Pencegahan Dini CA

download Pencegahan Dini CA

of 37

description

KANKER PAYUDARA

Transcript of Pencegahan Dini CA

  • DETEKSI DINI KANKER GINEKOLOGIDr. Harizon HendrikDr. Yanasta M,SpOG

  • DETEKSI DINI KANKERArtinya: Pencegahan sekunder, mencakup pemeriksaan (tes) pada orang-orang yang belum mempunyai simptom-simptom penyakit untuk menemukan penyakit yang belum terlihat atau pada stadium praklinik.

  • Dasar skrining : Diagnosis & pengobatan dpt dilakukan sblm timbul tanda / simptom prognosis keberhasilan akan lebih baik.

    Bila pengobatan pada stadium lanjut : keadaan pasien lebih buruk terapi lebih sulit, biaya akan lebih mahal prognosis akan lebih buruk.

  • Bila pengobatan pada stadium dini / preinvasif : keadaan pasien masih baik terapi lebih mudah, biaya lebih murah prognosis lebih baik. ( bisa sampai 100% (sembuh total). Skrining untuk populasi besar : skrining massal (mass screening)

  • Skrining untuk populasi besar : skrining massal (mass screening)

    Tujuan skrining massal (mass screening) menurunkan morbiditas dan mortalitas

  • KANKER SERVIKS UTERIAngka kejadian di Indonesia tinggi dan sebagian besar ditemukan pada stadium lanjut. Di dunia ke-5. Di Indonesia : ke- IKarsinoma in situ meningkat dgn puncak usia 30-34 thn.Displasia meningkat dgn puncak usia 20-29 thn.

  • Pemeriksaan penunjang pada kanker serviks Tes Papanicolaou (PAP) smear : sitologi eksfoliasi serviks. Kolposkopi : teropong vagina / vulva / serviks Gineskopi : teropong monocular, ringan, pembesaran 2.5 x (lebih sederhana dari kolposkopi)

  • Inspeksi serviks : visual dengan neck eyes pada serviks (+ larutan asam asetat 3-5%)Servikografi Konisasi : biopsy bentuk kerucut, dapat dengan pisau, kauter atau LLETS (Large Loop Excision of the Transformation Zone).

  • PAPNET : Pap Smear yang diolah untuk screening dengan komputerisasi. Tes HPV-DNA (Probing) : pemeriksaan tipe HPV dengan hibridasi DNA.

    Paling Ideal : Pap Smear, jika abnormal : dilanjutkan kolposkopi, biopsy.

  • Program pemeriksaan / skrining yang dianjurkan untuk kanker serviks (WHO) : 1.Skrining pada setiap wanita minimal satu kali pada usia 35-40 tahun.2.Kalau fasilitas tersedia, lakukan tiap 10 tahun pada wanita usia 35-55 tahun. 3.Kalau fasilitas tersedia lebih, lakukan tiap 5 tahun pada wanita usia 35-55 tahun. Ideal dan optimal, lakukan tiap 3 tahun pada wanita usia 25-60 tahun.

  • American College of Obstetrician and Gynecologist (ACOG), anjuran : Pemeriksaan pd wanita yg sexually active. Pemeriksaan pd wanita > 18 tahun. Di negara berkembang seperti Indonesia (dana terbatas) : Pemeriksaan pd wanita 35-50 tahun: Pap smear minimal 1 kali, pd pap abnormal, alternatif lgs terapi saja karena biopsy / kolposkopi mahal.

  • Down-staging : alternatif lain deteksi dini kanker serviks Upaya untuk menemukan kanker serviks pada stadium lesi prakanker / stadium invasive dini.Teknik : inspeksi serviks inspeculo dan pulasan asam asetat 3-5%, jika ada daerah lesi akan berwarna bercak putih. Ada kecurigaan sedikit saja, langsung dirujuk

  • Tujuan upaya down staging : Mendapatkan kanker serviks pada stadium lebih awal.Pengobatan diharapkan berhasil lebih baik.

  • DETEKSI DINI KANKER GINEKOLOGI (CERVICAL CANCER)/ Early Detection of Gynecologic CancerTermasuk pencegahan secunder (secondary prevention)Dilakukan pada yang belum ada gejala klinikUntuk menemukan stadium kanker yang lebih awal (lesi prekanker) kesembuhan pengobatan lebih tinggiUntuk menurunkan insidensi kanker invasif (pada kanker serviks)

  • Dapat dilakukan pada populasi yang besar (mass screening)Biaya murah dan sederhanaPerjalanan penyakit cukup panjang (seperti pada kanker serviks)Kesadaran masyarakat cukup tinggiTersedia tenaga skriner yang cukup dan terlatihPrinsip DETEKSI DINI (skrining):

  • DASAR SKRINING KANKER SERVIKS:Kanker serviks: keganasan utama di negara berkembangDi Indonesia: keganasan no. 1 pada kanker wanitaUmumnya kanker serviks 70% datang pada stadium lanjut ( stadium IIB) perlu skrining untuk mengetahui penyakit lebih awal (prekanker)Tingginya kanker serviks: karena kurangnya program DETEKSI DINI yang EFEKTIF

