Pencegahan Alzheimer Sejak Dini

18
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, semakin banyak munculnya penyakit-penyakit baru akibat paparan lingkungan sekitar. Akibatnya banyak masyarakat yang belum tahu suatu penyakit baru beserta kronologi penyakit tersebut. Namun berbeda dengan penyakit Alzheimer. Penyakit Alzheimer ini telah cukup lama ditemukan. Namun, masih banyak masyarakat yang belum mengenal dan menganggap remeh penyakit ini. Banyak orang menganggap bahwa penyakit Alzheimer merupakan kepikunan atau demensia sebagai hal yang lumrah. Alzheimer merupakan penyakit yang memiliki gangguan terhadap intelektual dan memori, sehingga penderita penyakit alzheimer ini mengalami kelupaan meskipun tidak ada gangguan pada anggota gerak, koordinasi dan reflek. Penyakit ini banyak ditemukan pada sebagian besar orang tua dengan usia 40 tahun ke atas, meskipun penyakit alzheimer dapat menyerang semua umur. Penyakit alzheimer merupakan penyakit neurodegeneratif yang secara epidemiologi terbagi 2 kelompok yaitu kelompok yang menderita pada usia kurang dari 58 tahun disebut sebagai early onset sedangkan kelompok yang menderita pada usia lebih dari 58 tahun disebut sebagai late onset. Diperkirakan pada tahun 2000 terdapat 2 juta penduduk penderita penyakit alzheimer. Sedangkan di Indonesia diperkirakan jumlah usia

description

Pencegahan Alzheimer Sejak DIni

Transcript of Pencegahan Alzheimer Sejak Dini

Page 1: Pencegahan Alzheimer Sejak Dini

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, semakin banyak

munculnya penyakit-penyakit baru akibat paparan lingkungan sekitar. Akibatnya banyak

masyarakat yang belum tahu suatu penyakit baru beserta kronologi penyakit tersebut.

Namun berbeda dengan penyakit Alzheimer. Penyakit Alzheimer ini telah cukup lama

ditemukan. Namun, masih banyak masyarakat yang belum mengenal dan menganggap

remeh penyakit ini. Banyak orang menganggap bahwa penyakit Alzheimer merupakan

kepikunan atau demensia sebagai hal yang lumrah. Alzheimer merupakan penyakit yang

memiliki gangguan terhadap intelektual dan memori, sehingga penderita penyakit

alzheimer ini mengalami kelupaan meskipun tidak ada gangguan pada anggota gerak,

koordinasi dan reflek.

Penyakit ini banyak ditemukan pada sebagian besar orang tua dengan usia 40 tahun ke

atas, meskipun penyakit alzheimer dapat menyerang semua umur. Penyakit alzheimer

merupakan penyakit neurodegeneratif yang secara epidemiologi terbagi 2 kelompok

yaitu kelompok yang menderita pada usia kurang dari 58 tahun disebut sebagai early

onset sedangkan kelompok yang menderita pada usia lebih dari 58 tahun disebut sebagai

late onset. Diperkirakan pada tahun 2000 terdapat 2 juta penduduk penderita penyakit

alzheimer. Sedangkan di Indonesia diperkirakan jumlah usia lanjut berkisar, 18,5 juta

orang dengan angka insidensi dan prevalensi penyakit alzheimer belum diketahui dengan

pasti. Alzheimer memang bisa menyerang semua umur, namun banyak upaya yang bisa

dilakukan seseorang agar terhindar dari penyakit alzheimer. Oleh karena itu, penulis

memilih topik ini karena diharapkan makalah ini bisa memberikan banyak informasi

mengenai penyakit Alzheimer yang mematikan ini.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Alzheimer?

2. Apa saja faktor-faktor penyakit Alzheimer?

3. Bagaimanakah gejala penyakit Alzheimer?

4. Bagaimana cara mencegah penyakit Alzheimer sejak dini?

Page 2: Pencegahan Alzheimer Sejak Dini

1.3. Tujuan

1. Untuk mengetahui definisi secara luas dan mendalam tentang penyakit Alzheimer

2. Untuk mengetahui faktor-faktor penyakit Alzheimer

3. Untuk mengetahui gejala penyakit Alzheimer

4. Untuk mengetahui cara mencegah penyakit azheimer sejak dini.

1.4. Manfaat

1. Agar masyarakat dapat lebih mengenal dan mengetahui penyakit Alzheimer yang

belum begitu dikenal di kalangan masyarakat.

