Pencegahan dan penanggulangan ancaman disintegrasi bangsa sebagai rasa persatuan indonesia atas...

24
KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah SWT, atas rahmat dan hidayah – Nya, . Shalawat dan salam semoga selalu tercurah dalam junjungan Nabi Muhammad SAW. Sehingga kami segenap tim penyusun dapat menyelesaikan makalah ini dengan lancar tanpa ada halangan suatu apapun yang berarti. Dalam pembahasan makalah kali ini penyusun mencoba membahas mengenai Mengembangkan Rasa Persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika. Pada mata kuliah Pendidikan Pancasila di mana dalam makalah ini , pembaca akan mengetahui berbagai hal mengenai : 1. Membangun Moral dengan Penanaman Nasionalisme 2. Pentingnya Membangun Moral Melalui Penanaman Nasionalisme Setelah mempelajari makalah ini, pembaca diharapkan dapat mengenal lebih dalam berbagai hal tentang Mengembangkan Rasa Persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika dan juga pentingnya menjaga integrasi Bangsa supaya tidak terjadi Disintegrasi yang berkepanjangan di Negara kita ini. Pembaca juga dapat mengambil manfaat berupa penambahan wawasan dan dapat mengembangkan ke dalam diskusi. Penyusun,

Transcript of Pencegahan dan penanggulangan ancaman disintegrasi bangsa sebagai rasa persatuan indonesia atas...

Page 1: Pencegahan dan penanggulangan ancaman disintegrasi bangsa sebagai rasa persatuan indonesia atas dasar bhinneka tunggal ika

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, atas rahmat dan hidayah – Nya, . Shalawat dan salam semoga

selalu tercurah dalam junjungan Nabi Muhammad SAW. Sehingga kami segenap tim

penyusun dapat menyelesaikan makalah ini dengan lancar tanpa ada halangan suatu apapun

yang berarti. Dalam pembahasan makalah kali ini penyusun mencoba membahas mengenai 

Mengembangkan Rasa Persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika. Pada mata

kuliah Pendidikan Pancasila di mana dalam makalah ini , pembaca akan mengetahui berbagai

hal mengenai :

1.    Membangun Moral dengan Penanaman Nasionalisme

2.    Pentingnya Membangun Moral Melalui Penanaman Nasionalisme

Setelah mempelajari makalah ini, pembaca diharapkan dapat mengenal lebih dalam berbagai

hal tentang Mengembangkan Rasa Persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika dan

juga pentingnya menjaga integrasi Bangsa supaya tidak terjadi Disintegrasi yang

berkepanjangan di Negara kita ini. Pembaca juga dapat mengambil manfaat berupa

penambahan wawasan dan dapat mengembangkan ke dalam diskusi.

Penyusun,

Page 2: Pencegahan dan penanggulangan ancaman disintegrasi bangsa sebagai rasa persatuan indonesia atas dasar bhinneka tunggal ika

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR     i

DAFTAR ISI     ii

BAB 1     PENDAHULUAN

1.    Landasan Pemikiran    1

2.    Analisa Permasalahan     1

BAB 2    PEMBAHASAN

1.    Latar Belakang     1

2.    Membangun Moral Siswa dengan Penanaman Nasionalisme    4

3.    Pentingnya Membangun Moral Melalui Penanaman Nasionalisme     5

4.    Pencegahan dan Penanggulangan Ancaman Disintegrasi Bangsa     6

4.1  Ancaman Disintegrasi Bangsa Pasca Reformasi     7

4.2  Keaneka ragaman masyarakat Indonesia    8

4.3  Konflik-konflik Pacsa Reformasi    9

4.4  Stabilitas Keamanan yang mantap dan dinamis    10

4.5  Stabilitas Keamanan yang mendukung Integrasi Bangsa    10

4.6     Menegakkan Peraturan Hukum yang berlaku    11

5.    Analisis terhadap Pengaruh Lingkungan Strategi    11

6.    Analisis terhadap Pengaruh Otonomi Daerah    12

BAB 3 PENYELESAIAN MASALAH

1.    Solusi     15

BAB 4   PENUTUP

1.    Kesimpulan     17

2.    Saran     19

DAFTAR PUSTAKA     21

Page 3: Pencegahan dan penanggulangan ancaman disintegrasi bangsa sebagai rasa persatuan indonesia atas dasar bhinneka tunggal ika

BAB 1

PENDAHULUAN

1.    Landasan Pemikiran

Potensi disintegrasi bangsa di Indonesia sangatlah besar hal ini dapat dilihat dari banyaknya

permasalahan yang kompleks yang terjadi dan apabila tidak dicari solusi pemecahannya akan

berdampak pada meningkatnya eskalasi konflik menjadi upaya memisahkan diri dari NKRI.

