askep intoksikasi

31
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada hakekatnya semua zat dapat berlaku sebagai racun, tergantung pada dosis dan cara pemberiannya. Karena gejala yang timbul bervariasi, kita harus mengenal gejala yang ditimbulkan oleh setiap agens agar dapat berpindah dengan cepat dan tepat pada setiap kasus dengan dugaan keracunan. Bertuk terpenting dari penunjang kehidupan lanjut adalah pemberian obat yang dini. Tentunya, hanya paramedis berijaza yang dibenarkan hukum untuk menyuntik, tetapi terapi obat bisa juga diberikan peroral atau perrektal, keduanya dapat dilakukan oleh EMT yang belum tinggi tingkatnya. Sebelum sebuah obat dapat diberikan, harus dikenali, dan konsentrasinya. Setelah ini diteliti, dosisnya harus dihitung dengan tepat. Obat lazim diberikan dalam miligram dan mililiter, tetapi beberapa obat masih dipasarkan diapotik dalam bentuk grain, minim dan ounce. Bila diperlukan konversi dari satu sistem ke sistem lain. Penyerapan obat dipengaruhi oleh perubahan terkait usia berikut: penurunan asam lambung, penurunan motilitas gastrointestinal, penurunan aliran darah lambung, perubahan vilus gastrointestinal dan penurunan aliran darah dan 1

description

Askep Gawat Darurat

Transcript of askep intoksikasi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada hakekatnya semua zat dapat berlaku sebagai racun, tergantung pada dosis dan cara pemberiannya. Karena gejala yang timbul bervariasi, kita harus mengenal gejala yang ditimbulkan oleh setiap agens agar dapat berpindah dengan cepat dan tepat pada setiap kasus dengan dugaan keracunan. Bertuk terpenting dari penunjang kehidupan lanjut adalah pemberian obat yang dini. Tentunya, hanya paramedis berijaza yang dibenarkan hukum untuk menyuntik, tetapi terapi obat bisa juga diberikan peroral atau perrektal, keduanya dapat dilakukan oleh EMT yang belum tinggi tingkatnya. Sebelum sebuah obat dapat diberikan, harus dikenali, dan konsentrasinya. Setelah ini diteliti, dosisnya harus dihitung dengan tepat. Obat lazim diberikan dalam miligram dan mililiter, tetapi beberapa obat masih dipasarkan diapotik dalam bentuk grain, minim dan ounce. Bila diperlukan konversi dari satu sistem ke sistem lain.

Penyerapan obat dipengaruhi oleh perubahan terkait usia berikut: penurunan asam lambung, penurunan motilitas gastrointestinal, penurunan aliran darah lambung, perubahan vilus gastrointestinal dan penurunan aliran darah dan keterlambatan pengosongan lambung dapat mengubah penghancuran dan kemudian penyerapan obat. Obat yang tidak stabil dalam media asam dapat sangat berkurang bioavailabilitasnya bila tetap berada dalam lambung untuk waktu yang lama. Beberapa obat dieliminasi dari tubuh sebelum obat tersebut masuk sirkulasi sistemik melalui proses yang disebut metabolism lintas awal. Distribusi obat dalam tubuh dapat dipengarui oleh penurunan masa tubuh tanpa lemak, peningkatan lemak tubuh total, atau penurunan cairan tubuh total, yang kesemuaanya dapat menyertai penuaan. Hati adalah organ utama untuk biotransformasi dan detoksifikasi obat. Reaksi metabolisme obat digolongkan menjadi reaksi fase I, yang meliputi penambahan atau penyingkapan kelmpok kimiawi polar.

Gawat darurat adalah suatu keadaan yang mana penderita memerlukan pemeriksaan medis segera, apabila tidak dilakukan akan berakibat fatal bagi penderita. Instalasi Gawat Darurat (IGD) adalah salah satu unit di rumah sakit yang harus dapat memberikan playanan darurat kepada masyarakat yang menderita penyakit akut dan mengalami kecelakaan, sesuai dengan standar.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apa Pengertian Intoksikasi ?