2. Agar masyarakat dapat mengerti faktor-faktor apa saja yang menyebabkan penyakit

Alzheimer sehingga masyarakat bisa lebih waspada terhadap penyakit ini.

3. Agar masyarakat dapat mengerti cara mencegah penyakit Alzheimer dan bisa

terhindar dari penyakit Alzheimer sehingga dapat mengurangi resiko terkena

penyakit Alzheimer dan angka kematian akibat penyakit Alzheimer dapat berkurang.

Page 3: Pencegahan Alzheimer Sejak Dini

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

1.5. Penyakit AlzheimerDefinisi berdasarkan tokoh...misal: penyakit alzheimer adalah .....(sutedjo, 2012)

1.6. Lemak adalah.......Lemak terdiri dari Omega 3 blablabla, omega berfungsi blabla

Page 4: Pencegahan Alzheimer Sejak Dini

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Alzheimer

Penyakit alzheimer ditemukan pertama kali pada tahun 1907 oleh seorang ahli

psikiatri dan neuropatologi yang bernama Alois Alzheimer. Ia mengobservasi

seorang wanita berumur 51 tahun yang mengalami gangguan intelektual dan memori

serta tidak mengetahui kembali ketempat tinggalnya, sedangkan wanita itu tidak

mengalami gangguan anggota gerak, koordinasi dan reflek. Pada autopsi tampak

bagian otak mengalami atropi yang difus dan simetri, dan secara mikroskopik

tampak bagian kortikal otak mengalami neuritis plaque dan degenerasi

neurofibrillary.

Penyakit alzheimer merupakan suatu gangguan otak atau demensia (pikun) yang

menahun, dan tidak dapat kembali seperti semula lagi. Penyakit alzheimer adalah

penyakit genetika, tetapi beberapa penelitian telah membuktikan bahwa peran faktor

non-genetika (lingkungan) juga ikut terlibat, dimana faktor lingkungan hanya

sebagai pencetus faktor genetika. Penyakit alzheimer merupakan penyakit

neurodegeneratif yang secara epidemiologi terbagi 2 kelompok yaitu kelompok yang

menderita pada usia kurang 58 tahun disebut sebagai early onset sedangkan

kelompok yang menderita pada usia lebih dari 58 tahun disebut sebagai late onset.

Penyakit alzheimer dapat timbul pada semua umur, 96% kasus dijumpai setelah

berusia 40 tahun keatas. Schoenburg dan Coleangus (1987) melaporkan insidensi

berdasarkan umur: 4,4/1000.000 pada usia 30-50 tahun, 95,8/100.000 pada usia > 80

tahun. Angka prevalensi penyakit ini per 100.000 populasi sekitar 300 pada

kelompok usia 60-69 tahun, 3200 pada kelompok usia 70-79 tahun, dan 10.800 pada

usia 80 tahun. Diperkirakan pada tahun 2000 terdapat 2 juta penduduk penderita

penyakit alzheimer. Sedangkan di Indonesia diperkirakan jumlah usia lanjt berkisar,

18,5 juta orang dengan angka insidensi dan prevalensi penyakit alzheimer belum

diketahui dengan pasti.

Berdasarkan jenis kelamin, prevalensi wanita lebih banyak tiga kali

dibandingkan laki-laki. Hal ini mungkin refleksi dari usia harapan hidup wanita

lebih lama dibandingkan laki-laki. Dari beberapa penelitian tidak ada perbedaan

terhadap jenis kelamin

Page 5: Pencegahan Alzheimer Sejak Dini

1.7. Faktor-faktor Penyakit Alzheimer

1.7.1. Faktor genetik

Beberapa peneliti mengungkapkan 50% prevalensi kasus alzheimer ini diturunkan

melalui gen autosomal dominant. Individu keturunan garis pertama pada keluarga

penderita alzheimer mempunyai resiko menderita demensia 6 kali lebih besar

dibandingkan kelompok kontrol normal. Pemeriksaan genetika DNA pada penderita

alzheimer dengan familial early onset terdapat kelainan lokus pada kromosom 21

diregio proximal log arm, sedangkan pada familial late onset didapatkan kelainan

lokus pada kromosom 19. Begitu pula pada penderita down syndrome mempunyai

kelainan gen kromosom 21, setelah berumur 40 tahun terdapat neurofibrillary

tangles (NFT), senile plaque dan penurunan Marker kolinergik pada jaringan

otaknya yang menggambarkan kelainan histopatologi pada penderita alzheimer.