Kondisi ini dipengaruhi pula dengan menurunnya rasa nasionalisme yang ada didalam

masyarakat dan dapat berkembang menjadi konflik yang berkepanjangan yang akhirnya

mengarah kepada disintegrasi bangsa, apabila tidak cepat dilakukan tindakan-tindakan yang

bijaksana untuk mencegah dan menanggulanginya sampai pada akar permasalahannya secara

tuntas maka akan menjadi problem yang berkepanjangan.  Oleh karena itu diperlukan

landasan pemikiran yang terkait, diantaranya :

1.    Pancasila sebagai landasan Idiil.

2.    UUD 1945 sebagai Landasan Konstitusional.

3.    Wawasan Nusantara sebagai landasan visional.

4.    Ketahanan Nasional sebagai Landasan Konsepsional.

5.    Ketetapan MPR Nomor : V / MPR / 2000 tentang Pemantapan Persatuan dan   Kesatuan

Nasional

2.    Analisa Permasalahan

Dalam rangka merumuskan kebijakan, upaya dan strategi dalam menanggulangi dan

mencegah ancaman disintegrasi bangsa maka perlu mengetahui karakteristik penyebab

terjadinya ancaman disintegasi bangsa yang terjadi saat-saat ini.

Oleh karena itu maka dapat dianalisa melalui beberapa faktor diantaranya sebagai berikut :

1.    Membangun Moral Siswa dengan Penanaman Nasionalisme

2.    Pentingnya Membangun Moral Melalui Penanaman Nasionalisme

3.    Pencegahan dan Penanggulangan Ancaman Disintegrasi Bangsa

4.    Ancaman Disintegrasi Bangsa Pasca Reformasi

5.    Keanekaragaman masyarakat Indonesia

6.    Konflik-konflik Pacsa Reformasi

7.    Stabilitas Keamanan yang mantap dan dinamis

8.    Stabilitas Keamanan yang mendukung Integrasi Bangsa

9.    Menegakkan Peraturan Hukum yang berlaku

Page 4: Pencegahan dan penanggulangan ancaman disintegrasi bangsa sebagai rasa persatuan indonesia atas dasar bhinneka tunggal ika

10.    Analisis terhadap Pengaruh Lingkungan Strategi

11.    Analisis terhadap Pengaruh Otonomi Daerah

BAB 2

PEMBAHASAN

1.    Latar Belakang

Sekolah sebagai lembaga pendidikan tidak akan lepas dari tudingan masyarakat jika ada

kenakalan remaja atau tawuran antar siswa. Kemerosotan moral siswa yang kerap terjadi

seakan-akan merupakan kegagalan lembaga pendidikan untuk membentuk watak serta

peradaban bangsa yang bermartabat. Terlebih lagi guru agama dan guru PPKn, selalu menjadi

sasaran empuk yang dituduh gagal membentuk moral siswa. Sebenarnya penanaman moral

sangat terkait dengan semua guru, orang tua, dan masyarakat.

Kalau dikaji secara detail, penyebab kemerosotan moral pada diri anak bukan hanya karena

adanya penurunan akhlak dan kurangnya pemahaman terhadap nilai agama. Penyebab

kemerosotan moral sering terjadi karena kurangnya perhatian orang tua sehingga anak merasa

terabaikan. Penyebab lain yang besar peranannya terhadap kemerosotan moral siswa adalah

menurunnya rasa nasionalisme dalam diri siswa.

Di sisi lain, sibuknya pemerintah, para pejabat, pemerhati pendidikan, dan masyarakat

tentang persoalan ekonomi yang makin tidak menentu membuat kita lupa untuk terus

menanamkan rasa nasionalisme dalam diri siswa. Kenyataan ini harus kita akui karena rasa

nasionalisme sangat berpengaruh terhadap moral siswa. Dengan rasa nasionalisme yang

tinggi, anak akan lebih mencintai dirinya sendiri sehingga kecil kemungkinannya mereka

akan menjerumuskan dirinya untuk hal yang tidak berguna. Terhadap sesama teman, mereka

akan merasa senasib seperjuangan sebagai bangsa Indonesia yang utuh. Adanya rasa

persatuan dan kesatuan yang tinggi antar anak membuat salah satu di antara mereka tidak

tega menyakiti yang lainnya.

Indonesia sebagai negara kepulauan (Archipelagic State) yang memiliki keaneka ragaman

baik dilihat dari segi ras, agama, bahasa, suku bangsa dan adat istiadat,  serta kondisi faktual

ini disatu sisi merupakan kekayaan bangsa Indonesia yang membedakannya dengan bangsa-

bangsa lain yang tetap harus dipelihara. Keanekaragaman tersebut juga mengandung potensi

konflik yang jika tidak dikelola dengan baik dapat mengancam keutuhan, persatuan dan

kesatuan bangsa, seperti gerakan separatisme yang ingin memisahkan diri dari Negara

Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) akibat dari ketidakpuasan dan perbedaan kepentingan

yang dapat mengakibatkan terjadinya disintegrasi bangsa.

Page 5: Pencegahan dan penanggulangan ancaman disintegrasi bangsa sebagai rasa persatuan indonesia atas dasar bhinneka tunggal ika

Ancaman disintegrasi bangsa dibeberapa bagian wilayah sudah berkembang sedemikian kuat.

Bahkan mendapatkan dukungan kuat sebagian masyarakat, segelintir elite politik lokal

maupun elite politik nasional dengan menggunakan beberapa issue global Issue tersebut

meliputi issu demokratisasi, HAM, lingkungan hidup dan lemahnya penegakan hukum serta

sistem keamanan wilayah perbatasan. Oleh sebab itu, pengaruh lingkungan global dan

regional mampu menggeser dan merubah tata nilai dan tata laku sosial budaya masyarakat

Indonesia yang pada akhirnya dapat membawa pengaruh besar terhadap berbagai aspek

kehidupan termasuk pertahanan keamanan.

