PENATALAKSANAAN LAB
-
Upload
roma-ulina-siahaan -
Category
Documents
-
view
11 -
download
3
Transcript of PENATALAKSANAAN LAB
PENATALAKSANAAN KWASHIORKOR DAN MARASMUS
Prinsip pengobatanya adalah:
1) Memberikan makanan yang mengandung banyak proteinbernilai biologik tinggi,
tinggi kalori, cukup cairan, vitamin dan mineral
2) Makanan harus dihidangkan dalam bentuk mudah dicerna dan diserap
3) Makanan diberikan secara bertahap, karena toleransi terhadap makanan sangat
rendah.
4) Penanganan terhadap penyakit penyerta.
5) Tindak lanjut berupa pemantauan kesehatan penderita dan penyuluhan gizi terhadap
keluarga.
Dalam aplikasinya penanganan marasmus berat pada tahap awal adalah mengatasi kelainan
akut, seperti diare, bronkopneumonia, atau penyakit infeksi berat lainnya, gangguan elektrolit
dankeseimbangan asam basa, renjatan(shock), gagal ginjal, gagal jantung. Dalam keadaan
dehidrasi danasidosis pedoman pemberian cairan paraenteral adalah sebagai berikut:
1) Jumlah cairan adalah 250 ml/kg BB/hari
2) Jenis cairan yang dipilih adalah Darrow-glukosa aa dengan kadar glukosa dinaikkan
menjadi 10% bila terdapat hipoglikemia.
3) Cara pemberiannya adalah sebanyak 60 ml/kg BB diberikan dalam 4-8 jam
pertama,kemudian sisanya diberikan dalam waktu 16-20 jam berikutnya. Selain itu ASI
ataususu formula dapat diberikan per oral bila anak telah dapat minum. Pengobatan
cairanintravena tersebut dapat dimodifikasi sesuai keadaan penderita dan jenis
penyakit penyerta
Makanan tinggi energi tinggi protein (TETP) diolah dengan kandungan protein yang
dianjurkanadalah 3,0 ± 5,0 g/kg BB sehari. Biasanya dalam pemberian makanan diperlukan
pula penambahanvitamindan mineral, khususnya vitamin A, vitamin B kompleks, vitamin C,
asam folat mineralkalium, magnesium, dan besi.
Asam folat diberikan per oral dengan variasi dosis antara 3x5 kali mg/hari pada anak kecildan
3x15 pada anak besar. Kebutuhan kalium dipenuhi dengan pemberian KCL oral sebanyak 75-
100 mg/kg BB/hari (ekuivalen dengan 1-2mEq/kg BB/hari); bila terdapat tanda hipokalemia
diberikan KCL secara intravena dengan dosis 3-4 mEq/kg BB. Magnesium diberikan
intramuskularatau intravena dalam bentuk larutan MG-sulfat 50% sebanyak 0,4-0,5 mEq/kg
BB/hari selama 4-5hari pertama perawatan.
Pada hari perawatan ke 5 sampai ke 10 diberikan per oral dalam bentuklarutan Mg-klorida
dengan dosis0,1-0,3 mEq/kg BB/hari. Termurah adalah fero-sulfat dengan dosis3x10 mg/kg
BB/hari per oral atau parenteral. Pada keadaan hipoglikemia berat (glukosa darah <30mg/dl)
diberikan 1-2 ml glukosa 40%/kg BB secara intravena. Karena sering terjadi defisiesi
enzim disakaridase, pemberian susu dengan kadar laktosa rendah akan lebih banyak
menolong, pemberian lemak nabati akan lebih baik dari lemak hewani.
Penyuluhan dan pemberian makanan yang adekuat, baik kualitas maupun
kuantitas,merupakan upaya pencegahan yang ampuh. Bahan makanan yang dikonsumsi
hendaknya berasaldari sumber makanan setempat. Dalam menangani masalah Marasmu perlu
juga dipertimbangkanfaktor ekonomi, sosial, dan budaya keluarga atau masyarakat
lingkungannya.
Terapi dietetik
Cara pemberian makan pada marasmus berat dibagi atas 3 tahap :
1. Tahap penyesuaian
Tahap ini merupakan peralihan ke makanan biasa selama toleransi anak terhadap makanan
masihrendah. Makanan yang diberikan diawali dengan yang lebih encer, lebih cair, bernilai
kalori danprotein rendah, kemudian secara bertahap ditingkatkan hingga tercapai jumlah
kalori 150-200kkal/kg BB dan protein 3,0-5,0 g/kg BB sehari.tergantung dari kemampuan
penderita lamapenyesuaian ini biasanya bervariasi 1-2 minggu; atau lebih lama. Pada
aplikasinya penderita dibagimenjadi 2 golongan menurut berat badannya, yaitu berat badan
kurang dari 7 kg dan lebih dari 7 kg.
· Berat badan kurang dari 7 kg.
