penatalaksanaan-nyeri-bahu

8
 PENATALAKSANAAN NYERI BAHU 1. Istirahat/terapi dingin Pada nyeri bahu yang bersifat akut, dimana proses pembengkaan masih bekerja, diperlukan dimmobilisasi sampai proses pembengkaan berhenti. Selama bahu tidak digerakkan utnuk menghentikan pembengkaan, diberikan kompres dingin atau es dan obat anti bengkak dan nyeri. 2. Terapi panas Diberikan beberapa hari sesudah proses pembengkaan berhenti atau pada bahu yang nyeri tanpa pembengkaan pada jarin gan otot yang spasme. Terapi panas bertujuan : a. Memperbaiki sirkulasi darah dan metabolisme setempat  b. Mengurangi rasa nyeri c. Relaksasi terutama untuk otot yang s pasme Terapi panas yang digunakan adalah : a. Terapi panas s uperficial : HCP,sinar infra merah  b. Terapi panas dalam: SWD, MWD, USD Terapi panas superfisial ; sinar infra merah - macam sinar infra merah a. luminous ( diberikan pada penderitadengan kondisi akut)  b. non luminous ( diberikan pada penderita dengan kondisi kronis ) - dosis : a.  jarak lampu dengan punggung bawah antara 50- 75 cm  b.  pada kondisi akut durasi dan frekuensinya 10-15 menit/1 x 1/hari. Terapi panas dalam a. MWD ( Micro Wave Diathermy ) Terapi modalitas dimana sumber energinya menggunakan gelombang elektromagnetik, dengan panjang gelombang 12,25 cm dan frekuensinya 2.450 mc/detik. Dosis : jarak emitor dengan kulit pada punggung bawah antara 10   20 cm, intensitas 200 watt, tetapi untuk semua kasus tergantung toleransi

Transcript of penatalaksanaan-nyeri-bahu

5/16/2018 penatalaksanaan-nyeri-bahu - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penatalaksanaan-nyeri-bahu-55ab56df8d8d9 1/8

 

PENATALAKSANAAN NYERI BAHU

1. Istirahat/terapi dingin

Pada nyeri bahu yang bersifat akut, dimana proses pembengkaan masih bekerja,diperlukan dimmobilisasi sampai proses pembengkaan berhenti. Selama bahu tidak digerakkan

utnuk menghentikan pembengkaan, diberikan kompres dingin atau es dan obat anti bengkak dan

nyeri.

2. Terapi panas

Diberikan beberapa hari sesudah proses pembengkaan berhenti atau pada bahu yang nyeri

tanpa pembengkaan pada jaringan otot yang spasme. Terapi panas bertujuan :

a. Memperbaiki sirkulasi darah dan metabolisme setempat

b. Mengurangi rasa nyeri

c. Relaksasi terutama untuk otot yang spasme

Terapi panas yang digunakan adalah :

a.  Terapi panas superficial : HCP,sinar infra merah

b.  Terapi panas dalam: SWD, MWD, USD

Terapi panas superfisial ; sinar infra merah

-  macam sinar infra merah

a.  luminous ( diberikan pada penderitadengan kondisi akut)

b.  non luminous ( diberikan pada penderita dengan kondisi kronis )

-  dosis :

a.   jarak lampu dengan punggung bawah antara 50-75 cm

b.  pada kondisi akut durasi dan frekuensinya 10-15 menit/1 x 1/hari.

Terapi panas dalam

a. 

MWD ( Micro Wave Diathermy )Terapi modalitas dimana sumber energinya menggunakan gelombang

elektromagnetik, dengan panjang gelombang 12,25 cm dan frekuensinya

2.450 mc/detik.

