Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dengan Kejadian Diare Pada Balita
Pencegahan Diare Pada Balita
description
Transcript of Pencegahan Diare Pada Balita
Pencegahan diare pada balita
Diare termasuk penyakit yang dapat sembuh dengan sendirinya (self limiting disease).
Meskipun demikian, jangan remehkan diare karena dapat mengancam jiwa. Dua pembunuh
terbesar anak-anak balita (bawah lima tahun) adalah diare dan radang paru-paru.
Penyakit diare dapat ditularkan melalui:
Pemakaian botol susu yang tidak bersih
Menggunakan sumber air yang tercemar
Buang air besar disembarang tempat
Pencemaran makanan oleh serangga (lalat, kecoa, dll) atau oleh tangan yang kotor.
Faktor kebersihan ternyata ikut andil dalam menyebabkan anak diare. Mulai dari kebersihan
alat makan anak sampai kebersihan setelah buang air kecil/buang air besar. Semua yang dapat
mengenai tangan anak atau langsung masuk ke dalam mulut anak harus diawasi.
Ada cara yang mudah untuk mencegah terkena diare yaitu mencuci tangan dengan sabun.
Kebiasaan sederhana mencuci tangan dengan sabun, jika diterapkan secara luas, akan
menyelamatkan lebih dari satu juta orang di seluruh dunia, khususnya balita
Tugas utama petugas kesehatan membantu mencegah diare dengan meyakinkan dan
membantu anggota masyarakat, menerima tindakan pencegahan tertentu dan terus
memperaktekkanya. Tindakan pencegahan ini:
Pemberian air susu ibu
Perbaikan cara menyapih
Penggunaan banyak air bersih
Cuci tangan
Penggunaan kakus
Membuang tinja anak pada tempat yang tepat
Imunisasi terhadap morbili
Petugas kesehatan dapat mengajarkan, mendorong dan memberikan contoh yang baik
untuk mempengaruhi anggota masyarakat menerima praktek pencegahan ini.
Pemberian air susu ibu
Berikan air susu ibu selama 4-6 bulan pertama kemudian berikan ASI bersama
makanan lain sampai paling kurang anak berusia satu tahun.
Untuk menyusu dengan nyaman dan aman, ibu harus:
Jangan beri cairan tambahan seperti air, air gula, atau susu bubuk, terutama
dalam hari-hari awal kehidupan anak.
Memulai pemberian ASI segera setelah bayi lahir
Menyusukan sesuai keperluan(peningkatan pengisapan penyediaan susu)
Keluarkan susu secara manual untuk mencegah bendungan payudara
selama masa pemisahan dari bayi.
Jika ibu bekerja di luar rumahdan tidak munkin membawa bayinya, maka berikan
air susu ibu sebalum meninggalkan rumah, sewaktu kembali di malam hari dan
pada kesempatan dimana ibu berada bersama bayinya.
Ibu seharusnya terus memberikan air susu ibu sewaktu bayinya sakitdan setelah
sakit. Hal ini sangat penting, jika bayi menderita diare.
Perbaikan cara menyapih
Pada usia 4-6 bulan bayi harus diperkenalkan dengan makanan penyapih yang
bergizi dan bersih. Pada tahap awal sebaiknya makanan saring lunak.
Kemudian diet anak seharusnya menjadi semakin bervariasi dan mencakup
makanan pokok di masyarakat (biasanya serealia atau umbi), kacang atau kacang
polong, sejumlah makanan dari hewan, sebagai contoh produk susu, telur atau
daging; serta sayuran hijau atau jingga.
Anak juga harus diberikan buah-buahan atau sari buah dan minyak atau lemak
yang ditambahkan ke dalam makanan penyapih.
Anggota keluarga seharusnya mencuci tangan sebelum menyiapkan makanan
penyapih dan sebelum memberikan makanan bayi.
Makanan herus dipersiapkan di tempat bersih, menggunakan wadah dan
peralatan yang bersih.
Makanan yang tidak dimasak harus dicuci dengan air bersih sebelum dimakan.
Makanan yang dimasak harus dimakan sewaktu masih hangat atau panaskan
dahulu sebelum dimakan.
Makanan yang disimpan harus ditutup dan jika mungkin masukkan ke dalam
lemari es.
