Pencling Full - Ne

download Pencling Full - Ne

of 20

Transcript of Pencling Full - Ne

204

BAB IPENDAHULUAN

1.1. Latar BelakangSalah satu kebutuhan pokok manusia dan makhluk hidup lainnya adalah makan.Makanan berperan sebagai kebutuhan primer, setiapmanusia membutuhkan makanansebagai kebutuhan pokoknya dalam melangsungkan kehidupan. Makanan adalah produk pangan yang siap hidang atau yang langsung dapat dimakan. Makanan biasanya dapat dihasilkan dari bahan pangan setelah terlebih dahulu diolah atau dimasak ( Soekarto, 1990).Dilihat dari pentingnya makanan bagi kelangsungan hidup manusia, seharusnya kita harus lebih memperhatikan makanan yang kita konsumsi sehari-hari agar kesehatan tetap terjaga, untuk itu kita harus mengkonsumsi makanan sehat dan bergizi. Agar hidup kita selalu sehat, kita harus selektif dalam memilah dan memilih makanan. Karena apa yang kita konsumsi akan diserap oleh tubuh.Saat ini sulit rasanya untuk menemukan makanan sehat dan bergizi. Kebanyakan makanan yang dijajakan tidak terjamin baik untuk kesehatan konsumen. Semakin mahalnya bahan baku makanan membuat para penjual melakukan apa saja untuk mendapatkan keuntungan tanpa memperhatikan kesehatan konsumennya. Selain itu, perubahan zaman membuat manusia semakin mobil yang memaksa mereka untuk selalu bergerak cepat, termasuk dalam hal makanan. Sehingga sekarang ini makanan cepat saji atau makanan instan menjadi pilihan utama tanpa memperdulikan akan dampaknya bagi tubuh. Karena makanan cepat saji tentu banyak mengandung bahan pengawet dan bahan tambahan makanan lain yang jika dikonsumsi secara terus-menerus akan menimbulkan dampak yang serius bagi tubuh.Seperti halnya makanan cepat saji atau makanan instan, jajanan gorengan yang biasanya kita peroleh di pinggir jalan, terminal, maupun yang dijual di sekolah-sekolah belum tentu terjamin kebersihannya, baik bersih dari bahan pencemar biologi, seperti bakteri, maupun bersih dari bahan pencemar non-biologis, seperti debu dan timbal. Karena pencemaran makanan bisa terjadi kare na banyak faktor, baik dari bahan-bahan yang dipakai, proses pembuatan, pemasakan, pengemasan, distribusi, sampai pada tempat dimana mereka dijajakan akan sangat mempengaruhi kualitas makanan.Banyak faktor yang membuat gorengan tidak baik untuk dikonsumsi, apalagi anak-anak sekolah dasar yang masih dalam masa pertumbuhan, salah satunya bisa dilihat dari bahan-bahan yang dicampurkan digorengan yang sudah tidak segar lagi, pemakaian minyak goreng curah dari proses penjernihan minyak jelantah yang mengandung benzene yang dapat memicu terjadinya kanker. Tidak hanya itu, gorengan ternyata mengandung tinggi lemak (trans fat) serta ada isu yang menyatakan bahwa ada penambahan plastic pada minyak goreng panas dengan tujuan supaya gorengan tetap renyah setelah beberapa jam pengorengan.Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik mengangkat permasalahan mengenai gorengan yang berlokasi diterminal Sekolah Dasar Negeri 02 Inderalaya Utara kabupaten Ogan Ilir untuk menggambarkan perilaku siswa dalam mengkonsumsi jajanan gorengan mengingat banyaknya siswa mengkonsumsi gorengan setiap harinya.

1.2. Rumusan MasalahRumusan masalah yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah: Bagaimana gambaran perilaku mengkonsumsi gorengan pada siswa Sekolah Dasar Negeri 02 Inderalaya Utara kabupaten Ogan Ilir.