1.2.2 Apa etiologi Intoksikasi ?

1.2.3 Apa Patofisiologi Intoksikasi ?

1.2.4 Apa Patwhay Intoksikasi ?

1.2.5 Apa gambaran klinis Intoksikasi ?

1.2.6 Apa Komplikasi Intoksikasi ?

1.2.7 Apa Penatalaksanaan Intoksikasi ?

1.2.8 Apa Pemeriksaan Penunjang Intoksikasi ?

1.2.9 Asuhan Keperawatan Intoksikasi ?

1.3 Tujuan

1.3.1 Untuk Mengetahui Intoksikasi.

1.3.2 Untuk Mengetahui etiologi Intoksikasi.

1.3.3 Untuk Mengetahui Patofisiologi Intoksikasi.

1.3.4 Untuk Mengetahui Patwhay Intoksikasi.

1.3.5 Untuk Mengetahui gambaran klinis Intoksikasi.

1.3.6 Untuk Mengetahui Komplikasi Intoksikasi.

1.3.7 Untuk Mengetahui Penatalaksanaan Intoksikasi.

1.3.8 Untuk Mengetahui Pemeriksaan Penunjang Intoksikasi.

1.3.9 Untuk Mengetahui Askep Intoksikasi.

1.4 Manfaat

Dengan penyusunan makalah ini diharap dapat menambah pengetahuan dan pemahaman pembaca maupun penyusun mengenai hal terkait Asuhan Keperawatan Gadar Pada Pasien Intoksikasi.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Intoksikasi atau keracunan adalah masuknya zat atau senyawa kimia dalam tubuh manusia yang menimbulkan efek merugikan pada yang menggunakannya.

Racun adalah sesuatu yang meskipun dalam jumlah kecil apabila masuk ke dalam tubuh dapat menimbulkan kerusakan jaringan tubuh, sehingga mengganggu kesehatan, menyebabkan kecelakaan, bahkan membawa kematian.

Keracunan adalah keadaan sakit yang ditimbulkan oleh racun. Bahan racun yang masuk ke dalam tubuh dapat langsung mengganggu organ tubuh tertentu, seperti paru-paru, hati, ginjal dan lainnya. Tetapi zat tersebut dapat pula terakumulasi dalam organ tubuh, tergantung sifatnya pada tulang, hati, darah atau organ lainnya sehingga akan menghasilkan efek yang tidak diinginkan dalam jangka panjang.

Keracunan adalah masuknya zat racun kedalam tubuh baik melalui saluran pencernaan, saluran nafas, atau melalui kulit atau mukosa yang menimbulkan gejala klinis.

Racun adalah zat atau bahan yang bila masuk ke dalam tubuh melalui mulut, hidung, suntikan dan absorpsi melalui kulit atau digunakan terhadap organisme hidup dengan dosis relatif kecil akan merusak kehidupan atau mengganggu dengan serius fungsi hati atau lebih organ atau jaringan.(Mc Graw-Hill Nursing Dictionary)

2.2 Etiologi

Sumber racun bermacam-macam seperti polusi limbah industi yang mengandung logam berat, bahan makanan yang terkontaminasi oleh kuman salmonella, sthapilococcus clostridium botulinum, jamur beracun. Begitu pula berbagai macam obat jika diberikan melampaui dosis normal tidak menyembuhkan penyakitnya melainkan memberikan efek samping yang merupakan racun bagi tubuh.

Pada dasarnya semua bahan dapat menyebabkan keracunan tergantung seberapa banyak bahan tersebut masuk kedalam tubuh. Bahan-bahan yang dapat menyebabkan keracunaan adalah :

1. Obat-obatan : Salisilat, asetaminofen, digitalis, aminofilin

2. Gas toksin : Karbon monoksida, gas toksin iritan

3. Zat kimia industri : Metil alkohol, asam sianida, kaustik, hidrokarbon

4. Zat kimia pertanian : Insektisida

5. Makanan : Singkong, Jengkol, Bongkrek

6. Bisa ular atau serangga

2.3 Patofisiologi

Penyebab terbanyak keracunan adalah pada sistem saraf pusat dengan akibat penurunan tingkat kesadaran dan depresi pernapasan. Fungsi kardiovaskuler mungkin juga terganggu, sebagian karena efek toksik langsung pada miokard dan pembuluh darah perifer, dan sebagian lagi karena depresi pusat kardiovaskular diotak. Hipotensi yang terjadi mungkin berat dan bila berlangsung lama dapat menyebabkan kerusakan ginjal, hipotermia terjadi bila ada depresi mekanisme pengaturan suhu tubuh. Gambaran khas syok mungkin tidak tampak karena adanya depresi sistem saraf pusat dan hipotermia, Hipotermia yang terjadi akan memperberat syok, asidemia, dan hipoksia.