2.    Membangun Moral Siswa dengan Penanaman Nasionalisme

Manusia tidak bisa lepas dari kata “moral”. Karena hanya manusia yang mempunyai

kesadaran untuk berbuat baik atau buruk. Bahwa kata “moral” mengacu pada baik dan

buruknya manusia terkait dengan tindakannya, sikapnya dan cara mengungkapkannya.

Sedangkan pengertian moral menurut Mahendra, adalah nilai-nilai dan norma yang menjadi

pegangan seseorang atau kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.

Masalah moral harus diperhatikan setiap manusia, karena baik buruknya moral setiap pribadi

menentukan kualitas suatu bangsa. Nilai moral bangsa Indonesia dilandasi nilai-nilai

Pancasila sebagai dasar negara.

Karena dengan nilai-nilai Pancasila kita dapat bertindak dan bersikap sebagai makhluk Tuhan

serta sebagai bagian dari komunitas sebuah Negara. Dalam hubungannya dengan bangsa dan

negara setiap pribadi juga dituntut untuk mempunyai rasa kebangsaan atau nasionalisme.

Nasionalisme secara teoritis adalah persatuan secara kelompok dari suatu bangsa yang

mempunyai sejarah, bahasa dan pengalaman bersama. Nasionalisme bangsa Indonesia

merupakan perwujudan rasa cinta bangsa Indonesia terhadap Negara dan tanah air

berdasarkan Pancasila. Nasionalisme yang dilandasi Pancasila menuntun kita untuk memiliki

sikap menjunjung tinggi nilai kemanusiaan, tenggang rasa, dan merasa bahwa bangsa

Indonesia merupakan bagian dari seluruh umat manusia.

Membangun moral dengan nasionalisme harus ditanamkan sejak dini, terutama pada siswa

usia Sekolah Dasar (SD). Sebab di SD merupakan basic pendidikan, sedangkan moral

merupakan landasan utama dalam melakukan seluruh aktivitas dalam kehidupan. Pergaulan

siswa SD belum begitu komplek dibanding siswa SMP atau SMA. Oleh karena itu jika

penanaman moral dimulai sejak SD akan lebih mengakar dan tertanam dalam diri siswa.

3.    Pentingnya Membangun Moral Melalui Penanaman Nasionalisme

Arus globalisasi dan modernisasi membuat generasi muda hanyut dalam gaya hidup dan

sikap individualis, acuh tak acuh terhadap lingkungan sekitar dan tidak peduli dengan

Page 6: Pencegahan dan penanggulangan ancaman disintegrasi bangsa sebagai rasa persatuan indonesia atas dasar bhinneka tunggal ika

tangung jawab moral. Banyak generasi muda yang hanyut dalam gemerlap dunia, mengisi

waktu untuk kesenangan pribadi tanpa memikirkan masa depannya. Lebih menyedihkan lagi

jika mereka lupa bahwa sebenarnya mereka adalah sumber kekuatan moral yang diharapkan

agar selalu menjunjung kebenaran sesuai hati nurani dan berjiwa patriotisme. Jika

pembangunan moral dengan nasionalisme ini terlaksana, kemungkinan besar siswa tidak

membuang waktu untuk hal yang tidak berguna, apalagi merugikan diri sendiri.

Rasa nasionalisme dapat mendorong mereka untuk lebih menghargai nilai kemerdekaan dan

arti hidup dengan hal-hal yang positif. Terhadap sesama teman akan ada rasa saling asih

mengasih dan semangat untuk selalu bersatu sebagai sesama anak bangsa, yang dilahirkan

dan dibesarkan di tanah air yang sama. Mereka akan merasa bangga dengan adanya

kemajemukan bangsa Indonesia sebagai kekayaan yang harus dipertahankan. Kesadaran akan

persatuan dan kesatuan bangsa penting bagi generasi muda sebagai sistem nilai sehingga

secara moral mereka akan berbuat baik dalam setiap tindakan dan gerak hati nuraninya. Lebih

penting lagi mereka pandai melihat peluang untuk mencapai eminensi dalam hidupnya,

kesuksesan masa depannya.

Dampak positif nasionalisme telah tercatat sebagai prestasi gemilang dalam sejarah, yaitu

dengan lahirnya Boedi Oetomo 20 Mei dan peristiwa Sumpah Pemuda 1928, yang

mengandung nilai urgen berupa kesatuan. Selain itu Sumpah pemuda merupakan wujud

pengusungan faham nasionalisme, melalui penyatuan keinginan bersama untuk membuat

negeri ini merdeka.

4.    Pencegahan dan Penanggulangan Ancaman Disintegrasi Bangsa

Permasalahan konflik yang terjadi saat ini antar partai, daerah, suku, agama dan lain-lainnya

ditenggarai sebagai akibat dari ketidak puasan atas kebijaksanaan pemerintah pusat, dimana

segala sumber dan tatanan hukum dinegara ini berpusat. Dari segala bentuk permasalahan

baik politik, agama, sosial, ekonomi maupun kemanusiaan, sebenarnya memiliki kesamaan

yakni dimulai dari ketidakadilan yang diterima oleh masyarakat Indonesia pada umumnya

sehingga menimbulkan ketidakpuasan terhadap pemerintah pusat, terutama bila kita meninjau

kembali kekeliruan pemerintah masa lalu dalam menerapkan dan mempraktekkan

kebijaksanaannya.