Dosis : jarak emitor dengan kulit pada punggung bawah antara 10  – 20

cm, intensitas 200 watt, tetapi untuk semua kasus tergantung toleransi

5/16/2018 penatalaksanaan-nyeri-bahu - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penatalaksanaan-nyeri-bahu-55ab56df8d8d9 2/8

 

penderita. Durasi dan frekuensinya 10  –  30 menit/hari ( kondisi akut

kurang dari 10 menit ).

b.  SWD ( Short Wave Diathermy )

Terapi modalitas dimana sumber energinya menggunakan arus listrik 

dengan frekuensi tinggi yaitu 27,33 MHz dan panjang gelombang 11

meter.

Dosis : Elektrode yang digunakan dengan kondensor ( pad ). Kondisi

akut intensitasnya kurang dari 40 mA ( dibawah sensasi panas ), durasi

dan frekuensinya 2,5  –  10 menit/hari. Kondisi kronis intensitasnya

antara 40  –  60 mA ( panas comfortable ) durasi dan frekuensinya 20

menit/hari.

c.  USD ( Ultra Sound Diathermy )

Terapi modalitas dimana sumber energinya berasal dari gelombang

suara dengan frekuensi tinggi antara 0,8  –  1 MHz dan panjang

gelombang 1,5 mm.

Dosis : Kondisi akut intensitasnya 0,25 – 0,5 W/cm2

, durasi 2 – 3 menit.

Apabila tidak ada perbaikan intensitasnya dinaikkan 0,8W/cm

2

,durasinya 4  – 5 menit. Kondisi kronis intensitasnya 2W/cm

2, durasinya

5-10 menit, apabila tidak ada perbaikan intensitasnya dinaikkan

maksimal 3 W/cm2, durasi 10  –  15 menit, jika tidak ada perbaikan

sampai 6x terapi, maka terapi dihentikan mungkin ada penyakit lain.

3. Traksi leher

Tujuan traksi ialah relaksasi spasme otot, meluruskan lordosis dari leher, melebarkan

foramen intervertebral,melepaskan permukaan fasetsdan ligamen-ligamen. Traksi yang

digunakan adalah traksi leher statik dan intermitten dari listrik. Beban traksi diberikan mulai dari

sepertujuh sampai dengan sepersepuluh dari berat badan total atau sesuai dengan toleransi

penderita. Waktu yang diberikan 10  – 20 menit. Pada kondisi akut, traksi diberikan 1x/hari/seri

(7-10 x). Apabila nyeri bertambah pemberian beban dikurangi atau traksi ditunda pemberiannya.

5/16/2018 penatalaksanaan-nyeri-bahu - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penatalaksanaan-nyeri-bahu-55ab56df8d8d9 3/8

 

4. Massage sendi bahu

Tujuannya adalah memperbaiki sirkulasi darah dan permukaan metabolisme setempat,

melemaskan otot-otot yang spasme, mengurangi nyeri, melepaskan perlengketan antar otot dan

kapsuler.

5. Manipulasi dan mobilisasi

Manipulasi dan mobilisasi digunakan untuk mengembalikan gerakan sendi bahu yang

terganggu. Manipulasi dikerjakan dengan gerakan atau doroangan dengan tiba-tiba dalam

amplitudo kecil. Mobilisasi dikerjakan dengan gerakan pasif bergoyang dua atau tiga kali

perdetik.

6. Terapi latihan : di rumah sakit (Gymnasium)

latihan LGS dengan menggunakan : over head pulleys shoulderwell, finger ladder, dan

lain-lain. Latihan yang dapat dilakukan di rumah misalnya latihan codman, latihan tongkat, dan

lain-lain.

Program Terapi Latihan pada Penderita Nyeri Bahu

Terapi latihan yang dimaksudkan adalah latihan khas (specific exercises). Tujuan pokok 

terapi latihan pada nyeri bahu adalah :a. Mengurangi sakit dan spasme otot

b. Memelihara fungsi sendi bahu

c. mengilangkan gangguan fungsi sendi bahu yang terjadi atau meningkatkan fungsi sendi

semaksimal mungkin.