Penanganan Yang terbaik adalah tetap memberikan makanan dan minum (ASI)
seperti biasa. Bila sudah disertai muntah, untuk pengantian cairan anda dapat
memberikan pedialyte ( oralit unutk anak-anak dengan beberapa rasa). Kurangi
makanan yang mengandung terlalu banyak gula. Ingat memang tidak mudah
memberikan anak cairan yang agak terasa asin ini, bahkan beberapa anak akan
menolaknya. Tapi bersabarlah dan tetap berusaha mencari jalan supaya anak
dapat meminum cairan ini.
Dan yang paling terpenting adalah membuat anak kembali kemakanan padatnya
(susu formulanya/ASI) karena ini adalah yang terbaik untuk mengobati diarenya.
Karena sel-sel usus yang dirusak oleh virus memerlukan nutrisi untuk
pembentukan kembali. Penelitian menyatakan bahwa pemberian makanan seperti
biasanya akan memperpendek masa waktu gejala dari diare ini.
Teruskan Pemberian Air Susu Ibu (ASI) Tak kalah penting adalah pemberian
ASI minimal 6 bulan. Sebab, di dalam ASI terdapat antirotavirus yaitu
imunoglobulin. Makanya, anak-anak yang minum ASI eksklusif jarang menderita
diare. Selain ASI, imunisasi campak ternyata bisa mencegah diare.
Perhatikan kebersihan dan gizi yang seimbang untuk pemberian makanan
pendamping ASI setelah bayi berusia 4 bulan.
Karena penularan kontak langsung dari tinja melalui tangan / serangga , maka
menjaga kebersihan dengan menjadikan kebiasaan mencuci tangan untuk seluruh
anggota keluarga. Cucilah tangan sebelum makan atau menyediakan makanan
untuk si kecil.
Ingat untuk menjaga kebersihan dari makanan atau minuman yang kita makan.
Juga kebersihan perabotan makan ataupun alat bermain si kecil.
Gunakan banyak air bersih
Air harus diambil dari sumber terbersih yang tersedia.
Sumber air harus dilindungi dengan menjauhkan dari hewan, melokasi kakus
agar jauh jaraknya lebih dari 10 meter dari sumber air, menggali parit dan
menggali parit aliran di atas sumber untuk menjauhkan air hujan dari sumber.
Air harus dikumpulkan dan disimpan dalam wadah bersih. Dan gunakan gayung
bersih bergagang panjang untuk mengambil air.
Air untuk memasak dan minum bagi anak harus di didihkan.
Cuci tangan
Semua anggota keluarga seharusnya mencuci tangan dengan baik:
Setelah membersihkan anak yang telah buang air besar dan setelah
membuang tinja anak.
Setelah buang air besar.
Sebelum menyiapkan makanan.
Sebelum makan.
Sebelum memberi makan anak.
Orang tua atau kakak seharusnya mencuci tangan anak yang lebih kecil.
Menggunakan kakus
Semua anggota keluarga seharusnya mempunyai kakus bersih yang masih
berfungsi. Kakus harus digunakan oleh semua anggota keluarga yang cukup
besar.
Kakus harus dijaga kebersihanya dengan mencuci permukaan yag kotor secara
teratur.
Jika tidak ada kakus, anggota keluarga harus:
Buang air besar jauh dari rumah, jalan atau daerah anak bermain dan
paling kurang 10 meter dari sumber air.
Jangan buang air besar tanpa alas kaki.
Tidak mengizinkan anak mengunjungi daerah buang air besar sendiri.
Membuang tinja anak pada tempat yang tepat
Kumpulkan tinja anak kecil atau bayi secepatnya, bungkus dengan daun atau
kertas Koran dan kuburkan atau buang di kakus.
Bantu anak membuang air besarnya ke dalam wadah yang bersih dan mudah
dibersihkan. Kemudian buang kedalam kakus dan bilas wadahnya atau anak
buang air besar di atas sesuatu permukaan seperti kertas Koran atau daun besar
dan buang ke dalam kakus.
Bersihkan anak segera setelah anak buang air besar dan cuci tangannya.
