pola Perilaku Pada Penderita Diare Balita Dan Anak

72
LAPORAN PENELITIAN GAMBARAN FAKTOR – FAKTOR SANITASI DASAR DAN POLA PERILAKU PADA PENDERITA DIARE BALITA DAN ANAK BULAN JANUARI – MARET 2008 DI DESA KEMANGSEN KECAMATAN BALONGBENDO KABUPATEN SIDOARJO (STUDI KASUS) Disusun oleh : Erva Yusi Aida, S.Ked 01700072 Viegas Genano, S.Ked 01700100 Diah Agsari, S.Ked 01700130 Michael S. Kawilarang 01700135 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA 2008

description

Diare

Transcript of pola Perilaku Pada Penderita Diare Balita Dan Anak

Page 1: pola Perilaku Pada Penderita Diare Balita Dan Anak

LAPORAN PENELITIAN

GAMBARAN FAKTOR – FAKTOR SANITASI DASAR DAN POLA PERILAKU PADA PENDERITA DIARE BALITA DAN

ANAK BULAN JANUARI – MARET 2008

DI DESA KEMANGSEN KECAMATAN BALONGBENDO KABUPATEN SIDOARJO

(STUDI KASUS)

Disusun oleh :

Erva Yusi Aida, S.Ked 01700072 Viegas Genano, S.Ked 01700100 Diah Agsari, S.Ked 01700130 Michael S. Kawilarang 01700135

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA

2008

Page 2: pola Perilaku Pada Penderita Diare Balita Dan Anak

LEMBAR PENGESAHAN

Proposal pengesahan dengan judul “ GAMBARAN FAKTOR -

FAKTOR SANITASI DASAR DAN POLA PERILAKU PADA

PENDERITA DIARE BALITA DAN ANAK BULAN JANUARI – MARET

2008 DI DESA KEMANGSEN KECAMATAN BALONGBENDO

KABUPATEN SIDOARJO ” ini telah disetujui sebagai salah satu prasyarat

untuk dapat mengikuti ujian profesi dokter di Fakultas Kedokteran

Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Tahun 2008.

Surabaya, Juni 2008

Mengetahui

Kepala Puskesmas Balongbendo Dosen Pembimbing

( dr. H. Maulana M. Fathir ) (Atik Sri Wulandari,SKM.M.Kes)

NIP 140224890

Page 3: pola Perilaku Pada Penderita Diare Balita Dan Anak

KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas

berkat rahmat-Nya sehingga kami berhasil merampungkan penelitian dengan

judul “ Gambaran Faktor – Faktor Sanitasi Dasar dan Pola Perilaku Pada

Penderita Diare Balita dan Anak Bulan Januari – Maret 2008 di Desa

Kemangsen, Kecamatan Balongbendo, Kabupaten Sidoarjo”.

Penelitian ini merupakan bagian dari Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan

Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya. Dengan

terselenggaranya kegiatan ini kami harapkan dapat menambah pengetahuan kami

tentang permasalahan kesehatan masyarakat, khususnya yang berkaitan dengan

judul penelitian ini.

Dalam penyusunan laporan penelitian ini kami mendapat bantuan dari

berbagai pihak, untuk itu kami mengucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. H. Bambang Rahino S. selaku Rektor Universitas Wijaya

Kusuma Surabaya.

2. Prof. Dr. dr. H. Soedijono T.,Sp.THT. selaku Dekan Fakultas Kedokteran

Universitas Wijaya Kusuma Surabaya.

3. Dr. Widianto Hadiwinoto, MS. selaku Kepala Bagian Ilmu Kesehatan

Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya.

4. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo beserta staf.

5. Dr. H. Maulana M Fathir selaku Kepala Puskesmas Balongbendo,

Kecamatan Balongbendo, Kabupaten Sidoarjo.

6. Atik Sri Wulandari, SKM. M.Kes. selaku Dosen Pembimbing yang telah

memberi arahan dan bimbingan pada kami.

7. Kepala Desa Kemangsen beserta staf.

8. Bidan Desa serta kader di Desa Kemangsen.

9. Rekan–rekan dokter muda Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya

Kusuma Surabaya.

10. Dan semua pihak yang telah membantu penyelesaian penelitian ini.

Page 4: pola Perilaku Pada Penderita Diare Balita Dan Anak

Kami menyadari banyak kekurangan dalam penyusunan laporan penelitian

ini. Untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan untuk

penyempurnaan laporan penelitian ini.

Akhirnya semoga laporan penelitian ini dapat diterima dan memberi

mamfaat bagi kita semua.

Sidoarjo, Juni 2008

Penyusun

Page 5: pola Perilaku Pada Penderita Diare Balita Dan Anak

DAFTAR ISI

Halaman

Kata Pengantar ................................................................................................

...................................................................................................................... i

Lembar Pengesahan ........................................................................................

................................................................................................................... iii

Daftar Isi .........................................................................................................

.................................................................................................................... iv

Daftar Tabel dan Diagram ...............................................................................

..................................................................................................................... v

Bab I Pendahuluan .................................................................................

1 ...................................................................................................

Bab II Tinjauan Pustaka ...........................................................................

5 ...................................................................................................

Bab III Metode Penelitian .........................................................................

15 .................................................................................................

Bab IV Hasil dan Analisis .........................................................................

19 .................................................................................................

Bab V Pembahasan ..................................................................................

46 .................................................................................................

Bab VI Kesimpulan dan Saran ..................................................................

51

Page 6: pola Perilaku Pada Penderita Diare Balita Dan Anak

Daftar Pustaka ................................................................................................

54

Kuisioner…………………………………………………………………… … 55

DAFTAR TABEL DAN DIAGRAM

Tabel 1. Tabel Distribusi Frekuensi Ibu Balita dan anak

yang Pernah Mendapat Penyuluhan tentang Pengertian

dan Faktor-Faktor Penyebab Diare…………..…………………

24

Tabel 2 Tabel Distribusi Frekuensi Ibu Balita dan anak

yang Pernah Mendapat Penyuluhan tentang

Kebersihan Lingkungan dalam Setahun………………………...

25

Tabel 3 Tabel Distribusi Frekuensi Bahan Pembuat Lantai Rumah

Balita dan Anak............................................................................

26

Page 7: pola Perilaku Pada Penderita Diare Balita Dan Anak

Tabel 4 Tabel Distribusi Frekuensi Keadaan Kebersihan

di Sekitar Lingkungan Rumah......................................................

27

Tabel 5 Tabel Distribusi Frekuensi Keadaan ventilasi

pada tiap ruangan di rumah..........................................................

28

Tabel 6 Tabel Distribusi Frekuensi Tempat

Membuang Sampah……………………………………………...

29

Tabel 7 Tabel Distribusi Frekuensi Tempat Membuang

Sampah bila Tidak Ada Tempat Sampah......................................

30

Tabel 8 Tabel Distribusi Frekuensi Keadaan Tempat Sampah di Rumah..

31

Tabel 9 Tabel Distribusi Frekuensi Lalat di Sekitar Rumah.....................

32

Tabel 10 Tabel Distribusi Frekuensi Asal Air Bersih

untuk Keperluan Sehari-hari……………………………………..

33

Tabel 11 Tabel Distribusi Frekuensi Penggunaan Air untuk

Mencuci Alat-alat Dapur………………………………………....

34

Tabel 12 Tabel Distribusi Frekuensi Pengolahan Air Minum

yang Sudah Dimasak sampai Mendidih………………………….

35

Tabel 13 Tabel Distribusi Frekuensi Kebersihan Tangan Sebelum Makan..

36

Tabel 14 Tabel Distribusi Frekuensi Penyajian Makanan.............................

37

Tabel 15 Tabel Distribusi Frekuensi Penyimpanan Alat – Alat Makan……

38

Page 8: pola Perilaku Pada Penderita Diare Balita Dan Anak

Tabel 16 Tabel Distribusi Frekuensi Kebiasaan Memasak Sendiri

atau Membeli di Luar......................................................................

39

Tabel 17 Tabel Distribusi Frekuensi Kepemilikan

Jamban atau WC di Rumah……………………………………….

40

Tabel 18 Tabel Distribusi Frekuensi Kebiasaan Penggunaan Jamban

atau WC di Rumah untuk Buang Air Besar……………………...

41

Tabel 19 Tabel Distribusi Frekuensi Kebersihan jamban

atau WC di rumah………………………………………………..

42

Tabel 20 Tabel Distribusi Frekuensi Kebiasaan Buang Air Besar

Selain di Jamban atau WC Rumah……………………………….

43

Tabel 21 Tabel Distribusi Frekuensi Kebiasaan Mencuci Tangan

dengan Sabun Setelah Buang Air Besar………………………….

44

Tabel 22 Tabel Distribusi Frekuensi Jarak Sumur dengan Septik Tank.......

45

Diagram 1 Diagram Distribusi Frekuensi Ibu Balita yang Pernah Mendapat

Penyuluhan tentang Pengertian dan Faktor-Faktor

Penyebab Diare…………………………………………………...

24

Diagram 2 Diagram Distribusi Frekuensi Ibu Balita yang Pernah Mendapat

Penyuluhan tentang Faktor-Faktor Sanitasi Dasar dalam

Setahun……………………………………………..……………

Page 9: pola Perilaku Pada Penderita Diare Balita Dan Anak

25

Diagram 3 Diagram Frekuensi Bahan Pembuat Lantai pada Rumah

Penderita Diare Anak dan Balita……………………..………….

26

Diagram 4 Diagram Distribusi Frekuensi Keadaan Kebersihan

di Sekitar Lingkungan Rumah…………………………………...

27

Diagram 5 Diagram Keadaan ventilasi pada tiap ruangan di rumah...............

28

Diagram 6 Diagram Distribusi Frekuensi Tempat Membuang Sampah.........

29

Diagram 7 Diagram Distribusi Frekuensi Tempat Membuang Sampah

Bila Tidak Ada Tempat Sampah...................................................

30

Diagram 8 Diagram Distribusi Frekuensi Keadaan Tempat Sampah

di Rumah………………………………………………………...

31

Diagram 9 Diagram Distribusi Frekuensi Lalat di Sekitar Rumah………....

32

Diagram 10 Diagram Distribusi Frekuensi Asal Air Bersih untuk

Keperluan Sehari-hari…………………………………………..

33

Diagram 11 Diagram Distribusi Frekuensi Penggunaan Air untuk

Mencuci Alat-alat Dapur............................................................

34

Diagram 12 Diagram Distribusi Frekuensi Penggunaan Air Minum yang

Sudah Dimasak sampai Mendidih …………………….……....

35

Diagram 13 Diagram Distribusi Frekuensi Kebersihan Tangan

Page 10: pola Perilaku Pada Penderita Diare Balita Dan Anak

Sebelum Makan...........................................................................

36

Diagram 14 Diagram Distribusi Frekuensi Penyajian Makanan......................

37

Diagram 15 Diagram Distribusi Frekuensi Penyimpanan Alat – Alat Makan.

38

Diagram 16 Diagram Distribusi Frekuensi Kebiasaan Memasak Sendiri

atau Membeli di Luar…………………………………………...

