Pencegahan Diare Pada Balita

15
Pencegahan diare pada balita Diare termasuk penyakit yang dapat sembuh dengan sendirinya (self limiting disease). Meskipun demikian, jangan remehkan diare karena dapat mengancam jiwa. Dua pembunuh terbesar anak-anak balita (bawah lima tahun) adalah diare dan radang paru-paru. Penyakit diare dapat ditularkan melalui: Pemakaian botol susu yang tidak bersih Menggunakan sumber air yang tercemar Buang air besar disembarang tempat Pencemaran makanan oleh serangga (lalat, kecoa, dll) atau oleh tangan yang kotor. Faktor kebersihan ternyata ikut andil dalam menyebabkan anak diare. Mulai dari kebersihan alat makan anak sampai kebersihan setelah buang air kecil/buang air besar. Semua yang dapat mengenai tangan anak atau langsung masuk ke dalam mulut anak harus diawasi. Ada cara yang mudah untuk mencegah terkena diare yaitu mencuci tangan dengan sabun. Kebiasaan sederhana mencuci tangan dengan sabun, jika diterapkan secara luas, akan menyelamatkan lebih dari satu juta orang di seluruh dunia, khususnya balita Tugas utama petugas kesehatan membantu mencegah diare dengan meyakinkan dan membantu anggota masyarakat, menerima tindakan pencegahan tertentu dan terus memperaktekkanya. Tindakan pencegahan ini: Pemberian air susu ibu Perbaikan cara menyapih Penggunaan banyak air bersih

description

pencegahan diare

Transcript of Pencegahan Diare Pada Balita

Page 1: Pencegahan Diare Pada Balita

Pencegahan diare pada balita

Diare termasuk penyakit yang dapat sembuh dengan sendirinya (self limiting disease).

Meskipun demikian, jangan remehkan diare karena dapat mengancam jiwa. Dua pembunuh

terbesar anak-anak balita (bawah lima tahun) adalah diare dan radang paru-paru.

Penyakit diare dapat ditularkan melalui:

Pemakaian botol susu yang tidak bersih

Menggunakan sumber air yang tercemar

Buang air besar disembarang tempat

Pencemaran makanan oleh serangga (lalat, kecoa, dll) atau oleh tangan yang kotor.

Faktor kebersihan ternyata ikut andil dalam menyebabkan anak diare. Mulai dari kebersihan

alat makan anak sampai kebersihan setelah buang air kecil/buang air besar. Semua yang dapat

mengenai tangan anak atau langsung masuk ke dalam mulut anak harus diawasi.

Ada cara yang mudah untuk mencegah terkena diare yaitu mencuci tangan dengan sabun.

Kebiasaan sederhana mencuci tangan dengan sabun, jika diterapkan secara luas, akan

menyelamatkan lebih dari satu juta orang di seluruh dunia, khususnya balita

Tugas utama petugas kesehatan membantu mencegah diare dengan meyakinkan dan

membantu anggota masyarakat, menerima tindakan pencegahan tertentu dan terus

memperaktekkanya. Tindakan pencegahan ini:

Pemberian air susu ibu

Perbaikan cara menyapih

Penggunaan banyak air bersih

Cuci tangan

Penggunaan kakus

Membuang tinja anak pada tempat yang tepat

Imunisasi terhadap morbili

Petugas kesehatan dapat mengajarkan, mendorong dan memberikan contoh yang baik

untuk mempengaruhi anggota masyarakat menerima praktek pencegahan ini.

Pemberian air susu ibu

Page 2: Pencegahan Diare Pada Balita

Berikan air susu ibu selama 4-6 bulan pertama kemudian berikan ASI bersama

makanan lain sampai paling kurang anak berusia satu tahun.

Untuk menyusu dengan nyaman dan aman, ibu harus:

Jangan beri cairan tambahan seperti air, air gula, atau susu bubuk, terutama

dalam hari-hari awal kehidupan anak.

Memulai pemberian ASI segera setelah bayi lahir

Menyusukan sesuai keperluan(peningkatan pengisapan penyediaan susu)

Keluarkan susu secara manual untuk mencegah bendungan payudara

selama masa pemisahan dari bayi.

Jika ibu bekerja di luar rumahdan tidak munkin membawa bayinya, maka berikan

air susu ibu sebalum meninggalkan rumah, sewaktu kembali di malam hari dan

pada kesempatan dimana ibu berada bersama bayinya.

Ibu seharusnya terus memberikan air susu ibu sewaktu bayinya sakitdan setelah

sakit. Hal ini sangat penting, jika bayi menderita diare.