Hal-hal yang dilakukan petugas kesehatan dalam melakukan
pencegahan
1. Menggunakan teknik pendidikan yang baik
Pesan harus singkat dan jelas serta relevandengan orang atau kelompok
pendengar. Petugas kesehatan hanya boleh membahas beberapa pesan pada satu
pertemuan. Jika petugas kesehatan menggunakan teknik pendidikan yang baik,
maka ia akan lebih efektif membantu anggota masyarakat memahami manfaat
praktek pencegahan. Tahap untuk mengajar anggota keluarga tentang pengobatan
diare di rumah.
2. Memberikan contoh yang baik
Petugas kesehatan harus selalu melakukan apa yang diajarkan tentang
pencegahan. Sebab tindakan akan berpengaruh lebih kuat daripada hanya sekedar
kata-kata.
3. Berperan serta dalam proyek masyarakat untuk memperbaiki tindakan
pencegahan
Di dalam bekerja sama dengan kelompok, petugas kesehatan dapat
menggunakan pengetahuanya tentang cara mencegah diare untuk membantu
merencanakan proyek yang bermanfaat. Beberapa contoh proyek yang dapat
dilakukan dengan peralatan yang terbatas dan yang bermanfaat bagi banyak
anggota masyarakat mencakup:
Membeli sabun dalam jumlah besar bagi masyarakat
Memperbaiki sumber air
Merancang dan menyokong pembangunan kakus keluarga
Berkebun untuk menghasilkan bahan makanan yang lebih baik dan lebih
murah untuk menyapih.
4. Mendukung pemberian ASI
Petugas kesehatan yang hadir pada waktu bayi lahir dapat membantu ibu
memulai pemberian ASI dengan melakukan hal yang terdaftar di bawah. Petugas
kesehatan dapat juga menganjurkan anggota keluarga yang hadir untuk
melakukan hal-hal ini.
Memberikan bayi ke ibu untuk memulai pemberian air susu ibu segera
setelah kelahiran.
Biarkan ibu dan bayi tinggal dalam kamar yang sama atau bawa ke ruang
ibu untuk diberi ASI , bila lapar.
Jangan memberikan makanan selain ASI pada bayi baru lahir.
Perlihatkan ke ibu cara terbaik memberikan ASI dan cara menghindari
masalah sewaktu menyusui.
Petugas kesehatan dapat mendorong ibu yang memberi ASI untuk bertemu
dan membahas masalah yang ada. Ini adalah kelompok pemberian air susu ibu.
5. Bangun dan pelihara kakus pada fasilitas kesehatan
Kakus yang bersih dan dapat berfungsi dengan baik pada fasilitas kesehatan
merupakan contoh bagi orang yang dating ke tempat pelayanan kesehatan. Kakus
harus dirawat dengan baik, sehingga anggota keluarga melihat bagaimana kakus
yang baik bekerja.
6. Beritahu anggota masyarakat tempat sumber air bersih berada dan cara
mengembangkan sumber air
Mungkin beberapa sumber air dalam masyarakat dapat diperbaiki dengan
melakukan tindakan sederhana seperti yang terdaftar di bawah ini. Anggota
masyarakat dapat memiliki keinginan untuk memperbaiki sumber air, jika
petugas kesehatan dapat mengatakan apa yang harus dilakukan, sebagai contoh:
Membangun pagar atau dinding di sekeliling sumber air untuk
melindunginya dari hewan.
Menggali parit di tempat yang lebih tinggi dari sumur terbuka untuk
mencegah masuknya air hujan ke dalam sumur tersebut.
Jangan mencuci di sumber air.
Jangan membiarkan anak bermain dalam atau sekitar sumber air.
Jangan mendirikan kakus lebih tinggi dari sumber air atau dalam jarak 10
meter dengan sumber air.
Pasang alat katrol sederhana dan ember untukmempermudah menimba air
dari sumur.
Suntikan Vaksin Rotavirus
Di Indonesia kematian anak mencapai 240.000 orang per tahun. Kematian anak
karena diare 50.400 orang. Dari jumlah itu 10.088 anak di antaranya akibat rotavirus. Di
Jakarta dan Surabaya sekitar 21-42 persen balita meninggal akibat diare dari rotavirus.