39

Diagram 17 Diagram Distribusi Frekuensi Kepemilikan Jamban atau

WC di Rumah…………………………………………………..

40

Diagram 18 Diagram Distribusi Frekuensi Kebiasaan Penggunaan

Jamban atau WC di Rumah untuk Buang Air Besar……...……

41

Diagram 19 Diagram Distribusi Frekuensi Kebersihan jamban atau

WC di rumah……………………………………………………

42

Diagram 20 Diagram Distribusi Frekuensi Kebiasaan Buang Air Besar

Selain di Jamban atau WC Rumah……………………………...

43

Diagram 21 Diagram Distribusi Frekuensi Kebiasaan Mencuci Tangan

dengan Sabun Setelah Buang Air Besar………………………..

44

Diagram 22 Diagram Distribusi Frekuensi Jarak Sumur dengan Septik Tank.

45

Page 11: pola Perilaku Pada Penderita Diare Balita Dan Anak

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Manusia dan lingkungan saling berhubungan satu dengan yang

lainnya,dimana lingkungan sangat berperan besar dalam usaha perbaikan

kesehatan. Lingkungan sebagai life suport sistem sangatlah berperan penting

dalam peranannya untuk memperbaiki kualitas hidup manusia oleh karena itu

sangatlah penting untuk menjaga kesehatan lingkungan supaya kesehatan pada

tiap individu juga tetap terjaga.

Upaya penyehatan lingkungan pemukiman adalah upaya untuk

meningkatkan kesehatan lingkungan pemukiman melalui upaya sanitasi dasar,

pengawasan mutu lingkungan dan tempat umum, termasuk pengendalian

pencemaran lingkungan dengan meningkatkan peran serta masyarakat dan

keterpaduan pengelolaan lingkungan melalui analisis dampak lingkungan.

Sanitasi dasar meliputi penyehatan air bersih, penyehatan pembuangan

kotoran, penyehatan lingkungan perumahan, penyehatan air buangan / limbah,

pengawasan sanitasi tempat umum dan penyehatan makanan dan minuman (Didik saruji,Msc.2004 )

Keadaan lingkungan fisik dan biologis pemukiman penduduk

Indonesia belum baik, hal ini berakibat masih tingginya angka kesakitan dan

kematian karena berbagai penyakit.

Salah satu penyakit terbanyak yang disebabkan oleh buruknya sanitasi

dilingkungan masyarakat adalah diare. Dimana diare diartikan sebagai buang

air besar yang tidak normal atau bentuk tinja encer dengan frekuensi lebih

banyak dari biasanya. Neonatus dinyatakan diare bila frekuensi diare lebih

dari 4 kali, sedangkan pada bayi berumur lebih dari 1 bulan dan anak, bila

frekuensi lebih dari 3 kali. Penyakit diare akut 70 – 90% dapat diketahui

dengan pasti penyebabnya, penyebab langsung dan tidak langsung. (anonym,2002

)

Page 12: pola Perilaku Pada Penderita Diare Balita Dan Anak

Penyebab tidak langsung dipengaruhi oleh hygiene sanitasi, keadaan

gizi, kepadatan penduduk, sosial ekonomi, sosial budaya dan faktor lain

seperti iklim, sedangkan penyebab langsung diare terkait dengan masalah

infeksi (bakteri, virus, parasit), gangguan malabsorbsi, makanan basi atau

beracun, alergi, dan imunodefisiensi .(anonym,2002 )

Patogenesa diare akut dimulai dengan masuknya kuman kedalam usus

halus kemudian bermultiplikasi didalamnya, mengeluarkan toksin sehingga

kekurangan cairan. Bila tidak dilakukan pertolongan sesegera mungkin dengan

cara yang benar, maka dapat menyebabkan kematian.(anonim,2002)

Oleh karena itu pertolongan pertama pada diare berupa pemberian

cairan yang bertujuan untuk menggantikan cairan yang hilang dan untuk

memenuhi kebutuhan sangat diperlukan. Kebiasaan penduduk desa yang suka

membuang kotoran disungai, tidak mencuci tangan dengan air sabun sebelum

memberi makan pada anak, tidak menjaga kebersihan makanan, serta perilaku

yang tidak mencerminkan pola hidup sehat dapat menjadi menyebab

timbulnya diare. Pemberian makanan tambahan yang dini pada bayi sebelum

usia 4 – 6 bulan tak jarang dapat menimbulkan diare.

Berdasarkan data yang kami dapat dari Puskesmas Balongbendo,

penderita diare balita dan anak pada bulan Januari sampai Maret menunjukkan

jumlah yang cukup tinggi. Sedangkan di desa Kemangsen termasuk salah satu

desa yang cukup tinggi jumlah balita dan anak yang menderita diare, data dari

Puskesmas Balongbendo tercatat 22 balita yang datang berobat karena

menderita diare.

Dengan tingginya angka kejadian diare ini peneliti tertarik untuk

mengetahui bagaimana gambaran faktor – faktor sanitasi dasar pada penderita

diare balita di Desa Kemangsen, Kecamatan Balongbendo, Kabupaten

Sidoarjo. Berdasarkan hal tersebut maka kami mengadakan penelitian dengan

judul “ Gambaran Faktor-Faktor Sanitasi Dasar pada Penderita Diare Balita

dan Anak Bulan Januari sampai Maret 2008 di Desa Kemangsen, Kecamatan

Balongbendo, Kabupaten Sidoarjo”.

Page 13: pola Perilaku Pada Penderita Diare Balita Dan Anak

B. RUMUSAN MASALAH

1. MASALAH UMUM

Bagaimana gambaran faktor-faktor sanitasi dasar terhadap terjadinya diare

pada balita dan anak di Desa Kemangsen, Kecamatan Balongbendo,

Kabupaten Sidoarjo.

2. MASALAH KHUSUS

1. Bagaimana gambaran keadaan lingkungan rumah dengan terjadinya diare?

2. Bagaimana gambaran keadaan sarana tempat pembuangan sampah dengan

terjadinya diare?

3. Bagaimana gambaran keadaan air bersih dengan terjadinya diare?

4. Bagaimana gambaran keadaan sarana kamar mandi dan jamban dengan

terjadinya diare?

5. Bagaimana gambaran kebiasaan mencuci tangan sebelum makan dengan

terjadinya diare?

6. Bagaimana gambaran kebiasaan menyajikan makanan dengan terjadinya

diare?

7. Bagaimana gambaran kebisaan memasak air dengan terjadinya diare?

8. Bagaimana gambaran jarak antara sumur dengan septictank dengan

terjadinya diare?

C. TUJUAN PENELITIAN

1. TUJUAN UMUM

Untuk mengetahui gambaran faktor-faktor sanitasi dasar terhadap

terjadinya diare pada balita dan anak di Desa Kemangsen, Kecamatan

Balongbendo, Kabupaten Sidoarjo.

2. TUJUAN KHUSUS

1. Untuk mengetahui gambaran keadaan lingkungan rumah dengan

terjadinya diare.

2. Untuk mengetahui gambaran keadaan sarana tempat pembuangan

sampah dengan terjadinya diare.

Page 14: pola Perilaku Pada Penderita Diare Balita Dan Anak

3. Untuk mengetahui gambaran keadaan air bersih dengan terjadinya

diare.

4. Untuk mengetahui gambaran keadaan sarana kamar mandi dan jamban

dengan terjadinya diare.

5. Untuk mengetahui gambaran kebiasaan cuci tangan dengan sabun

setelah buang air besar dengan terjadinya diare.

6. Untuk mengetahui kebiasaan menyajikan makanan dengan terjadinya

diare.

7. Untuk mengetahui gambaran kebiasaan memasak air dengan terjadinya

diare.

8. Untuk mengetahui gambaran jarak antara sumur dengan septictank

dengan terjadinya diare.

D. MANFAAT PENELITIAN

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk :

1. Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya fasilitas

sanitasi dasar.

2. Menambah wawasan bagi peneliti antara fasilitas sanitasi dasar dengan

timbulnya diare.

3. Memberi masukan kepada Puskesmas khususnya bagi tenaga kesehatan

dalam menyampaikan penyuluhan tentang sanitasi dasar dalam

hubungannya untuk menekan jumlah kasus diare serendah mungkin.

Page 15: pola Perilaku Pada Penderita Diare Balita Dan Anak

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. DEFINISI DIARE

Diare yaitu buang air besar dengan tinja berbentuk cair atau setengah

cair, kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya yaitu lebih dari 200 gram

atau 200 ml/24 jam. Definisi lain memakai kriteria frekuensi yaitu buang air

besar encer lebih dari 3 kali per hari. Buang air besar encer atau air ini dapat

atau tanpa disertai lendir dan darah (Donowith M)

Hipocrates mendefinisikan diare sebagai pengeluaran tinja yang tidak

normal dan cair. Dibagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI / RSCM, diare

diartikan sebagai buang air besar yang tidak normal atau bentuk tinja yang

encer dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya. Neonatus dikatakan diare

bila frekuensi buang air besar sudah lebih dari 4 kali, sedangkan untuk bayi

berumur lebih dari 1 bulan dan anak, bila frekuensinya lebih dari 3 kali. (Anonim)

Page 16: pola Perilaku Pada Penderita Diare Balita Dan Anak

B. PENYEBAB DIARE

Etiologi diare dapat dibagi dalam beberapa faktor, yaitu : (Anonim2,3,4)

1. Faktor Infeksi

a. Infeksi enteral yaitu enfeksi saluran pencernaan yang merupakan

penyebab utama diare pada anak – anak, infeksi enteral ini meliputi

infeksi bakteri dan infeksi virus.

b. Infeksi parenteral yaitu infeksi dibagian tubuh lain diluar alat

pencernaan seperti otitis media akut. Keadaan ini terutama terdapat

pada bayi dan anak dibawah umur 2 tahun.

2. Faktor Malabsorbsi

a. Malabsorbsi karbohidrat, pada anak terutama intoleransi laktosa

b. Malabsorbsi lemak

c. Malabsorbsi protein

3. Faktor Makanan

a. Makanan basi, beracun dan alegi terhadap makanan

4. Faktor Psikologis

Rasa takut dan cemas, bisa menimbulkan diare pada anak yang lebih

dewasa, namun kasus ini jarang ditemukan.

C. MEKANISME dan PATOGENESIS DIARE

Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare ialah (Anonim,Arief Mansjoer,2,3,4,5)

Gangguan Osmotik

Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan

menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi, sehingga

terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus. Cairan yang

berlebihan ini akan merangsang usus untuk mengeluarkan sehingga timbul

diare.

Gangguan Sekresi

Page 17: pola Perilaku Pada Penderita Diare Balita Dan Anak

Akibat rangsangan tertentu (misal oleh toksin) pada dinding usus akan

terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit kedalam rongga usus dan

selanjutnya diare timbul karena terdapat peningkatan isi rongga usus.

Gangguan Motilitas Usus

Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus

menyerap makanan, sehingga timbul diare. Sebaliknya bila peristaltik usus

menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuhan berlebihan yang

selanjutnya dapat menimbulkan diare.