(Makanan) (Inhalasi) (Obat-obatan)2.4 pathway

(Racun masuk kedalam tubuh (darah, paru, hati & ginjal))

(Depresi SSP (sistem saraf pusat))

(G3 organ2 tubuh) (penurunan kesadaran & depresi cardiovaskuler) (Distress pernapasan)

(Obstruksi trakheobronkeal) (kekurangan O2 (Hipoksia)) (Iritasi pada Lambung)

(HCL meningkat) (pola napas tidak efektif) (perubahan perfusi jaringan tubuh (khE))

(Mual, muntah)

(Devisit volume cairan)

2.5 Gambaran Klinis

1. Intoksikasi dosis rendah sering menimbulkan keadaan yang tidak dapat diramalkan menyerupai. Disorientasi, agitasi, dan mendadak ngamuk sering di dapati. Mutisme, ataksia, berkurangnya respon terhadap stimuli nyeri dan nistagmus horizontal, vertikal, rotatorius yang intermiten adalah karakteristik. Dapat timbul rigiditas katatonik atau nioklonus dengan rigiditas otot pada stimulasi, demikian juga kemerahan, diaforesis, muka yang meringis, hipersalivasi, dan muntah.

2. Intoksikasi dengan dosis tinggi sering menginduksi koma yang berakhir sampai beberapa jam, sampai beberapa hari. Penderita tidak responsif terhadap nyeri. Dapat timbul depresi pernafasan, hipertensi, dan takikardi, kadang-kadang menimbulkan gagal jantung, perdarahan intracerebral.

2.6 Komplikasi

a. Kejang

b. Koma

c. Henti jantung

d. Henti napas

e. Syok

2.7 Penatalaksanaan

Jenis Racun

Gejala

Tindakan

Asam/ Basa kuat

Asam klorida

Asam sulfat

Natrium hidroksida

Kalium hidroksida

Asam cuka pekat

Dapat mengenai kulit, mata atau ditelan, tanda korosi pada mulut dan farings: sangat nyeri dan kecoklatan, muntah dan diare: cairan kehitaman.

Jangan lakukan emesis atau bilas lambung.

Netralisasi: asam kuat dengan antasid, jangan dengan NaHCO3 karena menghasilkan gas. Basa kuat dengan sari buah atau asam cuka 10%. Bila tidak diketahui: beri susu atau air biasa.

Antibiotik: penisilin 800.000-1.2 juta U/ hari.

Kortikosteroid: kortison 300-500 mg/hari atau prednison 60 mg/hari dengan tapering off selama 2-3 minggu

Erhatikan kemungkinan perforasi dan striktur esofagus.

Alkohol

(etil alkohol)

Minuman keras

Emosi labil, kulit merah, muntah, depresi pernapasan, stupor, koma.

Emesis dan bilas lambung dengan air/NaHCO3 5% beri kopi pahit.

Infus glukosa untuk menghidari hipoglikemi.

Arsenikum

LD 200-300 mg

As2O3

TD 100 mg AS2O3

Tenggorokan tercekik, disfagi, kolik usus, muntah dan diare, oliguri, syok.

Bilas lambung, bila ada dengan NaHCO3 1%

BAL 10% in oil 2,5 mg/kg BB IM setiap 4 jam, 4 kali.

Alkaloid beladona

Atropin

Skopolamin

Hiosin

Mulut kering, kulit merah dan panas, midriasis, hipereksi, takikardia, delirium, koma.

Emesis dan bilas lambung, bila ada dengan asam tanat 4%, lalu berikan activated charcoal dalam lambung

Kateterisasi kandung kencing.

Fisostigmin salisilat 0,5-2,0 mg IM/IV lambat.

Amfetamin

Mulut kering, hiperaktif, hiperrefleksi anoreksi, takikardia, aritmia, psikosis, kegagalan pernapasan, dan sirkulasi.

Bilas lambung masih efektif setelah 4 jam.

Klorpromazin 0,5-1 mg/kg BB IM atau oral, dapat diulang setiap 30 menit.

Kurangi rangsang luar.

Cegah edema otak.

Antihistamin dan epinefrin 1/1000 0,3 mL SC.

Aminopirin

Antalgin

Novalgin

Edema angionerotik dan kelainan kulit lain, gelisah, kadang-kadang agranulositosis.