Hasil penelitian penyakit alzheimer terhadap anak kembar menunjukkan 40-50%

adalah monozygote dan 50% adalah dizygote. Keadaan ini mendukung bahwa faktor

genetik berperan dalam penyakialzheimer. Pada sporadik non familial (50-70%),

beberapa penderitanya ditemukan kelainan lokus kromosom 6, keadaan ini

menunjukkan bahwa kemungkinan faktor lingkungan menentukan ekspresi genetika

pada alzheimer.

1.7.2. Faktor infeksi

Ada hipotesa menunjukkan penyebab infeksi virus pada keluarga penderita

alzheimer yang dilakukan secara immuno blot analisis, ternyata diketemukan adanya

antibodi reaktif. Infeksi virus tersebut menyebabkan infeksi pada susunan saraf pusat

yang bersipat lambat, kronik dan remisi. Beberapa penyakit infeksi seperti

Creutzfeldt-Jacob disease dan kuru, diduga berhubungan dengan penyakit alzheimer.

Hipotesa tersebut mempunyai beberapa persamaan antara lain:

o manifestasi klinik yang sama

o Tidak adanya respon imun yang spesifik

o Adanya plak amyloid pada susunan saraf pusat

o Timbulnya gejala mioklonus

o Adanya gambaran spongioform

1.1.1. Faktor lingkungan

Ekmann (1988), mengatakan bahwa faktor lingkungan juga dapat berperan dalam

patogenesa penyakit alzheimer. Faktor lingkungan antara lain, aluminium, silicon,

Page 6: Pencegahan Alzheimer Sejak Dini

mercury, zinc. Aluminium merupakan neurotoksik potensial pada susunan saraf

pusat yang ditemukan neurofibrillary tangles (NFT) dan senile plaque (SPINALIS).

Hal tersebut diatas belum dapat dijelaskan secara pasti, apakah keberadaan

aluminum adalah penyebab degenerasi neurosal primer atau sesuatu hal yang

tumpang tindih. Pada penderita alzheimer, juga ditemukan keadan ketidak

seimbangan merkuri, nitrogen, fosfor, sodium, dengan patogenesa yang belum jelas.

Ada dugaan bahwa asam amino glutamat akan menyebabkan depolarisasi melalui

reseptor N-methy D-aspartat sehingga kalsium akan masuk ke intraseluler (Cairan-

influks) danmenyebabkan kerusakan metabolisma energi seluler dengan akibat

kerusakan dan kematian neuron.

1.1.2. Faktor imunologis

Behan dan Felman (1970) melaporkan 60% pasien yang menderita alzheimer

didapatkan kelainan serum protein seperti penurunan albumin dan peningkatan alpha

protein, anti trypsin alphamarcoglobuli dan haptoglobuli. Heyman (1984),

melaporkan terdapat hubungan bermakna dan meningkat dari penderita alzheimer

dengan penderita tiroid. Tiroid Hashimoto merupakan penyakit inflamasi kronik

yang sering didapatkan pada wanita muda karena peranan faktor immunitas

1.1.3. Faktor trauma

Beberapa penelitian menunjukkan adanya hubungan penyakit alzheimer dengan

trauma kepala. Hal ini dihubungkan dengan petinju yang menderita demensia

pugilistik, dimana pada otopsinya ditemukan banyak neurofibrillary tangles.

1.1. Pencegahan Penyakit Alzheimer

Penyakit Alzheimer adalah penyakit dimana terjadinya kematian sel-sel saraf

di otak yang mengakibatkan penyaluran sinyal-sinyak ini terganggu. Ilmuwan percaya

pencegahan penyakit Alzheimer yaitu dengan menghindar dari faktor-faktor

penyebabnya, meski hal ini tidak mudah dipraktikkan, apalagi dengan faktor usia.

Dengan gaya hidup yang sehat, anda dapat memperlambat prosesnya.