Patogenesis Diare Akut(Anonim,Arief Mansjoer2,3,4,5) :

1. Masuknya jasad renik yang masih hidup ke dalam usus halus setelah

berhasil melewati rintangan asam lambung.

2. Jasad renik tersebut berkembang biak (multiplikasi) di dalam usus

halus.

3. Oleh jasad renik dikeluarkan toksin (toksin diaregenik)

4. Akibat toksin tersebut terjadi hipersekresi yang selanjutnya akan

menimbulkan diare.

Patogenesis Diare Kronis ( Anonim,Arief Mansjoer2,3,4,5):

Lebih komplek dan faktor – faktor yang menimbulkannya ialah infeksi

bakteri, parasit, malabsorbsi, malnutrisi dan lain – lain.

D. PATOFISIOLOGI (Arif Mansjoer, Suparto3,4,5,6)

Sebagai akibat diare baik akut maupun kronis akan terjadi :

1. Kehilangan air dan elektrolit (dehidrasi) yang mengakibatkan terjadinya

gangguan keseimbangan asam-basa (asidosis metabolik, hipokalemia dan

sebagainya).

2. Gangguan gizi sebagai akibat kelaparan (masukan makanan kurang,

Page 18: pola Perilaku Pada Penderita Diare Balita Dan Anak

pengeluaran bertambah).

3. Hipoglikemia.

4. Gangguan sirkulasi darah.

E. GEJALA KLINIS (Arif Mansjoer, Suparto 3,4,5,6)

1. Frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali

2. Nafsu makan berkurang atau tidak ada

3. Tinja cair dan mungkin disertai lendir atau darah

4. Bila penderita kehilangan banyak cairan dan elektrolit maka gejala dehidrasi

mulai tampak

5. Gejala muntah dapat terjadi sebelum dan sesudah diare dan dapat disebabkan

oleh lambung yang turut meradang atau akibat gangguan keseimbangan

asam basa elektrolit.

F. KOMPLIKASI (Donowith,Anonim1,2)

Sebagai akibat kehilangan cairan dan elektrolit secara mendadak dapat terjadi

berbagai macam komplikasi seperti :

1. Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik atau hipertonik)

2. Renjatan hipovolemik

3. Hipokalemia (dengan gejala meterorismus, hipotoni otot, lemah,

bradikardi, perubahan pada elektrokardiogram)

4. Hipoglikemia

5. Intoleransi laktosa sekunder, sebagai akibat defisiensi enzim laktosa

karena kerusakan vili mukosa usus halus.

6. Kejang, terutama pada dehidrasi hipertonik

7. Malnutrisi energi protein, karena selain diare dan muntah penderita juga

mengalami kelaparan.

Derajat Dehidrasi Diare

Dehidrasi

Ringan Sedang Berat

Page 19: pola Perilaku Pada Penderita Diare Balita Dan Anak

Keadaan Umum

Kesadaran Baik Gelisah Apatis koma

Rasa haus + + + + + +

Sirkulasi

Nadi Normal Cepat Cepat sekali

Respirasi

Pernapasan Biasa Agak cepat Kussmaul

(Cepat dan dalam)

Kulit

Ubun – ubun besar Agak cekung Cekung Cekung sekali

Mata Agak cekung Cekung Cekung sekali

Tugor dan tonus Biasa Agak kering Kering sekali

Diuresis Normal Oliguria Anuria

Selaput Lendir Normal Agak kering Kering / asidosis

Sumber : Anonim., 2000, Ilmu Kesehatan Anak I. Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta.

G. PENGOBATAN

Pengobatan Diare berdasarkan derajat dehidrasinya

Derajat

Dehidrasi

Kebutuhan

Cairan

Jenis Cairan Cara/Lama

Pemberian

Berat + 30 ml/kg/1jam

(10 tts/ kg/menit)

C I T.I.V./3 jam atau lebih

cepat

Page 20: pola Perilaku Pada Penderita Diare Balita Dan Anak

Sedang + 70 ml/kg /3 jam

(+ 5 tts/kg/mnt)

C I atau oralit T.I.V./3 jam atau

T.I.G./3 jam

Atau oral 3 jam

Ringan

+ 50 ml/kg/3 jam

(+3-4 tts/kg/mnt)

C II atau oralit T.I.V./3 jam atau

T.I.G./3 jam.

Tanpa

Dehidrasi

+ 10-20 ml / kg

setiap kali diare

Oralit atau cairan

rumah tangga

Oral sampai diare

berhenti

Sumber : Suparto, Pitono, et.al,2002, Gastroenterologi Diare Pedoman Diagnosis dan Terapi LAB / UPF Ilmu Kesehatan Anak, RSUD Dr. Soetomo,Surabaya

Keterangan :

T.I.V. : Tetes Intra Venous

T.I.G. : Tetes Intra Gastrik

Sedangkan dasar pengobatan diare adalah.

1. Pemberian cairan

Pemberian cairan bertujuan untuk menggantikan cairan dan elektrolit yang

hilang dan untuk memenuhi kebutuhan. Pemberian ini tergantung pada

jenis cairan, jalan pemberian cairan, jumlah cairan dan jadwal / kecepatan

pemberian cairan.

2. Dietetik / pemberian makanan

3. Obat – obatan

4. Mengobati penyakit penyerta

H. CARA PENCEGAHAN DIARE (Handwasing)

1 Mencuci tangan pakai sabun dengan benar pada lima waktu penting :

a. Sebelum makan

b. Sesudah buang air besar

Page 21: pola Perilaku Pada Penderita Diare Balita Dan Anak

c. Sebelum memegang bayi

d. Setelah menceboki anak

e. Sebelum menyiapkan makanan

2 Meminum air minuman sehat atau air yang sudah diolah atara lain dengan

cara merebus, pemanasan dengan sinar matahari, atau proses klorinasi

3 Pengolahan sampah yang terbaik supaya makanan tidak tercemar serangga

(lalat, kecoa, kutu, lipas,dan lain-lain)

4 Membuang air besar dan kecil pada tempatnya , sebaiknya menggunakan

jamban dengan septictank

I. HUBUNGAN SANITASI DAN HIGIENE TERHADAP DIARE

A. PENGERTIAN SANITASI (Didik S)

Sanitasi berasal dari kata sanitation yang secara harafiah diartikan

sebagai pemeliharaan kebersihan, penjagaan kesehatan( Freil JP., 1996 ).

Seiring berkembangnya pengetahuan, pengertian sanitasi menjadi lebih

luas sehingga pengertian adalah suatu kondisi faktor-faktor dilingkungan

yang mempunyai pengaruh terhadap kesehatan seseorang atau kelompok

orang.

Sanitasi lingkungan dalam perkembangan selanjutnya telah lebih

luas jangkauannya menjadi upaya kesehatan lingkungan sebagaimana

telah menjadi salah satu usaha kesehatan masyarakat sekarang. Ruang

lingkup sanitasi lingkungan terbatas pada penyakit-penyakit menular

(infeksi), sementara kesehatan lingkungan di samping memiliki ruang

lingkup yang berkaitan dengan penyakit infeksi juga penyakit non infeksi.

Menurut Ehler dan Steel, Sanitation is the preventing disease by

eleminating or controling the environment factors which form the link in

the chain of transmission. Sedangkan sanitasi dasar sendiri meliputi

penyehatan air bersih, penyehatan pembuangan kotoran, penyehatan

Page 22: pola Perilaku Pada Penderita Diare Balita Dan Anak

lingkungan perumahan, penyehatan air buangan/ limbah, pengwasan

sanitasi tempat umum dan penyehatan makan dan minuman.(Anonim)

B. HIGIENE ( Didik S)

1. Pembuangan Sampah

Pembuangan sampah yang berada di tingkat pemukiman yang perlu

diperhatikan adalah :

a. Penyimpanan setempat (onsite storage)

Penyimpanan sampah setempat harus menjamin tidak bersarangnya

tikus, lalat dan binatang pengganggu lainnya serta tidak menimbulkan

bau. Oleh karena itu persyaratan kontainer sampah harus mendapatkan

perhatian.

b. Pengumpulan sampah

Terjaminnya kebersihan lingkungan pemukiman dari sampah juga

tergantung pada pengumpulan sampah yang diselenggarakan oleh

pihak pemerintah atau oleh pengurus kampung atau pihak pengelola

apabila dikelola oleh suatu real estate misalnya. Keberlanjutan dan

keteraturan pengambilan sampah ke tempat pengumpulan merupakan

jaminan bagi kebersihan lingkungan pemukiman.

Sampah terutama yang mudah membusuk (garbage) merupakan

sumber makanan lalat dan tikus. Lalat merupakan salah satu vektor

penyakit terutama penyakit saluran pencernaan seperti Thypus

abdominalis, Cholera. Diare dan Dysentri.

2. Pembuangan Air Limbah

Idealnya sebelum air limbah dibuang ke saluran air harus diolah

terlebih dahulu dalam septic tank. Pengolahan ini bisa disatukan dengan

pengolahan tinja. Untuk perumahan di perkotaan, karena keterbatasan

lahan dianjurkan untuk dilakukan secara kolektif. Prinsip dasarnya adalah

bahwa air limbah yang dilepas ke lingkungan sudah tidak berbahaya lagi

bagi kesehatan lingkungan.

3. Pembuangan Tinja

Page 23: pola Perilaku Pada Penderita Diare Balita Dan Anak

Tinja dan limbah yang lain adalah limbah yang pasti dihasilkan oleh

setiap rumah. Oleh karena itu adalah kewajiban setiap rumah tangga untuk

mengelola tinja ini sebaik-baiknya. Prinsip dasarnya menganggap bahwa

tinja adalah sumber penyakit terutama penyakit saluran alat cerna.

Karenanya harus dilokalisasi untuk diolah sehingga setelah dilepas ke

lingkungan sudah tidak berbahaya lagi. Pengolahan yang umum dan baik

adalah dengan memanfaatkan fungsí septic tank.

Dalam membangun tempat pembuangan tinja diperlukan beberapa

persyaratan sebagai berikut :

a. Tidak menimbulkan kontaminasi pada air tanah yang masuk ke dalam

sumber atau mata air dan sumur.

b. Tidak menimbulkan kontaminasi pada air permukaan.

c. Tidak menimbulkan kontaminasi pada tanah permukaan. Persyaratan

ini untuk mencegah penularan penyakit cacing.

d. Tinja tidak dapat dijangkau oleh lalat atau binatang-binatang lainnya.

e. Tidak menimbulkan bau dan terlindung dari pandangan, serta

memenuhi syarat-syarat estetika yang lain.

Pemilihan lokasi bangunan septic tank sesungguhnya tidak menjadi

masalah, karena bangunan ini kedap air, yang umumnya terbuat dari beton

(concrete) asalkan dijamin tidak bocor. Tapi yang menjadi masalah adalah letak

resapan air setelah melalui outlet. Lokasinya harus menjamin tidak mempunyai

kontribusi terhadap kontaminasi sumber air yang digunakan sebagai sumber air

minum. Dianjurkan setidak-tidaknya berjarak 50 feet antara resapan dengan

sumber air.( Didik S)

4. Penyediaan Air

Penyediaan air untuk rumah tangga bisa tergolong penyediaan air

bersih dan bisa juga penyediaan air minum. Rumah tangga yang

mencukupi kebutuhan airnya dari sumur atau sumber-sumber lainnya

termasuk penyediaan air bersih. Tetapi untuk perumahan/pemukiman

yang kebutuhan airnya dicukupi dari Perusahanan Air Minum yang

Page 24: pola Perilaku Pada Penderita Diare Balita Dan Anak

diusahakan oleh baik Pemerintah maupun Badan Hukum yang lain, maka

termasuk penyediaan air minum, karena kualitas air yang didistribusikan

telah memenuhi syarat sebagai air minum.