Antihistamin dan epinefrin 1/1000 0,3 mL SC

Anlin, Asetaminofen, Fenasetin

Sianosis, methemoglobinemia, urtikaria, dispnea, muntah, delirium, kegagalan pernapasan dan sirkulasi

Bila lambung, bila ada dengan KMnO4 1/5000

Biru metilen 1% 1 mg/kg BB IV.

Vitamin C 1 gr IV

Antihistamin

Mulut kering, takikardia, disorientasi, rangsang/ depresi susunan saraf pusat, hiperpireksi.

Sedatif hanya bila kejang

Barbiturat

LD 5 gr fenobarbital

3 gr sekobarbital

Kekacauan mental, mengantuk, hiporefleksi, bullae berisi serum, hipotensi, delirium, depresi pernapasan, syok, koma.

Jangan gunakan emetik

Bilas lambung masih efektif sampai 24 jam, lalu berikan Na-sulfat/Mg-sulfat 30 gr dalam lambung

Beri kopi pahit

Untuk depresi pernapasan dapat diberikan amfetamin 4-10 mg IM.

Digitalis

LD 3 gr fenobarbital

3 mg digitoksin

5-7 mg digoksin

Anoreksi, mual, diare, delirium, nadi lambat, hipotensi, aritmia

KCL g/jam oral atau larutan 0,3% dalam glukosa 5% IV

Propanolol (inderal) 4 kali 10-30 mg/hari oral atau 1 mg IV

Monitor EKG

Deterjen-anionik

Sabun dan deterjen rumah tangga

Muntah dan diare

Emesis dan bilas lambung hanya bila tertelan dalam jumlah besar.

Biasanya tidak berbahaya.

Deterjen-kationik

Deterjen bakterisid dirumah sakit (Zephiran)

Mual, muntah, diare, kejang, syok, koma

Bilas lambung dengan air sabun biasa

Deterjen- non lonik

Tidak berbahaya

Deterjen untuk mesin cuci

Serupa dengan basa kuat

Lihat hal asam/basa kuat

Kalsium glukonat 10% 5mL. IV bila tetani.

Ergot

Ergotamin

Methergin

Haus,muntah, diare, klaudikasio, kejang, hipotensi, koma

Pencahar setelah bilas lambung

Papaverin 60 mg IV atau amil nitrat 0,3 mL inhalasi.

Fenol

TD 1 gr

Asam karbol

Kresol

Lysol

Korosi, berbau khas

Bilas lambung hati-hati, bila ada dengan minyak zaitun/activated charcoal.

Relatif jarang menimbulkan striktur esofagus.

Fenotiazin

CPZ (klorpromazin)

Trifluoperazin

Mulut kering, anoreksi, mual, sumbatan hidung, hipotensi, takikardia, ataksi, tremor, hipotermi, kegagalan pernapasan, koma, leukopeni, gangguan, pembekuan darah, ikterus.

Difenhidramin (benadryl) 2-3 mg/kg BB IV IM.

Jangan gunakan epinefrin atau levarterenol

Formaldehid

Formalin

(larutan 40%)

LD 60 mL formalin

Inhalasi: iritasi mata, hidung dan saluran pernapasan, edema dan spame laring, disfagi, bronkitis, pneumoni.

Kulit: iritasi, nekrosis, dermatitis.

Ditelan: nyeri perut, mual, hematemesis, hematuri/anuri syok, koma, kegagalan pernapasan.

Bilas lambung, bila ada dengan larutan amonia 0,2% lalu beri activated charcoal atau susu.

Hati-hati asidosis.

Insektisida CHC

DDT

Dieldrin

Chlordane

Endrin

LD 15-30 g DDT

1 gr endrine

Muntah, penetrasi, tremor, kejang, edema paru, fibrilasi ventrikel, kegagalan pernapasan, koma.

Pencahar, setelah bilas lambung jangan gunakan minyak kastroli.

Jangan gunakan epinefrin.

Kalsium glukonat 10% 10mL IV lambat.

Insektisida karbamat

Sevin

Mual, muntah, nyeri perut, hipersalivasi, nyeri kepala, miosis, kekacauan mental, bronkokonstriksi, hipotensi, depresi pernapasan, kejang.

Atropin sulfat 2 mg SC/IM setiap 15 menit sampai tercapai atropinisasi (muka merah, midriasis, takikardia, hipersalivasi berhenti).

Jangan berikan pralidoksin.