1.3. Tujuan PenelitianAdapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan atau mendeskripsikan perilaku mengkonsumsi gorengan pada siswa Sekolah Dasar Negeri 02 Inderalaya Utara kabupaten Ogan Ilir tahun 2013.

1.4. Manfaat Penelitian1.4.1. Manfaat Teoritis a. Hasil penelitian ini dapat memperkaya hazanah ilmu pengetahuan mengenai pencemaran makanan.b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan informasi dalam penelitian selanjutnya yang berkenaan dengan makanan.1.4.2. Manfaat Praktisa. Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi kepada siswa Sekolah Dasar Negeri 02 Indralaya Utara Ogan Ilir agar memiliki pengawasan yang baik terhadap makanan dan tetap berhati-hati dalam mengkonsumsi makanan terutama makanan yang tidak diolah sendiri.

1.5. Ruang Lingkup1.5.1. Lingkup LokasiPenelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri 02 Inderalaya Utara Kabupaten Ogan Ilir.1.5.2. Lingkup MateriMateri penelitian ini lebih fokus pada penggambaran atau mendeskripsikan perilaku siswa Sekolah Dasar Negeri 02 Inderalaya Utara Kabupaten Ogan Ilir dalam mengkonsumsi jajanan gorengan.1.5.3. Lingkup WaktuPenelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2013.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi PencemaranMenurut Undang-undang Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 4 Tahun 1982, pencemaran adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya.

2.2. Definisi Makanan dan Makanan JajananMakanan adalah segala bahan yang kita makan atau masuk ke dalam tubuh yang membentuk atau mengganti jaringan tubuh, memberikan tenaga, atau mengatur semua proses dalam tubuh (KBBI, 1998:617).Menurut Kepmenkes RI No. 942/Menkes/SK/VII/2003, seperti yang dikutip oleh Lasmini (2012), makanan jajanan adalah makanan dan minuman yang diolah oleh pengrajin makanan di tempat penjualan dan atau disajikan sebagai makanan santap untuk dijual bagi umum selain yang disajikan jasa boga, rumah makan atau restoran dan hotel.Makanan jajanan adalah makanan yang berasal dari luar rumah, misalnya makanan yang dibeli dari pedagang makanan keliling, pedagang kaki lima, dan warung makanan. Contoh makanan jajanan yang banyak dijajakan di pasar atau di warung makanan antara lain mie ayam, bakso, siomay, pempek, makanan gorengan, dan masih banyak lagi contoh makanan jajanan lainnya (Anandari, 2010, dikutip dari Lasmini, 2012).

2.3. Klasifikasi Makanan JajananSeperti yang dikutip oleh Lasmini (2012) dari Aminah dan Himawan (2009), klasifikasi makanan jajanan secara umum ialah sebagai berikut:1) Jajanan utama: bakso, siomay, mie goreng, lumpia basah, batagor, pempek, gado-gado, dan mie ayam;2) Minuman: es campur, es cendol, es warna, es infuse, dan es mambo;3) Kue dan makanan cemilan: agar-agar, jeli, kerupuk, kue apem, bakwan, tahu goreng, pisang goreng, spageti kering, telor dadar, telor gulung, dan bihun;4) Buah-buahan: semangka, pepaya, rujak, melon, mangga, dan jambu;

2.4. Definisi GorenganGorengan adalah berbagai jenis makanan yang dicelup adonan tepung dan kemudian digoreng celup dalam minyak goreng panas yang banyak (wikipedia.org).

2.5. Faktor Kontaminan MakananTerkontaminasinya makanan terutama disebabkan oleh berbagai faktor antara lain pengetahuan penjamah makanan masih rendah, terutama perilaku sehat, kebersihan badan penjamah makanan, kebersihan alat makan dan sanitasi lingkungan. Peran penjamah makanan, sanitasi makanan dan sanitasi lingkungan sangat penting dalam penyediaan makanan dan minuman yang memenuhi syarat kesehatan. Makanan dan minuman yang terkontaminasi bakteri dapat menimbulkan infeksi maupun keracunan makanan bila dikonsumsi dan masuk ke dalam tubuh (Fardiaz, 1997).