Dalam kecenderungan seperti itu, maka kewaspadaan dan kesiapsiagaan nasional dalam

menghadapi ancaman disintegrasi bangsa harus ditempatkan pada posisi yang tepat sesuai

dengan kepentingan nasional bangsa Indonesia. Oleh karena itu untuk mencegah ancaman

disintegrasi bangsa harus diciptakan keadaan stabilitas keamanan yang mantap dan dinamis

dalam rangka mendukung integrasi bangsa serta menegakkan peraturan hukum sesuai dengan

Page 7: Pencegahan dan penanggulangan ancaman disintegrasi bangsa sebagai rasa persatuan indonesia atas dasar bhinneka tunggal ika

ketentuan yang berlaku.

4 . 1   Ancaman Disintegrasi Bangsa Pasca Reformasi

Ancaman Pasca reformasi berbagai bentuk kekerasan telah terjadi diberbagai tempat dalam

bingkai NKRI. Citra NKRI sebagai negara yang ramah dan penuh santun mulai luntur bahkan

hilang ditelan gelombang dan derasnya arus reformasi. Munculnya konflik yang berbasis

sentimen primordial dengan sebab-sebab yang tidak terduga telah memberikan wajah baru

pada NKRI. Konflik yang muncul tidak berada dalam ruang hampa. Namun berada diatas

timbunan dibawah karpet tebal ”kesatuan” dan ”persatuan” yang menghimpit ke Bhinekaan

pada jaman Orde Baru. Reformasi telah membuka semua saluran yang dimampatkan dengan

pendekatan keamanan, membuat beragam kepentingan yang lama terpendam mencuat keatas

permukaan.

Gambarannya semakin jelas, khususnya pasca reformasi ketika relasi-relasi kekuasaan yang

semula mapan menjadi tergoyahkan dan batas-batas identitas kembali digugat. Dalam situasi

seperti ini konflik menjadi suatu keniscayaan, berbagai konflik seperti ”hal biasa” misalnya

dalam Pemilihan Kepala Daerah (PILKADA) dan pemekaran wilayah yang dalam banyak hal

tampaknya lebih didasari kepentingan politik daripada ketimbang kesejahteraan rakyat.

Perjalanan reformasi kadang-kadang melahirkan ketidak pastian hukum dan mempertaruhkan

esensi demokrasi itu sendiri. Munculnya Perda-perda bernuansa agama serta moralitas salah

satu hasilnya adalah lebih digunakan untuk mengalihkan perhatian dari persoalan-persoalan

riil didaerah yang tak mampu dicarikan solusinya oleh para pemimpin daerah.

Apabila hal ini dapat dihayati dan diamalkan oleh setiap warga negara maka akan terbangun

rasa cinta tanah air, oleh karena itu perlu mendefinisikan kembali masa depan kebangsaan

dan demokrasi Indonesia yang menghargai keberagaman dalam berbagai perbedaan sekaligus

menumbuh kembangkan rasa persatuan dan kesatuan dalam bingkai NKRI.

4 . 2    Keaneka ragaman masyarakat Indonesia

Pandangan bahwa pruralitas, suku, agama, ras dan antar golongan sebagi penyebab konflik

atau kekerasan massal, tidak dapat diterima begitu saja. Pendapat ini benar mungkin untuk

sebuah kasus, tapi belum tentu benar untuk kasus yang lain. Segala macam peristiwa dan

gejolak sosial budaya termasuk konflik dan kekerasan massal pada dasarnya tidaklah lahir

begitu saja, akan tetapi ada kondisi-kondisi struktural dan kultural tertentu dalam masyarakat

yang beraneka ragam, tetapi bukan tanpa batas dan merupakan hasil dari suatu proses sejarah

yang bersifat khusus.

Faktor lain yang terjadi dikawasan timur Indonesia memiliki komposisi keragaman etnik

yang banyak dalam bentuk kelompok suku-suku kecil dan rentan, sedang kawasan barat

Page 8: Pencegahan dan penanggulangan ancaman disintegrasi bangsa sebagai rasa persatuan indonesia atas dasar bhinneka tunggal ika

Indonesia di pulau-pulau besar tinggal kelompok suku-suku yang besar yang relatif miskin

sumber daya alam, membuat mereka bergerak mengeksploitasi  SDA  di  kawasan  timur 

Indonesia,   bahkan  nyaris  menggusur partisipasi penduduk setempat.

Akibatnya terjadi kesenjangan antara pendatang dan penduduk asli.    Keadaan  ini membuat

penduduk setempat menjadi antipati terhadap pendatang, sementara pendatang yang sukses

justru memanfaatkan ketertinggalan penduduk setempat sebagai kelemahan mereka.

4 . 3    Konflik-konflik Pacsa Reformasi

Secara sadar kita harus mengakui bahwa pasca reformasi telah terjadi ancaman disintegrasi

bangsa yang mencakup lima wilayah.

Pertama. Kekerasan memisahkan diri di Timor-Timor setelah jajak pendapat tahun 1999 yang

pada akhirnya lepas dari NKRI, di Aceh sebelum perundingan Helsinki dan beberapa kasus di

Papua.

Kedua. Kekerasan komunal berskala besar, baik antar agama, intra agama, dan antar etnis

yang terjadi Kalimatan Barat, Maluku, Sulawesi Tengah, dan Kalimatan Tengah.