Rotavirus ditemukan pertama kali oleh Ruth Bishop (Australia) tahun 1973. Di
Indonesia rotavirus ditemukan pada 1976. Rotavirus kemungkinan masuk ke tubuh manusia
bukan hanya lewat oral tapi juga melalui saluran pernafasan.
Untuk mencegah diare akibat infeksi rotavirus, bisa diberikan vaksin rotavirus per-
oral (melalui mulut). Sayangnya di Indonesia, vaksin rotavirus ini belum ada. Namun karena
rotavirus generasi awal itu strainnya sama dengan yang di dunia, G1, G2, G3, dan G4, maka
vaksin yang sudah ada di negara lain bisa digunakan.
Tahun 2005, strain rotavirus di Indonesia berubah menjadi G9. Jenis ini jarang meski
sempat ditemukan di India. Saat ini Amerika, hampir di semua negara Eropa, Cina, India,
Bangladesh dan Filipina, sudah menggunakan vaksin rotavirus. Bahkan di Filipina dan
Amerika vaksinasi rotavirus termasuk diwajibkan.
Sementara itu di Indonesia, vaksinasi rotavirus belum ada. Rotavirus diberikan 2-3
kali pada bayi usia 6-8 minggu. Harganya memang masih mahal Rp 300 ribu-500 ribu satu
kali vaksin. Jika digunakan massal, bisa lebih murah sebagaimana hepatitis B. Saat ini vaksin
rotavirus buatan Merck dan GSK sudah masuk proses izin di BPOM.
Pencegahan diare pada dewasa
Karena penyebab diare tersering adalah Virus, maka tidak ada pengobatan yang dapat
menyembuhkan, karena biasanya akan sembuh dengan sendirinya setelah beberapa hari.
Maka pengobatan diare ini ditujukan untuk mengobati gejala yang ada dan mencegah
terjadinya dehidrasi atau kurang cairan.
Diare dapat disembuhkan hanya dengan meneruskan pemberian makanan seperti biasa dan
minuman / cairan yang cukup saja. Yang perlu diingat pengobatan bukan memberi obat untuk
menghentikan diare, karena diare sendiri adalah suatu mekanisme pertahanan tubuh untuk
mengeluarkan kontaminasi makanan dari usus. Mencoba menghentikan diare dengan obat
seperti menyumbat saluran pipa yang akan keluar dan menyebabkan aliran balik dan akan
memperburuk saluran tersebut.
Oleh karena proses diare ini adalah mekanisme pertahanan dari tubuh, akan sembuh dengan
sendirinya setelah beberapa hari (14 hari) dimana diare makin berisi dari air (watery) mulai
berampas, berkurang frekuensinya dan sembuh. Yang terpenting pada diare adalah mencegah
dan mengatasi gejala dehidrasi.
Kebanyakan kasus gastroenteritis karena virus dapat terselesaikan dengan berjalannya
waktu tanpa perawatan yang spesifik. Antibiotik tidak efektif untuk melawan infeksi yang
disebabkan oleh virus. Tujuan utama dari perawatan adalah mengurangi gejala. Perawatan yang
cepat dan tepat dibutuhkan untuk menghindari dehidrasi. Tubuh kita membutuhkan cairan agar
dapat berfungsi. Dehidrasi adalah keadaan hilangnya cairan dari dalam tubuh. Garam-garam dan
mineral penting atau biasa disebut elektrolit juga menghilang bersama keluarnya cairan dari dalam
tubuh. Dehidrasi dapat disebabkan oleh diare, muntah, buang air kecil yang berlebihan, keringat
yang keluar berlebihan, atau dengan tidak cukup meminum cairan karena mual, kesulitan
menelan, atau hilang selera makan.