Jenis makanan yang diberikan adalah makanan bayi. Pada awal perawatan makanan
utamanyadalah susu yang diencerkan (1/3,2/3,3/3) atau susu formula yang dimodifikasi (susu
rendah laktosa).Untuk tambahan kalori dapat diberikan glukosa 2-5% dan tepung 2%.
Kemudian secara berangsurdapat diberikan buah + biskuit. Makanan lunak dan makanan
lembik. Selain itu bila ada ASI dapatterus diberikan
· Berat badan lebih dari 7 kg
Jenis makanan adalah makanan untuk anak berumur kebih dari 1 tahun, dimulai
denganpemberian kalori 50 kkal/kg BB. Protein 1,0 g/kg BB, dan cairan 200 ml/kg BB
sehari. Bentukmakan yang diberikandimukai dengan pemberian makanan cair yang
diencerkan, kemudiansecara bertahap dikentalkan (1/3,2/3,3/3). Bahan makanan utama dan
sumber protein makanancair adalah susu. Sebagai tambahan kalori dapat diberikanglukosa
5%. Dalam tahap awal inimakanan cair diberikan lebih sering dengan porsi lebih kecil dan
bila perlu dengan sonde. Setelahdiberikanmakanan cair penuh dan toleransi makanan anak
membaik, dapat dimulai denganpemberian makanan lunak, disusul dengan makanan biasa.
2. Tahap penyembuhan
Bila keadaan umum anak, toleransi terhadap makanan, dan nafsu makan membaik, pemberia
nmakanan dapat ditingkatkan secara berangsur setiap 1-2 hari sehingga tercapai konsumsi
kalori sebanyak 150-200 kkal/kg BB dan protein 3,0-5,0 g/kg BB sehari
3. Tahap lanjutan
PENTALAKSANAAN KWARSIORKOR
Penderita perlu mendapatkan lebih banyak kalori dan protein. Namun, anak-anak yang
memiliki kondisi ini tidak akan pernah mencapai pertumbuhan maksimal.
Perawatan tergantung pada keparahan kondisi. Orang-orang yang shock perlu penanganan
segera untuk memulihkan volume darah dan menjaga tekanan darah.
Kalori pertama diberikan dalam bentuk karbohidrat, gula, dan lemak. Protein adalah dimulai
setelah sumber-sumber kalori lainnya sudah menyediakan energi. Suplemen vitamin dan
mineral penting.
Karena orang akan telah tanpa banyak makanan untuk jangka waktu lama, makan dapat
menyebabkan masalah, terutama jika kalori yang terlalu tinggi pada awalnya. Makanan harus
diperkenalkan kembali perlahan-lahan. Karbohidrat pertama diberikan untuk memasok
energi, diikuti oleh makanan yang mengandung protein.
PENATALAKSANAAN MARASMUS
Pasien marasmus berat dirawat inap dengan pengobatan rutin sebagai berikut:
1. Atasi/cegah hipoglikemia
Periksa kadar gula darah bila ada hipotermia (suhu aksila < 35°C, atau suhu rektal 35,5°C).
Bila kadar gula darah di bawah 50 mg/dl, maka berikan:
50 ml bolus glukosa 10% atau larutan sukrosa (1 sendok teh gula dalam 5 sendok makan air)
secara oral atau sonde/pipa nasogastrik.
Selanjutnya berikan larutan tersebut setiap 30 menit selama 2 jam (setiap kali berikan ¼
bagian dari jatah untuk 2 jam).
Secepatnya berikan makan setiap 2 jam, siang dan malam.
Atasi/cegah hipotermia
Bila suhu rektal < 35,5°C, hangatkan anak dengan pakaian atau selimut, atau letakkan dekat
lampu atau pemanas.
Suhu diperiksa sampai mencapai > 36,5°C.
Atasi/cegah dehidrasi
Jika anak masih menyusui, teruskan ASI dan berikan setiap setengah jam sekali. Jika anak
masih dapat minum, lakukan tindakan rehidrasi oral dengan memberikan minum anak 5
ml/kgBB setiap 30 menit cairan rehidrasi oral khusus untuk KEP.
Jika tidak ada cairan khusus untuk anak dengan KEP berat dapat menggunakan oralit. Jika
anak tidak dapat minum maka dilakukan rehidrasi intravena dengan cairan Ringer
Laktat/Glukosa 5% dan NaCl 0,9%.
Koreksi gangguan keseimbangan elektrolit
Pada semua KEP berat terjadi gangguan keseimbangan elektrolit diantaranya:
Kelebihan natrium tubuh, walaupun kadar natrium plasma rendah.
Defisiensi kalium dan magnesium. Ketidakseimbangan ini diterapi dengan memberikan:
ü K 2 – 4 meq/kgBB/hari (150 – 300 mg KCL/kgBB/hari).
ü Mg 0,3 – 0,6 meq/kgBB/hari (7,5 – 15 MgCl2/kgBB/hari).