Insektisida

Organofosfat

Parathion

DDVP

Diazinon

TEPP

LD 20 mg parahion

1000 mg malathion

Sama dengan karbamat, tetapi lebih berat.

Dapat diserap melalui kulit

Penolong harus berhati-hati, jangan sampai terkontaminasi.

Atropin sulfat 2 mg SC/IM setiap 15 menit sampai atropinisasi; bila gejala kembali dapat diulang.

Pralidoksin (protopam) 1 g IV lambat; anak 0,25 g IV dapat diulang setiap 12 jam.

Jangan berikan morfin atau aminofilin.

Hidrokarbon

Senyawa, bensin minyak tanah

Inhalasi:

Nyeri kepala, mual, lemah, dispnea, depresi pernapasan.

Ditelan: korosi, muntah, diare, sangat berbahaya bila terjadi aspirasi.

Jangan lakyukan emesis

Bilas lambung hati-hati, lalu berikan pencahar.

Depresi pernapasan dapat diatasi dengan kafein 200-500 mg IM.

Perhatikan kemungkinan edema paru/pneumoni aspirasi.

Karbon monoksida

Nyeri dan pusing kepala, dispnea kekacauan mental, midriasis, kejang, dipresi pernapasan, koma, kulit dan mukosa: berwarna merah terang.

Pernapasan dengan oksigen murni bertekanan.

Jangan gunakan stimulan.

Perhatikan kemungkinan edema otak.

Kalium permanganat

Korosif, edema glotis hipotensi

Jangan lakukan emesis.

Bilas lambung lalu berikan demulsen.

Kokain

Rangsang susunan saraf pusat, halusinasi, mual, midriasis, takikardia, kejang, depresi pernapasan, koma, syok

Jangan berikan morfin.

Makanan-botulisme

Makanan dalam kaleng yang tidak sempurna.

Cegah denga memanaskan 80oc selama 30 menit.

Kausa: clostridium botulinum.

Masa laten 18-36 jam lemah, gangguan penglihatan, refleksi pupil (-), paresis bulber (disatri disfagi, regurgitasi nasal), kelemahan otot lurik.

Tidak adagangguan pencernaan dan kesadaran.

Bilas lambung dengan KMnO4 1/5000 dan actived charcoal.

Antitoksin 10000 U diencerkan 10 kali IV lambat setiap 4 jam, waspada terhadap reaksi serum. Dapat digunakan untuk pencegahan (10000 U)

Sedatif fenobarbital 3 kali 30-60 mg oral/IM jangan gunakan morfin

Perhatikan kemungkinan pneumoni aspirasi karena kesulitan menelan

Bila perlu hisap sekret orofarings secara teratur

Makanan bongkrek

- kausa

Pseudomonas

cocovenenans

Mengantuk, nyeri perut, berkeringat, dispnea, spasme otot, vertigo,koma.

Hanya simtomatik

Makanan-ikan

Masa laten -4 jam panas sekitar mulut, rasa baal pada ekstermitas, mual, muntah, diare nyeri perut, nyeri sendi, pruritus, demam, kelemahan otot umum, paralisa otot pernapasan

Emesis dan bilas lambung dengan KMnO4 1/1500 lalu berikan pancahar

Makanan-jamur

1. Amanita muscarina

2. Amanita phalloidine

1. Masa laten kurang 2 jam, lakrimasi, salivasi, keringat, miosis, muntah, nyeri perut, diare, pusing, kejang, koma

2. Masa laten 6-24 jam mual, muntah, melena, dehidrasi, ikterik, anemia, syok, koma

Idem keracunan ikan

1. atropin sulfat 1 mg SC/IM diulang setiap 1-2 jam sampai atropinisasi

2. hati-hati hipoglikemi beri infus glikosa 10%

Makanan-jengkol

Kolik ureter, hematuri, oliguri/anuri hati-hati uremi

Na-bikarbonat 4x2 g oral/hari

Infus NaHCO3 1,5%

Makanan-kontamin

Tergantung jenis kontamin

Makanan-singkong

Lihat hal sianida

Makanan-stafilokokal (tersering)

Masa laten 2-8 jam mual,muntah,diare,nyeri perut,nyeri kepala, demam, dehidrasi, dapat menyerupai disentri

Obat seperti gastrointeritis akut

Ganja

Serupa atropin dengan halusinasi nyata, mulut kering, medriasis tidak begitu jelas