  • Wilayah yang sangat luas terdiri atas beribu-ribu pulauKurangnya SDM sebagai pelaku skriningKurangnya tenaga ahli patologi anatomiMasih rendahnya kesadaran masyarakat untuk melakukan skriningKendala skrining kanker serviks:

  • METODE skrining:TEST PAP (PAP SMEAR)IVA (inspeksi visual dengan aplikasi asam asetat)KOLPOSKOPISERVIKOGRAVIPAP NET (KOMPUTERISASI)TEST molekuler DNA-HPV

  • Prinsip dasar TEST PAP:Epitel permukaan serviks selalu akan mengelupas (eksfoliasi) dan diganti lapisan epitel di bawahnyaEpitel permukaan merupakan gambaran jaringan di bawahnyaSediaan TEST PAP harus meliputi komponen ekto serviks dan endo serviks

  • Hasil bacaan sitologi TEST PAP:Klas 1: tidak tampak sel abnormalKlas 2: adanya sel yang atipik tapi tak ada tanda2 keganasanKlas 3: adanya sel2 yang abnormal tapi tidak menyokong untuk keganasanKlas 4: hasil sitologi cenderung menyokong suatu keganasanKlas 5: jelas ditemukan sel2 yang menunjukkan keganasan (cytologi conclusive for malignancy)

  • SENSITIVITAS untuk DETEKSI neoplasia intra epitel serviks (NIS): 50-98%NEGATIF PALSU: 8-30% untuk lesi skuammosa dan 40% untuk lesi adenomatosaSPESIFISITAS: 93%NILAI prediksi POSITIF: 80,2%NILAI prediksi NEGATIF: 90,3%AKURASI TEST PAP:

  • KEUNTUNGAN IVA (inspeksi visual dengan aplikasi asam asetat)Mudah, praktis, mampu laksanaDapat dilaksanakan oleh seluruh tenaga kesehatanAlat2 yang dibutuhkan: sederhanaSesuai untuk pusat pelayanan sederhana

  • Pelaksanaan skrining IVARuangan tertutupMeja periksa ginekologisSumber cahaya yang cukup untuk melihat serviksSpekulum vaginaAsam asetat (3-5%)Swab lidi kapasSarung tangan

  • TEKNIK IVA: Spekulum melihat serviks yang telah dipulas dengan asam asetat 3-5%Hasil (+): pada lesi prekanker terlihat warna bercak putih yang disebut: ACETO WHITE EPITELIUMTindak lanjut IVA (+): Biopsi

  • AKURASI IVA:SENSITIVITAS: 95%SPESIFISITAS: 99,7%NILAI prediksi POSITIF: 88,5%NILAI prediksi NEGATIF: 99,9%

  • Skrining pada setiap minimal 1x pada usia 35-40 tahunKalau fasilitas memungkinkan: lakukan tiap 10 tahun pada usia 35-55 tahunKalau fasilitas tersedia lebih: lakukan tiap 5 tahun pada usia 35-55 tahun

    Yang IDEAL DAN OPTIMAL: lakukan tiap 3 tahun pada wanita usia: 25-60 tahunProgram skrining oleh WHO:

  • KANKER OVARIUMUrutan ke 14 dunia (negara maju maupun negara berkembang)

    Di Indonesia, 1990, urutan ke 6.

    Bila ditemukan stadium I : five-year- survival rate 72,8%. Bila proses masih terbatas di dalam panggul, 95%. Bila ditemukan pada stadium lanjut : 8%.

  • Deteksi dini kanker ovarium Dengan pemeriksaan pelvik, rektovaginal. Kemungkinan massa pelvis adalah kanker ovarium : 1. Jika ukuran diameter kurang dari 5 cm, kemungkinan 3%. 2.Jika ukuran diameter antara 5-10 cm, kemungkinan 19%.3.Jika ukuran diameter lebih dari 10 cm, kemungkinan 97%.

  • Pemeriksaan ultrasonografi (tranvaginal), color Doppler Duplex / Triplex. Tumor marker : BRCA I, kromosom 19q21, Ca125, Ca19-9, AFP

    KANKER ENDOMETRIUM Diduga penyebab jumlah wanita usia lanjut makin meningkat, makanan tinggi kalori & lemak, pemakaian estrogen tanpa kombinasi progesterone untuk kontrasepsi pada tahun 1960-1970.

  • Deteksi dini kanker endometrium : Kanker ini didahului lesi prakanker shg cocok untuk diadakan program skrining.

    KANKER VULVA DAN VAGINA Kanker vagina terutama mengenai wanita berusia > 50 tahun. Faktor resiko kanker vulva & vagina tdk bbeda dgn kanker serviks, terutama yaitu PHS, seperti herpes, kondiloma.

  • *************************************