Obati/cegah infeksi
Pada KEP berat, tanda yang umumnya menunjukan adanya infeksi seperti demam, seringkali
tidak nampak, oleh karena itu pada semua KEP berat secara rutin diberikan:
Antibiotika spektrum luas, bila tanpa komplikasi: kontrimoksazol 5 ml suspensi
pediatri secara oral, 2 kali sehari selama 5 hari (2,5 ml bila BB < 4 kg).
Bila anak sakit berat (apatis, letargi) atau ada komplikasi (hipoglikemia, hipotermia,
infeksi kulit, infeksi saluran napas atau saluran kencing) beri ampisilin 50 mg/kgBB
IM atau IV setiap 6 jam selama 2 hari, kemudian secara oral amoksisilin 15 mg/kgBB
setiap 8 jam, selama 5 hari.
Bila amoksisilin tidak ada, maka teruskan ampisilin 50 mg/kgBB setiap 6 jam secara
oral, atau gentamisin 7,5 mg/kgBB/IM atau IV sekali sehari selama 7 hari.
Bila dalam 48 jam tidak ada kemajuan klinis, tambahkan kloramfenikol 25
mg/kgBB/IM atau IV setiap 6 jam selama 5 hari.
Bila terdeteksi kuman spesifik, beri pengobatan spesifik. Bila anoreksia menetap
selama 5 hari pengobatan antibiotik, lengkapi pemberian hingga 10 hari.
Vaksinasi campak bila umur anak > 6 bulan dan belum pernah diimunisasi.
Koreksi defisiensi nutrien mikro
Berikan setiap hari:
Tambahan multivitamin.
Asam folat 1 mg/hari (5 mg hari pertama).
Seng (Zn) 2 mg/kgBB/hari.
Bila berat badan mulai naik: Fe 3 mg/kgBB/hari atau sulfas ferosus 10 mg/kgBB/hari.
Vitamin A oral pada hari 1, 2 dan 14. Untuk umur > 1 tahun 200.000 SI, umur 6 – 12
bulan 100.000 SI, dan umur 0 – 5 bulan 50.000 SI.
Mulai pemberian makanan
Pemberian diet dibagi dalam 3 fase, yaitu: fase stabilisasi, fase transisi, dan fase rehabilitasi.
Fase Stabilisasi (2 – 7 hari)
Fase dimulainya pemberian makanan segera setelah anak dirawat sehingga energi dan protein
cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme basal tubuh.
Prinsif pemberian nutrisi pada fase inisial/stabilisasi adalah sebagai berikut:
Porsi kecil, sering, rendah serat dan rendah laktosa.
Oral atau nasogastrik.
Kalori 100 kkal/kgBB/hari
Protein 1 – 1,5 gr/kgBB/hari.
Cairan 130 ml/kgBB/hari.
Fase Transisi (Minggu ke-2)
Fase pemberian makanan secara perlahan-lahan untuk menghindari resiko gagal jantung dan
intoleransi saluran cerna bila anak mengkonsumsi makanan dalam jumlah banyak secara
mendadak.
Kalori 150 kkal/kgBB/hari
Protein 2 – 3 gr/kgBB/hari
Cairan 150 ml/kgBB/hari.
Fase Rehabilitasi (Minggu ke-3 – 7)
Pada masa pemulihan, dibutuhkan berbagai pendekatan secara gencar agar tercapai asupan
makanan yang tinggi dan pertambahan BB > 10 gr/kgBB/hari. Awal fase rehabilitasi ditandai
dengan timbulnya selera makan, biasanya 1 – 2 minggu setelah dirawat.
Setelah masa transisi dilampaui, anak diberi:
Makanan/formula dengan jumlah tidak terbatas dan sering.
Energi 150 – 220 kkal/kgBB/hari.
Protein 4 – 6 gr/kgBB/hari
Bila anak masih mendapat ASI, teruskan tetapi beri formula lebih dulu karena energi
dan protein ASI tidak akan mencukupi untuk tumbuh kejar.
Fasilitasi tumbuh kejar
Untuk mengejar pertumbuhan yang tertinggal, anak diberi asupan makanan seperti pada fase-
fase tersebut di atas. Untuk itu harus tersedia jumlah asupan makanan yang memadai seperti
pada tahapan fase-fase di atas.
Sediakan stimulasi sensorik dan dukungan emosi/mental.
Siapkan follow up setelah sembuh
Bila berat badan sudah mencapai 80% BB/U dapat dikatakan anak sembuh. Pola pemberian
makan yang baik dan stimulasi harus tetap dilanjutkan di rumah setelah penderita
dipulangkan. Kepada orang tua disarankan:
Membawa anaknya kembali untuk kontrol secara teratur.
Pemberian suntikan/imunisasi ulang (booster).
Pemberian vitamin A setiap 6 bulan.
Selain itu atasi penyakit penyerta, yaitu:
Defisiensi vitamin A.
Dermatosis.
Penyakit karena parasit/cacing.
Diare berlanjut.
Tuberkulosis, obati sesuai dengan pedoman tuberkulosis.