Pada saat ini, Penulis akan membicarakan terapi latihan pada nyeri bahu, yaitu :

I. Stadium akut

II. Stadium kronis

I. Terapi latihan pada penderita nyeri bahu stadium akut

Dalam stadium ini gejala peradangan stadium akut yang berupa keluhan nyeri (nyeri

khas, nyeri bahu, nyeri terulur dan nyeri kontraksi), spasme otot dan gangguan fungsi tampak 

menonjol. Dalam stadium ini, bahu yang sakit perlu mendapatkan istirahat/mobilisasi karena

5/16/2018 penatalaksanaan-nyeri-bahu - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penatalaksanaan-nyeri-bahu-55ab56df8d8d9 4/8

 

penggunaan sendi bahu pasa stadium ini akan menyebabkan memberatnya gejala dan kerusakan

sendi. Untuk mengistirahatkan sendi bahu yang nyeri baisanya dipakai gendongan. Tetapi tidak 

menutup kemungkinan untuk mengistirahatkan sendi bahu dengan cara lain, misalnya

pemasangan gips sirkuler dengan pemberian posisi optimum yaitu fleksi 300

- 400, abduksi45

dan internal rotasi 450.

Pemberian istirahat lama pada sendi bahu yang sakit sedapat mungkin dihindarkan karena

pemberian istirahat lama sengan alasan apapun akan memungkinkan terjadinya gangguan fungsi

bahu yang dapat berupa pembatasan jarak gerak sendi dan atau atropi otot sekitar bahu yang

 justru akan memperburuk keadaan. Tujuan terapi latihan pada stadium akut ini adalah :

a. Mengurangi nyeri dan spasme otot

b. Mencegah terjadinya pembatasan jarak gerak sendi dan mencegah atropi otot

Dengan cara memberikan latihan pasif, latihan aktif dengan bantuan (assisted) dan kontraksi

statik/isometrik.

a. Latihan pasif 

Sebelum program latihan dimulai perlu diberikan penjelasan kepada penderita tentang

tujuan pelaksanaan latihan agar terjalin kerjasama yang baik antara penderita dengan fisioterapis.

Arah gerakan ke semua arah gerak sendi bahu dan terutama pada arah gerak yang

terhambat karena nyeri atau faktor lain. Luas gerak sendi disesuaikan dengan toleransi penderitasampai batas nyeri yang tertahan oleh penderita. Latihan pasif juga dapat dilakukan dengan

latihan anjuran yang sangat populer (codman pendular exercise). Penderita berdiri didepan meja

dan membungkuk ke depan. Lengan yang sakit tergantung bebas (rileks) pada sendi bahu

(glenohumeracle) tanpa adanya kontraksi otot. Badan digerakkan sehingga lengan terayun bebas

ke depan dan ke belakang, ke samping dan rotasi lengan yang sakit terayun pasif. Pemberat

beban harus digantungkan pada pergelangan tangan seberat 1- 2 kg.

Gerakan pasif harus dikerjakan dengan perlahan-lahan, makin meningkat dan

dipertahankan selama mungkin dalam batas toleransi penderita. Gerakan dengan kuat kejut dan

cepat merupakan kontraindikasi karena dapat merusak kapsul sendi. Dengan cara tersebut,

pengukuran yang berlebihan dapat dihindarkan dan penambahan luas gerak sendi dapat tercapai

sedikit demi sedikit.

5/16/2018 penatalaksanaan-nyeri-bahu - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penatalaksanaan-nyeri-bahu-55ab56df8d8d9 5/8

 

b. Latihan dengan bantuan ( active assisted)

Latihan ini biasanya lebih menguntungkan daripada latihan pasif karena adanya kontraksi

secara sadar yang berarti penderita ikut mengontrol gerakan yang terjadi sampai batas

toleransinya, sehingga penderita merasa lebih aman dan memungkinkan timbulnya ketegangan

otot karena takut, dapat dihindari serta gerakan lebih mudah dilakukan. Arah gerakan dan luas

gerak sendi serupa dengan saat latihan pasif.