Ketiga. Kekerasan yang terjadi dalam skala kota dan berlansung beberapa hari seperti

peristiwa Mei 1998, huru-hara anti Cina di Tasikmalaya, Banjarmasin, Situbondo dan

Makassar.

Keempat. Kekerasan sosial akibat main hakim sendiri seperti pertikaian antar desa dan

pembunuhan dukun santet di Jawa Timur 1998.

Kelima. Kekerasan yang terkait dengan terorisme seperti yang terjadi di Bali dan Jakarta.

Semua itu belum termasuk konflik kekerasan yang diakibatkan Pilkada dan issu pemekaran

yang menggunakan rakyat sebagi objek kepentingan politik kekuasaan para elit politik baik

lokal maupun nasional.

4 . 4     Stabilitas Keamanan yang mantap dan dinamis

Dalam rangka menjaga keutuhan bangsa dan negara kondisi stabilitas keamanan yang mantap

dan dinamis diseluruh wilayah tanah air merupakan syarat mutlak. Artinya setiap gangguan

dan ancaman yang datang disebagian wilayah NKRI pada hakekatnya ancaman bagi seluruh

wilayah NKRI. Menciptakan keamanan merupakan tanggung jawab semua pihak (Warga

Negara) dengan pihak aparat keamanan (TNI dan POLRI) sesuai dengan ketentuan hukum

yang berlaku. Tanpa adanya stabilitas keamanan di suatu daerah, sudah dapat dipastikan akan

terganggu roda pembangunan dalam banyak hal. Oleh karena itu gangguan keamanan/konflik

yang terjadi di beberapa daerah perlu dilakukan penangganan yang serius agar tidak terjadi

sikap balas dendam dan luka yang terus berlanjut bahkan dapat mengancam perpecahan

bangsa.

Page 9: Pencegahan dan penanggulangan ancaman disintegrasi bangsa sebagai rasa persatuan indonesia atas dasar bhinneka tunggal ika

4 . 5    Stabilitas Keamanan yang mendukung Integrasi Bangsa

Mencermati masalah keamanan dibeberapa daerah yang cukup serius dan segera harus

diselesaikan melalui langkah-langkah yang komprehensif. Guna mendorong kembalinya

semangatnya persatuan bangsa dan kesatuan wilayah yang telah dimiliki dan guna mencegah

disintegrasi bangsa tidak ada alternatif lain mengembalikan kondisi aman yang didambakan

oleh seluruh masyarakat dan bangsa Indonesia.  Stabilitas keamanan di daerah konflik yang

cenderung mengarah kepada disintegrasi bangsa harus terus diciptakan dengan pendekatan

komprehensif baik dari aspek ekonomi, sosial budaya, politik maupun dari pendekatan

hukum dengan dibantu aparat hukum yang terus melakukan tindakan konkrit dan koordinatif

serta tetap mengedepankan semangat kebersamaan dalam menciptakan keutuhan bangsa dan

negara.

4 . 6    Menegakkan Peraturan Hukum yang berlaku

Melihat, memperhatikan dan mencermati kondisi keamanan diberbagai daerah yang rawan

konflik saat ini serta kondisi bangsa supaya tidak terjadi ancaman disintegrasi bangsa

pemerintah pusat, instansi maupun daerah dalam hal ini pihak keamanan/aparat keamanan

harus menegakkan aturan hukum dan perundang-undangan yang berlaku  serta  melakukan 

tindakan  persuasif  dan  pendekatan keamanan secara bertahap dan disesuaikan dengan

kondisi daerah masing-masing. Guna mendorong kembali semangat persatuan, kesatuan

wilayah dan bela negara sebaiknya pemerintah mencari terobosan lain untuk

mensosialisasikan Pancasila agar dapat dihayati dan diamalkan dalam kehidupan berbangsa

dan bernegara.

Namun yang paling penting adalah bagaimana contoh dan ketauladan dari semua

penyelenggara negara, tokoh formal maupun informal terhadap rakyatnya dalam berpikir,

bersikap dan bertindak yang pada berdasarkan Pancasila sebagai ideologi, pandangan hidup

serta dasar negara.

5.    Analisis terhadap Pengaruh Lingkungan Strategi

a.    Dalam mengatasi ancaman separatisme, gerombolan bersenjata, radikal kiri dan kanan

yang sekarang tersebar di wilayah Indonesia seperti RMS, OPM, Eks Para Napol/Tapol PKI

dan lain-lain yang merupakan ancaman serius yang dihadapi bangsa Indonesia walapun

masalah GAM telah terselesaikan dan teratasi tetapi dilain sisi tetap harus terus dipantau

segala bentuk kegiatan yang dilakukannya serta perlu mendapatkan perhatian khusus. Oleh

karena itu pemerintah harus tanggap dan cepat bertindak dalam menghadapi permasalahan

ini, untuk itu pemerintah harus bertindak tegas dalam menyelesaikan masalah separatis

maupun sejenisnya demi keutuhan bangsa dan negara dan tidak membiarkan kondisi ini terus

Page 10: Pencegahan dan penanggulangan ancaman disintegrasi bangsa sebagai rasa persatuan indonesia atas dasar bhinneka tunggal ika

berlarut-larut.

b.    Sebagai bangsa yang heterogen Indonesia dengan bermacam-macam suku, budaya,

agama dan adat berpeluang terjadinya konflik komunal (SARA). Faktor-faktor keberagaman

ini menjadi celah yang dapat dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu untuk mengganggu

stabilitas keamanan dan keutuhan Indonesia. Dampak-dampak yang timbul dari konflik diatas

menyebabkan terjadinya gelombang pengungsian besar-besaran,   kerugian harta benda,

korban jiwa serta kerusakan lingkungan dan infrastruktur dalam jumlah yang tidak sedikit,

sehingga keamanan nasional masyarakat didaerah konflik dan kondisi stabilitas nasional

terganggu.