Perbaikan cara menyapih

Pada usia 4-6 bulan bayi harus diperkenalkan dengan makanan penyapih yang

bergizi dan bersih. Pada tahap awal sebaiknya makanan saring lunak.

Kemudian diet anak seharusnya menjadi semakin bervariasi dan mencakup

makanan pokok di masyarakat (biasanya serealia atau umbi), kacang atau kacang

polong, sejumlah makanan dari hewan, sebagai contoh produk susu, telur atau

daging; serta sayuran hijau atau jingga.

Anak juga harus diberikan buah-buahan atau sari buah dan minyak atau lemak

yang ditambahkan ke dalam makanan penyapih.

Anggota keluarga seharusnya mencuci tangan sebelum menyiapkan makanan

penyapih dan sebelum memberikan makanan bayi.

Makanan herus dipersiapkan di tempat bersih, menggunakan wadah dan

peralatan yang bersih.

Makanan yang tidak dimasak harus dicuci dengan air bersih sebelum dimakan.

Page 3: Pencegahan Diare Pada Balita

Makanan yang dimasak harus dimakan sewaktu masih hangat atau panaskan

dahulu sebelum dimakan.

Makanan yang disimpan harus ditutup dan jika mungkin masukkan ke dalam

lemari es.

Penanganan Yang terbaik adalah tetap memberikan makanan dan minum (ASI)

seperti biasa. Bila sudah disertai muntah, untuk pengantian cairan anda dapat

memberikan pedialyte ( oralit unutk anak-anak dengan beberapa rasa). Kurangi

makanan yang mengandung terlalu banyak gula. Ingat memang tidak mudah

memberikan anak cairan yang agak terasa asin ini, bahkan beberapa anak akan

menolaknya. Tapi bersabarlah dan tetap berusaha mencari jalan supaya anak

dapat meminum cairan ini.

Dan yang paling terpenting adalah membuat anak kembali kemakanan padatnya

(susu formulanya/ASI) karena ini adalah yang terbaik untuk mengobati diarenya.

Karena sel-sel usus yang dirusak oleh virus memerlukan nutrisi untuk

pembentukan kembali. Penelitian menyatakan bahwa pemberian makanan seperti

biasanya akan memperpendek masa waktu gejala dari diare ini.

Teruskan Pemberian Air Susu Ibu (ASI) Tak kalah penting adalah pemberian

ASI minimal 6 bulan. Sebab, di dalam ASI terdapat antirotavirus yaitu

imunoglobulin. Makanya, anak-anak yang minum ASI eksklusif jarang menderita

diare. Selain ASI, imunisasi campak ternyata bisa mencegah diare.

Perhatikan kebersihan dan gizi yang seimbang untuk pemberian makanan

pendamping ASI setelah bayi berusia 4 bulan.

Karena penularan kontak langsung dari tinja melalui tangan / serangga , maka

menjaga kebersihan dengan menjadikan kebiasaan mencuci tangan untuk seluruh

anggota keluarga. Cucilah tangan sebelum makan atau menyediakan makanan

untuk si kecil.

Ingat untuk menjaga kebersihan dari makanan atau minuman yang kita makan.

Juga kebersihan perabotan makan ataupun alat bermain si kecil.

Gunakan banyak air bersih

Air harus diambil dari sumber terbersih yang tersedia.

Page 4: Pencegahan Diare Pada Balita

Sumber air harus dilindungi dengan menjauhkan dari hewan, melokasi kakus

agar jauh jaraknya lebih dari 10 meter dari sumber air, menggali parit dan

menggali parit aliran di atas sumber untuk menjauhkan air hujan dari sumber.

Air harus dikumpulkan dan disimpan dalam wadah bersih. Dan gunakan gayung

bersih bergagang panjang untuk mengambil air.

Air untuk memasak dan minum bagi anak harus di didihkan.

Cuci tangan

Semua anggota keluarga seharusnya mencuci tangan dengan baik:

Setelah membersihkan anak yang telah buang air besar dan setelah

membuang tinja anak.

Setelah buang air besar.

Sebelum menyiapkan makanan.

Sebelum makan.

Sebelum memberi makan anak.

Orang tua atau kakak seharusnya mencuci tangan anak yang lebih kecil.

Menggunakan kakus

Semua anggota keluarga seharusnya mempunyai kakus bersih yang masih

berfungsi. Kakus harus digunakan oleh semua anggota keluarga yang cukup

besar.

Kakus harus dijaga kebersihanya dengan mencuci permukaan yag kotor secara

teratur.

Jika tidak ada kakus, anggota keluarga harus:

Buang air besar jauh dari rumah, jalan atau daerah anak bermain dan

paling kurang 10 meter dari sumber air.

