Pencegahan Perilaku Menyimpang Pada Remaja

2
Pencegahan perilaku menyimpang pada remaja Dalam mengahadapi remaja ada beberapa hal yanga harus selalu diingat, yaitu bahwa jiwa remaja adalah jiwa yanga penuh gejolak (“strum and drung”) dan bahwa lingkungan sosial remaja juga ditandai dengan perubahan sosial yang cepat (khususunya di kota- kota besar dan daerah-daerah yang sudah terjangkau sarana dan prasarana komunikasi an perhubungan) yang mengakibatkan kesimpangsiuran norma (keadaan anomie). Kondisi intern dan ekstern yang sama-sama bergejlak inilah yang menyebabkan masa remaja memang lebih rawan daripada tahap-tahap lain dalam perkembangan jiwa manusia. Untuk mengurangi benturan antargejolak itu dan untuk member kesempatan agar remaja dapat mengembangkan dirirnya secara optimal, perlu diciptakan kondisi lengkungan terdekat yang sestabil mungkin, khususnya lingkungan keluarga. Keadaan keluarga yang ditandai dengan hubungan suami-istri harmonis akan lebih menjamin remaja yang bisa meliwati masa transisinya dengan mulus daripada jika hubungan suami-istri terganggu. Kondisi di rumah tangga dengan adanya orang tua dan saudara-saudara akan lebih menjamin kesejahteraan jiwa remaja daripada asrama atau lembaga permasyarakatan anak. Karena itu tindakan pencegahan yang paling utama dalah berusaha menjaga keutuhan dan keharmonisan keluarga sebaik-baiknya. Kalau terjadi masalah dengan suami-istri (ada yang meninggal, atau ada perceraian) lebih baik anak dipindahkan ke sanak-keluarga lain atau kalau perlu dipindahkan ke keluarga

description

remaja

Transcript of Pencegahan Perilaku Menyimpang Pada Remaja

Pencegahan perilaku menyimpang pada remajaDalam mengahadapi remaja ada beberapa hal yanga harus selalu diingat, yaitu bahwa jiwa remaja adalah jiwa yanga penuh gejolak (strum and drung) dan bahwa lingkungan sosial remaja juga ditandai dengan perubahan sosial yang cepat (khususunya di kota-kota besar dan daerah-daerah yang sudah terjangkau sarana dan prasarana komunikasi an perhubungan) yang mengakibatkan kesimpangsiuran norma (keadaan anomie). Kondisi intern dan ekstern yang sama-sama bergejlak inilah yang menyebabkan masa remaja memang lebih rawan daripada tahap-tahap lain dalam perkembangan jiwa manusia.

Untuk mengurangi benturan antargejolak itu dan untuk member kesempatan agar remaja dapat mengembangkan dirirnya secara optimal, perlu diciptakan kondisi lengkungan terdekat yang sestabil mungkin, khususnya lingkungan keluarga. Keadaan keluarga yang ditandai dengan hubungan suami-istri harmonis akan lebih menjamin remaja yang bisa meliwati masa transisinya dengan mulus daripada jika hubungan suami-istri terganggu. Kondisi di rumah tangga dengan adanya orang tua dan saudara-saudara akan lebih menjamin kesejahteraan jiwa remaja daripada asrama atau lembaga permasyarakatan anak. Karena itu tindakan pencegahan yang paling utama dalah berusaha menjaga keutuhan dan keharmonisan keluarga sebaik-baiknya. Kalau terjadi masalah dengan suami-istri (ada yang meninggal, atau ada perceraian) lebih baik anak dipindahkan ke sanak-keluarga lain atau kalau perlu dipindahkan ke keluarga lain yang tidak ada hubungan darah (misalnya tidak ada sanak-keluarga atau harus kost) perlu dicaraikan yang hubungan antaranggota keluarganya cukup harmonis. Baru sebagai jalan terakhir, kalau tidak ada jalan lain yang lebih baik, bisa dianjurkan asrama atau lembaga pengasuhan anak lainnya seperti Panti Asuhan dan sebagainya, akan tetapi jika dikehendaki perkembangan anak yang seoptimal mugkin, perlu diusahakan agar keadaan di asrama atau lembaga itu semirip mungkin dengan keadaan dalam keluarga biasa.