Penatalaksaan

6
Penatalaksaan Terapi definitif ranula adalah pembedahan,metode pembedahan yang dilakukan masih controversial di kalangan ahli. Pada zaman dahulu pembedahan ranula adalah hanya berupa eksisi, dengan atau tanpa marsupialisasi, dengan atau tanpa cauter. Eksisi bagian mulut yaitu ranula itu sendiri dengan melibatkan glandula sublingual atau glandula submandibular, insisi dan drainase ranula via oral. Namun yang paling banyak dipakai adalah eksisi ranula yang melibatkan glandula sublingual, karena dipercaya metode ini merupakan metode yang paling sedikit rekurensinya. Bahkan sampai saat ini penatalaksaan ranula masih dalam perdebatan dikalangan para ahli. 1 Salah satu penilitian yang dilakukan Gallowat et al., mendeskripsikan pendekatan pembedahan ranula yang paling aman adalah elvasi dan pembalikan dari mukoperiosteal dari permukaan lingual. Namun ahli lainnya menyatakan bahwa glandula sublingual harus diangkat. Melalui intraoral pendekatan ini lebih aman dari pada lewat servikal karena luka yang akan dihasilkan lebih minimal. 1 Menurut Verma G., 2013, bahwa tingkat kekambuhan ranula: 1 - Insisi dan drainase: 70-100% - Marsupialisasi: 36,4-80% - Eksisi ranula : 18,7-85%

description

hhghgh

Transcript of Penatalaksaan

Page 1: Penatalaksaan

Penatalaksaan

Terapi definitif ranula adalah pembedahan,metode pembedahan yang dilakukan masih

controversial di kalangan ahli. Pada zaman dahulu pembedahan ranula adalah hanya berupa

eksisi, dengan atau tanpa marsupialisasi, dengan atau tanpa cauter. Eksisi bagian mulut yaitu

ranula itu sendiri dengan melibatkan glandula sublingual atau glandula submandibular, insisi dan

drainase ranula via oral. Namun yang paling banyak dipakai adalah eksisi ranula yang

melibatkan glandula sublingual, karena dipercaya metode ini merupakan metode yang paling

sedikit rekurensinya. Bahkan sampai saat ini penatalaksaan ranula masih dalam perdebatan

dikalangan para ahli.1

Salah satu penilitian yang dilakukan Gallowat et al., mendeskripsikan pendekatan

pembedahan ranula yang paling aman adalah elvasi dan pembalikan dari mukoperiosteal dari

permukaan lingual. Namun ahli lainnya menyatakan bahwa glandula sublingual harus diangkat.

Melalui intraoral pendekatan ini lebih aman dari pada lewat servikal karena luka yang akan

dihasilkan lebih minimal.1

Menurut Verma G., 2013, bahwa tingkat kekambuhan ranula:1

- Insisi dan drainase: 70-100%

- Marsupialisasi: 36,4-80%

- Eksisi ranula : 18,7-85%

- Eksisi ranula yang disertai dengan pengakatan glandula sublingual :0-38%

Selain pembedahan dapat juga menggunakan laser Co2, laser berfungsi menghasilkan

penguapan untuk ranula. Dengan teknik ini kerusakan jaringan sekitar dapat di minimalisirkan,

tanpa perdarahan dan memberikan visualisasi yang lebih jelas. Pemilihan teknik pembedahan

tergantung dengan ukuran dari massa. Mekanisme kerjanya adalah mendestruksi sel-sel per

lapisan dan menutup lapisan paling bawah dari galndula saliva minor. Keuntungan lainnya

adalah nyeri yang dirasakan pasien minimal, tidak terjadi bengkak dan dengan luka.1,2

Page 2: Penatalaksaan

Indikasi operasi ranula ialah:

- Ranula menganggu jalan pernafasan sehingga membutuhkan eksisi atau pun insisi

yang dilakukan segera, khususnya pada ranula plunging.

- Ranula dapat menganggu proses bicara yang menyebabkan gangguan artikulasi.

- Ranula menganggu fungsi glandula submandibular

- Ranula yang terinfeksi

- Asimptomatik ranula yang mempunyai kemungkinan-kemungkina diatas.

