kasus pada intoksikasi karbamat.

  • 7/26/2019 pendahuluan intoksikasi karbamat

    5/5

    5

    I.4 Manfaat Penulisan

    1. Bagi Mahasiswa

    Menambah wawasan dalam bidang kedokteran forensik, dan khususnya

    mengenai intoksikasi karbamat.

    2.Bagi Institusi Pendidikan

    Diharapkan dapat melengkapi database tinjauan pustaka yang sudah

    adaterutama terkait kasus di bidang toksikologi forensik, khususnya mengenai

    intoksikasi karbamat.