Jangan buang air besar tanpa alas kaki.

Tidak mengizinkan anak mengunjungi daerah buang air besar sendiri.

Page 5: Pencegahan Diare Pada Balita

Membuang tinja anak pada tempat yang tepat

Kumpulkan tinja anak kecil atau bayi secepatnya, bungkus dengan daun atau

kertas Koran dan kuburkan atau buang di kakus.

Bantu anak membuang air besarnya ke dalam wadah yang bersih dan mudah

dibersihkan. Kemudian buang kedalam kakus dan bilas wadahnya atau anak

buang air besar di atas sesuatu permukaan seperti kertas Koran atau daun besar

dan buang ke dalam kakus.

Bersihkan anak segera setelah anak buang air besar dan cuci tangannya.

Hal-hal yang dilakukan petugas kesehatan dalam melakukan

pencegahan

1. Menggunakan teknik pendidikan yang baik

Pesan harus singkat dan jelas serta relevandengan orang atau kelompok

pendengar. Petugas kesehatan hanya boleh membahas beberapa pesan pada satu

pertemuan. Jika petugas kesehatan menggunakan teknik pendidikan yang baik,

maka ia akan lebih efektif membantu anggota masyarakat memahami manfaat

praktek pencegahan. Tahap untuk mengajar anggota keluarga tentang pengobatan

diare di rumah.

2. Memberikan contoh yang baik

Petugas kesehatan harus selalu melakukan apa yang diajarkan tentang

pencegahan. Sebab tindakan akan berpengaruh lebih kuat daripada hanya sekedar

kata-kata.

3. Berperan serta dalam proyek masyarakat untuk memperbaiki tindakan

pencegahan

Page 6: Pencegahan Diare Pada Balita

Di dalam bekerja sama dengan kelompok, petugas kesehatan dapat

menggunakan pengetahuanya tentang cara mencegah diare untuk membantu

merencanakan proyek yang bermanfaat. Beberapa contoh proyek yang dapat

dilakukan dengan peralatan yang terbatas dan yang bermanfaat bagi banyak

anggota masyarakat mencakup:

Membeli sabun dalam jumlah besar bagi masyarakat

Memperbaiki sumber air

Merancang dan menyokong pembangunan kakus keluarga

Berkebun untuk menghasilkan bahan makanan yang lebih baik dan lebih

murah untuk menyapih.

4. Mendukung pemberian ASI

Petugas kesehatan yang hadir pada waktu bayi lahir dapat membantu ibu

memulai pemberian ASI dengan melakukan hal yang terdaftar di bawah. Petugas

kesehatan dapat juga menganjurkan anggota keluarga yang hadir untuk

melakukan hal-hal ini.

Memberikan bayi ke ibu untuk memulai pemberian air susu ibu segera

setelah kelahiran.

Biarkan ibu dan bayi tinggal dalam kamar yang sama atau bawa ke ruang

ibu untuk diberi ASI , bila lapar.

Jangan memberikan makanan selain ASI pada bayi baru lahir.

Perlihatkan ke ibu cara terbaik memberikan ASI dan cara menghindari

masalah sewaktu menyusui.

Petugas kesehatan dapat mendorong ibu yang memberi ASI untuk bertemu

dan membahas masalah yang ada. Ini adalah kelompok pemberian air susu ibu.

5. Bangun dan pelihara kakus pada fasilitas kesehatan

Kakus yang bersih dan dapat berfungsi dengan baik pada fasilitas kesehatan

merupakan contoh bagi orang yang dating ke tempat pelayanan kesehatan. Kakus

Page 7: Pencegahan Diare Pada Balita

harus dirawat dengan baik, sehingga anggota keluarga melihat bagaimana kakus

yang baik bekerja.

6. Beritahu anggota masyarakat tempat sumber air bersih berada dan cara

mengembangkan sumber air

Mungkin beberapa sumber air dalam masyarakat dapat diperbaiki dengan

melakukan tindakan sederhana seperti yang terdaftar di bawah ini. Anggota

masyarakat dapat memiliki keinginan untuk memperbaiki sumber air, jika

petugas kesehatan dapat mengatakan apa yang harus dilakukan, sebagai contoh:

Membangun pagar atau dinding di sekeliling sumber air untuk

melindunginya dari hewan.

Menggali parit di tempat yang lebih tinggi dari sumur terbuka untuk

mencegah masuknya air hujan ke dalam sumur tersebut.

Jangan mencuci di sumber air.

Jangan membiarkan anak bermain dalam atau sekitar sumber air.