Persyaratan untuk penyediaan air bersih yang mengusahakan dari

sumur sendiri perlu memperhatikan kualitas air sumurnya dengan selalu

memperhatikan kontruksi sumur, sumber pencemar dan cara pengolahan

sebelum dikonsumsi. Sedangkan untuk yang bersumber dari PDAM, perlu

diperhatikan back siphonage dan cross conection.

Dalam dunia kesehatan khususnya kesehatan lingkungan, perhatian air

dikaitkan sebagai faktor pemindah/penularan penyakit atau sebagai

vehicle. Dalam hal ini E.G. Wagner menggambarkan bahwa air berperan

dalam menularkan penyakit-penyakit saluran pencernaan makanan. Air

membawa penyebab penyakit dari kotoran (faeces) penderita, kemudian

sampai ke tubuh orang lain melalui makanan, dan minuman. Air juga

berperan untuk membawa penyebab penyakit non mikrobial seperti bahan-

bahan toksik yang terkandung di dalamnya.

Penyakit-penyakit yang biasanya ditularkan melalui air adalah Thypus

abdominalis, Cholera, Dysentri basiler, Diare akut, Poliomyelitis, Dysentri

amoeba, penyakit- penyakit cacing seperti Ascariasis, Trichiuris, parasit yang

menggunakan air untuk daur hidupnya seperti Schistosoma mansoni.( Didik S)

5. Sanitasi Makanan

Makanan menjadi perhatian yang penting bagi para ahli lingkungan

karena tubuh selalu membutuhkan bahan-bahan dari luar untuk memenuhi

fungsinya baik dalam perannya untuk tumbuh, berkembang, reproduksi

maupun kesejahteraan. Makanan harus dimasak, disimpan, disajikan

menurut selera yang beranekaragam, sehingga ada hubungan yang lebih

erat antara bahan makanan dengan para penangan makanan (food

handlers). Ini juga menjadi sasaran perhatian bagi para ahli kesehatan

lingkungan. Secara umum agar faktor makanan ini tidak berbahaya bagi

Page 25: pola Perilaku Pada Penderita Diare Balita Dan Anak

kesehatan, maka perlu tindakan-tindakan terhadap makanan (food

protection).

Secara garis besar makanan dapat mempengaruhi kesehatan masyarakat

dalam perannya sebagai berikut :

a. Kandungan zat-zat (gizi) makanan yang kurang karena rusak, misalnya

karena pemanasan yang tinggi atau penyimpanan yang terlalu lama.

a. Makanan berperan sebagai vehicle dari beberapa macam penyakit

infeksi.

b. Makanan mengandung toksin bakteri.

c. Bahan makanan mengandung racun (poisonous plant and animal)

d. Terdapatnya racun kimia yang berasal dari bahan pengawet, bahan

aditif pewarna atau penyedap, kontaminan, proses-proses pengolahan

dan pestisida.

Setelah makanan mengalami proses pengolahan, makanan yang akan

disajikan dan mungkin disimpan untuk beberapa waktu sebelum disajikan,

makanan sebagai vehicle dapat terkontaminasi pada proses penyimpanan ataupun

penyajian. Yang besar peranannya dalam kontaminasi ini adalah : 1) penangan

makanan (food handlers) dan 2) vektor berbagai macam penyakit saluran cerna,

seperti lalat, kecoa, dan juga binatang pengerat.( Didik S)

6. Perumahan dan pemukiman

Ditinjau dari aspek kesehatan, maka perumahan/pemukiman harus

mendapat perhatian karena beberapa alasan sebagai berikut :

a. Perumahan/pemukiman dapat menimbulkan kemudahan untuk

terjadinya proses penularan penyakit baik antar anggota keluarga

maupun dengan anggota keluarga orang lain (tetangga). Hal ini

disebabkan oleh karena komunikasi yang terjadi dalam anggota

keluarga yang dekat atau erat disamping juga jalinan komunikasi

dengan tetangganya, baik karena kedekatan aspek sosial maupun

kedekatan fisiknya. Beberapa jenis penyakit yang dapat menular antar

anggota keluarga ataupun dengan tetangga adalah :

Page 26: pola Perilaku Pada Penderita Diare Balita Dan Anak

a) Penularan langsung : Penyakit kulit, mata, cacar, tuberkulosis, dan

sebagainya.

b) Penyakit yang menular atau ditimbulkan karena makan yang

dimakan secara bersama, misalnya terjadi penyakit saluran

pencernaan makanan, keracunan makanan (food poisoning) karena

penanganan makanan keluarga yang tidak memenuhi syarat higiene

dan sanitasi.

c) Penyakit yang ditularkan oleh vektor, karena sanitasi rumah dan

lingkungan yang tidak baik, seperti pes, malaria, DHF, dan

sebagainya.

c. Pencemaran lingkungan, misalnya oleh limbah rumah tangga, sampah,

kotoran manusia dan sebagainya.

b. Gangguan kesehatan yang ditimbulkan karena masalah lingkungan

sosial, seperti stres karena konflik sosial, sulit beradaptasi dengan

masyarakat sekitar.( Didik S)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. BENTUK PENELITIAN

Penelitian ini bersifat deskriptif yang menggambarkan tentang faktor -

faktor sanitasi dasar yang berhubungan dengan tingginya penderita diare

balita dan anak di Desa Kemangsen, Kecamatan Balongbendo, Kabupaten

Sidoarjo.

B. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN

Pelaksanaan penelitian ini berada Desa Kemangsen, Kecamatan

Balongbendo, Kabupaten Sidoarjo pada tanggal 3 juni 2008 – 14 juni 2008.

Page 27: pola Perilaku Pada Penderita Diare Balita Dan Anak

C. POPULASI

1. Populasi adalah jumlah semua penderita diare anak dan balita yang ada di

Desa Kemangsen, Kecamatan Balongbendo, Kabupaten Sidoarjo pada

periode bulan Januari – Maret 2008 sebanyak 22 penderita.

2. Besarnya Sampel

Sampel seluruh populasi.

D. CARA PENGUMPULAN DATA

a. Data Primer

Dikumpulkan dengan tehnik wawancara menggunakan acuan

kuesioner dan pengamatan langsung.

b. Data Sekunder

Meliputi gambaran umum daerah penelitian didapat dari kantor

Kelurahan Desa Kemangsen, Kecamatan Balongbendo,

Kabupaten Sidoarjo.

E. CARA MENGOLAH DATA

Editing Data

Meneliti lengkap tidaknya koesioner yang sudah diisi, kejelasan

jawabannya, kesesuaian antara jawaban yang satu dengan yang lainnya,

serta relevansi jawaban dan keseragaman satuan data.

Coding

Mengklasifikasikan jawaban responden menurut macamnya.

Tabulasi Data

Memasukkan data-data yang terkumpul kedalam tabel sehingga

menghasilkan tabel-tabel distribusi frekuensi secara manual.

Analisa

Page 28: pola Perilaku Pada Penderita Diare Balita Dan Anak

Analisa data dengan mengunakkan metode deskriptif yaitu : analisa data

difokuskan untuk mendapatkan gambaran sanitasi dasar di desa

Kemangsen, Kecamatan Balongbendo, Kabupaten Sidoarjo.

F. VARIABEL PENELITIAN

a. Variabel Terikat

Kejadian diare dari keluarga di Desa Kemangsen sebagai responden.

b. Variabel Bebas

1. Pengetahuan tentang pengertian diare

2. Gambaran penggunaan air bersih

3. Penggunaan jamban pada penderita diare

4. Gambaran tentang penyehatan makanan dan minuman

5. Pengetahuan tentang pembuangan sampah

6. Gambaran tentang kebiasaan penyajian makanan

7. Kebiasaan mencuci tangan sebelum makan

8. Pengetahuan tentang rumah layak tingg

F. DEFINISI OPERASIONAL

a. Responden adalah ibu dari penderita diare yang berumur kurang dari

lima belas tahun di desa Kemangsen Kecamatan Balongbendo.

b. Penderita diare yang dipakai dalam penelitian ini adalah anak/bayi

yang berusia di bawah 15 tahun.

c. Diare ditandai gejala klinis berupa : buang air besar dengan frekuensi

yang meningkat dari normal atau lebih dari 3 kali dalam 24 jam, dan

kosistensi tinja yang cair atau lembek. Disertai atau tanpa dehidrasi.

d. Pengukuran fly index (FI) dilakukan untuk mengevaluasi secara tidak

langsung kebauan dengan cara menghitung jumlah lalat dalam suatu

area, menggunakan fly glue. Kriteria :

- < 5 : Tidak ada masalah

- 6-20 : Cukup padat

Page 29: pola Perilaku Pada Penderita Diare Balita Dan Anak

- > 20 : Padat

e. Dalam penelitian ini kami menggunakan syarat air bersih yaitu air

yang secara fisik jernih, tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa.

Yang kami terangkan secara langsung pada responden.

f. Air minum yang penderita gunakan sudah dimasak sampai matang :

- Dimasak artinya dimasak sampai mendidih dengan tanda

adanya gelembung-gelembung udara dan uap air pada air yang

dimasak

g. Air mineral yang kami maksud dalam kuisioner adalah air dalam

kemasan seperti Aqua, Club, Total, Ades, Vit, dll. Air disini kami

anggap dimasak dan hal ini kami jelaskan secara lisan pada responden.

Air isi ulang bukan termasuk dalam kategori air mineral.

h. Jamban yang dimaksud disini dapat berupa kakus cemplung tanpa

leher angsa yang tertutup atau dengan leher angsa lengkap dengan

penampungan kotoran/septiktank. Jamban yang selalu bersih adalah

jamban yang selalu dibersihkan dengan alat pembersih yang terdiri dari

sikat, sapu lidi dan karbol, sehingga jamban tidak berbau.

i. Tempat sampah adalah suatu tempat yang terbuat dari seng, plastik,

semen, kayu, baik di dalam maupun di luar rumah . sampah yang

dimaksud disini adalah sampah yang 95 % bisa membusuk misalnya

sayuran, buah, dan makanan.

j. Septiktank yang dimaksud adalah lubang galian semacam sumur

sebagai tempat penampungan kotoran dari jamban, dengan dinding

dilapisi atau tanpa dilapisi batu merah atau batu kali. Jarak septiktank

dengan sumber air setidak-tidaknya 10 meter.

k. Lingkungan yang bersih disini secara sederhana ialah tidak adanya

sampah atau kotoran yang berserakan disekitar lingkungan rumah.

Sedangkan lingkungan yang tidak bersih diartikan sebagai banyaknya

sampah dan kotoran yang berserakan di sekitar lingkungan rumah.