2.6. Gangguan Akibat Makanan JajananMenurut BKKBN (2005) dikutip Nurhayati (2005) dan dikutip oleh Lasmini (2012), ada beberapa gangguan yang dapat diakibatkan dari makanan jajanan, yaitu:1) Jajanan yang dijual di pinggir jalan dapat tercemar oleh timbal (Pb) yang berasal dari sisa pembakaran atau asap kendaraan bermotor. Keracunan Pb kronik ditandai dengan depresi, sakit kepala, sulit berkonsentrasi, daya ingat terganggu, dan sulit tidur. Gejala yang timbul mual, muntah, sakit perut hebat, kelainan fungsi otak, anemia berat, kerusakan ginjal, bahkan kematian dapat terjadi dalam waktu 1-2 hari;2) Makanan yang tidak bersih dapat tercemar bakteri E.coli. Gangguan yang disebabkan oleh bakteri ini adalah sakit perut, diare, dan gangguan pencernaan lainnya;3) Jajanan yang menggunakan formalin dan boraks dapat mengakibatkan gangguan pencernaan. Seperti sakit perut akut, muntah-muntah, depresi sistem saraf, serta kegagalan peredaran darah. Dalam dosis tinggi, formalin menyebabkan kejang-kejang, tidak bisa kencing, muntah darah, kerusakan ginjal, bahkan kematian;4) Jajanan dengan pewarna rhodamin B dapat mengakibatkan gangguan fungsi hati.

2.7. Definisi Keamanan MakananMenurut Moehyi (1992) dikutip Lasmini (2012), keamanan makanan diartikan sebagai terbebasnya makanan dari zat-zat atau bahan yang membahayakankesehatan tubuh tanpa membedakan apakah zat itu secara alami terdapat dalam bahan makanan yang digunakan atau tercampur secara sengaja atau tidak sengaja ke dalam bahan makanan atau makanan jadi.

2.8. Manajemen PengendalianDari beberapa referensi yang kami peroleh, manajemen pengendalian risiko dari makanan jajanan berbahaya dapat berupa penerapan konsep HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point ) pada produsen pangan, termasuk makanan jajanan.Seperti yang kami kutip dari hasil penelitian Iffa Zulfana dan Sudarmaji (2008), konsep HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point ) memuat peralihan penekanan dari pengujian produk akhir menjadi pengendalian dan pencegahan aspek kritis produksi pangan, dan penerapannya di dalam produksi makanan yang aman telah diakui WHO sebagain metode yang efektif untuk mengendalikan foodborne disease. Penerapan HACCP tidak hanya terbatas pada industri pangan modern tetapi juga dapat diterapkan dalam pengelolaan makananuntuk pasien di rumah sakit, katering atau jasa boga, makanan untuk hotel dan restoran, bahkan dalam pembuatan makanan jajanan.Agar konsep HCCP ini berjalan dengan baik serta dapat memberikan dampak positif yang kita harapkan, tentunya penerapan HCCP harus menyeluruh diberlakukan pada produsen makanan, tidak terkecuali produsen makanan jajanan gorengan yang umumnya berasal dari industri rumah tangga. Hal ini juga memerlukan pengawasan dan komitmen yang kuat untuk menjaga konsistensi serta kontinuitas prosesnya.