Cukup simtomatik, kesadaran akan pulih dalam - 1 hari

Metil alkohol (metanol)

Dalam spirtus

Bakar 5-10%

LD 30 mL metanol

Mata laten 8-32 jam nyeri kepala dan pusing, nyeri perut, kulit dingin, kekacauan mental, kejang, bradikardi, gangguan penglihatan, sampai buta, asidosis, koma

Bilas lambung dengan NaHCO3 hanya efektif dalam 2 jam

Etanol 50% (wiski) 30 mL setiap 3-4 jam

NaHCO3 4 g oral setiap 15 menit/ 4 mE/kg BB IV setiap 4 jam

Prednison: 30-50 mg/hari untuk mengatasi hemolisis

Alkalisasi urine dengan NaHCO3 oral.

Natrium hipoldorit

Pemutih (3-6%) LD 30 mL larutan 15%

Korosi

Demulsen: susu,antasit

Jangan beri NaHCO3 /asam

Beri Na-sulfat 5% 200 mL oral

Narkotik

Heroin

Morfin

Kodein

LD 120-150 mg

Mual, muntah, pusing, kulit dingin,pernafasan dangkal, koma.

Jangn lakukan emesis

Nalokson 5 ug/kg BB IV atau nalor pien 0,1 mg/kg BB IV setiap 5 menit (maksimal 40 mg dalam 4 jam) atau levorpal 0,02 mg/kg BB IV

Obat terpilih: nalokson karena tidak mendepresi pernapasan dan memperbaiki kesadaran

Nikotin

LD 60 mg (setara dengan 3 batang rokok)

Gelisah, nyeri dan pusing kepala, tremor, kejang, paralisa, pernapasan, palpitasi, koma.

Bilas lambung dengan KMnO4 atau activated charcoal, lalu beri pencahar.

Salisilat

LD 20-30 g

Aspirin

Tinitus, demam, keringat, muntah, delirium,hiperventilasi, koma, kejang, depresi pernapasan

Pada anak-anak: asidosi-metabolik

Dewasa: alkalosis respiratirik

Emesis dan bilas lambung masih efektif sampai 6-8 jam, lalu beri pencahar.

Infus glukosa 10%: NaCL 0,9% = 2:1

Bila asidosis: NaHCO3 1-2 mEq/kg BB IV: anak-anak 3-4 mEq/kg BB IV

KCL 3-5 mEq/kg BB /24 jam IV

VILK 25-50 mg/IM

Sianida

Singkong racun

Nyeri kepala, mual, mngantuk, hipotensi, takikardia, dispnea, kejang,koma. Dapat meninggal dalam 1-15 menit

Inhalasi amitnitrit 0,2 mL setiap 2 menit (kecuali bila- sistolik kurang 80 mmHg)

Na-nitrit 3 % 10 mL IV dalam 3 menit dan Na-tiosulfat 25% 50 mL IV dlam 10 menit

Timah hitam

Plumbum (Pb)

Ihalasi akut: insomnia, nyeri kepala, taksia, panik, kejang.

Ditelan akut: haus, rasa terbakar diperut, mual, diare, ataksia, panik, kejang.

Kronik: rasa metal dalam mulut lead line di gusi, kolik usus, diare, basophilic stippling, koproporfirin uri, ensevalopati

Pencahar

Ca-glukonat 10% 10 mL IV dan Ca-dNa-EDTA 25-35 mg/kg BB dalam larutan 3 % / drep selama 1 jam, 2x/hari selama 5-7 hari. Ulangi setelah istirahat 7 hari dan

Penisilamin 2x15-20 mg/kg BB oral

Yodium tingtura

LD 30-60 mL larutan 7%

Korosi, kolaps, sirkulatorik, nefritis,delirium, stupor

Bilas lambung dengan air tajin dan susu : bila ada dengan Na-tiosulfat 10%.

2.8 Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan laboratorium dengan pemeriksaan lengkap ( urin, gula darah, cairan lambung, analisa gas darah, darah lengkap, osmolalitas serum, elektrolit, urea N, kreatinin, glukosa, transaminase hati ), EKG, Foto toraks/ abdomen, Skrining toksikologi untuk kelebihan dosis obat, Tes toksikologi kuantitatif.