6.    Analisis terhadap Pengaruh Otonomi Daerah

Dalam era transisi dari masa orde baru ke masa reformasi kebijakan sentralistik ke

desentralistik demokratis sebagaimana yang dituju dalam pemerintahan nasional ditandai

dengan pemberlakuan Otonomi Daerah sesuai dengan Undang-Undang No. 32 tahun 2004

Bab I, pasal 1, ayat 5 tentang Pemerintahan Daerah, tetapi masih ditemui beberapa kendala

yang masih perlu diatasi bersama dengan berbagai pihak yang terkait. Dari kendala-kendala

yang terjadi beberapa permasalahan yang mengandung potensi  instabilitas  yang  dapat 

mengarah  melemahnya  ketahanan  nasional  di daerah-daerah bahkan dapat memicu

terjadinya disintegrasi bangsa bila tidak egera ditangani.   Kendala-kendala yang terjadi

diantaranya yaitu :

a.    Masalah DPRD sebagai konsekwensinya diberlakukannya UU No. 2 Tahun 1999 tentang

Partai Politik dan UU No. 3 Tahun 1999 tentang Pemilihan Umum sebagai Tuntutan

Fundamental Reformasi yang melahirkan Pemilihan Umum secara Multi Partai. Lahirnya

Lembaga Legislatif yang merupakan representasi dari partai peserta pemilu   memiliki 

kemampuan   yang beragam.     Banyak yang berpendapat bahwa kapabilitas dan kredibilitas

Anggota DPRD tidak merata bahkan ada yang kurang memahami tentang pemerintahan dan

dinilai ada beberapa pihak yang berorientasi menuntut haknya namun kurang memperhatikan

apa yang jadi kewajibannya.

b.    Mengenai Perimbangan keuangan daerah dalam Undang-Undang No. 33 Tahun 2004

Tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah Bab I pasal

1 ayat 3 mengatakan ”Perimbangan keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah

Daerah adalah suatu sistem pembagian keuangan  yang adil, proposional, demokratis,

transparan dan efisien dalam rangka pendanaan penyelenggaraan Desentralisasi, dengan

mempertimbangkan potensi, kondisi, dan kebutuhan daerah, serta besaran pendanaan

penyelenggaraan Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan”.

Page 11: Pencegahan dan penanggulangan ancaman disintegrasi bangsa sebagai rasa persatuan indonesia atas dasar bhinneka tunggal ika

c.    Dampak dari agenda nasional dan pengaruh issu global terutama demokratisasi dan hak

asasi manusia, masyarakat semakin memahami akan haknya sebagai warga negara, tetapi ada

kecenderungan  kurang memahami akan kewajibannya, masyarakat makin kritis, reaktif dan

proaktif dalam menuntut hak-haknya kepada pemerintah, namun kurang mau mengerti akan

kesulitan pemerintah pusat termasuk pemerintah daerah.

Oleh karena itu dalam Otonomi Daerah, Pemerintah termasuk Pemerintah Daerah harus

mampu untuk mendorong dan memberdayakan masyarakat agar mampu menumbuhkan

kreasinya guna membangun suatu program atau ide yang dapat memberi kontribusi bagi

daerahnya.

d.    Dana bantuan dari pemerintah pusat yang diberikan kepada beberapa daerah khusus

dalam masalah pendanaan membuat para pejabat daerah yang mendapatkan dana tersebut

terbuai akan pemberian atau pencairan bantuan dana tersebut, sehingga tidak pernah

memikirkan akan pembangunan didaerahnya sendiri, dimana dana tersebut diperuntukkan

untuk membiayai kebutuhan dalam rangka pembangunan sarana maupun prasarana umum

yang masih tertinggal dari daerahnya.

Sehingga masyarakat mengangap bahwa pemerintah pusat tidak membantu dan memberikan

dana serta perhatian kepada daerah yang tertinggal.

Untuk itu pemerintah pusat harus bertindak tegas dalam masalah pemberian dana bantuan

daerah tertinggal tersebut, karena dikhawatirkan masyarakat tidak akan percaya dan menuntut

kepada pemerintah pusat akibat dari permasalahan tersebut.

BAB 3

PENYELESAIAN MASALAH

1.    Solusi

Penanaman moral melalui seruan agama sudah banyak dilakukan oleh para guru di sekolah

dan para da’i serta pemuka di lingkungan masyarakat. Tetapi membuka kembali sejarah

berdirinya bangsa dan negara Indonesia banyak terlupakan. Padahal pengalaman nenek

moyang dan para pejuang bangsa merupakan pelajaran yang tak kalah besar peranannya

dalam membentuk moral, watak dan peradaban bangsa yang bermartabat.