2.9. Kerangka TeoriPerilaku : Pengetahuan Sikap Tindakan

Genetik/ keturunan : Ras Usia Jenis kelamin

Derajat Kesehatan

Lingkungan : Kondisi sanitasi lingkungan Pekerjaan Kondisi lingkungan sosial

Pelayanan kesehatan : Puskesmas Rumah sakit

Kerangka Teori Hendrik. L. Blum

BAB IIIKERANGKA PIKIR DAN DAFTAR ISTILAH

3.1. Kerangka PikirBerdasarkan dari teori H.L. Blum diatas dapat digambarkan bahwa Kesehatan Siswa Sekolah Dasar memiliki banyak faktor resiko yang mempengaruhi yaitu perilaku, lingkungan, genetika, dan pelayanan kesehatan. Status kesehatan akan optimal bilamana semua faktor tersebut secara bersama-sama dalam kondisi yang optimal pula. Bila salah satu faktor tersebut terganggu maka akan berpengaruh terhadap derajat kesehatan siswa Sekolah Dasar itu sendiri. Sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu Analisis Perilaku Konsumsi Gorengan di Sekolah Dasar Negeri 02 Inderalaya Utara Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2013, maka kerangka pikir ini adalah sebagai berikutAnalisis Perilaku konsusi gorengan di SDN 02 Inderalaya Utara

Menganalisis perilaku penjual gorengan seperti PHBSMenganalisis bentuk fisik dari minyak gorengan yang dipakai Menganalisis bentuk fisik dari gorengan itu sendiriMenganalisis minat dan perilaku kunsumen terhadap gorenganLingkungan : Kondisi tempat jualan gorengan Iklim

Gambar 3.1Kerangka Konsep Analisis Perilaku Konsumsi Gorengan Di Sekolah Dasar

3.2. Daftar Istilah Tabel 3.1 Daftar IstilahNoVariableDefinisiCara ukurAlat ukur

1Perilaku konsumsi gorenganproses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginanwawancarakuisioner

2Minat konsumen terhadap gorenganmenurut Simamora (2002:131) minat adalah sesuatu yang pribadi dan berhubungan dengan sikap, individu yang berminat terhadap suatu obyek akan mempunyai kekuatan atau dorongan untuk melakukan serangkaian tingkah laku untuk mendekati atau mendapatkan objek tersebut.Jadi minat konsumen gorengan adlah keinginan seseorang untuk mmbeli gorengan tersebutwawancarakusioner

3Perilaku penjual gorenganPerilaku penjual gorengan adalah sikap dari penjual gorengan tersebut dalam menjual dagangannya seperti perilaku hidup sehat dan bersih.Perilaku ini seperti mencuci tangan pakai sabun sebelum memulai pekerjaan, menggunakan air yang bersih, tidak merokok saat berjualan dan berpakaian bersih dan rapiobservasiHanya menganalisis

4Bentuk fisik minyak goreng yang dipakaiBentuk fisik dari minyak goreng yaitu dinilai dari :-sumber minyak goreng: apakah minyak tersebut minyak jelanta atau minyak yang baru di beli, -bau dari minyak tersebut,- campuran dari minyak goreng tersebut apakah dalam penggorengan minyak itu di campur dengan plastik atau tidak-kejernihan minyak goreng-proses menggoreng jika terjadi banyak busa maka minyak tersebut sudah sering kali di pakai dan sudah lama tidak di gantiWawancara dan observasikuisioner

5Bentuk fisik gorenganBentuk fisik gorengan dinilai dari :-gorengan yang akan digoreng menggunakan campuran penyeap atau MSG-kertas pembungkus gorengan juga dapat berdampak bagi kesehatan -plastik pembungkus gorenganWawancara dan observasikuisioner

6Kondisi lingkunganKondisi lingkungan yang di maksud yaitu kondisi dimana penjual menjual gorengannya apakah di pinggir jalan atau di tempat yang layakobservasiHanya menganalisis

BAB IVMETODE PENELITIAN

4.1. Desain PenelitianPenelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang dilaksanakan secara wawancara mendalam terhadap informan dimana data yang menyangkut variabel bebas atau risiko dan variabel terikat atau variabel akibat, akan dikumpulkan dalam waktu yang bersamaan.

4.2. Populasi dan Sampel Penelitian4.2.1. PopulasiPopulasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa yang mengkonsumsi gorengan di SDN 02 Inderalaya Utara Kabupaten Ogan Ilir.4.2.2. SampelPengambilan sampel yang dilakukan pada penelitian ini adalah orang dikarenakan pada penelitian kualitatif dan menggunakan teknik wawancara mendalam dengan sampel kecil diharapkan sudah bisa menggambarkan kondisi sebenarnya.Kriteria ekslusi :1. Informan yang tidak mengkonsumsi gorengan 1 bulan terakhir.2. Informan yang mengkonsumsi gorengan yang tidak berasal dari SDN 02 Inderalaya Utara Kabupaten Ogan Ilir.