Jangan mendirikan kakus lebih tinggi dari sumber air atau dalam jarak 10

meter dengan sumber air.

Pasang alat katrol sederhana dan ember untukmempermudah menimba air

dari sumur.

Suntikan Vaksin Rotavirus

Di Indonesia kematian anak mencapai 240.000 orang per tahun. Kematian anak

karena diare 50.400 orang. Dari jumlah itu 10.088 anak di antaranya akibat rotavirus. Di

Jakarta dan Surabaya sekitar 21-42 persen balita meninggal akibat diare dari rotavirus.

Rotavirus ditemukan pertama kali oleh Ruth Bishop (Australia) tahun 1973. Di

Indonesia rotavirus ditemukan pada 1976. Rotavirus kemungkinan masuk ke tubuh manusia

bukan hanya lewat oral tapi juga melalui saluran pernafasan.

Untuk mencegah diare akibat infeksi rotavirus, bisa diberikan vaksin rotavirus per-

oral (melalui mulut). Sayangnya di Indonesia, vaksin rotavirus ini belum ada. Namun karena

rotavirus generasi awal itu strainnya sama dengan yang di dunia, G1, G2, G3, dan G4, maka

vaksin yang sudah ada di negara lain bisa digunakan.

Page 8: Pencegahan Diare Pada Balita

Tahun 2005, strain rotavirus di Indonesia berubah menjadi G9. Jenis ini jarang meski

sempat ditemukan di India. Saat ini Amerika, hampir di semua negara Eropa, Cina, India,

Bangladesh dan Filipina, sudah menggunakan vaksin rotavirus. Bahkan di Filipina dan

Amerika vaksinasi rotavirus termasuk diwajibkan.

Sementara itu di Indonesia, vaksinasi rotavirus belum ada. Rotavirus diberikan 2-3

kali pada bayi usia 6-8 minggu. Harganya memang masih mahal Rp 300 ribu-500 ribu satu

kali vaksin. Jika digunakan massal, bisa lebih murah sebagaimana hepatitis B. Saat ini vaksin

rotavirus buatan Merck dan GSK sudah masuk proses izin di BPOM.

Pencegahan diare pada dewasa

Karena penyebab diare tersering adalah Virus, maka tidak ada pengobatan yang dapat

menyembuhkan, karena biasanya akan sembuh dengan sendirinya setelah beberapa hari.

Maka pengobatan diare ini ditujukan untuk mengobati gejala yang ada dan mencegah

terjadinya dehidrasi atau kurang cairan.

Diare dapat disembuhkan hanya dengan meneruskan pemberian makanan seperti biasa dan

minuman / cairan yang cukup saja. Yang perlu diingat pengobatan bukan memberi obat untuk

menghentikan diare, karena diare sendiri adalah suatu mekanisme pertahanan tubuh untuk

mengeluarkan kontaminasi makanan dari usus. Mencoba menghentikan diare dengan obat

seperti menyumbat saluran pipa yang akan keluar dan menyebabkan aliran balik dan akan

memperburuk saluran tersebut.

Oleh karena proses diare ini adalah mekanisme pertahanan dari tubuh, akan sembuh dengan

sendirinya setelah beberapa hari (14 hari) dimana diare makin berisi dari air (watery) mulai

berampas, berkurang frekuensinya dan sembuh. Yang terpenting pada diare adalah mencegah

dan mengatasi gejala dehidrasi.

Kebanyakan kasus gastroenteritis karena virus dapat terselesaikan dengan berjalannya

waktu tanpa perawatan yang spesifik. Antibiotik tidak efektif untuk melawan infeksi yang

disebabkan oleh virus. Tujuan utama dari perawatan adalah mengurangi gejala. Perawatan yang

cepat dan tepat dibutuhkan untuk menghindari dehidrasi. Tubuh kita membutuhkan cairan agar

dapat berfungsi. Dehidrasi adalah keadaan hilangnya cairan dari dalam tubuh. Garam-garam dan

mineral penting atau biasa disebut elektrolit juga menghilang bersama keluarnya cairan dari dalam

tubuh. Dehidrasi dapat disebabkan oleh diare, muntah, buang air kecil yang berlebihan, keringat

yang keluar berlebihan, atau dengan tidak cukup meminum cairan karena mual, kesulitan

menelan, atau hilang selera makan.