c. Kontraksi Isometrik

Diberikan pada otot sekitar sendi bahu yang terkena terutama otot-otot yang bila

dikontrkasikan tidak menimbulkan nyeri. Intensitas kontraksi disesuaikan dengan toleransi

penderita. Latihan dapat dikerjakan kira-kira 3 – 4 menit tiap jam dan disesuaikan juga dengan

keadaan penderita untuk memungkinkan latihan dapat dikerjakan dengan baik. Setelah diberikan

tindakan pengobatan dengan obat-obatan atau modalitas fisioterapi yang lain untuk mengurangi

nyeri dan apasme otot. Modalitas yang digunakan pada stadium akut ini antara lain adalah :

terapi USD (Ultra Sound Diatermy)yang mengurangi spasmeyang diberikan dalam waktu 10  –  

30 menit.

II. Terapi Latihan pada Penderita Nyeri Bahu Stadium Kronis ( 8 )

Pada penderita nyeri bahu stadium kronis sering dijumpai adanya gangguan fungsi sendibahu yang berupa pembatasan luas gerak sendi dan atropi otot yang menyolok, disamping

keluhan nyeri yang telah banyak berkurang. Hal ini terjadi karena faktor kurang perhatian atau

kurangnya keberhasilan dalam usaha pencegahan. Tujuan terapi latihan pada stadium kronis ini

adalah :

A. Meningkatkan luas gerak sendi bahu

Pembatasan luas gerak sendi pada bahu biasanya disebabkan oleh terjadinya pemendekan

dan hilangnya elastisitas jaringan lunak sendi (kapsul sendi) bahu atau adanya perlengketan antar

 jariangan akibat adanya reaksi jaringan fibros.

Pada prinsipnya, untuk meningkatkan luas gerak sendi haruis dilakukan penguluran

struktur yang memendek serta mengembalikan jaringan yang kehilangan elastisitas dan

melepaskan perlengketan antar jaringan yang ada dengan latihan pasif, latihan aktif atau

kombinasi keduanya. Pelaksanaan latihan sebagai berikut :

5/16/2018 penatalaksanaan-nyeri-bahu - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penatalaksanaan-nyeri-bahu-55ab56df8d8d9 6/8

 

1. Latihan pasif 

Sebelum menyusun program latihan pasif pada nyeri stadium kronis ini, perlu diadakan

pemeriksaan secara aktif tentang keadaan sendi bahu, yaitu :

a. Sifat nyeri : terus menerus, kadang-kadang, atau hanya saat tertentu

b. Gangguan fungsi yang ada

c. Pemeriksaan luas gerak sendi : secara aktif atau pasif 

d. Isometris melawan tahanan

Codman Pendular Exercise pada mulanya adalah latihan ayunan pasif tetapi bertujuan utnuk 

menambahkan luas gerak sendi. Latihan dimodifikasi menjadi ‘active pendular exercise’,

dengan menambah beban, latihan ini harus benar-benar diajarkan kepada penderita dan dapat

dilakukan dengan benar

Gerakan dimulai dari amplitudo yang kecil meningkat sampai terasa latihan pada struktur yang

memendek atau lengket. Gerak ayunan diarahkan ke arah gerak yang mengalami pembatasan

gerakan abduksi dan eksternal rotasi.

2. Latihan aktif 

Latihan ini bertujuan untuk meningkatkan luas gerak sendi. Latihan harus dikerjakan

dengan teknik yang benar, berulang-ulang teratur dan berkesinambungan. Untuk itu perlu

penderita diberikan pengertian dan memahami tujuan dari latihan serta cara melakukannya.Penderita harus menyadari pentingnya program latihan yang diprogramkan untuknya.

B. Memperkuat otot-otot bahu

Akibat immobilisasi yang lama, otot akan menjadi lebih kecil (atropi) dan kekuatannya

berkurang/menurun. Pada orang sehat, immobilisasi total selama 3 minggu menyebabkan

penurunan kekuatan otot sebesar 50 % atau rata-rata tiap hari 1, 3  – 3, 0 %.