4.3. Jenis, Cara dan Alat Pengumpulan Data4.3.1 Jenis DataData yang digunakan dalam penelitian ini adalah:a. Data Primer meliputi informasi dari responden mengenai variabel-variabel yang diteliti.b. Data Sekunder meliputi informasi tentang pencemaran makanan, NAB mengenai makanan, data dari BPOM dan data-data lain yang mendukung penelitian ini.

4.3.2. Cara Pengumpulan DataCara pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:

a. Data PrimerData primer dikumpulkan secara langsung dengan melakukan wawancara mendalam terhadap informan yang telah memenuhi kriteria sesuai dengan tujuan penelitian ini. Data primer juga diambil dengan cara wawancara menggunakan kuesioner kepada informan untuk mengetahui keluhan yang dirasakan setelah mengkonsumsi gorengan tersebut.b. Data SekunderData sekunder yang dikumpulkan oleh peneliti yang diperoleh dari arsip-arsip atau dokumen-dokumen BPOM mengenai NAB bahan yang boleh terkandung dalam suatu bahan makanan.

4.3.3. Alat Pengumpulan DataAlat pengumpulan data pada penelitian ini adalah catatan peneliti dan rekaman suara (menggunakan handphone).

BAB VHASIL PENELITIAN

5.1. Gambaran Umum Lokasi PnelitianSD Negeri 02 Indralaya Utara merupakan salah satu SD di Indralaya yang berlokasi di jalan lintas Palembang-Prabumulih. Sekolah ini berjarak kurang lebih 100 meter dari terminal Inderalaya. Di dalam lingkungan Sekolah tersebut, sudah ada kantin yang menyediakan jajanan bagi siswa dan guru, tetapi harga yang diawarkan kurang terjangkau oleh siswa, selain itu jajanan yang dijajakan juga kurang diminati oleh siswa. Hal ini menyebabkan para siswa SD tersebut lebih memilih untuk jajanan di depan sekolah mereka.Pedagang yang berjualan di dalam lingkungan sekolah sudah mendapat izin dari pihak sekolah, namun bagi mereka yang berjualan di luar lingkungan sekolah tidak memiliki izin resmi dari pihak sekolah untuk berjualan di lokasi tersebut. Sebagian besar pedagang kaki lima yang berjualan jajanan di lokasi yang tidak sewajarnya. Misalnya di pinggir-pinggir jalan yang pada umumnya di lewati oleh kendaraan bermotor. Pihak sekolah sendiri kurang dalam mengawasi, sehingga mereka bebas jajanan.

5.2. Hasil PenelitianBerdasarkan hasil observasi lokasi dan wawancara mendalam dengan siswa dan pedagang jajanan didapatkan informasi tentang jajanan yang ada di Sekolah Dasar Negeri 02 Indralaya Utara. Hal ini dapat dilihat pada kutipan hasil wawancara sebagai berikut :

5.2.1. Hasil wawancara dengan siswa :

Dari 11 orang siswa yang menjadi responden dalam penelitian ini, didapatkan beberapa jenis makanan gorengan yang sering dikonsumsi oleh siswa, diantaranya batagor (3 orang siswa), pempek (2 orang), sosis goreng (5 orang), bakwan (2 orang), tahu goreng (1 orang), tela tela dan molen mini (2 orang), nugget dan bakso goreng (1 orang). Dari 11 orang siswa yang menjadi responden dalam penelitian ini, didapatkan estimasi jumlah makanan gorengan yang dikonsumsi oleh siswa dan dikonversikan dalam rupiah, yaitu sebagai berikut : Batagor : 4 buah ( Rp 2000,-)Pempek: 2 buah (Rp 1000,-)Sosis goreng : 4 buah (Rp 2000,-)Bakwan : 4 buah (Rp 2000,-)Tahu : 4 buah (Rp 2000,-)Tela dan molen mini : (Rp 2000,-)Nugget dan bakso goreng : (Rp 1000,-) Dari 11 orang siswa yang menjadi responden dalam penelitian ini, didapatkan alasan umum siswa mengkonsumsi gorengan gorengan jenis tersebut ialah karena harganya murah dan rasanya enak. Dari 11 orang siswa yang menjadi responden dalam penelitian ini, didapatkan bahwa efek yang pernah dirasakan oleh siswa setelah mengkonsumsi gorengan tersebut ialah sakit perut dan sakit tenggorongkan. Namun efek tersebut tidak semua dirasakan oleh para siswa tersebut.