Pada gastroenteritis karena virus, kombinasi antara diare dan muntah dapat menyebabkan
dehidrasi. Gejala-gejala dehidrasi adalah
• Terus menerus merasa kehausan
• Mulut kering
Mengeluarkan hanya sedikit urin berwarna kuning gelap atau sama sekali tidak dapat buang air
kecil
• Air mata kering
• Merasa luar biasa lelah dan lesu
• Kepala terasa ringan atau pusing
Jika gejala-gejala diatas muncul, Anda harus menemui dokter. Dehidrasi ringan
dapat ditatalaksana dengan meminum banyak cairan. Dehidrasi berat mungkin membutuhkan
cairan melalui intravena dan dirawat di rumah sakit. Dehidrasi berat yang tidak ditatalaksana
dengan tepat dapat mengancam keselamatan jiwa. Perhatian khusus harus diberikan pada bayi
dan anak-anak karena ukuran tubuh yang masih kecil, mereka lebih berisiko terhadap dehidrasi
akibat diare dan muntah. Cairan rehidrasi oral (CRO) seperti Pedialyte dapat mengganti cairan,
garam, dan mineral yang hilang.
Berikut adalah langkah-langkah yang dapat membantu meringankan gejala-gejala gastroenteritis
karena virus.
• Minum cairan jernih dengan jumlah yang sedikit tapi sering atau hisap potongan es jika masih
muntah-muntah.
• Berikan cairan rehidrasi oral pada bayi dan anak-anak untuk mengganti cairan tubuh dan
elektrolit yang terbuang.
• Kembali makan secara bertahap mulai dengan makanan lunak dan mudah dicerna seperti roti
panggang, air kaldu, apel, pisang, dan nasi.
• Hindari produk susu, kafein, dan alkohol hingga benar-benar sembuh.
• Banyak beristirahat.
Pencegahan
Pencegahan adalah cara terbaik untuk menghindari gastroenteritis karena virus. Tidak ada
vaksin untuk gastroenteritis karena virus kecuali vaksin rotavirus. Atau Anda dapat menghindari
infeksi dengan
1. Mencuci tangan dengan seksama selama 20 detik setelah menggunakan kamar mandi atau
mengganti popok.
2. Mencuci tangan dengan seksama selama 20 detik sebelum makan.
3. Membersihkan permukaan-permukaan yang terkontaminasi seperti tempat ganti popok
bayi dengan desinfektan.
4. Tidak makan makanan atau minum cairan yang mungkin terkontaminasi.
Hal Penting Untuk Diingat
Gatroenteritis karena virus adalah infeksi usus yang sangat menular yang disebabkan oleh
satu dari beberapa jenis virus yang berbeda.
Walau kadang disebut “flu perut”, gatroenteritis viral bukan disebabkan oleh virus influenza
dan virus influenza sama sekali tidak mempengaruhi perut.
Gejala utamanya diare dan muntah.
Siapa saja dapat tertular gatroenteritis karena virus melalui tangan yang tidak dicuci, kontak
dekat dengan orang yang terinfeksi, atau dengan makanan dan minuman yang
mengandung virus.
Diagnosa ditegakkan berdasarkan pemeriksaan terhadap kondisi fisik dan gejala yang
muncul. Saat ini, hanya rotavirus yang dapat dengan cepat terdeteksi melalui pemeriksaan
kotoran.
Gatroenteritis viral tidak memerlukan perawatan spesifik. Antibiotik tidak efektif untuk
melawan virus penyebabnya. Perawatan hanya difokuskan pada mengurangi gejala dan
mencegah dehidrasi.
Gejala-gejala dehidrasi adalah rasa haus yang luar biasa, mulut kering, urin yang berwarna
kuning gelap atau sedikit bahkan tidak mengeluarkan urin sama sekali, airmata
mengering, lemah dan lesu luar biasa, dan pusing atau kepala terasa ringan.
Bayi, anak-anak, lanjut usia, dan orang dengan sistem kekebalan yang rendah memiliki risiko
yang lebih tinggi terhadap dehidrasi akibat diare dan muntah.
Penderita gastroenteritis karena virus perlu beristirahat, minum cairan jernih, dan makan
makanan yang mudah dicerna.
Untuk bayi dan anak-anak cairan rehidrasi oral diperlukan untuk mengganti hilangnya cairan,
mineral, dan garam yang keluar dari tubuh melalui muntah dan diare.
Hindari gastroenteritis karena virus dengan mencuci tangan setelah menggunakan kamar
mandi, mengganti popok, membersihkan permukaan- permukaan yang terkontaminasi
dengan desinfektan dan menghindari makanan atau cairan yang mungkin terkontaminasi.
(QQ)
Sumber : Viral Gastroenteritis
www.digestive.niddk.nih.gov.