Page 30: pola Perilaku Pada Penderita Diare Balita Dan Anak

l. Permasalahan dalam gambaran faktor-faktor sanitasi dasar pada

penderita diare balita timbul jika persentase dibawah 50% dan

dinyatakan tidak bermasalah jika persentase sama atau lebih dari 50%.

m. Penyuluhan kesehatan adalah setiap bentuk kegiatan yang

berhubungan dengan pemberian informasi tentang kesehatan yang

diberikan oleh tenaga kesehatan.

n. Tenaga kesehatan adalah tenaga manusia yang berkecimpung dalam

bidang kesehatan dan memiliki pengetahuan tentang kesehatan, yang

dimaksud disini diantaranya dokter, bidan dan perawat.

G. Kerangka Konsep

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

A. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN : DESA KEMANGSEN

Faktor sosial ekonomi: Tingkat pendidikan Jenis pekerjaan

Faktor peran serta masyarakat: Penyuluhan Kerja bakti Kebersihan lingkungan

Kejadian Diare

Faktor pemahaman tentang Diare: Pengetahuan tentang

penyebab penyakit diare Pengetahuan tentang bahaya

komplikasi penyakit diare

Faktor pelayanan kesehatan masyarakat: Penyuluhan Pengobatan

Page 31: pola Perilaku Pada Penderita Diare Balita Dan Anak

I. Data Desa

o Desa : Kemangsen

o Kecamatan : Balongbendo

o Kabupaten : Sidoarjo

o Propinsi : Jawa Timur

II. Keadaan Geografi

Desa Pabean termasuk daerah yang tidak rawan banjir, dan tanahnya

cukup subur. Semua kebutuhan air bersih penduduk dapat terpenuhi

dengan cukup baik. Keadaan desa Pabean sebagian besar jalannya sudah

beraspal dan bisa dilewati semua kendaraan, tetapi ada sebagian jalan yang

tidak beraspal. Sebagai sarana transportasi umum; sepeda motor, sepeda,

becak, mobil, truk, mikrolet. Desa Pabean sudah terdapat jaringan televisi,

radio, dan telepon. Hampir sebagian besar masyarakat sudah

memanfaatkannya.

o Luas wilayah : 203,456 Ha

o Batas-batas desa

- Utara : Desa Kraton

- Selatan : Desa Seketi

- Barat : Desa Watesari

- Timur : Desa Magersari,Krian

o Letak desa terhadap pusat fasilitas / kota :

- Ibukota Kecamatan : 15 km

- Ibukota Kabupaten : 25 km

- Ibukota Propinsi : 18 km

III. Data Khusus Desa Kemangsen a. Perangkat Desa

1) Kepala Kelurahan : 1 orang

Page 32: pola Perilaku Pada Penderita Diare Balita Dan Anak

2) Sekretaris Desa : 1 orang

3) Kaur Pemerintahan : 1 orang

b. Peranserta Masyarakat

1) Ketua RW : 8 orang

2) Ketua RT : 21 orang

3) Kader Posyandu : 25 orang

4) PPKBD : 9 orang

5) Dukun Bayi : - orang

c. Jenis Pekerjaan

1) Pegawai Negeri Sipil : 87 orang

2) TNI : 30 orang

3) Swasta : 600 orang

4) Petani : 405 orang

5) Buruh tani : -

6) Pengrajin : 3 orang

7) Pedagang : 24 orang

d. Tingkat Pendidikan Penduduk

1) Tidak tamat SD : 13 orang

2) Tamat SD : 528 orang

3) Tamat SLTP : 561 orang

4) Tamat SMU : 620 orang

5) Perguruan Tinggi : 42 orang

e. Potensi Prasarana Kesehatan

1) Puskesmas Pembantu : -

2) Poliklinik : 1 buah

3) Apotik : -

4) Posyandu : 7 buah

Page 33: pola Perilaku Pada Penderita Diare Balita Dan Anak

5) Praktek Dokter Swasta : 2 buah

6) Bidan Praktek Swasta : 2 buah

f. Potensi Prasarana Air Bersih

1) Jumlah sumur pompa : -

2) Jumlah sumur gali : 900 unit

3) Jumlah hidran umum : -

4) Jumlah MCK umum : -

5) PAM : 500 unit

g. Potensi Pengguna Prasarana Air Bersih

1) Pengguna air sumur gali : 900 KK

2) Pengguna air sungai : -

3) Pengguna hidran umum : -

4) Pengguna sumur pompa : -

5) Pengguna perpipaan : -

6) Pengguna PAM : 500 KK

7) Pengguna MCK umum : -

h. Kualitas Air Minum

1) Mata air : -

2) Sumur gali : baik

3) Sumur pompa : -

4) Hidran Umum : -

5) PAM : baik

6) Pipa : -

7) Sungai : tercemar

i. Prasarana Drainase

1) Saluran drainase / saluran pembuang air limbah : ada

Page 34: pola Perilaku Pada Penderita Diare Balita Dan Anak

2) Kondisi saluran drainase / saluran pembuang air limbah : mampet dan

kurang

j. Udara

1) Tercemar berat : -

2) Tercemar sedang : -

3) Tercemar ringan : √

4) Sehat : -

k. Pertamanan dan Lingkungan Hidup (kebersihan)

1) Lokasi pembuangan sampah sementara : 10 buah

2) Lokasi pembuangan sampah akhir : -

3) Sarana angkutan sampah : 1 unit

4) Personil kebersihan : 10 orang

l. Perumahan dan Jenis Komplek Pemukiman

a) Rumah permanen : 728 buah

b) Rumah semi permanen : 73 buah

c) Rumah non permanen : -

Page 35: pola Perilaku Pada Penderita Diare Balita Dan Anak

B. HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS

I. Pengetahuan tentang Faktor Penyebab Diare dan Sanitasi Dasar

1. Penyuluhan tentang faktor-faktor penyebab diare

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Ibu Balita dan anak yang Pernah Mendapat Penyuluhan tentang Pengertian dan Faktor-Faktor Penyebab Diare

No. Mendapat Penyuluhan Diare Jumlah % 1 2

Pernah Tidak pernah

10 12

45,45 54,55

Total 22 100 Sumber : Hasil Survey di Desa Kemangsen

Diagram 1. Distribusi Frekuensi Ibu Balita yang Pernah Mendapat Penyuluhan tentang Pengertian dan Faktor-Faktor Penyebab Diare

Page 36: pola Perilaku Pada Penderita Diare Balita Dan Anak

45.45%

54.55%

Pernah

Tidak Pernah

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar ibu dari

balita penderita diare tidak pernah mendapat penyuluhan dari tenaga

kesehatan yaitu sebanyak 54,55% dan hanya sebagian yang pernah

mendapat penyuluhan yaitu 45,45%.

3. Penyuluhan tentang Kebersihan Lingkungan

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Ibu Balita dan anak yang Pernah Mendapat Penyuluhan tentang Kebersihan Lingkungan dalam Setahun

No.

Mendapat Penyuluhan tentang Kebersihan

Lingkungan dalam setahun

Jumlah

%

1 2 3 4

1 kali 2 kali 3 kali atau lebih Tidak pernah

4 2 -

16

18,18 9 -

72,82 Total 22 100

Sumber : Hasil Survey di Desa Kemangsen

Diagram 2. Distribusi Frekuensi Ibu Balita yang Pernah Mendapat Penyuluhan tentang Faktor-Faktor Sanitasi Dasar dalam Setahun

Page 37: pola Perilaku Pada Penderita Diare Balita Dan Anak

18.18%9.00%0.00%

72.82%

1 Kali2 Kali3 Kali atau lebihTidak Pernah

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa frekuensi penyuluhan tentang

faktor sanitasi dasar bagi ibu balita penderita diare dalam setahun

menunjukkan bahwa sebagian besar tidak pernah mendapat penyuluhan

yaitu 72,82% dan hanya 27,18% yang telah mendapat penyuluhan.

II. Keadaan Rumah dan Lingkungan Responden

1. Bahan pembuat lantai rumah

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Bahan Pembuat Lantai Rumah Balita dan Anak

No. Bahan Pembuat Lantai Jumlah % 1 2 3

Ubin/keramik Tanah Sebagian tanah dan sebagian ubin/keramik

7 3

12

31,81 13,63 54,56

Total 22 100 Sumber : Hasil Survey di Desa Kemangsen

Page 38: pola Perilaku Pada Penderita Diare Balita Dan Anak

Diagram 3. Frekuensi Bahan Pembuat Lantai pada Rumah Penderita Diare Anak dan Balita

32%

54%

14%

Ubin/keramiktanahtanah + ubin

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui sebagian besar tempat tinggal dari

balita dan anak penderita diare terbuat dari tanah dan ubin yaitu sebanyak 54,56% dan yang terbuat dari ubin/keramik 31,81 % sedangkan yang terbuat dari tanah hanya 13,63%.

2. Keadaan kebersihan di sekitar lingkungan rumah

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Keadaan Kebersihan di Sekitar Lingkungan Rumah

No Keadaan Kebersihan di Sekitar Lingkungan Rumah

Jumlah %

1 2

Bersih Tidak Bersih

20 2

91 9

Total 22 100 Sumber : Hasil Survey Desa Kemangsen

Page 39: pola Perilaku Pada Penderita Diare Balita Dan Anak

Diagram 4. Distribusi Frekuensi Keadaan Kebersihan di Sekitar Lingkungan Rumah

91%

9%

BersihTidak bersih

Berdasarkan tabel diatas bahwa di sekitar lingkungan rumah responden

selalu dalam keadaan bersih (91%) dan hanya sebagian kecil lingkungan

rumah responden tidak bersih (9%)

3. Keadaan ventilasi pada tiap ruangan di rumah

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Keadaan ventilasi pada tiap ruangan di rumah

No Keadaan ventilasi pada tiap ruangan di rumah

Jumlah %

1 2

Ada ventilasi Tidak ada

20 2

91 9

Page 40: pola Perilaku Pada Penderita Diare Balita Dan Anak

Total 22 100 Sumber : Hasil Survey Desa Kemangsen

Diagram 5. Keadaan ventilasi pada tiap ruangan di rumah

91%

9%

AdaTidak Ada

Berdasarkan tabel diatas tiap ruangan di rumah responden telah

mempunyai ventilasi (91%) dan hanya sebagian kecil yang tidak

mempunyai ventilasi (9%).

III. Gambaran tentang Sarana Tempat Pembuangan Sampah

Page 41: pola Perilaku Pada Penderita Diare Balita Dan Anak

1. Tempat membuang sampah

Tabel 6. Distribusi Frekuensi Tempat Membuang Sampah No Tempat Membuang Sampah Jumlah % 1 2

Pada Tempat Sampah Tidak Pada Tempat Sampah

8 14

36,36 63,64

Total 22 100 Sumber : Hasil Survey Desa Kemangsen

Diagram 6. Distribusi Frekuensi Tempat Membuang Sampah

36.36%

63.64%

Pada Tempat Sampah

Tidak Pada TempatSampah

Berdasarkan data diatas terlihat bahwa sebagian besar responden membuang sampah tidak pada tempat sampah yaitu 63,64% dan 36,36% yang membuang sampahnya pada tempat sampah.