5.2.2 Hasil wawancara dengan pedagang :

Dari 3 pedagang gorengan yang sempat kami tanyai, hanya satu di antaranya yang mengganti minyak goreng sekali sehari. Dua lainnya sama sekali tidak pernah mengganti minyak goreng, selalu menambahkan dan mencampurkan minyak goreng baru ke dalam minyak goreng bekas yang tersisa. Dari 3 pedagang gorengan tersebut, mereka semua memperoleh minyak goreng dari pasar atau warung, umumnya berupa minyak goreng curah. 1 dari 3 pedagang gorengan tersebut menyatakan bahwa jika gorengan tidak terjual habis dan jumlahnya masih banyak, dia akan menggorengnya kembali dan dijual lagi besok. Namun, jika tidak habis dan jumlahnya sedikit, dia akan membagikannya pada keponakan atau dikonsumsi sendiri.

5.2.3 Kondisi Jajanan Makanan di SDN 02 Indralaya

Dalam pengamatan kami, kami mengamati kondisi pedagang-pedagang liar yang berjualan di sekitar sekolah. Kami mengamati cara pembuatan dan cara penyajian serta menanyakan lansung ke pedagang tentang bahan-bahan yang mereka gunakan dalam barang dagangan mereka.Sebagian besar mereka menggunakan bahan-bahan tambahan makanan, misalnya pewarna yang secara terlihat pada makanan sosis goreng, nugget goreng ataupun tela - tela, penguat rasa juga terasa pada makanan sosis, nugget, batagor, ataupun tela tela. Lalu zat pengawet mungkin juga ikut ditambahkan oleh para pedangang - pedangang tersebut dengan tujuan mengurangi biaya modal dagangang pada hari berikutnya. Pengamat juga mengobservasi adanya indikasi proses penggorengan makanan berulang. Pengejal makanan juga disinyalir ikut digunakan dalam pembuatan makanan seperti contohnya nugget goreng yang terasa sangat alot. Saus tomat yang cukup menyala warnanya pun ikut tersaji dalam jajanan gorengan siswa SD tersebut. Kondisi jajanan makanan di sekolah ini cukup mengkhawatirkan bagi kita semua, mengingat semua siswa siswi tersebut adalah generasi penerus bangsa. Lokasi jualan jajanan gorengan tersebutpun berada di pinggir jalan yang sangat rentan terhadap polusi debu dan paparan asap kendaraan. Dari kondisi tersebut, kita dapat memprediksi adanya dampak negatif yang mengancam kesehatan para konsumen.

BAB VIPEMBAHASAN

6.1. Keterbatasan PenelitianPenggunaan rancangan penelitian kualitatif dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan informasi yang mendalam tentang study deskriptif dampak konsumsi gorengan terhadap kesehatan siswa SD Negeri 02 Indralaya Utara.

Berikut ini beberapa keterbatasan penelitian dalam penelitian ini :1. Terdapat pedagang yang enggan untuk melakukan wawancara dan menghindari pertanyaan. Hal ini menyebabkan peneliti mengalami kesulitan dalam mengumpulkan informasi. 1. Informan merupakan siswa SD. Mobilisasi siswa SD yang cenderung suka bermain membuat mereka tidak mau berlama-lama ditanyai, sehingga sulit mendapatkan informan yang dapat memberikan informasi utuh sesuai harapan peneliti.1. Pedagang-pedagang tertentu terkesan memberikan informasi tidak jujur, agar dagangannya dianggap sehat.