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian

1. Pengkajian Primer

a) Airway Yang di nilai :

Look : Ada gerak napas(ada,pernafasan 28x/menit),

Listen : Suara tambahan yang terdengar dapat berupa

Gurgling: sumbatan oleh cairan

Stridor: sumbatan pada plika vokalis

Snoring:sumbatan akibat jatuhnya pangkal lidah ke belakang

Feel: Ada atau tidaknya ekshalasi

b) BreathingPenilaian :

Look: ada adanya terlihat penggunaan otot-otot bantu pernapasan

Listen: Suara nafas pada kedua paru-paru

Feel : merasakan udara keluar dari mulut dan hidung

c) Circulation Penilaian sirkulasi Tanda klinis syok :

Kulit telapak tangan dingin, pucat, basah

Capillary refill time > 2 detik

Nafas cepat

Nadi cepat > 100

Tekanan darah sistole < 90-100

Kesadaran : gelisah s/d koma Penangan sirkulasi

d) Disability Penilaian Disability Pemeriksaan neurologis singkat:

AVPU Penilaian sederhana ini dapat digunakan secara cepat

A = Alert/Awake : sadar penuh

V = Verbal stimulation :ada reaksi terhadap perintah

P = Pain stimulation : ada reaksi terhadap nyeri

U = Unresponsive : tidak bereaksi

2. Secondary Survey

Anamnesis :

A: Alergi

M: Medikasi (Obat-Obat Yang Biasa Digunakan)

P: Past Ilness (Penyakit Penyerta, Pregnancy)

L: Last Meal

E: Event/ Environment

1) Pengumpulan data

Identitas klien meliputi : nama, umur, jenis kelamin, alamat, agama, suku bangsa, pekerjaan, bahasa, nomer register, tanggal masuk rumah sakit, diagnose medis.

2) Riwayat Keperawatan

a. Keluhan utama

Pada umumnya keluhan utaman pada intoksikasi adalah penurunan kesdaran.

b. Riwayat penyakit sekarang

mual, muntah, nyeri perut, dehidrasi dan perdarahan saluran pencernaan

c. Riwayat penyakit dahulu

riwayat keracunan, bahan racun yang digunakan, berapa lama diketahui setelah keracunan, ada masalah lain sebagai pencetus keracunan dan sindroma toksis yang ditimbulkan dan kapan terjadinya.

d. Riwayat penyakit keluarga

Kaji tentang adakah keluarga yang pernah mengalami keluhan yang sama.

3) Pemeriksaan

a. Aktifitas dan Istirahat

Pada pasien intoksikasi biasanya muncul gejala Keletihan, kelemahan, malaise, hiporefleksi

b. Sirkulasi

Nadi lemah (hipovolemia), takikardi,hipotensi (pada kasus berat) ,aritmia jantung,pucat, sianosis,keringat banyak.

c. Eliminasi

Perubahan pola berkemih, distensi vesika urinaria, bising usus menurun, kerusakan ginjal. Perubahan warna urin contoh kuning pekat, merah, coklat

d. Makanan Cairan

Dehidrasi, mual , muntah, anoreksia,nyeri uluhati, Perubahan turgor kulit/kelembaban,berkeringat banyak

e. Neurosensori

Sakit kepala, penglihatan kabur, midriasis, miosis, pupil mengecil, kram otot/kejang, kehilangan memori, penurunan tingkat kesadaran(azotemia), koma, syok.

f. Nyaman / Nyeri

Nyeri tubuh, sakit kepala, Perilaku berhati-hati/distraksi,gelisah

g. Pernafasan

Nafas pendek, depresi napas, hipoksia, Takipnoe, dispnoe, peningkatan frekuensi, kusmaul, batuk produktif

h. Keamanan

Penurunan tingkat kesadaran, koma, syok, asidemia

3.2 Diagnosa keperawaatan

a) Tidak efektifnya pola nafas berhubungan dengan distress pernapasan

b) Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan efek toksik pada mioakrd

c) Penurunan kesadaran berhubungan dengan depresi sistem saraf pusat

3.3 Intervensi

1. Tidak efektifnya pola nafas berhubungan dengan distress pernapasan

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x15 menit pola napas pasien efektif

KH: - Pola nafas efektif

TTV dalam batas normal (TD= 120/80 mmHg, N=80-100 X/menit, RR=16-18 X/menit )

Ekspansi dada normal

Sesak nafas hilang

Intervensi :

a. Observasi tanda-tanda vital.

Rasional : Untuk mengetahui keadaan umum pasien dalam menentukan tindakan selanjutnya

b. Berikan O2 sesuai anjuran dokter

Rasional : Terapi oksigen meningkatkan suplai oksigen ke jantung

c. Jika pernafasan depresi ,berikan oksigen(ventilator) dan lakukan suction.