Page 42: pola Perilaku Pada Penderita Diare Balita Dan Anak

2. Tempat Membuang Sampah Bila Tidak Ada Tempat Sampah

Tabel 7. Distribusi Frekuensi Tempat Membuang Sampah Bila Tidak Ada Tempat Sampah

No Tempat Membuang Sampah Jumlah % 1 2 3

Sungai Tanah Kosong Dipendam

7 5 2

50 35,72 14,28

Total 14 100 Sumber : Hasil Survey Desa Kemangsen

Diagram IV.7 Distribusi Frekuensi Tempat Membuang Sampah Bila Tidak Ada Tempat Sampah

50.00%

35.72%

14.28%

SungaiTanah KosongDipendam

Berdasarkan data diatas terlihat bahwa sebagian besar responden yang

tidak memiliki tempat sampah membuang sampah di sungai yaitu 50% dan

Page 43: pola Perilaku Pada Penderita Diare Balita Dan Anak

35,72% membuang sampahnya di tanah kosong, sedangkan 14,28% memendam sampahnya.

3. Keadaan tempat sampah di rumah

Tabel 8. Distribusi Frekuensi Keadaan Tempat Sampah di Rumah

No Keadaan Tempat Sampah Jumlah % 1 2

Selalu Tertutup Selalu Terbuka

2 6

25 75

Total 8 100 Sumber : Hasil Survey Desa Kemangsen

Diagram 8. Distribusi Frekuensi Keadaan Tempat Sampah di Rumah

25.00%

75.00%

Selalu Tertutup

Selalu Terbuka

Page 44: pola Perilaku Pada Penderita Diare Balita Dan Anak

Berdasarkan tabel diatas kebanyakan tempat sampah responden dalam

keadaan selalu terbuka yaitu 75% dan hanya 25% yang selalu tertutup.

4. Frekuensi Lalat di Sekitar Rumah

Tabel 9. Distribusi Frekuensi Lalat di Sekitar Rumah

No Lalat di Sekitar Rumah Jumlah % 1 2 3

Tidak ada masalah Cukup padat Padat

5 9 8

22,72 40,90 36,36

Total 22 100 Sumber : Hasil Survey Desa Kemangsen

Diagram 9. Distribusi Frekuensi Lalat di Sekitar Rumah

22.72%

40.91%

36.37%

Tidak ada masalah

Cukup padat

Padat

Page 45: pola Perilaku Pada Penderita Diare Balita Dan Anak

Berdasarkan tabel diatas terlihat masih banyaknya lalat di sekitar rumah

responden yaitu sekitar 68,18% dan hanya 31,82% yang menyatakan tidak

ada banyak lalat di sekitar rumahnya.

IV. Gambaran Penggunaan Air Bersih Untuk Keperluan Sehari-hari

1. Asal air bersih untuk keperluan sehari-hari (memasak dan minum)

pada penderita diare

Tabel 10. Distribusi Frekuensi Asal Air Bersih untuk Keperluan

Sehari-hari No. Asal Air Bersih Jumlah % 1 2 3 4 5

Air Mineral PDAM Sumur Air beli di Gerobak Lain-lain

2 7 10 3 -

9,1 31,81 45,45 13,63

- Total 22 100

Sumber : Hasil Survey Desa Kemangsen

Diagram 10. Distribusi Frekuensi Asal Air Bersih untuk Keperluan Sehari-hari

Page 46: pola Perilaku Pada Penderita Diare Balita Dan Anak

9.10%31.81%

45.45%

13.63%

0.00%

Air MineralPDAMSumurAir Beli DigerobakLain-lain

Berdasarkan tabel diatas dapat kita lihat bahwa asal air bersih dari ibu

balita penderita diare untuk keperluan sehari-hari adalah dari berbagai

sumber namun sebagian besar berasal dari sumur yaitu 45,45% , PDAM

sebesar 31,81% dan air beli di gerobak 13,63% sedangkan air mineral

9,10%.

2. Penggunaan air untuk mencuci alat-alat dapur

Tabel 11. Distribusi Frekuensi Penggunaan Air untuk Mencuci Alat-

alat Dapur No. Penggunaan Air untuk

Mencuci Alat-Alat Dapur

Jumlah %

1 2 3 4

Sungai Sumur PDAM Lain-lain

- 20 2 -

- 90,91 9,09

-

Total 22 100 Sumber : Hasil Survey Desa Kemangsen

Page 47: pola Perilaku Pada Penderita Diare Balita Dan Anak

Diagram 11. Distribusi Frekuensi Penggunaan Air untuk Mencuci Alat-alat Dapur

0.00%

90.91%

9.09%0.00%

SungaiSumurPDAMLain-lain

Berdasarkan tabel diatas terlihat sebagian besar responden mencuci

peralatan dapurnya dengan air sumur sebanyak 90,91%; dengan air PDAM

9,09%; dan tidak ada yang memakai air sungai.

3. Pengolahan Air Minum pada Penderita Diare

Tabel 12. Distribusi Frekuensi Pengolahan Air Minum yang Sudah Dimasak sampai Mendidih

No Penggunaan Air Minum yang Sudah Dimasak

Jumlah %

1 2

Ya Tidak

20 2

91 9

Total 22 100 Sumber : Hasil Survey Desa Kemangsen

Page 48: pola Perilaku Pada Penderita Diare Balita Dan Anak

Diagram 12. Distribusi Frekuensi Penggunaan Air Minum yang Sudah Dimasak sampai Mendidih

91%

9%

YaTidak

Berdasarkan tabel diatas diketahui hampir seluruh responden sudah

memasak air yang digunakan untuk minum sampai mendidih.

V. Gambaran tentang Penyehatan Makanan dan Minuman 1. Kebersihan Tangan Sebelum Makan

Tabel 13. Distribusi Frekuensi Kebersihan Tangan Sebelum Makan

No Mencuci tangan dengan sabun sebelum makan

Jumlah %

1 Ya 10 45,45

Page 49: pola Perilaku Pada Penderita Diare Balita Dan Anak

2 Tidak 12 54,55 Total 22 100

Sumber : Hasil Survey Desa Kemangsen Diagram 13. Distribusi Frekuensi Kebersihan Tangan Sebelum Makan

Berdasarkan tabel diatas lebih dari setengah responden tidak mencuci

tangan dengan sabun sebelum makan tapi hanya menggunakan air saja

yaitu sebesar 54,55% sedangkan yang mencuci tangan dengan sabun

hanya sebesar 45,45% .

2. Penyajian Makanan (ditutup dengan tudung saji)

Tabel 14. Distribusi Frekuensi Penyajian Makanan No Penyajian Makanan Jumlah %

45.45%

54.55%

Cuci tangan dengansabun

Tidak cuci tangandengan sabun

Page 50: pola Perilaku Pada Penderita Diare Balita Dan Anak

Dimeja 1 2

Ditutup Tidak Ditutup

21 1

95,45 4,55

Total 22 100 Sumber : Hasil Survey Desa Kemangsen

Diagram 14. Distribusi Frekuensi Penyajian Makanan

B

e

r

d

a

s

a

r

ta

b

el

diatas hampir seluruh responden telah melakukan penyajian makanan yang

baik yaitu menutupnya dengan tudung saji sebelum dimakan sebesar

95,45% tapi masih ada yang tidak menutupnya yaitu 4,55%.

3. Penyimpanan Alat – Alat Makan

95.45%

4.55%

Ditutup

Tidak Ditutup

Page 51: pola Perilaku Pada Penderita Diare Balita Dan Anak

Tabel 15. Distribusi Frekuensi Penyimpanan Alat – Alat Makan

No Penyimpanan Alat – Alat Makan

Jumlah %

1 2

Di tempat Terbuka Di tempat Tertutup

6 16

27 73

Total 22 100 Sumber : Hasil Survey Desa Kemangsen

Diagram 15. Distribusi Frekuensi Penyimpanan Alat – Alat Makan

27%

73%

Ditempat Terbuka

Ditempat Tertutup

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa sebagian besar responden

menyimpan peralatan makan di tempat tertutup yaitu sebesar 73% dan

hanya 27% yang menyimpan peralatan makannya di tempat yang terbuka.

Page 52: pola Perilaku Pada Penderita Diare Balita Dan Anak

4. Kebiasaan memasak sendiri atau membeli di luar

Tabel 16. Distribusi Frekuensi Kebiasaan Memasak Sendiri atau Membeli di Luar

No Kebiasaan Memasak atau Membeli di Luar

Jumlah %

1 2

Masak Sendiri Sering Membeli di Luar

22 -

100 -

Total 22 100 Sumber : Hasil Survey Desa Kemangsen

Diagram 16. Distribusi Frekuensi Kebiasaan Memasak Sendiri atau Membeli di Luar

100%

0%

Masak Sendiri

Sering MembeliDiluar

Page 53: pola Perilaku Pada Penderita Diare Balita Dan Anak

Berdasarkan tabel diatas seluruh responden mempunyai kebiasaan sering

memasak sendiri makanan untuk keluarganya daripada membeli makanan

di luar.

VI. Gambaran Penggunaan Jamban pada Penderita Diare

1. Kepemilikan jamban atau WC di rumah

Tabel 17. Distribusi Frekuensi Kepemilikan Jamban atau WC di Rumah

No Memiliki Jamban/WC di Rumah

Jumlah %

1 2

Memiliki Tidak Memiliki

14 8

64% 36%

Total 22 100 Sumber : Hasil Survey Desa kemangsen

Diagram 17. Distribusi Frekuensi Kepemilikan Jamban atau WC di Rumah

Page 54: pola Perilaku Pada Penderita Diare Balita Dan Anak

64%

36%

Memiliki

TidakMemiliki

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa sebagian besar responden telah

memiliki jamban atau WC di rumah yaitu sebesar 64%, sedangkan sekitar

36% tidak memiliki jamban atau WC.

2. Kebiasaan penggunaan jamban atau WC di rumah untuk buang air besar

Tabel 18. Distribusi Frekuensi Kebiasaan Penggunaan Jamban atau WC di Rumah untuk Buang Air Besar

No Kebiasaan Penggunaan Jamban

Jumlah %

1 2

Selalu di Jamban Tidak Selalu di Jamban

5 9

35,71 64,29

Total 14 100 Sumber : Hasil Survey Desa kemangsen

Diagram 18. Distribusi Frekuensi Kebiasaan Penggunaan Jamban atau WC di Rumah untuk Buang Air Besar

Page 55: pola Perilaku Pada Penderita Diare Balita Dan Anak

35.71%

64.29%

Selalu di Jamban

Tidak Selalu diJamban

Berdasar tabel diatas dapat diketahui sebagian besar responden dan

keluarganya tidak selalu buang air besar di jamban yaitu 64,29% dan

hanya 35,71% yang selalu buang air besar di jamban.