6.2. PembahasanBerdasarkan hasil wawancara dan hasil observasi lapangan, dapat diketahui bahwa makanan jajanan jenis gorengan yang dijual di SD Negeri 02 Indralaya Utara masih menyimpan dampak negatif yang dapat mengancam kesehatan para siswa. Memang, menurut penuturan siswa, mereka jarang merasakan dampak langsung setelah mengkonsumsi jajanan tersebut. Namun, dampak jangka panjang sesungguhnya dapat kita prediksi. Lokasi penjualan yang terletak di tepi jalan, yang setiap saat kendaraan berlalu lalang di sekitar penjualan jajanan tersebut, sangat memungkinkan debu dan asap kendaraan mencemari jajanan. Yang menjadi sorotan utama ialah asap kendaraan yang tentunya mengandung logam-logam serta gas-gas berbahaya, contohnya Pb (timbal) dan Cox (Karbon Monoksida). Seperti yang telah kita ketahui bahwa dampak dari logam-logam dan gas-gas tersebut merupakan dampak jangka panjang yang akan dirasakan jauh di kemudian hari, tidak sekarang. Di sisi lain, penggunaan bahan tambahan makanan yang tidak sehat tentunya mempunyai dampak tersendiri. Beberapa bahan yang terkandung di dalamnya dapat mengakibatkan dampak jangka pendek, ada juga bahan yang terkandung di dalamnya merupakan bahan sintetis yang akan memberikan dampak negatif jangka panjang.Penggunaan air dan peralatan masak yang tidak hygiene, yang digunakan pedagang pun turut menambah deretan faktor penyumbang dampak negatif bagi kesehatan para siswa yang menjadi konsumen gorengan. Dalam hal ini umumnya dampak yang terjadi akan dirasakan tidak terlalu lama setelah mengkonsumsi makanan jajanan tersebut, misalnya pusing, atau sakit perut seperti yang dituturkan oleh siswa yang sempat kami wawancarai. Belum lagi umumnya siswa SD tidak mencuci tangan sebelum memegang makanan jajanan, hal itu dapat menambah risiko terjadinya dampak kesehatan bagi dirinya, misalnya sakit perut atau diare.Dan yang terpenting dari gorengan ialah peran minyak goreng. Minyak goreng yang digunakan berkali-kali, ikatan rangkapnya akan berubah membentuk zat karsinogenik. Apalagi pedagang yang berhasil kami wawancarai sebagian besar tidak pernah mengganti minyak goreng yang digunakannya dan hanya mencampur minyak goreng baru dengan minyak goreng lama sisa menggoreng sebelumnya. Tentunya hal ini berbahaya dan memberikan risiko dampak kejadian kanker pada konsumen gorengan.

BAB VIIPENUTUP

7.1. KesimpulanBerdasarkan hasil wawancara dan observasi yang telah kami lakukan di SD Negeri 02 Indralaya Utara, dapat kami simpulkan bahwa makanan jajanan jenis gorengan yang dijual di depan pagar sekolah mempunyai dampak bagi kesehatan konsumen yang dalam hal ini ialah siswa SD Negeri 02 Indralaya Utara. Faktor penyebab terjadinya dampak tersebut terdiri dari faktor biologi, fisik, dan kimia. Faktor biologi umumnya memberikan dampak jangka pendek yang lekas dirasakan. Namun, kami menemukan beberapa faktor fisik dan kimia terkait lokasi penjualan dan peralatan serta bahan membuat gorengan, yang kami prediksi dapat menimbulkan dampak jangka panjang dan baru akan dirasakan oleh siswa beberapa bulan bahkan beberapa tahun kemudian, jika siswa mengkonsumsi jajanan tersebut terus menerus. Faktor harga yang murah, rasa yang lezat, dan tampilan fisik makanan yang menarik cenderung mendukung kebiasaan mengkonsumsi jajanan jenis gorengan ini di kalangan siswa SD.