Rasional : Ventilator bisa membantu memperbaiki depresi jalan napas

d. Berikan kenyamanan dan istirahat pada pasien dengan memberikan asuhan keperawatan individual

Rasional : Kenyamanan fisik akan memperbaiki kesejahteraan pasien dan mengurangi kecemasan,istirahat mengurangi komsumsi oksigen miokard.

2. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan efek toksik pada mioakrd

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x15 menit diharapkan perfusi jaringan pasien adekuat

KH: - Tidak ada keluhan sakit kepala

TTV Stabil (TD= 120/80 mmHg, N=80-100 X/menit, RR=16-18 X/menit )

Pusing hilang

Intervensi :

a. Kaji adanya perubahan tanda-tanda vital.

Rasional : Data tersebut berguna dalam menentukan perubahan perfusi

b. Kaji daerah ekstremitas dingin,lembab,dan sianosis

Rasional : Ekstremitas yang dingin,sianosis menunjukan penurunan perfusi jaringan

c. Berikan kenyamanan dan istirahat

Rasional : Kenyamanan fisik memperbaiki kesejahteraan pasien istirahat mengurangi komsumsi oksigen

d. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi antidotum

Rasional : Obat antidot (penawar) dapat mengakumulasi penumpukan racun.

3. Penurunan kesadaran berhubungan dengan depresi sistem saraf pusat

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan perawatan selama 1x15 menit diharapkan pasien sadar penuh (komposmentis)

KH: - Pasien sadar penuh

GCS dalam batas normal (4,5,6)

Intervensi :

a. Monitor vital sign tiap 15 menit

Rasional : bila ada perubahan yang bermakna merupakan indikasi penurunan kesadaran

b. Catat tingkat kesadaran pasien

Rasional : Penurunan kesadaran sebagai indikasi penurunan aliran darah otak.

c. Kaji adanya tanda-tanda distress pernapasan,nadi cepat,sianosis dan kolapsnya pembuluh darah

Rasional : Gejala tersebut merupakan manifestasi dari perubahan pada otak, ginjal, jantung dan paru.

d. Monitor adanya perubahan tingkat kesadaran

Rasional : Tindakan umum yang bertujuan untuk keselamatan hidup, meliputi resusitasi : Airway, breathing, sirkulasi

e. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian anti dotum

Rasional : Anti dotum (penawar racun) dapat membantu mengakumulasi penumpukan racun

3.4 Implementasi

Pelaksanaan merupakan pengelolaan dan perwujudan dari rencana tindakan, meliputi beberapa bagian yaitu validasi, rencana keperawatan, memberikan asuhan keperawatan, dan pengumpulan data. (Lismidar, 1990)

Pelaksanaan dilakukan sesuai dengan rencana tindakan yang telah disusun dengan melihat situasi dan kondisi pasien.

3.5 Evaluasi

Evaluasi merupakan tahap terakhir dari proses keperawatan yang digunakan sebagai alat untuk menilai keberhasilan dari asuhan keperawatan dan proses ini berlangsung terus menerus yang diarahkan pada pencapaian tujuan yang diinginkan.

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Keparawatan gawat darurat adalah pelayanan profesioanal keperawatan yang di berikan pada pasien dengan kebutuhan urgen dan kritis. Intoksikasi atau keracunan adalah masuknya zat atau senyawa kimia dalam tubuh manusia yang menimbulkan efek merugikan pada yang menggunakannya. Keracunan adalah keadaan sakit yang ditimbulkan oleh racun. Bahan racun yang masuk ke dalam tubuh dapat langsung mengganggu organ tubuh tertentu, seperti paru-paru, hati, ginjal dan lainnya.

4.2 Saran

Pemahaman dan keahlian dalam aplikasi Asuhan Asuhan Keperawatan Gadar Pada Pasien intoksikasi merupakan salah satu cabang ilmu keperawatan yang harus dimiliki oleh tenaga kesehatan khususnya perawat agar dapat mengaplikasikannya serta berinovasi dalam pemberian asuhan keperawatan pada pasien. Ini akan mendukung profesionalisme dalam wewenang dan tanggung jawab perawat sebagai bagian dari tenaga medis yang memberikan pelayanan Asuhan Keperawatan secara komprehensif.

20