Faktor penyebab mengapa banyak orang seringkali dihinggapi penyakit lupa

adalah faktor kurangnya konsentrasi. Kurangnya konsentrasi ini bisa disebabkan oleh

gaya hidup yang tidak sehat dan pola makan. Mereka yang kurang tidur, jam tidurnya

tidak beraturan sehingga sistem biological-clocknya menjadi terganggu, biasanya

mudah terkena penyakit lupa. Begitu juga dengan makanan cepat saji, yang bisa

mengakibatkan pembuluh darah kaku dan menebal sehingga aliran darah ke otak

Page 7: Pencegahan Alzheimer Sejak Dini

berkurang. Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan otak menua tanpa semsetinya.

Inilah yang harus dihindari. Jadi sangatlah penting untuk melakukan tindakan yang

tepat merangsang aktivitas sel otak dan mempertahankan kesehatan otak itu sendiri.

Selain itu, konsumsi zat yang bermanfaat dan merangsang kinerja otak sangatlah perlu

agar otak dapat ternutrisi dan berimbas pada kinerja otak yang baik sehingga dapat

menghindarkan dari penyakit Alzheimer.

3.3.1 Mencegah Penyakit Alzheimer dengan Konsumsi Asam lemak Omega 3

Sebuah studi yang dilakukan University of California, Irvine, menemukan

sejenis asam lemak omega-3 yang disebut decosahexaenoic acid (DHA) dapat

membantu memperlambat perkembangan 2 jenis lesi otak yang berkaitan dengan

penyakit alzheimer. Menurut para periset, diet kaya DHA yang ditemukan ikan, telur,

micro algae, makanan yang yang difortifikasi dan suplemen dapat membantu

mencegah pengembangan penyakit alzheimer di saat usia menua.

Dalam studi dengan tikus yang dimodifikasi secara genetik, para ahli

menemukan, DHA dapat memperlambat penimbunan tau, sejenis protein yang

menyebabkan pengembangan kekacauan neurofibrillary, salah satu dari dua pertanda

lesi otak alzheimer.

Para riset juga menemukan DHA menurunkan kadar protein beta amylloid

yang dapat menggumpal di otak dan membentuk plak, lesi jenis lain yang berkaitan

dengan alzheimer. Menurut para ahli, perubahan sederhana dalam diet dapat secara

mengubah cara kerja otak dan melindungi otak dari patologi penyakit alzheimer.

DHA bekerja dengan menurunkan kadar presenillin, sejenis enzim yang

memisahkan beta amyloid dari orang tuanya, protein prekursor amyloid. Tanpa

presenillin tak akan terbentuk amyloid. Para ahli menduga, jika ditambah dengan

stimulasi mental, olahraga, asupan makanan yang lain, menghidari stres dan merokok,

kita dapat mencegah penyakit ini secara bermakna. Hasil studi ini dilaporkan dalam

The Journal of Neuroscience tahun 2007.

Sebelumnya para ahli dalam jurnal Neuron tahun 2004 menemukan bahwa

lemak omega-3 yang disebut decosahexaeonic acid (DHA) , ditemukan dalam kedelai

dan ikan melindungi tikus dari penyakit ini.

Mereka lalu mengadakan eksperimen di mana sebagian tikus menerima

makanan dengan DHA dan yang lainnya tidak. Hasilnya menunjukkan, kerusakan

synaptic pada tikus dengan makanan yang tidak mengandung DHA menyerupai yang

terjadi pada otak dengan alzhaimer. Tikus dengan diet kaya DHA terhindar dari

Page 8: Pencegahan Alzheimer Sejak Dini

kerusakan synaptic dan kehilangan ingatan, kendatipun mempunyai mutasi genetik

yang diduga menyebabkab alzheimer.

V. Solfrizzi dan kawan-kawan dari University of Bari-Policlinico di Italiam,

asupan lemak dari makanan berperan dalam demensia dan penurunan kognisi, seperti

yang dipaparkan dalam jurnal Exp Gerontol tahun 2005.