Kontraindikasi operasi

- Kondisi komorbid yang menganggu jalannya pembiusan

- Infeksi aktif

Tahapan pembedahan dibagi berdasarkan teknik operasi yang meliputi pre operasi dan

tahapan operasi. Saat pre operasi yang harus kita lakukan adalah memberikan penjelasan kepada

pasien dan keluarganya mengenai penyakit dan tindakan operasi yang akan dijalani. Resiko dan

komplikasi sangat perlu di beritahukan kepada pasien.2

Langkah-langkah pembedahan ranula adalah:1,2

1. Dilakukan dikamar operasi, pasien dalam pembiusan umum dengan intubasi nasotrakheal

kontralateral dari lesi, atau bila mengalami kesulitan dilakukan orotrakeal yang

diletakkan pada sudut mulut dan fiksasinya kearah kontralateral, sehingga lapangan

operasi bisa bebas.

2. Posisi pasien dalam keadaan terlentang sedikit head up 20-250 dan arahkan kepala kearah

kontralateral, ekstensi (perubahan posisi kepala setelah dilakukan didensinfeksi).

3. Desinfeksi intraoral dengan providone iodine yang dilakukan setelah pemasangan tampon

steril di orofaring.

4. Desinfeksi lapangan operasi luar dengan alkohol 70%.

5. Mulut pasien dibuka dengan menggunakan retraktor mulut, untuk memudahkan

mengeluarkan lidah. Kemudian pasang penahan.

Page 3: Penatalaksaan

6. Lakukan eksisi bentuk elips pada mukosa dasar mulut dan pilih yang paling sedikit

vaskularisasinya.

7. Palpasi karena terkadang dapat terdapat batu pada glandula saliva atau pun sebab lain

yang menimbulkan sumbatan. Tepi dieksisi kemudian dilakukan penjahitan dengan

benang absorbable agar tidak menutup lagi.

8. Bila saat palpasi teraba batu makan pecahkan kantung yang ada sehingga isinya bisa ter-

drainase.

9. Kemudian setelah dilakukan eksisi, tutup menggunakan tampon dan pertahankan sampai

dengan 5 hari sehingga terjadi epitelisasi yang terdapat dipermukaan kantung dan tidak

oblliterasi lagi.

Gambar. Tahapan pembedahan ranula sublingual.1

Gambar. sialadenectomy

Page 4: Penatalaksaan

Komplikasi operasi yang dapat terjadi adalah:2

- Perdarahan

- Kerusakan nervus hipoglosus atau nervus lingualis

- Infeksi luka operasi

- Fistel orokutan pada operasi yang pendekatannya intra dan ekstra oral

- Residitif (kekambuhan)

Residitif terjadi ketika kelenjar saliva yang terlibat tidak terpotong 50%. Pada pasien

yang tidak dapat dilakukan operasi maka terapi alternative terbaiknya ialah radiasi.

Karena terapi definitive dari ranula adalah pembedahan, maka prognosis post

pembedahan dari ranula adalah baik. Bila pembedahan dilakukan secara marsupiaalisasi maka

tingkat kekambuhan yang dapat terjadi adalah 41,6%,bahkan pada literature lain dikatakan

mencapai 89%. Biasanya apabila terjadi kekambuhan harus dilakukan sialadenectomy.

Kekambuahn setelah dilakukan sialadenectomy adalah 0-2%.3

Daftar pustaka

1. Fagan, J. 2012. Ranula and Sublingual Salivary Gland Excision. Open Access Atlas of

Otolaryngology Head Neck Operative Surgery.

https://vula.uct.ac.za/access/content/group/ba5fb1bd-be95-48e5-81be586f

baeba29d/Ranula%20and%20sublingual%20salivary%20gland%20excision.pdf.

2. Hoffman, H., 2014. Plangging ranual: Iowa Head and Neck Protocols. University Iowa

Health Care.

3. Graaff, Ryan L Van De. 2010. Ranulas and Plunging Ranulas. Diakses tanggal 6 oktober 2010. Online: http://www.emedicine.com.

4. Shehata, E.A dan Hassan, HS., 2008. Surgical treatment of ranula: comparison between

Marsupialization and Sublingual Sialadenectomy in Padiatris Patients. Amals of Pedictris

Surgery, Vol 4, No 3&4 July-October 2008.