Page 9: Pencegahan Diare Pada Balita

Pada gastroenteritis karena virus, kombinasi antara diare dan muntah dapat menyebabkan

dehidrasi. Gejala-gejala dehidrasi adalah

• Terus menerus merasa kehausan

• Mulut kering

Mengeluarkan hanya sedikit urin berwarna kuning gelap atau sama sekali tidak dapat buang air

kecil

• Air mata kering

• Merasa luar biasa lelah dan lesu

• Kepala terasa ringan atau pusing

Jika gejala-gejala diatas muncul, Anda harus menemui dokter. Dehidrasi ringan

dapat ditatalaksana dengan meminum banyak cairan. Dehidrasi berat mungkin membutuhkan

cairan melalui intravena dan dirawat di rumah sakit. Dehidrasi berat yang tidak ditatalaksana

dengan tepat dapat mengancam keselamatan jiwa. Perhatian khusus harus diberikan pada bayi

dan anak-anak karena ukuran tubuh yang masih kecil, mereka lebih berisiko terhadap dehidrasi

akibat diare dan muntah. Cairan rehidrasi oral (CRO) seperti Pedialyte dapat mengganti cairan,

garam, dan mineral yang hilang.

Berikut adalah langkah-langkah yang dapat membantu meringankan gejala-gejala gastroenteritis

karena virus.

• Minum cairan jernih dengan jumlah yang sedikit tapi sering atau hisap potongan es jika masih

muntah-muntah.

• Berikan cairan rehidrasi oral pada bayi dan anak-anak untuk mengganti cairan tubuh dan

elektrolit yang terbuang.

• Kembali makan secara bertahap mulai dengan makanan lunak dan mudah dicerna seperti roti

panggang, air kaldu, apel, pisang, dan nasi.

• Hindari produk susu, kafein, dan alkohol hingga benar-benar sembuh.

• Banyak beristirahat.

Pencegahan

Pencegahan adalah cara terbaik untuk menghindari gastroenteritis karena virus. Tidak ada

vaksin untuk gastroenteritis karena virus kecuali vaksin rotavirus. Atau Anda dapat menghindari

infeksi dengan

1. Mencuci tangan dengan seksama selama 20 detik setelah menggunakan kamar mandi atau

mengganti popok.

2. Mencuci tangan dengan seksama selama 20 detik sebelum makan.

3. Membersihkan permukaan-permukaan yang terkontaminasi seperti tempat ganti popok

bayi dengan desinfektan.

4. Tidak makan makanan atau minum cairan yang mungkin terkontaminasi.

Hal Penting Untuk Diingat

Gatroenteritis karena virus adalah infeksi usus yang sangat menular yang disebabkan oleh

satu dari beberapa jenis virus yang berbeda.

Walau kadang disebut “flu perut”, gatroenteritis viral bukan disebabkan oleh virus influenza

dan virus influenza sama sekali tidak mempengaruhi perut.

Gejala utamanya diare dan muntah.

Page 10: Pencegahan Diare Pada Balita

Siapa saja dapat tertular gatroenteritis karena virus melalui tangan yang tidak dicuci, kontak

dekat dengan orang yang terinfeksi, atau dengan makanan dan minuman yang

mengandung virus.

Diagnosa ditegakkan berdasarkan pemeriksaan terhadap kondisi fisik dan gejala yang

muncul. Saat ini, hanya rotavirus yang dapat dengan cepat terdeteksi melalui pemeriksaan

kotoran.

Gatroenteritis viral tidak memerlukan perawatan spesifik. Antibiotik tidak efektif untuk

melawan virus penyebabnya. Perawatan hanya difokuskan pada mengurangi gejala dan

mencegah dehidrasi.

Gejala-gejala dehidrasi adalah rasa haus yang luar biasa, mulut kering, urin yang berwarna

kuning gelap atau sedikit bahkan tidak mengeluarkan urin sama sekali, airmata

mengering, lemah dan lesu luar biasa, dan pusing atau kepala terasa ringan.

Bayi, anak-anak, lanjut usia, dan orang dengan sistem kekebalan yang rendah memiliki risiko

yang lebih tinggi terhadap dehidrasi akibat diare dan muntah.

Penderita gastroenteritis karena virus perlu beristirahat, minum cairan jernih, dan makan

makanan yang mudah dicerna.

Untuk bayi dan anak-anak cairan rehidrasi oral diperlukan untuk mengganti hilangnya cairan,

mineral, dan garam yang keluar dari tubuh melalui muntah dan diare.

Hindari gastroenteritis karena virus dengan mencuci tangan setelah menggunakan kamar

mandi, mengganti popok, membersihkan permukaan- permukaan yang terkontaminasi

dengan desinfektan dan menghindari makanan atau cairan yang mungkin terkontaminasi.

(QQ)

Sumber : Viral Gastroenteritis

www.digestive.niddk.nih.gov.