Banyak penelitian yang dilakukan untuk mencari kemungkinan peran asam lemak

makanan pada penurunan kognitif akibat penuaan dan kecacatan kognitif yang

disebabkan degeneratif seperti penyakit alzheimer atau vaskular. Beberapa penelitian

menyarankan peningkatan asam folat menjaga pembuluh darah yang mengalirkan

darah ke otak tetap sehat dan bersih, dan membantu membangun dan memperbaiki

bahan-bahan genetik otak, begitu menurut J. Robert Hartherill, Ph.D., ahli toksikologi

dalam bukunya The Brain Gate. Asam folat bisa didapatkan di dalam sayuran daun

hijau , lentil, navy bean, alpukat, kacang-kacangan, dan padi-padian utuh. Untuk lebih

meyakinkan lagi, tambahkan multivarian harian yang mengandung 400 mcg folid

acid.

Sebuah studi dalam European Journal of Clinical Nutrition menemukan,

orang-orang yang makan ikan untuk makan siang merasa lebih cepat kenyang

dibanding orang-orang yang makan daging sapi. Pemakaman ikan mengonsumsi

kalori 11% lebih rendah pada saat makan malam tapu tetap merasa kenyang.

Seorang profesor biologi Universitas Guelph yang mengepalai penelitian

tersebut, Julie Conquer memaparkan bahwa pada orang yang mengalami demensia, di

dalam darahnya rata-rata kadar DHA lebih rendah 30-40 persen dibandingkan dengan

kelompok yang sehat. DHA merupakan salah satu senyawa yang termasuk dalam

kelompok asam lemak omega-3.

Sumber yang baik untuk DHA adalah telur, dan beberapa jenis ikan laut

dalam, seperti salmon, trout, dan tuna. Diperkirakan Omega-3 dapat meningkatkan

serotonin, senyawa kimia yang dapat menyehatkan otak sehingga dapat menghambat

terjadinya alzheimer.

Menurut Conquer, kadar DHA yang rendah berhubungan dengan berbagai

gangguan pada otak. Penelitia yang telah dilakukan mengindikasikan penurunan kadar

DHA juga berkaitan dengan gangguan kemampuan kognitif yang berkaitan dengan

penuaan. Dengan demikian, mereka menganggap bahwa kadar yang rendah tersebut

mengindikasikan kita harus banyak mengonsumsi ikan agar dapat meningkatkan

kesehatan otak. Mengenai kadarnya, seorang ahli berpendapat, jika Anda

Page 9: Pencegahan Alzheimer Sejak Dini

mengonsumsi 2000 kalori, jumlah DHA yang dapat Anda konsumsi untuk kesehatan

sekitar 650 mg dalam sehari.

1.1.1. Konsumsi Zat Penting Lainnya

Selain konsumsi Omega 3 yang dapat mencegah alzheimer, Vitamin E dari

makanan juga sangat penting dalam mencegah penyakit ini. Dalam studi-studi di

Chicago’s Rush-Presbyterian St. Luke’s Medical Center dan tempat-tempat lain,

orang-orang yang dietnya kaya vitamin E berkemungkinan lebih kecil

mengembangkan demensia saat usianya bertambah tua dan mempunyai resiko

alzheimer yang 70% lebih rendah. Vitamin E mencegah radikal-radikal bebas

merusak sel-sel otak.

Vitamin B diperlukan tubuh, antara lain untuk mengubah makanan menjadi

energi otak dan memperbaiki jaringan otak. Dengan demikian, ketajaman berpikir

dapat dipertahankan. Vitamin ini bisa diperoleh dari beras gandum kentang pisang

juga daging dan kerang-kerangan.

“Orang usia lanjut terkadang mengalami kelemahan yang disebabkan

kekurangan gizi,” kata Dr. Regelson, profesor ahli penuaan dari Medical College of

Virginia, AS. Banyak penelitian menemukan bahwa kekurangan gizi terhadap daya

pikir. Untuk mengatasinya, dianjurkan makan sereal yang mengandung vitamin dan

mineral.

Kekurangan cairan (dehidrasi) juga berpengaruh pada otak dan membuat

orang mudah emosi. Mekanisme rasa haus pada lansia sangat rendah sehingga mereka

kurang menyadari kebutuhan air. Salah satu tanda dehidrasi adalah mental confuse.

Selain makanan, masalah memori bisa disebabkan oleh penyerapan yang menurun.