3. Kebersihan jamban atau WC di rumah

Tabel 19. Distribusi Frekuensi Kebersihan jamban atau WC di rumah

No Kebersihan jamban atau WC di rumah

Jumlah %

1 2

Selalu bersih Tidak selalu bersih

13 1

90,72 9,28

Total 14 100 Sumber : Hasil Survey Desa kemangsen

Page 56: pola Perilaku Pada Penderita Diare Balita Dan Anak

Diagram 19. Distribusi Frekuensi Kebersihan jamban atau WC di rumah

90.72%

9.28%

Selalu Bersih

Tidak SelaluBersih

Berdasar tabel diatas dapat diketahui sebagian besar responden yang

memiliki jamban atau WC mengatakan bahwa jamban atau WC di

rumahnya selalu bersih yaitu 90,72% dan hanya 9,28% yang jamban atau

WC di rumahnya tidak selalu bersih.

4. Kebiasaan Buang Air Besar Selain di Jamban atau WC Rumah

Tabel 20. Distribusi Frekuensi Kebiasaan Buang Air Besar Selain di Jamban atau WC Rumah

No Kebiasaan BAB selain di jamban atau WC

Jumlah %

1 Di Jamban / WC Umum 6 35,29

Page 57: pola Perilaku Pada Penderita Diare Balita Dan Anak

2 3

Sungai Lain – lain

11 -

64,71 -

Total 17 100 Sumber : Hasil Survey Desa kemangsen

Diagram 20. Distribusi Frekuensi Kebiasaan Buang Air Besar Selain di Jamban atau WC Rumah

35.29%

64.71%

0.00%

Jamban / WC umumSungaiLain - lain

Berdasar tabel diatas dapat diketahui responden dan keluarganya selain

buang air besar di jamban / WC rumah , mereka lebih banyak yang buang

air besar di sungai yaitu sebesar 64,71%, sedangkan yang 35,29% buang

air besar di jamban / WC umum.

5. Kebiasaan mencuci tangan dengan sabun setelah buang air besar

Tabel 21. Distribusi Frekuensi Kebiasaan Mencuci Tangan dengan Sabun Setelah Buang Air Besar

Page 58: pola Perilaku Pada Penderita Diare Balita Dan Anak

No Mencuci Tangan dengan Sabun

Jumlah %

1 2

Ya Tidak

20 2

90,91 9,09

Total 22 100 Sumber : Hasil Survey Desa Kemangsen

Diagram 21. Distribusi Frekuensi Kebiasaan Mencuci Tangan dengan Sabun Setelah Buang Air Besar

9.09%

90.91%

Ya

Tidak

Berdasar tabel diatas masih terlihat adanya responden yang tidak mencuci

tangannya dengan sabun namun hanya dengan air saja setelah buang air

besar yaitu 9,09% namun sebagian besar dari mereka telah mencuci tangan

dengan sebun setelah buang air besar yaitu 90,91%.

VII. Gambaran jarak sumur resapan dari sumur gali

Page 59: pola Perilaku Pada Penderita Diare Balita Dan Anak

Tabel 22. Distribusi Frekuensi Jarak Sumur dengan Septik Tank No Jarak Sumur dengan Septik

Tank Jumlah %

1 2

Kurang dari 10 meter 10 meter atau lebih

12 10

54,54 45,45

Total 22 100 Sumber : Hasil Survey Desa Kemangsen

Diagram 22. Distribusi Frekuensi Jarak Sumur dengan Septik Tank

54.55%

45.45%

Kurang dari 10 meter10 meter atau lebih

Berdasarkan tabel diatas dapat kita ketahui sebagian besar jarak sumur

dengan sepik tank di rumah responden berjarak kurang dari 10 meter yaitu

54,54% dan yang 10 meter atau lebih sebanyak 45,45%.

Page 60: pola Perilaku Pada Penderita Diare Balita Dan Anak

BAB V PEMBAHASAN

A. PENGETAHUAN TENTANG FAKTOR PENYEBAB DIARE DAN

SANITASI DASAR PADA IBU BALITA DAN ANAK PENDERITA DIARE

Berdasarkan hasil survey yang dilakukan pada ibu balita dan anak

penderita diare di Desa Kemangsen, Kecamatan Balongbendo, Kabupaten

Sidoarjo, didapatkan gambaran sebagai berikut :

1. Lebih dari setengah responden ibu penderita diare sudah mengetahui

tentang faktor-faktor penyebab diare yaitu 54,55%.

2. Sebagian besar ibu penderita diare dalam setahun tidak pernah mendapat

penyuluhan tentang faktor sanitasi dasar yaitu 72,82%.

Gambaran ini memperlihatkan masih banyaknya ibu dari balita penderita

diare yang tidak pernah mendapatkan penyuluhan tentang diare dan faktor

sanitasi dasar, dan sebagian besar dari mereka tidak mengetahui tentang faktor

sanitasi dasar. Walaupun kebanyakan dari responden mengatakan sudah

mengetahui tentang faktor-faktor penyebab diare namun perlu diteliti lagi

apakah mereka sudah memiliki pemahaman yang benar mengenai hal tersebut.

Sehingga secara langsung maupun tidak langsung rendahnya pemahaman ibu

balita penderita diare dan keluarganya tentang diare dan sanitasi dasar dapat

mempengaruhi terjadinya diare.

B. GAMBARAN TENTANG KEADAAN RUMAH DAN LINGKUNGANNYA PADA TEMPAT TINGGAL IBU BALITA DAN ANAK PENDERITA DIARE

Berdasarkan hasil survey yang dilakukan pada ibu balita dan anak

penderita diare di Desa Kemangsen, Kecamatan Balongbendo, Kabupaten

Sidoarjo didapatkan gambaran sebagai berikut :

1. Lebih dari setengah lantai rumah ibu penderita diare terbuat dari

ubin/keramik dan dari tanah sekitar 54,56%.

Page 61: pola Perilaku Pada Penderita Diare Balita Dan Anak

2. Hampir keseluruhan lingkungan rumah responden tampak selalu dalam

keadaan bersih sebesar 91%.

3. Setiap ruangan di rumah responden telah mempunyai ventilasi sebesar

91 %.

Dari gambaran diatas dapat kita ketahui sebagian besar rumah dari

keluarga balita dan anak penderita diare dalam keadaan cukup baik dan

sebagian besar lingkungan rumah responden tampak bersih.

C. GAMBARAN TENTANG SARANA TEMPAT PEMBUANGAN

SAMPAH PADA RUMAH IBU BALITA DAN ANAK PENDERITA DIARE

Berdasarkan hasil survey yang dilakukan pada ibu balita dan anak

penderita diare di Desa Kemangsen, Kecamatan Balongbendo, Kabupaten

Sidoarjo, didapatkan gambaran sebagai berikut :

1. Lebih dari setengah ibu penderita diare telah membuang sampahnya tidak

pada tempat sampah yaitu 63,64%.

2. Setengah dari ibu penderita diare yang tidak mempunyai tempat sampah,

membuang sampah-nya di sungai yaitu sebesar 50%.

3. Sebagian besar tempat sampah ibu penderita diare dalam keadaan selalu

terbuka sekitar 75%.

4. Sebagian besar kepadatan lalat di sekitar rumah ibu penderita diare tinggi

sebesar 77,26%.

Gambaran hal-hal tersebut diatas memperlihatkan sebagian besar

responden dan keluarganya tidak membuang sampah pada tempat sampah dan

bila mempunyai tempat sampah kebanyakan tempat sampah tersebut dalam

keadaan terbuka, bahkan ada yang langsung membuang sampah di sungai

yang memungkinkan untuk menjadi sarang lalat dan kemudian lalat itu

hinggap pada makanan di rumah keluarga penderita diare. Hal ini dapat

menjadi faktor penyebab terjadinya diare.

Page 62: pola Perilaku Pada Penderita Diare Balita Dan Anak

D. GAMBARAN PENGGUNAAN AIR BERSIH UNTUK KEPERLUAN SEHARI-HARI PADA IBU BALITA DAN ANAK PENDERITA DIARE

Berdasarkan hasil survey yang dilakukan pada ibu balita penderita diare di

Desa Kemangsen, Kecamatan Balongbendo, Kabupaten Sidoarjo, didapatkan

gambaran sebagai berikut :

1. Asal air bersih dari ibu balita penderita diare untuk keperluan sehari-hari

yang terbanyak berasal dari sumur yaitu 45,45%.

2. Hampir keseluruhan responden yaitu ibu dari balita penderita diare sudah

mengkonsumsi air minum yang telah dimasak sampai mendidih sebesar

91%.

3. Hampir keseluruhan ibu dari balita penderita diare mencuci peralatan

dapurnya dengan air sumur sebanyak 90,91%.

Gambaran diatas memperlihatkan bahwa sebagian besar para ibu penderita

diare tidak memiliki kesadaran untuk memakai air bersih untuk minum dan

memasak serta mencuci peralatan dapur, tetapi telah memasaknya dengan

baik sebelum dikonsumsi. Sehingga mungkin karena faktor inilah yang

menyebabkan terjadinya diare.

E. GAMBARAN TENTANG PENYEHATAN MAKANAN DAN MINUMAN PADA KELUARGA BALITA DAN ANAK PENDERITA DIARE

Berdasarkan hasil survey yang dilakukan pada ibu balita dan anak

penderita diare di Desa Kemangsen, Kecamatan Balongbendo, Kabupaten

Sidoarjo, didapatkan gambaran sebagai berikut :

1. Lebih dari setengah keluarga penderita diare belum mencuci tangan

dengan sabun sebelum makan sebesar 54,55%.

2. Hampir keseluruhan ibu penderita diare telah melakukan penyajian

makanan yang baik dengan menutupnya dengan tudung saji sebelum

dimakan sebesar 95,45%.

3. Sebagian besar penyimpanan peralatan makan oleh ibu penderita diare

disimpan di tempat tertutup yaitu sebesar 73%.

Page 63: pola Perilaku Pada Penderita Diare Balita Dan Anak

4. Seluruh responden ibu balita penderita diare memiliki kebiasaan

memasak sendiri makanan untuk keluarganya daripada membeli

makanan di luar sebesar 100%.

Gambaran diatas memperlihatkan bahwa sebagian besar keluarga

penderita diare tidak mencuci tangan dengan sabun sebelum makan, tetapi

sebagian besar ibu penderita diare telah melakukan penyajian makanan yang

baik bagi keluarganya. Meskipun semua responden menyatakan memasak

sendiri makanan untuk keluarganya tapi perlu lebih diteliti apakah mereka

sudah melakukannya dengan cara yang sehat dalam arti dari segi pemilihan

bahan, pengolahan, kebersihan tempat dan alat-alat untuk memasak,

penyimpanan, dan sebagainya. Sehingga mungkin karena kebiasaan yang

tidak mencuci tangan dengan sabun inilah yang dapat menimbulkan diare.

F. PENGGUNAAN JAMBAN PADA KELUARGA PENDERITA DIARE

Berdasarkan hasil survey yang dilakukan pada ibu balita dan anak

penderita diare di Desa Kemangsen, Kecamatan Balongbendo, Kabupaten

Sidoarjo, didapatkan gambaran sebagai berikut :

1. Lebih dari setengah responden ibu penderita diare telah memiliki jamban

atau WC di rumah yaitu sebesar 64%.

2. Lebih dari setengah, responden dan keluarganya tidak buang air besar di

jamban yaitu 64,29%.