Kekuatan otot dapat diperbaiki dengan latihan yang berulang-ulang mempergunakan

kekuatan maksimum lebih dari 35 %, ketahanan otot dapat diperbaiki dengan kekuatan

maksimum 20  –  40 % dan pengulangan yang relatif lebih besar. Latihan penguatan lebih

ditekankan pada beban yang diberikan, sedangkan latihan untuk menambah daya tahan lebih

ditekankan pada pengulangan/repetisi. Tahanan yang dipakai dapat berupa pemberat atau secara

manual, sedangkan program latihan di rumah sakit disesuaikan dengan fasilitas yang ada, seperti

5/16/2018 penatalaksanaan-nyeri-bahu - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penatalaksanaan-nyeri-bahu-55ab56df8d8d9 7/8

 

stick, finger ladder, over head pulley dan lain-lain, yang membantu menambah luas gerak sendi

bahu.

1.  Latihan dengan tongkat

Latihan ini cukup sederhana dan murah. Gerakan yang dianjurkan adalah :

a. Pegang tongkat dengan kedua tangan, menggantung di muka/depan.

b. Dengan siku lurus, gerakan lengan ke atas kepala sejauh limitasi sendi bahu

memungkinkan.

c. Seperti gerakan no.b, tetapi gerakan tangan ke samping kanan dan kiri. Perlu diingat

bahwa gerakan berpusat di sendi bahu.

d. Tongkat dipegang kedua tangan, diletakkan di belakang kepala kemudian digerakkan

naik-turun,

e. Tongkat dipegang kedua tangan, diletakkan di belakang punggung bawah kemudian

lakukan gerakan berikut :

-  menjauhi tubuh

-  digerakkan ke atas dan ke bawah

2. Latihan dengan Wall Climbing Exercise

a. ShoulderAbduction (gambar 9)

Penderita berdiri dengan bahu sakit disamping shoulder abduction ladder  atau dinding.

Gerakan lengan abduksi dibantu oleh gerakan jari II dan III yang memanjat dinding.

b. Shoulder Flexion (gambar 10.C)

Penderita menghadap dinding/ Wall Climbing Exercise. Gerakan bahu fleksi dibantu oleh

 jari II dan jari III yang memanjat dinding.

3. Clinning Bar 

Penderita berdiri dengan keduia tangan memegang Clinning Bar  (Palng antara dua

bingkai pintu) bar berada di atas dan belakang kepala kemudian kedua lutut ditekuk, badan turun

5/16/2018 penatalaksanaan-nyeri-bahu - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penatalaksanaan-nyeri-bahu-55ab56df8d8d9 8/8

 

ke bawah.

4. Overhead Exercise

Dengan katrol ditempatkan di atas kepala, lengan mengalami kelainan secara pasif dan

dielevasi oleh lengan yang sehat atau normal.

5. Passive External Rotasi of Shoulder 

Penderita berdiri menghadap sudut dinding, kedua siku ditekuk. Kedua lengan masing-

masing memang dinding ( push-up) anterior kapsuldan pektoralis akanterulur. Permulaan latihan

dengan kedua tangan lurus dengan dada kemudian kedua tangan naik sampai lengan ekstensi

penuh di atas kepala.

6. Beberapa latihan untuk penderita nyeri bahu

Latihan A : Penderita tidur terlentang dengan siku di sisi tubuh dan tangan mengarah ke atas.

Eksternal rotasi secara aktif oleh pasien dan secara pasif oleh terapis. Tahanan boleh diberikan jika lingkup gerak memungkinkan. Latihan ini dapat dilakukan dengan posisi melawan dinding.

Latihan B : Sama dengan latihan A dengan peningkatan abduksi lengan

Latihan C : Lengan di belakang kepala, gerakan siku ke belakang, kearah lantai jika berbaring

terlentang ; ke dinding jika berdiri.