Juga bukan salah guru PPKn, IPS, atau agama sebagai guru yang diberi tugas menyampaikan

materi seputar akhlakulkarimah dan sejarah perjuangan bangsa. Pembentukan moral siswa

melalui penanaman semangat nasionalisme merupakan tanggung jawab semua kalangan

masyarakat. Tidak hanya di bangku sekolah sebagai lembaga pendidikan, penanaman rasa

nasionalisme dapat dimulai dari lingkungan tempat tinggal mereka. Misalnya, sering kali

memperdengarkan lagu-lagu nasional di rumah atau lingkungan masyarakat dapat

Page 12: Pencegahan dan penanggulangan ancaman disintegrasi bangsa sebagai rasa persatuan indonesia atas dasar bhinneka tunggal ika

mempertebal rasa nasionalisme.

Upaya mempertebal rasa nasionalisme juga dapat dilakukan dengan penayangan film sejarah

perjuangan bangsa di televisi. Karena ternyata media televisi lebih menarik anak dari pada

ceramah yang dilakukan guru dan pemuka masyarakat. Hal ini dimaksudkan supaya anak-

anak mengerti betapa berat perjuangan bangsa ini untuk mencapai kemerdekaan.

Upaya lain misalnya dengan mengajak siswa dan memperkenalkan tempat-tempat bersejarah

seperti museum, mengakrabkan nama-nama dan gambar pahlawan pejuang bangsa, atau

mengajak siswa berziarah ke taman makam pahlawan. ziarah ke makam pahlawan perlu

dilakukan agar anak-anak menghargai jasa pahlawan dan menumbuhkan jati diri mereka

sejak dini.

Penanaman nasionalisme juga dapat diwujudkan dengan cara membiasakan memakai produk

dalam negeri sehingga timbul rasa cinta untuk menghargai hasil karya anak negeri sendiri.

Dapat dikatakan, jika nasionalisme kita kurang kuat, akan banyak produk-produk budaya luar

yang menggeser produk budaya kita. Satu hal yang tidak boleh dilupakan juga, bahwa

generasi tua, dalam hal ini guru, harus bisa menjadi panutan bagi generasi muda. Terlebih

lagi anak pada usia dini, biasanya memiliki figur yang ingin diteladani. Tidak dapat

dipungkiri kalau figur tersebut mempengaruhi pembentukan mental siswa yang sedang

mencari jati diri.

BAB 4

PENUTUP

1.    Kesimpulan

Kondisi NKRI secara nyata harus diakui oleh setiap warganegara bila ditinjau dari kondisi

geografi, demografi, dan kondisi sosial yang ada akan terlihat bahwa pluralitas, suku, agama,

ras dan antar golongan dijadikan pangkal penyebab konflik atau kekerasan massal, tidak bisa

diterima begitu saja..

Pemberlakuan Otonomi Daerah sesuai dengan Undang-Undang No. 32 tahun 2004

merupakan implikasi positif bagi masa depan pemerintahan daerah di Indonesia namun

berpotensi untuk terciptanya sikap fanatisme primodialisme yang sempit, sektarianisme dan

supranasionalisme. Kondisi ini terjadi karena tidak semua masyarakat mengetahui tujuan

pemberlakuan otonomi daerah bagi sebuah negara kesatuan RI.

PILKADA dan pertarungan elit politik yang diimplementasikan kedalam bentuk

penggalangan massa, dengan alasan  untuk kepentingan kesejahteraan rakyat, namun sarat

dengan kepentingan pribadi atau politik yang pada akhirnya dapat menciptakan konflik

horizontal maupun vertikal, dalam penyelesaiannya tidak pernah tuntas.

Page 13: Pencegahan dan penanggulangan ancaman disintegrasi bangsa sebagai rasa persatuan indonesia atas dasar bhinneka tunggal ika

Kepemimpinan (leadership) dari tingkat elit politik nasional hingga kepemimpinan daerah,

sangat menentukan dalam rangka meredam konflik yang terjadi saat ini. Sedangkan

peredaman konflik pada skala kejadiannya memerlukan tingkat profesionalisme dari seluruh

aparat hukum dan instansi terkait secara terpadu dan tidak berpihak pada sebelah pihak.

Kemerosotan moral generasi muda dapat dikurangi dengan cara menanamkan rasa

nasionalisme sejak usia dini. Rasa nasionalisme tersebut dapat diterapkan dengan sering

memperdengarkan lagu nasional, memperingati hari kemerdekaan dan hari besar nasional,

memperkenalkan gambar-gambar pahlawan pejuang kemerdekaan, mengajak ziarah ke taman

makam pahlawan, dan penayangan film sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Membentuk moral dengan menanamkan nasionalisme penting karena dapat mendorong

generasi muda untuk menghargai arti kemerdekaan dengan hal-hal yang positif, dan agar

timbul kesadaran akan persatuan dan kesatuan bangsa sehingga secara moral mereka

terdorong untuk berbuat baik. Dalam membangun moral dengan penanaman nasionalisme

diperlukan kerja sama dan saling bahu membahu antara semua pihak, yaitu lembaga

pendidikan, keluarga, masyarakat dan pemerintah. Semua pihak hendaknya bisa menjadi

contoh teladan bagi siswa sebagai generasi penerus pembangunan.

Faktor utama perekat persatuan bangsa adalah kebhinekaan budaya Indonesia dan bukan

manjadi halangan untuk mewujudkan persatuan bangsa. Justru budaya yang beraneka ragam

tsb justru amapu berhubungan dan berinteraksi satu dengan yang lainnya secara selaras dan

serasi. Oleh sebab itu perlu selalu disadari dan dipahami bersama bahwa bangsa Indonesia ini

memang bentuk dari suku-suku bangsa yang memiliki budaya yang beraneka ragam. 