7.2. Saran Menanggapi permasalahan yang terjadi seputar jajanan siswa siswi SD, khususnya SD Negeri 02 Inderalaya Utara, hendaknya dari pihak sekolah memberikan pengarahan kepada calon pedagang yang akan berdagang di sekitar lokasi sekolah untuk bisa mengurangi intensitas penggunaan bahan bahan makanan maupun bahan tambahan makanan yang tidak aman bagi anak anak. Lalu pihak sekolah seharusnya bisa menyediakan tempat yang aman dan bersih di dalam sekolah atau membuat kantin sekolah tersendiri yang terjamin kebersihan dan keamanan makanannya bagi anak anak. Orang tua siswa juga mesti cerdas membekali pengetahuan seputar jajanan maupun dampaknya kepada anak anaknya. Lalu, para orang tua juga sebisa mungkin meluangkan waktunya untuk membuatkan bekal makanan sekolah untuk anaknya agar bisa membatasi frekuensi atau intensitas jajan. Para guru dan siswa-siswi SD juga perlu diberikan penyuluhan seputar dampak makanan gorengan agar mereka bisa bersikap cerdas memilih makanan yang aman bagi kesehatan.

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. III. Metode Penelitian. http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/53747/BAB%20III%20Metode%20Penelitian.pdf?sequence=5. [13 Maret 2013]Chem ITB. (4 Maret 2011). Gorengan: Di Balik Jajanan Anda.... http://www.chem.itb.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=47:gorengan&catid=1:news&lang=en. [13 maret 2013]Chem-is-try. (26 Februari 2009). Pengertian Pencemaran. Dari: http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-lingkungan/pencemaran_lingkungan/pengertian-pencemaran/. [7 Maret 2013]Indonesian Publich Health. (Maret 2012). Penyebab Pencemaran Makanan. Dari: http://www.indonesian-publichealth.com/2012/03/penyebab-pencemaran-makanan.html. [7 Maret 2013]Lasmini. 2012. Perilaku Anak dalam Memilih Makanan Jajanan di Sekolah Dasar Negeri 23 Palembang Tahun 2012 [Skripsi].Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya, Indralaya.Mozaik Sains. (17 Oktober 2011). Pengertian Pencemaran. Dari: http://mozaiksains.wordpress.com/2011/10/17/pengertian-pencemaran/. [7 Maret 2013]Noorkasiani, dkk. 2007. Sosiologi Keperawatan.: Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGCPusat Promosi Kesehatan (promkes). Terapkan 10 Indikator PHBS dalam Lingkungan Keluarga. http://www.promkes.depkes.go.id/index.php/topik-kesehatan/106-terapkan-10-indikator-phbs-dalam-lingkungan-keluarga. [13 Maret 2013]Soekarto. 1990. Dasar-Dasar Pengawasan Dan Standarisasi Mutu Pangan-Pangan Dan Gizi. Institut Pertanian Bogor, BogorTim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan.1998.Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta: Balai Pustaka. Tsani Oke. (Juni 2011). Pengertian Pencemaran: Pencemaran Adalah?. Dari: http://tsani-oke.blogspot.com/2011/06/pengertian-pencemaran-pencemaran-adalah.html. [7 Maret 2013]Wikipedia. Gorengan. Dari: http://id.m.wikipedia.org/wiki/Gorengan. [9 Maret 2013]Wikipedia. Perilaku Konsumen. Dari: http://id.wikipedia.org/wiki/Perilaku_konsumen . [13 Maret 2013]Zulfana, Iffa dan Sudarmaji. 2008.Hazard Analysis and Critical Control Point (HACCP) pada Pengelolaan Makanan Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Islam Lumajang. Jurnal Kesehatan Lingkungan, vol.4, No.2, diakses dari http://journal.unair.ac.id/filerPDF/7.HACCP_Iffa.pdf. [17 Maret 2013]