3. Hampir keseluruhan yang memiliki jamban menyatakan jamban atau WC

dirumahnya selalu bersih sebesar 90,72%.

4. Lebih dari setengah responden buang air besar di sungai bila tidak

memakai jambannya sebesar 64,71%.

5. Hampir keseluruhan dari responden mencuci tangan setelah buang air

besar yaitu 90,91%.

Dari uraian diatas menunjukkan sebagian besar dari ibu penderita diare dan

keluarganya telah memiliki jamban tetapi tidak menggunakannya dengan baik.

Sebagian besar responden buang air besar di sungai bila tidak menggunakan

jamban. Tetapi responden telah mencuci tangannya dengan sabun sehabis

buang air besar. Melihat keadaan ini dapat dikatakan kemungkinan diare yang

Page 64: pola Perilaku Pada Penderita Diare Balita Dan Anak

diderita balita disebabkan karena tidak menggunakan jambannya dengan baik

dan buang air besar di sungai.

G. GAMBARAN JARAK ANTARA SUMUR RESAPAN DARI SUMUR

GALI PADA RUMAH KELUARGA BALITA DAN ANAK PENDERITA DIARE

Berdasarkan hasil survey yang dilakukan pada ibu balita dan anak

penderita diare di Desa Kemangsen, Kecamatan Balongbendo, Kabupaten

Sidoarjo didapatkan gambaran sebagai berikut :

1. Lebih dari setengah jarak sumur resapan dari sumur gali di rumah balita

penderita diare berjarak kurang dari 10 meter yaitu 54,54%

Melihat gambaran tersebut diatas karena jarak sumur resapan dari sumur

gali yang kurang dari 10 meter pada sebagian besar rumah responden bisa

menimbulkan pencemaran air sumur oleh tinja. Sehingga hal ini dapat

menjadi faktor yang cukup berpengaruh pada terjadinya diare.

Page 65: pola Perilaku Pada Penderita Diare Balita Dan Anak

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

1. Pengetahuan tentang Faktor Penyebab Diare dan Faktor Sanitasi Dasar pada Ibu Balita Penderita Diare

Berdasarkan hasil survey yang dilakukan didapatkan masih kurangnya

penyuluhan tentang diare dan faktor sanitasi dasar, dan hampir semua ibu

balita penderita diare tidak mengetahui tentang faktor-faktor sanitasi dasar.

Sehingga secara langsung maupun tidak langsung rendahnya pemahaman

ibu balita penderita diare dan keluarganya tentang diare dan sanitasi dasar

dapat mempengaruhi terjadinya diare.

2. Gambaran tentang Keadaan Rumah dan lingkungannya pada

Tempat Tinggal Ibu Balita Penderita Diare

Page 66: pola Perilaku Pada Penderita Diare Balita Dan Anak

Berdasarkan survey keadaan rumah keluarga balita penderita diare

cukup baik dan selalu dalam keadaan bersih, sehingga kecil kemungkinan

keadaan rumah penderita dapat menimbulkan diare.

3. Gambaran tentang Sarana Tempat Pembuangan Sampah pada Ibu Balita Penderita Diare

Berdasarkan survey sebagian besar responden dan keluarganya tidak

membuang sampah pada tempat sampah dan bila mempunyai tempat

sampah kebanyakan tempat sampah tersebut dalam keadaan terbuka,

bahkan ada yang langsung membuang sampah di sungai yang

memungkinkan untuk menjadi sarang lalat dan kemudian lalat itu hinggap

pada makanan di rumah keluarga penderita diare. Hal ini dapat menjadi

faktor penyebab terjadinya diare.

4. Gambaran Penggunaan Air Bersih untuk Keperluan Sehari-hari

pada Ibu Balita Penderita Diare

Berdasarkan hasil survey sebagian besar para ibu penderita diare tidak

memiliki kesadaran untuk memakai air bersih untuk minum dan memasak

serta mencuci peralatan dapur, tetapi telah memasaknya dengan baik

sebelum dikonsumsi. Sehingga mungkin karena faktor inilah yang

menyebabkan terjadinya angka kesakitan diare masih cukup tinggi.

5. Gambaran tentang Penyehatan Makanan dan Minuman pada Keluarga Balita Penderita Diare

Berdasarkan hasil survey sebagian besar keluarga penderita diare tidak

mencuci tangan dengan sabun sebelum makan, tetapi sebagian besar ibu

penderita diare telah melakukan penyajian makanan yang baik bagi

keluarganya. Meskipun semua responden menyatakan memasak sendiri

Page 67: pola Perilaku Pada Penderita Diare Balita Dan Anak

makanan untuk keluarganya tapi perlu lebih diteliti apakah mereka sudah

melakukannya dengan cara yang sehat dalam arti dari segi pemilihan

bahan, pengolahan, kebersihan tempat dan alat-alat untuk memasak,

penyimpanan, dan sebagainya. Sehingga mungkin karena kebiasaan yang

tidak mencuci tangan dengan sabun inilah yang dapat menimbulkan diare.

6. Penggunaan Jamban pada Keluarga Balita Penderita Diare

Berdasarkan hasil survey sebagian besar dari ibu penderita diare dan

keluarganya telah memiliki jamban tetapi tidak menggunakannya dengan

baik. Sebagian besar responden buang air besar di sungai bila tidak

menggunakan jamban. Tetapi responden telah mencuci tangannya dengan

sabun sehabis buang air besar. Melihat keadaan ini dapat dikatakan

kemungkinan diare yang diderita balita disebabkan karena tidak

menggunakan jambannya dengan baik dan buang air besar di sungai.

7. Gambaran Jarak antara Sumur Resapan dari Sumur Gali pada Rumah Keluarga Balita Penderita Diare

Berdasarkan survey jarak antara sumur resapan dari sumur gali pada

rumah kelurga balita penderita diare sebagian besar berjarak kurang dari

10 meter. Sehingga hal ini dapat menjadi faktor yang cukup berpengaruh

pada terjadinya diare.

B. SARAN-SARAN

1. Meningkatkan penyuluhan- penyuluhan tentang faktor-faktor sanitasi dasar

dan penyebab-penyebab diare bagi masyarakat baik secara langsung atau

melalui kader-kader posyandu.

2. Meningkatkan peran serta seluruh lapisan masyarakat dalam kebersihan

lingkungan, seperti kegiatan gotong royong rutin atau jumat bersih,

membuat jamban atau tempat pembuangan sampah yang tertutup.

Page 68: pola Perilaku Pada Penderita Diare Balita Dan Anak

3. Memberi teladan bagi masyarakat melalui para tokoh masyarakat di desa

tersebut, misalnya membuat jamban – jamban percontohan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Didik Saruji,M.Sc . 2004. Kesehatan Lingkugan. Cetakan 1. Media Ilmu

Mitra Meraih prestasi. Sidoarjo.

2. Anonim., 2000, Ilmu Kesehatan Anak I. Bagian Ilmu Kesehatan Anak

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta.

3. Donowitz M (1995).Evaluation of Patients with Chronic Diarrhea.N Engl

J Med.332(11).

4. http: /diare%20tinj%20pust.html

5. Pedoman Diagnosis dan Terapi UPF Ilmu Kesehatan Anak .2002. Diare.

Rumah Sakit Umum Dokter Soetomo. Surabaya

6. Arief Mansjoer Dkk. 2001. Diare. Edisi Ketiga. Media Aesculapius.

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta

Page 69: pola Perilaku Pada Penderita Diare Balita Dan Anak

7. Suparto, Pitono, et.al,1994, Gastroenterologi Diare Pedoman Diagnosis

dan Terapi LAB/UPF Ilmu Kesehatan Anak, RSUD Dr. Soetomo,

Surabaya

8. Handwashing, http://www.esp.or.id/handwashing/media/diare.pdf.

Page 70: pola Perilaku Pada Penderita Diare Balita Dan Anak

LEMBAR KUISIONER

Nama : Umur : Alamat : Pekerjaan : Pendidikan Terakhir : Berilah tanda (x) pada salah satu jawaban dibawah ini yang anda anggap paling benar. 1. Apakah anda pernah mendapat penyuluhan mengenai diare dan faktor-faktor

penyebabnya ? a. Pernah, …… kali setahun b. Tidak pernah

2. Apakah anda pernah mendapat penyuluhan tentang kebersihan lingkungan ? a. Pernah, …… kali setahun b. Tidak pernah

3. Menurut anda apakah disekitar lingkungan rumah anda bersih ? a. Ya b. Tidak

4. Terbuat dari apa lantai rumah anda ? a. Ubin / Keramik b. Tanah c. Sebagian keramik dan sebagian tanah

5. Apakah ditiap ruangan rumah anda ada ventilasi/jendela ? a. Tidak ada

Page 71: pola Perilaku Pada Penderita Diare Balita Dan Anak

b. Ada 6. Dimanakah anda membuang sampah ?

a. Pada tempat sampah b. Tidak pada tempat sampah

7. Bila tidak pada tempat sampah, dimanakah anda membuang sampah ? a. Sungai b. Tanah kosong c. Dipendam

8. Bila memiliki tempat sampah, apakah di rumah anda tempat sampah selalu tertutup ? a. Selalu tertutup b. Selalu terbuka

9. Apakah disekitar rumah anda banyak lalat ? a. Ya b. Tidak

10. Di manakah anda memperoleh sumber air bersih untuk keperluan sehari-hari (untuk minum dan memasak) ? a. Air mineral b. PDAM c. Air sumur d. Air beli di gerobak e. Lain-lain : ………………

11. Darimana anda memperoleh air untuk mencuci alat-alat dapur ? a. Sungai b. Sumur c. PDAM d. Lain –lain :…………..

12. Apakah anda selalu memasak air sampai mendidih ? a. Ya b. Tidak

13. Apakah setelah buang air besar anda selalu mencuci tangan anda dengan sabun ? a. Ya b. Tidak

14. Apakah anda mencuci tangan dengan sabun sebelum makan ? a. Ya b. Tidak

15. Apakah saat menyajikan makanan dimeja, anda menutupnya dengan tudung saji sebelum menghidangkannya ? a. Ditutup b. Tidak ditutup

16. Bagaimana anda menyimpan peralatan makan ? a. Ditempat terbuka b. Ditempat tertutup

17. Untuk makan apakah anda sering memasak sendiri atau makan diluar ?

Page 72: pola Perilaku Pada Penderita Diare Balita Dan Anak

a. Masak Sendiri. b. Sering membeli diluar

18. Apakah dirumah anda mempunyai jamban/ WC ? a. Ya b. Tidak

19. Bila anda mempunyai jamban/WC, dipergunakan atau tidak? a. Ya b. Tidak

20. Bila dipakai apakah jamban/ WC anda selalu bersih dan tidak berbau ? a. Bersih b. Tidak bersih

21. Bila tidak ada jamban/ WC dirumah, dimana anda dan keluarga buang air besar ? a. WC/jamban umum b. Sungai c. Lain-lain :…………….

22. Bila anda memiliki sumur, berapa jarak antara sumur dengan septictank anda ? a. Kurang dari 10 meter b. 10 meter atau lebih