Tubuh lansia mulai kurang efisien dalam menyerap zat gizi. Karena itu, meskipun

kebutuhan kalori berubah, penambahan zat gizi tetap diperlukan untuk mempertajam

pikiran. Vitamin yang berguna bagi otak adalah adalah kelompok vitamin B. Vitamin

B banyak terdapat dalam biji-bijian, seperti beras dan gandum.

1.1.2. Lakukan Olahraga dan Aktifitas Lainnya yang Dapat Merangsang Otak

Beberapa penelitian terbaru mengindikasikan bahwa menjada kesehatan

kardiovaskular, seperti menurunkan berat badan, olahraga, dan menjaga tekanan darah

dan kolesterol, dapat mencegah penyakit alzheimer. Para peneliti menggunakan

latihan fisik yang teratur untuk memulihkan kelancaran aliran darah ke otak. Mereka

menyimpulkan bahwa aliran darah ke otak menurun rata-rata 23 persen antara usia 33-

62 tahun. Kurangnya darah berarti kurangnya aliran oksigen dan glukosa ke otak,

Page 10: Pencegahan Alzheimer Sejak Dini

dengan demikian otak kekurangan energi untuk melakukan pembakaran. Dengan

membentuk pola latihan teratur sedini mungkin, masalah kardiovaskular ini bisa

dikurangi, ditunda, atau disingkirkan. Walaupun faktor-faktor seperti masalah

keturunan berperan dalam penyakit kardiovaskular, kita juga melihat manfaat latihan

dalam meningkatkan darah ke otak. Oleh sebab itu, olahraga dan aktifitas-aktifitas

lain untuk penyegaran tubuh dan pengaliran oksigen ke otak sangatlah penting untuk

mencegah penyakit Alzheimer.

Page 11: Pencegahan Alzheimer Sejak Dini

BAB IV

PENUTUP

1.2. Kesimpulan

Penyakit Alzheimer merupakan penyakit yang mematikan. Penyakit ini ditandai

dengan hilangnya suatu ingatan seseorang atau biasa disebut dengan kepikunan atau

demensia. Penyakit ini dapat menyerang siapa saja. Banyak faktor yang menyebabkan

terjadinya oenyakit Alzheimer pada seseorang, namun faktor yang paling mendukung

adalah faktor dari lingkungan. Oleh sebab itu, agar terhindar dari penyakit Alzheimer,

konsumsi makanan yang bergizi dan hidup dengan pola makan sehat. Konsumsi

Omega 3 yang merupakan lemak esensial bisa didapatkan di berbagai macam ikan dan

berbagai macam kedelai. Memang Omega 3 tidak dapat menghindarkan kita

sepenuhnya dari penyakit Alzheimer, namun dengan konsumsi Omega 3, otak akan

ternutrisi dengan baik dan bekerja secara optimal. Otak yang ternutrisi dengan baik

akan menghindari seseorang dari penyakit Alzheimer, tentunya didukung dengan

aktifitas-aktifitas yang merangsang otak dan konsentrasi.

1.3. Saran

Berdasarkan penulisan makalah ini, pembaca disarankan untuk lebih berwaspada

kepada penyakit alzheimer yang mematikan ini. Pencegahan lebih baik daripada

pengobatan, oleh sebab itu disarankan untuk mengonsumsi makanan yang bergizi

dan konsumsi omega 3 yang berperan penting dalam kinerja otak. Penulis juga

menyarankan kepada penulis makalah selanjutnya untuk lebih bisa menguraikan

lebih lanjut tentang bagaimana aktifitas yang dapat merangsang otak dan konsentrasi

sehingga pembaca makalah selanjutnya dapat mempraktikkan dalam kehidupan

sehari-hari.

Page 12: Pencegahan Alzheimer Sejak Dini

DAFTAR PUSTAKA

Japardi, Iskandar 2012, PENYAKIT ALZHEIMER, Fakultas Kedokteran Bagian Bedah , Sumatera Utara

Seri Tune Up Gaya Hidup Penghambat Alzheimer, 2008, PT Elex Media Komputindo, Jakarta

Penyakit Alzheimer by penyakit alzheimer http://penyakitalzheimer.com/

http://kathybelleshop.blogspot.com/2012/08/omega-3-mampu-mengurangi-resiko.html

http://gudangmakalah.blogspot.com/2009/04/makalah-penyakit-alzheimer-dan-cara.html