Langkah utama yang perlu ditempuh dalam rangka membangun kehidupan bagi bangsa

Indonesia di masa depan adalah menggunakan konsepsi kemandirian lokal, yaitu “pendekatan

kebudayaan” sebagai bagian utama dari strategi pembangunan masyarakat dan bangsa.

Implementasi pendekatan kebudayaan dalam pembangunan bangsa diyakini akan dapat

menumbuhkan kebanggan pada setiap anak bangsa terhadap diri dan budayanya dan pada

gilirannya akan menumbuhkan pula toleransi dan pengertian akan keberadaan budaya lainnya

2.    Saran

Untuk mendukung terciptanya keberhasilan suatu kebijakan dan strategi pertahanan serta

upaya-upaya apa yang akan ditempuh, maka disarankan beberapa langkah sebagai berikut :

•    Pemerintah perlu mengadakan kajian secara akademik dan terus menerus agar didapatkan

suatu rumusan bahwa nasionalisme yang berbasis multi kultural dapat dijadikan ajaran untuk

mengelola setiap perbedaan agar muncul pengakuan secara sadar/tanpa paksaan dari setiap

warga negara atas kemejemukan  dengan segala perbedaannya.

Page 14: Pencegahan dan penanggulangan ancaman disintegrasi bangsa sebagai rasa persatuan indonesia atas dasar bhinneka tunggal ika

•    Setiap pemimpin dari tingkat desa sampai dengan tingkat tertinggi , dalam membuat

aturan atau kebijakan haruslah dapat memenuhi keterwakilan semua elemen masyarakat

sebagai warga negara.

•    Setiap warga negara agar memiliki kepatuhan terhadap semua aturan dan tatanan yang

berlaku, kalau perlu diambil sumpah seperti halnya setiap prajurit yang akan menjadi anggota

TNI dan tata cara penyumpahan diatur dengan Undang-undang.

•    Sebaiknya diadakan suatu konsensus nasional yang berisi pernyataan bahwa setiap warga

negara Indonesia cinta damai, persatuan dan kesatuan dan rela berkorban untuk

mementingkan kepentingan nasional diatas kepentingan pribadi atau golongan.

•    Menghimbau para musisi agar mau menciptakan suatu karya musik atau lagu-lagu yang

mengobarkan rasa cinta tanah air dan bangga menjadi Bangsa Indonesia. Berdasarkan

pengalaman sejarah telah membuktikan betapa dahsyatnya sebuah lagu mempunyai pengaruh

terhadap para pejuang kemerdekaan dimasa lalu.

•    Pendidikan jangka panjang harus memperkenalkan tentang perbedaan umat manusia dan

kemajemukan budaya bangsa Indonesia dari tingkat sekolah yang terendah sampai yang

tertinggi secara bertahap, bertingkat dan berlanjut.

•    Perlu dihimbau semua insan jurnalistik/pers dengan memperkenalkan rasa nasionalisme

diatas segalanya bagi keutuhan NKRI, sehingga  dapat  memposisikan  diri  dalam 

keikutsertaan meredam konflik dan bukannya memperbesar melalui berita-berita yang

berdampak kebencian dan prsangka buruk bagi setiap warga negara.

•    Menumbuhkan rasa nasionalisme yang mulai luntur, jika perlu mungkin dibuat semacam

deklarasi Nasional oleh pemerintah dengan tekad memelihara keutuhan persatuan dan

kesatuan NKRI. Suatu deklarasi yang tepat akan dapat menjadi pemicu tumbuhnya rasa

nasionalisme.

•    Menanamkan nilai-nilai Pancasila, jiwa nasionalisme sebangsa dan setanah air dalam

NKRI, harus dicari lagi terobosan lain yang dimana tugas dan fungsinya minimal sama

dengan BP-7 yang telah dibubarkan namun tidak bersifat doktriner karena berdasarkan hasil

penelitian didaerah, masyarakat masih menghendaki adanya semacam penataran atau yang

sejenis tentang  Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila.

Page 15: Pencegahan dan penanggulangan ancaman disintegrasi bangsa sebagai rasa persatuan indonesia atas dasar bhinneka tunggal ika

DAFTAR PUSTAKA

•    Amirul Isnaini, Mayor Jenderal TNI, Mencegah Keinginan Beberapa Daerah Untuk

Memisahkan Diri Tegak Utuhnya NKRI, Jakarta, Lemhannas 2001.

•    Budi Utomo, Pembangunan Wilayah Perbatasan Indonesia dalam Perspektif Keamanan

Manusia,diakses tanggal 28 September 2008

•    http://budiutomo79.blogspot.com/2007/09/pembangunan-wilayah-perbatasan.html

•    Departemen Pertahanan RI, Buku Putih Pertahanan Negara, Jakarta, 2008

•    Departemen Pertahanan RI, Doktrin Pertahanan Negara, Jakarta, 2007

•    HB. Amiruddin Maula, Drs, SH, Msi, Menjaga Kepentingan Nasional Melalui

Pelaksanaan Otonomi Daerah Guna Mencegah Terjadinya Disintegrasi Bangsa, Jakarta,

Lemhannas, 2001.

•    Ketetapan MPR Nomor : V/MPR/2000 tentang Pemantapan Persatuan dan Kesatuan

Nasional. Jakarta, 2000.